BAB I PENDAHULUAN. perubahan dari waktu ke waktu pada satu atau lebih sifat terwariskan yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. perubahan dari waktu ke waktu pada satu atau lebih sifat terwariskan yang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Evolusi, atau sering juga disebut evolusi organik atau evolusi biologi adalah perubahan dari waktu ke waktu pada satu atau lebih sifat terwariskan yang dijumpai pada populasi organisme. Pemikiran tentang teori evolusi terus berkembang seiring dengan perubahan zaman. Pada masa evolusi modern konsep evolusi dikembangkan dengan tinjauan struktur DNA. Saat ini telaah tentang DNA mengungkapkan bahwa ada mekanisme perubahan pada tingkat molekul DNA, sehingga membawa pemahaman yang lebih baik pada proses perubahan organisasi makhluk hidup. Seperti diketahui bahwa keanekaragaman muncul melalui cladogenesis. Cladogenesis merupakan bentuk penyimpangan dari perbedaan genetik dari nenek moyangnya. Perbedaan genetic ini disebabkan karena adanya variasi genetik dalam satu keturunan. Variasi ini sebagai hasil meiosis dan rekombinasi pada fertilisasi organisme. Jadi fertilisasi organisme merupakan factor yang sangat penting dalam proses terjadinya variasi ini. Pindah silang, translokasi, dan aberasi kromosom merupakan rekombinasi selanjutnya. Semakin bervariasi, semakin beranekaragam spesies yang dihasilkan, dalam arti semakin banyak spesies baru yang bermunculan. Setiap populasi terdiri atas kumpulan individu sejenis (satu spesies) dan menempati suatu lokasi yang sama. Karena suatu sebab, populasi dapat terpisah dan masing-masing mengembangkan adaptasinya sesuai dengan lingkungan baru. Dalam jangka waktu yang lama, populasi yang saling terpisah itu masing-masing

2 berkembang menjadi spesies baru sehingga tidak dapat lagi mengadakan perkawinan yang menghasilkan keturunan fertil. Terbentuknya spesies baru (spesiasi) dapat diakibatkan oleh adanya isolasi geografi, isolasi reproduksi, dan perubahan genetika. Spesiasi dapat berlangsung cepat, dapat pula berlangsung lama hingga puluhan juta tahun. Spesiasi adalah pembentukan spesies baru dan berbeda dari spesies sebelumnya dalam kerangka evolusi. Spesiasi ini bisa tampak dalam bidang anatomi, genetik, dan kesamaan lain antar kelompok organisme, distribusi geografis spesies yang brkaitan, rekam fosil dan perubahan genetik yang terekam pada makhluk hidup dari banyak generasi. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah konsep spesies dan spesiasi? 2. Bagaimanakah model-model spesiasi? 3. Bagaimanakah dua pengaruh utama Spesiasi? 4. Bagaimana perbedaan model spesiasi alotropik, paratrik, peripatrik dan simpatrik? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan spesies dan spesiasi 2. Untuk mengetahui dua pengaruh utama Spesiasi 3. Untuk mengetahui model-model spesiasi beserta contohnya 4. Untuk mengetahui perbedaan model spesiasi alotropik, paratrik, dan simpatrik

3 BAB II PEMBAHASAN A. Konsep spesies Kata spesies dalam bahasa lati berarti jenis atau penampilan. Dalam kehidupan sehari-hari, kita membedakan berbagai jenis organisme secara umum anjing dan kuncing, misalnya berdasrakan perbedaan tampilan mereka. Namun apakah organisme benar-benar terbagi menjadi unit-unit diskret yang kita sebuit spesies, atau mungkinkah klasifikasi ini hanyalah usaha mana suka untuk menyusun dunia alamiah dalam suatu keteraturan? Untuk menjawab pernyatan ini? Untuk menjawab pertanyaan ini, para ahli biologi membandingkan tidak hanya morfologi dari kelompok-kelompok organisme berbeda, namun juga perbedaan-perbedaan tidak begitu nyata dalam fisiologi, biokimia dan sekuens

4 DNA. Hasil yang diperolah umumnya memastikan bahwa spesies yang berada secara morfologi memanag merupakan kelompok-kelompok diskret, dengan banyak perbedaan selain perbedaan morfologis. 1. Konsep spesies Biologi Ernes Meyr (1942) mengemukakan bahwa spesies adalah suatu kelompok populasi yang anggota-anggotanya memiliki potensi untuk saling megawini (interbreed) di alam dan menghasilkan keturunan yang viabel (mampu bertahan hidup) dan fertil namun tidak menghasilkan keturunan yang viabel dan fertil dengan anggota dari kelompok lain semacam itu. Gambar berikut ini menunjukan konsep spesies biologis. Gambar 2.1 Keragaman dalam suatu spesies. Meskipun penampilan kita tampak berbeda-beda, semua manusia tergolong kedalam suatu spesies biologis (Homo sapiens), yang didefinisikan menurut kapasitas kita untuk saling mengawini.

5 Gambar 2.2 Kemiripan diatara spesiesspesies berbeda. Sturnella magna (kiri) dan Sturnella neglecta (kanan) memiliki bentuk tubuh dan warna bulu yang serupa. Meskipun demikian, keduanya adalah adalah spesies biologis yang berbeda karena kicauan dan perilaku yang cukup berbeda untuk menghalangi mereka saling mengawini seandainya bertemu di alam. Dengan demikian, anggota spesies biologis disatukan oleh kompabilitas reproduktif, setidaknya secara potensial. Semua manusia misalnya, berasal dari spesies yang sama. Seorang wanita karir di Manhatan mungkin tidak akan pernah bertemu dengan seorang peternak sapi di Mongolia, namun jika keduanya ternyata bertemu dan menikah, mereka bisa memiliki keturunan yang viabel dan mampu berkembang menjadi orang dewasa yang fertil. Sebaliknya, manusia dan simpanse tetap merupakan spesies yang biologis yang berbeda walaupun keduanya mungkin tinggal diwilayah yang sama, karena banyak faktor yang menghalangi mereka untuk kawin dan menghasilkan keturunan yang fertil. Apa yang mempertahankan keutuhan lengkung gen dari suatu spesies, yang menyebabkan anggota-anggota spesises tersebut lebih mirip satu sama lain dibandingkan dengan spesises lain? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus mempertimbangkan kembali mekanisme evolusioner seperti aliran gen, transfer alal dalam populasi. Anggota suatu spesies seringkali mirip satu sama lain sebab populasi mereka terhubung oleh aliran gen. Seperti yang mungkin anda duga,

6 populasi-populasi yang terletak berdekatanrelatif sering bertukar alel. Namun bagaimana dengan populasi-populasi yang terpisah jauh? Hasil penelitiannya menunjukan bahwa aliran gen tingkat rendah terjadi diantara populasi yang terpisah sangat jauh sekalipun. Hasil-hasil serupa telah ditemukan pada hewan lain, juga pada berbagai fungi dan tumbuhan. Hasil-hasil semacam itu menggambarkan bahwa aliran gen memiliki potensi untuk mempertehankan keutuha lengkung gen suatu spesies, asalkan tidak dikalahkan oleh efek-efek seleksi atau hanyutan keduanya dapat menyebabkan populasi memisah atau berdivergensi). Keterbatasan Konsep Spesies Biologis Salah satu kekuatan konsep spesies biologis adalah konsep tersebut mengarahkan perhatian kita pada bagaimana spesiasi terjadi : melalui evolusi dari isolasi reproduktif. Akan tetapi, konsep ini dapat diterapkan pada jumlah spesies yang terbatas. Misalnya, tidak ada cara un tuk mengevaluasi isolasi reproduktif dari fosil. Konsep spesies biologis juga tidak berlaku pada organisme yang selalu atau nyaris selalu bereproduksi secara aseksual, mislanya prokariota. Lebih lanjut, dalam konsep spesies biologis, spesies didefinisikan berdasarkan ketiadaan aliran gen. Akan tetapi, terdapat banyak pasangan spesies yang berbeda secara morfologis dan ekologis, namun aliran gen tetap terjadi diantara keduanya. 2. Konsep Spesies Morfologis Mencirikan spesies berdasarkan bentuk tubuh dan sifat struktur lain. Konsep spesies morfologis memiliki sejumlah keuntungan. Konsep ini dapat diterapkan pada organisme aseksual dan seksual, dan dapat berguna bahkan tanpa informasi tentang besarnya aliran gen. Kekurangan dari konsep spesies ini adalah

7 definisi ini bersandar pada kriteria yang subjektif, penelitimungkin tidak sepakat ciri truktural mana yang digunakan untuk membedakan spesies.. 3. Konsep Spesies Ekologis Konsep ini memandang spesies berdasarkan relung ekologinya. Keseluruhan interaksi dari anggota-anggota spesies dengan komponen tak hidup dari lingkungannya. Misalnya dua spesies amfibi mungkin tampak mirip, namun berbeda dalam makan dan kemampuan untuk toleransi terhadap kondisi kering. Tidak seperti konsep spesies biologis, konsep spesies ekologis dapat mengakomodasi spesies aseksualmaupun seksual. Konsep ini juga menekankan peran seleksi alam disruptif ketika organisme beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang berbeda. 4. Konsep spesies filogenetik Mendefinisikan spesies sebagai kelompok terkcil dari individu-individu yang memiliki nenek moyang yang sama, membentuk suatu cabang pada pohon kehidupan. Para ahli biologi menelusuri sejarah filogenetik sesies dengan cara membeandingkan karakteristiknya, misalnya morfologi atau sekuns molekulaer, dengan spesies lain. Analisis semacam itu dapat membedakan kelompok individu yang cukup berbeda untuk diangap sebagai spesies terpisah. Tentu saja, kesulitan untuk menerapkan konsep spesies ini terletak pada penemuan derajat perbedaan yang diperlukan untuk mengindikasikan spesies yang terpisah. 5. Evolutionary Species Concept (ESC) Satu keturunan yang berevolusi secara terpisah dari yang lain dan dengan kecenderungan dan aturan evolusinya (Simpson, 1962). Satu keturunan dari populasi yang diturunkan dari nenek moyang yang memelihara identitasnya dari yang lain, dan keturunan yang memiliki kencedungan dan nasib evolusinya sendiri (Wiley, 1978). Satu kesatuan yang tersusun dari organisme yang

8 memelihara identitasnya dari kesatuan lain sepanjang waktu dan ruang, dan yang memiliki nasib evolusi dan kecenderungan sejarahnya yang bebas (Wiley and Mayden, 1997). Konsep ini awalnya diperjuangkan oleh Simpson (1951, 1962) dari ketidakpuasan umum dengan non-dimensinalitas BSC. Wiley telah mengembangkan konsep ini lebih lanjut dan telah membuktikan penerapan umum konsep ini pada sistem biologis. Tidak seperti definisi lain yang telah dijelaskan disini, ESC sebagian besar telah ditolak sampai baru-baru ini. Beberapa peneliti telah menjelaskan dan mengembangkan lebih lanjut konsep ini. Mereka beralasan bahwa hanya konsep inilah yang memiliki kapasitas untuk mengakomodasi semua tipe keragaman biologi. Berlawanan dengan persepsi dari beberapa peneliti (Minelli, 1993) ESC tidak mempertimbangkan species sebagai kelas atau berfokus pada species sebagai kesatuan ekologi. ESC tidak sama dengan EcSC. Sedangkan Simpson (1961) telah menganjurkan sau konsep keturunan terhadap sepcies dan divergensi ekologi dan evolusi. Jadi, logika wajar dari konsep ESC Simpson dan Wiley agak berbeda. ESC bukan merupakan konsep yang operasional. Akan tetapi, ini merupakan satu konsep keturunan yang non-relasional. Jadi, kelengkapan dan pola species dapat diinterpretasikan dengan benar terkait dengan keturunan unik mereka. Konsep ESC mengakomodasi organisme uniparental, species yang terbentuk melalui hibridisasi dan nenek moyang species. Tidak diperlukan adanya batasan kelengkapan tertentu untuk keberadaan species. Akhirnya, isolasi reproduktif, dipertimbangkan sebagai turunan kelengkapan dari status

9 plesiomorfik kompatibilitas reproduksi, jadi keberhasilan reproduksi benar-benar bersifat segaram. 6. Genetic Species Concept (GSC) Konsep ini mirip dengan konsep morfologi kecuali bahwa metode yang digunakan untuk menentukan species adalah ukuran perbedaan genetic, diduga untuk merefleksikan isolasi reproduksi dan kebebasan evolusi. Sebagai konsep fenetik, jarak dan kemiripan genetic digunakan untuk mengidentifikasi species yang berbeda. Kebebasan genetic diuji menggunakan metode yang beragaman mulai dari kromatografi, elektroforesis sampai sekuensing. Ketika nampaknya bersifat operasional, satu masalah mendasar dari GSC adalah bahwa untuk sebagian besar keragaman tidak ada informasi genetic yang tersedia. Karena divergensi pada setiap gen tertentu tidak memiliki laju yang sama (seragam), mungkin sekali tidak pernah ada standar jarak untuk species. Konsep ini bertahan pada asumsi bahwa pada setiap kejadian spesiasi disana akan ada perubahan tertentu pada setiap gene. Jika peneliti menguji 200 gen dan mereka semuanya identik diantara dua species, mereka akan mempertimbangkan mereka sebagai species yang sama. Namun, gen berikutnya dapat memperlihatkan perubahan yang sangat besar diantara dua sister species sebagai hasil kejadian spesiasi. Jika hanya satu gen dari 200 gene monoalel mengalami divergensi akan menghasilkan jarak genetik yang dapat disepelekan. Pada satu skala linier, divergensi tersebut akan menjadi sepele untuk perbandingan species dimana lima dari 20 gene bersifat divergen. Disini, pada contoh heuristik ini kedua pasangan species berada sebagai species yang bebas secara evolusi dan secara genetik.

10 GSC secara esensi adalah pengganti, konsep operasional yang dikembangkan dari BSC, Derajat divergensi genetik tertentu diasumsikan dapat menjamin pengenalan species. Namun, definisi operasional ini tidak memeiliki petunjuk bagi peneliti ketika berapa besar perbedaan dianggap cukup untuk digunakan sebagai batasan species? Hal ini sebagian besar karena divergensi gen tertentu atau beberapa gen tidak mungkin dapat digunakan untuk menduga didalam atau antar kelompok taksonomi. Menggunakan konsep non-evolusi ini, peneliti juga disesatkan untuk percaya bahwa tidak adanya divergensi pada suatu gen yang semata-mata tersedia karena teknologi menghilangkan realitas divergensi yang mungkin ada pada setiap karakter. Dengan demikian, kenyataan species dengan morfologi yang divergen dan dapat diturunkan mungkin secara naif dipertanyaakan jika divegensi pada gen atau protein yang mudah diuji yang diinginkan. Ketika konsep ini tersedia sebagai konsep tradisional untuk mengindentifikasi species, hal ini merupakan kesalahan fatal jika ia merupakan konsep primer. Kekurangan data secara umum, bersamaan dengan besarnya variasi genetik yang terobservasi diantara sister species, validitasnya dapat dipertanyakan jika semata-mata mendasarkan pada divergensi genetik untuk memvalidasi species, dan kurangnya prespektif filogenetik didalam menginterpretasikan variasi telah menghalangi GSC sebagai konsep primer. B. Spesiasi Spesiasi adalah proses dimana spesies bercabang menjadi dua atau lebih spesies turunan. Spesiasi sudah sering diamati pada tingkat laboratorium maupun alam. Pada organisme yang bereproduksi seksual, spesiasi dihasilkan dari isolasi reproduksi yang diikuti percabangan genealogis. Menurut Campbell (2008)

11 spesiasi dapat terjadi dengan dua cara utama, bergantung pada bagimana aliran gen terputus di antara beberapa populasi dengan spesies yang sudah ada sebelumnya. 1. Spesies Alopatrik Allopatrik spesiation berasal dari kata Yunani allos yang artinya lain dan patra, tanah air. Aliran gen terputs ketika suatu populasi terbagi menjadi sejumlah subpopulasi yang terisolasi secara geografis. Misalnya ketinggian permukaan air di sebuah danau mungkin turun, menyebabkan pembentukan dua atau lebih danau ukuran kecil, yang kini dihuni oleh dua populasi yang terpisah. Gambar. 2.3 Spesiasi alopatrik Suatu populasi membentuk spesies baru karena terisolasi secara geografis dari populasi induknya. Sebuah sungai juga mungkin berubah aliran dan membagi suatu populasi hewan yang tidak dapat menyebrangi sungai tersebut. Spesiasi alopatrik juga dapat terjadi tanpa pembentukan ulang geologis, misalnya ketika individuindividu mengolonisasi wilayah terpencil dan keturunan mereka terisolasi dari populasi induk, contohnya Pecuk tak dapat terbang mungkin muncul dengan cara ini dari spesies yang bisa terbang dan bermigrasi ke kepulauan Galapogus. Proses spesiasi alopatrik Seberapa hebatkah penghalang geografis sehingga spesiasi alopatrik dapat terjadi? Jawabannya tergantung pada kemampuan organisme untuk berpindah tempat. Burung dan singa gunung dapat menyebrangi sungai dan ngarai.

12 Penghalang semacam itu juga bukan ritangan bagi serbuk sari yang tertiup angin dari pohon pinus atau biji-bijian tumbuhan berbunga. Sebaliknya, rodensia kecil mungkin menganggap sungai yang lebar atau ngarai yang dalam sebagai penghalang yang menyulitkan. A. harrisi A. Leucur us Gambar 2.4 Spesiasi alopatrik bajing antelop di ngarai Grand Canyon yang berlawanan. Bajing antelop harris (Ammospermophillus harris) menghuni ngarai selatan (kiri). Hanya beberapa kilometer hanya beberapa kilometer jauhnya dari Ngarai Utara (kanan) hiduplah bajing antelop ekor putih (Ammospermophillus leucurus) yang berkerabat denkat dengan bajing harris. Sebaliknya, burung dan organisme lain yang dapat menyebar dengan menyeberangi ngarai secara mudah, belum berdivergensi dan menjadi spesies yang berbeda pada kedua sisi ngrai. Bagitu pemisahan geografistelah berlangsung. Lengkung gen yang terpisah dapat berdivergensi melalui berbagai mekanisme. Mutasi yang berbeda akan muncul, seleksi alam bekerja pada organnisme-organisme yang terpisah, dan hanyutn genenetik mengubah frekuensi alel. Isolasi reproduktif kemudian dapat trjadi sebagai produk sampingan dari seleki dan hanyutan genetik yang menyebabkan populasi berdivergensi secara genetis. Misalnya pada bunga

13 monyetan Mimullus gutatus, seleksi telah menguntungkan evolusi toleransi tembaga pada populasi yang hidup didekat pertambangan tembaga. Konsentrasi temabaga pada tanah diwilayah tersebut dapat mencapai kadar yang mematikan bagi individu yang nontoleran. Sewaktu anggota populasi toleran tembaga Mimullus gutatus kawin dengan individu dari populasi lain, kesintasan kerutunanya rendah. Analisis genetik menunjukan bahwa gen untuk toleran terhadap tembagaatau sebuah alel yang terpaut secara genetis dengan gen toleransi terhadap tembaga menyebabkan kesintasan dari keturunan hibrida rendah. Dengan demikian, seleksi bagi toleransi terhadap tembaga tampaknya memiliki efek samping yang penting namun tidak disengaja: isolasi reprodukstif parsial di antara populasi-populasi Mimullus gutatus. Lengkung gen dari poipulasi-populasi yang sangat terisolasi (misalnya di pulau terpencil) mengalami aliran gen yang sangta sedikit sehingga sangat mungkin mengalami spesiasi alopatrik. Misalanya, dalam waktu kurang dari dua juta tahun, segelintir hewan dan tumbuhan dari daratan utama Amerika selatan dan Utara yang mengolonisasi galapagos menyebabkan kemunculan semua spesies baru yang ditemukan dikepulauan tersebut. Bukti Spesiasi Alopatrik Salah satu bukti spesiasi alopatrik adalah data biogeografis bersama dengan data genetik menunjukan bahwa dua kelompok katak yang ada disini, subfamili mantellinae dan Rhacophorinae, mulai berdivergensi sekitar 88 juta tahun yang lalu, ketika tempat yang kini menjadi pulau Madagaskar mulai memisah dari massa daratan India. Tampaknya keduanya kedua kelompok katak memiliki nenek moyang bersama. Hasilnya adalah pembentukan banyak spesies baru pada masing-masing lokasi

14 Gambar 2.5 Spesiasi allopatrik pada katak. Subfamili katak mentellinae dan Rhacoporinae berdivergensi sewaktu pulau yang sekarang disebut Madagaskar memisah dari India. Peta menunjukan pergerakan Madagaskar (merah) dan India (biru). Nilai penting dari spesiasi alopatrik juga ditunjukan melalui fakta bahwa wilayah yang sangat terbagi-bagi oleh berbagai penghalang geografis secara khas memiliki lebih banyak spesies dari pada wilayah dengan sedikit penghalang. 2. Spesiasi Peripatrik Merupakan spesiasi yang terjadi bila populasi-populasi kecil organisme menjadi terisolasi pada lingkungan baru. Yang membedakan dengan spesiasi alopatrika adalah populasi yang terisolasi jumlahnya jauh lebih kecil dibanding populasi parental. Disini the founder effect menyebabkan spesiasi yang cepat melalui penyimpangan genetik yang cepat dan seleksi pada kolam gen yang kecil. Efek pendiri bisa terjadi misalnya ketika sedikit anggota populasi tertiup badai kesebuah pulau baru. Hanyutan genetik saat peristiwa tersebut kebetulan mengubah frekuensi alel-terjadi dalam kasus semacam itu karena badai tidak

15 membeda-bedakan saat memindahkan beberapa individu (besera alel-alel meraka), bukan yang lain dari populasi sumber. 3. Spesiasi Parapatrik Spesiasi ini mirip dengan spesiasi paripatrik yakni jumlah pupulasi yang masuk ke habitat baru sangat kecil. Namun bedanya adlah tak ada pemisahan secara fisik antara dua populasi ini. Sebaliknya, spesiasi adalah hasil dari mekanisme evolusi yang mengurangi aliran gen antara kedua populasi. Umumnya ini terjadi bila ada perubahan lingkungan secara drastis didalam haitat spesies parntal. Satu contoh spesiasi ini adalah rumput Anthoxanthum odoratum sebagai respon terhadap populasi logam di tempat tanaman ini berada. Disini tanaman ini berevolusi sehingga memiliki resistensi terhadap tingginya kadar logam dalam tanah. Seleksi menolak saling kawin dengan populasi parental yang peka terhadap lo9gam menyebabkan perubahan gradual terhadap waktu pembungaann dari tanaman yang resisten logam, yang pada akhirnya menghasilkan isolasi reproduksi yang sempurna. Seleksi menolak hibris antara antara kedua populasi ini dapata menyebabkan penguatan (reinforcemen), yakni evolusi sifat-sifat yang mempromosikan perkawinan didalam satu spesies. Sekaligus juga peminadahan karakter, yakni bila dua spesies semakin lama semakin tampak berbeda. Isolasi geografis di kepulauan Galapogus menghasioakan beasan spesies baru. 4. Spesiasi Simpatrik Pada spesiasi ini spsies bercabang tanpa isolasi geografis atau perubahan habitat. Bentuk ini jarang terjadi karena aliran gen dalam jumah kecil pun cukup mampu untuk menghilangkan perbedaan genetik antar bagian populasi (Hassan, dkk (2014). Spesiasi simpatrik terjadi dalam populasi hidup di area geografis yang sama. Bagaimana penghalang reproduktif terbentuk di antara populasi-populasi

16 simpatrik padahal anggota-anggotanya tetap saling berhubungan? Walaupun hubungan semacam itu membuat spesiasi simpatrik lebih jarang terjadi dibanding spesiasi allopatrik, spesiasi simpatrik dapat terjadi jika aliran gen berkurang akibat faktor-faktor seperti poliploidi, diferensiasi habitat dan seleksi seksual. Gambar 2.6: Empat mekanisme spesiasi C. Pengaruh Utama dalam Spesiasi Spesiasi atau terbentuknya spesies baru dapat diakibatkan oleh adanya isolasi geografi, isolasi reproduksi, dan perubahan genetika (Campbell, 2003). Adapun proses spesiasi ini dapat berlangsung secara cepat atau lama hingga berjuta-juta tahun. a. Peran Isolasi Geografi

17 Mayoritas para ahli biologi berpandangan bahwa faktor awal dalam proses spesiasi adalah pemisahan geografis, karena selama populasi dari spesies yang sama masih dalam hubungan langsung maupun tidak langsung gene flow masih dapat terjadi, meskipun berbagai populasi di dalam sistem dapat menyimpang di dalam beberapa sifat sehingga menyebabkan variasi intraspesies. Hal serupa juga dikemukakan oleh Campbell dkk (2003) bahwa proses-proses geologis dapat memisahkan suatu populasi menjadi dua atau lebih terisolasi. Suatu daerah pegunungan bisa muncul dan secara perlahan-lahan memisahkan populasi organisme yang hanya dapat menempati dataran rendah; atau suatu danau besar bisa surut sampai terbentuk beberapa danau yang lebih kecil dengan populasi yang sekarang menjadi terisolasi. Jika populasi yang semula kontinyu dipisahkan oleh geografis sehingga terbentuk hambatan bagi penyebaran spesies, maka populasi yang demikian tidak akan lagi bertukar susunan gennya dan evolusinya berlangsung secara sendiri-sendiri. Seiring dengan berjalannya waktu, kedua populasi tersebut akan makin berbeda sebab masing-masing menjalani evolusi dengan caranya masing-masing b. Peran Isolasi Reproduksi Pengaruh isolasi geografis dalam spesiasi dapat terjadi karena adanya pencegahangene flow antara dua sistem populasi yang berdekatan akibat faktor ekstrinsik (geografis). Setelah kedua populasi berbeda terjadi pengumpulan perbedaan dalam rentang waktu yang cukup lama sehingga dapat menjadi mekanisme isolasi instrinsik. Isolasi instrinsik dapat mencegah bercampurnya dua

18 populasi atau mencegah interbreeding jika kedua populasi tersebut berkumpul kembali setelah batas pemisahan tidak ada. Spesiasi dimulai dengan terdapatnya penghambat luar yang menjadikan kedua populasi menjadi sama sekali alopatrik (mempunyai tempat yang berbeda) dan keadaan ini belum sempurna sampai populasi mengalami proses instrinsik yang menjaga supaya supaya mereka tetap alopatrik atau gene pool mereka tetap terpisah meskipun mereka dalam keadaan simpatrik (mempunyai tempat yang sama). Mekanisme isolasi intrinsik yang mungkin dapat timbul yaitu isolasi sebelum perkawinan dan isolasi sesudah perkawinan. 1. Isolasi Sebelum Perkawinan (Pre-mating isolation/prezygotic barrier) Isolasi sebelum perkawinan menghalangi perkawinan antara spesies atau merintangi pembuahan telur jika anggota-anggota spesies yang berbeda berusaha untuk saling mengawini. Isolasi ini terdiri dari: Isolasi Ekologi (ecological) Isolasi Tingkah laku (Behavioral) Isolasi Sementara (temporal) Isolasi Mekanik (mechanical) Isolasi Gametis (gametic) 2. Isolasi Setelah Perkawinan (Post-mating isolation/postzigotic barrier) Hal ini terjadi jika sel sperma dari satu spesies membuahi ovum dari spesies yang lain, maka barier postzigot akan mencegah zigot hibrida itu untuk berkembang menjadi organisme dewasa yang bertahan hidup dan fertil. Mekanisme ini dapat terjadi melalui: Kematian zigot (zygotic mortality) Perusakan hibrid (hybrid breakdown) Sterilitas hibrid

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Spesiasi adalah suatu proses pembentukan jenis baru. Spesiasi terjadi bila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Spesiasi adalah suatu proses pembentukan jenis baru. Spesiasi terjadi bila BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Spesiasi adalah suatu proses pembentukan jenis baru. Spesiasi terjadi bila aliran gen antara populasi yang pada mulanya ada secara efektif telah mereda dan disebabkan

Lebih terperinci

Menurut Campbell (2003) mengemukakan ada beberapa konsep spesies antara lain:

Menurut Campbell (2003) mengemukakan ada beberapa konsep spesies antara lain: SPESIASI KELOMPOK 4 Ifandi Septa Adi 201310070311103 Rizqah Maftuhah 201310070311109 Ema Dwi Andriyani 201310070311110 Faidatu Ummi 201310070311121 Herly Dwi lestari 201310070311129 Spesies Spesies dalam

Lebih terperinci

4. Sruktural 5. Fisiolois 6. Inang 7. Partenogenesis: perkembangan individu dari gamet yang tidak dibuahi, terutama banyak terjadi pada invertebrata.

4. Sruktural 5. Fisiolois 6. Inang 7. Partenogenesis: perkembangan individu dari gamet yang tidak dibuahi, terutama banyak terjadi pada invertebrata. Spesiasi merupakan proses pembentukan spesies baru dan berbeda dari spesies sebelumnya melalui proses perkembangbiakan secara natural dalam kerangka evolusi. Spesiasi sangat terkait dengan evolusi, keduanya

Lebih terperinci

Rasa curiosity mnanusia? bagaimana, kapan, dimana kehidupan ini mulai terjadi hingga sekarang? ada teori-teori: Ilmiah: bukti-bukti yang nyata.

Rasa curiosity mnanusia? bagaimana, kapan, dimana kehidupan ini mulai terjadi hingga sekarang? ada teori-teori: Ilmiah: bukti-bukti yang nyata. EVOLUSI YUNI WIBOWO Rasa curiosity mnanusia? bagaimana, kapan, dimana kehidupan ini mulai terjadi hingga sekarang? ada teori-teori: kreasi khusus ebolusi Ilmiah: bukti-bukti yang nyata. Evolusi perubahan

Lebih terperinci

Gambar 1.1. Variasi pada jengger ayam

Gambar 1.1. Variasi pada jengger ayam Uraian Materi Variasi Genetik Terdapat variasi di antara individu-individu di dalam suatu populasi. Hal tersebut menunjukkan adanya perubahan genetis. Mutasi dapat meningkatkan frekuensi alel pada individu

Lebih terperinci

Evolusi, Spesiasi dan Kepunahan

Evolusi, Spesiasi dan Kepunahan Spesiasi Evolusi, Spesiasi dan Kepunahan Biodiversitas dari planet bumi merupakan hasil dari 2 proses utama: spesiasi dan kepunahan. Apa yang dinamakan spesies? Spesies merupakan suatu kelompok yang saling

Lebih terperinci

EVOLUSI. Pengertian evolusi - Bukti adanya evolusi - Mekanisme evolusi

EVOLUSI. Pengertian evolusi - Bukti adanya evolusi - Mekanisme evolusi EVOLUSI Pengertian evolusi - Bukti adanya evolusi - Mekanisme evolusi TEORI ASAL USUL KEHIDUPAN TEORI ABIOGENESIS MENYATAKAN BAHWA MAKHLUK HIDUP BERASAL DARI BENDA TAK HIDUP, TEORI BIOGENESIS MENYATAKAN

Lebih terperinci

Teori Abiogenesis Klasik

Teori Abiogenesis Klasik Bab 7 EVOLUSI Pengertian Evolusi Evolusi berasal dari dua bahasa yaitu bahasa inggris : to evolve yang berarti berkembang atau berusaha secara perlahan-lahan, sedangkan dari bahasa latin : evolut yang

Lebih terperinci

PEMBAHASAN UMUM Evolusi Molekuler dan Spesiasi

PEMBAHASAN UMUM Evolusi Molekuler dan Spesiasi PEMBAHASAN UMUM Evolusi Molekuler dan Spesiasi Taksonomi atau sistematik adalah hal yang penting dalam klasifikasi organisme dan meliputi beberapa prosedur seperti identifikasi dan penamaan. Sekarang dikenal

Lebih terperinci

Genetika dan Evolusi. Oleh : Victoria Henuhili, MSi Jurdik Biologi

Genetika dan Evolusi. Oleh : Victoria Henuhili, MSi Jurdik Biologi Genetika dan Evolusi Oleh : Victoria Henuhili, MSi Jurdik Biologi victoria@uny.ac.id FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2008 1 GENETIKA dan EVOLUSI Victoria Henuhili

Lebih terperinci

Bab 7 EVOLUSI SMA Labschool Jakarta

Bab 7 EVOLUSI SMA Labschool Jakarta Bab 7 EVOLUSI SMA Labschool Jakarta ASAL USUL KEHIDUPAN Teori Abiogenesis Teori Biogenesis Teori Kosmozoa Percobaan Redi Percobaan Spallanzani Percobaan Pasteur Evolusi Kimia Evolusi Biologi Percobaan

Lebih terperinci

ADAPTASI DAN EVOLUSI. Oleh : Aisyah Wardani

ADAPTASI DAN EVOLUSI. Oleh : Aisyah Wardani ADAPTASI DAN EVOLUSI Oleh : Aisyah Wardani EKOLOGI? EKOLOGI Ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya (jembatan ilmu alam dengan ilmu

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN FRM/FMIPA/062-01 18 Februari 2011 1. Fakulltas/Program Studi : MIPA / Prodi Pendidikan Biologi dan Prodi Biologi 2. Mata Kuliah/Kode

Lebih terperinci

EVOLUSI PENGERTIAN EVOLUSI

EVOLUSI PENGERTIAN EVOLUSI PENGERTIAN EVOLUSI Evolusi berasal dari kata evolve yang artinya perubahan.dengan demikian evolusi dapat diartikan sebagai perubahan atau perkembangan struktur makhluk hidup secara bertahap menjadi lebih

Lebih terperinci

A. JUDUL Keanekaragaman dan Klasifikasi Makhluk Hidup

A. JUDUL Keanekaragaman dan Klasifikasi Makhluk Hidup A. JUDUL Keanekaragaman dan Klasifikasi Makhluk Hidup B. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Menginventarisasi karakter morfologi individu-individu penyusun populasi 2. Melakukan observasi ataupun pengukuran terhadap

Lebih terperinci

Modul 1. Konsep Teori Evolusi

Modul 1. Konsep Teori Evolusi i M Tinjauan Mata Kuliah ata kuliah Evolusi dilengkapi dengan beberapa praktikum mandiri. Bahan kuliah ini membahas mengenai perubahan pandangan mengenai teori evolusi. Perubahan pandangan dalam teori

Lebih terperinci

Tujuan Pembelajaran : Menjelaskan... Teori asal-usul kehidupan Teori Lamarck Teori Darwin Mekanisme Evolusi Frekuensi Gen

Tujuan Pembelajaran : Menjelaskan... Teori asal-usul kehidupan Teori Lamarck Teori Darwin Mekanisme Evolusi Frekuensi Gen Tujuan Pembelajaran : Menjelaskan... Teori asal-usul kehidupan Teori Lamarck Teori Darwin Mekanisme Evolusi Frekuensi Gen TEORI ASAL KEHIDUPAN Abiogenesis Biogenesis Evolusi KIMIA Evolusi Biologi ABIOGENESIS

Lebih terperinci

Pertanyaan : 2. Jelaskan perbedaan evolusi progesif dengan evolusi regresif!

Pertanyaan : 2. Jelaskan perbedaan evolusi progesif dengan evolusi regresif! 1. Apa yang dimaksud dengan evolusi? Evolusi adalah proses perubahan secara berangsur-angsur (bertingkat) dimana sesuatu berubah menjadi bentuk lain (yang biasanya) menjadi lebih kompleks/ rumit ataupun

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) tersebar luas di Daratan Asia Tenggara, Lempeng Sunda, Kepulauan Filipina, dan daerah Wallacea Selatan. Monyet ekor panjang di Indonesia

Lebih terperinci

!. Jelaskan tentang teori seleksi alam yang dianut oleh charles darwin!

!. Jelaskan tentang teori seleksi alam yang dianut oleh charles darwin! !. Jelaskan tentang teori seleksi alam yang dianut oleh charles darwin! seleksi alam yang dimaksud dengan teori evolusi adalah teori bahwa makhluk hidup yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya

Lebih terperinci

MATERI: Teori Evolusi Perbedaan dan Persamaan Manusia dengan mahluk primata

MATERI: Teori Evolusi Perbedaan dan Persamaan Manusia dengan mahluk primata Matakuliah : L0094-Ilmu Sosial Untuk Psikologi Tahun : 2008 Pertemuan II MANUSIA DILIHAT DARI TEORI EVOLUSI MATERI: Teori Evolusi Perbedaan dan Persamaan Manusia dengan mahluk primata Learning Outcome

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BIOLOGI BAB XV EVOLUSI

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BIOLOGI BAB XV EVOLUSI SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BIOLOGI BAB XV EVOLUSI Dra. Ely Rudyatmi, M.Si. Dra. Endah Peniati, M.Si. Dr. Ning Setiati, M.Si. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

MATA KULIAH PENGANTAR ANTROPOLOGI SOSIAL BUDAYA. Dr. Hj. RITA RAHMAWATI, M.Si

MATA KULIAH PENGANTAR ANTROPOLOGI SOSIAL BUDAYA. Dr. Hj. RITA RAHMAWATI, M.Si MATA KULIAH PENGANTAR ANTROPOLOGI SOSIAL BUDAYA Dr. Hj. RITA RAHMAWATI, M.Si Teori Sejarah Kehidupan : Teori Penciptaan Terpisah: Spesies tidak berubah dan ada banyak asal mula spesies sebanyak spesiesnya.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dijumpai hampir di seluruh pelosok Indonesia. Menurut Thomassen (2006),

I. PENDAHULUAN. dijumpai hampir di seluruh pelosok Indonesia. Menurut Thomassen (2006), I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Burung walet sarang putih (Collocalia fuciphaga) dengan mudah dijumpai hampir di seluruh pelosok Indonesia. Menurut Thomassen (2006), famili Apodidae dijumpai di setiap

Lebih terperinci

LAPORAN GENETIKA SIMULASI PERSILANGAN MONOHIBRIDA

LAPORAN GENETIKA SIMULASI PERSILANGAN MONOHIBRIDA LAPORAN GENETIKA SIMULASI PERSILANGAN MONOHIBRIDA KELOMPOK DIHIBRID 1. AGUSTINA ADHI SURYANI 4401412055 2. AMALIA TRISTIANA 4401412063 3. DINULLAH ALHAQ 4401412126 ROMBEL 01 PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGANTAR. Latar Belakang. Itik yang dikenal saat ini adalah hasil penjinakan itik liar (Anas Boscha atau

PENGANTAR. Latar Belakang. Itik yang dikenal saat ini adalah hasil penjinakan itik liar (Anas Boscha atau PENGANTAR Latar Belakang Itik yang dikenal saat ini adalah hasil penjinakan itik liar (Anas Boscha atau Wild Mallard). Proses penjinakan telah terjadi berabad-abad yang lalu dan di Asia Tenggara merupakan

Lebih terperinci

KONSEP-KONSEP DASAR GENETIKA

KONSEP-KONSEP DASAR GENETIKA KONSEP-KONSEP DASAR GENETIKA Genetika merupakan salah satu bidang ilmu biologi yang mempelajari tentang pewarisan sifat atau karakter dari orang tua kepada anaknya. Ilmu genetika modern meliputi beberapa

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBANTUAN PhET INTERACTIVE SIMULATION : Topik Seleksi Alam

PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBANTUAN PhET INTERACTIVE SIMULATION : Topik Seleksi Alam PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBANTUAN PhET INTERACTIVE SIMULATION : Topik Seleksi Alam OLEH: M. ANDY RUDHITO & A. TRI PRIANTORO (JPMIPA FKIP USD) DISAMPAIKAN PADA TEACHER TRAINING USD & SOGANG UNIVERSITY YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB 50. Pengantar Ekologi dan Biosfer. Suhu Suhu lingkungan. dalam pesebaran. membeku pada suhu dibawah 0 0 C,dan protein.

BAB 50. Pengantar Ekologi dan Biosfer. Suhu Suhu lingkungan. dalam pesebaran. membeku pada suhu dibawah 0 0 C,dan protein. BAB 50 Pengantar Ekologi dan Biosfer Faktor abiotik dalam Biosfer Iklim dan faktor abotik lainnya adalah penentu penting persebaran organisme dalam biosfer lingkungan merupakan faktor penting dalam pesebaran

Lebih terperinci

Prinsip Dasar Klasifikasi

Prinsip Dasar Klasifikasi KLASIFIKASI Prinsip Dasar Klasifikasi Fakta menunjukkan bahwa adanya makhluk hidup di dunia ini sangat banyak dan sangat beraneka ragam. Untuk mengenali dan mempelajari makhluk hidup yang banyak dan beranekaragam

Lebih terperinci

TEORI EVOLUSI DAN PETUNJUK ADANYA EVOLUSI. Disusun Oleh Kelompok 1

TEORI EVOLUSI DAN PETUNJUK ADANYA EVOLUSI. Disusun Oleh Kelompok 1 TEORI EVOLUSI DAN PETUNJUK ADANYA EVOLUSI Disusun Oleh Kelompok 1 PERKENALAN KELOMPOK PENGERTIAN EVOLUSI Evolusi dari segi bahasa (Bahasa Inggris: evolution), berarti perkembangan. Dalam ilmu sejarah,

Lebih terperinci

TEORI EVOLUSI KELOMPOK 14 INDRIANI ( ) ESSY DUMAYANTI ( )

TEORI EVOLUSI KELOMPOK 14 INDRIANI ( ) ESSY DUMAYANTI ( ) TEORI EVOLUSI KELOMPOK 14 INDRIANI (1717021031) ESSY DUMAYANTI (1717021032) BAB 7 EVOLUSI APA ITU EVOLUSI Evolusi berarti perubahan (pertumbuhan, perkembangan) secara berangsur-angsur dan perlahan-lahan

Lebih terperinci

Makhluk Manusia. Pengantar Antropologi. Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si

Makhluk Manusia. Pengantar Antropologi. Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si Makhluk Manusia Pengantar Antropologi Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si 1 1. Makhluk Manusia dan Evolusi Ciriciri Biologis 2. Evolusi Primata dan Makhluk Manusia 3. Aneka Warna dan Organisma Manusia Dian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Lokal Kalimantan Tengah

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Lokal Kalimantan Tengah TINJAUAN PUSTAKA Sapi Lokal Kalimantan Tengah Berdasarkan aspek pewilayahan Kalimantan Tengah mempunyai potensi besar untuk pengembangan peternakan dilihat dari luas lahan 153.564 km 2 yang terdiri atas

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Batasan Penelitian Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

DAFTAR ISI. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Batasan Penelitian Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul... i Halaman Pengesahan... iii Halaman Pernyataan... iv Halaman Persembahan... v Kata Pengantar... vi Daftar Isi... viii Daftar Tabel... x Daftar Gambar... xi Daftar Lampiran...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Udang merupakan komoditas unggul Indonesia. Udang windu (Penaeus

BAB I PENDAHULUAN. Udang merupakan komoditas unggul Indonesia. Udang windu (Penaeus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Udang merupakan komoditas unggul Indonesia. Udang windu (Penaeus monodon Fabricius,1798) merupakan komoditas primadona dan termasuk jenis udang lokal yang berasal

Lebih terperinci

Dasar Selular Reproduksi dan Pewarisan Sifat

Dasar Selular Reproduksi dan Pewarisan Sifat Dasar Selular Reproduksi dan Pewarisan Sifat A. Siklus sel dan siklus hidup organisme B. Prinsip dasar reproduksi dan pewarisan material genetik: mitosis, meiosis dan fertilisasi C.Pola pewarisan sifat:

Lebih terperinci

Psikologi Faal. Minggu Pertama

Psikologi Faal. Minggu Pertama Psikologi Faal Minggu Pertama Garis Besar Perkuliahan Tujuan Topik Referensi Jadwal Kuliah Penilaian Kontrak Belajar Pertemuan I Materi Pengantar Psikologi Faal Landasan genetika dari perilaku Isu-isu

Lebih terperinci

BAB IV PEWARISAN SIFAT

BAB IV PEWARISAN SIFAT BAB IV PEWARISAN SIFAT Apa yang akan dipelajari? Apakah gen dan kromosom itu? Bagaimanakah bunyi Hukum Mendel? Apa yang dimaksud dengan sifat resesif, dominan, dan intermediat? Faktor-faktor apakah yang

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN HAYATI

KEANEKARAGAMAN HAYATI KEANEKARAGAMAN HAYATI KEGIATAN BELAJAR KE 1 KEANEKARAGAMAN HAYATI TINGKAT GEN, JENIS, EKOSISTEM PENDAHULUAN Selamat, Anda telah menyelesaikan modul mengenai Ruang Lingkup Biologi, dan modul selanjutnya

Lebih terperinci

Materi Pokok Materi penjabaran Lingkup materi Fisiologi Tumbuhan. Struktur Bagian Tubuh Tanaman. Reproduksi Tumbuhan. Sistem Transportasi

Materi Pokok Materi penjabaran Lingkup materi Fisiologi Tumbuhan. Struktur Bagian Tubuh Tanaman. Reproduksi Tumbuhan. Sistem Transportasi Materi Pokok Materi penjabaran Lingkup materi Fisiologi Tumbuhan 1 ANATOMI, MORFOLOGI, DAN FISIOLOGI TUMBUHAN Struktur Bagian Tubuh Tanaman a. Mekanisme fotosintesis b. Mekanisme respirasi, fotorespirasi,

Lebih terperinci

Kelompok 3 Nur Azizah Emy Kusumawati Muhammad Ali Sukron Fatimatus Zahro

Kelompok 3 Nur Azizah Emy Kusumawati Muhammad Ali Sukron Fatimatus Zahro Kelompok 3 Nur Azizah Emy Kusumawati Muhammad Ali Sukron Fatimatus Zahro Ada petunjuk evolusi berdasarkan fosil hasilnya meragukan dikarenakan tidak utuh. Selain dengan bukti fosil, dapat dibuktikan dengan

Lebih terperinci

EVOLUSI. SMA REGINA PACIS JAKARTA By Ms. Evy Anggraeny

EVOLUSI. SMA REGINA PACIS JAKARTA By Ms. Evy Anggraeny EVOLUSI SMA REGINA PACIS JAKARTA By Ms. Evy Anggraeny EVOLUSI Proses perubahan makhluk hidup Waktu lama Perlahan lahan Terbentuk spesies baru 2 ASAL USUL KEHIDUPAN Tokoh peneliti asal mula kehidupan Teori

Lebih terperinci

Kromosom, DNA, Gen, Non Gen, Basa Nitrogen

Kromosom, DNA, Gen, Non Gen, Basa Nitrogen Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung Jl. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung Mata Kuliah : Biologi Umum Kode MK : Bio 612101 Tahun Ajaran : 2014/2015 Pokok Bahasan : Genetika Jani Master, M.Si.

Lebih terperinci

Spesies dalam Lingkungan Kompleks

Spesies dalam Lingkungan Kompleks Spesies dalam Lingkungan Kompleks A. Spesies sebagai unit ekologi Pakar ekologi tumbuh-tumbuhan ingin menggunakan spesies sebagai alat alternatif untuk memahami ekosistem. Bilamana kebutuhan spesies dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terkenal di seluruh dunia dengan kekayaan anggreknya yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terkenal di seluruh dunia dengan kekayaan anggreknya yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia terkenal di seluruh dunia dengan kekayaan anggreknya yang mempunyai lebih dari 4000 spesies anggrek yang tersebar di pulau. Kalimantan, Papua, Sumatera, dan

Lebih terperinci

II. TELAAH PUSTAKA. 6. Warna buah Buah masak fisiologis berwarna kuning (Sumber : diolah dari berbagai sumber dalam Halawane et al.

II. TELAAH PUSTAKA. 6. Warna buah Buah masak fisiologis berwarna kuning (Sumber : diolah dari berbagai sumber dalam Halawane et al. 4 II. TELAAH PUSTAKA Jabon (Neolamarckia sp.) merupakan tanaman yang tumbuh di daerah beriklim muson tropika seperti Indonesia, Malaysia, Vietnam dan Filipina. Jabon juga ditemukan tumbuh di Sri Lanka,

Lebih terperinci

III. HASIL DAN PEMBAHASAN M

III. HASIL DAN PEMBAHASAN M III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil 3.1.1. Profil RAPD Keragaman profil penanda DNA meliputi jumlah dan ukuran fragmen DNA. Hasil amplifikasi dengan menggunakan primer OPA-02, OPC-02, OPC-05 selengkapnya

Lebih terperinci

SISTEMATIKA/ TAKSONOMI IKAN

SISTEMATIKA/ TAKSONOMI IKAN SISTEMATIKA/ TAKSONOMI IKAN Ani Rahmawati Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UNTIRTA Mata Kuliah Iktiologi KONSEP SISTEMATIKA (TAKSONOMI) SISTEMATIKA ---------- Bahasa Latin Systema Carolus Linaeus (1773):

Lebih terperinci

PENGANTAR GENETIKA DASAR HUKUM MENDEL ISTILAH DALAM GENETIKA. OLEH Dr. Hasnar Hasjim

PENGANTAR GENETIKA DASAR HUKUM MENDEL ISTILAH DALAM GENETIKA. OLEH Dr. Hasnar Hasjim PENGANTAR GENETIKA DASAR HUKUM MENDEL ISTILAH DALAM GENETIKA OLEH Dr. Hasnar Hasjim 1.PENGANTAR GENETIKA Genetika adalah ilmu yang mempelajari sifat keturunan yang diwariskan kepada anak cucu dan variasi

Lebih terperinci

EKOLOGI MOLEKULER. Disusun Oleh : Komang Rima Lathifah Noor Zahrah

EKOLOGI MOLEKULER. Disusun Oleh : Komang Rima Lathifah Noor Zahrah EKOLOGI MOLEKULER Disusun Oleh : Komang Rima 1417021059 Lathifah Noor Zahrah 1417021062 Ekologi molekuler secara luas mengacu pada studi ekologi yang menggunakan alat-alat molekuler biologi. Namun, studi

Lebih terperinci

Pendahuluan. Pendahuluan. Mutasi Gen. GENETIKA DASAR Mutasi Gen

Pendahuluan. Pendahuluan. Mutasi Gen. GENETIKA DASAR Mutasi Gen Pendahuluan GENETIKA DASAR Mutasi Gen Oleh: Dr. Ir. Dirvamena Boer, M.Sc.Agr. HP: 081 385 065 359 e-mail: dirvamenaboer@yahoo.com Fakultas Pertanian, Universitas Haluoleo, Kendari Dipublikasi di http://dirvamenaboer.tripod.com

Lebih terperinci

Pemuliaan Tanaman dan Hewan

Pemuliaan Tanaman dan Hewan Pemuliaan Tanaman dan Hewan Apakah kamu tahu bahwasanya dewasa ini makin banyak macam-macam tanaman dan hewan apa itu pemuliaan tanaman dan hewan? Berbagai macam tanaman dan hewan yang memiliki bibit unggul

Lebih terperinci

Teori asal usul kehidupan Teori abiogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda tak hidup, Teori biogenesis menyatakan bahwa makhluk

Teori asal usul kehidupan Teori abiogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda tak hidup, Teori biogenesis menyatakan bahwa makhluk EVOLUSI Teori asal usul kehidupan Teori abiogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda tak hidup, Teori biogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda hidup. Para tokoh pendukung

Lebih terperinci

BAB VIII MAKROEVOLUSI. Perubahan evolusioner yang lebih luas, di atas tingkatan spesies.

BAB VIII MAKROEVOLUSI. Perubahan evolusioner yang lebih luas, di atas tingkatan spesies. BAB VIII MAKROEVOLUSI Makroevolusi: Perubahan evolusioner yang lebih luas, di atas tingkatan spesies. Ruang lingkup dan rentang waktu makroevolusi terlalu luas untuk diamati secara langsung. Yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan suatu sistem terpadu yang saling terkait dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan suatu sistem terpadu yang saling terkait dalam berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah merupakan suatu sistem terpadu yang saling terkait dalam berbagai kondisi fisik, kimia serta proses biologi yang secara nyata dipengaruhi oleh faktor lingkungan

Lebih terperinci

MEKANISME EVOLUSI S Y U B B AN U L WAT H ON, S. S I., M.SI.

MEKANISME EVOLUSI S Y U B B AN U L WAT H ON, S. S I., M.SI. MEKANISME EVOLUSI S Y U B B AN U L WAT H ON, S. S I., M.SI. J U R U S AN B I OLOGI FAK U LTAS M I PA U N E J 2017 Apakah hanya sekedar teori...??? hmmmm...??? Kasus 1 Dua-duanya punya paru-paru Dua-duanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan budaya dan suku yang beragam,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan budaya dan suku yang beragam, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan budaya dan suku yang beragam, dimana kondisi lingkungan geografis antara suku yang satu dengan suku yang lainnya berbeda. Adanya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI 1 GENETIKA DASAR 1

DAFTAR ISI 1 GENETIKA DASAR 1 DAFTAR ISI 1 GENETIKA DASAR 1 Kromosom Meiosis Dan Mitosis Biokimia Sifat Keturunan Apakah Gen Itu? Regulasi Gen Mutasi Gen, Alel, dan Lokus Pewarisan Sederhana atau Mendel Keterpautan (Linkage) Inaktivasi

Lebih terperinci

POPULASI TANAMAN ALLOGAM

POPULASI TANAMAN ALLOGAM POPULASI TANAMAN ALLOGAM TUJUAN PRAKTIKUM 1. Untuk mengetahui komposisi genetik dari tanaman allogame dan segregasidari keturunannya 2. Untuk mengetahui pengaruh seleksi terhadap perubahan komposisi genetik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai (Odum, 1996). dua cara yang berbeda dasar pembagiannya, yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai (Odum, 1996). dua cara yang berbeda dasar pembagiannya, yaitu : 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perairan Sungai Sungai adalah suatu perairan yang airnya berasal dari mata air, air hujan, air permukaan dan mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Aliran air

Lebih terperinci

GENETIKA DAN HUKUM MENDEL

GENETIKA DAN HUKUM MENDEL GENETIKA DAN HUKUM MENDEL Pengertian Gen Pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Hunt Morgan, ahli Genetika dan Embriologi Amerika Serikat (1911), yang mengatakan bahwa substansi hereditas yang dinamakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (FAO, 2016a) dan produksi dua jenis udang yaitu Litopenaeus vannamei dan Penaeus

BAB I PENDAHULUAN. (FAO, 2016a) dan produksi dua jenis udang yaitu Litopenaeus vannamei dan Penaeus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara penghasil produk perikanan budidaya kategori ikan, crustacea dan moluska ketiga terbesar di dunia setelah China dan India. Pada tahun 2014,

Lebih terperinci

Silabus Olimpiade BOF XI Soal SMP

Silabus Olimpiade BOF XI Soal SMP Silabus Olimpiade BOF XI Soal SMP No Materi pokok Lingkup materi 1 Makhluk Hidup a. Asal usul makhluk hidup b. Ciri-ciri makhluk hidup c. Perbedaan makhluk hidup dan benda mati d. Pengukuran Pada makhluk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. murni yang masih sedikit dan wawasan peternak masih sangat minim dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. murni yang masih sedikit dan wawasan peternak masih sangat minim dalam 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Lokal Ayam lokal di Indonesia telah lama dikembangkan oleh masyarakat Indonesia dan biasanya sering disebut dengan ayam buras. Ayam buras di Indonesia memiliki perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan sebagai salah satu sumber protein hewani mengandung semua jenis asam amino esensial yang diperlukan oleh tubuh manusia (Suhartini dan Nur 2005 dalam Granada 2011),

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. Amfibi merupakan hewan berdarah dingin yang suhu tubuhnya tergantung pada suhu

I.PENDAHULUAN. Amfibi merupakan hewan berdarah dingin yang suhu tubuhnya tergantung pada suhu I.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Amfibi merupakan hewan berdarah dingin yang suhu tubuhnya tergantung pada suhu lingkungan. Keberadaan amfibi tersebut dipengaruhi oleh faktor iklim, topografi, dan vegetasi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Amplifikasi Gen Calpastatin (CAST MspI) Amplifikasi fragmen gen calpastatin (CAST MspI) pada setiap bangsa sapi dilakukan dengan menggunakan mesin thermal cycler (AB Bio System) pada

Lebih terperinci

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Fenotipe morfometrik Karakteristik morfometrik ikan nilem meliputi 21 fenotipe yang diukur pada populasi ikan nilem hijau (tetua) dan keturunannya dari hasil perkawinan

Lebih terperinci

SILABUS. Deskripsi Mata Kuliah:

SILABUS. Deskripsi Mata Kuliah: SILABUS Silabus Perkuliahan : Genetika dan Evolusi Prodi : Pendidikan Biologi Jenjang : Kompetensi Ganda DEPAG Semester : 3 Jumlah SKS : 3 Dosen Pengampu : Diah Kusumawaty, S.Si,M.Si Drs. Riandi,M.Si Any

Lebih terperinci

KONSERVASI TINGKAT SPESIES DAN POPULASI

KONSERVASI TINGKAT SPESIES DAN POPULASI KONSERVASI TINGKAT SPESIES DAN POPULASI priyambodo@fmipa.unila..ac.id #RIPYongki Spesies dan Populasi Species : Individu yang mempunyai persamaan secara morfologis, anatomis, fisiologis dan mampu saling

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penjadwalan Perkuliahan Penjadwalan memiliki pengertian durasi dari waktu kerja yang dibutuhkan untuk melakukan serangkaian untuk melakukan aktivitas kerja[10]. Penjadwalan juga

Lebih terperinci

Mengatur perkembangan dan metabolisme individu. (pada peristiwa apa peran ini dapat dilihat/terjadi? ).

Mengatur perkembangan dan metabolisme individu. (pada peristiwa apa peran ini dapat dilihat/terjadi? ). HEREDITAS Hubungan antara gen, DNA, Kromosom & Hereditas Pengertian hereditas? Melalui apa sifat diturunkan? Apa itu gen? Bagaimana hubungan antara gen dengan DNA? Bagaimana hubungan antara gen dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. secara lokal yang menyebabkan terbentuknya ruangan-ruangan dan lorong-lorong

I. PENDAHULUAN. secara lokal yang menyebabkan terbentuknya ruangan-ruangan dan lorong-lorong 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Sumatera Barat banyak ditemukan kawasan berkapur (karst) dengan sejumlah goa. Goa-goa yang telah teridentifikasi di Sumatera Barat terdapat 114 buah goa (UKSDA, 1999

Lebih terperinci

PENGANTAR ILMU TAKSONOMI

PENGANTAR ILMU TAKSONOMI PENGANTAR ILMU TAKSONOMI Kepentingan dan keeratan hubungan penamaan terhadap pengelompokkan sangat besar sekali Dengan penamaan maka pengacuan atau penyebutan sesuatu obyek dapat dengan mudah dilakukan

Lebih terperinci

2.9.6 Menemukan persamaan dan perbedaan teori evolusi menurut para ahli

2.9.6 Menemukan persamaan dan perbedaan teori evolusi menurut para ahli RENCANA PELAKSAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMA IT AINURRAFIQ : BIOLOGI : XII IPA/2 (Dua) : EVOLUSI : 2 x 45 menit I. Kompetensi Inti

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Morfologi dan Agroekologi Tanaman Kacang Panjang. Kacang panjang merupakan tanaman sayuran polong yang hasilnya dipanen

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Morfologi dan Agroekologi Tanaman Kacang Panjang. Kacang panjang merupakan tanaman sayuran polong yang hasilnya dipanen II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi dan Agroekologi Tanaman Kacang Panjang Kacang panjang merupakan tanaman sayuran polong yang hasilnya dipanen dalam bentuk polong muda. Kacang panjang banyak ditanam di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sapi Bali adalah sapi asli Indonesia yang berasal dari Banteng liar (Bibos

BAB I PENDAHULUAN. Sapi Bali adalah sapi asli Indonesia yang berasal dari Banteng liar (Bibos BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sapi Bali adalah sapi asli Indonesia yang berasal dari Banteng liar (Bibos Banteng Syn Bos sondaicus) yang didomestikasi. Menurut Meijer (1962) proses penjinakan

Lebih terperinci

- - PEWARISAN SIFAT - - sbl5gen

- - PEWARISAN SIFAT - - sbl5gen - - PEWARISAN SIFAT - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian sbl5gen Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana cara downloadnya.

Lebih terperinci

KONTRAK PERKULIAHAN GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

KONTRAK PERKULIAHAN GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN SATUAN ACARA PEMBELAJARAN KONTRAK PERKULIAHAN GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN SATUAN ACARA PEMBELAJARAN Dosen Pengampu : Karyadi Baskoro, MSi Semester : 8 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ILMU GENETIKA PENGERTIAN GENETIKA

ILMU GENETIKA PENGERTIAN GENETIKA ILMU GENETIKA PENGERTIAN GENETIKA Genetika disebut juga ilmu keturunan. Ilmu ini mempelajari berbagai aspek yang menyangkut pewarisan sifat, bagaimana sifat keturunan (hereditas) itu diwariskan dari generasi

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Teka-Teki Silang

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Teka-Teki Silang BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Teka-Teki Silang Teka-teki silang atau disingkat TTS adalah suatu permainan yang mengharuskan penggunanya untuk mengisi ruang-ruang kosong dengan huruf-huruf yang membentuk sebuah

Lebih terperinci

SISTEMATIKA HEWAN. Trijoko, M.Si Donan Satria Yudha, S.Si., M.Sc.

SISTEMATIKA HEWAN. Trijoko, M.Si Donan Satria Yudha, S.Si., M.Sc. SISTEMATIKA HEWAN Trijoko, M.Si Donan Satria Yudha, S.Si., M.Sc. SISTEMATIKA HEWAN PENDAHULUAN KEANEKARAGAMAN HEWAN SANGAT TINGGI, 1 JUTA YANG TELAH DIKENAL DAN 3 10 JUTA YANG BELUM DIKENAL KEANEKARAGAMAN/VARIASI

Lebih terperinci

Cover Page. The handle http://hdl.handle.net/1887/20260 holds various files of this Leiden University dissertation.

Cover Page. The handle http://hdl.handle.net/1887/20260 holds various files of this Leiden University dissertation. Cover Page The handle http://hdl.handle.net/1887/20260 holds various files of this Leiden University dissertation. Author: Becking, Leontine Elisabeth Title: Marine lakes of Indonesia Date: 2012-12-04

Lebih terperinci

Deskripsi Mata KuliahCourse Subjects

Deskripsi Mata KuliahCourse Subjects Deskripsi Mata KuliahCourse Subjects Sebagai seorang dosen, Prof. Cece mengajar beberapa mata kuliah yang terkait dengan bidang keahliannya yaitu di bidang pemuliaan dan genetika ternak. Untuk program

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. dengan arus yang lambat atau bahkan tidak ada arus sama sekali. Waktu tinggal

PENDAHULUAN. dengan arus yang lambat atau bahkan tidak ada arus sama sekali. Waktu tinggal 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Danau merupakan suatu badan air yang tergenang sepanjang tahun. Danau juga berupa cekungan yang berfungsi menampung air dan menyimpan air yang berasal dari air hujan, air tanah,

Lebih terperinci

ARTIKEL Kehidupan muncul di bumi dengan tiba tiba dan dalam bentuk yang kompleks DAN mengapa transisi dari air ke darat tidak mungkin

ARTIKEL Kehidupan muncul di bumi dengan tiba tiba dan dalam bentuk yang kompleks DAN mengapa transisi dari air ke darat tidak mungkin ARTIKEL Kehidupan muncul di bumi dengan tiba tiba dan dalam bentuk yang kompleks DAN mengapa transisi dari air ke darat tidak mungkin Tugas Mata Kuliah Ilmu Alamaiah Dasar Dosen : Syafa at Ariful Huda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Selain sebagai bahan pangan, akhir-akhir ini jagung juga digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Selain sebagai bahan pangan, akhir-akhir ini jagung juga digunakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jagung (Zea mays L.) merupakan komoditas pangan kedua setelah padi di Indonesia. Selain sebagai bahan pangan, akhir-akhir ini jagung juga digunakan sebagai pakan ternak.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA ACARA 2 SIMULASI HUKUM MENDEL NAMA : HEPSIE O. S. NAUK NIM : KELOMPOK : III ( TIGA )

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA ACARA 2 SIMULASI HUKUM MENDEL NAMA : HEPSIE O. S. NAUK NIM : KELOMPOK : III ( TIGA ) LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA ACARA 2 SIMULASI HUKUM MENDEL NAMA : HEPSIE O. S. NAUK NIM : 1506050090 KELOMPOK : III ( TIGA ) JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG 2017

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL USBN. MATERI Keanekaragaman tingkat gen, spesies, ekosistem. Ciri-ciri makhluk hidup dan perannya dalam kehidupan

KISI-KISI PENULISAN SOAL USBN. MATERI Keanekaragaman tingkat gen, spesies, ekosistem. Ciri-ciri makhluk hidup dan perannya dalam kehidupan KISI-KISI PENULISAN USBN Jenis Sekolah : SMA Mata Pelajaran : BIOLOGI Kurikulum : 2013 Alokasi Waktu : 120 menit Jumlah Soal : Pilihan Ganda : 35 Essay : 5 1 3.2 Menganalisis berbagai tingkat keanekaragaman

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai telah dibudidayakan sejak abad ke-17 dan telah ditanam di berbagai daerah di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai telah dibudidayakan sejak abad ke-17 dan telah ditanam di berbagai daerah di II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai 2.1.1 Klasifikasi tanaman kedelai Kedelai telah dibudidayakan sejak abad ke-17 dan telah ditanam di berbagai daerah di Indonesia. Daerah utama penanaman kedelai

Lebih terperinci

MANFAAT MATA KULIAH. 2.Merancang program perbaikan sifat tanaman. 1.Menilai sifat dan kemampuan tanaman

MANFAAT MATA KULIAH. 2.Merancang program perbaikan sifat tanaman. 1.Menilai sifat dan kemampuan tanaman PEMULIAAN TANAMAN MANFAAT MATA KULIAH Memberikan pengetahuan tentang dasar genetik tanaman dan teknik perbaikan sifat tanaman, sehingga bermanfaat untuk 1.Menilai sifat dan kemampuan tanaman 2.Merancang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susadi Nario Saputra, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susadi Nario Saputra, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemanfaatan tanaman sebagai obat sudah seumur dengan peradaban manusia. Dari zaman nenek moyang kita dahulu tanaman sudah dipercaya sebagai gudang bahan kimia yang memiliki

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI HEWAN

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI HEWAN (Menentukan Kisaran Preferensi terhadap Kondisi Suhu Lingkungan dan Kecenderungan Makanan) LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI HEWAN 2015-2016 Asisten Koordinator : Rusnia J. Robo Disusun Oleh : Nama : Rynda Dismayana

Lebih terperinci

Materi Iktioplankton - (PIM 3146; 2/0)

Materi Iktioplankton - (PIM 3146; 2/0) Materi Iktioplankton - (PIM 3146; 2/0) Filogenetik ikan Filogenetik Systematik Klasifikasi Ontogenik vs filogenetik Ontogenik: mempelajari perkembangan organisme sejak aktivasi hingga berhenti berkembang

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mata Pelajaran : Biologi Kelas/Semester : XII/2 Pertemuan Ke- : 1 dan 2 Alokasi Waktu : 4 45 menit (4 jam pelajaran) Standar Kompetensi : 4. Memahami teori evolusi serta

Lebih terperinci

Teknologi Rek e a k y a a y s a a s a G e G n e e n t e i t k i a

Teknologi Rek e a k y a a y s a a s a G e G n e e n t e i t k i a Teknologi Rekayasa Genetika Pokok Bahasan: Teknologi Rekayasa Genetik Sub Pokok Bahasan: Hukum Mendel Pemuliaan Mutasi Teknologi DNA Rekombinan TIK: Mahasiswa dapat menjelaskan teknologi rekayasa genetik

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia memiliki Indeks Keanekaragaman Hayati(Biodiversity Index) tertinggi dengan 17% spesies burung dari total burung di dunia (Paine 1997). Sekitar 1598 spesies burung ada

Lebih terperinci

GENETIKA/ GENETICS Subject Code: D Credits

GENETIKA/ GENETICS Subject Code: D Credits GENETIKA/ GENETICS Subject Code: D0014050 3 Credits Lecturers: 1. Andin Vita Amalia, S.Si., M.Sc. 2. Fidia Fibriana, S.Si., M.Sc. andien_smart@yahoo.co.uk fidiafibriana@gmail.com 085712795958 085727261089

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (2007), benih padi hibrida secara

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (2007), benih padi hibrida secara 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengembangan Padi Inbrida di Indonesia Menurut Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (2007), benih padi hibrida secara definitif merupakan turunan pertama (F1) dari persilangan

Lebih terperinci