BAB I PENDAHULUAN. perubahan dari waktu ke waktu pada satu atau lebih sifat terwariskan yang
|
|
- Sucianty Susman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Evolusi, atau sering juga disebut evolusi organik atau evolusi biologi adalah perubahan dari waktu ke waktu pada satu atau lebih sifat terwariskan yang dijumpai pada populasi organisme. Pemikiran tentang teori evolusi terus berkembang seiring dengan perubahan zaman. Pada masa evolusi modern konsep evolusi dikembangkan dengan tinjauan struktur DNA. Saat ini telaah tentang DNA mengungkapkan bahwa ada mekanisme perubahan pada tingkat molekul DNA, sehingga membawa pemahaman yang lebih baik pada proses perubahan organisasi makhluk hidup. Seperti diketahui bahwa keanekaragaman muncul melalui cladogenesis. Cladogenesis merupakan bentuk penyimpangan dari perbedaan genetik dari nenek moyangnya. Perbedaan genetic ini disebabkan karena adanya variasi genetik dalam satu keturunan. Variasi ini sebagai hasil meiosis dan rekombinasi pada fertilisasi organisme. Jadi fertilisasi organisme merupakan factor yang sangat penting dalam proses terjadinya variasi ini. Pindah silang, translokasi, dan aberasi kromosom merupakan rekombinasi selanjutnya. Semakin bervariasi, semakin beranekaragam spesies yang dihasilkan, dalam arti semakin banyak spesies baru yang bermunculan. Setiap populasi terdiri atas kumpulan individu sejenis (satu spesies) dan menempati suatu lokasi yang sama. Karena suatu sebab, populasi dapat terpisah dan masing-masing mengembangkan adaptasinya sesuai dengan lingkungan baru. Dalam jangka waktu yang lama, populasi yang saling terpisah itu masing-masing
2 berkembang menjadi spesies baru sehingga tidak dapat lagi mengadakan perkawinan yang menghasilkan keturunan fertil. Terbentuknya spesies baru (spesiasi) dapat diakibatkan oleh adanya isolasi geografi, isolasi reproduksi, dan perubahan genetika. Spesiasi dapat berlangsung cepat, dapat pula berlangsung lama hingga puluhan juta tahun. Spesiasi adalah pembentukan spesies baru dan berbeda dari spesies sebelumnya dalam kerangka evolusi. Spesiasi ini bisa tampak dalam bidang anatomi, genetik, dan kesamaan lain antar kelompok organisme, distribusi geografis spesies yang brkaitan, rekam fosil dan perubahan genetik yang terekam pada makhluk hidup dari banyak generasi. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah konsep spesies dan spesiasi? 2. Bagaimanakah model-model spesiasi? 3. Bagaimanakah dua pengaruh utama Spesiasi? 4. Bagaimana perbedaan model spesiasi alotropik, paratrik, peripatrik dan simpatrik? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan spesies dan spesiasi 2. Untuk mengetahui dua pengaruh utama Spesiasi 3. Untuk mengetahui model-model spesiasi beserta contohnya 4. Untuk mengetahui perbedaan model spesiasi alotropik, paratrik, dan simpatrik
3 BAB II PEMBAHASAN A. Konsep spesies Kata spesies dalam bahasa lati berarti jenis atau penampilan. Dalam kehidupan sehari-hari, kita membedakan berbagai jenis organisme secara umum anjing dan kuncing, misalnya berdasrakan perbedaan tampilan mereka. Namun apakah organisme benar-benar terbagi menjadi unit-unit diskret yang kita sebuit spesies, atau mungkinkah klasifikasi ini hanyalah usaha mana suka untuk menyusun dunia alamiah dalam suatu keteraturan? Untuk menjawab pernyatan ini? Untuk menjawab pertanyaan ini, para ahli biologi membandingkan tidak hanya morfologi dari kelompok-kelompok organisme berbeda, namun juga perbedaan-perbedaan tidak begitu nyata dalam fisiologi, biokimia dan sekuens
4 DNA. Hasil yang diperolah umumnya memastikan bahwa spesies yang berada secara morfologi memanag merupakan kelompok-kelompok diskret, dengan banyak perbedaan selain perbedaan morfologis. 1. Konsep spesies Biologi Ernes Meyr (1942) mengemukakan bahwa spesies adalah suatu kelompok populasi yang anggota-anggotanya memiliki potensi untuk saling megawini (interbreed) di alam dan menghasilkan keturunan yang viabel (mampu bertahan hidup) dan fertil namun tidak menghasilkan keturunan yang viabel dan fertil dengan anggota dari kelompok lain semacam itu. Gambar berikut ini menunjukan konsep spesies biologis. Gambar 2.1 Keragaman dalam suatu spesies. Meskipun penampilan kita tampak berbeda-beda, semua manusia tergolong kedalam suatu spesies biologis (Homo sapiens), yang didefinisikan menurut kapasitas kita untuk saling mengawini.
5 Gambar 2.2 Kemiripan diatara spesiesspesies berbeda. Sturnella magna (kiri) dan Sturnella neglecta (kanan) memiliki bentuk tubuh dan warna bulu yang serupa. Meskipun demikian, keduanya adalah adalah spesies biologis yang berbeda karena kicauan dan perilaku yang cukup berbeda untuk menghalangi mereka saling mengawini seandainya bertemu di alam. Dengan demikian, anggota spesies biologis disatukan oleh kompabilitas reproduktif, setidaknya secara potensial. Semua manusia misalnya, berasal dari spesies yang sama. Seorang wanita karir di Manhatan mungkin tidak akan pernah bertemu dengan seorang peternak sapi di Mongolia, namun jika keduanya ternyata bertemu dan menikah, mereka bisa memiliki keturunan yang viabel dan mampu berkembang menjadi orang dewasa yang fertil. Sebaliknya, manusia dan simpanse tetap merupakan spesies yang biologis yang berbeda walaupun keduanya mungkin tinggal diwilayah yang sama, karena banyak faktor yang menghalangi mereka untuk kawin dan menghasilkan keturunan yang fertil. Apa yang mempertahankan keutuhan lengkung gen dari suatu spesies, yang menyebabkan anggota-anggota spesises tersebut lebih mirip satu sama lain dibandingkan dengan spesises lain? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus mempertimbangkan kembali mekanisme evolusioner seperti aliran gen, transfer alal dalam populasi. Anggota suatu spesies seringkali mirip satu sama lain sebab populasi mereka terhubung oleh aliran gen. Seperti yang mungkin anda duga,
6 populasi-populasi yang terletak berdekatanrelatif sering bertukar alel. Namun bagaimana dengan populasi-populasi yang terpisah jauh? Hasil penelitiannya menunjukan bahwa aliran gen tingkat rendah terjadi diantara populasi yang terpisah sangat jauh sekalipun. Hasil-hasil serupa telah ditemukan pada hewan lain, juga pada berbagai fungi dan tumbuhan. Hasil-hasil semacam itu menggambarkan bahwa aliran gen memiliki potensi untuk mempertehankan keutuha lengkung gen suatu spesies, asalkan tidak dikalahkan oleh efek-efek seleksi atau hanyutan keduanya dapat menyebabkan populasi memisah atau berdivergensi). Keterbatasan Konsep Spesies Biologis Salah satu kekuatan konsep spesies biologis adalah konsep tersebut mengarahkan perhatian kita pada bagaimana spesiasi terjadi : melalui evolusi dari isolasi reproduktif. Akan tetapi, konsep ini dapat diterapkan pada jumlah spesies yang terbatas. Misalnya, tidak ada cara un tuk mengevaluasi isolasi reproduktif dari fosil. Konsep spesies biologis juga tidak berlaku pada organisme yang selalu atau nyaris selalu bereproduksi secara aseksual, mislanya prokariota. Lebih lanjut, dalam konsep spesies biologis, spesies didefinisikan berdasarkan ketiadaan aliran gen. Akan tetapi, terdapat banyak pasangan spesies yang berbeda secara morfologis dan ekologis, namun aliran gen tetap terjadi diantara keduanya. 2. Konsep Spesies Morfologis Mencirikan spesies berdasarkan bentuk tubuh dan sifat struktur lain. Konsep spesies morfologis memiliki sejumlah keuntungan. Konsep ini dapat diterapkan pada organisme aseksual dan seksual, dan dapat berguna bahkan tanpa informasi tentang besarnya aliran gen. Kekurangan dari konsep spesies ini adalah
7 definisi ini bersandar pada kriteria yang subjektif, penelitimungkin tidak sepakat ciri truktural mana yang digunakan untuk membedakan spesies.. 3. Konsep Spesies Ekologis Konsep ini memandang spesies berdasarkan relung ekologinya. Keseluruhan interaksi dari anggota-anggota spesies dengan komponen tak hidup dari lingkungannya. Misalnya dua spesies amfibi mungkin tampak mirip, namun berbeda dalam makan dan kemampuan untuk toleransi terhadap kondisi kering. Tidak seperti konsep spesies biologis, konsep spesies ekologis dapat mengakomodasi spesies aseksualmaupun seksual. Konsep ini juga menekankan peran seleksi alam disruptif ketika organisme beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang berbeda. 4. Konsep spesies filogenetik Mendefinisikan spesies sebagai kelompok terkcil dari individu-individu yang memiliki nenek moyang yang sama, membentuk suatu cabang pada pohon kehidupan. Para ahli biologi menelusuri sejarah filogenetik sesies dengan cara membeandingkan karakteristiknya, misalnya morfologi atau sekuns molekulaer, dengan spesies lain. Analisis semacam itu dapat membedakan kelompok individu yang cukup berbeda untuk diangap sebagai spesies terpisah. Tentu saja, kesulitan untuk menerapkan konsep spesies ini terletak pada penemuan derajat perbedaan yang diperlukan untuk mengindikasikan spesies yang terpisah. 5. Evolutionary Species Concept (ESC) Satu keturunan yang berevolusi secara terpisah dari yang lain dan dengan kecenderungan dan aturan evolusinya (Simpson, 1962). Satu keturunan dari populasi yang diturunkan dari nenek moyang yang memelihara identitasnya dari yang lain, dan keturunan yang memiliki kencedungan dan nasib evolusinya sendiri (Wiley, 1978). Satu kesatuan yang tersusun dari organisme yang
8 memelihara identitasnya dari kesatuan lain sepanjang waktu dan ruang, dan yang memiliki nasib evolusi dan kecenderungan sejarahnya yang bebas (Wiley and Mayden, 1997). Konsep ini awalnya diperjuangkan oleh Simpson (1951, 1962) dari ketidakpuasan umum dengan non-dimensinalitas BSC. Wiley telah mengembangkan konsep ini lebih lanjut dan telah membuktikan penerapan umum konsep ini pada sistem biologis. Tidak seperti definisi lain yang telah dijelaskan disini, ESC sebagian besar telah ditolak sampai baru-baru ini. Beberapa peneliti telah menjelaskan dan mengembangkan lebih lanjut konsep ini. Mereka beralasan bahwa hanya konsep inilah yang memiliki kapasitas untuk mengakomodasi semua tipe keragaman biologi. Berlawanan dengan persepsi dari beberapa peneliti (Minelli, 1993) ESC tidak mempertimbangkan species sebagai kelas atau berfokus pada species sebagai kesatuan ekologi. ESC tidak sama dengan EcSC. Sedangkan Simpson (1961) telah menganjurkan sau konsep keturunan terhadap sepcies dan divergensi ekologi dan evolusi. Jadi, logika wajar dari konsep ESC Simpson dan Wiley agak berbeda. ESC bukan merupakan konsep yang operasional. Akan tetapi, ini merupakan satu konsep keturunan yang non-relasional. Jadi, kelengkapan dan pola species dapat diinterpretasikan dengan benar terkait dengan keturunan unik mereka. Konsep ESC mengakomodasi organisme uniparental, species yang terbentuk melalui hibridisasi dan nenek moyang species. Tidak diperlukan adanya batasan kelengkapan tertentu untuk keberadaan species. Akhirnya, isolasi reproduktif, dipertimbangkan sebagai turunan kelengkapan dari status
9 plesiomorfik kompatibilitas reproduksi, jadi keberhasilan reproduksi benar-benar bersifat segaram. 6. Genetic Species Concept (GSC) Konsep ini mirip dengan konsep morfologi kecuali bahwa metode yang digunakan untuk menentukan species adalah ukuran perbedaan genetic, diduga untuk merefleksikan isolasi reproduksi dan kebebasan evolusi. Sebagai konsep fenetik, jarak dan kemiripan genetic digunakan untuk mengidentifikasi species yang berbeda. Kebebasan genetic diuji menggunakan metode yang beragaman mulai dari kromatografi, elektroforesis sampai sekuensing. Ketika nampaknya bersifat operasional, satu masalah mendasar dari GSC adalah bahwa untuk sebagian besar keragaman tidak ada informasi genetic yang tersedia. Karena divergensi pada setiap gen tertentu tidak memiliki laju yang sama (seragam), mungkin sekali tidak pernah ada standar jarak untuk species. Konsep ini bertahan pada asumsi bahwa pada setiap kejadian spesiasi disana akan ada perubahan tertentu pada setiap gene. Jika peneliti menguji 200 gen dan mereka semuanya identik diantara dua species, mereka akan mempertimbangkan mereka sebagai species yang sama. Namun, gen berikutnya dapat memperlihatkan perubahan yang sangat besar diantara dua sister species sebagai hasil kejadian spesiasi. Jika hanya satu gen dari 200 gene monoalel mengalami divergensi akan menghasilkan jarak genetik yang dapat disepelekan. Pada satu skala linier, divergensi tersebut akan menjadi sepele untuk perbandingan species dimana lima dari 20 gene bersifat divergen. Disini, pada contoh heuristik ini kedua pasangan species berada sebagai species yang bebas secara evolusi dan secara genetik.
10 GSC secara esensi adalah pengganti, konsep operasional yang dikembangkan dari BSC, Derajat divergensi genetik tertentu diasumsikan dapat menjamin pengenalan species. Namun, definisi operasional ini tidak memeiliki petunjuk bagi peneliti ketika berapa besar perbedaan dianggap cukup untuk digunakan sebagai batasan species? Hal ini sebagian besar karena divergensi gen tertentu atau beberapa gen tidak mungkin dapat digunakan untuk menduga didalam atau antar kelompok taksonomi. Menggunakan konsep non-evolusi ini, peneliti juga disesatkan untuk percaya bahwa tidak adanya divergensi pada suatu gen yang semata-mata tersedia karena teknologi menghilangkan realitas divergensi yang mungkin ada pada setiap karakter. Dengan demikian, kenyataan species dengan morfologi yang divergen dan dapat diturunkan mungkin secara naif dipertanyaakan jika divegensi pada gen atau protein yang mudah diuji yang diinginkan. Ketika konsep ini tersedia sebagai konsep tradisional untuk mengindentifikasi species, hal ini merupakan kesalahan fatal jika ia merupakan konsep primer. Kekurangan data secara umum, bersamaan dengan besarnya variasi genetik yang terobservasi diantara sister species, validitasnya dapat dipertanyakan jika semata-mata mendasarkan pada divergensi genetik untuk memvalidasi species, dan kurangnya prespektif filogenetik didalam menginterpretasikan variasi telah menghalangi GSC sebagai konsep primer. B. Spesiasi Spesiasi adalah proses dimana spesies bercabang menjadi dua atau lebih spesies turunan. Spesiasi sudah sering diamati pada tingkat laboratorium maupun alam. Pada organisme yang bereproduksi seksual, spesiasi dihasilkan dari isolasi reproduksi yang diikuti percabangan genealogis. Menurut Campbell (2008)
11 spesiasi dapat terjadi dengan dua cara utama, bergantung pada bagimana aliran gen terputus di antara beberapa populasi dengan spesies yang sudah ada sebelumnya. 1. Spesies Alopatrik Allopatrik spesiation berasal dari kata Yunani allos yang artinya lain dan patra, tanah air. Aliran gen terputs ketika suatu populasi terbagi menjadi sejumlah subpopulasi yang terisolasi secara geografis. Misalnya ketinggian permukaan air di sebuah danau mungkin turun, menyebabkan pembentukan dua atau lebih danau ukuran kecil, yang kini dihuni oleh dua populasi yang terpisah. Gambar. 2.3 Spesiasi alopatrik Suatu populasi membentuk spesies baru karena terisolasi secara geografis dari populasi induknya. Sebuah sungai juga mungkin berubah aliran dan membagi suatu populasi hewan yang tidak dapat menyebrangi sungai tersebut. Spesiasi alopatrik juga dapat terjadi tanpa pembentukan ulang geologis, misalnya ketika individuindividu mengolonisasi wilayah terpencil dan keturunan mereka terisolasi dari populasi induk, contohnya Pecuk tak dapat terbang mungkin muncul dengan cara ini dari spesies yang bisa terbang dan bermigrasi ke kepulauan Galapogus. Proses spesiasi alopatrik Seberapa hebatkah penghalang geografis sehingga spesiasi alopatrik dapat terjadi? Jawabannya tergantung pada kemampuan organisme untuk berpindah tempat. Burung dan singa gunung dapat menyebrangi sungai dan ngarai.
12 Penghalang semacam itu juga bukan ritangan bagi serbuk sari yang tertiup angin dari pohon pinus atau biji-bijian tumbuhan berbunga. Sebaliknya, rodensia kecil mungkin menganggap sungai yang lebar atau ngarai yang dalam sebagai penghalang yang menyulitkan. A. harrisi A. Leucur us Gambar 2.4 Spesiasi alopatrik bajing antelop di ngarai Grand Canyon yang berlawanan. Bajing antelop harris (Ammospermophillus harris) menghuni ngarai selatan (kiri). Hanya beberapa kilometer hanya beberapa kilometer jauhnya dari Ngarai Utara (kanan) hiduplah bajing antelop ekor putih (Ammospermophillus leucurus) yang berkerabat denkat dengan bajing harris. Sebaliknya, burung dan organisme lain yang dapat menyebar dengan menyeberangi ngarai secara mudah, belum berdivergensi dan menjadi spesies yang berbeda pada kedua sisi ngrai. Bagitu pemisahan geografistelah berlangsung. Lengkung gen yang terpisah dapat berdivergensi melalui berbagai mekanisme. Mutasi yang berbeda akan muncul, seleksi alam bekerja pada organnisme-organisme yang terpisah, dan hanyutn genenetik mengubah frekuensi alel. Isolasi reproduktif kemudian dapat trjadi sebagai produk sampingan dari seleki dan hanyutan genetik yang menyebabkan populasi berdivergensi secara genetis. Misalnya pada bunga
13 monyetan Mimullus gutatus, seleksi telah menguntungkan evolusi toleransi tembaga pada populasi yang hidup didekat pertambangan tembaga. Konsentrasi temabaga pada tanah diwilayah tersebut dapat mencapai kadar yang mematikan bagi individu yang nontoleran. Sewaktu anggota populasi toleran tembaga Mimullus gutatus kawin dengan individu dari populasi lain, kesintasan kerutunanya rendah. Analisis genetik menunjukan bahwa gen untuk toleran terhadap tembagaatau sebuah alel yang terpaut secara genetis dengan gen toleransi terhadap tembaga menyebabkan kesintasan dari keturunan hibrida rendah. Dengan demikian, seleksi bagi toleransi terhadap tembaga tampaknya memiliki efek samping yang penting namun tidak disengaja: isolasi reprodukstif parsial di antara populasi-populasi Mimullus gutatus. Lengkung gen dari poipulasi-populasi yang sangat terisolasi (misalnya di pulau terpencil) mengalami aliran gen yang sangta sedikit sehingga sangat mungkin mengalami spesiasi alopatrik. Misalanya, dalam waktu kurang dari dua juta tahun, segelintir hewan dan tumbuhan dari daratan utama Amerika selatan dan Utara yang mengolonisasi galapagos menyebabkan kemunculan semua spesies baru yang ditemukan dikepulauan tersebut. Bukti Spesiasi Alopatrik Salah satu bukti spesiasi alopatrik adalah data biogeografis bersama dengan data genetik menunjukan bahwa dua kelompok katak yang ada disini, subfamili mantellinae dan Rhacophorinae, mulai berdivergensi sekitar 88 juta tahun yang lalu, ketika tempat yang kini menjadi pulau Madagaskar mulai memisah dari massa daratan India. Tampaknya keduanya kedua kelompok katak memiliki nenek moyang bersama. Hasilnya adalah pembentukan banyak spesies baru pada masing-masing lokasi
14 Gambar 2.5 Spesiasi allopatrik pada katak. Subfamili katak mentellinae dan Rhacoporinae berdivergensi sewaktu pulau yang sekarang disebut Madagaskar memisah dari India. Peta menunjukan pergerakan Madagaskar (merah) dan India (biru). Nilai penting dari spesiasi alopatrik juga ditunjukan melalui fakta bahwa wilayah yang sangat terbagi-bagi oleh berbagai penghalang geografis secara khas memiliki lebih banyak spesies dari pada wilayah dengan sedikit penghalang. 2. Spesiasi Peripatrik Merupakan spesiasi yang terjadi bila populasi-populasi kecil organisme menjadi terisolasi pada lingkungan baru. Yang membedakan dengan spesiasi alopatrika adalah populasi yang terisolasi jumlahnya jauh lebih kecil dibanding populasi parental. Disini the founder effect menyebabkan spesiasi yang cepat melalui penyimpangan genetik yang cepat dan seleksi pada kolam gen yang kecil. Efek pendiri bisa terjadi misalnya ketika sedikit anggota populasi tertiup badai kesebuah pulau baru. Hanyutan genetik saat peristiwa tersebut kebetulan mengubah frekuensi alel-terjadi dalam kasus semacam itu karena badai tidak
15 membeda-bedakan saat memindahkan beberapa individu (besera alel-alel meraka), bukan yang lain dari populasi sumber. 3. Spesiasi Parapatrik Spesiasi ini mirip dengan spesiasi paripatrik yakni jumlah pupulasi yang masuk ke habitat baru sangat kecil. Namun bedanya adlah tak ada pemisahan secara fisik antara dua populasi ini. Sebaliknya, spesiasi adalah hasil dari mekanisme evolusi yang mengurangi aliran gen antara kedua populasi. Umumnya ini terjadi bila ada perubahan lingkungan secara drastis didalam haitat spesies parntal. Satu contoh spesiasi ini adalah rumput Anthoxanthum odoratum sebagai respon terhadap populasi logam di tempat tanaman ini berada. Disini tanaman ini berevolusi sehingga memiliki resistensi terhadap tingginya kadar logam dalam tanah. Seleksi menolak saling kawin dengan populasi parental yang peka terhadap lo9gam menyebabkan perubahan gradual terhadap waktu pembungaann dari tanaman yang resisten logam, yang pada akhirnya menghasilkan isolasi reproduksi yang sempurna. Seleksi menolak hibris antara antara kedua populasi ini dapata menyebabkan penguatan (reinforcemen), yakni evolusi sifat-sifat yang mempromosikan perkawinan didalam satu spesies. Sekaligus juga peminadahan karakter, yakni bila dua spesies semakin lama semakin tampak berbeda. Isolasi geografis di kepulauan Galapogus menghasioakan beasan spesies baru. 4. Spesiasi Simpatrik Pada spesiasi ini spsies bercabang tanpa isolasi geografis atau perubahan habitat. Bentuk ini jarang terjadi karena aliran gen dalam jumah kecil pun cukup mampu untuk menghilangkan perbedaan genetik antar bagian populasi (Hassan, dkk (2014). Spesiasi simpatrik terjadi dalam populasi hidup di area geografis yang sama. Bagaimana penghalang reproduktif terbentuk di antara populasi-populasi
16 simpatrik padahal anggota-anggotanya tetap saling berhubungan? Walaupun hubungan semacam itu membuat spesiasi simpatrik lebih jarang terjadi dibanding spesiasi allopatrik, spesiasi simpatrik dapat terjadi jika aliran gen berkurang akibat faktor-faktor seperti poliploidi, diferensiasi habitat dan seleksi seksual. Gambar 2.6: Empat mekanisme spesiasi C. Pengaruh Utama dalam Spesiasi Spesiasi atau terbentuknya spesies baru dapat diakibatkan oleh adanya isolasi geografi, isolasi reproduksi, dan perubahan genetika (Campbell, 2003). Adapun proses spesiasi ini dapat berlangsung secara cepat atau lama hingga berjuta-juta tahun. a. Peran Isolasi Geografi
17 Mayoritas para ahli biologi berpandangan bahwa faktor awal dalam proses spesiasi adalah pemisahan geografis, karena selama populasi dari spesies yang sama masih dalam hubungan langsung maupun tidak langsung gene flow masih dapat terjadi, meskipun berbagai populasi di dalam sistem dapat menyimpang di dalam beberapa sifat sehingga menyebabkan variasi intraspesies. Hal serupa juga dikemukakan oleh Campbell dkk (2003) bahwa proses-proses geologis dapat memisahkan suatu populasi menjadi dua atau lebih terisolasi. Suatu daerah pegunungan bisa muncul dan secara perlahan-lahan memisahkan populasi organisme yang hanya dapat menempati dataran rendah; atau suatu danau besar bisa surut sampai terbentuk beberapa danau yang lebih kecil dengan populasi yang sekarang menjadi terisolasi. Jika populasi yang semula kontinyu dipisahkan oleh geografis sehingga terbentuk hambatan bagi penyebaran spesies, maka populasi yang demikian tidak akan lagi bertukar susunan gennya dan evolusinya berlangsung secara sendiri-sendiri. Seiring dengan berjalannya waktu, kedua populasi tersebut akan makin berbeda sebab masing-masing menjalani evolusi dengan caranya masing-masing b. Peran Isolasi Reproduksi Pengaruh isolasi geografis dalam spesiasi dapat terjadi karena adanya pencegahangene flow antara dua sistem populasi yang berdekatan akibat faktor ekstrinsik (geografis). Setelah kedua populasi berbeda terjadi pengumpulan perbedaan dalam rentang waktu yang cukup lama sehingga dapat menjadi mekanisme isolasi instrinsik. Isolasi instrinsik dapat mencegah bercampurnya dua
18 populasi atau mencegah interbreeding jika kedua populasi tersebut berkumpul kembali setelah batas pemisahan tidak ada. Spesiasi dimulai dengan terdapatnya penghambat luar yang menjadikan kedua populasi menjadi sama sekali alopatrik (mempunyai tempat yang berbeda) dan keadaan ini belum sempurna sampai populasi mengalami proses instrinsik yang menjaga supaya supaya mereka tetap alopatrik atau gene pool mereka tetap terpisah meskipun mereka dalam keadaan simpatrik (mempunyai tempat yang sama). Mekanisme isolasi intrinsik yang mungkin dapat timbul yaitu isolasi sebelum perkawinan dan isolasi sesudah perkawinan. 1. Isolasi Sebelum Perkawinan (Pre-mating isolation/prezygotic barrier) Isolasi sebelum perkawinan menghalangi perkawinan antara spesies atau merintangi pembuahan telur jika anggota-anggota spesies yang berbeda berusaha untuk saling mengawini. Isolasi ini terdiri dari: Isolasi Ekologi (ecological) Isolasi Tingkah laku (Behavioral) Isolasi Sementara (temporal) Isolasi Mekanik (mechanical) Isolasi Gametis (gametic) 2. Isolasi Setelah Perkawinan (Post-mating isolation/postzigotic barrier) Hal ini terjadi jika sel sperma dari satu spesies membuahi ovum dari spesies yang lain, maka barier postzigot akan mencegah zigot hibrida itu untuk berkembang menjadi organisme dewasa yang bertahan hidup dan fertil. Mekanisme ini dapat terjadi melalui: Kematian zigot (zygotic mortality) Perusakan hibrid (hybrid breakdown) Sterilitas hibrid
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Spesiasi adalah suatu proses pembentukan jenis baru. Spesiasi terjadi bila
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Spesiasi adalah suatu proses pembentukan jenis baru. Spesiasi terjadi bila aliran gen antara populasi yang pada mulanya ada secara efektif telah mereda dan disebabkan
Lebih terperinciMenurut Campbell (2003) mengemukakan ada beberapa konsep spesies antara lain:
SPESIASI KELOMPOK 4 Ifandi Septa Adi 201310070311103 Rizqah Maftuhah 201310070311109 Ema Dwi Andriyani 201310070311110 Faidatu Ummi 201310070311121 Herly Dwi lestari 201310070311129 Spesies Spesies dalam
Lebih terperinci4. Sruktural 5. Fisiolois 6. Inang 7. Partenogenesis: perkembangan individu dari gamet yang tidak dibuahi, terutama banyak terjadi pada invertebrata.
Spesiasi merupakan proses pembentukan spesies baru dan berbeda dari spesies sebelumnya melalui proses perkembangbiakan secara natural dalam kerangka evolusi. Spesiasi sangat terkait dengan evolusi, keduanya
Lebih terperinciRasa curiosity mnanusia? bagaimana, kapan, dimana kehidupan ini mulai terjadi hingga sekarang? ada teori-teori: Ilmiah: bukti-bukti yang nyata.
EVOLUSI YUNI WIBOWO Rasa curiosity mnanusia? bagaimana, kapan, dimana kehidupan ini mulai terjadi hingga sekarang? ada teori-teori: kreasi khusus ebolusi Ilmiah: bukti-bukti yang nyata. Evolusi perubahan
Lebih terperinciGambar 1.1. Variasi pada jengger ayam
Uraian Materi Variasi Genetik Terdapat variasi di antara individu-individu di dalam suatu populasi. Hal tersebut menunjukkan adanya perubahan genetis. Mutasi dapat meningkatkan frekuensi alel pada individu
Lebih terperinciEvolusi, Spesiasi dan Kepunahan
Spesiasi Evolusi, Spesiasi dan Kepunahan Biodiversitas dari planet bumi merupakan hasil dari 2 proses utama: spesiasi dan kepunahan. Apa yang dinamakan spesies? Spesies merupakan suatu kelompok yang saling
Lebih terperinciEVOLUSI. Pengertian evolusi - Bukti adanya evolusi - Mekanisme evolusi
EVOLUSI Pengertian evolusi - Bukti adanya evolusi - Mekanisme evolusi TEORI ASAL USUL KEHIDUPAN TEORI ABIOGENESIS MENYATAKAN BAHWA MAKHLUK HIDUP BERASAL DARI BENDA TAK HIDUP, TEORI BIOGENESIS MENYATAKAN
Lebih terperinciTeori Abiogenesis Klasik
Bab 7 EVOLUSI Pengertian Evolusi Evolusi berasal dari dua bahasa yaitu bahasa inggris : to evolve yang berarti berkembang atau berusaha secara perlahan-lahan, sedangkan dari bahasa latin : evolut yang
Lebih terperinciPEMBAHASAN UMUM Evolusi Molekuler dan Spesiasi
PEMBAHASAN UMUM Evolusi Molekuler dan Spesiasi Taksonomi atau sistematik adalah hal yang penting dalam klasifikasi organisme dan meliputi beberapa prosedur seperti identifikasi dan penamaan. Sekarang dikenal
Lebih terperinciGenetika dan Evolusi. Oleh : Victoria Henuhili, MSi Jurdik Biologi
Genetika dan Evolusi Oleh : Victoria Henuhili, MSi Jurdik Biologi victoria@uny.ac.id FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2008 1 GENETIKA dan EVOLUSI Victoria Henuhili
Lebih terperinciBab 7 EVOLUSI SMA Labschool Jakarta
Bab 7 EVOLUSI SMA Labschool Jakarta ASAL USUL KEHIDUPAN Teori Abiogenesis Teori Biogenesis Teori Kosmozoa Percobaan Redi Percobaan Spallanzani Percobaan Pasteur Evolusi Kimia Evolusi Biologi Percobaan
Lebih terperinciADAPTASI DAN EVOLUSI. Oleh : Aisyah Wardani
ADAPTASI DAN EVOLUSI Oleh : Aisyah Wardani EKOLOGI? EKOLOGI Ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya (jembatan ilmu alam dengan ilmu
Lebih terperinciUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN FRM/FMIPA/062-01 18 Februari 2011 1. Fakulltas/Program Studi : MIPA / Prodi Pendidikan Biologi dan Prodi Biologi 2. Mata Kuliah/Kode
Lebih terperinciEVOLUSI PENGERTIAN EVOLUSI
PENGERTIAN EVOLUSI Evolusi berasal dari kata evolve yang artinya perubahan.dengan demikian evolusi dapat diartikan sebagai perubahan atau perkembangan struktur makhluk hidup secara bertahap menjadi lebih
Lebih terperinciA. JUDUL Keanekaragaman dan Klasifikasi Makhluk Hidup
A. JUDUL Keanekaragaman dan Klasifikasi Makhluk Hidup B. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Menginventarisasi karakter morfologi individu-individu penyusun populasi 2. Melakukan observasi ataupun pengukuran terhadap
Lebih terperinciModul 1. Konsep Teori Evolusi
i M Tinjauan Mata Kuliah ata kuliah Evolusi dilengkapi dengan beberapa praktikum mandiri. Bahan kuliah ini membahas mengenai perubahan pandangan mengenai teori evolusi. Perubahan pandangan dalam teori
Lebih terperinciTujuan Pembelajaran : Menjelaskan... Teori asal-usul kehidupan Teori Lamarck Teori Darwin Mekanisme Evolusi Frekuensi Gen
Tujuan Pembelajaran : Menjelaskan... Teori asal-usul kehidupan Teori Lamarck Teori Darwin Mekanisme Evolusi Frekuensi Gen TEORI ASAL KEHIDUPAN Abiogenesis Biogenesis Evolusi KIMIA Evolusi Biologi ABIOGENESIS
Lebih terperinciPertanyaan : 2. Jelaskan perbedaan evolusi progesif dengan evolusi regresif!
1. Apa yang dimaksud dengan evolusi? Evolusi adalah proses perubahan secara berangsur-angsur (bertingkat) dimana sesuatu berubah menjadi bentuk lain (yang biasanya) menjadi lebih kompleks/ rumit ataupun
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) tersebar luas di Daratan Asia Tenggara, Lempeng Sunda, Kepulauan Filipina, dan daerah Wallacea Selatan. Monyet ekor panjang di Indonesia
Lebih terperinci!. Jelaskan tentang teori seleksi alam yang dianut oleh charles darwin!
!. Jelaskan tentang teori seleksi alam yang dianut oleh charles darwin! seleksi alam yang dimaksud dengan teori evolusi adalah teori bahwa makhluk hidup yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya
Lebih terperinciMATERI: Teori Evolusi Perbedaan dan Persamaan Manusia dengan mahluk primata
Matakuliah : L0094-Ilmu Sosial Untuk Psikologi Tahun : 2008 Pertemuan II MANUSIA DILIHAT DARI TEORI EVOLUSI MATERI: Teori Evolusi Perbedaan dan Persamaan Manusia dengan mahluk primata Learning Outcome
Lebih terperinciSUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BIOLOGI BAB XV EVOLUSI
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BIOLOGI BAB XV EVOLUSI Dra. Ely Rudyatmi, M.Si. Dra. Endah Peniati, M.Si. Dr. Ning Setiati, M.Si. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Lebih terperinciMATA KULIAH PENGANTAR ANTROPOLOGI SOSIAL BUDAYA. Dr. Hj. RITA RAHMAWATI, M.Si
MATA KULIAH PENGANTAR ANTROPOLOGI SOSIAL BUDAYA Dr. Hj. RITA RAHMAWATI, M.Si Teori Sejarah Kehidupan : Teori Penciptaan Terpisah: Spesies tidak berubah dan ada banyak asal mula spesies sebanyak spesiesnya.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dijumpai hampir di seluruh pelosok Indonesia. Menurut Thomassen (2006),
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Burung walet sarang putih (Collocalia fuciphaga) dengan mudah dijumpai hampir di seluruh pelosok Indonesia. Menurut Thomassen (2006), famili Apodidae dijumpai di setiap
Lebih terperinciLAPORAN GENETIKA SIMULASI PERSILANGAN MONOHIBRIDA
LAPORAN GENETIKA SIMULASI PERSILANGAN MONOHIBRIDA KELOMPOK DIHIBRID 1. AGUSTINA ADHI SURYANI 4401412055 2. AMALIA TRISTIANA 4401412063 3. DINULLAH ALHAQ 4401412126 ROMBEL 01 PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS
Lebih terperinciPENGANTAR. Latar Belakang. Itik yang dikenal saat ini adalah hasil penjinakan itik liar (Anas Boscha atau
PENGANTAR Latar Belakang Itik yang dikenal saat ini adalah hasil penjinakan itik liar (Anas Boscha atau Wild Mallard). Proses penjinakan telah terjadi berabad-abad yang lalu dan di Asia Tenggara merupakan
Lebih terperinciKONSEP-KONSEP DASAR GENETIKA
KONSEP-KONSEP DASAR GENETIKA Genetika merupakan salah satu bidang ilmu biologi yang mempelajari tentang pewarisan sifat atau karakter dari orang tua kepada anaknya. Ilmu genetika modern meliputi beberapa
Lebih terperinciPEMBELAJARAN BIOLOGI BERBANTUAN PhET INTERACTIVE SIMULATION : Topik Seleksi Alam
PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBANTUAN PhET INTERACTIVE SIMULATION : Topik Seleksi Alam OLEH: M. ANDY RUDHITO & A. TRI PRIANTORO (JPMIPA FKIP USD) DISAMPAIKAN PADA TEACHER TRAINING USD & SOGANG UNIVERSITY YOGYAKARTA
Lebih terperinciBAB 50. Pengantar Ekologi dan Biosfer. Suhu Suhu lingkungan. dalam pesebaran. membeku pada suhu dibawah 0 0 C,dan protein.
BAB 50 Pengantar Ekologi dan Biosfer Faktor abiotik dalam Biosfer Iklim dan faktor abotik lainnya adalah penentu penting persebaran organisme dalam biosfer lingkungan merupakan faktor penting dalam pesebaran
Lebih terperinciPrinsip Dasar Klasifikasi
KLASIFIKASI Prinsip Dasar Klasifikasi Fakta menunjukkan bahwa adanya makhluk hidup di dunia ini sangat banyak dan sangat beraneka ragam. Untuk mengenali dan mempelajari makhluk hidup yang banyak dan beranekaragam
Lebih terperinciTEORI EVOLUSI DAN PETUNJUK ADANYA EVOLUSI. Disusun Oleh Kelompok 1
TEORI EVOLUSI DAN PETUNJUK ADANYA EVOLUSI Disusun Oleh Kelompok 1 PERKENALAN KELOMPOK PENGERTIAN EVOLUSI Evolusi dari segi bahasa (Bahasa Inggris: evolution), berarti perkembangan. Dalam ilmu sejarah,
Lebih terperinciTEORI EVOLUSI KELOMPOK 14 INDRIANI ( ) ESSY DUMAYANTI ( )
TEORI EVOLUSI KELOMPOK 14 INDRIANI (1717021031) ESSY DUMAYANTI (1717021032) BAB 7 EVOLUSI APA ITU EVOLUSI Evolusi berarti perubahan (pertumbuhan, perkembangan) secara berangsur-angsur dan perlahan-lahan
Lebih terperinciMakhluk Manusia. Pengantar Antropologi. Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si
Makhluk Manusia Pengantar Antropologi Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si 1 1. Makhluk Manusia dan Evolusi Ciriciri Biologis 2. Evolusi Primata dan Makhluk Manusia 3. Aneka Warna dan Organisma Manusia Dian
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Sapi Lokal Kalimantan Tengah
TINJAUAN PUSTAKA Sapi Lokal Kalimantan Tengah Berdasarkan aspek pewilayahan Kalimantan Tengah mempunyai potensi besar untuk pengembangan peternakan dilihat dari luas lahan 153.564 km 2 yang terdiri atas
Lebih terperinciDAFTAR ISI. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Batasan Penelitian Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...
DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul... i Halaman Pengesahan... iii Halaman Pernyataan... iv Halaman Persembahan... v Kata Pengantar... vi Daftar Isi... viii Daftar Tabel... x Daftar Gambar... xi Daftar Lampiran...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Udang merupakan komoditas unggul Indonesia. Udang windu (Penaeus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Udang merupakan komoditas unggul Indonesia. Udang windu (Penaeus monodon Fabricius,1798) merupakan komoditas primadona dan termasuk jenis udang lokal yang berasal
Lebih terperinciDasar Selular Reproduksi dan Pewarisan Sifat
Dasar Selular Reproduksi dan Pewarisan Sifat A. Siklus sel dan siklus hidup organisme B. Prinsip dasar reproduksi dan pewarisan material genetik: mitosis, meiosis dan fertilisasi C.Pola pewarisan sifat:
Lebih terperinciPsikologi Faal. Minggu Pertama
Psikologi Faal Minggu Pertama Garis Besar Perkuliahan Tujuan Topik Referensi Jadwal Kuliah Penilaian Kontrak Belajar Pertemuan I Materi Pengantar Psikologi Faal Landasan genetika dari perilaku Isu-isu
Lebih terperinciBAB IV PEWARISAN SIFAT
BAB IV PEWARISAN SIFAT Apa yang akan dipelajari? Apakah gen dan kromosom itu? Bagaimanakah bunyi Hukum Mendel? Apa yang dimaksud dengan sifat resesif, dominan, dan intermediat? Faktor-faktor apakah yang
Lebih terperinciKEANEKARAGAMAN HAYATI
KEANEKARAGAMAN HAYATI KEGIATAN BELAJAR KE 1 KEANEKARAGAMAN HAYATI TINGKAT GEN, JENIS, EKOSISTEM PENDAHULUAN Selamat, Anda telah menyelesaikan modul mengenai Ruang Lingkup Biologi, dan modul selanjutnya
Lebih terperinciMateri Pokok Materi penjabaran Lingkup materi Fisiologi Tumbuhan. Struktur Bagian Tubuh Tanaman. Reproduksi Tumbuhan. Sistem Transportasi
Materi Pokok Materi penjabaran Lingkup materi Fisiologi Tumbuhan 1 ANATOMI, MORFOLOGI, DAN FISIOLOGI TUMBUHAN Struktur Bagian Tubuh Tanaman a. Mekanisme fotosintesis b. Mekanisme respirasi, fotorespirasi,
Lebih terperinciKelompok 3 Nur Azizah Emy Kusumawati Muhammad Ali Sukron Fatimatus Zahro
Kelompok 3 Nur Azizah Emy Kusumawati Muhammad Ali Sukron Fatimatus Zahro Ada petunjuk evolusi berdasarkan fosil hasilnya meragukan dikarenakan tidak utuh. Selain dengan bukti fosil, dapat dibuktikan dengan
Lebih terperinciEVOLUSI. SMA REGINA PACIS JAKARTA By Ms. Evy Anggraeny
EVOLUSI SMA REGINA PACIS JAKARTA By Ms. Evy Anggraeny EVOLUSI Proses perubahan makhluk hidup Waktu lama Perlahan lahan Terbentuk spesies baru 2 ASAL USUL KEHIDUPAN Tokoh peneliti asal mula kehidupan Teori
Lebih terperinciKromosom, DNA, Gen, Non Gen, Basa Nitrogen
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung Jl. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung Mata Kuliah : Biologi Umum Kode MK : Bio 612101 Tahun Ajaran : 2014/2015 Pokok Bahasan : Genetika Jani Master, M.Si.
Lebih terperinciSpesies dalam Lingkungan Kompleks
Spesies dalam Lingkungan Kompleks A. Spesies sebagai unit ekologi Pakar ekologi tumbuh-tumbuhan ingin menggunakan spesies sebagai alat alternatif untuk memahami ekosistem. Bilamana kebutuhan spesies dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia terkenal di seluruh dunia dengan kekayaan anggreknya yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia terkenal di seluruh dunia dengan kekayaan anggreknya yang mempunyai lebih dari 4000 spesies anggrek yang tersebar di pulau. Kalimantan, Papua, Sumatera, dan
Lebih terperinciII. TELAAH PUSTAKA. 6. Warna buah Buah masak fisiologis berwarna kuning (Sumber : diolah dari berbagai sumber dalam Halawane et al.
4 II. TELAAH PUSTAKA Jabon (Neolamarckia sp.) merupakan tanaman yang tumbuh di daerah beriklim muson tropika seperti Indonesia, Malaysia, Vietnam dan Filipina. Jabon juga ditemukan tumbuh di Sri Lanka,
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN M
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil 3.1.1. Profil RAPD Keragaman profil penanda DNA meliputi jumlah dan ukuran fragmen DNA. Hasil amplifikasi dengan menggunakan primer OPA-02, OPC-02, OPC-05 selengkapnya
Lebih terperinciSISTEMATIKA/ TAKSONOMI IKAN
SISTEMATIKA/ TAKSONOMI IKAN Ani Rahmawati Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UNTIRTA Mata Kuliah Iktiologi KONSEP SISTEMATIKA (TAKSONOMI) SISTEMATIKA ---------- Bahasa Latin Systema Carolus Linaeus (1773):
Lebih terperinciPENGANTAR GENETIKA DASAR HUKUM MENDEL ISTILAH DALAM GENETIKA. OLEH Dr. Hasnar Hasjim
PENGANTAR GENETIKA DASAR HUKUM MENDEL ISTILAH DALAM GENETIKA OLEH Dr. Hasnar Hasjim 1.PENGANTAR GENETIKA Genetika adalah ilmu yang mempelajari sifat keturunan yang diwariskan kepada anak cucu dan variasi
Lebih terperinciEKOLOGI MOLEKULER. Disusun Oleh : Komang Rima Lathifah Noor Zahrah
EKOLOGI MOLEKULER Disusun Oleh : Komang Rima 1417021059 Lathifah Noor Zahrah 1417021062 Ekologi molekuler secara luas mengacu pada studi ekologi yang menggunakan alat-alat molekuler biologi. Namun, studi
Lebih terperinciPendahuluan. Pendahuluan. Mutasi Gen. GENETIKA DASAR Mutasi Gen
Pendahuluan GENETIKA DASAR Mutasi Gen Oleh: Dr. Ir. Dirvamena Boer, M.Sc.Agr. HP: 081 385 065 359 e-mail: dirvamenaboer@yahoo.com Fakultas Pertanian, Universitas Haluoleo, Kendari Dipublikasi di http://dirvamenaboer.tripod.com
Lebih terperinciPemuliaan Tanaman dan Hewan
Pemuliaan Tanaman dan Hewan Apakah kamu tahu bahwasanya dewasa ini makin banyak macam-macam tanaman dan hewan apa itu pemuliaan tanaman dan hewan? Berbagai macam tanaman dan hewan yang memiliki bibit unggul
Lebih terperinciTeori asal usul kehidupan Teori abiogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda tak hidup, Teori biogenesis menyatakan bahwa makhluk
EVOLUSI Teori asal usul kehidupan Teori abiogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda tak hidup, Teori biogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda hidup. Para tokoh pendukung
Lebih terperinciBAB VIII MAKROEVOLUSI. Perubahan evolusioner yang lebih luas, di atas tingkatan spesies.
BAB VIII MAKROEVOLUSI Makroevolusi: Perubahan evolusioner yang lebih luas, di atas tingkatan spesies. Ruang lingkup dan rentang waktu makroevolusi terlalu luas untuk diamati secara langsung. Yang dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan suatu sistem terpadu yang saling terkait dalam berbagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah merupakan suatu sistem terpadu yang saling terkait dalam berbagai kondisi fisik, kimia serta proses biologi yang secara nyata dipengaruhi oleh faktor lingkungan
Lebih terperinciMEKANISME EVOLUSI S Y U B B AN U L WAT H ON, S. S I., M.SI.
MEKANISME EVOLUSI S Y U B B AN U L WAT H ON, S. S I., M.SI. J U R U S AN B I OLOGI FAK U LTAS M I PA U N E J 2017 Apakah hanya sekedar teori...??? hmmmm...??? Kasus 1 Dua-duanya punya paru-paru Dua-duanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan budaya dan suku yang beragam,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan budaya dan suku yang beragam, dimana kondisi lingkungan geografis antara suku yang satu dengan suku yang lainnya berbeda. Adanya
Lebih terperinciDAFTAR ISI 1 GENETIKA DASAR 1
DAFTAR ISI 1 GENETIKA DASAR 1 Kromosom Meiosis Dan Mitosis Biokimia Sifat Keturunan Apakah Gen Itu? Regulasi Gen Mutasi Gen, Alel, dan Lokus Pewarisan Sederhana atau Mendel Keterpautan (Linkage) Inaktivasi
Lebih terperinciPOPULASI TANAMAN ALLOGAM
POPULASI TANAMAN ALLOGAM TUJUAN PRAKTIKUM 1. Untuk mengetahui komposisi genetik dari tanaman allogame dan segregasidari keturunannya 2. Untuk mengetahui pengaruh seleksi terhadap perubahan komposisi genetik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai (Odum, 1996). dua cara yang berbeda dasar pembagiannya, yaitu :
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perairan Sungai Sungai adalah suatu perairan yang airnya berasal dari mata air, air hujan, air permukaan dan mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Aliran air
Lebih terperinciGENETIKA DAN HUKUM MENDEL
GENETIKA DAN HUKUM MENDEL Pengertian Gen Pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Hunt Morgan, ahli Genetika dan Embriologi Amerika Serikat (1911), yang mengatakan bahwa substansi hereditas yang dinamakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (FAO, 2016a) dan produksi dua jenis udang yaitu Litopenaeus vannamei dan Penaeus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara penghasil produk perikanan budidaya kategori ikan, crustacea dan moluska ketiga terbesar di dunia setelah China dan India. Pada tahun 2014,
Lebih terperinciSilabus Olimpiade BOF XI Soal SMP
Silabus Olimpiade BOF XI Soal SMP No Materi pokok Lingkup materi 1 Makhluk Hidup a. Asal usul makhluk hidup b. Ciri-ciri makhluk hidup c. Perbedaan makhluk hidup dan benda mati d. Pengukuran Pada makhluk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. murni yang masih sedikit dan wawasan peternak masih sangat minim dalam
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Lokal Ayam lokal di Indonesia telah lama dikembangkan oleh masyarakat Indonesia dan biasanya sering disebut dengan ayam buras. Ayam buras di Indonesia memiliki perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan sebagai salah satu sumber protein hewani mengandung semua jenis asam amino esensial yang diperlukan oleh tubuh manusia (Suhartini dan Nur 2005 dalam Granada 2011),
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN. Amfibi merupakan hewan berdarah dingin yang suhu tubuhnya tergantung pada suhu
I.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Amfibi merupakan hewan berdarah dingin yang suhu tubuhnya tergantung pada suhu lingkungan. Keberadaan amfibi tersebut dipengaruhi oleh faktor iklim, topografi, dan vegetasi
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Amplifikasi Gen Calpastatin (CAST MspI) Amplifikasi fragmen gen calpastatin (CAST MspI) pada setiap bangsa sapi dilakukan dengan menggunakan mesin thermal cycler (AB Bio System) pada
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Fenotipe morfometrik Karakteristik morfometrik ikan nilem meliputi 21 fenotipe yang diukur pada populasi ikan nilem hijau (tetua) dan keturunannya dari hasil perkawinan
Lebih terperinciSILABUS. Deskripsi Mata Kuliah:
SILABUS Silabus Perkuliahan : Genetika dan Evolusi Prodi : Pendidikan Biologi Jenjang : Kompetensi Ganda DEPAG Semester : 3 Jumlah SKS : 3 Dosen Pengampu : Diah Kusumawaty, S.Si,M.Si Drs. Riandi,M.Si Any
Lebih terperinciKONSERVASI TINGKAT SPESIES DAN POPULASI
KONSERVASI TINGKAT SPESIES DAN POPULASI priyambodo@fmipa.unila..ac.id #RIPYongki Spesies dan Populasi Species : Individu yang mempunyai persamaan secara morfologis, anatomis, fisiologis dan mampu saling
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penjadwalan Perkuliahan Penjadwalan memiliki pengertian durasi dari waktu kerja yang dibutuhkan untuk melakukan serangkaian untuk melakukan aktivitas kerja[10]. Penjadwalan juga
Lebih terperinciMengatur perkembangan dan metabolisme individu. (pada peristiwa apa peran ini dapat dilihat/terjadi? ).
HEREDITAS Hubungan antara gen, DNA, Kromosom & Hereditas Pengertian hereditas? Melalui apa sifat diturunkan? Apa itu gen? Bagaimana hubungan antara gen dengan DNA? Bagaimana hubungan antara gen dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. secara lokal yang menyebabkan terbentuknya ruangan-ruangan dan lorong-lorong
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Sumatera Barat banyak ditemukan kawasan berkapur (karst) dengan sejumlah goa. Goa-goa yang telah teridentifikasi di Sumatera Barat terdapat 114 buah goa (UKSDA, 1999
Lebih terperinciPENGANTAR ILMU TAKSONOMI
PENGANTAR ILMU TAKSONOMI Kepentingan dan keeratan hubungan penamaan terhadap pengelompokkan sangat besar sekali Dengan penamaan maka pengacuan atau penyebutan sesuatu obyek dapat dengan mudah dilakukan
Lebih terperinci2.9.6 Menemukan persamaan dan perbedaan teori evolusi menurut para ahli
RENCANA PELAKSAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMA IT AINURRAFIQ : BIOLOGI : XII IPA/2 (Dua) : EVOLUSI : 2 x 45 menit I. Kompetensi Inti
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Morfologi dan Agroekologi Tanaman Kacang Panjang. Kacang panjang merupakan tanaman sayuran polong yang hasilnya dipanen
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi dan Agroekologi Tanaman Kacang Panjang Kacang panjang merupakan tanaman sayuran polong yang hasilnya dipanen dalam bentuk polong muda. Kacang panjang banyak ditanam di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sapi Bali adalah sapi asli Indonesia yang berasal dari Banteng liar (Bibos
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sapi Bali adalah sapi asli Indonesia yang berasal dari Banteng liar (Bibos Banteng Syn Bos sondaicus) yang didomestikasi. Menurut Meijer (1962) proses penjinakan
Lebih terperinci- - PEWARISAN SIFAT - - sbl5gen
- - PEWARISAN SIFAT - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian sbl5gen Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana cara downloadnya.
Lebih terperinciKONTRAK PERKULIAHAN GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
KONTRAK PERKULIAHAN GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN SATUAN ACARA PEMBELAJARAN Dosen Pengampu : Karyadi Baskoro, MSi Semester : 8 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS
Lebih terperinciILMU GENETIKA PENGERTIAN GENETIKA
ILMU GENETIKA PENGERTIAN GENETIKA Genetika disebut juga ilmu keturunan. Ilmu ini mempelajari berbagai aspek yang menyangkut pewarisan sifat, bagaimana sifat keturunan (hereditas) itu diwariskan dari generasi
Lebih terperinciBAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Teka-Teki Silang
BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Teka-Teki Silang Teka-teki silang atau disingkat TTS adalah suatu permainan yang mengharuskan penggunanya untuk mengisi ruang-ruang kosong dengan huruf-huruf yang membentuk sebuah
Lebih terperinciSISTEMATIKA HEWAN. Trijoko, M.Si Donan Satria Yudha, S.Si., M.Sc.
SISTEMATIKA HEWAN Trijoko, M.Si Donan Satria Yudha, S.Si., M.Sc. SISTEMATIKA HEWAN PENDAHULUAN KEANEKARAGAMAN HEWAN SANGAT TINGGI, 1 JUTA YANG TELAH DIKENAL DAN 3 10 JUTA YANG BELUM DIKENAL KEANEKARAGAMAN/VARIASI
Lebih terperinciCover Page. The handle http://hdl.handle.net/1887/20260 holds various files of this Leiden University dissertation.
Cover Page The handle http://hdl.handle.net/1887/20260 holds various files of this Leiden University dissertation. Author: Becking, Leontine Elisabeth Title: Marine lakes of Indonesia Date: 2012-12-04
Lebih terperinciDeskripsi Mata KuliahCourse Subjects
Deskripsi Mata KuliahCourse Subjects Sebagai seorang dosen, Prof. Cece mengajar beberapa mata kuliah yang terkait dengan bidang keahliannya yaitu di bidang pemuliaan dan genetika ternak. Untuk program
Lebih terperinciPENDAHULUAN. dengan arus yang lambat atau bahkan tidak ada arus sama sekali. Waktu tinggal
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Danau merupakan suatu badan air yang tergenang sepanjang tahun. Danau juga berupa cekungan yang berfungsi menampung air dan menyimpan air yang berasal dari air hujan, air tanah,
Lebih terperinciARTIKEL Kehidupan muncul di bumi dengan tiba tiba dan dalam bentuk yang kompleks DAN mengapa transisi dari air ke darat tidak mungkin
ARTIKEL Kehidupan muncul di bumi dengan tiba tiba dan dalam bentuk yang kompleks DAN mengapa transisi dari air ke darat tidak mungkin Tugas Mata Kuliah Ilmu Alamaiah Dasar Dosen : Syafa at Ariful Huda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Selain sebagai bahan pangan, akhir-akhir ini jagung juga digunakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jagung (Zea mays L.) merupakan komoditas pangan kedua setelah padi di Indonesia. Selain sebagai bahan pangan, akhir-akhir ini jagung juga digunakan sebagai pakan ternak.
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA ACARA 2 SIMULASI HUKUM MENDEL NAMA : HEPSIE O. S. NAUK NIM : KELOMPOK : III ( TIGA )
LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA ACARA 2 SIMULASI HUKUM MENDEL NAMA : HEPSIE O. S. NAUK NIM : 1506050090 KELOMPOK : III ( TIGA ) JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG 2017
Lebih terperinciKISI-KISI PENULISAN SOAL USBN. MATERI Keanekaragaman tingkat gen, spesies, ekosistem. Ciri-ciri makhluk hidup dan perannya dalam kehidupan
KISI-KISI PENULISAN USBN Jenis Sekolah : SMA Mata Pelajaran : BIOLOGI Kurikulum : 2013 Alokasi Waktu : 120 menit Jumlah Soal : Pilihan Ganda : 35 Essay : 5 1 3.2 Menganalisis berbagai tingkat keanekaragaman
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai telah dibudidayakan sejak abad ke-17 dan telah ditanam di berbagai daerah di
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai 2.1.1 Klasifikasi tanaman kedelai Kedelai telah dibudidayakan sejak abad ke-17 dan telah ditanam di berbagai daerah di Indonesia. Daerah utama penanaman kedelai
Lebih terperinciMANFAAT MATA KULIAH. 2.Merancang program perbaikan sifat tanaman. 1.Menilai sifat dan kemampuan tanaman
PEMULIAAN TANAMAN MANFAAT MATA KULIAH Memberikan pengetahuan tentang dasar genetik tanaman dan teknik perbaikan sifat tanaman, sehingga bermanfaat untuk 1.Menilai sifat dan kemampuan tanaman 2.Merancang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susadi Nario Saputra, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemanfaatan tanaman sebagai obat sudah seumur dengan peradaban manusia. Dari zaman nenek moyang kita dahulu tanaman sudah dipercaya sebagai gudang bahan kimia yang memiliki
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI HEWAN
(Menentukan Kisaran Preferensi terhadap Kondisi Suhu Lingkungan dan Kecenderungan Makanan) LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI HEWAN 2015-2016 Asisten Koordinator : Rusnia J. Robo Disusun Oleh : Nama : Rynda Dismayana
Lebih terperinciMateri Iktioplankton - (PIM 3146; 2/0)
Materi Iktioplankton - (PIM 3146; 2/0) Filogenetik ikan Filogenetik Systematik Klasifikasi Ontogenik vs filogenetik Ontogenik: mempelajari perkembangan organisme sejak aktivasi hingga berhenti berkembang
Lebih terperinciRencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mata Pelajaran : Biologi Kelas/Semester : XII/2 Pertemuan Ke- : 1 dan 2 Alokasi Waktu : 4 45 menit (4 jam pelajaran) Standar Kompetensi : 4. Memahami teori evolusi serta
Lebih terperinciTeknologi Rek e a k y a a y s a a s a G e G n e e n t e i t k i a
Teknologi Rekayasa Genetika Pokok Bahasan: Teknologi Rekayasa Genetik Sub Pokok Bahasan: Hukum Mendel Pemuliaan Mutasi Teknologi DNA Rekombinan TIK: Mahasiswa dapat menjelaskan teknologi rekayasa genetik
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia memiliki Indeks Keanekaragaman Hayati(Biodiversity Index) tertinggi dengan 17% spesies burung dari total burung di dunia (Paine 1997). Sekitar 1598 spesies burung ada
Lebih terperinciGENETIKA/ GENETICS Subject Code: D Credits
GENETIKA/ GENETICS Subject Code: D0014050 3 Credits Lecturers: 1. Andin Vita Amalia, S.Si., M.Sc. 2. Fidia Fibriana, S.Si., M.Sc. andien_smart@yahoo.co.uk fidiafibriana@gmail.com 085712795958 085727261089
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (2007), benih padi hibrida secara
8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengembangan Padi Inbrida di Indonesia Menurut Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (2007), benih padi hibrida secara definitif merupakan turunan pertama (F1) dari persilangan
Lebih terperinci