PEMERIKSAAN NEUROPSIKOLOGI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMERIKSAAN NEUROPSIKOLOGI"

Transkripsi

1 PEMERIKSAAN NEUROPSIKOLOGI Kelompok 2: YULITAE ( ) DWI SETYA A ( ) VICKY REBECCA SOPHILIA HUTASOIT ( ) YOHANNA MASKITO ( )

2 PEMERIKSAAN NEUROPSIKOLOGI Pemeriksaan neuropsikologi (psychological assessment) merupakan cabang kesehatan yang mempelajari tentang sistem syaraf dan gangguan neurologi Neuropsikologi adalah cabang psikologi yang mempelajari hubungan antara fungsi otak dan tingkah laku Evaluasi otak dan fungsi sistem syaraf yang berhubungan dengan tingkah laku

3 Pemeriksaan Perkembangan Studi pertama perkembangan manusia dimulai pada akhir abad ke- 19 pergerakan kesejahteraan anak ilmu pengetahuan : psikologi dan penelitian perkembangan menyangkut karakteristik fisik, kognisi, emosi, dan sosial anak.

4 Masalah dalam Pengetesan Bayi dan Anak Kecil Mengetes bayi (usia 0-1,5 tahun) dan anak prasekolah (1,5 5 tahun) termasuk sulit karena jangkauan perhatian mereka yang pendek serta mudah lelah. Anak kecil kurang termotivasi mengerjakan tugas test

5 Tahap Perkembangan Menurut Gessel Penelitian ini dimulai oleh Arnold Gessel di Yale Clinic of Child Development pada 1920-an Asumsi studi ini bahwa fungsi gross-motor, finemotor, bahasa pribadi sosial, dan perilaku menyesuaikan diri anak mengikuti rangkaian urutan kematangan. Data normatif dikumpulkan mengenai perkembangan keterampilan motorik, linguistik, dan pribadi-sosial, serta perilaku menyesuaikan diri sejak lahir sampai usia 6 tahun.

6 Gessel development Schedule cenderung lebih sering digunakan oleh dokter anak daripada psikolog dari 1920-an sampai 1940-an. Psikolog perkembangan terus memperbaiki instrument dengan karakteristik psikometri yang lebih baik daripada Gessel Schedule Turunan yang terbaru dari Gessel development Schedule adalah Denver-II yang merupakan revisi dari Denver Developmental Screening Test

7 Denver-II ini dirancang untuk memeriksa kemampuan pribadi, sosial, motor halus dan kasar (fineand gross-motor), bahasa dan adaptasi anak dari sejak lahir sampai usia 6 tahun dan untuk berfungsi sebagai instrument penyaring bagi ketertundaan perkembangan.

8 Skala Pemeriksaan Perilaku Sebelum Lahir Brazelton Orang dievaluasi dalam banyak cara, baik formal maupun informal, sepanjang hidup mereka, dan bahkan kadangkala sebelum mereka lahir. Misalnya Rochester Obstetrical Scale terdiri dari skala pra kelahiran, skala kelahiran, dan skala bayi Skor Apgar Tes sebelum lahir paling populer adalah Brazelton Neonatal Behavioural Assessment Scale (NBAS)

9 Skala Perkembangan Bayi Bayley Bayley Scales of Infant Development-Second Edition (BSID-II) Nancy Bayley BSID-II yang dirancang bagi anak usia antara 1-42 bulan yang diduga berisiko mengalami ketidakmampuan kognisi

10 Terdiri dari tiga bagian 1. Mental Scale yang menghasilkan Mental developmental Index 2. Motor Scale yang menghasilkan Psychomotor Development Index, dan Skala Motorik 3. Behavior Rating Scale untuk melengkapi informasi Mental and Motor Scale

11 Instrument yang menyertai, Bayley Infant Neurodevelopmental Screen (BINS), dirancang untuk memeriksa fungsi neurologi dasar, fungsi reseptif audio dan visual, dan rasa sosial serta kognisi yang dimiliki anak usia 3-24 bulan

12 Skala Kemampuan Anak-Anak McCarthy dan Tes Penyaringan McCarthy Berawal dari skala Bayley, McCarthy Scales of Children s Abilities (MSCA) dirancang bagi anak usia 2,5-8,5 tahun. Skala ini menghasilkan enam ukuran perkembangan intelektual dan motorik, yaitu Verbal, Perceptual- Performance, Kualitatif, Kognitif Umum, Memori, dan Motorik.

13 FirstSTEp dan the ESP Merupakan tes cepat (15 Menit). Digunakan untuk penyaring anak dengan perkembangan tertunda pada usia 2,9-6,2 tahun. Isinya 12 subtes yang dirancang untuk menciptakan atmosfer permainan dalam tes yang diklasifikasikan ke dalam 3 dari 5 domain IDEA, yaitu: Kognisi, Komunikasi, dan motorik.

14 AGS Early Screening Profiles (ESP): Oleh P. Harrison et al., 1990; American Guidance Service). Merupakan daftar rincian singkat untuk menentukan perkembangan tertunda untuk anak prasekolah (usia 2-6,7 tahun). Terdiri dari 3 komponen (profil) dasar dan 4 survei tambahan.

15 Tes perkembangan lain Beberapa intrumen ini berbentuk observasi perilaku dan karakteristik anak yang dicatat oleh orang tua, penjaga, atau orang lain yang terbiasa dengan anak. Ada pula instrumen lain yang biasanya disajikan dalam bentuk materi, kemudian anak diminta untuk mengerjakan sesuatu dengan materi tersebut, selanjutnya respon anak dicatat dan dievaluasi. Instrument psikometri tertentu dirancang untuk memeriksa perkembangan di domain khusus, seperti: Peabody Developmental Motor Scales, Test of Language Development Primary: Edisi ke 3, dan Developmental Test of Visual Perception-Edisi ke 2. Ada juga instrument lain yang merupakan kumpulan soal tes untuk mengevaluasi perkembangan anak dalam berbagai domain.

16 Pemeriksaan Perkembangan Anakanak Usia Dini Ukuran ini digunakan untuk mengindentifikasikan kemungkinan ketertundaan kognisi, komunikasi, perkembangan sosial-emosi, perkembangan fisik dan perkembangan perilaku adaptasi selama 6 tahun pertama kehidupan (Voress & Madox, 1998). Ke 5 domain di atas sama dengan yang harus diperiksa dan diintervensi pada Individual with Disabilities Education Act.

17 Pemeriksaan Perkembangan Bayi-36 Bulan Pendekatan ini berpusat pada domain yang penting dalam mengidentifikasi anak sejak lahir sampai 36 bulan yang berisiko dalam perkembangannya, ditunjukkan oleh pemeriksaan Perkembangan Bayi-Anak Kecil yang baru belajar berjalan (IDA: Infant-Toddler Developmental Assesment) oleh Provence, Erikson, Vater & Palmeri, IDA berisi prosedur yang berpusat pada keluarga, menyeluruh, lintas-disiplin yang melibatkan tiprofesional yang memperoleh, meninjau ulang dan memadukan data dari berbegai sumber. Ada 6 tahap dalam proses evaluasi, masing-masing berkembang dari proses sebelumnya dan dilengkapi setelah diskusi tim dan peninjauan ulang.

18 TEORI, GANGGUAN, DAN PEMERIKSAAN NEUROPSIKOLOGI Jika terjadi masalah pada otak, digunakan pemeriksaan fungsi neuropsikologi untuk mengetahui bagian mana dari otak yang bermasalah. Bisa juga digunakan prosedur medis seperti CT atau MRI scan. Dari kedua tes tersebut, dihasilkan informasi yang berguna untuk merancang perawatan, memutuskan apakah seseorang dapat bertindak secara mandiri, membantu mengambil keputusan hokum atau memonitor perubahan dari waktu ke waktu.

19 Teori neuropsikologi umum lain Model PASS (planning-attention-stimultancous processing-successive processing atau perencanaan-perhatian-proses serempakproses berurutan) kemampuan kognisi, berdasarkan konseptualisasu Alexander Luria (1973). Menurut teori Luria, aktivitas kognisi otak manusia dibagi menjadi 3 unit fungsi (Das, Naglieri, Kirby, 1994).

20 GANGGUAN NEUROPSIKOLOGI Yang menjadi pusat dari evaluasi status neuropsikologi seseorang adalah pemahaman jenis gangguan yang paling sering terjadi yang mungkin ditemui. Gejala neuropsikologi ini diungkapkan dengan berbagai cara, meliputi masalah perhatian, keterampilan motorik, keterampilan melihat-ruang, memori jangka pendek dan panjang, bahasa, dan pemikiran abstrak.

21 Masalah-masalah ini menyebabkan individu menjadi: Hiperaktif, menuruti kata hati (impulsive), mudah kehilangan perhatian (distractible) dan tidak stabilnya emosi. Penurunan keseluruhan berbagai macam kemampuan yang disebabkan faktor organic ini disebut dementia. Masalah visual meliputi kesulitan menyusun benda (visuoconstructive disorder), pengabaian setengah pandangan seseorang (visual neglect), atau ketidakmampuan mengenali benda (agnosia). Apraxia adalah ketidak mampuan melakukan gerakan bertujuan tertentudan mencakup masalah koordinasi. Kelumpuhan (paralysis) terjadi ketika bagian motorik rusak. Ketika bagian bahasa di otak terpengaruh, maka dapat terjadi kesulitan memahami bahasa lisan atau tertulis (aphasia), dan juga kerusakan kemampuan membaca (alexia-dyslexia) serta menulis (agaphia-dysgraphia). Kesulitan ini sering dikaitkan dengan otak bagian kiri dan biasanya disebabkan oleh stroke atau tumor.

22 Gangguan neuropsikologi dapat terjadi karena penyimpangan genetika, perkebangan, usia tua atau karena trauma, penggunaan alcohol kronis, diet, obat-obatan, mikroorganisme, atau kondisi fisik atau kimia lain yang mempengaruhi fungsi otak.

23 Jenis yang paling sering ditemui dalam gangguan neuropsikologi adalah: Luka di Kepala Penyakit Cerebrovascular (Stroke) Tumor Dementia Terkena Bahan Beracun

24 Lanjutan penyebab gangguan neuropsikologi 3. Tumor Tumor di otak biasanya menyebabkan perubahan fungsi kognisi dan sensorimotorik. Perubahan tsb terjadi pada fungsi yang sangat spesifik. Misalnya, tumor di bagian posterior otak kanan kemungkinan menyebabkan masalah di bidang menamai atau menyusun benda. Tumor pada bagian otak yg mengatur emosi individu mulai mengalami ketidakstabilan emosi, termasuk kekerasan

25 4. Dementia meliputi kesulitan memori, kerusakan bahasa, kebingungan mental, penurunan fungsi sosial-pekerjaan. 5. Terkena Bahan Beracun Di antaranya: merkuri, bahan pelarut organik, alkohol, ekstasi dikenal menyebabkan kerusakan fungsi otak.

26 PENGETESAN NEUROPSIKOLOGI Strategi dasar pemeriksaan neuropsikologi adalah mengevaluasi fungsi perhatian, pembelajaran dan Memori, bahasa, kemampuan spasial, kinerja motorik, fungsi eksekutif, kemampuan abstraksi, fungsi emosi dan perilaku. A. Kumpulan soal Pemeriksaan Neuropsikologi Komprehensif 1. WAIS-R NI (WAIS-R neuropsychological instrument) dan Wechsler Intelligence Scale for Children-IV (WISC-IV Integrated) Merupakan modifikasi dari WAIS-R dan WISC-IV

27 Strategi inti: memisahkan proses yang digunakan seseorang untuk memecahkan berbagai masalah, yaitu: WAIS-R NI dan WISC-IV Integrated memberikan serangkaian pertanyaan pilihan ganda, disamping pertanyaan verbal WAIS-R/WISC-IV standar. 3. Halstead-Reitan Neuropsychological Test Battery Halstead-Reitan memuat WAIS III/WISC IV dan Minnesota Multiphasic Personality Inventory 2 kumpulan soal Halstead-Reitan ini memuat pemeriksaan menyeluruh mengenai fungsi otak dan kepribadian.

28 4. Luria-Nebraska Neuropsychological Test Battery Luria-Nebraska menyediakan pemeriksaan menyeluruh terhadap fungsi neuropsikologis Luria-Nebraska vs Halstead-Reitan : waktu pelaksanaan Luria-Nebraska 1/3 Halstead-Reitan Contoh hasil tes neuropsikologi: Pasien yg mengalami stroke pada otak sebelah kiri kemungkinan mengalami kesulitan bahasa sehingga memiliki skor rendah untuk sub tes bahasa dalam tes neuropsikologi

29 Skor tes neuropsikologi + wawancara + laporan kesehatan, dll ----> menambah makna skor tes B. Instrumen penyaringan Untuk mensiasati tes neuropsikologi lengkap krn membutuhkan waktu cukup lama Hasil penyaringan dapat digunakan untuk mengambil keputusan apakah merujuk ke penelitian medis atau dilanjutkan dengan pengetesan neuropsikologi lengkap

30 C. Tes yang Diorganisasi Berdasar Fungsi Khusus Alternatif selain menggunakan kumpulan soal tes neuropsikologi lengkap adl menyeleksi berbagai tes berdasarkan: Kombinasi pertanyaan rujukan Gejala yang dirasakan klien Pengetesan berbagai hipotesis yang berkaitan dengan fungsi klien Pendekatan hipotesis-pengetesan bersifat fleksibel dan hemat waktu Berikut adalah deskripsi singkat mengenai fungsi yang akan diperiksa beserta beberapa tes yang mungkin digunakan untuk memeriksa fungsi tersebut:

31 1. Perhatian Perhatian dibutuhkan setiap orang agar dapat melakukan fungsinya sehari-hari secara efektif. Orang yang sangat terfokus pada tugas mengulang tugas berkali-kali Orang yang terlalu mudah menggeser perhatian memiliki tingkat gangguan yang tinggi Perhatian optimal: keseimbangan antara dua hal ekstrem tsb Subtes Digit Span maupun Aritmatika dari WAIS- III/WISC-IV merupakan alat ukur perhatian yang baik.

32 2. Fungsi Pembelajaran dan Memori Masalah menyangkut memori jangka pendek dan panjang menjadi gangguan tidak hanya pada keterbelakangan mental, namun juga pada ketidakmampuan belajar, cerebral trauma, gangguan neorologi, gangguan hiperkatif kurang-perhatian (attention-deficit hyperactivity disorder = ADHD), usia tua, dan bahkan gangguan emosi. Wechler Memory Scale-III merupakan tes memoriyang paling sering digunakan dan dapat diselenggarakan bagi klien dengan usia 16 dan 89. Skala ini mengukur memori auditory-visual maupun memori visual-non-verbal pada cara daya ingat segera dan tertunda (sekitar 10 menit). Tiga tambahan kumpulan soal pemeriksaan memoriyang populer meliputi Test of Memory and Learning (TOMAL), Wide Range Assessment of Memory and Learning (WRAML), dan Memory Assessment Scales (MAS). TOMAL, WRAML, MAS mengukur fungsi memori verbal dan non verbal. Dua tes pertama dirancang bagi anak-anak dan remaja, dan tes terakhir bagi orang dewasa. MAS memberikan profil skor bagi pasien dengan gangguan neurologi, seperti dementia, luka di kepala tertutup, luka di otak sebelah kiri, dan luka di otak sebelah kanan.

33 Tes memori pendek (10 menit) dan kurang menyeluruh yang bermanfaat untuk penyaringan adalah Benton Visual Retention Test. Tes ini terdiri dari 10 desain yang disajikan secara individu kepada peserta tes. Peserta tes diperlihatkan ke setiap desain dengan singkat dan kemudian mencoba menirunya berdasarkan memori.

34 3. Bahasa Kesulitan bahasa seringkali terjadi pada klien yang telah mengalami luka di otak, terutama ketika luka ada di otak sebelah kiri. Kesulitan paling umum adalah aphasia. Ganguan semacam itu meliputi gejala yang sangat bermacam-macam, termasuk kesulitan menemukan kata yang tepat, pemahaman melalui auditory yang buruk, artikulasi buruk, gangguan menulis, kehilangan kelancaran verbal, salah ucap kata, kesulitan membaca, dan pengulangan kata dan kalimat yang buruk. Subtes kosakata, informasi, dan kemiripan pada WAIS-III / WISC-IV juga memberikan informasi bermanfaat terkait dengan fungsi bahasa. Pemeriksaan menyeluruh dan lebih mendetail fungsi bahasa diperoleh dari kumpulan soal khusus, seperti Boston Diagnostig Aphasia Exam, Dyslexia Screening Test, dan Western Aphasia Battery.

35 4. Kemampuan Ruang ( Spatial Abilities ) Kesulitan spasial kemungkinan berkaitan dengan masalah otak sebelah kanan. Salah satu cara memeriksanya adalah dengan melihat seberapa mudah klien dapat menghasilkan kembali benda. Untuk melakukannya dengan akurat, klien lebih dulu harus merasakannya dengan akurat (kemampuan visual-perceptual yang tidak rusak atau intact visuoperceptual abilities), kemudian mengorganisasikannya dimana harus disusun (kemampuan pengelihatan-ruang tidak rusak atau intact visuoperceptual abilities) dan terakhir, menggambarnya dengan tepat (kemapuan visuomotorik tidak rusak atau intact visuoperceptual abilities ). Informasi bermanfaat terkait dengan kemampuan ruang sering kali dapat diperoleh dengan mencatat kinerja pada subtes desain balok, penalaran matriks, dan menyelesaikan gambar dalam WAIS-III / WISC-IV. Selain itu, prosedur singkat dan hemat waktu berupa Bender Visual Motor Gestalt Test (Bender, 1938; Canter, 1983), yang terdiri dari sembilan rancangan geometri pada kartu putih ukuran 4 x 6 inci; kartu ini diperlihatkan satu per satu kepada peserta tes, yang diminta meniru setiap kartu.

36 5. Kinerja Motorik Tes fungsi motorik dapat digunakan Mendeteksi masalah ringan menyangkut kekuatan dan koordinasi yang sering merupakan akibat dari disfungsi otak. Mengidentifikasi perbedaan antara tubuh bagaian kiri dan kanan, yang mencerminkan disfungsi bagian motorik di otak bagian kirti maupun kanan. Informasi dapat mengenai hal-hal tersebut dapat diperoleh melalui Halstead-Reitan Finger Tpping Test meminta klien mengetukakan jari telunjuk secepat mereka bisa selama 10 detik. Jika, misalnya klien memiliki rata-rata 50 ketukan dengan tangan kanan (rata-rata dengan percobaan lebih dari lima kali), tetapi hanya 30 ketukan dengan tangan kanan. Kecepatan mengetuk dengan tangan kiri yang lebih rendah menunjukkan beberapa disfungsi otak sebelah kanan (karena otak sebelah kanan mengedalikan sisi kiri).

37 6. Fungsi Eksekutif, Kemampuan Abstraksi Fungsi eksekutif mengacu pada kemampuan klien mengatur dan mengarahkan perilakunya, yaitu meliputi kemampuan mengawali perilaku, merencanakan, memonitor, dan bergerak meraih tujuan. Penalaran abstrak sering dikaitkan dengan fungsi eksekutif. Untuk memperoleh informasi tentang hal ini maka dapat digunakan: subtes kemiripan (similarity) pada WAIS-III atau tes kategori pada Halstead-Reitan. Tes kemiripan memeriksa penalaran abstrak verbal. Tes kategori lebih merupakan ukuran penalaran abstrak non verbal. Ukuran lain abstrak non verbal adala Winconsin Card-Sorting Test (WCST). Tes ini tidak dibatasi waktu (20-30 menit) dan tepat bagi cakupan luas usia (6,5-80 tahun). WCST terdiri dari empat kartu stimulus dan satu pak 64 kartu respons. Setiap kartu respons memuat satu hingga empat simbol (segitiga, bintang, silang, atau lingkaran) dengan salah satu warna (merah, hijau, kuning, atau biru). Peserta tes diarahkan untuk memilah kartu respons dibawah empat kartu stimulus meenurut prinsip tertentu (warna, bentuk, atau angka). Peserta tes tidak diberitahu prinsip pemilahan, namun hanya apakah responsnya benar atau salah. Setelah 10 respons benar secara berurusan terjadi, penguji tes menggeser prinsip pemilahan tanpa memberikan peringatan terlebih dahulu (misalnya dari warna ke bentuk ).

38 7. Keadaan Emosi Kadangkala kesulitan emosi menjadi akibat langsung perubahan fisik di otak. Di kasus lain, klien memiliki reaksi emosi terhadap kehilangan fungsi yang dirasakan. Misalnya, klien yang depresi akan bermasalah jika dimotivasi agar terlibat dalam rehabilitasi. Fungsi emosi juga bermanfaat untuk memprediksi output. Secara umum, klien yang optimis dan ekstrovert memiliki output lebih baik daripada yang pesimis dan introvert. Pemeriksaan mengenai tingkat depresi klien dapat diperoleh dengan menggunakan 21-item Beck Depression Inventory-II atau Geriatric Depression Scale. Sebaliknya, evaluasi yang jauh lebih menyeluruh dapat dipeorleh dengan 567- item Minnesota Multiphasic Personality Inventory-2.

39 Pemeriksaan Neuropsikologi Berbasis Komputer Banyak tes neuropsikologi dengan versi berbasis komputer meliputi Category test dan Wiconsin Card Sorting Test. Piranti lunak komputer untuk komponen kumpulan soal neuropsikologi Halstead- Reitan dan kumpulan soal neuropsikologi Luria-Nebraska juga tersedia. Selain tes tunggal dan kumpulan soal tes yang dapat diselenggarakan oleh penguji tes manusia maupun komputer, ada juga instrumen yang diselenggarakan secara ekslusif dengan komputer, mislanya: MicroCog: Assesment of Cognitive Functioning, Versi 2,4. Dirancang untuk memeriksa fungsi kognisi orang dewasa berusia tahun, MicroCog muncul dalam bentuk standar yang memerlukan menit waktu pengetesan dan bentuk singkat yang memerlukan 30 menit. 18 tes bentuk standar yang distandardisasi pada 810 orang dewasa dilaporkan mewakili populasi nasional AS, dengan norma terpisah bagi setiap kelompok usia 9, juga norma yang disesuaikan dengan tingkat pendidikan. Skor ringkasan disediakan bagi 9 bidang fungsi: pengendalian perhatian mental, memori, penalaran-perhitungan, pemrosesan ruang, waktu reaksi, ketepatan informasipemrosesan, kecepatan informasi-pemrosesan, fungsi kognisi, dan cognitive proficiency, validitas data untuk berbagai kelompok klinis (depresi utama, dementia, skizoprenia, alkoholisme, epilepsi, psikiatri campuran, lupus, dan lainlain)

PENILAIAN PERKEMBANGAN ANAK SANTI E. PURNAMASARI

PENILAIAN PERKEMBANGAN ANAK SANTI E. PURNAMASARI PENILAIAN PERKEMBANGAN ANAK SANTI E. PURNAMASARI Fak. Psikologi UMBY Tujuan Agar tenaga kesehatan dapat ; a. Mengetahui kelainan perkembangan anak dan hal-hal lain yang merupakan risiko terjadinya kelainan

Lebih terperinci

Modul ke: Tes Inteligensi. Skala Inteligensi Wechsler. Fakultas Psikologi. Yenny, M.Psi. Psikolog. Program Studi Psikologi.

Modul ke: Tes Inteligensi. Skala Inteligensi Wechsler. Fakultas Psikologi. Yenny, M.Psi. Psikolog. Program Studi Psikologi. Modul ke: Tes Inteligensi Skala Inteligensi Wechsler Fakultas Psikologi Yenny, M.Psi. Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Asal Mula Tes Wechsler 1932 : merancang sebuah instrumen yang

Lebih terperinci

DITA RACHMAYANI, S.Psi., M.A dita.lecture.ub.ac.id Mail :

DITA RACHMAYANI, S.Psi., M.A dita.lecture.ub.ac.id Mail : ASESMEN DALAM PSIKOLOGI KLINIS DITA RACHMAYANI, S.Psi., M.A dita.lecture.ub.ac.id Mail : dita.lecture@gmail.com PENGERTIAN Evaluasi sistematis dan pengukuran faktor psikologis, biologis dan sosial dari

Lebih terperinci

Modul ke: Tes Inteligensi Wechsler Adult Intelligence Scale Fakultas Psikologi Yenny, M.Psi. Psikolog Program Studi Psikologi

Modul ke: Tes Inteligensi Wechsler Adult Intelligence Scale Fakultas Psikologi Yenny, M.Psi. Psikolog Program Studi Psikologi Modul ke: Tes Inteligensi Wechsler Adult Intelligence Scale Fakultas Psikologi Yenny, M.Psi. Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id WAIS-R Verbal Information Digit Span Vocabulary Arithmetic

Lebih terperinci

Pengantar Psikodiagnostik

Pengantar Psikodiagnostik Modul ke: Pengantar Psikodiagnostik Tes Individu Tes Kelompok Fakultas PSIKOLOGI Muhammad Ramadhan, M.Psi, Psikolog. Program Studi Psikologi http://www.mercubuana.ac.id Tes Individu Tes yang diberikan

Lebih terperinci

KESULITAN BELAJAR SPESIFIK

KESULITAN BELAJAR SPESIFIK KESULITAN BELAJAR SPESIFIK PENGERTIAN IDEA (1997) : Anak-anak yang mengalami hambatan / penyimpangan pada satu / lebih proses-proses psikologis dasar yg mencakup pengertian / penggunaan bahasa baik lisan

Lebih terperinci

GERSTMANN S SYNDROME

GERSTMANN S SYNDROME GERSTMANN S SYNDROME Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Neurologi Lestari Fauziah 190110080011 Theresia M. Purba 190110080024 Hj. Dewi Ariani 190110080046 Stella P. Utami 190110080047

Lebih terperinci

ASESMEN KLINIS. DITA RACHMAYANI, S.Psi., M.A dita.lecture.ub.ac.id

ASESMEN KLINIS. DITA RACHMAYANI, S.Psi., M.A dita.lecture.ub.ac.id ASESMEN KLINIS DITA RACHMAYANI, S.Psi., M.A dita.lecture.ub.ac.id PENGERTIAN Evaluasi sistematis dan pengukuran faktor psikologis, biologis dan sosial dari individu yang memungkinkan terjadinya gangguan

Lebih terperinci

Mengukur kesehatan kelahiran bayi Brazelton Neonatal Behavioral Asesmen Scale. Keterampila n adaptif. an Preterm

Mengukur kesehatan kelahiran bayi Brazelton Neonatal Behavioral Asesmen Scale. Keterampila n adaptif. an Preterm A. PENDEKATAN DALAM ASESMEN 1. Asesmen Berbasis Tes (Formal Assessment) Tes terstandar atau standardized test yang dikalangan pendidik juga dikenal dengan isitilah tes baku formal (formal standardized

Lebih terperinci

TES INTELIGENSI DARI WECHSLER (David Wechsler, pimpinan ahli psikologi RS Bellevue, New York)

TES INTELIGENSI DARI WECHSLER (David Wechsler, pimpinan ahli psikologi RS Bellevue, New York) TES INTELIGENSI DARI WECHSLER (David Wechsler, pimpinan ahli psikologi RS Bellevue, New York) Pendahuluan Diawali oleh adanya pandangan dan keraguan tentang pengukuran inteligensi melalui tes Binet (1937)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagan 1.1. Bagan Penyebab Gangguan Kesulitan Belajar (Sumber: Koleksi Penulis)

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagan 1.1. Bagan Penyebab Gangguan Kesulitan Belajar (Sumber: Koleksi Penulis) BAB 1 PENDAHULUAN Kesehatan dan lingkungan sosial yang baik perlu diperhatikan bagi orangtua untuk anak-anak mereka. Kesehatan dan lingkungan sosial terhubung dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

Lebih terperinci

II. Deskripsi Kondisi Anak

II. Deskripsi Kondisi Anak I. Kondisi Anak 1. Apakah Anak Ibu/ Bapak termasuk mengalami kelainan : a. Tunanetra b. Tunarungu c. Tunagrahita d. Tunadaksa e. Tunalaras f. Tunaganda g. Kesulitan belajar h. Autisme i. Gangguan perhatian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan akson dan dendrit, sinaptogenesis, kematian sel, pruning dari sinap,

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan akson dan dendrit, sinaptogenesis, kematian sel, pruning dari sinap, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan suatu hal yang harus menjadi perhatian bagi setiap orang dewasa. Terutama pada periode kritis pertumbuhan yaitu usia 0-5

Lebih terperinci

Menurut Jhonson dan Myklebust (1967:244), matematika adalah bahasa. simbolik yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan

Menurut Jhonson dan Myklebust (1967:244), matematika adalah bahasa. simbolik yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA Oleh: Dra.Hj.Ehan, M.Pd. A. PENDAHULUAN Menurut Jhonson dan Myklebust (1967:244), matematika adalah bahasa simbolik yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan

Lebih terperinci

Bab 3. Metodologi Penelitian

Bab 3. Metodologi Penelitian Bab 3 Metodologi Penelitian 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Berikut ini merupakan variabel-variabel dari penelitian: Motorik kasar adalah keterampilan-keterampilan

Lebih terperinci

Pedologi. Attention-Deficit Hyperactivity Disorder Kesulitan Belajar. Yenny, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Pedologi. Attention-Deficit Hyperactivity Disorder Kesulitan Belajar. Yenny, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi Modul ke: Pedologi Attention-Deficit Hyperactivity Disorder Kesulitan Belajar Fakultas Psikologi Yenny, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Gangguan attention-deficit hyperactivity

Lebih terperinci

Konstruksi Alat Ukur Psikologi

Konstruksi Alat Ukur Psikologi MODUL PERKULIAHAN Konstruksi Alat Ukur Psikologi Pengantar Tes dan Pengukuran Psikologi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 01 61032 Dian Misrawati, M.Psi Psikolog

Lebih terperinci

Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan : 2. Perkembangan pada abad ke-20

Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan : 2. Perkembangan pada abad ke-20 TIU : Agar mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan definisi inteligensi dari berbagai pendekatan, serta terutama memahami konsep inteligensi dari pendekatan psikometri serta mampu melakukan asesmen parsial

Lebih terperinci

CIRI & PENGGUNAAN TES. N o v i a S i n t a R, M. P s i.

CIRI & PENGGUNAAN TES. N o v i a S i n t a R, M. P s i. CIRI & PENGGUNAAN TES N o v i a S i n t a R, M. P s i. PENGGUNAAN TES Dari Bayi s/d Usia Lanjut Ketika bayi lahir akan segera dilakukan tes Apgar - asesmen : detak jantung, pernafasan, otot, refleks dan

Lebih terperinci

Kuliah 2 Adriatik Ivanti, M.Psi

Kuliah 2 Adriatik Ivanti, M.Psi Kuliah 2 Adriatik Ivanti, M.Psi 1. Sejarah Tes Psikologi 2. Klasifikasi Tes 3. Syarat-syarat dan definisi tes Sebenarnya, yang memulai membuat tes bukan hanya bidang psikologi saja, tapi sudah dimulai

Lebih terperinci

Perbedaan Pribadi & Kebutuhan Akan Pendidikan Khusus

Perbedaan Pribadi & Kebutuhan Akan Pendidikan Khusus Perbedaan Pribadi & Kebutuhan Akan Pendidikan Khusus Bab 5 Psikologi Pendidikan: Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang, Edisi Ke-6 Perbedaan-perbedaan Individual Variabilitas dalam kemampuan dan karakteristik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak usia 2-3 tahun juga disebut dengan anak usia bermain dan merupakan periode yang penting untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan intelektual secara optimal

Lebih terperinci

APHASIA. Klasifikasi Gangguan Bahasa

APHASIA. Klasifikasi Gangguan Bahasa APHASIA Bahasa merupakan sesuatu yang paling kompleks dari perilaku yang ditunjukkan oleh manusia, karena bahasa melibatkan memori, belajar, keterampilan penerimaan pesan, proses, dan ekspresi. Sehingga

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN ASESMEN KESULITAN BELAJAR ANAK

IDENTIFIKASI DAN ASESMEN KESULITAN BELAJAR ANAK IDENTIFIKASI DAN ASESMEN KESULITAN BELAJAR ANAK Maria Purnama Nduru Universitas Flores Abstrak Kesulitan belajar didefinisikan sebagai gangguan perseptual, konseptual, memori, maupun ekspresif di dalam

Lebih terperinci

1. DEFINISI MURID TUNA CAKAP BELAJAR

1. DEFINISI MURID TUNA CAKAP BELAJAR BIMBINGAN BAGI MURID TUNA CAKAP BELAJAR APRILIA TINA L 1. 1. DEFINISI MURID TUNA CAKAP BELAJAR Tuna cakap belajar (Learning Disabilities/LD) Cenderung bersifat internal Pandangan Ahli ttg LD: a. Ahli pendidikan:

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM STUDI PSIKOLOGI SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM STUDI PSIKOLOGI F- 0621 Tg; Berlaku : Issue/Revisi : --- Jml Halaman : 15 Mata Kuliah : Pengantar Psikodiagnostik Kode Mata Kuliah : PSI-303 Jumlah SKS : 3 Waktu

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rosenbaum dkk, palsi serebral adalah gangguan permanen gerakan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rosenbaum dkk, palsi serebral adalah gangguan permanen gerakan BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi palsi serebral Menurut Rosenbaum dkk, palsi serebral adalah gangguan permanen gerakan dan bentuk tubuh, yang menyebabkan keterbatasan aktivitas fisik, gangguan tidak

Lebih terperinci

Tes Inteligensi. Teori Inteligensi, Beberapa Tes Inteligensi Populer, Keterbatasan Tes Inteligensi. Yenny, M.Psi. Psikolog.

Tes Inteligensi. Teori Inteligensi, Beberapa Tes Inteligensi Populer, Keterbatasan Tes Inteligensi. Yenny, M.Psi. Psikolog. Modul ke: Tes Inteligensi Teori Inteligensi, Beberapa Tes Inteligensi Populer, Keterbatasan Tes Inteligensi Fakultas Psikologi Yenny, M.Psi. Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Teori-teori

Lebih terperinci

Kuliah 3 Adriatik Ivanti, M.Psi, Psi

Kuliah 3 Adriatik Ivanti, M.Psi, Psi Kuliah 3 Adriatik Ivanti, M.Psi, Psi Learning disability? LD adalah istilah umum untuk menggambarkan kondisi sso yang mempengaruhi cara belajar dan keberfungsiannya di dalam kehidupan sehari-hari. Di bawah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ADHD merupakan istilah berbahasa Inggris kependekan dari Attention Deficit Hiperactivity Disorder (Attention = perhatian, Deficit = kekurangan, Hiperactivity

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN RETARDASI MENTAL. Disusun Oleh : Hadi Ari Yanto

LAPORAN PENDAHULUAN RETARDASI MENTAL. Disusun Oleh : Hadi Ari Yanto LAPORAN PENDAHULUAN RETARDASI MENTAL Disusun Oleh : Hadi Ari Yanto 101018 D III KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN 2012 / 2013 RETARDASI MENTAL 1. PENGERTIAN Retardasi mental adalah kemampuan mental

Lebih terperinci

Retardasi Mental. Dr.dr. Tjhin Wiguna, SpKJ(K)

Retardasi Mental. Dr.dr. Tjhin Wiguna, SpKJ(K) Retardasi Mental Dr.dr. Tjhin Wiguna, SpKJ(K) Retardasi Mental (RM) Suatu keadaan perkembangan mental yang terhenti atau tidak lengkap atau tidak sesuai dengan tingkat perkembangan anak seusianya. Ditandai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. menurunnya harga komputer dan software di pasaran, jumlah kepemilikan komputer

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. menurunnya harga komputer dan software di pasaran, jumlah kepemilikan komputer BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bersama dengan semakin berkembangnya teknologi informasi dan semakin menurunnya harga komputer dan software di pasaran, jumlah kepemilikan komputer pribadi di rumah

Lebih terperinci

PENGANTAR PENGUKURAN BAKAT NENY ANDRIANI, M.PSI,PSIKOLOG

PENGANTAR PENGUKURAN BAKAT NENY ANDRIANI, M.PSI,PSIKOLOG PENGANTAR PENGUKURAN BAKAT NENY ANDRIANI, M.PSI,PSIKOLOG TES BAKAT & MINAT DEFINISI BAKAT & TES BAKAT Suatu Bakat adalah suatu konsistensi karakteristik yg menunjukkan kapasitias seseorang untuk menguasai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bisa merangsang motorik halus anak. Kemampuan ibu-ibu dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang bisa merangsang motorik halus anak. Kemampuan ibu-ibu dalam BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Rendahnya kemampuan anak disebabkan oleh kurangnya kegiatan yang bisa merangsang motorik halus anak. Kemampuan ibu-ibu dalam deteksi dini gangguan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas masa depan anak dapat dilihat dari perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas masa depan anak dapat dilihat dari perkembangan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualitas masa depan anak dapat dilihat dari perkembangan dan pertumbuhan anak yang optimal, sehingga sejak dini, deteksi, stimulasi dan intervensi berbagai

Lebih terperinci

Oleh Farida Agus Setiawati, M.Si

Oleh Farida Agus Setiawati, M.Si TES BAKAT Oleh Farida Agus Setiawati, M.Si faridaagus@yahoo.co.id Pengertian Bakat Suatu Kombinasi dari serangkaian karakteristik kemampuan individu untuk mendapatkan pengetahuan, ketrampilan, atau serangkaian

Lebih terperinci

PENGERTIAN. Dita Rachmayani., S.Psi., M.A dita.lecture.ub.ac.id 5/9/2017

PENGERTIAN. Dita Rachmayani., S.Psi., M.A dita.lecture.ub.ac.id 5/9/2017 Dita Rachmayani., S.Psi., M.A dita.lecture.ub.ac.id PENGERTIAN Barkley (Rief, 2005) CHADD (Rief, 2005) Secara Umum Gangguan developmental dalam kontrol diri, termasuk di dalamnya permasalahan dalam hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Anak usia prasekolah adalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Anak usia prasekolah adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Anak usia prasekolah adalah anak yang berumur 36-60

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS ANAK-ANAK INDIGO

BAB III ANALISIS ANAK-ANAK INDIGO BAB III ANALISIS ANAK-ANAK INDIGO Dalam bukunya The Color Code, Hartman mengelompokkan berbagai aspek kepribadian dan perilaku ke dalam empat kategori warna yaitu merah, biru, putih dan kuning. Hartman

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI METODE JARIMATIKA PADA SISWA TUNANETRA. Oleh: Siti Rachmawati ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI METODE JARIMATIKA PADA SISWA TUNANETRA. Oleh: Siti Rachmawati ABSTRAK PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI METODE JARIMATIKA PADA SISWA TUNANETRA Oleh: Siti Rachmawati seandinda@g.mail.com ABSTRAK Hambatan peningkatan kemampuan berhitung pada siswa tunanetra terjadi karena

Lebih terperinci

panggung_s@uny.ac.id PENDAHULUAN Pembelajaran motorik merupakan perpaduan dua kata yaitu pembelajaran dan motorik. Pembelajaran berarti cara mengajar sedangkan motorik berarti gerak yg dikendalikan oleh

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH PSIKODIAGNOSTIKA 2 : TES INTELEGENSI KODE / SKS : KK / 3 SKS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH PSIKODIAGNOSTIKA 2 : TES INTELEGENSI KODE / SKS : KK / 3 SKS 1 Sejarah Intelegensi 1. Permbangan pada abad -19 Mahasiswa dapat memahami dan 2. Permbangan pada abad -20 3. Batasan mengenai konsep intelegensi 1. Permbangan pada abad -19 di : Inggris Amerika Jerman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Skizofrenia merupakan gangguan jiwa berat yang memiliki karakteristik khusus ditandai oleh adanya distorsi pikiran dan persepsi yang mendasar dan khas serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga masa dewasa. Perkembangan yang dilalui tersebut merupakan suatu perubahan yang kontinu

Lebih terperinci

Efektivitas Program Pelatihan Rehabilitasi Kognitif Berbasis Komputerisasi dalam Meningkatkan Kemampuan Kognitif pada Penderita Skizofrenia

Efektivitas Program Pelatihan Rehabilitasi Kognitif Berbasis Komputerisasi dalam Meningkatkan Kemampuan Kognitif pada Penderita Skizofrenia Efektivitas Program Pelatihan Rehabilitasi Kognitif Berbasis Komputerisasi dalam Meningkatkan Kemampuan Kognitif pada Penderita Skizofrenia Pembimbing : dr. Siti Badriyah, Sp.KJ, M.Kes Sinta Tri Ciptarini

Lebih terperinci

Santi E. Purnamasari, M.Si., Psikolog. Fakultas Psikologi UMBY 2015

Santi E. Purnamasari, M.Si., Psikolog. Fakultas Psikologi UMBY 2015 Santi E. Purnamasari, M.Si., Psikolog Fakultas Psikologi UMBY 2015 Faktor Penghambat Lingkungan Lingkungan yang buruk dapat menghambat atau mengganggu tumbuh kembang anak. Biasanya lingkungan yang buruk

Lebih terperinci

Konteks assessment dan Klasifikasi Pemeriksaan Psikologis

Konteks assessment dan Klasifikasi Pemeriksaan Psikologis Konteks assessment dan Klasifikasi Pemeriksaan Psikologis Pengukuran Aspek2 Psikologik Dalam psikodiagnostik, kepribadian individu dapat diketahui melalui: 1) Aspek2 yg dicari dalam lingkungannnya (interpsikis)

Lebih terperinci

CLINICAL CHILD PSYCHOLOGY ISU UNIK PADA PSIKOLOGI KLINIS ANAK

CLINICAL CHILD PSYCHOLOGY ISU UNIK PADA PSIKOLOGI KLINIS ANAK CLINICAL CHILD PSYCHOLOGY ISU UNIK PADA PSIKOLOGI KLINIS ANAK Psikologi Klinis berpijak pada jalur akademik dan praktik. Klinik pertama yang didirikan witmer adalah untuk membantu anak-anak yang mempunyai

Lebih terperinci

NARASI KEGIATAN PENYULUHAN DEMENSIA PADA PERTEMUAN KELOMPOK LANSIA (LANJUT USIA) RUMAH SAKIT CONDONG CATUR YOGYAKARTA TAHUN 2009

NARASI KEGIATAN PENYULUHAN DEMENSIA PADA PERTEMUAN KELOMPOK LANSIA (LANJUT USIA) RUMAH SAKIT CONDONG CATUR YOGYAKARTA TAHUN 2009 NARASI KEGIATAN PENYULUHAN DEMENSIA PADA PERTEMUAN KELOMPOK LANSIA (LANJUT USIA) RUMAH SAKIT CONDONG CATUR YOGYAKARTA TAHUN 2009 Oleh: dr. Prijo Sudibjo, MKes, Sp.S. FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENG ANTAR TEORI ASESMEN*) Oleh: Dra. Herlina, Psi.

PENG ANTAR TEORI ASESMEN*) Oleh: Dra. Herlina, Psi. PENG ANTAR TEORI ASESMEN*) Oleh: Dra. Herlina, Psi. A. Pengertian Asesmen Sebelum melakukan asesmen, perlu dipahami terlebih dahulu pengertian asesmen. Goodwin & Goodwin (Wortham, 2005) mengatakan bahwa

Lebih terperinci

Jahoda (Ihrom, 2008), batasan lebih luas Kesehatan mental mencakup : 1) sikap kepribadian yang baik terhadap diri sendiri, kemampuan mengenali diri

Jahoda (Ihrom, 2008), batasan lebih luas Kesehatan mental mencakup : 1) sikap kepribadian yang baik terhadap diri sendiri, kemampuan mengenali diri Jahoda (Ihrom, 2008), batasan lebih luas Kesehatan mental mencakup : 1) sikap kepribadian yang baik terhadap diri sendiri, kemampuan mengenali diri dengan baik. 2) pertumbuhan dan perkembangan serta perwujudan

Lebih terperinci

STROKE Penuntun untuk memahami Stroke

STROKE Penuntun untuk memahami Stroke STROKE Penuntun untuk memahami Stroke Apakah stroke itu? Stroke merupakan keadaan darurat medis dan penyebab kematian ketiga di Amerika Serikat. Terjadi bila pembuluh darah di otak pecah, atau yang lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ada, maupun timbulnya perubahan karena unsur-unsur yang baru. 1

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ada, maupun timbulnya perubahan karena unsur-unsur yang baru. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan adalah suatu proses yang berlangsung secara teratur dan terus menerus, baik perubahan itu berupa bertambahnya jumlah atau ukuran dari hal-hal yang telah

Lebih terperinci

9 Battery Test FACT Diah Widiawati, M.Psi

9 Battery Test FACT Diah Widiawati, M.Psi www.mercubuana.ac.id Pada pertemuan lalu, kita sudah membahas mengenai Battery Test, yaitu DAT dan GATB. Masih ada satu kelompok Battery Test lagi yang perlu kita bahas. Pada pertemuan minggu ini, kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan 13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan merupakan

Lebih terperinci

Cognitive Function Across Manic or Hypomanic, Depressed, and Euthymic States in Bipolar Disorder

Cognitive Function Across Manic or Hypomanic, Depressed, and Euthymic States in Bipolar Disorder Ringkasan [4] Cognitive Function Across Manic or Hypomanic, Depressed, and Euthymic States in Bipolar Disorder Rumusan: Studi ini dilakukan bagi melihat fungsi neuropsikologis bagi setiap tahapan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demensia adalah suatu sindroma penurunan kemampuan intelektual progresif yang menyebabkan deteriorasi kognisi dan fungsional, sehingga mengakibatkan gangguan

Lebih terperinci

MASA AWAL ANAK-ANAK. Kuliah 6 Psikologi Perkembangan I

MASA AWAL ANAK-ANAK. Kuliah 6 Psikologi Perkembangan I MASA AWAL ANAK-ANAK Kuliah 6 Psikologi Perkembangan I PENDAHULUAN Secara luas, masa anak-anak dibagi menjadi dua periode yang berbeda : 1. Masa awal anak-anak = 2 6 tahun 2. Masa akhir anak-anak = 6 matang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. maka semakin banyak pula ide dan gagasan yang dikuasai seseorang. Purwo (Aris

BAB II KAJIAN PUSTAKA. maka semakin banyak pula ide dan gagasan yang dikuasai seseorang. Purwo (Aris BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat Kemampuan Penguasaan Kosakata Penguasaan kosakata merupakan hal yang sangat penting dalam mencapai penguasaan bahasa, semakin banyak kosakata yang dimiliki seseorang maka

Lebih terperinci

24/02/2011. Psikologi Klinis. Dr. Sofia Retnowati. Measurement issues. Measurements Source of variation Classification Health measurements

24/02/2011. Psikologi Klinis. Dr. Sofia Retnowati. Measurement issues. Measurements Source of variation Classification Health measurements Pengukuran dalam Psikologi Klinis Dr. Sofia Retnowati Measurement issues Measurements Source of variation Classification Health measurements Measurement e e properties es 1 Pengertian Umum dalam Pengukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan sumber kebahagiaan bagi sebagian besar keluarga sejak di

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan sumber kebahagiaan bagi sebagian besar keluarga sejak di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan sumber kebahagiaan bagi sebagian besar keluarga sejak di dalam kandungan. Pertumbuhan serta perkembangan anak yang normal menjadi impian setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan manusia merupakan perubahan. yang bersifat progresif dan berlangsung secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan manusia merupakan perubahan. yang bersifat progresif dan berlangsung secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan manusia merupakan perubahan yang bersifat progresif dan berlangsung secara berkelanjutan. Keberhasilan dalam mencapai satu tahap perkembangan akan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN Kode dan Nama Mata Kuliah : GT 405/Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Usia Dini Jumlah SKS : 2 SKS Tujuan Mata Kuliah : Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mahasiswa mengenai

Lebih terperinci

Peningkatan atau penurunan kemampuan pemecahan masalah dan kreativitas

Peningkatan atau penurunan kemampuan pemecahan masalah dan kreativitas Lobus Otak dan Fungsinya Lobus Frontal Lobus frontal adalah rumah bagi pemikiran kognitif kita, dan itu adalah proses yang menentukan dan membentuk kepribadian seorang individu. Pada manusia, lobus frontal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun (Suryanah, 1996). Menurut Havighurst salah satu tugas dan perkembangan. tersebut adalah melalui pendidikan formal di sekolah.

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun (Suryanah, 1996). Menurut Havighurst salah satu tugas dan perkembangan. tersebut adalah melalui pendidikan formal di sekolah. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum menikah. Ini ditetapkan berdasarkan pertimbangan usaha kesejahteraan sosial, kematangan pribadi,

Lebih terperinci

Pendekatan thd intelegensi. General factor specific factor

Pendekatan thd intelegensi. General factor specific factor Intelegensi Kemampuan kognitif yang dimiliki individu untuk Mempelajari pengalaman baru Menalar dengan baik Menyelesaikan masalah dengan efektif Seberapa baik seorang individu memanfaatkan kemampuan kognitif

Lebih terperinci

MENURUT WECHSLER 1. Entitas atau kuantitas yang mampu diukur oleh tes-tes inteligensi bukanlah kuantitas sederhana. Dengan demikian inteligensi tidak

MENURUT WECHSLER 1. Entitas atau kuantitas yang mampu diukur oleh tes-tes inteligensi bukanlah kuantitas sederhana. Dengan demikian inteligensi tidak PROBLEMA DALAM MENERAPKAN TES INTELIGENSI dan IQ MENURUT WECHSLER 1. Entitas atau kuantitas yang mampu diukur oleh tes-tes inteligensi bukanlah kuantitas sederhana. Dengan demikian inteligensi tidak bisa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional. Dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional. Dalam penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional. Dalam penelitian cross sectional digunakan pendekatan transversal, dimana observasi terhadap variabel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan aset bangsa. Dari data terbaru yang dikeluarkan United. negara (1). Menurut UNESCO pada tahun 2012, dari 120 negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan aset bangsa. Dari data terbaru yang dikeluarkan United. negara (1). Menurut UNESCO pada tahun 2012, dari 120 negara yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini peran pendidikan penting bagi kemajuan peradaban suatu bangsa. Karena dengan adanya kemajuan peradaban, diharapkan manusia akan hidup lebih nyaman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian Lokasi dalam penelitian ini yaitu Poliklinik Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Hal ini didasari oleh beberapa pertimbangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi terminologi, dan

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi terminologi, dan BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang penelitian, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi terminologi, dan cakupan batasan penelitian. 1.1

Lebih terperinci

FORM OBSERVASI Mini Mental State Examination (MMSE)

FORM OBSERVASI Mini Mental State Examination (MMSE) 97 LAMPIRAN 2. FORM OBSERVASI Mini Mental State Examination (MMSE) Nama Pasien : Dokter : Tanggal Pemeriksaan : Fisioterapi : Variable Score Normal Orientasi Sekarang Tahun berapa? 1 Musim apa? 1 Tanggal

Lebih terperinci

Tes Inteligensi: WISC

Tes Inteligensi: WISC Modul ke: Tes Inteligensi: WISC Modul ini akan menjelaskan tentang tes inteligensi WISC dan penggunaannya. Fakultas PSIKOLOGI Karisma Riskinanti, M.Psi Program Studi PSIKOLOGI http://www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

Pengembangan Kemampuan Berkomunikasi pada Anak Cerebral Palsy. Musjafak Assjari (PLB-FIP-UPI)

Pengembangan Kemampuan Berkomunikasi pada Anak Cerebral Palsy. Musjafak Assjari (PLB-FIP-UPI) Pengembangan Kemampuan Berkomunikasi pada Anak Cerebral Palsy Musjafak Assjari (PLB-FIP-UPI) 1. Perkembangan Bahasa 2. Bagaimana Kondisi Anak Cerebral Palsy (CP) 3. Kemampuan Berbahasa Anak Cerebral Palsy

Lebih terperinci

KONSEP DASAR TES PSIKOLOGI DAN KLASIFIKASINYA. Pertemuan kedua...

KONSEP DASAR TES PSIKOLOGI DAN KLASIFIKASINYA. Pertemuan kedua... KONSEP DASAR TES PSIKOLOGI DAN KLASIFIKASINYA Pertemuan kedua... Pengertian Tes Tes merupakan salah satu cara untuk mendapatkan informasi tentang tingkah laku atau hasil belajar siswa (Elliott, 1999) Tes

Lebih terperinci

Rita Eka Izzaty Staf Pengajar FIP-BK-UNY

Rita Eka Izzaty Staf Pengajar FIP-BK-UNY Rita Eka Izzaty Staf Pengajar FIP-BK-UNY 1. Definisi Permasalahan Perkembangan Perilaku Permasalahan perilaku anak adalah perilaku anak yang tidak adaptif, mengganggu, bersifat stabil yang menunjukkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan. kesehatan manusia, salah satu diantanranya stroke.

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan. kesehatan manusia, salah satu diantanranya stroke. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern menimbulkan berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan kesehatan manusia, salah satu diantanranya stroke.

Lebih terperinci

DETEKSI DINI DALAM PERKEMBANGAN

DETEKSI DINI DALAM PERKEMBANGAN DETEKSI DINI DALAM PERKEMBANGAN TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM: Setelah mengikuti perkuliahan, diharapkan mahasiswa mampu memahami alasan perlunya melakukan deteksi dini dalam perkembangan, permasalahan, dan

Lebih terperinci

Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD) sering dianggap sebagai. cacat kehidupan. Menurut data dari WHO (2005), terdapat ± 7-10% anak

Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD) sering dianggap sebagai. cacat kehidupan. Menurut data dari WHO (2005), terdapat ± 7-10% anak Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD) sering dianggap sebagai cacat kehidupan. Menurut data dari WHO (2005), terdapat ± 7-10% anak berkebutuhan khusus dari total populasi anak di dunia. Di Amerika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir gangguan atensi telah mendapatkan lebih banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir gangguan atensi telah mendapatkan lebih banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir gangguan atensi telah mendapatkan lebih banyak perhatian, baik di kalangan dunia kesehatan maupun masyarakat umum ( Saputro, 2005). Gangguan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dialami oleh siswa sebagai peserta didik, untuk menentukan berhasil atau tidaknya

BAB II KAJIAN TEORI. dialami oleh siswa sebagai peserta didik, untuk menentukan berhasil atau tidaknya BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Belajar Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang yang paling pokok. Ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) TES INTELIGENSI PBPP43204 (3 SKS) SEMESTER 4 Pengampu mata kuliah: NENY ANDRIANI, M.PSI, PSIKOLOG FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA YPTK PADANG 2017 1 A.

Lebih terperinci

Karakteristik Anak Usia Sekolah

Karakteristik Anak Usia Sekolah 1 Usia Sekolah Usia Sekolah 2 Informasi Umum dengan Disabilitas 3 Usia Sekolah Anak dengan Disabilitas Anak Dengan Disabilitas adalah anak yang mempunyai kelainan fisik dan/ atau mental yang dapat mengganggu

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK ANAK BERKESULITAN BELAJAR

KARAKTERISTIK ANAK BERKESULITAN BELAJAR KARAKTERISTIK ANAK BERKESULITAN BELAJAR Setelah Anda mempelajari definisi,penyebab dan jenis-jenis kesulitan belajar yang dibahas pada kegiatan belajar 1, pembelajaran akan dilanjutkan dengan membahas

Lebih terperinci

ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) Kuliah 8 Adriatik Ivanti, M.Psi, Psi

ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) Kuliah 8 Adriatik Ivanti, M.Psi, Psi ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) Kuliah 8 Adriatik Ivanti, M.Psi, Psi DEFINISI ADHD Ialah : anak yang memiliki kesulitan memusatkan perhatian dan mempertahankan fokus pada tugas yang sedang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada anak-anak, diantaranya adalah ganguan konsentrasi (Attention

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada anak-anak, diantaranya adalah ganguan konsentrasi (Attention BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini banyak dijumpai berbagai macam gangguan psikologis yang terjadi pada anak-anak, diantaranya adalah ganguan konsentrasi (Attention Deficit Disorder) atau yang

Lebih terperinci

INTERVENSI DINI (EARLY INTERVENTION) ANAK MDVI (MULTIPLE DISABILITY VISUALY IMPAIRMENT) Sukinah

INTERVENSI DINI (EARLY INTERVENTION) ANAK MDVI (MULTIPLE DISABILITY VISUALY IMPAIRMENT) Sukinah INTERVENSI DINI (EARLY INTERVENTION) ANAK MDVI (MULTIPLE DISABILITY VISUALY IMPAIRMENT) Sukinah Apa yang kita lakukan? BAGAIMANA CARANYA Melalui asesmen : PAVII (Parents and Visually Impairment Infants)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Salah satu masalah yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Salah satu masalah yang berasal dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak pernah terlepas dari masalah, baik masalah yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Salah satu masalah yang berasal dari

Lebih terperinci

Mengenal kesulitan belajar

Mengenal kesulitan belajar Mengenal kesulitan belajar Alfikalia Knowledge Sharing Universitas Paramadina 1 Oktober 2014 Apa itu kesulitan belajar Sekelompok gangguan yang termanifestasi dalam bentuk kesulitan yang signifikan dalam

Lebih terperinci

PENGINDERAAN & PERSEPSI

PENGINDERAAN & PERSEPSI P S I K O L O G I K O G N I T I F PENGINDERAAN & PERSEPSI Ursa Majorsy 2 nd meeting 1 Menjelaskan bagaimana manusia memperoleh informasi dari lingkungan Menjelaskan tahap-tahap pemrosesan informasi Persepsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. faktor genetik dan lingkungan bio-fisiko-psikososial (Soetjiningsih,

BAB I PENDAHULUAN. faktor genetik dan lingkungan bio-fisiko-psikososial (Soetjiningsih, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumbuh kembang merupakan proses yang berkesinambungan yang terjadi sejak konsepsi dan terus berlangsung sampai dewasa. Tercapainya tumbuh kembang optimal tergantung

Lebih terperinci

REHABILITASI PADA LAYANAN PRIMER

REHABILITASI PADA LAYANAN PRIMER REHABILITASI PADA LAYANAN PRIMER REHABILITASI PADA LAYANAN PRIMER Tujuan Terapi Ketergantungan Narkotika Abstinensia: Tujuan terapi ini tergolong sangat ideal. Sebagian besar pasien ketergantungan narkotika

Lebih terperinci

Perkembangan Kognitif. Psikologi Anak Usia Dini Unita Werdi Rahajeng

Perkembangan Kognitif. Psikologi Anak Usia Dini Unita Werdi Rahajeng Perkembangan Kognitif Psikologi Anak Usia Dini Unita Werdi Rahajeng www.unita.lecture.ub.ac.id Ruang Lingkup Kemampuan Kognitif Kognisi perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan Konsep umum yg mencakup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dikenal dengan istilah Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dikenal dengan istilah Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Sejak tahun 1990-an, dunia sudah mengenal suatu penyakit yang dikenal dengan istilah Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). ADHD adalah suatu gangguan

Lebih terperinci

A. KONSEP DASAR DIAGNOSTIK KESULITAN BELAJAR DAN PENGAJARAN REMEDIAL

A. KONSEP DASAR DIAGNOSTIK KESULITAN BELAJAR DAN PENGAJARAN REMEDIAL A. KONSEP DASAR DIAGNOSTIK KESULITAN BELAJAR DAN PENGAJARAN REMEDIAL Proses belajar mengajar merupakan ciri yang sangat umum dalam dunia pendidikan. Dalam prakteknya tidak selalu berjalan sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu di seluruh dunia diperkirakan mengalami kekurangan yodium, dengan 285

BAB I PENDAHULUAN. individu di seluruh dunia diperkirakan mengalami kekurangan yodium, dengan 285 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) merupakan salah satu masalah gizi utama tumbuh kembang anak. 1 Pada tahun 2003 lebih dari 1,9 miliar individu di seluruh dunia

Lebih terperinci

DENVER II. Click Subdivisi to edit Pedsos Master subtitle style BIKA RSWS 4/28/12

DENVER II. Click Subdivisi to edit Pedsos Master subtitle style BIKA RSWS 4/28/12 DENVER II Click Subdivisi to edit Pedsos Master subtitle style BIKA RSWS Denver II Merupakan revisi dari Denver Developmental Screening Test ( DDST) dgn tujuan menemukan secara dini masalah penyimpangan

Lebih terperinci

Bentuk-bentuk Gejala Jiwa dan Implikasinya dalam Pendidikan

Bentuk-bentuk Gejala Jiwa dan Implikasinya dalam Pendidikan Bentuk-bentuk Gejala Jiwa dan Implikasinya dalam Pendidikan Psikologi Pendidikan Pengindraan (sensasi) dan Persepsi O Pengindraan atau sensasi adalah proses masuknya stimulus ke dalam alat indra manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) merupakan suatu sindroma/

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) merupakan suatu sindroma/ 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) merupakan suatu sindroma/ kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV), suatu retrovirus

Lebih terperinci