ANALISIS PELAKSANAAN PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT PADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT (BKM) MAKMUR SENTOSA KELURAHAN CEPU KABUPATEN BLORA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PELAKSANAAN PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT PADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT (BKM) MAKMUR SENTOSA KELURAHAN CEPU KABUPATEN BLORA"

Transkripsi

1 ANALISIS PELAKSANAAN PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT PADA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT (BKM) MAKMUR SENTOSA KELURAHAN CEPU KABUPATEN BLORA SITI MIFTAKHUL JANNAH Program Studi Akuntansi S1, Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Semarang URL : @mhs.dinus.ac.id ABSTRACT Community Self Supporting Body (BKM) is collective leadership organization consist of the entire community or village. The research was conduted at the Community Self Supporting Body (BKM) Makmur Sentosa office, located on Pemuda street 47 Cepu village, Blora. The purpose of this study is analyzing the implementation of the leding procedures performed at Community Self Supporting Body (BKM) Makmur Sentosa. The data resource used is primary data the research direcly interview with the members of the Community Self Supporting Body (BKM) Makmur Sentosa regarding lending procedures and bad debt. Based on the results of the study show that lending procedures are already established at the Community Self Supporting Body (BKM) Makmur Sentosa is good, but only in its execution has not been executed according to the regulations. This resulted in the inability of the debtor to pay the installments on time, thus resulting increased of arrears in each year. Therefore that Community Self Supporting Body (BKM) Makmur Sentosa to consider and review the papers submitted by the applicants. Keywords : Community Self Supporting Body (BKM) Makmur Sentosa ; Lending Procedures ; Bad Debt. ABSTRAK Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) merupakan badan pimpinan kolektif yang beranggotakan seluruh masyarakat atau kelurahan. Penelitian ini dilakukan pada Kantor Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Makmur Sentosa yang berlokasi di Jl. Pemuda No. 47 Kelurahan Cepu, Kabupaten Blora. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pelaksanaan prosedur pemberian kredit yang dilakukan oleh Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Makmur Sentosa. Sumber data yang digunakan adalah data primer, penulis secara langsung melalui wawancara dengan anggota Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Makmur Sentosa tentang prosedur Pemberian Kredit dan Kredit Macet. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa prosedur pemberian kredit yang sudah ditetapkan oleh Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Makmur Sentosa dengan Baik hanya dalam pelaksanaannya belum sesuai ketetapan. Dampaknya pembayaran angsuran kredit tidak semua debitur membayar tepat waktu, sehingga menyebabkan peningkatan tunggakan disetiap tahunnya. Oleh sebab itu diharapkan petugas Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Makmur Sentosa memperhatikan dan mengkaji ulang berkas-berkas yang diajukan oleh pemohon. Kata Kunci : Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Makmur Sentosa ; Prosedur Pemberian Kredit ; Kredit Macet. 1

2 2 PENDAHULUAN Latar Belakang Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri merupakan program nasional yang berbentuk kerangka kebijakan yang digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan. PNPM Mandiri mengutamakan prinsip yang bertumpu pada pembangunan manusia, dimaksudkan bahwa pelaksanaan PNPM Mandiri senantiasa bertumpu pada harkat dan martabat manusia sepenuhnya. Membangun masyarakat melalui penguatan lembaga lokal yang salah satunya ialah Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Makmur Sentosa, yang diharapkan untuk memberikan bantuan atau pinjaman bagi warga dengan jaminan kendaraan. Penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk menganalisis pelaksanaan prosedur pemberian kedit pada Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Makmur Sentosa sudah dijalankan sesuai ketentuan. Pelaksanaan pemberian kredit yang dilakukan oleh Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Makmur Sentosa memiliki beberapa tahapan diantaranya ialah pengajuan pinjaman, pemeriksaan berkas, survei, putusan pinjaman, realisasi pinjaman, dan tahapan terakhir pembayaran pinjaman. Dari pelaksanaan pinjaman atau kredit yang dilakukan oleh Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Makmur Sentosa memperoleh penerimaan yang dinamakan pendapatan jasa. Kredit yang diberikan oleh Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Makmur Sentosa merupakan kepercayaan, berdasarkan suatu keyakinan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) bahwa kredit yang diberikan akan benar diterima kembali dimasa mendatang. Kredit macet yang terjadi pada Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Makmur Sentosa dari tiga tahun terakhir mengalami peningkatan, pada tahun 2013 yaitu sebesar 16,95%, tahun 2014 sebesar 17,61%, dan tahun 2015 sebesar 18,75%. Kondisi ini disebabkan masih banyaknya kekurangan/kekeliruan dalam pelaksanaan prosedur pemberian kredit. Penelitian ini mereplika penelitian Pato (2013) dengan persamaan menganalisis pelaksanaan prosedur pemberian kredit. Perbedaan penelitian ini terletak pada obyek yang digunakan dalam penelitian. Penelitian Pato (2013) dilakukan pada Bank Syariah Mandiri Cabang Manado, sedangkan penelitian ini dilakukan pada Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Makmur Sentosa Kelurahan Cepu Kabupaten Blora. Alasan memilih Badan Keswadayaan Masyarakat sebagai tempat penelitian karena Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Makmur Sentosa merupakan salah satu lembaga yang menyalurkan kredit kepada masyarakat, akan tetapi dalam pelaksanaan prosedur pemberian kredit yang dilakukan oleh Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Makmur Sentosa belum sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Hal ini berdampak pada pembayaran angsuran kredit yang tidak tepat waktu. TINJAUAN PUSTAKA Sistem Akuntansi Istilah sistem informasi mengarah pada penggunaan teknologi komputer didalam organisasi yang digunakan untuk menyajikan informasi kepada pemakai (Bodnar dan Hopwood, 2003). Sedangkan menurut Mulyadi (2001), sistem akuntansi merupakan formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang digunakan oleh manajemen untuk memudahkan pengelolaan perusahaan. Akuntansi Sektor Publik Akuntansi sektor publik yaitu akuntansi yang digunakan oleh lembaga-lembaga publik untuk dijadikan sebagai alat pertanggungjawaban kepada publik (Renyowijoyo, 2013).

3 3 Pendapat lain diungkapkan oleh Mardiasmo (2005), akuntansi yaitu suatu kegiatan yang memiliki tujuan (purposive activity). Akuntansi sektor publik berbeda dengan akuntansi sektor swasta. Perbedaan sifat dan karakteristik akuntansi disebabkan karena perbedaan lingkungan yang mempengaruhi. Terdapat beberapa lembaga sektor publik diantaranya pemerintah daerah, BUMN, BKM dan yayasan lainnya. Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Badan keswadayaan masyarakat merupakan badan pimpinan kolektif yang beranggotakan seluruh masyarakat, warga, penduduk desa atau kelurahan. Badan keswadayaan masyarakat (BKM) bertindak sebagai representatif masyarakat atau warga penduduk kelurahan (Pedoman Umum BKM, 2014). Pengelolaan Dana Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Dana yang didapatkan oleh Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Makmur Sentosa dikelola dengan : 1. Dana Badan keswadayaan Masyarakat (BKM) seluruhnya dikelola oleh sekretariatan dan unit-unit pengelola sebagai gugus tugas. 2. Pengelola pinjaman bergulir dilalukan oleh Unit Pengelola Keuangan (UPK). 3. Dana Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) tidak boleh dijadikan jaminan hutang. Kredit Istilah kredit menurut Hadiwidjaja dan Wirasasmita (1991), kredit berasal dari suatu kata dalam bahasa latin Credere yang artinya kepercayaan atau Credo yang memiliki arti saya percaya. Sekarang orang banyak menyebut Credit, dalam pengertian seseorang memperoleh kredit berarti ia telah kepercayaan. Sementara menurut Suyatno,dkk (1995), kata kredit berasal dari bahasa Yunani Credere yang bermakna kepercayaan (truth atau faith). Kredit juga bisa diartikan bahwa pihak satu menyediakan kredit berupa barang, uang, atau jasa dan pihak kedua sebagai peminjam diharuskan untuk mengembalikan dalam waktu yang telah ditentukan bersama. Unsur-unsur Kredit Adapun unsur yang terdapat dalam kredit menurut Suyatno,dkk (1995) : 1. Kepercayaan 2. Waktu 3. Degree Of Risk 4. Pinjaman Prosedur Pemberian Kredit Prosedur pemberian kredit yaitu kegiatan yang dilakukan oleh beberapa orang secara berulang-ulang dan bertahap. Berikut adalah tahapan prosedur pemberian kredit pada Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Makmur Sentosa. 1. Pengajuan pinjaman 2. Pemeriksaan berkas pinjaman 3. Survei 4. Putusan pinjaman 5. Realisasi pinjaman 6. Pembayaran pinjaman.

4 4 METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian ini bersifat deskriptif (descriptive research), yaitu menjelaskan pembahasan mengenai pelaksanaan pemberian kredit pada Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Makmur Sentosa. Obyek Penelitian Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Kantor Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Makmur Sentosa yang beralamat di Jl. Pemuda No. 47 Cepu, Kabupaten Blora. Jenis Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan data kualitatif. Data kualitatif yang digunakan adalah prosedur pemberian kredit pada Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Makmur Sentosa. Prosedur pemberian kredit mempunyai beberapa tahapan diantaranya pengajuan pinjaman, pemeriksaan berkas, survei, putusan pinjaman, realisasi pinjaman dan pembayaran pinjaman. Sumber Data Indriantoro dan Supomo (2002), menjelaskan bahwa sumber data penelitian yaitu faktor yang penting menjadi pertimbangan dalam penentuan metode pengumpulan data. Sumber data dalam penelitian ini yaitu data primer. Data primer (primary data) merupakan sumber data penelitian yang didapatkan secara langsung dari sumber asli, melalui wawancara dengan anggota Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Makmur Sentosa tentang prosedur pemberian kredit dan data kredit macet. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pengumpulan data dengan : 1. Wawancara (interview) Wawancara (interview) yaitu metode pengumpulan data dalam metode survei yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian. 2. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan merupakan metode pengumpulan data dari beberapa sumber dengan mempelajari buku-buku baik dari perpustakaan atau dari tempat lain. Metode Analisis Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode analisis deskriptif. Menjabarkan tentang pelaksanaan prosedur pemberian kredit pada Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Makmur Sentosa dan membandingkan pelaksanaan tersebut dengan ketentuan yang telah ada yang kemusian ditarik kesimpulan hasil analisis tersebut.

5 5 HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisis Data Prosedur Pemberian Kredit Pada Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Makmur Sentosa Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Makmur Sentosa memiliki ketentuan atau tahapan prosedur yang digunakan dalam proses penyaluran/pemberian kredit kepada Masyarakat. Berikut tahapan-tahapan yang terdapat pada Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Makmur Sentosa. 1. Pengajuan pinjaman 2. Pemeriksaan berkas pinjaman 3. Survei 4. Putusan pinjaman 5. Realisasi pinjaman, dan 6. Pembayaran pinjaman Berdasarkan tahapan diatas dapat diuraikan sebagai berikut : Tabel 1 Analisis Pelaksanaan Prosedur Pemberian Kredit NO PROSEDUR PELAKSANAAN PROSEDUR ANALISIS 1 Pengajuan Pinjaman 1. Blangko PB Fotocopy KK dan KTP suami/istri 3. Peraturan KSM persetujuan 2 Pemeriksaan Berkas Pinjaman - Penyerahan blangko dan pemeriksaan kelengkapan berkas oleh UPK 1. Mengisi blangko PB Fotocopy KK dan KTP suami istri. 3. Mengikuti peraturan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), diantaranya : a. Mengisi berita acara pembentukan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dan formulir pendaftaran. b. Mengisi formulir usulan kegiatan ekonomi. c. Blangko usulan kredit anggota. d. Blangko permohonan. 1. Peminjam menyerahkan blangko yang telah diisi kepada Unit Pengelola Keuangan (UPK). 2. Pihak Unit Pengelola Keuangan (UPK) menerima blangko atau berkas yang selanjutnya akan diperiksa kelengkapannya. Dalam pengisian blangko peminjaman ternyata masih terdapat kekurangan seperti tidak adanya tanda tangan suami/istri peminjam dan hanya ditandatangani oleh pemohon saja. Sedangkan dalam prosedur yang ditetapkan oleh Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Makmur Sentosa bahwa setiap blangko peminjaman harus diisi dengan lengkap. Kurang telitinya petugas Unit Pengelola Keuangan (UPK) dalam melakukan pemeriksaan berkas-berkas peminjaman kredit agar dapat meminimalisir terjadinya kesalahan yang nantinya berdampak pada saat pengambilan keputusan oleh Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM).

6 6 3 Survei - Kelayakan usaha oleh UPK dan BKM. 4 Putusan Pinjaman - Persetujuan atau penolakan dari usulan pinjaman oleh BKM Petugas dari Unit Pengelola Keuangan (UPK) yang didampingi oleh pendamping dari Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) melakukan survei kelayakan usaha dari pemohon kredit. Hal-hal yang dijadikan pertimbangan dalam melakukan survei ialah : 1. Usaha atau pekerjaan pemohon. 2. Informasi usaha. 3. Laporan posisi keuangan usaha pemohon. 4. Laporan laba-rugi usaha pemohon. Selanjutnya hasil survei kemudian diserahkan pada pihak Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) sebagai dasar pengambilan keputusan. 1. Putusan pinjaman perorangan Putusan pinjaman dilakukan oleh Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM). Putusan pinjaman perorangan yang ditanda tangani oleh anggota dan manager Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM). 2. Putusan pinjaman Kelompok Swadaya Masyaraka (KSM) Putusan pinjaman ditanda tangani oleh ketua Kelompok Swadaya Masyarakat, petugas Unit Pengelola Keuangan (UPK) sebagai pendamping dan Koordinator Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Makmur Sentosa. Dalam pelaksanaan Survei yang dilakukan oleh Unit Pengelola Keuangan (UPK) ternyata banyak terjadi kekeliruan atau kekurangan seperti : 1. Formulir rencana usaha/ permodalan Dalam formulir seharusnya diisi dengan teliti dan tepat seperti akan tetapi yang terjadi adalah masih banyak data-data yang kurang lengkap dari informasi rencana usaha dan permodalan terdapat kekurangan pada pengisian nama usaha yang belum ada atau telah berdiri dan tidak tercantumnya modal yang telah dimiliki sebelum melakukan pinjaman kredit 2. Formulir kondisi ekonomi Dalam formulir kondisi ekonomi tidak terteranya keterangan jumlah pendapatan rumah tangga rata-rata perhari, jumlah pengeluaran rata-rata perhari, target laba yang akan didapatkan usaha dari modal pinjaman yang diberikan dan apakah pemohon memiliki tunggakan kredit dengan instansi lain beserta jumlahnya. 1. Ditemukan beberapa lembar formulir putusan yang telah disetujui oleh Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Makmur sentosa hanya terdapat pengesahan dari manager dan tidak tercantumnya tanda tangan anggota Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM). 2. Masih banyak kkeliruan atau kesalahan seperti tidak tercantumnya jangka waktu kredit, jumlah angsuran dan tidak terdapat tanda tanagn petugas kredit dan ketua Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM).

7 7 5 Realisasi Pinjaman 1. Surat perjanjian 2. Bukti kas keluar 3. Kartu Pinjaman 6 Pembayaran Pinjaman 1. Kartu pinjaman 2. Bukti kas masuk Sesuai tanggal realisasi Berikut adalah tahapan yang terdapat dalam realisasi pinjaman. 1. Surat Perjanjian Pinjaman Dalam surat perjanjian pinjaman berisi identitas peminjam, nominal atau jumlah pinjaman, jumlah angsuran beserta bunga,tanggal jatuh tempo dan sahnya surat perjanjian dengan adanya tanda tangan pemohon bermaterai. 2. Bukti Kas Keluar Bukti kas keluar dibayarkan kepada peminjam sesuai jumlah nominal yang disetujui dan ditandatangani oleh bagian pembuku, kasir, manager Unit Pengelola Keuangan (UPK) dan peminjam. 3. Kartu Pinjaman Kartu pinjaman diberikan oleh Unit Pengelola Keuangan (UPK) yang nantinya pada tanggal kesepakatan digunakan untuk melakukan pembayaran angsuran oleh peminjam kredit. 1. Peminjam membayar dengan membawa kartu pinjaman. 2. Pihak Unit Pengelola Keuangan mencatat transaksi ke dalam bukti kas masuk sesuai tanggal realisasi pinjaman. 3. Peminjam mendapat kwitansi sebagai bukti pembayaran angsuran. Dalam pelaksanaan dan pengesahan bukti kas keluar terdapat kekurangan atau ketidaksesuaian. Hal ini disebabkan karena tidak tercantumnya tanda tangan dari kasir. 1. Kartu pinjaman berisi keterangan seperti identitas peminjam (nama, alamat, pekerjaan), jumlah pinjaman, jumlah angsuran dan jangka waktu jatuh tempo. 2. Terdapat peraturan atau sanksi yang ditanda tangani oleh manager Unit Pengelola Keuangan (UPK).

8 8 Analisis Kredit Kredit macet yang terjadi pada Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Makmur Sentosa dari beberapa tahun terakhir menunjukan peningkatan sebagai berikut. Tabel 2 Data Kredit Macet INDIKATOR Tingkat Pengembalian (RR) 83,05% 82,39% 81,25% 2 Tingkat tunggakan (NPL) 16,95% 17,61% 18,75% 3 Loan at Risk (LAR) 9,69% 8,80% 7,96% 4 Portfolio at Risk (PAR) 23,80% 20,96% 26,92% 5 Cost Coverage Ratio (CCr) 251,44% 226,15% 215,16% 6 Return on Investment (ROI) 11,83% 10,58% 9,34% Dari data indikator diatas dapat dilihat bahwa di tiga tahun terakhir ini tingkat tunggakan kredit pada Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Makmur Sentosa mengalami kenaikan. hal ini disebabkan dalam pelaksanaan prosedur peminjaman yang masih terdapat tahapan prosedur yang tidak sesuai, dengan kata lain masih banyak kekeliruan/kekurangan dalam pengisisan atau kelengkapan baik diawal pengisisan blangko permohonan pinjaman seperti tidak adanya tanda tangan mengetahui dari suami/istri pemohon kredit, tidak terteranya petugas kredit Unit Pengelola Keuangan (UPK), beberapa pengosongan data informasi pada saat melakukan survei usaha yang sangat berpengaruh pada pengembilan keputusan yang dilakukan oleh Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Makmur Sentosa dan terdapat bukti kas keluar yang tidak terdapat tanda tangan dari kasir. selain itu pembayaran cicilan atau angsuran kredit tidak semua debitur membayar tepat waktu sehingga menyebabkan meningkatnya tingkat tunggakan disetiap tahunnya. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Makmur Sentosa mengenai pelaksanaan prosedur pemberian kredit dapat ditarik kesimpulan bahwa, prosedur pemberian kredit yang dilaksanakan oleh Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Makmur Sentosa belum sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Makmur Sentosa. Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang penulis dapat berikan pada Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Makmur Sentosa ialah sebagai berikut : 1. Untuk meminimalisir terjadinya kesalahan/kekeliruan dalam pengisian blangko, petugas harus lebih teliti dan mengecek ulang berkas yang diajukan oleh pemohon kredit. 2. Pelaksanaan prosedur pemberian kredit alangkah baiknya jika Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Makmur Sentosa dalam memberikan semua putusan pinjaman dilakukan secara tertulis beserta alasan penolakan. 3. Melakukan pengawasan dalam pemeberian kredit agar meminimalisir terjadinya penipuan dan mengurangi tingkat tunggakan pada kredit yang sedang berjalan. 4. Meningkatkan prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan kredit kepada masyarakat.

9 9 DAFTAR PUSTAKA Bodnar, George. H dan William S. Hopwood Sistem Informasi Akuntansi. PT Indeks. Jakarta Barat. Hadiwidjaja H dan Rivai Wirasasmita Analisis Kredit. CV Pionir Jaya. Bandung. Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi & Manajemen. BPFE. Yogyakaryta. Mardiasmo Akuntansi Sektor Publik. Andi. Yogyakarta. Mulyadi Sistem Akuntansi. Salemba Empat. Jakarta. Pato, Saduldyan Analisis Pemberian Kredit Mikro Pada Bank Syariah Mandiri Cabang Manado. Jurnal EMBA. Vol.1 No Pedoman (BKM) Renyowijoyo, Muindro Akuntansi Sektor Publik, Organisasi Non Laba. Mitra Wacana Media. Jakarta. Suyatno, Thomas, dkk Dasar-Dasar Pengkreditan. PT Gramedia Pusaka Utama. Jakarta.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menanggapi segala hal masyarakat semakin kritis untuk menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menanggapi segala hal masyarakat semakin kritis untuk menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Akan tetapi penanganannya selama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh semua negara khususnya negara-negara yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh semua negara khususnya negara-negara yang sedang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan adalah salah satu masalah kemanusiaan yang sedang dihadapi oleh semua negara khususnya negara-negara yang sedang berkembang. Hal tersebut karena kemiskinan

Lebih terperinci

BOOKLET UNTUK PENDAMPING & PENGELOLA PINJAMAN BERGULIR

BOOKLET UNTUK PENDAMPING & PENGELOLA PINJAMAN BERGULIR BOOKLET UNTUK PENDAMPING & PENGELOLA PINJAMAN BERGULIR PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - PERKOTAAN 1. Pengertian 1 2. Pengelola Bergulir 2 3. Penerima Manfaat Bergulir 2 4. Ketentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas, dan waktu) telah tercapai. Setiap perusahaan tentunya menginginkan tingkat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan menguraikan hasil penelitian tentang capaian kinerja pengelolaan pinjaman bergulir pada UPK BKM Tridaya Karangwaru dari aspek penerima pinjaman (LAR),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan utama dalam upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan utama dalam upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia saat ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan utama dalam upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia saat ini terkait dengan adanya fakta bahwa pertumbuhan ekonomi tidak tersebar secara merata

Lebih terperinci

DAFTAR WAWANCARA Jawab

DAFTAR WAWANCARA Jawab 89 DAFTAR WAWANCARA 1. Bagaimana Hak dan Kewajiban Para Pihak dalam Pemberian Kredit dengan Jaminan Hak Tanggungan pada Bank Prekreditan Rakyat Jawab a. Bagi pihak pemberi kredit/kreditur (bank) Pemberian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan oleh Departemen Dalam Negeri, Program Penanggulangan

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan oleh Departemen Dalam Negeri, Program Penanggulangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan masalah utama dalam pembangunan setiap negara, tak terkecuali di Indonesia. Segala upaya dilakukan pemerintah untuk menekan angka kemiskinan.

Lebih terperinci

PEMBAYARAN ANGSURAN KREDIT DALAM MENCAPAI PENGENDALIAN INTERN (Studi pada PT. Bank Perkrditan Rakyat Terusan Jaya Mojokerto)

PEMBAYARAN ANGSURAN KREDIT DALAM MENCAPAI PENGENDALIAN INTERN (Studi pada PT. Bank Perkrditan Rakyat Terusan Jaya Mojokerto) PEMBAYARAN ANGSURAN KREDIT DALAM MENCAPAI PENGENDALIAN INTERN (Studi pada PT. Bank Perkrditan Rakyat Terusan Jaya Mojokerto) Oktavia Rahajeng Lestari, Siti Ragil, Fransisca Yaningwati Fakultas Ilmu Administrasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan

BAB I PENDAHULUAN. atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada pembahasan bab lima ini akan disampaikan kesimpulan mengenai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada pembahasan bab lima ini akan disampaikan kesimpulan mengenai BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada pembahasan bab lima ini akan disampaikan kesimpulan mengenai penjabaran dari bab satu sampai dengan bab empat dan berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan

Lebih terperinci

Lis Djuniar dan Welly. Universitas Muhammadiyah Palembang

Lis Djuniar dan Welly. Universitas Muhammadiyah Palembang Analisis Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan Bagi Masyarakat Miskin di Lembaga Keswadayaan Masyarakat Kecamatan Seberang Ulu di Kota Palembang Lis Djuniar dan Welly Universitas

Lebih terperinci

Lampiran 1. Rekapitulasi Hasil Penilaian Indikator Kinerja BKM Universitas Indonesia

Lampiran 1. Rekapitulasi Hasil Penilaian Indikator Kinerja BKM Universitas Indonesia 112 Lampiran 1. Rekapitulasi Hasil Penilaian Indikator Kinerja BKM 113 114 115 116 117 118 119 Lampiran 2. Contoh Kuitansi Penerimaan Angsuran 120 Lampiran 3. Laporan Perhitungan Tingkat Pengembalian dan

Lebih terperinci

Anwar Ramli Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Makassar anwar288347yahoo.com

Anwar Ramli Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Makassar   anwar288347yahoo.com ANALISIS PENGEMBALIAN BANTUAN DANA BERGULIR MELALUI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN DI KOTA MAKASSAR (Studi Kasus BKM Maccini Salewangang, Maccini, Makassar) Anwar Ramli

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 58 TAHUN 2013

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 58 TAHUN 2013 BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 58 TAHUN 2013 T E N TA N G MEKANISME PENCAIRAN, PENYALURAN DAN PENGEMBALIAN DANA BERGULIR BAGI PEDAGANG PASAR TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN DAN JAWABAN WAWANCARA. A. Wawancara Kepada Koordinator BKM Rukun Makmur pada tanggal 14

DAFTAR PERTANYAAN DAN JAWABAN WAWANCARA. A. Wawancara Kepada Koordinator BKM Rukun Makmur pada tanggal 14 84 Lampiran 1 DAFTAR PERTANYAAN DAN JAWABAN WAWANCARA A. Wawancara Kepada Koordinator BKM Rukun Makmur pada tanggal 14 November 2016 di Kelurahan Tambakbayan 1. Selamat siang pak, maaf mengganggu waktunya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Pengajuan Pembiayaan Murabahah di PT BPRS PNM Binama Semarang Dalam proses pengajuan pembiayaan murabahah di PT BPRS PNM Binama Semarang, terdapat beberapa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 10 November 1998 tentang perbankan, menyatakan bahwa yang dimaksud

BAB II LANDASAN TEORI. 10 November 1998 tentang perbankan, menyatakan bahwa yang dimaksud 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, menyatakan bahwa yang dimaksud dengan bank adalah badan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disalurkan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) melalui Unit Pengelola Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. disalurkan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) melalui Unit Pengelola Keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Program Pinjaman Bergulir adalah merupakan salah satu pilihan masyarakat dari berbagai alternatif kegiatan untuk penanggulangan kemiskinan. Pinjaman bergulir

Lebih terperinci

INFORMASI DATA PINJAMAN BERGULIR WILAYAH-1 ( IDB ) Status Data : Agustus '11

INFORMASI DATA PINJAMAN BERGULIR WILAYAH-1 ( IDB ) Status Data : Agustus '11 No INFORMASI DATA PINJAMAN BERGULIR WILAYAH-1 ( IDB ) Status Data : Agustus '11 INFORMASI KINERJA PINJAMAN BERGULIR Agustus '11 I. INFORMASI PELAPORAN (APLIKASI SIM MK) PEDOMAN PNPM 1 Kelurahan Dampingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi dewasa ini mengalami pertumbuhan yang sangat pesat, dengan sifat manusia yang ingin berkembang untuk menemukan sesuatu yang baru atau

Lebih terperinci

Oleh: Devi Octavia. Alumni Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Kadiri Kediri Jl. Sersan Suharmaji No. 38 Kediri ABSTRAK

Oleh: Devi Octavia. Alumni Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Kadiri Kediri Jl. Sersan Suharmaji No. 38 Kediri ABSTRAK PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI SEKTOR KREDIT (Studi Kasus pada KJK Wahana Artha Nugra Cabang Mrican Kota Kediri) Oleh: Devi Octavia Alumni Fakultas Ekonomi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana salah satu tugasnya meyalurkan kredit bagi masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. dimana salah satu tugasnya meyalurkan kredit bagi masyarakat yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PNPM Mandiri merupakan salah satu lembaga keuangan mikro dimana salah satu tugasnya meyalurkan kredit bagi masyarakat yang membutuhkan. PNPM Mandiri ini,

Lebih terperinci

PENGARUH PINJAMAN PNPM TERHADAP TINGKAT USAHA KECIL / USAHA MENENGAH / UMKM (USAHA MENENGAH KELOMPOK MIKRO)

PENGARUH PINJAMAN PNPM TERHADAP TINGKAT USAHA KECIL / USAHA MENENGAH / UMKM (USAHA MENENGAH KELOMPOK MIKRO) PENGARUH PINJAMAN PNPM TERHADAP TINGKAT USAHA KECIL / USAHA MENENGAH / UMKM (USAHA MENENGAH KELOMPOK MIKRO) Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C18 BKM /UP - UP. Pinjaman Bergulir. PNPM Mandiri Perkotaan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C18 BKM /UP - UP. Pinjaman Bergulir. PNPM Mandiri Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS BKM /UP - UP C18 Pinjaman Bergulir PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Memahami Pinjaman Bergulir 1 Kegiatan 1: Curah Pendapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini peneliti menggunakan acuan dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Anwar Ramli (2011) dengan judul penelitian Analisis Pengembalian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan mikro, diperlukan suatu sistem yang mengatur segala bentuk kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan mikro, diperlukan suatu sistem yang mengatur segala bentuk kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam keberlangsungan suatu perusahaan terutama di bidang lembaga keuangan mikro, diperlukan suatu sistem yang mengatur segala bentuk kegiatan beroperasinya perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN DALAM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI ANTARA UNIT PENGELOLAAN KEGIATAN DAN KELOMPOK MASYARAKAT

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN DALAM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI ANTARA UNIT PENGELOLAAN KEGIATAN DAN KELOMPOK MASYARAKAT BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN DALAM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI ANTARA UNIT PENGELOLAAN KEGIATAN DAN KELOMPOK MASYARAKAT A. Profil Pelaksanaan Perjanjian dalam Program Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana salah satu tugasnya meyalurkan kredit bagi masyarakan yang

BAB I PENDAHULUAN. dimana salah satu tugasnya meyalurkan kredit bagi masyarakan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PNPM Mandiri merupakan salah satu lembaga keuangan mikro dimana salah satu tugasnya meyalurkan kredit bagi masyarakan yang membutuhkan. PNPM Mandiri ini, diluncurkan

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 42 TAHUN 2012 T E N TA N G

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 42 TAHUN 2012 T E N TA N G BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 42 TAHUN 2012 T E N TA N G MEKANISME PENCAIRAN, PENYALURAN DAN PENGEMBALIAN DANA BERGULIR BAGI PEDAGANG PASAR TRADISIONAL DI KABUPATEN BANTUL DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemiskinan dan pengangguran. PNPM Mandiri difokuskan pada program

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemiskinan dan pengangguran. PNPM Mandiri difokuskan pada program 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum PNPM Mandiri 4.1.1. Pengertian PNPM Mandiri Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri merupakan salah satu upaya pemerintah untuk

Lebih terperinci

TATA CARA PEMBENTUKAN UNIT PENGELOLA (UP) BKM P2KP

TATA CARA PEMBENTUKAN UNIT PENGELOLA (UP) BKM P2KP TATA CARA PEMBENTUKAN UNIT PENGELOLA (UP) BKM P2KP 1. PENDAHULUAN BKM adalah lembaga masyarakat warga (Civil Society Organization), yang pada hakekatnya mengandung pengertian sebagai wadah masyarakat untuk

Lebih terperinci

PERANAN SISTEM AKUNTANSI DALAM MENUNJANG STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN ATAS KREDIT PRODUKTIF (STUDI KASUS PADA PD

PERANAN SISTEM AKUNTANSI DALAM MENUNJANG STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN ATAS KREDIT PRODUKTIF (STUDI KASUS PADA PD Program Studi Akuntansi S1 dan D3 Fakultas Ekonomi, Universitas Garut EISSN: 2527-6948 PERANAN SISTEM AKUNTANSI DALAM MENUNJANG STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN ATAS KREDIT PRODUKTIF (STUDI KASUS PADA PD.

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Dalam pelaksanaan Kerja Praktek di PD.BPR BKK TAMAN. KAB.PEMALANG penulis ditempatkan pada Bagian Kredit pada aspek

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Dalam pelaksanaan Kerja Praktek di PD.BPR BKK TAMAN. KAB.PEMALANG penulis ditempatkan pada Bagian Kredit pada aspek BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Dalam pelaksanaan Kerja Praktek di PD.BPR BKK TAMAN KAB.PEMALANG penulis ditempatkan pada Bagian Kredit pada aspek penyaluran kredit,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Melalui Program Nasional Pemerdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Melalui Program Nasional Pemerdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini ada dua penelitian yang dijadikan rujukan oleh penulis, diantaranya sebagai berikut: 1. Anwar Ramli, 2011 Judul penelitiannya adalah

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Murabahah dengan Jaminan Hak. Tanggungan di BPRS Suriyah Semarang

BAB III PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Murabahah dengan Jaminan Hak. Tanggungan di BPRS Suriyah Semarang BAB III PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Pembiayaan Murabahah dengan Jaminan Hak Tanggungan di BPRS Suriyah Semarang PT. BPRS Suriyah Semarang dalam memberikan Produk Pembiayaan, termasuk Pembiayaan Murabahah

Lebih terperinci

BUPATI PENAJAM PASER UTARA,

BUPATI PENAJAM PASER UTARA, BUPATI PENAJAM PASER UTARA 11 PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN PROGRAM PENINGKATAN EKONOMI KERAKYATAN MELALUI PINJAMAN MODAL USAHA DENGAN DANA POLA BERGULIR

Lebih terperinci

VI. STRATEGI PENYEMPURNAAN PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP

VI. STRATEGI PENYEMPURNAAN PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP VI. STRATEGI PENYEMPURNAAN PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP 6.1 Prioritas Aspek yang Berperan dalam Penyempurnaan Pemanfaatan Dana Pinjaman Bergulir P2KP Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis

Lebih terperinci

BAB IV MEKANISME DAN ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA SEKTOR PERTANIAN A.

BAB IV MEKANISME DAN ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA SEKTOR PERTANIAN A. BAB IV MEKANISME DAN ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA SEKTOR PERTANIAN A. Mekanisme Pembiayaan Murabahah 1. Prosedur Pembiayaan Murabahah Dalam melaksanakan fungsinya sebagai lembaga keuangan mikro syariah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebutan Millenium Development Goals (MDGs) yang memuat 8 program

BAB I PENDAHULUAN. sebutan Millenium Development Goals (MDGs) yang memuat 8 program BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konferensi Tingkat Tinggi (K TT) di New York tahun 2000 yang dihadiri para kepala negara dan perwakilan dari 189 negara anggota PBB, telah disepakati sebuah kesepakatan

Lebih terperinci

RINGKASAN. keputusan operasional, baik itu informasi kuantitif maupun kualitatif yang dapat

RINGKASAN. keputusan operasional, baik itu informasi kuantitif maupun kualitatif yang dapat RINGKASAN BAB I Pada era sekarang ini sistem informasi akuntansi yang efektif dan efisien merupakan suatu hal yang penting dimana sistem informasi akuntansi yang baik maka informasi yang dihasilkan akan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM. Gambaran Umum Unit Pengelola Keuangan (UPK) Di Kelurahan. Gumawang Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan.

BAB III GAMBARAN UMUM. Gambaran Umum Unit Pengelola Keuangan (UPK) Di Kelurahan. Gumawang Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan. BAB III GAMBARAN UMUM Gambaran Umum Unit Pengelola Keuangan (UPK) Di Kelurahan Gumawang Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan. A. Profil Kelurahan Gumawang Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan 1.

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG MEKANISME PENCAIRAN, PENYALURAN DAN PENGEMBALIAN DANA BERGULIR BAGI PEDAGANG PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dasar hukum dari Program Nasional Pemberdayaan Mandiri Perkotaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dasar hukum dari Program Nasional Pemberdayaan Mandiri Perkotaan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 PNPM Mandiri Perkotaan 1). Pengertian PNPM Mandiri Perkotaan Dasar hukum dari Program Nasional Pemberdayaan Mandiri Perkotaan (PNPM) Perkotaan adalah Peraturan

Lebih terperinci

BUPATI PAKPAK BHARAT

BUPATI PAKPAK BHARAT BUPATI PAKPAK BHARAT PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PERKUATAN PERMODALAN USAHA BAGI MASYARAKAT MELALUI KREDIT NDUMA PAKPAK BHARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis Mekanisme Pembiayaan Bai u Bithaman Ajil di BMT Matra

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis Mekanisme Pembiayaan Bai u Bithaman Ajil di BMT Matra BAB IV HASIL PENELITIAN A. Analisis Mekanisme Pembiayaan Bai u Bithaman Ajil di BMT Matra Pekalongan Di BMT Matra Pekalongan dalam melakukan penyaluran dana salah satunya produk pembiayaan bai u bithaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Peranan UMKM. laju pertumbuhan ekonomi maupun penyerapan tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Peranan UMKM. laju pertumbuhan ekonomi maupun penyerapan tenaga kerja. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) tidak terlepas dari perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Peranan UMKM terutama sejak krisis moneter tahun 1998

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA digilib.uns.ac.id BAB III DESKRIPSI LEMBAGA A. Sejarah PD. Bank Perkreditan Rakyat BKK Boyolali Perusahaan Daerah BPR BKK Boyolali Kota Kabupaten Boyolali merupakan hasil dari merger 18 PD.BPR BKK se Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ada beberapa tahapan dalam pembiayaan mudharabah yang harus dilalui. sebelum dana itu diserahkan kepada nasabah :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ada beberapa tahapan dalam pembiayaan mudharabah yang harus dilalui. sebelum dana itu diserahkan kepada nasabah : BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Pembiayaan Mudharabah Ada beberapa tahapan dalam pembiayaan mudharabah yang harus dilalui sebelum dana itu diserahkan kepada nasabah : 1. Nasabah Melakukan Pengajuan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN III.

KERANGKA PEMIKIRAN III. III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengendalian Kredit Bank Pada penyaluran kredit bank, perlu diperhatikan beberapa aspek yang terkait dengan nasabah penerima kredit untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang melanda Indonesia sejak tahun 1997, beberapa studi telah menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. yang melanda Indonesia sejak tahun 1997, beberapa studi telah menunjukkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian di Indonesia secara nasional telah menunjukkan bahwa kegiatan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu bidang usaha yang konsisten

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tinjauan Mengenai Bank 2.1.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan

Lebih terperinci

ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT TERHADAP USAHA KECIL: STUDI PADA PD. BPR BKK DEMAK KOTA KANTOR PUSAT OPERASIONAL. Oleh: SITI MAHILLANI

ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT TERHADAP USAHA KECIL: STUDI PADA PD. BPR BKK DEMAK KOTA KANTOR PUSAT OPERASIONAL. Oleh: SITI MAHILLANI 1 ANALISIS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT TERHADAP USAHA KECIL: STUDI PADA PD. BPR BKK DEMAK KOTA KANTOR PUSAT OPERASIONAL Oleh: SITI MAHILLANI B12.2010.01523 UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG DANA PENGUATAN MODAL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dasar lingkungan yang memadai dengan kualitas perumahan dan permukiman

BAB I PENDAHULUAN. dasar lingkungan yang memadai dengan kualitas perumahan dan permukiman 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan kemiskinan di Indonesia sudah sangat mendesak untuk ditangani. Khususnya di wilayah perkotaan, salah satu ciri umum dari kondisi fisik masyarakat

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan efektivitas dan

Lebih terperinci

yang transparan dan mudah diukur oleh Unit Pengelola Keuangan (UPK), PMU dan PNPM Mandiri Perkotaan. Indicator utama untuk melihat kinerja pinjaman be

yang transparan dan mudah diukur oleh Unit Pengelola Keuangan (UPK), PMU dan PNPM Mandiri Perkotaan. Indicator utama untuk melihat kinerja pinjaman be PERBANDINGAN INDIKATOR KINERJA UNIT PENGELOLA KEUANGAN PADA PNPM MANDIRI PERKOTAAN DAN PEDESAAN DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN PAR, ROI DAN CCR Chendany Philoshopia Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. bagi mereka yang membuatnya. Perjanjian Kredit. Danamon Indonesia Unit Pasar Delitua dengan Toko Emas M.

BAB I. PENDAHULUAN. bagi mereka yang membuatnya. Perjanjian Kredit. Danamon Indonesia Unit Pasar Delitua dengan Toko Emas M. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perjanjian Kredit merupakan suatu perjanjian yang tidak diatur dalam KUHPerdata sehingga disebut perjanjian tidak bernama. Pasal 1338 KUHPerdata berbunyi semua perjanjian

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN KEUANGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN POTENSI KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT (P2KSM) KABUPATEN PURWOREJO DENGAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebahagian Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen. oleh RAHMATIKA PROGRAM STUDI MANAJEMEN

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebahagian Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen. oleh RAHMATIKA PROGRAM STUDI MANAJEMEN ANALISIS EFEKTIFITAS PROGRAM PINJAMAN DANA BERGULIR PADA UNIT PENGELOLA KEGIATAN (UPK) PNPM MANDIRI DAN KELOMPOK SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP) DI KECAMATAN SITUJUH LIMO NAGARI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Proses Akad Ijarah Multiguna Untuk Biaya Umroh. multiguna untuk biaya umroh yang diserahkan kepada nasabah diharapkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Proses Akad Ijarah Multiguna Untuk Biaya Umroh. multiguna untuk biaya umroh yang diserahkan kepada nasabah diharapkan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Proses Akad Ijarah Multiguna Untuk Biaya Umroh Penerapan akad ijarah pada pembiayaan multiguna untuk biaya umroh di Bank Syariah Mandiri KCP Katamso dilakukan dengan menjelaskan

Lebih terperinci

Evaluasi sistem penyaluran modal kredit Pada lembaga keuangan pasar Dinas perindagkop dan UKM kabupaten Sragen

Evaluasi sistem penyaluran modal kredit Pada lembaga keuangan pasar Dinas perindagkop dan UKM kabupaten Sragen 1 Evaluasi sistem penyaluran modal kredit Pada lembaga keuangan pasar Dinas perindagkop dan UKM kabupaten Sragen Oleh: Widya Anastalia NIM F3304193 BAB I PENDAHULUAN A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1. Sejarah

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Republik

Lebih terperinci

Anwar Ramli Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Makassar. Keywords: fund repayment, national community empowerment program

Anwar Ramli Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Makassar. Keywords: fund repayment, national community empowerment program Analisis Pengembalian Bantuan Dana Bergulir Melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Kota Makassar (Studi Kasus BKM Maccini Salewangang Kelurahan Maccini Kecamatan Makassar)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dirancang oleh para pakar dan dunia akademis guna membantu upaya

BAB I PENDAHULUAN. yang dirancang oleh para pakar dan dunia akademis guna membantu upaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemberdayaan Masyarakat adalah sebuah konsep strategi pembangunan yang dirancang oleh para pakar dan dunia akademis guna membantu upaya pertumbuhan pembangunan yang

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG PROPINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGELOLAAN RETRIBUSI DAERAH

BUPATI SEMARANG PROPINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGELOLAAN RETRIBUSI DAERAH BUPATI SEMARANG PROPINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGELOLAAN RETRIBUSI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SISTEM

BAB IV ANALISIS SISTEM BAB IV ANALISIS SISTEM 4.2. Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan Untuk mengetahui sistem yang sedang berjalan dan untuk mempelajari sistem yang ada, diperlukan suatu penggambaran aliran-aliran informasi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN A. Upaya Pencegahan Pembiayaan Bermasalah di BMT Al Hikmah Ungaran BMT Al Hikmah merupakan sebuah lembaga keuangan syariah non bank yang menghimpun dana dari masyarakat

Lebih terperinci

PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT BRIGUNA KARYA PAYROLL BRI DI BANK RAKYAT INDONESIA CABANG PAHLAWAN SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT BRIGUNA KARYA PAYROLL BRI DI BANK RAKYAT INDONESIA CABANG PAHLAWAN SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT BRIGUNA KARYA PAYROLL BRI DI BANK RAKYAT INDONESIA CABANG PAHLAWAN SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Diploma

Lebih terperinci

Lampiran 1. Tagihan UKM Kolom Nama Sebagai Catatan Realisasi Simpanan Wajib

Lampiran 1. Tagihan UKM Kolom Nama Sebagai Catatan Realisasi Simpanan Wajib Lampiran 1. Tagihan UKM Kolom Nama Sebagai Catatan Realisasi Simpanan Wajib Lampiran 2. Tagihan UKM Kolom Tanda Tangan Sebagai Catatan Realisasi Lampiran 3. Standard Operating Procedure (SOP) Prosedur

Lebih terperinci

PANDUAN PENDAMPINGAN OPTIMALISASI KINERJA PENGELOLAAN DANA BERGULIR (PDB)

PANDUAN PENDAMPINGAN OPTIMALISASI KINERJA PENGELOLAAN DANA BERGULIR (PDB) PANDUAN PENDAMPINGAN OPTIMALISASI KINERJA PENGELOLAAN DANA BERGULIR (PDB) A. LATAR BELAKANG Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir (PDB)/Keuangan Mikro menjadi penting dikelola dengan baik dan terukur mengingat

Lebih terperinci

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kompleks yang dihadapi negara Indonesia. Untuk menidak lanjuti masalah

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kompleks yang dihadapi negara Indonesia. Untuk menidak lanjuti masalah BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat diketahui kemiskinan merupakan masalah kompleks yang dihadapi negara Indonesia. Untuk menidak lanjuti masalah kemiskinan telah

Lebih terperinci

serta mencatat semua transaksi pemberian kredit bank secara lengkap

serta mencatat semua transaksi pemberian kredit bank secara lengkap DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11 Tabel 4.12 Tabel 4.13 Tabel 4.14 Tabel 4.15 Tabel 4.16 Operasionalisasi

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM DAN PROSEDUR AKUNTANSI PIUTANG UNTUK MENILAI PENGENDALIAN INTERN PADA KOPERASI WANITA SEJAHTERA DESA GAYAM KEC.

ANALISIS SISTEM DAN PROSEDUR AKUNTANSI PIUTANG UNTUK MENILAI PENGENDALIAN INTERN PADA KOPERASI WANITA SEJAHTERA DESA GAYAM KEC. ANALISIS SISTEM DAN PROSEDUR AKUNTANSI PIUTANG UNTUK MENILAI PENGENDALIAN INTERN PADA KOPERASI WANITA SEJAHTERA DESA GAYAM KEC.GURAH SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB IV PENERAPAN AKAD MURABAHAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN PENSIUN

BAB IV PENERAPAN AKAD MURABAHAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN PENSIUN BAB IV PENERAPAN AKAD MURABAHAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN PENSIUN A. Mekanisme Produk Pembiayaan Pensiun Produk pembiayaan pensiun di Bank Mandiri Syariah KC Ngaliyan termasuk dalam pembiayaan consumer. Pembiayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebutuhan yang mendesak atau kekurangan dana dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebutuhan yang mendesak atau kekurangan dana dalam memenuhi BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Kebutuhan yang mendesak atau kekurangan dana dalam memenuhi kebutuhan sehari - hari merupakan masalah yang sering terjadi pada kehidupan masyarakat. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA UNIVERSITAS MATARAM DENGAN PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. Nomor : MDC.DPS/PKS. /2013

PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA UNIVERSITAS MATARAM DENGAN PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. Nomor : MDC.DPS/PKS. /2013 PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA UNIVERSITAS MATARAM DENGAN PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. Nomor : /UN18/KS/2013 Nomor : MDC.DPS/PKS. /2013 TENTANG LAYANAN FASILITAS KREDIT SERBAGUNA MIKRO (KSM) NON PAYROLL

Lebih terperinci

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAERAH WALIKOTA MADIUN,

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAERAH WALIKOTA MADIUN, WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAERAH WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut ketentuan Pasal 40 Peraturan

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT DAN PERUSAHAAN PENJAMINAN ULANG KREDIT MENTERI KEUANGAN, Menimbang: a. bahwa peningkatan akses dunia usaha pada sumber

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS PENGENDALIAN KREDIT (STUDI PADA KOPERASI MARSUDI MULYO)

ANALISIS EFEKTIVITAS PENGENDALIAN KREDIT (STUDI PADA KOPERASI MARSUDI MULYO) ANALISIS EFEKTIVITAS PENGENDALIAN KREDIT (STUDI PADA KOPERASI MARSUDI MULYO) DAFI ARMAHEDI Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Semarang E-mail: dafiarmahedi@gmail.com ABSTRACT This

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Perum Pegadaian Kanwil Bandung merupakan tempat dimana penulis

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Perum Pegadaian Kanwil Bandung merupakan tempat dimana penulis 31 BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1. Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Perum Pegadaian Kanwil Bandung merupakan tempat dimana penulis melaksanakan kerja praktek dan penulis ditempatkan di Bagian Operasional.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Penerapan Pembiayaan Mudharabah pada KJKS BMT Usaha

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Penerapan Pembiayaan Mudharabah pada KJKS BMT Usaha BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Penerapan Pembiayaan Mudharabah pada KJKS BMT Usaha Mandiri Sejahtera ( UMS ). 1. Prosedur Pembiayaan Mudharabah pada KJKS BMT Usaha Mandiri Sejahtera Prosedur pengajuan

Lebih terperinci

VI. MEKANISME PENYALURAN KREDIT BNI TUNAS USAHA (BTU) PADA UKC CABANG KARAWANG

VI. MEKANISME PENYALURAN KREDIT BNI TUNAS USAHA (BTU) PADA UKC CABANG KARAWANG VI. MEKANISME PENYALURAN KREDIT BNI TUNAS USAHA (BTU) PADA UKC CABANG KARAWANG Latar belakang diluncurkannya fasilitas kredit BNI Tunas Usaha (BTU) adalah Inpres Presiden No. 6 Tahun 2007 tentang Kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara berkembang yang senantiasa. melakukan pembangunan di segala bidang. Pembangunan yang sedang giat

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara berkembang yang senantiasa. melakukan pembangunan di segala bidang. Pembangunan yang sedang giat 12 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara berkembang yang senantiasa melakukan pembangunan di segala bidang. Pembangunan yang sedang giat dilakukan saat ini meliputi segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkannya kembali kepada masyarakat, pengusaha (enterpreneur) untuk

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkannya kembali kepada masyarakat, pengusaha (enterpreneur) untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam perekonomian, peranan bank sangat penting selaku lembaga keuangan dengan tugas pokok yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id 35 BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN Didalam suatu lembaga keuangan baik negeri maupun swasta yang menyediakan berbagai macam produk layanan kredit, prosedur pemberian kredit sangatlah

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 20 SERI E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 20 SERI E LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 20 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DANA PINJAMAN BERGULIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Dengan melihat uraian diatas maka penulis menyusun laporan kerja

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Dengan melihat uraian diatas maka penulis menyusun laporan kerja BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Dengan melihat uraian diatas maka penulis menyusun laporan kerja praktek dan menuangkannya dengan judul PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENGADAAN DAN PENERUSAN PINJAMAN DALAM NEGERI OLEH PEMERINTAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENGADAAN DAN PENERUSAN PINJAMAN DALAM NEGERI OLEH PEMERINTAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENGADAAN DAN PENERUSAN PINJAMAN DALAM NEGERI OLEH PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Analisa Kinerja Keuangan pada Unit Pengelolaan Keuangan (UPK) dibawah Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Kelurahan. Karangwaru Yogyakarta

Analisa Kinerja Keuangan pada Unit Pengelolaan Keuangan (UPK) dibawah Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Kelurahan. Karangwaru Yogyakarta Analisa Kinerja Keuangan pada Unit Pengelolaan Keuangan (UPK) dibawah Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Kelurahan Karangwaru Yogyakarta Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar

Lebih terperinci

Oleh. A. Solikhin. (Dosen pada Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta) ABSTRAK

Oleh. A. Solikhin. (Dosen pada Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta) ABSTRAK ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN PEMBERIAN KREDIT PADA NASABAH DI PT. BPR GROGOL JOYO SUKOHARJO Oleh A. Solikhin (Dosen pada Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid Surakarta) ABSTRAK Dengan kemajuan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. pembiayaan untuk beragam keperluan, baik produktif (investasi dan modal

BAB IV PEMBAHASAN. pembiayaan untuk beragam keperluan, baik produktif (investasi dan modal BAB IV PEMBAHASAN A. Prosedur Pembiayan BSM Oto di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Batusangkar Perbankan syariah menjalankan fungsi yang sama dengan perbankan konvensional, yaitu sebagai lembaga intermediasi

Lebih terperinci

KEORGANISASIAN & PENGAWASAN KEUANGAN UPK PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - PERKOTAAN

KEORGANISASIAN & PENGAWASAN KEUANGAN UPK PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - PERKOTAAN PETUNJUK TEKNIS KEORGANISASIAN & PENGAWASAN KEUANGAN UPK PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - PERKOTAAN Diterbitkan Oleh: Direktorat Jenderal Cipta Karya - Kementerian Pekerjaan Umum

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDRAL CIPTA KARYA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM. PROGRES PINJAMAN DANA BERGULIR (PDB) WILAYAH 1 Status data : MARET 2015

DIREKTORAT JENDRAL CIPTA KARYA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM. PROGRES PINJAMAN DANA BERGULIR (PDB) WILAYAH 1 Status data : MARET 2015 DIREKTORAT JENDRAL CIPTA KARYA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PROGRES PINJAMAN DANA BERGULIR (PDB) WILAYAH 1 Status data : MARET 2015 INFORMASI DATA PINJAMAN BERGULIR LOKASI WILAYAH-1 No I. INFORMASI KINERJA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana (funding) dan menyalurkan dana (lending) masyarakat perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. dana (funding) dan menyalurkan dana (lending) masyarakat perekonomian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bank adalah suatu badan usaha yang memiliki fungsi utama menghimpun dana (funding) dan menyalurkan dana (lending) masyarakat perekonomian Indonesia secara

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR : 68 TAHUN 2008/434.013/2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 35 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 35 SERI E BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR : 930 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYALURAN DANA INVESTASI UNTUK PINJAMAN BERGULIR BAGI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Kelayakan Benda Jaminan Dalam Pembiayaan di KSU. KOTA SANTRI Cabang Karanganyar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Kelayakan Benda Jaminan Dalam Pembiayaan di KSU. KOTA SANTRI Cabang Karanganyar BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kelayakan Benda Jaminan Dalam Pembiayaan di KSU KOTA SANTRI Cabang Karanganyar Koperasi Serba Usaha KOTA SANTRI Cabang Karanganyar dalam memberikan kredit

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Sistem Penerimaan Kas dari Pemasangan Sambungan Baru

BAB IV PEMBAHASAN. A. Sistem Penerimaan Kas dari Pemasangan Sambungan Baru BAB IV PEMBAHASAN A. Sistem Penerimaan Kas dari Pemasangan Sambungan Baru Penerimaan kas dari PDAM Tirta Satria Cabang Purwokerto 2 terbagi menjadi 2 yaitu penerimaan kas air dan non air. Penerimaan kas

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN PEMBERIAN PINJAMAN KEPADA ANGGOTA KOPERASI PEGAWAI SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01/SP/SETNEG/KOP/12/2009

STANDAR PELAYANAN PEMBERIAN PINJAMAN KEPADA ANGGOTA KOPERASI PEGAWAI SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01/SP/SETNEG/KOP/12/2009 STANDAR PELAYANAN PEMBERIAN PINJAMAN KEPADA ANGGOTA KOPERASI PEGAWAI SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01/SP/SETNEG/KOP/12/2009 BAGIAN KESATU PENDAHULUAN A. Dasar Hukum 1. Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci