BAB I PENDAHULUAN. perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pada masa pergerakan nasional, media massa

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pada masa pergerakan nasional, media massa"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Media massa khususnya surat kabar mempunyai peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pada masa pergerakan nasional, media massa berperan menumbuhkan rasa nasionalisme dan patriotisme. Pada masa pendudukan Jepang, meski media massa menjadi suara pemerintah pendudukan Jepang namun dengan berbagai siasat selalu berusaha untuk tetap berpihak pada perjuangan kemerdekaan Indonesia. Selama perang kemerdekaan, media massa turut pulaberjuang mempertahankan proklamasi kemerdekaan Indonesia. 1 Media massa sebagai alat penyampai berita bagi pemerintah, kelompok tertentu, dan rakyat pada umumnya. Terutama bagi orang Belanda yang selalu mengutamakan betapa pentingnya arti dokumentasi, segala hal ihwal dan kabar berita yang terjadi di negeri leluhurnya maupun di negeri jajahannya, selalu disimpan untuk berbagai keperluan. Dengan kata lain media massa telah dipandang sebagai alat pencatat atau pendokumentasian segala peristiwa di Hindia Belanda dan sangat perlu diketahui oleh pemerintah pusat di Nederland serta orang-orang Belanda pada umumnya. 1 Syamsul Basri, Pers dan Wartawan Sebagai Pembangkit Kesadaran Bangsa Melawan Penjajah dalam Oka Kusumayudha (Penyunting) Pemasyarakatan Pers Nasional Sebagai Pers Pancasila. (Jakarta: Deppen RI, 1987), hal

2 2 Kelahiran Pers Nasional, yaitu pers yang dikelola, dimodali, dan dimiliki oleh orang Indonesia sendiri, sebenarnya tidak bisa dilepaskan dari pengaruh perkembangan pers yang dikelola oleh orang Belanda, Cina dan Indonesia. Pada akhir abad XIX dan awal abad XX orang-orang Belanda dan Cina telah menerbitkan dan memanfaatkan pers sebagai media yang efektif untuk membela kepentingan politik dan sosial mereka. Keadaan seperti itu kemudian disadari juga oleh golongan elite modern Indonesia untuk menerbitkan pers sebagai media untuk mensosialisasikan gagasan, cita-cita, dan kepentingan politik mereka, terutama dalam memajukan penduduk bumiputera di Indonesia. 2 Periode revolusi fisik terjadi antara tahun 1945 sampai Pada masa ini pers terbagi menjadi dua golongan yaitu: 1. Pers yang diterbitkan dan diusahakan oleh tentara pendudukan Sekutu dan Belanda yang selanjutnya dinamakan Pers Nica (Belanda). 2. Pers yang diterbitkan dan diusahakan oleh orang Indonesia yang disebut Pers Republik/ Nasional. Kedua pers tersebut sangat berlawanan. Pers nasional disuarakan oleh kaum Republik yang berisi semangat mempertahankan kemerdekaan dan menentang usaha pendudukan Sekutu. Pers nasional menjadi alat perjuangan pada masa 2 M.Gani, Surat Kabar Indonesia Pada Tiga Zaman, (Jakarta: Departemen Penerangan RI, tanpa tahun terbit), hlm.55. hlm Hamzah. A, Delik-Delik Pers di Indonesia,(Jakarta: Media Sarana Pers, 1987),

3 3 revolusi. Sebaliknya, pers Nica berusaha mempengaruhi bangsa Indonesia agar menerima kembali Belanda untuk berkuasa di Indonesia. 4 Beberapa contoh pers republik yang muncul pada masa revolusi antara lain di Jakarta terbit Merdeka, Berita Indonesia, Soember, Ra jat, Pemandangan, Pedoman dan Negara Baroe; di Bogor ada Gelora Rakjat; di Cirebon ada Republik dan Genderang; di Magelang ada Penghela Rakjat; di Yogyakarta, selain Kedaulatan Rakjat, ada Al Djihad, Boeroeh, dan Nasional. 5 Suratkabar pada masa revolusi digunakan sebagai alat untuk mempropagandakan kemerdekaan Indonesia. Pers masa revolusi adalah mitra bagi pemerintah dalam mencari kebenaran,mempertahankan kemerdekaan dan menggerakkan rakyat untuk melawan penjajah. Pers yang lahir pada masa revolusi tentu amat kental menyuarakan perjuangan untuk mewujudkan cita-cita proklamasi yang telah dikumandangkan. 6 Pers masa revolusi sering disebut dengan pers perjuangan, karena sifatnya yang berani pada kebenaran perjuangan itu sendiri. Pers masa revolusi merupakan suatu kekuatan baru dalam perjuangan meskipun tidak menggunakan fisik melainkan tulisan. Melalui ketajaman pena yang ditampilkan maka pers 4 Soebagijo I.N, Sejarah Pers Indonesia, (Jakarta: Dewan Pers, 1977), hlm Wartini Santoso, Katalog Surat Kabar Koleksi Perpustakaan Nasional (Jakarta: Perpusnas-Depdikbud, 1984), hlm Samuel Pandjaitan, Kesaksian Perdjoengan Pena Jilid I, (Jakarta:Yayasan Sumber Agung, 2005), hlm.8.

4 4 pada masa revolusi terasa ikut berperan besar sebagai saksi pemurnian cita-cita proklamasi Indonesia. Pada akhirnya penulisan skripsi ini akan difokuskan pada Peranan Pers Nasional di Jakarta Masa Revolusi Fisik ( ). Penelitian ini akan mengkaji tentang kehidupan pers, khususnya surat kabar, yang terbit di Jakarta pada masa revolusi fisik. Pembahasan akan difokuskan pada tiga surat kabar yang terbit di Jakarta, yaitu Berita Indonesia, Merdeka, Soember. Pemilihan pada tiga surat kabar tersebut didasarkan atas beberapa pertimbangan. Pertama, ketiga surat kabar tersebut merupakan pers yang berpengaruh pada zamannya bila dilihat dari jumlah oplah dan daerah penyebaranya yang relatif luas bila dibandingkan dengan pers lain yang terbit pada masa revolusi Indonesia. Dengan demikian maka apa yang disajikan oleh tiga surat kabar tersebut, baik dalam bentuk berita (news) maupun pandangan-pandangan (views), dianggap penting oleh pemerintah dan masyarakat pembacanya. Kedua, ketiga surat kabar tersebut relatif independen dalam artian tidak memiliki hubungan secara formal dengan organisasi sosial dan politik tertentu. Dengan demikian, dalam derajat tertentu pandangan-pandanganya pun relatif independen dengan lebih mementingkan kepentingan masyarakat banyak daripada kepentingan partai politik tertentu. Adapun kurun waktu yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah dari tahun 1945 sampai dengan Periode antara tahun 1945 sampai dengan akhir tahun 1949 disebut periode revolusi fisik, membawa coraknya tersendiri dalam

5 5 sifat dan fungsi pers nasional. Pers yang lahir pada periode tahun dikenal sebagai pers perjuangan.pers Nasional menjadi salah satu alat perjuangan revolusi untuk bangsa Indonesia. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan judul yang telah diuraikan, maka rumusan masalah sebagai berikut : 1) Bagaimana Perkembangan Pers Nasional di Jakarta Masa Revolusi Fisik ( )? 2) Bagaimana Kedudukan Pers Nasional di Jakarta Masa Revolusi Fisik ( )? 3) Bagaimana Peranan Pers Nasional di Jakarta Masa Revolusi Fisik ( )? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum a. Mengembangkan kemampuan berfikir secara ilmiah dalam menganalisa setiap gejala yang terjadi pada peristiwa revolusi fisik khususnya mengenai peranan pers. b. Menerapkan Teori dan Metodologi yang telah di dapat selama berada di bangku perkuliahan.

6 6 c. Memberikan pemahaman bahwa perjuangan melawan penjajahan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, salah satunya adalah melalui perjuangan pena, dalam hal ini adalah lembaga pers. 2. Tujuan Khusus a. Memberikan gambaran tentang perkembangan pers di Jakarta masa revolusi fisik. b. Memberikan sebuah wacana tentang peranan dan perjuangan pers pada masa mempertahankan kemerdekaan tahun c. Dapat mengetahui berbagai macam hambatan yang pernah dialami pada masa revolusi fisik khususnya dalam bidang Pers. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Pembaca a. Memperoleh gambaran tentang pers di Jakarta pada masa revolusi fisik tahun b. Dapat menilai secara kritis tentang peranan dan kontribusi pers di Jakarta masa revolusi fisik. c. Memperluas khasanah dan wawasan pembaca akan pentingnya peranan pers dalam dinamika perjuangan bangsa Indonesia.

7 7 2. Bagi Penulis a. Menambah pengetahuan tentang sejarah serta peranan pers di Indonesia pada masa revolusi fisik. b. Memacu untuk bisa berkarya dalam bidang tulis-menulis dengan mencoba mendeskripsikan kehidupan pers Indonesia masa revolusi fisik khususnya di Jakarta. c. Memberikan suatu pelajaran dari sejarah bahwa dengan adanya semangat dan tekad yang kuat maka hambatan apapun dapat dilewati. E. Kajian Pustaka Kepustakaan selalu diperlukan dan mesti dipergunakan untuk menulis karya ilmiah, terdiri dari buku-buku yang sebagian besar berfungsi acuan (references book), yaitu karya tulis yang digunakan untuk mencari di dalamnya hal yang perlu diketahui dan dicatat. 7 Buku-buku tersebut seharusnya sesuai dengan permasalahan yang dikaji. Kajian Pustaka akan menguraikan beberapa buku yang digunakan sebagai landasan pemikiran dalam mengkaji dan menganalisis permasalahan yang berkaitan dengan penelitian skripsi ini. Adapun hal yang dilakukan dalam kajian pustaka adalah dengan mengklarifikasikan buku berdasarkan permasalahan yang diangkat. 7 Helius Sjamsuddin, Metodologi Sejarah, (Jakarta: Depdikbud, 1996), hlm.21.

8 8 Kemudian menelaah sumber untuk mengambil informasi yang relevan dengan permasalahan dalam skripsi ini. Buku-buku yang berkaitan dengan kajian tersebut adalah: Buku pertama yang akan ditelaah adalah Kesaksian Perdjoeangan Pena. 8 Buku ini menuturkan bagaimana pengaruh idealisme redaktur dalam penulisan surat kabar, dalam hal ini Samuel Pandjaitan sebagai pemimpin umum. Idealisme Soember jelas digambarkan tidak menjadi surat kabar pendukung pemerintah melainkan untuk mengkritik pemerintah sesuai dengan fungsinya sebagai alat kontrol sosial. Walaupun demikian, tetap saja kebebasan pers di Indonesia masih terbatas dan bisa disebut sebagai pers yang diarahkan. Ada alasan tertentu pers diperkenankan untuk memberitakan tetapi juga ada yang sama sekali tertutup untuk ditulis. Buku sejarah ini merupakan kumpulan kliping artikel yang pernah dimuat di Harian Soember. Selanjutnya, Buku yang menjelaskan tentang pers dan perkembanganya di Indonesia diantaranya: Buku yang ditulis oleh Drs. I. Taufik, diterbitkan pada tahun 1977 dengan Judul Sejarah dan Perkembangan Pers di Indonesia. I. Taufik dalam kesimpulanya mengemukakan bahwa pers nasional sejak zaman penjajahan hingga masa sekarang sudah merupakan alat untuk memperjuangkan hak-hak bangsa 8 Pandjaitan, Op.Cit., hlm.8.

9 9 sebagai usaha dalam memperbaiki nasib rakyat. Selain itu dalam pertumbuhan dan perkembangan Pers, Spesialisasi dan Diferensiasi dalam tugaskegiatan pers merupakan tuntunan-tuntunan yang tidak terelakan lagi. Selanjutnya, F. Rachmadi, Perbandingan Sistem Pers, Analisa Deskriptif Sistem Pers di Berbagai Negara menyebutkan bahwa pola hubungan pers dan pemerintah di suatu Negara erat sekali kaitanya dengan sistem dan struktur politik yang berlaku di dalam Negara tempat kedua lembaga itu (pers dan pemerintah) berada. Hubungan itu bahkan dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi yang bersangkutan. Atas dasar pandangan ini, maka pers tidak mempunyai kehidupan mandiri, melainkan dipengaruhi dan mempengaruhi lembaga masyarakat yang lain. Berikutnya adalah karya Andi Suwirta yang berjudul Pers, Revolusi, dan Demokratisasi: Kehidupan Pers di Jawa Masa Awal Revolusi Indonesia, secara nyata tersirat mengenai cara-cara menganalisis peristiwa sejarah dengan menggunakan surat kabar yang digambarkan dengan baik, terutama mengenai permasalahan yang berkenaan dengan kehidupan pers pada masa revolusi. Selain itu juga di paparkan bahwa pers merupakan pantulan dan realitas sosial pada zamannnya. Pers juga memberikan pandangan dan penilaianya yang turut memperkaya khasanah sejarah bangsa Indonesia.

10 10 F. Historiografi yang Relevan Sumber merupakan modal pokok dalam merekonstruksi peristiwa sejarah karena dari sumber itulah dapat ditarik fakta sejarah yang kemudian menjadi dasar yang menghidupkan masa lampau. 9 Peristiwa sejarah hanya berlangsung sekali saja, seperti banyak disebut dalam beberapa buku pengantar ilmu sejarah. Meskipun demikian, dalam perkembanganya akan disuguhkan dengan berbagai peristiwa sejarah yang terkadang mempunyai kemiripan, meskipun tidak sama baik itu terkait ruang, waktu dan peristiwa. Oleh sebab itu, untuk memberi dan menjelaskan perbedaan antar satu penelitian dengan penelitian lainya, perlu dilakukan perbandinganperbandingan. Historiografi yang relevan berarti upaya membandingkan sebuah penelitian yang akan dilangsungkan dengan penelitan-penelitian sejarah yang telah ada. Tujuannya supaya didapatkan karya sejarah yang benarbenar baru, dengan harapan tidak terjadi repetisi-repetisi pembahasan, apalagi Plagiarisme. Dari penjelasan mengenai historiografi yang relevan tersebut, maka beberapa historiografi yang relevan terkait dengan penelitian skripsi penulis antara lain, sebagai berikut. Skripsi berjudul Pemanfaatan Pers Nasional Oleh Organisasi Politik Di Indonesia ( ) yang ditulis oleh Mochammad Makhrus 9 Sartono Kartodirdjo, Pemikiran dan Perkembangan Historiografi, (Jakarta: Gramedia, 1987), hlm.23.

11 11 mahasiswa program studi Ilmu Sejarah Universitas Negeri Yogyakarta. Penelitian sejarah ini bertujuan untuk memberikan gambaran secara detail peranan surat kabar bagi partai politik di Indonesia pada tahun Surat kabar dijadikan sebagai terompet partai politik untuk menarik simpati masyarakat, dan sebagai penyambung inspirasi atau ide-ide dari pemimpin partai politik yang bersangkutan. Skripsi ini lebih menekankan pada peran surat kabar yang memberikan pengaruh besar bagi kelangsungan politik parlementer pada waktu itu dan khususnya bagi organisasi politik. Perbedaan skripsi ini dengan skripsi yang akan dikaji adalah ruang lingkup temporal kajian. Skripsi Mochamad Makhrus secara umum mengamati tentang peranan pers sebagai terompet partai politik masa era pers liberal. Skripsi dalam kajian ini lebih memfokuskan pada peranan pers nasional sebagai pers perjuangan masa revolusi fisik khususnya di Jakarta tahun Skripsi yang berjudul Peranan Surat Kabar Kedaulatan Rakyat Pada Masa Perjuangan Kemerdekaan Tahun yang ditulis oleh Hariyani Purnomosari mahasiswi program studi ilmu Sejarah Universitas Negeri Yogyakarta. Skripsi ini membahas tentang peranan pers khususnya surat kabar kedaulatan rakyat yang lahir pada masa Yogyakarta yang sedang mengalami masa revolusi. Keberadaan surat kabar Kedaulatan Rakyat ini diterbitkan untuk membantu perjuangan di Yogyakarta dan memberikan

12 12 informasi-informasi kepada masyarakat Yogyakarta khususnya pada pejuang dan pemuda pergerakan. Skripsi ini merupakan karya yang relevan dengan kajian ini. Skripsi tentang Peranan Surat Kabar Kedaulatan Rakyat di Yogyakarta ini melengkapi informasi tentang Peranan pers pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia.Perbedaan keduanya adalah terletak pada kajian skripsi. Hariyani Purnomosari membahas tentang Surat kabar Kedaulatan Rakyat di Yogyakarta sedangkan dalam skripsi ini membahas mengenai Peranan Pers di Jakarta dengan difokuskan pada tiga surat kabar yang terbit di Jakarta yaitu, surat kabar Berita Indonesia, Merdeka, dan Soember. G. Metode dan Pendekatan Penelitian 1. Metode Penelitian Penulisan penelitian ini menggunakan metode sejarah yaitu suatu perangkat aturan-aturan atau prinsip-prinsip yang secara sistematis dipergunakan untuk mencari atau menggunakan sumber-sumber sejarah yang kemudian menilai sumber-sumber itu secara kritis dan menyajikan hasil-hasil dari penelitian itu umumnya dalam bentuk tertulis dari hasil-hasil yang telah dicapai. Menurut Louis Gottschalk, metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau ). Hal Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah, ( Jakarta: Universitas Indonesia Press,

13 13 Dengan metode sejarah juga dapat merekonstruksi sebanyak-banyaknya peristiwa masa lampau manusia. 11 Metode penelitian sejarah kritis terdiri dari empat tahapan pokok yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi fakta dan historiografi. a. Heuristik Heuristik adalah kegiatan mencari dan menemukan sumber yang diperlukan. Berhasil tidaknya pencarian sumber, pada dasarnya tergantung wawasan penulis mengenai sumber yang diperlukan dan ketrampilan teknis penelusuran sumber. Berdasarkan bentuk penyajiannya, sumber-sumber sejarah terdiri atas arsip, dokumen, surat kabar, buku, jurnal, dan lain-lain. 1). Sumber Primer Berdasarkan sifatnya, sumber sejarah terdiri atas sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber yang waktu pembuatannya tidak jauh dari waktu peristiwa terjadi. Sumber sekunder adalah sumber yang waktu pembuatannya jauh dari waktu terjadinya peristiwa. Penulis harus mengetahui benar, yang menjadi sumber primer dan sumber sekunder. Dalam pencarian sumber sejarah, sumber primer harus ditemukan, karena penulisan sejarah ilmiah tidak cukup hanya menggunakan sumber sekunder. Agar pencarian sumber berlangsung secara efektif, dua unsur penunjang heuristik harus diperhatikan. 11 Nugroho Notosusanto, Hakekat Sejarah dan Metode Sejarah (Jakarta:Mega Book Store, 1984), hlm

14 14 a) Pencarian sumber harus berpedoman pada bibliografi kerja dan kerangka tulisan. Dengan memperhatikan permasalahan-permasalahan yang tersirat dalam kerangka tulisan (bab dan subbab), penulis akan mengetahui sumber - sumber yang belum ditemukan. b) Dalam mencari sumber di perpustakaan, penulis wajib memahami sistem katalog perpustakaan yang bersangkutan. 12 Dalam pengumpulan sumber, penulis melakukan penelusuran datadata yang tersimpan di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Jogja Library Center, yang dianggap relevan dengan penulisan skripsi penulis. Sumber primer sebagai berikut: Undang-Undang No.16 tentang badan-badan pengumuman dan penilikan pengumuman dan penerangan Osamu Seirei (Gabungan Persurat Kabaran di Djawa) Pada Masa Jepang. Berita Makloemat Kepada Rakjat dalam Berita Indonesia 7 Oktober Soerat Terboeka Oentoek Wartawan Indonesia dalam Merdeka 11 Nopember Sekitar Van Mook dalam Soember 19 September 1947 terkait dengan opini yang menyebabkan Soember mengalami pembredelan. 12 Irawati Singarimbun, Pemanfaatan Perpustakaan, dalam Masri Singarimbun dan Sofyan Effendy, Metode Penelitian Survai (Jakarta: LP3ES, 1982), hlm. 45.

15 15 Selain itu untuk menunjang data yang diperoleh, penulis juga mengadakan wawancara dengan informan yang terlibat langsung dalam peristiwa, yaitu narasumber sezaman, salah satu dewan redaksi Soember, yakni ibu Ostina Emanuel Nasution Pandjaitan. 2). Sumber Sekunder Sumber sekunder diperoleh melalui riset kepustakaan meliputi buku-buku karangan ilmiah yang ditulis oleh para ahli yang relevan dengan masalah yang diteliti. Hal ini berdasarkan pada pertimbangan bahwa melalui penelusuran dan penelaahan kepustakaan, dapat dipelajari bagaimana mengungkapkan buah pikiran secara sistematis dan kritis. Adapun sumber sekunder yang digunakan penulis untuk menunjang penulisan skripsi adalah: Abdurrachman Surjomihardjo, Beberapa Segi Perkembangan Sejarah Pers Di Indonesia, Jakarta: Buku Kompas, Chaniago, J.R., Ditugaskan Sejarah: Perjuangan Merdeka Jakarta: Pustaka Merdeka, David T. Hill, Jurnalisme dan Politik di Indonesia, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, Don Michael Flournoy (Ed), Analisa Isi Suratkabar-Suratkabar Indonesia, Yogyakarta: Gadjah Mada University Pers, Edward C. Smith, Sejarah Pembreidelan Pers di Indonesia, Jakarta: Grafiti Pers, Gani.M., Surat Kabar Indonesia Pada Tiga Zaman, Jakarta: Departemen Penerangan RI, tanpa tahun terbit

16 16 Samuel Pandjaitan, Kesaksian Perdjoeangan Pena Jilid 1-6, Jakarta: Yayasan Sumber Agung, Taufik. I, Sejarah dan Perkembangan Pers di Indonesia, Jakarta: P.T Triyinco, b. Kritik Sumber Kritik sumber adalah suatu proses pengujian dan menganalisa secara kritis mengenai keauntetikan sumber-sumber yang berhasil dikumpulkan. Kritik sumber ada dua macam meliputi kritik meneliti kebenaran terhadap isi, bahasa yang digunakan, situasi penulisan, gaya dan ide pada sumber lisan maupun sumber dokumen. Kritik ekstern adalah mengkaji sumber sejarah dari luar, mengenai keaslian dari kertas yang dipakai, ejaan, gaya tulisan dan semua penampilan luarnya untuk mengetahui autensitasnya. Kritik intern yaitu, penilaian terhadap sumber sejarah dari isi sumber dokumen tersebut, maka keaslian dokumen dianalisis berdasarkan isinya. Kritik Sumber sangat diperlukan dalam penulisan sejarah karena semakin kritis dalam menilai suatu sumber sejarah, maka semakin autentik penelitian sejarah yang dilakukan ), hlm Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, (Yogyakarta: Bentang Budaya,

17 17 c. Interpretasi Pada tahap interpretasi, dilakukan penafsiran terhadap sumbersumber yang sudah mengalami kritik internal dan eksternal dari data-data yang diperoleh. Setelah fakta untuk mengungkap dan membahas masalah yang diteliti cukup memadai, kemudian penulis melakukan penafsiran akan makna fakta dan hubungan antara satu fakta dengan fakta lain. Penafsiran atas fakta harus dilandasi oleh sikap obyektif. Apabila dalam hal tertentu bersikap subyektif, harus subyektif rasional, bukan subyektif emosional. Rekonstruksi peristiwa sejarah harus menghasilkan sejarah yang benar atau mendekati kebenaran. d. Historiografi Historiografi yaitu penyampaian sintesis yang diperoleh melalui penelitian, setelah melalui tahapan-tahapan di atas dalam bentuk karya sejarah. Kegiatan menghimpun jejak-jejak masa lampau dapat dilakukan dengan heuristik literatur, yang tidak berbeda hakikatnya dengan kegiatan bibliografis yang lain, sejauh menyangkut buku-buku tercetak. Proses penulisan kembali peristiwa sejarah, dalam tahap ini fakta yang sudah disentesiskan dan dianalisis dipaparkan dalam bentuk tulisan. 14 Tahap ini merupakan tahap akhir untuk menyajikan semua fakta dalam bentuk tulisan 14 Nugroho Notosusanto, Norma-Norma Dasar Pemikiran dan Penulisan Sejarah, (Jakarta: Dephankam, 1971), hlm.13.

18 18 skripsi dengan judul: Peranan Pers Nasional di Jakarta Masa Revolusi Fisik ( ). 2. Pendekatan Penelitian Untuk mengkaji dan memahami suatu peristiwa yang telah terjadi di masa lampau, pendekatan merupakan suatu hal yang penting dalam proses penelitian. 15 Pendekatan yang digunakan penulis dalam dalam penelitian ini adalah pendekatan interdisipliner, yaitu: dengan menggunakan bantuan disiplin ilmu-ilmu sosial dalam analisis-analisisnya. Hal ini bertujuan agar dapat mengungkap suatu peristiwa sejarah secara utuh dan menyeluruh, dengan menggunakan berbagai konsep dari disiplin ilmu sosial maka permasalahan akan dilihat dari berbagai dimensi sehingga pemahaman tentang permasalahan baik keluasan maupun kedalamannya akan semakin jelas, itulah diantara manfaat kegunaai disiplin ilmu sosial lainnya dalam penulisan sejarah. Pembahasan skripsi ini untuk lebih memperjelas permasalahannya, maka difokuskan pada pendekatan politik dan pendekatan sosiologi. Pendekatan politik menurut Deliar Noor adalah segala usaha, tindakan atas suatu kegiatan manusia yang berkaitan dengan kekuasaan dalam suatu Negara yang bertujuan untuk mempengaruhi, mengubah dan 15 Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992), hlm. 2.

19 19 mempertahankan suatu bentuk susunan masyarakat. 16 Pendapat lainya yang mencoba mendeskripsikan persoalan tentang politik adalah pendekatan yang mengarah pada struktur kekuasaan, jenis kepemimpinan, hierarki sosial, pertentangan dan lain sebagainya. 17 Sistem media di satu negara mencerminkan sistem pemerintahan negara bersangkutan. Dengan kata lain perkembangan politik dan sistem pemerintahan amat berpengaruh terhadap pertumbuhan media, terutama yang berkaitan dengan kebebasan. Hal ini terkait pula dengan salah satu teori pers yang dianalisis secara mendalam oleh Siebert yaitu: a). Teori Pers Otoriter (Authoritarian) 18 Teori ini lahir abad ke XV sampai abad ke XVI pada masa bentuk pemerintahan bersifat otoriter (kerajaan absolut). Dalam masyarakat ini hal- hal yang benar bukanlah hasil rakyat banyak tetapi hasil beberapa orang pintar yang berkesanggupan memimpin serta membimbing pengikutpengikut mereka. Dalam teori ini, media massa berfungsi menunjang negara (kerajaan) dan pemerintah dengan kekuasaan untuk memajukan rakyat sebagai tujuan utama. Oleh karena itu, pemerintah langsung hlm Deliar Noor, Pengantar ke Pemikiran Politik I, (Jakarta: Rajawali, 1983), 17 Sartono Kartodirdjo, Op.Cit.,hlm I. Taufik, Sejarah Perkembangan Pers Di Indonesia, (Jakarta: Triyinco, 1977), hlm

20 20 menguasai dan mengawasi kegiatan media massa. Akibatnya sistem media sepenuhnya di bawah pengawasan pemerintah. Pers di Indonesia dalam perkembanganya selalu menyesuaikan dengan kondisi sosial politik dan sistem pemerintahan yang berlaku di Indonesia, sehingga berpengaruh pula dengan keadaan pers di suatu Negara tersebut. Pendekatan sosiologi menurut Max Weber yaitu sebagai upaya pemahaman interpretatif dalam memberikan penjelasan (eksplanasi) kausal terhadap perilaku-perilaku sosial dalam sejarah. Menurut Herbert Spencer, manusia seperti suatu organisme. Maksud organisme dalam hal ini yaitu pengertian sistem yang diartikan sebagai suatu himpunan atau suatu kesatuan dari unsur-unsur yang saling berhubungan selama jangka waktu tertentu atas dasar pola tertentu. 19 Pers merupakan cerminan dari apa yang terjadi di masyarakat. Pers memberikan berita berupa fakta maupun opini yang beredar dalam masyarakat. Demikian halnya dengan masyarakat yang membutuhkan keberadaan pers sebagai sarana informasi yang dibutuhkan, sehingga terjadi hubungan antar keduanya yang bersifat dinamis. Pers merupakan media dalam menyampaikan berita yang terjadi di masyarakat. Penggunaan pendekatan sosiologi ini dapat mengetahui bahwa pers masa revolusi merupakan suatu parlemen masyarakat maupun parlemen bangsa dalam 19 Soerjono Soekanto, Teori Sosiologi Tentang Pribadi Dalam Masyarakat. (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1982), hlm.6.

21 21 menyampaikan semua hasrat dan hal yang diinginkan maupun ditentang oleh masyarakat Indonesia. Dalam hal ini terkait pula dengan teori pers yakni: b) Teori Pers Liberal (Libertarian) Teori ini mulai diterima abad XVIII dan semakin berkembang pada abad XIX. Teori Libertarian beranggapan bahwa pers harus mempunyai kebebasan yang seluas-luasnya untuk membantu manusia dalam usahanya mencari kebenaran. Dalam mencari kebenaran, manusia memerlukan kebebasan untuk memperoleh informasi dan pikiran-pikiran yang dapat diterima secara efektif apabila disampaikan melalui pers. Kebebasan pers merupakan hal yang sangat pokok, karena kebebasan pers dapat menjadi ukuran atas kebebasan yang dimiliki oleh setiap manusia. Bahkan paham ini menganggap pers sebagai kekuatan keempat (fourth estate) di luar pemerintah dan bahkan dapat menentangnya. H. SISTEMATIKA PEMBAHASAN BAB I PENDAHULUAN Bagian ini menguraikan hal-hal mendasar dari penulisan skripsi. Pendahuluan berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian yang berisi tujuan umum dan tujuan khusus, manfaat penelitian, kajian pustaka, historigrafi yang relevan, metode penelitian dan pendekatan

22 22 penelitian, serta sistematika pembahasan yang berfungsi untuk memudahkan dan memahami alur pembahasan. BAB II PERKEMBANGAN PERS MASA REVOLUSI FISIK DI JAKARTA TAHUN Pada bab ini terbagi dalam dua sub bab. Pertama, membahas mengenai perkembangan pers nasional sebagai media cetak (secara umum). Sub bab kedua membahas mengenai perkembangan pers nasional di Jakarta khususnya masa revolusi fisik. BAB III KEDUDUKAN PERS NASIONAL DI JAKARTA TAHUN Bab ini terbagi menjadi dua subbab. Pada bab pertama membahas mengenai perjuangan pers nasional melalui tulisan dan pada subbab kedua di fokuskan pada pandangan pers di Jakarta masa revolusi fisik oleh ketiga suratkabar di Jakarta yaitu Berita Indonesia, Merdeka, Soemberyang berorientasi pada harian perjuangan kemerdekaan Indonesia. BAB IV PERANAN PERS NASIONAL DI JAKARTA MASA REVOLUSI FISIK TAHUN Bab ini terbagi menjadi dua subbab diantaranya menjelaskan mengenai pers sebagai alat perjuangan revolusi. Padab bab selanjutnya menjelaskan bagaimana Peranan pers nasional di Jakarta menjadi penyalur aspirasi masyarakat Indonesia.

23 23 BAB V KESIMPULAN Bab ini berisi kesimpulan dari keseluruhan pembahasan yang telah dijabarkan pada bab-bab sebelumnya. Kesimpulan yang diperoleh merupakan jawaban dari rumusan masalah.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang akan digunakan oleh penulis adalah di Desa Delanggu, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten. Sedangkan datanya dikumpulkan dari berbagai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan yang teratur dan runtut pada umumnya merupakan manifestasi

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan yang teratur dan runtut pada umumnya merupakan manifestasi 16 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Dalam setiap penelitian, metode merupakan faktor yang penting untuk memecahkan suatu masalah yang turut menentukan keberhasilan penelitian. Sumadi Suryabrata,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah Indonesia pada periode merupakan sejarah yang menentukan

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah Indonesia pada periode merupakan sejarah yang menentukan BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Sejarah Indonesia pada periode 1945-1950 merupakan sejarah yang menentukan masa depan bangsa ini, karena pada periode inilah bangsa Indonesia mencapai titik puncak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode perjuangan tahun 1945-1949 sering disebut dengan masa perjuangan revolusi fisik atau periode perang mempertahankan kemerdekaan. Periode tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Deklarasi terhadap pembentukan sebuah negara yang merdeka tidak terlepas dari pembicaraan mengenai pembentukan struktur atau perangkatperangkat pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam masyarakat yang dinamis, pendidikan memegang peranan yang menentukan eksistensi dan perkembangan masyarakat. Pendidikan merupakan usaha melestarikan dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai metode penelitian yang digunakan penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta yang berkaitan dengan penelitian yang penulis kaji mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun ,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun , BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Dan Strategi Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan, maka skripsi yang berjudul Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun 1974-2007,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. TempatPenelitian Penelitian yang berjudul peran liga demokrasi dalam demokrasi terpimpin, menggunakan teknik pengumpulan data melalui studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi, hambatan dan keterbatasan komunikasi dapat mulai diatasi.

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi, hambatan dan keterbatasan komunikasi dapat mulai diatasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran media komunikasi sangat berjasa dalam menumbuhkan kesadaran kebangsaan, perasaan senasib sepenanggungan, dan pada akhirnya rasa nasionalisme yang mengantar bangsa

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan BAB I Pendahuluan I. 1. Latar belakang Pendidikan merupakan suatu hal yang penting di dalam perkembangan sebuah masyarakat. Melalui pendidikan kemajuan individu bahkan komunitas masyarakat tertentu dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya ketidakadilan dan sikap sewenang-wenang terhadap rakyat. Dengan kata lain, gerakan

Lebih terperinci

menyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia

menyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran uang 1 di suatu daerah merupakan hal yang menarik untuk dikaji, terutama di suatu negara yang baru memerdekakan diri dari belenggu penjajahan. Uang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia pada periode merupakan sejarah yang menentukan

PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia pada periode merupakan sejarah yang menentukan PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Sejarah Indonesia pada periode 1945-1950 merupakan sejarah yang menentukan masa depan bangsa ini, karena pada periode inilah bangsa Indonesia mencapai titik puncak perjuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan. generasi sebelumnya bahkan generasi yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan. generasi sebelumnya bahkan generasi yang akan datang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan berkembang sejak ribuan tahun yang lampau, ini yang dapat di lihat dari kayakarya para leluhur bangsa

Lebih terperinci

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan sebuah negara maritim karena memiliki wilayah laut yang lebih luas dibandingkan dengan wilayah daratan. Hal ini menjadikan bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah Indonesia mencatat bahwa negara kita ini telah mengalami masa kolonialisasi selama tiga setengah abad yaitu baik oleh kolonial Belanda maupun kolonial

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara terperinci mengenai metode dan teknik penelitian yang digunakan oleh penulis dengan judul skripsi Peranan Polisi Pengawas Aliran Masyarakat Ditengah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk dan Strategi Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan, maka skripsi yang berjudul relevansi pemikiran Mohammad Hatta di KUD Grabag pada era reformasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode adalah cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Oleh karena

III. METODE PENELITIAN. Metode adalah cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Oleh karena 17 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Metode yang digunakan Dalam setiap penelitian, metode merupakan faktor yang penting untuk memecahkan suatu masalah yang turut menentukan keberhasilan penelitian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki tahun 1983, bangsa Indonesia dikejutkan dengan banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki tahun 1983, bangsa Indonesia dikejutkan dengan banyaknya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Memasuki tahun 1983, bangsa Indonesia dikejutkan dengan banyaknya korban pembunuhan melalui cara penembakan yang dikenal dengan nama penembakan misterius.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian bahwa Islam tidak hanya tentang sistem nilai, tetapi juga memuat sistem politik. Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia selalu mengalami yang namanya perubahan. Perubahan tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui peristiwa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang dipakai oleh penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta yang berkaitan dengan judul skripsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode berasal dari bahasa Yunani : methodos yang berarti cara atau jalan.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode berasal dari bahasa Yunani : methodos yang berarti cara atau jalan. 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode berasal dari bahasa Yunani : methodos yang berarti cara atau jalan. Metode merupakan jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai sasaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pengertian metode menurut Helius Sjamsuddin dalam bukunya yang

BAB III METODE PENELITIAN. Pengertian metode menurut Helius Sjamsuddin dalam bukunya yang BAB III METODE PENELITIAN Pengertian metode menurut Helius Sjamsuddin dalam bukunya yang berjudul Metodologi Sejarah adalah Metode ada hubungannya dengan suatu prosedur, proses, atau teknik yang sistematis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN Skripsi ini berjudul Peranan Pesantren Syamsul Ulum Dalam Revolusi Kemerdekaan di Sukabumi (1945-1946). Untuk membahas berbagai aspek mengenai judul tersebut, maka diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tidak serta merta mengakhiri perjuangan rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk dan Strategi Penelitian Mengacu pada permasalahan yang dirumuskan, maka skripsi yang berjudul Revitalisasi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara Untuk Pendidikan Karakter

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. skripsi yang berjudul Pengaruh Tarekat Bektasyiyah Terhadap Korps

BAB III METODE PENELITIAN. skripsi yang berjudul Pengaruh Tarekat Bektasyiyah Terhadap Korps BAB III METODE PENELITIAN Bab ini merupakan penjelasan mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan skripsi yang berjudul Pengaruh Tarekat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemilihan lokasi penelitian adalah: (usaha perintis) oleh pemerintah. tersebut dipilih atas pertimbangan:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemilihan lokasi penelitian adalah: (usaha perintis) oleh pemerintah. tersebut dipilih atas pertimbangan: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di kota Salatiga. Pertimbangan pemilihan lokasi penelitian adalah: 1. Sekolah Guru B di Salatiga menjadi salah satu pilot

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Kajian yang penulis ambil dalam penelitian skripsi ini adalah mengenai Perkembangan Pendidikan Islam di Bandung Tahun 1901-1942. Untuk membahas berbagi aspek mengenai judul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan berkembang atas kekuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya industri-industri besar maupun kecil di Indonesia. Pembangunan sektor-sektor industri ini muncul sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab III berisi pemaparan mengenai metode yang digunakan oleh peneliti dalam mengkaji permasalahan mengenai Pengaruh Pemikiran Harun Nasution Mengenai Islam Rasional Terhadap Pembangunan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Winarno Surachmad bahwa: Metode adalah cara utama yang dipergunakan untuk

III. METODE PENELITIAN. Winarno Surachmad bahwa: Metode adalah cara utama yang dipergunakan untuk III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Di dalam penelitian, maka metode merupakan faktor penting untuk memecahkan masalah yang turut menentukan keberhasilan suatu penelitian. Dimana menurut Winarno

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki keanekaragaman seni, budaya dan suku bangsa. Keberagaman ini menjadi aset yang sangat penting

Lebih terperinci

2014 PERKEMBANGAN PT.POS DI KOTA BANDUNG TAHUN

2014 PERKEMBANGAN PT.POS DI KOTA BANDUNG TAHUN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pada 20 Agustus tahun 1746 oleh Gubernur Jenderal G.W.Baron Van Imhoff mendirikan Kantor Pos dengan tujuan untuk lebih menjamin keamanan surat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam merekonstruksi fakta-fakta historis mengenai dinamika industri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam merekonstruksi fakta-fakta historis mengenai dinamika industri 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam merekonstruksi fakta-fakta historis mengenai dinamika industri Sandal Barepan selama 38 tahun tersebut, maka perlu digunakan suatu metode penelitian sejarah sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metodologi penelitian yang digunakan peneliti untuk mengkaji skripsi yang berjudul Peranan K.H Mas Mansur Dalam Perkembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN 35 BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN Metode Penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji skripsi yang berjudul Peranan Oda Nobunaga dalam proses Unifikasi Jepang ini, yaitu metode historis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. masalah penelitian. Menurut Hadari Nawawi metode pada dasarnya berarti cara

III. METODE PENELITIAN. masalah penelitian. Menurut Hadari Nawawi metode pada dasarnya berarti cara 28 III. METODE PENELITIAN A. Metode Yang Digunakan Metode adalah cara atau jalan yang digunaan peneliti untuk menyelesaikan suatu masalah penelitian. Menurut Hadari Nawawi metode pada dasarnya berarti

Lebih terperinci

III METODELOGI PENELITIAN. Sebelum membuat suatu penulisan penelitian sebagai peneliti

III METODELOGI PENELITIAN. Sebelum membuat suatu penulisan penelitian sebagai peneliti 25 III METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian A.1 Metode yang digunakan Sebelum membuat suatu penulisan penelitian sebagai peneliti hendaknya, menentukan metode penelitian apakah yang akan dipakai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paham kebangsaan di Indonesia, Islam menjadi salah satu katalisator dan

BAB I PENDAHULUAN. paham kebangsaan di Indonesia, Islam menjadi salah satu katalisator dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada awal abad ke-20, sewaktu mulai timbul akan kesadaran dan paham kebangsaan di Indonesia, Islam menjadi salah satu katalisator dan pembuka jalan bagi

Lebih terperinci

BAB III DESAIN/PENDEKATAN PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah yang berusaha menelaah kembali

BAB III DESAIN/PENDEKATAN PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah yang berusaha menelaah kembali BAB III DESAIN/PENDEKATAN PENELITIAN 3.1 Desain/Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian sejarah yang berusaha menelaah kembali peristiwa yang terjadi di masa lalu, dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi kota adalah perdagangan. Sektor ini memiliki peran penting dalam mendukung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini merupakan pemaparan mengenai metode dan teknik penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan mengenai Afrika Selatan dibawah pemerintahan Presiden

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis, penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis, penelitian 14 III. METODE PENELITIAN A. Metode Yang Digunakan Dalam setiap penelitian, metode merupakan faktor yang penting untuk memecahkan suatu masalah yang turut menentukan keberhasilan suatu penelitian. Metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini penulis akan memaparkan metodologi penelitian dalam mengkaji berbagai permasalahan yang berkaitan dengan skripsi yang berjudul DAMPAK REVOLUSI BUNGA DI PORTUGAL

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perserikatan tahun 1985, dimana liga ini masih belum tergolong profesional. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Perserikatan tahun 1985, dimana liga ini masih belum tergolong profesional. Hal ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam beberapa dekade terakhir prestasi sepakbola di Sumatera Utara semakin menurun. Terakhir kali klub sepakbola Sumatera Utara menjuarai Liga Perserikatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini merupakan penjelasan mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis untuk mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan skripsi yang berjudul Kinerja Komisi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. tersebut dipilih dengan mempertimbangkan kesesuaiannya dengan objek studi.

METODOLOGI PENELITIAN. tersebut dipilih dengan mempertimbangkan kesesuaiannya dengan objek studi. III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pengertian Metodologi Dalam melakukan suatu penelitian, dapat digunakan berbagai macam metode, dimana metode tersebut dipilih dengan mempertimbangkan kesesuaiannya dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke-

BAB I PENDAHULUAN. metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada abad pencerahan (Aufklarung) telah membawa sikap kritis atas metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke- 19) di Jerman,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Diawali dari kegiatan yang semula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Pendidikan juga dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Pendidikan juga dipandang sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Pendidikan sangat penting peranannya dalam kehidupan manusia, karena pendidikan merupakan sarana ataupun alat untuk mengubah kehidupan seseorang menjadi lebih baik di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dalam suatu usaha secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dalam suatu usaha secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses industrialisasi dan pengembangan industri merupakan salah satu jalur kegiatan dalam suatu usaha secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. organisasi-organisasi pergerakan yang lain. Budi Utomo, disamping dikenal

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. organisasi-organisasi pergerakan yang lain. Budi Utomo, disamping dikenal BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Munculnya berbagai perkumpulan atau organisasi berlandaskan pendidikan dan politik bertugas untuk mensejahterakan bangsa Indonesia terutama di bidang pendidikan agar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Untuk memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode, di mana

III. METODE PENELITIAN. Untuk memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode, di mana 20 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Untuk memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode, di mana metode tersebut merupakan faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan menguraikan mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan judul skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. Politik Etis membuka era baru dalam perpolitikan kolonial di. Hindia Belanda sejak tahun Pada masa ini diterapkan suatu

BAB I PENGANTAR. Politik Etis membuka era baru dalam perpolitikan kolonial di. Hindia Belanda sejak tahun Pada masa ini diterapkan suatu BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Politik Etis membuka era baru dalam perpolitikan kolonial di Hindia Belanda sejak tahun 1900. Pada masa ini diterapkan suatu politik yang bertujuan untuk melunasi hutang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. teknik serta alat tertentu. (Winarno Surakhmad, 1982; 121).

III. METODE PENELITIAN. teknik serta alat tertentu. (Winarno Surakhmad, 1982; 121). III. METODE PENELITIAN Di dalam penelitian, metode merupakan faktor penting untuk memecahkan masalah yang turut menentukan keberhasilan suatu penelitian. Menurut winarno Surahkmad, metode adalah cara utama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara pertanian, artinya sektor tersebut memegang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara pertanian, artinya sektor tersebut memegang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara pertanian, artinya sektor tersebut memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara terinci mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta berkaitan dengan judul skripsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini berisi pemaparan mengenai metode dan teknik penelitian yang penulis gunakan dalam mengkaji permasalahan berkenaan dengan Kiprah Politik Paguyuban Pasundan Periode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam mengkaji mengenai pandangan yang diperlihatkan oleh surat kabar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam mengkaji mengenai pandangan yang diperlihatkan oleh surat kabar 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam mengkaji mengenai pandangan yang diperlihatkan oleh surat kabar Kompas dan Pikiran Rakyat terhadap penembakan misterius tahun 1983-1985, penulis menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian sesuai dengan data-data empirik serta fakta-fakta yang terjadi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian sesuai dengan data-data empirik serta fakta-fakta yang terjadi BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif yang bertujuan memberikan gambaran tentang karakteristik objek penelitian

Lebih terperinci

DESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI

DESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI DESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI Matakuliah : Agama (Islam, Kristen, Khatolik)* Deskripsi :Matakuliah ini mengkaji tentang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini, mulai dari persiapan penelitian sampai dengan pelaksanaan penelitian dan analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi yang dipelopori oleh negara-negara Barat tak bisa dipungkiri

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi yang dipelopori oleh negara-negara Barat tak bisa dipungkiri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Modernisasi yang dipelopori oleh negara-negara Barat tak bisa dipungkiri berpengaruh sangat besar terhadap perkembangan negara-negara lain di dunia, tak terkecuali

Lebih terperinci

I. METODE PENELITIAN. masalah bagi sebuah penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Husin Sayuti

I. METODE PENELITIAN. masalah bagi sebuah penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Husin Sayuti I. METODE PENELITIAN A. Metode yang digunakan Penggunaan metode dalam suatu penelitian merupakan suatu hal yang penting, hal ini dikarenakan metode merupakan faktor yang penting dalam memecahkan suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. metode historis. Adapun historis menurut Nungroho Notosusanto adalah

III. METODE PENELITIAN. metode historis. Adapun historis menurut Nungroho Notosusanto adalah 21 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Metode yang digunakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis, karena penelitian yang mengambil obyek masa lampau pada umumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selama masa penjajahan Belanda, terjadi berbagai macam eksploitasi di

BAB I PENDAHULUAN. Selama masa penjajahan Belanda, terjadi berbagai macam eksploitasi di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selama masa penjajahan Belanda, terjadi berbagai macam eksploitasi di Indonesia. Keadaan sosial dan ekonomi di Indonesia begitu buruk terutama untuk pendidikan pribumi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode Historis dengan

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode Historis dengan III. METODE PENELITIAN A. Metode yang digunakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode Historis dengan menggunakan sumber primer dan sekunder sebagai objek penelitian. Metode Historis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang dipakai oleh penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta yang berkaitan dengan judul

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. interpretasi, dan historiografi. Heuristik atau dalam bahasa Jerman

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. interpretasi, dan historiografi. Heuristik atau dalam bahasa Jerman BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk dan Strategi Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah yang terdiri dari empat Langkah, yaitu heuristik, verifikasi (kritik), interpretasi,

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 1. MANUSIA DAN SEJARAHLatihan Soal 1.3

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 1. MANUSIA DAN SEJARAHLatihan Soal 1.3 SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 1. MANUSIA DAN SEJARAHLatihan Soal 1.3 1. Sejarah merupakan ilmu pengetahuan yang rasional sehingga memiliki sebuah metode ilmiah. Berikut ini merupakan langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban yang. diberikan oleh Pemerintah Pusat kepada Daerah untuk mengurus,

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban yang. diberikan oleh Pemerintah Pusat kepada Daerah untuk mengurus, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban yang diberikan oleh Pemerintah Pusat kepada Daerah untuk mengurus, mengatur, mengembangkan, dan menyelesaikan urusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuka pikirannya serta menerima hal-hal baru yang mengajarkan bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. membuka pikirannya serta menerima hal-hal baru yang mengajarkan bagaimana BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia terutama dalam membuka pikirannya serta menerima hal-hal baru yang mengajarkan bagaimana manusia dapat

Lebih terperinci

MUATAN LOKAL DAN SEJARAH GARUT: PERSPEKTIF PAEDAGOGIS *)

MUATAN LOKAL DAN SEJARAH GARUT: PERSPEKTIF PAEDAGOGIS *) MUATAN LOKAL DAN SEJARAH GARUT: PERSPEKTIF PAEDAGOGIS *) Oleh: Andi Suwirta **) Pada tahun 1990-an, materi dalam Kurikulum Sejarah mulai diperkenalkan apa yang disebut dengan muatan lokal (mulok). Dengan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. historis. Dalam kamus besar bahasa Indonesia tinjauan berarti menjenguk,

II. TINJAUAN PUSTAKA. historis. Dalam kamus besar bahasa Indonesia tinjauan berarti menjenguk, 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Konsep Tinjauan Historis Pada dasarnya konsep tinjauan historis terdiri dari atas dua kata yaitu tinjauan dan historis. Dalam kamus besar bahasa Indonesia

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN 22 III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian A.1 Metode yang digunakan Sebelum membuat suatu penulisan penelitian hendaknya sebagai peneliti menentukan metode penelitian apakah yang akan dipakai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penulisan sejarah (historiografi) merupakan cara penulisan, pemaparan, atau

BAB I PENDAHULUAN. Penulisan sejarah (historiografi) merupakan cara penulisan, pemaparan, atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penulisan sejarah (historiografi) merupakan fase atau langkah yang penting dari beberapa fase yang biasanya dilakukan oleh peneliti sejarah. Penulisan sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ada tiga faktor penting dalam sejarah yaitu manusia, tempat, dan waktu 1.

BAB I PENDAHULUAN. Ada tiga faktor penting dalam sejarah yaitu manusia, tempat, dan waktu 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ada tiga faktor penting dalam sejarah yaitu manusia, tempat, dan waktu 1. Manusia itu sendiri merupakan objek pelaku dalam peristiwa sejarah. Demikian juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesan secara massal, dengan menggunakan alat media massa. Media. massa, menurut De Vito (Nurudin, 2006) merupakan komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. pesan secara massal, dengan menggunakan alat media massa. Media. massa, menurut De Vito (Nurudin, 2006) merupakan komunikasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi massa menjadi sebuah kekuatan sosial yang mampu membentuk opini publik dan mendorong gerakan sosial. Secara sederhana, komunikasi diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan menguraikan mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan judul skripsi yang diambil. Metode yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Penelitian tentang Kondisi Sosial-Ekonomi Masyarakat Salatiga Masa

BAB III METODOLOGI. Penelitian tentang Kondisi Sosial-Ekonomi Masyarakat Salatiga Masa BAB III METODOLOGI A. Lokasi Penelitian Penelitian tentang Kondisi Sosial-Ekonomi Masyarakat Salatiga Masa Pendudukan Jepang Tahun 1942-1945 mengambil lokasi di Salatiga. B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Historis. dengan

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Historis. dengan 13 III. METODE PENELITIAN A. Metode Yang Digunakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Historis. dengan berusaha mencari gambaran menyeluruh tentang data, fakta dan peristiwa yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Wacana pemikiran Islam tentang sistem pemerintahan Islam mengalami sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. Wacana pemikiran Islam tentang sistem pemerintahan Islam mengalami sebuah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wacana pemikiran Islam tentang sistem pemerintahan Islam mengalami sebuah dinamisasi terutama setelah semakin banyaknya pergolakan pemikiran yang menyebabkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini penulis mencoba untuk memaparkan berbagai langkah yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini penulis mencoba untuk memaparkan berbagai langkah yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini penulis mencoba untuk memaparkan berbagai langkah yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini, mulai dari mencari sumber-sumber, kritik sumber, analisis dan cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rinrin Desti Apriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rinrin Desti Apriani, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Invasi dan pendudukan Vietnam ke Kamboja yang dilakukan pada akhir tahun 1978 merupakan peristiwa yang begitu mengejutkan baik bagi Kamboja sendiri maupun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul Peranan Syaikh Ahmad

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul Peranan Syaikh Ahmad BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul Peranan Syaikh Ahmad Yasin dalam Perjuangan Harakah Al-Muqawamah Melawan Israel di Palestina Tahun 1987-2004. Suatu kajian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebermaknaan seseorang boleh dikatakan hanya ada manakala ia berada

BAB I PENDAHULUAN. Kebermaknaan seseorang boleh dikatakan hanya ada manakala ia berada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebermaknaan seseorang boleh dikatakan hanya ada manakala ia berada dalam kelompok, komunitas, atau masyarakatnya (Mutakin, 2002:1). Tentu saja manusia mempunyai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang digunakanuntuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan skripsi yang berjudul Perkembangan Transportasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Skripsi yang berjudul (Suatu Kajian Sosio- Historis Gerakan Sosial Petani Di Korea Pada Tahun 1894-1895) ini menggunakan metode historis sebagai metode penelitiannya, dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian sejarah adalah menetapkan fakta dan mencapai simpulan mengenai hal-hal yang telah lalu, yang dilakukan secara sistematis dan objektif oleh ahli sejarah dalam

Lebih terperinci

Judul : Beikoku kouri kumiai pada masa pendudukan Jepang di Surakarta Kochi tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Judul : Beikoku kouri kumiai pada masa pendudukan Jepang di Surakarta Kochi tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Judul : Beikoku kouri kumiai pada masa pendudukan Jepang di Surakarta Kochi tahun 1942-1945 Nama : Iwan Haryanto BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat Jepang menguasai Indonesia yang bermula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik, mereka dapat mengenyam pendidikan sistem Barat.

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik, mereka dapat mengenyam pendidikan sistem Barat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai pergerakan nasional yang muncul di kalangan pribumi lahir dari rasa persatuan dan kemanusiaan yang tinggi dari para golongan terpelajar yang pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW. Menurut ajaran Islam, kepada tiap-tiap golongan umat pada

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. tahun lebih dalam kebangkitan. Hal ini ditandai dengan berdirinya suatu

BAB I PENGANTAR. tahun lebih dalam kebangkitan. Hal ini ditandai dengan berdirinya suatu BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Masalah Wilayah Indonesia merupakan wilayah yang sudah mencakup Seratus tahun lebih dalam kebangkitan. Hal ini ditandai dengan berdirinya suatu organisasi Boedi Utomo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi (Soekanto, 2003: 243). Peranan merupakan aspek

Lebih terperinci