MANAJERIAL LABORATORIUM FISIKA DASAR FT UNTIRTA TAHUN AKADEMIK 2017/2018

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MANAJERIAL LABORATORIUM FISIKA DASAR FT UNTIRTA TAHUN AKADEMIK 2017/2018"

Transkripsi

1 1

2 DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul... 1 Daftar Isi... 2 Manajerial Laboratorium... 3 Peraturan Pelaksanaan Praktikum... 4 Modul Praktikum 1. Momen Inersia Tetapan Pegas Pesawat Atwood Panas Jenis dan Kalorimeter Modulus Elastisitas Bandul Fisis Blangko Percobaan

3 MANAJERIAL LABORATORIUM FISIKA DASAR FT UNTIRTA TAHUN AKADEMIK 2017/2018 KOORDINATOR LABORATORIUM Ir. Ri Munarto, M.Eng. ASISTEN LABORATORIUM 1. Aisyah T. Kimia 2. Aldiaz C. Prakasa T. Kimia 3. Annida Rahmawati T. Elektro 4. Arifo G. Cahyanegoro T. Metalurgi 5. Btari Elizabeth S. S. T. Kimia 6. Enggar S. Widyaningrum T. Metalurgi 7. Erdi Sofyandra Adikri T. Metalurgi 8. Fadhlan Hidayat T. Metalurgi 9. Fahmy Al Fariq T. Mesin 10. Faisal Bestari T. Mesin 11. Fanni Bayta T. Metalurgi 12. Hardian Syaputra T. Elektro 13. Kadek Andika Dwi Putra T. Metalurgi 14. Karla Karmala T. Metalurgi 15. M. Kamal Ihsan T. Metalurgi 16. Muchamad Ismettulloh T. Kimia 17. Muhamad Irfan Khoiri T. Elektro 18. Muhammad Ramadhan T. Kimia 19. Rico Managam I. S. T. Industri 20. Saputra T. Metalurgi 21. Setyawan D. Rifaldi T. Metalurgi 22. Uli Artha Br Manurung T. Metalurgi 23. Yulia Stephani T. Metalurgi 24. Yuniawati Insyi T. Mesin 3

4 PERATURAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR FT UNTIRTA 1. Praktikan harus berpakaian rapi dan sopan dengan menggunakan kemeja berkerah serta jas alma mater Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 2. Praktikan datang 15 menit sebelum praktikum dimulai. Jika terlambat menit praktikan tidak mendapatkan nilai untuk tes pendahuluan. Jika praktikan terlambat lebih dari 30 menit praktikan tidak diperbolehkan mengikuti praktikum pada shift tersebut. 3. Syarat masuk praktikum diantaranya kartu praktikum, logbook dan laporan praktikum. 4. Jika kartu praktikum hilang praktikan wajib melakukan konfirmasi maksimal 1 jam sebelum praktikum dimulai. Jika praktikan terlambat melakukan konfirmasi maka praktikan tidak diperbolehkkan mengikuti praktikum pada shift tersebut. Jika praktikan tidak membawa kartu praktikum maka praktikan tidak diperbolehkan mengikuti praktikum pada shift ter.sebut. 5. Resume materi sebelum praktikum ditulis di sebuah logbook minimal sebanyak 2 halaman. 6. Praktikan dilarang membawa makanan, minuman, senjata tajam, obat-obatan terlarang dan barang-barang yang membahayakan kedalam Laboratorium Fisika Dasar FT. UNTIRTA. 7. Apabila praktikan tidak memenuhi persyaratan masuk, maka asisten berhak mengeluarkan praktikan. 8. Sebelum melakukan praktikum, akan diadakan tes pendahuluan oleh asisten pembimbing baik lisan maupun tertulis. 9. Jika laporan belum selesai sampai batas waktunya, maka praktikan tidak boleh mengikuti praktikum berikutnya. 10. Jika praktikan tidak dapat mengikuti praktikum sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, praktikan dapat melakukan change shift. 11. Change shift diperbolehkan selama masih dalam satu putaran. 12. Change shift dilakukan dengan mengisi form change shift maksimal 1 hari sebelum jadwal yang ditentukan serta membawa kedua kartu praktikum peserta change shift. 13. Praktikan tidak diperkenankan menggunakan alat komunikasi tanpa seizin asisten. 14. Praktikan wajib menjaga kondisi alat praktikum selama praktikum berlangsung. Apabila terjadi kerusakan pada alat praktikum menjadi tanggung jawab grup yang bersangkutan. 15. Praktikan wajib menjaga kondusifitas selama praktikum berlangsung. 4

5 MODUL 1 MOMEN INERSIA A. Tujuan Percobaan 1. Menentukan momen kelembaman benda dengan mengukur massa serta ukuran geometrinya. 2. Menghitung momen kelembaman dengan mencari waktu getar ayunan torsi atau osilasi B. Teori Dasar Definisi momen kelembaman: Untuk partikel: Momen kelembaman (momen inersia) partikel-partikel terhadap suatu poros tertentu adalah hasil kali masa titik itu dengan pangkat dua dari jarak titik ke poros, seperti pada Gambar 1. Dengan rumus :...(1.1) Dimana : I = Momen Kelembaman m terhadap poros I Gambar 1.1 Momen Kelembaman Partikel 5

6 Untuk benda tegar : Anggap benda itu sebagai jumlah dari bagian-bagian kecil benda dm seperti pada Gambar 1.2: dm Gambar 1.2 Momen Kelembaman Benda Benda tegar memiliki distribusi massa yang kontinu. Momen kelembaman (momen inersia) sebuah benda tegar terhadap suatu poros yang tertentu dinyatakan dalam bentuk integral dengan rumus :...(1.2) Dimana: r = jarak elemen massa dm ke poros a) Untuk keping logam yang berbentuk persegi panjang dengan sisi-sisi a, b, c dan massanya m. 1) Momen inersia terhadap poros melelui titik berat dan sejajar dengan sisi a : c a b Gambar 1.3 keping persegi panjang dengan sisi a,b,c dan poros melalui titik berat dan sejajar sisi a 6

7 ( )... (1.3) 2) Momen inersia terhadap poros melalui titik berat dan sejajar dengan sisi b : c a b Gambar 1.4 keping persegi panjang dengan sisi a,b,c dan poros melalui titik berat dan sejajar sisi b ( )... (1.4) 3) Momen inersia terhadap poros melalui titik berat dan sejajar dengan sisi c : c a b Gambar 1.5 keping persegi panjang dengan sisi a,b,c dan poros melalui titik berat dan sejajar sisi c ( )... (1.5) 7

8 b) Untuk keping berbentuk silinder dengan massa m, jari-jari R dan tebal d. 1) Momen inersia terhadap poros melalui titik berat dan poros sejajar tebal d : Gambar 1.6 keping silinder dengan tebal d dan poros melalui titik berat dan sejajar tebal d... (1.6) 2) Momen inersia terhadap poros melalui titik berat dan sejajar jari-jari (R) atau diameter (D) keping : Gambar 1.7 keping silinder dengan tebal d dan poros melalui titik berat dan sejajar tebal d ( )... (1.7) 8

9 c) Jika sebuah bendategar yang memiliki pusat massa digantung pada tali penggantung seperti pada gambar 1.8, kemudian diberi simpangan dan diayunkan maka waktu getar ayunan torsi benda tersebut: Titik poros penggantung l x h Titik pusat massa benda Gambar 1.8 benda yang digantung pada tali torsi... (1.8) Dimana, dan maka, ( ) ( )... (1.9) Dimana T = Periode (s) I = momen inersia sistem (kgm 2 ) I i = momen inersia pusat massa benda (kgm 2 ) h = jarak titik poros penggantung dke titik pusat massa benda (m) l = jarak titik poros penggantung ke benda (m) m = massa benda (kg) g = percepatan gravitasi (m/s 2 ) x = jarak titik gantung pada benda ke titik pusat massa benda (m) 9

10 C. Alat-alat Percobaan 1) Keping dari logam berbentuk silinder, persegi panjang dan bujur sangkar 2) Statif dengan tali 3) Jangka sorong 4) Busur derajat 5) Stopwatch 6) Neraca teknis D. Prosedur Percobaan 1) Ukurlah panjang, lebar dan tebal keping persegi panjang dan bujur sangkar masing-masing tiga kali. 2) Ukur diamater dan tebal silinder masing-masing tiga kali. 3) Timbanglah massa setiap keping dengan neraca digital sebanyak tiga kali. 4) Ukur jarak titik poros penggantung sampai ke keping 5) Gantung keping persegi panjang sehingga sisi panjangnya sejajar dengan tali penggantung. 6) Berilah simpangan sudut 30 derajat kemudian lepaskan. Ukurlah T 1 sebanyak tiga kali. 7) Kemudian gantunglah keping itu sehingga sisi lebarnya sejajar dengan tali penggantung. Ukurlah T 2 seperti pada no. 5. 8) Gantunglah silinder dengan jari-jari sejajar tali penggantung. Ukurlah T 4 seperti pada no. 5. 9) Lakukan pula untuk keping bujur sangkar untuk tali torsi sejajar dengan sisi nya. Hal hal yang perlu diperhatikan : 1) Perhatikan pemakaian jangka sorong. 2) Pada percobaan ini tali penggantung harus tetap (tidak berubah panjang dan bentuknya). 10

11 E. Pertanyaan 1) Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi nilai momen inersia suatu benda tegar? Jelaskan! 2) Sebutkan Penerapan ilmu momen inersisa dalam kehidupan sehari-hari! 3) Seutas tali dililitkan mengelilingi sebuah silinder pejal bermassa 6,0 kg dan berjari-jari 10 cm, yang berputar mengitari sumbunya. Tali ditarik dengan gaya 9,0 N. Hitung percepatan sudut dan kecepatan sudut pada saat t = 2 s! 4) Sebuah bola pejal memiliki massa 0,036 kg dan jari-jari 1,2 cm menggelinding menuruni bidang miring. Bola pejal itu mula-mula bergerak dengan kecepatan 0,5 m/s. Berapakah kecepatan kecepatan bola itu ketika ketinggiannya berkurang 14 cm? (Percepatan grivatasi g = 10 m/s 2 ) 11

12 MODUL 2 TETAPAN PEGAS A. Tujuan Percobaan Menentukan nilai konstanta pegas. B. Teori Dasar Jika suatu bahan dapat meregang atau menyusut karena pengaruh gaya dari luar (F) dan dapat kembali ke keadaan semula saat gaya yang bekerja padanya dihilangkan, maka keadaan tersebut dikatakan mempunyai sifat elastis (misalnya pegas). Selama batas elastisitasnya belum terlampaui maka pepanjangan pegas sebanding dengan gaya yang digunakan untuk memperpanjangkannnya sebesar, yang menurut Hukum Hooke sebagai berikut:... (2.1) Dimana: k = konstanta gaya pegas Gambar 2.1 Pembebanan pegas Disamping cara pembebanan konstanta pegas k dapat dicari dengan cara getaran, benda yang mempunyai berat W digantung pada pegas mengalami osilasi maka periode getarannya (T) adalah : 12

13 ... (2.2) Gambar 2.2 Osilasi Pegas C. Alat-alat Percobaan 1. Pegas 2. Statif penggantung 3. Bejana pemberat beban 4. Beban pemberat 5. Mistar 6. Stopwatch 7. Neraca teknis 8. Anak timbangan 9. Peralatan komputerisasi: 1. VTT Console 2. Force Sensore 3. Vertical Elastic Pendulum 4. Support and Lock grip lippers 5. Box of masses 6. Ruler 7. Generis Software

14 Rule r Gambar 2.3 Rangkaian Percobaan Komputerisasi D. Prosedur Percobaan Metode Pembebanan Manual 1. Timbang bejana pemberat beban selama tiga kali. 2. Letakkan pegas pada statif. 3. Ukur panjang pegas tanpa pemberat. 4. Ukur panjang pegas setelah diberi pemberat. 5. Ulangi prosedur diatas sebanyak tiga kali. Metode Osilasi 1. Timbang bejana pemberat beserta dua buah keping yang berbeda selama tiga kali. 2. Letakan bejana pemberat beserta kepingnya pada pegas yang tergantung pada statif. 3. Tarik pemberat kebawah kemudian lepaskan supaya pegas dapat berosilasi. 4. Catat besarnya periode yang terjadi selama n detik. 5. Ulangi cara kerja untuk keping pemberat yang berbeda. 6. Lakukan masing-masing prosedur sebanyak tiga kali. Metode Pembebanan Komputerisasi 1. Tampilkan Generis. 2. Sensor gaya di-set menjadi nol. 14

15 3. Tempatkan sensor gaya sebagai ordinat. Berilah nama pada jaraknya. Sensor gaya pada saluran. Pertambahan panjang dari pegas sebagai absis. 4. Mulai acquisition. Gantungkan berbagai massa yang telah ditandai dengan pertambahan nilai pada pegas. 5. File yang sesuai dengan grafik ini y = f (t) diberi nama Hookeslaw Lab. Bagaimana cara melakukan itu : 1. Start, Program, Ilmu pengetahuan Studio, Generis Ikuti petunjuk sensor secara manual. 3. Drag dan letakkan sensor gaya pada salah satu saluran sebagai ordinat dan dinamakan gaya F dengan satuan N. Drag dan letakkan keyboard 0,15. pada absis. Besar x dalam m. Skala dari 0 sampai 4. Klik tombol on. Masukkan nilai pertambahan panjang dari pegas secara manual dan klik Ok. 5. Lalu klik File, Save As, pilih nama direktori kemudian beri nama Hookeslaw Lab. 6. Lakukan analisa regeresi linear untuk mendapatkan nilai konstanta pegas. E. Pertanyaan 1) Sebuah helikopter menggunakan pegas sepanjang 1m untuk menarik ke atas sebuah kapal selam yang memiliki massa 7500 kg dengan kecepatan penarikan 2. Pegas mengalami peregangan sepanjangan 1,125m. Tentukan nilai konstanta pegas tersebut! 2) Pada sebuah trampolin terdapat 40 buah pegas di sekeliling tepi trampolin, dengan tiap pegas memiliki nilai konstanta pegas sebesar 100. Jika 15

16 seorang anak dengan massa 50 kg menaiki trampolin tersebut dan dialami masing-masing pegas berada pada posisi 20 dari sumbu horizontal, berapakah besar pertambahan panjang yang dialami masing-masing pegas? (g = 10 ) 3) Pegas merupakan alat yang dapat membantu mempermudah beban pekerjaan manusia. Beberapa pekerjaan yang berat apabila harus dilakukan sendiri tanpa alat bantu akan menjadi mudah dengan memanfaatkan pegas. Sebutkan dan jelaskan berbagai kegunaan pegas dalam kehidupan sehari-hari berikut dengan cara kerja pegas tersebut! 16

17 MODUL 3 PESAWAT ATWOOD A. Tujuan Percobaan 1) Mengenal besaran fisis momen inersia. 2) Mengenal Hukum Newton melalui sistem katrol (Pesawat Atwood). 3) Mengamati gerak dipercepat dan gerak dengan kecepatan tetap pada Pesawat Atwood. 4) Memeriksa apakah Hukum Newton barlaku baik terhadap sistem katrol ini. 5) Menghitung harga momen inersia katrol, bila kecepatan gravitasi diketahui. 6) Menghitung percepatan disuatu tempat bila momen inersia katrol diketahui. B. Teori Dasar 1. Hukum Newton I Jika suatu sistem (benda) tidak mendapat gaya dari luar, maka sistem itu akan tetap dalam keadaannya. 2. Hukum Newton II Ditulis secara matematis :...(3.1) Dimana, F : Gaya yang bekerja pada sistem (N) m : Massa benda (Kg) a : Percepatan yang dialami benda (m/s 2 ) 3. Kesimpulan dari persamaan diatas a) Arah percepatan benda sama dengan arah gaya yang bekerja pada benda tersebut. b) Besarnya percepatan sebanding dengan gayanya. Jadi bila gayanya konstan, maka percepatan yang timbul juga akan konstan. 17

18 c) Bila pada benda bekerja gaya, maka benda akan mengalami percepatan, sebaliknya bila kenyataan dari pengamatan benda mengalami percepatan maka tentu akan ada gaya yang menyebabkannya. 4. Persamaan gerak untuk percepatan yang tetap... (3.2)... (3.3) ( )... (3.4) 5. Benda yang bergerak melingkar melalui poros Jika sebuah benda dapat bergerak melingkar melalui porosnya, maka pada gerak melingkar ini akan berlaku persamaan gerak yang ekivalen dengan persamaan gerak linear. Dalam hal ini ada besaran fisis momen inersia (momen kelembaman) I yang ekivalen dengan besaran fisis massa (m) pada gerak linear. Momen inersia (I) suatu benda pada poros tertentu harganya sebanding dengan massa benda terhadap porosnya. I ~ m I ~ r 2 Dimana harga tersebut adalah harga yang tetap. 6. Sebuah katrol dengan beban Untuk sebuah katrol dengan beban-beban seperti pada Gambar 1, maka berlaku persamaan seperti berikut, Bila dianggap M 1 = M 2 = M 18

19 ... (3.5) Pada saat M 1 berada diklem S maka gerak dipercepat dengan persamaan (5). Pada saat melalui lubang A, benda m akan tertinggal dan M 2 lolos melalui lubang A dan menuju titik B dengan kecepatan konstan. Karena M 1 = M 2, maka M 2 + m berada dititik C, jika M 1 dilepas dari klem maka M 2 + m akan turun dari titik C ke B melewati titik A dengan gerak dipercepat. Gambar 3.1 Pesawat Atwood Hal yang perlu diperhatikan : 1) Sebelum melakukan percobaan, pastikan tiang pesawat atwood sudah berdiri vertikal. 2) Jaga agar seluruh alat jangan bergoyang pada waktu menekan klem S. 3) Jangan mengubah kedudukan katrol, r = 6,2 ± 0,1 cm 4) Perhatikan betul-betul cara mengukur jarak X CA dan X AB, karena benda m akan terlepas pada waktu ujung atas M 2 melewati A, sedangkan M 2 berhenti pada saat ujung bawahnya mengenai titik B. 5) Pada saat mengukur t 1 (gerak dari C ke A) harus dimulai pada saat klem ditekan. C. Alat-alat Percobaan 1) Tiang berskala (dibagian atas terdapat katrol) 2) Katrol (dengan menganggap bahwa tidak ada gesekan dengan porosnya) 3) Tali penggantung 4) Massa berbentuk silinder M 1 dan M 2 yang diikat pada tali 5) Beban masa m 1 dan m 2 yang berbeda massanya 6) Stopwatch 19

20 7) Neraca teknis D. Prosedur Percobaan 1) Pasang tali pada katrol dengan benar, gantungkan massa M 1 dan M 2 kemudian selidiki apakah benar hanya dengan M 1 dan M 2 tidak ada gerak dipercepatnya. 2) Pasang G, A dan B dimana cara kerja pesawat atwood sebagai berikut : a) Pasang M 1 pada pegangan G dengan klem S. b) Tambahkan beban m pada M 2. c) Tekan S, dimana M 1 akan terlepas dan naik, sedangkan M 2 + m akan turun. d) Sampai di A, masa m akan menyangkut sedangkan M 2 terus lolos melewati lubang dan bergerak dengan kecepatan tetap sampai di B. 3) Catatlah jarak AC dan AB pada skala. 4) Amati dan catatlah besarnya t 1 yakni waktu yang diperlukan oleh M 2 + m 1 dari titik C ke A. 5) Amati dan catatlah besarnya t 2 yakni waktu yang diperlukan oleh M 2 dari titik A ke B, dimana jarak CA tetap seperti point 4. Bila mungkin, lakukan pengamatan t 1 dan t 2 bersama-sama. 6) Ulangi pengamatan t 1 dan t 2 (jumlah ditentukan asisten). 7) Gantilah m 1 dengan m 2, dan lakukan pengamatan seperti pada poin 4, 5 dan 6. 8) Ulangi percobaan poin 3, 4, 5, 6 dan 7 untuk jarak AB yang berbeda-beda sedangkan jarak CA tetap. 9) Ulangi percobaan poin 3, 4, 5, 6 dan 7 dengan jarak CA yang berbeda-beda sedangkan jarak AB tetap. 10) Timbang M 1, M 2, m 1 dan m 2 sebanyak tiga kali. E. Pertanyaan 1) Apabila diameter katrol dalam percobaan dirubah, apakah mampu mempengaruhi data yang didapatkan? Jelaskan! 2) 2 orang remaja bernama A dan B sedang memindahkan 2 benda yang memiliki massa yang sama sebesar 2 Kg dari lantai ke atap sebuah rumah. A 20

21 menggunakan tali dan sebuah katrol yang berdiameter 6cm. Sedangkan B hanya menggunakan tali. Manakah yang membutuhkan gaya lebih besar untuk memindahkan benda trsbt jika percepatan benda naik 1 m/ (g=9,8 m/ )? 3) 3 Buah bola terbuat dari material yang berbeda, memiliki ukuran geometri yang sama dijatuhkan diatas ketinggian 200 m dari permukaan tanah. Bola 1, 2 dan 3 secara berturut-turut memiliki massa 2 Kg, 5Kg, 10 Kg. Bola manakah yang akan jatuh menyentuh tanah terlebih dahulu(g=9,8 m/ )? 4) Jelaskan secara singkat kondisi/fenomena disekitar kita yang menunjukkan berlakunya Hukum Newton 1, 2 dan 3! 21

22 MODUL 4 PANAS JENIS DAN KALORIMETER A. Tujuan Percobaan Menentukan nilai panas jenis tembaga dan kaca dengan menggunakan kalorimeter aluminium. B. Teori Dasar Menurut Asas Black, bila dua buah benda berlainan temperaturnya bersentuhan satu sama lain, maka benda yang temperaturnya lebih rendah, sehingga akan tercapai kesetimbangan temperatur pada kedua benda tersebut. Jika kalorimeter terbuat dari tembaga diisi oleh air, dimana temperature mula-mula air ( ), kemudian kedalam kalorimeter itu dimasukkan benda A yang temperaturnya ( ). Bila temperatur akhir campuran tersebut adalah, maka panas jenis benda dapat dicari dengan menggunakan persamaan yang diuraikan sebagai berikut ( )( )...(4.1) ( ) Keterangan: ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) 22

23 Diketahui ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) C. Alat-alat Percobaan 1. Kalorimeter aluminium 2. Pengaduk kalorimeter 3. Dua buah thermometer 4. Keping-keping tembaga 5. Keping-keping kaca 6. Neraca digital 7. Stopwatch 8. Boiler dan tabung pemanas 9. Kompor listrik D. Prosedur Percobaan 1. Timbang kalorimeter kosong sebanyak 3 kali. 2. Isi ½ bagian kalorimeter dengan air, lalu timbang sebanyak 3 kali. 3. Timbang salah satu thermometer yang akan dicelupkan pada kalorimeter sebanyak 3 kali. 23

24 4. Timbang keping-keping tembaga dan kaca sebanyak 3 kali. 5. Catat suhu ruangan dan suhu air mula-mula di dalam kalorimeter. 6. Panaskan keping-keping tembaga denagn memasukkan keping-keping tembaga kedalam tabung pemanas hingga temperature tembaga mencapai suhu yang telah ditentukan oleh asisten. Kemudian catat temperature keping-keping tembaga. 7. Masukkan, kemudian aduk dan catat kenaikkan temperature air setiap 15 detik selama waktu yang ditentukan asisten hingga mencapai temperature kesetimbangan atau temperature akhir campuran. 8. Keluarkan keping tembaga yang ada di dalam kalorimeter lalu keringkan. Kemudian timbang keping-keping tembaga tersebut sebanyak 3 kali. 9. Ulangi percobaan diatas untuk menentukan panas jenis kaca E. Pertanyaan 1) Sebutkan jenis-jenis kalorimeter dan jelaskan prinsip kerja dari kalorimeter pada percobaan ini! 2) Sebuah ruang (AC) memiliki kaca jendela yang luasnya 2m x 1.5m dan tebelnya 3.2mm,jika suhu pada permukaan dalam kaca 25 o C dan suhu pada permukaan luar kaca 30 o C,berapa laju konduksi kalor yang masuk kedalam ruang tersebut! 3) Es bermassa 100 g pada suhu dimasukkan ke dalam bejana berisi 100 g air bersuhu. Jika bejana tiak menyerap kalor, berapakah suhu campuran tersebut saat mencapai kesetimbangan? (,, ) 4) Jelaskan bunyi Hukum Termodinamika nol, 1, 2 dan 3! 24

25 MODUL 5 MODULUS ELASTISITAS A. Tujuan Percobaan Menentukan modulus elastisitas (E) dari berbagai zat padat dengan cara pelenturan. Dalam percobaan ini zat padatnya adalah besi dan alumunium. B. Teori Dasar Modulus elastisitas ditentukan oleh gaya ikat antar atom. Gaya ato mini tidak dapat diubah tanpa terjadinya perubahan mendasar pada sifat bahannya. Modulus elastisitas dapat diukur besarnya dengan mengukur pelenturan dari suatu bahan. Bila batang balok kita galang pada kedua ujungnya dan kita berikan beban melintang di tengah-tengah batang balok tersebut, maka batang balok itu akan melentur (Gambar 5.1). Besarnya lenturan tergantung dari besarnya beban, modulus elastisitas kayu, jarak kedua tumpuan dan sikap peletakan batang balok tersebut. Gambar 5.1 Balok yang Melentur Keterangan gambar : l = jarak kedua tumpuan ( m ) B = beban ( kg ) h = lenturan batang ( m ) Besarnya lenturan batang dapat ditentukan dengan rumus : 25

26 - Peletakan I - Peletakan II Gambar 5.2 Peletakan Penampang Batang Rumus untuk peletakan I : ( ) ( ) Dimana : b = lebar batang (m) t = tebal batang (m) E = modulus elastisitas (N/m 2 ) B = Massa beban (kg) g = percepatan gravitasi (m/s 2 )... (5.1) C. Alat alat Percobaan 1) Jangka Sorong 2) Mistar 3) Spherometer 4) Beban 5) Satu buah batang besi 6) Satu buah batang aluminium 7) Tumpuan 8) Lampu indikator 9) Ampelas 26

27 D. Prosedur Percobaan 1) Ukur lebar (b) dan tebal (t) dari batang-batang logam tersebut dengan memakai jangka sorong atau mikrometer sekrup sebanyak lima kali pada tempat yang berlainan. 2) Letakkan spherometer sekrup pada pegangan yang telah disediakan dan diatur sehingga spherometer benar-benar dalam keadaan tegak. 3) Pasanglah kedua klem penumpu pada sisi meja sehingga spherometer terletak di tengah-tengah kedua tumpuan tadi. Jarak kedua tumpuan diambil sebesar 90 cm. 4) Letakkan batang tersebut di atas tumpuan dengan sikap peletakkan 1 dan 2. Gantung kaitan dan beban pada tengah-tengah batang. 5) Pasang lampu indikator dengan memasang jepitan dari indikator pada spherometer dan kaitan k. 6) Putarlah spherometer sekrup sehingga batang spherometer menyentuh pelat datar pada kaitan. Ini ditunjukkan dengan nyala lampu indikator dan bunyi dari indikator. Catat kedudukan spherometer sekrup pada keadaan ini. 7) Lakukan seperti diatas untuk beban: 0,5; 1,0; 1,5; 2,0; 2,5 dan 3,0 kg, baik pada penambahan maupun pada pengurangan beban. 8) Lakukan point No. 5 sampai dengan No. 7 untuk batang logam yang lain. Hal-hal yang harus diperhatikan: 1) Spherometer sekrup harus benar-benar dalam keadaan diam dan tegak. 2) Pada setiap kali penambahan atau pengurangan beban, pencatatan skala dilakukan setelah stabil. E. Pertanyaan 1) Jelaskan fungsi grafik tegangan-regangan serta pristiwa necking baik secara mikroskopis maupun secara makroskopis yang terdapat pada grafik teganagnregangan tersebut! 27

28 2) Bagaimana perbedaan grafik tegangan regangan antara bahan logam, polimer, dan keramik? 3) Seutas kawat baja memiliki panjang 4 m dan luas penampang m 2. Modulus elastis baja N/m 2. Sebuah gaya dikerjakan untuk menarik kawat itu sehingga bertambah panjang 0,3 m. Hitung gaya tarik itu! 4) Untuk keamanan dalam mendaki, seorang pendaki gunung menggunakan sebuah tali nilon yang panjangnya 50 m dan tebalnya 1,0 cm. Ketika menopang pendaki yang bermassa 80 kg, tali bertambah panjang 1,6 m. Tentukan modulus elastisitas nilon tersebut! (Gunakan dan g = 9,8 m/s 2 ) 28

29 MODUL 6 BANDUL FISIS A. Tujuan Percobaan fisis. Menentukan percepatan gravitasi bumi dengan mempergunakan bandul B. Teori Dasar Jika sebuah benda kecil dan berat kita gantungkan pada sebuah tali penggantung (ringan dan tidak mulur) dan berayun dengan sudut simpangan kecil maka susunan ini disebut bandul matematis. Periode dari bandul matematis dapat ditentukan dengan rumus : Dimana :... (6.1) T = periode ayunan (detik) L = panjang tali (cm) g = percepatan gravitasi bumi (cm/s 2 ) Gambar 6.1 Bandul Matematis 29

30 Sedangkan jika sebuah benda sembarang yang digantungkan pada proses vertikal dan berayun tanpa geseran dengan sudut simpangan kecil merupakan suatu bandul fisis (lihat pada gambar 2). Jika sebuah batang homogen dengan beban digantungkan pada suatu poros O, kemudian diberi simpangan sejauh dan dilepaskan maka akan berosilasi karena adanya torka pulih. Periode dari batang homogen dengan beban tersebut dapat ditentukan dengan rumus yang dijabarkan sebagai berikut: A 1 M A 2 l Keterangan gambar : M : Pusat massa A 1, A 2 : Titik gantung a 1, a 2 : Jarak titik poros gantung dengan pusat massa : Sudut simpangan m : Massa total bandul fisis dengan beban Gambar 6.2 Bandul Fisis ( )... (6.2) Dimana : T = perioda ayunan (s) k = radius girasi terhadap pusat massa (cm) a = jarak titik gantung terhadap pusat massa (cm) I = momen inersia sistem bandul fisis (kgcm 2 ) l = panjang batang homogen bandul fisis (cm) g = percepatan gravitasi bumi (cm/s 2 ) 30

31 Dengan mengambil titik A 1 sebagai titik gantung yang periode ayunannya T 1 dan titik gantung A 2 (pada bagian yang bersebrangan dengan titik A 1 ) yang perioda ayunannya = T 2, maka didapat hubungan: ( ) ( ) ( ) ( )... (6.3) Dimana: a 1 a 2 ( titik a 1 dan a 2 disebut sepasang titik ). C. Alat-alat Percobaan 1) Tumpuan 2) Batang homogen + beban 3) Stopwatch 4) Mistar pengukur 5) Busur D. Prosedur Percobaan 1) Pilih suatu titik gantung A 1 (pada salah satu lubang batang besi) dan ukur a 1 yaitu jarak dari titik A 1 ke pusat massa M. 2) Dengan A 1 sebagai titik gantung : a) Catat waktu yang diperlukan untuk 50 ayunan. b) Hitung jumlah ayunan yang terjadi selama 300 detik Lakukan percobaan 2a dan 2b sebanyak 3 kali. 3) Pilih titik gantung A 2 (A 2 merupakan titik yang bersebrangan dengan A 1, ukur jarak titik A 2 terhadap pusat massa M = a 2 ). Catatan (a 1 a 2 ). 4) Dengan titik a 2 sebagai titik gantung,ulangi percobaan No. 2. 5) Lakukan percobaan No. 1 s/d 4 untuk B 1 dan B 2 (b 1 b 2 ). Hal-hal yang perlu diperhatikan : 1) Simpangan sudut ayun jangan terlalu besar (30 ). 2) Ayunan harus stabil (jangan oleng). 3) Perhatikan perhitungan satu periode. 31

32 E. Pertanyaan 1) Cara apa saja yang dapat dilakukan untuk memperoleh harga percepatan gravitasi bumi selain menggunakan bandul fisis? 2) Diketahui jari-jari bumi 3,7 kali jari-jari bulan, massa bumi 81,3 kali massa bulan dan percepatan gravitasi bumi sebesar 9,8 m/s 2. Jika berat seseorang dibumi adalah 500 N. Hitunglah percepatan gravitasi bulan dan berat orang tersebut saat di bulan! 3) Suatu satelit bergerak mengitari planet Bumi dengan jari-jari orbit mendekati jari-jari bumi ( ). Jika jari-jari Bumi dan percepatan gravitasi di orbit satelit tersebut dianggap sama dengan percepatan gravitasi di permukaan Bumi yaitu 9,8 m/s. Berapakah kelajuan satelit tersebut untuk mengorbit Bumi! 32

33 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA LABORATORIUM FISIKA DASAR Jl. Jend. Sudirman Km. 3 Cilegon Telp. (0254) Website: fisdas@ft-untirta.ac.id BLANGKO PERCOBAAN MOMEN INERSIA MAHASISWA NILAI NAMA TES PENDAHULUAN 25 % NIM/GRUP PENGAMBILAN DATA 25 % JURUSAN LAPORAN 50 % REKAN 1 ASISTEN REKAN 2 TGL. PERCOBAAN A. KEPING PERSEGI PANJANG PANJANG (a) mm LEBAR (b) mm TEBAL (c) mm MASSA (m) gr Jarak titik poros gantung ke keping persegi panjang (l p ) cm T 1 (. Ayunan) t = T = t = T = t = T = T 2 (. Ayunan) t = T = t = T = t = T = B. KEPING SILINDER DIAMETER (2R) mm TEBAL (d) mm MASSA (m) gr Jarak titik poros gantung ke keping silinder (l s ) cm T 3 (. Ayunan) t = T = t = T = t = T = C. KEPING BUJUR SANGKAR SISI (s) mm TEBAL (t) mm MASSA (m) gr Jarak titik poros gantung ke keping bujur sangkar (l b ) cm T 4 (. Ayunan) t = T = t = T = t = T = Suhu ruang mula-mula = 0 C Suhu ruang akhir = 0 C Sikap Barometer awal = mmhg Sikap Barometer akhir = mmhg

34 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA LABORATORIUM FISIKA DASAR Jl. Jend. Sudirman Km. 3 Cilegon Telp. (0254) Website: fisdas@ft-untirta.ac.id BLANGKO PERCOBAAN TETAPAN PEGAS NAMA TES PENDAHULUAN 25 % NIM/GRUP PENGAMBILAN DATA 25 % JURUSAN LAPORAN 50 % REKAN 1 REKAN 2 TGL. PERCOBAAN A. METODE PEMBEBANAN MANUAL Massa bejana (g) Panjang pegas tanpa bejana (m) Panjang pegas dengan bejana (m) ASISTEN B. METODE OSILASI Massa bejana + keping + keping (g) Jumlah getaran (kali) Periode (T 1 ) selama. detik Massa bejana + keping + keping (g) Jumlah getaran (kali) Periode (T 2 ) selama. detik Massa bejana + keping + keping (g) Jumlah getaran (kali) Periode (T 3 ) selama. detik Massa bejana + keping + keping (g) Jumlah getaran (kali) Periode (T 4 ) selama. detik C. METODE PEMBEBANAN (Komputerisasi) Massa Kepingan (kg) (m) Gaya (N) Persamaan Garis Regresi Suhu ruang mula-mula = 0 C Suhu ruang akhir = 0 C Sikap Barometer awal = mmhg Sikap Barometer akhir = mmhg

35 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA LABORATORIUM FISIKA DASAR Jl. Jend. Sudirman Km. 3 Cilegon Telp. (0254) Website: fisdas@ft-untirta.ac.id BLANGKO PERCOBAAN PESAWAT ATWOOD MAHASISWA NILAI NAMA TES PENDAHULUAN 25 % NIM/GRUP PENGAMBILAN DATA 25 % JURUSAN LAPORAN 50 % REKAN 1 ASISTEN REKAN 2 TGL. PERCOBAAN M 1 (gr) M 2 (gr) m 1 (gr) m 2 (gr) M 2 + m 1 =... CA (cm) t 1 (detik) AB (cm) t 2 (detik) M 2 + m 2 =... CA (cm) t 1 (detik) AB (cm) t 2 (detik) Suhu ruang mula-mula = 0 C Suhu ruang akhir = 0 C Sikap Barometer awal = mmhg Sikap Barometer akhir = mmhg

36 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA LABORATORIUM FISIKA DASAR Jl. Jend. Sudirman Km. 3 Cilegon Telp. (0254) Website: fisdas@ft-untirta.ac.id BLANGKO PERCOBAAN PANAS JENIS & KALORIMETER MAHASISWA NILAI NAMA TES PENDAHULUAN 25 % NIM/GRUP PENGAMBILAN DATA 25 % JURUSAN LAPORAN 50 % REKAN 1 REKAN 2 TGL. PERCOBAAN ASISTEN JENIS BENDA Kalorimeter Kosong Kalorimeter + ½ bagian air Kalorimeter + ½ bagian air Keping-keping tembaga Keping-keping kaca Termometer MASSA (gr) PERCOBAAN Perubahan Suhu Perubahan Suhu PERCOBAAN 1 (TEMBAGA) Kalorimeter + ¾ bagian air Kalorimeter + keping tembaga Suhu air dalam Kalorimeter Mula-mula... C Suhu keping tembaga... C PERCOBAAN 2 (KACA) Kalorimeter + ½ bagian air Kalorimeter + keping gelas Suhu air dalam Kalorimeter Mula-mula... C Suhu keping gelas... C 15 detik... C 30 detik... C 45 detik... C 60 detik... C... detik... C 15 detik... C 30 detik... C 45 detik... C 60 detik... C... detik... C... detik... C... detik... C Suhu ruang awal = Suhu ruang akhir = 0 C Sikap Barometer awal = mmhg 0 C Sikap Barometer akhir = mmhg

37 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA LABORATORIUM FISIKA DASAR Jl. Jend. Sudirman Km. 3 Cilegon Telp. (0254) Website: fisdas@ft-untirta.ac.id BLANGKO PERCOBAAN MODULUS ELASTISITAS MAHASISWA NILAI NAMA TES PENDAHULUAN 25 % NIM/GRUP PENGAMBILAN DATA 25 % JURUSAN LAPORAN 50 % REKAN 1 ASISTEN REKAN 2 TGL. PERCOBAAN PENGUKURAN BATANG BESI BATANG ALUMUNIUM LEBAR (cm) TEBAL (cm) BEBAN (KG) BATANG ALUMUNIUM BATANG BESI PELETAKAN 1 PELETAKAN 2 PELETAKAN 1 PELETAKAN 2 KEDUDUKAN SPHEROMETER (mm) KEDUDUKAN SPHEROMETER (mm) (+) ( - ) (+) ( - ) (+) ( - ) (+) ( - ) Suhu ruang mula-mula = 0 C Suhu ruang akhir = 0 C Sikap Barometer awal = mmhg Sikap Barometer akhir = mmhg

38 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA LABORATORIUM FISIKA DASAR Jl. Jend. Sudirman Km. 3 Cilegon Telp. (0254) Website: fisdas@ft-untirta.ac.id BLANGKO PERCOBAAN BANDUL FISIS MAHASISWA NILAI NAMA TES PENDAHULUAN 25 % NIM/GRUP PENGAMBILAN DATA 25 % JURUSAN LAPORAN 50 % REKAN 1 ASISTEN REKAN 2 TGL. PERCOBAAN A. PERCOBAAN I JARAK TITIK GANTUNG DENGAN PUSAT MASSA (Cm) WAKTU UNTUK 50 AYUNAN (Detik) JUMLAH AYUNAN DALAM 300 DETIK (Ayunan) a 1 a 2 B. PERCOBAAN II JARAK TITIK GANTUNG DENGAN PUSAT MASSA (Cm) WAKTU UNTUK 50 AYUNAN (Detik) JUMLAH AYUNAN DALAM 300 DETIK (Ayunan) b 1 b 2 Suhu ruang mula-mula = 0 C Suhu ruang akhir = 0 C Sikap Barometer awal = mmhg Sikap Barometer akhir = mmhg

1. Menentukan momen kelembaman benda dengan mengukur massa serta. 2. Menghitung momen kelembaman dengan mencari waktu getar ayunan torsi.

1. Menentukan momen kelembaman benda dengan mengukur massa serta. 2. Menghitung momen kelembaman dengan mencari waktu getar ayunan torsi. A.Tujuan Percobaan 1. Menentukan momen kelembaman benda dengan mengukur massa serta ukuran geometrinya.. Menghitung momen kelembaman dengan mencari waktu getar ayunan torsi. B. Teori Dasar Definisi momen

Lebih terperinci

MODUL MATA KULIAH PRAKTIKUM FISIKA (ESA 168)

MODUL MATA KULIAH PRAKTIKUM FISIKA (ESA 168) MODUL MATA KULIAH PRAKTIKUM FISIKA (ESA 168) UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2018 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga buku Modul

Lebih terperinci

3. (4 poin) Seutas tali homogen (massa M, panjang 4L) diikat pada ujung sebuah pegas

3. (4 poin) Seutas tali homogen (massa M, panjang 4L) diikat pada ujung sebuah pegas Soal Multiple Choise 1.(4 poin) Sebuah benda yang bergerak pada bidang dua dimensi mendapat gaya konstan. Setelah detik pertama, kelajuan benda menjadi 1/3 dari kelajuan awal benda. Dan setelah detik selanjutnya

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika K3 Revisi Antiremed Kelas Fisika Persiapan Penilaian Akhir Semester (PAS) Ganjil Doc. Name: RK3ARFIS0PAS Version: 206- halaman 0. Perhatikan gambar! 5kg F Berapakah besar gaya F agar papan tersebut setimbang?

Lebih terperinci

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA Dalam gerak translasi gaya dikaitkan dengan percepatan linier benda, dalam gerak rotasi besaran yang dikaitkan dengan percepatan

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika Persiapan UTS Semester Ganjil Doc. Name: RK13AR11FIS01UTS Version: 2016-09 halaman 1 01. Empat gaya masing-masing F 1 = 10 N, F 2 = 20 N, F 3 = 10 N dan F 4 = 40 N

Lebih terperinci

Uji Kompetensi Semester 1

Uji Kompetensi Semester 1 A. Pilihlah jawaban yang paling tepat! Uji Kompetensi Semester 1 1. Sebuah benda bergerak lurus sepanjang sumbu x dengan persamaan posisi r = (2t 2 + 6t + 8)i m. Kecepatan benda tersebut adalah. a. (-4t

Lebih terperinci

I. MAKSUD DAN TUJUAN 1. Mengenal sifat bandul fisis 2. Menentukan percepatan gravitasi

I. MAKSUD DAN TUJUAN 1. Mengenal sifat bandul fisis 2. Menentukan percepatan gravitasi I. MAKSUD DAN TUJUAN 1. Mengenal sifat bandul fisis 2. Menentukan percepatan gravitasi II. DASAR TEORI Bandul fisis adalah sebuah benda tegar yang ukurannya tidak boleh dianggap kecil dan dapat berayun

Lebih terperinci

C. Momen Inersia dan Tenaga Kinetik Rotasi

C. Momen Inersia dan Tenaga Kinetik Rotasi C. Momen Inersia dan Tenaga Kinetik Rotasi 1. Sistem Diskrit Tinjaulah sistem yang terdiri atas 2 benda. Benda A dan benda B dihubungkan dengan batang ringan yang tegar dengan sebuah batang tegak yang

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH FISIKA DASAR

SILABUS MATA KULIAH FISIKA DASAR LAMPIRAN TUGAS Mata Kuliah Progran Studi Dosen Pengasuh : Fisika Dasar : Teknik Komputer (TK) : Fandi Susanto, S. Si Tugas ke Pertemuan Kompetensi Dasar / Indikator Soal Tugas 1 1-6 1. Menggunakan konsep

Lebih terperinci

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07)

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) 1. Gambar di samping ini menunjukkan hasil pengukuran tebal kertas karton dengan menggunakan mikrometer sekrup. Hasil pengukurannya adalah (A) 4,30 mm. (D) 4,18

Lebih terperinci

BAB DINAMIKA ROTASI DAN KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

BAB DINAMIKA ROTASI DAN KESEIMBANGAN BENDA TEGAR BAB DNAMKA OTAS DAN KESEMBANGAN BENDA TEGA. SOA PHAN GANDA. Dengan menetapkan arah keluar bidang kertas, sebagai arah Z positif dengan vektor satuan k, maka torsi total yang bekerja pada batang terhadap

Lebih terperinci

PRAKTIKUM FISIKA DASAR I

PRAKTIKUM FISIKA DASAR I PRAKTIKUM FISIKA DASAR I MOMEN INERSIA Kelompok 4B Anggota : A. Ronny Yanssen 10.0400 Dede Nurhuda 13.0655 Hamim Haerullah 13.1230 UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA 2014 ABSTRAK Momen inerssia dapat

Lebih terperinci

Bab III Elastisitas. Sumber : Fisika SMA/MA XI

Bab III Elastisitas. Sumber :  Fisika SMA/MA XI Bab III Elastisitas Sumber : www.lib.ui.ac Baja yang digunakan dalam jembatan mempunyai elastisitas agar tidak patah apabila dilewati kendaraan. Agar tidak melebihi kemampuan elastisitas, harus ada pembatasan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 5 MOMEN INERSIA

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 5 MOMEN INERSIA LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 5 MOMEN INERSIA Nama : Lukman Santoso NPM : 240110090123 Tanggal / Jam Asisten : 17 November 2009/ 15.00-16.00 WIB : Dini Kurniati TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN

Lebih terperinci

Jika sebuah sistem berosilasi dengan simpangan maksimum (amplitudo) A, memiliki total energi sistem yang tetap yaitu

Jika sebuah sistem berosilasi dengan simpangan maksimum (amplitudo) A, memiliki total energi sistem yang tetap yaitu A. TEORI SINGKAT A.1. TEORI SINGKAT OSILASI Osilasi adalah gerakan bolak balik di sekitar suatu titik kesetimbangan. Ada osilasi yang memenuhi hubungan sederhana dan dinamakan gerak harmonik sederhana.

Lebih terperinci

MODUL 5 BANDUL MATEMATIS DAN FISIS

MODUL 5 BANDUL MATEMATIS DAN FISIS MODUL 5 BANDUL MAEMAIS DAN FISIS I. BANDUL MAEMAIS UJUAN PRAKIKUM:. Dapat mengukur waktu ayun bandul sederhana dengan teliti.. Dapat menentukan nilai percepatan grafitasi. ALA-ALA YANG DIGUNAKAN:. Stopwatch..

Lebih terperinci

TES STANDARISASI MUTU KELAS XI

TES STANDARISASI MUTU KELAS XI TES STANDARISASI MUTU KELAS XI. Sebuah partikel bergerak lurus dari keadaan diam dengan persamaan x = t t + ; x dalam meter dan t dalam sekon. Kecepatan partikel pada t = 5 sekon adalah ms -. A. 6 B. 55

Lebih terperinci

Dari gamabar diatas dapat dinyatakan hubungan sebagai berikut.

Dari gamabar diatas dapat dinyatakan hubungan sebagai berikut. Pengertian Gerak Translasi dan Rotasi Gerak translasi dapat didefinisikan sebagai gerak pergeseran suatu benda dengan bentuk dan lintasan yang sama di setiap titiknya. gerak rotasi dapat didefinisikan

Lebih terperinci

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA 1. Soal Olimpiade Sains bidang studi Fisika terdiri dari dua (2) bagian yaitu : soal isian singkat (24 soal) dan soal pilihan

Lebih terperinci

PREDIKSI UAS 1 FISIKA KELAS X TAHUN 2013/ Besaran-besaran berikut yang merupakan besaran pokok adalah a. Panjang, lebar,luas,volume

PREDIKSI UAS 1 FISIKA KELAS X TAHUN 2013/ Besaran-besaran berikut yang merupakan besaran pokok adalah a. Panjang, lebar,luas,volume PREDIKSI UAS 1 FISIKA KELAS X TAHUN 2013/2014 A. PILIHAN GANDA 1. Besaran-besaran berikut yang merupakan besaran pokok adalah a. Panjang, lebar,luas,volume d. Panjang, lebar, tinggi, tebal b. Kecepatan,waktu,jarak,energi

Lebih terperinci

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2015 TINGKAT PROVINSI

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2015 TINGKAT PROVINSI HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2015 TINGKAT PROVINSI BIDANG FISIKA Waktu : 210 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 2 PESAWAT ATWOOD

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 2 PESAWAT ATWOOD LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 2 PESAWAT ATWOOD Nama : Nova Nurfauziawati NPM : 240210100003 Tanggal / jam : 2 Desember 2010 / 13.00-15.00 WIB Asisten : Dicky Maulana JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN

Lebih terperinci

ANTIREMED KELAS 10 FISIKA

ANTIREMED KELAS 10 FISIKA ANTIREMED KELAS 10 FISIKA Persiapan UTS Doc. Name: AR10FIS0UTS Doc. Version: 014-10 halaman 1 01. Grafik di bawah ini melukiskan hubungan antara gaya F yang bekerja pada kawat dan pertambahan panjang /

Lebih terperinci

K13 Antiremed Kelas 11 Fisika

K13 Antiremed Kelas 11 Fisika K13 Antiremed Kelas 11 Fisika Persiapan UTS Semester Genap Halaman 1 01. Balok bermassa 5 kg diletakkan di atas papan, 3 m dari titik A, seperti terlihat pada gambar. Jika massa papan adalah satu kilogram

Lebih terperinci

TUJUAN PERCOBAAN II. DASAR TEORI

TUJUAN PERCOBAAN II. DASAR TEORI I. TUJUAN PERCOBAAN 1. Menentukan momen inersia batang. 2. Mempelajari sifat sifat osilasi pada batang. 3. Mempelajari sistem osilasi. 4. Menentukan periode osilasi dengan panjang tali dan jarak antara

Lebih terperinci

Berdasarkan lintasannya, benda bergerak dibedakan menjadi tiga yaitu GERAK MELINGKAR BERATURAN

Berdasarkan lintasannya, benda bergerak dibedakan menjadi tiga yaitu GERAK MELINGKAR BERATURAN 3 GEAK MELINGKA BEATUAN Kincir raksasa melakukan gerak melingkar. Sumber: Kompas, 20 Juli 2006 Berdasarkan lintasannya, benda bergerak dibedakan menjadi tiga yaitu benda bergerak pada garis lurus, gerak

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 11 FISIKA

Antiremed Kelas 11 FISIKA Antiremed Kelas 11 FISIKA UTS FISIKA LATIHAN 2 KELAS 11 Doc. Name: AR11FIS02UTS Version : 2014 10 halaman 1 01. Perhatikan gambar! 5kg F 1m 4m Berapakah besar gaya F agar papan tersebut setimbang? (A)

Lebih terperinci

Hukum gravitasi yang ada di jagad raya ini dijelaskan oleh Newton dengan persamaan sebagai berikut :

Hukum gravitasi yang ada di jagad raya ini dijelaskan oleh Newton dengan persamaan sebagai berikut : PENDAHULUAN Hukum gravitasi yang ada di jagad raya ini dijelaskan oleh Newton dengan persamaan sebagai berikut : F = G Dimana : F = Gaya tarikan menarik antara massa m 1 dan m 2, arahnya menurut garispenghubung

Lebih terperinci

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m.

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m. Contoh Soal dan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. a) percepatan gerak turunnya benda m Tinjau katrol : Penekanan pada kasus dengan penggunaan persamaan Σ τ = Iα dan Σ F = ma, momen inersia (silinder

Lebih terperinci

drimbajoe.wordpress.com 1

drimbajoe.wordpress.com 1 1. Hasil pengukuran panjang dan lebar sebidang tanah berbentuk empat persegi panjang adalah 15,35 m dan 12,5 m. Luas tanah menurut aturan angka penting adalah... m 2 A. 191,875 B. 191,9 C. 191,88 D. 192

Lebih terperinci

ULANGAN UMUM SEMESTER 1

ULANGAN UMUM SEMESTER 1 ULANGAN UMUM SEMESTER A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d atau e di depan jawaban yang benar!. Kesalahan instrumen yang disebabkan oleh gerak brown digolongkan sebagai... a. kesalahan relatif

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2017 CALON TIM OLIMPIADE FISIKA INDONESIA 2018

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2017 CALON TIM OLIMPIADE FISIKA INDONESIA 2018 HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2017 CALON TIM OLIMPIADE FISIKA INDONESIA 2018 Bidang Fisika Waktu : 180 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

MATERI PENGAYAAN FISIKA PERSIAPAN UJIAN NASIONAL

MATERI PENGAYAAN FISIKA PERSIAPAN UJIAN NASIONAL MATERI PENGAYAAN FISIKA PERSIAPAN UJIAN NASIONAL Standar Kompetensi Lulusan : 1. Memahami prinsip-pri nsip pengukuran besaran fisika secara langsung dan tidak langsung dengan cermat, teliti dan objektif.

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2015 CALON TIM OLIMPIADE FISIKA INDONESIA 2016

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2015 CALON TIM OLIMPIADE FISIKA INDONESIA 2016 HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2015 CALON TIM OLIMPIADE FISIKA INDONESIA 2016 Bidang Fisika Waktu : 180 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

Menguasai Konsep Elastisitas Bahan. 1. Konsep massa jenis, berat jenis dideskripsikan dan dirumuskan ke dalam bentuk persamaan matematis.

Menguasai Konsep Elastisitas Bahan. 1. Konsep massa jenis, berat jenis dideskripsikan dan dirumuskan ke dalam bentuk persamaan matematis. SIFAT ELASTIS BAHAN Menguasai Konsep Elastisitas Bahan Indikator : 1. Konsep massa jenis, berat jenis dideskripsikan dan dirumuskan ke dalam bentuk persamaan matematis. Hal.: 2 Menguasai Konsep Elastisitas

Lebih terperinci

UJIAN SEKOLAH 2016 PAKET A. 1. Hasil pengukuran diameter dalam sebuah botol dengan menggunakan jangka sorong ditunjukkan pada gambar berikut!

UJIAN SEKOLAH 2016 PAKET A. 1. Hasil pengukuran diameter dalam sebuah botol dengan menggunakan jangka sorong ditunjukkan pada gambar berikut! SOAL UJIAN SEKOLAH 2016 PAKET A 1. Hasil pengukuran diameter dalam sebuah botol dengan menggunakan jangka sorong ditunjukkan pada gambar berikut! 2 cm 3 cm 0 5 10 Dari gambar dapat disimpulkan bahwa diameter

Lebih terperinci

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005 2. 1. Seorang siswa melakukan percobaan di laboratorium, melakukan pengukuran pelat tipis dengan menggunakan jangka sorong. Dari hasil pengukuran diperoleh panjang 2,23 cm dan lebar 36 cm, maka luas pelat

Lebih terperinci

SOAL DINAMIKA ROTASI

SOAL DINAMIKA ROTASI SOAL DINAMIKA ROTASI A. Pilihan Ganda Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Sistem yang terdiri atas bola A, B, dan C yang posisinya seperti tampak pada gambar, mengalami gerak rotasi. Massa bola A, B,

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA KELAS 1

PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA KELAS 1 PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA KELAS 1 Materi : 1. Pengukuran Dasar 2. Ayunan Sederhana 3. Getaran Pegas (GHS) 4. Dinamika Gerak 5. Koeffisien Gesekan 6. Resonansi Bunyi 7. Interferensi Gelombang 8. Momen Inersia

Lebih terperinci

PESAWAT ATWOOD. Herayanti, Lisna, Arsyam Basri, Rafika Rahmatia PENDIDIKAN FISIKA 2014 Abstrak

PESAWAT ATWOOD. Herayanti, Lisna, Arsyam Basri, Rafika Rahmatia PENDIDIKAN FISIKA 2014 Abstrak PESAWAT ATWOOD Herayanti, Lisna, Arsyam Basri, Rafika Rahmatia PENDIDIKAN FISIKA 2014 Abstrak Telah dilakukan suatu praktikum tentang pesawat atwood dengan tujuan mampu memahami konsep kinematika untuk

Lebih terperinci

SOAL BABAK PEREMPAT FINAL OLIMPIADE FISIKA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

SOAL BABAK PEREMPAT FINAL OLIMPIADE FISIKA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SOAL BABAK PEREMPAT FINAL OLIMPIADE FISIKA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG Tingkat Waktu : SMP/SEDERAJAT : 100 menit 1. Jika cepat rambat gelombang longitudinal dalam zat padat adalah = y/ dengan y modulus

Lebih terperinci

Tujuan. Pengolahan Data MOMEN INERSIA

Tujuan. Pengolahan Data MOMEN INERSIA Tujuan Pengolahan Data Pembahasan Kesimpulan MOMEN INERSIA MOMEN INERSIA Tujuan Percobaan Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan mampu: 1. Menentukan konstanta pegas spiral dan momen inersia

Lebih terperinci

5. Tentukanlah besar dan arah momen gaya yang bekerja pada batang AC dan batang AB berikut ini, jika poros putar terletak di titik A, B, C dan O

5. Tentukanlah besar dan arah momen gaya yang bekerja pada batang AC dan batang AB berikut ini, jika poros putar terletak di titik A, B, C dan O 1 1. Empat buah partikel dihubungkan dengan batang kaku yang ringan dan massanya dapat diabaikan seperti pada gambar berikut: Jika jarak antar partikel sama yaitu 40 cm, hitunglah momen inersia sistem

Lebih terperinci

UN SMA IPA Fisika 2015

UN SMA IPA Fisika 2015 UN SMA IPA Fisika 2015 Latihan Soal - Persiapan UN SMA Doc. Name: UNSMAIPA2015FIS999 Doc. Version : 2015-10 halaman 1 01. Gambar berikut adalah pengukuran waktu dari pemenang lomba balap motor dengan menggunakan

Lebih terperinci

1. Tujuan 1. Mempelajari hukum Newton. 2. Menentukan momen inersia katrol pesawat Atwood.

1. Tujuan 1. Mempelajari hukum Newton. 2. Menentukan momen inersia katrol pesawat Atwood. 1. Translasi dan rotasi 1. Tujuan 1. Mempelajari hukum Newton. 2. Menentukan momen inersia katrol pesawat Atwood. 2. Alat dan ahan Kereta dinamika : 1. Kereta dinamika 1 buah 2. eban tambahan @ 200 gram

Lebih terperinci

Laporan Kegiatan Pembinaan Olimpiade Fisika di SMA Negeri 8 Yogyakarta Tahun Oleh: Wipsar Sunu Brams Dwandaru NIP

Laporan Kegiatan Pembinaan Olimpiade Fisika di SMA Negeri 8 Yogyakarta Tahun Oleh: Wipsar Sunu Brams Dwandaru NIP Laporan Kegiatan Pembinaan Olimpiade Fisika di SMA Negeri 8 Yogyakarta Tahun 2012 Oleh: Wipsar Sunu Brams Dwandaru NIP. 19800129200501 1 003 JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah.

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. 1 D49 1. Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. Hasil pengukuran adalah. A. 4,18 cm B. 4,13 cm C. 3,88 cm D. 3,81 cm E. 3,78 cm 2. Ayu melakukan

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA MAHASISWA FISIKA SEKOLAH II

LEMBAR KERJA MAHASISWA FISIKA SEKOLAH II Pesawat Atwood Gerak Jatuh Bebas Telescop LEMBAR KERJA MAHASISWA FISIKA SEKOLAH II PENYUSUN Dra. Murniati, M.Si. Website : pendidikanfisika.fkip.unsri.ac.id PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

MEKANIKA UNIT. Pengukuran, Besaran & Vektor. Kumpulan Soal Latihan UN

MEKANIKA UNIT. Pengukuran, Besaran & Vektor. Kumpulan Soal Latihan UN Kumpulan Soal Latihan UN UNIT MEKANIKA Pengukuran, Besaran & Vektor 1. Besaran yang dimensinya ML -1 T -2 adalah... A. Gaya B. Tekanan C. Energi D. Momentum E. Percepatan 2. Besar tetapan Planck adalah

Lebih terperinci

Mata Pelajaran : FISIKA

Mata Pelajaran : FISIKA Mata Pelajaran : FISIKA Kelas/ Program : XII IPA Waktu : 90 menit Petunjuk Pilihlah jawaban yang dianggap paling benar pada lembar jawaban yang tersedia (LJK)! 1. Hasil pengukuran tebal meja menggunakan

Lebih terperinci

BERKAS SOAL BIDANG STUDI : FISIKA

BERKAS SOAL BIDANG STUDI : FISIKA BERKAS SOAL BIDANG STUDI : MADRASAH ALIYAH SELEKSI TINGKAT PROVINSI KOMPETISI SAINS MADRASAH NASIONAL 2014 Petunjuk Umum 1. Silakan berdoa sebelum mengerjakan soal, semua alat komunikasi dimatikan. 2.

Lebih terperinci

DASAR PENGUKURAN MEKANIKA

DASAR PENGUKURAN MEKANIKA DASAR PENGUKURAN MEKANIKA 1. Jelaskan pengertian beberapa istilah alat ukur berikut dan berikan contoh! a. Kemampuan bacaan b. Cacah terkecil 2. Jelaskan tentang proses kalibrasi alat ukur! 3. Tunjukkan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR I PENGUKURAN KONSTANTA PEGAS DENGAN METODE PEGAS DINAMIK

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR I PENGUKURAN KONSTANTA PEGAS DENGAN METODE PEGAS DINAMIK LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR I PENGUKURAN KONSTANTA PEGAS DENGAN METODE PEGAS DINAMIK Nama : Ayu Zuraida NIM : 1308305030 Dosen Asisten Dosen : Drs. Ida Bagus Alit Paramarta,M.Si. : 1. Gusti Ayu Putu

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH. Pengalaman Pembelajaran. 1. Langkahlangkah

SILABUS MATA KULIAH. Pengalaman Pembelajaran. 1. Langkahlangkah SILABUS MATA KULIAH Program Studi : Teknik Industri Kode Mata Kuliah : TKI-115 Nama Mata Kuliah : Praktikum Fisika Jumlah SKS : 1 Semester : II Mata Kuliah Pra Syarat : TKI-103 Fisika Dasar Deskripsi Mata

Lebih terperinci

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018-1. Hambatan listrik adalah salah satu jenis besaran turunan yang memiliki satuan Ohm. Satuan hambatan jika

Lebih terperinci

SASARAN PEMBELAJARAN

SASARAN PEMBELAJARAN OSILASI SASARAN PEMBELAJARAN Mahasiswa mengenal persamaan matematik osilasi harmonik sederhana. Mahasiswa mampu mencari besaranbesaran osilasi antara lain amplitudo, frekuensi, fasa awal. Syarat Kelulusan

Lebih terperinci

D. 80,28 cm² E. 80,80cm²

D. 80,28 cm² E. 80,80cm² 1. Seorang siswa melakukan percobaan di laboratorium, melakukan pengukuran pelat tipis dengan menggunakan jangka sorong. Dari hasil pengukuran diperoleh panjang 2,23 cm dan lebar 36 cm, maka luas pelat

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA DAN PANAS

PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA DAN PANAS Nama :..... NIM :.... PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA DAN PANAS SEMESTER GANJIL 015/016 LABORATORIUM FISIKA SEKOLAH TINGGI TEKNIK-PLN 015 KAMPUS : Menara PLN, Jl. Lingkar Luar Barat, Duri Kosambi,

Lebih terperinci

Laporan kegiatan Pembinaan Olimpiade Sains Nasional di SMA Negeri 1 Wonogiri Tahun Oleh: Wipsar Sunu Brams Dwandaru NIP

Laporan kegiatan Pembinaan Olimpiade Sains Nasional di SMA Negeri 1 Wonogiri Tahun Oleh: Wipsar Sunu Brams Dwandaru NIP Laporan kegiatan Pembinaan Olimpiade Sains Nasional di SMA Negeri 1 Wonogiri Tahun 2012 Oleh: Wipsar Sunu Brams Dwandaru NIP. 19800129200501 1 003 JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

Pelatihan Ulangan Semester Gasal

Pelatihan Ulangan Semester Gasal Pelatihan Ulangan Semester Gasal A. Pilihlah jawaban yang benar dengan menuliskan huruf a, b, c, d, atau e di dalam buku tugas Anda!. Perhatikan gambar di samping! Jarak yang ditempuh benda setelah bergerak

Lebih terperinci

ANTIREMED KELAS 10 FISIKA

ANTIREMED KELAS 10 FISIKA ANTIREMED KELAS 10 FISIKA Persiapan UTS 2 Doc. Name: AR10FIS02UTS Doc. Version: 2014-10 halaman 1 01. Grafik di bawah ini melukiskan hubungan antara gaya F yang bekerja pada kawat dan pertambahan panjang

Lebih terperinci

SILABUS : : : : Menggunakan alat ukur besaran panjang, massa, dan waktu dengan beberapa jenis alat ukur.

SILABUS : : : : Menggunakan alat ukur besaran panjang, massa, dan waktu dengan beberapa jenis alat ukur. SILABUS Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas Semester SMA Dwija Praja Pekalongan FISIKA X (Sepuluh) 1 (Satu) Standar Kompetensi 1. Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya. Kompetensi 1.1 Mengukur

Lebih terperinci

Prediksi 1 UN SMA IPA Fisika

Prediksi 1 UN SMA IPA Fisika Prediksi UN SMA IPA Fisika Kode Soal Doc. Version : 0-06 halaman 0. Dari hasil pengukuran luas sebuah lempeng baja tipis, diperoleh, panjang = 5,65 cm dan lebar 0,5 cm. Berdasarkan pada angka penting maka

Lebih terperinci

BIDANG STUDI : FISIKA

BIDANG STUDI : FISIKA BERKAS SOAL BIDANG STUDI : MADRASAH ALIYAH SELEKSI TINGKAT PROVINSI KOMPETISI SAINS MADRASAH NASIONAL 013 Petunjuk Umum 1. Silakan berdoa sebelum mengerjakan soal, semua alat komunikasi dimatikan.. Tuliskan

Lebih terperinci

LATIHAN UJIAN NASIONAL

LATIHAN UJIAN NASIONAL LATIHAN UJIAN NASIONAL 1. Seorang siswa menghitung luas suatu lempengan logam kecil berbentuk persegi panjang. Siswa tersebut menggunakan mistar untuk mengukur panjang lempengan dan menggunakan jangka

Lebih terperinci

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014 TINGKAT PROVINSI

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014 TINGKAT PROVINSI HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014 TINGKAT PROVINSI BIDANG FISIKA Waktu : 210 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

PESAWAT ATWOOD. Kegiatan Belajar 1 A. LANDASAN TEORI

PESAWAT ATWOOD. Kegiatan Belajar 1 A. LANDASAN TEORI odul Gerak Kegiatan Belajar A. LANDASAN TEOI PESAWAT ATWOOD Dalam gerak translasi murni, sifat benda tegar mempertahankan keadaan geraknya disebut sebagai sifat kelembaman atau inersial. Sifat kelembaman

Lebih terperinci

JURNAL PRAKTIKUM GERAK LURUS BERATURAN DAN GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN ANGGI YUNIAR PUTRI KELOMPOK IF2B

JURNAL PRAKTIKUM GERAK LURUS BERATURAN DAN GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN ANGGI YUNIAR PUTRI KELOMPOK IF2B JURNAL PRAKTIKUM GERAK LURUS BERATURAN DAN GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN ANGGI YUNIAR PUTRI 1301154492 KELOMPOK IF2B LABORATORIUM FISIKA DASAR PROGRAM PERKULIAHAN DASAR DAN UMUM UNIVERSITAS TELKOM 2015-2016

Lebih terperinci

BAB 1 Keseimban gan dan Dinamika Rotasi

BAB 1 Keseimban gan dan Dinamika Rotasi BAB 1 Keseimban gan dan Dinamika Rotasi titik berat, dan momentum sudut pada benda tegar (statis dan dinamis) dalam kehidupan sehari-hari.benda tegar (statis dan Indikator Pencapaian Kompetensi: 3.1.1

Lebih terperinci

FISIKA I. OSILASI Bagian-2 MODUL PERKULIAHAN. Modul ini menjelaskan osilasi pada partikel yang bergerak secara harmonik sederhana

FISIKA I. OSILASI Bagian-2 MODUL PERKULIAHAN. Modul ini menjelaskan osilasi pada partikel yang bergerak secara harmonik sederhana MODUL PERKULIAHAN OSILASI Bagian- Fakultas Program Studi atap Muka Kode MK Disusun Oleh eknik eknik Elektro 3 MK4008, S. M Abstract Modul ini menjelaskan osilasi pada partikel yang bergerak secara harmonik

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 PESAWAT ATWOOD NAMA : GIA.I.T.HENGKENG NIM : KELAS : 1B

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 PESAWAT ATWOOD NAMA : GIA.I.T.HENGKENG NIM : KELAS : 1B LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1 PESAWAT ATWOOD NAMA : GIA.I.T.HENGKENG NIM : 15 505 09 KELAS : 1B PRODI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

Pendalaman materi prediksi Ujian Nasional SMP 62 Jakarta - SW Page 1

Pendalaman materi prediksi Ujian Nasional SMP 62 Jakarta - SW Page 1 SOAL LATIHAN (PREDIKSI UN 2013) Pilihlah jawaban yang benar. 1. Perhatikan tabel berikut! No Besaran Satuan Alat ukur 1 Berat kg Neraca 2 Panjang meter Mistar 3 Suhu celcius Termometer 4 Waktu sekon Arloji

Lebih terperinci

Dibuat oleh invir.com, dibikin pdf oleh

Dibuat oleh invir.com, dibikin pdf oleh 1. Energi getaran selaras : A. berbanding terbalik dengan kuadrat amplitudonya B. berbanding terbalik dengan periodanya C. berbanding lurus dengan kuadrat amplitudonya. D. berbanding lurus dengan kuadrat

Lebih terperinci

Benda B menumbuk benda A yang sedang diam seperti gambar. Jika setelah tumbukan A dan B menyatu, maka kecepatan benda A dan B

Benda B menumbuk benda A yang sedang diam seperti gambar. Jika setelah tumbukan A dan B menyatu, maka kecepatan benda A dan B 1. Gaya Gravitasi antara dua benda bermassa 4 kg dan 10 kg yang terpisah sejauh 4 meter A. 2,072 x N B. 1,668 x N C. 1,675 x N D. 1,679 x N E. 2,072 x N 2. Kuat medan gravitasi pada permukaan bumi setara

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA DAN PANAS

PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA DAN PANAS Nama :..... NIM :.... PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA DAN PANAS LABORATORIUM FISIKA SEKOLAH TINGGI TEKNIK-PLN JAKARTA KAMPUS : Menara PLN, Jl. Lingkar Luar Barat, Duri Kosambi, Cengkareng Jakarta

Lebih terperinci

DINAMIKA (HKM GRK NEWTON) Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

DINAMIKA (HKM GRK NEWTON) Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. DINAMIKA (HKM GRK NEWTON) Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. HUKUM-HUKUM GERAK NEWTON Beberapa Definisi dan pengertian yang berkaitan dgn hukum gerak newton

Lebih terperinci

1. Sebuah beban 20 N digantungkan pada kawat yang panjangnya 3,0 m dan luas penampangnya 8 10

1. Sebuah beban 20 N digantungkan pada kawat yang panjangnya 3,0 m dan luas penampangnya 8 10 1. Sebuah beban 20 N digantungkan pada kawat yang panjangnya 3,0 m dan 7 luas penampangnya 8 10 m 2 hingga menghasilkan pertambahan panjang 0,1 mm. hitung: a. Teganagan b. Regangan c. Modulus elastic kawat

Lebih terperinci

Mengukur Kebenaran Konsep Momen Inersia dengan Penggelindingan Silinder pada Bidang Miring

Mengukur Kebenaran Konsep Momen Inersia dengan Penggelindingan Silinder pada Bidang Miring POSDNG SKF 16 Mengukur Kebenaran Konsep Momen nersia dengan Penggelindingan Silinder pada Bidang Miring aja Muda 1,a), Triati Dewi Kencana Wungu,b) Lilik Hendrajaya 3,c) 1 Magister Pengajaran Fisika Fakultas

Lebih terperinci

1. Sebuah mobil memiliki kecepatan awal sebesar 6 m/s. Setelah 1 menit, kecepatan mobil tersebut menjadi 9 m/s. Berapakah percepatan mobil tersebut?

1. Sebuah mobil memiliki kecepatan awal sebesar 6 m/s. Setelah 1 menit, kecepatan mobil tersebut menjadi 9 m/s. Berapakah percepatan mobil tersebut? 1. Sebuah mobil memiliki kecepatan awal sebesar 6 m/s. Setelah 1 menit, kecepatan mobil tersebut menjadi 9 m/s. Berapakah percepatan mobil tersebut? a. 0,4 m/s 2 c. 3 m/s 2 b. 0,05 m/s 2 d. 15 m/s 2 2.

Lebih terperinci

Osilasi Harmonis Sederhana: Beban Massa pada Pegas

Osilasi Harmonis Sederhana: Beban Massa pada Pegas OSILASI Osilasi Osilasi terjadi bila sebuah sistem diganggu dari posisi kesetimbangannya. Karakteristik gerak osilasi yang paling dikenal adalah gerak tersebut bersifat periodik, yaitu berulang-ulang.

Lebih terperinci

Mata Diklat : Fisika Kelas : 1 MM Hari/Tanggal : Waktu :

Mata Diklat : Fisika Kelas : 1 MM Hari/Tanggal : Waktu : PEMERINTAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN MENENGAH DAN TINGGI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 6 JAKARTA Kelompok Bisnis dan Manajemen Jln. Prof. Jokosutono, SH. No.2A Kebayoran

Lebih terperinci

1. Hasil pengukuran ketebalan plat logam dengan menggunakan mikrometer sekrup sebesar 2,92 mm. Gambar dibawah ini yang menunjukkan hasil pengukuran

1. Hasil pengukuran ketebalan plat logam dengan menggunakan mikrometer sekrup sebesar 2,92 mm. Gambar dibawah ini yang menunjukkan hasil pengukuran 1. Hasil pengukuran ketebalan plat logam dengan menggunakan mikrometer sekrup sebesar 2,92 mm. Gambar dibawah ini yang menunjukkan hasil pengukuran tersebut adalah.... A B. C D E 2. Sebuah perahu menyeberangi

Lebih terperinci

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT KAB/KOTA Waktu: 120 menit. Laju (m/s)

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT KAB/KOTA Waktu: 120 menit. Laju (m/s) SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT KAB/KOTA Waktu: 120 menit A. SOAL PILIHAN GANDA Petunjuk: Pilih satu jawaban yang paling benar. 1. Sebuah mobil bergerak lurus dengan laju ditunjukkan oleh grafik di samping.

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA DAN PANAS

PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA DAN PANAS PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA DAN PANAS Nama..... NIM.... PETUNJUK PRAKTIKUM FISIKA MEKANIKA, FLUIDA DAN PANAS LABORATORIUM FISIKA SEKOLAH TINGGI TEKNIK-PLN JAKARTA KAMPUS Menara PLN, Jl.

Lebih terperinci

PENGARUH PERBEDAAN PANJANG POROS SUATU BENDA TERHADAP KECEPATAN SUDUT PUTAR

PENGARUH PERBEDAAN PANJANG POROS SUATU BENDA TERHADAP KECEPATAN SUDUT PUTAR PENGARUH PERBEDAAN PANJANG POROS SUATU BENDA TERHADAP KECEPATAN SUDUT PUTAR Sri Jumini 1, Lilis Muhlisoh 2 1,2) Prodi Pendidikan Fisika, FITK UNSIQ Wonosobo jawa Tengah Email : umyfadhil@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Fisika K13 evisi Antiremed Kelas 10 Fisika Persiapan PTS Semester Genap Doc. Name: K13A10FIS0PTS Version: 017-03 Halaman 1 01. Pada benda bermassa m, bekerja gaya F yang menimbulkan percepatan a. Jika gaya dijadikan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Hak Cipta Dilindungi Undang-undang NASKAH SOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL 014 CALON PESERTA INTERNATIONAL PHYSICS OLYMPIAD (IPhO) 015 FISIKA Teori Waktu: 5 jam KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

Olimpiade Sains Nasional F i s i k a

Olimpiade Sains Nasional F i s i k a Olimpiade Sains Nasional 2012 Tingkat Kabupaten/Kotamadya Bidang F i s i k a Ketentuan Umum: 1- Periksa lebih dulu bahwa jumlah soal Saudara terdiri dari 8 (delapan) buah soal. 2- Waktu total untuk mengerjakan

Lebih terperinci

Dinamika Rotasi 1. Dua bola bermassa m 1 = 2 kg dan m 2 = 3 kg dihubungkan dengan batang ringan tak bermassa seperti pada gambar.

Dinamika Rotasi 1. Dua bola bermassa m 1 = 2 kg dan m 2 = 3 kg dihubungkan dengan batang ringan tak bermassa seperti pada gambar. 1. Dua bola bermassa m 1 = 2 kg dan m 2 = 3 kg dihubungkan dengan batang ringan tak bermassa seperti pada gambar. 3. Perhatikan gambar berikut. Jika sistem bola diputar pada sumbu di titik a, maka besar

Lebih terperinci

Momen inersia yaitu ukuran kelembapan suatu benda untuk berputar. Rumusannya yaitu sebagai berikut:

Momen inersia yaitu ukuran kelembapan suatu benda untuk berputar. Rumusannya yaitu sebagai berikut: Momen Gaya Momen gaya merupakan salah satu bentuk usaha dengan salah satu titik sebagai titik acuan. Momen gaya merupakan hasil kali gaya dan jarak terpendek arah garis kerja terhadap titik tumpu. Momen

Lebih terperinci

Pembahasan UAS I = 2/3 m.r 2 + m.r 2 = 5/3 m.r 2 = 5/3 x 0,1 x (0,05) 2

Pembahasan UAS I = 2/3 m.r 2 + m.r 2 = 5/3 m.r 2 = 5/3 x 0,1 x (0,05) 2 Pembahasan UAS 2014 1. Sebuah cakram homogen berjari-jari 0,3 m pada titik tengahnya terdapat sebuah poros mendatar dan tegak lurus dengan cakram. Seutas tali dililitkan melingkar pada sekeliling cakram

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE FISIKA INDONESIA 2015

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE FISIKA INDONESIA 2015 HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE FISIKA INDONESIA 2015 Bidang Fisika Waktu : 180 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

PREDIKSI 8 1. Tebal keping logam yang diukur dengan mikrometer sekrup diperlihatkan seperti gambar di bawah ini.

PREDIKSI 8 1. Tebal keping logam yang diukur dengan mikrometer sekrup diperlihatkan seperti gambar di bawah ini. PREDIKSI 8 1. Tebal keping logam yang diukur dengan mikrometer sekrup diperlihatkan seperti gambar di bawah ini. Dari gambar dapat disimpulkan bahwa tebal keping adalah... A. 4,30 mm B. 4,50 mm C. 4,70

Lebih terperinci

FISIKA XI SMA 3

FISIKA XI SMA 3 FISIKA XI SMA 3 Magelang @iammovic Standar Kompetensi: Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah Kompetensi Dasar: Merumuskan hubungan antara konsep torsi,

Lebih terperinci

UN SMA IPA 2017 Fisika

UN SMA IPA 2017 Fisika UN SMA IPA 2017 Fisika Soal UN SMA 2017 - Fisika Halaman 1 01. Dua buah pelat besi diukur dengan menggunakan jangka sorong, hasilnya digambarkan sebagai berikut: Selisih tebal kedua pelat besi tersebut

Lebih terperinci

MAKALAH MOMEN INERSIA

MAKALAH MOMEN INERSIA MAKALAH MOMEN INERSIA A. Latar belakang Dalam gerak lurus, massa berpengaruh terhadap gerakan benda. Massa bisa diartikan sebagai kemampuan suatu benda untuk mempertahankan kecepatan geraknya. Apabila

Lebih terperinci

BAB 3 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

BAB 3 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR 80 BAB 3 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR Benda tegar adalah benda yang dianggap sesuai dengan dimensi ukuran sesungguhnya dengan jarak antar partikel penyusunnya tetap. Ketika benda tegar

Lebih terperinci

PHYSICS SUMMIT 2 nd 2014

PHYSICS SUMMIT 2 nd 2014 KETENTUAN UMUM 1. Periksa terlebih dahulu bahwa jumlah soal Saudara terdiri dari 8 (tujuh) buah soal 2. Waktu total untuk mengerjakan tes ini adalah 3 jam atau 180 menit 3. Peserta diperbolehkan menggunakan

Lebih terperinci

K 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2

K 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2 1. (25 poin) Dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H ditembakkan sebuah bola kecil bermassa m (Jari-jari R dapat dianggap jauh lebih kecil daripada H) dengan kecepatan awal horizontal v 0. Dua buah

Lebih terperinci