KARBOHIDRAT. Muhammad Alwin Azhari (G ) 1, Rosliana PD 2, Syaefudin 3

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KARBOHIDRAT. Muhammad Alwin Azhari (G ) 1, Rosliana PD 2, Syaefudin 3"

Transkripsi

1 KARBOHIDRAT Muhammad Alwin Azhari (G ) 1, Rosliana PD 2, Syaefudin 3 1 Mahasiswa Praktikum, 2 Asisten Praktikum, 3 Dosen Praktikum Metabolisme Departemen Biokimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor 2015 ABSTRAK Karbohidrat merupakan makromolekul yang berperan sebagai sumber energi utama makhluk hidup. Kelainan pada tubuh terkait karbohidrat dapat dideteksi dengan pengukuran kadar glukosa darah. Glikogen adalah karbohidrat yang disimpan di otot dan hati oleh manusia dan hewan. Hidrolisis glikogen dapat dilakukan secara enzimatis dan kimiawi (asam). Tujuan percobaan ini adalah mengukur kadar glukosa darah, mengisolasi glikogen dari hati, dan menghidrolisis glikogen secara enzimatis dan asam. Metode yang dilakukan ialah Folin Wu, sentrifugasi bertingkat, dan spektrofotometri. Kadar glukosa darah ayam yang diukur adalah mmol/l. Glikogen yang berhasil diisolasi dari homogenat hati sapi adalah sebesar gram. Hidrolisis glikogen dengan enzim menghasilkan glukosa sebanyak µmol/mg, sedangkan secara asam menghasilkan glukosa sebanyak µmol/mg. Seharusnya kadar glukosa yang dihasilkan secara asam lebih besar daripada enzimatis. Hasil tersebut tidak sesuai diakibatkan adanya kesalahan dalam menjalankan prosedur percobaan. Kata kunci : Amilase, asam, glikogen, glukosa, hidrolisis. PENDAHULUAN Karbohidrat merupakan salah satu makromolekul yang berperan penting bagi makhluk hidup. Secara definisi, karbohidrat adalah polihidroksialdehida, polihidroksiketon, atau zat yang dapat menghasilkan senyawa itu jika dihidrolisis. Karbohidrat tersusun atas unsur-unsur karbon, oksigen, dan hidrogen. Karbohidrat memiliki fungsi sebagai sumber energi utama, cadangan makanan, dan zat pembangun struktur jaringan tubuh. Karbohidrat dapat diubah menjadi ATP melalui metabolisme dalam sel dan energi ATP tersebut digunakan untuk beraktivitas. Beberapa jenis karbohidrat dijadikan sebagai cadangan makanan, seperti pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan dan manusia. Selain itu, karbohidrat juga digunakan sebagai zat penyusun struktur jaringan tertentu, seperti selulosa dan kitin yang menyusun jaringan tumbuhan (Purawisastra dan Sahara 2010).

2 Karbohidrat dapat diklasifikasikan berdasarkan kriteria tertentu. Berdasarkan strukturnya, karbohidrat dapat dibedakan menjadi polisakarida, oligosakarida, dan monosakarida. Polisakarida merupakan gabungan dari ratusan hingga ribuan monosakrida dan biasanya identik. Oligosakarida adalah gabungan dari dua atau lebih monosakrida. Oligosakarida yang tersusun atas dua monosakrida disebut disakarida. Monosakarida merupakan gula sederhana yang menjadi monomer bagi oligosakrida dan polisakarida. Monosakarida juga dapat dikelompokkan berdasarkan kriteria tertentu. Berdasarkan jumlah atom karbon, monosakarida dapat dibagi menjadi triosa (3 atom C), tetrosa (4 atom C), pentosa (5 atom C), heksosa (6 atom C), dan seterusnya. Adapun berdasarkan jenis gugus karbonilnya, karbohidrat dibagi menjadi aldosa (gugus aldehid) dan ketosa (gugus keton). Contoh monosakarida antara lain glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Contoh disakrida adalah maltosa, sukrosa, dan laktosa. Adapun contoh polisakarida ialah amilum, selulosa, kitin, dan sebagainya (McMurry 2008) Karbohidrat dapat disimpan di dalam tubuh makhluk hidup, baik pada tumbuhan, bakteri, maupun hewan. Pada tumbuhan, karbohidrat disimpan dalam bentuk pati atau amilum. Pati merupakan polisakarida yang terdiri atas fraksi amilum dan fraksi amilopektin. Fraksi amilum berupa rantai linier dari unit D-glukosa dengan ikatan α-1,4-glikosidik. Fraksi amilopektin berupa rantai sangat bercabang dengan unit D-glukosa dengan rantai linier dari unit D-glukosa yang bertautan α-1,4-glikosidik dan dihubungkan pada titik cabang lewat tautan α-1,6-glikosidik (Nelson dan Cox 2002). Pada bakteri, hewan, dan manusia, karbohidrat disimpan dalam bentuk glikogen. Glikogen merupakan polisakarida cadangan pada hati dan otot hewan dan manusia. Glikogen tersusun atas D-glukosa yang dihubungkan dengan ikatan α-1,4-glikosidik dan percabangan pada ikatan α-1,6-glikosidik (Gambar 1). Glikogen memiliki bobot molekul yang lebih besar daripada pati dan percabangan pada glikogen lebih banyak, yaitu 1 cabang per 8-12 unit glukosa (McMurry 2008). Tujuan percobaan ini adalah mengukur kadar glukosa dalam darah, mengisolasi glikogen, dan menganalisis perbedaan antara hidrolisis glikogen dengan enzim dan asam. Gambar 1 Struktur glikogen (McMurry 2008)

3 METODE Tempat dan Waktu Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 27 November dan 4 Desember 2015 pukul WIB di Laboratorium Pendidikan Biokimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain neraca analitik, sentrifus Beckman J-21, tabung sentrifus, tabung reaksi, pipet Mohr, penangas air, pipet tetes, cawan petri, kertas saring, corong kaca, erlenmeyer, dan gelas piala. Adapun bahan yang digunakan antara lain darah, akuades, Na-wolframat 10 %, H 2 SO N, standar glukosa, kupritartrat, fosfomolibdat, homogenat hati, larutan TCA 10 %, etanol 95 %, NaCl, etil eter, bufer K-fosfat 0.5 M ph 6.9, NaCl 0.2 M, larutan enzim amilase, HCl 4 N, dan K 2 HPO 4 1 M. Prosedur Percobaan Penentuan Glukosa Darah (Metode Folin Wu) Darah sebanyak 1 ml dipipet ke dalam erlenmeyer dan ditambahkan dengan 7 ml akuades, 1 ml Na-wolframat 10 %, dan 1 ml H 2 SO 4 hingga warna kecoklatan. Larutan campuran didiamkan selama 10 menit dan kemudian disaring dengan kertas saring. Tabung reaksi bersih dan kering disiapkan dan diberi label tabung a, b dan c. Tabung a diisi dengan 1 ml filtrat dan 1 ml kupritartrat. Tabung b diisi dengan 1 ml standar glukosa dan 1 ml kupritartrat. Tabung c diisi dengan 1 ml akuades dan 1 ml kupritartrat. Ketiga tabung dididihkan tepat 8 menit dan didinginkan kembali. Masing-masing tabung diencerkan dengan 7 ml akuades dan ditambahkan 1 ml fosfomolibdat. Intensitas warna pada setiap tabung diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 660 nm. Isolasi Glikogen Homogenat hati sebanyak 15 ml diambil dan ditambahkan dengan 19 ml TCA 10 %. Campuran diaduk dan disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 5 menit. Setelah itu supernatan didekantasi dan pada ekstrak TCA ditambahkan etanol 95 % sebanyak dua kali volume ekstrak TCA. Campuran dibiarkan hingga endapannya berflokulasi dan apabila tidak terjadi penggumpalan, sebutir NaCl ditambahkan dan dipanaskan hingga terbentuk endapan. Suspensi dipindahkan ke dalam tabung sentrifus dan disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 3 menit. Supernatan yang dihasilkan dibuang dan pelet dilarutkan dalam 5 ml akuades. Etanol 96 % ditambahkan sebanyak 10

4 ml dan campuran disentrifugasi lagi dengan kecepatan 3000 rpm selama 3 menit. Endapan yang tebentuk dicuci dengan 3 ml etanol absolut dan 3 ml etil eter. Kemudian endapan dikeringkan dalam cawan petri dan ditimbang. Ekstrak glikogen yang didapat disimpan. Hidrolisis Glikogen dengan Enzim Glikogen yang telah diisolasi ditimbang dan dilarutkan ke dalam 5 ml akuades. Larutan glkoken yang telah jadi dipipet sebanyak 2 ml ke dalam gelas kimia dan ditambahkan dengan 1 ml K-fosfat 0.5 M ph 6.9 dan 1 ml NaCl 0.2 M. Setelah itu campuran diencerkan dengan akuades sebanyak 14 ml. Larutan diinkubasi pada suhu 37 o C selama 5 menit dan setelah inkubasi selesai, larutan ditambahkan dengan larutan enzim amilase sebanyak 2 ml dan dihomogenkan, lalu larutan dididihkan. Larutan diambil sebanyak 0.5 ml dan dididihkan kembali sebagai menit ke-0. Setelah itu, larutan tersebut ditambahkan dengan akuades sebanyak 4.5 ml. Perlakuan ini dilakukan pada menit ke 0, 3, 6, 12 dan 15. Blanko dibuat dengan 2 ml akuades sebagai pengganti larutan glikogen dengan keseluruhan perlakuan sama. Setelah semua selesai, masing-masing larutan ditentukan kadar glukosa dengan metode Folin Wu. Hidrolisis Glikogen dengan Asam Larutan glikogen sebanyak 2 ml dipipet ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan dengan larutan HCl 4 N sebanyak 2 ml serta dihomogenkan. Larutan kemudian diambil 0.5 ml ke dalam tabung reaksi yang berbeda dan ditambahkan dengan 2.5 ml K 2 HPO 4. Larutan campuran diencerkan dengan menambahkan akuades sebanyak 7 ml dan larutan didihkan selama 1 menit. Pengambilan larutan pertama tersebut adalah sampel pada menit ke 0. Perlakuan yang sama dilakukan pada menit ke 15, 30 dan 45. Blanko dibuat dengan 2 ml akuades sebagai pengganti larutan glikogen dengan keseluruhan perlakuan sama. Setelah perlakuan pada semua sampel selesai, masing-masing sampel ditentukan kadar glukosa dengan metode Folin Wu. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengukuran kadar glukosa darah pada percobaan ini dilakukan secara kuantitatif menggunakan metode Folin Wu. Glukosa dioksidasi oleh ion kupri membentuk kupro, dan mengendap menjadi kupro oksida (Cu 2 O) yang akan dioksidasi kembali oleh larutan asam fosfomolibdat membentuk warna biru gelap karena adanya oksida Mo. Jumlah kupro oksida yang terbentuk akan berbanding lurus dengan jumlah glukosa dalam darah (Bintang 2010). Metode Folin Wu menggunakan beberapa pereaksi tambahan, yaitu Na-wolframat dan H 2 SO 4. Na-

5 Tabel 1 Penentuan glukosa darah dengan metode Folin Wu Bahan Absorbansi terukur Absorbansi terkoreksi [glukosa] (mg/ml) Blanko Standar Sampel Contoh perhitungan : Volume total 10 ml Faktor pengenceran (FP) Volume sampel 1 ml [glukosa] sampel Absorbansi sampel glukosa Absorbansi standar standar FP mg/ml wolframat berfungsi sebagai pengendap protein agar tidak mengontaminasi glukosa darah. H 2 SO 4 berfungsi sebagai katalis yang dapat mempercepat terjadinya pengendapan protein dengan menghambat aktivitas antikoagulan pada darah (Wilson dan Walker 2000). Adapun hasil pengukuran kadar glukosa darah dengan metode Folin Wu tertera pada Tabel 1. Darah pada manusia dan hewan berperan dalam transpor oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan tubuh. Darah mengalir melalui pembuluh darah dan dipompa oleh jantung untuk mengedarkan oksigen yang diikat hemoglobin ke seluruh jaringan. Oksigen tersebut akan digunakan untuk reaksi oksidasi dan menghasilkan energi. Selain oksigen, darah juga mengangkut sumber energi atau nutrisi bagi tubuh dalam bentuk glukosa (Konita et al. 2015). Kadar glukosa darah normal pada orang dewasa dipertahankan sebesar mmol/l. Saat kelaparan, kadar glukosa darah menurun hingga mmol/l, sedangkan saat setelah mengonsumsi karbohidrat, kadar glukosa darah mencapai mmol/l. Kadar glukosa darah pada unggas lebih tinggi daripada manusia, yaitu mencapai 14.0 mmol/l. Kadar glukosa pada hewan memamahbiak lebih rendah daripada manusia, yaitu sebesar 2.2 mmol/l pada domba dan 2.3 mmol/l pada hewan ternak (Murray et al. 2014). Tabel 1 menunjukkan bahwa kadar glukosa darah pada sampel yang diuji sebesar mg/ml atau sekitar mmol/l. Sampel darah yang digunakan pada percobaan ini berupa darah ayam. Kadar glukosa darah yang diperoleh berada di bawah kadar glukosa darah unggas yang tercantum pada Murray et al. (2014), yaitu 14.0 mmol/l. Hal tersebut mengindikasikan bahwa ayam atau unggas tersebut mengalami hipoglikemia, yaitu salah satu kelainan pada kadar glukosa darah. Kelainan yang dapat terjadi terkait dengan kadar glukosa darah adalah hiperglikemia dan hipoglikemia. Hiperglikemia adalah kondisi kadar glukosa dalam darah sangat tinggi atau jauh di atas normal. Hipoglikemia adalah kondisi kadar glukosa dalam darah sangat rendah atau berada di bawah kadar normal (Trisnawati dan Setyorogo 2013). Selain dengan metode Folin Wu, Kadar glukosa darah juga dapat diukur dengan metode Somogyi-Nelson, Luff-Schoorl, dan Dinitrosalisilat (DNS). Pada

6 metode Somogyi-Nelson, protein diendapkan oleh ZnSO 4 dan Ba(OH) 2. Kupri oksida dioksidasi oleh larutan tembaga alkali membentuk Cu 2 O yang akan dioksidasi kembali oleh asam arsen molibdat dan membentuk kompleks berwarna biru. Metode Luff-Schoorl menentukan glukosa pada sampel dengan titrasi iodometri dari kelebihan Cu. Metode Dinitrosalisilat memanfaatkan gugus aldehid glukosa yang dapat dioksidasi menjadi karboksil oleh 3,5-dinitrosalisilat menghasilkan asam 3-amino-5-salisilat pada suasana basa o C. Senyawa tersebut dideteksi dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 540 nm (Bintang 2010). Glikogen merupakan cadangan karbohidrat pada hewan dan manusia yang disimpan di dalam organ hati. Glikogen akan dimetabolisme dalam tubuh menjadi glukosa melalui proses glikogenolisis ketika tubuh kekurangan asupan glukosa. Glikogenolisis terjadi melalui 2 tahap, yaitu pengubahan glikogen menjadi glukosa-1-fosfat oleh enzim glikogen fosforilase, dan pengubahan glukosa-1- fosfat menjadi glukosa-6-fosfat dengan enzim fosfoglukomutase. Glukosa-6- fosfat tersebut akan masuk ke lintasan glikolisis untuk menghasilkan energi. Ketika tubuh kelebihan asupan glukosa, glukosa tersebut akan disimpan dalam bentuk glikogen melalui proses glikogenesis. Glikogenesis terjadi melalui 4 tahap, yaitu pembentukan glukosa-6-fosfat dari glukosa dengan enzim heksokinase I dan II (otot) atau heksokinase IV dan glukokinase (hati), pengubahan glukosa-6-fosfat menjadi glukosa-1-fosfat dengan enzim fosfoglukomutase, pembentukan UDPglukosa dengan enzim UDP glukosa fosforilase, dan pembentukan glikogen dengan enzim glikogen sintase (Murray et al. 2014). Isolasi glikogen yang dilakukan pada percobaan ini menggunakan hati sapi. Glikogen diisolasi dengan sentrifugasi bertingkat dan penambahan beberapa pereaksi. Pereaksi yang digunakan dalam isolasi glikogen dari hati sapi ialah TCA dan etanol 95 %. TCA berfungsi menghambat aktivitas enzim yang terdapat di dalam organ hati. Etanol 95 % berfungsi sebagai pengendap glikogen sehingga glikogen mudah dipisahkan dari fraksi lain (Wilson dan Walker 2000). Adapun hasil isolasi glikogen dari hati sapi tertera pada Tabel 2. Tabel 2 menunjukkan bahwa glikogen yang berhasil diisolasi dari hati sapi adalah sebesar g/ml. Kadar glikogen dalam hati sapi dapat memengaruhi ph dan laju glikolisis. Kadar glikogen hati yang rendah menyebabkan laju glikolisis juga rendah, dan ph absolut akan naik (Merthayasa et al. 2015). Glikogen yang berhasil diisolasi akan diuji reaksi hidrolisisnya dengan enzim amilase dan asam. Tabel 2 Isolasi glikogen dari hati sapi Bahan Glikogen terisolasi Filtrat homogenat hati Contoh perhitungan : Massa glikogen total (/ml homogenat) Jumlah gram 26 ml Glikogen terisolasi Filtrat homogenat hati gram/ml

7 Sapi ataupun hewan memamahbiak (ruminansia) lainnya, memiliki metabolisme karbohidrat yang khas. Ruminansia mengonsumsi makanan yang mengandung selulosa. Selulosa merupakan polisakarida yang sangat sulit dicerna oleh hewan lain dan manusia. Akan tetapi, sapi dapat mencerna selulosa karena memiliki mikrob-mikrob yang dapat memfermentasi selulosa tersebut. Hasil fermentasi selulosa akan diubah menjadi glukosa melalui lintasan glukoneogenesis. Tidak hanya mencerna selulosa, keberadaan mikrob di dalam lambungnya menyebabkan ruminansia juga menyebabkan hewan ini dapat mensintesis asam amino dan vitamin sendiri (Nelson dan Cox 2000). Glikogen dapat dihidrolisis menjadi karbohidrat yang lebih sederhana melalui pemutusan ikatan glikosidiknya. Reaksi pemutusan ikatan glikosidik tersebut tergolong reaksi hidrolisis. Hidrolisis secara enzimatik dilakukan dengan menambahkan sejumlah enzim amilase pada larutan glikogen. Hidrolisis glikogen dengan enzim amilase bersifat spesifik, yaitu hanya memotong pada ikatan α-1,4- glikosidik (Yandri dan Wulandari 2009). Hidrolisis secara kimiawi dilakukan dengan menambahkan sejumlah asam kuat pada larutan glikogen. Hidrolisis glikogen dengan asam bersifat tidak nonspesifik, yaitu memotong semua ikatan glikosidik pada glikogen, baik ikatan α-1,4 maupun ikatan α-1,6-glikosidik. Dengan demikian, produk hasil hidrolisis dengan asam akan jauh lebih banyak daripada enzimatis (Devita et al. 2015). Tabel 3 Hidrolisis glikogen oleh enzim Sampel [glukosa] Mol glukosa µmol A terukur A terkoreksi glukosa / (menit ke-) (mg/ml) (µmol) mg glikogen Blanko Contoh perhitungan : FP [glukosa] sampel A sampel [glukosa] A standar standar FP mg/ml Mol glukosa glukosa sampel Mr glukosa Volume sampel 1 g 106 μmol 1000 mg 1 mol mg/ml 180 g/mol 2 ml 1 g 106 μmol µmol 1000 mg 1 mol [glikogen] yang digunakan bobot glikogen terisolasi Volume pelarut gram 5 ml g/mL di dalam 2 ml terdapat g/mL 2 ml g Mol glukosa mg glikogen μmol glukosa yang terbentuk 1 g glikogen terisolasi dalam 2 ml sampel 1000 mg µmol g 1 g 1000 mg µmol/mg

8 Tabel 4 Hidrolisis glikogen oleh asam Sampel [glukosa] Mol glukosa µmol (menit A terukur A terkoreksi glukosa / (mg/ml) (µmol) mg glikogen ke-) Blanko Contoh perhitungan : FP [glukosa] sampel A sampel [glukosa] A standar standar FP 0, mg/ml Mol glukosa glukosa sampel Mr glukosa Volume sampel 1 g 106 μmol 1000 mg 1 mol mg/ml 180 g/mol [glikogen] yang digunakan 2 ml 1 g 106 μmol µmol 1000 mg 1 mol bobot glikogen terisolasi Volume pelarut di dalam 2 ml terdapat g/mL 2 ml g g g/ml 5 ml Mol glukosa mg glikogen μmol glukosa yang terbentuk 1 g glikogen terisolasi dalam 2 ml sampel 1000 mg µmol 1 g µmol/mg g 1000 mg Tabel 3 dan 4 merupakan hasil hidrolisis glikogen secara enzimatik dan asam. Tabel 3 menunjukkan bahwa konsentrasi glukosa hasil hidrolisis glikogen yang diperoleh adalah sebesar µmol/mg. Tabel 4 menunjukkan bahwa konsentrasi glukosa yang diperoleh dari hasil hidrolisis glikogen dengan asam adalah sebesar µmol/mg. Kedua data tersebut menunjukkan bahwa hasil hidrolisis secara enzimatik jauh lebih besar daripada hidrolisis dengan asam. Hal tersebut tidak sesuai dengan penelitian Devita et al. (2015). Hal ini dapat terjadi akibat adanya kesalahan dalam menjalankan prosedur percobaan, seperti kesalahan saat membuat larutan, mengukur dengan spektrofotometer, atau penggunaan asam yang konsentrasi tidak cukup kuat untuk menghidrolisis glikogen. SIMPULAN Karbohidrat sebagai sumber energi utama tubuh sangat penting peranannya. Berbagai penyakit terkait konsumsi karbohidrat dapat dideteksi melalui pengukuran glukosa darah. Glikogen dapat diisolasi dari organ hati karena glikogen merupakan cadangan karbohidrat yang disimpan di otot dan hati.

9 Hidrolisis glikogen dengan asam seharusnya memberikan produk hasil hidrolisis yang lebih banyak daripada hidrolisis secara enzimatis, tetapi hasil percobaan tidak sesuai dengan literatur. Hal tersebut dapat diakibatkan adanya kesalahan dalam menjalankan prosedur percobaan. DAFTAR PUSTAKA Bintang M Biokimia Teknik Penelitian. Jakarta (ID) : Erlangga. Devita C, Pratjojo W, Sedyawati SMR Perbandingan metode hidrolisis enzim dan asam dalam pembuatan sirup glukosa ubi jalar ungu. Indo. J. Chem. Sci. 4(1): Konita S, Azmi S, Erkadius Pola tekanan darah pada lansia di posyandu lansia Kelurahan Padang Pasir Padang Januari Jurnal Kesehatan Andalas. 4(1): McMurry J Organic Chemistry 8 th edition. New York (US): W.H. Freeman and Company. Merthayasa JD, Suada IK, Agustina KK Daya ikat air, ph, warna, bau, dan tekstur daging sapi bali dan daging wagyu. Indonesia Medicus Veterinus. 4(1): Murray RK, Bender DA, Botham KM, Kennelly PJ, Rodwell VW, Weil PA Biokimia Harper Edisi 29. Manurung LR, Mandera LI, penerjemah. Jakarta (ID): Penerbit Buku Kedokteran EGC. Terjemahan dari: Harper s Illustrated Biochemistry, 29 th Ed. Nelson DL, Cox MM Lehninger Principles of Biochemistry 4 th edition. New York (US): W.H. Freeman and Company. Purawisastra S, Sahara E Isolasi galaktomanan ampas kelapa rumah tangga dan bungkil industri minyak kelapa. Jurnal Puslitbang Gizi dan Makanan. 33(1): Trisnawati SK, Setyorogo S Faktor risiko kejadian diabetes melitus tipe II di puskesmas Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat tahun Jurnal Ilmiah Kesehatan. 5(1): Wilson K, Walker J Principles and Techniques of Practical Biochemistry 5 th Edition. Cambridge (AU): Cambridge University Press. Yandri AS, Wulandari P Pengaruh penambahan sorbitol terhadap stabilitas termal enzim α-amilase dari Rhizopus oryzae. J. Sains MIPA. 15(2):

KARBOHIDRAT I Uji Molisch, Benedict, Barfoed, dan Fermentasi

KARBOHIDRAT I Uji Molisch, Benedict, Barfoed, dan Fermentasi Laporan Praktikum Hari/Tanggal : Jumat, 25 September 2015 Struktur dan Fungsi Biomolekul Waktu : 08.00-11.00 WIB PJP : Inda Setyawati, STP, MSi Asisten : Listia Vidyawati MM Mayang Dewi MU Annisa Dhiya

Lebih terperinci

KARBOHIDRAT II Uji Seliwanoff, Osazon, dan Iod

KARBOHIDRAT II Uji Seliwanoff, Osazon, dan Iod Laporan Praktikum Hari/Tanggal : Jumat, 2 Oktober 2015 Struktur dan Fungsi Biomolekul Waktu : 08.00-11.00 WIB PJP : Inda Setyawati, STP, MSi Asisten : Caecilia Jessica U Mayang Dewi MU Rizqy Fachria KARBOHIDRAT

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR GLUKOSA DALAM DARAH

PENENTUAN KADAR GLUKOSA DALAM DARAH Laporan Praktikum Hari/tanggal : Rabu/14 Mei 2014 Biokimia Umum Waktu : 14.00-17.00 WIB PJP : Rahadian Pratama, M.Si Asisten : Syahdan Sayidah Ulfah Ayu Kartika Hermanto Amar Husna PENENTUAN KADAR GLUKOSA

Lebih terperinci

Uji Kualitatif Karbohidrat dan Hidrolisis Pati Non Enzimatis

Uji Kualitatif Karbohidrat dan Hidrolisis Pati Non Enzimatis Uji Kualitatif Karbohidrat dan Hidrolisis Pati Non Enzimatis Disarikan dari: Buku Petunjuk Praktikum Biokimia dan Enzimologi Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA. Penentuan Kadar Glukosa Darah

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA. Penentuan Kadar Glukosa Darah LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA Penentuan Kadar Glukosa Darah Oleh : Kelompok 4 - Offering C Desy Ratna Sugiarti (130331614749) Rita Nurdiana (130331614740)* Sikya Hiswara (130331614743) Yuslim Nasru S. (130331614748)

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Alat Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teh hitam yang diperoleh dari PT Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas Bogor grade BP1 (Broken Pekoe 1).

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA HIDROLISIS AMILUM (PATI)

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA HIDROLISIS AMILUM (PATI) LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA HIDROLISIS AMILUM (PATI) Di Susun Oleh : Nama praktikan : Ainutajriani Nim : 14 3145 453 048 Kelas Kelompok : 1B : IV Dosen Pembimbing : Sulfiani, S.Si PROGRAM STUDI DIII ANALIS

Lebih terperinci

Analisa Karbohidrat. Oleh: Ilzamha Hadijah Rusdan, S.TP., M.Sc

Analisa Karbohidrat. Oleh: Ilzamha Hadijah Rusdan, S.TP., M.Sc Analisa Karbohidrat Oleh: Ilzamha Hadijah Rusdan, S.TP., M.Sc Definisi Karbohidrat Turunan aldehida atau keton yang memiliki rumus umum (CH 2 O) n atau C n H 2n O n. Karbohidrat terbentuk dari sintesa

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teh hijau yang diperoleh dari PT Perkebunan Nusantara Gunung Mas di Bogor. Bahan-bahan yang digunakan

Lebih terperinci

KIMIA. Sesi BIOMOLEKUL L KARBOHIDRAT A. PENGGOLONGAN

KIMIA. Sesi BIOMOLEKUL L KARBOHIDRAT A. PENGGOLONGAN KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 21 Sesi NGAN BIOMOLEKUL L KARBOHIDRAT Karbohidrat adalah kelompok senyawa aldehid dan keton terpolihidroksilasi yang tersusun dari atom C, H, dan O. Karbohidrat

Lebih terperinci

A. Judul Percobaan : Penentuan Kadar Glukosa Darah. B. Mulai Percobaan : Senin, 11 November 2013 C. Selesai Percobaan : Senin, 11 November 2013

A. Judul Percobaan : Penentuan Kadar Glukosa Darah. B. Mulai Percobaan : Senin, 11 November 2013 C. Selesai Percobaan : Senin, 11 November 2013 A. Judul Percobaan : Penentuan Kadar Glukosa Darah B. Mulai Percobaan : Senin, 11 November 2013 C. Selesai Percobaan : Senin, 11 November 2013 D. Tujuan : Menentukan kadar glukosa dalam darah. E. Dasar

Lebih terperinci

ANALISIS. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih

ANALISIS. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih ANALISIS KARBOHIDRAT Analisis Zat Gizi Teti Estiasih 1 Definisi Ada beberapa definisi Merupakan polihidroksialdehid atau polihidroksiketon Senyawa yang mengandung C, H, dan O dengan rumus empiris (CH2O)n,

Lebih terperinci

Metabolisme Karbohidrat. Oleh : Muhammad Fakhri, S.Pi, MP, M.Sc Tim Pengajar Biokimia

Metabolisme Karbohidrat. Oleh : Muhammad Fakhri, S.Pi, MP, M.Sc Tim Pengajar Biokimia Metabolisme Karbohidrat Oleh : Muhammad Fakhri, S.Pi, MP, M.Sc Tim Pengajar Biokimia LATAR BELAKANG Kemampuan ikan untuk memanfaatkan karbohidrat tergantung pada kemampuannya menghasilkan enzim amilase

Lebih terperinci

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g) Lampiran 1. Metode analisis proksimat a. Analisis kadar air (SNI 01-2891-1992) Kadar air sampel tapioka dianalisis dengan menggunakan metode gravimetri. Cawan aluminium dikeringkan dengan oven pada suhu

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR GLUKOSA DALAM DARAH

PENENTUAN KADAR GLUKOSA DALAM DARAH Laporan Praktikum Hari/tanggal : Rabu/ 15 Mei 2013 Biokimia Umum Waktu : 08.00 s.d. 11.00 PJP :dr. Husnawati. Asisten : Andi Arya AC. Yayuk Kartika. Dhian Anugrah PS PENENTUAN KADAR GLUKOSA DALAM DARAH

Lebih terperinci

KARBOHIDRAT II (KARAKTERISTIK ZAT PATI)

KARBOHIDRAT II (KARAKTERISTIK ZAT PATI) Jurnal BIOKIMIA Praktikum ke-2, 2011 KARBOHIDRAT II (KARAKTERISTIK ZAT PATI) Riska Pridamaulia, Hafiz Alim, Eka Martya Widyowati, dan Maharani Intan Kartika Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN KARBOHIDRAT II UJI MOORE. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Praktikum Biokimia Pangan

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN KARBOHIDRAT II UJI MOORE. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Praktikum Biokimia Pangan LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN KARBOHIDRAT II UJI MOORE Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Praktikum Biokimia Pangan Oleh : Nama : Kezia Christianty C NRP : 123020158 Kel/Meja : F/6 Asisten : Dian

Lebih terperinci

KARBOHIDRAT DALAM BAHAN MAKANAN

KARBOHIDRAT DALAM BAHAN MAKANAN KARBOHIDRAT KARBOHIDRAT DALAM BAHAN MAKANAN Karbohidrat banyak terdapat dalam bahan nabati, baik berupa gula sederhana, heksosa, pentosa, maupun karbohidrat dengan berat molekul yang tinggi seperti pati,

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENGAMATAN I. Pengujian Secara Kualitatif 1. Uji Benedict 1 Glukosa Biru Muda Orange 2 Fruktosa Biru Muda Orange 3 Sukrosa Biru Muda Biru Muda 4 Maltosa Biru Muda Orange

Lebih terperinci

BIOKIMIA Kuliah 1 KARBOHIDRAT

BIOKIMIA Kuliah 1 KARBOHIDRAT BIOKIMIA Kuliah 1 KARBOHIDRAT 1 Karbohidrat Karbohidrat adalah biomolekul yang paling banyak terdapat di alam. Setiap tahunnya diperkirakan kira-kira 100 milyar ton CO2 dan H2O diubah kedalam molekul selulosa

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR GULA METODE NELSON-SOMOGYI. Kelompok 8 Dini Rohmawati Nafisah Amira Nahnu Aslamia Yunus Septiawan

PENENTUAN KADAR GULA METODE NELSON-SOMOGYI. Kelompok 8 Dini Rohmawati Nafisah Amira Nahnu Aslamia Yunus Septiawan PENENTUAN KADAR GULA METODE NELSON-SOMOGYI Kelompok 8 Dini Rohmawati Nafisah Amira Nahnu Aslamia Yunus Septiawan Latar Belakang Tujuan: Menentukan kadar gula pereduksi dalam bahan pangan Prinsip: Berdasarkan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (Apriyantono et al., 1989) Cawan Alumunium yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya diisi sebanyak 2 g contoh lalu ditimbang

Lebih terperinci

cincin ungu pada batas larutan fruktosa cincin ungu tua pada batas larutan glukosa cincin ungu tua pada batas larutan

cincin ungu pada batas larutan fruktosa cincin ungu tua pada batas larutan glukosa cincin ungu tua pada batas larutan HASIL DAN DATA PENGAMATAN 1. Uji molish warna cincin ungu pada batas larutan pati cincin ungu pada batas larutan arabinosa cincin ungu pada batas larutan fruktosa cincin ungu tua pada batas larutan glukosa

Lebih terperinci

Menyiapkan tabung reaksi yang bersih dan kering. Setelah itu dipipet 5 ml reagen benedict lalu dimasukkan kedalam tabung.

Menyiapkan tabung reaksi yang bersih dan kering. Setelah itu dipipet 5 ml reagen benedict lalu dimasukkan kedalam tabung. Pembahasan benedict Pada praktikum biokimia gizi tentang pemeriksaan kadar glukosa urine dengan metode benedict, kelompok kami menggunakan sampel urine fenti. Uji benedict adalah uji kimia untuk mengetahui

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan November 2006 sampai dengan Januari 2008. Penelitian bertempat di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995) Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995) Bahan sejumlah kurang lebih 1 g ditimbang. Sampel dimasukkan ke dalam erlenmeyer 500 ml dan ditambahkan 200 ml HCl 3%. Sampel kemudian

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di 29 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di Laboratorium Kimia Fisik, Laboratorium Biomassa Universitas Lampung

Lebih terperinci

Ekstraksi dan Pengujian Aktivitas Enzim Amilase (Hidrolisis Pati secara Enzimatis)

Ekstraksi dan Pengujian Aktivitas Enzim Amilase (Hidrolisis Pati secara Enzimatis) Ekstraksi dan Pengujian Aktivitas Enzim Amilase (Hidrolisis Pati secara Enzimatis) Disarikan dari: Buku Petunjuk Praktikum Biokimia dan Enzimologi Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR GLUKOSA DALAM DARAH KELOMPOK 10. Randi Hadianta (G ) Yovita Sari (G ) Kurrataa yun (G ) DEPARTEMEN BIOKIMIA

PENENTUAN KADAR GLUKOSA DALAM DARAH KELOMPOK 10. Randi Hadianta (G ) Yovita Sari (G ) Kurrataa yun (G ) DEPARTEMEN BIOKIMIA PENENTUAN KADAR GLUKOSA DALAM DARAH KELOMPOK 10 Randi Hadianta (G34090020) Yovita Sari (G34090028) Kurrataa yun (G34090105) DEPARTEMEN BIOKIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

1 ml enzim + 1 ml larutan pati 1% (dalam bufer) Diinkubasi (suhu optimum, 15 menit) + 2 ml DNS. Dididihkan 5 menit. Didinginkan 5 menit

1 ml enzim + 1 ml larutan pati 1% (dalam bufer) Diinkubasi (suhu optimum, 15 menit) + 2 ml DNS. Dididihkan 5 menit. Didinginkan 5 menit LAMPIRAN 10 11 Lampiran 1 Skema metode Bernfeld (1955) 1 ml enzim + 1 ml larutan pati 1% (dalam bufer) Diinkubasi (suhu optimum, 15 menit) + 2 ml DNS Dididihkan 5 menit Didinginkan 5 menit Absorbansi diukur

Lebih terperinci

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1 ANALISIS PROTEIN Page 1 PENDAHULUAN Merupakan polimer yang tersusun atas asam amino Ikatan antar asam amino adalah ikatan peptida Protein tersusun atas atom C, H, O, N, dan pada protein tertentu mengandung

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 PERCOBAAN KARBOHIDRAT TUGAS PRAKTIKUM : MENGIDENTIKASI LARUTAN SAMPEL, APAKAH TERMASUK MONO, DI ATAU POLISAKARIDA DAN APA JENISNYA.

PERTEMUAN 2 PERCOBAAN KARBOHIDRAT TUGAS PRAKTIKUM : MENGIDENTIKASI LARUTAN SAMPEL, APAKAH TERMASUK MONO, DI ATAU POLISAKARIDA DAN APA JENISNYA. PERTEMUAN 2 PERCOBAAN KARBOHIDRAT TUGAS PRAKTIKUM : MENGIDENTIKASI LARUTAN SAMPEL, APAKAH TERMASUK MONO, DI ATAU POLISAKARIDA DAN APA JENISNYA. PENDAHULUAN Karbohidrat disebut juga sakarida. Karbohidrat

Lebih terperinci

ENZIM PENCERNAAN : GETAH LAMBUNG

ENZIM PENCERNAAN : GETAH LAMBUNG ENZIM PENCERNAAN : GETAH LAMBUNG Muhammad Alwin Azhari (G84130075) 1, Rachmat Saputra Biki 2, Syaefudin 3 1 Mahasiswa Praktikum, 2 Asisten Praktikum, 3 Dosen Praktikum Metabolisme Departemen Biokimia Fakultas

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 1-2 g contoh ditimbang pada sebuah wadah timbang yang sudah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah 30 LAMPIRAN 31 Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah No. Sifat Tanah Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 1. C (%) < 1.00 1.00-2.00 2.01-3.00 3.01-5.00 > 5.0 2. N (%)

Lebih terperinci

ANALISA KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

ANALISA KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT ANALISA KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT Analisis Kualitatif Karbohidrat dengan zat tertentu akan menghasilkan warna tertentu yg dapat dgunakan untuk analisis kualitatif. Beberapa reaksi yg lebih

Lebih terperinci

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS A.1 Pengujian Viskositas (menggunakan viskosimeter) (Jacobs, 1958) Viskositas Saos Tomat Kental diukur dengan menggunakan viskosimeter (Rion Viscotester Model VT-04F). Sebelum

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT Bahan utama yang digunakan yaitu umbi garut kultivar creole berumur 10 bulan yang diperoleh dari kebun percobaan Balai Penelitian Biologi dan Genetika Cimanggu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Instrumentasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Instrumentasi III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

Kimia Pangan ~ Analisis Karbohidrat ~

Kimia Pangan ~ Analisis Karbohidrat ~ Kimia Pangan ~ Analisis Karbohidrat ~ By. Jaya Mahar Maligan Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya 2014 Metode Analisis

Lebih terperinci

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS. A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006)

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS. A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006) LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006) Pengujian daya serap air (Water Absorption Index) dilakukan untuk bahan

Lebih terperinci

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Materi Penelitian, Lokasi dan Waktu Penelitian

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Materi Penelitian, Lokasi dan Waktu Penelitian 5 II. MATERI DAN METODE PENELITIAN 1. Materi Penelitian, Lokasi dan Waktu Penelitian 1.1. Materi Penelitian 1.1.1. Alat Alat yang digunakan adalah akuarium berukuran 40 X 60 X 60 cm 3 dan ketinggian air

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 : BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 : a) Proses Fermentasi di Laboratorium Biokimia Jurusan Biologi Fakultas Sains dan

Lebih terperinci

KARBOHIDRAT. Sulistyani, M.Si

KARBOHIDRAT. Sulistyani, M.Si KARBOHIDRAT Sulistyani, M.Si sulistyani@uny.ac.id KONSEP TEORI Karbohidrat merupakan senyawa yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan oksigen yang terdapat di alam. Karbohidarat berasal dari kata

Lebih terperinci

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Materi Penelitian, Lokasi dan Waktu Penelitian

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Materi Penelitian, Lokasi dan Waktu Penelitian II. MATERI DAN METODE PENELITIAN 1. Materi Penelitian, Lokasi dan Waktu Penelitian 1.1. Materi Penelitian 1.1.1. Alat Alat yang digunakan adalah akuarium berukuran 40 X 60 X 60 cm 3 dan ketinggian air

Lebih terperinci

SIFAT DAN REAKSI MONOSAKARIDA DAN DISAKARIDA

SIFAT DAN REAKSI MONOSAKARIDA DAN DISAKARIDA AARA I SIFAT DAN REAKSI MONOSAKARIDA DAN DISAKARIDA A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1. Tujuan praktikum : Mengidentifikasi jenis sakarida sesuai dengan jenis reaksinya 2. ari, tanggal praktikum : Sabtu, 29 Juni

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini: Gambar 3.1 Diagram alir penelitian 22 23 3.2 Metode Penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

KINETIKA REAKSI ENZIMATIS

KINETIKA REAKSI ENZIMATIS LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA BIOPROSES KINETIKA REAKSI ENZIMATIS KHAIRUL ANAM P051090031/BTK BIOTEKNOLOGI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 KINETIKA REAKSI ENZIMATIS 1. Pendahuluan Amilase

Lebih terperinci

BAB I KARBOHIDRAT. Tujuan Percobaan : Menentukan senyawa-senyawa kabohidrat secara kualitatif dan kuantitatif

BAB I KARBOHIDRAT. Tujuan Percobaan : Menentukan senyawa-senyawa kabohidrat secara kualitatif dan kuantitatif BAB I KARBOHIDRAT Tujuan Percobaan : Menentukan senyawa-senyawa kabohidrat secara kualitatif dan kuantitatif Dasar Teori : Karbohidrat didefinisikan sebagai senyawa yang unsurunsurnya terdiri dari karbon

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April 2014 sampai dengan bulan Januari 2015 bertempat di Laboratorium Riset Kimia Makanan dan Material serta

Lebih terperinci

PENENTUAN DAYA CERNA PROTEIN IN VITRO DAN PENGUKURAN DAYA CERNA PATI SECARA IN VITRO

PENENTUAN DAYA CERNA PROTEIN IN VITRO DAN PENGUKURAN DAYA CERNA PATI SECARA IN VITRO Laporan Praktikum Evaluasi Nilai Biologis Komponen Pangan PENENTUAN DAYA CERNA PROTEIN IN VITRO DAN PENGUKURAN DAYA CERNA PATI SECARA IN VITRO Dosen: Dr. Ir. Endang Prangdimurti, Msi dan Ir. Sutrisno Koswara,

Lebih terperinci

Modul 3 Ujian Praktikum. KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA

Modul 3 Ujian Praktikum. KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA Modul 3 Ujian Praktikum KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA Disusun oleh: Sandya Yustitia 10515050 Fritz Ferdinand 10515059 Maulinda Kusumawardani 10515061 Muhammad

Lebih terperinci

KARBOHIDRAT. Karbohidrat berasal dari kata karbon (C) dan hidrat atau air (H 2 O). Rumus umum karborhidrat dikenal : (CH 2 O)n

KARBOHIDRAT. Karbohidrat berasal dari kata karbon (C) dan hidrat atau air (H 2 O). Rumus umum karborhidrat dikenal : (CH 2 O)n KARBOHIDRAT Dr. Ai Nurhayati, M.Si. Februari 2010 Karbohidrat berasal dari kata karbon (C) dan hidrat atau air (H 2 O). Rumus umum karborhidrat dikenal : (CH 2 O)n Karbohidrat meliputi sebagian zat-zat

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PABRIKASI GULA I PENGARUH WAKTU TERHADAP KERUSAKAN MONOSAKARIDA

LAPORAN RESMI PABRIKASI GULA I PENGARUH WAKTU TERHADAP KERUSAKAN MONOSAKARIDA LAPORAN RESMI PABRIKASI GULA I PENGARUH WAKTU TERHADAP KERUSAKAN MONOSAKARIDA NAMA :Dian Ratnasari PRODI :Teknik Kimia NIM: 12.01.4017 KAMPUS POLITEKNIK LPP Jln. LPP No 1A, Balapan, Yogyakarta 55222, Telp

Lebih terperinci

AKADEMI KIMIA ANALISIS BOGOR

AKADEMI KIMIA ANALISIS BOGOR PENETAPAN KADAR KARBOHIDRAT PADA NASI AKING YANG DIKONSUMSI MASYARAKAT DESA SINGOROJO KABUPATEN KENDAL DISUSUN OLEH KELAS III E KELOMPOK 5 Anjas Wilapangga (116022) Aulia Safitri (116040) Dwi Rizkia Rahmah

Lebih terperinci

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium. Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium. Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. 1 I. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium Biokimia, Laboratorium Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Laboratorium Analisis Kimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Sintesis Protein Mikroba dan Aktivitas Selulolitik Akibat

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Sintesis Protein Mikroba dan Aktivitas Selulolitik Akibat 12 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang Sintesis Protein Mikroba dan Aktivitas Selulolitik Akibat Penambahan Berbagai Level Zeolit Sumber Nitrogen Slow Release pada Glukosa Murni secara In Vitro

Lebih terperinci

Analisa Protein. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.

Analisa Protein. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc. Analisa Protein Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc. Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu memahami prinsip dasar berbagai metode analisa protein Mahasiswa mampu memilih metode yang tepat untuk mengukur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g Kacang hijau (tanpa kulit) ± 1

Lebih terperinci

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS A.1 Pengujian Viskositas (menggunakan viskosimeter) (Jacobs, 1958) Viskositas Saos Tomat Kental diukur dengan menggunakan viskosimeter (Brookfield Digital Viscometer Model

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) Lampiran 2. Pati umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.

LAMPIRAN. Lampiran 1. Umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) Lampiran 2. Pati umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L. LAMPIRAN Lampiran 1. Umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) Lampiran 2. Pati umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) 47 Lampiran. Oven Lampiran 4. Autoklaf 48 Lampiran 5. Tanur Lampiran

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Tepung Empulur Sagu

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Tepung Empulur Sagu LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Tepung Empulur Sagu 1. Analisa Proksimat a. Kadar Air (AOAC 1999) Sampel sebanyak 2 g ditimbang dan ditaruh di dalam cawan aluminium yang telah diketahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Produksi Kerupuk Terfortifikasi Tepung Belut Bagan alir produksi kerupuk terfortifikasi tepung belut adalah sebagai berikut : Belut 3 Kg dibersihkan dari pengotornya

Lebih terperinci

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989) LAMPIRAN Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989) Pereaksi 1. Larutan ADF Larutkan 20 g setil trimetil amonium bromida dalam 1 liter H 2 SO 4 1 N 2. Aseton Cara

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012, III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012, bertempat di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Riset dan Standarisasi Industri Bandar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Riset dan Standarisasi Industri Bandar III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Riset dan Standarisasi Industri Bandar Lampung dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah daun salam, daun jati belanda, daun jambu biji yang diperoleh dari Pusat Studi Biofarmaka (PSB) LPPM-IPB Bogor. Bahan yang digunakan untuk uji

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu 1. Bentuk Granula Suspensi pati, untuk pengamatan dibawah mikroskop polarisasi cahaya, disiapkan dengan mencampur butir pati dengan air destilasi, kemudian

Lebih terperinci

UJI KARBOHIDRAT SECARA KUANTITATIF

UJI KARBOHIDRAT SECARA KUANTITATIF UJI KARBOHIDRAT SECARA KUANTITATIF Analisa Karbohidrat Uji Kualitatif Uji Kuantitatif o o o o o o o o Uji Molisch Uji Seliwanoff Uji Anthrone Uji Benedict Uji Barfoed Uji Iodin Uji Pembentukan Osason Uji

Lebih terperinci

: Mengidentifikasi bahan makanan yang mengandung karbohidrat (amilum dan gula ), protein, lemak dan vitamin C secara kuantitatif.

: Mengidentifikasi bahan makanan yang mengandung karbohidrat (amilum dan gula ), protein, lemak dan vitamin C secara kuantitatif. II. Tujuan : Mengidentifikasi bahan makanan yang mengandung karbohidrat (amilum dan gula ), protein, lemak dan vitamin C secara kuantitatif. III. Alat dan bahan : Rak tabung reaksi Tabung reaksi Gelas

Lebih terperinci

3 Metodologi Percobaan

3 Metodologi Percobaan 3 Metodologi Percobaan 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Kimia Analitik, Program Studi Kimia, FMIPA Institut Teknologi Bandung. Waktu penelitian

Lebih terperinci

UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT DAN PROTEIN

UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT DAN PROTEIN UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT DAN PROTEIN Molisch Test Uji KH secara umum Uji Molisch dinamai sesuai penemunya yaitu Hans Molisch, seorang ahli botani dari Australia. Prosedur Kerja : a. Masukkan ke dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 18 hingga

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK KI-2051 PERCOBAAN 7 & 8 ALDEHID DAN KETON : SIFAT DAN REAKSI KIMIA PROTEIN DAN KARBOHIDRAT : SIFAT DAN REAKSI KIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK KI-2051 PERCOBAAN 7 & 8 ALDEHID DAN KETON : SIFAT DAN REAKSI KIMIA PROTEIN DAN KARBOHIDRAT : SIFAT DAN REAKSI KIMIA LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK KI-2051 PERCOBAAN 7 & 8 ALDEHID DAN KETON : SIFAT DAN REAKSI KIMIA PROTEIN DAN KARBOHIDRAT : SIFAT DAN REAKSI KIMIA Disusun oleh Nama : Gheady Wheland Faiz Muhammad NIM

Lebih terperinci

Lampiran 1 Metode pengujian aktivitas protease (Walter 1984)

Lampiran 1 Metode pengujian aktivitas protease (Walter 1984) LAMPIRAN Lampiran 1 Metode pengujian aktivitas protease (Walter 1984) Pereaksi Blanko (µl) Standar (µl) Sampel (µl) Penyangga Tris HCl (0.2 M) ph 7.5 Substrat kasein for biochemistry (1 %) Ekstrak kasar

Lebih terperinci

KARBOHIDRAT. Pendahuluan. Pertemuan ke : 3 Mata Kuliah : Kimia Makanan / BG 126

KARBOHIDRAT. Pendahuluan. Pertemuan ke : 3 Mata Kuliah : Kimia Makanan / BG 126 Pertemuan ke : 3 Mata Kuliah : Kimia Makanan / BG 126 Program Studi : Pendidikan Tata Boga Pokok Bahasan : Karbohidrat Sub Pokok Bahasan : 1. Pengertian karbohidrat : hasil dari fotosintesis CO 2 dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam hati dan otot rangka (Kee Joyce LeFever, 2007).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam hati dan otot rangka (Kee Joyce LeFever, 2007). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Glukosa Darah Glukosa darah adalah glukosa dalam darah yang terbentuk dari karbohidrat yang terdapat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen di dalam hati dan otot rangka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,

BAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath, 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.1.1 Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,

Lebih terperinci

Uji benedict (Semikuantitatif) Tujuan : Menghitung secara kasar kadar glukosa dalam urin. Dasar teori :

Uji benedict (Semikuantitatif) Tujuan : Menghitung secara kasar kadar glukosa dalam urin. Dasar teori : Uji benedict (Semikuantitatif) Tujuan : Menghitung secara kasar kadar glukosa dalam urin Dasar teori : Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM PENENTUAN KADAR GLUKOSA

LAPORAN PRAKTIKUM PENENTUAN KADAR GLUKOSA LAPORAN PRAKTIKUM PENENTUAN KADAR GLUKOSA NAMA : NURHAJRAH NIM : H 311 09 275 KELOMPOK : II (DUA) HARI / TGL. PERC. : KAMIS / 07 APRIL 2011 ASISTEN : YUSTIN LABORATORIUM BIOKIMIA JURUSAN KIMIA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 14 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan melalui dua tahap selama bulan April-Oktober 2010. Tahap pertama adalah proses pencekokan serbuk buah kepel dan akuades dilakukan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dan (4) Reaksi Percobaan.

I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dan (4) Reaksi Percobaan. I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dan (4) Reaksi Percobaan. 1.1 Latar Belakang Percobaan Adalah uji untuk membuktikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai Juni 2012 di Laboratorium Riset Kimia dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Gambar 3.1 Peta Lokasi Jalur Hijau Jalan Gerilya Kota Purwokerto. bio.unsoed.ac.id

III. METODE PENELITIAN. Gambar 3.1 Peta Lokasi Jalur Hijau Jalan Gerilya Kota Purwokerto. bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah HCl 0,7 %, NaOH1 N, ZnSO4 5%, Ba(OH)2 0,3 N, Akuades, Pereaksi Cu, Alkohol 70%. Sedangkan alat yang digunakan adalah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai bulan Agustus 2013 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai bulan Agustus 2013 di 25 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai bulan Agustus 2013 di Laboratorium Instrumentasi dan Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia

Lebih terperinci

A. Ekstraksi Minyak Buah Makasar (Brucea javanica (L.) Merr.) setiap hari selama 10 menit dilakukan pengadukan. Campuran divorteks

A. Ekstraksi Minyak Buah Makasar (Brucea javanica (L.) Merr.) setiap hari selama 10 menit dilakukan pengadukan. Campuran divorteks LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Kerja Ekstraksi Minyak Buah Makasar (Brucea javanica (L.) Merr.), Pengambilan Sampel Darah, Penetapan Profil Urea Darah (DAM) dan Penentuan Profil Asam Urat Darah (Follin-Wu)

Lebih terperinci

KARBOHIDRAT PROTEIN LEMAK KIMIA KESEHATAN KELAS XII SEMESTER 5

KARBOHIDRAT PROTEIN LEMAK KIMIA KESEHATAN KELAS XII SEMESTER 5 KARBOHIDRAT PROTEIN LEMAK n KIMIA KESEHATAN KELAS XII SEMESTER 5 SK dan KD Standar Kompetensi Menjelaskan sistem klasifikasi dan kegunaan makromolekul (karbohidrat, lipid, protein) Kompetensi Dasar Menjelaskan

Lebih terperinci

setelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8

setelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8 40 setelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8 ml. Reaksi enzimatik dibiarkan berlangsung selama 8 jam

Lebih terperinci

BAB III KOMPOSISI KIMIA DALAM SEL. A. STANDAR KOMPETENSI Mahasiswa diharapkan Mampu Memahami Komposisi Kimia Sel.

BAB III KOMPOSISI KIMIA DALAM SEL. A. STANDAR KOMPETENSI Mahasiswa diharapkan Mampu Memahami Komposisi Kimia Sel. BAB III KOMPOSISI KIMIA DALAM SEL A. STANDAR KOMPETENSI Mahasiswa diharapkan Mampu Memahami Komposisi Kimia Sel. B. KOMPETENSI DASAR 1. Mahasiswa dapat membedakan komposisi kimia anorganik dan organik

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN II. MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah labu Erlenmeyer, 1.2. Bahan beaker glass, tabung

Lebih terperinci

III. METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - April 2015 di Laboratorium

III. METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - April 2015 di Laboratorium 28 III. METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - April 2015 di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

STUDI PEMBUATAN PAKAN IKAN DARI CAMPURAN AMPAS TAHU, AMPAS IKAN, DARAH SAPI POTONG, DAN DAUN KELADI YANG DISESUAIKAN DENGAN STANDAR MUTU PAKAN IKAN

STUDI PEMBUATAN PAKAN IKAN DARI CAMPURAN AMPAS TAHU, AMPAS IKAN, DARAH SAPI POTONG, DAN DAUN KELADI YANG DISESUAIKAN DENGAN STANDAR MUTU PAKAN IKAN Jurnal Sains Kimia Vol 10, No.1, 2006: 40 45 STUDI PEMBUATAN PAKAN IKAN DARI CAMPURAN AMPAS TAHU, AMPAS IKAN, DARAH SAPI POTONG, DAN DAUN KELADI YANG DISESUAIKAN DENGAN STANDAR MUTU PAKAN IKAN Emma Zaidar

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi. Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama tiga bulan dari Februari

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi. Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama tiga bulan dari Februari BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama tiga bulan dari Februari sampai April 2008. B. ALAT

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Enzim α-amilase dari Bacillus Subtilis ITBCCB148 diperoleh dengan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Enzim α-amilase dari Bacillus Subtilis ITBCCB148 diperoleh dengan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Isolasi Enzim α-amilase Enzim α-amilase dari Bacillus Subtilis ITBCCB148 diperoleh dengan menanam isolat bakteri dalam media inokulum selama 24 jam. Media inokulum tersebut

Lebih terperinci

Uji Makanan dengan Lugol, Benedict, Biuret, Kertas Minyak

Uji Makanan dengan Lugol, Benedict, Biuret, Kertas Minyak Uji Makanan dengan Lugol, Benedict, Biuret, Kertas Minyak Bahan makanan yang kita konsumsi sehari-hari harus mengandung nutrient yang diperlukan tubuh. Karbohidrat, lemak dan protein merupakan nutrient

Lebih terperinci

Lampiran 1 Formulir organoleptik

Lampiran 1 Formulir organoleptik LAMPIRA 55 56 Lampiran Formulir organoleptik Formulir Organoleptik (Mutu Hedonik) Ubi Cilembu Panggang ama : o. HP : JK : P / L Petunjuk pengisian:. Isi identitas saudara/i secara lengkap 2. Di hadapan

Lebih terperinci

PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA PERTANIAN

PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA PERTANIAN PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA PERTANIAN DISUSUN OLEH: TIM PENGAMPU M.K. BIOKIMIA PERTANIAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO

Lebih terperinci

III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai Juni 2014 bertempat di

III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai Juni 2014 bertempat di 31 III METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai Juni 2014 bertempat di Laboratorium Kimia Fisik, Laboratorium Biomassa, Universitas

Lebih terperinci