PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA PERTANIAN
|
|
- Yandi Santoso
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA PERTANIAN DISUSUN OLEH: TIM PENGAMPU M.K. BIOKIMIA PERTANIAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO 2016
2 SEKAPUR SIRIH Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas Rahmat dan Karunia-Nya, Proposal Praktikum Biokimia Pertanian untuk mahasiswa Program Sarjana Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman berhasil diselesaikan. Proposal praktikum ini ditujukan untuk memberikan gambaran mengenai praktikum biokimia pertanian. Praktikum merupakan salah satu bagian dari kegiatan akademik yang diselenggarakan guna membantu dan melengkapi pemahaman mahasiswa terhadap suatu mata kuliah. Sesuai dengan kurikulum, Mata Kuliah Biokimia Pertanian membutuhkan praktikum yang terdiri atas beberapa mata acara sebagai kegiatan penunjangnya. Akhir kata, tim penyusun menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan proposal praktikum ini. Purwokerto, Maret 2016 Tim Penyusun
3 ACARA I KARBOHIDRAT A. Uji Molisch 1. Tujuan Mahasiswa dapat memahami reaksi dehidrasi atau pelepasan molekul air dari suatu senyawa, yang merupakan sifat karbohidrat jika direaksikan dengan asam kuat pekat. 2. Sasaran Belajar Mahasiswa dapat melakukan identifikasi karbohidrat melalui uji Molisch. 3. Landasan Teori Monosakarida apabila dipanaskan dengan asam kuat pekat akan menghasilkan furfural atau derivatnya. Reaksi pembentukan furfural adalah reaksi dehidrasi atau pelepasan molekul air dari suatu senyawa. Furfural atau derivatnya dapat membentuk senyawa yang berwarna apabila direaksikan dengan α-naftol dalam alkohol, sehingga reaksi ini dapat dijadikan reaksi identifikasi untuk senyawa karbohidrat. Larutan α-naftol dalam alkohol dikenal sebagai pereaksi Molisch. Apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan monosakarida, kemudian secara hati-hati ditambahkan asam sulfat pekat, maka akan terbentuk dua lapisan zat cair. Pada batas antara lapisan itu akan terjadi warna ungu (violet) karena terjadi reaksi kondensasi antara furfural dan α-naftol. 4. Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan terdiri atas : larutan glukosa 0,02 M, larutan sukrosa 0,02 M, larutan pati 0,7%, pereaksi Molisch, dan larutan asam sulfat pekat. Alat-alat yang digunakan meliputi : tabung reaksi, pipet tetes, dan batang pengaduk.
4 5. Cara Kerja a. Ke dalam 3 tabung reaksi bersih diisi 1 ml larutan glukosa 0,02 M, 1 ml larutan sukrosa 0,02 M, dan 1 ml larutan pati 0,7%. b. Ke dalam masing-masing tabung reaksi tersebut ditambahkan 2 tetes pereaksi Molisch, kemudian dikocok sampai homogen. c. Ditambahkan dengan hati-hati 2 ml asam sulfat pekat melalui dinding tabung reaksi (tidak boleh langsung ke larutan), sehingga terjadi 2 lapisan. d. Amati timbulnya warna pada batas kedua lapisan tersebut, catat dari ketiga macam karbohidrat yang diuji manakah yang paling peka terhadap uji Molisch. B. Uji Iodin 1. Tujuan Mahasiswa dapat mengetahui adanya ikatan antara molekul amilum (pati) dan Iod. 2. Sasaran Belajar Mahasiswa dapat melakukan identifikasi karbohidrat, khususnya kelompok polisakarida dengan uji Iodin. 3. Landasan Teori Amilum terdiri atas dua macam polisakarida yang kedua-duanya adalah polimer dari glukosa, yaitu amilosa (antara 20 sampai 28%) dan sisanya amilopektin. Amilosa bereaksi dengan Iod menghasilkan kompleks berwarna biru kehitaman yang tajam, sedangkan amilopektin bereaksi dengan Iod membentuk kompleks berwarna merah keunguan. Warna tersebut ditimbulkan oleh ikatan lemah antara molekul pati dan Iod. Diperlukan molekul pati yang besar untuk membentuk kompleks ini.
5 4. Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan terdiri atas : larutan glukosa 0,02 M, larutan sukrosa 0,02 M, larutan pati 0,7%, dan pereaksi Iod. Alat-alat yang digunakan meliputi: tabung reaksi, pipet tetes, dan batang pengaduk. 5. Cara Kerja a. Ke dalam 3 tabung reaksi bersih diisi 1 ml larutan glukosa 0,02 M, 1 ml larutan sukrosa 0,02 M, dan 1 ml larutan pati 0,7%. b. Ke dalam masing-masing tabung reaksi tersebut ditambahkan 1 ml larutan Iodin, dicampur dengan baik. c. Amati timbulnya warna, catat dari ketiga macam karbohidrat yang diuji manakah yang positif terhadap uji Iodin.
6 ACARA II LIPID Bilangan Penyabunan 1. Tujuan Mahasiswa dapat menetapkan bilangan penyabunan suatu asam lemak netral. 2. Sasaran Belajar a. Mahasiswa dapat menghidrolisis suatu lemak netral dengan KOH alkoholis menjadi asam lemak dan gliserol. b. Mahasiswa dapat menetapkan larutan KOH yang dipakai untuk hidrolisis lemak netral dengan cara titrasi. c. Mahasiswa dapat menghitung bilangan penyabunan. 3. Landasan Teori Secara kimiawi, lemak dan minyak adalah campuran ester dari asam lemak dan gliserol. Lemak dan minyak dapat diperoleh dari berbagai sumber, baik dari tumbuhtumbuhan misalnya kelapa, kelapa sawit, kacang-kacangan maupun dari hewan. Oleh karena itu setiap jenis lemak berbeda sifatnya. Dengan menganalisis sifat-sifat fisikakimia dapat ditentukan tindakan apa yang harus dilakukan terhadap lemak dan minyak tersebut sebelum digunakan untuk keperluan manusia, misalnya untuk pembuatan sabun, margarin, dan sebagainya. Lemak akan terhidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol. Proses ini dapat berjalan dengan menggunakan asam, basa atau enzim tertentu. Proses hidrolisis yang menggunakan basa menghasilkan gliserol dan garam asam lemak atau sabun. Oleh karena itu proses hidrolisis yang menggunakan basa disebut proses penyabunan. Jumlah mol basa yang digunakan dalam reaksi penyabunan bergantung pada jumlah mol asam lemak. Untuk lemak dengan bobot tertentu, jumlah mol asam lemak bergantung dari panjang rantai karbon pada asam lemak tersebut. Apabila rantai karbon itu pendek, maka jumlah mol asam lemak besar, sebaliknya apabila rantai
7 karbon itu panjang, jumlah mol asam lemak kecil. Jumlah miligram KOH yang diperlukan untuk menyabunkan 1 gram asam lemak disebut Bilangan Penyabunan. Besar kecilnya bilangan penyabunan tergantung pada panjang atau pendeknya rantai karbon asam lemak atau bobot molekul lemak. Makin kecil bobot molekul lemak, bilangan penyabunan makin besar. 4. Bahan dan Alat a. Minyak kelapa b. KOH alkoholis c. Larutan HCl standar 0,5 N d. Indikator Phenolphthalein (PP) e. Labu erlenmeyer 250 ml 5. Cara Kerja a. Sebanyak 2,5 gram minyak kelapa dalam 25 ml KOH alkoholis direfluks selama kurang lebih 30 menit. b. Bila campuran ini sudah kering berarti penyabunan sudah sempurna. c. Sebagai blanko digunakan 25 ml KOH alkoholis. d. Setelah 30 menit, kedua isi erlenmeyer dibiarkan dingin, kemudian ditambah dengan 0,25 ml larutan indikator PP. e. Dicatat volume HCl yang dipakai untuk titrasi masing-masing labu erlenmeyer. f. Perhitungan angka penyabunan : (b a) 0, g a = volume HCl yang digunakan untuk titrasi minyak kelapa (ml) b = volume HCl yang digunakan untuk titrasi blanko (ml) g = bobot minyak kelapa (gram)
8 ACARA III PROTEIN A. Uji Biuret 1. Tujuan Mahasiswa dapat mengidentifikasi protein dengan reaksi biuret. 2. Sasaran Belajar Mahasiswa dapat mengidentifikasi adanya protein dengan warna yang ditimbulkan oleh pereaksi biuret. 3. Landasan Teori Protein mempunyai bobot molekul yang tinggi, misalnya albumin telur mempunyai bobot molekul antara sampai Komposisi unsur dalam protein terdiri atas karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, dan kadang-kadang mengandung belerang serta fosfor. Molekul protein tersusun oleh unit-unit asam amino yang satu sama lain terikat dalam bentuk ikatan peptida. Apabila protein dihidrolisis, misalnya dengan menggunakan asam amineral, maka asam-asam amino yang menyusunnya akan dibebaskan dari molekul-molekul protein tersebut. Salah satu cara untuk mengidentifikasi adanya protein, yaitu dengan uji Biuret. Prinsip uji Biuret adalah reaksi antara gugus amida asam (--CONH2) dalam protein dan ion Cu 2+ dalam suasana alkalis menghasilkan senyawa kompleks berwarna violet. Makin pekat warna larutan, makin banyak jumlah ikatan peptida dalam protein yang diuji. 4. Bahan dan Alat a. Larutan protein b. Larutan NaOH 2,5 N c. Larutan CuSO4 0,01 N d. Tabung reaksi
9 5. Cara Kerja a. Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 3 ml larutan protein dan 1 ml larutan NaOH 2,5 N, kemudian diaduk. b. Ditambahkan setetes larutan CuSO4 0,01 N dan diaduk lagi sehingga timbul warna violet. c. Jika tidak timbul warna, ditambahkan lagi satu atau dua tetes larutan CuSO4 0,01 N sehingga akan timbul warna violet. B. Penetapan Kadar Protein secara Spektrofotometri 1. Tujuan Mahasiswa dapat menetapkan kadar protein secara spektrofotometri berdasarkan reaksi biuret. 2. Sasaran Belajar a. Mahasiswa dapat mengukur absorbansi larutan protein yang berwarna violet setelah direaksikan dengan pereaksi biuret pada panjang gelombang sekitar 600 nm. b. Mahasiswa dapat membuat kurva standar. c. Mahasiswa dapat menetapkan kadar protein dalam larutan sampel. 3. Landasan Teori Uji biuret juga dapat digunakan secara kuantitatif untuk menentukan kadar protein dalam suatu sampel. Reaksi antara gugus amida (--CONH2) dalam protein dan ion Cu 2+ dalam suasana alkalis menghasilkan senyawa kompleks berwarna violet. Intensitas warna yang diperoleh bergantung pada konsentrasi protein. Makin pekat warna larutan, makin tinggi konsentrasi protein. Penetapan kadar protein secara kuantitatif menggunakan alat spektrofotometer sinar tampak pada panjang gelombang sekitar 540 nm. Sebelum sampel diukur, terlebih dahulu dibuat kurva baku (standar) hubungan antara konsentrasi protein dan absorbansi.
10 4. Bahan dan Alat a. Larutan protein sampel b. Larutan protein standar c. Pereaksi Biuret d. Tabung reaksi e. Spektrofotometer 5. Cara Kerja a. Ke dalam 4 buah tabung reaksi berturut-turut dimasukkan 1 ml larutan protein standar yang mengandung 30, 60, 120 dan 240 µg protein per ml. b. Ke dalam tabung reaksi lain dimasukkan 1 ml larutan protein sampel. c. Ke dalam semua tabung reaksi ditambahkan 4 ml pereaksi Biuret, dikocok dan didiamkan selama 30 menit. d. Absorbansi masing-masing tabung diukur dengan spektrofotometer sinar tampak pada panjang gelombang 600 nm. e. Dibuat persamaan garis regresi linier hubungan antara kadar protein dan absorbansi. f. Berdasarkan persamaan regresi tersebut, kadar protein sampel dapat dihitung. C. Penetapan Kadar Protein dengan Metode Lowry 1. Tujuan Mahasiswa dapat menetapkan kadar protein dengan metode Lowry 2. Sasaran Belajar a. Mahasiswa dapat mengukur absorbansi larutan protein yang berwarna biru setelah direaksikan dengan pereaksi Follin Ciocateu dengan cara spektrofotometri pada panjang gelombang 600 nm. b. Mahasiswa dapat membuat kurva standar. c. Mahasiswa dapat menetapkan kadar protein dalam larutan sampel.
11 3. Landasan Teori Reagen pendeteksi gugus-gugus fenolik seperti reagen folin dan ciocalteu telah digunakan dalam penentuan konsentrasi protein oleh Lowry (1951). Reagen folin ciocalteu dapat mendeteksi residu tirosin dalam protein karena kandungan fenolik dalam residu tersebut mampu mereduksi fosfotungsat dan fosfomolibdat, yang merupakan komponen utama reagen folin ciocalteu, menjadi tungsten dan molibdenum yang berwarna biru. Sensitifitas dari metode folin ciocalteu mengalami perbaikan apabila digabung dengan ion-ion Cu. Warna biru yang muncul pada metode Lowry dapat dibaca pada panjang gelombang 750 nm melalui alat spektrofotometer. Kekuatan warna biru terutama bergantung pada kandungan residu tryptophan dan tyrosine dalam protein sample. Keuntungan metode Lowry adalah lebih sensitif (100 kali) daripada metode Biuret. 4. Bahan dan Alat a. Larutan protein sampel b. Larutan protein standar 5-25 g.ml -1 c. Pereaksi A = 2% Na2CO3 dalam 0,1M NaOH d. Pereaksi B = 0,5% CuSO4.5H2O dalam 1% Na-K tartrat e. Pereaksi C = Campuran 50 ml pereaksi A dan 1 ml pereaksi B f. Pereaksi E = Larutan 1N pereaksi Follin Ciocalteu g. Tabung reaksi h. Spektrofotometer
12 5. Cara Kerja a. Ke dalam 4 buah tabung reaksi berturut-turut dimasukkan 1 ml larutan protein standar yang mengandung 30, 60, 120 dan 240 µg protein per ml. b. Ke dalam 1 buah tabung reaksi lain dimasukkan 1 ml larutan protein sampel. c. Ke dalam semua tabung reaksi ditambahkan 5 ml pereaksi C, dikocok dan didiamkan pada suhu kamar minimal 10 menit. d. Ke dalam semua tabung ditambahkan 0,5 ml pereaksi E dan dikocok segera. e. Sesudah 30 menit atau lebih, Absorbansi masing-masing tabung diukur dengan spektrofotometer sinar tampak pada panjang gelombang 600 nm. f. Dibuat persamaan garis regresi linier hubungan antara kadar protein dan absorbansi. g. Berdasarkan persamaan regresi tersebut, kadar protein sampel dapat dihitung.
13 ACARA IV ISOLASI DAN UJI AKTIVITAS ENZIM 1. Tujuan Pada akhir praktikum, mahasiswa diharapkan dapat: a. Mengetahui prosedur isolasi enzim papain dari getah buah pepaya dan bromelin dari buah nenas. b. Mengetahui aktivitas enzim papain dan bromelin. 2. Sasaran Belajar a. Mahasiswa dapat melakukan isolasi enzim papain dari getah buah pepaya dan enzim bromelin dari buah nenas. b. Mahasiswa dapat membandingkan aktivitas enzim papain dan bromelin pada berbagai suhu dan waktu. 3. Landasan Teori Enzim tersusun atas protein. Peran enzim sangat penting bagi kehidupan suatu organisme. Peran tersebut terkait dengan fungsi enzim yang menjadi biokatalisator bagi reaksi-reaksi metabolisme di dalam tubuh suatu organisme. Sebagai biokatalisator, enzim mempercepat berlangsungnya reaksi kimia di dalam sel. Molekul enzim dapat diisolasi dari berbagai sumber, misalnya getah buah pepaya (Carica papaya L.) dan buah nenas (Ananas comosus L.). Salah satu enzim yang terdapat pada getah buah pepaya adalah enzim papain, sedangkan enzim yang terdapat pada buah nenas adalah bromelin. Enzim papain dapat diperoleh dengan menyadap getah buah pepaya yang masih melekat di pohon dengan digores memanjang dari pangkal sampai ujung buah dengan kedalaman goresan kurang lebih 2 mm. Sementara itu enzim bromelin dapat diperoleh dengan cara mengekstrak dari daging buah nenas yang masak (kadar tertinggi). Selain dari daging buah nenas, enzim bromelin terdapat juga diekstrak dari tangkai, kulit, daun, batang dan bonggol nenas.
14 4. Bahan dan Alat A. Bahan 1) Getah buah pepaya muda 2) Alkohol 70% 3) Asam asetat 4) Buah nenas masak 5) Akuades 6) Daging sapi B. Alat 1) Pisau steril 2) Gelas piala 100 ml 3) Pengaduk gelas 4) Wadah plastik/stainless steel untuk alas pengeringan getah pepaya 5. Cara Kerja A. Isolasi Enzim Papain 1) Getah buah pepaya muda diambil dengan cara penggoresan buah pepaya muda menggunakan alat yang sebelumnya sudah dilakukan sterilisasi dengan alkohol 70%. 2) Getah yang keluar dari buah pepaya ditampung dalam wadah (gelas piala). 3) Getah dikeringkan menggunakan oven bersuhu 40 o C atau cahaya matahari. 4) Untuk digunakan dalam praktikum, 5 gram enzim papain dilarutkan terlebih dahulu ke dalam larutan asam asetat 20 ml dan akuades 5 ml. 5) Campuran diaduk hingga papain terlarut secara merata. Campuran siap digunakan.
15 B. Ekstraksi Enzim Bromelin 1) Buah nenas yang sudah masak, dikupas. 2) Daging buahnya dipotong kecil-kecil dan dimasukkan ke dalam blender (penghancur) 3) Buah nenas yang sudah hancur (berbentuk jus) dapat digunakan langsung dalam praktikum C. Aktivitas Enzim Papain 1) Aktivitas enzim dilihat melalui pengamatan terhadap kemampuannya menghidrolisis protein pada daging. 2) Disiapkan dua buah gelas piala. Masing-masing diisi potongan daging berukuran 2x2 cm, lalu ditambahkan larutan enzim papain sebanyak 5 ml. 3) Gelas piala pertama disimpan dalam kulkas (lemari pendingin), sementara itu gelas piala kedua disimpan pada suhu ruang. 4) Perubahan yang terjadi diamati dan dicatat setiap jam selama 3 jam. D. Aktivitas Enzim Bromelin 1) Aktivitas enzim dilihat melalui pengamatan terhadap kemampuannya menghidrolisis protein pada daging. 2) Disiapkan dua buah gelas piala. Masing-masing diisi potongan daging berukuran 2x2 cm, lalu ditambahkan jus nenas sebanyak 2 sendok makan (sampai daging terendam). 3) Gelas piala pertama disimpan dalam kulkas (lemari pendingin), sementara itu gelas piala kedua disimpan pada suhu ruang. 4) Perubahan yang terjadi diamati dan dicatat setiap jam selama 3 jam.
16 6. Tabel Pengamatan A. Enzim Papain No Beaker Campuran Glass 1 Potongan daging + enzim papain disimpan dalam kulkas (4-10 o C) Jam ke-0 Jam ke-1 Jam ke-2 Jam ke-3 Hasil Pengamatan Warna Tekstur Aroma 2 Potongan daging + enzim papain disimpan dalam suhu ruang (~25 o C) Jam ke-0 Jam ke-1 Jam ke-2 Jam ke-3 B. Enzim Bromelin No Beaker Campuran Glass 1 Potongan daging + enzim bromelin disimpan dalam kulkas (4-10 o C) Jam ke-0 Jam ke-1 Jam ke-2 Jam ke-3 Hasil Pengamatan Warna Tekstur Aroma 2 Potongan daging + enzim bromelin disimpan dalam suhu ruang (~25 o C) Jam ke-0 Jam ke-1 Jam ke-2 Jam ke-3
17 ACARA V PENGARUH SUHU DAN ph TERHADAP KERJA ENZIM 1. Tujuan Pada akhir praktikum, mahasiswa diharapkan dapat mengetahui pengaruh suhu dan ph terhadap kerja enzim 2. Sasaran Belajar a. Mahasiswa dapat melakukan pengujian kecepatan katalasis hidrogen peroksida. b. Mahasiswa dapat melakukan pengujian pengaruh suhu terhadap kerja enzim. c. Mahasiswa dapat melakukan pengujian pengaruh ph terhadap kerja enzim. 3. Landasan Teori Sebagai biokatalisator yang disusun atas protein, kerja enzim dipengaruhi suhu dan derajat keasaman (ph). Suhu dapat menyebabkan kinerja enzim menjadi melambat atau terhenti. Hal ini terkait dengan pengaruh suhu pada struktur tiga dimensi atau konformasi protein enzim terutama pada sisi katalitik enzim. Suhu yang tidak sesuai dengan kondisi optimum menyebabkan terdenaturasinya struktur tiga dimensi protein enzim. ph lingkungan menyebabkan terjadinya perubahan muatan gugus-gugus asam amino sehingga dapat mempengaruhi muatan pada sisi katalitik enzim. Oleh karena itu untuk dapat melakukan aktivitas secara maksimal, enzim harus bekerja pada ph optimum. ph optimum bekerjanya enzim bergantung enzim yang bersangkutan. 4. Bahan dan Alat A. Bahan 1) Potongan kentang berbentuk silinder (tebal 1 mm) 2) Hidrogen peroksida (H2O2) 3) Akuades 4) Buffer ph 7 5) Larutan NaOH 6) Larutan HCl
18 B. Alat 1) Tabung reaksi 2) Cawan petri 3) Waterbath 4) Termometer 5) Pipet tetes 6) Penggaris 5. Cara Kerja A. Uji kecepatan katalasis hidrogen peroksida 1) Disiapkan cawan petri berisi akuades. 2) Ke dalam cawan petri diletakkan potongan kentang 3) Disiapan 3 buah tabung reaksi. Tabung 1 dan 2 diisi larutan hidrogen peroksida 20%, sedangkan tabung 3 diisi dengan akuades. 4) Setiap tabung reaksi diatur sehingga memiliki ph 7 dan suhu 25 o C. 5) Pada tabung 1 dan 3 diletakkan potongan kentang yang diambil dari cawan petri. 6) Pada tabung 2 dimasukkan potongan kertas. 7) Gelembung udara yang terbentuk sebagai hasil katalisis hidrogen peroksida oleh enzim katalase dalam kentang. B. Uji pengaruh suhu terhadap kerja enzim 1) Disiapkan 4 buah tabung reaksi. 2) Setiap tabung diisi larutan hydrogen peroksida 20%. 3) Setiap tabung diatur sehingga memiliki ph 7 4) Tabung 1 diletakkan pada suhu 0 o C, tabung 2 pada suhu 20 o C, tabung 3 pada suhu 40 o C, tabung 4 pada suhu 60 o C. 5) Tinggi dan jumlah gelembung udara yang terbentuk diamati. Semakin tinggi dan banyak gelembung udara yang terbentuk, semakin cepat laju kerja enzim. 6) Dibuat grafik, hasil uji dengan variasi suhu sebagai sumbu x dan tinggi gelembung udara sebagai sumbu y. C. Uji pengaruh ph terhadap kerja enzim 1) Disiapkan 4 buah tabung reaksi. 2) Setiap tabung diisi larutan hidrogen peroksida 20%. 3) Setiap tabung diatur sehingga memiliki ph yang berbeda. Tabung 1 memiliki ph 2, tabung 2 memiliki ph 4, tabung 3 memiliki ph 7, dan tabung 4 memiliki ph 8. 4) Tinggi dan jumlah gelembung udara yang terbentuk diamati. Semakin tinggi dan banyak gelembung udara yang terbentuk, semakin cepat laju kerja enzim. 5) Dibuat grafik, hasil uji dengan variasi ph sebagai sumbu x dan tinggi gelembung udara sebagai sumbu y.
19 ACARA VI ASAM NUKLEAT 1. Tujuan Pada akhir praktikum, mahasiswa diharapkan dapat mengetahui penampakan asam nukleat dari bagian tanaman 2. Sasaran Belajar Mahasiswa dapat melakukan isolasi molekul DNA dari sel tanaman. 3. Landasan Teori Asam nukleat merupakan polimer yang disusun atas molekul-molekul nukleotida yang satu sama lain terhubung dengan ikatan fosfodiester. Asam nukleat (DNA) memiliki peran vital dalam kehidupan karena di dalamnya terdapat kode atau informasi genetik yang diturunan dari satu generasi ke generasi berikutnya. DNA merupakan cetak biru dibentuknya molekul penting lain sel, yaitu protein, baik berupa protein struktural (penyusun sel) maupun protein enzim. Setiap molekul nukleotida penyusun DNA terdiri atas tiga molekul berbeda, yaitu gula deoksiribosa, senyawa fosfat, dan basa nitrogen. Basa nitrogen pada DNA terdiri atas adenine,guanine, sitosin, dan timin. Pada sel tanaman, DNA terdapat pada bagian inti sel. Untuk dapat mengisolasi molekul DNA dari sel, terlebih dahulu harus menghancurkan dinding sel dan membran sel. Cara penghancuran dinding sel dapat dilakukan dengan bahan kimia ataupun secara fisik dengan mortar dan pestle pada kondisi beku dengan bantuan nitrogen cair. Tepung sel yang dihasilkan selanjutnya dilarutkan pada beberapa bahan kimia lalu disentrifugasi untuk memisahkan supernatan yang mengandung DNA dari pengotor lain sel.
20 4. Bahan dan Alat A. Bahan 1) Bunga kol/brokoli 2) Garam 3) Detergen 4) Alkohol 96% B. Alat 1) Mortar dan pestle 2) Gelas ukur 3) Gelas piala 4) Pipet 5) Saringan 6) Tabung reaksi 5. Prosedur Kerja a. Ditimbang bunga kol/brokoli sebanyak 5 g b. Ditumbuk sampai halus dengan mortar dan pestle c. Ditambahkan 50 ml akuades d. Ditambahkan garam : detergen dengan perbandingan ½ : 1, 1 : 1, 1 : ½ e. Didiamkan selama 15 menit f. Campuran disaring, diambil 2,5 ml untuk dimasukkan ke dalam tabung reaksi g. Ke dalam tabung reaksi ditambahkan 5 ml alkohol 96% h. Perubahan yang terbentuk diamati
BAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,
31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.1.1 Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,
Lebih terperinciUji Kualitatif Karbohidrat dan Hidrolisis Pati Non Enzimatis
Uji Kualitatif Karbohidrat dan Hidrolisis Pati Non Enzimatis Disarikan dari: Buku Petunjuk Praktikum Biokimia dan Enzimologi Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya
Lebih terperinciANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1
ANALISIS PROTEIN Page 1 PENDAHULUAN Merupakan polimer yang tersusun atas asam amino Ikatan antar asam amino adalah ikatan peptida Protein tersusun atas atom C, H, O, N, dan pada protein tertentu mengandung
Lebih terperincidimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)
Lampiran 1. Metode analisis proksimat a. Analisis kadar air (SNI 01-2891-1992) Kadar air sampel tapioka dianalisis dengan menggunakan metode gravimetri. Cawan aluminium dikeringkan dengan oven pada suhu
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 1-2 g contoh ditimbang pada sebuah wadah timbang yang sudah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan
Lebih terperinciANALISIS. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih
ANALISIS KARBOHIDRAT Analisis Zat Gizi Teti Estiasih 1 Definisi Ada beberapa definisi Merupakan polihidroksialdehid atau polihidroksiketon Senyawa yang mengandung C, H, dan O dengan rumus empiris (CH2O)n,
Lebih terperinciPERCOBAAN I KARBOHIDRAT Uji Molish
1 PERCOBAAN I KARBOHIDRAT 1. Tujuan Instruksional Mahasiswa diharapkan mampu : a. Mengenal berbagai macam karbohidrat b. Menjelaskan cara pengujian tentang adanya karbohidrat 1.1. Uji Molish 2. Dasar Teori
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di
29 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di Laboratorium Kimia Fisik, Laboratorium Biomassa Universitas Lampung
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g
19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g Kacang hijau (tanpa kulit) ± 1
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. energi, menyusun bahan makanan, merombak bahan makanan, memasukkan atau
BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Metabolisme merupakan suatau reaksi kimia yang terjadi didalam tubuh makhluk hidup. Reaksi metabolisme tersebut dimaksudkan untuk memperoleh energi, menyimpan energi,
Lebih terperinciUJI KUALITATIF KARBOHIDRAT DAN PROTEIN
UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT DAN PROTEIN Molisch Test Uji KH secara umum Uji Molisch dinamai sesuai penemunya yaitu Hans Molisch, seorang ahli botani dari Australia. Prosedur Kerja : a. Masukkan ke dalam
Lebih terperinciMATERI DAN METODE PENELITIAN
II. MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah labu Erlenmeyer, 1.2. Bahan beaker glass, tabung
Lebih terperinciUntuk mengetahui cara/metode yang benar untuk memisahkan (mengisolasi) DNA dari buah-buahan
ISOLASI DNA Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah: Untuk mengetahui cara/metode yang benar untuk memisahkan (mengisolasi) DNA dari buah-buahan Mengetahui keefektifan deterjen dan buah yang dipakai untuk
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. BAHAN 1. Bahan Baku Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah santan segar. Sedangkan sumber papain diambil dari perasan daun pepaya yang mengandung getah pepaya dan
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu 1. Bentuk Granula Suspensi pati, untuk pengamatan dibawah mikroskop polarisasi cahaya, disiapkan dengan mencampur butir pati dengan air destilasi, kemudian
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratoriun Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian 3.1.1 Bagan Alir Pembuatan Keju Cottage Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1 900 g Susu skim - Ditambahkan
Lebih terperinciPENENTUAN KADAR PROTEIN SECARA SPEKTROFOTOMETRI
K E L O M P O K 4 PENENTUAN KADAR PROTEIN SECARA SPEKTROFOTOMETRI L/O/G/O www.themegallery.com Pend. Kimia Rombel 3 1 2 Vepy Iandasari 46 Gustiyani Eka. S 48 3 4 Anggun Dwi Astiningsih 49 Nurul Anggi Ayuningtias
Lebih terperinciLAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS
LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS A.1 Pengujian Viskositas (menggunakan viskosimeter) (Jacobs, 1958) Viskositas Saos Tomat Kental diukur dengan menggunakan viskosimeter (Rion Viscotester Model VT-04F). Sebelum
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan
13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro,
Lebih terperincilaporan praktikum penentuan kadar protein metode biuret
laporan praktikum penentuan kadar protein metode biuret V.1 HASIL PENGAMATAN 1. TELUR PUYUH BJ = 0,991 mg/ml r 2 = 0,98 VOLUME BSA ( ml) y = 0,0782x + 0,0023 KONSENTRASI ( X ) 0,1 0,125 0,010 0,2 0,25
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph meter,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan secara eksperimental laboratorium. B. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian pengaruh konsentrasi larutan tawas terhadap protein terlarut dan kandungan asam amino pada ikan tongkol adalah melalui eksperimen di bidang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Enzim merupakan unit fungsional dari metabolisme sel. Bekerja dengan uruturutan yang teratur, enzim mengkatalisis ratusan reaksi bertahap yang menguraikan molekul nutrien,
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Akar Nanas Kering dan Hidroponik Akar nanas kering yang digunakan dalam penelitian ini merupakan akar nanas yang tertanam dalam tanah, berwarna coklat dan berupa suatu
Lebih terperinciI. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium. Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.
1 I. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium Biokimia, Laboratorium Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu penggunaan amonium
24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu penggunaan amonium sulfat dalam menghasilkan enzim bromelin dan aplikasinya sebagai koagulan pada produksi keju. 3.1
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk penelitian eksperimen karena dalam penelitian ini terdapat kontrol sebagai acuan antara
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di
23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciKARBOHIDRAT II (KARAKTERISTIK ZAT PATI)
Jurnal BIOKIMIA Praktikum ke-2, 2011 KARBOHIDRAT II (KARAKTERISTIK ZAT PATI) Riska Pridamaulia, Hafiz Alim, Eka Martya Widyowati, dan Maharani Intan Kartika Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciAnalisa Protein. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.
Analisa Protein Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc. Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu memahami prinsip dasar berbagai metode analisa protein Mahasiswa mampu memilih metode yang tepat untuk mengukur
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Produksi Kerupuk Terfortifikasi Tepung Belut Bagan alir produksi kerupuk terfortifikasi tepung belut adalah sebagai berikut : Belut 3 Kg dibersihkan dari pengotornya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus hingga bulan Desember 2013 di Laboratorium Bioteknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Lebih terperinciMODUL PRAKTIKUM BIOKIMIA PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
MODUL PRAKTIKUM BIOKIMIA PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA I. PROTEIN A. REAKSI UJI PROTEIN 1. PENGENDAPAN PROTEIN OLEH GARAM-GARAM
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di
20 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di Laboratorium Instrumentasi Jurusan Kimia FMIPA Unila. B. Alat dan Bahan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Alat Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teh hitam yang diperoleh dari PT Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas Bogor grade BP1 (Broken Pekoe 1).
Lebih terperinciLampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah
30 LAMPIRAN 31 Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah No. Sifat Tanah Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 1. C (%) < 1.00 1.00-2.00 2.01-3.00 3.01-5.00 > 5.0 2. N (%)
Lebih terperinciAnalisa Karbohidrat. Oleh: Ilzamha Hadijah Rusdan, S.TP., M.Sc
Analisa Karbohidrat Oleh: Ilzamha Hadijah Rusdan, S.TP., M.Sc Definisi Karbohidrat Turunan aldehida atau keton yang memiliki rumus umum (CH 2 O) n atau C n H 2n O n. Karbohidrat terbentuk dari sintesa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai macam alat gelas, labu Kjeldahl, set alat Soxhlet, timble ekstraksi, autoclave, waterbath,
Lebih terperinciTEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN BAB XVIII PENGUJIAN BAHAN SECARA KIMIAWI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013. 2. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Patologi,
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis
L A M P I R A N 69 Lampiran 1. Prosedur Analisis A. Pengukuran Nilai COD (APHA,2005). 1. Bahan yang digunakan : a. Pembuatan pereaksi Kalium dikromat (K 2 Cr 2 O 7 ) adalah dengan melarutkan 4.193 g K
Lebih terperinciSampel air panas. Pengenceran 10-1
Lampiran 1. Metode kerja Sampel air panas Diambil 10 ml Dicampur dengan media selektif 90ml Di inkubasi 24 jam, suhu 50 C Pengenceran 10-1 Di encerkan sampai 10-10 Tiap pengenceran di tanam di cawan petri
Lebih terperinci: Mengidentifikasi bahan makanan yang mengandung karbohidrat (amilum dan gula ), protein, lemak dan vitamin C secara kuantitatif.
II. Tujuan : Mengidentifikasi bahan makanan yang mengandung karbohidrat (amilum dan gula ), protein, lemak dan vitamin C secara kuantitatif. III. Alat dan bahan : Rak tabung reaksi Tabung reaksi Gelas
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Laboratorium Analisis Kimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Lebih terperinciUji Makanan dengan Lugol, Benedict, Biuret, Kertas Minyak
Uji Makanan dengan Lugol, Benedict, Biuret, Kertas Minyak Bahan makanan yang kita konsumsi sehari-hari harus mengandung nutrient yang diperlukan tubuh. Karbohidrat, lemak dan protein merupakan nutrient
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.
26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini: Gambar 3.1 Diagram alir penelitian 22 23 3.2 Metode Penelitian Penelitian ini
Lebih terperinciEkstraksi dan Pengujian Aktivitas Enzim Amilase (Hidrolisis Pati secara Enzimatis)
Ekstraksi dan Pengujian Aktivitas Enzim Amilase (Hidrolisis Pati secara Enzimatis) Disarikan dari: Buku Petunjuk Praktikum Biokimia dan Enzimologi Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian
Lebih terperinciIII. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama 15
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI Disusun oleh : XII MIPA 5 ANGGOTA: Diajeng Putri Suciutami Muhammad Faqih Al amin Nur Adzhani Pratama Teguh Waluya Siti Kalimaya Zigha Ayuning Prameswari SMA NEGERI 1 SINDANG
Lebih terperinciA. PENETAPAN ANGKA ASAM, ANGKA PENYABUNAN DAN ANGKA IOD B. PENETAPAN KADAR TRIGLISERIDA METODE ENZIMATIK (GPO PAP)
A. PENETAPAN ANGKA ASAM, ANGKA PENYABUNAN DAN ANGKA IOD B. PENETAPAN KADAR TRIGLISERIDA METODE ENZIMATIK (GPO PAP) DASAR TEORI Penggolongan lipida, dibagi golongan besar : 1. Lipid sederhana : lemak/ gliserida,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Untuk lebih memudahkan prosedur kerja pembuatan crude papain dan
BAB III METODOLOGI 31 Bagan Alir Penelitian Untuk lebih memudahkan prosedur kerja pembuatan crude papain dan pembuatan keju cottage, maka di bawah ini dibuat bagan alir prosedur kerja yaitu prosedur preparsi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Anorganik, Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Fisik dan Kimia Anorganik, Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga,
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK KI-2051 PERCOBAAN 7 & 8 ALDEHID DAN KETON : SIFAT DAN REAKSI KIMIA PROTEIN DAN KARBOHIDRAT : SIFAT DAN REAKSI KIMIA
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK KI-2051 PERCOBAAN 7 & 8 ALDEHID DAN KETON : SIFAT DAN REAKSI KIMIA PROTEIN DAN KARBOHIDRAT : SIFAT DAN REAKSI KIMIA Disusun oleh Nama : Gheady Wheland Faiz Muhammad NIM
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pandan wangi.
BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah ekstrak etanol daun pandan wangi. 2. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah aktivitas antioksidan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan yang digunakan Kerupuk Udang. Pengujian ini adalah bertujuan untuk mengetahui kadar air dan
Lebih terperinciIII METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai Juni 2014 bertempat di
31 III METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai Juni 2014 bertempat di Laboratorium Kimia Fisik, Laboratorium Biomassa, Universitas
Lebih terperinciMATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Bagian Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan, Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi, Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan dan Laboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah Malang. Kegiatan
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B
Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (Apriyantono et al., 1989) Cawan Alumunium yang telah dikeringkan dan diketahui bobotnya diisi sebanyak 2 g contoh lalu ditimbang
Lebih terperinciLaporan Tugas Akhir Pembuatan Sabun Mandi Padat Transparan dengan Penambahan Ekstrak Lidah Buaya (Aloe Vera) BAB III METODOLOGI
BAB III METODOLOGI III. 1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembutan sabun transparan ialah : III.1.1 ALAT DAN BAHAN A. Alat : a. Kompor Pemanas b. Termometer 100 o C c.
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II KLINIK
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II KLINIK NAMA NIM KEL.PRAKTIKUM/KELAS JUDUL ASISTEN DOSEN PEMBIMBING : : : : : : HASTI RIZKY WAHYUNI 08121006019 VII / A (GANJIL) UJI PROTEIN DINDA FARRAH DIBA 1. Dr. rer.nat
Lebih terperinci3. Metodologi Penelitian
3. Metodologi Penelitian 3.1 Alat dan bahan 3.1.1 Alat Peralatan gelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah gelas kimia, gelas ukur, labu Erlenmeyer, cawan petri, corong dan labu Buchner, corong
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.3.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemanas listrik, panci alumunium, saringan, peralatan gelas (labu Erlenmayer, botol vial, gelas ukur,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang
32 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas
Lebih terperinciLampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Tepung Empulur Sagu
LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Tepung Empulur Sagu 1. Analisa Proksimat a. Kadar Air (AOAC 1999) Sampel sebanyak 2 g ditimbang dan ditaruh di dalam cawan aluminium yang telah diketahui
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Gambar 3.1 Peta Lokasi Jalur Hijau Jalan Gerilya Kota Purwokerto. bio.unsoed.ac.id
III. METODE PENELITIAN A. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah HCl 0,7 %, NaOH1 N, ZnSO4 5%, Ba(OH)2 0,3 N, Akuades, Pereaksi Cu, Alkohol 70%. Sedangkan alat yang digunakan adalah
Lebih terperinciAsam Amino dan Protein
Modul 1 Asam Amino dan Protein Dra. Susi Sulistiana, M.Si. M PENDAHULUAN odul 1 ini membahas 2 unit kegiatan praktikum, yaitu pemisahan asam amino dengan elektroforesis kertas dan uji kualitatif Buret
Lebih terperinciBAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan
BAB V METODOLOGI 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan 5.1.1 Alat yang Digunakan Tabel 5. Alat yang Digunakan No. Nama Alat Ukuran Jumlah 1. Baskom - 3 2. Nampan - 4 3. Timbangan - 1 4. Beaker glass 100ml,
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. tambahan. Bahan utama berupa daging sapi bagian sampil (chuck) dari sapi
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Peralatan Penelitian 3.1.1 Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian terdiri dari bahan utama dan bahan tambahan. Bahan utama berupa daging sapi
Lebih terperinciKadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu
40 Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat 1. Kadar air (AOAC 1995, 950.46) Cawan kosong yang bersih dikeringkan dalam oven selama 2 jam dengan suhu 105 o C dan didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang.
Lebih terperinciKIMIA. Sesi. Review IV A. KARBOHIDRAT
KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 24 Sesi NGAN Review IV A. KARBOHIDRAT 1. Di bawah ini adalah monosakarida golongan aldosa, kecuali... A. Ribosa D. Eritrosa B. Galaktosa E. Glukosa C. Fruktosa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan
25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan Januari 2011. Penelitian dilakukan di Laboratorium Fisika Material jurusan
Lebih terperinciBAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian
BAB V METODOLOGI Penelitian ini akan dilakukan 2 tahap, yaitu : Tahap I : Tahap perlakuan awal (pretreatment step) Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3. Tahap Persiapan Tahap persiapan yang dilakukan meliputi tahap studi literatur, persiapan alat dan bahan baku. Bahan baku yang digunakan adalah nata de banana. 3.1. Persiapan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA. Penentuan Kadar Glukosa Darah
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA Penentuan Kadar Glukosa Darah Oleh : Kelompok 4 - Offering C Desy Ratna Sugiarti (130331614749) Rita Nurdiana (130331614740)* Sikya Hiswara (130331614743) Yuslim Nasru S. (130331614748)
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari kulit pisang dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga Juli 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan Nopember 2012 sampai Januari 2013. Lokasi penelitian di Laboratorium Riset dan Laboratorium Kimia Analitik
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.1.1 Alat Alat- alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : peralatan
Lebih terperinciKimia Pangan ~ Analisis Karbohidrat ~
Kimia Pangan ~ Analisis Karbohidrat ~ By. Jaya Mahar Maligan Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya 2014 Metode Analisis
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA HIDROLISIS AMILUM (PATI)
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA HIDROLISIS AMILUM (PATI) Di Susun Oleh : Nama praktikan : Ainutajriani Nim : 14 3145 453 048 Kelas Kelompok : 1B : IV Dosen Pembimbing : Sulfiani, S.Si PROGRAM STUDI DIII ANALIS
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015
BAB III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015 yang meliputi kegiatan di lapangan dan di laboratorium. Lokasi pengambilan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai Februari 2014, dengan
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai Februari 2014, dengan tahapan kegiatan, yaitu : bahan baku berupa singkong yang dijadikan bubur singkong,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan Maret sampai Bulan Juni 2013. Pengujian aktivitas antioksidan, kadar vitamin C, dan kadar betakaroten buah pepaya
Lebih terperinciI. Tujuan Percobaan menentukan kadar protein yang terdapat dalam sampel dengan metode titrasi formol.
Menentukan Kadar Protein Dengan Metode Titrasi Formol I. Tujuan Percobaan menentukan kadar protein yang terdapat dalam sampel dengan metode titrasi formol. II. Tinjauan Pustaka Protein berasal dari bahasa
Lebih terperinciBAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian
14 BAB V METODOLOGI 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian No. Nama Alat Jumlah 1. Oven 1 2. Hydraulic Press 1 3. Kain saring 4 4. Wadah kacang kenari ketika di oven 1 5.
Lebih terperinciPENENTUAN KADAR GULA METODE NELSON-SOMOGYI. Kelompok 8 Dini Rohmawati Nafisah Amira Nahnu Aslamia Yunus Septiawan
PENENTUAN KADAR GULA METODE NELSON-SOMOGYI Kelompok 8 Dini Rohmawati Nafisah Amira Nahnu Aslamia Yunus Septiawan Latar Belakang Tujuan: Menentukan kadar gula pereduksi dalam bahan pangan Prinsip: Berdasarkan
Lebih terperincibio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan
III. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan adalah timbangan analitik, tabung reaksi, higrometer, altimeter, pipet berskala, labu ukur, oven, spektrofotometer, gunting, plastik, alat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014.
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014. 2. Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Teknik Pengolahan
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Isolasi enzim fibrinolitik Cacing tanah P. excavatus merupakan jenis cacing tanah yang agresif dan tahan akan kondisi pemeliharaan yang ekstrim. Pemeliharaan P. excavatus dilakukan
Lebih terperinciPENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A
PETUNJUK PRAKTIKUM PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A Cemaran Logam Berat dalam Makanan Cemaran Kimia non logam dalam Makanan Dosen CHOIRUL AMRI JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA 2016
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. BAHAN DAN ALAT Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas bahan-bahan untuk persiapan bahan, bahan untuk pembuatan tepung nanas dan bahan-bahan analisis. Bahan
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Fakultas Kedokteran, Universiras Muhammadiyah Yogyakarta, Laboratorium
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmatologi, Progran Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universiras Muhammadiyah Yogyakarta, Laboratorium
Lebih terperinciLAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak. Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010
LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teh hijau yang diperoleh dari PT Perkebunan Nusantara Gunung Mas di Bogor. Bahan-bahan yang digunakan
Lebih terperinciBab III Metodologi Penelitian
Bab III Metodologi Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu, tahap isolasi kitin yang terdiri dari penghilangan protein, penghilangan mineral, tahap dua pembuatan kitosan dengan deasetilasi
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November Penelitian ini
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November 2013. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Biomassa Jurusan Kimia
Lebih terperinci