BAB II LANDASAN TEORI
|
|
- Budi Susanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Teori agensi (agency theory) Teori agensi menguraikan tentang adanya hubungan antara pemisahan kepemilikan dan pengendalian perusahaan. Adanya konflik antara principal dengan agent yang disebutkan bahwa biaya agensi merupakan hasil penjumlahan a) pengeluaran untuk pemantauan (monitoring) oleh pemilik (principal), b) pengeluaran dalam rangka pengikatan oleh agent, dan c) biaya lain-lain yang berkaitan dengan pengendalian perusahaan. Struktur modal disusun sedemikian rupa untuk mengurangi konflik antar berbagai kelompok kepentingan. Sebagai contoh, pemegang saham mempunyai konflik kepentingan dengan kreditur. Pemegang saham dengan manajemen juga seperti itu. Pada konflik kepentingan yang pertama, jika rasio hutang terhadap saham relatif tinggi, maka pemegang saham tergoda melakukan subtitusi aset, dalam hal ini mereka akan beroperasi dengan meningkatkan risiko perusahaan. Risiko yang meningkat menguntungkan bagi pemegang saham karena kemungkinan memperoleh keuntungan yang tinggi semakin besar. Sebaliknya, risiko ini tidak disukai kreditur karena bunga yang diterima mereka besarnya tetap, tidak peduli keuntungan yang diperoleh perusahaan. Untuk mencegah 9
2 10 situasi seperti ini, kreditur membebankan bunga yang semakin tinggi dengan meningkatnya jumlah hutang. 2. Profitabilitas a. Pengertian profitabilitas Menurut Irham (2011:135) Profitabilitas adalah efektifitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dalam penjualan maupun investasi. Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan. Perhatian perusahaan ditekankan pada profitabilitas karena untuk dapat melangsungkan hidupnya, suatu perusahaan harus berada dalam keadaan menguntungkan/ profitable. Tanpa adanya profit maka akan sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dari kreditur, pemilik perusahaan dan sebagainya. Oleh sebab itu, perusahaan akan berusaha meningkatkan keuntungan karena mengingat betapa pentingnya arti keuntungan bagi masa depan perusahaan (Syamsuddin, 2007 : 59). Untuk mengetahui tingkat keuntungan perusahaan dapat dilakukan dengan menggunakan analisis rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan di dalam memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri (Lukviarman, 2006 : 33).
3 11 b. Rasio profitabilitas Abd rachim (2008:16) menjelaskan bahwa rasio profitabilitas terdiri atas tiga, yaitu rasio marjin laba atas penjualan, rasio pengembalian atas total aktiva yang dikenal dengan return on asset ratio, dan rasio pengembalian atas ekuitas saham biasa atau dikenal dengan return on equity ratio. 1) Rasio marjin laba atas penjualan Rasio ini mencerminkan kemampuan perusahaan dalam mengendalikan biaya dan pengeluaran sehubungan dengan penjualan. 2) Rasio pengembalian atas total aktiva Rasio ini dikenal dengan nama return on asset ratio atau ROA. Rasio ini mengukur pengembalian atas total aktiva setelah bunga dan pajak. Hasil pengembalian total aktiva atau total investasi menunjukkan kinerja manajemen dalam menggunakan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba. Perusahaan mengharapkan adanya hasil pengembalian yang sebanding dengan dana yang digunakan. 3) Rasio pengembalian atas ekuitas saham biasa Rasio ini menunjukkan keberhasilan atau kegagalan pihak manajemen dalam memaksimumkan tingkat hasil pengembalian investasi pemegang saham dan menekankan pada hasil pendapatan sehubungan dengan jumlah yang diinvestasikan. Rasio ini dikenal dengan istilah return on equity atau ROE.
4 12 Lukviarman (2006 : 34) menjelaskan bahwa selain ROE, terdapat satu rasio lagi yang sangat bermanfaat di dalam menilai efektifitas manajemen perusahaan secara keseluruhan. Rasio tersebut adalah Return On Investment (ROI). Return On Investment (ROI) adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari sejumlah aktiva yang digunakan. 3. Perputaran Persediaan a. Pengertian Persediaan Persediaan merupakan salah satu aset yang sangat penting bagi suatu entitas baik bagi perusahaan ritel, manufaktur, jasa, maupun entitas lainnya. PSAK 14 (revisi 2008) mendefinisikan persediaan sebagai aset yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa, dalam proses produksi untuk penjualan tersebut, dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa. Martani Dwi, dkk (2012:245). b. Sistem pencatatan persediaan Terdapat dua jenis utama sistem akuntansi persediaan : 1). Sistem periodik Sistem persediaan periodik digunakan pada barang dagangan yang relatif tidak mahal. Toko kebutuhan sehari-hari yang tanpa pengawasan mendetail atas register kas tidak akan menjalankan suatu pencatatan harian atas setiap potongan roti dan setiap kue yang dijual. Tetapi, perusahaan itu akan menghitung persediaannya
5 13 dalam interval waktu tertentu yang tetap untuk menentukan kuantitas sisa barang. 2). Sistem perpetual Sistem persediaan perpetual melakukan pencatatan terus menerus atas persediaan dan harga pokok penjualan. Sistem ini memusatkan pengendalian atas persediaan. Bahkan dalam sistem perpetual, perusahaan menghitung persediaan setidaknya satu kali dalam satu tahun. Penghitungan fisik mencocokkan jumlah yang benar atas persediaan akhir untuk laporan keuangan dan juga berguna sebagai pengecekan atas pencatatan dengan komputer. c. Perbandingan sistem perpetual dan periodik : 1). Sistem persediaan perpetual a). Melakukan pencatatan terus menerus atas persediaan dan harga pokok penjualan. b). Menghitung persediaan setidaknya satu kali dalam satu tahun. 2). Sistem persediaan periodik a). Tidak melakukan pencatatan terus menerus atas persediaan dan harga pokok penjualan. b). Menghitung persediaan setidaknya satu kali dalam satu tahun. Horngren, Harrison & Bamber (2009 : 217) d. Penetapan Biaya Persediaan dalam Sistem Perpetual 1). Metode First-in, First-out (FIFO)
6 14 Biaya pertama yang dibebankan ke persediaan adalah biaya pertama yang masuk dalam harga pokok penjualan. Persediaan akhir didasarkan pada biaya atas pembelian yang paling akhir. 2). Metode Last-in, First-out (LIFO) Biaya terakhir pada persediaan adalah biaya pertama yang dibebankan ke harga pokok penjualan. Meninggalkan biaya paling lama biaya persediaan awal dan pembelian pertama periode bersangkutan ke dalam persediaan akhir. 3). Metode Biaya Rata-rata Penetapan biaya persediaan yang didasarkan pada rata-rata biaya persediaan selama suatu periode. Biaya rata-rata ditentukan dengan membagi biaya barang yang tersedia untuk dijual dengan jumlah unit yang ada. Horngren, Harrison & Bamber (2009 : 288) Perputaran persediaan adalah rasio yang menunjukkan seberapa cepat perputaran persediaan dalam siklus produksi normal (Mujilan, 2012 : Tujuan menghitung perputaran persediaan adalah untuk mengukur berapa kali dana yang tertanam dalam persediaan berputar dalam setahun. 4. Piutang a. Pengertian Piutang Piutang merupakan klaim suatu perusahaan pada pihak lain. Hampir semua entitas memiliki piutang kepada pihak lain baik yang terkait dengan transaksi penjualan/pendapatan maupun merupakan piutang yang berasal dari transaksi lainnya. Kategoi piutang
7 15 dipengaruhi jenis usaha entitas. Untuk perusahaan dagang dan manufaktur jenis piutang yang muncul adalah piutang dagang dan piutang lainnya. Entitas menyebutkan piutang terkait dengan pendapatan sebagai piutang usaha. Piutang yang tidak terkait dengan penjualan/pendapatan disebut piutang lainnya. Atau non trade receivable. Contohnya piutang karyawan, perusahaan afiliasi, pemegang saham, piutang pajak, piutang klaim asuransi, piutang bunga, piutang dividen, piutang jaminan pelanggan dan piutang jaminan pengembalian barang dari pelanggan. Jumlah piutang lainnya biasanya tidak signifikan dibandingkan dengan jumlah piutang dagang atau piutang usaha. Piutang yang jatuh temponya kurang dari satu tahun atau satu siklus operasi diklasifikasikan sebagai asset lancar. Piutang yang jatuh temponya lebih dari satu tahun diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar. Disajikan setelah aset tetap. Rincian piutang yang dimiliki perusahaan berbeda, tergantung kegiatan operasi perusahaan, jenis piutang yang dimiliki. Biasanya perusahaan memisahkan piutang berdasarkan piutang dagang dan piutang lain. b. Pengakuan Awal Piutang Piutang diakui pada laporan posisi keuangan jika entitas tersebut menjadi bagian dalam kontrak piutang tersebut. Dalam transaksi penjualan/pendapatan, pengakuan piutang dikaitkan dengan pengakuan pendapatan. Saat perusahaan telah mengakui pendapatannya maka
8 16 perusahaan akan mengakui piutangnya. Dalam transaksi piutang yang dikaitkan dengan pemberi pinjaman, piutang diakui sesuai ketentuan dalam kontrak pinjaman. Sesuai dengan PSAK 55, piutang diakui oleh entitas sebesar nilai wajar. Nilai wajar merupakan harga perolehan atau nilai pertukaran antara kedua belah pihak pada tanggal transaksi. Nilai pertukaran ini dapat dipengaruhi oleh adanya hubungan relasi, karenanya piutang dari pihak berelasi perlu diungkapkan secara khusus. Pada saat perolehan, entitas seharusnya mengukur piutang sebesar nilai kini dari kas yang akan diterima di masa depan (present value/discounted of future cash flow). Untuk pengukuran piutang dagang dan piutang usaha, jarang sekali memperhitungkan komponen bunga dari piutang tersebut. Dalam praktiknya, piutang dagang atau usaha jarang mempunyai bunga. Jangka waktu antara piutang dan pembayaran relatif pendek sehingga pendapatan bunga yang diperhitungkan relatif kecil dan tidak material. Misalnya, penjualan terjadi pada 1 Februari 2011 sebesar Rp , pembayaran dilakukan 1 Maret 2011, Jika tingkat suku bunga 6%, maka nilai kininya adalah Rp , jika pembayarannya lebih cepat lagi, maka nilai kininya akan semakin mendekati Rp c. Penurunan Nilai Piutang 1) Konsep Umum Penurunan Nilai
9 17 Piutang pada setiap tanggal pelaporan harus dievaluasi apakah terdapat bukti objektif mengalami penurunan nilai. Jika terdapat bukti objektif maka akan diakui kerugian penurunan nilai. Bukti objektif terjadi akibat dari satu atau lebih peristiwa setelah pengakuan awal yang merugikan dan berdampak pada arus kas di masa depan. Peristiwa yang menyebabkan penurunan nilai meliputi data dan informasi yang dapat diobservasi yang menjadi perhatian pemegang aset. Beberapa contoh peristiwa yang menyebabkan penurunan nilai adalah sebagai berikut : a). Piutang tidak dilunasi pada saat jatuh tempo. b). Bunga dan pokok tertunggak dalam beberapa kali termin pembayaran. c). Pihak pemberi pinjaman memberikan kelonggaran akibat kesulitan keuangan yang dialami pihak peminjam. Kelonggaran diberikan dalam bentuk perpanjangan jangka waktu pelunasan atau penurunan tingkat suku bunga. d). Peminjam dinyatakan pailit oleh pengadilan. e). Memburuknya kondisi ekonomi yang menyebabkan kemampuan membayar pihak peminjam akan menurun. Untuk piutang dagang, bukti objektif yang dapat diobservasi diantaranya kesulitan signifikan pelanggan dan tertundanya pembayaran dalam jangka waktu melebihi yang disepakati. Jika pelanggan terbukti mengalami kesulitan keuangan maka piutang
10 18 tersebut tidak dapat dibayar atau dibayar namun waktu pembayaran lebih lama dari yang dijanjikan. Untuk piutang dari pelanggan yang terbukti tidak dapat membayar piutang karena pelanggan tersebut dipailitkan maka entitas harus menghapuskan semua piutang tersebut karena estimasi arus kas sama dengan nol, kecuali memiliki hak untuk mendapatkan pembayaran saat likuidasi. Tetapi jika ada jaminan atas piutang tersebut, maka kerugian hanya diakui sebesar piutang yang tidak ada jaminannya. d. Penghitungan Penurunan Nilai Untuk piutang yang signifikan secara individu, penentuan penurunan nilai dihitung secara individu. Piutang yang tidak mungkin dibayar karena kegiatan operasi pelanggan tersebut dihentikan atau pailit dan tidak ada pihak lain yang menjamin piutang tersebut, harus diturunkan nilainya secara keseluruhan. Jumlah penurunan nilai adalah seluruh nilai piutang tercatat nilai jaminan yang dikuasai oleh perusahaan (jika ada). Jika tidak ada jaminan maka semua piutang tersebut dihapuskan dan akan diakui oleh perusahaan sebagai beban. Ilustrasi Penurunan Nilai Piutang karena Pelanggan Pailit PT Aster memiliki piutang kepada pelanggannya, PT Mutiara, sebesar Rp Piutang ini diberikan pada 1 Juni Pada 15 Desember 2011, PT Aster mendapatkan informasi bahwa PT Mutiara dipailitkan oleh pengadilan. Piutang ini tidak dijamin, aset PT Mutiara
11 19 tidak dapat digunakan untuk membayar utang dagang karena sudah diprioritaskan untuk membayar utang yang lain. Dalam menghitung penurunan nilai, piutang PT Mutiara sebesar Rp akan diturunkan seluruhnya karena kas dimasa datang dari perusahaan ini adalah nol. Untuk selanjutnya, PT Aster dapat menghapuskan piutang tersebut. Penghapusan piutang dilakukan dengan mendebit cadangan penurunan nilai piutang. Pencadangan penurunan nilai dapat dibuat jurnal sebagai berikut: Beban penurunan nilai piutang Rp Cadangan penurunan nilai piutang Rp Penghapusan piutang dapat dibuat jurnal sebagai berikut: Cadangan penurunan nilai piutang Rp Piutang dagang Rp e. Penghentian Pengakuan Piutang Penghentian pengakuan (derecognition) akan menyebabkan nilai piutang dan pinjaman tidak lagi dicatat dalam laporan keuangan. Secara sederhana, penghentian pengakuan akan terjadi ketika kontrak tersebut berakhir dan dipenuhi. Untuk piutang atau pinjaman penghentian pengakuan baik seluruhnya atau sebagian, terjadi pada saat piutang tersebut dilunasi. Kontrak piutang terkait dengan memberikan kas dimasa mendatang, ketika kas tersebut telah dipenuhi seluruhnya maka klaim terhadap pihak lain menjadi tidak ada lagi.
12 20 PSAK 55 secara spesifik menyebutkan, entitas menghentikan pengakuan aset keuangan, jika dan hanya jika: 1). Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir atau; 2). Entitas mentransfer aset keuangan yang memenuhi kriteria penghentian pengakuan. Transfer aset keuangan adalah transfer hak kontraktual penerimaan kas dari aset keuangan atau tetap memiliki hak kontraktual untuk menerima tetapi memiliki kewajiban untuk membayar arus kas yang diterima tersebut kepada pihak lain. Dalam transfer aset keuangan, penghentian pengakuan akan dilakukan jika telah terjadi transfer manfaat dan risiko kepada pihak lain. Jika transfer risiko dan manfaat sulit untuk diidentifikasi, maka transfer terjadi jika pengendalian atas aset keuangan tersebut telah berpindah kepada pihak lain dengan alasan sebagai berikut : 1). Perusahaan ingin memperoleh kas lebih cepat dari jangka waktu pelunasan. 2). Perusahaan tidak mau mengurus penagihan piutang sehingga meminta pihak lain yang mengelola piutangnya. Perusahaan ingin tetap melakukan penjualan secara kredit untuk meningkatkan penjualannya, namun tidak mau mengelola piutangnya.
13 21 3). Penagihan piutang sulit dilakukan, sehingga perlu usaha khusus untuk melakukannya. Kegiatan ini sering dilakukan oleh beberapa perusahaan pengelola piutang bermasalah (debt collector). f. Penyajian Piutang Piutang dalam laporan posisi keuangan disajikan dalam kelompok aset lancar. Perusahaan menyajikan piutang dalam beberapa kategori seperti piutang dagang, piutang usaha, dan piutang lain. Nilai piutang disajikan di laporan posisi keuangan setelah dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai. Piutang biasanya disajikan dalam satu baris, tetapi dapat juga disajikan secara detail sub komponennya. Jika disajikan dalam satu baris, maka sub komponennya disajikan dalam catatan atas laporan keuangan. g. Analisis Piutang Entitas melakukan analisis piutang yang dimiliki perusahaan dengan menekankan pada risiko tidak tertagihnya piutang. Dalam melakukan analisis, pertama harus dicermati kebijakan akuntansi yang dilakukan dalam mengukur serta menilai piutang dan cadangan penurunan nilai. Analisis harus mempertimbangkan apakah penurunan nilai yang dilakukan telah cukup dalam analisis akuntansi, seorang analis dapat melakukan penyesuaian sebelum melakukan perhitungan rasio-rasio keuangan piutang terkait Analisis piutang dilakukan dengan melihat perputaran piutang dan umur piutang. Perputaran piutang dihitung dari penjualan dalam satu
14 22 periode dibagi piutang rata-rata dala satu tahun. Piutang rata-rata dihitung dari piutang awal ditambah piutang akhir periode dibagi dua. Entitas dengan perputaran piutang tinggi menandakan bahwa entitas tersebut bagus. Perputaran piutang = Penjualan Piutang Rata-rata Umur piutang = 365 Perputaran Piutang Umur piutang dihitung dengan hari dalam satu tahun dibagi dengan perputaran piutang. Semakin lama jangka waktu piutang mengindikasi perputarannya rendah, sehingga modal kerja perusahaan banyak berhenti di investasi piutang. Rata-rata umur piutang ini akan dibandingkan dengan kebijakan kredit perusahaan. Jika hasil perhitungan umur piutang 60 hari, padahal kebijakan kredit dinyatakan dalam 2/10, n/30, maka kualitas penagihan piutang perusahaan kurang bagus. Diskon yang diberikan juga terbukti efektif mempercepat penagihan. 5. Perputaran Modal Kerja a. Pengertian modal kerja Modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap utang jangka pendek.kelebihan ini disebut modal kerja bersih (net working capital). Menurut konsep fungsional, modal kerja adalah jumlah dana yang digunakan selama periode akuntansi yang dimaksudkan untuk
15 23 menghasilkan pendapatan jangka pendek (current income) yang sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan tersebut (Jumingan, 2009 : 66). Perputaran modal kerja atau working capital turn over merupakan salah satu rasio untuk mengukur atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama periode tertentu. Artinya seberapa banyak modal kerja berputar selama suatu periode atau dalam suatu periode (Kasmir, 2011 : 182). Perputaran modal kerja digunakan untuk mengukur kemampuan modal kerja (neto) yang berputar pada suatu periode siklus kas yang terdapat di perusahaan (Mujilan, 2012 : 6). Peran modal kerja sangat penting bagi perusahaan, walaupun bentuk peranan tersebut selalu berbeda pada masing-masing perusahaan. Salah satu peranan modal kerja adalah menjamin kontinuitas kegiatan operasi dan menjaga likuiditas perusahaan (Abd rachim (2008 : 21). Modal kerja sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup agar memungkinkan perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan tidak mengalami kesulitan keuangan. Manfaat tersedianya modal kerja yang cukup adalah melindungi perusahaan dari akibat buruk berupa turunnya nilai aktiva lancar, memungkinkan perusahaan untuk melunasi kewajibankewajiban jangka pendek tepat pada waktunya, memungkinkan perusahaan untuk dapat membeli barang dengan tunai sehingga dapat mendapatkan keuntungan berupa potongan harga dan menjamin perusahaan memiliki
16 24 credit standing dan dapat mengatasi peristiwa yang tidak dapat diduga (Jumingan, 2009 : 67). b. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah modal kerja Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah modal kerja adalah sifat umum atau tipe perusahaan, waktu yang diperlukan untuk memproduksi atau mendapatkan barang dan ongkos produksi per unit atau harga beli per unit barang itu, syarat pembelian dan penjualan, tingkat perputaran persediaan, tingkat perputaran piutang, pengaruh konjungtor, derajat resiko kemungkinan menurunnya harga jual aktiva jangka pendek, pengaruh musim serta credit rating dari perusahaan (Jumingan, 2009 : 69). Apabila perusahaan tidak dapat mempertahankan tingkat modal kerja yang memuaskan maka kemungkinan sekali perusahaan akan berada dalam keadaan insolvent (tidak mampu membayar kewajiban-kewajiban yang sudah jatuh tempo) dan bahkan mungkin terpaksa harus dilikuidir/ bangkrut (Syamsuddin, 2007 : 201). 6. Struktur Modal a. Pengertian Struktur Modal Struktur modal adalah pertimbangan antara penggunaan modal pinjaman yang terdiri dari : utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang dengan modal sendiri yang terdiri dari : saham preferen dan saham biasa. Maka dapat disimpulkan bahwa pimpinan perusahaan dalam hal ini manajer keuangan harus dapat mencari bauran pendanaan (financing mix) yang tepat agar tercapai
17 25 struktur modal yang optimal yang secara langsung akan mempengaruhi nilai perusahaan. Dermawan (2007:179) Sedangkan menurut Margaretha (2011:112) menyatakan bahwa struktur modal (capital structure) adalah menggambarkan pembiayaan permanen perusahaan yang terdiri dari utang jangka panjang dan modal sendiri, jika utang sesungguhnya (realisasi) berada dibawah target, pinjaman perlu ditambah. Jika rasio utang melampaui target, maka saham dijual. Kebijakan struktur modal merupakan trade off antara risk dan return. Jika utang meningkat, maka risk meningkat sehingga return pun meningkat. Jika risk meningkat, maka harga saham turun dan jika return meningkat, maka harga saham naik. b. Struktur modal optimal Struktur modal optimal adalah struktur modal yang mengoptimalkan keseimbangan antara risk dan return sehingga memaksimalkan harga saham. Terdapat dua jenis risiko : 1). Risiko bisnis (business risk) Yaitu tingkat risiko dari operasi perusahaan jika tidak menggunakan utang. 2). Risiko keuangan (financial risk) Yaitu risiko tambahan bagi pemegang saham biasa karena perusahaan menggunakan utang.
18 26 c. Jenis-jenis struktur modal Modal menunjukkan dana jangka panjang pada suatu perusahaan yang meliputi semua bagian disisi kanan neraca perusahaan kecuali utang lancar. Modal terdiri dari modal pinjaman dan modal sendiri. Sisi kanan neraca digambarkan sebagai berikut : Neraca Utang lancar Utang jangka panjang Modal pinjaman Modal sendiri Aktiva Modal saham preferen Modal saham biasa Saham biasa Laba ditahan Modal sendiri Modal pinjaman, termasuk semua pinjaman jangka panjang yang diperoleh perusahaan. Pemberi dana umumnya meminta pengembalian yang relatif lebih rendah, karena mereka memperoleh risiko yang paling kecil atas segala jenis modal jangka panjang, sebab : 1). Modal pinjaman mempunyai prioritas lebih dahulu bila terjadi tuntutan atas pendapatan/aktiva yang tersedia untuk pembayaran. 2). Modal pinjaman mempunyai kekuatan hukum atas pembayaran dibandingkan dengan pemegang saham preferen atau saham biasa.
19 27 3). Bunga pinjaman merupakan biaya yang dapat mengurangi pajak, maka biaya modal pinjaman yang sebenarnya secara substansial menjadi lebih rendah. Modal sendiri/ekuitas, Dana jangka panjang dari pemilik perusahaan (pemegang saham). Tidak seperti pinjaman yang harus dibayar pada tanggal tertentu dimasa yang akan datang. Modal sendiri diharapkan tetap dalam perusahaan untuk jangka waktu yang tidak terbatas. Ada 2 sumber dasar dari modal sendiri yaitu : 1). Saham preferen 2). Saham biasa yang terdiri dari saham biasa dan laba ditahan. d. Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal 1). Business risk, makin besar business risk, makin rendah rasio utang. 2). Tax position, bunga utang mengurangi pajak. Semakin tinggi tarif pajak, semakin besar keuntungan dari penggunaan utang. 3). Managerial consevatism or aggresiveness. Manajer yang konservatif akan menggunakan banyak modal sendiri sedangkan manajer yang agresif akan menggunakan banyak utang. Margaretha (2011:112)
20 28 B. Pengembangan Hipotesis 1. Pengaruh Perputaran Persediaan terhadap Profitabilitas Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membuktikan apakah perputaran persediaan berpengaruh terhadap profitabilitas. Syamsuddin (2007 : 236) menekankan bahwa perputaran persediaan haruslah dimaksimalkan agar dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan. Semakin cepat persediaan bertukar maka mengindikasikan tingginya tingkat penjualan perusahaan tersebut yang pada akhirnya akan meningkatkan laba bersih dari perusahaan itu sendiri (Perangin-angin, 2013 : 23). Rahmi (2012) menyatakan bahwa perputaran persediaan tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. Namun, penelitian Sufiana & Purnawati (2012), Perangin-angin (2013) menunjukkan bahwa perputaran persediaan berpengaruh terhadap profitabilitas. Berdasarkan uraian diatas, maka diturunkan hipotesis sebagai berikut: H 1 :Perputaran persediaan berpengaruh terhadap profitabilitas 2. Pengaruh Perputaran Piutang terhadap Profitabilitas Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perputaran piutang berpengaruh terhadap profitabilitas. Bagi sebagian perusahaan, piutang merupakan pos yang penting karena merupakan bagian aktiva lancar perusahaan yang jumlahnya cukup besar. Keadaan perputaran piutang yang tinggi menunjukkan bahwa semakin efisien dan efektif perusahaan
21 29 mengelola piutang, hal ini berarti profitabilitas perusahaanpun dapat dipertahankan (Julkarnain, 2013 : 6). Perangin-angin (2013 : 23) mengatakan bahwa semakin tinggi tingkat perputaran piutang berarti semakin cepat dana yang tertanam pada piutang dapat ditagih menjadi uang tunai. Sebaliknya jika tingkat perputaran piutang rendah berarti piutang membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dapat ditagih dalam bentuk uang tunai.dengan demikian, semakin meningkat perputaran piutang semakin besar pula kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Penelitian yang dilakukan oleh Julkarnain (2013), Perangin-angin (2013) dan Rahmi (2012) menyatakan bahwa perputaran piutang tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. Sementara itu, Sufiana & Purnawati (2012) menemukan bahwa perputaran piutang berpengaruh terhadap profitabilitas. Berdasarkan tinjauan literatur diatas dan didukung oleh hasil penelitian terdahulu, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut: H 2 :Perputaran piutang berpengaruh terhadap profitabilitas 3. Pengaruh Perputaran Modal Kerja terhadap Profitabilitas Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan apakah perputaran modal kerja berpengaruh terhadap profitabilitas. Syamsuddin (2007 : 201) menjelaskan bahwa apabila perusahaan tidak dapat mempertahankan tingkat modal kerja yang memuaskan maka kemungkinan sekali perusahaan akan berada dalam keadaan insolvent (tidak mampu membayar
22 30 kewajiban-kewajiban yang sudah jatuh tempo) dan bahkan mungkin terpaksa harus dilikuidir (bangkrut). Dengan demikian, jelaslah bahwa perputaran modal kerja sangatlah berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. Julkarnain (2013) menyatakan bahwa perputaran modal kerja tidak berpengruh terhadap profitabilitas. Namun, Setiyono (2007) menemukan bahwa perputaran modal kerja berpengaruh terhadap profitabilitas. Berdasarkan uraian di atas, maka di turunkan hipotesis berikut: H 3 :Perputaran modal kerja berpengaruh terhadap profitabilitas 4. Pengaruh Struktur Modal terhadap Profitabilitas Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang kebijakan struktur modal, apakah struktur modal berpengaruh terhadap profitabilitas.menurut Lukas (2008:275), keputusan tentang struktur modal melibatkan analisis trade-off antara risiko dan keuntungan. Penggunaan hutang meningkatkan risiko perusahaan, tapi juga meningkatkan keuntungan perusahaan. Oleh karena itu, struktur modal yang optimal akan menyeimbangkan risiko dan keuntungan perusahaan. Setiyono (2007) menemukan bahwa struktur modal tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. Sedangkan Wisnala dan Purbawangsa menemukan bahwa struktur modal berpengaruh terhadap profitabilitas.
23 31 Berdasarkan landasan teori dan hasil penelitian diatas maka hipotesis berikutnya adalah sebagai berikut : H 4 :Struktur modal berpengaruh terhadap profitabilitas C. Penelitian Terdahulu No. Peneliti(Tah un) 1. Julkarnain (2013) 2. Sufiana & Purnawati (2012) 3. Peranginangin (2013) Judul Penelitian Pengaruh Modal Kerja, Perputaran Modal Kerja, Perputaran Kas, dan Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran danperputaran Terhadap Profitabilitas Piutang Persediaan Pengaruh Perputaran Aktiva Tetap, Piutang dan Persediaan Terhadap Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa Modal Kerja dan Perputaran Kas berpengaruh terhadap Return On Investment (ROI). sedangkan Perputaran Modal Kerja dan Perputaran Piutang tidak berpengaruh terhadap Return On Investment (ROI). Hasilanalisis dari penelitian ini adalah secara parsialmenunjukkan hanya perputaran piutang dan perputaran persediaan yang berpengaruh terhadap profitabilitas namun perputaran kas tidak berpengaruh terhadapprofitabilitas. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Perputaran Aktiva tetap
24 32 4. Setiyono (2007) Profitabilitas padaperusahaanotomotif yang Terdapat di Bursa Efek Indonesia Pengaruh Perputaran Modal Kerja dan Struktur ModalTerhadap Profitabilitas(Studi Empiris pada Perusahaan Food and Beverage Yang Listing di Bursa Efek Jakarta) 5. Rahmi (2012) Pengaruh Perputaran Aktiva Tetap, Perputaran Persediaan, Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Listing di BEI 6. Wisnala dan Purbawangsa Pengaruh Struktur Modal Terhadap Profitabilitas Sebelum dan Setelah Krisis Global Pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia dan perputaran Piutang tidak memiliki pengaruh yang cukup signifikan dalam menganalisa dan memprediksi besaran variabel ROA sedangkan perputaran persediaan memiliki pengaruh yang cukup signifikan dalam menganalisa memprediksi variabel ROA. dan besaran Hasil analisis dengan uji F dan uji T diketahui bahwa secara simultan dan parsialperputaran modal kerja dan struktur modal tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Hasil analisis memperlihatkan bahwa hanya perputaran Aktiva Tetap yang memiliki pengaruh yangsignifikan terhadap ROI sedangkan Perputaran Persediaan dan Perputaran Piutang tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROI. Hasil penelitian menemukan bahwa DER berpengaruh negatif terhadap profitabilitas. Sedangkan DAR, LDER dan LDAR berpengaruh positif terhadap profitabilitas.
25 33 D. Kerangka Pemikiran Berdasarkan kajian teoritis dan hasil penelitian terdahulu serta permasalahan-permasalahan yang telah dikemukakan diatas maka secara sistematik kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Perputaran Persediaan (ITO) (X ) Perputaran Piutang (RTO) Perputaran Modal Kerja (WCTO) Profitabilitas (ROI) Struktur Modal (CS) Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
BAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Piutang 1) Pengertian Piutang Piutang merupakan keringanan kepada langganan-langganannya pada waktu melakukan pembayaran atas penjualan barang. Menurut Warren et al (2008: 404)
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori trade-off (trade-off theory) Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko dengan tingkat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset 2.1.1 Pengertian Aset Aset merupakan bentuk dari penanaman modal perusahaan yang bentuknya dapat berupa hak atas kekayaan atau jasa yang dimiliki perusahaan yang bersangkutan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rentabilitas Menurut Munawir (2004:86), rentabilitas atau profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis Pada tinjauan teoritis di Bab II ini akan menjelaskan lebih dalam mengenai defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan. 2.1.1 Modal Kerja Pada bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perolehan laba merupakan tujuan akhir yang dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah perolehan laba atau keuntungan yang maksimal, di samping hal-hal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Modal Kerja 2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja Modal kerja sangat penting dalam operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk member uang muka
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Modal Kerja 2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja Menurut Brigham (2006), modal kerja adalah aktiva lancar yang digunakan dalam operasi. Menurut Martono (2001),
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Analisa Rasio Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisa rasio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang jumlahnya relatif lebih banyak. Tetapi jika dipandang dari sisi manajernen,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Likuiditas merupakan kemampuan suatu perusahaan mernenuhi kewajiban-kewajiban keuangan jangka pendek atau yang harus segera dibayar. Masalah likuiditas merupakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan. Modal kerja merupakan kekayaan atau aset yang diperlukan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1 Modal Kerja Modal Kerja sangat dibutuhkan perusahaan untuk mengoperasikan perusahaan. Modal kerja merupakan kekayaan atau aset yang diperlukan perusahaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
7 BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut PSAK No.1 ( Revisi 2009 ) Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,
18 II. LANDASAN TEORI 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Setiap perusahaan perlu menyediakan modal kerja, perusahaan yang bergerak dibidang apapun baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan produksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era persaingan yang sangat ketat, keunggulan kompetitif telah berkembang dan melibatkan pada pentingnya kinerja keuangan perusahaan. Oleh karena itu sangat
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang Piutang meliputi semua klaim atau hak untuk menuntut pembayaran kepada pihak lain, yang pada umumnya akan berakibat adanya penerimaan kas di masa yang akan datang. Pengertian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Modal Kerja 2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk membeli uang muka pada pembelian bahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Struktur Modal Struktur modal adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari utang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan Copeland,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. lalu dan harus dibayar dengan kas, barang dan jasa di waktu yang akan datang
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Liabilitas Semua perusahaan baik kecil maupun perusahaan yang besar mempunyai utang. Utang adalah kewajiban suatu perusahaan yang timbul dari transaksi pada waktu lalu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laba Setiap perusahaan berusaha untuk memperoleh laba yang maksimal. Laba yang diperoleh perusahaan akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan tersebut.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya karena ingin mengetahui posisi keuangan perusahaan saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas adalah kemampuan perusahan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Kondisi keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan yang terdiri atas neraca,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Tujuan utama dari pendirian sebuah perusahaan adalah mendapatkan tingkat profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba (Sartono,2002).
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Objek yang dipilih adalah PT Mitra Adiperkasa Tbk. PT Mitra Adiperkasa Tbk adalah perusahaan yang bergerak dalam operasi berbagai merek toko ritel
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Manajemen Keuangan 1.1.1 Pengertian Manajemen keuangan Manajemen keuangan sangat penting bagi semua jenis usaha atau organisasi, selain itu manajemen keuangan juga berperan penting
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Analisis Rasio Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisis rasio adalah suatu metode Analisis untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Modal kerja sangat penting dalam operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk member uang muka pada pembelian bahan baku
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. luas sebagai hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang dan jasa.
BAB II LANDASAN TEORI A. Piutang 1. Pengertian Piutang Menurut Skousen (2005 : 286), Piutang dapat di defenisikan dalam arti luas sebagai hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang dan jasa.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh perkembangan pasar modal yang ada di Indonesia, investor tertarik dengan saham yang dapat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.2.1. Profitabilitas Ada beberapa pengukuran terhadap profitabilitas perusahaan dimana masing-masing pengukuran dihubungkan dengan volume penjualan, total
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Modal Kerja Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Rasio Keuangan Rasio yang menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian 1. Pengertian Property dan Real Estate Menurut buku Realestate Sebuah Konsep Ilmu dan Problem Pengembang di Indonesia ( Budi Santoso,2000) definisi real estate adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam mengevaluasi kondisi keuangan suatu perusahaan. Menurut Horne dan Machowicz
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profitabilitas Profitabilitas atau kemampuan memperoleh laba adalah suatu ukuran dalam persentase yang digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan laba
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya.
A. Tinjauan Teoritis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Setiap perusahaan perlu menyediakan modal kerja untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Saham Saham merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini, persaingan antar perusahaan sangat ketat. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Suatu kegiatan usaha (bisnis) yang dijelaskan oleh suatu perusahaan, tentulah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Suatu kegiatan usaha (bisnis) yang dijelaskan oleh suatu perusahaan, tentulah memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh pemilik dan manajemen. Pemilik
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Modal Kerja 1.1.1. Pengertian Modal Kerja Mengenai pengertian modal kerja terdapat beberapa konsep yaitu (Riyanto, 1995: 57-58): 1. Konsep Kuantitatif Konsep ini mendasarkan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu yang disusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu sektor yang memiliki peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif digunakan untuk
Lebih terperinciWorking Capital Management
Hand Out Manajemen Keuangan I Disusun oleh Nila Firdausi Nuzula Digunakan untuk melengkapi buku wajib Working Capital Management Salah satu hal penting yang harus diketahui manajer terkait dengan arus
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Harga saham a. Pengertian saham Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kinerja Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Sawir (2008:67) kinerja keuangan adalah penilaian tingkat efisiensi dan produktifitas perusahaan di bidang keuangan yang dilakukan secara berkala atas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Arti Pentingnya Laporan Keuangan. suatu proses akuntansi. Laporan keuangan berisikan data-data yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian dan Arti Pentingnya Laporan Keuangan Laporan keuangan sering dinyatakan sebagai produk akhir dari suatu proses akuntansi. Laporan keuangan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Perputaran Piutang (Receivable Turnover) Perputaran piutang (Receivable Turnover) termasuk dalam rasio aktivitas. Menurut Hanafi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Analisa Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Analisa Laporan Keuangan Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai alat penguji
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Return on Assets, Return on Equity, Total Asset Turnover, Net Profit Margin dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Sebelum melanjutkan bahasan tenatang analisis terhadap rasio keuangan ini sebelumnya harus mengetahui terlebih dahulu mengenai arti dari Return on Assets, Return
Lebih terperinciproses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan berisi informasi keuangan sebuah organisasi. Laporan keuangan diterbitkan oleh perusahaan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan dapat dikatakan mencapai kesuksesan dan berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang maksimal (Mahaputra, 2012). Di samping
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya perusahaan memiliki persediaan yang dimiliki dan digunakan atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada umumnya perusahaan memiliki persediaan yang dimiliki dan digunakan atau diproses untuk menghasilkan barang atau jasa yang memberikan nilai tambah dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Santi Kumalasari (2008) yang berjudul Analisi Modal Kerja
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Peneliti yang mengkaji tentang modal kerja sebelumnya pernah dilakukan oleh Santi Kumalasari (2008) yang berjudul Analisi Modal Kerja Pada Perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. panjang yang digunakan oleh perusahaan, sedangkan struktur keuangan
BAB II URAIAN TEORITIS A. Struktur Modal 1. Pengertian Struktur Modal Dalam pengertiannya, struktur modal dibedakan atas struktur modal dan struktur finansial/ keuangan. Struktur modal adalah paduan sumber
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI II.1 Modal Kerja II.1.1 Pengertian Modal Kerja Dalam aktivitas sebuah perusahaan tidak dipungkiri bahwa dibutuhkan dana untuk menjalankan operasinya, mulai dari membeli bahan baku
Lebih terperincimengelola modal sendiri untuk menghasilkan laba. BAB II TINJAUAN PUSTAKA adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham
3. Bagi perusahaan, sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam mengelola modal sendiri untuk menghasilkan laba. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pengertian Struktur Modal Struktur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan banyaknya perusahaan sejenis bermunculan dan mengakibatkan semakin ketatnya persaingan. Perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Segala macam kegiatan terorganisir untuk mencapai tujuan pasti membutuhkan manajemen. Jadi orang-orang dalam kegiatan tersebut akan membutuhkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuaan Teoritis 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan memberikan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis 1. Pertumbuhan Perusahaan Tingkat pertumbuhan perusahaan akan menunjukkan sampai seberapa besar perusahaan akan menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaannya.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode saat ini harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai posisi keuangan suatu perusahaan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang berguna
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Profitabilitas 1. Pengertian Profitabilitas Salah satu tujuan perusahaan adalah untuk menghasilkan laba atau profit. Laba merupakan peran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini dalam suatu periode tertentu (Kasmir,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. investasi (Kasmir, 2012:114). Profitabilitas adalah kemampuaan perusahaan
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Profitabilitas Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menghadapi persaingan dalam era globalisasi saat ini setiap perusahaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadapi persaingan dalam era globalisasi saat ini setiap perusahaan dituntut untuk dapat melakukan pengelolaan terhadap fungsi-fungsi penting yang ada dalam perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sistem ekonomi pasar bebas, banyak perusahaan saat ini semakin giat dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan tatanan perekonomian yang telah berkembang dan mengarah pada sistem ekonomi pasar bebas, banyak perusahaan saat ini semakin giat dan terdorong untuk
Lebih terperinciMETADATA INFORMASI DASAR
METADATA INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Indikator Sektor Korporasi 2 Penyelenggara Statistik : Departemen Statistik, Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 4 Contact : Divisi Statistik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profitabilitas 2.1.1 Pengertian Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Profit merupakan tujuan yang paling
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Analisa Rasio Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisa rasio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
BAB 2 LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kerangka Teori dan Literatur Bab ini akan menguraikan dan membahas kajian pustaka yang relevan terhadap topik penelitian. Kajian pustaka tersebut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan manufaktur. Perusahaan memiliki kebutuhan modal yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Modal Perusahaan membutuhkan modal dalam menjalankan aktifitasnya. Modal merupakan faktor yang sangat penting dalam perusahaan. Terdapat tiga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lurus dengan risiko yang diperoleh. Return setiap jenis asset akan dijadikan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan dimasa datang.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. kebutuhan belanja perusahaan dimana dana yang diperoleh menggunakan
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal 1. Pengertian Struktur Modal Struktur Modal (DER) adalah proporsi dalam menentukan pemenuhan kebutuhan belanja
Lebih terperinciBab II. Tinjauan Pustaka
Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Likuiditas Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan selalu memerlukan modal kerja yang akan digunakan untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Profitabilitas a. Pengertian Profitabilitas Menurut Hanafi, (2016:81) Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen perusahaan dalam mendanai aktivanya (Sawir, 2004:2).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Struktur Modal dan Leverage Keuangan Struktur modal merupakan komposisi pendanaan permanen perusahaan, yaitu bauran pendanaan jangka panjang perusahaan. Struktur modal merupakan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Rasio PT United Tractors, Tbk Informasi yang ada pada laporan keuangan hanyalah informasi yang berupa angka-angka yang merupakan rekaman dari transaksi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Setiap perusahaan perlu menyediakan modal kerja untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk memberi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Lancar (Current Ratio) Current Ratio merupakan salah satu rasio yang paling umum digunakan untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Dalam PSAK No. 1, 2012 : 1,3, dalam Denny (2014) Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas menurut Anoraga (1997:300) adalah menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan lebih baik dari
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Sinyal Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan
Lebih terperinciBab 9 Teori Rasio Keuangan
D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 123 Bab 9 Teori Rasio Keuangan Mahasiswa diharapkan dapat memahami mengenai jenis dan pembagian laporan keuangan serta mengerti tentang perhitungan tentang rasio
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Kebijakan Dividen Dividen merupakan pembagian pendapatan kepada pemegang saham dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan dunia usaha yang semakin cepat dewasa ini membuat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang semakin cepat dewasa ini membuat persaingan antar perusahaan, khususnya antar perusahaan sejenis akan semakin ketat. Oleh karena itu,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Harahap (2011:105) mendefinisikan laporan keuangan sebagai suatu laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu tujuan lain perusahaan. Untuk meningkatkan laba,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama perusahaan menurut Brigham dan Houston (2009) adalah untuk memaksimalkan kekayaan bagi para pemegang sahamnya atau kepada pemilik perusahaan (stakeholder).
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Pada umumnya kinerja merupakan sebagai hasil yang telah dicapai atas segala aktivitas yang telah digunakan dalam mendayagunakan
Lebih terperinci