Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download ""

Transkripsi

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11 LATAR BELAKANG Greja Kristen Jawi Wetan atau GKJW merupakan Gereja Kristen yang berada di provinsi Jawa Timur. Penggunaan kata-kata Jawi Wetan yang berarti Jawa Timur ini melambangkan letak teritorial dari gereja tersebut dan bukan sebagai identitas kesukuan. Sekarang jemaat-jemaat GKJW tersebar di seluruh provinsi Jawa Timur dengan jumlah warga gereja yang diperkirakan mencapai jiwa dan terhimpun dalam 152 jemaat. 1 Sebagai Gereja Protestan GKJW mengakui eksistensi dua sakramen utama, yaitu baptisan dan perjamuan kudus atau ekaristi. Dalam tulisan ini penulis akan memfokuskan ulasan kepada sakramen perjamuan kudus atau ekaristi. Berdasarkan hasil survey awal, di GKJW terdapat peraturan yang berkenaan dengan Sakramen Perjamuan Kudus mengenai kriteria tertentu bagi jemaat yang hendak mengikuti Perjamuan Kudus. Hasil survey awal ini akan kembali diuji melalui hasil penelitian di bagian selanjutnya. Jika berbicara mengenai istilah sakramen itu sendiri, terdapat beberapa versi mengenai asal-usulnya mulai dari pemaknaan bahasa asli hingga kepada budaya atau kebiasaan dari prajurit Romawi Kuno. Dari segi bahasa asli, kata sakramen berasal dari terjemahan lama dari Perjanjian Baru dalam bahasa Latin. Kata Yunani yang digunakan dalam Perjanjian Baru ialah mysterion yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Latin sebagai sacramentum. 2 Sedangkan menurut pemahaman budaya jikalau terdapat dua pihak yang bertikai tentang suatu hal biasanya mereka datang kepada imam di kuil untuk menyelesaikan pertikaian. Masing-masing pihak yang bertikai akan menyerahkan uang sebagai taruhan (sacrum). Seusai pemeriksaan, pihak yang menang akan memperoleh kembali uang yang dipertaruhkan. Kemudian uang itu akan masuk ke dalam perbendaharaan kuil. Uang taruhan itulah yang disebut sebagai sacramentum yang dimaknai sebagai jaminan suci. 3 1 Tentang GKJW, last modified January 1, 2009, diakses Maret 20, 2015, http: // 2 Dr. J. L. Ch. Abineno, Perjamuan Malam: Menurut Ajaran Para Reformator (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1990), 3. 3 Abineno, Perjamuan Malam, 2. 1

12 Istilah Perjamuan Kudus atau ekaristi itu sendiri juga mengandung makna yang mendalam. Ekaristi berasal dari kata Yunani eukharizein yang berarti mengagumi, bersyukur, berterima kasih. 4 Dari interpretasi Injil kata Yunani yang menjadi akar kata dari Ekaristi lebih dimaknai sebagai semacam ungkapan syukur. Kata kerja eukharizein yang digunakan dalam empat kitab Injil ini mendeskripsikan bagaimana Yesus mengungkapkan syukur dalam Perjamuan Terakhir melalui roti dan anggur. 5 Sedangkan bila ditinjau dari segi rujukan untuk Perjamuan Kudus itu sendiri, maka terdapat dua titik tolak. Rujukan pertama berasal dari jamuan malam yang diadakan Yesus dengan para murid-nya sehari sebelum Dia disalibkan. Jamuan malam tersebut merupakan makan malam perpisahan di mana Yesus memecah-mecahkan roti dan menuangkan anggur (Lukas 22:19-21). Rujukan kedua terdapat dalam I Korintus 11:23-26 yang memberikan penjelasan bahwa sakramen ini harus dilakukan gereja bukan sekedar untuk mengingat Yesus Kristus tetapi juga untuk memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang kembali. 6 Dalam Injil yang merupakan Berita Baik tentang Yesus Kristus, sebagaimana disampaikan oleh para rasul dalam tulisantulisannya, 7 terdapat laporan-laporan atau kisah-kisah mengenai Perjamuan Kudus. Pasal-pasal tersebut antara lain ialah Matius 26:26-28, Markus 14:22-24, Lukas 22:19,20, dan 1 Korintus 4:24 yang mana tiap nats-nats di dalamnya saling berlainan. Oleh karena itu, bila mengambil pemahaman dari hal ini maka dapat disampaikan bahwa Tuhan Yesus pada waktu memerintahkan penyeleggaraan Perjamuan Malam tidak menghendaki supaya Perjamuan Malam tersebut dilakukan dalam rumusan yang tidak boleh berubah. 8 Pada satu sisi Perjamuan Kudus juga nampak serupa dengan perjamuan makan yang biasa dilakukan oleh orang Timur Tengah Kuno. 4 Dr. G. Kirchberger SVD, Gereja Yesus Kristus Sakramen Roh Kudus (Flores: Nusa Indah, 1988), Alasdair I. C. Heron, Table and Tradition (Philadelphia: The Westminister Press, 1983), xiii. 6 Dr. Ebenhaizer I Nuban Timo, Manusia dalam Perjalanan Menjumpai Allah Yang Kudus: Suatu Pemikiran Eklesiologi dan Eskhatologi Kontekstual di Indonesia (Salatiga: Satya Wacana University Press, 2013), Dr. G. C. van Niftrik & Dr. B.J Bolland, Dogmatika Masa Kini (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1997), Dr. P. Soedarmo, Ikhtisar Dogmatika (Jakarta: BPK Gunung Mulia), 1985,

13 Perjamuan makan bersama atau dapat disebut pula sebagai tafelgemeenschap mengandung makna berupa keakraban dari para pihak yang ambil bagian dalam perjamuan tersebut. Tidak ada permusuhan, perasaan curiga maupun perasaan-perasaan lain yang tidak berkenan di antara mereka yang turut ambil bagian dalam perjamuan makan tersebut. 9 Dalam jamuan makan ini juga nampak keramah-tamahan para tuan rumah untuk menjamu para tamunya. Perjamuan Kudus sebagai ketetapan dari Tuhan dirayakan sebagai peringatan akan Yesus Kristus yang membawa atmosfir persaudaraan dan keramahtamahan yang sama. Allah menjamu manusia sebagai tamu-nya sebagai tanda tidak lagi ada konflik di antara Allah dan manusia. 10 Ekaristi merupakan suatu puncak dari kebersamaan. 11 Hal ini mengisyaratkan bila dalam Perjamuan Kudus juga terselip aspek pengampunan dosa. Pengampunan dosa memiliki dua sisi, yaitu manusia dibebaskan dari hal-hal yang memisahkan dia dari Allah sehingga mereka hidup dalam permusuhan dengan Allah. Di sisi lain, pengampunan dosa ini memberikan masa depan yang baru bagi manusia. Manusia yang hidup dalam dosa telah menjadi manusia yang hidup dalam kebenaran. 12 Setelah melihat definisi yang terkandung dalam istilah sakramen dan Perjamuan Kudus yang begitu kaya, maka dapat kita simpulkan bila pada dasarnya sakramen Perjamuan Kudus memiliki tiga tujuan utama, yaitu sebagai wujud ungkapan syukur, pengenangan atas pengorbanan Sang Juru Selamat (Perayaan Keselamatan), dan yang terakhir ialah sebagai wujud pengampunan dosa. Meskipun demikian, dalam realitanya terdapat peraturanperaturan bagi mereka yang hendak mengikuti Perjamuan Kudus antara lain memiliki kepercayaan, pertobatan dan motivasi untuk hidup dalam kebenaran dan kekudusan. 13 Seiring dengan berjalannya waktu, maka peraturanperaturan ini juga mengalami perkembangan hingga menyentuh aspek iman jemaat. Menurut Dr. Albinus Netti, peraturan yang dibuat oleh gereja tidak 9 Nuban Timo, Manusia dalam Perjalanan, Dr. Ebenhaizer I Nuban Timo, Umat Allah di Tapal Batas, (-), E. Martasudjita, Pr, Sakramen-Sakramen Gereja: Tinjauan Teologis, Liturgis, dan Pastoral (Yogyakarta: Kanisius, 2003), Nuban Timo, Manusia dalam Perjalanan, Ester P. Widiasih, Fencing The Lord s Table, SOLA EXPERTIA 1, no. 2 (Oktober 2013):

14 seharusnya sampai menyentuh iman jemaat, cukuplah peraturan dibuat untuk hal-hal penting terutama bagi hal-hal yang rawan menimbulkan kesalahpahaman dan tidak terdapat satu peraturan yang berlaku untuk segala waktu dan tempat. 14 Peraturan gereja mengenai penggembalaan khusus sebelum mengikuti Perjamuan Kudus bagi mereka yang dipandang telah menyalahi kehendak Tuhan bukanlah sebuah rahasia lagi. Mereka yang melakukan kesalahan di dalam kehidupannya baik secara langsung maupun tidak langsung tidak diperkenankan untuk mengikuti sakramen Perjamuan Kudus sebelum mengikuti penggembalaan khusus. Hal ini juga terjadi secara umum di GKJW. Dalam buku tata gereja GKJW atau Tata Pranata GKJW diatur dengan sistematis perihal seputar Perjamuan Kudus dan Penggembalaan Khusus. Sakramen dalam Tata Gereja GKJW memiliki definisi sebagai tanda kudus yang ditetapkan oleh Tuhan Allah yang menyatakan tentang persekutuan Tuhan Allah dengan orang-orang yang menjadi miliknya dalam kematian dan kebagkitan Yesus Kristus. Penjabaran ini diikuti dengan dasar sakaramen adalah berita sukacita tentang pengampunan dosa, penyucian dan pengharapan akan hidup yang kekal dalam kematian dan kebangkitan Yesus Kristus serta tujuannya untuk menghayati kematian dan kebangkitan Yesus Kristus serta pemberlakuan hidup baru. 15 Sedangkan Perjamuan Kudus dimaknai sebagai tanda kudus yang ditetapkan oleh Tuhan Allah untuk umat milik-nya yang mengandung penghayatan akan kematian dan kebangkitan Yesus Ktistus. 16 Definisi, dasar, dan tujuan dari Perjamuan Kudus telah dirumuskan dalam kerangka yang baik, namun sayangnya rumusan yang baik ini tidak didukung oleh peraturan dalam pelayanannya, di mana dalam BAB VII Pasal 13 mengenai Pelayanan Perjamuan Kudus. Pada poin a dalam pasal 13 tersebut dituliskan bahwasanya yang dapat mengikuti Perjamuan Kudus 14 Dr, Albinus L. Netti, Ibadah dan Tata Ibadah dalam Permenungan (Salatiga: Satya Wacana Press, 2014), Majelis Agung, Tata dan Pranata Gereja Kristen Jawi Wetan dan Peraturan Majelis Agung Tentang Badan-Badan Pembantu Majelis (Malang, 1996), Majelis Agung, Tata dan Pranata,

15 ialah mereka yang tidak terkena penggembalaan khusus. 17 Penggembalaan Khusus diberlakukan kepada mereka yang menyimpang dari kaidah dan ajaran GKJW untuk diarahkan menuju pertobatan. Sebelum mereka mencapai pertobatan tersebut maka selama itu pulalah mereka dilarang untuk mengambil bagian dalam sakramen gereja, salah satunya ialah Perjamuan Kudus. Jadi, di GKJW Perjamuan Kudus hanya dapat diikuti oleh mereka yang telah memenuhi syarat gerejawi. Sakramen dipahami sebagai wujud nyata gereja sehingga tanpa adanya sakaramen gereja tidak dapat disebut sebagai gereja. Dalam kerangka wujud nyata gereja inilah sakramen dipandang sebagai tanda kudus sehingga hanya mereka yang dianggap telah siap yang boleh ambil bagian di dalamnya. Terdapat pula hal-hal yang perlu dihormati dalam pelaksanaan sakramen ini, yaitu tubuh Kristus yang dapat dipahami sebagai persekutuan Jemaat maupun karya keselamatan yang telah Kristus lakukan. Mereka yang terkena penggembalaan khusus dipandang telah melukai persekutuan dan melukai hati anggota persekutuan dan juga tidak menghargai karya keselamatan yang telah dilakukan oleh Kristus. 18 Nampaknya kata kudus yang terdapat dalam pengertian Perjamuan Kudus dalam Tata Pranata dan pandangan mengenai wujud nyata gereja inilah yang menjadi kata kunci dalam melihat kelayakan jemaat untuk mengikuti Perjamuan Kudus. Bila memang kata kudus yang digunakan sebagai titik tolak pelarangan-pelarangan, lalu bagaimanakah dengan aspek pengampunan dosa yang dituliskan dalam dasar pelaksanaan sakramen? apakah pengampunan dosa itu hanya berlaku bagi jemaat yang telah memenuhi kriteria kudus tersebut? bila demikian bukankah seharusnya mereka yang dipandang melakukan pelanggaran seharusya dilihat sebagai pihak yang lebih membutuhkan bila dibandingkan dengan mereka yang dipandang telah sesuai dengan kriteria kudus yang ditetapkan oleh gereja. Hal ketidaksempurnaan seharusnya tidak menjadi penghalang untuk turut 17 Majelis Agung, Tata dan Pranata, Wawancara dengan Pdt. BM, tanggal 7 Maret 2016 di Kantor Gereja. 5

16 serta dalam Perjamuan Kudus, sebab Perjamuan Kudus diperuntukkan bagi mereka yang merasa lemah dan mencari kekuatan daripada Tuhan, juga bagi orang yang menginsyafi kelemahan imannya. 19 Sakramen Perjamuan Kudus seringkali dianggap sebagai daerahdaerah kudus yang hanya boleh disentuh oleh mereka yang telah memenuhi syarat. Peraturan yang mengatur syarat-syarat tersebut tanpa disadari telah menjadi semacam tembok pemisah antara daging yang berkuasa dan daerah di mana Roh yang berkuasa. 20 Peraturan tersebut pulalah yang mengaburkan tujuan gereja, menobatkan umatnya atau menjaga citra kesucian gereja semata. Upaya pembinaan yang dilakukan gereja dalam penggembalaan khusus mugkin dapat dipahami bila lebih difokuskan terhadap perbaikan perspektif diri maupun pembangunan perspektif yang baru. Namun, larangan untuk ambil bagian di dalam Perjamuan Kudus inilah yang menjadi pertanyaan. Bila kembali kepada hakikat dari Perjamuan Kudus itu sendiri, maka seharusnya semua orang dapat mengambil bagian di dalamnya. Maka dari itu melalui tulisan ini, penulis akan memaparkan sejauh syarat-syarat mengenai peraturan dalam Perjamuan Kudus itu dipahami dan dipraktekkan oleh Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW). Penelitian ini ingin mengetahui secara mendalam apa makna Perjamuan Kudus bagi GKJW serta apa saja syarat-syarat yang ditentukan GKJW untuk mengikuti Perjamuan Kudus, dengan tujuan untuk mendeskripsikan makna Perjamuan Kudus bagi GKJW dan mendeskripsikan serta menganalisa syarat-syarat yang ditetapkan GKJW untuk mengikuti Perjamuan Kudus. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan dua manfaat, yaitu manfaat secara teoritis dan praktis. Secara Teoritis, penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi dalam hal menambah kekayaan pemahaman dan hal-hal seputar hakikat dari pelaksanaan Perjamuan Kudus bagi GKJW. Secara Praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan refleksi dan 19 Soedarmo, Ikhtisar Dogmatika, Netti, Ibadah dan Tata Ibadah,

17 evaluasi mengenai posisi dan peran pastoral bagi warga jemaat yang dianggap memerlukan pelayanan khusus bagi GKJW. Metode penelitian yang akan digunakan oleh penulis untuk meneliti permasalahan yang menjadi pokok kajian utama ialah metode kualitatif. Pengumpulan data primer akan dilakukan melalui wawancara. Wawancara akan dilakukan secara tidak terstruktur untuk menanyakan secara mendalam maksud dari penjelasan para informan atau nara sumber. 21 Sedangkan untuk data sekundernya akan diperoleh dari dokumen-dokumen maupun tulisantulisan yang berhubungan dengan topik bahasan. Responden yang dipilih oleh penulis untuk memaparkan informasi ialah Komisi Teologi di Sinode (Majelis Agung) GKJW. MAKNA DARI ISTILAH SAKRAMEN DAN PERJAMUAN KUDUS Perjamuan Kudus termasuk ke dalam salah satu rangkaian sakramen yang diakui oleh Gereja Kristen Protestan. Kata sakramen itu sendiri memiliki banyak definisi dengan berbagai perspektif. Terdapat pemaknaan yang mengatakan bahwa sakramen bukan istilah yang diambil dari Alkitab melainkan dari adat istiadat Roma, yang berasal sari akar kata sacramentum yang mengandung dua arti. Pertama, sumpah prajurit yaitu sumpah kesetiaan yang harus diucapkan oleh seorang prajurit di hadapan panji-panji kaisar. Kedua, uang taruhan atau uang tanggungan. Uang ini harus diletakkan di kuil oleh dua golongan yang sedang berperkara. Pihak yang kalah dalam perkara itu akan kehilangan uangnya. Maka dari itu kata sakramen (yang berasal dari kata sacer = kudus) mengandung juga arti : perbuatan atau perbuatan yang rahasia, yang kudus, dan yang berhubungan dengan para dewa. Kata ini kemudian diterjemahkan sebagai mysterion dalam Bahasa Yunani. Awalnya, yang disebut sebagai sakramen di dalam gereja adalah segala rahasia yang bersangkutan dengan Tuhan Allah dan penyataan-nya. Namun, lama- 21 Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Edisi Ketiga (Jakarta: Gramedia, 1997),

18 kelamaan pengertian ini menyentuh segala hal yang berkaitan dengan hidup kekristenan. 22 Gereja Reformasi hanya mengakui dua sakramen saja, perbedaan ini disebabkan oleh fokus yang digunakan oleh Gereja Reformasi yang berupa pengertian mengenai hakikat sakramen. Calvin sebagai salah satu reformator memaknai sakramen sebagai alat bantu yang serupa dengan Pemberitaan Injil berupa tanda lahiriah yang dapat menopang dan meneguhkan iman. Namun, sakramen juga tergantung kepada aspek janji Ilahi sehingga sakramen lebih berfungsi sebagai konfirmasi atas janji tersebut. 23 Perjamuan Kudus sebagai salah satu sakramen dalam tradisi Kristen dipandang sebagai sebuah perjanjian atau konvenan. 24 Perjamuan Kudus juga membawa orang percaya untuk ikut ambil bagian oleh iman dalam semua manfaat Kristus, seperti penebusan, kebenaran, dan kehidupan kekal sehingga orang-orang percaya tersebut juga mendapatkan dorongan untuk menghargai ciptaan. 25 Istilah yang digunakan untuk menyebut Perjamuan Kudus itu sendiri juga beranekaragam, mulai dari Ekaristi, Pejamuan Malam, Pemecahan Roti, Kurban Kudus, Sakramen Mahakudus, Misa, hingga Perjamuan Tuhan. Ekaristi berasal dari Bahasa Yunani eukharizein yang artinya mengagumi, bersyukur, dan berterima kasih. Sedangkan istilah Perjamuan Malam ini banyak digunakan oleh Gereja Protestan yang melihat sakramen tersebut secara historis di mana sakramen tersebut dirayakan sebagai kenangan akan perjamuan perpisahan yang dirayakan Yesus beserta para murid-nya pada malam sebelum Ia disalibkan. Sedangkan istilah Perjamuan Tuhan digunakan seturut dengan apa yang disampaikan Paulus dalam 1 Korintus 11:20 yang menojolkan peranan Kristus sebagai tuan pesta. 26 Istilah Ekaristi, Sakramen Mahakudus, dan Misa cenderung digunakan oleh Gereja Katolik Roma, sedangkan istilah-istilah lain seperti 22 Dr. Harun Hadiwijono, Iman Kristen (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005), Francois Wendel, Calvin: Asal Usul dan Perkembangan Pemikiran Religiusnya (Surabaya: Momentum, 2010), Wendel, Calvin, Alister E. McGrath, Sejarah Pemikiran Reformasi (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1999), Kirchberger, Gereja Yesus,

19 Perjamuan Malam, Perjamuan Tuhan dan Perjamuan Kudus lebih sering ditemukan dalam Gereja Protestan. Meskipun istilah yang digunakan berbeda dan perspektiif yang digunakan berlainan, namun kesemuanya bertolak dari perjamuan yang dirayakan oleh Yesus dengan murid-murid-nya dan oleh jemaat mula-mula (Kis., 1 Kor). 27 Gereja-gereja Protestan cenderung lebih menonjolkan aspek Perjamuan Malam, ekaristi sebagai peringatan akan perbuatan Yesus pada malam sebelum ia memasuki masa sengsara. Peringatan tersebut lebih kepada tujuan untuk mengenang kembali tanpa kehadiran realitas kurban dan perbuatan Kristus. 28 Bila dikelompokkan ke dalam lima aspek, maka Perjamuan Kudus dapat diartikan sebagai : 1. Perjamuan Kudus merupakan suatu Perjamuan Peringatan, Yesus menghendaki kita memperingati-nya dengan perantaraan roti dan anggur. Roti dan anggur tersebut mengingatkan kita atas peristiwa yang pernah terjadi di Bukit Golgota. Namun meskipun demikian, bukan hanya kematian Yesus yang kita peringati terlebih juga kebangkitan-nya. Perjamuan Kudus dirayakan sebagai perjamuan peringatan yang dilakukan dengan cara memusatkan pikiran kita dengan penuh khidmat dan kepercayaan kepada Yesus yang telah mati dan bangkit kembali, Tuhan atas kehidupan Perjamuan Kudus adalah suatu Perjamuan Persekutuan dengan Yesus yang dimuliakan dan dirayakan dengan Roh, dalam artian ini Perjamuan Kudus lebih dimaknai secara rohani. Merayakan Perjamuan Kudus adalah makan bersama-sama dalam persekutuan dengan Yesus. Persekutuan dengan Yesus juga persekutuan dengan karunia-nya, yakni pengampunan dosa, pembaharuan hidup setiap hari dan hidup kekal. Para umat diberikan kepastian melalui anggur dan roti bahwa dosa-dosa telah diberikan pengampunan dan diangkat menjadi anak Allah Christian de Jonge, Apa Itu Calvinisme? (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001), Kirchberger, Gereja Yesus, Dr. J. Verkuyl, Aku Percaya: Uraian Tentang Injil dan Seruan untuk Percaya, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001), Verkuyl, Aku Percaya,

20 3. Perjamuan Kudus memiliki arti bagi Persekutuan antara Orang-Orang Beriman, arti ini hanya mampu dipahami bila dimulai dengan keinsyafan bahwa setiap kita yang duduk di meja perjamuan merupakan orang bedosa yang diperkenankan menerima bagian atas pengampunan dosa. Kita mengetahui sedikit tentang sesama kita dan mengenal perjuangan mereka masinng-masing. Kita duduk bukan bersama orang-orang yang kita pilih sendiri melainkan dengan orang-orang yang dipilih oleh Tuhan Perjamuan Kudus adalah suatu Perjamuan Iman, pada Perjamuan Kudus kita tidak hidup dari apa yang kita lihat melainkan dari iman, dan kepercayaan. Siapa yang menerima roti yang dipecah-pecahkan, ia diundang untuk menerima Kristus dalam iman. Namun sayangnya, seringkali Perjamuan Kudus dilebih-lebihkan nilainya Perjamuan Kudus merupakam suatu Perjamuan Kerinduan dan Pengharapan, Perjamuan Kudus merupakan Perjamuan Pengharapan akan kedatangan Yesus untuk kedua kalinya dan kehadiran langit serta bumi yang baru. Perjamuan Kudus di dunia merupakan suatu permulaan, permulaan yang membangkitkan kerinduan kepada penggenapan. 33 PERJAMUAN KUDUS MENURUT INJIL DAN SURAT-SURAT PAULUS Merupakan sebuah kenyataan bahwa Perjanjian Baru tidak banyak membahas mengenai Perjamuan Kudus di dalam tulisan-tulisan yang ada. Ketiga Kitab Injil Sinoptik hanya menyampaikan bahwa Yesus mengucapkan beberapa kalimat singkat pada waktu Ia mengadakan perjamuan terakhir bersama para murid-nya, yang mana kalimat-kalimat tersebut dikenal sebagai Amanat Penetapan (Mrk. 14:22-25; Mat. 26:26-29; Luk. 22:14-20). Penulis Kitab Injil keempat juga menguraikan peristiwa perjamuan dengan lebih 31 Verkuyl, Aku Percaya, Verkuyl, Aku Percaya, Verkuyl, Aku Percaya,

21 terinci, namun sayanganya tidak diiringi dengan penyampaian Amanat Penetapan (Yoh. 13). 34 Tidak perlu diragukan bahwa Matius, Markus, Lukas, dan Paulus menceritakan peristiwa yang sama. 35 Ketiga penulis Injil sangat menghindari salah pengertian dengan menegaskan bahwa Amanat Penetapan Perjamuan Malam diucapkan Yesus pada suatu perjamuan. Para penulis Injil juga sependapat bahwa perjamuan itu sangat khusus sifatnya, yaitu Perjamuan Paskah tahunan yang sesuai dengan Alkitab dan tradisi. Berbeda dengan ketiga Injil, Paulus dalam surat-suratnya sama sekali tidak menyebutkan hal ini. 36 Amanat Penetapan Perjamuan Kudus diberitakan dalam empat bagian (Mrk. 14:22-25; Mat. 26:26-29; Luk. 22:14-20; 1 Kor. 11:23-26). 37 Matius dan Markus tidak memiliki perbedaan yang terlalu ekstrem. Matius pada dasarnya mengikuti pendahulunya, yaitu Markus. Namun perubahan urutan peristiwa dan tambahan kata-kata baru merupakan ciri khas yang dimiliki oleh Matius. Penambahan yang paling utama terdapat dalam kalimat Amanat Penetapan : Sebab inilah darahku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa (Mat. 26:28). Penambahan kata-kata ini menunjukkan bagaimana penulis Matius menghayati tindakan Tuhan. 38 Lain halnya dengan Lukas, dalam Lukas Amanat Penetapan Perjamuan Kudus didahului oleh suatu perantaraan yang menimbulkan kesan bahwa telah terdapat cawan lain yang telah diedarkan terlebih dahulu (Luk. 22:14-18). Selain itu, dalam formulasi Amanat Penetapan Lukas nampak memiliki keterkaitan dengan Rasul Paulus. 39 Surat-surat yang ditulis oleh Rasul Paulus memiliki dua kali pernyataan mengenai Perjamuan Tuhan (1Kor. 10:14-22 dan 11:17-34). Penekanan yang ia sampaikan dalam tulisan-tulisan tersebut ialah untuk mengingatkan para pembacanya akan amanat penetapan yang Yesus ucapkan 34 Dr. C. J. Den Heyer, Perjamuan Tuhan: Studi Mengenai Paskah dan Perjamuan Kudus Bertolak dari Penafsiran dan Teologi Alkitabiah, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1997), ix. 35 Heyer, Perjamuan Tuhan, Heyer, Perjamuan Tuhan, Heyer, Perjamuan Tuhan, Heyer, Perjamuan Tuhan, Heyer, Perjamuan Tuhan,

22 sebelum Ia ditangkap (1 Kor. 11:23-26). 40 Paulus melalui suratnya yang pertama kepada jemaat Korintus menyampaikan gambaran mengani perayaan Perjamuan Kudus pada tahun lima puluhan dalam abad pertama. Surat pertama ini juga memuat mengenai tanggapannya atas masalah-masalah dan ketegangan yang terjadi. Perpecahan internal yang terjadi membawa dampak dalam perayaan Perjamuan Kudus di Jemaat Korintus. Perjamuan Kudus biasanya selalu diawali dengan makan biasa. Namun, permasalahan timbul ketika mereka yang menyediakan banyak makanan enggan untuk membaginya dengan mereka yang berkekurangan. Hal inilah yang digaris bawahi oleh Paulus sehingga Paulus memberlakukan kembali tradisi yang ada. Paulus mengutip kalimat Amanat Penetapan untuk mengatasi situasi tersebut: Barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan. Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu. Karena barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya (1 Kor. 11: 27-29). 41 Seluruh naskah yang ada di dalam Injil dan surat-surat Paulus menyatakan bahwa Perjamuan Kudus bukanlah sebuah peristiwa yang bersifat individual melainkan segala hal dan segi yang kena mengena dengan hakikat berjemaat. Perjanjian Baru juga sama sekali tidak memberikan petujuk mengenai pertanyaan siapa yang boleh dan tidak boleh dalam mengikuti Perjamuan Tuhan itu, meskipun Paulus tampil dengan menyampaikan peringatan tetapi peringatan tersebut lebih ditujukan kepada komitmen dan kesadaran masing-masing secara pribadi mengenai hakikat Tubuh Kristus, khususnya dalam hal berelasi dengan sesama dan hal kepercayaan. 42 Jemaat Korintus pada masa Paulus mengalami masa-masa buruk di sekitar perayaan Perjamuan Kasih dan Perjamuan Kudus. Perpecahan, egoisme, kedangkalan berpikir dan sifat-sifat buruk yang 40 Heyer, Perjamuan Tuhan, ix. 41 Heyer, Perjamuan Tuhan, Heyer, Perjamuan Tuhan,

23 ditularkan oleh pemujaan berhala yang terdapat di lingkungan mereka membingungkan Paulus. 43 Seiring dengan perkembangan gereja, Perjamuan Kudus juga mengalami perkembangan dalam hal pelayanannya. Terdapat kriteria-kriteria bagi mereka yang hendak mengikutinya seperti: a) Pengetahuan b) Perilaku hidup c) Usia Mereka yang hendak mengikuti Perjamuan Kudus harus melewati proses katekisasi yang tidak singkat sebelum menerima baptisan sehingga dengan pengetahuan dari katekisasi tersebut mereka dirasakan layak untuk ikut serta dalam meja Perjamuan. Pengetahuan mengenai Iman Kristen merupakan hal yang dianggap penting. Perilaku hidup berkaitan dengan kebiasaan-kebiasaan lama dalam perkembangannya juga menjadi sebuah indikator yang penting. Bahkan, penyelewengan dalam kebiasaan hidup dapat mengakibatkan seseorang tidak diperkenankan mengambil tempat di meja Perjamuan. Perjamuan kudus dinilai mengkehendaki iman yang kuat, pertobatan yang lebih tinggi tarafnya dan di samping itu keadaan hati yang lain sekali, sebuah kepastian bahwa kita dengan kesungguhan hati yang dalam sehingga dapat menguji diri kita. Oleh karena kriteria yang tinggi tersebut, kelompok yang dapat mengikutinyapun kemudian dipersempit, yaitu dikhususkan bagi orang dewasa saja. 44 DOKTRIN CALVINISME Greja Kristen Jawi Wetan lebih condong kepada perspektif John Calvin dalam melaksanakan kehidupan bergereja. Oleh karena itu penulis akan menjabarkan beberapa bagian yang merepresentasikan pemikiran Calvin dan doktin yang dihasilkan. 43 Dr. I. H. Enklaar, Baptisan Massal dan Pemisahan Sakramen-Sakramen (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1978), Enklaar, Baptisan Massal,

24 Ajaran Calvin lebih bersifat kontekstual sehingga penekananpenekanan di dalam ajaran Calvin seringkali mengalami pergeseran karena gereja-gereja yang menganut ajaran tersebut hidup dalam zaman yang berbeda. Ajaran Calvin yang dipelihara terkadang mengalami penambahan atau justru perubahan. Evolusi ajaran tersebut membuat istilah Calvinisme menjadi semakin kaya dan luas. 45 Tokoh-tokoh yang berkontribusi pada pembentukan doktrin Calvinis antara lain Luther, Augustinus, dan Bucher. 46 Calvinisme bertitik tolak dari Allah yang berdaulat, yaitu Allah Tritunggal. 47 Calvinis selalu mengutamakan pemikiran akan Allah, sehingga pemikiran tidak dimulai dari kepentingan manusia melainkan berpijak pada pemahaman mengenai bagaimana Allah memperoleh apa yang menjadi hak- Nya. 48 Dalam perspektif Calvinisme Allah merupakan sosok yang dinamis, yang berintervensi dalam sejarah manusia. Namun, meskipun demikian transendensi Allah sangat mendapatkan perhatian sehingga beberapa pandangan seperti Pantheisme dan Deisme mendapatkan penolakan. Penolakan ini berakar pada pemahaman bahwa Allah adalah Allah yang menciptakan dan menyempurnakan. Allah tidak hanya menciptakan tetapi terus melakukan penyempurnaan menuju kepada penggenapan. 49 Calvinisme memiliki tradisi khas yang membedakannya dengan aliran atau perspektif lain, yaitu perihal melihat sisi positif dari Taurat sebagai cermin dalam kehidupan. Oleh karenanya Calvinisme sangat mengedepankan penerapan kebajikan sebagai wujud dari tuntutan taurat yang baru dalam Injil. 50 Implikasi dari tradisi ini ialah posisi moralitas dan etika Kristen yang sangat penting. Pentingnya moralitas dan etika Kristen ini sebenarnya juga dipengaruhi oleh posisi Allah yang central dalam pandangan Calvinisme, sehingga kemuliaan Allah amat diutamakan. Alasan lain mengapa moralitas sangat ditekankan ialah bersumber kepada kesadaran akan kebobrokan 45 Jonge, Apa itu Calvinisme?, Wendel, Calvin, Pdt. Dr. Stephen Tong, Reformasi dan Teologi Reformed (Jakarta: Lembaga Reformed Injili Indonesia, 1994), H. Henry Meeter, Pandangan-Pandangan Dasar Calvinisme (Surabaya: Momentum, 2009), Tong, Reformasi dan Teologi Reformed, Tong, Reformasi dan Teologi Reformed,

25 totalnya. Seorang Calvinis percaya bahwa manusia berada dalam kondisi bobrok secara total. Orang yang paling menyadari ketidakberdayaannya adalah pribadi yang paling bergantung pada Allah sehingga ia akan menimba paling banyak dari kekayaan anugerah Allah untuk pembaharuan moralnya. 51 Gereja dalam perspektif Calvin dipahami sebagai sarana yang diberikan Allah kepada orang-orang percaya yang lemah untuk membina dan memelihara mereka dalam iman. 52 Calvin memahami bahwa gereja kudus karena Allah memberikan hal-hal kudus, yaitu berupa Firman dan sakramensakramen di dalamnya. 53 Calvin menyatakan bila iman yang kita miliki bersifat sempurna, baginya iman kita tidak sempurna. Iman bersifat tidak stabil sehingga bisa berubah karena jika tidak demikian manusia tidak akan terus menjadi orang berdosa. Oleh karena iman yang tidak sempurna inilah sakramen diperlukan terkhusus Perjamuan Kudus dengan mengingat aspekaspek yang ada di dalamnya. 54 Peran penting gereja dalam definisi tersebut menimbulkan kesadaran bahwa kehidupan gereja perlu diatur dengan sebaikbaiknya, sehingga diperlukan kumpulan peraturan-peraturan atau tata gereja. Tata Gereja pertama yang ditulis oleh Calvin diperuntukkan oleh gereja di Genewa dengan latar belakang krisis yang tengah terjadi karena munculnya upaya dari seorang kardinal untuk membawa kembali jemaat-jemaat di Genewa ke dalam naungan Katolik Roma. 55 Selain peristiwa tersebut, konteks Genewa juga menjadi faktor pendorong yang penting. Ketika Calvin memulai pelayanannya di Genewa, kota ini baru saja membebaskan diri dari pemerintahan uskup Genewa dan darah Savoye. 56 Genewa menjadi sebuah kota yang bebas. 57 Hidup tanpa aturan dan bebas ini membuat jemaat Genewa cenderung hidup dalam perbuatan-perbuatan tidak bermoral seperti mabukmabukkan, bermain judi, mencuri, perzinahan dan tindakan yang tidak 51 Meeter, Pandangan-Pandangan, Jonge, Apa Itu Calvinisme?, Jonge, Apa Itu Calvinisme?, Wendel, Calvin, Jonge, Apa Itu Calvinisme?, Jonge, Apa Itu Calvinisme?, Dr. J. L. Ch. Abineno, Johanes Calvin: Pembangunan Jemaat, Tata Gereja, dan Jabatan Gerejawi (Jakarta: BPK Gunung Mulia,1992),

26 bermoral lainnya. 58 Pelanggaran-pelanggaran itulah yang dinilai terjadi sebagai akibat dari dosa-dosa berat dianggap membahayakan persekutuan jemaat. Hal ini secara khusus nampak dalam perayaan Perjamuan Kudus. 59 Tradisi Calvinisme juga mengenal istilah disiplin gereja. Yang dimaksudkan dengan displin oleh Calvin ialah ketertiban di dalam gereja, semacam usaha untuk menghindari dan menghilangkan dosa. Tujuan utama dari disiplin tersebut ialah mempertahankan kesucian gereja sebagai persekutuan yang merayakan Perjamuan Kudus, supaya nama Allah tetap dipermuliakan dan tidak dicemarkan. 60 Disiplin Calvin bertalian erat dengan perayaan Perjamuan Kudus karena bagi Calvin jemaat adalah persekutuan yang mendengar Firman dan merayakan sakramen-sakramen sehingga pada hakikatnya jemaat merupakan persekutuan Perjamuan Kudus. Doktrin dasar Calvinisme mengenai kemuliaan Allah sebagai pokok dari segalanya menjadi acuan munculnya larangan bagi pihak-pihak yang dinilai tidak memiliki tingkah laku yang pantas dan mengalami penyimpangan ajaran untuk turut ambil bagian dalam perayaan Perjamuan Kudus. 61 Penggalan tulisan dalam surat Rasul Paulus bagi jemaatnya di Korintus (1 Kor. 11: 27-29) pada era Calvin mendapatkan perhatian khusus dalam pelayanan Perjamuan Kudus. 62 Sayangnya penerapan kutipan dari surat Paulus ini tidak disertai dengan peninjauan yang mendalam. Banyak ahli menyatakan bahwa Calvin dalam pembahasannya terutama dalam hal jabatan gerejawi dan tata gereja cenderung menggunakan Alkitab sebagai kumpulan hukum dan peraturan yang harus diikuti secara harafiah. 63 Bagi sebagian ahli baik tata gereja maupun disiplin gereja yang diselenggarakan oleh Calvin menggunakan istilah doctrina yang lebih merujuk kepada ajakan untuk mengajar orang lain. Sedangkan penerapannya dalam perayaan Perjamuan Malam lebih bersifat paedagogis 58 Gridmedlis Hattu, Sikap Warga Jemaat GPM Haria Terhadap Larangan Mengikuti Perjamuan Kudus Bagi Pasangan Kawin Piara (S. Si Teol Tugas Akhir, Universitas Kristen Satya Wacana, 2016), Jonge, Apa Itu Calvinisme?, Jonge, Apa Itu Calvinisme?, Jonge, Apa Itu Calvinisme?, Heyer, Perjamuan Tuhan, Abineno, Johanes Calvin,

27 dan pastoral karena ia berbincang dengan anggota jemaat sebelum masuk ke dalam perayaan. Perbincangan tersebut juga mengandung unsur pengakuan di dalamnya. Penolakan bagi anggota tertentu untuk ikut serta dalam perayaan lebih dimaksudkan untuk mengajar orang-orang itu dan memimpinnya kepada hidup yang lebih baik. Calvin dinilai sebagai tokoh yang membenci praktek disiplin yang merusak (memecahkan) Gereja dan yang tidak menunjang kesatuaannya. Tata gereja dan disiplin gereja ia adakan untuk memajukan dan memelihara kelangsungan pemberitaan Firman dalam artinya yang luas (sebagai doktrin). 64 Bagi Calvin orang yang menyadari dosanya dan sadar bahwa ia patut dihukum oleh Allah, boleh menyerahkan diri kepada Allah dalam iman dan menjadi yakin bahwa Allah membenarkannya. 65 Ajaran Calvinisme memiliki lima prinsip dasar yang lahir dari dengan perselisihan orang-orang Armenius perihal konsep keselamatan dan predestinasi, yaitu Total Depravity (kerusakan total manusia yang berdosa), Unconditional Election (pilihan Allah yang tanpa syarat), Limited Antonement (penebusan Kristus atas orang-orang yang percaya), Irresistible Grace (anugerah Roh Kudus yang tidak dapat ditolak), dan Perseverence of the saints (ketekunan orang kudus sampai pada akhirnya). Kelimanya dimulai dengan orang yang berdosa dan diakhiri dengan orang yang dikuduskan yang menunjukkan proses perubahan status karena penebusan Kristus. Allah Bapa memilih kita, Anak menebus kita, dan Roh Kudus mengaruniakan keselamatan bagi kita. 66 AJARAN MENGENAI DOSA Penyebab utama munculnya peraturan dan larangan bagi pihak-pihak tertentu untuk mengambil bagian dalam perayaan Perjamuan Kudus tidak lain ialah karena dosa. Mereka yang dilarang bergabung di dalam perjamuan 64 Dr. J.L. Ch. Abineno, Garis-Garis Besar Hukum Gereja (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011), Jonge, Apa Itu Calvinisme?, Tong, Reformasi dan Teologi Reformed,

28 dinilai telah melakukan pelanggaran berat dan tentunya menimbulkan dosa yang dapat mengancam kekudusan perayaan Perjamuan Kudus. Perjanjian Lama menyampaikan penjabaran mengenai dosa dengan cara yang beragam. Dosa terkadang didefinisikan sebagai kata yang setara dengan makna kehilangan (Kel. 20: 20; Ams. 8:23). Kehilangan yang dimakudkan di sini ialah bagaimana manusia kehilangan tujuannya atau bahkan tidak dapat mencapai tujuannya karena mengesampingkan peraturan yang diberlakukan oleh Tuhan Allah. Bagian lain dari Perjanjian Lama, memaknai dosa sebagai : bengkok, keliru, menyimpang dari jalan, sehingga dosa mengandung unsur kesengajaan. Manusia dipandang sebagai makhluk yang berhati jahat sehingga melanggar hukum Tuhan, sehingga definisi dosa lebih mengerucut kepada kesalahan (Ayb. 15:5; 20:7; dll). Istilah lain yang menggambarkan makna dari dosa ialah memberontak, yaitu memberontak terhadap kekuasaan yang sah (1 Rj. 12:9; 2 Rj. 8:20), pemberontakan terhadap hukum Tuhan Allah (Hos. 8:1). 67 Perjanjian Baru juga memiliki gayanya sediri untuk mendeskripsikan dosa. Dosa disebut sebagai pelanggaran hukum Allah (1 Yoh. 3:4), atau dalam bahasa aslinya disebut: anomia, yaitu perbuatan yang tanpa kasih (1 Yoh. 4:8) atau kejahatan (1 Yoh. 5:17). Istilah-istilah lain yang digunakan ialah: ketidaktaatan, ketidaksetiaan, tidak percaya. Intinya, seluruh istilah tersebut menunjukkan bahwa ada sesuatu yang hilang karena dosa itu. 68 Dosa juga merusak hubungan antara Allah dan manusia maupun hubungan antara manusia dan manusia. 69 Tradisi Kekristenan memperkenalkan kita kepada istilah dosa turunan. Agustinus yang memahami bahwa dosa turunan itu berakar pada pelanggaran yang dilakukan oleh Adam karena memakan buah pengetahuan. Dosa yang dilakukan oleh Adam tersebut membuatnya mengalami keterpisahan dengan Sang Pencipta. Keterpisahan yang mencerminkan rusaknya hubungan ini tidak semata-mata ditanggung oleh Adam secara pribadi, namun juga oleh keturunannya. Sedangkan tokoh lain, yaitu Pelagius 67 Hadiwijono, Iman Kristen, Hadiwijono, Iman Kristen, Hadiwijono, Iman Kristen,

29 beranggapan bahwa Adam dengan kesalahannya hanya mencelakakan dirinya sendiri dan tidak merugikan keturunannya. Jika dosa itu menurun kepada generasinya itu karena generasi tersebut telah meniru pelanggaran yang dilakukan oleh nenek moyangnya. Namun, dalam hal ini Calvin lebih berpihak kepada pandangan Agustinus. 70 MAKNA PERJAMUAN KUDUS BAGI GKJW Greja Kristen Jawi Wetan atau GKJW dimulai dengan adanya sejumlah orang yang mengaku percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat yang dibuktikan dengan adanya Baptisan Kudus pertama pada tanggal 12 Desember 1843 di Surabaya, Jawa Timur. Orang-orang percaya itu kemudian menyatukan diri sebagai persekutuan gerejawi pada tanggal 11 Desember 1931 dengan nama Pasamuwan-pasamuwan Kristen Djawi ing Tanah Djawi Wetan. Persekutuan ini mendapatkan pengakuan khusus dari pemerintah pada saat itu yang dinyatakan dalam Besluit Gubernur Djenderal Hindia Belanda No. 53 (Staatsblad No. 372) pada tanggal 27 Juni 1932, yang menyebut persekutuan ini dengan nama Oost-Javaansche Kerk. Nama ini kemudian diubah menjadi Greja Kristen Jawi Wetan dan disahkan oleh Surat Keputusan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat (Kristen) Protestan Departemen Agama Republik Indonesia Ni. F/KEP/38/3685/79 tanggal 10 Oktober Sebagai bagian dari Gereja Reformasi maka GKJW hanya mengakui eksistensi dari dua sakramen saja, yaitu Baptisan dan Perjamuan Kudus. Dua sakramen tersebut dipilih karena hanya dua sakramen itulah yang dinyatakan secara jelas di dalam Alkitab. Tradisi reformasi yang bersifat dogmatis ini merupakan hal yang dirasakan perlu untuk terus dilestarikan. Namun, dalam hal ajaran maupun hal-hal lain yang berkaitan dengan kehidupan gerejawi lainnya GKJW menyatakan bahwa mereka tidak dapat menjadi begitu identik dengan ajaran Calvin karena GKJW memandang 70 Yohanes Calvin, Institutio (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005), Majelis Agung, Tata dan Pranata, 2. 19

30 konteks yang real sehingga dapat mengungkapkan pengakuan yang kontekstual. 72 Sebelum merujuk kepada makna Perjamuan Kudus bagi GKJW, maka akan lebih baik bila kita melihat pengertian dan pemaknaan sakramen bagi GKJW terlebih dahulu. Sakramen dimaknai sebagai tanda kudus yang ditetapkan oleh Tuhan Allah yang menyatakan tentang persekutuan Tuhan Allah dengan orang-orang yang menjadi milik-nya dalam kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Dasar dari pelayanan sakramen dimaknai sebagai berita sukacita tentang pengampunan dosa, penyucian dan pengharapan akan hidup yang kekal dalam kematian dan kebangkitan Yesus Kristus dengan tujuan untuk menghayati kematian dan kebangkitan Yesus Kristus serta pemberlakuan hidup baru. 73 Berita Sukacita yang dimaksudkan ialah berita yang menimbulkan rasa gembira/ sukacita karena Tuhan Allah telah mengampuni, menebus, menyucikan manusia dari dosa dan memberi pengharapan akan hidup kekal dalam kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus. Hal ini sejalan dengan apa yang diberitakan oleh Alkitab berkaitan dengan karya penyelamatan. Sedangkan yang dimaksudkan dengan menghayati adalah kegiatan batin yang terus menerus dilakukan oleh seseorang untuk mentransformasikan hal-hal yang sudah lama terjadi (peristiwa kematian dan kebangkitan Yesus Kristus) ke dalam kehidupan masa kini sehingga kehidupan yang sekarang memiliki kepastian masa depan (hidup kekal). Hidup Baru juga memiliki definisi yang spesifik, yaitu hidup yang diberikan oleh Tuhan Allah kepada orang yang menjadi milik-nya dalam kematian dan kebangkitan Yesus Kristus yang penuh dengan pengampunan, penyucian manusia dari dosa dan pengharapan akan hidup yang kekal. Hidup baru ini akan senantiasa nampak pada orang-orang yang menjadi milik Tuhan Allah dalam kehidupannya sehari-hari. 74 Sakramen disadari sebagai inti kehidupan iman orang percaya yang sangat dibutuhkan oleh gereja (warga Kristen) dalam kehidupan dan iman mereka dan 72 Wawancara dengan Sinode GKJW, tanggal 1 Juni 2016 di Kantor Sinode GKJW. 73 Majelis Agung, Tata dan Pranata, Majelis Agung, Tata dan Pranata,

31 keikutsertaan dalam menyambut sakramen ini merupakan kewajiban bagi seluruh warga gereja. 75 Perjamuan Kudus sendiri dimaknai sebagai tanda kudus yang ditetapkan oleh Tuhan Allah untuk umat milik-nya yang mengandung penghayatan akan kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. 76 Kata yang mengandung dalam definisi tersebut secara tidak langsung hendak menyampaikan mengenai kewajiban bagi orang milik-nya untuk menerima Perjamuan Kudus, sedangkan penghayatan yang dimaksudkan adalah keikutsertaan secara lahir dan batin dari umat milik Tuhan Allah dalam menerima Perjamuan Kudus itu dengan kesadaran iman yang sejati. Keikutsertaan ini bukan dikarenakan terpaksa melainkan karena dorongan kesukacitaan dan kerinduan. Oleh karena itu hendaklah keikutsertaan tersebut penuh dengan sukacita dan khidmat. Makna Perjamuan Kudus disadari lebih luas dari penghayatan yang dituliskan, namun yang ingin ditekankan pada pemaknaan ini ialah dimensi penghayatannya. Dengan kata lain terjadi pengkini-an kematian dan kebangkitan Yesus Kristus dan kepastian harapan akan hidup yang kekal. 77 Definisi ini dinyatakan sebagai pemaknaan yang tepat sebab bersifat utuh, akomodatif, dan mengakomodir Kekristenan Reformasi yang universal dan constant dari waktu ke waktu. Namun, sikap gereja terhadap sakramen dapat mengalami perkembangan dan pembaharuan dari waktu ke waktu, seperti halnya dalam sikapnya yang terbaru gereja menyatakan bahwa anak-anak bisa turut mengambil bagian dalam Perjamuan Kudus. Sikap yang baru ini dilandasi oleh keyakinan bahwa anak-anak memiliki tingkat kejujuran yang tinggi dan cenderung masih polos, sehingga bila disertai dengan bimbingan khusus maka mereka dapat ikut ambil bagian dalam sakramen Perjamuan Kudus dengan baik. 78 GKJW melayankan Perjamuan Kudus sebanyak 4 (empat) kali dalam setahun, yaitu pada Hari 75 Majelis Agung, Tata dan Pranata, Majelis Agung, Tata dan Pranata, Majelis Agung, Tata dan Pranata, Wawancara dengan Sinode GKJW, tanggal 1 Juni 2016 di Kantor Sinode GKJW. 21

32 Paskah, Hari Pembangunan Greja Kristen Jawi Wetan, Hari Perjamuan Kudus se-dunia, dan Hari Perayaan Natal. 79 SYARAT-SYARAT YANG DITENTUKAN GKJW UNTUK MENGIKUTI PERJAMUAN KUDUS Bila kita pahami secara keseluruhan dalam pemaknaan Sakramen Perjamuan Kudus bagi GKJW, kata kudus memiliki posisi yang penting. Posisi kekudusan yang tinggi ini membawa implikasi-implikasi dalam pelaksanaan pelayanan Sakramen Perjamuan Kudus, antara lain ialah adanya larangan bagi warga jemaat yang terkena Penggembalaan Khusus untuk turut serta di dalamnya. Peraturan mengenai pelayanan Sakramen Perjamuan Kudus ini dicantumkan dengan jelas di dalam tata gereja GKJW yang bernama Tata dan Pranata Greja Kristen Jawi Wetan dan Peraturan Majelis Agung Tentang Badan-Badan Pembantu Majelis. Tata Pranata ini dalam kurun waktu tertentu akan mengalami perubahan atau proses revisi sebagai akibat dari perubahan konteks, sebab GKJW menyadari betul bahwa setiap zaman memiliki pergumulannya masing-masing. 80 Proses revisi yang dilaksanakan mengacu kepada lima hal, yaitu Alkitab (isi dan pesannya), Sejarah Greja Kristen Jawi Wetan, Tata dan Pranata yang ada, Kenyataan kehidupan seluruh persekutuan Greja Kristen Jawi Wetan (Jemaat, Majelis Daerah, Majelis Agung dan Badan Pembantunya) dan campur tangan Roh Kudus. 81 Sejauh ini Tata Pranata GKJW memiliki lima versi, yaitu tahun 1931, 1947, 1967, 1989, Ketika penelitian ini dilaksanakan, proses revisi terhadap Tata Pranata tengah dilaksanakan sehingga acuan yang digunakan oleh penulis ialah Tata Pranata versi Namun, mengenai perubahan yang terjadi dalam hubungannya dengan Sakramen Perjamuan Kudus kemungkinan besar hanya 79 Majelis Agung, Tata dan Pranata, Wawancara dengan Sinode GKJW, tanggal 1 Juni 2016 di Kantor Sinode GKJW. 81 Majelis Agung, Tata dan Pranata, i. 82 Wawancara dengan Sinode GKJW, tanggal 1 Juni 2016 di Kantor Sinode GKJW. 22

33 akan meliputi pengadaan Perjamuan Kudus bagi anak-anak dan perubahan istilah Penggembalaan Khusus menjadi Penggembalaan saja. 83 Pranata mengenai Pelayanan Sakramen Perjamuan Kudus terdapat dalam BAB VII Pranata tentang Sakramen. Pada pasalnya yang ke-13 dicantumkan mengenai siapa yang dapat mengikuti Perjamuan Kudus. Yang dapat menerima pelayanan Perjamuan Kudus adalah: a. Seluruh warga dewasa yang tidak sedang terkena penggembalaan khusus. b. Warga dewasa dari jemaat/ gereja lain yang tidak berhalangan mengikuti Perjamuan Kudus, yang dinyatakan secara tertulis oleh Majelis Jemaat/ gereja asal. c. Dalam hal khusus di luar yang sudah disebutkan dalam titik a dan b, dapat atau tidaknya seseorang menerima pelayanan Perjamuan Kudus diserahkan kepada kebijakan Majelis yang bersangkutan. 84 Dari ketiga butir persyaratan di atas dapat kita pahami bersama bila syarat mutlak untuk mengikuti Perjamuan Kudus ialah termasuk kategori warga dewasa (dalam hal ini ialah jemaat yang telah Sidi) tidak terkena Penggembalaan Khusus. Tata dan Pranata GKJW juga menguraikan ketetapan mengenai Penggembalaan Khusus. Secara ringkas upaya Penggembalaan Khusus ini ditujukan bagi mereka yang perilaku atau kepercayaannya menyimpang dari kaidah-kaidah dan ajaran Alkitab yang berlaku di GKJW dengan tujuan supaya warga yang bersangkutan kembali kepada perilaku dan kepercayaan yang sesuai demi damai sejahtera persekutuan umat Tuhan Allah yang baru. 85 Yang dimaksudkan dengan menyimpang dari kaidah dan ajaran GKJW antara lain ialah menganut ajaran sesat, berperilaku yang bertentangan dengan tingkah laku Kristen atau tidak menurut kehendak Tuhan Allah seperti yang diajarkan gereja, yang lalai (nglirwakake) menjalankan tugas jabatan gerejawi, dan mengganggu tata dan kehidupan persekutuan dengan bermacam cara. 86 Sederhananya 83 Wawancara dengan Sinode GKJW, tanggal 31 Mei 2016 di Kantor Sinode GKJW. 84 Majelis Agung, Tata dan Pranata, Majelis Agung, Tata dan Pranata, Majelis Agung, Tata dan Pranata,

34 Penggembalaan Khusus ini ditujukan bagi mereka yang tidak mencerminkan identitas sebagai anggota persekutuan kudus. Perilaku dan kepercayaan yang tidak sesuai ini dinilai dapat mengganggu kehidupan persekutuan dan menimbulkan kendala dalam pemberitaan kabar baik. Peraturan mengenai hal ini juga telah terdapat dalam Tata dan Pranata di versi-versi sebelumnya. 87 Gereja dipahami sebagai rekan sekerja Allah dalam misi penyelamatan, ajakan itu dipahami sama seperti ketika Yesus memanggil para rasul-nya. Hal itulah yang dihayati dengan penuh sehingga timbul kesadaran bahwa kita tanpa terkecuali merupakan murid Kristus yang menyediakan diri sebagai ruang kerja dan rekan kerja dalam rangka membangun kerajaan Allah. Oleh karena itu bila terdapat anggota yang dirasakan tidak menyadari pentingnya peran yang dimiliki, maka penggembalaan khusus perlu untuk dilakukan. Kepentingan utama dari penggembalaan khusus tersebut bukanlah untuk menuding atau mendakwa orang lain tetapi justru untuk menjadikan diri orang terebut sebagai lahan dan rekan kerja yang benar. Motif mengasihi, menyayangi, dan membina sampai tuntas tidak dapat dihilangkan dalam hal ini sehingga dialog dalam bentuk sharing dengan menggunakan bahasa sehari-hari dirasakan sangat cocok untuk diterapkan dalam proses penggembalaan. Mereka yang terkena penggembalaan khusus sama halnya dengan orang yang tengah sakit. Orang yang tengah sakit dinilai tidak dapat turut bekerja atau menjadi rekan sekerja Allah karena memerlukan waktu untuk pemulihan. Oleh karena itu, mereka yang terkena penggembalaan khusus tidak dapat menduduki jabatan gerejawi dan mengikuti Perjamuan Kudus. Namun dalam hal ini berjalan atau tidaknya proses penggembalaan khusus di dalam jemaat sangat ditentukan oleh sumber daya pemimpin yang ada di dalam jemaat tersebut, karena pada dasarnya gereja tidak akan mengeluarkan pernyataan tertulis berkaitan dengan hal tersebut Wawancara dengan Sinode GKJW, tanggal 1 Juni 2016 di Kantor Sinode GKJW. 88 Wawancara dengan Sinode GKJW, tanggal 1 Juni 2016 di Kantor Sinode GKJW. 24

35 SYARAT-SYARAT DAN MAKNA PERJAMUAN KUDUS YANG DITERAPKAN DI GKJW: ANALISA KRITIS GKJW memandang Perjamuan Kudus sebagai hal Kudus yang berasal dari Tuhan yang mencangkup dua aspek penting dalam Iman Kristen yaitu kematian dan kebangkitan Yesus. Peristiwa kematian dan kebangkitan itulah yang harus ditarik ke masa kini sehingga menimbulkan penghayatan yang berdampak kepada motivasi yang tepat bagi mereka yang mengambil bagian dalam Perjamuan Kudus, yaitu dorongan dan kerinduan yang datang dari dalam diri masing-masing individu. Motivasi yang tepat dalam mengikuti Perjamuan Kudus ini tidak hanya semakin mempertegas makna dari Perjamuan Kudus itu sendiri tetapi juga membawa sukacita ke dalam hati. Kedua aspek yang terkandung dalam pemaknaan Perjamuan Kudus menurut GKJW ini sangat mengacu kepada dasar sakramen yang juga tertulis di dalam Tata Pranata. Dasar yang dimaksudkan ialah berita sukacita tentang pengampunan dosa, penyucian dan pengharapan akan hidup yang kekal. `Sayangnya, tidak semua jemaat yang memiliki dorongan dari dalam diri dapat duduk menghadap ke meja Perjamuan karena terdapat syarat-syarat yang ditentukan, seperti harus terhitung sebagai warga dewasa (telah sidi) dan tidak terkena penggembalaan khusus. Majelis jemaat memiliki peran yang besar dalam penerapan kriteria-kriteria ini karena dalam beberapa situasi pelayanan kepada pihak-pihak tertentu didasarkan kepada pertimbangan majelis jemaat. Hal-hal teknis tersebut diuraikan secara lugas di dalam memory penjelasan Tata Pranata GKJW. Kita tidak dapat menutup mata bahwa kriteria-kriteria utama seperti pengetahuan, perilaku hidup, dan usia diterapkan dalam Pelayanan Perjamuan Kudus di GKJW. Pengetahuan, perilaku, dan usia menjadi semacam filter yang menyaring pihak mana yang dapat disebut layak dan pihak mana yang dipandang sebaliknya. Pada tingkat usia tertentu jemaat diharapkan memiliki tingkat pengetahuan Iman Kristen yang semakin kaya dan matang sehingga dapat memberikan implikasi dalam kehidupan sehari-hari. 25

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara akan persoalan Perjamuan Kudus maka ada banyak sekali pemahaman antar jemaat, bahkan antar pendeta pun kadang memiliki dasar pemahaman berbeda walau serupa.

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Peribadatan dalam gereja serta perayaan sakramen-sakramen adalah jembatan bagi warga jemaat untuk mengalami persekutuan dengan Tuhan dan seluruh warga jemaat. Sehingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam pengajaran gereja sakramen disebut sebagai salah satu alat pemelihara keselamatan bagi umat Kristiani. Menurut gereja-gereja reformasi hanya ada dua sakramen,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sakramen berasal dari bahasa Latin; Sacramentum yang memiliki arti perbuatan kudus 1. Dalam bidang hukum dan pengadilan Sacramentum biasanya diartikan sebagai barang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. A.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. A.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1 A. Permasalahan A.1. Latar Belakang Masalah Perjamuan Kudus merupakan salah satu ritual yang masih terpelihara dalam tradisi gereja hingga saat ini. Sebuah ritual jamuan makan roti

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG

BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG Pada Bab ini, penulis akan menggunakan pemahaman-pemahaman Teologis yang telah dikemukakan pada

Lebih terperinci

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN I Allah Tritunggal Kami percaya kepada satu Allah yang tidak terbatas, yang keberadaan-nya kekal, Pencipta dan Penopang alam semesta yang berdaulat; bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN I. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN I. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN I. Latar Belakang Permasalahan Istilah sakramen sebenarnya tidak terdapat dalam Alkitab. Istilah ini berasal dari bahasa Latin sacramentum. Menurut etimologi, kata ini

Lebih terperinci

Pertanyaan Alkitab (24-26)

Pertanyaan Alkitab (24-26) Pertanyaan Alkitab (24-26) Bagaimanakah orang Kristen Bisa Menentukan Dia Tidak Jatuh Dari Iman/Berpaling Dari Tuhan? Menurut Alkitab seorang Kristen bisa jatuh dari kasih karunia, imannya bisa hilang.

Lebih terperinci

SAKRAMEN (Pertemuan keempat) Membandingkan pelaksanaan sakramen di berbagai gereja dengan pengajaran Alkitab (C.4)

SAKRAMEN (Pertemuan keempat) Membandingkan pelaksanaan sakramen di berbagai gereja dengan pengajaran Alkitab (C.4) SAKRAMEN (Pertemuan keempat) Membandingkan pelaksanaan sakramen di berbagai gereja dengan pengajaran Alkitab (C.4) Tujuan Pembelajaran Memahami makna sakramen Memahami batasan penetapan sakramen Memahami

Lebih terperinci

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu?

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu? Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan 21-23 Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu? Orang-orang yang percaya kepada Kristus terpecah-belah menjadi ratusan gereja. Merek agama Kristen sama

Lebih terperinci

TATA GEREJA PEMBUKAAN

TATA GEREJA PEMBUKAAN TATA GEREJA PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya gereja adalah penyataan Tubuh Kristus di dunia, yang terbentuk dan hidup dari dan oleh Firman Tuhan, sebagai persekutuan orang-orang percaya dan dibaptiskan ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Gereja adalah persekutuan umat Tuhan Allah yang baru. Ungkapan ini erat hubungannya dengan konsep tentang gereja adalah tubuh Kristus. Dalam konsep ini

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan Bdk. Pranata Tentang Sakramen dalam Tata dan Pranata GKJW, (Malang: Majelis Agung GKJW, 1996), hlm.

Bab I Pendahuluan Bdk. Pranata Tentang Sakramen dalam Tata dan Pranata GKJW, (Malang: Majelis Agung GKJW, 1996), hlm. Bab I Pendahuluan 1. 1 Latar Belakang Masalah Selama ini di Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW) dilakukan Perjamuan Kudus sebanyak empat kali dalam satu tahun. Pelayanan sebanyak empat kali ini dihubungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Roh Kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Roh Kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, Tuhan Allah menyatakan diri sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Roh Kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal.

Lebih terperinci

Pembaptisan Air. Pengenalan

Pembaptisan Air. Pengenalan Pembaptisan Air Pengenalan Penting sekali bagi kita membaca Alkitab dan mempelajari apa yang Tuhan katakan kepada umatnya. Saya percaya kita perlu meneliti Kitab Suci secara menyeluruh untuk mengetahui

Lebih terperinci

Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini

Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini Catatan: Bahan ini diambil dari http://www.sabda.org/sabdaweb/biblical/intro/?b=47, diakses tanggal 3 Desember 2012. Selanjutnya mahasiswa dapat melihat situs www.sabda.org yang begitu kaya bahan-bahan

Lebih terperinci

Perjamuan Kudus. Memperingati Kematian Tuhan HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

Perjamuan Kudus. Memperingati Kematian Tuhan HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS GEREJA YESUS SEJATI Pusat Indonesia Jl. Danau Asri Timur Blok C3 number 3C Sunter Danau Indah Jakarta 14350 Indonesia Telp. (021) 65304150, 65304151 Faks. (021) 65304149 E-mail:

Lebih terperinci

The State of Incarnation : Humiliation (KEHINAAN KRISTUS)

The State of Incarnation : Humiliation (KEHINAAN KRISTUS) The State of Incarnation : Humiliation (KEHINAAN KRISTUS) Rudi Zalukhu, M.Th BGA : Filipi 2:1-1111 Ke: 1 2 3 APA YANG KUBACA? (Observasi: Tokoh, Peristiwa) APA YANG KUDAPAT? (Penafsiran: Pelajaran, Janji,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam komunitas sebagai anggota gereja (Gereja sebagai Institusi). 1

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam komunitas sebagai anggota gereja (Gereja sebagai Institusi). 1 BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Nabeel Jabbour menepis pemahaman tentang gereja hanya sebatas bangunan, gedung dan persekutuan yang institusional. Berangkat dari pengalaman hidup Nabeel Jabbour selama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Pendidikan iman anak tentunya bukanlah hal yang dapat dianggap sepele. Banyak pihak bertanggung jawab dalam pelaksanaan pendidikan iman bagi anak-anak kecil

Lebih terperinci

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Nama-namanya Peraturannya Tugasnya Masa depannya

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Nama-namanya Peraturannya Tugasnya Masa depannya Gereja Ada gedung-gedung dan katedral indah, pos penginjilan dan bangunan sederhana yang memakai nama "Gereja". Bangunan-bangunan itu mempunyai menara, salib, dan lonceng yang mempunyai caranya sendiri

Lebih terperinci

SOLA GRATIA (HANYA OLEH ANUGERAH)

SOLA GRATIA (HANYA OLEH ANUGERAH) SOLA GRATIA (HANYA OLEH ANUGERAH) Sola gratia merupakan sebuah konsep yang sulit dipahami hingga sekarang. Konsep sola gratia menimbulkan perdebatan panjang yang tiada henti dari abad ke 5 sampai masa

Lebih terperinci

BAB TIGA PENYELAMATAN ALLAH

BAB TIGA PENYELAMATAN ALLAH BAB TIGA PENYELAMATAN ALLAH Minggu ke-3, ARTI DAN HAKIKAT PENYELAMATAN ALLAH 19. Pert : Apakah yang dimaksud dengan penyelamatan Allah? Jwb : Penyelamatan Allah adalah tindakan Allah melepaskan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Oikumenikal dan Evangelikal.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Oikumenikal dan Evangelikal. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1. Gereja Oikumenikal dan Evangelikal. Data statistik keagamaan Kristen Protestan tahun 1992, memperlihatkan bahwa ada sekitar 700 organisasi 1 Kristen

Lebih terperinci

BUAH-BUAH ROH & KARUNIA ROH KUDUS

BUAH-BUAH ROH & KARUNIA ROH KUDUS MAKALAH 3 BUAH-BUAH ROH & KARUNIA ROH KUDUS Oleh Herlianto herlianto@yabina.org (Depok, Indonesia) ( Ya y a s a n b in a a w a m ) *) Makalah ini disampaikan dalam rangka Seminar Pneumatologi yang diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB III Tuntutan Ketaatan terhadap Pertumbuhan Gereja

BAB III Tuntutan Ketaatan terhadap Pertumbuhan Gereja BAB III Tuntutan Ketaatan terhadap Pertumbuhan Gereja A. Amanat Agung dan Tuntutan Ketaatan terhadap Pertumbuhan Gereja Amanat Agung Yesus Kristus diterima sebagai tugas atau mandat misi yang disampaikan

Lebih terperinci

MEMBERITAKAN INJIL DENGAN UTUH. Pembinaan Calon Pemimpin Kelompok Kecil UPEMKIP

MEMBERITAKAN INJIL DENGAN UTUH. Pembinaan Calon Pemimpin Kelompok Kecil UPEMKIP A. Hakikat Penginjilan 1 MEMBERITAKAN INJIL DENGAN UTUH Pembinaan Calon Pemimpin Kelompok Kecil UPEMKIP - 25062017 Menjadi saksi Kristus tidak hanya meliputi tingkah laku dan pola hidup sehari-hari, tetapi

Lebih terperinci

5. Pengantar : Imam mengarahkan umat kepada inti bacaan, liturgi yang akan dirayakan saat itu.

5. Pengantar : Imam mengarahkan umat kepada inti bacaan, liturgi yang akan dirayakan saat itu. TATA CARA dan URUTAN PERAYAAN EKARISTI: Bagian 1 : RITUS PEMBUKA Bertujuan mempersatukan umat yang berkumpul dan mempersiapkan umat untuk mendengarkan sabda Allah dan merayakan Ekaristi dengan layak. Ritus

Lebih terperinci

KERAMAHAN TANPA SEKAT YEREMIA 28 : 5-9; MAZMUR 89 : 1-4, 15-18; ROMA 6 : 12-23; MATIUS 10 : 40-42

KERAMAHAN TANPA SEKAT YEREMIA 28 : 5-9; MAZMUR 89 : 1-4, 15-18; ROMA 6 : 12-23; MATIUS 10 : 40-42 Liturgi SAKRAMEN PERJAMUAN KUDUS MINGGU, 02 JULI 2017 KERAMAHAN TANPA SEKAT YEREMIA 28 : 5-9; MAZMUR 89 : 1-4, 15-18; ROMA 6 : 12-23; MATIUS 10 : 40-42 GEREJA KRISTEN INDONESIA JL. KEBONJATI NO. 100 BANDUNG

Lebih terperinci

Injil Dari Dosa menuju Keselamatan

Injil Dari Dosa menuju Keselamatan Injil Dari Dosa menuju Keselamatan Seluruh pesan Alkitab dirangkum dengan indah di dalam dua ayat saja: Karena begitu besar kasih Yahuwah akan dunia ini, sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang terpanggil dan dihimpun oleh Allah Bapa, keluar dari kegelapan menuju kepada Yesus Kristus

Lebih terperinci

Baptisan. Mencuci Bersih Dosa HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

Baptisan. Mencuci Bersih Dosa HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS Baptisan Mencuci Bersih Dosa GEREJA YESUS SEJATI Pusat Indonesia Jl. Danau Asri Timur Blok C3 number 3C Sunter Danau Indah Jakarta 14350 Indonesia Telp. (021) 65304150, 65304151

Lebih terperinci

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB. Kasih Allah Untuk Orang Berdosa

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB. Kasih Allah Untuk Orang Berdosa MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB Kasih Allah Untuk Orang Berdosa Hari ini kita mau belajar tentang kasih Allah. Untuk menghargai kasih Allah kepada kita, kita harus pertama-tama

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL. kemampuan

KISI-KISI PENULISAN SOAL. kemampuan KISI-KISI PENULISAN SOAL Jenis Sekolah : SMP Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Kurikulum : 2006 Alokasi Waktu : 120 Menit Jumlah soal : 40 + 5 Bentuk Soal : Pilihan Ganda dan Uraian

Lebih terperinci

Mat. 16: Ev. Bakti Anugrah, M.A.

Mat. 16: Ev. Bakti Anugrah, M.A. Mat. 16: 13-20 Ev. Bakti Anugrah, M.A. Identitas Kristus yang sudah dinyatakan berulang-ulang dari pasal pertama sampai pasal kelima belas ternyata masih menimbulkan kebingungan dan perpecahan pendapat

Lebih terperinci

Written by Tim carmelia.net Published Date

Written by Tim carmelia.net Published Date Pada masa akhir hidupnya, Paus Yohanes Paulus II menetapkan tahun Ekaristi yang dimulai pada bulan Oktober tahun 2004 sampai bulan Oktober tahun 2005. Hal ini menunjukkan suatu kecintaan yang luar biasa

Lebih terperinci

PENGAKUAN IMAN RASULI. Aku percaya kepada Allah, Bapa yang Mahakuasa, pencipta langit dan bumi

PENGAKUAN IMAN RASULI. Aku percaya kepada Allah, Bapa yang Mahakuasa, pencipta langit dan bumi PENGAKUAN IMAN RASULI Aku percaya kepada Allah, Bapa yang Mahakuasa, pencipta langit dan bumi Dan kepada Yesus Kristus, AnakNya yang tunggal,tuhan kita Yang dikandung daripada Roh Kudus, lahir dari anak

Lebih terperinci

PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus.

PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus. PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) Berbeda dengan mereka yang sekarang mengubah pengaturan Yesus, Kisah 2 memberi contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus. Cerita Awalnya Dalam Kisah 2 Petrus

Lebih terperinci

KISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS SEMESTER GENAP (II) TAHUN PELAJARAN

KISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS SEMESTER GENAP (II) TAHUN PELAJARAN KISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS SEMESTER GENAP (II) TAHUN PELAJARAN 2012-2013 Jenjang : SMP Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Kristen Kelas / Semester : VII / II Bentuk Soal : Pilihan ganda

Lebih terperinci

Level 3 Pelajaran 6. RAJA DAN KERAJAAN-NYA Oleh Don Krow

Level 3 Pelajaran 6. RAJA DAN KERAJAAN-NYA Oleh Don Krow Level 3 Pelajaran 6 RAJA DAN KERAJAAN-NYA Oleh Don Krow Di Perjanjian Lama, apa yang membedakan bangsa Israel dari bangsa-bangsa lain adalah mereka merupakan sebuah teokrasi. Dengan kata lain, mereka diperintah

Lebih terperinci

Pdt. Gerry CJ Takaria

Pdt. Gerry CJ Takaria Geli, Jijik, Menakutkan, Bikin Gatal Kelahiran adalah waktu sukacita. Sebuah benih bertunas, dan munculnya dua daun pertama, menjadikan pemilik kebun akan senang. Seorang bayi dilahirkan, dan tangisannya

Lebih terperinci

Revelation 11, Study No. 38 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No.38, oleh Chris McCann

Revelation 11, Study No. 38 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No.38, oleh Chris McCann Revelation 11, Study No. 38 in Indonesian Language Seri Kitab Wahyu pasal 11, Pembahasan No.38, oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu.

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI KUNCI MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI BAGI MEREKA YANG MEMBUAT KEPUTUSAN Saudara yang terkasih, pada waktu Saudara menerima Yesus Kristus menjadi Juruselamat pribadi,

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI KUNCI MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI BAGI MEREKA YANG MEMBUAT KEPUTUSAN Saudara yang terkasih, pada waktu Saudara menerima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. imannya itu kepada Kristus dalam doa dan pujian. Doa, pujian dan kegiatan-kegiatan liturgi

BAB I PENDAHULUAN. imannya itu kepada Kristus dalam doa dan pujian. Doa, pujian dan kegiatan-kegiatan liturgi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan Gereja adalah persekutuan umat beriman yang percaya kepada Kristus. Sebagai sebuah persekutuan iman, umat beriman senantiasa mengungkapkan dan mengekspresikan

Lebih terperinci

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Definisi Keselamatan Permulaan Memasuki Keselamatan Akibat-akibat Keselamatan

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Definisi Keselamatan Permulaan Memasuki Keselamatan Akibat-akibat Keselamatan Keselamatan Saya sedang duduk di rumahnya yang kecil, ketika Amelia, yang berusia 95 tahun, menceritakan apa sebabnya ia menerima Yesus sebagai Juruselamatnya. Bertahun-tahun yang lalu ia berdiri di depan

Lebih terperinci

BAB IV CAWAN DAN SLOKI DALAM PERJAMUAN KUDUS. istilah orang Jawa wong jowo iku nggoning semu artinya orang Jawa itu peka

BAB IV CAWAN DAN SLOKI DALAM PERJAMUAN KUDUS. istilah orang Jawa wong jowo iku nggoning semu artinya orang Jawa itu peka BAB IV CAWAN DAN SLOKI DALAM PERJAMUAN KUDUS Dalam bagian ini akan mengemukakan pengaruh perubahan penggunaan cawan menjadi sloki dalam Perjamuan Kudus dalam kehidupan jemaat masa modern dengan melihat

Lebih terperinci

Hidup dalam Kasih Karunia Allah 2Kor.6:1-10 Pdt. Tumpal Hutahaean

Hidup dalam Kasih Karunia Allah 2Kor.6:1-10 Pdt. Tumpal Hutahaean Hidup dalam Kasih Karunia Allah 2Kor.6:1-10 Pdt. Tumpal Hutahaean Dalam hidup ini mungkinkah kita sebagai anak-anak Tuhan memiliki kebanggaan-kebanggaan yang tidak bernilai kekal? Mungkinkah orang Kristen

Lebih terperinci

Gereja. Tubuh Kristus HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

Gereja. Tubuh Kristus HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS Gereja Tubuh Kristus GEREJA YESUS SEJATI Pusat Indonesia Jl. Danau Asri Timur Blok C3 number 3C Sunter Danau Indah Jakarta 14350 Indonesia Telp. (021) 65304150, 65304151 Faks.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Dengan sengaja ditulis Calvinis, bukan Kalvinis, karena istilah ini berasal dari nama Johannes Calvin.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Dengan sengaja ditulis Calvinis, bukan Kalvinis, karena istilah ini berasal dari nama Johannes Calvin. BAB I PENDAHULUAN 1. PERMASALAHAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di lingkungan gereja-gereja Protestan sedunia, aliran atau denominasi Calvinis 1 (lebih sering disebut Reformed ataupun Presbyterian) hampir

Lebih terperinci

Pdt. Gerry CJ Takaria

Pdt. Gerry CJ Takaria Orang-orang Kristen tidak boleh bersifat statis. Jika Roh Kristus diam di dalam mereka (Rm. 8:9) maka mereka akan mengalami proses perubahan. Di dalam Kitab Suci gambaran pengalaman orang-orang percaya

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH

UKDW BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH Kehidupan bergereja (berjemaat) tidak dapat dilepaskan dari realita persekutuan yang terjalin di dalamnya. Dalam relasi persekutuan tersebut, maka setiap anggota

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Kristen Protestan

Pendidikan Agama Kristen Protestan Modul ke: 05Fakultas Psikologi Pendidikan Agama Kristen Protestan GERAKAN PEMBARUAN GEREJA Program Studi Psikologi Drs. Sugeng Baskoro,M.M. BAHAN KAJIAN Pengertian Gerakan Pembaruan Gereja (Reformasi Gereja).

Lebih terperinci

Siapakah orang Kristen Baptis dan Apa yang mereka percayai?

Siapakah orang Kristen Baptis dan Apa yang mereka percayai? Siapakah orang Kristen Baptis dan Apa yang mereka percayai? Buku ini menjelaskan mengenai dua belas ajaran dasar dari umat Kristen Baptis. Dasar kepercayaan ini tidak hanya khusus untuk orang Kristen Baptis,

Lebih terperinci

Pdt. Gerry CJ Takaria

Pdt. Gerry CJ Takaria ANUGERAH ALLAH YANG MENYELAMATKAN Alkitab menyatakan Allah yang menaruh perhatian atas keselamatan manusia. Anggota Keallahan bersatu dalam upaya membawa kembali manusia ke dalam persatuan dengan Pencipta

Lebih terperinci

KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA. (Pertanyaan dan Jawaban)

KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA. (Pertanyaan dan Jawaban) KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA (Pertanyaan dan Jawaban) 1 TUHAN, MANUSIA DAN DOSA * Q. 1 Siapakah yang membuat anda? A. Tuhan yang membuat kita. Kejadian 1:26,27; Kejadian 2:7 Q. 2 Apa lagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ibadah merupakan sebuah bentuk perjumpaan manusia dengan Allah, pun juga dengan corak masing-masing sesuai dengan pengalaman iman dari setiap individu atau

Lebih terperinci

Bab Duapuluh-Tiga (Chapter Twenty-Three) Sakramen (The Sacraments)

Bab Duapuluh-Tiga (Chapter Twenty-Three) Sakramen (The Sacraments) Bab Duapuluh-Tiga (Chapter Twenty-Three) Sakramen (The Sacraments) Yesus memberikan kepada gereja hanya dua sakramen: baptisan air (lihat Matius 28:19) dan Perjamuan Tuhan (lihat 1 Korintus 11:23-26).

Lebih terperinci

UKDW BAB I. Pendahuluan. 1. Latar Belakang Masalah. Secara umum dipahami bahwa orang Indonesia harus beragama. Ini salah

UKDW BAB I. Pendahuluan. 1. Latar Belakang Masalah. Secara umum dipahami bahwa orang Indonesia harus beragama. Ini salah BAB I Pendahuluan 1. Latar Belakang Masalah Secara umum dipahami bahwa orang Indonesia harus beragama. Ini salah satunya karena Indonesia berdasar pada Pancasila, dan butir sila pertamanya adalah Ketuhanan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Katekisasi merupakan salah satu bentuk pelayanan pendidikan kristiani yang dilakukan oleh gereja. Istilah katekisasi berasal dari kerja bahasa Yunani: katekhein yang

Lebih terperinci

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama

Lebih terperinci

RENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order

RENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order RENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order HARI 1 JEJAK-JEJAK PEMURIDAN DALAM SURAT 1-2 TIMOTIUS Pendahuluan Surat 1-2 Timotius dikenal sebagai bagian dari kategori Surat Penggembalaan. Latar belakang

Lebih terperinci

Kitab Mazmur : Kumpulan Tulisan Nubuatan

Kitab Mazmur : Kumpulan Tulisan Nubuatan Setelah pada bulan lalu kita mempelajari kitab Mazmur sebagai kitab puisi yang berisi seni ekspresi hati manusia dalam hubungannya dengan Tuhan, pada bulan ini kita akan melihat kitab Mazmur sebagai kitab

Lebih terperinci

BAHAN PENDALAMAN ALKITAB PERSEKUTUAN PEREMPUAN GKPA TAHUN 2018

BAHAN PENDALAMAN ALKITAB PERSEKUTUAN PEREMPUAN GKPA TAHUN 2018 BAHAN PENDALAMAN ALKITAB PERSEKUTUAN PEREMPUAN GKPA TAHUN MING- 07 Januari 14 Januari 21 Januari 28 Januari 04 Februari Keluaran 3:10-15 Mazmur 8:1-10 Yohanes 21:1-11 1Samuel 9:1-10 Markus 5:22-34 Mengenal

Lebih terperinci

Keterangan Dasar Tentang Alkitab

Keterangan Dasar Tentang Alkitab Keterangan Dasar Tentang Alkitab Alkitab ditulis untuk segala macam manusia - muda dan tua, tidak terpelajar dan terpelajar, kaya dan miskin. Alkitab adalah pedoman rohani untuk mengajar orang bagaimana

Lebih terperinci

Gereja Membaptis Orang Percaya

Gereja Membaptis Orang Percaya Gereja Membaptis Orang Percaya Beberapa tahun lalu di daratan Cina ada beberapa orang Kristen yang sedang membicarakan pandangan berbagai gereja tentang baptisan. Salah seorang pemimpin awam mengatakannya

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

LATAR BELAKANG PERMASALAHAN BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Sejak manusia pertama (Adam) jatuh ke dalam dosa, seperti dikisahkan pada kitab Kejadian dari Alkitab Perjanjian Lama, maka pintu gerbang dunia terbuka

Lebih terperinci

Siapakah Yesus Kristus? (4/6)

Siapakah Yesus Kristus? (4/6) Siapakah Yesus Kristus? (4/6) Nama Kursus : SIAPAKAH YESUS KRISTUS? Nama Pelajaran : Yesus adalah Juru Selamat dan Tuhan Kode Pelajaran : SYK-P04 Pelajaran 04 - YESUS ADALAH JURU SELAMAT DAN TUHAN DAFTAR

Lebih terperinci

Dikutip dari ALKITAB Terjemahan Baru (TB) LAI 1974

Dikutip dari ALKITAB Terjemahan Baru (TB) LAI 1974 Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. (Lukas 10:27)

Lebih terperinci

10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E) 10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi

Lebih terperinci

BAGIAN II--TEOLOGI KISAH PARA RASUL. l. Lukas adalah seorang Yunani, bukan seorang Yahudi-- Kol. 4:l0- l4

BAGIAN II--TEOLOGI KISAH PARA RASUL. l. Lukas adalah seorang Yunani, bukan seorang Yahudi-- Kol. 4:l0- l4 1 BAGIAN II--TEOLOGI KISAH PARA RASUL PENDAHULUAN A. Penulis. l. Lukas adalah seorang Yunani, bukan seorang Yahudi-- Kol. 4:l0- l4 2. Ada yang merasa bahwa dia dilahirkan di Antiokhia di Siria, dan ada

Lebih terperinci

Meneladan Maria Menjadi Pribadi Ekaristis

Meneladan Maria Menjadi Pribadi Ekaristis BAHAN RENUNGAN (untuk kalangan sendiri) Meneladan Maria Menjadi Pribadi Ekaristis semakin beriman, semakin bersaudara dan berbela rasa Kata Pengantar Saudara saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus,

Lebih terperinci

Dasar Kebersatuan Umat Kristen. Efesus 2: Pdt. Andi Halim, S.Th.

Dasar Kebersatuan Umat Kristen. Efesus 2: Pdt. Andi Halim, S.Th. Dasar Kebersatuan Umat Kristen Efesus 2:11-22 Pdt. Andi Halim, S.Th. Bicara soal kebersatuan, bukan hanya umat Kristen yang bisa bersatu. Bangsa Indonesia pun bersatu. Ada semboyan Bhineka Tunggal Ika,

Lebih terperinci

Alkitab. Persiapan untuk Penelaahan

Alkitab. Persiapan untuk Penelaahan Persiapan untuk Penelaahan Alkitab Sekarang setelah kita membicarakan alasan-alasan untuk penelaahan Alkitab dan dengan singkat menguraikan tentang Alkitab, kita perlu membicarakan bagaimana menelaah Alkitab.

Lebih terperinci

Alkitab menyatakan Allah yang menaruh perhatian atas keselamatan manusia. Anggota Keallahan bersatu dalam upaya membawa kembali manusia ke dalam

Alkitab menyatakan Allah yang menaruh perhatian atas keselamatan manusia. Anggota Keallahan bersatu dalam upaya membawa kembali manusia ke dalam Alkitab menyatakan Allah yang menaruh perhatian atas keselamatan manusia. Anggota Keallahan bersatu dalam upaya membawa kembali manusia ke dalam persatuan dengan Pencipta mereka. Yesus meninggikan kasih

Lebih terperinci

Tahun A-B-C : Hari Raya Paskah LITURGI SABDA

Tahun A-B-C : Hari Raya Paskah LITURGI SABDA 1 Tahun A-B-C : Hari Raya Paskah LITURGI SABDA Bacaan Pertama Kis. 10 : 34a. 37-43 Kami telah makan dan minum bersama dengan Yesus setelah Ia bangkit dari antara orang mati. Bacaan diambil dari Kisah Para

Lebih terperinci

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD)

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) 11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Konsep tentang panggilan sudah ada sejak jaman Israel kuno seiring dengan pengenalan mereka tentang Allah. Misalnya panggilan Tuhan kepada Abraham (Kej 12:

Lebih terperinci

Mereka berkumpul karena Paulus akan pergi keesokan harinya. Kisah 20:7

Mereka berkumpul karena Paulus akan pergi keesokan harinya. Kisah 20:7 Lesson 6 for May 12, 2018 Ia akan mengucapkan perkataan yang menentang Yang Mahatinggi, dan akan menganiaya orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi; ia berusaha untuk mengubah waktu dan hukum, dan mereka

Lebih terperinci

By Daniel Ronda (untuk mata kuliah Sistem-Sistem Teologi) Sejarah Singkat

By Daniel Ronda (untuk mata kuliah Sistem-Sistem Teologi) Sejarah Singkat By Daniel Ronda (untuk mata kuliah Sistem-Sistem Teologi) Sejarah Singkat Istilah ini muncul sebagai akibat dari pertikaian pada awal abad ke 17 di Belanda tentang ajaran predestinasi. Jacobus Arminius

Lebih terperinci

INJIL YESUS KRISTUS. Bagi Dunia

INJIL YESUS KRISTUS. Bagi Dunia Alkitab mengatakan bahwa kita harus MEMILIH: untuk beribadah kepada Tuhan, atau untuk menolak-nya. Yosua 24:14-15 berbunyi, Oleh sebab itu, takutlah akan Tuhan dan beribadahlah kepada-nya dengan tulus

Lebih terperinci

PENDADARAN. HOSANA : berilah kiranya keselamatan! PERJAMUAN KUDUS PASKAH. Minggu, 5 April 2015 GEREJA KRISTEN JAWA JOGLO

PENDADARAN. HOSANA : berilah kiranya keselamatan! PERJAMUAN KUDUS PASKAH. Minggu, 5 April 2015 GEREJA KRISTEN JAWA JOGLO PENDADARAN PERJAMUAN KUDUS PASKAH Minggu, 5 April 2015 HOSANA : berilah kiranya keselamatan! GEREJA KRISTEN JAWA JOGLO Kompleks Taman Alfa Indah Blok A No. 9 Joglo Jakarta Barat I. PENDAHULUAN Jemaat yang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PIMPINAN PUSAT GKPS Nomor: 99/SK-1-PP/2013 tentang TATA GEREJA dan PERATURAN RUMAH TANGGA GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS)

KEPUTUSAN PIMPINAN PUSAT GKPS Nomor: 99/SK-1-PP/2013 tentang TATA GEREJA dan PERATURAN RUMAH TANGGA GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS) TATA GEREJA GKPS 1 GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS) Simalungun Protestant Christian Church Pimpinan Pusat : Pdt. Jaharianson Saragih, STh, MSc, PhD Sekretaris Jenderal : Pdt. El Imanson Sumbayak,

Lebih terperinci

KEBENARAN SEDERHANA untuk ORANG PERCAYA BARU (Pertanyaan dan Jawaban)

KEBENARAN SEDERHANA untuk ORANG PERCAYA BARU (Pertanyaan dan Jawaban) KEBENARAN SEDERHANA untuk ORANG PERCAYA BARU (Pertanyaan dan Jawaban) EDISI KEDUA VERSI 2.0 Kata Pengantar Selama bertahun-tahun, umat Allah telah menggunakan sekumpulan pertanyaan dan jawaban untuk membantu

Lebih terperinci

Surat-surat Am DR Wenas Kalangit

Surat-surat Am DR Wenas Kalangit Surat-surat Am DR Wenas Kalangit 22 Januari 2008 Jakarta 1 Surat-surat Ibrani dan Am Catatan Umum Delapan surat terakhir dalam PB disebut juga dengan nama: Surat-surat Am atau Umum. Disebut demikian karena

Lebih terperinci

Seri Iman Kristen (10/10)

Seri Iman Kristen (10/10) Seri Iman Kristen (10/10) Nama Kursus : DASAR-DASAR IMAN KRISTEN Nama Pelajaran : Menang Atas Keinginan Daging Kode Pelajaran : DIK-P10 Pelajaran 10 - MENANG ATAS KEINGINAN DAGING DAFTAR ISI Teks Ayat

Lebih terperinci

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. perempuan atau pun jenis kelamin, semuanya pasti akan mengalaminya. Tidak hanya

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. perempuan atau pun jenis kelamin, semuanya pasti akan mengalaminya. Tidak hanya BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS Kematian merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Siapa saja bisa mengalami hal itu, baik tua atau pun muda, miskin atau pun kaya, baik perempuan atau

Lebih terperinci

TATA IBADAH HARI MINGGU

TATA IBADAH HARI MINGGU Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) JEMAAT IMMANUEL DEPOK Sekretariat : Jl. Pemuda No.70 Telp.7522859 Fax.77210338 Kota Depok (16431) TATA IBADAH HARI MINGGU PERSIAPAN : TATA IBADAH HARI

Lebih terperinci

Belajar dari Kristus

Belajar dari Kristus SAAT TEDUH HARI KE-2 Belajar dari Kristus Bacaan Alkitab: Mazmur 33; Roma 6:5-11 supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah

Lebih terperinci

Buku buku Perjanjian Baru

Buku buku Perjanjian Baru Buku buku Perjanjian Baru Pada saat Perjanjian Baru mulai dituliskan, gambaran Perjanjian Lama sudah banyak berubah. Zaman para nabi sudah berlalu dan banyak orang bersikap acuh tak acuh terhadap hal-hal

Lebih terperinci

BAB 27 Berdiam Diri dalam Pertemuan- Pertemuan Jemaat

BAB 27 Berdiam Diri dalam Pertemuan- Pertemuan Jemaat Dikutip dari buku: UCAPAN PAULUS YANG SULIT Oleh : Manfred T. Brauch Penerbit : Seminari Alkitab Asia Tenggara - Malang - 1997 Halaman 161-168 BAB 27 Berdiam Diri dalam Pertemuan- Pertemuan Jemaat Sama

Lebih terperinci

MEMPERBAHARUI PIKIRAN KITA

MEMPERBAHARUI PIKIRAN KITA MEMPERBAHARUI PIKIRAN KITA Pengantar Pernahkah Anda berharap bahwa Tuhan tidak memberi kita kehendak bebas? Bahwa Ia mengendalikan saja pikiran kita? Bahwa kita dapat taat kepada-nya tanpa pergumulan atau

Lebih terperinci

RESENSI BUKU Keselamatan Milik Allah Kami - bagi milik

RESENSI BUKU Keselamatan Milik Allah Kami - bagi milik RESENSI BUKU Judul : Keselamatan Milik Allah Kami Penulis : Christopher Wright Penerbit : Surabaya: Literatur Perkantas Jawa Timur Tahun : 2011 Halaman : 225 halaman Dalam buku ini Christopher Wright berupaya

Lebih terperinci

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB)

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) 09 April 2017 Jemaat GIDEON Kelapadua Depok Jl. Komjen Pol M. Jasin Kelapadua, Pasirgunung Selatan Ksatrian Amji Atak (Komp. BRIMOB POLRI) Kelapadua h

Lebih terperinci

Yesus Adalah Juru Selamat Manusia. pertanyaan : Mengapa manusia perlu seorang juru selamat? Apa artinya

Yesus Adalah Juru Selamat Manusia. pertanyaan : Mengapa manusia perlu seorang juru selamat? Apa artinya Pelajaran Kedua Yesus Adalah Juru Selamat Manusia Apabila kita bicara tentang Juru Selamat, mungkin sementara orang mengajukan pertanyaan : Mengapa manusia perlu seorang juru selamat? Apa artinya diselamatkan?

Lebih terperinci

INJIL YESUS KRISTUS BAGI DUNIA. melainkan beroleh hidup yang kekal Yohanes 3:16. (Bahasa Indonesian)

INJIL YESUS KRISTUS BAGI DUNIA. melainkan beroleh hidup yang kekal Yohanes 3:16. (Bahasa Indonesian) (Bahasa Indonesian) INJIL BAGI DUNIA Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-nya tidak binasa, melainkan

Lebih terperinci

KISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN KENAIKKAN KELAS SEMESTER GENAP ( II ) TAHUN

KISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN KENAIKKAN KELAS SEMESTER GENAP ( II ) TAHUN KISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN KENAIKKAN KELAS SEMESTER GENAP ( II ) TAHUN 2012-2013 Jenjang : SMP Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Kristen Kelas / Semester : VIII / II Bentuk Soal : Pilihan ganda Jumlah

Lebih terperinci

GPIB Immanuel Depok Minggu, 30 April 2017 TATA IBADAH MINGGU II SESUDAH PASKAH

GPIB Immanuel Depok Minggu, 30 April 2017 TATA IBADAH MINGGU II SESUDAH PASKAH PERSIAPAN : TATA IBADAH MINGGU II SESUDAH PASKAH Doa Pribadi Latihan Lagu-lagu baru Doa para Presbiter di Konsistori (P.1.) UCAPAN SELAMAT DATANG P.2. Selamat pagi/sore dan selamat beribadah di hari Minggu

Lebih terperinci

Eksposisi Surat 1 Petrus: Penerima Surat 1Pet.1:1 2 Ev. Calvin Renata

Eksposisi Surat 1 Petrus: Penerima Surat 1Pet.1:1 2 Ev. Calvin Renata Eksposisi Surat 1 Petrus: Penerima Surat 1Pet.1:1 2 Ev. Calvin Renata Tidak seperti surat rasul Paulus yang ditujukan kepada satu jemaat, Petrus langsung menuliskan suratnya untuk ke-5 jemaatnya. Suratnya

Lebih terperinci