Analisis Performa Jaringan Sensor Nirkabel Berdasarkan Penentuan Lokasi Node Yang Telah Diimplementasikan Dengan Algoritma Genetika

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisis Performa Jaringan Sensor Nirkabel Berdasarkan Penentuan Lokasi Node Yang Telah Diimplementasikan Dengan Algoritma Genetika"

Transkripsi

1 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: X Vol. 2, No. 10, Oktober 2018, hlm Analisis Performa Jaringan Sensor Nirkabel Berdasarkan Penentuan Lokasi Node Yang Telah Diimplementasikan Dengan Algoritma Genetika Irma Asri Kartika Sandy 1, Mochammad Hannats Hanafi Ichsan 2, Gembong Edhi Setyawan 3 Program Studi Teknik Informatika, 1 ikartikasandy1903@gmail.com, 2 hanas.hanafi@ub.ac.id, 3 gembong@ub.ac.id Abstrak Faktor penentu keberhasilan komunikasi dalam wireless sensor network atau jaringan sensor nirkabel adalah konektivitas dari node sensor dalam jaringannya. Konektivitas dari node sensor tergantung pada posisi node sensor tersebut, sehingga dalam perancangan wireless sensor network perlu memperhatikan peletakan node sensor agar dapat meningkatkan kinerja jaringan sensor. Algoritma Genetika merupakan sutu metode yang memiliki sifat yang lentur sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi node. Terdapat penelitian dengan menggunakan algoritma genetika untuk menentukan posisi terbaik yang belum melakukan implementasi. Oleh sebab itu dilakukan implementasi dan analisis pada performa jaringan sensor nirkabel yang peletakan nodenya telah diimplementasikan dengan algoritma genetika. Analisis dilakukan dengan menganalisa nilai quality of service (delay, jitter, throughput) dari komunikasi antar node-node sampai ke komputer pengguna, serta dengan menganalisa hasil uji dari coverage area sensor api 5 channel. Dan untuk membuat sistem sebelumnya menjadi dinamis, dilakukan penambahan fitur. Hasil dari analisis tersebut menunjukkan nilai dari quality of service delay sebesar 7,66 s. Nilai dari jitter adalah 1,01 dan nilai dari throughput sebesar 77,01. Analisis dari hasil uji sensor api 5 channel adalah sensor tersebut dapat meng-cover dengan jarak lebih dari 100 cm dengan volume api sedang atau besar. Hasil uji dari sistem agar dapat lebih dinamis memiliki keberhasilan 100%, yaitu dengan menambahkan fitur bagian masukan jari-jari dari sensor dan luas ruangan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Kata kunci: Algoritma Genetika, wireless sensor network, quality of service, delay, jitter, throughput Abstract The critical success factor of communication in a wireless sensor network is the connectivity of the sensor nodes in the network. Connectivity of the sensor nodes depends on the position of the sensor nodes, so in the design of wireless sensor network need to pay attention to the laying of sensor nodes in order to improve the performance of sensor networks. Genetic Algorithm is a method that has a bending property that can be used to determine the position of the node. There are studies using genetic algorithms to determine the best position that has not been implemented. Therefore, the implementation and analysis on the performance of wireless sensor networks that laying the node has been implemented with genetic algorithm. Analysis is done by analyzing the value of quality of service (delay, jitter, throughput) from communication between nodes to user's computer, and by analyzing test result from 5 channel flame sensor coverage area. And to make the previous system become dynamic, the feature is added. The result of the analysis shows the value of quality of service delay of 7.66 s. The value of jitter is 1.01 and the value of throughput is Analysis of the 5 channel flame sensor test results is the sensor can cover with a distance of more than 100 cm with medium or large fire volume. Test results from the system to be more dynamic has a 100% success, that is by adding features of the radius input section of the sensor and the room width according to user needs. Keywords: Genetic Algorithm, wireless sensor network, quality of service, delay, jitter, throughput 1. PENDAHULUAN Konektivitas dari node sensor tergantung pada posisi node sensor tersebut, sehingga dalam perancangan jaringan sensor nirkabel perlu memperhatikan peletakan node sensor agar dapat meningkatkan kinerja jaringan sensor. Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya 3421

2 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3422 Penelitian yang dilakukan oleh Elis (2016) mengatakan bahwa posisi sensor yang tidak beraturan dan letak ruangan yang tersebar membuat masalah baru yaitu tidak menjamin bahwa semua ruangan dapat tercover oleh sensor. Oleh karena itu perlu diperoleh coverage area yang maksimal dengan jumlah sensor yang sudah ditentukan. Penelitian tersebut mengunakan algoritma genetika sebagai metode dalam penentuan posisi node. Algoritma Genetika merupakan algoritma pencarian heuristic yang didasarkan atas mekanisme evolusi biologis. Algoritma genetika memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan metode komputasi konvensional. Penelitian tersebut masih berupa simulasi belum melakukan implementasi penerapan secara nyata pada perangkat wireless sensor network atau jaringan sensor nirkabel, sehingga dibutuhkan pengembangan sistem dengan menganalisis performa jaringan sensor nirkabel yang penentuan lokasi nodenya telah diimplementasikan berdasarkan algoritma genetika. Dalam implementasinya node diletakkan pada koordinat sesuai dari hasil simulasi matlab. Konteks keadaan kebakaran berdasarkan dari simulasi sistem sebelumya yang menerapkan konteks kebakaran. Analisa dilakukan dengan menguji quality of service dari sistem tersebut. Selain itu juga dilakukan pengembangan sistem dengan membuat sistem menjadi lebih dinamis dengan penambahan fitur yaitu pengguna dapat memasukkan nilai dari jari-jari node serta luas ruangan sesuai dengan kebutuhan sistem. 2. PERHITUNGAN Dasar perhitungan dari penelitian ini tersusun atas perhitungan metode genetika dan perhitungan nilai quality of service. 2.1 Metode Algoritma Genetika Penelitian yang dilakukan oleh Bina (2011), mengatakan bahwa algoritma Genetika atau Genetic Algorithm (GA) merupakan algoritma pencarian heuristic yang didasarkan atas mekanisme evolusi biologis, artinya pencarian solusi suatu masalah dengan algoritma genetik akan terus berevolusi. Inti dari algoritma genetika adalah secara bertahap mencari solusi terbaik (survival of the fittest) dari begitu banyak solusi yang ada. Pertama-tama algoritma genetika bekerja dengan membuat beberapa solusi acak, tentu saja dari tahapan pertama ini solusinya kemungkinan masih buruk. Solusi tersebut akan mengalami proses evolusi secara terus menerus, dan akan menghasilkan suatu solusi yang lebih baik. Setiap solusi yang terbentuk mewakili satu individu dan satu individu terdiri sari satu kromosom. Kumpulan dari individu-individu ini akan membentuk suatu populasi, dari populasi ini akan lahir populasipopulasi baru sampai dengan sejumlah generasi yang ditentukan. Proses dalam melakukan pencarian hasil terbaik dengan mengunakan algoritma genetika dimulai dari mendefinisikan individu. Mendefinisikan individu atau merepresenstasikan kromosom yang akan diproses, dilakukan dengan mendefinisikan tipe dan jumlah dari gen yang digunakan yang mewakili solusi permasalahan yang diangkat. Persamaan dari jumlah gen dalam konteks penelitian ini adalah: Jml Gen = Jml kromosom Jml Node (1) Selanjutnya tahap pemilihan induk berdasarkan nilai individu terbaik secara acak. Tahap ini akan menghasilkan sebuah generasi baru. Selanjutnya melakukan proses crossover. Jumlah kromosom yang mengalami crossover dipengaruhi oleh parameter crossover_rate (pc). Dalam penelitian ini menggunakan perhitungan crossover aritmatika. Berikut persamaan crossover aritmatika: O1 = λ1. x1 + λ2. x2 O2 = λ1. x2 + λ2. x1 λ1 + λ2 = 1 λ1 = Bilangan Acak x = Bilangan yang akan di crossover (2) Dari persamaan crossover tersebut didapatkan sebuah generasi baru selanjutnya melakukan tahapan mutasi. Jumlah kromosom yang mengalami mutasi dalam satu populasi ditentukan oleh parameter mutation_rate. Setelah mendapatkan nilai dari mutase maka selanjutnya proses penggabungan semua parent dan offspring. Tahap berikutnya yaitu mencari nilai fitness dengan mengurangi daerahyang ter-cover sensor dengan luas area yang tidak ter-cover sensor. Setelah nilai fitness ditemukan maka selanjutnya proses seleksi,

3 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3423 dengan mencari nilai fitness tertinggi. 2.2 Quality of Service Menurut Tiphon (1999) Quality of Service merupakan sekumpulan parameter yang menunjukkan kualitas jaringan yang memungkinkan sebuah aplikasi beroperasi sesuai yang diharapkan. QoS bertujuan untuk memberikan layanan yang lebih baik pada sebuah aplikasi dengan meningkatkan kualitas pada suatu jaringan. Kualitas layanan pada sebuah aplikasi pada jaringan dapat diketahui dari beberapa parameter untuk menentukannya yaitu delay, jitter, dan troughput. Throughput = (6) total data yang diterima (bits) waktu terima(second) waktu kirim(second) 3. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI Pada tahap ini menjelaskan tentang perancangan sistem baik software maupun hardware sehingga nanti akan membentuk suatu sistem. Gambar 1 merupakan alur perancangan sistem. 1. Delay Delay merupakan lamanya waktu atau keterlambatan didalam proses transmisi paket data ke penerima. Factor yang mempengaruhi delay transmisi adalah jumlah paket data yang dikirim (bit) dan laju kecepatan pengiriman paket data untuk setiap detik. Persamaan dari delay adalah sebagai berikut: Delay transmisi = panjang paket (byte) bandwidth (Kbps) (3) 2. Jitter Menurut Angie (2014) jitter merupakan variasi delay antar paket yang terjadi pada jaringan Internet Protocol (IP). Semakin besar beban trafik yang ada pada jaringan, maka peluang terjadinya tumbukan antar paket/perlambatan (congestion) semakin besar, dengan demikian nilai jitter akan semakin besar. Semakin besar nilai jitter maka nilai QoS akan semakin turun dan apabila semakin kecil nilai jitter maka nilai QoS akan semakin baik. Besarnya nilai jitter dapat diperoleh dari selisih waktu tempuh suatu paket dengan paket sebelumnya dari sumber ke tujuan pengiriman. Persamaan jitter adalah sebaagai berikut: Jitter = total variasi delay total paket yang diterima 1 Variasi delay = delay akhir delay sebelumnya (4) (5) Gambar 1 Alur Perancangan Sistem Gambar 1 menunjukkan alur perancangan sistem yang dimulai dari perancangan perangkat lunak dan selanjutnya perancangan perangkat keras. Perancangan perangkat lunak tersusun atas perancangan perangkat lunak pada matlab, perancangan perangkat lunak pada Arduino dan perancangan perangkat lunak pada web. Selanjutnya pada perancangan perangkat keras tersusun atas perancangan sensor api 5 channel, perancangan node sensor, dan perancangan node koordinator. 3.1 Perancangan Perangkat Lunak pada Matlab. Perancangan perangkat lunak pada matlab dibuat untuk membuat sistem penentuan posisi node dengan algoritma genetika. Berikut diagram alur perancangan pada matlab: 3. Throughput Throughput menunjukkan kecepatan rata-rata yang diterima dalam selang waktu pengamatan tertentu, throughput disebut juga sebagai bandwidth yang sebenarnya. Pengukuran throughput dilakukan dalam satuan bits per second (bps). Persamaan throughput adalah:

4 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3424 merupakan hasil dari proses genetika. Selanjutnya sistem akan menjalankan tahap iterasi sebanyak jumlah yang dimaukkan/input oleh user. 3.2 Perancangan Perangkat Lunak pada Arduino Perancangan perangkat lunak Arduino tersusun atas beberapa perancangan yaitu: 1. Perancangan Sensor api 5 channel 2. Perancangan node sensor 3. Perancangan Node Koordinator. Berikut diagram alir perancangan perangkat lunak sensor api 5 channel: Gambar 2 Diagram Alir Perancangan Perangkat Lunak Matlab Gambar 2 Diagram diatas menunjukkan tahapan-tahapan dalam merancang perangkat lunak pada matlab. Tahapan-tahapan tersebut sesuai dengan proses perhitungan genetika dimulai dari user memasukkan data, selanjutnya inisialisasi data. Ketika inisialisasi data telah berhasil maka selanjutnya proses crossover. Didalam proses crossover, awal mula terjadi proses pemilihan induk, selanjutnya memulai perhitungan crossover dengan menggunakan crossover aritmatika. Ketika proses crossover selesai maka proses selanjutnya adalah proses mutasi. Proses mutasi memungkinkan munculnya kembali gen yang tidak muncul pada inisialisasi populasi. Selanjutnya adalah proses perhitungan nilai fitness. Awal dari nilai fitness yaitu menggabungkan seluruh parent dan offspring setelah itu mulai proses pencarian nilai fitness. Ketika telah mendapat nilai fitness dari setiap kromosom, maka selanjutnya adalah proses seleksi. Proses seleksi, dalam sistem ini mencari nilai terbaik adalah nilai fitness terbesar. Apabila telah menemukan hasil seleksi maka lanjut ke proses selanjutnya. Sedangkan apabila kondisi belum merupakan nilai terbesar maka kembali pada proses seleksi. Ketika telah mendapatkan nilai fitness terbesar yang merupakan hasil seleksi, maka kromosom yang memiliki nilai fitness terbesar tersebut Gambar 3 Alur Program/Perancangan Sensor Api 5 Channel Pengujian Coverage Sensor Gambar 3 menunjukkan alur program perancangan sensor api 5 channel pada pengujian coverage area sensor. Dimulai dari perintah pada void setup untuk mengatur nilai baudrate, dan selanjutnya perintah untuk menampilkan nilai analog dari sensor pada serial monitor. Maka nilai analog sensor akan muncul pada serial monitor. Selain program perancangan sensor api 5 channel untuk menguji coverage area pada sensor, juga terdapat program sensor api 5 channel pada node sensor dan node koordinator yang berbeda dengan program pengujian coverage area. Hal ini dikarenakan pada node sensor dan node koordintaor program sensor api 5 channel dibuat agar data nilai sensor tidak terjadi tumpukan dari berbagai channel sensor api 5 channel. Gambar 4 merupakan alur

5 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3425 program sensor api 5 channel pada node sensor dan node koordinator. dengan out 1 sampai dengan out 5. Kondisi apakah nilai out 1 sampai dengan out 5 bernilai lebih dari sama dengan 200, jika iya maka nilai tersebut akan masuk atau disimpan pada variable data1=1 yang berarti terdeteksi. Jika tidak maka akan masuk pada data1=0 yang berarti tidak terdeteksi dan selesai. Nilai 200 merupakan batas nilai dari pembacaan sensor ketika terdeteksi api. Selanjutnya merupakan proses mencari rata-rata nilai dari 5 channel sensor yang terdeteksi. Dengan menjumlahkan nilai out 1 sampai dengan out 5 yang selanjutnya dibagi 5. Hasil dari operasi rata-rata tersebut disimpan dan menghasilkan data2. Selanjutnya adalah perancangan node sensor dan node koordinator. Gambar 5 merupakan diagram alur perancangan perangkat lunak node sensor. Gambar 5 Node Sensor Gambar 4 Diagram Alur Program Sensor Api 5 Channel Gambar 4 merupakan alur program sensor api 5 channel pada node sensor dan node koordinator. Dimulai dari sensor membaca nilai saat pengoperasian, maka akan mendapatkan nilai hasil pembacaan. Sensor ini memiliki 5 channel pendeteksian, sehingga nilai yang didapat dari setiap channel diberi identitas Gambar 5 menunjukkan perancangan program node sensor dimulai dari sensor api 5 channel mendeteksi keberadaan api, yang kemudian diolah oleh mikrokontroler Arduino dan menghasilkan data/informasi yang selanjutnya dikirim ke node koordinator. Setelah melakukan perancangan perangkat lunak node sensor, maka selanjutnya perancangan perangkat lunak node koordinator. Alur dalam pembuatan node coordinator dimulai dari insialisasi untuk pengaturan IP dan password, selanjutnya proses deteksi api, hal ini dikarenakan pada node koordinator juga berfungsi untuk mendeteksi api. Dari proses

6 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3426 deteksi api menghasilkan data/informasi. Selanjutnya proses terima data dari node sensor. Data dari node sensor digabung dengan data/informasi sebelumnya. Proses selanjutnya adalah proses analisis parameter uji yaitu delay, throughput, dan jitter. Ketika proses analisis uji telah dilakukan maka akan menghasilkan data hasil dari analisis tersebut. Data hasil selanjutnya dikirim/disimpan pada database mysql. Proses dari perancangan program tersebut dapat dilihat pada gambar 6 berikut: Fungsi send memiliki beberapa tahapan untuk proses pengambilan dan pengiirman data dari database. Alur perancangan web tersebut dapat disimpulkan pada Gambar 7. Gambar 7 Diagram Alur Perancangan Perangkat Lunak Web Dalam proses perancangan web terdapat tahapan yang didalamnya terdapat proses lagi yaitu pada tahap pembuatan fungsi index, koneksi, dan send. Gambar 8 merupakan alur dari fungsi index. Gambar 6 Node Koordinator 3.3 Perancangan Perangkat Lunak Web dan Xampp Perancangan perangkat lunak web dengan bantuan Xampp tersusun atas beberapa tahapan. Tahapan pertama adalah membuat database pada secara manual dengan masuk pada phpmyadmin dengan mengaktifkan Apache dan mysql lewat control panel Xampp. Setelah selesai membuat database secara manual, tahapan selanjutnya adalah membuat program fungsi index. Dalam fungsi index terdapat lagi beberapa tahapan untuk mengatur tampilan web sesuai dengan yang diinginkan. Tahap berikutnya adalah membuat program fungsi koneksi. Fungsi koneksi meiliki beberapa tahapan untuk proses penyambungan pada database. Tahap terakhir adalah membuat program fungsi kirim/send. Gambar 8 Diagram Alir Fungsi Index Gambar 8 menjelaskan tahapan dari fungsi Index yang berfungsi mengatur tampilan yang diinginkan pengguna pada web. Tahapantahapan fungsi index yang pertama proses menyambungkan atau memasukkan file koneksi.php. Selanjutnya pengaturan waktu, dan

7 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3427 selanjutnya proses pembuatan tabel. Setelah fungsi index maka selanjutnya fungsi koneksi. Gambar 9 merupakan diagram alur fungsi koneksi. Gambar 10 Blok Diagram Keseluruhan Sistem Perangkat Keras Gambar 9 Diagram Alur Fungsi Koneksi Gambar 9 menunjukkan tahapan dari fungsi koneksi yaitu mengatur nama host apache, selanjutnya mengatur username apache, dan terakhir adalah mengatur nama database yang akan diakses. Selanjutnya merupakan fungsi send. 3.4 Perancangan Perangkat Keras Perancangan perangkat keras ini merupakan perancangan yang dilakukan untuk membuat sistem pendeteksi kebakaran berbasis jaringan sensor nirkabel, dengan menyambungkan setiap perangkat keras agar terhubung dan berjalan sesuai tujuan. Perancangan perangkat keras secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar 10. Perancangan perangkat keras dimulai dari merancang node sensor yang tersusun atas sensor api 5 channel, Arduino, dan modul nrf24l01. Node koordinator tersusun atas sensor api 5 channel, nrf24l01, Arduino, dan modul esp8266. Selanjutnya semua node sensor terhubung dengan node koordinator. Node sensor akan mengirim data ke node coordinator yang selanjutnya akan ditampilkan pada komputer dalam tampilan web. 3.5 Implementasi Perangkat Lunak Matlab Implementasi dari sistem penentuan posisi node menggunakan matlab dilakukan dengan membuat atau mengimplementasikan secara langsung dengan pembuatan program dan menjalankannya. Ketika program sistem telah berhasil dijalankan, akan muncul tampilan dari sistem matlab yang terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian masukan dan bagian keluaran. Gambar 11 merupakan bagian masukan dari sistem matlab.

8 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3428 implementasi node sensor dan node koordinator. Berikut tampilan dari node sensor. Gambar 13 Node Sensor Gambar 11 Bagian Input Sistem Matlab Gambar 11 menunjukkan bagian masukan/ input yang terdiri dari beberapa kolom yaitu kolom jumlah iterasi yang diinginkan, jumlah populasi, jumlah node 1, jumlah node 2, jari-jari node 1, jari-jari node 2, panjang dan lebar ruangan yang digunakan untuk peletakan node. Kolom-kolom tersebut diisi oleh pengguna sesuai dengan kebutuhan. Selanjutnya bagian keluaran dapat dilihat pada Gambar 12. Gambar 13 menunjukkan node sensor (transmitter) yang tersusun atas sensor api 5 channel, nrf24l01, dan mikrokotroler Arduino Uno. Gambar 14 Node Koordintaor Gambar 14 merupakan node koordinator yang tersusun atas sensor api 5 channel, nrf24l01, mikrokontroler Arduino uno, dan modul wifi Implementasi Perangkat Lunak Web dengan Xampp Implementasi perangkat lunak web dengan bantuan xampp dimulai deri pembuatan database pada mysql. Selanjutnya melakukan implementasi pada web browser dengan memanggil alamat localhost. Gambar 12 Bagian Keluaran Sistem Matlab Gambar 12 merupakan bagian keluaran yang terdiri dari gambar tempat node, hari dan waktu penggunaan, tabel hasil koordinat, besar nilai fitness, dan waktu pembacaan. 3.6 Implementasi Perangkat Lunak dan Perangkat Keras Arduino Implementasi perangkat lunak dan perangkat keras Arduino tersusun atas 4. PENGUJIAN DAN ANALISIS Tahap pengujian terdiri dari 3 jenis, yitu pengujian sensor api 5 channel, pengujian sistem penentuan posisi node menggunakan algoritma genetika matlab, pengujian sistem pendeteksi kebakaran berbasis nirkabel, pengujian performa jaringan sensor nirkabel. 4.1 Pengujian Coverage Area Sensor Api 5 Channel

9 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3429 Pengujian coverage area sensor api 5 channel dengan mendekatkan api jarak 20 cm, 40 cm, 60 cm, 80 cm, 100 cm, dan 120 cm dari bagian depan, samping kiri, kanan, dan belakang sensor api 5 channel. Posisi sensor dalam keadaan menggantung 5-10 cm dari lantai. Berikut gambar implementasi sensor api 5 channel. Pengujian sistem ini dilakukan dengan mengisi input pada sistem matlab dengan nilai populasi berubah dari 5 hingga 20 dengan range 5. Setiap nilai populasi melakukan pengujian 5 kali, total pengujian 20 kali. Nilai dari iterasi adalah 10, jumlah node 1 adalah 1, jumlah node 2 adalah 3, jari-jari dari node 1 dan node 2 adalah sama yaitu 1, dan panjang ruang 3 m, lebar 2,5 m. Setelah pengujian dari 4 populasi yang berbeda, maka diambil nilai fitness yang paling besar yang akan diambil nilai koordinatnya. Berikut nilai koordinat dengan nilai fitness tertinggi. Tabel 2 Koordinat Hasil Nama Node X Y A/1 2 2 Gambar 15 Implementasi Sensor Api 5 Channel Gambar 15 menunujukkan api dengan volume yang cukup besar diletakkan pada jarak 100 cm dengan sudut 90 tepat depan sensor yang tergantung. Dari proses pengujian berikut dapat dilakukan analisis dari pengujian sensor api 5 channel. Hasil dari pengujian sensor api tersebut ditunjukkan pada tabel 1. Jarak (cm) Tabel 1 Hasil Uji Sensor Sudut Tabel 1 menunjukkan bahwa sensor api 5 channel dapat terdeteksi hingga jarak lebih dari 100 cm dan sudut 360 apabila api bervolume cukup besar dan channel-channel sensor api 5 channel dihadapkan pada berbagai arah dari depan, samping kiri, samping kanan, dan belakang. Hal ini tidak sesuai dengan datasheet sensor yang menyatakan bahwa coverage sensor adalah 100 cm. 4.2 Pengujian Sistem Penentuan Posisi Node Menggunakan Algoritma Genetika Pada Matlab C/3 1 1 Koordinator/4 0 2 B/2 2 1 Tabel 2 menunjukkan titik koordinat letak node. Node A atau node 1 dengan nilai koordinat (2, 2), Node B koordinat (0, 2) dan seterusnya. Dari hasil diatas menunjukkan bahwa sistem berjalan dengan baik dapat mendeteksi letak posisi node. Pengembangan yang dilakukan dengan merubah nilai jari-jari node dan luas ruangan menjadi dinamis berjalan sesuai tujuan, dengan tingkat akurasi 100%. Jumlah populasi mempengaruhi hasil nilai fitness, semakin jumlah populasi besar maka peluang kromosom yang digunakan untuk penentuan individu terbaik menjadi lebih tinggi. Selain itu juga jika dilihat dari gambar hasil simulasi, ruang tidak ter-cover maksimal oleh node. Hal tersebut disebabkan karena posisi darisetiap coverage node/sensor masih terdapat banyak irisan/bertumpuk. Maka berdasarkan hal tersebut akurasi sistem matlab terhadap coverage area sensor masih rendah kurang lebih 50% 4.3 Pengujian Keakuratan Sistem Pendeteksi Kebakaran Berbasis Nirkabel Prosedur pengujian sistem pendeteksi kebakaran berbasis wireless sensor network adalah dengan melihat hasil pada serial monitor, apakah data dari node sensor tampil pada serial monitor node koordinator atau tidak. Data nilai analog sensor api pada node sensor dikirim pada node koordinator yang selanjutnya diolah oleh node koordinator menjadi data yang

10 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3430 dibutuhkan seperti nilai delay, jitter dan throughput. Pengujian dilakukan sekali dengan melihat hasil pada serial monitor secara terus menerus. Dari analisa pada serial monitor menunjukkan bahwa antar node sensor dengan node koordinator dapat berjalan sesuai tujuan. Pada serial onitor menampilkan nilai delay, jitter, dan throughput, serta node mana yang terdeteksi. Dari analisa tersebut diatas menunjukkan tingkat keberhasilan sistem pendeteksi kebakaran adalah 100%. 4.4 Pengujian Performa Jaringan Sensor Nirkabel Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui nilai QoS dari jaringan sensor nirkabel yang peletakan nodenya berdasarkan pada hasil perhitungan algoritma genetika. Parameter QoS yang digunakan adalah dengan melihat nilai rata-rata dari delay, jitter, dan throughput. Node diletakkan pada posisi dengan koordinat sesuai dengan hasil simulasi pada sistem matlab. Berikut hasil pengujian berdasarkan nilai QoS: Tabel 3 Hasil Uji QoS No Delay(s) Jitter(s) Throughput 1 7,32 1,00 83,50 2 7,68 1,02 81,44 3 7,68 1,06 83,66 4 7,68 0,98 73,32 5 8,04 1,05 90,45 6 8,04 0,93 73,62 7 8,39 1,02 79,49 8 8,04 0,94 75,44 9 7,32 1,04 82, ,96 0,96 63, ,96 1,01 64, ,96 0,99 79, ,96 1,00 65, ,96 1,00 69, ,96 1,01 76, ,68 1,05 86, ,39 0,97 80, ,39 1,00 76, ,39 1,17 76, ,39 0,96 77,75 Ratarata 7,66 1,01 77,01 Tabel 3 menunujukkan nilai rata-rata dari delay, jitter, dan throughput. Dilihat dari kategori QoS, delay memiliki indeks 1 (sangat jelek). Jitter memiliki indeks 1 (sangat jelek), dan throughput memiliki indeks 4 (sangat bagus). Tingkat akurasi dari delay terhadap sistem adalah 25%, jitter 25%, dan throughput 100%. Sehingga jika di rata-rata maka tingkat akurasi QoS terhadap sistem sebesar 50%. 5. Kesimpulan Berdasarkan hasil perancangan, implementasi, pengujian dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat akurasi pengembangan sistem penentuan posisi node sebelumnya dengan membuat sistem menjadi dinamis adalah 100%. Tingkat akurasi dari pengujian coverage area sensor api 5 channel dengan informasi pada datasheet adalah 50%. Tingkat akurasi keberhasilan sistem pendeteksi kebakaran berbasis wireless sensor network atau jaringan sensor nirkabel adalah 100%. Selanjutnya performa dari analisa jaringan sensor nirkabel dengan penentuan lokasi node menggunakan algoritma genetika adalah 50 %, dengan nilai delay 7,66s, jitter 1,01s, dan throughput 77,01. DAFTAR PUSTAKA Angie Pramudita Adhitama, E. S Implementasi dan Analisis QoS Wifi Menggunakan Embedded Sistem. Program Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer Universitas Brawijaya, Malang. Bina Rahayu S., T. B Analisa Kinerja dan Simulasi Coverage Wireless Sensor Network dengan Sum of Weighted Cost Function Genetic Algorithm. EEPIS Final Project. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Surabaya. Elis M Penentuan Posisi Node pada Jaringan Sensor Nirkabel Berdasarkan Coverage Area Sensor Menggunakan Algoritma Genetika. Final Project. FILKOM Universitas Brawijaya, Malang.

11 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 3431 ETSI, Telecommunications and Internet Protocol Harmonization Over Networks (TIPHON) General aspects of Quality of Service (QoS). DTR/TIPHON (cb0010cs.pdf). ETSI. Zawiyah Saharuna, W. S Simulasi Deployment Jaringan Sensor Nirkabel. NTETI, Vol. 1, No. 3, November 2012.

ANALISIS QUALITY OF SERVICE JARINGAN WIRELESS SUKANET WiFi DI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUNAN KALIJAGA

ANALISIS QUALITY OF SERVICE JARINGAN WIRELESS SUKANET WiFi DI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUNAN KALIJAGA ANALISIS QUALITY OF SERVICE JARINGAN WIRELESS SUKANET WiFi DI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUNAN KALIJAGA Bambang Sugiantoro 1, Yuha Bani Mahardhika 2 Teknik Informatika UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Lebih terperinci

Analisa Kinerja dan Simulasi Coverage Wireless Sensor Network dengan Sum of Weighted Cost Function Genetic Algorithm

Analisa Kinerja dan Simulasi Coverage Wireless Sensor Network dengan Sum of Weighted Cost Function Genetic Algorithm Analisa Kinerja dan Simulasi Coverage Wireless Sensor Network dengan Sum of Weighted Cost Function Genetic Algorithm Bina Rahayu S, Tri Budi, Prima Kristalina Jurusan Telekomunikasi, Politeknik Elektronika

Lebih terperinci

Simulasi Coverage Pada Wireless Sensor Network dengan Menggunakan Algoritma Genetika Pareto

Simulasi Coverage Pada Wireless Sensor Network dengan Menggunakan Algoritma Genetika Pareto Simulasi Coverage Pada Wireless Sensor Network dengan Menggunakan Algoritma Genetika Pareto Umi Fitria P, Tri Budi Santoso, Prima Kristalina Jurusan Telekomunikasi, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Lebih terperinci

PERANCANGAN BANK DATA CLOUD COMPUTING DALAM EMBEDDED SYSTEM MENGGUNAKAN RASPBERRY PI

PERANCANGAN BANK DATA CLOUD COMPUTING DALAM EMBEDDED SYSTEM MENGGUNAKAN RASPBERRY PI PERANCANGAN BANK DATA CLOUD COMPUTING DALAM EMBEDDED SYSTEM MENGGUNAKAN RASPBERRY PI Indra Ronzela 1, Anwar 2, Aswandi 3 Program Studi Teknik Multimedia dan Jaringan, Jurusan Teknologi Informasi dan Komputer,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mendapat perbandingan unjuk kerja protokol TCP Vegas dan UDP dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mendapat perbandingan unjuk kerja protokol TCP Vegas dan UDP dengan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan yang dilakukan merupakan hasil dari percobaan terhadap parameter-parameter yang telah ditentukan. Setelah itu dilakukan analisis untuk mendapat perbandingan unjuk

Lebih terperinci

Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP)

Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP) JTRISTE, Vol.1, No.2, Oktober 2014, pp. 50~57 ISSN: 2355-3677 Aplikasi Algoritma Genetika Untuk Menyelesaikan Travelling Salesman Problem (TSP) STMIK Handayani Makassar najirah_stmikh@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Berikut ini merupakan spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Berikut ini merupakan spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang BAB IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Implementasi Sistem Berikut ini merupakan spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan agar program simulasi Tata Letak Tempat Sampah dengan Algoritma

Lebih terperinci

Journal of Control and Network Systems

Journal of Control and Network Systems JCONES Vol. 5, No. 1 (2016) 126-135 Journal of Control and Network Systems Situs Jurnal : http://jurnal.stikom.edu/index.php/jcone RANCANG BANGUN SISTEM PEMANTAUAN KUALITAS UDARA MENGGUNAKAN WIRELESS SENSOR

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGEMBANGAN

BAB III METODE PENGEMBANGAN BAB III METODE PENGEMBANGAN di bawah. 3.1. Perancangan Sistem dan Blok Diagram Sistem Perancangan sistem yang digunakan dapat dijelaskan dengan blok diagram Gambar 3.1 PERANCANGAN PENERAPAN PERSIAPAN DATA

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 1 DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas tentang analisis dan perancangan sistem. Pembahasan yang dianalisis terbagi menjadi 2 yaitu analisis masalah dan analisis

Lebih terperinci

Kampus ITS, Surabaya

Kampus ITS, Surabaya Pemodelan Jaringan Sensor untuk Mengukur keadaan Lingkungan di PENS ITS Yenni Aniati, Tri Budi Santoso, Taufiqurrahman Laboratorium Digital signal Processing, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Politeknik

Lebih terperinci

D I S U S U N OLEH : YOHANA ELMATU CHRISTINA ( ) TEKNIK INFORMATIKA / KELAS MALAM SEMESTER

D I S U S U N OLEH : YOHANA ELMATU CHRISTINA ( ) TEKNIK INFORMATIKA / KELAS MALAM SEMESTER D I S U S U N OLEH : YOHANA ELMATU CHRISTINA (011140020) TEKNIK INFORMATIKA / KELAS MALAM SEMESTER 3 2015 1. Pengertian Kualitas Layanan (Quality Of Service) a. Para Ahli (Menurut Ferguson & Huston 1998),

Lebih terperinci

ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 141

ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 141 ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 141 ANALYTICAL STUDY OF QoS (Quality of Service) IN THE IMPLEMENTATION OF VOICE COMMUNICATION APPLICATION VoIP (Voice over Internet Protocol) ON THE INTRANET

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI OPTIMASI PENYUSUNAN IKLAN GAMBAR DENGAN ALGORITMA GENETIKA ABSTRAK

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI OPTIMASI PENYUSUNAN IKLAN GAMBAR DENGAN ALGORITMA GENETIKA ABSTRAK PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI OPTIMASI PENYUSUNAN IKLAN GAMBAR DENGAN ALGORITMA GENETIKA Leo Willyanto Santoso*, Johan Saputra**, dan Rolly Intan*** *, **, ***Jurusan Teknik Informatika FTI Universitas

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENGOPTIMALKAN POLA RADIASI SUSUNAN ANTENA

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENGOPTIMALKAN POLA RADIASI SUSUNAN ANTENA APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK MENGOPTIMALKAN POLA RADIASI SUSUNAN ANTENA Eston Damanus Lingga/0222180 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jl.Prof.Drg.Suria Sumantri 65, Bandung 40164, Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisis Analisis adalah proses mengurai konsep kedalam bagian-bagian yang lebih sederhana, sedemikian rupa sehingga struktur logisnya menjadi jelas (Fikri 2007). Analisis

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas mengenai analisa dan perancangan monitoring tekanan biogas mengunakan Arduino Nano. Pada prinsipnya perancangan dengan sistematika yang baik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan suatu cara berpikir yang dimulai dari menentukan suatu permasalahan, pengumpulan data baik dari buku-buku panduan maupun studi lapangan, melakukan

Lebih terperinci

Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm

Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm Jurnal Telematika, vol.9 no.1, Institut Teknologi Harapan Bangsa, Bandung ISSN: 1858-251 Penjadwalan Job Shop pada Empat Mesin Identik dengan Menggunakan Metode Shortest Processing Time dan Genetic Algorithm

Lebih terperinci

ANALISIS QUALITY OF SERVICE (QoS) JARINGAN INTERNET DI SMK TELKOM MEDAN

ANALISIS QUALITY OF SERVICE (QoS) JARINGAN INTERNET DI SMK TELKOM MEDAN SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 3/ Juni ANALISIS QUALITY OF SERVICE (QoS) JARINGAN INTERNET DI SMK TELKOM MEDAN Rahmad Saleh Lubis (1), Maksum Pinem (2) Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik

Lebih terperinci

ANALISA INTERFERENSI ELEKTROMAGNETIK PADA PROPAGASI Wi-Fi INDOOR

ANALISA INTERFERENSI ELEKTROMAGNETIK PADA PROPAGASI Wi-Fi INDOOR > Seminar Proyek Akhir Jurusan Teknik Telekomunikasi PENS-ITS 0< ANALISA INTERFERENSI ELEKTROMAGNETIK PADA PROPAGASI Wi-Fi INDOOR Yunia Ikawati¹, Nur Adi Siswandari², Okkie Puspitorini² ¹Politeknik Elektronika

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL IMPLEMENTASI

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL IMPLEMENTASI BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL IMPLEMENTASI Pada bab ini akan membahas mengenai skenario pengujian dan hasil analisis dari tugas akhir ini. Sebelum masuk ke tahap pengujian akan dijelaskan terlebih

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN QUALITY OF SERVICE (QOS) FIRMWARE ORIGINAL TL-MR3020 DENGAN FIRMWARE OPENWRT BERBASIS OPENSOURCE

ANALISIS PERBANDINGAN QUALITY OF SERVICE (QOS) FIRMWARE ORIGINAL TL-MR3020 DENGAN FIRMWARE OPENWRT BERBASIS OPENSOURCE ANALISIS PERBANDINGAN QUALITY OF SERVICE (QOS) FIRMWARE ORIGINAL TL-MR3020 DENGAN FIRMWARE OPENWRT BERBASIS OPENSOURCE Rio Pahlevi Ferdy Pratama Heru Trirus Tianto Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech

Lebih terperinci

SISTEM PENCATATAN PENGGUNAAN AIR BERBASIS WEMOS D1 MINI MELALUI PONSEL PINTAR ANDROID DENGAN KONEKSI WIFI

SISTEM PENCATATAN PENGGUNAAN AIR BERBASIS WEMOS D1 MINI MELALUI PONSEL PINTAR ANDROID DENGAN KONEKSI WIFI SISTEM PENCATATAN PENGGUNAAN AIR BERBASIS WEMOS D1 MINI MELALUI PONSEL PINTAR ANDROID DENGAN KONEKSI WIFI Kemal Hafidzar NRP : 1122031 Email : kemalhafidzar@gmail.com ABSTRAK Saat ini pencatatan penggunaan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA JARINGAN METROPOLITAN AREA NETWORK DENGAN INTERNET PROTOCOL VERSI 4 DAN VERSI 6

PERBANDINGAN KINERJA JARINGAN METROPOLITAN AREA NETWORK DENGAN INTERNET PROTOCOL VERSI 4 DAN VERSI 6 PERBANDINGAN KINERJA JARINGAN METROPOLITAN AREA NETWORK DENGAN INTERNET PROTOCOL VERSI 4 DAN VERSI 6 Muhammad Barkah (1), Muhammad Zulfin (2) Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN METODE ROUTING DISTANCE VECTOR DAN LINK STATE PADA JARINGAN PACKET

ANALISA PERBANDINGAN METODE ROUTING DISTANCE VECTOR DAN LINK STATE PADA JARINGAN PACKET ANALISA PERBANDINGAN METODE ROUTING DISTANCE VECTOR DAN LINK STATE PADA JARINGAN PACKET Vina Rifiani 1, M. Zen Samsono Hadi 2, Haryadi Amran Darwito 2 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. transmisi data streaming menggunakan Zigbee wireless network dengan

BAB III METODE PENELITIAN. transmisi data streaming menggunakan Zigbee wireless network dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah transmisi data streaming menggunakan Zigbee wireless network dengan teknik scheduling metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Perancangan Sistem dan Blok Diagram Sistem. diagram seperti yang terlihat seperti Gambar 3.1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Perancangan Sistem dan Blok Diagram Sistem. diagram seperti yang terlihat seperti Gambar 3.1. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Perancangan Sistem dan Blok Diagram Sistem Perancangan sistem dapat dijelaskan dengan lebih baik melalui blok diagram seperti yang terlihat seperti Gambar 3.1. PEMBUATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pencemaran udara dapat mempengaruhi kesejahteraan manusia, baik secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pencemaran udara dapat mempengaruhi kesejahteraan manusia, baik secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pencemaran udara dapat mempengaruhi kesejahteraan manusia, baik secara langsung ataupun secara tidak langsung. Pengaruh pencemaran udara secara langsung dapat

Lebih terperinci

MONITORING DAN ANALISIS QOS (QUALITY OF SERVICE) JARINGAN INTERNET PADA GEDUNG KPA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA DENGAN METODE DRIVE TEST

MONITORING DAN ANALISIS QOS (QUALITY OF SERVICE) JARINGAN INTERNET PADA GEDUNG KPA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA DENGAN METODE DRIVE TEST MONITORING DAN ANALISIS QOS (QUALITY OF SERVICE) JARINGAN INTERNET PADA GEDUNG KPA POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA DENGAN METODE DRIVE TEST Pipit Wulandari 1*, Sopian Soim 1, Mujur Rose 1 1 Program Studi Teknik

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN QoS VoIP PADA PROTOKOL IPv4 DAN IPv6 ( STUDI KASUS : LABORATORIUM KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG )

ANALISIS PERBANDINGAN QoS VoIP PADA PROTOKOL IPv4 DAN IPv6 ( STUDI KASUS : LABORATORIUM KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG ) ANALISIS PERBANDINGAN QoS VoIP PADA PROTOKOL IPv4 DAN IPv6 ( STUDI KASUS : LABORATORIUM KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG ) Ferry Wahyu S Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

ANALISA APLIKASI VOIP PADA JARINGAN BERBASIS MPLS

ANALISA APLIKASI VOIP PADA JARINGAN BERBASIS MPLS ANALISA APLIKASI VOIP PADA JARINGAN BERBASIS Dwi Ayu Rahmadita 1,M.Zen Samsono Hadi 2 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Jurusan Teknik Telekomunikasi 2 Dosen Politeknik Elektronika Negeri

Lebih terperinci

PERANCANGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN) DENGAN DYNAMIC ROUTING MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER 5.33

PERANCANGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN) DENGAN DYNAMIC ROUTING MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER 5.33 PERANCANGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN) DENGAN DYNAMIC ROUTING MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER 5.33 Fernadi H S, Naemah Mubarakah Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

OPTIMALISASI LOAD BALANCING DUA ISP UNTUK MANAJEMEN BANDWIDTH BERBASIS MIKROTIK. Futri Utami 1*, Lindawati 2, Suzanzefi 3

OPTIMALISASI LOAD BALANCING DUA ISP UNTUK MANAJEMEN BANDWIDTH BERBASIS MIKROTIK. Futri Utami 1*, Lindawati 2, Suzanzefi 3 OPTIMALISASI LOAD BALANCING DUA ISP UNTUK MANAJEMEN BANDWIDTH BERBASIS MIKROTIK Futri Utami 1*, Lindawati 2, Suzanzefi 3 1 Program Studi Teknik Telekomunikasi DIV, Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri

Lebih terperinci

Implementasi Sinkronisasi Uni-Direksional antara Learning Management System Server dan User pada Institusi Pendidikan Berbasis Moodle

Implementasi Sinkronisasi Uni-Direksional antara Learning Management System Server dan User pada Institusi Pendidikan Berbasis Moodle Implementasi Sinkronisasi Uni-Direksional antara Learning Management System Server dan User pada Institusi Pendidikan Berbasis Moodle DZATA FARAHIYAH NRP 2206100140 Bidang Studi Telekomunikasi Multimedia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan sistem komputerisasi. Salah satu bentuk perusahaan yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan sistem komputerisasi. Salah satu bentuk perusahaan yang sangat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang ini komputer merupakan kebutuhan yang umum dalam sebuah perusahaan. Di dalam perusahaan, banyak hal menjadi lebih efisien dengan menggunakan

Lebih terperinci

Sistem Klasifikasi Status Gizi Bayi dengan Metode K-Nearest Neighbor Berbasis Sistem Embedded

Sistem Klasifikasi Status Gizi Bayi dengan Metode K-Nearest Neighbor Berbasis Sistem Embedded Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 9, Juni 2017, hlm. 933-939 http://j-ptiik.ub.ac.id Sistem Klasifikasi Status Gizi Bayi dengan Metode K-Nearest Neighbor

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK VISUALISASI DUA DIMENSI WELL PRODUCTION FORECASTING DENGAN GENETIC ALGORITHM

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK VISUALISASI DUA DIMENSI WELL PRODUCTION FORECASTING DENGAN GENETIC ALGORITHM PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK VISUALISASI DUA DIMENSI WELL PRODUCTION FORECASTING DENGAN GENETIC ALGORITHM Danuri Teknologi Informasi Politeknik Bengkalis Jl. Bathin Alam, Sei-Alam, Bengkalis

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA ENHANCED INTERIOR GATEWAY ROUTING PROTOCOL PADA TOPOLOGI MESH

ANALISIS KINERJA ENHANCED INTERIOR GATEWAY ROUTING PROTOCOL PADA TOPOLOGI MESH ANALISIS KINERJA ENHANCED INTERIOR GATEWAY ROUTING PROTOCOL PADA TOPOLOGI MESH Debora Br Sinaga (1), Naemah Mubarakah (2) Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam beberapa tahun terakhir ini, peranan algoritma genetika terutama untuk masalah optimisasi, berkembang dengan pesat. Masalah optimisasi ini beraneka ragam tergantung dari bidangnya. Dalam

Lebih terperinci

Rancang Bangun Pengendalian Robot Beroda Berbasis Arduino Menggunakan Komunikasi Wireless

Rancang Bangun Pengendalian Robot Beroda Berbasis Arduino Menggunakan Komunikasi Wireless Rancang Bangun Pengendalian Robot Beroda Berbasis Arduino Menggunakan Komunikasi Wireless Syahid, Mochammad Muqorrobin Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang E-mail : syahidkbm@gmail.com, robin_nahafa@yahoo.com

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T

PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T PENERAPAN ALGORITMA GENETIKA PADA PERENCANAAN LINTASAN KENDARAAN Achmad Hidayatno Darjat Hendry H L T Abstrak : Algoritma genetika adalah algoritma pencarian heuristik yang didasarkan atas mekanisme evolusi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PENGAMATAN. lunak (software) aplikasi Android dan perangkat keras (hardware) meliputi

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PENGAMATAN. lunak (software) aplikasi Android dan perangkat keras (hardware) meliputi BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PENGAMATAN Dalam bab ini penulis akan menguraikan dan menjelaskan hasil analisis pengujian dari hasil penelitian tugas akhir ini yang telah dilakukan, pengujian dilakukan dalam

Lebih terperinci

Widianto Wahyu Perdana¹, Rendy Munadi ², Yudha Purwanto³. ¹Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom

Widianto Wahyu Perdana¹, Rendy Munadi ², Yudha Purwanto³. ¹Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom Tugas Akhir - 2011 ANALISIS PERBANDINGAN IMPLEMENTASI PROTOKOL ROUTING ENHANCED INTERIOR GATEWAY ROUTING PROTOCOL (EIGRP) DAN OPEN SHORTEST PATH FIRST (OSPF) UNTUK LAYANAN VIDEO STREAMING Widianto Wahyu

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA JARINGAN KOMPUTER DI SMK DARUSSALAM MEDAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CISCO PACKET TRACER

ANALISIS KINERJA JARINGAN KOMPUTER DI SMK DARUSSALAM MEDAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CISCO PACKET TRACER ANALISIS KINERJA JARINGAN KOMPUTER DI SMK DARUSSALAM MEDAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CISCO PACKET TRACER T. Muhammad, M. Zulfin Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Jl.

Lebih terperinci

Evaluasi Traffic Profile Pada Jaringan Data Existing Universitas Riau

Evaluasi Traffic Profile Pada Jaringan Data Existing Universitas Riau Evaluasi Traffic Profile Pada Jaringan Data Existing Universitas Riau Liandri Talitha Abiyyah*, Linna Oktaviana Sari** *Mahasiswa Program Studi Teknik Elektro S1, **Dosen Teknik Elektro Jurusan Teknik

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Load Balancing, Round Robin, Least Connetion, Ratio, OPNET Modeler Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci : Load Balancing, Round Robin, Least Connetion, Ratio, OPNET Modeler Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Load Balancing adalah sebuah tehnik untuk mendistribusikan beban trafik pada dua jalur atau lebih untuk mendapatkan koneksi yang seimbang,meningkatkan kinerja trafic, memaksimalkan data throughput,

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN ANALISA WIRELESS DISTRIBUTION SYSTEM (WDS) BERBASIS OPENWRT MENGGUNAKAN TL-MR3020

PERANCANGAN DAN ANALISA WIRELESS DISTRIBUTION SYSTEM (WDS) BERBASIS OPENWRT MENGGUNAKAN TL-MR3020 PERANCANGAN DAN ANALISA WIRELESS DISTRIBUTION SYSTEM (WDS) BERBASIS OPENWRT MENGGUNAKAN TL-MR3020 Cristian Wijaya Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang Abstrak Jaringan nirkabel merupakan

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah

Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah Implementasi Algoritma Genetika dalam Pembuatan Jadwal Kuliah Leonard Tambunan AMIK Mitra Gama Jl. Kayangan No. 99, Duri-Riau e-mail : leo.itcom@gmail.com Abstrak Pada saat ini proses penjadwalan kuliah

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi

BAB II DASAR TEORI. Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi BAB II DASAR TEORI 2.1 Protokol Komunikasi Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi komunikasi, perpindahan data, serta penulisan hubungan antara dua atau lebih perangkat komunikasi.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Kebutuhan Sistem Kebutuhan fungsional sistem merupakan paparan mengenai fitur-fitur yang akan dimasukan kedalam aplikasi yang akan dibangun. Fitur fitur tersebut harus memenuhi

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Protokol Routing OSPF dan EIGRP Untuk Aplikasi VoIP Pada Topologi Jaringan Mesh

Analisis Kinerja Protokol Routing OSPF dan EIGRP Untuk Aplikasi VoIP Pada Topologi Jaringan Mesh Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 9, Juni 2017, hlm. 960-970 http://j-ptiik.ub.ac.id Analisis Kinerja Protokol Routing OSPF dan EIGRP Untuk Aplikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Gambar 3.1 Diagram Blok Rancangan Penelitian. Metode penelitian yang digunakan dalam pengerjaan tugas akhir ini adalah rancang bangun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PENGAMATAN. transmisi data dari Arduino ke Raspberry Pi 2 dan Arduino ke PC pembanding.

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PENGAMATAN. transmisi data dari Arduino ke Raspberry Pi 2 dan Arduino ke PC pembanding. BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PENGAMATAN Dalam bab ini penulis akan menguraikan dan menjelaskan beberapa hasil pengujian dari hasil penelitian tugas akhir ini. Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. 1. Dua unit laptop, dengan spesifikasi sebagai berikut: a. Transmitter, ACER Aspire 5622WLCi dengan spesifikasi Intel Core 2

III. METODE PENELITIAN. 1. Dua unit laptop, dengan spesifikasi sebagai berikut: a. Transmitter, ACER Aspire 5622WLCi dengan spesifikasi Intel Core 2 III. METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan Perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Dua unit laptop, dengan spesifikasi sebagai berikut: a. Transmitter, ACER

Lebih terperinci

ANALISIS QOS INTERNET PROTOKOL TV (IPTV) PADA JARINGAN MPLS MENGGUNAKAN PROTOKOL RSVP TUGAS AKHIR

ANALISIS QOS INTERNET PROTOKOL TV (IPTV) PADA JARINGAN MPLS MENGGUNAKAN PROTOKOL RSVP TUGAS AKHIR ANALISIS QOS INTERNET PROTOKOL TV (IPTV) PADA JARINGAN MPLS MENGGUNAKAN PROTOKOL RSVP TUGAS AKHIR Sebagai Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Strata 1 Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Malang

Lebih terperinci

PENGENALAN ANGKA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK. Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

PENGENALAN ANGKA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK. Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia PENGENALAN ANGKA DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK Frengki Agus f124nk_85@yahoo.com Pembimbing I : Linda Salma, S.Si., M.T. Pembimbing II : Khusnul Novianingsih,M.Si Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PENGAMATAN. pengujian perangkat lunak (software) dan kinerja keseluruhan sistem, serta analisa

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PENGAMATAN. pengujian perangkat lunak (software) dan kinerja keseluruhan sistem, serta analisa BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PENGAMATAN Dalam bab ini penulis akan menguraikan dan menjelaskan beberapa hasil pengujian dari hasil penelitian tugas akhir ini. Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai bagaimana perancangan fire alarm sistem yang dapat ditampilkan di web server dengan koneksi Wifi melalui IP Address. Perancangan alat ini

Lebih terperinci

OPTIMALISASI LOAD BALANCING DUA ISP UNTUK MANAJEMEN BANDWIDTH BERBASIS MIKROTIK

OPTIMALISASI LOAD BALANCING DUA ISP UNTUK MANAJEMEN BANDWIDTH BERBASIS MIKROTIK OPTIMALISASI LOAD BALANCING DUA ISP UNTUK MANAJEMEN BANDWIDTH BERBASIS MIKROTIK FUTRI UTAMI 1), HJ. LINDAWATI 2), SUZANZEFI 3) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Program Studi D IV Teknik Telekomunikasi,

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Pada bab ini akan dilakukan implementasi dan pengujian terhadap sistem. Tahapan ini dilakukan setelah perancangan selesai dilakukan dan selanjutnya akan diimplementasikan

Lebih terperinci

Integrasi Aplikasi Voice Over Internet Protocol (VOIP) Dengan Learning Management System (LMS) Berbasis

Integrasi Aplikasi Voice Over Internet Protocol (VOIP) Dengan Learning Management System (LMS) Berbasis Integrasi Aplikasi Voice Over Internet Protocol (VOIP) Dengan Learning Management System (LMS) Berbasis Moodle Sebagai Metode Pembelajaran Jarak Jauh Pada Institusi Pendidikan Esther Sondang Saragih NRP

Lebih terperinci

1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat sekarang ini memberikan dampak yang besar terhadap kinerja manusia khususnya dalam bekerja. Segala sesuatu yang dahulu

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 27 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 Analisis Pada subbab ini akan diuraikan tentang analisis kebutuhan untuk menyelesaikan masalah jalur terpendek yang dirancang dengan menggunakan algoritma

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Umum Optimasi Optimasi merupakan suatu cara untuk menghasilkan suatu bentuk struktur yang aman dalam segi perencanaan dan menghasilkan struktur yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. komputer. Data-data tersebut dikirimkan secara nirkabel dari node satu ke node

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. komputer. Data-data tersebut dikirimkan secara nirkabel dari node satu ke node BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Pada metode penelitian tugas akhir ini dilakukan untuk mendapatkan informasi data ketinggian air sungai beserta waktu saat itu untuk

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA JARINGAN RSVP MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET

ANALISIS KINERJA JARINGAN RSVP MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET ANALISIS KINERJA JARINGAN RSVP MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET Panji Firmansyah, Naemah Mubarakah Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Jl. Almamater, Kampus USU Medan 20155

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN APLIKASI ALGORITMA GENETIKA UNTUK PENENTUAN TATA LETAK MESIN Hari Purnomo, Sri Kusumadewi Teknik Industri, Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia Jl. Kaliurang Km 4,5 Yogyakarta ha_purnomo@fti.uii.ac.id,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PENGAMATAN. pengujian perangkat lunak (software) dan kinerja keseluruhan sistem, serta analisa

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PENGAMATAN. pengujian perangkat lunak (software) dan kinerja keseluruhan sistem, serta analisa BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PENGAMATAN Dalam bab ini penulis akan menguraikan dan menjelaskan beberapa hasil pengujian dari hasil penelitian tugas akhir ini. Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian

Lebih terperinci

Tampilan Pemakaian Bandwidth dari CC - Cutter Berbasis Web. Evan Satria Indrawila

Tampilan Pemakaian Bandwidth dari CC - Cutter Berbasis Web. Evan Satria Indrawila Tampilan Pemakaian Bandwidth dari CC - Cutter Berbasis Web Evan Satria Indrawila 0122112 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jalan Prof. Drg. Suria Sumantri 65 Bandung 40164, Indonesia Email: satriaevan@yahoo.com

Lebih terperinci

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan tanpa kabel (wireless) sebenarnya hampir sama dengan jaringan LAN, akan tetapi setiap node pada WLAN (Wireless Local Area Network) menggunakan wireless

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI RANCANG BANGUN ALAT

BAB III METODOLOGI RANCANG BANGUN ALAT BAB III METODOLOGI RANCANG BANGUN ALAT 3.1. Metode Perancangan Pada perancangan alat ini terbagi menjadi dua metodologi, yang pertama pembuatan sistem hardware dan yang kedua pembuatan sistem yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aplikasi-aplikasi jaringan memerlukan sejumlah node-node sensor terutama untuk

BAB I PENDAHULUAN. aplikasi-aplikasi jaringan memerlukan sejumlah node-node sensor terutama untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan sensor nirkabel (JSN) sangat penting sejak kebanyakan aplikasi-aplikasi jaringan memerlukan sejumlah node-node sensor terutama untuk area yang tidak

Lebih terperinci

Aplikasi SIP Based VoIP Server Untuk Integrasi Jaringan IP dan Jaringan Teleponi di PENS - ITS

Aplikasi SIP Based VoIP Server Untuk Integrasi Jaringan IP dan Jaringan Teleponi di PENS - ITS Aplikasi SIP Based VoIP Server Untuk Integrasi Jaringan IP dan Jaringan Teleponi di PENS - ITS Fahmi Alfian 1, Prima Kristalina 2, Idris Winarno 2 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Jurusan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat menjalankan perintah inputan dan gambaran sistem monitoring Angiography yang bekerja untunk pengambilan data dari

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peringkasan Teks

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Peringkasan Teks 4 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peringkasan Teks Peringkasan teks adalah proses pemampatan teks sumber ke dalam versi lebih pendek namun tetap mempertahankan informasi yang terkandung didalamnya (Barzilay & Elhadad

Lebih terperinci

TEKNIK PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA. Oleh Dian Sari Reski 1, Asrul Sani 2, Norma Muhtar 3 ABSTRACT

TEKNIK PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA. Oleh Dian Sari Reski 1, Asrul Sani 2, Norma Muhtar 3 ABSTRACT TEKNIK PENJADWALAN KULIAH MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA Oleh Dian Sari Reski, Asrul Sani 2, Norma Muhtar 3 ABSTRACT Scheduling problem is one type of allocating resources problem that exist to

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan hotspot. Batas hotspot ditentukan oleh frekuensi, kekuatan pancar

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan hotspot. Batas hotspot ditentukan oleh frekuensi, kekuatan pancar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penggunaan Wi-Fi memudahkan dalam mengakses jaringan dari pada menggunakan kabel. Ketika menggunakan WiFi, pengguna dapat berpindahpindah tempat. Meskipun

Lebih terperinci

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI QUALITY OF SERVICE (QOS) MENGGUNAKAN IPCOP DI SMK MUHAMMADIYAH IMOGIRI NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI QUALITY OF SERVICE (QOS) MENGGUNAKAN IPCOP DI SMK MUHAMMADIYAH IMOGIRI NASKAH PUBLIKASI ANALISIS DAN IMPLEMENTASI QUALITY OF SERVICE (QOS) MENGGUNAKAN IPCOP DI SMK MUHAMMADIYAH IMOGIRI NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Muhammad Didit Afrianto Wibowo 10.21.0554 kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dikerahkan di daerah pemantauan dengan jumlah besar node sensor mikro.

BAB I PENDAHULUAN. yang dikerahkan di daerah pemantauan dengan jumlah besar node sensor mikro. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan sensor nirkabel (JSN) adalah sebuah teknologi interdisipliner yang dikerahkan di daerah pemantauan dengan jumlah besar node sensor mikro. Secara umum

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 38 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pada bab ini dibahas mengenai pengujian dan analisis hasil implementasi yang telah dilakukan. Pengujian dan analisis ini bertujuan untuk mengetahui performansi pada jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang I 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang I 1 I 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia teknologi informasi dan telekomunikasi semakin canggih dan pesat dengan adanya perkembangan internet. Saat ini teknologi informasi dan telekomunikasi sudah

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM PEMILIHAN SUARA MENGGUNAKAN WIFI DENGAN IP STATIS ABSTRAK

PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM PEMILIHAN SUARA MENGGUNAKAN WIFI DENGAN IP STATIS ABSTRAK PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM PEMILIHAN SUARA MENGGUNAKAN WIFI DENGAN IP STATIS Adhitya Putra Pamungkas NRP: 1122020 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha, Jl.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3 Agar penelitian yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang diharapkan maka diperlukan langkah-langkah yang tersusun secara sistematis seperti yang dijabarkan pada gambar 3.1

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM PENENTUAN DOSEN PEMBIMBING SEMINAR HASIL PENELITIAN DAN DOSEN PENGUJI SKRIPSI

APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM PENENTUAN DOSEN PEMBIMBING SEMINAR HASIL PENELITIAN DAN DOSEN PENGUJI SKRIPSI Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 APLIKASI ALGORITMA GENETIKA DALAM PENENTUAN DOSEN PEMBIMBING SEMINAR HASIL PENELITIAN DAN DOSEN PENGUJI

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Sistem Untuk dapat melakukan implementasi maka diperlukan perangkat Hardware dan Software yang digunakan. Hardware - Router Wifi Mikrotik RB951 - Modem ISP Utama

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM PEMANTAUAN LAHAN HUTAN MENGGUNAKAN MODUL RF 433MHZ DAN ESP8266

PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM PEMANTAUAN LAHAN HUTAN MENGGUNAKAN MODUL RF 433MHZ DAN ESP8266 PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM PEMANTAUAN LAHAN HUTAN MENGGUNAKAN MODUL RF 433MHZ DAN ESP8266 Bondan Budiman NRP : 0922052 Email : massadepan@yahoo.co.id ABSTRAK Kebakaran hutan menjadi salah satu masalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Keterangan : Nodal Sensor Router Nodal Koordinator/Gateway Gambar 3.1. Konsep jaringan ZigBee Gambar 3.1. memperlihatkan konsep jaringan ZigBee yang terdiri

Lebih terperinci

Analisa QOS (Quality of Services) pada Implementasi IPV4 dan IPV6 dengan Teknik Tunneling

Analisa QOS (Quality of Services) pada Implementasi IPV4 dan IPV6 dengan Teknik Tunneling Volume 9 Nomor 2, Oktober 2016 Hlm. 76-83 ISSN 0216-9495 (Print) ISSN 2502-5325 (Online) Analisa QOS (Quality of Services) pada Implementasi IPV4 dan IPV6 dengan Teknik Tunneling Triuli Novianti 1, Anang

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS. Pada penelitian ini akan dilakukan simulasi sistem pelacakan (tracking) dengan

BAB 3 ANALISIS. Pada penelitian ini akan dilakukan simulasi sistem pelacakan (tracking) dengan BAB 3 ANALISIS 3.1 Pendahuluan Pada penelitian ini akan dilakukan simulasi sistem pelacakan (tracking) dengan menggunakan teknologi Mobile Ad Hoc Network. Simulasi akan dilakukan berdasarkan beberapa skenario

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin pesat, aktivitas manusia pun juga ikut semakin padat. Sering kali kepadatan tersebut membuat manusia terbengkalai dengan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Computer. Parallel Port ICSP. Microcontroller. Motor Driver Encoder. DC Motor. Gambar 3.1: Blok Diagram Perangkat Keras

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Computer. Parallel Port ICSP. Microcontroller. Motor Driver Encoder. DC Motor. Gambar 3.1: Blok Diagram Perangkat Keras BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Blok Diagram Perangkat Keras Sistem perangkat keras yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan oleh blok diagram berikut: Computer Parallel Port Serial Port ICSP Level

Lebih terperinci

DESAIN WEB UNTUK MONITORING INSTRUMEN INDUSTRI PADA PENGUKURAN TEMPERATUR TUGAS AKHIR

DESAIN WEB UNTUK MONITORING INSTRUMEN INDUSTRI PADA PENGUKURAN TEMPERATUR TUGAS AKHIR DESAIN WEB UNTUK MONITORING INSTRUMEN INDUSTRI PADA PENGUKURAN TEMPERATUR TUGAS AKHIR Diajukan guna melengkapi persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan tingkat diploma Program Studi DIII Instrumentasi

Lebih terperinci

Evaluasi Kinerja Jaringan Nirkabel Berbasis Radius Server

Evaluasi Kinerja Jaringan Nirkabel Berbasis Radius Server Evaluasi Kinerja Jaringan Nirkabel Berbasis Radius Server Syahril Rizal 1, Timur Dali Purwanto 2 1 Universitas Bina Darma, Palembang, syahril.rizal@binadarma.ac.id 2 Universitas Bina Darma, Palembang,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mikrotik (2005), Mangle adalah sebuah fasilitas yang dapat

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mikrotik (2005), Mangle adalah sebuah fasilitas yang dapat BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Mangle Menurut Mikrotik (2005), Mangle adalah sebuah fasilitas yang dapat melakukan marking terhadap paket data. Paket data yang sudah diberi mark digunakan untuk manajemen bandwidth

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN ALAT

BAB IV PERANCANGAN ALAT BAB IV PERANCANGAN ALAT 4.1 Perancangan Alat Dan Sistem Kendali Berikut merupakan perancangan proses langkah-langkah untuk menghasilkan output sumber bunyi pada Robo Bin: Mikrocontroller Arduino Mega 2560

Lebih terperinci

MANAJEMEN BANDWIDTH DENGAN WEBHTB PADA PT BHANDA GHARA REKSA (PERSERO) CABANG PALEMBANG

MANAJEMEN BANDWIDTH DENGAN WEBHTB PADA PT BHANDA GHARA REKSA (PERSERO) CABANG PALEMBANG MANAJEMEN BANDWIDTH DENGAN WEBHTB PADA PT BHANDA GHARA REKSA (PERSERO) CABANG PALEMBANG Agus Rochman Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang Abstrak Dalam PT. Bhanda Ghara Reksa (Persero)

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA GENETIK UNTUK OPTIMASI POLA PENYUSUNAN BARANG DALAM RUANG TIGA DIMENSI ABSTRAK

PENERAPAN ALGORITMA GENETIK UNTUK OPTIMASI POLA PENYUSUNAN BARANG DALAM RUANG TIGA DIMENSI ABSTRAK PENERAPAN ALGORITMA GENETIK UNTUK OPTIMASI POLA PENYUSUNAN BARANG DALAM RUANG TIGA DIMENSI Eddy Triswanto Setyoadi, ST., M.Kom. ABSTRAK Melakukan optimasi dalam pola penyusunan barang di dalam ruang tiga

Lebih terperinci

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS BAGIAN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIK DI PT. PUTRA SEJAHTERA MANDIRI

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS BAGIAN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIK DI PT. PUTRA SEJAHTERA MANDIRI PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS BAGIAN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIK DI PT. PUTRA SEJAHTERA MANDIRI TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM PEMANTAUAN BERBASIS ESP DALAM SISTEM NURSE CALL

PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM PEMANTAUAN BERBASIS ESP DALAM SISTEM NURSE CALL PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM PEMANTAUAN BERBASIS ESP DALAM SISTEM NURSE CALL I Made Devantara (1322052) Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha, Jl. Prof.Drg.Suria

Lebih terperinci