ANALISIS NILAI TAMBAH PRODUK KERUPUK UDANG PADA INDUSTRI RUMAHAN DI DESA MUARA PANTUAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS NILAI TAMBAH PRODUK KERUPUK UDANG PADA INDUSTRI RUMAHAN DI DESA MUARA PANTUAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA"

Transkripsi

1 ejournal Administrasi Bisnis, 2018, 6 (1): ISSN , ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2018 ANALISIS NILAI TAMBAH PRODUK KERUPUK UDANG PADA INDUSTRI RUMAHAN DI DESA MUARA PANTUAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Siti Rahmatia 1 Ringkasan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan kerupuk udang dan untuk menganalisis besarnya nilai tambah yang dihasilkan dari kerupuk udang pada industri rumahan di Desa Muara Pantuan Kabupaten Kutai Kartanegara. Nilai tambah menjadi sangat penting dalam meningkatkan pendapatan masyarakat. Salah satu cara untuk meningkatkan nilai tambah adalah melalui proses pengolahan bahan baku menjadi barang baru. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 26 pengrajin kerupuk pada industry rumahan di Desa Muara Pantuan Kabupaten Kutai Kartanegara. Metode pengambilan sample menggunakan teori Sugiyono (2013:95) yaitu teknik sampling sistematis sehingga 9 pengrajin dijadikan sebagai sampel. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara kuisioner/angket, observasi/survey, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data menggunakan metode analisis NilaiTambah oleh Hayami. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pengolahan udang menjadi kerupuk udang pada skala industri rumah tangga masih tergolong sederhana karena masih menggunakan alat produksi yang sederhana dan tradisional, nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan kerupuk udang pada skala industri rumah tangga masih rendah, dibuktikan dari nilai rasio nilai tambah sebesar 46% maka jika masih dibawah 50% termasuk rendah. Kata Kunci : Produksi, Nilai Tambah, Strategi Peningkatan Nilai Tambah Pendahuluan Industri rumahan atau yang biasa disebut sebagai home industry seperti yang telah diketahui pada umumnya yaitu usaha yang dikerjakan di rumah, berskala kecil, bisa dilakukan siapa saja artinya tidak berpacu pada pendidikan tertentu, tidak memerlukan tenaga kerja yang banyak, biasanya tenaga kerja yang digunakan yaitu kerabat sendiri, tidak memerlukan modal yang besar, lingkup pemasaran yang masih kecil, bersifat tradisional artinya masih mengikuti tradisi menggunakan teknologi yang sederhana karena biasanya turun temurun, sehingga mempertahankan sifat tradisionalnya, tidak adanya 1 Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. sitirahmatia33@yahoo.co.id

2 Analisis Nilai Tambah Produk Kerupuk Udang (Siti Rahmatia) perhitungan rinci tentang produksinya. Industri rumahan dapat mengalami perkembangan atau dapat menjadi usaha besar jika industri ini selalu memberi nilai tambah yang tinggi bagi produk tersebut dan para pelaku industri yang terlibat. Sebagaimana yang dikatakan Hubeis (2009:1) usaha kecil dalam arti umum di Indonesia, terdiri atas usaha kecil menengah (UKM) maupun industri kecil (IK) telah menjadi bagian penting dari sistem perekonomian nasional, yaitu mempercepat pemerataan pertumbuhan ekonomi melalui misi penyediaan lapangan usaha dan lapangan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat, serta ikut berperan dalam meningkatkan perolehan devisa dan memperkokoh struktur ekonomi nasional. Menurut Hayami dikutip dari skripsi karya Sinaga (2008) definisi nilai tambah adalah pertambahan nilai yang terjadi karena adanya input fungsional yang dilakukan pada komoditi yang bersangkutan. Input fungsional tersebut berupa proses mengubah bentuk, memindahkan tempat, maupun menyimpan. Berdasarkan teori dan fakta yang terjadi pada industri rumahan, maka dipandang perlu melakukan penelitian tentang peningkatan nilai tambah pada industri rumahan dengan judul : Analisis Nilai Tambah Produk Kerupuk Udang pada Industri Rumahan di Desa Muara Pantuan Kabupaten Kutai Kartanegara Rumusan Masalah a. Bagaimana proses pengolahan udang menjadi kerupuk udang di Desa Muara Pantuan Kabupaten Kutai Kartanegara? b. Seberapa besar nilai tambah yang dihasilkan dari pengolahan udang menjadi kerupuk udang di Desa Muara Pantuan Kabupaten Kutai Kartanegara? Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui proses pengolahan udang menjadi kerupuk udang di Desa Muara Pantuan Kabupaten Kutai Kartanegara. b. Untuk menganalisis nilai tambah yang dihasilkan dari pengolahan udang menjadi kerupuk udang di Desa Muara Pantuan Kabupaten Kutai Kartanegara. Kerangka Dasar Teori Manajemen Produksi Menurut Fahmi (2014:3) manajemen produksi merupakan suatu ilmu yang membahas secara komprehensif bagaimana pihak manajemen produksi perusahaan mempergunakan ilmu dan seni yang dimilliki dengan mengarahkan dan mengatur orang-orang untuk mencapai suatu hasil produksi yang diinginkan. Menurut Herjanto (2008:15) bahwa manajemen produksi dan operasi adalah sebagai suatu proses yang berkesinambungan dan efektif menggunakan fungsi-fungsi manajemen untuk mengintegrasikan berbagai sumberdaya secara efisien dalam rangka mencapai tujuan. 269

3 ejournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 1, 2018: Proses Produksi Menurut Ginting (2007:10) menyatakan bahwa proses produksi merupakan cara, metode, teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu produk dengan mengoptimalkan sumber daya produksi (tenaga kerja, mesin, bahan baku, dana) yang ada. Menurut Gitosudarmo (2007:218) bahwa pengertian proses produksi adalah membuat bahan baku menjadi barang jadi, yang menjadi persoalan proses produksi adalah bagaimana cara membuatnya, atau dengan kata-kata lain adalah bagaimana rahasia membuat suatu barang. Nilai Tambah Menurut Hayami dikutip dari Sinaga (2008) definisi nilai tambah adalah pertambahan nilai yang terjadi karena adanya input fungsional yang dilakukan pada komoditi yang bersangkutan. Input fungsional tersebut berupa proses mengubah bentuk, memindahkan tempat, maupun menyimpan. Menurut Umar dikutip dari buku karya Umar (2003:172) nilai tambah bagi konsumen dapat diperoleh dengan membandingkan antara manfaat dan biayanya. Manfaat tidak hanya meliputi fungsi barang itu saja, tetapi juga kepuasan yang didapatkan konsumen dengan memiliki barang tersebut. Sementara biaya terdiri dari biaya eksplisit seperti harga beli dan ongkos kirim, dan biaya implisit seperti waktu dan tenaga yang telah dikorbankan pembeli untuk memperoleh barang tersebut. Proses Penciptaan Nilai Menurut Totanan dikutip dari Zamaluddin (2006) mengatakan bahwa secara umum penciptaan nilai merupakan suatu usaha penjual atau produsen, bagaimana menghasilkan atau membuat suatu produk atau jasa menjadi begitu dibutuhkan dan menarik dimata calon konsumen. Menurut Kanazawa (2006) dikutip dari karya Zamaluddin (2006) menemukan bahwa penciptaan nilai merupakan sumber yang sangat penting untuk keunggulan bersaing. Penciptaan nilai didefinisikan sebagai manfaat yang dapat diciptakan melalui interaksi antara perusahaan dan konsumen, pemegang saham, pegawai, supplier, distributor dan masyarakat. Penciptaan nilai sendiri adalah fungsi dari kemampuan memimpin, kemampuan mendapatkan sumber-sumber, dan kemampuan dalam mengoptimalkan manajemen proses. Metode Penelitian Populasi, Sampling dan Sampel Populasi dalam penelitian ini ialah sebanyak 26 pengrajin kerupuk udang di Desa Muara Pantuan. Penentuan sampel dalam penelitian ini ialah dengan sampling sistematis yaitu kelipatan dari bilangan tiga, maka dari 26 jumlah populasi, ada 9 sampel yang dipilih. 270

4 Analisis Nilai Tambah Produk Kerupuk Udang (Siti Rahmatia) Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis metode Hayami yang dihitung dengan cara manual dan untuk mengetahui seberapa besar nilai tambah, pendapatan tenaga kerja, dan keuntungan yang diperoleh. Analisis metode Hayami juga memberikan informasi mengenai margin, yang terdiri dari margin pendapatan tenaga kerja, margin sumbangan input lain dan margin keuntungan pengusaha. Hal ini dapat dinyatakan dalam table sebagai berikut : Tabel Kerangka Perhitungan Nilai Tambah Metode Hayami Variabel Nilai I. Output, Input dan Harga 1. Output (Kg) (1) 2. Input (Kg) (2) 3. Tenaga Kerja (HOK) (3) 4. FaktorKonversi (4) = (1) / (2) 5. Koefisien Tenaga Kerja (HOK/kg) (5) = (3) / (2) 6. Harga Output (Rp) (6) 7. Upah Tenaga Kerja (Rp/HOK) (7) II. Penerimaan dan Keuntungan 8. Harga Bahan Baku (Rp/kg) (8) 9. Sumbangan Input Lain (Rp/kg) (9) 10. Nilai Output (Rp/kg) (10) = (4) x (6) 11. a. Nilai tambah (Rp/kg) (11a) = (10) (9) (8) b. Rasio Nilai Tambah (%) (11b) = (11a/10) x 100% 12. a. Pendapatan tenaga kerja (Rp/kg) (12a) = (5) x (7) b. Pangsa Tenaga Kerja (%) (12b) = (12a/11a) x 100% 13. a. Keuntungan (Rp/kg) (13a) = (11a) (12a) b. Tingkat Keuntungan (%) (13b) = (13a/11a) x 100% Balas Jasa Pemilik Faktor Produksi 14. Marjin (Rp/kg) (14) = (10) (8) a. Pendapatan Tenaga Kerja (14a) = (12a/14) x 100% b. Sumbangan Input Lain (14b) = (9/14) x 100% c. Keuntungan Pengusaha (14c) = (13a/14) x 100% Sumber: Data Sekunder Hasil Penelitian dan Pembahasan Produksi Kerupuk Udang pada Industri Rumahan di Desa Muara Pantuan Kabupaten Kutai Kartanegara Proses produksi kerupuk udang dilakukan dari pengupasan, pembersihan, penghalusan udang, pengadonan, pembentukan lontongan, perebusan/ pengukusan, pendinginan, pengirisan, penjemuran dan pengemasan. Proses produksi tersebut masih dalam lingkup kecil, dilakukan dengan alat yang sederhana. Proses produksi pada industri rumahan di Desa Muara Pantuan diolah untuk sebagai persedian dan ada pula yang mengolah hanya ketika ada pesanan. 271

5 ejournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 1, 2018: Rata-rata input dan output ialah sebagai berikut : Tabel Rata-rata input bahan baku, input lain dan output kerupuk udang No Periode Rata-rata Input baku (Udang/kg) Rata-rata Input baku (Tepung/kg) Rata-rata Input lain (Bumbu/kg) Rata-rata Output (Kerupuk/kg) 1 Hari 2,49 kg 2,51 kg 0,55 kg 2,74 kg 2 Minggu 17,36 kg 17,55 kg 3,84 kg 19,14 kg 3 Bulan kg 70,17 kg 15,36 kg 76,56 kg Sumber : Data diolah, Table di atas merupakan input yang diperlukan dan output yang dihasilkan dan diperoleh dari rata-rata input dan output bulan oktober 2017 kemudian dibagi dengan jumlah responden, yang diukur dalam satuan kg. Ratarata input bahan baku udang ialah 69,44 kg, rata-rata input tepung yaitu sebanyak 70,17 kg dan rata-rata input lain tepung, bumbu (masako, es batu/air, garam dan gula) yang digunakan yaitu 15,36 kg, sedangkan rata-rata output yang dihasilkan yaitu sebanyak 76,56 kg. Sedangkan input tenaga kerja dijelaskan pada table berikut ini : Tabel Rata-rata Input Tenaga Kerja (HOK) No Nama Waktu per Hari Waktu per Minggu Waktu per Bulan 1 Eja 1,29 Jam 9 Jam 36 Jam 2 Nur Asia 2,89 Jam 20,25 Jam 81 Jam 3 Johar 7,24 Jam 50,62 Jam 202,5 Jam 4 Hj. Ati 26,52 Jam 185,62 Jam 742,5 Jam 5 Kamsia 2,25 Jam 15,75 Jam 63 Jam 6 Hayati 2,25 Jam 15,75 Jam 63 Jam 7 Suriyani 6,75 Jam 47,25 Jam 189 Jam 8 Nurmiati 0,65 Jam 4,5 Jam 18 Jam 9 Hj. Hasmah 0,41 Jam 2,81 Jam 11,25 Jam 50,23 Jam 351,56 Jam 1.406,25 Jam Total HOK 6,28 HOK 43,95 HOK 175,78 HOK Sumber : Data diolah, HOK adalah hari orang kerja yang diperoleh dari waktu kerja dibagi 8, untuk setiap 1 HOK adalah 8 jam. Dari table di atas menunjukkan rincian waktu yang dibutuhkan para pengrajin dalam pengolahan udang menjadi kerupuk udang, total waktu yang diperlukan ialah sebanyak 1.406,25 jam/bulan maka HOK nya ialah 175,78 HOK/bulan. Kendala utama pada proses produksi yang dihadapi oleh para pengrajin ialah terkait dengan pengadaan bahan baku yang tidak selalu ada, terkadang ketika air laut pasang bisa dikatakan baru ada udang sehingga menghambat pengrajin untuk memproduksi secara rutin. Kendala yang kedua adalah alat yang sederhana dan salah satunya ialah ketika musim hujan membuat kerupuk yang dijemur lambat kering sehingga menunggu lebih lama lagi untuk kering dan hasil kerupuknya pun tidak renyah. 272

6 Analisis Nilai Tambah Produk Kerupuk Udang (Siti Rahmatia) Biaya dan Pendapatan Kerupuk Udang pada Industri Rumahan di Desa Muara Pantuan Kabupaten Kutai Kartanegara Biaya produksi secara umum merupakan total semua biaya yang dikeluarkan oleh produsen untuk digunakan dari persiapan produksi sampai pada pengemasan. Biaya dalam penelitian ini adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk proses pembuatan kerupuk udang, terdiri dari biaya upah tenaga kerja dan biaya variabel. Rincian total biaya tetap kerupuk udang di Desa Muara Pantuan ialah sebagai berikut : Tabel Rincian Rata-rata Biaya Tetap Industri Kerupuk Udang Jenis Kegiatan Upah /kg Kerupuk a. Pengupasan Rp b. Penghalusan Rp c. Adonan Rp d. Perebusan Rp e. Pendinginan dan Penjemuran Rp f. Pengirisan dan Pengemasan Rp Total per Hari Rp Total per Minggu Rp Total per Bulan Rp Sumber : Data Primer diolah, 2017 Dari table di atas menunjukkan upah tenaga kerja rata-rata yang dikeluarkan pengrajin pada setiap tahapan produksi. Rata-rata upah yang diterima tenaga kerja dalam sehari proses produksi ialah Rp , dan dalam seminggu tenaga kerja memperoleh sebanyak Rp , maka dalam sebulan tenaga kerja memperoleh upah sebesar Rp dengan hasil output ratarata sebesar 76,56 kg kerupuk udang. Sedangkan rincian total biaya variable kerupuk udang di Desa Muara pantuan ialah sebagai berikut : Tabel Rincian Rata-rata Biaya Variabel Industri Kerupuk Udang Biaya Variabel Jumlah/hari Harga/Satuan (Rp) Harga/Produksi (Rp) Udang 2,49 kg Rp Rp Tepung tapioca 2,51 kg Rp Rp Gula Pasir 182,23 gr Rp. 14 Rp Garam 109,37 gr Rp. 10 Rp Masako 10,9 bks Rp. 500 Rp Es Batu 0,28 Rp Rp. 546 Es Batu 0,55 Rp Rp Air 0,55 Rp Rp Pewarna Makanan 0,28 Rp Rp. 273 Pembungkus 2,74 Rp. 75 Rp. 205 Biaya Bahan Bakar/LPG 0,274 Rp Rp Total Rata-rata Biaya Input per Hari Rp Total Rata-rata Biaya Input per Minggu Rp Total Rata-rata Biaya Input per Bulan Rp Sumber :Data diolah,

7 ejournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 1, 2018: Table di atas menunjukkan biaya variable rata-rata yang dikeluarkan pengrajin kerupuk per hari yaitu Rp per produksi dengan hasil 2,74 kg kerupuk udang, yang berarti dalam seminggu membutuhkan biaya Rp per minggu dengan hasil 19,14 kg kerupuk udang atau sama juga dengan Rp per bulan dengan hasil 76,56 kg kerupuk udang. Rincian total biaya produksi kerupuk udang di Desa Muara Pantuan ialah sebagai berikut : Tabel Total Biaya Produksi Biaya Jumlah Biaya Tetap Rp Biaya Variabel Rp Total Biaya per Hari Rp Total Biaya per Minggu Rp Total Biaya per Bulan Rp Sumber : Data diolah, 2017 Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa biaya tetap perhari adalah sebesar Rp dan biaya variabel sebesar Rp maka total biaya perhari ialah sebesar Rp , total biaya produksi perminggu ialah sebesar Rp dan total biaya produksi sebulan ialah sebesar Rp Pendapatan atau laba adalah selisih antara penghasilan penjualan di atas semua biaya dalam periode tertentu. Total pendapatan yang diperoleh dari para pengrajin kerupuk udang di Desa Muara Pantuan ialah sebagai berikut : Tabel Total Pendapatan Pendapatan Jumlah Harga Rp Output 2,74 kg Total Pendapatan per Hari Rp Total Pendapatan per Minggu Rp Total Pendapatan per Bulan Rp Sumber : Data diolah, 2017 Berdasarkan table di atas, menunjukkan harga kerupuk udang di desa tersebut sebesar Rp /kg dan besaran output ialah 2,74 kg maka pendapatan perhari yang diperoleh ialah sebesar Rp , total pendapatan dalam seminggu ialah sebesar Rp , maka dalam sebulan memperoleh pendapatan sebesar Rp Perhitungan Nilai Tambah Produksi Kerupuk Udang pada Industri Rumahan di Desa Muara Pantuan Kabupaten Kutai Kartanegara Analisis nilai tambah merupakan metode perkiraan bahan baku yang dapat perlakuan khusus untuk mendapatkan nilai, sehingga memperoleh nilai tambah yang dipengaruhi oleh teknologi yang digunakan dalam proses pengolahan. Analisis nilai tambah produksi kerupuk udang di Desa Muara Pantuan ialah sebagai berikut : 274

8 Analisis Nilai Tambah Produk Kerupuk Udang (Siti Rahmatia) Tabel Perhitungan Nilai Tambah Metode Hayami Variabel Perhitungan Nilai I. Output, Input dan Harga 1. Output (Kg/bulan) (1) 689 kg 2. Input Udang (Kg/bulan) (2) 625 kg 3. Tenaga Kerja (HOK/bulan) (3) 175,78 HOK 4. Faktor Konversi (4) = (1) / (2) 1,102 kg 5. Koefisien Tenaga Kerja (HOK/bulan) (5) = (3) / (2) 0,28 HOK 6. Harga Output (Rp/kg) (6) Rp Upah Tenaga Kerja (Rp/HOK) (7) Rp a. Pengupasan Rp b. Penghalusan Rp c. Adonan Rp d. Perebusan Rp e. Pendinginan dan Penjemuran Rp f. Pengirisan dan Pengemasan Rp II. Penerimaan dan Keuntungan 8. Harga Bahan Baku Udang (Rp/kg) (8) Rp Sumbangan Input Lain (Rp/kg) (9) Rp a. Tepung Rp b. Bumbu (masako, garam, gula) pewarna, dan es batu Rp c. Air Rp d. Es Batu Rp. 400 e. Bahan Bakar Rp. 600 f. Kemasan Rp Nilai Output (Rp/kg) (10) = (4) x (6) Rp a. Nilai Tambah (Rp/kg) (11a) = (10) (9) (8) Rp b. Rasio Nilai Tambah (%) (11b) = (11a/10) x ,83 % 12. a. Pendapatan Tenaga Kerja (Rp/kg) (12a) = (5) x (7) Rp b. Pangsa Tenaga Kerja (%) (12b) = (12a/11a) x ,59 % 13. a. Keuntungan (Rp/kg) (13a) = (11a) (12a) Rp b. Tingkat Keuntungan (%) (13b) = (13a/11a) x 100 5,42 % III. Balas Jasa Pemilik Faktor Produksi 14. Marjin (Rp/kg) (14) = (10) (8) Rp a. Pendapatan Tenaga Kerja (%) (14a) = (12a/14) x ,86 % b. Sumbangan Input Lain (%) (14b) = (9/14) x ,67 % c. Keuntungan Pengusaha (%) (14c) = (13a/14) x 100 3,49 % Sumber: Data diolah, 2017 Pembahasan a. Alat Proses Produksi Kerupuk Udang Proses produksi kerupuk udang masih menggunakan alat/teknologi yang sederhana yaitu banyak mempergunakan tenaga manusia adapun tahap tersebut ialah pada tahapan penghalusan udang, pengadonan, pencetak adonan lontongan, pengirisan, penjemuran dan pengemasan kerupuk. Di era dengan teknologi yang semakin berkembang ini telah banyak tercipta teknologi dalam memudahkan proses produksi, dimulai dari tahap 275

9 ejournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 1, 2018: penghalusan udang bisa menggunakan mesin penggiling udang atau blender, proses pengadonan pun telah ada mesin untuk mengadon sehingga tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga, proses pencetakan lontongan yang biasanya dilakukan satu persatu bisa dipercepat dengan mesin pencetak lontongan, proses pengirisan kerupuk dapat dibuat dengan ukuran yang sama dan cepat dengan menggunakan mesin pengiris kerupuk, dan proses penjemuran kerupuk pun dapat dipercepat dengan adanya oven pengering kerupuk sehinnga tidak perlu menunggu panasnya matahari dan tidak terganggu dengan cuaca buruk, serta pada proses pengemasan pun bisa digunakan kemasan yang lebih menarik konsumen dengan berbagai kapasitas nya. Para pengrajin sebaiknya menggunakan teknologi yang lebih modern agar lebih efektif dan efisien dan tidak memerlukan tenaga kerja lebih banyak sehingga keuntungan yang diperoleh akan lebih besar karena tahap proses produksi yang lebih mudah. b. Nilai Tambah Nilai tambah yang dihasilkan oleh indusri rumahan kerupuk udang di Desa Muara pantuan ialah sebesar Rp /kg yang diperoleh dari nilai output dikurangi nilai sumbangan input lain dan rasio nilai tambah ialah sebesar 46,83%, maka nilai tambah yang dihasilkan masih tergolong rendah karena rasio nilai tambah kurang dari 50%. Pendapatan tenaga kerja yang diperoleh adalah sebesar Rp /kg yang diperoleh dari koefisien tenaga kerja dikali upah tenaga kerja, dengan pangsa tenaga kerja sebesar 94,59%. Keuntungan yang diperoleh yaitu sebesar Rp /kg yang diperoleh dari nilai tambah dikurang pendapatan tenaga kerja, dan dengan tingkat keuntungan sebesar 5,42%. Keuntungan yang diperoleh masih cukup rendah karena banyak upah yang harus diberikan kepada tenaga kerja, sebab proses produksi kerupuk udang ini cukup banyak memerlukan tenaga kerja, maka jika pengrajin menggunakan teknologi yang lebih modern maka upah tenaga kerja akan lebih sedikit karena tidak membutuhkan tenaga kerja yang besar dan keuntungan yang diperoleh pun akan semakin tinggi. Penutup Proses pengolahan udang menjadi kerupuk udang di Desa Muara Pantuan masih menggunakan alat yang bersifat tradisional dan sederhana pada setiap tahap pembuatan kerupuk udang. Nilai tambah yang dihasilkan dari pengolahan udang menjadi kerupuk udang ialah sebesar Rp /kg dengan rasio nilai tambah sebesar 46% dan tergolong rendah karena rasio nlai tambah kurang dari 50% yaitu sebesar 46% dan juga menjadi salah satu penyebab jumlah pengrajin kerupuk udang semakin berkurang. Pendapatan tenaga kerja yang diperoleh yaitu sebesar Rp /kg dengan pangsa tenaga kerja sebesar 94,59%, pendapatan tenaga kerja yang diperoleh 276

10 Analisis Nilai Tambah Produk Kerupuk Udang (Siti Rahmatia) cukup tinggi, karena banyak diperlukan tenaga dalam proses produksi kerupuk udang ini maka diberi upah yang cukup tinggi. Sedangkan keuntungan yang diperoleh masih rendah ialah sebesar Rp.1.399/kg dengan tingkat keuntungan sebesar 5,42%, keuntungan tergolong rendah karena telah banyak terbagi pada tenaga kerja. Bagi pengrajin kerupuk, agar mengikuti perkembangan teknologi dalam proses produksi kerupuk udang sehingga tidak menggunakan teknologi yang sederhana yang kurang efisien dan efektif, telah banyak alat produksi modern dalam pembuatan kerupuk udang agar memudahkan proses produksi sehingga lebih efisien dan efektif, seperti mesin penggiling daging, mesin untuk mengado, mesin pencetak lontongan, mesin pengiris kerupuk, oven pengering kerupuk, dan pada tampilan bisa menggunakan kemasan yang lebih menarik dengan berbagai ukuran kapasitas, berbagai alat tersebut dengan tujuan memudahkan proses produksi kerupuk udang tersebut. Daftar Pustaka Sumber Buku: Abdullah, Thamrin dan Francis Tantri Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Fahmi, Irham Manajemen Produksi dan Operasi. Definisi Produksi. Bandung: Alfabeta, cv. Gaspersz, Vincent Total Quality Management. Untuk Praktisi Bisnis dan Industri. Bogor: Vinchristo Publication. Ginting, Rosnani Sistem Produksi. Pengertian Proses Produksi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Gitosudarmo, Indriyo Manajemen Operasi. Perencanaan Produk. Yogyakarta: Anggota IKAPI. Heizer dan Render Manajemen Operasi. Jakarta: Salemba Empat. Herjanto, Eddy Manajemen Operasi. Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: Grasindo. Hubeis, Musa Prospek Usaha Kecil dalam Wadah Inkubator Bisnis. Definisi UKM. Bogor: Ghalia Indonesia. Nasution, M.N Manajemen Mutu Terpadu (TQM). Pengertian Proses. Jakarta: Ghalia Indonesia. Pindyck, Robert S. dan Rubinfeld, Daniel L Mikroekonomi Edisi 6 Jilid 1. Jakatra: PT. Indeks. Robbins dan Coulter Manajemen. Jakarta: Erlangga. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif, Kulaitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sukirno, Sadono Pengantar Teori Mikroekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Umar, Husein Studi Kelayakan Bisnis. Nilai Tambah. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 277

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar merupakan pengertian yang digunakan untuk memperoleh

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar merupakan pengertian yang digunakan untuk memperoleh 22 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar Konsep dasar merupakan pengertian yang digunakan untuk memperoleh dan menganalisis data sehubungan dengan tujuan penelitian. Agroindustri gula aren dan

Lebih terperinci

Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian maupun perikanan. mempunyai peranan yang sangat besar dalam meningkatka pertumbuhan ekonomi

Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian maupun perikanan. mempunyai peranan yang sangat besar dalam meningkatka pertumbuhan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian maupun perikanan mempunyai peranan yang sangat besar dalam meningkatka pertumbuhan ekonomi negara. Pengaruh agroindustri

Lebih terperinci

Lampiran 1. Biaya bahan baku Dodol, kurma salak, keripik salak dan sirup salak. Lampiran 2. Biaya Bahan Penunjang Dodol Salak

Lampiran 1. Biaya bahan baku Dodol, kurma salak, keripik salak dan sirup salak. Lampiran 2. Biaya Bahan Penunjang Dodol Salak Lampiran 1. Biaya bahan baku Dodol, kurma salak, keripik salak dan sirup salak Uraian Dodol Kurma Keripik Frekuensi Pembuatan (hari) Mgu Bl n Kebutuhan salak Harga Beli (Rp/K g) Total Harga Beli Thn Hr

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN:

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: ANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN DAN EFISIENSI PENGOLAHAN TEPUNG UMBI GARUT, UBI UNGU DAN UBI KAYU KELOMPOK WANITA TANI (KWT) MELATI DI KABUPATEN KULON PROGO Siti Hamidah 1, Vini Arumsari 2 Prodi Agribisnis

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Klaster adalah konsentrasi spasial dari industri industri yang sama atau

METODE PENELITIAN. Klaster adalah konsentrasi spasial dari industri industri yang sama atau 32 II. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

ABSTRAK. PENDAHULUAN Latar Belakang. GaneÇ Swara Vol. 10 No.1 Maret 2016 IDA BGS. EKA ARTIKA, 2) IDA AYU KETUT MARINI

ABSTRAK. PENDAHULUAN Latar Belakang. GaneÇ Swara Vol. 10 No.1 Maret 2016 IDA BGS. EKA ARTIKA, 2) IDA AYU KETUT MARINI ANALISIS NILAI TAMBAH (VALUE ADDED) BUAH PISANG MENJADI KRIPIK PISANG DI KELURAHAN BABAKAN KOTA MATARAM (Studi Kasus Pada Industri Rumah Tangga Kripik Pisang Cakra ) 1) IDA BGS. EKA ARTIKA, 2) IDA AYU

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN, DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN HASIL RENGGINANG UBI KAYU (RENGGINING) SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU

ANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN, DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN HASIL RENGGINANG UBI KAYU (RENGGINING) SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU ANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN, DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN HASIL RENGGINANG UBI KAYU (RENGGINING) SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU Andi Ishak, Umi Pudji Astuti dan Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN NANAS MENJADI KERIPIK DAN SIRUP (Kasus: Desa Sipultak, Kec. Pagaran, Kab. Tapanuli Utara)

ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN NANAS MENJADI KERIPIK DAN SIRUP (Kasus: Desa Sipultak, Kec. Pagaran, Kab. Tapanuli Utara) ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN NANAS MENJADI KERIPIK DAN SIRUP (Kasus: Desa Sipultak, Kec. Pagaran, Kab. Tapanuli Utara) Haifa Victoria Silitonga *), Salmiah **), Sri Fajar Ayu **) *) Alumni Program

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional meliputi pengertian yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional meliputi pengertian yang digunakan 38 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional meliputi pengertian yang digunakan untuk memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive), dengan

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH PISANG NANGKA (Musa paradisiaca,l) (Studi Kasus di Perusahaan Kripik Pisang Krekes di Loji, Wilayah Bogor)

ANALISIS NILAI TAMBAH PISANG NANGKA (Musa paradisiaca,l) (Studi Kasus di Perusahaan Kripik Pisang Krekes di Loji, Wilayah Bogor) Jurnal AgribiSains ISSN 2550-1151 Volume 3 Nomor 2, Desember 2017 17 ANALISIS NILAI TAMBAH PISANG NANGKA (Musa paradisiaca,l) (Studi Kasus di Perusahaan Kripik Pisang Krekes di Loji, Wilayah Bogor) Eka

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan tujuan

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan tujuan 36 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI MINYAK KAYU PUTIH DI KPHL TARAKAN

IDENTIFIKASI NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI MINYAK KAYU PUTIH DI KPHL TARAKAN IDENTIFIKASI NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI MINYAK KAYU PUTIH DI KPHL TARAKAN Mohammad Wahyu Agang Fakultas Pertanian, Universitas Borneo Tarakan Email: wahyoe_89@ymail.com ABSTRAK Agroindustri minyak kayu

Lebih terperinci

Analisis kelayakan Usaha Kue Semprong (kasippi) di Mega Rezky Skala Rumah Tangga Desa Lagi-Agi Kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali Mandar

Analisis kelayakan Usaha Kue Semprong (kasippi) di Mega Rezky Skala Rumah Tangga Desa Lagi-Agi Kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali Mandar Analisis kelayakan Usaha Kue Semprong (kasippi) di Mega Rezky Skala Rumah Tangga Desa Lagi-Agi Kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali Mandar Ishak Manggabarani 1, Baharuddin 2 Program Studi Agribisnis,

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KECAP (Studi Kasus pada Pengusaha Kecap Cap Jago di Desa Cibenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran)

ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KECAP (Studi Kasus pada Pengusaha Kecap Cap Jago di Desa Cibenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran) ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KECAP (Studi Kasus pada Pengusaha Kecap Cap Jago di Desa Cibenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran) Oleh: 1 Nurul Fitry, 2 Dedi Herdiansah, 3 Tito Hardiyanto 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

KINERJA USAHA AGROINDUSTRI KELANTING DI DESA KARANG ANYAR KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN

KINERJA USAHA AGROINDUSTRI KELANTING DI DESA KARANG ANYAR KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN KINERJA USAHA AGROINDUSTRI KELANTING DI DESA KARANG ANYAR KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN (Business Performance of Kelanting Agroindustry in Karang Anyar Village, Gedongtataan District, Pesawaran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 19 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran CV ATLAS adalah salah satu IKM yang memiliki tujuan menghasilkan produk yang memiliki nilai jual yang tinggi serta mendapatkan laba atau keuntungan yang

Lebih terperinci

Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan

Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan Kerupuk merupakan salah satu makanan ringan yang banyak diburu para konsumen. Rasanya yang gurih dan teksturnya yang sangat renyah, menjadikan kerupuk sebagai

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng,

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng, IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian berdasarkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis data

III. METODE PENELITIAN. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis data 29 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH PRODUK KERUPUK BERBAHAN BAKU IKAN DAN UDANG (Studi Kasus Di Perusahaan Sri Tanjung Kabupaten Indramayu)

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH PRODUK KERUPUK BERBAHAN BAKU IKAN DAN UDANG (Studi Kasus Di Perusahaan Sri Tanjung Kabupaten Indramayu) Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. VIII No. 2 /Desember 2017 (118-125) ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH PRODUK KERUPUK BERBAHAN BAKU IKAN DAN UDANG (Studi Kasus Di Perusahaan Sri Tanjung Kabupaten Indramayu)

Lebih terperinci

ECONOMI VALUE ADDED OF BLUE SWIMMING CRAB (Portunus pelagicus) PROCESSING AT CV. LAUT DELI BELAWAN NORTH SUMATERA

ECONOMI VALUE ADDED OF BLUE SWIMMING CRAB (Portunus pelagicus) PROCESSING AT CV. LAUT DELI BELAWAN NORTH SUMATERA ECONOMI VALUE ADDED OF BLUE SWIMMING CRAB (Portunus pelagicus) PROCESSING AT CV. LAUT DELI BELAWAN NORTH SUMATERA Angel Zesikha Purba 1), Lamun Bathara 2), dan Darwis AN 2) Angelzesikha09@gmail.com Abstract

Lebih terperinci

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016 PERAN INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN DALAM MENINGKATKAN NILAi TAMBAH SINGKONG DI KABUPATEN KEBUMEN Maunatul Itsnainiyah, Dyah Panuntun Utami Universitas Muhammadiyah Purworejo monatulagb@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

ANALISIS PENETAPAN HARGA JUAL DALAM MENINGKATKAN LABA PADA RUMAH MAKAN ULU BETE LAUT DI MASAMBA KABUPATEN LUWU UTARA. I Ketut Patra¹ Agus Salim²

ANALISIS PENETAPAN HARGA JUAL DALAM MENINGKATKAN LABA PADA RUMAH MAKAN ULU BETE LAUT DI MASAMBA KABUPATEN LUWU UTARA. I Ketut Patra¹ Agus Salim² ANALISIS PENETAPAN HARGA JUAL DALAM MENINGKATKAN LABA PADA RUMAH MAKAN ULU BETE LAUT DI MASAMBA KABUPATEN LUWU UTARA I Ketut Patra¹ Agus Salim² No. HP 081355106244¹ ABSTRAK Tujuan penelitian adalah untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya 2.1 Komposisi Kimia Udang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Udang merupakan salah satu produk perikanan yang istimewa, memiliki aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya lebih

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Sumenep. Usaha ini terletak di jalan Monumen Kuda sakti No. 97 RT.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Sumenep. Usaha ini terletak di jalan Monumen Kuda sakti No. 97 RT. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan UKM Rengginang sari ikan merupakan salah satu produsen Rengginang di Kabupaten Sumenep. Usaha ini terletak di jalan Monumen Kuda sakti No.

Lebih terperinci

Lama Berusaha Status Keterangan. Jlh Tenaga Kerja (Tahun) (Tahun) Keluarga (Orang) (Tahun) Kepemilikan Usaha (m 2 ) TKDK TKLK

Lama Berusaha Status Keterangan. Jlh Tenaga Kerja (Tahun) (Tahun) Keluarga (Orang) (Tahun) Kepemilikan Usaha (m 2 ) TKDK TKLK Lampiran 1a. Karakteristik Responden Tepung Mocaf di Daerah Penelitian (Tahun 2013) No Umur Lama Pendidikan Jumlah Tanggungan Lama Berusaha Status Keterangan Luas Lokasi Jlh Tenaga Kerja (Tahun) (Tahun)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. langsung terhadap gejala dalam suatu masyarakat baik populasi besar atau kecil.

III. METODE PENELITIAN. langsung terhadap gejala dalam suatu masyarakat baik populasi besar atau kecil. 35 III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survei. Metode survei merupakan metode yang digunakan dalam penelitian dengan cara pengamatan langsung terhadap gejala

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DAN PENERAPAN METODE MARK UP DALAM PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK PADA USAHA AMPLANG DI SAMARINDA

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DAN PENERAPAN METODE MARK UP DALAM PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK PADA USAHA AMPLANG DI SAMARINDA ejournal Administrasi Bisnis, 2013, 1 (2): 192-201 ISSN 0000-0000, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2013 ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DAN PENERAPAN METODE MARK UP DALAM PENENTUAN

Lebih terperinci

8. NILAI TAMBAH RANTAI PASOK

8. NILAI TAMBAH RANTAI PASOK 69 adalah biaya yang ditanggung masing-masing saluran perantara yang menghubungkan petani (produsen) dengan konsumen bisnis seperti PPT dan PAP. Sebaran biaya dan keuntungan akan mempengarhui tingkat rasio

Lebih terperinci

Lampiran 1. Analisis Biaya Produksi Pala Menjadi Sirup Pala Dalam Sebulan (3x produksi) di Kabupaten Bireuen

Lampiran 1. Analisis Biaya Produksi Pala Menjadi Sirup Pala Dalam Sebulan (3x produksi) di Kabupaten Bireuen 58 Lampiran 1. Analisis Biaya Produksi Pala Menjadi Sirup Pala Dalam Sebulan (3x produksi) di Kabupaten Bireuen No Biaya Item 1. Biaya Tetap - Ongkos transportasi PP (Bireuen-Medan) - Biaya akomodasi Harga

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi Penelitian dan Pengumpulan Data. tempat dan waktu btertentu. Metode pengumpulan dengan melakukan

III. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi Penelitian dan Pengumpulan Data. tempat dan waktu btertentu. Metode pengumpulan dengan melakukan 41 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metodologi Penelitian dan Pengumpulan Data Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus yaitu pengamatan yang bersifat spesifik dan

Lebih terperinci

BAB III INDUSTRI KERUPUK RAMBAK DWIJOYO DESA PENANGGULAN KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL

BAB III INDUSTRI KERUPUK RAMBAK DWIJOYO DESA PENANGGULAN KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL BAB III INDUSTRI KERUPUK RAMBAK DWIJOYO DESA PENANGGULAN KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL A. Gambaran Umum Industri Kecil dan Menengah di Desa Penanggulan Desa Penanggulan termasuk wilayah yang memiliki

Lebih terperinci

ANALISIS KEUNTUNGAN PEDAGANG PASAR MALAM DI KECAMATAN SUNGAI KUNJANG KOTA SAMARINDA

ANALISIS KEUNTUNGAN PEDAGANG PASAR MALAM DI KECAMATAN SUNGAI KUNJANG KOTA SAMARINDA ejournal Administrasi Bisnis, 2016, 4 (4): 1100-1112 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2016 ANALISIS KEUNTUNGAN PEDAGANG PASAR MALAM DI KECAMATAN SUNGAI KUNJANG KOTA SAMARINDA

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN NILAI TAMBAH PENGOLAHAN UBI KAYU MENJADI TEPUNG MOCAF DAN TEPUNG TAPIOKA DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

ANALISIS PERBANDINGAN NILAI TAMBAH PENGOLAHAN UBI KAYU MENJADI TEPUNG MOCAF DAN TEPUNG TAPIOKA DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI ANALISIS PERBANDINGAN NILAI TAMBAH PENGOLAHAN UBI KAYU MENJADI TEPUNG MOCAF DAN TEPUNG TAPIOKA DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI (Kasus : Desa Bajaronggi, Kec. Dolok Masihul dan Kec. Sei Rampah) Henni Febri

Lebih terperinci

Analisis Bauran Produk dengan Menggunakan Metode Simpleks untuk Memaksimalkan Keuntungan (Studi Kasus pada CV. Idola Indonesia Bandung)

Analisis Bauran Produk dengan Menggunakan Metode Simpleks untuk Memaksimalkan Keuntungan (Studi Kasus pada CV. Idola Indonesia Bandung) Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Analisis Bauran Produk dengan Menggunakan Metode Simpleks untuk Memaksimalkan Keuntungan (Studi Kasus pada CV. Idola Indonesia Bandung) 1 Haidi Najwan 1 Prodi Manajemen,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober sampai dengan November 2013 di Desa Gebang Mekar Kabupaten Cirebon yang berada di sebelah timur

Lebih terperinci

Oleh : Iif Latifah 1, Yus Rusman 2, Tito Hardiyanto 3. Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Oleh : Iif Latifah 1, Yus Rusman 2, Tito Hardiyanto 3. Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran ANALISIS NILAI TAMBAH DAN RENTABILITAS AGROINDUSTRI TAHU BULAT (Studi Kasus Pada Perusahaan Tahu Bulat Asian di Desa Muktisari Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis) Oleh : Iif Latifah 1, Yus Rusman 2, Tito

Lebih terperinci

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 1 Maret 2012 KERAGAAN AGROINDUSTRI OPAK SINGKONG DI DESA JOLONTORO KECAMATAN SAPURAN KABUPATEN WONOSOBO

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 1 Maret 2012 KERAGAAN AGROINDUSTRI OPAK SINGKONG DI DESA JOLONTORO KECAMATAN SAPURAN KABUPATEN WONOSOBO KERAGAAN AGROINDUSTRI OPAK SINGKONG DI DESA JOLONTORO KECAMATAN SAPURAN KABUPATEN WONOSOBO Hanief Almuttabi Rama Yunus 1) dan Dyah Panuntun Utami 2) 1) Alumnus Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian 36 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian dipilih secara purposive (sengaja) dengan pertimbangan bahwa daerah

Lebih terperinci

PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH USAHA KOPI BUBUK ROBUSTA DI KABUPATEN LEBONG (STUDI KASUS PADA USAHA KOPI BUBUK CAP PADI)

PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH USAHA KOPI BUBUK ROBUSTA DI KABUPATEN LEBONG (STUDI KASUS PADA USAHA KOPI BUBUK CAP PADI) PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH USAHA KOPI BUBUK ROBUSTA DI KABUPATEN LEBONG (STUDI KASUS PADA USAHA KOPI BUBUK CAP PADI) Income and Value Added of Robusta Ground Coffee in North Lebong Subdistrict Lebong

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN PRODUK OLAHAN IKAN LELE (Clarias sp.) DI DESA HANGTUAH KECAMATAN PERHENTIAN RAJA KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN PRODUK OLAHAN IKAN LELE (Clarias sp.) DI DESA HANGTUAH KECAMATAN PERHENTIAN RAJA KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN PRODUK OLAHAN IKAN LELE (Clarias sp.) DI DESA HANGTUAH KECAMATAN PERHENTIAN RAJA KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU AN ANALYSIS OF ADDED VALUE AND MARKETING OF PROCESSED

Lebih terperinci

DIVERSIFIKASI NILAI TAMBAH DAN DISTRIBUSI KEREPIK UBI KAYU DI KECAMATAN SARONGGI KABUPATEN SUMENEP

DIVERSIFIKASI NILAI TAMBAH DAN DISTRIBUSI KEREPIK UBI KAYU DI KECAMATAN SARONGGI KABUPATEN SUMENEP 1 DIVERSIFIKASI NILAI TAMBAH DAN DISTRIBUSI KEREPIK UBI KAYU DI KECAMATAN SARONGGI KABUPATEN SUMENEP Ribut Santosa (1) ; Awiyanto (2) ; Amir Hamzah (3) Alamat Penulis :(1,2,3) Program Studi Agribisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu, 2008), h Abdul Aziz, Ekonomi Islam Analisis Mikro dan Makro, (Yogyakarta: Graha

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu, 2008), h Abdul Aziz, Ekonomi Islam Analisis Mikro dan Makro, (Yogyakarta: Graha BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ekonomi adalah mengatur urusan rumah tangga, di mana anggota keluarga yang mampu, ikut terlibat dalam menghasilkan barang-barang berharga dan membantu memberikan jasa,

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH INDUSTRI KERIPIK TEMPE SKALA RUMAH TANGGA (Studi Kasus Desa Lerep Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang)

ANALISIS NILAI TAMBAH INDUSTRI KERIPIK TEMPE SKALA RUMAH TANGGA (Studi Kasus Desa Lerep Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang) ANALISIS NILAI TAMBAH INDUSTRI KERIPIK TEMPE SKALA RUMAH TANGGA (Studi Kasus Desa Lerep Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang) Ulil Mar atissholikhah* Darsono** Eka Dewi Nurjayanti*** *Program Studi

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Pedagang 1. Identitas Responden V. HASIL DAN PEMBAHASAN Responden dalam penelitian ini adalah pengusaha keripik belut yang pada masa penelitian masih aktif berproduksi dan berdomisili di Kecamatan

Lebih terperinci

PENINGKATAN USAHA KRUPUK AMPLANG DI DESA KERTASADA KECAMATAN KALIANGET KABUPATEN SUMENEP

PENINGKATAN USAHA KRUPUK AMPLANG DI DESA KERTASADA KECAMATAN KALIANGET KABUPATEN SUMENEP PENINGKATAN USAHA KRUPUK AMPLANG DI DESA KERTASADA KECAMATAN KALIANGET KABUPATEN SUMENEP Mahmud Yunus 1, Jauharul Maknunah 2, Sujito 3 1,2,3) STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang 1) myoenoes@gmail.com,

Lebih terperinci

NILAI TAMBAH PADA AGROINDUSTRI TAHU

NILAI TAMBAH PADA AGROINDUSTRI TAHU NILAI TAMBAH PADA AGROINDUSTRI TAHU Tian Septian 1) Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi tian_zoe@ymail.com Hj.Tenten Tedjaningsih 2) Fakultas Pertanian Univerrsitas Siliwangi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Definisi dan Batasan Operasional Untuk memperjelas dan menghindari kesalahpamaham mengenai pengertian tentang istlah-istilah dalam penelitian ini maka dibuat definisi dan batasan

Lebih terperinci

METODOLOGI. Waktu dan Tempat. Alat dan Bahan. Metode Penelitian

METODOLOGI. Waktu dan Tempat. Alat dan Bahan. Metode Penelitian 15 METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama ±3 bulan dimulai dari Februari sampai April 2013 yang berlokasikan di Kecamatan Majauleng Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan. Alat dan Bahan

Lebih terperinci

CURAHAN WAKTU KERJA DAN ANALISIS USAHA INDUSTRI KARAK SKALA RUMAH TANGGA DI KABUPATEN SUKOHARJO

CURAHAN WAKTU KERJA DAN ANALISIS USAHA INDUSTRI KARAK SKALA RUMAH TANGGA DI KABUPATEN SUKOHARJO CURAHAN WAKTU KERJA DAN ANALISIS USAHA INDUSTRI KARAK SKALA RUMAH TANGGA DI KABUPATEN SUKOHARJO Umi Barokah Jurusan Agrobisnis/Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian UNS e-mail : har_umi10@yahoo.com

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini berisi teori-teori yang

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini berisi teori-teori yang III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Teoritis Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini berisi teori-teori yang dipakai dalam penelitian ini. Teori-teori ini merupakan landasan untuk menjawab tujuan-tujuan

Lebih terperinci

ANALISIS AGROINDUSTRI KERIPIK TEMPE BU SITI DI DESA BULUH RAMPAI KECAMATAN SEBERIDA KABUPATEN INDRAGIRI HULU

ANALISIS AGROINDUSTRI KERIPIK TEMPE BU SITI DI DESA BULUH RAMPAI KECAMATAN SEBERIDA KABUPATEN INDRAGIRI HULU ANALISIS AGROINDUSTRI KERIPIK TEMPE BU SITI DI DESA BULUH RAMPAI KECAMATAN SEBERIDA KABUPATEN INDRAGIRI HULU ANALYSIS OF AGROINDUSTRY CRISPY CHIPS TEMPE BU SITI IN BULUH RAMPAI VILLAGE SEBERIDA DISTRICT

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI GETUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS

STUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI GETUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS 121 STUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI GETUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS Siti Mutmainah, Dumasari, dan Pujiharto Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Raya Dukuhwaluh

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa

METODE PENELITIAN. mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi analisis, yaitu penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi sekarang.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH BUAH PISANG MENJADI KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SOFIE DI KOTA PALU

ANALISIS NILAI TAMBAH BUAH PISANG MENJADI KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SOFIE DI KOTA PALU e-j. Agrotekbis 2 (5) : 510-516, Oktober 2014 ISSN : 2338-3011 ANALISIS NILAI TAMBAH BUAH PISANG MENJADI KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SOFIE DI KOTA PALU Added Value Analysis of Banana Fruit

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan yaitu, wajan, kompor, pisau, pengaduk, gilingan daging dan siler.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan yaitu, wajan, kompor, pisau, pengaduk, gilingan daging dan siler. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengolahan Stik Ubi Jalar Hasil produksi yang di UKM Teratai dalam pembuatan stik ubi jalar perbulannya berkisar 4 kali produksi selama satu bulan. Pembuatan stik ubi jalar

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 29 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Singkat Perusahaan PD. Galuh Sari merupakan perusahaan yang didirikan oleh Bapak Amir dan Istrinya yang bernama Ibu Maemunah pada tahun 2001 yang berlokasi di Jl.

Lebih terperinci

Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE)

Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE) Volume 5, Nomor 1, Juli 2014 ISSN 2087-409X Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE) ANALISIS NILAI TAMBAH DAN KEUNTUNGAN AGROINDUSTRI KERIPIK TEMPE DI DESA BULUH RAMPAI KECAMATAN SEBERIDA KABUPATEN

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TAHU DI KOTA PEKANBARU

ANALISIS EFISIENSI DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TAHU DI KOTA PEKANBARU ANALISIS EFISIENSI DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TAHU DI KOTA PEKANBARU Arif Budiman, Jum atri Yusri, Ermi Tety Agriculture faculty of Universitas Riau arifbudiman_agb08@yahoo.com (085278306914) ABSTRACT

Lebih terperinci

: Laila Wahyu R NIM :

: Laila Wahyu R NIM : Nama : Laila Wahyu R NIM : 11.11.568 Kelas : 11-S1TI-15 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 211/212 I. ABSTRAKSI Produk olahan krupuk ikan tenggiri merupakan produk pangan yang dapat digunakan sebagai makanan ringan

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN USAHA TANI JERUK SIAM (Studi Kasus Di Desa Padang Pangrapat Kecamatan Tanah Grogot Kabupaten Paser)

ANALISIS PENDAPATAN USAHA TANI JERUK SIAM (Studi Kasus Di Desa Padang Pangrapat Kecamatan Tanah Grogot Kabupaten Paser) ejournal Ilmu Administrasi Bisnis, 2015, 3 (3): 600-611 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2015 ANALISIS PENDAPATAN USAHA TANI JERUK SIAM (Studi Kasus Di Desa Padang Pangrapat

Lebih terperinci

ANALISIS KEUNTUNGAN PEDAGANG NASI KUNING ( Studi Kasus Pedagang Nasi Kuning di Pasar Palaran Kecamatan Palaran Kota Samarinda )

ANALISIS KEUNTUNGAN PEDAGANG NASI KUNING ( Studi Kasus Pedagang Nasi Kuning di Pasar Palaran Kecamatan Palaran Kota Samarinda ) ejournal Administrasi Bisnis, 2016, 4 (4): 990-1001 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2016 ANALISIS KEUNTUNGAN PEDAGANG NASI KUNING ( Studi Kasus Pedagang Nasi Kuning di Pasar

Lebih terperinci

ANALISIS TEKNOLOGI MESIN PENGOLAH DAN NILAI TAMBAH KERIPIK SALAK PONDOH PADA KELOMPOK SRIKANDI KELURAHAN SUMBERGONDO KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU

ANALISIS TEKNOLOGI MESIN PENGOLAH DAN NILAI TAMBAH KERIPIK SALAK PONDOH PADA KELOMPOK SRIKANDI KELURAHAN SUMBERGONDO KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU 1 Jurnal Akses Pengabdian Indonesia Vol 1 No 2 : 1-8, 2017 ANALISIS TEKNOLOGI MESIN PENGOLAH DAN NILAI TAMBAH KERIPIK SALAK PONDOH PADA KELOMPOK SRIKANDI KELURAHAN SUMBERGONDO KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU

Lebih terperinci

Mempelajari Pengendalian Persediaan Bahan Baku pada CV. Aneka Teknik Utama

Mempelajari Pengendalian Persediaan Bahan Baku pada CV. Aneka Teknik Utama Mempelajari Pengendalian Persediaan Bahan Baku pada CV. Aneka Teknik Utama Nama : Aldi Prasetyo NPM : 30411548 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Hotniar Siringoringo, MSc. PENDAHULUAN Permasalahan

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Paparan Data Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Pabrik Pabrik Kerupuk UD Surya Manalagi didirikan pada tahun 1978 oleh. Sebelum mendirikan

Lebih terperinci

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Ekstraksi Tepung Karaginan Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : 1. Sortasi dan Penimbangan Proses sortasi ini bertujuan untuk memisahkan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar Biaya Untuk Alat Pengolahan Kue Bawang Mangrove 1 kali produksi dalam Seminggu di Setiap Saluran dan Nilai Penyusutan

Lampiran 1. Daftar Biaya Untuk Alat Pengolahan Kue Bawang Mangrove 1 kali produksi dalam Seminggu di Setiap Saluran dan Nilai Penyusutan 48 Lampiran 1. Daftar Biaya Untuk Alat Pengolahan Kue Bawang Mangrove 1 kali produksi dalam Seminggu di Setiap Saluran dan Nilai Penyusutan Nama Jumlah Harga Satuan Nilai Awal (Rp) Nilai Akhir (Rp) Umur

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Profil Industri Rumah Tangga olahan Salak Pondoh. Kegiatan pengolahan Salak Pondoh sudah dilakukan oleh warga masyarakat

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Profil Industri Rumah Tangga olahan Salak Pondoh. Kegiatan pengolahan Salak Pondoh sudah dilakukan oleh warga masyarakat V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Industri Rumah Tangga olahan Salak Pondoh Kegiatan pengolahan Salak Pondoh sudah dilakukan oleh warga masyarakat Desa Donokerto selama 10 tahun terakhir. Pengolahan Salak

Lebih terperinci

RUMAH PRODUKTIF DI KAMPUNG NELAYAN PANTAI KENJERAN SURABAYA

RUMAH PRODUKTIF DI KAMPUNG NELAYAN PANTAI KENJERAN SURABAYA RUMAH PRODUKTIF DI KAMPUNG NELAYAN PANTAI KENJERAN SURABAYA Wiwik Widyo Widjajanti 1, Syamsuri 2, Sulistyowati 3 Jurusan Arsitektur 1, Jurusan Teknik Mesin 2, Jurusan Sistem Informasi 3, ITATS Jalan Arief

Lebih terperinci

Makalah. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ketrampilan. Dosen Pengampu: DRA. Y. Flori Setiarini, M.Pd.

Makalah. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ketrampilan. Dosen Pengampu: DRA. Y. Flori Setiarini, M.Pd. Makalah Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ketrampilan Dosen Pengampu: DRA. Y. Flori Setiarini, M.Pd. Disusun Oleh: 1. Rizma Alifatin (14144600176) 2. Zafira Syajarotun (14144600196) 3. Maria Yuni

Lebih terperinci

C.3. AGROINDUSTRI TEPUNG CABE I. PENDAHULUAN

C.3. AGROINDUSTRI TEPUNG CABE I. PENDAHULUAN C.3. AGROINDUSTRI TEPUNG CABE I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cabe berasal dari Amerika Tengah dan saat ini merupakan komoditas penting dalam kehidupan masyarakat di Indonesia. Hampir semua rumah tangga

Lebih terperinci

TUGAS MATA KULIAH LINGKUNGAN BISNIS Peluang Bisnis Roti

TUGAS MATA KULIAH LINGKUNGAN BISNIS Peluang Bisnis Roti TUGAS MATA KULIAH LINGKUNGAN BISNIS Peluang Bisnis Roti Disusun Oleh: Nama: Aji Muhammad Nur NIM: 11.12.5470 KLS: 11-S1SI-02 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011/2012 Abstrak Artikel ini menceritakan tentang bagaimana

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalis data sesuai dengan tujuan penelitian.

III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalis data sesuai dengan tujuan penelitian. 47 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

VI. ANALISIS NILAI TAMBAH INDUSTRI PENGGERGAJIAN KAYU (IPK)

VI. ANALISIS NILAI TAMBAH INDUSTRI PENGGERGAJIAN KAYU (IPK) VI. ANALISIS NILAI TAMBAH INDUSTRI PENGGERGAJIAN KAYU (IPK) 6.1. Analisis Nilai Tambah Jenis kayu gergajian yang digunakan sebagai bahan baku dalam pengolahan kayu pada industri penggergajian kayu di Kecamatan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. barang dan jasa akan terdistribusi dengan jumlah, waktu, serta lokasi yang

TINJAUAN PUSTAKA. barang dan jasa akan terdistribusi dengan jumlah, waktu, serta lokasi yang II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Rantai Pasok Rantai pasok adalah sekumpulan aktivitas dan keputusan yang saling terkait untuk mengintegrasi pemasok, manufaktur, gudang, jasa transportasi, pengecer,

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PADA PEMBUATAN KARAK NON-BORAKS DI DESA TAWANG SARI, BOYOLALI. Oleh : Asri Laksmi Riani 1), Machmuroch 2)

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PADA PEMBUATAN KARAK NON-BORAKS DI DESA TAWANG SARI, BOYOLALI. Oleh : Asri Laksmi Riani 1), Machmuroch 2) kasri Laksmi Riani, Pemberdayaan Masyarakat pada Pembuatan Karak Non-Boraks di Desa Tawang Sari, Boyolali PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PADA PEMBUATAN KARAK NON-BORAKS DI DESA TAWANG SARI, BOYOLALI Oleh : Asri

Lebih terperinci

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA PENGOLAHAN KEDELAI PADA IRT TASIK GARUT DI KABUPATEN LEBONG

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA PENGOLAHAN KEDELAI PADA IRT TASIK GARUT DI KABUPATEN LEBONG ANALISIS PROFITABILITAS USAHA PENGOLAHAN KEDELAI PADA IRT TASIK GARUT DI KABUPATEN LEBONG (PROFITABILITY ANALISYS OF SOYBEANS PROSSESING IN HOUSEHOLD INDUSTRY OF TASIK GARUT IN LEBONG DISTRICT) Reswita

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN IKAN SALAI PATIN (Kasus Usaha Soleha Berseri di Air Tiris Kampar)

ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN IKAN SALAI PATIN (Kasus Usaha Soleha Berseri di Air Tiris Kampar) 1-11 ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN IKAN SALAI PATIN (Kasus Usaha Soleha Berseri di Air Tiris Kampar) M. Ramli Staf Pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNRI, Pekanbaru Diterima

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA (Tanggal 14 April 22 April 2014) No. TEORI KONSEP PERTANYAAN 1 Aspek Pasar (Husnan dan Muhammad 2005:40) 1. Konsep permintaan tersebut dapat diketahui bahwa variabel-variabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk 56 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Nilai Tambah Nilai tambah merupakan pertambahan nilai suatu komoditas karena mengalami proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Wajak Kabupaten Malang, tepatnya di

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Wajak Kabupaten Malang, tepatnya di BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Wajak Kabupaten Malang, tepatnya di Desa Wajak dan Desa Blayu. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Palu setelah usaha pengolahan bawang goreng khas Palu. Pengusaha olahan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Palu setelah usaha pengolahan bawang goreng khas Palu. Pengusaha olahan 46 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Usaha Pengolahan Pisang Di Kota Palu Usaha pengolahan pisang merupakan usaha pengolahan kedua terbanyak di Kota Palu setelah usaha pengolahan bawang goreng khas Palu.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 23 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Marbella Bakery merupakan salah satu produsen roti di Jakarta Timur khususnya di sekitar kelurahan Pekayon. Usaha ini didirikan oleh Bapak J. Hoeru

Lebih terperinci

Steffi S. C. Saragih, Salmiah, Diana Chalil Program StudiAgribisnisFakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Steffi S. C. Saragih, Salmiah, Diana Chalil Program StudiAgribisnisFakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ANALISIS NILAI TAMBAH DAN STRATEGI PENGEMBANGAN PENGOLAHAN UBI KAYU MENJADI TEPUNG MOCAF (MODIFIED CASSAVA FLOUR) (Studi Kasus : Desa Baja Ronggi Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai) Steffi

Lebih terperinci

INOVASI PRODUK USAHA OLAHAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA JUAL LELE

INOVASI PRODUK USAHA OLAHAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA JUAL LELE INOVASI PRODUK USAHA OLAHAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA JUAL LELE Wahjoe Mawardiningsih Program Studi Komunikasi, Fakultkas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Surakarta Jl. Raya Palur Km. 5, Surakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Fenomena industri kerupuk pada tahun 2010 seperti diberitakan pada Harian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Fenomena industri kerupuk pada tahun 2010 seperti diberitakan pada Harian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena industri kerupuk pada tahun 2010 seperti diberitakan pada Harian BaliPost menyatakan bahwa ratusan perajin kerupuk di Banyuwangi, Jawa Timur terancam

Lebih terperinci

Staf Pengajar Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Unja ABSTRAK

Staf Pengajar Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Unja ABSTRAK ANALISIS NILAI TAMBAH KELAPA DALAM DAN PEMASARAN KOPRA DI KECAMATAN NIPAH PANJANG KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Kartika Retno Palupi 1, Zulkifli Alamsyah 2 dan saidin Nainggolan 3 1) Alumni Jurusan Agribisnis

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TEPUNG TAPIOKA DI DESA NEGARATENGAH KECAMATAN CINEAM KABUPATEN TASIKMALAYA

ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TEPUNG TAPIOKA DI DESA NEGARATENGAH KECAMATAN CINEAM KABUPATEN TASIKMALAYA ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TEPUNG TAPIOKA DI DESA NEGARATENGAH KECAMATAN CINEAM KABUPATEN TASIKMALAYA (Studi Kasus Pada Seorang PengusahaAgroindustri Tepung Tapioka di Desa Negaratengah Kecamatan

Lebih terperinci

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016 STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK KETELA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016 STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK KETELA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK KETELA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO Eko Arianto Prasetiyo, Istiko Agus Wicaksono dan Isna Windani Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

PENERAPAN VALUE ENGINEERING UNTUK MENGHEMAT BIAYA PRODUKSI DAN MENINGKATKAN DAYA SAING UMKM KRIPIK TEMPE PENDAHULUAN

PENERAPAN VALUE ENGINEERING UNTUK MENGHEMAT BIAYA PRODUKSI DAN MENINGKATKAN DAYA SAING UMKM KRIPIK TEMPE PENDAHULUAN P R O S I D I N G 527 PENERAPAN VALUE ENGINEERING UNTUK MENGHEMAT BIAYA PRODUKSI DAN MENINGKATKAN DAYA SAING UMKM KRIPIK TEMPE Nur Baladina 1) 1) Dosen Jurusan Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH KERIPIK PISANG DI UKM RIFA, KABUPATEN SUBANG

ANALISIS NILAI TAMBAH KERIPIK PISANG DI UKM RIFA, KABUPATEN SUBANG Jurnal Agrorektan: Vol. 2 No. 2 Desember 2015 83 ANALISIS NILAI TAMBAH KERIPIK PISANG DI UKM RIFA, KABUPATEN SUBANG Laras Sirly Safitri 1 1) Fakultas Agrobisnis dan Rekayasa Pertanian, Universitas Subang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Nurmedika 1, Marhawati M 2, Max Nur Alam 2 ABSTRACT

PENDAHULUAN. Nurmedika 1, Marhawati M 2, Max Nur Alam 2 ABSTRACT e-j. Agrotekbis 1 (3) : 267-273, Agustus 2013 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH KERIPIK NANGKA PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA TIARA DI KOTA PALU Analysis of Income and Added Value of Jackfruit

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN SETENGAH JADI DENGAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITIY

ANALISIS EFISIENSI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN SETENGAH JADI DENGAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITIY ejournal Administrasi Bisnis, 2017, 5 (4): 1128-1140 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2017 ANALISIS EFISIENSI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN SETENGAH JADI DENGAN METODE ECONOMIC

Lebih terperinci

PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN. Agus Sutanto

PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN. Agus Sutanto PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN Agus Sutanto PENDAHULUAN Kebutuhan pangan selalu mengikuti trend jumlah penduduk dan dipengaruhi oleh peningkatan pendapatan per kapita serta perubahan pola konsumsi

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 1 No. 3, JULI 2013

JIIA, VOLUME 1 No. 3, JULI 2013 ANALISIS NILAI TAMBAH PADA KLASTER INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN TERI KERING DI PULAU PASARAN KOTA BANDAR LAMPUNG (Added Value Analysis of Dried Anchovy Industry Cluster in Pasaran Island of Bandar Lampung

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. BAHAN DAN ALAT Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain talas bentul, gula pasir, gula merah, santan, garam, mentega, tepung ketan putih. Sementara itu, alat yang

Lebih terperinci