CURAHAN WAKTU KERJA DAN ANALISIS USAHA INDUSTRI KARAK SKALA RUMAH TANGGA DI KABUPATEN SUKOHARJO
|
|
- Erlin Lesmana
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 CURAHAN WAKTU KERJA DAN ANALISIS USAHA INDUSTRI KARAK SKALA RUMAH TANGGA DI KABUPATEN SUKOHARJO Umi Barokah Jurusan Agrobisnis/Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian UNS har_umi10@yahoo.com ABSTRACT Agroindustri kerupuk merupakan salah satu industri yang bersifat padat karya, terbukti mampu menyerap 521 orang tenaga kerja yang tersebar di 197 unit usaha di Kabupaten Sukoharjo. Salah satu diantaranya adalah karak (kerupuk nasi) dan berdasarkan jumlah tenaga kerjanya dibedakan industri karak skala rumah tangga (1 4 orang) dan skala kecil (5 19 orang). Konsumen karak berasal dari semua lapisan masyarakat karena karak merupakan camilan yang rasanya enak dan harganya murah. Oleh karena itu, kegiatan pengolahan beras menjadi karak merupakan peluang kerja yang dapat dimanfaatkan untuk menambah pendapatan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis besarnya curahan waktu kerja dan (2) menganalisis keuntungan, efisiensi dan resiko usaha industri karak skala rumah tangga di Kabupaten Sukoharjo. Metode dasar penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis. Penentuan lokasi penelitian secara purposive dengan pertimbangan kecamatan yang memiliki industri karak skala rumah tangga yaitu Kecamatan Mojolaban, Kecamatan Sukoharjo dan Kecamatan Weru. Penentuan responden menggunakan metode simple random sampling dengan teknik undian yaitu sebanyak 30 orang. Adapun metode untuk menganalisis besarnya curahan waktu kerja (dengan statistik deskriptif), profitabilitas (dengan profit margin), efisiensi (dengan R/C ratio) dan resiko (dengan koefisien variasi dan batas bawah keuntungan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa curahan waktu kerja industri karak skala rumah tangga di Kabupaten Sukoharjo sebesar 712,59 jam/bulan dengan curahan waktu kerja tertinggi pada kegiatan pengirisan gendar (145,88 jam/bulan atau 20,47%). Rata-rata penerimaan responden Rp ,50 ( produksi karak Rp 60,00). Biaya total sebesar Rp ,62 dengan prosentase terbesar untuk pembelian bahan penolong (42,22 %). Besarnya keuntungan yang diperoleh adalah Rp ,88 per bulan dengan profitabilitas sebesar 8,70% dan nilai efisiensi sebesar 1,10. Industri karak skala rumah tangga di Kabupaten Sukoharjo memiliki nilai koefisien variasi sebesar 0,73 dan berpeluang mengalami kerugian sebesar Rp ,62. Kata Kunci : Industri Karak Skala Rumah Tangga, Curahan Waktu Kerja, Keuntungan PENDAHULUAN Sektor industri (termasuk didalamnya agroindustri) diandalkan sebagai penyerap utama lapangan kerja produktif, yang secara bertahap menggantikan peran sektor pertanian. Data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sukoharjo tahun 2008 menunjukkan bahwa salah satu industri yang bersifat padat karya dan menyerap relatif banyak tenaga kerja adalah industri kecil kerupuk. Industri kerupuk menyerap 521 orang tenaga kerja yang tersebar di 197 unit usaha di empat kecamatan yaitu Mojolaban, Sukoharjo, Weru dan Baki. Salah satu produk yang dihasilkan industri kecil kerupuk adalah karak (kerupuk nasi) biasanya dimakan sebagai makanan ringan (camilan) atau makanan pelengkap yang digemari oleh semua kalangan. Industi karak di Kabupaten Sukoharjo dibagi menjadi dua, yaitu industri karak skala rumah tangga dengan jumlah tenaga kerja 1 4 orang dan industri karak skala kecil dengan jumlah tenaga kerja 19 orang (BPS, 2008).
2 Tabel 1. Klasifikasi Industri Karak di Kabupaten Sukoharjo No Klasifikasi Industri Karak Σ Industri (Unit Usaha) Σ Tenaga Kerja (Orang) 1 Skala Rumah Tangga a. Mojolaban b. Sukoharjo c. Weru Skala Keci Jumlah Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sukoharjo, 2008 Harga karak yang murah dan terjangkau masyarakat menjadi salah satu pertimbangan bagi konsumen untuk membeli produk ini. Oleh karena itu, kegiatan pengolahan beras menjadi karak merupakan peluang kerja dan peluang usaha yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mencari nafkah guna memperoleh pendapatan bagi keluarga. Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini bertujuan untuk : 1. Menganalisis besarnya curahan waktu kerja dari industri karak skala rumah tangga di Kabupaten Sukoharjo. 2. Menganalisis keuntungan, efisiensi dan analisis resiko dari industri karak skala rumah tangga di Kabupaten Sukoharjo. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan adalah metode deskriptif analitik. (Surakhmad, 1998). Pelaksanaan penelitian menggunakan metode survai yaitu data dikumpulkan dari responden yang banyak jumlahnya dengan menggunakan kuisioner (Singarimbun dan Effendi, 1995). Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Sukoharjo. Penentuan kecamatan sampel dan desa sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Jumlah responden yang diwawancarai sebanyak 30 orang dengan penetapan jumlah responden secara proporsional Tabel 2. Jumlah Responden Industri Karak Skala Rumah Tangga di Kabupaten Sukoharjo No Kecamatan Desa Unit Usaha Jumlah Responden 1 Mojolaban Gadingan Plumbon Sukoharjo Kenep Weru Jatingarang 2 1 Jumlah Sumber: Data Primer Penentuan responden produsen usaha industri karak skala rumah tangga pada masing-masing desa dilakukan dengan menggunakan metode simple random sampling (sampel acak sederhana) dan penentuan responden dengan teknik undian. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder, yaitu dengan teknik pengumpulan data wawancara, observasi dan pencatatan Untuk menganalisis besarnya curahan waktu kerja dari industri karak skala rumah tangga di Kabupaten Sukoharjo (satuan jam/bulan) dengan statistik deskriptif. Untuk menganalisis besarnya profitabilitas, efisiensi dan resiko dari industri karak skala rumah tangga di Kabupaten Sukoharjo :
3 a. Profitabilitas dengan Profit Margin = ( Keuntungan Bersih / Penjualan ) x 100 %, dimana Keuntungan π = TR TC dimana TR = Q x P dan TC = TFC + TVC b. Analisis Efisiensi Usaha dengan R/C Ratio c. Analisis Risiko Usaha dengan perhitungan koefisien variasi dan batas bawah keuntungan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Identitas Responden dan Karakteristik Industri Umur responden berada pada usia produktif, yaitu 49,63 tahun dengan rata-rata pendidikan 7,80 tahun. Tenaga kerja Industri karak skala rumah tangga dibagi menjadi dua, yaitu tenaga kerja luar dan tenaga kerja dalam (keluarga) dengan komposisi berimbang yaitu masing-masing dua orang. Industri karak merupakan pekerjaan utama (93,33 %) dan telah ditekuni 15,5 tahun karena merupakan usaha warisan (43,33 %) terbukti memberikan kesempatan kerja bagi tenaga kerja pria dan tenaga kerja wanita. Alasan lain responden bekerja pada industri karak adalah karena mereka tidak mempunyai pekerjaan lain (40 %) dan pengalaman mereka sebagai buruh karak (16,67 %). Dari 30 responden yang diwawancarai, asal modalnya semua berasal dari modal sendiri Curahan Waktu Kerja pada Industri Karak Skala Rumah Tangga Tahapan proses produksi untuk mengolah beras menjadi karak adalah seperti tercantum pada table 3 berikut ini. Tabel 3. Rata-rata Total Curahan Waktu Kerja pada Setiap Proses Produksi dan Pemasaran Karak di Industri Karak Skala Rumah Tangga Tahun 2010 No Jenis Kegiatan Total CWK Persentase (Jam/Bulan) (%) 1 Pencucian beras 27,46 3,85 2 Membuat larutan ( terdiri dari bleng, garam dan air) 4,03 0,57 3 Memanaskan larutan sampai mendidih 6,31 0,89 4 Memasukkan beras ke dalam larutan 20,61 2,89 5 Pengukusan beras 25,76 3,61 6 Penumbukan nasi menjadi gendar 84,49 11,86 7 Pencetakan gendar ke dalam cetakan kayu 55,49 7,78 8 Pengirisan gendar 145,88 20,47 9 Penjemuran 77,59 10,89 10 Penggorengan 70,54 9,89 11 Pengemasan 99,11 13,91 12 Pemasaran 95,32 13,38 Jumlah 712,59 100,00 Sumber : Analisis Data Primer Curahan waktu kerja tertinggi adalah pada kegiatan pengirisan gendar, yaitu sebesar 145,88 jam/bulan (20,47%) dari total curahan waktu kerja di industri karak yang mencapai 712,59 jam/bulan. Pengirisan gendar membutuhkan waktur sekita 5 6 jam setiap harinya. Pekerjaan ini lebih banyak dilakukan oleh tenaga kerja wanita karena pengirisan gendar harus dilakukan dengan hati-hati agar karak yang dihasilkan mempunyai ketebalan yang hampir sama (± 2 3 mm). Agar kegiatan pengirisan gendar lebih mudah dilakukan, biasanya pisau
4 yang digunakan untuk mengiris terlebih dahulu diolesi dengan minyak goreng, pengolesan dilakukan secara terus-menerus agar gendar yang sudah diiris tidak melekat satu sama lain. Curahan waktu kerja untuk membuat dan memanaskan larutan memerlukan waktu yang paling sedikit, masing-masing sebesar 4,03 jam/bulan (0,57%) dan 6,31 jam/bulan (0,89%). Takaran yang biasa digunakan sebagai patokan adalah setiap 13 kg beras dicampur dengan larutan yang terdiri dari 250 gram garam, 200 gram bleng (cetitet), dan 30 liter air. Analisis Usaha Industri Karak Skala Rumah Tangga di Kabupaten Sukoharjo Bahan baku industri karak skala rumah tangga di Kabupaten Sukoharjo adalah beras yaitu beras C4 dan IR64 dengan kualitas rendah (biasanya untuk beras raskin). Responden memilih beras ini dengan alasan sifat berasnya pero atau tidak pulen dan lebih mekar (babar) bila dibandingkan dengan beras lain. Bahan penolong yang dibutuhkan dalam industri karak skala rumah tangga di Kabupaten Sukoharjo meliputi bumbu-bumbu (bleng (cetitet), garam, penyedap rasa, dan terasi), minyak goreng, kayu bakar, gas elpiji, dan plastik untuk pengemasan. Responden membeli bahan baku dan bahan penolong tersebut di pasar terdekat secara kontan. Tabel 4 menunjukkan bahwa rata-rata penerimaan per responden sebesar Rp ,50 dimana jumlah karak yang diproduksi sebanyak dengan harga Rp 60,00 per biji. Biaya total adalah nilai korbanan yang dikeluarkan dalam proses produksi yaitu keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk proses pembuatan karak sampai karak di pasarkan. Dari tabel terlihat bahwa 85,27 % biaya total merupakan biaya variabel dengan prosentase terbesar untuk pembelian bahan penolong (42,22 %). Tabel 4. Analisis Keuntungan, Efisiensi dan analisis resiko Industri Karak Skala Rumah Tangga di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010 Uraian Rata-rata per responden Prosentase Penerimaan Total (Rp) ,50 Biaya Total (Rp) ,62 Biaya Tetap ,62 14,73 a. Penyusutan Peralatan ,34 0,33 b. Bunga Modal Investasi 7.615,53 0,05 c. Tenaga Kerja ,00 13,30 d. Transportasi ,44 1,05 Biaya Variabel ,00 85,27 a. Bahan Baku ,00 39,17 b. Bahan Penolong ,00 42,42 c. Bahan Kemasan ,00 3,68 Biaya Total ,62 100,00 Keuntungan (Rp) ,88 Efisiensi 1,10 Profitabilitas (%) 8,70 Simpangan Baku (Rp) ,75 Koefisien Variasi 0,73 Batas Bawah Keuntungan (Rp) ,62 Sumber Data : Analisis Data Primer
5 Rata-rata keuntungan yang diperoleh sebesar Rp ,88 per bulan. Jika curahan waktu kerja adalah sebesar 712,59 jam/bulan berarti upah yang diperoleh setiap tenaga kerja adalah Rp 1.905,12 per jam. Nilai efisiensi ditunjukkan oleh R/C ratio 1,10 (sudah efisien karena nilainya lebih besar dari 1) berarti bahwa setiap Rp 1,00 biaya yang dikeluarkan responden industri karak skala rumah tangga di Kabupaten Sukoharjo memberikan penerimaan sebesar 1,10 kali dari biaya yang telah dikeluarkan. Industri karak ini hanya mempunyai profitabilitas 8,70% artinya bahwa setiap penerimaan Rp 100 memberikan keuntungan sebesar Rp 8,70. Besarnya simpangan baku sebesar Rp ,75 dengan koefisien variasi sebesar 0,73 dan batas bawah keuntungan sebesar minus Rp ,62. Beberapa hal yang menyebabkan besarnya risiko yang harus ditanggung responden industri karak skala antara lain: a. Risiko Harga. Meliputi (1) harga bahan baku dan bahan penolong yang tidak stabil dan cenderung meningkat, (2) padahal harga jual karak selalu stabil dan tidak bisa dinaikkan jika harga bahan baku atau bahan penolong naik. Solusi yang dilakukan oleh responden adalah dengan mempertipis ketebalan karak dan tetap mempertahankan mutu dan rasa karak agar responden tetap memperoleh keuntungan walaupun harga bahan-bahan meningkat dan harga jual karak tidak dapat naik. b. Risiko Produksi, di pengaruhi oleh keadaan alam atau iklim/cuaca karena proses produksi karak sangat bergantung pada sinar matahari, terutama saat proses penjemuran. Jika terjadi hujan, karak tidak bisa kering sempurna dan waktu penjemuran bertambah lama dan terkadang menyebabkan karak membusuk/menjamur. Untuk mengatasi masalah ini responden menjemur karak di dalam rumah (1) dengan menggunakan anjang-anjang (semacam rak bertingkat) atau (2) dengan penggarangan meskipun dengan resiko karak menjadi keras setelah digoreng (bangka) dan berbau sangit dan menambah biaya produksi. Kendala dan Solusi Yang Ditempuh Meski sudah lama ditekuni, terdapat banyak kendala dalam pengembangan industry karak skala rumah tangga di Kabupaten Sukoharjo, diantaranya : 1. Kurangnya kesadaran responden untuk menggunakan fasilitas perkreditan yang ada (dengan alasan prosedur rumit dan bunga tinggi sehingga khawatir tidak dapat mengangsur) meskipun modal yang dimiliki kecil dan biaya yang dikeluarkan cukup besar. Solusi yang ditempuh oleh responden adalah berupaya memanage keterbatasan modal dengan meminimalkan biaya produksi misalnya membeli bahan baku dan bahan penolong di grosir atau membeli dalam jumlah besar sehingga diperoleh harga yang lebih murah 2. Peralatan masih sederahana dan tradisional dan semuanya dikerjakan manual. Fasilitasi mesin produksi dari Pemerintah berupa alat penggiling menghasilkan adonan terlalu lembut sehingga sulit dicetak dan diiris, sehingga alat tersebut tidak digunakan lagi. Untuk mengatasi hal ini responden berupaya memanage tenaga kerja keluarga yang dimiliki misalnya dengan pembagian kerja yang jelas mengenai tahapan-tahapan pekerjaan yang harus dilakukan oleh tenaga kerja pria atau wanita 3. Belum meratanya organisasi yang mewadahi industri karak skala rumah tangga sehingga bargaining position lemah dan tidak dapat mengakses program-program yang ditawarkan Pemerintah atau swasta.
6 Peran Pemerintah 1. Pendirian Koperasi Ngudi Luhur di Kecamatan Mojolaban tahun 2005 melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sukoharjo.dibentuk. Koperasi ini bergerak di bidang penyediaan bahan-bahan untuk kebutuhan industri karak skala rumah tangga. Bahan-bahan yang disediakan masih sangat terbatas, antara lain kayu bakar, minyak goreng dan gas elpiji. Kurangnya pengkaderan dari Pemerintah serta lemahnya motivasi dan managemen kader (pengurus) mengakibatkan koperasi tersebut tidak aktif lagi ketika bantuan dana dari Pemerintah dihentikan. 2. Bantuan peralatan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sukoharjo berupa wajan dan pawonan kepada anggota koperasi secara bergilir. 3. Bantuan alat giling pada tahun 2008 tidak dapat diaplikasikan karena hasil gilingan adonan karak terlalu lembut sehingga menyulitkan saat proses pencetakan dan pengirisan. 4. Penyuluhan atau pembinaan setiap 1 tahun sekali membahas permasalahan- yang dihadapi sehingga diperoleh mencari solusi yang tepat serta sebagai ajang saling bertukar informasi. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Curahan waktu kerja industri karak skala rumah tangga di Kabupaten Sukoharjo sebesar 712,59 jam/bulan. Besarnya keuntungan yang diperoleh adalah Rp ,62 per bulan dengan profitabilitas sebesar 8,70% dan nilai efisiensi sebesar 1,10. Industri karak skala rumah tangga di Kabupaten Sukoharjo memiliki nilai koefisien variasi (CV) sebesar 0,73 dan batas bawah keuntungan (L) sebesar minus Rp ,62 berarti industri karak skala rumah tangga di Kabupaten Sukoharjo berpeluang mengalami kerugian dan responden harus berani menanggung kerugian sebesar Rp ,62. Saran 1. Perlu menumbuhkan kesadaran kepada industri karak skala rumah tangga mengenai pentingnya bersatu dalam satu wadah/perkumpulan untuk meningkatkan bargaining position baik dalam penggalangan dana, pembelian input ataupun pemasaran output. 2. Pemerintah lebih mengintensifkan pembinaan/penyuluhan sehingga permasalahan yang dihadapi industri karak skala rumah tangga cepat mendapatkan solusi. 3. Perlunya pemerintah melakukan pendampingan sehingga bantuan/teknologi yang diintroduksikan oleh Pemerintah sesuai dengan kebutuhan industry karak skala rumah tangga sehingga tidak mubazir. DAFTAR PUSTAKA Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sukoharjo Daftar Potensi Industri Kecil dan Menengah Tahun Kabupaten Sukoharjo. Simanjuntak, P. J., Pengantar Ekonomi Sumberdaya Manusia. LPFE Universitas Indonesia. Jakarta. Surakhmad, W Pengantar Penelitian Ilmiah. Dasar, Metode dan Teknik. Edisi Revisi. Tarsito. Bandung. Singarimbun, M dan S. Effendi Metode Penelitian Survey. LP3ES. Jakarta
BAB III METODE PENELITIAN. pertimbangan Desa yang memiliki unit usaha industri Gula Kelapa. Kecamatan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Lokasi Penelitian Metode penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu di Desa Wonoanti. Pengambilan sampel Desa dilakukan dengan
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA INDUSTRI KARAK DI KOTA SURAKARTA. Program Studi Agribisnis
ejurnal Agrista ISSN 23021713 http://agribisnis.fp.uns.ac.id NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA INDUSTRI KARAK DI KOTA SURAKARTA Program Studi Agribisnis Oleh : Erlina Kartika Dewi H 0808095 FAKULTAS PERTANIAN
Lebih terperinciVI. ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU. A. Analisis Biaya Industri Rumah Tangga Tahu di Desa Karanganayar
VI. ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU A. Analisis Biaya Industri Rumah Tangga Tahu di Desa Karanganayar Biaya dalam industri tahu meliputi biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya
Lebih terperinciSTUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI GETUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS
121 STUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI GETUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS Siti Mutmainah, Dumasari, dan Pujiharto Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Raya Dukuhwaluh
Lebih terperinciBisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan
Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan Kerupuk merupakan salah satu makanan ringan yang banyak diburu para konsumen. Rasanya yang gurih dan teksturnya yang sangat renyah, menjadikan kerupuk sebagai
Lebih terperinciPUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PANGAN INSTlTUT PERTANIAN BOGOR 1981
I KERUPUK ULI Paket Industri Pangan Untuk Daerah Pedesllan PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PANGAN INSTlTUT PERTANIAN BOGOR 1981 I PEMBUATAN KERUPUK ULI Karak atau kerupuk nasi adalah kerupuk
Lebih terperinciI. METODE PENELITIAN. A. Metode Dasar Penelitian
A. Metode Dasar Penelitian I. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Metode deskriptif analitis merupakan metode yang bertujuan untuk mendeskripsikan
Lebih terperinciDIVERSIFIKASI NILAI TAMBAH DAN DISTRIBUSI KEREPIK UBI KAYU DI KECAMATAN SARONGGI KABUPATEN SUMENEP
1 DIVERSIFIKASI NILAI TAMBAH DAN DISTRIBUSI KEREPIK UBI KAYU DI KECAMATAN SARONGGI KABUPATEN SUMENEP Ribut Santosa (1) ; Awiyanto (2) ; Amir Hamzah (3) Alamat Penulis :(1,2,3) Program Studi Agribisnis
Lebih terperinciSURYA AGRITAMA Volume I Nomor 1 Maret 2012 KERAGAAN AGROINDUSTRI OPAK SINGKONG DI DESA JOLONTORO KECAMATAN SAPURAN KABUPATEN WONOSOBO
KERAGAAN AGROINDUSTRI OPAK SINGKONG DI DESA JOLONTORO KECAMATAN SAPURAN KABUPATEN WONOSOBO Hanief Almuttabi Rama Yunus 1) dan Dyah Panuntun Utami 2) 1) Alumnus Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik yaitu metode yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang
Lebih terperinciKEBON BINATANG (Kerupuk Puli Bentuk Obat Nyamuk Buatan Tangan Sendiri) ABSTRAK
KEBON BINATANG (Kerupuk Puli Bentuk Obat Nyamuk Buatan Tangan Sendiri) Rohmatulloh, Irfan Adrianto, Sutrisno, Novin Mayang Arum, Safina Istighfarin Mahasiswa Program studi Teknologi Industri Pertanian,
Lebih terperinciANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KECAP (Studi Kasus pada Pengusaha Kecap Cap Jago di Desa Cibenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran)
ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KECAP (Studi Kasus pada Pengusaha Kecap Cap Jago di Desa Cibenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran) Oleh: 1 Nurul Fitry, 2 Dedi Herdiansah, 3 Tito Hardiyanto 1 Mahasiswa
Lebih terperinciKARAK NASl. Untuk Daerah Pedesaan. Paket lndustri Pangan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pangan lnstitut ~ekanian Bogor
KARAK NASl Paket lndustri Pangan Untuk Daerah Pedesaan Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pangan lnstitut ~ekanian Bogor 1982 PENDAHULUAN Karak atau kerupuk nasi adalah kerupuk yang sudah terkerial
Lebih terperinciANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN, DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN HASIL RENGGINANG UBI KAYU (RENGGINING) SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU
ANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN, DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN HASIL RENGGINANG UBI KAYU (RENGGINING) SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU Andi Ishak, Umi Pudji Astuti dan Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian
Lebih terperinciANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C AGROINDUSTRI TEMPE (Studi Kasus pada Perajin Tempe di Desa Pananjung Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran)
ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C AGROINDUSTRI TEMPE (Studi Kasus pada Perajin Tempe di Desa Pananjung Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran) Oleh: 1 Sunarti, 2 Dedi Herdiansah Sujaya, 3 Tito Hardiyanto
Lebih terperinciKELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI KERIPIK DAN SALE PISANG GORENG. Agus Muharam 1 )
KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI KERIPIK DAN SALE PISANG GORENG Agus Muharam 1 ) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi agusmuharam@studdent.unsil.ac.id M. Iskandar Mamoen 2 ) Fakultas
Lebih terperinciANALISIS USAHA PEMBESARAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) PADA KARAMBA JARING APUNG DI KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI
ANALISIS USAHA PEMBESARAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) PADA KARAMBA JARING APUNG DI KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI Hesty Suryanti, Minar Ferichani, dan Suprapto Program Studi Agribisnis Universitas
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Identitas Pedagang 1. Identitas Responden V. HASIL DAN PEMBAHASAN Responden dalam penelitian ini adalah pengusaha keripik belut yang pada masa penelitian masih aktif berproduksi dan berdomisili di Kecamatan
Lebih terperinciPENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN. Agus Sutanto
PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN Agus Sutanto PENDAHULUAN Kebutuhan pangan selalu mengikuti trend jumlah penduduk dan dipengaruhi oleh peningkatan pendapatan per kapita serta perubahan pola konsumsi
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada jaman globalisasi saat ini persaingan antar produsen sangat tinggi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada jaman globalisasi saat ini persaingan antar produsen sangat tinggi. Produsen-produsen kecil di daerah sulit untuk dapat melakukan penetrasi pasar karena bermunculan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 DAFTAR TABEL
LAMPIRAN 77 78 LAMPIRAN 1 DAFTAR TABEL Tabel 1. Analisis ekonomi sampel 1 Jenis Produk Kuantitas Harga / potong Tahu 1. Mentah (4 kotak) 6600 potong Rp. 1000 2. Goreng Bahan (8 kotak) Baku Kuantitas 26400
Lebih terperinciANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C PADA AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Desa Bantar Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap) ABSTRAK
ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C PADA AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Desa Bantar Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap) Oleh: Waris 1, Dedi Herdiansah S 2, Tito Hardiyanto 3 1,2,3 Fakultas Pertanian
Lebih terperinciBAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar merupakan pengertian yang digunakan untuk memperoleh
22 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar Konsep dasar merupakan pengertian yang digunakan untuk memperoleh dan menganalisis data sehubungan dengan tujuan penelitian. Agroindustri gula aren dan
Lebih terperinciPEMBERDAYAAN MASYARAKAT PADA PEMBUATAN KARAK NON-BORAKS DI DESA TAWANG SARI, BOYOLALI. Oleh : Asri Laksmi Riani 1), Machmuroch 2)
kasri Laksmi Riani, Pemberdayaan Masyarakat pada Pembuatan Karak Non-Boraks di Desa Tawang Sari, Boyolali PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PADA PEMBUATAN KARAK NON-BORAKS DI DESA TAWANG SARI, BOYOLALI Oleh : Asri
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya
2.1 Komposisi Kimia Udang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Udang merupakan salah satu produk perikanan yang istimewa, memiliki aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya lebih
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Palu setelah usaha pengolahan bawang goreng khas Palu. Pengusaha olahan
46 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Usaha Pengolahan Pisang Di Kota Palu Usaha pengolahan pisang merupakan usaha pengolahan kedua terbanyak di Kota Palu setelah usaha pengolahan bawang goreng khas Palu.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional meliputi pengertian yang digunakan
38 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional meliputi pengertian yang digunakan untuk memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Usaha 1. Sejarah Perusahan (UKM) Usaha pembuatan keripik ubi kayu dengan menggunakan nama UKM Barokah telah dirintis oleh Ibu Nano Botutihe sejak tahun 2008.
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kelurahan Sukaresmi, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara
Lebih terperinciANALISIS USAHA AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Desa Sindangangin Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis)
ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Desa Sindangangin Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis) Oleh: Yuri Tiara 1, Yus Rusman 2, Cecep Pardani 3 1) Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciANALISIS BIAYA, PENERIMAAN, PENDAPATAN DAN R/C PADA AGROINDUSTRI GULA AREN (Suatu Kasus di Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis)
ANALISIS BIAYA, PENERIMAAN, PENDAPATAN DAN R/C PADA AGROINDUSTRI GULA AREN (Suatu Kasus di Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis) Oleh: 1 Septiawan, 2 Dini Rochdiani, 3 Muhamad Nurdin Yusuf
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Agroindustri merupakan kegiatan pemanfaatan hasil pertanian menjadi produk
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Agroindustri merupakan kegiatan pemanfaatan hasil pertanian menjadi produk olahan yang bernilai ekonomi, sekaligus menjadi suatu tahapan pembangunan pertanian
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Tinjauan Teknologi Teknologi merupakan sumberdaya buatan manusia yang kompetitif dan selalu mengalami perkembangan
Lebih terperinciMengemas Laba Usaha Kacang Mete Di Musim Lebaran
Mengemas Laba Usaha Kacang Mete Di Musim Lebaran Peluang bisnis musiman yang menjanjikan untung besar bagi para pelakunya, salah satunya saja seperti bisnis camilan kacang mete yang labanya semakin gurih
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN ABSTRAK RIWAYAT HIDUP KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...ii HALAMAN PENGESAHAN...iii ABSTRAK...iv RIWAYAT HIDUP...vi KATA PENGANTAR...vii DAFTAR ISI...ix DAFTAR TABEL...xi DAFTAR GAMBAR...xii DAFTAR LAMPIRAN...xiii BAB 1. PENDAHULUAN...1
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN terdiri dari : Tahapan-tahapan proses pengolahan stick singkong di UKM Flamboyan 4.1 Persiapan Bahan Baku Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu
Lebih terperinciANALISIS KEUNTUNGAN USAHA PENGOLAHAN UBI KAYU ABSTRACTS
ANALISIS KEUNTUNGAN USAHA PENGOLAHAN UBI KAYU Regia Indah Kemala Sari 1) dan Mega Amelia Putri 1) ABSTRACTS Payakumbuh is the center of the largest agro-industrial cassava in West Sumatra Province. Some
Lebih terperinciANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI GULA SEMUT (Studi Kasus pada Perajin Gula Semut di Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis)
ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI GULA SEMUT (Studi Kasus pada Perajin Gula Semut di Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis) Oleh: 1 Idin Hadwa, 2 Soetoro, 3 Zulfikar Noormansyah
Lebih terperinciBab 5 Aspek Teknis. Bagaimana bentuk tempe yang anda suka? Apa warna tempe yang anda suka? Jenis bahan tempe apa yang anda sukai?
Bab 5 Aspek Teknis No 1. 5.1. Perencanaan Produk Berdasarkan data kuisioner yang terdapat pada bab 4, maka untuk menentukan perencanaan produk didapat data dari hasil penyebaran kuisioner sebagai berikut:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sorgum manis (Sorghum bicolor L. Moench) merupakan tanaman asli
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sorgum manis (Sorghum bicolor L. Moench) merupakan tanaman asli tropis Ethiopia, Afrika Timur, dan dataran tinggi Ethiopia dianggap sebagai pusat utama domestikasi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. dengan cara mengumpulkan informasi-informasi tentang keadaan nyata yang ada
III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif yaitu metode penelitian tentang kelayakan produksi gula kelapa dengan cara mengumpulkan informasi-informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan produksi yang kegiatan utamanya yaitu mengolah bahan mentah menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor industri merujuk ke suatu sektor ekonomi yang didalamnya terdapat kegiatan produksi yang kegiatan utamanya yaitu mengolah bahan mentah menjadi barang setengah
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Keripik Pisang Mocca Tahapan-tahapan proses pengolahan keripik pisang mocca di UKM FLAMBOYAN terdiri atas : 1. Penyiapan bahan baku Adapun jenis pisang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Masalah tenaga kerja dan kesempatan kerja merupakan salah satu diantara banyak permasalahan yang ada di Indonesia. Seiring bertambahnya jumlah penduduk,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan pondasi utama dalam kehidupan ini karena hanya bidang pertanian yang mampu memberikan pangan kepada seluruh penduduk dunia. Tidak hanya memberikan pangan,
Lebih terperinciINDUSTRI KERIPIK SINGKONG
INDUSTRI KERIPIK SINGKONG KARYA ILMIAH KULIAH LINGKUNGAN BISNIS SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2010/2011 OLEH : EDY SETIAWAN 10.11.3986 KELAS 2F S1 TEKNIK INFORMATIKA STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA TAHUN 2011
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TAHU DI KOTA PEKANBARU
ANALISIS EFISIENSI DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TAHU DI KOTA PEKANBARU Arif Budiman, Jum atri Yusri, Ermi Tety Agriculture faculty of Universitas Riau arifbudiman_agb08@yahoo.com (085278306914) ABSTRACT
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,
26 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan pertimbangan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih dekat kepada
TINJAUAN PUSTAKA Agroindustri Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di subsektor perikanan mempunyai peranan yang penting bagi kelangsungan pembangunan secara keseluruhan,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di subsektor perikanan mempunyai peranan yang penting bagi kelangsungan pembangunan secara keseluruhan, baik untuk meningkatkan gizi masyarakat maupun untuk
Lebih terperinciANALISIS USAHA KARAK (STUDI KASUS DESA GADINGAN KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO) SKRIPSI. Oleh: Nurul Khotimah H
ANALISIS USAHA KARAK (STUDI KASUS DESA GADINGAN KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO) SKRIPSI Oleh: Nurul Khotimah H 0813137 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2017 i ANALISIS USAHA
Lebih terperinciANALISIS PROFITABILITAS USAHA PENGOLAHAN KEDELAI PADA IRT TASIK GARUT DI KABUPATEN LEBONG
ANALISIS PROFITABILITAS USAHA PENGOLAHAN KEDELAI PADA IRT TASIK GARUT DI KABUPATEN LEBONG (PROFITABILITY ANALISYS OF SOYBEANS PROSSESING IN HOUSEHOLD INDUSTRY OF TASIK GARUT IN LEBONG DISTRICT) Reswita
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Semua konsep dan defenisi operasional ini mencakup pengertian yang
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Defenisi Operasional Semua konsep dan defenisi operasional ini mencakup pengertian yang digunakan dari perolehan data yang dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran sektor pertanian dalam pembangunan di Indonesia tidak perlu diragukan lagi. Sesuai dengan amanat garis Garis Besar Haluan Negara (GBHN) bahwa prioritas pembangunan
Lebih terperinciMISS GEPENG (MIE SUKUN SEHAT GEPENG): INOVASI PRODUK MIE BERBAHAN BAKU SUKUN SEBAGAI PENGGANTI GANDUM UNTUK MENINGKATKAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL
MISS GEPENG (MIE SUKUN SEHAT GEPENG): INOVASI PRODUK MIE BERBAHAN BAKU SUKUN SEBAGAI PENGGANTI GANDUM UNTUK MENINGKATKAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL Rohmatul Ummah Tsani 1, Fitri Sari 2, Widya Ayu Pradani
Lebih terperinciLampiran 1. Daftar Biaya Untuk Alat Pengolahan Kue Bawang Mangrove 1 kali produksi dalam Seminggu di Setiap Saluran dan Nilai Penyusutan
48 Lampiran 1. Daftar Biaya Untuk Alat Pengolahan Kue Bawang Mangrove 1 kali produksi dalam Seminggu di Setiap Saluran dan Nilai Penyusutan Nama Jumlah Harga Satuan Nilai Awal (Rp) Nilai Akhir (Rp) Umur
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan terhadap pedagang bakso mangkal dan pedagang bakso keliling di Kota Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan dengan alasan
Lebih terperinci4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1:
29 4 KEADAAN UMUM UKM 4.1 Lokasi dan Keadaan Umum Pengolah Unit Pengolahan ikan teri nasi setengah kering berlokasi di Pulau Pasaran, Lingkungan 2, Kelurahan Kota Karang, Kecamatan Teluk Betung Barat,
Lebih terperinciANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL KERUPUK PADA PERUSAHAAN DAGANG MASTOGASARI BOGOR DENGAN PENDEKATAN FULL COSTING
ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL KERUPUK PADA PERUSAHAAN DAGANG MASTOGASARI BOGOR DENGAN PENDEKATAN FULL COSTING SEMINAR PENULISAN ILMIAH Diajukan guna melengkapi syarat- syarat untuk mencapai gelar setara
Lebih terperinciNo. Uraian Rata-rata/Produsen 1. Nilai Tambah Bruto (Rp) ,56 2. Jumlah Bahan Baku (Kg) 6.900,00 Nilai Tambah per Bahan Baku (Rp/Kg) 493,56
No. Uraian Rata-rata/Produsen 1. Nilai Tambah Bruto (Rp) 3.405.545,56 2. Jumlah Bahan Baku (Kg) 6.900,00 Nilai Tambah per Bahan Baku (Rp/Kg) 493,56 Tabel 11. Rata-rata Nilai Tambah per Tenaga Kerja Industri
Lebih terperinciLampiran 1. Analisis Biaya Produksi Pala Menjadi Sirup Pala Dalam Sebulan (3x produksi) di Kabupaten Bireuen
58 Lampiran 1. Analisis Biaya Produksi Pala Menjadi Sirup Pala Dalam Sebulan (3x produksi) di Kabupaten Bireuen No Biaya Item 1. Biaya Tetap - Ongkos transportasi PP (Bireuen-Medan) - Biaya akomodasi Harga
Lebih terperinciANALISIS PERBEDAAN BIAYA, PENDAPATAN DAN RENTABILITAS PADA AGROINDUSTRI TEMPE ANTARA PENGGUNAAN MODAL SENDIRI DENGAN MODAL PINJAMAN
ANALISIS PERBEDAAN BIAYA, PENDAPATAN DAN RENTABILITAS PADA AGROINDUSTRI TEMPE ANTARA PENGGUNAAN MODAL SENDIRI DENGAN MODAL PINJAMAN (Studi Kasus di Kecamatan Banjar Kota Banjar) Oleh: Ani Sulistiani 1,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. untuk menciptakan data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan
47 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menciptakan data yang akan dianalisis sehubungan dengan
Lebih terperinciANALISIS USAHA AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Kecamatan Langensari Kota Banjar) Abstrak
ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Kecamatan Langensari Kota Banjar) Oleh: Muhroil 1, Dini Rochdiani 2, Cecep Pardani 3 1) Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2) Dosen Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut. Hal itu menjadi prioritas perusahaan dalam mencapai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Seiring berkembangnya era globalisasi, keberhasilan suatu perusahaan atau industri tercermin dari tingginya pencapaian produktivitas perusahaan tersebut. Hal itu menjadi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. daerah penelitian ini dilakukan secara sengaja atau purposive pada agroindustri
31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan termasuk penelitian deskriptif kuantitatif dikarenakan menjelaskan peristiwa dengan menginterpretasikan berdasarkan data yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keripik Ubi kayu Keripik singkong adalah sejenis makanan ringan berupa irisan tipis dari umbiumbian yang mengandung pati. Biasanya keripik singkong melalui tahap penggorengan,
Lebih terperinciAGRISTA : Vol. 3 No. 3 September 2015 : Hal ISSN ANALISIS PEMASARAN SEMANGKA DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO
AGRISTA : Vol. 3 No. 3 September 2015 : Hal. 310 320 ISSN 2302-1713 ANALISIS PEMASARAN SEMANGKA DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO Hedita Ashilina, Setyowati, Bekti Wahyu Utami Program Studi Agribisnis
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI GULA KELAPA DI DESA PANERUSAN KULON KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN BANJARNEGARA
36 ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI GULA KELAPA DI DESA PANERUSAN KULON KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN BANJARNEGARA Sukiman 1), Dumasari 2), dan Sulistyani Budiningsih 2) 1) Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian survey. Dalam penelitian ini data yang diperlukan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data
Lebih terperinciBAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN
50 BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1 Faktor Internal Faktor internal dalam penelitian ini merupakan karakteristik individu yang dimiliki responden yang berbeda satu sama lain. Responden dalam penelitian
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA (Tanggal 14 April 22 April 2014) No. TEORI KONSEP PERTANYAAN 1 Aspek Pasar (Husnan dan Muhammad 2005:40) 1. Konsep permintaan tersebut dapat diketahui bahwa variabel-variabel
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. untuk menjawab tujuan penelitian berdasarkan data yang diperoleh dan dianalisis.
26 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan cakupan makna yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian berdasarkan data yang diperoleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Suatu perusahaan, baik perusahaan kecil, menengah atau perusahaan besar
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu perusahaan, baik perusahaan kecil, menengah atau perusahaan besar untuk dapat bertahan dan bersaing dengan perusahaan yang memiliki usaha sejenis, perlu menghasilkan
Lebih terperinciKegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian maupun perikanan. mempunyai peranan yang sangat besar dalam meningkatka pertumbuhan ekonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian maupun perikanan mempunyai peranan yang sangat besar dalam meningkatka pertumbuhan ekonomi negara. Pengaruh agroindustri
Lebih terperinciAnalisis kelayakan Usaha Kue Semprong (kasippi) di Mega Rezky Skala Rumah Tangga Desa Lagi-Agi Kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali Mandar
Analisis kelayakan Usaha Kue Semprong (kasippi) di Mega Rezky Skala Rumah Tangga Desa Lagi-Agi Kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali Mandar Ishak Manggabarani 1, Baharuddin 2 Program Studi Agribisnis,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penetuan lokasi dilakukan secara sengaja (Purposive sampling) di Desa
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penetuan lokasi dilakukan secara sengaja (Purposive sampling) di Desa Baru, Kecamatan Batang Kuis, kabupaten Deli Serdang. Lokasi ini dipilih secara
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM
LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM Penyusun: Haikal Atharika Zumar 5404416017 Dosen Pembimbing : Ir. Bambang Triatma, M.Si Meddiati Fajri Putri S.Pd, M.Sc JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan UMKM di Kabupaten Cirebon Berdasarkan. Kelompok Usaha Industri Jasa Perdagangan
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kabupaten Cirebon merupakan bagian dari wilayah Provinsi Jawa Barat yang terletak di bagian timur dan merupakan batas, sekaligus pintu gerbang yang berbatasan dengan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Lokasi Penelitian Kecamatan Telaga berjarak 6 Km dari ibu kota Kabupaten Gorontalo. Daerah ini bertofografi rendah dengan
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan merupakan suatu rancangan kerja penelitian yang digunakan untuk mengungkapkan konsep dan teori dalam menjawab
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Wajak Kabupaten Malang, tepatnya di
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Wajak Kabupaten Malang, tepatnya di Desa Wajak dan Desa Blayu. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
29 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Singkat Perusahaan PD. Galuh Sari merupakan perusahaan yang didirikan oleh Bapak Amir dan Istrinya yang bernama Ibu Maemunah pada tahun 2001 yang berlokasi di Jl.
Lebih terperinciANALISIS USAHA PEMBESARAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis sp) DI KOLAM AIR DERAS DI KABUPATEN KLATEN
1 NASKAH PUBLIKASI ANALISIS USAHA PEMBESARAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis sp) DI KOLAM AIR DERAS DI KABUPATEN KLATEN JURUSAN/ PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERTANIAN / AGROBISNIS Oleh : Ratih Ayu Dwi Ratnawati
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik, metode ini mempunyai ciri-ciri memusatkan diri pada pemecahan masalah yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terciptanya struktur ekonomi yang seimbang dan kokoh yang meliputi aspek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sektor industri secara nasional diarahkan untuk mendorong terciptanya struktur ekonomi yang seimbang dan kokoh yang meliputi aspek perubahan ekonomi. Tingkat
Lebih terperinciANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Kertajaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis)
ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Ciamis) Oleh : Didin Saadudin 1, Yus Rusman 2, Cecep Pardani 3 13 Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2 Fakultas
Lebih terperinciANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya)
ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya) Oleh: Ade Epa Apriani 1, Soetoro 2, Muhamad Nurdin Yusuf 3 1) Mahasiswa Fakultas Pertanian
Lebih terperinciSTRUKTUR PASAR DAN ANALISIS USAHA INDUSTRI TEMPE SKALA RUMAH TANGGA DI KABUPATEN PURWOREJO
STRUKTUR PASAR DAN ANALISIS USAHA INDUSTRI TEMPE SKALA RUMAH TANGGA DI KABUPATEN PURWOREJO Siti Muslimatun, Dyah Panuntun Utami, dan Uswatun Hasanah Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciKERWUK TEMPE. Yaket lndustri Pangan Untuk Daerah Pedesaan
KERWUK TEMPE Yaket lndustri Pangan Untuk Daerah Pedesaan PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PANGAN INSTlTUT PERTANIAN BOGOR 1981 1. PENDAHULUAN KERUPUK TEMPE Kerupuk tempt adalah sejenis kerupuk
Lebih terperinciBisnis Keripik Singkong, Labanya Penuhi Kantong
Bisnis Keripik Singkong, Labanya Penuhi Kantong Gurih dan renyahnya keripik singkong begitu banyak digemari masyarakat. Tak heran bila belakangan ini banyak pemula maupun pelaku bisnis camilan yang saling
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Tinjauan Pustaka Ikan merupakan sumber protein hewani dan juga memiliki kandungan gizi yang tinggi di antaranya
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -
digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - Kompor gas - Sendok - Cetakan plastik A.2Bahan
Lebih terperinciABSTRAK. PENDAHULUAN Latar Belakang. GaneÇ Swara Vol. 10 No.1 Maret 2016 IDA BGS. EKA ARTIKA, 2) IDA AYU KETUT MARINI
ANALISIS NILAI TAMBAH (VALUE ADDED) BUAH PISANG MENJADI KRIPIK PISANG DI KELURAHAN BABAKAN KOTA MATARAM (Studi Kasus Pada Industri Rumah Tangga Kripik Pisang Cakra ) 1) IDA BGS. EKA ARTIKA, 2) IDA AYU
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Profil Industri Rumah Tangga olahan Salak Pondoh. Kegiatan pengolahan Salak Pondoh sudah dilakukan oleh warga masyarakat
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Industri Rumah Tangga olahan Salak Pondoh Kegiatan pengolahan Salak Pondoh sudah dilakukan oleh warga masyarakat Desa Donokerto selama 10 tahun terakhir. Pengolahan Salak
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk
28 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasiona Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis
Lebih terperinciProgram Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
ANALISIS USAHA PENGOLAHAN INDUSTRI BATU BATA DAN DAMPAKNYA TERHADAP LUAS LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN DELI SERDANG (Studi Kasus : Desa Tanjung Mulia, Kecamatan Pagar Merbau) Roima Novita Sari Sianturi
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KERIPIK UBI KAYU (Studi Kasus pada Perusahaan Jaya Sari di Desa Selamanik Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis)
STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KERIPIK UBI KAYU (Studi Kasus pada Perusahaan Jaya Sari di Desa Selamanik Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis) Oleh : IDA MAESAROH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GALUH
Lebih terperinciPROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA SAPARI (SALE TANPA MATAHARI) PKM KEWIRAUSAHAAN
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM SAPARI (SALE TANPA MATAHARI) BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan Oleh: Ulfi Lutfiani Putri 4201413089/2013 Ani Lestari 4201413057/2013 Atikah
Lebih terperinci3. METODOLOGI PENELITIAN
3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. BAHAN DAN ALAT Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain talas bentul, gula pasir, gula merah, santan, garam, mentega, tepung ketan putih. Sementara itu, alat yang
Lebih terperinci