MAKALAH AKUNTANSI II INVESTASI JANGKA PANJANG (SAHAM) KATA PENGANTAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MAKALAH AKUNTANSI II INVESTASI JANGKA PANJANG (SAHAM) KATA PENGANTAR"

Transkripsi

1 MAKALAH AKUNTANSI II INVESTASI JANGKA PANJANG (SAHAM) KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,karena atas karunia- Nya,kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Banyak hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam menyelesaikan makalah ini. Meskipun demikian atas petunjuk dan limpahan Rahmat-Nya,hambatan dan kesulitan tersebut dapat teratasi dengan adanya uluran tangan dan bantuan dari berbagai pihak sehingga pada saatnya makalah ini dapat terwujud meskipun dalam bentuk serhana. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaan.oleh karena itu,saran dan kritik yang konstruktif senantiasa diharapkan demi kesempurnaan dan perbaikan dimasa yang akan datang. Kupang,18 Maret 2016 Penyusun

2 2 DAFTAR ISI

3 3 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

4 4 BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Akuntansi Jangka Panjang Dalam Saham Akuntansi Jangka Panjang Dalam Saham Seperti halnya obligasi, investasi jangka panjang dalam saham juga dicatat sebesar harga perolehannya. Namun akuntansi untuk investasi dalam saham setelah investasi dibeli, akan sangat tergantung pada sampai seberapa jauh perusahaan investor akan dapat mempengaruhi kebijakan operasi dan keuangan perusahaan penerbit saham. Salah satu faktor yang menentukan. METODE AKUNTANSI UNTUK INVESTASI JANGKA PANJANG DALAM SAHAM METODE AKUNTASI Metode Harga Perolehan Metode Equity TINGKAT PENGARUH DAN STATUS PEMILIKAN Investor tidak memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap perusahaan. Biasanya pemilikan saham kurang dari 20% dari seluruh saham perusahaan. Investor memilik pengaruh yang cukup besar terhadap perusahaan. Biasanya pemilikan saham berjumlah 20% atau lebih dari seluhsaham perusahaan. Akuntasi untuk investasi jangka panjang dalam saham mempunyai dua metode: (1) metode harga perolehan, dan (2) metode equity.kedua metode tersebut tergantung pada presentase pemilikan saham yang dimilik investor. a. Metode Harga Perolehan Metode harga perolehan untuk akuntansi investasi jangka panjang dalam saham digunakan apabila investor tidak mempunyai pengaruh yang besar dalam perusahaan penerbit saham. Dalam metode harga perolehan ini, saham yang dibeli sebagai investasi jangka panjang sebagai besar harga perolehannya, dan dividen diakui sebagai pendapat pada saat diumumkan olehnya dewan komisaris perusahaan penerbit saham. Setelah pembelian dicatat, maka investasi jangka panjang dalam saham yang dicatat dengan metode harga perolehan, harus menilai investasinya dengan metode harga terendah diantar harga perolehan dan harga pasar. Dengan demikian, pada setiap akhir periode harus ditentukan harga keseluruhan saham yang dimiliki untuk dibandingkan dengan keseluruhan harga perolehannya.

5 5 Apabila harga pasar lebih rendah dari pada keseluruhan harga perolehannya, maka selisinya didebetkan ke rekening yang disebut rugi investasi jangka panjang belum direalisasi dan dikredit ke rekening cadangan dengan penurunan nilai investasi jangka panjang. Prosedur penilaian investasi jangka panjang dengan metode harga perolehan seperti diuraikan diatas, sangat mirip dengan prosedur akuntansi untuk investasi sementara dalam saham. Namun demikian, dalam pelaporannya terdapat perbedaan yang besar. Rekening rugi investasi jangka panjang belum diralisasi merupakan rekening kontra modal dan dilaporkan dineraca pada bagian modal, nukan dalam laporan rugi-laba. Transaksi-transaksi yang umumnya dijumpai dalam akuntansi untuk investasi jangka panjang meliputi (1) PEMBELIAN SAHAM (2) PENERIMAAN DEVIDEN DAN (3) PENJUALAN SAHAM. Bila digunakan metode harga perolehan, diperlukan juga prosedur untuk menerapkan harga terendah diantara harga perolehan dan harag pasar untuk menentukan dengan jumlah rupiah berapakah investasi jangka panjang akan dilaporkan dan membuat jurnal penyesuaian yang diperlukan. Untuk memberikan gambaran mengenai akuntansi untuk investasi jangka panjang dalam saham dengan mengunakan harga perolehan, dimisalkan pada tanggal 5 Maret 1991, PT Merapi membeli lembar saham PT Muria dengan harga RP per lembar sebagai investasi jangka panjang. Biaya komisi dalam perantara dalam transaksi tersebut adalah Rp saham, PT Muria sebanyak lembar yang dibeli oleh PT Merapi tersebut, mencerminkan 2% dari keseluruhan saham PT Muria yang beredar. Pembelian Investasi Saham Jurnal untuk mencatat pembelian saham adalah sebagai berikut : 1991/ Maret 5 Investasi dalam saham Kas ( Untuk mencatat pembelian lembar saham PT Muria Rp14.00 ditambah komisi perantara Rp ) Penerimaan Dividen Pada tanggal 18 November Dewan komisaris PT Muria mengumumkan pembagian dividen sebesar Rp1.20 per saham kepada para pemegang saham yang terdaftar pada tanggal 1 Desember. Dividen tersebut akan dibayar pada tanggal 1 Januari Dalam metode harga perolehan, pengumuman pembagian dividen oleh perusahaan penerbit saham akan diakui sebagai pendapatan oleh investor. Jurnal untuk mencatat pengumuman pembagian dividen adalah sebagai berikut: 6

6 1991/Nov,18 Piutang Dividen Pendapatan dividen ( Untuk mencatat pengumuman pembagian dividen atas saham PT Muria ) Pendapatan dividen dicatat pada tanggal 18 November, yaitu tanggal pengumuman oleh perusahaan penerbit saham. Pada tanggal 1 Jnuari 1992, yaitu tanggal penerimaan dividen, PT Merapi akan mencatat penerimaan dividen tersebut dengan mendebet rekening Kas dan mengkredit rekening piutang dividen. Penilaian dengan Metode Terendah di antara Harga Perolehan dan Harga Pasar Apabila perusahaan menggunakan metode harga perolehan dalam akuntansi untuk investasi jangka panjang. Maka pada akhir tahun perusahaan harus menerapkan metode terendah diantara harga perolehan dan harga pasar dengan cara yang sama seperti halnya untuk investasi sementara. Total harga perolehan harus dibandingkan dengan total harga pasar seluruh saham yang dimilik perusahaan. Apabila harga total pasar lebih rendah dari pada harga total perolehan, maka investasi harus dilaporkan dalam neraca dengan harga yang lebih rendah ( harga pasar ). Dalam contoh di atas, PT Merapi hanya memilik satu jenis saham yaitu saham PT Murai sebanyak lembar dengan harga perolehan Rp seandainya pada tanggal 31 Desember 1991 harga pasar saham PT Murai Rp13,50 per lembar, maka total harga pasarnya adalah Rp (5.000 lembar x Rp13.50) atau Rp lebih rendah dari pada harga perolehan. Jurnal penyesuaian untuk mencatat penurunan dalam harga pasar saham adalah sebagai berikut: 1991/Des.31 Rugi investasi jangka panjang belum direalisasi Cadangan penurunan nilai investasi jangka panjnag (Untuk mencatat pengurangan investasi jangka panjang menjadi sebesar harga pasarnya) Investasi jangka panjang harus dilaporkan dalam neraca PT Merapi dengan cara berikut: Investasi jangka panajang: Investasi dalam saham... Rp Kurangi: Cadagan penurunan nilai Investasi jangka panjang... Rp Rp

7 7 Kerugian yang belum direalisasi merupakan rekening kontra modal yang harus dilaporkan dalam neraca PT Merapi pada bagian modal seperti nampak dibawah ini: Modal: Saham biasa... Rp Laba ditahan...rp Jumlah... Rp Kurangi: Rugi investasi jangka panjang belum direalisasi Jumlah Modal... Rp Seperti halnya dalam investasi sementara apabila terjadi kenaikan harga pasar pada periode berikutnya, maka pembatalan kerugian investasi dapat dilakukan dengan catatan tidak melebihi jumlah kerugian belum direalisasi yang telah dicatat pada periode sebelumnya. Penjualan investasi saham ( Metode Harga Perolehan) Apabila investasi jangka panjang dalam saham yang pencatatnnya diselengarakan dengan metode haraga perolehan dijual, maka selisih antara jumlah hasil penjualan dengan harag perolehan saham yang dijual harus dicatat sebagai laba atau rugi. Laba atau rugi penjualan saham dilaporkan dalam laporan rugi-laba. Sebagai contoh, misalkan pasa tanggal 1 Februari 1992, PT Merapi menjual lembar saham PT Muria yang dimilikinya dengan harga seluruhnya Rp (setelah dikurangi komisi dan biaya lainnya). Jurnal untuk mencatat transaksi diatas adalah sebagai berikut: 1992/Feb.1 Kas Rugi penjualan investasi Investasi dalam saham (Untuk mencatat penjualan lembar saham PT Murai) Rekening investasi dalam saham dikredit sebesar Rp karena dijual hanya lembar dari lembar saham PT Murai yang dimilikinya. Dengan harga perolehan lembar saham yang dijual adalah Rp x 2.500/5000 = Rp

8 b. Metode Equity Metode equity dalam akuntansi investasi jangka panjang harus digunakan apabila investor mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap perusahaan penerbit saham. Seperti telah dikemukan diatas investor tersebut pengaruh cukup besar apabila memiliki saham 20% atau lebih dari keseluruhan saham yang diterbit oleh perusahaan penerbit saham. Dalam metode equity, saham yang dibeli sebagai investasi jangka panjang dicatat sebesar harga perolehannya seperti halnya dalam metode harga perolehan. Perbedaan antara kedua metode tersebut adalah bahwa investor yang menggunakan metode equity (1) memperhitungkan laba bersih yang yang diperoleh perusahaan penerbit saham dalam rekening investasinya, dan (2) dividen yang diterima dari perusahaan penerbit investasi dipandang sebagai pengurangan investasinya. Hal tersebut dilakukan investor dengan cara sebagai berikut: 1. Investor mencatat bagian laba bersih periodik perusahaan penerbit saham yang menjadi haknya sebagai kenaikan dalam rekening investasinya dan sebagai pendapatan periode yang bersangkutan. Sebaliknya apabila perusahaan penerbit saham pada satu periode mengalami kerugian, maka investor akan mencatat bagian kerugian perusahaan penerbit saham sebagai pengurangan dalam rekening investasinya dan sebagai rugi dalam periode yang bersangkutan. 2. Investor akan mencatat penerimaan dividen tunai atau dividen dalam bentuk kekayaan lain sebagai pengurangan atas investasi dalam perusahaan perbit saham yang bersangkutan dan sebagai kenaikan dalam aktiva.

AKUNTANSI INVESTASI JANGKA PANJANG LONG-TERM INVESTMENT

AKUNTANSI INVESTASI JANGKA PANJANG LONG-TERM INVESTMENT AKUNTANSI INVESTASI JANGKA PANJANG LONG-TERM INVESTMENT PENGERTIAN Investasi Jangka Panjang: adalah sekuritas yang tidak mudah diperdagangkan dan dilakukan dalam jangka waktu yang lama atau dilakukan dalam

Lebih terperinci

MODAL SAHAM DAN LABA DITAHAN

MODAL SAHAM DAN LABA DITAHAN MODAL SAHAM DAN LABA DITAHAN Modal menggambarkan hak pemilik atas perusahaan yang timbul sebagai akibat penanaman (investasi ) yang dilakukan oleh pemilik atau para pemilik. Bentuk badan usaha 1. Perseorangan

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Konsolidasi : Dengan Metode Ekuitas

Laporan Keuangan Konsolidasi : Dengan Metode Ekuitas Laporan Keuangan Konsolidasi : Dengan Metode Ekuitas Apabila saham perusahaan anak diperoleh, maka harga pokok perolehan saham ini dicatat dalam perkiraan investasi. Sesudah itu, perusahaan induk dapat

Lebih terperinci

Pembelian Obligasi 1 Juni 2011 Investasi Jangka Pendek - Obligasi Piutang Bunga Obligasi Kas

Pembelian Obligasi 1 Juni 2011 Investasi Jangka Pendek - Obligasi Piutang Bunga Obligasi Kas CONTOH SOAL 1. PEROLEHAN OBLIGASI Pada tanggal 1 Juni 2011, PT SAMUDRA SEKAWAN, membeli 50 lembar obligasi PT ARTHA PRIMA dengan nilai nominal Rp 5.000.000 per lembar. Obligasi dibeli dengan kurs 98%,

Lebih terperinci

PERTEMUAN 9,10& 11 KONSOLIDASI - PERUBAHAN KEPEMILIKAN

PERTEMUAN 9,10& 11 KONSOLIDASI - PERUBAHAN KEPEMILIKAN PERTEMUAN 9,10& 11 KONSOLIDASI PERUBAHAN KEPEMILIKAN PENDAHULUAN Hubungan antara perusahaan induk dan perusahaan anak lebih Mudah dicapai melalui pemilikan saham daripada dengan cara merger atau konsolidasi,

Lebih terperinci

PERTEMUAN 5 & 6 KONSOLIDASI METODE EKUITAS

PERTEMUAN 5 & 6 KONSOLIDASI METODE EKUITAS PERTEMUAN 5 & 6 KONSOLIDASI METODE EKUITAS Konsep dasar dari metode ekuitas pada dasarnya memandang investasi Induk Perusahaan terhadap Anak Perusahaan sebagai sesuatu penyertaan modal sehingga jika aktiva

Lebih terperinci

MODAL SAHAM DAN LABA DITAHAN

MODAL SAHAM DAN LABA DITAHAN MODAL SAHAM DAN LABA DITAHAN PERSEROAN DAN MODAL SAHAM MODAL adalah hak pemilik atas perusahaan yang timbul sebagai akibat penanaman atau investasi yang dilakukan oleh pemilik atau para pemilik. Struktur

Lebih terperinci

PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI METODE EQUITY

PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI METODE EQUITY PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI METODE EQUITY Pemilikan 20% - 50%, disarankan untuk menggunakan metode ekuitas. Pemilikan saham secara mayoritas, sehingga dapat mengendalikan perusahaan anak, yaitupemilikan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 7 & 8. Metode Harga Perolehan (Cost Method)

PERTEMUAN 7 & 8. Metode Harga Perolehan (Cost Method) PERTEMUAN 7 & 8 Metode Harga Perolehan (Cost Method) Apabila Cost Method yang dipakai untuk mencatat investasi saham-saham Anak Perusahaan, maka hanya dividen atas saham-saham tersebut (yang telah dibagikan

Lebih terperinci

Modal pemilik = Aset Kewajiban

Modal pemilik = Aset Kewajiban Nama : muhammad iqbal Nim : 110420100 Akuntansi VI/ C LABA DITAHAN Laporan laba ditahan (dan sama dengan Laporan Ekuitas, Laporan Ekuitas Pemilik untuk kepemilikan tunggal, Laporan Ekuitas Mitra untuk

Lebih terperinci

BAB 6 INVESTASI JANGKA PENDEK

BAB 6 INVESTASI JANGKA PENDEK BAB 6 INVESTASI JANGKA PENDEK A. Pengertian Investasi dan Tujuan Investasi Aset lancar lain yang sering nampak dalam neraca perusahaan adalah investasi aset keuangan atau sering disebut surat-surat berharga.

Lebih terperinci

L2

L2 L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8 L9 L10 L11 L12 L13 L14 L15 L16 L17 L18 L19 Tabel 4.1 PT KALBE FARMA, Tbk LAPORAN PERUBAHAN MODAL KERJA TAHUN 2006-2007 Dalam Rupiah (Rp) 31 Desember Perubahan Modal Kerja 2006 2007

Lebih terperinci

- 6 - DANA PENSIUN. PROGRAM PENSIUN IURAN PASTI LAPORAN AKTIVA BERSIH

- 6 - DANA PENSIUN. PROGRAM PENSIUN IURAN PASTI LAPORAN AKTIVA BERSIH Berjalan Sebelumnya AKTIVA INVESTASI (Nilai Wajar) Deposito on call XX XX Deposito Berjangka XX XX Sertifikat Deposito XX XX Sertifikat Bank Indonesia XX XX Saham XX XX Obligasi XX XX Unit Penyertaan Reksadana

Lebih terperinci

MODUL I PENGGABUNGAN BADAN USAHA

MODUL I PENGGABUNGAN BADAN USAHA 1 MODUL I PENGGABUNGAN BADAN USAHA A. TUJUAN Setelah melakukan kegiatan praktikum akuntansi penggabungan badan usaha, maka mahasiswa di harapkan dapat mengetahui dan memahami akuntansi penggabungan badan

Lebih terperinci

MODUL 5 JURNAL PENYESUAIAN PENCATATAN TRANSAKSI - PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN. JURNAL BUKU BESAR NERACA LAPORAN SALDO KEUANGAN

MODUL 5 JURNAL PENYESUAIAN PENCATATAN TRANSAKSI - PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN. JURNAL BUKU BESAR NERACA LAPORAN SALDO KEUANGAN MODUL 5 JURNAL PENYESUAIAN PENCATATAN TRANSAKSI - PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN. JURNAL BUKU BESAR NERACA LAPORAN SALDO KEUANGAN 1 MODUL 5 JURNAL PENYESUAIAN PENCATATAN TRANSAKSI - PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

INVESTASI SEMENTARA & INVESTASI JANGKA PANJANG

INVESTASI SEMENTARA & INVESTASI JANGKA PANJANG INVESTASI SEMENTARA & INVESTASI JANGKA PANJANG Mengapa Perusahaan Melakukan Investasi? 1. Perusahaan memiliki kelebihan kas yang tidak akan segera diperlukan untuk membiayai operasional perusahaan. 2.

Lebih terperinci

Lampiran III PENJELASAN SETIAP PERKIRAAN DALAM LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

Lampiran III PENJELASAN SETIAP PERKIRAAN DALAM LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN Lampiran III PENJELASAN SETIAP PERKIRAAN DALAM LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN I. NERACA Neraca adalah laporan yang menggambarkan keadaan keuangan pada saat tertentu dan terdiri dari kekayaan (aktiva) yang

Lebih terperinci

MODUL AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH BERBASIS AKRUAL AKUNTANSI INVESTASI KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL KEUANGAN DAERAH

MODUL AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH BERBASIS AKRUAL AKUNTANSI INVESTASI KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL KEUANGAN DAERAH MODUL AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH BERBASIS AKRUAL AKUNTANSI INVESTASI KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL KEUANGAN DAERAH Kebijakan Akuntansi dan Sistem Akuntansi A. Kebijakan Akuntansi 1. Definisi

Lebih terperinci

MODUL 5 JURNAL PENYESUAIAN PENCATATAN TRANSAKSI - PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN. Jurnal Buku Besar Neraca Laporan Saldo Keuangan

MODUL 5 JURNAL PENYESUAIAN PENCATATAN TRANSAKSI - PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN. Jurnal Buku Besar Neraca Laporan Saldo Keuangan 1 MODUL 5 JURNAL PENYESUAIAN PENCATATAN TRANSAKSI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Jurnal Buku Besar Neraca Laporan Saldo Keuangan Jurnal Neraca Penyesuaian Lajur PRINSIP DAN KONSEP YANG BERKAITAN DENGAN PENENTUAN

Lebih terperinci

DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN. LAPORAN AKTIVA BERSIH

DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN. LAPORAN AKTIVA BERSIH - 11 - LAPORAN AKTIVA BERSIH Per. Berjalan Sebelumnya AKTIVA INVESTASI (Nilai Wajar) Deposito on call XX XX Deposito Berjangka XX XX Sertifikat Deposito XX XX Sertifikat Bank Indonesia XX XX Saham XX XX

Lebih terperinci

PERTEMUAN KEDUA. Rekonsiliasi Bank

PERTEMUAN KEDUA. Rekonsiliasi Bank PERTEMUAN KEDUA REKONSILIASI & INVESTASI JANGKA PENDEK Rekonsiliasi Bank Definisi Rekonsiliasi bank Yaitu suatu proses akuntansi utk menemukan sebabsebab terjadinya perbedaan antara catatan perusahaan

Lebih terperinci

PSAK 21 Akuntansi Ekuitas (Accounting for Equity)

PSAK 21 Akuntansi Ekuitas (Accounting for Equity) PSAK 21 Akuntansi Ekuitas (Accounting for Equity) Akuntansi Ekuitas 9. Ekuitas sebagai bagian hak pemilik dalam perusahaan harus dilaporkan sedemikian rupa seingga memberikan informasi mengenai sumbernya

Lebih terperinci

IV. PENYESUAIAN. Universitas Gadjah Mada

IV. PENYESUAIAN. Universitas Gadjah Mada IV. PENYESUAIAN mencatat (menjurnal dan mengakunkan) data-data transaksi akhir tahun sehingga jumlah yang terdapat dalam tiap rekening sesuai dengan kenyataannya. Manfaat penyesuaian: 1. Kepraktisan Jika

Lebih terperinci

ANALISIS SUMBER & PENGGUNAAN DANA

ANALISIS SUMBER & PENGGUNAAN DANA ANALISIS SUMBER & PENGGUNAAN DANA Pentingnya Analisa dan Penggunaan Dana Untuk mengetahui bagaimana dana digunakan dan bagaimana kebutuhan dana tersebut dibelanjai. Laporan sumber dan penggunaan dana suatu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada laporan akuntansi DPLK AIAF, periode akuntasi (tahun buku) adalah 1 Januari sampai dengan 31 Desember. A. Jurnal Pencatatan Akuntansi Dana Pensiun Pencatatan Transaksi

Lebih terperinci

- 1 - DANA PENSIUN. PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN AKTIVA BERSIH

- 1 - DANA PENSIUN. PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN AKTIVA BERSIH Berjalan Sebelumnya AKTIVA INVESTASI (Nilai Wajar) Deposito on call XX XX Deposito Berjangka XX XX Sertifikat Deposito XX XX Sertifikat Bank Indonesia XX XX Saham XX XX Obligasi XX XX Unit Penyertaan Reksadana

Lebih terperinci

SESI 2. HUBUNGAN ANTARA HARTA DAN SUMBER SUMBER HARTA.

SESI 2. HUBUNGAN ANTARA HARTA DAN SUMBER SUMBER HARTA. SESI 2. HUBUNGAN ANTARA HARTA DAN SUMBER SUMBER HARTA. Tujuan Pengajaran: Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Menjelaskan hubungan antara harta dan sumber sumber harta. 2. Menjelaskan

Lebih terperinci

AKUNTANSI MULTINASIONAL TRANSLASI LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASING MATERI AKL 1

AKUNTANSI MULTINASIONAL TRANSLASI LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASING MATERI AKL 1 AKUNTANSI MULTINASIONAL TRANSLASI LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASING MATERI AKL 1 Pada saat perusahaan multinasional Indonesia menyusun laporan keuangan untuk pelaporan kepada pemegang sahamnya, perusahaan

Lebih terperinci

INVESTASI SEMENTARA SURAT-SURAT BERHARGA (OBLIGASI DAN SAHAM) (Temporary Investments or Marketable Securities)

INVESTASI SEMENTARA SURAT-SURAT BERHARGA (OBLIGASI DAN SAHAM) (Temporary Investments or Marketable Securities) INVESTASI SEMENTARA SURAT-SURAT BERHARGA (OBLIGASI DAN SAHAM) (Temporary Investments or Marketable Securities) Suatu perusahaan mungkin mempunyai kelebihan kas yang tidak diperlukan untuk sementara waktu.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1996 TENTANG PENGELOLAAN DAN INVESTASI DANA PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1996 TENTANG PENGELOLAAN DAN INVESTASI DANA PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1996 TENTANG PENGELOLAAN DAN INVESTASI DANA PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk menjamin pemenuhan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP- 21 /PM/2004 TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI REKSA DANA KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL,

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP- 21 /PM/2004 TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI REKSA DANA KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP- 21 /PM/2004 TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI REKSA DANA KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas keterbukaan

Lebih terperinci

Definisi Klasifikasi Pengakuan Pengukuran pengungkapan. tedi-last 10/16

Definisi Klasifikasi Pengakuan Pengukuran pengungkapan. tedi-last 10/16 Definisi Klasifikasi Pengakuan Pengukuran pengungkapan tedi-last 10/16 1 Investasi didefinisikan : Aset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat ekonomi (seperti bunga, dividen dan royalti), atau manfaat

Lebih terperinci

Laporan Keuangan. Laporan Laba/ Rugi. Laporan Perubahan Modal. Neraca. Laporan Arus Kas

Laporan Keuangan. Laporan Laba/ Rugi. Laporan Perubahan Modal. Neraca. Laporan Arus Kas MATERI K.D 1.5 Kompetensi Dasar : 1.5 Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Dagang Kegiatan akhir dari proses akuntansi perusahaan dagang di antaranya adalah membuat laporan keuangan. Secara umum komponen

Lebih terperinci

Catatan 31 Maret Maret 2010

Catatan 31 Maret Maret 2010 NERACA KONSOLIDASI ASET Catatan 31 Maret 2011 31 Maret 2010 ASET LANCAR Kas dan setara kas 2f, 3 220.361.019.579 10.981.803.022 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Pihak yang

Lebih terperinci

AKUNTANSI INVESTASI

AKUNTANSI INVESTASI -1- - 1 - LAMPIRAN X PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 53 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA

Lebih terperinci

JUMLAH AKTIVA

JUMLAH AKTIVA NERACA 31 DESEMBER 2007 AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan bank 3 866.121.482 3.038.748.917 Piutang usaha - bersih Hubungan istimewa 2b, 2c, 4, 5, 8 2.635.991.416 328.548.410 Pihak ketiga - setelah dikurangi

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKUNTANSI INVESTASI PADA PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KEBIJAKAN AKUNTANSI INVESTASI PADA PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI INVESTASI PADA PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Bentuk Investasi KEBIJAKAN AKUNTANSI INVESTASI PADA

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Konsolidasi Pemilikan Anak Perusahaan

Laporan Keuangan Konsolidasi Pemilikan Anak Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasi Pemilikan Anak Perusahaan INVESTASI PADA PERUSAHAAN MELALUI PEMILIKAN SAHAM Perusahaan yang menguasai sebagai besar saham perusahaan lain (>50%) akan menduduki posisi kontrol

Lebih terperinci

KAS dan INVESTASI JANGKA PENDEK 2. M. Rezeki Apriliyan, SE., MM.

KAS dan INVESTASI JANGKA PENDEK 2. M. Rezeki Apriliyan, SE., MM. KAS dan INVESTASI JANGKA PENDEK 2 M. Rezeki Apriliyan, SE., MM. INVESTASI JANGKA PENDEK KAS Kelebihan Kas Investasi Sementara Deposito Sertifikat Bank Surat-surat Berharga (Saham dan Obligasi) 2 SYARAT-SYARAT

Lebih terperinci

DANA PENSIUN BANK DKI PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN ASET NETO PER 30 JUNI ASET Semester I 2017 Semester II 2016

DANA PENSIUN BANK DKI PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN ASET NETO PER 30 JUNI ASET Semester I 2017 Semester II 2016 A. LAPORAN ASET NETO INVESTASI (NILAI WAJAR) ASET Surat Berharga Negara 43.996.444.448 100.081.670.878 Tabungan 2.581.094.681 2.983.430.198 Deposito on call 30.000.000.000 0 Deposito Berjangka 77.060.000.000

Lebih terperinci

BAB 12. Laporan Keuangan Konsolidasi Pembukuan Investasi degan Metode Harga Pokok PROSEDUR AKUTANSI UNTUK METODE HARGA POKOK

BAB 12. Laporan Keuangan Konsolidasi Pembukuan Investasi degan Metode Harga Pokok PROSEDUR AKUTANSI UNTUK METODE HARGA POKOK BAB 12 Laporan Keuangan Pembukuan Investasi degan Metode Harga Pokok PROSEDUR AKUTANSI UNTUK METODE HARGA POKOK Ilustrasi; Pada tanggal 1 januari 1987, Perusahaan P membei 80% saham Perusahaan S dengan

Lebih terperinci

BAB 2 Piutang Piutang Dagang (account receivable)

BAB 2 Piutang Piutang Dagang (account receivable) BAB 2 Piutang Piutang Dagang (account receivable) Tujuan Pengajaran: Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Mengidentifikasi perbedaan jenis piutang 2. Menjelaskan pengakuan piutang

Lebih terperinci

AKUNTANSI INVESTASI STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 06 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

AKUNTANSI INVESTASI STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 06 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN I.0 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN 00 TANGGAL OKTOBER 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 AKUNTANSI INVESTASI Lampiran I.0 PSAP 0 (i) DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN

Lebih terperinci

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900 NERACA KONSOLIDASI` PER 30 SEPTEMBER 2009 DAN 2008 3 CATATAN ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 2c, 2l, 4, 24 Rp 3,111,393,145 Rp 1,677,351,069 Investasi jangka pendek 2d, 5 5,348,940,000 6,606,593,125

Lebih terperinci

BAB 14 PEMBUATAN LAPORAN PERUBAHAN MODAL, NERACA, & LAPORAN ARUS KAS. Asgard Chapter

BAB 14 PEMBUATAN LAPORAN PERUBAHAN MODAL, NERACA, & LAPORAN ARUS KAS.  Asgard Chapter BAB 14 PEMBUATAN LAPORAN PERUBAHAN MODAL, NERACA, & LAPORAN ARUS KAS Asgard Chapter 2008 www.cherrycorner.com PEMBUATAN LAPORAN PERUBAHAN MODAL, NERACA, DAN LAPORAN ARUS KAS Disamping laporan laba/rugi,

Lebih terperinci

BAB 9 ANALISA SUMBER-SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA

BAB 9 ANALISA SUMBER-SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA BAB 9 ANALISA SUMBER-SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA A. Arti Penting Analisa Sumber-Sumber dan Penggunaan Dana Analisa sumber-sumber dan penggunaan dana (analisa aliran dana) merupakan alat analisa finansial

Lebih terperinci

BAB VIII KEBIJAKAN AKUNTANSI INVESTASI

BAB VIII KEBIJAKAN AKUNTANSI INVESTASI BAB VIII KEBIJAKAN AKUNTANSI INVESTASI A. UMUM 1. Definisi Investasi merupakan aset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat ekonomik seperti bunga, dividen dan royalti, atau manfaat sosial, sehingga

Lebih terperinci

INVESTASI SAHAM. Prepared by Mirza Maulinarhadi R, SE., MSA., Ak Dosen Tetap Administrasi Bisnis FIA-UB Malang

INVESTASI SAHAM. Prepared by Mirza Maulinarhadi R, SE., MSA., Ak Dosen Tetap Administrasi Bisnis FIA-UB Malang INVESTASI SAHAM Prepared by Mirza Maulinarhadi R, SE., MSA., Ak Dosen Tetap Administrasi Bisnis FIA-UB Malang INVESTASI JANGKA PANJANG DALAM SAHAM Tujuan: -Mendapatkan hak pengendalian yg cukup terhadap

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN : KK KOORDINATOR MATA KULIAH : IMAM SUBAWEH, SE.AK, MM

SATUAN ACARA PERKULIAHAN : KK KOORDINATOR MATA KULIAH : IMAM SUBAWEH, SE.AK, MM SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH FAKULTAS KODE JENJANG/JURUSAN : AKUNTANSI KEUANGAN I : EKONOMI : KK-040 : D S / AKUNTANSI KOORDINATOR MATA KULIAH : IMAM SUBAWEH, SE.AK, MM UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca,

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca, BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Laporan Keuangan Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

Lebih terperinci

INVESTASI JANGKA PENDEK

INVESTASI JANGKA PENDEK INVESTASI JANGKA PENDEK Definisi Investasi yang dapat segera dicairkan dan dimaksudkan untuk dimiliki selama 12 (dua belas) bulan atau kurang Instrumen Investasi Jangka Pendek Investasi dalam bentuk Deposito

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 190/PMK.05/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 190/PMK.05/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 190/PMK.05/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

DANA PENSIUN BANK DKI PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN ASET NETO PER 31 DESEMBER ASET Semester II 2015 Semester I 2015

DANA PENSIUN BANK DKI PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN ASET NETO PER 31 DESEMBER ASET Semester II 2015 Semester I 2015 A. LAPORAN ASET NETO INVESTASI (NILAI WAJAR) ASET Semester II 2015 Semester I 2015 Surat Berharga Negara 20.056.075.000 5.058.305.000 Tabungan 4.684.964.144 5.714.635.010 Deposito on call 0 0 Deposito

Lebih terperinci

PT. BPRS PUDUARTA INSANI NERACA 31 DESEMBER 2014 dan 2013

PT. BPRS PUDUARTA INSANI NERACA 31 DESEMBER 2014 dan 2013 Catatan 31 Desember 2014 31 Desember 2013 AKTIVA Aktiva Lancar Kas 1 393,356,550 474,788,750 Penempatan Pada Bank Lain 2 12,477,079,745 11,223,260,746 Piutang 3 31,488,397,366 30,580,798,958 Penyisihan

Lebih terperinci

MENGERJAKAN AKUNTANSI INVESTASI JANGKA PANJANG

MENGERJAKAN AKUNTANSI INVESTASI JANGKA PANJANG Kode Modul: AK.26.E.5 MENGERJAKAN AKUNTANSI INVESTASI JANGKA PANJANG Penyusun Dian Anita Nuswantara Editor Suwarno Hari Purnomo BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN X PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR : 29 TAHUN 2014 TANGGAL : 27 OKTOBER 2014 KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 09 AKUNTANSI INVESTASI

LAMPIRAN X PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR : 29 TAHUN 2014 TANGGAL : 27 OKTOBER 2014 KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 09 AKUNTANSI INVESTASI LAMPIRAN X PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR : 29 TAHUN 2014 TANGGAL : 27 OKTOBER 2014 KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 09 AKUNTANSI INVESTASI Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan miring

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI INVESTASI DIBUKUKAN DENGAN METODE EQUITY

BAB IV LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI INVESTASI DIBUKUKAN DENGAN METODE EQUITY BAB IV LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI INVESTASI DIBUKUKAN DENGAN METODE EQUITY 1. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Pada bab ini akan diperkenlkan pada mahasiswa masalahmalah yang berhubungan dengan akuntansi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Mata uang

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Mata uang BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Akuntansi Dana Pensiun KWI 1. Deskriptif Kualitatif a. Penyajian Laporan Keuangan Laporan keuangan Dana Pensiun KWI disusun dengan menggunakan prinsip dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009), laporan keuangan adalah suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009), laporan keuangan adalah suatu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konstruk, Konsep, dan Variabel Penelitian 2.1.1 Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009), laporan keuangan adalah suatu penyajian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis terhadap Laporan Arus Kas dan Penyajiannya berdasarkan Metode Tidak Langsung a. Telah diketahui bahwa laporan arus kas merupakan bagian yang tidak terpisahkan

Lebih terperinci

O L E H : BAU BAU FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN. Wa Ode Anita Yurliani Ajasma

O L E H : BAU BAU FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN. Wa Ode Anita Yurliani Ajasma T U G A S Resume Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 O L E H : Wa Ode Anita Yurliani Ajasma 110 320 057 Astina 09 320 014 FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN BAU BAU 2012 1 KATA

Lebih terperinci

AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI MODAL

AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI MODAL AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI MODAL Siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali, berfokus pada akuisisi sumber daya modal melalui utang berbunga dan ekuitas pemilik dan pembayaran

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR : 11 TAHUN 2013 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012

PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR : 11 TAHUN 2013 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR : 11 TAHUN 2013 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU Menimbang

Lebih terperinci

BAB 7 AKUNTANSI untuk PENJUALAN ANGSURAN

BAB 7 AKUNTANSI untuk PENJUALAN ANGSURAN BAB 7 AKUNTANSI untuk PENJUALAN ANGSURAN Pengertian Penjualan Angsuran Perhitungan dan Pencatatannya Perlakuan Akuntansi Lainnya Pembatalan Penjualan Angsuran Penjualan Angsuran untuk Barang Bergerak dan

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI DANA PENSIUN

STRUKTUR ORGANISASI DANA PENSIUN STRUKTUR ORGANISASI DANA PENSIUN PENDIRI DEWAN PENGAWAS DIREKTUR UTAMA DIREKTUR INVESTASI SEKRETARIAT INTERNAL AUDIT DIREKTUR ADM. & KEUANGAN p e n g u r u s BAGIAN PENGEMBANGAN DANA BAGIAN MANAJEMEN RESIKO

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU KE DALAM MODAL PERUSAHAAN

Lebih terperinci

A. MODAL INTI ( FIRST TIER CAPITAL

A. MODAL INTI ( FIRST TIER CAPITAL www.swaberita.com TUJUAN PENGAJARAN: Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu untuk: 1. Menjelaskan modal bank 2. Menjelaskan modal inti (First Tier Capital) 3. Menjelaskan modal pelengkap (Second

Lebih terperinci

Bab 2 Arus Kas, Laporan Keuangan dan Nilai Tambah Perusahaan

Bab 2 Arus Kas, Laporan Keuangan dan Nilai Tambah Perusahaan M a n a j e m e n K e u a n g a n & P r a k 20 Bab 2 Arus Kas, Laporan Keuangan dan Nilai Tambah Perusahaan Mahasiswa dapat memahami dan menyebutkan laporan keuangan dasar dalam laporan keuangan tahunan,

Lebih terperinci

AKUNTANSI & LINGKUNGANNYA. Dasar Akuntansi 1

AKUNTANSI & LINGKUNGANNYA. Dasar Akuntansi 1 AKUNTANSI & LINGKUNGANNYA Dasar Akuntansi 1 1 Definisi Akuntansi; Dari sudut Pemakai: Suatu disiplin yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi

Lebih terperinci

AKUNTANSI KEWAJIBAN LANCAR DAN PENGGAJIAN

AKUNTANSI KEWAJIBAN LANCAR DAN PENGGAJIAN AKUNTANSI KEWAJIBAN LANCAR DAN PENGGAJIAN Kewajiban adalah salah satu elemen dalam persamaan akuntansi Beberapa jenis kewajiban telah kita kenal pada industri jasa maupun industri dagang yang telah kita

Lebih terperinci

AKUNTANSI TERHADAP MODAL SAHAM

AKUNTANSI TERHADAP MODAL SAHAM AKUNTANSI TERHADAP MODAL SAHAM (Materi 2) Beberapa istilah tentang Modal Saham : 1. Modal Dasar / Otorisasi Modal Saham Jumlah lembar saham dan nilai nominalnya pada saat pendirian perusahaan, dan dicantumkan

Lebih terperinci

KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN (FINANCIAL STATEMENT)

KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN (FINANCIAL STATEMENT) KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN (FINANCIAL STATEMENT) Pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dijelaskan bahwa informasi yang disajikan dalam laporan keuangan suatu perusahaan bersifat umum. Hal ini berarti bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan utama yaitu kelanjutan hidup perusahaan, laba dalam jangka panjang, dan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan utama yaitu kelanjutan hidup perusahaan, laba dalam jangka panjang, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang merupakan organisasi bisnis umumnya memiliki tiga tujuan utama yaitu kelanjutan hidup perusahaan, laba dalam jangka panjang, dan pengembangan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 190/PMK.05/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI INVESTASI PEMERINTAH

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 190/PMK.05/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI INVESTASI PEMERINTAH 1 of 13 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 190/PMK.05/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

1 of 6 18/12/ :00

1 of 6 18/12/ :00 1 of 6 18/12/2015 16:00 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 190/PMK.05/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI INVESTASI PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS LAMPIRAN B.IV : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan miring

Lebih terperinci

Fokus utama dari pelaporan keuangan adalah laba. Informasi laba merupakan indikator utk menilai kemampuan perusahaan dlm menghasilkan kas di masa

Fokus utama dari pelaporan keuangan adalah laba. Informasi laba merupakan indikator utk menilai kemampuan perusahaan dlm menghasilkan kas di masa Fokus utama dari pelaporan keuangan adalah laba. Informasi laba merupakan indikator utk menilai kemampuan perusahaan dlm menghasilkan kas di masa yang akan datang. Ukuran laba (net income) tdk memberikan

Lebih terperinci

Materi ke-2 ENTITAS BISNIS DAN LAPORAN KEUANGAN

Materi ke-2 ENTITAS BISNIS DAN LAPORAN KEUANGAN Materi ke-2 ENTITAS BISNIS DAN LAPORAN KEUANGAN I. FUNGSI MANAJEMEN KEUANGAN & ANALYSIS KEUANGAN I. PENGERTIAN DAN FUNGSI MANAJEMEN KEUANGAN DALAM PERUSAHAAN Manajemen keuangan dalam banyak hal berkaitan

Lebih terperinci

Bab 11 Analisa Dana dan Aliran Kas

Bab 11 Analisa Dana dan Aliran Kas M a n a j e m e n K e u a n g a n 153 Bab 11 Analisa Dana dan Aliran Kas Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung dan menjelaskan mengenai teknik penyusunan laporan sumber dan penggunaan dana beserta

Lebih terperinci

dipatuhi dan di ikuti oleh para akuntan di dalam membuat suatu laporan

dipatuhi dan di ikuti oleh para akuntan di dalam membuat suatu laporan BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Metode Penyusunan Laporan Arus Kas Akuntansi menghasilkan informasi yang dituangkan dalam bentuk laporan atau statement keuangan. Informasi itu sendiri adalah data

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar 5.2 Menafsirkan persamaan akuntansi

Kompetensi Dasar 5.2 Menafsirkan persamaan akuntansi Kompetensi Dasar 5.2 Menafsirkan persamaan akuntansi 1. Pengertian dan klasifikasi akun (rekening). Akun merupakan suatu formulir yang digunakan untuk mencatat pengaruh perubahan nilai (penambahan atau

Lebih terperinci

BAB 16 LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING

BAB 16 LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING BAB 16 LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Mahasiswa dapat menjelaskan perbedaan laporan keuangan mata uang asing dengan laporan keuangan biasa tanpa adanya unsur mata uang asing.

Lebih terperinci

BAB 1 MANAJEMEN KEUANGAN (Pengantar)

BAB 1 MANAJEMEN KEUANGAN (Pengantar) Manajemen Keuangan (Pengantar) 1 BAB 1 MANAJEMEN KEUANGAN (Pengantar) Manajemen Keuangan (Pengantar) 2 PENGERTIAN DAN PENTINGNYA MANAJEMEN KEUANGAN Keuangan merupakan salah satu bidang fungsional dalam

Lebih terperinci

BAB 10 PENUTUPAN BUKU DAN JURNAL PEMBALIK

BAB 10 PENUTUPAN BUKU DAN JURNAL PEMBALIK BAB 10 PENUTUPAN BUKU DAN JURNAL PEMBALIK A. Menjelaskan Kegunaan Jurnal Penutup Akun riil (real account) merupakan akun-akun neraca Setelah jurnal penyesuaian diposting ke buku besar, maka data dalam

Lebih terperinci

Dana Pensiun Pegawai Bank Sumut Program Pensiun Manfaat Pasti Laporan Aset Neto Per 28 Februari 2017

Dana Pensiun Pegawai Bank Sumut Program Pensiun Manfaat Pasti Laporan Aset Neto Per 28 Februari 2017 Laporan Aset Neto Per 28 Februari 2017 ASET INVESTASI (Nilai Wajar) Surat Berharga Negara 144.460.956.000 Tabungan 345.101.805 Deposito On Calls 0 Deposito Berjangka 115.660.000.000 Sertifikat Deposito

Lebih terperinci

ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI

ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI P.T. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2004 DAN 2003 AKTIVA 2004 2003 (Disajikan Rental' - Catatan 38) AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 161.020.965.269 41.211.323.789

Lebih terperinci

AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4, Penyertaan sementara 2c,2f,

AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4, Penyertaan sementara 2c,2f, NERACA KONSOLIDASIAN (UNAUDITED) AKTIVA Catatan 2008 2007 AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4,43 10.942.829 10.828.433 Penyertaan sementara 2c,2f,43 182.685 188.139 Piutang usaha 2c,2g,5,36,43 Pihak

Lebih terperinci

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham)

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan Bank 2.b, 4 7.079.491 4.389.630 Investasi Jangka Pendek 2.d, 5 6.150 6.150 Piutang Usaha 2.b,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam menjalankan bisnis atau usahanya agar dapat terus bertumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam menjalankan bisnis atau usahanya agar dapat terus bertumbuh dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam menjalankan bisnis atau usahanya agar dapat terus bertumbuh dan berkembang, pada dasarnya sebuah perusahaan membutuhkan dana. Sehubungan dengan hal ini, perusahaan

Lebih terperinci

Berikut transaksi yang terjadi pada perusahaan jasa : "Penelitian Linda Sukamto" Tahun 2015 Tgl Transaksi Jumlah

Berikut transaksi yang terjadi pada perusahaan jasa : Penelitian Linda Sukamto Tahun 2015 Tgl Transaksi Jumlah Berikut transaksi yang terjadi pada perusahaan jasa : "Penelitian Linda Sukamto" Tahun 2015 Tgl Transaksi Jumlah 1/8 Linda menyerahkan setoran modal berupa uang tunai Rp. 50,000,000 5/8 Membeli bangunan

Lebih terperinci

ASET Aset Lancar Kas dan setara kas 1.429.755 1.314.091 1.020.730 Investasi jangka pendek 83.865 47.822 38.657 Investasi mudharabah - - 352.512 Piutang usaha Pihak berelasi 14.397 20.413 30.670 Pihak ketiga

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 13 AKUNTANSI INVESTASI

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 13 AKUNTANSI INVESTASI LAMPIRAN B.XIII : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 20 TAHUN 2014 TANGGAL : 30 MEI 2014 KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 13 AKUNTANSI INVESTASI A. UMUM 1. Definisi 2. Investasi Investasi merupakan

Lebih terperinci

1 L a p o r a n T a h u n a n

1 L a p o r a n T a h u n a n Laporan Aset Neto ASET INVESTASI (Nilai Wajar) Surat Berharga Negara 35,950,725,000 29,484,215,000 Deposito On Call 9,600,000,000 20,000,000,000 Deposito Berjangka 70,000,000,000 123,000,000,000 Saham

Lebih terperinci

Tabel Laporan Aset Bersih, Perhitungan Hasil Usaha dan Neraca Dana Pensiun 2015

Tabel Laporan Aset Bersih, Perhitungan Hasil Usaha dan Neraca Dana Pensiun 2015 LAPORAN ASET BERSIH/ ASET/ INVESTASI (Nilai Wajar)/ Surat Berharga Pemerintah/ 30.847 30.925 31.237 30.634 30.482 31.481 32.769 32.757 32.475 34.156 34.768 35.601 Tabungan/ 117 244 274 230 219 141 124

Lebih terperinci

Tabungan/ Deposito On Call/

Tabungan/ Deposito On Call/ LAPORAN ASET BERSIH/ ASET/ INVESTASI (Nilai Wajar)/ Surat Berharga Pemerintah/ 31.302 30.847 30.925 31.237 30.634 30.482 31.481 32.769 32.757 32.475 34.156 Tabungan/ 146 117 244 274 230 219 141 124 156

Lebih terperinci

Laporan Aset Bersih, Perhitungan Hasil Usaha dan Neraca Dana Pensiun Periode Januari-Agustus 2015

Laporan Aset Bersih, Perhitungan Hasil Usaha dan Neraca Dana Pensiun Periode Januari-Agustus 2015 LAPORAN ASET BERSIH/ ASET/ INVESTASI (Nilai Wajar)/ Surat Berharga Pemerintah/ 30.847 30.925 31.237 30.634 30.482 31.481 32.769 32.757 Tabungan/ 117 244 274 230 219 141 124 156 Deposito On Call/ 1.419

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN Lampiran II I. PEDOMAN UMUM A TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN KEUANGAN 1 Pengurus Dana Pensiun bertanggung jawab atas laporan keuangan Dana

Lebih terperinci

INFORMASI UMUM. Lampiran IIC Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan Nomor : KEP-4777/LK/2003 Tanggal : 21 Agustus

INFORMASI UMUM. Lampiran IIC Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan Nomor : KEP-4777/LK/2003 Tanggal : 21 Agustus - 1 - Sheet: Umum INFORMASI UMUM 1. Nomor Buku Daftar Umum (NBDU) 2. Nama Dana Pensiun 3. Nama Akuntan Publik 4. Kantor Akuntan Publik 5. Opini 6. Kode Laporan - 2 - Sheet: Aktiva Bersih LAPORAN AKTIVA

Lebih terperinci

Akuntansi Keuangan Lanjutan Dy Ilham Satria, SE,. M. Si

Akuntansi Keuangan Lanjutan Dy Ilham Satria, SE,. M. Si Modul Akuntansi Keuangan Lanjutan 2 2016, SE,. M. Si DAFTAR ISI BAB 1 Penggabungan Usaha 1 BAB 2 Laporan Keuangan Konsolidasi Perusahaan Induk & Anak 14 BAB 3 Laporan Keuangan Konsolidasi Dengan Metode

Lebih terperinci

2009 Catatan Kas dan bank 11,667,651,139 2c,4,31 11,381,632,142

2009 Catatan Kas dan bank 11,667,651,139 2c,4,31 11,381,632,142 PT ASURANSI RAMAYANA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Neraca Konsolidasi 31 Maret 2009 dan 2008 AKTIVA 2009 Catatan 2008 Investasi 2f,3 Deposito berjangka 142,761,984,435 2c,31 99,347,639,439 Obligasi dimiliki

Lebih terperinci