DATA DIRI MAHASISWA IDENTITAS LEMBAGA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DATA DIRI MAHASISWA IDENTITAS LEMBAGA"

Transkripsi

1 DATA DIRI MAHASISWA NAMA : Ahmad Syafaat TEMPAT, TANGGAL LAHIR : Cirebon, 06 Juni 1987 JENIS KELAMIN : Laki-Laki NIM : SEKOLAH : Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Al-Biruni ALAMAT : Jl. Flamboyan No. 9 Kompleks Pesantren Babakan Ciwaringin Kab. Cirebon JURUSAN : Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) NO.HP : IDENTITAS LEMBAGA NAMA LEMBAGA/INSTANSI ALAMAT : UPT Balai Pemasyarakatan Klas I Cirebon : Jl. Dr. Wahidin S No. 54 Kota Cirebon Telp/ Fax : (0231) Nama Pimpinan : Rosyidin, Bc. IP. SH Nama Pembimbing Lembaga/ Instansi : Dra. Sri Marhani Nama Pembimbing dari Sekolah : Didin Misbahudin, M. Kom. I i

2 LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Al-Biruni Laporan ini disetujui oleh : Dosen Pembimbing, Didin Misbahudin, M.Kom.I Mengetahui, Ka. Prodi Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) a.n. Ketua STID AL-BIRUNI Puket I Mustopa, M.Ag Nanang Hasan Susanto, M. Pd. I. ii

3 LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN Balai Pemasyarakatan (BAPAS) Klas 1 Cirebon Laporan ini disetujui oleh : Dosen Pembimbing, Dra. Sri Marhani NIP Mengetahui, KEPALA BALAI PEMASYARAKATAN KLAS 1 CIREBON ROSYIDIN, Bc.IP.SH NIP iii

4 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadhirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya. penyusun berada dalam keadaan sehat wal afiat sehingga telah dapat menyelesaikan laporan Program Pengalaman Lapangan ini. Shalawat serta salam semoga selamanya dicurahkan kepada baginda alam yakni Nabi Muhammad SAW. beserta keluarganya, para sahabatnya, dan semua umatnya yang mengikuti ajarannya sampai akhir masa. Penyusunan laporan ini berdasarkan hasil pengamatan, wawancara dan pengalaman langsung selama mengikuti praktek pengalaman lapangan (PPL) di Balai Pemasyarakatan (BAPAS) Klas I Cirebon Jln. Dr. Wahidin S No. 54. Keberhasilan Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan serta arahan dari berbagai pihak baik itu secara individu maupun secara umum terutama bimbingan dan pengarahan yang tulus dan ikhlas dari pembimbing, untuk itu Penyusun menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada: 1. Orang Tua dan keluarga besar penyusun yang tercinta. Atas do a serta dukungannya demi kesuksesan kegiatan PPL ini. 2. Prof. Dr. H. M. Ishom Yusqi. MA sebagai Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Dakwa (STID) Babakan Ciwaringin Cirebon. 3. Bapak Didin Misbahuddin, M. Kom sebagai Dosen Pembimbing. 4. Bapak Rosyidin, Bc.IP. SH. sebagai Kepala Balai Pemasyarakatan Klas I Cirebon yang telah memberikan izin untuk melaksanakan kegiatan. 5. Ibu Sri marhani dan Ibu Sunani yang telah memberi arahan dan koordinasinya sehingga segala prosedur pelaksanaan PPL dapat terlaksana. 6. Bapak Ari Susanto, SH.MH. yang telah memberikan berbagai bimbingan dan inisiatif dalam banyak hal. 7. Keluarga Besar Balai Pemasyarakatan Klas I Cirebon. 8. Rekan-rekan Mahasiswa STID Babakan Ciwaringin Cirebon semester VII, khususnya rekan satu kelompok PPL Bapas Cirebon yang telah memberikan dukungan sehingga dapat terselesaikannya kegiatan PPL ini. Kepada semua pihak yang telah membantu, kami tidak bisa membalas jasa yang telah diberikan kepada kami, hanya kepada tuhan jualah kami berserah diri semoga semua apa yang telah diberikan itu mendapat imbalan yang setimbalnya. Penyusun menyadari dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan-- kekurangan yang terdapat didalamnya, untuk itu Penyusun sangat mengharapkan adanya kritikan dan masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata Penyusun berharap semoga laporan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi Penyusun sendiri dan orang lain di masa yang akan datang. Amin yarabbal alamin. Cirebon, 20 Desember 2012 Penyusun iv

5 Daftar Isi Data Diri Mahasiswa dan Lembaga...i Lembar Pengesahan...ii Kata Pengantar...iv Daftar Isi...1 BAB I... 6 PENDAHULUAN... 6 A. Latar Belakang Pelaksanaan PPL... 6 B. Tujuan dan Manfaat PPL... 6 C. Manfaat Penyusunan Laporan... 7 D. Tahapan-tahapan Pelaksanaan PPL... 8 BAB II... 9 KONDISI OBJEKTIF BALAI PEMASYARAKATAN (BAPAS) KLAS I CIREBON... 9 A. Pengertian dan Sejarah Balai Pemasyarakatan (BAPAS) Klas I Cirebon... 9 B. Struktur Organisasi Bapas Klas I Cirebon C. Lokasi dan Denah Balai Pemasyarakatan Klas I Cirebon D. Tata Letak Ruangan BAPAS Cirebon E. Visi dan Misi Balai Pemasyarakatan (BAPAS) : F. Tugas Pokok dan Fungsi G. Peran BAPAS dalam Proses Pembebasan Bersyarat BAB III PENGALAMAN PRAKTEK A. Kegiatan yang diketahui B. Kendala Selama Mengikuti PPL C. Keberhasilan dalam Pelaksanaan PPL D. Foto Dokumentasi Kegiatan BAPAS BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran Untuk Lembaga BAPAS C. Lampiran-lampiran...26 Program Pengalaman Lapangan (PPL) STID Al-Biruni, Prodi PMI 3-28 Desember 2012 Page 5

6 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan PPL Program Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan tugas praktek yang wajib dilaksanakan oleh seluruh mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Al-Biruni dalam menyelesaikan Studinya pada jenjang S-1 (Strata Satu) yang mempunyai kedudukan sama dengan mata kuliah lain. Pelaksanaan kegiatan PPL disesuaikan dengan Prodi/Jurusan yang di ambil. Oleh karena itu kami memilih Balai Pemasyarakatan (BAPAS) Klas I Cirebon, sebagai sarana praktek yang kami anggap mampu mewadahi segala bentuk kreativitas yang sesuai dengan dengan Prodi kami yaitu, Pengembangan Masyarakat Islam (PMI). Kegiatan ini dimaksudkan sebagai upaya memberi bekal pengalaman dan pengetahuan praktis secara langsung, khususnya dalam hal praktek bimbingan konseling 1 yang ada di lingkungan Balai Pemasyarakatan (BAPAS) Klas I Cirebon. Salah satu bagian dari kegiatan konseling yang dimaksudkan Penyusun adalah proses Litmas 2 (Penelitian Kemasyarakatan) dan tahapan bimbingan Klien yang menjadi bagian dari tanggung jawab seorang PK 3 (Pembimbing Kemasyarakatan). Adapun uraian secara lebih detail mengenai Standar Operasional Prosedur (SOP) pemberian pembebasan bersyarat pada BAPAS akan disampaikan pada Bab II dalam Laporan di bawah ini. B. Tujuan dan Manfaat PPL 1. Tujuan Melalui Program Pengalaman lapangan (PPL) ini Penyusun berharap memiliki kemampuan sebagai seorang konselor/pk (Pembimbing Kemasyarakatan), yakni memiliki kemampuan dalam membantu pengembangan diri (membimbing) klien khususnya yang 1 Konseling : suatu rangkaian pertemuan langsung dengan individu yang ditujukan pada pemberian bantuan kepadanya untuk dapat menyesuaikan dirinya secara lebih efektif dengan dirinya sendiri dan dengan lingkungannya. (McDaniel, 1956) 2 Litmas : Kegiatan penelitian yang dilaksanakan berdasarkan metode ilmiah untuk memperoleh informasi tentang berbagai permasalahan, baik aktual maupun potensial. Sebagai upaya peningkatan mutu pengetahuan PK maupun kualitas pelayanan sesuai tujuan PK. 3 PK : Petugas fungsional penegak hukum yang melaksanakan penelitian kemasyarakatan untuk kepentingan pendampingan, pembimbingan dan pengawasan terhadap Klien. Program Pengalaman Lapangan (PPL) STID Al-Biruni, Prodi PMI 3-28 Desember 2012 Page 6

7 bermasalah dengan perkara hukum. Kemudian dengan memperhatikan kegiatan dan tugastugas yang ada dilingkungan BAPAS Penyusun juga berharap mampu meyerap pengetahuan tentang hukum. Dimana BAPAS merupakan unit pelaksana teknis Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM, bertugas menangani Klien yang berhadapan dengan hukum. Selanjutnya PPL ini bertujuan sebagai media silaturrahmi kami (mahasiswa STID Al- Biruni Prodi PMI) dengan Balai Pemasyarakatan (BAPAS) Klas I Cirebon. 2. Manfaat Banyak manfaat yang kami peroleh selama melakukan kegiatan PPL di lingkungan BAPAS Cirebon ini, diantaraya : a. Memberi kesempatan bagi kami untuk merealisasikan pengetahuan yang telah kami peroleh b. Menambah wawasan secara riil setelah berinteraksi langsung dengan berbagai kegiatan yang ada di lingkungan BAPAS Cirebon. c. Memberi keterampilan sebagai pekerja sosial dan pengalaman-pengalaman baru dalam mengembangkan kemampuan yang dimiliki. C. Manfaat Penyusunan laporan Manfaat Penyusunan laporan PPL ini adalah sebagai bahan evaluasi sejauhmana proses yang telah dilakukan dan sejauhmana keterangan serta pemahaman yang diperoleh. Laporan ini juga semoga bisa dijadikan sebagai bahan rujukan dan pertimbangan, bagi pelaksanaan PPL selanjutnya. Menjadi referensi dalam penambahan wawasan bagi segenap pihak yang terkait, merupakan harapan yang amat Penyusun dambakan yakni sebagai wujud pengabdian intlektual dalam proses perkembagan pengetahuan di bumi pertiwi. Program Pengalaman Lapangan (PPL) STID Al-Biruni, Prodi PMI 3-28 Desember 2012 Page 7

8 D. Tahapan-tahapan Pelaksanaan PPL 1. Kegiatan PPL diawali dengan pembekalan singkat oleh dosen pembimbing PPL Bapak Didin Misbahudin, M. Kom mengenai tatacara dan sitematika Penyusunan PPL pada tanggal, 10 November 2012 di Kampus STID Al-Biruni. 2. Observasi ke Balai Pemasyarakatan (BAPAS) Klas I Cirebon Pada Tanggal 12 November Observasi lanjutan ke Bapas Klas I Cirebon pada tanggal 19 November Mengajukan Surat Izin Ke Kanwil Kementrian Hukum dan Ham Bandung (prosedural) pada tanggal 30 November Memulai Aktivitas PPL di Balai Pemasyarakatan Klas I Cirebon Pada Tanggal 03 s.d. 28 Desember 2012 Program Pengalaman Lapangan (PPL) STID Al-Biruni, Prodi PMI 3-28 Desember 2012 Page 8

9 BAB II KONDISI OBJEKTIF BALAI PEMASYARAKATAN (BAPAS) KLAS I CIREBON A. Pengertian dan Sejarah Balai Pemasyarakatan (BAPAS) Klas I Cirebon 1. Pengertian Balai Pemasyarakatan (BAPAS) adalah unit pelaksana teknis pemasyarakatan yang melaksanakan bimbingan dan pengawasan klien pemasyarakatan. Balai Pemasyarakatan yang selanjutnya disebut BAPAS adalah pranata untuk melaksanakan bimbingan Klien Pemasyarakatan Sejarah BAPAS Klas I Cirebon Pemasyarakatan Klas I Cirebon merupakan satu dari 4 (empat) Balai Pemasyarakatan yang ada di wilayah Jawa Barat. Eksistensi Balai Pemasyarakatan Klas I Cirebon bukan hal yang baru, sebagai unit pelaksana tehnis Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM Jawa Barat, unit kerja ini sudah berdiri sejak Tepatnya terhitung mulai 01 April 1971 dengan nama kantor Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak (BISPA), berdasarkan keputusan menteri kehakiman Nomor : DPP.4.1/12/43 tanggal 14 Mei Pada tanggal 09 September 1971 Kantor Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak (BISPA) Cirebon diresmikan oleh Kepala Bimbingan dan Pengentasan Anak Jakarta Raya dan Jawa Barat (Drs. Hasan Utoyo) bertempat di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Cirebon. Berdasarkan Surat Direktur Jendral Bina Tuna Warga Departemen Kehakiman RI, Nomor : DDP.IV/4/Dirdjen/3/72 tanggal 04 Januari 1972 pelaksanaan kegiatannya sementara menempati salah satu ruangan di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Cirebon dengan dibekali fasilitas : a. Sebuah sepeda merek phonix b. Sebuah mesin ketik merek remington c. Alat tulis kantor seperlunya. 4 Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 BAB I Pasal 1 Program Pengalaman Lapangan (PPL) STID Al-Biruni, Prodi PMI 3-28 Desember 2012 Page 9

10 Sepanjang perjalanannya BISPA (Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak) cirebon, telah mengalami beberapa perubahan mendasar sebagai berikut : 1) Pada tahun 1971 : Pembentukan Kantor Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak (BISPA) Cirebon, berdasarkan keputusan Menteri Kehakiman RI nomor : DDP. 4/12/43 tanggal 14 Mei ) Pada tahun 1987, berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman RI nomor : M.02 PR tahun 1987, nomenklatur Kantor Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak berubah menjadi Balai Bimbingan Kemasyarakatan dan pengentasan Anak. 3) Pada tahun 1997, sebagai tindak lanjut ditetapkannya Undang-undang Nomor 12 Tahun 1997 tentang Pemasyarakatan, berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor M.01 PR Tahun 1997 tanggal 12 Pebruari, Maka nomenklatur Kantor Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak diubah Menjadi Balai Pemasyarakatan (BAPAS). Seiring perjalanan waktu dan perkembangan jaman Balai Pemasyarakatan Cirebon yang ada telah semakin berkembang. Sehingga berpengaruh terhadap Klasifikasi kantor, dimana pada awal pembentukannya tahun 1971 sampai akhir tahun 2003, Balai Pemasyarakatan (BAPAS) berada pada Klasifikasi Klas II, kemudian pada bulan Desember 2003, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI Nomor : M.15.PR tahun 2003 tanggal 31 Desember 2003 Klasifikasinya berubah menjadi Balai Pemasyarakatan (BAPAS) Klas I 5 5 lihat sekilas Profil BAPAS Cirebon tahun 2010 Program Pengalaman Lapangan (PPL) STID Al-Biruni, Prodi PMI 3-28 Desember 2012 Page 10

11 B. Struktur Organisasi Bapas Klas I Cirebon Program Pengalaman Lapangan (PPL) STID Al-Biruni, Prodi PMI 3-28 Desember 2012 Page 11

12 Lantai Satu Lantai Dua C. Lokasi dan Denah Balai Pemasyarakatan Klas I Cirebon BAPAS (Balai Pemasyarakatan ) Klas I Cirebon terletak di Jln. Wahidin No. 54. Adapun gambaran lokasi BAPAS Secara terperinci adalah sebagai berikut : 1. Sebelah Utara BAPAS : Hotel Bumiasih 2. Sebelah Selatan BAPAS : Kios Photo Kopi/ Asrama Polri SUKAJADI 3. Sebelah Barat BAPAS : Sekretariat Persatuan Wredatama Republik Indonesia 4. Sebelah Timur BAPAS : SMP Negeri 5 Kota Cirebon D. Denah/ Tata Letak Ruangan BAPAS Cirebon DENAH POSISI/ARAH KETERANGAN Tengah (depan) Pintu Masuk Utara R. Registrasi Samping Selatan Tangga Menuju Lantai 2 Selatan R. BKD (Bimbingan Klien Dewasa) Utara R. BKA (Bimbingan Klien Anak) Selatan R. Sidang Utara R. Kepala Seksi Bimbingan Klien Selatan Anak R. Konsultasi Utara R. Kepala Seksi Bimbingan Klien Selatan Dewasa R. Kamar Mandi dan Ruang Wudlu Utara R. Mushollah Tengah (belakang) Pintu Belakang Utara R. Tata Usaha Bersebelahan dengan Selatan R. Kasubag Kepala Bapas TU Tata Usaha Barat (Ujung) Aula/Gudang Program Pengalaman Lapangan (PPL) STID Al-Biruni, Prodi PMI 3-28 Desember 2012 Page 12

13 E. Visi dan Misi Serta Nilai Balai Pemasyarakatan (BAPAS) : 1. Visi Memulihkan kesatuan hidup, kehidupan dan penghidupan klien pemasyarakatan sebagai individu, masyarakat dan makhluk Tuhan Yang Maha Esa. 2. Misi Melaksanakan bimbingan dan pendampingan klien pemasyarakatan sebagai upaya prefentif, represif dan rehabilitatif dalam rangka hukum dan perlindungan Hak Asasi Manusia. 3. Nilai Menjunjung tinggi nilai kebersamaan, kemitraan dengan semangat egaliter (tanpa pamrih) dan demokratisasi dalam membangun wawasan dan kualitas Pembimbing Kemasyarakatan (PK) dalam setiap aktivitas pelayanan kepada masyarakat. F. Tugas Pokok dan Fungsi Balai Pemasyarakatan (BAPAS) adalah unit pelaksana teknis dibidang luar Lembaga Pemasyarakatan (LP) yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM. Tugas Pokok Melaksanakan bimbingan kemasyarakatan dan pendampingan anak yang berkonflik atau berhadapan dengan hukum, sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Fungsi 1. Melakukan penelitian kemasyarakatan (LITMAS); a. Bagi klien dewasa untuk keperluan proses kegiatan bimbingan b. Bagi klien anak untuk keperluan proses penyidikan sampai dengan pendampingan dalam sidang pengadilan anak. 2. Melakukan registrasi klien pemasyarakatan. 3. Melakukan bimbingan kemasyarakatan dan pengentasan anak. Program Pengalaman Lapangan (PPL) STID Al-Biruni, Prodi PMI 3-28 Desember 2012 Page 13

14 4. Mengikuti sidang peradilan di Pengadilan Negeri dan Sidang Dewan Pembina Kemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. 5. Memberi bantuan bimbingan kepada bekas narapidana, anak negara dan klien pemasyarakatan yang memerlukan. 6. Melakukan urusan ketatausahaan. G. Peran BAPAS dalam Proses Pembebasan Bersyarat Setelah melalui berbagai kegiatan yang ada di lingkungan BAPAS Klas I Cirebon, ternyata apa yang terlihat tak semudah dengan bayangan di benak peserta PPL, khususnya Penyusun sendiri. Pada bagian ini Penyusun akan memaparkan secara runut dan terperinci berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP) tentang Proses Pembebassan Bersyarat Bagi Klien Pemasyarakatan. a. Standar Operasional Prosedur (SOP) Dalam Proses Pembebasan Bersyarat Narapidana Pada Balai Pemasyarakatan Klas I : 1) Staff Tata Usaha menerima surat masuk/ permohonan pembuatan LITMAS dari Rutan (Rumah Tahanan) atau Lapas (Lembaga Pemasyarakatan), kemudian mengagendakan surat tersebut kedalam Buku Agenda Surat Masuk di bagian Tata Usaha dan meneruskan surat kepada Kabapas. 2) Kapabas Mendisposisikan surat permohonan tersebut kepada Kasi BKA (Bimbingan Klien Anak) atau Kasi BKD (Bimbingan Klien Dewasa) 3) Kasi BKA/BKD mempelajari surat tersebut dan meneruskan kepada Kasubsi Registrasi 4) Kasubsi Registrasi mempelajari surat tersebut dan meneruskan kepada petugas registrasi (untuk dicatat di buku registrasi). 5) Kasubsi Bimkemas menerima dan mempelajari surat permintaan Litmas dari Kasubsi Registrasi kemudian menunjuk dan mendisposisikan surat kepada PK yang akan melaksanakan tugas. 6) Kasubsi Bimkemas menyerahkan surat permintaan Litmas kepada PK yang bersangkutan Program Pengalaman Lapangan (PPL) STID Al-Biruni, Prodi PMI 3-28 Desember 2012 Page 14

15 7) PK menerima surat permintaan Litmas dan mempelajarinya. Sementara staff Bimkemas membuat surat tugas dan menandatangani 8) Staff Bimkemas memasukkan surat tugas ke Kasubsi Bimkemas untuk diperiksa 9) Kasubsi Bimkemas mempelajari dan mengoreksi surat tugas 10) Kasi BKA/BKD memaraf surat tugas 11) Staff Bimkemas memasukkan surat tugas ke ruang Kepala Bapas 12) Kabapas memeriksa dan menandatangani surat tugas 13) Staff Tata Usaha mengagendakan dan memberi Cap pada surat tugas serta mencatat dalam buku ekspedisi untuk diserahkan kepada PK yang menerima surat tugas. 14) PK menerima surat tugas kemudian mempersiapkan berkas-bekas yang berkaitan dengan pelaksanaan pembuatan Litmas 15) PK mengajukan biaya perjalanan tugas kebagian keuangan (terkait SOP bagian keuangan) 16) Bagian keuangan menerima dan memproses pengajuan biaya pembuatan Litmas 17) PK menerima biaya perjalanan tugas dari bagian keuangan. 18) PK melakukan perjalanan tugas ke Lapas/ Rutan 19) PK Menemui petugas Lapas/ Rutan dalam rangka koordinasi terkait pembuatan Litmas 20) PK menyerahkan surat tugas 21) PK mempelajari berkas Klien 22) PK memperkenalkan diri kepada Klien 23) PK menjelaskan maksud dan tujuan wawancara 24) PK menjelaskan hak dan kewajiban Klien 25) PK menjelaskan proses Program Pembebasan bersyarat bagi Klien 26) Menanyakan tentang hubungan dengan penjamin/ keluarga 27) Menggali permasalahan yang dihadapi Klien 28) Mengakhiri wawancara dengan Klien 29) Menyampaikan kepada petugas bahwa wawancara telah selesai 30) PK melakukan konfirmasi dengan penjamin Klien tentang rencana kunjungan 31) Membuat perjanjian pertemuan dengan penjamin Klien Program Pengalaman Lapangan (PPL) STID Al-Biruni, Prodi PMI 3-28 Desember 2012 Page 15

16 32) Mempersiapkan berkas-berkas yang diperlukan dalam melaksanakan kunjungan 33) Mengunjungi rumah penjamin Klien 34) Menunjukan surat tugas dan menjelaskan maksud kedatangan 35) Melakukan wawancara dengan keluarga Klien untuk mencari dan menverifikasi data informasi 36) Mempelajari dokumen untuk memastikan rekan atau kerabat Klien 37) Melakukan konfirmasi dan meminta kesediaan rekan/ kerabat dekat Klien 38) Memastikan keakuratan alamat atau lokasi rumah rekan/ kerabat Klien 39) Mempersiapkan berkas-berkas yang diperlukan untuk melaksanakan kunjungan 40) Mengunjungi rumah rekan atau kerabat dekat Klien 41) Menunjukan surat tugas sekaligus melakukan pendekatan dan menjelaskan maksud kedatangan 42) Melakukan wawancara dengan rekan atau kerabat dekat klien untuk mencari dan menggali informasi terkait masalah Klien. 43) Melakukan konfirmasi dan meminta kesediaan Aparat setempat 44) Membuat perjanjian pertemuan dengan aparat setempat dimana Klien tinggal/ Penjamin berada. 45) Memastikan keakuratan alamat dan lokasi tersebut. 46) Mempersiapkan berkas-berkas yang diperlukan dalam pelaksanaan kunjungan 47) Mengunjungi rumah/ kantor aparat setempat 48) Menunjukan surat tugas sekaligus melakukan pendekatan dan menjelaskan maksud kedatangan 49) Melakukan wawancara dengan Aparat setempat untuk mencari dan menggali informasi terkait dengan Klien serta alternatif penyelesaian masalah Klien 50) Meminta tanda tangan dan cap kepala Aparat setempat dalam surat tugas tugas PK 51) Melakukan konfirmasi dan meminta kesediaan dengan pihak korban 52) Membuat perjanjian pertemuan dengan pihak korban 53) Mempersiapkan berkas-berkas yang diperukan dalam pelaksanaan kunjungan 54) Mengunjungi rumah pihak korban 55) Menunjukan surat tugas sekaligus melakukan pendekatan dan menjelaskan maksud kedatangan Program Pengalaman Lapangan (PPL) STID Al-Biruni, Prodi PMI 3-28 Desember 2012 Page 16

17 56) Melakukan wawancara dengan pihak korban, untuk mencari informasi terkait dengan pihak korban serta alternatif penyelesaian masalah Klien 57) Melakukan konfirmasi dengan pihak Imigrasi 58) Membuat perjanjian pertemuan dengan pihak Imigrasi 59) Mendatangi pihak Imigrasi 60) Memperhatikan surat tugas kepada imigrasi 61) Menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan 62) Menanyakan status keimigrasian Klien 63) Mempelajari semua dokumen terkait status yang bersangkutan 64) Memastikan keabsahan dokumen Klien 65) Meminta tanda tangan dan cap kepada pihak imigrasi dalam surat tugas Pk 66) Melakukan konfirmasi dengan pihak kedutaan negara asal Klien 67) Membuat perjanjian pertemuan dengan pihak kedutaan 68) Mendatangi kantor kedutaan 69) Memperlihatkan surat tugas kepada petugas kedutaan 70) Menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan 71) Menanyakan status Klien dan tujuan datangnya ke Indonesia 72) Mempelajari semua dokumen terkait status yang bersangkutan 73) Memastikan keabsahan dokumen Klien 74) Meminta tanda tangan dan cap kepada pihak kedutaan dalam surat tugas PK 75) Mengumpulkan berkas/ data hasil kunjungan/ wawancara 76) Menyusun/ membuat konsep Litmas sesuai form yang ada 77) Mendaftarkan konsep Litmas untuk sidang TPP 78) Mengoreksi konsep dan memaraf Litmas 79) Mengoreksi dan menyetujui konsep Litmas 80) Memperbaiki konsep Litmas 81) Mengoreksi dan memaraf Litmas 82) Menandatangani Litmas 83) Mengagendakan dan pemberian nomor surat pengantar Litmas 84) Menggandakan dan memberi stempel serta memasukkan Litmas ke dalam amplop dinas 85) Mendistribusikan Litmas 86) Mengarsipkan Litmas ke dalam file klien Program Pengalaman Lapangan (PPL) STID Al-Biruni, Prodi PMI 3-28 Desember 2012 Page 17

18 87) Mendaaftarkan Klien untuk disidangkan 88) Mencatat data Klien peserta sidang 89) Membuat daftar nama-nama Klien peserta 90) Mempersiapkan ruang sidang TPP 91) Membacakan susunan acara sidang TPP 92) Membuka acara sidang TPP 93) Membacakan hasil sidang TPP sebelumnya 94) Memimpin sidang TPP 95) Menyampaikan konsep/ hasil Litmas 96) Meminta persetujuan, tanggapan dan memutuskan hasil sidang 97) Menutup sidang 98) Membacakan kesimpulan hasil sidang 99) Memeriksa, memaraf dan menandatangani buku laporan sidang TPP 100) Membuat pengumuman tentang hasil sidang TPP 101) Menempelkan hasil sidang TPP 102) Menyimpan berkas-berkas sidang pada tempatnya 103) Menerima Klien beserta berkas pengantar 104) Meneliti keabsahan berkas Klien 105) Mencocokan Klien dengan data 106) Menandatangani berita acara penerimaan Klien 107) Mengambil sidik jari 108) Mengambil gambar/ foto klien 109) Mengambil blangko B9 Klien 110) Membuat jadwal lapor diri 111) Memberikan bimbingan awal pada Klien 112) Mencatat hasil bimbingan ke blangko B9 113) Menjelaskan tentang hak dan kewajiban sesuai statusnya serta menverifikasi dokumen dengan Klien 114) Mengisi kartu bimbingan/ jadwal wajib lapor 115) Memaraf kartu bimbingan 116) Menandatangani kartu bimbingan 117) Menyerahkan kartu bimbingan kepada Klien 118) Menyerahkan berkas-berkas Klien untuk dicatat dalam buku registrasi Program Pengalaman Lapangan (PPL) STID Al-Biruni, Prodi PMI 3-28 Desember 2012 Page 18

19 119) Mengambil blangko laporan penelitian Klien 120) Membuat laporan penerimaan Klien 121) Megoreksi dan memaraf laporan penerimaan 122) Menandatangani laporan penerimaan 123) Mengagendakan dan pemberian nomor laporan penerimaan 124) Menggandakan, memberi stempel dan memasukan laporan kedalam amplop 125) Pengiriman melalui TU 126) Mengarsipkan laporan dalam file Klien. b. Ilustrasi Singkat Mengenai SOP Dalam Proses Pembebasan Bersyarat NAPI pada BAPAS SURAT PERMINTAAN LITMAS Tata Usaha Ka Bapas PROSES LITMAS PK (pembimbing Kemasyarakatan) Kasie BKD/BKA PELAPORAN HASIL LITMAS PENERIMAAN KLIEN PROSES BIMBINGAN KLIEN PENGARSIPAN LAPORAN DALAM FILE KLIEN Program Pengalaman Lapangan (PPL) STID Al-Biruni, Prodi PMI 3-28 Desember 2012 Page 19

20 BAB III PENGALAMAN PRAKTEK A. Kegiatan yang diketahui Berdasarkan pengarahan yang disampaikan oleh KASUBAG 6 Tata Usaha BAPAS Dra. Sri Marhani, kami ditempatkan secara terpisah pada bagian-bagian Inti di BAPAS yaitu : 1. Bagian Tata Usaha (TU) 2. Bagian Bimbingan Klien Dewasa (BKD) 3. Bagian Bimbingan Klien Anak (BKA) Sesuai jumlah kami yang terdiri dari 3 (tiga) peserta PPL dan waktu yang relatif panjang, akhirnya kami diberi kesempatan untuk mengikuti segala aktifitas di bagian-bagian inti tersebut secara bergilir (Rolling). Adapun durasi yang dijadwalkan adalah selama kurang lebih 7 hari pada setiap bagiannya. Dalam kesempatan kali ini Penyusun akan memaparkan secara sederhana tentang aktifitas-aktifitas yang telah dilakukan berdasarkan tempat atau lokasi kerja PPL : 1. Kasubag Tata Usaha (TU) Bagian Tata Usaha (TU) ini secara struktural terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu bagian Keuangan, bagian Kepegawaian dan bagian Umum. Ketiganya berperan menurut fungsi masing-masing adapun praktek kerja yang telah Penyusun lakukan di bagaian Tata Usaha ini adalah : a. Membuat bagan Struktur Organisasi BAPAS b. Menyusun dan mengurutkan daftar arsip surat masuk c. Menginput data surat masuk d. Mendistribusikan surat keluar e. Mengeprint dokumen kerja bila diperlukan 6 KASUBAG T.U. : Kepala Urusan Bagian Tata Usaha Program Pengalaman Lapangan (PPL) STID Al-Biruni, Prodi PMI 3-28 Desember 2012 Page 20

21 2. Kasi Bimbingan Klien Dewasa (BKD) 7 Sebelum memulai aktivitas PPL dibagian ini, Penyusun terlebih dahulu mengadakan pelaporan kepada Kasi BKD yaitu Bapak Sugeng Setiadi Yusuf, S. Sos. Sebagai bentuk perizinan lanjutan dalam proses rolling yang sedang berjalan. Hasil dari pelaporan ini Penyusun diberikan pengarahan singkat dan dipinjami banyak referensi tentang materi-materi yang diperlukan terkait kinerja yang diperlukan di lingkungan BAPAS. Bimbingan Klien Dewasa ini secara struktural membawahi 3 (tiga) bagian : a. Bagian Registrasi b. Bagian Bimbingan Kemasyarakatan c. Bagian Bimbingan Kerja Sejauh yang Penyusun ketahui pada bagian registrasi, tugas pokoknya adalah melayani proses penerimaan Klien yang akan mengikuti bimbingan dan Pengawasan. Adapun tahapan-tahapan yang dilaksanakan dalam Bagian registrasi : 1) Pendaftaran (meliputi penelitian/pencocokan ke absahan surat) 2) Pengambilan Pas Photo 3) Pengambilan sidik jari 4) Serah terima klien kepada Pembimbing kemasyarakatan (PK) Kemudian pada tahap berikutnya Klien wajib lapor pada masa yang telah di tentukan, hingga masa bimbingan selesai dan ditutup dengan surat pengakhiran masa bimbingan. Saat berada di bagian BKD ini banyak pengalaman yang didapat diantaranya : 1) Melakukan wawancara dengan Bapak Nurkadi selaku PK untuk memperoleh informasi tentang tugas-tugas seorang PK dalam proses Litmas 2) Turut berpartisipasi saat registrasi Klien berlangsung 3) Ikut berpartisipasi dalam wawancara dengan Penjamin Klien didampingi PK yang bersangkutan. 7 KASI BKD : Kepala Seksi Bimbingan Klien Dewasa Program Pengalaman Lapangan (PPL) STID Al-Biruni, Prodi PMI 3-28 Desember 2012 Page 21

22 4) Menghadiri Rapat TPP bersama seluruh PK yang ada di lingkungan BAPAS Klas I Cirebon 5) Melakukan wawancara (mendampingi Bapak Ari Susanto,SH Selaku PK) di Rutan Cirebon 6) Membantu pengetikan hasil Litmas (di bimbing oleh Bapak Ari Susanto, SH.MH.) 3. Bagian BKA (Bimbingan Klien Anak) Tahapan akhir dalam proses PPL kali ini adalah Bagian Bimbingan Klien Anak (BKA). Secara umum fungsi yang ada di bagian BKA tidak jauh berbeda dengan fungsi yang diperankan saat berada di BKD (bimbingan klien dewasa), Yakni sebagai pembantu Penyidik dan Hakim dalam proses hukum. Perbedaan mendasar justru terdapat dalam teknis pelaksananya. Petugas PK di Bagian BKA dalam menangani bimbingan pada klien anak sudah mulai difungsikan sejak proses penyidikan sampai dengan pendampingan dalam sidang pengadilan anak 8. Peran PK pada devisi ini (BKA) adalah melakukan pendampingan dan pengayoman pada Klien anak saat disidangkan oleh pengadilan, dimana fungsi pokoknya adalah memberi gambaran kepada hakim tentang kondisi riil anak dilingkungan ia berada. Tinjauan terhadap permasalahan anak dapat berkembang dalam berbagai sisi. Mulai dari kondisi psikis, lingkungan keluarga, kelompok bermain dan teman dekatnya, serta kondisi sosial budaya di lingkungan sekitar. Semua dilakukan melalui kroscek secara langsung dilapangan (Litmas anak). Sehingga hasil dari Litmas yang dilakukan oleh PK anak tersebut dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan Hakim dalam memberi keputusan tentang upaya apa yang semestinya di berikan pada anak tersebut kedepan. Tugas PK anak pada sisi ini bukan menghakimi/ memberi keputusan yang bersifat menghakimi dalam proses sidang, tetapi hanya sebagai pembantu hakim dalam memutuskan tentang hal yang tepat, terkait perkembangan anak di masa selanjutnya 9. Tugas PK dalam hal ini harus lebih memahami tentang fungsinya sebagai pengamat lingkungan klien dan pendampingan bahkan pengayoman bila memang 8 Wawancara Penyusun saat diruangan BKA dengan Mas Hilman, A.Md.IP Selaku PK di BKA 9 Perbincangan Penyusun saat diruang BKD dengan Bapak Ari Susanto, SH.MH selaku PK sekaligus KASI Registrasi di BKD Program Pengalaman Lapangan (PPL) STID Al-Biruni, Prodi PMI 3-28 Desember 2012 Page 22

23 diperlukan, bukan sebagai pemutus perkara hukum bagi anak. Hal itu cukup dilakukan oleh Hakim sebagai penentu kebijakan. Disamping Kualitas SDM yang menunjang dalam segi pengetahuan Hukum, penting juga untuk mendalami pemahaman dalam membaca lingkungan dan psikologis anak berkenaan tindakan yang telah dilakukan, serta tetap berupaya memberi solusi tepat terhadap proses bimbingan anak selanjutnya. Hal demikian akan menjadi tolak ukur yang signifikan bagi keberhasilan Bapas pada masa-masa mendatang. B. Kendala Selama Mengikuti PPL Secara umum sebenarnya tidak ada kendala yang berarti, namun secara pribadi ada beberapa hal yang dirasakan menjadi penghambat bagi keberlansungan Proses PPL dilembaga ini. Kodisi tersebut bersumber dari minimnya pengetahuan Penyusun dalam materi hukum. Sulitnya beradaptasi secara emosional dengan beberapa petugas tertentu juga menjadi faktor penghambat bagi Penyusun dalam proses pembelajaran tentang kebapasan. Faktor lainnya adalah tentang waktu dan cuaca yang sedang dalam musim penghujan. Sehingga kegiatan yang bersifat keluar (Dinas Luar) menjadi terhambat. Kekurangan-kekurangan tersebut di atas mejadi sebuah polemik tersendiri bagi petugas tertentu dalam membuka ruang bagi kami untuk turut mempelajari dan mengikuti kinerja petugas khususnya yang bersifat action lapangan. C. Keberhasilan dalam Pelaksanaan PPL Kegiatan kebapasan merupakan aktivitas yang bersifat professional, maka diperlukan waktu tertentu untuk menjadikan aktivitas tersebut dikatakan berhasil. Namun dalam hal ini Penyusun hanya berusaha memaparkan kegiatan-kegiatan yang sifatnya tugas (berdasarkan perintah Petugas Bapas) dan berhasil dilaksanakan. Program Pengalaman Lapangan (PPL) STID Al-Biruni, Prodi PMI 3-28 Desember 2012 Page 23

24 Diantara tugas yang telah terlaksana adalah : 1. Membuat Bagan Struktur Organisasi Bapas secara keseluruhan dengan aplikasi Corel draw Menyusun urutan surat masuk dan menginputnya kedalam komputer 3. Mendistribusikan surat menyurat, mulai dari pendisposisian surat, pencatatan, pengarsipan dan lain sebagainya. 4. Berwawancara dengan calon Klien yang akan di Litmas dalam proses Pembebasan Bersarat (bersama PK terkait) di Rutan (Rumah Tahanan) Cirebon 5. Berwawancara dengan Si Penjamin Klien yang akan mengikuti program Pembebasan Bersyarat tersebut. 6. Ikut berpartisipasi dalam proses Bimbingan Klien saat penghadapan (apel klien) 7. Berpartisipasi dalam proses registrasi 8. Menghadiri Sidang TPP (Tim Pengamat Pemasyarakatan) pada tanggal 13 Desember Membuat Laporan Hasil Litmas sebanyak 4 Eksemplar/ Bandel (dengan dibimbing PK terkait) 10. Membantu PK terkait dalam pengetikan Surat Panggilan Penghadapan Klien yang bermasalah 11. Membantu PK terkait dalam pengetikan Angket Pelayanan Bapas 12. Membatu PK terkait dalam pengetikan Surat Tugas Litmas Program Pengalaman Lapangan (PPL) STID Al-Biruni, Prodi PMI 3-28 Desember 2012 Page 24

25 D. Foto Dokumentasi Kegiatan BAPAS Program Pengalaman Lapangan (PPL) STID Al-Biruni, Prodi PMI 3-28 Desember 2012 Page 25

26 Program Pengalaman Lapangan (PPL) STID Al-Biruni, Prodi PMI 3-28 Desember 2012 Page 26

27 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL) ini merupakan sebuah komunikasi integral yang terjalin antara pihak Kampus, Mahasiswa dan Instansi terkait. Program ini dimaksudkan sebagai upaya praktis untuk mengontrol sejauhmana pemahaman mahasiswa terhadap materi perkuliahan yang diterimanya sekaligus melatih keterampilan yang perlu dimiliki bagi seorang mahasiswa sebagai aspek penunjang pada perkembangan karir kedepan. Hal ini dibuktikan dengan wujud kerja secara langsung dan membantu aktivitas yang ada instansi tersebut (Bapas Klas I Cirebon). Balai Pemasyarakatan Klas I Cirebon yang dikenal dengan BAPAS, adalah instansi yang membantu terselenggaranya proses PPL yang dimaksud. Dimana Bapas adalah unit pelaksana teknis pemasyarakatan yang melaksanakan Bimbingan Dan Pengawasan Klien Pemasyarakatan 10. Proses PPL ini berlangsung pada tanggal 03 sampai dengan 28 Desember tahun 2012, melalui prosedur yang berlaku dan dapat kami laksanakan. Peran peserta PPL hanya sebagai pembantu petugas terkait dalam melaksanakan tugas-tugas kebapasan. Tugas-tugas itu secara umum meliputi bagian Tata Usaha, Bimbingan Klien Dewasa dan Bimbingan Klien Anak. Pada bagian Tata Usaha Peserta PPL mengerjakan hal-hal yang berkaitan dengan tugas perkantoran seperti administrasi surat menyurat (disposisi surat dsb), pengarsipan dokumen, pengetikan, pengeprinan dan lain-lain. Pada bagian Bimbingan Klien Dewasa peserta PPL membantu tugas-tugas seorang PK (pembimbing kemasyarakatan) diantaranya : penerimaan Klien, pembimbingan, wawancara dengan pihak terkait, pendokumentasian hasil Litmas (penelitian masyarakat) dan lain-lain. Pada bagian Bimbingan Klien Anak, tugas-tugas yang ada tidak jauh berbeda dengan bagian Bimbingan Klien Dewasa. Hanya saja pada devisi ini fungsi PK lebih dioptimalkan yakni dalam proses pelayanannya sudah mulai difungsikan sejak proses penyidikan bagi anak yang berhadapan atau yang bermasalah dengan hukum. 10 repository.usu.ac.id/bitstream/ /20736/4/chapter%20i.pdf Program Pengalaman Lapangan (PPL) STID Al-Biruni, Prodi PMI 3-28 Desember 2012 Page 27

28 Secara umum tujuan bimbingan dan konseling adalah untuk membantu individu memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya (seperti kemampuan dasar dan bakat-bakatnya), berbagai latar belakang yang ada (seperti latar belakang keluarga, pendidikan, status sosial ekonomi), serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya. Dalam kaitan ini bimbingan dan konseling membantu individu untuk menjadi insan yang berguna dalam kehidupan yang memiliki berbagai wawasan, pandangan, interpretasi, pillihan penyesuaian, dan keterampilan yang tepat berkenaan dengan diri sendiri dan lingkungannya 11. Adapun inti dari penjelasan diatas adalah bahwa Bapas berperan penting bagi terwujudnya nilai-nilai kemanusiaan yang mulia, dengan memperbaiki aspek psikis yang terluka, menguatkan interaksi yang memudar diantara Klien dan lingkungan sekitarnya serta mencerahkan pemahaman yang redup. Kesemua hal tersebut merupakan aspek-aspek yang sering dihadapi oleh Bapas ditengah-tengah perjalanan kinerjanya. B. Saran Untuk Lembaga BAPAS Setelah memahami tantang peran dan fungsi bapas yang teramat mulia ini, maka sangat penting bagi segenap petugas yang ada untuk bersama memiliki idealisme tinggi yang terwujud dalam unsur-unsur kognisi yang mendasari terhadap penyikapan setiap kasus : 1. keyakinan dan penghayatan bahwa manusia ditakdirkan sebagai makhluk yang paling indah dan berderajat paling tinggi 2. Pemahaman dan penghayatan bahwa faktor-faktor lingkungan, disamping faktorfaktor yang terkandung di dalam dimensi kemanusiaan, sangat besar pengaruhnya terhadap pengembangan dimensi-dimensi itu di satu segi, dan terhadap timbulnya permasalahan pada diri seseorang di segi lainnya. 3. Pemahaman dan penghayatan bahwa pelayanan bimbingan dan konseling, bersamasama dengan pelayanan pendidikan pada umumnya mampu memberi bantuan kepada orang-orang yang sedang mengalami perkembangan dan mengalami masalah demi teratasinya masalah-masalah mereka itu. 4. Pemahaman dalam ranah hukum dalam setiap gerak dan aktivitas petugas menjadi hal penting, mengingat Bapas adalah Lembaga yang membantu kinerja pemerintah terkait dalam permasalahan hukum. 11 Prof. Dr. H. Prayitno M.Sc.Ed. dan Drs. Erman Amti Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. 114:2004 Program Pengalaman Lapangan (PPL) STID Al-Biruni, Prodi PMI 3-28 Desember 2012 Page 28

29 Demikianlah kesimpulan dan saran yang dapat penyusun sampaikan, semoga hasil penyusunan laporan PPL ini dapat bermanfaat baik bagi diri penyusun sendiri ataupun bagi segenap instansi atau lembaga terkait, khususnya terhadap perkembangan Sekolah Tinggi Ilmu Dakwa dan Balai Pemasyarakatan (Bapas) Selaku Instansi yang terlibat langsung dalam Proses PPL. Akhirnya segala kekurangan adalah bentuk proses pembelajaran penyusun dan apabila ada hal yang dapat diambil itu semata-mata merupakan hasil dari bentuk kerjasama yang sinergis dan positif antara STID Al-biruni tempat kami belajar dan BAPAS Cirebon tempat kami berkreasi. Program Pengalaman Lapangan (PPL) STID Al-Biruni, Prodi PMI 3-28 Desember 2012 Page 29

30 Lampiran - Lampiran Program Pengalaman Lapangan (PPL) STID Al-Biruni, Prodi PMI 3-28 Desember 2012 Page 30

BALAI PEMASYARAKATAN KLAS II PEKANBARU PROFIL BALAI PEMASYARAKATAN KLAS II

BALAI PEMASYARAKATAN KLAS II PEKANBARU PROFIL BALAI PEMASYARAKATAN KLAS II PROFIL BALAI PEMASYARAKATAN KLAS II PEKANBARU Jl. Chandra Dimuka No. 01 Pekanbaru Riau Kode Pos : 28294 No. Telp / Fax : (0761) 65322 Email : bapaspku@gmail.com Berdasarkan Surat Keputusan Direktorat Jendral

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai Pemasyarakatan (BAPAS) adalah institusi yang sangat erat hubungannya dengan penegakan hukum dan sebagai pranata yang melaksanakan bimbingan terhadap klien Pemasyarakatan

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara R

2 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara R BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1452, 2014 KEMENKUMHAM. Pengubahan Klas. UPT. Pemasyarakatan. Penilaian. Pedoman. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG BALAI PERTIMBANGAN PEMASYARAKATAN DAN TIM PENGAMAT PEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Balai pemasyarakatan (BAPAS) klas II Gorontalo dibentuk sesuai dengan Keputusan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Balai pemasyarakatan (BAPAS) klas II Gorontalo dibentuk sesuai dengan Keputusan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Balai pemasyarakatan (BAPAS) klas II Gorontalo dibentuk sesuai dengan Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi manusia RI Nomor : M.07.PR.07.03

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berusia tahun, korban berusia 6 12 tahun sebanyak 757 kasus (26 %)

BAB 1 PENDAHULUAN. berusia tahun, korban berusia 6 12 tahun sebanyak 757 kasus (26 %) BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang berpotensi sebagai pelaku kejahatan, tidak mengenal jenis kelamin pria atau wanita, dewasa maupun anak-anak. Masyarakat menganggap siapapun pelaku

Lebih terperinci

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tent

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tent No.572, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKN. Jabatan Fungsional. Asisten Pembimbing Kemasyarakatan. Juklak Pembinaan. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG RRANCANGANRANCANGAN SALINAN GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN DAN TEKNIS PENYALURAN DANA BANTUAN HUKUM BAGI MASYARAKAT MISKIN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM BALAI PEMASYARAKATAN KELAS I SEMARANG

BAB IV GAMBARAN UMUM BALAI PEMASYARAKATAN KELAS I SEMARANG BAB IV GAMBARAN UMUM BALAI PEMASYARAKATAN KELAS I SEMARANG 1.1. Sejarah Berdirinya Balai Pemasyarakatan Kelas I Semarang Dalam laporan penelitian John Howard tahun 1977 yang berjudul The State Of Prison

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PEMBERIAN

Lebih terperinci

TEKNIK CLIENT-CENTERED COUNSELING UNTUK ANAK BERBAKAT (STUDI KASUS SLA) DI SMP NEGERI 3 SURABAYA

TEKNIK CLIENT-CENTERED COUNSELING UNTUK ANAK BERBAKAT (STUDI KASUS SLA) DI SMP NEGERI 3 SURABAYA TEKNIK CLIENT-CENTERED COUNSELING UNTUK ANAK BERBAKAT (STUDI KASUS SLA) DI SMP NEGERI 3 SURABAYA SKRIPSI Diajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-05.OT.01.01 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI KEHAKIMAN NOMOR M.01-PR.07.03 TAHUN 1985 TENTANG ORGANISASI DAN

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pada hakikatnya perlakuan terhadap

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 026 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 026 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 026 TAHUN 2016. TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBINAAN DAN PEMBERDAYAAN SATUAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DALAM PELAKSANAAN PEMBIMBINGAN OLEH PEMBIMBING KEMASYARAKATAN PADA KLIEN PEMASYARAKATAN ANAK

BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DALAM PELAKSANAAN PEMBIMBINGAN OLEH PEMBIMBING KEMASYARAKATAN PADA KLIEN PEMASYARAKATAN ANAK 66 BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DALAM PELAKSANAAN PEMBIMBINGAN OLEH PEMBIMBING KEMASYARAKATAN PADA KLIEN PEMASYARAKATAN ANAK Berdasarkan hasil wawancara penulis pada tanggal 14 Februari 2014 dengan KaBapas

Lebih terperinci

PEMBINAAN ANAK PIDANA OLEH PETUGAS PEMASYARAKATAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN SLEMAN SKRIPSI

PEMBINAAN ANAK PIDANA OLEH PETUGAS PEMASYARAKATAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN SLEMAN SKRIPSI PEMBINAAN ANAK PIDANA OLEH PETUGAS PEMASYARAKATAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN SLEMAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.727, 2012 LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN. Tata Cara. Pendampingan. Saksi. PERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DESKRIPSI SINGKAT B. KOMPETENSI UMUM

BAB I PENDAHULUAN A. DESKRIPSI SINGKAT B. KOMPETENSI UMUM BAB I PENDAHULUAN A. DESKRIPSI SINGKAT Modul Penanganan Anak dalam Lembaga Penempatan Anak Sementara (LPAS)/Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA)/Rumah Tahanan Negara (Rutan)/Lembaga Pemasyarakatan (Lapas)

Lebih terperinci

Institute for Criminal Justice Reform

Institute for Criminal Justice Reform KEPUTUSAN MENTERI HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M.02.PR.08.03 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN BALAI PERTIMBANGAN PEMASYARAKATAN DAN TIM PENGAMAT PEMASYARAKATAN MENTERI HUKUM DAN

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan/ mendiskripsikan suatu kondisi dan fenomena

Lebih terperinci

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BAPAS

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BAPAS M A S Y A R A K A T Anak PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BAPAS POLISI JAKSA HAKIM LPAS, LPKA. TINDAKAN 0 1/3 mp LPKA 1/3 1/2 mp 1/2-2/3 mp 2/3 s.d Bebas murni M A S Y A R A K A T LINGKUNGAN UU SPPA mengamanahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan undang-undang Dasar 1945 pasal 28H ayat (1) tentang Hak

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan undang-undang Dasar 1945 pasal 28H ayat (1) tentang Hak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan undang-undang Dasar 1945 pasal 28H ayat (1) tentang Hak Asasi Manusia juga telah dijelaskan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat

Lebih terperinci

PERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENDAMPINGAN SAKSI LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

PERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENDAMPINGAN SAKSI LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN PERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENDAMPINGAN SAKSI LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA LEMBAGA PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PERUMAHAN, TATA RUANG DAN PENGAWASAN BANGUNAN KOTA BANJARBARU

Lebih terperinci

PEDOMAN APLIKASI SISTEM INFORMASI BIMBINGAN MANDIRI ONLINE (SIBIMO) BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN APLIKASI SISTEM INFORMASI BIMBINGAN MANDIRI ONLINE (SIBIMO) BAB I PENDAHULUAN PEDOMAN APLIKASI SISTEM INFORMASI BIMBINGAN MANDIRI ONLINE (SIBIMO) BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perubahan adalah sebuah keniscayaan, perubahan adalah fitrah, perubahan adalah solusi, begitu juga

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN REGISTER PERKARA ANAK DAN ANAK KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN REGISTER PERKARA ANAK DAN ANAK KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN REGISTER PERKARA ANAK DAN ANAK KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

ANALISIS STANDAR PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS VIII DI MTs MA ARIF ARROSYIDIN PABELAN PANCURANMAS SECANG MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

ANALISIS STANDAR PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS VIII DI MTs MA ARIF ARROSYIDIN PABELAN PANCURANMAS SECANG MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 ANALISIS STANDAR PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS VIII DI MTs MA ARIF ARROSYIDIN PABELAN PANCURANMAS SECANG MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 97 TAHUN 2016 TENTANG NOMENKLATUR, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 99 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

Lebih terperinci

Menimbang: Mengingat :

Menimbang: Mengingat : BUPATI LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK DAN RINCIAN TUGAS JABATAN FUNGSIONAL UMUM PADA KANTOR PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lemba

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lemba No.641, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Pengawasan Keimigrasian. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENGAWASAN KEIMIGRASIAN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN REKAP DATA ANGKA PARTISIPASI KASAR (APK) PAUD SE KABUPATEN PURWOREJO DI DINAS PENDIDIKAN KEBUDAYAAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN PURWOREJO Disusun Guna Memenuhi Tugas

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 2 KENDAL. Disusun Oleh : Nama : Yunita Permata Sari NIM : J ur / Prodi : Hkn/PPKn

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 2 KENDAL. Disusun Oleh : Nama : Yunita Permata Sari NIM : J ur / Prodi : Hkn/PPKn LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 2 KENDAL Disusun Oleh : Nama : Yunita Permata Sari NIM : 3301409022 J ur / Prodi : Hkn/PPKn FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN 2012

Lebih terperinci

Oleh: NUR AZIZ NIM :

Oleh: NUR AZIZ NIM : PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA PEMBELAJARAN MAPEL AQIDAH AKHLAK ( STUDI PADA KELAS VII SEMESTER II SMP NUDIA SEMARANG TAHUN AJARAN 2010/2011)

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP

Lebih terperinci

: PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

: PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.11/MEN/X/2011 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMANFAATAN BARANG MILIK DAERAH

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMANFAATAN BARANG MILIK DAERAH STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMANFAATAN BARANG MILIK DAERAH BIDANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH KABUPATEN GARUT Jl. Kiansantang No.3 Garut DAFTAR ISI A. Pendahuluan... 1 B. Dasar Hukum... 2 C. Peristilahan...

Lebih terperinci

2011, No b. bahwa Tindak Pidana Korupsi adalah suatu tindak pidana yang pemberantasannya perlu dilakukan secara luar biasa, namun dalam pelaksan

2011, No b. bahwa Tindak Pidana Korupsi adalah suatu tindak pidana yang pemberantasannya perlu dilakukan secara luar biasa, namun dalam pelaksan No.655, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BERSAMA. Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Koordinasi. Aparat Penegak Hukum. PERATURAN BERSAMA KETUA MAHKAMAH AGUNG MENTERI HUKUM DAN HAM JAKSA

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Lampung

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Lampung IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Lampung Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Lampung terletak di Ibukota Provinsi Lampung yaitu Bandar Lampung. Saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Para pelaku tindak pidana tersebut,yang memperoleh pidana penjara

BAB I PENDAHULUAN. Para pelaku tindak pidana tersebut,yang memperoleh pidana penjara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Indonesia yang dilaksanakan disegala bidang sudah barang tentu akan menimbulkan suatu perubahan dan perkembangan bagi kehidupan masyarakat, serta

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN SEKSI PENDIDIK TENAGA KEPENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA BIDANG KETENAGAAN DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KULON PROGO

LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN SEKSI PENDIDIK TENAGA KEPENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA BIDANG KETENAGAAN DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KULON PROGO LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN SEKSI PENDIDIK TENAGA KEPENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA BIDANG KETENAGAAN DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KULON PROGO Sistem pengelolaan arsip seksi ketenagaan sekolah menengah

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Jurusan Manajemen Dakwah (MD)

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Jurusan Manajemen Dakwah (MD) MANAJEMEN PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM PERSPEKTIF DAKWAH (Studi Kasus di Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah Muamalah Primadana Kuwu Kec Kradenan Kab Grobogan) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK PALEBON SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK PALEBON SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK PALEBON SEMARANG Disusun oleh: Nama : MARTINA DWI PERMATASARI NIM : 7101409062 Program Studi : Pendidikan Administrasi Perkantoran FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Organisasi Setelah Indonesia merdeka, baru pada tanggal 27 April 1964 terjadi perubahan Sistem Kepenjaraan menjadi sistem Pemasyrakatan. Sistem Pemasyarakatan

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang - Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 77, Tam

2017, No Mengingat : 1. Undang - Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 77, Tam BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.970, 2017 KEMENKUMHAM. Layanan Rehabilitasi Narkotika. Tahanan dan WBP. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

Qeqno. Mbllo \ G BER1TA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 76 TAHUN 2016, SERI D. 25

Qeqno. Mbllo \ G BER1TA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 76 TAHUN 2016, SERI D. 25 Qeqno Mbllo \ G BER1TA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 76 TAHUN 2016, SERI D. 25 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR : 91 Tahun 2016 TENTANG FUNGSI, TUGAS POKOK DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN km2 dan secara astronomis terletak di antara Lintang

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN km2 dan secara astronomis terletak di antara Lintang BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Pekanbaru Pekanbaru merupakan ibu kota Provinsi Riau dengan luas sekitar 632.26 km2 dan secara astronomis terletak di antara 0 25-0 45 Lintang

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG BH INNEKA TU NGGAL IKA BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR TAHUN TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR TAHUN TAHUN 2014 TENTANG 1 GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR TAHUN 201724 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG BANTUAN HUKUM KEPADA MASYARAKAT MISKIN DENGAN

Lebih terperinci

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Sistem Peradilan Pidana Anak adalah keseluruhan proses penyeles

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Sistem Peradilan Pidana Anak adalah keseluruhan proses penyeles LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.194, 2015 PIDANA. Diversi. Anak. Belum Berumur 12 Tahun. Pedoman. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5732). PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN JL. VETERAN NO. 11

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN JL. VETERAN NO. 11 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN JL. VETERAN NO. 11 KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMASYARAKATAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 323-1. NAMA JABATAN : Kepala Subbagian Tata Usaha 2. IKHTISAR JABATAN : Melakukan urusan administrasi surat dinas, kearsipan, dokumentasi, kepustakaan, ekspedisi, penggandaan, pengurusan pelayanan pimpinan;

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN DIVERSI DAN PENANGANAN ANAK YANG BELUM BERUMUR 12 (DUA BELAS) TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

2015, No Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2015 tentang Kementerian Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 19)

2015, No Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2015 tentang Kementerian Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 19) BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1046, 2015 KEMENAKER. Tata Naskah Dinas. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG TATA NASKAH DINAS DI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PERLAKUAN ANAK DI BALAI PEMASYARAKATAN (BAPAS) BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PERLAKUAN ANAK DI BALAI PEMASYARAKATAN (BAPAS) BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keberlangsungan hidup manusia keberlangsungan sebuah bangsa dan negara. Dengan melihat pada pentingnya peran Anak ini,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 83

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 83 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 83 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) ADMINISTRASI SURAT MASUK

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) ADMINISTRASI SURAT MASUK STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) ADMINISTRASI SURAT MASUK UNIVERSITAS LAMPUNG UPT PERPUSTAKAAN Jl. Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung 35145 Telp (0721)701609, 702673 Ext.808 Fax (0721)

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN DIVERSI DAN PENANGANAN ANAK YANG BELUM BERUMUR 12 (DUA BELAS) TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

BIRO ADMINISTRASI AKADEMIK, KEMAHASISWAAN, PERENCANAAN DAN SISTEM INFORMASI (BIRO AAKPSI) PROSEDUR OPERASIONAL PELAYANAN DATA DAN INFORMASI

BIRO ADMINISTRASI AKADEMIK, KEMAHASISWAAN, PERENCANAAN DAN SISTEM INFORMASI (BIRO AAKPSI) PROSEDUR OPERASIONAL PELAYANAN DATA DAN INFORMASI (BIRO AAKPSI) Halaman : 1 dari 7 LEMBAR PENGESAHAN DIBUAT OLEH MENYETUJUI MENGETAHUI Febri L. Kotten, SE, MM Penyusun SOP Ir. Benny J. Pandie Kepala Bagian Perencanaan dan Sistem Informasi Drs. Daud U.Z

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG BH INNEKA TU NGGAL IKA BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENCAPAI VISI DAN MISI SEKOLAH (Studi di SD Negeri 03 Pododadi Karanganyar)

UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENCAPAI VISI DAN MISI SEKOLAH (Studi di SD Negeri 03 Pododadi Karanganyar) UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENCAPAI VISI DAN MISI SEKOLAH (Studi di SD Negeri 03 Pododadi Karanganyar) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu

Lebih terperinci

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : D PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : D PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 61 2014 SERI : D PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SERTA RINCIAN TUGAS JABATAN PADA BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH

Lebih terperinci

MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI MTS NU NURUL HUDA MANGKANG SEMARANG SKRIPSI

MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI MTS NU NURUL HUDA MANGKANG SEMARANG SKRIPSI MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI MTS NU NURUL HUDA MANGKANG SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

PERAN KANWIL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM JAWA TENGAH DALAM PEMENUHAN HAM ANAK BERHADAPAN DENGAN HUKUM (ABH)

PERAN KANWIL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM JAWA TENGAH DALAM PEMENUHAN HAM ANAK BERHADAPAN DENGAN HUKUM (ABH) PERAN KANWIL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM JAWA TENGAH DALAM PEMENUHAN HAM ANAK BERHADAPAN DENGAN HUKUM (ABH) 16 APRIL 2015 VISI, MISI DAN TUSI KANWIL KEMENTERIAN. HUKUM & HAM JATENG VISI : Masyarakat memperoleh

Lebih terperinci

MANAJEMEN TENAGA PENDIDIK DI SD DAN SMP MUHAMMADIYAH TENGGARONG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

MANAJEMEN TENAGA PENDIDIK DI SD DAN SMP MUHAMMADIYAH TENGGARONG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA MANAJEMEN TENAGA PENDIDIK DI SD DAN SMP MUHAMMADIYAH TENGGARONG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TESIS Diajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Antasari Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Menyelesaikan

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENANGANAN LAPORAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENANGANAN LAPORAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENANGANAN LAPORAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KOMISI YUDISIAL REPUBLIK

Lebih terperinci

-1- PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PELAYANAN PUBLIK KOMISI YUDISIAL

-1- PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PELAYANAN PUBLIK KOMISI YUDISIAL -1- KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PELAYANAN PUBLIK KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI

Lebih terperinci

SOP WAKIL SEKERTARIS

SOP WAKIL SEKERTARIS SOP WAKIL SEKERTARIS 1. Membuat Program Kerja Pelaksanaan Anggaran selaku Pejabat Pembuat Komitmen (P2K) dilaksanakan setelah turun DIPA, diselesaikan selama: 2. Menyusun Rencana Kegiatan Kesekertarisan

Lebih terperinci

MANAJEMEN LABORATORIUM PERKANTORAN DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMK ULIL ALBAB DEPOK CIREBON

MANAJEMEN LABORATORIUM PERKANTORAN DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMK ULIL ALBAB DEPOK CIREBON MANAJEMEN LABORATORIUM PERKANTORAN DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMK ULIL ALBAB DEPOK CIREBON SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Medan, Desember 2016 Ketua Lembaga Penjamin Mutu UIN Sumatera Utaraa Medan. Dr. M. Syahnan, M.A

KATA PENGANTAR. Medan, Desember 2016 Ketua Lembaga Penjamin Mutu UIN Sumatera Utaraa Medan. Dr. M. Syahnan, M.A KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah menganugerahkan nikmat dan rahmat-nya, sehingga kita dapat menjalankan aktifitas sesuai dengan peran dan fungsi masing-masing dengan sebaik-baiknya.

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI BARAT

GUBERNUR SULAWESI BARAT GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 06 TAHUN TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH (UPTD) METROLOGI LEGAL PADA DINAS KOPERASI, USAHA KECIL MENENGAH,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS ARSIP DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN KLATEN DENGAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN Jalan Veteran No. 11 Jakarta

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN Jalan Veteran No. 11 Jakarta KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN Jalan Veteran No. 11 Jakarta Yth. 1. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI 2. Kepala Divisi Pemasyarakatan

Lebih terperinci

Menimbang: a. bahwa dalam rangka memperjelas dan mempertegas

Menimbang: a. bahwa dalam rangka memperjelas dan mempertegas BUPATI LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK DAN RINCIAN TUGAS JABATAN FUNGSIONAL UMUM PADA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN LUWU

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.844, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Rehabilitasi. Penyalahgunaan. Pencandu. Narkotika. Penanganan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG TATA

Lebih terperinci

PENGARUH ETIKA BISNIS ISLAMI TERHADAP TINGKAT KUANTITAS PENJUALAN PRODUK PADA PERUSAHAAN AIR MINUM PT.BUYA BAROKAH KUDUS

PENGARUH ETIKA BISNIS ISLAMI TERHADAP TINGKAT KUANTITAS PENJUALAN PRODUK PADA PERUSAHAAN AIR MINUM PT.BUYA BAROKAH KUDUS PENGARUH ETIKA BISNIS ISLAMI TERHADAP TINGKAT KUANTITAS PENJUALAN PRODUK PADA PERUSAHAAN AIR MINUM PT.BUYA BAROKAH KUDUS SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN KLATEN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1698, 2014 KEMENKUMHAM. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan. NC PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG Organisasi

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR, PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR, PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENANGANAN TERSANGKA DAN/ATAU TERDAKWA PECANDU NARKOTIKA DAN KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA KE DALAM LEMBAGA REHABILITASI

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KATINGAN

PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KATINGAN SALINAN BUPATI KATINGAN BUPATI KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KATINGAN

Lebih terperinci

LAPORAN INDIVIDU PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN LOKASI LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

LAPORAN INDIVIDU PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN LOKASI LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN LAPORAN INDIVIDU PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN LOKASI LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN Laporan ini disusun sebagai Pertanggungjawaban Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan Tahun 2016 Disusun oleh : Olivia

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

Lebih terperinci

MANAJEMEN KINERJA DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU DI MA NAHDLATUL MUSLIMIN UNDAAN KUDUS. Skripsi

MANAJEMEN KINERJA DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU DI MA NAHDLATUL MUSLIMIN UNDAAN KUDUS. Skripsi MANAJEMEN KINERJA DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU DI MA NAHDLATUL MUSLIMIN UNDAAN KUDUS Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Kependidikan

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 55 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 55 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 55 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

SAMBUTAN BUPATI KULONPROGO PADA ACARA PELANTIKAN PIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH KABUPATEN KULONPROGO PERIODE

SAMBUTAN BUPATI KULONPROGO PADA ACARA PELANTIKAN PIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH KABUPATEN KULONPROGO PERIODE SAMBUTAN BUPATI KULONPROGO PADA ACARA PELANTIKAN PIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH KABUPATEN KULONPROGO PERIODE 2010-2015 Wates, 2 April 2011 Assalamu alaikum Wr.Wb. Yang Kami Hormati Unsur Muspida Kabupaten

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Matematika

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Matematika ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS PESERTA DIDIK BERDASARKAN KEMAMPUAN BERPIKIR GEOMETRIS PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR DI KELAS VIII SMP NEGERI 39 SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 80 2016 SERI : D PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA PADA DINAS PENANAMAN MODAL

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-01.IN.04.03 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DAN PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI PADA DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN, KANTOR

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KLATEN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2016 BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2016 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan disahkannya Peraturan Daerah Nomor 09 Tahun 2008 tentang Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Kota Bekasi dan Peraturan Walikota Bekasi Nomor 60 Tahun 2009

Lebih terperinci

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Anak yang Berkonflik dengan Hukum yang selanjutnya

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Anak yang Berkonflik dengan Hukum yang selanjutnya LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.49, 2017 HUKUM. Anak. Anak Korban. Perkara. Register. Pedoman. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6033) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci