BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN"

Transkripsi

1 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Organisasi Setelah Indonesia merdeka, baru pada tanggal 27 April 1964 terjadi perubahan Sistem Kepenjaraan menjadi sistem Pemasyrakatan. Sistem Pemasyarakatan yang digunakan oleh bangsa Indonesia, memiliki tujuan reintegrasi sehat bagi pelanggar hukum (Narapidana dan Anak Didik) dengan masyarakat yang berasaskan Pancasila dan UUD Untuk terciptannya pembinaan klien pelanggar hukum, dengan Keputusan Presidium Kabinet Ampera No.75/U/Kep/II/66, Struktur Organisasi berubah menjadi Direktorat Jendral Pemasyarakatan dengan dua direktoratnya bertugas membina klien di dalam Lembaga Pemasyarakatan dan membina klien di luar Lembaga Pemasyaraktan yang mencakup pula pembinaan Anak di dalam pemasyarakatan yang disebut Direktorat Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak (BISPA). Setelah lahirnya Undang-undang No. 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak, BISPA berubah menjadi BAPAS (Balai Pemasyarakatan), yang meluas tidak hanya membina Anak pada khususnya juga membina Orang Dewasa yang telah menjalani masa hukumannya. BAPAS merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. BAPAS 73

2 74 mempunyai Klasifikasi UPT berdasarkan beban kerja dan tempat kedudukannya., antara lain Klas I dan Klas II A atau B. Balai Pemasyarakatan Klas I Jakarta Barat (BAPAS BARAT) yang berlokasi di Jalan Palmerah Barat V No.12 Palmerah Jakarta Barat merupakan Unit Pelaksana TeknisKlasifikasi Satu yang berdiri sejak tahun 1970 saat organisasi masih dalam bentuk BISPA. Tugas pokok dari BAPAS BARAT adalah melaksanakan bimbingan klien Pemasyarakatan bagi Warga Binaan (WB) yang berdomisili di wilayah Jakarta Barat. Namun tidak semua WB yang berdomisili di wilayah Jakarta Baratmemperoleh bimbingan dari BAPAS BARAT, hanya WB yang mengajukan haknya setelah menjalani 2/3 (dua per tiga) dari masa hukumannya yang memperoleh bimbingan dengan melakukan wajib lapor selama sisa hukumannya pada Pembimbing Kemasyarakatan (PK) nya masing masing di BAPAS BARAT. Terdapat 2 (dua) Seksie Bimbingan di BAPAS BARAT, yaitu Bimbingan Klien Anak (BKA) dan Bimbingan Klien Dewasa (BKD) yang mempunyai tugas hampir sama dari keduanya. Perbedaan yang paling mecolok antara kedua Seksie tersebut terlihat pada usia WB yang mereka tangani, untuk BKA menangani WB yang usianya tergolong anak anak dimata hukum (sampai saat menjalani hukuman belum berusia 21 tahun) sebaliknya BKD menangani WB yang usianya tergolong orang dewasa dimata hukum (saat menjalani hukuman telah berusia 21 tahun keatas). Dalam membimbing pun terdapat perbedaan yang signifikan dari kedua Seksie tersebut, tentu saja beda cara membimbing anak anak dan orang dewasa. Dalam setiap Seksie terdapat 3 Sub Seksie yang terdiri dari Sub Seksie Registrasi, Sub Seksie Bimbingan Kemasyarakatan dan Sub Seksie

3 75 Bimbingan Kerja. Saat ini BAPAS BARAT mempunyai 21 (dua puluh satu) Orang PK yang masing masingnya dapat membimbing lebih dari satu WB dengan kasus hukum yang berbeda beda. Kegiatan Teknis tersebut didukung dengan adanya Sub Bagian Tata Usaha sebagai pengelola administratif perkantoran BAPAS BARAT yang membawahi 3 (tiga) Urusan, yaitu Urusan Kepegawaian, Urusan Keuangan dan Urusan Umum yang saling bersinergi menjalankan tugas kepemerintahan. 3.2 Logo dan Mars Pemasyarakatan serta Visi dan Misi BAPAS BARAT Gambar 3.1 Logo Pemasyarakatan

4 76 Mars Pemasyarakatan Kami Petugas Pemasyarakatan Sebagai Penegak Hukum Pengayom Sesama Insan Tegakkan Hak Asasi Manusia Ikhlas Mengabdi Pada Masyarakat Mengemban Tugas Mulia Membina Pelanggar Hukum Dengan Berlandaskan Pancasila Kobarkan Semangatmu Tuk Melawan Tantangan Pantang Mundur Hadapi Cobaan Jadilah Tauladan Pancarkan Wibawa Dibawah Panji Pengayoman Berdasarkan Etos Kerja Tri Dharma Turut Bangun Negara Mewujudkan Cita Cita Masyarakat yang Adil dan Makmur

5 77 VISI Memulihkan kesatuan hidup,kehidupan klien pemasyarakatan dan penghidupan klien pemasyarakatan sebagai individu, anggota masyarakatdan makhluk Tuhan Yang Maha Esa sehingga dapat menjadi manusia yang mandiri. MISI Melaksanakan Pembinaan dan Pembimbingan klien pemasyarakatan dalam rangka penegakan hukum, pencegahan dan penanggulangan kejahatan serta pemajuan dan perlindungan hak asasi manusia.

6 Struktur Organisasi Gambar 3.2 Struktur Organisasi BAPAS BARAT

7 Tugas dan Tanggung Jawab 1. Kepala BAPAS Memimpin dan menyusun rencana kegiatan BAPAS Klas I Jakarta Barat Melakukan monitoring pengawasan Klien BAPAS Klas I Jakarta Barat Melakukan penilaian pekerjaan Pejabat BAPAS Klas I Jakarta Barat Mengkoordinasi pengelolaan anggaran rutin BAPAS Klas I Jakarta Barat sesuai peraturan yang berlaku Mengkoordinir pengelolaan perlengkapan BAPAS Klas I Jakarta Barat Mengkoordinir pelaksanaan penyusunan LITMAS serta pelaporan pembinaan Klien Anak dan Dewasa BAPAS Klas I Jakarta Barat Melakukan koordinasi pelaksanaan tugas BAPAS Klas I Jakarta Barat dengan Instansi terkait Mengkoordinir pembuatan dan penyusunan laporan BAPAS Klas I Jakarta Barat Membuat perikatan dengan pihak penyedia barang / jasa yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja Menyiapkan, melaksanakan dan mengendalikan perjanjian / kontrak dengan pihak penyedia barang / jasa serta menyiapkan dokumen pendukung yang lengkap dan benar, menerbitkan dan menyampaikan SPP kepada PP-SPM

8 80 2. Ka. Sub. Bag. Tata Usaha Mengkoordinir penyelenggaraan / penyusunan rencana kegiatan BAPAS Klas I Jakarta Barat Mengkoordinir penyelenggaraan Kepegawaian, Keuangan dan Umum Menyusun, menetapkan, melaksanakan rencana kerja BAPAS Klas I Jakarta Barat Melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan pegawai, pengawasan melekat di lingkungan BAPAS Klas I Jakarta Barat Mengkoordinir anggaran rutin BAPAS Klas I Jakarta Barat Mengkoordinir penyelenggaraan kegiatan operasional kantor / SABMN / pemeliharaan gedung Mengkoordinir pembuatan / penyusunan laporan BAPAS Klas I Jakarta Barat Melakukan koordinasi pelaksanaan tugas BAPAS Klas I Jakarta Barat dengan Instansi terkait Membuat perikatan dengan pihak penyedia barang / jasa yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja Menyiapkan, melaksanakan dan mengendalikan perjanjian / kontrak dengan pihak penyedia barang / jasa serta menyiapkan dokumen pendukung yang lengkap dan benar, menerbitkan dan menyampaikan SPP kepada PP-SPM 3. Ka. Sie. BKA (Bimbingan Klien Anak) Menyusun rencana kerja Sie BKA

9 81 Mengkoordinasikan penyelenggaraan Registerasi Mengkoordinasikan dan mendistribusikan pelaksanaan LITMAS Mengkoordinasikan pelaksanaan bimbingan kepribadian (konsultasi) Mengkoordinasikan pelaksanaan bimbingan kemandirian (pelatihan ketrampilan) Merencanakan dan melaksanakan Sidang TPP BAPAS Klas I Jakarta Barat Mengkoordinasikan pembuatan Labul, Buterpas, Triwulan, Semester, dan Laptah Melaksanakan pembuatan LITMAS Melaksanakan pendampingan Sidang Anak di Pengadilan Negeri dan LAPAS/RUTAN Melaksanakan bimbingan konsultasi dan membuat laporan hasil bimbingan 4. Ka. Sie. BKD (Bimbingan Klien Dewasa) Menyusun rencana Kerja Seksi Bimbingan Klien Dewasa Menyusun rencana Kerja Seksi Bimbingan Klien Dewasa Mengkoordinasikan dan mendistribusikan penelitian kemasyarakatan (Litmas) Mengkoordinasikan dan melaksanakan bimbingan perorangan Mengkoordinasikan dan melaksanakan bimbingan ketrampilan Merencanakan dan melaksanakan Sidang TPP BAPAS Klas I Jakarta Barat

10 82 Mengkoordinasikan laporan Bulanan, Buterpas, Triwulan, Semester dan Tahunan Melaksanakan pembuatan Litmas Mengikuti Sidang Rutan/Lapas Melaksanakan bimbingan konsultasi dan membuat laporan hasil bimbingan 5. Ka. Urusan Kepegawaian Mengkoordinasikan seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan Kepegawaian Memeriksa dan meneliti setiap hasil pekerjaan Staf Kepegawaian Memproses semua surat masuk dan keluar segala permasalahan yang berhubungan dengan kepegawaian Membuat konsep Laporan Bulanan Kepegawaian Membuat konsep kenaikan Gaji Berkala Membuat pengajuan kenaikan pangkat, promosi jabatan dan pensiun segala sesuatu yg berhubungan dengan mutasi Membuat konsep DUK dan Bazetting pegawai Membuat konsep pengisian data pegawai / KP 4 Memberikan penilaian DP 3 kepada Staf Kepegawaian 6. Ka. Urusan Keuangan Menyusun dan merencanakan pengajuan anggaran RKAKL Memeriksa, Menguji SPP & Menerbitkan SPM Pengajuan Gaji Induk

11 83 Memeriksa, Menguji SPP & Menerbitkan SPM Pengajuan Uang Makan Memeriksa, Menguji SPP & Menerbitkan SPM Pengajuan Ganti Uang Persediaan (GUP) Memeriksa, Menguji SPP & Menerbitkan SPM LS Bendahara/LS ke Pihak ketiga Memeriksa, Menguji SPP & Menerbitkan SPM Pengajuan Gaji Bulan Ke-13 Memeriksa dan Menyetujui Pengajuan Berkas Pemungutan Pajak Mengantar Berkas Pengajuan SPM Gaji Induk, Uang Makan, GUP, LS/LS Pihak Ke-3 dan Gaji Ke-13 Mengonsep Pembuatan Laporan Bulanan Pengeluaran Keuangan Memeriksa dan Menyetujui Pengajuan Labul/Semester Rekonsiliasi SAKPA 7. Ka. Urusan Umum Mengkoordinasikan pendistribusian, pengelolaan arus surat masuk dan keluar serta mengkoreksi, membuat konsep surat Menginvetariskan barang-barang milik Negara berdasarkan klasifikasi barang Menyelenggarakan pemeliharaan pemakaian telpon, listrik dan kebersihan ruangan serta menerima pemberitahuan tentang kerusakan Mengecek permintaan ATK dan alat rumah tangga dari setiap Seksi Menyiapkan dan menyusun laporan urusan umum

12 84 Menyiapkan bahan untuk Laporan Bulanan Umum Membuat Laporan Hemat Energi 8. Ka. Sub. Sie. Registrasi Klien Anak Menyusun rencan kerja Sub. Sie. Registrasi Menyelenggarakan pencatatan dan pendaftaran Daktilaskopi terhadap Klien BKA Menyusun Labul, Buterpas, Triwulan, Semester dan Laptah Melaksanakan Sidang TPP BAPAS Melaksanakan pembuatan LITMAS Melaksanakan pendampingan Sidang Anak di PN dan Sidang TPP di LAPAS/RUTAN Melaksanakan bimbingan konsultasi dan membuat laporan hasil bimbingan Klien Dewasa Menyusun rencana kerja Sub. Sie. Bimb. Registrasi Klien Dewasa Menyelenggarakan pencatatan, pendaftaran, Daktiloskopi terhadap Klien Dewasa Menyusun Labul, Buterpas, Triwulan, Semester dan Tahunan Merencanakan dan melaksanakan Sidang TPP BAPAS Melaksanakan pembuatan Litmas Melaksanakan bimbingan konsultasi dan membuat laporan hasil bimbingan

13 85 Mengikuti Sidang TPP Rutan/Lapas 9. Ka. Sub. Sie. Bimbingan Kerja Klien Anak Menyusun rencana kerja Sub. Sie. Bimb. Kerja Klien Anak Menyelenggarakan pelaksanaan bimbingan kemandirian (Pelatihan ketrampilan Klien) Mengumpulkan data Klien yang telah mengikuti pelatihan ketrampilan untuk bahan pembuatan Labul, Buterpas, Triwulan, Semester dan Laptah Melaksanakan Sidang TPP BAPAS Melaksanakan pembuatan LITMAS Melaksanakan pendampingan Sidang Anak di PN dan Sidang TPP di LAPAS/RUTAN Melaksanakan bimbingan konsultasi dan membuat laporan hasil bimbingan Klien Dewasa Menyusun rencana kerja Sub. Sie Bimb. Kerja Klien Dewasa Menyelenggarakan pelaksanaan bimbingan kemandirian / ketrampilan Klien Dewasa Menghimpun data Litmas dan Klien untuk Labul, Buterpas, Semesteran, Laptah Melaksanakan sidang TPP BAPAS Melaksanakan pembuatan Litmas Mengikuti sidang TPP Rutan/Lapas

14 86 Melaksanakan bimbingan dan membuat laporan hasil bimbingan 10. Ka. Sub. Sie. Bimbingan Kemasyarakatan Klien Anak Menyusun Rencana Kerja Subsie Bimbingan Kemasyarakatan Klien Anak Menyelenggarakan Bimbingan Perorangan dan Kelompok Menyelenggarakan Pendistribusian Litmas Merencanakan dan melaksanakan Sidang TPP Bapas Menghimpun data Litmas dan Klien Bimbingan untuk bahan pembuatan Labul, Buterpas, Triwulan, Semester dan Laptah Melaksanakan pembuatan Litmas Melaksanakan pendampingan Sidang Anak di PN dan Lapas/Rutan Melaksanakan Bimbingan Konsultasi dan Membuat laporan hasil bimbingan Klien Dewasa Menyusun rencanakerja Sub. Sie. Bimbingan kemasyarakatan Klien Dewasa Menyelenggarakan bimbingan perorangan dan kelompok Menyelenggarakan pendistribusian litmas Merencanakan dan melaksanakan Sidang TPP BAPAS Menghimpun data Litmas dan Klien untuk Laporan Bulanan, Buterpas, Triwulan, Semester dan Tahunan

15 87 Melaksanakan pembuatan Litmas Mengikuti Sidang TPP Rutan/Lapas Melaksanakan bimbingan dan membuat laporan hasil bimbingan 3.5 Sistem yang sedang Berjalan Sebelum Warga Binaan (WB) dibimbing oleh Pembimbing Kemasyarakatan (PK) di Balai Pemasyarakatan Klas I Jakarta Barat (BAPAS BARAT), WB harus melewati serangkaian prosedur terlebih dahulu, yaitumenjalani hukuman yang telah diputuskan Hakim di dalam RUTAN / LAPAS, setelah menjalani 2/3 (dua per tiga) dari masa hukumannya, Ia berhak mengajukan Pembebasan Bersyarat (PB) di RUTAN / LAPAS tempat Ia menjalani hukuman. Pihak RUTAN / LAPAS akan membuatkan Surat Permintaan Penelitian Kemasyarakatan (Litmas) sebagai acuan tugaspk BAPAS untuk melakukan kegiatan Litmas ke tempat WB menjalani hukuman dengan mewawancarainya dan juga melakukan kegiatan Litmas ke rumah dan lingkungan sekitar rumah dari Penjamin WB guna mengetahui keakuratan data yang ada dengan kondisi yang akan dihadapi WB saat bimbingan berlangsung. Hal itu juga berguna untuk menghindari kesalahan data agar syarat syarat terpenuhi. Setelah beberapa kali PK melakukan Litmas, hasil Litmas diserahkan ke Kepala BAPAS guna menyetujui tata cara penulisan Litmas dengan berbagai revisi sampai akhirnya disetujui. Hasil Litmas yang telah disetujui Kepala BAPAS akan masuk ke dalam sidang TPP yang akan diperiksa

16 88 keakuratannya, disini terjadi seleksi Litmas yang benar benar disetujui atau tidak dengan pertimbangan memenuhi persyaratan yang ada. Setelah itu, Litmas yang telah disetujui akan dikirimkan ke RUTAN / LAPAS tempat WB tersebut menjalani hukuman dan Pihak RUTAN / LAPAS akan melanjutkan Surat tersebut ke Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (DirJen PAS), kemudian DirJen PAS akan menerbitkan Surat Keputusan Pembebasan Bersyarat (SK PB) Dari sini sistem bimbingan antara PK dan WB dimulai, WB akan diserahkan ke PK BAPAS untuk melakukan segala rangkaian bimbingan sesuai dengan activity diagramsistem yang sedang berjalan di bawah ini.

17 Activity Diagram Gambar 3.3 Activity Diagram Sistem yang sedang berjalan pada BAPAS BARAT

18 90 Keterangan Gambar: 1. Direktorat Jenderal Pemasyarakatan menerbitkan Surat Keputusan Pembebasan Bersyarat yang akan diserahkan ke RUTAN / LAPAS tempat Warga Binaan tersebut menjalani masa hukumannya. 2. Pihak RUTAN / LAPAS akan menyerahkan berkas berkas Warga Binaan selama menjalani masa hukuman sampai akhirnya diterbitkannya Surat Keputusan Pembebasan Bersyarat (Berkas PB) ke Kepala Seksie Bimbingan Klien Dewasa. 3. Kepala Seksie Bimbingan Klien Dewasa akan menyortir dan mendistribusikan berkas Pembebasan Bersyarat ke masing masing Pembimbing Kemasyarakatan yang telah melakukan Penelitian Kemasyarakatan terhadap Warga Binaan yang akan menjalani bimbingan di Balai Pemasyarakatan Klas I Jakarta Barat 4. Pendistribusian tersebut dilaporkan Pembimbing Kemasyarakatan ke Kepala Balai Pemasyarakatan guna meminta persetujuan agar bimbingan berjalan sesuai dengan prosedur 5. Kepala Balai Pemasyarakatan menyetujui pendistribusian Pembebasan Bersyarat sesuai dengan ketentuan yang berlaku 6. Dalam waktu yang sama, Pihak RUTAN / LAPAS membebaskan Warga Binaan untuk diserahkan ke Balai Pemasyarakatan Klas I Jakarta Barat 7. Warga Binaan yang sudah bebas bersyarat akan melaporkan diri ke masing masing Pembimbing Kemasyarakatan yang telah melakukan Penelitian Kemasyarakatan terhadap dirinya

19 91 8. Pembimbing Kemasyarakatan akan memberikan arahan kepada Warga Binaan tentang serangkaian bimbingan yang akan dijalani selama menjalani bimbingan di Balai Pemasyarakatan Klas I Jakarta Barat 9. Setelah memperoleh arahan, pertama kali Warga Binaan akan di ambil foto, sidik jari dan identitas diri lengkap oleh Sub. Sie. Registrasi Klien Dewasa guna melengkapi data Klien 10. Semua kegiatan registrasi tersebut akan disimpan dalam Sistem Database Pemasyarakatan yang terhubung langsung ke Direktorat Jenderal Pemasyarakatan 11. Hasil registrasi tadi juga di print out dan diberikan ke masing masing Pembimbing Kemasyarakatan yang menangani Warga Binaan tersebut 12. Pembimbing Kemasyarakatan memberikan Kartu Bimbingan berwarna hijau ke Warga Binaan yang berguna sebagai catatan bimbingan telah dijalani. Kartu Bimbingan tersebut harus dibawa setiap kali Warga Binaan menjalani bimbingan 13. Warga Binaan menjalani bimbingan pertamanya dan akan dilaksanakan berulang-ulang sampai masa bimbingannya berakhir 14. Pembimbing Kemasyarakatan memberikan bimbingan kepada Warga Binaan dengan materi yang berbeda beda setiap pertemuannya. Bimbingan dilakukan dengan singkat karena kterbatasan waktu yang ada 15. Dalam hari yang sama biasanya setelah bimbingan Warga Binaan diharuskan untuk Wajib Lapor ke Sub. Sie. Registrasi Klien Dewasa, dengan diambil sidik jarinya seperti finger print bukti bahwa Warga Binaan tersebut melakukan bimbingan di Balai Pemasyarakatan Klas I Jakarta Barat. Masing masing Warga Binaan berbeda beda waktu melapornya tergantung dari

20 92 1/3 (satu per tiga) sisa masa hukumannya. Ada yang 1 (satu) bulan sekali, 3 (tiga) bulan sekali, adapula yg meningkat karena kelakuan baiknya. Misal seharusnya Warga Binaan melakukan Wajib Lapor 1 (satu) bulan sekali, karena kelakuan baiknya Pembimbing Kemasyarakatan memberikan dispensasi Wajib Lapor menjadi 3 (tiga) bulan sekali. Apabila Warga Binaan tidak melakukan Wajib Lapor selama 4 pertemuan berturut turut, maka akan dimasukan lagi ke RUTAN / LAPAS dengan konsekuensi ditambah masa hukuman dari sebelumnya 16. Sub. Sie. Registrasi Klien Dewasa akan menginput hasil bimbingan tentang perkembangan Warga Binaan serta saran yang diberikan oleh Pembimbing Kemasyarakatan 17. Data yang telah di input tadi akan tersimpan dalam Sistem Database Pemasyarakatan 18. Sewaktu waktu Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dapat mengakses Sistem Database Pemasyarakatan guna mengambil data dari kegiatan bimbingan Balai Pemasyarakatan Klas I Jakarta Barat selama satu periode 19. Sub. Sie. Bimbingan Kerja Klien Dewasa mengusulkan kegiatan pelatihan tiap periodenya ke Kepala Seksie Bimbingan Klien Dewasa. Pelatihan tersebut berguna untuk memberikan keahlian dasar kepada Warga Binaan untuk modal mencari pekerjaan atau membuka usaha. Pelatihan yang biasa diadakan antara lain sekolah setir mobil, kursus servis alat elektronik, dan banyak lagi pelatihan kerja lainnya 20. Setelah mendapat usulan, Kepala Seksie Bimbingan Klien Dewasa berkoordinasi dengan Kepala Balai Pemasyarakatan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan

21 Kepala Balai Pemasyarakatan menyetujui kegiatan yang dikoordinasikan 22. Kepala Seksie Bimbingan Klien Dewasa memerintahkan kepada Sub. Sie. Bimbingan Kerja Klien Dewasa untuk mengadakan pelatihan yang diusulkan tadi karena telah ada persetujuan dari Kepala Balai Pemasyarakatan 23. Sub. Sie. Bimbingan Kerja Klien Dewasa segera membentuk panitia denga para Pembimbing Kemasyarakatan untuk mengadakan pelatihan tersebut yang bekerjasama dengan pihak pelaksana kegiatan 24. Bersamaan dengan bimbingan berlangsung biasanya Pembimbing Kemasyarakatan menginformasikan keegiatan yang akan diadakan nanti kepada Warga Binaan. 25. Warga Binaan yang berminat akan datang sesuai dengan waktu yang ditentukan untuk mendaftarkan diri kepada masing masing Pembimbing Kemasyarakatan. Biasanya hanya beberapa Warga Binaan yang pertama kali daftar yang dapat mengikuti kegiatan pelatihan karena adanya kuota per periodenya 26. Pembimbing Kemasyarakatan yang terbentuk menjadi panitia segera melaporkan Warga Binaan yang telah mendaftar sebagai peserta ke Sub. Sie. Bimbingan Kerja Klien Dewasa 27. Sub. Sie. Bimbingan Kerja Klien Dewasa menentukan pengadaan pelatihan yang bekerjasama dengan pihak pelaksana kegiatan sebagai rekanan 28. Warga Binaan akan datang ke tempat pelatihan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan untuk mengikuti kegiatan pelatihan 29. Setelah kegiatan pelatihan dilakukan sampai selesai masa kontraknya, pihak pelaksana kegiatan akan mengeluarkan sertifikat pelatihan yang akan diserahkan kepada Sub. Sie. Bimbingan Kerja Klien Dewasa. Misal sekolah

22 94 setir akan mengadakan pelatihan seminggu dan diakhir pelatihan akan ada tes mengemudi untuk mendapatkan SIM di SAMSAT Jakarta Barat 30. Sertifikat Pelatihan yang telah diterima Sub. Sie. Bimbingan Kerja Klien Dewasa akan di distribusikan ke Pembimbing Kemasyarakatan selaku panitia 31. Pembimbing Kemasyarakatan akan memberikan sertifikat tersebut kepada Warga Binaan yang dinyatakan lulus mengikuti pelatihan tersebut 32. Sub. Sie. Bimbingan Kemasyarakatan Klien Dewasa mengusulkan kegiatan sosialisasi tiap periodenya ke Kepala Seksie Bimbingan Klien Dewasa. Sosialisasi tersebut berguna untuk memberikan arahan kepada Warga Binaan untuk lebih mengembangkan diri dari sifat rohani maupun bermasyarakat. Sosialisasi yang biasa diadakan antara lain pengajian, sosialisasi anti narkoba dan banyak lagi lainnya 33. Setelah mendapat usulan, Kepala Seksie Bimbingan Klien Dewasa berkoordinasi dengan Kepala Balai Pemasyarakatan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan 34. Kepala Balai Pemasyarakatan menyetujui kegiatan yang dikoordinasikan 35. Kepala Seksie Bimbingan Klien Dewasa memerintahkan kepada Sub. Sie. Bimbingan Kemasyarakatan Klien Dewasa untuk mengadakan sosialisasi yang diusulkan karena telah ada persetujuan dari Kepala Balai Pemasyarakatan 36. Sub. Sie. Bimbingan Kemasyarakatan Klien Dewasa segera membentuk panitia denga para Pembimbing Kemasyarakatan untuk mengadakan sosialisasi tersebut yang bekerjasama dengan pihak pelaksana kegiatan

23 Bersamaan dengan bimbingan berlangsung biasanya Pembimbing Kemasyarakatan menginformasikan kegiatan yang akan diadakan nanti kepada Warga Binaan. 38. Warga Binaan yang berminat akan datang sesuai dengan waktu yang ditentukan untuk mendaftarkan diri kepada masing masing Pembimbing Kemasyarakatan. Biasanya hanya beberapa Warga Binaan yang pertama kali daftar yang dapat mengikuti kegiatan sosialisasi karena adanya kuota per periodenya 39. Pembimbing Kemasyarakatan yang terbentuk menjadi panitia segera melaporkan Warga Binaan yang telah mendaftar sebagai peserta ke Sub. Sie. Bimbingan Kemasyarakatan Klien Dewasa 40. Sub. Sie. Bimbingan Kemasyarakatan Klien Dewasa menentukan pengadaan sosialisasi yang bekerjasama dengan pihak pelaksana kegiatan sebagai rekanan 41. Warga Binaan akan datang ke tempat kegiatan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan untuk mengikuti kegiatan sosialisasi 42. Setelah kegiatan sosialisasi dilakukan sampai selesai masa kontraknya, pihak pelaksana kegiatan akan mengeluarkan sertifikat sosialisasi atau buku yang akan diserahkan kepada Sub. Sie. Bimbingan Kemasyarakatan Klien Dewasa. Misal Badan Narkotika Nasional mengadakan sosialisasi tentang anti narkoba dan diakhir sosialisasi akan ada pembagian merchandise anti narkoba 43. Sertifikat sosialisasi yang telah diterima Sub. Sie. Bimbingan Kemasyarakatan Klien Dewasa akan di distribusikan ke Pembimbing Kemasyarakatan selaku panitia

24 Pembimbing Kemasyarakatan akan memberikan sertifikat tersebut kepada Warga Binaan yang dinyatakan lulus mengikuti sosialisasi tersebut 45. Setelah 3 bulan Warga Binaan yang telah berakhir masa bimbingannya akan melaporkan diri tentang keadaannya sekarang, mulai dari pekerjaan sampai kehidupan bermasyarakat yang dijalaninya setelah masa bimbingan berakhir guna mengetahui perkembangan yang dialami setelah bimbingan berakhir. 3.7 Hasil Survey Tujuan dari penyebaran kuisioner terhadap pihak BAPAS adalah untuk mengetahui bagaimana kesiapan BAPAS untuk implementasi sistem E-Learning, kami melakukan survey dengan cara menyebarkan kuisioner, kuisioner diberikan secara acak kepada 68 responden, yang terdiri dari 18 PK dan 50 WB responden : Berikut ini adalah hasil dari kuisioner yang telah diisi oleh para Hasil Kuisioner Warga Binaan 1. Apa yang anda miliki di rumah di antara perangkat ini? Tabel 3.1 Warga Binaan memiliki perangkat komputer/laptop Pilihan Jawaban Jumlah Presentase Komputer 15 30% Laptop 16 32% Keduanya 9 18% Tidak Keduanya 10 20%

25 97 Gambar 3.4 diagram pie Warga Binaan memiliki perangkat komputer/laptop Keterangan : 30% Warga Binaan memiliki komputer 32% Warga Binaan memiliki laptop 18% Warga Binaan memiliki keduanya 20% Warga Binaan tidak memiliki komputer ataupun laptop Jadi sebagian besar dari responden sudah memiliki computer atau laptop

26 98 2. Untuk apa anda menggunakan perangkat tersebut? Tabel 3.2 pemakaian internet Warga Binaan Pilihan Jawaban Jumlah Presentase Pekerjaan/Tugas 20 40% Belajar 10 20% Bermanin Game 8 16% Lainnya 12 24% Gambar 3.5 diagram pie pemakaian internet Warga Binaan Keterangan : 40% Warga Binaan menggunakan internet untuk pekerjaan/tugas 20% Warga Binaan menggunakan internet untuk belajar 16% Warga Binaan menggunakan internet untuk bermain game 24% Warga Binaan menggunakan internet untuk lainnya

27 99 Jadi Warga Binaan sudah terbiasa menggunakan internet dan secara umum kemampuan menggunakan internetnya sudah baik, bahkan hampir setengah dari responden menggunakannya untuk pekerjaan/tugas 3. Seberapa jauh pengetahuan anda tentang internet? Tabel 3.3 pengetahuan Warga Binaan tentang internet Pilihan Jawaban Jumlah Presentase Sangat Baik 8 16% Baik 20 40% Cukup Baik 12 24% Kurang Baik 10 20% Gambar 3.6 diagram pie pengetahuan Warga Binaan tentang internet

28 100 Keterangan : 16% Warga Binaan memiliki pengetahuan internet sangat baik 40% Warga Binaan memiliki pengetahuan internet baik 24% Warga Binaan memiliki pengetahuan internet cukup baik 20% Warga Binaan memiliki pengetahuan internet kurang baik Kesimpulannya hampir semua Warga Binaan memiliki pengetahuan tentang tatacara menggunakaninternetsecara umum. 4. Di manakah biasanya anda mengakses internet? Tabel 3.4 lokasi Warga Binaan mengakses internet Pilihan Jawaban Jumlah Presentase Rumah 12 24% Warnet 12 24% Wifi Umum 8 16% Lainnya 18 36%

29 101 Gambar 3.7 diagram pie lokasi Warga Binaan mengakses internet Keterangan : 24% Warga Binaan mengakses internet di rumah 24% Warga Binaan mengakses internet di warnet 16% Warga Binaan mengakses internet di wifi umum 36% Warga Binaan mengakses internet di lainnya Jadi Warga Binaan tetap dapat mengakses internet dimanapun, walaupun sebagaian besar memilih option lainnya yang berarti belum tentu dapat mengakses internet, akan tetapi lebih dari setengah responden dapat mengakses internet.

30 Seberapa sering anda mengakses internet dalam seminggu? Tabel 3.5 Warga Binaan mengakses internet dalam seminggu Pilihan Jawaban Jumlah Presentase Setiap Hari 9 18% >3 Hari 11 22% <3 Hari 20 40% Tidak Rutin 10 20% Gambar 3.8 diagram pie Warga Binaan mengakses internet dalam seminggu

31 103 Keterangan : 18% Warga Binaan mengakses internet setiap hari dalam seminggu 22% Warga Binaan mengakses internet>3 hari dalam seminggu 40% Warga Binaan mengakses internet<3 hari dalam seminggu 20% Warga Binaan tidak rutin mengakses internetdalam seminggu Kesimpulannya hampir seluruh Warga Binaan mempunyai aktivitas mengakses internet dalam seminggu, walaupun ada beberapa yang tidak mengakses internet sama sekali dalam seminggu 6. Berapa durasi rata-rata anda mengakses internet per hari? Tabel 3.6 Warga Binaan mengakses internet perhari Pilihan Jawaban Jumlah Presentase 6-12 jam 3 6% 3-5 jam 14 28% 1-2 Jam 23 46% < 1 Jam 10 20%

32 104 Gambar 3.9 diagram pie durasi rata-rata warga binaan mengakses internet per hari Keterangan : 6% Warga Binaan mengakses internet 6-12 jam sehari 28% Warga Binaan mengakses internet 3-6 jam sehari 46% Warga Binaan mengakses internet 1-2 jam sehari 20% Warga Binaan mengakses internet kurang dari 1 jam sehari Jadi sebagian besar Warga Binaan mengakses internet 1-2 jam dalam sehari

33 Untuk apa anda mengakses internet? Tabel 3.7 alasan pemakaian internet Warga Binaan Pilihan Jawaban Jumlah Presentase Pekerjaan/Tugas 27 54% Download 8 16% Browsing/Chatting 10 20% Game Online 5 10% Gambar 3.10 diagram pie alasan pemakaian internet Warga Binaan Keterangan : 54% Warga Binaan menggunakan internet untuk pekerjaan/tugas 16% Warga Binaan menggunakan internet untuk download 20% Warga Binaan menggunakan internet untuk bermain browsing

34 106 10% Warga Binaan menggunakan internet untuk game online Kesimpulannya Warga Binaan sudah cukup mahir menggunakan internet dan secara umum kemampuan mereka dalam menggunakan internet sudah baik. 8. Tahu dan ikut sertakah anda dalam kegiatan pelatihan (komputer, dll) di BAPAS? Tabel 3.8 pengetahuan dan ikut serta Warga Binaan dalam kegiatan pelatihan di BAPAS Pilihan Jawaban Jumlah Presentase Tahu dan ikut serta 32 64% Tahu tapi tidak ikut 10 20% Tidak tahu 8 16%

35 107 Gambar 3.11 diagram pie pengetahuan dan ikut serta warga binaan dalam kegiatan pelatihan di BAPAS Keterangan : 64% Warga Binaan mengetahui dan ikut serta dalam kegiatan di BAPAS 20% Warga Binaan mengetahui tapi tidak ikut serta dalam kegiatan di BAPAS 16% Warga Binaan tidak tahu adanya kegiatan di BAPAS Sebagian besar Warga Binaan mengetahui dan ikut serta dalam kegiatan di BAPAS 9. Pernahkah anda diminta Pembimbing untuk mengirimkan dokumen (surat, foto, tugas, dll) melalui internet?

36 108 Tabel 3.9 permintaan pembimbing untuk mengirimkan dokumen melalui internet Pilihan Jawaban Jumlah Presentase Pernah 29 58% Tidak mengerti 9 18% Tidak pernah 12 24% Gambar 3.12 permintaan pembimbing untuk mengirimkan dokumen melalui internet Keterangan : 58% Warga Binaan pernah diminta pembimbing untuk mengirimkan dokumen (surat, foto, tugas, dll) melalui internet

37 109 18% Warga Binaan tidak mengerti jika diminta pembimbing untuk mengirimkan dokumen (surat, foto, tugas, dll) melalui internet 24% Warga Binaan tidak pernah diminta pembimbing untuk mengirimkan dokumen (surat, foto, tugas, dll) melalui internet Sebagian besar Warga Binaan sudah pernah diminta Pembimbing untuk mengirimkan dokumen (surat, foto, tugas, dll) melalui internet 10. Apakah waktu bimbingan di BAPAS sudah cukup memenuhi kebutuhan bimbingan anda? Tabel 3.10 kebutuhan waktu bimbingan Warga Binaan di BAPAS Pilihan jawaban Jumlah Presentase Sangat memenuhi 2 4% Cukup memenuhi 10 20% Kurang memenuhi 29 58% Tidak memenuhi 9 18%

38 110 Gambar 3.13 diagram pie kebutuhan waktu bimbingan Warga Binaan di BAPAS Keterangan : 4% Warga Binaan merasa waktu bimbingan di BAPAS sangat memenuhi 20% Warga Binaan merasa waktu bimbingan di BAPAS cukup memenuhi 58% Warga Binaan merasa waktu bimbingan di BAPAS kurang memenuhi 18% Warga Binaan merasa waktu bimbingan di BAPAS tidak memenuhi

39 111 Jadi Warga Binaan merasa waktu bimbingan yang disediakan BAPAS tidak cukup memenuhi kebutuhan bimbingan mereka 11. Apakah anda pernah berkomunikasi dengan Pembimbing di luar jam kerjanya? Tabel 3.11 Warga Binaan berkomunikasi dengan Pembimbing di luar jam kerja Pilihan jawaban Jumlah Presentase Pernah 28 56% Tidak pernah 22 44% Gambar 3.14 diagram pie Warga Binaan berkomunikasi dengan Pembimbing di luar jam kerja

40 112 Keterangan : 56% Warga Binaan pernah berkomunikasi dengan Pembimbing di luar jam kerja 44% Warga Binaan tidak pernah berkomunikasi dengan Pembimbing di luar jam kerja Jadi 56% warga binaan pernah berkomunikasi dengan pembimbing mereka, hal ini dikarenakan waktu bimbingan yang tidak cukup bagi Warga Binaan. 12. Melalui apakah anda berkonsultasi dengan Pembimbing di luar jam kerja? Tabel 3.12 cara Warga Binaan berkonsultasi dengan pembimbing di luar jam kerja Pilihan Jawaban Jumlah Presentase Tatap muka 21 42% Telpon/SMS 12 24% Chatting/Internet 14 28% Lainnya 3 6%

41 113 Gambar 3.15 diagram pie cara Warga Binaan berkonsultasi dengan pembimbing di luar jam kerja Keterangan : 42% Warga Binaan berkonsultasi dengan pembimbing di luar jam kerja melalui tatap muka 24% Warga Binaan berkonsultasi dengan pembimbing di luar jam kerja melalui telpon/sms 28% Warga Binaan berkonsultasi dengan pembimbing di luar jam kerja melalui chatting/internet 6% Warga Binaan berkonsultasi dengan pembimbing di luar jam kerja melalui cara lainnya Semua Warga Binaan berkonsultasi dengan pembimbing di luar jam kerja, cara yang paling banyak adalah dengan tatap muka, sebesar 42%

42 Apakah anda pernah berdiskusi dengan teman binaan mengenai bimbingan yang sedang dijalankan di BAPAS? Tabel 3.13 Warga Binaan berdiskusi dengan teman binaan mereka mengenai bimbingan yang sedang dijalankan di BAPAS Pilihan Jawaban Jumlah Presentase Pernah 34 68% Tidak Pernah 16 32% Gambar 3.16 diagram pie Warga Binaan berdiskusi dengan teman binaan mereka mengenai bimbingan yang sedang dijalankan di BAPAS

43 115 Keterangan : 68% Warga Binaan pernah berdiskusi dengan teman binaan mereka mengenai bimbingan yang sedang dijalankan di BAPAS 32% Warga Binaan tidak pernah berdiskusi dengan teman binaan mereka mengenai bimbingan yang sedang dijalankan di BAPAS Sebagian besar Warga Binaan pernah berdiskusi dengan teman binaan mereka mengenai bimbingan yang sedang dijalankan di BAPAS 14. Melalui apakah anda berkonsultasi dengan teman binaan? Tabel 3.14 cara warga binaan berkonsultasi dengan teman binaan Pilihan Jawaban Jumlah Presentase Tatap muka 21 42% Telpon/SMS 10 20% Chatting/Internet 14 28% Lainnya 5 10%

44 116 Gambar 3.17 diagram pie cara warga binaan berkonsultasi dengan teman binaan Keterangan : 42% Warga Binaan berkonsultasi dengan teman binaan melalui tatap muka 20% Warga Binaan berkonsultasi dengan teman binaan melalui telpon/sms 28% Warga Binaan berkonsultasi dengan teman binaan melalui chatting/internet 10% Warga Binaan berkonsultasi dengan teman binaan melalui cara lainnya

45 117 Semua Warga Binaan berkonsultasi dengan teman binaan lainnya, cara yang paling banyak adalah dengan tatap muka, sebesar 42% Apakah anda tertarik apabila jadwal bimbingan, materi, kegiatan, forum diskusi, konsultasi disajikan secara online melalui website? Tabel 3.15 ketertarikan warga binaan apabila jadwal bimbingan, materi, kegiatan, forum diskusi, konsultasi disajikan secara online melalui website Pilihan Jawaban Jumlah Presentase Sangat Tertarik 20 40% Tertarik 18 36% Kurang Tertarik 10 20% Tidak Tertarik 2 4%

46 118 Gambar 3.18 diagram pie ketertarikan warga binaan apabila jadwal bimbingan, materi, kegiatan, forum diskusi, konsultasi disajikan secara online melalui website Keterangan : 40 % Warga Binaan sangat tertarik apabila jadwal bimbingan, materi, kegiatan, forum diskusi, konsultasi disajikan secara online melalui website 36% Warga Binaan tertarik apabila jadwal bimbingan, materi, kegiatan, forum diskusi, konsultasi disajikan secara online melalui website 20 % Warga Binaan kurang tertarik apabila jadwal bimbingan, materi, kegiatan, forum diskusi, konsultasi disajikan secara online melalui website 4% Warga Binaan tidak tertarik apabila jadwal bimbingan, materi, kegiatan, forum diskusi, konsultasi disajikan secara online melalui website Rata-rata warga binaan merasa tertarik apabila jadwal bimbingan, materi, kegiatan, forum diskusi, konsultasi disajikan secara online melalui website, karena mereka bisa mengaksesnya kapan saja dan dimana saja. 16. Setelah menjawab kuesioner di atas, menurut kalian perlukah BAPAS Barat memiliki sebuah website yang berguna untuk

47 119 memfasilitasi anda dalam memenuhi kebutuhan bimbingan di atas? Tabel 3.16 perlunya BAPAS Barat memiliki website E- Learning untuk memenuhi kebutuhan bimbingan Pilihan Jawaban Jumlah Presentase Perlu 38 76% Tidak Perlu 12 24% Gambar 3.19 diagram pie perlunya BAPAS Barat memiliki website E- Learning untuk memenuhi kebutuhan bimbingan 76% Warga Binaan berpendapat BAPAS Barat perlu memiliki E- Learning untuk memenuhi kebutuhan bimbingan

48 120 24% Warga Binaan berpendapat BAPAS Barat tidak perlu memiliki E-Learning untuk memenuhi kebutuhan bimbingan Jadi sebagian besar Warga Binaan berpendapat bahwa BAPAS Barat perlu memiliki sebuah website yang berguna untuk memfasilitasi mereka dalam memenuhi kebutuhan bimbingan 17. Menurut anda, apakah website yang disebutkan di atas dapat bermanfaat dalam meningkatkan kualitas BAPAS Barat? Tabel 3.17 bermanfaatnya website dalam meningkatkan kualitas BAPAS Barat Pilihan Jawaban Jumlah Presentase Bermanfaat 41 82% Tidak Bermanfaat 9 18%

49 121 Gambar 3.20 diagram pie bermanfaatnya website dalam meningkatkan kualitas BAPAS Barat Keterangan : 82% Warga Binaan berpendapat bahwa website bermanfaat dalam meningkatkan kualitas BAPAS Barat 18% Warga Binaan berpendapat bahwa website tidak bermanfaat dalam meningkatkan kualitas BAPAS Barat Jadi sebagian besar Warga Binaan berpendapat bahwa adanya suatu website pada BAPAS BARAT bermanfaat dalam meningkatkan kualitas BAPAS Kuesioner Pembimbing 1. Apa yang biasanya Bapak/Ibu gunakan untuk membantu pekerjaan di antara perangkat ini?

50 122 Tabel 3.18 perangkat yang digunakan pembimbing Pilihan Jawaban Jumlah Presentase Komputer (PC) 4 22,2% Laptop 12 66,7% Keduanya 2 11,1% Tidak Keduanya 0 0% Gambar 3.21 diagram pie perangkat yang digunakan pembimbing Keterangan : 22,2% Pembimbing menggunakan komputer (PC) untuk membantu pekerjaan 66,7% Pembimbing menggunakan laptop untuk membantu pekerjaan 11,1% Pembimbing menggunakan keduanya untuk membantu pekerjaan

51 123 0% Pembimbing tidak menggunakan keduanya untuk membantu pekerjaan Jadi dari kesimpulan diatas Pembimbing sudah terbiasa dengan menggunakan perangkat komputer atau laptop untuk membantu pekerjaan mereka. 2. Seberapa sering Bapak/Ibu menggunakan perangkat tersebut untuk membantu pekerjaan kantor? Tabel 3.19 penggunaan perangkat komputer(pc) atau laptop untuk membantu pekerjaan kantor Pilihan Jawaban Jumlah Presentase Setiap Pekerjaan 10 55,6% Pekerjaan Tertentu 6 33,3% Jarang Sekali 2 11,1% Tidak Pernah 0 0%

52 124 Gambar 3.22 diagram pie penggunaan perangkat komputer(pc) atau laptop untuk membantu pekerjaan kantor Keterangan : 55,6% Pembimbing menggunakan perangkat tersebut pada setiap pekerjaan untuk membantu pekerjaan kantor 33,3% Pembimbing menggunakan perangkat tersebut pada pekerjaan untuk membantu pekerjaan kantor 11,1% Pembimbing jarang sekali menggunakan perangkat tersebut untuk membantu pekerjaan kantor 0% Pembimbing tidak pernah menggunakan perangkat tersebut pada untuk membantu pekerjaan kantor Jadi kesimpulan diatas adalah sebagian besar Pembimbing menggunakan perangkat untuk membantu pekerjaan kantor mereka

53 Seberapa paham Bapak/Ibu mengenai internet? Tabel 3.20 kepahaman Pembimbing mengenai internet Pilihan Jawaban Jumlah Presentase Sangat Paham 5 27,8% Paham 9 50% Cukup paham 4 22,2% Kurang paham 0 0% Gambar 3.23 diagram pie kepahaman Pembimbing mengenai internet Keterangan : 27,8% Pembimbing sangat paham mengenai internet 50% Pembimbing paham mengenai internet

54 126 22,2% Pembimbing cukup paham mengenai internet 0% Pembimbing kurang paham mengenai internet Jadi kesimpulan diatas adalah sebagian besar pembimbing di BAPAS BARAT paham mengenai internet. 4. Bagaimana pemanfaatan internet dalam menunjang pekerjaan bapak/ibu di kantor? Tabel 3.21 pemanfaatan internet dalam menunjang pekerjaan Pembimbing di kantor Pilihan Jawaban Jumlah Presentase Baik sekali 6 33,3% Baik 10 55,6% Cukup baik 2 11,1% Kurang baik 0 0%

55 127 Gambar 3.24 diagram pie pemanfaatan internet dalam menunjang pekerjaan Pembimbing di kantor Keterangan : 33,3% pemanfaatan internet dalam menunjang pekerjaan Pembimbing sehari-hari baik sekali 55,6% pemanfaatan internet dalam menunjang pekerjaan Pembimbing sehari-hari baik 11,1% pemanfaatan internet dalam menunjang pekerjaan Pembimbing sehari-hari cukup baik 0% pemanfaataninternet dalam menunjang pekerjaan Pembimbing sehari-hari kurang baik Jadi 33,3% Pembimbing baik sekali dalam memanfaatkan internet untuk menunjang perkerjaannya sehari-hari, 55,6% Pembimbing baik dalam memanfaatkan internet, dan 11,1% Pembimbing yang lain cukup baik memanfaatkan internet.

56 Apakah bapak/ ibu memiliki alamat sendiri untuk bertukar informasi dengan rekan kerja maupun warga binaan? Tabel 3.22 kepemilikan alamat Pembimbing Pilihan Jawaban Jumlah Presentase Ya 12 66,7% Tidak 6 33,3% Gambar 3.25 diagram pie kepemilikan alamat Pembimbing Keterangan : 66,7% Pembimbing memiliki untuk bertukar informasi dengan rekan kerja maupun warga binaan

57 129 33,3% Pembimbing tidak memiliki untuk bertukar informasi dengan rekan kerja maupun warga binaan Jadi dari gambar diatas dapat simpulkan setangah dari responden memiliki untuk bertukar informasi dengan rekan kerja maupun warga binaan 6. Seberapa sering bapak/ibu menggunakan alamat untuk bertukar informasi? Tabel 3.23 pemakaian internet untuk bertukar informasi Pilihan Jawaban Jumlah Presentase Sering 16 88,9% Kadang-kadang 2 11,1% Jarang sekali 0 0% Tidak pernah 0 0%

58 130 Gambar 3.26 diagram pie pemakaian internet untuk bertukar informasi Keterangan : 88,9% sering memakai internet untuk bertukar informasi 11,1% memilih kadang-kadang memakai internet untuk bertukar informasi 0% memilih jarang sekali memakai internet untuk bertukar informasi 0% memilih tidak pernah memakai internet untuk bertukar informasi Jadi dari gambar diatas dapat disimpulkan Pembimbing sering memakai internet untuk bertukar informasi 7. Setujukah bapak/ibu dengan adanya pengoptimalan penggunaan internet di instansi pemerintah seperti di BAPAS saat ini?

59 131 Tabel 3.24 pemgoptimalan penggunaan internet Pilihan Jawaban Jumlah Presentase Sangat setuju 8 44,4% Setuju 10 55,6% Kurang setuju 0 0% Tidak setuju 0 0% Gambar 3.27 diagram pie pemgoptimalan penggunaan internet Keterangan : 44,4% memilih sangat setuju untuk mengoptimalkan internet di BAPAS

60 132 55,6% memilih setuju untuk mengoptimalkan internet di BAPAS 0% memilih kurang setuju untuk mengoptimalkan internet di BAPAS 0% memilih tidak setuju untuk mengoptimalkan internet di BAPAS Jadi dapat disimpulkan semua Pembimbing setuju untuk mengoptimalkan internet di BAPAS. 8. Menurut bapak/ibu, apa yang harus diprioritaskan instansi pemerintah dalam menyambut pengoptimalan tersebut? Tabel 3.25 yang harus diprioritaskan dalam menyambut pengoptimalan internet Pilihan Jawaban Jumlah Presentase Pelatihan SDM 8 44,4% Pengadaan alat 6 33,3% Pengadaan aplikasi 1 5,6% Membangun jaringan 3 16,7%

61 133 Gambar 3.28 diagram pie yang harus diprioritaskan dalam menyambut pengoptimalan internet Keterangan : 44,4% memilih pelatihan SDM yang harus diprioritaskan instansi pemerintah dalam menyambut pengoptimalan internet 33,3% memilih pengadaan alat yang harus diprioritaskan instansi pemerintah dalam menyambut pengoptimalan internet 5,6% memilih pengadaan apliaksi yang harus diprioritaskan instansi pemerintah dalam menyambut pengoptimalan internet 16,7% memilih pengadaan membangun jaringan yang harus diprioritaskan instansi pemerintah dalam menyambut pengoptimalan internet

62 134 Jadi dapat disimpulkan sebagian besar Pembimbing memilih pelatihan SDM yang harus diprioritaskan instansi pemerintah dalam menyambut pengoptimalan internet 9. Seberapa paham Bapak/Ibu mengenai E-Learning? Tabel 3.26 kepahaman Pembimbing mengenai E-Learning Pilihan Jawaban Jumlah Presentase Sangat paham 0 0% Paham 9 50% Kurang Paham 9 50% Tidak Paham 0 0% Gambar 3.29 diagram pie kepahaman Pembimbing mengenai E- Learning

63 135 Keterangan : 0% memilih sangat paham terhadap pemahaman mengenai E- Learning 50% memilih paham terhadap pemahaman mengenai E-Learning 50% memilh kurang paham terhadap pemahaman mengenai E- Learning 0% memilih tidak paham terhadap pemahaman mengenai E- Learning Jadi dari kesimpulan diatas adalah Pembimbing paham mengenai E- Learning 10. Apakah waktu bimbingan di BAPAS sudah cukup memenuhi kebutuhan bimbingan warga binaan? Tabel 3.27 cukup atau tidaknya waktu bimbingan di BAPAS Pilihan Jawaban Jumlah Presentase Sangat memenuhi 0 0% Cukup memenuhi 4 22,2% Kurang memenuhi 14 77,8% Tidak memenuhi 0 0%

64 136 Gambar 3.30 diagram pie cukup atau tidaknya waktu bimbingan di BAPAS Keterangan : 0% memilih waktu bimbingan di BAPAS sangat memenuhi kebutuhan bimbingan warga binaan 22,2% memilih waktu bimbingan di BAPAS cukup memenuhi kebutuhan bimbingan warga binaan 77,8% memilih waktu bimbingan di BAPAS kurang memenuhi kebutuhan bimbingan warga binaan 0% memilih waktu bimbingan di BAPAS tidak memenuhi kebutuhan bimbingan warga binaan Jadi dapat disimpulkan Pembimbing memerlukan waktu tambahan untuk memenuhi kebutuhan bimbingan Warga Binaan

65 Apakah perlu waktu tambahan untuk memaksimalkan bimbingan demi pembinaan yang lebih optimal bagi Warga Binaan? Tabel 3.28 waktu tambahan untuk memaksimalkan bimbingan demi pembinaan yang lebih optimal bagi warga binaan Pilihan Jawaban Jumlah Presentase Sangat perlu 9 50% Perlu 6 33,3% Kurang perlu 3 16,7% Tidak perlu 0 0% Gambar 3.31 waktu tambahan untuk memaksimalkan bimbingan demi pembinaan yang lebih optimal bagi Warga Binaan Keterangan :

66 138 50% memilih sangat perlu waktu tambahan untuk memaksimalkan bimbingan demi pembinaan yang lebih optimal bagi Warga Binaan 33,3% memilih perlu waktu tambahan untuk memaksimalkan bimbingan demi pembinaan yang lebih optimal bagi Warga Binaan 16,7% memilih kurang perlu waktu tambahan untuk memaksimalkan bimbingan demi pembinaan yang lebih optimal bagi Warga Binaan 0% memilih tidak perlu waktu tambahan untuk memaksimalkan bimbingan demi pembinaan yang lebih optimal bagi Warga Binaan Jadi dari kesimpulan diatas Pembimbing memerlukan waktu tambahan untuk memaksimalkan bimbingan demi pembinaan yang lebih optimal bagi Warga Binaan 12. Apakarh bapak/ibu melayani warga binaan yang ingin berkonsultasi di luar jam kerja? Tabel 3.29 pembimbing melayani warga binaan yang ingin berkonsultasi di luar jam kerja Pilihan Jawaban Jumlah Presentase Ya 8 44,4% Kadang-kadang 7 38,9% Tidak 3 16,7%

67 139 Gambar 3.32 pembimbing melayani warga binaan yang ingin berkonsultasi di luar jam kerja Keterangan : 44,4% Pembimbing melayani Warga Binaan yang ingin berkonsultasi di luar jam kerja 38,9% {embimbing kadang-kadang melayani Warga Binaan yang ingin berkonsultasi di luar jam kerja 16,7% {embimbing tidak melayani Warga Binaan yang ingin berkonsultasi di luar jam kerja Jadi dapat disimpulkan presentase terbesar adalah Pembimbing melayani Warga Binaan yang ingin berkonsultasi di luar jam kerja

68 Melalui apakah bapak/ibu melayani konsultasi Warga Binaan di luar jam kerja? Tabel 3.30 cara pembimbing melayani konsultasi warga binaan di luar jam kerja Pilihan Jawaban Jumlah Presentase Tatap muka 7 38,9% Telpon/SMS 8 44,4% Chatting/Internet 1 5,6% Lainnya 2 11,1% Gambar 3.33 cara pembimbing melayani konsultasi warga binaan di luar jam kerja Keterangan :

69 141 38,9% pembimbing melayani konsultasi warga binaan di luar jam kerja melalui tatap muka 44,4% warga pembimbing melayani konsultasi warga binaan di luar jam kerja melalui telpon/sms 5,6% warga pembimbing melayani konsultasi warga binaan di luar jam kerja melalui chatting/internet 11,1% pembimbing melayani konsultasi warga binaan di luar jam kerja melalui cara lainnya Semua Warga Binaan berkonsultasi dengan pembimbing di luar jam kerja, cara yang paling banyak adalah dengan telpon/sms, sebesar 44,4%. 14. Apakah materi tambahan diperlukan untuk mendukung proses bimbingan yang lebih optimal? Tabel 3.31 perlu atau tidak materi tambahan untuk mendukung proses bimbingan yang lebih optimal Pilihan jawaban Jumlah Presentase Sangat perlu 8 44,4% Perlu 10 55,6% Kurang perlu 0 0% Tidak perlu 0 0%

70 142 Gambar 3.34 diagram pie perlu atau tidak materi tambahan untuk mendukung proses bimbingan yang lebih optimal keterangan : 44,4% Pembimbing memilih sangat perlu materi tambahan untuk mendukung proses bimbingan yang lebih optimal 55,6% Pembimbing memilih perlu materi tambahan untuk mendukung proses bimbingan yang lebih optimal 0% Pembimbing memilih kurang perlu materi tambahan untuk mendukung proses bimbingan yang lebih optimal 0% Pembimbing memilih tidak perlu materi tambahan untuk mendukung proses bimbingan yang lebih optimal

71 143 Jadi Pembimbing memerlukan materi tambahan untuk mendukung proses bimbingan yang lebih optimal 15. Apakah bapak/ibu tertarik apabila pengumuman, jadwal, materi, kegiatan, forum diskusi, konsultasi disajikan secara online melalui website? Tabel 3.32 tertarik atau tidak apabila pengumuman, jadwal, materi, kegiatan, forum diskusi, konsultasi disajikan secara online melalui website Pilihan jawaban Jumlah Presentase Sangat tertarik 7 38,9% Tertarik 10 55,6% Kurang tertarik 1 5,6% Tidak tertarik 0 0%

72 144 Gambar 3.35 diagram pie tertarik atau tidak apabila pengumuman, jadwal, materi, kegiatan, forum diskusi, konsultasi disajikan secara online melalui website Keterangan : 38,9% pembimbing sangat tertarik apabila pengumuman, jadwal, materi, kegiatan, forum diskusi, konsultasi disajikan secara online melalui website 55,6% pembimbing tertarik apabila pengumuman, jadwal, materi, kegiatan, forum diskusi, konsultasi disajikan secara online melalui website

73 145 5,6% pembimbing kurang tertarik apabila pengumuman, jadwal, materi, kegiatan, forum diskusi, konsultasi disajikan secara online melalui website 0% pembimbing tidak tertarik apabila pengumuman, jadwal, materi, kegiatan, forum diskusi, konsultasi disajikan secara online melalui website Jadi lebih dari 50% pembimbing tertarik apabila pengumuman, jadwal, materi, kegiatan, forum diskusi, konsultasi disajikan secara online melalui website. 16. Setelah menjawab kuesioner diatas, menurut Bapak / Ibu perlukah BAPAS BARAT memiliki sebuah website yang berguna untuk memfasilitasi dalam memenuhi kebutuhan bimbingan diatas? Tabel 3.33 perlu atau tidak perlu BAPAS BARAT memiliki sebuah website yang berguna untuk memfasilitasi dalam memenuhi kebutuhan bimbingan Pilihan jawaban Jumlah Presentase Perlu 16 88,9% Tidak perlu 2 11,1%

74 146 Gambar 3.36 diagram pie perlu atau tidak perlu BAPAS BARAT memiliki sebuah website yang berguna untuk memfasilitasi dalam memenuhi kebutuhan bimbingan Keterangan : 88,9% Pembimbing menjawab perlu BAPAS BARAT memiliki sebuah website yang berguna untuk memfasilitasi dalam memenuhi kebutuhan bimbingan 11,1% Pembimbing menjawab tidak perlu BAPAS BARAT memiliki sebuah website yang berguna untuk memfasilitasi dalam memenuhi kebutuhan bimbingan

75 147 Jadi lebih dari 80% Pembimbing menjawab perlu BAPAS BARAT memiliki sebuah website yang berguna untuk memfasilitasi dalam memenuhi kebutuhan bimbingan. 17. Menurut anda apakah website yang disebutkan di atas dapat bermanfaat meningkatkan kualitas BAPAS BARAT? Tabel 3.34 bermanfaat atau tidaknya website untuk BAPAS Barat Pilihan jawaban Jumlah Presentase Bermanfaat 17 94,4% Tidak Bermanfaat 1 5,6%

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai Pemasyarakatan (BAPAS) adalah institusi yang sangat erat hubungannya dengan penegakan hukum dan sebagai pranata yang melaksanakan bimbingan terhadap klien Pemasyarakatan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG BALAI PERTIMBANGAN PEMASYARAKATAN DAN TIM PENGAMAT PEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

Institute for Criminal Justice Reform

Institute for Criminal Justice Reform KEPUTUSAN MENTERI HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M.02.PR.08.03 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN BALAI PERTIMBANGAN PEMASYARAKATAN DAN TIM PENGAMAT PEMASYARAKATAN MENTERI HUKUM DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan undang-undang Dasar 1945 pasal 28H ayat (1) tentang Hak

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan undang-undang Dasar 1945 pasal 28H ayat (1) tentang Hak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan undang-undang Dasar 1945 pasal 28H ayat (1) tentang Hak Asasi Manusia juga telah dijelaskan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara R

2 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara R BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1452, 2014 KEMENKUMHAM. Pengubahan Klas. UPT. Pemasyarakatan. Penilaian. Pedoman. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014

Lebih terperinci

BALAI PEMASYARAKATAN KLAS II PEKANBARU PROFIL BALAI PEMASYARAKATAN KLAS II

BALAI PEMASYARAKATAN KLAS II PEKANBARU PROFIL BALAI PEMASYARAKATAN KLAS II PROFIL BALAI PEMASYARAKATAN KLAS II PEKANBARU Jl. Chandra Dimuka No. 01 Pekanbaru Riau Kode Pos : 28294 No. Telp / Fax : (0761) 65322 Email : bapaspku@gmail.com Berdasarkan Surat Keputusan Direktorat Jendral

Lebih terperinci

Lampiran Kuesioner Penelitian Penggunaan Media Internet

Lampiran Kuesioner Penelitian Penggunaan Media Internet L1 Lampiran Kuesioner Penelitian Penggunaan Media Internet Kelas : Jenis Kelamin : Pria Wanita 1. Usia Anda sekarang : a. < 15 tahun b. 15 20 tahun c. 20 25 tahun d. 25 30 tahun e. > 30 tahun 2. Seberapa

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1343, 2015 PERATURAN BERSAMA. Pendidikan Indonesia. Luar Negeri. Penyelenggaraan. Pengelolaan. Pencabutan. PERATURAN BERSAMA MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA DAN

Lebih terperinci

Maksudnya adalah bahwa pembimbing kemasyarakatan yang ada di BAPAS. kerjaannya untuk dapat menyelesaikan persoalan tersebut.

Maksudnya adalah bahwa pembimbing kemasyarakatan yang ada di BAPAS. kerjaannya untuk dapat menyelesaikan persoalan tersebut. e. BAPAS dituntut sebagai konselor Maksudnya adalah bahwa pembimbing kemasyarakatan yang ada di BAPAS tersebut dituntut untuk selalu siap dalam menerima segala keluhan yang terjadi pada diri Klien Pemasyarakatan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM BALAI PEMASYARAKATAN KELAS I SEMARANG

BAB IV GAMBARAN UMUM BALAI PEMASYARAKATAN KELAS I SEMARANG BAB IV GAMBARAN UMUM BALAI PEMASYARAKATAN KELAS I SEMARANG 1.1. Sejarah Berdirinya Balai Pemasyarakatan Kelas I Semarang Dalam laporan penelitian John Howard tahun 1977 yang berjudul The State Of Prison

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pada hakikatnya perlakuan terhadap

Lebih terperinci

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA MADIUN

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA MADIUN URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA MADIUN No. 1. Kepala Dinas memimpin, mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan manajemen Aparatur Sipil Negara dan non Aparatur Sipil Negara di lingkungan

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat Nusantara Professional Education Nusantara Professional Education adalah perusahaan yang bergerak dibidang konsultan dan pendidikan non-formal yang dibangun

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.167, 2009

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.167, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.167, 2009 PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-02.KP.01.05 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGADAAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL DI

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dengan pembangunan nasional, yang pelaksanaannya tetap dan senantiasa memperhatikan kondisi, potensi dan sumber daya daerah

Lebih terperinci

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistim Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104,

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistim Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI BADAN KOORDINASI PENYULUHAN PROVINSI GORONTALO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR GORONTALO, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DESKRIPSI SINGKAT B. KOMPETENSI UMUM C. KOMPETENSI KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN A. DESKRIPSI SINGKAT B. KOMPETENSI UMUM C. KOMPETENSI KHUSUS BAB I PENDAHULUAN A. DESKRIPSI SINGKAT Modul Penanganan ABH di Bapas merupakan bagian dari Modul Penyuluhan penanganan anak yang berhadapan dengan hukum terkait diversi dan keadilan restoratif bagi petugas

Lebih terperinci

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBUK INOONESIA NOMOR M.2.PK.04-10 TAHUN 2007 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PELAKSANAAN ASIMILASI,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN. Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Badan Pelayanan

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN. Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Badan Pelayanan 6 BAB II GAMBARAN UMUM BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN 2.1 Uraian Tentang Perusahaan Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Lamongan, merupakan Instansi Pemerintah Daerah Lamongan yang

Lebih terperinci

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N W A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG PEJABAT PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL (PPPNS) DILINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANJARMASIN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Hasil wawancara kami dengan Bapak Sugiyanto selaku Kepala Sekolah di SMA Kemurnian II.

LAMPIRAN. Hasil wawancara kami dengan Bapak Sugiyanto selaku Kepala Sekolah di SMA Kemurnian II. L1 LAMPIRAN Hasil wawancara kami dengan Bapak Sugiyanto selaku Kepala Sekolah di SMA Kemurnian II. Nama Jabatan : Sugiyanto, S.Pd. : Kepala sekolah 1. Kapan Sekolah ini didirikan? Sekolah Kemurnian berdiri

Lebih terperinci

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR : LAMPIRAN : 3 (TIGA) TENTANG TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN KEUANGAN DAERAH

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR : LAMPIRAN : 3 (TIGA) TENTANG TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN KEUANGAN DAERAH BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR : LAMPIRAN : 3 (TIGA) TENTANG TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG, Menimbang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-01.IN.04.03 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DAN PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI PADA DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN, KANTOR

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM, Menimbang

Lebih terperinci

2.2. BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KEBUMEN KEPALA BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KEBUMEN Uraian Tugas Kepala Bagian

2.2. BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KEBUMEN KEPALA BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KEBUMEN Uraian Tugas Kepala Bagian 2.2. BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KEBUMEN 2.2.1. KEPALA BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KEBUMEN Uraian Tugas Kepala Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Kebumen sebagai berikut

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2013

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2013 SALINAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI SELATAN,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN

Lebih terperinci

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG -1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN WAY KANAN

Lebih terperinci

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA SALINAN BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG,

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN INSENTIF BAGI GURU BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH

PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN INSENTIF BAGI GURU BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN INSENTIF BAGI GURU BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN GURU PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM,

Lebih terperinci

Profil Dinas Pendidikan Kabupaten Tanah Datar

Profil Dinas Pendidikan Kabupaten Tanah Datar Profil Dinas Pendidikan Kabupaten Tanah Datar 1. Pendahuluan Dinas Pendidikan adalah salah satu Satuan kerja Perangkat Daerah yang ada dalam lingkungan Pemerintah Daerah kabupaten Tanah Datar yang beralamat

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PEMBERIAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. maupun hukum positif, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Bersyarat sudah berjalan cukup baik dan telah berjalan sesuai dengan

BAB III PENUTUP. maupun hukum positif, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Bersyarat sudah berjalan cukup baik dan telah berjalan sesuai dengan 54 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian terhadap kendala Balai Pemasyarakatan Klas I Yogyakarta dalam mendampingi Klien Pemasyarakatan yang memperoleh Pembebasan Bersyarat dengan

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 31 TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 31 TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 31 TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEKALONGAN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAGELANG

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAGELANG BAB II GAMBARAN UMUM BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MAGELANG 1. 2.1. Profil Singkat Badan Pusat Statistik Kota Magelang BPSadalah Lembaga Pemerintah Non Departemen yang berada di bawah dan bertanggung jawab

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

ANALISIS JABATAN MANAJEMEN KINERJA SDM DOSEN : DR. KUSDI RAHARJO M. CHUSNUL SYAICHUDIN ( ) Universitas Mercu Buana

ANALISIS JABATAN MANAJEMEN KINERJA SDM DOSEN : DR. KUSDI RAHARJO M. CHUSNUL SYAICHUDIN ( ) Universitas Mercu Buana ANALISIS JABATAN MANAJEMEN KINERJA SDM DOSEN : DR. KUSDI RAHARJO M. CHUSNUL SYAICHUDIN (55108120016) Universitas Mercu Buana Program Pasca Sarjana Megister Manajemen Juni 2009 BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : D PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : D PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 61 2014 SERI : D PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SERTA RINCIAN TUGAS JABATAN PADA BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG BH INNEKA TU NGGAL IKA BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

TARGET CAPAIAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN SATUAN KERJA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2011 ESTIMASI PENYELESAIAN

TARGET CAPAIAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN SATUAN KERJA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2011 ESTIMASI PENYELESAIAN SATKER : LEMBAGA PEMASYARAKATAN NARKOTIKA KLAS IIA YOGYAKARTA KOMPONEN PENANGGUNG JAWAB KRITERIA KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN ESTIMASI PENYELESAIAN PAGU ANGGARAN % CAPAIAN REALISASI KEUANGAN (dalam

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan DIKMAS) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan DIKMAS) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan DIKMAS) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 68, 1999 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3842) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI

BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR : 2009 PERATURAN BUPATI BEKASI NOMOR : 44 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA BUPATI BEKASI Menimbang : a. bahwa dengan telah diundangkannya

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN SUBSIDI TUNJANGAN FUNGSIONAL BAGI GURU BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL JENJANG PENDIDIKAN DASAR

PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN SUBSIDI TUNJANGAN FUNGSIONAL BAGI GURU BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL JENJANG PENDIDIKAN DASAR PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN SUBSIDI TUNJANGAN FUNGSIONAL BAGI GURU BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL JENJANG PENDIDIKAN DASAR KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Undang-Undang Nomor 14 Tahun

Lebih terperinci

Kuisioner Siswa. 2. Tahukan anda dengan internet? jika Ya, Jelaskan.

Kuisioner Siswa. 2. Tahukan anda dengan internet? jika Ya, Jelaskan. L1 Responden (Siswa) Kelas : Jurusan : Kuisioner Siswa 1. Seberapa seringkah anda menggunakan komputer selama seminggu? (Pilih salah satu ) a. Setiap hari b. 2 hari sekali c. Tidak tentu 2. Tahukan anda

Lebih terperinci

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tent

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tent No.572, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKN. Jabatan Fungsional. Asisten Pembimbing Kemasyarakatan. Juklak Pembinaan. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.704, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. Bakti Sarjana. Kehutanan. Pembangunan Hutan. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.30/MENHUT-II/2013 TENTANG BAKTI

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK, KELUARGA BERENCANA, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN. HUKUM DAN. HAM. Calon Taruna. AKIP. AIM. Pengadaan. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN. HUKUM DAN. HAM. Calon Taruna. AKIP. AIM. Pengadaan. Pedoman. No.169, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN. HUKUM DAN. HAM. Calon Taruna. AKIP. AIM. Pengadaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-05.DL.07.01

Lebih terperinci

SOP WAKIL SEKERTARIS

SOP WAKIL SEKERTARIS SOP WAKIL SEKERTARIS 1. Membuat Program Kerja Pelaksanaan Anggaran selaku Pejabat Pembuat Komitmen (P2K) dilaksanakan setelah turun DIPA, diselesaikan selama: 2. Menyusun Rencana Kegiatan Kesekertarisan

Lebih terperinci

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA (RENJA) 2015 DAN CAPAIAN RENSTRA SAMPAI DENGAN TAHUN BERJALAN 2015

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA (RENJA) 2015 DAN CAPAIAN RENSTRA SAMPAI DENGAN TAHUN BERJALAN 2015 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA (RENJA) 2015 DAN CAPAIAN RENSTRA SAMPAI DENGAN TAHUN BERJALAN 2015 2.1 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2015 DAN CAPAIAN RENSTRA SAMPAI DENGAN TAHUN BERJALAN 2015

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : PERATURAN BUPATI TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA. BAB I KETENTUAN UMUM

MEMUTUSKAN : PERATURAN BUPATI TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA. BAB I KETENTUAN UMUM BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDAPATAN DAERAH Menimbang KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dijabarkan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan :

BAB V PENUTUP. dijabarkan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan : BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang sudah dijabarkan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan : 1. Pembedaan pengaturan pembebasan bersyarat bagi narapidana tindak

Lebih terperinci

Written by JiNN Tuesday, 17 September :11 - Last Updated Tuesday, 17 September :12

Written by JiNN Tuesday, 17 September :11 - Last Updated Tuesday, 17 September :12 1. NAMA JABATAN: Kepala Subbagian Umum 2. IKHTISAR JABATAN: Melakukan pengelolaan organisasi, kinerja, SDM, dan keuangan, penatausahaan user SPAN, penyusunan bahan masukan dan konsep Renstra, Renja, RKT,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 31 TAHUN 1999 (31/1999) TENTANG PEMBINAAN DAN PEMBIMBINGAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 31 TAHUN 1999 (31/1999) TENTANG PEMBINAAN DAN PEMBIMBINGAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN PERATURAN PEMERINTAH (PP) NOMOR 31 TAHUN 1999 (31/1999) TENTANG PEMBINAAN DAN PEMBIMBINGAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN PRESIDEN, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 7 ayat (2) Undang-undang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

Semoga dokumen ini memberikan manfaat bagi peningkatan kinerja Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.

Semoga dokumen ini memberikan manfaat bagi peningkatan kinerja Direktorat Jenderal Pemasyarakatan. KATA PENGANTAR Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Pemasyarakatan tahun 01 merupakan salah satu wujud pertanggungjawaban Direktorat Jenderal Pemasyarakatan

Lebih terperinci

MENTERI KEHAKIMAN DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI KEHAKIMAN DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KEHAKIMAN DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR: M-03.PS.01.04 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN PERMOHONAN REMISI BAGI NARAPIDANA YANG MENJALANI PIDANA PENJARA SEUMUR HIDUP

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 22

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 22 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.291, 2017 KEMENDAG. Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/M-DAG/PER/2/2017 TENTANG BADAN PENYELESAIAN

Lebih terperinci

TUGAS POKOK DAN FUNGSI ( TUPOKSI)

TUGAS POKOK DAN FUNGSI ( TUPOKSI) TUGAS POKOK DAN FUNGSI ( TUPOKSI) Menghadapi era globalisasi dimana tingkat hubungan antar daerah sudah semakin transparan dan saling mempengaruhi, maka dibutuhkan suatu kelembagaan pemerintahan yang memiliki

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 3 Tahun : 2013

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 3 Tahun : 2013 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 3 Tahun : 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI

Lebih terperinci

TARGET CAPAIAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN SATUAN KERJA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM KANTOR WILAYAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2011

TARGET CAPAIAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN SATUAN KERJA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM KANTOR WILAYAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2011 SATKER : KANTOR WILAYAH (BULAN JANUARI s/d MARET 2011) KOMPONEN TARGET PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN SATUAN KERJA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM KANTOR WILAYAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2011 1 2 3

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

LAMPIRAN. 1. Berapa lama anda biasa mengajar dalam sehari? (pilih salah satu) a. < 3 jam (kurang dari 3 jam) b. 3-5 jam c. > 5 jam (lebih dari 5 jam)

LAMPIRAN. 1. Berapa lama anda biasa mengajar dalam sehari? (pilih salah satu) a. < 3 jam (kurang dari 3 jam) b. 3-5 jam c. > 5 jam (lebih dari 5 jam) LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Guru 1. Berapa lama anda biasa mengajar dalam sehari? (pilih a. < 3 jam (kurang dari 3 jam) b. 3-5 jam c. > 5 jam (lebih dari 5 jam) 2. Menurut anda, apakah yang menjadi kendala

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENGELOLAAN GAJI PPNPN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENGELOLAAN GAJI PPNPN Halaman 1/4 PENGELOLAAN GAJI TUJUAN : Prosedur ini dibuat sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas pengelolaan gaji Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri pada Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda. RUANG

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN BIAYA PENINGKATAN KUALIFIKASI AKADEMIK KE S-1/D-IV JENJANG PENDIDIKAN DASAR

PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN BIAYA PENINGKATAN KUALIFIKASI AKADEMIK KE S-1/D-IV JENJANG PENDIDIKAN DASAR PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN BIAYA PENINGKATAN KUALIFIKASI AKADEMIK KE S-1/D-IV JENJANG PENDIDIKAN DASAR KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Salah satu tugas dan fungsi

Lebih terperinci

WALIKOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG,

WALIKOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG, WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 1401 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, WEWENANG, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG

RENCANA STRATEGIS SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG RENCANA STRATEGIS SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG 2012-2016 BAB I Pendahuluan Kondisi umum menggambarkan mengenai hal-hal yang telah dilakukan oleh Sub Bagian Kepegawaian Pengadilan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 63 TAHUN 2012

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 63 TAHUN 2012 PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 63 TAHUN 2012 TENTANG RINCIAN TUGAS BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU KABUPATEN KARAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SUB. BAGIAN KEPEGAWAIAN, ORGANISASI DAN TATA LAKSANA PENGADILAN AGAMA TAREMPA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SUB. BAGIAN KEPEGAWAIAN, ORGANISASI DAN TATA LAKSANA PENGADILAN AGAMA TAREMPA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SUB. BAGIAN KEPEGAWAIAN, ORGANISASI DAN TATA LAKSANA PENGADILAN AGAMA TAREMPA KEPEGAWAIAN, ORGANISASI DAN TATA LAKSANA. Prosedur Penyelesaian Pengusulan Kenaikan Pangkat -

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-05.OT.01.01 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI KEHAKIMAN NOMOR M.01-PR.07.03 TAHUN 1985 TENTANG ORGANISASI DAN

Lebih terperinci

: PAS-HM : PKS LPSWX/2015

: PAS-HM : PKS LPSWX/2015 PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA DAN LEMBAGA PERLINDLINGAN SAKSI DAN KORBAN TENTANG PERLINDUNGAN BAGI TAHANAN DAN

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Lampung

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Lampung IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Lampung Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Lampung terletak di Ibukota Provinsi Lampung yaitu Bandar Lampung. Saat

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI JALAN JENDERAL A. YANI JAKARTA-13230 KOTAK POS 108 JAKARTA -10002 TELEPON (021) 4890308; FAKSIMILE (021) 4890871; SITUS www.beacukai.go.id

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBINAAN DAN PEMBIMBINGAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBINAAN DAN PEMBIMBINGAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBINAAN DAN PEMBIMBINGAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 64 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 110 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA KOTA PEKANBARU

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa keamanan dalam negeri

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERIKANAN

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERIKANAN WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM, Menimbang

Lebih terperinci

DATA / PROFIL UNIT KERJA

DATA / PROFIL UNIT KERJA DATA / PROFIL UNIT KERJA Identitas Unit Kerja : BADAN KEPEGAWAIAN KOTA MOJOKERTO Dasar Terbentuknya Unit Kerja : Peraturan Daerah Kota Mojokerto Nomor 5 Tahun 2001 tentang Pembentukan Lembaga Teknis Daerah

Lebih terperinci

BUPATI KARANGANYAR PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI KARANGANYAR PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG BUPATI KARANGANYAR PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI JABATAN STRUKTURAL PADA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN KARANGANYAR BUPATI KARANGANYAR, Menimbang

Lebih terperinci

TARGET CAPAIAN TRI WULAN I PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN SATUAN KERJA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2011

TARGET CAPAIAN TRI WULAN I PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN SATUAN KERJA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2011 TARGET CAPAIAN TRI WULAN I PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN SATUAN KERJA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2011 Balai Pemasyarakatan Klas I Yogyakarta Bulan Januari s.d Maret 2011

Lebih terperinci

TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penegakan hukum di

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1919, 2015 KEMENAG. Diklat. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENCALONAN,

Lebih terperinci

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BAPAS

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BAPAS M A S Y A R A K A T Anak PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BAPAS POLISI JAKSA HAKIM LPAS, LPKA. TINDAKAN 0 1/3 mp LPKA 1/3 1/2 mp 1/2-2/3 mp 2/3 s.d Bebas murni M A S Y A R A K A T LINGKUNGAN UU SPPA mengamanahkan

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PEJABAT PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DESKRIPSI SINGKAT B. KOMPETENSI UMUM

BAB I PENDAHULUAN A. DESKRIPSI SINGKAT B. KOMPETENSI UMUM BAB I PENDAHULUAN A. DESKRIPSI SINGKAT Modul Penanganan Anak dalam Lembaga Penempatan Anak Sementara (LPAS)/Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA)/Rumah Tahanan Negara (Rutan)/Lembaga Pemasyarakatan (Lapas)

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. dua cara kerja. Pertama dari prosedur tahapan kerja yang dilakukan BAPAS

BAB V KESIMPULAN. dua cara kerja. Pertama dari prosedur tahapan kerja yang dilakukan BAPAS 123 BAB V KESIMPULAN Cara kerja BAPAS sebagai sebuah unit pelaksana teknis yang merupakan lembaga pemasyarakatan yang memiliki melakukan pembinaan luar kepada narapidana sebagai warga binaan pemasyarakatan

Lebih terperinci

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) BAGIAN ADMINISTRASI UMUM DAN KEUANGAN

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) BAGIAN ADMINISTRASI UMUM DAN KEUANGAN STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) BAGIAN ADMINISTRASI UMUM DAN KEUANGAN Penyusunan rencana program kerja keuangan : 1 Koordinasi dengan, SDM, dan Administrasi Umum, tentang rencana kegiatan, SDM, dan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS METODE PELATIHAN PENYULUH. di Indonesia yang berskala nasional, berdiri sendiri dan mandiri yang dikembangkan

BAB 3 ANALISIS METODE PELATIHAN PENYULUH. di Indonesia yang berskala nasional, berdiri sendiri dan mandiri yang dikembangkan BAB 3 ANALISIS METODE PELATIHAN PENYULUH 3.1 Sejarah HKTI HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia) adalah sebuah organisasi sosial di Indonesia yang berskala nasional, berdiri sendiri dan mandiri yang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN :

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN : PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH.01.AH.09.01 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN, PEMBERHENTIAN, MUTASI, DAN PENGAMBILAN SUMPAH ATAU JANJI PEJABAT PENYIDIK

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

Buku pedoman ini disusun sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan penyaluran tunjangan profesi guru.

Buku pedoman ini disusun sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan penyaluran tunjangan profesi guru. PEDOMAN PELAKSANAAN PENYALURAN TUNJANGAN PROFESI GURU DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2008 KATA PENGANTAR UU No 14 Tahun 2005 Tentang

Lebih terperinci