MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA MATERI AJAR GERAK DASAR MENENDANG DALAM SEPAK BOLA. Untung

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA MATERI AJAR GERAK DASAR MENENDANG DALAM SEPAK BOLA. Untung"

Transkripsi

1 Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA MATERI AJAR GERAK DASAR MENENDANG DALAM SEPAK BOLA SD Negeri Karangjati 02 Tarub Tegal Abstrak Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya penguasaan siswa dalam materi pembelajaran tentang gerak dasar menendang, hal ini menjadi salah satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar PJOK materi gerak dasar menendang dalam sepak bola melalui penerapan modifikasi alat bantu pembelajaran. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 34 siswa terdiri dari 12 siswa putri dan 22 siswa putra. Data penelitian ini diperoleh melalui observasi, tes, dan dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Ketuntasan klasikal meningkat dari 32,4% pada kondisi awal menjadi 55,8% pada akhir siklus I dan meningkat menjadi 85,3% pada akhir siklus II Dinamika Kata Kunci: Gerak Dasar Menendang; Hasil Belajar; Modifikasi Alat Bantu. PENDAHULUAN Salah satu masalah utama dalam pendidikan jasmani dewasa ini adalah rendahnya kualitas pendidikan jasmani di sekolah. Hal tersebut disebabkan karena terbatasnya kemampuan guru pendidikan jasmani dan terbatasnya sumber-sumber yang digunakan untuk mendukung terlaksananya proses pendidikan jasmani. Guru yang mengajar kurang mampu melaksanakan tanggung jawabnya untuk mengajar dan mendidik siswa, serta untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan siswa secara menyeluruh baik secara fisik, mental, dan intelektual. Guru harus memiliki kemampuan untuk menggunakan media pembelajaran yang dapat mempermudah proses pembelajaran, sehingga siswa dapat lebih mudah memahami pelajaran yang disampaikan. Guru dituntut harus lebih kreatif dan inovatif dalam menggunakan media pembelajaran yang disampaikan kepada siswa. Untuk meningkatkan prestasi belajar diperlukan pembelajaran yang lebih inovatif yang dapat mendorong peserta didik belajar secara optimal baik di dalam belajar mandiri maupun di dalam pembelajaran di kelas (Supraptono, E., & Setiawan, H., 2017:1). Sehingga tercipta pembelajaran yang aktif bagi siswa atau menyenangkan bagi siswa yang tentunya tanpa meninggalkan tujuan pembelajaran tersebut. Pembelajaran pendidikan jasmani di SD Negeri Karangjati 02 pada materi sepak bola yaitu gerak dasar menendang terdapat permasalahan yang harus diatasi yakni rendahnya hasil belajar siswa. Hal tersebut dibuktikan dengan rendahnya penguasaan siswa dalam materi pembelajaran tentang gerak dasar menendang. Berdasarkan hasil observasi pra penelitian (kondisi awal) dalam pembelajaran pendidikan jasmani materi gerakan menendang dengan nilai KKM 75 dan siswa kelas MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA MATERI AJAR GERAK DASAR MENENDANG DALAM SEPAK BOLA 1

2 IV berjumlah 34 siswa, diperoleh data siswa yang tuntas sejumlah 11 siswa atau 32,4% dan siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM (belum tuntas) sejumlah 23 siswa atau 67,6%. Kebanyakan siswa yang tidak bisa melakukan gerakan menendang adalah siswa putri. Rendahnya hasil belajar siswa tersebut muncul dikarenakan tidak adanya modifikasi dalam menggunakan alat bantu pembelajaran. Alat bantu pembelajaran yang digunakan guru cenderung masih tradisional dan hanya monoton. Sehingga siswa sering merasa bosan dan sering tidak bersemangat. Siswa harus menguasai gerak dasar menendang walaupun secara teoritis teknik-teknik menendang dalam permainan sepak bola telah diajarkan oleh guru. Dalam prakteknya masih banyak siswa yang belum mampu melakukan gerakan menendang dengan baik dan benar. Untuk mengatasi permasalahan di atas, modifikasi alat bantu pembelajaran sangat cocok untuk digunakan. Memodifikasi alat bantu pembelajaran adalah sebagai sarana membantu guru dalam menjelaskan gerak dasar menendang pada siswa. Melalui modifikasi alat bantu tersebut, guru dapat memperlihatkan dan memberikan penjelasan mengenai gerak dasar menendang dalam sepak bola. Langkah-langkah penggunaan modifikasi alat bantu pembelajaran disesuaikan dengan topik materi yang dipelajari. Secara garis besar modifikasi yang digunakan antara lain berupa permainan, peralatan, dan peraturan yang digunakan untuk pembelajaran gerak dasar menendang dalam sepak bola. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar gerak dasar menendang dalam sepak bola melalui modifikasi alat bantu pembelajaran pada siswa. Dan mengetahui langkahlangkah penerapan modifikasi alat bantu pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar gerak dasar menendang dalam sepak bola pada siswa. Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi siswa, guru dan sekolah. Manfaat bagi siswa adalah untuk meningkatkan hasil belajar, keterampilan dan kemampuan gerak dasar menendang dalam sepak bola pada siswa. Manfaat bagi guru adalah untuk meningkatkan kualitas mengajar dan sebagai inovasi baru dalam proses pembelajaran. Manfaat bagi sekolah adalah untuk meningkatkan mutu proses pembelajaran di sekolah. Menurut Ismiyahni mengutip simpulan (Woordworth, 2000) bahwa hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari proses belajar. Woordworth juga mengatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan aktual yang diukur secara langsung. Hasil pengukuran belajar inilah akhirnya akan mengetahui seberapa jauh tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah dicapai. Bloom, Winkel, serta Ismiyahni (2000) merumuskan hasil belajar sebagai perubahan tingkah laku yang meliputi domain (ranah) kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Karakteristik utama dalam permainan sepak bola adalah menguasai gerak dasar menendang dalam permainan sepak bola. Adapun sebagai tujuan penting untuk menendang bola adalah untuk mengumpan (passing), dan menembak bola ke arah gawang (shoting at the goal). Menendang bola merupakan gerak dasar bermain sepakbola yang paling banyak digunakan dalam permainan sepakbola. Maka gerak dasar menendang bola merupakan dasar dalam permainan sepakbola. Seorang pemain sepakbola yang tidak menguasai gerak dasar menendang bola dengan sempurna, tidak mungkin menjadi pemain yang baik. Kesebelasan sepakbola yang baik, tangguh adalah suatu kesebelasan sepakbola yang semua pemainnya menguasai gerak dasar menendang bola dengan baik, dengan cepat, cermat dan tepat pada sasaran, sasaran pada teman maupun sasaran dalam membuat gol ke dalam mulut gawang lawan. Untuk dapat bermain cepat, pemain harus menguasai semua gerakan-gerakan bagian-bagian dari teknik dasar bermain sepakbola dan terampil memainkan bola dalam segala situasi dan posisi, tidak melakukan gerakan-gerakan yang tidak perlu, kecuali memperlambat gerakan juga untuk 2 Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7. No. 2, April (2017)

3 membuang-buang waktu dan tenaga. Pada waktu mendapatkan operan bola dari teman pemain harus segera lari menjemput bola dan pada saat menerima bola segera bola dikontrol, setelah satu kali sentuhan, bola harus dengan cepat segera dioperkan kepada teman atau bola segera ditendang kearah mulut gawang lawan, yang kemudian diteruskan dengan gerak lanjutan lari untuk mencari posisi dalam bermain. Untuk dapat bermain dengan tepat pemain sepakbola harus memiliki keterampilan menendang bola, sedangkan operan kepada teman yang bergerak untuk mendapat posisi luang mudah menerima bola dan tanpa mendapatkan rintangan dari lawan maupun tendangan tembakan dengan sasaran tempat luang ke mulut gawang lawan, tanpa mendapatkan rintangan dari penjaga gawang. Untuk dapat bermain cermat artinya cermat, seksama, teliti dalam memberikan bola kepada teman dengan mempergunakan jalan yang sependek-pendeknya dan mudah diterima oleh teman. Cermat juga dapat berarti kesanggupan seorang pemain mengontrol bola pada tempat yang sempit, dan kesanggupan mengontrol bola hanya dengan satu sentuhan dengan cepat memainkan bola seperti yang dikehendaki. Modifikasi alat dalam mata pelajaran PJOK dilakukan dengan tujuan agar siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran, meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi, siswa dapat melakukan pola gerak dengan benar. Menurut Joyoatmojo mengutip simpulan (ornstein dan Lasley, 2003) bahwa guru yang efektif adalah guru yang mampu mengajar secara efektif. Dalam hal ini guru tidak terpaku dalam satu gaya mengajar saja, tetapi berusaha mengembangkan gaya khas sendiri yang unik dan dianggap paling efektif olehnya dan terus berusaha memodifikasinya. Pendekatan modifikasi ini dimaksudkan agar materi yang ada di dalam kurikulum dapat disajikan sesuai dengan tahap-tahap perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotor siswa, sehingga pembelajaran PJOK di SD dapat dilakukan secara intensif. Tugas gerak dalam mengembangkan gerak dasar passing prinsipnya sama, modifikasi dilakukan pada alat yang digunakan berupa bola plastik sebagai pengganti bola standar. Dengan pertimbangan-pertimbangan di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan modifikasi dapat digunakan sebagai suatu alternatif dalam pembelajaran PJOK SD, karena pendekatan ini mempertimbangkan tahap-tahap perkembangan dan karakteristik siswa, sehingga siswa mengikuti pelajaran PJOK dengan senang dan gembira. Dengan melakukan modifikasi, guru dapat lebih mudah menyajikan materi pelajaran. Materi pelajaran yang sulit dapat lebih mudah dan disederhanakan tanpa harus takut kehilangan makna dari apa yang diberikan. Siswa dapat bergerak dalam berbagai situasi dan kondisi yang dimodifikasi. METODE PENELITIAN Objek tindakan dalam penelitian ini adalah modifikasi alat bantu pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar gerak dasar menendang dalam sepak bola. Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2013/2014 selama 6 bulan dari bulan Januari 2014 sampai dengan bulan Juni Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Karangjati 02 Kecamatan Tarub Kabupaten Tegal. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah seluruh siswa kelas IV yang berjumlah 34 siswa terdiri dari 12 siswa perempuan dan 22 siswa laki-laki. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi observasi, tes, dan dokumentasi. Observasi, dipergunakan sebagai metode untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dan guru selama kegiatan belajar mengajar saat penerapan modifikasi alat bantu pembelajaran. Tes dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan gerak dasar menendang dalam sepak bola pada siswa, maka bentuk instrumen penelitian ini adalah tes gerak dasar menendang MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA MATERI AJAR GERAK DASAR MENENDANG DALAM SEPAK BOLA 3

4 dalam sepak bola. Dokumentasi diperlukan untuk bukti pelaksanaan pengambilan tindakan dalam penelitian. Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Hasil belajar menendang didapatkan dengan menganalisis nilai rata-rata tes menendang. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi skor yang telah ditentukan. Sedangkan dalam penelitian ini melalui angka-angka yang diperoleh saat unjuk kerja gerak dasar menendang. Cara pengambilan kesimpulan dirumuskan dalam indikator keberhasilan tindakan yang disusun secara realistik dengan mempertimbangkan kondisi sebelum diberikan tindakan-tindakan yang dilakukan dan dapat diukur hasilnya. Untuk mengukur keberhasilan tiap-tiap siklus dalam penelitian tindakan kelas ini, tolok ukurnya adalah sistem belajar tuntas yaitu pencapaian nilai KKM 75. Keberhasilan belajar diukur apabila setiap siswa telah mencapai nilai 75 maka dikatakan berhasil tuntas dan secara klasikal apabila sebanyak 80% siswa telah mencapai nilai 75 maka dikatakan tuntas secara klasikal. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar menendang dalam sepak bola pada siswa. Adapun setiap tindakan upaya untuk pencapaian tujuan tersebut dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Pada tahap perencanaan, peneliti membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan yang diterapkan, menyusun instrumen observasi yang digunakan dalam pembelajaran, menyiapkan media dan menyusun alat evaluasi pembelajaran. Pada tahap pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan proses pembelajaran dengan langkah-langkah kegiatan antara lain: 1) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar gerak dasar menendang dalam sepak bola; 2) Melakukan pemanasan.; 3) Melakukan latihan gerak dasar menendang; 4) praktik gerak dasar menendang melalui modifikasi alat bantu pembelajaran; 5) Penilaian dilaksanakan setelah proses pembelajaran; 6) Melakukan pendinginan. Pengamatan dilakukan terhadap hasil belajar menendang. Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilaksanakan serta kriteria dan rencana bagi siklus tindakan berikutnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil belajar siswa meliputi ranah kognitif yang diperoleh dari tes objektif, dan ranah afektif yang diperoleh melalui pengamatan aktivitas siswa saat pembelajaran, serta ranah psikomotor yang diperoleh melalui tes unjuk kerja. Untuk ranah kognitif nilai maksimal sebesar 20, ranah afektif nilai maksimal sebesar 30 dan ranah psikomotor nilai maksimal sebesar 50. Sehingga keseluruhan nilainya 100. Hasil temuan pada observasi awal tersebut dimaksudkan untuk mengetahui kondisi sebenarnya keadaan siswa pada pembelajaran PJOK materi gerak dasar menendang dalam sepak bola. Data kondisi awal hasil belajar menendang siswa kelas IV SD Karangjati 02 sebelum diberikan tindakan melalui modifikasi alat bantu pembelajaran disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut. 4 Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7. No. 2, April (2017)

5 Tabel 1. Hasil Belajar Kondisi Awal No Rentang Nilai Banyaknya Siswa Persentase 1 > ,4% ,4% 5 < ,2% Jumlah % Nilai rata-rata 70,9 Siswa yang tuntas 11 Siswa yang belum tuntas 23 Nilai tertinggi 78 Nilai terendah 64 Persentase ketuntasan belajar 32,4% Hasil rekapitulasi data awal sebelum diberikan tindakan maka dapat dijelaskan bahwa mayoritas siswa belum menunjukkan hasil yang baik, dengan persentase ketuntasan belajar 32,4%. Untuk melihat lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2. Hasil Belajar Siklus I No Rentang Nilai Banyaknya Siswa Persentase 1 > ,5% ,3% ,5% 5 < ,7% Jumlah % Nilai rata-rata 75,5 Siswa yang tuntas 20 Siswa yang belum tuntas 14 Nilai tertinggi 83 Nilai terendah 67 Persentase ketuntasan belajar 58,8% Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I, hasil belajar siswa pada pelaksanaan siklus I menunjukkan hasil yang meningkat dibandingkan dengan hasil yang diperoleh pada kondisi awal. Pada kondisi awal yang semula 32,4% atau 11 siswa yang tuntas meningkat pada akhir siklus I menjadi 58,8% atau 20 siswa. Hasil belajar siswa pada pelaksanaan siklus I menunjukkan peningkatan akan tetapi belum menunjukkan hasil yang maksimal. Siklus II merupakan tindak lanjut dari hasil refleksi yang dilakukan pada siklus I. Pelaksanaan tindakan dalam siklus I, rata-rata siswa menunjukkan peningkatan dalam hasil belajar menendang dalam sepak bola. Akan tetapi target dari peneliti dan kolaborator belum terpenuhi. Oleh sebab itu pelaksanaan siklus II mengacu pada pelaksanaan siklus I, karena merupakan perbaikan siklus I, maka tidak jauh berbeda dengan yang dilaksanakan pada siklus I. Hasil belajar siswa pada pelaksanaan siklus II menunjukkan hasil yang meningkat dibandingkan dengan hasil yang diperoleh pada siklus I. Pada kondisi awal yang semula 32,4% atau MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA MATERI AJAR GERAK DASAR MENENDANG DALAM SEPAK BOLA 5

6 11 siswa yang tuntas meningkat pada akhir siklus I menjadi 58,8 % atau 20 siswa dan pada akhir siklus II meningkat menjadi 85,3% atau 29 siswa. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II tersebut sudah di atas indikator ketercapaian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat melalui tabel berikut. Tabel 3. Hasil Belajar Siklus II No Rentang Nilai Banyaknya Siswa Persentase 1 > ,5% ,4% ,4% ,7% 5 < Jumlah % Nilai rata-rata 79,5 Siswa yang tuntas 29 Siswa yang belum tuntas 5 Nilai tertinggi 87 Nilai terendah 71 Persentase ketuntasan belajar 85,3% Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data yang ada, dapat dilihat adanya peningkatan hasil belajar siswa di siklus II. Pada pra siklus terdapat 23 siswa atau 67,6% yang belum tuntas dalam belajarnya, sedangkan 11 siswa atau 32,4% telah tuntas dalam belajarnya. Nilai terendah pada pra siklus siswa yaitu 64 sedangkan untuk nilai tertinggi adalah 78 dengan nilai rata-ratanya adalah 70,9. Hasil belajar siswa pada Siklus I terdapat 20 siswa atau 58,8% yang tuntas dan 14 siswa atau 41,2% belum tuntas. Nilai terendah siswa pada siklus I adalah 67 dan nilai tertinggi adalah 83 dengan nilai rata-ratanya adalah 75,5. Hasil belajar siswa pada siklus II, siswa yang tuntas adalah 29 siswa atau 85,3% dan siswa yang belum tuntas adalah 5 siswa atau 14,7%. Nilai terendah siswa pada siklus II adalah 71 dan nilai tertinggi adalah 87 dengan nilai rata-rata 79,5. Upaya guru untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada 5 siswa tersebut adalah dengan program remidial. Program remedial yang dilaksanakan adalah dengan melakukan pendekatan secara personal kepada 5 siswa tersebut, bahwa semua siswa memiliki hasil belajar untuk menerima pelajaran. Selain itu, guru juga memberikan motivasi lebih kepada 5 siswa tersebut supaya memiliki sifat pantang menyerah. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari tiap siklus. Peningkatan hasil belajar tersebut ditunjukkan dengan peningkatan hasil belajar siswa. Dari data di atas berarti penerapan modifikasi alat bantu pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Data perbandingan ketuntasan klasikal bila disajikan dengan diagram batang, akan terlihat seperti gambar berikut. 6 Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7. No. 2, April (2017)

7 Gambar 1. Grafik Ketuntasan Klasikal Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II Pembahasan Model pembelajaran gerak dasar menendang pada siswa hendaknya diberikan melalui pembelajaran yang memodifikasi alat bantu, sebab kondisi siswa belum dapat mencermati gerakan menendang dengan baik. Cara ini lebih efektif dalam memberikan model pembelajaran hasil belajar gerak dasar pada setiap siswa, sebab guru mendemonstrasikan dengan alat alat yang menarik dan di kemas dalam bentuk permainan-permainan. Melalui pembelajaran yang memodifikasi alat bantu pada materi gerak dasar menendang dalam sepak bola kelas IV SD Negeri Karangjati 02, mampu meningkatkan hasil belajar menendang. Sebab pembelajaran ini menitik beratkan pada proses pembelajaran menyenangkan dan menarik siswa. Guru pertama kali mendemonstrasikan gerakan menendang, selanjutnya siswa diminta melakukan gerakan sesuai dengan yang diperagakan oleh guru. Kondisi awal siswa belum menunjukkan hasil yang maksimal, mayoritas siswa masih memiliki hasil belajar menendang yang kurang. Pada siklus I terjadi peningkatan persentase siswa sebesar 26,4%. Dari 32,4% menjadi 58,8%. Sedangkan siklus II naik 26,5% dari siklus I. Dari 58,8% menjadi 85,3%. Melalui peningkatan yang terjadi sejak kondisi awal hingga diberikan tindakan pada siklus I dan siklus II dapat disimpulkan bahwa melalui modifikasi alat bantu pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terlihat pada tingkat ketuntasan klasikal hasil belajar menendang siswa kelas IV SD Negeri Karangjati 02. Pada kondisi awal diperoleh hasil ketuntasan belajar yang kurang. Pada kondisi awal hanya 11 siswa (32,4%) yang mencapai kriteria tuntas, sedangkan 23 siswa (67,6%) belum. Pada siklus I terjadi peningkatan sejumlah 20 siswa (58,8%) mencapai kriteria tuntas, sedangkan 14 siswa (41,2%) belum. Dan pada akhir siklus II sejumlah 29 siswa (85,3%) mencapai kriteria tuntas, sedangkan 5 siswa (14,7%) belum. Melalui peningkatan yang terjadi pada kondisi awal hingga diberikan tindakan pada siklus I dan siklus II dapat disimpulkan bahwa melalui modifikasi alat bantu pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa. SIMPULAN Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri Karangjati 02 terhadap materi gerak dasar menendang yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA MATERI AJAR GERAK DASAR MENENDANG DALAM SEPAK BOLA 7

8 Melalui modifikasi alat bantu pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dari hasil analisis data diperoleh peningkatan yang signifikan antara kondisi awal, siklus I dan siklus II. Pada kondisi awal hanya 11 siswa (32,4%) yang mencapai kriteria tuntas, sedangkan 23 siswa (67,6%) belum tuntas. Pada siklus I terjadi peningkatan sejumlah 20 siswa (58,8%) mencapai kriteria tuntas, sedangkan 14 siswa (41,2%) belum tuntas. Dan pada akhir siklus II sejumlah 29 siswa (85,3%) mencapai kriteria tuntas, sedangkan 5 siswa (14,7%) belum tuntas. DAFTAR PUSTAKA Ismihyani Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Pembelajaran Teknik Jigsaw. Bandung: UPI Joyoatmojo, Soetarno Pembelajaran Efektif: Upaya Peningkatan Kualitas Lulusan Menuju Penyediaan Sumber Daya Insani yang Unggul. Surakarta: UNS Press Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) Materi Gerak Dasar Menendang Dalam Sepak Bola Melalui Modifikasi Alat Bantu Pembelajaran Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Karangjati 02 Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Penelitian Tindakan Keals. Kab. Tegal: SD N Karangjati 02. Samsudin Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan SD/MI. Jakarta: Prenada Media Group. Sucipto, dkk Sepak Bola. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdikbud. Supraptono, E., & Setiawan, H. (2017). DAMPAK PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS WEB TERHADAP KOMPETENSI MATERI PERKULIAHAN ELEKTRONIKA DASAR. Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia, 2(3). 8 Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7. No. 2, April (2017)

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Pra Tindakan

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Pra Tindakan BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pra Tindakan Sebelum penelitian dilakukan, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya dilapangan. Selain itu

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLA VOLI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN LEMPAR PUKUL BOLA KERTAS PADA SISWA KELAS VII SMP

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLA VOLI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN LEMPAR PUKUL BOLA KERTAS PADA SISWA KELAS VII SMP UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLA VOLI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN LEMPAR PUKUL BOLA KERTAS PADA SISWA KELAS VII SMP Muhammad Syaleh Sekolah Tinggi Olahraga Kesehatan Bina Guna Medan msyaleh3@gmail.com

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATAN KETERAMPILAN PASSING SEPAKBOLA DENGAN KAKI BAGIAN DALAM MENGGUNAKAN METODE BERMAIN

UPAYA MENINGKATAN KETERAMPILAN PASSING SEPAKBOLA DENGAN KAKI BAGIAN DALAM MENGGUNAKAN METODE BERMAIN UPAYA MENINGKATAN KETERAMPILAN PASSING SEPAKBOLA DENGAN KAKI BAGIAN DALAM MENGGUNAKAN METODE BERMAIN Heri Rustanto Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Pendidikan Olahraga dan

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI METODE DEMONSTRASI DAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PERBAUNGAN TAHUN AJARAN 2015/2016 MUHAMMAD SYALEH Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SPRINT MELALUI PERMAINAN SIRKUIT. Slamet Riyadi

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SPRINT MELALUI PERMAINAN SIRKUIT. Slamet Riyadi Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas ISSN 2087-3557 SD Negeri 1 Nglebur Jiken Blora Abstrak Penelitian tindakan kelas ini dilatarbelakangi rendahnya aktivitas dan hasil belajar PJOK materi Sprint

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan bagian penting dari proses pendidikan. Artinya, pendidikan jasmani bukan hanya dekorasi atau ornament yang ditempel pada program

Lebih terperinci

ZANUAR BUDIANTO K

ZANUAR BUDIANTO K UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR MENENDANG DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA MELALUI PENERAPAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 GENTAN KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2013 /

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING SEPAK BOLA MELALUI VARIASI PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS X SMK SWASTA SWA BINA KARYA MEDAN TAHUN AJARAN 2015/2016 ADE EVRIASNYAH LUBIS ade.evriansyahlubis@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai wadah pendidikan formal mempunyai tugas pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai wadah pendidikan formal mempunyai tugas pembinaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai wadah pendidikan formal mempunyai tugas pembinaan mental spritual, intelektual dan khususnya pembinaan kualitas fisik melalui mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pra Tindakan Sebelum melaksanakan proses penelitian tindakan kelas, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan survey awal untuk mengetahui

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH BOLA VOLI MELALUI PENGGUNAAN MODIFIKASI BOLA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH BOLA VOLI MELALUI PENGGUNAAN MODIFIKASI BOLA UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH BOLA VOLI MELALUI PENGGUNAAN MODIFIKASI BOLA Aba Sandi Prayoga, M.Or. Penjaskesrek STKIP MODERN Ngawi aba_sandy@yahoo.com Abstrak Penelitian ini mempunyai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini telah dilaksanakan di SD Negeri Soropadan No. 108, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta. 2. Waktu

Lebih terperinci

Didi Suhaedi Guru Pendidikan Jasmani SD Negeri Jagara Kabupaten Kuningan ABSTRAK

Didi Suhaedi Guru Pendidikan Jasmani SD Negeri Jagara Kabupaten Kuningan ABSTRAK UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI SPRINT 60 METER MELALUI PENDEKATAN BERMAIN DENGAN ALAT PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI JAGARA KECAMATAN DARMA KABUPATEN KUNINGAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI SPRINT

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI SPRINT UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI SPRINT MELALUI PERMAINAN HITAM HIJAU PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PADAMENAK KECAMATAN JALAKSANA KABUPATEN KUNINGAN TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 Andreas Juhara Guru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga peserta didik dapat mengalami perubahan yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga peserta didik dapat mengalami perubahan yang diinginkan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang bertujuan mengarahkan peserta didik pada perubahan tingkah laku yang diinginkan. Pengertian ini

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PASSING MENGGUNAKAN KAKI BAGIAN DALAM PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MENGGUNAKAN METODE DRILL

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PASSING MENGGUNAKAN KAKI BAGIAN DALAM PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MENGGUNAKAN METODE DRILL MENINGKATKAN KETERAMPILAN PASSING MENGGUNAKAN KAKI BAGIAN DALAM PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MENGGUNAKAN METODE DRILL Awang Roni Effendi Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam mengintensifkan penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung

Lebih terperinci

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation 2 (1) (2013) Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/peshr PENERAPAN MODEL PENDEKATAN

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING Fatmawaty Sekolah Dasar Negeri Hikun Tanjung Tabalong Kalimantan Selatan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan yang dilakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan yang dilakukan secara sistematis melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh kemampuan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,

BAB I PENDAHULUAN. berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di lapangan bola basket SMA Negeri Kebakkramat. 2. Waktu Penelitian Penelitian Tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan olahraga sering kali terkalahkan oleh pendidikan akademis lainya, padahal aspek kesehatan jasmani merupakan aspek penting guna mendukung pendidikan

Lebih terperinci

JURNAL SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BOLAVOLI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X TKB 1 SMK NEGERI 2 SRAGEN

JURNAL SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BOLAVOLI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X TKB 1 SMK NEGERI 2 SRAGEN JURNAL SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BOLAVOLI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X TKB 1 SMK NEGERI 2 SRAGEN TAHUN AJARAN 2015 / 2016 SKRIPSI Oleh : VENSA LUKITA

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA MENGGUNAKAN MODIFIKASI BOLA PLASTIK

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA MENGGUNAKAN MODIFIKASI BOLA PLASTIK PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA MENGGUNAKAN MODIFIKASI BOLA PLASTIK Awang Roni Effendi 1, Fahrizal Rhamadhansyah 2 1,2 Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGURANGAN BERSUSUN MELALUI MEDIA GELAS BILANGAN PADA SISWA TUNAGRAHITA. Sufiana

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGURANGAN BERSUSUN MELALUI MEDIA GELAS BILANGAN PADA SISWA TUNAGRAHITA. Sufiana Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 2, No. 2, April 17 ISSN 2477-22 (Media Cetak). 2477-3921 (Media Online) MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGURANGAN BERSUSUN MELALUI MEDIA GELAS BILANGAN PADA

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATKAN KELINCAHAN DAN KECEPATAN DALAM BERMAIN SEPAKBOLA MELALUI METODE DEMONSTRASI. Muh Tasor

UPAYA PENINGKATKAN KELINCAHAN DAN KECEPATAN DALAM BERMAIN SEPAKBOLA MELALUI METODE DEMONSTRASI. Muh Tasor Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 5, Oktober 2016 ISSN 2087-3557 UPAYA PENINGKATKAN KELINCAHAN DAN KECEPATAN DALAM BERMAIN SEPAKBOLA MELALUI METODE DEMONSTRASI SD Negeri 02 Yosorejo,

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLAVOLI DENGAN PENDEKATAN MEDIA PEMBELAJARAN BOLA MODIFIKASI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLAVOLI DENGAN PENDEKATAN MEDIA PEMBELAJARAN BOLA MODIFIKASI MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLAVOLI DENGAN PENDEKATAN MEDIA PEMBELAJARAN BOLA MODIFIKASI Achmad Rifai 1 Universitas Islam 45 Bekasi achmad_rifai13@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HEADING DENGAN BOLA KARET DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA DI SDN 14 SUNGAI PUTAT

MENINGKATKAN HEADING DENGAN BOLA KARET DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA DI SDN 14 SUNGAI PUTAT MENINGKATKAN HEADING DENGAN BOLA KARET DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA DI SDN 14 SUNGAI PUTAT ARTIKEL ILMIAH OLEH MULURI NIM F1102141036 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN ILMU

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lapangan olahraga SMA Al Islam 1 Surakarta. 2. Waktu Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini

Lebih terperinci

KEMAMPUAN DASAR BERMAIN SEPAKBOLA SISWA KELAS VIII SMP N 2 PANDAK. Oleh Fitri Hermawan N dan Soni Nopembri Universitas Negeri Yogyakarta

KEMAMPUAN DASAR BERMAIN SEPAKBOLA SISWA KELAS VIII SMP N 2 PANDAK. Oleh Fitri Hermawan N dan Soni Nopembri Universitas Negeri Yogyakarta KEMAMPUAN DASAR BERMAIN SEPAKBOLA SISWA KELAS VIII SMP N 2 PANDAK Oleh Fitri Hermawan N dan Soni Nopembri Universitas Negeri Yogyakarta Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kemampuan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SHOTTING

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SHOTTING UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SHOTTING MENGGUNAKAN KAKI BAGIAN DALAM PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI METODE DEMONSTARSI PADA SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 2 SATU ATAP PATUMBAK TAHUN AJARAN 2016/2017

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mental. Dengan demikian pendidikan pendidikan jasmani bertujuan

I. PENDAHULUAN. mental. Dengan demikian pendidikan pendidikan jasmani bertujuan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan jasmani adalah bagian integral dari kegiatan pendidikan secara keseluruhan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan para siswa melalui aktivitas jasmani.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum pendidikan jasmani. Upaya meningkatkan keterampilan bermain

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum pendidikan jasmani. Upaya meningkatkan keterampilan bermain 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan (sekolah), sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang diajarkan di sekolah yang terangkum dalam kurikulum pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka pendidikan nasional, sekolah dasar (SD) merupakan satu jenjang pendidikan yang paling penting keberadaaannya. Sehingga peningkatan mutu pendidikan

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP Vol. 17, No. 4, Agustus 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP SD Negeri Kutamendala 02, Kecamatan Tonjong, Kabupaten

Lebih terperinci

SP VOL 1 NO 1 2016 MENINGKATKAN GERAK DASAR PASSING KAKI BAGIAN DALAM MELALUI MEDIA MODIFIKASI BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA DI KELAS V SDN GADINGAN II KECAMATAN SLIYEG KABUPATEN INDRAMAYU Eka Widodo

Lebih terperinci

TEKNIK DASAR PERMAINAN BOLA BASKET. Agus Sultoni

TEKNIK DASAR PERMAINAN BOLA BASKET. Agus Sultoni Didaktikum : Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16, No. 5, Oktober 2015 ISSN 2087-3557 SMP Negeri 1 Comal Kab. Pemalang, Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian untuk mengetahui peningkatan kemampuan

Lebih terperinci

Kata kunci: modifikasi alat bantu, hasil belajar memukul bola kasti, permainan bola kasti.

Kata kunci: modifikasi alat bantu, hasil belajar memukul bola kasti, permainan bola kasti. UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMUKUL BOLA KASTI DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT BANTU PEMUKUL DAN BOLA PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI SUMBER IV BANJARSARI SURAKARTA Oleh: Ida Pawestri ABSTRAK

Lebih terperinci

Jati Waluyaningsih 5. Kata Kunci : pendidikan jasmani, bola voli, modifikasi bola voli mini.

Jati Waluyaningsih 5. Kata Kunci : pendidikan jasmani, bola voli, modifikasi bola voli mini. MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI MODIFIKASI BOLA VOLI MINI SISWA KELAS IV SDN KLATAKAN 02 KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Jati Waluyaningsih 5 Abstrak.

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENJAS SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING DI KELAS IX-2 SMPN 1 PATUMBAK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENJAS SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING DI KELAS IX-2 SMPN 1 PATUMBAK PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENJAS SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING DI KELAS IX-2 SMPN 1 PATUMBAK Rasken Karo-Karo Guru SMP Neheru 1 Patumbak Surel: Yoanastephani1@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang bangun datar dengan menggunakan media kertas lipat siswa kelas 1-B

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang bangun datar dengan menggunakan media kertas lipat siswa kelas 1-B 34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian akan dikaitkan dengan tujuan penelitian sebagaimana yang telah dikemukakan pada Bab I, maka dapat diuraikan dengan hasil penelitian dan pembahasan.

Lebih terperinci

Astri Wahyuni. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UIR

Astri Wahyuni. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UIR ISSN 2442-3041 Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 1, No. 3, September - Desember 2015 STKIP PGRI Banjarmasin PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN STRATEGI INDEX CARD MATCH (ICM)

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. permainan kucing bola dalam lingkaran dapat meningkatkan kemampuan passing

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. permainan kucing bola dalam lingkaran dapat meningkatkan kemampuan passing BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian melalui proses pengolahan data, analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai penggunaan permainan kucing bola

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SHOOTING

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SHOOTING PENINGKATAN HASIL BELAJAR SHOOTING MENGGUNAKAN KAKI BAGIAN DALAM DENGAN MODIFIKASI GAWANG MINI MENGGUNAKAN PIPA PARALON PADA PERMAINAN SEPAK BOLA PADA SISWA KELAS VII SMP SWASTA BUDI MULIA KECAMATAN MEDAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG Farraz Putri Febriani, Suminah PP3 Jalan Ir. Soekarno No. 1 Blitar

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI GAYA MENGAJAR LATIHAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI GAYA MENGAJAR LATIHAN UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI GAYA MENGAJAR LATIHAN Rinaldi Aditya Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi Stok Bina Guna Medan ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 1. Tempat Penelitian A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat Penelitian Tindakan Kelas ini telah dilaksanakan di SD Negeri 1 Kebonrejo, Desa Kebonrejo, Kecamatan. Banjarejo Kabupaten.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani,

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA SEKOLAH DASAR UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA SEKOLAH DASAR ANDI NURABADI Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi Stok Bina Guna

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar (2011: 46) PTK adalah suatu

Lebih terperinci

Sabran, Kemampuan Roll Depan, Metode Tutor Sebaya

Sabran, Kemampuan Roll Depan, Metode Tutor Sebaya 1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN ROLL DEPAN SISWA KELAS IV MELALUI METODE TUTOR SEBAYA DI SDN 20 BIAU KABUPATEN BUOL Sabran Hendrik Mentara Hendriana Sri Rejeki Pendidikan Olahraga FKIP Universitas Tadulako Kampus

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PERMAINAN LARI SAMBUNG MATA PELAJARAN PENJASKES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 2 A SDN TANGGUL KULON 03 JEMBER

PENERAPAN METODE PERMAINAN LARI SAMBUNG MATA PELAJARAN PENJASKES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 2 A SDN TANGGUL KULON 03 JEMBER PENERAPAN METODE PERMAINAN LARI SAMBUNG MATA PELAJARAN PENJASKES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 2 A SDN TANGGUL KULON 03 JEMBER Sularmi 40 Abstrak. Pendidikan jasmani merupakan bagian

Lebih terperinci

PENINGKATKAN PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI MELALUI METODE LEARNING TOGETHER

PENINGKATKAN PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI MELALUI METODE LEARNING TOGETHER Jurnal Pendidikan Olahraga, Vol. 5, No. 1, Juni 2016 PENINGKATKAN PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI MELALUI METODE LEARNING TOGETHER Stephani Yane 1, Amalia Pratami 2 Program Studi Pendidikan Jasmani

Lebih terperinci

KRITIK TERHADAP PENDEKATAN TRADISIONAL

KRITIK TERHADAP PENDEKATAN TRADISIONAL KRITIK TERHADAP PENDEKATAN TRADISIONAL Siswa di drill sampai KO Berasumsi bahwa keterampilan akan ditransfer ke suatu permainan Membosankan, pengulangan, peraturan ketat Mengalami kegagalan keterampilan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. tingkah laku lebih buruk. Menurut Jerome Bruner dalam Trianto (2010:

BAB II KAJIAN TEORI. tingkah laku lebih buruk. Menurut Jerome Bruner dalam Trianto (2010: BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hakikat Pembelajaran Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Menurut N. Purwanto

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENENDANG DALAM SEPAK BOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 LOSARI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENENDANG DALAM SEPAK BOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 LOSARI PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENENDANG DALAM SEPAK BOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 LOSARI SKRIPSI Oleh : TUPIK LEGIONO NIM : X4710166 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Tanamodindi Dalam Memukul Bola Kasti dengan Menggunakan Modifikasi Alat Bantu Pemukul dan Bola

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Tanamodindi Dalam Memukul Bola Kasti dengan Menggunakan Modifikasi Alat Bantu Pemukul dan Bola Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Tanamodindi Dalam Memukul Bola Kasti dengan Menggunakan Modifikasi Alat Bantu Pemukul dan Bola Lusye SD Negeri Tanamodindi, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene Muh. Jupriadi, Bustamin, dan Lilies Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Dimana hanya

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Dimana hanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Dimana hanya melalui pendidikan merupakan usaha sadar agar pengembangan potensi sumber daya manusia pada saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah komponen yang tidak dapat dipisahkan dengan kemajuan zaman dan kesejahteraan masyarakat. Dalam era globalisasi ini setiap bangsa dituntut untuk

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN TOLAK PELURU GAYA O BRIEN DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS VIII

UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN TOLAK PELURU GAYA O BRIEN DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS VIII UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN TOLAK PELURU GAYA O BRIEN DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS VIII.2 DI SMPN 9 KOTA BEKASI TAHUN AJARAN2013/2014 Tatang Iskandar Dosen PJKR FIK Universitas

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi : SMA Negeri 1 Godean : Penjasorkes : X/Satu : Permainan Bola Besar ( Sepak Bola) : 2 x 3 JP (6 X 45

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang penelitian Anggi Sugiyono, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang penelitian Anggi Sugiyono, 2015 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang penelitian Sepakbola termasuk olahraga permainan. Olahraga sepakbola merupakan olahraga yang tidak asing lagi di dunia maupun di Indonesia, setiap orang baik laki-laki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan, terutama dinegara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan, terutama dinegara-negara yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) belakangan ini sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan, terutama dinegara-negara yang sudah maju. Pendidikan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI BENDA SEKITAR DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI METODE GIVE THE REAL (GTR) Mundasah

KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI BENDA SEKITAR DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI METODE GIVE THE REAL (GTR) Mundasah Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 2, April 2016 ISSN 0854-2172 KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI BENDA SEKITAR DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI SD Negeri

Lebih terperinci

JURNAL SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN KETEPATAN DAN PENDEKATAN KECEPATAN TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN

JURNAL SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN KETEPATAN DAN PENDEKATAN KECEPATAN TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN JURNAL SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN KETEPATAN DAN PENDEKATAN KECEPATAN TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN BULUTANGKIS PADA MAHASISWA PUTRA SEMESTER IV PROGRAM STUDI PENKEPOR JPOK FKIP UNS TAHUN

Lebih terperinci

Mudtrisman Sekolah Dasar Negeri 1 Kalisari UPTD Pendidikan Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan

Mudtrisman Sekolah Dasar Negeri 1 Kalisari UPTD Pendidikan Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR LARI SPRINT 60 METER MELALUI PERMAINAN HITAM-HIJAU PADA SISWA KELAS V SEMESTER II SD NEGERI 1 KALISARI KEC. KRADENAN KAB. GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Mudtrisman

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KOOPERATIF TPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BOLA VOLI

IMPLEMENTASI KOOPERATIF TPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BOLA VOLI IMPLEMENTASI KOOPERATIF TPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BOLA VOLI I Made Seger, Nim 1196015031 PENJASKESREK FOK Universitas Pendidikan Ganesha, Kampus Tengah Undiksha Singaraja, jalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pembelajaran melalui aktifitas jasmani yang dilaksanakan untuk meningkatkan kesegaran jasmani, keterampilan motorik,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Deskripsi Pra Siklus Sebelum dilakukan Penelitian Tindakan Kelas, peneliti melakukan survei awal. Survei awal ini dimaksudkan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan terasa kurang lengkap jika tidak ada pendidikan jasmani.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan terasa kurang lengkap jika tidak ada pendidikan jasmani. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan terasa kurang lengkap jika tidak ada pendidikan jasmani. Pendidikan Jasmani seringkali tersampingkan oleh pendidikan akademis lainnya, padahal aspek

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. pembinaan warga masyarakat dan peserta didik melalui pendidikan jasmani dan. pembangkitan motivasi harus dimulai pada usia dini.

1. PENDAHULUAN. pembinaan warga masyarakat dan peserta didik melalui pendidikan jasmani dan. pembangkitan motivasi harus dimulai pada usia dini. 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani dan olahraga merupakan sebuah investasi jangka panjang dalam upaya pembinaan mutu sumber daya manusia Indonesia. Hasil yang diharapkan itu akan dicapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Dimana 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Dimana pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membawa nama bangsa ke dunia internasional menjadi baik. Mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. membawa nama bangsa ke dunia internasional menjadi baik. Mempertahankan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga salah satu cara untuk mempertahankan kesegaran jasmani, pembinaan gerakan dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas kesegaran dan penampilan puncak atau

Lebih terperinci

Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 2 Nomor 2, Juni 2017

Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 2 Nomor 2, Juni 2017 Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Vol. 2, No. 2, Juni 2017 ISSN 2541-0393 (Media Online) 2541-0385 (Media Cetak ) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE MENGGUNAKAN MEDIA KARTU KATA SD Negeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Va SD Negeri 06 Metro Barat semester II tahun pelajaran 2009/2010. Jumlah

BAB III METODE PENELITIAN. Va SD Negeri 06 Metro Barat semester II tahun pelajaran 2009/2010. Jumlah BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan secara kolaboratif partisipatif antara peneliti dengan guru SD Negeri 06 Metro Barat. Dalam penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan memiliki peran yang sangat penting dalam mengintensifkan penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DRIBBLING

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DRIBBLING UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DRIBBLING BOLA BASKET MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS VII SMP SWASTA AL-IKHWAN MEDAN TAHUN AJARAN 2016/2017 ADE EVRIANSYAH LUBIS Pendidikan jasmani kesehatan

Lebih terperinci

LEMPAR LEMBING DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN LEMPAR TURBO DI SEKOLAH DASAR NEGERI 19 SERIRANG

LEMPAR LEMBING DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN LEMPAR TURBO DI SEKOLAH DASAR NEGERI 19 SERIRANG LEMPAR LEMBING DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN LEMPAR TURBO DI SEKOLAH DASAR NEGERI 19 SERIRANG ARTIKEL ILMIAH OLEH CINDRA YUNARNI NIM F1102141029 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu secara menyeluruh. Namun, perolehan keterampilan dan

BAB I PENDAHULUAN. individu secara menyeluruh. Namun, perolehan keterampilan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian. Tahun 2015

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian. Tahun 2015 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SMP N 1 Randublatung Blora, Jl. Diponegoro No. 19, Blora. 2. Waktu Penelitian

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN MATERI PEMILIHAN PENGURUS ORGANISASI SEKOLAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN MATERI PEMILIHAN PENGURUS ORGANISASI SEKOLAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN. Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN MATERI PEMILIHAN PENGURUS ORGANISASI SEKOLAH MELALUI

Lebih terperinci

PASSING BAWAH MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOMPETISI PERMAINAN BOLA VOLI DI SDN 14 NANGA SURI

PASSING BAWAH MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOMPETISI PERMAINAN BOLA VOLI DI SDN 14 NANGA SURI PASSING BAWAH MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOMPETISI PERMAINAN BOLA VOLI DI SDN 14 NANGA SURI ARTIKEL ILMIAH OLEH ERVINA SUSILAWATI NIM F1102141054 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah KTSP Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah KTSP Standar Kompetensi Kompetensi Dasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan melalui aktivitas jasmani atau olahraga. Yang membedakan pendidikan jasmani dengan mata pelajaran lain adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan media untuk meraih tujuan pendidikan sekaligus juga untuk meraih tujuan yang bersifat internal kedalam aktivitas

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENDEKATAN TAKNIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA BASKET

PERBANDINGAN PENDEKATAN TAKNIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA BASKET 1 A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan jasmani merupakan salah satu pendidikan yang berfungsi untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan jasmani penting dilakukan karena

Lebih terperinci

PENERAPAN IPTEKS. Popi Indrayani Nainggolan Sabar Surbakti

PENERAPAN IPTEKS. Popi Indrayani Nainggolan Sabar Surbakti UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR DRIBBLING KAKI BAGIAN LUAR DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA MENGGUNAKAN GAYA MENGAJAR KOMANDO PADA SISWA KELAS X SMA SWASTA METHODIST- 8 MEDAN Popi Indrayani Nainggolan Sabar

Lebih terperinci

DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 246

DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 246 DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 246 PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEMAMPUAN SISWA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI PAWANG PADA SISWA KELAS VIII D SEMESTER 1 SMP NEGERI 2 LASEM TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Lilik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani adalah salah satu mata pelajaran yang di berikan di semua sekolah baik sekolah dasar negeri maupun swasta. Pendidikan jasmani merupakan bagian

Lebih terperinci

ENDANG SARINI

ENDANG SARINI PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG ( DIRECT INSTRUCTION ) PADA PESERTA DIDIK KELAS V SD NEGERI 04 WANARATA TAHUN

Lebih terperinci

WIDODO Sekolah Dasar Negeri 1 Grabagan Uptd Pendidikan Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan

WIDODO Sekolah Dasar Negeri 1 Grabagan Uptd Pendidikan Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH MELALUI PENDEKATAN BERMAIN LOMPAT KANGURU PADA SISWA KELAS V SEMESTER II SD NEGERI GRABAGAN KEC. KRADENAN KAB. GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 5/6 WIDODO

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian tindakan kelas melalui proses pengolahan data, analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai penerapan model

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI POKOK MENGUBAH PECAHAN MENJADI PERSEN DAN DESIMAL MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI POKOK MENGUBAH PECAHAN MENJADI PERSEN DAN DESIMAL MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL Dinamika Vol. 3, No. 2, Oktober 2012 ISSN 0854-2172 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI POKOK MENGUBAH PECAHAN MENJADI PERSEN DAN DESIMAL MELALUI SD Negeri Kabunan 01 Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KUTAMENDALA 02.

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KUTAMENDALA 02. Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP PADA SISWA KELAS V SD

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING MELALUI PEMBELAJARAN BERKELOMPOK DI SMPN 12 PONTIANAK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING MELALUI PEMBELAJARAN BERKELOMPOK DI SMPN 12 PONTIANAK PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING MELALUI PEMBELAJARAN BERKELOMPOK DI SMPN 12 PONTIANAK Andri Helmi Yadhi, Victor G. Simanjuntak, Edi Purnomo Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi FKIP Untan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi : SMA Negeri 1 Godean : Penjasorkes : XII/Satu : Permainan Sepakbola : 6 JP (6 X 45 menit) A. Tujuan

Lebih terperinci