UPAYA PENINGKATKAN KELINCAHAN DAN KECEPATAN DALAM BERMAIN SEPAKBOLA MELALUI METODE DEMONSTRASI. Muh Tasor
|
|
- Glenna Budiaman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 5, Oktober 2016 ISSN UPAYA PENINGKATKAN KELINCAHAN DAN KECEPATAN DALAM BERMAIN SEPAKBOLA MELALUI METODE DEMONSTRASI SD Negeri 02 Yosorejo, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar dasar -dasar sepakbola pada siswa setelah diterapkannya metode demonstrasi, dan mengetahui motivasi belajar dasar-dasar sepakbola setelah diterapkannya metode demonstrasi. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak dua putaran, setiap putaran terdiri dari dua tahap yaitu rancangan, kegiatan dan pengamatan. Refleksi dan refisi sasaran penelitian ini adalah Siswa Kelas V SD Negeri 02 Yosorejo dari data yang diperoleh berupa hasil tes praktek, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Dari hasil analisa yang didapat bahwa prestasi belajar siswa pelajaran PJOK mengalami peningkatan dari siklus I sampai II yaitu, pada siklus I siswa yang tuntas belajar sebanyak 10 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 60,7% dan nilai rata-rata pada siklus 1 sebesar 77,85, sedangkan pada siklus II jumlah siswa yang tuntas mencapai 13 anak dan hanya 1 anak yang belum tuntas dengan persentase ketuntasan belajarnya sebanyak 87,1%, dan nilai ratarata mencapai 91,42. persentase ketuntasan hasil belajar dari siklus 1 ke siklus 2 mengalami peningkatan sebanyak 26,4%. Simpulan dari penelitian ini adalah metode demonstrasi dapat berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa Didaktikum Kata Kunci: Metode Demonstrasi; Prestasi Belajar; PENDAHULUAN Sepakbola adalah suatu permainan beregu yang dimainkan masing-masing regunya terdiri dari sebelas orang pemain termasuk seorang penjaga gawang. Sepakbola adalah permainan yang sangat populer, karena permainan sepakbola sering dilakukan oleh anak-anak, orang dewasa maupun orang tua. Untuk bisa bermain sepakbola dengan baik dan benar para pemain menguasai teknik-teknik dasar sepakbola. Untuk bermain bola dengan baik pemain dibekali dengan teknik dasar yang baik, pemain yang memiliki teknik dasar yang baik pemain tersebut cenderung dapat bermain sepakbola dengan baik pula. Olah raga ini juga dilakukan anak kecil, anak-anak, remaja, pemuda, orang dewasa, pria bahkan wanita. Sepakbola sungguh populer di mata masyarakat, dari pelosok desa hingga kota besar di seluruh dunia. Sepakbola merupakan olah raga yang simpel, sederhana dan murah. Bahkan hampir tidak memerlukan biaya. Namun bila pertandingan yang profesional, olah raga ini biayanya bisa UPAYA PENINGKATKAN KELINCAHAN DAN KECEPATAN DALAM BERMAIN SEPAKBOLA MELALUI METODE DEMONSTRASI 29
2 terbesar dari aneka cabang olah raga lainnya. Untuk mengelola dan menghidupi sebuah klub sepak bola bisa memakan biaya milyaran rupiah. Di satu pihak sepak bola dikatakan hampir tidak memerlukan biaya, karena alat dan sarana yang dibutuhkan hanya satu benda bulat dan tanah lapang. Benda bulat yang disebut bola itu bisa bola yang mahal, (bola karet), bola plastik, jeruk bali (keprok) atau jerami, kertas, serabut kelapa, yang pengelola harus mengadakan studi banding, harus tanggap akan anak asuhnya, mau belajar dari pengalaman pahit, sekaligus berusaha membuktikan pengelolaan yang lebih profesional. Hakekat permainan sepakbola adalah mempertahankan dan penyerangan (Pend. Jasmani SLTP 3, Slamet, SR) maka untuk kelincahan dan kecepatan yang diprediksikan berpengaruh terhadap kemampuan menggiring bola, berpatokan pada hakekat permainan yang menitik beratkan pada pertahanan dan nilai tersendiri bagi penonton) jika mereka memahami betul akan peraturan permainan sepak bola, sikap yang dilarang untuk dilakukan dalam permainan, tentu mereka akan terlihat lincah, cepat dan atraktif. Apabila dikaji bersama pola permainan sepak bola. Itu sederhana, pola permainan hanya menyerang (Attacktion), mempertahankan (defention) dan menyusun posisi strategi ini, keahlian dan keterampilan masing-masing pemain tampak jelas, kemauan membawa bola, menggiring bola, merebut bola, mempertahankan bola, mengecoh lawan, sangat diperlukan oleh individu pemain untuk diterapkan dalam kerja sama antara pemain. Tiap pemain harus punya kemampuan DK4, yang maksudnya Daya tahan tubuh, Kekuatan, Kelenturan, Kecepatan dan Kelincahan. Kelima faktor ini harus dimiliki para pemain untuk mengembangkan ke posisi puncak. Dari kelima faktor tersebut yang menarik untuk dikaji bersama adalah faktor kecepatan dan kelincahan. Kecepatan dan kelincahan ini dapat dibentuk dari dalam diri (pembawaan) atau dari luar diri (karena mampu mengkombinasikan dari segala teknik yang dimiliki) Mempunyai kecepatan dan kelincahan yang lebih, bagi setiap pemain merupakan mudah dan sukses untuk mencetak gol, dan mempertahankan kemasukan bola. Dengan adanya kemampuan, kecepatan dan kelincahan akan memudahkan pemain tersebut dalam rangka membawa bola ( menggiring bola ) ke hadapan gawang lawan. Seorang pemain yang mempunyai kelincahan dan kecepatan yang bagus, bola yang digiring bagaikan lekat di kaki dan tentu mudah melewati halangan lawan dan tidak mudah dikelabuhi lawan. Dari uraian-uraian tersebut cabang olah raga sepakbola menarik untuk dikaji bersama sehingga perkembangan sepak bola Indonesia semakin diminati masyarakat sekaligus mampu duduk sejajar dengan club-club diluar negeri. Sehingga permasalahan ini sangat menarik untuk di kaji dan dibahas peneliti yang dalam penelitiannya akan diberi judul Upaya Meningkatkan Kelincahan dan Kecepatan Dalam Bermain Sepak Bola Pada Siswa Kelas V SD Negeri 02 Yosorejo semester genap tahun pelajaran 2014/2015. Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka dirumuskan suatu masalah sebagai berikut : 1) Bagaimana peningkatan prestasi penguasaan dasar - dasar sepak bola bagi siswa dengan diterapkannya metode demonstrasi?, 2) Bagaimanakah pengaruh metode demonstrasi terhadap motivasi belajar dasar-dasar sepakbola pada siswa Siswa Kelas V SD Negeri 02 Yosorejo semester genap tahun pelajaran 2014/2015?, 3) Apakah dengan penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan kinerja guru dalam proses belajar mengajar di SD Negeri 02 Yosorejo?. Pengertian metode demonstrasi menurut Syaiful Bahri Djamarah, (2008:211) bahwa metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. Dan kelebihan dan kekurangan metode demonstrasi adalah sebagai berikut : 30 Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17. No. 5, Oktober (2016)
3 Kelebihan metode demonstrasi : a) perhatian siswa dapat dipusatkan pada hal-hal yang dianggap penting oleh guru sehingga hal yang penting itu dapat diamati secara teliti. Di samping itu, perhatian siswa pun lebih mudah dipusatkan kepada proses belajar mengajar dan tidak kepada yang lainnya, b) dapat membimbing siswa ke arah berpikir yang sama dalam satu saluran pikiran yang sama, c) Ekonomis dalam jam pelajaran di sekolah dan ekonomis dalam waktu yang panjang dapat diperlihatkan melalui demonstrasi dengan waktu yang pendek, d) dapat mengurangi kesalahankesalahan bila dibandingkan dengan hanya membaca atau mendengarkan, karena murid mendapatkan gambaran yang jelas dari hasil pengamatannya, e) karena gerakan dan proses dipertunjukkan maka tidak memerlukan keterangan-keterangan yang banyak, f) beberapa persoalan yang menimbulkan pertanyaan atau keraguan dapat diperjelas waktu proses demonstrasi. Kekurangan metode demonstrasi : a) untuk mengadakan demonstrasi digunakan alat-alat yang khusus, kadang-kadang alat itu susah didapat. demonstrasi merupakan metode yang tidak wajar bila alat yang didemonstrasikan tidak dapat diamati secara seksama, b) pada saat mengadakan pengamatan atau penelitian terhadap hal-hal yang akan di demonstrasikan diperlukan pemusatan perhatian, dalam hal ini banyak diabaikan oleh peserta didik, c) tidak semua hal dapat didemonstrasikan di kelas,d) memerlukan banyak waktu sedangkan hasilnya kadang-kadang sangat minimum, e) kadang-kadang hal yang didemonstrasikan di kelas akan berbeda jika proses itu didemonstrasikan dalam situasi nyata atau sebenarnya, f) supaya metode demonstrasi mendapatkan hasil yang baik diperlukan ketelitian dan kesabaran. Pada proses pembelajaran penggunaan metode demonstrasi dapat diterapkan dengan syarat memiliki suatu keahlian untuk dapat mendemonstrasikan alat atau melaksanakan kegiatan tertentu seperti kegiatan yang sesungguhnya. Keahlian mendemonstrasikan tersebut harus dimiliki oleh guru atau pelatih yang ditunjuk, setelah didemonstrasikan, seluruh siswa diberikan kesempatan melakukan latihan keterampilan seperti yang diperagakan oleh guru atau pelatih. Metode demonstrasi ini sangat efektif menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan seperti Bagaimana prosesnya? Terdiri dari unsur apa? Cara mana yang paling baik? Bagaimana dapat diketahui kebenarannya? Semua jawabannya itu dapat diketahui melalui pengamatan induktif. Metode demonstrasi dapat dilaksanakan: a) manakala kegiatan pembelajaran bersifat formal, magang atau latihan, b) bila materi pelajaran berbentuk keterampilan gerak, petunjuk sederhana untuk melakukan keterampilan dengan menggunakan bahasa asing dan prosedur melaksanakan suatu kegiatan, c) manakala guru, pelatih, atau instruktur bermaksud menyederhanakan akan pelaksanaan suatu prosedur maupun dasar teorinya, d) pengajar bermaksud menunjukkan suatu standar penampilan, e) untuk menumbuhkan semangat dan motivasi siswa tentang latihan/praktek yang kita laksanakan, f) untuk dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan kegiatan hanya mendengar ceramah atau membaca di dalam buku, karena siswa memperoleh gambaran yang jelas atau eksperimen, g) apabila beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan pada siswa dapat dijawab lebih teliti waktu proses demonstrasi atau eksperimen, h) Apabila siswa turut aktif bereksperimen maka ia akan memperoleh pengalaman-pengalaman praktik untuk mengembangkan kecakapan dan memperoleh pengakuan dan pengharapan dari lingkungan sosial. Batas-batas metode demonstrasi adalah : a) Demonstrasi akan merupakan metode yang tidak wajar bila alat yang didemonstrasikan tidak dapat diamati dengan seksama oleh siswa, b) demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak di ikuti dengan sebuah aktivitas dimana para siswa dapat ikut bereksperimen dan menjalankan aktivitas itu untuk pengalaman pribadi, c) tidak semua hal dapat didemonstrasikan di dalam kelompok, d) kadang-kadang bila suatu alat dibawa ke dalam kelas UPAYA PENINGKATKAN KELINCAHAN DAN KECEPATAN DALAM BERMAIN SEPAKBOLA MELALUI METODE DEMONSTRASI 31
4 kemudian didemonstrasikan terjadi proses yang berlainan dengan proses dalam situasi nyata, e) manakala setiap orang diminta mendemonstrasikan dapat menyita waktu yang banyak dan bisa membosankan bagi peserta yang lain. Berdasarkan analisis yang di lakukan dalam upaya peningkatan kelincahan dan kecepatan dalam bermain sepakbola melalui metode demonstrasi pada siswa kelas V SD negeri 02 yosorejo, tujuannya untuk merubah kondisi awal nilai hasil belajar dari beberapa peserta didik (50%) pada mata pelajaran PJOK yang masih rendah menjadi lebih meningkat atau terjadi perubahan terhadap aktivitas dan hasil belajar peserta didik, dengan penggunaan metode Demonstrasi di duga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PJOK pada kompetensi dasar mempraktikkan variasi gerak dasar ke dalam modifikasi permainan bola besar serta nilai kerja sama tim, sportivitas, dan kejujuran dari kondisi awal (guru belum menggunakan metode demonstrasi) ke akhir siklus I, II. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research) Karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai. Menurut Oja dan Sumarjan (dalam Titik sugiarti 1997:8) ada 4 macam bentuk penelitian tindakan, yaitu 1) penelitian tindakan guru sebagai peneliti, 2) penelitian tindakan kolaboratif, 3) penelitian tindakan simulatif terinteratif dan, 4) penelitian tindakan sosial eksperimental. Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk penelitian kolaboratif dengan guru mata diklat dan di dalam proses belajar mengajar di kelas yang bertindak sebagai pengajar adalah guru mata diklat sedangkan peneliti bertindak sebagai pengamat, penanggung jawab penuh penelitian tindakan adalah pengamat (peneliti). Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana peneliti secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Dalam penelitian ini peneliti bekerja sama dengan guru mata diklat, kehadiran peneliti sebagai guru di tengah-tengah proses belajar mengajar sebagai pengamat diberitahukan kepada siswa. Dengan cara ini diharapkan adanya kerja sama dari seluruh siswa dan bisa mendapatkan data yang objektif demi kevalidan data yang diperlukan. Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SD Negeri 02 Yosorejo Kecamatan Petungkriyono Kabupaten Pekalongan. Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan, penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan bulan April 2015, dan subyek penelitian adalah siswa-siswa kelas V berjumlah 14 siswa yang terdiri dari 8 laki - laki dan 6 perempuan di SD Negeri 02 Yosorejo Kecamatan Petungkriyono Kabupaten Pekalongan tahun ajaran Adapun tujuan utama dari penelitian adalah untuk memperbaiki/ meningkatkan praktek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannya adalah menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru. (Mukhlis, 2003:5) Penelitian Tindakan Kelas terdiri atas empat tahap, yaitu planning (Rencana), action (tindakan), observasi (pengamatan) dan reflection (refleksi). 1) rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah,tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran, 2) kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari 32 Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17. No. 5, Oktober (2016)
5 ditetapkannya metode demonstrasi, 3) Refleksi, peneliti mengkaji melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat, 4) Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya Observasi terbagi dalam dua putaran, dimana pada masing-masing putaran dikenal perilaku yang sama, alur kegiatan yang sama dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes praktek di akhir masing-masing putaran. Dibuat dalam dua putaran dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang dilaksanakan. Kegiatan penelitian tindakan kelas ini direncanakan 2 siklus dengan alasan keterbatasan waktu dan kompetensi dasar yang diajarkan dalam penelitian. Penelitian ini diawali kegiatan observasi sebagai proses awal untuk memperoleh informasi dan gambaran terhadap permasalahan yang sedang dihadapi, diteliti dan tindakan yang telah dilakukan oleh guru kemudian dilanjutkan dengan membahas hasil observasi serta merencanakan dan menetapkan tindakan penelitian. Penelitian ini menggunakan model proses yang berkesinambungan, mulai dari proses penelitian siklus ke-1, di lanjutkan pada proses penelitian siklus ke-2. Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisa deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respons siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran Sedangkan untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa tes praktek pada setiap akhir putaran, Analisa ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu: Untuk menilai tes praktek, peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperlukan rata-rata tes praktek dan dapat dirumuskan sebagai berikut : X X N Dengan X = Nilai rata-rata X = Jumlah semua nilai siswa N = Jumlah siswa Sedangkan pada ketuntasan belajar ada dua kategori yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut: P Siswa _ yang _ tuntas _ belajar siswa x100% Untuk menghitung lembar observasi aktivitas siswa digunakan rumus sebagai berikut: X X % = x100%, dengan UPAYA PENINGKATKAN KELINCAHAN DAN KECEPATAN DALAM BERMAIN SEPAKBOLA MELALUI METODE DEMONSTRASI 33
6 X jumlahhasilpengama tan P 1 P2 jumlahpengamat 2 Dimana: % = Persentase angket X = Rata-rata X = Jumlah Rata-rata P1 = Pengamat 1 P2 = Pengamat 2 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian pada proses pembelajaran PJOK berupa data lembar aktivitas siswa dan hasil tes praktik siswa selama penelitian berlangsung, penelitian sudah menggunakan metode pembelajaran Demonstrasi. Pada lembar hasil pengamatan aktivitas siswa yang dilakukan oleh peneliti sesuai dengan indikator yang sudah ditentukan pada siklus 1 diperoleh persentase rata- rata 66,6% dan masuk kategori cukup baik sedangkan pada siklus 2 diperoleh rata-rata 80,5%, dengan kategori sangat baik ada peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2 sebanyak 13,9%. Pada proses pembelajaran siklus I, secara garis besar kegiatan belajar mengajar dengan metode pembelajaran kooperatif model demonstrasi sudah dilaksanakan dengan baik, walaupun peran guru masih cukup dominan untuk memberikan penjelasan dan arahan karena model tersebut masih dirasakan suatu hal yang baru bagi para peserta didik. Berikut ini adalah rekapitulasi hasil tes praktik siswa seperti terlihat pada tabel berikut ini: Tabel 1. rekapitulasi hasil tes praktik siswa pada siklus I No Uraian Hasil Siklus I Nilai rata-rata tes formatif Persentase ketuntasan belajar Jumlah siswa yang tuntas belajar 77,85 60,7 % 10 anak Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan metode demonstrasi diperoleh nilai rata-rata presentasi belajar siswa adalah 77,85 % dan ketuntasan belajar mencapai 60,7 % atau ada 10 siswa dari 14 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena belum tercapainya persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksud dan digunakan guru dengan menerapkan model pembelajaran metode demonstrasi. Sedangkan pada proses pembelajaran siklus 2 juga sudah menggunakan metode pembelajaran demonstrasi dan hasil dari tes praktik siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 2. rekapitulasi hasil tes praktik siswa pada siklus II No Uraian Hasil Siklus II Nilai rata-rata tes praktik Jumlah siswa yang tuntas belajar Persentase ketuntasan belajar 91, ,1% 34 Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17. No. 5, Oktober (2016)
7 Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai rata-rata tes praktik sebesar 91,42 dan dari jumlah 14 siswa yang telah tuntas sebanyak 13 siswa dan 1 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 87,1% (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus II ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus II ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran metode demonstrasi sehingga siswa menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang telah diberikan. Dari hasil tes praktik siklus 1 ke siklus 2 terjadi peningkatan persentase ketuntasan belajar yaitu dari siklus 1 sebesar 60,7% menjadi 87,1% pada siklus 2 meningkat sebanyak 26,4%. Dan berikut tabel dan grafik persentase ketuntasan hasil belajar PJOK : Tabel 3. Persentase ketuntasan hasil belajar Hasil Belajar Siklus 1 Siklus II Refleksi Persentase ketuntasan hasil belajar pada siklus 1 sebesar 60,7 % Persentase ketuntasan hasil belajar pada siklus 2 sebesar 87,1 % Dari persentase ketuntasan hasil belajar pada siklus 1 ke siklus terjadi peningkatan yaitu siklus 1 sebesar 60,7% menjadi 87,1% meningkat sebesar 26,4% Dan berikut grafik ketuntasan hasil belajar : 100,0% 90,0% 80,0% 70,0% 60,0% 50,0% 40,0% 30,0% 20,0% 10,0% 0,0% 60,7% Siklus I Hasil Belajar PJOK Gambar 1. grafik ketuntasan hasil belajar PJOK 87,1% Siklus II Hasil Belajar PJOK Ketuntasan hasil belajar siswa melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran pertemuan terbimbing memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari siklus I, dan siklus II, untuk ranah psikomotor ketuntasan belajar siklus I yaitu 60,7% dan siklus II 87,1%, mengalami peningkatan sebanyak 26,4%. Pada siklus II ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai dan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar dengan menerapkan metode demonstrasi dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan. Berdasarkan pada hasil -hasil penelitian tersebut maka dapat dikatakan bahwa penggunaan metode pembelajaran yang digunakan UPAYA PENINGKATKAN KELINCAHAN DAN KECEPATAN DALAM BERMAIN SEPAKBOLA MELALUI METODE DEMONSTRASI 35
8 dalam pembelajaran PJOK materi kelincahan dan kecepatan bermain sepakbola memang Sangat Layak untuk digunakan/diujicobakan. Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada siklus 1 dan siklus 2 serta hasil penilaian pada aktivitas sikap siswa maupun tes kemampuan siswa, dapat dilihat bahwa penerapan model pembelajaran Demonstrasi dalam materi pelajaran PJOK merupakan salah satu model pembelajaran yang sangat efektif digunakan dalam proses pembelajaran pada peserta didik. Berdasarkan pengamatan di lapangan, terlihat bahwa siswa dapat bertanggung jawab atas materi yang mereka pelajari pada materi bermain sepakbola, siswa juga lebih aktif dan lebih nyaman mengikuti proses pembelajaran di kelas bersama teman-temannya sehingga dalam proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dengan adanya model pembelajaran ini telah mampu meningkatkan hasil belajar siswa dan sikap siswa terhadap pembelajaran yang diberikan dengan sangat baik. SIMPULAN Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut : 1) Pembelajaran dengan metode demonstrasi memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu pada siklus I siswa yang tuntas belajar sebanyak 10 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 60,7% dan nilai rata-rata pada siklus 1 sebesar 77,85, sedangkan pada siklus II jumlah siswa yang tuntas mencapai 13 anak dan hanya 1 anak yang belum tuntas dengan persentase ketuntasan belajarnya sebanyak 87,1%, dan nilai rata-rata mencapai 91,42. Pada persentase ketuntasan hasil belajar dari siklus 1 ke siklus 2 mengalami peningkatan sebanyak 26,4%. 2) Penerapan metode pembelajaran demonstrasi mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukkan dengan rata-rata jawaban siswa yang menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan metode pembelajaran demonstrasi sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih ditujukan kepada Bapak Kepala UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Petungkriyono yang telah mengesahkan penelitian ini, Bapak Kepala Sekolah SDN 02 Yosorejo yang telah mengijinkan penulis melaksanakan penelitian, teman sejawat yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian, dan semua pihak yang telah membantu penyelesaian penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Bachrie, Eddy, dkk Buku Kerja Pelatih Sepakbola Remaja. Bandung : Binacipta. Djamarah, Syaiful Bahri Metode pembelajaran demonstrasi. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Mukhlis, Abdul. (Ed) Penelitian Tindakan Kelas. Makalah Panitian Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah untuk Guru-guru se-kabupaten Tuban. Remmy, Muchtar Olah Raga Pilihan Sepak Bola Jakarta ; Depdikbud Dirjen Dikti. Sajono, Pembinaan dan Kondisi fisik, Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti Slamet SR Pendidikan Jasmani. Jakarta timur : Tiga Serangkai. Sugiarti,Titik Motivasi Belajar. Jakarta : Cerdas Pustaka. 36 Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17. No. 5, Oktober (2016)
BAB I PENDAHULUAN. individu secara menyeluruh. Namun, perolehan keterampilan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh.
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PASSING DALAM BERMAIN SEPAKBOLA DENGAN MENERAPKAN PEMBELAJARAN YANG INOVATIF
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PASSING DALAM BERMAIN SEPAKBOLA DENGAN MENERAPKAN PEMBELAJARAN YANG INOVATIF Ratna Kumala Setyaningum ratnakumala05@gmail.com Dosen POK FKIP UTP Khoirul Anwar Mahasiswa
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PASSING DALAM BERMAIN SEPAKBOLA DENGAN MENERAPKAN PEMBELAJARAN YANG INOVATIF
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PASSING DALAM BERMAIN SEPAKBOLA DENGAN MENERAPKAN PEMBELAJARAN YANG INOVATIF Ratna Kumala Setyaningum ratnakumala05@gmail.com Dosen PKO FKIP UTP Khoirul Anwar Mahasiswa
Lebih terperinciMeningkatkan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam Melalui Pemberian Tugas Pada Siswa Kelas IV SD N 23 Sabang
Jurnal Ekonomi, Pendidikan dan Sains (JEPS) Jurnal Ekonomi, Pendidikan dan Sains, 1(1), 2017,69-76 Meningkatkan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam Melalui Pemberian Tugas Pada Siswa Kelas IV SD N
Lebih terperinciMODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA MATERI AJAR GERAK DASAR MENENDANG DALAM SEPAK BOLA. Untung
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA MATERI AJAR GERAK DASAR MENENDANG DALAM SEPAK
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena
44 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini
Lebih terperinciOleh: Parmi Lestari SDN 2 Gemaharjo Kecamatan Watulimo, Trenggalek
Parmi Lestari, Penerapan Metode Drill untuk Meningkatkan... 137 PENERAPAN METODE DRILL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN LEMPAR TANGKAP BOLA LAMBUNG DALAM PERMAINAN ROUNDERS PADA SISWA KELAS V TAHUN PELAJARAN
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN SISWA BERMAIN BOLA BASKET DI KELAS IX-2 SMPN 1 PATUMBAK
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN SISWA BERMAIN BOLA BASKET DI KELAS IX-2 SMPN 1 PATUMBAK RASKEN KARO-KARO Guru SMPN 1 Patumbak Email : toha_alba@yahoo.co.id ABSTRAK
Lebih terperinciPEMBELAJARAN MATERI PEMERINTAHAN DESA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN MEDIA GAMBAR. Titik Murwani Hadiati
Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, Mei 216 (Edisi Khusus) ISSN 287-3557 PEMBELAJARAN MATERI PEMERINTAHAN DESA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN MEDIA GAMBAR SD Negeri 1 Sokoyoso,
Lebih terperinciPENERAPAN METODE DEMONSTRASI DAN LATIHAN BERULANG PADA KOMPETENSI MENENTUKAN LETAK BILANGAN PADA GARIS BILANGAN
Didaktikum : Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 18, No. 1, Januari 2017 ISSN 2087-3557 PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DAN LATIHAN BERULANG PADA KOMPETENSI MENENTUKAN LETAK BILANGAN PADA GARIS BILANGAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan.
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM PERMAINAN LEMPAR TURBO MELALUI PENERAPAN METODE PRAKTEK TERBIMBING. Sulama
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) ISSN 2477-2240 (Media Cetak). 2477-3921 (Media Online) PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM PERMAINAN LEMPAR TURBO MELALUI PENERAPAN METODE PRAKTEK TERBIMBING
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek,Tempat, Waktu Penelitian 1. Subyek penelitian Subyek penelitian ini adalah pendidik sebagai peneliti, sedangkan peningkatan hasil belajar siswa sebagai akibat dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang ilmu dan teknologi serta bidang lainnya, termasuk olahraga. Olahraga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang di bidang ilmu dan teknologi serta bidang lainnya, termasuk olahraga. Olahraga adalah salah satu
Lebih terperinciMENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE KERJA KELOMPOK. Sih Yuwono
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) ISSN 2477-2240 (Media Cetak). 2477-3921 (Media Online) MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE KERJA KELOMPOK SD Negeri Kalilembu,
Lebih terperinciMutiah GuruSDN Tlogohaji IKec.SumberrejoKab. Bojonegoro
MENIGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORASI PADA SISWA KELAS VI SDN TLOGOHAJI I SUMBERREJO BOJONEGORO Mutiah GuruSDN Tlogohaji IKec.SumberrejoKab. Bojonegoro
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Talang Jawa Kecamatan
BAB III METODE PENELITIAN I. A. Subyek dan Tempat Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Talang Jawa Kecamatan Merbau Mataram semester genap tahun pelajaran 2011/2012
Lebih terperinciSITI ARFAH, S.Pd 1 ABSTRAK
131 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI PESAWAT SEDERHANA DENGAN MENERAPKAN METODE DEMONTRASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 5 SIMEULU TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SITI ARFAH, S.Pd 1 Oleh: ABSTRAK
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.penelitian ini juga termasuk penelitian
Lebih terperinciPENINGKATAN PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM MELALUI METODE RESITASI PADA SISWA KELAS I SEMESTER I SD NEGERI DERU KECAMATAN SUMBERREJO BOJONEGORO
PENINGKATAN PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM MELALUI METODE RESITASI PADA SISWA KELAS I SEMESTER I SD NEGERI DERU KECAMATAN SUMBERREJO BOJONEGORO Sulasih GuruSDN DeruKec. SumberrejoKab. Bojonegoro Email :sulasih.deru@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepakbola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain, dan salah satunya penjaga gawang. Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini
Lebih terperinciSUPERVISI AKADEMIK UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PENJASOR DALAM MENERAPKAN METODE DEMOSTRASI PADA LATIHAN KEBUGARAN JASMANI.
SUPERVISI AKADEMIK UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PENJASOR DALAM MENERAPKAN METODE DEMOSTRASI PADA LATIHAN KEBUGARAN JASMANI Anwar Kepala SDN Sampangagung I Kutorejo, Mojokerto Email: pakanwar5@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kurikulum pendidikan jasmani. Upaya meningkatkan keterampilan bermain
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan (sekolah), sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang diajarkan di sekolah yang terangkum dalam kurikulum pendidikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Pengertian Metode dan Penelitian Metode adalah cara atau prosedur yang digunakan untuk menganalisa suatu masalah dalam penelitian (Ratna, 2004:34). Kualitas penelitian tergantung
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING DAN LUAS SEGITIGA MELALUI PEMBELAJARAN PEER TEACHING
Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 5, Oktober 2016 ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG KELILING DAN LUAS SEGITIGA MELALUI SD Negeri Kedungpatangewu, Kecamatan Kedungwuni,
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. satu pendekatan yang secara primer menggunakan paradigma pengetahuan
44 BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yang merupakan salah satu pendekatan yang secara primer menggunakan paradigma pengetahuan
Lebih terperinciST. Masliah Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Jasmani Melalui Metode Ceramah pada Siswa SD Inpres Ta binjai Kabupaten Gowa
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI MELALUI METODE CERAMAH PADA SISWA SD INPRES TA BINJAI KABUPATEN GOWA IMPROVING LEARNING ACHIEVEMENT THROUGH PHYSICAL EDUCATION TEACHING METHODS STUDENTS
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena
24 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena
33 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian
Lebih terperinciOleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek
Sri Isminah, Membantu Siswa Mengingat Kembali Pelajaran... 161 MEMBANTU SISWA MENGINGAT KEMBALI PELAJARAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN LEWAT METODE DISKUSI KELOMPOK PADA SISWA KELAS I TAHUN 2014/2015
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesadaran berolahraga bukan hanya akan mendapat kesehatan jasmani saja, namun
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era modern ini, sudah banyak masyarakat yang mulai menyadari arti pentingnya olahraga, bahkan sudah menjadi bagian dari kebutuhan pokok. Kesadaran berolahraga
Lebih terperinciNaomi Edy Kantor Kemenag Kota Kupang, Jl. SK Lerik, Kota Baru Kupang
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN MENGGUNAKAN MODEL PENGAJARAN TUNTAS PADA SISWA KELAS III SDI BERTINGKAT OEBOBO2 KUPANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Naomi Edy Kantor Kemenag Kota Kupang,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain, yang lazim disebut. sebanyak-banyaknya ke dalam gawang lawan dan mempertahankan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola merupakan permainan yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain, yang lazim disebut kesebelasan. Masing-masing
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena
A III METODE PENELITIAN A. entuk Penelitian Tindakan Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dalam proses belajar mengajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI SUMBER ENERGI PANAS MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TERBIMBING. Imam Sobirin
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI SUMBER ENERGI PANAS MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TERBIMBING SD Negeri
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah
BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran
Lebih terperinciAnnan Ginting Guru Pendidikan Agama Kristen SMP Negeri 1 Payung Surel :
Jurnal Handayani Vol. 5 (2) Juni 2016 MENINGKATKAN SIKAP BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) PADA SISWA KELAS VIII-2 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN SMP NEGERI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola adalah suatu olahraga yang tidak asing lagi ditelinga kita.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola adalah suatu olahraga yang tidak asing lagi ditelinga kita. Semua orang suka dengan sepakbola. Baik orang tua, dewasa hingga anakanak. Tidak hanya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
1 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Cikampek Barat III Desa Cikampek Barat Kec. Cikampek Kab. Karawang. Alasan dipilihnya
Lebih terperinciZANUAR BUDIANTO K
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR MENENDANG DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA MELALUI PENERAPAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 GENTAN KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2013 /
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sangat digemari oleh semua lapisan masyarakat di Indonesia, baik di kota-kota maupun di desa-desa. Bahkan sekarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, semua orang mengenalnya, baik anak-anak, remaja, tua -muda, pria
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permainan sepak bola sudah tidak asing lagi di negara kita maupun di seluruh dunia, semua orang mengenalnya, baik anak-anak, remaja, tua -muda, pria maupun wanita bahkan
Lebih terperinciSKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK
HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI 50 METER DANKELINCAHAN DENGAN KEMAMPUANMENGGIRING BOLA MENGGUNAKAN KAKI BAGIAN LUAR DALAM PERMAINAN SEPAKBOLAPADA SISWA PUTRA KELAS VII SEMESTER GENAPSMP ISLAM PLUS NURUL
Lebih terperinciSP VOL 1 NO 1 2016 MENINGKATKAN GERAK DASAR PASSING KAKI BAGIAN DALAM MELALUI MEDIA MODIFIKASI BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA DI KELAS V SDN GADINGAN II KECAMATAN SLIYEG KABUPATEN INDRAMAYU Eka Widodo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu cabang olahraga yang sangat digemari dan paling populer di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu cabang olahraga yang sangat digemari dan paling populer di dunia adalah sepakbola. Sucipto (2000: 7) berpendapat sepakbola adalah permainan beregu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang dibidang ilmu dan teknologi serta dibidang lainnya, termasuk olahraga. Olahraga adalah
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAKEM PADA SISWA KELAS VI SD NGAMPAL 1
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAKEM PADA SISWA KELAS VI SD NGAMPAL 1 Djulaikah Guru SDN Ngampal 1 Sumberrejo Bojonegoro Email :djulaikah.ngampal1@gmail.com
Lebih terperinciPENERAPAN IPTEKS. Popi Indrayani Nainggolan Sabar Surbakti
UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR DRIBBLING KAKI BAGIAN LUAR DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA MENGGUNAKAN GAYA MENGAJAR KOMANDO PADA SISWA KELAS X SMA SWASTA METHODIST- 8 MEDAN Popi Indrayani Nainggolan Sabar
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG Farraz Putri Febriani, Suminah PP3 Jalan Ir. Soekarno No. 1 Blitar
Lebih terperinciOleh : R.Hobro Pranasmoro Hadi Guru SMA Negeri 1 Jogorogo. Kata Kunci : matematika, belajar aktif, kerja kelompok
Upaya Membantu Siswa Mengingat Kembali Materi Pelajaran Matematika Lewat Metode Belajar Aktif Model Kelompok Pada Siswa Kelas XII IPA 2 Tahun Pelajaran 2013/2014. ABSTRAK Oleh : R.Hobro Pranasmoro Hadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hakekat olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakekat olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat permainan dan berisi perjuangan melawan diri sendiri atau dengan orang lain atau konfrontasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh
Lebih terperinciPenerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pelajaran Ekonomi
Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pelajaran Ekonomi Istiatutik (1) 1 SMA Negeri 1 Blitar, Email: 1 annuristi1112@gmail.com ABSTRAK Pada pembelajaran Ekonomi umumnya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu,
33 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang sepak bola bagi sebahagian orang tidak hanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang sepak bola bagi sebahagian orang tidak hanya menjadi sekedar hobi telah berkembang menjadi fanatik. Fanatik dari para pecinta sepak bola membuat
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIIID SMPN 2 BURAU
Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN 2443-1109 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIIID SMPN 2 BURAU Maryana 1 SMP
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat Rohani SLBN 1 Palu, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tubuh. Gerak merupakan perpindahan kedudukan terhadap benda lainnya baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan kesehatan (Penjasorkes) merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan. Penjasorkes bertujuan untuk mengembangkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai perseorangan maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia merupakan perwujudan manusia yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi
Lebih terperinciPENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR KONSEP MOL MENGGUNAKAN PAPAN PERMAINAN MONOPOLI SEBAGAI PEMBELAJARAN PAIKEM
Vol. 17, No. 5, Oktober 2016 ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR KONSEP MOL MENGGUNAKAN PAPAN PERMAINAN MONOPOLI SEBAGAI PEMBELAJARAN PAIKEM SMA Negeri 1 Batang, Kabupaten Batang, Provinsi
Lebih terperinciPENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SEKOLAH MENEGAH PERTAMA
PENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SEKOLAH MENEGAH PERTAMA SYAFRIMAR Guru SMP Negeri 2 Pangkalan Kuras syafmar1@gmail.com ABSTRAK Keberhasilan
Lebih terperinciPENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI POKOK CUACA DI SEKITAR KITA
Dinamika Vol. 4, No. 4, April 2014 ISSN 0854-2172 PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI POKOK CUACA DI SEKITAR KITA SDN Pangkah 01 Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal Abstrak
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL LATIHAN CONTROL BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA TAHUN MAHMUDIN MATONDANG S.Pd, M.Pd
1 PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN CONTROL BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA TAHUN 2016 MAHMUDIN MATONDANG S.Pd, M.Pd Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi Universitas Negeri Medan ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciOleh: Sumarji SD Negeri Semarum, Durenan, Trenggalek
162 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 4, NO. 3, DESEMBER 2015 MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI BAGIAN TUMBUHAN MELALUI PENDEKATAN KONTRUKTIVISME SISWA KELAS IV SD NEGERI
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat 14. mencapai hasil belajar yang meksimal.
BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian yang dilaksanakan ini termasuk jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu sebuah penelitian yang dilakukan oleh Guru di Kelasnya sendiri dengan
Lebih terperinciOleh: Gunawan SD N 1 Wonoanti, Trenggalek
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 016 51 UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN 1 WONOANTI TRENGGALEK PADA BIDANG STUDI IPS TENTANG KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA INDONESIA
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN METODE CERAMAH KELAS V. Nurul Hamsi SD Negeri Sumber V Kecamatan Sumber Kabupaten Probolinggo
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN METODE CERAMAH KELAS V Nurul Hamsi SD Negeri Sumber V Kecamatan Sumber Kabupaten Probolinggo 63 Abstrak : Tugas utama guru adalah bertanggung jawab membantu
Lebih terperinciPENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VI SDN 09 KAMPUNGDALEM TULUNGAGUNG TAHUN 2011/2012 SEMESTER II
124 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 2, Agustus 2015 PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VI SDN 09 KAMPUNGDALEM TULUNGAGUNG TAHUN 2011/2012 SEMESTER II Oleh: Sri
Lebih terperinciPENINGKATAN KETRAMPILAN MENGHITUNG BILANGAN DUA ANGKA MENGGUNAKAN METODE DRILL. Mundasah SD Negeri 02 Wiradesa Pekalongan
Jurnal Penelitian Pendidikan (JPPI) Vol. 1, No. 1, Januari 2016 ISSN2477-2240 SD Negeri 02 Wiradesa Pekalongan Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas metode latihan atau drill
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MATERI MENULIS MELALUI METODE DEMONSTRASI. Sri Yanti
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 3, Juli 2016 ISSN 2477-2240 (Media Cetak) 2477-3921 (Media Online) UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DI KELAS XII IPA 1 SMA NEGERI 5 PALEMBANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DI KELAS XII IPA 1 SMA NEGERI 5 PALEMBANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Waluyo Guru Biologi SMA Negeri 5 Palembang Abstrak:
Lebih terperinciSetyagung Budi Cahyono 4
PENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STAD PADA SISWA KELAS VI SEMESTER 2 SDN KARANGSEMANDING 02 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Setyagung Budi Cahyono 4 Abstrak:
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang
BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang dirancang secara sistematis dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SPRINT MELALUI PERMAINAN SIRKUIT. Slamet Riyadi
Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas ISSN 2087-3557 SD Negeri 1 Nglebur Jiken Blora Abstrak Penelitian tindakan kelas ini dilatarbelakangi rendahnya aktivitas dan hasil belajar PJOK materi Sprint
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN PENDEKATAN REOG. Sri Harjanti
Didaktikum : Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16, No. 5, Oktober 2015 ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN PENDEKATAN REOG SD Negeri 01 Gumayun
Lebih terperinciKamilah SDN Sukaoneng Tambak Gresik
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA TENTANG MENGGOLONGKAN HEWAN BERDASARKAN JENIS MAKANAN DENGAN METODE PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) PADA SISWA KELAS IV DI SDN SUKAONENG KECAMATAN TAMBAK KABUPATEN
Lebih terperinciHendra Muliyadi 1, M. Rif at 2, Wakidi 3
UPAYA MENINGKATKAN TEKNIK DASAR BERMAIN SEPAK BOLA DENGAN METODE MODIFIKASI PERATURAN PERMAINAN PADA SISWA KELAS VI MADRASAH IBTIDAYAH AL MA ARIF 03 TANJUNG PAOH Hendra Muliyadi, M. Rif at 2, Wakidi 3
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH PENGARUH PROGRAM LATIHAN PASSING DAN CONTROL TERHADAP KEMAMPUAN PASSING PADA PEMAIN SEPAKBOLA SISWA SMPN 35 MERANGIN
ARTIKEL ILMIAH PENGARUH PROGRAM LATIHAN PASSING DAN CONTROL TERHADAP KEMAMPUAN PASSING PADA PEMAIN SEPAKBOLA SISWA SMPN 35 MERANGIN OLEH: NAMA : Ariraka Siwi NIM : A1D408014 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hakekat olahraga merupakan kegiatan teknik yang mengandung sifat permainan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan salah satu cara untuk menjaga agar kesegaran jasmani tetap berada dalam kondisi yang baik. Sehingga terlihat pria dan wanita, tua atau muda
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. perbaikan terhadap sistim, cara kerja, proses, isi, dan kompetensi atau situasi
18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang bersifat reflektif, partisipatif, kolaboratif, dan spiral, bertujuan untuk melakukan
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP
Vol. 17, No. 4, Agustus 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP SD Negeri Kutamendala 02, Kecamatan Tonjong, Kabupaten
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1 Setting Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan.
Lebih terperinciOleh Fathorrasi (1), Hasan Muchtar Fauzi (2)
PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA MATERI POKOK SIFAT-SIFAT BENDA KELAS III SEMESTER GANJIL DI SDN 1 DAWUAN KECAMATAN SUBOH KABUPATEN SITUBONDO TAHUN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. manusia. Seperti telah diketahui di dalam kehidupan sehari-hari, semua
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin meningkat yang banyak ditandai dengan munculnya alat-alat modern dan makin meningkatnya bidang ilmu pengetahuan dan teknologi ini sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga peserta didik dapat mengalami perubahan yang diinginkan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang bertujuan mengarahkan peserta didik pada perubahan tingkah laku yang diinginkan. Pengertian ini
Lebih terperinciUpaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Melalui Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA di SDN No. 1 Balukang
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Melalui Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA di SDN No. 1 Balukang Rahmawati, Nadjamuddin, dan Dewi Tureni Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas
Lebih terperinciPENINGKATAN MENGHITUNG OPERASI BILANGAN BULAT DENGAN METODE EKSPOSITORY BERBANTUAN MEDIA GARIS BILANGAN. Sri Eti Ermawati
Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, Mei 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN MENGHITUNG OPERASI BILANGAN BULAT DENGAN METODE EKSPOSITORY BERBANTUAN MEDIA GARIS BILANGAN
Lebih terperinciBAB III METODLOGI PENELITIAN. Barat Bandar Lampung, waktu penelitian selama 3 bulan dari bulan Agustus
1 BAB III METODLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di kelas I SD Negeri 3 Sukajawa Kecamatan Tanjung Karang Barat Bandar Lampung, waktu penelitian selama 3 bulan dari bulan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI 50 METER DAN KELINCAHAN
HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI 50 METER DAN KELINCAHAN LARI ZIG ZAG DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 2 POGALAN KABUPATEN
Lebih terperinciFirman P., I Made Tangkas, dan Ratman. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Pengelompokan Makhluk Hidup Melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Siswa Kelas III SDN 2 Salakan Kecamatan Tinangkung Kabupaten Banggai Kepulauan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan karakteristik subyek penelitian Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) Yaitu penelitian praktis yang
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI BENDA SEKITAR DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI METODE GIVE THE REAL (GTR) Mundasah
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 2, April 2016 ISSN 0854-2172 KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI BENDA SEKITAR DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI SD Negeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Jlegiwinangun, Kutowinanngun, Kebumen. beranggotakan sebelas pemain tiap regu yang bertujuan mencetak gol ke
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Balakang Masalah Pendidikan Jasmani adalah salah satu mata pelajaran yang diberikan sekolah baik sekolah negeri maupun swasta.pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mulai dari anak-anak hingga orang dewasa setiap hari memainkan sepakbola
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat populer dan digemari oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia, baik di kota maupun di desa. Perkembangan
Lebih terperinciFadlun Almahdali, Meningkatkan Kemampuan Teknik Dasar Menendang Bola Permainan Sepak Bola Melalui Latihan Drill Siswa Kelas V SDN 1 Tangkian
MENINGKATKAN KEMAMPUAN TEKNIK DASAR MENENDANG BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI LATIHAN DRILL PADA SISWA KELAS V SDN 1 TANGKIAN Fadlun Almahdali Pendidikan jasmani, kesehatan dan rekreasi FKIP Universitas
Lebih terperinci