PELAKSANAAN PERJANJIAN BERLANGGANAN SAMBUNGAN TELEPON ANTARA PT. TELKOM DENGAN PELANGGAN DI KANTOR WILAYAH USAHA TELEKOMUNIKASI (WITEL)SUMATERA BARAT
|
|
- Sudirman Sugiarto Tedjo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 PELAKSANAAN PERJANJIAN BERLANGGANAN SAMBUNGAN TELEPON ANTARA PT. TELKOM DENGAN PELANGGAN DI KANTOR WILAYAH USAHA TELEKOMUNIKASI (WITEL)SUMATERA BARAT ARTIKEL Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Hukum Oleh : ELFA SURYA Bagian Hukum Perdata FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG 2014
2 2
3 3 PELAKSANAAN PERJANJIAN BERLANGGANAN SAMBUNGAN TELEPON ANTARA PT. TELKOM DENGAN PELANGGAN DI KANTOR WILAYAH USAHA TELKOMUNIKASI (WITEL) SUMATERA BARAT Elfa Surya 1.,Yansalzisatry, S.H.,M.H 1.,Syafril, S.H.,M.H 1 Jurusan Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta ini_elfa@yahoo.com Abstract PT. Telkom are businesses engaged in telecommunications services connection. The problems to be discussed in this paper is a telephone connection between PT. Telkom to customers at the office of West Sumatra, among others: (1) How is the implementation of a telephone line subscription agreement between PT. Telkom to customers?; (2) What is the nature of default is often the case in the implementation of phone subscription agreement between PT. Telkom to customers?; (3) How are the parties to resolve the defaults that occurred in the subscription telephone connection between PT. Telkom with Customer?. In this study the authors use a type of juridical sociological research by conducting field interviews to obtain primary data and library research to obtain secondary data. Based on the results of this study concluded that; (1) although for a new pair of service promised a maximum 7 days, but there are up to 10 days. In prateknya PT. Telkom always provide information about telecom services to customers; (2) The forms of default that happens one of them is customers do not pay phone bills on time and installation time of the phone is not in accordance with the promised telecoms; (3) the efforts of the parties to resolve defaulting with deliberation, if not achieved then it will be finished at the National Indonesia Abitrase Agency (BANI). Keywords: Implementation,Agreement,PT. Telkom,Customer Latar Belakang Pesatnya pembangunan dan perkembangan perekonomian nasional telah menghasilkan berbagai macam produk barang dan jasa. Kemajuan dibidang ilmu pengetahuan, teknologi komunikasi dan informatika juga ikut mendukung perluasan gerak masyarakat dalam transaksi. Keadaan yang demikian, bermanfaat bagi kepentingan konsumen, karena kebutuhan yang diinginkannya dapat terpenuhi. Berbagai macam cara dapat dipakai untuk mendapatkan berbagai informasi di dunia saat ini. Kebutuhan masyarakat atas kecepatan akses informasi melalui sarana telekomunikasi semakin tinggi, maka pemerintah memperbolehkan badan hukum atau badan usaha lainnya untuk mengembangkan usaha seluasluasnya. Diantara sektor-sektor penting dalam pembangunan di bidang perekonomian terdapat salah satunya bidang usaha
4 2 telekomunikasi. Kemajuan dan kelancaran sarana telekomunikasi akan menunjang pelaksanaan pembangunan berupa penyebaran kebutuhan informasi ke seluruh pelosok tanah air, misalnya sektor industri, perdagangan, pariwisata dan pendidikan. Dalam Pasal 33 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 yang dinyatakan bahwa : Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara Dari bunyi Pasal tersebut dapat disimpulkan bahwa cabang-cabang produksi yang penting di kuasai oleh Negara termasuk juga telekomunikasi harus dikuasai oleh negara. Dan oleh karena itu, hal-hal yang menyangkut pemanfaatan spectrum frekuensi radio dan orbit satelit yang merupakan sumber daya alam yang harus di kuasai oleh Negara. Untuk melaksanakan penyelenggaraan telekomunikasi diperlukan suatu badan pengelola, seperti yang dilakukan oleh PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk disingkat dengan PT. Telkom, Tbk. PT. Telkom merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 30 tahun 1965 tentang Pendirian Perusahaan Negara Telekomunikasi. PT Telkom ini adalah pelaku usaha yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa sambungan telekomunikasi. Bagi masyarakat yang ingin memanfaatkan jasa telekomunikasi, khususnya sambungan telepon rumah yang diselenggarakan oleh PT. Telkom, terlebih dahulu harus mengadakan perjanjian dengan PT. Telkom. Untuk berlangganan sambungan telepon rumah terbilang mudah, dengan hanya memenuhi ketentuanketentuan yang disyaratkan oleh PT. Telkom, maka calon pelanggan dapat menjadi pelanggan, ketentuanketentuan yang disyaratkan PT. Telkom kepada calon pelanggan adalah : 1. Fotocopy kartu tanda penduduk (KTP) 2. Membayar biaya pasang baru dan biaya instalasi kabel rumah 3. Tidak memiliki tunggakan telepon sebelumnya 4. Jika yang mengajukan bukan pemilik rumah, harus
5 3 menyertakan surat persetujuan dari pemilik rumah (surat kuasa) Kedudukan pelanggan dalam perjanjian baku seperti perjanjian berlangganan PT. Telkom cenderung lebih lemah dibandingkan kedudukan PT. Telkom. Hal ini dapat dipahami karena pembuat perjanjian adalah pihak PT. Telkom. Biasanya pembuat isi perjanjian baku menyusun perjanjian yang isinya menguntungkan dirinya. Pelanggan hanya tinggal menyetujui dan menandatanganinya. Jika pelanggan merasa keberatan dengan semua persyaratan yang ada dalam perjanjian, maka pelanggan tidak dapat mengadakan perubahan perjanjian itu. Hukum perjanjian menganut azas kebebasan berkontrak, yang berarti bahwa hukum perjanjian memberikan kebebasan yang seluasluasnya kepada seseorang untuk membuat perjanjian, asalkan tidak bertentangan dengan undang-undang, ketertiban umum serta kesusilaan. Asas kebebasan berkontrak ini ditafsirkan dari Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata yang berbunyi: Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Perjanjian berlangganan sambungan telepon ini berisi kaidahkaidah yang harus dilakukan oleh kedua belah pihak yang mengadakan perjanjian yaitu berupa hak dan kewajiban masing-masing pihak, yang mengacu pada Keputusan Direksi perusahaan perseroan (persero) PT. Telkomunikasi Indonesia, Tbk. No: KD. 23/ HK.220/KNS-24/2006 tentang kontrak berlangganan sambungan telekomunikasi. Oleh karena itu sebagai konsekuensinya, para pihak wajib mentaati dan melaksanakan kewajiban seperti yang telah di perjanjikan. Namun dari pelaksanaan kaidahkaidah perjanjian tersebut baik pelanggan maupun PT. Telkom yang telah disepakati oleh kedua belah pihak tidak selalu sesuai dengan apa yang diharapkan. Sebagai pihak penyedia jasa, PT. Telkom sudah semestinya memperoleh hak untuk menerima pembayaran biaya berlangganan jasa telekomunikasi yang telah digunakan dari pelanggan, tetapi dalam kenyataannya masih
6 4 banyak pihak pelanggan yang sama sekali tidak melakukan pembayaran. Di lain pihak, pengguna jasa sambungan telepon rumah yang diselenggarakan oleh PT. Telkom juga ada yang merasa dirugikan, seperti lambatnya respon dari pihak PT. Telkom dalam menangani keluhan dari pelanggannya terutama yang hanya lewat telepon atau layanan operator 147. Dari hal-hal yang telah diuraikan pada latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk meneliti dan membahas lebih jauh tentang Perjanjian PT. Telkom dengan Pelanggan, yang Penulis akan uraikan dalam bentuk skripsi dengan judul: Pelaksanaan Perjanjian Berlangganan Sambungan Telepon antara PT. Telkom dengan Pelanggan di Kantor Wilayah Usaha Telkom (WITEL) Sumatera Barat Metodologi 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis sosiologis, yaitu merupakan jenis penelitian yang menitik beratkan pada penelitian dilapangan untuk memperoleh data primer, disamping itu juga dilakukan penelitian kepustakaan untuk memperoleh data sekunder. 2. Sumber dan Jenis data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dapat digolongkan menjadi 2 (dua), yaitu: a. Data Primer Data primer merupakan data yang diperoleh melalui penelitian langsung di lapangan dengan melakukan wawancara dengan responden dan informan. Yang menjadi responden adalah pelanggan telepon, sedangkan yang menjadi informan adalah Asisten Mananger Unit Pelayanan Pelanggan di Kantor Wilayah Usaha Telekomunikasi (WITEL) Sumatera Barat. b. Data Sekunder Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari bahan-bahan kepustakaan hukum yang terdiri dari : 1) Bahan Hukum Primer Bahan Hukum Primer ialah berupa bahan hukum yang mengikat. Bahan hukum primer dalam penelitian ini meliputi : a) Undang-undang Dasar 1945 b) Kitab Undang-undang Hukum Perdata;
7 5 c) Peraturan Pemerintah Nomor 30 tahun 1965 tentang Pendirian Perusahaan Negara Telekomunikasi; d) Keputusan Direksi perusahaan perseroan (persero) PT. Telkomunikasi Indonesia, Tbk. No: KD.23/HK.220/KNS-24/2006 tentang kontrak berlangganan sambungan telekomunikasi 2) Bahan Hukum Sekunder Bahan hukum sekunder ialah bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer yang terkait dengan penelitian yang penulis lakukan, diantaranya : a) Hasil penelitian hukum. b) Teori-teori hukum dan pendapatpendapat sarjana melalui literatur yang dipakai. 3. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah sebagai berikut: a. Studi kepustakaan Studi kepustakaan yaitu mempelajari kepustakaan atau literatur yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti. b. Wawancara Wawancara adalah cara untuk memeperoleh informasi dengan bertanya langsung kepada pihak yang diwawancarai yaitu informan dan responden. Yang menjadi informan adalah Asisten Mananger Unit Pelayanan Pelanggan di Kantor Wilayah Usaha Telekomunikasi (WITEL) Sumatera Barat sedangkan yang menjadi responden adalah pelanggan telepon. Alat wawancara yang digunakan adalah pedoman wawancara dengan menyiapkan daftar pertanyaan yang sesuai dengan permasalahan yang penulis bahas. 4. Analisa Data Setelah data primer dan data sekunder didapat, lalu data dianalisis dengan menggunakan metode kualitatif, yaitu mengelompokkan data menurut aspek-aspek yang diteliti diambil suatu kesimpulan dan di uraikan dalam bentuk kalimat. Hasil dan Pembahasan Pelaksanaan perjanjian berlangganan sambungan telepon antara Telkom dengan Pelanggan sebagai berikut : 1. Sesuai dengan perjanjian berlangganan sambungan telepon baru, masa tunggu pelanggan untuk mendapatkan layanan pasang baru yaitu minimal 3 x 24
8 6 jam dan maksimalnya 7 hari, ratarata pada hari ke-3 pelanggan sudah bisa menikmati layanan telpon dari telkom kalau jaringan sambungan telepon didaerah/alamat pelanggan yang mau dipasang sudah penuh maka pihak telkom akan mengambil cabutan jaringan dari pelanggan yang mempunyai tunggakan 6 bulan keatas dan lama menunggu hanya 7 hari sejak pengisian formulir pendaftar pasang baru telepon. 2. Pihak telkom juga berkewajiban memberikan informasi kepada pelanggan mengenai, karaktristik umum layanan, serta besaran tarif jasa telekomunikasi yang disediakan oleh telkom, setiap perubahan yang dilakukan sehubungan dengan nomor sambungan telekomunikasi, layanan besaran tarif jasa telekomunikasi dan lain-lainnya yang dirasa perlu untuk memberikan pelayanan yang prima kepada pelanggan. 3. Pihak telkom juga berkewajiban memberitahukan tagihan (info biling) kepada pelanggan melalui nomor layanan khusus (special service number) yang dapat diakses oleh pelanggan dan nomor layanan operator 147. Pihak telkom harus memberikan pelayanan yang baik sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan, apabila pelayanan kepada pelanggan tidak terpenuhi maka pihak telkom wajib memberikan kompensasi kepada pelanggan, serta memberikan restitusi pembayaran tagihan kepada pelanggan, apabila terbukti ada kesalahan tagihan pada pelanggan tersebut. Sedangkan menurut keterangan dari pelanggan sebagai berikut : 1. Pemasangan telepon baru tersebut memang di janjikan oleh pihak telkom minimal selama 3 x 24 jam dan maksimalnya 7 hari. Pada kenyataan yang dialami oleh pelanggan tersebut lebih dari 10 hari. Dan setelah didatangi oleh pelanggan baru pihak telkom mengakatan jaringan belum tersedia dan sedang mencarikan cambutan jaringan pelanggan yang lama. 2. Apabila terjadi gangguan atau kerusakan pada sambungan telekomunikasi pelanggan,
9 7 pelanggan dianjurkan oleh pihak telkom untuk melaporkan pada nomor gangguan 147 atau bisa langsung datang ke kantor telkom. Lama masa tunggu perbaikan yang diberikan oleh pihak telkom adalah 3 x 24 jam, kalau perbaikan lebih dari 3 x 24 jam maka pihak telkom akan memberikan kompesasi tagihan (diskon tagihan) kepada pelanggan tersebut. Diskon tagihan itu hanya teruntuk untuk bulan itu saja dan bulan selanjutnya pembayaran sudah seperti biasanya. Pada dasarnya setiap pelanggan maupun pihak PT. Telkom tidak menginginkan terjadinya wanprestasi pada pelaksanaan perjanjian berlanggan sambungan telepon. Tetapi pada kenyataannya dari pihak pelanggan maupun pihak PT. Telkom juga melakukannya baik disengaja maupun tidak sehingga menimbulkan wanprestasi. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya wanprestasi yang dilakukan oleh pelanggan pada PT. Telkom adalah : 1. Pelanggan tidak melakukan pembayaran rekening telepon pada waktunya. 2. Pelanggan memutuskan atau cabut sambungan telepon secara sepihak tanpa sepengetahuan dari pihak Telkom. 3. Pelanggan memindah atau menyambungkan sambungan telekomunikasi keluar persil pelanggan sesuai alamat sebagaimana tercantum dalam kontrak berlangganan sambungan telepon. Sedangkan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya wanprestasi yang dilakukan oleh PT. Telkom terhadap pelanggan adalah : 1. Waktu instalasi pasang baru yang tidak sesuai dengan hari yang telah diperjanjiankan oleh PT. Telkom. 2. Lambatnya respon dari Telkom mengenai keluhan gangguan jaringan pada pelanggan. 3. Tagihan yang tidak sesuai dengan perjanjian yang di tetapkan. 4. Pihak telkom mengangap pihak pelanggan tidak pernah melapor gangguan, padahal pelanggan sudah menelpon ke nomor layanan operator 147, jadi
10 8 pelanggan harus datang langsung ke kantor telkom. Upaya-upaya untuk menimalsir terjadinya wanprestasi dengan diberikannya sanksi kepada pelanggan yaitu sebagai berikut : 1. Telkom berhak mengenakan sanksi kepada pelanggan berupa denda, pengisoliran sampai dengan pencabutan sambungan telekomunikasi apabila : a. Pelanggan tidak melakukan pembayaran biaya berlangganan tepat pada waktunya maka dikenakan sanksi berupa denda, pengisoliran sampai dengan pencabutan b. Pelanggan mengubah, mengalih fungsikan, memindahkan atau memanfaatkan sambungan telekomunikasi, dikenakan sanksi berupa pengisoliran yang dapat diikuti dengan pencabutan 2. Apabila pelanggan belum melunasi seluruh kewajiban dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sejak pencabutan sambungan telekomunikasi, telkom berhak untuk melakukan pemutusan kontrak secara sepihak tanpa adanya tuntutan apapun dari pelanggan 3. Pengenaan sanksi pencabutan sambungan telekomunikasi: a. Tidak mengurangi kewajiban pelanggan, ahli waris atau penggantinya, untuk melunasi seluruh tunggakan termasuk dendanya kepada telkom b. Tidak mengurangi hak pelanggan untuk dapat kembali berlangganan sambungan telekomunikasi dengan telkom apabila telah melunasi seluruh tunggakan beserta denda apabila ada Berdasarkan wawancara dengan pelanggan diketahui juga bahwa upaya pihak pelanggan untuk menyelesaikan wanprestasi adalah dengan cara menyelesaiakannya secara musyawarah dengan pihak telkom. Sedangkan dari pihak telkom, upaya telkom menyelesai wanprestasi atau perselisihan dalam penafsiran atau pelaksanaan ketentuketentuan antara PT. Telkom dengan pelanggan diselesaikan dengan cara musyawarah oleh kedua belah pihak. Apabila musyawarah tidak tercapai maka akan diserahkan penyelesaiannya kepada Badan
11 9 Arbitrase Nasional Indonesia (BANI). Kesimpulan Berdasarkan uraian di atas maka Penulis menarik beberapa simpulan sebagai berikut : 1. Sesuai dengan perlaksanaan perjanjian berlanggan sambungan telepon, masa tunggu pelanggan untuk mendapatkan layanan pasang baru yaitu minimal 3 x 24 jam dan maksimal 7 hari, pihak telkom berkewajiban untuk memberikan informasi kepada pelanggan mengenai informasi tentang layanan telkom dan pihak telkom juga berkewajiban memberitahukan tagihan (info biling) kepada pelanggan melalui nomor layanan khusus (special service number) yang dapat diakses oleh pelanggan dan nomor layanan operator Bentuk-bentuk wanprestasi yang sering terjadi dalam pelaksanaan perjanjian berlangganan telepon antara PT. Telkom dengan Pelanggan antara lain pelanggan a. Pelanggan tidak melakukan pembayaran rekening telepon pada waktunya b. Pelanggan memutuskan/ cabut sambungan telepon secara sepihak tanpa sepengetahuan dari pihak Telkom c. Pelanggan memindahkan atau menyambungkan sambungan telekomunikasi keluar persil pelanggan sesuai alamat sebagaimana tercantum dalam kontrak berlanggan sambungan telepon d. Waktu instalasi pasang baru yang tidak sesuai dengan hari yang telah diperjanjiankan oleh PT. Telkom e. Lambatnya respon dari Telkom mengenai keluhan gangguan jaringan pada pelanggan f. Tagihan yang tidak sesuai dengan perjanjian yang di tetapkan oleh pihak Telkom dan g. Pihak telkom mengangap pihak pelanggan tidak pernah melapor gangguan, padahal pelanggan sudah menelpon ke nomor layanan operator 147, jadi pelanggan harus datang langsung ke kantor telkom. 3. Upaya para pihak dalam menyelesaiankan wanprestasi yang sering terjadi dalam
12 10 pelaksanaan perjanjian berlangganan telepon antara PT. Telkom dengan pelanggan yaitu PT. Telkom memberikan peringatan terlebih dahulu kepada pelanggannya apabila pelanggan tersebut melakukan wanprestasi dan apabila peringatan tersebut tidak dihiraukan oleh pelanggan tersebut, maka PT. Telkom baru memberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku dan wanprestasi atau perselisihan dalam penafsiran atau pelaksanaan ketentu-ketentuan dari kontrak berlangganan sambungan telepon antara PT. Telkom dengan pelanggan diselesaikan dengan cara musyawarah oleh kedua belah pihak baik pihak Telkom maupun pihak pelanggan. Apabila musyawarah tidak tercapai maka pihak Telkom dan pihak Pelanggan akan menyerahkan penyelesaiannya kepada Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI). Daftar Pustaka Abdulkadir Muhamad, Hukum Perikatan, Citra Aditya Bakti, Bandung Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, 2005, Hukum Perlindungan Konsumen, Raja Grafindo Persada, Jakarta Hardijan Rusli, Hukum Perjanjian dan Comman Law, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta Hartono Hadi Soeprapto, 1989, Hukum Perikatan dan Hukum Jaminan, Liberty, Yogyakarta J.satrio, Hukum Perikatan, Perikatan Yang Lahir Dari Perjanjan Buku I, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung Mariam Darus Badrulzaman, KUHPerdata Buku III Hukum Perikatan, Alumni Bandung, Bandung M. Yahya Harahap, Segi-segi Hukum Perjanjian, Alumni Bandung, Bandung R. Setiawan, Pokok-pokok Hukum Perikatan, Bina Cipta, Bandung. R. Subekti, Hukum Perjanjian, Intermasa, Jakarta R. Wirjono Prodjodikoro, Hukum Perdatatentang Persetujuan-persetujuan tertentu, Sumur Bandung, Bandung
KONTRAK BERLANGGANAN SAMBUNGAN TELEKOMUNIKASI TELKOM SPEEDY ANTARA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK DENGAN PELANGGAN
KONTRAK BERLANGGANAN SAMBUNGAN TELEKOMUNIKASI TELKOM SPEEDY ANTARA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK DENGAN PELANGGAN Pada hari ini..tanggal.bulan.tahun dua ribu ( -..-20..) antara TELKOM dan PELANGGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehari-hari digerakan dengan tenaga manusia ataupun alam. mengeluarkan Peraturan Perundang-undangan No. 15 Tahun 1985 tentang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Listrik merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting. Sejak adanya listrik manusia mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam berbagai bidang, yang menonjol adalah
Lebih terperinciPERJANJIAN JUAL BELI TENAGA LISTRIK ANTARA PELANGGAN DENGAN PT. PLN (PERSERO) AREA PADANG RAYON TABING ARTIKEL
PERJANJIAN JUAL BELI TENAGA LISTRIK ANTARA PELANGGAN DENGAN PT. PLN (PERSERO) AREA PADANG RAYON TABING ARTIKEL Diajukan Guna Memenuhi Sebahagian Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Oleh :
Lebih terperinciTESIS KEKUATAN MENGIKAT KONTRAK BAKU DALAM TRANSAKSI JUAL BELI TENAGA LISTRIK ANTARA PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO) DENGAN PELANGGAN
TESIS KEKUATAN MENGIKAT KONTRAK BAKU DALAM TRANSAKSI JUAL BELI TENAGA LISTRIK ANTARA PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO) DENGAN PELANGGAN Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Magister
Lebih terperinciIMPLEMENTATION OF CONSUMER PROTECTION LAW FOR PREPAID BY ELECTRICAL SERVICES PT. STATE ELECTRICITY COMPANY (PT.PLN) AT RAYON SUNGAI PENUH
IMPLEMENTATION OF CONSUMER PROTECTION LAW FOR PREPAID BY ELECTRICAL SERVICES PT. STATE ELECTRICITY COMPANY (PT.PLN) AT RAYON SUNGAI PENUH Riri Fatmala¹, Suamperi¹, Elyana Novira¹ Faculty of Law, Bung Hatta
Lebih terperinciPELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN ANTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PROPINSI SUMATERA BARAT DENGAN CV. SARANA BARU PADANG SKRIPSI
PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN ANTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PROPINSI SUMATERA BARAT DENGAN CV. SARANA BARU PADANG SKRIPSI Oleh : ANGGA ZIKA PUTRA 07 140 077 PROGRAM KEKHUSUSAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyentuh segala aspek kehidupan manusia. Komunikasi adalah sebuah proses
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia semakin berubah, dalam beberapa tahun terakhir perkembangan sistem telekomunikasi di Indonesia sudah demikian pesatnya memberikan dampak yang menyentuh
Lebih terperinciSANKSI TERHADAP PELAKU USAHA TERKAIT DENGAN PELANGGARAN PERIKLANAN SESUAI DENGAN UNDANG- UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN
SANKSI TERHADAP PELAKU USAHA TERKAIT DENGAN PELANGGARAN PERIKLANAN SESUAI DENGAN UNDANG- UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN Oleh : I Dewa Gede Arie Kusumaningrat I Wayan Parsa Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum
Lebih terperinciABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA JASA PENYIARAN BERLANGGANAN (TELEVISI KABEL) DAN PERANAN PEMERINTAH SEBAGAI PENGAWAS TERKAIT PERUBAHAN PAKET LAYANAN SECARA SEPIHAK DIHUBUNGKAN DENGAN
Lebih terperinciPELAKSANAAN PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN JUAL-BELI SMARTPHONE MELALUI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN PT ADIRA QUANTUM CABANG DENPASAR
PELAKSANAAN PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN JUAL-BELI SMARTPHONE MELALUI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN PT ADIRA QUANTUM CABANG DENPASAR Oleh: Hendra Adinata A.A Sri Indrawati I Made Dedy Priyanto Bagian
Lebih terperinciPELAKSANAAN PERJANJIAN KERJASAMA PENJUALAN SEPEDA MOTOR BEKAS ANTARA PT. FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE CABANG MUARA BUNGO DENGAN DEALER OEDAY MOTOR
No. Alumni Universitas: HADITYA SANJAYA No. Alumni Fakultas: (a) Tempat/Tgl.Lahir: Solok/ 7 Januari 1990 (f) Tanggal Lulus: 4 Mei 2011 (b) Nama Orang Tua: Basri Tasmin dan Surmiati Latin (g) Predikat Lulus:
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan analisis hukum terhadap perjanjian kredit yang dibakukan
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisis hukum terhadap perjanjian kredit yang dibakukan oleh Bank Panin Cabang Gejayan masih menggunakan klausula baku dalam penetapan dan perhitungan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan pelaku usaha yang bergerak di keuangan. Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakekatnya setiap orang berhak mendapatkan perlindungan dari hukum. Hampir seluruh hubungan hukum harus mendapat perlindungan dari hukum. Oleh karena itu terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan, agar tersedia tenaga listrik dalam jumlah yang cukup dan merata. tahun jumlah masyarakat semakin bertambah banyak.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Listrik memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Dapat dikatakan bahwa listrik telah menjadi sumber energi utama dalam setiap kegiatan baik di rumah tangga
Lebih terperinciGUGATAN PELAKU USAHA DI PENGADILAN NEGERI KLAS IA PADANG YANG KEBERATAN TERHADAP PUTUSAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) ARTIKEL
GUGATAN PELAKU USAHA DI PENGADILAN NEGERI KLAS IA PADANG YANG KEBERATAN TERHADAP PUTUSAN BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) ARTIKEL Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Persyaratan Untuk Mencapai
Lebih terperinciTANGGUNG JAWAB PENYEWA DALAM PERJANJIAN SEWA MENYEWA KENDARAAN RODA EMPAT DI KOTA GIANYAR
TANGGUNG JAWAB PENYEWA DALAM PERJANJIAN SEWA MENYEWA KENDARAAN RODA EMPAT DI KOTA GIANYAR Oleh Gusti Ngurah Bagus Danendra I Ketut Sudantra Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK Tanggung
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN, WANPRESTASI DAN LEMBAGA PEMBIAYAAN KONSUMEN
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN, WANPRESTASI DAN LEMBAGA PEMBIAYAAN KONSUMEN 2.1 Perjanjian 2.1.1 Pengertian Perjanjian Definisi perjanjian diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Selanjutnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan kebutuhan informasi tersebut bersifat penting. Informasi meresap ke. juga mempengaruhi sistem nilai dan cara hidup manusia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Informasi memiliki arti penting dalam kehidupan manusia karena informasi berkenaan dengan seluruh aspek kehidupan sehingga pemenuhan akan kebutuhan informasi
Lebih terperinciPELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA AGEN DENGAN PEMILIK PRODUK UNTUK DI PASARKAN KEPADA MASYARAKAT. Deny Slamet Pribadi
142 PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA AGEN DENGAN PEMILIK PRODUK UNTUK DI PASARKAN KEPADA MASYARAKAT Deny Slamet Pribadi Dosen Fakultas Hukum Universitas Mulawarman Samarinda ABSTRAK Dalam perjanjian keagenan
Lebih terperinciLex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015
PEMBERLAKUAN ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK MENURUT HUKUM PERDATA TERHADAP PELAKSANAANNYA DALAM PRAKTEK 1 Oleh : Suryono Suwikromo 2 A. Latar Belakang Didalam kehidupan sehari-hari, setiap manusia akan selalu
Lebih terperinciUndang-Undang Merek, dan Undang-Undang Paten. Namun, pada tahun waralaba diatur dengan perangkat hukum tersendiri yaitu Peraturan
KEDUDUKAN TIDAK SEIMBANG PADA PERJANJIAN WARALABA BERKAITAN DENGAN PEMENUHAN KONDISI WANPRESTASI Etty Septiana R 1, Etty Susilowati 2. ABSTRAK Perjanjian waralaba merupakan perjanjian tertulis antara para
Lebih terperinciPemanfaatan pembangkit tenaga listrik, baru dikembangkan setelah Perang Dunia I, yakni dengan mengisi baterai untuk menghidupkan lampu, radio, dan ala
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pembangunan jangka panjang yang dilakukan bangsa Indonesia mempunyai sasaran utama yang dititik beratkan pada pembangunan bidang ekonomi dengan pengembangan
Lebih terperinciKEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JAMBI FAKULTAS HUKUM
1 KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JAMBI FAKULTAS HUKUM SEWA BELI BARANG ELEKTRONIK PADA PT. BINTANG BERLIAN MULTI SARANA DI KECAMATAN MERLUNG KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT
Lebih terperinciPELAKSANAAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN PENGGUNA LAYANAN JASA SPEEDY PADA PT TELKOM, Tbk CABANG PADANG SKRIPSI
PELAKSANAAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN PENGGUNA LAYANAN JASA SPEEDY PADA PT TELKOM, Tbk CABANG PADANG SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang. dalam mendukung pembangunan nasional. Berhasilnya perekonomian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan Nasional bertujuan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur, baik material maupun
Lebih terperinciPENYELESAIAN SENGKETA WANPRESTASI KARENA FORCEMAJEURE PADA PERJANJIAN KERJASAMA DALAM BIDANG JASA HIBURAN
PENYELESAIAN SENGKETA WANPRESTASI KARENA FORCEMAJEURE PADA PERJANJIAN KERJASAMA DALAM BIDANG JASA HIBURAN Oleh: Merilatika Cokorde Dalem Dahana Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT
Lebih terperinciPERJANJIAN PINJAMAN. (Pemberi Pinjaman dan Penerima Pinjaman selanjutnya secara bersama disebut sebagai Para Pihak )
PERJANJIAN PINJAMAN Perjanjian pinjaman ini ( Perjanjian ) dibuat pada hari dan tanggal yang disebutkan dalam Lampiran I Perjanjian ini, oleh dan antara: 1. Koperasi Sahabat Sejahtera Anda, suatu koperasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak asing dikenal di tengah-tengah masyarakat adalah bank. Bank tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya lembaga keuangan di Indonesia dibedakan atas dua bagian, yakni lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank, namun dalam praktek sehari-hari
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PIHAK TERTANGGUNG DALAM ASURANSI DEMAM BERDARAH PADA PT. ASURANSI CENTRAL ASIA
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PIHAK TERTANGGUNG DALAM ASURANSI DEMAM BERDARAH PADA PT. ASURANSI CENTRAL ASIA Oleh: Darmadi Charisma Putra I Ketut Markeling I Made Dedy Priyanto Hukum Bisnis Universitas Udayana
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN. Perjanjian menurut pasal 1313 KUH Perdata adalah suatu perbuatan dengan
BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN A. Perjanjian Dalam istilah perjanjian atau kontrak terkadang masih dipahami secara rancu, banyak pelaku bisnis mencampuradukkan kedua istilah tersebut seolah merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dan kelancaran sarana telekomunikasi akan menunjang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan dan kelancaran sarana telekomunikasi akan menunjang pelaksanaan pembangunan berupa penyebaran kebutuhan informasi ke seluruh pelosok tanah air, misalnya
Lebih terperinciPerjanjian Kredit Pada Bank BTPN Ditinjau. Dari Asas Kebebasan Berkontrak. Dian Saputra Sinaga, Budi Santoso, Ery Agus Priyono*) ABSTRACT
Perjanjian Kredit Pada Bank BTPN Ditinjau Dari Asas Kebebasan Berkontrak Dian Saputra Sinaga, Budi Santoso, Ery Agus Priyono*) ABSTRACT In Law no. 10 of 1998 concerning Amendment to Law no. 7 of 1992 concerning
Lebih terperinciPERTANGGUNGJAWABAN PELAKU USAHA TERHADAP MIRAS TIDAK BERLABEL DI LIHAT DARI UNDANG UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN
PERTANGGUNGJAWABAN PELAKU USAHA TERHADAP MIRAS TIDAK BERLABEL DI LIHAT DARI UNDANG UNDANG PERLINDUNGAN KONSUMEN Oleh Anak Agung Gede Adinanta Anak Agung Istri Ari Atu Dewi Bagian Hukum Bisnis Fakultas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas bisnis merupakan fenomena yang sangat kompleks karena mencakup berbagai bidang baik hukum, ekonomi, dan politik. Salah satu kegiatan usaha yang
Lebih terperinciPELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA MENYEWA KENDARAAN RODA EMPAT DALAM HAL BERALIHNYA BARANG OBJEK SEWA PADA CV. INDAH JAYA KUTA BADUNG
PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA MENYEWA KENDARAAN RODA EMPAT DALAM HAL BERALIHNYA BARANG OBJEK SEWA PADA CV. INDAH JAYA KUTA BADUNG Oleh : Dewa Ayu Putu Andina Novianta Dewa Gede Rudy A.A. Sri Indrawati Hukum
Lebih terperinciTANGGUNG JAWAB PT. ADIRA FINANCE PADANG TERHADAP HILANGNYA KENDARAAN BERMOTOR DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN ARTIKEL
TANGGUNG JAWAB PT. ADIRA FINANCE PADANG TERHADAP HILANGNYA KENDARAAN BERMOTOR DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN ARTIKEL Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum Oleh: FEBRI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat menyebabkan bertambahnya populasi kendaraan pribadi yang merupakan faktor penunjang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin meningkat dan diikuti oleh majunya pemikiran masyarakat menyebabkan bertambahnya populasi kendaraan pribadi yang merupakan
Lebih terperinciFAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG
SKRIPSI PELAKSANAAN PERJANJIAN BAKU DALAM PENERBITAN KARTU KREDIT DAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH PADA BANK BNI SYARIAH CABANG PADANG Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jenis dan variasi dari masing-masing jenis barang dan atau jasa yang akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perekonomian yang pesat telah menghasilkan berbagai jenis dan variasi dari masing-masing jenis barang dan atau jasa yang akan dikonsumsi. Barang dan atau
Lebih terperinciASAS NATURALIA DALAM PERJANJIAN BAKU
ASAS NATURALIA DALAM PERJANJIAN BAKU Oleh : Putu Prasintia Dewi Anak Agung Sagung Wiratni Darmadi Bagian Hukum Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACK Standard contract is typically made
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rupiah terhadap Dollar US hingga mencapai lebih dari Rp ,- (posisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian dewasa ini terlihat semakin menurun, daya beli masyarakat menurun dan ditambah dengan semakin lemahnya nilai tukar rupiah terhadap Dollar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. hal. 2. diakses 06 September Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia dalam era globalisasi ini semakin menuntut tiap negara untuk meningkatkan kualitas keadaan politik, ekonomi, sosial dan budaya mereka agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia di dalam kehidupannya mempunyai bermacam-macam kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia di dalam kehidupannya mempunyai bermacam-macam kebutuhan dalam hidupnya. Kebutuhan itu berfungsi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kalangan individu maupun badan usaha. Dalam dunia usaha dikenal adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara hukum, dimana Negara hukum memiliki prinsip menjamin kepastian, ketertiban dan perlindungan hukum yang berintikan kepada kebenaran dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. regulator maupun sebagai pelaku ekonomi itu sendiri, peran negara sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penyelenggaraan perekonomian nasional merupakan pilar penting dalam pembangunan suatu negara guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Negara di dalam penyelenggaraan
Lebih terperinciASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN BAKU 1 Oleh: Dyas Dwi Pratama Potabuga 2
ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN BAKU 1 Oleh: Dyas Dwi Pratama Potabuga 2 ABSTRAK Tujuan dilakukannya penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana ketentuan hukum mengenai pembuatan suatu kontrak
Lebih terperinciPELAKSANAAN PEMBERIAN KREDTI TANPA AGUNAN PADA KOPERASI SERBA USAHA SURYA MAKMUR DI DENPASAR
PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDTI TANPA AGUNAN PADA KOPERASI SERBA USAHA SURYA MAKMUR DI DENPASAR Oleh: I Dewa Agung Made Darma Wikantara Marwanto A.A Sri Indrawati Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana
Lebih terperinciPENGATURAN KEWENANGAN PEMBUATAN SURAT KUASA MEMBEBANKAN HAK TANGGUNGAN (SKMHT) LINGGA CITRA HERAWAN NRP :
PENGATURAN KEWENANGAN PEMBUATAN SURAT KUASA MEMBEBANKAN HAK TANGGUNGAN (SKMHT) LINGGA CITRA HERAWAN NRP : 91130919 Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Surabaya linggaherawan@gmail.com
Lebih terperinciSUATU TINJAUAN HUKUM TERHADAP RETUR PENJUALAN DALAM ASPEK-ASPEK HUKUM PERJANJIAN JUAL BELI
SUATU TINJAUAN HUKUM TERHADAP RETUR PENJUALAN DALAM ASPEK-ASPEK HUKUM PERJANJIAN JUAL BELI Oleh Fery Bernando Sebayang I Nyoman Wita Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT Sales Returns
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyendiri tetapi manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup menyendiri.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring perkembangan dunia usaha saat ini semakin mengalami kemajuan yang sangat pesat. Sehingga Sumber Daya Manusia sebagai pelakunya dituntut untuk menjadi sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara material maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional Indonesia merupakan paradigma pembangunan yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata baik secara material maupun
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. AZ Nasution, Konsumen dan Hukum, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1995.
DAFTAR PUSTAKA A. Buku : Abdul Kadir Muhammad, Perjanjian Baku Dalam Praktek Perusahaan Pedagangan, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1992. Affandi Muchtar, Ilmu-Ilmu Kenegaraan, Suatu Studi Perbandingan, Fakultas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perjanjian pengalihan..., Agnes Kusuma Putri, FH UI, Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, dinyatakan bahwa Indonesia merupakan negara hukum (rechtsstaat) yang bersumber pada Pancasila dan bukan
Lebih terperinciBAB II PENGATURAN ATAS JUAL BELI SAHAM DALAM PERSEROAN TERBATAS DI INDONESIA. dapat dengan mudah memahami jual beli saham dalam perseroan terbatas.
BAB II PENGATURAN ATAS JUAL BELI SAHAM DALAM PERSEROAN TERBATAS DI INDONESIA A. Tinjauan Umum tentang Jual Beli 1. Pengertian Jual Beli Sebelum membahas mengenai aturan jual beli saham dalam perseroan
Lebih terperinciKETENTUAN & SYARAT BERLANGGANAN I-PRIMA SATELITE BROADBAND
KETENTUAN & SYARAT BERLANGGANAN I-PRIMA SATELITE BROADBAND PASAL 1 DEFINISI Kecuali ditentukan lain, istilah-istilah yang dinyatakan dalam Kontrak Berlangganan ini mempunyai arti sebagai berikut : 1. Kontrak
Lebih terperinciPERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN (Studi Tentang Hubungan Hukum Dalam Perjanjian Di PT. Adira Dinamika. Multi Finance Tbk.
PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN (Studi Tentang Hubungan Hukum Dalam Perjanjian Di PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk. Cabang Purwodadi) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai
Lebih terperinciPERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN BAKU PERUSAHAAN JASA PENGIRIMAN BARANG
PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN BAKU PERUSAHAAN JASA PENGIRIMAN BARANG Oleh : Dewa Ayu Ariesta Dwicahyani Putri I Dewa Nyoman Sekar Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dijanjikan oleh orang lain yang akan disediakan atau diserahkan. Perjanjian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam suasana abad perdagangan dewasa ini, boleh dikatakan sebagian besar kekayaan umat manusia terdiri dari keuntungan yang dijanjikan oleh orang lain yang akan
Lebih terperinciBAB III KESIMPULAN DAN SARAN
56 BAB III KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana yang telah termuat dalam Bab II, dapat ditarik kesimpulan bahwa agen PO. Safari Dharma Raya telah melakukan wanprestasi
Lebih terperinciPENYELESAIAN SENGKETA ANTARA KONSUMEN DENGAN PELAKU USAHA MELALUI MEDIASI DI BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) KOTA DENPASAR
PENYELESAIAN SENGKETA ANTARA KONSUMEN DENGAN PELAKU USAHA MELALUI MEDIASI DI BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN (BPSK) KOTA DENPASAR Oleh : I Gst. Ayu Asri Handayani I Ketut Rai Setiabudhi Bagian Hukum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu alat transportasi yang banyak dibutuhkan oleh manusia adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini menjadi salah satu
Lebih terperinciKLAUSULA BAKU PERJANJIAN KREDIT BANK RAKYAT INDONESIA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN
1 KLAUSULA BAKU PERJANJIAN KREDIT BANK RAKYAT INDONESIA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN Oleh: Ida Bagus Oka Mahendra Putra Ni Made Ari Yuliartini
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA. A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian 1. Pengertian Perjanjian Pasal 1313 KUH Perdata menyatakan Suatu perjanjian
Lebih terperinciPELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN SURAT SERTIFIKAT TANAH YANG BUKAN MILIK DEBITUR PADA PT. BPR. DEWATA CANDRADANA DI DENPASAR *
PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN SURAT SERTIFIKAT TANAH YANG BUKAN MILIK DEBITUR PADA PT. BPR. DEWATA CANDRADANA DI DENPASAR * Oleh Swandewi ** I Made Sarjana *** I Nyoman Darmadha **** Bagian
Lebih terperinciBAB II PERJANJIAN DAN WANPRESTASI SECARA UMUM
BAB II PERJANJIAN DAN WANPRESTASI SECARA UMUM A. Segi-segi Hukum Perjanjian Mengenai ketentuan-ketentuan yang mengatur perjanjian pada umumnya terdapat dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata pada Buku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. PT. Telekomunikasi Indonesia atau yang sering dikenal oleh awam dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah PT. Telekomunikasi Indonesia atau yang sering dikenal oleh awam dengan Telkom, merupakan perusahaan informasi dan komunikasi serta penyedia jasa dan jaringantelekomunikasi
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan, baik penelitian kepustakaan maupun penelitian lapangan, serta analisis yang telah penulis lakukan, berikut disajikan kesimpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh para pengusaha untuk mengembangkan usahanya. kedua belah pihak, yakni pembeli dan penjual.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan dunia bisnis saat ini berbagai macam usaha dan kegiatan dapat dilakukan dalam rangka untuk memenuhi pangsa pasar di tengah-tengah masyarakat.permintaa
Lebih terperinciPERJANJIAN SEWA ANTARA PT MNC BANK INTERNASIONAL Tbk DENGAN DEWAN PIMPINAN PUSAT PARTAI PERINDO. 008/MB PP/Sewa 1/2017
PERJANJIAN SEWA ANTARA PT MNC BANK INTERNASIONAL Tbk DENGAN DEWAN PIMPINAN PUSAT PARTAI PERINDO Nomor: 008/MB PP/Sewa 1/2017 Pada hari ini, Senin, tanggal tiga puluh, bulan Januari, tahun Dua ribu tujuh
Lebih terperinciPENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (BNI) KANTOR CABANG UNIT (KCU) SINGARAJA
PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (BNI) KANTOR CABANG UNIT (KCU) SINGARAJA Oleh: I Made Adi Dwi Pranatha Putu Purwanti A.A. Gede Agung Dharmakusuma Bagian
Lebih terperinciTINJAUAN YURIDIS TERHADAP WANPRESTASI YANG DILAKUKAN DEBITOR DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN SEPEDA MOTOR ARTIKEL. Diajukan Oleh : DODY PEBRI CAHYONO
TINJAUAN YURIDIS TERHADAP WANPRESTASI YANG DILAKUKAN DEBITOR DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN SEPEDA MOTOR ARTIKEL Diajukan Oleh : DODY PEBRI CAHYONO 1 1 1 0 0 0 4 2 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SLAMET RIYADI
Lebih terperinciWANPRESTASI DALAM PERJANJIAN GANTI RUGI. (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Denpasar No.522/Pdt.G/2013/PN.Dps )
WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN GANTI RUGI (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Denpasar No.522/Pdt.G/2013/PN.Dps ) Oleh: Ayu Septiari Ni Gst. Ayu Dyah Satyawati Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. perjanjian konsinyasi dalam penjualan anjing ras di Pet Gallery Sagan
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, baik penelitian kepustakaan maupun penelitian di lapangan, berkaitan dengan pelaksanaan perjanjian konsinyasi dalam penjualan
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN PENGGUNA JASA LAUNDRY DI KELURAHAN KADIPIRO KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN PENGGUNA JASA LAUNDRY DI KELURAHAN KADIPIRO KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA Oleh : LINDA PRATIWI NIM: 12100091 ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciPERANAN POLIS ASURANSI JIWA DALAM PENUNTUTAN KLAIM (STUDI PADA PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE DENPASAR)
PERANAN POLIS ASURANSI JIWA DALAM PENUNTUTAN KLAIM (STUDI PADA PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE DENPASAR) Oleh Anak Agung Gede Agung Ngakan Ketut Dunia I Ketut Markeling Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dilakukan manusia sudah berabad-abad. Pembangunan adalah usaha untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan dilakukan manusia sudah berabad-abad. Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan, oleh karena itu dapat dikatakan hukum tentang
Lebih terperinciBAB II PERJANJIAN JUAL BELI. undang-undang telah memberikan nama tersendiri dan memberikan
A. Pengertian Perjanjian Jual Beli BAB II PERJANJIAN JUAL BELI Jual beli termasuk dalam kelompok perjanjian bernama, artinya undang-undang telah memberikan nama tersendiri dan memberikan pengaturan secara
Lebih terperinciKETENTUAN UMUM PELANGGAN KECIL PASAL 1 DEFINISI
KETENTUAN UMUM PELANGGAN KECIL PASAL 1 DEFINISI a. "Biaya Pengaliran Kembali" adalah biaya yang harus dibayar oleh Pelanggan dalam rangka pengaliran Gas kembali sebagai akibat adanya penutupan pengaliran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertanian dan perkebunan baik yang berskala besar maupun yang berskala. sumber devisa utama Negara Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebahagian besar penduduk bangsa Indonesia hidup dari sektor pertanian dan perkebunan baik yang berskala besar maupun yang berskala kecil guna meningkatkan perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan lembaga jaminan sudah sangat populer dan sudah tidak asing lagi di masyarakat dan lembaga jaminan memiliki peran penting dalam rangka pembangunan perekonomian
Lebih terperinciKAJIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN KENDARAAN BERMOTOR PADA PT. BUSSAN AUTO FINANCE SURAKARTA. Oleh:
KAJIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN KENDARAAN BERMOTOR PADA PT. BUSSAN AUTO FINANCE SURAKARTA Oleh: Ronal Ravianto Fakultas Hukum Universitas Slamet Riyadi Surakarta ABSTRAK Tujuan
Lebih terperinciPENYELESAIAN SENGKETA WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KERJASAMA SEKOLAH DASAR NOMOR 3 PENATIH DENGAN PT.PRIMAGAMA DENPASAR MEGA KARLINA NPM.
PENYELESAIAN SENGKETA WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KERJASAMA SEKOLAH DASAR NOMOR 3 PENATIH DENGAN PT.PRIMAGAMA DENPASAR MEGA KARLINA NPM. 1210122122 Dr. NLM Mahendrawati, SH,M.Hum Desak Gde Dwi Arini,
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN YURIDIS MENGENAI KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KARTU KREDIT BANK MANDIRI, CITIBANK DAN STANDARD CHARTERED BANK
44 BAB III TINJAUAN YURIDIS MENGENAI KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KARTU KREDIT BANK MANDIRI, CITIBANK DAN STANDARD CHARTERED BANK 3.1 Hubungan Hukum Antara Para Pihak Dalam Perjanjian Kartu Kredit 3.1.1
Lebih terperinciTINJAUAN YURIDIS PELELANGAN BARANG JAMINAN DALAM KREDIT BERMASALAH PADA KANTOR PELAYANAN PIUTANG DAN LELANG NEGARA SURAKARTA
TINJAUAN YURIDIS PELELANGAN BARANG JAMINAN DALAM KREDIT BERMASALAH PADA KANTOR PELAYANAN PIUTANG DAN LELANG NEGARA SURAKARTA Oleh: Kartiko Adito Putro Kata Kunci: Barang bukti, pelelangan, piutang ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan alam kehidupan sekitarnya. 1. ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk sosial, oleh karenanya manusia itu cenderung untuk hidup bermasyarakat. Dalam hidup bermasyarakat ini
Lebih terperinciSyarat dan Ketentuan Umum Layanan PermataMobile berbasis SMS dari PermataBank
Syarat dan Ketentuan Umum Layanan PermataMobile berbasis SMS dari PermataBank Syarat dan Ketentuan Umum Layanan PermataMobile berbasis SMS dari PermataBank (berikut semua lampiran, dan/atau perubahannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki tujuan sebagai badan yang dibentuk untuk melakukan upaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) merupakan badan yang menyelesaikan sengketa konsumen melalui cara di luar pengadilan. BPSK memiliki tujuan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak berkembang usaha-usaha bisnis, salah satunya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini banyak berkembang usaha-usaha bisnis, salah satunya adalah usaha jasa pencucian pakaian atau yang lebih dikenal dengan jasa laundry. Usaha ini banyak
Lebih terperinciTINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN DARI KLAUSULA EKSEMSI DALAM KONTRAK STANDAR PERJANJIAN SEWA BELI
TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN DARI KLAUSULA EKSEMSI DALAM KONTRAK STANDAR PERJANJIAN SEWA BELI oleh : Putu Ayu Dias Pramiari Putu Tuni Cakabawa L Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum
Lebih terperinciCONTOH SURAT PERJANJIAN SEWA BELI TANAH
CONTOH SURAT PERJANJIAN SEWA BELI TANAH Yang bertanda tangan di bawah ini: 1. ( n a m a ), ( u m u r ), ( pekerjaan ), ( alamat lengkap ), ( nomer KTP / SIM ), dalam hal ini bertindak atas nama diri pribadi
Lebih terperinciPELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA KARYAWAN MENURUT UNDANG-UNDANG N0. 13 TAHUN 2003 DI PT. BATIK DANAR HADI SOLO
0 PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA KARYAWAN MENURUT UNDANG-UNDANG N0. 13 TAHUN 2003 DI PT. BATIK DANAR HADI SOLO Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Derajad
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia kodratnya adalah zoon politicon, yang merupakan makhluk sosial. Artinya bahwa manusia dikodratkan untuk hidup bermasyarakat dan saling berinteraksi.
Lebih terperinciANALISIS TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN WARALABA DI INDONESIA
ANALISIS TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN WARALABA DI INDONESIA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Hukum
Lebih terperinciKETENTUAN BERLANGGANAN
KETENTUAN BERLANGGANAN Pasal 1 Definisi 1. Ketentuan Berlangganan adalah ketentuan yang wajib dipatuhi baik oleh Mitra maupun D&K sehubungan dengan pelayanan PEMBUKAAN AKSES ONLINE PAYMENT POINT berdasarkan
Lebih terperinciPELAKSANAAN PENGAWASAN PENCANTUMAN KLAUSULA BAKU OLEH BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN DI KOTA PADANG SKRIPSI
PELAKSANAAN PENGAWASAN PENCANTUMAN KLAUSULA BAKU OLEH BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN DI KOTA PADANG SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana hukum Oleh : SETIA PURNAMA
Lebih terperinciJURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V8.i4 ( )
PENERAPAN PASAL 1320 KUHPERDATA TERHADAP JUAL BELI SECARA ONLINE (E COMMERCE) Herniwati STIH Padang Email: herni@yahoo.co.id Submitted: 22-07-2015, Rewiewed: 22-07-2015, Accepted: 23-07-2015 http://dx.doi.org/10.22216/jit.2014.v8i4.13
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak krisis melanda Indonesia, perekonomian Indonesia mengalami
12 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak krisis melanda Indonesia, perekonomian Indonesia mengalami kemunduran baik dari sektor formal maupun sektor non formal, yaitu dengan banyaknya pengusaha
Lebih terperinciLex Privatum, Vol. IV/No. 6/Juli/2016
PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN DALAM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN INDONESIA (UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999) 1 Oleh: Aristo Yermia Tamboto 2 ABSTRAK Tujuan dilakukannya penelitian
Lebih terperinciTINJAUAN YURIDIS TENTANG PENYEDIAAN JASA CATERING DALAM TEORI DAN PRAKTEK SERTA PROBLEMATIKANYA DI KOTA SURAKARTA
i TINJAUAN YURIDIS TENTANG PENYEDIAAN JASA CATERING DALAM TEORI DAN PRAKTEK SERTA PROBLEMATIKANYA DI KOTA SURAKARTA (Studi Kasus di Beberapa Perusahaan Catering Surakarta) NASKAH PUBLIKASI Disusun dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal janji adalah suatu sendi yang amat penting dalam Hukum
BAB I PENDAHULUAN Hukum perjanjian adalah bagian dari Hukum Perdata yang berlaku di Indonesia. Hal janji adalah suatu sendi yang amat penting dalam Hukum Perdata, karena Hukum Perdata banyak mengandung
Lebih terperinci