BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tertentu (Mulyadi, 2008:2).Sedangkan menurut Marshall B. Romney. berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan (2003:2).
|
|
- Hadi Salim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Sistem dan Prosedur 1. Pengertian Sistem Sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama untuk mencapai tujuan tertentu (Mulyadi, 2008:2).Sedangkan menurut Marshall B. Romney dan Paul John Steinbart pengertian sistem adalah rangkaian dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan (2003:2). Menurut W.Gerald Cole dalam Baridwan (2002 : 3) pengertian Sistem adalah suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang disusun dengan suatu skema yang menyeluruh, untuk melaksankan suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan. Menurut Widjajanto sesuatu dapat disebut sistem apabila memenuhi dua syarat.pertama adalah memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Widjajanto, 2001:2). Syarat yang kedua sistem harus memiliki tiga unsur, yaitu input, proses, dan output (Widjajanto, 2001:3). 10
2 2. Pengertian Prosedur Menurut W.Gerald Cole dalam Baridwan (2002 : 3) Prosedur adalah suatu urutan-urutan pekerjaan kerani (clerical), biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang sering terjadi. Menurut Mulyadi (2008:5) prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara beragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang. Menurut Romney dan Steinbart (2003 : 9) pengertian prosedur merupakan urutan kegiatan klerikal yang terdiri dari menulis, menggandakan, menghitung, memberi kode, mendaftar, memilih, memindah dan membandingkan. 3. Simbol Flowchart Menurut Mulyadi (2008:60-63) menyatakan bahwa sistem dapat dijelaskan dengan menggunakan bagan alir dokumen yang dapat dilukiskan dengan symbol-simbol yang digunakan oleh analisis sistem untuk membuat bagan alir dokumen yang menggambarkan sistem tertentu.berikut ini adalah simbol-simbol standar yang mempunyai makna masing-masing.
3 Tabel 1.1 Simbol-simbol Bagan Alir Input/Output Nama Simbol Keterangan Dokumen Menggambarkan jenis dokumen yang merupkan formulir jenis dokumen yang digunakan untuk merekam data terjadinya suatu transaksi. Dokumen Tembusan dan Dok 1 2 Simbol ini digunakan untuk menggambarkan dokumen asli dan tembusannya. Nomor lembar dokumen dicantumkan di sudut kanan atas. Berbagai Dokumen Surat Muat 2 SOP 2 Faktur Penjualan 2 Menggambarkan berbagai jenis dokumen yang digabungkan di dalam satu paket nama dan nomor lembar dicantumkan di sudut kanan atas.
4 Catatan Menggambarkan catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat data yang direkam sebelumnya di dalam dokumen. Penghubung Sebagai penghubung untuk pada halaman aliran dokumen pada yang sama (On- page connector) halaman yang sama. Dengan memperhatikan nomor yang tercantum dalam symbol dapat diketahui aliran dokumen dalam sistem akuntansi yang digambarkan pada bagan aliran. Akhir dokumen arus Akhir arus dokumen dan mengarahkan pembaca ke symbol penghubung 1 halaman yang sama yang bernomor seperti yang tercantum di dalam symbol tersebut.
5 Awal dokumen arus 1 Awal arus dokumen berasal dari symbol penghubung halaman yang sama, yang bernomor seperti yang tercantum didalam symbol tersebut. Penghubung Digunakan untuk pada yang halaman berbeda menunjukkan kemana dan bagaimana bagan alir terkait (Off-page connector) satu dengan yang lainnya. Nomor yang tercantum didalam symbol penghubung akan menunjukkan bagan alir yang tercantum pada halaman lain. Kegiatan Menggambarkan kegiatan manual manual seperti kegiatan Keterangan klerikal. Menambahkan keterangan komentar untuk memperjelas pesan yang disampaikan dalam bagan alir.
6 Arsip Tempat penyimpanan sementara dokumen yang dapat diambil kembali. Arsip permanen Menggambarkan arsip permanen yang tidak akan diproses lagi On-line computer proses Pengolahan data dengan computer secara online. Nama program ditulis di dalam symbol. Keying (typing, Pemasukkan data ke dalam verifying) komputer terminal. melalui on-line Pita Magnetik Arsip komputer yang berbentuk pita magnetik. On-line Storage Arsip komputer yang berbentuk on-line (di dalam memory komputer). Keputusan Menggambarkan keputusan Ya Tidak yang harus dibuat dalam proses pengelolaan data.
7 Garis alir Menggambarkan arah proses Mulai berakhir dan pengolahan data. Anak panah mengarah ke bawah dank e kanan. Menggambarkan awal dan akhir suatu sistem akuntansi Sumber: Sistem Akuntansi, Mulyadi B. Sistem Informasi Akuntansi berdasarkan SOP-20/DO402/11/2014 a. Dokumen utama yang digunakan dalam Prosedur Penyaluran Raskin antara lain: 1. SPA Raskin SPA Raskin adalah Surat Permiaan Alokasi Raskinyang dajukan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) dan berfungsi untuk melakukan permintaan Raskin kepada Perum Bulog. 2. Berita Acara Pengecekan Kualitas Berita Acara Pengecekan Kualitas berfungsi sebagai bukti adanya kegiatan pengecekan kualitas Raskin yang akan didistribusikan ke titik distribusi. 3. SPPB/DO Surat Perintah Pengeluaran Barang / Delivery Order (SPPB/DO) adalah perintah tertulis yang diterbitkan oleh
8 Kadivre/Kasubdivre/Kakansilog atau pejabat lain yang ditunjuk kepala Kagud untuk mengeluarkan dan menyerahkan barang kepada pihak lain atau pihak internal tertentu. Delivery Order (DO) berisi tentang jenis barang, kualitas, kuantitas, harga per satuan, dan tanggal jatuh tempo berlakunya dokumen tersebut. Berdasarkan SOP-20/DO402/11/2014 dokumen Delivery Order (DO) dibuat menjadi dua rangkap yang digunakan pada kantor Subdivre sebagai pelaporan fungsi akuntansi dan diserahkan ke bagian Satker Raskin untuk dasar pengeluaran beras dari Gudang. 4. Laporan Sistem Informasi Manajemen (SIM) Beras/Gabah Lampiran Penyaluran Raskin Laporan SIM Beras/Gabah Lampiran Penyaluran Raskin adalah laporan pertanggungjawaban kegiatan penyaluran Raskin yang dilaporkan secara berjenjang setiap akhir bulan.laporan SIM Beras/Gabah berfungsi sebagai bukti adanya kegiatan penyaluran beras/gabah yang dilaksanakan oleh Divre/Subdivre dan berisi tentang data SPA Raskin, kuantum DO dan pelayanan di Gudang. 5. GD1K GD1K adalah laporan tertulis yang dibuat oleh bagian gudang tentang jenis barang dan berapajumlah barang yang masuk dan keluar untuk Divre dan Subdivreuntuk pengalokasian.gd1k berfungsi sebagai laporan data pengambilan barang dari gudang
9 6. Berita Acara serah Terima (BAST) BAST adalah Berita Acara Serah Terima Beras Raskin berdasarkan SPA dari Bupati/Walikota atau Pejabat yang ditunjuk, yang ditandatangani Satker Raskin dan Pelaksana Distribusi.BAST berfungsi sebagi bukti telah terlaksana transaksi penyerahan dan penerimaan Raskin.Dalam kegiatan penyaluran Raskin yang diatur dalam SOP-20/DO402/11/2014,BAST dibuat rangkap 2, yaitu: a. Rangkap 1 : Satker Raskin b. Rangkap 2 : Pelaksana Distribusi 7. MDO MDO adalah rekapitulasi dari Delivery Order (DO) yang telah dibuat untuk masing-masing kecamatan.mdo berisi jumlah beras penyaluran tiap Kecamatan dalam satu Kabupaten atau Kota.Dokumen ini digunakan dalam program penyaluran Raskin dan mempermudah dalam kegiatan verifikasi untuk mencocokkan jumlah yang tercantum pada masing-masing SPPB/DO. 8. MBA-0 MBA-0 adalah rekapitulasi dari Berita Acara Serah Terima (BAST) yang berisi wilayah penyaluran pada tiap-tiap kelurahan atau desa dalam satu Kecamatan.Dokumen ini digunakan dalam program penyaluran Raskindan untuk mempermudah kegiatan verifikasi.
10 9. MBA-1 dan MBA-2 MBA-1 adalah rekapitulasi dari MBA-0, dokumen ini digunakan dalam program penyaluran Raskin.MBA-1 berisi jumlah Kecamatan, jumlah desa, jumlah titik distribusi, jumlah beras yang didistribusikan beserta jumlah harga yang harus dibayarkan.mba-1 dibuat untuk satu Kabupaten atau Kota.Sedangkan MBA-2 merupakan hasil rekapitulasi dari dokumen MBA-1.MBA-1 dan MBA-2 juga berfungsi untuk mempermudah kegiatan verifikasi. b. Catatan Akuntansi Segala pencatatan akuntansi yang berkaitan dengan transaksi khususnya dalam proses penyaluran Raskin dilakukan secara terpusat pada server yaitu di BULOG Pusat yang berada di Jakarta. Hal tersebut berlaku pada BULOG Divre dan Sub Divre di seluruh Indonesia. c. Laporan 1. Divre/Subdivre/Kansilog melaporkan realisasi penyaluran Raskin secara berjenjang ke Kantor Pusat, terdiri dari: a. Laporan Realisasi Penyaluran Raskin Mingguan (ML-1 dan ML-2); b. Laporan Rampung Realisasi Raskin Tahunan.
11 2. Divisi Penyaluran membuat Laporan Konsolidasi Realisasi Penyaluran Raskin untuk disampaikan kepada kementerian terkait. d. Bagian Yang Terkait 1. BagianKantor Bulog Pusat Bagian Kantor Bulog Pusat bertanggungjawab untuk memberikan instruksi mengenai prosedur maupun kebijakan dalam penyaluran Raskin kepada Divre dan Subdivre serta menyusun laporan konsolidasi realisasi penyaluran Raskin sebagai laporan pertanggungjawaban kepada pemerintah. 2. BagianDivre/Subdivre/Kansilog Bagian Divre/Subdivre/Kansilog adalah menjalankan instruksi maupun kebijakan dari Kantor Bulog Pusat dalam pelaksanaan penyaluran Raskin seperti penetapan pagu dan penyusunan jadwal pendistribusian Raskin, realisasi penyaluran Raskin, dan penagihan Harga Tebus Raskin (HTR) kepada RTS-PM. 3. Bagian Gudang Bagian gudang bertanggung jawab untuk menyimpan barang dan menyiapkan dan menyalurkan beras yang akan dikelurkan dari gudang untuk disalurkan ke seluruh titik distribusi yang sesuai dokumen Delivery order (DO) dari Subdivre.
12 4. Bagian Satker Raskin Bagian Satker Raskin bertanggungjawab untuk melakukan pengecekan kualitas beras, pengemasan beras, pendistribusian dan penyerahan beras ke titik distribusi. 5. Bagian Pelaksana Distribusi Bagian Pelaksana Distribusi bertanggungjawab dalam penetapan rencana pendistribusian, penerimaan beras Raskin, dan pembagian beras Raskin ke Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM). 6. Bagian Pemerintah Daerah Bagian Pemerintah Daerah bertanggungjawab dalam penetapan pagu Raskin, penyusunan dan penetapan Surat Penerima Alokasi (SPA) Raskin serta pengecekan beras Raskin. 7. Bagian kementerian terkait Bagian kementerian terkait bertanggungjawab dalam penyusunan alokasi pagu Raskin nasional dan dalam penyediaan anggaran. e. Prosedur Penyaluran Raskin 1. Prosedur penetapan pagu dan rencana pendistribusian Raskin a. Prosedur awal penetapan pagu Raskin dimulai dari bagian Kantor Bulog Pusat menerima disposisi Direksi terhadap Laporan Alokasi Pagu Raskin Nasional dari kementerian
13 terkait untuk selanjutnya Laporan Alokasi Pagu Raskin tersebut diteruskan ke Divre. b. Bagian Divre melakukan koordinasi dengan pihak Pemprov untuk penetapan Pagu Raskin Kabupaten/Kota. Hasil penetapan Alokasi Pagu Raskin Kabupaten/Kota disampaikan kepada Subdivre/Kansilog. c. Bagian Subdivremelakukan koordinasi dengan pihak Pemkab/Pemkot untuk penetapan alokasi Pagu Raskin Kecamatan. d. Setelah Pagu Raskin telah ditetapkan maka selanjutnya Bagian Subdivre membentuk Satker Raskin dan menetapkan penanggungjawab pelaksana distribusi dan administrasi di wilayahnya dengan menerbitkan Surat Perintah (SP) Satker Raskin. e. Bagian Satker Raskin menerima SP Raskin dari subdivre dan melakukan koordinasi dengan pelaksana distribusi untuk menyusun dan menetapkan jadwal pendistribusian Raskin dengan mempertimbangkan kuantum beras, waktu dan jarak serta Titik Distribusi. f. Bagian Subdivre menerima Laporan Jadwal Distribusi Raskin untuk dasar waktu penyaluran Raskin dari bagian Satker Raskin.
14 Berdasarkan diskripsi dari prosedur penetapan pagu dan rencana distribusi Raskin maka disusun diagram alir (flowchart) sebagai berikut :
15 Gambar 1.1 Diagram Alur Penetapan Pagu dan Rencana Pendistribusian Raskin (SOP-20/DO402/11/2014) Diagram Alur Penetapan Pagu dan Rencana Pendistribusian Raskin KANTOR PUSAT DIVRE/ SUBDIVRE/ KANSILOG SATKER RASKIN PELAKSANA DISTRIBUSI PEMPROV/PEMKAB KEMENTRIAN TERKAIT MULAI MENERIMA LAP NASIONAL KOORDINASI PENETAPAN PAGU KAB/KOTA PENETAPAN PAGU KAB/KOTA MENYUSUN LAP NASIONAL LAP NASIONAL KOORDINASI PENETAPAN PAGU KEC MENERIMA SP SATKER PENETAPAN PAGU KECAMATAN PEMBENTUKAN SATKER SP SATKER 1 2 KOORDINASI RENCANA DISTRIBUSI PENETAPAN RENCANA PENDISTRIB USIAN KETERANGAN: LJD LAP : LAPORAN ALOKASI PAGU TERIMA LJD SP : SURAT PERINTAH 1 LJD : LAPORAN JADWAL DISTRIBUSI 24
16 25 2. Prosedur realisasi penyaluran Raskin a. Realisasi Penyaluran Raskin dilaksanakan secara Periodik oleh Divre/Subdivre/Kansilog hingga ke Titik Distribusi atas dasar Laporan Jadwal Pendistribusian dari Satker Raskin dan Surat Permintaan Alokasi (SPA) Raskin dari Pemkab/Pemkot. b. Setelah Bagian Subdivre memiliki Laporan Jadwal Pendistribusian dan dokumen SPA Raskin dari Pemkab/Pemkot selanjutnya menugaskan Bagian Satker Raskin melakukan pengecekan kualitas beras di gudang bersama Tikor Raskin/Pelaksana Distribusi setempat dan dituangkan dalam Berita Acara Pengecekan Beras. c. Bagian Subdivre melakukan pengecekan terhadap tunggakan HTR dan selanjutnya menerbitkan SPPB/DO sebanyak dua rangkap. Rangkap pertama digunakan untuk pelaporan ke fungsi akuntansi subdivre dan rangkap kedua untuk diserahkan ke bagian Satker Raskin sebagai dasar pengeluaran beras dari gudang. d. Bagian Satker Raskin menerima SPPB/DO dari Subdivre untuk melakukan pengambilan beras di Gudang yang ditunjuk sesuai jumlah kuantum dan jenis beras yang tercantum di dalam SPPB/DO.
17 26 e. Bagian Gudang melakukan pelayanan pengeluaran dan penyerahan beras sesuai dengan ketentuan pergudangan yang berlaku serta melakukan pelaporan ke bagian Subdivre. f. Bagian Satker Raskin mengantarkan beras ke Titik Distribusi kepada pihak pelaksana distribusi untuk kemudian dituangkan dalam BAST. g. Bagian Subdivre melaporkan kegiatan realisasi penyaluran melalui Laporan SIM Beras/Gabah Lampiran Penyaluran Raskin setiap akhir bulan secara berjenjang ke Kantor Bulog Pusat. Berdasarkan diskripsi dari prosedur realisai penyaluran Raskin maka disusun diagram alir (flowchart) sebagai berikut :
18 27 Gambar 1.2 Diagram AlurRealisasiPenyaluranRaskin (SOP-20/DO402/11/2014) Diagram AlurRealisasiPenyaluranRaskin KANTOR PUSAT SUBDIVRE GUDANG 1 SATKER RASKIN PELAKSANA DISTRIBUSI PEMKAB/ PEMKOT LJD SPA TERIMA LTD CEK TUNGG AKAN HTR PENGEC EKAN BERAS BERITA ACARA PENGECEKAN PENGEC EKAN BERAS BERITA ACARA PENGECEKAN PENER BITAN SPPB/ 1 2 PELAPOR AN PELAY ANAN PENGE LUARA N BERAS PENGAM BILAN BERAS LAPORAN SIM BULOG LAPORAN SIM DISTRIB USI KE TD TERIM A BERAS 2 BAST BAST KETERANGAN: LJD SPA : LAPORAN JADWAL DISTRIBUSI : SURAT PERMINTAAN ALOKASI SPPB/DO : SURAT PERINTAH PENGELUARAN BARANG/ DELIVERY ORDER SIM BAST : SISTEM INFORMASI MANAJEMEN : BERITA ACARA SERAH TERIMA
19 28 3. Prosedur penyelesaian administrasi penagihan subsidi Raskin a. Bersamaan dengan Bagian Subdivre melakukan pengecekan tunggakan HTR, Bagian Satker Raskin juga melakukan rekapitulasi BAST Raskin dan menerbitkan MBA-0 yang ditandatangani oleh Ketua Satker Raskin dan Camat/Pejabat lain yang ditunjuk. b. Bagian Subdivre melakukan verifikasi dokumen MBA-0, BAST Raskin dan Bukti Setor/Transfer HTR. c. Bagian Subdivre melakukan rekapitulasi SPPB/DO Raskin dan menerbitkan MDO yang ditandatangani oleh Kadivre/Kasubdivre/ Kakansilog/ Pejabat lain yang ditunjuk. Melakukan rekapitulasi MBA-0 dan menerbitkan MBA-1 yang ditandatangani oleh Kadivre/ Kasubdivre/ Kakansilog/ Pejabat lain yang ditunjuk, Dokumen SPA Raskin, MDO, dan MBA-1 asli diserahkan kepada Divre. d. Bagian Divre melakukan verifikasi dokumen penyaluran Raskin (SPA Raskin, MDO, dan MBA-1) yang diperoleh dari Subdivre. e. Bagian Divre melakukan rekapitulasi MBA-1 dan menerbitkan MBA-2 yang ditandatangani oleh Kadivre dan ditujukan kepada Direksi tembusan Kadiv Penyaluran. Dokumen MBA-2 beserta lampiran copy SPA Raskin,MDO, dan MBA-1 diserahkan kepada Kantor Pusat.
20 29 f. Bagian Kantor Pusat Bulog melakukan verifikasi dokumen penyaluran Raskin (MBA-2, MBA-1, MDO dan SPA Raskin) yang diperoleh dari Divre. Berdasarkan diskripsi dari prosedur penyelesaian administrasi penagihan subsidi Raskin maka disusun diagram alir (flowchart) sebagai berikut :
21 30 Gambar 1.3 Diagram Alur Penyelesaian Administrasi Penagihan Subsidi Raskin (SOP-20/DO402/11/2014) Diagram Alur Penyelesaian Administrasi Penagihan Subsidi Raskin KANTOR PUSAT DIVRE/ SUBDIVRE/ KANSILOG SATKER RASKIN PELAKSANA DISTRIBUSI PEMKAB/PEMKOT 2 REKAP. BAST REKAP. BAST CEK TUNGGAKA N HTR 2 MBA-0 1 MBA-0 VERIFIKA SI REKAP DO & MBA-0 SPA,MDO & MBA-1 VERIFIKA SI REKAP MBA-1 VERIFIKA SI MBA-2,MBA- 1, MDO & SPA SELESAI KETERANGAN: BAST : BERITA ACARA SERAH TERIMA. HTR : HARGA TEBUS RASKIN. MBA-0, MBA-1, & MBA-2 : MODEL BERITA ACARA. DO : DELIVERY ORDER.
22 31 C. Sistem Pengendalian Internal Pengendalian intern Menurut Romney dan Steibart (2003 : 229) adalah rencana organisasi dan metode bisnis yang dipergunakan untuk menjaga asset, memberikan informasi yang akurat dan handal, mendorong dan memperbaiki efisiensi jalannya organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah ditetapkan. Sistem pengendalian intern tersebut menekankan tujuan yang akan dicapai, dan bukan hanya unsurunsur yang membentuk sistem tersebut. COSO mendefinisikan pengendalian internal sebagai proses yang diimplementasikan oleh dewn komisaris, pihak manajemen dan mereka yang berada di bawah arahan keduanya, untuk memberikan jaminan yang wajar bahwa tujuan pengendalian dicapai dengan pertimbangan hal-hal berikut: 1. Keefektifitasan dan efisiensi operasional organisasi 2. Keandalan pelaporan keuangan 3. Kesesuaian dengan hokum dan peraturan yang berlaku Berdasarkan COSO, pengendalian internal adalah proses karena hal tersebut menembus kegiatan operasional organisasi dan merupakan bagian integral dari kegiatan manajamen dasar. Menurut Romney and Stainbart (2003 : 231) lima komponen model pengendalian internal COSO yang saling berhubungan adalah sebagai berikut:
23 32 a. Lingkungan pengendalian Inti dari bisnis apapun adalah orang-orangnya.ciri perorangan, termasuk integritas, nilai-nilai etika, dan kompetisi serta lingkungan tempat beroperasi.mereka adalah mesin yang mengemudikan organisasi dan dasar tempat segala hal terletak. b. Aktifitas pengendalian Kebijakan dan prosedur pengendalian harus dibuat dan dilaksanakan untuk membantu memastikan bahwa tindakan yang diidentifikasi oleh pihak manajemen untuk mengatasi risiko pencapaian tujuan organisasi, secara efektif dijalankan. c. Penilaian risiko Organisasi harus sadar akan dan berurusan dengan risiko yang digadapinya. Organisasi harus menempatkan tujuan yang terintegrasi dengan penjualan, produksi, pemasaran, keuangan, dan kegiatan lainnya, agar organisasi beroperasi secara harmonis. d. Informasi dan komunikasi Disekitar aktivitas pengendalian terdapat sistem informasi dan komunikasi.mereka memungkinkan orang-orang dalam organisasi untuk mendapat dan bertukar informasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan, mengelola, dan mengendalikan operasinya.
24 33 e. Pengawasan Seluruh proses harus diawasi, dan perubahan dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Melalui cara ini, sistem dapat beraksi secara dinamis, berubah sesuai tuntutan keadaan. Menurut Romney and Stainbart (2003 : ) menyatakan bahwa aktivitas-aktivitas pengendalian adalah sebagai berikut : a. Otorisasi transaksi dan kegiatan yang memadai Perusahaan akan menerapkan kebijakan yang akan dilaksanakan oleh pegawainya. Otorisasi merupakan bagian penting dari pengendalian dan prosedur organisasi. b. Pemisahan tugas Pengendalian yang baik mensyarakatkan bahwa dalam tugasnya pegawai tidak akan diberi tanggungjawab yang terlalu banyak. c. Desain dan penggunaan dokumen serta catatan yang memadai maka akan membantu dalam memastikan pencatatan yang akurat dan lengkap atas seluruh data transaksi yang berkaitan. Bentuk dan isinya juga harus dibuat dengan sesederhana mungkin untuk mendukung pencatatan secara efisien dan meminimalkan kesalahan pencatatan. d. Penjagaan asset dan Pencatatan yang memadai Dalam menjaga asetnya dari tindakan yang tidak diinginkan seperti pencurian, penggunaan tanpa otorisasi dan vandalism maka perusahaan akan menjaga asetnya dengan berbagai cara sepertimelakukan pemisahan tugas secara efektif, memelihara informasi secara akurat,
25 34 membatasi akses ke asset berharga, melindungi dokumen dan catatan serta membatasi akses ke ruang penyimpanan data dan informasi. e. Pemeriksaan independen atas kinerja Pemeriksaan dilakukan oleh perusahaan bertujuan untuk memastikan bahwa seluruh transaksi diproses secara akurat.pemeriksaan dilakukan seefektif mungkinuntuk mengetahui apabila terjadi tindakan yang tidak bertanggungjawab atas jalannya operasi yang dijalankannya. Menurut Mulyadi (2001:165) menyatakan bahwa praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi unit organisasi dapat ditempuh dengan cara-cara sebagai berikut: 1.Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakainnya harus dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang. Karena formulir merupakan alat untuk memberikan otorisasi terlaksananya transaksi maka pengendaliannya pemakainya dengan menggunakan nomor urut tercetak akan dapat menetapkan pertanggungjawaban terlaksananya transaksi. 2.Pemeriksaan mendadak (surprised audit). Pemeriksaan mendadak dilaksanakan tanpa pemberitahuan lebih dahulu kepada pihak yang akan diperiksa dengan jadwal yang tidak teratur.pemeriksaan mendadak dilakukan dengan tujuan mendorong karyawan untuk melaksanakan tugasnya sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.
26 35 3. Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu orang aau satu unit organisasi, anpa ada campur tangan dari orang atau unit organisasi lain. Karena setiap transaksi dilaksanakan dengan campur tangan pihak lain sehingga terjadi internal check terhadap pelaksanaan tugas setiap organisasi yang terkait maka setiap unit organisasi akan melaksanakan praktik yang sehat dalam pelaksanaan tugasnya. 4.Perputaran jabatan (job rotation). Perputaran jabatan yang diadakan secara rutin akan dapat menjaga independensi pejabata dalam melaksanakan tugasnya sehingga persengkongkolan diantara mereka dapat dihindari. Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak.karyawan kunci organisasi diwajibkan mengambil cuti yang menjadi haknya. Selama cuti jabatannya digantikan sementara oleh pejabat lain sehngga seandainya terjadi kecurangan dapat diungkap oleh pejabat yang menggantikan sementara. 5.Secara periodik diadakan pencocokan fisik karyawan dengan catatannya. Untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan catatan akuntansinya, secara periodic harus diadakan pencocokan atau rekonsiliasi antara kekayaan secara fisik dengan catatan akuntansinya. 6.Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektifitas unsur-unsur sistem pengendalian internal yang lain.
27 36 D. Hubungan Sistem Informasi Akuntansi dengan Sistem Pengendalian Intern Sistem informasi akuntansi berfungsi untuk mengatur pihak-pihak yang ada di dalam suatu organisasi agar bertindak secara efektf.selain itu, sistem informasi akuntansi juga berfungsi untuk memudahkan kegiatan dan memberi garis batas yang jelas diantara masing-masing fungsi yang ada di dalam organisasi.agar sistem informasi akuntansi dapat bermanfaat untuk perusahaan, maka dibutuhkan sistem pengendalian intern yang bertugas untuk menjaga aset organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi serta mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.oleh sebab itu dalam pembentukan sistem informasi akuntansi harus selalu memasukan aspek sistem pengendalian internal.
28 37 E. Kebijakan Publik Peraturan perundang-undangan yang menjadi landasan Pelaksanaan Program Raskin adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang No. 19 Tahun 2003, tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) 2. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004, tentang Pemerintah Daerah. 3. Undang-Undang No. 18 Tahun 2012, tentang Pangan. 4. Peraturan Pemerintah No. 68 Tahun 2002, tentang Ketahanan Pangan. 5. Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2003, tentang Pendirian Perusahaan Umum BULOG. 6. Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2007, tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/kota. 7. Peraturan Pemerintah No. 60 tahun 2008, tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). 8. Peraturan Presiden RI No. 15 Tahun 2010, tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. 9. Permendagri No. 42 Tahun 2010 tentang Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Kabupaten/ Kota Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No. 900/2634/SJ tahun 2013 tentang Pengalokasian Biaya Penyaluran Raskin dari Titik Distribusi ke Titik Bagi.
29 Kepmenko Kesra No.29 Tahun 2014 tentang Tim Koordinasi Raskin Pusat. 12. Keputusan Direksi Perusahaan Umum (Perum) BULOG Nomor : KD- 420/DS200/11/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja kantor Pusat Perusahaan Umum (Perum) BULOG sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Direksi Perusahaan Umum (Perum) BULOG Nomor : KD-247/DS200/09/ Keputusan Direksi Perusahaan Umum (Perum) BULOG Nomor : KD- 421/DS200/11/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Divisi Regional Perusahaan Umum (Perum) BULOG sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Direksi Perusahaan Umum (Perum) BULOG Nomor : PD-05/DS200/06/ Keputusan Direksi Perusahaan Umum (Perum) BULOG Nomor : KD- 107/DO301/03/2009 tentang Peraturan Pergudangan Di Lingkungan Perusahaan Umum (Perum) BULOG. 15. Peraturan Direksi Perusahaan Umum (Perum) BULOG Nomor : PD- 04/DS200/08/2011 tentang Penyaluran Beras Perusahaan Umum (Perum) BULOG. 16. Keputusan Bupati Boyolali Nomor 500/74 Tahun 2015 Tentang Petunjuk Teknis Program Raskin di Kabupaten Boyolali Tahun 2015
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2008:2). Sedangkan pengertian sistem menurut Romney dan Steinbart
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem & Prosedur 1. Pengertian Sistem Sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi untuk mencapai tujuan tertentu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan maka dirancang sistem akuntansi pokok dan sistem akuntansi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Akuntansi Pada umumnya kegiatan pokok perusahaan terdiri dari desain dan pengembangan produk pengelohan bahan baku menjadi produk barang jadi, dan penjulan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Sistem dan Prosedur 1. Pengertian Sistem Pada dasarnya sistem merupakan suatu prosedur yang saling berhubungan, yang dibuat menurut pola secara terpadu untuk membentuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sebagaimana penulis ketahui pihak manajemen di dalam suatu perusahaan pasti menginginkan keuntungan yang optimal di dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Sistem Akuntansi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Suatu perusahaan, dalam sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengolahan data akuntansi untuk menghasilkan informasi akuntansi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Sistem dan Prosedur Ada beberapa pengertian sistem dan prosedur, diantaranya adalah sebagai berikut : Menurut Mulyadi (2008: 4) Sistem adalah suatu jaringan prosedur
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem dan Prosedur Pengertian system dan prosedur menurut Mulyadi (2001 : 5) adalah sebagai berikut: Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola
Lebih terperinciWALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR
WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENGGANTIAN BIAYA HARGA TEBUS RASKIN DAN PETUNJUK TEKNIS PROGRAM SUBSIDI BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju, peranan sistem dalam kegiatan perusahaan sangatlah penting dalam membangun kepentingan perusahaan.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional. perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem.
BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Secara umum, pengendalian internal merupakan bagian dari masingmasing sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam melakukan analisis terhadap permasalahan tentang pengadaan investasi bidang material, diperlukan pemahaman-pemahaman terhadap sejumlah teori yang mendukung terhadap aktifitas-aktifitas
Lebih terperinciD E N G A N R A H M A T T U H A N Y A N G M A H A E S A
B U P A T I B A T A N G PROVINSI J A W A T E N G A H P E R A T U R A N B U P A T I B A T A N G N O M O R f T A H U N T E N T A N G P E T U N J U K T E K N I S P R O G R A M S U B S I D I B E R A S B A
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Instansi 1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Umum (Perum) BULOG Perjalanan Perum Bulog dimulai pada saat dibentuknya BULOG pada tanggal 10 Mei 1967
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Informasi 1. Pengertian Sistem Mulyadi (2008 : 2) berpendapat bahwa sistem adalah sekelompok unsur atau komponen yang saling berhubungan satu dengan yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. informasi disajikan dalam laporan keuangan.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Landasan Teori Akuntansi pada dasarnya merupakan sistem pengolahan informasi yang menghasilkan keluaran yang berupa informasi akuntansi. Sistem akuntansi mengajarkan sistem pengolahan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. perlu kita ketahui tentang perbedaan sistem dengan prosedur. Sistem
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem dan Prosedur Setiap sistem diciptakan untuk menagani sesuatu berulang kali atau sesuatu yang secara rutin terjadi. Sistem akuntansi adalah organisasi formulir,
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN KOTA DUMAI TAHUN 2014
PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN KOTA DUMAI TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, WALIKOTA DUMAI, Menimbang
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN KEPUTUSAN TANGGAL : 8-3-2012 NOMOR : 16 TAHUN 2012 PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Program
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama untuk
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Akuntansi Mulyadi (2008: 2) sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama untuk mencapai tujuan tertentu.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti
BAB II LANDASAN TEORI 2. 1 Sistem Dalam kehidupan sehari-hari orang sering menyamankan makna istilah sistem dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti penempatan atau mengatur.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sistem akuntansi merupakan suatu alat yang sangat penting bagi manajemen dalam merencanakan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan organisasi perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Ada beberapa pengertian sistem menurut para ahli melalui bukunya, yaitu disebutkan dibawah ini. Sistem menurut Krismiaji (2010:1) Sistem merupakan rangkaian komponen
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. mendefinisikan sistem sebagai berikut Suatu sistem adalah suatu jaringan
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Menurut Yogianto (1995:1) yang mengutip dari Jerry Fritz Gerald dan Warren D. Stalling, pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur mendefinisikan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 03.A 2015 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 03.A TAHUN 2015ang/II/2006 TENTANG TATA CARA PENYALURAN BERAS MISKIN KOTA BEKASI TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Manoppo (2013) dalam analisis sistem pengendalian internal atas pengeluaran kas pada PT. Sinar Galesong Prima cabang Manado masih belum efektif,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem dan Prosedur Menurut Mulyadi (2001: 2) sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama
Lebih terperinciBAB IV KEGIATAN PELAPORAN KERJA PRAKTEK
BAB IV KEGIATAN PELAPORAN KERJA PRAKTEK 4.1 LandasanTeori Sebelum penulis menjabarkan isi laporan kerja praktek ini, penulis mempunyai landasan teori untuk mempertanggung jawabkan laporan yang dibuat.
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR: 77 TAHUN 2011 TENTANG
SALINAN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR: 77 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciLAMPIRAN. Banyak cara untuk menggambarkan bagan alir dokumen (Document Flowchart)
L LAMPIRAN Banyak cara untuk menggambarkan bagan alir dokumen (Document Flowchart) suatu sistem, namun dalam buku karangan Mulyadi (200, p60-63) dipilihkan satu cara yang sekarang secara luas digunakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit 1. Definisi Rumah Sakit Berdasarkan Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 1 ayat (1) menyatakan bahwa rumah sakit adalah
Lebih terperinciWALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN
WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM BERAS KELUARGA MISKIN TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciSISTEM PENGENDALIAN INTERN
1 PERTEMUAN KELIMA SISTEM PENGENDALIAN INTERN Tujuan Pembelajaran 1. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami definisi sistem pengendalian intern. 2. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem dan Prosedur Akuntansi Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki sistem dan prosedur yang dilaksanakan sesuai dengan standar operasional perusahaan tersebut.
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 5.A 2016 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 05.A TAHUN 2016ang/II/2006 TENTANG TATA CARA PENYALURAN BERAS BERSUBSIDI BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH/MISKIN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2001:5). Sedangkan menurut Wikipedia Indonesia, sistem berasal dari
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Sistem dan Prosedur 1. Pengertian Sistem Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1. Penjualan 1. Pengertian Penjualan Kotler (2006:457) mengemukakan bahwa penjualan merupakan sebuah proses dimana kebutuhan pembeli dan kebutuhan penjual
Lebih terperinciGubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 59 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN TAHUN ANGGARAN
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. mengarahkan pada pokok bahasan yang telah dikemukakan pada bab I.
7 BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan diuraikan beberapa landasan teori yang digunakan untuk mengarahkan pada pokok bahasan yang telah dikemukakan pada bab I. 2.1 Pengertian Sistem Sistem adalah sekelompok
Lebih terperinciTENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN BERAS MISKIN DI KOTA SURABAYA TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,
SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN BERAS MISKIN DI KOTA SURABAYA TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM RASKIN
WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM RASKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN SISTEM DAN PROSEDUR 1. Pengertian Sistem Adanya sistem dalam sebuah organisasi maupun kelompok dalam melakukan kegiatan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk
Lebih terperinciBAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA
22 BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA A. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Kas Pengertian Kas Dalam bahasa sehari-hari
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.
BAB II DASAR TEORI 2.1. Konsep dan Definisi Konsep 1. Sistem Akuntansi Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan
Lebih terperinciL-1 PO CUST 1 SJ 1 INVOICE 1
L-1 Dokumen. Simbol ini digunakan untuk menggambarkan semua jenis dokumen, yang merupakan Formulir yang digunakan untuk merekam data terjadinya suatu transaksi. Nama dokumen dicantumkan di tengah simbol.
Lebih terperinciWALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG
- : WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN DISTRIBUSI BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN (RASKIN) KOTA BANJARMASIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI Konsep dan Definisi Konsep. 1. Sistem Akuntansi. Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang
BAB II DASAR TEORI 2.1. Konsep dan Definisi Konsep 1. Sistem Akuntansi Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Purworejo, berdiri pada tanggal 25 Mei 1960 di desa Cangkrep Kabupaten
36 BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Perusahaan KPRI Guyub Rukun Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo, berdiri pada tanggal 25 Mei 1960 di desa Cangkrep Kabupaten
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. diperlukan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak pihak
BAB II DASAR TEORI A. Deskripsi Teori 1. Sistem Akuntansi Kebutuhan terhadap informasi keuangan dari suatu perusahaan sangat diperlukan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak pihak di luar
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN BELANJA SUBSIDI HARGA TEBUS BERAS MISKIN KOTA SURABAYA TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembelian Pembelian dapat juga dikatakan sebagai procurement atau pangadaan barang. Mulyadi (2008:298) mengatakan bahwa Pembelian digunakan dalam perusahaan untuk pengadaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Akuntansi Sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya dengan unsur yang lain yang berfungsi bersama-sama untuk mecapai tujuan tertentu. Sistem diciptakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Sistem Akuntansi.1.1 Pengertian Sistem Suatu perusahaan, dalam sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengolahan data akuntansi untuk menghasilkan informasi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Sistem Akuntansi Niswonger, Warren, Fess (1999) yang diterjemahkan oleh Alfonsus Sirait mendefinisikan, Sistem Akuntansi (Accounting System) adalah metode dan prosedur
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Pengertian dan Tujuan Sistem Akuntansi.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sistem akuntansi sangat diperlukan oleh perusahaan dan tidak terlepas dari prosedur prosedur yang saling
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. mencapai tujuan tertentu (Wing Wahyu Winarno; 1994: 8).
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem dan Prosedur Sistem adalah kumpulan elemen yang saling bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu (Wing Wahyu Winarno; 1994: 8). Sistem dapat didefinisikan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu
9 BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu proses yang di pengaruhi oleh dewan direksi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. kegiatan, baik kegiatan dalam usaha maupun dalam pendidikan. Setiap
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Evaluasi Evaluasi merupakan salah satu sarana yang penting dalam melakukan kegiatan, baik kegiatan dalam usaha maupun dalam pendidikan. Setiap berjalannya kegiatan biasanya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Pengertian Sistem Akuntansi Dalam suatu perusahaan, sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengolahan data akuntansi untuk menghasilkan informasi akuntansi
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 75
BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 75 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 75 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS SUBSIDI BERAS SEJAHTERA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANJARNEGARA,
Lebih terperinciAPPENDIX. Menurut Mulyadi (2001, p01) diagramalor dokumen (document flowchart) merupakansimbol-simbol standar yang digunakan oleh analis sistem untuk
A.1 APPENDIX DIAGRAM ALIR DOKUMEN (Document Flowchart) Menurut Mulyadi (2001, p01) diagramalor dokumen (document flowchart) merupakansimbol-simbol standar yang digunakan oleh analis sistem untuk menggambarkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengendalian internal adalah proses yang dilakukan oleh manajemen yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Pengendalian Internal Pengendalian internal adalah proses yang dilakukan oleh manajemen yang didesain untuk memberikan keyakinan yang memadai atas informasi
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA
BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 2 TAHUN 2007 SERI : E PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR : 2 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PROGRAM BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN (RASKIN) TAHUN 2007 DI KABUPATEN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Suatu sistem akuntansi disusun untuk memenuhi kebutuhan informasi yang berguna bagi pihak ekstern dan intern. Informasi suatu perusahaan, terutama informasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Prosedur Dalam melaksanakan kegiatan usahanya perusahaan menyusun suatu proswdur sebagai landasan dalam pelaksanaan kegiatannya. Prosedur disusun sebaik-baiknya agar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam suatu perusahaan, sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengelolaan data akuntansi untuk menghasilkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan menurut Kasmir (2012:7), laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kriteria Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM) menurut UU ini.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Menurut Undang-Undang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UU UMKM) Republik Indonesia nomor 20 tahun 2008 kriteria UMKM adalah sebagai berikut
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN GAYO LUES. Nomor : 241 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI GAYO LUES NOMOR 8 TAHUN 2016
1 BERITA DAERAH KABUPATEN GAYO LUES Nomor : 241 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI GAYO LUES NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN DAN PETUNJUK TEKNIS PENYALURAN BERAS MISKIN GRATIS KABUPATEN GAYO LUES BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM
Lebih terperinciBUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 58 TAHUN 2012 TENTANG
BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 58 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN (RASKIN) KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 SIMBOL-SIMBOL STANDAR FLOWCHART
L1 LAMPIRAN 1 SIMBOL-SIMBOL STANDAR FLOWCHART Berikut adalah simbol-simbol standar dengan maknanya masing-masing yang terdapat dalam sebuah bagan alir dokumen (Document Flowchart) : Simbol Nama Keterangan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Hall (2001:5), menyatakan sistem adalah sekelompok dua atau lebih
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Hall (2001:5), menyatakan sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan atau subsistem-subsistem
Lebih terperinciPROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 5 TAHUN 2016
PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYALURAN BERAS BERSUBSIDI BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH DI KABUPATEN KARAWANG TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Kas Pada umumnya kas dikenal juga dengan uang tunai yang didalam neraca kas masuk dalam golongan aktiva lancar yang sering mengalami perubahan akibat transaksi keuangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Sistem BAB II TINJAUAN PUSTAKA Aktivitas perusahaan dapat berjalan dengan baik jika aktivitas tersebut saling terorganisir dengan baik dan terdapat suatu sistem yang baik dimana sistem tersebut
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Menurut Fitzgrald (1981) dalam buku Puspitawati dan Anggadini (2011: 1), sistem merupakan jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, beerkumpul
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dan berfungsi dengan tujuan yang sama. saling berintegritas satu sama lain.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Pengertian Sistem menurut Hall (2009:6), Sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan dan berfungsi dengan tujuan
Lebih terperinci8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
2 8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 9. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2004-2009; 10. Peraturan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
4 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian, Sistem dan Metode Pencatatan Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan atau sering disebut dengan persediaan barang dagang (merchandise inventory) secara umum
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Pangadda dkk (2015), meneliti tentang pengendalian internal atas persediaan obat-obatan di Rumah Sakit Unisma Malang menyimpulkan, bahwa sistem
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENDISTRIBUSIAN BERAS MISKIN DIKOTA SURABAYA TAHUN 2011
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENDISTRIBUSIAN BERAS MISKIN DIKOTA SURABAYA TAHUN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Akuntansi Sistem akuntansi sangat dibutuhkan oleh perusahan karena dengan membuat sistem akuntansi ini akan mempermudah pembuatan laporan keuangan yang cepat dan akurat
Lebih terperinci10. Satuan kerja beras miskin yang selanjutnya disebut Satker Raskin adalah petugas yang melayani dan bertangung jawab atas pengambilan dan
BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 04 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM PENYALURAN BERAS MISKIN KABUPATEN BIMA TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BIMA, Menimbang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian Sistem, Prosedur dan Sistem Akuntansi.. Pengertian Sistem Setiap sistem akan lebih dapat dipahami jika dipandang sebagai suatu keseluruhan yang terdiri dari bagian-bagian
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengendalian Internal 2.1.1 Pengertian Pengendalian Internal Pengendalian internal merupakan metode yang berguna bagi manajemen untuk menjaga kekayaan organisasi, meningkatkan
Lebih terperinciBERPENDAPATAN RENDAH (RASKIN) PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SUBSIDI BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 PETUNJUK PELAKSANAAN SUBSIDI
Lebih terperinciBUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN UMUM SUBSIDI BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Sistem Untuk mencapai tujuan suatu perusahaan dibutuhkan suatu sistem akuntansi yang dapat membantu perusahaan dalam mengelola sumber data keuangannya. Namun sebelum
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Dalam suatu organisasi sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengolahan data akuntansi yang diperlukan oleh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Informasi Akuntansi a. Pengertian Sistem dan Prosedur 1. Menurut Mulyadi (2008:5) Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG
KONSEP GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SUBSIDI BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1.) BULOG sebelum menjadi Perum BULOG
BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum 1. Perum BULOG Subdivre Surakarta a. Sejarah Perusahaan 1.) BULOG sebelum menjadi Perum BULOG Secara umum tugas lembaga pangan tersebut adalah untuk
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Sistem Informasi Akuntansi Suatu perusahaan agar dapat berjalan baik, membutuhkan sistem informasi akuntansi yang memadai, sehingga dapat meminimalisir permasalahan yang ada dalam
Lebih terperincipelaksanaan dan pengawasan dengan mengedepankan peran serta masyarakat;
BUPATI PAMEKASAN PERATURAN BUPATI PAMEI(ASAN NOMOR 4A TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM BERAS UNTUK RT'MAII TANGGA MISKIN TAHUN 2OI4 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PAMEKASAN, Menimbang
Lebih terperinciEvaluasi sistem dan prosedur pembelian bahan baku. pada perusahaan j rot galery. di Klaten. Oleh : Riasti F BAB I PENDAHULUAN
Evaluasi sistem dan prosedur pembelian bahan baku pada perusahaan j rot galery di Klaten Oleh : Riasti F.3302181 BAB I PENDAHULUAN A. Sejarah Berdirinya Perusahaan Perusahaan J ROT GALERY adalah perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Sistem Akuntansi dan Sistem Informasi Akuntansi
digilib.uns.ac.id BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Akuntansi dan Sistem Informasi Akuntansi Mulyadi (2008:5) menyatakan bahwa sistem adalah jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Akuntansi Pengertian Sistem Akuntansi
BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori 3.1.1 Pengertian Akuntansi Definisi akuntansi menurut Warren (2005:10), yaitu: Secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan
Lebih terperinci~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 4.A TAHUN 2013 TENTANG
~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 4.A TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN TAHUN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAYONG UTARA,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran atau pertukaran yang siap dan bebas digunakan untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Sistem dan Definisi Sistem
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem dan Definisi Sistem Menurut Yogianto (1995:1) yang mengutip dari Jerry Fritz Gerald dan Warren D. Stalling, pendekatan sistem yang lebih
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN Tinjauan Teori Pengertian Sistem dan Prosedur
BAB III PEMBAHASAN 3.1. Tinjauan Teori 3.1.1. Pengertian Sistem dan Prosedur Menurut Mulyadi (2001:5), sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan
Lebih terperinci