BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tertentu (Mulyadi, 2008:2).Sedangkan menurut Marshall B. Romney. berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan (2003:2).

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tertentu (Mulyadi, 2008:2).Sedangkan menurut Marshall B. Romney. berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan (2003:2)."

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Sistem dan Prosedur 1. Pengertian Sistem Sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama untuk mencapai tujuan tertentu (Mulyadi, 2008:2).Sedangkan menurut Marshall B. Romney dan Paul John Steinbart pengertian sistem adalah rangkaian dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan (2003:2). Menurut W.Gerald Cole dalam Baridwan (2002 : 3) pengertian Sistem adalah suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang disusun dengan suatu skema yang menyeluruh, untuk melaksankan suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan. Menurut Widjajanto sesuatu dapat disebut sistem apabila memenuhi dua syarat.pertama adalah memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Widjajanto, 2001:2). Syarat yang kedua sistem harus memiliki tiga unsur, yaitu input, proses, dan output (Widjajanto, 2001:3). 10

2 2. Pengertian Prosedur Menurut W.Gerald Cole dalam Baridwan (2002 : 3) Prosedur adalah suatu urutan-urutan pekerjaan kerani (clerical), biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang sering terjadi. Menurut Mulyadi (2008:5) prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara beragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang. Menurut Romney dan Steinbart (2003 : 9) pengertian prosedur merupakan urutan kegiatan klerikal yang terdiri dari menulis, menggandakan, menghitung, memberi kode, mendaftar, memilih, memindah dan membandingkan. 3. Simbol Flowchart Menurut Mulyadi (2008:60-63) menyatakan bahwa sistem dapat dijelaskan dengan menggunakan bagan alir dokumen yang dapat dilukiskan dengan symbol-simbol yang digunakan oleh analisis sistem untuk membuat bagan alir dokumen yang menggambarkan sistem tertentu.berikut ini adalah simbol-simbol standar yang mempunyai makna masing-masing.

3 Tabel 1.1 Simbol-simbol Bagan Alir Input/Output Nama Simbol Keterangan Dokumen Menggambarkan jenis dokumen yang merupkan formulir jenis dokumen yang digunakan untuk merekam data terjadinya suatu transaksi. Dokumen Tembusan dan Dok 1 2 Simbol ini digunakan untuk menggambarkan dokumen asli dan tembusannya. Nomor lembar dokumen dicantumkan di sudut kanan atas. Berbagai Dokumen Surat Muat 2 SOP 2 Faktur Penjualan 2 Menggambarkan berbagai jenis dokumen yang digabungkan di dalam satu paket nama dan nomor lembar dicantumkan di sudut kanan atas.

4 Catatan Menggambarkan catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat data yang direkam sebelumnya di dalam dokumen. Penghubung Sebagai penghubung untuk pada halaman aliran dokumen pada yang sama (On- page connector) halaman yang sama. Dengan memperhatikan nomor yang tercantum dalam symbol dapat diketahui aliran dokumen dalam sistem akuntansi yang digambarkan pada bagan aliran. Akhir dokumen arus Akhir arus dokumen dan mengarahkan pembaca ke symbol penghubung 1 halaman yang sama yang bernomor seperti yang tercantum di dalam symbol tersebut.

5 Awal dokumen arus 1 Awal arus dokumen berasal dari symbol penghubung halaman yang sama, yang bernomor seperti yang tercantum didalam symbol tersebut. Penghubung Digunakan untuk pada yang halaman berbeda menunjukkan kemana dan bagaimana bagan alir terkait (Off-page connector) satu dengan yang lainnya. Nomor yang tercantum didalam symbol penghubung akan menunjukkan bagan alir yang tercantum pada halaman lain. Kegiatan Menggambarkan kegiatan manual manual seperti kegiatan Keterangan klerikal. Menambahkan keterangan komentar untuk memperjelas pesan yang disampaikan dalam bagan alir.

6 Arsip Tempat penyimpanan sementara dokumen yang dapat diambil kembali. Arsip permanen Menggambarkan arsip permanen yang tidak akan diproses lagi On-line computer proses Pengolahan data dengan computer secara online. Nama program ditulis di dalam symbol. Keying (typing, Pemasukkan data ke dalam verifying) komputer terminal. melalui on-line Pita Magnetik Arsip komputer yang berbentuk pita magnetik. On-line Storage Arsip komputer yang berbentuk on-line (di dalam memory komputer). Keputusan Menggambarkan keputusan Ya Tidak yang harus dibuat dalam proses pengelolaan data.

7 Garis alir Menggambarkan arah proses Mulai berakhir dan pengolahan data. Anak panah mengarah ke bawah dank e kanan. Menggambarkan awal dan akhir suatu sistem akuntansi Sumber: Sistem Akuntansi, Mulyadi B. Sistem Informasi Akuntansi berdasarkan SOP-20/DO402/11/2014 a. Dokumen utama yang digunakan dalam Prosedur Penyaluran Raskin antara lain: 1. SPA Raskin SPA Raskin adalah Surat Permiaan Alokasi Raskinyang dajukan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) dan berfungsi untuk melakukan permintaan Raskin kepada Perum Bulog. 2. Berita Acara Pengecekan Kualitas Berita Acara Pengecekan Kualitas berfungsi sebagai bukti adanya kegiatan pengecekan kualitas Raskin yang akan didistribusikan ke titik distribusi. 3. SPPB/DO Surat Perintah Pengeluaran Barang / Delivery Order (SPPB/DO) adalah perintah tertulis yang diterbitkan oleh

8 Kadivre/Kasubdivre/Kakansilog atau pejabat lain yang ditunjuk kepala Kagud untuk mengeluarkan dan menyerahkan barang kepada pihak lain atau pihak internal tertentu. Delivery Order (DO) berisi tentang jenis barang, kualitas, kuantitas, harga per satuan, dan tanggal jatuh tempo berlakunya dokumen tersebut. Berdasarkan SOP-20/DO402/11/2014 dokumen Delivery Order (DO) dibuat menjadi dua rangkap yang digunakan pada kantor Subdivre sebagai pelaporan fungsi akuntansi dan diserahkan ke bagian Satker Raskin untuk dasar pengeluaran beras dari Gudang. 4. Laporan Sistem Informasi Manajemen (SIM) Beras/Gabah Lampiran Penyaluran Raskin Laporan SIM Beras/Gabah Lampiran Penyaluran Raskin adalah laporan pertanggungjawaban kegiatan penyaluran Raskin yang dilaporkan secara berjenjang setiap akhir bulan.laporan SIM Beras/Gabah berfungsi sebagai bukti adanya kegiatan penyaluran beras/gabah yang dilaksanakan oleh Divre/Subdivre dan berisi tentang data SPA Raskin, kuantum DO dan pelayanan di Gudang. 5. GD1K GD1K adalah laporan tertulis yang dibuat oleh bagian gudang tentang jenis barang dan berapajumlah barang yang masuk dan keluar untuk Divre dan Subdivreuntuk pengalokasian.gd1k berfungsi sebagai laporan data pengambilan barang dari gudang

9 6. Berita Acara serah Terima (BAST) BAST adalah Berita Acara Serah Terima Beras Raskin berdasarkan SPA dari Bupati/Walikota atau Pejabat yang ditunjuk, yang ditandatangani Satker Raskin dan Pelaksana Distribusi.BAST berfungsi sebagi bukti telah terlaksana transaksi penyerahan dan penerimaan Raskin.Dalam kegiatan penyaluran Raskin yang diatur dalam SOP-20/DO402/11/2014,BAST dibuat rangkap 2, yaitu: a. Rangkap 1 : Satker Raskin b. Rangkap 2 : Pelaksana Distribusi 7. MDO MDO adalah rekapitulasi dari Delivery Order (DO) yang telah dibuat untuk masing-masing kecamatan.mdo berisi jumlah beras penyaluran tiap Kecamatan dalam satu Kabupaten atau Kota.Dokumen ini digunakan dalam program penyaluran Raskin dan mempermudah dalam kegiatan verifikasi untuk mencocokkan jumlah yang tercantum pada masing-masing SPPB/DO. 8. MBA-0 MBA-0 adalah rekapitulasi dari Berita Acara Serah Terima (BAST) yang berisi wilayah penyaluran pada tiap-tiap kelurahan atau desa dalam satu Kecamatan.Dokumen ini digunakan dalam program penyaluran Raskindan untuk mempermudah kegiatan verifikasi.

10 9. MBA-1 dan MBA-2 MBA-1 adalah rekapitulasi dari MBA-0, dokumen ini digunakan dalam program penyaluran Raskin.MBA-1 berisi jumlah Kecamatan, jumlah desa, jumlah titik distribusi, jumlah beras yang didistribusikan beserta jumlah harga yang harus dibayarkan.mba-1 dibuat untuk satu Kabupaten atau Kota.Sedangkan MBA-2 merupakan hasil rekapitulasi dari dokumen MBA-1.MBA-1 dan MBA-2 juga berfungsi untuk mempermudah kegiatan verifikasi. b. Catatan Akuntansi Segala pencatatan akuntansi yang berkaitan dengan transaksi khususnya dalam proses penyaluran Raskin dilakukan secara terpusat pada server yaitu di BULOG Pusat yang berada di Jakarta. Hal tersebut berlaku pada BULOG Divre dan Sub Divre di seluruh Indonesia. c. Laporan 1. Divre/Subdivre/Kansilog melaporkan realisasi penyaluran Raskin secara berjenjang ke Kantor Pusat, terdiri dari: a. Laporan Realisasi Penyaluran Raskin Mingguan (ML-1 dan ML-2); b. Laporan Rampung Realisasi Raskin Tahunan.

11 2. Divisi Penyaluran membuat Laporan Konsolidasi Realisasi Penyaluran Raskin untuk disampaikan kepada kementerian terkait. d. Bagian Yang Terkait 1. BagianKantor Bulog Pusat Bagian Kantor Bulog Pusat bertanggungjawab untuk memberikan instruksi mengenai prosedur maupun kebijakan dalam penyaluran Raskin kepada Divre dan Subdivre serta menyusun laporan konsolidasi realisasi penyaluran Raskin sebagai laporan pertanggungjawaban kepada pemerintah. 2. BagianDivre/Subdivre/Kansilog Bagian Divre/Subdivre/Kansilog adalah menjalankan instruksi maupun kebijakan dari Kantor Bulog Pusat dalam pelaksanaan penyaluran Raskin seperti penetapan pagu dan penyusunan jadwal pendistribusian Raskin, realisasi penyaluran Raskin, dan penagihan Harga Tebus Raskin (HTR) kepada RTS-PM. 3. Bagian Gudang Bagian gudang bertanggung jawab untuk menyimpan barang dan menyiapkan dan menyalurkan beras yang akan dikelurkan dari gudang untuk disalurkan ke seluruh titik distribusi yang sesuai dokumen Delivery order (DO) dari Subdivre.

12 4. Bagian Satker Raskin Bagian Satker Raskin bertanggungjawab untuk melakukan pengecekan kualitas beras, pengemasan beras, pendistribusian dan penyerahan beras ke titik distribusi. 5. Bagian Pelaksana Distribusi Bagian Pelaksana Distribusi bertanggungjawab dalam penetapan rencana pendistribusian, penerimaan beras Raskin, dan pembagian beras Raskin ke Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM). 6. Bagian Pemerintah Daerah Bagian Pemerintah Daerah bertanggungjawab dalam penetapan pagu Raskin, penyusunan dan penetapan Surat Penerima Alokasi (SPA) Raskin serta pengecekan beras Raskin. 7. Bagian kementerian terkait Bagian kementerian terkait bertanggungjawab dalam penyusunan alokasi pagu Raskin nasional dan dalam penyediaan anggaran. e. Prosedur Penyaluran Raskin 1. Prosedur penetapan pagu dan rencana pendistribusian Raskin a. Prosedur awal penetapan pagu Raskin dimulai dari bagian Kantor Bulog Pusat menerima disposisi Direksi terhadap Laporan Alokasi Pagu Raskin Nasional dari kementerian

13 terkait untuk selanjutnya Laporan Alokasi Pagu Raskin tersebut diteruskan ke Divre. b. Bagian Divre melakukan koordinasi dengan pihak Pemprov untuk penetapan Pagu Raskin Kabupaten/Kota. Hasil penetapan Alokasi Pagu Raskin Kabupaten/Kota disampaikan kepada Subdivre/Kansilog. c. Bagian Subdivremelakukan koordinasi dengan pihak Pemkab/Pemkot untuk penetapan alokasi Pagu Raskin Kecamatan. d. Setelah Pagu Raskin telah ditetapkan maka selanjutnya Bagian Subdivre membentuk Satker Raskin dan menetapkan penanggungjawab pelaksana distribusi dan administrasi di wilayahnya dengan menerbitkan Surat Perintah (SP) Satker Raskin. e. Bagian Satker Raskin menerima SP Raskin dari subdivre dan melakukan koordinasi dengan pelaksana distribusi untuk menyusun dan menetapkan jadwal pendistribusian Raskin dengan mempertimbangkan kuantum beras, waktu dan jarak serta Titik Distribusi. f. Bagian Subdivre menerima Laporan Jadwal Distribusi Raskin untuk dasar waktu penyaluran Raskin dari bagian Satker Raskin.

14 Berdasarkan diskripsi dari prosedur penetapan pagu dan rencana distribusi Raskin maka disusun diagram alir (flowchart) sebagai berikut :

15 Gambar 1.1 Diagram Alur Penetapan Pagu dan Rencana Pendistribusian Raskin (SOP-20/DO402/11/2014) Diagram Alur Penetapan Pagu dan Rencana Pendistribusian Raskin KANTOR PUSAT DIVRE/ SUBDIVRE/ KANSILOG SATKER RASKIN PELAKSANA DISTRIBUSI PEMPROV/PEMKAB KEMENTRIAN TERKAIT MULAI MENERIMA LAP NASIONAL KOORDINASI PENETAPAN PAGU KAB/KOTA PENETAPAN PAGU KAB/KOTA MENYUSUN LAP NASIONAL LAP NASIONAL KOORDINASI PENETAPAN PAGU KEC MENERIMA SP SATKER PENETAPAN PAGU KECAMATAN PEMBENTUKAN SATKER SP SATKER 1 2 KOORDINASI RENCANA DISTRIBUSI PENETAPAN RENCANA PENDISTRIB USIAN KETERANGAN: LJD LAP : LAPORAN ALOKASI PAGU TERIMA LJD SP : SURAT PERINTAH 1 LJD : LAPORAN JADWAL DISTRIBUSI 24

16 25 2. Prosedur realisasi penyaluran Raskin a. Realisasi Penyaluran Raskin dilaksanakan secara Periodik oleh Divre/Subdivre/Kansilog hingga ke Titik Distribusi atas dasar Laporan Jadwal Pendistribusian dari Satker Raskin dan Surat Permintaan Alokasi (SPA) Raskin dari Pemkab/Pemkot. b. Setelah Bagian Subdivre memiliki Laporan Jadwal Pendistribusian dan dokumen SPA Raskin dari Pemkab/Pemkot selanjutnya menugaskan Bagian Satker Raskin melakukan pengecekan kualitas beras di gudang bersama Tikor Raskin/Pelaksana Distribusi setempat dan dituangkan dalam Berita Acara Pengecekan Beras. c. Bagian Subdivre melakukan pengecekan terhadap tunggakan HTR dan selanjutnya menerbitkan SPPB/DO sebanyak dua rangkap. Rangkap pertama digunakan untuk pelaporan ke fungsi akuntansi subdivre dan rangkap kedua untuk diserahkan ke bagian Satker Raskin sebagai dasar pengeluaran beras dari gudang. d. Bagian Satker Raskin menerima SPPB/DO dari Subdivre untuk melakukan pengambilan beras di Gudang yang ditunjuk sesuai jumlah kuantum dan jenis beras yang tercantum di dalam SPPB/DO.

17 26 e. Bagian Gudang melakukan pelayanan pengeluaran dan penyerahan beras sesuai dengan ketentuan pergudangan yang berlaku serta melakukan pelaporan ke bagian Subdivre. f. Bagian Satker Raskin mengantarkan beras ke Titik Distribusi kepada pihak pelaksana distribusi untuk kemudian dituangkan dalam BAST. g. Bagian Subdivre melaporkan kegiatan realisasi penyaluran melalui Laporan SIM Beras/Gabah Lampiran Penyaluran Raskin setiap akhir bulan secara berjenjang ke Kantor Bulog Pusat. Berdasarkan diskripsi dari prosedur realisai penyaluran Raskin maka disusun diagram alir (flowchart) sebagai berikut :

18 27 Gambar 1.2 Diagram AlurRealisasiPenyaluranRaskin (SOP-20/DO402/11/2014) Diagram AlurRealisasiPenyaluranRaskin KANTOR PUSAT SUBDIVRE GUDANG 1 SATKER RASKIN PELAKSANA DISTRIBUSI PEMKAB/ PEMKOT LJD SPA TERIMA LTD CEK TUNGG AKAN HTR PENGEC EKAN BERAS BERITA ACARA PENGECEKAN PENGEC EKAN BERAS BERITA ACARA PENGECEKAN PENER BITAN SPPB/ 1 2 PELAPOR AN PELAY ANAN PENGE LUARA N BERAS PENGAM BILAN BERAS LAPORAN SIM BULOG LAPORAN SIM DISTRIB USI KE TD TERIM A BERAS 2 BAST BAST KETERANGAN: LJD SPA : LAPORAN JADWAL DISTRIBUSI : SURAT PERMINTAAN ALOKASI SPPB/DO : SURAT PERINTAH PENGELUARAN BARANG/ DELIVERY ORDER SIM BAST : SISTEM INFORMASI MANAJEMEN : BERITA ACARA SERAH TERIMA

19 28 3. Prosedur penyelesaian administrasi penagihan subsidi Raskin a. Bersamaan dengan Bagian Subdivre melakukan pengecekan tunggakan HTR, Bagian Satker Raskin juga melakukan rekapitulasi BAST Raskin dan menerbitkan MBA-0 yang ditandatangani oleh Ketua Satker Raskin dan Camat/Pejabat lain yang ditunjuk. b. Bagian Subdivre melakukan verifikasi dokumen MBA-0, BAST Raskin dan Bukti Setor/Transfer HTR. c. Bagian Subdivre melakukan rekapitulasi SPPB/DO Raskin dan menerbitkan MDO yang ditandatangani oleh Kadivre/Kasubdivre/ Kakansilog/ Pejabat lain yang ditunjuk. Melakukan rekapitulasi MBA-0 dan menerbitkan MBA-1 yang ditandatangani oleh Kadivre/ Kasubdivre/ Kakansilog/ Pejabat lain yang ditunjuk, Dokumen SPA Raskin, MDO, dan MBA-1 asli diserahkan kepada Divre. d. Bagian Divre melakukan verifikasi dokumen penyaluran Raskin (SPA Raskin, MDO, dan MBA-1) yang diperoleh dari Subdivre. e. Bagian Divre melakukan rekapitulasi MBA-1 dan menerbitkan MBA-2 yang ditandatangani oleh Kadivre dan ditujukan kepada Direksi tembusan Kadiv Penyaluran. Dokumen MBA-2 beserta lampiran copy SPA Raskin,MDO, dan MBA-1 diserahkan kepada Kantor Pusat.

20 29 f. Bagian Kantor Pusat Bulog melakukan verifikasi dokumen penyaluran Raskin (MBA-2, MBA-1, MDO dan SPA Raskin) yang diperoleh dari Divre. Berdasarkan diskripsi dari prosedur penyelesaian administrasi penagihan subsidi Raskin maka disusun diagram alir (flowchart) sebagai berikut :

21 30 Gambar 1.3 Diagram Alur Penyelesaian Administrasi Penagihan Subsidi Raskin (SOP-20/DO402/11/2014) Diagram Alur Penyelesaian Administrasi Penagihan Subsidi Raskin KANTOR PUSAT DIVRE/ SUBDIVRE/ KANSILOG SATKER RASKIN PELAKSANA DISTRIBUSI PEMKAB/PEMKOT 2 REKAP. BAST REKAP. BAST CEK TUNGGAKA N HTR 2 MBA-0 1 MBA-0 VERIFIKA SI REKAP DO & MBA-0 SPA,MDO & MBA-1 VERIFIKA SI REKAP MBA-1 VERIFIKA SI MBA-2,MBA- 1, MDO & SPA SELESAI KETERANGAN: BAST : BERITA ACARA SERAH TERIMA. HTR : HARGA TEBUS RASKIN. MBA-0, MBA-1, & MBA-2 : MODEL BERITA ACARA. DO : DELIVERY ORDER.

22 31 C. Sistem Pengendalian Internal Pengendalian intern Menurut Romney dan Steibart (2003 : 229) adalah rencana organisasi dan metode bisnis yang dipergunakan untuk menjaga asset, memberikan informasi yang akurat dan handal, mendorong dan memperbaiki efisiensi jalannya organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah ditetapkan. Sistem pengendalian intern tersebut menekankan tujuan yang akan dicapai, dan bukan hanya unsurunsur yang membentuk sistem tersebut. COSO mendefinisikan pengendalian internal sebagai proses yang diimplementasikan oleh dewn komisaris, pihak manajemen dan mereka yang berada di bawah arahan keduanya, untuk memberikan jaminan yang wajar bahwa tujuan pengendalian dicapai dengan pertimbangan hal-hal berikut: 1. Keefektifitasan dan efisiensi operasional organisasi 2. Keandalan pelaporan keuangan 3. Kesesuaian dengan hokum dan peraturan yang berlaku Berdasarkan COSO, pengendalian internal adalah proses karena hal tersebut menembus kegiatan operasional organisasi dan merupakan bagian integral dari kegiatan manajamen dasar. Menurut Romney and Stainbart (2003 : 231) lima komponen model pengendalian internal COSO yang saling berhubungan adalah sebagai berikut:

23 32 a. Lingkungan pengendalian Inti dari bisnis apapun adalah orang-orangnya.ciri perorangan, termasuk integritas, nilai-nilai etika, dan kompetisi serta lingkungan tempat beroperasi.mereka adalah mesin yang mengemudikan organisasi dan dasar tempat segala hal terletak. b. Aktifitas pengendalian Kebijakan dan prosedur pengendalian harus dibuat dan dilaksanakan untuk membantu memastikan bahwa tindakan yang diidentifikasi oleh pihak manajemen untuk mengatasi risiko pencapaian tujuan organisasi, secara efektif dijalankan. c. Penilaian risiko Organisasi harus sadar akan dan berurusan dengan risiko yang digadapinya. Organisasi harus menempatkan tujuan yang terintegrasi dengan penjualan, produksi, pemasaran, keuangan, dan kegiatan lainnya, agar organisasi beroperasi secara harmonis. d. Informasi dan komunikasi Disekitar aktivitas pengendalian terdapat sistem informasi dan komunikasi.mereka memungkinkan orang-orang dalam organisasi untuk mendapat dan bertukar informasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan, mengelola, dan mengendalikan operasinya.

24 33 e. Pengawasan Seluruh proses harus diawasi, dan perubahan dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Melalui cara ini, sistem dapat beraksi secara dinamis, berubah sesuai tuntutan keadaan. Menurut Romney and Stainbart (2003 : ) menyatakan bahwa aktivitas-aktivitas pengendalian adalah sebagai berikut : a. Otorisasi transaksi dan kegiatan yang memadai Perusahaan akan menerapkan kebijakan yang akan dilaksanakan oleh pegawainya. Otorisasi merupakan bagian penting dari pengendalian dan prosedur organisasi. b. Pemisahan tugas Pengendalian yang baik mensyarakatkan bahwa dalam tugasnya pegawai tidak akan diberi tanggungjawab yang terlalu banyak. c. Desain dan penggunaan dokumen serta catatan yang memadai maka akan membantu dalam memastikan pencatatan yang akurat dan lengkap atas seluruh data transaksi yang berkaitan. Bentuk dan isinya juga harus dibuat dengan sesederhana mungkin untuk mendukung pencatatan secara efisien dan meminimalkan kesalahan pencatatan. d. Penjagaan asset dan Pencatatan yang memadai Dalam menjaga asetnya dari tindakan yang tidak diinginkan seperti pencurian, penggunaan tanpa otorisasi dan vandalism maka perusahaan akan menjaga asetnya dengan berbagai cara sepertimelakukan pemisahan tugas secara efektif, memelihara informasi secara akurat,

25 34 membatasi akses ke asset berharga, melindungi dokumen dan catatan serta membatasi akses ke ruang penyimpanan data dan informasi. e. Pemeriksaan independen atas kinerja Pemeriksaan dilakukan oleh perusahaan bertujuan untuk memastikan bahwa seluruh transaksi diproses secara akurat.pemeriksaan dilakukan seefektif mungkinuntuk mengetahui apabila terjadi tindakan yang tidak bertanggungjawab atas jalannya operasi yang dijalankannya. Menurut Mulyadi (2001:165) menyatakan bahwa praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi unit organisasi dapat ditempuh dengan cara-cara sebagai berikut: 1.Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakainnya harus dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang. Karena formulir merupakan alat untuk memberikan otorisasi terlaksananya transaksi maka pengendaliannya pemakainya dengan menggunakan nomor urut tercetak akan dapat menetapkan pertanggungjawaban terlaksananya transaksi. 2.Pemeriksaan mendadak (surprised audit). Pemeriksaan mendadak dilaksanakan tanpa pemberitahuan lebih dahulu kepada pihak yang akan diperiksa dengan jadwal yang tidak teratur.pemeriksaan mendadak dilakukan dengan tujuan mendorong karyawan untuk melaksanakan tugasnya sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.

26 35 3. Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu orang aau satu unit organisasi, anpa ada campur tangan dari orang atau unit organisasi lain. Karena setiap transaksi dilaksanakan dengan campur tangan pihak lain sehingga terjadi internal check terhadap pelaksanaan tugas setiap organisasi yang terkait maka setiap unit organisasi akan melaksanakan praktik yang sehat dalam pelaksanaan tugasnya. 4.Perputaran jabatan (job rotation). Perputaran jabatan yang diadakan secara rutin akan dapat menjaga independensi pejabata dalam melaksanakan tugasnya sehingga persengkongkolan diantara mereka dapat dihindari. Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak.karyawan kunci organisasi diwajibkan mengambil cuti yang menjadi haknya. Selama cuti jabatannya digantikan sementara oleh pejabat lain sehngga seandainya terjadi kecurangan dapat diungkap oleh pejabat yang menggantikan sementara. 5.Secara periodik diadakan pencocokan fisik karyawan dengan catatannya. Untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan catatan akuntansinya, secara periodic harus diadakan pencocokan atau rekonsiliasi antara kekayaan secara fisik dengan catatan akuntansinya. 6.Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektifitas unsur-unsur sistem pengendalian internal yang lain.

27 36 D. Hubungan Sistem Informasi Akuntansi dengan Sistem Pengendalian Intern Sistem informasi akuntansi berfungsi untuk mengatur pihak-pihak yang ada di dalam suatu organisasi agar bertindak secara efektf.selain itu, sistem informasi akuntansi juga berfungsi untuk memudahkan kegiatan dan memberi garis batas yang jelas diantara masing-masing fungsi yang ada di dalam organisasi.agar sistem informasi akuntansi dapat bermanfaat untuk perusahaan, maka dibutuhkan sistem pengendalian intern yang bertugas untuk menjaga aset organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi serta mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.oleh sebab itu dalam pembentukan sistem informasi akuntansi harus selalu memasukan aspek sistem pengendalian internal.

28 37 E. Kebijakan Publik Peraturan perundang-undangan yang menjadi landasan Pelaksanaan Program Raskin adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang No. 19 Tahun 2003, tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) 2. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004, tentang Pemerintah Daerah. 3. Undang-Undang No. 18 Tahun 2012, tentang Pangan. 4. Peraturan Pemerintah No. 68 Tahun 2002, tentang Ketahanan Pangan. 5. Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2003, tentang Pendirian Perusahaan Umum BULOG. 6. Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2007, tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/kota. 7. Peraturan Pemerintah No. 60 tahun 2008, tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). 8. Peraturan Presiden RI No. 15 Tahun 2010, tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. 9. Permendagri No. 42 Tahun 2010 tentang Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Kabupaten/ Kota Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No. 900/2634/SJ tahun 2013 tentang Pengalokasian Biaya Penyaluran Raskin dari Titik Distribusi ke Titik Bagi.

29 Kepmenko Kesra No.29 Tahun 2014 tentang Tim Koordinasi Raskin Pusat. 12. Keputusan Direksi Perusahaan Umum (Perum) BULOG Nomor : KD- 420/DS200/11/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja kantor Pusat Perusahaan Umum (Perum) BULOG sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Direksi Perusahaan Umum (Perum) BULOG Nomor : KD-247/DS200/09/ Keputusan Direksi Perusahaan Umum (Perum) BULOG Nomor : KD- 421/DS200/11/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Divisi Regional Perusahaan Umum (Perum) BULOG sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Direksi Perusahaan Umum (Perum) BULOG Nomor : PD-05/DS200/06/ Keputusan Direksi Perusahaan Umum (Perum) BULOG Nomor : KD- 107/DO301/03/2009 tentang Peraturan Pergudangan Di Lingkungan Perusahaan Umum (Perum) BULOG. 15. Peraturan Direksi Perusahaan Umum (Perum) BULOG Nomor : PD- 04/DS200/08/2011 tentang Penyaluran Beras Perusahaan Umum (Perum) BULOG. 16. Keputusan Bupati Boyolali Nomor 500/74 Tahun 2015 Tentang Petunjuk Teknis Program Raskin di Kabupaten Boyolali Tahun 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2008:2). Sedangkan pengertian sistem menurut Romney dan Steinbart

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2008:2). Sedangkan pengertian sistem menurut Romney dan Steinbart BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem & Prosedur 1. Pengertian Sistem Sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi untuk mencapai tujuan tertentu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan maka dirancang sistem akuntansi pokok dan sistem akuntansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan maka dirancang sistem akuntansi pokok dan sistem akuntansi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Akuntansi Pada umumnya kegiatan pokok perusahaan terdiri dari desain dan pengembangan produk pengelohan bahan baku menjadi produk barang jadi, dan penjulan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Sistem dan Prosedur 1. Pengertian Sistem Pada dasarnya sistem merupakan suatu prosedur yang saling berhubungan, yang dibuat menurut pola secara terpadu untuk membentuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sebagaimana penulis ketahui pihak manajemen di dalam suatu perusahaan pasti menginginkan keuntungan yang optimal di dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Suatu perusahaan, dalam sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengolahan data akuntansi untuk menghasilkan informasi akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Sistem dan Prosedur Ada beberapa pengertian sistem dan prosedur, diantaranya adalah sebagai berikut : Menurut Mulyadi (2008: 4) Sistem adalah suatu jaringan prosedur

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem dan Prosedur Pengertian system dan prosedur menurut Mulyadi (2001 : 5) adalah sebagai berikut: Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENGGANTIAN BIAYA HARGA TEBUS RASKIN DAN PETUNJUK TEKNIS PROGRAM SUBSIDI BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju, peranan sistem dalam kegiatan perusahaan sangatlah penting dalam membangun kepentingan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional. perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem.

BAB II LANDASAN TEORI. sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional. perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem. BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Secara umum, pengendalian internal merupakan bagian dari masingmasing sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam melakukan analisis terhadap permasalahan tentang pengadaan investasi bidang material, diperlukan pemahaman-pemahaman terhadap sejumlah teori yang mendukung terhadap aktifitas-aktifitas

Lebih terperinci

D E N G A N R A H M A T T U H A N Y A N G M A H A E S A

D E N G A N R A H M A T T U H A N Y A N G M A H A E S A B U P A T I B A T A N G PROVINSI J A W A T E N G A H P E R A T U R A N B U P A T I B A T A N G N O M O R f T A H U N T E N T A N G P E T U N J U K T E K N I S P R O G R A M S U B S I D I B E R A S B A

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Instansi 1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Umum (Perum) BULOG Perjalanan Perum Bulog dimulai pada saat dibentuknya BULOG pada tanggal 10 Mei 1967

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Informasi 1. Pengertian Sistem Mulyadi (2008 : 2) berpendapat bahwa sistem adalah sekelompok unsur atau komponen yang saling berhubungan satu dengan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. informasi disajikan dalam laporan keuangan.

BAB II LANDASAN TEORI. informasi disajikan dalam laporan keuangan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Landasan Teori Akuntansi pada dasarnya merupakan sistem pengolahan informasi yang menghasilkan keluaran yang berupa informasi akuntansi. Sistem akuntansi mengajarkan sistem pengolahan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perlu kita ketahui tentang perbedaan sistem dengan prosedur. Sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perlu kita ketahui tentang perbedaan sistem dengan prosedur. Sistem 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem dan Prosedur Setiap sistem diciptakan untuk menagani sesuatu berulang kali atau sesuatu yang secara rutin terjadi. Sistem akuntansi adalah organisasi formulir,

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN KOTA DUMAI TAHUN 2014

PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN KOTA DUMAI TAHUN 2014 PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN KOTA DUMAI TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, WALIKOTA DUMAI, Menimbang

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN KEPUTUSAN TANGGAL : 8-3-2012 NOMOR : 16 TAHUN 2012 PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Program

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Akuntansi Mulyadi (2008: 2) sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama untuk mencapai tujuan tertentu.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti BAB II LANDASAN TEORI 2. 1 Sistem Dalam kehidupan sehari-hari orang sering menyamankan makna istilah sistem dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti penempatan atau mengatur.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sistem akuntansi merupakan suatu alat yang sangat penting bagi manajemen dalam merencanakan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan organisasi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Ada beberapa pengertian sistem menurut para ahli melalui bukunya, yaitu disebutkan dibawah ini. Sistem menurut Krismiaji (2010:1) Sistem merupakan rangkaian komponen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mendefinisikan sistem sebagai berikut Suatu sistem adalah suatu jaringan

BAB II LANDASAN TEORI. mendefinisikan sistem sebagai berikut Suatu sistem adalah suatu jaringan 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Menurut Yogianto (1995:1) yang mengutip dari Jerry Fritz Gerald dan Warren D. Stalling, pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur mendefinisikan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 03.A 2015 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 03.A TAHUN 2015ang/II/2006 TENTANG TATA CARA PENYALURAN BERAS MISKIN KOTA BEKASI TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Manoppo (2013) dalam analisis sistem pengendalian internal atas pengeluaran kas pada PT. Sinar Galesong Prima cabang Manado masih belum efektif,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem dan Prosedur Menurut Mulyadi (2001: 2) sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama

Lebih terperinci

BAB IV KEGIATAN PELAPORAN KERJA PRAKTEK

BAB IV KEGIATAN PELAPORAN KERJA PRAKTEK BAB IV KEGIATAN PELAPORAN KERJA PRAKTEK 4.1 LandasanTeori Sebelum penulis menjabarkan isi laporan kerja praktek ini, penulis mempunyai landasan teori untuk mempertanggung jawabkan laporan yang dibuat.

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR: 77 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR: 77 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR: 77 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Banyak cara untuk menggambarkan bagan alir dokumen (Document Flowchart)

LAMPIRAN. Banyak cara untuk menggambarkan bagan alir dokumen (Document Flowchart) L LAMPIRAN Banyak cara untuk menggambarkan bagan alir dokumen (Document Flowchart) suatu sistem, namun dalam buku karangan Mulyadi (200, p60-63) dipilihkan satu cara yang sekarang secara luas digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit 1. Definisi Rumah Sakit Berdasarkan Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 1 ayat (1) menyatakan bahwa rumah sakit adalah

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM BERAS KELUARGA MISKIN TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN INTERN

SISTEM PENGENDALIAN INTERN 1 PERTEMUAN KELIMA SISTEM PENGENDALIAN INTERN Tujuan Pembelajaran 1. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami definisi sistem pengendalian intern. 2. Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem dan Prosedur Akuntansi Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki sistem dan prosedur yang dilaksanakan sesuai dengan standar operasional perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 5.A 2016 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 05.A TAHUN 2016ang/II/2006 TENTANG TATA CARA PENYALURAN BERAS BERSUBSIDI BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH/MISKIN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2001:5). Sedangkan menurut Wikipedia Indonesia, sistem berasal dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2001:5). Sedangkan menurut Wikipedia Indonesia, sistem berasal dari 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Sistem dan Prosedur 1. Pengertian Sistem Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1. Penjualan 1. Pengertian Penjualan Kotler (2006:457) mengemukakan bahwa penjualan merupakan sebuah proses dimana kebutuhan pembeli dan kebutuhan penjual

Lebih terperinci

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 59 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mengarahkan pada pokok bahasan yang telah dikemukakan pada bab I.

BAB II LANDASAN TEORI. mengarahkan pada pokok bahasan yang telah dikemukakan pada bab I. 7 BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan diuraikan beberapa landasan teori yang digunakan untuk mengarahkan pada pokok bahasan yang telah dikemukakan pada bab I. 2.1 Pengertian Sistem Sistem adalah sekelompok

Lebih terperinci

TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN BERAS MISKIN DI KOTA SURABAYA TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN BERAS MISKIN DI KOTA SURABAYA TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN BERAS MISKIN DI KOTA SURABAYA TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM RASKIN

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM RASKIN WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM RASKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN SISTEM DAN PROSEDUR 1. Pengertian Sistem Adanya sistem dalam sebuah organisasi maupun kelompok dalam melakukan kegiatan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA 22 BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA A. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Kas Pengertian Kas Dalam bahasa sehari-hari

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.

BAB II DASAR TEORI. dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan. BAB II DASAR TEORI 2.1. Konsep dan Definisi Konsep 1. Sistem Akuntansi Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan

Lebih terperinci

L-1 PO CUST 1 SJ 1 INVOICE 1

L-1 PO CUST 1 SJ 1 INVOICE 1 L-1 Dokumen. Simbol ini digunakan untuk menggambarkan semua jenis dokumen, yang merupakan Formulir yang digunakan untuk merekam data terjadinya suatu transaksi. Nama dokumen dicantumkan di tengah simbol.

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG - : WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN DISTRIBUSI BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN (RASKIN) KOTA BANJARMASIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Konsep dan Definisi Konsep. 1. Sistem Akuntansi. Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang

BAB II DASAR TEORI Konsep dan Definisi Konsep. 1. Sistem Akuntansi. Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang BAB II DASAR TEORI 2.1. Konsep dan Definisi Konsep 1. Sistem Akuntansi Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Purworejo, berdiri pada tanggal 25 Mei 1960 di desa Cangkrep Kabupaten

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Purworejo, berdiri pada tanggal 25 Mei 1960 di desa Cangkrep Kabupaten 36 BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Perusahaan KPRI Guyub Rukun Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo, berdiri pada tanggal 25 Mei 1960 di desa Cangkrep Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. diperlukan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak pihak

BAB II DASAR TEORI. diperlukan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak pihak BAB II DASAR TEORI A. Deskripsi Teori 1. Sistem Akuntansi Kebutuhan terhadap informasi keuangan dari suatu perusahaan sangat diperlukan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak pihak di luar

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN BELANJA SUBSIDI HARGA TEBUS BERAS MISKIN KOTA SURABAYA TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembelian Pembelian dapat juga dikatakan sebagai procurement atau pangadaan barang. Mulyadi (2008:298) mengatakan bahwa Pembelian digunakan dalam perusahaan untuk pengadaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Akuntansi Sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya dengan unsur yang lain yang berfungsi bersama-sama untuk mecapai tujuan tertentu. Sistem diciptakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Sistem Akuntansi.1.1 Pengertian Sistem Suatu perusahaan, dalam sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengolahan data akuntansi untuk menghasilkan informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Sistem Akuntansi Niswonger, Warren, Fess (1999) yang diterjemahkan oleh Alfonsus Sirait mendefinisikan, Sistem Akuntansi (Accounting System) adalah metode dan prosedur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Pengertian dan Tujuan Sistem Akuntansi.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sistem akuntansi sangat diperlukan oleh perusahaan dan tidak terlepas dari prosedur prosedur yang saling

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mencapai tujuan tertentu (Wing Wahyu Winarno; 1994: 8).

BAB II LANDASAN TEORI. mencapai tujuan tertentu (Wing Wahyu Winarno; 1994: 8). BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem dan Prosedur Sistem adalah kumpulan elemen yang saling bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu (Wing Wahyu Winarno; 1994: 8). Sistem dapat didefinisikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu proses yang di pengaruhi oleh dewan direksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan, baik kegiatan dalam usaha maupun dalam pendidikan. Setiap

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan, baik kegiatan dalam usaha maupun dalam pendidikan. Setiap BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Evaluasi Evaluasi merupakan salah satu sarana yang penting dalam melakukan kegiatan, baik kegiatan dalam usaha maupun dalam pendidikan. Setiap berjalannya kegiatan biasanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Pengertian Sistem Akuntansi Dalam suatu perusahaan, sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengolahan data akuntansi untuk menghasilkan informasi akuntansi

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 75

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 75 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 75 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 75 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS SUBSIDI BERAS SEJAHTERA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANJARNEGARA,

Lebih terperinci

APPENDIX. Menurut Mulyadi (2001, p01) diagramalor dokumen (document flowchart) merupakansimbol-simbol standar yang digunakan oleh analis sistem untuk

APPENDIX. Menurut Mulyadi (2001, p01) diagramalor dokumen (document flowchart) merupakansimbol-simbol standar yang digunakan oleh analis sistem untuk A.1 APPENDIX DIAGRAM ALIR DOKUMEN (Document Flowchart) Menurut Mulyadi (2001, p01) diagramalor dokumen (document flowchart) merupakansimbol-simbol standar yang digunakan oleh analis sistem untuk menggambarkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengendalian internal adalah proses yang dilakukan oleh manajemen yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengendalian internal adalah proses yang dilakukan oleh manajemen yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Pengendalian Internal Pengendalian internal adalah proses yang dilakukan oleh manajemen yang didesain untuk memberikan keyakinan yang memadai atas informasi

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 2 TAHUN 2007 SERI : E PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR : 2 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PROGRAM BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN (RASKIN) TAHUN 2007 DI KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Suatu sistem akuntansi disusun untuk memenuhi kebutuhan informasi yang berguna bagi pihak ekstern dan intern. Informasi suatu perusahaan, terutama informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Prosedur Dalam melaksanakan kegiatan usahanya perusahaan menyusun suatu proswdur sebagai landasan dalam pelaksanaan kegiatannya. Prosedur disusun sebaik-baiknya agar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam suatu perusahaan, sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengelolaan data akuntansi untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan menurut Kasmir (2012:7), laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kriteria Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM) menurut UU ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kriteria Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM) menurut UU ini. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Menurut Undang-Undang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UU UMKM) Republik Indonesia nomor 20 tahun 2008 kriteria UMKM adalah sebagai berikut

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GAYO LUES. Nomor : 241 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI GAYO LUES NOMOR 8 TAHUN 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN GAYO LUES. Nomor : 241 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI GAYO LUES NOMOR 8 TAHUN 2016 1 BERITA DAERAH KABUPATEN GAYO LUES Nomor : 241 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI GAYO LUES NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN DAN PETUNJUK TEKNIS PENYALURAN BERAS MISKIN GRATIS KABUPATEN GAYO LUES BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM

Lebih terperinci

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 58 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 58 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 58 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN (RASKIN) KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 SIMBOL-SIMBOL STANDAR FLOWCHART

LAMPIRAN 1 SIMBOL-SIMBOL STANDAR FLOWCHART L1 LAMPIRAN 1 SIMBOL-SIMBOL STANDAR FLOWCHART Berikut adalah simbol-simbol standar dengan maknanya masing-masing yang terdapat dalam sebuah bagan alir dokumen (Document Flowchart) : Simbol Nama Keterangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Hall (2001:5), menyatakan sistem adalah sekelompok dua atau lebih

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Hall (2001:5), menyatakan sistem adalah sekelompok dua atau lebih BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Hall (2001:5), menyatakan sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan atau subsistem-subsistem

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 5 TAHUN 2016

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 5 TAHUN 2016 PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYALURAN BERAS BERSUBSIDI BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH DI KABUPATEN KARAWANG TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Kas Pada umumnya kas dikenal juga dengan uang tunai yang didalam neraca kas masuk dalam golongan aktiva lancar yang sering mengalami perubahan akibat transaksi keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem BAB II TINJAUAN PUSTAKA Aktivitas perusahaan dapat berjalan dengan baik jika aktivitas tersebut saling terorganisir dengan baik dan terdapat suatu sistem yang baik dimana sistem tersebut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Menurut Fitzgrald (1981) dalam buku Puspitawati dan Anggadini (2011: 1), sistem merupakan jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, beerkumpul

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dan berfungsi dengan tujuan yang sama. saling berintegritas satu sama lain.

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dan berfungsi dengan tujuan yang sama. saling berintegritas satu sama lain. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Pengertian Sistem menurut Hall (2009:6), Sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan dan berfungsi dengan tujuan

Lebih terperinci

8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 2 8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 9. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2004-2009; 10. Peraturan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian, Sistem dan Metode Pencatatan Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan atau sering disebut dengan persediaan barang dagang (merchandise inventory) secara umum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Pangadda dkk (2015), meneliti tentang pengendalian internal atas persediaan obat-obatan di Rumah Sakit Unisma Malang menyimpulkan, bahwa sistem

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENDISTRIBUSIAN BERAS MISKIN DIKOTA SURABAYA TAHUN 2011

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENDISTRIBUSIAN BERAS MISKIN DIKOTA SURABAYA TAHUN 2011 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENDISTRIBUSIAN BERAS MISKIN DIKOTA SURABAYA TAHUN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Akuntansi Sistem akuntansi sangat dibutuhkan oleh perusahan karena dengan membuat sistem akuntansi ini akan mempermudah pembuatan laporan keuangan yang cepat dan akurat

Lebih terperinci

10. Satuan kerja beras miskin yang selanjutnya disebut Satker Raskin adalah petugas yang melayani dan bertangung jawab atas pengambilan dan

10. Satuan kerja beras miskin yang selanjutnya disebut Satker Raskin adalah petugas yang melayani dan bertangung jawab atas pengambilan dan BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 04 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM PENYALURAN BERAS MISKIN KABUPATEN BIMA TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BIMA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian Sistem, Prosedur dan Sistem Akuntansi.. Pengertian Sistem Setiap sistem akan lebih dapat dipahami jika dipandang sebagai suatu keseluruhan yang terdiri dari bagian-bagian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengendalian Internal 2.1.1 Pengertian Pengendalian Internal Pengendalian internal merupakan metode yang berguna bagi manajemen untuk menjaga kekayaan organisasi, meningkatkan

Lebih terperinci

BERPENDAPATAN RENDAH (RASKIN) PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

BERPENDAPATAN RENDAH (RASKIN) PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SUBSIDI BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 PETUNJUK PELAKSANAAN SUBSIDI

Lebih terperinci

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN UMUM SUBSIDI BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Sistem Untuk mencapai tujuan suatu perusahaan dibutuhkan suatu sistem akuntansi yang dapat membantu perusahaan dalam mengelola sumber data keuangannya. Namun sebelum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Dalam suatu organisasi sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengolahan data akuntansi yang diperlukan oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Informasi Akuntansi a. Pengertian Sistem dan Prosedur 1. Menurut Mulyadi (2008:5) Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KONSEP GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SUBSIDI BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1.) BULOG sebelum menjadi Perum BULOG

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1.) BULOG sebelum menjadi Perum BULOG BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum 1. Perum BULOG Subdivre Surakarta a. Sejarah Perusahaan 1.) BULOG sebelum menjadi Perum BULOG Secara umum tugas lembaga pangan tersebut adalah untuk

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Sistem Informasi Akuntansi Suatu perusahaan agar dapat berjalan baik, membutuhkan sistem informasi akuntansi yang memadai, sehingga dapat meminimalisir permasalahan yang ada dalam

Lebih terperinci

pelaksanaan dan pengawasan dengan mengedepankan peran serta masyarakat;

pelaksanaan dan pengawasan dengan mengedepankan peran serta masyarakat; BUPATI PAMEKASAN PERATURAN BUPATI PAMEI(ASAN NOMOR 4A TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM BERAS UNTUK RT'MAII TANGGA MISKIN TAHUN 2OI4 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PAMEKASAN, Menimbang

Lebih terperinci

Evaluasi sistem dan prosedur pembelian bahan baku. pada perusahaan j rot galery. di Klaten. Oleh : Riasti F BAB I PENDAHULUAN

Evaluasi sistem dan prosedur pembelian bahan baku. pada perusahaan j rot galery. di Klaten. Oleh : Riasti F BAB I PENDAHULUAN Evaluasi sistem dan prosedur pembelian bahan baku pada perusahaan j rot galery di Klaten Oleh : Riasti F.3302181 BAB I PENDAHULUAN A. Sejarah Berdirinya Perusahaan Perusahaan J ROT GALERY adalah perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Sistem Akuntansi dan Sistem Informasi Akuntansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Sistem Akuntansi dan Sistem Informasi Akuntansi digilib.uns.ac.id BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Akuntansi dan Sistem Informasi Akuntansi Mulyadi (2008:5) menyatakan bahwa sistem adalah jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Akuntansi Pengertian Sistem Akuntansi

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Akuntansi Pengertian Sistem Akuntansi BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori 3.1.1 Pengertian Akuntansi Definisi akuntansi menurut Warren (2005:10), yaitu: Secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan

Lebih terperinci

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 4.A TAHUN 2013 TENTANG

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 4.A TAHUN 2013 TENTANG ~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 4.A TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN TAHUN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAYONG UTARA,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran atau pertukaran yang siap dan bebas digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Sistem dan Definisi Sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Sistem dan Definisi Sistem BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem dan Definisi Sistem Menurut Yogianto (1995:1) yang mengutip dari Jerry Fritz Gerald dan Warren D. Stalling, pendekatan sistem yang lebih

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN Tinjauan Teori Pengertian Sistem dan Prosedur

BAB III PEMBAHASAN Tinjauan Teori Pengertian Sistem dan Prosedur BAB III PEMBAHASAN 3.1. Tinjauan Teori 3.1.1. Pengertian Sistem dan Prosedur Menurut Mulyadi (2001:5), sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan

Lebih terperinci