BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1.) BULOG sebelum menjadi Perum BULOG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1.) BULOG sebelum menjadi Perum BULOG"

Transkripsi

1 BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum 1. Perum BULOG Subdivre Surakarta a. Sejarah Perusahaan 1.) BULOG sebelum menjadi Perum BULOG Secara umum tugas lembaga pangan tersebut adalah untuk menyediakan pangan bagi masyarakat pada harga yang relatif terjangkau diseluruh daerah serta mengendalikan harga pangan di tingkat produsen dan konsumen.instrumen untuk mencapai tujuan tersebut dapat berubah sesuai kondisi yang berkembang. Stabilitas harga bahan pangan terutama yang di kelola BULOG masih tetap menjadi tugas utama di era 1980-an. Hal tersebut juga ditunjang dengan dibangunnya gudang-gudang yang tersebar di wilayah Indonesia. Struktur organisasi BULOG diubah sesuai Keputusan Presiden (Keppres) No. 39/1978 tanggal 6 Nopember 1978 dengan tugas membantu persediaan dalam rangka menjaga kestabilan harga bagi kepentingan petani maupun konsumen sesuai kebijaksanaan umum Pemerintah. 2.) BULOG Setelah Menjadi Perum BULOG 25

2 26 Perum BULOG didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2003 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2003 tentang Pendirian Badan Usaha Logistik. Peraturan ini mengubah status Perum BULOG dari status sebelumnya, yaitu BULOG sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) RI No. 39 Tahun 1978.Pengubahan dilakukan di Gedung Arsip Nasional Jakarta pada tanggal 10 Mei Pengubahan BULOG menjadi Perum tidak mengubah tugas BULOG yang telah ditunjuk pemerintah untuk melayani dalam kegiatan publik yang berhubungan dengan penyaluran beras serta tugas lainnya yang telah diemban sebelumnya.dengan menjadi Perum, BULOG menjadi lebih fleksibel dalam bergerak pada bidang publik maupun komersial. b. Logo dan Arti Logo Perusahaan Arti Logo: Matahari dengan gradasi warna kuning ke merah menggambarkan Perum BULOG sebagai perusahaan yang menjadi sumber dari seluruh rangkaian kehidupan bangsa Indonesia yang beraneka ragam termasuk

3 27 suku dan kultur didalamnya. Matahari juga mencerminkan adanya semangat perubahan dalam diri Perum BULOG untuk menjadi perusahaan yang lebih profesional, transparan, dan sehat. Huruf/tipografiBULOG berwarna biru menjadi refleksi konkrit akan besarnya peranan Perum BULOG dalam usaha mewujudkan kesejahteraan bangsa Indonesia. Sedangkan bentuk huruf/tipografi yang kokoh menggambarkan bentuk fisik Perum BULOG sebagai sebuah perusahaan yang solid dalam mengelola berbagai misinya. c. Visi dan Misi Perusahaan Setiap perusahaan tentu memiliki visi dan misi sebagai suatu motivasi dalam pencapaiannya. Visi dan misi Perum BULOG adalah sebagai berikut: Visi Pangan. Menjadi Perusahaan yang Unggul Dalam Mewujudkan Kedaulatan Misi 1) Memberikan pelayanan prima kepada masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya untuk memenuhi kebutuhan pangan pokok. 2) Mencapai pertumbuhan usaha yang berkelanjutan. 3) Menerapkan tata kelola perusahaan yang baik. d. Nilai-nilai Dasar Perum BULOG 1) Kualitas

4 28 Perusahaan dengan seluruh jajaran manajemen dan pegawai sepakat untuk berorientasi pada kualitas produk dan pelayanan pada masyarakat. 2) Integritas Kesatuan pribadi, manajemen dan organisasi yang utuh, konsisten antara prinsip moral dan etika dengan perilaku jujur dan wibawa menuju tata kelola perusahaan yang baik. 3) Tim Kerja Seluruh unit kerja dan karyawan bekerja fokus dan total secara terintegrasi. 4) Inovatif Kemampuan untuk berfikir dan mengembangkan nilai-nilai kreatifitas untuk menghasilkan hal-hal yang baru dalam bekerja. 5) Responsif Kemampuan untuk mengambil keputusan dalam menghadapi setiap perubahan. 6) Amanah Menjalankan tugas dan kewajiban dengan menjunjung tinggi kepercayaan yang diberikan perusahaan. 7) Niat Setiap insan harus ikhlas dan tulus dalam menjalankan tugas, kewajiban dan tanggungjawabnya.

5 29 e. Cabang Perum BULOG bepusat di Jakarta dan memiliki cabang pada beberapa wilayah untuk mempermudah dalam pelaksanaan penyaluran untuk masing-masing wilayah maupun daerah. 1) Divre Divre atau Divisi Regional adalah cabang Perum BULOG yang berada pada tingkat Provinsi.Divre saat ini terdapat pada 26 lokasi.divre dipimpin oleh Kepala Divre (Kadivre).Divre membawahi beberapa wilayah dalam suatu Provinsi tertentu.divre bertanggungjawab kepada Kantor Pusat yang berada di Jakarta dengan melaporkan segala aktivitas yang terdapat di Divre dan Sub Divre. 2) Sub Divre Sub Divre atau Sub Divisi Regional adalah cabang Perum BULOG di bawah Divre yang mengurus penyaluran pada tiap-tiap daerah. Sub Divre saat ini terdapat pada 101 lokasi. Sub Divre dipimpin oleh Kepala Sub Divre (Kasubdivre). Sub Divre bertanggungjawab kepada Divre dengan selalu melaporkan segala aktivitas yang terdapat pada Sub Divre. a) Kanlog Kanlog atau Kantor Logistik adalah bagian yang diadakan pada wilayah-wilayah tertentu dan belum tentu dalam satu Sub

6 30 Divre terdapat Kanlog.Kanlog yang dimiliki Perum BULOG saat ini terdapat pada 10 lokasi. b) Gudang Gudang adalah tempat untuk menyimpan persediaan yang dimiliki oleh masing-masing wilayah, saat ini Perum BULOG terdapat 463 Gudang.Gudang dipimpin oleh Kepala Gudang (Kagud). f. Profil Perusahaan Divre Jateng merupakan Divre untuk wilayah Jawa Tengah yang berpusat di Semarang. Divre Jateng membawahi 6 Sub Divre yaitu: 1) Sub Divre Semarang 2) Sub Divre Pati 3) Sub Divre Surakarta 4) Sub Divre Banyumas 5) Sub Divre Kedu 6) Sub Divre Pekalongan Masing-masing Sub Divre membawahi eks-karesidenan, yang seluruhnya terdiri dari 35 Kabupaten/Kota.Salah satu Sub Divre yang di dibawahi oleh Divre Jateng adalah Sub Divre Surakarta. Sub Divre Surakarta beralamat di Jl. L.U Adi Sucipto No. 17 Surakarta. Sub Divre Surakarta memiliki 9 Gudang yaitu sebagai berikut: a) Gudang Karanganom b) Gudang Meger

7 31 c) Gudang Banaran d) Gudang Ngabean e) Gudang Telukan f) Gudang Triyagan g) Gudang Gedong h) Gudang Krikilan i) Gudang Duyungan g. Struktur Organisasi 1) Kepala 2) Wakil Kepala 3) Seksi Analisis Harga dan Pasar, Kemitraan dan On Farm 4) Seksi Pengadaan Gabah/Beras dan Pangan Pokok Lain 5) Seksi Operasional dan Pelayanan Publik 6) Seksi Komersial 7) Seksi Administrasi dan Keuangan 8) Seksi Akuntansi, Manajemen Risiko dan Kepatuhan 9) Gudang 10) Pusat Distribusi 11) Unit Pengolahan

8 32 KEPALA WAKIL KEPALA SEKSI GASAR, KEMITRAAN DAN ON FARM SEKSI PENGADAAN GABAH/BERAS DAN PANGAN POKOK LAIN SEKSI OPERASIONAL DAN PELAYANAN PUBLIK SEKSI KOMERSIAL SEKSI ADMINISTRASI DAN KEUANGAN SEKSI AKUNTANSI, MANAJEMEN RISIKO DAN KEPATUHAN PUSAT DISTRIBUSI GUDANG UNIT PENGOLAHAN Gambar 3.1Struktur Organisasi Perum BULOG Subdivre Surakarta

9 33 h. Deskripsi Jabatan 1) Kepala Sub Divre Surakarta (Kasubdivre) Bertanggungjawab atas segala kegiatan yang berhubungan dengan program-program Perum BULOG Subdivre Surakarta. 2) Wakil Kepala Sub Divre Surakarta (Wakasubdivre) a) Membantu Kasubdivre dalam menyelenggarakan tugas pokok dan fungsinya. b) Mengelola fungsi administrasi dan keuangan, akuntansi serta manajemen risiko dan kepatuhan. c) Mewakili Kasubdivre apabila behalangan. 3) Seksi Analisis Harga dan Pasar, Kemitraan dan On Farm a) Melakukan pengamatan dan pengumpulan data harga dan pasar komoditas gabah, beras, dan pangan pokok lainnya. b) Menyediakan data statistik untuk mendukung kegiatan operasional dan komersial. c) Melakukan pendataan, seleksi, evaluasi, dan pembinaan mitra kerja pengadaan. d) Melakukan pengelolaan kegiatan kemitraan dan on farm (padi dan pangan pokok lainnya). e) Memantau, mengevaluasi, dan melaporkan kegiatan analisis harga dan pasar, kemitraan dan on farm. 4) Seksi Pengadaan Gabah/Beras dan Pangan Pokok Lain

10 34 a) Melakukan pengadaan gabah dan beras medium/premium dan pangan pokok lain meliputi pertanian (jagung, kedelai, cabai, bawang merah dan lainnya), hasil industri (tepung terigu, minyak goreng, gula dan lainnya) dan hasil peternakan (daging sapi, daging ayam, ikan, dan lainnya). b) Menyiapkan perangkat pemeriksa kualitas di laboratorium pemeriksaan kualitas. c) Melakukan administrasi pengadaan seperti kontrak jual beli, dan dokumen lainnya. d) Memantau, mengevaluasi, dan melaporkan kegiatan pengadaan gabah dan beras dan pangan pokok lain. 5) Seksi Operasional dan Pelayanan Publik (PP) a) Melakukan pengelolaan pergudangan. b) Menyiapkan sarana dan prasarana pengolahan gabah, beras, dan pangan pokok lainnya. c) Melakukan administrasi dan operasional persediaan, perawatan, pengendalian mutu dan angkutan. d) Melakukan administrasi dan operasional penyaluran beras kepada kelompok masyarakat berpendapatan rendah, kelembagaan pemerintah, dan CPP. e) Memantau, mengevaluasi, dan melaporkan kegiatan operasional dan pelayanan publik. 6) Seksi Komersial

11 35 a) Melakukan pemasaran dan promosi produk, kerjasama pemasaran dan promosi dengan pihak lain, pengendalian persediaan produk dagang, penjualan produk secara langsung. b) Melakukan penjualan produk secara tidak langsung, administrasi biaya operasional dan hasil penjualan produk. c) Memantau, mengevaluasi, dan melaporkan kegiatan komersial. 7) Seksi Adminitrasi dan Keuangan (MINKU) a) Melakukan pengelolaan data Sumber Daya Manusia. b) Melakukan administrasi dan verifikasi seluruh proses penerimaan dan pengeluaran transaksi keuangan baik untuk kegiatan operasional maupun komersial. c) Melakukan pengelolaan surat-menyurat, arsip, dan perjalanan dinas. d) Melakukan pengelolaan kerumahtanggaan. e) Melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana (bangunan, kendaraan dan sarana lainnya). f) Melakukan pengajuan usulan pengadaan sarana penyimpanan, sarana kantor, sarana lainnya, dan Replacement and Rehab (RR). g) Melakukan inventarisasi dan administrasi aset tetap. h) Memantau, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan administrasi dan keuangan. 8) Seksi Akuntansi, Manajemen Risiko dan Kepatuhan

12 36 a) Melakukan pencatatan, pengecekan, pengkoreksian, dan pengarsipan seluruh transaksi keuangan dan buku tambahan terhadap akun/kodering uang muka, piutang, aset tetap, hutang dan lainnya. b) Melakukan pengecekan, penghitungan, pemungutan, penyetoran, pelaporan, dan penyimpanan dokumen PPN, PPh, dan pajak lainnya. c) Menyusun laporan keuangan Subdivre. d) Menerapkan manajemen risiko dan kepatuhan di Subdivre. e) Memantau, mengevaluasi, dan melaporkan kegiatan akuntansi, manajemen risiko dan kepatuhan. 9) Gudang Melakukan pemasukan, penyimpanan, perawatan, dan pengeluaran barang komoditi Perum BULOG serta administrasi di lingkungan Gudang. 10) Pusat Distribusi a) Melakukan pengelolaan pusat distribusi yang meliputi penerimaan, perawatan, pengeluaran dan pendistribusian produk komersial, serta pengelolaan Sumber Daya Manusia, administrasi dan pelaporan kegiatan pusat distribusi (Kepala). b) Melakukan urusan penerimaan, penyimpanan, perawatan, dan pengeluaran produk komersial (Petugas Persediaan).

13 37 c) Melakukan urusan pendistribusian produk komersial (Petugas Distribusi). d) Melakukan urusan administrasi dan pelaporan kegiatan pusat distribusi (Petugas Administrasi). 11) Unit Pengolahan a) Melakukan pengelolaan dan pemeliharaan unit pengolahan, serta pengelolaan Sumber Daya Manusia, administrasi dan pelaporan kegiatan unit pengolahan (Kepala). b) Melakukan kegiatan operasional pengolahan dan pemeliharaan sarana pengolahan (Petugas Operasi). c) Melakukan urusan administrasi dan pelaporan kegiatan unit pengolahan (Petugas Administrasi). 12) Aplikasi Komputer yang Digunakan a) Sistem Informasi Akuntansi Bulog (SIAB) Sistem ini digunakan oleh seksi akuntansi, manajemen risiko dan kepatuhan dalam melakukan pencatatan secara terpusat di Kantor Pusat yang dilakukan secara online. b) Sistem Informasi Logistik (SIL) Sistem ini digunakan oleh seksi operasional dan pelayanan publik serta gudang dalam mencatat aktivitas yang berhubungan dengan logistik/persediaan, baik pada saat pengadaan maupun penyaluran.

14 38 2. Kota Surakarta Kota Surakarta atau yang lebih dikenal dengan Kota Solo merupakan dataran rendah yang berada diantara pertemuan sungai-sungai Pepe, Jenes dan Bengawan Solo. Luas wilayah Kota Surakarta mencapai 44,06 km 2 dengan ketinggian ± 92 m dari permukaan laut. Kota Surakarta terdiri dari 5 Kecamatan, yaitu Kecamatan Laweyan, Kecamatan Serengan, Kecamatan Banjarsari, Kecamatan Jebres dan Kecamatan Pasar Kliwon. Terdapat 51 Kelurahan yang tersebar dalam 5 Kecamatan tersebut. Hal ini dapat diuraikan dengan tabel 3.1 berikut: Tabel 3.1 Daftar Kelurahan tiap Kecamatan di Kota Surakarta Kecamatan Pasar Kliwon Kecamatan Jebres Kecamatan Banjarsari Kecamatan Laweyan Kecamatan Serengan Kampung Baru Sudiroprajan Timuran Penumping Kemlayan Kauman Gandekan Keprabon Sriwedari Jayengan Kedung Sewu Ketelan Purwosari Kratonan Lumbu Baluwarti Jagalan Punggawan Kerten Tipes Gajahan Pucang Sawit Kestalan Jajar Danukusuman Joyosuran Jebres Setabelan Karangasem Joyotakan Semanggi Mojosongo Gilingan Pajang Pasar Kliwon Sangkrah Tegalharjo Nusukan Sondakan Purwodining ratan Kepatihan Wetan Kadipiro Banyuanyar Laweyan Bumi

15 39 Kepatihan Sumber Kulon Manahan Mangkubu men Sumber: Penularan Tugas pokok dari Kelurahan adalah menyelenggarakan sebagian kewenangan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan serta melaksanakan urusan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Walikota. Salah satu Kelurahan yang ada di Kecamatan Laweyan adalah Kelurahan Pajang.Kelurahan ini terletak di Jalan Sidomukti Utara 1 No 7 Pajang Kota Surakarta. Kelurahan pajang memiliki luas wilayah 115,5 Ha yang berpenduduk sebanyak jiwa. Batas wilayah sebelah utara adalah Kelurahan Kerten, selatan adalah Desa Gentan, timur adalah Sondakan, dan barat adalah Desa Makamhaji.Kelurahan pajang terdiri dari 16 Rukun Warga (RW) 88 Rukun Tetangga (RT) yang terdapat Kepala Keluarga (KK).Penduduk Kota Surakarta yang berada didalam wilayah Kelurahan Pajang ini terdiri dari Laki-laki dan Perempuan dengan latar belakang pendidikan dan pekerjaan yang berbeda. Berikut ini merupakan data penduduk Kelurahan Pajang berdasarkan Pendidikan dan Pekerjaan:

16 40 Tabel 3.2 Daftar Penduduk Kelurahan Pajang Berdasarkan Pendidikan dan Pekerjaan Pendidikan (umur 5 tahun keatas) Jumlah Pekerjaan (umur 17 tahun keatas) Jumlah Tdk/blm Sekolah 3027 Belum/tdk Bekerja 921 Belum Tamat SD 879 Buruh 1218 Tidak Tamat SD 2151 Guru/Dosen 271 Tamat SD 2804 Karyawan 6370 SLTP/Sederajat 3442 Mengurus Rmh Tangga 2732 SLTA/Sederajat 7231 Pelajar/Mahasiswa 2724 Diploma III/SM 937 PNS 397 Diploma IV/S TNI 30 Strata POLRI 20 Strata 3 7 Pensiunan/Purnawirawan 432 Wiraswasta 1408 Lain-lain 1000 Sumber: Bank Data Penduduk Kelurahan Pajang Kecamatan Laweyan Kota Surakarta B. Pihak-pihak yang terkait dalam penyaluran raskin Pihak-pihak yang terkait dalam sistem penyaluran raskin pada Perum BULOG Subdivre Surakarta kepada Rumah Tangga Sasaran-Penerima Manfaat (RTS-PM) di Kota Surakarta adalah: 1) Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta Pemerintah daerah Kota Surakarta merupakan bagian wilayah kerja Perum BULOG Subdivre Surakarta yang melakukan kegiatan pelayanan penyaluran raskin dan memonitoring terhadap pelaksanaan penyaluran raskin di Kota Surakarta. 2) Kepala Subdivre (Kasubdivre)

17 41 Merupakan bagian yang bertanggungjawab terhadap kegiatan yang telah dilakukan oleh Subdivre Surakarta dan melakukan pengawasan serta kebijakan terhadap kegiatan tersebut. 3) Seksi Operasional dan Pelayanan Publik (PP) Merupakan bagian Subdivre Surakarta yang mempunyai peranan penting dalam penyaluran raskin.bagian ini bertugas untuk menangani teknis maupun administrasi terkait dengan penyaluran raskin. 4) Satuan Kerja (Satker) Raskin Satker Raskin merupakan satuan kerja Perum BULOG sebagai pelaksana pendistribusian Raskin yang dibentuk oleh Subdivre Surakarta terdiri dari ketua dan anggota yang ditetapkan dengan Surat Perintah Kasubdivre. 5) Gudang Gudang merupakan tempat yang dipergunakan untuk menyimpan barang milik Perum BULOG (dalam hal ini adalah beras) yang dikelola oleh Subdivre Surakarta dan dikepalai oleh Kepala Gudang (Kagud). 6) Seksi Akuntansi, Manajemen Risiko dan Kepatuhan (AKT) Bagian yang melakukan pencatatan, pengecekan, pengkoreksian, dan pengarsipan dokumen terkait dengan penyaluran raskin. 7) Pelaksana Distribusi Raskin Pelaksana Distribusi Raskin mempunyai tugas menjadi pelaksana penerimaan beras dari Satuan Kerja (Satker) Raskin.Kota Surakarta yang menjadi Pelaksana Distribusi Raskin adalah Kelurahan.

18 42 8) Ketua Rukun Tetangga (RT) atau Rukun Warga (RW) Merupakan pihak yang menjadi perantara Pelaksana Distribusi Raskin dalam menyalurkan raskin kepada Rumah Tangga Sasaran-Penerima Manfaat (RTS-PM). 9) Rumah Tangga Sasaran-Penerima Manfaat (RTS-PM) Rumah tangga miskin di Kelurahan/Desa yang berhak untuk menerima raskin yang telah terdaftar dalam Daftar Penerima Manfaat yang ditetapkan oleh Kepala Lurah/Desa dan disahkan oleh Camat dalam memenuhi kebutuhan pangan. C. Dokumen-dokumen yang diperlukan pada proses penyaluran raskin Dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem penyaluran raskin pada Perum BULOG Subdivre Surakarta kepada Rumah Tangga Sasaran-Penerima Manfaat (RTS-PM) di Kota Surakarta adalah: 1. Surat Permintaan Alokasi (SPA) Raskin SPA Raskin adalah surat perintah berdasarkan alokasi Pagu Raskin dan rincian untuk setiap Kecamatan/Kelurahan/Desa oleh Walikota Surakarta kepada Kepala Subdivre (Kasubdivre) sebagai dasar penerbitan Surat Perintah Penyerahan Barang/Delivery Order (SPPB/DO). 2. Surat Perintah Penyerahan Barang/Delivery Order (SPPB/DO) SPPB/DO merupakan perintah tertulis yang diterbitkan oleh Seksi Operasional dan Pelayanan Publik (PP) yang disetujui oleh Kepala Subdivre (Kasubdivre) kepada Gudang untuk mengeluarkan dan

19 43 menyerahkan barang kepada pihak lain. Masa berlaku Surat Perintah Penyerahan Barang/Delivery Order (SPPB/DO) adalah satu bulan. Apabila dalam 1 (satu) bulan jumlah Raskin belum selesai disalurkan, maka Surat Perintah Penyerahan Barang/Delivery Order (SPPB/DO)dapat diperpanjang maksimal 1 (satu) kali. 3. Nota Timbang Merupakan dokumen yang dibuat oleh Gudang yang menerangkan mengenai kuantitas beras yang dikeluarkan oleh Gudang pada saat penyaluran raskin yang didasarkan pada Surat Perintah Penyerahan Barang/Delivery Order (SPPB/DO). 4. GD1K GD1K adalah dokumen yang dibuat berdasarkan Nota Timbang oleh bagian Gudang. 5. Berita Acara Serah Terima (BAST) Beras BAST Beras adalah surat atau dokumen serah terima yang ditandatangani oleh pihak perusahaan (sebagai yang menyerahkan beras) dan pihak yang menerima beras. 6. MDO MDO merupakan dokumen rekapitulasi Surat Perintah Penyerahan Barang/Delivery Order (SPPB/DO) untuk setiap Kabupaten/Kota. 7. MBA-0

20 44 MBA-0 merupakan dokumen rekapitulasi berita acara pelaksanaan penjualan beras raskin yang dibuat berdasarkan Berita Acara Serah Terima (BAST) Beras. 8. MBA-1 MBA-1 adalah dokumen rekapitulasi berita acara pelaksanaan penjualan beras raskin yang dasar pembuatannya dari MBA Laporan Mingguan Realisasi Raskin (ML-1A) ML-1A merupakan dokumen laporan realisasi penyaluran raskin yang dilakukan oleh Subdivre Surakarta untuk setiap Kabupaten/Kota yang berada dalam wilayah kerjanya kepada Divreberdasarkan pada MBA Laporan Mingguan Realisasi Raskin (ML-1B) ML-1B adalah dokumen laporan realisasi penyaluran raskinberdasarkan pada MDO yang dikirim ke Divre. 11. Laporan Sistem Informasi Manajemen Beras/Gabah Lampiran 17 (Lap SIM BRS/GBH Lamp 17) Lap SIM BRS/GBH Lamp 17 merupakan dokumen pertanggungjawaban kegiatan penyaluran raskin yang dilaporkan setiap akhir bulan. 12. Bukti Setor Harga Tebus Raskin (BS-HTR) Merupakan bukti pembayaran yang dikeluarkan oleh bank.bukti ini dapat berupa bukti transfer via teller dan ATM (Anjungan Tunai Mandiri). 13. Kartu Kepemilikan Raskin

21 45 Merupakan kartu yang dibuat oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta kepada Rumah Tangga Sasaran-Penerima Manfaat (RTS-PM) sebagai bukti kepemilikan raskin dan digunakan ketika mengambil beras di Titik Bagi. 14. Daftar Penerima Raskin (DPM-2) Merupakan rekapan daftar penerima raskin yang dilakukan di Kelurahan sebagai Titik Bagi dalam penyaluran raskin kepada Rumah Tangga Sasaran-Penerima Manfaat (RTS-PM). D. Catatan Akuntansi yang Digunakan Pada saat pelaksanaan penyaluran raskin, catatan yang digunakan oleh Seksi Akuntansi, Manajemen Risiko dan Kepatuhan (AKT) adalah Jurnal Umum dan Buku Besar. Pencatatan dilakukan pada saat pengeluaran barang dan pembayaran Harga Tebus Raskin (HTR).Dalam melakukan pencatatan ini, seksi akuntansi, manajemen risiko dan kepatuhan menggunakan Sistem Informasi Akuntansi Bulog (SIAB) yang dilakukan secara online dan terhubung dengan Kantor Pusat. E. Pembahasan Pada penyaluran raskin pada Perum BULOG Subdivre Surakarta kepada Rumah Tangga Sasaran-Penerima Manfaat (RTS-PM) di Kota Surakarta dibagi menjadi 2 (dua) tahap.tahap 1 penyaluran raskinke Titik Distribusi yang dilakukan oleh Perum BULOG Subdivre Surakarta. Tahap 2

22 46 penyaluran raskin dari Titik Bagikepada Rumah Tangga Sasaran-Penerima Manfaat (RTS-PM) yang dilakukan oleh Kelurahan sebagai Pelaksana Distribusi Raskin berdasarkan pada Peraturan Walikota No 3-A Tahun 2015 terkait Petunjuk Teknis Penyaluran Beras di Kota Surakarta. 1. Prosedur pelaksanaan penyaluran raskin dari Perum BULOG Subdivre Surakarta ke Titik Distribusi berdasarkan Standar Operasional Perusahaan (SOP) a. Subdivre menerima Surat Permintaan Alokasi (SPA) Raskin dari pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta untuk setiap Kecamatan dan/atau Kelurahan/Desa, kemudian menyerahkan Surat Permintaan Alokasi (SPA) Raskin ke Seksi Operasional dan Pelayanan Publik (PP). b. Seksi Operasional dan Pelayanan Publik (PP) melakukan pengecekan tunggakan Harga Tebus Raskin (HTR). Apabila tidak ada tunggakan, maka diterbitkan Surat Perintah Penyerahan Barang/Delivery Order (SPPB/DO). Tetapi, jika masih terdapat tunggakan Harga Tebus Raskin (HTR) untuk Kelurahan/Desa tertentu maka belum dapat dilayani sampai dilakukan pelunasan. c. Berdasarkan Surat Permintaan Alokasi (SPA) Raskin dan pengecekan mengenai Harga TebusRaskin (HTR) maka diterbitkan Surat Perintah Penyerahan Barang/Delivery Order (SPPB/DO). SPPB/DO ini kemudian diserahkan ke Satuan Kerja (Satker) Raskin dengan dibuatkan tembusan untuk Gudang dan Seksi Akuntansi, Manajemen Risiko dan Kepatuhan (AKT).

23 47 d. Kemudian Satuan Kerja (Satker) Raskin menerima dan menyerahkan Surat Perintah Penyerahan Barang/Delivery Order (SPPB/DO) ke Gudang. e. Bagian Gudang melakukan pengecekan terhadap Surat Perintah Penyerahan Barang/Delivery Order (SPPB/DO). Apabila Surat Perintah Penyerahan Barang/Delivery Order (SPPB/DO) telah sesuai, maka bagian Gudang melakukan pelayanan dan penyerahan beras kepada Satuan Kerja (Satker) Raskin. f. Pada saat Gudang melakukan penyerahan beras kepada Satuan Kerja (Satker) Raskin, bagian Gudang membuat Nota Timbang dan GD1K sebagai bukti pengeluaran barang dari Gudang. g. Sebelum menyerahkan beras kepada Satuan Kerja (Satker) Raskin, dapat dilakukan pemeriksaan terkait dengan kualitas dan kuantitas beras yang diterima dengan menerbitkan Berita Acara Pengecekan. h. Setelah menerima beras dari Gudang, Satuan Kerja (Satker) Raskin mengirimkan ke Titik Distribusi (TD) dan menyerahkannya kepada Pelaksana Distribusi Raskin dan menandatangani Berita Acara Serah Terima (BAST) Beras. Apabila Satuan Kerja (Satker) Raskin tidak dapat menyerahkan beras di Titik Distribusi (TD), maka harus melampirkan Surat Kuasa kepada pengganti pelaksana Satuan Kerja (Satker) Raskin tersebut. Pada saat beras sudah terima oleh Pelaksana Distribusi Raskin, maka Pelaksana Distribusi Raskin harus

24 48 segeramembayar Harga Tebus Raskin (HTR) dan menyerahkan bukti tersebut kepada Satuan Kerja (Satker) Raskin. i. Seksi Operasional dan Pelayanan Publik (PP)merekap Surat Perintah Penyerahan Barang/Delivery Order (SPPB/DO) yang telah terbit ke dalam MDO. Selain itu juga membuat Laporan Sistem Informasi Manajemen Beras/Gabah Lampiran 17 (Lap SIM BRS/GBH Lamp 17) pada setiap akhir bulan yang akan diserahkan ke Divre Jawa Tengah. 2. Prosedur pelaksanaan penyaluran raskindari Titik Bagi kepada Rumah Tangga Sasaran-Penerima Manfaat (RTS-PM) yang dilakukan oleh Pelaksana Distribusi Raskin berdasarkan pada Peraturan Walikota No 3-A Tahun 2015 terkait Petunjuk Teknis Penyaluran Beras di Kota Surakarta a. Pelaksana Distribusi Raskin menerima beras dan melakukan pengecekan terhadap kualitas serta kuantitas beras yang diserahkan oleh Satuan Kerja (Satker) Raskin di Titik Distribusi. b. Apabila kualitas dan kuantitas tidak sesuai, maka Pelaksana Distribusi Raskin dapat mengembalikan ke Perum BULOG Subdivre Surakarta paling lambat 2x24 jam. c. Pelaksana Distribusi Raskin menyerahkan raskin kepada Rumah Tangga Sasaran-Penerima Manfaat (RTS-PM) di Titik Bagi sebanyak 15/kg dan dicatat dalam Daftar Penerima Raskin (DPM-2) yang nantinya akan dilaporkan ke Pemerintah Kota (Pemkot) melalui Kecamatan.

25 49 d. Rumah Tangga Sasaran-Penerima Manfaat (RTS-PM) menunjukkan Kartu Kepemilikan Raskin untuk mengambil beras dan membayar Harga Tebus Raskin (HTR) sebesar Rp 1.600/kg secara tunai. Kemudian menandatangani Daftar Penerima Raskin (DPM-2) sebagai bukti telah mengambil beras dan menyerahkan Kartu Kepemilikan Raskin kepada Pelaksana Distribusi Raskin. e. Pelaksana Distribusi Raskin menyerahkan ke Satuan Kerja (Satker) Raskin atau melakukan transfer ke rekening BULOG untuk uang Harga Tebus Raskin (HTR) yang dibayarkan oleh Rumah Tangga Sasaran- Penerima Manfaat (RTS-PM). f. Setelah dilakukan pembayaran Harga Tebus Raskin (HTR), maka Satuan Kerja (Satker) Raskin membuatkan Tanda Terima-Hasil Penjualan (TT-HP) kepada Pelaksana Distribusi sebanyak 3 rangkap. 3. Prosedur penyelesaian administrasi dan pelaporan realisasi penyaluran raskin a. Berdasarkan Berita Acara Serah Terima (BAST) Beras, Satuan Kerja (Satker) Raskin membuat MBA-0 yang ditandatangani Ketua Satuan Kerja (Satker) Raskin dan Camat/Pejabat yang ditunjuk oleh Camat, kemudian MBA-0 tersebut diserahkan ke Subdivre Surakarta dengan dilampiri Berita Acara Serah Terima (BAST) Beras dan Bukti Setor- Harga Tebus Raskin (BS-HTR). b. Sebelum diserahkan ke Subdivre Surakarta, Satuan Kerja (Satker) Raskin terlebih dahulu melakukan pengecekan kembali terhadap

26 50 kesesuaian data yang ada pada Berita Acara Serah Terima (BAST) Beras dan MBA-0. c. Subdivre Surakarta menerima Bukti Setor Hasil Tebus Raskin (BS- HTR), MBA-0, dan Berita Acara Serah Terima (BAST) Beras dari Satuan Kerja (Satker) Raskin. Seksi Operasional dan Pelayanan Publik (PP)melakukan verifikasi terhadap dokumen-dokumen tersebut. Verifikasi dokumen-dokumen tersebut meliputi: 1) Keabsahan dan kelengkapan dokumen. 2) Ketertiban administrasi (penomoran dan penanggalan). 3) Kesesuaian antara kuantum beras dan nilai Harga Tebus Raskin (HTR). d. Seksi Operasional dan Pelayanan Publik (PP) menerbitkan MBA-1 (rekapan dari MBA-0) yang ditandatangani oleh Kasubdivre dan Bupati/Walikota/Pejabat lain yang ditunjuk. e. Selain membuat MBA-1, Seksi Operasional dan Pelayanan Publik (PP) juga membuat MDO dengan dasar Surat Perintah Penyerahan Barang/Delivery Order (SPPB/DO) yang ditandatangani oleh Kasubdivre/Pejabat lain yang ditunjuk dan Bupati/Walikota/Pejabat lain yang ditunjuk. f. Kemudian Seksi Operasional dan Pelayanan Publik (PP) membuat Laporan Mingguan Realisasi Raskin (ML-1A) dengan dasar MBA-1 dan Laporan Mingguan Realisasi Raskin (ML-1B) dengan dasar MDO

27 51 yang ditandatangani oleh Kasubdivre/Pejabat lain yang ditunjuk dan ditujukan kepada Divre Jawa Tengah. 4. Prosedur pencatatan akuntansi a. Berdasarkan Surat Perintah Penyerahan Barang/Delivery Order (SPPB/DO) seksi akuntansi, manajemen risiko dan kepatuhan melakukan pencatatan untuk pelaksanaan penyaluran beras. b. Berdasarkan bukti pembayaran/setoran Harga Tebus Raskin (HTR) dilakukan pencatatan untuk pembayaran raskin. Selain itu, juga mencatat selisih harga antara Harga Tebus Raskin (HTR) dengan Harga Pembelian Beras (HPB/harga pembelian beras pemerintah kepada Perum BULOG) secara online. 5. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Penyaluran Raskin Perum BULOG Subdivre Surakarta kepada Rumah Tangga Sasaran-Penerima Manfaat (RTS-PM) Berdasarkan Pelaksanaan a. Prosedur penyaluran raskin dari Perum BULOG Subdivre Surakarta ke Titik Distribusi 1) Kantor menerima Surat Permintaan Alokasi (SPA) Raskin dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta. 2) Seksi Operasional dan Pelayanan Publik (PP) melakukan pengecekan Harga Tebus Raskin (HTR) untuk Kota Surakarta yang telah mengirimkan Surat Permintaan Alokasi (SPA). Apabila tidak ada tunggakan, maka dibuatkan Surat Perintah Penyerahan Barang/Delivery Order (SPPB/DO).

28 52 3) Surat Perintah Penyerahan Barang/Delivery Order (SPPB/DO) dibuat 3 rangkap, lembar pertama/asli diserahkan kepada Satuan Kerja (Satker) Raskin, lembar kedua diserahkan ke Gudang dan lembar ketiga diserahkan ke Seksi Akuntansi, Manajemen Risiko dan Kepatuhan. 4) Kemudian Satuan Kerja (Satker) Raskin menyerahkan dokumen tersebut ke Gudang untuk mengambil beras. 5) Sebelum Gudang menyerahkan beras kepada Satuan Kerja (Satker) Raskin terlebih dahulu melakukan pengecekan Surat Perintah Penyerahan Barang/Delivery Order (SPPB/DO). 6) Bagian Gudang membuat Nota Timbang dan GD1K sebagai bukti pengeluaran barang. 7) Setelah menerima beras dari Gudang, Satuan Kerja (Satker) Raskin mendisribusikan beras tersebut di Titik Distribusi (TD) dan menyerahkannya kepada Pelaksana Distribusi Raskin setempat.kemudian Satuan Kerja (Satker) Raskin dan Pelaksana Distribusi Raskin menandatangani Berita Acara Serah Terima (BAST) Beras. 8) Pelaksana Distribusi Raskin melakukan pembayaran untuk Harga Tebus Raskin (HTR) dan menyerahkan bukti tersebut kepada Satuan Kerja (Satker) Raskin. 9) Seksi Operasional dan Pelayanan Publik (PP) merekap Surat Perintah Penyerahan Barang/Delivery Order (SPPB/DO) untuk

29 53 diarsip serta membuat Laporan Sistem Informasi Manajemen Beras/Gabah Lampiran 17 (Lap SIM BRS/GBH Lamp 17) yang akan diserahkan ke Divre Jawa Tengah. b. Prosedur pelaksanaan penyaluran raskin dari Titik Bagi kepada Rumah Tangga Sasaran-Penerima Manfaat (RTS-PM) 1) Pelaksana Distribusi Raskin menerima beras dan mengecek mengenai kualitas dan kuantitas beras tersebut. Apabila kualitas beras kurang baik, Pelaksana Distribusi Raskin meminta pergantian beras tersebut kepada Perum BULOG Subdivre Surakarta. 2) Pelaksana Distribusi Raskin menerima Kartu Kepemilikan Raskin yang telah diterbitkan oleh Kementerian bidang Pangan Kota Surakarta. 3) Pelaksana Distribusi Raskin membuat jadwal pengambilan beras selama beberapa untuk setiap Desa yang berada dalam wilayahnya dan Daftar Penerima Raskin (DPM-2). 4) Kartu Kepemilikan Raskin dan jadwal pengambilan beras tersebut diserahkan kepada Rukun Tetangga (RT) atau Ketua Rukun Warga (RW) untuk diserahkan ke Rumah Tangga Sasaran-Penerima Manfaat (RTS-PM). 5) Rumah Tangga Sasaran-Penerima Manfaat datang ke Kelurahan sebagai Titik Bagi untuk mengambil raskin dengan menunjukkan Kartu Kepemilikan Raskin dan membayar Harga Tebus Raskin (HTR) sebesar Rp 1.600/kg secara tunai.

30 54 6) Sebagai bukti pengambilan beras, Rumah Tangga Sasaran-Penerima Manfaat (RTS-PM) menandatangani Daftar Penerima Raskin (DPM- 2) yang telah disiapkan oleh Pelaksana Distribusi Raskin. 7) Pelaksana Distribusi Raskin menyerahkan uang Harga Tebus Raskin (HTR) kepada Perum BULOG Subdivre Surakarta dengan transfer ke rekening bank yang ditunjuk. Setelah itu Bukti Setor-Harga Tebus Raskin (BS-HTR) diserahkan ke Satuan Kerja (Satker) Raskin. c. Prosedur penyelesaian administrasi dan pelaporan realisasi penyaluran raskin 1) Satuan Kerja (Satker) Raskin merekap Berita Acara Serah Terima (BAST) Beras kedalam MBA-0. 2) Dokumen berupa Berita Acara Serah Terima (BAST) Beras, Bukti Setor Harga Tebus Raskin (BS-HTR) dan MBA-0 kemudian diserahkan ke Seksi Operasional dan Pelayanan Publik oleh Satuan Kerja (Satker) Raskin. 3) Seksi Operasional dan Pelayanan Publik (PP) melakukan verifikasi dokumen-dokumen tersebut. 4) Kemudian Seksi Operasional dan Pelayanan Publik (PP) menerbitkan MBA-1 yang merupakan rekapan dari MBA-0. Selain itu juga membuat MDO yang ditandatangani oleh Kasubdivre/Pejabat yang ditunjuk dan Walikota/Pejabat yang ditunjuk.

31 55 5) Setelah itu Seksi Operasional dan Pelayanan Publik (PP) membuat laporan yang akan diserahkan ke Divre Jawa Tengah. Laporan tersebut berupa Laporan Mingguan Realisasi Raskin (ML-1A) dan Laporan Mingguan Realisasi Raskin (ML-1B). d. Prosedur Pencatatan Akuntansi 1) Seksi Akuntansi, Manajemen Risiko dan Kepatuhan (AKT) menerima tembusan Surat Perintah Penyerahan Barang/Delivery Order (SPPB/DO). Kemudian dari dokumen tersebut dilakukan pencatatan untuk proses penyaluran. Pencatatan ini dilakukan secara online di Sistem Informasi Akuntansi Bulog (SIAB). 2) Berdasarkan Bukti Setor Harga Tebus Raskin (BS-HTR) menjurnal ke Jurnal Umum untuk akun Bank HP dan Piutang. Selain itu juga menjurnal selisih harga antara Harga Tebus Raskin (HTR) dengan Harga Pembelian Beras.

32 56 Berikut bagan alir (flowchart) sistem penyaluran raskin Perum BULOG Subdivre Surakarta kepada Rumah Tangga Sasaran-Penerima Manfaat (RTS-PM) di Kota Surakarta: Kasubdivre MULAI Seksi Operasional dan Pelayanan Publik (PP) TERIMA SPARASKIN SPARASKIN T PENGECEKAN TUNGGAKAN TIDAK YA 1 3 SPPB/DO 4 2 REKAP SPPB/DO & PELAPORAN LAP SIM BRS/GBH LAMP 17 SELESAI Gambar 3.2 Bagan alir penyaluran raskin dari Perum BULOG Subdivre Surakarta ke Titik Distribusi

33 57 Satuan Kerja (Satker) Raskin 2 SPPB/DO 5 PENGAMBILAN BERAS PENGECEKAN BERAS BA PENGECEKAN PENDISTRIBUSIAN &PENYERAHAN BERAS BAST BERAS 6 T BS-HTR T Gambar 3.3Bagan alir penyaluran raskin Perum BULOG Subdivre Surakarta ke Titik Distribusi (Lanjutan)

34 58 Gudang Pelaksana Distribusi SPPB/DO 2 SPPB/DO 1 KONFIRMASI PELUNASAN PENANDATANGANAN BA PENGECEKAN TERIMA BERAS DARI SATKER RASKIN PENYERAHAN BERAS KE SATKER RASKIN BAST BERAS NOTA TIMBANG PEMBAYARAN HTR N REKAPITULASI NOTA TIMBANG BS-HTR GD1K 6 N Gambar 3.4Bagan alir penyaluran raskin dari Perum BULOG Subdivre Surakarta ke Titik Distribusi (Lanjutan)

35 59 Pelaksana Distribusi Raskin MULAI TERIMA BERAS DARI SATKER TERIMA KARTU KEPEMILIKAN RASKIN PEMBUATAN JADWAL & DPM-2 JADWAL DPM Ketua Rukun Tetangga (RT) atau Rukun Warga (RW) 8 Rumah Tangga Sasaran- Penerima Manfaat (RTS-PM) 7 KARTU KEPEMILIKAN RASKIN JADWAL PENGAMBILAN RASKIN PEMBERITAHUAN KE RTS-PM 9 9 TERIMA HARGA TEBUS RASKIN (HTR) KARTU KEPEMILIKAN RASKIN SETOR HTR BS-HTR PENGAMBILAN BERAS DI TITIK BAGI SERAHKAN KE SATUAN KERJA (SATKER) RASKIN TANDATANGAN DPM- 2 & MEMBAYAR HARGA TEBUS SELESAI TERIMA BERAS Gambar 3.5 Bagan alir penyaluran raskin dari Titik Bagi kepada Rumah Tangga Sasaran-Penerima Manfaat (RTS-PM)

36 60 Satuan Kerja (Satker Raskin) Seksi Operasional dan Pelayanan Publik (PP) MULAI 10 REKAPITULASI BAST BERAS N BS-HTR BAST B MBA-0 10 BS-HTR BAST B MBA-0 VERIFIKASI N 10 REKAPITULASI SPPB/DO & MBA-0 MBA-1 MDO N N PELAPORAN ML-1B ML-1A SELESAI Gambar 3.6 Bagan alir prosedur penyelesaian administrasi dan pelaporan realisasi penyaluran raskin

37 61 Seksi Akuntansi, Manajemen Risiko dan Kepatuhan (AKT) 4 SPPB/DO MENJURNAL DI SIAB 10 BS-HTR T MENJURNAL DISIAB SELESAI Gambar 3.7 Bagan alir prosedur pencatatan akuntansi pada saat penyaluran raskin

38 62 F. Evaluasi Sistem Penyaluran Raskin Perum BULOG Subdivre Surakarta kepada Rumah Tangga Sasaran-Penerima Manfaat (RTS-PM) di Kota Surakarta 1. Evaluasi prosedur penyaluran raskin Perum BULOG Subdivre Surakarta kepada Rumah Tangga Sasaran-Penerima Manfaat (RTS-PM) di Kota Surakarta Tabel 3.3 Evaluasi prosedur yang terkait dalam sistem penyaluran raskin Perum BULOG Subdivre Surakarta kepada Rumah Tangga Sasaran-Penerima Manfaat (RTS-PM) di Kota Surakarta Prosedur 1. Prosedur penyaluran raskin Tahap 1 2. Prosedur penyaluran raskin Tahap 2 3. Prosedur penyelesaian administrasi dan pelaporan realisasi penyaluran raskin 4. Prosedur pencatatan akuntansi Standar Operasional Prosedur Terdiri atas sepuluh rangkaian prosedur Terdiri dari tujuh rangkaian prosedur Terdiri atas enam rangkaian prosedur Terdiri atas dua rangkaian prosedur Pelaksanaan Terdiri atas sembilan rangkaian prosedur Terdiri dari tujuh rangkaian prosedur Terdiri atas lima rangkaian prosedur Terdiri atas dua rangkaian prosedur Keterangan Sudah sesuai Lengkap, tetapi tidak sesuai Sudah lengkap dan sesuai dengan SOP Prosedur pelaksanaan sudah lengkap dan sesuai dengan SOP Sumber: SOP Perum BULOG Subdivre Surakarta dan Peraturan Walikota Surakarta Pada pelaksanaan prosedur penyaluran raskin dibagi menjadi 2 tahap yaitu tahap 1 penyaluran raskin dari Perum BULOG Subdivre Surakarta ke Titik Distribusi dan tahap 2 penyaluran raskin dari Titik Bagi kepada Rumah Tangga

39 63 Sasaran-Penerima Manfaat (RTS-PM). Pada tahap 1 prosedur penyaluran raskin sudah berjalan dengan baik sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ada.akan tetapi, pada tahap 2 ada beberapa prosedur yang tidak sesuai dengan Peraturan Walikota Surakarta. Prosedur tersebut adalah pembuatan Tanda Terima-Harga Penjualan yang dilakukan oleh Satuan Kerja (Satker) Raskin kepada Pelaksana Distribusi Raskin, pembuatan Kartu Kepemilikan Raskin, dan jadwal pengambilan beras di Titik Bagi. Pada pelaksanaanya, Pelaksana Distribusi Raskin hanya memberikan Bukti Setor- Harga Tebus Raskin (BS-HTR) kepada Satuan Kerja (Satker) Raskin, kemudian Satuan Kerja (Satker) Raskin melakukan pengecekan ke bank yang bersangkutan.pembuatan Kartu Kepemilikan Raskin dan pembuatan jadwal pengambilan beras ditambahkan guna mempermudah menyalurkan raskin kepada Rumah Tangga Sasaran-Penerima Manfaat (RTS-PM).Pelaksanaan prosedur penyelesaian administrasi dan pelaporan realisasi penyaluran raskin serta pencatatan akuntansi sudah baik dan tidak terjadi masalah. 2. Evaluasi pihak-pihak yang terkait dalam prosedur penyaluran raskin Perum BULOG Subdivre Surakarta kepada Rumah Tangga Sasaran-Penerima Manfaat (RTS-PM) di Kota Surakarta Tabel 3.4Evaluasi pihak-pihak yang terkait dalam prosedur penyaluran raskin Perum BULOG Subdivre Surakarta Kepada Rumah Tangga Sasaran-Penerima Manfaat (RTS-PM) Prosedur 1. Prosedur penyaluran raskin dari Pihak yang terkait dengan SOP Kasudivre, Seksi Operasional dan Pelayanan Publik Pihak yang terkait dalam Prosedur Kasudivre, Seksi Operasional dan Pelayanan Publik Keterangan Sudah sesuai

40 64 Perum BULOG Subdivre Surakarta ke Titik Distribusi 2. Prosedur penyaluran dari Titik Bagi kepada Rumah Tangga Sasaran- Penerima Manfaat (RTS- PM) 2. Prosedur penyelesaian administrasi dan pelaporan realisasi penyaluran raskin 3. Prosedur pencatatan akuntansi (PP), Satuan Kerja (Satker Raskin), Gudang, Pelaksana Distribusi Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta Pelaksana Distribusi Raskin Ketua Rukun Tetangga (RT) ) atau Rukun Warga (RW) Rumah Tangga Sasaran-Penerima Manfaat (RTS- PM) Satuan Kerja (Satker) Raskin, Seksi Operasional dan Pelayanan Publik (PP) Seksi Akuntansi, Manajemen Risiko dan Kepatuhan (AKT) (PP), Satuan Kerja (Satker Raskin), Gudang, Pelaksana Distribusi Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta Pelaksana Distribusi Raskin Ketua Rukun Tetangga (RT) atau Rukun Warga (RW) Rumah Tangga Sasaran-Penerima Manfaat (RTS- PM) Satuan Kerja (Satker) Raskin, Seksi Operasional dan Pelayanan Publik (PP) Seksi Akuntansi, Manajemen Risiko dan Kepatuhan (AKT) Sudah sesuai Sudah sesuai Sudah sesuai Sumber: SOP Perum BULOG Sub Divre Surakarta & Hasil Wawancara Berdasarkan keterangan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam penyaluran raskin kepada Rumah Tangga Sasaran-Penerima Manfaat (RTS-PM) telah sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) Perum BULOG Subdivre Surakarta dan Peraturan Walikota Surakarta.Setiap pihak yang terlibat mempunyai tugas yang berbeda.hal ini berdampak positif bagi kedua belah pihak yaitu antara Perum BULOG Subdivre Surakarta dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta karena mempermudah dalam melakukan penyaluran raskin.

41 65 3. Evaluasi dokumen yang digunakan dalam prosedur penyaluran raskin Perum BULOG Sudivre Surakarta kepada Rumah Tangga Sasaran-Penerima Manfaat (RTS-PM) di Kota Surakarta Tabel 3.5Evaluasi dokumen yang terkait dalam prosedur penyaluran raskin Perum BULOG Subdivre Surakarta kepada Rumah Tangga Sasaran-Penerima Manfaat (RTS-PM) di Kota Surakarta Dokumen yang digunakan menurut SOP Surat Perintah Alokasi (SPA) Raskin Surat Perintah Penyerahan Barang/Delivery Order (SPPB/DO) Berita Acara Serah Terima (BAST) Beras Evaluasi dokumen yang digunakan Surat Perintah Alokasi (SPA) Raskin Surat Perintah Penyerahan Barang/Delivery Order (SPPB/DO) Berita Acara Serah Terima (BAST) Beras Keterangan Sudah lengkap Sudah lengkap Sudah lengkap Nota Timbang Nota Timbang Sudah lengkap GD1K GD1K Sudah lengkap MDO MDO Sudah lengkap MBA-0 MBA-0 Sudah lengkap MBA-1 MBA-1 Sudah lengkap ML-1A ML-1A Sudah lengkap ML-1B ML-1B Sudah lengkap Laporan Sistem Informasi Manajemen Beras/Gabah Lampiran 17 (Lap SIM BRS/GBH Lamp 17) Laporan Sistem Informasi Manajemen Beras/Gabah Lampiran 17 (Lap SIM BRS/GBH Lamp 17) Sudah lengkap Bukti Setor Harga Tebus Bukti Setor Harga Tebus Terkadang tidak Raskin (BS- HTR) Raskin (BS-HTR) jelas Kartu Kepemilikan Raskin Kartu Kepemilikan Raskin Sudah sesuai Daftar Penerima Raskin (DPM-2) Daftar Penerima Raskin (DPM-2) Terkadang tidak lengkap Sumber: SOP Perum BULOG Subdivre Surakarta, Peraturan Walikota Surakarta & Wawancara

42 66 Dokumen yang digunakan dalam prosedur penyaluran raskin Perum BULOG Subdivre Surakarta kepada Rumah Tangga Sasaran-Penerima Manfaat (RTS- PM) telah sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Peraturan Walikota Surakarta.Tetapi, pada pelaksanaanya dokumen Bukti Setor Harga Tebus Raskin (BS-HTR) tidak dapat bertahan lama, sehingga pada saat pengarsipan tulisan didalamnya tidak jelas.selain itu, Daftar Penerima Raskin (DPM-2) yang seharusnya ditandatangani oleh Rumah Tangga Sasaran- Penerima Manfaat (RTS-PM) terkadang tidak lengkap. Beberapa Rumah Tangga Sasaran-Penerima Manfaat (RTS-PM) lupa mengisi form tersebut. 4. Evaluasi sistem akuntansi yang digunakan dalam penyaluran raskin Perum BULOG Subdivre Surakarta kepada Rumah Tangga Sasaran-Penerima Manfaat (RTS-PM) di Kota Surakarta Tabel 3.6 Evaluasi catatan akuntansi yang terkait dalam prosedur penyaluran raskin Perum BULOG Subdivre Surakarta kepada Rumah Tangga Sasaran- Penerima Manfaat (RTS-PM) Dasar Pencatatan Berdasarkan SOP Berdasarkan Pelaksanaan 1. Surat Perintah Penyerahan Barang/Delivery Order (SPPB/DO) 2. Bukti Setor Harga Tebus Raskin (HTR) 3. Selisih Harga Tebus Raskin (HTR) dengan Harga Pembelian Beras (HPB) Piutang (D) Penyaluran (K) Bank HP (D) Piutang (K) RAK (D) Pendapatan Selisih Harga (K) Sumber: SOP Perum BULOG Subdivre Surakarta Piutang (D) Penyaluran (K) Bank HP (D) Piutang (K) RAK (D) Pendapatan Selisih Harga (K) Keterangan Sudah sesuai Sudah sesuai Sudah sesuai

43 67 Perum BULOG Subdivre Surakarta dalam penyaluran raskin menggunakan jurnal umum dan buku besar.pencatatan ini dilakukan oleh seksi akuntansi, manajemen risiko dan kepatuhan pada saat pengeluaran barang dan pembayaran.pada saat pengeluaran barang dokumen yang dibutuhkan sebagai dasar pencatatan adalah Surat Perintah Penyerahan Barang/Delivery Order (SPPB/DO). Sedangkan untuk pembayaran Harga Tebus Raskin dasar pencatatannya adalah Bukti Setor Harga Tebus Raskin (HTR).Selain itu, bagian akuntansi, manajemen risiko dan kepatuhan (AKT) juga melakukan pencatatan mengenai selisih harga.selisih ini diperoleh dari Harga Pembelian Beras yang dilakukan Subdivre Surakarta yaitu sebesar Rp dengan Harga Tebus Raskin (HTR) sebesar Rp Subdivre Surakarta melakukan pencatatan akuntansi secara onlinedengan menggunakan Sistem Informasi Akuntansi BULOG (SIAB). G. Kendala dan Upaya dalam Pelaksanaan Penyaluran Raskin Perum BULOG Subdivre Surakarta kepada Rumah Tangga Sasaran-Penerima Manfaat (RTS-PM) di Kota Surakarta Menjalankan sebuah prosedur terkadang tidak pernah luput dari berbagai masalah, baik itu karena faktor intern maupun ekstern.hal ini juga yang dialami oleh pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan penyaluran raskin di Kota Surakarta ini.berbagai masalah terkadang muncul pada saat melakukan penyaluran raskin.berikut ini merupakan kendala-kendala yang dialami oleh pihak-pihak terkait baik dari Perum BULOG Subdivre Surakarta maupun

44 68 Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta dalam pelaksanaan penyaluran raskin kepada Rumah Tangga Sasaran-Penerima Manfaat (RTS-PM) serta upaya yang telah dilakukan. Kendala: Ada beberapa kendala yang muncul pada saat penyaluran raskin, antara lain: 1. Beras yang akan diserahkan ke Titik Distribusi rusak atau bahkan hilang. 2. Rendahnya kualitas beras yang diterima oleh Pelaksana Distribusi Raskin di Titik Distribusi. 3. Kurangnya kelengkapan administrasi pada saat pelaksanaan penyaluran raskin kepada Rumah Tangga Sasaran-Penerima Manfaat (RTS-PM). Solusi: Beberapa alternatif dalam menangani kendala-kendala yang muncul pada saat penyaluran raskin yaitu: 1. Mempersiapkan dengan baik beras yang akan didistribusikan, baik itu pengemasan maupun pengangkutan. Dalam pengemasan, pihak Gudang dan Satuan Kerja (Satker) Raskin memastikan bahwa tidak ada kecacatan dalam pengemasan beras. Selain itu, pada saat pendistribusian menggunakan roda 4beras ditata sedemikian rupa sehingga meminimalisir beras untuk jatuh. Apabila pendistribusian menggunakan roda 2, maka beras yang akan didistribusikan ke Titik Distribusi diangkut sedikit demi sedikit sehingga beras tidak akan jatuh karena kendaraan kelebihan muatan. 2. Sebelum beras tersebut diserahkan kepada Rumah Tangga Sasaran- Penerima Manfaat (RTS-PM), Pelaksana Distribusi Raskin segera

45 69 mengembalikan beras tersebut ke Perum BULOG Subdivre Surakarta dan meminta pergantian beras tersebut. 3. Pelaksana Distribusi Raskin memanggil masyarakat yang termasuk Rumah Tangga Sasaran-Penerima Manfaat (RTS-PM) yang belum sempat mengisi Daftar Penerima Raskin (DPM-2) melalui Ketua Rukun Tetangga (RT) atau Rukun Warga (RW). H. Temuan Berdasarkan hasil dari penelitian dan evaluasi terhadap sistem penyaluran raskin Perum BULOG Subdivre Surakarta kepada Rumah Tangga Sasaran- Penerima Manfaat (RTS-PM) maka dapat ditemukan beberapa kelebihan dan kelemahan atas sistem penyaluran raskin yang diterapkan. Kelebihan dan kelemahan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Kelebihan a. Perum BULOG Subdivre Surakarta dan Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta memiliki sistem penyaluran raskin yang baik. Setiap prosedur yang ada telah dijelaskan dalam Standar Operasional Prosedur (SOP). Selain itu, dalam pelaksanaan penyaluran raskin di Kota Surakarta juga terdapat prosedur-prosedur yang tertuang dialam Peraturan Walikota Surakarta. Sehingga mempermudah dalam pelaksanaan penyaluran raskin yang akan dilakukan. b. Telah adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab antara Perum BULOG Subdivre Surakarta dengan Pemeritah Kota (Pemkot) Surakarta

46 70 dalam sistem penyaluran raskin kepada Rumah Tangga Sasaran- Penerima Manfaat (RTS-PM). Penyaluran dari Perum BULOG Subdivre Surakarta ke Titik Distribusi menjadi tanggung jawab perusahaan dengan melibatkan Kasubdivre, Seksi Operasional dan Pelayanan Publik (PP), Satuan Kerja (Satker) Raskin, Gudang, dan Pelaksana Distribusi Raskin. Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta bertanggung jawab atas pelaksanaan penyaluran raskin dari Titik Distribusi ke Rumah Tangga Sasaran-Penerima Manfaat (RTS-PM). Dalam melakukan penyaluran raskin dari Titik Distribusi ke (Rumah Tangga Sasaran-Penerima Manfaat (RTS-PM) ini melibatkan Pelaksana Distribusi Raskin, Ketua Rukun Tetangga (RT) atau Rukun Warga (RW), Rumah Tangga Sasaran- Penerima Manfaat (RTS-PM), dan Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta sebagai pihak yang memonitoring penyaluran raskin di Kota Surakarta. c. Adanya Sistem Informasi Akuntansi BULOG (SIAB) maka pencatatan dapat dilakukan secara online dan cepat yang langsung terhubung dengan Pusat. d. Pembuatan Surat Perintah Penyerahan Barang/Delivery Order (SPPB/DO) dan GD1K menggunakan Sistem Informasi Logistik (SIL), sehingga tidak terjadi duplikasi dokumen dikarenakan hal ini sudah tersistem.

47 71 2. Kelemahan a. Kurangnya pengawasan terhadap dokumen-dokumen dalam penyaluran raskin. Bukti Setor-Harga Tebus Raskin (BS-HTR) hanya dapat dibaca/dilihat dalam jangka waktu yang relatif singkat, sehingga ketika ada pemeriksaan dokumen ini tidak dapat dihandalkan meskipun sebelumnya telah dilakukan pencatatan oleh seksi akuntansi, manajemen risiko dan kepatuhan (AKT). Selain itu kelengkapan Daftar Penerima Raskin (DPM-2) juga terjadi masalah, beberapa Rumah Tangga Sasaran- Penerima Manfaat (RTS-PM) belum menandatangani bukti pengambilan raskin tersebut. b. Adanya beberapa penyimpangan pada saat beras diterima oleh Rumah Tangga Sasaran-Penerima Manfaat (RTS-PM) yang mungkin belum diketahui oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta, Perum BULOG Subdivre Surakarta, dan pihak-pihak lainnya yang terlibat dalam penyaluran raskin. Penyimpangan tersebut terjadi di beberapa desa yaitu dengan menjual beras raskin kepada pihak lain dan membaginya dengan masyarakat lain. Beberapa Rumah Tangga Sasaran-Penerima Manfaat (RTS-PM) menjual beras tersebut kepada tukang nasi goreng dan orang yang sekiranya mau membeli beras tersebut. Hal ini dilakukan karena kualitas dari beras yang rendah dan kurang enak jika dikonsumsi. Selain itu, karena adanya kecemburuan sosial antara Rumah Tangga Sasaran- Penerima Manfaat (RTS-PM) dengan masyarakat disekitarnya yang mengharuskan adanya pengurangan dari 15 kg menjadi kg. Beras

48 kg itu nantinya akan dibagi dengan masyarakat lain yang seharusnya tidak memperoleh beras tersebut. Kemudian, beras tersebut juga akan dibagi dengan masyarakat yang menjadi koordinator pada saat pengambilan beras. Biasanya masyarakat yang menjadi koordinator tersebut bukan termasuk Rumah Tangga Sasaran-Penerima Manfaat (RTS-PM), yang nantinya diberi sebagian beras tersebut sebagai imbalan jasa atas pengambilan beras.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2008:2). Sedangkan pengertian sistem menurut Romney dan Steinbart

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2008:2). Sedangkan pengertian sistem menurut Romney dan Steinbart BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem & Prosedur 1. Pengertian Sistem Sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi untuk mencapai tujuan tertentu

Lebih terperinci

TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN BERAS MISKIN DI KOTA SURABAYA TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN BERAS MISKIN DI KOTA SURABAYA TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN BERAS MISKIN DI KOTA SURABAYA TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM BERAS KELUARGA MISKIN TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN KOTA DUMAI TAHUN 2014

PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN KOTA DUMAI TAHUN 2014 PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN KOTA DUMAI TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, WALIKOTA DUMAI, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM RASKIN

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM RASKIN WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM RASKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II. Perum BULOG GBB Mabar Medan

BAB II. Perum BULOG GBB Mabar Medan BAB II Perum BULOG GBB Mabar Medan A. Sejarah Ringkas Perjalanan Perum BULOG dimulai pada saat dibentuknya BULOG pada tanggal 10 Mei 1967 berdasarkan keputusan presidium kabinet No.114/U/Kep/5/1967, dengan

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENGGANTIAN BIAYA HARGA TEBUS RASKIN DAN PETUNJUK TEKNIS PROGRAM SUBSIDI BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR: 77 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR: 77 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR: 77 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. rata-rata konsumsi beras sebesar 102kg/jiwa/tahun (BPS, 2013). Hal ini pula

BAB 1 PENDAHULUAN. rata-rata konsumsi beras sebesar 102kg/jiwa/tahun (BPS, 2013). Hal ini pula BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebanyak 95% jumlah penduduk Indonesia mengkonsumsi beras, dengan rata-rata konsumsi beras sebesar 102kg/jiwa/tahun (BPS, 2013). Hal ini pula yang mendorong beras menjadi

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM PROVINSI PAPUA PERATURAN BUPATI JAYAPURA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN DI KABUPATEN JAYAPURA TAHUN 2015 BUPATI JAYAPURA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 03.A 2015 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 03.A TAHUN 2015ang/II/2006 TENTANG TATA CARA PENYALURAN BERAS MISKIN KOTA BEKASI TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 5.A 2016 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 05.A TAHUN 2016ang/II/2006 TENTANG TATA CARA PENYALURAN BERAS BERSUBSIDI BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH/MISKIN

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN KEPUTUSAN TANGGAL : 8-3-2012 NOMOR : 16 TAHUN 2012 PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Program

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENDISTRIBUSIAN BERAS MISKIN DIKOTA SURABAYA TAHUN 2011

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENDISTRIBUSIAN BERAS MISKIN DIKOTA SURABAYA TAHUN 2011 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENDISTRIBUSIAN BERAS MISKIN DIKOTA SURABAYA TAHUN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rahayu, Harkunti P (2009) didefinisikan sebagai. ekonomi.meminimalkan risiko atau kerugian bagi manusiadiperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Rahayu, Harkunti P (2009) didefinisikan sebagai. ekonomi.meminimalkan risiko atau kerugian bagi manusiadiperlukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banjir menurut Rahayu, Harkunti P (2009) didefinisikan sebagai tergenangnya suatu tempat akibat meluapnya air yang melebihi kapasitas pembuangan air di suatu wilayah

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan. 2.1.1Sejarah Singkat Perum Bulog Sebelum Jadi Perum. Sejarah Bulog tidak dapat terlepas dari sejarah lembaga pangan di Indonesia sejak zaman sebelum

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI. Mei 1967 berdasarkan keputusan presidium kabinet No.114/U/Kep/5/1967, dengan tujuan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI. Mei 1967 berdasarkan keputusan presidium kabinet No.114/U/Kep/5/1967, dengan tujuan BAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI A. Sejarah Singkat Perusahaan Umum (Perum) BULOG Perjalanan Perum BULOG dimulai pada saat dibentuknya BULOG pada tanggal 10 Mei 1967 berdasarkan keputusan presidium kabinet

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangganya. Program raskin tersebut merupakan salah satu program

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangganya. Program raskin tersebut merupakan salah satu program BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Raskin adalah salah satu program pemerintah untuk membantu masyarakat yang miskin dan rawan pangan, agar mereka mendapatkan beras untuk kebutuhan rumah tangganya.

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENDISTRIBUSIAN BERAS MISKIN DI KOTA SURABAYA TAHUN 2010

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENDISTRIBUSIAN BERAS MISKIN DI KOTA SURABAYA TAHUN 2010 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENDISTRIBUSIAN BERAS MISKIN DI KOTA SURABAYA TAHUN 2010 WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa guna kelancaran

Lebih terperinci

BAB II PERUM BULOG SUBDIVRE PEMATANGSIANTAR. A. Sejarah Kantor Perum Bulog SubDivre Pematangsiantar

BAB II PERUM BULOG SUBDIVRE PEMATANGSIANTAR. A. Sejarah Kantor Perum Bulog SubDivre Pematangsiantar BAB II PERUM BULOG SUBDIVRE PEMATANGSIANTAR A. Sejarah Kantor Perum Bulog SubDivre Pematangsiantar Melihat kondisi geografis Negara Indonesia yang terdiri dari kepulauan yang cukup besar maka untuk memaksimalkan

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN BELANJA SUBSIDI HARGA TEBUS BERAS MISKIN KOTA SURABAYA TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 2 TAHUN 2007 SERI : E PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR : 2 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PROGRAM BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN (RASKIN) TAHUN 2007 DI KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan Sejarah perkembangan Bulog tidak dapat terlepas dari sejarah lembaga pangan di Indonesia sejak zaman sebelum kemerdekaan sampai pemerintahan sekarang

Lebih terperinci

D E N G A N R A H M A T T U H A N Y A N G M A H A E S A

D E N G A N R A H M A T T U H A N Y A N G M A H A E S A B U P A T I B A T A N G PROVINSI J A W A T E N G A H P E R A T U R A N B U P A T I B A T A N G N O M O R f T A H U N T E N T A N G P E T U N J U K T E K N I S P R O G R A M S U B S I D I B E R A S B A

Lebih terperinci

pelaksanaan dan pengawasan dengan mengedepankan peran serta masyarakat;

pelaksanaan dan pengawasan dengan mengedepankan peran serta masyarakat; BUPATI PAMEKASAN PERATURAN BUPATI PAMEI(ASAN NOMOR 4A TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM BERAS UNTUK RT'MAII TANGGA MISKIN TAHUN 2OI4 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PAMEKASAN, Menimbang

Lebih terperinci

MENGENAL SISTEM PERKOTAAN:

MENGENAL SISTEM PERKOTAAN: MENGENAL SISTEM PERKOTAAN: SEBUAH PENGANTAR TENTANG KOTA SOLO 3 Sekilas tentang Solo 7 Memahami Sistem Perkotaan 13 Mencari Bentuk 17 Memahami Kelurahan Kita BANJARSARI JEBRES KOTA SOLO LAWEYAN SERENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG - : WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN DISTRIBUSI BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN (RASKIN) KOTA BANJARMASIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GAYO LUES. Nomor : 241 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI GAYO LUES NOMOR 8 TAHUN 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN GAYO LUES. Nomor : 241 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI GAYO LUES NOMOR 8 TAHUN 2016 1 BERITA DAERAH KABUPATEN GAYO LUES Nomor : 241 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI GAYO LUES NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN DAN PETUNJUK TEKNIS PENYALURAN BERAS MISKIN GRATIS KABUPATEN GAYO LUES BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA 1 BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : TAHUN 2008 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PROGRAM BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN (RASKIN) TAHUN 2008 DI KABUPATEN MAJALENGKA

Lebih terperinci

10. Satuan kerja beras miskin yang selanjutnya disebut Satker Raskin adalah petugas yang melayani dan bertangung jawab atas pengambilan dan

10. Satuan kerja beras miskin yang selanjutnya disebut Satker Raskin adalah petugas yang melayani dan bertangung jawab atas pengambilan dan BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 04 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM PENYALURAN BERAS MISKIN KABUPATEN BIMA TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BIMA, Menimbang

Lebih terperinci

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 59 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. logistik pangan. Ruang lingkup bisnis perusahaan meliputi usaha logistik/

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. logistik pangan. Ruang lingkup bisnis perusahaan meliputi usaha logistik/ 7 BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan BULOG adalah perusahaan umum milik Negara yang bergerak di bidang logistik pangan. Ruang lingkup bisnis perusahaan meliputi usaha logistik/ pergudangan,

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK BANGUNAN KANTOR KELURAHAN DI KOTA SURAKARTA

KARAKTERISTIK BANGUNAN KANTOR KELURAHAN DI KOTA SURAKARTA KARAKTERISTIK BANGUNAN KANTOR KELURAHAN DI KOTA SURAKARTA Suryaning Setyowati Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura 57102

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 5 TAHUN 2016

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 5 TAHUN 2016 PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYALURAN BERAS BERSUBSIDI BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH DI KABUPATEN KARAWANG TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Subsidi Beras. Masyarakat. Pendapatan Rendah.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Subsidi Beras. Masyarakat. Pendapatan Rendah. No.117, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Subsidi Beras. Masyarakat. Pendapatan Rendah. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99/PMK.02/2009 TENTANG SUBSIDI BERAS

Lebih terperinci

BERPENDAPATAN RENDAH (RASKIN) PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

BERPENDAPATAN RENDAH (RASKIN) PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SUBSIDI BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 PETUNJUK PELAKSANAAN SUBSIDI

Lebih terperinci

BAB II PENYEBARAN KANTOR PEMERINTAHAN DAN PELAYANAN MASYARAKAT DI SURAKARTA

BAB II PENYEBARAN KANTOR PEMERINTAHAN DAN PELAYANAN MASYARAKAT DI SURAKARTA BAB II PENYEBARAN KANTOR PEMERINTAHAN DAN PELAYANAN MASYARAKAT DI SURAKARTA 2.1 Data Kantor Pemerintahan dan Publik Servis Di Surakarta Wilayah Surakarta yang disurvey yaitu seluruh wilayah Surakarta yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH SURAKARTA

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH SURAKARTA BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH SURAKARTA A. Deskripsi Kota Surakarta 1. Letak kota Surakarta Secara Geografis, Kota Surakarta berada diantara dataran rendah dan terletak diantara beberapa sungai kecil seperti

Lebih terperinci

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 53 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN UMUM SUBSIDI BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Instansi 1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Umum (Perum) BULOG Perjalanan Perum Bulog dimulai pada saat dibentuknya BULOG pada tanggal 10 Mei 1967

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, BULOG tetap melakukan kegiatan menjaga Harga Dasar. Tugas pokok BULOG sesuai Keputusan Presiden (Keppres) No 50 tahun

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, BULOG tetap melakukan kegiatan menjaga Harga Dasar. Tugas pokok BULOG sesuai Keputusan Presiden (Keppres) No 50 tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BULOG adalah perusahaan umum milik negara yang bergerak di bidang logistik pangan. Ruang lingkup bisnis perusahaan milik BUMN ini meliputi usaha logistik/pergudangan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian Penelitian untuk penulisan skripsi ini berlangsung pada 31 Mei 2010 s.d selesai yang dilakukan di Perum Bulog Sub Divre Kerinci di

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN KECAMATAN PREMBUN KEPALA DESA KABUARAN Jalan Wadaslintang Km 06 Desa Kabuaran Tlp

PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN KECAMATAN PREMBUN KEPALA DESA KABUARAN Jalan Wadaslintang Km 06 Desa Kabuaran Tlp PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN KECAMATAN PREMBUN Jalan Wadaslintang Km 06 Desa Kabuaran Tlp. 081391667231 Kode Pos 54394 KEPUTUSAN KECAMATAN PREMBUN KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 511/07/KEP/2014 TENTANG PEMBENTUKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Sebagai kebutuhan dasar dan hak asasi manusia, pangan mempunyai arti dan peran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tertentu (Mulyadi, 2008:2).Sedangkan menurut Marshall B. Romney. berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan (2003:2).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tertentu (Mulyadi, 2008:2).Sedangkan menurut Marshall B. Romney. berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan (2003:2). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Sistem dan Prosedur 1. Pengertian Sistem Sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB III PENGAWASAN PELAKSANAAN PEMBAGIAN PROGRAM RASTA(BERAS UNTUK KELUARGA SEJAHTERA) DI DESA SUTORAGAN, KECAMATAN KEMIRI, KABUPATEN PURWOREJO

BAB III PENGAWASAN PELAKSANAAN PEMBAGIAN PROGRAM RASTA(BERAS UNTUK KELUARGA SEJAHTERA) DI DESA SUTORAGAN, KECAMATAN KEMIRI, KABUPATEN PURWOREJO BAB III PENGAWASAN PELAKSANAAN PEMBAGIAN PROGRAM RASTA(BERAS UNTUK KELUARGA SEJAHTERA) DI DESA SUTORAGAN, KECAMATAN KEMIRI, KABUPATEN PURWOREJO A. Gambaran Umum Kepengurusan Desa Sutoragan dan Struktur

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 75

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 75 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 75 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 75 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS SUBSIDI BERAS SEJAHTERA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANJARNEGARA,

Lebih terperinci

BAB II PERUM BULOG DIVRE SUMUT

BAB II PERUM BULOG DIVRE SUMUT 9 BAB II PERUM BULOG DIVRE SUMUT A. Sejarah Ringkas Sejarah perkembangan Bulog tidak dapat terlepas dari sejarah lembaga pangan di Indonesia sejak zaman sebelum kemerdekaan sampai pemerintahan sekarang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Kemiskinan merupakan penyakit sosial ekonomi terbesar yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Kemiskinan merupakan penyakit sosial ekonomi terbesar yang BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kemiskinan merupakan penyakit sosial ekonomi terbesar yang samapai saat ini masih dialami oleh bangsa Indonesia. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS)

Lebih terperinci

8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 2 8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 9. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2004-2009; 10. Peraturan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 8 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PROGRAM BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN (RASKIN) DI KABUPATEN MAJALENGKA DENGAN

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI LOKASI. demi terciptanya demokrasi Indonesia yang berkualitas berdasarkan Pancasila dan

BAB II DESKRIPSI LOKASI. demi terciptanya demokrasi Indonesia yang berkualitas berdasarkan Pancasila dan BAB II DESKRIPSI LOKASI A. Komisi Pemilihan Umum (KPU) 1. Visi Terwujudnya Komisi Pemilihan Umum sebagai penyelenggara Pemilihan Umum yang memiliki integritas, profesional, mandiri, transparan dan akuntabel,

Lebih terperinci

G U B E R N U R J A M B I

G U B E R N U R J A M B I G U B E R N U R J A M B I PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG MEKANISME PEMBAYARAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BELANJA SUBSIDI RASKIN DI PROVINSI JAMBI TAHUN ANGGARAN 2008 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO

WALIKOTA PROBOLINGGO WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYALURAN SUBSIDI BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH DI WILAYAH KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2013

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94/PMK.02/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94/PMK.02/2014 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94/PMK.02/2014 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN, PENGHITUNGAN, PENCAIRAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA SUBSIDI

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan. terhadap perekonomian kota surakarta. Analisis

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan. terhadap perekonomian kota surakarta. Analisis 64 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan real estat Kota Surakarta berdasarkan besaran, sebaran dan pola pergerakannya serta dampaknya terhadap

Lebih terperinci

PROSEDUR AKUNTANSI PENDISTRIBUSIAN BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH PADA PERUM BULOG SUB DIVISI REGIONAL XI JEMBER

PROSEDUR AKUNTANSI PENDISTRIBUSIAN BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH PADA PERUM BULOG SUB DIVISI REGIONAL XI JEMBER PROSEDUR AKUNTANSI PENDISTRIBUSIAN BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH PADA PERUM BULOG SUB DIVISI REGIONAL XI JEMBER LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA Oleh Rizka Apriliani NIM 100803104002 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB IV KEGIATAN PELAPORAN KERJA PRAKTEK

BAB IV KEGIATAN PELAPORAN KERJA PRAKTEK BAB IV KEGIATAN PELAPORAN KERJA PRAKTEK 4.1 LandasanTeori Sebelum penulis menjabarkan isi laporan kerja praktek ini, penulis mempunyai landasan teori untuk mempertanggung jawabkan laporan yang dibuat.

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN BESARAN BIAYA PENGGANTI TRANSPORT DISTRIBUSI PROGRAM SUBSIDI BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH

Lebih terperinci

Regulasi Penugasan Pemerintah kepada Perum BULOG 1

Regulasi Penugasan Pemerintah kepada Perum BULOG 1 Ringkasan Eksekutif Regulasi Penugasan Pemerintah kepada Perum BULOG 1 Perum Bulog didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 2003. Merujuk pada PP tersebut, sifat usaha, maksud, dan tujuan

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 1 TAHUN 2015 LAMPIRAN : 13 (Tiga Belas)

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 1 TAHUN 2015 LAMPIRAN : 13 (Tiga Belas) PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 1 TAHUN 2015 LAMPIRAN : 13 (Tiga Belas) TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM BERAS MISKIN TAHUN ANGGARAN 2015 DI KABUPATEN CIAMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun

BERITA DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun BERITA DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun 2009 Nomor 1 Seri E.7 PERATURAN WALIKOTA PADANG PANJANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM PENYALURAN BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN (RASKIN)

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS BERAS SUBSIDI BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH KABUPATEN CILACAP TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2016

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2016 BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM BERAS MISKIN/BERAS SEJAHTERA TAHUN ANGGARAN 2016 DI KABUPATEN CIAMIS Menimbang DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.105, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESRA. Penugasan. PERUM BULOG. Ketahanan Pangan. Pencabutan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG PENUGASAN KEPADA PERUSAHAAN

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Umum Penelitian ini bertujuan untuk menentukan Matriks Asal Tujuan yang dihasilkan dari data arus lalu lintas pada kondisi keseimbangan di Kota Surakarta. Model sebaran

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 125/PMK.02/2010 TENTANG SUBSIDI BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 125/PMK.02/2010 TENTANG SUBSIDI BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 125/PMK.02/2010 TENTANG SUBSIDI BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 150/PMK.02/2011 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN, PENGHITUNGAN, PEMBAYARAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN SUBSIDI BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO

WALIKOTA PROBOLINGGO WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYALURAN SUBSIDI BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH DI WILAYAH KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2014

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada bidang pendidikan. Perubahan dalam dunia pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada bidang pendidikan. Perubahan dalam dunia pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan saat ini telah membawa pengaruh perubahan di dalam kehidupan manusia disegala bidang terutama pada bidang pendidikan. Perubahan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Beras memiliki urutan utama dari jenis bahan pangan yang dikonsumsi. Hampir seluruh penduduk Indonesia menjadikan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KONSEP GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SUBSIDI BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG PANJANG NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM SUBSIDI BERAS SEJAHTERA KOTA PADANG PANJANG TAHUN 2017

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG PENUGASAN KEPADA PERUSAHAAN UMUM (PERUM) BULOG DALAM RANGKA KETAHANAN PANGAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN : PROGRAM BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH TAHUN 2014 TAK TEPAT SASARAN. medanseru.co

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN : PROGRAM BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH TAHUN 2014 TAK TEPAT SASARAN. medanseru.co BADAN PEMERIKSA KEUANGAN : PROGRAM BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH TAHUN 2014 TAK TEPAT SASARAN medanseru.co Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menyatakan bahwa kinerja penyaluran program beras

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR : 3A TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN (RASKIN) KABUPATEN SAMPANG TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 58 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 58 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 58 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN (RASKIN) KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG PENUGASAN KEPADA PERUSAHAAN UMUM (PERUM) BULOG DALAM RANGKA KETAHANAN PANGAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Negara Indonesia yang terdiri atas pulau-pulau dan

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Negara Indonesia yang terdiri atas pulau-pulau dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan menjadi masalah yang krusial di negara berkembang seperti Indonesia. Negara Indonesia yang terdiri atas pulau-pulau dan tersebar dari Sabang sampai Merauke

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 150/PMK.02/2011 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 150/PMK.02/2011 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 150/PMK.02/2011 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN, PENGHITUNGAN, PEMBAYARAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN SUBSIDI BERAS BAGI MASYARAKAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha logistik/pergudangan, survei dan pemberantasan hama, penyediaan karung

BAB I PENDAHULUAN. usaha logistik/pergudangan, survei dan pemberantasan hama, penyediaan karung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran Sistem Informasi dalam perusahaan sangatlah penting. Terutama untuk menunjang perusahaan tersebut agar lebih maju dan berkembang. Aplikasi atau program

Lebih terperinci

Materi Sosialisasi. Bantuan Sosial Beras Sejahtera (Bansos Rastra) 2018

Materi Sosialisasi. Bantuan Sosial Beras Sejahtera (Bansos Rastra) 2018 Materi Sosialisasi Bantuan Sosial Beras Sejahtera (Bansos Rastra) 2018 1 Transformasi Bantuan Pangan (dari Subsidi menjadi Bansos) 2016 2017 2018* SUBSIDI RASTRA 15,5 juta SUBSIDI RASTRA 14,3 juta BPNT

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR : 16 TAHUN 2015 TANGGAL : 3 Maret BAB 1 PENDAHULUAN

LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR : 16 TAHUN 2015 TANGGAL : 3 Maret BAB 1 PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR : 16 TAHUN 2015 TANGGAL : 3 Maret 2015 ---------------------------------------- BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Negara Indonesia menghadapi tantangan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan perekonomian di Indonesia. Perum BULOG Divisi Regional Sumbar adalah salah satu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan perekonomian di Indonesia. Perum BULOG Divisi Regional Sumbar adalah salah satu perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan merupakan lembaga yang begitu penting bagi kehidupan karena dapat membuka lapangan kerja, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perekonomian

Lebih terperinci

SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS PADA. NAMA : RINI WIDODO NPM : PEMBIMBING : Dr. IMAM SUBAWEH

SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS PADA. NAMA : RINI WIDODO NPM : PEMBIMBING : Dr. IMAM SUBAWEH SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS PADA PERUM BULOG PUSAT NAMA : RINI WIDODO NPM : 44209934 PEMBIMBING : Dr. IMAM SUBAWEH BAB I PENDAHULUAN Pada dasarnya setiap perusahaan atau instansi pemerintah memerlukan

Lebih terperinci

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PEMEKARAN KELURAHAN SEMANGGI DAN KELURAHAN KADIPIRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURAKARTA,

Lebih terperinci

BUPATI BATANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BATANG NOMOR / 5 TAHUN 2015

BUPATI BATANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BATANG NOMOR / 5 TAHUN 2015 BUPATI BATANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BATANG NOMOR / 5 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS SUBSIDI BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH DI KABUPATEN BATANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MARA

Lebih terperinci

2011, No beras pemerintah yang sebelumnya telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 158/PMK.02/2009; d. bahwa berdasarkan pertimbangan

2011, No beras pemerintah yang sebelumnya telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 158/PMK.02/2009; d. bahwa berdasarkan pertimbangan No.462, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Dana Cadangan Beras Pemerintah. Penghitungan. Pembayaran. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121/PMK.02/2011 TENTANG

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Kuesioner

Lampiran 1. Hasil Kuesioner Lampiran 1. Hasil Kuesioner No Pertanyaan Ada Tidak Ada 1. Lingkungan Pengendalian Apakah perusahaan memiliki prosedur atau kebijakan secara tertulis mengenai a. Prosedur Pengiriman? 33.30% 66.60% b. Pencatatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Koordinasi antar jaringan distribusi dalam mengintegrasikan sistem logistik, merupakan kunci keberhasilan dari suatu sistem rantai pasok sebuah perusahaan.

Lebih terperinci

PEMODELAN BANYAKNYA PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KOTA SURAKARTA DENGAN MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR)

PEMODELAN BANYAKNYA PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KOTA SURAKARTA DENGAN MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR) PEMODELAN BANYAKNYA PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KOTA SURAKARTA DENGAN MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR) Hardanti Nur Astuti, Yuliana Susanti dan Dewi Retno Sari Saputro Program

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Dana Subsidi Benih. Prosedur Penggunaan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Dana Subsidi Benih. Prosedur Penggunaan. No.348, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Dana Subsidi Benih. Prosedur Penggunaan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 129/PMK.02/2010 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jaringan pendistribusian merupakan salah satu kunci terpenting dalam sistem rantai pasok suatu perusahaan. Masalah yang sering dihadapi oleh perusahaan dengan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 18

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 18 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 18 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS SUBSIDI BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH DI KABUPATEN BANJARNEGARA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT, GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG DUKUNGAN DANA PERKUATAN MODAL KEPADA LEMBAGA USAHA EKONOMI PEDESAAN (LUEP) DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program pendistribusian beras miskin atau yang lebih dikenal dengan sebutan raskin, sebagai salah satu program penanggulangan kemisikinan kluster 1. Termasuk Program

Lebih terperinci

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 4.A TAHUN 2013 TENTANG

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 4.A TAHUN 2013 TENTANG ~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 4.A TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN TAHUN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAYONG UTARA,

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PROGRAM RASKIN (JUKNIS RASKIN) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

PETUNJUK TEKNIS PROGRAM RASKIN (JUKNIS RASKIN) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 1 PETUNJUK TEKNIS PROGRAM RASKIN (JUKNIS RASKIN) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 2 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pangan adalah salah satu hak asasi manusia dan sebagai komoditi strategis yang dilindungi

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PROGRAM RASTRA TAHUN ANGGARAN 2017 BAB I PENDAHULUAN

PETUNJUK TEKNIS PROGRAM RASTRA TAHUN ANGGARAN 2017 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 6 Tahun 2017 TANGGAL : 24 Pebruari 2017 PETUNJUK TEKNIS PROGRAM RASTRA TAHUN ANGGARAN 2017 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Indonesia masih dan terus melakukan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BATANG NOMOR / /2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SUBSIDI BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN R E N D A H DI KABUPATEN BATANG

PERATURAN BUPATI BATANG NOMOR / /2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SUBSIDI BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN R E N D A H DI KABUPATEN BATANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BATANG NOMOR 5 1 1 / /2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SUBSIDI BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN R E N D A H DI KABUPATEN BATANG BUPATI BATANG Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci