BAB II GEOGRAFI DAN MASYARAKAT. Bengkalis di sebelah Tenggara, dan Selat Malaka di bagian Timur Laut. 14 Luas

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II GEOGRAFI DAN MASYARAKAT. Bengkalis di sebelah Tenggara, dan Selat Malaka di bagian Timur Laut. 14 Luas"

Transkripsi

1 BAB II GEOGRAFI DAN MASYARAKAT 2.1 Selayang Pandang Sumatera Timur Ruang lingkup geografi sebagai unit analisis penelitian ini adalah Daerah Sumatera Timur. Sumatera Timur terletak diantara garis Khatulistiwa dan garis Lintang Utara Letak Sumatera Timur sebagai yang sudah umum kita kenal dibatasi oleh Aceh di sebelah Barat Laut, kemudian Tapanuli di sebelah Barat Daya, Bengkalis di sebelah Tenggara, dan Selat Malaka di bagian Timur Laut. 14 Luas wilayah Sumatera Timur meliputi kilometer persegi atau sekitar 6,7% dari seluruh daerah Sumatera. Ditinjau dari keadaan alamnya Sumatera Timur terdiri dari tiga bagian yaitu dataran rendah yang sangat luas, pegunungan, dan dataran tinggi tepatnya di Tanah Karo dan Simalungun. Di dataran rendah Sumatera Timur terdapat hutan-hutan payau (mangrove) yang banyak ditumbuhi oleh pohon-pohon bakau dan nipah. Sungai-sungai di daerah ini banyak yang bermuara ke Selat Malaka. Di sepanjang aliran sungai-sungai tersebutlah tumbuh pepohonan Bakau serta nipah itu, terutama dibagian muaranya. Sungai-sungai yang berhulu di daerah dataran tinggi Karo dan 13 Karl J. Pelzer, Toean Keboen dan Petani: Politik Kolonial dan Perjuangan, (Jakarta: Sinar Harapan, 1985), hlm Ibid., hlm

2 Simalungun membawa endapan-endapan tanah gembur liparitik 15 dan debu-debu dan pasir halus, yang mengakibatkan daerah Pantai Timur bertambah luas masuk ke Selat Malaka sehingga tanah-tanah disepanjang Pantai Timur ini menjadi lahan yang subur untuk pertanian. 16 Adapun beberapa sungai utama yang menjadi potensi Sumatera Timur ketika itu adalah sungai Kwis, Percut, Deli, Ular, Babura, Belawan, Tuntungan, Mencirim, Bingei, dan Begumit. Selain dataran rendah, di Sumatera Timur juga terdapat Dataran Tinggi, yaitu Dataran Tinggi Karo dan Dataran Tinggi Simalungun. Di daearah Dataran Tinggi Karo didiami oleh suku Batak Karo, sedangkan Dataran Tinggi Simalungun didiami oleh suku Simalungun. Di kebanyakan daerah di Sumatera Timur, perkebunanperkebunan tersebar ke pedalaman sampai ketinggian 300 meter. Dataran Tinggi Karo terletak di luar daerah perkebunan Sumatera Timur. Umumnya para pengusaha Onderneming pergi ke dataran tinggi Karo hanya untuk istirahat dan hiburan yang ditawarkan oleh iklimnya yang sejuk. Suku Batak Karo telah mempelajari cara-cara memanfaatkan lahan mereka untuk penanaman kentang dan berbagai jenis sayuran, kembang (bunga), dan Jeruk. Sebagai tempat penjualan, Medan dan tempat-tempat perkebunan menjadi pasar yang baik bagi mereka. 15 Tanah Liparitik adalah enadapan tanah gembur dari lahan vulkanik yang berasal dari semburan gunung berapi dan memiliki tingkat keasaman yang tinggi. 2001), hlm Suprayitno, Mencoba (Lagi) Menjadi Indonesia, (Yogyakarta: Yayasan Untuk Indonesia, 17

3 Sebelum tahun 1800 tidak ada satupun dari Negara Eropa yang benar-benar menaruh perhatian yang serius terhadap Sumatera Timur. Inggrislah yang pertama kalinya menunjukkan perhatian yang sungguh-sungguh terhadap Sumatera Timur. Bagian-bagian Sumatera yang sampai saat itu tidak diacuhkan, perlahan mulai berubah menjadi penting sejak awal tahun Sumatera dijadikan sebagai pasar bagi barang-barang ekspor, bahkan sebagai sumber barang-barang impor terutama lada. Kedatangan Anderson dan dibukanya perkebunan di Sumatera Timur merupakan awal yang baik bagi masyarakat dan perkembangan daerah Sumatera Timur. Terletak diantara garis Khatulistiwa dan garis Lintang Utara, Sumatera Timur mempunyai iklim pantai tropik yang dipengaruhi juga oleh topografi yang dimiliki oleh daerah Sumatera Timur. Suhu di daerah pantai kira-kira 25 0 C, dengan maksimum 32 0 C. Sedangkan di daerah-daerah yang lebih tinggi, suhunya mencapai rata-rata 12 0 C, dan berkisar antara 5,5 0 C 18 0 C. Penduduk asli Sumatera Timur adalah kelompok etnis Melayu, Batak Karo,dan Batak Simalungun. Mata pencaharian utama masyarakat Sumatera Timur adalah dengan mengelola tanah sebagai pertanian dan perkebunan yang kita kenal dengan perkebunan Tembakau. Pada awalnya di daerah Sumatera Timur terdapat banyak Kerajaan, seperti; Kerajaan Melayu, Deli, Serdang, Asahan, Langkat, Kualuh, Bilah, Panai, Kota Pinang, Indrapura, Tanah Datar, Pesisir, Lima Puluh, Suka Dua, Pelalawan, Begadai, dan Padang. Kerajaan Rokan, termasuk Tambusai, Kepenuhan, Rambah, Kuntur Dar 18

4 Es Salam dan Senggigi. Juga terdapat Lima Urung, yaitu Deli, Sinembah, Sunggal, Pertjoeut, dan Hamparan Perak. Di kawasan Dataran Tinggi Simalungun terdapat Kerajaan Dolok Silau, Silimakuta, Purba, Raya, Panei, Siantar, dan Tanah Jawa. Sedangkan di daerah Tanah Karo terdapat Sibayak-sibayak yang dinamakan Sibayak Kutabuluh, Sarinembah, Lingga, Suka, dan Barus Jahe. Hubungan raja-raja Melayu dengan pemerintah Belanda mulai intensif ketika Pemerintah Belanda melancarkan politik ekspansinya ke Sumatera pada pertengahan abad ke-19. Pada pertengahan abad ke-19 Pemerintahan Kolonial masih menganggap kerajaan bumiputera seakan-akan suatu pemerintahan yang berdaulat sehingga dibuatlah perjanjian politik kontrak dengan kerajaan yang dianggap kuat. Tetapi sejak 1915 kekuasaan kerajaan bumiputera itu mulai derajatnya diturunkan atau menjadi protektorat bahkan ada yang lebih rendah lagi yaitu dengan korte verklaring (peryataan pendek) yang hanya berisi 3 pasal saja yaitu: 1. Mengakui wilayah Kerajaan itu sebagai bagian dari Hindia-Belanda. 2. Tidak berhubungan dengan Pemerintahan Asing. 3. Patuh kepada keputusan Ambtenar Belanda disitu. Dengan raja-raja di Sumatera Timur Belanda mengikat perjanjian selaku protektoat dalam politik kontrak seperti Kerajaan Deli, Kerajaan Langkat, Kerajaan Serdang, Kerajaan Asahan dan Kerajaan Kualuh serta Kerajaan Siak. Kerajaankerajaan lainnya diikat dengan korte Verklaring ( peryataan pendek).dalam 19

5 perjanjian itu setiap penduduk asli dari Kerjaan itu, tunduk kepada kerapatan (peradilan) kerajaan. Kerajaan menguasai tanah dalam kerajaan itu dan bisa menyewakan tanahnya kepada investor asing dengan persetujuan Gubernur Hindia- Belanda. Kerajaan boleh mempunyai polisi dan bendera sendiri dan jaksa sendiri dimana sebagai hakim dalam kerapatan itu adalah raja yang didampingi oleh Kontelir Belanda sebagai penasihat dan KUHP dipakai sebagai pedoman dalam soal pidana. Hukuman buang dan hukuman mati haruslah dengan seizin Gubernur Jendral yang juga berhak memberikan grasi/amnesty. 17 Memasuki abad ke-20 Pemerintah Belanda melakukan penaklukan ke wilayah Simalungun, Tanah Karo, Toba, dan Pak-Pak Dairi. Hasil dari ekspansi tersebut, maka pada tahun wilayah dan penduduk dari 41 kerajaan di Sumatera Timur digabungkan ke dalam kekuasaan Hindia-Belanda. Kontrak politik yang telah ditandatangani telah mereduksi jumlah kerajaan itu menjadi 34 kerajaan. Kemudian kerajaan-kerajaan tersebut diberi batas-batas wilayah tertentu dan secara bersamasama digabungkan sebagai residensi Sumatera Timur. Pada tahun 1915, Residensi Sumatera Timur membawahi lima afdeling, yaitu: Deli en Serdang ibu kotanya Medan. Langkat ibu kotanya Binjai. Simalungun ibukotanya Siantar. 17 Tuanku Luckman Sinar, Bangun dan Runtuhnya Kerajaan Melayu di Sumatera Timur, (Medan: Yayasan Kesultanan Serdang, 2006), hlm. i. 20

6 Asahan ibukotanya Tanjung Balai. Bengkalis ibu kotanya Bengkalis Masyarakat Sumatera Timur Penduduk asli Sumatera Timur adalah suku bangsa Melayu, Batak Karo, 18 dan Batak Simalungun. Suku bangsa Melayu banyak mendiami daerah Pantai Timur Sumatera. 19 Suku Simalungun mendiami Dataran Tinggi Simalungun. Mereka juga sudah ada yang tinggal menetap di daerah-daerah kerajaan Melayu, bahkan sudah ada yang menjadi orang Melayu. Masyarakat Simalungun sudah memiliki lembaga pemerintahan kerajaan, dengan sistem pemerintahan kerajaan yang hampir mirip dengan pemerintahan kerajaan Melayu. Suku Batak Karo mendiami wilayah Dataran Tinggi Karo. Masyrakat etnis Karo belum mengenal sistem pemerintahan kerajaan. Kedatangan Anderson, adanya perjanjian London, kemudian dibukanya lahan perkebunan di Sumatera timur telah membawa banyak perubahan bagi Sumatera Timur terutama pada perkembangan penduduknya. Ekspansi pertanian Onderneming di Sumatera Timur yang cepat sekali perkembangannya, mempunyai pengaruh menyolok terhadap pertumbuhan, penyebaran, dan komposisi penduduk. Dalam kurun waktu yang singkat, penduduk asli Sumatera Timur dapat dilampaui jumlahnya 18 Suprayitno, op. cit., hlm Yang dimaksud dengan etnis Melayu adalah golongan bangsa yang menyatukan dirinya dalam pembauran ikatan perkawinan antar etnis serta memakai adat resan dan Melayu secara sadar dan kontinyu. Etnis Melayu mayoritas beragama Islam. Keahlian khas Raja-raja Melayu adalah kemampuannya menjalin hubungan yang saling menguntungkan dengan penduduk dari suku-suku lain tanpa mengorbankan identitas mereka. 21

7 oleh kaum pendatang yaitu orang-orang Cina dan Jawa yang didatangkan sebagai buruh di Perkebunan Sumatera Timur. Selain Cina dan Jawa, berkat adanya perkebunan itu juga telah menarik minat orang-orang dari Minangkabau, Mandailing dan Angkola. Pada tahun 1900 orang-orang Batak toba juga mulai memasuki Sumatera Timur. Menjelang tahun 1930, penduduk asli Sumatera Timur menduduki peringkat paling sedikit diantara suku-suku pendatang lainnya. Yakni; Melayu yang merupakan suku asli dari penduduk Sumatera Timur hanya 15%, Karo 9%, dan Simalungun 6%. Selebihnya adalah penduduk Sumatera Timur yang terdiri dari orang-orang Indonesia lainnya, diantaranya terdapat orang-orang Jawa sebanyak 43%, dan Batak Toba 5%. Di antara orang-orang bukan Indonesia, Cina adalah penduduk paling banyak. Di Kota Medan tidak kurang dari 35% penduduknya adalah orang Cina. Orang-orang Eropa kurang dari 1% dari total seluruh penduduk Sumatera Timur, tetapi merupakan 5% dari penduduk Medan. Berikut ini merupakan tabel pembagian suku-suku di Sumatera Timur pada tahun

8 Tabel 2.1 Pembagian Suku-suku di Sumatera Timur Tahun 1930 Suku-suku di Sumatera Timur Banyak % Jumlah % Eropa ,7 Cina ,4 India dan lainnya ,1 Sub total non Indonesia ,2 Jawa ,5 Batak ,4 Mandailing-Angkola ,5 Minangkabau ,0 Sunda ,6 Banjar ,9 Aceh ,5 Lain-lain ,5 Sub total kaum pendatang ,3 Melayu ,9 Batak Karo ,6 Batak Simalungun ,6 Lain-lain ,3 Sub total pribumi Sumatera Timur ,5 Jumlah seluruhnya , 0 Sumber: Anthony Reid dalam Perjuangan Rakyat: Revolusi dan Hancurnya Kerajaan di Sumatera, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1987, hlm. 85. Dari tabel 2.1 di atas dapat diketahui bahwa jumlah suku terbanyak di Sumatera Timur pada tahun 1930 didominasi oleh suku pendatang (suku Jawa) sekitar jiwa dari jiwa atau sekitar 35% dari penduduk Sumatera Timur. Suku Melayu sebagai penduduk asli menempati posisi kedua setelah penduduk Jawa, yaitu sebanyak jiwa atau sekitar 19,9% dari jumlah keseluruhan penduduk 23

9 Sumatera Timur. Pada umumnya penduduk yang menenempati Sumatera Timur khususnya para buruh yang bekerja di perkebunan, tinggal di onderneming. Secara teori para pengusaha onderneming atas permintaan yang bersangkutan, wajib mengembalikan para buruh yang mereka pekerjakan ke tempat-tempat asal mereka setelah selesai masa kontrak.akan tetapi kentaannya setelah puluhan tahun, ribuan orang Cina dan Jawa lebih suka tetap tinggal di Sumatera Timur. Berikut adalah tabel jumlah penduduk yang tinggal di Onderneming tahun Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Yang Tinggal di Onderneming dan Persentase Terhadap Jumlah Penduduk Seluruhnya di Tahun 1930 Distrik Pria Wanita Total Persentase Total Jumlah Penduduk Indonesia Langkat Hilir 4,956 3,989 8,945 7,6 Langkat Hulu 24,774 21,305 46,079 45,8 Deli Hilir 26,197 24,050 50,247 31,2 deli Hulu 10,264 9,370 19,634 40,5 Serdang 27,249 22,556 49,805 38,3 Padang dan Bedagei 23,820 18,120 41,940 3,7 Simalungun 57,604 47, ,285 37,2 Batu Bara 14,536 10,389 24,925 41,8 Asahan 25,002 18,103 43,105 34,5 Labuhan Batu 28,887 16,446 45,333 36,5 Sumber: Karl J. Pelzer dalam Toean Keboen dan Petani: Politik Kolonial dan Perjuangan Agraria di Sumatera Timur , Jakarta: Sinar Harapan, 1985, hlm

10 Tabel 2.2 di atas menunjukkan jumlah penduduk onderneming berdasarkan distrik dan jenis kelamin. Semua distrik menunjukkan bahwa lebih banyak pria daripada wanita di perkebunan-perkebunan. Simalungun mempunyai jumlah mutlak terbanyak buruh perkebunan (105,285), jumlah ini merupakan sedikit lebih banyak dari sepertiga seluruh penduduk. Berbeda ketika masa pemerintahan Belanda dengan pemerintahan Jepang dalam hal tatanan masyarakat Sumatera Timur. Semasa pemerinyahan Kolonial Belanda, masyarakat difokuskan untuk mengelola perkebunan dan menghasilkan keuntungan bagi Belanda. Sementara pada saat pendudukan Jepang, pemerintah Jepang lebih mengutamakan kekuatan militer dan mengesampingkan perkebunan. Berikut merupakan tabel perbandingan masyarakat Sumatera Timur dalam tahun 1930 dan Tabel 2.3 Penduduk Sumatera Timur Menurut Sensus 1930 dan Data Jepang Sampai 10 Maret 1943 Penduduk dalam tahun 1930 Penduduk pada 10 Maret 1943 Kepadatan penduduk rata-rata per km 2 di tahun 1943 Langkat ,5 Deli dan Serdang ,0 Simalungun dan Karo ,6 Asahan ,6 Kota Medan ,0 Jumlah ,6 Sumber: Karl J.Pelzer, dalam Toean Keboen dan Petani: Politik Kolonial dan Perjuangan Agraria di Sumatera Timur , Jakarta: Sinar Harapan, 1985, hlm

11 Dari tabel 2.3 tersebut terlihat sensus semasa perang tidak mungkin mempunyai ketepatan yang sama seperti sensus 1930, tetapi dalam keseluruhan sensus ini lebih dapat dipercaya daripada perkiraan-perkiraan sesudah perang. Tabel 2.4 Penduduk Sumatera Timur Dari Golongan-golongan Suku Besar Golongan Suku persen (%) Jawa ,6 Batak ,8 Melayu ,5 Cina ,2 Lain-lain Jumlah ,6 Sumber: Karl J. Perlzer, dalam Toean Keboen dan Petani: Politik dan Perjuangan Agraria di Sumatera Timur , Jakarta: 1985, hlm Dari tabel 2.4 di atas tampak perbandingan jumlah antara orang-orang Jawa, Batak, dan Melayu di Sumatera Timur diantara tahun , dimana jumlah penduduk yang paling banyak ditempati oleh suku Jawa dalam setiap tahunnya. 26

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini didiami oleh beberapa kelompok etnis yaitu Etnis Melayu, Batak Karo dan Batak Simalungun.

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 39 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Deli Serdang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara dan secara geografis Kabupaten ini terletak pada 2º 57-3º

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. yang signifikan, dimana pada tahun 2010 yaitu mencapai 8,58% meningkat. hingga pada tahun 2014 yaitu mencapai sebesar 9,91%.

BAB I. PENDAHULUAN. yang signifikan, dimana pada tahun 2010 yaitu mencapai 8,58% meningkat. hingga pada tahun 2014 yaitu mencapai sebesar 9,91%. BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor perikanan memberikan kontribusi terhadap PDRB sektor pertanian di Provinsi Sumatera Utara tahun 2010 s/d 2014 mengalami peningkatan yang signifikan, dimana

Lebih terperinci

ANALISIS PERTUMBUHAN DAN PERSEBARAN PENDUDUK PROVINSI SUMATERA UTARA BERDASARKAN HASIL SENSUS PENDUDUK TAHUN 2010 Oleh Mbina Pinem *

ANALISIS PERTUMBUHAN DAN PERSEBARAN PENDUDUK PROVINSI SUMATERA UTARA BERDASARKAN HASIL SENSUS PENDUDUK TAHUN 2010 Oleh Mbina Pinem * ANALISIS PERTUMBUHAN DAN PERSEBARAN PENDUDUK PROVINSI SUMATERA UTARA BERDASARKAN HASIL SENSUS PENDUDUK TAHUN 2010 Oleh Mbina Pinem * Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan persebaran

Lebih terperinci

Revolusi Fisik atau periode Perang mempertahankan Kemerdekaan. Periode perang

Revolusi Fisik atau periode Perang mempertahankan Kemerdekaan. Periode perang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurun waktu 1945-1949, merupakan kurun waktu yang penting bagi sejarah bangsa Indonesia. Karena Indonesia memasuki babakan baru dalam sejarah yaitu masa Perjuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi satu kesatuan yang utuh dan sekaligus unik.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi satu kesatuan yang utuh dan sekaligus unik. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kota selalu menjadi bahan kajian yang menarik untuk diperbincangkan dalam setiap level dengan segala permasalahan yang dihadapinya. Membicarakan sebuah kota

Lebih terperinci

Provinsi Sumatera Utara: Demografi

Provinsi Sumatera Utara: Demografi Fact Sheet 02/2015 (28 Februari 2015) Agrarian Resource Center ARC Provinsi Sumatera Utara: Demografi Provinsi Sumatera Utara adalah provinsi peringkat ke-4 di Indonesia dari sisi jumlah penduduk. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia selalu mengalami yang namanya perubahan. Perubahan tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui peristiwa

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KOTA MEDAN TAHUN telah dibangun berbagai fasisilitas yang menunjang dalam bidang perkebunan seperti

BAB II GAMBARAN UMUM KOTA MEDAN TAHUN telah dibangun berbagai fasisilitas yang menunjang dalam bidang perkebunan seperti BAB II GAMBARAN UMUM KOTA MEDAN TAHUN 1945-1949 Pada awal kemerdekaan kota Medan adalah alah satu kota yang tergolong maju di Indoneisa. Sebagai kota yang berkembang dari perkebunan,pada masa kolonial,di

Lebih terperinci

BAB II P.T PP LONDON SUMATERA INDONESIA TBK. SEBELUM TAHUN 1964

BAB II P.T PP LONDON SUMATERA INDONESIA TBK. SEBELUM TAHUN 1964 BAB II P.T PP LONDON SUMATERA INDONESIA TBK. SEBELUM TAHUN 1964 P.T. PP London Sumatra Indonesia Tbk. sebelum dinasionalisasi bernama Harrison & Crossfield Ltd. Perusahaan ini berpusat di London, Inggris,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Ekosistem mangrove adalah tipe ekosistem yang terdapat di daerah pantai dan secara teratur di genangi air laut atau dipengaruhi oleh pasang surut air laut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kontrak perkebunan Deli yang didatangkan pada akhir abad ke-19.

BAB I PENDAHULUAN. kontrak perkebunan Deli yang didatangkan pada akhir abad ke-19. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Batubara merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten yang baru menginjak usia 8 tahun ini diresmikan tepatnya pada 15

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Kotamadya Medan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Kotamadya Medan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 2.1 Gambaran Umum Kota Medan 2.1.1 Letak Geografis Kotamadya Medan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Kota ini merupakan wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Kisaran adalah Ibu Kota dari Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota Kisaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bagi kelangsungan warga-warga masyarakat yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bagi kelangsungan warga-warga masyarakat yang berada di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Deli Tua adalah sebuah kota kecil yang terletak di kecamatan Deli Tua kabupaten Deli Serdang, kota ini adalah kota yang bisa dipastikan sebagai sendisendi kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerajaan Aceh. Ia menjadi anak beru dari Sibayak Kota Buluh di Tanah Karo.

BAB I PENDAHULUAN. kerajaan Aceh. Ia menjadi anak beru dari Sibayak Kota Buluh di Tanah Karo. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Langkat adalah salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Sumatera Utara. Letaknya di barat provinsi Sumatera Utara, berbatasan dengan provinsi Aceh. Sebelah

Lebih terperinci

BAB II SEJARAH BERDIRINYA RUMAH SAKIT UMUM DR. GL TOBING PTP NUSANTARA II TANJUNG MORAWA

BAB II SEJARAH BERDIRINYA RUMAH SAKIT UMUM DR. GL TOBING PTP NUSANTARA II TANJUNG MORAWA BAB II SEJARAH BERDIRINYA RUMAH SAKIT UMUM DR. GL TOBING PTP NUSANTARA II TANJUNG MORAWA 2.1 Gambaran Umum Sumatera Timur Daerah Sumatera Timur merupakan daerah dataran rendah yang sangat luas. Luas seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kota Medan merupakan ibukota Provinsi Sumatera Utara, juga termasuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kota Medan merupakan ibukota Provinsi Sumatera Utara, juga termasuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kota Medan merupakan ibukota Provinsi Sumatera Utara, juga termasuk kota terbesar ketiga di Indonesia. Tidak hanya besar dari segi wilayah, namun juga besar

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki banyak suku bangsa

BAB I. Pendahuluan Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki banyak suku bangsa BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki banyak suku bangsa yang tersebar dari sabang sampai merauke. Keunikan tersebut menjadi nilai tersendiri

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. berada dalam kawasan Kabupaten Tapanuli Selatan. Namun saat ini, kabupaten

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. berada dalam kawasan Kabupaten Tapanuli Selatan. Namun saat ini, kabupaten B II GAMRAN UMUM DAERAH PENELITIAN 2.1 Pengantar Angkola sebenarnya adalah sebutan untuk sebuah daerah yang sebelumnya berada dalam kawasan Kabupaten Tapanuli Selatan. Namun saat ini, kabupaten tersebut

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. diantara dua benua besar Asia dan Australia, dan di antara Lautan Pasifik dan

PENDAHULUAN. diantara dua benua besar Asia dan Australia, dan di antara Lautan Pasifik dan 12 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terletak diantara dua benua besar Asia dan Australia, dan di antara Lautan Pasifik dan Lautan Hindia, mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dataran tinggi Tanah Karo dengan ketinggian antara 600 sampai 1400 meter di

BAB I PENDAHULUAN. dataran tinggi Tanah Karo dengan ketinggian antara 600 sampai 1400 meter di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Berastagi merupakan kota yang terletak di Kabupaten Karo. Kabupaten Karo terkenal dengan nama Tanah Karo Simalem yang berarti tanah yang tidak sakit (tanah yang

Lebih terperinci

Sejak tahun 2008, tingkat kemiskinan terus menurun. Pada 2 tahun terakhir, laju penurunan tingkat kemiskinan cukup signifikan.

Sejak tahun 2008, tingkat kemiskinan terus menurun. Pada 2 tahun terakhir, laju penurunan tingkat kemiskinan cukup signifikan. Jiwa (Ribu) Persentase (%) 13 12.5 12 11.5 11 10.5 10 9.5 9 8.5 8 12.55 11.51 11.31 11.33 10.41 10.39 9.85 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Tingkat Kemiskinan Sejak tahun 2008, tingkat kemiskinan terus

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial

Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial Available online http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jupiis Analisis Pertumbuhan Dan Persebaran Penduduk Provinsi Sumatera Utara Berdasarkan Hasil Sensus Penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara berkembang dengan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara berkembang dengan jumlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang dengan jumlah penduduk sebagian besar tinggal di daerah pedesaan. Rakyat kita menggantungkan nasibnya bekerja di sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut membuat orang lebih berpikir maju dan berwawasan tinggi. Pendidikan. majunya teknologi informasi dalam dunia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut membuat orang lebih berpikir maju dan berwawasan tinggi. Pendidikan. majunya teknologi informasi dalam dunia pendidikan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu upaya yang dilakukan oleh manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Pendidikan akan membawa perubahan sikap, perilaku, nilai-nilai

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN ha, terletak pada kordinat 101'21 BT. Batas Kabupaten Rokanbb

BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN ha, terletak pada kordinat 101'21 BT. Batas Kabupaten Rokanbb BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Rokan Hilir memiliki luas wilayah 8.881,59 km2 atau 888.159 ha, terletak pada kordinat 101'21 BT. Batas Kabupaten Rokanbb Hilir: - Sebelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebar dari Sabang sampai Merauke. Termasuk daerah Sumatera Utara yang

BAB I PENDAHULUAN. menyebar dari Sabang sampai Merauke. Termasuk daerah Sumatera Utara yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku bangsa, yang pada dasarnya adalah pribumi. Suku bangsa yang berbeda ini menyebar dari Sabang

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera, desa ini terletak diantara dua kota besar di

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera, desa ini terletak diantara dua kota besar di BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN II. 1 Deskripsi Desa Muliorejo Desa Muliorejo merupakan salah satu desa / kelurahan yang berada di Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN MASYARAKAT BATAK TOBA DI DESA SENTANG KECAMATAN KISARAN TIMUR KABUPATEN ASAHAN ( ) BAB I PENDAHULUAN

PERKEMBANGAN MASYARAKAT BATAK TOBA DI DESA SENTANG KECAMATAN KISARAN TIMUR KABUPATEN ASAHAN ( ) BAB I PENDAHULUAN PERKEMBANGAN MASYARAKAT BATAK TOBA DI DESA SENTANG KECAMATAN KISARAN TIMUR KABUPATEN ASAHAN (1903-2012) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Asahan (2012:

Lebih terperinci

BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389

BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389 BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN 1988 2.1. Kondisi Geografis Desa Namo Rambe merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Hindia Belanda. Setelah Verenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) 31. besar di daerah Sumatera Timur, tepatnya di Tanah Deli.

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Hindia Belanda. Setelah Verenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) 31. besar di daerah Sumatera Timur, tepatnya di Tanah Deli. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abad 19 dalam sejarah merupakan abad terjadinya penetrasi birokrasi dan kekuasaan kolonialisme Belanda yang di barengi dengan Kapitalisme di beberapa wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari beberapa suku bangsa yang berasal dari propinsi, yaitu Fukien dan Kwantung

BAB I PENDAHULUAN. dari beberapa suku bangsa yang berasal dari propinsi, yaitu Fukien dan Kwantung BAB I PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakangPenelitian Orang Tionghoa yang ada di Indonesia, sebenarnya tidak merupakan satu kelompok yang asalnya dari satu daerah di negara Cina/Tiongkok, tetapi terdiri dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lagi sayuran dan buah buahan, karena kedua jenis bahan makanan ini banyak

BAB I PENDAHULUAN. lagi sayuran dan buah buahan, karena kedua jenis bahan makanan ini banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu perhatian masyarakat sehubungan dengan meningkatnya pengetahuan tentang kesehatan adalah usaha untuk mengkonsumsi lebih banyak lagi sayuran dan buah buahan,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/241/2016 TENTANG DATA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT PER AKHIR DESEMBER TAHUN 2015

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/241/2016 TENTANG DATA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT PER AKHIR DESEMBER TAHUN 2015 KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/241/2016 TENTANG DATA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT PER AKHIR DESEMBER TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN ROKAN HILIR. Rokan Hilir adalah sebuah kabupaten di Provinsi Riau

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN ROKAN HILIR. Rokan Hilir adalah sebuah kabupaten di Provinsi Riau BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN ROKAN HILIR 4.1. Sejarah Kabupaten Rokan Hilir Kabupaten Rokan Hilir adalah sebuah kabupaten di Provinsi Riau Indonesia. Ibukotanya terletak di Bagansiapiapi, kota terbesar,

Lebih terperinci

KEMISKINAN ASAHAN TAHUN 2015

KEMISKINAN ASAHAN TAHUN 2015 BPS KABUPATEN ASAHAN No. 02/10/1208/Th. XIX, 24 Oktober 2016 KEMISKINAN ASAHAN TAHUN 2015 Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Asahan tahun 2015 sebanyak 85.160 jiwa (12,09%), angka ini bertambah sebanyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku bangsa, yang pada dasarnya adalah pribumi. Suku bangsa yang berbeda ini menyebar dari

Lebih terperinci

BAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian. Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian

BAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian. Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian BAB II Deskripsi Lokasi Penelitian Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian di setiap bagian yang diperlukan dalam penelitian ini. Kita dapat mulai untuk meneliti apa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan dapat diartikan sebagai suatu proses peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan dapat diartikan sebagai suatu proses peningkatan kualitas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan dapat diartikan sebagai suatu proses peningkatan kualitas kehidupan masyarakat sehingga dinilai lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan pembangunan wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan adalah ibukota Kecamatan Bandar 1. di Selat Malaka, tepatnya di Kuala Tanjung Kabupaten Batu Bara.

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan adalah ibukota Kecamatan Bandar 1. di Selat Malaka, tepatnya di Kuala Tanjung Kabupaten Batu Bara. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan adalah ibukota Kecamatan Bandar 1 Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara. Kota ini terletak sekitar 40 km arah Timur dari ibukota Kabupaten Simalungun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah adalah suatu kejadian nyata masa lalu ataupun suatu perjalanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah adalah suatu kejadian nyata masa lalu ataupun suatu perjalanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah adalah suatu kejadian nyata masa lalu ataupun suatu perjalanan panjang masa lampau oleh para generasi sebelumnya atau para leluhur yang diabadikan berupa kisah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KOTA MADYA PEMATANG SIANTAR

BAB II GAMBARAN UMUM KOTA MADYA PEMATANG SIANTAR BAB II GAMBARAN UMUM KOTA MADYA PEMATANG SIANTAR 2.1. Letak Geografis. Wilayah Kota Madya Pematang Siantar terletak di tangah-tengah Kabupaten Simalungun dengan keadaan topografi berbukit-bukit rendah

Lebih terperinci

Sekapur Sirih. Lubuk Pakam, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik. Ir. Hulman Siagian, MM

Sekapur Sirih. Lubuk Pakam, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik. Ir. Hulman Siagian, MM Sekapur Sirih Sebagai pengemban amanat undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan sejalan dengan rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai Sensus Penduduk dan Perumahan Tahun 2010

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman tembakau sudah sejak lama menjadi komoditi ekspor di Sumatera Timur. 1

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman tembakau sudah sejak lama menjadi komoditi ekspor di Sumatera Timur. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tanaman tembakau sudah sejak lama menjadi komoditi ekspor di Sumatera Timur. 1 Ini berarti bahwa tembakau sudah menjadi tanaman yang diproduksi disamping tanaman-tanaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Barusjahe adalah sebuah kecamatan yang berada di Kabupaten Karo,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Barusjahe adalah sebuah kecamatan yang berada di Kabupaten Karo, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Barusjahe adalah sebuah kecamatan yang berada di Kabupaten Karo, Sumatera Utara yang merupakan ibukota Kecamatan Barusjahe yang menaungi 19 desa yang meliputi

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI UMUM PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI UMUM PENELITIAN BAB II DESKRIPSI UMUM PENELITIAN 2.1 Deskripsi Umum Wilayah 2.1.1 Sejarah Desa Lalang Menurut sejarah yang dapat dikutip dari cerita para orang tua sebagai putra daerah di Desa Lalang, bahwa Desa Lalang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Deli. Bandar merupakan sebutan dari masyarakat suku Melayu Deli yang

BAB I PENDAHULUAN. Deli. Bandar merupakan sebutan dari masyarakat suku Melayu Deli yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Labuhan Deli merupakan cikal bakal lahirnya Pelabuhan Belawan. Labuhan Deli dulunya merupakan pusat pemerintahan Kerajaan Deli yang kesohor di kawasan Sumatera

Lebih terperinci

BAB III TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DAN KEMISKINAN DI KABUPATEN/KOTA PROPINSI SUMATERA UTARA

BAB III TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DAN KEMISKINAN DI KABUPATEN/KOTA PROPINSI SUMATERA UTARA 39 BAB III TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DAN KEMISKINAN DI KABUPATEN/KOTA PROPINSI SUMATERA UTARA 3.1. Karakteristik Kemiskinan Propinsi Sumatera Utara Perkembangan persentase penduduk miskin di Sumatera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini mobilitas penduduk di berbagai wilayah Indonesia sering terjadi bahkan di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini mobilitas penduduk di berbagai wilayah Indonesia sering terjadi bahkan di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini mobilitas penduduk di berbagai wilayah Indonesia sering terjadi bahkan di sekitar lingkungan kita. Perpindahan yang kita temukan seperti perpindahan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN STM HILIR. tentang keberadaan Yayasan Perguruan Sekolah Menengah Pertama (SMP)

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN STM HILIR. tentang keberadaan Yayasan Perguruan Sekolah Menengah Pertama (SMP) BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN STM HILIR Gambaran umum Kecamtan STM Hilir yang merupakan lokasi penilitian ini adalah, letak geografis, komposisi penduduk, dan perkembangan pemerintahan. Hal ini untuk

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1 Latar Historis Pada jaman Hindia Belanda kecamatan Perbaungan ini termasuk kedalam wilayah Kesultanan Serdang. Pada tanggal 29 Juli 1889, Sultan Serdang (Sultan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah adalah kejadian yang terjadi pada masa lampau, disusun berdasarkan peninggalan-peninggalan yang terdapat dimasa kini. Perspektif sejarah selalu menjelaskan ruang,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Malaka terletak antara Lintang Selatan Lintang Utara atau antara 100

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Malaka terletak antara Lintang Selatan Lintang Utara atau antara 100 BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Provinsi Riau terdiri dari daerah daratan dan perairan, dengan luas lebih kurang 8.915.016 Ha (89.150 Km2), Keberadaannya membentang dari lereng

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan semakin menjadi primadona sejak krisis ekonomi melanda Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan semakin menjadi primadona sejak krisis ekonomi melanda Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan salah satu permasalahan yang timbul dalam pembangunan dengan masalah pengangguran dan kesenjangan yang ketiganya saling kait mengkait.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada sekitar 1.340 suku bangsa di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Deli Serdang adalah sebuah Kabupaten di Provinsi Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Deli Serdang adalah sebuah Kabupaten di Provinsi Sumatera BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Kabupaten Deli Serdang adalah sebuah Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Ibukota Kabupaten ini berada di Lubuk Pakam. Kabupaten Deli Serdang di kenal

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diawali dengan kebijakan Cultuurstelsel (budidaya tanam), cara-cara konservatif

BAB I PENDAHULUAN. Diawali dengan kebijakan Cultuurstelsel (budidaya tanam), cara-cara konservatif BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Eksistensi VOC yang telah berlangsung sejak 1609, harus berakhir karena jatuh pailit (1799) dengan utang 134,7 juta gulden. Keruntuhan tersebut, menyebabkan berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan salah satu Kabupaten terluas di

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Labuhan Batu merupakan salah satu Kabupaten terluas di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kabupaten Labuhan Batu merupakan salah satu Kabupaten terluas di Propinsi Sumatera Utara, karena terjadi pemekaran daerah pada tanggal 24 Juni 2008, maka Labuhan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN

BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 24 BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN 3.1. Gambaran Umum Kabupaten Serdang Bedagai Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu Kabupaten yang berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Secara geografis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bukunya Toean Keboen dan Petani: Politik Kolonial dan Perjuangan Agraria.

BAB I PENDAHULUAN. bukunya Toean Keboen dan Petani: Politik Kolonial dan Perjuangan Agraria. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Melihat literatur tentang perkebunan di Sumatera Utara yang umumnya hanya terdapat di daerah eks Sumatera Timur 1, seperti yang ditulis oleh Karl J. Pelzer

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. Ide event organizer berawal dari kebiasaan orang menyelenggarakan suatu

BAB II GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. Ide event organizer berawal dari kebiasaan orang menyelenggarakan suatu BAB II GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN 2.1. Sejarah singkat event organizer Ide event organizer berawal dari kebiasaan orang menyelenggarakan suatu kegiatan, dalam prosesnya dikerjakan oleh sekelompok

Lebih terperinci

B. Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota Wilayah Indonesia Barat

B. Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota Wilayah Indonesia Barat LAMPIRAN UNDANGAN (PEMERINTAH DAERAH) A. Sekretaris Daerah Provinsi Wilayah Barat 1. Sekretaris Daerah Provinsi Aceh 2. Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara 3. Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas 29 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat 1. Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Barat dengan ibukota Liwa merupakan salah satu kabupaten/kota yang berada di wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari pemanfaatan wilayah pesisir dan lautan. Oleh sebab itu, banyak

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari pemanfaatan wilayah pesisir dan lautan. Oleh sebab itu, banyak 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara kepulauan, dimana sebagian besar wilayahnya terdiri dari perairan. Berbicara tentang kelautan dan perikanan tidak lepas dari pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB III KONDISI UMUM. 3.1. Geografis. Kondisi Umum 14. Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga

BAB III KONDISI UMUM. 3.1. Geografis. Kondisi Umum 14. Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau dan Kabupaten Lingga BAB III KONDISI UMUM 3.1. Geografis Wilayah Kepulauan Riau telah dikenal beberapa abad silam tidak hanya di nusantara tetapi juga

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO 4.1. Keadaan Geografis Kabupaten Karo terletak diantara 02o50 s/d 03o19 LU dan 97o55 s/d 98 o 38 BT. Dengan luas wilayah 2.127,25 Km2 atau 212.725 Ha terletak pada ketinggian

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Medan adalah ibukota Provinsi Sumatera Utara dan menjadi kota terbesar ketiga di

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Medan adalah ibukota Provinsi Sumatera Utara dan menjadi kota terbesar ketiga di BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Medan merupakan salah satu kota di Indonesia yang berada di Pulau Sumatera, Medan adalah ibukota Provinsi Sumatera Utara dan menjadi kota terbesar ketiga di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu daerah di Indonesia dan suku Simalungun menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu daerah di Indonesia dan suku Simalungun menjadikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Batak Simalungun merupakan bahasa yang digunakan oleh suku Simalungun yang mendiami Kabupaten Simalungun. Bahasa Batak Simalungun merupakan salah satu

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dominan adalah Suku Dayak bukit sebagai penduduk asli kesamaan itu

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dominan adalah Suku Dayak bukit sebagai penduduk asli kesamaan itu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Asal-usul suku Banjar berasal dari percampuran beberapa suku, yang menjadi dominan adalah Suku Dayak bukit sebagai penduduk asli kesamaan itu dapat diidentifikasi

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG PERPINDAHAN PUSAT KESULTANAN DELI DARI PEKAN LABUHAN KE KOTA MEDAN

LATAR BELAKANG PERPINDAHAN PUSAT KESULTANAN DELI DARI PEKAN LABUHAN KE KOTA MEDAN LATAR BELAKANG PERPINDAHAN PUSAT KESULTANAN DELI DARI PEKAN LABUHAN KE KOTA MEDAN Jufrida Balai Arkeologi Medan Abstract At the end of 19th century, the center of government of Sultanate Deli moved from

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebab sejarah berkaitan dengan sebagian dari kebenaran dan pengetahuan masa

BAB I PENDAHULUAN. sebab sejarah berkaitan dengan sebagian dari kebenaran dan pengetahuan masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membicarakan sejarah tidak akan pernah sampai pada puncak kebenaran, sebab sejarah berkaitan dengan sebagian dari kebenaran dan pengetahuan masa lalu, dan supaya

Lebih terperinci

BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA

BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA A. Sejarah Singkat Kabupaten Bengkalis Secara historis wilayah Kabupaten Bengkalis sebelum Indonesia merdeka, sebagian besar berada

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup atau bekerja pada pada sektor

PENDAHULUAN. banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup atau bekerja pada pada sektor PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia adalah merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arsitektur sebagai produk dari kebudayaan, tidak terlepas dari pengaruh perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya proses perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Toba, Simalungun, Pakpak, Mandailing, dan Angkola. Masyarakat tersebut pada

BAB I PENDAHULUAN. Toba, Simalungun, Pakpak, Mandailing, dan Angkola. Masyarakat tersebut pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masyarakat Karo merupakan salah satu suku bagian dari Batak selain Toba, Simalungun, Pakpak, Mandailing, dan Angkola. Masyarakat tersebut pada umumya menempati wilayah

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi 2016 No. 31/05/12/Thn. XX, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI SUMATERA UTARA Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi

Lebih terperinci

Lampiran 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Per Kapita Menurut Kabupaten/Kota Atas Dasar Harga Konstan (Rupiah)

Lampiran 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Per Kapita Menurut Kabupaten/Kota Atas Dasar Harga Konstan (Rupiah) LAMPIRAN Lampiran 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Per Kapita Menurut / Atas Dasar Harga Konstan (Rupiah) / 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Nias 3.887.995 4.111.318 13.292.683.44 14. 046.053.44

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Pembangunan Nasional, sebagaimana diamanatkan dalam. Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Pembangunan Nasional, sebagaimana diamanatkan dalam. Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan Pembangunan Nasional, sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, dalam upaya untuk meningkatkan taraf hidup maupun kesejahteraan rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, dalam upaya untuk meningkatkan taraf hidup maupun kesejahteraan rakyat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan merupakan alternatif terbaik yang dapat dilakukan oleh suatu bangsa, dalam upaya untuk meningkatkan taraf hidup maupun kesejahteraan rakyat. Salah satu

Lebih terperinci

Lampiran 1 Nomor : 7570 /D.3.2/07/2017 Tanggal : 26 Juli Daftar Undangan

Lampiran 1 Nomor : 7570 /D.3.2/07/2017 Tanggal : 26 Juli Daftar Undangan Lampiran 1 Nomor : 7570 /D.3.2/07/2017 Tanggal : 26 Juli 2017 Daftar Undangan 1. Kepala Badan Pengembangan SDM Kabupaten Aceh Barat 2. Kepala Badan Pengembangan SDM Kabupaten Aceh Barat Daya 3. Kepala

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bangsa Barat datang ke Indonesia khususnya di Bengkulu sesungguhnya adalah

I. PENDAHULUAN. Bangsa Barat datang ke Indonesia khususnya di Bengkulu sesungguhnya adalah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Barat datang ke Indonesia khususnya di Bengkulu sesungguhnya adalah usaha untuk memperluas, menjamin lalu lintas perdagangan rempah-rempah hasil hutan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembukaan tanah perkebunan besar pada masa Hindia Belanda selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembukaan tanah perkebunan besar pada masa Hindia Belanda selalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembukaan tanah perkebunan besar pada masa Hindia Belanda selalu menimbulkan sengketa antara pengusaha dengan rakyat. Hal ini disebabkan karena tanah perkebunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesultanan Asahan adalah salah satu Kesultanan Melayu yang struktur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesultanan Asahan adalah salah satu Kesultanan Melayu yang struktur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesultanan Asahan adalah salah satu Kesultanan Melayu yang struktur kerajaannya tidak jauh berbeda dari struktur kerajaan negeri-negeri Melayu di Semenanjung

Lebih terperinci

BAB II KEHIDUPAN MASYARAKAT DI DESA TANJUNG LEIDONG SEBELUM 1970

BAB II KEHIDUPAN MASYARAKAT DI DESA TANJUNG LEIDONG SEBELUM 1970 BAB II KEHIDUPAN MASYARAKAT DI DESA TANJUNG LEIDONG SEBELUM 1970 2.1 Letak Geografis Tanjung Leidong Tanjung Leidong terletak di Kecamatan Kualuh Leidong Kabupaten Labuhan Batu yang luasnya sekitar 34,032km2

Lebih terperinci

Sumatera Utara. Rumah Balai Batak Toba

Sumatera Utara. Rumah Balai Batak Toba , Laporan Provinsi 105 Sumatera Rumah Balai Batak Toba Rumah Balai Batak Toba adalah rumah adat dari daerah Sumatera. Rumah ini terbagi atas dua bagian, yaitu jabu parsakitan dan jabu bolon. Jabu parsakitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Dairi terletak di sebelah barat laut Provinsi Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Dairi terletak di sebelah barat laut Provinsi Sumatera Utara. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kabupaten Dairi berada di Dataran Tinggi Bukit Barisan dengan ketinggian sekitar 400-1.700 meter diatas permukaan laut, Luas wilayah Kabupaten Dairi 192.780

Lebih terperinci

ABSTRAK MASA PENDUDUKAN MILITER JEPANG DI KAWASAN SUMATERA TIMUR

ABSTRAK MASA PENDUDUKAN MILITER JEPANG DI KAWASAN SUMATERA TIMUR ABSTRAK MASA PENDUDUKAN MILITER JEPANG DI KAWASAN SUMATERA TIMUR Pada saat perang Dunia ke-ii terjadi, militer Jepang menyerang negaranegara dan daerah jajahannya yang ada di Asia serta menduduki wilayah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 2.1 Latar Belakang Sejarah Pendidikan di Kota Medan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 2.1 Latar Belakang Sejarah Pendidikan di Kota Medan BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1 Latar Belakang Sejarah Pendidikan di Kota Medan Pada awal abad ke 20 ada keinginan dari golongan orang Belanda untuk mengubah cara penjajahannya di Indonesia,

Lebih terperinci

BAB II KOTA MEDAN. A. Letak Geografis

BAB II KOTA MEDAN. A. Letak Geografis BAB II KOTA MEDAN A. Letak Geografis Kota Medan adalah ibukota Provinsi Sumatera Utara juga kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Kota Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang terdiri dari beraneka ragam Suku. Salah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang terdiri dari beraneka ragam Suku. Salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara yang terdiri dari beraneka ragam Suku. Salah satunya adalah Provinsi Sumatera Utara. Sumatera Utara merupakan Provinsi yang memiliki

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) A. Gambaran Umum Daerah Kabupaten Serdang Bedagai 1. Sejarah Kabupaten Serdang bedagai yang beribukota Sei Rampah adalah kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Membahas Masjid Raya Binjai tidak terlepas dari peran Kesultanan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Membahas Masjid Raya Binjai tidak terlepas dari peran Kesultanan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Membahas Masjid Raya Binjai tidak terlepas dari peran Kesultanan Langkat. Sultan Musa membangun masjid ini karena pada masa itu kawasan ini merupakan tempat berkumpulnya

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG. wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau yang memiliki luas 531,22 km²

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG. wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau yang memiliki luas 531,22 km² BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG 2.1 Letak Geografis Pulau Burung Pulau Burung merupakan salah satu kecamatan dari 17 kecamatan yang berada dalam wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pada masa kejayaan melayu di Sumatra Timur, Kesultanan Kotapinang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pada masa kejayaan melayu di Sumatra Timur, Kesultanan Kotapinang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pada masa kejayaan melayu di Sumatra Timur, Kesultanan Kotapinang merupakan suatu diantara kesultanan yang terkaya. Sebagai bukti, kesultanan tersebut memiliki istana

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KOTA BANDAR LAMPUNG. Kota Bandar Lampung pintu gerbang Pulau Sumatera. Sebutan ini layak untuk

IV. KEADAAN UMUM KOTA BANDAR LAMPUNG. Kota Bandar Lampung pintu gerbang Pulau Sumatera. Sebutan ini layak untuk 33 IV. KEADAAN UMUM KOTA BANDAR LAMPUNG A. Letak Geografis Dan Iklim Kota Bandar Lampung pintu gerbang Pulau Sumatera. Sebutan ini layak untuk ibu kota Propinsi Lampung. Kota yang terletak di sebelah barat

Lebih terperinci

KONDISI FISIK BAB I 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH

KONDISI FISIK BAB I 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH BAB I KONDISI FISIK 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH Sebelum dilakukan pemekaran wilayah, Kabupaten Kampar merupakan salah satu Kabupaten yang memiliki wilayah terluas di Provinsi Riau dengan luas mencapai

Lebih terperinci