KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT UNTUK PERBAIKAN DAYA SIMPAN AIR TANAH KAPASITAS LAPANGAN

Transkripsi

1 KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT UNTUK PERBAIKAN DAYA SIMPAN AIR TANAH KAPASITAS LAPANGAN EMPTY OIL PALM FRUIT BUNCH COMPOST TO FIELD CAPASITY SOIL WATER STORAGE IMPROVEMENT Gusti Irya Ichriani, Titin Apung Atikah, Siti Zubaidah, dan Ria Fatmawati 2 Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya Jl. Yos Sudarso, Tunjung Nyaho Palangkaraya ichriani@yahoo.com ABSTRACT The production of empty oil fruit palm bunches (TKKS) can provide a positive impact to increase land productivity, that is by changing the TKKS become to compost. This research aims to study and compare the field capacity soil water storage due to compost TKKS application. This study is a field experiment on Ultisol soil, Kasongan Lama village, Katingan Hilir sub-district, Katingan district, Central Kalimantan. The treatments are given compost of TKKS 0, 5, 10, and 20 tons ha -1, arranged using Randomized Block Design (RBD). The content of organic matter, field capasity soil water storage, bulk density, and soil porosity were observed.the results showed treatment given effect on increasing of soil organic matter content in 0-10 cm depth of soil at 2 and 4 months observation periods, whereas in cm depth of soil. Application of TKKS compost no have significant effect to increasing the field capacity soil water storage capacity in 0-10 and cm depths of soil at 2 and 4 months after application. Meanwhile, TKKS compost application also have no signicant effect on bulk density and porosity of soil. The Duncant test α 5% showed application of 10 tons ha -1 TKKS compost no have the different significantly effect with 20 tons ha -1, but both have the different significantly effect with 0 dan 5 tons ha -1 on increasing of soil organic matter. Soil organic matter increased is caused TKKS compost application have the trend could be increasing the field capacity soil water storage. Key words : empty oil palm fruit bunch compost, soil water storage field capasity ABSTRAK Produksi tandan kosong kelapa sawit (TKKS) dapat memberikan dampak positif untuk meningkatkan produktivitas tanah yaitu dengan mengubah TKKS menjadi kompos. Penelitian ini bertujuan mempelajari dan membandingkan daya simpan air tanah kapasitas lapangan akibat pemberian kompos TKKS. Penelitian merupakan percobaan lapangan di tanah Ultisol, Kelurahan Kasongan Lama, Kecamatan Katingan Hilir, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah. Perlakuan yang diberikan adalah kompos TKKS dengan takaran 0, 5, 10, dan 20 ton ha -1, disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Kandungan bahan organik, daya simpan air tanah kapasitas lapangan,bobot isi, dan porositas tanah diamati. Hasil analisis ragam menunjukkan perlakuan yang diberikan berpengaruh terhadap peningkatan kandungan bahan organik tanah kedalaman 0-10 cm pada bulan ke-2 dan 4 periode pengamatan, sebaliknya pada kedalaman cm. Pemberian kompos TKKS tidak berpengaruh nyata pada peningkatan daya simpan air tanah kapasitas lapangan kedalaman 0-10 cm da cm pada bulan ke-2 dan ke-4. Hal yang sama terjadi untuk variabel bobot isi dan porositas tanah. Hasil uji Duncant α 5% menunjukkan perlakuan kompos TKKS 10 ton ha -1 memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata dengan kompos TKKS 20 ton ha -1, tetapi memberikan pengaruh yang berbeda nyata dengan perlakuan kompos TKKS 0 dan 5 ton ha -1 terhadap peningkatan kandungan bahan organik tanah. Peningkatan kadar bahan organik akibat pemberian kompos TKKS menunjukkan tren dapat pula meningkatkan daya simpan air kapasitas lapangan tanah. Kata kunci : kompos tandan kosong kelapa sawit, daya simpan air tanah kapasitas lapangan PENDAHULUAN Propinsi Kalimantan Tengah memiliki luas wilayah sekitar 15,3 juta ha dan berdasarkan Rencana Induk Perkebunan Provinsi jangka panjang dicadangkan 20% dari luas wilayah tersebut untuk pengembangan perkebunan. Badan Pusat Statistik (2010) mencatat luas perkebunan kelapa sawit Kalimantan Tengah mencakup 1,13 juta ha pada tahun 2010 yang terbagi sekitar 1,04 juta ha dikelola 160 perkebunan kelapa sawit swasta dan sisanya merupakan perkebunan rakyat (plasma). Produksi limbah padat tandan kosong kelapa sawit (TKKS) menghasilkan antara 22-23% dari jumlah tandan buah segar (TBS) yang diolah. Menurut Singh et.al. (1990) dalam Darmosarkoro dan Rahutomo (2009), setiap ton TBS dapat menghasilkan 220 kg TKKS, bahan lain dan limbah cair. Produksi TKKS yang besar dapat memberikan

2 Kompos tandan kosong kelapa sawit. potensi dampak positif untuk meningkatkan produktivitas tanah dengan mengubah TKKS menjadi kompos. Tandan kosong kelapa sawit mempunyai rasio C/N tinggi yaitu sekitar artinya berpotensi menjadi sumber bahan organik tanah.menurut Rosmarkan dan Nasih (2002) bahan organik mempunyai kemampuan untuk meningkatkan daya menahan air, sehingga kemampuan tanah untuk menyediakan air menjadi lebih banyak dan kelengasan air tanah lebih terjaga. Namun berapa besar kemampuan kompos TKKS dapat meningkat daya simpan kadar air tanah perlu dilakukan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari dan membandingkan daya simpan air tanah kapasitas lapangan pada tanah akibat pemberian kompos TKKS. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Oktober Penelitian ini merupakan percobaan lapangan yang dilakukan pada tanah Ultisol di Kelurahan Kasongan Lama, Kecamatan Katingan Hilir, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah. Lokasi penelitian merupakan lahan pertanian yang sudah lebih dari 2 tahun tidak pernah diusahakan. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Analitik Tanah Universitas Palangka Raya. Kondisi tanah awal sebelum diberikan perlakuan ditampilkan pada tabel 1. Penelitian ini merupakan percobaan lapangan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktor tunggal dengan 4 taraf perlakuan dan 3 kelompok. Taraf perlakuan yang diberikan adalah kompos TKKS dengan takaran 0, 5, 10, dan 20 ton ha -1. Kompos TKKS yang digunakan diperoleh dari PT Windu Nabatindo Lestari, Kasongan Kalimantan Tengah. Kompos TKKS tersebut memiliki kandungan C-organik 30%, N-total 1.98% dan rasio C/N 15. Perlakuan kompos TKKS diaplikasikan pada 12 petakan berukuran 1,5 x 1,5 m 2 setiap petaknya. Untuk aplikasi pada masing-masing petakan, mulamula kompos TKKS dihamparkan di permukaan tanah (dalam petakan) kemudian diaduk dengan cangkul sampai tercampur merata pada semua permukaan petakan (kedalaman tanah 0-10 cm). Selanjutnya petakan disiram sampai keadaan tanah lembab, kondisi ini terus dipertahankan sampai penelitian selesai. Pengamatan yang dilakukan adalah variabel sifat fisik tanah yang mempengaruhi daya simpan kadar air tanah kapasitas lapangan yaitu bobot isi, bobot jenis, porositas, kadar air tanah kapasitas lapangan, dan kandungan C-organik tanah. Data hasil pengamatan ditampilkan dalam tabel. Data daya simpan kadar air kapasitas lapangan dianalisis menggunakan uji F tingkat kepercayaan 95% dan 99%. Jika terdapat pengaruh dari perlakuan (nyata atau sangat nyata), maka dilanjutkan dengan uji Duncant (DMRT) α 5%. Tabel 1. Hasil analisis tanah lokasi penelitian sebelum diberikan perlakuan kompos TKKS Table 1. Result of location research soil analysis before TKKS compost application Kedalaman Karakteristik Tanah Tanah Bobot isi Bobot jenis Porositas Pasir Debu Liat Tekstur Kadar air kapasitas lapangan Bahan Organik (cm) (g cm -3 ) (g cm -3 ) (%) (%) (%) (%) (%) (%) ,77 2,44 27,75 65,57 17,41 17,02 Lempung 16,42 1,71 berpasir ,58 2,52 36,98 59,52 17,36 23,12 Lempung liat berpasir 17,82 1,14 Tabel 2. Rerata kandungan bahan organik tanah (%) pada kedalaman tanah 0-10 cm dan cm bulan ke-2 dan 4 setelah pemberian kompos TKKS Table 2. Means of soil organic matter (%) in 0-10 cm and cm depth soil at 2 nd and 4 th months after TKKS compost application Kandungan Bahan Organik Tanah (%) 1) Bulan ke-2 0 1,36 a 1,37 1,12 a 1,09 5 1,43 a 1,61 1,10 a 1, ,95 b 1,50 1,48 b 0, ,02 b 1,52 1,59 b 1,24 Dosis kompos TKKS (ton.ha -1 ) Ket. : 1) Bahan organik (%) = C-organik (%) x Huruf superscript yang sama pada kolom yang sama menunjukkan perlakuan tidak berbeda nyata menurut uji DMRT α 5% Agroscientiae Volume 19 Nomor 3 Desember

3 HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Bahan Organik Tanah Penambahan bahan organik berupa kompos TKKS bertujuan meningkatkan kandungan bahan organik tanah. Kandungan karbon (C-organik) dalam tanah mencerminkan kandungan bahan organik pada tanah tersebut. Peranan bahan organik di wilayah tropika umumnya adalah sebagai sumber hara yang dilepaskan lambat, meningkatkan kapasitas tukar kation tanah, menurunkan fiksasi P pada tanah masam, meningkatkan kemantapan agregat tanah dan memodifikasi kemampuan tanah retensi air (Sanchez, 1976 dalam Supriyadi, 2008). Berdasarkan analisis tanah awal menunjukkan tanah di lokasi penelitian memiliki kandungan bahan organik rendah (Tabel 2) yaitu sekitar 1,71% di lapisan tanah 0-10 cm dan 1,14% di lapisan tanah cm. Pada tabel 2. menunjukkan perubahan kadar bahan organik setelah diberikan kompos TKKS. Berdasarkan hasil uji-f pemberian kompos TKKS berpengaruh sangat nyata terhadap peningkatan kadar bahan organik pada kedalaman tanah 0-10 cm di bulan ke-2 dan 4 periode pengamatan, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap kandungan bahan organik kedalaman tanah cm pada semua periode pengamatan. Hasil uji DMRT menunjukkan bahwa perlakuan pemberian kompos TKKS 10 ton ha -1 dan 20 ton ha -1 pengaruhnya tidak berbeda nyata terhadap peningkatan bahan organik. Namun kedua perlakukan tersebut berbeda nyata dengan 0 ton ha -1 dan 5 ton ha -1. Hal ini menunjukkan bahan organik yang diperlukan kompos TKKS minimal 10 ton ha -1 untuk dapat meningkatkan kandungan bahan organik tanah di lokasi penelitian tersebut. Akan tetapi melihat masih rendahnya dan kecenderungan adanya penurunan kandungan bahan organik yang cepat maka pemberian bahan organik ini perlu dilakukan secara kontinyu. Lahan yang digunakan sebagai lokasi penelitian adalah lahan pertanian yang sudah lama (>2 tahun) diberokan dan banyak ditumbuhi gulma. Oleh karena itu masih terdapat sisa bahan organik, sehingga hasil analisis awal tanah menunjukkan kadar bahan organik tanah yang lebih tinggi. Adanya pembersihan lahan saat akan dilakukan penelitian menyebabkan terjadinya penurunan kadar bahan organik, akibat dari proses dekomposisi bahan organik yang menjadi lebih cepat. Adanya perbedaan jumlah kompos TKKS yang diberikan mampu meningkatkan kadar bahan organik terutama pada lapisan tanah atas (0-10 cm). Akan tetapi kadar bahan organik di lapisan tanah bawah (10-20 cm) tidak terlalu berbeda meskipun terdapat perbedaan dosis kompos TKKS yang diberikan. Pada semua periode pengamatan memperlihatkan bahwa kadar bahan organik tanah lapisan atas (0-10 cm) lebih tinggi dibandingkan tanah lapisan bawah (10-20 cm). Hal ini disebabkan pada lapisan atas selalu mendapatkan suplai bahan organik yang terus-menerus. Keberadaan bahan organik pada lapisan tanah bawah diakibatkan karena adanya pengolahan tanah, pengangkutan organisme tanah dan pencucian bahan organik. Walaupun telah diberikan perlakuan kompos TKKS, secara keseluruhan kandungan bahan organik di lokasi penelitian masih dalam kategori rendah yaitu <2% (Hardjowigeno, 2007). Hal ini disebabkan karena proses dekomposisi juga berlangsung intensif, mengingat kompos TKKS yang diberikan memiliki rasio C/N 15 sehingga mudah sekali mengalami perombakan. Oleh karena itu diperlukan aplikasi bahan organik secara kontinyu supaya fungsi bahan organik dapat diperoleh secara maksimal. Peranan bahan organik yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas tanah. Kadar Air Tanah Kapasitas Lapangan Berdasarkan hasil analisis ragam (uji F) pemberian kompos TKKS pada tanah belum berpengaruh nyata terhadap peningkatan kadar air tanah kapasitas lapangan pada kedalaman tanah 0-10 cm dan cm di periode 2 bulan dan 4 bulan setelah aplikasi. Kadar air tanah kapasitas lapangan dipengaruhi antara lain oleh kandungan bahan organik tanah, karena bahan organik mampu memperbaiki daya retensi tanah terhadap air. Berdasarkan peranan bahan organik tersebut, maka penurunan kandungan bahan organik (Tabel 2) diduga secara tidak langsung menyebabkan terjadinya penurunan kadar air tanah kapasitas lapangan (Tabel 4). Kadar air tanah kapasitas lapangan di lokasi penelitian masih cukup rendah berkisar %. Tabel 3. Rerata kadar air tanah (%) kapasitas lapangan kedalaman tanah 0-10 cm dan cm bulan ke-2 dan 4 setelah pemberian kompos TKKS Table 3. Means of soil water field capasity content (%) in 0-10 cm and cm at 2 nd and 4 th months after TKKS compost application Kadar air tanah (%) kapasitas lapangan Dosis kompos TKKS (ton ha -1 Bulan ke-2 ) 0 32,94 25,56 26,59 20, ,70 27,07 32,02 23, ,38 28,98 31,55 21, ,64 27,12 31,37 26,35 162

4 Kompos tandan kosong kelapa sawit. Tabel 4. Rerata bobot isi (g cm -3 ) dan porositas tanah (%) kedalaman 0-10 cm dan cm bulan ke-2 dan 4 setelah pemberian kompos TKKS Table 4. Bulk density (g cm -3 ) and porosity (%) of soils means in 0-10 cm and 0-20 cm depth soil at 2 nd and 4 th months after TKKS compost application Bobot isi tanah (g cm -3 ) Dosis kompos TKKS (ton ha -1 Bulan ke-2 ) 0 1,39 1,56 1,52 1,53 5 1,61 1,49 1,40 1, ,35 1,47 1,37 1, ,41 1,48 1,34 1,48 Porositas tanah (%) 0 44,31 37,57 39,97 37, ,17 39,53 44,70 38, ,81 41,23 44,47 36, ,93 38,76 46,48 41,50 Tabel 3 menunjukkan bahwa tanah yang diberi perlakuan kompos TKKS memiliki kadar air tanah kapasitas lapangan lebih tinggi dibandingkan tanpa pemberian kompos TKKS. Hasil analisis tanah (Tabel 3) menunjukkan bahwa kadar air kapasitas lapangan pada kedalaman tanah 0-10 cm lebih tinggi dibandingkan kedalaman10-20 cm pada periode pengamatan bulan ke-2 dan 4. Hal tersebut apabila dihubungkan dengan kandungan bahan organik tanah maka penurunan kadar air tanah kapasitas lapangan sejalan dengan penurunan kandungan bahan organik pada tanah tersebut. Bahan organik berperan dalam peningkatan kapasitas air tersedia, menurut Lal (2006) dalam Supriyadi (2008) secara umum kandungan air tersedia tanah meningkat 1 10 gram dengan peningkatan 1 gram bahan organik tanah. Pada bulan 2 setelah pemberian kompos TKKS, kandungan air kapasitas lapangan pada tanah tanpa kompos TKKS adalah 32,94% ( kg ha -1 air), sedangkan pemberian kompos TKKS 20 ton ha -1 meningkatkan kandungan air kapasitas lapangan menjadi 39,64% ( kg ha -1 air) atau pemberian kompos TKKS berpotensi meningkatkan kg ha -1 air kapasitas lapangan atau 22,1%. Kemampuan menyimpan air semakin menurun pada bulan 4 setelah pemberian kompos TKKS, karena menurunnya kadar bahan organik tanah dibandingkan pada 2 bulan pertama. Kandungan air kapasitas lapangan pada tanah dengan perlakuan tanpa kompos TKKS adalah 26,59% ( kg ha - 1 air), sedangkan pemberian kompos TKKS 20 ton ha -1 memiliki kandungan air kapasitas lapangan menurun menjadi 31,37% ( kg ha -1 air) atau pemberian kompos TKKS hanya dapat mempertahankan kg ha -1 air kapasitas lapangan atau 4%. Hal ini menunjukkan peranan bahan organik sangat penting untuk menjaga daya simpan air dalam tanah. Total pori tanah (porositas tanah) yang rendah disebabkan tingkat kepadatan tanah (bobot isi) tinggi. Keadaan seperti ini mempersulit penyerapan air oleh tanah. Menurut Hardjowigeno (2007) bobot isi tanah pada umumnya berkisar antara g cm -3. Adapun bobot isi pada lokasi penelitian berkisar g cm -3 (Tabel 4) yang menunjukkan kondisi tanah sangat padat. Kepadatan tanah tinggi menurunkan jumlah ruang pori tanah (porositas). Dengan menurunnya jumlah ruang pori tanah maka kemampuan tanah menyimpan air juga berkurang. Dalam penelitian ini pemberian kompos TKKS belum memberikan pengaruh nyata terhadap perubahan sifat fisik bobot isi dan porositas tanah. Oleh karena itu peningkatan kadar air kapasitas lapangan lebih disebabkan karena adanya penambahan bahan organik dan belum didukung oleh perubahan faktor sifat tanah lain yang mempengaruhi (bobot isi dan porositas tanah). Kompos TKKS sebagai bahan organik yang dapat berperan dalam pembentukan agregasi tanah. Pembentukan agregasi mengurangi tingkat kepadatan tanah, sehingga dapat menurunkan bobot isi tanah dan meningkatkan porositas. Menurut Blanco-Cangui dan Lal (2004) dalam Nurida, Kurnia dan Haridjaja (2005) bahwa pengaruh rasio C/N bahan organik terhadap agregasi dalam jangka waktu lama akan berbeda. Bahan organik dengan rasio C/N rendah memiliki pengaruh yang bersifat sementara sedangkan bahan organik dengan rasio C/N tinggi pengaruhnya bersifat gradual dan dapat bertahan lama. Kompos TKKS yang diberikan mudah terdekomposisi karena memiliki rasio C/N rendah (rasio C/N 15), sehingga perlu dilakukan pemberian yang kontinyu supaya dapat mengubah sifat fisik tanah. SIMPULAN 1. Pemberian kompos TKKS dosis mampu meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan meningkatkan daya simpan air kapasitas lapangan tanah. Namun kemampuan penyimpan air ini menurun seiring dengan menurun kadar bahan organik dalam tanah. 2. Peningkatan daya simpan air kapasitas lapangan yang terjadi pada penelitian hanya karena pengaruh peningkatan kadar bahan organik Agroscientiae Volume 19 Nomor 3 Desember

5 tanah, belum didukung oleh sifat fisik tanah karena perlakuan yang diaplikasikan masih belum berpengaruh terhadap perubahan sifat fisik tanah. UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan terimakasih disampaikan kepada Lembaga Penelitian Universitas Palangka Raya yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini melalui dana DIPA Universitas Palangka Raya TA DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik Statistik Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah Angka Tetap (diakses 15 Maret 2012) Darmosarkoro, W. dan S. Rahutomo Tandan Kosong Kelapa Sawit sebagai Bahan Pembenah Tanah. Dalam Lahan dan Pemupukan Kelapa Sawit Edisi 1 (eds) Darmosarkoro, W., E.S. Sutarta dan Winarna. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan. Hardjowigeno, S Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta. Macklin, B Ekologi Industri Pengembangan Kelapa Sawit. com/ (diakses 11 Maret 2012) Nurida, N.L., U Kurnia, O. Haridjaja Pengaruh Cara Pemberian dan Kualitas Bahan Organik terhadap Sifat Fisik pada Tanah Ultisol Jasinga Terdegradasi http// repository.ipb.ac.id/ (diakses 14 November 2012) Rosmarkan, A. dan Nasih Widya Yuwono Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius. Yogyakarta. Supriyadi, S Kandungan Bahan Organik sebagai Dasar Pengelolaan Tanah di Lahan Kering Madura. Jurnal Embryo 5 (2) : Edisi Desember 2008 (diakses 14 November 2012). 164