Untai 1. I. Setyawan. Materi. Referensi. Evaluasi Untai Elektrik I. Pendahuluan. Dr. Iwan Setyawan. Fakultas Teknik Universitas Kristen Satya Wacana

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Untai 1. I. Setyawan. Materi. Referensi. Evaluasi Untai Elektrik I. Pendahuluan. Dr. Iwan Setyawan. Fakultas Teknik Universitas Kristen Satya Wacana"

Transkripsi

1 Materi Referensi Evaluasi Untai Elektrik I Pendahuluan Dr. Iwan Setyawan Fakultas Teknik Universitas Kristen Satya Wacana

2 Materi Materi Referensi Evaluasi 1 Definisi-definisi Dasar 2 Konsep-konsep Untai 3 Hukum-hukum Untai 4 Metode-metode Analisis Untai 5 Untai Penguat dan Op-Amp 6 Gelombang dan Isyarat 7 Untai Orde 1 8 Untai Orde Tinggi dan Frekuensi Kompleks

3 Referensi Materi Referensi Evaluasi M. Nahvi, J.A. Edminister, Schaum s Outlines: Electric Circuit, 4 th Edition, McGraw-Hill, 2003 (Bab 1 8) W. H. Hayt, J. E. Kemmerly, S. M. Durbin, Engineering Circuit Analysis, 6 th Edition, McGraw- Hill, 2001 Presentasi kuliah (dalam format PDF), akan tersedia di dan jika sudah selesai. Any other relevant sources

4 Evaluasi Materi Referensi Evaluasi Komponen penilaian EE214/CE204 TTS: 30%. 30 Maret (Bab 1-4) TAS: 45%. 25 Mei (Bab 1-8) Asistensi: 25%. Semua tes bersifat CLOSED BOOK dan TIDAK DADAKAN. Tes untuk kelas A dan B diadakan bersamaan. Minimal kehadiran di kelas 15 kali pertemuan.

5 Units Gaya, Usaha & Daya Muatan Listrik dan Arus Potensial Elektrik Energi dan Daya Elektrik Fungsi Konstan dan Fungsi Waktu Untai Elektrik I Definisi-definisi Dasar Dr. Iwan Setyawan Fakultas Teknik Universitas Kristen Satya Wacana

6 Besaran dan Satuan (1) Units Gaya, Usaha & Daya Muatan Listrik dan Arus Potensial Elektrik Energi dan Daya Elektrik Fungsi Konstan dan Fungsi Waktu Satuan yang digunakan dalam kuliah ini adalah satuan SI (International System of Units). Satuan SI memiliki 7 besaran dasar. Satuan lain dapat diturunkan dari besaran-besaran dasar ini. Empat besaran yang berhubungan langsung dengan kuliah ini ditunjukkan pada tabel berikut.

7 Besaran dan Satuan (2) Units Gaya, Usaha & Daya Muatan Listrik dan Arus Satuan SI untuk untai elektrik ditunjukkan pada tabel berikut. Potensial Elektrik Energi dan Daya Elektrik Fungsi Konstan dan Fungsi Waktu

8 Besaran dan Satuan (3) Units Gaya, Usaha & Daya Muatan Listrik dan Arus Potensial Elektrik Energi dan Daya Elektrik Fungsi Konstan dan Fungsi Waktu Satuan SI tambahan adalah sudut (dalam bidang analisis untai sering disebut sudut fase ) dengan satuan radian. Pada kenyataannya, satuan derajat jauh lebih umum digunakan untuk menyatakan sudut fase. Hal ini menyebabkan sering dijumpai pernyataan misalnya sin(ωt + 30 ). Karena ω memiliki satuan radian, pernyataan seperti ini merupakan percampuran satuan.

9 Besaran dan Satuan (4) Units Gaya, Usaha & Daya Muatan Listrik dan Arus Potensial Elektrik Decimal multiples (faktor pengali 10 pangkat positif) dan decimal submultiples (faktor pengali 10 pangkat negatif) memiliki simbol tertentu dalam sistem SI. Simbol-simbol ini ditunjukkan pada tabel berikut. Energi dan Daya Elektrik Fungsi Konstan dan Fungsi Waktu

10 Gaya, Usaha & Daya (1) Units Gaya, Usaha & Daya Muatan Listrik dan Arus Potensial Elektrik Energi dan Daya Elektrik Fungsi Konstan dan Fungsi Waktu Gaya, usaha dan daya merupakan contoh besaran yang diturunkan dari besaran dasar SI. Satuan gaya, Newton (N), didefinisikan sebagai gaya yang diperlukan untuk memberikan percepatan sebesar 1 m/s 2 kepada sebuah benda dengan massa 1 kilogram (hukum Newton). Jadi, dapat ditulis 1 N = 1 kg m/s 2. Usaha merupakan gaya yang dikeluarkan dalam jarak tertentu. Sebuah gaya 1 N yang bekerja sejauh 1 m disebut 1 joule (J). Dengan kata lain, 1 joule equivalen dengan 1 newton-meter. Usaha dan Energi memiliki satuan yang sama.

11 Gaya, Usaha & Daya (2) Units Gaya, Usaha & Daya Muatan Listrik dan Arus Potensial Elektrik Energi dan Daya Elektrik Fungsi Konstan dan Fungsi Waktu Daya didefinisikan sebagai laju pengeluaran usaha atau laju perubahan energi dari satu bentuk ke bentuk lain. Satuan daya adalah watt (W) yang didefinisikan sebagai joule per detik (J/s).

12 Gaya, Usaha & Daya (3) Units Gaya, Usaha & Daya Muatan Listrik dan Arus Potensial Elektrik Energi dan Daya Elektrik Fungsi Konstan dan Fungsi Waktu Contoh soal 1: Sebuah benda dengan massa 10 kg bergerak lurus dengan percepatan konstan sebesar 2 m/s 2. Carilah gaya yang bekerja pada benda tersebut. Jika benda tersebut ada pada keadaan diam pada t = 0 di titik x = 0, cari posisi, energi kinetik dan daya pada t = 4 detik.

13 Gaya, Usaha & Daya (4) Units Gaya, Usaha & Daya Muatan Listrik dan Arus Potensial Elektrik Energi dan Daya Elektrik Fungsi Konstan dan Fungsi Waktu Jawab: Dari hukum Newton, kita peroleh: F = ma = (10 kg)(2 m/s 2 ) = 20 kg m/s 2 = 20 Newton

14 Gaya, Usaha & Daya (5) Units Gaya, Usaha & Daya Muatan Listrik dan Arus Potensial Elektrik Energi dan Daya Elektrik Fungsi Konstan dan Fungsi Waktu Jawab (cont.): Pada waktu t = 4 detik: x = 1 2 at2 = 1 2 (2 m/s2 )(4 s) 2 = 16 m

15 Gaya, Usaha & Daya (6) Units Gaya, Usaha & Daya Muatan Listrik dan Arus Potensial Elektrik Energi dan Daya Elektrik Fungsi Konstan dan Fungsi Waktu Jawab (cont.): Pada waktu t = 4 detik: K e = Fx = (20 N)(16 m) = 3200 Nm = 3.2 kj

16 Gaya, Usaha & Daya (7) Units Gaya, Usaha & Daya Muatan Listrik dan Arus Potensial Elektrik Energi dan Daya Elektrik Fungsi Konstan dan Fungsi Waktu Jawab (cont.): Pada waktu t = 4 detik: P = K e /t = (3.2 kj)/(4 s) = 0.8 kj/s = 0.8 kw

17 Muatan Listrik dan Arus (1) Units Gaya, Usaha & Daya Muatan Listrik dan Arus Potensial Elektrik Energi dan Daya Elektrik Fungsi Konstan dan Fungsi Waktu Definisi Satuan arus, ampere (A) adalah besarnya arus konstan yang mengalir pada dua buah konduktor paralel (yang memiliki panjang tak berhingga dan luas penampang sangat kecil) yang terpisah dengan jarak 1 m di ruang hampa, sedemikian rupa sehingga terdapat gaya diantara kedua konduktor sebesar newton per meter.

18 Muatan Listrik dan Arus (2) Units Gaya, Usaha & Daya Muatan Listrik dan Arus Potensial Elektrik Energi dan Daya Elektrik Fungsi Konstan dan Fungsi Waktu Konsep lain tentang arus (yang mungkin lebih berguna) adalah bahwa arus muncul karena adanya muatan listrik yang bergerak. Arus sebesar 1 ampere sama dengan suatu muatan sebesar 1 coulomb yang bergerak melalui suatu permukaan selama 1 detik. Jadi, dapat ditulis i (A) = dq/dt (C/s). Dengan kata lain, dapat disimpulkan juga bahwa satuan muatan, coulomb (C), ekuivalen dengan ampere-second.

19 Muatan Listrik dan Arus (3) Units Gaya, Usaha & Daya Muatan Listrik dan Arus Potensial Elektrik Energi dan Daya Elektrik Muatan yang bergerak dapat bermuatan positif maupun negatif. Pada gambar berikut, ditunjukkan ion positif yang bergerak ke arah kiri dalam sebuah fluida atau plasma. Arus yang ditimbulkan, i, juga ke kiri. Fungsi Konstan dan Fungsi Waktu Jika ion-ion ini melewati permukaan S dengan laju 1 coulomb per detik, maka arus yang mengalir adalah 1 ampere.

20 Muatan Listrik dan Arus (4) Units Gaya, Usaha & Daya Muatan Listrik dan Arus Potensial Elektrik Energi dan Daya Elektrik Jika muatan bermuatan negatif bergerak ke arah kanan, arus listrik yang mengalir tetap ke arah kanan, seperti gambar berikut. Fungsi Konstan dan Fungsi Waktu

21 Muatan Listrik dan Arus (5) Units Gaya, Usaha & Daya Muatan Listrik dan Arus Potensial Elektrik Energi dan Daya Elektrik Fungsi Konstan dan Fungsi Waktu Dalam untai elektrik, konduktor umumnya tidak berupa fluida atau plasma. Pada konduktor logam, arus mengalir karena adanya pergerakan elektron. Misalnya, pada tembaga satu elektron terluar tidak memiliki ikatan yang kuat dengan inti atom dan dapat bergerak bebas dari satu atom ke atom tetangganya.

22 Muatan Listrik dan Arus (6) Units Gaya, Usaha & Daya Muatan Listrik dan Arus Potensial Elektrik Energi dan Daya Elektrik Fungsi Konstan dan Fungsi Waktu Pada tembaga, terdapat kurang lebih buah elektron bebas (conduction electron) per meter kubik. Muatan sebuah elektron adalah e = C. Jadi, jika arus sebesar 1 ampere mengalir melalui sebuah konduktor, kira-kira terdapat buah elektron per detik mengalir melalui penampang penghantar tersebut.

23 Muatan Listrik dan Arus (7) Units Gaya, Usaha & Daya Muatan Listrik dan Arus Potensial Elektrik Energi dan Daya Elektrik Fungsi Konstan dan Fungsi Waktu Contoh soal 2: Sebuah penghantar mengalirkan arus konstan sebesar 5 ampere. Berapa buah elektron mengalir melalui suatu luasan pada konduktor tersebut selama 1 menit?

24 Muatan Listrik dan Arus (8) Units Gaya, Usaha & Daya Muatan Listrik dan Arus Potensial Elektrik Energi dan Daya Elektrik Fungsi Konstan dan Fungsi Waktu Jawab: Karena: maka: 5 A = (5 C/s)(60 s/menit) = 300 C/menit 300 C/menit C/elektron = elektron/menit

25 Potensial Elektrik (1) Units Gaya, Usaha & Daya Muatan Listrik dan Arus Potensial Elektrik Potensial Elektrik berhubungan dengan usaha yang diperlukan untuk menggerakkan sebuah muatan elektrik melewati suatu medan elektrik seperti pada gambar berikut. Energi dan Daya Elektrik Fungsi Konstan dan Fungsi Waktu

26 Potensial Elektrik (2) Units Gaya, Usaha & Daya Muatan Listrik dan Arus Potensial Elektrik Energi dan Daya Elektrik Fungsi Konstan dan Fungsi Waktu Misalkan muatan Q memiliki muatan sebesar 1 coulomb. Jika dibutuhkan usaha sebesar 1 joule untuk menggerakkan Q dari posisi 0 ke posisi 1, maka posisi 1 memiliki potensial elektrik (memiliki beda potensial/tegangan) sebesar 1 volt relatif terhadap posisi 0. Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa 1 V = 1 J/C.

27 Potensial Elektrik (3) Units Gaya, Usaha & Daya Muatan Listrik dan Arus Potensial Elektrik Potensial elektrik dapat dianalogikan dengan sebuah massa yang diletakkan pada ketinggian h melawan gaya gravitasi g seperti pada gambar berikut. Energi dan Daya Elektrik Fungsi Konstan dan Fungsi Waktu

28 Potensial Elektrik (4) Units Gaya, Usaha & Daya Muatan Listrik dan Arus Potensial Elektrik Energi dan Daya Elektrik Fungsi Konstan dan Fungsi Waktu Dalam kasus ini, terdapat energi potensial, P e = mgh yang akan melakukan usaha (menggerakkan) massa m jika massa tersebut dilepaskan. Pada saat itu, energi potensial ini akan diubah menjadi energi kinetik.

29 Potensial Elektrik (5) Units Gaya, Usaha & Daya Muatan Listrik dan Arus Potensial Elektrik Energi dan Daya Elektrik Fungsi Konstan dan Fungsi Waktu Contoh soal 3: Pada suatu untai elektrik, diperlukan energi sebesar 9.25 µj untuk memindahkan muatan sebesar 0.5 µc dari titik a ke titik b. Berapa beda potensial antara kedua titik tersebut?

30 Potensial Elektrik (6) Units Gaya, Usaha & Daya Muatan Listrik dan Arus Potensial Elektrik Energi dan Daya Elektrik Fungsi Konstan dan Fungsi Waktu Jawab: Karena 1 volt = 1 joule/coulomb, maka V ab = J C = 18.5 V

31 Energi dan Daya Elektrik (1) Units Gaya, Usaha & Daya Muatan Listrik dan Arus Potensial Elektrik Energi dan Daya Elektrik Fungsi Konstan dan Fungsi Waktu Energi elektrik akan banyak dijumpai ketika kita membicarakan komponen kapasistansi dan induktansi yang memiliki kemampuan menyimpan energi. Energi elektrik memiliki satuan joule (J). Laju perubahan (atau transfer) energi ini, dalam joule per detik (J/s), disebut dengan daya elektrik dalam watt (W).

32 Energi dan Daya Elektrik (2) Units Gaya, Usaha & Daya Muatan Listrik dan Arus Potensial Elektrik Energi dan Daya Elektrik Fungsi Konstan dan Fungsi Waktu Hasil perkalian tegangan dan arus adalah daya elektrik, atau p = vi. Hal ini dapat dilihat pula dengan cara berikut: V A = (J/C) (C/s) = J/s = W

33 Energi dan Daya Elektrik (3) Units Gaya, Usaha & Daya Muatan Listrik dan Arus Potensial Elektrik Energi dan Daya Elektrik Fungsi Konstan dan Fungsi Waktu Contoh soal 4: Sebuah resistor memiliki beda potensial sebesar 50 V diantara kaki-kakinya. Setiap menit, muatan sebesar 120 C bergerak melewati suatu titik pada resistor tersebut. Carilah berapa laju konversi energi elektrik menjadi energi panas?

34 Energi dan Daya Elektrik (4) Units Gaya, Usaha & Daya Muatan Listrik dan Arus Potensial Elektrik Energi dan Daya Elektrik Fungsi Konstan dan Fungsi Waktu Jawab: Karena maka (120 C/min)/(60 s/min) = 2 A P = (2 A)(50 V) = 100 W Atau dapat disimpulkan bahwa laju perubahan energi adalah 100 joule per detik.

35 Fungsi Konstan dan Fungsi Waktu Units Gaya, Usaha & Daya Muatan Listrik dan Arus Potensial Elektrik Energi dan Daya Elektrik Fungsi Konstan dan Fungsi Waktu Dalam analisis untai elektrik, kita jumpai fungsi yang bernilai konstan dan fungsi yang berubah menurut waktu. Konvensi yang digunakan adalah huruf kapital untuk fungsi konstan dan huruf kecil untuk fungsi waktu. Misalnya sebuah arus konstan sebesar 10 ampere ditulis I = 10 A. Arus yang berubah menurut waktu dengan bentuk sinusoida ditulis i(t) = 10 sin ωt A.

36 Elemen Aktif dan Pasif Konvensi Tanda Hubungan Tegangan dan Arus Resistansi Induktansi Kapasitansi Diagram Untai Resistor Non-linier Untai Elektrik I Konsep-konsep Untai Dr. Iwan Setyawan Fakultas Teknik Universitas Kristen Satya Wacana

37 Elemen Aktif dan Pasif (1) Elemen Aktif dan Pasif Konvensi Tanda Hubungan Tegangan dan Arus Resistansi Induktansi Kapasitansi Suatu peranti elektrik direpresentasikan dengan sebuah diagram untai. Diagram ini pada umumnya terdiri atas elemen-elemen (komponen- komponen) dengan 2 port yang dipasang seri atau paralel. Bentuk generik suatu elemen digambarkan sebagai berikut: Diagram Untai Resistor Non-linier

38 Elemen Aktif dan Pasif (2) Elemen Aktif dan Pasif Konvensi Tanda Hubungan Tegangan dan Arus Resistansi Induktansi Kapasitansi Diagram Untai Resistor Non-linier Suatu elemen disebut aktif jika elemen tersebut mampu menyuplai energi ke dalam untai. Contoh: sumber tegangan dan sumber arus. Suatu elemen disebut pasif jika elemen tersebut mengambil energi dari sumber dan menyimpan energi tersebut atau mengubahnya menjadi bentuk energi lain. Contoh elemen pasif yang mengubah energi: resistor. Contoh elemen pasif yang menyimpan energi: kapasitor dan induktor.

39 Elemen Aktif dan Pasif (3) Elemen Aktif dan Pasif Konvensi Tanda Hubungan Tegangan dan Arus Resistansi Simbol-simbol elemen-elemen dasar untai elektrik ditunjukkan pada gambar berikut. Induktansi Kapasitansi Diagram Untai Resistor Non-linier

40 Elemen Aktif dan Pasif (4) Elemen Aktif dan Pasif Konvensi Tanda Hubungan Tegangan dan Arus Resistansi Induktansi Kapasitansi Diagram Untai Resistor Non-linier Gambar (a) dan (b) menunjukkan sumber tegangan. Gambar (a) adalah sumber tegangan bebas. Sumber tegangan ini tidak terpengaruh oleh perubahan yang terjadi pada untai. Gambar (b) adalah sumber tegangan tidak bebas. Sumber tegangan ini dipengaruhi (dengan cara tertentu) oleh perubahan yang ada pada untai.

41 Elemen Aktif dan Pasif (5) Elemen Aktif dan Pasif Konvensi Tanda Hubungan Tegangan dan Arus Resistansi Induktansi Kapasitansi Diagram Untai Resistor Non-linier Gambar (c) dan (d) menunjukkan sumber arus. Gambar (c) adalah sumber arus bebas. Gambar (d) adalah sumber arus tidak bebas.

42 Elemen Aktif dan Pasif (6) Elemen Aktif dan Pasif Konvensi Tanda Hubungan Tegangan dan Arus Resistansi Induktansi Kapasitansi Diagram Untai Resistor Non-linier Gambar (e), (f) dan (g) menunjukkan elemen-elemen pasif. Gambar (e) adalah simbol resistor. Gambar (f) adalah simbol induktor. Gambar (g) adalah simbol kapasitor.

43 Elemen Aktif dan Pasif (7) Elemen Aktif dan Pasif Konvensi Tanda Hubungan Tegangan dan Arus Resistansi Induktansi Kapasitansi Diagram Untai Resistor Non-linier Simbol-simbol yang ditunjukkan disini disebut dengan simbol lumped parameter. Simbol seperti ini menggunakan satu simbol untuk merepresentasikan distribusi resistansi, induktansi atau kapasitansi.

44 Elemen Aktif dan Pasif (8) Elemen Aktif dan Pasif Konvensi Tanda Hubungan Tegangan dan Arus Misalnya, perhatikan koil seperti pada gambar berikut. Resistansi Induktansi Kapasitansi Diagram Untai Resistor Non-linier Koil ini memiliki resistansi pada keseluruhan panjang kabel, tetapi hal ini hanya disimbolkan oleh satu buah simbol R pada Gambar (b) atau (c). Hal yang sama dilakukan pada induktansi koil.

45 Konvensi Tanda (1) Elemen Aktif dan Pasif Konvensi Tanda Hubungan Tegangan dan Arus Konvensi tanda elemen untai elektrik pada umumnya ditunjukkan pada gambar berikut. Resistansi Induktansi Kapasitansi Diagram Untai Resistor Non-linier

46 Konvensi Tanda (2) Elemen Aktif dan Pasif Konvensi Tanda Hubungan Tegangan dan Arus Resistansi Induktansi Kapasitansi Diagram Untai Resistor Non-linier Untuk sebuah sumber tegangan, diperlukan keterangan fungsi tegangan, v(t) atau V serta polaritas. Misalnya, jika pada Gambar (a) v(t) = 10 sin ωt, maka terminal A pada gambar ini positif terhadap B untuk 0 > ωt > π. Pada saat π > ωt > 2π, terminal B positif terhadap A.

47 Konvensi Tanda (3) Elemen Aktif dan Pasif Konvensi Tanda Hubungan Tegangan dan Arus Resistansi Induktansi Kapasitansi Diagram Untai Resistor Non-linier Untuk sebuah sumber arus, diperlukan keterangan arah arus dan fungsi arus. Untuk elemen pasif, biasanya terminal tempat arus masuk dianggap positif terhadap terminal tempat arus keluar. Hal ini ditunjukkan pada Gambar (c).

48 Konvensi Tanda (4) Elemen Aktif dan Pasif Konvensi Tanda Hubungan Tegangan dan Arus Resistansi Induktansi Hubungan antara tanda (polaritas) dan daya dapat ditunjukkan sebagai berikut. Misalkan sebuah untai dengan 2 buah sumber tegangan konstan dan sebuah resistor seperti gambar berikut. Kapasitansi Diagram Untai Resistor Non-linier

49 Konvensi Tanda (5) Elemen Aktif dan Pasif Konvensi Tanda Hubungan Tegangan dan Arus Resistansi Untuk menganalisis komponen mana yang mengeluarkan daya dan komponen mana yang menyerap daya, kita gunakan gambar sebagai berikut. Induktansi Kapasitansi Diagram Untai Resistor Non-linier

50 Konvensi Tanda (6) Elemen Aktif dan Pasif Konvensi Tanda Hubungan Tegangan dan Arus Resistansi Induktansi Kapasitansi Diagram Untai Resistor Non-linier Daya diserap oleh sebuah komponen jika arus masuk ke komponen tersebut melalui terminal positif. Daya dikeluarkan oleh sebuah komponen jika arus masuk ke komponen tersebut melalui terminal negatif. Jadi pada kasus ini, daya diserap oleh 2 komponen yaitu resistor dan sumber tegangan V B.

51 Konvensi Tanda (7) Elemen Aktif dan Pasif Konvensi Tanda Hubungan Tegangan dan Arus Resistansi Induktansi Kapasitansi Diagram Untai Resistor Non-linier Karena daya dapat dihitung dengan P = VI atau P = I 2 R maka dapat diperoleh bahwa daya yang diserap oleh sumber V B adalah P VB = 5 3 = 15 W, dan oleh resistor sebesar P R = = 45 W. Daya yang dikeluarkan oleh sumber V A adalah P VA = 20 3 = 60 W. Dari sini dapat disimpulkan bahwa memang daya yang diserap oleh resistor maupun sumber V B berasal dari sumber V A.

52 Hubungan Tegangan dan Arus (1) Elemen Aktif dan Pasif Konvensi Tanda Hubungan Tegangan dan Arus Resistor: Resistansi (R) memiliki satuan ohm (Ω). Tegangan pada suatu resistor dapat dinyatakan sebagai Resistansi Induktansi v = Ri (hukum Ohm) Kapasitansi Diagram Untai Resistor Non-linier Arus pada suatu resistor dapat dinyatakan sebagai i = v R Daya pada suatu resistor dapat dinyatakan sebagai p = vi = i 2 R

53 Hubungan Tegangan dan Arus (2) Elemen Aktif dan Pasif Konvensi Tanda Hubungan Tegangan dan Arus Resistansi Induktansi Kapasitansi Diagram Untai Resistor Non-linier Induktor: Induktansi (L) memiliki satuan henry (H). Tegangan pada suatu induktor dapat dinyatakan sebagai v = L di dt Arus pada suatu induktor dapat dinyatakan sebagai i = 1 vdt + k 1 L Daya pada suatu induktor dapat dinyatakan sebagai p = vi = Li di dt

54 Hubungan Tegangan dan Arus (3) Elemen Aktif dan Pasif Konvensi Tanda Hubungan Tegangan dan Arus Resistansi Induktansi Kapasitansi Diagram Untai Resistor Non-linier Kapasitor: Kapasitansi (C) memiliki satuan farad (F). Tegangan pada suatu kapasitor dapat dinyatakan sebagai v = 1 idt + k 2 C Arus pada suatu kapasitor dapat dinyatakan sebagai i = C di dt Daya pada suatu kapasitor dapat dinyatakan sebagai p = vi = Cv dv dt

55 Resistansi (1) Elemen Aktif dan Pasif Konvensi Tanda Hubungan Tegangan dan Arus Resistansi Induktansi Kapasitansi Diagram Untai Resistor Non-linier Setiap peranti elektrik yang menyerap energi pasti memiliki resistor (resistansi) pada model untainya. Daya pada sebuah resistor selalu positif dan diberikan oleh p = vi = i 2 R = v 2 Energi didefinisikan sebagai integral daya sesaat w = = R = 1 R t2 pdt t 1 t2 t 1 t2 t 1 i 2 dt R v 2 dt

56 Resistansi (2) Elemen Aktif dan Pasif Konvensi Tanda Hubungan Tegangan dan Arus Resistansi Induktansi Kapasitansi Diagram Untai Resistor Non-linier Contoh soal 1: Misalkan sebuah resistor 4 Ω dialiri arus i(t) = 2.5 sin ωt A. Carilah tegangan, daya dan energi untuk satu periode. Diketahui ω = 500 rad.

57 Resistansi (3) Elemen Aktif dan Pasif Konvensi Tanda Hubungan Tegangan dan Arus Resistansi Induktansi Kapasitansi Diagram Untai Resistor Non-linier Jawab: Tegangan dapat dihitung sebagai berikut: v(t) = Ri = 10 sin ωt V Daya dapat dihitung sebagai berikut: p(t) = v(t)i(t) = i 2 (t)r = 25 sin 2 ωt W

58 Resistansi (4) Elemen Aktif dan Pasif Konvensi Tanda Hubungan Tegangan dan Arus Resistansi Induktansi Kapasitansi Diagram Untai Resistor Non-linier Jawab (cont.): Energi dapat dihitung sebagai berikut: w(t) = t 0 t p(τ)dτ = (25 sin 2 ωτ)dτ 0 t ( ) 1 cos 2ωτ = 25 dτ 0 2 ( ) t sin 2ωt = 25 joule 2 4ω

59 Resistansi (5) Elemen Aktif dan Pasif Konvensi Tanda Hubungan Tegangan dan Arus Jawab (cont.): Plot fungsi daya adalah sebagai berikut: Resistansi Induktansi Kapasitansi Diagram Untai Resistor Non-linier

60 Resistansi (6) Elemen Aktif dan Pasif Konvensi Tanda Hubungan Tegangan dan Arus Jawab (cont.): Plot fungsi energi adalah sebagai berikut: Resistansi Induktansi Kapasitansi Diagram Untai Resistor Non-linier

61 Resistansi (7) Elemen Aktif dan Pasif Konvensi Tanda Hubungan Tegangan dan Arus Resistansi Induktansi Kapasitansi Diagram Untai Resistor Non-linier Jawab (cont.): Dari kedua plot diatas, dapat disimpulkan bahwa: Daya selalu positif. Energi selalu positif dan bertambah.

62 Induktansi (1) Elemen Aktif dan Pasif Konvensi Tanda Hubungan Tegangan dan Arus Resistansi Induktansi Kapasitansi Diagram Untai Resistor Non-linier Induktor (induktansi) adalah elemen untai yang menyimpan energi listrik dalam bentuk medan magnet. Untuk arus yang berubah menurut waktu, induktor menyimpan energi pada sebagian siklus dan mengeluarkannya pada bagian siklus yang lain. Jika induktor dilepaskan dari untai, medan magnet ini runtuh sehingga energi tidak dapat disimpan tanpa adanya sumber yang terpasang. Kumparan yang ada pada motor elektrik, trafo dsb. harus memiliki komponen induktansi dalam model untai-nya.

63 Induktansi (2) Elemen Aktif dan Pasif Konvensi Tanda Hubungan Tegangan dan Arus Resistansi Induktansi Kapasitansi Diagram Untai Resistor Non-linier Daya pada induktor adalah sebagai berikut: p = vi = Li di dt = d [ ] 1 dt 2 Li 2 Energi pada induktor adalah sebagai berikut: w L = t2 t 1 pdt = t2 t 1 Lidt = 1 2 L[i 2 2 i 2 1 ]

64 Induktansi (3) Elemen Aktif dan Pasif Konvensi Tanda Hubungan Tegangan dan Arus Resistansi Induktansi Kapasitansi Diagram Untai Resistor Non-linier Contoh soal 2: Pada interval 0 > t > (π/50) detik, sebuah induktor 30 mh dialiri arus i = 10 sin 50t A. Carilah tegangan, daya dan energi induktor tersebut.

65 Induktansi (4) Elemen Aktif dan Pasif Konvensi Tanda Hubungan Tegangan dan Arus Resistansi Induktansi Kapasitansi Diagram Untai Resistor Non-linier Jawab: Tegangan pada induktor adalah: v = L di dt = cos 50t = 15 cos 50t V

66 Induktansi (5) Elemen Aktif dan Pasif Konvensi Tanda Hubungan Tegangan dan Arus Resistansi Induktansi Kapasitansi Diagram Untai Resistor Non-linier Jawab (cont.): Daya pada induktor adalah: p = vi = 15 cos 50t 10 sin 50t sin 100t = = 75 sin 100t W

67 Induktansi (6) Elemen Aktif dan Pasif Konvensi Tanda Hubungan Tegangan dan Arus Resistansi Induktansi Kapasitansi Diagram Untai Resistor Non-linier Jawab (cont.): Energi pada induktor adalah: W L = t 0 = 1 2 Li 2 pdt = (10 sin 50t) 2 1 cos 100t = = 0.75(1 cos 100t) J

68 Induktansi (7) Elemen Aktif dan Pasif Konvensi Tanda Hubungan Tegangan dan Arus Jawab (cont.): Plot daya pada induktor adalah sebagai berikut: Resistansi Induktansi Kapasitansi Diagram Untai Resistor Non-linier

69 Induktansi (8) Elemen Aktif dan Pasif Konvensi Tanda Hubungan Tegangan dan Arus Jawab (cont.): Plot energi pada induktor adalah sebagai berikut: Resistansi Induktansi Kapasitansi Diagram Untai Resistor Non-linier

70 Induktansi (9) Elemen Aktif dan Pasif Konvensi Tanda Hubungan Tegangan dan Arus Resistansi Induktansi Kapasitansi Diagram Untai Resistor Non-linier Jawab (cont.): Dari plot-plot ini dapat disimpulkan bahwa: Pada sebagian siklus, induktor menyerap daya dan pada bagian lain induktor mengeluarkan daya. Pada sebagian siklus, induktor mengumpulkan energi dan pada bagian lain energi ini dikembalikan ke untai.

71 Kapasitansi (1) Elemen Aktif dan Pasif Konvensi Tanda Hubungan Tegangan dan Arus Resistansi Induktansi Kapasitansi Diagram Untai Resistor Non-linier Kapasitansi (kapasitor) merupakan komponen untai yang dapat menyimpan energi elektrik dalam bentuk medan listrik. Jika tegangan yang terpasang berubah menurut waktu, energi akan disimpan pada sebagian siklus dan dilepaskan kembali pada bagian lain siklus. Tidak seperti induktor, kapasitor dapat mempertahankan energi elektrik meskipun hubungan ke sumber diputus.

72 Kapasitansi (2) Elemen Aktif dan Pasif Konvensi Tanda Hubungan Tegangan dan Arus Resistansi Induktansi Kapasitansi Diagram Untai Resistor Non-linier Muatan energi pada kapasitor memenuhi hubungan q = Cv. Daya pada kapasitor dinyatakan sebagai berikut: p = vi = Cv dv dt = d [ ] 1 dt 2 Cv 2 Energi pada kapasitor dinyatakan sebagai berikut: w C = t2 t2 pdt = Cvdv = 1 t 1 t 1 2 C[v 2 2 v1 2 ]

73 Kapasitansi (3) Elemen Aktif dan Pasif Konvensi Tanda Hubungan Tegangan dan Arus Resistansi Induktansi Kapasitansi Diagram Untai Resistor Non-linier Contoh soal 3: Pada sebuah interval 0 > t > 5π ms, sebuah kapasistor 20 µf memiliki tegangan v = 50 sin 200t V. Cari besarnya muatan, daya dan energi kapasitor tersebut.

74 Kapasitansi (4) Elemen Aktif dan Pasif Konvensi Tanda Hubungan Tegangan dan Arus Resistansi Induktansi Kapasitansi Diagram Untai Resistor Non-linier Jawab: Muatan dapat dihitung sebagai berikut: q = Cv = sin 200t = 1000 sin 200t µc

75 Kapasitansi (5) Elemen Aktif dan Pasif Konvensi Tanda Hubungan Tegangan dan Arus Resistansi Induktansi Kapasitansi Diagram Untai Resistor Non-linier Jawab (cont.): Daya dihitung sebagai berikut. Karena maka i = C dv dt = cos 200t = 0.2 cos 200t A p = vi = 50 sin 200t 0.2 cos 200t = 5 sin 400t W

76 Kapasitansi (6) Elemen Aktif dan Pasif Konvensi Tanda Hubungan Tegangan dan Arus Resistansi Induktansi Kapasitansi Diagram Untai Resistor Non-linier Jawab (cont.): Energi dihitung sebagai berikut: w C = t2 t 1 = 1 2 Cv 2 pdt = 1 2 ( )(50 sin 200t) 2 = 1 2 ( )(2500 sin 2 200t) 1 cos 400t = = (1 cos 400t) J

77 Kapasitansi (7) Elemen Aktif dan Pasif Konvensi Tanda Hubungan Tegangan dan Arus Resistansi Jawab (cont.): Pada contoh ini, saat interval 0 > t > 2.5π ms, muatan dan tegangan naik dari nilai nol sampai masing-masing 1000 µc dan 50 V. Plot energi kapasitor ditunjukkan pada gambar berikut. Induktansi Kapasitansi Diagram Untai Resistor Non-linier Jadi energi naik dari 0 sampai 25 mj pada t = 2.5π ms, kemudian energi tersebut dikembalikan ke sumber.

78 Diagram Untai (1) Elemen Aktif dan Pasif Konvensi Tanda Hubungan Tegangan dan Arus Resistansi Suatu untai dapat digambarkan dengan berbagai cara. Untuk melakukan analisis terhadap suatu untai, kita bisa saja menggambar ulang untai tersebut. Sebagai contoh, perhatikan gambar-gambar berikut. Induktansi Kapasitansi Diagram Untai Resistor Non-linier

79 Diagram Untai (2) Elemen Aktif dan Pasif Konvensi Tanda Hubungan Tegangan dan Arus Resistansi Induktansi Kapasitansi Diagram Untai Resistor Non-linier Meskipun tampaknya berbeda, ketiga untai diatas identik. Pada gambar (a), titik A dipisah menjadi 3 titik. Titik-titik ini dapat digabungkan menjadi 2 titik seperti pada gambar (b). Pada gambar (b), resistor R 4 diparalel dengan sebuah hubung singkat, sehingga resistor ini bisa dihilangkan dari proses analisis. Dengan menghilangkan R 4, 2 titik A pada gambar (b) dapat digabungkan sehingga dihasilkan gambar (c).

80 Resistor Non-linier (1) Elemen Aktif dan Pasif Konvensi Tanda Hubungan Tegangan dan Arus Resistansi Induktansi Kapasitansi Diagram Untai Resistor Non-linier Hubungan tegangan dan arus pada suatu komponen tidak selalu linier. Contohnya, filamen pada lampu pijar menarik arus lebih rendah jika tegangan lebih tinggi. Contoh lain adalah dioda, yang menghantar listrik hanya pada satu arah (forward bias vs reverse bias).

81 Resistor Non-linier (2) Elemen Aktif dan Pasif Konvensi Tanda Hubungan Tegangan dan Arus Resistansi Induktansi Kapasitansi Diagram Untai Resistor Non-linier Resistansi statik (static resistance) sebuah resistor non-linier yang beroperasi pada suatu titik arus-tegangan (I, V ) didefinisikan sebagai R = V /I. Resistansi dinamik (dynamic resistance) resistor tersebut didefinisikan sebagai r = V / I. Kedua resistansi ini tergantung titik operasi saat itu.

82 Resistor Non-linier (3) Elemen Aktif dan Pasif Konvensi Tanda Hubungan Tegangan dan Arus Resistansi Contoh soal 4: Karakteristik arus dan tegangan sebuah dioda yang diberi forward bias adalah sebagai berikut: Induktansi Kapasitansi Diagram Untai Resistor Non-linier Jika diode beroperasi pada 30 ma, carilah R, r dan p.

83 Resistor Non-linier (4) Elemen Aktif dan Pasif Konvensi Tanda Hubungan Tegangan dan Arus Resistansi Induktansi Kapasitansi Diagram Untai Resistor Non-linier Jawab: Dari tabel kita peroleh: R = V I = Ω r = V I ( ) 10 3 = 0.85 Ω

84 Resistor Non-Linier (5) Elemen Aktif dan Pasif Konvensi Tanda Hubungan Tegangan dan Arus Resistansi Induktansi Kapasitansi Diagram Untai Resistor Non-linier Jawab (cont.): dan p = VI = mw

85 Resistor Non-linier (6) Elemen Aktif dan Pasif Konvensi Tanda Hubungan Tegangan dan Arus Contoh soal 5: Karakteristik tegangan dan arus sebuah filamen lampu ditunjukkan pada tabel berikut. Resistansi Induktansi Kapasitansi Diagram Untai Resistor Non-linier Carilah R, r dan p untuk titik operasi 10 ma dan 15 ma.

86 Resistor Non-linier (7) Elemen Aktif dan Pasif Konvensi Tanda Hubungan Tegangan dan Arus Resistansi Induktansi Kapasitansi Diagram Untai Resistor Non-linier Jawab: Untuk titik 10 ma kita peroleh: 2.5 R = 250 Ω r = 500 Ω (11 9) 10 3 p = 25 mw

87 Resistor Non-linier (8) Elemen Aktif dan Pasif Konvensi Tanda Hubungan Tegangan dan Arus Resistansi Induktansi Kapasitansi Diagram Untai Resistor Non-linier Jawab (cont.): Untuk titik 15 ma kita peroleh: 5 R = 333 Ω r = 500 Ω (16 14) 10 3 p = 75 mw

88 Pendahuluan Hukum Kirchhoff Seri Paralel Untai Pembagi Tegangan Untai Pembagi Arus Untai Elektrik I Hukum-hukum Untai Dr. Iwan Setyawan Fakultas Teknik Universitas Kristen Satya Wacana

89 Pendahuluan (1) Pendahuluan Hukum Kirchhoff Seri Paralel Untai Pembagi Tegangan Untai Pembagi Arus Suatu untai elektrik terdiri atas komponen-komponen untai yang saling terhubung, biasanya dengan setidaknya satu buah sumber tegangan atau arus. Hubungan antar komponen ini dapat memberikan batasan-batasan baru antara tegangan dan arus. Batasan-batasan ini, bersama dengan hubungan tegangan-arus yang dimiliki masing-masing komponen, memberikan solusi untai tersebut

90 Pendahuluan (2) Pendahuluan Hukum Kirchhoff Seri Paralel Untai Pembagi Tegangan Untai Pembagi Arus Tujuan penyelesaian persamaan-persamaan untai adalah untuk menganalisis kinerja peranti seperti motor, generator dll. yang dimodelkan sebagai sebuah untai elektrik. Penyelesaian persamaan-persamaan ini biasanya dapat memberi informasi kepada kita tentang kinerja peranti tersebut jika dihubungkan dengan sebuah sumber energi.

91 Hukum Kirchhoff (1) Pendahuluan Hukum Kirchhoff Seri Paralel Untai Pembagi Tegangan Untai Pembagi Arus Kirchhoff s Voltage Law (KVL) Jumlahan tegangan pada suatu jalur (path) tertutup pada suatu untai adalah 0.

92 Hukum Kirchhoff (2) Pendahuluan Hukum Kirchhoff Seri Paralel Untai Pembagi Tegangan Untai Pembagi Arus Tegangan yang dimaksud dapat berupa sumber tegangan, atau tegangan yang dihasilkan karena arus melewati sebuah komponen pasif (disebut juga voltage drop ). KVL berlaku baik untuk untai yang memiliki sumber konstan maupun yang berubah terhadap waktu (v(t) atau i(t)).

93 Hukum Kirchhoff (3) Pendahuluan Hukum Kirchhoff Seri Paralel Contoh soal 1: Tuliskan KVL untuk untai berikut. Untai Pembagi Tegangan Untai Pembagi Arus

94 Hukum Kirchhoff (4) Pendahuluan Hukum Kirchhoff Seri Paralel Untai Pembagi Tegangan Untai Pembagi Arus Jawab: Dengan mulai dari sebelah kiri bawah untai dan bergerak searah arus yang ditunjukkan pada gambar, kita peroleh: v a + v 1 + v b + v 2 + v 3 = 0 v a + ir 1 + v b + ir 2 + ir 3 = 0 v a v b = i(r 1 + R 2 + R 3 )

95 Hukum Kirchhoff (5) Pendahuluan Hukum Kirchhoff Seri Paralel Untai Pembagi Tegangan Untai Pembagi Arus Kirchhoff s Current Law (KCL) Jumlahan arus-arus pada suatu node adalah 0. atau Jumlahan arus yang masuk ke suatu node sama dengan jumlahan arus yang keluar dari node tersebut.

96 Hukum Kirchhoff (6) Pendahuluan Hukum Kirchhoff Seri Paralel Untai Pembagi Tegangan Untai Pembagi Arus Apa itu node? Node adalah pertemuan/koneksi 2 atau lebih elemen untai. Pertemuan antara 2 elemen disebut simple node. Pertemuan antara 3 elemen atau lebih disebut principal node. Pada node seperti ini, terjadi pembagian arus.

97 Hukum Kirchhoff (7) Pendahuluan Hukum Kirchhoff Seri Paralel Contoh soal 2: Tuliskan KCL untuk untai berikut: Untai Pembagi Tegangan Untai Pembagi Arus

98 Hukum Kirchhoff (8) Pendahuluan Hukum Kirchhoff Seri Paralel Untai Pembagi Tegangan Untai Pembagi Arus Jawab: Untai ini memiliki satu node. Pada node ini: i 1 i 2 + i 3 i 4 i 5 = 0 i 1 + i 3 = i 2 + i 4 + i 5

99 Seri (1) Pendahuluan Hukum Kirchhoff Seri Contoh komponen rangkaian yang terhubung seri ditunjukkan pada gambar berikut. Paralel Untai Pembagi Tegangan Untai Pembagi Arus

100 Seri (2) Pendahuluan Hukum Kirchhoff Seri Paralel Untai Pembagi Tegangan Untai Pembagi Arus Arus yang mengalir pada ketiga elemen pasif pada untai ini sama, yaitu i. Tegangan pada masing-masing komponen adalah v 1, v 2 dan v 3. Tegangan total v adalah jumlahan ketiga tegangan ini, atau v = v 1 + v 2 + v 3.

101 Seri (3) Pendahuluan Hukum Kirchhoff Seri Paralel Untai Pembagi Tegangan Untai Pembagi Arus Jika komponen-komponen diatas adalah resistor, kita peroleh v = ir 1 + ir 2 + ir 3 = i(r 1 + R 2 + R 3 ) = ir eq Pada persamaan diatas, R eq adalah resistor yang menggantikan ketiga resistor yang dipasang seri. Pada umumnya, untuk n buah resistor yang dipasang seri kita bisa tuliskan R eq = R 1 + R R n

102 Seri (4) Pendahuluan Hukum Kirchhoff Seri Paralel Untai Pembagi Tegangan Untai Pembagi Arus Jika komponen-komponen diatas adalah induktor, kita peroleh v = L 1 di dt + L 2 di dt + L 3 di dt = (L 1 + L 2 + L 3 ) di dt = L eq di dt Pada persamaan diatas, L eq adalah induktor yang menggantikan ketiga induktor yang dipasang seri. Pada umumnya, untuk n buah induktor yang dipasang seri kita bisa tuliskan L eq = L 1 + L L n

103 Seri (3) Pendahuluan Hukum Kirchhoff Seri Paralel Untai Pembagi Tegangan Untai Pembagi Arus Jika komponen-komponen diatas adalah kapasitor (dan dengan asumsi kapasitor tidak memiliki muatan awal), kita peroleh v = 1 idt + 1 idt + 1 idt C 1 C 2 C 3 = ( ) idt C 1 C 2 C 3 = 1 C eq idt Pada umumnya, untuk n buah kapasitor yang dipasang seri kita bisa tuliskan 1 C eq = 1 C C C n

104 Seri (4) Pendahuluan Hukum Kirchhoff Seri Paralel Untai Pembagi Tegangan Untai Pembagi Arus Contoh soal 3: Nilai resistor ekuivalen untuk 3 resistor yang dipasang seri adalah 750 Ω. Dua resistor masing-masing memiliki nilai 40 Ω dan 410 Ω. Berapa nilai resistor ketiga?

105 Seri (5) Pendahuluan Hukum Kirchhoff Seri Paralel Untai Pembagi Tegangan Untai Pembagi Arus Jawab: Karena maka R eq = R 1 + R 2 + R = R 3 R 3 = = 300 Ω

106 Seri (6) Pendahuluan Hukum Kirchhoff Seri Paralel Untai Pembagi Tegangan Untai Pembagi Arus Contoh soal 4: Dua buah kapasitor, masing-masing C 1 = 2 µf dan C 2 = 10 µf dipasang seri. Carilah kapasitor ekuivalennya. Ulangi soal ini untuk C 2 = 10 pf.

107 Seri (7) Pendahuluan Hukum Kirchhoff Seri Paralel Untai Pembagi Tegangan Untai Pembagi Arus Jawab: Jika C 2 = 10 µf kita peroleh: C eq = 1 C C 2 = C 1C 2 C 1 + C 2 = ( )( ) ( ) + ( ) = 1.67 µf

108 Seri (8) Pendahuluan Hukum Kirchhoff Seri Jawab (cont.): Jika C 2 = 10 pf kita peroleh: Paralel Untai Pembagi Tegangan Untai Pembagi Arus C eq = 1 C C 2 = C 1C 2 C 1 + C 2 = ( )( ) ( ) + ( ) = = 10 pf

109 Seri (9) Pendahuluan Hukum Kirchhoff Seri Paralel Untai Pembagi Tegangan Untai Pembagi Arus Jawab (cont.): Pada perhitungan diatas, kita mengabaikan kontribusi C 2 pada penyebut. Secara umum, jika 2 kapasitor dihubungkan seri dan perbedaan nilainya sangat besar, kapasitor ekuivalennya sama dengan kapasitor yang nilainya lebih rendah.

110 Paralel (1) Pendahuluan Hukum Kirchhoff Seri Paralel Contoh komponen rangkaian yang terhubung paralel ditunjukkan pada gambar berikut. Untai Pembagi Tegangan Untai Pembagi Arus

111 Paralel (2) Pendahuluan Hukum Kirchhoff Seri Paralel Untai Pembagi Tegangan Untai Pembagi Arus Untuk untai ini, menurut KCL arus i yang masuk ke principal node adalah jumlahan dari tiga arus yang meninggalkan node tersebut. Dengan kata lain, i = i 1 + i 2 + i 3.

112 Paralel (3) Pendahuluan Hukum Kirchhoff Seri Paralel Untai Pembagi Tegangan Untai Pembagi Arus Jika ketiga komponen diatas adalah resistor, kita peroleh i = v + v + v R 1 R 2 R ( 3 1 = R 1 R 2 R 3 = 1 R eq v ) v Secara umum, untuk n buah resistor paralel diperoleh ( 1 1 = ) R eq R 1 R 2 R n

113 Paralel (4) Pendahuluan Hukum Kirchhoff Seri Paralel Untai Pembagi Tegangan Untai Pembagi Arus Kasus khusus yang sering ditemui adalah 2 buah resistor yang dipasang paralel. Untuk kasus seperti ini, kita peroleh R eq = R 1R 2 R 1 + R 2

114 Paralel (5) Pendahuluan Hukum Kirchhoff Seri Paralel Untai Pembagi Tegangan Untai Pembagi Arus Contoh soal 5: Carilah R eq untuk: Dua buah resistor 60 ohm yang dipasang paralel. Tiga buah resistor 60 ohm yang dipasang paralel.

115 Paralel (6) Pendahuluan Hukum Kirchhoff Seri Paralel Untai Pembagi Tegangan Untai Pembagi Arus Jawab: Untuk 2 buah resistor 60 ohm yang dipasang paralel kita peroleh: R eq = = = 30 Ω

116 Paralel (7) Pendahuluan Hukum Kirchhoff Seri Paralel Untai Pembagi Tegangan Untai Pembagi Arus Jawab (cont.): Untuk 3 buah resistor 60 ohm yang dipasang paralel kita peroleh: 1 = 1 R eq = 3 60 R eq = 20 Ω Catatan: Jika n buah resistor bernilai R dirangkai paralel, kita peroleh R eq = R/n.

117 Paralel (8) Pendahuluan Hukum Kirchhoff Seri Paralel Untai Pembagi Tegangan Untai Pembagi Arus Kombinasi induktor yang dipasang paralel memiliki persamaan yang mirip dengan kasus resistor. Untuk n buah induktor paralel, kita peroleh ( 1 1 = ) L eq L 1 L 2 L n Untuk kasus khusus 2 buah induktor paralel kita peroleh L eq = L 1L 2 L 1 + L 2

118 Paralel (9) Pendahuluan Hukum Kirchhoff Seri Paralel Untai Pembagi Tegangan Untai Pembagi Arus Contoh soal 6: Carilah L eq jika 2 buah induktor, masing-masing bernilai 3 mh dan 6 mh, dirangkai paralel.

119 Paralel (10) Pendahuluan Hukum Kirchhoff Seri Paralel Jawab: Untai Pembagi Tegangan Untai Pembagi Arus L eq = = = 2 mh

120 Paralel (11) Pendahuluan Hukum Kirchhoff Seri Paralel Untai Pembagi Tegangan Untai Pembagi Arus Jika ketiga komponen yang terangkai paralel adalah kapasitor, kita peroleh: dv i = C 1 dt + C 2 dv dt + C 3 dv dt = (C 1 + C 2 + C 3 ) dv dt dv = C eq dt Dari sini dapat disimpulkan bahwa untuk n buah kapasitor paralel, kita peroleh persamaan yang mirip dengan n buah resistor seri. C eq = C 1 + C C n

121 Untai Pembagi Tegangan (1) Pendahuluan Hukum Kirchhoff Seri Paralel Untai pembagi tegangan pada dasarnya adalah sekumpulan resistor yang dipasang seri. Contoh untai seperti ini adalah sebagai berikut. Untai Pembagi Tegangan Untai Pembagi Arus

122 Untai Pembagi Tegangan (2) Pendahuluan Hukum Kirchhoff Seri Paralel Untai Pembagi Tegangan Untai Pembagi Arus Pada untai diatas, karena v 1 = ir 1 dan v = i(r 1 + R 2 + R 3 ), maka dapat diperoleh ( ) R 1 v 1 = v R 1 + R 2 + R 3

123 Untai Pembagi Tegangan (3) Pendahuluan Hukum Kirchhoff Seri Paralel Untai Pembagi Tegangan Untai Pembagi Arus Contoh soal 7: Suatu untai pembagi tegangan terdiri atas 2 resistor dengan total resistansi sebesar 50 Ω. Jika nilai tegangan output 10% tegangan input, cari nilai kedua resistor penyusun untai ini.

124 Untai Pembagi Tegangan (4) Pendahuluan Hukum Kirchhoff Seri Paralel Untai Pembagi Tegangan Untai Pembagi Arus Jawab: Karena maka v 1 v = = R 1 50 R 1 = = 5 Ω

125 Untai Pembagi Tegangan (5) Pendahuluan Hukum Kirchhoff Seri Paralel Untai Pembagi Tegangan Untai Pembagi Arus Jawab (cont.): Dan karena: maka R 1 + R 2 = 50 R 2 = 50 5 = 45 Ω

126 Untai Pembagi Arus (1) Pendahuluan Hukum Kirchhoff Seri Paralel Sebuah untai pembagi arus pada dasarnya adalah sekumpulan resistor yang dipasang paralel. Contoh untai ini adalah sebagai berikut. Untai Pembagi Tegangan Untai Pembagi Arus

127 Pendahuluan Hukum Kirchhoff Seri Paralel Untai Pembagi Tegangan Untai Pembagi Arus (2) Untuk menunjukkan cara kerja untai ini, perhatikan arus i 1. Karena maka i = v R 1 + v R 2 + v R 3 dan i 1 = v R 1 Untai Pembagi Arus i 1 i = 1/R 1 1/R 1 + 1/R 2 + 1/R 3 = R 2 R 3 R 1 R 2 + R 1 R 3 + R 2 R 3 Untuk kasus khusus pembagi arus 2 cabang, kita peroleh i 1 i = R 2 R 1 + R 2

128 Untai Pembagi Arus (3) Pendahuluan Hukum Kirchhoff Seri Paralel Untai Pembagi Tegangan Untai Pembagi Arus Contoh soal 8: Sebuah arus 30 ma akan dibagi menjadi 2 cabang, masing-masing 20 ma dan 10 ma menggunakan suatu untai pembagi arus. Resistansi ekuivalen resistor-resistor yang digunakan 10 Ω. Carilah nilai resistor masing-masing cabang.

129 Untai Pembagi Arus (4) Pendahuluan Hukum Kirchhoff Seri Paralel Untai Pembagi Tegangan Jawab: Perhatikan bahwa = R 2 R 1 + R 2, = R 1 R 1 + R 2, dan R 1 R 2 R 1 + R 2 10 Ω Untai Pembagi Arus Dari persamaan pertama kita peroleh 20(R 1 + R 2 ) = 30R 2 20R 1 = 30R 2 20R 2 2R 1 = R 2

130 Untai Pembagi Arus (5) Pendahuluan Hukum Kirchhoff Seri Paralel Untai Pembagi Tegangan Untai Pembagi Arus Jawab (cont.): Dengan memasukkan hasil ini ke persamaan ketiga, kita peroleh R 1 2R 1 R 1 + 2R R 2 1 3R R 1 30 R 1 15 Ω Karena R 2 = 2R 1 maka kita peroleh R 2 30 Ω.

PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK

PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK 1. Konsep Dasar a. Arus dan Rapat Arus Sebuah arus listrik i dihasilkan jika sebuah

Lebih terperinci

Untai Elektrik I. Metode Analisis. Dr. Iwan Setyawan. Fakultas Teknik Universitas Kristen Satya Wacana. Untai 1. I. Setyawan. Metode Arus Cabang

Untai Elektrik I. Metode Analisis. Dr. Iwan Setyawan. Fakultas Teknik Universitas Kristen Satya Wacana. Untai 1. I. Setyawan. Metode Arus Cabang Untai Elektrik I Analisis Dr. Iwan Setyawan Fakultas Teknik Universitas Kristen Satya Wacana (1) Pada (Branch Current), setiap cabang pada untai diberi arus. Kemudian, kita terapkan Kirchhoff s Current

Lebih terperinci

PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK

PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK 1. Konsep Dasar a. Arus dan Rapat Arus Sebuah arus listrik i dihasilkan jika sebuah muatan netto q lewat melalui suatu penampang penghantar selama

Lebih terperinci

Komponen dan RL Dasar

Komponen dan RL Dasar Komponen dan RL Dasar Rangkaian Listrik 1 (TKE131205) Program Studi Teknik Elektro, Unsoed Iwan Setiawan 1/91 Kuantitas. 2/91 Angka. 3/91 Satuan? Satuan dan skala. 5/91 Ukuran sebuah

Lebih terperinci

RANGKAIAN LISTRIK. Kuliah 1 (Umum)

RANGKAIAN LISTRIK. Kuliah 1 (Umum) RANGKAIAN LISTRIK Kuliah 1 (Umum) DEFINISI Rangkaian listrik adalah susunan komponenkomponen elektronika yang dirangkai dengan sumber tegangan menjadi satu kesatuan yang memiliki fungsi dan kegunaan tertentu.

Lebih terperinci

Komponen dan RL Dasar

Komponen dan RL Dasar Komponen dan RL Dasar Rangkaian Listrik 1 (TKE131205) Jurusan Teknik Elektro, Unsoed Iwan Setiawan Rangkaian Listrik 1 (TKE131205) Jurusan Teknik Elektro, Unsoed 1/91 Kuantitas.

Lebih terperinci

Pengantar Rangkaian Listrik. Dedi Nurcipto, MT.

Pengantar Rangkaian Listrik. Dedi Nurcipto, MT. Pengantar Rangkaian Listrik Dedi Nurcipto, MT. Pengantar Rangkaian Listrik Tujuan Mata Kuliah : Konsep dasar Rangkaian Elektrik, Hulum Hukum dasar rangkaian Listrik serta teknik dasar yang di pakai untuk

Lebih terperinci

Untai Elektrik I. Untai Orde Tinggi & Frekuensi Kompleks. Dr. Iwan Setyawan. Fakultas Teknik Universitas Kristen Satya Wacana. Untai 1. I.

Untai Elektrik I. Untai Orde Tinggi & Frekuensi Kompleks. Dr. Iwan Setyawan. Fakultas Teknik Universitas Kristen Satya Wacana. Untai 1. I. Untai Elektrik I Untai Orde Tinggi & Frekuensi Kompleks Dr. Iwan Setyawan Fakultas Teknik Universitas Kristen Satya Wacana Pada bagian sebelumnya, dibahas untai RC dan RL dengan hanya satu elemen penyimpan

Lebih terperinci

BAB 1. RANGKAIAN LISTRIK

BAB 1. RANGKAIAN LISTRIK BAB 1. RANGKAIAN LISTRIK Rangkaian listrik adalah suatu kumpulan elemen atau komponen listrik yang saling dihubungkan dengan cara-cara tertentu dan paling sedikit mempunyai satu lintasan tertutup. Elemen

Lebih terperinci

BAB II ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK

BAB II ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK 14 BAB II ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK Seperti dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa pada tidak dapat dipisahkan dari penyusunnya sendiri, yaitu berupa elemen atau komponen. Pada bab ini akan dibahas elemen

Lebih terperinci

KAPASITOR DAN INDUKTOR

KAPASITOR DAN INDUKTOR KAPASITOR DAN INDUKTOR Oleh : Risa Farrid Christianti, ST.,MT. Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto PENDAHULUAN Kapasitor dan Induktor merupakan komponen/elemen pasif dari rangkaian elektronik

Lebih terperinci

RANGKAIAN LISTRIK 1. By : RISA FARRID CHRISTIANTI, ST.,MT.

RANGKAIAN LISTRIK 1. By : RISA FARRID CHRISTIANTI, ST.,MT. RANGKAIAN LISTRIK 1 By : RISA FARRID CHRISTIANTI, ST.,MT. Biodata Nama : Risa Farrid Christianti,S.T.,M.T. Profesi : Dosen S1 Teknik Elektro Alamat : Jl. Ringin Tirto no. 13 Purwokerto Pendidikan S1 :

Lebih terperinci

Oleh: Yasinta Friska Ratnaningrum XII.IPA 1 / 36

Oleh: Yasinta Friska Ratnaningrum XII.IPA 1 / 36 Oleh: Yasinta Friska Ratnaningrum XII.IPA 1 / 36 KONSEP RANGKAIAN LISTRIK a.pengertian arus dan tegangan b.hubungan antara arus, tegangan dan tahanan ( Hukum OHM) c.arus pada percabangan, hk. Kirchoff

Lebih terperinci

Perkuliahan PLPG Fisika tahun D.E Tarigan Drs MSi Jurusan Fisika FPMIPA UPI 1

Perkuliahan PLPG Fisika tahun D.E Tarigan Drs MSi Jurusan Fisika FPMIPA UPI 1 Perkuliahan PLPG Fisika tahun 2009 Jurusan Fisika FPMIPA UPI 1 Muatan Listrik Dua jenis muatan listrik: positif dan negatif Satuan muatan adalah coulomb [C] Muatan elektron (negatif) atau proton (positif)

Lebih terperinci

Menganalisis rangkaian listrik. Mendeskripsikan konsep rangkaian listrik

Menganalisis rangkaian listrik. Mendeskripsikan konsep rangkaian listrik Menganalisis rangkaian listrik Mendeskripsikan konsep rangkaian listrik Listrik berasal dari kata elektron yang berarti batu ambar. Jika sebuah batu ambar digosok dengan kain sutra, maka batu akan dapat

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996

SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996 SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Sebuah benda berubah gerak secara beraturan

Lebih terperinci

MATA KULIAH RANGKAIAN LISTRIK I

MATA KULIAH RANGKAIAN LISTRIK I MATA KULIAH RANGKAIAN LISTRIK I SCHEDULE : TUESDAY, 08.30-11.00 WITA Ir. IDA AYU DWI GIRIANTARI, MEng.Sc., PhD Nip 131953994 KONTRAK MIDDLE TEST/UTS = 35% ASSIGMENT /TUGAS = 15% PARTICIPATIONS = 10% FINAL

Lebih terperinci

TEKNIK ELEKTRO. SISTEM TENAGA (Arus Kuat) ELEKTRONIKA (Arus Lemah) TELEKOMUNIKSI SISTEM KONTROL TEKNIK KOMPUTER

TEKNIK ELEKTRO. SISTEM TENAGA (Arus Kuat) ELEKTRONIKA (Arus Lemah) TELEKOMUNIKSI SISTEM KONTROL TEKNIK KOMPUTER TEKNIK ELEKTRO SISTEM TENAGA (Arus Kuat) ELEKTRONIKA (Arus Lemah) TELEKOMUNIKSI SISTEM KONTROL TEKNIK KOMPUTER Rangkaian Listrik merupakan dasar keilmuan Teknik Elektro Materi PENGERTIAN DASAR RANGKAIAN

Lebih terperinci

Esti Puspitaningrum, S.T., M.Eng.

Esti Puspitaningrum, S.T., M.Eng. RANKAIAN LISTRIK 1 Esti Puspitaningrum, S.T., M.Eng. BAB 3 HUKUM-HUKUM RL 1. HUKUM OHM Tegangan melintasi berbagai jenis bahan pengantar adalah berbanding lurus dengan arus yang mengalir melalui bahan

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA 301) Topik hari ini. Kelistrikan

Fisika Umum (MA 301) Topik hari ini. Kelistrikan Fisika Umum (MA 301) Topik hari ini Kelistrikan 8/14/2007 Pendahuluan Pengetahuan kelistrikan sudah diamati pada zaman yunani kuno (700 SM). Dimulai dengan pengamatan bahwa batu amber (fosil( fosil) ketika

Lebih terperinci

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) DAYA ELEKRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) 1. Daya Sesaat Daya adalah energi persatuan waktu. Jika satuan energi adalah joule dan satuan waktu adalah detik, maka satuan daya adalah joule per detik yang disebut

Lebih terperinci

BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR

BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR I.1. MUATAN ELEKTRON Suatu materi tersusun dari berbagai jenis molekul. Suatu molekul tersusun dari atom-atom. Atom tersusun dari elektron (bermuatan negatif), proton

Lebih terperinci

BAB I KONSEP RANGKAIAN LISTRIK

BAB I KONSEP RANGKAIAN LISTRIK 1 BAB I KONSEP RANGKAIAN LISTRIK Definisi - Definisi Rangkaian listrik adalah suatu kumpulan elemen atau komponen listrik yang saling dihubungkan dengan cara-cara tertentu dan paling sedikit mempunyai

Lebih terperinci

Hukum-Hukum Tegangan dan Arus

Hukum-Hukum Tegangan dan Arus Hukum-Hukum Tegangan dan Arus Rangkaian Listrik 1 (TKE131205) Jurusan Teknik Elektro, Unsoed Iwan Setiawan 1/79 Elemen aktif dan pasif. 2/79 Resistor adalah elemen pasif yang paling

Lebih terperinci

Untai Elektrik I. Waveforms & Signals. Dr. Iwan Setyawan. Fakultas Teknik Universitas Kristen Satya Wacana. Untai 1. I. Setyawan.

Untai Elektrik I. Waveforms & Signals. Dr. Iwan Setyawan. Fakultas Teknik Universitas Kristen Satya Wacana. Untai 1. I. Setyawan. Untai Elektrik I Waveforms & Signals Dr. Iwan Setyawan Fakultas Teknik Universitas Kristen Satya Wacana Secara umum, tegangan dan arus dalam sebuah untai elektrik dapat dikategorikan menjadi tiga jenis

Lebih terperinci

DAN TEGANGAN LISTRIK

DAN TEGANGAN LISTRIK 1 ARUS DAN TEGANGAN LISTRIK 1.1 Pengertian Arus Listrik (Electrical Current) Kita semua tentu paham bahwa arus listrik terjadi karena adanya aliran elektron dimana setiap elektron mempunyai muatan yang

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryatno Sudirham nalisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu 2 Sudaryatno Sudirham, nalisis Rangkaian Listrik (1) BB 6 Hukum-Hukum Dasar Pekerjaan analisis pada suatu rangkaian linier yang parameternya

Lebih terperinci

KONSEP RANGKAIAN LISTRIK

KONSEP RANGKAIAN LISTRIK KONSEP RANGKAIAN LISTRIK Definisi - Definisi Rangkaian listrik adalah suatu kumpulan elemen atau komponen listrik yang saling dihubungkan dengan cara-cara tertentu dan paling sedikit mempunyai satu lintasan

Lebih terperinci

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS 1. Dua buah bola bermuatan sama (2 C) diletakkan terpisah sejauh 2 cm. Gaya yang dialami oleh muatan 1 C yang diletakkan di tengah-tengah kedua muatan adalah...

Lebih terperinci

Gambar 3. (a) Diagram fasor arus (b) Diagram fasor tegangan

Gambar 3. (a) Diagram fasor arus (b) Diagram fasor tegangan RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK Arus bolak-balik atau Alternating Current (AC) yaitu arus listrik yang besar dan arahnya yang selalu berubah-ubah secara periodik. 1. Sumber Arus Bolak-balik Sumber arus bolak-balik

Lebih terperinci

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS 1. Ada empat buah muatan titik yaitu Q 1, Q 2, Q 3 dan Q 4. Jika Q 1 menarik Q 2, Q 1 menolak Q 3 dan Q 3 menarik Q 4 sedangkan Q 4 bermuatan negatif,

Lebih terperinci

BAB 1. RANGKAIAN LISTRIK

BAB 1. RANGKAIAN LISTRIK BAB 1. RANGKAIAN LISTRIK Rangkaian listrik adalah suatu kumpulan elemen atau komponen listrik yang saling dihubungkan dengan cara-cara tertentu dan paling sedikit mempunyai satu lintasan tertutup. Elemen

Lebih terperinci

Kapasitor dan Induktor

Kapasitor dan Induktor Kapasitor dan Induktor Slide-05 Ir. Agus Arif, MT Semester Gasal 2016/2017 1 / 28 Materi Kuliah 1 Pengantar 2 Kapasitor Kapasitor dalam Rangkaian Model Kapasitor Ideal Contoh Kapasitor Karakteristik Kapasitor

Lebih terperinci

GAYA GERAK LISTRIK KELOMPOK 5

GAYA GERAK LISTRIK KELOMPOK 5 GAYA GERAK LISTRIK KELOMPOK 5 Tujuan Dapat memahami prinsip kerja ggl dan fungsinya dalam suatu rangkaian tertutup. Dapat mencari arus dan tegangan dalam suatu rangkaian rumit dengan memakai hukum kirchoff

Lebih terperinci

RANGKAIAN ARUS SEARAH (DC)

RANGKAIAN ARUS SEARAH (DC) TOPIK 6 RANGKAIAN ARUS SEARAH (DC) Arus Searah (DC) Pada rangkaian DC hanya melibatkan arus dan tegangan searah, yaitu arus dan tegangan yang tidak berubah terhadap waktu. Elemen pada rangkaian DC meliputi:

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA 301) Kelistrikan

Fisika Umum (MA 301) Kelistrikan Fisika Umum (MA 301) Topik hari ini Kelistrikan 6/13/2010 Pendahuluan Pengetahuan kelistrikan sudah diamati pada zaman yunani kuno (700 SM). Dimulai dengan pengamatan bahwa batu amber (fosil) ketika digosok

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional

Tujuan Instruksional Arus Listrik 1 Tujuan Instruksional Dapat menentukan arus listrik, hambatan listrik, energi listrik, daya listrik serta dapat menggunakan hukum Ohm dan aturan Kirchhoff pada analisa rangkaian listrik.

Lebih terperinci

Rangkuman Materi Teori Kejuruan

Rangkuman Materi Teori Kejuruan Rangkuman Materi Kejuruan Program Keahlian Teknik Elektronika Industri 2. SK : Dasar-Dasar Kelistrikan a. Besaran Pokok dan Turunan Besaran Pokok Kuantitas Satuan Dasar Simbol Panjang Massa Waktu Arus

Lebih terperinci

DAN RANGKAIAN AC A B A. Gambar 4.1 Berbagai bentuk isyarat penting pada sistem elektronika

DAN RANGKAIAN AC A B A. Gambar 4.1 Berbagai bentuk isyarat penting pada sistem elektronika + 4 KAPASITOR, INDUKTOR DAN RANGKAIAN A 4. Bentuk Gelombang lsyarat (signal) Isyarat adalah merupakan informasi dalam bentuk perubahan arus atau tegangan. Perubahan bentuk isyarat terhadap fungsi waktu

Lebih terperinci

Pengantar Rangkaian Listrik

Pengantar Rangkaian Listrik Pengantar Rangkaian Listrik Slide-01 Ir. Agus Arif, MT Semester Gasal 2016/2017 1 / 28 Materi Kuliah 1 Pendahuluan Perkenalan Rangkaian Listrik Pemecahan Problem Sistem Satuan 2 Definisi Besaran Listrik

Lebih terperinci

RINGKASAN DAN LATIHAN - - LISTRIK STATIS - LISTRIK STATI S

RINGKASAN DAN LATIHAN - - LISTRIK STATIS - LISTRIK STATI S RINGKASAN DAN LATIHAN Listrik Statis - - LISTRIK STATIS - LISTRIK STATI S Hukum Coulomb ------------------------------- 1 Listrik Statis Medan Listrik Medan Listrik oleh titik bermuatan Fluk Listrik dan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TAHUN PELAJARAN 2016/2017

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TAHUN PELAJARAN 2016/2017 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Nama Sekolah : SMK MA ARIF 1 PIYUNGAN BANTUL Kelas/Semester : X/1 Mata Pelajaran : Rangkaian Listrik Pertemuan ke- : 2 Waktu : 2 45 Menit

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika Listrik Statis - Soal Doc Name: RK13AR12FIS0201 Version: 2016-10 halaman 1 01. Jika sepuluh ribu elektron dikeluarkan dari benda netral maka benda itu menjadi bermuatan...

Lebih terperinci

Konsep Dasar Rangkaian. Rudi susanto

Konsep Dasar Rangkaian. Rudi susanto Konsep Dasar Rangkaian Rudi susanto 1 Rangkaian listrik? 2 Rangkaian listrik? Rangkaian listrik adalah suatu kumpulan elemen atau komponen listrik yang saling dihubungkan dengan cara-cara tertentu dan

Lebih terperinci

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J 1. Bila sinar ultra ungu, sinar inframerah, dan sinar X berturut-turut ditandai dengan U, I, dan X, maka urutan yang menunjukkan paket (kuantum) energi makin besar ialah : A. U, I, X B. U, X, I C. I, X,

Lebih terperinci

TM - 2 LISTRIK. Pengertian Listrik

TM - 2 LISTRIK. Pengertian Listrik TM - 2 LISTRIK Pengertian Listrik Kelistrikan adalah sifat benda yang muncul dari adanya muatan listrik. Listrik, dapat juga diartikan sebagai berikut: - Listrik adalah kondisi dari partikel sub-atomik

Lebih terperinci

BAB III HUKUM HUKUM RANGKAIAN

BAB III HUKUM HUKUM RANGKAIAN BAB III HUKUM HUKUM RANGKAIAN Tujuan. - Mahasiswa dapat menyelesaikan masalah ranggkaian listrik dengan menggunakan Hukum ohm, - Mahasiswa dapat menyelesaikan masalah ranggkaian listrik dengan menggunakan

Lebih terperinci

e. muatan listrik menghasilkan medan listrik dari... a. Faraday d. Lenz b. Maxwell e. Hertz c. Biot-Savart

e. muatan listrik menghasilkan medan listrik dari... a. Faraday d. Lenz b. Maxwell e. Hertz c. Biot-Savart 1. Hipotesis tentang gejala kelistrikan dan ke-magnetan yang disusun Maxwell ialah... a. perubahan medan listrik akan menghasilkan medan magnet b. di sekitar muatan listrik terdapatat medan listrik c.

Lebih terperinci

E = = (1,80 x 10 5 N/C )( 4π )(0,50 m) 2 = 5,652 x 10 5 Nm 2 /C

E = = (1,80 x 10 5 N/C )( 4π )(0,50 m) 2 = 5,652 x 10 5 Nm 2 /C PERTEMUAN KE 5 1. Fluks listrik melalui sebuah bola Sebuah muatan titik positif q = 5,0 μc dikelilingi oleh sebuah bola dengan jari-jari 0,50 m yang berpusat pada muatan itu. Berapa fluks listrik yang

Lebih terperinci

TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK

TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK 1.Pengertian Tegangan dan Arus Listrik Bolak-Balik Yang dimaksud dengan arus bolsk-balik ialah arus listrik yang arah serta besarnya berubah berkala,menurut suatu cara tertentu.hal

Lebih terperinci

Arus Listrik dan Resistansi

Arus Listrik dan Resistansi TOPIK 5 Arus Listrik dan Resistansi Kuliah Fisika Dasar II TIP,TP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si. Jurusan Fisika FMIPA UGM ikhsan_s@ugm.ac.id Arus Listrik (Electric Current) Lambang : i atau I. Yaitu:

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryatno Sudirham Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryatno Sudirham, Analisis Rangkaian Listrik () BAB 4 Model Piranti Pasif Suatu piranti mempunyai karakteristik atau perilaku tertentu.

Lebih terperinci

Rudi Susanto

Rudi Susanto LISTIK DINAMIS udi Susanto http://rudist.wordpress.com 1 Tujuan Instruksional Dapat menentukan arus listrik, hambatan listrik, energi listrik, daya listrik serta dapat menggunakan hukum Ohm dan aturan

Lebih terperinci

Arus Searah (Direct Current) Fundamental of Electronics

Arus Searah (Direct Current) Fundamental of Electronics Arus Searah (Direct Current) Fundamental of Electronics Presented by Muchammad Chusnan Aprianto STT Dr.KHEZ Muttaqien Pendahuluan O Arus listrik adalah jumlah total muatan yang melewati suatu medium per

Lebih terperinci

Rangkaian Listrik Arus Searah. Nama : Zullyandri NIM :

Rangkaian Listrik Arus Searah. Nama : Zullyandri NIM : angkaian Listrik Arus Searah Nama : Zullyandri NIM : 201221047 Pendahuluan Pada bagian ini akan dibahas tentang sumber tegangan arus searah dan analisis rangkaian arus searah dengan menggunakan hukum Ohm

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Induksi Elektromagnet Nama : Kelas/No : / - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS BOLAK-BALIK Induksi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II HUKUM OHM

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II HUKUM OHM LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II HUKUM OHM Oleh Nama NPM Semester : Yestri Hidayati : A1E011062 : II. B Tanggal Praktikum : Jum at, 06 April 2012 UNIVERSITAS BENGKULU FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RESONANSI PADA RANGKAIAN RLC

RESONANSI PADA RANGKAIAN RLC ESONANSI PADA ANGKAIAN LC A. Tujuan 1. Mengamati adanya gejala resonansi dalam rangkaian arus bolaik-balik.. Mengukur resonansi pada rangkaian seri LC 3. Menggambarkan lengkung resonansi pada rangkaian

Lebih terperinci

Evaluasi Belajar Tahap Akhir F I S I K A Tahun 2005

Evaluasi Belajar Tahap Akhir F I S I K A Tahun 2005 Evaluasi Belajar Tahap Akhir F I S I K A Tahun 2005 EBTA-SMK-05-01 Bahan dimana satu arah berfungsi sebagai konduktor dan pada arah yang lain berfungsi sebagai isolator A. konduktor B. isolator C. semi

Lebih terperinci

Hukum Ohm. Fisika Dasar 2 Materi 4

Hukum Ohm. Fisika Dasar 2 Materi 4 Hukum Ohm Fisika Dasar 2 Materi 4 Arus Listrik Pada listrik statis, kita selalu membahas muatan yang diam. Pada listrik dinamik muatan dipandang bergerak pada suatu bahan yang disebut konduktor Muatan-muatan

Lebih terperinci

12/26/2006 PERTEMUAN XIII. 1. Pengantar

12/26/2006 PERTEMUAN XIII. 1. Pengantar PERTEMUAN XIII RANGKAIAN DC KAPASITIF DAN INDUKTIF 1. Pengantar Jika sebuah rangkaian terdiri dari sebuah kapasitor dan induktor, beberapa energi dari sumber dapat disimpan dan energi tersimpan tersebut

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persamaan Diferensial Persamaan diferensial adalah suatu hubungan yang terdapat antara suatu variabel independen, suatu variabel dependen, dan satu atau lebih turunan dari

Lebih terperinci

C20 FISIKA SMA/MA IPA. 1. Hasil pengukuran diameter suatu benda menggunakan jangka sorong ditunjukkan oleh gambar berikut.

C20 FISIKA SMA/MA IPA. 1. Hasil pengukuran diameter suatu benda menggunakan jangka sorong ditunjukkan oleh gambar berikut. 1 1. Hasil pengukuran diameter suatu benda menggunakan jangka sorong ditunjukkan oleh gambar berikut. Rentang hasil pengkuran diameter di atas yang memungkinkan adalah. A. 5,3 cm sampai dengan 5,35 cm

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Daya 2.1.1 Pengertian Daya Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam sistem tenaga listrik, daya merupakan jumlah energi yang digunakan untuk melakukan

Lebih terperinci

MODUL 1 PRINSIP DASAR LISTRIK

MODUL 1 PRINSIP DASAR LISTRIK MODUL 1 PINSIP DASA LISTIK 1.Dua Bentuk Arus Listrik Penghasil Energi Listrik o o Arus listrik bolak-balik ( AC; alternating current) Diproduksi oleh sumber tegangan/generator AC Arus searah (DC; direct

Lebih terperinci

Dibuat oleh invir.com, dibikin pdf oleh

Dibuat oleh invir.com, dibikin pdf oleh 1. Air terjun setinggi 8 m dengan debit 10 m³/s dimanfaatkan untuk memutarkan generator listrik mikro. Jika 10% energi air berubah menjadi energi listrik dan g = 10m/s², daya keluaran generator listrik

Lebih terperinci

RANGKUMAN MATERI LISTRIK DINAMIS

RANGKUMAN MATERI LISTRIK DINAMIS RANGKUMAN MATERI LISTRIK DINAMIS KUAT ARUS LISTRIK (I) Aliran listrik ditimbulkan oleh muatan listrik yang bergerak di dalam suatu penghantar. Arah arus listrik (I) yang timbul pada penghantar berlawanan

Lebih terperinci

Konduktor dan isolator

Konduktor dan isolator Konduktor dan isolator Arus listrik adalah nama yang diberikan untuk aliran elektronelektron (atau pembawa (carrier) muatan negatif). Elektronelektron berputar (to orbit) mengelilingi inti (nucleus) atom.

Lebih terperinci

c). I 1 = I 2 = I 3 =

c). I 1 = I 2 = I 3 = BAB III HUKUM-HUKUM ANGKAIAN 3.1 Hukum Ohm Hukum Ohm menyatakan bahwa, besar tegangan V sebanding dengan arus I yang mengalir melalui resistor. Hukum ohm dapat ditulis sebagai berikut Keterangan : V I.

Lebih terperinci

ARUS LISTRIK. Di dalam konduktor / penghantar terdapat elektron bebas (muatan negatif) yang bergerak dalam arah sembarang (random motion)

ARUS LISTRIK. Di dalam konduktor / penghantar terdapat elektron bebas (muatan negatif) yang bergerak dalam arah sembarang (random motion) ARUS LISTRIK Di dalam konduktor / penghantar terdapat elektron bebas (muatan negatif) yang bergerak dalam arah sembarang (random motion) Konduktor terisolasi Elektron-elektron tersebut tidak mempunyai

Lebih terperinci

Arus listrik sebesar 1 amper adalah perpindahan elektron sebanyak 6.24 x yang melewati satu titik pada setiap detiknya.

Arus listrik sebesar 1 amper adalah perpindahan elektron sebanyak 6.24 x yang melewati satu titik pada setiap detiknya. Arus Listrik Arus listrik adalah arus elektron dari satu atom ke atom di sebelahnya. Arus listrik sebesar 1 amper adalah perpindahan elektron sebanyak 6.24 x 10 18 yang melewati satu titik pada setiap

Lebih terperinci

BAB II HUKUM DASAR RANGKAIAN LISTRIK

BAB II HUKUM DASAR RANGKAIAN LISTRIK BAB II HUKUM DASAR RANGKAIAN LISTRIK Setelah menyelesaikan bab ini, Anda akan mampu : Mendefinisikan energi dan daya Menghitung daya Mengetahui arah referensi daya Menganalisa danmenghitung Hukum Tegangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Untuk menjaga agar faktor daya sebisa mungkin mendekati 100 %, umumnya perusahaan menempatkan kapasitor shunt pada tempat yang bervariasi seperti pada rel rel baik tingkat

Lebih terperinci

[Listrik Dinamis] Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika Kelas X Semester 2 Waktu : 48 x 45 menit UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA NAMA ANGGOTA :

[Listrik Dinamis] Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika Kelas X Semester 2 Waktu : 48 x 45 menit UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA NAMA ANGGOTA : Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika Kelas X Semester 2 Waktu : 48 x 45 menit [Listrik Dinamis] NAMA ANGGOTA : IRENE TASYA ANGELIA (3215149632) SARAH SALSABILA (3215141709) SABILA RAHMA (3215141713) UNIVERSITAS

Lebih terperinci

RANGKAIAN SERI-PARALEL

RANGKAIAN SERI-PARALEL RANGKAIAN SERI-PARALEL 1. Contoh Rangkaian Seri-Paralel Contoh 1 Rangkaian pada Gambar 1, hitunglah : a. arus pada setiap elemen b. tegangan pada setiap elemen c. gunakan hukum tegangan Kirchhoff Contoh

Lebih terperinci

1. Dalam suatu ruang terdapat dua buah benda bermuatan listrik yang sama besar seperti ditunjukkan pada gambar...

1. Dalam suatu ruang terdapat dua buah benda bermuatan listrik yang sama besar seperti ditunjukkan pada gambar... Kumpulan Soal Latihan UN UNIT LISTRIK & MAGNET Gaya Coulomb, Energi & Potensial Listrik 1. Dalam suatu ruang terdapat dua buah benda bermuatan listrik yang sama besar seperti ditunjukkan pada gambar....

Lebih terperinci

Assalamuaalaikum Wr. Wb

Assalamuaalaikum Wr. Wb Assalamuaalaikum Wr. Wb Standar Kompetensi Memahami listrik dinamis dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari Kompetensi Dasar Mendeskripsikan pengertian arus listrik, kua arus listrik dan beda potensial

Lebih terperinci

Bandingkan... vs vs vs vs

Bandingkan... vs vs vs vs Bandingkan... vs vs vs vs Hal yang menarik... Sejak kapan perangkat elektronik tersebut ditemukan? Bagaimana perangkat elektronik tersebut bekerja? Apa yang menjadi kesamaan dari semua perangkat elektronik

Lebih terperinci

Rangkaian Listrik. 4. Ebtanas Kuat arus yang ditunjukkan amperemeter mendekati.. a. 3,5 ma b. 35 ma c. 3,5 A d. 35 A e. 45 A

Rangkaian Listrik. 4. Ebtanas Kuat arus yang ditunjukkan amperemeter mendekati.. a. 3,5 ma b. 35 ma c. 3,5 A d. 35 A e. 45 A Rangkaian Listrik Kerjakan Sesuai Petunjuk A 1. UMPTN 1990. Sebuah keluarga menyewa listrik PLN sebesar 500 W dengan tegangan 110 V. Jika untuk penerangan, keluarga itu menggunakan lampu 100 W, 220 V,

Lebih terperinci

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay A. PILIHAN GANDA Petunjuk: Pilih satu jawaban yang paling benar. 1. Grafik

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika Listrik Arus Bolak-balik - Soal Doc. Name: RK13AR12FIS0401 Version: 2016-12 halaman 1 01. Suatu sumber tegangan bolak-balik menghasilkan tegangan sesuai dengan fungsi

Lebih terperinci

EL2005 Elektronika PR#03

EL2005 Elektronika PR#03 EL005 Elektronika P#03 Batas Akhir Pengumpulan : Jum at, 10 Februari 017, Jam 16:00 SOAL 1 Sebuah alat las listrik (DC welder) membutuhkan suatu penyearah yang dapat menangani arus besar dan tegangan tinggi.

Lebih terperinci

TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1)

TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1) TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1) DASAR ELEKTRONIKA KOMPONEN ELEKTRONIKA SISTEM BILANGAN KONVERSI DATA LOGIC HARDWARE KOMPONEN ELEKTRONIKA PASSIVE ELECTRONIC ACTIVE ELECTRONICS (DIODE

Lebih terperinci

C21 FISIKA SMA/MA IPA. 1. Seorang siswa mengukur panjang dan lebar suatu plat logam menggunakan mistar dan jangka sorong sebagai berikut.

C21 FISIKA SMA/MA IPA. 1. Seorang siswa mengukur panjang dan lebar suatu plat logam menggunakan mistar dan jangka sorong sebagai berikut. 1 1. Seorang siswa mengukur panjang dan lebar suatu plat logam menggunakan mistar dan jangka sorong sebagai berikut. Panjang Lebar (menggunakan mistar) (menggunakan jangka sorong) Luas plat logam di atas

Lebih terperinci

4. Sebuah sistem benda terdiri atas balok A dan B seperti gambar. Pilihlah jawaban yang benar!

4. Sebuah sistem benda terdiri atas balok A dan B seperti gambar. Pilihlah jawaban yang benar! Pilihlah Jawaban yang Paling Tepat! Pilihlah jawaban yang benar!. Sebuah pelat logam diukur menggunakan mikrometer sekrup. Hasilnya ditampilkan pada gambar berikut. Tebal pelat logam... mm. 0,08 0.,0 C.,8

Lebih terperinci

LISTRIK ARUS SEARAH (Oleh : Sumarna)

LISTRIK ARUS SEARAH (Oleh : Sumarna) LSTK US SEH (Oleh : Sumarna) angkaian arus searah (DC, direct current) merupakan rangkaian listrik dengan arus stasioner (dalam arti polaritas tetap) yang tidak berubah terhadap waktu. esaranbesaran utama

Lebih terperinci

Hukum Tegangan dan Arus Listrik

Hukum Tegangan dan Arus Listrik Hukum Tegangan dan Arus Listrik Slide-02 Ir. Agus Arif, MT Semester Genap 2016/2017 1 / 27 Materi Kuliah 1 Hukum Kirchhoff Bagian dari Rangkaian Hukum Arus Hukum Tegangan 2 Hubungan Seri Hubungan Paralel

Lebih terperinci

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FISIKA SOLUSI

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI FISIKA SOLUSI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM POGAM STUDI FISIKA Jl. Ganesha No 10 Bandung 40132 Indonesia A. Pertanyaan SOLUSI MODUL TUTOIAL FISIKA DASA IIA (FI-1201) KE 03

Lebih terperinci

KUMPULAN SOAL FISIKA KELAS XII

KUMPULAN SOAL FISIKA KELAS XII KUMPULAN SOAL FISIKA KELAS XII Nada-Nada Pipa Organa dan Dawai Soal No. 1 Sebuah pipa organa yang terbuka kedua ujungnya memiliki nada dasar dengan frekuensi sebesar 300 Hz. Tentukan besar frekuensi dari

Lebih terperinci

RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK.

RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK. Arus Bolak-balik RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK. Dalam pembahasan yang terdahulu telah diketahui bahwa generator arus bolakbalik sebagai sumber tenaga listrik yang mempunyai GGL : E E sinω t Persamaan di atas

Lebih terperinci

Doc Name: XPFIS0701 Version :

Doc Name: XPFIS0701 Version : Xpedia Fisika Listrik Statis - Latihan Soal Doc Name: XPFIS0701 Version : 2016-05 halaman 1 01. Jika sepuluh ribu elektron dikeluaran dari benda netral, maka benda itu nenjadi bemuatan coulomb (A) +1,6

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Listrik Arus Bolak Balik - Latihan Soal Doc. Name: AR12FIS0699 Version: 2011-12 halaman 1 01. Suatu sumber tegangan bolak-balik menghasilkan tegangan sesuai dengan fungsi: v =140

Lebih terperinci

1. Diameter suatu benda diukur dengan jangka sorong seperti gambar berikut ini.

1. Diameter suatu benda diukur dengan jangka sorong seperti gambar berikut ini. 1. Diameter suatu benda diukur dengan jangka sorong seperti gambar berikut ini. 1 Diameter minimum dari pengukuran benda di atas A. 5,685 cm B. 5,690 cm C. 5,695 cm D. 5,699 cm E. 5,700 cm 2. Sebuah partikel

Lebih terperinci

Copyright all right reserved

Copyright  all right reserved Latihan Soal UN SMA / MA 2011 Program IPA Mata Ujian : Fisika Jumlah Soal : 20 1. Gas helium (A r = gram/mol) sebanyak 20 gram dan bersuhu 27 C berada dalam wadah yang volumenya 1,25 liter. Jika tetapan

Lebih terperinci

LATIHAN UJIAN NASIONAL

LATIHAN UJIAN NASIONAL LATIHAN UJIAN NASIONAL 1. Seorang siswa menghitung luas suatu lempengan logam kecil berbentuk persegi panjang. Siswa tersebut menggunakan mistar untuk mengukur panjang lempengan dan menggunakan jangka

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika Persiapan Penilaian Akhir Semester (PAS) Ganjil Doc. Name: RK13AR12FIS01PAS Version: 2016-11 halaman 1 01. Perhatikan rangkaian hambatan listrik berikut. Hambatan pengganti

Lebih terperinci

jawaban : Jadi pada grafik V terhadap t sumbu Vv = o sedangkan pada sumbu t,t = 0 grafik yang benar adalah grafik D. Jawab: D

jawaban : Jadi pada grafik V terhadap t sumbu Vv = o sedangkan pada sumbu t,t = 0 grafik yang benar adalah grafik D. Jawab: D UMPTN 1996 FISIKA 1. Sebuah benda berubag gerak secara beraturan dari kecepatan m/s sampai diam, jarak yang dicapainya adalah 1 meter. Gerak benda itu dapat ditunjukkan oleh grafik kecepatan (v) terhadap

Lebih terperinci

Rancang Bangun Rangkaian AC to DC Full Converter Tiga Fasa dengan Harmonisa Rendah

Rancang Bangun Rangkaian AC to DC Full Converter Tiga Fasa dengan Harmonisa Rendah Rancang Bangun Rangkaian AC to DC Full Converter Tiga Fasa dengan Harmonisa Rendah Mochammad Abdillah, Endro Wahyono,SST, MT ¹, Ir.Hendik Eko H.S., MT ² 1 Mahasiswa D4 Jurusan Teknik Elektro Industri Dosen

Lebih terperinci

BAB II DEFINISI DAN SATUAN. Tujuan Pembelajaran : Menyebutkan satuan dan symbol kelistrikan menurut system satuan International

BAB II DEFINISI DAN SATUAN. Tujuan Pembelajaran : Menyebutkan satuan dan symbol kelistrikan menurut system satuan International BAB II DEFINISI DAN SATUAN Tujuan Pembelajaran : Menyebutkan satuan dan symbol kelistrikan menurut system satuan International Beberapa satuan dasar kelistrikan dalam system satuan International. DAFTAR

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMK NEGERI 1 CIMAHI Kelas/Semester : X / 2 Mata Pelajaran : Dasar dan Pengukuran Listrik Topik : Elemen Pasif Rangkaian Listrik Alokasi Waktu

Lebih terperinci