BAB II KANAL ION. Dr. Gunawan Pamudji Widodo, M.Si., Apt. Dr. Rina Herowati, M.Si., Apt.
|
|
- Liana Dharmawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KANAL ION Dr. Gunawan Pamudji Widodo, M.Si., Apt. Dr. Rina Herowati, M.Si., Apt.
2 DAFTAR ISI BAB II : KANAL ION Halaman 1. Pengantar Tujuan Instruksional Umum Tujuan Instruksional Khusus Kegiatan Belajar 4.1 Kegiatan Belajar I : KANAL ION SEBAGAI TARGET OBAT Uraian 2.2 Rangkuman 2.4 Tes Formatif Umpan Balik dan Tindak Lanjut Kegiatan Belajar II : KANAL NATRIUM Uraian 2.6 Rangkuman 2.8 Tes Formatif Umpan Balik dan Tindak Lanjut Kegiatan Belajar III : KANAL KALIUM Uraian 2.10 Rangkuman 2.12 Tes Formatif Umpan Balik dan Tindak Lanjut Kegiatan Belajar IV : KANAL KALSIUM Uraian 2.14
3 Rangkuman 2.16 Tes Formatif Umpan Balik dan Tindak Lanjut Referensi Kunci Jawaban Tes Formatif 2.17
4 KANAL ION 1. Pengantar Farmakologi Molekuler merupakan mata kuliah yang mempelajari aksi obat pada tingkat molekuler, meliputi berbagai molekul biologis sebagai target obat, interaksi dengan obat serta efek yang dihasilkan. Mata kuliah ini memerlukan pengetahuan dasar tentang biologi molekuler dan reaksi-reaksi biokimia. Pada bab ini akan dibahas tentang berbagai fungsi dan struktur berbagai kanal ion serta tinjauan farmakologi molekuler obat-obat yang bekerja pada kanal ion. 2. Tujuan Instruksional Umum Dengan mempelajari buku ini, diharapkan mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan tentang aksi obat pada tingkat kompleksitas organisasi, konsep reseptor, interaksi obat-reseptor, reseptor enzim, neurotransmitter, efek dan mekanisme kerja obat dan pada neurotransmiter, hormon. 3. Tujuan Instruksional Khusus Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan fungsi dan struktur kanal ion serta menjelaskan aksi obat pada berbagai kanal ion dan efek farmakologis yang dihasilkan. 2.1
5 4. Kegiatan Belajar 4.1. Kegiatan Belajar 1 KANAL ION SEBAGAI TARGET OBAT Uraian Struktur dan Kerja Kanal Ion Kanal ion merupakan protein penyusun pori yang mengontrol gradien voltage melintasi membran plasma (mengontrol potensial sel) dengan memungkinkan aliran ion berdasarkan gradien elektrokimia. Mekanisme kerja kanal ion pertama kali dihipotesiskan oleh ahli biofisika (Alan Hodgkin dan Andrew Huxley, 1951), yang menyatakan bahwa ion bergerak melalui lubang di membran sebagai hasil daya elektrokimia (aliran arus listrik). Lubang bersifat selektif, hanya ion tertentu yang bisa lewat (misalnya Na +, K +, Ca 2+ dan lain-lain). Lubang atau kanal membuka dan menutup secara random, tapi pembukaan secara kinetik dipengaruhi oleh voltase dan waktu. Hodgkin and Huxley membuktikan bahwa untuk membuka dan menutup kanal mengalami berbagai kondisi konformasi, sebagai berikut : a. Aktivasi, yaitu proses pembukaan kanal saat terjadi depolarisasi b. Inaktivasi, yaitu kanal menutup selama depolarisasi berlangsung Gambar 1. Arus yang terekam saat pembukaan dan penutupan kanal Pemahaman tentang kerja kanal lebih lanjut dibuktikan dengan teknik perekaman elektrik (metode Patch Clamping) oleh Erwin Neher &Bert Sakman (1970). 2.2
6 Komponen molekuler kanal teridentifikasi pertama kali dengan metode kloning molekuler. Kanal ion tersusun dari beberapa sub-unit protein membentuk suatu pori-pori. Lubang kanal disusun oleh subnit utama (subunit a), yang menentukan infrastruktur kanal. Selain itu beberapa kanal (kanal K +, Na + dan Ca 2+ ), mengandung protein pelengkap yang dapat memodifikasi sifat kanal. Na + K + Arus masuk K + Ca ++ + Na + Ca ++ Cl - Arus keluar + Cl - Cl - Gambar 2. Arus keluar dan masuknya ion dari dan ke dalam sebuah sel Fungsi kanal ion Kanal ion terdapat pada hampir setiap sel. Kanal ion berfungsi untuk transport ion, pengaturan potensial listrik melintasi membran sel, serta sinyaling sel. Kanal ion berperan penting dalam proses normal tubuh. Beberapa penyakit terkait dengan disfungsi kanal ion misal aritmia jantung, diabetes, epilepsi, hipertensi, cystic fibrosis, dan lain-lain. Klasifikasi Kanal Ion Berdasarkan penyebab terbukanya kanal, kanal ion diklasifikasikan : a. Voltage-gated channel: kanal membuka dan menutup berdasarkan potensial membran b. Ligand-gated channel (reseptor ionotropik): kanal terbuka setelah berikatan dengan ligan pada domain ekstraselular, kemudian terjadi perubahan konformasi, diikuti dengan aliran ion 2.3
7 c. Other-gated channel: aktivasi/inaktivasi oleh second messenger di bagian dalam sel. Berdasarkan ion yang melintasi kanal: a. Kanal Na + b. Kanal K + c. Kanal Ca 2+ d. Kanal Cl + atau kanal ion Rangkuman Kanal ion merupakan protein penyusun pori yang mengontrol gradien voltage melintasi membran plasma (mengontrol potensial sel) dengan memungkinkan aliran ion berdasarkan gradien elektrokimia. Kanal mengalami berbagai kondisi konformasi : Aktivasi, yaitu proses pembukaan kanal saat terjadi depolarisasi, serta Inaktivasi, yaitu kanal menutup selama depolarisasi berlangsung. Kanal ion berfungsi untuk transport ion, pengaturan potensial listrik melintasi membran sel, serta sinyaling sel. Berdasarkan penyebab terbukanya kanal, kanal ion diklasifikasikan: Voltage-gated channel, ligand-gated channel dan other-gated channel Test Formatif 1 1. Protein penyusun pori yang mengontrol gradien voltage melintasi membran plasma dengan memungkinkan aliran ion berdasarkan gradien elektrokimia, adalah: A. Membrane transporter C. Kanal ion B. Reseptor terkopling kanal ion E. Reseptor sitosolik 2. Hodgkin and Huxley menyatakan bahwa pembukaan kanal ion: A. Merupakan hasil perbedaan tekanan osmose B. Tidak selektif, semua ion bisa lewat C. Terjadi secara beraturan, tidak random D. Secara kinetik dipengaruhi voltase dan waktu 2.4
8 3. Pada saat konformasi aktivasi kanal ion: A. kanal membuka saat terjadi depolarisasi B. kanal membuka selama depolarisasi berlangsung C. kanal menutup saat terjadi depolarisasi B. kanal menutup selama depolarisasi berlangsung 4. Pernyataan berikut ini benar tentang arus keluar masuk ion, kecuali: A. kadar Na + ekstrasel lebih besar dari pada intrasel, Na + cenderung masuk B. kadar Cl - ekstrasel sama dengan intrasel, Cl - keluar dan masuk secara ekivalen C. kadar K + ekstrasel lebih kecil dari pada intrasel, K + cenderung keluar D. kadar Ca ++ ekstrasel lebih kecil dari pada intrasel, Ca ++ cenderung keluar 5. Kanal ion yang membuka dan menutup berdasarkan potensial membran: A. Voltage-gated channel C. Ligand-gated channel B. reseptor ionotropik D. Other-gated channel Umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocokkanlah jawaban anda dengan kunci jawaban test formatif 1 yang ada di bagian akhir bab ini. Berdasarkan jumlah jawaban benar dapat diketahui tingkat penguasaan yang anda capai: 5 jawaban benar = baik sekali 4 jawaban benar = baik 3 jawaban benar = cukup < 3 jawaban benar = kurang Kalau anda mencapai tingkat penguasaan baik atau baik sekali anda dapat meneruskan kegiatan belajar selanjutnya. Tetapi kalau cukup atau kurang anda harus mengulang terutama bagian yang belum anda kuasai. 2.5
9 4.2. Kegiatan Belajar 2 KANAL Na Uraian Fungsi dan Struktur Kanal Na Kanal Na tergantung voltage merupakan golongan protein membran yang memediasi masuknya dengan cepat ion Na +, sebagai respon depolarisasi membran untuk membangkitkan potensial aksi dalam sel yang dapat teraktivasi. Kanal Na berperan penting dalam inisiasi potensial aksi. Aktivasi kanal menyebabkan masuknya Na + ekstraseluler ke dalam sel. Kanal Na merupakan heterooligomer yang tersusun dari subunit α dan β. Subunit α terdiri 4 domain, masing-masing terlipat menjadi 4 heliks transmembran, terhubung dengan potein lain seperti subunit β. Keempat domain terlipat bersama membentuk pusat pori. Subunit β merupakan protein membran dengan domain transmembran tunggal dan berperan mengatur kanal Na. Subunit β1 mempercepat kinetika aktivasi dan inaktivasi. Subunit β2 secara kovalen terikat pada α subunit, dan diperlukan untuk efisiensi kerja kanal. Gambar 3. Struktur Kanal Na Keterangan : G: glikosilasi, P: posforilasi, S:selektivitas ion, I: inaktivasi, muatan positif (+) di S4 penting untuk sensor voltase membran 2.6
10 Fase-fase perubahan konformasi kanal Na Pembukaan dan penutupan kanal ion terjadi dalam 3 fase tahapan seperti ditunjukkan pada gambar 4. Ketiga fase tersebut adalah: a. deaktivasi/fase istirahat, kanal diblok pada sisi intraseuler oleh gerbang aktivasi (m), yang dibentuk oleh domain III & IV subunit α b. aktivasi, terjadi depolarisasi dimana kanal terbuka, Na + masuk c. inaktivasi, terjadi repolarisasi dimana kanal tertutup segera sesudah depolarisasi oleh partikel inaktivasi (h). Gambar 4. Fase perubahan konformasi kanal Na Pembukaan kanal Na terjadi sangat singkat. Gambar 5 menampilkan tahapan ketiga fase dalam hitungan milidetik. Gambar 5. Tahapan pembukaan-penutupan kanal Na dalam 1 milidetik Farmakologi : Anestesi lokal (kokain, lidokain, prokain) dapat melintasi membran sehingga berikatan dengan sisi sitoplasmik kanal Na menyebabkan kanal terinaktivasi. Terjadinya blokade kanal menghambat hantaran transmisi impuls rasa sakit (gambar 6). 2.7
11 Gambar 6. Mekanisme kerja anestesi lokal pada kanal Na Fenitoin dan karbamazepin juga bekerja terhadap kanal Na. Kedua obat ini bekerja dengan cara menstabilkan/memperlama fase inaktivasi kanal Na dimana akan mengurangi firing rate, dengan demikian mengakibatkan impuls saraf tidak segera dihantar dan sel saraf tidak mudah dipicu. Efeknya dapat mencegah kejang Rangkuman Kanal Na tergantung voltage merupakan golongan protein membran yang memediasi masuknya dengan cepat ion Na +, sebagai respon depolarisasi membran untuk membangkitkan potensial aksi dalam sel yang dapat teraktivasi. Kanal Na berperan penting dalam inisiasi potensial aksi. Kanal Na merupakan heterooligomer yang tersusun dari subunit α dan β. Subunit α terdiri 4 domain, masing-masing terlipat menjadi 4 heliks transmembran, terhubung dengan potein lain seperti subunit β. Pembukaan dan penutupan kanal ion terjadi dalam 3 fase, yaitu deaktivasi, aktivasi dan inaktivasi. Obat yang bekerja menghambat kanal Na adalah anestesi lokal dan antikejang seperti fenitoin dan karbamazepin. 2.8
12 Test Formatif 2 1. Fase pada saat kanal Na diblok pada sisi intraseluler oleh gerbang aktivasi yang dibentuk oleh domain III & IV subunit α, adalah : A. Inaktivasi C. Aktivasi B. Depolarisasi D. Fase istirahat 2. Pada fase inaktivasi kanal Na : A. Kanal diblok oleh gerbang aktivasi B. Kanal diblok oleh partikel inaktivasi C. Terjadi depolarisasi D. Ion Na masuk ke dalam sel 3. Contoh obat yang bekerja menghambat kanal Na: A. Digoksin C. Anestesi lokal B. Glibenklamida D. Thiazida 4. Struktur yang membentuk pusat pori pada kanal Na: A. subunit β1 C. domain heliks transmebran B. subunit β2 D. domain ekstraseluler 5. Karena aktivitasnya menstabilkan fase inaktivasi kanal Na, fenitoin dapat digunakan untuk: A. antihipertensi C. antitusif B. antikonvulsan D. antiaritmia Umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocokkanlah jawaban anda dengan kunci jawaban test formatif 2 yang ada di bagian akhir bab ini. Berdasarkan jumlah jawaban benar dapat diketahui tingkat penguasaan yang anda capai: 5 jawaban benar = baik sekali 4 jawaban benar = baik 3 jawaban benar = cukup < 3 jawaban benar = kurang Kalau anda mencapai tingkat penguasaan baik atau baik sekali anda dapat meneruskan kegiatan belajar selanjutnya. Tetapi kalau cukup atau kurang anda harus mengulang terutama bagian yang belum anda kuasai. 2.9
13 4.3. Kegiatan Belajar 3 KANAL K Uraian Fungsi dan Struktur Kanal K + Kanal K merupakan protein transmembran yang membentuk pori selektif terhadap ion kalium. Umumnya kanal K terletak di membran plasma. Kanal K bertanggung jawab pada repolarisasi potensial aksi dan refraktori (konsekuensi untuk kontraktilitas dan aritmia). Kanal K juga berperan mengontrol durasi potensial aksi, mengatur potensial istirahat dan otomatisitas. Struktur Kanal K terdiri dari subunit α (principal) dan β (auxiliary). Gambar 7 merupakan struktur subunit α penyusun kanal K. Gambar 7. Struktur subunit α kanal K 2.10
14 Ada hubungan antara sistem klasifikasi berdasarkan fungsi dan struktur. Gambar 8 menampilkan struktur utama berbagai jenis kanal K. Klasifikasi utama kanal K: Ca activated K + channel: terbuka dengan adanya ion Ca atau sinyal lain Inwardly retifying K + channel: muatan positif lebih mudah masuk Leak K + channel: terbuka secara konstitutif, untuk menjaga potensial membran neuron tetap positif Voltage gated K + channel: terbuka/tertutup tergantung voltase transmembran Gambar 8. Domain transmembran berbagai jenis kanal K Dalam sistem biologis manusia, contoh fungsi kanal K adalah : Pada sel eksitasi (contoh: neuron) berfungsi membangkitkan potensial aksi dan mengistirahatkan potensial membran (gangguan terhadap kanal K pada otot jantung dapat menyebabkan aritmia) Regulasi proses seluler seperti sekresi hormon (contoh: sekresi insulin dari sel beta pankreas, sehingga gangguan kanal K dapat menyebakan diabetes). 2.11
15 Farmakologi Antiaritmia kelas III: dofetilide, ibutilide, dan azimilide memblok Voltage-Gated K + Channels sehingga memperpanjang potensial aksi jantung dan mempunyai efek antiaritmia (gambar 9). Gambar 9. Mekanisme kerja antiaritmia golongan III Glibenclamide dan glipizide memblok kanal K-ATP pankreas, sehingga digunakan untuk terapi diabetes. Tahapan kerja: 1. Menghambat kanal K tergantung ATP pada memberan sel beta 2. Mencegah efflux K + 3. Depolarisasi membran 4. Kanal Ca tergantung voltage terbuka 5. Influx Ca subsequent 6. Peningkatan kadar Ca intrasel 7. Induksi sekresi insulin dari sel beta 8. Penurunan kadar gula darah Rangkuman Kanal K merupakan protein transmembran yang membentuk pori selektif terhadap ion kalium. Fungsi kanal K: repolarisasi potensial aksi dan refraktor, mengontrol durasi potensial aksi, mengatur potensial istirahat dan otomatisitas. 2.12
16 Struktur Kanal K terdiri dari subunit α dan β, dimana ada hubungan antara struktur dengan klasifikasi berdasarkan fungsi. Jenis kanal K meliputi: Ca activated, Inwardly retifying, Leak dan Voltage gated K + channel. Contoh obat yang bekerja pada kanal K adalah antiaritmia golongan III dan antidiabetik glibenklamid dan glipizid Test Formatif 2 1. Jenis kanal K yang terbuka secara konstitutif untuk menjaga potensial membran tetap positif A. Ca activated K + channel C. Inwardly rectifier K + channel B. Leak K + channel D. Voltage gated K + channel 2. Jenis kanal K di mana muatan positif lebih mudah masuk : A. Ca activated K + channel C. Inwardly rectifier K + channel B. Leak K + channel D. Voltage gated K + channel 3. Glibenklamid dan gipizid bekerja dengan cara: A. memblok kanal K-ATP pankreas B. memblok kanal K tergantung voltase pada sel otot jantung C. menunda potensial aksi jantung D. meningkatkan efflux K + 4. Blokade kanal K oleh obat antiaritmia kelas III menyebabkan: A. memperpendek potensial aksi C. repolarisasi tertunda B. mempercepat potensial aksi D. mempercepat repolarisasi 5. Kanal K yang strukturnya mengandung 2 domain transmembran: A. Ca activated K + channel C. Inwardly rectifier K + channel B. Leak K + channel D. Voltage gated K + channel A Umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocokkanlah jawaban anda dengan kunci jawaban test formatif 3 yang ada di bagian akhir bab ini. Berdasarkan jumlah jawaban benar dapat diketahui tingkat penguasaan yang anda capai: 5 jawaban benar = baik sekali 4 jawaban benar = baik 3 jawaban benar = cukup 2.13
17 < 3 jawaban benar = kurang Kalau anda mencapai tingkat penguasaan baik atau baik sekali anda dapat meneruskan kegiatan belajar selanjutnya. Tetapi kalau cukup atau kurang anda harus mengulang terutama bagian yang belum anda kuasai Kegiatan Belajar 4 KANAL Ca Uraian Fungsi dan Struktur Kanal Ca 2+ Ion Ca 2+ merupakan second messenger penting yang mengontrol fungsi seluler termasuk kontraksi otot polos & otot jantung. Kanal Ca tergantung voltase (Voltage-activated calcium channels) mengatur kadar Ca intraseluler dan berkontribusi dalam sinyaling kalsium dalam berbagai jenis sel, baik sel tereksitasi atau non-eksitasi. Pembukaan kanal ini terutama dipicu oleh depolarisasi potensial membran tapi juga dimodulasi oleh berbagai hormon, protein kinase, protein posfatase, toksin dan obat. Klasifikasi Voltage-gated Ca channel berdasarkan tipenya : tipe L, tipe P/Q, tipe N, tipe R dan tipe T. Sedangkan berdasarkan voltase aktivasi : high volatage activated (HVA) dan low volatage activated (LVA). Struktur kanal Ca terdiri dari subunit α, β, δ, dan γ. Gambar 10 menampilkan komposisi subunit dalam kanal Ca HVA. Bagian yang merupakan filter selektivitas kanal adalah empat gugus glutamat (E). 2.14
18 Gambar 10. Komposisi subunit dalam kanal Ca HVA Gambar 2 menampilkan struktur pembentuk pusat pori yang disusun oleh subunit α. Gambar 2. Struktur subunit α kanal Ca Farmakologi Obat-obat pemblok kanal Ca (Ca 2+ channel blocker) bekerja dengan menghambat depolarisasi sehingga menghambat masuknya Ca 2+ sel ke dalam sel otot. Hal ini menyebabkan penurunan tekanan darah, penurunan kontraksi kardiak dan efek antiartimia, sehingga golongan pemblok kanal Ca dapat digunakan untuk terapi hipertensi, iskhemia muikardial, aritmia. Klasifikasi utama pemblok kanal Ca: Phenylalkylamines (verapamil) Benzothiazipines (diltiazem) Dihydropyridines (nifedipine) 2.15
19 Mekanisme pemblokan identik dengan bloking kanal Na oleh anestesi lokal: Seperti voltage-gated cation channels lain, kanal Ca 2+ bisa berada pada minimal 3 fase. Fase istirahat : pada potensial negatif (tertutup). Pembukaan kanal diinduksi oleh depolarisasi. Kanal tidak membuka untuk jangka waktu lama, karena depolarisasi panjang (prolonged depolarization) menyebabkan transisi ke fase inaktivasi. Kanal inaktivasi kemudian mengalami repolarisasi dan kembali ke fase istirahat, kanal siap terbuka. Ca 2+ channel blockers menghambat aliran Ca 2+ terutama dengan menstabilkan fase inaktivasi secara alosterik, serta beberapa dengan menunda transisi ke fase istirahat Rangkuman Kanal Ca tergantung voltase mengatur kadar Ca intraseluler dan berkontribusi dalam sinyaling kalsium dalam berbagai jenis sel. Struktur kanal Ca terdiri dari subunit α, β, δ, dan γ. Bagian yang merupakan filter selektivitas kanal adalah empat gugus glutamat (E). Obat-obat pemblok kanal Ca (Ca 2+ channel blocker) dapat menyebabkan penurunan tekanan darah, penurunan kontraksi kardiak dan efek antiartimia karena menghambat depolarisasi sehingga menghambat masuknya Ca 2+ sel ke dalam sel otot Test Formatif 2 1. Hambatan terhadap kanal Ca dapat menyebabkan efek berikut ini kecuali: A. penghambatan depolarization C. penurunan tekanan darah B. peningkatan kontraksi kardiak D. efek antiartimia 2. Contoh obat yang bekerja sebagai antagonis kanal Ca adalah : A. Glibenklamid C. Digoksin B. Nifedipin D. Captopril 3. Pembukaan kanal Ca bisa terjadi karena hal-hal berikut kecuali: A. depolarisasi potensial membran C. hormon B. protein kinase, protein posfatase D. repolarisasi potensial membran 2.16
20 4. Struktur kanal Ca disusun oleh subunit-subunit: A. α, β, δ, dan γ C. α, β, dan γ B. α, dan β D. α, β, dan δ 5. Penghambatan kanal Ca oleh antagonis Ca terutama dilakukan dengan: A. mempercepat transisi ke fase istirahat B. menunda fase inaktivasi C. menstabilkan fase inaktivasi secara alosterik D. mempercepat repolarisasi Umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocokkanlah jawaban anda dengan kunci jawaban test formatif 4 yang ada di bagian akhir bab ini. Berdasarkan jumlah jawaban benar dapat diketahui tingkat penguasaan yang anda capai: 5 jawaban benar = baik sekali 4 jawaban benar = baik 3 jawaban benar = cukup < 3 jawaban benar = kurang Kalau anda mencapai tingkat penguasaan baik atau baik sekali anda dapat meneruskan kegiatan belajar selanjutnya. Tetapi kalau cukup atau kurang anda harus mengulang terutama bagian yang belum anda kuasai. 5. Daftar Pustaka 1. Korolkovas, A., 1970, Essentials of Molecular Pharmacology : Background for Drug Design, Wiley-Interscience, New York. 2. Brody, T. M., Larner, J. and Minneman, K. P. (Eds.), 1998, Human Pharmacology : Molecular to Clinical, 3 th ed., Mosby Inc., St. Louis, Missouri. 3. Offermanns,S. and Rosenthal,W.,(Eds), 2008, Encyclopedia of Molecular Pharmacology, USA. 6. Jawaban Tes Formatif Jawaban Tes Formatif 1 : 1. C 2. D 3. A 4. D 5. A 2.17
21 Jawaban Tes Formatif 2 : 1. D 2. B 3. C 4. C 5. B Jawaban Tes Formatif 3 : 1. B 2. C 3. A 4. C 5. C Jawaban Tes Formatif 4 : 1. B 2. B 3. D 4. A 5. C 2.18
KANAL ION SEBAGAI TARGET AKSI OBAT YENI FARIDA S.FARM., M.SC.,APT
KANAL ION SEBAGAI TARGET AKSI OBAT YENI FARIDA S.FARM., M.SC.,APT Kanal ion Peran penting kanal ion dalam sel adalah : 1. transport ion 2. pengaturan potensi listrik di membrane sel 3. signaling sel (kanal
Lebih terperinciBAB II PENJALARAN IMPULS SARAF. Ganglia basalis merupakan bagian dari otak yang memiliki peranan penting antara lain
BAB II PENJALARAN IMPULS SARAF 2.1 Ganglia basalis dan subthalamik nukleus Ganglia basalis merupakan bagian dari otak yang memiliki peranan penting antara lain dalam menghasilkan gerakan motorik terutama
Lebih terperinciDASAR-DASAR SISTEM SYARAF DAN JARINGAN SYARAF
DASAR-DASAR SISTEM SYARAF DAN JARINGAN SYARAF Sistem syaraf bertanggung jawab dalam mempertahankan homeostasis tubuh (kesetimbangan tubuh, lingkungan internal tubuh stabil) Fungsi utamanya adalah untuk:
Lebih terperinci(G Protein-coupled receptor) sebagai target aksi obat
Reseptor terhubung protein G (G Protein-coupled receptor) sebagai target aksi obat merupakan keluarga terbesar reseptor permukaan sel menjadi mediator dari respon seluler berbagai molekul, seperti: hormon,
Lebih terperinciSel melakukan kontak dengan lingkungannya menggunakan permukaan sel, meliputi: 1. Membran plasma, yakni protein dan lipid 2. Molekul-molekul membran
Sel melakukan kontak dengan lingkungannya menggunakan permukaan sel, meliputi: 1. Membran plasma, yakni protein dan lipid 2. Molekul-molekul membran yang menonjol ke luar sel Melalui permukaan sel ini,
Lebih terperinciSYARAF. Gamaliel Septian Airlanda
SYARAF Gamaliel Septian Airlanda Tujuan Mahasiswa dapat mengetahui bentuk fisik dan mekanisme molekuler yang terjadi dalam neuron beserta fungsinya dalam menghantarkan informasi Struktur dan Fungsi Neuron
Lebih terperinciBIOLISTRIK PADA SISTEM SARAF A. Hasil
BIOLISTRIK PADA SISTEM SARAF A. Hasil normal alkohol Saraf 3.50 menit 2.30 menit Otot 3.40 menit 1.20 menit B. Pembahasan Pada praktikum kali ini, praktikan mengamati kontraksi otot gastrocnemius pada
Lebih terperinciBIOFISIKA SEL KULIAH SMT IVA FAKULTAS KEDOKTERAN UWKS Paul S. Poli/Biofisika/2006 1
BIOFISIKA SEL KULIAH SMT IVA FAKULTAS KEDOKTERAN UWKS 2006 Paul S. Poli/Biofisika/2006 1 Selamat pagi!!! Paul S. Poli/Biofisika/2006 2 SEL PEKA RANGSANGAN Sel-sel yg dapat dirangsang utk membentuk aliran
Lebih terperinciReseptor sebagai target aksi obat
Reseptor sebagai target aksi obat Review interaksi obat reseptor (agonis-antagonis) FUNGSI RESEPTOR 1. Mengenal dan mengikat suatu ligan dengan spesifisitas tinggi 2. Meneruskan signal tersebut ke dalam
Lebih terperinciFLUKS ION BIOENERGI DAN TRANSPORT ION
FLUKS ION BIOENERGI DAN TRANSPORT ION MAKALAH Ditulis untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Biofisika II Kelompok 5: Anggra Kumala P. (105090300111005) Ulfah Hidayah (105090300111011) Reza Sativan
Lebih terperinciNeuromuskulator. Laboratorium Fisiologi Veteriner PKH UB 2015
Neuromuskulator Laboratorium Fisiologi Veteriner PKH UB 2015 STRUKTUR SARAF 3/12/2015 2 SIFAT DASAR SARAF 1. Iritabilitas/eksisitaas : kemampuan memberikan respon bila mendapat rangsangan. Umumnya berkembang
Lebih terperinciBIOLOGI SEL. Chapter IV Sifat Membran Plasma (Transportasi pada Membran)
BIOLOGI SEL Chapter IV Sifat Membran Plasma (Transportasi pada Membran) Membran Molekul Besar Molekul Kecil Gas ION Ingat Fungsi Protein Transmembran?? Manakah Fungsi Transmembran pada Kasus Ini?? Sifat
Lebih terperinci- Difusi air melintasi membrane permeabel aktif dinamakan osmosis. Keseimbangan air pada sel tak berdinding Jika suatu sel tanpa dinding direndam
Membrane sel bersifat permeabilitas selektif; artinya memungkinkan beberapa zat untuk menembus membrane tersebut secara lebih mudah daripada zat-zat yang lain Adalah suatu mosaic fluid dari lipid dan protein
Lebih terperinciPeranan membran sel. 1. pembatas lapisan yang kontinyu melingkupi sel, inti, organel. 2. mendukung aktivitas biokimia yang berlangsung di dalam sel
Peranan membran sel 1. pembatas lapisan yang kontinyu melingkupi sel, inti, organel 2. mendukung aktivitas biokimia yang berlangsung di dalam sel 3. pembatas yang bersifat selektif permeabel mencegah pertukaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sel merupakan unit terkecil dari organisme. Sel tidak akan mampu bekerja dan membentuk sebuah jaringan bila tidak ada koordinasi antara satu dengan yang lain. Miliaran
Lebih terperinciPotensial membran adalah tegangan yang melintasi suatu membran sel yang berkisar dari sekitar -50 hingga -200 milivolt (tanda minus menunjukkan bahwa
Potensial membran adalah tegangan yang melintasi suatu membran sel yang berkisar dari sekitar -50 hingga -200 milivolt (tanda minus menunjukkan bahwa di dalam sel bersifat negatif dibandingkan dengan di
Lebih terperinciTinjauan Umum Jaringan Otot. Tipe Otot
Tinjauan Umum Jaringan Otot Tipe Otot Otot rangka menempel pada kerangka, lurik, dapat dikontrol secara sadar Otot jantung menyusun jantung, lurik, dikontrol secara tidak sadar Otot polos, berada terutama
Lebih terperinciPENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK. Kuntarti, SKp
PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK Kuntarti, SKp tanggal upload : 23 April 2009 FISIOLOGI Ilmu yang mempelajari fungsi biologis tubuh yang bekerja dalam rentang normal Tubuh individu
Lebih terperinciPENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK. Kuntarti, SKp
PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK Kuntarti, SKp FISIOLOGI Ilmu yang mempelajari fungsi biologis tubuh yang bekerja dalam rentang normal Tubuh individu pengorganisasian biologis sel yang
Lebih terperinciMEMBRAN BIOLOGIS DAN MEKANISME ABSORPSINYA. Tim Teaching MK Biofarmasetika
1 MEMBRAN BIOLOGIS DAN MEKANISME ABSORPSINYA Tim Teaching MK Biofarmasetika 2 Pendahuluan Membran sel adalah lapisan yang memisahkan satu sel dengan sel lainnya serta memisahkan berbagai organel di dalam
Lebih terperinciMAKALAH BIOFARMASETIKA
MAKALAH BIOFARMASETIKA OLEH KELOMPOK 4 Irmawati F1F2 12018 Yamin F1F2 12 023 Nenitry Wahyuni F1F1 11016 Feny Riskiana Poko F1F1 11090 Yuyun Manan F1F1 11028 Endryani F1F1 11068 Novrianti F1F1 11018 Juliani
Lebih terperinciKomunikasi di Sepanjang dan Antar Neuron. Gamaliel Septian Airlanda
Komunikasi di Sepanjang dan Antar Neuron Gamaliel Septian Airlanda Prinsip Dasar Jalannya Rangsang a) Resting Membrane Potensial b) Potensial Membrane c) Potensial aksi d) Sifat elektrik pasif membrane
Lebih terperinciSilabus Fisiologi Molekuler (BTK) tahun Tanggal Topik Pengajar
Silabus Fisiologi Molekuler (BTK) tahun 2007 Minggu Tanggal Topik Pengajar 1. 10/9 Membran: struktur, fungsi dan AMD membrane trafficking 2 17/9 Fosforilasi oksidatif dan organisasi AMD mitokondria 3 24/9
Lebih terperinciPENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK
PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK Kuntarti, SKp, M.Biomed PDF Created with deskpdf PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com FISIOLOGI Ilmu yang mempelajari fungsi biologis tubuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Preeklamsia berat dan eklamsia merupakan sekumpulan gejala yang dapat terjadi pada kehamilan dan persalinan. Perubahanperubahan ini perlu dikenali dengan baik, karena
Lebih terperinciUjian Akhir Semester Program S-1 Semester Ganjil tahun Ajaran 2004/2005
1 Ujian Akhir Semester Program S-1 Semester Ganjil tahun Ajaran 2004/2005 Mata Ujian : Farmakologi Molekuler A Hari/Tanggal : Januari, 2005 Waktu : 75 menit Sifat ujian : Tertutup Dosen : Dr. Zullies Ikawati,
Lebih terperinciFarmakologi. Pengantar Farmakologi. Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran UNLAM. Farmakodinamik. ., M.Med.Ed. normal tubuh. menghambat proses-proses
dr H M Bakhriansyah, M.Kes.,., M.Med.Ed Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran UNLAM Farmakologi Substansi yang berinteraksi dengan suatu sistem yang hidup melalui proses kimia, terutama terikat pada molekul
Lebih terperinciPengantar Farmakologi
dr H M Bakhriansyah, M.Kes., M.Med.Ed Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran UNLAM Farmakologi Substansi yang berinteraksi dengan suatu sistem yang hidup melalui proses kimia, terutama terikat pada molekul
Lebih terperinciReflex adalah rangkaian gerakan yang dilakukan secara cepat, involunter dan tidak direncanakan sebagai respon terhadap suatu stimulus
Reflex adalah rangkaian gerakan yang dilakukan secara cepat, involunter dan tidak direncanakan sebagai respon terhadap suatu stimulus Merupakan fungsi integratif Lengkung reflex (reflex arc) adalah jalur
Lebih terperinciPengantar Farmakologi Keperawatan
Pengantar Farmakologi Keperawatan dr H M Bakhriansyah, M.Kes.,., M.Med.Ed Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran UNLAM Farmakologi Substansi yang berinteraksi dengan suatu sistem yang hidup melalui proses
Lebih terperinciTRANSDUKSI SINYAL PADA TINGKAT SEL
TRANSDUKSI SINYAL PADA TINGKAT SEL Tranduksi sinyal Adalah proses perubahan bentuk sinyal yang berurutan, dari sinyal ekstraseluler sampai respon dalam komunikasi antar sel Tujuan: Untuk berlangsungnya
Lebih terperinciBAB 5 PEMBAHASAN. Pada penelitian ini yang bermakna sebagai faktor risiko bangkitan kejang
BAB 5 PEMBAHASAN Pada penelitian ini yang bermakna sebagai faktor risiko bangkitan kejang demam pada anak adalah faktor tinggi demam dan faktor usia kurang dari 2 tahun. Dari karakteristik orang tua anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap penyakit kardiovaskuler. The Third National Health and Nutrition
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko yang paling berpengaruh terhadap penyakit kardiovaskuler. The Third National Health and Nutrition Examination Survey mengungkapkan
Lebih terperinciSignal Transduction. Dr. Sri Mulyaningsih, Apt
Signal Transduction Dr. Sri Mulyaningsih, Apt Konsep umum signal transduction Komunikasi sel Tipe-tipe reseptor Molecular signaling Komunikasi antar sel Umumnya diperantarai oleh molekul sinyal ekstraseluler
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Gambaran Umum Pasien Hipertensi di Puskesmas Kraton dan Yogyakarta Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antihipertensi yang dapat mempengaruhi penurunan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Senyawa 1-(2,5-dihidroksifenil)-(3-piridin-2-il)-propenone
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. Senyawa 1-(2,5-dihidroksifenil)-(3-piridin-2-il)-propenone Senyawa 1-(2,5-dihidroksifenil)-(3-piridin-2-il)-propenon adalah turunan senyawa kalkon yang tersubtitusi
Lebih terperinci5/30/2013. dr. Annisa Fitria. Hipertensi. 140 mmhg / 90 mmhg
dr. Annisa Fitria Hipertensi 140 mmhg / 90 mmhg 1 Hipertensi Primer sekunder Faktor risiko : genetik obesitas merokok alkoholisme aktivitas
Lebih terperinciTARGET AKSI OBAT LEVEL AKSI OBAT
TARGET AKSI OBAT LEVEL AKSI OBAT Tingkatan utama aksi obat dari yang sederhana menuju yang komplek : molekuler, subseluler, sel, organ atau jaringan, organisme utuh 1 Mekanisme aksi obat : 1. Non-spesifik
Lebih terperinciPeranan Kanal Ion Miokardium pada Kelistrikan Jantung. William. Dosen bagian Fisiologi FK UKRIDA
Peranan Kanal Ion Miokardium pada Kelistrikan Jantung William Dosen bagian Fisiologi FK UKRIDA Alamat Korespondensi: Jl Terusan Arjuna no 6 Jakarta 11510 Email: william_dr83@yahoo.com Tinjauan Pustaka
Lebih terperinciMatakuliah: Farmakologi dan Toksikologi II Program Studi Sarjana Farmasi (T.A. 2016/2017) ANTIEPILEPSI. Dadang Irfan Husori, S.Si., M.Sc., Apt.
Matakuliah: Farmakologi dan Toksikologi II Program Studi Sarjana Farmasi (T.A. 2016/2017) ANTIEPILEPSI Dadang Irfan Husori, S.Si., M.Sc., Apt. Departemen Farmakologi Farmasi Fakultas Farmasi USU Pengantar
Lebih terperinciGambaran Umum Sistem Saraf Sistem saraf mempunyai tiga fungsi yang saling tumpang-tindih, yaitu input sensoris, integrasi, dan output
SISTEM SARAF Gambar SEM kesepadanan antara sebuah sel saraf (neuron) dan mikroprossesor (chip) - 1 cm kubik otak > 50 juta sel saraf - sistem saraf dan sistem endokrin bekerjasama dan berinteraksi dalam
Lebih terperinciFISIOLOGI SISTEM SARAF PADA KATAK
FISIOLOGI SISTEM SARAF PADA KATAK Lela Juwita Sari (3415080205), Riski Sulistyani (3415080207), Eka Puspita Sari (3415080209) dan Lia Indrianita (3415083256) 1 ABSTRAK Sistem saraf adalah suatu sistem
Lebih terperinciSOP ECHOCARDIOGRAPHY TINDAKAN
SOP ECHOCARDIOGRAPHY N O A B C FASE PRA INTERAKSI TINDAKAN 1. Membaca dokumentasi keperawatan. 2. Menyiapkan alat-alat : alat echocardiography, gel, tissu. 3. Mencuci tangan. FASE ORIENTASI 1. Memberikan
Lebih terperinciMATA KULIAH FARMAKOLOGI MOLEKULER
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER MATA KULIAH FARMAKOLOGI MOLEKULER Oleh : Dr. Zullies Ikawati, Apt. Nunung Yuniarti, MSi, Apt. FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2008 1 A. PERENCANAAN
Lebih terperinciMATA KULIAH FARMAKOLOGI DASAR
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER MATA KULIAH FARMAKOLOGI DASAR Oleh : MARTA HALIM FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA 2016 A. PERENCANAAN PEMBELAJARAN 1. Nama Mata Kuliah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. baik itu metabolisme lemak, karbohidrat, dan protein yang disebabkan oleh
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Diabetes Melitus Komplikasi Hipertensi Diabetes melitus merupakan suatu kelompok dari penyakit metabolisme, baik itu metabolisme lemak, karbohidrat, dan protein yang disebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nyeri adalah mekanisme protektif untuk menimbulkan kesadaran terhadap kenyataan bahwa sedang atau akan terjadi kerusakan jaringan (Sherwood, 2014). Selain itu, nyeri
Lebih terperinciBAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. menggunakan uji One Way Anova. Rerata tekanan darah sistolik kelompok
BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 6.1 Data Hasil Penelitian Uji perbandingan antara keempat kelompok sebelum perlakuan menggunakan uji One Way Anova. Rerata tekanan darah sistolik kelompok kontrol adalah
Lebih terperinciDasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf
Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf Pendahuluan Dasarnya : neurofarmakologi studi ttg obat yang berpengaruh terhadap jaringan saraf Ruang lingkup obat-obat SSP: analgetik, sedatif, antikonvulsan, antidepresan,
Lebih terperinciDasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf
Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf Pendahuluan Dasarnya : neurofarmakologi studi ttg obat yang berpengaruh terhadap jaringan saraf Ruang lingkup obat-obat SSP: analgetik, sedatif, antikonvulsan, antidepresan,
Lebih terperinciPertukaran cairan tubuh sehari-hari (antar kompartemen) Keseimbangan cairan dan elektrolit:
Keseimbangan cairan dan elektrolit: Pengertian cairan tubuh total (total body water / TBW) Pembagian ruangan cairan tubuh dan volume dalam masing-masing ruangan Perbedaan komposisi elektrolit di intraseluler
Lebih terperinciFarmakoterapi Obat pada Gangguan Kardiovaskuler
Farmakoterapi Obat pada Gangguan Kardiovaskuler Alfi Yasmina Obat Jantung Antiangina Antiaritmia Antihipertensi Hipolipidemik Obat Gagal Jantung (Glikosida jantung) Antikoagulan, Antitrombotik, Trombolitik,
Lebih terperinciOBAT-OBATAN DI MASYARAKAT
OBAT-OBATAN DI MASYARAKAT Pendahuluan Obat adalah zat yang dapat memberikan perubahan dalam fungsi-fungsi biologis melalui aksi kimiawinya. Pada umumnya molekul-molekul obat berinteraksi dengan molekul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelapa (Cocos nucifera L.) adalah salah satu dari tumbuhan yang paling banyak manfaatnya di dunia, khususnya di daerah tropis seperti di Indonesia. Selain mudah ditemukan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kafein banyak terkandung dalam kopi, teh, minuman cola, minuman berenergi, coklat, dan bahkan digunakan juga untuk terapi, misalnya pada obatobat stimulan, pereda nyeri,
Lebih terperinciMUTIARA INDAH SARI NIP:
RESEPTOR INSULIN Dr. MUTIARA INDAH SARI NIP: 132 296 973 2007 DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN......... 1 II. RESEPTOR HORMON............. 1 III. RESEPTOR HORMON INSULIN........ 3 III. A. STRUKTUR DAN FUNGSI........3
Lebih terperinciProses fisiologis dan biokimiawi yang meregulasi proses persalinan
Proses fisiologis dan biokimiawi yang meregulasi proses persalinan Terdiri dari beberapa proses seperti: 1. Perubahan anatomis dan fisiologis miometrium Pertama, terjadi pemendekan otot polos miometrium
Lebih terperinciFARMAKOLOGI ANESTESI LOKAL
Tugas Anestesi FARMAKOLOGI ANESTESI LOKAL disusun oleh ASTRI NURFIDAYANTI 110.2004.036 FK UNIVERSITAS YARSI KEPANITERAAN KLINIK PERIODE 14 FEBRUARI-19 MARET 2011 DEPARTEMEN ANESTESI DAN REANIMASI RUMAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2012 menunjukkan bahwa
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dewasa ini, jumlah penderita hipertensi di Indonesia semakin meningkat. Hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2012 menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi
Lebih terperinciSkeletal: Otot: Sendi: Fasia Hubungan sistem muskuloskeletal dengan reproduksi wanita
Skeletal: Struktur jaringan tulang Klasifikasi tulang Tulang tengkorak, rangka dada, tulang belakang, panggul, ekstremitas atas dan bawah Sendi: Klasifikasi berdasarkan gerakan Klasifikasi berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi, tetapi juga dari aktivitas atau latihan fisik yang dilakukan. Efek akut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan tubuh manusia tidak hanya tergantung dari jenis makanan yang dikonsumsi, tetapi juga dari aktivitas atau latihan fisik yang dilakukan. Efek akut aktivitas
Lebih terperinciPengertian farmakodinamika Dosis Efek samping Reaksi yang merugikan Efek toksik. Farmakodinamik - 2
Pengertian farmakodinamika Dosis Efek samping Reaksi yang merugikan Efek toksik Farmakodinamik - 2 1 Mempelajari efek obat terhadap fisiologi dan biokimia seluler dan mekanisme kerja obat Mempelajari mekanisme
Lebih terperinci4. PEMBAHASAN 4.1. Isolasi Protein Spirulina platensis
4. PEMBAHASAN Pengujian in vivo untuk mengetahui kemampuan sorbet pisang (Musa paradisiaca) yang ditambah dengan isolat protein Spirulina platensis dibagi dalam 4 tahap. Tahap pertama adalah proses isolasi
Lebih terperinciDIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen
DIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat.
Lebih terperinciOtot rangka tersusun dari serat-serat otot yang merupakan unit. penyusun ( building blocks ) sistem otot dalam arti yang sama dengan
MORFOLOGI Organisasi Otot rangka tersusun dari serat-serat otot yang merupakan unit penyusun ( building blocks ) sistem otot dalam arti yang sama dengan neuron yang merupakan unit penyusun sistem saraf.
Lebih terperinciGb. 5.12. STRUKTUR FOSPOLIPID (Campbell, 1999:72)
Gb. 5.12. STRUKTUR FOSPOLIPID (Campbell, 1999:72) Rumus Umum Asam Amino (Campbell, 1999: 73) H H O N C C H R OH GUGUS AMINO GUGUS KARBOKSIL Tabel 5.1 Gambaran Umum Fungsi Protein (Campbell, 1999: 74) JENIS
Lebih terperinciMembran biologi. Bagaimana dengan membran sel (membran biologi)? Bersifat tidak larut dalam air Bersifat fleksibel
Ashfar Kurnia Membran biologi Kehidupan suatu sel berlangsung dalam lingkungan berair. Di dalam dan diluar sel terdapat banyak cairan. Barier seperti apakah yang dapat memisahkan keduanya dengan baik Bersifat
Lebih terperinciSILABUS OLIMPIADE KEDOKTERAN DASAR CARDION 2018 Science and Primary Medical Competition HIMPUNAN MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS
SILABUS OLIMPIADE KEDOKTERAN DASAR CARDION 2018 Science and Primary Medical Competition HIMPUNAN MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN UIN MAULANA MALIK IBRAHIM
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
16 Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1. Kadar Glukosa Darah Berdasarkan hasil pengukuran kadar glukosa darah mencit sebelum dan setelah pemberian alloxan, rata-rata kadar glukosa darah mencit sebelum pemberian
Lebih terperinciMATA KULIAH FARMAKOLOGI DASAR
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER MATA KULIAH FARMAKOLOGI DASAR Oleh : Prof. Dr. Sugijanto, SU, Apt. Dr. Zullies Ikawati, Apt. Nunung Yuniarti, MSi, Apt. FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH
Lebih terperinciMAKALAH FARMAKOLOGI MOLEKULER RESEPTOR ASETILKOLIN NIKOTINIK (OBAT PELEMAS)
MAKALAH FARMAKOLOGI MOLEKULER RESEPTOR ASETILKOLIN NIKOTINIK (OBAT PELEMAS) Disusun oleh: Kelompok 9 Kelas A Bina Maraya Lestyoningrum Amyda Ayu Dianritami Raras Ravenisa G1F014051 G1F014053 G1F014055
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari kegiatan belajar, mengingat dan mengenal sesuatu. Belajar merupakan proses mendapatkan informasi yang memungkinkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Elektrolit berperan penting dalam tubuh manusia, hampir semua proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Elektrolit berperan penting dalam tubuh manusia, hampir semua proses metabolisme dalam tubuh manusia dipengaruhi oleh elektrolit. Elektrolit darah setiap zat yang
Lebih terperinciTRANSPORTASI TRANSMEMBRAN MEMBRAN SEL
1. Dalam keseharian, seluruh aktifitas biologis, terjadi hubungan antara individu dengan lingkungan 2. Hubungan terjadi dalam bentuk pertukaran zat (cair, padat, gas) 3. Pertukaran zat dari tubuh ke lingkungan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di antara penyakit degeneratif, diabetes adalah salah satu diantara penyakit tidak menular yang akan meningkat jumlahnya di masa datang. Diabetes sudah merupakan salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dunia perkuliahan seringkali mahasiswa-mahasiswi mengalami stres saat mengerjakan banyak tugas dan memenuhi berbagai tuntutan. Terbukti dengan prevalensi
Lebih terperinciPEMODELAN ALIRAN LISTRIK PADA SEL SARAF MANUSIA
Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 04, No. 2 (2015), hal 95 100. PEMODELAN ALIRAN LISTRIK PADA SEL SARAF MANUSIA Sunindri, Nilamsari Kusumastuti, Mariatul Kiftiah INTISARI Seluruh
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 1) DM tipe I atau Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) Adanya kerusakan sel β pancreas akibat autoimun yang umumnya
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Diabetes Mellitus Diabetes mellitus adalah suatu kelompok berbagai macam kelainan yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah. 14 Gejala khasnya adalah poliuri, polifagi,
Lebih terperinciNEURON & HORMON. Unita Werdi Rahajeng Psikologi-FISIP UB
NEURON & HORMON Unita Werdi Rahajeng Psikologi-FISIP UB unita@ub.ac.id www.unita.lecture.ub.ac.id SISTEM SARAF Sistem saraf tersusun oleh 2 tipe sel : 1. Neuron 2. Glia NEURON Neuron adalah sel khusus
Lebih terperinciSelamat datang di kuliah Farmakologi Molekuler FKK. Pengampu : Dr. Zullies Ikawati, Apt.
Selamat datang di kuliah Farmakologi Molekuler FKK Pengampu : Dr. Zullies Ikawati, Apt. PENGANTAR Tujuan Manfaat Pokok bahasan Pustaka acuan pokok Sistem Pembelajaran Penilaian 1 TUJUAN Memberi bekal kemampuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) adalah suatu keadaan gangguan metabolik yang ditandai dengan kenaikan kadar gula darah dan penggunaan karbohidrat yang tidak efektif karena kekurangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kewaspadaan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia agar dapat melaksanakan kegiatannya sehari-hari dengan baik (Guyton & Hall, 2007). Kewaspadaan adalah
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
21 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada setiap sediaan otot gastrocnemius dilakukan tiga kali perekaman mekanomiogram. Perekaman yang pertama adalah ketika otot direndam dalam ringer laktat, kemudian dilanjutkan
Lebih terperinciBAB 6 PEMBAHASAN. tingkat waktu kematian terhadap kemampuan pergerakan silia cavitas nasi hewan
42 BAB 6 PEMBAHASAN Penelitian ini mempunyai tujuan untuk melihat pengaruh perbedaan suhu dan tingkat waktu kematian terhadap kemampuan pergerakan silia cavitas nasi hewan coba post mortem. Penelitian
Lebih terperinciUniversitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan
Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Conducted by: Jusuf R. Sofjan,dr,MARS 2/17/2016 1 Tubuh manusia : 60 % ( sebagian besar ) terdiri
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Selama proses pencernaan, karbohidrat akan dipecah dan diserap di dinding
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Glukosa Karbohidrat merupakan salah satu senyawa yang penting dalam tubuh manusia. Senyawa ini memiliki peran struktural dan metabolik yang penting. 10 Selama proses pencernaan,
Lebih terperinciPENGARUH OKSITOSIN TERHADAP KONTRAKSI OTOT POLOS UTERUS. Risma Aprinda Kristanti
Pengaruh Oksitosin (17-21) El-Hayah Vol. 5, No.1 September 2014 PENGARUH OKSITOSIN TERHADAP KONTRAKSI OTOT POLOS UTERUS Risma Aprinda Kristanti Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Lebih terperinciKULIAH V TRANSPOR LARUTAN
KULIAH V TRANSPOR LARUTAN Perhatian Sesudah perkuliahan diharapkan mahasiswa membaca bahan ajar yang sudah dipersiapkan Mahasiswa mengerjakan tugas yang sudah dibuat di dalam bahan ajar, dikerjakan secara
Lebih terperinciTujuan Instruksional. Umum. Khusus
MEMBRAN SEL Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa FK USU semester 1 akan dapat menjelaskan struktur dan fungsi membran serta protein membran dan hubungannya dengan reseptor. Khusus Mahasiswa akan dapat :
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Anestesi Lokal Istilah anestesi diperkenalkan pertama kali oleh O.W. Holmes yang artinya tidak ada rasa sakit. Anestesi dibagi menjadi dua kelompok yaitu anestesi lokal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memori sangat penting bagi kehidupan manusia. Dalam segala aktivitas manusia memori selalu terlibat. Berdasarkan jangka waktunya, memori dibagi menjadi memori jangka
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Chronic Kidney Disease (CKD) adalah gangguan fungsi ginjal yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Chronic Kidney Disease 2.1.1 Definisi Chronic Kidney Disease (CKD) Chronic Kidney Disease (CKD) adalah gangguan fungsi ginjal yang progresif dan irreversible dimana ginjal gagal
Lebih terperinciObat Diabetes Farmakologi. Hipoglikemik Oral
Obat Diabetes Farmakologi Terapi Insulin dan Hipoglikemik Oral Obat Diabetes Farmakologi Terapi Insulin dan Hipoglikemik Oral. Pengertian farmakologi sendiri adalah ilmu mengenai pengaruh senyawa terhadap
Lebih terperinciPengertian farmakodinamika Dosis Efek samping, reaksi yang merugikan dan efek toksik. Interaksi reseptor Mekanisme non-reseptor
Pengertian farmakodinamika Dosis Efek samping, reaksi yang merugikan dan efek toksik Farmakodinamik - 2 Mempelajari efek obat terhadap fisiologi dan biokimia seluler dan mekanisme kerja obat Mempelajari
Lebih terperinciWardaya College. Latihan Soal Olimpiade BIOLOGI SMA. Spring Camp Persiapan OSN Departemen Biologi - Wardaya College
Latihan Soal Olimpiade BIOLOGI SMA Spring Camp Persiapan OSN 2018-1. Perhatikan diagram ECG berikut ini! Gambar A Gambar B Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar! (a) Berdasarkan gambar A, depolarisasi
Lebih terperinciKompartemen cairan di dalam tubuh
MINERAL definisi Mineral merupakan bagian dari tubuh yang memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. fungsi
Lebih terperinciBAB 2 TERMINOLOGI SITOKIN. Sitokin merupakan protein-protein kecil sebagai mediator dan pengatur
BAB 2 TERMINOLOGI SITOKIN Sitokin merupakan protein-protein kecil sebagai mediator dan pengatur immunitas, inflamasi dan hematopoesis. 1 Sitokin adalah salah satu dari sejumlah zat yang disekresikan oleh
Lebih terperinciAKTIFITAS LISTRIK JANTUNG. Potensial Aksi Pada Jantung
AKTIFITAS LISTRIK JANTUNG Potensial Aksi Pada Jantung Pendahuluan Jantung : Merupakan organ vital Fungsi Jantung : Memompakan darah ke seluruh tubuh. Jantung terletak pada rongga dada sebelah kiri. Batas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prevalensi hipertensi atau tekanan darah tinggi di Indonesia cukup tinggi. Selain itu, akibat yang ditimbulkannya menjadi masalah kesehatan masyarakat. Hipertensi merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Aktivitas fisik adalah kegiatan hidup yang harus dikembangkan dengan harapan dapat memberikan nilai tambah berupa peningkatan kualitas, kesejahteraan, dan
Lebih terperinci