Matakuliah: Farmakologi dan Toksikologi II Program Studi Sarjana Farmasi (T.A. 2016/2017) ANTIEPILEPSI. Dadang Irfan Husori, S.Si., M.Sc., Apt.
|
|
- Yohanes Tan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Matakuliah: Farmakologi dan Toksikologi II Program Studi Sarjana Farmasi (T.A. 2016/2017) ANTIEPILEPSI Dadang Irfan Husori, S.Si., M.Sc., Apt. Departemen Farmakologi Farmasi Fakultas Farmasi USU
2 Pengantar SSP Membran sel saraf mengandung 2 jenis saluran: 1. Membran dgn kanal selektif voltase (Contoh: kanal Na +, K +, Ca 2+ ) 2. Membran dgn kanal yang diaktifkan senyawa kimia disebut juga kanal yang diatur reseptor (contoh: reseptor2)
3 Komunikasi Sistem Saraf Komunikasi antar saraf dilakukan melalui transmisi senyawa kimia. Potensial aksi yang menjalar di saraf presinap akan bergerak menuju terminal saraf dan mengaktifkan kanal kalsium sensitif voltase di membran. Kalsium masuk ke dalam sel Peningkatan kalsium memicu fusi antara vesikel yang mengandung neurotrasmiter ke membran sel presinap. Transmiter dilepaskan menuju celah sinap menuju reseptor pascasinap. Pendudukan ini menyebabkan perubahan konduksi listrik di membran pascasinap. 3
4 Impuls saraf Na + 14x lebih banyak di luar sel K + 28x lebih banyak di dalam sel Permeabilitas membran lipid bilayer tempat pertukaran K + & Na + Pada saat istirahat lebih banyak K + keluar daripada Na + masuk Difusi keluar K + negatif di dalam sel Pompa Na + - K + Na + keluar - K + masuk (lebih banyak Na keluar) kehilangan (+) 4
5 Impuls Saraf Secara elektrik sel saraf lebih negatif di dalam sel di banding di luar sel. Disebut sebagai potensial istirahat 70 millivolts (polarisasi) Disebut juga sebagai potensial membran Kondisi ini terjadi sebagai efek terjadinya passive movement dari K + dan Na + melintasi membran plasma sel saraf. Sel saraf merupakan sel yang dapat tereksitasi Sel tereksitasi ketika membran mengalami depolarisasi 5
6 Potensial Istirahat (Polarisasi) Ion K + melintas keluar sel melalui pori membran sel. Permeabilitas membran sel amat rendah terhadap Na + sehingga Na + tidak dapat masuk sel saraf. bocornya K + keluar sel menyebabkan pada kondisi istirahat potensi sel bersifat negatif. 6
7 Memelihara kondisi negatif (-) didalam sel saraf Potensial membran istirahat sekitar -70 millivolts Na + - K + seimbang 7
8 Depolarisasi Depolarisasi membran terjadi oleh karena: Adanya rangsangan melalui sel reseptor (cth: getaran sel rambut di telinga) Adanya senyawa kimia yang menduduki reseptor (cth: neurotransmitter) Adanya impuls disepanjang sel saraf. 8
9 Potensial Aksi Saraf Potensial aksi : kondisi yang terjadi pada membran ketika impuls melintas. Perubahan kecil pada voltase membran akan mendepolarisasi membran sehingga cukup untuk membuka kanal Na + (kanal Na + tergantung voltase) Na + masuk ke dalam sel, dan terjadi pembukaan kanal Na + lebih banyak. K + keluar 9
10 all - or - nothing response Kenaikan 15 mv Perubahan permeabilitas membran Kanal K + & Na + Terjadi propagasi sinyal 10
11 +35 mv 0-55 Lebih banyak kanal Na + terbuka. Na + masuk sel Kanal Na + tergantung voltase terbuka Threshold -70 Waktu Potential Istirahat Potensial Aksi 11
12 Threshold 55mV = threshold potential yang akan mengakibatkan potensial aksi penuh. Potential aksi meningkat kepositifannya sampai +35mV (puncak potensial aksi) Sel akan mengalami kesetimbangan ion Na + di luar dan di dalam sel 12
13 +35 Kanal Na + menutup dan kanal K + terbuka, K + keluar 0 mv -55 Threshold -70 EPSP Waktu Potensial Istirahat Potensial Aksi EPSP = Excitation Post Sinaps Potential/Eksitasi Potensial Pascasinap Potensial Istirahat 13
14 14
15 Hiperpolarisasi Potensial membran menurun sampai 70mV hiperpolarisasi Disebabkan pompa ion K + /Na + aktif (K + masuk dan Na + keluar) sehingga kondisi kembali menuju potensial istirahat Selama periode hiperpolarisasi, impuls tidak dapat mengaktifkan membran sel. 15
16 +35 0 Hiperpolarisasi membran mv -55 memompa Na + keluar dan K + masuk (periode refraktori) Threshold -70 IPSP Waktu Potensial Istirahat Potensial Aksi Potensial Istirahat IPSP = Inhibition Post Sinaps Potential/Inhibisi Potensial Pascasinap 16
17 17
18 NEUROTRANSMITER PADA SISTEM SARAF PUSAT 1. Asam Amino - Asam Amino netral : GABA dan Glisin - Asam Amino bersifat asam: Glutamat dan aspartat 2. Amin - Asetilkolin - Histamin - Monoamin: terdiri dari Serotonin/5-HT dan Katekolamin (Dopamin, Epinefrin, Norepinefin) 3. Peptida (Opioid endogen, substansi P)
19 Neurotransmiter SSP Neurotransmitter adalah suatu senyawa kimia yang berfungsi sebagai penghantar dalam sistem saraf. 19 HALBACH and DERMIETZEL, 2006, Neurotransmitters and Neuromodullator 19
20 NEUROTRANSMITER PADA SISTEM SARAF EXCITATORY Perangsangan (EPSP) Asetilkolin Aspartat Dopamin Histamin Norepinefrin Epinefrin Glutamat Serotonin INHIBITORY Penghambatan (IPSP) GABA Glisin Opioid 20
21
22 GLUTAMAT
23
24 GABA
25 EPILEPSI
26 Definisi Epilepsi dan Kejang Epilepsi merupakan penyakit yang dikarakterisasikan dengan terjadinya kejang spontan sebagai akibat perubahan fungsi listrik di otak Kejang : manifestasi klinis akibat dari abnormalitas antara eksitasi dan inhibisi di saraf pusat. Epileptogenesis: kejadian atau penyebab yang dapat merubah jaringan saraf normal mengalami kondisi epilepsi
27 ETIOLOGI Cedera kepala (tertekannya tengkorak, retak), trauma, hipoksia Infeksi (meningitis, virus ensefalitis) Tumor otak, kerusakan vaskuler. Penarikan obat (withdrawal) cth: depresan SSP Demam pada anak2 Hipoglisemia PEMICU: Kelelahan, stress, kurang nutrisi, alkohol, dan gangguan tidur
28 Types of s (focal) Primary
29
30 Video Epilepsi
31 Status Epileptikus Kondisi dimana terjadi aktivitas kejang berkelanjutan lebih dari 30 menit Darurat secara medis
32 Obat Antiepilepsi Obat-obatan yang digunakan untuk menurunkan frekuansi kejang dan/atau menghilangkan kejang pada pasien epilepsi Tujuan memaksimalkan kualitas hidup pasien dengan meminimalkan kejang dan efek samping obat Hingga saat ini belum ditemukan obat antiepileptogenik
33 Pemilihan Obat Antiepilepsi Jenis kejang Farmakokinetik Interaksi Efikasi Efek samping Biaya
34 Antiepilepsi Absorpsi dan ketersediaan hayati lewat per oral baik Sebagian besar dimetabolisme di hati(sebagian kecil di ginjal) Antiepilepsi lama memiliki efek sedasi dibanding yang baru
35 Klasifikasi Lama Fenitoin Fenobarbital Primidon Karbamazepin Etosuksimid Asam valproat Baru Lamotrigin Felbamat Topiramat Gabapentin/Pregabalin Tiagabin Vigabatrin Oksikarbazepin Levetirasetam Fosfenitoin
36 Mekanisme Seluler Terjadinya Kejang emedicine.com
37 Target Antiepilepsi Peningkatan sistem neurotrasmiter penghambatan (GABA) Penurunan sistem neurotransmiter perangsangan (glutamat) Memblokade masuknya Na + atau Ca ++ melalui kanal sensitif voltase Meningkatkan keluaran K + Antiepilepsi bersifat pleiotropic (beraksi melalui multimekanisme)
38 Epilepsi Glutamat Glutamat merupakai neurotrasmiter perangsangan yang utama di SSP Ada 2 jenis reseptor glutamat: Ionotropik (transmisi sinaptik cepat) NMDA, AMPA, kainat Kanal Ca ++ dan kanal Na+ Metabotropik (transmisi lambat) Regulasi reseptor via second messengers (camp dan Inositol) Modulasi aktivitas saraf Modulasi reseptor glutamat Glisin, poliamin, Zink
39 Epilepsi Glutamat
40 Receptor Glutamat sebagai Target Reseptor NMDA Obat Antiepilepsi Ketamin, Fensiklidin, dizosilpin memblokade kanal kanal dan memberi efek antikonvulsi
41 Felbamat Mengantagonis glisin pada rseptor NMDA dan memblokade kanal Na+ Antiepilepsi yg sangat potensial dgn sedikit efek sedati
42 Topiramat Beraksi pada reseptor AMPA, memblokade tempat ikatan glutamat, juga memblokade reseptor kainat dan kanal Na+, dan meningkatkan kerja GABA (sangat pleiotropik) Untuk kejang parsial, dan terapi tambahan pada kejang absence dan tonik-klonik Waktu paruh 20 jam
43 Epilepsi GABA GABA merupakan neurotransmiter penghambatan yang utama di SSP Tipe Reseptor GABA GABA A post sinap, kanal CI - GABA B autoreseptor prasinap, pos sinap, dimediasi oleh K +
44 Reseptor GABAA
45 Klonazapam -Benzodiazepin digunakan untuk kejang absence (kadang kejang mioklonik) - Aktivasi GABAA Selektif inaktivasi kanal Ca2+ tipe-t -Sedatif (namun setelah pemakaian jangka panjang dapat hilang/6 bulan)
46 Lorazapam dan Diazepam Benzodiazepin sebagai terapi first-line pada status epileptikus (IV) Sedatif
47 Fenobarbital Barbiturat digunakan pada kejang parsial terutama pada anak2 Sedasi kuat; gangguan kognitif Waktuparuh 5 hari; Menginduksi Sit-P450 Toleransi dan ketergantungan
48 Antiepilepsi yang Terutama Beraksi pada GABA Tiagabin Mengintervensi ambilan kembali GABA Vigabatrin Meningkatkan kadar GABA melalui hambatan ireversibel enzim katabolik GABA (GABAtransaminase )
49 Kanal Na+ Sebagai Target Antiepilepsi Sel saraf memiliki frekuensi aktivitas yang tinggi pada kejang epilepsi Potensial aksi saraf tergantung pada kanal Na+ Blokade kanal Na+ akan menurunkan frekuensi aktivitas saraf tanpa menimbulkan gangguang fisiologis
50 Antikonvulsan: Mekanisme Aksi Kanal Na+ sensitif voltase Terbuka diinaktivasi Na + Na + A A = aktivasi kanal I = inaktivasi kanal karbamazepin Fenitoin X Na + Na + I Lamotrigin Valproat McNamara JO. Goodman & Gilman s. 9th ed. 1996:
51 Antiepilepsi yang Terutama Beraksi pada Kanal Na+ Fenitoin, Karbamazepin Memblokade kanal Na+ sensitif voltase pada frekuensi tinggi Okskarbazepin Memblokade kanal Na+ sensitif voltase pada frekuensi tinggi Juga memblokade kanal K+ Zonisamid Memblokade kanal Na+ sensitif voltase dan kanal Ca++ tipe-t
52 Fenitoin Terapi First-line untuk kejang parsial; sering juga digunakan untuk kejang tonik-klonik Terikat pada plasma protein Menginduksi sitokrom P450 sehingga meningkatkan metabolisme Sedaf Fosfenitoin: Prodrug Fenitoin, diberikan secara IM
53 Karbamazapin Antidepresan trisiklik digunakan pada kejang parsial; sering juga dipakai untuk kejang tonikklonik Menginduksi sitokrom P450 sehingga meningkatkan metabolisme Sedatif; Agranulositosis dan anemia aplastik (pada pasien lanjut usia); Leukopenia (10% pasien); Hiponatremia; mual dan gangguan penglihatan
54 Oxkarbazapin Obat baru yang memiliki efek mirip Karbamazapin, digunakan untuk monoterapi, atau sebagai tambahan pada kejang parsial Mengiduksi Sit P450 tetapi lebih lemah dibanding Karbamazapin Sedatif tetapi lebih tidak toksik di banding Karbamazapin
55 Zonisamid Untuk terapi kejang parsial dan umum - Memblokade Kanal Ca++ tipe-t - Waktu paruh (1-3 hari ) Lamotrigin Menghambat pelepasa glutamat dan kanal Ca2+
56 Kanal Ca 2+ sebagai Target Obat Antiepilepsi Secara umum CaCB (Calcium Channel Blocker) tidak efektif untuk epilepsi Ethosuximide Beraksi pd kanal Ca2+ tipe-t di talamus. Waktu paruh 40jam
57 Gabapentin (dan turunannya : Pregabalin) -beraksi pada kanal Ca2+ subunit a2d1. - Inhibisi pelepasas neurotransmiter - terapi kejang dan kejang tonik-klonik
58 Kanal K+ Kanal K+ memiliki fungsi penting dalam mengendalikan penghambatan di SSP berupa repolarisasi membran saraf untuk mengakhiri potensial aksi Senyawa agonis kanal K+ akan menurunkan hipereksitabilitas di otak Antiepilepsi yg bekerja pada kanal ini adalah asam valproat
59 Valproat (Asam Valproat) First-line untuk kejang umum dan parsial Juga memblokade kanal Na+ dan meningkatkan transmisi GABAergik Depresan SSP; ganguang sal cerna; rontok rambut; peningkatan berat badan; teratogenik
60 Regulasi Pelepasan Neurotransmiter Antiepilepsi selain melelui mekanisme yg dijelaskan sebelumnya juga dapat bekerja melalui pengaruhnya terhadap pelepasan neurotransmiter dari ujung saraf presinap = lamotrigin Levetirasetam : menggangu pelepasa neurotransmiter melalui ikatan dengan vesikel sinap
61 Interaksi Obat Umumnya antiepilepsi adalah induser enzim sitokrom P450 hanya sedikit yg menghambat Antiepilepsi lama: fenitoin, karbamazepin, fenobarbital induser kuat enzim sitokrom P450. Autoinduser (meningkatkan metabolisme dirinya sendiri). Asam Valproat menghambat enzim sitokrom P450
62 Mekanisme Aksi Antiepilepsi 1) Beraksi pada potensial aksi membran sel saraf: Stabilitasi Membran : Fenitoin; Karbamazepin: Fenobarb; Lamotrigin; Topiramat, Zonisamid. Memperlama periode refraktori: cth: Etosuksimid; Valproat 2) Meningkatkan neurotransimisi GABA: - Menghambat katabolisme GABA (inhibisi GABA transaminase) cth: Valproat; Vigabatrin - Menghaambat re-uptake GABA: benzodiazepin - Analog GABA: Gabapentin - Meningkatkan aktivitas GABA: Fenobarbital; Topiramat; Gabapentin 3) Mengantagonis aksi dari Aspartat dan Glutamat : Lamotrigin
Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf
Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf Pendahuluan Dasarnya : neurofarmakologi studi ttg obat yang berpengaruh terhadap jaringan saraf Ruang lingkup obat-obat SSP: analgetik, sedatif, antikonvulsan, antidepresan,
Lebih terperinciDasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf
Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf Pendahuluan Dasarnya : neurofarmakologi studi ttg obat yang berpengaruh terhadap jaringan saraf Ruang lingkup obat-obat SSP: analgetik, sedatif, antikonvulsan, antidepresan,
Lebih terperinciTakrif/pengertian. 1/2/2009 Zullies Ikawati's Lecture Notes
EPILEPSI Takrif/pengertian epilepsi : kejadian kejang yang terjadi berulang (kambuhan) Kejang : manifestasi klinik dari aktivitas neuron yang berlebihan di dalam korteks serebral Manifestasi klinik kejang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Informasi Obat Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupakan kegiatan penyediaan dan pemberian informasi obat, rekomendasi obat yang independen, akurat,. 4 komprehensif, terkini,
Lebih terperinciDASAR-DASAR SISTEM SYARAF DAN JARINGAN SYARAF
DASAR-DASAR SISTEM SYARAF DAN JARINGAN SYARAF Sistem syaraf bertanggung jawab dalam mempertahankan homeostasis tubuh (kesetimbangan tubuh, lingkungan internal tubuh stabil) Fungsi utamanya adalah untuk:
Lebih terperinciBAB II PENJALARAN IMPULS SARAF. Ganglia basalis merupakan bagian dari otak yang memiliki peranan penting antara lain
BAB II PENJALARAN IMPULS SARAF 2.1 Ganglia basalis dan subthalamik nukleus Ganglia basalis merupakan bagian dari otak yang memiliki peranan penting antara lain dalam menghasilkan gerakan motorik terutama
Lebih terperinciKANAL ION SEBAGAI TARGET AKSI OBAT YENI FARIDA S.FARM., M.SC.,APT
KANAL ION SEBAGAI TARGET AKSI OBAT YENI FARIDA S.FARM., M.SC.,APT Kanal ion Peran penting kanal ion dalam sel adalah : 1. transport ion 2. pengaturan potensi listrik di membrane sel 3. signaling sel (kanal
Lebih terperinciBio Psikologi. Firman Alamsyah, MA
Bio Psikologi Modul ke: Konduksi Neural / Sinapsis: 1. Konsep sinapsis 2. Peristiwa kimiawi pada sinapsis 3. Obat-obatan dan sinapsis Fakultas Psikologi Firman Alamsyah, MA Program Studi Psikologi Konsep
Lebih terperinciReflex adalah rangkaian gerakan yang dilakukan secara cepat, involunter dan tidak direncanakan sebagai respon terhadap suatu stimulus
Reflex adalah rangkaian gerakan yang dilakukan secara cepat, involunter dan tidak direncanakan sebagai respon terhadap suatu stimulus Merupakan fungsi integratif Lengkung reflex (reflex arc) adalah jalur
Lebih terperinciPENUNTUN PRAKTIKUM NEUROPSIKIATRI CONVULSANT & ANTICONVULSANT
SISTEM NEUROPSIKIATRI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN PENUNTUN PRAKTIKUM NEUROPSIKIATRI CONVULSANT & ANTICONVULSANT UNTUK MAHASISWA DISUSUN OLEH : dr. Jason Sriwijaya, Sp.FK FAKULTAS KEDOKTERAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari kegiatan belajar, mengingat dan mengenal sesuatu. Belajar merupakan proses mendapatkan informasi yang memungkinkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Epilepsi menurut World Health Organization (WHO) merupakan gangguan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Epilepsi menurut World Health Organization (WHO) merupakan gangguan kronik otak yang menunjukkan gejala-gejala berupa serangan yang berulang-ulang yang terjadi
Lebih terperinciNeuromuskulator. Laboratorium Fisiologi Veteriner PKH UB 2015
Neuromuskulator Laboratorium Fisiologi Veteriner PKH UB 2015 STRUKTUR SARAF 3/12/2015 2 SIFAT DASAR SARAF 1. Iritabilitas/eksisitaas : kemampuan memberikan respon bila mendapat rangsangan. Umumnya berkembang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Epilepsi 1. Definisi Epilepsi merupakan gangguan susunan saraf pusat yang dicirikan oleh terjadinya serangan (seizure, fit, attack, spell) yang bersifat spontan (unprovoked)
Lebih terperinciNEURON & HORMON. Unita Werdi Rahajeng Psikologi-FISIP UB
NEURON & HORMON Unita Werdi Rahajeng Psikologi-FISIP UB unita@ub.ac.id www.unita.lecture.ub.ac.id SISTEM SARAF Sistem saraf tersusun oleh 2 tipe sel : 1. Neuron 2. Glia NEURON Neuron adalah sel khusus
Lebih terperinciBIOFISIKA SEL KULIAH SMT IVA FAKULTAS KEDOKTERAN UWKS Paul S. Poli/Biofisika/2006 1
BIOFISIKA SEL KULIAH SMT IVA FAKULTAS KEDOKTERAN UWKS 2006 Paul S. Poli/Biofisika/2006 1 Selamat pagi!!! Paul S. Poli/Biofisika/2006 2 SEL PEKA RANGSANGAN Sel-sel yg dapat dirangsang utk membentuk aliran
Lebih terperinci2/19/2017 MATERI DEFINISI EPILEPSI PENATALAKSANAAN EPILEPSI. Definisi Konseptual
PENATALAKSANAAN EPILEPSI DR. Suryani Gunadharma SpS(K), M.Kes MATERI Definisi Etiologi Pemeriksaan penunjang Klasifikasi Patofisiologi Terapi DEFINISI EPILEPSI Definisi Konseptual Kelainan otak yang ditandai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Epilepsi merupakan penyakit kronis di bidang neurologi dan penyakit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Epilepsi merupakan penyakit kronis di bidang neurologi dan penyakit kedua terbanyak setelah stroke (Blum, 2003). Epilepsi disebabkan oleh berbagai etiologi
Lebih terperinciKomunikasi di Sepanjang dan Antar Neuron. Gamaliel Septian Airlanda
Komunikasi di Sepanjang dan Antar Neuron Gamaliel Septian Airlanda Prinsip Dasar Jalannya Rangsang a) Resting Membrane Potensial b) Potensial Membrane c) Potensial aksi d) Sifat elektrik pasif membrane
Lebih terperinciPERISTIWA KIMIAWI (SISTEM HORMON)
Bio Psikologi Modul ke: PERISTIWA KIMIAWI (SISTEM HORMON) 1. Penemuan Transmisi Kimiawi pada Sinapsis 2. Urutan Peristiwa Kimiawi pada Sinaps 3. Hormon Fakultas Psikologi Firman Alamsyah, MA Program Studi
Lebih terperinciBAB 5 PEMBAHASAN. Pada penelitian ini yang bermakna sebagai faktor risiko bangkitan kejang
BAB 5 PEMBAHASAN Pada penelitian ini yang bermakna sebagai faktor risiko bangkitan kejang demam pada anak adalah faktor tinggi demam dan faktor usia kurang dari 2 tahun. Dari karakteristik orang tua anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang datang dalam serangan-serangan berulang secara spontan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Epilepsi merupakan gangguan saraf kronik dengan ciri timbulnya gejalagejala yang datang dalam serangan-serangan berulang secara spontan yang disebabkan lepasnya
Lebih terperinciSARAF- NEUROTRANSMITER
MODUL 2.1 SARAF- NEUROTRANSMITER dr Innawati Jusup, MKes, Sp KJ FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO NB: neutransmiter asetil kolin telah dibahas di modul 1.3 TIU - TIK TIU: mampu memahami definisi
Lebih terperinciSARAF- NEUROTRANSMITER
SARAF NEUROTRANSMITER MODUL 2.1 SARAF NEUROTRANSMITER dr Innawati Jusup, MKes, Sp KJ FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO TIU TIK TIU: mampu memahami definisi neurotransmiter SSP di tinjau secara
Lebih terperinciPENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK. Kuntarti, SKp
PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK Kuntarti, SKp tanggal upload : 23 April 2009 FISIOLOGI Ilmu yang mempelajari fungsi biologis tubuh yang bekerja dalam rentang normal Tubuh individu
Lebih terperinciBIOLISTRIK PADA SISTEM SARAF A. Hasil
BIOLISTRIK PADA SISTEM SARAF A. Hasil normal alkohol Saraf 3.50 menit 2.30 menit Otot 3.40 menit 1.20 menit B. Pembahasan Pada praktikum kali ini, praktikan mengamati kontraksi otot gastrocnemius pada
Lebih terperinciPENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK. Kuntarti, SKp
PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK Kuntarti, SKp FISIOLOGI Ilmu yang mempelajari fungsi biologis tubuh yang bekerja dalam rentang normal Tubuh individu pengorganisasian biologis sel yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nyeri adalah mekanisme protektif untuk menimbulkan kesadaran terhadap kenyataan bahwa sedang atau akan terjadi kerusakan jaringan (Sherwood, 2014). Selain itu, nyeri
Lebih terperinciBAB II KANAL ION. Dr. Gunawan Pamudji Widodo, M.Si., Apt. Dr. Rina Herowati, M.Si., Apt.
BAB II KANAL ION Dr. Gunawan Pamudji Widodo, M.Si., Apt. Dr. Rina Herowati, M.Si., Apt. DAFTAR ISI BAB II : KANAL ION Halaman 1. Pengantar 2.1 2. Tujuan Instruksional Umum 2.1 3. Tujuan Instruksional Khusus
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nekrosis merupakan proses degenerasi yang menyebabkan kerusakan sel yang terjadi setelah suplai darah hilang ditandai dengan pembengkakan sel, denaturasi protein dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. baik dengan atau tanpa kejang. Peristiwa kejang dihasilkan dari pelepasan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Epilepsi merupakan kekambuhan periodik yang ditandai adanya bangkitan, baik dengan atau tanpa kejang. Peristiwa kejang dihasilkan dari pelepasan berlebihan dari
Lebih terperinciDRUGS USED IN EPILEPSI
DRUGS USED IN EPILEPSI Dwi Bagas Legowo, dr Depart. Of Pharmacology & Therapy Medical School Malahayati University Benzodiazepine dan Barbiturate Farmakokinetik : A. Absorpsi : kecepatan absorbsi dari
Lebih terperinciPENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK
PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK Kuntarti, SKp, M.Biomed PDF Created with deskpdf PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com FISIOLOGI Ilmu yang mempelajari fungsi biologis tubuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lebih dari satu miliar orang di dunia menderita disabilitas. Disabilitas atau kecacatan dapat terjadi akibat kondisi kesehatan, kondisi lingkungan, dan faktor lain
Lebih terperinciPengertian farmakodinamika Dosis Efek samping Reaksi yang merugikan Efek toksik. Farmakodinamik - 2
Pengertian farmakodinamika Dosis Efek samping Reaksi yang merugikan Efek toksik Farmakodinamik - 2 1 Mempelajari efek obat terhadap fisiologi dan biokimia seluler dan mekanisme kerja obat Mempelajari mekanisme
Lebih terperinci1.1PENGERTIAN NYERI 1.2 MEKANISME NYERI
1.1PENGERTIAN NYERI Nyeri merupakan sensasi yang terlokalisasi berupa ketidaknyamanan, kesedihan dan penderitaan yang dihasilkan oleh stimulasi pada akhiran saraf tertentu. Nyeri terjadi sebagai mekanisme
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1. Lenglengan (Leucas lavandulifolia Sm.)
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lenglengan (Leucas lavandulifolia Sm.) Gambar 2.1. Lenglengan (Leucas lavandulifolia Sm.) 1. Klasifikasi Lenglengan (Leucas lavandulifolia Sm.) Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Lebih terperinciGambaran Umum Sistem Saraf Sistem saraf mempunyai tiga fungsi yang saling tumpang-tindih, yaitu input sensoris, integrasi, dan output
SISTEM SARAF Gambar SEM kesepadanan antara sebuah sel saraf (neuron) dan mikroprossesor (chip) - 1 cm kubik otak > 50 juta sel saraf - sistem saraf dan sistem endokrin bekerjasama dan berinteraksi dalam
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terdapat 204 resep (50,62%) dan pasien berjenis kelamin laki-laki
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Data Pasien Hasil penelitian menunjukan dari 403 resep yang masuk kriteria inklusi meliputi pasien anak berjenis kelamin perempuan terdapat 204 resep (50,62%)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Konsentrasi berkaitan dengan kemampuan otak untuk mengikuti rangsang eksternal maupun internal. Konsentrasi didefinisikan sebagai suatu mekanisme pemilihan rangsang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Epilepsi menurut World Health Organization (WHO) merupakan gangguan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Epilepsi merupakan salah satu gangguan neurologi serius dan kronik. Epilepsi menurut World Health Organization (WHO) merupakan gangguan kronik otak dengan gejala berupa
Lebih terperinciUjian Akhir Semester Program S-1 Semester Ganjil tahun Ajaran 2004/2005
1 Ujian Akhir Semester Program S-1 Semester Ganjil tahun Ajaran 2004/2005 Mata Ujian : Farmakologi Molekuler A Hari/Tanggal : Januari, 2005 Waktu : 75 menit Sifat ujian : Tertutup Dosen : Dr. Zullies Ikawati,
Lebih terperinciPengertian farmakodinamika Dosis Efek samping, reaksi yang merugikan dan efek toksik. Interaksi reseptor Mekanisme non-reseptor
Pengertian farmakodinamika Dosis Efek samping, reaksi yang merugikan dan efek toksik Farmakodinamik - 2 Mempelajari efek obat terhadap fisiologi dan biokimia seluler dan mekanisme kerja obat Mempelajari
Lebih terperinciBIPOLAR. oleh: Ahmad rhean aminah dianti Erick Nuranysha Haviz. Preseptor : dr. Dian Budianti amina Sp.KJ
BIPOLAR oleh: Ahmad rhean aminah dianti Erick Nuranysha Haviz Preseptor : dr. Dian Budianti amina Sp.KJ Definisi Bipolar Gangguan bipolar (GB) merupakan gangguan jiwa yang bersifat episodik dan ditandai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kafein banyak terkandung dalam kopi, teh, minuman cola, minuman berenergi, coklat, dan bahkan digunakan juga untuk terapi, misalnya pada obatobat stimulan, pereda nyeri,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas motorik atau pergerakan yang normal sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari (Miller, 2011). Gerak adalah suatu proses
Lebih terperinci(G Protein-coupled receptor) sebagai target aksi obat
Reseptor terhubung protein G (G Protein-coupled receptor) sebagai target aksi obat merupakan keluarga terbesar reseptor permukaan sel menjadi mediator dari respon seluler berbagai molekul, seperti: hormon,
Lebih terperinciPATOGENESIS PENYAKIT ASMA
PATOGENESIS PENYAKIT ASMA Pendekatan terapi yang rasional terhadap penyakit asma adalah tergantung dari pengetahuan mengenai patogenesis penyakit asma Asma adalah penyakit yang diperantarai oleh ikatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam kehidupan sehari-harinya tidak terlepas dari proses belajar, mengingat dan mengenal sesuatu. Semua proses tersebut akan berjalan dengan baik apabila melibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Epilepsi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Epilepsi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu kelainan otak kronis dengan berbagai macam penyebab yang ditandai serangan epilepsi berulang yang
Lebih terperinciA
SARAF A ridwan@sith.itb.ac.id Apa ciri makhluk hidup yang berhubungan dengan sistem saraf? Peran dan fisiologi saraf Sistem saraf (+ sistem hormon) berperan dalam koordinasi dan regulasi aktivitas dalam
Lebih terperinciFarmakologi. Pengantar Farmakologi. Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran UNLAM. Farmakodinamik. ., M.Med.Ed. normal tubuh. menghambat proses-proses
dr H M Bakhriansyah, M.Kes.,., M.Med.Ed Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran UNLAM Farmakologi Substansi yang berinteraksi dengan suatu sistem yang hidup melalui proses kimia, terutama terikat pada molekul
Lebih terperinciAnesty Claresta
Anesty Claresta 102011223 Skenario Seorang perempuan berusia 55 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan berdebar sejak seminggu yang lalu. Keluhan berdebar ini terjadi ketika ia mengingat suaminya yang
Lebih terperinciPengantar Farmakologi
dr H M Bakhriansyah, M.Kes., M.Med.Ed Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran UNLAM Farmakologi Substansi yang berinteraksi dengan suatu sistem yang hidup melalui proses kimia, terutama terikat pada molekul
Lebih terperinciPengantar Farmakologi Keperawatan
Pengantar Farmakologi Keperawatan dr H M Bakhriansyah, M.Kes.,., M.Med.Ed Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran UNLAM Farmakologi Substansi yang berinteraksi dengan suatu sistem yang hidup melalui proses
Lebih terperinciSel melakukan kontak dengan lingkungannya menggunakan permukaan sel, meliputi: 1. Membran plasma, yakni protein dan lipid 2. Molekul-molekul membran
Sel melakukan kontak dengan lingkungannya menggunakan permukaan sel, meliputi: 1. Membran plasma, yakni protein dan lipid 2. Molekul-molekul membran yang menonjol ke luar sel Melalui permukaan sel ini,
Lebih terperinciFungsi Utama dari Serotonin (5HT) adalah dalam pengaturan tidur, persepsi nyeri, mengatur status mood dan temperatur tubuh serta berperan dalam
Neurotransmiter Neurotransmiter merupakan zat kimia yang disintesis didalam neuron dan berfungsi untuk meneruskan informasi elektrik dari sebuah neuron ke neuron lain dalam sel saraf. Sifat neurotransmiter
Lebih terperinciSistem Syaraf dan Neuron
Modul ke: Sistem Syaraf dan Neuron Fakultas PSIKOLOGI Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI http://www.mercubuana.ac.id Macam-macam Neuron Neuron sensorik (afferent): berfungsi menerima rangsang
Lebih terperinciReseptor sebagai target aksi obat
Reseptor sebagai target aksi obat Review interaksi obat reseptor (agonis-antagonis) FUNGSI RESEPTOR 1. Mengenal dan mengikat suatu ligan dengan spesifisitas tinggi 2. Meneruskan signal tersebut ke dalam
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Struktur tiroid terdiri dari folikel yang berfungsi untuk mensekresikan hormon
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Regulasi hormon tiroid Struktur tiroid terdiri dari folikel yang berfungsi untuk mensekresikan hormon tiroid. Setiap folikel terdiri dari dua tipe sel yang mengelilingi inti
Lebih terperinciFisiologi Penglihatan: Fototransduksi dan Penyampaian Sinyal Visual
Komang Shary K., NPM 1206238633 Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia LTM Pemicu 1 Modul Penginderaan Fisiologi Penglihatan: Fototransduksi dan Penyampaian Sinyal Visual Pendahuluan Fungsi utama mata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seluruh dunia (WHO, 2001). Epilepsi adalah suatu kondisi neurologis yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Epilepsi merupakan salah satu gangguan neurologis yang umum terjadi di seluruh dunia (WHO, 2001). Epilepsi adalah suatu kondisi neurologis yang ditandai oleh
Lebih terperinciFenasetin (anti piretik jaman dulu) banyak anak2 mati, Prodrug Hasil metabolismenya yg aktif
Sebelum PCT Fenasetin (anti piretik jaman dulu) banyak anak2 mati, orang dewasa Prodrug Hasil metabolismenya yg aktif Dlm tubuh dimetabolisme menjadi PCT (zat aktif) + metaboliknya Yg sebenarnya antipiretik
Lebih terperinciSMF/lab Neurologi Referrat Program Studi Kedokteran Umum Universitas Mulawarman EPILEPSI. Dipresentasikan pada tanggal: 01 Mei 2013.
SMF/lab Neurologi Referrat Program Studi Kedokteran Umum Universitas Mulawarman EPILEPSI Dipresentasikan pada tanggal: 01 Mei 2013 Disusun Oleh: Afnies Basugis Pembimbing: dr. Yeti Hutahean, Sp.S Dibawakan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Secara kimiawi seng mempunyai keunikan tersendiri karena berfungsi
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Seng (Zn) Secara kimiawi seng mempunyai keunikan tersendiri karena berfungsi pada sel-sel pengatur, katalitik, dan struktural yang penting pada berbagai sistem biologi. Seng
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memori disimpan di otak dengan mengubah sensitivitas dasar transmisi hipnotis antar neuron sebagai akibat dari aktivitas neuron sebelumnya. Jaras terbaru atau yang
Lebih terperinciII. KERJA BAHAN TOKSIK DALAM TUBUH ORGANISMS
II. KERJA BAHAN TOKSIK DALAM TUBUH ORGANISMS A. Interaksi Senyawa Kimia dengan Organisme Ilmu yang mempelajari tentang interaksi senyawa kimia dengan organisme hidup disebut farmakologi, dengan demikian
Lebih terperinciREVIEW PENGEMASAN MATA KULIAH
REVIEW PENGEMASAN MATA KULIAH No Komp Pengalaman belajar Materi dan rincian Kegiatan Pembelajaran 2a Menjelaskan fisiologi Pengertian ilmu fisiologi manusia secara umum dan Fisiologi manusia prinsip homeostasis
Lebih terperinciPETIDIN, PROPOFOL, SULFAS ATROPIN, MIDAZOLAM
PETIDIN, PROPOFOL, SULFAS ATROPIN, MIDAZOLAM Annisa Sekar 1210221051 PEMBIMBING : dr.daris H.SP, An PETIDIN Merupakan obat agonis opioid sintetik yang menyerupai morfin yang dapat mengaktifkan reseptor,
Lebih terperinciAlgoritme Tatalaksana Kejang Akut dan Status Epileptikus pada Anak
Algoritme Tatalaksana Kejang Akut dan Status Epileptikus pada Anak Yazid Dimyati Divisi Saraf Anak Departemen IKA FKUSU / RSHAM Medan UKK Neurologi / IDAI 2006 Pendahuluan Kejang merupakan petunjuk adanya
Lebih terperinciSYARAF. Gamaliel Septian Airlanda
SYARAF Gamaliel Septian Airlanda Tujuan Mahasiswa dapat mengetahui bentuk fisik dan mekanisme molekuler yang terjadi dalam neuron beserta fungsinya dalam menghantarkan informasi Struktur dan Fungsi Neuron
Lebih terperinciFARMAKOLOGI ANESTESI LOKAL
Tugas Anestesi FARMAKOLOGI ANESTESI LOKAL disusun oleh ASTRI NURFIDAYANTI 110.2004.036 FK UNIVERSITAS YARSI KEPANITERAAN KLINIK PERIODE 14 FEBRUARI-19 MARET 2011 DEPARTEMEN ANESTESI DAN REANIMASI RUMAH
Lebih terperinciOBAT-OBATAN DI MASYARAKAT
OBAT-OBATAN DI MASYARAKAT Pendahuluan Obat adalah zat yang dapat memberikan perubahan dalam fungsi-fungsi biologis melalui aksi kimiawinya. Pada umumnya molekul-molekul obat berinteraksi dengan molekul
Lebih terperinciPENGANTAR FARMAKOLOGI
PENGANTAR FARMAKOLOGI FARMAKOLOGI : PENGGUNAAN OBAT - PREVENTIV - DIAGNOSIS - PENGOBATAN GEJALA PENYAKIT FARMAKOTERAPI : CABANG ILMU PENGGUNAAN OBAT - PREVENTIV - PENGOBATAN FARMAKOLOGI KLINIK : CABANG
Lebih terperinciFISIOLOGI VETERINER FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN 2018
FISIOLOGI VETERINER FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN 2018 Sistem Saraf merupakan serangkaian mekanisme kerja yang kompleks dan berkesinambungan, yang bertugas menghantarkan impuls listrik yang terbentuk akibat
Lebih terperinciMATA KULIAH PROFESI INTERAKSI OBAT PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MATA KULIAH PROFESI INTERAKSI OBAT PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Pendahuluan Interaksi Obat : Hubungan/ikatan obat dengan senyawa/bahan lain Diantara berbagai
Lebih terperinciBAB IV Biokimia Neurosciens
BAB IV Biokimia Neurosciens pg. 111 Sawar darah otak (Blood brain barrier) A. SUSUNAN SARAF Suatu sistem dari sel endotel kapiler yang melindungi otak terhadap kerusakan akibat bahan atau senyawa tertentu
Lebih terperinciPATOFISIOLOGI ANSIETAS
PATOFISIOLOGI ANSIETAS Faktor Predisposisi (Suliswati, 2005). Ketegangan dalam kehidupan tersebut dapat berupa : 1. Peristiwa traumatik 2. Konflik emosional 3. Konsep diri terganggu 4. Frustasi 5. Gangguan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. adanya infeksi ataupun kelainan yang jelas di intrakranial. 2,3 Demam adalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi dan klasifikasi kejang demam Kejang demam adalah kejang yang terjadi pada anak berusia 3 bulan sampai 5 tahun dan berhubungan dengan demam serta tidak didapatkan adanya
Lebih terperinciSILABUS MATA KULIAH 1. Standar kompetensi 2. Kompetensi dasar 3. Deskripsi mata ajar 4. Kegiatan Pembelajaran
SILABUS MATA KULIAH Mata kuliah/kode : Fisiologi I / IKU 1208 Semester/SKS : II / 3 SKS Prasyarat : Anatomi, Biologi Keperawatan, Fisika Keperawatan, Kimia Keperawatan, Biokimia 1. Standar kompetensi a.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan penyulit medis yang sering ditemukan pada kehamilan yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas baik ibu maupun perinatal. Hipertensi dalam
Lebih terperinciMEDIKASI SISTEM PERSYARAFAN (OBAT-OBAT NEUROLOGI) Publish Oleh: Sunardi (Residensi Sp.KMB)
1 MEDIKASI SISTEM PERSYARAFAN (OBAT-OBAT NEUROLOGI) Publish Oleh: Sunardi (Residensi Sp.KMB) 1. Deskripsi/ Penjelasan Topik Obat Neuro adalah kumpulan obat atau zat kimia yang berfungsi untuk membantu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Epilepsi merupakan serangan berulang secara periodik dengan atau tanpa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Epilepsi merupakan serangan berulang secara periodik dengan atau tanpa kejang. Serangan tersebut disebabkan oleh aktivasi listrik berlebihan pada neuron korteks dan
Lebih terperinciPotensial membran adalah tegangan yang melintasi suatu membran sel yang berkisar dari sekitar -50 hingga -200 milivolt (tanda minus menunjukkan bahwa
Potensial membran adalah tegangan yang melintasi suatu membran sel yang berkisar dari sekitar -50 hingga -200 milivolt (tanda minus menunjukkan bahwa di dalam sel bersifat negatif dibandingkan dengan di
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA MEKANISME KERJA OBAT ANTI EPILEPSI SECARA BIOMOLEKULER BIOMOLECULAR MECHANISM OF ANTI EPILEPTIC DRUGS
TINJAUAN PUSTAKA MEKANISME KERJA OBAT ANTI EPILEPSI SECARA BIOMOLEKULER BIOMOLECULAR MECHANISM OF ANTI EPILEPTIC DRUGS Machlusil Husna*, Shahdevi Nandar Kurniawan* *Laboratorium Neurologi Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PENELITIAN
BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1. Hasil Rendemen Ekstrak akar Acalypha indica Linn. dari tiga sediaan menunjukkan hasil rendemen yaitu, 1,85 %, 2,4 %, dan 1,9 %. 4.2. Uji Fitokimia Hasil uji fitokimia ekstrak
Lebih terperinciFISIOLOGI SISTEM SARAF PADA KATAK
FISIOLOGI SISTEM SARAF PADA KATAK Lela Juwita Sari (3415080205), Riski Sulistyani (3415080207), Eka Puspita Sari (3415080209) dan Lia Indrianita (3415083256) 1 ABSTRAK Sistem saraf adalah suatu sistem
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Induksi Anestesi Induksi anestesi adalah suatu rangkaian proses transisi dari sadar penuh sampai hilangnya kesadaran sehingga memungkinkan untuk dimulainya anestesi dan pembedahan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nyeri sering berfungsi untuk mengingatkan dan melindungi dan sering. memudahkan diagnosis, pasien merasakannya sebagai hal yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nyeri adalah gejala penyakit atau kerusakan yang paling sering. Walaupun nyeri sering berfungsi untuk mengingatkan dan melindungi dan sering memudahkan diagnosis, pasien
Lebih terperinci1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Waktu Reaksi Sederhana (WRS) dapat diasosiasikan dengan kewaspadaan (Ganong, 2008). Waktu reaksi adalah waktu di antara pemberian rangsang (stimulus) terhadap reseptor
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Epilepsi adalah kejang tanpa provokasi yang terjadi dua kali atau lebih dengan
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Epilepsi Epilepsi adalah kejang tanpa provokasi yang terjadi dua kali atau lebih dengan interval waktu lebih dari 24 jam. Epilepsi dapat disebabkan oleh berbagai penyakit
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Palsi serebral adalah gangguan permanen gerakan dan bentuk tubuh, yang
5 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Palsi serebral 2.1.1 Definisi palsi serebral Palsi serebral adalah gangguan permanen gerakan dan bentuk tubuh, yang menyebabkan keterbatasan aktivitas fisik, gangguan tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN DEFINISI ETIOLOGI
BAB I PENDAHULUAN Banyaknya jenis status epileptikus sesuai dengan bentuk klinis epilepsi : status petitmal, status psikomotor dan lain-lain. Di sini khusus dibicarakan status epileptikus dengan kejang
Lebih terperinciPengantar Farmakologi
Pengantar Farmakologi Kuntarti, S.Kp, M.Biomed 1 PDF Created with deskpdf PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com 4 Istilah Dasar Obat Farmakologi Farmakologi klinik Terapeutik farmakoterapeutik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesadaran dapat diartikan sebagai kesiagaan yang terus-menerus terhadap lingkungan atau rentetan pikiran kita. Kewaspadaan dan ketelitian merupakan hal yang penting
Lebih terperinciOBAT DAN NASIB OBAT DALAM TUBUH
OBAT DAN NASIB OBAT DALAM TUBUH OBAT : setiap molekul yang bisa merubah fungsi tubuh secara molekuler. NASIB OBAT DALAM TUBUH Obat Absorbsi (1) Distribusi (2) Respon farmakologis Interaksi dg reseptor
Lebih terperinciAUTAKOID DAN ANTAGONISNYA
AUTAKOID DAN ANTAGONISNYA dr. Agung Biworo,M.Kes Autakoid substansi (kimia) selain transmitor yang secara normal ada di dalam tubuh dan punya peran atau fungsi fisiologik penting baik dalam keadaan normal
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilaksanakan di RSGM UMY dengan tujuan untuk melihat adanya
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian eksperimental quasi yang telah dilaksanakan di RSGM UMY dengan tujuan untuk melihat adanya pengaruh obat anti ansietas
Lebih terperincimenghilangkan kesadaran. Berdasarkan kerja farmakologinya, analgesik dibagi dalam dua kelompok besar yaitu analgesik narkotik dan analgesik non
BAB 1 PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat memberikan dampak terhadap peradaban manusia. Hal ini, menuntut manusia untuk bisa beradaptasi dengan perkembangan tersebut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Inggu (Ruta angustifolia Pers.) Gambar 2.1. Inggu (Ruta angustifolia Pers.) 1. Taksonomi Sistematika taksonomi tanaman inggu dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom
Lebih terperinci