BAB I PENDAHULUAN. ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Dunia dibangun dengan kekuatan angka
|
|
- Herman Jayadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1, 2, 3, 9 Angka-angka tersebut bukanlah hal baru yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Dunia dibangun dengan kekuatan angka bahkan saat manusia terlahir kedunia. Pemahaman ini muncul dalam jejak historis peradaban bangsa dan agama seperti Yunani, India, Arab, China, Islam, Kristen dan Yahudi sehingga bermunculan beberapa filsafat dunia yang meniliti dan mengkaitkan segala sesuatu dngan dunia angka 1. Secara sederhana Angka merupakan kunci segala pengetahuan dan memiliki posisi penting sebagai representasi dan realisasi dari kemungkinan-kemungkinan kehadiran dan kehilangan. Angka pun menjadi kontruksi teologis, filosofi, politis, estetis, dan etis. Rasionalitas terhadap angka memunculkan ilmu matematika. Phyagoras menjadi pokok dan tokoh pemula. Misteri angka pun menjadi pengetahuan yang disebut numerologi dengan selubung-selubung simbolisme untuk ditafsirkan tanpa usai. Dalam pernyataan phytagoras 2 yang terkait dengan sifat angka sebagai bahasa universal atau bahasa yang menghubungkan bumi dan langit. Bagi keteraturan alam, angka bahkan menjadi hal pertama yang mendasari keberadaan 1 K, Bertes. Sejarah Filsafat Yunani. Yogyakarta: Kanisius, Dunia mengenalnya dengan nama phytagoras. Phytagoras lahir di pulai Samos pada abad 5 SM, beberapa tahun jauh lebih awal sebelum periode Sokrates dimulai. Sepanjang hidupnya Phytagoras memiliki ketertarikan luar biasa pada hal ihwal angka sehingga ia pun dikenal sebagai filsuf yang memetakan dasar-dasar filsafatnya pada hitungan-hitungan angka. 1
2 2 isi bumi ini. angka juga mampu menjadi bahasa ruang dan waktu yang menyiratkan isi, kekuatan, nilai juga kemungkinan, dan hal-hal yang bersifat kosmologis. 3 Pada abad ke-6 SM, di China, seorang bijak pernah menasehati muridnya dengan berkata hitunglah angkamu, jika angkamu tepat, maka peperangan sehebat apapun, pasti sanggup kau menangkan. Namun sebaliknya, jika angkamu buruk, perang yang paling sederhana sekali pun pasti tidak akan sanggup kau menangkan. (T.w. Gan, 2012: 8) Disini, angka bukan sesuatu yang abstrak, dalam skala lebih halus angka berkaitan dengan kesejatian hidup dan hidup yang sejati,angka hadir menjadi kunci dalam mengalami kebermaknaan hidup. Tiap angka memiliki karakter-karakter tersendiri, bagi orang Tionghoa angka selalu membuat manusia melakukan berbagai perenungan hidup lebih mendalam tentang banyak hal. Penyikapan makna angka selalu memunculkan banyak pendapat yang memiliki tujuan yang sama, fantasinya rahasia-rahasia itu seakan tidak pernah mengurang dan menjadi habis, sebaliknya terus berlimpah. Semakin jauh memahami ilmu angka, maka semakin banyak pemahaman yang bermunculan, maka kesimpulan yang penulis rangkum yaitu: Angka adalah sesuatu yang suci dan Ilahi. Meskipun ditengah-tengah kesimpulan tersebut, seseorang akan tertarik melihat lebih jauh, tentang apa dan bagaimana rahasia dibalik angka-angka yang ada. Dalam ruang yang lebih jauh, akan adanya istilah angka nama, angka hati, angka rumah, angka nangka kehidupan. 3 Kosmologis : (ilmu cabang asronomi yang menyelidiki asal-usul, struktur dan hubungan ruang waktu dari alam semesta)
3 3 Pendeknya, angka meliputi seluruh inci kehidupan berupa sifat dan misteri sendiri-sendiri 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka yang menjadi perhatian dalam tulisan ini adalah tentang angka perjalanan nasib orang Tionghoa yang dikaitkan dengan pemahaman mengenai angka keberuntungan dan angka kesialan yang menjadi satu persoalan menarik untuk dikaji. Untuk memudahkan, maka permasalahan dalam tulisan tersebut dapat dirumuskan dalam beberapa pernyataan permasalahan, yaitu: 1. Apa pengertian dan fungsi angka? 2. Apa saja karakter-karakter angka? 3. Bagaimana menyikapi rahasia dibalik angka keberuntungan dan angka kesialan yang menjadi misteri dalam kehidupan orang Tionghoa? 4. Mengapa angka selalu berpengaruh dan selalu dikaitkan dengan perjalanan nasib kehidupan orang Tionghoa?
4 4 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian inibertujuan untuk 1. Mendeskripsikan pengertian angka dan fungsi angka 2. Karakter angka serta keterkaitan angka dalam kehidupan orang Tionghoa. 3. Mampu memberikan gambaran dan pemahaman tentang kerahasiaan angka. 4. Mengetahui lebih jauh bagaimana penerapan makna angka dalam perjalanan nasib orang Tionghoa. 1.4 Manfaat Penelitian Setiap penelitian diharapkan mempunyai banyak manfaat. Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah secara teoritis, hasil penelitian diharapkan dapat menambah wawasan dan dapat memberikan informasi mengenai keterkiaitan angka dalam kehidupan orang Tionghoa maupun secara umum, karakter-karakter angka serta fungsi dan pengertian angka. Sedangkan secara praktis, tulisan ini sangat bermanfaat bagi penulis karena dapat menambah wawasan mengenai rahasia dibalik makna-makna angka.
5 5 1.5 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan untuk kepentingan studi dalam penulisan ini adalah metode analisis deskriptif, Menurut Sukmadinata ( 2005:54) penelitian deskriftip adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan penemuan-penemuan yangada, yang berlangsung di masa sekarang maupun yang akandatang.pemilihan metodeini juga sangat ditentukan oleh objek penelitian, sumber data dan pemilihanwaktu yang tepat. Sumber informasi yang digunakan dalam penulisan ini adalah studi pustaka berupa buku, laporan penelitian, skripsi dan internet selain itu metode wawancara juga turut digunakan, karena sebagian besar sumber adalah sumber lisan. Penulis melakukan wawancara langsung dengan pihak yang terkait dengan objek penelitian. Maka hasil dari metode pengumpulan data itulah yang kemudian dijadikan sebagai landasan pemahaman terhadap permasalahan dalam tulisan ini
6 6 1.6 Sistematika Penulisan Penulisan tugas akhir ini terdiri dariempat bab, setiap bab terdiri dari sub bab. Bab I, dalam tulisan ini merupakan pendahuluan yang memuat argumentasi pengantar, latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan ditutup dengan sistematika penulisan. Bab II, pada bab ini akan mendeskripsikan karakter-karakter angka serta pengertian dan fungsi angka serta keberadaan angka dalam berbagai ruang lingkup. Bab III, bab ini merupakan bab pembahasan mengenai penyikapaan rahasia dibalik angka-angka yangada serta memaparkan pemahaman angka keberuntungan dan angka kesialan yangberkaiat dengan kehidupan orang Tionghoa. Bab IV, bab ini menjelaskan tentang penggunaan angka sebagai perjalanan nasib sehingga munculahangka kehidupan, angka rumah, angka nama dan angka pada nomor handpone. Bab V, merupakan bab penutup yang memuat tentang kesimpulan dari pembahasan yang telah dicapai serta saran terhadap makna - makna angka yang ada.
OLEH ENCEP SUPRIATNA
TRADISI INTELEKTUAL BANGSA YUNANI-ROMAWI OLEH ENCEP SUPRIATNA FAKTOR PENDORONG: FAKTOR GEOGRAFIS; SEMENANJUNG YUNANI YANG BERBUKIT-BUKIT, LAHAN SEMPIT, REKATIF SUBUR, BERPINDAH-----PINDAH PELAUT/MARITIM
Lebih terperinciTEORI BELAJAR KLASIK Oleh : Habibi FKIP Universitas Wiraraja Sumenep
TEORI BELAJAR KLASIK Oleh : Habibi FKIP Universitas Wiraraja Sumenep Teori belajar berkembang dengan pesat setelah psikologi sebagai bidang ilmu terbentuk. Ilmu pengetahuan sendiri benar-benar eksis dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Ia mustahil dapat hidup sendirian saja. Seseorang yang mengalami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Manusia adalah makhluk sosial karena merupakan bagian dari masyarakat. Ia mustahil dapat hidup sendirian saja. Seseorang yang mengalami kecelakaan lalu lintaspun pasti
Lebih terperinciPlato lahir pada tahun 427SM, dari keluarga bansawan Athena, ditengahtengah kekacauan perang Pelopenes. Plato meninggal di Athena pada tahun 348SM.
Rangkuman 13 tokoh etika. 1. Plato: Cinta kepada sang Baik - Etika Yunani Berabad-abad lamanya orang-orang Yunani hidup menurut tradisi dan kepercayaan keagamaan mereka. Dari masyarakat yang agraris, mereka
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini ada sebuah gaya hidup tertentu yang berkembang di dalam masyarakat modern dan sangat digandrungi oleh masyarakat dalam ruang lingkup pemuda-remaja. Gaya
Lebih terperinciPara Filsuf [sebahagian kecil contoh] Oleh Benny Ridwan
Para Filsuf [sebahagian kecil contoh] Oleh Benny Ridwan 1 Socrates adalah filsuf Yunani. Ia sangat berpengaruh dan mengubah jalan pikiran filosofis barat melalui muridnya yang paling terkenal, Plato. Socrates
Lebih terperinciPlotinus KAJIAN TOKOH FILSAFAT ABAD PERTENGAHAN. Endah Kusumawardani
KAJIAN TOKOH FILSAFAT ABAD PERTENGAHAN Plotinus Endah Kusumawardani Kehidupan sebagai proses makhluk Tuhan untuk menjalani waktu di dunia ini tidak dapat terlepas dari yang namanya masalah. Bahkan terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kebudayaan Indonesia sangat beragam. Pengaruh-pengaruh
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan merupakan sistem nilai yang terkandung dalam sebuah masyarakat. Kebudayaan Indonesia sangat beragam. Pengaruh-pengaruh kebudayaan yang membentuk lapis-lapis
Lebih terperinciUNIVERSITAS PADJADJARAN
BIOLOGI DASAR Bab 1 PENDAHULUAN TIM DOSEN BIOLOGI DASAR JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PADJADJARAN 1 Definisi biologi Biologi (bios hidup + logos ilmu): ilmu
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Adapun kesimpulan tersebut terdapat dalam poin-poin berikut:
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Uraian akhir dari analisa atas pemikiran Frithjof Schuon tentang makna agama dalam perspektif Filsafat Agama adalah bagian kesimpulan, yang merupakan rangkuman jawaban atas
Lebih terperinciThe Elements of Philosophy of Science and Its Christian Response (Realism-Anti-Realism Debate) Rudi Zalukhu, M.Th
The Elements of Philosophy of Science and Its Christian Response (Realism-Anti-Realism Debate) Rudi Zalukhu, M.Th BGA : Kel. 14:15-31 Ke: 1 2 3 APA YANG KUBACA? (Observasi: Tokoh, Peristiwa) APA YANG KUDAPAT?
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Penyusun
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang senantiasa mencurahkan Rahmad dan Karunia-Nya sehingga makalah ini bisa kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah FILSAFAT UMUM. Sholawat serta salam
Lebih terperinciFILSAFAT ILMUDAN SEJARAH FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 05Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi
Modul ke: 05Fakultas Dr. PSIKOLOGI FILSAFAT ILMUDAN LOGIKA SEJARAH FILSAFAT H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id SEJARAH FILSAFAT ; Standar Kompetensi Setelah perkualiahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Agama Budha lahir dibagian Timur Laut India sekitar abad ke-6 SM. Setelah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Agama Budha lahir dibagian Timur Laut India sekitar abad ke-6 SM. Setelah lebih dari 2500 tahun hingga saat ini, agama Budha berkembang keluar India hingga sampai ke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia, karena dalam kehidupannya manusia tidak terpisahkan dari pemakaian bahasa. Dengan bahasa, manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu kajian menarik dalam analisis adalah teori himpunan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kajian menarik dalam analisis adalah teori himpunan. Himpunan merupakan konsep dasar dari semua cabang matematika bahkan sudah diperkenalkan dalam pendidikan
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP dan LANDASAN TEORI. Tinjauan adalah pandangan atau pendapat sesudah melakukan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP dan LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan adalah pandangan atau pendapat sesudah melakukan penyelidikan atau mempelajarinya (KBBI, 2003:1998). Pustaka adalah kitab-kitab;
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejarah kehidupan beragama di dunia banyak diwarnai konflik antar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah kehidupan beragama di dunia banyak diwarnai konflik antar pemeluk agama, misalnya Hindu, Islam, dan Sikh di India, Islam, Kristen dan Yahudi di Palestina,
Lebih terperinciFilsafat Ilmu dalam Perspektif Studi Islam Oleh: Maman Suratman
Filsafat Ilmu dalam Perspektif Studi Islam Oleh: Maman Suratman Berbicara mengenai filsafat, yang perlu diketahui terlebih dahulu bahwa filsafat adalah induk dari segala disiplin ilmu pengetahuan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tiongkok memiliki sejarah panjang tentang kemasyuran masa lalunya dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tiongkok memiliki sejarah panjang tentang kemasyuran masa lalunya dari masa kerajaan hingga komunisme. Kemasyuran peradaban masa lalu Tiongkok, dapat dilihat dari banyaknya
Lebih terperinciSejarah Perkembangan Ilmu
Sejarah Perkembangan Ilmu Afid Burhanuddin Pusat kendali kehidupan manusia terletak di tiga tempat, yaitu indera, akal, dan hati. Namun, akal dan hati itulah yang paling menentukan Akal dan hati ibarat
Lebih terperinciF LS L A S F A A F T A T ISL S A L M
FILSAFAT ISLAM Prof. Dr. H. Almasdi Syahza,, SE., MP Peneliti Senior Universitas Riau Email: asyahza@yahoo.co.id; Website: http://almasdi.unri.ac.id Sumber Ilmu: AL 'ALAQ (1-5) 1. Bacalah dengan (menyebut)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Orasi ilmiah DR. Arry Akhmad Arman, Fakultas Teknologi Industri, ITB, 23 Agustus
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH llmu komputer memiliki dua komponen utama; pertama, model dan gagasan mendasar mengenai komputasi, kzdua, teknik rekayasa untuk perancangan sistem komputasi
Lebih terperinciBAB I PEDAHULUAN. Jika melihat negara Cina sekarang, kita akan melihat negara yang maju.
BAB I PEDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Jika melihat negara Cina sekarang, kita akan melihat negara yang maju. Kemajuan negara Cina tentu tidak terjadi begitu saja, ada suatu proses yang cukup panjang untuk
Lebih terperinciPertemuan 1 NISBAH (RELASI DAN RELEVANSI) ANTARA ILMU FILSAFAT DAN AGAMA
1 Pertemuan 1 NISBAH (RELASI DAN RELEVANSI) ANTARA ILMU FILSAFAT DAN AGAMA A. Institusi Kebenaran Manusia merupakan makhluk yang senantiasa menunjukkan eksistensinyan dengan terus berupaya mencari kebenaran.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah karya lisan atau tertulis yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinilan, keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapannya (Sudjiman,
Lebih terperinciBAB IV. PENUTUP. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,
BAB IV. PENUTUP 4. 1. Kesimpulan Pada bab-bab terdahulu, kita ketahui bahwa dalam konteks pencerahan, di dalamnya berbicara tentang estetika dan logika, merupakan sesuatu yang saling berhubungan, estetika
Lebih terperinciFILSAFAT ILMU DAN PENGERTIAN LOGIKA. Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Psikologi Modul ke: 12Fakultas PSIKOLOGI.
FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA Modul ke: 12Fakultas PSIKOLOGI PENGERTIAN LOGIKA Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Standar Kompetensi Setelah perkuliahan ini
Lebih terperinciMata Kuliah ini menjadi landasan memahami dan materi ilmu pengetahuan, terutama yang terkait dengan dengan disiplin ilmu tertentu yang dipelajari
1 Mata Kuliah ini menjadi landasan memahami dan materi ilmu pengetahuan, terutama yang terkait dengan dengan disiplin ilmu tertentu yang dipelajari (i.e. keperawatan, kedokteran, biologi, antropologi,
Lebih terperinciSEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA YUNANI KUNO
SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA YUNANI KUNO Zaman Yunani Kuno merupakan awal kebangkitan filsafat secara umum, karena menjawab persoalan disekitarnya dengan rasio dan meninggalkan kepercayaan terhadap
Lebih terperinciDESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI
DESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI Matakuliah : Agama (Islam, Kristen, Khatolik)* Deskripsi :Matakuliah ini mengkaji tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. matematika sehingga berpengaruh dengan prestasi belajar siswa.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedisiplinan mempunyai peranan yang penting dalam upaya meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran matematika. Oleh karena itu kurangnya kedisiplinan siswa menjadikan
Lebih terperinciSejarah Perkembangan Ilmu
Sejarah Perkembangan Ilmu Afid Burhanuddin Pusat Kendali Manusia Pusat kendali kehidupan manusia terletak di tiga tempat, yaitu indera, akal, dan hati. Namun, akal dan hati itulah yang paling menentukan
Lebih terperinciBAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI
BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Konsep adalah suatu abstraksi untuk menggambarkan ciri-ciri umum sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang cukup unik. Uniknya kebudayaan-kebudayaan yang ada di Jepang biasanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki banyak kebudayaan yang cukup unik. Uniknya kebudayaan-kebudayaan yang ada di Jepang biasanya dipengaruhi pula
Lebih terperinciFilsafat Ilmu dan Logika. Matematika dan Statistika
Filsafat Ilmu dan Logika Matematika dan Statistika MATEMATIKA Matematika sebagai Bahasa Matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan. Lambing-lambang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memahami isinya dengan baik. Walaupun demikian, isinya harus tetap memikat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cerita anak-anak adalah sebuah cerita yang dibuat untuk konsumsi anakanak, yang dibuat sederhana tanpa tema yang sulit sehingga anak-anak bisa memahami isinya
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN. Berkatalah Petrus kepada Yesus: Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN Berkatalah Petrus kepada Yesus: Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!. 1 Ucapan Petrus dalam suatu dialog dengan Yesus ini mungkin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegelapan muncul temuan lampu sebagai penerang. Di saat manusia kepanasan
BAB I BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Teknologi merupakan bagian dari kehidupan manusia yang memiliki tempat dan peranan yang sangat penting. Teknologi bahkan membantu memecahkan persoalan manusia.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan proses komunikasi antar peserta didik dengan pendidik, agar terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan serta pembentukan sikap dan
Lebih terperinciP E N J E L A S A N T E O L O G I K O N T E K S T U A L K I S A H 1 7 :
KEPADA ALL AH YANG TIDAK DIKENAL P E N J E L A S A N T E O L O G I K O N T E K S T U A L K I S A H 1 7 : 1 6-34 PENDAHULUAN Paulus adalah salah satu tokoh sentral dalam Perjanjian Baru. Sebagian besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tempat ibadah adalah suatu tempat dimana umat manusia beribadah kepada Sang Pencipta. Oleh karena itu tempat ibadah harus mampu merepresentasikan suasana sakral
Lebih terperincicommit to user BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam suatu kehidupan manusia tidak lepas dari keinginan untuk memiliki seorang keturunan. Keinginan untuk memiliki keturunan atau mempunyai anak merupakan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jasmani yang meliputi sandang, pangan, dan papan serta kebutuhan rohaniah. Kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan manusia pada dasarnya terbagi menjadi dua antara lain, kebutuhan jasmani yang meliputi sandang, pangan, dan papan serta kebutuhan rohaniah. Kebutuhan rohani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam bermasyarakat, namun juga dengan lingkungan. aikos yang artinya rumah atau tempat hidup dan logos yang artinya ilmu.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai salah satu makhluk hidup sejak lahir diciptakan sebagai makhluk sosial, yang artinya tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Dalam aktivitas
Lebih terperinciPredestinasi Kristus 1 Ptr. 1:20-21 Ev. Calvin Renata
Predestinasi Kristus 1 Ptr. 1:20-21 Ev. Calvin Renata Pada bulan lalu kita telah belajar tentang Kristus yang mati disalibkan untuk menebus kita dari hidup yang sia-sia bukan dengan emas atau perak tetapi
Lebih terperinciKELAHIRAN SOSIOLOGI Pertemuan 2
KELAHIRAN SOSIOLOGI Pertemuan 2 SOSIOLOGI??? APA MANFAAT LETAK LAHIRNYA SOSIOLOGI Sosiologi lahir manakala muncul perhatian terhadap masyarakat karena perubahan yang terjadi Terdapat peristiwa besar di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penulisan Makalah D. Metode Penulisan Makalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ahli bahasa tentang asal kata filsafat dan pengertiannya. Pada bab isi makalah ini, kami mencoba menggali apa yang dimaksud dari
Lebih terperinciLogika Matematika. Rukmono Budi Utomo March 14, Prodi S3 Matematika FMIPA-ITB
Logika Asal-Usul Logika Manfaat Berfikir Secara Logika Pernyataan Dalam Ekuivale Rukmono Budi Utomo 30115301 Prodi S3 Matematika FMIPA-ITB March 14, 2016 Logika Asal-Usul Logika Manfaat Berfikir Secara
Lebih terperinciMISTERI TUHAN ANTARA ADA DAN TIADA
ADAADNAN ABDULLA ADNAN ABDULLAH MISTERI TUHAN ANTARA ADA DAN TIADA Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com DAFTAR ISI Daftar Isi 3 Pendahuluan.. 5 1. Terminologi Tuhan. 10 2. Agama-agama di Dunia..
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sastrawan dalam mengemukakan gagasan melalui karyanya, bahasa sastra
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil imajinasi pengarang yang mengekspresikan pikiran, gagasan maupun perasaannya sendiri tentang kehidupan dengan menggunakan bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH Negara Indonesia terdiri dari berbagai macam budaya, agama, adat istiadat, bahasa, dan sukusuku bangsa yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Paham Dosa Kekristenan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1 Paham Dosa Kekristenan Dosa merupakan fenomena aktual dari masa ke masa yang seolah tidak punya jalan keluar yang pasti. Manusia mengakui keberdosaannya,
Lebih terperinciPANCASILA PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi.
PANCASILA Modul ke: PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT Fakultas FASILKOM Nurohma, S.IP, M.Si Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT ABSTRACT Menjelaskan Pengertian,
Lebih terperinciIII SUBJEK DAN METODE PENELITIAN. Subjek penelitian adalah informan, yaitu peternak yang mengikuti pola
30 III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah informan, yaitu peternak yang mengikuti pola bagi hasil anakan usaha ternak kambing perah. Objek penelitian ini adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Restu Nur Karimah, 2015
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam mempelajari suatu agama, aspek yang pertama dipertimbangkan sekaligus harus dikaji ialah konsep ketuhanannya. Dari konsep ketuhanan, akan diketahui
Lebih terperinciTinjauan Buku. Alvin Plantinga, Where The Conflict Really Lies: Science, Religion and Naturalism (New York: Oxford University, 2011), 376 halaman.
Tinjauan Buku Alvin Plantinga, Where The Conflict Really Lies: Science, Religion and Naturalism (New York: Oxford University, 2011), 376 halaman. Tesis utama Plantinga dalam buku ini ialah bahwa konflik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Permasalahan Di dalam dogma Kristen dinyatakan bahwa hanya karena anugerah Allah di dalam Yesus Kristus, manusia dapat dibenarkan ataupun dibebaskan dari kuasa dan
Lebih terperinciETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI
ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI Modul ke: Pokok Bahasan : PENGANTAR BIDANG FILSAFAT Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom Program Studi (Marcomm) www.mercubuana.ac.id MENGAPA HARUS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan manusia sebagai satu-satunya makhluk yang memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah menciptakan manusia sebagai satu-satunya makhluk yang memiliki kesempurnaan lebih dibandingkan dengan makhluk lainnya. Dalam al-quran, Allah berfirman:
Lebih terperinciISLAM DAN MITOLOGI Oleh Nurcholish Madjid
c Demokrasi Lewat Bacaan d ISLAM DAN MITOLOGI Oleh Nurcholish Madjid Mereka yang tidak menerima ajaran Nabi Muhammad saw, barangkali memandang ajaran Islam itu, sebagian atau seluruhnya, tidak lebih daripada
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN
SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah Kode Mata Kuliah Tingkat/Semester Pokok Bahasan Pertemuan Ke Waktu Pertemuan : Agama Kristen : Ns.A.1.1.1 : I/I : Agama : 1 (satu) : 2X60 menit A. Kompetensi 1. Kompetensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dianggap ada secara fisik, seluruh ruang dan waktu, dan segala bentuk materi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alam Semesta dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dianggap ada secara fisik, seluruh ruang dan waktu, dan segala bentuk materi serta energi. Istilah Semesta
Lebih terperinci19 October 2016 RGS 1
PENGEMBANGAN ILMU KEPERAWATAN Rahmad Gurusinga, S.Kep, Ns.,M.Kep 19 October 2016 RGS 1 PENGERTIAN ILMU Ilmu merupakan sebuah pengetahuan tentang sebab akibat atau asal usul yang memiliki ciri adanya suatu
Lebih terperinciPANCASILA. Pancasila sebagai Sistem Filsafat. Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA. Modul ke: Fakultas MKCU. Program Studi Manajemen.
PANCASILA Modul ke: Pancasila sebagai Sistem Filsafat Fakultas MKCU Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Pengertian Filsafat Secara etimologi, kata falsafah berasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Al-Ghazali (w M) adalah salah satu tokoh pemikir paling populer bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Al-Ghazali (w. 1111 M) adalah salah satu tokoh pemikir paling populer bagi umat Islam hingga saat ini. Montgomerry Watt (Purwanto dalam pengantar Al- Ghazali,
Lebih terperinciALLAH, UNIVERSALITAS, DAN PLURALITAS
ALLAH, UNIVERSALITAS, DAN PLURALITAS Achmad Jainuri, PhD IAIN Sunan Ampel, Surabaya Abstraksi Harold Coward menulis sebuah buku menarik, Pluralism Challenge to World Religions. Gagasan pluralisme dewasa
Lebih terperinciAPAKAH FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN ITU?
APAKAH FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN ITU? Ilmu hanyalah spekulasi yang bersifat sementara. Fokus pembahasan Filsafat ilmu pada metoda dan dalam hubungannya dengan substansi. BAGAIMANA BERFILSAFAT DIMULAI?
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan merupakan salah satu jenis makhluk hidup yang ada di alam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tumbuhan merupakan salah satu jenis makhluk hidup yang ada di alam semesta. Dari beberapa sumber jurnal yang didapat oleh penulis dari internet, defenisi tumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga pergaulan hidup tingkat internasional diperlukan suatu sistem yang mengatur bagaimana seharusnya manusia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Filsuf Prancis, Rene Descartes ( ) menegaskan cogito ergo sum yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Manusia merupakan makhluk hidup yang cerdas karena dikaruniai kemampuan untuk berpikir dan bertindak dengan cara yang benar, yang sama sekali tidak dimiliki oleh makhluk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pencemaran lingkungan hidup yang disebabkan oleh ulah dan perilaku manusia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah A. Sonny Keraf mengemukakan bahwa ada dua kategori dari bencana yaitu bencana alam dan bencana lingkungan hidup. Sebagian dikategorikan sebagai bencana alam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban manusia sesuai dengan lingkungan karena pada dasarnya, karya sastra itu merupakan unsur
Lebih terperinciHUT PAROKI KE-25th ST. YAKOBUS. Sub Bidang LITURGI & ROHANI ANEKA LOMBA
HUT PAROKI KE-25th ST. YAKOBUS Sub Bidang LITURGI & ROHANI ANEKA LOMBA Bidang Liturgi & Rohani Panitia HUT Paroki ke-25th Gereja St. Yakobus Kelapa Gading, Jakarta Hidayat Santoso 11/1/2010 PEDOMAN PENILAIAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kata Pembelajaran
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pembelajaran merupakan upaya sengaja dan bertujuan yang berfokus kepada kepentingan, karakteristik, dan kondisi orang lain agar peserta didik dapat belajar dengan
Lebih terperinciStrategic Management and The Philosophy of Science : The case for a constructivist methodology
Strategic Management and The Philosophy of Science : The case for a constructivist methodology DOSEN PEMBIMBING BAPAK MUHAMMAD ADIB, M.Si Nama kelompok : VII B 1. Andik Setiawan (071311333020) 2. Firman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada terhambatnya kemajuan negara. Menurut Nata (2012: 51) pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu negara. Kualitas pendidikan suatu negara merupakan indikator keberhasilan dari maju tidaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk dipelajari. Dari segi sejarah, agama, kepercayaan, budaya, bahkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Korea Selatan termasuk salah satu negara yang sangat unik dan menarik untuk dipelajari. Dari segi sejarah, agama, kepercayaan, budaya, bahkan kehidupan bermasyarakatnya
Lebih terperinciEtika dan profesi humas
Etika dan profesi humas NURJANAH, M.SI Falsafah sbg landasan teoritis etika Kata Filsafat dari bhs Yunani Philosopia Philo atau philien artinya cinta Sophia artinya :kebenaran Scr istilah falisafat berarti:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Spiritualitas adalah istilah yang agak baru yang menandakan kerohanian atau hidup rohani. Spritualitas bisa juga berarti semangat kerohanian atau jiwa kerohanian.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menganalisis diajarkan dengan tujuan agar siswa mampu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan menganalisis diajarkan dengan tujuan agar siswa mampu menganalisis dengan baik dan benar, oleh karena itu menganalisis disebut kegiatan produktif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Cina merupakan salah satu negara yang kaya akan kebudayaan dan ilmu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cina merupakan salah satu negara yang kaya akan kebudayaan dan ilmu filsafatnya. Cina dikenal sebagai bangsa dengan peradaban yang begitu tinggi. Cina juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh suatu negara dengan negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Di banyak negara, perdagangan internasional
Lebih terperinciKEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI
KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mengingat mutu pendidikan adalah hal yang penting, pembelajaran pun harus
1 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pembelajaran merupakan salah satu bentuk implementasi pendidikan. Mengingat mutu pendidikan adalah hal yang penting, pembelajaran pun harus memperlihatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pasalnya keberhasilan dan kemajuan suatu bangsa selalu diukur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan memiliki peran penting bagi perkembangan suatu bangsa. Pasalnya keberhasilan dan kemajuan suatu bangsa selalu diukur dengan tingkat keberhasilan
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia lahir di tengah-tengah berbagai simbol, dari situlah manusia dapat memaknai seluruh kehidupannya. Kata simbol berasal dari bahasa Yunani symbolos yang
Lebih terperinciS I L A B U S RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER GANJIL 2016/2017 SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) CURUP
S I L A B U S RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER GANJIL 2016/2017 SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) CURUP Mata Kuliah : UMUM Kode MK : STA-2115 Mata Kuliah Prasyarat : - Bobot MK : 2 sks Dosen Pengampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penggunaan kalimat tersebut juga harus memperhatikan susunan kata
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia membutuhkan alat untuk berkomunikasi dalam masyarakat. Kalimat berperan penting sebagai wujud tuturan dalam berkomunikasi dan berinteraksi sesama manusia. Penutur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan erat kaitannya dengan proses belajar mengajar. Seperti di sekolah tempat pelaksanaan pendidikan, peserta didik dan pendidik saling melaksanakan pembelajaran
Lebih terperinciDeontological Ethics and Virtue Ethics-10 Commandments and Sermon of the mounts. Rudi Zalukhu, M.Th
Christian Ethics: Deontological Ethics and Virtue Ethics-10 Commandments and Sermon of the mounts Rudi Zalukhu, M.Th Etika Kristen Etika Kristen (Yunani: ethos, berarti kebiasaan, adat) adalah suatu cabang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, dengan perantara
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, dengan perantara malaikat Jibril untuk dibaca, dipahami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persatuan Amal Bakti, 1963), hlm Mudjahid Abdul Manaf, Sejarah Agama-agama, (Jakarta : Raja Grafindo, 1994), hlm.104.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muhammad pembawa risalah Allah adalah Nabi dan Rasul terakhir penutup segala Nabi, seorang Nabi yang bertugas menyampaikan firman Allah ke seluruh umat manusia. Muhammad
Lebih terperinciFENOMENOLOGI SPIRITUALITAS ANALISIS PERJUMPAAN RASUL PAULUS DENGAN KRISTUS PNEUMATIS: TITIK KULMINASIRELIGIUSITASNYA
FENOMENOLOGI SPIRITUALITAS ANALISIS PERJUMPAAN RASUL PAULUS DENGAN KRISTUS PNEUMATIS: TITIK KULMINASIRELIGIUSITASNYA 1 Persoalan (penelitian) Yang dipersoalkan adalah khazanah spiritualitas FENOMENOLOGI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beraneka ragam. Begitupun negara Indonesia. Dengan banyak pulau dan suku
1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Setiap negara memiliki ciri khas yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Mulai dari bahasa, makanan, pakaian sampai kebudayaan yang beraneka ragam. Begitupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketrampilan yang telah mereka peroleh sebelumnya. Joyce dkk (2009: 5)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siswa memiliki kemampuan awal yang beragam dalam pembelajaran. Kemampuan awal yang dimiliki oleh siswa tergantung pada pendidikan dan ketrampilan yang telah mereka
Lebih terperinciPERGESERAN PERAN WANITA KETURUNAN ARAB DARI SEKTOR DOMESTIK KE SEKTOR PUBLIK
PERGESERAN PERAN WANITA KETURUNAN ARAB DARI SEKTOR DOMESTIK KE SEKTOR PUBLIK (Studi Kasus di Kecamatan Pasar Kliwon Kota Surakarta Provinsi Jawa Tengah) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna
Lebih terperinciModul ke: Filsafat Manusia. Titik Tolak Filsafat Manusia. 02Fakultas PSIKOLOGI. Cathrin, M.Phil. Program Studi Psikologi
Modul ke: 02Fakultas Shely PSIKOLOGI Filsafat Manusia Titik Tolak Filsafat Manusia Cathrin, M.Phil Program Studi Psikologi Pokok Bahasan Abstract Membahas mengenai titik tolak pemikiran filsuf mengenai
Lebih terperinciTHALES; TOKOH FILSAFAT YUNANI KUNO Yuliana Umrotul Widayanti
THALES; TOKOH FILSAFAT YUNANI KUNO Yuliana Umrotul Widayanti Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna di muka bumi ini, yaitu dilengkapi dengan seperangkat akal dan pikiran yang tidak
Lebih terperinci