SIMBIOSIS SEBAGAI BENTUK INTERAKSI ORGANISME

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SIMBIOSIS SEBAGAI BENTUK INTERAKSI ORGANISME"

Transkripsi

1 SIMBIOSIS SEBAGAI BENTUK INTERAKSI ORGANISME Oleh Noviana Anjar Hastuti ========================================================== BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ekosistem berisi berbagai macam komponen, baik biotik maupun abiotik. Setiap komponen tersebut terkait satu sama lainnya, masingmasing komponen tidak dapat berdiri sendiri sehingga pada akhirnya terbentuklah suatu interaksi. Interaksi pada ekosistem dapat terjadi antara komponen biotik dengan komponen biotik dan juga antara komponen biotik dan komponen abiotik. Interaksi antar komponen biotik melibatkan berbagai macam organisme dan juga memberikan pengaruh tertentu. Interaksi tersebut dilakukan sebagai usaha suatu organisme untuk memenuhi kebutuhan akan makanan dan untuk mempertahankan hidup. Bentuk interaksi antar komponen biotik ini bermacam-macam, dapat berupa persaingan (kompetisi), pemangsaan (predasi), dan kerjasama (simbiosis). Persaingan (kompetisi) terjadi diantara beberapa organisme yang membutuhkan bahan makanan yang sama. Selain melakukan persaingan, beberapa organisme mendapatkan makanan dengan memangsa organisme lain. Pola interaksi semacam ini disebut pemangsaan (predasi). Organisme yang memakan organisme lain disebut predator atau pemangsa, sedangkan organisme yang dimakan disebut mangsa. Namun ketika dua spesies hidup sangat dekat dalam suatu lingkungan, berinteraksi tanpa melakukan kompetisi atau predasi maka akan terbentuk

2 interaksi baru. Bentuk interaksi tersebut dapat saling menguntungkan, satu diuntungkan sementara yang lain dirugikan ataupun satu diuntungkan dan yang lain tidak diuntungkan atau dirugikan. Interaksi semacam itulah yang dinamakan simbiosis dan organisme yang melakukannya disebut simbion. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah: 1. Apa definisi dari simbiosis dan bagaimana simbiosis dapat terjadi? 2. Apa saja jenis simbiosis? 3. Bagaimana contoh simbiosis yang terjadi di ekosistem? C. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui: 1. Definisi simbiosis dan proses terjadinya simbiosis 2. Jenis simbiosis 3. Contoh simbiosis yang terjadi di ekosistem

3 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Simbiosis The word symbiosis literally means "together life". It refers to organisms that live in close approximation; often one cannot live without the other. In extreme cases, one organism actually lives inside the other organism (Marietta College, 2008). Istilah symbiosis berarti hidup bersama, istilah ini mengacu pada organisme yang hidup sangat dekat, bahkan kadang suatu individu tidak dapat hidup tanpa individu yang lain. Bahkan pada beberapa kasus, satu organisme hidup di dalam organisme lainnya. Simbiosis sendiri berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari dua kata sym yang berarti dengan, dan biosis yang berarti kehidupan, sehingga dari kata tersebut simbiosis dapat diartikan sebagai interaksi yang kuat antara makhluk hidup yang berbeda jenis yang hidup berdampingan dalam waktu tertentu. Simbiosis merupakan suatu pola hubungan antara dua makhluk hidup yang berbeda jenis. When individuals oftwo or more species live in direct and in timate contact with one another, their relationship is called symbiosis (Campbell and Reece, 2007: 1202). Ketika individu dari dua atau lebih spesies hidup secara langsung dan berhubungan dengan satu dan lainnya, maka hubungan ini disebut sebagai simbiosis. Gambar 1. Simbion di Alam Dengan demikian dapat dikatakan bahwa simbiosis merupakan bentuk hubungan interaksi antara dua organisme dari dua spesies yang berbeda yang mana interaksi tersbut dapat saling menguntungkan, menguntungkan yang satu dan merugikan yang lain, atau dapat juga menguntungkan organisme satu dan tidak memberikan pengaruh apapun terhadap organisme yang lain.

4 B. Terbentuknya Simbiosis Simbiosis terjadi karena suatu organisme tidak dapat hidup sendiri, saling membutuhkan satu sama lain, sehingga kemudian mereka saling berinteraksi, walaupun interaksi tersebut dapat merugikan salah satu organisme. Beberapa bentuk simbiosis sangat rumit sehingga sangat sulit untuk menjelaskan mana organisme yang memulai atau yang mengakhirinya. Kebanyakan organisme yang terlibat dalam interaksi simbiosis hanya mengerti bahwa interaksi yang terjadi diantara mereka merupakan mekanisme bertahan hidup, cara organisme tersebut untuk mempertahankan kelangsungan hidup mereka, perilaku yang merupakan insting dalam menghadapi seleksi alam. Bentuk hubungan interaksi ini dapat berupa cara suatu organisme untuk bertahan sehingga menyebabkan satu organisme yang tidak dapat hidup tanpa organisme lain (obligate) atau berupa hubungan dimana keberadaan suatu organisme tidak begitu penting bagi organisme lain (facultative). Simbiosis sangatlah luas dan penting dalam kehidupan bagi banyak organisme dan memiliki peran ekologis yang penting dalam ekosistem alam. C. Jenis simbiosis Segala interaksi baik yang merugikan, menguntungkan dengan yang lain tidak berpengaruh apapun, ataupun salah satu untung dan lainnya rugi, merupakan simbiosis. Berdasarkan kualitas hubungan tersebut, simbiosis dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu simbiosis mutualisme, simbiosis parasitisme, dan simbiosis komensalisme. 1. Parasitisme a) Karakteristik parasitisme Parasitisme adalah bentuk interaksi simbiosis yang mana satu organisme diuntungkan dan organisme lain dirugikan, parasit, organisme yang diuntungkan mengambil nutrisi dari organisme lain, sedangkan inang, merupakan organisme yang dirugikan. Arbi dan Vimono (2010: 228) mengungkapkan bahwa di dalam hubungan parasitisme, organisme parasit memanfaatkan organisme lainnya (inang) sebagai tempat hidup untuk melangsungkan sebagian besar siklus hidupnya. Inang seringkali merupakan tempat tinggal sekaligus sebagai sumber makanan bagi parasit. Dengan kata

5 lain, parasit memiliki ketergantungan yang sangat tinggi terhadap kondisi organisme lain yang dijadikan sebagai inangnya. Pada dasarnya organisme parasit tidak membunuh inang pada saat parasit tersebut mengambil keuntungan dari inangnya, bahkan walaupun parasit tersebut memiliki sifat pathogen (menyebabkan penyakit). Namun pada beberapa kasus tertentu terdapat organisme parasit yang dapat membunuh inangnya. Parasit yang tinggal di dalam tubuh inangnya disebut endoparasite, sedangkan parasit yang hidup di luar tubuh inang disebut ektoparasit. Selain itu terdapat juga istilah definitve host, yaitu organisme yang yang menjadi inang bagi parasit dewasa, sedangkan intermedieate host merupakan organisme yang menjadi inang bagi juvenile parasit. Definitve host biasanya merupakan predator dari intermedieate host dan siklus kehidupannya akan lengkap ketika definitve host memakan intermedieate host, melepaskan bentuk larva untuk menempati tempat tinggal baru. Hal tersebut nampak pada siklus hidup cacing pita pada gambar berikut. Gambar 2. Siklus Hidup Cacing Pita

6 Berdasarkan ukuran dan proses memperbanyak diri, parasit juga dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu mikroparasit dan makroparasit. Mikroparasit tidak dapat dilihat langsung, mereka memperbanyak diri langsung dengan inang yang ditempatinya (biasanya sebanding dengan perkembangan sel dari inang), sedangkat makroparasit dapat terlihat, dapat tumbuh di dalam inang, namun kemudian mereka dapat memperbanyak diri setelah keluar dari inang sebelumnya untuk kemudian menginfeksi inang yang baru. Baik mikroparasit ataupun makroparasit dapat menyebar dari inang satu ke inang yang baru secara langsung ataupun melewati perantara. Kebanyakan mikroparasit merupakan protozoa, bakteri, jamur ataupun virus yang dapat menginfeksi hewan ataupun tumbuhan. Contoh mikroparasit : protoza Trypanosoma brucei yang menyebabkan penyakit tidur (sleeping sickness) pada mamalia seperti baboon, monyet, bahkan manusia disebarkan oleh lalat tse-tse. Lalat tersebut menginjeksi parasit ke dalam darah mamalia ketika mereka menghisap darah mamalia tersebut. b) Contoh simbiosis parasitisme Beberapa contoh simbiosis parasitisme: 1) Cacing pita-manusia Cacing pita sebagai parasit dan manusia sebagai inang. Cacing pita dewasa hidup dalam usus manusia kemudian hidup dengan mengambil nutrisi dari manusia. Seperti siklus hidup cacing pita yang digambarkan pada gambar di atas, cacing pita dapat masuk ke dalam tubuh manusia apabila manusia memakan daging sapi atau babi yang mengandung larva cacing pita di dalamnya. Ketika sudah masuk ke dalam tubuh inang cacing pita akan mendapatkan makanan dari makanan yang dikonsumsi manusia, manusia akan dirugikan dengan kesehatannya yang terganggu.

7 Gambar 3. Cacing Pita dan Siklus Hidupnya 2) Kutu-Manusia-Mamalia Gambar 4. Kutu Kutu biasa tinggal di rambut manusia atau di bulu mamalia kemudian menjadi parasit dengan menghisap darah dari inang. Sebenarnya kutu tidak begitu berbahaya, yang menjadi berbahaya adalah ketika kutu yang tinggal di inang yang memiliki penyakit tertentu kemudian berpindah ke inang yang lain, sehingga kutu dapat menjadi penyebar penyakit yang berbahaya bahkan mematikan. 3) Benalu-tanaman induk Benalu (Loranthus sp.) dengan tanaman induk yang berasal dari berbagai tanaman. Benalu tidak bisa menyerap air dan unsur hara dengan baik karena tidak memiliki akar yang kuat dan sempurna. Oleh karena itu, benalu hidup menempel pada tanamanan lain dan akarnya masuk ke pembuluh angkut untuk menyerap air dan unsur hara dari tanaman inang tersebut sehingga merugikan tanaman inangnya.

8 4) Larva tawon dan Ulat Catalpa Gambar 5. Benalu dan Tanaman Inang Gambar 6. Tawon (kiri) dan Larva Ulat (kanan) dan Larva Dewasa (Bawah) Gambar di atas menunjukkan ulat catalpa yang menjadi inang bagi larva tawon. Tawon dewasa menyengat ulat, menginjeksikan telur mereka. Telur tersebut kemudian menetas dan memakan ulat dari dalam tubuh, begitu berhati-hati sehingga tidak mengganggu bagian vital dari sang ulat. Hingga pada akhirnya mereka muncul dan membuat kepompong dimana larva tersebut akan menjadi dewasa. Secara teknik tawon merupakan parasitoid, karena tidak seperti parasit lainnya, serangga ini membunuh inangnya. 5) Squawroot dan pohon Ek

9 Gambar 7. Squawroot Tanaman di atas terlihat seperti jamur, namun sebenarnya tanaman di atas merupakan tanaman berbunga, squawroot, yang menjadi parasit pada pohon, biasanya pada pohon ek. Squawroot mendapatkan enegi dengan menyadap nutrisi dari pohon ek. 6) Siput Thyca crystallina dan Bintang Laut Biru Siput parasit Thyca crystallina dapat dengan mudah ditemukan di alam, yaitu menempel pada bintang laut biru Linckia laevigata. Hampir pada seluruh bintang laut biru dapat ditemukan gastropoda parasit ini, bahkan pada satu individu bintang laut kadang terdapat lebih dari dua puluh individu parasit (KOCHZIUS et al dalam Arbi dan Vimono, 2010: 229). Gambar 8. Bagian Tubuh Bintang Laut yang Ditempati oleh Siput

10 Siput parasit ini menempel kuat pada permukaan luar tubuh bintang laut biru (Linckia laevigata), dan bahkan pada beberapa kasus sering terlihat adanya lubang pada bagian tubuh bintang laut tersebut yang menjadi tempat melekat bagi siput ini. Penempelan siput pada sistem radial hemal dan perihemal pada bintang laut biru adalah dengan menggunakan proboscis untuk mendapatkan sari makanan dari inang. Penempelan pada inangnya menunjukkan perilaku yang unik, yaitu tidak berpindah-pindah tempat penempelan, melainkan pada satu tempat dari umur juvenil sampai mati. Warna cangkang siput parasit ini biru, seperti warna inangnya, kemungkinan sebagai salah satu bentuk strategi untuk penyamaran dari mangsa alaminya (Arbi dan Vimono, 2010: 233) 7) Sea Lamprey dan Ikan Gambar 9. Sea Lamprey Sea lamprey mengait pada ikan menggunakan gigi-giginya untuk terus menempel pada ikan dan akan memarut kulit ikan sehingga menyebabkan luka terbuka pada ikan yang kemudian sebagai makanan bagi lamprey tersebut. Lamprey tidak membunuh inangnya, juga tidak menginang pada ikan tertentu saja, mereka akan mengait pada berbagai macam makhluk hidup lain dan mencoba makan dari organisme tersebut. 2. Komensalisme a) Karakteristik Komensalisme Simbiosis yang menyebabkan yang satu diuntungkan dan yang lainnya tidak dirugikan. Dalam interaksi ini salah satu organisme tidak akan terusik dengan keberadaan organisme lainnya. b) Contoh Simbiosis Komensalisme

11 1. Tanaman anggrek dan pohon tempat ia hidup Bunga anggrek bisa menempel dan numpang hidup di pohon mangga misalnya, namun si anggrek mampu membuat makanannya sendiri sehingga ia sama sekali tidak merugikan pohon Gambar 10. Bunga Anggrek yang Menumpang Hidup pada Pohon. 2. Ikan hiu dan ikan remora Gambar 11. Ikan Hiu dan Ikann Remora Sementara itu pola hubungan ikan hiu dan remora juga terbilang unik sebab remora akan mendapatkan sisa makanan yang dikonsumsi oleh hiu dan hal tersebut sama sekali tidak merugikan si hiu. 3. Cattle Egret and hewan ternak Gambar 12. Sapi dan Banteng yang Diikuti Oleh Burung Cattle Egret Hewan ternak yang memakan rumput, akan sekaligus menyibakkan serangga yang tersembunyi di rumput. Burung akan mengikut hewan

12 ternak tersebut, sehingga ketika hewan ternak makan maka serangga yang kemudian tersibak akan dimakan oleh burung. Sapi tidak dirugikan atau diuntungkan dengan keberadaan burung tersebut, sedangkan burung akan diuntungkan dengan adanya perjamuan makanan gratis. 3. Mutualisme a. Karakteristik Mutualisme Mutualisme merupakan bentuk simbiosis dimana kedua spesies mendapatkan keuntungan, melalui simbiosis ini spesies dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam bertahan dan berkembang. Pada bentuk hubungan mutualisme tertentu lebih kepada pengeksploitasian satu sama lain (Smith, Ecology & Field Biology). Mutualisme kebanyakan terbentuk dan berkembang dari asosiasi yang negatif, seperti pemangsa. Pada dasarnya organisme yang berada pada lingkungan seperti ini memiliki dua pilihan: melarikan diri dari lingkungan tersebut atau beradaptasi. Sehingga terjadi hubungan antar organisme yang kemudian dapat membuat satu sama lain saling menguntungkan. Mutualisme dapat ditemukan dengan beberapa fungsi, seperti: mutualisme sebagai hubungan untuk memperoleh nutrisi, mutualisme sebagai hubungan untuk perlindungan, mutualisme sebagai hubungan untuk membantu proses penyerbukan dan mutualisme yang berperan dalam proses mempertahankan diri. b. Contoh simbiosis mutualisme Beberapa contoh mutualisme yang sering ditemukan antara lain: 1) Lebah dan bunga Gambar 13. Lebah pada Bunga

13 Lebah terbang dari bunga yang satu ke bunga yang lain untuk mengumpulkan nektar, sebagai sumber makanan bagi lebah, maka lebah mendapatkan keuntungan. Sebaliknya bagi bunga lebah dapat membantu proses penyerbukan, karena ketika lebah mengumpulkan nektar dari satu bunga maka tanpa sengaja serbuk sari dari bunga akan menempel pada lebah. Kemudian ketika lebah kemudian pindah ke bunga lain serbuk sari tersebut akan jatuh di putik bunga lain, sehingga proses penyerbukan terjadi. 2) White-winged dove dan Saguaro Kaktus Kaktus menyediakan makanan bagi burung dove dalam bentuk buah dari tanaman kaktus. Burung dove mengkonsumsi buah tersebut, kemudian terbang dan kemudian menjatuhkan biji tanaman kaktus di tempat yang baru, sehingga kaktus akan tumbuh ditempat baru tersebut. Gambar 14. White-winged dove pada Saguaro Kaktus 3) Yucca plants and yucca moth Sama halnya dengan serangga sebagai agen penyebar benih lainnya, ngengat membantu dalam perkembangbiakan tanaman yucca. Ngengat biasa meletakkan telur pada tanaman yucca kemudian ketika larva ngengat menetas dan menjadi dewasa, benih tanaman yucca akan terbawa oleh ngengat, sehingga tanaman yucca bisa tumbuh di tempat lain.

14 Gambar 15. Yucca Plants 4) Bakteri Rhizobium sp dan tanaman polong-polongan Rhizobium (yang terkenal adalah Rhizobium leguminosarum) adalah basil yang gram negatif yang merupakan penghuni biasa didalam tanah. Bakteri ini masuk melalui bulu-bulu akar tanaman berbuah polongan dan menyebabkan jaringan agar tumbuh berlebih-lebihan hingga menjadi kutilkutil. Rhizobium merupakan bakteri nitrogen, adalah bakteri yang mampu mengikat nitrogen bebas dari udara dan mengubahnya menjadi suatu senyawa yang dapat diserap oleh tumbuhan. Gambar 16. Bintil-Bintil Akar pada Kacang Polong-Polongan Akar tanaman polong-polongan tersebut menyediakan karbohidrat dan senyawa lain bagi bakteri melalui kemampuannya mengikat nitrogen bagi akar. Jika bakteri dipisahkan dari inangnya (akar), maka tidak dapat mengikat nitrogen sama sekali atau hanya dapat mengikat nitrogen sedikit sekali. Bintil-bintil akar melepaskan senyawa nitrogen organik ke dalam tanah tempat tanaman polong hidup. Dengan demikian terjadi penambahan nitrogen yang dapat menambah kesuburan tanah.

15 5) Ikan badut dan Anemon Gambar 17. Ikan Badut dan Anemon Ikan badut pada anemon dapat membantu mengusir ikan angle atau ikan butterfly yang biasanya memakan tentakel anemon. Selain itu, ikan badut dengan warnanya yang cerah dan menarik menjadi umpan bagi ikanikan kecil lain, agar anemon mudah menjerat dan menangkap mangsa. Keuntungan ikan badut adalah anemon dapat memberi perlindungan dari pemangsa alaminya. Anemon sebenarya mempunyai sengatan beracun yang mematikan, namun ikan badut mempunyai cara untuk bisa melindungi diri dari sengatan tantakel anemon tersebut. Tentakel anemon dilapisi oleh lendir yang memiliki kandungan tertentu untuk melindunginya dari sengatan tentakel lain atau tersengat oleh tentakel sendiri. Lendir inilah yang dimanfaatkan oleh ikan badut untuk kemudian melindunginya dari sengatan tentakel anemon. Ikan badut dapat bertahan beberapa saat terhadap sengatan tentakel sebelum lumpuh, dengan cara menggosok-gosokkan badannya secara cepat pada tentakel ikan badut dapat melumuri seluruh tubuhnya dnegan lendir antisengat tentakel, sehingga ikan menjadi kebal. 6) Pohon Acacia dan semutnya Gambar 18. Semut pada Pohon Acacia

16 Pohon acacia terlindungi oleh semut yang hidup di pohon tersebut, semut akan membunuh dan memakan serangga dan merusak tanaman yang berusaha menyaingi tanaman acacia. Pohon acacia sendiri kemudian memberi 3 keuntungan bagi semut. Pertama duri besar pada pohon acacia berongga sehingga dapat memberikan tempat tinggal bagi semut. Kedua, pohon memiliki kelenjar yang berisi nectaries yang memproduksi cairan gula sebagai minuman bagi semut. Ketiga, pohon acacia menghasilkan Beltian, yang merupakan struktur kecil dari tumbuhan tersebut yang kaya akan protein dan mengandung gula sehingga menjadi sumber makanan bagi semut. 7) Udang pembersih dan ikan Udang pembersih (Lysmata amboinensis) berperan seperti dokter gigi, udang tersebut mendapatkan makanan dari membersikan mulut ikan atau belut laut dari sisa-sisa makanan, jaringan mati, dan parasit. Sedangkan ikan akan mendapatkan keuntungan yaitu mulut mereka terbebas dari sisasisa makanan, jaringan mati, ataupun parasit yang ada di dalam mulut ikan. Udang pembersih banyak ditemukan pada kedalaman sekitar kaki, namun dapat ditemukan juga pada kedalaman 15 meter. Udang ini membentuk kelompok yang terdiri dari 20 lebih udang yang dapat membentuk sebuah stasiun pembersihan di kedalaman 2-3 meter (6-9 kaki). Berbagai ukuran dari berbagai jenis ikan yang datang untuk mengunjungi stasiun pembersih untuk menghilangkan parasit yang menempel pada tubuhnya. Gambar 20. Udang pembesih dan belut laut

17 Ikan atau belut yang akan dibersihkan akan berdiam diri di atas karang membuka mulut dan insangnya ebar-lebar lalu udang ini mulai memakan sisa makanan, jaringan mati, dan parasit yang menempel pada tubuh ikan. Setelah membersihkan tubuh ikan, Lysmata akan masuk ke dalam rongga mulut ikan, mencapai hingga insang, membersihkannya lalu keluar. 8) Burung jalak-oxpeckers dan kerbau Gambar 21. Burung Jalak dan Kerbau Burung jalak memakan kutu yang ada pada tubuh kerbau, sehingga kerbau dapat terbebas dari parasit kutu dan burung jalak memperoleh makanan dari kerbau.

18 BAB III PENUTUP A. Simpulan Simpulan dari makalah ini adalah: 1. Simbiosis merupakan bentuk hubungan interaksi antara dua organisme dari dua spesies yang berbeda yang mana interaksi tersebut dapat saling menguntungkan, menguntungkan yang satu dan merugikan yang lain, atau dapat juga menguntungkan organisme satu dan tidak memberikan pengaruh apapun terhadap organisme yang lain. 2. Simbiosis dapat terbentuk ketika dua organisme dari dua spesies hidup sangat dekat dan berdampingan, sehingga organisme tersebut saling berinteraksi dan tercipta hubungan yang menyebabkan ketergantungan. Kebanyakan organisme yang terlibat dalam interaksi simbiosis hanya mengerti bahwa interaksi yang terjadi diantara mereka merupakan mekanisme bertahan hidup, cara organisme tersebut untuk mempertahankan kelangsungan hidup mereka, perilaku yang merupakan insting dalam menghadapi seleksi alam. 3. Segala interaksi baik yang merugikan, menguntungkan dengan yang lain tidak berpengaruh apapun, ataupun salah satu untung dan lainnya rugi, merupakan simbiosis. Berdasarkan kualitas hubungan tersebut, simbiosis dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu simbiosis mutualisme, simbiosis parasitisme, dan simbiosis komensalisme Simbiosis Spesies A Spesies B Mutualisme Diuntungkan Diuntungkan Komensalisme Diuntungkan Tidak terpengaruh Parasitisme Diuntungkan Dirugikan

19 4. Contoh simbiosis yang terjadi, diantaranya: Mutualisme Komensalisme Parasitisme 1. Lebah dan bunga 2. White-winged dove dan Saguaro Kaktus 3. Yucca plants and yucca moth 4. Bakteri Rhizobium sp dan tanaman polongpolongan 5. Ikan badut dan Anemon 6. Pohon Acacia dan semutnya 7. Burung jalakoxpeckers dan kerbau 1. Tanaman anggrek dan pohon tempat ia hidup 2. Ikan hiu dan ikan remora 3. Cattle Egret and hewan ternak 1. Cacing pita-manusia 2. Kutu-Manusia-Mamalia 3. Benalu-tanaman induk 4. Larva tawon dan Ulat Catalpa 5. Squawroot dan pohon Ek 6. Siput Thyca crystallina dan Bintang Laut Biru 7. Sea Lamprey dan Ikan B. Saran Setiap makhluk hidup tidak dapat hidup sendiri, pasti membutuhkan organisme yang lain untuk dapat bertahan hidup ataupun menjaga kelestariannya. Untuk itu, kita sebagai manusia seharusnya dapat menjaga keseimbangan alam dengan cara tidak menimbulkan kerusakan di lingkungan, agar tercipta lingkungan yang tetap stabil.

20 DAFTAR PUSTAKA Agus Krisno Pemanfaatan Rhizobium sp Guna Menyuburkan Tanah Untuk Meningkatkan Kualitas Pertanian di Indonesia. Diambil pada tanggal 7 Desember 2013 dari Arbi dan Vimono Hubungan Parasitisme Antara Siput Thyca crystallina dan Bintang Laut Biru Linckia laevigata di Perairan Ternate, Maluku Utara.Jurnal Oseanologi dan Limnologi di Indonesia (2010) 36 (2): Diambil pada tanggal 2 Desember 2013 dari Ucu.pdf Begon, Harper, and Townsend Ecology, Individual, Population, and Communities. Melbourne: Blackwell Scientific Publications Campbell, Reece, et all, Biology. San fransisco: Pearson Benjamin Cummings Grabianowski How Symbiosis Works. Diambil pada tanggal 3 Desember 2013 dari Heru dan Sandra Nurhuda White Banded Cleaner Shrimp. Diambil pada tanggal 16 Desember 2013 dari Marietta College Symbiosis. Diambil pada tanggal 2 Desember 2013 dari NECSI Mutualistic Relationship. Diambil pada tanggal 3 Desember 2013 dari Mark Jones First, Do No Harm: Symbiotic Relationship Pictures. Diambil pada tanggal 3 Desember 2013 dari Wikispace Organism Interaction. Diambil pada tanggal 3 Desember 2013 dari

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 8. HUBUNGAN ANTAR MAKHLUK HIDUP DALAM EKOSISTEMLatihan soal 8.3

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 8. HUBUNGAN ANTAR MAKHLUK HIDUP DALAM EKOSISTEMLatihan soal 8.3 SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 8. HUBUNGAN ANTAR MAKHLUK HIDUP DALAM EKOSISTEMLatihan soal 8.3 1. Hubungan khusus dan erat antar dua makhluk hidup yang berlainan jenis disebut komunitas simbiosis

Lebih terperinci

MODUL MATA PELAJARAN IPA

MODUL MATA PELAJARAN IPA KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Interaksi Antar Komponen dalam Ekosistem dan Kepadatan Populasi Manusia untuk kegiatan

Lebih terperinci

Individu Populasi Komunitas Ekosistem Biosfer

Individu Populasi Komunitas Ekosistem Biosfer Ekosistem adalah kesatuan interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem juga dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik yang komplek antara organisme dengan lingkungannya. Ilmu yang

Lebih terperinci

MODUL ONLINE 22.1 ARTI PENTING LINGKUNGAN HIDUP BAGI MANUSIA PENDALAMAN MATERI ISU-ISU LINGKUNGAN HIDUP

MODUL ONLINE 22.1 ARTI PENTING LINGKUNGAN HIDUP BAGI MANUSIA PENDALAMAN MATERI ISU-ISU LINGKUNGAN HIDUP MODUL ONLINE 22.1 ARTI PENTING LINGKUNGAN HIDUP BAGI MANUSIA PENDALAMAN MATERI ISU-ISU LINGKUNGAN HIDUP KHOIRUL ANWAR PPG DALAM JABATAN Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi 2018 i A. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN SESAMA MAKHLUK HIDUP

HUBUNGAN SESAMA MAKHLUK HIDUP HUBUNGAN SESAMA MAKHLUK HIDUP ILMU PENGETAHUAN ALAM Untuk SD Kelas IV Semester 1 USD Maria Margaretha Linda 111134128 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

Lebih terperinci

INTERAKSI ANTAR KOMPONEN EKOSISTEM

INTERAKSI ANTAR KOMPONEN EKOSISTEM INTERAKSI ANTAR KOMPONEN EKOSISTEM 1. Interaksi antar Organisme Komponen Biotik Untuk memenuhi kebutuhannya akan makanan, setiap organisme melakukan interaksi tertentu dengan organisme lain. Pola-pola

Lebih terperinci

1. Individu. 2. Populasi. 3. Komunitas. 4. Ekosistem. 5. Bioesfer

1. Individu. 2. Populasi. 3. Komunitas. 4. Ekosistem. 5. Bioesfer 1. Individu 2. Populasi 3. Komunitas 4. Ekosistem 5. Bioesfer Kata individu berasal dari bahasa latin individum yang berarti tidak dapat dibagi. Dalam ekologi, individu berarti satu organisme. Misalnya

Lebih terperinci

Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam Saling Ketergantungan Antara Makhluk Hidup dengan Lingkungannya SEKOLAH DASAR TETUM BUNAYA Kelas Mars Nama Pengajar: Kak Winni Ilmu Pengetahuan Alam Saling Ketergantungan Antara Makhluk

Lebih terperinci

BAB I. SIMBIOSIS DAN PARASITISME. A. Pendahuluan

BAB I. SIMBIOSIS DAN PARASITISME. A. Pendahuluan BAB I. SIMBIOSIS DAN PARASITISME A. Pendahuluan Parasitologi adalah suatu ilmu cabang biologi yang membatasi diri untuk pelajari organisme yang hidupnya tergolong bersifat parasitisme yaitu parasit. Kehidupan

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 12. Ekosistem Dan Pencemaran LingkunganLATIHAN SOAL BAB 12

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 12. Ekosistem Dan Pencemaran LingkunganLATIHAN SOAL BAB 12 SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB. Ekosistem Dan Pencemaran LingkunganLATIHAN SOAL BAB. Makhluk hidup yang bertindak sebagai konsumen tingkat III adalah nomor http://www.primemobile.co.id/assets/uploads/materi/bio-7-d.png

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 5. Kelangsungan hidup makhluk hidup melalui adaptasi, seleksi alam, dan perkembangbiakanlatihan Soal 5.2

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 5. Kelangsungan hidup makhluk hidup melalui adaptasi, seleksi alam, dan perkembangbiakanlatihan Soal 5.2 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 5. Kelangsungan hidup makhluk hidup melalui adaptasi, seleksi alam, dan perkembangbiakanlatihan Soal 5.2 1. Cara adaptasi tingkah laku hewan mamalia air yang hidup di air laut

Lebih terperinci

INTERAKSI DALAM EKOSISTEM BENTUK INTERAKSI PIRAMIDA EKOLOGI SIKLUS BIOGEOKIMIA

INTERAKSI DALAM EKOSISTEM BENTUK INTERAKSI PIRAMIDA EKOLOGI SIKLUS BIOGEOKIMIA INTERAKSI DALAM EKOSISTEM BENTUK INTERAKSI PIRAMIDA EKOLOGI SIKLUS BIOGEOKIMIA Interaksi Biotik Antar individu Antar populasi Contoh: Interaksi antar individu Induk mengasuh anak Kerjasama mencari mangsa

Lebih terperinci

2) Komponen Penyusun Ekosistem

2) Komponen Penyusun Ekosistem EKOSISTEM 1) Pengertian Habitat dan Relung Ekologi Hubungan timbal balik dan saling ketergantungan antara mahluk hidup dengan lingkungannya dipelajari dalam cabang ilmu yang disebut ekologi. Ekologi berasal

Lebih terperinci

Apabila terdapat sepetak padi, 2 ekor ular, 10 ekor katak dan 20 ekor cacing dalam suatu ekosistem sawah. Maka 10 ekor katak disebut...

Apabila terdapat sepetak padi, 2 ekor ular, 10 ekor katak dan 20 ekor cacing dalam suatu ekosistem sawah. Maka 10 ekor katak disebut... SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 11. INTERAKSI ANTARA MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGANNYALatihan Soal 11.1 1. Apabila terdapat sepetak padi, 2 ekor ular, 10 ekor katak dan 20 ekor cacing dalam suatu ekosistem sawah.

Lebih terperinci

Faktor biotik dalam lingkungan. Tim dosen biologi

Faktor biotik dalam lingkungan. Tim dosen biologi Faktor biotik dalam lingkungan Tim dosen biologi FAKTOR BIOTIK Di alam jarang sekali ditemukan organisme yang hidup sendirian, tetapi selalu berada dalam asosiasi dengan organisme lain. Antar jasad dalam

Lebih terperinci

Contoh Soal Try Out IPA Ilmu Pengetahuan Alam Kelas 7 SMP/MTs. Hindayani.com

Contoh Soal Try Out IPA Ilmu Pengetahuan Alam Kelas 7 SMP/MTs. Hindayani.com Hindayani.com Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat! 1. Wahyu naik mobil yang sedang bergerak lurus. Pernyataan yang benar a. Wahyu bergerak terhadap mobil b. Wahyu tidak bergerak terhadap rumah

Lebih terperinci

Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu Pengetahuan Alam Latihan Soal US SD/MI Ilmu Pengetahuan Alam Latihan Soal Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Oleh Team Uasbn.com 2 Soal Disusun oleh : Team uasbn.com 1. Jawaban: C Cicak dapat memutuskan ujung ekornya

Lebih terperinci

MAKALAH KELOMPOK KETERKAITAN MATERI PEMBELAJARAN IPA KELAS V SD DENGAN KONSEP IPA 1 (BIOLOGI)

MAKALAH KELOMPOK KETERKAITAN MATERI PEMBELAJARAN IPA KELAS V SD DENGAN KONSEP IPA 1 (BIOLOGI) MAKALAH KELOMPOK KETERKAITAN MATERI PEMBELAJARAN IPA KELAS V SD DENGAN KONSEP IPA 1 (BIOLOGI) Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Pengetahuan Alam 1 Dosen Pengampu: Setyo Eko Atmojo,

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 12. Ekosistem Dan Pencemaran LingkunganLatihan Soal pengurai memegang peranan penting dalam proses fotosintesis

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 12. Ekosistem Dan Pencemaran LingkunganLatihan Soal pengurai memegang peranan penting dalam proses fotosintesis 1. Manakah pernyataan dibawah ini yang benar SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 12. Ekosistem Dan Pencemaran LingkunganLatihan Soal 12.2 pengurai memegang peranan penting dalam proses fotosintesis klorofil dan

Lebih terperinci

Pengertian. Kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan

Pengertian. Kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan Adaptasi Pengertian Kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan Adaptasi dibedakan menjadi 3 jenis 1. Adaptasi Morfologi Proses adaptasi yang dilakukan dengan menyesuaikan bentuk

Lebih terperinci

TUGAS INDIVIDU RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) KELAS IV SEMESTER 1

TUGAS INDIVIDU RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) KELAS IV SEMESTER 1 TUGAS INDIVIDU RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) KELAS IV SEMESTER 1 Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan IPA SD 3 Dosen Pembimbing : Drs. Kaspul,

Lebih terperinci

Interaksi antarspesies dapat menjadi faktor seleksi yang kuat dalam evolusi

Interaksi antarspesies dapat menjadi faktor seleksi yang kuat dalam evolusi EKOLOGI KOMUNITAS Pendahuluan Populasi manusia terus tumbuh Mengubah ekosistem alami sesuai kebutuhan ¼ masih natural Sebagian besar mengambil langsung sumber daya dari ekosistem (air, makanan, ikan, kerang

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA ( LAPORAN) PRAKTIKUM IPA SD PDGK4107/MODUL 1 MAKHLUK HIDUP

LEMBAR KERJA ( LAPORAN) PRAKTIKUM IPA SD PDGK4107/MODUL 1 MAKHLUK HIDUP LEMBAR KERJA ( LAPORAN) PRAKTIKUM IPA SD PDGK407/MODUL MAKHLUK HIDUP NAMA : NIM : UPBJJ : B. KEGIATAN PRAKTIKUM : SIMBIOSIS. Simbiosis Parsitisme a. Hasil pengamatan Tabel.7. Hasil pengamatan simbiosis

Lebih terperinci

PERTEMUAN XIII: POPULASI DAN KOMUNITAS. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011

PERTEMUAN XIII: POPULASI DAN KOMUNITAS. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011 PERTEMUAN XIII: POPULASI DAN KOMUNITAS Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011 1 DINAMIKA POPULASI I. Struktur dan Dinamika Populasi Definisi populasi Densitas/kepadatan Pola penyebaran populasi Pertumbuhan

Lebih terperinci

Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu Pengetahuan Alam Latihan Soal US SD/MI Ilmu Pengetahuan Alam Latihan Soal Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Oleh Team Uasbn.com 1 Latihan Soal Disusun oleh : Team uasbn.com Soal US (ujian sekolah) mata pelajaran ini

Lebih terperinci

Komponen Ekosistem, Peran dan Interaksinya

Komponen Ekosistem, Peran dan Interaksinya Komponen Ekosistem, Peran dan Interaksinya Bumi dihuni oleh manusia, hewan, tumbuhan dan jasad renik. Semua makhluk hidup tersebut memerlukan lingkungan untuk tempat hidupnya. Lingkungan adalah segala

Lebih terperinci

2. Memahami kelangsungan hidup makhluk hidup

2. Memahami kelangsungan hidup makhluk hidup 2. Memahami kelangsungan hidup makhluk hidup 2.1 Mengidentifikasi kelangsungan hidup makhluk hidup melalui adaptasi, seleksi alam, dan perkembangbiakan 1. Mengaitkan perilaku adaptasi hewan tertentu dilingkungannya

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA N 1 Maju Mundur Kelas / Semester : X IPA / 2 ( Genap) Mata Pelajaran : Biologi Topik : Ekologi Pertemuan Ke- : 1 (pertama) Alokasi Waktu :

Lebih terperinci

Pihak Yang Dirugikan. Jenis Kerugian. pohon mangga dirugikan karena makanannya "dirampas" oleh benalu.

Pihak Yang Dirugikan. Jenis Kerugian. pohon mangga dirugikan karena makanannya dirampas oleh benalu. B. KEGIATAN PRAKTIKUM 2: SIMBIOSIS 1. Simbiosis Paratisme a. Hasil Pengamatan Hasil Pengamatan Simbiosis Paratisme NO 1 2 Hubungan Parasitisme Pohon Mangga dan Benalu Manusia dengan Kutu Makhluk Hidup

Lebih terperinci

Ciri-Ciri Makhluk Hidup 1. Dun putri malu mengatup ketika disentuh. Peristiwa ini menunjukkan makhluk hidup... (Ujian Nasional 2007/2008) A.

Ciri-Ciri Makhluk Hidup 1. Dun putri malu mengatup ketika disentuh. Peristiwa ini menunjukkan makhluk hidup... (Ujian Nasional 2007/2008) A. Ciri-Ciri Makhluk Hidup 1. Dun putri malu mengatup ketika disentuh. Peristiwa ini menunjukkan makhluk hidup... (Ujian Nasional 2007/2008) A. Membutuhkan makanan B. Peka terhadap rangsangan C. Mengeluarkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. kerusakan daun kelapa sawit. Namun demikian, penggunaan insektisida kimia

TINJAUAN PUSTAKA. kerusakan daun kelapa sawit. Namun demikian, penggunaan insektisida kimia TINJAUAN PUSTAKA Pengendalian Hayati Di beberapa perkebunan kelapa sawit masalah UPDKS khususnya ulat kantong M. plana diatasi dengan menggunakan bahan kimia sintetik yang mampu menurunkan populasi hama

Lebih terperinci

Hewan dan Tumbuhan di Sekitarku

Hewan dan Tumbuhan di Sekitarku Hewan dan Tumbuhan di Sekitarku Ilmu Pengetahuan Alam Kelas Venus Standar Kompetensi 1. Mengenal bagianbagian utama tubuh hewan dan tumbuhan, pertumbuhan hewan dan tumbuhan serta berbagai tempat hidup

Lebih terperinci

Penggolongan Makhluk Hidup secara Sederhana

Penggolongan Makhluk Hidup secara Sederhana Bab 2 Penggolongan Makhluk Hidup secara Sederhana Tujuan Pembelajaran Siswa dapat: 1. menggolongkan hewan berdasarkan persamaan ciri-cirinya, misalnya berdasarkan jumlah kaki, cara bergerak, jenis makanan,

Lebih terperinci

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 7. CIRI KHUSUS HEWAN DAN TUMBUHANLatihan soal 7.1

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 7. CIRI KHUSUS HEWAN DAN TUMBUHANLatihan soal 7.1 SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 7. CIRI KHUSUS HEWAN DAN TUMBUHANLatihan soal 7.1 1. Ciri khusus yang ada pada makhluk hidup bertujuan untuk... Untuk mencari makanan Untuk menarik perhatian hewan

Lebih terperinci

(Pertemuan 5) TANAMAN DAN FAKTOR LINGKUNGAN LINGKUNGAN BIOTIK

(Pertemuan 5) TANAMAN DAN FAKTOR LINGKUNGAN LINGKUNGAN BIOTIK (Pertemuan 5) TANAMAN DAN FAKTOR LINGKUNGAN LINGKUNGAN BIOTIK EKOLOGI PERTANIAN (AGROEKOLOGI) Bagaimana mengaplikasikan konsep dan prinsip-prinsip ekologi untuk mendesain dan memanage sistem produksi pangan

Lebih terperinci

Kelangsungan Hidup Makhluk Hidup

Kelangsungan Hidup Makhluk Hidup Ilmu Pengetahuan Alam Kelangsungan Hidup Makhluk Hidup Kelas IX L/O/G/O Konten Ilmu Pengetahuan Alam Topik yang dipelajari Adaptasi Seleksi Alam Perkembangbiakan Adaptasi Kemampuan makhluk hidup untuk

Lebih terperinci

EKOSISTEM HOME TUJUAN BELAJAR MATERI

EKOSISTEM HOME TUJUAN BELAJAR MATERI HOME TUJUAN BELAJAR MATERI LATIHAN PENGAYAAN TUJUAN PEMBELAJARAN Mengidentifikasi komponen ekosistem berdasarkan lingkungan sekitar Siswa dapat mengidentifikasi komponen biotik dan abiotik berdasarkan

Lebih terperinci

PARASTOLOGI. Tugas 1. Disusun untuk memenuhi tugas praktik komputer 1. Editor : Vivi Pratika NIM : G0C PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN

PARASTOLOGI. Tugas 1. Disusun untuk memenuhi tugas praktik komputer 1. Editor : Vivi Pratika NIM : G0C PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN 1 PARASTOLOGI Tugas 1 Disusun untuk memenuhi tugas praktik komputer 1 Editor : Vivi Pratika NIM : G0C015098 PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

B I O T I K Interaksi Antar Komponen Ekosistem

B I O T I K Interaksi Antar Komponen Ekosistem B I O T I K Interaksi Antar Komponen Ekosistem Interaksi antarkomponen ekosistem dapat merupakan interaksi antar organisme, antar populasi, dan antar komunitas. A. Interaksi antar organisme Semua makhluk

Lebih terperinci

MAKALAH EKOLOGI TUMBUHAN

MAKALAH EKOLOGI TUMBUHAN MAKALAH EKOLOGI TUMBUHAN KOMUNITAS TUMBUHAN Disusun oleh : Irma Pebriyani Risa Ukhti Muslima Sandya Puspa Kartilla JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Jumlah Infestasi terhadap Populasi B. tabaci pada Umur Kedelai yang Berbeda

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Jumlah Infestasi terhadap Populasi B. tabaci pada Umur Kedelai yang Berbeda BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Jumlah Infestasi terhadap Populasi B. tabaci pada Umur Kedelai yang Berbeda 4.1.1 Pengaruh Jumlah Infestasi terhadap Populasi B. tabaci Berdasarkan hasil penelitian

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Kuda dengan anak-anaknya

Gambar 1.1 Kuda dengan anak-anaknya Bab I Makhluk Hidup Di dunia ini, banyak sekali makhluk hidup. Coba kalian sebutkan! Ya, betul. Makhluk hidup meliputi tumbuhan, hewan, dan manusia. Apakah kalian bernapas, makan, dan selalu bergerak?

Lebih terperinci

1. Perhatikan gambar dibawah ini!

1. Perhatikan gambar dibawah ini! 1. Perhatikan gambar dibawah ini! Hewan diatas dapat dikategorikan sebagai A. Autotrof, herbivora, konsumen tingkat I B. Autotrof, herbivora, konsumen tingkat II C. Heterotrof, herbivora, konsumen tingkat

Lebih terperinci

Nama : Kelas : Berilah tanda cek ( ) pada kolom dengan jujur sesuai dengan keadaan diri sendiri setelah mengikuti materi ekosistem!

Nama : Kelas : Berilah tanda cek ( ) pada kolom dengan jujur sesuai dengan keadaan diri sendiri setelah mengikuti materi ekosistem! Nama : Kelas : Berilah tanda cek ( ) pada kolom dengan jujur sesuai dengan keadaan diri sendiri setelah mengikuti materi ekosistem! No. PERNYATAAN NILAI SS S TS STS 1. Saya senang dalam mengamati gambar/objek

Lebih terperinci

IPA SD Kelas IV 1

IPA SD Kelas IV 1 ANITA ROSIANA 111134036 IPA SD Kelas IV 1 Kata Pengantar Ilmu Pengetahuan Alam adalah mata pelajaran yang berkaitan dengan mengetahui alam secara sistematis. IPA bukan hanya kumpulan pengetahuan yang berupa

Lebih terperinci

Latihan Soal Olimpiade IPA SD + Kunci Jawaban TA 2014/2015 Tingkat Provinsi

Latihan Soal Olimpiade IPA SD + Kunci Jawaban TA 2014/2015 Tingkat Provinsi Latihan Soal Olimpiade IPA SD + Kunci Jawaban TA 2014/2015 Tingkat Provinsi KUMPULAN SOAL-SOAL OLIMPIADE IPA SD Materi : Hubungan Antar Mahluk Hidup 51. Hubungan saling menguntungkan terjadi antara A.

Lebih terperinci

Metamorfosis Kecoa. 1. Stadium Telur. 2. Stadium Nimfa

Metamorfosis Kecoa. 1. Stadium Telur. 2. Stadium Nimfa Metamorfosis Kecoa 1. Stadium Telur Proses metamorfosis kecoa diawali dengan stadium telur. Telur kecoa diperoleh dari hasil pembuahan sel telur betina oleh sel spermatozoa kecoa jantan. Induk betina kecoa

Lebih terperinci

Aliran energi dalam ekosistem

Aliran energi dalam ekosistem Aliran energi dalam ekosistem Aliran energi dalam ekosistem Produser mendapatkan energi dari cahaya matahari untuk menyusun zat organik melalui fotosintesis. Jadi, matahari merupakan sumber energi bagi

Lebih terperinci

DEFINISI PARASITOLOGI

DEFINISI PARASITOLOGI DEFINISI PARASITOLOGI Dwi Susilowati G1C015018 D4 Analis Kesehatn Universitas Muhammadiyah Semarang PARASITOLOGI Pengertian atau defisini parasitologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai jasad-jasad

Lebih terperinci

Kelas X.2, SMA 3 Padang : Cindy Medrina Olivia Septiana Putri Ovyra Ramadhani Sardiman EKOSISTEM

Kelas X.2, SMA 3 Padang : Cindy Medrina Olivia Septiana Putri Ovyra Ramadhani Sardiman EKOSISTEM Kelas X.2, SMA 3 Padang : Cindy Medrina Olivia Septiana Putri Ovyra Ramadhani Sardiman EKOSISTEM A. JENJANG KEHIDUPAN Ekologi ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 20 mm per hari) begitu pula dengan produksi bijinya. Biji gulma

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 20 mm per hari) begitu pula dengan produksi bijinya. Biji gulma BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Gulma siam (Chromolaena odorata) tercatat sebagai salah satu dari gulma tropis. Gulma tersebut memiliki tingkat pertumbuhan yang sangat cepat (dapat mencapai 20 mm per

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang 70% alamnya merupakan perairan

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang 70% alamnya merupakan perairan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang 70% alamnya merupakan perairan yang terdiri dari rawa, sungai, danau, telaga, sawah, tambak, dan laut. Kekayaan alam ini sangat potensial

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 10. HAMA DAN PENYAKIT TANAMANlatihan soal 10.1

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 10. HAMA DAN PENYAKIT TANAMANlatihan soal 10.1 SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 10. HAMA DAN PENYAKIT TANAMANlatihan soal 10.1 1. Berikut ini yang merupakan tanda bahwa tanaman dirusak oleh cacing, kecuali.. Bintil akar B. Bercak akar Busuk akar Lubang pada

Lebih terperinci

CARA CARA PENGENDALIAN OPT DAN APLIKASI PHESTISIDA YANG AMAN BAGI KESEHATAN 1) SUHARNO 2) 1) Judul karya ilmiah di Website 2)

CARA CARA PENGENDALIAN OPT DAN APLIKASI PHESTISIDA YANG AMAN BAGI KESEHATAN 1) SUHARNO 2) 1) Judul karya ilmiah di Website 2) CARA CARA PENGENDALIAN OPT DAN APLIKASI PHESTISIDA YANG AMAN BAGI KESEHATAN 1) SUHARNO 2) 1) Judul karya ilmiah di Website 2) Lektor Kepala/Pembina TK.I. Dosen STPP Yogyakarta. I. PENDAHULUAN Penurunan

Lebih terperinci

Kunci Jawaban. 2. Tengkorak 4. Pergerakan tubuh 6. Pembentukan sel darah 8. Sklera, iris, dan pupil 10. Lidah

Kunci Jawaban. 2. Tengkorak 4. Pergerakan tubuh 6. Pembentukan sel darah 8. Sklera, iris, dan pupil 10. Lidah Kunci Jawaban Ayo Berlatih 1.1 2. Karena tulang dada dan tulang rusuk tersusun menjadi satu rangkaian yang membentuk ruang sebagai tempat perlindungan jantung dan paru-paru. Ayo Berlatih 1.2 2. Mata: memakan

Lebih terperinci

DEFINISI PARASITOLOGI

DEFINISI PARASITOLOGI i DEFINISI PARASITOLOGI EDITOR : DWI SUSILOWATI NIM G1C015018 PROGRAM DIPLOMA VI ANALIS KESEHATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2016 i 1 PARASITOLOGI Pengertian

Lebih terperinci

Icerya purchasi & Rodolia cardinalis

Icerya purchasi & Rodolia cardinalis Pengendalian Hayati Merupakan salah satu cara pengendalian hama yang tertua dan salah satu yang paling efektif. Catatan sejarah: tahun 300-an (abad keempat) petani di Kwantung, Cina, telah memanfaatkan

Lebih terperinci

Geografi LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN I. K e l a s. Kurikulum 2006/2013. A. Pengertian Lingkungan Hidup

Geografi LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN I. K e l a s. Kurikulum 2006/2013. A. Pengertian Lingkungan Hidup Kurikulum 2006/2013 Geografi K e l a s XI LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian

Lebih terperinci

Kuliah ke-2. R. Soedradjad Lektor Kepala bidang Pengelolaan Sumberdaya Alam

Kuliah ke-2. R. Soedradjad Lektor Kepala bidang Pengelolaan Sumberdaya Alam Kuliah ke-2 R. Soedradjad Lektor Kepala bidang Pengelolaan Sumberdaya Alam Spektrum Biologi: KOMPONEN BIOTIK GEN SEL ORGAN ORGANISME POPULASI KOMUNITAS berinteraksi dengan KOMPONEN ABIOTIK menghasilkan

Lebih terperinci

Interaksi antarkomponen ekologi dapatmerupakan interaksi antarorganisme,antarpopulasi, dan antarkomunitas.

Interaksi antarkomponen ekologi dapatmerupakan interaksi antarorganisme,antarpopulasi, dan antarkomunitas. Interaksi antarkomponen ekologi dapatmerupakan interaksi antarorganisme,antarpopulasi, dan antarkomunitas. A. Interaksi antar organisme Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain.

Lebih terperinci

What is ecology? Ecology is the scientific study of the interactions between organisms and environment.

What is ecology? Ecology is the scientific study of the interactions between organisms and environment. EKOLOGI What is ecology? Ecology is the scientific study of the interactions between organisms and environment. Ekologi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata, yaitu oikos yang artinya

Lebih terperinci

BAB Makhluk Hidup. dan Lingkungan

BAB Makhluk Hidup. dan Lingkungan BAB Makhluk Hidup 5 dan Lingkungan Suatu hari, Leo dan Dimas pulang sekolah bersama-sama. Tiba-tiba, Leo tertarik dengan sesuatu yang ada di tanaman pagar suatu rumah. Di tanaman pagar tersebut, Leo melihat

Lebih terperinci

telur, dimana setelah jam diinkubasi pada suhu 25 C kista akan menetas

telur, dimana setelah jam diinkubasi pada suhu 25 C kista akan menetas Siklus hidup Artemia (gambar 3) dimulai pada saat menetasnya kista atau telur, dimana setelah 15-20 jam diinkubasi pada suhu 25 C kista akan menetas manjadi embrio. Selanjutnya dalam waktu beberapa jam

Lebih terperinci

HAMA DAN PENYAKIT IKAN

HAMA DAN PENYAKIT IKAN HAMA DAN PENYAKIT IKAN I. MENCEGAH HAMA DAN PENYAKIT IKAN Hama dan penyakit ikan dapat dibedakan berdasarkan penyerangan yaitu hama umumnya jenis organisme pemangsa (predator) dengan ukuran tubuh lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Meidita Aulia Danus, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Meidita Aulia Danus, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lepidoptera merupakan salah satu ordo dari ClassisInsecta(Hadi et al., 2009). Di alam, lepidoptera terbagi menjadi dua yaitu kupu-kupu (butterfly) dan ngengat

Lebih terperinci

Penyisihan Osteologi Sitologi Fisiologi Agen Penyakit (Protozoa) Biologi Molekuler (Genetika Umum) Kesehatan Masyarakat Veteriner

Penyisihan Osteologi Sitologi Fisiologi Agen Penyakit (Protozoa) Biologi Molekuler (Genetika Umum) Kesehatan Masyarakat Veteriner Penyisihan Osteologi 1. Mengetahui tentang osteologi pada bagian kepala beberapa hewan 2. Mengetahui tentang osteologi pada bagian ekstremitas cranial pada beberapa hewan 3. Mengetahui tentang osteologi

Lebih terperinci

II.TINJAUAN PUSTAKA. Mamalia lebih dikenal dari pada burung (Whitten et al, 1999). Walaupun

II.TINJAUAN PUSTAKA. Mamalia lebih dikenal dari pada burung (Whitten et al, 1999). Walaupun II.TINJAUAN PUSTAKA A. Burung Mamalia lebih dikenal dari pada burung (Whitten et al, 1999). Walaupun demikian burung adalah satwa yang dapat ditemui dimana saja sehingga keberadaanya sangat sulit dipisahkan

Lebih terperinci

22. Zat aditif pemanis yang sering digunakan sebagai campuran minuman ringan adalah. A. siklamat C. tetrazine B. formalin D.

22. Zat aditif pemanis yang sering digunakan sebagai campuran minuman ringan adalah. A. siklamat C. tetrazine B. formalin D. 20. Perhatikan gambar berikut! Pasang purnama terjadi pada kedudukan bulan bernomor... A. 1 dan 3 B. 1 dan 4 C. 2 dan 3 D. 2 dan 4 21. Komponen mobil yang terbuat dari besi menjadi berkarat akibat terendam

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. energi pada kumunitasnya. Kedua, predator telah berulang-ulang dipilih sebagai

TINJAUAN PUSTAKA. energi pada kumunitasnya. Kedua, predator telah berulang-ulang dipilih sebagai TINJAUAN PUSTAKA Pentingnya predasi sebagai strategi eksploitasi dapat diringkas dalam empat kategori utama. Pertama, predator memainkan peran penting dalam aliran energi pada kumunitasnya. Kedua, predator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Serangga polinator adalah serangga yang berfungsi sebagai agen menempelnya serbuk sari pada putik (Erniwati, 2009). Menurut Prakash (2008) serangga yang berperan

Lebih terperinci

Di antara gambar tersebut, hewan- hewan yang tubuhnya berpori (Porifera) adalah. A. P dan Q B. Q dan R C. Q dan S D. R dan S

Di antara gambar tersebut, hewan- hewan yang tubuhnya berpori (Porifera) adalah. A. P dan Q B. Q dan R C. Q dan S D. R dan S 26. Perhatikan gambar berikut Ciri makhluk hidup yang ditunjukkan oleh gambar di atas adalah... A. berkembangbiak B. memerlukan makanan C. tumbuh dan berkembang D. peka terhadap rangsang 27. Perhatikan

Lebih terperinci

26. Perhatikan gambar berikut

26. Perhatikan gambar berikut 26. Perhatikan gambar berikut Ciri makhluk hidup yang ditunjukkan oleh gambar di atas adalah... A. berkembangbiak B. memerlukan makanan C. tumbuh dan berkembang D. peka terhadap rangsang 27. Perhatikan

Lebih terperinci

BUDIDAYA BELUT (Monopterus albus)

BUDIDAYA BELUT (Monopterus albus) BUDIDAYA BELUT (Monopterus albus) 1. PENDAHULUAN Kata Belut merupakan kata yang sudah akrab bagi masyarakat. Jenis ikan ini dengan mudah dapat ditemukan dikawasan pesawahan. Ikan ini ada kesamaan dengan

Lebih terperinci

PENGARUH KEGIATAN MANUSIA TERHADAP KESEIMBANGAN

PENGARUH KEGIATAN MANUSIA TERHADAP KESEIMBANGAN BAB 3 PENGARUH KEGIATAN MANUSIA TERHADAP KESEIMBANGAN LINGKUNGAN Tujuan Pembelajaran: Setelah mempelajari bab ini, kalian diharapkan dapat: 1. Menjelaskan kegiatan manusia yang dapat memengaruhi keseimbangan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. lainnya dan berkaitan dengan lingkungan hidupnya. Dalam komunitas organisme

TINJAUAN PUSTAKA. lainnya dan berkaitan dengan lingkungan hidupnya. Dalam komunitas organisme TINJAUAN PUSTAKA Komunitas Ekosistem Komunitas adalah sistem kehidupan bersama dari sekelompok populasi organisme yang saling berhubungan karena ada saling pengaruh satu dengan yang lainnya dan berkaitan

Lebih terperinci

TUGAS OBSERVASI BIOLOGI TAMAN WISATA AIR WENDIT - MALANG

TUGAS OBSERVASI BIOLOGI TAMAN WISATA AIR WENDIT - MALANG TUGAS OBSERVASI BIOLOGI TAMAN WISATA AIR WENDIT - MALANG DISUSUN OLEH : YOSUA 125100601111007 SOFYAN KURNIAWAN M. KAHFI FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012 Pemandian di Wendit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. garis keturunannya tercatat secara resmi sebagai kucing trah atau galur murni

BAB I PENDAHULUAN. garis keturunannya tercatat secara resmi sebagai kucing trah atau galur murni BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kucing adalah salah satu hewan peliharaan terpopuler di dunia. Kucing yang garis keturunannya tercatat secara resmi sebagai kucing trah atau galur murni (pure breed),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip ekologi telah diabaikan secara terus menerus dalam pertanian modern,

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip ekologi telah diabaikan secara terus menerus dalam pertanian modern, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prinsip ekologi telah diabaikan secara terus menerus dalam pertanian modern, akibatnya agroekosistem menjadi tidak stabil. Kerusakan-kerusakan tersebut menimbulkan

Lebih terperinci

ARTIKEL PARASITOLOGI. Editor: Fircha Silvia Nugraheni G1C PROGRAM DIPLOMA IV ANALIS KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2016

ARTIKEL PARASITOLOGI. Editor: Fircha Silvia Nugraheni G1C PROGRAM DIPLOMA IV ANALIS KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2016 1 ARTIKEL PARASITOLOGI Editor: Fircha Silvia Nugraheni G1C015020 PROGRAM DIPLOMA IV ANALIS KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2016 1 2 PARASITOLOGI Defisini parasitologi adalah ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

HUBUNGAN SALING KETERGANTUNGAN ANTAR MAKHLUK HIDUP

HUBUNGAN SALING KETERGANTUNGAN ANTAR MAKHLUK HIDUP HUBUNGAN SALING KETERGANTUNGAN ANTAR MAKHLUK HIDUP Hubungan Antarmakhluk Hidup Kita sering melihat kupu-kupu hinggap pada bunga atau kambing berkeliaran di padang rumput. Di sawah, kita juga sering melihat

Lebih terperinci

45 LAMPIRAN-LAMPIRAN

45 LAMPIRAN-LAMPIRAN LAMPIRAN-LAMPIRAN 45 46 46 LAMPIRAN I RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN SIKLUS I Sekolah : SD Negeri 2 Jatipohon. Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam. Kelas / Semester : IV / 1 Waktu : 6 x 35 menit ( 3

Lebih terperinci

CIRI KHUSUS MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGAN HIDUPNYA

CIRI KHUSUS MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGAN HIDUPNYA BAB 1 CIRI KHUSUS MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGAN HIDUPNYA Tujuan Pembelajaran: 1) mendeskripsikan hubungan antara ciri-ciri khusus hewan dengan lingkungannya; 2) mendeskripsikan hubungan antara ciri-ciri

Lebih terperinci

4. Menjelaskan saling hubungan antarkomponen. 5. Membuat contoh diagram rantai makanan dan jaringjaring

4. Menjelaskan saling hubungan antarkomponen. 5. Membuat contoh diagram rantai makanan dan jaringjaring 39 SILABUS (Eksperimen) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu Standar Kompetensi Kompetensi Dasar : SMP N 1 Sukau : Biologi : VII/2 (genap) : 4 x 40 menit : 7. Memahami saling ketergantungan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung merupakan satwa yang mempunyai arti penting bagi suatu ekosistem

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung merupakan satwa yang mempunyai arti penting bagi suatu ekosistem 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Burung Burung merupakan satwa yang mempunyai arti penting bagi suatu ekosistem maupun bagi kepentingan kehidupan manusia dan membantu penyebaran Tumbuhan yang ada disuatu kawasan

Lebih terperinci

Individu adalah satu makhluk hidup, misalnya seekor semut, seekor burung dan sebuah pohon.

Individu adalah satu makhluk hidup, misalnya seekor semut, seekor burung dan sebuah pohon. a.individ u b.popul asi c.komu nitas d.ekosis tem e.bioma Individu adalah satu makhluk hidup, misalnya seekor semut, seekor burung dan sebuah pohon. Populasi adalah kumpulan individu sejenis yang dapat

Lebih terperinci

- - EKOSISTEM - - tujuh3ekosistem

- - EKOSISTEM - - tujuh3ekosistem - - EKOSISTEM - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian tujuh3ekosistem Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana cara downloadnya.

Lebih terperinci

HEWAN YANG HIDUP DI AIR. 1. Hiu Kepala Martil

HEWAN YANG HIDUP DI AIR. 1. Hiu Kepala Martil HEWAN YANG HIDUP DI AIR 1. Hiu Kepala Martil Hiu kepala martil memiliki kepala berbentuk seperti martil. Dengan satu cuping hidung dan satu mata di setiap pangkal "martil"nya, mereka mengayunkan kepalanya

Lebih terperinci

Ayo Belajar IPA. Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VI semester 1. Elisabeth Sekar Dwimukti Universitas Sanata Dharma

Ayo Belajar IPA. Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VI semester 1. Elisabeth Sekar Dwimukti Universitas Sanata Dharma Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VI semester 1 Elisabeth Sekar Dwimukti Universitas Sanata Dharma Peta Konsep Ciri khusus mahkluk hidup 1. Mencari makan 2. Kelangsungan hidup 3. Menghindari diri dari Hewan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS Test Seleksi Calon Peserta International Biology Olympiad (IBO) 2014 2 8 September

Lebih terperinci

BAB. Hewan dan Jenis Makanannya

BAB. Hewan dan Jenis Makanannya BAB 3 Hewan dan Jenis Makanannya Suatu hari, Dimas, Leo, Nina, dan Siti berekreasi ke kebun binatang. Ketika tiba di depan kandang gajah, Dimas melemparkan kacang ke arah gajah. Gajah tersebut, kemudian

Lebih terperinci

SOAL LATIHAN BIOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA TAHUN AJARAN

SOAL LATIHAN BIOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA TAHUN AJARAN SOAL LATIHAN BIOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA TAHUN AJARAN 2012-2013 Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Sel tumbuhan dapat dibedakan dengan sel hewan dimana sel tumbuhan tidak

Lebih terperinci

Lampiran 3. Rubrik Penilaian Jawaban Esai Ekologi

Lampiran 3. Rubrik Penilaian Jawaban Esai Ekologi 106 Lampiran 3. Rubrik Penilaian Jawaban Esai Ekologi 1. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa energi matahari akan diserap oleh tumbuhan sebagai produsen melalui klorofil untuk kemudian diolah menjadi

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 21. KELANGSUNGAN HIDUP MAKHLUK HIDUPLatihan Soal 21.3

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 21. KELANGSUNGAN HIDUP MAKHLUK HIDUPLatihan Soal 21.3 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 21. KELANGSUNGAN HIDUP MAKHLUK HIDUPLatihan Soal 21.3 1. Kemampuan organisme untuk menghasilkan keturunan disebut.... Tingkat reproduksi Reproduksi Tingkat reproduksi sexual Tingkat

Lebih terperinci

Lampiran I SILABUS PEMBELAJARAN

Lampiran I SILABUS PEMBELAJARAN 55 Lampiran I SILABUS PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu : SD Negeri Slungkep 02 Kayen : Ilmu Pengetahuan Alam : IV / I : 8 Jpl x 35 Menit Standar Kompetensi : Makhluk

Lebih terperinci

Bahan Ajar Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Tarbiyah STAIN Batusangkar TAKSONOMI VERTEBRATA. Pisces: Evolusi Kelas Agnatha

Bahan Ajar Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Tarbiyah STAIN Batusangkar TAKSONOMI VERTEBRATA. Pisces: Evolusi Kelas Agnatha Bahan Ajar Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Tarbiyah STAIN Batusangkar TAKSONOMI VERTEBRATA Pisces: Evolusi Kelas Agnatha Kelas Agnatha Merupakan vertebrata pertama kali muncul Muncul pada 500

Lebih terperinci

2016 PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI MACAM PAKAN ALAMI TERHAD APPERTUMBUHAN D AN PERKEMBANGAN FASE LARVA

2016 PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI MACAM PAKAN ALAMI TERHAD APPERTUMBUHAN D AN PERKEMBANGAN FASE LARVA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kupu-kupu merupakan satwa liar yang menarik untuk diamati karena keindahan warna dan bentuk sayapnya. Sebagai serangga, kelangsungan hidup kupu-kupu sangat

Lebih terperinci

BAB 9. EKOSISTEM. A. EKOSISTEM DI SEKITAR KITA B. KOMPONEN EKOSISTEM C. INTERAKSI EKOSISTEM. BAB 9 EKOSISTEM 241

BAB 9. EKOSISTEM. A. EKOSISTEM DI SEKITAR KITA B. KOMPONEN EKOSISTEM C. INTERAKSI EKOSISTEM. BAB 9 EKOSISTEM 241 BAB 9. EKOSISTEM. A. EKOSISTEM DI SEKITAR KITA B. KOMPONEN EKOSISTEM C. INTERAKSI EKOSISTEM. BAB 9 EKOSISTEM 241 BAB 9 Ekosistem A. Ekosistem di Sekitar Kita B. Komponen Ekosistem C. Interaksi Ekosistem

Lebih terperinci

EKOLOGI TERESTRIAL Ekologi adalah Ilmu Pengetahuan Ekologi berasal dari bahasa Yunani, yangterdiri dari dua kata, yaitu oikos yang artinya rumah

EKOLOGI TERESTRIAL Ekologi adalah Ilmu Pengetahuan Ekologi berasal dari bahasa Yunani, yangterdiri dari dua kata, yaitu oikos yang artinya rumah EKOLOGI TERESTRIAL Ekologi adalah Ilmu Pengetahuan Ekologi berasal dari bahasa Yunani, yangterdiri dari dua kata, yaitu oikos yang artinya rumah atau tempat hidup, dan logos yang berarti ilmu. Ekologi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data penelitian dapat di simpulkan bahwa:think

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data penelitian dapat di simpulkan bahwa:think BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data penelitian dapat di simpulkan bahwa:think Pair Share Efektif Dalam Pembelajaran Biologi Materi Pokok Ekosistem Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri

Lebih terperinci

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 9. PERKEMBANGBIAKAN DAN PENYESUAIANDIRI MAKHLUK HIDUPLatihan soal 9.2

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 9. PERKEMBANGBIAKAN DAN PENYESUAIANDIRI MAKHLUK HIDUPLatihan soal 9.2 SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 9. PERKEMBANGBIAKAN DAN PENYESUAIANDIRI MAKHLUK HIDUPLatihan soal 9.2 1. Burung elang memiliki bentuk paruh yang besar, runcing, dan ujungnya melengkung. Bentuk paruh

Lebih terperinci