BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Sudomo Setiabudi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Agronomi Kelapa Sawit Dalam dunia botani, semua tumbuhan diklasifikasikan untuk memudahkan dalam identifikasi secara ilmiah. Metode pemberian nama ilmiah (latin) ini dikembangkan oleh Carolus Linnaeus. Tanaman kelapa sawit diklasifikan sebagai berikut : Klasifikasi Tanaman Kelapa Sawit Divisi : Traheophyta Subdivisi : Ptereopsida Kelas : Angiospermae Subkelas : Monocotyledoneae Ordo : Spadiciplorae/Arecales Familia : Palmae Subfamili : Cocodeae Genus : Elaeis Spesies : Elaeis guineensis jacq. Varietas tandan kelapa sawit cukup banyak dan diklasifikasikan dalam berbagai hal, misalnya di bedakan atas tipe buah bentuk luar, tebal cangkang, warna buah dan lain-lain. Dalam warna buah maka spesies (Elaeis guineensis Jacq) dikenal dengan beberapa varietas. (Lubis, 2008). 1. Nigrenscens yaitu buahnya berwarna coklat sampai hitam waktu muda dan menjadi merah kuning (orange) sesudah matang. 2. Virescens yaitu buahnya berwarna hijau waktu muda dan sesudah matang berwarna merah kuning (orange). 3. Albescens yaitu buah muda kuning pucat, tembus cahaya karena mengandung sedikit karotein. Tingkat aborsi pembungaan sangat tinggi sehingga banyak terjadi kegagalan tandan matang, menyebabkan produksi tandan rendah demikian pula rendemennya. Buah pada suatu tandan tidak serentak matang, bentuk batangnya dan susunan anak daun juga berbeda. Ketahanan terhadap keadaan 5
2 tergenang lebih baik sehingga pada daerah sering banjir mungkin akan berguna. (Lubis, 2008). 2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit Untuk memperoleh produksi kelapa sawit yang maksimal, diharapkan faktor lingkungan, genetis dan faktor teknis agronomis selalu dalam keadaan yang optimal Topografi Selain syarat ketinggian tempat maksimum 400 meter dpl, kelapa sawit sebaiknya ditanam di lahan yang memiliki kemiringan lahan 0-12.Sementara itu, lahan yang memiliki kemiringan lahan bisa ditanami kelapa sawit tetapi pertumbuhannya kurang baik.berbeda halnya dengan lahan yang kemiringannya lebih dari 25 sebaiknya tidak dipilih sebagai lokasi penanaman kelapa sawit karena berisiko terhadap bahaya erosi dan menyulitkan dalam pengangkutan buah saat panen.(sunarko. 2014) Drainase Kondisi tanah yang sering mengalami genangan air biasanya tidak disukai tanaman kelapa sawit karena akarnya memerlukan banyak oksigen. Drainase yang jelek akan menghambat kelancaran penyerap unsur hara dan proses nitrifikasi sehingga sehingga tanaman tanaman akan kekurangan unsur nitrogen. Karena itu, drainase tanah yang akan dijadikan lokasi perkebunan kelapa sawit harus baik dan lancar sehingga ketika musim hujan lahan tidak tergenang. (Sunarko 2014) Tanah Kelapa sawit dapat tumbuh diberbagai jenis tanah, seperti tanah podsolik, latosol, hidromorfik kelabu, regosol, andosol, dan aluvial (Sunarko 2014).Ada dua sifat sifat utama media tanah sebagai media tumbuh, yaitu sifat kimia dan sifat fisik tanah. 6
3 Sifat fisik tanah Sifat fisik tanah seperti kedalaman tanah, tekstur, dan struktu tanah merupakan faktor penting dalam pertumbuhan tanaman kelapa sawit.tanaman ini dapat tumbuh baik di di tanah yang bertekstur lempung berpasir, tanah liat berat, dan tanah gambut. Tabel.2.1 Kesesuaian lahan Tanaman kelapa sawit berdasarkan pada sifat fisik Tanah. Sifat tanah Baik Sedang Kurang Lereng Kurang dari Lebih dari 23 Kedalaman tanah Ketinggian tanah air Lebih dari 75 cm Lebih dari 75 cm 37,5-75 cm Kurang dari 37,5 cm 37,5-75 cm Kurang dari 37,5 Tekstur Lempung Agak berpasir Pasir Struktur Kuat Sedang Lemah (masif) Konsistensi Gembur Teguh Sangat teguh PH 4-6 3,2-4 Jurang dari 3,2 Sumber: PPKS Medan cm Sifat kimia tanah Tanaman kelapa sawit membutuhkan unsur hara dalam jumlah yang besar untuk pertumbuhan vegetatif dan generatif. Karena itu, untuk mendapatkan produksi yang optimal dibutuhkan tanah dengan kandungan unsur hara yang tinggi, Ph tanah sebaiknya bereaksi asam dengan kisaran nilai 4-6 dengan ph optimum 5-5,5. 7
4 2.2.4Kondisi iklim Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada suhu udara 27 C dengan suhu maksimum 33 C dan suhu minimum 22 C sepanjang tahun. Curah hujan rata-rata tahunan yang memungkinkan untuk pertumbuhan kelapa sawit adalah mm yang merata sepanjang tahun (dengan jumlah bulan kering kurang dari 3), curah hujan optimal berkisar mm. Aspek iklim lainnya yang juga berpengaruh pada budidaya kelapa sawit adalah ketinggian tempat dari permukaan laut (elevasi).elevasi untuk pengembangan tanaman kelapa sawit adalah kurang dari 400 m dari permukaan laut (dpl).(sulistyo, 2010). Tabel.2.2 Parameter iklim untuk kesesuaian lahan tanaman kelapa sawit Parameter iklim Curah hujan Defisit air Hari tanpa hujan Kelas 1 (S1) Kelas 2 (S2) Kelas 3 (S3) Kelas 4 (N mm mm/tahun mm mm/tahun mm mm/tahun Kurang dari 10 Kurang dari 10 Kurang dari 10 Kurang dari mm Lebih dari 400 mm/tahun Kurang dari 10 Temperatur C C C C Penyinaran 6 jam 6 jam Kelembaban 80% 80% Sumber: PPKS Medan Kurang dari 6 jam Kurang dari 80% Lebih dari 6 jam Lebih dari 80% 8
5 Tabel 2.3 Kriteria kelas kesesuaian lahan Uraian Kelas S1 Kelas S2 Kelas S3 Kelas N1 Tinggi tempat m m m m Topografi Datar Berombak Berbukit Curam Lereng (%) 0-15% 16-15% 25-36% Lebih dari 36% Genangan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Sedikit Drainase Baik Sedang Kurang Sangat Kedalaman tanah Bahan organik Tekstur Batuan Air tanah Lebih dari 80 cm 80 cm cm 5-10 cm 5-10 cm 5-10 cm Lempung hingga liat Kurang dari 3% Lebih dari 80 cm Liat hingga berpasir Ph 5-6 4,5-5 Curah hujan mm Berlempung 3-15% 15-40% kurang Kurang dari 60 cm Kurang dari 5 cm Liat atau pasir Lebih dari 40% cm cm cm mm 4-4,5 atau 6, mm Defisit air mm mm mm Kurang dari 4 atau lebih dari 7 Kurang dari mm Lebih dari 400 mm Suhu C C C C Penyinaran 6 jam 6 jam 6 jam Kurang dari 6 jam Kelembaban 80% 80% 80% 80% Angin Sedang Sedang Sedang Kencang Bulan Lebih dari kering 3 Sumber: PPKS Penggolongan kelas kesesuaian lahan dilakukan berdasarkan potensi produksi dan pertimbangan kondisi fisik lahan.potensi produksi setiap lahan berbeda tergantung dari kondisi fisik lahan setempat yang ditentukan oleh faktor pembatas seperti iklim, tanah, topografi, dan ketinggian tanah diatas 9
6 permukaan laut.disamping itu sifat fisik tanah dan sifat kimia tanahnya perlu juga ditinjau. 2.3Umur ekonomis tanaman kelapa sawit Secara umum tanaman kelapa sawit yang berumur lebih dari 25 tahun produksinya akan semakin rendah. Umur ekonomis tanaman kelapa sawit yang di budidayakan umumnya 25 tahun.pertimbangan teknik replanting ini adalah produktivitas tanamannya. Pengelompokan tanaman berdasarkan masa berbuah yaitu fase TBM (tanaman belum menghasilkan) yakni 0-3 tahun, sedangkan fase TM saat umur tanaman memasuki >3 tahun. Pengelompokan tanaman berdasarkan umur tanaman yaitu yang tergolong tanaman remaja umur 3-8 tahun, dan tanaman akan tergolong dewasa apabila tanaman sudah berumur tahun. 10
7 Potensi Produksi Produktivitas tanaman kelapasawit jenis Tenera secara umum pada lahan kelas S1, S2 dan S3 seperti disajikan pada Tabel 2.4. Tabel 2.4 Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Umur Kelas S1 Kelas S2 Kelas S3 (Thn) T RBT TBS T RBT TBS T RBT TBS , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,0 14 Rerata Sumber : Lembaga Pendidikan Perkebunan, 2013 Keterangan : T = Jumlah tandan/ph; BRT = berat rata-rata tandan (kg); TBS = Ton TBS/ha/th. 11
8 2.4Replanting Replanting adalah pembukaan areal dari bekas perkebunan kelapa sawit yang sudah tua dan tidak produktif lagi.teknik replanting selalu berkembang namun selalu terkait dengan masalah baru Dasar Kebijakan Replanting Hal-hal yang menjadi pertimbangan Perusahaan untuk melaksanakan replanting ialah sebagai berikut: Umur tanaman lebih dari 25 tahun Pada umumnya kelapa sawit dibudidayakan sampai berumur 25 tahun.pada umur lebih dari 25 tahun tanaman sudah tinggi, tandannya sudah jarang sehingga diperhitungkan kurang produktif atau tidak ekonomis lagi.sehingga perusahaan melakukan kebijakan replanting Tinggi tanaman lebih dari 13 meter Ketinggian tanaman yang sudah mencapai 13 meter menjadi dasar kebijakan perusahaan untuk melakukan replanting. Tanaman yang sudah tinggi dapat menyulitkan pemanen karena harus menggunakan egrek yang disambung dua Produksi per hektar rendah Produksi adalah hal yang paling penting bagi perusahaan.akan tetapi produksiyang seharusnya maksimal menjadi tidak maksimal dikarenakan jumlah pokok yang sudah banyak tumbang atau berkurang akibat penyakit busuk pangkal batang.hal ini perusahaan melakukan kebijakan replanting Jumlah tegakan kurang 100 pokok/ ha Jumlah tegakan per hektar perlu diperhatikan.pada awal penanaman jumlah tegakan per hektar adalah 100 pokok/ ha.namun karena tingkat serangan penyakit busuk pangkal batang yang sangat tinggi mengakibatkan jumlah pokok per hektar berkurang menjadi kurang dari 100 menjadi patokan perusahaan melakukan replanting. 12
9 2.6 Metode Replanting Metode replanting dikelompokkan menjadi beberapa tahapan sebagai berikut: 1. Metode Tumbang serempak 2. Metode Underplanting 3. Metode Chipping Mengenai metode replanting mana yang akan dipilih dapat dianalisa berdasarkan hubungan antara metode-metode replanting dengan beberapa masalah yang harus di pertimbangkan yaitu: lingkungan(environment), serangan hama kumbang tanduk, penyakit ganoderma, biaya (cost) hasil replanting. 1. Metode Tumbang Serempak Metode penumbangan serempak merupakan metode peremajaan yang dilakukan dengan cara menumbang tanaman tua secara keseluruhan diikuti dengan pengolahan tanah dan penanaman tanamn baru. (Yusuf, 2012). Keunggulan dalam penumbangan metode serempak adalah dilakukannya pengolahan tanah yang lebih intensif sehingga persiapan lahan menjadi lebih bagus dan dapat menyediakan media tanam yang lebih ideal bagi tanaman.(yusuf, 2012). Kekurangan metode ini dilakukan dengan cara menumbang tanaman tua secara keseluruhan. Selama kegiatan peremajaan ini pendapatan dari penjualan TBS terputus dan sekaligus muncul beban biaya pemeliharaan tanaman baru selama kurang lebih 3 (tiga) tahun.(yusuf, 2012). 2. Metode Underplanting Metode peremajaan underplanting adalah metode peremajaan dengan menanam tanaman muda/baru diantara tanaman tua (yang akan diremajakan). Underplanting mulai populer pada sejak tahun 1990-an di beberapa perkebunan swasta dan negara. (Yusuf, 2012). 13
10 Underplanting sawit tua sering kali digunakan untuk mengimbangi biaya replanting dan kurangnya pendapatan selama belum menghasilkan. Hal tersebut dapat menyebabkan beberapa penyakit dan hama dapat menyerang tanaman muda. (Turner, 2013). Keunggulan utama yang dapat diperoleh dari penerapan peremajaan metode underplantingadalah kesempatan petani untuk tetap memperoleh penghasilan selama tanaman diremajakan dari tanaman tua yang belum ditumbang/diracun.dengan demikian penghasilan dengan petani tidak terhenti sehingga petani diharapkan masih dapat memenuhi kebutuhan hidup seharihari.(yusuf, 2012). Kekurangan teknis yang muncul pada metode underplanting adalah terhambatnya pertumbuhan tanaman baru akibat tertimpa sisa tanaman tua yang telah diracun.selain itu juga terjadi persaingan dalam memperoleh hara dan cahaya matahari antara tanaman tua dan tanaman muda. Masalah lain pada umumnya ditemui pada peremajaan dengan underplanting adalah rimbunnya tukulan bekas TBS yang membusuk dan kesulitan pemanen pada saat transisi penggunaan dodos ke egrek karena tinggi pendek tanaman baru yang sangat beragam akibat etiolasi. (Yusuf, 2012). 14
11 3. Metode Chipping Metode chipping merupakan metode pembukaan lahan tanpa bakar dengan proses CCD (cutting chipping decomposition). Metode ini menggunakan alat berat sejenis excavator dengan tunkai yang telah dimodifikasi menggunakan alat tertentu yang akan mencacah batang tanaman kelapa sawit yang sudah tua. Ketebalan yang dianjurkan dalam mencacah pohon kelapa sawit adalah maksimal 15 cm. (Sutarta, 2015). Untuk penumbangan secara manual dapat dilakukan dengan menggunakan kapak atau gergaji mesin.tanaman ditumbang searah dengan jalur penanaman.(sutarta, 2015). Proses Chipping batang Tanaman kelapa sawit dapat dilihat pada gamabar 2.1 Gambar 2.1 Proses Chipping Tanaman Kelapa Sawit Pada Gambar 2.1 dapat dilihat excavator sedang mencincang batang kelapa - Sawit. 15
12 2.7 Batang Tanaman Kelapa Sawit Beberapa sifat penting dari setiap bagian batang kelapa sawit disajikanpada Tabel 2.5 Tabel 2.5 Sifat Penting Bagian Kelapa Sawit Sifat - Sifat Penting Bagian Dalam Batang Tepi Tengah Pusat Berat Jenis Kadar Air (%) Kekuatan Lentur, (kg/cm²) Keteguhan Lentur,(kg/cm²) Susut Volume kelas awet V V V kelas kuat III- V V V Kandungan kimia batang sawitadalah selulosa 54,38 %,; lignin 23,95%; abu 2,02%, dan unsur-unsur lainnya. Dengan pendekatan bahwa batang sawit bahan berligno selulosa makadekomposisi sawit tidak jauh berbeda dengan dekomposisi kayu. Berdasarkan haltersebut pemanfaatan fungi pelapuk kayu yang sudah teridentifikasimemungkinkan untuk digunakan dalam mempercepat proses degradasi pohonsawit (Bakar, 2003) Nisbah C/N Senyawa Karbon (C) dan Nitrogen (N) merupakan komponen yang paling mungkin dapat digunakan untuk membatasi proses pengomposan, baik itu ada secara berlebihan maupun jumlahnya mencukupi, atau ketika nisbah C:N tidak tepat. Mikroorganisme dalam kompos mengoksidasi karbon sebagai sumber energi, dan menggunakan nitrogen untuk sintesis protein. Proporsi perkiraan dua elemen ini harus 30 bagian untuk karbon dan 1 bagian untuk nitrogen menurut beratnya. Untuk menghasilkan proses dekomposisi yang efesien maka sebaiknya C:N nisbah dalam rentang dari 25:1 ke 40:1. Jika diberikan kondisi stabil pada nisbah C:N sebesar 30:1, mikroorganisme dapat mendekomposisi senyawa organik dengan cepat (Ministry of Agriculture and Food British Columbia, 1996). 16
13 Sedangkan menurut (Isroi, 2005), Nisbah C;N yang paling efektif untuk proses pengomposan adalah 30:1 hingga 40:1. Menurut (Robert, 2007) proses pengomposan akan bekerja paling efektif jika material yang akan dikomposkan harus memiliki nisbah karbon nitrogen 30: Ukuran Partikel Proses pengomposan akan lebih cepat apabila bahan baku kompos tersebut berukuran kecil. Oleh karena itu dibutuhkan pencacahan atau penggilingan terlebih dahulu untuk bahan yang berukuran besar agar ukurannya menjadi lebih kecil. Walaupun bahan yang berukuran kecil akan cepat terdekomposisi karena luas permukaan meningkat dan mempermudah aktivitas mikroorganisme perombak, namun ukuran yang terlalu kecil akan menyebabkan rongga udara berkurang yang kemudian timbunan menjadi lebih rapat dan pasokan oksigen kedalam timbunan berkurang sehingga mikroorganisme yang bekerja didalamnya tidak dapat bekerja secara optimal (Djuarnani et al., 2005). Menurut Robert (2007), ukuran paling baik untuk material yang akan dikompos adalah ukuran 0,5 1,5 inch Porositas Porositas akan mengacu pada ruang (rongga) di antara partikel di dalam tumpukan kompos. Rongga-rongga ini akan diisi oleh udara, apabila material tersebut tidak jenuh air. Udara akan memasok kebutuhan Oksigen untuk proses pengomposan. Apabila rongga dijenuhi oleh air, maka pasokan oksigen akan berkurang dan proses pengomposan juga akan terganggu. Hal yang dapat mengurangi porositas adalah dengan memadatkan kompos tersebut.dan pencacahan berlebihan yang akan menghambat sirkulasi udara dengan menciptakan partikel kecil dan pori-pori. Penurunan porositas akan menghambat proses aerasi (Ministry of Agriculture and Food British Columbia, 1996). 17
14 Menurut Alexander (1994) menyatakan pula faktor yang mempengaruhi proses pengomposan dan kisaran yang dapat diterima dalam proses pengomposan seperti digambarkan pada Tabel 2.5 berikut ini: Tabel 2.6 Kisaran Nilai Faktor Yang Mempengaruhi Proses Pengomposan Faktor Kisaran Yang dapat Diterima Suhu 54-60ᴼC Rasio C/N 25:1 30:1 Persen Oksigen (Aerasi) >5% Moisture content 50-60% Porositas Ph 6,5 7,5 Sumber : Alexander (1994) Sedangkan menurut Rynk (1992) menggambarkan faktor faktor yang mempengaruhi proses pengomposan dengan menggambarkan kondisi yang bisa diterima dan kondisi ideal pada Tabel 2.6 berikut ini: Tabel 2.7 Kondisi yang Bisa Diterima Dalam Proses Pengomposan Factor Kondisi yang bisa diterima Ideal Rasio C:N 20:1 40: :1 Kelembaban 40-65% % berat Konsentrasi Oksigen yang tersedia >5% >10% Ukuran Partikel 1 inch Bervariasi Bulk Density 1000lbs/cu yd 1000 lbs/cu yd Ph 5,5 9,0 6,5 8,0 Suhu 43-66ᴼC 54 60ᴼC Sumber : Rynk (1992) 18
BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Indonesia sebagai Negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup besar dan berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional. Penduduk di Indonesia
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit
4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Taksonomi kelapa sawit yang dikutip dari Pahan (2008) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermeae Ordo : Monocotyledonae
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit
3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan berupa pohon batang lurus dari famili Palmae yang berasal dari Afrika. Kelapa sawit pertama kali diintroduksi ke Indonesia
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit
3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit Kelapa sawit merupakan tanaman yang berasal dari Afrika. Tanaman yang merupakan subkelas dari monokotil ini mempunyai habitus yang paling besar. Klasifikasi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit
TINJAUAN PUSTAKA Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit semula merupakan tanaman yang tumbuh liar di hutan-hutan maupun daerah semak belukar tetapi kemudian dibudidayakan. Sebagai tanaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Indonesia menguasai ekspor pasar minyak sawit mentah dunia sebesar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup besar dan dapat berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional. Penduduk di Indonesia
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit
TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika dan termasuk famili Aracaceae (dahulu: Palmaceae). Tanaman kelapa sawit adalah tanaman monokotil
Lebih terperinciSYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO
SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di
TINJAUAN PUSTAKA Syarat Tumbuh Tanaman Jahe Iklim Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian 200-600 meter di atas permukaan laut, dengan curah hujan rata-rata berkisar 2500-4000 mm/ tahun. Sebagai
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Syarat Tumbuh
3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit diklasifikasikan sebagai berikut : Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili : Arecaceae Sub Famili
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA A.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Durian 1. Karakteristik tanaman durian Durian (Durio zibethinus Murr.) merupakan salah satu tanaman hasil perkebunan yang telah lama dikenal oleh masyarakat yang pada umumnya
Lebih terperinciTanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala
Geografi Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala TANAH Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang
Lebih terperinciTeknis Penanaman Baru dan Replanting. PT. Bumitama Gunajaya Agro, Februari 2017 Suroso Rahutomo
Teknis Penanaman Baru dan Replanting PT. Bumitama Gunajaya Agro, Februari 2017 Suroso Rahutomo Pendahuluan Kelapa Sawit 2015 Negara Swasta Rakyat Luas (juta ha) CPO (juta ton) Produktivitas (ton CPO/ ha
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium
14 TINJAUAN PUSTAKA Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Dalam dunia tumbuhan, tanaman bawang merah diklasifikasikan dalam Divisi : Spermatophyta ; Sub Divisi : Angiospermae ; Class : Monocotylodenae ;
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit
3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika dan Amerika Selatan, tepatnya Brasilia. Kata Elaeis berasal dari kata Elaion berarti minyak dalam
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A.
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan salah satu primadona tanaman perkebunan yang memiliki prospek pengembangan cukup cerah, Indonesia memiliki luas areal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup besar dan dapat berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional. Penduduk di Indonesia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis Gambaran Umum Lahan Pertanian di Area Wisata Posong Desa Tlahap terletak di Kecamatan Kledung,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Gambaran Umum Lahan Pertanian di Area Wisata Posong Desa Tlahap terletak di Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung tepatnya pada koordinat 7 19 20.87-7
Lebih terperinci(PERSYARATAN LINGKUNGAN TUMBUH) IKLIM IKLIM TANAH
AGRO EKOLOGI (PERSYARATAN LINGKUNGAN TUMBUH) TANAMAN KELAPA IKLIM IKLIM TANAH AGRO EKOLOGI TANAMAN KELAPA Suhu rata rata tahunan adalah 27 C dengan fluktuasi 6 7 C Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan
Lebih terperinci3. List Program Pertanyaan Untuk Ciri-Ciri Asal Terjadinya Tanah. 4. List Program Pertanyaan Untuk Ciri-Ciri Sifat Dan Bentuk Tanah
1. List Program Untuk Menu Utama MPenjelasan_Menu_Utama.Show 1 2. List Program Untuk Penjelasan Menu Utama MPenjelasan_Tanah.Show 1 3. List Program Pertanyaan Untuk Ciri-Ciri Asal Terjadinya Tanah MSifat_Bentuk2.Show
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit
TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Setyamidjaja (2006) menjelasakan taksonomi tanaman kelapa sawit (palm oil) sebagai berikut. Divisi : Spermatophyta Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit
3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit berasal dari benua Afrika. Delta Nigeria merupakan tempat dimana fosil tepung sari dari kala miosen yang bentuknya sangat mirip dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) Menurut Rahayu dan Berlian ( 2003 ) tanaman bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 1. Botani Bawang Merah
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Tanaman
TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kelapa sawit merupakan tanaman yang berasal dari Afrika. Kelapa sawit merupakan sub keluarga cocoideae yang paling besar habitusnya. Klasifikasi tanaman
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan
18 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman kailan adalah salah satu jenis sayuran yang termasuk dalam kelas dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan cabang-cabang akar
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan
TINJAUAN PUSTAKA Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz.) Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan akan menjadi busuk dalam 2-5 hari apabila tanpa mendapat perlakuan pasca panen yang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Susunan akar kedelai pada umumnya sangat baik, pertumbuhan akar tunggang lurus masuk kedalam tanah dan mempunyai banyak akar cabang. Pada akar-akar cabang banyak terdapat
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang
17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Bayam Bayam (Amaranthus sp.) merupakan tanaman semusim dan tergolong sebagai tumbuhan C4 yang mampu mengikat gas CO 2 secara efisien sehingga memiliki daya adaptasi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Pemadatan Tanah
TINJAUAN PUSTAKA Pemadatan Tanah Pemadatan tanah adalah penyusunan partikel-partikel padatan di dalam tanah karena ada gaya tekan pada permukaan tanah sehingga ruang pori tanah menjadi sempit. Pemadatan
Lebih terperinciTEKNIS PEREMAJAAN TANAMAN KELAPA SAWIT
TEKNIS PEREMAJAAN TANAMAN KELAPA SAWIT Pusat Penelitian Kelapa Sawit Jl. Brigjend Katamso No.51 Medan Telp : (061) 7862466, (061)7862477, Fax (061)7862488 www.iopri.org Permasalahan lahan o Moratorium
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani dan Morfologi Kelapa sawit termasuk tanaman jangka panjang. Tinggi kelapa sawit dapat mencapai 13-18 meter. Tanaman kelapa sawit termasuk ke dalam tanaman berbiji satu
Lebih terperinciHASIL DA PEMBAHASA. Tabel 5. Analisis komposisi bahan baku kompos Bahan Baku Analisis
IV. HASIL DA PEMBAHASA A. Penelitian Pendahuluan 1. Analisis Karakteristik Bahan Baku Kompos Nilai C/N bahan organik merupakan faktor yang penting dalam pengomposan. Aktivitas mikroorganisme dipertinggi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seorang ahli botani bernama Linnaeus adalah orang yang memberi nama latin Zea mays
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Tanaman Jagung Seorang ahli botani bernama Linnaeus adalah orang yang memberi nama latin Zea mays untuk spesies jagung (Anonim, 2007). Jagung merupakan tanaman semusim
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis
16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur
Lebih terperincin. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa sawit {Elaeis guineensis Jacq.) Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah tumbuhan yang termasuk family
n. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa sawit {Elaeis guineensis Jacq.) Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah tumbuhan yang termasuk family palmae, sub klas Monokotiledonae, dan kelas angiospermae.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit Syarat Tumbuh Kelapa Sawit
3 TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit Agribisnis kelapa sawit membutuhkan organisasi dan manajemen yang baik mulai dari proses perencanaan bisnis hingga penjualan crude palm oil (CPO) ke
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Kelapa Sawit
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit Kelapa sawit merupakan tanaman yang berasal dari Afrika dan Amerika Selatan, tepatnya di Brazil. Spesies E. oleifera dan E. odora berasal dari kawasan Amerika
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Kelapa sawit termasuk tanaman keras (tahunan) yang mulai menghasilkan pada umur 3 tahun dengan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum
TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Dalam taksonomi tumbuhan, tebu tergolong dalam Kerajaan Plantae, Divisi Magnoliophyta, Kelas Monocotyledoneae, Ordo Glumaceae, Famili Graminae, Genus
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. perkebunan. Karena Mucuna bracteata memiliki kelebihan dibandingkan dengan
TINJAUAN PUSTAKA Mucuna Bracteata Legum yang berasal dari india ini termasuk tanaman jenis baru yang masuk ke Indonesia untuk digunakan sebagai tanaman penutup tanah di areal perkebunan. Karena Mucuna
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sekitar 500 mm per tahun (Dowswell et al., 1996 dalam Iriany et al., 2007).
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jagung merupakan tanaman serealia yang paling produktif di dunia, cocok ditanam di wilayah bersuhu tinggi. Penyebaran tanaman jagung sangat luas karena mampu beradaptasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Sawit dan Tandan Kosong Sawit Kelapa sawit (Elaeis quineensis, Jacq) dari family Araceae merupakan salah satu tanaman perkebunan sebagai sumber minyak nabati, dan merupakan
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)
PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera) ABSTRAK Noverita S.V. Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Sisingamangaraja-XII Medan Penelitian
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Kelapa sawit dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom:
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman Kelapa sawit dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom: Plantae, Class: Monocotyledonae, Ordo: Cocoineae, Family: Palmae, Genus: Elaeis, Spesies: Elaeis guineensis
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Kelapa Sawit
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elais guineensis) termasuk dalam divisi Tracheophyta, Sub-divisi Pteropsida, Kelas Angiospermae, Sub-kelas Monocotyledoneae, Ordo Cocoideae,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. di lahan sawah terus berkurang seiring perkembangan dan pembangunan di
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Padi merupakan bahan pangan terpenting di Indonesia mengingat makanan pokok penduduk Indonesia sebagian besar adalah beras. Sementara itu, areal pertanian
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Kelapa Sawit(Elaeis guineensis) tanaman kelapa sawit diantaranya Divisi Embryophyta Siphonagama, Sub-devisio
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kelapa Sawit(Elaeis guineensis) Kelapa sawit (Elaeis guineensis) berasal dari Afrika dan Brazil. Di Brazil, tanaman ini tumbuh secara liar di tepi sungai. Klasifikasi dan pengenalan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Ekologi Kelapa Sawit
TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam tanah dan respirasi tanaman. Tanaman kelapa sawit berakar serabut. Perakarannya sangat kuat
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. legend of soil yang disusun oleh FAO, ultisol mencakup sebagian tanah Laterik
TINJAUAN PUSTAKA Ultisol Ultisol adalah tanah mineral yang berada pada daerah temprate sampai tropika, mempunyai horison argilik atau kandik dengan lapisan liat tebal. Dalam legend of soil yang disusun
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Tanaman ubi jalar tergolong famili Convolvulaceae suku Kangkungkangkungan,
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) 1. Karakteristik Tanaman Ubi Jalar Tanaman ubi jalar tergolong famili Convolvulaceae suku Kangkungkangkungan, dan terdiri dari 400 species. Ubi jalar
Lebih terperinci11. TINJAUAN PUSTAKA
11. TINJAUAN PUSTAKA, r,. t ' -! '. 2.1. Evaluasi Kesesuaian Lahan Lahan merupakan bagian dari bentang darat (land scape) yang mencakup lingkungan fisik seperti iklim, topografi, vegetasi alami yang semuanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pupuk Bokasi adalah pupuk kompos yang diberi aktivator. Aktivator yang digunakan adalah Effective Microorganism 4. EM 4 yang dikembangkan Indonesia pada umumnya
Lebih terperinciASPEK LAHAN DAN IKLIM UNTUK PENGEMBANGAN NILAM DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM
ASPEK LAHAN DAN IKLIM UNTUK PENGEMBANGAN NILAM DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM Rosihan Rosman dan Hermanto Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat ABSTRAK Nilam merupakan salah satu komoditi ekspor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi tanah pada lahan pertanian saat sekarang ini untuk mencukupi kebutuhan akan haranya sudah banyak tergantung dengan bahan-bahan kimia, mulai dari pupuk hingga
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman apel berasal dari Asia Barat Daya. Dewasa ini tanaman apel telah menyebar di seluruh dunia. Negara penghasil utama adalah Eropa Barat, negaranegara bekas Uni Soviet, Cina,
Lebih terperinciTASIKMALAYA 14 DESEMBER 2015
TASIKMALAYA 14 DESEMBER 2015 SIDIK CEPAT PEMILIHAN JENIS POHON HUTAN RAKYAT BAGI PETANI PRODUKTIFITAS TANAMAN SANGAT DIPENGARUHI OLEH FAKTOR KESESUAIAN JENIS DENGAN TEMPAT TUMBUHNYA, BANYAK PETANI YANG
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Manggis dan Syarat Tumbuh Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah berupa pohon yang banyak tumbuh secara alami pada hutan tropis di kawasan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh cabang lagi kecil-kecil, cabang kecil ini ditumbuhi bulu-bulu akar yang sangat halus. Akar tunggang
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau Kacang-kacangan (leguminosa), sudah dikenal dan dimanfaatkan secara luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Letak dan Ciri-ciri Lintasan Sepeda Gunung Letak lintasan sepeda gunung di HPGW disajikan dalam Gambar 5. Ciricirinya disajikan dalam Tabel 9. Tabel 9 Keadaan plot penelitian
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2013 di Laboratorium
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2013 di Laboratorium Sentraldan Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan perkebunan nasional, selain mampu menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat dan juga mengarah pada kesejahteraan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Survei Tanah. potensi sumber dayanya adalah survei. Sebuah peta tanah merupakan salah satu
TINJAUAN PUSTAKA Survei Tanah Salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mempelajari lingkungan alam dan potensi sumber dayanya adalah survei. Sebuah peta tanah merupakan salah satu dokumentasi utama sebagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pakchoy (Brassica rapa L.) Pakchoy (Sawi Sendok) termasuk tanaman sayuran daun berumur pendek yang berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit
3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan/industri berupa pohon batang lurus dari famili Arecaceae. Tanaman tropis ini dikenal sebagai penghasil minyak sayur yang berasal
Lebih terperinciPEMBUATAN KOMPOS DARI LIMBAH PADAT ORGANIK YANG TIDAK TERPAKAI ( LIMBAH SAYURAN KANGKUNG, KOL, DAN KULIT PISANG )
PEMBUATAN KOMPOS DARI LIMBAH PADAT ORGANIK YANG TIDAK TERPAKAI ( LIMBAH SAYURAN KANGKUNG, KOL, DAN KULIT PISANG ) Antonius Hermawan Permana dan Rizki Satria Hirasmawan Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumberdaya alam pertanian, sumberdaya alam hasil hutan, sumberdaya alam laut,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang kaya akan sumberdaya alam seperti sumberdaya alam pertanian, sumberdaya alam hasil hutan, sumberdaya alam laut, sumberdaya alam tambang,
Lebih terperinciPROSES DEKOMPOSISI BATANG KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) METODE REPLANTING SISIPAN DAN PENCINCANGAN
PROSES DEKOMPOSISI BATANG KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) METODE REPLANTING SISIPAN DAN PENCINCANGAN Nasamsir*, Yuza Defitri, Heri Suhermanto** Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Semangka Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili Cucurbitaceae sehingga masih mempunyai hubungan kekerabatan dengan melon (Cucumis melo
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.)
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Ubi jalar atau ketela rambat (Ipomoea batatas L.) merupakan salah satu jenis tanaman budidaya yang dimanfaatkan bagian akarnya yang membentuk umbi
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
21 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karbon Biomassa Atas Permukaan Karbon di atas permukaan tanah, meliputi biomassa pohon, biomassa tumbuhan bawah (semak belukar berdiameter < 5 cm, tumbuhan menjalar dan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Berdasarkan klasifikasi taksonomi dan morfologi Linneus yang terdapat dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom : Plantae, Divisio : Spermatophyta,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. yang tinggi dibutuhkan kisran kondisi lingkungan tertentu disebut juga syarat
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Syarat-syarat Tumbuh Kelapa Sawit Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah tanaman perkebunan yang sangat toleran terhadap kondisi lingkungan yang kurang baik. Namun, untuk
Lebih terperinciSEMINAR TUGAS AKHIR DISUSUN OLEH : NAMA :HENRIK FRANSISKUS AMBARITA NIM : : BUDIDAYA PERKEBUNAN PEMBIMBING : Ir. P.
SEMINAR TUGAS AKHIR DISUSUN OLEH : NAMA :HENRIK FRANSISKUS AMBARITA NIM : 0901618 JURUSAN : BUDIDAYA PERKEBUNAN PEMBIMBING : Ir. P. Sembiring STIP-AP Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebuan
Lebih terperinciKELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)
KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) I. SYARAT PERTUMBUHAN 1.1. Iklim Lama penyinaran matahari rata rata 5 7 jam/hari. Curah hujan tahunan 1.500 4.000 mm. Temperatur optimal 24 280C. Ketinggian tempat
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani dan Ekologi Tanaman Tebu
TINJAUAN PUSTAKA 4 Botani dan Ekologi Tanaman Tebu Tebu (Saccharum officinarum L.) termasuk dalam divisi Spermatophyta, kelas Monocotyledone, ordo Graminales dan famili Graminae (Deptan, 2005). Batang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. kingdom plantae, divisi spermatophyta, subdivisi angiospermae, kelas
TINJAUAN PUSTAKA Batang Kelapa Sawit (BKS) Menurut sistem klasifikasi yang ada kelapa sawit termasuk dalam kingdom plantae, divisi spermatophyta, subdivisi angiospermae, kelas monocotyledoneae, family
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Padi Tanaman padi merupakan tanaman tropis, secara morfologi bentuk vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun berbentuk pita dan berbunga
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Bawang Merah Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal dan bercabang terpencar, pada kedalaman antara 15-20 cm di dalam tanah. Jumlah perakaran
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. diklasifikasikan sebagai berikut. Divisi: Spermatophyta; Subdivisi:
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Dalam sistematika tumbuhan, kedudukan tanaman bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut. Divisi: Spermatophyta; Subdivisi: Angiospermae; Kelas: Monocotyledoneae; Ordo:
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Pemupukan
TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan Pupuk adalah penyubur tanaman yang ditambahkan ke tanah untuk menyediakan unsur-unsur yang diperlukan tanaman. Pemupukan merupakan suatu upaya untuk menyediakan unsur hara yang
Lebih terperinciKAJIAN KESENJANGAN GAP PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT PADA KELAS KESESUAIAN LAHAN S2 DI AFDELING I KEBUN PAYA PINANG PT. PAYA PINANG GROUP.
Jurnal Penelitian STIPAP, 2013, (1) : 2-3 KAJIAN KESENJANGAN GAP PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT PADA KELAS KESESUAIAN LAHAN S2 DI AFDELING I KEBUN PAYA PINANG PT. PAYA PINANG GROUP 1 Mardiana Wahyuni, Hasan
Lebih terperinciLampiran 1 : Data suhu udara di daerah Kebun Bekala Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang ( 0 C)
Lampiran 1 : Data suhu udara di daerah Kebun Bekala Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang ( 0 C) Bln/Thn 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Total Rataan Jan 25.9 23.3 24.0 24.4 24.7
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
19 V. HASIL DAN PEMBAHASAN Ubi jalar yang ditanam di Desa Cilembu Kabupaten Sumedang yang sering dinamai Ubi Cilembu ini memiliki rasa yang manis seperti madu dan memiliki ukuran umbi lebih besar dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Kedelai Berdasarkan klasifikasi tanaman kedelai kedudukan tanaman kedelai dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut (Cahyono, 2007):
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Siahaan dan Sitompul (1978), Klasifikasi dari tanaman kedelai adalah sebagai berikut : Kingdom Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Spermatophyta
Lebih terperinciTeknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat
Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah Oleh : Juwariyah BP3K garum 1. Syarat Tumbuh Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat tumbuh yang sesuai tanaman ini. Syarat tumbuh tanaman
Lebih terperincigeografi Kelas X PEDOSFER II KTSP & K-13 Super "Solusi Quipper" F. JENIS TANAH DI INDONESIA
KTSP & K-13 Kelas X geografi PEDOSFER II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini kamu diharapkan memiliki kemampuan untuk memahami jenis tanah dan sifat fisik tanah di Indonesia. F. JENIS TANAH
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Pada saat jagung berkecambah, akar tumbuh dari calon akar yang berada dekat ujung biji yang menempel pada janggel, kemudian memanjang dengan diikuti oleh akar-akar samping.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. bawah umumnya lebih besar disebut bongkol batang. Sampai umur 3 tahun batang
5 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman kelapa sawit memiliki sistem perakaran serabut, yang terdiri dari akar primer, sekunder, tersier, dan kuarterner. Akar primer umumnya 6-10 mm, keluar dari pangkal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperlukan dalam bidang pertanian.dalam menentukan sifat tanah serta
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Survei Tanah Prediksi sifat-sifat tanah dan tanggapannya terhadap pengelolaan sangat diperlukan dalam bidang pertanian.dalam menentukan sifat tanah serta tanggapannya terhadap pengelolaan
Lebih terperinciBUDIDAYA KELAPA SAWIT
KARYA ILMIAH BUDIDAYA KELAPA SAWIT Disusun oleh: LEGIMIN 11.11.5014 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMUNIKASI AMIKOM YOGYAKARTA 2012 ABSTRAK Kelapa sawit merupakan komoditas yang penting karena
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah
3 TINJAUAN PUSTAKA Pemadatan Tanah Hillel (1998) menyatakan bahwa tanah yang padat memiliki ruang pori yang rendah sehingga menghambat aerasi, penetrasi akar, dan drainase. Menurut Maryamah (2010) pemadatan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tebu ( Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman penting sebagai penghasil
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Tebu Tebu ( Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman penting sebagai penghasil gula dan lebih dari setengah produksi gula berasal dari tanaman tebu (Sartono, 1995).
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman cabai Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis tanaman hortikultura penting yang dibudidayakan secara komersial, hal ini disebabkan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah dapat diklasifikasikan sebagai berikut Kingdom: Plantae,
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kacang tanah dapat diklasifikasikan sebagai berikut Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Dicotyledoneae, Ordo: Rosales, Famili: Leguminosea,
Lebih terperinci