V. HASIL DAN PEMBAHASAN
|
|
- Yuliani Setiawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 19 V. HASIL DAN PEMBAHASAN Ubi jalar yang ditanam di Desa Cilembu Kabupaten Sumedang yang sering dinamai Ubi Cilembu ini memiliki rasa yang manis seperti madu dan memiliki ukuran umbi lebih besar dari ubi biasanya. Ubi Cilembu tersebut telah menyebar ke beberapa daerah seperti puncak Bogor, Bandung, Cirebon, hingga luar negeri. Ubi Cilembu tumbuh baik dengan menghasilkan rasa yang manis juga ukuran yang besar jika ditanam di habitatnya yaitu di Desa Cilembu itu sendiri. Tapi hanya ada beberapa hektar saja lahan yang biasa ditanam oleh Ubi Cilembu tersebut. Karena Ubi Cilembu ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi, maka banyak petani ubi jalar yang mulai mencoba menanam Ubi Cilembu di daerah lain selain di Desa Cilembu. Tetapi menurut beberapa penelitian bahwa umbi yang dihasilkan tidak terlalu besar dan rasa yang dihasilkan tidak seperti Ubi Cilembu. Menurut penelitian Muhammad Amir Solihin (2007), Kabupaten Sumedang mempunyai potensi pengembangan Ubi Cilembu seluas hektar dari luas lahan yang dikaji seluas hektar. Upaya pengembangan yang dapat dilakukan harus memperhatikan faktor pembatas yang umumnya disebabkan kondisi kesuburan tanah, kondisi perakaran dan bahaya erosi. Pengembangan ini masih bersifat kuantitas karena secara kualitas sulit dapat menyamai kualitas Ubi Cilembu yang ditanam di Desa Cilembu. Permintaan terhadap Ubi Cilembu semakin meningkat sehingga ada sebagian petani ubi jalar yang ingin mencoba menanam Ubi Cilembu di daerahnya masing-masing dengan harapan menanam Ubi Cilembu dengan bibit yang sama bisa menghasilkan kualitas yang sama dengan hasil Ubi Cilembu dari Desa Cilembu, seperti halnya petani yang ada di Bogor yang lebih tepatnya di Desa Cilubang Mekar Bogor telah mencoba menanam Ubi Cilembu. Penelitian ini ingin menunjukkan kunci perkembangan Ubi Cilembu dengan membandingkan faktor lingkungan, faktor sifat tanah, dan faktor budidaya dari kedua tempat yaitu Desa Cilembu Sumedang dengan Desa Cilubang Mekar Bogor. Sehingga mengetahui faktor yang menyebabkan hasil Ubi Cilembu dengan kualitas ukuran umbi yang besar dan rasa yang manis.
2 Faktor Budidaya Tabel 1. Perbandingan Teknik Budidaya di Lokasi Penelitian Aspek Pembanding Guludan Lokasi Penelitian Desa Cilembu Pengolahan tanah di lahan bekas sawah dilakukan dengan cara jerami dipotong/dibabat dan diletakkan berbaris-baris, selebar 40 cm, dengan jarak tiap tumpukan 100 cm. selanjutnya tanah-tanah diantara onggokan jerami dicangkul, hasil cangkulan ditaruh di atas jerami. Dilakukan setiap 3 minggu sekali Desa Cilubang Guludan langsung dibuat tanpa ada penumpukan jerami terlebih dahulu. Pembalikkan Batang Pupuk Pupuk kandang dan kompos Dilakukan setiap 3 minggu sekali TSP 100 kg, 50 kg urea, per hektarnya, dan NPK 5 gr/rumpun. Pasca Panen Produksi Ada proses pemeraman ± 10 ton/ha Tidak ada pemeraman ± 7 8 ton/ha Perbandingan teknik budidaya antara 2 tempat tersebut memperlihatkan perbedaan dari segi kualitas umbi. Untuk masing-masing tempat melakukan proses pembalikkan batang, tetapi hasil produksi umbi di Cilembu lebih tinggi daripada di Cilubang Mekar. Proses pembalikkan batang tersebut berguna untuk menghasilkan umbi yang berukuran besar karena jika tidak dilakukan maka akan tumbuh akar pada ketiak daun dan akar ini bisa membentuk umbi-umbi kecil. Pembuatan guludan di Desa Cilembu dilakukan dengan cara meletakkan jerami yang sudah dibabat diatas guludan, hal ini dimaksudkan agar setelah beberapa hari jerami tersebut bisa melapuk menjadi kompos, sehingga membuat tanah di guludan tersebut menjadi subur. Pupuk yang diberikan sangat berbeda, di Desa Cilembu hanya menggunakan pupuk organik seperti pupuk kandang, kompos sehingga kondisi tanah gembur banyak bahan organik, sedangkan di Desa Cilubang menggunakan pupuk kimia seperti TSP, urea, dan NPK. Hasil umbi yang besar di daerah Cilembu disebabkan karena ditempat ini memiliki suhu yang rendah dan curah hujan tinggi. Saat proses fotosintesis, unsur K berperan dalam pembentukan umbi, banyak karbohidrat yang terbentuk dan
3 21 semakin banyak karbohidrat yang disimpan dalam umbi sehingga semakin besar pembentukan umbinya. (Lingga, 1989) Perbedaan yang lain yaitu terlihat dari proses pemeraman saat pasca panen. Di Cilembu, umbi yang telah dipanen dilakukan proses pemeraman, proses pemeraman ini mengakibatkan terjadinya pemecahan pati pada daging ubi menjadi gula sehingga rasa umbi akan terasa manis setelah di oven. Sedangkan di Bogor, umbi yang telah di panen tidak dilakukan proses pemeraman, jadi umbi langsung dipasarkan karena hasil umbi tidak terlalu besar. Setelah dicoba di oven, rasa yang dihasilkan juga tidak terlalu manis Faktor Fisik Tanah Tabel 2. Hasil Data Sifat Fisik Tanah Tempat Analisis Faktor Fisik Tanah Warna Tanah Tekstur Cilembu Sumedang 5 YR 3/2 (dark reddish brown) lempung berpasir Cilubang Mekar Bogor 5 YR 4/3 (reddish brown) lempung berliat Sifat fisik tanah yang diamati yaitu warna tanah dan tekstur, dari hasil pengamatan bahwa tanah yang berada di Desa Cilembu memiliki warna lebih gelap dari tanah di Cilubang Mekar dan mempunyai tektur lempung berpasir, itu merupakan salah satu kriteria yang bagus untuk dijadikan lahan penanaman Ubi Cilembu. Sehingga tidak ada perbedaan yang signifikan dari hasil data diatas. Daerah Cilembu yang memiliki warna tanah lebih gelap dan mempunyai tekstur yang lebih ringan berpengaruh kepada ukuran umbi. Umbi yang tumbuh di tanah yang subur dan memiliki tekstur ringan akan menghasilkan ukuran umbi yang lebih besar, karena dengan tekstur yang ringan maka pertumbuhan umbi selama pertanaman akan tumbuh lebih baik karena kondisi tanah menjadi longgar, lain halnya jika tekstur tanah berat maka akan menghambat pertumbuhan umbi Faktor Kimia Tanah Tabel 3. Hasil Analisis Kimia untuk K dan C-organik Tempat Analisis Faktor Kimia Tanah K C-organik Cilembu Sumedang (me/100 g) 2.37% Cilubang Mekar Bogor (me/100 g) 1.45%
4 22 Tabel Analisis Kimia ini menjelaskan bahwa untuk hasil K antara kedua tempat tidak berbeda terlalu signifikan dalam hal kriteria penilaian sifat kimia tanah (kriteria bisa dilihat di tabel lampiran 1), juga hal yang sama ditunjukkan oleh hasil analisis C-organik, tidak terlalu berbeda signifikan. Untuk hasil analisis K di Cilubang Mekar bernilai (0.153 me/100 g) termasuk kedalam kriteria rendah ( me/100 g) dan di Desa Cilembu (0.267 me/100 g) termasuk kedalam kriteria antara rendah dan sedang ( me/100 g) tetapi jika nilainya dibulatkan maka nilai tersebut masuk kedalam kriteria sedang, sedangkan untuk hasil analisis C-organik di Cilubang Mekar (1.45%) termasuk kedalam kriteria rendah ( %) dan di Desa Cilembu (2.37%) termasuk kedalam kriteria sedang ( %). Hal ini menunjukkan bahwa untuk kadar C-organik lebih tinggi di Desa Cilembu dikarenakan lahan pertanaman ubi adalah sawah tadah hujan dimana dalam setahun ada pergiliran tanaman antara tanaman padi dengan tanaman ubi sehingga bahan organik masih ada tersisa dari lahan bekas padi. Dilihat dari kaitannya untuk produktivitas ubi jalar cilembu bahwa nilai K dan C-organik di Desa Cilembu memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan di Desa Cilubang. Hal tersebut menunjukkan di daerah Cilembu memiliki tanah yang lebih subur dengan banyaknya bahan organik dan tanah memiliki banyak K yang diperlukan untuk tanaman. Untuk penanaman tanaman umbiumbian khususnya ubi jalar dibutuhkan tanah yang memiliki kandungan K yang tinggi karena saat proses fotosintesis unsur K berperan dalam pembentukan umbi, banyak karbohidrat yang terbentuk dan semakin banyak karbohidrat yang disimpan dalam umbi sehingga semakin besar pembentukan umbinya. Hasil data untuk aspek sifat tanah baik faktor fisik tanah maupun faktor kimia tanah menunjukkan bahwa hasil umbi Cilembu baik pertumbuhannya dari segi kualitas ukuran dan rasa yang manis jika ditanam di daerah yang memiliki ciri warna tanah lebih gelap dengan tekstur yang ringan seperti lempung berpasir dan memiliki nilai K dan C-organik yang tinggi, karena tanah tersebut memiliki bahan organik yang tinggi sehingga warna tanah lebih gelap dan pembesaran umbi lebih baik karena tekstur tanah yang ringan dan unsur K yang tersedia banyak. Lahan yang dipakai di Desa Cilembu merupakan lahan bekas padi, sehingga saat pengolahan tanah untuk penanaman ubi tidak harus memerlukan
5 23 banyak menggunakan pupuk, karena sudah ada pupuk organik sisa dari penanaman padi sebelumnya. Perkembangan perakaran tanaman paling banyak terletak di lapisan olah atau lapisan atas tanah sampai kedalaman cm yang mengandung paling banyak bahan organik, maka bahan organik sangat besar peranannya dalam menyediakan hara sebagai media pertumbuhan dan perkembangan perakaran. Kalium diperlukan untuk aktivitas kambium yang cepat dalam akar umbi yang menyimpan pati di dalamnya. Kalium mempengaruhi aktivitas sintetase pati. Bila kalium ditambahkan, aktivitas sintetase pati dalam umbi ubijalar meningkat tetapi bila ia kurang, aktivitas enzim dapat sangat rendah. Sehingga kalium berpengaruh terhadap rasa umbi yang manis Faktor Lingkungan Tabel 1. Hasil Data Faktor Lingkungan Tempat Analisis Curah Hujan (mm/th) Faktor Lingkungan Suhu Udara Suhu Tanah ( o C) ( o C) Elevasi (m dpl) Cilembu Sumedang Cilubang Mekar Bogor ,9 25, Sumber : Monografi Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Propinsi jawa Barat 2008 dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor. Dilihat dari hasil data diatas bahwa untuk setiap factor lingkungan yang dikaji memiliki perbedaan yang signifikan. Terlihat dari nilai suhu tanah menunjukkan bahwa daerah Cilubang Mekar memiliki regim temperatur isohipertermik, sedangkan daerah Cilembu meliliki regim temperatur hipertermik. Dan Ubi Cilembu biasa ditanam di daerah dengan ketinggian antara m dpl. Hipertermik adalah suatu rejim suhu tanah yang mempunyai rata-rata suhu tanah tahunan 22 C atau lebih dan selisih >5 C antara rata-rata suhu musim panas dan rata-rata suhu musim dingin pada 50 cm di bawah-permukaan. Sedangkan Isohipertermik adalah suatu rejim suhu tanah yang mempunyai rata-rata suhu
6 24 tahunan 22 C atau lebih dan selisih suhu musim panas dan musim dingin <5 C. (Badan Litbang Pertanian, 2006). Hasil data diatas menunjukkan adanya perbedaan signifikan untuk faktor suhu tanah dan suhu udara, sehingga hal ini bisa dijadikan kunci produktivitas Ubi Cilembu selanjutnya, karena suhu bisa mempengaruhi proses pertumbuhan umbi. Kekurangan cahaya mempunyai pengaruh yang langsung terhadap proses-proses fisiologi yang lain. Bila proses respirasinya tidak dapat terlaksana dengan baik, bila cahaya dalam keadaan kurang dan fotosintesis sangat dibatasi maka pembentukan akar tanaman-tanaman tersebut kebanyakan condong untuk berkurang dan kekurangan pembentukan akar ini menyebabkan pertumbuhan tidak kontinyu pada seluruh pertumbuhan tanaman. Pengaruh suhu terhadap pertumbuhan sangat besar. Terdapat suatu ketergantungan yang tidak dapat dipisahkan antara aktivitas dalam akar dan bagian dari atas tanaman. Makanan harus disediakan untuk akar agar dapat berfungsi dalam mengabsorpsi hara dan air secara normal. Sebaliknya fungsi ini akan terhalang sama sekali apabila fotosintesa dan translokasi makanan terganggu. Pertumbuhan akar tanaman dipengaruhi oleh suhu tanah dan berbedabeda untuk tiap jenis tanaman. Tetapi pada umumnya pertumbuhan akar akan meningkat dengan naiknya suhu dari minimum sampai optimum (±30 o C). Suhu mempengaruhi respirasi, respirasi berkurang pada suhu rendah dan meningkat dengan naiknya suhu. Pada suhu yang terlalu tinggi walaupun respirasinya meningkat drastis tetapi setelah beberapa jam laju respirasi akan cepat sekali menurun. Banyak tanaman daerah sedang memiliki suhu optimum yang lebih rendah daripada untuk respirasi, hal inilah yang diduga sebagai penyebab tanaman penghasil karbohidrat seperti ubi jalar di daerah sedang berproduksi lebih tinggi dari daerah beriklim panas. Cahaya mempengaruhi pembentukan akar umbi, intensitas cahaya rendah menurunkan baik aktivitas kambium maupun pembentukan lignin dan menunda perkembangan. Sitokinin memegang peranan dalam perkembangan umbi melalui percepatan pembelahan sel. Sementara akar berkembang kandungan sitokininnya meningkat sebanding dengan kenaikan umbi. (Hetty L.E. Manurung, 2007)
7 25 Ubi Cilembu akan tumbuh baik di daerah yang memiliki suhu udara sekitar o C dan suhu tanah sekitar o C dengan ketinggian tempat sekitar 864 m dpl yaitu di wilayah Desa Cilembu itu sendiri juga memiliki perbedaan ketinggian >500 m dpl antara tempat penanaman dengan gunung di sekitarnya, lain halnya Ubi Cilembu yang ditanam di daerah Cilubang Mekar Bogor yang memiliki suhu udara sekitar 24,9-25,8 o C dan suhu tanah sekitar o C dengan ketinggian tempat sekitar 250 m dpl, hasil umbi yang didapat kecil dan bentuknya agak membulat, setelah di oven pun rasanya tidak semanis Ubi Cilembu asli. Fluktuasi suhu dalam tanah akan berpengaruh terhadap proses perakaran tanaman didalam tanah. Apabila suhu tanah naik akan berakibat berkurangnya kandungan air dalam tanah sehingga unsur hara sulit diserap tanaman, sebaliknya jika suhu tanah rendah maka akan semakin bertambahnya kandungan air dalam tanah. Tinggi tempat dari permukaan laut menentukan suhu udara dan intensitas sinar yang diterima oleh tanaman. Semakin tinggi suatu tempat, semakin rendah suhu tempat tersebut. Demikian juga intensitas matahari semakin berkurang. (Bayong, 2004) Berikut adalah gambar hasil intersect dari peta Rupa Bumi Digital Indonesia Lembar Cicalengka untuk melihat perbedaan ketinggian di daerah Desa Cilembu dengan di Perbukitan Gunung Kareumbi. Gambar 1. Posisi Desa Cilembu terhadap Bukit Kareumbi terdapat beda ketinggian >500 m (skala 1:25.000). Sumber : Peta Rupa Bumi Digital Indonesia Lembar Cicalengka
8 26 Gambar Posisi Desa Cilembu terhadap Bukit Kareumbi tersebut menunjukkan posisi Desa Cilembu berada di lembah Gunung Kareumbi, dimana ketinggian Desa Cilembu 1000 m dpl, sedangkan ketinggian bukit Gunung Kareumbi 1516 m dpl. Terdapat perbedaan ketinggian >500 m. Karena letak Desa Cilembu yang berada di lembah menyebabkan angin dingin pada malam hari akan turun dari gunung ke lembah sehingga suhu minimum menjadi rendah bisa mencapai 17 o C. Sedangkan pada siang hari suhunya bisa mencapai 22 o C yang bagus untuk proses fotosintesis. Karena jika suhu rendah pada malam hari maka respirasi juga akan rendah, sehingga hasil fotosintat ditimbun dalam bentuk umbi yang menyebabkan umbi berukuran besar. Berbeda halnya dengan daerah Kelurahan Situgede yang berada di dataran rendah dan tidak berada di daerah lembah pegunungan sehingga suhu siang dan malam tidak terlalu berbeda secara signifikan. Di daerah antara Desa Cilembu dan Perbukitan Gunung Kareumbi terjadi proses konveksi yaitu saat tekanan udara turun karena udaranya berkurang, udara dingin di sekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah (lembah). Udara menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Di atas tanah udara menjadi panas lagi dan naik kembali. Sehingga terjadi aliran naik dan turunnya udara dingin. Dan gejala ini terjadi saat malam hari sehingga terjadi angin gunung dimana lembah akan melepaskan energi panas dan puncak gunung yang telah mendingin akan mengalirkan udara ke lembah. 1 Ubi Cilembu akan tumbuh baik di daerah yang memiliki suhu udara sekitar o C dan suhu tanah sekitar o C dengan ketinggian tempat sekitar 864 m dpl yaitu di wilayah Desa Cilembu itu sendiri dan memiliki perbedaan ketinggian >500 m dpl antara tempat penanaman dengan gunung di sekitarnya, lain halnya Ubi Cilembu yang ditanam di daerah Cilubang Mekar Bogor yang memiliki suhu udara sekitar 24,9-25,8 o C dan suhu tanah sekitar o C dengan ketinggian tempat sekitar 250 m dpl, hasil umbi yang didapat kecil dan bentuknya agak membulat, setelah di oven pun rasanya tidak semanis Ubi Cilembu asli. 1
9 27 Hal ini karena fluktuasi suhu dalam tanah akan berpengaruh langsung terhadap aktivitas pertanian terutama proses perakaran tanaman didalam tanah. Apabila suhu tanah naik maka respirasi meningkat, sebaliknya jika suhu tanah rendah maka respirasi rendah. Akibatnya aktivitas akar/respirasi yang semakin rendah mengakibatkan translokasi dalam tubuh tanaman jadi lambat dan proses distribusi unsur hara jadi lambat dan akhirnya pertumbuhan tanaman jadi lambat, sehingga hasil fotosintat ditimbun dalam bentuk umbi. Tinggi tempat dari permukaan laut juga menentukan suhu udara dan intensitas sinar yang diterima oleh tanaman. Semakin tinggi suatu tempat, semakin rendah suhu tempat tersebut. Demikian juga intensitas matahari semakin berkurang. Suhu dan penyinaran inilah yang nantinya akan digunakan untuk menggolongkan tanaman apa yang sesuai untuk dataran tinggi atau dataran rendah. Lahan yang dipakai di Desa Cilembu merupakan lahan bekas padi, sehingga saat pengolahan tanah untuk penanaman ubi tidak harus memerlukan banyak menggunakan pupuk, karena sudah ada pupuk organik sisa dari penanaman padi sebelumnya. Kunci produktivitas Ubi Cilembu yang telah didapat yaitu mencakup proses pemeraman, suhu tempat penanaman dan adanya perbedaan ketinggian >500 m dpl antara tempat penanaman dengan gunung di sekitarnya. Ubi Cilembu bisa tumbuh dengan baik di daerah yang memiliki suhu tanah o C serta akan menghasilkan umbi yang besar jika saat proses pemeliharaan tanaman dilakukan proses pembalikkan batang, dan setelah pasca panen dilakukan proses pemeraman agar rasa ubi bisa lebih manis. Dalam halnya untuk perkembangan produktivitas ubi Cilembu di tempat lain selain di daerah Cilembu sebaiknya memperhatikan aspek-aspek yang telah menjadi kunci sementara produktivitas ubi Cilembu. Untuk pelestarian ubi Cilembu selanjutnya bisa dilihat dari ketiga faktor, yaitu faktor lingkungan, faktor sifat tanah, dan faktor budidaya. Faktor lingkungan seperti suhu, curah hujan, dan ketinggian merupakan faktor yang tidak bisa direkayasa, sehingga jika mencoba menanam di daerah yang memiliki kondisi lingkungan seperti di Desa Cilembu maka faktor budidaya dan faktor sifat tanah yang bisa di rekayasa. Seperti halnya pemberian pupuk, pembuatan guludan, proses pemeraman.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Ubi Jalar Cilembu
3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Ubi Jalar Cilembu Salah satu jenis ubi jalar yang dapat dikonsumsi langsung setelah dipanggang dengan menggunakan oven adalah Ubi Cilembu. Ubi Cilembu sering disebut
Lebih terperinciMENCARI KUNCI PRODUKTIVITAS UBI JALAR CILEMBU DENGAN MEMBANDINGKAN ASPEK TEKNIK BUDIDAYA, ASPEK SIFAT TANAH DAN FAKTOR LINGKUNGAN.
MENCARI KUNCI PRODUKTIVITAS UBI JALAR CILEMBU DENGAN MEMBANDINGKAN ASPEK TEKNIK BUDIDAYA, ASPEK SIFAT TANAH DAN FAKTOR LINGKUNGAN. Studi Kasus : Desa Cilembu Sumedang dan Desa Cilubang Mekar Bogor. GITA
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di
TINJAUAN PUSTAKA Syarat Tumbuh Tanaman Jahe Iklim Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian 200-600 meter di atas permukaan laut, dengan curah hujan rata-rata berkisar 2500-4000 mm/ tahun. Sebagai
Lebih terperinciMenurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili
Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Papilionaceae; genus Arachis; dan spesies Arachis hypogaea L. Kacang tanah
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan
TINJAUAN PUSTAKA Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz.) Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan akan menjadi busuk dalam 2-5 hari apabila tanpa mendapat perlakuan pasca panen yang
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Penanaman rumput B. humidicola dilakukan di lahan pasca tambang semen milik PT. Indocement Tunggal Prakasa, Citeurep, Bogor. Luas petak yang digunakan untuk
Lebih terperinciTeknologi Produksi Ubi Jalar
Teknologi Produksi Ubi Jalar Selain mengandung karbohidrat, ubi jalar juga mengandung vitamin A, C dan mineral. Bahkan, ubi jalar yang daging umbinya berwarna oranye atau kuning, mengandung beta karoten
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh membentuk rumpun dengan tinggi tanaman mencapai 15 40 cm. Perakarannya berupa akar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai prospek cerah untuk dapat dikembangkan. Cabai dimanfaatkan oleh masyarakat dalam kehidupan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bawang Merah Bawang Merah merupakan tanaman yang berumur pendek, berbentuk rumpun, tingginya dapat mencapai 15-40 cm, Bawang Merah memiliki jenis akar serabut, batang Bawang Merah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kesadaran manusia akan kesehatan menjadi salah satu faktor kebutuhan sayur dan buah semakin meningkat. Di Indonesia tanaman sawi merupakan jenis sayuran
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis
16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa kombinasi pupuk Urea dengan kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per tanaman, jumlah buah per tanaman dan diameter
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Objek yang digunakan pada penelitian adalah tanaman bangun-bangun (Coleus amboinicus, Lour), tanaman ini biasa tumbuh di bawah pepohonan dengan intensitas cahaya yang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.
19 TINJAUAN PUSTAKA Botani tanaman Bawang merah merupakan tanaman yang tumbuh tegak dengan tinggi antara 15-50 cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. Perakarannya berupa akar serabut yang tidak
Lebih terperinciPertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh
45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium
14 TINJAUAN PUSTAKA Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Dalam dunia tumbuhan, tanaman bawang merah diklasifikasikan dalam Divisi : Spermatophyta ; Sub Divisi : Angiospermae ; Class : Monocotylodenae ;
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) Menurut Rahayu dan Berlian ( 2003 ) tanaman bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 1. Botani Bawang Merah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pakchoy (Brassica rapa L.) Pakchoy (Sawi Sendok) termasuk tanaman sayuran daun berumur pendek yang berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)
PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera) ABSTRAK Noverita S.V. Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Sisingamangaraja-XII Medan Penelitian
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. dari umbi. Ubi kayu atau ketela pohon merupakan tanaman perdu. Ubi kayu
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Ubi Kayu Ubi kayu atau singkong merupakan salah satu sumber karbohidrat yang berasal dari umbi. Ubi kayu atau ketela pohon merupakan tanaman perdu. Ubi kayu berasal dari
Lebih terperinciPOLA TANAM TANAMAN PANGAN DI LAHAN SAWAH DAN KERING
POLA TANAM TANAMAN PANGAN DI LAHAN SAWAH DAN KERING TEKNOLOGI BUDIDAYA Pola tanam Varietas Teknik Budidaya: penyiapan lahan; penanaman (populasi tanaman); pemupukan; pengendalian hama, penyakit dan gulma;
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di
10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Radish Radish (Raphanus sativus L.) merupakan tanaman semusim atau setahun (annual) yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di Indonesia,
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
27 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Mulsa terhadap Bobot Isi Pengamatan bobot isi dilakukan setelah pemanenan tanaman kacang tanah. Pengaruh pemberian mulsa terhadap nilai bobot isi tanah disajikan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman berumah satu (monoecious) yaitu letak
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Budidaya Tanaman Jagung Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman berumah satu (monoecious) yaitu letak bunga jantan terpisah dengan bunga betina pada satu tanaman. Jagung termasuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman tumbuhtumbuhan,
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman tumbuhtumbuhan, diantaranya tanaman buah, tanaman hias dan tanaman sayur-sayuran. Keadaan
Lebih terperinciAgroteknologi Tanaman Rempah dan Obat
Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Syarat Tumbuh Tanaman Jahe 1. Iklim Curah hujan relatif tinggi, 2.500-4.000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 2,5-7 bulan. (Penanaman di tempat yang terbuka shg
Lebih terperinciBAWANG MERAH. Tanaman bawang merah menyukai daerah yang agak panas dengan suhu antara
BAWANG MERAH Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan tanaman hortikultura musiman yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Bawang merah tumbuh optimal di daerah dataran rendah dengan ketinggian antara 0-400
Lebih terperinciP e r u n j u k T e k n i s PENDAHULUAN
PENDAHULUAN Tanah yang terlalu sering di gunakan dalam jangka waktu yang panjang dapat mengakibatkan persediaan unsur hara di dalamnya semakin berkurang, oleh karena itu pemupukan merupakan suatu keharusan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Tinggi Tanaman IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan yang telah diperoleh terhadap tinggi tanaman cabai setelah dilakukan analisis sidik ragam (lampiran 7.a) menunjukkan bahwa pemberian pupuk
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan di desa Cengkeh Turi dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember sampai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena harganya terjangkau dan sangat bermanfaat bagi kesehatan. Pisang adalah buah yang
Lebih terperinciSkema proses penerimaan radiasi matahari oleh bumi
Besarnya radiasi yang diserap atau dipantulkan, baik oleh permukaan bumi atau awan berubah-ubah tergantung pada ketebalan awan, kandungan uap air, atau jumlah partikel debu Radiasi datang (100%) Radiasi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Keluarga ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar
Lebih terperinciSYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO
SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Parameter pertumbuhan yang diamati pada penelitian ini adalah diameter batang setinggi dada ( DBH), tinggi total, tinggi bebas cabang (TBC), dan diameter tajuk.
Lebih terperinciBAB. V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB. V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Hasil análisis data penelitian dari masing-masing parameter adalah sebagai berikut: a. Hasil Analisis Kandungan Tabel 1. Tandan Kosong Kelapa Sawit *) Parameter
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Jagung Manis Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan sebagai berikut, Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Sub-divisi: Angiospermae,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap hari tumbuhan membutuhkan nutrisi berupa mineral dan air. Nutrisi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pupuk merupakan salah satu sumber nutrisi utama yang diberikan pada tumbuhan. Dalam proses pertumbuhan, perkembangan dan proses reproduksi setiap hari tumbuhan membutuhkan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Ciri Kimia dan Fisik Tanah Sebelum Perlakuan Berdasarkan kriteria penilaian ciri kimia tanah pada Tabel Lampiran 5. (PPT, 1983), Podsolik Jasinga merupakan tanah sangat masam dengan
Lebih terperinciASPEK LAHAN DAN IKLIM UNTUK PENGEMBANGAN NILAM DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM
ASPEK LAHAN DAN IKLIM UNTUK PENGEMBANGAN NILAM DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM Rosihan Rosman dan Hermanto Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat ABSTRAK Nilam merupakan salah satu komoditi ekspor
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa
1. Tinggi tanaman IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa perlakuan yang diberikan memberikan pengaruh yang berbeda nyata. Hasil Uji
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays
PENDAHULUAN Latar Belakang Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays saccharata Sturt) merupakan tanaman pangan yang memiliki masa produksi yang relatif lebih cepat, bernilai ekonomis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :
Lebih terperinciPERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi bawang merah, peran benih sebagai input produksi merupakan tumpuan utama
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Karakteristik Latosol Cikabayan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Bahan tanah yang digunakan dalam percobaan pupuk organik granul yang dilaksanakan di rumah kaca University Farm IPB di Cikabayan, diambil
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor pertanian yang memiliki peran penting dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Peran tersebut diantaranya adalah mampu memenuhi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit
TINJAUAN PUSTAKA Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit semula merupakan tanaman yang tumbuh liar di hutan-hutan maupun daerah semak belukar tetapi kemudian dibudidayakan. Sebagai tanaman
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Semangka Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili Cucurbitaceae sehingga masih mempunyai hubungan kekerabatan dengan melon (Cucumis melo
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: Spermatophyta; Sub divisio: Angiospermae; Kelas : Dikotyledonae;
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis mengenai Potensi Pengembangan Produksi Ubi Jalar (Ipomea batatas L.)di Kecamatan Cilimus Kabupaten. Maka sebagai bab akhir pada tulisan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Tanaman ubi jalar tergolong famili Convolvulaceae suku Kangkungkangkungan,
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) 1. Karakteristik Tanaman Ubi Jalar Tanaman ubi jalar tergolong famili Convolvulaceae suku Kangkungkangkungan, dan terdiri dari 400 species. Ubi jalar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komoditi hortikultura dalam negara agraris seperti Indonesia sangat besar,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komoditi hortikultura dalam negara agraris seperti Indonesia sangat besar, hal ini disebabkan cakupan komoditi hortikultura yang luas serta didukung oleh faktor alam
Lebih terperinciBAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.
43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Kulit Buah Jarak Pagar
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kompos Kulit Buah Jarak Pagar Kompos merupakan bahan organik yang telah menjadi lapuk, seperti daundaunan, jerami, alang-alang, rerumputan, serta kotoran hewan. Di lingkungan alam,
Lebih terperinciAD1. FAKTOR IKLIM 1. FAKTOR IKLIM 2. FAKTOR KESUBURAN TANAH 3. FAKTOR SPESIES 4. FAKTOR MANAJEMEN/PENGELOLAAN 1. RADIASI SINAR MATAHARI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI HMT FAKTOR UTAMA YANG BERPENGARUH TERHADAP PERTUMBUHAN, PRODUKSI DAN KUALITAS HMT ADALAH : 1. FAKTOR IKLIM 2. FAKTOR KESUBURAN TANAH 3.
Lebih terperincirv. HASIL DAN PEMBAHASAN
17 rv. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman (cm) Hasil sidik ragam parameter tinggi tanaman (Lampiran 6 ) menunjukkan bahwa penggunaan pupuk kascing dengan berbagai sumber berbeda nyata terhadap tinggi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Limbah Pertanian. menjadi material baru seperti humus yang relatif stabil dan lazim disebut kompos.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kompos Limbah Pertanian Pengomposan merupakan salah satu metode pengelolaan sampah organik menjadi material baru seperti humus yang relatif stabil dan lazim disebut kompos. Pengomposan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Peran sektor pertanian sangat penting terhadap perekonomian di Indonesia
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran sektor pertanian sangat penting terhadap perekonomian di Indonesia terutama terhadap pertumbuhan nasional dan sebagai penyedia lapangan pekerjaan. Sebagai negara
Lebih terperinciBUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Letak Geografis dan Iklim Daerah aliran sungai (DAS) Siulak di hulu DAS Merao mempunyai luas 4296.18 ha, secara geografis terletak antara 101 0 11 50-101 0 15 44 BT dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Tanaman selada (Lactuca sativa L.) merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili Compositae. Kedudukan tanaman selada
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.))
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.)) termasuk ke dalam Kelas : Magnoliopsida, Ordo : Fabales, Famili : Fabaceae, Genus : Pachyrhizus, Spesies
Lebih terperinciPOLA USAHATANI PADI, UBI JALAR, DAN KATUK UNTUK MENGAKUMULASI MODAL DAN MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI
1 POLA USAHATANI PADI, UBI JALAR, DAN KATUK UNTUK MENGAKUMULASI MODAL DAN MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI (Studi Kasus H. Adul Desa Situ Daun, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) Ach. Firman
Lebih terperinciBerdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny
TEKNIK PENANAMAN RUMPUT RAJA (KING GRASS) BERDASARKAN PRINSIP PENANAMAN TEBU Bambang Kushartono Balai Penelitian Ternak Ciawi, P.O. Box 221, Bogor 16002 PENDAHULUAN Prospek rumput raja sebagai komoditas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. yang dikeringkan dengan membuat saluran-saluran drainase (Prasetyo dkk,
TINJAUAN PUSTAKA Tanah Sawah Tanah sawah adalah tanah yang digunakan untuk bertanam padi sawah, baik terus-menerus sepanjang tahun maupun bergiliran dengan tanaman palawija. Istilah tanah sawah bukan merupakan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Kecamatan Conggeang, Kabupaten Sumedang, Propinsi Jawa Barat, tepatnya di Desa Karanglayung dan Desa Narimbang. Secara
Lebih terperinciI. TINJAUAN PUSTAKA. (a) Pendekatan klimatologi---evaporasi & Transpirasi. (b) Pola trsnpirasi tanaman nanas sebagai tanaman CAM
I. TINJAUAN PUSTAKA Penetapan Kebutuhan Air Tanaman (a) Pendekatan klimatologi---evaporasi & Transpirasi (b) Pola trsnpirasi tanaman nanas sebagai tanaman CAM 2.1.2 Ekologi Nenas Sunarjono (2004) menyatakan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang hijau termasuk suku (famili) leguminoseae yang banyak
9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) Tanaman kacang hijau termasuk suku (famili) leguminoseae yang banyak varietasnya (Rukmana, 2005). Kedudukan tanaman kacang hijau
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Berdasarkan data Badan Meteorologi dan Geofisika Darmaga, Bogor (Tabel Lampiran 1) curah hujan selama bulan Februari hingga Juni 2009 berfluktuasi. Curah hujan terendah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup besar dan dapat berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional. Penduduk di Indonesia
Lebih terperinciANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN DAN HASIL UBI JALAR (Ipomoea batatas (L.) Lam.) PENDAHULUAN
P R O S I D I N G 19 ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN DAN HASIL UBI JALAR (Ipomoea batatas (L.) Lam.) Nur Edy Suminarti 1) 1) Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Jl. Veteran, Malang 65145 e-mail
Lebih terperinciMENGKAJI HASIL DAUN BAWANG MERAH PADA JARAK TANAM BERBEDA.
MENGKAJI HASIL DAUN BAWANG MERAH PADA JARAK TANAM BERBEDA. OLEH: I PUTU DHARMA PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR. 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan
Lebih terperinciPEMANFAATAN PUPUK KANDANG SAPI UNTUK PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)
PEMANFAATAN PUPUK KANDANG SAPI UNTUK PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi Diajukan oleh :
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
11 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 2 lokasi penelitian yang digunakan yaitu Harapan dan Inalahi yang terbagi menjadi 4 plot pengamatan terdapat 4 jenis tanaman
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Tanaman Gladiol Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang sesuai dengan bentuk daunnya yang meruncing dan memanjang.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Padi Tanaman padi merupakan tanaman tropis, secara morfologi bentuk vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun berbentuk pita dan berbunga
Lebih terperinciAGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BAB VI. PERSIAPAN LAHAN Rizka Novi Sesanti KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Kedelai sebagian besar tumbuh di daerah yang beriklim tropis dan
TINJAUAN PUSTAKA Iklim Kedelai sebagian besar tumbuh di daerah yang beriklim tropis dan subtropis. Tanaman kedelai dapat tumbuh baik di daerah yang memiliki curah hujan sekitar 100-400 mm/bulan (Sugeno,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pertanian organik itu sendiri diantaranya untuk menghasilkan produk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian organik merupakan suatu kegiatan budidaya pertanian yang menggunakan bahan-bahan alami serta meminimalisir penggunaan bahan kimia sintetis yang dapat merusak
Lebih terperinciII. IKLIM, TANAH DAN WILAYAH PRODUKSI
II. IKLIM, TANAH DAN WILAYAH PRODUKSI 2.1. Iklim Ubi kayu tumbuh optimal pada ketinggian tempat 10 700 m dpl, curah hujan 760 1.015 mm/tahun, suhu udara 18 35 o C, kelembaban udara 60 65%, lama penyinaran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kehidupan di dunia tidak terlepas dari perubahan-perubahan suatu lingkungan.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan di dunia tidak terlepas dari perubahan-perubahan suatu lingkungan. Lingkungan fisik, lingkungan biologis serta lingkungan sosial manusia akan selalu berubah
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya
Botani Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Monocotyledonae, Ordo: Liliales/ Liliflorae, Famili:
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
8 V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Budidaya Singkong Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Karawang merupakan wilayah yang dijadikan sebagai lokasi penelitian. Ketiga lokasi tersebut dipilih karena
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Jagung
18 TINJAUAN PUSTAKA Jagung Kebutuhan jagung di Indonesia semakin meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk. Upaya peningkatan produksi jagung terus dilakukan melalui usaha secara ekstensifikasi dan
Lebih terperinciHASIL PERCOBAAN. C N C/N P K Ca Mg ph Cu Zn Mn (%) (%) ppm Kompos 9,5 0,5 18,3 0,5 0,8 0,6 0,2 7,2 41,9 92,4 921,8 Kompos diperkaya
17 Hasil Analisis Tanah HASIL PERCOBAAN Hasil analisis tanah menunjukkan bahwa tekstur tanah di Kubu Raya didominasi oleh debu dan liat dengan sedikit kandungan pasir. Tanah di Sui Kakap, Kabupaten Kubu
Lebih terperinciPENERAPAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO JAGUNG HIBRIDA UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LAHAN INCEPTISOLS GUNUNGKIDUL
Eko Srihartanto et al.: Penerapan Sistem Tanam Jajar PENERAPAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO JAGUNG HIBRIDA UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LAHAN INCEPTISOLS GUNUNGKIDUL Eko Srihartanto 1), Sri Wahyuni
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set akar
TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Tanaman Jagung - Akar Jagung mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar, yaitu akar seminal, akar adventif, dan akar kait atau penyangga. Akar seminal adalah akar yang
Lebih terperinciumbinya tipis berwarna kuning pucat dengan bagian dalamnya berwarna putih
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Van Steenis (2005), klasifikasi tanaman bengkuang adalah sebagai berikut: Kingdom Divisio Sub Divisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Spermatophyta :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Indonesia sebagai Negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup besar dan berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional. Penduduk di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Cara pandang masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Cara pandang masyarakat terhadap pertanian berubah menjadi
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan komoditas pangan penghasil
PENDAHULUAN Latar Belakang Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan komoditas pangan penghasil protein nabati yang sangat penting, baik karena kandungan gizinya, aman dikonsumsi, maupun harganya yang
Lebih terperinciI. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.
I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Tinggi tanaman Berdasarkan analisis sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan pengolahan tanah berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman kedelai tahapan umur pengamatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Bayam Bayam (Amaranthus sp.) merupakan tanaman semusim dan tergolong sebagai tumbuhan C4 yang mampu mengikat gas CO 2 secara efisien sehingga memiliki daya adaptasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seorang ahli botani bernama Linnaeus adalah orang yang memberi nama latin Zea mays
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Tanaman Jagung Seorang ahli botani bernama Linnaeus adalah orang yang memberi nama latin Zea mays untuk spesies jagung (Anonim, 2007). Jagung merupakan tanaman semusim
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Jagung Menurut Purwono dan Hartono (2005), jagung termasuk dalam keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan
Lebih terperinciPENDAHULUAN BAHAN DAN METODE
PENDAHULUAN Tebu ialah tanaman yang memerlukan hara dalam jumlah yang tinggi untuk dapat tumbuh secara optimum. Di dalam ton hasil panen tebu terdapat,95 kg N; 0,30 0,82 kg P 2 O 5 dan,7 6,0 kg K 2 O yang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai
13 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Keluarga ini diduga memiliki sekitar 90 genus dan
Lebih terperinci