Keywords : density, rats, ectoparasites
|
|
- Liana Salim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 STUDI KEPADATAN TIKUS DAN EKTOPARASIT DI DESA JOMBLANG, KECAMATAN CANDISARI, KOTA SEMARANG TAHUN 2011 STUDY OF RATS AND DENSITY IN THE VILLAGE JOMBLANG ECTOPARASITES, CANDISARI DISTRICT, CITY SEMARANG YEAR 2011 *Nissa Noor Annashr, **Ludfi Santoso, **Retno Hestiningsih Dosen Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, STIKes Kuningan*, Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP** * annashr.nissa46@gmail.com Background: Rat is a rodent that can disrupt the lives and welfare of human beings. In the health sector, rats have an important role in the transmission of zoonotic diseases, because they contain ectoparasites. The purpose of this study was to determine the density of rats (trap success) and the types of ectoparasites in rats that were captured in the Jomblang Village, Candisari Subdistrict, Semarang. Method: This research was a descriptive study using survey method with cross sectional approach. Sample collection was done by placing single live trap in 50 houses, which every house got 2 single live traps. Results: The results showed that the number of rats that captured as 48 (trap success = 16 %), but only 43 has been successfully identified. Species of rat trapped consisted of Rattus tanezumi (48.84%), Rattus norvegicus (25.58%), Rattus norvegicus javanus (9.30%), Rattus exulans (2.33%), Bandicota indica (2.33%), Mus musculus (2.33%) and Suncus murinus (9.30%). Infested fleas were found on 30.23% rats, mostly on Rattus tanezumi (38.09%). All 16 fleas found in rats were Xenopsylla cheopis. The general flea index was < 2. Infested mites found on 44.19% rats, mostly on Rattus tanezumi (47.62%). From total 86 mites found in rats, there were two species of mites, Laelaps nutalli (83.72%) and Laelaps echidninus (16.28%). Conclusion: There were 7 species of rats, 1 species of mites and 2 species of fleas. Rattus tanezomi was the most infected rat species. Keywords : density, rats, ectoparasites PENDAHULUAN Tikus adalah hewan mengerat (rodensia) yang termasuk ke dalam hewan menyusui (mamalia), berlaku sangat merugikan, mengganggu kehidupan serta kesejahteraan manusia, tetapi relatif dapat hidup berdampingan dengan manusia. (1) Pada lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan, tikus hadir berkembang biak dan menyebar. Ditinjau dari aspek kesehatan, rodensia komensal (rodensia yang hidup di dekat tempat hidup manusia) ini perlu mendapat perhatian yang lebih karena dapat berperan sebagai reservoir berbagai 68
2 penyakit yang dapat ditransmisikan kepada manusia (zoonosis). (2) Tikus sebagai hewan mengerat (rodensia), tidak terlepas dari serangan organisme parasit, baik itu endoparasit maupun ektoparasit. Tikus dan ektoparasit merupakan jembatan penularan penyakit dari hewan ke hewan maupun ke manusia. Berbagai jenis ektoparasit dikenal sebagai vektor zoonosis yang berakibat fatal bagi manusia. (2) Contoh-contoh penyakit yang dapat ditularkan oleh ektoparasit tikus antara lain pes, murine typhus, scrub typhus, Q fever, dan sebagainya. Pes merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis dan ditularkan melalui gigitan pinjal Xenopsylla cheopis. Reservoir utama penyakit ini adalah Rattus tanezumi. (3) Murine thypus merupakan penyakit yang disebabkan oleh Rickettsia mooseri. Penularan dapat terjadi melalui gigitan pinjal yang terinfeksi. Vektor penyakit ini adalah Xenopsylla cheopis. Scrub typhus disebabkan oleh Rickettsia orientalis atau Rickettsia tsutsugamushi. Penularan penyakit dapat terjadi melalui gigitan tungau Laelaps echidninus atau larva tungau seperti Trombicula akamushi dan Trombicula deliensis. (4) Penelitian yang dilakukan oleh Ania (2011) di Pasar Johar, Semarang menunjukkan jenis pinjal yang ditemukan pada berbagai tikus yang tertangkap memiliki spesies yang sama yaitu Xenopsylla cheopis, sedangkan jenis tungau yang ditemukan adalah Laelaps nuttalli. (5) Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kepadatan tikus (trap success) dan jenis ektoprasit pada tikus yang tertangkap di Kelurahan Jomblang, Kecamatan Candisari, Semarang. METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif dengan metode survei dan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di wilayah pemukiman warga RT 02 dan 03/ RW 09 Kelurahan Jomblang, Semarang. Populasi adalah semua tikus dan ektoparasit yang berada di sekitar lokasi penangkapan tikus. Sementara itu, sampel adalah tikus dan ektoparasit yang berhasil tertangkap dan ditemukan pada saat penelitian. Variabel yang diteliti meliputi keberhasilan penangkapan (trap success), spesies tikus dan ektoparasit (pinjal dan tungau), infestasi pinjal dan tungau pada tikus, indeks pinjal umum. Total perangkap yang digunakan 100 buah dan dipasang pada 50 rumah. Setiap rumah dipasang masing-masing 2 buah perangkap. Pemasangan dilakukan di dalam rumah pada pukul WIB kemudian diambil esok harinya antara pukul WIB. Pemasangan perangkap dilakukan sebanyak 3 kali. Untuk mendapatkan ektoparasit, tikus dibius terlebih dahulu menggunakan klorofom kemudian tikus disisir. Proses penyisiran harus berlawanan arah dengan rambut badan tikus. Pinjal dan tungau yang ditemukan dimasukkan ke dalam ectoparasite collector/vial yang berisi alkohol 70% lalu diberi label. Proses identifikasi ektoparasit yang sudah 69
3 dikumpulkan, dilakukan di laboratorium B2P2VRP (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reseorvoir Penyakit) Salatiga. Pinjal dari tikus diidentifikasi bedasarkan kunci identifikasi G.H.E Hopkins (1971), CDC (1967) dan Ristiyanto (2002). (2,6) Untuk mengidentifikasi jenis tikus, dilakukan proses pengukuran beberapa komponen pada tikus. Proses pengukuran tersebut meliputi panjang total tikus (Total Length/TL), panjang ekor (Tail/T), panjang telapak kaki belakang (Hind Foot/HT), panjang telinga (Ear/E), berat badan, jumlah puting susu, pengamatan warna dan jenis rambut, pengamatan warna dan panjang ekor serta bentuk dan ukuran tengkorakn. Jenis tikus diidentifikasi menggunakan kunci identifikasi berdasarkan Iskandar (1985), Ristiyanto (2002) dan Suyanto (2006). (2) HASIL PENELITIAN 1. Keberhasilan Penangkapan Tikus (Trap Success) Penelitian dilakukan selama 3 hari dimana setiap hari dipasang 100 buah single live trap. Jika dikalkulasikan, jumlah perangkap selama 3 hari adalah 300 buah. Jumlah tikus yang tertangkap sebanyak 48 ekor. Dengan demikian, persentase keberhasilan penangkapan atau trap success sebesar 16,00%. 2. Jenis tikus yang tertangkap Jumlah JenisTikusyangTertangkap Jenis Gambar 1. Jenis tikus yang tertangkap Dari total 48 ekor tikus yang tertangkap, hanya 43 ekor yang teridentifikasi karena terdapat 5 ekor tikus yang lepas (melarikan diri) saat akan dibius. Jenis tikus yang paling banyak tertangkap adalah Rattus tanezumi. 3. Jenis kelamin tikus Proporsi tikus jantan (63%) yang tertangkap saat penelitian lebih banyak dibandingkan dengan tikus betina (37%). 4 Rattus tanezumi Rattus norvegicus Rattus norvegicus javanus Rattus exulans Bandicotaindica Mus musculus Suncus murinus 4. Infestasi dan identifikasi jenis pinjal pada tikus Tabel 1. Infestasi pinjal dan identifikasi jenis pinjal menurut jenis tikus di Kelurahan Jomblang, Kecamatan Candisari, Kota Semarang No Jenis tikus tikus tikus terinfestasi pinjal % Tikus terifestasi pinjal Jenis Pinjal 1 Rattus tanezumi ,09 X. cheopis 11 2 Rattus norvegicus ,18 X. cheopis 2 3 Rattus norvegicus var javanus 4 Rattus exulans ,0 X. cheopis 1 5 Bandicota indica Mus musculus ,0 X. cheopis 1 7 Suncus murinus ,0 X. cheopis 1 70
4 Terdapat 5 jenis tikus yang terinfestasi pinjal. Persentase tikus yang terinfestasi pinjal adalah 30,23%. Tikus yang paling banyak terinfestasi adalah Rattus tanezumi (38,09%). Dari 16 pinjal yang ditemukan, semuanya berjenis Xenopsylla cheopis. 5. Indeks umum pinjal pada tikus No. Tabel 2. Indeks umum pinjal pada tikus yang tertangkap di Kelurahan Jomblang, Kecamatan Candisari, Kota Semarang Jenis tikus tikus Jenis kelamin pinjal Pinjal Betina Jantan Indeks Umum 1 R. tanezumi ,52 2 R. norvegicus ,18 3 R. exulans ,0 4 M. musculus ,0 5 S. murinus ,25 Total ,37 Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa indeks umum pinjal adalah 0,37 (< 1). 6. Infestasi tungau pada tikus Tabel 3. Infestasi tungau pada tikus yang tertangkap di Kelurahan Jomblang, Kecamatan Candisari, Kota Semarang No. Jenis tikus tikus tikus terinfestasi tungau % tikus terifestasi tungau tungau 1 R. tanezumi , R. norvegicus , R. norvegicus var ,0 8 Javanus 4 R. exulans ,0 1 5 B. indica M. musculus S. murinus ,00 1 Total ,19 86 Tabel 3 menunjukkan persentase tikus yang terinfestasi tungau 44,19%. Jenis tikus yang paling banyak terinfestasi tungau adalah Rattus tanezumi (47,62%). 71
5 7. Identifikasi jenis tungau pada tikus Tabel 4. Identifikasi jenis tungau pada tikus yang tertangkap di Kelurahan Jomblang, Kecamatan Candisari, Kota Semarang No. Jenis tikus tungau Tungau Jenis Jenis 1 R. tanezumi 23 L. nutalli 18 L. echidninus 5 2 R. norvegicus 53 L. nutalli 42 L. echidninus 11 3 R. norvegicus var javanus 8 L. nutalli R. exulans 1 L. nutalli S. murinus 1 L. nutalli Total Berdasarkan tabel 4, diketahui terdapat 2 jenis tungau yaitu Laelaps nutalli dan Laelaps echidninus. Jenis tungau paling dominan adalah Laelaps nutalli. PEMBAHASAN 1. Keberhasilan Penangkapan Tikus (Trap Success) Hasil penelitian menunjukkan trap success di Kelurahan Jomblang 16,00%. Trap success ini digunakan sebagai estimasi kepadatan relatif di suatu daerah. Keberhasilan penangkapan tikus di Kelurahan Jomblang > 7%, berarti kepadatan tikus di lokasi tersebut termasuk tinggi. Tingginya trap success di Kelurahan Jomblang berkaitan dengan kondisi lingkungan yang kurang terjaga kebersihannya. Struktur bangunan tempat tinggal penduduk yang tidak rapat tikus, adanya vegetasi atau rumput-rumut di areal kebun yang tidak terawat, sanitasi yang kurang terawat, adanya got atau serta sungai yang menjadi tempat pembuangan sampah menjadi faktor yang mendukung kehidupan tikus untuk bersarang dan berkembang biak. Pemasangan single live trap dilakukan di dalam rumah. Menurut Hadi dalam Handayani (2008), keberhasilan penangkapan di habitat rumah biasanya lebih tinggi daripada di habitat luar rumah seperti kebun, sawah /hutan. (7) 2. Jenis Tikus yang Tertangkap dan Jenis Kelamin Tikus Jenis tikus yang tertangkap bervariasi, terdiri dari 7 jenis. Keberadaan tikus tidak terbatas di daerah huniannya saja karena satu jenis tikus dapat menghuni beberapa macam habitat atau sebaliknya. (8) Penelitian Atik (2010) di Kabupaten Sleman hanya menemukan 2 spesies tikus yaitu Rattus tanezumi dan Suncus murinus. (9,10) R. tanezumi merupakan tikus yang paling banyak tertangkap. Hasil penelitian serupa juga ditunjukkan oleh penelitian yang dilakukan Raharjo di Kabupaten Bandung dan Boyolali tahun Spesies yang paling banyak tertangkap adalah Ratus tanezumi di kedua kabupaten tersebut. (11) Menurut Boeadi (1977) dalam Sunityoso, R. tanezumi banyak diperoleh di daerah pemukiman penduduk, terutama pada perangkap yang dipasang di dalam rumah. (10) R. tanezumi merupakan jenis tikus 72
6 domestik yang melakukan aktivitas hidupnya di dalam rumah. (5) Tikus R. tanezumi dikenal sebagai tikus komensal atau synanthropic (hidup di lingkungan permukiman manusia). (12) Jenis tikus domestik lain yang ditemukan yaitu Rattus norvegicus. Selain itu, ditemukan pula insektivora Suncus murinus. Adanya Suncus murinus di dalam rumah mengindikasikan kondisi rumah kurang bersih sehingga dapat menarik serangga (misalnya kecoa) masuk ke dalam rumah. Ditemukan 1 ekor tikus Rattus Exulans dan Bandicota indica. Keduanya merupakan jenis tikus peridomestik dimana aktivitas hidupnya sebagian besar dilakukan di luar rumah. (12) Ditemukannya tikus tersebut di dalam rumah menunjukkan adanya migrasi tikus dari habitat asal ke habitat yang lain karena daya dukung di wilayah asli tidak lagi menjamin kelangsungan hidup tikus, seperti kekurangan pakan dan air atau tidak ada tempat berlindung. (13) Banyaknya tikus yang tertangkap di Kelurahan Jomblang menunjukkan bahwa populasi tikus di wilayah tersebut tinggi. Sebagai perbandingan, penelitian Atik (2010) di wilayah pemukiman penduduk Kabupaten Sleman menunjukkan jumlah tikus yang tertangkap hanya sebanyak 17 ekor. (9) Populasi tikus yang tinggi di suatu wilayah merupakan salah satu faktor risiko terjadinya tranmisi penyakit zoonosis contohnya leptospirosis.. (14) Tikus yang tertangkap lebih banyak berjenis kelamin jantan (63%), berbeda dengan penelitan Ania (2010) di Pasar tradisional Johar, yang memperoleh hasil tikus betina lebih banyak tertangkap (63%). (5) Menurut Priyambodo (2006), tikus betina lebih mudah terperangkap karena tikus betina lebih sering berada di luar rumah untuk mencari makan bagi anakanaknya sedang tikus jantan lebih sering di sarang untuk mempertahankan daerah. (8) Adanya perbedaan hasil penelitian dengan penelitian sebelumnya dapat dipengaruhi beberapa faktor. Jika terjadi populasi tikus yang meningkat dalam suatu wilayah teritorial akan timbul kompetisi sosial yang memaksa tikus jantan yang berkedudukan lebih rendah segera keluar dan mencari wilayah baru. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Farida (2006) di Kabupaten Klaten yang menunjukan tikus jantan (65%) lebih banyak tertangkap. (15) Mobilitas tikus bertujuan untuk mencari pakan, pasangan dan orientasi kawasan. Banyaknya tikus jantan yang tertangkap mengindikasikan bahwa tikus tersebut melakukan mobilitas yang tinggi. 3. Pinjal pada tikus Jumlah pinjal yang ditemukan 16 ekor dengan jenis X. cheopis. Tikus yang paling banyak terinfestasi pinjal adalah R. tanezumi. Pinjal menyukai mamalia yang hidup di dalam sarang, lubang dan gua yang terinfeksi pinjal. Kondisi udara kering mempunyai pengaruh yang tidak menguntungkan bagi kelangsungan hidup pinjal. Setiap kenaikan suhu 10 0 C, lama hidup pinjal berkurang 1/2 atau 2/3 kali dari hidup normalnya. (13) 73
7 Hasil penelitian menunjukkan hasil yang serupa dengan penelitian Ika (2010) di 4 kelurahan di Kecamatan Tembalang yang menemukan spesies pinjal X. cheopis pada tikus R. tanezumi. (16) Hasil serupa juga ditunjukkan oleh penelitian Untung (2001). (17) Habitat pinjal X. cheopis adalah di dalam rumah dan gedung. X. cheopis merupakan jenis pinjal yang sangat mudah berpindah dari satu host ke host yang lain, baik itu sejenis maupun berbeda jenis. (18) X. cheopis merupakan vektor dari penyakit pes. Penularan dapat terjadi melalui gigitan pinjal. (19,20) Selain berperan sebagai vektor penyakit pes, pinjal ini juga berperan sebagai vektor utama penyakit murine typhus. (21). Berdasarkan penelitian, diketahui nilai indeks umum pinjal 0,37. Menurut WHO (1988) dan Depkes RI, suatu wilayah dikatakan waspada penularan pes jika indeks khusus pinjal X. cheopis > 1 dan indeks umum pinjal X. Cheopis > 2. (22) Indeks umum pinjal di Kelurahan Jomblang < 2 sehingga wilayah tersebut tidak diwaspadai dari penularan penyakit pes. 4. Tungau pada tikus Berdasarkan penelitian, persentase tikus terinfestasi tungau sebesar 44,19%. Tungau dapat menyebar dari semua habitat (worldwide distribution), di antaranya menempati habitat yang dihasilkan oleh binatang lain. (23) Dari proses identifikasi, ada 2 jenis tungau yang ditemukan yaitu Laelaps nutalli dan Laelaps echidninus. Hasil penelitian serupa dilakukan Changbunjong (2008) dan Lei Wei (2010) menemukan 2 jenis tungau. (24,25) L. echidninus merupakan ektoparasit yang umum ditemukan pada tikus Rattus, terutama tikus domestik. (26) L. echidninus berperan sebagai vektor penyakit murine typhus dan reservoir yang potensial dari penyakit riketsiosis lainnya yaitu scrub typhus dan penyakit Q-Fever. (23,27) KESIMPULAN Keberhasilan penangkapan tikus (trap success) di Kelurahan Jomblang relatif tinggi. Terdapat 7 spesies tikus yang tertangkap dan persentase terbanyak tikus R. tanezumi. Jenis pinjal yang ditemukan pada tikus adalah X.cheopis. Indeks umum pinjal pada tikus < 2 sehingga wilayah Kelurahan Jomblang tidak rentan terhadap penularan pes. Jenis tungau yang ditemukan yaitu L. nutalli dan L. echidninus. DAFTAR PUSTAKA 1. Soejoedi H. Pengendalian Rodent, Suatu Tindakan Karantina. Jurnal Kesehatan Lingkungan. 2 (1) : erpdf/kesling pdf [24 Januari 2011] 2. Ristiyanto, Nalim S, Notosoedarmo S, Kushadiwidjaja H, Boewono DT. Tikus, Ektoparasit dan Penyakitnya. Draft Naskah Penyakit Bersumber Rodensia. Salatiga : B2P2VRP Depkes RI Dirjen P2M&PL. Petunjuk Pemberantasan Pes di Indonesia userfiles/pes.pdf [2 Februari 2011] 4. Santoso L. Ikhtisar Penyakit Tropik. Semarang : FKM UNDIP
8 5. Maharani A. Studi Kepadatan Tikus beserta Infestasi Pinjal dan Tungau di Pasar Tradisional Johar, Kota Semarang Tahun Skripsi FKM UNDIP 6. CDC. Pictorial Keys To Arthropods, Reptiles, Birds And Mammals Of Public Health Significance. Atlanta, Georgia : U.S. Departement Of Health, Education and Welfare Public Health Servise, Bureau Of Disease Prvention and Environmental Control National, Communicable Disease Centre Melani S. Analisis Spasiotemporal Kasus Leptospirosis di Kota Semarang Tahun [24 Januari 2011] 8. Priyambodo, S. Hama Pemukiman Indonesia, Pengenalan, Biologi dan Pengendalian - Tikus. Bogor : FKH IPB Syarifatun A Studi Komparatif Keberhasilan Penangkapan (Trapp Success) Tikus Dengan Menggunakan Model Perangkap Single Live Trap dan Snap Trap di Kelurahan Sumber Rahayu, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman. Skripsi FKM UNDIP Sunityoso S, M Sudomo, Fajar MLS. Jenis-jenis Ektoparasit pada Tikus Rattus spp. yang Tertangkap di Daerah Sekitar Manggarai Jakarta Selatan. Jurnal Biologi Indonesia. 1 (3) : Raharjo, J. dan Ramadhani, T Studi Kepadatan Tikus dan Ektoparasit (Fleas) Pada Daerah Fokus dan Bekas Pes. Prosiding Seminar Nasional Kesehatan Jurusan Kesehatan Masyarakat FKIK UNSOED 12.Ristiyanto dan Farida DH. Rodentologi Kesehatan. Semarang : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Dian Nuswantoro Ristiyanto, dkk. Tikus, Ektoparasit dan Penyakitnya. Draft Naskah Penyakit Bersumber Rodensia. Salatiga : B2P2VRP Djunaedi D. Penyakit Infeksi : Ehrlichiosis, Letospirosis, Riketsiosis, Antraks, Penyakit Pes. Malang : UMM Press Handayani FD dan Ristiyanto. Rapid Assessment Inang Reservoir Leptospirosis di Daerah Pasca Gempa Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Buletin Penelitian Kesehatan. 36 (2) : Rahmawati I. Survei Keberhasilan Penangkapan (Trap Success) Tikus Rumah dan Penghitungan Pinjal di Empat Kelurahan Kecamatan Tembalang. Skripsi FKM UNDIP 17.Suhari U. Survei Tikus dan Ekstoparasitnya di Desa Jrakah, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali Pasca Letusan Gunung Merapi index.php?action=4&idx=1663 [23 April 201] 18.Harwood, RF dan Maurice TJ. Entomology in Human and Animal Health 7 th Edition. New 75
9 York : Macmillan Publishing Goddara J. Physician s Guide to Arthropods of Medical Importance, Fifth Edition. CRC Press Kesuma AP. Pinjal (Fleas). Berita dan Media Informasi Lokalitbang P2B2 Banjarnegara (BALABA). 4 (1) : hal. 20. Juni Gasem MH, Wagenaar JFP, Goris MGA, Adi MS, Isbandrio BB, Hartskeerl RA, et al.. Murine typhus and leptospirosis as causes of acute undifferentiated fever, indonesia. Emerg Infect Dis [serial online] Jun. 15/6/975.htm [22 December 2010] 22.Depkes RI. Pedoman Penangulangan Pes di Indonesia. Jakarta : Sub Direktorat Zoonosis Depkes RI Dirjen P2PL Handayani FD. Tungau : Penyakit yang Diakibatkan dan Pengendaliannya. Media Litbang Kesehatan 17 (2) : Tahun Kia EB, H Moghddas-Sani, H Hassanpoor, H Vatandoost, F Zahabiun, AA Akhavan, AA Hanafi-Bojd, Z Telmadarraiy. Ectoparasites of Rodents Captured in Bandar Abbas, Southern Iran. Iranian Journal Arthropod-Borne Dis. 3(2) : Changbunjong T, Weluwanarak T, Chamsai T, Sedwisai P, Ngamloephochit S, Suwanpakdee S, Yongyuttawichai P, Wiratsudakul A, Chaichoun K, Ratanakorn P. Occurrence of ectoparasites on rodents in Sukhothai Province, northern Thailand. Southeast Asian Journal Trop Med Public Health. 41(6) : November Wei L, Xinwei W, Chengmin W, Hongxuan H. A Survey of Ectoparasites from Wild Rodents and Anourosorex squamipes in Sichuan Province, Southwest China. Journal of Ecology and the Natural Environment 2 (8) : Standtmann RW and Mirchell CJ. The Laelaptine Mites of The Echinolaelaps Complex From The Southwest Pacific Area (Acarina : Mesostigmata). Hawaii : Bishop Museum, Honolulu. Pacific Insects 5 (3) :
STUDI KEPADATAN TIKUS DAN EKTOPARASIT DI DAERAH PERIMETER DAN BUFFERPELABUHAN LAUT CILACAP Yudhi Cahyo Priyotomo
STUDI KEPADATAN TIKUS DAN EKTOPARASIT DI DAERAH PERIMETER DAN BUFFERPELABUHAN LAUT CILACAP Yudhi Cahyo Priyotomo Email: yudhicahyo194@gmail.com ABSTRAC Rats are rodent that harm to human life and able
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pes merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Yersinia pestis.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pes merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Yersinia pestis. Pes termasuk penyakit karantina internasional. Di Indonesia penyakit ini kemungkinan timbul
Lebih terperinciSPESIES TIKUS, CECURUT DAN PINJAL YANG DITEMUKAN DI PASAR KOTA BANJARNEGARA, KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013
Spesies Tikus...(Dina Supriyati et al.) SPESIES TIKUS, CECURUT DAN PINJAL YANG DITEMUKAN DI PASAR KOTA BANJARNEGARA, KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 01 SPECIES RATS, SHREW AND FLEAS FOUND IN THE MARKET TOWN
Lebih terperinciKey word : mouse, plague, ectoparasites
Studi Kepadatan Tikus dan Ektoparasit (Fleas) Pada Daerah Fokus dan Bekas Pes Study to Mouse and Ectoparasite (flea) Dencity at Fokus on The Area and Former Plague Jarohman Raharjo, Tri Ramadhani*) *)
Lebih terperinciSTUDI POPULASI VEKTOR MURINE TYPHUS (XENOPSYELLA CHEOPIS) DI DAERAH ENDEMIS LEPTOSPIROSIS, KOTA SEMARANG, JAWA TENGAH
Studi populasi vector murine...(arief M, Ristiyanto & Dimas BWP) STUDI POPULASI VEKTOR MURINE TYPHUS (XENOPSYELLA CHEOPIS) DI DAERAH ENDEMIS LEPTOSPIROSIS, KOTA SEMARANG, JAWA TENGAH Study Population of
Lebih terperinciPOLA SEBARAN SPESIES TIKUS HABITAT PASAR BERDASARKAN JENIS KOMODITAS DI PASAR KOTA BANJARNEGARA
POLA SEBARAN SPESIES TIKUS HABITAT PASAR BERDASARKAN JENIS KOMODITAS DI PASAR KOTA BANJARNEGARA PATTERN OF RAT DISTRIBUTION IN MARKET HABITAT BASED ON COMMODITY IN BANJARNEGARA CITY MARKET Dwi Ernawati*,
Lebih terperinciEKTOPARASIT (FLEAS) PADA RESERVOIR DI DAERAH FOKUS PEST DI KABUPATEN BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH
EKTOPARASIT (FLEAS) PADA RESERVOIR DI DAERAH FOKUS PEST DI KABUPATEN BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH RESERVOIR'S ECTOPARASITE IN PLAGUE FOCUS AREA, BOYOLALI DISTRICT CENTRAL JAVA Tri Ramadhani 1, Budi Santoso
Lebih terperinciPENGARUH JUMLAH TEMPAT PENAMPUNGAN SAMPAH SEMENTARA TERHADAP TIKUS YANG TERINFEKSI LEPTOSPIRA DI KOTA YOGYAKARTA
PENGARUH JUMLAH TEMPAT PENAMPUNGAN SAMPAH SEMENTARA TERHADAP TIKUS YANG TERINFEKSI LEPTOSPIRA DI KOTA YOGYAKARTA THE INFLUENCE OF TOTAL TEMPAT PENAMPUNGAN SAMPAH SEMENTARA WITH THE RATS INFECTED BY LEPTOSPIRA
Lebih terperinciSPOT SURVEI LEPTOSPIROSIS DI KECAMATAN NGEMPLAK DAN NOGOSARI, KABUPATEN BOYOLALI, PROVINSI JAWA TENGAH
SPOT SURVEI LEPTOSPIROSIS DI KECAMATAN NGEMPLAK DAN NOGOSARI, KABUPATEN BOYOLALI, PROVINSI JAWA TENGAH LEPTOSPIROSIS SURVEY SPOT IN NGEMPLAK AND NOGOSARI SUBDISTRICT, BOYOLALI DISTRICT, CENTRAL JAVA PROVINCE
Lebih terperinciABSTRACT. Key word : Ectoparasites of rats, index diversity, Merapi Mountain Central Java. ABSTRAK
INDEKS KERAGAMAN EKTOPARASIT PADA TIKUS RUMAH Rattus tanezumi Temminck, 1844 dan TIKUS POLINESIA R. exulans (Peal, 1848) DI DAERAH ENZOOTIK PES LERENG GUNUNG MERAPI, JAWA TENGAH Ristiyanto, Arief Mulyono,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tikus dan mencit adalah hewan pengerat (rondensia) yang lebih dikenal sebagai hama tanaman pertanian, perusak barang digudang dan hewan pengganggu yang menjijikan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dapat menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) atau wabah, sehingga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit pes terdapat pada hewan rodent dan dapat menularkan ke manusia melalui gigitan pinjal. Penyakit ini merupakan penyakit yang terdaftar dalam karantina nasional,
Lebih terperinciSaluran Air Tertutup Sebagai Faktor Penekan Populasi Tikus di Daerah Bekas Fokus Pes Cangkringan Sleman Yogyakarta
http://doi.org/10.22435/blb.v13i1. 4557. 83-92 Saluran Air Tertutup Sebagai Faktor Penekan Populasi Tikus di Daerah Bekas Fokus Pes Cangkringan Sleman Yogyakarta Closed Water Chanel As A Pressing Factor
Lebih terperinciPEMASANGAN PERANGKAP, PEMERIKSAAN (IDENTIFIKASI), DAN PENYISIRAN TIKUS (PENANGKAPAN EKTOPARASIT)
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN VEKTOR PEMASANGAN PERANGKAP, PEMERIKSAAN (IDENTIFIKASI), DAN PENYISIRAN TIKUS (PENANGKAPAN EKTOPARASIT) OLEH AGUS SAMSUDRAJAT S J 410040028 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
Lebih terperinciGAMBARAN EPIDEMIOLOGI LEPTOSPIROSIS DI KECAMATAN JEPARA, KABUPATEN JEPARA, PROVINSI JAWA TENGAH
Bul. Penelit. Kesehat, Vol. 41, No. 1, 2013: 37-44 GAMBARAN EPIDEMIOLOGI LEPTOSPIROSIS DI KECAMATAN JEPARA, KABUPATEN JEPARA, PROVINSI JAWA TENGAH Bina Ikawati *, Jarohman Raharjo dan Novia Tri Astuti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena kebiasaan tikus yang suka mengerat benda-benda disekitarnya,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tikus atau rodentia berasal dari bahasa latin rodere yang mempunyai arti mengerat, jadi tikus merupakan binatang pengerat. Oleh karena kebiasaan tikus yang suka mengerat
Lebih terperinciPERBEDAAN JENIS UMPAN TERHADAP JUMLAH RODENTIA TERTANGKAP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CANGKRINGAN
PERBEDAAN JENIS UMPAN TERHADAP JUMLAH RODENTIA TERTANGKAP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CANGKRINGAN THE DIFFERENCES OF KIND FEED AGAINST NUMBER OF RODENTIA CAUGHT IN WORK AREA OF CANGKRINGAN HEALTH CENTER.
Lebih terperinciJurnal Kesehatan Masyarakat
KEMAS 8 (2) (2013) 183-189 Jurnal Kesehatan Masyarakat http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas KEEFEKTIFAN RODENTISIDA RACUN KRONIS GENERASI II TERHADAP KEBERHASILAN PENANGKAPAN TIKUS Desi Rini
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING
LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING PEMODELAN SPASIAL PENYEBARAN TIKUS PEMBAWA BAKTERI LEPTOSPIRA DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun Ketua/Anggota Tim Dra.Lilis Suryani.,
Lebih terperinciGAMBARAN KEPADATAN TIKUS DI KELURAHAN RANDUSARI KECAMATAN SEMARANG SELATAN KOTA SEMARANG TAHUN 2015
i GAMBARAN KEPADATAN TIKUS DI KELURAHAN RANDUSARI KECAMATAN SEMARANG SELATAN KOTA SEMARANG TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Oleh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rodent (Tikus) Tikus adalah binatang yang termasuk dalam ordo Rodentia, Sub ordo Myormorpha, famili Muridae. Famili Muridae ini merupakan famili yang dominan dari ordo Rodentia
Lebih terperinciJENIS_JENIS TIKUS HAMA
JENIS_JENIS TIKUS HAMA Beberapa ciri morfologi kualitatif, kuantitatif, dan habitat dari jenis tikus yang menjadi hama disajikan pada catatan di bawah ini: 1. Bandicota indica (wirok besar) Tekstur rambut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Rencana Strategis Kementrian Kesehatan (2011), Pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Rencana Strategis Kementrian Kesehatan (2011), Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
Lebih terperinciStrain Leptospira Yang Ditemukan Pada Tikus dan Suncus di Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman
Strain Leptospira Yang Ditemukan Pada Tikus dan Suncus di Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman Bina Ikawati, Sunaryo Balai Litbang P2B2 Banjarnegara, Jl Selamanik No. 16 A Banjarnegara Contact e_mail :
Lebih terperinciSTUDI FAUNA TIKUS DAN CECURUT DI DAERAH DITEMUKAN KASUS LEPTOSPIROSIS DI KABUPATEN KLATEN, PROVINSI JAWA TENGAH
ARTIKEL STUDI FAUNA TIKUS DAN CECURUT DI DAERAH DITEMUKAN KASUS LEPTOSPIROSIS DI KABUPATEN KLATEN, PROVINSI JAWA TENGAH Bina Ikawati*, Bambang Yunianto*, Tri Ramadhani* ABSTRACT STUDY OF RATS AND SUNCUS
Lebih terperinciJurnal Kesehatan Masyarakat
KEMAS 8 (1) (2012) 94-98 Jurnal Kesehatan Masyarakat http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas PARTISIPASI IBU DALAM PEMASANGAN LIVE TRAP TERHADAP JUMLAH TANGKAPAN TIKUS DAN PINJAL Emy Rahmawati Apotik
Lebih terperinciSTUDI KASUS LEPTOSPIROSIS DI KECAMATAN MIJEN KABUPATEN DEMAK.
STUDI KASUS LEPTOSPIROSIS DI KECAMATAN MIJEN KABUPATEN DEMAK Eva Lestari 1*, Agung Puja Kesuma 2, Anggun Paramita Djati 3 1 Balai Litbang P2B2 Banjarnegara Email : evalestari.epid@gmail.com Received date:
Lebih terperinciSri Wahyuni.*dan Yuliadi**
SPOT SURVEY RESERVOIR LEPTOSPIROSIS DI BEBERAPA KABUPATEN KOTA DI JAWA TENGAH Sri Wahyuni.*dan Yuliadi** *) Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah **) Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir
Lebih terperinciGAMBARAN SANITASI RUMAHTERKAIT DENGAN LEPTOSPIROSIS (STUDI DI KECAMATAN GAJAH MUNGKUR KOTA SEMARANG)
GAMBARAN SANITASI RUMAHTERKAIT DENGAN LEPTOSPIROSIS (STUDI DI KECAMATAN GAJAH MUNGKUR KOTA SEMARANG) Endang Setiyani Mahasiswa Peminatan Epidemiologi dan Penyakit Tropik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Lebih terperinciJENIS UPAYA, SARANA PRASARANA, DAN KETERLIBATAN INSTANSI DALAM PENGENDALIAN FAKTOR RISIKO LEPTOSPIROSIS DI KOTA SEMARANG
JENIS UPAYA, SARANA PRASARANA, DAN KETERLIBATAN INSTANSI DALAM PENGENDALIAN FAKTOR RISIKO LEPTOSPIROSIS DI KOTA SEMARANG Maknunah Setyo Wati *), Mateus Sakundarno Adi**), Lintang Dian Saraswati**) *)Mahasiswa
Lebih terperinciSTUDI ANGKA BEBAS JENTIK (ABJ) DAN INDEKS OVITRAP DI PERUM PONDOK BARU PERMAI DESA BULAKREJO KABUPATEN SUKOHARJO. Tri Puji Kurniawan
STUDI ANGKA BEBAS JENTIK (ABJ) DAN INDEKS OVITRAP DI PERUM PONDOK BARU PERMAI DESA BULAKREJO KABUPATEN SUKOHARJO Tri Puji Kurniawan Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo.
Lebih terperinciJENIS TIKUS DAN ENDOPARASIT CACING DALAM USUS TIKUS DI PASAR RASAMALA KELURAHAN SRONDOL WETAN KECAMATAN BANYUMANIK KOTA SEMARANG
JENIS TIKUS DAN ENDOPARASIT CACING DALAM USUS TIKUS DI PASAR RASAMALA KELURAHAN SRONDOL WETAN KECAMATAN BANYUMANIK KOTA SEMARANG Afifah Dita Setyaningrum Bagian Entomologi Kesehatan Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciHUBUNGAN PERILAKU MASYARAKAT TENTANG KEBERSIHAN LINGKUNGAN DENGAN KEBERADAAN TIKUS DI DESA LENCOH KECAMATAN SELO KABUPATEN BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN PERILAKU MASYARAKAT TENTANG KEBERSIHAN LINGKUNGAN DENGAN KEBERADAAN TIKUS DI DESA LENCOH KECAMATAN SELO KABUPATEN BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : VITA QORI NURUL FADZILAH J 410 100 103
Lebih terperinciJurnal MIPA 37 (2) (2014): Jurnal MIPA.
Jurnal MIPA 37 (2) (2014): 115-122 Jurnal MIPA http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jm KEANEKARAGAMAN SPESIES DAN PERANAN RODENTIA DI TPA JATIBARANG SEMARANG A Susanto S Ngabekti Jurusan Biologi, FMIPA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelabuhan merupakan salah satu aset penting suatu daerah yang berfungsi sebagai tempat berlabuhnya kapal sekaligus sebagai tempat untuk melakukan kegiatan bongkar muat
Lebih terperinciUnnes Journal of Public Health
UJPH2 (3) (2015) Unnes Journal of Public Health http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph EFEKTIVITAS PEMASANGAN BERBAGAI MODEL PERANGKAP TIKUS TERHADAP KEBERHASILAN PENANGKAPAN TIKUS DI KELURAHAN
Lebih terperinciJenis-Jenis Ektoparasit pada Mamalia Kecil yang ditemukan di Pasar Raya Padang, Sumatera Barat
Jenis-Jenis Ektoparasit pada Mamalia Kecil yang ditemukan di Pasar Raya Padang, Sumatera Barat Ectoparasites of the Small Mammals at Pasar Raya Padang, West Sumatera Beni Arengga *), Dahelmi, Siti Salmah
Lebih terperinciGAMBARAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP RISIKO PENYAKIT PES PADA DUSUN FOKUS DAN DUSUN TERANCAM PES
GAMBARAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP RISIKO PENYAKIT PES PADA DUSUN FOKUS DAN DUSUN TERANCAM PES Cika Nirbaya Br Lubis, Agus Suwandono, Mateus Sakundarno Bagian Epidemiologi dan Penyakit Tropik, Fakultas
Lebih terperinciHubungan Antara Faktor Lingkungan Fisik Rumah dan Keberadaan Tikus dengan Kejadian Leptospirosis di Kota Semarang
Hubungan Antara Faktor Lingkungan Fisik Rumah dan Keberadaan Tikus dengan Kejadian Leptospirosis di Kota Semarang Oleh: Niky Ria Dainanty Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK
Lebih terperinciSTUDI RESERVOIR DAN DISTRIBUSI KASUS LEPTOSPIROSIS DI KABUPATEN GRESIK TAHUN 2010
Studi reservoir dan distribusi (Bambang Y, T Ramadhani, Bina I, Tri W & Jarohman) STUDI RESERVOIR DAN DISTRIBUSI KASUS LEPTOSPIROSIS DI KABUPATEN GRESIK TAHUN 2010 Reservoir and Distribution Case Studies
Lebih terperinciBAB II TIKUS DAN CECURUT. A. Jenis-Jenis Tikus
BAB II TIKUS DAN CECURUT A. Jenis-Jenis Tikus Tikus itu termasuk binatang mamalia atau binatang menyusui, yang sering kita temui di sekitar tempat tinggal manusia. Ada banyak jenis tikus yang perlu kita
Lebih terperinciPEMETAAN KEBERADAAN TIKUS DAN KONDISI LINGKUNGAN SEBAGAI POTENSI PENULARAN LEPTOSPIROSIS DI RW 08 KELURAHAN NGEMPLAK SIMONGAN KOTA SEMARANG
PEMETAAN KEBERADAAN TIKUS DAN KONDISI LINGKUNGAN SEBAGAI POTENSI PENULARAN LEPTOSPIROSIS DI RW 08 KELURAHAN NGEMPLAK SIMONGAN KOTA SEMARANG Aprilia Puji Lestari *), Suharyo **) *) Alumni Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciMETODE KONTAK TIDAK LANGSUNG UNTUK UJI KEPEKAAN PINJAL PADA TIKUS TERHADAP INSEKTISIDA
METODE KONTAK TIDAK LANGSUNG UNTUK UJI KEPEKAAN PINJAL PADA TIKUS TERHADAP INSEKTISIDA Ristiyanto, Farida Dwi Handayani dan Arief Mulyono Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan dan kesehatan manusia. Keadaan lingkungan dan pola hidup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pes merupakan salah satu penyakit yang masih mengancam kehidupan dan kesehatan manusia. Keadaan lingkungan dan pola hidup manusia yang kurang peduli dan tidak baik sangat
Lebih terperinciJENIS-JENIS LARVA NYAMUK DI KELURAHAN TANJUNG REJO, KECAMATAN MEDAN SUNGGAL, MEDAN. KARYA TULIS ILMIAH OLEH: WOO XIN ZHE
JENIS-JENIS LARVA NYAMUK DI KELURAHAN TANJUNG REJO, KECAMATAN MEDAN SUNGGAL, MEDAN. KARYA TULIS ILMIAH OLEH: WOO XIN ZHE 120100420 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015 JENIS-JENIS
Lebih terperinciKEWASPADAAN DINI KEJADIAN LEPTOSPIROSIS DI DESA SELANDAKA KECAMATAN SUMPIUH KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2013
BALABA Vol. 10 No. 01, Juni 2014 : 15-20 KEWASPADAAN DINI KEJADIAN LEPTOSPIROSIS DI DESA SELANDAKA KECAMATAN SUMPIUH KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2013 EARLY WARNING OF LEPTOSPIROSIS IN SELANDAKA VILLAGE, SUMPIUH
Lebih terperinciTINGKAT PENGETAHUAN DOKTER UMUM MENGENAI LEPTOSPIROSIS DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH
TINGKAT PENGETAHUAN DOKTER UMUM MENGENAI LEPTOSPIROSIS DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Studi Kasus di Puskesmas di Kota Semarang JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi
Lebih terperinciKEANEKARAGAMAN JENIS MAMALIA KECIL PADA TIGA HABITAT YANG BERBEDA DI LHOKSEUMAWE PROVINSI ACEH
KEANEKARAGAMAN JENIS MAMALIA KECIL PADA TIGA HABITAT YANG BERBEDA DI LHOKSEUMAWE PROVINSI ACEH Muhammad Nasir, Yulia Amira dan Abdul Hadi Mahmud Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi demam akut yang disebabkan oleh empat serotipe virus dengue dari genus Flavivirus ditularkan melalui gigitan nyamuk
Lebih terperinciSTUDI POPULASI TIKUS HUTAN DI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO (TNGGP), CIANJUR
1 STUDI POPULASI TIKUS HUTAN DI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO (TNGGP), CIANJUR (Forest Rat Population Studies at National Park Gede Pangrango Mountain (TNGGP), Cianjur) Ayu Saidah Ali 1, Moerfiah
Lebih terperinciMuhidin. et al Survei Demografi
Muhidin. et al Survei Demografi SURVEI DEMOGRAFI DAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DI DAERAH KASUS LEPTOSPIROSIS DI DESA SUMBERSARI KECAMATAN MOYUDAN KABUPATEN SLEMAN D.I. YOGYAKARTA TAHUN 2010 Muhidin dan
Lebih terperinciSi Pengerat Musuh Petani Tebu..
Si Pengerat Musuh Petani Tebu.. Embriani BBPPTP Surabaya Gambar. Tanaman Tebu Yang Terserang Tikus Hama/pest diartikan sebagai jasad pengganggu bisa berupa jasad renik, tumbuhan, dan hewan. Hama Tanaman
Lebih terperinciKAJIAN EPIDEMIOLOGIS KEJADIAN LEPTOSPIROSIS DI KOTA SEMARANG DAN KABUPATEN DEMAK TAHUN Bambang Yunianto*, Tri Ramadhani* ABSTRACT
Hasil Penelitian KAJIAN EPIDEMIOLOGIS KEJADIAN LEPTOSPIROSIS DI KOTA SEMARANG DAN KABUPATEN DEMAK TAHUN 8 Bambang Yunianto*, Tri Ramadhani* ABSTRACT Leptospirosis is one of rodent borne neglected diseases,
Lebih terperinciReservoir dan Kasus Leptospirosis di Wilayah Kejadian Luar Biasa
Artikel Penelitian Reservoir dan Kasus Leptospirosis di Wilayah Kejadian Luar Biasa Reservoir and Case of Leptospirosis in Outbreak Area Tri Ramadhani, Bambang Yunianto Balai Penelitian dan Pengembangan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Hasil survei terhadap 30 responden di setiap lokasi mengenai tingkat pendidikan masyarakat di Daerah Sindang Barang, Cibanteng, Balio, dan Ciledug dapat
Lebih terperinciPENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENGENDALIAN VEKTOR PENYAKIT PES
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENGENDALIAN VEKTOR PENYAKIT PES TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP WARGA DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT PES DI DESA JRAKAH BOYOLALI Skripsi Ini Disusun untuk
Lebih terperinciIDENTIFIKASI TIKUS DAN DAN PINJAL
LAPORAN PRAKTIKUM IDENTIFIKASI TIKUS DAN DAN PINJAL Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengendalian Vektor Disusun oleh : IKA NUR RIZKI NIM : P07133112024 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciSebaranJentik Nyamuk Aedes aegypti (Diptera: Culicidae) di Desa Cikarawang, Kabupaten Bogor
SebaranJentik Nyamuk Aedes aegypti (Diptera: Culicidae) di Desa Cikarawang, Kabupaten Bogor Upik K. Hadi, E. Agustina & Singgih H. Sigit ABSTRAK Satu di antara pengetahuan yang harus dikuasai dalam upaya
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Proseding Semirata BKS PTN Wilayah Barat Bidang Ilmu MIPA ke 22 (Fisika & Biologi) Banda Aceh, 4 5 Mei Banda Aceh, Juli 2009
KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah Rapat Kerja BKS-PTN Wilayah Barat ke 22 tahun 2009 telah dapat terselenggara dengan baik dan lancar. Kegiatan ini diselenggarakan tanggal 4-5 Mei 2009 di Banda Aceh,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tikus 1. Jenis Tikus dan Cirinya 5) Beberapa jenis tikus yang ada di lingkungan pemukiman daerah tropis adalah Rattus rattus tenezumi temminh (tikus atap), Rattus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang lalu. Salah satu bukti hubungan baik tersebut adalah adanya pemanfaatan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anjing merupakan salah satu jenis hewan yang dikenal bisa berinteraksi dengan manusia. Interaksi demikian telah dilaporkan terjadi sejak ratusan tahun yang lalu. Salah
Lebih terperinciPENGARUH FREKUENSI PENGGANTIAN SEKAM DENGAN KEHADIRAN EKTOPARASIT PADA MENCIT (Mus musculus) ABSTRAK
PENGARUH FREKUENSI PENGGANTIAN SEKAM DENGAN KEHADIRAN EKTOPARASIT PADA MENCIT (Mus musculus) Armansyah Maulana Harahap 1),Endang Sulistyarini Gultom 2) Ahmad Shafwan S. Pulungan 2) 1 Laboratorium Biologi,
Lebih terperinciPERANAN LINGKUNGAN TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI KECAMATAN SILIAN RAYA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
PERANAN LINGKUNGAN TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI KECAMATAN SILIAN RAYA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA 1 Melisa Pantow 2 Josef S. B. Tuda 2 Angle Sorisi 1 Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam
Lebih terperinciGAMBARAN SANITASI JAMBAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI DI WILAYAH KECAMATAN KIKIM TIMUR TAHUN 2016
GAMBARAN SANITASI JAMBAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI DI WILAYAH KECAMATAN KIKIM TIMUR TAHUN 2016 Ulfah Program Studi Kesehatan Masyarakat STIK Bina Husada Palembang Email: ulfah.maria449@gmail.com ABSTRACT
Lebih terperinciPENGENDALIAN VEKTOR TIKUS KELOMPOK 1
PENGENDALIAN VEKTOR TIKUS KELOMPOK 1 ANGGOTA KELOMPOK 1 Siska Diana Sari 1311211102 Zahra Katrina Aulia 1311211085 Fadilah Habibul Hamda 1311211112 Retno Wulandari 1311212015 Mitbasman Mikra 1311211004
Lebih terperinciUnnes Journal of Public Health
UJPH 5 (1) (2016) Unnes Journal of Public Health http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph PERBANDINGAN JUMLAH TIKUS YANG TERTANGKAP ANTARA PERANGKAP DENGAN UMPAN KELAPA BAKAR, IKAN TERI DENGAN PERANGKAP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang beriklim sedang, kondisi ini disebabkan masa hidup leptospira yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Leptospirosis merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Insidensi pada negara beriklim hangat lebih tinggi dari negara yang beriklim sedang, kondisi ini
Lebih terperinciKepadatan dan Penyebaran Aedes aegypti Setelah Penyuluhan DBD di Kelurahan Paseban, Jakarta Pusat
Kepadatan dan Penyebaran Aedes aegypti Setelah Penyuluhan DBD di Kelurahan Paseban, Jakarta Pusat Masitha Mentari Ramadhani, 1 Hendri Astuty 2 1 Program Studi Sarjana Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciTINDAKAN MASYARAKAT PERKOTAAN DI BOGOR TERHADAP KEHADIRAN TIKUS SHERLY ASRILIA A
TINDAKAN MASYARAKAT PERKOTAAN DI BOGOR TERHADAP KEHADIRAN TIKUS SHERLY ASRILIA A44103062 PROGRAM STUDI HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 TINDAKAN MASYARAKAT
Lebih terperinciHUBUNGAN BREEDING PLACE DAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEBERADAAN JENTIK VEKTOR DBD DI DESA GAGAK SIPAT KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI
HUBUNGAN BREEDING PLACE DAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEBERADAAN JENTIK VEKTOR DBD DI DESA GAGAK SIPAT KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI Dhina Sari dan Sri Darnoto Program Studi Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciPENDAHULUAN. zoonoses (host to host transmission) karena penularannya hanya memerlukan
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Leptospirosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri patogen Leptospira, yang ditularkan secara langsung maupun tidak langsung dari hewan ke manusia,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Jenis Hama yang Terdapat di Perumahan
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Survei Survei dilakukan di perumahan, restoran, dan rumah sakit di Jakarta Utara, Depok, dan Bogor dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan hama yang terdapat
Lebih terperinciKEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR (Nepenthes spp) KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG AMBAWANG DESA KAMPUNG BARU KECAMATAN KUBU KABUPATEN KUBU RAYA
KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR (Nepenthes spp) KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG AMBAWANG DESA KAMPUNG BARU KECAMATAN KUBU KABUPATEN KUBU RAYA The Diversity Of Kantong Semar (Nepenthes spp) Protected Forest
Lebih terperinciARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2
ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2 Lintang Sekar Langit lintangsekar96@gmail.com Peminatan Kesehatan Lingkungan,
Lebih terperinciUnnes Journal of Public Health
UJPH 2 (3) (2013) Unnes Journal of Public Health http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph PARTISIPASI IBU DALAM PEMASANGAN LIVE TRAP TERHADAP JUMLAH TANGKAPAN TIKUS DAN PINJAL DI DESA SUKABUMI KECAMATAN
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA SANITASI RUMAH WARGA DENGAN JUMLAH TIKUS DAN KEPADATAN PINJAL DI DESA SELO KECAMATAN SELO BOYOLALI
HUBUNGAN ANTARA SANITASI RUMAH WARGA DENGAN JUMLAH TIKUS DAN KEPADATAN PINJAL DI DESA SELO KECAMATAN SELO BOYOLALI Skripsi Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciPARTISIPASI IBU DALAM PEMASANGAN LIVE TRAPP TERHADAP JUMLAH TANGKAPAN TIKUS DAN PINJAL DI DESA SUKABUMI KECAMATAN CEPOGO KABUPATEN BOYOLALI
PARTISIPASI IBU DALAM PEMASANGAN LIVE TRAPP TERHADAP JUMLAH TANGKAPAN TIKUS DAN PINJAL DI DESA SUKABUMI KECAMATAN CEPOGO KABUPATEN BOYOLALI (Studi Eksperimen Sebagai Upaya Pengendalian Penyakit Pes) SKRIPSI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Leptospirosis adalah penyakit infeksi yang terabaikan / Neglected
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Leptospirosis adalah penyakit infeksi yang terabaikan / Neglected Infectious Diseases (NIDs) yaitu penyakit infeksi yang endemis pada masyarakat miskin atau
Lebih terperinciHALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH
HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN ANTARA KONDISI LINGKUNGAN DENGAN PRAKTIK PENCEGAHAN DENGAN KEJADIAN LEPTOSPIROSIS DI KOTA SEMARANG TAHUN 2014 Disusun oleh: RANI HIDAYANTI D11.2011.01339 telah
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN PERILAKU KEPALA KELUARGA DENGAN SANITASI LINGKUNGAN DI DESA PINTADIA KECAMATAN BOLAANG UKI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN Suharto S. Bunsal*, A. J. M. Rattu*, Chreisye K.F.
Lebih terperinciJURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana S-1 Program Studi Kesehatan Masyarakat.
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENGENDALIAN VEKTOR PENYAKIT PES TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP WARGA DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT PES DI DESA JRAKAH BOYOLALI JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi
Lebih terperinciKEPADATAN JENTIK VEKTOR DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) Aedes sp. DI DAERAH ENDEMIS, SPORADIS DAN POTENSIAL KOTA SEMARANG, PROVINSI JAWA TENGAH
BALABA Vol. 10 No. 02, Desember 2014: 71-76 KEPADATAN JENTIK VEKTOR DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) Aedes sp. DI DAERAH ENDEMIS, SPORADIS DAN POTENSIAL KOTA SEMARANG, PROVINSI JAWA TENGAH LARVAE DENSITY OF
Lebih terperinciSebaran Infeksi Leptospira Patogenik pada Tikus dan Cecurut di Daerah Pasca Banjir Kabupaten Pati dan Endemis Boyolali
https://doi.org/10.22435/blb.v13i2.7945.173-182 Sebaran Infeksi Leptospira Patogenik pada Tikus dan Cecurut di Daerah Pasca Banjir Kabupaten Pati dan Endemis Boyolali Distribution of Pathogenic Leptospira
Lebih terperinciAnalisis Faktor Lingkungan Abiotik yang Mempengaruhi Keberadaan Leptospirosis pada Tikus di Kelurahan Sambiroto, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang
Analisis Faktor Lingkungan Abiotik yang Mempengaruhi Keberadaan Leptospirosis pada Tikus di Kelurahan Sambiroto, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang Wahyuni Arumsari 1, Dwi Sutiningsih 2, Retno Hestiningsih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Filariasis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh cacing filaria (Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, Brugia timori). Penyakit ini ditularkan melalui nyamuk
Lebih terperinciARTIKEL SISTEM KEWASPADAAN DIM KLB MALARIA BERDASARKAN CURAH HUJAN, KEPADATAN VEKTOR DAN KESAKITAN MALARIA DIKABUPATEN SUKABUMI
ARTIKEL SISTEM KEWASPADAAN DIM KLB MALARIA BERDASARKAN CURAH HUJAN, KEPADATAN VEKTOR DAN KESAKITAN MALARIA DIKABUPATEN SUKABUMI Lukman Hakim, Mara Ipa* Abstrak Malaria merupakan penyakit yang muncul sesuai
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian dilakukan di penangkaran PT. Mega Citrindo di Desa Curug RT01/RW03, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor dan Laboratorium Entomologi Fakultas
Lebih terperinciKEANEKARAGAMAN JENIS MAMALIA KECIL PADA TIGA HABITAT YANG BERBEDA DI LHOKSEUMAWE PROVINSI ACEH
KEANEKARAGAMAN JENIS MAMALIA KECIL PADA TIGA HABITAT YANG BERBEDA DI LHOKSEUMAWE PROVINSI ACEH DIVERSITY OF SMALL MAMMAL IN THREE DIFFERENT HABITAT AT LHOKSEUMAWE ACEH PROVINCE Muhammad Nasir, Yulia Amira
Lebih terperinciSURVEI KEPADATAN NYAMUK CULEX SPP DI KECAMATAN PAAL 2 KOTA MANADO Hajar Rahayuningsi*, Jootje M.L. Umboh *, Ricky C. Sondakh *
SURVEI KEPADATAN NYAMUK CULEX SPP DI KECAMATAN PAAL 2 KOTA MANADO Hajar Rahayuningsi*, Jootje M.L. Umboh *, Ricky C. Sondakh * *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Nyamuk merupakan
Lebih terperinciABSTRAK FAKTOR SOSIODEMOGRAFI PADA KEJADIAN LUAR BIASA CHIKUNGUNYA DI KECAMATAN SUNGAI GELAM, KABUPATEN MUARO JAMBI, PROVINSI JAMBI TAHUN 2009
ABSTRAK FAKTOR SOSIODEMOGRAFI PADA KEJADIAN LUAR BIASA CHIKUNGUNYA DI KECAMATAN SUNGAI GELAM, KABUPATEN MUARO JAMBI, PROVINSI JAMBI TAHUN 2009 Natalina Manalu, 2010; Pembimbing: Evi Yuniawati., dr., MKM.
Lebih terperinciZainul Ikhwan 1) 1) Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang
FAKTOR INDIVIDU DAN KEADAAN SALURAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH (SPAL) RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN DIARE DI RT 01 RW 09 KELURAHAN SEI JANG KECAMATAN BUKIT BESTARI KOTA TANJUNGPINANG Zainul Ikhwan 1) 1) Jurusan
Lebih terperinciBAB I. Leptospirosis adalah penyakit zoonosis, disebabkan oleh
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Leptospirosis adalah penyakit zoonosis, disebabkan oleh mikroorganisme Leptospira interogans yang mempengaruhi baik manusia maupun hewan. Manusia terinfeksi melalui
Lebih terperinciJOURNAL OF MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES. Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman Online di :
JOURNAL OF MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES. Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman 73-80 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/maquares ASPEK REPRODUKSI IKAN NILA (Oreochromis niloticus)
Lebih terperinciKata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Sanitasi Lingkungan
GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT TENTANG SANITASI LINGKUNGAN DI PESISIR PANTAI SINDULANG SATU KECAMATAN TUMINTING TAHUN 2014 Jessy Desiere*, Henky Loho*, Johan Josephus* *Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciDemam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh. virus Dengue yang ditularkan dari host melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan dari host melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Penyakit DBD banyak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever (DHF) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk
Lebih terperinciJurnal Vektor Penyakit, Vol. 7 No. 2, 2013 : 26-34
Jurnal Vektor Penyakit, Vol. 7 No. 2, 2013 : 26-34 Penentuan Zona Kerawanan Leptospirosis di Kabupaten Gresik Provinsi Jawa Timur (Vulnerable Zona Leptospirosis Ditermination in Gresik District East Java
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, disamping kebutuhan sandang dan pangan. Rumah berfungsi pula sebagai tempat tinggal serta digunakan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) banyak ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis. Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati urutan pertama dalam jumlah penderita
Lebih terperinciFAKTOR LINGKUNGAN DAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEJADIAN LEPTOSPIROSIS DI WILAYAH PUSKESMAS KEDUNGMUNDU SEMARANG
FAKTOR LINGKUNGAN DAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEJADIAN LEPTOSPIROSIS DI WILAYAH PUSKESMAS KEDUNGMUNDU SEMARANG Wulansari 1, Kriswiharsi Kun Saptorini 2 1 Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro
Lebih terperinci