STUDI KASUS LEPTOSPIROSIS DI KECAMATAN MIJEN KABUPATEN DEMAK.
|
|
- Siska Susanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 STUDI KASUS LEPTOSPIROSIS DI KECAMATAN MIJEN KABUPATEN DEMAK Eva Lestari 1*, Agung Puja Kesuma 2, Anggun Paramita Djati 3 1 Balai Litbang P2B2 Banjarnegara evalestari.epid@gmail.com Received date: 02/11/2016, Revised date: 27/01/2017, Accepted date: 04/04/2017 ABSTRACT Leptospirosis is a zoonotic infectious disease caused by Leptospira interogans that can infect humans and animals. Demak has been known to have cases of leptospirosis from 2003 to In 2014 there were reports that there are cases of leptospirosis in the Pasir Village, Mijen Subdistrict, Demak District. The case study in patients with leptospirosis can provide information about the condition of the environment, habits and knowledge about leptospirosis. This research is descriptive with cross sectional approach. The results of survey indicate trap success 15,49%. Rat species that obtained were consist of Rattus tanezumi, Rattus norvegicus and Suncus murinus. The results showed that there is no Leptospira bacteria on blood and kidneys of mice with PCR test. While the water samples examined showed positive Leptospira bacteria. Control of leptospirosis is needed not only in mice but also in environment. Keywords : Demak, Leptospirosis, Mijen ABSTRAK Leptospirosis merupakan penyakit menular zoonosis yang disebabkan bakteri Leptospira interogans yang dapat menyerang manusia dan binatang. Kabupaten Demak telah diketahui terdapat kasus leptospirosis sejak tahun 2003 hingga Tahun 2014 terdapat laporan bahwa ada kasus leptospirosis di Desa Pasir, Kecamatan Mijen, Kabupaten Demak. Kajian kasus pada penderita leptospirosis dapat memberikan informasi mengenai kondisi lingkungan rumah, kebiasaan dan pengetahuan responden tentang leptospirosis. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Hasil survei tikus menunjukkan trap success 15,49%. Spesies tikus yang didapat antara lain Rattus tanezumi, Rattus norvegicus dan Suncus murinus. Hasil pemeriksaan menggunakan metode PCR terhadap darah dan ginjal tikus tidak ditemukan adanya bakteri Leptospira yang menginfeksi tikus. Sedangkan sampel air yang diperiksa menunjukkan hasil positif bakteri Leptospira. Pengendalian leptospirosis bukan hanya pada tikus tetapi juga pada lingkungan. Kata kunci : Demak, Leptospirosis, Mijen PENDAHULUAN Leptospirosis merupakan penyakit menular zoonosis yang disebabkan bakteri Leptospira interogans dan dapat menyerang manusia dan binatang (Kusmiyati, 2005) (Soedarto, 2009). Leptospirosis tersebar hampir di seluruh dunia dan cenderung meningkat kasusnya (Ristiyanto, 2014). Penyakit ini seringkali muncul di daerah perkotaan dan pedesaan baik di negara maju maupun negara berkembang (Chin, 2012). Di negara tropis kejadian leptospirosis jumlahnya lebih tinggi dibanding dengan subtropis karena bakteri leptospira dapat hidup dengan udara yang hangat, tanah yang lembab dan ph alkalis dimana keadaan ini hanya terdapat di negara-negara tropis (Rejeki, 2005). Spesies Leptospira interogans terdiri dari 23 serogroups dan 240 serotypes (serovars). Yang paling sering menimbulkan penyakit berat dan fatal adalah serotype icterohemorrahgiae. Leptospira bisa terdapat pada binatang peliharaan seperti anjing, sapi, babi, kerbau, maupun binatang liar seperti tikus, musang, tupai dan lain-lain. Di dalam tubuh hewan-hewan ini leptospira hidup di ginjal dan air 23
2 kemihnya (Rejeki, 2005). Cara penularan dapat terjadi ketika kulit yang terluka atau selaput lendir kontak dengan air, tanah basah atau tanaman, khusunya tanaman tebu yang terkontaminasi dengan urin hewan terinfeksi (Chin, 2012). Penularan ke manusia dapat melalui mandi di saluran air, danau, atau kolam yang terkontaminasi bakteri (Ristiyanto dkk, 2014). Transmisi dari manusia ke manusia jarang terjadi (World Health Organization and Internasional Leptospirosis Sosiety, 2003). Pada umumnya Leptospirosis menyerang para petani padi, petani pisang, petani tebu, pekerja tambang, dokter hewan, nelayan, pekerja selokan, tentara, pembersih septic tank, peternak, pekerja RPH, pekerja bendungan dan pekerjaan yang melakukan kontak dengan binatang (Chin, 2012) (Rejeki, 2005). Penyakit ini juga dapat menginfeksi perenang, pendaki gunung, olahragawan dan orang yang berkemah di daerah infeksi (Chin, 2012). Data kasus Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah menunjukkan pada tahun 2010 terdapat beberapa daerah dengan masalah leptospirosis yaitu Kota Semarang, Kabupaten Demak, Klaten, Pati dan Purworejo (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2008). Kabupaten Demak telah diketahui terdapat kasus leptospirosis sejak tahun 2003 hingga Pada tahun 2011 terdapat 20 kasus leptospirosis dengan 1 kematian. Tahun 2012 terdapat 13 kasus dengan 2 kematian dan tahun 2013 sampai bulan Juli sebanyak 13 kasus dengan 2 kematian (Dinas Kesehatan Kabupaten Demak, 2013). Kecamatan Mijen merupakan wilayah bebas leptospirosis. Akan tetapi pada tahun 2014 terdapat laporan bahwa ada kasus leptospirosis di Desa Pasir, Kecamatan Mijen, Kabupaten Demak. Kajian kasus pada penderita leptospirosis dapat memberikan informasi mengenai kondisi lingkungan rumah, kebiasaan dan pengetahuan responden tentang leptospirosis. BAHAN DAN METODE Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di Kecamatan Mijen, Kabupaten Demak bulan Januari-November Pengumpulan data kasus leptospirosis diperoleh melalui skrining di rumah sakit dan puskesmas. Wawancara dan observasi dilakukan pada penduduk yang menunjukkan gejala klinis leptospirosis (utamanya: demam > 37 0 C atau demam disertai sakit kepala, nyeri otot, konjungtivitis dan ruam) dan berobat di unit pelayanan kesehatan (rumah sakit, puskesmas dan lain-lain). Selain itu juga dilakukan pengambilan sampel darah dan urin pasien untuk dilakukan pemeriksaan menggunakan leptotek dan didukung dengan pemeriksaan PCR di laboratorium bakteriologi Balai Litbang P2B2 Banjarnegara. Jika sampel positif, maka ditindaklanjuti dengan survei tikus yang dilakukan selama 3 hari berturutturut di sekitar lingkungan rumah penderita. Data populasi tikus dilakukan dengan cara penangkapan tikus menggunakan perangkap live trap. Identifikasi bakteri Leptospira sp. pada tikus dilakukan dengan pengambilan sampel ginjal, sedangkan pada hewan reservoir lainnya dengan pengambilan urin. Identifikasi bakteri Leptospira sp. pada air dilakukan dengan pengambilan sampel air pada badan air yang ada di sekitar pemukiman untuk pemeriksaan laboratorium dengan metode PCR. HASIL DAN PEMBAHASAN Mijen merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Demak. Sebelah utara wilayah ini berbatasan dengan Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Karanganyar, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Demak, serta sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Wedung (Gambar 1). Kecamatan Mijen merupakan daerah agraris yang sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani. Menurut penggunaannya, sebagian besar lahan digunakan sebagai sawah. Sedang untuk lahan kering digunakan untuk tegal/kebun, bangunan dan halaman, selebihnya digunakan untuk jalan, sungai, dan lain-lain (Toha A, 2014). 24
3 Gambar 1. Peta lokasi penelitian Sampai tahun 2013 belum ada laporan kasus leptospirosis di Kecamatan Mijen. Pada tahun 2014 terdapat laporan dari Puskesmas Mijen bahwa di wilayah Desa Pasir, Kecamatan Mijen, Kabupaten Demak terdapat pasien yang terjangkit leptospirosis. Laporan kasus leptospirosis ditindaklanjuti dengan wawancara dan observasi lingkungan. Hasil wawancara menyatakan bahwa pekerjaan utama responden sebagai petani, sumber air yang digunakan untuk keperluan rumah tangga adalah sumur, kondisi lingkungan rumah kurang sehat (tempat sampah terbuka, sampah rumah tangga dibuang ke sungai/selokan), kebiasaan responden sebelum sakit pernah kontak dengan genangan air sawah, tidak memakai sepatu boot, mempunyai kambing yang kandangnya berada di samping rumah, tidak memakai sarung tangan saat kontak dengan kambing. Akan tetapi responden selalu mencuci tangan dan kaki setelah bekerja dari tempat-tempat tercemar. Berdasarkan keterangan yang didapat, dua minggu sebelum sakit responden mempunyai luka di kulit dan tidak dirawat sama sekali, di dalam rumah terdapat tikus dan pernah dilakukan tindakan pengendalian tikus dengan racun tikus, pengetahuan responden tentang leptospirosis masih kurang. Hasil observasi lingkungan rumah: dinding rumah berbahan kayu, berlubang, tidak ada ventilasi, pencahayaan gelap, tikus sering dijumpai di dapur, ada kotoran dan jejak tikus, ada kucing di sekitar lingkungan rumah, tempat sampah di dalam rumah dalam keadaan terbuka, terdapat tumpukan baju/kain, buku/kertas, dan kardus/barang bekas, kabel tidak teratur, kondisi dapur berantakan, penyimpanan makanan di meja dalam kondisi tertutup, ada dahan pohon yang menyentuh rumah, ada genangan air di selokan sekitar rumah yang ditumpuki banyak sampah. Data hasil survei tikus yang dilakukan di sekitar rumah penderita menunjukkan sebanyak 33 rumah yang telah dipasang perangkap tikus terdapat 24 rumah yang positif tikus. Jumlah tikus yang didapatkan ada 47 ekor dengan trap success 15,49%. Spesies tikus yang didapat antara lain Rattus tanezumi, R. norvegicus dan Suncus murinus. Hasil pemeriksaan menggunakan metode PCR terhadap darah dan ginjal tikus tidak ditemukan adanya bakteri Leptospira yang menginfeksi tikus. Selain itu juga diambil sampel air di sekitar rumah penderita. Sampel air yang diperiksa dengan metode PCR menunjukkan hasil positif bakteri Leptospira. Wilayah Kecamatan Mijen sampai tahun 2013 merupakan wilayah bebas leptospirosis. Munculnya kasus baru dilaporkan pada tahun 2014 sejumlah satu kasus yaitu di Desa Pasir, Kecamatan Mijen, Kabupaten Demak. Sebagian besar lahan di Kecamatan Mijen digunakan sebagai area persawahan dan penduduknya mayoritas bekerja sebagai petani. Pekerjaan sebagai petani merupakan salah satu faktor risiko terjangkit leptospirosis. Penularan leptospirosis dapat ditularkan dari kencing hewan terinfeksi bakteri Leptospira yang mengontaminasi tanah maupun air di sekitar area persawahan. Infeksi pada manusia juga dapat terjadi karena kontak dengan darah, urin dan jaringan hewan terinfeksi (Bharti AR, 2003). Bakteri leptospira dapat hidup di air, tanah atau lumpur di sekitar manusia. Bakteri ini bisa bertahan hidup sampai beberapa bulan di genangan air. Saat 25
4 manusia kontak dengan genangan air tanpa menggunakan alat pelindung diri, bakteri bisa menginfeksi tubuh manusia (Rejeki, 2013). Bakteri Leptospira dapat menginfeksi manusia melalui kulit yang luka atau kulit yang utuh setelah berendam dalam air yang lama, dapat juga melalui selaput lendir yang rusak, atau melalui konjungtiva (Bharti AR, 2003). Oleh karena itu petani disarankan menggunakan alat pelindung diri seperti sepatu boot atau sarung tangan guna mencegah terjadinya penularan. Berdasarkan penyelidikan epidemiologi didapatkan keterangan mengenai kondisi lingkungan rumah, kebiasaan dan pengetahuan terkait leptospirosis. Sekitar rumah penduduk banyak terdapat tempat pembuangan sampah terbuka. Di samping rumah penderita juga terdapat tempat pembuangan sampah di aliran got/selokan. Selokan yang terkontaminasi bakteri leptospirosis dapat menjadi faktor risiko penularan leptospirosis (Ristiyanto, 2002). Keberadaan sampah merupakan tempat tikus mencari makanan, hal ini dapat meningkatkan risiko kontak dengan tikus. Tempat pengumpulan sampah yang buruk merupakan faktor risiko kejadian leptospirosis karena hewan perantara bakteri leptospira khususnya tikus sangat menyukai tempat-tempat dengan keberadaan tumpukan sampah. Di dalam rumah juga ditemukan tempat sampah yang terbuka. Sampah terutama sisa-sisa makanan yang diletakkan di tempat sampah yang tidak tertutup rapat akan mengundang kehadiran tikus di dalam rumah. Tikus bisa membuang tinja atau urinnya di tempat sampah dan sekitarnya sehingga dapat menyebabkan penyebaran bakteri Leptospira. Sarana pembuangan sampah harus memenuhi syarat agar tidak menimbulkan keberadaan tikus. Syarat-syarat tersebut antara lain sampah harus diangkut tidak melebihi 3 x 24 jam, tertutup dan kedap air (Auliya R, 2014). Hasil observasi terhadap rumah penderita menunjukkan kondisi yang mendukung keberadaan tikus, antara lain dinding rumah berbahan kayu, berlubang, tidak ada ventilasi, pencahayaan gelap, tempat sampah di dalam rumah dalam keadaan terbuka, terdapat tumpukan baju/kain, buku/kertas, kardus/barang bekas, kabel tidak teratur, kondisi dapur berantakan, ada dahan pohon yang menyentuh rumah dan ada genangan air di selokan sekitar rumah yang ditumpuki banyak sampah. Kondisi lingkungan rumah sangat erat kaitannya dengan keberadaan tikus. Rumah dikatakan sehat jika dinding rumah terbuat dari tembok, lantai bukan tanah, ada ventilasi, kondisi pintu dapat menutup rapat, terdapat langit-langit serta jendela yang kondisinya dapat menutup rapat (Ramadhani, 2010). Rumah yang tidak rapat tikus (rodent proof) dan tidak terawat maka pada titik-titik tertentu akan menjadi sarang tikus. Barang-barang yang tidak tertata dengan rapi juga dapat menjadi tempat persembunyian tikus (Ramadhani, 2010). Upaya pengendalian tikus yang sudah dilakukan responden yaitu penggunaan racun tikus. Penggunaan racun tikus merupakan pengendalian secara kimia. Pengendalian tikus secara kimiawi merupakan cara yang paling umum dilakukan karena hasilnya dapat segera terlihat dan mudah diaplikasikan pada areal yang luas. Namun penggunaan bahan kimia secara terus menerus telah menimbulkan berbagai masalah baru, terutama bagi lingkungan. Pengendalian dengan menggunakan racun tikus sering menimbulkan bau yang tidak sedap akibat bangkai tikus yang tidak segera ditemukan. Racun tikus juga berbahaya bagi manusia. Oleh karena itu sebaiknya cara pengendalian ini dijadikan sebagai pilihan terakhir. Berdasarkan wawancara yang dilakukan menunjukkan bahwa pengetahuan responden tentang leptospirosis masih kurang. Penelitian tahun 2003 yang dilakukan oleh Okatini, Purwana & Djaja dengan judul hubungan faktor lingkungan dan karakteristik individu terhadap kejadian penyakit leptospirosis di Jakarta, menyatakan bahwa pengetahuan yang rendah sangat berhubungan dengan kejadian leptospirosis, dimana hasil penelitian membuktikan bahwa pengetahuan responden yang rendah beresiko 17,7 kali terkena leptospirosis dibandingkan dengan responden yang berpengetahuan tinggi (Okatini M, 2007). Keberadaan genangan air di sekitar rumah sebagai jalur penularan penyakit leptospirosis terjadi ketika genangan air tersebut terkontaminasi oleh urin tikus atau hewan peliharaan yang terinfeksi bakteri Leptospira. Pencemaran air dan tanah oleh urin tikus akan mempermudah masuknya bakteri Leptospira ke dalam tubuh manusia karena terjadinya kontak langsung maupun tidak langsung dengan tikus maupun hospes perantara (Wulansari, 2016). Penelitian Anies dkk, membuktikan bahwa faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap kejadian leptospirosis adalah keberadaan genangan air di 26
5 sekitar rumah dan faktor perilaku yang berpengaruh terhadap kejadian leptospirosis adalah kegiatan mencuci atau mandi di sungai (Anies, 2009). Berdasarkan survei tikus yang dilakukan di sekitar rumah penderita diketahui trap success yang tergolong tinggi, yaitu 15,49% dengan spesies tikus yang didapat antara lain R. tanezumi, R. norvegicus dan Suncus murinus. Trap success dinyatakan tinggi apabila lebih dari 7%. Pada kondisi normal, trap success di habitat rumah adalah 7% (Hadi, 1991). Dari tikus yang tertangkap dilakukan pemeriksaan terhadap sampel organ ginjal tikus dengan hasil negatif leptospira. Namun, pemeriksaan PCR terhadap sampel air sumur yang terletak di sekitar rumah penderita menunjukkan hasil positif leptospira. Air sumur tersebut digunakan untuk keperluan sehari-hari. Sumur terletak di luar rumah dan terbuka. Hal ini meningkatkan risiko air tercemar oleh kencing tikus. Air dapat berpotensi sebagai media penularan leptospirosis. Air yang terkontaminasi bakteri Leptospira dapat menjadi sumber penularan apabila kontak dengan tubuh manusia. Oleh karena itu perlu diperhatikan upaya pencegahan terkait kontaminasi air oleh kencing tikus. KESIMPULAN Jumlah kasus leptospirosis di Kecamatan Mijen Kabupaten Demak pada tahun 2014 terdapat satu kasus. Penderita bermatapencaharian sebagai petani. Kondisi lingkungan rumah mendukung keberadaan tikus. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan hasil positif leptospira pada sampel air yang diambil di sumur milik penderita. DAFTAR PUSTAKA Anies, et al Lingkungan dan Perilaku pada Kejadian Leptospirosis. Media Medika Indonesiana. 2009; 43 (6): dalam Sumanta H, et al. Spatial analysis of Leptospira in rats, water and soil in Bantul District Yogyakarta Indonesia. Open Journal of Epidemiology. Auliya R, Hubungan Antara Strata PHBS Tatanan Rumah Tangga dan Sanitasi Rumah dengan Kejadian Leptospirosis. Unnes Journal of Public Health. 3 (3) pp Bharti AR, et al Leptospirosis a zoonotic disease of global importance. The Lancet Infect Dis, 2003; 3 (12). dalam Wiharyadi D. Faktor-faktor risiko Leptospirosis berat di Kota Semarang. Tesis. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Chin J Manual Pemberantasan Penyakit Menular. Infomedika, Jakarta. Dinas Kesehatan Kabupaten Demak Penderita Leptospirosis Kabupaten Demak Tahun , Demak. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Situasi Penyakit Bersumber Binatang Tahun , Jawa Tengah. Hadi, dkk Jenis-jenis ektoparasit pada tikus di Pelabuhan Tanjung Mas Semarang. Proceeding Seminar Biologi VII, Pandaan Jawa Timur. B2P2VRP Salatiga dalam Ikawati B, Nurjazuli. Analisis karakteristik lingkungan pada kejadian leptospirosis Kabupaten Demak Jawa Tengah. Kusmiyati, dkk Leptospirosis Pada Hewan Dan Manusia Di Indonesia. Wartazoa. 15 (4): 21. Okatini M, et al Hubungan faktor lingkungan dan karakteristik individu terhadap kejadian penyakit leptospirosis di Jakarta. Makara Kesehatan. 11 (1): 17. Ramadhani, B.Y Kondisi lingkungan pemukiman yang tidak sehat berisiko terhadap kejadian leptospirosis (studi kasus di Kota Semarang). Suplemen Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 20: Rejeki, D.S.S Faktor Risiko Lingkungan yang Berpengaruh terhadap Kejadian Leptospirosis Berat. Universitas Diponegoro Semarang. Rejeki, D.S.S Pemetaan dan Analisis Faktor Risiko Leptospirosis. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 8 (4): 179. Ristiyanto Tikus, Ektoparasit dan Penyakitnya: Penyakit Bersumber Rodensia. BPVRP Salatiga, Salatiga. 27
6 Ristiyanto, Farida Dwi Handayani, Damar Tri Buwono, B.H Penyakit Tular Rodensia. UGM Press, Yogyakarta. Soedarto Penyakit Menular. Sagung Seto, Jakarta. Toha A Kecamatan Mijen dalam Angka BPS Kabupaten Demak, Demak. World Health Organization and Internasional Leptospirosis Sosiety Human Leptospirosis: Guidance for Diagnosis, Surveillance and Control. World Health Organization, Malta. Wulansari, S.K Faktor Lingkungan dan Perilaku Masyarakat dengan Kejadian Leptospirosis di Wilayah Puskesmas Kedungmundu Semarang. Available at:.diunduh dari: [Accessed January 7, 2016]. 28
BAB I. Leptospirosis adalah penyakit zoonosis, disebabkan oleh
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Leptospirosis adalah penyakit zoonosis, disebabkan oleh mikroorganisme Leptospira interogans yang mempengaruhi baik manusia maupun hewan. Manusia terinfeksi melalui
Lebih terperinciPENDAHULUAN. zoonoses (host to host transmission) karena penularannya hanya memerlukan
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Leptospirosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri patogen Leptospira, yang ditularkan secara langsung maupun tidak langsung dari hewan ke manusia,
Lebih terperincilingkungan sosial meliputi lama pendidikan, jenis pekerjaan dan kondisi tempat bekerja (Sudarsono, 2002).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Leptospirosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan kuman leptospira patogen (Saroso, 2003). Leptospirosis adalah suatu zoonosis yang disebabkan suatu mikroorganisme
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tikus. Manusia dapat terinfeksi oleh patogen ini melalui kontak dengan urin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Leptospirosis atau penyakit kuning merupakan penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya. Penyakit ini disebabkan bakteri Leptospira Icterohaemorrhagiae
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Leptospira sp dan termasuk penyakit zoonosis karena dapat menularkan ke
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan bakteri Leptospira sp dan termasuk penyakit zoonosis karena dapat menularkan ke manusia. Penyakit Leptospirosis
Lebih terperinciFAKTOR LINGKUNGAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN LEPTOSPIROSIS DI KOTA SEMARANG
FAKTOR LINGKUNGAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN LEPTOSPIROSIS DI KOTA SEMARANG Ghinaa Maniiah, Mursid Raharjo, Nikie Astorina Bagian Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Lebih terperinciFaktor Lingkungan dan Perilaku Masyarakat Terhadap Kejadian Leptospirosis di Wilayah Puskesmas Kedungmundu Semarang Tahun 2013
Faktor Lingkungan dan Perilaku Masyarakat Terhadap Kejadian Leptospirosis di Wilayah Puskesmas Kedungmundu Semarang Tahun 2013 Wulansari 1, Kriswiharsi Kun Saptorini 2, Suharyo 2 1 Alumni Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hujan yang tinggi (Febrian & Solikhah, 2013). Menurut International
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kejadian Leptospirosis lebih tinggi angka prevalensinya di negara tropis dibanding negara subtropis. Terutama negara yang memiliki curah hujan yang tinggi (Febrian
Lebih terperinciFAKTOR LINGKUNGAN DAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEJADIAN LEPTOSPIROSIS DI WILAYAH PUSKESMAS KEDUNGMUNDU SEMARANG
FAKTOR LINGKUNGAN DAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEJADIAN LEPTOSPIROSIS DI WILAYAH PUSKESMAS KEDUNGMUNDU SEMARANG Wulansari 1, Kriswiharsi Kun Saptorini 2 1 Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro
Lebih terperinciGAMBARAN EPIDEMIOLOGI LEPTOSPIROSIS DI KECAMATAN JEPARA, KABUPATEN JEPARA, PROVINSI JAWA TENGAH
Bul. Penelit. Kesehat, Vol. 41, No. 1, 2013: 37-44 GAMBARAN EPIDEMIOLOGI LEPTOSPIROSIS DI KECAMATAN JEPARA, KABUPATEN JEPARA, PROVINSI JAWA TENGAH Bina Ikawati *, Jarohman Raharjo dan Novia Tri Astuti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. data, tetapi diperkirakan berkisar 0,1-1 per orang per tahun di daerah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit leptospirosis terjadi di seluruh dunia, namun angka kejadian sebagai permasalahan kesehatan global tidak diketahui karena kurangnya data, tetapi diperkirakan
Lebih terperinciPENGARUH JUMLAH TEMPAT PENAMPUNGAN SAMPAH SEMENTARA TERHADAP TIKUS YANG TERINFEKSI LEPTOSPIRA DI KOTA YOGYAKARTA
PENGARUH JUMLAH TEMPAT PENAMPUNGAN SAMPAH SEMENTARA TERHADAP TIKUS YANG TERINFEKSI LEPTOSPIRA DI KOTA YOGYAKARTA THE INFLUENCE OF TOTAL TEMPAT PENAMPUNGAN SAMPAH SEMENTARA WITH THE RATS INFECTED BY LEPTOSPIRA
Lebih terperinciHALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH
HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN ANTARA KONDISI LINGKUNGAN DENGAN PRAKTIK PENCEGAHAN DENGAN KEJADIAN LEPTOSPIROSIS DI KOTA SEMARANG TAHUN 2014 Disusun oleh: RANI HIDAYANTI D11.2011.01339 telah
Lebih terperinciJENIS UPAYA, SARANA PRASARANA, DAN KETERLIBATAN INSTANSI DALAM PENGENDALIAN FAKTOR RISIKO LEPTOSPIROSIS DI KOTA SEMARANG
JENIS UPAYA, SARANA PRASARANA, DAN KETERLIBATAN INSTANSI DALAM PENGENDALIAN FAKTOR RISIKO LEPTOSPIROSIS DI KOTA SEMARANG Maknunah Setyo Wati *), Mateus Sakundarno Adi**), Lintang Dian Saraswati**) *)Mahasiswa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Leptospirosis adalah penyakit infeksi yang terabaikan / Neglected
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Leptospirosis adalah penyakit infeksi yang terabaikan / Neglected Infectious Diseases (NIDs) yaitu penyakit infeksi yang endemis pada masyarakat miskin atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang beriklim sedang, kondisi ini disebabkan masa hidup leptospira yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Leptospirosis merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Insidensi pada negara beriklim hangat lebih tinggi dari negara yang beriklim sedang, kondisi ini
Lebih terperinciGAMBARAN SANITASI RUMAHTERKAIT DENGAN LEPTOSPIROSIS (STUDI DI KECAMATAN GAJAH MUNGKUR KOTA SEMARANG)
GAMBARAN SANITASI RUMAHTERKAIT DENGAN LEPTOSPIROSIS (STUDI DI KECAMATAN GAJAH MUNGKUR KOTA SEMARANG) Endang Setiyani Mahasiswa Peminatan Epidemiologi dan Penyakit Tropik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Lebih terperinciAnjing Anda Demam, Malas Bergerak dan Cepat Haus? Waspadai Leptospirosis
Anjing Anda Demam, Malas Bergerak dan Cepat Haus? Waspadai Leptospirosis Leptospirosis adalah penyakit berbahaya yang diakibatkan oleh bakteri Leptospira interrogans sensu lato. Penyakit ini dapat menyerang
Lebih terperinciARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2
ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2 Lintang Sekar Langit lintangsekar96@gmail.com Peminatan Kesehatan Lingkungan,
Lebih terperinciANALISIS SPASIAL KEJADIAN PENYAKIT LEPTOSPIROSIS DI KABUPATEN SLEMAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2011
KESMAS ISSN : 1978-0575 7 ANALISIS SPASIAL KEJADIAN PENYAKIT LEPTOSPIROSIS DI KABUPATEN SLEMAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2011 Ferry Febrian, Solikhah Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. puncak kejadian leptospirosis terutama terjadi pada saat musim hujan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit leptospirosis terjadi di seluruh dunia, baik di daerah pedesaan maupun perkotaan, di daerah tropis maupun subtropis. Di daerah endemis, puncak kejadian leptospirosis
Lebih terperinciHubungan Antara Faktor Lingkungan Fisik Rumah dan Keberadaan Tikus dengan Kejadian Leptospirosis di Kota Semarang
Hubungan Antara Faktor Lingkungan Fisik Rumah dan Keberadaan Tikus dengan Kejadian Leptospirosis di Kota Semarang Oleh: Niky Ria Dainanty Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terabaikan atau Neglected Infection Diseases (NIDs) yaitu penyakit infeksi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Leptospirosis merupakan masalah kesehatan masyarakat diseluruh dunia, khususnya negara-negara yang beriklim tropis dan subtropis yang memiliki curah hujan tinggi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dapat menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) atau wabah, sehingga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit pes terdapat pada hewan rodent dan dapat menularkan ke manusia melalui gigitan pinjal. Penyakit ini merupakan penyakit yang terdaftar dalam karantina nasional,
Lebih terperinciPENGANTAR. Latar Belakang. Leptospirosis disebabkan oleh Spirochaeta termasuk genus Leptospira. Pada
PENGANTAR Latar Belakang Leptospirosis adalah penyakit infeksi akut yang dapat menyerang manusia dan hewan (zoonosis). Penyakit ini sangat penting dan ditemukan hampir di seluruh dunia, terutama di belahan
Lebih terperinciMEDIA MEDIKA INDONESIANA
Media Medika Indonesiana M Med Indones MEDIA MEDIKA INDONESIANA Hak Cipta 2009 oleh Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro dan Ikatan Dokter Indonesia Wilayah Jawa Tengah Anies *, Suharyo Hadisaputro
Lebih terperinciFaktor Risiko Host pada Kejadian Leptospirosis di Kabupaten Demak. Risk Factors Host of Leptospirosis in Demak District
Faktor Risiko Host pada Kejadian Leptospirosis di Kabupaten Demak Risk Factors Host of Leptospirosis in Demak District Jarohman Raharjo 1*, Suharyo Hadisaputro 2, Winarto 3 1 Balai Litbang P2B2 Banjarnegara
Lebih terperinciSPOT SURVEI LEPTOSPIROSIS DI KECAMATAN NGEMPLAK DAN NOGOSARI, KABUPATEN BOYOLALI, PROVINSI JAWA TENGAH
SPOT SURVEI LEPTOSPIROSIS DI KECAMATAN NGEMPLAK DAN NOGOSARI, KABUPATEN BOYOLALI, PROVINSI JAWA TENGAH LEPTOSPIROSIS SURVEY SPOT IN NGEMPLAK AND NOGOSARI SUBDISTRICT, BOYOLALI DISTRICT, CENTRAL JAVA PROVINCE
Lebih terperinciKEWASPADAAN DINI KEJADIAN LEPTOSPIROSIS DI DESA SELANDAKA KECAMATAN SUMPIUH KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2013
BALABA Vol. 10 No. 01, Juni 2014 : 15-20 KEWASPADAAN DINI KEJADIAN LEPTOSPIROSIS DI DESA SELANDAKA KECAMATAN SUMPIUH KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2013 EARLY WARNING OF LEPTOSPIROSIS IN SELANDAKA VILLAGE, SUMPIUH
Lebih terperinciFAKTOR RISIKO KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) LEPTOSPIROSIS PASKA BANJIR DI KABUPATEN PATI TAHUN 2014
Vektora Volume Nomor, Juni 205: - 6 FAKTOR RISIKO KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) LEPTOSPIROSIS PASKA BANJIR DI KABUPATEN PATI TAHUN 20 Nova Pramestuti, Anggun Paramita Djati, Agung Puja Kesuma Balai Litbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beriklim sub tropis dan tropis (WHO, 2006). Namun insiden leptospirosis. mendukung bakteri Leptospira lebih survive di daerah ini.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Leptospirosis merupakan penyakit zoonosis yang mempunyai dampak signifikan terhadap kesehatan di banyak belahan dunia, khususnya di negara beriklim sub tropis dan tropis
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG LEPTOSPIROSIS DENGAN KEJADIAN LEPTOSPIROSIS PADA MASYARAKAT DI DESA ARGODADI DAN ARGOREJO SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG LEPTOSPIROSIS DENGAN KEJADIAN LEPTOSPIROSIS PADA MASYARAKAT DI DESA ARGODADI DAN ARGOREJO SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : LAILY MAGHFIRAH 070201163
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan musim hujan. Tata kota yang kurang menunjang mengakibatkan sering
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mengalami dua musim setiap tahun, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Tata kota yang kurang menunjang mengakibatkan sering terjadinya banjir di beberapa daerah.
Lebih terperinciGambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak
Gambar lampiran : Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak Gambar lampiran 2: saluran limbah yang kotor dan tidak tertutup dekat dengan Pengolahan sambal Gambar lampiran 3: keadaan dapur yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utama pada manusia (Dorland, 2006). di negara tropis berkisar antara kejadian tiap penduduk
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Leptospirosis adalah sekelompok penyakit demam pada manusia dan hewan yang disebabkan oleh infeksi bakteri leptospira. Infeksi ini bisa terjadi pada manusia
Lebih terperinciAnalisis Faktor Lingkungan dalam Kejadian Leptospirosis di Kabupaten Tulungagung
Analisis Faktor Lingkungan dalam Kejadian Leptospirosis di Kabupaten Tulungagung Analysis of Environmental Factors for Leptospirosis Cases in Tulungagung District Arief Nugroho Balai Besar Litbang Vektor
Lebih terperinciPENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah genangan pasang adalah daerah yang selalu tergenang air laut pada waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran rendah di dekat
Lebih terperinciMuhidin. et al Survei Demografi
Muhidin. et al Survei Demografi SURVEI DEMOGRAFI DAN KONDISI LINGKUNGAN RUMAH DI DAERAH KASUS LEPTOSPIROSIS DI DESA SUMBERSARI KECAMATAN MOYUDAN KABUPATEN SLEMAN D.I. YOGYAKARTA TAHUN 2010 Muhidin dan
Lebih terperinciHUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 922-933 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN
Lebih terperinciKONDISI LINGKUNGAN PEMUKIMAN YANG TIDAK SEHAT BERISIKO TERHADAP KEJADIAN LEPTOSPIROSIS (STUDI KASUS DI KOTA SEMARANG)
ARTIKEL KONDISI LINGKUNGAN PEMUKIMAN YANG TIDAK SEHAT BERISIKO TERHADAP KEJADIAN LEPTOSPIROSIS (STUDI KASUS DI KOTA SEMARANG) Tri Ramadhani,* Bambang Yunianto* THE RISK OF INHEAL THY SETTLEMEN WITH LEPTOSPIROSIS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Infeksi cacing merupakan salah satu penyakit yang paling umum tersebar dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi cacing merupakan salah satu penyakit yang paling umum tersebar dan menjangkiti banyak manusia di seluruh dunia. Sampai saat ini penyakit kecacingan masih tetap
Lebih terperinciStrain Leptospira Yang Ditemukan Pada Tikus dan Suncus di Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman
Strain Leptospira Yang Ditemukan Pada Tikus dan Suncus di Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman Bina Ikawati, Sunaryo Balai Litbang P2B2 Banjarnegara, Jl Selamanik No. 16 A Banjarnegara Contact e_mail :
Lebih terperinciANALISIS SPASIAL FAKTOR LINGKUNGAN KEJADIAN LEPTOSPIROSIS DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015
ANALISIS SPASIAL FAKTOR LINGKUNGAN KEJADIAN LEPTOSPIROSIS DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas
Lebih terperinciDETERMINAN PERILAKU PADA KEJADIAN LEPTOSPIROSIS DI KABUPATEN DEMAK, JAWA TENGAH TAHUN 2008
Determinan Perilaku Pada Kejadian... (Aryani Pujiyanti, Wiwik Trapsilowati, Ristiyanto) DETERMINAN PERILAKU PADA KEJADIAN LEPTOSPIROSIS DI KABUPATEN DEMAK, JAWA TENGAH TAHUN 2008 DETERMINANTS OF BEHAVIOR
Lebih terperincimelebihi 40-70%, pencahayaan rumah secara alami atau buatan tidak dapat menerangi seluruh ruangan dan menyebabkan bakteri muncul dengan intensitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis paru (TB paru) merupakan suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberkulosis. Kuman Tuberkulosis dapat masuk ke dalam tubuh manusia
Lebih terperinciSekolah Tinggi Ilmu Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran Program Studi Ilmu Keperawatan Skripsi, Maret 2015 Sri Wahyuningsih
Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran Program Studi Ilmu Keperawatan Skripsi, Maret 2015 Sri Wahyuningsih Perubahan perilaku keluarga pada pencegahan penyakit leptospirosis sebelum
Lebih terperinciTHE PRESENCE OF TRASH HEAP AS A RISK FACTORS FOR INCIDENCE OF LEPTOSPIROSIS IN YOGYAKARTA CITY
THE PRESENCE OF TRASH HEAP AS A RISK FACTORS FOR INCIDENCE OF LEPTOSPIROSIS IN YOGYAKARTA CITY Desy Ryan Purnama Sari Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UMY, Bagian Mikrobiologi FKIK UMY
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bakteri Leptospira (Widoyono, 2008). Penyakit ini dikenal dengan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Leptospirosis Leptospirosis adalah suatu penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri Leptospira (Widoyono, 2008). Penyakit ini dikenal dengan berbagai nama
Lebih terperinciBAB II TIKUS DAN CECURUT. A. Jenis-Jenis Tikus
BAB II TIKUS DAN CECURUT A. Jenis-Jenis Tikus Tikus itu termasuk binatang mamalia atau binatang menyusui, yang sering kita temui di sekitar tempat tinggal manusia. Ada banyak jenis tikus yang perlu kita
Lebih terperinciHUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG
Volume, Nomor, Tahun 0, Halaman 535-54 Online di http://ejournals.undip.ac.id/index.php/jkm HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pes merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Yersinia pestis.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pes merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Yersinia pestis. Pes termasuk penyakit karantina internasional. Di Indonesia penyakit ini kemungkinan timbul
Lebih terperinciPOLA SEBARAN SPESIES TIKUS HABITAT PASAR BERDASARKAN JENIS KOMODITAS DI PASAR KOTA BANJARNEGARA
POLA SEBARAN SPESIES TIKUS HABITAT PASAR BERDASARKAN JENIS KOMODITAS DI PASAR KOTA BANJARNEGARA PATTERN OF RAT DISTRIBUTION IN MARKET HABITAT BASED ON COMMODITY IN BANJARNEGARA CITY MARKET Dwi Ernawati*,
Lebih terperinciKARAKTERISTIK INDIVIDU DAN KONDISI LINGKUNGAN PEMUKIMAN DI DAERAH ENDEMIS LEPTOSPIROSIS DI KOTA SEMARANG
Karakteristik Individu dan Kondisi Lingkungan... (Tri Ramadhani dan Novia Tri Astuti) KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN KONDISI LINGKUNGAN PEMUKIMAN DI DAERAH ENDEMIS LEPTOSPIROSIS DI KOTA SEMARANG INDIVIDUAL
Lebih terperinciDistribusi Kasus Leptospirosis di Kabupaten Demak Jawa Tengah
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia (2), 206, 6-6 DOI : 0.470/jkli..2.6-6 Distribusi Kasus Leptospirosis di Kabupaten Demak Jawa Tengah Kuswati, Suhartono 2, Nurjazuli 2 ) Dinas Kesehatan Kabupaten Demak.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Leptospirosis adalah salah satu penyakit zoonosis yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Penyakit ini banyak ditemukan di daerah tropis maupun subtropis,
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA FAKTOR PERILAKU LINGKUNGAN FISIK DENGAN KEJADIAN LEPTOSPIROSIS DI KABUPATEN KLATEN NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PERILAKU DAN LINGKUNGAN FISIK DENGAN KEJADIAN LEPTOSPIROSIS DI KABUPATEN KLATEN NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: FITRI HANDAYANI J410100073 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Mranggen merupakan daerah yang berada di Kabupaten Demak
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Mranggen merupakan daerah yang berada di Kabupaten Demak yang mempunyai banyak pemukiman kumuh, yaitu dapat dilihat dari
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
PEMERIKSAAN ANGKA KUMAN UDARA PADA RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TINGKAT III MANADO Cristallica Mogolaingo Safrudin*, Woodford Baren Solaiman Joseph*, Finny Warouw* *Fakultas Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciFAKTOR LINGKUNGAN DAN PERILAKU KEJADIAN LEPTOSPIROSIS DI KOTA SEMARANG. Nurulia Unggul P. R. 1), Budiyono 2), Nurjazuli 3)
FAKTOR LINGKUNGAN DAN PERILAKU KEJADIAN LEPTOSPIROSIS DI KOTA SEMARANG Nurulia Unggul P. R. 1), Budiyono 2), Nurjazuli 3) 1) Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro 2) Dosen bagian
Lebih terperinciPEMETAAN KEBERADAAN TIKUS DAN KONDISI LINGKUNGAN SEBAGAI POTENSI PENULARAN LEPTOSPIROSIS DI RW 08 KELURAHAN NGEMPLAK SIMONGAN KOTA SEMARANG
PEMETAAN KEBERADAAN TIKUS DAN KONDISI LINGKUNGAN SEBAGAI POTENSI PENULARAN LEPTOSPIROSIS DI RW 08 KELURAHAN NGEMPLAK SIMONGAN KOTA SEMARANG Aprilia Puji Lestari *), Suharyo **) *) Alumni Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. protozoa yang ditularkan melalui feses kucing. Infeksi penyakit yang ditularkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di negara beriklim tropis, penyakit akibat parasit masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang cukup serius. Salah satu di antaranya adalah infeksi protozoa yang
Lebih terperinciKUESIONER SURVEY MAWAS DIRI
I. IDENTITAS RESPONDEN Nama Responden : Alamat : Tanggal Wawancara : KUESIONER SURVEY MAWAS DIRI II. DATA KELUARGA 1. Nama KK :... 2. Umur :... 3. Jenis Kelamin : L / P 4. Agama : 5. Pendidikan :... 6.
Lebih terperinciFaktor Risiko Lingkungan Kejadian Leptospirosis di Jawa Tengah (Studi Kasus di Kota Semarang, Kabupaten Demak dan Pati)
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol. 11 No. 1 / April 2012 Faktor Risiko Lingkungan Kejadian Leptospirosis di Jawa Tengah (Studi Kasus di Kota Semarang, Kabupaten Demak dan Pati) Enivironmental Risk
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING
LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING PEMODELAN SPASIAL PENYEBARAN TIKUS PEMBAWA BAKTERI LEPTOSPIRA DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun Ketua/Anggota Tim Dra.Lilis Suryani.,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air rob merupakan fenomena meluapnya air laut ke daratan. Tarikan bulan dan matahari menjadi jauh lebih besar dibandingkan waktu lainnya ketika bulan, bumi, matahari,
Lebih terperinciUnnes Journal of Public Health
UJPH 4 (4) (2015) Unnes Journal of Public Health http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENYAKIT LEPTOSPIROSIS (Studi Kasus di Kelurahan
Lebih terperinciBAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan di Kecamatan Pancoran Mas pada bulan Oktober 2008 April 2009 dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut : 1.
Lebih terperinciReservoir dan Kasus Leptospirosis di Wilayah Kejadian Luar Biasa
Artikel Penelitian Reservoir dan Kasus Leptospirosis di Wilayah Kejadian Luar Biasa Reservoir and Case of Leptospirosis in Outbreak Area Tri Ramadhani, Bambang Yunianto Balai Penelitian dan Pengembangan
Lebih terperinciGAMBARAN EPIDEMIOLOGI KASUS LEPTOSPIROSIS DI KABUPATEN BOYOLALI, PROVINSI JAWA TENGAH
GAMBARAN EPIDEMIOLOGI KASUS LEPTOSPIROSIS DI KABUPATEN BOYOLALI, PROVINSI JAWA TENGAH Sri Nuraini, Lintang Dian Saraswati, M. Sakundarno Adi, Henry Setyawan S. Bagian Epidemiologi dan Penyakit Tropik,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Pembangunan nasional dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, yang pada hakekatnya merupakan upaya penyelenggaraan kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh virus influenza tipe A, yang ditularkan oleh unggas seperti ayam, kalkun, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Flu burung atau avian influenza adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A, yang ditularkan oleh unggas seperti ayam, kalkun, dan itik (Soejoedono
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ancaman penyakit yang berkaitan dengan higiene dan sanitasi khususnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ancaman penyakit yang berkaitan dengan higiene dan sanitasi khususnya yang berkaitan dengan makanan dan minuman masih menjadi masalah yang paling sering ditemukan di
Lebih terperinciIndividual Characteristics of Environmental Conditions of Settlement in Endemic Area of Leptospirosis in Semarang City
Karakteristik Individu Dan Kondisi Lingkungan Pemukiman di Daerah Endemis Leptospirosis Di Kota Semarang Tri Ramadhani 1, Bambang Yunianto 1 Individual Characteristics of Environmental Conditions of Settlement
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan (Siregar, 2004). Penyakit
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin
Lebih terperinciKUISIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT TENTANG SANITASI DASAR DAN RUMAH SEHAT
Lampiran KUISIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT TENTANG SANITASI DASAR DAN RUMAH SEHAT I. Karakteristik Responden. Nama :. Jenis Kelamin :. Pekerjaan : 4. Pendidikan : II. Pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan infeksi cacing filaria yang ditularkan melalui gigitan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Filariasis atau elephantiasis atau penyakit kaki gajah, adalah penyakit yang disebabkan infeksi cacing filaria yang ditularkan melalui gigitan nyamuk. Penyakit ini tersebar
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DENGAN KEJADIAN LEPTOSPIROSIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGRAYUN KABUPATEN PONOROGO
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DENGAN KEJADIAN LEPTOSPIROSIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGRAYUN KABUPATEN PONOROGO Diajukan oleh: Annisa Firdaus J 50012 0013 FAKULTAS KEDOKTERAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan lingkungan merupakan suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimal sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimal pula.1
Lebih terperinciMAKALAH MASALAH KECACINGAN DAN INTERVENSI
MAKALAH MASALAH KECACINGAN DAN INTERVENSI Oleh: Muhammad Fawwaz (101211132016) FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS AIRLANGGA 1 DAFTAR ISI COVER... 1 DAFTAR ISI... 2 BAB I... 3 A. LATAR BELAKANG...
Lebih terperinciSKRIPSI HUBUNGAN KONDISI SANITASI RUMAH DENGAN KEJADIAN LEPTOSPIROSIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANDAK I KECAMATAN PANDAK KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA
SKRIPSI HUBUNGAN KONDISI SANITASI RUMAH DENGAN KEJADIAN LEPTOSPIROSIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANDAK I KECAMATAN PANDAK KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG A. Latar Belakang Penyakit kusta disebut juga penyakit lepra atau Morbus Hansen merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. (1) Kusta adalah
Lebih terperinciPHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea
PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare Merry Tyas Anggraini 1, Dian Aviyanti 1, Djarum Mareta Saputri 1 1 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang. ABSTRAK Latar Belakang : Perilaku hidup
Lebih terperinciLAMPIRAN KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT AVIAN INFLUENZA
LAMPIRAN KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT AVIAN INFLUENZA (AI) DI RW02 KELURAHAN PANUNGGANGAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANUNGGANGAN KOTA TANGERANG
Lebih terperinciDemam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh. virus Dengue yang ditularkan dari host melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan dari host melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Penyakit DBD banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komplek dan heterogen yang disebabkan oleh berbagai etiologi dan dapat. berlangsung tidak lebih dari 14 hari (Depkes, 2008).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyebab utama penyakit pada bayi usia 1-6 tahun. ISPA merupakan kelompok penyakit yang komplek dan heterogen yang disebabkan
Lebih terperinciPERANAN LINGKUNGAN TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI KECAMATAN SILIAN RAYA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
PERANAN LINGKUNGAN TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI KECAMATAN SILIAN RAYA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA 1 Melisa Pantow 2 Josef S. B. Tuda 2 Angle Sorisi 1 Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah masalah kejadian penyakit Tifoid (Thypus) di masyarakat.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan merupakan masalah yang sangat kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Demikian pula untuk mengatasi masalah
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. Dalam hal ini sarana pelayanan kesehatan harus pula memperhatikan keterkaitan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah lingkungan erat sekali hubungannya dengan dunia kesehatan. Untuk mencapai kondisi masyarakat yang sehat diperlukan lingkungan yang baik pula. Dalam hal ini
Lebih terperinciLampiran 1. Daftar Angka Paling Mungkin Coliform dengan Tiga Tabung
LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Angka Paling Mungkin Coliform dengan Tiga Tabung Kombinasi Jumlah Tabung yang Positif 1:10 1:100 1:1000 APM per gram atau ml 0 0 0
Lebih terperinciLampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran
LAMPIRAN Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran No Parameter Bobot Nilai A Kondisi umum sekitar restoran 1 Lokasi 1 0 Jarak jasaboga minimal 500 m dari sumber pencemaran seperti tempat sampah umum,
Lebih terperinciANALISIS SPASIAL KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) KASUS LEPTOSPIROSIS DI KABUPATEN KULONPROGO TAHUN 2011
Analisis Spasial Kejadian...(Rahmawati) ANALISIS SPASIAL KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) KASUS LEPTOSPIROSIS DI KABUPATEN KULONPROGO TAHUN LEPTOSPIROSIS OUTBREAK SPATIAL ANALYSIS IN KULONPROGO DISTRICT, Rahmawati*
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang penting bagi kehidupan. Air adalah komponen lingkungan hidup yang sangat dibutuhkan bagi kelangsungan hidup manusia dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena kebiasaan tikus yang suka mengerat benda-benda disekitarnya,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tikus atau rodentia berasal dari bahasa latin rodere yang mempunyai arti mengerat, jadi tikus merupakan binatang pengerat. Oleh karena kebiasaan tikus yang suka mengerat
Lebih terperinciSTUDI RESERVOIR DAN DISTRIBUSI KASUS LEPTOSPIROSIS DI KABUPATEN GRESIK TAHUN 2010
Studi reservoir dan distribusi (Bambang Y, T Ramadhani, Bina I, Tri W & Jarohman) STUDI RESERVOIR DAN DISTRIBUSI KASUS LEPTOSPIROSIS DI KABUPATEN GRESIK TAHUN 2010 Reservoir and Distribution Case Studies
Lebih terperinciPedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia
Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia PENYEDIAAN AIR BERSIH 1. Pendahuluan Air bersih merupakan kebutuhan yang tidak dapat dilepaskan dari kegiatan di rumah sakit. Namun mengingat bahwa rumah sakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang terjadi di masyarakat dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan lingkungan merupakan suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimal sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimal pula
Lebih terperinciFAKTOR RESIKO KEJADIAN LEPTOSPIROSIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGRAYUN KABUPATEN PONOROGO
FAKTOR RESIKO KEJADIAN LEPTOSPIROSIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGRAYUN KABUPATEN PONOROGO (Risk Factors Scene of Leptospirosis in The Work Area of Ngrayun Community Health Center Ponorogo) Riska Ratnawati
Lebih terperinciB. Bangunan 1. Umum Bangunan harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangundangan
Syarat kesehatan yang mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 519/MENKES/SK/VI/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat: A. Lokasi 1. Lokasi sesuai dengan Rencana Umum
Lebih terperinciHUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR
HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR WASTE HANDLING CORRELATION WITH THE OCCURRENCE OF DIARRHEA ON TODDLER WORKING AREA
Lebih terperinciHUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN DAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KEJADIAN PENYAKIT LEPTOSPIROSIS DI JAKARTA,
MAKARA, KESEHATAN, VOL. 11, NO. 1, JUNI 7: 17-24 HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN DAN KARAKTERISTIK INDIVIDU TERHADAP KEJADIAN PENYAKIT LEPTOSPIROSIS DI JAKARTA, 3-5 Mari Okatini, Rachmadhi Purwana, I Made Djaja
Lebih terperinci