IDENTIFIKASI TIKUS DAN DAN PINJAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IDENTIFIKASI TIKUS DAN DAN PINJAL"

Transkripsi

1 LAPORAN PRAKTIKUM IDENTIFIKASI TIKUS DAN DAN PINJAL Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengendalian Vektor Disusun oleh : IKA NUR RIZKI NIM : P KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN 2013

2 IDENTIFIKASI TIKUS DAN PINJAL A. JUDUL PRAKTIKUM : Identifikasi tikus dan pinjal (ectoparasit) B. HARI DAN TANGGAL : Rabu, 22 Mei 2013 C. TUJUAN : 1. Dapat mengetahui cara melakukan identifikasi tikus. 2. Dapat mengetahui cara melakukan pengambilan ectoparasit tikus (pinjal). 3. Dapat mengetahui jenis [injal yang terdapat pada tikus yang diamati. D. Dasar Teori Tikus adalah satwa liar yang seringkali berasosiasi dengan kehidupan manusia. Asosiasi tikus dengan manusia seringkali bersifat parasitisme, tikus mendapatkan keuntungan sedangkan manusia sebaliknya. Tikus sering menimbulkan gangguan bagi manusia dibidang : kesehatan; pertanian; peternakan; rumah tangga. A. Morfologi Tikus Klasisifikasi Tikus No. Tingkatan Takson Golongan 1. Dunia Animalia 2. Phyllum (Filum) Chordata 3. Sub filum Vertebrata (Craniata) 4. Kelas Mammalia 5. Sub kelas Theria 6. Infra Kelas Eutheria 7. Ordo Rodentia 8. Sub ordo Myomorpha

3 9. Famili Muridae 10. Sub family Murinae 11. Genus Bandicota Ordo Rodentia merupakan ordo dari kelas Mammalia yang terbesar karena memiliki jumlah spesies terbanyak yaitu spesies (40 %) dari spesies untuk seluruh kelas Mammalia. Dari spesies Rodentia, hanya kurang lebih 150 spesies tikus yang ada di Indonesia dan hanya 8 spesies yang paling berperan sebagai host (vektor) dari agent patogen terhadap manusia dan hama pertanian. Delapan spesies tsb : Rattus norvegicus (tikus riol/got/selokan/kota), Rattus-rattus diardii (tikus rumah/atap), Mus musculus (mencit rumah), Rattus exulans (tikus ladang), Bandicota indica (tikus wirok), Rattus tiomanicus (tikus pohon), Rattus argentiventer (tikus sawah), Mus caroli (mencit ladang). R.norvegicus, R.rattus dan M.musculus mempunyai distribusi geografi yg menyebar diseluruh dunia sehingga disebut sebagai hewan kosmopolit. Sisanya hanya sekitar Asia dan Asia Tenggara saja. Tikus wirok, tikus riul, tikus sawah dan mencit ladang termasuk hewan terestrial yg dicirikan dengan ekor relatif pendek thdp kepala dan badan serta tonjolan pada telapak kaki yg relatif kecil dan halus. Tikus pohon, tikus rumah (atap), tikus ladang dan mencit rumah termsuk hewan arboreal yg dicirikan dgn ekor yg panjang serta btonjolan pd telapak kai yg besar dan kasar. Salah satu ciri terpenting dari Ordo Rodentia (hewan pengerat) adalah kemampuannya untuk mengerat benda-benda yg keras. Maksud mengerat untuk mengurangi pertumbuhan gigi serinya terus menerus. Pertumbuhan gigi seri yg terus menerus disebabkan oleh tidak adanya penyempitan pada bagian pangkalnya sehingga terdapat celah yg disebut diastema. Diastema berfungsi untuk membuang kotoran yg ikut terbawa dgn pakannya masuk kedalam mulut. Rodentia tidak mempunyai gigi taring, sehingga ada cekah antara geraham dan gigi seri (diastema).

4 Rumus gigi tikus : x 2, jumlahnya I C Pm M Ket : I (incisiva) = gigi seri C (canina) = gigi taring Pm (pre-molar) = gigi geraham depan M (molar) = gigi geraham belakang Kerabat dekat tikus : bajing, landak, marmut, kelinci serta tikus putih dan mencit putih ( telah kehilangan pigmen-albino). Cecurut dan tupai bukan kerabat tikus tetapi mirip tikus. Penyakit yang ditularkan melalui tikus : Pes (plague), Salmonellosis, Leptospirosis, Murine Typhus, Rickettsial pox, Lassa, Rodentborne Haemorrhagic Fevers, Lymphocytic choriomeningitis, Rabies, Rat-bite fever, Trichinosis. Dalam pengendalian tikus dibutuhkan pengetahuan dasar untuk pengendalian tikus dan metode pengendalian. Pengetahuan dasar untuk pengendalian tikus meliputi Identifikasi, Biologi dan perilaku tikus, Tanda keberadaan tikus, Rodentisida, Resistensi tikus terhadap rodentisida, Bahaya rodentisida bagi manusia. Metode pengendalian tikus meliputi : Sanitasi, Kultur teknis, Fisik mekanis, Biologis atau hayati, serta Kimiawi. Dengan telah dapatnya kita mengenal tikus maka belum cukuplah pengetahuan kita kalau tidak dilengkapi dengan bahaya ataupun pengaruhpengaruh yang dapat ditimbulkannya. Tikus dapat manimbulkan permasalahan dalam kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Tikus dapat manimbulkan berbagai gangguan dan kerugian, antara lain dalah : 1. Menimbulkan karugian ekonomi karena tikus memakan bahan-bahan makanan yang dihasilkan manusia.

5 2. Menimbulkan kerusakan pada perabot rumah tangga dan juga kerusakan pada bangunan atau gudang penyimpanan bahan makanan. 3. Dibidang kesehatan tikus-tikus tersebut berperan sebagai tuan rumah perantara untuk beberapa jenis penyakit yang dikenal sebagai Rodent borne diseases. E. Alat dan Bahan Alat : 1. Perangkap tikus 2. Peralatan Identifikasi tikus : - Papan atau kertas putih - Pinset - Sarung tangan - Toples - Mistar - Kantong terigu - Sisir kutu/ pinjal - Masker Bahan : 1. Kapas 2. Umpan 3. Chloroform F. Prosedur kerja : 1. Membawa tikus hasil tangkapan ke laboratorium rekayasa 2. Mematikan tikus dengan cara : - Mengeluarkan tikus dari perangkap dengan cara memasukkan tikus kedalam kantong terigu dengan hati- hari secara perlahan agar tikus tidak lompat atau lari.

6 - Memasukkan tikus ke dalam stoples, lalu tutup rapat toples. - Mengambil kapas secukupnya dan membasahi kapas dengan chloroform. - Masukkan kapas yang telah dibasahi chloroform kedalam toples secara perlahan. - Menunggu tikus sampai mati didalam toples ( untuk memastikan tikus sudah mati atau belum dengan cara menggoyang-goyangkan toples). 3. Mengambil ectoparasit( pinjal ) yang ada pada tikus dengan cara melakukan penyisiran dan meletakkan tikus diatas kertas putih. 4. Jika terdapat ectoparasit ( pinjal ), mengambil kertas yang digunakan sebagai alas untuk kemudian digunakan sebagai pembungkus dan membawanya ke laboratorium untuk melakukan pengamatan dengan melakukan pengamatan dengan mikroskop untuk identifikasi selanjutnya. 5. Melakukan identifikasi tikus menggunakan kunci identifikasi diantaranya : - Diastema - HB (head and body) Diukur dari kepala sampai anus. - T( Tail ) Diukur dari ujung anus hingga ujung ekor. - TL ( Total Long ) Diukur dari keseluruhan ujung moncong hingga ujung ekor. - E (Ears) Diukur dari telinga yang paling dalam hingga ujung telingga luar. - HF ( behaind Foot ) Diukur dari bagian ujung tumit sampai bagian ujung kuku yang paling dalam. - SK ( Tulang tengkorak )

7 Dengan cara memegang bagian atas tikus sampai ketemu cekungannya - M (Mamei) Ada kelenjar susu atau tidak. G. Hasil pengamatan dan Pembahasan a. Pemeriksaan jenis tikus rumah ( Ratus- ratus diardi) Tikus yang diambil di kontrakan salah satu mahasiswi NO Nama Identifikasi Hasil 1 Diastema Rongga mulut berdiastema 2 HB ( hand and body ) 8 Cm 3 T ( tale ) 12 Cm 4 TL ( total long ) 23 Cm 5 E ( ear ) 2 Cm 6 HF (behind foot ) 2,5 Cm 7 SK 8 M (mamei) 3 Cm 8 Dari hasil pemeriksaan ditemukan pinjal pada tikus,maka dilakukan langkah berikutnya yaitu identifikasi pinjal yang di lakukan dilaboratorium.

8 b. Pemeriksaan jenis tikus got ( Ratus Norway Rate) Tikus yang diperoleh dari sekitar asrama NO NamaIdentifikasi Hasil 1 Diastema Rongga mulut berdiastema 2 HB ( hand and body ) 20 Cm 3 T ( tale ) 19 Cm 4 TL ( total long ) 46 Cm 5 E ( ear ) 2 Cm 6 7 HF (behind foot ) SK 5 Cm 7 Cm 8 M (mamei) - (jantan) Dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan pinjal pada tikus. H. Pembahasan Berdasarkan hasil yang diperoleh, dan dilihat dari ciri-cirinya tikus pertama yang diamati termasuk jenis tikus Rattus-rattus diardii (tikus rumah/atap). Yang memiliki ciri- ciri : Hidung runcing, badan kecil, 8cm, ekor lebih panjang dari kepala dan badan,warna tua merata, telinga besar, tegak, tipis. Serta saat dilakukan penyisiran ditemukan pinjal dalam tikus ini sehingga dilakukan pengamatan lebih lanjut dengan mengamati jenis pinjal tersebut dengan mikroskop.

9 Dan tikus kedua yang diamati merupakan jenis tikus yang termasuk ke dalam spesies rattus-rattus nokrvegicus (tikus roil/got). Hal ini dapat dilihat dari ciri jenis tikus-rattus nokrvegicus (tikus roil/got) yang mencolok yaitu: bentuk badan yang silindris membesar, yang merupakan ciri utama tikus ini, selain itu juga dapat dilihat dari bentuk hidung yang tumpul (kerucut terpotong), dan proporsi tubuh (HB, T, TL, SK, HF, dan E) yang lebih besar. Namun, dalam jenis tikus ini saat dilakukan penyisiran tidak ditemukan pinjal, sehingga tidak dilakukan pengamatan lebih lanjut. I. Kesimpulan 1. Jenis tikus yang telah teridentifikasi yakni jenis tikus rumah ( Ratusratus diardi) dan jenis tikus got/ roil (rattus-rattus norvegicus). 2. Metode identifikasi yang digunakan yaitu metode pengamatan dan pengukuran.

10 Daftar Pustaka Mantariputra,Marjan.Dkk Buku panduan praktik jurusan kesehatan lingkungan edisi 1. politeknik kesehatan kementrian kesehatan kemenkes yogyakarta jurusan kesehatan ingkungan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tikus dan mencit adalah hewan pengerat (rondensia) yang lebih dikenal sebagai hama tanaman pertanian, perusak barang digudang dan hewan pengganggu yang menjijikan di

Lebih terperinci

JENIS_JENIS TIKUS HAMA

JENIS_JENIS TIKUS HAMA JENIS_JENIS TIKUS HAMA Beberapa ciri morfologi kualitatif, kuantitatif, dan habitat dari jenis tikus yang menjadi hama disajikan pada catatan di bawah ini: 1. Bandicota indica (wirok besar) Tekstur rambut

Lebih terperinci

PEMASANGAN PERANGKAP, PEMERIKSAAN (IDENTIFIKASI), DAN PENYISIRAN TIKUS (PENANGKAPAN EKTOPARASIT)

PEMASANGAN PERANGKAP, PEMERIKSAAN (IDENTIFIKASI), DAN PENYISIRAN TIKUS (PENANGKAPAN EKTOPARASIT) LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN VEKTOR PEMASANGAN PERANGKAP, PEMERIKSAAN (IDENTIFIKASI), DAN PENYISIRAN TIKUS (PENANGKAPAN EKTOPARASIT) OLEH AGUS SAMSUDRAJAT S J 410040028 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rodent (Tikus) Tikus adalah binatang yang termasuk dalam ordo Rodentia, Sub ordo Myormorpha, famili Muridae. Famili Muridae ini merupakan famili yang dominan dari ordo Rodentia

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tikus Rumah, Tikus Pohon, dan Tikus Sawah Klasifikasi dan Morfologi Bioekologi

TINJAUAN PUSTAKA Tikus Rumah, Tikus Pohon, dan Tikus Sawah Klasifikasi dan Morfologi Bioekologi 3 TINJAUAN PUSTAKA Tikus Rumah, Tikus Pohon, dan Tikus Sawah Klasifikasi dan Morfologi Berdasarkan karakter dan ciri morfologi yang dimiliki, tikus rumah (Rattus rattus diardii) digolongkan ke dalam kelas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tebu diklasifikasikan sebagai berikut, Kingdom: Plantae; Subkingdom:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tebu diklasifikasikan sebagai berikut, Kingdom: Plantae; Subkingdom: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tebu Tebu diklasifikasikan sebagai berikut, Kingdom: Plantae; Subkingdom: Tracheobionta; Super Divisi: Spermatophyta ; Divisi: Magnoliophyta; Kelas: Liliopsida; Sub Kelas: Commelinidae;

Lebih terperinci

BIOLOGI TIKUS BIOLOGI TIKUS. Kemampuan Fisik. 1. Menggali (digging)

BIOLOGI TIKUS BIOLOGI TIKUS. Kemampuan Fisik. 1. Menggali (digging) BIOLOGI TIKUS BIOLOGI TIKUS Kemampuan Fisik 1. Menggali (digging) Tikus terestrial akan segera menggali tanah jika mendapat kesempatan, yang bertujuan untuk membuat sarang, yang biasanya tidak melebihi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tikus

TINJAUAN PUSTAKA Tikus 5 TINJAUAN PUSTAKA Tikus Tikus merupakan salah satu satwa liar yang menjadi hama penting bagi kehidupan manusia baik dalam bidang pertanian, perkebunan, maupun permukiman. Lebih dari 150 spesies tikus

Lebih terperinci

BAB II TIKUS DAN CECURUT. A. Jenis-Jenis Tikus

BAB II TIKUS DAN CECURUT. A. Jenis-Jenis Tikus BAB II TIKUS DAN CECURUT A. Jenis-Jenis Tikus Tikus itu termasuk binatang mamalia atau binatang menyusui, yang sering kita temui di sekitar tempat tinggal manusia. Ada banyak jenis tikus yang perlu kita

Lebih terperinci

TINDAKAN MASYARAKAT PERKOTAAN DI BOGOR TERHADAP KEHADIRAN TIKUS SHERLY ASRILIA A

TINDAKAN MASYARAKAT PERKOTAAN DI BOGOR TERHADAP KEHADIRAN TIKUS SHERLY ASRILIA A TINDAKAN MASYARAKAT PERKOTAAN DI BOGOR TERHADAP KEHADIRAN TIKUS SHERLY ASRILIA A44103062 PROGRAM STUDI HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 TINDAKAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Rencana Strategis Kementrian Kesehatan (2011), Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Rencana Strategis Kementrian Kesehatan (2011), Pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Rencana Strategis Kementrian Kesehatan (2011), Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN PERANGKAP, PENGUJIAN JENIS RODENTISIDA DALAM PENGENDALIAN TIKUS POHON

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN PERANGKAP, PENGUJIAN JENIS RODENTISIDA DALAM PENGENDALIAN TIKUS POHON PERANCANGAN DAN PENGUJIAN PERANGKAP, PENGUJIAN JENIS RODENTISIDA DALAM PENGENDALIAN TIKUS POHON (Rattus tiomanicus Mill.), TIKUS RUMAH (Rattus rattus diardii Linn.), DAN TIKUS SAWAH (Rattus argentiventer

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN JENIS MAMALIA KECIL PADA TIGA HABITAT YANG BERBEDA DI LHOKSEUMAWE PROVINSI ACEH

KEANEKARAGAMAN JENIS MAMALIA KECIL PADA TIGA HABITAT YANG BERBEDA DI LHOKSEUMAWE PROVINSI ACEH KEANEKARAGAMAN JENIS MAMALIA KECIL PADA TIGA HABITAT YANG BERBEDA DI LHOKSEUMAWE PROVINSI ACEH Muhammad Nasir, Yulia Amira dan Abdul Hadi Mahmud Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tikus Sawah Klasifikasi dan Morfologi Biologi dan Ekologi

TINJAUAN PUSTAKA Tikus Sawah Klasifikasi dan Morfologi Biologi dan Ekologi 4 TINJAUAN PUSTAKA Tikus Sawah Klasifikasi dan Morfologi Tikus sawah merupakan hewan pengerat yang termasuk dalam Filum Chordata, Subfilum Vertebrata, Kelas Mamalia, Subkelas Theria, Infrakelas Eutheria,

Lebih terperinci

Gambar 1. Mencit Putih (M. musculus)

Gambar 1. Mencit Putih (M. musculus) TINJAUAN PUSTAKA Mencit (Mus musculus) Mencit (Mus musculus) merupakan hewan mamalia hasil domestikasi dari mencit liar yang paling umum digunakan sebagai hewan percobaan pada laboratorium, yaitu sekitar

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Hasil survei terhadap 30 responden di setiap lokasi mengenai tingkat pendidikan masyarakat di Daerah Sindang Barang, Cibanteng, Balio, dan Ciledug dapat

Lebih terperinci

PENGARUH BAHAN REMPAH SEBAGAI REPELEN TERHADAP MENCIT RUMAH (Mus musculus L. Rodentia: Muridae) DALAM MENGKONSUMSI UMPAN DAN RODENTISIDA

PENGARUH BAHAN REMPAH SEBAGAI REPELEN TERHADAP MENCIT RUMAH (Mus musculus L. Rodentia: Muridae) DALAM MENGKONSUMSI UMPAN DAN RODENTISIDA PENGARUH BAHAN REMPAH SEBAGAI REPELEN TERHADAP MENCIT RUMAH (Mus musculus L. Rodentia: Muridae) DALAM MENGKONSUMSI UMPAN DAN RODENTISIDA HOTMA SINTA A44102057 PROGRAM STUDI HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS

Lebih terperinci

KAJIAN JENIS DAN POPULASI TIKUS DI PERKEBUNAN NANAS PT GREAT GIANT FOOD TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH. (Skripsi) Oleh AHMAD AZIZ ALFI HUSEIN

KAJIAN JENIS DAN POPULASI TIKUS DI PERKEBUNAN NANAS PT GREAT GIANT FOOD TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH. (Skripsi) Oleh AHMAD AZIZ ALFI HUSEIN KAJIAN JENIS DAN POPULASI TIKUS DI PERKEBUNAN NANAS PT GREAT GIANT FOOD TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH (Skripsi) Oleh AHMAD AZIZ ALFI HUSEIN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017 ABSTRAK

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN JENIS MAMALIA KECIL PADA TIGA HABITAT YANG BERBEDA DI LHOKSEUMAWE PROVINSI ACEH

KEANEKARAGAMAN JENIS MAMALIA KECIL PADA TIGA HABITAT YANG BERBEDA DI LHOKSEUMAWE PROVINSI ACEH KEANEKARAGAMAN JENIS MAMALIA KECIL PADA TIGA HABITAT YANG BERBEDA DI LHOKSEUMAWE PROVINSI ACEH DIVERSITY OF SMALL MAMMAL IN THREE DIFFERENT HABITAT AT LHOKSEUMAWE ACEH PROVINCE Muhammad Nasir, Yulia Amira

Lebih terperinci

Kompetensi. created by darmadi ahmad MAMALIA. Memahami perbedaan dan persamaan pencirian serta pengelompokan pada Mamalia CIRI-CIRI UMUM PENYEBARAN

Kompetensi. created by darmadi ahmad MAMALIA. Memahami perbedaan dan persamaan pencirian serta pengelompokan pada Mamalia CIRI-CIRI UMUM PENYEBARAN CIRI-CIRI UMUM Kompetensi Memahami perbedaan dan persamaan pencirian serta pengelompokan pada Mamalia PENYEBARAN KLASIFIKASI MORFOLOGI DAN ANATOMI EXIT CIRI-CIRI UMUM - Memiliki kelenjar MAMAE - Tubuh

Lebih terperinci

GAMBARAN KEPADATAN TIKUS DI KELURAHAN RANDUSARI KECAMATAN SEMARANG SELATAN KOTA SEMARANG TAHUN 2015

GAMBARAN KEPADATAN TIKUS DI KELURAHAN RANDUSARI KECAMATAN SEMARANG SELATAN KOTA SEMARANG TAHUN 2015 i GAMBARAN KEPADATAN TIKUS DI KELURAHAN RANDUSARI KECAMATAN SEMARANG SELATAN KOTA SEMARANG TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Oleh

Lebih terperinci

AGROVIGOR VOLUME 6 NO. 2 SEPTEMBER 2013 ISSN

AGROVIGOR VOLUME 6 NO. 2 SEPTEMBER 2013 ISSN AGROVIGOR VOLUME 6 NO. 2 SEPTEMBER 2013 ISSN 1979 5777 145 PREFERENSI DAN EFIKASI RODENTISIDA BRODIFAKUM TERHADAP TIGA JENIS TIKUS HAMA Swastiko Priyambodo dan Rizky Nazarreta Dept. Proteksi Tanaman, Fak.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Milik Negara (BUMN), Perkebunan Swasta Nasional atau Asing. Namun petani (Perkebunan

I. PENDAHULUAN. Milik Negara (BUMN), Perkebunan Swasta Nasional atau Asing. Namun petani (Perkebunan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan komoditi tanaman yang dewasa ini sangat diminati untuk dikelola atau ditanam (dibudidayakan), baik oleh pihak Badan Usaha

Lebih terperinci

PENGENDALIAN VEKTOR TIKUS KELOMPOK 1

PENGENDALIAN VEKTOR TIKUS KELOMPOK 1 PENGENDALIAN VEKTOR TIKUS KELOMPOK 1 ANGGOTA KELOMPOK 1 Siska Diana Sari 1311211102 Zahra Katrina Aulia 1311211085 Fadilah Habibul Hamda 1311211112 Retno Wulandari 1311212015 Mitbasman Mikra 1311211004

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Gambar 1 Kurungan tunggal

BAHAN DAN METODE. Gambar 1 Kurungan tunggal 15 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Vertebrata Hama, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dimulai dari bulan

Lebih terperinci

2015 LUWAK. Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian

2015 LUWAK. Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian 2015 LUWAK Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian LUWAK A. Biologi Luwak Luwak merupakan nama lokal dari jenis musang

Lebih terperinci

POLA SEBARAN SPESIES TIKUS HABITAT PASAR BERDASARKAN JENIS KOMODITAS DI PASAR KOTA BANJARNEGARA

POLA SEBARAN SPESIES TIKUS HABITAT PASAR BERDASARKAN JENIS KOMODITAS DI PASAR KOTA BANJARNEGARA POLA SEBARAN SPESIES TIKUS HABITAT PASAR BERDASARKAN JENIS KOMODITAS DI PASAR KOTA BANJARNEGARA PATTERN OF RAT DISTRIBUTION IN MARKET HABITAT BASED ON COMMODITY IN BANJARNEGARA CITY MARKET Dwi Ernawati*,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tikus ( Rattus norvegicus Gen Sitokrom b

TINJAUAN PUSTAKA Tikus ( Rattus norvegicus Gen Sitokrom b TINJAUAN PUSTAKA Tikus (Rattus norvegicus) Tikus termasuk ke dalam kingdom Animalia, filum Chordata, subfilum Vertebrata, kelas Mamalia, ordo Rodentia, dan famili Muridae. Spesies-spesies utama yang terdapat

Lebih terperinci

UJI KETERTARIKAN WIROK KECIL (Bandicota bengalensis. Gray & Hardwicke) TERHADAP UMPAN DAN RODENTISIDA SYARIF SYUKRI HARAHAP A

UJI KETERTARIKAN WIROK KECIL (Bandicota bengalensis. Gray & Hardwicke) TERHADAP UMPAN DAN RODENTISIDA SYARIF SYUKRI HARAHAP A UJI KETERTARIKAN WIROK KECIL (Bandicota bengalensis. Gray & Hardwicke) TERHADAP UMPAN DAN RODENTISIDA SYARIF SYUKRI HARAHAP A44102059 PROGRAM STUDI HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

UJI BENTUK UMPAN DAN RODENTISIDA RACUN AKUT TERHADAP TIGA SPESIES TIKUS NURIHIDAYATI

UJI BENTUK UMPAN DAN RODENTISIDA RACUN AKUT TERHADAP TIGA SPESIES TIKUS NURIHIDAYATI UJI BENTUK UMPAN DAN RODENTISIDA RACUN AKUT TERHADAP TIGA SPESIES TIKUS NURIHIDAYATI DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 ABSTRAK NURIHIDAYATI. Uji Bentuk Umpan

Lebih terperinci

UJI KEEFEKTIFAN ENAM JENIS PERANGKAP DALAM PENGENDALIAN TIKUS SAWAH (Rattus Argentiventer)

UJI KEEFEKTIFAN ENAM JENIS PERANGKAP DALAM PENGENDALIAN TIKUS SAWAH (Rattus Argentiventer) 38 UJI KEEFEKTIFAN ENAM JENIS PERANGKAP DALAM PENGENDALIAN TIKUS SAWAH (Rattus Argentiventer) Lydia Maria Ivakdalam Program Studi Keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas Kristen Indonesia Maluku ABSTRAK

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tikus Sawah (Rattus argentiventer)

TINJAUAN PUSTAKA. Tikus Sawah (Rattus argentiventer) 5 TINJAUAN PUSTAKA Tikus Sawah (Rattus argentiventer) Taksonomi dan Morfologi Tikus sawah mempunyai klasifikasi sebagai berikut Kelas Mammalia, Subkelas Theria, Infra Kelas Eutheria, Ordo Rodentia, Subordo

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Ketertarikan Tikus Sawah terhadap Rodentisida dan Umpan (Choice Test) Konsumsi Tikus Sawah terhadap Empat Formulasi Rodentisida Bromadiolon Tikus sawah yang mempunyai habitat

Lebih terperinci

PENGUJIAN TIGA JENIS REMPAH-REMPAH SEBAGAI REPELEN TERHADAP TIKUS RUMAH (Rattus rattus diardii Linn.) DAN TIKUS POHON (Rattus tiomanicus Mill.

PENGUJIAN TIGA JENIS REMPAH-REMPAH SEBAGAI REPELEN TERHADAP TIKUS RUMAH (Rattus rattus diardii Linn.) DAN TIKUS POHON (Rattus tiomanicus Mill. PENGUJIAN TIGA JENIS REMPAH-REMPAH SEBAGAI REPELEN TERHADAP TIKUS RUMAH (Rattus rattus diardii Linn.) DAN TIKUS POHON (Rattus tiomanicus Mill.) PURWANTO DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung tekukur merupakan burung yang banyak ditemukan di kawasan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung tekukur merupakan burung yang banyak ditemukan di kawasan yang 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Burung Tekukur Burung tekukur merupakan burung yang banyak ditemukan di kawasan yang terbentang dari India dan Sri Lanka di Asia Selatan Tropika hingga ke China Selatan dan Asia

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, dan diletakkan

TINJAUAN PUSTAKA. Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, dan diletakkan 3 TINJAUAN PUSTAKA Lalat Buah (Bactrocera spp.) Biologi Menurut Departemen Pertanian (2012), lalat buah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Phylum Klass Ordo Sub-ordo Family Genus Spesies : Arthropoda

Lebih terperinci

PENGUJIAN PREFERENSI PAKAN, PERANGKAP, DAN UMPAN BERACUN PADA TIKUS RUMAH (Rattus rattus diardii L.) DAN MENCIT RUMAH (Mus musculus L.

PENGUJIAN PREFERENSI PAKAN, PERANGKAP, DAN UMPAN BERACUN PADA TIKUS RUMAH (Rattus rattus diardii L.) DAN MENCIT RUMAH (Mus musculus L. PENGUJIAN PREFERENSI PAKAN, PERANGKAP, DAN UMPAN BERACUN PADA TIKUS RUMAH (Rattus rattus diardii L.) DAN MENCIT RUMAH (Mus musculus L.) Nana Setiana A06400024 PROGRAM STUDI HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS

Lebih terperinci

Si Pengerat Musuh Petani Tebu..

Si Pengerat Musuh Petani Tebu.. Si Pengerat Musuh Petani Tebu.. Embriani BBPPTP Surabaya Gambar. Tanaman Tebu Yang Terserang Tikus Hama/pest diartikan sebagai jasad pengganggu bisa berupa jasad renik, tumbuhan, dan hewan. Hama Tanaman

Lebih terperinci

STUDI POTENSI RODENTISIDA NABATI BIJI JENGKOL UNTUK PENGENDALIAN HAMA TIKUS PADA TANAMAN JAGUNG

STUDI POTENSI RODENTISIDA NABATI BIJI JENGKOL UNTUK PENGENDALIAN HAMA TIKUS PADA TANAMAN JAGUNG STUDI POTENSI RODENTISIDA NABATI BIJI JENGKOL UNTUK PENGENDALIAN HAMA TIKUS PADA TANAMAN JAGUNG Terry Pakki 1), Muhammad Taufik 1),dan A.M. Adnan 2) 1). Jurusan Agroteknologi, Konsentrasi Hama dan Penyakit

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifkasi Kambing

TINJAUAN PUSTAKA Klasifkasi Kambing TINJAUAN PUSTAKA Klasifkasi Kambing Kambing diklasifikasikan ke dalam kerajaan Animalia; filum Chordata; subfilum Vertebrata; kelas Mammalia; ordo Artiodactyla; sub-ordo Ruminantia; familia Bovidae; sub-familia

Lebih terperinci

PREFERENSI MAKAN TIKUS RIUL (Rattus norvegicus Berk.) TERHADAP JENIS DAN VARIASI PENGOLAHAN PAKAN YANG BERBEDA SERTA PENGUJIAN RODENTISIDA

PREFERENSI MAKAN TIKUS RIUL (Rattus norvegicus Berk.) TERHADAP JENIS DAN VARIASI PENGOLAHAN PAKAN YANG BERBEDA SERTA PENGUJIAN RODENTISIDA PREFERENSI MAKAN TIKUS RIUL (Rattus norvegicus Berk.) TERHADAP JENIS DAN VARIASI PENGOLAHAN PAKAN YANG BERBEDA SERTA PENGUJIAN RODENTISIDA PRINGGO WIBOWO PUTRO DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian Tingkat Kejeraan Tikus Sawah (R. argentiventer) dan Tikus Rumah (R. rattus diardii) terhadap Rodentisida Seng Fosfida

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian Tingkat Kejeraan Tikus Sawah (R. argentiventer) dan Tikus Rumah (R. rattus diardii) terhadap Rodentisida Seng Fosfida 28 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Tingkat Kejeraan Tikus Sawah (R. argentiventer) dan Tikus Rumah (R. rattus diardii) terhadap Rodentisida Seng Fosfida Pengujian tingkat kejeraan tikus sawah dan tikus

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas induk pokok (Parent Stock) SNI : 02-6730.2-2002 Standar Nasional Indonesia Induk Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas induk pokok (Parent Stock) Prakata Standar induk kodok lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas induk pokok disusun

Lebih terperinci

This document is created with trial version of Document2PDF Pilot 2.4. TINJAUAN PUSTAKA

This document is created with trial version of Document2PDF Pilot 2.4. TINJAUAN PUSTAKA 5 TINJAUAN PUSTAKA Tikus Rumah (Rattus rattus diardii) Klasifikasi dan Morfologi Tikus rumah ( R. rattus diardii ) berdasarkan karakter ciri morfologinya digolongkan ke dalam kelas Mamalia, Ordo Rodentia,

Lebih terperinci

PREFERENSI MAKAN TIKUS RIUL (Rattus norvegicus Berk.) TERHADAP JENIS DAN VARIASI PENGOLAHAN PAKAN YANG BERBEDA SERTA PENGUJIAN RODENTISIDA

PREFERENSI MAKAN TIKUS RIUL (Rattus norvegicus Berk.) TERHADAP JENIS DAN VARIASI PENGOLAHAN PAKAN YANG BERBEDA SERTA PENGUJIAN RODENTISIDA PREFERENSI MAKAN TIKUS RIUL (Rattus norvegicus Berk.) TERHADAP JENIS DAN VARIASI PENGOLAHAN PAKAN YANG BERBEDA SERTA PENGUJIAN RODENTISIDA PRINGGO WIBOWO PUTRO DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

PENGENDALIAN HAMA TIKUS SAWAH MENGGUNAKAN TEKNOLOGI TBS DAN LTBS

PENGENDALIAN HAMA TIKUS SAWAH MENGGUNAKAN TEKNOLOGI TBS DAN LTBS PENGENDALIAN HAMA TIKUS SAWAH MENGGUNAKAN TEKNOLOGI TBS DAN LTBS Sigid Handoko BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAMBI Disampaikan pada TEMU APLIKASI TEKNOLOGI BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI, 5 Mei

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Kimia untuk pembuatan ekstrak Myrmecodia pendens Merr. &

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Kimia untuk pembuatan ekstrak Myrmecodia pendens Merr. & 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1. Tempat Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi untuk pengaklimatisasian hewan uji serta

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Domba Domba Lokal Indonesia Domba Ekor Tipis

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Domba  Domba Lokal Indonesia Domba Ekor Tipis TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Domba Menurut Tomaszewska et al. (1993) domba berasal dari Asia, yang terdiri atas 40 varietas. Domba-domba tersebut menyebar hampir di setiap negara. Ternak domba merupakan

Lebih terperinci

Gambar 1. Drosophila melanogaster. Tabel 1. Klasifikasi Drosophila

Gambar 1. Drosophila melanogaster. Tabel 1. Klasifikasi Drosophila I. Praktikum ke : 1 (satu) II. Hari / tanggal : Selasa/ 1 Maret 2016 III. Judul Praktikum : Siklus Hidup Drosophila melanogaster IV. Tujuan Praktikum : Mengamati siklus hidup drosophila melanogaster Mengamati

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Lele Masamo (Clarias gariepinus) Subclass: Telostei. Ordo : Ostariophysi

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Lele Masamo (Clarias gariepinus) Subclass: Telostei. Ordo : Ostariophysi BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Lele Masamo (Clarias gariepinus) Klasifikasi lele masamo SNI (2000), adalah : Kingdom : Animalia Phylum: Chordata Subphylum: Vertebrata Class : Pisces

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock) SNI : 01-6484.1-2000 Standar Nasional Indonesia Induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock) Daftar Isi Halaman Prakata... 1 Pendahuluan... 1 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PERANGKAP UNTUK PENGENDALIAN TIKUS RUMAH (Rattus rattus diardii Linn.) PADA HABITAT PERMUKIMAN ADE DARMAWANSYAH

RANCANG BANGUN PERANGKAP UNTUK PENGENDALIAN TIKUS RUMAH (Rattus rattus diardii Linn.) PADA HABITAT PERMUKIMAN ADE DARMAWANSYAH RANCANG BANGUN PERANGKAP UNTUK PENGENDALIAN TIKUS RUMAH (Rattus rattus diardii Linn.) PADA HABITAT PERMUKIMAN ADE DARMAWANSYAH PROGRAM STUDI HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Informasi Geografis 2.1.1. Pengertian dan Konsep Dasar Prahasta (2001) menyebutkan bahwa pengembangan sistem-sistem khusus yang dibuat untuk menangani masalah informasi

Lebih terperinci

STUDI KEPADATAN TIKUS DAN EKTOPARASIT DI DAERAH PERIMETER DAN BUFFERPELABUHAN LAUT CILACAP Yudhi Cahyo Priyotomo

STUDI KEPADATAN TIKUS DAN EKTOPARASIT DI DAERAH PERIMETER DAN BUFFERPELABUHAN LAUT CILACAP Yudhi Cahyo Priyotomo STUDI KEPADATAN TIKUS DAN EKTOPARASIT DI DAERAH PERIMETER DAN BUFFERPELABUHAN LAUT CILACAP Yudhi Cahyo Priyotomo Email: yudhicahyo194@gmail.com ABSTRAC Rats are rodent that harm to human life and able

Lebih terperinci

TINGKAT KEJERAAN RACUN DAN UMPAN PADA TIKUS SAWAH

TINGKAT KEJERAAN RACUN DAN UMPAN PADA TIKUS SAWAH TINGKAT KEJERAAN RACUN DAN UMPAN PADA TIKUS SAWAH (Rattus argentiventer Rob. & Klo.), TIKUS RUMAH (Rattus rattus diardii Linn.), DAN TIKUS POHON (Rattus tiomanicus Mill.) JOHAN PERMADA DEPARTEMEN PROTEKSI

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ekstra Tinggi) adalah pendistribusian arus listrik dari sumber energi menuju

TINJAUAN PUSTAKA. Ekstra Tinggi) adalah pendistribusian arus listrik dari sumber energi menuju 5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gelombang Elektromagnetik SUTT (Saluran Udara Tegangan Tinggi) dan SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi) adalah pendistribusian arus listrik dari sumber energi menuju daerah-daerah

Lebih terperinci

Morfologi dan Anatomi Dasar Kelinci

Morfologi dan Anatomi Dasar Kelinci Modul Praktikum Biologi Hewan Ternak 2017 6 Morfologi dan Anatomi Dasar Kelinci Petunjuk Umum Praktikum - Pada praktikum ini digunakan alat-alat bedah dan benda-benda bersudut tajam. Harap berhati-hati

Lebih terperinci

LABORATORIUM PARASITOLOGI DAN ENTOMOLOGI

LABORATORIUM PARASITOLOGI DAN ENTOMOLOGI LABORATORIUM PARASITOLOGI DAN ENTOMOLOGI Kegiatan Infeksi cercaria Schistosoma japonicum pada hewan coba (Tikus putih Mus musculus) 1. Latar belakang Schistosomiasis atau disebut juga demam keong merupakan

Lebih terperinci

KAJIAN PUSTAKA. (Ovis amon) yang berasal dari Asia Tenggara, serta Urial (Ovis vignei) yang

KAJIAN PUSTAKA. (Ovis amon) yang berasal dari Asia Tenggara, serta Urial (Ovis vignei) yang II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Asal-Usul dan Klasifikasi Domba Domba yang dijumpai saat ini merupakan hasil domestikasi yang dilakukan manusia. Pada awalnya domba diturunkan dari 3 jenis domba liar, yaitu Mouflon

Lebih terperinci

kelas Mammalia, ordo Rodentia, famili Muridae, dan genus Rattus (Storer et al.,

kelas Mammalia, ordo Rodentia, famili Muridae, dan genus Rattus (Storer et al., Tikus Sawah (Raftus argentiventer Rob. & Klo. ) Tikus sawah (Rattzts argentiventer) diklasifikasikan dalam filum Chordata, kelas Mammalia, ordo Rodentia, famili Muridae, dan genus Rattus (Storer et al.,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingginya harga daging sapi mengakibatkan beredarnya isu bakso sapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingginya harga daging sapi mengakibatkan beredarnya isu bakso sapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingginya harga daging sapi mengakibatkan beredarnya isu bakso sapi yang dicampur dengan daging tikus. Akibat dari tingginya harga daging sapi, ada pedagang bakso yang

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PEMANFAATAN UMBI GADUNG DIOSCOREA HISPIDA DENNUST

EFEKTIVITAS PEMANFAATAN UMBI GADUNG DIOSCOREA HISPIDA DENNUST EFEKTIVITAS PEMANFAATAN UMBI GADUNG DIOSCOREA HISPIDA DENNUST) PADA UMPAN SEBAGAI RODENTISIDA NABATI DALAM PENGENDALIAN TIKUS D.A.A Posmaningsih 1, I Nyoman Purna 2, I Wayan Sali 3 Abstract. Rats are rodents

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas induk pokok (Parent Stock) SNI : 01-6485.1-2000 Standar Nasional Indonesia Induk ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas induk pokok (Parent Stock) Prakata Standar induk ikan gurami kelas induk pokok diterbitkan oleh Badan Standardisasi

Lebih terperinci

TERHADAP UMPAN DAN RODENTISIDA. Rizka Yudha Aryata A

TERHADAP UMPAN DAN RODENTISIDA. Rizka Yudha Aryata A PREFERENSI (Rattus tiomanicus MAKAN TIKUS MILLER) POHON TERHADAP UMPAN DAN RODENTISIDA Rizka Yudha Aryata A44102051 PROGRAM STUDI HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

PENGARUH PEMUASAAN TERHADAP KONSUMSI, BOBOT TUBUH, DAN LAMA HIDUP TIKUS RUMAH (Rattus rattus diardii L.) DAN TIKUS POHON (Rattus tiomanicus Miller)

PENGARUH PEMUASAAN TERHADAP KONSUMSI, BOBOT TUBUH, DAN LAMA HIDUP TIKUS RUMAH (Rattus rattus diardii L.) DAN TIKUS POHON (Rattus tiomanicus Miller) PENGARUH PEMUASAAN TERHADAP KONSUMSI, BOBOT TUBUH, DAN LAMA HIDUP TIKUS RUMAH (Rattus rattus diardii L.) DAN TIKUS POHON (Rattus tiomanicus Miller) NUR RACHMAN A44104056 PROGRAM STUDI HAMA DAN PENYAKIT

Lebih terperinci

UJI PERANGKAP, RODENTISIDA, DAN REPELEN, SERTA PERSEPSI MASYARAKAT DALAM PENGENDALIAN TIKUS PERMUKIMAN DI KECAMATAN DRAMAGA, BOGOR PERTIWI SUCIANANDA

UJI PERANGKAP, RODENTISIDA, DAN REPELEN, SERTA PERSEPSI MASYARAKAT DALAM PENGENDALIAN TIKUS PERMUKIMAN DI KECAMATAN DRAMAGA, BOGOR PERTIWI SUCIANANDA UJI PERANGKAP, RODENTISIDA, DAN REPELEN, SERTA PERSEPSI MASYARAKAT DALAM PENGENDALIAN TIKUS PERMUKIMAN DI KECAMATAN DRAMAGA, BOGOR PERTIWI SUCIANANDA DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENGENDALIAN VEKTOR UNIVERSITAS ANDALAS PENGENDALIAN VELTOR TIKUS

ANALISIS DAMPAK KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENGENDALIAN VEKTOR UNIVERSITAS ANDALAS PENGENDALIAN VELTOR TIKUS ANALISIS DAMPAK KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENGENDALIAN VEKTOR UNIVERSITAS ANDALAS PENGENDALIAN VELTOR TIKUS Oleh : Kelompok 1 Zahra Katrina Aulia 1311211085 Siska Diana Sari 1311211102 Fadilah Habibul Hamda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena kebiasaan tikus yang suka mengerat benda-benda disekitarnya,

BAB I PENDAHULUAN. karena kebiasaan tikus yang suka mengerat benda-benda disekitarnya, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tikus atau rodentia berasal dari bahasa latin rodere yang mempunyai arti mengerat, jadi tikus merupakan binatang pengerat. Oleh karena kebiasaan tikus yang suka mengerat

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan 19 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Vertebrata Hama, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor serta daerah pengambilan tikus uji

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat Indonesia. Domba merupakan ternak ruminansia kecil yang

TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat Indonesia. Domba merupakan ternak ruminansia kecil yang II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Domba Priangan Domba adalah salah satu hewan yang banyak dipelihara oleh masyarakat Indonesia. Domba merupakan ternak ruminansia kecil yang sangat potensial untuk dikembangkan.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Rodensia merupakan salah satu hewan yang tergolong sangat banyak spesiesnya. Terdapat lebih dari 2700 spesies rodensia di dunia Menurut Aplin et al. (2003), 42% dari semua spesies

Lebih terperinci

Tugas Mata Kuliah Agribisnis Ternak Potong (Peralatan Untuk Perawatan Ternak Potong, Pemotongan Kuku, Memilih Sapi Bibit Peranakan Ongole) Oleh

Tugas Mata Kuliah Agribisnis Ternak Potong (Peralatan Untuk Perawatan Ternak Potong, Pemotongan Kuku, Memilih Sapi Bibit Peranakan Ongole) Oleh Kuku, Memilih Sapi Bibit Peranakan Ongole) Oleh Junaidi Pangeran Saputra. 0 I. PERALATAN UNTUK PERAWATAN TERNAK POTONG (SAPI, KAMBING DAN DOMBA) 1. Timbangan - Elektrik, Kubus ternak. A. Macam-Macam Peralatan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Hama Permukiman ( urban pest

TINJAUAN PUSTAKA Hama Permukiman ( urban pest TINJAUAN PUSTAKA Hama Permukiman (urban pest) Hama permukiman (urban pest) adalah suatu organisme yang pada suatu tempat (permukiman) dan waktu, tidak dikehendaki karena secara langsung dapat mengancam

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 20 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Konsumsi pada Perlakuan Kontrol Gabah, Beras, dan Jagung (No Choice Test) Hasil yang diperoleh dari pengujian konsumsi tikus terhadap umpan gabah, beras, dan jagung (no

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Sapi. Sapi Bali

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Sapi. Sapi Bali TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Sapi Sapi menurut Blakely dan Bade (1992), diklasifikasikan ke dalam filum Chordata (hewan bertulang belakang), kelas Mamalia (menyusui), ordo Artiodactile (berkuku atau berteracak

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi dan Ekologi Tikus Sawah Rattus rattus argentiventer Rob & Kloss

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi dan Ekologi Tikus Sawah Rattus rattus argentiventer Rob & Kloss TINJAUAN PUSTAKA Biologi dan Ekologi Tikus Sawah Rattus rattus argentiventer Rob & Kloss Tikus merupakan salah satu hama utama pada kegiatan pertanian. Kerusakan yang ditimbulkan oleh serangan hama tikus

Lebih terperinci

INSTRUKSI KERJA PENGAMBILAN DARAH, PERLAKUAN, DAN INJEKSI PADA HEWAN COBA

INSTRUKSI KERJA PENGAMBILAN DARAH, PERLAKUAN, DAN INJEKSI PADA HEWAN COBA INSTRUKSI KERJA PENGAMBILAN DARAH, PERLAKUAN, DAN INJEKSI PADA HEWAN COBA Laboratorium Biosains Universitas Brawijaya Malang 2012 INSTRUKSI KERJA PENGAMBILAN DARAH, PERLAKUAN, DAN INJEKSI PADA HEWAN COBA

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Biologi dan Morfologi Rayap (Coptotermes curvignatus) Menurut (Nandika et, al.dalam Pratama 2013) C. curvignatus merupakan

TINJAUAN PUSTAKA. A. Biologi dan Morfologi Rayap (Coptotermes curvignatus) Menurut (Nandika et, al.dalam Pratama 2013) C. curvignatus merupakan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biologi dan Morfologi Rayap (Coptotermes curvignatus) Menurut (Nandika et, al.dalam Pratama 2013) C. curvignatus merupakan rayap yang paling luas serangannya di Indonesia. Klasifikasi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Vertebrata Hama, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, dari bulan Februari sampai Juli 2011.

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. terdiri atas dua sub spesies yaitu kerbau liar dan kerbau domestik. Kerbau

KAJIAN KEPUSTAKAAN. terdiri atas dua sub spesies yaitu kerbau liar dan kerbau domestik. Kerbau II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Tinjauan Umum Kerbau Kerbau adalah hewan ruminansia dari sub famili Bovidae yang berkembang di banyak bagian dunia dan diduga berasal dari daerah India. Kerbau domestikasi atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bio-ekologi Ungko (Hylobates agilis) dan Siamang (Symphalangus syndactylus) 2.1.1 Klasifikasi Ungko (Hylobates agilis) dan siamang (Symphalangus syndactylus) merupakan jenis

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Orangutan Orangutan termasuk kera besar dari ordo Primata dan famili Pongidae (Groves, 2001). Ada dua jenis orangutan yang masih hidup, yaitu jenis dari Sumatera

Lebih terperinci

Uji Efektifitas Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.) Sebagai Pestisida Nabati terhadap Perilaku Makan Tikus Hama (Rattus argetiventer)

Uji Efektifitas Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.) Sebagai Pestisida Nabati terhadap Perilaku Makan Tikus Hama (Rattus argetiventer) Uji Efektifitas Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.) Sebagai Pestisida Nabati terhadap Perilaku Makan Tikus Hama (Rattus argetiventer) Rahmawasiah, Rahman Hairuddin dan Abdul Jalil Universitas Cokroaminoto

Lebih terperinci

Morfologi dan Anatomi Dasar Unggas

Morfologi dan Anatomi Dasar Unggas Modul PraktikumBiologi Hewan Ternak 2016 2 Morfologi dan Anatomi Dasar Unggas Petunjuk Umum Praktikum - Pada praktikum ini digunakan alat-alat bedah dan benda-benda bersudut tajam. Harap berhati-hati dalam

Lebih terperinci

Key word : mouse, plague, ectoparasites

Key word : mouse, plague, ectoparasites Studi Kepadatan Tikus dan Ektoparasit (Fleas) Pada Daerah Fokus dan Bekas Pes Study to Mouse and Ectoparasite (flea) Dencity at Fokus on The Area and Former Plague Jarohman Raharjo, Tri Ramadhani*) *)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sumber daya perairan, baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan. Perikanan adalah

I. PENDAHULUAN. sumber daya perairan, baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan. Perikanan adalah 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Perikanan adalah suatu usaha atau kegiatan manusia untuk memanfaatkan sumber daya perairan, baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan. Perikanan adalah suatu usaha atau kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam visi Indonesia Sehat 2015 yang mengacu pada Millenium. Development Goals (MDG s), lingkungan yang diharapkan pada masa depan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam visi Indonesia Sehat 2015 yang mengacu pada Millenium. Development Goals (MDG s), lingkungan yang diharapkan pada masa depan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam visi Indonesia Sehat 2015 yang mengacu pada Millenium Development Goals (MDG s), lingkungan yang diharapkan pada masa depan adalah lingkungan yang kondusif

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. berkuku genap dan termasuk sub-famili Caprinae dari famili Bovidae. Semua

KAJIAN KEPUSTAKAAN. berkuku genap dan termasuk sub-famili Caprinae dari famili Bovidae. Semua 6 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Klasifikasi Domba Berdasarkan taksonominya, domba merupakan hewan ruminansia yang berkuku genap dan termasuk sub-famili Caprinae dari famili Bovidae. Semua domba termasuk kedalam

Lebih terperinci

Tugas Karya Ilmiah Peluang Bisnis BETERNAK LANDAK MINI. Disusun oleh : Aji Saputro S1TI 6A

Tugas Karya Ilmiah Peluang Bisnis BETERNAK LANDAK MINI. Disusun oleh : Aji Saputro S1TI 6A Tugas Karya Ilmiah Peluang Bisnis BETERNAK LANDAK MINI Disusun oleh : Aji Saputro 08.11.1883 S1TI 6A SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMASI DAN KOMPUTER JENJANG STRATA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA STMIK AMIKOM

Lebih terperinci

ACARA I PENGGUNAAN LALAT Drosophila SEBAGAI ORGANISME PERCOBAAN GENETIKA

ACARA I PENGGUNAAN LALAT Drosophila SEBAGAI ORGANISME PERCOBAAN GENETIKA ACARA I PENGGUNAAN LALAT Drosophila SEBAGAI ORGANISME PERCOBAAN GENETIKA LANDASAN TEORI Organisme yang akan digunakan sebagai materi percobaan genetika perlu memiliki beberapa sifat yang menguntungkan,

Lebih terperinci

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI Teknik Survei di Bidang Kesehatan BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI TIKUS JAWA Teknik Survei Di Bidang Kesehatan Disusun oleh: B. Yuliadi Muhidin Siska Indriyani Penyunting

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mahkota dewa memiliki nama ilmiah Phaleria macrocarpa Boerl.,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mahkota dewa memiliki nama ilmiah Phaleria macrocarpa Boerl., II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Mahkota Dewa 1. Klasifikasi dan Ciri Morfologi Tanaman mahkota dewa memiliki nama ilmiah Phaleria macrocarpa Boerl., dengan nama sinonim Phaleria papuana. Nama umum dalam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. (Chen et al., 2005). Bukti arkeologi menemukan bahwa kambing merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. (Chen et al., 2005). Bukti arkeologi menemukan bahwa kambing merupakan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Perkembangan Ternak Kambing Kambing (Capra hircus) merupakan salah satu jenis ternak yang pertama dibudidayakan oleh manusia untuk keperluan sumber daging, susu, kulit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. domestikasi dari banteng (Bibos banteng) dan merupakan sapi asli sapi Pulau Bali. Sapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. domestikasi dari banteng (Bibos banteng) dan merupakan sapi asli sapi Pulau Bali. Sapi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sapi Bali Sapi bali merupakan sapi potong asli Indonesia yang merupakan hasil domestikasi dari banteng (Bibos banteng) dan merupakan sapi asli sapi Pulau Bali. Sapi bali merupakan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGENDALIAN TIKUS Khusus di Rumah Sakit

PEDOMAN PENGENDALIAN TIKUS Khusus di Rumah Sakit PEDOMAN PENGENDALIAN TIKUS Khusus di Rumah Sakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tikus dan mencit adalah hewan mengerat (rondensia) yang lebih dikenal sebagai hama tanaman pertanian, perusak barang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Gajah Sumatera (Elephas maxius sumateranus) Menurut Lekagung dan McNeely (1977) klasifikasi gajah sumatera

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Gajah Sumatera (Elephas maxius sumateranus) Menurut Lekagung dan McNeely (1977) klasifikasi gajah sumatera II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Gajah Sumatera (Elephas maxius sumateranus) Menurut Lekagung dan McNeely (1977) klasifikasi gajah sumatera sebagai berikut: Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Class

Lebih terperinci

Jurnal MIPA 37 (2) (2014): Jurnal MIPA.

Jurnal MIPA 37 (2) (2014): Jurnal MIPA. Jurnal MIPA 37 (2) (2014): 115-122 Jurnal MIPA http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jm KEANEKARAGAMAN SPESIES DAN PERANAN RODENTIA DI TPA JATIBARANG SEMARANG A Susanto S Ngabekti Jurusan Biologi, FMIPA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena dalam penelitian ini dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Kabupaten Kaur, Bengkulu. Gambar 1. Peta Kabupaten Kaur

TINJAUAN PUSTAKA Kabupaten Kaur, Bengkulu. Gambar 1. Peta Kabupaten Kaur TINJAUAN PUSTAKA Kabupaten Kaur, Bengkulu (Sumber : Suharyanto, 2007) Gambar 1. Peta Kabupaten Kaur Kabupaten Kaur adalah salah satu Daerah Tingkat II di Provinsi Bengkulu. Luas wilayah administrasinya

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. kuda Pony dengan tinggi pundak kurang dari 140 cm. dianggap sebagai keturunan kuda-kuda Mongol (Przewalski) dan kuda Arab.

KAJIAN KEPUSTAKAAN. kuda Pony dengan tinggi pundak kurang dari 140 cm. dianggap sebagai keturunan kuda-kuda Mongol (Przewalski) dan kuda Arab. 7 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Klasifikasi Kuda Menurut Blakely dan Bade (1991) secara umum klasifikasi zoologis ternak kuda adalah sebagai berikut: Kingdom Filum Sub Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies

Lebih terperinci