Aksesibilitas pada Fasilitas Pendidikan Sekolah Luar Biasa untuk Tunanetra di Banyuwangi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Aksesibilitas pada Fasilitas Pendidikan Sekolah Luar Biasa untuk Tunanetra di Banyuwangi"

Transkripsi

1 Aksesibilitas pada Fasilitas Pendidikan Sekolah Luar Biasa untuk Tunanetra di Banyuwangi Innani Choirun Nisa¹ dan Indyah Martiningrum ² 1 Mahasiswa Program Studi Sarjana Arsitektur, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya ² Dosen Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Alamat penulis: nanycnisa@gmail.com; indyahmartiningrum@gmail.com ABSTRAK Kondisi fasilitas pendidikan yang merupakan tempat proses belajar bagi tunanetra mempunyai peran penting untuk menunjang aksesibilitas tunanetra di sekolah. Pada penelitian ini mendeskripsikan dan mengkaji aksesibilitas pada fasilitas SDLB A Negeri Banyuwangi dengan asas aksesibilitas dan standar yang berlaku. Standar yang digunakan adalah Peraturan Menteri No. 30 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan dan Peraturan Meneteri Pendidikan Nasional No.33 Tahun 2008 tentang Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), Dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB). Hasil penelitian ini berupa prosentase terkait fasilitas pendidikan SDLB A Negeri Banyuwangi yang memenuhi asas aksesibilitas dan standar yang berlaku. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis bagi peneliti sebagai saran belajar dan sumber pengetahuan. Dapat memberikan informasi dan wawasan tambahan mengenai keadaan SDLB A Negeri Banyuwangi terkait aksesibilitas pada sekolah tersebut. Dan dapat membantu atau memberikan kesempatan bagi tunanetra agar mendapatkan aksesibilitas yang sesuai kebutuhan terutama dalam fasilitas pendidikan. Kata Kunci: aksesibilitas, fasilitas pendidikan, sekolah luar biasa, tunanetra ABSTRACT The condition of the educational facility which is the place for the learning process for the visually impaired has an important role to support the accessibility of the blind at school. This study describes and assesses the accessibility of SDLB A Negeri Banyuwangi Facility with the applicable standards. The standard used is Ministerial Regulation no. 30 of 2006 on Technical Guidance of Facility and Accessibility on Building and Environment Building and Regulation of Minister of National Education No.33 Year 2008 regarding Standard of Infrastructure of Primary School Extraordinary (SDLB), Junior High School Extraordinary (SMPLB), And High School Extraordinary (SMALB). The result of this research is percentage of education facilities of SDLB A Negeri Banyuwangi which have been comply accessibility principle and applicable standards. The results of this study are expected to provide theoretical benefits for researchers as learning advice and knowledge resources. Can provide additional information and insights about the state of SDLB A Negeri Banyuwangi related to the accessibility of the school. And can help or provide opportunities for the visually impaired to get accessibility as needed, especially in educational facilities. Keywords: accessibility, education facilities, primary school extraordinary, blind

2 1. Pendahuluan Berdasarkan data Survey Sosial Ekonomi Nasional dinyatakan bahwa jumlah disabilitas di Indonesia mengalami peningkatan. Khususnya jumlah penyandang tunanetra sebesar 29,63%. Dan data Rekapitulasi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Kabupaten Banywuangi jumlah penyandang utnanetra sebanyak 985 orang. Meningkatnya jumlah tunanetra akan menimbulkan berbagai permasalahan pada lingkungan atau individunya. Hal ini dapat mempengaruhi proses akademik, sosial dan psikomotor pada hidupnya, termasuk dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah tanpa menggunakan alat khusus, material khusus, latihan khusus, dan atau bantuan lain secara khusus. Sudah seharusnya siswa tunanetra belajar mandiri dalam segala hal, baik dalam lingkungan sekolah dan luar sekolah. Peran lingkungan fisik di sekolah merupakan fasilitas pendidikan yang dapat menunjang siswa tunanetra seperti kelengkapan sarana dan prasana sekolah yang sesuai standar seharusnya diterapkan agar siswa tunanetra dapat melakukan aktivitas secara mandiri. Indonesia telah menyediakan fasilitas pendidikan khusus untuk individu yang mempunyai kelainan atau berkebutuhan khusus melalui Pendidikan Luar Biasa (PLB) atau yang sekarang lebih dikenal dengan Sekolah Luar Biasa. Sekolah Luar Biasa dibagi menjadi jenjang Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas. Sekolah Luar Biasa juga dikategorikan berdasarakan jenis ketunaannya. Sekolah Luar Biasa A merupakan khusus tuna netra, Sekolah Luar Biasa B merupakan khusus tuna rungu, Sekolah Luar Biasa C merupakan khusus tuna grahita, Sekolah Luar Biasa D merupakan khusus tuna daksa, Sekolah Luar Biasa E merupakan khusus tuna laras. Sekolah Luar Biasa merupakan fasilitas pendidikan yang berfungsi sebagai tempat proses belajar mengajar harus sesuai dengan standar khusus pada seluruh fasilitasnya. Tempat yang banyak dihabiskan tunanetra dalam proses belajar ini sudah seharusnya memiliki kemudahan yang dapat menunjang mobilitas dan orientasi tunanetra yang sudah diatur dalam Peraturan Menteri No.30 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan. Aksesibilitas sangat penting bagi tunanetra untuk menunjang aktivitas dan proses akademik yang berlangsung di dalam sekolah. Maka dari itu, Sekolah Luar Biasa (SLB) sebagai penyedia fasilitas pendidikan sudah seharusnya memberikan kemudahan dari segi arsitektural atau lingkungan fisik khususnya fasilitas-fasilitas terkait untuk menunjang aksesibilitas tunanetra dalam berkegiatan. 2. Metode Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif (Nazir, 1988) untuk menggambarkan dan mengkaji kondisi aksesibilitas fasilitas pendidikan pada obyek penelitian yakni SDLB A Negeri Banyuwangi. Pengumpulan data berupa data primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan menggunakan teknik observasi di SDLB A Negeri Banyuwangi, place centered mapping, person centered mapping, wawancara yang dilakukan kepada pengajar SDLB A Negeri Banyuwangi dan siswa tunanetra. Data sekunder berupa dokumen instansional, data penunjang terkait SDLB A Negeri Banyuwangi, standar Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.33 Tahun 2008 tentang Standar Sarana dan

3 Prasarana untuk SDLB, SMPLB, SMALB dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.30 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan. Setelah data terkumpul selanjutnya data dianalisis menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif (Sugiyono, 2011). Analisis tahap pertama untuk memperoleh informasi domain-domain atau kategori dari obyek yang diteliti. Namun, informasi domain yang didapatkan belum mendalam masih di permukaan. Sesuai dengan tujuan penelitian, domain yang diteliti pada penelitian ini adalah fasilitas pendidikan yang ada pada obyek penelitian yakni ruang, pintu, ram dan tangga. Domain lain yang diteliti merupakan kriteria asas aksesibilitas yang telah tercantum pada standar peraturan yang berlaku, yakni kemudahan, kegunaan, keselamatan, dan kemandirian. Selanjutnya, peneliti menentukan domain fasilitas pendidikan yang ada pada obyek penelitian, yakni ruang, pintu, ram dan tangga. Sementara itu, domain lain yang diteliti merupakan kriteria asas aksesibilitas, yakni kemudahan, kegunaan, keselamatan, dan kemandirian. Domain-domain tersebut selanjutnya ditetapkan sebagai fokus penelitian. Pada tahap analisis berikutnya, peneliti melakukan analisis fasilitas pendidikan berdasarkan asas aksesibilitas. Tahap ini meliputi drawing mapping atau pemetaan secara ringkas (person and place centered mapping) pergerakan aktivitas siswa tunanetra pada suatu periode waktu yang telah ditentukan. Hasil drawing mapping dianalisis berdasarkan domain asas aksesbilitas akan menghasilkan beberapa titik-titik hambat yang dijelaskan secara deskriptif konstekstual. Adapun titik hambat tersebut ditentukan adanya alur aksesibilitas yang diteliti ditentukan berdasarkan kegiatan siswa dari beranggkat hingga pulang sekolah. Pada tahapan selanjutnya, peneliti berusaha melihat kesesuaian dalam hasil analisis berikutnya, yakni titik-titik hambat dengan asas aksesbilitas yang tercantum pada standar peraturan yang berlaku yang menghasilkan sintesis sementara untuk ditarik kesimpulan secara keseluruhan. Sintesis yang telah diperoleh peneliti selanjutnya akan ditarik kesimpulan secara menyeluruh. 3. Hasil dan Pembahasan Obyek penelitian adalah SDLB A Negeri Banyuwangi yang berada pada kaswasan pendidikan di Banyuwangi Jalan Wijaya Kusuma, Mojopanggung, Kecamatan Giri Kabupaten Banyuwangi. SDLB A Negeri Banyuwangi memiliki luas tanah 2385 m² dengan dua gedung yakni gedung A dan gedung B. Gedung A merupakan bangunan dua lantai dengan berbagai macam ruang di dalamnya seperti ruang kelas, perpustakaan, ruang massage, UKS, toilet. Gedung B merupakan bangunan satu lantai terdiri dari ruang aula.

4 Gedung B Gedung A U 3.1 Ruang SDLB A Negeri Banyuwangi Gambar 1. Layout Plan SDLB A Negeri Banyuwangi SDLB A Negeri Banyuwangi memiliki dua gedung yakni gedung A dan gedung B. Ruang yang akan dianalisis pada gedung A berdasarkan intensitas kegiatan siswa yang digunakan pada ruang tersebut. Ruang-ruang yang diamati terdiri dari ruang kelas, perpustakaan, ruang UKS, ruang massage, toilet dan aula. Ruang ruang tersebut dianalisis berdasarkan sirkulasi dan tata letak perabot. Setelah ditemukan beberapa hambatan yang dialami siswa tunanetra, selanjutnya ruang-ruang dianalisis berdasarkan asas aksesibilitas dan standar Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.33 Tahun 2008 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk SDLB, SMPLB, SMALB. Tabel 1. Variabel Ruang SDLB A Negeri Banyuwangi yang Memenuhi Asas Aksesibilitas Jenis Ruang Asas Aksesibilitas Kelas Perpus UKS Massage Toilet Aula Keselamatan Kemudahan - - Kegunaan - - Kemandirian Jumlah Nilai yang Memenuhi 2/4 3/4 3/4 3/4 2/4 3/4 Prosentase* 50% 75% 75% 75% 50% 75% ( ): Memenuhi Asas Aksesibilitas ( - ) : Tidak Memenuhi Asas Aksesibilitas

5 Tabel 2. Variabel Ruang SDLB A Negeri Banyuwangi yang Memenuhi PERMENDIKNAS No.33 Tahun 2008 Standar yang Berlaku Jenis Ruang Kelas Perpus UKS Massage Toilet Aula Fungsi - Ukuran Kapasitas - Lain-lain Jumlah Nilai yang Memenuhi 4/4 2/4 3/4 2/4 3/4 3/4 Prosentase* 100% 50% 75% 50% 75% 75% Hasil dari analisis ruang-ruang berdasarkan asas aksesibilitas menunjukkan bahwa tidak ada ruang yang memenuhi seluruh asas aksesibilitas. Namun terdapat ruang yang memenuhi 3 asas aksesibilitas yaitu ruang perpustakaan, ruang UKS, ruang massage, dan aula. Dan asas yang paling memenuhi seluruh ruang adalah asas kemandirian. Hasil dari analisis ruang-ruang berdasarkan standar Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.33 Tahun 2008 menunjukkan bahwa ruang pada SDLB A Negeri Banyuwangi yang memenuhi seluruh kategori standar PERMENDIKNAS No.33 Tahun 2008 adalah ruang kelas. 3.2 Pintu SDLB A Negeri Banyuwangi Pintu pada SDLB A Negeri Banyuwangi memiliki jenis 6 pintu. Pintu jenis 1 digunakan pada ruang ruang yang membutuhkan keamanan dan memiliki perabotan berharga seperti ruang kepala sekolah, ruang guru, perpustakaan, dan ruang percetakan braile. Pintu jenis 2 digunakan pada ruang ruang yang tidak membutuhkan keamanan seperti ruang kelas. Pintu jenis 3 digunakan pada ruang aula yang menyimpan beberapa alat musik. Pintu jenis 4 digunakan pada ruang kelas yang disekat dengan lebar pintu 75 cm dan ketinggian pintu 210 cm. Pintu jenis 5 digunakan pada ruang toilet dengan ebar daun pintu 60 cm dan ketinggian 200 cm. pintu jenis 6 merupakan pintu gerbang sekolah dengan lebar pintu 400 cm dan ketinggian 200 cm. Pintu tidak memiliki plat tendang dan pegangan rambat untuk tunanetra. Plat tendang berfungsi sebagai penentu keberadaan pintu yang dapat dideteksi tongkat yang dapat mempengarhui kemandirian siswa dalam mengoperasikan pintu sehingga siswa tunanetra harus dibantu orang lain untuk membuka atau menutup pintu. Pada depan pintu tidak ada perbedaan ketinggian sehingga keselamatan siswa dalam memasuki ruang dapat terjaga. Jenis pintu yang ringan dan mudah dibuka/ditutup ini memberikan kemudahan siswa tunanetra dalam mengoperasikannya. Pegangan dengan tekstur berbeda di tengah juga dapat memberikan kemudahan tunanetra dalam mendeteksi pegangan pintu. Analisis pintu berdasarkan asas aksesibilitas menunjukkan bahwa pintu yang memenuhi seluruh asas aksesibilitas untuk siswa tunanetra adalah pintu jenis 1, pintu jenis 2, pintu jenis 3, pintu jenis 4, dan pintu jenis 5. Dan asas yang paling memenuhi pada pintu SDLB A Negeri Banyuwangi adalah asas keselamatan.

6 Hasil analisis variabel pintu berdasarkan standar PERMEN PU No.30 Tahun 2006 menunjukkan bahwa seluruh pintu SDLB A Negeri Banyuwangi memenuhi satu kategori standar PERMEN PU No.30 Tahun Kategori yang paling banyak memenuhi adalah kategori jenis. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh jenis pintu telah sesuai standar PERMEN PU No.30 Tahun Tabel 3. Variabel Pintu SDLB A Negeri Banyuwangi yang Memenuhi Asas Aksesibilitas Tabel 4. Variabel Pintu SDLB A Negeri Banyuwangi yang Memenuhi Standar PERMEN PU No.30 Tahun 2006 Standar yang Jenis Pintu Berlaku Pintu 1 Pintu 2 Pintu 3 Pintu 4 Pintu 5 Pintu 6 Ukuran Jenis Lain-lain Jumlah Nilai 1/3 1/3 0/3 1/3 1/3 1 /3 yang Memenuhi Prosentase* 33% 33% 0% 33% 33% 33% 3.3 Ram SDLB A Negeri Banyuwangi Asas Jenis Pintu Aksesibilitas Keselamatan Kemudahan - Kegunaan - Kemandirian - Jumlah Nilai yang 4/4 4/4 4/4 4/4 4/4 1 /4 Memenuhi Prosentase* 100% 100% 100% 100% 100% 25% Terdapat 4 buah ram pada SDLB A Negeri Banyuwangi. Ram 1, ram 2 dan ram 3 terletak pada luar bangunan. Ram 4 terletak pada dalam bangunan. Ram 1 memiliki lebar 150 cm dengan kemiringan 5. Ram 2 memiliki lebar 142 cm dengan kemiringan 5. Ram 3 memiliki lebar 127 cm dengan kemiringan 5. Ram 4 memiliki lebar 150 cm dengan kemiringan 24. Hasil analisis seluruh ram berdasarkan asas aksesibilitas menunjukkan bahwa ram 1, ram 2 dan ram 3 hanya memenuhi tiga asas aksesibilitas yaitu asas keselamatan, kegunaan dan kemandirian. Ram 4 hanya memenuhi asas kegunaan dan kemandirian. Hasil analisis ram berdasarkan standar PERMEN PU No.30 Tahun 2006 menunjukkan bahwa ram yang memenuhi dua kategori kemiringan dan ukuran standar PERMEN PU N0.30 Tahun 2006 yaitu jenis ram 2 dan jenis ram 3. Kategori standar PERMEN PU No.30 Tahun 2006 yang tidak memenuhi seluruh jenis ram adalah kategori standar lain-lain. Hal ini dikarenakan semua jenis ram tidak memiliki pegangan rambat.

7 Tabel 5. Variabel Ram SDLB A Negeri Banyuwangi yang Memenuhi Asas Aksesibilitas Asas Aksesibilitas Jenis Ram Keselamatan - Kemudahan Kegunaan Kemandirian Jumlah Nilai yang Memenuhi 3/4 3/4 3/4 2/4 Prosentase* 75% 75% 75% 50% Tabel 6. Variabel Ram SDLB A Negeri Bawuwangi yang Memenuhi Standar PERMEN PU No.30 Tahun 2006 Standar yang Jenis Ram Berlaku Kemiringan - - Ukuran Lain-lain Jumlah Nilai 1/3 2/3 2/3 1/3 yang Memenuhi Prosentase* 33% 66% 66% 33% 3.4 Tangga SDLB A Negeri Banyuwangi Tangga pada SDLB A Negeri Banyuwngi terdapat 1 unit terletak pada gedung A. Lebar tangga 115 cm dengan lebar tiap anak tangga 30 cm dan tinggi tiap anak tangga 15 cm. ketinggian dari lantai 1 ke lantai 2 adalah 400 cm. Tangga pada SDLB A Negeri Banyuwangi tidak dilengkapi handrail tetapi menggunakan karpet berwarna merah sebagai pengganti handrail. Hal ini menyebabkan siswa tunanetra kesulitan mendeteksi keberadaan tangga dan kesulitan menaiki setiap anak tangga sehingga siswa tunanetra yang tidak memakai tongkat saling berpegangan pundak satu sama lain. Hal ini mencerminkan bahwa siswa kesulitan dan membutuhkan bantuan dari pihak lain dalam menaiki atau menuruni tangga. Tidak adanya nosing anti selip juga mempengaruhi keselamatan siswa tunanetra untuk naik atau turun tangga. Nosing anti selip berfungsi sebagai pengaman yang dipasang di ujung anak tangga agar tidak terjatuh. Tabel 7. Variabel Tangga SDLB A Negeri Banyuwangi yang Memenuhi Asas Aksesibilitas Asas Aksesibilitas Tangga Keselamatan - Kemudahan - Kegunaan Kemandirian - Jumlah Nilai yang Memenuhi 1 / 4 Prosentase* 25%

8 Tabel 8. Variabel Tangga SDLB A Negeri Banyuwangi yang Memenuhi Standar PERMEN PU No.30 Tahun 2006 Standar yang Berlaku Tangga Ukuran Kemiringan Handrail - Lain-lain Jumlah Nilai yang Memenuhi 3 / 4 Prosentase* 75% Hasil analisis tangga SDLB A Negeri Banyuwangi berdasarkan asas aksesibilitas menunjukkan bahwa tangga hanya memenuhi asas kegunaan. Hasil analisis tangga berdasarkan standar PERMEN PU No.30 Tahun 2006 menunjukkan bahwa tangga pada SDLB A Negeri Banyuwangi memenuhi kategori standar ukuran, kemiringan dan lain-lain standar. Kategori handrail tidak terpenuhi karena tangga tidak memiliki handrail yang sesuai standar PERMEN PU No.30 Tahun Kesimpulan Hasil penelitian ini menghasilkan dua sintesis penelitian yakni sintesis berdasarkan asas aksesibilitas dan sintesis berdasarkan standar yang berlaku meninjau standar Peraturan Menteri No.30 Tahun 2006 dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.33 Tahun Variabel pintu pada SDLB A Negeri Banyuwangi memenuhi asas aksesibilitas sebesar 100% dan memenuhi asas aksesibilitas keselamatan, kemudahan, kegunaan dan kemandirian. Variabel ruang yang memenuhi asas aksesibilitas sebesar 75% adalah ruang perpustakaan yang hanya memenuhi asas kemudahan, kegunaan dan kemandirian. Ruang UKS yang hanya memenuhi asas keselamatan, kemudahan dan kemandirian. Ruang massage yang memenuhi asas keselamatan, kemudahan dan kemandirian. Dan ruang aula hanya memenuhi asas kemudahan, kegunaan dan kemandirian. Variabel ram yang memenuhi asas aksesibilitas sebesar 75% adalah ram 1, ram 2 dan ram 3 yang hanya memenuhi asas keselamatan, kegunaan dan kemandirian. Dan variabel tangga memenuhi asas aksesibilitas sebesar 25% yang hanya memenuhi asas kegunaan. Variabel ruang kelas pada SDLB A Negeri Banyuwangi yang memenuhi standar Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.33 Tahun 2008 sebesar 100%. Kategori standar yang terpenuhi pada ruang kelas adalah kategori fungsi, ukuran, kapasitas dan kategori lain. Variabel pintu yang memenuhi standar Peraturan Meneteri Pekerjaan Umum No.30 Tahun 2006 hanya sebesar 33% berada pada pintu jenis 1, pintu jenis 2, pintu jenis 3, pintu jenis 5 dan pintu jenis 6 yang hanya memenuhi satu kategori standar. Variabel ram yang memenuhi standar Peraturan Meneteri Pekerjaan Umum No.30 Tahun 2006 hanya sebesar 66% berada pada ram 2 dan ram 3 yang hanya memenuhi dua kategori standar. Variabel tangga memenuhi standar Peraturan Meneteri Pekerjaan Umum No.30 Tahun 2006 hanya sebesar 75% hanya memenuhi tiga kategori standar yakni kategori ukuran, kemiringan dan kategori lain.

9 Daftar Pustaka DINSOS Rekapitulasi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosisal (PMKS) Tahun Banyuwangi: DINSOS. Sekjen Kemkes RI Pusat Data Dan Informasi Kesehatan Situasi Penyandang Disabilitas. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI. Ditjen Cipta Karya Pedoman Teknis Fasilitas Dan Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung Dan Lingkungan. Jakarta: Ditjen Cipta Karya. Menteri Pendidikan Nasional Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 33 Tahun Indonesia: Menteri Pendidikan Nasional. Nazir, Mohammad. (1988). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabet

Fasilitas Aksesibilitas Penyandang Disabilitas Tunadaksa di Stasiun KA Kota Baru Malang

Fasilitas Aksesibilitas Penyandang Disabilitas Tunadaksa di Stasiun KA Kota Baru Malang Fasilitas Aksesibilitas Penyandang Disabilitas Tunadaksa di Stasiun KA Kota Baru Malang Imam Pratama Adi Saloka 1, Triandriani Mustikawati 2, Rinawati P. Handajani 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia. Melalui penglihatan seseorang dapat menerima informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia. Melalui penglihatan seseorang dapat menerima informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mata sebagai indera penglihatan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Melalui penglihatan seseorang dapat menerima informasi dan berinteraksi

Lebih terperinci

SLB TUNAGRAHITA KOTA CILEGON BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SLB TUNAGRAHITA KOTA CILEGON BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu kunci penting dalam menentukan masa depan suatu bangsa. Pengertian pendidikan sendiri ialah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Khusus Tunanetra melalui Pendekatan Orientasi dan Mobilitas di Malang

Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Khusus Tunanetra melalui Pendekatan Orientasi dan Mobilitas di Malang Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Khusus Tunanetra melalui Pendekatan Orientasi dan Mobilitas di Malang Adif Lazuardy Firdiansyah 1, Abraham M. Ridjal, ST., MT. 2, Ir. Ali Soekirno 2 ¹Mahasiswa Jurusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan dan kemanusiaan adalah dua hal yang saling berkaitan, pendidikan selalu berhubungan dengan tema-tema kemanusiaan. Artinya pendidikan diselenggarakan dalam

Lebih terperinci

DISABILITAS DAN PENGURANGAN RESIKO BENCANA DI TEMPAT KERJA

DISABILITAS DAN PENGURANGAN RESIKO BENCANA DI TEMPAT KERJA DISABILITAS DAN PENGURANGAN RESIKO BENCANA DI TEMPAT KERJA OLEH : ICUN SULHADI, S.PD (PPDI KOTA PADANG) A. PENGANTAR DISABILITAS DAN PENGURANGAN RESIKO BENCANA DI TEMPAT KERJA APA ITU DISABILITAS? Penyandang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 1.9 Kode Etik Arsitek dan Kaidah Tata Laku Profesi Arsitek Standar Etika 2.1 (Tata Laku)

BAB II KAJIAN TEORI 1.9 Kode Etik Arsitek dan Kaidah Tata Laku Profesi Arsitek Standar Etika 2.1 (Tata Laku) BAB II KAJIAN TEORI.9 Kode Etik Arsitek dan Kaidah Tata Laku Profesi Arsitek Berdasarkan buku Pedoman Kode Etik Arsitek dan Kaidah Tata Laku Profesi Arsitek yang dikeluarkan oleh Ikatan Arsitek Indonesia

Lebih terperinci

Aksesbilitas Lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya

Aksesbilitas Lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya Aksesbilitas Lansia di Panti Werdha Hargodedali Surabaya Faurizal Limansyah 1 dan Rinawati Puji Handajani 2 1 Jurusan Arsitektur/Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya 2 Dosen Jurusan Arsitektur/Fakultas

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : aksesibilitas, kenyamanan spasial, area publik, pengunjung.

ABSTRAK. Kata kunci : aksesibilitas, kenyamanan spasial, area publik, pengunjung. ABSTRAK Tempat makan dengan konsep yang tertata ditunjang makanan enak tidaklah cukup untuk memenuhi kriteria menjadi sebuah tempat makan yang baik. Visualisasi yang baik bukan merupakan jaminan bagi sebuah

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Hasil perancangan Sekolah Dasar Islam Khusus Anak Cacat Fisik di Malang memiliki dasar konsep dari beberapa penggambaran atau abstraksi yang terdapat pada

Lebih terperinci

Penerapan Standar Fasilitas Parkir Untuk Difabel Di RSUD Pasar Minggu

Penerapan Standar Fasilitas Parkir Untuk Difabel Di RSUD Pasar Minggu Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Lembaga Penelitian Universitas Trisakti Vol. 3, No. 1, Januari 2018, ISSN (p): 0853-7720, ISSN (e): 2541-4275 Penerapan Standar Fasilitas Parkir Untuk Difabel Di RSUD

Lebih terperinci

Keywords: Accessible Design, circulation, public spaces, wheelchair users

Keywords: Accessible Design, circulation, public spaces, wheelchair users ABSTRAK Dalam laporan penelitian ini, terdapat masalah accessible design untuk pengguna kursi roda dalam hal melakukan aktifitas pada Mal Bandung Supermal yang berada di jalan Gatot Subroto, Bandung. Pengguna

Lebih terperinci

AKSESIBILITAS BAGI PENYANDANG DISABILITAS PADA TERMINAL PURABAYA SURABAYA

AKSESIBILITAS BAGI PENYANDANG DISABILITAS PADA TERMINAL PURABAYA SURABAYA AKSESIBILITAS BAGI PENYANDANG DISABILITAS PADA TERMINAL PURABAYA SURABAYA Anggi Delizvi Anggraeni 1, Herry Santosa 2, Subhan Ramdlani 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 Tentang Angkutan

BAB III LANDASAN TEORI. diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 Tentang Angkutan BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Sistem Angkutan Umum Sarana angkutan umum mengenai lalu lintas dan angkutan jalan di Indonesia diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 Tentang Angkutan Jalan.

Lebih terperinci

BALAI REHABILITASI SOSIAL BAGI DISABILITAS FISIK (TUNA NETRA, TUNA RUNGU WICARA, DAN TUNA DAKSA) DI SURAKARTA

BALAI REHABILITASI SOSIAL BAGI DISABILITAS FISIK (TUNA NETRA, TUNA RUNGU WICARA, DAN TUNA DAKSA) DI SURAKARTA BALAI REHABILITASI SOSIAL BAGI DISABILITAS FISIK (TUNA NETRA, TUNA RUNGU WICARA, DAN TUNA DAKSA) DI SURAKARTA Rifani Lutfia Kusumaputri, Wiwik Setyaningih, Ummul Mustaqimah Program Studi Arsitektur Fakultas

Lebih terperinci

JASSI_anakku Volume 18 Nomor 1, Juni 2017

JASSI_anakku Volume 18 Nomor 1, Juni 2017 Penggunaan Tongkat pada Siswa Tunanetra SMALB dalam Melakukan Mobilitas Affifah Azzahro dan Dedy Kurniadi Departemen Pendidikan Khusus Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia email :

Lebih terperinci

Pokok-poko pikiran. Oleh : Wijang Wijanarko Yayasan Griya Mandiri

Pokok-poko pikiran. Oleh : Wijang Wijanarko Yayasan Griya Mandiri Pokok-poko pikiran Oleh : Wijang Wijanarko Yayasan Griya Mandiri Email : toyotawijang@yahoo.com Di Alam Ini Tiada Orang Yang Ternoda Kecuali Pikiran, Tiada Yang Disebut Cacat Kecuali Yang Kejam William

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan bangsa dan negara Indonesia pada umumnya ditentukan oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu manusia yang cerdas, terampil, kreatif, mau

Lebih terperinci

UNIVERSITAS DIPONEGORO LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A) RELOKASI SLB A DRIA ADI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR PERIODE 134/56

UNIVERSITAS DIPONEGORO LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A) RELOKASI SLB A DRIA ADI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR PERIODE 134/56 UNIVERSITAS DIPONEGORO LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A) RELOKASI SLB A DRIA ADI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR PERIODE 134/56 WINDA WIJAYANTI 21020112140171 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN/PROGRAM

Lebih terperinci

Laporan Monitoring. Aksesibilitas Lingkungan Fisik Balai Desa Plembutan. Sumiyati (Disabilitas)

Laporan Monitoring. Aksesibilitas Lingkungan Fisik Balai Desa Plembutan. Sumiyati (Disabilitas) Laporan Monitoring Aksesibilitas Lingkungan Fisik Balai Desa Plembutan Nama Fasilitas Alamat/Lokasi Fasilitas Balai Desa Plembutan Plembutan Timur, Plembutan, Playen, Gk Tanggal Pengamatan 23 Mei 27 Pelaksana

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR SARANA DAN PRASARANA UNTUK SEKOLAH DASAR LUAR BIASA (SDLB), SEKOLAH MENENGAH PERTAMA LUAR BIASA (SMPLB),

Lebih terperinci

LAPORAN OBSERVASI SLB-A-YKAB SURAKARTA

LAPORAN OBSERVASI SLB-A-YKAB SURAKARTA LAPORAN OBSERVASI SLB-A-YKAB SURAKARTA DISUSUN OLEH : Chrisbi Adi Ibnu Gurinda Didik Eko Saputro Suci Novira Aditiani (K2311013) (K2311018) (K2311074) PENDIDIKAN FISIKA A 2011 FAKULTAS KEGURUAN DAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KAJIAN FASILITAS DAN AKSESIBILITAS BAGI DIFABEL PADA BANGUNAN PELAYANAN UMUM (STUDI KASUS KANTOR WALIKOTA BANDA ACEH)

KAJIAN FASILITAS DAN AKSESIBILITAS BAGI DIFABEL PADA BANGUNAN PELAYANAN UMUM (STUDI KASUS KANTOR WALIKOTA BANDA ACEH) ISSN 2302-0253 11 Pages pp. 85-95 KAJIAN FASILITAS DAN AKSESIBILITAS BAGI DIFABEL PADA BANGUNAN PELAYANAN UMUM (STUDI KASUS KANTOR WALIKOTA BANDA ACEH) Syarifah Rahimah 1, Mochammad Afifuddin 2, Izziah

Lebih terperinci

PUSAT PELATIHAN KERJA PENYANDANG CACAT FISIK DI KOTA PONTIANAK

PUSAT PELATIHAN KERJA PENYANDANG CACAT FISIK DI KOTA PONTIANAK PUSAT PELATIHAN KERJA PENYANDANG CACAT FISIK DI KOTA PONTIANAK Ester Devita Mahasiswa, Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura, Indonesia vitaester93@gmail.com ABSTRAK Penyandang

Lebih terperinci

KAJIAN REFERENSI. 1. Persyaratan Kenyamanan Ruang Gerak dalam Bangunan Gedung

KAJIAN REFERENSI. 1. Persyaratan Kenyamanan Ruang Gerak dalam Bangunan Gedung KAJIAN REFERENSI Dalam merespon permasalahan yang diangkat didapati kajian kajian berupa peraturan standar yang diambil dari SNI dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum mengenai Pedoman Persyaratan Teknis

Lebih terperinci

TINJAUAN KESIAPAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM IPA DI SMP NEGERI SE- KECAMATAN PALEMBAYAN KABUPATEN AGAM TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ARTIKEL ILMIAH

TINJAUAN KESIAPAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM IPA DI SMP NEGERI SE- KECAMATAN PALEMBAYAN KABUPATEN AGAM TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ARTIKEL ILMIAH TINJAUAN KESIAPAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM IPA DI SMP NEGERI SE- KECAMATAN PALEMBAYAN KABUPATEN AGAM TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ARTIKEL ILMIAH SEFTI MURNI NIM.06010034 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Sekolah Luar Biasa Tunagrahita di Bontang, Kalimantan Timur dengan Penekanan

Bab I Pendahuluan. Sekolah Luar Biasa Tunagrahita di Bontang, Kalimantan Timur dengan Penekanan Bab I Pendahuluan 1.1. Latar belakang 1.1.1 Judul Sekolah Luar Biasa Tunagrahita di Bontang, Kalimantan Timur dengan Penekanan Karakteristik Pengguna 1.1.2 Definisi dan Pemahaman Judul Perancangan : Berasal

Lebih terperinci

SEKOLAH ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS MEDAN ( ARSITEKTUR PERILAKU )

SEKOLAH ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS MEDAN ( ARSITEKTUR PERILAKU ) SEKOLAH ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS MEDAN ( ARSITEKTUR PERILAKU ) LAPORAN PERANCANGAN TKA 490 - STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2011/2012 Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB I. A. Latar Belakang Masalah

BAB I. A. Latar Belakang Masalah BAB I A. Latar Belakang Masalah Pendidikan harus mendapatkan dukungan untuk menjalankan fungsi penyelenggaraannya bagi masyarakat dengan sebaik-baiknya. Fungsi pendidikan baik bersifat formal maupun non

Lebih terperinci

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Pengguna interior dan fasilitas ruang yang ada di wisma lansia J.Soenarti Nasution Bandung bukan hanya para lansia dengan kondisi fisik sehat maupun menurun yang memang merasakan,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS DIPONEGORO LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A)

UNIVERSITAS DIPONEGORO LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A) UNIVERSITAS DIPONEGORO LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A) Redesain dan Pengembangan SMP N 1 Limbangan Kabupaten Kendal Dengan Penekanan Desain Inklusi TUGAS AKHIR PERIODE 130/52

Lebih terperinci

2016 LAYANAN PENDIDIKAN INKLUSIF BAGI PESERTA DIDIK TUNANETRA

2016 LAYANAN PENDIDIKAN INKLUSIF BAGI PESERTA DIDIK TUNANETRA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bagi peserta didik memperoleh layanan pendidikan yang bermutu adalah hak. Tidak terkecuali peserta didik yang memiliki kebutuhan khusus. Sejauh ini layanan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PNDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah anak-anak yang memiliki keunikan tersendiri dalam jenis dan karakteristiknya yang membedakan mereka dari anak-anak normal pada

Lebih terperinci

KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN SARANA PRASARANA PENDIDIKAN DI SMP NEGERI 1 ASAM JUJUHAN KABUPATEN DHARMASRAYA ABSTRACT

KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN SARANA PRASARANA PENDIDIKAN DI SMP NEGERI 1 ASAM JUJUHAN KABUPATEN DHARMASRAYA ABSTRACT KETERSEDIAAN DAN PEMANFAATAN SARANA PRASARANA PENDIDIKAN DI SMP NEGERI 1 ASAM JUJUHAN KABUPATEN DHARMASRAYA Moni Erlina 1, Slamet Rianto 2, Loli Setriani 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi

Lebih terperinci

SEMINAR DESAIN ARSITEKTUR

SEMINAR DESAIN ARSITEKTUR SEMINAR DESAIN ARSITEKTUR Evaluasi Rancangan Bangunan terkait Fasilitas dan Aksesibilitas bagi Penyandang Disabilitas (Studi Kasus: Klinik Pratama di Tomoni, Sulawesi Selatan) Disusun Oleh : PRIBADI MUHAMMAD

Lebih terperinci

1.7 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN

1.7 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.7 LATAR BELAKANG Seiring perkembangan jaman yang disertai dengan perkembangan di berbagai sector diantaranya perindustrian, transportasi dan kesehatan di Indonesia khususnya di Semarang,

Lebih terperinci

Aksesibilitas Bagi Penyandang Disabilitas di Taman Merjosari Malang

Aksesibilitas Bagi Penyandang Disabilitas di Taman Merjosari Malang ksesibilitas agi Penyandang Disabilitas di Taman Merjosari Malang Mochammad Fadli Fauzi¹, Sigmawan Tri Pamungkas², Damayanti sikin³ ¹Mahasiswa Jurusan rsitektur, Fakultas Teknik, Universitas rawijaya,

Lebih terperinci

PENDEKATAN PERILAKU TERHADAP LINGKUNGAN SEKOLAH LUAR BIASA DI JAKARTA

PENDEKATAN PERILAKU TERHADAP LINGKUNGAN SEKOLAH LUAR BIASA DI JAKARTA PENDEKATAN PERILAKU TERHADAP LINGKUNGAN SEKOLAH LUAR BIASA DI JAKARTA Sesti Mayasari, Nina Nurdiani, Ren Katili Jurusan Arsitektur Universitas Bina Nusantara Jl K H.Syahdan No.9 Jakarta Barat 11480 Email:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keharusan negara untuk mampu menciptakan rakyat yang cerdas ditiap-tiap bidangnya dan mengenai pendidikan sebagai suatu alat terciptanya negara yang baik dalam perspektif

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Metode Umum Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau tahapan-tahapan dalam merancang, yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang

Lebih terperinci

PUSAT PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK TUNANETRA

PUSAT PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK TUNANETRA Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain PUSAT PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK TUNANETRA Ignatius Deo Grasianto ; Dra. Dona Saphiranti, MT. Program Studi Sarjana Desain Interior, Fakultas Seni Rupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia tidak akan terlepas dalam upaya pemenuhan kebutuhannya. Kebutuhan tersebut bisa dalam bentuk barang ataupun jasa. Atas dasar itu negara sebagai organisasi terbesar

Lebih terperinci

SEKOLAH LUAR BIASA YAYASAN PEMBINAAN ANAK CACAT (SLB YPAC) DI SEMARANG. (Penekanan Desain Arsitektur Post Modern) IDA ASTRID PUSPITASARI L2B

SEKOLAH LUAR BIASA YAYASAN PEMBINAAN ANAK CACAT (SLB YPAC) DI SEMARANG. (Penekanan Desain Arsitektur Post Modern) IDA ASTRID PUSPITASARI L2B LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A) TUGAS AKHIR PERIODE 33 SEKOLAH LUAR BIASA YAYASAN PEMBINAAN ANAK CACAT (SLB YPAC) DI SEMARANG (Penekanan Desain Arsitektur Post Modern) Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Warga Negara Republik Indonesia yang memiliki keragaman budaya, perbedaan latar belakang, karakteristik, bakat dan minat, peserta didik memerlukan proses pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. daksa yang dapat menerima segala umur dan kelas sosial, memudahkan

BAB III METODE PERANCANGAN. daksa yang dapat menerima segala umur dan kelas sosial, memudahkan BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Ide Perancangan Ide rancangan pada Pusat Rehabilitasi Tuna Daksa di Surabaya berawal dari fakta di lapangan, yaitu fasilitas-fasilitas umum yang kurang memberikan kemudahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Sumber : 21 SLB Widya Bhakti Semarang didirikan sejak tahun 1981 di atas lahan seluas 1548 meter persegi dengan luas bangunan 546 meter persegi

Lebih terperinci

SEKOLAH LUAR BIASA/G-AB DI KABUPATEN KULON PROGO, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

SEKOLAH LUAR BIASA/G-AB DI KABUPATEN KULON PROGO, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEKOLAH LUAR BIASA/G-AB DI KABUPATEN KULON PROGO, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK

Lebih terperinci

Aksesibilitas Sarana dan Prasarana bagi Penyandang Tunadaksa di Universitas Brawijaya

Aksesibilitas Sarana dan Prasarana bagi Penyandang Tunadaksa di Universitas Brawijaya Aksesibilitas Sarana dan Prasarana bagi Penyandang Tunadaksa di Universitas Brawijaya Tamba Jefri Departemen Ilmu Administrasi Publik, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Abstract: The provision of

Lebih terperinci

Evaluasi Panti Rehabilitasi Cacat Netra Berwawasan Lingkungan Perilaku di Panti Budi Mulya Janti Malang

Evaluasi Panti Rehabilitasi Cacat Netra Berwawasan Lingkungan Perilaku di Panti Budi Mulya Janti Malang Evaluasi Panti Rehabilitasi Cacat Netra Berwawasan Lingkungan Perilaku di Panti Budi Mulya Janti Malang Ertin Lestari 1, *, Adhi Widyarthara 1, Didiek Suharjanto 1 1 Program Studi Arsitektur, ITN Malang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan masing-masing perbedaan, baik fisik maupun mental.

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan masing-masing perbedaan, baik fisik maupun mental. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkkan dari kehidupan. Pada dasarnya hakekat pendidikan tidak akan terlepas dari hakekat manusia, sebab urusan

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG MEKANISME PENYELENGARAAN PELAYANAN BAGI KESEJAHTERAAN LANJUT USIA

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG MEKANISME PENYELENGARAAN PELAYANAN BAGI KESEJAHTERAAN LANJUT USIA BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG MEKANISME PENYELENGARAAN PELAYANAN BAGI KESEJAHTERAAN LANJUT USIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG

PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Sebelas

Lebih terperinci

KEADAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI TAHUN 2016 DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN KEBUMEN JAWA TENGAH

KEADAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI TAHUN 2016 DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN KEBUMEN JAWA TENGAH Keadaan Sarana dan Prasana...( Purwo Waseso Adi) 1 KEADAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI TAHUN 2016 DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN KEBUMEN JAWA TENGAH Oleh: Purwo Waseso Adi, Fakultas Ilmu Keolahragaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan, termasuk polio, dan lumpuh (http://id.wikipedia.org/wiki/ Anak_

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan, termasuk polio, dan lumpuh (http://id.wikipedia.org/wiki/ Anak_ BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuna daksa merupakan kelainan cacat fisik dalam gangguan gerak yang disebabkan oleh kelainan struktur tulang yang bersifat bawaan, sakit atau akibat kecelakaan, termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bagaimana kebiasaan belajar peserta didik. Segala bentuk

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bagaimana kebiasaan belajar peserta didik. Segala bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perilaku belajar merupakan kebiasaan belajar yang dilakukan oleh individu secara berulang-ulang sehingga menjadi otomatis atau berlangsung secara spontan.

Lebih terperinci

Aksesibilitas Bagi Anak Berkebutuhan Khusus di SLB Negeri Sukoharjo

Aksesibilitas Bagi Anak Berkebutuhan Khusus di SLB Negeri Sukoharjo [IJDS 2017; Vol. 04 No. 02, December 2017, pp. 87-95 Aksesibilitas Bagi Anak Berkebutuhan Khusus di SLB Negeri Sukoharjo 87 1* Yuniviana Nur Hari Prajalani, 2 Dwi Aries Himawanto 1Magister Pendidikan Luar

Lebih terperinci

REDESAIN YAYASAN PEMBINAAN ANAK CACAT (YPAC) SEMARANG. disusun oleh : KHOERUL UMAM L2B

REDESAIN YAYASAN PEMBINAAN ANAK CACAT (YPAC) SEMARANG. disusun oleh : KHOERUL UMAM L2B LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A) TUGAS AKHIR PERIODE 36 REDESAIN YAYASAN PEMBINAAN ANAK CACAT (YPAC) SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Menempuh Gelar Sarjana Arsitektur Universitas

Lebih terperinci

Science&Learning&Center!di!Universitas!Mulawarman!! dengan!konsep!green&building!

Science&Learning&Center!di!Universitas!Mulawarman!! dengan!konsep!green&building! Science&Learning&CenterdiUniversitasMulawarman dengankonsepgreen&building IntanTribuanaDewi 1,AgungMurtiNugroho 2,MuhammadSatyaAdhitama 2 1MahasiswaJurusanArsitektur,FakultasTeknik,UniversitasBrawijaya

Lebih terperinci

PEND. ANAK LUAR BIASA

PEND. ANAK LUAR BIASA PEND. ANAK LUAR BIASA Mana yang Termasuk ALB? Mana yang Termasuk ALB? Pengertian Anak Luar Biasa Anak yang membutuhkan pendidikan dan layanan khusus untuk mengoptimalkan potensi kemanusiaannya secara utuh

Lebih terperinci

Sekolah Fotografi di Kota Malang Dengan Pendekatan Analisa Space Syntax

Sekolah Fotografi di Kota Malang Dengan Pendekatan Analisa Space Syntax Sekolah Fotografi di Kota Malang Dengan Pendekatan Analisa Space Syntax Bayu Setyanugraha Rushadi 1, Tito Haripradianto 2, Herry Santosa 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

Simposium Nasional RAPI XII FT UMS ISSN

Simposium Nasional RAPI XII FT UMS ISSN AKSESIBILITAS DAN USABILITAS DI KAMPUS Studi Kasus: Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta, Lingnan University Hong Kong, City University of Hong Kong Parmonangan Manurung 1 1 Program Studi Teknik

Lebih terperinci

Persepsi Pengunjung terhadap Tingkat Kenyamanan Bangunan Pelayanan Kesehatan (Studi Kasus RSIA Melati Husada Kota Malang)

Persepsi Pengunjung terhadap Tingkat Kenyamanan Bangunan Pelayanan Kesehatan (Studi Kasus RSIA Melati Husada Kota Malang) Persepsi Pengunjung terhadap Tingkat Kenyamanan Bangunan Pelayanan Kesehatan (Studi Kasus RSIA Melati Husada Kota Malang) Astried Kusumaningrum dan Indyah Martiningrum Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik

Lebih terperinci

RELOKASI DAN PENGEMBANGAN SLB/A DRIA ADI SEMARANG

RELOKASI DAN PENGEMBANGAN SLB/A DRIA ADI SEMARANG LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR RELOKASI DAN PENGEMBANGAN SLB/A DRIA ADI SEMARANG PENEKANAN DESAIN UNIVERSAL DESIGN Diajukan Oleh : Monika Aulia L2B 009 046 Dosen Pembimbing I :

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Sekolah Inklusi Sekolah inklusif mempunyai pengertian yang beragam. Stainback dan Stainback (1990: 103) mengemukakan bahwa sekolah inklusi adalah

Lebih terperinci

PERAN PELAYANAN SEKOLAH DASAR DALAM MENDUKUNG KOTA LAYAK ANAK DI SURAKARTA

PERAN PELAYANAN SEKOLAH DASAR DALAM MENDUKUNG KOTA LAYAK ANAK DI SURAKARTA TUGAS AKHIR PERAN PELAYANAN SEKOLAH DASAR DALAM MENDUKUNG KOTA LAYAK ANAK DI SURAKARTA TINJAUAN DARI FENOMENA SEKOLAH FAVORIT DAN NON-FAVORIT Oleh: M. DHIA SUBULUSSALAM I0610019 Diajukan sebagai Syarat

Lebih terperinci

STUDI EKSPLORASI FASILITAS WORKSHOP TEKNIK OTOMOTIF SMK NEGERI 2 GARUT BERDASARKAN STANDAR SARANA PRASARANA

STUDI EKSPLORASI FASILITAS WORKSHOP TEKNIK OTOMOTIF SMK NEGERI 2 GARUT BERDASARKAN STANDAR SARANA PRASARANA STUDI EKSPLORASI FASILITAS WORKSHOP TEKNIK OTOMOTIF SMK NEGERI 2 GARUT BERDASARKAN STANDAR SARANA PRASARANA Faisal Rahman 1, Dedi Supriawan 2, Tatang Permana 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tiap tahunnya, hal ini ditandai dengan prestasi anak bangsa yang sudah mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. tiap tahunnya, hal ini ditandai dengan prestasi anak bangsa yang sudah mampu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Obyek Pendidikan di Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang cukup baik tiap tahunnya, hal ini ditandai dengan prestasi anak bangsa yang sudah mampu menunjukkan

Lebih terperinci

Perubahan Konsep Dapur Hunian Akibat Kebutuhan Pengguna pada Perumahan (Studi Kasus: Perumahan Vila Bukit Tidar Malang)

Perubahan Konsep Dapur Hunian Akibat Kebutuhan Pengguna pada Perumahan (Studi Kasus: Perumahan Vila Bukit Tidar Malang) Perubahan Konsep Dapur Hunian Akibat Kebutuhan Pengguna pada Perumahan (Studi Kasus: Perumahan Vila Bukit Tidar Malang) Umamah Al Batul 1 dan Rinawati P. Handajani 2 1 Mahasiswi Jurusan Arsitektur, Fakultas

Lebih terperinci

SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) TUNA GRAHITA KOTA CILEGON

SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) TUNA GRAHITA KOTA CILEGON SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) TUNA GRAHITA KOTA CILEGON Oleh : Hidayah Khaifah Nopiah, Wijayanti, Bambang Adji Murtomo Pendidikan merupakan salah satu kunci penting dalam menentukan masa depan suatu bangsa.

Lebih terperinci

EVALUASI DESAIN JALUR EVAKUASI PENGGUNA BANGUNAN DALAM KONDISI DARURAT PADA BANGUNAN APARTEMEN X

EVALUASI DESAIN JALUR EVAKUASI PENGGUNA BANGUNAN DALAM KONDISI DARURAT PADA BANGUNAN APARTEMEN X Jurnal Reka Karsa Jurusan Teknik Arsitektur Itenas Jurnal Online Institut Teknologi Nasional [Februari 2016] EVALUASI DESAIN JALUR EVAKUASI PENGGUNA BANGUNAN DALAM KONDISI DARURAT PADA BANGUNAN APARTEMEN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Penyandang Cacat di Jakarta Tahun 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Penyandang Cacat di Jakarta Tahun 2008 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Kondisi Penyandang Cacat Sejalannya dengan perkembangan zaman, bangunan-bangunan yang ada sekarang ini banyak yang dirancang tanpa memperhatikan keberadaan penyandang

Lebih terperinci

KAJIAN PENGORGANISASIAN PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH

KAJIAN PENGORGANISASIAN PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH ISSN 2302-0253 9 Pages pp. 112-120 KAJIAN PENGORGANISASIAN PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH Fira Isma 1, Mochammad Afifuddin 2,T. Budi Aulia 2 1) Magister Teknik Sipil

Lebih terperinci

PERATURAN BANGUNAN /BUILDING REGULATION

PERATURAN BANGUNAN /BUILDING REGULATION PERATURAN BANGUNAN /BUILDING REGULATION. PERATURAN BANGUNAN NASIONAL NATIONAL BUILDING REGULATION. UNDANG-UNDANG NO 28 TAHUN 2002 BANGUNAN GEDUNG.. KEPUTUSAN MENTERI PU NO 441/KPTS/1998 PERSYARATAN TEKNIS

Lebih terperinci

INTISARI TINGKAT KESIAPAN INSTALASI GAWAT DARURAT DALAM PELAKSANAAN SASARAN KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT BEDAH SINDUADI

INTISARI TINGKAT KESIAPAN INSTALASI GAWAT DARURAT DALAM PELAKSANAAN SASARAN KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT BEDAH SINDUADI INTISARI TINGKAT KESIAPAN INSTALASI GAWAT DARURAT DALAM PELAKSANAAN SASARAN KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT BEDAH SINDUADI Ayu Lidya Rahmah 1, Elsye Maria Rosa 2, Ekorini Listiowati 3 Magister Manajemen

Lebih terperinci

EVALUASI KETERSEDIAAN FASILITAS DAN AKSESIBILITAS BAGI PENYANDANG CACAT PADA GEDUNG BPJS KESEHATAN KOTA SEMARANG

EVALUASI KETERSEDIAAN FASILITAS DAN AKSESIBILITAS BAGI PENYANDANG CACAT PADA GEDUNG BPJS KESEHATAN KOTA SEMARANG EVALUASI KETERSEDIAAN FASILITAS DAN AKSESIBILITAS BAGI PENYANDANG CACAT PADA GEDUNG BPJS KESEHATAN KOTA SEMARANG Oleh: Fernanda Charisma Wardani, Kismartini, Dewi Rostyaningsih JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK

Lebih terperinci

Erwin Feisal Fahmi 1, Jenny Ernawati 2, Rinawati P. Handajani 2 ABSTRAK ABSTRACT

Erwin Feisal Fahmi 1, Jenny Ernawati 2, Rinawati P. Handajani 2 ABSTRAK ABSTRACT Kriteria Interior Ruang Pembelajaran Siswa SDLB-C yang Sesuai dengan Karakteristik Siswa Tunagrahita Ringan (Studi Kasus SDLB Pembina Tingkat Nasional Bagian C Malang) Erwin Feisal Fahmi 1, Jenny Ernawati

Lebih terperinci

ABSTRAK. ii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. ii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Judul penelitian ini adalah Perancangan dan Uji Coba Modul Pelatihan Selfregulation Fase Forethought Bidang Akademik pada Siswa/i kelas VIII SMP X Bandung. Maksud dilakukannya penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Terkait dengan isu Social Development: Eradication of Poverty, Creation of

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Terkait dengan isu Social Development: Eradication of Poverty, Creation of BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terkait dengan isu Social Development: Eradication of Poverty, Creation of Productive Employement and Social Integrationyaitu Promote equal access to all levels of

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Profesional, dan Hasil Belajar

ABSTRAK. Kata kunci : Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Profesional, dan Hasil Belajar ABSTRAK Skripsi dengan judul Pengaruh Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional Guru PAI terhadap Hasil Belajar PAI Siswa Kelas XII di SMAN 1 Campurdarat Tulungagung ini ditulis oleh Abdul Rohman

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN PADA SMPN 213 JAKARTA NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN PADA SMPN 213 JAKARTA NASKAH PUBLIKASI ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN PADA SMPN 213 JAKARTA NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh ALIEF 05.12.1210 kepada JURUSAN SISTEM INFORMASI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKAN DAN KOMPUTER

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 30/PRT/M/2006 TENTANG PEDOMAN TEKNIS FASILITAS DAN AKSESIBILITAS PADA BANGUNAN GEDUNG DAN LINGKUNGAN

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 30/PRT/M/2006 TENTANG PEDOMAN TEKNIS FASILITAS DAN AKSESIBILITAS PADA BANGUNAN GEDUNG DAN LINGKUNGAN PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 30/PRT/M/2006 TENTANG PEDOMAN TEKNIS FASILITAS DAN AKSESIBILITAS PADA BANGUNAN GEDUNG DAN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM, Menimbang

Lebih terperinci

PENERAPAN DESAIN INKLUSIF PADA PERANCANGAN SANGGAR PAUD INKLUSIF DI YOGYAKARTA

PENERAPAN DESAIN INKLUSIF PADA PERANCANGAN SANGGAR PAUD INKLUSIF DI YOGYAKARTA PENERAPAN DESAIN INKLUSIF PADA PERANCANGAN SANGGAR PAUD INKLUSIF DI YOGYAKARTA Siwi Gita Kartika 1, Ummul Mustaqimah 2, Hardiyati 3 Prodi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta

Lebih terperinci

Aksesibilitas Bagi Difabel pada Bangunan Hotel di Kota Surakarta

Aksesibilitas Bagi Difabel pada Bangunan Hotel di Kota Surakarta Journal of Disability Studies (IJDS).2017: Vol. 04(02): pp130-137 129 Aksesibilitas Bagi Difabel pada Bangunan Hotel di Kota Surakarta 1 Siti Latifah, 2 Dwi Aries Himawanto Magister Pendidikan Luar Biasa,

Lebih terperinci

Konsep perencanaan dan perancangan

Konsep perencanaan dan perancangan Konsep perencanaan dan perancangan Pusat pelatihan atlit cacat Indonesia di Surakarta sebagai rehabilitasi psikologi dengan pendekatan psikologi arsitektur Disusun Oleh: Alda Fatrisia I 0204020 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

THE INCLUSION KINDERGARTEN SCHOOL IN SURAKARTA (Redesain TK Negeri Pembina Surakarta dengan Penekanan Penerapan Arsitektur Sekolah Program Inklusi)

THE INCLUSION KINDERGARTEN SCHOOL IN SURAKARTA (Redesain TK Negeri Pembina Surakarta dengan Penekanan Penerapan Arsitektur Sekolah Program Inklusi) THE INCLUSION KINDERGARTEN SCHOOL IN SURAKARTA (Redesain TK Negeri Pembina Surakarta dengan Penekanan Penerapan Arsitektur Sekolah Program Inklusi) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

PAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS HURUF BRAILLE DAN REKAMAN PADA POKOK BAHASAN SUHU DAN KALOR

PAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS HURUF BRAILLE DAN REKAMAN PADA POKOK BAHASAN SUHU DAN KALOR PAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS HURUF BRAILLE DAN REKAMAN PADA POKOK BAHASAN SUHU DAN KALOR ANDY EKO PUTRO 1113008004 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

Sistem Proteksi Kebakaran pada Gedung UKM Universitas Brawijaya Malang

Sistem Proteksi Kebakaran pada Gedung UKM Universitas Brawijaya Malang Sistem Proteksi Kebakaran pada Gedung UKM Universitas Brawijaya Malang Atika Rossydina Putri Prabawati 1 dan Heru Sufianto 2 1 Mahasiswa Program Studi Sarjana Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MEDITASI ŻIKIR DI SLB. A. Profil SLB Negeri Ungaran Barat

BAB III DESKRIPSI MEDITASI ŻIKIR DI SLB. A. Profil SLB Negeri Ungaran Barat 42 BAB III DESKRIPSI MEDITASI ŻIKIR DI SLB A. Profil SLB Negeri Ungaran Barat SLB Negeri Ungaran (sebagai pengembangan dari SDLB Ungaran Tahun 2007), merupakan SLB yang pertama kali berdiri di Ungaran,

Lebih terperinci

KELAYAKAN SARANA PRASARANA BENGKEL PENGELASAN SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA

KELAYAKAN SARANA PRASARANA BENGKEL PENGELASAN SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA Kelayakan Sarana dan Prasarana (Sapto dan Prapto) 359 KELAYAKAN SARANA PRASARANA BENGKEL PENGELASAN SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA FEASIBILITY OF WORKING FACILITIES OF WELDING SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA

Lebih terperinci

Pranata Pembangunan Pertemuan 1 Pentingnya Tangga kebakaran. Sahid Mochtar, S.T., MT. Ratna Safitri, S.T., M.Ars.

Pranata Pembangunan Pertemuan 1 Pentingnya Tangga kebakaran. Sahid Mochtar, S.T., MT. Ratna Safitri, S.T., M.Ars. Pranata Pembangunan Pertemuan 1 Pentingnya Tangga kebakaran Sahid Mochtar, S.T., MT. Ratna Safitri, S.T., M.Ars. Tujuan Instruksional Khusus Mahasiswa dapat mengkritisi issue issue yang terkait dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimensi kemanusiaan paling elementer dapat berkembang secara optimal ( Haris,

BAB I PENDAHULUAN. dimensi kemanusiaan paling elementer dapat berkembang secara optimal ( Haris, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Guru adalah sebuah profesi yang merujuk pada pekerjaan atau jabatan yang menuntut suatu keahlian, tanggung jawab dan kesetiaan. Mengutip pendapat Haris (2009) profesionalisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Gilang Angga Gumelar, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Gilang Angga Gumelar, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Proses pendidikan dapat berlangsung dalam berbagai lingkungan, baik lembaga formal maupun lembaga informal. Pendidikan di sekolah mengarahkan belajar

Lebih terperinci

Edu Geography 3 (8) (2015) Edu Geography.

Edu Geography 3 (8) (2015) Edu Geography. Edu Geography 3 (8) (2015) Edu Geography http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo PENGEMBANGAN MEDIA POWER POINT BERBRAILE MATA PELAJARAN IPS MATERI LINGKUNGAN UNTUK SISWA TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR

Lebih terperinci

Implementasi Pendidikan Segregasi

Implementasi Pendidikan Segregasi Implementasi Pendidikan Segregasi Pelaksanaan layanan pendidikan segregasi atau sekolah luar biasa, pada dasarnya dikembangkan berlandaskan UUSPN no. 2/1989. Bentuk pelaksanaannya diatur melalui pasal-pasal

Lebih terperinci

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah hal yang sangat mendasar untuk perkembangan

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah hal yang sangat mendasar untuk perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah hal yang sangat mendasar untuk perkembangan manusia dan menjadi kebutuhan bagi semua manusia. Pemerintah juga memberikan kewajiban setiap

Lebih terperinci

Universitas Kristen Maranatha

Universitas Kristen Maranatha KONSEPSI GREEN CONSTITUTION DAN PERAN SWASTA DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR SEBAGAI BENTUK PEMENUHAN HAK-HAK KONSTITUSIONAL RAKYAT ABSTRAK Pasal 33 UUD RI 1945 mengamanatkan pentingnya penegakan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberikan oleh orang dewasa untuk mencapai kedewasaan. Henderson dalam. perkembangan individu yang berlangsung sepanjang hayat.

BAB I PENDAHULUAN. diberikan oleh orang dewasa untuk mencapai kedewasaan. Henderson dalam. perkembangan individu yang berlangsung sepanjang hayat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses bantuan yang diberikan oleh orang dewasa untuk mencapai kedewasaan. Henderson dalam Djumhur mengartikan

Lebih terperinci

EVALUASI STANDAR KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA RUANG PRAKTIK PADA PROGAM KEAHLIAN TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN SMK N 1 MAGELANG

EVALUASI STANDAR KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA RUANG PRAKTIK PADA PROGAM KEAHLIAN TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN SMK N 1 MAGELANG 1 EVALUASI STANDAR KELAYAKAN SARANA DAN PRASARANA RUANG PRAKTIK PADA PROGAM KEAHLIAN TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN SMK N 1 MAGELANG EVALUATION FEASIBILITY STANDARDS OF FACILITIES AND INFRASTRUCTURE PRACTICE

Lebih terperinci

SEJARAH DAN SISTEM PENDIDIKAN SEKOLAH LUAR BIASA BAGIAN A NEGERI DENPASAR BALI

SEJARAH DAN SISTEM PENDIDIKAN SEKOLAH LUAR BIASA BAGIAN A NEGERI DENPASAR BALI Jurnal HISTORIA Volume 3, Nomor 2, Tahun 2015, ISSN 2337-4713 SEJARAH DAN SISTEM PENDIDIKAN SEKOLAH LUAR BIASA BAGIAN A NEGERI DENPASAR BALI I Nyoman Bayu Pramartha, S.Pd., M.Pd Pendidikan Sejarah IKIP

Lebih terperinci