BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Eveline Siregar dan Hartini Nara (2011: 3-6) belajar merupakan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Eveline Siregar dan Hartini Nara (2011: 3-6) belajar merupakan"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Kependidikan 1. Pengertian Belajar Menurut Eveline Siregar dan Hartini Nara (2011: 3-6) belajar merupakan suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup. Salah satu tanda bahwa seseorang telah belajar adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku tersebut menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), ketrampilan (psikomotor), dan sikap (afektif). Belajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Adanya kemampuan baru dan perubahan (yang besifat kognitif, psikomotor, dan afektif). b. Perubahan tidak berlangsung sesaat saja, melainkan menetap atau dapat disimpan. c. Perubahan tidak terjadi begitu saja, melainkan harus dengan usaha akibat interaksi dengan lingkungan. d. Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik, kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan. Kegiatan belajar dilakukan dengan tujuan membentuk perubahan baik dari aspek pengetahuan, ketrampilan maupun sikap. Menurut Sardiman (2012: 25-28) dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan (kondisi) belajar yang lebih kondusif. Sistem lingkungan belajar dipengaruhi oleh 8

2 berbagai komponen yang masing-masing akan saling mempengaruhi. Komponenkomponen itu yaitu materi yang diajarkan, guru dan siswa yang memainkan peranan serta dalam hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan serta sarana dan prasarana belajar-mengajar yang tersedia. Tujuan belajar ada tiga jenis yaitu: a. Untuk mendapatkan pengetahuan yang ditandai dengan kemampuan berfikir. b. Pemahaman konsep dan ketrampilan yaitu berupa merumuskan konsep dengan ketrampilan jasmani dan rohani. Ketrampilan dapat dididik dengan banyak melatih kemampuan lisan maupun tulisan. c. Pembetukan sikap yaitu menumbuhkan sikap mental, perilaku, dan kepribadian sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku. Belajar membutuhkan prinsip pembelajaran agar tujuan yang diharapkan tercapai. Prinsip-prinsip belajar digunakan untuk membimbing aktivitas guru dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Prinsip-prinsip belajar terdiri dari: a. Perhatian dan motivasi Gage dan Berliner (Dimyati dan Mudjiono, 2009: 42-50) menyatakan perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut dan diperlukan dalam kehidupan sehari-hari akan membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya. Perhatian juga ada motivasi yang memiliki peranan penting dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas sesorang. Motivasi 9

3 dapat bersifat internal yaitu datang dari dirinya sendiri dan dapat juga dari eksternal yaitu diperoleh dari orang lain. b. Keaktifan Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinya sendiri. Belajar tidak dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya akan terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri. Setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan, keaktifan tersebut beragam bentuknya mulai dari kegiatan fisik hingga kegiatan psikis yang susah diamati. c. Keterlibatan langsung/ berpengalaman. Belajar melalui pengalaman langsung berarti siswa tidak sekadar mengamati tetapi harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya. Keterlibatan siswa dalam belajar berarti adanya keterlibatan mental, emosional, kegiatan kognitif dalam pencapaian dan perolehan pengetahuan dalam penghayatan dan internalisasi nilai-nilai dalam pembentukan sikap dan nilai dan juga saat mengadakan latihan-latihan dalam pembentukan ketrampilan. d. Pengulangan Belajar adalah melatih daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat, menanggap, mengingat, mengkhayal, merasakan, berpikir, dan sebagainya. Pengulangan akan meningkatkan daya ingat dan akan berkembang. Prinsip pengulangan dalam belajar yaitu untuk melatih daya-daya sehingga membentuk respons yang benar dan membentuk kebiasaan-kebiasaan. 10

4 e. Tantangan Situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari bahan belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu yaitu dengan mempelajari bahan belajar tersebut. Tantangan baru diperlukan agar timbul motif yang kuat untuk mengatasi kesulitan belajar. Bahan belajar perlu mengandung masalah yang akan dipecahkan oleh siswa sehingga akan tertantang untuk mempelajarinya. f. Balikan dan penguatan Siswa belajar sungguh-sungguh untuk mendapatkan nilai yang baik dalam ulangan. Nilai yang baik itu mendorong anak untuk belajar lebih giat lagi, sehingga nilai tersebut merupakan penguatan positif. Apabila anak merasa takut tidak naik kelas, maka ia akan terdorong untuk belajar lebih giat, maka ini merupakan penguatan negatif. g. Perbedaan Individual Siswa merupakan individual yang unik sehingga tidak ada yang sama persis baik karakteristik psikisnya, kepribadian, dan sifat-sifat lainnya. Perbedaan individual ini berpengaruh pada kegiatan dan hasil belajar siswa. Perbedaan individual perlu diperhatikan oleh guru sebagai upaya pembelajaran. Sistem pendidikan klasikal yang dilakukan di sekolah kita kurang memperhatikan masalah perbedaan individul, sehingga pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan melihat siswa sebagai individu dengan kemampuan rata-rata (Dimyati dan Mudjiono, 2009: 42-50). 11

5 Menurut Djaali (2015: ) proses belajar tersebut banyak faktor yang mempengaruhinya antara lain: a. Motivasi Motivasi diartikan sebagai dorongan mengerjakan suatu tugas dengan sebaikbaiknya berdasarkan standar keunggulan dan memacu suatu ukuran keberhasilan berdasarkan penilaian terhadap tugas yang dikerjakan seseorang. b. Sikap Sikap sebagai kecenderungan untuk bertindak yang berkenaan dengan obyek tertentu baik orang, benda, ide atau lingkungannya. c. Minat Minat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya dan dapat dimanifestasikan melalui partisipan dalam suatu aktivitas. d. Kebiasaaan belajar Kebiasaan merupakan cara bertindak yang diperoleh melalui belajar secara berulang-ulang yang pada akhirnya menjadi menetap dan bersifat otomatis. Kebiasaan belajar sebagai teknik yang menetap pada diri siswa untuk melakukan suatu kegiatan. e. Konsep Diri Konsep diri mula-mula terbentuk dari perasaan akan diterima dan diinginkan kehadirannya pada keluarga sehingga menjadi bayangan seseorang tentang dirinya. Konsep diri ini akan berkembang dari pengalaman sesorang tentang berbagai hal 12

6 yang akan berkaitan dengan perlakuan yang berulang dan akan menghadapi sikapsikap di lingkungannya (Djaali, 2015: ). 2. Pengertian Pembelajaran Menurut Eveline Siregar dan Hartini Nara (2011:6) pembelajaran merupakan usaha yang dilaksakan secara sengaja, terarah, dan terencana, dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses pembelajaran dilaksanakan. Menurut Ahmad Susanto (2015: 19) kata pembelajaran merupakan perpaduan dari dua aktivitas belajar dan mengajar. Aktivitas belajar secara metodologis cenderung lebih dominan pada siswa, sementara mengajar secara instruksional dilakukan oleh guru. Menurut Sugiyono dan Hariyanto (Muhammad Irham dan Novan Ardy Wiyani, 2014: ) kata istilah pembelajaran tergolong baru dan popular semenjak adanya Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun Berdasarkan undang-undang, pembelajaran diartikan sebagai proses interaksi peserta didik dan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pengertian tersebut dapat dinyatakan bahwa pembelajaran adalah bantuan yang diberikan pendidik agar terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan dan kemahiran dan tabiat serta pembentukan sikap dan keyakinan pada peserta didik. Metode pembelajaran adalah sebuah perencanaan dan pelaksanaan prosedur dan langkah-langkah pembelajaran yang tersusun secara teratur untuk melakukan proses pembelajaran sampai metode penilaian atau evaluasi yang dilaksanakan. Metode pembelajaran yang umum dilakukan yaitu: 13

7 a. Metode Ceramah b. Metode Latihan c. Metode Diskusi dan Tanya Jawab d. Metode Karyawisata e. Metode Demonstrasi f. Metode Sosiodrama dan bermain Peran g. Metode Pemberian Tugas dan Resitasi h. Metode Eksperimen i. Metode Proyek Pemilihan dan penggunaan berbagai metode pembelajaran tersebut sangat fleksibel. Hal ini terutama menyangkut efektivitas proses pembelajaran untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran, oleh sebab itu penentuan metode pembelajaran perlu disesuaikan dengan tujuan, tidak terikat satu alternatif dan bersifat kombinasi. 3. Penilaian Penilaian acuan patokan merupakan pengukuran yang menggunakan acuan yang berbeda, dengan mengomperasikan kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dalam tujuan instruksional. Keberhasilan siswa bergantung pada penguasaan materi atas kriteria yang telah dijabarkan dalam item pertanyaan (Elis ratnawulan dan Rusdiana, 2015: 242). Menurut Sugeng (2015: 1) kriteria ketuntasan minimal (KKM) perlu mempertimbangkan kompleksitas kompetensi, tingkat kemampuan rata-rata siswa, serta sumber daya pendukung meliputi warga sekolah/madrasah, sarana dan 14

8 prasarana dalam menyelenggarakan. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) dijadikan dasar patokan nilai terendah dalam penilaian siswa. Jika peserta didik mampu mendapatkan nilai di atas KKM maka dianggap siswa tersebut telah tuntas atau menguasai kompetensi yang dipelajari. Sebaliknya jika ditemukan siswa mendapat nilai di bawah KKM berarti perlu adanya perbaikan, sehingga KKM sebagai tujuan kompetensi yang dicapai oleh siswa. Aspek kompleksitas berkaitan dengan materi yang diajarkan berdasarkan kompetensi dasar yang harus di capai siswa, dengan K.D 3.6 kurikulum KTSP 2006 yaitu menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem regulasi manusia (saraf, endokrin, dan penginderaan). Tingkat kemampuan rata-rata siswa berdasarkan hasil seleksi saat masuk SMA tahun ajaran 2015/2016 SMA N 1 Ngemplak dengan mempertimbangkan hasil seleksi masuk NEM rata-rata 309,10 atau nomor 12 dari 17 sekolah negeri se-sleman, sehingga berada di bawah ratarata sekolah kabupaten negeri di Kabupaten Sleman. Sumber daya pendukung yang ada di sekolah sudah cukup baik berupa, ketersediaannya SDM, sarana dan prasarana menunjang kegiatan pembelajaran dan kepedulian warga sekolah yang terjalin dengan baik. Berdasarkan pertimbangan tersebut KKM mata pelajaran biologi materi sistem saraf di SMA N 1 Ngemplak yang ditentukan yaitu Kesulitan Belajar Kesulitan belajar sering dialami oleh siswa baik di sekolah atau di lingkungan. Menurut Blassic dan Jones (Sugihartono, 2007: ), kesulitan belajar yang dialami siswa menunjukkan adanya kesenjangan atau jarak antara prestasi 15

9 akademik yang diharapkan dengan prestasi akademik yang dicapai oleh siswa pada kenyataanya (prestasi aktual). Kesulitan belajar pada seorang siswa mungkin akan bersifat tetap atau mungkin juga sementara dan berlangsung dalam kurun waktu tertentu. Lama atau tidaknya siswa mengalami kesulitan belajar akan sangat bergantung oleh banyak faktor individu siswa, yaitu usaha mengatasi kesulitan-kesulitan belajar yang dialaminya, sehingga kesulitan-kesulitan belajar akan berbeda pada masing-masing siswa (Muhamad Irham dan Novan Ardy Wiyani, 2014: 257). Menurut Derek Wood kesulitan belajar tersebut akan berdampak pada kehidupan siswa yang bersangkutan, baik terhadap aktivitas siswa, baik di sekolah, rutinitas keseharian, kehidupan keluarga, hubungan dengan teman sebaya, dan persahabatan dan bermain (Muhamad Irham dan Novan Ardy Wiyani, 2014: 258). 5. Faktor Kesulitan Belajar Kegiatan proses belajar juga dipengaruhi oleh banyak faktor baik secara internal maupun eksternal. Faktor internal berarti berasal dari dalam diri siswa, sedangkan faktor eksternal berasal dari dari luar diri siswa. Sardiman (2012: 39-45) menyebutkan faktor yang mempengaruhi ditinjau dari faktor internal akan menyangkut faktor fisiologis dan faktor psikologis. Faktor psikologis akan memberikan andil yang cukup penting terutama dalam memberikan landasan dan kemudahan dalam upaya mencapai tujuan belajar secara optimal. Thomas F. Staton menguraikan enam macam faktor psikologis yaitu: 16

10 a. Motivasi Motivasi berupa keinginan dan dorongan yang berasal dari dalam diri atau lingkungan untuk belajar. Motivasi dapat meningkatkan keberhasilan pencapaian kompetensi. b. Konsentrasi Konsentrasi adalah memusatkan segenap kekuatan perhatian pada suatu situasi belajar. Unsur motivasi dalam hal ini sangat membantu tumbuhnya proses pemusatan perhatian, sehingga konsentrasi tidak sekadar perhatian atau sebaliknya, namun memerlukan perhatian dan konsentrasi secara penuh. c. Reaksi Keterlibatan belajar dan keterlibatan unsur fisik maupun mental sebagai wujud reaksi. Pikiran dan otot harus bekerja secara harmonis sehingga subyek belajar secara aktif dengan menggunakan panca indranya secara optimal. d. Organisasi Belajar dapat dikatakan sebagai mengorganisasi, menata, atau menempatkan bagian-bagian bahan pelajaran kedalam suau kesatuan sehingga seseorang akan mengerti dan lebih jelas tetapi dimungkinkan juga terjadi kebingungan. e. Pemahaman Menguasai sesuatu dengan pikiran karena belajar harus secara mental makna dan filosofisnya, maksud dan implikasi serta aplikasi-aplikasinya, sehingga menyebabkan siswa dapat memahami suatu situasi. Pemahaman tidak sekedar tahu namun menghendaki agar subyek belajar dapat memanfaatkan bahan-bahan yang telah dipahami. 17

11 f. Ulangan Lupa merupakan sesuatu yang tercela dalam belajar, tetapi sifat umum manusia. Ulangan yang dimaksud yaitu mengulang-ulang suatu hal yang telah dipelajari dengan membuat daya ingat para siswa semakin bertambah. Kegiatan mengulang juga tetap disertai dengan pikiran dan tujuan untuk proses pemikiran sehingga tidak akan sia-sia. Dimyati dan Mudjiono (2009: ) menyatakan faktor belajar juga didorong oleh lingkungan siswa atau faktor ekstenal. Beberapa faktor eksternal yang berpengaruh pada aktivitas belajar adalah sebagai berikut: a. Guru sebagai pembina siswa belajar yaitu sebagai pendidik yang memusatkan pada perhatian dan kepribadian siswa untuk membangkitkan belajar siswa. Guru harus bisa menjadi tauladan bagi muridnya dan dapat mengelola pembelajaran pada siswa. b. Prasarana dan sarana pembelajaran yang meliputi buku pelajaran, buku bacaan, alat dan fasilitas laboratorium sekolah, dan berbagai media lain, gedung sekolah, ruang belajar, ruang ibadah, ruang kesenian, peralatan olahraga. Lengkapnya sarana dan prasarana sangat mendukung kondisi pembelajaran yang baik, namun yang tidak kalah penting adalah mengelola sarana dan prasarana yang ada. c. Kebijakan penilaian bergantung pada guru sebagai penentu keberhasilan belajar tersebut. Guru yang menyusun desain pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan menilai hasil belajar. d. Lingkungan sosial siswa di sekolah akan membentuk suatu lingkungan pergaulan yang dikenal sebagai lingkungan sosial siswa. Tiap siswa dalam 18

12 lingkungan sosial memiliki kedudukan, peranan, dan tanggung jawab tertentu yang diakui oleh sesama siswa. e. Kurikulum sekolah merupakan program pembelajaran di sekolah mendasarkan diri pada suatu kurikulum nasional yang disahkan oleh pemerintah. Kurikulum sekolah berisi tujuan pendidikan, isi pendidikan, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi. Kurikulum disusun berdasarkan tuntutan kemajuan masyarakat dalam upaya pembangunan masyarakat. M. Dalyono (2015: ) mengemukakan bahwa faktor penyebab kesulitan belajar dapat digolongkan ke dalam dua golongan yaitu: a. Faktor Internal yaitu dari dalam diri manusia meliputi faktor fisiologi dan faktor psikologi. 1) Faktor internal yang bersifat fisik: a) Sakit: saraf sensoris dan saraf motoris lemah. b) Kurang Sehat: mudah lesu, mudah capek, daya konsentrasi hilang. c) Cacat tubuh: buta, kurang pendengaran, kurang penglihatan, tidak punya tangan. 2) Faktor internal yang dari dalam rohani. a) Intelegensi: Semakin tinggi nilai IQ akan memudahkan anak dalam belajar, sedangkan anak yang nilai IQ nya rendah akan mengalami kesulitan belajar, sehingga prestasi belajar berkorelasi searah dengan tingkat intelegensi. Menurut Nyanyu Khotijah (2014: ) intelegensi bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi keberhasilan seseorang masih banyak faktor lain yang dapat mempengaruhinya. 19

13 b) Bakat: sebagai potensi/ kecakapan dasar yang dibawa sejak lahir yang dimiliki individu masing-masing berbeda. c) Minat: tidak adanya minat seorang anak terhadap suatu pelajaran akan timbul kesulitan belajar sehingga akan menimbulkan permasalahan tersendiri pada dirinya, sehingga pelajaran tidak pernah terproses dalam otak. d) Motivasi: berasal dari faktor intern yang berfungsi menimbulkan, mendasari, mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasinya dalam belajar. e) Faktor kesehatan mental: hal ini berkaitan dengan segi kesehatan mental dan emosional yang akan menimbulkan hasil belajar sesuai yang diharapkan atau tidak. Hubungan kesehatan mental dan ketenangan emosi akan menimbulkan hasil belajar yang baik. f) Tipe-tipe khusus seorang pelajar: beragam tipe yang dimiliki masing-masing individu yaitu ada yang bertipe visual, motoris dan campuran. b. Faktor eksternal meliputi faktor nonsosial dan faktor sosial. 1) Faktor Orang tua Keluarga sebagai pusat pendidikan yang utama dan pratama, namun dapat juga menjadi faktor penyebab kesulitan belajar. a) Faktor orang tua: memberikan perhatian kemajuan belajar anak-anaknya, hubungan antara anak dan orang tua terjalin dengan baik dan kasih sayang, orang tua senantiasa membimbing anak-anaknya dalam berperilaku sehingga ada pengawasan agar tidak terjadi kesulitan belajar. 20

14 b) Suasana rumah: suasana rumah yang gaduh akan mengganggu konsentrasi belajar anak sehingga akan muncul permasalahan dalam belajar. Anak yang tidak tahan di rumah akan menghabiskan waktunya bermain dengan anak lain sehingga tidak mustahil kalau prestasi belajar akan menurun. c) Keadaan ekonomi: kurangnya alat-alat belajar dan biaya sekolah akan mempengaruhi kemajuan belajar anak, berbeda dengan keluarga yang berkecukupan untuk keperluan belajar anak yang dapat mendorong kemajuan belajar anak. 2) Faktor sekolah a) Faktor guru: dapat menjadi sebab kesulitan belajar dengan metode pembelajaran tidak sesuai, guru kurang menguasai materi, kurangnya kesiapan pembelajaran, dan menerangkan yang sukar dimengerti oleh siswa. b) Faktor alat: alat yang kurang lengkap akan membuat penyajian tidak baik dan akan menimbulkan kesulitan dalam belajar. Ketidakadanya alat yang lengkap guru cenderung menggunakan metode ceramah yang akan menimbulkan kepasifan anak, sehingga tidak mustahil timbulnya kesulitan belajar. c) Kondisi gedung: kondisi ruang kelas yang mendukung belajar dengan menyediakan fasilitas kebutuhan belajar dan suasana tenang akan meminimalisir kemungkinan siswa terhambat belajar. Ruang yang memenuhi syarat kesehatan yaitu: ruangan berjendela, dinding bersih, lantai bersih, keadaan gedung jauh dari tempat umum yang ramai. d) Kurikulum: kurikulum yang tidak baik berupa bahan-bahannya terlalu tinggi dan pembagian bahan antar kelas tidak seimbang. 21

15 B. Kajian Keilmuan Materi sistem saraf dalam KTSP merupakan materi yang ditunjukkan untuk siswa SMA Kelas XI semester 2 dengan standar kompetensi 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas dan kompetensi dasar 3.6 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem regulasi manusia (saraf, endokrin, dan penginderaan). 1. Sel saraf Sel saraf atau neuron adalah unit fungsional sistem saraf. Sel mengandung berbagai organel khas yang ditemukan pada kebanyakan sel eukariotik. Campbell (2010: 219) menyatakan bahwa neuron memiliki dendrit dan akson tunggal. Neuron membutuhkan sel pendukung yang disebut sel-sel glia dengan jumlah yang melebihi neuron. a. Badan sel saraf Badan sel merupakan bagian neuron yang berukuran besar. Badan sel mengandung nukleus, sitoplasma, ribosom, mitokondria, retikulum endoplasma dan badan golgi. b. Dendrit Dendrit adalah serabut saraf pendek yang bercabang-cabang dengan ukuran dan bentuk yang berbeda-beda. Dendrit berfungsi untuk menerima impuls (rangsangan) dari ujung akson neuron lain, kemudian impuls tersebut dibawa menuju badan sel saraf. 22

16 c. Akson Akson adalah bagian dari neuron yang berukuran panjang dan berfungsi menghantarkan impuls dari badan sel ke luar. Kebanyakan akson dibungkus oleh selubung mielin (I Gusti Ayu Tri Agustiana, 2014: 292). Setiap sel saraf hanya memiliki satu akson yang membawa impuls saraf keluar sel tubuh. Akson yang ada pada saraf perifer dikelilingi selubung mielin, selubung mielin ini terdiri atas serangkaian sel schwan yang tersusun sepanjang akson(ross dan Wilson, 2011: 70). Organel sel d. Klasifikasi sel saraf 1) Berdasarkan strukturnya Gambar 1. Struktur sel saraf (Sumber: Campbell, 2010: 228) Berdasarkan strukturnya sel saraf dibedakan menjadi tiga macam yaitu sel saraf unipolar, sel saraf bipolar, dan sel saraf multipolar. Sel saraf unipolar adalah sel saraf yang hanya memiliki satu penonjolan yang dianggap sebagai akson. Sel saraf bipolar adalah sel saraf yang memilki dua penonjolan, satu sebagai dendrit 23

17 dan yang satu sebagai akson. Sel saraf multipolar adalah sel saraf yang memiliki banyak penonjolan yang keluar dari badan sel. Beberapa penonjolan sebagai dendrit dan satu penonjolan sebagai akson (Soewolo, 2005: 62). Gambar 2. Sel saraf berdasarkan strukturnya (Sumber: Marieb & Hoehn, 2010: 393) 2) Berdasarkan fungsinya Macam neuron berdasarkan fungsinya sel saraf dapat dibedakan menjadi tiga yaitu neuron sensorik, seuron motorik, dan neuron asosiasi atau interneuron. a) Neuron sensorik Neuron sensorik (neuron aferen) termasuk sel saraf unipolar, badan selnya terletak di dalam akar belakang medula spinalis dengan tonjolan keluar dari badan sel yang dianggap akson. Neuron sensorik berfungsi untuk menghantarkan impulsimpuls saraf dari reseptor sensorik ke sistem saraf pusat. b) Neuron motorik Neuron motorik (neuron eferen) terletak di dalam sistem saraf tepi. Akson eferen meninggalkan sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang diinervasi karena 24

18 berfungsi untuk menghantarkan impuls-impuls saraf yang berhubungan dengan akson neuron lain, sedangkan akson berhubungan dengan efektor. c) Neuron asosiasi Neuron asosiasi (sel saraf interneuron) terletak seluruhnya di dalam sistem saraf pusat. Neuron asosiasi memiliki dua fungsi yaitu mengintegrasikan respon peripheral ke informasi peripheral contohnya bila tangan menyentuh benda panas kemudian informasi akan disampaikan melalui sel saraf aferen kemudian neuron asosiasi meneruskan sinyal tersebut ke otot tangan dan lengan melalui sel saraf eferen sehingga tangan akan menghindari dari benda panas, dan fungsi yang kedua bertanggung jawab meneruskan informasi ke otak (Soewolo, 2005: 61-62). Gambar 3. Sel saraf berdasarkan fungsinya (Sumber: Sherwood, 2012: 147) 25

19 2. Sel Glia Sistem saraf tersusun oleh sel saraf dan sel glia. Ross dan Wilson (2011: 76) menyatakan bahwa sistem saraf ditunjang oleh neuroglia. Neuroglia ini terdapat pada seluruh otak dan sumsum tulang belakang dan dibedakan menjadi empat jenis sel glia. Sel ini berbeda dengan sel saraf karena dapat terus bereplikasi seumur hidup. Sel ini terdiri dari: a. Astrosit Jaringan penunjang utama sistem saraf pusat berbentuk seperti bintang. Astrosit ditemukan dalam jumlah besar dan berdekatan dengan pembuluh darah yang ada di dekatnya sehingga melebarkan dan meningkatkan aliran darah pada neuron. b. Oligodendrosit Sel ini lebih kecil daripada astrosit dan banyak ditemukan berkelompok di sekitar badan sel saraf. Oligodendrosit berfungsi sebagai selubung mielin pada akson. c. Mikroglia Mikroglia berada di area pembuluh darah, mikroglia membesar dan bersifat fagositosik, menyingkirkan mikroba dan jaringan yang rusak serta penghancuran sel. d. Sel Ependimal Sel ependymal melapisi ruang-ruang dalam sistem saraf pusat dan mampu memproduksi cairan serebrospinal. 26

20 3. Mekanisme Kerja Sistem Saraf a. Penghantaran impuls melalui sinaps Gambar 4. Macam-macam neuroglia (Sel-sel glia) (Sumber: Sherwood, 2011: 148) Menurut Ross dan Wilson (2011: 73) terdapat lebih dari satu neuron yang terlihat dalam impuls saraf dari asalnya hingga tujuannya. Titik yang mempertemukan satu neuron dengan neuron lain disebut sinaps. Setiap ujung knop sinaps (ujung saraf bebas yang menonjol) terdapat vesikel yang mengandung neurotransmitter yang dilepaskan ke celah sinaps. Neurotransmitter bekerja pada reseptor spesifik di membran postsinaps. Neurotransmitter di otak dan medula spinalis meliputi norepinefrin, epinefrin, dopamin, histamin, serotonin, asam amino butirat gama, asetilkolin. Saraf somatik membawa impuls secara langsung ke sinaps otot rangka. Sistem saraf otonom impuls eferen berjalan di dua arah dan melintasi dua sinaps ke organ efektor di bagian simpatik dan parasimpatik. Menurut Soewolo (2005: 126) dalam tubuh, serabut-serabut saraf akan sambung menyambung membentuk jaringan kerja. Tempat persambungan antara 27

21 dua serabut saraf dikenal dengan sinaps. Ada dua macam sinaps yaitu 1) sinaps listrik dan 2) sinaps kimia. Sinaps listrik persambungan antara membran prasinaps dengan membran pascasinaps melalui persambungan ketat, sehingga konduksi impuls pada sinaps listrik dapat langsung tanpa mengalami penundaan. Sinaps kimia, persambungan antara membran sinaps dengan membran pascasinaps terdapat celah sinaps, dan rambatan impuls memerlukan bantuan neurotransmitter yang dibebaskan dari bonggol saraf prasinaps yang harus berinteraksi dengan protein reseptor yang ada pada membran pascasinaps. Mekanisme seperti menyebabkan konduksi impuls melalui suatu sinaps kimia akan mengalami penundaan. b. Penghantaran impuls melalui sel saraf Rangsangan pada neuron menyebabkan perubahan dalam potensial membran sehingga dapat meneruskan dan mengolah informasi. Ion kalium dan ion natrium berperan penting dalam pembentukan potensial istirahat. Potensial istirahat diakibatkan banyak saluran kalium yang terbuka, namun saluran natrium tidak terbuka. Pada saat neuron aktif, perubahan terjadi karena saluran ion membuka atau menutup sebagai respon rangsangan. Pembukaan dan penutupan saluran ion akan mengubah potensial membran. Pada saat potensial istirahat, sebagian besar saluran natrium tertutup dan sebagian kalium terbuka. Rangsangan datang akan mendepolarisasi sehingga saluran natrium terbuka dan berdifusi ke dalam sel, setelah natrium yang masuk cukup banyak hingga hampir melewati ambang batas maka saluran natrium akan menginaktivasi dan menghentikan saluran natrium yang masuk. Saluran kalium terbuka dan menyebabkan aliran kalium keluar. 28

22 Permeabilitas membran terhadap kalium lebih tinggi daripada saat istirahat, kemudian saluran kalium menutup dan potensial membran kembali ke potensial istirahat (Campbell, 2010: ). 4. Sistem Saraf Manusia Menurut Soewolo (2005: 59) Sistem saraf merupakan salah satu sistem yang mengontrol tubuh kita. Sistem saraf melakukan kontrol terhadap otot-otot, kelenjarkelenjar, dan organ-organ. Sistem saraf mengontrol denyut jantung, pernafasan, pencernaan, dan urinasi. Organisasi sistem saraf berdasarkan perbedaan struktur, tempat dan fungsinya sistem saraf diorganisasi menjadi sistem saraf pusat yeng terdiri dari otak dan sumsum tulang, sistem saraf tepi yang terdiri dari serabut-serabut saraf yang menghubungkan sistem saraf pusat dengan bagian tepi tubuh. Sistem saraf tepi dibagi menjadi lebih lanjut menjadi kelompok saraf aferen dan eferen. Serabut saraf aferen membawa informasi ke sistem saraf pusat, sedangkan serabut saraf eferen membawa perintah dari sistem saraf pusat ke organ efektor, yaitu ke sel-sel otot atau kelenjar-kelenjar. Sistem saraf eferen dibagi menjadi sistem saraf somatik yang terdiri dari saraf motorik yang menginervasi otot-otot rangka dan sistem saraf otonom yang menginervasi otot polos, otot jantung, kelenjar-kelenjar serta organ dalam. Sistem saraf otonom dibagi lagi menjadi sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik (Soewolo, 2005: 60). Sistem saraf berhubungan dengan kehidupan karena adanya rangsangan. Sistem saraf terdiri dari serabut-serabut saraf yang saling berhubungan membentuk jaringan komunikasi secara terus menerus. Sinyal-sinyal tersebut disebut impuls 29

23 saraf. Impuls yang bergerak menuju sumbu pusat sistem saraf disebut sensoris atau impuls aferen, sedangkan impuls yang bergerak dari sumbu pusat untuk merespon oleh kelenjar-kelenjar atau otot-otot disebut motorik atau impuls eferen (Fried dan Hademenos, 2006: 254). a. Sistem Saraf Pusat Kus Irianto (2004: 144) menyatakan bahwa pusat dari seluruh sistem saraf saraf kita dalah otak dan sumsum tulang punggung. 1) Otak Gambar 5. Bagian sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi (Sumber: Campbell, 2010: 238) Otak terbungkus dalam sebuah tengkorak dari tulang keras dan dilindungi oleh tiga selaput otak (meninges). Meninges paling dalam, kaya akan pembuluh darah adalah piameter. Piameter membawa membawa nutrisi dan oksigen ke otak. 30

24 Cairan serebrospinal terletak di antara piameter dan meninges tengah (araknoid). Cairan cerebrospinal menjadi bantalan sekaligus penyedia ion-ion bagi otak dan sumsum tulang belakang. Lapisan paling luar yaitu durameter yang berserat fungsinya menjadi penyangga mekanis (Fried and Hademenos, 2006: 262). Menurut Soewolo (2005: 67) pembagian otak berdasarkan letak secara anatomi serta kerumitan fungsinya sebagai berikut: a) Otak depan Menurut Campbell (2010: 245) serebrum pada mamalia sebagai tempat pemrosesan informasi. Serebrum terbagi menjadi hemisfer kiri dan hemisfer kanan. Masing-masing hemisfer terdiri dari lapisan substansi abu-abu di sebelah luar pada bagian korteks serebral. Substansi putih di sebelah dalam. Di antara korteks serebral kanan dan korteks serebral kiri terdapat korpus kalosum yang memungkinkan komunikasi. Menurut Campbell (2010: 244) diensefalon juga termasuk otak depan. Diensefalon berkembang menjadi tiga wilayah otak dewasa yaitu talamus, hipotalamus, dan epitalamus. Talamus adalah pusat masukan informasi menuju serebrum dan dari serebrum. Hipotalamus adalah wilayah otak yang terpenting untuk kontrol homeostatis. Hipotalamus mengandung thermostat tubuh, serta pusatpusat untuk meregulasi rasa lapar dan haus. Soewolo (2005: 67) menyatakan bagian paling besar serebrum adalah korteks serebral yang sangat berlekuk-lekuk dan menutupi suatu bagian dalam otak yang disebut basal nuklei. Hemisfer dibagi menjadi 4 lobus utama yaitu lobus oksipital, temporalis, parietalis, dan frontalis. Bagian belakang terdapat lobus oksipital yang menerima dan menganalisis informasi visual. Bagian otak lebih bawah ada lobus temporal yang berurusan 31

25 dengan pendengaran. Bagian depan otak terdapat lobus frontal yang meregulasi kontrol motorik halus, termasuk gerakan yang terlibat dalam berbicara dan berperan sebagai pengorganisasi stimulasi sensoris yang masuk. Lobus parietal terdapat di atas lobus tempotralis dan di belakang lobus frontal dan berfungsi menerima stimulus dari organ-organ sensoris di kulit dan juga menyediakan kesadaran akan posisi tubuh (Fried and Hademenos, 2006: 163). b) Otak kecil Menurut Kus Irianto (2004: 245) otak kecil (serebelum) terdiri dari dua belahan yang dihubungkan oleh jembatan varol, yang menyampaikan rangsangan dari bagian lain. Menurut Campbell (2010: 244) otak kecil mengoordinasikan gerakan dan keseimbangan tubuh. Otak kecil memonitor perintah motorik yang dikeluarkan oleh serebrum. c) Batang otak Menurut Campbell (2010: 242) batang otak berfungsi dalam homeostasis, koordinasi gerakan, dan konduksi informasi ke dan dari pusat-pusat otak. Batang otak dewasa terdiri dari otak tengah, pons, dan medula oblongata. Transfer informasi antara sistem saraf tepi dan otak tengah serta otak depan sebagai salah satu fungsi paling penting dari medula dan pons. Sinyal dari batang otak mempengaruhi perhatian, kewaspadaan, nafsu makan, dan motivasi. 2) Sumsum Tulang Belakang Menurut Campbell (2010: 238) sumsum tulang belakang membentang di bagian dalam tulang belakang yang berfungsi menghantarkan informasi ke dan dari 32

26 otak. Sumsum tulang belakang juga bertindak secara independen dari otak sebagai bagian dari saraf sederhana yang menghasilkan refleks. Bagian sumsum ialah: a) Sumsum lanjutan yang banyak mengandung ganglion atau simpul saraf yang mengatur gerak refleks fisiologis. b) Sumsum tulang belakang terlindung di dalam saluran tulang belakang. Saraf spinal yang berpasang-pasang muncul dari sumsum tulang belakang yang merupakan lengkung seperti sayap. Saraf spinal terdiri dari: 8 pasang saraf servikalis, 12 pasang saraf torakalis, 5 pasang saraf lumbalis, 5 saraf sakralis, 1 pasang saraf koksigeal. Potongan melintang saraf spinal sumsum tulang belakang menunjukkan bagian-bagian secara umum sama, namun tidak seperti otak yaitu substansi kelabu pada sumsum tulang belakang berada berada di bagian dalam yang dikelilingi oleh substansi putih (Soewolo, 2005: 81). Menurut I Gusti Ayu Tri Agustiana (2014: 300) sumsum tulang belakang letaknya di dalam rongga tulang belakang, yaitu mulai dari medula oblongata hingga vertebra lumbalis kedua. Sumsum tulang belakang juga dilindungi oleh selaput meninges. b. Sistem Saraf Tepi Menurut Campbell (2010: 240) sistem saraf tepi vertebrata terdiri dari pasangan kiri-kanan saraf kranial dan spinal serta ganglia yang terkait. 1) Saraf Spinal Saraf spinal berjumlah 31 pasang saraf spinal yang membentang di antara sumsum tulang belakang dan bagian tubuh di bawah kepala. Sebagian besar saraf spinal, neuron aferen dan eferen terletak berdekatan tetapi dekat sumsum tulang belakang. 33

27 2) Saraf Kranial Saraf kranial berjumlah 12 pasang saraf kranial yang menghubungkan otak dengan lokasi-lokasi yang sebagian besar terdapat dalam organ-organ di kepala dan tubuh bagian atas. Saraf kranial sebagai berikut: Tabel 1. Macam-Macam Saraf Kranial dan Fungsinya Saraf Kranial (I-XII) Fungsi I Saraf Olfaktori Serabut sensoris yang berhubungan dengan bau. II Saraf Optik Serabut sensoris yang berhubungan dengan penglihatan. III Saraf Okulomotor Serabut saraf campuran yaitu menginervasi otot-otot mata. 1V Saraf Troklear Serabut saraf campuran yang menginervasi otot bola mata ke otak. V Saraf Trigeminal Serabut saraf campuran yang berhubungan dengan kulit muka dan kepala, mukosa mulut dan hidung serta permukaan mata. VI Saraf Abdusen Serabut saraf campuran yang menginervasi otot rektus lateral bola mata. VII Saraf Fasial Serabut saraf campuran yang menginervasi otot-otot muka, menginervasi kelenjar air mata dan kelenjar ludah. VIII Saraf Serabut sensoris yang berhubungan dengan Vestibulokoklear keseimbangan dan pendengaran. IX Saraf Glososfaringeal Serabut saraf campuran yang menginervasi otot-otot faring, kelenjar ludah, faring, tonsil, dan lidah. X Saraf Vagus Serabut saraf campuran yang menginervasi faring, laring, jantung dan otot-otot polos organ pencernaan. XI Saraf Asesori Serabut saraf campuran yang menginervasi otot otot langit-langit lunak mulut, otot faring dan otot laring. XII Saraf Hipoglosal Serabut saraf campuran yang menginervasi otot-otot lidah. (Sumber: Soewolo, 2005: 80) Sistem saraf tepi terdiri atas dua komponen fungsional yaitu sistem saraf somatik dan sistem saraf otonom: 1) Sistem Saraf Somatik Sistem saraf somatik terdiri dari neuron-neuron yang membawa sinyal ke otot rangka, terutama sebagai respon terhadap rangsangan eksternal. Sistem motorik 34

28 seringkali dianggap bersifat sadar karena sebagai subyek kontrol sadar, banyak aktivitas otot rangka yang sebenarnya dikontrol oleh batang otak atau oleh refleksrefleks yang dimediasi sumsum tulang belakang (Campbell, 2010: 240). 2) Sistem Saraf Otonom Menurut Ross dan Wilson (2011: 90-91) bagian otonom/ involunter sistem persarafan mengendalikan mengendalikan fungsi otomatis tubuh yang diinisiasi di otak di bawah serebrum. Menurut Campbell (2010: 340) sistem saraf otonom mengontrol otot polos, jantung serta organ-organ sistem pencernaan, kardiovaskular, ekskresi dan endokrin. Kontrol ini bersifat tidak sadar. Sistem saraf otonom dibagi menjadi 2 yaitu simpatik (keluar dari torakolumbal) dan parasimpatik (keluar dari kraniosakral). a) Saraf Simpatik Menurut I Gusti Ayu Tri Agustiana (2014: 303) sistem saraf simpatik meliputi saraf-saraf keluar pada daerah vertebra torak dan vertebra lumbar, oleh karena itu sistem saraf ini disebut sistem saraf torakolumbar. Neurotransmiternya berupa norepinefrin. Menurut Campbell (2010: 240) aktivasi simpatik berkesesuaian dengan kondisi bangun atau pembangkitan energi, misalnya jantung berdetak cepat, pencernaan dihambat dan sekresi epinefrin. b) Saraf Parasimpatik Sistem saraf parasimpatik disebut juga sitem saraf kraniosakral. Sistem saraf parasimpatik memiliki serabut-serabut praganglion. Transmiternya berupa asetilkolin (I Gusti Ayu Tri Agustiana, 2014: 303). Menurut Ross dan Wilson 35

29 (2011: 90-91) Stimulasi parasimpatik yaitu memperlambat proses tubuh kecuali pencernaan, dan absorbsi makanan. Gambar 6. Sistem saraf simpatik dan saraf parasimpatik (Sumber: Campbell, 2004: 220) 5. Gerak Sadar dan Gerak Refleks Jalur gerak sadar: Reseptor saraf sensorik otak saraf motorik efektor. Rangsangan yang melalui saraf sensorik sering tidak sampai diolah di otak, tetapi melalui jalan terpendek sampai ke efektor. Peristiwa ini disebut refleks. Refleks merupakan suatu mekanisme respons dalam usaha melindungi tubuh atau mengelak dari rangsangan yang membahayakan. Respons yang terjadi pada refleks 36

30 berlangsung cepat dan tidak disadari oleh yang bersangkutan. Refleks semacam ini merupakan refleks bawaan yang pusatnya di sumsum tulang belakang. Berdasarkan reaksi yang terjadi dari suatu refleks, ada dua macam refleks yaitu: a. Refleks tunggal: bila refleks ini hanya menyertakan efektor tunggal, misalnya menginjak duri, dan langsung ditarik. b. Refleks kompleks: bila refleks ini mengikutsertakan banyak efektor, misalnya menginjak duri maka seketika akan mengangkat kaki sambil berteriak kesakitan. Jalur gerak refleks: Reseptor saraf sensorik sumsum tulang belakang saraf motorik efektor (I Gusti Ayu Tri Agustiana. 2014: ). 6. Kelainan Sistem Saraf a. Penyakit Alzheimer Gambar 7. Mekanisme gerak refleks (Sumber: Campbell, 2004: 218) Penyakit Alzheimer adalah deteriorasi mental atau demensia yang dicirikan dengan rasa bingung, kehilangan memori, dan berbagai macam gejala-gejala yang 37

31 lain. Ada pula perubahan kepribadian yang hampir selalu menjadi buruk, dan sering kali kehilangan kemampuan untuk mengenali orang-orang di sekitar termasuk keluarga terdekatnya. Penyakit Alzheimer menyebabkan kematian neuron-neuron pada berbagai area otak, termasuk hipokampus dan korteks serebral, akibatnya seringkali ada penyusutan masif dari jaringan otak. b. Penyakit Parkinson Penyakit Parkinson dicirikan oleh kesulitan dalam menginisiasi gerakangerakan, pergerakan yang lambat dan kekakuan tubuh. Para pasien seringkali mengalami tremor otot, keseimbangan yang buruk, postur yang membungkuk, dan jalan yang tertatih-tatih. Otot-otot wajah menjadi kaku sehingga menyebabkan sulit mengubah-ubah ekspresinya. Gejala-gejala penyakit Parkinson diakibatkan oleh kematian neuron-neuron pada sinapsis-sinapsis di nukleus basal. c. Depresi Depresi adalah suatu kelainan yang dicirikan oleh suasana hati yang tertekan, serta abnormalitas dalam tidur, nafsu makan, dan tingkat energi. Ada dua bentuk yang luas dari penyakit depresi yang dikenal gangguan depresi mayor dan gangguan bipolar. Gangguan depresi mayor dicirikan oleh fase mania (suasana hati yang meledak-ledak) dan depresi (suasana hati yang suram) (Campbell, 2010: ). d. Amnesia Amnesia merupakan penyakit ganguan otak di mana penderita kehilangan memori dan diikuti ketidakmampuan membentuk memori baru. Keadaan ini dapat bersifat sementara dan permanen. Penyebabnya bervariasi mulai dari kerusakan otak karen kecelakaan, stroke, ensefalitis, defisiensi vitamin B12, kanker otak atau 38

32 suplai darah yang kurang ke daerah memori, sampai pada alasan psikologikal (Soewolo, 2005: 94). e. Stroke Stroke adalah gangguan fungsi saraf yang disebabkan oleh gangguan aliran darah dalam otak yang dapat timbul secara mendadak dalam beberapa detik atau secara cepat dalam beberapa jam dengan gejala atau tanda-tanda sesuai dengan daerah yang terganggu. Neil F. Gordon menyatakan bahwa stroke adalah gangguan potensial yang fatal pada suplai darah bagian otak. Cedera dapat disebabkan oleh sumbatan bekuan darah, penyempitan pembuluh darah, sumbatan pembuluh darah atau pecahnya pembuluh darah, semua ini menyebabkan kurangnya pasokan darah yang memadai untuk di salurkan ke otak (Muhamad Irfan, 2010: 1). f. Epilepsi Epilepsi merupakan gangguan fungsi otak dengan gejala tunggal yang khas, yakni kejang berulang akibat lepasnya muatan listrik neuron otak secara berlebihan. Epilepsi ditetapkan sebagai kejang epileptik berulang. Terdapat dua kategori dari kejang epilepsi yaitu kejang fokal (parsial) dan kejang umum. Kejang fokal terjadi karena adanya satu bagian dari cerebral kortex dan biasanya mengenai kedua hemisfer cerebri (Markand, 2009: 511). g. Tumor Otak Penyakit kanker terdapat sekumpulan sel normal atau abnormal yang tumbuh tak terkontrol membentuk massa atau tumor. Saat tumor otak terjadi, pertumbuhan sel yang tidak diperlukan secara berlebihan menimbulkan penekanan dan kerusakan 39

33 pada sel-sel lain di otak dan mengganggu fungsi otak bagian tersebut. Tumor tersebut akan menekan jaringan otak sekitar dan menimbulkan tekanan pada tulang tengkorak, dan jaringan otak yang sehat, serta area sekitar saraf sehingga tumor akan merusak jaringan otak (Cook dan Freedman, 2012: 6). h. Poliomielitis Poliomielitis adalah penyakit menular akut yang disebabkan oleh virus pada sel anterior kelabu sumsum tulang belakang dan inti motorik batang otak. Hal ini mengakibatkan kelumpuhan dan atrofi otot yang disebabkan karena kerusakan bagian susunan saraf pusat. Virus ini hanya menyerang sel-sel dan daerah tertentu susunan saraf, tidak semua neuron terkena kerusakan yang sama (Abdoerrachman, 1985: 632). 40

34 KERANGKA BERFIKIR Siswa mempelajari materi sistem saraf Hasil nilai tes banyak yang kurang dari KKM Identifikasi kesulitan belajar materi sistem saraf Ragam kesulitan belajar 4 sub materi sistem saraf Faktor kesulitan belajar materi sistem saraf Terdiri dari: 1. Menyebutkan struktur dan Fungsi Sel Saraf 2. Menjelaskan Mekanisme Sistem Saraf 3. Mengaitkan Strukrtur dan Fungsi Sistem Saraf 4. Menyebutkan Kelainan SIstem saraf Faktor Internal Terdiri dari: 1. Minat Belajar 2. Motivasi Belajar 3. Kebiasaaan Belajar 4. Intelegensi 5. Kesiapan 6. Kesehatan Jasmani Faktor Eksternal Terdiri dari: 1. Faktor Guru: kemampuan dan peranan 2. Faktor Sekolah: media belajar, sumber belajar, suasana belajar, dan sarana prasarana 3. Orang Tua: Perhatian, peranan, dan suasana belajar Gambar 8. Kerangka berfikir penelitian 41

biologi SET 17 SISTEM SARAF DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. PEMBAGIAN SUSUNAN SARAF

biologi SET 17 SISTEM SARAF DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. PEMBAGIAN SUSUNAN SARAF 17 MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL biologi SET 17 SISTEM SARAF Segala aktivitas tubuh manusia dikoordinasi oleh sistem saraf dan sistem hormon (endokrin). Sistem saraf bekerja atas

Lebih terperinci

SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI

SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI SISTEM SARAF SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI 1. SEL SARAF SENSORIK. 2. SEL SARAF MOTORIK. 3. SEL SARAF INTERMEDIET/ASOSIASI. Sel Saraf Sensorik Menghantarkan impuls (pesan) dari reseptor ke sistem

Lebih terperinci

Fungsi. Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Pusat pengendali tanggapan, Alat komunikasi dengan dunia luar.

Fungsi. Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Pusat pengendali tanggapan, Alat komunikasi dengan dunia luar. Pengertian Sistem saraf adalah sistem yang mengatur dan mengendalikan semua kegiatan aktivitas tubuh kita seperti berjalan, menggerakkan tangan, mengunyah makanan dan lainnya. Sistem Saraf tersusun dari

Lebih terperinci

BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF)

BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF) BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF) Standar Kompetensi : Sistem koordinasi meliputi sistem saraf, alat indera dan endokrin mengendalikan aktivitas berbagai bagian tubuh. Sistem saraf yang meliputi saraf

Lebih terperinci

SISTEM SARAF. Sel Saraf

SISTEM SARAF. Sel Saraf SISTEM SARAF Sel Saraf Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi. Sistemn ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Dalam kegiatannya, saraf mempunyai

Lebih terperinci

Anesty Claresta

Anesty Claresta Anesty Claresta 102011223 Skenario Seorang perempuan berusia 55 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan berdebar sejak seminggu yang lalu. Keluhan berdebar ini terjadi ketika ia mengingat suaminya yang

Lebih terperinci

Sistem Saraf pada Manusia

Sistem Saraf pada Manusia Sistem Saraf pada Manusia Apa yang dimaksud dengn sistem saraf? Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.1

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.1 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.1 1. Perhatikan gambar berikut! Sel yang ditunjukkan gambar diatas adalah... neuron nefron neurit nucleus Kunci Jawaban : A

Lebih terperinci

SISTEM SARAF & INDRA PADA MANUSIA

SISTEM SARAF & INDRA PADA MANUSIA SISTEM SARAF & INDRA PADA MANUSIA Drs. Refli, MSc Diberikan pada Pelatihan Penguatan UN bagi Guru SMP/MTS se Provinsi NTT September 2013 Sistem Saraf Manusia ; neuron Sistem saraf PENGATUR fungsi tubuh

Lebih terperinci

DASAR-DASAR SISTEM SYARAF DAN JARINGAN SYARAF

DASAR-DASAR SISTEM SYARAF DAN JARINGAN SYARAF DASAR-DASAR SISTEM SYARAF DAN JARINGAN SYARAF Sistem syaraf bertanggung jawab dalam mempertahankan homeostasis tubuh (kesetimbangan tubuh, lingkungan internal tubuh stabil) Fungsi utamanya adalah untuk:

Lebih terperinci

SISTEM SARAF PADA MANUSIA

SISTEM SARAF PADA MANUSIA TUGAS ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA SISTEM SARAF PADA MANUSIA Disusun oleh: Iis Nur Aisyah 24101020 Santi Nursamsiyah 24101048 SEKOLAH TINGGI FARMASI BANDUNG 2013 1. Sistem saraf Sistem saraf merupakan salah

Lebih terperinci

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM SARAF

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM SARAF JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM SARAF Sistem saraf adalah sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa penghantaran impul saraf ke susunan

Lebih terperinci

SISTEM SARAF MANUSIA

SISTEM SARAF MANUSIA SISTEM SARAF MANUSIA skema sistem saraf manusia m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti SEL SARAF Struktur sel saraf neuron: Badan sel, Dendrit Akson Struktur

Lebih terperinci

Sistem syaraf otonom (ANS) merupakan divisi motorik dari PNS yang mengontrol aktivitas viseral, yang bertujuan mempertahankan homeostatis internal

Sistem syaraf otonom (ANS) merupakan divisi motorik dari PNS yang mengontrol aktivitas viseral, yang bertujuan mempertahankan homeostatis internal Sistem syaraf otonom (ANS) merupakan divisi motorik dari PNS yang mengontrol aktivitas viseral, yang bertujuan mempertahankan homeostatis internal Perbandingan antara Sistem syaraf Somatik dan Otonom Sistem

Lebih terperinci

SISTEM KOORDINASI RITA WAHYUNINGSIH SMA NEGERI 5 MATARAM

SISTEM KOORDINASI RITA WAHYUNINGSIH SMA NEGERI 5 MATARAM SISTEM KOORDINASI RITA WAHYUNINGSIH SMA NEGERI 5 MATARAM SISTEM KOORDINASI 1. SISTEM SARAF 2. SISTEM ENDOKRIN 3. SISTEM INDERA 4. SISTEM KOORDINASI PADA HEWAN SISTEM SARAF PADA MANUSIA Sistem saraf tersusun

Lebih terperinci

BAB II. Struktur dan Fungsi Syaraf

BAB II. Struktur dan Fungsi Syaraf BAB II Struktur dan Fungsi Syaraf A. SISTEM SARAF Unit terkecil dari system saraf adalah neuron. Neuron terdiri dari dendrit dan badan sel sebagai penerima pesan, dilanjutkan oleh bagian yang berbentuk

Lebih terperinci

BAB IX SISTEM KOORDINASI SISTEM SYARAF SISTEM ENDOKRIN

BAB IX SISTEM KOORDINASI SISTEM SYARAF SISTEM ENDOKRIN BAB IX SISTEM KOORDINASI SISTEM SYARAF SISTEM ENDOKRIN A. SISTEM SARAF Otak Besar Otak Otak kecil Sistem saraf S.S Pusat Medula Spinalis Saraf Penghubung S.Cranial S.S. Tepi S. Spinal S. Otonom Saraf simpatis

Lebih terperinci

Sistem Saraf. Sumsum. Sumsum Lanjutan

Sistem Saraf. Sumsum. Sumsum Lanjutan Sistem Saraf Sistem Saraf Pusat Sistem Saraf Tepi Otak Sumsum Sistem Saraf Aferen Sistem Saraf Eferen Lobus Frontalis Lobus Temporalis Otak Besar Lobus Oksipitalis Lobus Parietalis Otak Kecil Sumsum Lanjutan

Lebih terperinci

Sistem Saraf Tepi (perifer)

Sistem Saraf Tepi (perifer) SISTIM SYARAF TEPI Sistem Saraf Tepi (perifer) Sistem saraf tepi berfungsi menghubungkan sistem saraf pusat dengan organ-organ tubuh Berdasarkan arah impuls, saraf tepi terbagi menjadi: - Sistem saraf

Lebih terperinci

SISTEM SARAF OTONOM KELAS IIID FORMU14SI 014

SISTEM SARAF OTONOM KELAS IIID FORMU14SI 014 SISTEM SARAF OTONOM KELAS IIID FORMU14SI 014 PENGERTIAN SISTEM SARAF Merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh Merupan

Lebih terperinci

A. Bagian-Bagian Otak

A. Bagian-Bagian Otak A. Bagian-Bagian Otak 1. Cerebrum (Otak Besar) Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak manusia yang juga disebut dengan nama Cerebral Cortex, Forebrain atau Otak Depan. Cerebrum merupakan bagian otak

Lebih terperinci

Modul ke: Anatomi Sistem Saraf. Fakultas PSIKOLOGI. Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI

Modul ke: Anatomi Sistem Saraf. Fakultas PSIKOLOGI. Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI Modul ke: Anatomi Sistem Saraf Fakultas PSIKOLOGI Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI http://www.mercubuana.ac.id Susunan Umum Sistem Saraf Sistem saraf terdiri atas 2 bagian yaitu central

Lebih terperinci

Jaringan Otot dan Saraf Sebuah Karya Presentasi Kelompok 4

Jaringan Otot dan Saraf Sebuah Karya Presentasi Kelompok 4 Jaringan Otot dan Saraf Sebuah Karya Presentasi Kelompok 4 DOSEN Pengampu : Eva Tyas Utami,S.Si,M.Si Disusun Oleh : Laili Nur Azizah Lutfi (131810401004) Novita Nur Kumala (161810401003) Desy Lutfianasari

Lebih terperinci

Sistem Koordinasi dan Indra pada Manusia

Sistem Koordinasi dan Indra pada Manusia Sistem Koordinasi dan Indra pada Manusia Sistem Koordinasi Tubuh kita terdiri dari banyak organ yang kesemuanya bekerja tanpa saling mengganggu antara organ satu dengan yang lainnya. Hal ini dapat terjadi

Lebih terperinci

ANATOMI OTAK. BIOPSIKOLOGI Unita Werdi Rahajeng, M.Psi

ANATOMI OTAK. BIOPSIKOLOGI Unita Werdi Rahajeng, M.Psi ANATOMI OTAK BIOPSIKOLOGI Unita Werdi Rahajeng, M.Psi www.unita.lecture.ub.ac.id Bagian Otak 1. Otak Bagian Belakang (hindbrain) 2. Otak Bagian Tengah (midbrain) 3. Otak Bagian Depan (forebrain) Hindbrain

Lebih terperinci

Gambaran Umum Sistem Saraf Sistem saraf mempunyai tiga fungsi yang saling tumpang-tindih, yaitu input sensoris, integrasi, dan output

Gambaran Umum Sistem Saraf Sistem saraf mempunyai tiga fungsi yang saling tumpang-tindih, yaitu input sensoris, integrasi, dan output SISTEM SARAF Gambar SEM kesepadanan antara sebuah sel saraf (neuron) dan mikroprossesor (chip) - 1 cm kubik otak > 50 juta sel saraf - sistem saraf dan sistem endokrin bekerjasama dan berinteraksi dalam

Lebih terperinci

1. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah

1. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah 1. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah A. Selaput mielin B. Sel schwann C. Nodus ranvier D. Inti sel Schwann E. Tidak ada jawaban yang benar Jawaban : A Selaput

Lebih terperinci

SISTEM KOORDINASI 1 : SISTEM SARAF. by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta

SISTEM KOORDINASI 1 : SISTEM SARAF. by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta SISTEM KOORDINASI 1 : SISTEM SARAF by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta ea/sistem saraf/sma/2013 1 Sistem Koordinasi 1. Sistem saraf 2. Sistem hormon 3. Sistem indera ea/sistem saraf/sma/2013

Lebih terperinci

Otak dan Saraf Kranial. By : Dyan & Aulia

Otak dan Saraf Kranial. By : Dyan & Aulia Otak dan Saraf Kranial By : Dyan & Aulia Struktur Otak Otak Tengah (Mesencephalon) Otak (Encephalon) Otak Depan (Proencephalon) Otak Belakang (Rhombencephalon) Pons Serebellum Medulla Oblongata Medula

Lebih terperinci

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF BAB I PENDAHULUAN

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF BAB I PENDAHULUAN ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagaimana kita bisa merasakan sakit ketika di cubit?, bagaimana terjadi reflek ketika tangan tersulut api?, bagaimana kita melihat, mendengar

Lebih terperinci

Sistem Saraf BIO 3 A. PENDAHULUAN B. SEL SARAF C. MEKANISME PENGHANTARAN IMPULS SISTEM SARAF. materi78.co.nr

Sistem Saraf BIO 3 A. PENDAHULUAN B. SEL SARAF C. MEKANISME PENGHANTARAN IMPULS SISTEM SARAF. materi78.co.nr Sistem Saraf A. PENDAHULUAN Sistem saraf adalah salah satu bagian dari sistem koordinasi yang mengatur aktivitas tubuh melalui rangsangan listrik secara cepat. Komponen sistem saraf terdiri atas sel saraf,

Lebih terperinci

Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf

Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf Pendahuluan Dasarnya : neurofarmakologi studi ttg obat yang berpengaruh terhadap jaringan saraf Ruang lingkup obat-obat SSP: analgetik, sedatif, antikonvulsan, antidepresan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatan hasil belajar dan melihat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatan hasil belajar dan melihat 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatan hasil belajar dan melihat retensi siswa dengan menggunakan strategi peta konsep. Data penelitian

Lebih terperinci

Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf

Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf Pendahuluan Dasarnya : neurofarmakologi studi ttg obat yang berpengaruh terhadap jaringan saraf Ruang lingkup obat-obat SSP: analgetik, sedatif, antikonvulsan, antidepresan,

Lebih terperinci

Akar Biologi dalam Ilmu Psikologi. Dra. Rahayu Ginintasasi,M.Si

Akar Biologi dalam Ilmu Psikologi. Dra. Rahayu Ginintasasi,M.Si Akar Biologi dalam Ilmu Psikologi Dra. Rahayu Ginintasasi,M.Si Sistem Saraf Sistem Saraf Sistem saraf berfungsi untuk mengumpulkan dan memproses informasi, memberikan reaksi terhadap berbagai rangsangan,

Lebih terperinci

OTAK Otak berperan dalam gerakan sadar, interpretasi dan integrasi sensasi, kesadaran dan fungsi kognitif

OTAK Otak berperan dalam gerakan sadar, interpretasi dan integrasi sensasi, kesadaran dan fungsi kognitif Sistem Syaraf Pusat OTAK Otak berperan dalam gerakan sadar, interpretasi dan integrasi sensasi, kesadaran dan fungsi kognitif BAGIAN DAN ORGANISASI OTAK Otak orang dewasa dibagi menjadi: Hemisfere serebral

Lebih terperinci

ORGAN PENYUSUN SISTEM SARAF MANUSIA

ORGAN PENYUSUN SISTEM SARAF MANUSIA ORGAN PENYUSUN SISTEM SARAF MANUSIA SEL SARAF, terdiri dari 1. Dendrit 2. Badan Sel 3. Neurit (Akson) Menerima dan mengantarkan impuls dari dan ke sumsum tulang belakang atau otak ORGAN PENYUSUN SISTEM

Lebih terperinci

BAB II PENJALARAN IMPULS SARAF. Ganglia basalis merupakan bagian dari otak yang memiliki peranan penting antara lain

BAB II PENJALARAN IMPULS SARAF. Ganglia basalis merupakan bagian dari otak yang memiliki peranan penting antara lain BAB II PENJALARAN IMPULS SARAF 2.1 Ganglia basalis dan subthalamik nukleus Ganglia basalis merupakan bagian dari otak yang memiliki peranan penting antara lain dalam menghasilkan gerakan motorik terutama

Lebih terperinci

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel ORGANISASI KEHIDUPAN Sel Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup. Ukuran sangat kecil untuk melihat harus dibantu dengan mikroskop. Kata sel berasal dari bahasa latin cellulae, yang berarti bilik kecil.

Lebih terperinci

SISTEM SARAF PADA MANUSIA

SISTEM SARAF PADA MANUSIA Makalah Anatomi Fisiologi Manusia SISTEM SARAF PADA MANUSIA KELOMPOK 5 : 1. ALFINA NORA 2. LARASATI AKJULIMA 3. LEDYS AMELIA 4. MIA YUNITA 5. RANI PUTRI ANDESCO 6. RAUKA HILLIAH 7. RESSY RAHMADANI 8. REZA

Lebih terperinci

Sel fungsional yang bekerja pada sistem saraf

Sel fungsional yang bekerja pada sistem saraf FISIOLOGI VETERINER Sistem Saraf merupakan serangkaian mekanisme kerja yang kompleks dan berkesinambungan, yang bertugas menghantarkan impuls listrik yang terbentuk akibat adanya suatu stimulus (rangsang).

Lebih terperinci

Jaringan syaraf. Jaringan syaraf = Jaringan komunikasi. Mengubah rangsang menjadi impuls. Memberikan jawaban terhadap rangsang

Jaringan syaraf. Jaringan syaraf = Jaringan komunikasi. Mengubah rangsang menjadi impuls. Memberikan jawaban terhadap rangsang Jaringan syaraf Jaringan syaraf = Jaringan komunikasi Menerima rangsang Mengubah rangsang menjadi impuls Meneruskan impuls ke saraf pusat Memberikan jawaban terhadap rangsang Sel syaraf punya tonjolan

Lebih terperinci

FISIOLOGI VETERINER FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN 2018

FISIOLOGI VETERINER FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN 2018 FISIOLOGI VETERINER FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN 2018 Sistem Saraf merupakan serangkaian mekanisme kerja yang kompleks dan berkesinambungan, yang bertugas menghantarkan impuls listrik yang terbentuk akibat

Lebih terperinci

Materi 10: Peran Syaraf terhadap Perkembangan Motorik. Sistem syaraf merupakan sistem yang paling rapi dan paling kompleks. Syaraf

Materi 10: Peran Syaraf terhadap Perkembangan Motorik. Sistem syaraf merupakan sistem yang paling rapi dan paling kompleks. Syaraf Mata Kuliah Kode Mata Kuliah : IOF 220 : Perkembangan Motorik Materi 10: Peran Syaraf terhadap Perkembangan Motorik Sistem Syaraf Sistem syaraf merupakan sistem yang paling rapi dan paling kompleks. Syaraf

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan dengan judul Sistem Saraf Pusat Sebagai Pengendali Gerak Refleks yang disusun oleh: Nama :

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan dengan judul Sistem Saraf Pusat Sebagai Pengendali Gerak Refleks yang disusun oleh: Nama : LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (SISTEM SARAF PUSAT SEBAGAI PENGENDALI GERAK REFLEKS) Disusun oleh: NAMA : LASINRANG ADITIA NIM : 60300112034 KELAS : BIOLOGI A KELOMPOK : IV (Empat) LABORATORIUM

Lebih terperinci

1.1PENGERTIAN NYERI 1.2 MEKANISME NYERI

1.1PENGERTIAN NYERI 1.2 MEKANISME NYERI 1.1PENGERTIAN NYERI Nyeri merupakan sensasi yang terlokalisasi berupa ketidaknyamanan, kesedihan dan penderitaan yang dihasilkan oleh stimulasi pada akhiran saraf tertentu. Nyeri terjadi sebagai mekanisme

Lebih terperinci

NEURON & HORMON. Unita Werdi Rahajeng Psikologi-FISIP UB

NEURON & HORMON. Unita Werdi Rahajeng Psikologi-FISIP UB NEURON & HORMON Unita Werdi Rahajeng Psikologi-FISIP UB unita@ub.ac.id www.unita.lecture.ub.ac.id SISTEM SARAF Sistem saraf tersusun oleh 2 tipe sel : 1. Neuron 2. Glia NEURON Neuron adalah sel khusus

Lebih terperinci

SISTEM SARAF MANUSIA MATERI 3 KELAS IX

SISTEM SARAF MANUSIA MATERI 3 KELAS IX ISTILAH PENTING SISTEM SARAF MANUSIA MATERI 3 KELAS IX IMPULS yaitu rangsangan atau pesan. Disampaikan melalui senyawa kimia dalam tubuh yaitu asetilkolin. RESEPTOR yaitu struktur yang dapat menerima impuls.dapat

Lebih terperinci

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK. Kuntarti, SKp

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK. Kuntarti, SKp PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK Kuntarti, SKp tanggal upload : 23 April 2009 FISIOLOGI Ilmu yang mempelajari fungsi biologis tubuh yang bekerja dalam rentang normal Tubuh individu

Lebih terperinci

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK. Kuntarti, SKp

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK. Kuntarti, SKp PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK Kuntarti, SKp FISIOLOGI Ilmu yang mempelajari fungsi biologis tubuh yang bekerja dalam rentang normal Tubuh individu pengorganisasian biologis sel yang

Lebih terperinci

Sistem saraf. Kurnia Eka Wijayanti

Sistem saraf. Kurnia Eka Wijayanti Sistem saraf Kurnia Eka Wijayanti Sistem saraf SSP SST Otak Medula spinalis Saraf somatik Saraf Otonom Batang otak Otak kecil Otak besar Diencephalon Mesencephalon Pons Varolii Medulla Oblongata Saraf

Lebih terperinci

Sistem Saraf. Dr. Hernadi Hermanus

Sistem Saraf. Dr. Hernadi Hermanus Sistem Saraf Dr. Hernadi Hermanus Neuron Neuron adalah unit dasar sistem saraf. Neuron terdiri dari sel saraf dan seratnya. Sel saraf memiliki variasi dalam bentuk dan ukurannya. Setiap sel saraf terdiri

Lebih terperinci

A. SEL-SEL PADA SISTEM SARAF

A. SEL-SEL PADA SISTEM SARAF A. SEL-SEL PADA SISTEM SARAF 1. Neuron Neuron adalah unit fungsional sistem syaraf yang terdiri dari badan sel dan perpanjangan sitoplasma, dengan komponen-komponennya antara lain: a. Badan sel Berfungsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Aktivitas Fisik a. Definisi Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Aktivitas fisik

Lebih terperinci

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK Kuntarti, SKp, M.Biomed PDF Created with deskpdf PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com FISIOLOGI Ilmu yang mempelajari fungsi biologis tubuh

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan (mood) yang

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan (mood) yang BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Depresi Depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan (mood) yang mempunyai gejala utama afek depresi, kehilangan minat dan kegembiraan, dan kekurangan energi yang menuju meningkatnya

Lebih terperinci

SETYO WAHYU WIBOWO, dr. Mkes Seminar Tuna Daksa, tinjauan fisiologis dan pendekatan therapiaccupressure, KlinikUPI,Nov 2009

SETYO WAHYU WIBOWO, dr. Mkes Seminar Tuna Daksa, tinjauan fisiologis dan pendekatan therapiaccupressure, KlinikUPI,Nov 2009 SETYO WAHYU WIBOWO, dr. Mkes Seminar Tuna Daksa, tinjauan fisiologis dan pendekatan therapiaccupressure, KlinikUPI,Nov 2009 TUNA DAKSA Tuna Daksa(cacat tubuh) adalah kelainan pada tulang, otot atau sendi

Lebih terperinci

BAB II KEGIATAN PRAKTIKUM DENGAN PENDEKATAN GUIDED INQUIRY TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA KONSEP SISTEM SARAF

BAB II KEGIATAN PRAKTIKUM DENGAN PENDEKATAN GUIDED INQUIRY TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA KONSEP SISTEM SARAF 7 BAB II KEGIATAN PRAKTIKUM DENGAN PENDEKATAN GUIDED INQUIRY TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA KONSEP SISTEM SARAF A. Keterampilan Proses Pendekatan Keterampilan Proses Sains (KPS) merupakan pendekatan

Lebih terperinci

TINGKAT KONTROL SISTEM SARAF OTONOM

TINGKAT KONTROL SISTEM SARAF OTONOM TINGKAT KONTROL SISTEM SARAF OTONOM Sistem Saraf manusia Tubuh manusia dapat dilihat sebagai suatu sistem saraf yang dapat berubah-ubah kinerjanya bergantung antara lain pada perubahan rangsangan dari

Lebih terperinci

Makalah Forensik Kematian Mendadak Karena Kerusakan Sistem Saraf Pusat

Makalah Forensik Kematian Mendadak Karena Kerusakan Sistem Saraf Pusat Makalah Forensik Kematian Mendadak Karena Kerusakan Sistem Saraf Pusat Disusun oleh : 1. Fauzan Rachman 2. Wela Jayanti 3. Luvita Senjawati 4. Rany Ramadhani KS 5. Monica Wulandari 6. Ratnah Aryanti 7.

Lebih terperinci

DIENCEPHALON. Letak: antara telencephalon dan midbrain, dan mengelilingi ventrikel ketiga. Dua struktur utama: Thalamus Hipothalamus

DIENCEPHALON. Letak: antara telencephalon dan midbrain, dan mengelilingi ventrikel ketiga. Dua struktur utama: Thalamus Hipothalamus DIENCEPHALON Letak: antara telencephalon dan midbrain, dan mengelilingi ventrikel ketiga Dua struktur utama: Thalamus Hipothalamus THALAMUS Thalamos = ruangan di dalam Letaknya di bagian dorsal diencephalon

Lebih terperinci

Bio Psikologi. Firman Alamsyah, MA

Bio Psikologi. Firman Alamsyah, MA Bio Psikologi Modul ke: Konduksi Neural / Sinapsis: 1. Konsep sinapsis 2. Peristiwa kimiawi pada sinapsis 3. Obat-obatan dan sinapsis Fakultas Psikologi Firman Alamsyah, MA Program Studi Psikologi Konsep

Lebih terperinci

Bio Psikologi. Firman Alamsyah, MA. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Bio Psikologi. Firman Alamsyah, MA. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi Bio Psikologi Modul ke: Fakultas Psikologi SISTEM SENSORI MOTOR 1. Tiga Prinsip Fungsi Sensorimotor 2. Korteks Asosiasi Sensorimotor 3. Korteks Motorik Sekunder 4. Korteks Motorik Primer 5. Serebelum dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Waktu Reaksi 2.1.1 Definisi Waktu Reaksi Waktu reaksi merupakan jarak waktu antara diberikannya stimulus dengan kontraksi otot pertama setelah stimulus diberikan. 4,5 Waktu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Disiplin Belajar 1. Pengertian Disiplin Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang keberhasilan siswa di kelas maupun di sekolah. Ini bertujuan agar siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Waktu reaksi adalah waktu yang diperlukan seseorang untuk menjawab sesuatu rangsangan secara sadar dan terkendali, dihitung mulai saat rangsangan diberikan sampai dengan

Lebih terperinci

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. JARINGAN HEWAN Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. A. JARINGAN EPITEL Jaringan epitel merupakan jaringan penutup yang melapisi

Lebih terperinci

Peningkatan atau penurunan kemampuan pemecahan masalah dan kreativitas

Peningkatan atau penurunan kemampuan pemecahan masalah dan kreativitas Lobus Otak dan Fungsinya Lobus Frontal Lobus frontal adalah rumah bagi pemikiran kognitif kita, dan itu adalah proses yang menentukan dan membentuk kepribadian seorang individu. Pada manusia, lobus frontal

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : BIOLOGI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA 1-2 ( SEBELAS IPA 1-2 )

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : BIOLOGI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA 1-2 ( SEBELAS IPA 1-2 ) LEMBARAN SOAL Mata Pelajaran : BIOLOGI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA 1-2 ( SEBELAS IPA 1-2 ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan

Lebih terperinci

JARINGAN DASAR HEWAN. Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN

JARINGAN DASAR HEWAN. Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN JARINGAN DASAR HEWAN Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN Tubuh hewan terdiri atas jaringan-jaringan atau sekelompok sel yang mempunyai struktur dan fungsi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam Dalam bahasa inggris Ilmu Pengetahuan Alam disebut natural science, natural yang artinya berhubungan dengan alam dan science artinya

Lebih terperinci

Komunikasi di Sepanjang dan Antar Neuron. Gamaliel Septian Airlanda

Komunikasi di Sepanjang dan Antar Neuron. Gamaliel Septian Airlanda Komunikasi di Sepanjang dan Antar Neuron Gamaliel Septian Airlanda Prinsip Dasar Jalannya Rangsang a) Resting Membrane Potensial b) Potensial Membrane c) Potensial aksi d) Sifat elektrik pasif membrane

Lebih terperinci

Sistem Koordinasi Neuron dan Impuls

Sistem Koordinasi Neuron dan Impuls Sistem Koordinasi Neuron dan Impuls Sebelum mempelajari tentang neuron secara tersendiri mari kita amati secara garis besar aliran informasi pada tubuh hewan. Di sini akan digunakan contoh pada gurita

Lebih terperinci

BIOPSIKOLOGI Unita Werdi Rahaeng ANATOMI SISTEM SARAF DAN OTAK

BIOPSIKOLOGI Unita Werdi Rahaeng  ANATOMI SISTEM SARAF DAN OTAK BIOPSIKOLOGI Unita Werdi Rahaeng www.unita.lecture.ub.ac.id ANATOMI SISTEM SARAF DAN OTAK SISTEM SARAF Pusat kontrol seluruh aktivitas tubuh Repon dan adaptasi perubahan yang terjadi di dalam dan di luar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. remote control, komputer, lift, escalator dan peralatan canggih lainnya

BAB I PENDAHULUAN. remote control, komputer, lift, escalator dan peralatan canggih lainnya 16 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi yang semakin berkembang dan peningkatan berbagai macam teknologi yang memudahkan semua kegiatan, seperti diciptakannya remote control, komputer,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem saraf manusia mempunyai struktur yang kompleks dengan berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem saraf manusia mempunyai struktur yang kompleks dengan berbagai BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sistem saraf manusia mempunyai struktur yang kompleks dengan berbagai fungsi yang berbeda dan saling mempengaruhi. Sistem saraf mengatur kegiatan tubuh yang cepat seperti

Lebih terperinci

Reflex adalah rangkaian gerakan yang dilakukan secara cepat, involunter dan tidak direncanakan sebagai respon terhadap suatu stimulus

Reflex adalah rangkaian gerakan yang dilakukan secara cepat, involunter dan tidak direncanakan sebagai respon terhadap suatu stimulus Reflex adalah rangkaian gerakan yang dilakukan secara cepat, involunter dan tidak direncanakan sebagai respon terhadap suatu stimulus Merupakan fungsi integratif Lengkung reflex (reflex arc) adalah jalur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dunia perkuliahan seringkali mahasiswa-mahasiswi mengalami stres saat mengerjakan banyak tugas dan memenuhi berbagai tuntutan. Terbukti dengan prevalensi

Lebih terperinci

FISIOLOGI SISTEM SARAF PADA KATAK

FISIOLOGI SISTEM SARAF PADA KATAK FISIOLOGI SISTEM SARAF PADA KATAK Lela Juwita Sari (3415080205), Riski Sulistyani (3415080207), Eka Puspita Sari (3415080209) dan Lia Indrianita (3415083256) 1 ABSTRAK Sistem saraf adalah suatu sistem

Lebih terperinci

Lampiran 1 Meningkatkan Refleks Menelan melalui Latihan Vokal pada klien Stroke Non Hemoragik a. Latar belakang

Lampiran 1 Meningkatkan Refleks Menelan melalui Latihan Vokal pada klien Stroke Non Hemoragik a. Latar belakang Lampiran 1 Meningkatkan Refleks Menelan melalui Latihan Vokal pada klien Stroke Non Hemoragik a. Latar belakang Masalah yang sering muncul pada pasien stroke yaitu menurunnya kemampuan bicara dan ekspresi

Lebih terperinci

2. Tujuan a. Untuk mengetahui anatomi sistem syaraf b. Untuk mengetahui fisiologi sistem syaraf

2. Tujuan a. Untuk mengetahui anatomi sistem syaraf b. Untuk mengetahui fisiologi sistem syaraf 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang Sistem saraf manusia merupakan jalinan jaringan yang saling berhubungan, sangat khusus dan kompleks. Sistem saraf ini mengkoordinasikan, mengatur dan mengendalikan

Lebih terperinci

ANATOMI SISTEM SARAF DAN PERANANNYA DALAM REGULASI KONTRAKSI OTOT RANGKA

ANATOMI SISTEM SARAF DAN PERANANNYA DALAM REGULASI KONTRAKSI OTOT RANGKA ANATOMI SISTEM SARAF DAN PERANANNYA DALAM REGULASI KONTRAKSI OTOT RANGKA Dr. LITA FERIYAWATI NIP. 132295736 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENDAHULUAN Sistim saraf manusia adalah suatu

Lebih terperinci

Konsep Sel, Jaringan, Organ dan Sistem Organ

Konsep Sel, Jaringan, Organ dan Sistem Organ Konsep Sel, Jaringan, Organ dan Sistem Organ STRUKTUR TUBUH MANUSIA SEL (UNSUR DASAR JARINGAN TUBUH YANG TERDIRI ATAS INTI SEL/ NUCLEUS DAN PROTOPLASMA) JARINGAN (KUMPULAN SEL KHUSUS DENGAN BENTUK & FUNGSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya pencapaian

Lebih terperinci

Kamis, 12 Februari 2009

Kamis, 12 Februari 2009 Kamis, 12 Februari 2009 makalah cdrg PERAN DAN KINERJA SISTEM SARAF OTONOM DALAM TUBUH MANUSIA Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Fisiologi Pada Fakultas Kedokteran Gigi

Lebih terperinci

TUGAS FARMAKOLOGI OBAT OBAT OTONOM DAN SUSUNAN SARAF PUSAT

TUGAS FARMAKOLOGI OBAT OBAT OTONOM DAN SUSUNAN SARAF PUSAT TUGAS FARMAKOLOGI OBAT OBAT OTONOM DAN SUSUNAN SARAF PUSAT DISUSUN OLEH: KELOMPOK 1 1.AAM CITRIDA PRAMITA 2.ARI KUNCORO 3.AGNES THERESIA 4.AULIA DWI NATALIA 5.DELLA ROSALIA 6.. 7.. 8... 9... 10. DEPARTEMEN

Lebih terperinci

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Penelitian Keperawatan Jiwa SITI FATIMAH ZUCHRA BP. 1010324031

Lebih terperinci

Perkembangan Sepanjang Hayat

Perkembangan Sepanjang Hayat Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Memahami Masa Perkembangan Dewasa Akhir dalam Aspek Fisik dan Kognitif Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi http://mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Belajar Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memeperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya

Lebih terperinci

Sensasi dan Persepsi

Sensasi dan Persepsi SENSASI Sensasi dan Persepsi Sensasi: Deteksi energi fisik yg dihasilkan /dipantulkan oleh benda-benda fisik Persepsi Sekumpulan tindakan mental yg mengatur impulsimpuls sensorik mjd 1 pola bermakna Proses

Lebih terperinci

MAKALAH HISTOLOGI SISTEM SARAF OLEH KELOMPOK IV (EMPAT) JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

MAKALAH HISTOLOGI SISTEM SARAF OLEH KELOMPOK IV (EMPAT) JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR MAKALAH HISTOLOGI SISTEM SARAF OLEH KELOMPOK IV (EMPAT) TENRI SA NA WAHID PHIKA AINNADYA HASAN ST. HATIJAH JUMRIAH NUR MUH. FADIL TENDEAN H41109258 H41109260 H41109262 H41109267 H41109267 JURUSAN BIOLOGI

Lebih terperinci

BAB 2 DEFINISI GAG REFLEX. Dari semua permasalahan yang mungkin terjadi di bagian intraoral

BAB 2 DEFINISI GAG REFLEX. Dari semua permasalahan yang mungkin terjadi di bagian intraoral BAB 2 DEFINISI GAG REFLEX 2.1 Definisi Dari semua permasalahan yang mungkin terjadi di bagian intraoral radiography, gagging merupakan salah satu masalah terbanyak. Gagging yang juga sering disebut gag

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Sriwijaya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Sriwijaya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rangkaian gerak dapat terselenggara oleh karena bentuk sel saraf yang khas yaitu mempunyai tonjolan yang panjang dan bercabang-cabang. Gerak refleks adalah gerak spontan

Lebih terperinci

Definisi Bell s palsy

Definisi Bell s palsy Definisi Bell s palsy Bell s palsy adalah penyakit yang menyerang syaraf otak yg ketujuh (nervus fasialis) sehingga penderita tidak dapat mengontrol otot-otot wajah di sisi yg terkena. Penderita yang terkena

Lebih terperinci

Gejala Awal Stroke. Link Terkait: Penyumbatan Pembuluh Darah

Gejala Awal Stroke. Link Terkait: Penyumbatan Pembuluh Darah Gejala Awal Stroke Link Terkait: Penyumbatan Pembuluh Darah Bermula dari musibah yang menimpa sahabat saya ketika masih SMA di Yogyakarta, namanya Susiana umur 52 tahun. Dia sudah 4 hari ini dirawat di

Lebih terperinci

Awal Kanker Rongga Mulut; Jangan Sepelekan Sariawan

Awal Kanker Rongga Mulut; Jangan Sepelekan Sariawan Sariawan Neng...! Kata-kata itu sering kita dengar pada aneka iklan suplemen obat panas yang berseliweran di televisi. Sariawan, gangguan penyakit pada rongga mulut, ini kadang ditanggapi sepele oleh penderitanya.

Lebih terperinci

NEUROTRANSMITTER. Kurnia Eka Wijayanti

NEUROTRANSMITTER. Kurnia Eka Wijayanti NEUROTRANSMITTER Kurnia Eka Wijayanti Neurotransmitter Merupakan senyawa pengantar impuls dari sebuah saraf ke target organ Dilepaskan dari ujung axon dan masuk ke celah sinaps Jenis neurotransmitter Klas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar Pengertian Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar Pengertian Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar 5 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar 2.1.1 Pengertian Belajar Dalam proses pembelajaran, berhasil tidaknya pencapaian tujuan banyak dipengaruhi oleh bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa. Oleh

Lebih terperinci

SISTEM KOORDINASI 1 : SISTEM SARAF TEPI. by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta

SISTEM KOORDINASI 1 : SISTEM SARAF TEPI. by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta SISTEM KOORDINASI 1 : SISTEM SARAF TEPI by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta ea/sistem saraf/sma/2013 1 Sistem Saraf Tepi/Perifer (SST) Terdiri dari dua bagian : 1. Saraf somatis/kraniospinal

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Hasil Belajar Pretest Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok. Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai rerata pretest pada

BAB V PEMBAHASAN. A. Hasil Belajar Pretest Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok. Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai rerata pretest pada BAB V PEMBAHASAN A. Hasil Belajar Pretest Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol. Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai rerata pretest pada kelompok eksperimen sebesar 57,23 dan kelompok

Lebih terperinci