BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Hasil pertanian merupakan kebutuhan yang sangat mendasar bagi manusia,
|
|
- Shinta Wibowo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Hasil pertanian merupakan kebutuhan yang sangat mendasar bagi manusia, terutama untuk memenuhi kebutuhan pangan. Hasil pertanian memiliki beberapa sifat yang mengharuskan diakukan penyimpanan. Salah satu sifat tersebut adalah mudah rusak atau perishable. Ketika masyarakan primitif beralih dari cara bercocok tanam yang selalu berpindah ke cara bertani yang menetap di suatu tempat, mulailah disadari perlunya penyimpanan hasil panen, sekurang-kurangnya persediaan musim tanam. Tindakan penyimpanan bahan pangan dimaksudkan untuk memanjangkan daya simpan agar dapat dikonsumsi pada waktu yang akan datang dengan mutu yang tetap baik. Setiap bahan pangan pertanian memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda. Ada bahan dan produk tertentu yang harus disimpan di suhu normal, ada pula yang harus disimpan pada suhu rendah, suhu tinggi, dan sebagainya. Untuk itu penyimpanan perlu diperhatikan kondisi penyimpanan yang dibutuhkan oleh hasil pertanian tersebut agar tetap berada dalam kondisi yang baik. Masalah utama penyimpanan tersebut adalah terjadinya penyusutan, yaitu susut kuantitatif dan susut kualitatif. Oleh karena itu dilakukan tindakan pengawetan bahan pangan dimana fungsinya adalah memperpanjang daya simpan agar dapat dikonsumsi di masa yang akan datang dan tetap bermutu baik. Pengawetan, penyimpanan dan pengemasan seringkali dilakukan bersamaan. Oleh karena itu dewasa ini bnayak dikembangkan penyimpanan dengan
2 pengaturan dengan kondisi atmosfer dengan system pengemasan tertentu. Pada penyimpanan tersebut, berbagai aspek perlu ipertimbangkan. Mulai dari aspek karakteristik bahan pangan, pengontrolan kodisi lingkungan, perhitungan teoritis untuk memilih jenis kemasan dan perkiraan lama penyimpan hingga aspek ekonomi. Tujuan Makalah - Untuk mengetahui metode pengawetan hasil pertanian dan bahan pangan dengan cara penyimpanan dan penggudangan
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kerusakan bahan pangan dapat disebabkan oleh dua hal yaitu kerusakan oleh sifat alamiah dari produk yang berlangsung secara spontan yang kedua adalah kerusakan karena pengaruh lingkungan. Oleh karena itu diperlukan pengemas untuk membatasi bahan pangan dengan lingkungan untuk mencegah atau menunda proses kerusakan sehingga mempunyai daya tahan lebih lama untuk dikonsumsi. Sifat terpenting dari pengemas meliputi permeabilitas gas dan uap air serta luas permukaan kemasan. Kemasan dengan daya hambat gas yang baik dan luas permukaan yang lebih kecil menyebabkan masa simpan produk lebih lama (Nur, 2009). Penyimpanan bahan bahan pangan dilakukan agar memiliki shelf life yang cukup lama dengan mencegah pembusukan bahan pangan tersebut. Pembusukan bahan pangan disebabkan oleh beberapa faktor suhu, kelembaban dan kekeringan, udara dan oksigen, cahaya dan waktu. Sedangkan pembusukan bahan pangan disebabkan mikroorganisme, enzim yang terkandung pada bahan pangan, insektisida dan hewan pengerat (Hadiyanto, 2003). Penurunan kuantitas dan kualitas dapat terjadi pada bahan pangan selama proses penyimpanan dan penggudangan dilakukan. Hal ini disebabkan oleh serangan serangga, tikus, burung dan mikroorganisme. Iklim Negara kita yang panas dan lembab merupakan kondisi yang sangat baik bagi pertumbuhan serangga, hama dan mikroorganisme sehinggga mempercepat proses deteriorisasi (Sidik dan Halid, 1983).
4 Bentuk produk yang ingin disimpan baik itu hanya dalam bentuk bijian saja atau selain biji, itu bergantung pada berapa lama produk biji-bijian tersebut ingin disimpan dan teknologi yang digunakan, hal tersebut akan mempengaruhi efisiensi dan efektivitas penyimpanan. Penyimpanan biji-bijian berkadar air relatif rendah (12-16%) yang dilakukan pada suhu kamar, akan sangat membantu mengurangi resiko kerusakan kimia/biokimia dan mikrobiologis. Untuk meminimalisir kerusakan tersebut dapat dibantu dengan penggunaan ruang penyimpanan memiliki lantai kering (tidak lembab, berlantai semen, bahan tidak kontak langsung dengan lantai), terdapat ventilasi yang cukup untuk sirkulasi udara dan berdinding tembok (Agus, 2012). BAB III ISI
5 a. Pengertian Penyimpanan dan Penggudangan Penyimpanan dan penggudangan mempunyai arti yang sama yaitu menumpuk suatu bahan dalam suatu ruang serta kondisi ruangan yang terkendali dengan tujuan agar bahan tidak mudah rusak dalam waktu tertentu. Penyimpanan adalah adalah suatu tata cara menata, menyimpan, memelihara bahan pangan kering dan basah, baik kualitas maupun kuantitas di gudang bahan bahan pangan kering dan basah. Tujuannya adalah agar tersedia bahan bahan pangan siap pakai dengan kualitas dan kuantitas yang tepat sesuai dengan perencanaan. Masalah yang dihadapi dalam penyimpanan bahan pangan sangat bervariasi tergantung pada tingkat teknologi yang dimiliki. Kondisi penyimpanan yang kurang baik dapat mengakibatkan penurunan mutu bahan pangan. Tindakan penyimpanan bahan bahan pangan di maksudkan untuk memperpanjang usia bahan bahan pangan tersebut sehingga dapat digunakan dalam waktu yang relatif panjang. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk memperpanjang usia bahan bahan pangan. Selama penyimpanan, bahan bahan pangan juga mengalami perubahan kimia dan biokimia serta fisik dan terjadinya perubahan-perubahan tergantung pada lama penyimpanan, jenis bahan bahan pangan dan cara penyimpanan yang dilakukan. Pada suhu ruangan, biasanya mikroorganisme akan lebih cepat berkembang sehingga buah-buahan menjadi cepat busuk. Sedangkan pada suhu yang lebih rendah, metabolisme mikroorganisme akan melemah sehingga buah pun menjadi lebih awet. Karena itu mutlak diperlukan suatu metode penyimpanan dan pengemasan yang baik untuk memperpanjang rentang waktu proses kebusukan buah tersebut agar dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin.
6 Gudang adalah suatu ruangan tidak bergerak yang dapat ditutup dengan tujuan tidak untuk dikunjungi oleh umum melainkan dipakai khusus sebagai tempat penyimpanan barang-barang perniagaan dan memenuhi syarat-syarat lain yang ditetapkan oleh Menteri Perdagangan (sesuai UU No. 11 tahun 1965 tentang pergudangan). Sarana penyimpanan yang berupa gudang sangat memegang peranan penting untuk mempertahankan bahan pangan yang disimpan. Gudang sebagai tempat penyimpanan, yang merupakan salah satu langkah di galur teknologi lepas panen sebelum bahan pangan tiba di konsumen, dan hal itu sangat berpengaruh terhadap kualitas bahan pangan yang disimpan. b. Metode Penyimpanan dan Penggudangan Penyimpanan bahan bahan pangan dilakukan agar memiliki shelf life yang cukup lama dengan mencegah pembusukan bahan pangan tersebut. Pembusukan bahan pangan dipengaruhi berbagai faktor yaitu suhu, kelembaban dan kekeringan, udara dan oksigen, cahaya dan waktu. Sedangkan pembusukan bahan pangan disebabkan mikroorganisme, enzim, insektisida, dan hewan pengerat. Berdasarkan ketahanannya, bahan pangan dikategorikan menjadi tiga yaitu bahan pangan tahan lama, bahan pangan semi tahan lama dan bahan pangan tidak tahan lama. Umumnya masyarakat menyimpan kebutuhan sehari-hari di dalam lemari, kulkas, freezer, lumbung dan lainnya. Namun, bahan pangan yang disimpan tidak dapat bertahan lama dan kondisi bahan pangan pun rusak, dan terkadang menimbulkan bau yang tidak sedap. Berbagai metode penyimpanan bahan pangan telah dikembangkan dengan harapan shelf life bahan pangan menjadi lebih panjang dan kualitasnya tetap terjaga sehingga ketersediaannya tetap ada di sepanjang waktu.
7 1. Teknologi Penyimpanan Bahan pangan Metode penyimpanan dilakukan dari bahan bahan pangan segar (hasil panen), pengolahan, pemrosesan, pengemasan hingga pendistribusian produk. Teknologi penyimpanan bahan pangan biasanya diawali dengan penggunaan bahan kimia dan mikroba (fermentasi), pengkontrolan kandungan air, struktur bahan pangan (pengeringan, dehidrasi osmotik, aktivitas air, dan penggunaan membran), serta penggunaan panas dan energi (pasteurisasi, pengalengan, pemasakan dan penggorengan, freezing-melting pada bahan pangan cair, microwave, iradiasi, high pressure treatment, magnetic field, maupun kombinasi semuanya). 2. Aplikasi Teknologi Penyimpanan Bahan pangan 2.1. Bahan Pangan Tidak Tahan Lama Bahan pangan tidak tahan lama adalah bahan pangan yang mudah membusuk dan membutuhkan metode khusus untuk mencegah pembusukannya, misalnya daging, ikan, daging unggas, telur, yogurt, susu dan produknya, dan sayur-sayuran. Berbagai bahan pangan tersebut disimpan dengan suhu rendah untuk memperlambat pembusukan bahan pangan atau proses enzimatik yang disebabkan oleh mikroorganisme. Biasanya penyimpanan tersebut dilakukan di dalam kulkas dengan pengaturan suhu 5 o C atau lebih rendah, dan suhu bahan pangan di dalam freezer sebesar -16 o C. Penyimpanan Daging & Produk Olahannya - Pendinginan (Chiling) - Perawatan (Curing) - Pembekuan - Atmosfir Terkendali Penyimpanan Ikan & Produk Olahan
8 - Pendinginan - Pembekuan - Suhu ruang (Tepung dlm kemasan) Penyimpanan Bebijian & Produk Olahan - Penyimpanan pada kadar air normal - Penyimpanan pada kadar air tinggi - Penyimpanan vakum dan modifikasi atmosfer 2.2. Bahan pangan Semi Tahan Lama Bahan pangan semi tahan lama merupakan bahan pangan yang mampu bertahan tanpa adanya tanda-tanda pembusukan selama beberapa minggu atau beberapa bulan tanpa adanya dimana suhu dan kelembaban lingkungan menjadi perbedaan besar. Misalnya sereal, tepung terigu, tepung terigu halus, roti, bawang Bombay, kentang, bawang putih, apel, buah jeruk, dll. 2.3 Bahan Pangan Tahan Lama Produk bahan pangan tahan lama yaitu sereal, kacang-kacangan, gula, garam, asam jawa, dan berbagai rempah-rempah yang sering disimpan selama 1 tahun dan biasanya dibeli untuk stok bulanan (biasanya dilakukan di pedesaan). c. Jenis Gudang Jenis gudang berdasarkan pemanfaatannya terdiri dari dua jenis, yaitu : 1. Gudang umum yaitu gudang yang digunakan untuk kepentingan umum (Public Warehouse), merupakan kegiatan perusahaan jasa pergudangan bagi siapapun dalam menyewakan ruangan gudang untuk penimbunan dan jasa-jasa lainnya dengan pungutan biaya. Karena kegiatan penyelenggaraan kegiatan warehousing ini menyangkut penyimpanan/penimbunan barang milik pihak ketiga, maka kegiatannya biasanya diatur oleh ketentuan-ketentuan
9 pemerintah, misalnya yang menyangkut syarat-syarat penyelenggaraan kegiatan, perizinan, tanggung jawab, tarif, dan lain-lain. 2. Gudang khusus yaitu gudang yang digunakan untuk kepentingan pemilik gudang itu sendiri (Private Warehouse), merupakan pemanfaatan gudang untuk kepentingan pemiliknya sendiri, dimana fasilitas pergudangan khusus untuk menyimpan / menimbun barang miliknya sendiri dan tidak berkewajiban untuk menerima barang-barang milik orang lain. Gudang yang sering digunakan dalam penyimpanan bahan pangan dan hasil pertanian antara lain : 1. Cold Storage Cold storage merupakan gudang untuk penyimpanan/penimbunan barangbarang yang mudah rusak karena pembusukan ataupun penurunan kualitas, untuk pengamanannya diperlukan fasilitas gudang yang dilengkapi dengan alat-alat pengontrol temperatur, kelembaban udara ataupun sistem ventilasi tersendiri. 2. Special Commodity Warehouse Special Commodity Warehouse adalah gudang yang dipergunakan untuk menyimpan/menimbun barang-barang hasil pertanian/agriculture yang biasa terdapat di daerah produksi pertanian, khususnya untuk kepentingan para pedagang, perantara/tengkulak, dan produsen. Selain itu, pada gudang ini biasanya juga dilakukan kegiatan-kegiatan processing dan sorting. Contoh : Gudang penyimpanan Kakao, Lada, dan Kapas. d. Fungsi dan Peran Gudang Gudang mempunyai fungsi multi dimensi antara lain sebagai tempat menyimpan sementara, sebagai penyangga (buffer stock), tempat sortasi, tempat
10 pengepakan (packaging), labeling dan lain-lain. Berikut fungsi penyimpanan dan penggudangan dalam perannya pada pengawetan bahan pangan dan hasil pertanian: - Penangguhan hasil panen berlebih - Penyelamatan hasil panen - Penyediaan bagi konsumen di masa mendatang - Secara tidak langsung merupakan usaha penuaan (aging), melatih berhemat dan merangsang kenaikan produksi - Penanganan hasil dalam rangka mengurangi kehilangan (susut) - Sebagai perantara pengguna sendiri, industri atau pemasaran - Untuk mendapatkan keuntungan lebih baik - Untuk ketahanan nasional antara lain stabilitas keamanan & politik e. Bangunan Gudang Lantai ditutup dengan ubin dari bahan galian (quarry tiles). Ubin ini harus dipasang serapat mungkin satu sama lainnya, karena jika terbentuk celah yang lebar antar ubin, kotoran dan pelumas akan terakumulasi. Yang juga penting adalah pada sudut-sudut lantai dengan dinding harus dipasang lekukan ubin dengan radius sekurang-kurangnya 2 cm. Pemasangan ubin pada dinding memberi banyak keuntungan. Tetapi ubin bukan perlengkapan yang keras (hard-wearing) sehingga mudah rusak dan memiliki kecenderungan mudah lepas dari dinding jika terkena panas yang tinggi. Pada daerah ini lebih baik dipasang pelapis logam pada dinding, sejauh lapisan tersebut rapat, untuk mencegah berbagai binatang kecil bersarang dibelakangnya. Di semua bagian yang lebih tinggi, dindingnya dilapisi dengan perekat yang bagus
11 dan keras kemudian dilapisi dengan cat high gloss untuk membentuk permukaan yang bagus yang mudah dibersihkan. Bangunan harus dirancang sedemikian rupa sehingga mudah dibersihkan. Untuk bangunan lama, jika memungkinkan, sebaiknya dibuat perubahanperubahan seperlunya untuk mempermudah pembersihan. Bangunan bersih dan kondisinya baik, serta penyinaran dan ventilasi yang cukup adalah hal penting yang perlu dalam bangunan gedung. f. Syarat Gudang Dalam Penyimpanan Pada Bahan Pangan 1. Penyimpanan bahan kering : - Bahan bahan pangan harus ditempatkan secara teratur menurut macam, golongan, ataupun urutan pemakaian bahan bahan pangan - Suhu cukup sejuk (berkisar ºC) - Udara kering - Ventilasi yang baik - Ruangan yang bersih, kering, lantai dan dinding tidak lembab - Rak rak berjarak minimal 15 cm dari dinding lantai dan 60 cm dari langit-langit - Rak mudah dibersihkan - Penyimpanan dan pengambilan barang diatur dengan sistem FIFO (first in first out) - Semua lubang yang ada di gudang harus berkasa, serta bila terjadi kerusakan oleh binatang pengerat misalnya, harus segara diperbaiki 2. Penyimpanan pada suhu kamar/ruang - Jenis sayuran umbi : kentang, bawang putih, bawang merah, atau sayuran umbi lain bersama tunasnya - Tempat penyimpanan harus kering - Tidak terkena cahaya matahari langsung - Sirkulasi udara baik Perubahan yang terjadi : kondisi yang lembab akan mempercepat kerusakan, sedangkan cahaya dapat merangsang pertumbuhan klorofil, (kentang akan
12 berubah warna menjadi hijau. Cahaya bisa menyebabkan terbntuknya solanin (racun). 3. Penyimpanan dengan suhu rendah - Dilakukan di lemari pendingin - Disimpan pada suhu C - Kebersihan lemari pendingin harus dijaga - Tidak dekat dengan sumber panas - Tidak terkena cahaya matahari langsung g. Perubahan Yang Terjadi Selama Penyimpanan Bahan Pangan Dan Hasil Pertanian 1. Perubahan sifat fisik a. Warna Contoh : beras. Pada suhu yang tinggi dan kondisi penyimpanan yang jelek warna beras yang berwarna putih akan menjadi kecoklatan, merah atau kuning kecoklatan. b. Bau Terjadi perubahan bau yang tidak enak, dan ketengikan akibat akumulasi gas-gas volatil seperti asetaldehid, aseton, metil ester, hidrogen sulfida, dan amoniak. c. Bentuk Suhu yang terlalu tinggi maka akan membuat bahan pangan rusak. Contoh : beras akan patah dan retak. 2. Perubahan kimia
13 a. Karbohidrat Perubahan yang dapat terjadi pada komponen karbohidrat selama penyimpanan, yaitu : - Hidrolisa pati karena kegiatan enzim amylase - Berkurangnya gula karena respirasi - Terbentuknya bau asam dan bau apek karena kegiatan mikroorganisme - Reaksi pencoklatan bukan karena enzim b. Protein Jumlah total asam amino menunjukkan perubahan yang berarti bila terjadi kerusakan lebih lanjut akibat kegiatan enzim. c. Lemak Kerusakan lemak dan minyak dapat terjadi secara oksidasi, dan menghasilkan flavour dan bau tengik. 3. Perubahan yang disebabkan oleh mikroba Mikroba yang menyebabkan kerusakan bahan pangan dan hasil pertaninan biasanya adalah kapang dan bakteri, dimana mikroba ini akan menyebabkan terjadinya perubahan warna dan cita rasa yang buruk. h. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Umur Simpan a. Jenis dan karakteristik produk pangan Produk yang mengalami pengolahan akan lebih tahan lama dibanding produk segar. Produk yang mengandung lemak berpotensi mengalami rancidity, sedang produk yang mengandung protein dan gula berpotensi mengalami reaksi Maillard (warna coklat). Selain itu dipengaruhi oleh keadaan alamiah atau sifat makanan dan mekanisme berlangsungnya perubahan, misalnya kepekaan terhadap
14 air dan oksigen, dan kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan kimia internal dan fisik. b. Jenis dan karakteristik bahan kemasan Permeabilitas bahan kemasan terhadap kondisi lingkungan (uap air, cahaya, aroma, oksigen) serta ukuran kemasan penyimpanan akan mempengaruhi daya simpan produk pangan yang disimpan. c. Kondisi Lingkungan Meliputi suhu penyimpanan, lama penyimpanan dan kondisi lingkungan. Oksigen dapat menyebabkan terjadinya reaksi oksidasi, selain itu kondisi atmosfer (terutama suhu dan kelembaban) akan mempengaruhi masa simpan bahan pangan sebelum digunakan.
15 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Penyimpanan dan penggudangan mempunyai arti yaitu menumpuk suatu bahan dalam suatu ruang serta kondisi ruangannya terkendali dengan tujuan agar bahan tidak mudah rusak dalam waktu tertentu. 2. Penyimpanan bahan pangan berkadar air relatif rendah (12-16%) dilakukan pada suhu kamar, ruang penyimpanan memiliki lantai kering (tidak lembab, berlantai semen, bahan tidak kontak langsung dengan lantai), terdapat ventilasi yang cukup untuk sirkulasi udara dan berdinding tembok. 3. Perubahan-perubahan yang sering terjadi selama penyimpanan yaitu perubahan fisik (warna, bau, dan bentuk), perubahan kimia (perubahan komposisi kimia yang terkandung dalam bahan pangan), dan perubahan yang diakibatkan oleh adanya aktivitas mikrobiologi. Saran Sebaiknya penyimpanan dan penggudangan harus disertai dengan teknologi dan disesuaikan dengan sifat dari bahan yang ingin disimpan dan lamanya penyimpanan. Sehingga penyimpanan dan penggudangan dapat dilakukan secara efektif. Gudang yang digunakan sebagai tempat penyimpanan harus diperhatikan
16 suhu, kelembapan, aliran udara (ventilasi), sanitasi ruangan, bahan tidak tertumpuk, bahan tidak bersentuhan langsung dengan lantai, dan bahan sebelumnya harus dikemas dengan baik. BAB V DAFTAR PUSTAKA Agus Teknik Penyimpanan Biji-bijian. bahan makanan. Ahmad, M Dasar Persiapan Teknologi Penyimpanan dan Penggudangan Komoditi Agroindustri. Hadiyanto, D. A. S Teknologi dan Metode Penyimpanan Makanan sebagai Upaya Memperpanjang Shelf Life. Review Jurnal Teknologi Pangan. 2 (2) : Nur, M Pengaruh cara pengemasan, jenis bahan pengemas, dan lama penyimpanan terhadap sifat kimia, mikrobiologi, dan organoleptik. Jurnal Teknologi dan Industri Hasil Pertanian. 14 (1) : Sidik, M dan H. Halid Sistem Penyimpanan dan Perawatan Kualitas Bahan Pangan di Badan Urusan Logistik. Risalah Seminar Nasional Pengawetan Makanan dengan Iradiasi.
1. mutu berkecambah biji sangat baik 2. dihasilkan flavour yang lebih baik 3. lebih awet selama penyimpanan
KOPI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYIMPANAN PADA BAHAN PENYEGAR Mutu kopi dipengaruhi pengolahan dari awal - pemasaran. Kadar air kopi kering adalah 12-13% 13% Pada kadar air ini : 1. mutu berkecambah
Lebih terperinci2. Tersedianya fasilitas ruang penyimpanan bahan makanan sesuai persyaratan.
Penyimpanan bahan makanan adalah suatu tata cara menata, menyimpan, memelihara bahan makanan kering dan basah serta mencatat serta pelaporannya. Setelah bahan makanan yang memenuhi syarat diterima harus
Lebih terperinciTeknologi pangan adalah teknologi yang mendukung pengembangan industri pangan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengimplementasikan
Teknologi Pangan Teknologi pangan adalah teknologi yang mendukung pengembangan industri pangan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengimplementasikan tujuan industri untuk memenuhi permintaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pengawetan dengan suhu rendah bertujuan untuk memperlambat atau menghentikan metabolisme. Hal ini dilakukan berdasarkan fakta bahwa respirasi pada buah dan sayuran tetap
Lebih terperinciPENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN
PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN EFEK PENGERINGAN TERHADAP PANGAN HASIL TERNAK PERLAKUAN SEBELUM
Lebih terperinciKERUSAKAN BAHAN PANGAN TITIS SARI
KERUSAKAN BAHAN PANGAN TITIS SARI 1 Sebagian besar dikonsumsi dalam bentuk olahan Pengolahan : Menambah ragam pangan Perpanjang masa simpan bahan pangan Bahan Pangan 2 Komponen Utama Penyusun Bahan Pangan
Lebih terperinciPrinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri
Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri PENANGANAN Jenis Kerusakan Bahan Pangan Kerusakan mikrobiologis Kerusakan mekanis Kerusakan fisik Kerusakan biologis Kerusakan kimia Kerusakan
Lebih terperinciASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN
ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN Anna Rakhmawati,M.Si Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY Email:anna_rakhmawati@uny.ac.id Bahan makanan merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang penting
Lebih terperinciMATA KULIAH TPPHP UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2013 TIM DOSEN PENGAMPU TPPHP
MATA KULIAH TPPHP UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2013 TIM DOSEN PENGAMPU TPPHP KERUSAKAN FISIK/MEKANIS KERUSAKAN KIMIAWI KERUSAKAN MIKROBIOLOGIS KEAMANAN PANGAN, CEGAH : o CEMARAN FISIK o CEMARAN KIMIAWI o CEMARAN
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7)
Lebih terperinciHANDOUT Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa mampu memahami dan memiliki pengetahuan tentang penyimpanan bahan pada katering pelayanan lembaga
HANDOUT 8 Mata Kuliah : Katering Pelayanan Lembaga Program : Pendidikan Tata Boga/ Paket Katering Jenjang : S-1 Semester : VI Minggu : 12 dan 13 Pokok Bahasan : Penyimpanan Bahan Jumlah SKS : 3 sks 1.
Lebih terperinciPENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING. (Laporan Penelitian) Oleh
PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING (Laporan Penelitian) Oleh PUTRI CYNTIA DEWI JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PETANIAN
Lebih terperinciPengawetan Bahan Nabati dan Hewani. 1. Pengertian Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani
Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani 1. Pengertian Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani Bahan makanan umumny mudah rusak (perishable). Perhatikan saja, buah-buahan dan sayuran yang kita panen. Kita dapat melihat
Lebih terperinciBahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.
Langkah 3 Penggunaan formalin: Pembunuh kuman sehingga dimanfaatkan untuk pembersih: lantai, kapal, gudang, pakaian. Pembasmi lalat dan berbagai serangga lain. Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna,
Lebih terperinciPengawetan pangan dengan pengeringan
Pengawetan pangan dengan pengeringan Kompetensi Mahasiswa memahami teknologi pengeringan sederhana dan mutakhir, prinsip dan perubahan yang terjadi selama pengeringan serta dampak pengeringan terhadap
Lebih terperinciPENGOLAHAN DENGAN SUHU RENDAH. Oleh : ROSIDA, S.TP,MP
PENGOLAHAN DENGAN SUHU RENDAH Oleh : ROSIDA, S.TP,MP PENDINGINAN (Cooling / Refrigerasi) : Adalah penyimpanan bahan pangan (Nabati/Hewani) diatas suhu titik beku tetapi kurang dari 15oC Pendinginan merupakan
Lebih terperinci2016 ACARA I. BLANCHING A. Pendahuluan Proses thermal merupakan proses pengawetan bahan pangan dengan menggunakan energi panas. Proses thermal digunak
PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN II Disusun oleh : Nur Aini Condro Wibowo Rumpoko Wicaksono UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO 2016 ACARA I. BLANCHING A. Pendahuluan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah jenis tanaman sayur umbi
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian
Lebih terperinciPENYIMPANAN BUAH DAN SAYUR. Cara-cara penyimpanan meliputi : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN SEGAR (BUAH, SAYUR DAN UMBI)
PENYIMPANAN BUAH DAN SAYUR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN SEGAR (BUAH, SAYUR DAN UMBI) Cara-cara penyimpanan meliputi : 1. penyimpanan pada suhu rendah 2. penyimpanan dengan
Lebih terperinciTEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN BAB XIV PENYIMPANNA DAN PENGGUDANGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. dan mempertahankan kesegaran buah. Pada suhu dingin aktivitas metabolisme
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Suhu Suhu merupakan faktor yang sangat penting untuk memperpanjang umur simpan dan mempertahankan kesegaran buah. Pada suhu dingin aktivitas metabolisme menjadi lambat sehingga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi
I. PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat
Lebih terperinciPrinsip proses pengawetan dengan penurunan kadar air pada bahan pangan hasil ternak. Firman Jaya
Prinsip proses pengawetan dengan penurunan kadar air pada bahan pangan hasil ternak Firman Jaya OUTLINE PENGERINGAN PENGASAPAN PENGGARAMAN/ CURING PENGERINGAN PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN
Lebih terperinciPengeringan Untuk Pengawetan
TBM ke-6 Pengeringan Untuk Pengawetan Pengeringan adalah suatu cara untuk mengeluarkan atau mengilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan menguapkan sebagian besar air yang di kandung melalui penggunaan
Lebih terperinciSANITASI DAN KEAMANAN
SANITASI DAN KEAMANAN Sanitasi adalah.. pengendalian yang terencana terhadap lingkungan produksi, bahan bahan baku, peralatan dan pekerja untuk mencegah pencemaran pada hasil olah, kerusakan hasil olah,
Lebih terperinciPengawetan bahan pangan
Pengawetan bahan pangan SMA Negeri 5 Mataram Dhita Fajriastiti Sativa, S.Pd. Prinsip pengawetan pangan Mencegah atau memperlambat laju proses dekomposisi (autolisis) bahan pangan Mencegah kerusakan yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. batok sabut kelapa (lunggabongo). Sebelum dilakukan pengasapan terlebih dahulu
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Ikan tongkol (Euthynnus affinis) segar diperoleh dari TPI (Tempat Pelelangan Ikan) kota Gorontalo. Bahan bakar yang digunakan dalam pengasapan ikan adalah batok sabut kelapa
Lebih terperinciMeningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi
Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi Bawang merah merupakan komoditas hortikultura yang memiliki permintaan yang cukup tinggi dalam bentuk segar. Meskipun demikian, bawang merah
Lebih terperinciPAPER BIOKIMIA PANGAN
PAPER BIOKIMIA PANGAN BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia terkait erat dengan kehidupan manusia sehari-hari. Mulai dari urusan sandang dan pangan, bahan bakar, obat-obatan sampai bahan konstruksi
Lebih terperinciPengalengan buah dan sayur. Kuliah ITP
Pengalengan buah dan sayur Kuliah ITP Kompetensi Mahasiswa memahami teknologi pengalengan atau pembotolan sederhana dan mutakhir, prinsip dan perubahan yang terjadi serta dampak pengalengan atau pembotolan
Lebih terperinciPendinginan dan Pembekuan. Kuliah ITP
Pendinginan dan Pembekuan Kuliah ITP Kompetensi Mahasiswa memahami teknologi pendinginan dan pembekuan, prinsip dan perubahan yang terjadi serta dampak pendinginan dan pembekuan terhadap mutu pangan Indikator
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Organoleptik Bakso Ikan Nila Merah Uji organoleptik mutu sensorik yang dilakukan terhadap bakso ikan nila merah yang dikemas dalam komposisi gas yang berbeda selama
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kabupaten Lampung Barat merupakan salah satu kabupaten penghasil sayuran
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Kabupaten Lampung Barat merupakan salah satu kabupaten penghasil sayuran terbesar di Provinsi Lampung. Terdapat 4 kecamatan yang merupakan penghasil sayuran
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA Pengasapan Ikan. Pengasapan adalah salah satu teknik dehidrasi (pengeringan) yang dilakukan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengasapan Ikan Pengasapan adalah salah satu teknik dehidrasi (pengeringan) yang dilakukan untuk mempertahankan daya awet ikan dengan mempergunakan bahan bakar kayu sebagai penghasil
Lebih terperinciBAB XI MEDIA PENGHANTAR PANAS
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN BAB XI MEDIA PENGHANTAR PANAS KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tidak rata karena mata tunas dan warna daging dari putih hingga kuning
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura yang dikonsumsi pada bagian umbi di kalangan masyarakat dikenal sebagai sayuran umbi. Kentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian.
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciGambar. Diagram tahapan pengolahan kakao
PENDAHULUAN Pengolahan hasil kakao rakyat, sebagai salah satu sub-sistem agribisnis, perlu diarahkan secara kolektif. Keuntungan penerapan pengolahan secara kolektif adalah kuantum biji kakao mutu tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bergesernya selera masyarakat pada jajanan yang enak dan tahan lama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bergesernya selera masyarakat pada jajanan yang enak dan tahan lama dalam penyimpanannya membuat salah satu produk seperti keripik buah digemari oleh masyarat. Mereka
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. PENELITIAN PENDAHULUAN Penelitian pendahuluan diawali dengan melakukan uji terhadap buah salak segar Padangsidimpuan. Buah disortir untuk memperoleh buah dengan kualitas paling
Lebih terperinciPASCA PANEN BAWANG MERAH
PASCA PANEN BAWANG MERAH Oleh : Juwariyah BP3K Garum Indikator Keberhasilan : Setelah selesai mempelajari modul ini peserta diharapkan mampu : a. Menjelaskan kembali pelayuan dan pengeringan bawang merah
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYIMPANAN PADA BIJI-BIJIAN
1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYIMPANAN PADA BIJI-BIJIAN Kelompok biji-bijian meliputi : 1. kelompok serealia 2. kelompok kacang-kacangan Karakteristik biji-bijian yang erat kaitannya dengan penyimpanan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi
PENDAHULUAN Latar Belakang Daging merupakan salah satu komoditi pertanian yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan protein, karena daging mengandung protein yang bermutu tinggi, yang mampu menyumbangkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya
2.1 Komposisi Kimia Udang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Udang merupakan salah satu produk perikanan yang istimewa, memiliki aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan bahan yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan fungsinya tidak pernah digantikan oleh senyawa lain. Sebuah molekul air terdiri dari sebuah atom
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Jenis makanan basah ataupun kering memiliki perbedaan dalam hal umur simpan
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Parameter sensori sangat penting pada tahap penelitian dan pengembangan produk pangan baru. Produk baru yang dihasilkan harus memiliki penanganan yang tepat agar
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Ikan Selais (O. hypophthalmus). Sumber : Fishbase (2011)
3 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi dan Klasifikasi Ikan Selais (Ompok hypophthalmus) Ikan Ompok hypophthalmus dikenal dengan nama daerah selais, selais danau dan lais, sedangkan di Kalimantan disebut lais
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perubahan Konsentrasi O dan CO dalam Kemasan mempunyai densitas antara.915 hingga.939 g/cm 3 dan sebesar,9 g/cm 3, dimana densitas berpengaruh terhadap laju pertukaran udara
Lebih terperinciPENYIMPANAN SAYUR DAN BUAH TITIS SARI KUSUMA
PENYIMPANAN SAYUR DAN BUAH TITIS SARI KUSUMA Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mengetahui prinsip penyimpanan sayur dan buah Mahasiswa mengetahui tujuan penyimpanan sayur dan buah Mahasiswa mengetahui jenis
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENGGORENGAN VAKUM TERHADAP MUTU KERIPIK DURIAN Pada tahap ini, digunakan 4 (empat) tingkat suhu dan 4 (empat) tingkat waktu dalam proses penggorengan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE GLUKOMANAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE GLUKOMANAN Proses respirasi sangat mempengaruhi penyimpanan dari buah melon yang terolah minimal, beberapa senyawa penting
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada Bab IV penulis akan menguraikan hasil penelitian berupa pengolahan
52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada Bab IV penulis akan menguraikan hasil penelitian berupa pengolahan data, dan pembahasan hasil penelitian mengenai Manfaat Hasil Belajar Manajemen Sistem Penyelenggaraan
Lebih terperinciPENGATURAN PENYIMPANAN KOMODITI PERTANIAN PASCA PANEN
PENGATURAN PENYIMPANAN KOMODITI PERTANIAN PASCA PANEN PENYIMPANAN DINGIN Diperlukan untuk komoditi yang mudah rusak, karena dapat mengurangi Kegiatan respirasi dan metabolisme lainnya Proses penuaan karena
Lebih terperinciOLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO PROSES PENGOLAHAN BIJI KOPI
OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO PROSES PENGOLAHAN BIJI KOPI Secangkir kopi dihasilkan melalui proses yang sangat panjang. Mulai dari teknik budidaya, pengolahan pasca panen hingga ke penyajian akhir. Hanya
Lebih terperinciPENDAHULUAN. dikonsumsi. Jenis jamur tiram yang dibudidayakan hingga saat ini adalah jamur
PENDAHULUAN Latar Belakang Jamur tiram adalah salah satu jenis jamur yang dapat dimakan dan dapat dikonsumsi. Jenis jamur tiram yang dibudidayakan hingga saat ini adalah jamur tiram putih, coklat dan merah
Lebih terperinciTeti Estiasih - THP - FTP - UB
1 2 Pengeringan merupakan metode pengawetan dengan cara pengurangan kadar air dari bahan sehingga daya simpan dapat diperpanjang Perpanjangan daya simpan terjadi karena aktivitas m.o. dan enzim menurun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai sifat mudah rusak. Oleh karena itu memerlukan penanganan pascapanen yang serius
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara di Asia yang memiliki lahan pertanian cukup luas dengan hasil pertanian yang melimpah. Pisang merupakan salah
Lebih terperinciPada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan
Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan tepat untuk mengurangi terbawanya bahan atau tanah
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. dari sekian banyak varietas jeruk yang sudah dikenal dan dibudidayakan. Buahnya
TINJAUAN PUSTAKA Jeruk Siam Jeruk siam (Citrus nobilis LOUR var Microcarpa) merupakan salah satu dari sekian banyak varietas jeruk yang sudah dikenal dan dibudidayakan. Buahnya berbentuk bulat dengan permukaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menjadi permasalahan yang dihadapi oleh para peternak. Faktor penghambat. kemarau terjadi kekurangan hijauan pakan ternak.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang berpotensi besar untuk penyediaan hijauan pakan, namun sampai saat ini ketersedian hijauan pakan ternak masih menjadi permasalahan
Lebih terperinciTIM DOSEN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
TIM DOSEN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2013 Pengeringan merupakan metode pengawetan dengan cara pengurangan kadar air dari bahan sehingga daya simpan dapat diperpanjang Perpanjangan daya simpan terjadi karena
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. buahnya. Dilihat dari bentuk daun dan buah dikenal ada 4 jenis nanas, yaitu Cayene
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nanas (Ananas comosus L. Merr) Nanas merupakan tanaman buah yang banyak dibudidayakan di daerah tropis dan subtropis. Tanaman ini mempunyai banyak manfaat terutama pada buahnya.
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 9. Pola penyusunan acak
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Penyusunan Buah Dalam Kemasan Terhadap Perubahan Suhu Penelitian ini menggunakan dua pola penyusunan buah tomat, yaitu pola susunan acak dan pola susunan teratur. Pola
Lebih terperinciKarakteristik mutu daging
Karakteristik mutu daging Oleh: Elvira Syamsir (Tulisan asli dalam Kulinologi Indonesia edisi Maret 2011) Mutu merupakan gabungan atribut produk yang dinilai secara organoleptik dan digunakan konsumen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertambahan penduduk, perkembangan ekonomi, perubahan gaya hidup serta kesadaran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan masyarakat terhadap pangan asal hewan terus meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk, perkembangan ekonomi, perubahan gaya hidup serta kesadaran masyarakat
Lebih terperinciMODUL 2 NUGGET IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu nugget ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang kenyal dan rasa khas ikan.
MODUL 2 NUGGET IKAN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu mengolah nugget ikan yang bertekstur kenyal, lembut dan bercita rasa enak. Indikator Keberhasilan: Mutu nugget
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jagung manis atau dikenal juga dengan sebutan sweet corn merupakan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jagung manis atau dikenal juga dengan sebutan sweet corn merupakan salah satu produk hortikultura. Jagung manis memiliki laju respirasi yang tinggi sehingga mudah mengalami
Lebih terperinciHASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam pada lampiran 3a, bahwa pemberian KMnO 4 berpengaruh terhadap
IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Konsentrasi KMnO 4 Terhadap Susut Berat Hasil sidik ragam pada lampiran 3a, bahwa pemberian KMnO 4 berpengaruh terhadap susut berat cabai merah berbeda nyata
Lebih terperinciPERUBAHAN-PERUBAHAN YANG TERJADI PADA SUSU, TELUR DAN DAGING PASCA PANEN
PERUBAHAN-PERUBAHAN YANG TERJADI PADA SUSU, TELUR DAN DAGING PASCA PANEN Pertemuan Minggu ke 6 Kelas B Juni Sumarmono & Kusuma Widayaka ILMU PASCAPANEN PETERNAKAN 2017 Kualitas Baik Edible (dapat dimakan)
Lebih terperinciPengolahan, Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian
Pengolahan, Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian Teknologi Penanganan dan Pengolahan Hasil Pertanian Mas ud Effendi Tahap Awal Proses Pengolahan (1) Kualitas produk olahan yang dihasilkan sangat
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR
No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 9 BAB X AIR Air merupakan komponen penting dalam bahan makanan karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, serta cita rasa makanan kita.
Lebih terperinciPEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi
PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi dan dikembang secara luas oleh petani di Propinsi Aceh.
Lebih terperinciBAHAN MAKANAN SETENGAH JADI
BAHAN MAKANAN SETENGAH JADI Definisi : * Bahan makanan olahan yang harus diolah kembali sebelum dikonsumsi manusia * Mengalami satu atau lebih proses pengolahan Keuntungan: * Masa simpan lebih panjang
Lebih terperinciTEKNOLOGI PASCA PANEN MKB 604/3 SKS (2-1)
TEKNOLOGI PASCA PANEN MKB 604/3 SKS (2-1) OLEH : PIENYANI ROSAWANTI PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA 2016 KONTRAK PERKULIAHAN KEHADIRAN
Lebih terperinciBeberapa ciri yang membedakan antara bahan baku agroindustri dengan bahan baku industri lain antara lain : bahan baku agroindustri bersifat musiman,
Beberapa ciri yang membedakan antara bahan baku agroindustri dengan bahan baku industri lain antara lain : bahan baku agroindustri bersifat musiman, bulky/voluminous/menghabiskan banyak tempat, sangat
Lebih terperinciIII. TINJAUAN PUSTAKA
III. TINJAUAN PUSTAKA A. SUSU BUBUK Menurut Chandan (1997), susu segar secara alamiah mengandung 87.4% air dan sisanya berupa padatan susu sebanyak (12.6%). Padatan susu terdiri dari lemak susu (3.6%)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Minyak dan Lemak Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang artinya lemak). Lipida larut dalam pelarut nonpolar dan tidak larut dalam air.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daging merupakan produk peternakan yang banyak dikonsumsi oleh hampir seluruh lapisan masyarakat. Penggunaannya pun bermacam-macam, baik langsung diolah menjadi masakan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Cabai Merah (Capsicum annuum L.) Karakteristik awal cabai merah (Capsicum annuum L.) diketahui dengan melakukan analisis proksimat, yaitu kadar air, kadar vitamin
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Tinjauan Pustaka Ikan merupakan sumber protein hewani dan juga memiliki kandungan gizi yang tinggi di antaranya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pokok di Indonesia karena sebagian besar
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pokok di Indonesia karena sebagian besar penduduk Indonesia mengkonsumsi nasi sebagai makanan pokok. Tidak hanya di Indonesia,
Lebih terperinciTEKNIK PENANGANAN PASCA PANEN R i n i Y u l i a n i n g s i h
TEKNIK PENANGANAN PASCA PANEN R i n i Y u l i a n i n g s i h Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa memahami hal-hal yang menyebabkan kerusakan dan kehilangan serta memahami teknologi penanganan pasca panen
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. bawang putih, dan asam jawa. Masing-masing produsen bumbu rujak ada yang
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bumbu rujak Rujak manis adalah semacam salad. Rujak manis terdiri dari campuran beberapa potongan buah segar dengan dibumbui saus manis pedas. Pada umumnya bumbu rujak manis terbuat
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: Latar belakang, Identifikasi masalah,
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: Latar belakang, Identifikasi masalah, Maksud dan tujuan penelitian, Manfaat penelitian, Kerangka Berpikir, Hipotesa penelitian dan Waktu dan tempat penelitian.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah gizi yang utama di Indonesia adalah Kurang Energi Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi disebabkan oleh rendahnya
Lebih terperinciBAB X PENGAWASAN MUTU
BAB X PENGAWASAN MUTU Pengawasan mutu merupakan aktivitas (manajemen perusahaan) untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas produk dan jasa perusahaan dapat mempertahanan sebagaimana yang telah direncanakan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. banyak ditemukan dan dikonsumsi yaitu ikan tongkol. Secara ilmu pengetahuaan,
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciLEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN
LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN 2012 (Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 942/MENKES/SK/VII/2003) No Objek Pengamatan Prinsip I : Pemilihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu buah yang memiliki produktivitas tinggi di Indonesia adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu buah yang memiliki produktivitas tinggi di Indonesia adalah buah pisang. Tahun 2014, buah pisang menjadi buah dengan produksi terbesar dari nilai produksi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan tanaman pertanian yang strategis untuk dibudidayakan karena permintaan cabai yang sangat besar dan banyak konsumen yang mengkonsumsi
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
18 HASIL DAN PEMBAHASAN Perubahan Mutu Organoleptik Biskuit Selama Penyimpanan Uji kesukaan dan mutu hedonik merupakan salah satu cara untuk uji sensori suatu produk. Uji kesukaan dan mutu hedonik dilakukan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
Produksi Bakteriosin HASIL DAN PEMBAHASAN Bakteriosin merupakan senyawa protein yang berasal dari Lactobacillus plantarum 2C12. Senyawa protein dari bakteriosin telah diukur konsentrasi dengan menggunakan
Lebih terperinciBlansing kemudian pembekuan Ditambahkan saus, keuntungannya : - memperbaiki flavor - menutupi off flavor - mencegah oksidasi - menambah kemudahan
A. Sayuran Blansing kemudian pembekuan Ditambahkan saus, keuntungannya : - memperbaiki flavor - menutupi off flavor - mencegah oksidasi - menambah kemudahan B. Buah-buahan Umumnya tanpa blansing Diberi
Lebih terperinciProgram Studi Teknologi Pangan
Program Studi Teknologi Pangan Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor Internationally Recognized Undergraduate Program by IFT & IUFoST FTP 200 Pengantar
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Pertemuan ke : 2 Mata Kuliah : Kimia Makanan / BG 126
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Pertemuan ke : 2 Mata Kuliah : Kimia Makanan / BG 126 Program Studi : Pendidikan Tata Boga Semester / Tahun : 2l/2007-2008 Alokasi Waktu : 2 X 50 menit I. Tujuan Pembelajaran
Lebih terperinciTEKNIK PENGERINGAN HASIL PERTANIAN ( SMTR VII)
TEKNIK PENGERINGAN HASIL PERTANIAN ( SMTR VII) AINUN ROHANAH SAIPUL BAHRI DAULAY PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN FP - USU Evaluasi 1. jumlah kehadiran dalam kuliah 10% 2. Quiz/Tugas 10% 3. Ujian tengah
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PROSES PENGOLAHAN BERAS PRATANAK Gabah yang diperoleh dari petani masih bercampur dengan jerami kering, gabah hampa dan kotoran lainnya sehingga perlu dilakukan pembersihan.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Stroberi berasal dari benua Amerika, jenis stroberi pertama kali yang ditanam di
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroberi berasal dari benua Amerika, jenis stroberi pertama kali yang ditanam di Indonesia adalah jenis Fragaria vesca L. Buah stroberi adalah salah satu produk hasil
Lebih terperinciPENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN
PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN Perbaikan mutu benih (fisik, fisiologis, dan mutu genetik) untuk menghasilkan benih bermutu tinggi tetap dilakukan selama penanganan pasca panen. Menjaga mutu fisik dan
Lebih terperinci