Optimasi Pencampuran Bahan Kimia pada Proses Pengolahan Limbah Cair PT Salim Ivomas Pratama

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Optimasi Pencampuran Bahan Kimia pada Proses Pengolahan Limbah Cair PT Salim Ivomas Pratama"

Transkripsi

1 Optimasi Pencampuran Bahan Kimia pada Proses Pengolahan Limbah Cair PT Salim Ivomas Pratama Meriastuti Ginting, Arleen Wirjawan* Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Tanjung Duren Raya No. 4 meriastuti.ginting@ukrida.ac.id Abstract PT Salim Ivomas Pratama is an oil and margarine producer company. It has its own waste water treatment installation that uses biological process system. There are three main processes treatment In this system i.e. physical, chemical, and biological process treatment. The problem is chemical mixing in the chemical treatment process is not precise so that it needs high cost. The research objection is to determine the optimum combination of chemical mixing to complied standard quality water with minimum cost. Design of experiment that results the optimum combination is the mixture of 3 ml calcium, 0.4 ml coagulant and 1.2 ml floculant for each 0.5 l waste. Keywords: waste water treatment, chemical mixing, design of experiment, correlation, regression, analysis of variance 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam suatu perusahaan pengolahan limbah cair menjadi standar air bersih sesuai ketetapan pemerintah merupakan hal yang sangat penting, karena berhubungan dengan lingkungan dan masyarakat sekitar. Limbah cair yang tidak diolah dengan baik akan menyebabkan tercemarnya lingkungan, serta menimbulkan polusi yang mengganggu kesehatan masyarakat sekitar. PT Salim Ivomas Pratama mempunyai instalasi pengolahan limbah cair (Waste Water Treatment Plant) dengan sistem Biologycal process karena area instalasi yang tidak mencukupi. Setiap proses pengolahan dan parameter air limbah mengikuti peraturan pemerintah, diperiksa setiap bulannya, dan dilakukan audit setiap 3 bulannya. Baku mutu yang diperiksa seperti ph, TSS, COD, dan BOD. Pada sistem Biologycal ini terdapat tiga tahapan proses utama, yaitu proses secara fisik, secara kimia, dan secara biologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimumkan proses kimia pengolahan limbah cair, sehingga kualitas air sesuai dengan baku mutu air, dengan biaya pengolahan minimal. Penelitian ini akan menggunakan pengolahan data statistik seperti design of experiment, korelasi, regresi, dan metode metode lainnya yang berhubungan. 1.2 Identifikasi Masalah Pengolahan kimia limbah cair dilakukan dengan menambahkan kapur dan koagulan secara bersamaan, kapur ditambahkan sebagai pemberat, juga menaikkan ph, sedangkan penambahan koagulan untuk menjernihkan air dan menetralkan ph. Jika kapur yang ditambahkan berlebih, maka diperlukan koagulan lebih banyak sebagai penetral ph, 73

2 kemudian dilakukan penambahan flokulan untuk mengikat limbah padat dalam air, sehingga mudah mengendap. Penambahan kapur, koagulan master TP 3500, dan flokulan sangat mempengaruhi hasil limbah cair yang diolah. Penelitian dilakukan untuk mendapatkan komposisi terbaik yang memaksimalkan pengolahan limbah dan meminimalisasi biaya pengolahan limbah. 1.3 Batasan Masalah Pembatasan dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian yang dilakukan hanya pada proses pengolahan secara kimia. 2. Penelitian hanya untuk mendapatkan komposisi yang terbaik, bukan untuk mensubstitusi larutan larutan kimia tersebut. 3. Penelitian tidak membahas tentang larutan kimia, tetapi design eksperimen. 1.4 Perumusan Masalah Masalah masalah yang ada dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana komposisi larutan kimia terbaik untuk menghasilkan ph air sesuai baku mutu air? 2. Bagaimana komposisi larutan kimia terbaik agar menghasilkan waktu pengendapan sludge minimal? 3. Bagaimana komposisi larutan kimia terbaik untuk menghasilkan ph air baku mutu air dan menghasilkan waktu pengendapan sludge minimal serta biaya pengolahan limbah yang minimal? 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan mengadakan penelitian ini: 1. Menentukan komposisi larutan kimia terbaik untuk menghasilkan ph air sesuai baku mutu air. 2. Menentukan komposisi larutan kimia terbaik agar menghasilkan waktu pengendapan sludge minimal. 3. Menentukan komposisi larutan kimia terbaik untuk menghasilkan ph air yang sesuai baku mutu air dan menghasilkan waktu pengendapan sludge minimal serta biaya pengolahan limbah yang minimal. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Limbah Air limbah adalah air yang mengandung kotoran yang berasal dari masyarakat, rumah tangga, dan juga berasal dari industri, air tanah, air permukaan, serta air buangan lainnya. Air buangan ini merupakan hal yang bersifat kotoran umum. Di dalam air limbah terkandung banyak partikel yang tercampur, bahan beracun, juga terdapat banyak organisme pathogen. Karena itu, air limbah membutuhkan pengolahan. Tujuan dari pengolahan adalah untuk mengurangi BOD, dan juga untuk membuat air sesuai baku mutu air [1]. 2.2 Dampak Air Limbah Air limbah merupakan air yang tidak lagi dapat dipergunakan seperti sedia kala. Tetapi air limbah tetap harus mendapatkan pengelolaan karena apabila air limbah tersebut 74

3 tidak dikelola secara baik akan dapat menimbulkan gangguan, baik gangguan terhadap kesehatan maupun gangguan terhadap kehidupan biotik. 2.3 Baku Mutu Air Limbah Baku mutu limbah cair menurut Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta nomor 582 tahun 1995 tentang Penetapan Peruntukan dan baku mutu air sungai atau badan air, serta baku mutu limbah cair untuk industri minyak nabati, industri sabun, dan industri margarin dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Tabel baku mutu limbah cair Parameter Kadar Maks Beban Limbah Maks (kg / ton) (mg/liter) Minyak Sabun Margarin Nabati BOD (5hari, 20 o C) COD (Bichromat) Padatan tersuspensi total Minyak dan lemak ph 6 9 Zat organik KMnO Debit maks (m 3 /ton) Design Of Experiment (DOE) Metode design of experiment perrtama kali dikembangkan pada tahun 1920 oleh Sir Ronald A. Fisher. Design of experiment banyak digunakan dalam berbagai sektor industri, yang digunakan di dalam pengembangan dan optimalisasi pada proses DOE adalah pendekatan sistematik untuk menginvestigasi suatu sistem atau proses. DOE merupakan metode terstruktur yang digunakan untuk menentukan hubungan antara faktor fakor berbeda yang mempengaruhi proses dan keluaran dari sistem tersebut. DOE dapat digunakan untuk mencari konfigurasi terbaik dari faktor faktor yang ada untuk meminimalisasi variansi. Dalam percobaan faktorial, memungkinkan pengaruh tiap faktor, secara sendiri sendiri maupun bersamaan, diuji secara terpisah dengan menggunakan analisis variansi yang biasa [1]. Atas dasar jumlah faktor yang diteliti, rancangan percobaan yang dapat dipilih: 1. Rancangan non faktorial, jika yang diteliti hanya satu faktor penelitian. 2. Rancangan faktorial, jika yang diteliti terdiri dari beberapa faktor penelitian. Membuat sebuah desain berarti dengan cermat memilih eksperimen dengan nilai yang kecil, yang dapat diteliti dalam kondisi yang terkendali. Empat langkah untuk membuat desain adalah [2]: 1. Tentukan objek yang akan diteliti. 2. Tentukan variabel yang akan dikontrol pada eksperimen (variabel desain atau variabel bebas) dan level yang akan digunakan. 3. Tentukan variabel yang akan diukur untuk menentukan hasil (variabel respon) dan memeriksa keakuratannya. 4. Di atas dari desain standar yang dapat digunakan, pilih salah satu yang sesuai dengan objek yang diteliti, jumlah variabel desain dan keakuratan dalam pengukuran, dan memiliki biaya yang tak masuk akal. Matriks orthogonal array yang digunakan ditentukan berdasarkan banyak faktor dan level yang digunakan. Ketentuannya adalah level faktor. Bila faktor yang digunakan 2 dan masing masing memiliki 3 75

4 level, maka matriks yang digunakan 3 2, berarti percobaan yang dilakukan berjumlah 9 percobaan. Dalam pembuatan desain eksperimen dapat diperbanyak secara otomatis setelah ditentukan objek yang diteliti, variabel desain yang digunakan, dan banyaknya eksperimen yang dapat dilakukan. Unit yang dieksperimenkan adalah unit yang dapat menyebabkan heterogenitas menuju kesalahan eksperimen. Dengan melakukan randomisasi maka dapat menghilangkan efek bias yang dapat dihasilkan oleh penetapan yang sistematik. Block digunakan untuk membuat unit yang dieksperimenkan menjadi homogen. Faktor level di random di dalam block dengan tujuan untuk mengurangi kesalahan pada eksperimen. 2.5 Korelasi Korelasi juga disebut koefisien korelasi adalah nilai yang menunjukkan kekuatan dan arah hubungan linier antara dua peubah acak (random variable). Salah satu jenis korelasi yang paling populer adalah koefisien korelasi momen-produk Pearson, yang diperoleh dengan membagi kovarians kedua variabel dengan perkalian simpangan bakunya. Meski memiliki nama Pearson, metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton [3]. Korelasi merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antar dua variabel (atau lebih). Koefisien korelasi memiliki rentang nilai antara -1 sampai 1. Jika hubungan antara kedua variabel memiliki nilai korelasi -1 atau 1 berarti kedua variabel tersebut memiliki hubungan yang sempurna, jika nilai korelasi 0 berarti tidak ada hubungan antara kedua variabel. Arah dinyatakan dalam bentuk hubungan positif (+) atau negatif (-), hubungan dua variabel dinyatakan positif jika nilai dari suatu variabel ditingkatkan maka akan meningkatkan nilai variabel lainnya, sebaliknya jika nilai variabel tersebut diturunkan maka akan menurunkan nilai variabel yang lain. Hubungan dua variabel dinyatakan negatif jika nilai suatu variabel ditingkatkan maka akan menurunkan nilai variabel lainnya, sebaliknya jika nilai variabel tersebut diturunkan maka akan menaikkan nilai variabel yang lain [4]. Koefisien korelasi linier (Pearson product moment correlation coefficient) antara dua variabel dapat dicari dengan persamaan berikut: Untuk dapat memberikan penafsiran terkadap koefisien korelasi yang didapat, maka dapat berpedoman pada Tabel 2. berikut ini. Tabel 2. Tabel korelasi dan tingkat hubungannya Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00-0,199 sangat rendah 0,20-0,399 rendah 0,40-0,599 sedang 0,60-0,799 kuat 0,80-1,000 sangat kuat Selain koefisien korelasi Pearson, terdapat juga koefisien korelasi rang yang biasanya disebut koefisien korelasi rang Spearmen. Koefisiean Spearmen digunakan untuk data nonparametrik (data yang jumlahnya kurang dari 30 dan populasinya tidak normal). Pada korelasi Pearson yang diukur adalah koefisien korelasi untuk mengukur 76

5 hubungan linier antar dua peubah yang kontinu sedangkan pada korelasi rang Spearmen, masing masing peubah diberi rang dan kemudian dihitung koefisien korelasinya [5]. Koefisien korelasi rang merupakan suatu ukuran hubungan nonparametrik antara dua peubah X dan Y diberikan oleh koefisien korelasi rang, yaitu: 6 d i 1 rs 1 2 n( n 1) dimana: r s = koefisien rang Spearmen d i = menyatakan beda antara ran x i dan y i n = menyatakan banyaknya data 2.6 Regresi Linier Regresi linier adalah studi ketergantungan satu variabel tak bebas pada satu atau lebih variabel lain yang menjelaskan dengan tujuan untuk menaksir atau meramalkan nilai rata-rata hitung (mean) atau rata-rata populasi variabel tak bebas, dalam pengambilan sampel berulang dari variabel yang menjelaskan (explanatory variable). Tujuan dari regresi adalah: 1. Mengestimasi dan memprediksi nilai rata-rata variabel tak bebas dan nilai rata-rata variabel bebas. 2. Menguji hipotesis mengenai sifat alamiah ketergantungan. Regresi linier sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Persamaan umum dari regresi linier sederhana adalah [4]: n dimana: Y= variabel dependen yang diprediksikan a = konstanta b = koefisien regresi X terhadap Y X = variabel independen yang mempunyai nilai tertentu Koefisien regresi (b) akan bernilai positif apabila nilai X berbanding lurus terhadap nilai Y, sebaliknya b akan bernilai negatif apabila nilai X berbanding terbalik terhadap nilai Y. Nilai a dan b dapat dicari dengan persamaan berikut: 2 i Sedangkan untuk regresi linier berganda, persamaan regresi linier berganda melibatkan lebih dari satu variabel bebas. Persamaannya sebagai berikut: Y X X dimana: Y = variabel terikat Xi = variabel bebas ( i = 1, 2, 3,, k) 0 = intersep i = koefisien regresi ( i = 1, 2, 3,, k) k X k 77

6 2.7 Analysis of Variance ANOVA atau distribusi F ditemukan oleh R.A. Fisher pada awal tahun 1920 dan berguna bagi para periset untuk menguji hipotesis mengenai suatu parameter dari beberapa populasi. ANOVA sering disebut juga Fisher s ANOVA atau Fisher s analysis of variance. Analisis variansi adalah pengujiaan rataan suatu populasi. Tujuan dari analisis varians adalah untuk menemukan variabel independen dalam penelitian dan menentukan bagaimana mereka berinteraksi dan mempengaruhi tanggapan atau perlakuan [6]. Bentuk kurva distribusi F sangat ditentukan oleh nilai derajat kebebasan v 1 dan v 2. Jika v 1 dan v 2 bernilai kecil, kuva F menceng ke kanan. Makin besar nilai v 1 dan v 2 bentuk kurva mendekati distribusi normal yang simetris. Untuk menentukan nilai F terlebih dahulu harus diketahui nilai v 1 dan v 2 serta nilai α yaitu suatu probabilitas bahwa variabel F mengambil nilai atau lebih besar dari F sebagai berikut: P(F F α(v1,v2) ) = α Pada penggunaannya, terdapat beberapa tipe dari ANOVA berdasarkan jumlah perlakuan dan cara penggunaannya pada eksperimen: A. One Way ANOVA digunakan untuk menguji perbedaan di antara dua atau lebih kelompok yang independen. B. One Way ANOVA untuk pengukuran berulang digunakan ketika subjek penelitian diukur secara berulang, yang berarti subyek yang sama digunakan untuk setiap perlakuan. C. Faktorial ANOVA digunakan ketika peneliti ingin mempelajari efek dari 2 atau lebih variabel perlakuan. Tipe yang biasa digunakan pada faktorial ANOVA adalah desain 2x2, dimana ada dua variabel bebas dan setiap variabel memiliki dua level. D. Ketika ingin menguji dua atau lebih grup bebas untuk perhitungan berulang dapat digunakan mixed-design ANOVA faktorial, dimana satu faktor bebas dan yang lainnya pengukuran berulang. E. Multivariate analysis of variance (MANOVA) digunakan ketika ada lebih dari satu variabel terkait. Langkah langkah pengujian one way ANOVA adalah sebagai berikut: 1. Menentukan hipotesis awal H 0 : µ 1 = µ 2 = µ 3 =...µ n H 1 : tidak semua rata rata sama. 2. Menghitung total variansi. Total variasi dibagi menjadi dua yaitu SSA (merupakan variasi antar grup) dan SSW (merupakan variasi dalam grup). SST = SSA + SSW 3. Menghitung rata rata dari SSA dan SSW yaitu MSA (Mean Square Among) dan MSW (Mean Square Within) SSA MSA c 1 SSW MSW n c dimana : c merupakan jumlah grup. n merupakan jumlah data. 4. Selanjutnya adalah menghitung nilai F hitung yang akan dibadingkan dengan nilai F pada tabel. MSA F hitung = MSW 5. Lalu mencari nilai F pada tabel, yaitu mencari nilai df 1 dan df 2 78

7 df 1 = c-1 df 2 = n-c 6. Jika F hitung > F (df 1, df 2 ) maka tolak H 0 demikian sebaliknya terima H METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Design of Experiment (DOE) Design of Experiment digunakan untuk menentukan kombinasi terbaik dari suatu faktor dan level yang mempengaruhi suatu produk. Pembuatan design of experiment ini didasarkan pada faktor faktor dan level level yang sudah diuji sebelumnya Penentuan Variabel Tak Bebas Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, variabel tak bebas yang ingin dicapai adalah waktu pengendapan dan ph akhir yang akan masuk ke dalam bak bioreaktor yang akan sangat mempengaruhi hidup matinya bakteri Penentuan Variabel Bebas Pada penelitian ini variabel bebas yang digunakan adalah penambahan kapur, koagulan, dan flokulan. Pada penelitian awal didapatkan faktor faktor tersebut sebagai faktor yang menentukan di dalam waktu pengendapan dan ph. Ketiga variabel bebas ini digunakan pada perhitungan waktu pengendapan sludge dan ph yang maksimal Penentuan Level Masing masing Faktor Level untuk masing masing faktor pada perhitungan waktu pengendapan sludge dan ph terdiri dari 3 level, level 2 sesuai dengan level yang digunakan pada jars test, level 1 penambahan larutan kimia di bawah jars test, dan pada level 3 penambahan larutan kimia di atas jars test. Level untuk pengolahan limbah pada waktu pengendapan dan ph tersebut dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Tabel faktor dan level yang digunakan untuk waktu pengendapan dan ph Level Faktor Level 1 Level 2 Level 3 Kapur 3 ml 4 ml 5 ml Koagulan 0,4 ml 0,5 ml 0,6 ml Flokulan 0,8 ml 1 ml 1,2 ml Pemilihan Orthogonal Array Orthogonal array merupakan tabel matriks untuk menentukan jumlah percobaan. Penentuan matriks orthogonal array yang akan digunakan berdasarkan perhitungan berikut: 1. Jumlah faktor yang diamati = 3 faktor 2. Jumlah level masing masing faktor = 3 level 3. Orthogonal array yang digunakan adalah 3 3 = 27 percobaan. 79

8 Jumlah percobaan yang harus dilakukan adalah 27 buah. Untuk mendapatkan hasil yang signifikan, dilakukan replikasi sebanyak 2 kali. Penentuan replikasi didasarkan pada keterbatasan waktu dan biaya serta hasil penelitian yang ingin dicapai, sehingga percobaan yang dilakukan 54 buah. Tabel 3 menunjukkan kombinasi percobaan yang dilakukan, yang di random agar tidak bias dengan bantuan program Minitab 15. StdOrder menunjukkan randomisasi yang dilakukan. Kolom kapur, koagulan, dan flokulan merupakan ketiga faktor yang akan diteliti dan setiap angka pada kolom faktor merupakan level ditentukan. 4.1 Pengumpulan dan Pengolahan Data Hubungan antara ph Air Awal dan Waktu Pengendapan Parameter parameter pengukuran limbah adalah ph, temperatur, kandungan minyak dan lemak, TSS, COD, BOD dan lain lain. Karena keterbatasan pengukuran peralatan yang ada dan keterbatasan waktu, pengukuran TSS, kandungan minyak dan lemak, COD dan BOD, serta yang lainnya tidak dapat dilakukan, dalam penelitian ini hanya digunakan satu parameter saja, yaitu ph. Terlebih dahulu dilakukan penelitian untuk melihat apakah terdapat hubungan parameter ph dengan waktu pengendapan, dan juga korelasinya. Hasil pengolahan data korelasi spearman diperoleh bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara ph dengan waktu pengendapan dengan koefisien korelasi sebesar 0.888, nilai p sebesar (two - tailed). Berarti pada saat ph rendah, waktu pengendapan lebih lama dibandingkan dengan pada saat ph tinggi (dengan penambahan kapur, koagulan, dan flokulan sama) Pengaruh Hari Terhadap ph Awal Setelah melihat hubungan antara ph dengan waktu pengendapan, dilakukan penelitian untuk melihat apakah ada pengaruh perbedaan hari terhadap ph awal. Hasil pengolahan data menunjukkan tidak ada pengaruh perbedaan hari terhadap ph awal. Nilai p dari hasil perhitungan adalah 0.881, p > α (0.881>0.005), berarti bahwa setiap hari tidak ada perbedaan rata rata ph awal Kecenderungan ph Pengumpulan data ph untuk melihat kecenderungan ph yang paling sering muncul, dikelompokkan berdasarkan pengelompokkan data berdasarkan rumus Kriterium Sturges. Dari hasil pengelompokkan diperoleh Interval ph yang paling dominan antara (sebesar 37 %) dan (sebesar 32%). Maka design of experiment akan dilakukan pada saat ph awal berkisar antara 2 interval tersebut yaitu pada interval dan pada interval Design of Experiment Hasil pengumpulan data pada replikasi pertama menggunakan ph awal 7.80 sedangkan pada replikasi kedua menggunakan ph masuk sebesar Hasil pengumpulan data untuk waktu pengendapan dapat dilihat pada Tabel 4 sedangkan untuk hasil ph dapat dilihat pada Tabel 5. 80

9 Tabel 4. Data waktu pengendapan Kapur Koagulan 0.4 ml 0.5 ml 0.6 ml (0.8 ml) (1 ml) (1.2 ml) (0.8 ml) (1 ml) (1.2 ml) (0.8 ml) (1 ml) (1.2 ml) ml 4 ml 5 ml (0.8 ml) (1 ml) (1.2 ml) (0.8 ml) (1 ml) (1.2 ml) (0.8 ml) (1 ml) (1.2 ml) (0.8 ml) (1 ml) (1.2 ml) (0.8 ml) (1 ml) (1.2 ml) (0.8 ml) (1 ml) (1.2 ml) Tabel 5. Data ph akhir Kapur Koagulan 0.4 ml 0.5 ml 0.6 ml (0.8 ml) (1 ml) (1.2 ml) (0.8 ml) (1 ml) (1.2 ml) (0.8 ml) (1 ml) (1.2 ml) ml 4 ml 5 ml (0.8 ml) (1 ml) (1.2 ml) (0.8 ml) (1 ml) (1.2 ml) (0.8 ml) (1 ml) (1.2 ml) (0.8 ml) (1 ml) (1.2 ml) (0.8 ml) (1 ml) (1.2 ml) (0.8 ml) (1 ml) (1.2 ml) Berdasarkan hasil kombinasi yang telah ditentukan dari tabel di atas, maka dapat dimasukkan level level sesuai dengan faktor faktor dan hasilnya akan menjadi seperti pada berikut ini. 81

10 Tabel 6. Hasil percobaan yang dilakukan StdOrder RunOrder PtType Blocks Kapur Koagulan Flokulan Waktu ph Tabel 7. Percobaan yang dilakukan dan kombinasi level dari setiap faktor StdOrder RunOrder PtType Blocks Kapur Koagulan Flokulan ANALISIS DAN PEMBAHASAN Setelah percobaan dilakukan, maka hasilnya akan dihitung dan dianalisis dengan menggunakan program Minitab Analisis DoE Berdasarkan tabel analysis of variance, dapat dianalisis faktor faktor mempengaruhi secara signifikan terhadap waktu pengendapan dan ph. Cara menganalisisnya adalah dengan membandingkan nilai p masing masing faktor dengan nilai koefisien signifikansi, α, sebesar 0, Dari hasil Design of Experiment dengan variabel respon waktu pengendapan didapatkan kombinasi optimum pada: a. Penambahan kapur 3 ml dan koagulan 0.4 ml b. Penambahan kapur 3 ml dan koagulan 0.5 ml c. Penambahan kapur 4 ml dan koagulan 0.4 ml 2. Dari hasil Design of Experiment dengan variabel respon ph, didapatkan kombinasi optimum adalah penambahan kapur 3 ml dan koagulan 0.4 ml. 3. Hasil kombinasi optimum untuk kedua variabel respon adalah pada saat penambahan kapur 3 ml dan koagulan 0.4 ml dengan penambahan flokulan berkisar antara ml. 82

11 5.2 Analisis Korelasi Uji korelasi yang dilakukan untuk menentukan kuat tidaknya hubungan waktu pengendapan sludge dan ph dengan faktor faktor yang ada menghasilkan: 1. Korelasi faktor faktor dengan Waktu Pengendapan Koefisien korelasi kapur dengan waktu pengendapan r = 0.551, korelasi sedang berbanding terbalik, berarti semakin banyak kapur ditambahkan, semakin cepat waktu pengendapan, dan sebaliknya. (p=0.000<α), berarti penambahan kapur mempengaruhi waktu pengendapan sludge. Koefisien korelasi koagulan dengan waktu pengendapan r = 0.305, korelasi positif lemah, berarti Semakin banyak koagulan ditambahkan, semakin lama waktu pengendapan, dan sebaliknya. p = < α berarti penambahan koagulan mempengaruhi waktu pengendapan sludge. Koefisien korelasi flokulan dan waktu pengendapan r = 0.383, korelasi lemah berbanding terbalik. Semakin banyak flokulan yang ditambahkan, semakin cepat waktu pengendapan, demikian juga sebaliknya. p = < α berarti penambahan flokulan mempengaruhi waktu pengendapan sludge. 2. Hubungan faktor faktor dengan ph Hasil korelasi kapur dan ph = 0.742, korelasi kuat positif. Semakin banyak kapur yang ditambahkan, semakin tinggi ph, demikian juga sebaliknya. Nilai p=0.00<α, berarti penambahan kapur mempengaruhi ph. Hasil korelasi koagulan dan ph = , korelasi lemah berbanding terbalik. Nilai p=0.072>α, berarti penambahan koagulan tidak mempengaruhi ph. Korelasi yang negatif menunjukkan hubungan yang terbalik antara penambahan koagulan dan ph. Hasil korelasi flokulan dan waktu pengendapan = Korelasi lemah, nilai p=0.521>α, berarti penambahan flokulan tidak mempengaruhi ph. 5.3 Regresi Dari hasil korelasi di atas, maka perlu dibuat persamaan regresinya, sehingga dapat ditentukan waktu pengendapan sludge dan ph yang akan dituju dengan memperhitungkan ketiga faktor tersebut. Dengan menggunakan bantuan progam Mintiab 15, maka persamaan regresi yang didapat adalah: 1. Untuk Waktu Pengendapan Y = x x x 3 dimana: Y : waktu pengendapan sludge x 2 : penambahan koagulan x 1 : penambahan kapur x 3 : penambahan flokulan Semakin banyak kapur dan flokulan yang ditambahkan maka waktu pengendapan akan semakin singkat. Persamaan ini merupakan persamaan regresi linier karena berdasarkan analysis of variance, nilai p lebih kecil α (0.000<0.05). R-Sq = 54.4%, berarti penambahan kapur, koagulan, dan flokulan menentukan waktu pengendapan sebesar 54,4 %. 2. Untuk ph Y = x x x 3 83

12 dimana: Y : ph x 1 : penambahan kapur x 2 : penambahan koagulan x 3 : penambahan flokulan Semakin banyak kapur ditambahkan maka ph akan semakin tinggi, faktor penambahan flokulan tidak berpengaruh secara sigifikan pada persamaan regresi karena mempunyai nilai p>α, karena itu faktor penambahan flokulan dikeluarkan dari persamaan, sehingga didapatkan persamaan baru yaitu : Y = x x 2 dimana: Y : ph x 1 : penambahan kapur x 2 : penambahan koagulan Persamaan regresi ini berpengaruh sebanyak 62.1 % karena koefisien determinasi atau R-Sq pada hasil perhitungan 62.1%. Maksudnya bahwa di dalam penambahan kapur, koagulan, dan flokulan menentukan ph sebesar 62.1 %. 5.4 Perhitungan Biaya Perbandingan biaya antara pengolahan sekarang dengan hasil DoE untuk debit rata rata harian sekitar 700 m 3, adalah sebagai berikut : (Sekarang : setiap 500 ml air limbah, ditambahkan 4 ml kapur, 0.42 ml koagulan, 1.3 ml flokulan, sesuai hasil DoE : setiap 500 ml air limbah, ditambahkan 3 ml kapur, 0.4 ml koagulan, 1.2 ml flokulan) Tabel 8. Perbandingan biaya antara pengolahan sekarang dengan hasil DoE Penggunaan Besar pemakaian Selisih Penghematan Sekarang DoE Biaya Kapur 560 kg 420 kg 140 kg Rp ,00 Koagulan 588 liter 560 liter 28 liter Rp ,00 Flokulan 1,82 kg 1,68 kg 0.14 kg Rp ,00 Total Penghematan Biaya /hari Rp ,00 6. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Dari hasil Design of Experiment dengan variabel respon Waktu pengendapan didapatkan kombinasi optimum pada: a. Penambahan kapur 3 ml dan koagulan 0.4 ml b. Penambahan kapur 3 ml dan koagulan 0.5 ml c. Penambahan kapur 4 ml dan koagulan 0.4 ml 2. Dari hasil Design of Experiment dengan variabel respon ph, didapatkan kombinasi optimum adalah penambahan kapur 3 ml dan koagulan 0.4 ml. 3. Hasil kombinasi optimum untuk kedua variabel respon adalah pada saat penambahan kapur 3 ml dan koagulan 0.4 ml dengan penambahan flokulan berkisar antara ml. 4. Dengan menggunakan kombinasi dari hasil Design of Experiment (kapur 3ml, koagulan 0.4ml, dan flokulan 1.2 ml), penghematan biaya pengolahan limbah Rp. 84

13 /hari atau Rp ,00/tahun ( 10.2 % dari total biaya pengolahan limbah). 6.2 Saran Saran saran yang dapat diberikan kepada perusahaan, antara lain: 1. Melakukan perbaikan yang berkesinambungan terhadap proses pengolahan limbah, dan terus melakukan penelitian agar pengolahan limbah selalu optimal baik dari segi biaya maupun dari segi proses. 2. Mempunyai standar pengecekan terhadap kapur agar perusahaan tidak lagi mendapatkan pengiriman kapur yang jelek dan membuat pemakaian kapur berlebihan. 3. Melakukan pencatatan pemakaian kapur, koagulan, dan juga flokulan setiap harinya. 4. Melakukan pengecekan terhadap ph, TSS, lemak dan minyak, BOD dan COD sesering mungkin. (dari 1 bulan satu kali menjadi seminggu 1 kali) untuk menjaga kualitas air yang akan keluar ke lingkungan. REFERENSI [1] Gasperz, Vincent, Total Quality Management, Gramedia, [2] Santi, Devi Nuraini. Jurnal Pengelolaan Limbah Cair Pada Industri Penyamakan Kulit, Industri Pulp, dan Industri Kelapa Sawit. [3] [4] [5] Supranto, J., Statistik: Teori dan Aplikasi jilid 1, Erlangga, [6] Supranto, J., Statistik: Teori dan Aplikasi jilid 2, Erlangga,

PENGENDALIAN KUALITAS KERAMIK DENGAN PENDEKATAN DESIGN OF EXPERIMENT

PENGENDALIAN KUALITAS KERAMIK DENGAN PENDEKATAN DESIGN OF EXPERIMENT PENGENDALIAN KUALITAS KERAMIK DENGAN PENDEKATAN DESIGN OF EXPERIMENT EPOKSI UNTUK JENIS CACAT PINHOLE (Studi kasus pada PT. American Standard Indonesia) Meriastuti Ginting ST, MT 1 Arleen Wirjawan 2 ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Regresi yang berarti peramalan, penaksiran, atau pendugaan pertama kali diperkenalkan pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton (1822-1911) sehubungan dengan penelitiannya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton. Dia

BAB 2 LANDASAN TEORI. digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton. Dia 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Dalam ilmu statistika teknik yang umum digunakan untuk menganalisa hubungan antara dua variabel atau lebih adalah analisa regresi linier. Regresi pertama

Lebih terperinci

BAB II METODE ANALISIS DATA. memerlukan lebih dari satu variabel dalam membentuk suatu model regresi.

BAB II METODE ANALISIS DATA. memerlukan lebih dari satu variabel dalam membentuk suatu model regresi. 10 BAB II METODE ANALISIS DATA 2.1 Pengertian Regresi Berganda Banyak data pengamatan yang terjadi sebagai akibat lebih dari dua variabel, yaitu memerlukan lebih dari satu variabel dalam membentuk suatu

Lebih terperinci

BAB VI HASIL. Tabel 3 : Hasil Pre Eksperimen Dengan Parameter ph, NH 3, TSS

BAB VI HASIL. Tabel 3 : Hasil Pre Eksperimen Dengan Parameter ph, NH 3, TSS 6.1 Pre Eksperimen BAB VI HASIL Sebelum dilakukan eksperimen tentang pengolahan limbah cair, peneliti melakukan pre eksperimen untuk mengetahui lama waktu aerasi yang efektif menurunkan kadar kandungan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton,

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton, 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton, analisis regresi berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu varibel yaitu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Regresi pertama kali digunakan sebagi konsep statistika pada tahun 1877 oleh sir Francis Galton.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Regresi pertama kali digunakan sebagi konsep statistika pada tahun 1877 oleh sir Francis Galton. BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Regresi Regresi pertama kali digunakan sebagi konsep statistika pada tahun 1877 oleh sir Francis Galton. Beliau memperkenalkan model peramalan, penaksiran, atau pendugaan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Regresi dalam statistika adalah salah satu metode untuk menentukan tingkat pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain. Variabel yang pertama disebut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Analisis Regresi dan Korelasi 1. Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan kuatnya atau derajat hubungan linier antara dua variabel atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya sektor industri pertanian meningkatkan kesejahteraan dan mempermudah manusia dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel eksplanatorik, variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel eksplanatorik, variabel BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Regresi dalam statistika adalah salah satu metode untuk menentukan tingkat pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain. Variabel yang pertama disebut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dangkal, sehingga air mudah di gali (Ruslan H Prawiro, 1983).

BAB 2 LANDASAN TEORI. dangkal, sehingga air mudah di gali (Ruslan H Prawiro, 1983). BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Air Minum Semua makhluk hidup membutuhkan air, maka tempat yang tersedia air tentu penuh dengan makhluk hidup, kecuali air tersebut sudah sangat tercemar. Manusia juga

Lebih terperinci

BAB 2. Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton,

BAB 2. Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton, 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton, analisis regresi berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu varibel

Lebih terperinci

SESI 13 STATISTIK BISNIS

SESI 13 STATISTIK BISNIS Modul ke: SESI 13 STATISTIK BISNIS Sesi 13 ini bertujuan agar Mahasiswa dapat mengetahui teori Analisis Regresi dan Korelasi Linier yang berguna sebagai alat analisis data Ekonomi dan Bisnis. Fakultas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Analisis Regresi Linier Analisis regresi merupakan teknik yang digunakan dalam persamaan matematik yang menyatakan hubungan fungsional antara variabel-variabel. Analisis regresi linier

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Regresi dalam statistika adalah salah satu metode untuk menentukan tingkat pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain. Variabel yang pertama disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya kegiatan manusia akan menimbulkan berbagai masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air karena menerima beban pencemaran yang melampaui

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu varibel yaitu variabel tak bebas (dependent

BAB 2 LANDASAN TEORI. berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu varibel yaitu variabel tak bebas (dependent BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton, analisis regresi berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu varibel yaitu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisa Regresi Regresi pertama kali dipergunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton. Galton melakukan studi tentang kecenderungan tinggi badan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton. Dia

BAB 2 LANDASAN TEORI. digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton. Dia 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Dalam ilmu statistika teknik yang umum digunakan untuk menganalisa hubungan antara dua variabel atau lebih adalah analisa regresi linier. Regresi pertama

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis regresi linier sederhana 2. Analisis regresi linier berganda. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis regresi linier sederhana 2. Analisis regresi linier berganda. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Pengertian regresi secara umum adalah sebuah alat statistik yang memberikan penjelasan tentang pola hubungan (model) antara dua variabel atau lebih. Istilah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA. 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Statistik sangat sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya dalam dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan. Statistik inferensia salah satunya, merupakan satu

Lebih terperinci

Statistik Parametrik

Statistik Parametrik Statistik Parametrik Statistik Parametrik Adalah suatu tes yang modelnya menetapkan adanya syarat-syarat tertentu tentang parameter populasi yang merupakan sumber sampel penelitiannya. Syarat-syarat itu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertian Regresi Regresi dalam statistika adalah salah satu metode untuk menentukan tingkat pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain. Variabel yang pertama disebut dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. pertama digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis

BAB 2 LANDASAN TEORI. pertama digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Dalam ilmu statistika teknik yang umum digunakan untuk menganalisa hubungan antara dua variabel atau lebih variabel adalah analisa regresi linier. Regresi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa penjualan, piutang usaha, dan arus kas operasional pada laporan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi pertama kali digunakan oleh Francis Galton. Dalam papernya yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi pertama kali digunakan oleh Francis Galton. Dalam papernya yang 13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Regresi Istilah regresi pertama kali digunakan oleh Francis Galton. Dalam papernya yang terkenal Galton menemukan bahwa meskipun terdapat tendensi atau kecenderungan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. satu variabel yang disebut variabel tak bebas (dependent variable), pada satu atau

BAB 2 LANDASAN TEORI. satu variabel yang disebut variabel tak bebas (dependent variable), pada satu atau BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Regresi pertama kali digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis Gallon, istilah regresi pada mulanya bertujuan untuk membuat perkiraan

Lebih terperinci

BAB II AIR LIMBAH PT. UNITED TRACTORS Tbk

BAB II AIR LIMBAH PT. UNITED TRACTORS Tbk BAB II AIR LIMBAH PT. UNITED TRACTORS Tbk 2.1. Sumber Limbah ini antara lain: Sumber air limbah yang ada di PT. United Tractors Tbk saat Dari proses produksi, (proses produksi/ bengkel, dan cuci unit),

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis korelasi adalah metode statistika yang digunakan untuk menentukan

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis korelasi adalah metode statistika yang digunakan untuk menentukan 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Analisis Regresi dan Korelasi 1. Analisis korelasi adalah metode statistika yang digunakan untuk menentukan kuatnya atau derajat hubungan linier antara dua variabel

Lebih terperinci

Buku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN

Buku Panduan Operasional IPAL Gedung Sophie Paris Indonesia I. PENDAHULUAN I. PENDAHULUAN Seiring dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk dan pesatnya proses industrialisasi jasa di DKI Jakarta, kualitas lingkungan hidup juga menurun akibat pencemaran. Pemukiman yang padat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri kelapa sawit. Pada saat ini perkembangan industri kelapa sawit tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. industri kelapa sawit. Pada saat ini perkembangan industri kelapa sawit tumbuh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mempunyai potensi yang cukup besar untuk pengembangan industri kelapa sawit. Pada saat ini perkembangan industri kelapa sawit tumbuh cukup pesat. Pada tahun

Lebih terperinci

KORELASI DAN REGRESI LINIER SEDERHANA

KORELASI DAN REGRESI LINIER SEDERHANA KORELASI DAN REGRESI LINIER SEDERHANA 1. Pendahuluan Istilah "regresi" pertama kali diperkenalkan oleh Sir Francis Galton pada tahun 1886. Galton menemukan adanya tendensi bahwa orang tua yang memiliki

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI DI PT EAST JAKARTA INDUSTRIAL PARK

MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI DI PT EAST JAKARTA INDUSTRIAL PARK MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI DI PT EAST JAKARTA INDUSTRIAL PARK DOSEN PEMBIMBING Dr. Ir. RAKHMA OKTAVINA, MT OLEH : HENDRA SASMAYA 30408425 LATAR BELAKANG MASALAH Menurut Peraturan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Regresi pertama kali digunakan sebagai konsep statistika pada tahun 1877 oleh sir Francis Galton. Beliau memperkenalkan model peramalan, penaksiran, atau pendugaan,

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 43 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskriptif Sampel 1. Gambaran Umum Sampel Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang kegiatan utamanya adalah memproduksi atau membuat bahan baku menjadi barang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hampir 100 perusahaan atau pabrik kelapa sawit baik milik

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hampir 100 perusahaan atau pabrik kelapa sawit baik milik 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Indonesia memiliki hampir 100 perusahaan atau pabrik kelapa sawit baik milik negara maupun swasta. Masing-masing pabrik akan memiliki andil cukup besar dalam

Lebih terperinci

Resume Regresi Linear dan Korelasi

Resume Regresi Linear dan Korelasi Rendy Dwi Ardiansyah Putra 7410040018 / 2 D4 IT A Statistika Resume Regresi Linear dan Korelasi 1. Regresi Linear Regresi linear merupakan suatu metode analisis statistik yang mempelajari pola hubungan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN

EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN Rizal 1), Encik Weliyadi 2) 1) Mahasiswa Jurusan Manajemen Sumberdaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan manusia, serta untuk memajukan kesejahteraan umum sehingga merupakan modal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Data yang akan digunakan dalam Penelitian ini adalah data Sekunder yang berupa Perputaran Piutang,Perputaran Persediaan (persediaan bahan baku,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 11. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Regresi merupakan suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya hubungan antar variabel. Dalam analisis regresi suatu persamaan regresi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari pasti kita dihadapi oleh suatu pilihan dan masalah pengambilan keputusan. Salah satu ilmu yang dapat digunakan untuk membantu pengambilan keputusan

Lebih terperinci

TEORI ANALISIS KORELASI

TEORI ANALISIS KORELASI TEORI ANALISIS KORELASI 1.1 Pengertian Sepanjang sejarah umat manusia, orang melakukan penelitian mengenai ada dan tidaknya hubungan antara dua hal, fenomena, kejadian atau lainnya. Usaha-usaha untuk mengukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota besar, semakin banyak didirikan Rumah Sakit (RS). 1 Rumah Sakit sebagai sarana upaya perbaikan

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KUANTITATIF

ANALISIS DATA KUANTITATIF 1 ANALISIS DATA KUANTITATIF Analisis data merupakan proses pengolahan, penyajian, dan interpretasi yang diperoleh dari lapangan agar data yang disajikan mempunyai makna. A. Tujuan Analisis Data 1. Menjawab

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian yang ilmiah pula, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian yang ilmiah pula, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian merupakan salah satu dari tindakan yang dapat dikatakan sebagai tindakan dalam mencari kebenaran dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah adalah material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan dan konsekuensi dari adanya aktivitas manusia. Di

Lebih terperinci

Hipotesis adalah suatu pernyataan tentang parameter suatu populasi.

Hipotesis adalah suatu pernyataan tentang parameter suatu populasi. PERTEMUAN 9-10 PENGUJIAN HIPOTESIS Hipotesis adalah suatu pernyataan tentang parameter suatu populasi. Apa itu parameter? Parameter adalah ukuran-ukuran. Rata-rata penghasilan karyawan di kota binjai adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah yang timbul akibat meningkatnya kegiatan manusia adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air karena menerima beban pencemaran yang melampui daya

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI. : Ukuran sampel telah memenuhi syarat. : Ukuran sampel belum memenuhi syarat

Bab 2 LANDASAN TEORI. : Ukuran sampel telah memenuhi syarat. : Ukuran sampel belum memenuhi syarat Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1. Uji Kecukupan Sampel Dalam melakukan penelitian ini yang berhubungan dengan kecukupan sampel maka langkah awal yang harus dilakukan adalah pengujian terhadap jumlah sampel. Pengujian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Dalam ilmu statistika teknik yang umum digunakan untuk menganalisa hubungan anatara dua variabel atau lebih adalah analisa regresi linier. Regresi pertama digunakan

Lebih terperinci

Pengaturan Debit Seragam terhadap Kualitas Effluent pada Pengolahan Limbah Cair di PT. XYZ

Pengaturan Debit Seragam terhadap Kualitas Effluent pada Pengolahan Limbah Cair di PT. XYZ Pengaturan Debit Seragam terhadap Kualitas Effluent pada Pengolahan Limbah Cair di PT. XYZ Laksmita Nararia Dewi *1), Retno Wulan Damayanti *2) 1,2) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di tengah era globalisasi ini industri pangan mulai berkembang dengan pesat. Perkembangan industri pangan tersebut disebabkan oleh semakin meningkatnya laju pertumbuhan

Lebih terperinci

Pertemuan 9 II. STATISTIKA INFERENSIAL

Pertemuan 9 II. STATISTIKA INFERENSIAL Pertemuan 9 II. STATISTIKA INFERENSIAL Tujuan Setelah perkuliahan ini mhs. diharapkan mampu: Menjelaskan pengertian statistika inferensial Menjelaskan konsep sampling error Menghitung tingkat kepercayaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Indeks Pembangunan Manusia Pembangunan manusia merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas penduduk, hal ini dapat ditempuh dengan cara meningkatkan kapasitas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. berarti ramalan atau taksiran pertama kali diperkenalkan Sir Francis Galton pada

BAB 2 LANDASAN TEORI. berarti ramalan atau taksiran pertama kali diperkenalkan Sir Francis Galton pada BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Analisis regresi merupakan suatu model matematis yang dapat digunakan untuk mengetahui pola hubungan antara dua atau lebih variabel. Istilah regresi yang berarti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. instrumen yang telah valid dan reliabel yaitu instrumen supervisi akademik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. instrumen yang telah valid dan reliabel yaitu instrumen supervisi akademik BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil penelitian berupa data jawaban 70 orang responden terhadap tiga instrumen yang telah valid dan reliabel yaitu instrumen supervisi akademik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun persamaan dan menggunakan persamaan tersebut untuk membuat perkiraan (prediction).

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Regresi pertama kali dipergunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir francis

BAB 2 LANDASAN TEORI. Regresi pertama kali dipergunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir francis BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Regresi Regresi pertama kali dipergunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir francis Galton. Galton melakukan studi tentang kecenderungan tinggi badan anak.

Lebih terperinci

Pertemuan Ke-12. Analysis of Varians (anova)_m. Jainuri, M.Pd

Pertemuan Ke-12. Analysis of Varians (anova)_m. Jainuri, M.Pd Pertemuan Ke-1 1 Pendahuluan Statistik parametrik yang digunakan untuk mencari perbedaan atau persamaan dua rata-rata adalah Uji-t, dan analysis of varians (anova/ anova) digunakan untuk mencari perbedaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri berat maupun yang berupa industri ringan (Sugiharto, 2008). Sragen

BAB I PENDAHULUAN. industri berat maupun yang berupa industri ringan (Sugiharto, 2008). Sragen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai usaha telah dilaksanakan oleh pemerintah pada akhir-akhir ini untuk meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan masyarakat yang dicita-citakan yaitu masyarakat

Lebih terperinci

KAJIAN PENGGUNAAN BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES PENURUNAN KANDUNGAN ORGANIK (KMnO 4 ) LIMBAH INDUSTRI TEMPE DALAM REAKTOR BATCH

KAJIAN PENGGUNAAN BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES PENURUNAN KANDUNGAN ORGANIK (KMnO 4 ) LIMBAH INDUSTRI TEMPE DALAM REAKTOR BATCH Spectra Nomor 8 Volume IV Juli 06: 16-26 KAJIAN PENGGUNAAN BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES PENURUNAN KANDUNGAN ORGANIK (KMnO 4 ) LIMBAH INDUSTRI TEMPE DALAM REAKTOR BATCH Sudiro Ika Wahyuni Harsari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Data Pendapatan Bunga Tabel 4.1 PT Bank Mandiri (Persero), Tbk Perkembangan Pendapatan Bunga Tahun 2007 2011 (dalam jutaan) Tahun Pendapatan Bunga

Lebih terperinci

: - Mahasiswa dapat melakukan eksperimen dengan bantuan software MINITAB

: - Mahasiswa dapat melakukan eksperimen dengan bantuan software MINITAB A. TUJUAN Tujuan Umum Tujuan Khusus : - Mahasiswa dapat melakukan eksperimen dengan bantuan software MINITAB : - Mahasiswa dapat menggunakan MINITAB dengan metode ANOVA - Mahasiswa dapat menggunakan MINITAB

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regressison analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun persamaan

BAB II LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regressison analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun persamaan BAB II LANDASAN TEORI 21 Konsep Dasar Analisis Regresi Analisis regresi (regressison analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun persamaan dan menggunakan persamaan tersebut untuk membuat perkiraan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi merupakan bentuk analisis hubungan antara variabel prediktor

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi merupakan bentuk analisis hubungan antara variabel prediktor 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisis Regresi Analisis regresi merupakan bentuk analisis hubungan antara variabel prediktor (variabel independent) dengan variabel outcome (variabel dependen) untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Definisi 1.1 Analisis Regresi Linier Sederhana Analisis regresi linier sederhana adalah hubungan secara linear antara satu

BAB I PENDAHULUAN 1. Definisi 1.1 Analisis Regresi Linier Sederhana Analisis regresi linier sederhana adalah hubungan secara linear antara satu BAB I PENDAHULUAN 1. Definisi 1.1 Analisis Regresi Linier Sederhana Analisis regresi linier sederhana adalah hubungan secara linear antara satu variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Analisis

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini pokok bahasan atau variabel independen yang diteliti adalah penerapan sistem pengelolaan persediaan oleh pemasok yang diukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Limbah cair atau yang biasa disebut air limbah merupakan salah satu jenis limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat. Sifatnya yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif merupakan penelitian yang banyak

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian didalam penelitian ini adalah sistem Just In Time sebagai variabel bebas (Independent Variable), sedangkan untuk variabel terikatnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Statistik merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang paling banyak mendapatkan perhatian dan dipelajari oleh ilmuan dari hampir semua ilmu bidang pengetahuan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bulan Januari tahun 2015 di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar. Penelitian. dilakukan selama 5 minggu pembelajaran (5X pertemuan).

III. METODE PENELITIAN. bulan Januari tahun 2015 di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar. Penelitian. dilakukan selama 5 minggu pembelajaran (5X pertemuan). 8 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 014/015 pada bulan Januari tahun 015 di SMA Negeri 1 Terbanggi Besar. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Program Studi Pendidikan Ekonomi angkatan FKIP-UKSW

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Program Studi Pendidikan Ekonomi angkatan FKIP-UKSW BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini diuraikan tentang Pengaruh Lingkungan Keluarga dan Prestasi Belajar terhadap Minat Menjadi Guru Ekonomi pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Regresi Linier Analisis regresi merupakan teknik yang digunakan dalam persamaan matematik yang menyatakan hubungan fugsional antara variabel-variabel. Analisis regresi

Lebih terperinci

JUDUL PENELITIAN DAN STATISTIK YANG DIGUNAKAN UNTUK ANALISIS

JUDUL PENELITIAN DAN STATISTIK YANG DIGUNAKAN UNTUK ANALISIS JUDUL PENELITIAN DAN STATISTIK YANG DIGUNAKAN UNTUK ANALISIS 1. CONTOH 1 a. Judul Penelitian PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA KELAS X SMA N 1 BUKITTINGGI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian dilakukan di Program Keahlian Teknik Audio Video SMK Negeri 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Grogol Petamburan Jakarta Barat merupakan salah satu kecamatan di wilayah Jakarta Barat, wilayah ini tidak hanya digunakan sebagai kawasan tempat tinggal namun

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Regresi Linier Sederhana Dalam beberapa masalah terdapat dua atau lebih variabel yang hubungannya tidak dapat dipisahkan karena perubahan nilai suatu variabel tidak selalu terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kulit jadi merupakan kulit hewan yang disamak (diawetkan) atau kulit

BAB I PENDAHULUAN. Kulit jadi merupakan kulit hewan yang disamak (diawetkan) atau kulit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kulit jadi merupakan kulit hewan yang disamak (diawetkan) atau kulit bebas bulu dan urat di bawah kulit. Pekerjaan penyamakan kulit mempergunakan air dalam jumlah

Lebih terperinci

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan Industri Tahu 1. Faktor Penyebab Terjadinya Pencemaran

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kausal komparatif yang merupakan penelitian dengan karakteristik masalah berupa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian, desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, prosedur penelitian,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif.

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dengan adanya metode penelitian ini diharapkan agar setiap langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Statistik Menurut Sofyan (2013) pengertian statistik berasal dari bahasa Latin, yaitu status yang berarti negara dan digunakan untuk urusan negara. Pada mulanya, statistik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penyajian Statistik Deskripsi Hasil Penelitian. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penyajian Statistik Deskripsi Hasil Penelitian. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai 61 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Statistik Deskripsi Hasil Penelitian Statistik deskriptif ini digunakan sebagai dasar untuk menguraikan kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel,

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN BITTERN PADA LIMBAH CAIR DARI PROSES PENCUCIAN INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN

PENGARUH PENAMBAHAN BITTERN PADA LIMBAH CAIR DARI PROSES PENCUCIAN INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN PENGARUH PENAMBAHAN BITTERN PADA LIMBAH CAIR DARI PROSES PENCUCIAN INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN ABSTRACT Dian Yanuarita P 1, Shofiyya Julaika 2, Abdul Malik 3, Jose Londa Goa 4 Jurusan Teknik Kimia, Fakultas

Lebih terperinci

Moh. Hamzah, Siti Aminah

Moh. Hamzah, Siti Aminah Model Pembelajaran Koopertif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) Dan Pengaruhnya Terhadap Penguasaan Konsep Matematika Siswa Kelas VIII Di SMPN 1 Ciwaringin Kabupaten Cirebon Moh. Hamzah, Siti

Lebih terperinci

terdahulu masuk, dengan demikian persediaan akhir di nilai menurut harga pembelian barang yang terakhir masuk. Data metode persediaan ini

terdahulu masuk, dengan demikian persediaan akhir di nilai menurut harga pembelian barang yang terakhir masuk. Data metode persediaan ini BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN A. DESKRIPSI DATA 1. Metode Persediaan FIFO Dalam penelitian in yang menjadi variabel bebas (X) adalah metode persediaan FIFO yaitu : metode yang didasarkan atas asumsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian adalah daerah tempat akan diadakannya penelitian yang mendukung dalam penulisan penelitian itu sendiri. Dalam hal ini yang akan dijadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia tahun 2014 memproduksi 29,34 juta ton minyak sawit kasar [1], tiap ton minyak sawit menghasilkan 2,5 ton limbah cair [2]. Limbah cair pabrik kelapa sawit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. JenisPenelitian, Rancangan Penelitian atau Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah quasi experiment (eksperimen semu) dengan rancangan penelitian non randomized pretest-postest

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pengolahan data yang telah dilakukan. Sebagai alat bantu analisis digunakan software

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pengolahan data yang telah dilakukan. Sebagai alat bantu analisis digunakan software BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai proses dan hasil serta pembahasan dari pengolahan data yang telah dilakukan. Sebagai alat bantu analisis digunakan software Microsoft

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kuisioner Kuisioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik beberapa orang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, free cash flow dan

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, free cash flow dan BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1.Gambaran Umum Sampel Penelitian ini menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, free cash flow dan leverage terhadap risiko saham pada perusahaan manufakur yang terdaftar dalam

Lebih terperinci

BAB 3 METODA PENELITIAN. industri penghasil bahan baku sektor pertambangan yang terdaftar di

BAB 3 METODA PENELITIAN. industri penghasil bahan baku sektor pertambangan yang terdaftar di BAB 3 METODA PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Peneliti memperoleh data penelitian ini yang terdapat pada sumber data historis berupa laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit dengan benar serta

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DATA Pengumpulan data yang dilakukan dibatasi hanya di dalam wilayah Jabodetabek. Data yang dikumpulkan terdiri atas data primer maupun data sekunder. Data primer meliputi kriteria drainase

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari proses soaking, liming, deliming, bating, pickling, tanning, dyeing,

BAB I PENDAHULUAN. dari proses soaking, liming, deliming, bating, pickling, tanning, dyeing, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri penyamakan kulit merupakan salah satu industri rumah tangga yang sering dipermasalahkan karena limbahnya yang berpotensi mencemari lingkungan yang ada di sekitarnya

Lebih terperinci