PENGENDALIAN KUALITAS KERAMIK DENGAN PENDEKATAN DESIGN OF EXPERIMENT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGENDALIAN KUALITAS KERAMIK DENGAN PENDEKATAN DESIGN OF EXPERIMENT"

Transkripsi

1 PENGENDALIAN KUALITAS KERAMIK DENGAN PENDEKATAN DESIGN OF EXPERIMENT EPOKSI UNTUK JENIS CACAT PINHOLE (Studi kasus pada PT. American Standard Indonesia) Meriastuti Ginting ST, MT 1 Arleen Wirjawan 2 ABSTRACT Ceramics produced by PT ASI that not conforming to the standard need rework process. This type of nonconformities is pinhole. The pinhole itself has two phases of epoxy, Base Filler Composition and Thin Top Coat.The research determines the factors of epoxy s influence the epoxy and the best combination factors for the epoxy drying. By the method of Design of Experiment, regression, and correlationthe main factor for the epoxy drying in Base Filler Composition phase is the temperature at 26ºC with the best combination of resin and hardener 1:0.8. Meanwhile the main factors for the epoxy dryng in Thin Top Coat phase are ratios of comparition of Resin hardener and sedimentation time. There are three option for the best combination, 26 o C temperature with composition resin and hardener 1:0.5, 26 o C temperature with one hour sedimentation time and composition resin hardener 1:0.5 with one hour sedimentation time. 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PT American Standard Indonesia adalah perusahaan yang memproduksi produk produk untuk kamar mandi. Bagi PT American Standard menjaga kualitas yang tinggi adalah komitmen yang harus selalu direalisasikan. Kualitas mempunyai peran yang sangat penting untuk membuat konsumen puas. Kekurangan atau ketidaksesuaian pada produk yang dihasilkan akan menyebabkan kerugian secara langsung. Selain itu juga, nama besar perusahaan dipertaruhkan apabila produk yang dihasilkan ternyata tidak sesuai dan konsumen menjadi kecewa. Masalah yang dihadapi PT American Standard saat ini adalah masih adanya kecacatan atau ketidaksesuaian produk dengan standar yang ditetapkan. Produk yang cacat akan dirework atau direject jika melebihi standar cacat yang ditentukan. Rework produk dikelompokkan menjadi beberapa jenis seperti patching, epoksi, dan lain lain tergantung jenis cacat. Salah satu jenis cacat yang sering terjadi adalah pinhole. Cara mengatasi jenis cacat ini adalah dengan epoksi dengan dua tahapan yaitu Base Filler Composition dan Thin Top Coat. PT American Standard sudah melakukan eksperimen terhadap komposisi dan faktor yang berpengaruh pada kedua tahap epoksi, namun belum mendapatkan waktu pengeringan optimal kedua tahap tersebut. Oleh karena itu, untuk mendapatkan waktu pengeringan optimal kedua tahap epoksi tersebut, dilakukan design eksperimen dan perhitungan perhitungan statistik serta penggunaan teknik pengendalian kualitas. 1 Dosen Fakultas Teknik Industri UKRIDA 2 Mahasiswi Teknik Industri UKRIDA

2 1.2. Identifikasi Masalah Masalah utama yang akan diteliti untuk optimasi waktu pengeringan kedua tahap epoksi adalah : 1. Perbandingan kandungan resin dan hardener (berhubungan langsung dengan kekerasan dan waktu pengeringan) 2. Temperatur ruang 3. Waktu pengendapan kedua tahap sebelum diaplikasikan ke produk rework 1.3. Batasan Masalah Dengan pertimbangan waktu, tenaga dan biaya serta supaya penelitian menjadi jelas dan terarah maka masalah yang diteliti dibatasi sebagai berikut : 1. Penelitian hanya untuk rework produk cacat jenis pinhole dengan epoksi 2. Jenis bahan epoksi dirahasiakan 3. Untuk data penelitian pendahuluan digunakan data historis perusahaan pada bulan November 2007 Januari Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2008 Maret Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian pada epoksi adalah: 1. Untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi epoksi 2. Mengetahui kombinasi epoksi yang optimal 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Design of Experiment Metode Design of Experiment pertama kali dikembangkan pada tahun 1920 oleh Sir Ronald A. Fisher. Design of Experiment banyak digunakan dalam berbagai sektor industri, yang digunakan di dalam pengembangan dan optimalisasi pada proses DOE adalah pendekatan sistematik untuk menginvestigasi suatu sistem atau proses. DOE merupakan metode terstruktur, yang digunakan untuk menentukan hubungan antara faktor fakor berbeda yang mempengaruhi dalam proses dan keluaran dari proses tersebut. DOE penting sebagai salah satu cara untuk memaksimalkan perolehan informasi. DOE bisa digunakan untuk mencari konfigurasi terbaik dari faktor faktor yang ada untuk meminimalisasi variansi.dalam percobaan faktorial, memungkinkan pengaruh tiap faktor, secara sendiri sendiri maupun bersamaan, diuji secara terpisah dengan menggunakan analisa variansi yang biasa. Atas dasar jumlah faktor yang diteliti, rancangan percobaan dapat dipilih menjadi : 1. Rancangan non faktorial, jika yang diteliti hanya satu faktor penelitian 2. Rancangan faktorial, jika yang diteliti terdiri dari beberapa faktor penelitian. Membuat sebuah desain berarti dengan cermat memilih eksperimen dengan nilai yang kecil yang dapat diteliti dalam kondisi yang terkendali. Empat langkah untuk membuat desain adalah : 1. Tentukan obyek yang akan diteliti 2. Tentukan variabel yang akan dikontrol pada eksperimen (variabel desain atau variabel bebas) dan level yang akan digunakan. 3. Tentukan variabel yang akan diukur untuk menentukan hasil (variabel respon atau variabel bebas) dan memeriksa keakuratannya.

3 4. Di atas dari desain standar yang dapat digunakan, pilih salah satu yang sesuai dengan obyek yang diteliti, jumlah variabel desain dan keakuratan dalam pengukuran, dan memiliki biaya yang tak masuk akal. Matriks orthogonal array yang digunakan, ditentukan berdasarkan banyak faktor dan level yang digunakan. Ketentuannya adalah level faktor. Bila faktor yang digunakan 2 dan masing masing memiliki 3 level, maka matriks yang digunakan 3 2, yaitu ada 9 percobaan. Dalam pembuatan desain eksperimen dapat diperbanyak seara otomatis setelah ditentukan obyek yang diteliti, variabel desain yang digunakan, dan banyaknya eksperimen yang dapat dilakukan. Unit yang dieksperimenkan adalah unit yang dapat menyebabkan heterogenitas menuju kesalahan eksperimen. Dengan melakukan randomisasi maka dapat menghilangkan efek bias yang dapat dihasilkan oleh penetapan yang sistematik. Block digunakan untuk membuat unti yang dieksperimenkan menjadi homogen. Faktor level dirandom di dalam block dengan tujuan untuk mengurangi kesalahan pada eksperimen. Di dalam membuat desain DOE, penulis menggunakan bantuan program Minitab 15. Langkah langkah dalam penggunaan Minitab 15 untuk pembuatan DOE dapat dilihat pada lampiran Korelasi Korelasi, juga disebut koefisien korelasi, adalah nilai yang menunjukkan kekuatan dan arah hubungan linier antara dua peubah acak (random variable). Salah satu jenis korelasi yang paling populer adalah koefisien korelasi momenproduk Pearson, yang diperoleh dengan membagi kovarians kedua variabel dengan perkalian simpangan bakunya. Meski memiliki nama Pearson, metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Korelasi juga merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antar dua variabel (atau lebih). Arah dinyatakan dalam bentuk hubungan positip (+) atau negatip (-), sedangkan kuatnya hubungan dinyatakan dengan besarnya koefisien korelasi. Hubungan dua variabel dinyatakan positip jika nilai dari suatu variabel ditingkatkan maka akan meningkatkan nilai variabel lainnya, sebaliknya jika nilai variabel tersebut diturunkan maka akan menurunkan nilai variabel yang lain. Sebaliknya, hubungan dua variabel dinyatakan negatip jika nilai suatu variabel ditingkatkan maka akan menurunkan nilai variabel lainnya, sebaliknya jika nilai variabel tersebut diturunkan maka akan menaikkan nilai variabel yang lain. Kuatnya hubungan antar variabel dinyatakan dengan besarnya koefisien korelasi. Koefisien korelasi memiliki rentang nilai antara -1 sampai 1. Jika hubungan antara kedua variabel memiliki nilai korelasi -1 atau 1 berarti kedua variabel tersebut memiliki hubungan yang sempurna, demikian juga sebaliknya jika hubungan antara kedua variabel itu memiliki nilai korelasi 0 berarti tidak ada hubungan antara kedua variabel tersebut. Koefisien korelasi linier (Pearson product moment correlation coefficient) antara dua variabel dapat dicari dengan persamaan berikut:

4 Untuk dapat memberikan penafsiran terkadap koefisien korelasi yang didapat, maka dapat berpedoman pada tabel 1.1. berikut Tabel 2.1 Tabel Korelasi dan Tingkat Hubungannya Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00-0,199 sangat rendah 0,20-0,399 rendah 0,40-0,599 sedang 0,60-0,799 kuat 0,80-1,000 sangat kuat 2.3. Regresi Linier Regresi linier adalah studi ketergantungan satu variabel tak bebas pada satu atau lebih variabel lain yang menjelaskan dengan tujuan untuk menaksir atau meramalkan nilai rata-rata hitung (mean) atau rata-rata populasi variabel tak bebas, dalam pengambilan sampel berulang dari variabel yang menjelaskan (explanatory variable). Tujuan dari regresi adalah: 1. Mengestimasi nilai rata-rata variabel tak bebas dan nilai rata-rata variabel bebas 2. Menguji hipotesis mengenai sifat alamiah ketergantungan (sesuai teori ekonomi) 3. Memprediksi atau meramalkan nilai rata-rata variabel tak bebas dan nilai ratarata variabel bebas tertentu Regresi linier sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Persamaan umum dari regresi linier sederhana adalah: Keterangan: Y= variabel dependen yang diprediksikan a = konstanta b = koefisien regresi X terhadap Y X = variabel independen yang mempunyai nilai tertentu Koefisien regresi (b) akan bernilai positip apabila nilai X berbanding lurus terhadap nilay Y, sebaliknya b akan bernilai negatip apabila nilai X berbanding terbalik terhadap nilai Y. Nilai a dan b dapat dicari dengan persamaan berikut: Sedangkan untuk regresi linier berganda, persamaan regresi linier berganda melibatkan lebih dari satu variabel bebas. Persamaannya adalah sebagai berikut : Y = β + β X + β X β k X k

5 Keterangan : Y = variabel terikat Xi = variabel bebas ( i = 1, 2, 3,, k) β0 = intersep βi = koefisien regresi ( i = 1, 2, 3,, k) 2.4. ANOVA ANOVA atau distribusi F ditemukan oleh R.A. Fisher pada awal tahun 1920 dan berguna bagi para periset untuk menguji hipotesis mengenai suatu parameter dari beberapa populasi. ANOVA sering disebut juga Fisher s ANOVA atau Fisher s analysis of variance. Analisis variansi adalah pengujiaan rataan suatu populasi. Tujuan dari analisis varians adalah untuk menemukan variabel independen dalam penelitian dan menentukan bagaimana mereka berinteraksi dan mempengaruhi tanggapan atau perlakuan. Bentuk kurva distribusi F sangat ditentukan oleh nilai derajat kebebasan vi dan v2. Jika v1 dan v2 bernilai kecil, kurva F menceng ke kanan. Makin besar nilai v1 dan v2 bentuk kurva mendekati distribusi normal yang simetris. Untuk menentukan nilai F terlebih dahulu harus diketahui nilai v1 dan v2 serta nilai α yaitu suatu probabilitas bahwa variabel F mengambil nilai atau lebih besar dari F sebagai berikut: P(F F α(v1,v2) ) = α Pada penggunaannya, ada beberapa tipe dari ANOVA berdasarkan jumlah perlakuan dan caranya digunakan pada eksperimen: 1. One Way ANOVA digunakan untuk menguji perbedaan diantara dua atau lebih kelompok yang independen 2. One way ANOVA untuk pengukuran berulang digunakan ketika subyek penelitian diukur secara berulang, yang berarti subyek yang sama digunakan untuk setiap perlakuan. 3. Faktorial ANOVA digunakan ketika peneliti ingin mempelajari efek dari 2 atau lebih variabel perlakuan. Tipe yang biasa digunakan pada faktorial ANOVA adalah desain 2x2, dimana ada sua variabel bebas dan setiap variabel memiliki dua level. 4. Ketika ingin menguji dua atau lebih grup bebas untuk perhitungan berulang dapat digunakan mixed-design ANOVA faktorial, dimana satu faktor bebas dan yang lainnya pengukuran berulang. 5. Multivariate analysis of variance (MANOVA) digunakan ketika ada lebih dari satu variabel terkait. Dalam pengujian one way ANOVA, langkah langkahnya adalah sebagai berikut: 1. Menentukan hipotesis awal H 0 : µ 1 = µ 2 = µ 3 =...µ n H 1 : tidak semua rata rata sama. 2. Menghitung total variansi. Total variasi dibagi menjadi dua yaitu SSA (merupakan variasi antar group) dan SSW (merupakan variasi dalam group). SST = SSA + SSW

6 3. Menghitung rata rata dari SSA dan SSW yaitu MSA (Mean Square Among) dan MSW (Mean Square Within) SSA MSA = c 1 SSW MSW = n c Keterangan : c merupakan jumlah group. n merupakan jumlah data. 4. Selanjutnya adalah menghitung nilai F hitung yang akan dibadingkan dengan nilai F pada tabel. MSA F hitung = MSW 5. Lalu mencari nilai F pada tabel, yaitu mencari nilai df 1 dan df 2 df 1 = c-1 df 2 = n-c 6. Jika F hitung > F (df 1, df 2 ) maka tolak H 0 demikian sebaliknya terima H 0. Kegunaan ANOVA yaitu : 1. Mengendalikan 1 atau lebih variabel independen Disebut dgn faktor (atau variabel treatment) Tiap faktor mengandung 2 atau lebih level (kategori / klasifikasi) 2. Mengamati efek pada variabel dependen Merespon level pada variabel independen 3. Perencanaan Eksperimen: perencanaan dengan menggunakan uji hipotesis 3. METODOLOGI PENELITIAN Design of Experiment digunakan untuk menentukan kombinasi terbaik dari suatu faktor dan level yang mempengaruhi suatu produk. Pembuatan Design of Experiment ini didasarkan pada faktor faktor dan level level yang sudah diuji sebelumnya. Tahapan tahapannya adalah : 3.1. Penentuan Variabel Tak Bebas Berdasarkan hasil penelitian awal sebelumya yang dilakukan, variabel tak bebas yang ingin dicapai adalah waktu untuk pengeringan epoksi (untuk kedua tahap epoksi, baik base filler maupun Thin Top Coat), karena waktu pengeringan yang cukup lama merupakan permasalahan utama dalam melakukan proses epoksi ini Penentuan Variabel Bebas Pada penelitian ini variabel bebas yang digunakan adalah temperatur, perbandingan kandungan antara resin dan hardener, dan waktu pengendapan sebelum diaplikasikan pada cacat. Pada penelitian awal didapatkan faktor faktor tersebut sebagai faktor yang menentukan di dalam waktu pengeringan epoksi ini. Ketiga variabel bebas ini digunakan pada kedua tahap epoksi ini, baik untuk base filler maupun untuk Thin Top Coat.

7 3.3. Penentuan Level Masing masing Faktor Level untuk masing masing faktor pada base filler maupun Thin Top Coat terdiri dari 3 level, karena berdasarkan penelitian awal didapatkan bahwa pada rentang tersebut hasil epoksi maksimal, proses pengeringan juga maksimal, dan hasil epoksi menempel dengan baik pada produk cacat, tetapi dalam rentang level belum ditemukan waktu pengeringan yang maksimal. Level level tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1. dan tabel 4.2. berikut ini. Tabel 3.1. Faktor faktor dan masing masing level yang digunakan pada Base Filler Composition Level Faktor Level 1 Level 2 Level 3 Temperatur 26º C 30 º C 35º C Perbandingan kandungan 1 : : : 0.85 Resin : Hardener Waktu pengendapan 0 jam 1 jam 2 jam Tabel 3.2. Faktor faktor dan masing masing level yang digunakan pada Thin Top Coat Level Faktor Level 1 Level 2 Level 3 Temperatur 26º C 30 º C 35º C Perbandingan kandungan 1 : : : 0.6 Resin : Hardener Waktu pengendapan 0 jam 1 jam 2 jam 3.4. Pemilihan Orthogonal Array Orthogonal array merupakan table matriks untuk menentukan jumlah percobaan. Penentuan matriks orthogonal array yang akan digunakan berdasarkan perhitungan berikut: 1. Jumlah faktor yang diamati = 3 faktor 2. Jumlah level masing masing faktor = 3 level 3. Orthogonal array yang digunakan adalah 3 3 = 27 percobaan. Jumlah percobaan yang harus dilakukan adalah 27 buah. Untuk mendapatkan hasil yang signifikan, dilakukan replikasi sebanyak 2 kali. Penentuan replikasi didasarkan pada keterbatasan waktu dan biaya serta hasil penelitian yang ingin dicapai, sehingga percobaan yang dilakukan 54 buah. Tabel 4.3. dan Tabel 4.4. menunjukkan kombinasi percobaan yang dilakukan, yang dirandom agar tidak bias dengan bantuan program Minitab 15. StdOrder menunjukkan randomisasi yang dilakukan. Kolom temperatur, kandungan, dan pengendapan merupakan ketiga faktor yang akan diteliti dan setiap angka pada kolom faktor merupakan level ditentukan. 4. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Berdasarkan kombinasi yang telah ditentukan dari tabel 3.1 dan 3.2. di atas, maka dapat dimasukkan level level sesuai dengan faktor faktor dan hasil diperileh seperti pada tabel 4.1 dan tabel 4.2 berikut ini.

8 Tabel 4.1. Hasil Percobaan yang Dilakukan pada Base Filler Composition StdOrder RunOrder PtType Blocks Temperatur Kandungan Pengendapan Waktu

9 Tabel 4.1. Hasil Percobaan yang Dilakukan pada Base Filler Composition (lanjutan) StdOrder RunOrder PtType Blocks Temperatur Kandungan Pengendapan Waktu Tabel 4.2. Hasil Percobaan yang Dilakukan pada Thin Top Coat StdOrder RunOrder PtType Blocks Temperatur Kandungan Pengendapan Waktu

10 Tabel 4.2. Hasil Percobaan yang Dilakukan pada Thin Top Coat(lanjutan) StdOrder RunOrder PtType Blocks Temperatur Kandungan Pengendapan Waktu PEMBAHASAN Results for: DATA UNTUK FAKTORIAL BASE FILLER.MTW General Linear Model: C8 versus Temperatur, Kandungan, Pengendapan Factor Type Levels Values Temperatur fixed 3 26, 30, 35 Kandungan fixed , 0.80, 0.85 Pengendapan fixed 3 0, 1, 2 Analysis of Variance for C8, using Adjusted SS for Tests Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P Temperatur Kandungan Pengendapan Temperatur*Kandungan Temperatur*Pengendapan Kandungan*Pengendapan Temperatur*Kandungan*Pengendapan Error Total S = R-Sq = 97.64% R-Sq(adj) = 95.36% Term Coef SE Coef T P Constant Temperatur Kandungan Pengendapan

11 Temperatur*Kandungan Temperatur*Pengendapan Kandungan*Pengendapan Temperatur*Kandungan*Pengendapan Unusual Observations for C8 Obs C8 Fit SE Fit Residual St Resid R R R R R denotes an observation with a large standardized residual. Results for: DATA UNTUK THIN TOP COAT.MTW General Linear Model: Waktu versus Temperatur, Kandungan, Pengendapan Factor Type Levels Values Temperatur fixed 3 26, 30, 35 Kandungan fixed , 0.57, 0.60 Pengendapan fixed 3 0, 1, 2 Analysis of Variance for Waktu, using Adjusted SS for Tests Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P Temperatur Kandungan Pengendapan Temperatur*Kandungan Temperatur*Pengendapan Kandungan*Pengendapan Temperatur*Kandungan*Pengendapan Error Total S = R-Sq = 94.06% R-Sq(adj) = 88.34% Term Coef SE Coef T P Constant Temperatur Kandungan

12 Pengendapan Temperatur*Kandungan Temperatur*Pengendapan Kandungan*Pengendapan Temperatur*Kandungan*Pengendapan Faktor yang berpengaruh pada waktu pengeringan epoksi Base Filler Composition adalah temperatur. Nilai p untuk temperatur pada Base Filler Composition adalah 0,000. Nilai ini lebih kecil dari nilai α (0,000<0,05) berarti temperatur berpengaruh secara signifikan terhadap waktu pengeringan epoksi Base Filler Composition. Korelasi antara waktu pengeringan dengan temperatur pada Base Filler Composition adalah , sangat kuat, berbanding terbalik, dan berpengaruh secara signifikan. Persamaan regresi linier yang optimal untuk waktu pengeringan epoksi pada tahap Base Filler Composition adalah: Y = 16, x 1 Waktu pengeringan optimal tahap base filler adalah kombinasi temperatur 26ºC dengan perbandingan resin : hardener 1:0,8 dengan nilai p adalah 0,015. Nilai ini lebih kecil dari α (0,015<0,05) berarti temperatur pada 26 ºC dan perbandingan kandungan resin: hardener 1:0,8 berpengaruh secara signifikan. Faktor faktor yang berpengaruh untuk Thin Top Coat adalah kombinasi antara perbandingan kandungan dan waktu pengendapan. Nilai p untuk perbandingan kandungan dan waktu pengendapan adalah 0,045. Nilai ini lebih kecil dari nilai α (0,045<0,05) berarti perbandingan kandungan dan waktu pengendapan berpengaruh secara signifikan terhadap waktu pengeringan pada Thin Top Coat. Korelasi antara waktu pengeringan dengan perbandingan kandungan pada Thin Top Coat adalah -0,633, sangat kuat, berbanding terbalik, dan berpengaruh secara signifikan sedangkan korelasi antara waktu pengeringan dengan waktu pengendapan pada Thin Top Coat adalah 0,607 sangat kuat, berbanding lurus, dan berpengaruh secara signifikan. Persamaan regresi linier yang optimal waktu pengeringan epoksi pada tahap Thin Top Coat adalah: Y = 3, x 2 + 0,204 x 3 Waktu pengeringan optimal tahap Thin Top Coat adalah: 1. Kombinasi temperatur 26ºC dengan perbandingan resin : hardener 1:0,57 dengan nilai p = 0,043 lebih kecil dari α (0,043<0,05) berarti temperatur pada 26ºC dan perbandingan kandungan 0,57 berpengaruh secara signifikan.

13 2. Kombinasi temperatur 26ºC dengan waktu pengendapan selama 1 jam dengan nilai p = 0,031 lebih kecil dari α (0,031<0,05) berarti temperatur pada 26 ºC dan waktu pengendapan 1 jam berpengaruh secara signifikan. 3. Kombinasi waktu pengendapan 1 jam dengan perbandingan resin : hardener 1:0,5 dengan nilai p = 0,045 lebih kecil dari α (0,045<0,05) berarti perbandingan kandungan 0,5 dan waktu pengendapan 1 jam berpengaruh secara signifikan. 6. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : a. Faktor yang berpengaruh pada epoksi tahap Base Filler Composition adalah temperatur, dengan kombinasi terbaik pada temperatur 26ºC dengan perbandingan resin dan hardener 1:0,8 b. Faktor yang berpengaruh pada epoksi tahap Thin Top Coat, adalah perbandingan kandungan dan waktu pengendapan, dengan kombinasi terbaik terdiri dari 3 pilihan yaitu : 1. Temperatur 26ºC dengan perbandingan resin : hardener 1:0,57 2. Temperatur 26ºC dengan waktu pengendapan 1 jam 3. Waktu pengendapan 1 jam dengan perbandingan resin : hardener 1:0,5 Saran Beberapa saran yang dapat dikemukakan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan sewaktu melakukan pencampuran epoksi adalah: 1. Resin dan hardener yang akan dicampur terlebih dahulu harus ditimbang dengan akurat untuk menghasilkan epoksi yang optimal 2. Memperhatikan waktu pengeringan epoksi, sehingga tidak ada campuran epoksi yang terbuang karena terlebih dahulu kering sebelum diaplikasikan ke produk cacat tersebut. 3. Pada tahap base filler maupun Thin Top Coat perlu ditambahkan stain warna yang sesuai dengan warna produk, sehingga hasil epoksi tidak terlihat sama sekali.

Optimasi Pencampuran Bahan Kimia pada Proses Pengolahan Limbah Cair PT Salim Ivomas Pratama

Optimasi Pencampuran Bahan Kimia pada Proses Pengolahan Limbah Cair PT Salim Ivomas Pratama Optimasi Pencampuran Bahan Kimia pada Proses Pengolahan Limbah Cair PT Salim Ivomas Pratama Meriastuti Ginting, Arleen Wirjawan* Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Krida Wacana

Lebih terperinci

Analisis Regresi 2. Multikolinier & penanganannya

Analisis Regresi 2. Multikolinier & penanganannya Analisis Regresi 2 Pokok Bahasan : Multikolinier & penanganannya TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Mahasiswa dapat menjelaskan adanya multikolinieritas pada regresi linier berganda serta prosedur penanganannya

Lebih terperinci

Metode Statistika Pertemuan XII. Analisis Korelasi dan Regresi

Metode Statistika Pertemuan XII. Analisis Korelasi dan Regresi Metode Statistika Pertemuan XII Analisis Korelasi dan Regresi Analisis Hubungan Jenis/tipe hubungan Ukuran Keterkaitan Skala pengukuran variabel Pemodelan Keterkaitan Relationship vs Causal Relationship

Lebih terperinci

Pencilan. Pencilan adalah pengamatan yang nilai mutlak sisaannya jauh lebih besar daripada sisaan-sisaan lainnya

Pencilan. Pencilan adalah pengamatan yang nilai mutlak sisaannya jauh lebih besar daripada sisaan-sisaan lainnya Pencilan Pencilan adalah pengamatan yang nilai mutlak sisaannya jauh lebih besar daripada sisaan-sisaan lainnya Bisa jadi terletak pada tiga atau empat simpangan baku atau lebih jauh lagi dari rata-rata

Lebih terperinci

: - Mahasiswa dapat melakukan eksperimen dengan bantuan software MINITAB

: - Mahasiswa dapat melakukan eksperimen dengan bantuan software MINITAB A. TUJUAN Tujuan Umum Tujuan Khusus : - Mahasiswa dapat melakukan eksperimen dengan bantuan software MINITAB : - Mahasiswa dapat menggunakan MINITAB dengan metode ANOVA - Mahasiswa dapat menggunakan MINITAB

Lebih terperinci

Program Magister Manajemen dan Bisnis Institut Pertanian Bogor 2014

Program Magister Manajemen dan Bisnis Institut Pertanian Bogor 2014 TUGAS Metode Kuantitatif Manajemen Analisis Regresi pada Data Penjualan Tahunan Lezat Fried Chicken (LFC) Disusun sebagai Tugas Akhir Triwulan I Mata Kuliah Metode Kuantitatif Manajemen Disusun Oleh :

Lebih terperinci

Perencanaan dan Analisis Eksperimen dengan Minitab

Perencanaan dan Analisis Eksperimen dengan Minitab UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT KARYA PENGABDIAN PADA MASYARAKAT Perencanaan dan Analisis Eksperimen dengan Minitab Haryadi NIDN 0003116401 i HALAMAN

Lebih terperinci

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 4 Sebaran Penarikan Contoh

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 4 Sebaran Penarikan Contoh STK511 Analisis Statistika Pertemuan 4 Sebaran Penarikan Contoh Konsep Dasar Suatu statistik, misalnya, adalah fungsi dari peubah acak sering kita tulis. Idea dasaranya : Karena adalah peubah acak, maka

Lebih terperinci

Analisis Regresi 2. Multikolinier & penanganannya

Analisis Regresi 2. Multikolinier & penanganannya Analisis Regresi 2 Pokok Bahasan : Multikolinier & penanganannya TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Mahasiswa dapat menjelaskan adanya multikolinieritas pada regresi linier berganda serta prosedur penanganannya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menguraikan proses, hasil serta pembahasan dari pengolahan data yang telah dilakukan. Analisis pengolahan data dilakukan dengan mengggunakan software Minitab

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Analisis Regresi dan Korelasi 1. Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan kuatnya atau derajat hubungan linier antara dua variabel atau

Lebih terperinci

Hipotesis adalah suatu pernyataan tentang parameter suatu populasi.

Hipotesis adalah suatu pernyataan tentang parameter suatu populasi. PERTEMUAN 9-10 PENGUJIAN HIPOTESIS Hipotesis adalah suatu pernyataan tentang parameter suatu populasi. Apa itu parameter? Parameter adalah ukuran-ukuran. Rata-rata penghasilan karyawan di kota binjai adalah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Regresi yang berarti peramalan, penaksiran, atau pendugaan pertama kali diperkenalkan pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton (1822-1911) sehubungan dengan penelitiannya

Lebih terperinci

BAB II METODE ANALISIS DATA. memerlukan lebih dari satu variabel dalam membentuk suatu model regresi.

BAB II METODE ANALISIS DATA. memerlukan lebih dari satu variabel dalam membentuk suatu model regresi. 10 BAB II METODE ANALISIS DATA 2.1 Pengertian Regresi Berganda Banyak data pengamatan yang terjadi sebagai akibat lebih dari dua variabel, yaitu memerlukan lebih dari satu variabel dalam membentuk suatu

Lebih terperinci

Analisis Korelasi & Regresi

Analisis Korelasi & Regresi Analisis Korelasi & Regresi Oleh: Ki Hariyadi,, S.Si., M.PH Nuryadi, S.Pd.Si UIN JOGJAKARTA 1 Pokok Bahasan Analisis Korelasi Uji Kemaknaan terhadap ρ (rho) Analisis Regresi Linier Analisis Kemaknaan terhadap

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Regresi pertama kali digunakan sebagi konsep statistika pada tahun 1877 oleh sir Francis Galton.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Regresi pertama kali digunakan sebagi konsep statistika pada tahun 1877 oleh sir Francis Galton. BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Regresi Regresi pertama kali digunakan sebagi konsep statistika pada tahun 1877 oleh sir Francis Galton. Beliau memperkenalkan model peramalan, penaksiran, atau pendugaan,

Lebih terperinci

SESI 13 STATISTIK BISNIS

SESI 13 STATISTIK BISNIS Modul ke: SESI 13 STATISTIK BISNIS Sesi 13 ini bertujuan agar Mahasiswa dapat mengetahui teori Analisis Regresi dan Korelasi Linier yang berguna sebagai alat analisis data Ekonomi dan Bisnis. Fakultas

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN. X 1 = faktor kecepatan X 2 = faktor tekanan X 3 = faktor suhu. 0,4583 X 1 X 2, dimana:

BAB 6 KESIMPULAN. X 1 = faktor kecepatan X 2 = faktor tekanan X 3 = faktor suhu. 0,4583 X 1 X 2, dimana: BAB 6 KESIMPULAN 6.. Kesimpulan Dari penelitian yang telah dilakukan, maka kesimpulan yang diperoleh sebagai berikut:. Berdasarkan proses brainstorming, wawancara dan hasil penyebaran kuesioner awal diperoleh

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton. Dia

BAB 2 LANDASAN TEORI. digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton. Dia 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Dalam ilmu statistika teknik yang umum digunakan untuk menganalisa hubungan antara dua variabel atau lebih adalah analisa regresi linier. Regresi pertama

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari 34 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari tahun 2005-2012, yang diperoleh dari data yang dipublikasikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertian Regresi Regresi dalam statistika adalah salah satu metode untuk menentukan tingkat pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain. Variabel yang pertama disebut dengan

Lebih terperinci

Oleh: KELOMPOK SOYA E46. Ahmad Mukti Almansur Batara Manurung Ika Novi Indriyati Indana Saramita Rachman Sali Subakti Tri Wulandari

Oleh: KELOMPOK SOYA E46. Ahmad Mukti Almansur Batara Manurung Ika Novi Indriyati Indana Saramita Rachman Sali Subakti Tri Wulandari TUGAS KELOMPOK METODE KUANTITATIF MANAJEMEN Oleh: KELOMPOK SOYA E46 Ahmad Mukti Almansur Batara Manurung Ika Novi Indriyati Indana Saramita Rachman Sali Subakti Tri Wulandari Dosen: Lukytawati Anggraeni,

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2-3 SIFAT DASAR ANALISIS REGRESI

PERTEMUAN 2-3 SIFAT DASAR ANALISIS REGRESI PERTEMUAN 2-3 SIFAT DASAR ANALISIS REGRESI Penafsiran Regresi Analisis regresi berkaitan dengan studi ketergantungan satu variabel- variabel tak bebas terhadap satu atau lebih variabel lainvariabel yang

Lebih terperinci

Perancangan dan Analisis Data Percobaan Pertanian. Sutoro BB BIOGEN

Perancangan dan Analisis Data Percobaan Pertanian. Sutoro BB BIOGEN Perancangan dan Analisis Data Percobaan Pertanian Sutoro BB BIOGEN PRINSIP PERANCANGAN PERCOBAAN Ulangan (replication) Pengacakan (randomization) Pengendalian tempat percobaan (local control) Percobaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi pertama kali digunakan oleh Francis Galton. Dalam papernya yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi pertama kali digunakan oleh Francis Galton. Dalam papernya yang 13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Regresi Istilah regresi pertama kali digunakan oleh Francis Galton. Dalam papernya yang terkenal Galton menemukan bahwa meskipun terdapat tendensi atau kecenderungan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 43 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskriptif Sampel 1. Gambaran Umum Sampel Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang kegiatan utamanya adalah memproduksi atau membuat bahan baku menjadi barang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Data Pendapatan Bunga Tabel 4.1 PT Bank Mandiri (Persero), Tbk Perkembangan Pendapatan Bunga Tahun 2007 2011 (dalam jutaan) Tahun Pendapatan Bunga

Lebih terperinci

ANALYSIS OF VARIANCE (ANOVA)

ANALYSIS OF VARIANCE (ANOVA) ANALYSIS OF VARIANCE (ANOVA) Pendahuluan ANOVA Uji dengan ANOVA Post hoc procedure Materi Kuliah PENDAHULUAN Jika uji t digunakan untuk membandingkan ratarata/parameter sampel ANOVA digunakan untuk membandingkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel eksplanatorik, variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel eksplanatorik, variabel BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Regresi dalam statistika adalah salah satu metode untuk menentukan tingkat pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain. Variabel yang pertama disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. Definisi 1.1 Analisis Regresi Linier Sederhana Analisis regresi linier sederhana adalah hubungan secara linear antara satu

BAB I PENDAHULUAN 1. Definisi 1.1 Analisis Regresi Linier Sederhana Analisis regresi linier sederhana adalah hubungan secara linear antara satu BAB I PENDAHULUAN 1. Definisi 1.1 Analisis Regresi Linier Sederhana Analisis regresi linier sederhana adalah hubungan secara linear antara satu variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Analisis

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Data penelitian ini diperoleh dari siswa kelas V SD Islam Al Madina Semarang tahun pelajaran 2015/2016 sebagai subyek penelitian dan merupakan populasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Laba merupakan tolok ukur paling sederhana untuk menentukan kesuksesan kinerja suatu usaha. Kemampuan sebuah perusahaan dalam menghasilkan laba dipengaruhi

Lebih terperinci

Pertemuan Ke-12. Analysis of Varians (anova)_m. Jainuri, M.Pd

Pertemuan Ke-12. Analysis of Varians (anova)_m. Jainuri, M.Pd Pertemuan Ke-1 1 Pendahuluan Statistik parametrik yang digunakan untuk mencari perbedaan atau persamaan dua rata-rata adalah Uji-t, dan analysis of varians (anova/ anova) digunakan untuk mencari perbedaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. pertama digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis

BAB 2 LANDASAN TEORI. pertama digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Dalam ilmu statistika teknik yang umum digunakan untuk menganalisa hubungan antara dua variabel atau lebih variabel adalah analisa regresi linier. Regresi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pengolahan data yang telah dilakukan. Sebagai alat bantu analisis digunakan software

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pengolahan data yang telah dilakukan. Sebagai alat bantu analisis digunakan software BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai proses dan hasil serta pembahasan dari pengolahan data yang telah dilakukan. Sebagai alat bantu analisis digunakan software Microsoft

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa penjualan, piutang usaha, dan arus kas operasional pada laporan

Lebih terperinci

KORELASI DAN REGRESI LINIER SEDERHANA

KORELASI DAN REGRESI LINIER SEDERHANA KORELASI DAN REGRESI LINIER SEDERHANA 1. Pendahuluan Istilah "regresi" pertama kali diperkenalkan oleh Sir Francis Galton pada tahun 1886. Galton menemukan adanya tendensi bahwa orang tua yang memiliki

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Regresi dalam statistika adalah salah satu metode untuk menentukan tingkat pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain. Variabel yang pertama disebut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Regresi dalam statistika adalah salah satu metode untuk menentukan tingkat pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain. Variabel yang pertama disebut

Lebih terperinci

Analisa Regresi Berganda

Analisa Regresi Berganda Analisa Regresi Berganda Tjipto Juwono, Ph.D. June 18, 2015 TJ (SU) Regresi Ganda May 2015 1 / 23 Data Home Cost Temp Ins Age ($) ( F) (In.) (y) 1 250 35 3 6 2 360 29 4 10 3 165 36 7 3 4 43 60 6 9 5 92

Lebih terperinci

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta Analisis Regresi Linier Wihandaru Sotya Pamungkas Pendahuluan 1 Pendahuluan A. Pengertian Regresi dan Korelasi Istilah regresi diperkenalkan oleh Francis Galton tahun 1886 diperkuat oleh Karl Pearson tahun

Lebih terperinci

LAMPIRAN A RANCANGAN DAN ANALISIS PERCOBAAN DENGAN METODE RESPONSE SURFACE MENGGUNAKAN MINITAB 16 SOFTWARE

LAMPIRAN A RANCANGAN DAN ANALISIS PERCOBAAN DENGAN METODE RESPONSE SURFACE MENGGUNAKAN MINITAB 16 SOFTWARE LAMPIRAN A RANCANGAN DAN ANALISIS PERCOBAAN DENGAN METODE RESPONSE SURFACE MENGGUNAKAN MINITAB 16 SOFTWARE LA-1 Rancangan Percobaan Optimasi Hidrolisis Selulosa dari Tandan Kosong Kelapa Sawit Rancangan

Lebih terperinci

Optimasi Kekerasan Kampas Rem Dengan Metode Desain Eksprimen

Optimasi Kekerasan Kampas Rem Dengan Metode Desain Eksprimen Optimasi Kekerasan Kampas Rem Dengan Metode Desain Eksprimen Didik Wahjudi Amelia Dosen Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Mesin - Universitas Kristen Petra Tomy Suhartojo Alumni Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton. Dia

BAB 2 LANDASAN TEORI. digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton. Dia 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Dalam ilmu statistika teknik yang umum digunakan untuk menganalisa hubungan antara dua variabel atau lebih adalah analisa regresi linier. Regresi pertama

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisa Regresi Regresi pertama kali dipergunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton. Galton melakukan studi tentang kecenderungan tinggi badan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. independen dari listrik adalah satuan kilowatt (kwh), untuk minyak adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. independen dari listrik adalah satuan kilowatt (kwh), untuk minyak adalah 36 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengolahan Data Data yang diambil untuk varibel dependen adalah produk domestic bruto di Jakarta period 1995 2005 dalam satuan rupiah. Sedangkan variabel

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis korelasi adalah metode statistika yang digunakan untuk menentukan

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis korelasi adalah metode statistika yang digunakan untuk menentukan 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Analisis Regresi dan Korelasi 1. Analisis korelasi adalah metode statistika yang digunakan untuk menentukan kuatnya atau derajat hubungan linier antara dua variabel

Lebih terperinci

1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga.

1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga. LAMPIRAN Lampiran 1. Evaluasi Model Evaluasi Model Keterangan 1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga. 2)

Lebih terperinci

Regresi Linier Berganda

Regresi Linier Berganda Regresi Linier Berganda Regresi Berganda Contoh Menguji hubungan linier antara variabel dependen (y) dan atau lebih variabel independen (x n ) Hubungan antara suhu warehouse dan viskositas cat dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Analisis Regresi Linier Analisis regresi merupakan teknik yang digunakan dalam persamaan matematik yang menyatakan hubungan fungsional antara variabel-variabel. Analisis regresi linier

Lebih terperinci

Oleh : I Md Artawan, SE, MM NIK Dosen Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Warmadewa Denpasar REGRESI SEDERHANA

Oleh : I Md Artawan, SE, MM NIK Dosen Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Warmadewa Denpasar REGRESI SEDERHANA REGRESI SEDERHANA Oleh : I Made Artawan, SE, MM NIK 230 34 085 Dosen Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Warmadewa Denpasar REGRESI SEDERHANA PENGERTIAN REGRESI Regresi adalah suatu alat statistik yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Karakteristik Responden Dalam bab IV disajikan analisis terhadap data yang diperoleh selama penelitian. Data yang terkumpul merupakan data primer, yaitu

Lebih terperinci

Statistik Parametrik

Statistik Parametrik Statistik Parametrik Statistik Parametrik Adalah suatu tes yang modelnya menetapkan adanya syarat-syarat tertentu tentang parameter populasi yang merupakan sumber sampel penelitiannya. Syarat-syarat itu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. satu variabel yang disebut variabel tak bebas (dependent variable), pada satu atau

BAB 2 LANDASAN TEORI. satu variabel yang disebut variabel tak bebas (dependent variable), pada satu atau BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Regresi pertama kali digunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis Gallon, istilah regresi pada mulanya bertujuan untuk membuat perkiraan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif. Statistik deskriptif adalah ilmu statistik yang mempelajari cara-cara pengumpulan, penyusunan dan penyajian data suatu penilaian. Tujuannya adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil dan Pengolahan Data Pada bab ini akan dibahas mengenai proses dan hasil serta pembahasan dari pengolahan data yang akan dilakukan. Data yang telah didapatkan akan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA. 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Statistik sangat sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya dalam dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan. Statistik inferensia salah satunya, merupakan satu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, free cash flow dan

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, free cash flow dan BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1.Gambaran Umum Sampel Penelitian ini menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, free cash flow dan leverage terhadap risiko saham pada perusahaan manufakur yang terdaftar dalam

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pada bagian ini akan disajikan deskripsi data hasil penelitian terhadap variabelvariabel penelitian. Data hasil penelitian berupa skor yang diambil

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Regresi pertama kali dipergunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir francis

BAB 2 LANDASAN TEORI. Regresi pertama kali dipergunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir francis BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Regresi Regresi pertama kali dipergunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir francis Galton. Galton melakukan studi tentang kecenderungan tinggi badan anak.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai proses dan hasil serta pembahasan dari pengolahan data yang telah dilakukan. Sebagai alat bantu analisis digunakan software SPSS versi

Lebih terperinci

REGRESI LINEAR SEDERHANA

REGRESI LINEAR SEDERHANA REGRESI LINEAR SEDERHANA y (x 3,y 3 ) d 3 (x 5,y 5 ) d 5 d 2 (x 2,y 2 ) d (x 1 1,y 1 ) d 4 (x 4,y 4 ) x Definisi: Dari semua kurva pendekatan terhadap satu set data, kurva yang memenuhi sifat bahwa nilai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis regresi linier sederhana 2. Analisis regresi linier berganda. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis regresi linier sederhana 2. Analisis regresi linier berganda. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Pengertian regresi secara umum adalah sebuah alat statistik yang memberikan penjelasan tentang pola hubungan (model) antara dua variabel atau lebih. Istilah

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hipotesis Gambar 4.1 Hubungan variabel bebas dan variabel terikat Keterangan : X 1 = Kompensasi X 2 = Iklim Organisasi Y = Kepuasan Kerja Hipotesis : 1. H 0 : r y1 = 0 H

Lebih terperinci

BAB IV SIMULASI. 1643, data yang digunakan terlampir. Analisis data menggunakan SPSS versi

BAB IV SIMULASI. 1643, data yang digunakan terlampir. Analisis data menggunakan SPSS versi BAB IV SIMULASI Data yang dipakai adalah untuk skripsi ini adalah data fiktif sebanyak 643, data yang digunakan terlampir. Analisis data menggunakan SPSS versi.5. Misalkan ingin diketahui hubungan antara

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton,

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton, 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Regresi Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton. Menurut Galton, analisis regresi berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu varibel yaitu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank Indonesia. Sampel adalah wakil dari populasi yang diteliti. Dalam

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI. : Ukuran sampel telah memenuhi syarat. : Ukuran sampel belum memenuhi syarat

Bab 2 LANDASAN TEORI. : Ukuran sampel telah memenuhi syarat. : Ukuran sampel belum memenuhi syarat Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1. Uji Kecukupan Sampel Dalam melakukan penelitian ini yang berhubungan dengan kecukupan sampel maka langkah awal yang harus dilakukan adalah pengujian terhadap jumlah sampel. Pengujian

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (ST) Pada Program Studi Teknik Mesin UN PGRI Kediri OLEH :

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (ST) Pada Program Studi Teknik Mesin UN PGRI Kediri OLEH : ANALISA NILAI KEKERASAN BAJA KARBON RENDAH MELALUI PROSES KARBURISASI MENGGUNAKAN CAMPURAN CARBON (C) dan BARIUM KARBONAT (BaCO 3 ) DENGAN VARIASI WAKTU PENAHANAN BERBEDA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DATA Pengumpulan data yang dilakukan dibatasi hanya di dalam wilayah Jabodetabek. Data yang dikumpulkan terdiri atas data primer maupun data sekunder. Data primer meliputi kriteria drainase

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori

Lebih terperinci

REGRESI BEDA DAN REGRESI RIDGE Ria Dhea Layla N.K 1, Febti Eka P. 2 1)

REGRESI BEDA DAN REGRESI RIDGE Ria Dhea Layla N.K 1, Febti Eka P. 2 1) REGRESI BEDA DAN REGRESI RIDGE Ria Dhea Layla N.K 1, Febti Eka P. 2 1) 1311105003 2) 1311106009 email: 1) riadhea0863@yahoo.co.id 2) febti08.10@gmail.com ABSTRAK Analisis regresi dalam statistika adalah

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SPC DAN TAGUCHI DALAM IDENTIFIKASI FAKTOR KECACATAN PRODUK RIM

PENERAPAN METODE SPC DAN TAGUCHI DALAM IDENTIFIKASI FAKTOR KECACATAN PRODUK RIM PENERAPAN METODE SPC DAN TAGUCHI DALAM IDENTIFIKASI FAKTOR KECACATAN PRODUK RIM Cahyono dan Mulki Siregar Teknik Industri Universitas Islam Jakarta cahyono76@gmail.com Abstrak Meminimalkan produk cacat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Data yang akan digunakan dalam Penelitian ini adalah data Sekunder yang berupa Perputaran Piutang,Perputaran Persediaan (persediaan bahan baku,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 37 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laba Bersih dan Arus Kas Operasi sebagai variabel independen (X) dan Dividen Kas sebagai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 39 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder tersebut merupakan data cross section dari data sembilan indikator

Lebih terperinci

Analysis of Variance (ANOVA) Debrina Puspita Andriani /

Analysis of Variance (ANOVA) Debrina Puspita Andriani    / Analysis of Variance (ANOVA) 6 Debrina Puspita Andriani E-mail : debrina.ub@gmail.com / debrina@ub.ac.id Outline Kegunaan ANOVA 3 Kontrol investigator 1 atau lebih variabel independen Disebut dgn faktor

Lebih terperinci

Statistik merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang paling banyak

Statistik merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang paling banyak BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisis Regresi Statistik merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang paling banyak mendapatkan perhatian dan dipelajari oleh ilmuan dari hampir semua ilmu bidang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisis pada bab ini dilakukan dari hasil kuisioner yang telah dikumpulkan. Responden dalam penelitian ini adalah pelanggan yang memiliki hubungan kerja dalam pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Apakah investasi mempengaruhi kesempatan kerja pada sektor Industri alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Apakah investasi mempengaruhi kesempatan kerja pada sektor Industri alat 43 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah-masalah yang telah peneliti rumuskan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Apakah investasi mempengaruhi kesempatan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PROSEDUR ANALISIS

LAMPIRAN 1 PROSEDUR ANALISIS LAMPIRAN 1 PROSEDUR ANALISIS 1.a. Prosedur Analisis 1.a.1. Analisis COD Standard Methode yang digunakan Hach Method 8000 Tata Cara / Langkah-Langkah Pengujian 1. Homogenkan 100 ml sampel selama 30 detik

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian terdiri dari variabel

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian terdiri dari variabel 49 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 1.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian terdiri dari variabel independen (X) yaitu dividen dan variabel dependen (Y) yaitu harga

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) CABANG CIBINONG

PENGARUH MOTIVASI DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) CABANG CIBINONG PENGARUH MOTIVASI DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) CABANG CIBINONG Oleh : Fitri Zakiyah (10208526) Latar Belakang Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan

Lebih terperinci

JUDUL SKRIPSI : ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN

JUDUL SKRIPSI : ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN JUDUL SKRIPSI : ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN (Studi Kasus Pada Bus Transjakarta Koridor X1 (Kampung Melayu-Pulo Gebang)) Nama NPM : 11208430

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. instrumen yang telah valid dan reliabel yaitu instrumen supervisi akademik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. instrumen yang telah valid dan reliabel yaitu instrumen supervisi akademik BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil penelitian berupa data jawaban 70 orang responden terhadap tiga instrumen yang telah valid dan reliabel yaitu instrumen supervisi akademik

Lebih terperinci

BAB 3 METODA PENELITIAN. industri penghasil bahan baku sektor pertambangan yang terdaftar di

BAB 3 METODA PENELITIAN. industri penghasil bahan baku sektor pertambangan yang terdaftar di BAB 3 METODA PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Peneliti memperoleh data penelitian ini yang terdapat pada sumber data historis berupa laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit dengan benar serta

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Albin, D., 2001, The Use of Statistical Experimental Design for PCB Process Optimization, Inggris.

DAFTAR PUSTAKA. Albin, D., 2001, The Use of Statistical Experimental Design for PCB Process Optimization, Inggris. BAB 6 KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan penelitian yang telah dilakukan yaitu: 1. Faktor yang berpengaruh terhadap jumlah cacat roti smeer adalah faktor metode pembuatan

Lebih terperinci

Program Studi Pendidikan Ekonomi FE UNY

Program Studi Pendidikan Ekonomi FE UNY LEMBAR KERJA Topik: Regresi Linear Sederhana Tujuan: Digunakan untuk menguji hubungan/korelasi/pengaruh satu variabel bebas terhadap satu variabel terikat. Regresi juga dapat digunakan untuk melakukan

Lebih terperinci

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 10 Analisis Korelasi & Regresi (1)

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 10 Analisis Korelasi & Regresi (1) STK511 Analisis Statistika Pertemuan 10 Analisis Korelasi & Regresi (1) Analisis Hubungan Jenis/tipe hubungan Ukuran Keterkaitan Skala pengukuran peubah Pemodelan Keterkaitan anang kurnia (anangk@apps.ipb.ac.id)

Lebih terperinci

PENGUJIAN HIPOTESIS BEDA TIGA RATA-RATA ATAU LEBIH. Statistik Industri II Teknik Industri Universitas Brawijaya

PENGUJIAN HIPOTESIS BEDA TIGA RATA-RATA ATAU LEBIH. Statistik Industri II Teknik Industri Universitas Brawijaya PENGUJIAN HIPOTESIS BEDA TIGA RATA-RATA ATAU LEBIH Statistik Industri II Teknik Industri Universitas Brawijaya Pengujian Hipotesis 3 rata-rata atau lebih Dengan teknik ANOVA (Analisis Varians) Pengujian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Perusahaan didirikan pada tanggal 20 Maret 1958 di Jakarta. Ruang lingkup

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Perusahaan didirikan pada tanggal 20 Maret 1958 di Jakarta. Ruang lingkup BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian PT Maskapai Asuransi Raya (selanjutnya disebut PT Asuransi Raya atau Perusahaan didirikan pada tanggal 20 Maret 1958 di Jakarta.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah 63 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Belanja Barang dan Jasa (BBJ) terhadap pembangunan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya yield to maturity (YTM) dari obligasi negara seri fixed rate tenor 10 tahun

Lebih terperinci

REGRESI LINIER BERGANDA. Debrina Puspita Andriani /

REGRESI LINIER BERGANDA. Debrina Puspita Andriani    / REGRESI LINIER BERGANDA 9 Debrina Puspita Andriani E-mail : debrina.ub@gmail.com / debrina@ub.ac.id Outline 03//04 Regresi Berganda : PENGERTIAN 3 Menguji hubungan linier antara variabel dependen (y) dan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan regresi linier sederhana dan regresi linier berganda. Tujuan analisis penelitian ini adalah menjawab

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari pasti kita dihadapi oleh suatu pilihan dan masalah pengambilan keputusan. Salah satu ilmu yang dapat digunakan untuk membantu pengambilan keputusan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. responden disetiap rangkap kuesioner yang terdiri dari :

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. responden disetiap rangkap kuesioner yang terdiri dari : BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Statistik Deskriptif Subyek Penelitian Sebelum melakukan pengujian statistik terlebih dahulu penelitit melihat profil remaja sebagai responden. Peneliti menyertakan

Lebih terperinci

Jumlah tanggungan (org) Lama bekerja di kawasan TWA (thn)

Jumlah tanggungan (org) Lama bekerja di kawasan TWA (thn) LAMPIRAN 88 Lampiran 1. Data Responden Masyarakat Desa Karang Tengah 11 No Jenis pekerjaan Jenis kelamin (L=1 ; P=) Umur (thn) Lama pendidikan (thn) Jumlah tanggungan (org) Lama bekerja di kawasan TWA

Lebih terperinci

KORELASI DAN ASOSIASI

KORELASI DAN ASOSIASI KORELASI DAN ASOSIASI Kata korelasi diambil dari bahasa Inggris, yaitu correlation artinya saling hubungan atau hubungan timbal balik. Dalam ilmu statistika istilah korelasi diberi pengertian sebagai hubungan

Lebih terperinci