PERUBAHAN ATAS RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS KETENAGAKERJAAN TAHUN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERUBAHAN ATAS RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS KETENAGAKERJAAN TAHUN"

Transkripsi

1 PERUBAHAN ATAS RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS KETENAGAKERJAAN TAHUN PEMERINTAH KOTA MAKASSAR DINAS KETENAGAKERJAAN TAHUN 2017

2 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya, sehingga perubahan atas Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun telah disusun dalam bentuk dokumen. Perubahan atas (RENSTRA) Dinas Ketenagakerjaan merupakan penjabaran dari tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Perubahan atas Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun yang menjadi pedoman seluruh SKPD dalam menyusun Perubahan atas Rencana Strategis (RENSTRA), maka dapat menyelesaikan dokumen Perubahan atas (RENSTRA) Dokumen Perubahan atas (RENSTRA) Dinas Ketenagakerjaan merupakan uraian pencapaian Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran RPJMD Walikota terpilih periode untuk urusan ketenagakerjaan selama 5 tahun kedepan, sehingga keberhasilan pencapaian Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran tersebut secara langsung menjadi tanggung jawab yang diuraikan secara detil dalam matriks Program dan Kegiatan tahunan. Akhirnya, kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi dan membantu penyusunan Perubahan atas (RENSTRA) Dinas Ketenagakerjaan Tahun , saya ucapkan terima kasih. Makassar, 2017 Kepala Drs. A. IRWAN BANGSAWAN, M.Si Pangkat : Pembina Utama Muda/IV.c NIP. : Mewujudkan Ketenagakerjaan yang Profesional, Mandiri dan Berdaya Saing untuk Semua i

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK DAFTAR GAMBAR i ii iv v v BAB I. Pendahuluan Latar Belakang Landasan Hukum Maksud dan Tujuan Sistimatika Penulisan 7 BAB II. Gambaran Pelayanan Tugas, Fungsi dan Struktur Kota Makassar Sumber Daya Kinerja Pelayanan Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Ketenagakerjaan 68 BAB III. Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Tenaga Kerja Telahaan Visi, Misi dan Program Walikota dan Wakil Walikota Makassar Terpilih Telaahan Renstra Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI dan Renstra Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Sulawesi Selatan Telaahan RTRW dan KLHS Penentuan Isu-Isu Strategis 110 BAB IV. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan Dinas Ketenagakerjaan Visi dan Misi Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Strategi dan Kebijakan 128 BAB V. Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif Program dan Kegiatan 136 Mewujudkan Ketenagakerjaan yang Profesional, Mandiri dan Berdaya Saing untuk Semua ii

4 5.2 Indikator Kinerja Pendanaan Indikatif 147 BAB VI. Indikator Kinerja Dinas Tenaga Kerja yang Mengaju pada Tujuan dan Sasaran RPJMD 155 BAB VII P e n u t u p 157 Mewujudkan Ketenagakerjaan yang Profesional, Mandiri dan Berdaya Saing untuk Semua iii

5 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Jumlah Pegawai berdasarkan Tingkat Pendidikan 26 Tabel 2.2 Jumlah Pegawai Berdasarkan Jabatan Struktural dan Fungsional 27 Tabel 2.3 Daftar Sarana dan Prasarana 27 Tabel 2.4 Pencapaian Kinerja Pelayananan Tahun Tabel 2.5 Capaian Kinerja Pelayanan Jumlah Tenaga Kerja yang Berkompetensi Spesifik Level Asean 35 Tabel 2.6 Capaian Kinerja Pelayanan Jumlah Pencari Kerja yang Ditempatkan 42 Tabel 2.7 Keadaan Pasar Kerja Tahun Tabel 2.8 Anggaran dan Realisasi Pendanaan 67 Tabel 2.9 Komparasi Capaian Sasaran Renstra SKPD kota terhadap Sasaran Renstra SKPD Provinsi dan Renstra K/L 68 Tabel 2.10 Telaah RTRW terhadap Renstra Dinas Ketenagakerjaan 70 Tabel 2.11 Telaah KLHS terhadap Renstra Dinas Ketenagakerjaan 71 Tabel 3.1 Kondisi Tingkat Pengangguran Terbuka Tahun Tabel 3.2 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Dan Fungsi Dinas Ketenagalerja 86 Tabel 3.3 Identifikasi Isu-Isu Strategis (Lingkungan Eksternal) 94 Tabel 3.4 Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan Dinas Ketenagakerjaan Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Walikota dan Wakil Walikota Terpilih 100 Tabel 3.5 Skor Kriteria Penentuan Isu-Isu Strategis 111 Tabel 3.6 Nilai Skala Kriteria 112 Tabel 3.7 Rata-Rata Skor Isu-Isu Strategis 113 Tabel 4.1 Penyusunan Penjelasan Visi 117 Tabel 4.2 Perumusan Perwujudan Misi 120 Tabel 4.3 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Dinas Ketenagakerjaan 125 Tabel 4.4 Penentuan Altenatif Strategi Pencapaian Indikator Sasaran Ketenagakerjaan 129 Tabel 4.5 Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan Dinas Ketenagakerjaan 133 Tabel 5.1 Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif Dinas Tenaga Kerja Kota Makassar 149 Mewujudkan Ketenagakerjaan yang Profesional, Mandiri dan Berdaya Saing untuk Semua iv

6 DAFTAR GRAFIK Grafik 2.1 Besaran Tenaga Kerja yang Mendapatkan Pelatihan Berbasis Kompetensi 38 Grafik 2.2 Data Penyelesaian PHI/PHK yang terdaftar 51 Grafik 2.3 Data Kenaikan Upah Minimum Kota 54 Grafik 2.4 Data Pemeriksaan Perusahaan 58 Mewujudkan Ketenagakerjaan yang Profesional, Mandiri dan Berdaya Saing untuk Semua v

7 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Struktur Organisasi Kota Makassar Gambar 2.2 Kondisi Angkatan Kerja Tahun Mewujudkan Ketenagakerjaan yang Profesional, Mandiri dan Berdaya Saing untuk Semua vi

8 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dokumen Dinas Tenaga Kerja Kota Makassar ditetapkan dengan Keputusan Kepala Dinas Tenaga Kerja Nomor : /1493/XIII/2014 tanggal 18 Desember 2014, disusun dengan mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun Kota Makassar. Tugas dan fungsi Dinas Tenaga Kerja diarahkan untuk mendukung pencapaian prioritas sasaran pembangunan dalam RPJMD. Selain mengakomodasi prioritas pembangunan yang dimuat dalam RPJMD, dokumen Renstra juga memuat tentang kebijakan Dinas Tenaga Kerja dan target sasaran yang ingin dicapai setiap tahunnya, sebagai acuan untuk perencanaan penganggaran tahunan pada saat penyusunan Rencana Kerja (Renja) Dinas Tenaga Kerja. Dalam perjalanan pelaksanaan program dan kegiatan pada kurun waktu telah terjadi berbagai perubahan strategis. Terjadinya perubahan kebijakan di bidang ketenagakerjaan dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, yang secara prinsip mengatur eksistensi pengawasan ketenagakerjaan yang ditarik dari sistem desentralisasi ke dekonsentrasi. Pemerintah pusat melimpahkan penyelenggaraan penataan dan pengelolaan Pengawasan Ketenagakerjaan tidak lagi menjadi tanggung jawab pemerintah daerah kabupaten dan kota tetapi menjadi tanggungjawab pemerintah daerah provinsi. Dengan terbitnya Undang-Undang di atas maka terjadinya perubahan Susunan Perangkat Daerah sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun

9 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah dimana Dinas Tenaga Kerja berganti menjadi Dinas Ketenagakerjaan. Dengan terjadinya perubahan kebijakan pengawasan ketenagakerjaan maka terjadinya perubahan struktur organisasi Dinas Tenaga Kerja sebagaimana diatur dalam Peraturan Walikota Makassar Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Ketenagakerjaan yang berimplikasi pada perubahan nomenklaktur Dinas dan bidang kerja. Dinas Tenaga Kerja berganti nama menjadi, Bidang Perencanaan, Perluasan & Penempatan Tenaga Kerja berganti nama menjadi Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja, Bidang Pembinaan Pelatihan dan Produktifitas Kerja menjadi Bidang Pelatihan Kerja, Bidang Pembinaan Hubungan Industrial, Syarat- Syarat Kerja dan Kesejahteraan menjadi Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja sedangkan pengelolaan Pengawasan Ketenagakerjaan sudah menjadi tanggungjawab Pemerintah Daerah Provinsi sehingga Bidang Pengawasan dan Perlindungan Ketenagakerjaan digantikan dengan Bidang Informasi Pasar Kerja dan Peningkatan Produktifitas. Dengan terbitnya Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2015 tentang Kementerian Ketenagakerjaan Tahun juga mempengaruhi beberapa kebijakan di bidang ketenagakerjaan Dengan adanya perubahan kebijakan di internal-eksternal, maka perlu dilakukan review terhadap (RENSTRA) Kota Makassar , sebagai upaya menyesuaikan tuntutan kebutuhan dan mempertajam kembali arah kebijakan, program, kegiatan dan sasaran.. Proses penyusunan review Renstra ini melibatkan seluruh jajaran unit organisasi sehingga penyempurnaannya dapat merupakan representasi dari 2

10 seluruh unit di lingkungan sebab dokumen review Renstra ini akan menjadi acuan semua unit jajaran dalam merencanakan program dan kegiatan untuk mewujudkan visi dan misi dalam kurun waktu Landasan Hukum Dasar hukum yang menjadi landasan RENSTRA ini adalah : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1822) 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279); 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2003 tentang Pengesahan ILO Convention No, 81 Concerning Labour Inspection in Industry and Commerce (Konvensi ILO No. 81 Mengenai Pengawasan Ketenagakerjaan dalam Industri dan Perdagangan) (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4309); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2004 Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 6); 5. Undang-Undang RI Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 7. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri (Lembaran 3

11 Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4445); 8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 9. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 12. Peraturan Pemerintah RI No 15 Tahun 2007 tentang Tata Cara Memperoleh Data dan Informasi Ketenagakerjaan dan Penyusunan serta Pelaksanaan Perencanaan Tenaga Kerja; 13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); 4

12 14. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan kemudian diubah kembali dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310); 16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 17. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor PER.15/MEN/X/2010 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Ketenagakerjaan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.04/MEN/IV/2011 dan kemudian di ubah kembali dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Ketenagakerjaan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 211); 18. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Ketenagakerjaan Dan Ketransmigrasian Tahun (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 706); 5

13 19. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2015 Tentang Kementerian Ketenagakerjaan Tahun (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 837); 20. Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Makassar Tahun (Lembaran Daerah Nomor 13 Tahun 2006); 21. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun (Lembaran Daerah Tahun 2014 Nomor 5), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor... Tahun 2017 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Tahun (Lembaran Daerah Tahun 2017 Nomor...); 22. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2015 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun (Lembaran Daerah Tahun 2006 Nomor 6 Seri E Nomor 3); 23. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2016 Nomor 8); 24. Peraturan Walikota Makassar Nomor 90 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja 1.3 Maksud dan Tujuan Penyusunan Review RENSTRA Kota Makassar tahun dimaksudkan adalah sebagai arah pedoman perencanaan pembangunan Kota Makassar dalam bidang ketenagakerjaan selama kurun waktu dalam rangka mendukung pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan Pemerintah. 6

14 Adapun tujuannya penyusunan Review RENSTRA Dinas Ketenagakerjaan tahun ini adalah : 1. Sinkronisasi tujuan, sasaran, program dan kegiatan Dinas Ketenagakerjaan dengan Review Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). 2 Terumuskannya visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, strategi dan program serta kegiatan kurun waktu Menyediakan bahan serta pedoman untuk menyusun Rencana Kinerja (Rencana Kerja Tahunan) Kota Makassar dalam kurun waktu tahun untuk mendukung sebagian tugas pemerintah di bidang ketenagakerjaan. 4 Menyediakan acuan untuk meningkatkan pelaksanaan tugas dan fungsi beserta seluruh unit kerjanya dalam bidang ketenagakerjaan dengan menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi 5 Mengidentifikasi dan menganalisis lingkungan strategik guna merumuskan strategi pemecahan masalah yang dihadapi dalam penyusunan dan pelaksanaan perencanaan tenaga kerja Sistimatika Penulisan Sistematika penyajian Review RENSTRA Dinas Ketenagakerjaan Tahun disusun dengan urutan penyajian sebagai berikut Bab I Pendahuluan Bab ini berisi latar belakang penyusunan Renstra, landasan hukum penyusunan Renstra, maksud dan tujuan penyusunan Renstra dan sistematika penulisan dokumen Renstra Bab II Gambaran Pelayanan,Tugas dan Fungsi Memuat tugas, fungsi dan struktur organisasi SKPD; sumber daya yang dimiliki oleh SKPD, kinerja pelayanan 7

15 sampai saat ini, tantangan dan peluang pengembangan pelayanan SKPD Bab III Isu-Isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi Bab ini memuat identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan SKPD; telaahan visi, misi dan program kepala daerah dan wakil kepala daerah; telaahan Renstra K/L dan telaahan Renstra Provinsi; telaahan dokumen RTRW dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis; serta penentuan isu-isu strategis di bidang ketenagakerjaan. Bab IV Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan Bab ini berisi visi dan misi SKPD, tujuan dan sasaran jangka menengah SKPD, serta strategi dan kebijakan dalam menjabarkan sasaran jangka menengah SKPD Bab V Rencana Program dan Kegiatan Memuat rencana program dan kegiatan SKPD selama 5 (lima) tahun kedepan yang dilengkapi dengan indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif Bab VI Indikator Kinerja Yang Mengacu Pada Tujuan dan Sasaran RPJMD Bab ini memuat indikator kinerja yang terkait langsung atau mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD. Bab VII Penutup Berisi ringkasan singkat dari maksud dan tujuan penyusunan dokumen Renstra Kota Makassar, disertai dengan harapan bahwa dokumen ini mampu menjadi pedoman pembangunan 5 (lima) tahun kedepan oleh. 8

16 BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KETENAGAKERJAAN KOTA MAKASSAR 2.1. Tugas, Fungsi Dan Struktur Organisasi Dinas Ketenagakerjaan Berdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah membawa konsekuensi pada perubahan paradigma pemerintahan yang juga berimplikasi pada mekanisme perencanaan dan pelaksanaan pembangunan. Implikasi tersebut antara lain penyerahan sebagian besar kewenangan Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah termasuk kewenangan dibidang Ketenagakerjaan yang menjadi urusan wajib dalam pemerintahan dan pembangunan daerah. Kebijakan tersebut berimplikasi pada pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi. Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi tersebut secara struktural mengacu kepada kebijakan Pemerintah, namun secara fungsional tetap terkoordinasi dengan kebijakan Nasional Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia, Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan serta Instansi/Lembaga terkait lainnya. Fungsi koordinatif ini dimaksudkan agar program penanganan permasalahan ketenagakerjaan di tetap sejalan dengan program dan kebijakan secara nasional dalam lintas daerah, mengingat penanganan permasalahan ketenagakerjaan tidak mengenal batas wilayah. Sektor ketenagakerjaan merupakan salah satu sektor penting bagi pembangunan ekonomi nasional, khususnya dalam upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk dan mengurangi jumlah penduduk miskin. Pembangunan 9

17 ketenagakerjaan dilakukan dengan menciptakan dan menerapkan berbagai program pembangunan pada sektor ekonomi, yang berorientasi pada peningkatan keterampilan, perluasan kesempatan kerja melalui investasi dan menciptakan peluang-peluang usaha baru bagi penduduk. Dalam perjalanan pelaksanaan program dan kegiatan pada kurun waktu telah terjadi berbagai perubahan strategis. Terjadinya perubahan kebijakan di bidang ketenagakerjaan dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, yang secara prinsip mengatur eksistensi pengawasan ketenagakerjaan yang ditarik dari sistem desentralisasi ke dekonsentrasi. Pemerintah pusat melimpahkan penyelenggaraan penataan dan pengelolaan Pengawasan Ketenagakerjaan tidak lagi menjadi tanggung jawab pemerintah daerah kabupaten dan kota tetapi menjadi tanggungjawab pemerintah daerah provinsi. Dengan terbitnya Undang-Undang di atas maka terjadinya perubahan Susunan Perangkat Daerah sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah dimana Dinas Tenaga Kerja berganti menjadi Dinas Ketenagakerjaan. Dengan terjadinya perubahan kebijakan pengawasan ketenagakerjaan maka terjadinya perubahan struktur organisasi Dinas Tenaga Kerja sebagaimana diatur dalam Peraturan Walikota Makassar Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Ketenagakerjaan yang berimplikasi pada perubahan nomenklaktur Dinas dan bidang kerja. Dinas Tenaga Kerja berganti nama menjadi, Bidang Perencanaan, Perluasan & Penempatan Tenaga Kerja berganti nama menjadi Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja, Bidang 10

18 Pembinaan Pelatihan dan Produktifitas Kerja menjadi Bidang Pelatihan Kerja, Bidang Pembinaan Hubungan Industrial, Syarat- Syarat Kerja dan Kesejahteraan menjadi Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja sedangkan pengelolaan Pengawasan Ketenagakerjaan sudah menjadi tanggungjawab Pemerintah Daerah Provinsi sehingga Bidang Pengawasan dan Perlindungan Ketenagakerjaan sudah tidak relevan. Sesuai hasil evaluasi Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dimana masuk dalam kategori dinas type A dan dianggap sangat perlunya menciptakan tenaga kerja yang terampil dan berkompeten maka di bentuk bidang baru yaitu Bidang Informasi Pasar Kerja dan Peningkatan Produktifitas. Berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) No. 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, mempunyai tugas membantu Walikota melaksanakan Urusan Pemerintahan bidang tenaga kerja yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan yang ditugaskan kepada Daerah. dalam melaksanakan tugas sebagaimana diatas menyelenggarakan fungsi : 1. Perumusan kebijakan penyelenggaraan Urusan Pemerintahan bidang tenaga kerja; 2. Pelaksanaan kebijakan Urusan Pemerintahan bidang tenaga kerja; 3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan Urusan Pemerintahan bidang tenaga kerja; 4. Pelaksanaan administrasi dinas Urusan Pemerintahan bidang tenaga kerja; dan 5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota terkait dengan tugas dan fungsinya. Untuk melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud di atas, berdasarkan Peraturan Walikota Makassar nomor 90 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja maka Dinas 11

19 Ketenagakerjaan mempunyai uraian tugas sebagai berikut : 1. Merumuskan dan melaksanakan kebijakan di bidang tenaga kerja; 2. Merumuskan dan melaksanakan visi dan misi dinas; 3. Merumuskan dan mengendalikan pelaksanaan program dan kegiatan Sekretariat dan BidangPelatihan Kerja, Bidang Informasi Pasar Kerja dan Peningkatan Produktivitas, Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja dan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja; 4. Merumuskan (RENSTRA) dan Rencana Kerja (RENJA), Indikator Kinerja Utama (IKU), Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)/RKPA, Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)/DPPA dan Perjanjian Kinerja (PK)dinas; 5. Mengoordinasikan dan mermuskan bahan penyiapan penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD), Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)/Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Kota dan segala bentuk pelaporan lainnya sesuai bidang tugasnya; 6. Merumuskan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)/Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dinas; 7. Merumuskan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Standar Pelayanan (SP) dinas; 8. Mengoordinasikan pembinaan dan pengembangan kapasitas organisasi dan tata laksana; 9. Melaksanakan pelatihan berdasarkanunit kompetensi. 10. Melaksanakan pembinaaan lembaga pelatihan kerja swasta. 11. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap izin dan pendaftaran lembaga pelatihan kerja. 12. Melaksanakan konsultansi produktivitas pada perusahaan kecil. 12

20 13. Melaksanakan pengukuran produktivitas tenaga kerja; 14. Melaksanakan pelayanan antar kerja; 15. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap izin Lembaga Penempatan Tenaga Kerja Swasta (LPTKS); 16. Pengelolaan informasi pasar kerja; 17. Perlindungan TKI di luar negeri (pra dan purna penempatan); 18. Penerbitan perpanjangan IMTA; 19. Memfasilitasi pencegahan dan penyelesaian perselisihan hubungan industrial, mogok kerja dan penutupan perusahaan; 20. Melaksanakan perencanaan dan pengendalian teknis operasional pengelolaan keuangan, kepegawaian dan pengurusan barang milik Daerah yang berada dalam penguasaannya; 21. Melaksanaan tugas pembantuan dari pemerintah Provinsi ke pemerintah Kota sesuai dengan bidang tugasnya; 22. Mengevaluasi pelaksanaan tugas dan menginventarisasi permasalahan di lingkup tugasnya serta mencari alternatif pemecahannya; 23. Mempelajari, memahami dan melaksanakan ketentuan yang berlaku berkaitan dengan lingkup tugasnya sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas; 24. Memberikan saran dan pertimbangan teknis kepada pimpinan; 25. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait lainnya sesuai dengan lingkup tugasnya; 26. Membina, membagi tugas, memberi petunjuk, menilai dan mengevaluasi hasil kerja bawahan agar pelaksanaan tugas dapat berjalan lancar sesuai dengan ketentuan yang berlaku; 27. Menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tugas kepada wali kota melelaui sekretaris Daerah; 28. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh wali kota. Sedangkan susunan organisasi, terdiri atas : 13

21 1. Kepala Dinas; 2. Sekretariat, terdiri atas : a. Subbagian Perencanaan dan Pelaporan; b. Subbagian Keuangan; c. Subbagian Umum dan Kepegawaian. 3. Bidang Pelatihan Kerja, terdiri atas: a. Seksi Kelembagaan Pelatihan; b. Seksi Penyelenggaraan Pelatihan; c. Seksi Sertifikasi Kompetensi. 4. Bidang Informasi Pasar Kerja dan Peningkatan Produktivitas, terdiri atas : a. Seksi Informasi Pasar Kerja; b. Seksi Peningkatan Produktivitas Ketenagakerjaan; c. Seksi Pemagangan dan Sertifikasi Ketenagakerjaan. 5. Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja, terdiri atas : a. Seksi Penempatan Tenaga Kerja; b. Seksi Perlindungan Tenaga Kerja Luar Negeri; c. Seksi Pengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerja. 6. Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja, terdiri atas a. Seksi Persyaratan Kerja; b. Seksi Pengupahan dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja; c. Seksi Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial. Bagan Struktur organisasi tercantum dalam Lampiran pada Gambar

22 Gambar 2.1 STRUKTUR ORGANISASI DINAS KETENAGAKERJAAN KOTA MAKASSAR Kepala Dinas Sekretaris Kelompok Jabatan Fungsional Kasubag. Perencanaan & Pelaporan Kasubag. Keuangan Kasubag. Umum & Kepegawaian Kabid. Penempatan Tenaga Kerja Dan Perluasan Kesempatan Kabid. Pelatihan Kerja Kabid. Informasi Pasar Kerja & Peningkatan Produktifitas Kabid. Hubungan Industrial & Jaminan Sosial Tenaga Kerja Kasi. Penempatan Tenaga Kerja Kasi. Kelembagaan Pelatihan Kasi. Informasi Pasar Kerja Kasi. Persyaratan Kerja Kasi. Pengembangan & Perluasan Kesempatan Kerja Kasi Penyelenggaraan Pelatihan Kasi Peningkatan Produktifitas Kasi Pengupahan dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Kasi. Perlindungan Tenaga Kerja Luar Negeri Kasi. Sertifikasi Kompetensi Kasi. Pemagangan dan Sertifikasi Ketenagakerjaan Kasi. Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial 15

23 Berdasarkan Peraturan Walikota Makassar No. 90 Tahun 2016 tentang Uraian Tugas Jabatan Struktural pada Dinas Ketenagakerjaan, terdiri atas : 1. Sekretariat Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pelayanan administrasi kepada semua unit organisasi di lingkungan dinas. Dalam melaksanakan tugas, Sekretariat menyelenggarakan fungsi : a. Perencanaan operasional urusan perencanaan dan pelaporan, keuangan, umum dan kepegawaian; b. Pelaksanaan urusan perencanaan dan pelaporan, keuangan, umum dan kepegawaian; c. Pengoordinasian urusan perencanaan dan pelaporan, keuangan, umum dan kepegawaian; d. Pengendalian, evaluasi dan pelaporan urusan perencanaan dan pelaporan, keuangan, umum dan kepegawaian; e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait tugas dan fungsinya. f. tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan Berdasarkan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), Sekretariat mempunyai uraian tugas : a. merencanakan, menyusun dan melaksanakan program dan kegiatan Sekretariat; b. melaksanakan penyusunan kebijakan teknis urusan perencanaan dan pelaporan, keuangan, umum dan kepegawaian; c. mengoordinasikan pelaksanaan tugas Subbagian Perencanaan dan Pelaporan, Subbagian Keuangan dan Subbagian Umum dan Kepegawaian; 16

24 d. menghimpun dan menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)/RKPA, Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)/DPPA Sekretariat; e. mengoordinasikan, mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)/DPPA Sekretariat; f. mengoordinasikan setiap bidang dalam penyusunan Rencana Strategis (RENSTRA) dan Rencana Kerja (RENJA), Indikator Kinerja Utama (IKU), Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)/RKPA, Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)/DPPA dan Perjanjian Kinerja (PK), Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)/Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dinas; g. mengoordinasikan setiap bidang dalam penyiapan bahan penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD), Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)/Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) kota dan segala bentuk pelaporan lainnya sesuai bidang tugasnya; h. mengoordinasikan setiap bidang dalam penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Standar Pelayanan (SP) dinas; i. mengoordinasikan setiap bidang dalam pembinaan dan pengembangan kapasitas organisasi dan tata laksana; j. mengoordinasikan penyelenggaraan urusan ketatausahaan, administrasi kepegawaian, administrasi keuangan dan aset serta urusan kehumasan, dokumentasi dan protokoler dinas; k. mengoordinasikan penyelenggaraan urusan ketatausahaan, administrasi kepegawaian, administrasi keuangan dan aset serta urusan kehumasan, dokumentasi dan protokoler dinas; l. mengevaluasi pelaksanaan tugas dan menginventarisasi permasalahan di lingkup tugasnya serta mencari alternatif pemecahannya; 17

25 m. memberikan saran dan pertimbangan teknis kepada atasan; n. melaksanakan pembinaan disiplin aparatur sipil negara di lingkup dinas; o. membagi tugas, memberi petunjuk, menilai dan mengevaluasi hasil kerja bawahan agar pelaksanaan tugas dapat berjalan lancar sesuai dengan ketentuan yang berlaku; p. menyampaikan laporan pelaksanaan tugas dan/atau kegiatan kepada atasan; q. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan. 2. Bidang Pelatihan Kerja Bidang Pelatihan Kerja mempunyai tugas melaksanakan pelatihan kerja. Dalam melaksanakan tugas tersebut menyelenggarakan fungsi : a. perencanaan kegiatan operasional di bidang pelatihan kerja; b. pelaksanaan kegiatan di bidang pelatihan kerja; c. pengoordinasian pelaksanaan kegiatan di bidang pelatihan kerja; d. pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan di bidang pelatihan kerja; e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait tugas dan fungsinya Berdasarkan tugas dan fungsi, Bidang Pelatihan Kerja mempunyai uraian tugas : a. merencanakan, menyusun dan melaksanakan program dan kegiatan Bidang Pelatihan Kerja; b. menghimpun dan menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)/RKPA, Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)/DPPA Bidang Pelatihan Kerja; c. mengoordinasikan, mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)/DPPA Bidang Pelatihan Kerja; 18

26 d. mengkoordinasikan penyelenggaraan pelatihan berbasis kompetensi; e. melaksanakan verifikasi informasi regulasi bidang pelatihan kerja yang akan disebarluaskan kepada lembaga pelatihan kerja swasta; f. mengkoordinasikan peningkatan kompetensi sumber daya manusia lembaga pelatihan kerja swasta; g. melaksanakan pengendalian dan pengawasan izin lembaga pelatihan kerja swasta; h. melaksanakan pengendalian dan pengawasan tanda daftar lembaga pelatihan kerja pemerintah dan lembaga pelatihan di perusahaan; i. mengevaluasi pelaksanaan tugas dan menginventarisasi permasalahan di lingkup tugasnya serta mencari alternatif pemecahannya; j. memberikan saran dan pertimbangan teknis kepada atasan; k. membagi tugas, memberi petunjuk, menilai dan mengevaluasi hasil kerja bawahan agar pelaksanaan tugas dapat berjalan lancar sesuai dengan ketentuan yang berlaku; l. menyampaikan laporan pelaksanaan tugas dan/atau kegiatan kepada atasan; melaksanakan 3. Bidang Informasi Pasar Kerja dan Peningkatan Produktifitas Bidang Informasi Pasar Kerja dan Peningkatan Produktifitas mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan, bimbingan teknis dan evaluasi informasi pasar kerja serta peningkatan produktivitas tenaga kerja, dan sertifikasi serta bimbingan dan pemagangan bagi tenaga kerja. Dalam melaksanakan tugas, Bidang Pelatihan Kerja menyelenggarakan fungsi: a. perencanaan kegiatan operasional di bidang informasi pasar kerja dan peningkatan produktivitas; 19

27 b. Pelaksanaan kegiatan di bidang informasi pasar kerja dan peningkatan produktivitas; c. Pengoordinasian kegiatan di bidang informasi pasar kerja dan peningkatan produktivitas; d. Pengendalian, evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang informasi pasar kerja dan peningkatan produktivitas; e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait tugas dan fungsinya. Berdasarkan tugas dan fungsi di atas, Bidang Informasi Pasar Kerja dan Peningkatan Produktivitas mempunyai uraian tugas: a. merencanakan, menyusun dan melaksanakan program dan kegiatandi Bidang Informasi Pasar Kerja dan Peningkatan Produktivitas; b. menghimpun dan menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)/RKPA, Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)/DPPA Bidang Informasi Pasar Kerja dan Peningkatan Produktivitas; c. mengoordinasikan, mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)/DPPA Bidang Informasi Pasar Kerja dan Peningkatan Produktivitas; d. mengkoordinasikan pelayanan pengelolaan informasi pasar kerja; e. menyebarluaskan informasi produktivitas kepada perusahaan kecil; f. mengoordinasikan pemberian konsultasi produktivitas kepada perusahaan kecil; g. mengoordinasikan pengukuran produktivitas ; h. mengoordinasikan pemantauan tingkat produktivitas; i. mengevaluasi pelaksanaan tugas dan menginventarisasi permasalahan di lingkup tugasnya serta mencari alternatif pemecahannya; 20

28 j. memberikan saran dan pertimbangan teknis kepada atasan; k. membagi tugas, memberi petunjuk, menilai dan mengevaluasi hasil kerja bawahan agar pelaksanaan tugas dapat berjalan lancar sesuai dengan ketentuan yang berlaku; l. menyampaikan laporan pelaksanaan tugas dan/atau kegiatan kepada atasan; m. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan. 4. Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja yang mempunyai tugas melaksanakan dan mengoordinasikan penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja. Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja dalam melaksanakan tugas, menyelenggarakan fungsi : a. perencanaan kegiatan operasional di bidang penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja; b. pelaksanaan kegiatan di bidang penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja; c. pengoordinasian kegiatan di bidang penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja; d. pengendalian, evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja; e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait tugas dan fungsinya. Berdasarkan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud di atas, Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja mempunyai uraian tugas : 21

29 a. merencanakan, menyusun dan melaksanakan program dan kegiatan di Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja; b. menghimpun dan menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)/RKPA, Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)/DPPA Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja; c. mengoordinasikan, mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)/DPPA Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja; d. mengoordinasikan pemberian dan penyebarluasan informasi pasar kerja dalam pelayanan antar kerja kepada pencari kerja dan pemberi kerja serta perluasan kesempatan kerja kepada masyarakat; e. mengoordinasikan penyuluhan dan bimbingan jabatan dalam pelayanan antar kerja kepada masyarakat; f. mengoordinasikan perantaraan kerja dalam pelayanan antar kerja serta perluasan kesempatan kerja kepada masyarakat; g. melaksanakan pengendalian dan pengawasan izin Lembaga penempatan tenaga kerja swasta; h. melaksanakan promosi penyebarluasan informasi syaratsyarat dan mekanisme bekerja ke luar negeri kepada masyarakat; i. mengoordinasikan pendaftaran, perekrutan dan seleski calon TKI; j. mengoordinasikan pelayanan dan verifikasi kelengkapan dokumen ketenagakerjaan calon TKI ke luar negeri; k. mengoordinasikan pelayanan penandatanganan perjanjian kerja; l. melaksanakan koordinasi penyelesian permasalahan TKI pra dan purna penempatan; 22

30 m. mengoordinasikan pelayanan pemulangan dan kepulangan TKI; n. melaksanakan pemberdayaan TKI purna; o. melaksanakan pengendalian dan pengawasan perpanjangan ijin mempekerjakan tenaga kerja asing (IMTA) dalam wilayah ; p. mengevaluasi pelaksanaan tugas dan menginventarisasi permasalahan di lingkup tugasnya serta mencari alternatif pemecahannya; q. memberikan saran dan pertimbangan teknis kepada atasan; r. membagi tugas, memberi petunjuk, menilai dan mengevaluasi hasil kerja bawahan agar pelaksanaan tugas dapat berjalan lancar sesuai dengan ketentuan yang berlaku; s. menyampaikan laporan pelaksanaan tugas dan/atau kegiatan kepada atasan; t. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan. 5. Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja mempunyai tugas melaksanakan pelayanan hubungan industrial dan jaminan sosial tenaga kerja. Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja dalam melaksanakan tugas, menyelenggarakan fungsi: a. perencanaan kegiatan operasional di bidang hubungan industrial dan jaminan sosial tenaga kerja; b. pelaksanaan kegiatan di bidang hubungan industrial dan jaminan sosial tenaga kerja; c. pengoordinasian kegiatan di bidang hubungan industrial dan jaminan sosial tenaga kerja; d. pengendalian, evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang hubungan industrial dan jaminan sosial tenaga kerja; 23

31 e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan terkait tugas dan fungsinya. Berdasarkan tugas dan fungsi, Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja mempunyai uraian tugas : a. merencanakan, menyusun dan melaksanakan program dan kegiatan di Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja; b. menghimpun dan menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)/RKPA, Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)/DPPA Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja; c. mengoordinasikan, mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)/DPPA Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja; d. melaksanakan verifikasi peraturan perusahaan dan perjanjian kerja bersama dengan ruang lingkup operasi dalam wilayah ; e. memberikan pelayanan pendaftaran perjanjian kerja bersama; f. mengoordinasikan proses pengesahan dokumen peraturan perusahaan; g. mengoordinasikan pelaksanaan deteksi dini terhadap potensi perselisihan di perusahaan; h. melaksanakan fasilitasi pembentukan dan pemberdayaan Lembaga Kerja Sama Bipartit di Perusahaan; i. mengkoordinasikan pelaksanaan mediasi terhadap potensi dan mediasi perselisihan di perusahaan, mogok kerja dan penutupan perusahaan; j. mengevaluasi pelaksanaan tugas dan menginventarisasi permasalahan di lingkup tugasnya serta mencari alternatif pemecahannya; k. memberikan saran dan pertimbangan teknis kepada atasan; 24

32 l. membagi tugas, memberi petunjuk, menilai dan mengevaluasi hasil kerja bawahan agar pelaksanaan tugas dapat berjalan lancar sesuai dengan ketentuan yang berlaku; m. menyampaikan laporan pelaksanaan tugas dan/atau kegiatan kepada atasan; n. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan Sumber Daya Di samping faktor eksternal, terdapat pula beberapa faktor internal yang berpengaruh terhadap pelaksanaan peran Dinas Ketenagakerjaan. Keberadaan sumber daya Kota Makassar, yang meliputi sumber daya manusia (SDM), anggaran, sarana dan prasarana, kelembagaan dan ketatalaksanaan, menjadi faktor penentu keberhasilan pelaksanaan tugas-tugas dan peran Kemnakertrans dalam menghadapi dinamika perubahan lingkungan strategis. Seluruh sumber daya tersebut harus dapat dimanfaatkan secara optimal agar pencapaian tujuan organisasi dapat tercapai sesuai dengan visi, misi dan tujuannya. Beberapa masalah yang dihadapi dalam pemanfaatan sumber daya itu harus segera diatasi agar potensi-potensi yang ada dapat dimanfaatkan dengan baik. Salah satu contoh adalah potensi SDM yang berlatar belakang pendidikan yang sangat memadai. A. Sumber Daya Manusia (SDM) Sumberdaya manusia merupakan salah satu unsur penting yang harus dimiliki oleh instansi/badan usaha, karena kinerja para pegawai akan menentukan tingkat kinerja instansi/badan usaha tersebut. Kota Makassar, memiliki sumberdaya manusia sebanyak 100 orang, 25

33 terdiri atas PNS sebanyak 66 orang dan Kontrak sebanyak 35 orang. Jumlah Pegawai berdasarkan Tingkat Pendidikan pada tahun 2016 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.1 Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan No Pendidikan L/P Golongan IV III II I Kntk Jml % Pasca Sarjana (S2) Sarjana (S1) Sarjana Muda 4 SMU 5 SMP 6 SD L P L P L P L P L P L P , ,87 5 7, , Jumlah Dilihat dari tabel tersebut di atas, Pegawai Dinas Ketenagakerjaan sangat menunjang dalam melaksanakan tugas, pokok dan fungsinya dalam hal Pelayanan Umum Ketenagakerjaan, dimana tingkat pendidikan dengan komposisi terbanyak ditempati oleh golongan III. Jumlah Pegawai berdasarkan Jabatan Struktural dan Fungsional pada tahun 2016 dapat dilihat pada tabel berikut : 26

34 Tabel 2.2 Jumlah Pegawai Berdasarkan Jabatan Struktural dan Fungsional No Jabatan Jumlah Laki-Laki Perempuan Total 1 Esselon II Esselon III Esselon IV Fungsional Pengantar Kerja Fungsional Perantara Hubungan Industrial Jumlah B. Sarana dan Prasarana Perlengkapan kantor merupakan sarana penunjang kinerja pegawai yang cukup penting untuk dipenuhi karena terkait dengan aktivitas dan mobilitas kerja dinas. Saat ini, jumlah perlengkapan masih kurang, hal ini merupakan salah satu kendala yang harus mendapat perhatian serius. Berikut perlengkapan yang mendukung kinerja pegawai : Tabel 2.3 Daftar Sarana dan Prasarana Tahun 2016 No Uraian Jumlah Keterangan 1 Bangunan Gedung Kantor 1 Unit Baik 2 Rumah Dinas 1 Unit Cukup Baik 3 Kendaraan Roda Empat 6 Unit Baik 4 Kendaraan Roda Dua 10 Unit Cukup Baik 27

35 5 Laptop/Note Book 5 Unit Cukup Baik 6 Komputer 10 Unit Cukup Baik 7 Lemari Arsip 8 Buah Baik 8 Meja + Kursi Rapat 4 Set Baik 9 Televisi 1 Unit Cukup Baik 10 AC 15 Unit Cukup Baik 11 Dispenser 4 Buah Cukup Baik 12 Printer 12 Buah Cukup Baik 13 Kamera 3 Unit Cukup Baik 14 Handycam 3 Unit Cukup Baik 15 Hidran Kebakaran 1 Buah Cukup Baik 16 LCD Proyektor 3 Buah Cukup Baik 17 Mic 20 + Tiang 2 Buah Cukup Baik 18 Brankas 2 Buah Cukup Baik 19 Mesin Ketik 7 Buah Cukup Baik 20 White Board 4 Buah Cukup Baik 21 Peralatan K3 1 Unit Baik 22 Alat Deteksi K3 1 Set Baik 23 Sound System 5 Buah Cukup Baik 24 Tape 1 Buah Cukup Baik 2.3. Kinerja Pelayanan Dalam rangka review Dinas Ketenagakerjaan, maka sesuai peran Dinas Ketenagakerjaan untuk mendukung terpenuhinya kebutuhan lapangan kerja dan kesempatan berusaha serta terwujudnya 28

36 masyarakat yang produktif dan berdaya saing harus bertolak dari kondisi umum ketenagakerjaan di Sesuai dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) tentang kondisi ketenagakerjaan secara umum, dalam gambar 2.2 dapat terlihat bahwa jumlah angkatan kerja pada tahun 2015 di Makassar sejumlah orang. Dari total angkatan kerja tersebut, sekitar 87,98% ( orang) adalah penduduk yang bekerja dan sekitar 12,02% ( orang) adalah pengangguran. Dari jumlah penduduk yang bekerja tersebut, sebagian besar pekerja bekerja pada sektor perdagangan (34,68%), sektor jasa kemasyarakatan (29,42%) dan sektor keuangan (9,30%). Menurut jumlah jam kerja, sekitar 86,36% bekerja 35 jam/minggu. Sedangkan pengangguran didominasi oleh penganggur yang berpendidikan SMTA (64,76%), Universitas (29,74%) dan <SD (2,69%). 29

37 Gambar 2.2 Kondisi Angkatan Kerja Tahun 2015 ANGKATAN KERJA PENGANGGUR TERBUKA (12,02%) < SD : SMTP : SMTA : Diploma : 578 Universitas : MASALAH UTAMA KETENAGAKERJAAN BEKERJA TIDAK PENUH (<34 jam/mg) PARUH WAKTU (78,96%) BEKERJA (87,98%) < SD : (16,76%) Pertanian : (1,05%) SMTP : (12,65%) Industri : (8,13%) Bangunan : 47,377 (9,08%) SMTA : (36,99%) Perdagangan : 180,969 (34,68%) Diploma : (5,26%) Angkutan : (7,71%) Univ : (28,35%) Keuangan : (9,30%) Jasa Kemasy. : (29,42%) Lainnya : (0,63%) (13,64%) BEKERJA PENUH (>34 jam/mg) (86,36%) SETENGAH PENGANGGUR (21,04%) 30

38 Berkenaan dengan kondisi ketenagakerjaan umum di atas, telah dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan daya saing tenaga kerja yang dilakukan melalui pelatihan berbasis kompetensi. Untuk mendukung pelaksanaan pelatihan maka dilakukan kegiatan pembinaan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) dan peningkatan kompetensi instruktur dan tenaga pelatihan. Untuk menjamin kompetensi tenaga kerja dilakukan pemagangan di perusahaan bagi lulusan pelatihan. Pada bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja terdapat peningkatan fungsi informasi pasar kerja dalam upaya melayani pencari kerja dan pengguna tenaga kerja melalui aplikasi Info Kerja berbasis android. Dalam penempatan tenaga kerja dilaksanakan optimalisasi mekanisme antar kerja, penempatan melalui job fair dan pencarian lowongan. Disamping itu, peningkatan perluasan kesempatan kerja dilaksanakan nelalui pemberdayaan masyarakat seperti padat karya, terapan teknologi tepat guna dan kelompok usaha mandiri. Pada bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja telah dilakukan upaya antara lain : peningkatan peran serikat buruh/pekerja, lembaga bipartit dalam penciptaan hubungan industrial yang harmonis, peningkatan syarat kerja melalui pelayanan Peraturan Perusahaan (PP) dan Perjanjian Kerja Bersama (PKB), perlindungan pekerja melalui jaminan sosial, pengurangan tingkat pemutusan hubungan kerja (PHK), pemogokan kerja dan perselisihan hubungan industrial, peningkatan kesejahteraan pekerja melalui kebijakan penetapan upah minimum kota (UMK) yang mengarah pada pencapaian kebutuhan hidup layak (KHL). Pada Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan telah dilakukan upaya untuk meningkatkan kuantitas perusahaan yang menerapkan norma ketenagakerjaan dan norma kesehatan dan keselamatan kerja (K3), peningkatan kepesertaan jaminan sosial tenaga kerja, penurunan angka kecelakaan kerja dan peningkatan kepatuhan perusahaan terhadap norma ketenagakerjaan. Seiring dengan 31

39 berlakunya Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, yang secara prinsip mengatur eksistensi pengawasan ketenagakerjaan yang ditarik dari sistem desentralisasi ke dekonsentrasi. Pemerintah pusat melimpahkan penyelenggaraan penataan dan pengelolaan Pengawasan Ketenagakerjaan tidak lagi menjadi tanggung jawab pemerintah daerah kabupaten dan kota tetapi menjadi tanggungjawab pemerintah daerah provinsi. Dengan terbitnya Undang-Undang di atas maka pengawasan ketenagakerjaan bukan lagi menjadi tanggung jawab Dinas Ketenagakerjaan. Selain terus menerus dilakukan upaya-upaya secara bertahap, di dalam pembangunan ketenagakerjaan terdapat potensipotensi yang menguntungkan dan juga masalah yang harus dihadapi dalam upaya tersebut, seperti dalam hal perluasan kesempatan kerja, peningkatan kompetensi dan produktifitas, penciptaan hubungan industrial yang harmonis, peningkatan perlindungan ketenagakerjaan serta peningkatan kesejahteraan pekerja dan keluarga. Adapun pencapain kinerja Pelayanan selama ± 2 tahun adalah sebagai berikut : 32

40 Tabel 2.4 Pencapaian Kinerja Pelayanan Tahun NO INDIKATOR KINERJA 1 Jumlah tenaga kerja yang berkompetensi spesifik level ASEAN TARGET SPM (2016) TARGET INDIKATOR LAINNYA TARGET RENSTRA SKPD TAHUN KE- 1 (2015) 2 (2016) 3 (2017) 4 (2018) 5 (2019) REALISASI CAPAIAN TAHUN KE- 1 2 s/d 5 (2015) (2016) (2019) RASIO CAPAIAN TAHUN KE- 1 (2015) 2 (2016) ,90% 87,41% s/d 5 (2019) 2 % Tenaga Kerja yang Mendapatkan Pelatihan Berbasis Kompetensi 3 % tenaga kerja yang mendapatkan latihan kewirausahaan 4 Jumlah pencari kerja yang ditempatkan 60% 60% 55% 60% 65% 70% 75% 55,66% 60,19% 100,00% 100,32% 55% 60% 65% 70% 75% 55,19% 60,57% 100,00% 100,95% , ,00% 92,46% 5 % Penempatan Pencari Kerja 40% 35% 40% 45% 45% 50% 43,38% 86,62% 100,00% 216,55% 6 Peningkatan Kelompok Usaha Mandiri 10% 20% 10% 20% 7 % perselisihan hubungan industrial yang diselesaikan 8 % Penurunan Kasus Perselisihan Hubungan Industrial 9 Jumlah Peraturan Perusahaan (PP) yang dilaporkan 100% 100% 100% 100% 100% 86,71% 92,47% 86,71% 92,47% 5% 10% 10% 15% 20% 6,51% 7,59% 130,20% 75,90% ,00% 95,71 33

41 10 % Peningkatan Upah Minimum Kota (UMK) 11 % Jumlah perusahaan yang menerapkan standar kesehatan dan keselamatan kerja bagi tenaga kerja/karyawannya 12 % Pengujian Peralatan di Perusahaan 45% 10% 10% 10% 10% 10% 11,50% 8,25% 115,00% 82,50% 60% 65% 70% 75% 80% 60,08% 65,33% 100,00% 100,00% 13 % Pemeriksaan Perusahaan 45% 40% 45% 50% 55% 60% 40,21% 47,62% 100,00% 105,81% 14 % Kepesertaan Jamsostek Aktif 15 % Jumlah perusahaan yang menerapkan standar kesehatan dan keselamatan kerja bagi tenaga kerja/karyawannya 50% 50% 34

42 Analisis capaian kinerja pelayanan adalah sebagai berikut : 1. Jumlah Tenaga Kerja yang Berkompetensi Spesifik Level Asean ASEAN Jumlah tenaga kerja yang berkompetensi spesifik level merupakan indikator kinerja dalam RPJMD Kota Makassar Tahun yang merupakan tanggung jawab. Pada periode tahun , secara umum jumlah tenaga kerja yang berkompetensi spesifik level ASEAN menampakkan trend yang meningkat. Dimana pada tahun 2016 tenaga kerja yang berkompetensi spesifik level ASEAN mengalami peningkatan sebanyak atau 30,07% dari tahun Dimana pada tahun 2016 tercatat sebanyak orang dan pada tahun 2015 tercatat sebanyak orang. Akan tetapi apabila di tinjau dari target, selama 2 (dua) tahun pelaksanaan capaiannya masih di bawah 100% yaitu sebesar 83,02% dimana dari target sebesar orang terealisasi sebesar orang. Tidak tercapainya target program ini disebabkan oleh beberapa lembaga pelatihan kerja di belum terakreditasi untuk melaksanakan pelatihan-pelatihan bagi tenaga kerja ber level ASEAN. Tabel 2.5 Capaian Kinerja Pelayanan Jumlah Tenaga Kerja yang Berkompetensi Spesifik Level Asean Indikator Kinerja Jumlah tenaga kerja yang berkompeten si spesifik D e level ASEAN Target Realisasi Jumlah Jumlah Orang Orang Orang Orang Orang Orang % Capai an 83,02 %. Deklarasi blueprint Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 yang ditandatangani oleh sepuluh kepala negara di Singapura pada November 2007 menjadi sebuah bukti komitmen yang kuat dari 35

43 negara-negara anggota ASEAN untuk memulai sebuah langkah integrasi dari segi ekonomi. Bagi Indonesia, keberadaan MEA menjadi babak awal untuk mengembangkan berbagai kualitas perekonomian di kawasan Asia Tenggara dalam perkembangan pasar bebas. MEA menjadi dua sisi mata uang bagi Indonesia: satu sisi menjadi kesempatan yang baik untuk menunjukkan kualitas dan kuantitas produk dan sumber daya manusia (SDM) Indonesia kepada negara-negara lain dengan terbuka, tetapi pada sisi yang lain dapat menjadi titik balik untuk Indonesia apabila Indonesia tidak dapat memanfaatkannya dengan baik. Permasalahan yang ada dari sisi tenaga kerja pun tidak terlepas dari kualitas yang rendah, seperti tingkat pendidikan dan keahlian yang belum memadai. Dalam MEA 2015, tenaga kerja sebagai aktor yang penting dalam produksi, perlu menyadari bahwa persaingan pada tingkat regional akan semakin besar dan kompetitif. Dinas Tenaga Kerja dalam mencapai sumber daya manusia yang memiliki daya saing tinggi untuk menghadapi persaingan global terlebih Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) telah melakukan langkah kebijakan yang ditempuh melalui program Peningkatan Kualitas dan Produktifitas Tenaga Kerja antara lain dengan meningkatkan program pelatihan berbasis kompetensi, menyelenggarakan pelatihan pemagangan, melakukan identifikasi pemagangan sesuai pasar kerja, memfasilitasi lembaga pelatihan kerja dengan meningkatkan profesionalisme tenaga instruktur serta mendesain kurikulum pelatihan berbasis kompetensi. 2. Persentase (%) Tenaga Kerja yang Mendapatkan Pelatihan Berbasis Kompetensi Indikator kinerja tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi adalah cerminan kinerja bidang Pembinaan Pelatihan dan Produktifitas Tenaga Kerja. Untuk mendapatkan kompetensi kerja yang memadai, calon tenaga kerja harus dibekali 36

44 pelatihan agar dapat bekerja. Pelatihan kerja dimaksudkan untuk memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sebagai bekal untuk bekerja. Keterampilan/kompetensi sangat penting karena mempengaruhi posisi tawar seseorang di pasar kerja, meningkatkan karir, atau mendapatkan gaji sesuai tingkat keterampilan/kompetensi yang dimiliki. Rumusan ini didapat dari pengertian Kompetensi Kerja adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan/keahlian dan sikap kerja yang sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan. Pada tahun 2016 tingkat capaian kinerja sebesar 100,32% realisasi sesuai target yang telah ditetapkan sebesar 60% dengan realisasi sebesar 60,19%. Secara kuantitatif sebanyak 620 orang atau 60,19% dari total pendaftar sebanyak orang telah mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi melalui program pelatihan di LPK yang menjadi binaan Dinas Tenaga Kerja Kota Makassar. Dari data yang ada menunjukkan bahwa banyak kesempatan kerja pada umumnya belum sesuai dengan persyaratan kerja (job requirement) yang ditentukan atau dibutuhkan oleh pasar kerja. Ketidaksesuaian antara kualifikasi kompetensi tenaga kerja dengan persyaratan kerja disebabkan antara lain karena angkatan kerja yang akan memasuki dunia kerja belum memiliki pengetahuan dan ketrampilan kerja yang memadai dan juga masih minimnya informasi yang diperoleh tentang dunia kerja maupun informasi pasar kerja. Selain itu pencari kerja juga tidak mendapatkan pembekalan yang memadai untuk memahami kondisi potensi dirinya yang seharusnya dapat menjadi acuan bagi mereka untuk mengenali bakat, minat, kepribadian, potensi serta kekurangan yang dimilikinya. Dengan demikian mereka kurang dapat mengarahkan dan mengembangkan potensi yang dimilikinya 37

45 untuk dapat mengisi kesempatan kerja sesuai dengan pekerjaan /jabatan yang diminati. Adapun perkembangan pelatihan berbasis kompetensi dapat dilihat pada grafik di bawah ini : Grafik 2.1 Besaran Tenga Kerja yang Mendapatkan Pelatihan Berbasis Kompetensi Dari tabel di atas, tampak bahwa jumlah penyelenggaraan kegiatan pelatihan berbasis kompetensi melonjak tajam pada tahun Hal ini menunjukkan komitmen Pemerintah Kota Makassar melalui Dinas Tenaga Kerja dalam mengatasi permasalahan ketenagakerjaan sebagaimana telah diuraikan sebelumnya selain itu untuk mendukung Sasaran RPJMD Kota Makassar Tahun Untuk mendukung pencapaian indikator kinerja ini, maka di tahun 2016 telah dilakukan kegiatan pelatihan melalui Program Peningkatan Kualitas dan Produktifitas Tenaga Kerja sebagai berikut: 1,200 1, Yang Mendapatkan Pelatihan Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan bagi Pencari Kerja Produktif dengan jumlah lulusan sebanyak 210 orang Pelatihan Peningkatan Produktifitas Kerja dengan jumlah lulusan sebanyak 105 orang Pelatihan Pemagangan Dalam Negeri Berbasis Pengguna dengan jumlah lulusan sebanyak 200 orang Pendaftar 449 1, Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pelatih/Instruktur LPK dengan jumlah lulusan sebanyak 105 orang. 38

46 Jika dibandingkan dengan capaian tahun lalu maka capaian indikator kinerja utama dari sasaran tersebut adalah sebesar 100,32% atau masih dalam kategori sangat tinggi. Keberhasilan pencapaian kinerja sasaran yang diukur dengan indikator kinerja utama tersebut didukung oleh beberapa faktor yang mendukung antara lain : a. Komitmen pimpinan dan jajarannya dalam peningkatan pelayanan ketenagakerjaan b. Keselarasan tujuan program dengan kebutuhan dan kebijakan organisasi; c. Dukungan anggaran d. Evaluasi pelatihan, dilakukan setelah pelatihan selesai dilaksanakan untuk mengevaluasi penyelenggaraan pelatihan dan pelaksanaan pelatihan. e. Keberadaan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) binaan Disnaker f. Melakukan pemantauan akreditasi lembaga pelatihan kerja (LPK) serta kurikulum pelatihan senantiasa dikembangkan dan disempurnakan agar lebih mengikuti perkembangan IPTEK dan kebutuhan pasar kerja. g. Melakukan pengembangan SDM pelatihan dengan melakukan peningkatan profesionalisme tenaga pelatih/instruktur LPK 3. Persentase (%) Tenaga Kerja yang Mendapatkan Pelatihan Kewirausahaan Pelatihan kewirausahaan adalah pelatihan yang membekali peserta secara bertahap agar memiliki kompetensi kewirausahaan dan bisnis, sehingga mampu menciptakan kesempatan kerja bagi dirinya sendiri maupun orang lain sesuai tuntutan pembangunan. Pada tahun 2016 target untuk indikator ini sebesar 60% dengan tingkat realisasi kinerja sebesar 60,57% dengan tingkat capaian sebesar 100,95% (sangat tinggi). Dimana dari 510 orang yang mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi dari 842 orang 39

47 tenaga kerja yang mendaftar pelatihan, dengan rincian sebagai berikut: Pelatihan Pengembangan Kewirausahaan dengan jumlah lulusan sebanyak 165 orang Pelatihan Keterampilan Tenaga Kerja bagi Masyarakat yang Kurang Mampu dengan jumlah lulusan sebanyak 160 orang Pemberian fasilitas dan mendorong pendanaan pelatihan berbasis masyarakat dengan jumlah lulusan sebanyak 185 orang Secara umum kegiatan ini bertujuan untuk memfasilitasi para penganggur khususnya yang berpendidikan cukup tinggi (minimal SLTA) untuk dapat membuka kesempatan kerja bagi dirinya sendiri dan nantinya juga diharapkan bagi orang lain disekitarnya. Bentuk yang diharapkan adalah dibukanya usaha bersama milik kelompok yang akan menjadi tempat kerja bagi kelompok yang bersangkutan. Tentu saja pada waktu berikutnya, usaha tersebut akan semakinberkembang atau membuka cabang sehingga benar-benar dapat menjadi empat sandaran mencari nafkah bagi mereka atau warga lain di sekitarnya.setelah mengikuti pelatihan ini, diharapkan peserta memiliki motivasi untuk kerwirausaha dan mengembangkan usahanya. Untuk menstimulan jiwa kewirausahaan, setelah pelatihan ini peserta memperoleh bantuan peralatanusaha yang mendukung usaha pengolahan makanan kecil, dan diharapkan dapat tumbuh wirausaha-wirausaha baru, khususnya di Kota Makassar. Keberhasilan pencapaian kinerja sasaran yang diukur dengan indikator kinerja utama tersebut didukung oleh : a. Keselarasan tujuan program dengan kebutuhan dan kebijakan organisasi; 40

48 b. Komitmen pimpinan dan jajarannya dalam peningkatan pelayanan ketenagakerjaan c. Ketersediaan dukungan anggaran d. Evaluasi pelatihan, dilakukan setelah pelatihan selesai dilaksanakan untuk mengevaluasi penyelenggaraan pelatihan dan pelaksanaan pelatihan. e. Sosialisasi kegiatan Dinas Tenaga Kerja melalui media cetak Upeks yang diterbitkan tiap hari. Untuk meningkatkan kinerja sasaran yang diukur dengan indikator kinerja utama tersebut pada tahun berikutnya, Dinas Tenaga Kerja akan melakukan pendampingan bagi para peserta yang telah mengikuti pelatihan dan telah tumbuh kecakapan sertra ketrampilan akan ditumbuh kembangkan jiwa kewirausahaan untuk membuka wawasan guna menciptakan unit bisnis baru. Jika dibandingkan realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu, maka capaian indikator kinerja utama ini sebesar 100,95% atau kategori sangat tinggi. Jika dibandingkan dengan target Dinas Tenaga Kerja, maka capaian rata-rata 2 (dua) indikator kinerja utama dari sasaran tersebut adalah sebesar 80,51% atau masih dalam kategori tinggi. 4. Jumlah Pencari Kerja yang Ditempatkan Capaian kinerja Jumlah pencari kerja yang ditempatkan pada tahun 2016 sebesar 92,46% dari jumlah target yaitu sebanyak orang terealisasi sebanyak pencari kerja yang ditempatkan. Pencapaian indikator ini merupakan peningkatan upaya yang dilakukan Dinas Tenaga Kerja melalui kegiatan rutin yang telah dilakukan seperti pencarian lowongan kerja, Bursa Kerja/Job Fair yang bekerja sama dengan perusahaan yang berada di Makassar, Bursa Kerja On-Line (BKOL) dan kegiatan rutin lainnya. Selain itu pada 41

49 tahun 2016 Dinas Tenaga Kerja pada tanggal 20 Oktober 2016 baru saja melaunching Perdana Aplikasi Info Kerja Makassar Online Berbasis Android ( store/apps/details) bekerja sama dengan Digital Nusantara Studio membuat dan mengembangkan aplikasi Info Kerja Berbasis Android. Dari segi manfaat dengan adanya aplikasi ini memudahkan masyarakat khususnya pencari kerja untuk dapat melihat lowongan pekerjaan sesuai pendidikan dan keterampilan yang dimiliki. Bagi perusahaan atau pemberi kerja dapat menemukan tenaga kerja sesuai spesifikasi yang diinginkan. Selain itu aplikasi ini juga memudahkan bagi Dinas Tenaga Kerja dalam mengupdate informasi tenaga kerja secara Update, Cepat dan Tepat. Selain itu Dinas Tenaga Kerja juga melakukan program yang disebut dengan lorong bebas pengangguran. Lorong bebas pengangguran merupakan program yang bersinergi dengan program kota Makassar yakni membangun kota Makassar melalui lorong dengan mendata jumlah pengangguran yang terdapat di lorong melalui kordinasi antar kecamatan, lurah, hingga ke RW dan RT. Tabel 2.6 Capaian Kinerja Pelayanan Jumlah Pencari Kerja yang Ditempatkan Indikator Kinerja Jumlah pencari kerja yang ditempatkan Target Realisasi Jumlah Jumlah % Capai an Orang Orang Orang Orang Orang Orang 98,03 %. 5. Persentase (%) Penempatan Pencari Kerja Target indikator % penempatan tenaga kerja pada tahun 2016 ditetapkan sebesar 40% dan direalisasikan sebesar 86,62% atau dengan capaian sebesar 216,55%. Dimana dari pencari kerja yang berhasil ditempatkan sebanyak orang. 42

50 Indikator kinerja pencari kerja yang ditempatkan dimaksudkan untuk mengukur tingkat keberhasilan proses pelayanan kepada pencari kerja untuk memperoleh pekerjaan dan pemberi kerja dalam pengisian lowongan kerja sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan. Indikator ini didasarkan pada perbandingan antara pencari kerja yang ditempatkan dibandingkan dengan pencari kerja terdaftar. Berdasarkan keadaan pasar kerja yang terdaftar pada Dinas Tenaga Kerja terlihat bahwa tingkat pertumbuhan pencari kerja selama periode tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 22,18% dimana pada tahun 2014 pencari kerja sebanyak orang dan pada tahun 2016 sebanyak orang. Lowongan mengalami peningkatan sebesar 36,38% dimana pada tahun 2014 lowongan kerja sebanyak mengalami peningkatan pada tahun 2016 sebanyak Sedangkan penempatan tenaga kerja mengalami peningkatan sebesar 39,71% dimana pada tahun 2014 penempatan tenaga kerja sebanyak orang dan pada tahun 2016 sebanyak orang. Adapun untuk lebih jelasnya keadaan pasar kerja kota makassar selama 2 tahun sebagaimana tabel berikut: Uraian Tabel 2.7 Keadaan Pasar Kerja Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tingkat Pertumbuhan Pencari Kerja : Laki-Laki Perempuan ,717% Lowongan Kerja: Laki-Laki Perempuan ,548% Penempatan Tenaga Kerja : Laki-Laki Perempua ,145% 43

51 Rumus : 1 f y s ) (( -1 ) x 100 f = final value s = starting value y = yard Penurunan jumlah pencari kerja salah satu penyebabnya adalah banyaknya pemberi kerja dalam hal ini perusahaan yang tidak mensyaratkan lagi untuk melampirkan Kartu AK.1 (Kartu Pencari Kerja) sehingga tidak terpantaunya/tidak terdaftarnya pencari kerja. Dalam hal lowongan kerja, masih belum maksimalnya jejaring dan sistem informasi kerja dan masih kurangnya tenaga Pejabat Fungsional Pengantar Kerja. Dimana saat ini, Pejabat Fungsional Pengantar Kerja yang dimiliki oleh Dinas Tenaga Kerja hanya sebanyak 1 (satu) orang. Sedangkan permasalahan dalam penempatan tenaga kerja karena masih kurangnya kesadaran dari pemberi kerja/perusahaan untuk melaporkan tenaga kerja baru. Demikian pula halnya Pencari kerja masih kurangnya kesadaran dalam melaporkan apabila telah diterima bekerja. Untuk menyelesaikan masalah di atas, Dinas Tenaga Kerja telah melaunching Aplikasi Info Kerja Makassar Online Berbasis Android. Dari segi manfaat dengan adanya aplikasi ini memudahkan masyarakat khususnya pencari kerja untuk dapat melihat lowongan pekerjaan sesuai pendidikan dan keterampilan yang dimiliki. Bagi perusahaan atau pemberi kerja dapat menemukan tenaga kerja sesuai spesifikasi yang diinginkan. Selain itu Aplikasi ini juga memudahkan bagi 44

52 Dinas Tenaga Kerja dalam mengupdate informasi Tenaga Kerja secara Update, Cepat dan Tepat. Aplikasi ini juga mendukung Visi Misi Walikota Makassar untuk Merekonstruksi nasib rakyat standar dunia melalui peningkatan kesempatan kerja.dengan adanya aplikasi berbasis android yang bisa kita unduh melalui google playstore ini tentunya berarti mendukung terwujudnya program pemerintah sebagai Makassar Smart City. Kini masyarakat dapat menemukan pekerjaan terbaik dari perusahaan terbaik yang terdaftar di Dinas Tenaga Kerja sebab pelamar kerja dapat menemukan pekerjaan sesuai latar belakang pendidikan dan menentukan sendiri jenis pekerjaan mulai dari full time, part time, hingga sistem shifting. Selain itu seluruh lowongan pekerjaan yang didapatkan melalui aplikasi ini berasal dari sumber yang terpercaya dan terdaftar melalui Dinas Tenaga Kerja Kota Makassar. Sebagai upaya untuk memenuhi penempatan tenaga kerja, Dinas Tenaga Kerja juga melakukan program yang disebut dengan lorong bebas pengangguran. Lorong bebas pengangguran merupakan program yang bersinergi dengan program kota Makassar yakni membangun kota Makassar melalui lorong dengan mendata jumlah pengangguran yang terdapat di lorong melalui kordinasi antar kecamatan, lurah, hingga ke RW dan RT. Dengan adanya verifikasi data setiap kecamatan Dinas Tenaga Kerja dapat lebih mudah mengidentifikasi wilayah mana saja yang diupayakan dalam menekan tingkat pengangguran. Dalam upaya tersebut, ada beberapa karakteristik yang menjadi aspek utama, seperti wilayah kecamatan yang tingkat kriminalitas tinggi dan wilayah kecamatan yang diketahui masyarakat dominan adalah pengguna narkoba. 45

53 Program lorong bebas pengangguran ini menyesuaikan kembali dengan tingkat pendidikan pengangguran di wilayah tersebut.tetapi bagi yang tidak cukup memiliki pendidikan yang sesuai, akan diberikan pelatihan atau memberikan keterampilan khusus seperti kursus servis alat elektronik sehingga mereka punya modal keterampilan bekerja. Sebelumnya, Dinas Tenaga Kerja telah beberapa kali menggelar kegiatan kegiatan yang bertujuan meningkatkan serapan penempatan seperti job fair yang telah banyak bekerja sama dengan instansi atau perusahaan di. Selain optimalisasi penempatan tenaga kerja di sektor formal, Dinas Tenaga Kerja juga melakukan pengembangan jejaring informasi pasar kerja untuk mengoptimalkan penyerapan tenaga kerja di pasar kerja melalui website Selain itu beberapa upaya lain yang dilakukan melalui dorongan-dorongan (penyuluhan) untuk giat bekerja melalui bimbingan teknis memperbaiki kejiwaan, mental dan moralitas para pengangguran untuk melakukan hal yang berguna dan berdampak positif. Jika dibandingkan dengan capaian tahun lalu maka capaian indikator kinerja utama dari sasaran tersebut adalah sebesar 216,55% atau masih dalam kategori sangat tinggi. Keberhasilan pencapaian kinerja sasaran yang diukur dengan indikator kinerja utama tersebut didukung olehbeberapa faktor antara lain : a. Komitmen pimpinan dan jajarannya dalam peningkatan pelayanan ketenagakerjaan. 46

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS, SERTA TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN KUNINGAN DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 99 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA KOTA PEKANBARU DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 48 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 48 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 48 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA KOTA MATARAM DENGAN

Lebih terperinci

GUBERNUR MALUKU PERATURAN GUBERNUR MALUKU NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR MALUKU PERATURAN GUBERNUR MALUKU NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG GUBERNUR MALUKU PERATURAN GUBERNUR MALUKU NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA, ADMINISTRATOR DAN PENGAWAS DI LINGKUNGAN DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI

Lebih terperinci

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI KATA PENGANTAR Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal

Lebih terperinci

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); SALINAN BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TRANSMIGRASI DAN TENAGA KERJA

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 106 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG 1 SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA KABUPATEN KAPUAS

Lebih terperinci

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 112 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 112 TAHUN 2016 TENTANG -1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 112 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN MOBILITAS PENDUDUK ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA INDIVIDU (IKI) SEKRETARIS

INDIKATOR KINERJA INDIVIDU (IKI) SEKRETARIS INDIKATOR KINERJA INDIVIDU (IKI) SEKRETARIS Instansi : DINAS TENAGA KERJA KABUPATEN JOMBANG Tujuan : 1. Memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan pelayanan penempatan tenaga kerja serta penguatan informasi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TENGAH

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TENGAH BAB II GAMBARAN UMUM DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TENGAH 2.1 Sejarah Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah disingkat Disnakertrans Prov. Jateng merupakan organisasi

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA PADA DINAS TENAGA KERJA KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TUGAS, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA UNSUR-UNSUR ORGANISASI DINAS TENAGA KERJA, TRANSMIGRASI,

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang

Lebih terperinci

KEPALA SUB BAGIAN UMUM, KEUANGAN, DAN ASET

KEPALA SUB BAGIAN UMUM, KEUANGAN, DAN ASET INDIKATOR KINERJA INDIVIDU (IKI) KEPALA SUB BAGIAN UMUM, KEUANGAN, DAN ASET Instansi : DINAS TENAGA KERJA KABUPATEN JOMBANG Tujuan : 1. Memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan pelayanan penempatan

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA SALINAN NOMOR 30/2016 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, FUNGSI DAN TUGAS, SERTA TATA KERJA PADA DINAS TENAGA KERJA

Lebih terperinci

WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 1386 TAHUN 2016

WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 1386 TAHUN 2016 WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 1386 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 68

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 68 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 68 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA KABUPATEN

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 62 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 107 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 25

BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 25 BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 25 Dengan berlakunya Peraturan Bupati ini, maka Peraturan Bupati Pulang Pisau Nomor 25 Tahun 2011 tentang Uraian Tugas dan Fungsi Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsi yang sangat signifikan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan tidak bisa digantikan

BAB I PENDAHULUAN. fungsi yang sangat signifikan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan tidak bisa digantikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbaikan pelayanan birokrasi perizinan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah tidak bisa dipisahkan dari konteks reformasi birokrasi. Institusi birokrasi memiliki peran

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS TENAGA KERJA

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS TENAGA KERJA WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM, Menimbang

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA SEKRETARIS DINAS TENAGA KERJA KABUPATEN BLITAR SEMESTER I TAHUN 2017

LAPORAN KINERJA SEKRETARIS DINAS TENAGA KERJA KABUPATEN BLITAR SEMESTER I TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA SEKRETARIS DINAS TENAGA KERJA KABUPATEN BLITAR SEMESTER I TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN Pertanggungjawaban kinerja suatu unit instansi pemerintah kepada atasannya, secara prinsip merupakan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP, BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KETENAGAKERJAAN DAN PERINDUSTRIAN KABUPATEN

Lebih terperinci

TUGAS DAN FUNGSI POKOK DINAS TENAGA KERJA Kepala Dinas Tenaga Kerja

TUGAS DAN FUNGSI POKOK DINAS TENAGA KERJA Kepala Dinas Tenaga Kerja TUGAS DAN FUNGSI POKOK DINAS TENAGA KERJA Kepala Dinas Tenaga Kerja (1) Kepala Dinas Tenaga Kerja mempunyai tugas memimpin, mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan otonomi daerah di bidang Tenaga Kerja

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 23 TAHUN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 23 TAHUN SALINAN BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TOLITOLI,

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

TUGAS DAN FUNGSI DINAS KETENAGAKERJAAN DAN TRANSMIGRASI

TUGAS DAN FUNGSI DINAS KETENAGAKERJAAN DAN TRANSMIGRASI TUGAS DAN FUNGSI DINAS KETENAGAKERJAAN DAN TRANSMIGRASI (Berdasarkan Peraturan Bupati Sigi Nomor 28 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Perangkat Daerah)

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SUKOHARJO BUPATI

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KINERJA TAHUN 2017

RENCANA AKSI KINERJA TAHUN 2017 RENCANA AKSI KINERJA TAHUN 2017 DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SUKABUMI Jalan Pelabuhan II KM.6 No.703 No/Fax.(0266) 226088 Sukabumi 43169 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA KOTA SURABAYA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Om Swastyastu,

KATA PENGANTAR. Om Swastyastu, KATA PENGANTAR Om Swastyastu, Puji Syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena atas Asung Kertha Wara NugrahaNyamaka Renstra Dinas Tenaga Kerja dan Sertifikasi

Lebih terperinci

BUPATI PENAJAM PASER UTARA, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI, TATA KERJA, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS DINAS TENAGA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR /2033 TAHUN 2011

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR /2033 TAHUN 2011 KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR 050.07/2033 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BLORA TAHUN 2010-2015 Bappeda

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 61 TAHUN 2016 Menimbang TENTANG TUGAS POKOK DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS TENAGA KERJA KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 63 TAHUN 2008 T E N T A N G

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 63 TAHUN 2008 T E N T A N G BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 63 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa sebagai

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS DINAS PENANAMAN MODAL, PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DAN TENAGA KERJA KABUPATEN TUBAN TAHUN BAB I PENDAHULUAN

RENCANA STRATEGIS DINAS PENANAMAN MODAL, PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DAN TENAGA KERJA KABUPATEN TUBAN TAHUN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN KEPUTUSAN BUPATI TUBAN NOMOR 188.45/ /KPTS/414.031/2017 TENTANG RENCANA STRATEGIS DINAS PENANAMAN MODAL, PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DAN TENAGA KERJA KABUPATEN TUBAN TAHUN 2016-2021 RENCANA STRATEGIS

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS TENAGA KERJA

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS TENAGA KERJA DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Landasan Hukum 1.3. Maksud dan Tujuan 1.4. Sistematika Penulisan BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS

Lebih terperinci

Bupati Cirebon RINCIAN TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

Bupati Cirebon RINCIAN TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI - 1 - Bupati Cirebon PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 49 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIREBON, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 1 30.F t JHUN 2008

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 1 30.F t JHUN 2008 BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 1 30.F t JHUN 2008 TENTANG. PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA, TRANSMIGRASI DAN SOSIAL KABUPATEN PURWOREJO BUPATI PURWOREJO,

Lebih terperinci

LAMPIRAN IV : PERATURAN BUPATI BULELENG NOMOR

LAMPIRAN IV : PERATURAN BUPATI BULELENG NOMOR LAMPIRAN IV : PERATURAN BUPATI BULELENG NOMOR : 54 Tahun 2015 TANGGAL : 20 OKTOBER 2015 TENTANG : TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS DAERAH KABUPATEN BULELENG DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI I. TUGAS POKOK.

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 67 Tahun : 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 67 Tahun : 2016 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 67 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS,

Lebih terperinci

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN Menimbang PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH,

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INSTANSI. A. Sejarah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sumatera. Sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 Ayat 2 bahwa

BAB II PROFIL INSTANSI. A. Sejarah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sumatera. Sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 Ayat 2 bahwa BAB II PROFIL INSTANSI A. Sejarah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sumatera Utara Sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 Ayat 2 bahwa pembangunan ketenagakerjaan ditunjuk untuk menyediakan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA) KECAMATAN SAMARINDA ULU

RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA) KECAMATAN SAMARINDA ULU RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA) KECAMATAN SAMARINDA ULU 2016-2021 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur Kehadirat Allah SWT, karena berkat karunia-nya kami dapat menyelesaikan penyusuna Rencana Strategis

Lebih terperinci

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK, KELUARGA BERENCANA, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KOTA SURAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU

Lebih terperinci

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA DINAS TENAGA KERJA, TRANSMIGRASI, KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TIMUR

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI BUPATI MADIUN,

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI BUPATI MADIUN, BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan

Lebih terperinci

Telah terjadi perubahan tentang Pembentukan, Susunan Oragnisasi dan. Tata Kerja Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar

Telah terjadi perubahan tentang Pembentukan, Susunan Oragnisasi dan. Tata Kerja Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar 2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Telah terjadi perubahan tentang Pembentukan, Susunan Oragnisasi dan Tata Kerja Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Makassar dari Peraturan Daerah Kota Makassar

Lebih terperinci

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DANFUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KETENAGAKERJAAN

Lebih terperinci

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT - 156 - BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Pemerintah, Perencanaan Strategis merupakan langkah awal untuk melakukan pengukuran kinerja Instansi Pemerintah. Perencanaan Strategis

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERTANAHAN

WALIKOTA BATAM PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERTANAHAN WALIKOTA BATAM PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERTANAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM, Menimbang

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN

RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN RENCANA STRATEGIS ( R E N S T R A ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) PROVINSI BANTEN TAHUN 2012-2017 PEMERINTAH PROVINSI BANTEN TAHUN 2012 7 KATA PENGANTAR Bismillahhrahmaniff ahim

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 37 TAHUN2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN MUSI RAWAS

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 37 TAHUN2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 37 TAHUN2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI MUSI RAWAS,

Lebih terperinci

Renstra Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tahun

Renstra Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tahun Renstra Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tahun 217-221 DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK KABUPATEN MAROS DAFTAR ISI Daftar Isi... i BAB I Pendahuluan... 1 1.1 Latar belakang...

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN TENAGA KERJA KABUPATEN BLORA

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN UKM KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT SALINAN BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR 35 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SUSUNAN ORGANISASI DINAS TRANSMIGRASI DAN TENAGA KERJA KABUPATEN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI Jl. Soekarno-Hatta No. 532 Telp. 7564327,

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN GARUT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 114 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA KECAMATAN TIPE B DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

K A T A P E N G A N T A R

K A T A P E N G A N T A R K A T A P E N G A N T A R Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT atas ridho dan karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Kinerja Tahunan Tahun Anggaran ini tanpa kendala

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI Jl. Soekarno-Hatta No. 532 Telp. 7564327,

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERIKANAN

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERIKANAN WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR DINASTENAGA KERJA Jl. Imam Bonjol 07Telp./Fax. (0342) B L I T A R

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR DINASTENAGA KERJA Jl. Imam Bonjol 07Telp./Fax. (0342) B L I T A R PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR DINASTENAGA KERJA Jl. Imam Bonjol 07Telp./Fax. (0342) 801407 B L I T A R KEPUTUSAN KEPALA DINAS TENAGA KERJA KABUPATEN BLITAR NOMOR :560/ /409.106.1/KPTS/2017 TENTANG PENETAPAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 21 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 43 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 21 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 43 TAHUN 2008 BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 21 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, TATA KERJA DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN BADAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA INDIVIDU (IKI) DINAS TENAGA KERJA KABUPATEN MAGETAN

INDIKATOR KINERJA INDIVIDU (IKI) DINAS TENAGA KERJA KABUPATEN MAGETAN : KEPALA DINAS TENAGA KERJA : Melaksanakan koordinasi, pembinaan dan penyiapan perumusan serta pelaksanaaan kebijakan dibidang ketenagakerjaan da ketransmigrasian serta fungsi lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 32 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, KEHUTANAN DAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS DINAS TENAGA KERJA

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS DINAS TENAGA KERJA WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS DINAS TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PAREPARE, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

KEPALA DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA

KEPALA DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA KEPUTUSAN KEPALA DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA NOMOR: 188/891 /410.111/2016 TENTANG PENYEMPURNAAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA TAHUN 2015 KEPALA DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA

Lebih terperinci

BUPATI SANGGAU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BUPATI SANGGAU PROVINSI KALIMANTAN BARAT BUPATI SANGGAU PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN BUPATI SANGGAU NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN SANGGAU DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PROFIL INSPEKTORAT KOTA SERANG

PROFIL INSPEKTORAT KOTA SERANG PROFIL INSPEKTORAT KOTA SERANG Inspektorat Kota Serang Fungsi pengawasan di Kota Serang mulai diselenggarakan sejak tahun 2007. Sejalan dengan reformasi otonomi daerah yang didasarkan atas azas desentralisasi

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci