RENCANA STRATEGIS DINAS PENANAMAN MODAL, PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DAN TENAGA KERJA KABUPATEN TUBAN TAHUN BAB I PENDAHULUAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RENCANA STRATEGIS DINAS PENANAMAN MODAL, PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DAN TENAGA KERJA KABUPATEN TUBAN TAHUN BAB I PENDAHULUAN"

Transkripsi

1 LAMPIRAN KEPUTUSAN BUPATI TUBAN NOMOR / /KPTS/ /2017 TENTANG RENCANA STRATEGIS DINAS PENANAMAN MODAL, PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DAN TENAGA KERJA KABUPATEN TUBAN TAHUN RENCANA STRATEGIS DINAS PENANAMAN MODAL, PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DAN TENAGA KERJA KABUPATEN TUBAN TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbaikan pelayanan birokrasi perizinan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah tidak bisa dipisahkan dari konteks reformasi birokrasi. Institusi birokrasi memiliki peran dan fungsi yang sangat signifikan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan tidak bisa digantikan fungsinya oleh lembaga-lembaga lainnya. Reformasi birokrasi merupakan upaya berkelanjutan yang setiap tahapannya memberikan perubahan atau perbaikan birokrasi ke arah yang lebih baik. Upaya reformasi birokrasi dan regulasi yang mengatur tang kegiatan usaha telah dianggap sebagai dasar tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dan merupakan suatu kondisi yang sangat dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Salah satu upaya reformasi birokrasi tersebut dilakukan melalui reformasi birokrasi pelayanan perizinan. Upaya yang dilakukan dalam reformasi birokrasi pelayanan perizinan adalah mengurangi dan mempersingkat jumlah maupun waktu administrasi pengurusan berbagai prosedur yang harus dilalui oleh pelaku usaha. Hal ini disebabkan karena masih begitu banyak regulasi yang membebani pelaku usaha sehingga harus mengalokasikan waktu dan aga yang besar untuk mendapatkan formulir yang diminta. Banyak pihak yang menilai bahwa pelayanan publik yang terkait dengan perizinan yang ada saat ini prosedur dan mekanismenya berbelit-belit, tidak transparan, kurang informatif, kurang akomodatif, kurang konsis, terbatasnya fasilitas, sarana dan prasarana pelayanan, sehingga tidak menjamin kepastian (hukum, waktu dan biaya). Untuk mewujudkan pelayanan yang berkualitas, transparan dan akuntabel antara lain telah ditetapkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur 1

2 Negara Nomor : 63/KEP/M.PAN/7/2003 tang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik. Namun demikian transparansi dan akuntabilitas yang merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan secara utuh oleh setiap instansi dan unit pelayanan instansi pemerintah sesuai dengan tugas dan fungsinya belum juga dapat dilaksanakan secara menyeluruh. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu penjabaran secara lebih rinci mengenai transparansi dan akuntabilitas pelayanan publik, karena pelaksanakan transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan pelayanan publik akan meningkatkan kinerja pelayanan publik. Transparansi dan akuntabilitas harus dilaksanakan pada seluruh aspek manajemen pelayanan publik, yang meliputi kebijakan, perencanaan, pengawasan / pengendalian dan laporan hasil kinerjanya. Transparansi dan akuntabilitas hendaknya dimulai dari proses perencanaan pengembangan pelayanan publik karena sangat berkaitan dengan kepastian berusaha bagi investor baik dalam negeri maupun luar negeri, serta kepastian pelayanan bagi masyarakat umum yang memerlukan dan yang berhak atas pelayanan atas tersedianya laporan sebagai hasil evaluasi pelaksanaan pelayanan publik. Sebagai salah satu negara demokrasi dimana kedaulatan bangsa berada di tangan rakyat, berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat pada kegiatan pemerintahan dan pembangunan. Tuntutan masyarakat terhadap kinerja birokrasi akan semakin kompleks, serta pada konteks negara demokrasi, masyarakat memiliki hak untuk berpartisipasi dalam setiap pelaksanaan pemerintahan maupun pembangunan serta memiliki kesempatan untuk mengevaluasi kinerja pemerintah melalui berbagai media baik secara formal maupun non formal. Hal ini ditindaklanjuti oleh pemerintah dengan membuat sebuah kebijakan guna mempermudah investasi di Indonesia yaitu dengan menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2014 tang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Adanya Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2014 tang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu diharapkan setiap perizinan investasi memiliki mekanisme yang lebih mudah sehingga mendorong peningkatan investasi di Indonesia. Sebagai tindaklanjut peraturan tersebut, maka pada setiap daerah membentuk instansi pelayanan terpadu satu pintu yang melaksanakan fungsi pelayanan terpadu perizinan dan non perizinan, serta fungsi penyelenggaraan penanaman modal. Sejalan dengan perkembangan waktu dan kebutuhan organisasi serta pelayanan bagi masyarakat, Pemerintah melaksanakan evaluasi dan restrukturisasi organisasi sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tang Pemerintahan Daerah serta Peraturan Pemerintah Nomor 18 2

3 Tahun 2016 tang Perangkat Daerah. Hal ini membawa perubahan yang signifikan terhadap pembentukan Perangkat Daerah, yakni dengan prinsip tepat fungsi dan tepat ukuran (rightsizing) berdasarkan beban kerja yang sesuai dengan kondisi nyata di masing-masing daerah yang rasional, proporsional, efektif dan efisien. Oleh sebab itu maka Pemerintah memandang perlu untuk melakukan perubahan susunan organisasi pelaksana pelayanan terpadu satu pintu yang disesuaikan dengan kebutuhan organisasi dengan membentuk Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja. Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja (DPM, PTSP dan Naker) dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2016 tang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah. DPM, PTSP dan Naker, merupakan unsur pendukung tugas Bupati yang mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah dibidang penananaman modal, pelayanan terpadu satu pintu dan aga kerja berdasarkan azas otonomi daerah dan tugas pembantuan. Sebagai salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah perlu penyelarasan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya untuk mendukung visi, misi dan program yang telah ditetapkan oleh Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih Tahun Penyelarasan ini di implementasikan dengan merumuskan Rencana Strategis Dinas Penanaman Modal, PTSP dan Tenaga Kerja. Renstra SKPD sebagai dokumen perencanaan merupakan acuan perencanaan pembangunan lima tahun yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan Satuan Kerja dalam menjalankan tugas fungsi serta kewenangan satuan kerja masing-masing. Perencanaan strategis ini disusun sebagai landasan operasional dalam melaksanakan kebijakan, program dan kegiatan dalam mencapai tujuan organisasi dan mencapai tingkat kepuasan maksimal masyarakat dalam memperoleh pelayanan perizinan dan penanaman modal, sehingga mampu menggerakan kegiatan perekonomian masyarakat secara luas, merata dan berkeadilan. Rencana Strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal, PTSP dan Tenaga Kerja Tahun merupakan dokumen perencanaan strategis yang disusun dan dirumuskan setiap lima tahun (perencanaan jangka menengah). Perencanaan strategis ini menggambarkan visi, misi, tujuan, sasaran, cara pencapaian tujuan sasaran yang meliputi kebijakan, program dan kegiatan yang realistis dengan mengantisipasi perkembangan masa mendatang. 3

4 Perencanaan Strategis berfungsi sebagai dokumen perencanaan teknis operasional dan merupakan penjabaran teknis RPJMD untuk setiap unit kerja daerah, yang memuat Visi, Misi, dan Arah Kebijakan Teknis dan Indikasi Rencana Program setiap bidang kewenangan dan atau fungsi pemerintahan untuk jangka waktu lima tahunan dan disusun oleh setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). 1.2 Landasan Hukum Landasan hukum penyusunan Renstra SKPD adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tang Keuangan Negara ; 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional ; 3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah ; 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tang Perbendaharaan Negara; 5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tang Pertanggungjawaban Keuangan ; 6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kali dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 ; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2005 tang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional ; 8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional ; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tang Perangkat Daerah; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 11. Peraturan Pemerintah Nomor : 58 Tahun 2005 tang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578) ; 16. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal ; 17. Peraturan Presiden Nomor : 5 Tahun 2010 tang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun ; 18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tang 4

5 Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah ; 19. Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2016 tang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah ; 20. Peraturan Daerah Nomor : 24 Tahun 2016 tang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun Peraturan Bupati Nomor 55 tahun 2016 tang Uraian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja. 1.3 Maksud Dan Tujuan Maksud penyusunan Renstra Satuan Kerja Perangkat Daerah DPM, PTSP dan Naker Tahun untuk memberikan arahan landasan kebijakan taktis strategi lima tahunan, dan merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 1 (satu) tahun sampai dengan 5 (lima) tahun dalam kerangka pencapaian visi sebagai tolok ukur pertanggungjawaban anggaran pada setiap akhir tahun. Sedangkan tujuan penyusunan Renstra adalah : a. Menetapkan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pelayanan SKPD di Bidang Penanaman Modal, PTSP dan Tenaga Kerja b. Menetapkan prioritas program dan kegiatan pembangunan yang strategis selama lima tahun yang merupakan pedoman alam pencapaian visi Dinas Penanaman Modal, PTSP dan Tenaga Kerja ( ) melalui sumber pembiayaan APBD c. Sebagai Instrumen Pengukuran Kinerja SKPD. 1.4 Sistematika Penulisan Sistematika Penulisan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah DPM,PTSP dan Naker Tahun terdiri dari 7 (tujuh) Bab yaitu: BAB I PENDAHULUAN, Memuat Latar Belakang, Landasan Hukum Penyusunan, Maksud dan Tujuan Penyusunan, dan Sistematika Penyusunan. Pada latar belakang diuraikan secara umum tang latar belakang DPM, PTSP dan Naker di bidang penanaman modal, pelayanan perizinan serta aga kerja. Selanjutnya diuraikan pula gambaran umum mengenai perencanaan yang akan dilakukan oleh Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja dalam jangka waktu 5 (lima) Tahun Kepemimpinan Kepala Daerah 5

6 dan Wakil Kepala Daerah Terpilih Tahun BAB II GAMBARAN PELAYANAN, memuat Tugas, Pokok dan Fungsi serta Struktur Organisasi Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja, Sumberdaya, Kinerja Pelayanan, Tantangan dan Peluang Pengembangan Organisasi Perangkat daerah. BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI Memuat identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan, Telaahan Visi, Misi dan program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih, isu-isu strategis serta memuat berbagai kondisi atau hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pelayanan perizinan. BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Menjelaskan tang Visi, Misi, Tujuan, Sasaran Strategis serta Arah Kebijakan Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja Tahun BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, Pada bagian ini dikemukakan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, pendanaan indikatif. Pada bagian ini juga dikemukakan indikator kinerja Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih Tahun BAB VI INDIKATOR KINERJA Dalam bab ini diuraikan tang indikator kinerja Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja dalam bentuk program dan kegiatan pokok yang selaras dengan visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih Tahun berakhir. BAB VII PENUTUP 6

7 BAB II GAMBARAN PELAYANAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH 2.1. Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD 1) Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan di bidang penanaman modal, aga kerja dan transmigrasi yang menjadi kewenangan Daerah. 2) Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja dengan tipe A. 3) Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dipimpin oleh seorang kepala dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. 4) Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (3) mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan urusan pemerintahan bidang penanaman modal, aga kerja dan transmigrasi serta tugas pembantuan yang diberikan kepada Daerah. 5) Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (4) menyelenggarakan fungsi: a. perumusan kebijakan di bidang penanaman modal, perizinan, pelatihan, penempatan aga kerja dan transmigrasi serta bidang hubungan industrial dan jaminan sosial keagakerjaan; b. pelaksanaan kebijakan di bidang penanaman modal, perizinan, pelatihan, penempatan aga kerja dan transmigrasi serta bidang hubungan industrial dan jaminan sosial keagakerjaan; c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang penanaman modal, perizinan, pelatihan, penempatan aga kerja dan transmigrasi serta bidang hubungan industrial dan jaminan sosial keagakerjaan; d. pelaksanaan administrasi dinas bidang penanaman modal, perizinan, pelatihan, penempatan aga kerja dan transmigrasi serta bidang hubungan industrial dan jaminan sosial keagakerjaan; 7

8 e. penyelenggaraan urusan administrasi umum, kepegawaian, keuangan, serta program dan pelaporan; f. perumusan kebijakan pengelolaan dan pengamanan barang milik daerah yang menjadi tanggung jawab Dinas; g. perumusan inovasi terkait tugas dan fungsinya dalam rangka peningkatan pelayanan publik; h. pembinaan terhadap UPTD; i. pembinaan terhadap Tim Teknis dan kelompok jabatan fungsional; j. pelaksanaan penilaian kinerja bawahan sebagai bahan pertimbangan pengembangan karier; k. pelaksanaan laporan/pertanggungjawaban kepada Bupati; dan l. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas dan fungsinya. SUSUNAN ORGANISASI Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja terdiri atas : a. Kepala Dinas; b. Sekretariat; c. Bidang Penanaman Modal; d. Bidang Perizinan; e. Bidang Pelatihan, Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi; f. Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Keagakerjaan; g. UPTD; dan h. Kelompok Jabatan Fungsional URAIAN TUGAS DAN FUNGSI Sekretariat 1) Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris, yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. 2) Sekretaris mempunyai tugas menyelenggarakan administrasi umum dan kepegawaian, keuangan, serta penyusunan program dan laporan. 3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Sekretaris menyelenggarakan fungsi: a. penyelenggaraan administrasi umum dan urusan rumah tangga; b. penyelenggaraan urusan pembangunan, pemeliharaan dan pengamanan bangunan serta fasilitas kantor; c. pelaksanaan tugas-tugas kehumasan dan keprotokolan; d. pelaksanaan tugas-tugas yang menyangkut hukum dan ketatalaksanaan; e. pengelolaan administrasi kepegawaian; 8

9 f. penyelenggaraan administrasi keuangan; g. pelaksanaan penyusunan program dan laporan; h. pelaksanaan penyusunan dokumen perencanaan dan pelaporan akuntabilitas kinerja; i. penyelenggaraan pengelolaan dan pengamanan barang milik daerah yang menjadi tanggung jawab Dinas; j. pelaksanaan penilaian kinerja bawahan sebagai bahan pertimbangan pengembangan karier; k. pelaksanaan laporan/pertanggungjawaban kepada Kepala Dinas; dan l. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas terkait dengan tugas dan fungsinya. 4) Sekretariat membawahkan dan mengoordinasikan: a. Subbagian Umum dan Kepegawaian; b. Subbagian Keuangan; dan c. Subbagian Program dan Pelaporan. 5) Subbagian sebagaimana dimaksud masing masing dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris. Subbagian Umum dan Kepegawaian 1) Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan petunjuk teknis, pembinaan di bidang administrasi umum, rumah tangga, kepegawaian serta pemeliharaan dan pengamanan barang milik daerah. 2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Subbagian Umum dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan dan penyediaan bahan penyelenggaraan administrasi umum dan tata usaha, meliputi surat menyurat dan kearsipan; b. penyiapan dan penyediaan bahan pelaksanaan urusan rumah tangga, keprotokolan dan perjalanan dinas; c. penyiapan dan penyediaan bahan pelaksanaan penatausahaan kepegawaian; d. penyiapan dan penyediaan bahan pelaksanaan penatausahaan, pemeliharaan dan pengamanan barang milik daerah yang menjadi tanggung jawab Dinas; e. pelaksanaan penilaian kinerja bawahan sebagai bahan pertimbangan pengembangan karier; f. pelaksanaan laporan/pertanggungjawaban kepada Sekretaris; dan 9

10 g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Sekretaris terkait dengan tugas dan fungsinya. Subbagian Keuangan 1) Subbagian Keuangan mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan rencana anggaran belanja, penatausahaan dan verifikasi keuangan. 2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Subbagian Keuangan menyelenggarakan fungsi: a. penyediaan bahan penyusunan rencana anggaran pendapatan dan belanja; b. pelaksanaan penyusunan anggaran pendapatan dan belanja dinas serta perubahan anggaran pendapatan dan belanja; c. pelaksanaan tata usaha keuangan dan anggaran belanja; d. pengelolaan dan pembayaran gaji pegawai; e. pelaksanaan verifikasi tata usaha keuangan; f. pelaksanaan penilaian kinerja bawahan sebagai bahan pertimbangan pengembangan karier; g. pelaksanaan laporan/pertanggungjawaban kepada Sekretaris; dan h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Sekretaris terkait dengan tugas dan fungsinya. Subbagian Program 1) Subbagian Program dan Pelaporan mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan program dan pelaporan. 2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Subbagian Program dan Pelaporan menyelenggarakan fungsi: a. pengumpulan, pengolahan dan penyajian bahan penyusunan program; b. penyiapan dan penyediaan bahan koordinasi rencana kegiatan jangka pendek, menengah dan panjang; c. penyiapan dan penyediaan bahan koordinasi dan sinkronisasi program dan kegiatan; d. penyiapan dan penyediaan bahan penyusunan dokumen perencanaan dan pelaporan akuntabilitas kinerja; e. penyiapan dan penyediaan bahan terkait hukum dan ketatalaksanaan; f. penyiapan dan penyediaan bahan evaluasi dan laporan kegiatan; g. pelaksanaan penilaian kinerja bawahan sebagai bahan pertimbangan pengembangan karier; h. pelaksanaan laporan/pertanggungjawaban kepada Sekretaris; dan i. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Sekretaris terkait dengan tugas dan fungsinya. 10

11 Bidang Penanaman Modal (1) Bidang Penanaman Modal dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. (2) Bidang Penanaman Modal mempunyai tugas melaksanakan perumusan program kebijakan teknis, koordinasi dengan perangkat daerah dalam penyusunan program, petunjuk teknis dan melaksanakan pembinaan, pengawasan, pengendalian, pelaporan serta pelayanan administratif pengolahan data dan pengembangan, promosi dan pelayanan serta pengendalian penanaman modal; (3) Dalam melaksanakan tugas sebagai mana yang dimaksud dalam ayat 2 bidang penanaman modal mempunyai fungsi: a. perumusan dan penyusunan program, petunjuk teknis pengolahan data dan pengembangan, promosi dan pelayanan serta pengendalian penanaman modal; b. pelaksanaan koordinasi pengolahan data dan pengembangan, promosi dan pelayanan serta pengendalian penanaman modal; c. pelaksanaan pembinaan pengolahan data dan pengembangan, promosi dan pelayanan serta pengendalian penanaman modal; d. pelaksanaan pengawasan dan pengendalian pengolahan data dan pengembangan, promosi dan pelayanan serta pengendalian penanaman modal; e. pelaksanaan pemeliharaan dan pengamanan barang milik daerah yang menjadi tanggung jawab Bidang Penanaman Modal; f. pelaksanaan penilaian kinerja bawahan sebagai bahan pertimbangan pengembangan karier; g. pelaksanaan laporan / pertanggungjawaban kepada Kepala Dinas; dan h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas terkait dengan tugas dan fungsinya. (1) Bidang Penanaman Modal membawahkan dan mengoordinasikan : a. Seksi Pengolahan Data dan Pengembangan ; b. Seksi Promosi dan Pelayanan; dan c. Seksi Pengendalian Penanaman Modal. (2) Seksi sebagaimana dimaksud dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Penanaman Modal. Seksi Pengolahan Data dan Pengembangan (1) Seksi Pengolahan Data dan Pengembangan mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan program, petunjuk teknis, pembinaan, pengawasan dan 11

12 pengendalian di bidang Pengolahan Data dan Pengembangan Penanaman Modal. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Pengolahan Data dan Pengembangan menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan dan penyediaan bahan perencanaan pengolahan data dan pengembangan penanaman modal; b. penyiapan dan penyediaan bahan pengelolaan pengolahan data dan pengembangan penanaman modal; c. penyiapan dan penyediaan bahan pengawasan pengolahan data dan pengembangan penanaman modal; d. penyiapan dan penyediaan bahan pemutakhiran data dan informasi penanaman modal; e. penyiapan dan penyediaan bahan penyusunan laporan hasil analisis dan pengolahan data penanaman modal serta realisasi penanaman modal secara periodik; f. penyiapan dan penyediaan bahan penyusunan kebijakan dan petunjuk teknis pengembangan penanaman modal; g. penyiapan dan penyediaan bahan koordinasi untuk merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis pengolahan data penanaman modal; h. penyiapan dan penyediaan bahan penetapan peraturan tang penanaman modal; i. penyiapan dan penyediaan bahan penyusunan peta posi dan sumberdaya daerah terkait penanaman modal; j. penyiapan dan penyediaan bahan fasilitasi kemitraan antara usaha mikro, kecil, menengah dengan usaha besar; k. pelaksanaan penilaian kinerja bawahan sebagai bahan pertimbangan pengembangan karier; l. pelaksanaan laporan/pertanggungjawaban kepada Kepala Bidang Penanaman Modal; dan m. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Penanaman Modal terkait dengan tugas dan fungsinya. Seksi Promosi dan Pelayanan Penanaman Modal (1) Seksi Promosi dan Pelayanan Penanaman Modal mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan program, petunjuk teknis, pembinaan, pengawasan dan pengendalian di bidang promosi dan pelayanan penanaman modal. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Promosi dan Pelayanan Penanaman Modal menyelenggarakan fungsi: 12

13 a. penyiapan dan penyediaan bahan perencanaan promosi dan pelayanan penanaman modal; b. penyiapan dan penyediaan bahan pengelolaan promosi dan pelayanan penanaman modal; c. penyiapan dan penyediaan bahan pengawasan promosi dan pelayanan penanaman modal; d. penyiapan dan penyediaan bahan koordinasi pelaksanaan promosi penanaman modal; e. penyiapan dan penyediaan bahan kajian, perumusan dan penyusunan kebijakan teknis pelaksanaan bimbingan serta pembinaan promosi penanaman modal; f. penyiapan dan penyediaan bahan sosialisasi pemberian pelayanan perizinan, dan sistem informasi penanaman modal kepada aparatur pemerintah dan dunia usaha; g. penyiapan dan penyediaan bahan kajian, perumusan dan penyusunan penyiapan dan penyediaan bahan pengembangan sistem informasi penanaman modal yang terintegrasi dengan sistem informasi penanaman modal pemerintah dan pemerintah Provinsi; h. pelaksanaan penilaian kinerja bawahan sebagai bahan pertimbangan pengembangan karier; i. pelaksanaan laporan/pertanggungjawaban kepada Kepala Bidang Penanaman Modal; dan j. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Penanaman Modal terkait dengan tugas dan fungsinya. Seksi Pengendalian Penanaman Modal (1) Seksi Pengendalian Penanaman Modal mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan program, petunjuk teknis, pembinaan, pengawasan dan pengendalian di bidang Pengendalian Penanaman Modal. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Pengendalian dan Pengawasan menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan dan penyediaan bahan perencanaan pengendalian penanaman modal; b. penyiapan dan penyediaan bahan pengelolaan pengendalian penanaman modal; c. penyiapan dan penyediaan bahan pengawasan pengendalian penanaman modal; d. penyiapan dan penyediaan bahan koordinasi pengendalian penanaman modal; 13

14 e. penyiapan dan penyediaan bahan kajian, perumusan dan penyusunan kebijakan teknis pengendalian pelaksanaan penanaman modal; f. penyiapan dan penyediaan bahan analisis terhadap hasil pengendalian penanaman modal; g. penyiapan dan penyediaan bahan analisis Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM); h. penyiapan dan penyediaan bahan pembinaan pelaksanaan penanaman modal; i. penyiapan dan penyediaan bahan fasilitasi penyelesaian permasalahan yang dihadapi perusahaan penanaman modal di daerah; j. pelaksanaan penilaian kinerja bawahan sebagai bahan pertimbangan pengembangan karier; k. pelaksanaan laporan/pertanggungjawaban kepada Kepala Bidang Penanaman Modal; dan l. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Penanaman Modal terkait dengan tugas dan fungsinya. Bidang Perizinan (1) Bidang Perizinan dipimpin oleh Kepala Bidang yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. (2) Bidang Perizinan mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan teknis perizinan, melaksanakan koordinasi dengan perangkat daerah dalam menyusun program, petunjuk teknis dan melaksanakan pembinaan, memberikan informasi, pengawasan, pengendalian, tindaklanjut pengaduan, pelaporan serta monitoring dan evaluasi di bidang pelayanan perizinan secara terpadu. (3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Perizinan menyelenggarakan fungsi: a. perumusan dan penyusunan program, petunjuk teknis Bidang Perizinan; b. pelaksanaan pengkajian bahan koordinasi dan pembinaan di bidang perizinan; c. pengkoordinasian kegiatan pelayanan perizinan dengan dinas/instansi terkait; d. pelaksanaan pengendalian administrasi dan teknis pelaksanaan program kerja di bidang perizinan; e. perumusan pengembangan sistem informasi pelayanan perizinan secara elektronik dan manual; f. perumusan penerimaan permohonan perizinan, mengecek kelengkapan administrasi dan persyaratan teknis sesuai aturan yang berlaku; 14

15 g. pengendalian, pengawasan dan evaluasi penyelenggaraan pelayanan perizinan; h. pengkoordinasian pengelolaan data pelaporan dan pengaduan; i. Memberikan tanggapan dan/atau penjelasan terhadap pengaduan pelayanan perizinan dari masyarakat; j. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program kerja dan tugas di bidang perizinan; k. pelaksanaan pemeliharaan dan pengamanan barang milik daerah yang menjadi tanggungjawab Bidang Pelayanan Perizinan; l. pelaksanaan penilaian kinerja bawahan sebagai bahan pertimbangan pengembangan karier; m. pelaksanaan laporan/pertanggungjawaban kepada Kepala Dinas; dan n. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas terkait dengan tugas dan fungsinya. (1) Bidang Perizinan membawahkan dan mengoordinasikan: a. Seksi Perizinan Tertu dan Usaha; b. Seksi Informasi dan Pengaduan; dan c. Seksi Pemantauan dan Evaluasi Perizinan. (2) Seksi sebagaimana dimaksud dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Perizinan. Seksi Perizinan Tertantu dan Usaha (1) Seksi Perizinan Tertu dan Usaha mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan program, petunjuk teknis, pembinaan, pengawasan dan pengendalian di bidang perizinan tertu dan usaha. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Perizinan Tertu dan Usaha menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan dan penyediaan bahan perencanaan perizinan tertu dan usaha; b. penyiapan dan penyediaan bahan pengelolaan perizinan tertu dan usaha; c. penyiapan dan penyediaan bahan pengawasan perizinan tertu dan usaha; d. penyiapan dan penyediaan bahan koordinasi perizinan tertu dan usaha; e. penyiapan dan penyediaan bahan pelaksanaan penyusunan dan penyediaan data perizinan tertu dan usaha; f. penyiapan dan penyediaan bahan pembuatan laporan penerimaan dokumen permohonan izin; 15

16 g. pelaksanaan penilaian kinerja bawahan sebagai bahan pertimbangan pengembangan karier; h. pelaksanaan laporan/pertanggungjawaban kepada Kepala Bidang Perizinan; dan i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perizinan terkait dengan tugas dan fungsinya. Seksi Informasi dan Pengaduan (1) Seksi Informasi dan Pengaduan mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan program, petunjuk teknis, pembinaan, pengawasan dan pengendalian di bidang informasi dan pengaduan. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Informasi dan Pengaduan menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan dan penyediaan bahan perencanaan informasi dan pengaduan; b. penyiapan dan penyediaan bahan pengelolaan informasi dan pengaduan; c. penyiapan dan penyediaan bahan pengawasan informasi dan pengaduan; d. penyiapan dan penyediaan bahan koordinasi informasi dan pengaduan; e. penyiapan dan penyediaan bahan pelaksanaan penyusunan dan penyediaan data informasi dan pengaduan; f. penyiapan dan penyediaan bahan pembuatan laporan penerimaan dokumen informasi dan pengaduan; g. penyiapan dan penyediaan bahan perumusan dan penyusunan program serta Standar Operasional Prosedur (SOP) perizinan; h. penyiapan dan penyediaan bahan pemberian layanan informasi yang berkaitan dengan perizinan; i. penyiapan dan penyediaan bahan penyusunan pengkajian penyelenggaraan penilaian Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap pelayanan perizinan; j. penyiapan dan penyediaan bahan pengelolaan pengaduan; k. pelaksanaan penilaian kinerja bawahan sebagai bahan pertimbangan pengembangan karier; l. pelaksanaan laporan/pertanggungjawaban kepada Kepala Bidang Pelayanan Perizinan; dan m. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pelayanan Perizinan terkait dengan tugas dan fungsinya. Seksi Pemantauan dan Evaluasi Perizinan (1) Seksi Pemantauan dan Evaluasi Perizinan mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan program, petunjuk teknis, pembinaan, pengawasan dan pengendalian di bidang pemantauan dan evaluasi. 16

17 (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Pemantauan dan Evaluasi menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan dan penyediaan bahan perencanaan pemantauan dan evaluasi; b. penyiapan dan penyediaan bahan pengelolaan pemantauan dan evaluasi; c. penyiapan dan penyediaan bahan pengawasan pemantauan dan evaluasi; d. penyiapan dan penyediaan bahan koordinasi pemantauan dan evaluasi; e. penyiapan dan penyediaan bahan penyusunan dan penyediaan data pemantauan dan evaluasi; f. penyiapan dan penyediaan bahan pembuatan laporan penerimaan dokumen pemantauan dan evaluasi; g. penyiapan dan penyediaan bahan kajian, perumusan dan penyusun kebijakan teknis pemantauan dan evaluasi di lapangan yang berkaitan dengan pelaksanaan perizinan; h. penyiapan dan penyediaan bahan pemantauan dan evaluasi lapangan bidang perizinan; i. penyiapan dan penyediaan bahan sosialisasi bagi pelaku usaha dan masyarakat yang belum mengajukan permohonan perizinan; j. penyiapan dan penyediaan bahan pemberi peringatan secara tertulis kepada pemrakarsa/masyarakat yang belum memiliki perizinan dan izin yang sudah habis masa berlakunya; k. pelaksanaan penilaian kinerja bawahan sebagai bahan pertimbangan pengembangan karier; l. pelaksanaan laporan/pertanggungjawaban kepada Kepala Bidang Pelayanan Perizinan; dan m. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pelayanan Perizinan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bidang Pelatihan, Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi (1) Bidang Pelatihan, Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi dipimpin oleh Kepala Bidang yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. (2) Bidang Pelatihan, Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi mempunyai tugas merumuskan kebijakan, melaksanakan koordinasi dengan perangkat daerah dalam menyusun program, petunjuk teknis dan melaksanakan pembinaan, pengawasan, pelaporan serta pelayanan administrasi di bidang pelatihan, penempatan aga kerja dan transmigrasi. (3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Pelatihan, Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi menyelenggarakan fungsi : 17

18 a. perumusan dan penyusunan program, petunjuk teknis bidang pelatihan, penempatan aga kerja dan transmigrasi, produktivitas aga kerja, pengembangan aga kerja dan perluasan kesempatan kerja; b. pelaksanaan koordinasi bidang pelatihan, penempatan aga kerja dan transmigrasi, produktivitas aga kerja, pengembangan aga kerja dan perluasan kesempatan kerja; c. pelaksanaan pembinaan bidang pelatihan, penempatan aga kerja dan transmigrasi, produktivitas aga kerja, pengembangan aga kerja dan perluasan kesempatan kerja; d. pelaksanaan pengawasan dan pengendalian bidang pelatihan, penempatan aga kerja dan transmigrasi, produktivitas aga kerja, pengembangan aga kerja dan perluasan kesempatan aga kerja; e. pelaksanaan pemeliharaan dan pengamanan barang milik daerah yang menjadi tanggungjawab Bidang Pelatihan, Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi; f. pelaksanaan penilaian kinerja bawahan sebagai bahan pertimbangan pengembangan karier; g. pelaksanaan laporan/pertanggungjawaban kepada Kepala Dinas; dan h. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas terkait dengan tugas dan fungsinya. (1) Bidang Pelatihan, Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi membawahkan dan mengoordinasikan: a. Seksi Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi; b. Seksi Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja; dan c. Seksi Pengembangan dan Perluasan Tenaga Kerja. (2) Seksi sebagaimana dimaksud dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Pelatihan, Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Seksi Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi (1) Seksi Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan program, petunjuk teknis, pembinaan, pengawasan dan pengendalian di bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan dan penyediaan bahan perencanaan penempatan aga kerja dan transmigrasi; 18

19 b. penyiapan dan penyediaan bahan pengelolaan penempatan aga kerja dan transmigrasi; c. penyiapan dan penyediaan bahan pengawasan penempatan aga kerja dan transmigrasi; d. penyiapan dan penyediaan bahan koordinasi penempatan aga kerja dan transmigrasi; e. penyiapan dan penyediaan bahan penyusunan dan penyediaan data penempatan aga kerja dan transmigrasi; f. penyiapan dan penyediaan bahan pembuatan laporan penerimaan dokumen penempatan aga kerja dan transmigrasi; g. penyiapan dan penyediaan bahan penyusunan standar informasi Pasar Kerja dan penyebarluasan informasi Pasar Kerja; h. penyiapan dan penyediaan bahan dan penyusunan pedoman teknis perizinan dan pembentukan Bursa Kerja; i. penyiapan dan penyediaan bahan verifikasi terhadap Perusahaan Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPIS); j. penyiapan dan penyediaan bahan pertimbangan perizinan, rekomendasi, pembinaan dan pembatasan penggunaan aga kerja warga negara asing; k. penyiapan dan penyediaan bahan fasilitasi penempatan Antar kerja Lokal (AKL), Antar Kerja Antar Daerah (AKAD), antar Kerja Antar Negara (AKAN); l. penyiapan dan penyediaan bahan pemberian perizinan Bursa Kerja Khusus dan Kantor Pelayanan, Penyuluhan dan Pendaftaran Calon Tenaga Kerja Indonesia (I); m. pelaksanaan penilaian kinerja bawahan sebagai bahan pertimbangan pengembangan karier; n. pelaksanaan laporan/pertanggungjawaban kepada Kepala Bidang Pelatihan, Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi; dan o. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pelatihan, Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi terkait dengan tugas dan fungsinya. Seksi Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja (1) Seksi Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan program, petunjuk teknis, pembinaan, pengawasan dan pengendalian di bidang Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Pelatihan dan Produktivitas Tenaga Kerja menyelenggarakan fungsi: 19

20 a. penyiapan dan penyediaan bahan perencanaan pelatihan dan produktivitas aga kerja; b. penyiapan dan penyediaan bahan pengelolaan pelatihan dan produktivitas aga kerja; c. penyiapan dan penyediaan bahan pengawasan pelatihan dan produktivitas aga kerja; d. penyiapan dan penyediaan bahan koordinasi pelatihan dan produktivitas aga kerja; e. penyiapan dan penyediaan bahan pembuatan laporan penerimaan dokumen pelatihan dan produktivitas aga kerja; f. penyiapan dan penyediaan bahan pedoman teknis pembinaan terhadap instruktur dan aga pelatihan; g. penyiapan dan penyediaan bahan fasilitasi pembinaan instruktur dan aga pelatihan, lembaga pelatihan, pemerintah, swasta dan perusahaan; h. penyiapan dan penyediaan bahan fasilitasi pelaksanaan pemagangan di dalam dan luar negeri; i. pelaksanaan penilaian kinerja bawahan sebagai bahan pertimbangan pengembangan karier; a. pelaksanaan laporan/pertanggungjawabaan kepada Kepala Bidang Pelatihan, Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi; dan b. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pelatihan, Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi terkait dengan tugas dan fungsinya. Seksi Pengembangan dan Perluasan Tenaga Kerja (1) Seksi Pengembangan dan Perluasan Tenaga Kerja mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan program, petunjuk teknis, pembinaan, pengawasan dan pengendalian di bidang Pengembangan dan Perluasan Kerja. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Pengembangan dan Perluasan Tenaga Kerja menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan dan penyediaan bahan perencanaan pengembangan dan perluasan aga kerja; b. penyiapan dan penyediaan bahan pengelolaan pengembangan dan perluasan aga kerja; c. penyiapan dan penyediaan bahan pengawasan pengembangan dan perluasan aga kerja; d. penyiapan dan penyediaan bahan koordinasi pengembangan dan perluasan aga kerja serta pemberdayaan pengangguran dan segah pengangguran; 20

21 e. penyiapan dan penyediaan data pengembangan dan perluasan aga kerja; f. penyiapan dan penyediaan bahan penyusunan sistem dan perangkat lunak untuk bahan pembinaan perluasan aga kerja dan kesempatan kerja melalui pembentukan usaha mandiri di pedesaan dan perkotaan; g. penyiapan dan penyediaan bahan pengumpulan data dan informasi posi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia untuk usaha mandiri dan pembinaan aga kerja sektor informal; h. penyiapan dan penyediaan bahan penyebarluasan profil dan pemanfaatan penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG)/Teknologi Padat Karya (TPK); i. penyiapan dan penyediaan bahan pelaksanaan pembinaan dan pemanfaatan terapan TTG sebagai usaha produktif dan berkelanjutan; j. pelaksanaan penilaian kinerja bawahan sebagai bahan pertimbangan pengembangan karier; k. pelaksanaan laporan/petanggungjawbaan kepada Kepala Bidang Pelatihan, Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi; l. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pelatihan, Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi terkait dengan tugas dan fungsinya. Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Keagakerjaan (1) Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Keagakerjaan dipimpin oleh Kepala Bidang yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. (2) Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Keagakerjaan mempunyai tugas merumuskan kebijakan, menyusun dan melaksanakan program kegiatan, menetapkan pedoman pembinaan hubungan industrial, pengupahan dan perbaikan syarat kerja, jaminan sosial, kesejahteraan pekerja/buruh dan penyelesaian hubungan industrial. (3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Keagakerjaan menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan program kegiatan bidang hubungan industrial dan jaminan sosial Keagakerjaan; b. perumusan dan penyusunan program, petunjuk teknis bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Keagakerjaan, syarat-syarat kerja dan pengupahan, kesejahteraan aga kerja serta jaminan sosial; c. pelaksanaan penerimaan, penelitian dan pengesahan materi pengajuan permohonan pengesahan peraturan perusahaan; 21

22 d. pelaksanaan penerimaan, penelitian dan pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara pengusaha dengan serikat pekerja/buruh yang ada di perusahaan; e. pelaksanaan penerimaan, penelitian dan pencatatan perjanjian kerja antara pengusaha dengan pekerja/buruh pada perusahaan; f. pelaksanaan pengajuan rekomendasi, permintaan izin dan pencabutan izin operasional bagi perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh; g. pelaksanaan koordinasi dan penyelesaian perselisihan hubungan industrial, syarat-syarat kerja dan pengupahan, kesejahteraan aga kerja serta jaminan sosial; h. pelaksanaan pembinaan organisasi aga kerja dan organisasi pengusaha; i. pelaksanaan pembinaan mediator, konsiliator dan arbiter hubungan industri; j. pelaksanaan pendaftaran dan menyeleksi persyaratan calon konsiliator, arbiter hubungan industrial dan hakim ad hoc Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri; k. pelaksanaan penetapan usulan Upah Minimum (UMK) dan Upah Minimum Sektoral (UMSK); l. pelaksanaan bimbingan sistem pengupaha; m. pelaksanaan pembinaan kepersertaan jaminan sosial keagakerjaan dan penyelenggaraan kesejahteraan pekerja/buruh; n. pelaksanaan pembinaan pelaksanaan sistem kelembagaan pelaku hubungan industrial; o. pelaksanaan pengumpulan data, verifikasi dan pencatatan organisasi pengusaha dan organisasi pekerja/buruh; p. pelaksanaan penyusunan usulan penetapan keanggotaan dalam lembaga keagakerjaan; q. pencegahan dan penyelesaian perselisihan hubungan industrial, mogok kerja dan penutupan perusahaan (lock out); r. pembinaan penyelenggaraan fasilitas dan kesejahteraan aga kerja di perusahaan; s. pelaksanaan pengawasan dan pengendalian bidang Hubungan Industrial dan Pengawasan Tenaga Kerja, syarat-syarat kerja dan pengupahan serta kesejahteraan aga kerja; t. pelaksanaan pemeliharaan dan pengamanan barang milik daerah yang menjadi tanggungjawab Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial; 22

23 u. pelaksanaan penilaian kinerja bawahan sebagai bahan pertimbangan pengembangan karier; v. pelaksanaan laporan/pertanggungjawaban kepada Kepala Dinas; dan w. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas terkait dengan tugas dan fungsinya. (1) Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Keagakerjaan membawahkan dan mengoordinasikan: a. Seksi Kelembagaan Hubungan Industrial; b. Seksi Perbaikan Syarat Kerja, Pengupahan dan Jaminan Sosial Keagakerjaan; dan c. Seksi Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial. (2) Seksi sebagaimana dimaksud dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial. Seksi Kelembagaan Hubungan Industrial (1) Seksi Kelembagaan Hubungan Industrial mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan program, petunjuk teknis, pembinaan, pengawasan dan pengendalian di bidang Kelembagaan Hubungan Industrial. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Kelembagaan Hubungan Industrial menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan dan penyediaan bahan perencanaan kelembagaan hubungan industrial; b. penyiapan dan penyediaan bahan pengelolaan kelembagaan hubungan industrial; c. penyiapan dan penyediaan bahan pengawasan kelembagaan hubungan industrial; d. penyiapan dan penyediaan bahan koordinasi kelembagaan hubungan industrial; e. penyiapan dan penyediaan bahan penyusunan dan penyediaan data kelembagaan hubungan industrial; f. penyiapan dan penyediaan bahan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pendaftaran organisasi pengusaha dan organisasi pekerja/buruh; g. penyiapan dan penyediaan bahan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pembinaan lembaga bipartit dan tripartit; h. penyiapan dan penyediaan bahan penetapan dan pengembangan konsep pendidikan hubungan industrial; 23

24 i. penyiapan dan penyediaan bahan pedoman penyusunan keterwakilan dari organisasi pengusaha dan organisasi pekerja/buruh untuk duduk dalam lembaga-lembaga keagakerjaan di daerah; j. penyiapan dan penyediaan bahan pelaksanaan pembentukan sistem dan kelembagaan serta pelaku hubungan industrial; k. penyiapan dan penyediaan bahan pelaksanaan pembentukan dan peningkatan kinerja kader penyuluh hubungan industrial; l. penyiapan dan penyediaan bahan koordinasi dengan lembaga/ organisasi/ lnstansi terkait dalam rangka pembuatan produk Lembaga Kerjasama (LKs) Tripartit; m. penyiapan dan penyediaan bahan pelaksanaan inventarisasi, fasilitasi dan pemantauan Perjanjian Kerja (PK), Peraturan Perusahaan (PP) dan Perjanjian Kerja Bersama (PKB); n. penyiapan dan penyediaan bahan pelaksanaan pencatatan Perjanjian Kerja Waktu Tertu (PKWT); o. penyiapan dan penyediaan bahan rekomendasi izin operasional dan/atau pencabutan izin operasional perusahaan penyedia jasa pekerja/ buruh; p. pelaksanaan penilaian kinerja bawahan sebagai bahan pertimbangan pengembangan karier; q. pelaksanaan laporan/pertanggungjawaban kepada Kepala Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Keagakerjaan; dan r. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Keagakerjaan terkait dengan tugas pokok dan fungsinya. Seksi Perbaikan Syarat Kerja, Pengupahan dan Jaminan Sosial Keagakerjaan (1) Seksi Perbaikan Syarat Kerja, Pengupahan dan Jaminan Sosial Keagakerjaan mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan program, petunjuk teknis, pembinaan, pengawasan dan pengendalian di bidang Perbaikan Syarat Kerja, Pengupahan dan Jaminan Sosial. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Perbaikan Syarat Kerja, Pengupahan dan Jaminan Sosial Keagakerjaan menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan dan penyediaan bahan perencanaan perbaikan syarat kerja, pengupahan dan jaminan sosial keagakerjaan; b. penyiapan dan penyediaan bahan pengelolaan perbaikan syarat kerja, pengupahan dan jaminan sosial keagakerjaan; 24

25 c. penyiapan dan penyediaan bahan pengawasan perbaikan syarat kerja, pengupahan dan jaminan sosial keagakerjaan; d. penyiapan dan penyediaan bahan koordinasi, fasilitasi, pembinaan dan evaluasi perbaikan syarat kerja, pengupahan dan jaminan sosial keagakerjaan; e. penyiapan dan penyediaan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan perbaikan syarat kerja dan pengupahan, jaminan sosial dan kesejahteraan pekerja/buruh; f. penyiapan dan penyediaan bahan kerja sama dengan instansi/lembaga terkait baik pemerintah maupun swasta dalam upaya meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh; g. penyiapan dan penyediaan bahan analisis Kebutuhan Hidup Layak (KHL) sebagai usulan penetapan Upah Minimum (UMK); h. penyiapan dan penyediaan bahan penetapan Upah Minimum (UMK) dan Upah Minimum Sektoral (UMSK); i. penyiapan dan penyediaan bahan pembinaan persyaratan kerja pada perusahaan swasta dan Badan Usaha Milik Negara/Daerah (BUMN/BUMD); j. penyiapan dan penyediaan pelaksanaan pemantauan pemberian Tunjangan Hari Raya (THR); k. pelaksanaan penilaian kinerja bawahan sebagai bahan pertimbangan pengembangan karier; l. pelaksanaan laporan/pertanggungjawaban kepada Kepala Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Keagakerjaan; dan m. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Keagakerjaan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Seksi Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (1) Seksi Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan program, petunjuk teknis, pembinaan, pengawasan dan pengendalian di bidang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan dan penyediaan bahan perencanaan penyelesaian perselisihan hubungan industrial; b. penyiapan dan penyediaan bahan pengelolaan penyelesaian perselisihan hubungan industrial; 25

26 c. penyiapan dan penyediaan bahan pengawasan penyelesaian perselisihan hubungan industrial; d. penyiapan dan penyediaan bahan koordinasi, fasilitasi, pembinaan dan evaluasi penyelesaian perselisihan hubungan industrial; e. penyiapan dan penyediaan bahan penyusunan petunjuk teknis penyelesaian perselisihan hubungan industrial; f. penyiapan dan penyediaan bahan penetapan peta kerawanan perselisihan hubungan industrial; g. penyiapan dan penyediaan bahan fasilitasi pencegahan dan penyelesaian perselisihan hubungan industrial, pemutusan hubungan kerja dan unjuk rasa/pemogokan kerja serta penutupan perusahaan (lock out); h. penyiapan dan penyediaan bahan pelaksanaan penyelesaian perselisihan hubungan industrial kepada mediator, konsiliator dan arbiter hubungan industrial; i. pelaksanaan penilaian kinerja bawahan sebagai bahan pertimbangan pengembangan karier; j. pelaksanaan laporan/pertanggungjawaban kepada Kepala Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Keagakerjaan; dan k. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Keagakerjaan terkait dengan tugas pokok dan fungsinya. UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (1) Unit Pelaksana Teknis Dinas adalah unsur pelaksana tugas teknis pada Dinas. (2) Unit Pelaksana Teknis Dinas dipimpin oleh seorang Kepala UPTD yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. (3) Unit Pelaksana Teknis Dinas adalah UPTD Pelayanan Perizinan Terpadu. (4) UPTD Pelayanan Perizinan Terpadu mempunyai tugas melaksanakan pelayanan administrasi di bidang pelayanan perizinan secara terpadu maupun kegiatan teknis operasional dan/atau teknis penunjang dinas untuk menerima pendaftaran dan memverifikasi berkas permohonan izin dari masyarakat maupun dunia usaha secara mudah, cepat dan tepat. (5) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, UPTD Pelayanan Perizinan Terpadu menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan penerimaan permohonan serta pemeriksaan kelengkapan persyaratan perizinan secara terpadu sesuai dengan ketuan yang berlaku; b. penyelenggaraan pelayanan administrasi perizinan secara terpadu; 26

BAB I PENDAHULUAN. fungsi yang sangat signifikan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan tidak bisa digantikan

BAB I PENDAHULUAN. fungsi yang sangat signifikan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan tidak bisa digantikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbaikan pelayanan birokrasi perizinan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah tidak bisa dipisahkan dari konteks reformasi birokrasi. Institusi birokrasi memiliki peran

Lebih terperinci

BUPATI PENAJAM PASER UTARA, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI, TATA KERJA, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS DINAS TENAGA

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 25

BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 25 BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 25 Dengan berlakunya Peraturan Bupati ini, maka Peraturan Bupati Pulang Pisau Nomor 25 Tahun 2011 tentang Uraian Tugas dan Fungsi Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Kabupaten

Lebih terperinci

TUGAS DAN FUNGSI DINAS KETENAGAKERJAAN DAN TRANSMIGRASI

TUGAS DAN FUNGSI DINAS KETENAGAKERJAAN DAN TRANSMIGRASI TUGAS DAN FUNGSI DINAS KETENAGAKERJAAN DAN TRANSMIGRASI (Berdasarkan Peraturan Bupati Sigi Nomor 28 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Perangkat Daerah)

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN TENAGA KERJA KABUPATEN BLORA

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS, SERTA TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN KUNINGAN DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA KOTA SURABAYA

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA PADA DINAS TENAGA KERJA KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI KATA PENGANTAR Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal

Lebih terperinci

WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 1386 TAHUN 2016

WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 1386 TAHUN 2016 WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 1386 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA SALINAN NOMOR 30/2016 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DANFUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KETENAGAKERJAAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 99 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA KOTA PEKANBARU DENGAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TENGAH

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TENGAH BAB II GAMBARAN UMUM DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TENGAH 2.1 Sejarah Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah disingkat Disnakertrans Prov. Jateng merupakan organisasi

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 92 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 92 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 92 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN

Lebih terperinci

GUBERNUR MALUKU PERATURAN GUBERNUR MALUKU NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR MALUKU PERATURAN GUBERNUR MALUKU NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG GUBERNUR MALUKU PERATURAN GUBERNUR MALUKU NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA, ADMINISTRATOR DAN PENGAWAS DI LINGKUNGAN DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP, BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KETENAGAKERJAAN DAN PERINDUSTRIAN KABUPATEN

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 61 TAHUN 2016 Menimbang TENTANG TUGAS POKOK DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS TENAGA KERJA KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA TIMUR

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 48 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 48 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 48 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA KOTA MATARAM DENGAN

Lebih terperinci

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); SALINAN BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TRANSMIGRASI DAN TENAGA KERJA

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SUKOHARJO BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2008

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2008 BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA KANTOR PENANAMAN MODAL KABUPATEN SUKOHARJO BUPATI SUKOHARJO,

Lebih terperinci

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya

Walikota Tasikmalaya Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat alikota PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KOTA

Lebih terperinci

TUGAS DAN FUNGSI POKOK DINAS TENAGA KERJA Kepala Dinas Tenaga Kerja

TUGAS DAN FUNGSI POKOK DINAS TENAGA KERJA Kepala Dinas Tenaga Kerja TUGAS DAN FUNGSI POKOK DINAS TENAGA KERJA Kepala Dinas Tenaga Kerja (1) Kepala Dinas Tenaga Kerja mempunyai tugas memimpin, mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan otonomi daerah di bidang Tenaga Kerja

Lebih terperinci

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dengan pembangunan nasional, yang pelaksanaannya tetap dan senantiasa memperhatikan kondisi, potensi dan sumber daya daerah

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU Menimbang DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN Menimbang PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA, KOPERASI DAN USAHA MIKRO KABUPATEN NGANJUK

TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA, KOPERASI DAN USAHA MIKRO KABUPATEN NGANJUK LAMPIRAN XIV.2 PERATURAN BUPATI NGANJUK NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN NGANJUK TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS TENAGA KERJA

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS TENAGA KERJA WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 97 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU

Lebih terperinci

BUPATI SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 70 TAHUN 2016

BUPATI SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 70 TAHUN 2016 BUPATI SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INSTANSI. A. Sejarah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sumatera. Sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 Ayat 2 bahwa

BAB II PROFIL INSTANSI. A. Sejarah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sumatera. Sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 Ayat 2 bahwa BAB II PROFIL INSTANSI A. Sejarah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sumatera Utara Sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 Ayat 2 bahwa pembangunan ketenagakerjaan ditunjuk untuk menyediakan

Lebih terperinci

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MALANG TAHUN

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MALANG TAHUN PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MALANG TAHUN 2016-2021 PEMERINTAH KABUPATEN MALANG TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH,

Lebih terperinci

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); SALINAN BUPATI BULUNGAN PROPINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG 1 SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA KABUPATEN KAPUAS

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI BUPATI MADIUN,

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI BUPATI MADIUN, BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 62 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

DINAS TENAGA KERJA KOTA BANDUNG

DINAS TENAGA KERJA KOTA BANDUNG 1 DINAS TENAGA KERJA KOTA BANDUNG Tugas pokok Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung adalah melaksanakan sebagian kewenangan Daerah di bidang tenaga kerja dan transmigrasi, untuk melaksanakan tugas pokok tersebut

Lebih terperinci

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR KABUPATEN CILACAP

Lebih terperinci

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT SALINAN BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR 35 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SUSUNAN ORGANISASI DINAS TRANSMIGRASI DAN TENAGA KERJA KABUPATEN

Lebih terperinci

LAMPIRAN IV : PERATURAN BUPATI BULELENG NOMOR

LAMPIRAN IV : PERATURAN BUPATI BULELENG NOMOR LAMPIRAN IV : PERATURAN BUPATI BULELENG NOMOR : 54 Tahun 2015 TANGGAL : 20 OKTOBER 2015 TENTANG : TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS DAERAH KABUPATEN BULELENG DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI I. TUGAS POKOK.

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI - 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA PEKALONGAN NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Perencanaan

Lebih terperinci

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA DINAS TENAGA KERJA, TRANSMIGRASI, KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH

Lebih terperinci

3.4 Penentuan Isu-isu Strategis

3.4 Penentuan Isu-isu Strategis Negeri atas tugas pokok dan fungsinya dengan memperhatikan visi, misi, dan arah kebijakan Pemerintah Republik Indonesia untuk lima tahun ke depan, serta kondisi obyektif dan dinamika lingkungan strategis,

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jawa Barat Sebagai perwujudan dari pelaksanaan otonomi daerah terbentuk Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 63 TAHUN 2012

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 63 TAHUN 2012 PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 63 TAHUN 2012 TENTANG RINCIAN TUGAS BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU KABUPATEN KARAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR /2033 TAHUN 2011

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR /2033 TAHUN 2011 KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR 050.07/2033 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BLORA TAHUN 2010-2015 Bappeda

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN KEPENDUDUKAN PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 37 TAHUN2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN MUSI RAWAS

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 37 TAHUN2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 37 TAHUN2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI MUSI RAWAS,

Lebih terperinci

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA BARAT NOMOR 36 TAHUN 2017 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TUGAS, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA UNSUR-UNSUR ORGANISASI DINAS TENAGA KERJA, TRANSMIGRASI,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Strategis Tahun Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Strategis Tahun Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan pemerintah daerah saat ini dituntut untuk lebih banyak memberikan perhatian kepada pelayanan publik. Badan Pelayanan PerizinanTerpadu dan Penanaman

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN SOSIAL WALIKOTA MADIUN,

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN SOSIAL WALIKOTA MADIUN, WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN SOSIAL WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut ketentuan Pasal

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 61 TAHUN2016

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 61 TAHUN2016 PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 61 TAHUN2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA TAHUN 2017 1 PERENCANAAN KINERJA 2.1. PERENCANAAN STRATEGIS

Lebih terperinci

Bupati Cirebon RINCIAN TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

Bupati Cirebon RINCIAN TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI - 1 - Bupati Cirebon PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 49 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIREBON, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KOTA SURAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS, SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

Lebih terperinci

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 112 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 112 TAHUN 2016 TENTANG -1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 112 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN MOBILITAS PENDUDUK ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 1 30.F t JHUN 2008

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 1 30.F t JHUN 2008 BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 1 30.F t JHUN 2008 TENTANG. PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA, TRANSMIGRASI DAN SOSIAL KABUPATEN PURWOREJO BUPATI PURWOREJO,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 37/2016 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 87 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 87 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 87 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN

Lebih terperinci

Bidang Hubungan Industrial dan Syarat Kerja. mempunyai fungsi :

Bidang Hubungan Industrial dan Syarat Kerja. mempunyai fungsi : PERATURAN BUPATI NGANJUK NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA, KOPERASI DAN USAHA MIKRO KABUPATEN NGANJUK I. TUGAS POKOK Dinas

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 67 Tahun : 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 67 Tahun : 2016 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 67 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 51 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU SATU PINTU

BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU SATU PINTU BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU SATU PINTU Pejabat : Drs. Indra Taruna Alamat Kantor : Jln. Soekarno-Hatta No.14 Kediri No. Telepon : (0354) 681227, 681741, 686099 No. Fax : (0354)

Lebih terperinci

BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN KEDIRI

BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN KEDIRI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN KEDIRI 1. VISI BPM-P2TSP KAB. KEDIRI Visi merupakan cara pandang jauh ke depan dari suatu lembaga/institusi yang harus dibawa

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG BH INNEKA TU NGGAL IKA BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT - 156 - BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 61 TAHUN 2008

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 61 TAHUN 2008 BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA KANTOR PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN SUKOHARJO BUPATI

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 68 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 68 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 68 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN,

Lebih terperinci

RENCANA KERJA 2017 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA 2017 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rencana Kerja (Renja) Perangkat Daerah merupakan dokumen perencanaan PD untuk periode satu tahun. Hal tersebut ditetapkan melalui Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA KANTOR TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN WONOSOBO

Lebih terperinci

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI, TATA KERJA, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS DINAS PENANAMAN

Lebih terperinci

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI SKPD Analisis Isu-isu strategis dalam perencanaan pembangunan selama 5 (lima) tahun periode

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 23 TAHUN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 23 TAHUN SALINAN BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TOLITOLI,

Lebih terperinci

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci