PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN GEOMETRI BERDASARKAN TEORI VAN HIELE PADA POKOK BAHASAN SEGIEMPAT KELAS VII SMPN 1 SELOGIRI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN GEOMETRI BERDASARKAN TEORI VAN HIELE PADA POKOK BAHASAN SEGIEMPAT KELAS VII SMPN 1 SELOGIRI"

Transkripsi

1 Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika. ISSN: PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN GEOMETRI BERDASARKAN TEORI VAN HIELE PADA POKOK BAHASAN SEGIEMPAT KELAS VII SMPN 1 SELOGIRI Deshinta P.A.D.A 1, Budi Usodo 2, Ikrar Pramudya 3 1,2,3 Prodi Magister Pendidikan Matematika, FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta Abstract:The aim of this research was to know the process and result of developing a teaching and learning module using Van Hiele theories in learning quadrilateral for grade VII students in middle school. The relevant research stated that nowadays students are instantly generalizing the concept of geometry without further understanding about the properties of geometry and the ability of proving and reasoning. Whereas, the purpose of learning geometry is to achieve the deductive thinking which is in level 2 informal deduction based on Van Hiele geometry thinking level. The method of research was research and development with modification of Borg and Gall and Plump method. The initial investigation stage result stated that only 19.7% of students reached level 2 informal deduction, 40.7% students reached level 1 analysis and the rest of students were still in level 0 visualization. The book of reference for learning quadrilateral or module of learning was not written to reach level 2. The book was only consist of definition and properties of quadrilateral without further learning experience for increasing deductive thinking skill. In order to solve this problem, the design and realization stages developed a module which was written based on phase of learning geometry. Next, the module was verified through trial test in a class of students grade VII in order to get data of validity, effectivity, and practically. Lastly, the module was tested through experimental research by comparing experimental and control class. The module was valid based on validator review. The module was practicall based on 90% success implementation on the classroom. The module was effective because it can increase students geometry thinking level by 48%. The nonparametric test using K-S and Man Whitney show that the result of level of geometry thinking in experimental class was better than the control class. Overall result state that the module is valid, practical, and effective. Keywords: Van Hiele, Quadrilateral, Research and Development, Module PENDAHULUAN Geometri merupakan salah satu bagian dari ilmu matematika yang mempelajari titik, garis, bangun, hubungan antara garis, panjang, luas, volume, dan lain-lain (Baykul dalam Biber, 2013). Geometri juga mempelajari bentuk dan struktur bentuk serta kaitan antara satu bentuk dengan bentuk lainnya. Dengan kata lain, pembelajaran geometri melatih siswa untuk menghubungkan satu konsep dengan konsep yang lainnya. Siswa dituntut untuk dapat menggunakan konsep-konsep geometri yang telah dipelajari sebelumnya agar dapat menjawab suatu permasalahan geometri dan siswa dapat menganalisa dan memberikan alasan yang tepat menurut teori-teori geometri terkait. Oleh karena itu, pembelajaran geometri dikatakan dapat melatih kemampuan siswa dalam memberikan alasan secara deduktif (deductive reasoning) dan membuktikan (proving) (Halat, 2006). National Conference of Teachers in Mathematics (NCTM) (Halat 2006) menyebutkan bahwa pembelajaran geometri di sekolah menengah bertujuan agar siswa mengenal sifatsifat bangun serta dapat menghubungkan sifat-sifat yang telah dipelajari dalam commit to user penarikan simpulan atau pendapat secara informal. Pembelajaran geometri pada tingkat sekolah 1

2 menengah pertama diharapkan mampu membantu siswa mencapai tingkat berpikir geometri. Pembelajaran geometri dijelaskan dalam beberapa teori, salah satunya adalah teori Van Hiele. Teori ini sesuai dengan tingkat berpikir siswa SMP. Dalam teori Piaget, dijelaskan bahwa siswa pada umur 11 tahun ke atas berada pada tahap berpikir formal. Pada tahap berpikir formal siswa pada umumnya masih berpikir konkret yaitu dengan cara visualisasi dan kesulitan memahami definisi dengan menggunakan kalimat formal. Keadaan siswa yang demikian dapat diatasi dengan pembelajaran geometri berdasarkan teori Van Hiele karena pada teori Van Hiele pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan informal-induktif sehingga siswa yang kesulitan memahami definisi formal dapat belajar dengan pendekatan informal (Yadil, 2009). Tingkat berpikir geometri siswa diterangkan pada level berpikir geometri Van Hiele Terdapat 5 tingkat berpikir geometri Van Hiele yaitu: 1) Level 0 Visualisation (Visualisasi), 2) Level 1 Analysis (Analisis), 3) Level 2 Informal Deductive (Deduksi Informal), 4) Level 3 Deduction (Deduksi), 5) Level 4 Rigor (Ahli) (Crowley, 1987). Pada Level 2 Deduksi Informal, siswa telah mampu berpikir geometri dengan memberikan alasan atau bukti secara informal. Pada Level 3 Deduksi, siswa dapat menunjukkan cara berpikir deduksi dengan menggunakan aksioma, postulat, teorema, dan pembuktian. Merujuk pada tujuan dari pembelajaran geometri yang berada pada level sekolah menengah pertama yaitu untuk mencapaai kemampuan memberikan alasan deduktif (deductive reasoning), maka Level 2 tingkat berpikir geometri Van Hiele merupakan tujuan dari pembelajaran geometri di sekolah menengah pertama. Hasil prasurvai juga menunjukkan bahwa sebagian besar siswa belum sampai pada level berpikir deduksi informal. Prasurvai dilakukan dengan memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan segiempat kepada siswa kelas VII di SMPN 1 Selogiri. Presentase siswa yang mampu menjawab lebih dari 60% benar untuk pertanyaan pada level 0 (Visualisasi) adalah 39,5%. Persentase siswa mampu menjawab 60% benar untuk pertanyaan sifat-sifat segiempat yang merupakan pertanyaan untuk level 1 (Analisis) adalah 40,69 %. Namun, hanya 19,7% siswa yang mampu menjawab 60% benar untuk pertanyaan pada Level 2 (Deduksi Informal). Siswa masih kesulitan dalam membedakan apakah persegi merupakan bagian persegi panjang atau sebaliknya. Meskipun geometri telihat lebih mudah dipelajari karena mempelajari bentuk-bentuk yang visual bukan abstrak seperti kebanyakan materi ajar matematika, tetapi masih banyak siswa yang mengalami kekeliruan dan kesulitan dalam belajar geometri (NCTM dalam Biber, 2013). Safrina (2014) commit juga menyatakan to user bahwa masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran geometri karena strategi pembelajaran tidak

3 sesuai dengan materi, serta pembelajaran belum disesuaikan dengan tingkat perkembangan berpikir geometri siswa. Hal ini sesuai dengan teori Van Hiele yang menyatakan bahwa siswa dengan level berpikir berbeda memiliki cara pikir beda serta bahasa yang berbeda sehingga sering terjadi kesalahpahaman jika dua orang dengan tingkat berpikir berbeda berdiskusi. Dengan demikian, pembelajaran geometri menjadi sulit dimengerti dikarenakan strategi pembelajaran yang tidak disesuaikan dengan tingkat berpikir geometri siswa padahal dalam satu kelas terdapat beragam level berpikir geometri. Kesenjangan tingkat berpikir geometri dapat diatasi dengan jalan memberikan instruksi. Pemberian instruksi ini dirangkai dalam proses pembelajaran yang disebut sebagai 5 Fase Belajar Geometri (Phase of Learning Geometry) yang dikemukakan Van Hiele (Usiskin, 1982). Fase belajar ini berisi 5 tahap pembelajaran geometri untuk membantu siswa mencapai level berpikir geometri yang lebih tinggi. Fase belajar ini dapat didesain oleh guru dalam rencana pembelajaran geometri. Oleh karena itu, dalam mendukung pencapaian pembelajaran geometri yaitu agar siswa mampu berpikir hingga Level 2, diperlukan adanya perlakuan yang tepat pada pembelajaran dengan 5 fase belajar geometri. Hal ini dikarenakan peningkatan berpikir geometri tidak terjadi secara natural namun harus dijembatani (Van Hiele dalam Burger, 1986). Artinya, diperlukan adanya perlakuan dari guru beserta perangkat pembelajarannya seperi bahan ajar agar mempengaruhi tingkat berpikir geometri siswa. Dalam mendukung peningkatan level berpikir geometri siswa, diperlukan sebuah proses pembelajaran dengan 5 fase belajar Van Hiele yang membutuhkan peran guru beserta bahan ajarnya. Lima fase belajar geometri Van Hiele ini disusun secara runut dari fase informasi, orientasi bebas, penjelasan, orientasi langsung, dan diakhiri fase inkuiri. Hal ini berarti aktivitas yang disusun dalam pembelajaran geometri yang sesuai dengan 5 fase belajar ini perlu dirancang dengan runut. Di lain sisi, kecepatan siswa dalam memahami setiap fase beragam dikarenakan level berpikir siswa yang beragam. Oleh karena itu, aktivitas yang memuat 5 fase belajar perlu dituliskan dalam bentuk modul agar siswa dapat belajar mandiri sesuai dengan kemampuannya. Meng (2009) menyebutkan bahwa penggunaan fase belajar Van Hiele dapat meningkatkan pemahaman konsep. Nuraeni (2010) juga menyatakan bahwa kegiatan 5 fase belajar Van Hiele dapat meningkatkan kemampuan komunikasi geometris sehingga dapat meningkatkan pemahaman konsep. Selain itu, Nuraini (2010) dalam penelitiannya membuktikan bawa penerapan model pembelajaran berbasis Van Hiele dapat meningkatkan tingkat berpikir siswa secara signifikan. Oleh karena itu, dengan modul pembelajaran commit yang to telah user diintegrasi 5 fase belajar geometri, diharapkan level berpikir siswa dapat meningkat.

4 Akan tetapi, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa bahan ajar ataupun modul masih kurang mendukung pencapaian level berpikir geometri yang lebih tinggi. Dalam prasurvai yang dilakukan terhadap buku ajar kelas VII, tidak terdapat aktivitas atau penjelasan mengenai keterkaitan antar segiempat. Hal ini tentu kurang mendukung waktu pencapaian level berpikir deduksi informal yaitu siswa dapat belajar memberikan alasan berdasarkan sifat-sifat segiempat dalam penarikan simpulan keterkaitan antar bangun datar. Dalam diskusi yang dilakukan peneliti dengan guru di SMPN 1 Selogiri, guru juga mengungkapkan bahwa selama ini pembelajaran mengacu pada bahan ajar yaitu dengan menyebutkan definisi segiempat, kemudian menuliskan sifat-sifat segiempat, lalu langsung ke materi keliling dan luas segiempat. Pada buku ajar yang digunakan juga dapat diamati aktivitas-aktivitas yang disusun sesuai dengan penjelasan guru dan memang tidak mengedepankan aktivitas yang menfasilitasi siswa untuk berpikir dan menarik simpulan tentang adanya keterkaitan antarbangun datar. Feza (2005) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa guru mengandalkan pengetahuan terbatas pada buku (textbook) atau pelatihan yang belum dielaborasi. Dampaknya, jika buku panduan yang digunakan kurang mengeksplorasi pengetahuan dapat berpengaruh terhadap pembelajaran kemudian terhadap pemahaman dan tingkat berpikir siswa. Karena permasalahan bahan ajar dalam pembelajaran yang kurang mendukung dan urgensi untuk meningkatkan level berpikir geometri siswa, maka penelitian ini mengembangkan bahan ajar berupa modul pembelajaran pada pokok bahasan geometri dengan menggunakan teori belajar Van Hiele terutama 5 fase belajar geometri dengan tujuan untuk meningkatkan level berpikir geometri siswa. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan. Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan sebuah produk tertentu (Sukmadinata, 2005). Adapun tahapan pengembangan modul pembelajaran ini adalah modifikasi model yang dikembangkan oleh Plomp (1997) dan Borg & Gall (dalam Sukmadinata, 2005) yang meliputi tahap investigasi awal (preliminary investigation), tahap desain (design), tahap realisasi (realization), tahap tes, evaluasi, dan revisi (test, evaluation, revision), dan Focus Group Discussion (FGD), dan tahap implementasi dan diseminasi. Tahap investigasi awal dilakukan dengan melakukan kajian teori dan lapangan. Pada tahap desain, disusun outline atau rancangan modul pembelajaran geometri Van Hiele berdasarkan pada hasil investigasi commit awal. Pada to user tahap realisasi, draf 1 modul disusun dengan mengacu pada outline yang digunakan dan materi disusun berdasarkan sumber

5 belajar yang relevan. Pada tahap selanjutnya dilakukan berbagai tes terhadap modul pembelajaran yang telah disusun, kemudian dilakukan evaluasi terhadap hasil tes siswa, dilanjutkan dengan FGD untuk memberikan masukan revisi produk, kemudian diakhiri dengan revisi produk berdasarkan hasil FGD. Terakhir, dilakukan implementasi produk di kelas eksperimen untuk membandingkan hasil level berpikir geometri siswa dengan kelas kontrol. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Setelah melakukan serangkaian proses penelitian dan pengembangan, didapatkan modul yang valid, praktis, dan efektif dengan proses dan hasil sebagai berikut. 1) Tahap Investigasi Awal: Pada tahap ini dilakukan kajian-kajian sebagai berikut: (1) Analisis materi segiempat berdasarkan teori Van Hiele, (2) Pembelajaran berdasarkan teori van Hiele, (3) Tingkat berpikir geometri siswa di SMP N 1 Selogiri, dan (4) Kondisi modul atau bahan yang digunakan di SMP N 1 Selogiri. 2) Tahap Desain: Pada tahap desain, disusun outline atau rancangan modul pembelajaran geometri Van Hiele dengan berdasar pada hasil investigasi awal yang berupa kajian modul dan teori Van Hiele. Modul disusun berdasarkan susunan modul Daryanto (2002) dan fase pembelajaran geometri Van Hiele. 3) Tahap Realisasi: Pada tahap ini, rancangan modul pembelajaran yang telah dirancang pada tahap desain kemudian dituliskan secara rinci dan komplit yang kemudian disebut sebagai draf 1 modul. Draf 1 modul ditulis dengan mengacu pada beberapa sumber terpercaya mengenai materi segiempat dan kegiatan fase pembelajaran Van Hiele. Sumber yang digunakan dalam penulisan modul adalah buku Contextual Teaching and Learning Matematika ditulis oleh Wintarti dkk (2008), Jurnal Elementary Geometry for College Students ditulis oleh Koberlein (2011), modul Pembelajaran Matematika SMP di LPTK oleh USAID (2014), dan monograf teori Van Hiele ditulis oleh Fuys et al (1988). 4) Tahap Tes, Evaluasi, FGD, dan Revisi: Tahap tes terdiri dari 3 macam tes yaitu: (1) Tes validasi oleh validator untuk menilai kelayakan modul sesuai dengan teori yang digunakan, (2) Uji keterbacaan dengan sampel terbatas, yaitu 5 siswa untuk merevisi istilah-istilah atau kalimat yang sukar dipahami siswa, dan (3) Uji coba di kelas VII H untuk menilai kepraktisan penggunaan modul dan efek peningkatan level berpikir siswa. Evaluasi dilakukan untuk menilai kevalidan, kepraktisan, dan keefektivan modul. Kevalidan modul dinilai oleh 6 validator yang terdiri dari dosen dan praktisi matematika. Modul dikatakan valid karena telah commit mendapat to persetujuan user validator bahwa modul telah

6 disusun sesuai teori serta telah direvisi berdasarkan saran-saran validator sebagaimana diterangkan pada Tabel 1.1. Tabel 1.1. Saran Revisi Validator No Saran Revisi Revisi 1 Kegiatan Pengenalan pada KB 1 tidak memiliki kaitan dengan kegiatan setelahnya. Sebaiknya, tujuan pada kegiatan pengenalan diperjelas. 2 Konsep dan definisi perlu diperiksa ulang dengan referensi diperjelas. 3 Kalimat jangan terlalu panjang dan pilih kosakata yang sesuai EYD sebagai 4 Tambahkan kegiatan matching pair setelah mempelajari unsur-unsur segiempat. 5 Instruksi perlu ditulis dalam huruf tebal dan berbeda warna agar terlihat jelas bagi siswa. 6 Penulisan simbol perlu dibuat lebih konsisten seperti penulisan simbol sudut sebaiknya menggunakan 3 huruf 7 Konsistensi pemberian label tabel dan gambar pada seluruh tabel dan gambar. 8 Gunakan clipart yang lebih variatif a- gar siswa tertarik. Clipart yang variatif dapat digunakan sebagai media belajar aplikasi segiempat dalam kehidupan sehari-hari 9 Cover modul sebaiknya menunjukkan keunikan dari modul Instruksi diubah. Siswa diminta membawa minimal 5 bangun segiempat yang berbeda bentuk. Kemudian siswa dalam kelompok mengelompokkan segiempat yang siswa temukan. Tujuan dari kegiatan ini agar siswa menemukan ada 6 jenis segiempat. Konsep dikaji kembali dan referensi ditulis pada bagian bawah materi atau kegiatan. Instruksi dan kalimat dibuat singkat dan diberikan poin per poin. Ditambahkan kegiatan matching pair untuk menguji pemahaman siswa. Instruksi ditulis dalam huruf tebal dan diberi warna biru. Perbaikan penulisan sudut, sisi, dan lainnya sehingga konsisten Perbaikan penulisan label pada gambar dan tabel. Penggunaan gambar atau ilustrasi yang berbeda pada masing-masing jenis segiempat dengan menggunakan gambar aplikasi segiempat dikehidupan sehari-hari. Ilustrasi cover modul diganti dengan ilustrasi hubungan antar segiempat. Data kevalidan diperoleh dari data validasi terhadap modul dan perangkat pendukungnya yaitu lembar tes, lembar observasi, dan angket respon siswa. Pada validasi modul, keenam validator memberikan penilaian valid/layak digunakan setelah modul direvisi sesuai dengan saran-saran yang diberikan baik dari aspek kelayakan isi, kelayakan penyajian, kelayakan bahasa, dan kelayakan kegrafikan. Secara garis besar, pada aspek isi, draf modul perlu direvisi pada penilaian keakuratan materi yaitu pada butir konsep dan definisi yang digunakan sesuai dengan referensi teori yang tepat. Terdapat beberapa teori definisi, sifat-sifat segiempat yang kebenaran teorinya masih diragukan sehingga pengembang perlu menelaah ulang teori yang digunakan kemudian mencantumkan referensi yang digunakan agar dapat dipercaya pembaca. Penilaian aspek isi lainnya telah teruji valid yaitu penilaian terhadap kesesuaian terhadap SK dan KD, kemutakhiran materi, upaya peningkatan commit level to user berpikir geometri siswa, dan kesesuaian uraian kegiatan dengan fase belajar geometri.

7 Pada aspek penyajian, penilaian terhadap teknik penyajian, penyajian pembelajaran, dan kelengkapan penyajian sesuai dengan komponen modul telah dinilai sangat baik atau baik oleh validator. Terdapat revisi untuk melengkapi komponen modul pada bagian tinjauan pokok bahasan. Pada aspek kelayakan bahasa dan keterbacaan terdapat cukup banyak revisi. Draf modul belum valid pada penilaian kesesuaian dengan tingkat perekembangan peserta didik terutama pada butir penilaian kesesuaian bahasa dengan tingkat perkembangan intelektual siswa. Draf modul yang disusun menggunakan kalimat yang panjang dan kurang efektif sehingga berpotensi menyulitkan siswa kelas VII dalam memahami instruksi yang dimaksudkan. Oleh karena itu, validator memberikan saran agar kalimat instruksi dibuat lebih ringkas dan diberikan satu poin demi satu poin. Selain itu, draf modul belum layak digunakan berkenaan dengan penilaian kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia yang benar. Istilah dan simbol belum digunakan dengan baik dan konsisten sehingga perlu dilakukan revisi. Modul dikatakan praktis jika (1) ahli menyatakan bahwa modul dapat digunakan sebagai penunjang media pembelajaran dan (2) keterlaksanaan pembelajaran lebih dari 80%. Hasil penilaian menunjukkan bahwa para ahli setuju bahwa modul sudah dapat digunakan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama telah terlaksana 90% artinya pengamat memberikan persetujuan bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran dari mulai pendahuluan hingga penutupan telah terlaksana 90%. Hal tersebut berarti terdapat satu atau berberapa kegiatan yang menurut pengamat belum terlaksana. Pada pertemuan kedua terlaksana 100%, pertemuan ketiga 90%, dan pertemuan keempat terlaksana 100%. Dengan demikian rerata keterlaksanaan pembelajaran telah mencapai kriteria kepraktisan yaitu nilai R > 80% (Borich dalam Sunardi, 2000). Oleh karena itu modul pembelajaran geometri berdasarkan teori Van Hiele pada pokok bahasan segiempat telah praktis digunakan dalam pembelajaran. 5) Tahap Implementasi dan Diseminasi: Untuk menguji tingkat efektivitas penggunaan modul lebih efektif untuk meningkatkan level berpikir siswa, maka dilakukan eksperimen dengan mengambil kelas VII D sebagai kelas eksperimen dan kelas VII G sebagai kelas kontrol. Sebelum dilakukan penelitian eksperimen, kedua kelas diuji keseimbangannya dengan membandingkan data level berpikir geometri. Siswa diberikan tes awal kemudian hasil direkapitulasi untuk menentukan level siswa. Setelah itu, level siswa di kelas kontrol dan eksperimen dibandingkan menggunakan uji non parametrik yaitu Uji Kolmogorov-Sminorv (K-S) dan Uji Mann Whitney. Digunakan dua uji dengan pertimbangan untuk menguji konsistensi simpulan kedua uji. Terdapat beberapa macam tes yang dapat digunakan untuk menguji commit data to ordinal. user Hasil uji awal K-S menunjukkan bahwa nilai M hitung yaitu 0,03 (dapat dilihat pada Tabel 1.2) lebih kecil dari nilai M

8 pada tabel dengan menggunakan taraf nyata 5% dan derajat bebas 62 yaitu 0,35. Hal ini berarti M hitung tidak berada pada daerah kritis (DK={M M>0,35} sehingga H 0 diterima. Simpulan uji adalah level berpikir siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen sama baiknya. Simpulan dari Uji Mann Whitney juga menunjukkan simpulan yang sama dengan Uji K-S. Tabel 1.2. Komputasi Uji K-S Awal Level Eksp Kontrol Kum % Eksperimen Kum % Kontrol Selisih ,23 0,19 0, ,58 0,55 0, ,00 1,00 0,00 Jumlah M hitung 0,03 Setelah kedua kelas teruji keseimbangannya, diberikan perlakuan di kelas eksperimen berupa pembelajaran menggunakan modul yang telah dikembangkan. Selanjutnya, level berpikir siswa dikedua kelas diuji kembali. Kemudian, data diuji menggunakan Uji K-S dan Uji Mann Whitney. Pada Uji K-S digunakan pengujian satu ekor dengan H 1 : level berpikir siswa di kelas eksperimen lebih baik daripada level berpikir siswa di kelas kontrol. Hasil uji menunjukkan bahwa nilai M hitung yaitu 0,39 (dapat dilihat pada Tabel 1.3) lebih besar dari nilai M pada tabel dengan menggunakan taraf nyata 5% dan derajat bebas 59 yaitu 0,32. Hal ini berarti M hitung berada pada daerah kritis (DK={M M>0,32} sehingga H 0 ditolak dan H 1 diterima. Simpulan uji adalah Level berpikir siswa di kelas ekseperimen lebih baik dari level berpikir siswa di kelas kontrol. Simpulan dari Uji Mann Whitney juga menunjukkan simpulan yang sama dengan Uji K-S. Level Eksp Kontrol Tabel 1.3. Komputasi Uji K-S Akhir Kum % Eksperimen Kum % Kontrol Selisih ,67 0,28 0, ,00 0,90 0, ,00 1,00 0,00 Jumlah M hitung 0,39 Diseminasi produk dilakukan dengan mempresentasikan produk pada 3rd International Conference on Research, Implementation and Education Of Mathematics and Science (3rd ICRIEMS) dengan artikel dipublikasikan pada prosiding konferensi dengan nomor ISBN commit to user

9 Modul dikatakan efektif apabila (1) lebih dari 50% siswa memberikan respon positif (Sunardi, 2000), (2) terdapat peningkatan 30% siswa di kelas uj coba (Sunardi, 2000), dan (3) analisis data statistik memberikan simpulan bahwa peningkatan level berpikir goemetri siswa di kelas eksperimen lebih signifikan dibandingkan kelas kontrol. Pada data angket respon siswa baik di kelas uji coba maupun eksperimen menunjukkan respon positif siswa. Persentase persetujuan respon positif siswa di kelas uji coba adalah sebesar 87%. Selain itu, data respon positif juga dianalisis di kelas eksperimen. Terdapat 86,6% siswa yang memberikan persetujuan atau respon positif terhadap pembelajaran dengan menggunakan modul yang dikembangkan. Pada Gambar 4.2. dapat diamati besarnya respon positif pada masing-masing aspek respon. Pembelajaran dengan menggunakan modul segiempat mendapatkan respon positif baik dari aspek perhatian, keterkaitan, keyakinan, dan kepuasan. Modul berisi kegiatan-kegiatan pembelajaran segiempat yang didominasi dengan pertanyaanpertanyaan berkaitan dengan konsep segiempat. Hal tersebut memancing keingintahuan siswa sehingga muncul perhatian terhadap pembahasan materi (Keller, 2010). Selain itu, modul memuat gambar-gambar aplikasi segiempat di kehidupan sehari-hari. Dengan membawa pembelajaran kepada kaitan kehidupan, maka keterkaitan antar pelajaran dengan siswa menjadi kuat (Keller, 2010). Disisi lain, beberapa pertanyaan dalam modul merupakan pertanyaan terbuka sehingga memberikan peluang bagi siswa menjawab sesuai dengan pemikirannya. Kesempatan tersebut menumbuhkan keyakinan pada diri sendiri bahwa ia akan bisa menguasai pelajaran (Keller, 2010). Terakhir, siswa mendapatkan kepuasan dengan berani berdiskusi dengan temannya dalam menyelesaikan modul. Hal ini dikarenakan siswa merasa puas telah memiliki pencapaian sehingga tidak ragu untuk berdiskusi (Keller, 2010). Selanjutnya dianalisis hasil level berpikir geometri siswa untuk menguji keefektivan modul. Pada percobaan di kelas uji coba, diperoleh data yang menyatakan terdapat peningkatan level berpikir siswa sebesar 48%. Berdasarkan kriteria efektif Sunardi (2005), data tersebut menunjukkan terdapat peningkatan level berpikir siswa karena lebih dari 30% siswa mengalami kenaikan level berpikir. Peningkatan level berpikir siswa ini terjadi karena bantuan seperti dikemukakan dalam teori attaintment. Dalam teori attaintment disebutkan bahwa tingkat berpikir geometri dapat ditingkatkan melalui proses pembelajaran. Didukung dengan teori selanjutnya yaitu movement from one level to another, dinyatakan bahwa perkembangan kognitif dalam geometri dapat dipercepat dengan pemberian instruksi dalam proses pembelajaran. Instruksi yang diberikan menggunakan 5 fase belajar commit Van to Hiele user dapat membantu siswa belajar tahap demi tahap sehingga dapat mencapai level yang lebih tinggi (Feza, 2005; Nuraeni, 2010;

10 Nuraini, 2010; Safrina, 2014). Instruksi yang diberikan dalam penelitian adalah berupa instruksi dalam modul melalui pertanyaan-pertanyaan dan rangkaian kegiatan. Rangkaian kegiatan modul disusun berdasarkan The Five Phase of Learning Geometry yang dalam teori Van Hiele disebutkan sebagai pemberian instruksi dalam upaya movement from one level to another. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa peningkatan level berpikir siswa terjadi karena penggunaan instruksi berupa modul yang memuat fase belajar Van Hiele dalam upaya untuk berpindah dari satu level ke level yang lainnya. Kemudian, hasil uji statistik menunjukkan terdapat perbedaan peningkatan level berpikir siswa. Simpulan uji K-S yang diperoleh dari keputusan uji, menyatakan bahwa pengaruh perlakuan di kelas eksperimen lebih efektif atau signifikan terhadap peningkatan level berpikir siswa dibandingkan dengan kelas kontrol. Dalam hal ini perlakuan di kelas eksperimen adalah pembelajaran menggunakan modul yang dikembangkan. Dengan demikian simpulan uji K-S adalah penggunaan modul lebih efektif dalam meningkatkan level berpikir siswa dibandingkan penggunaan buku ajar. Selain itu, simpulan uji K-S diuji konsistensinya melalui Mann Whitney. Dalam hal ini, Mann Whitney memiliki sensitivitas lebih kuat dalam membandingkan dua sampel yang independen. Keputusan uji mengarah pada simpulan bahwa pengaruh penggunaan modul di kelas eksperimen lebih efektif dalam peningkatan level berpikir siswa dibandingkan penggunaan buku ajar di kelas kontrol. Dengan konsistensi simpulan dalam Uji K-S dan Mann Whitney, maka dapat ditarik simpulan bahwa penggunaan modul lebih efektif dalam meningkatkan level berpikir siswa dibandingkan penggunaan buku ajar. Simpulan ini didukung dengan hasil penelitian Crowley (1987) yang menyebutkan bahwa pembelajaran menggunakan instruksi akan lebih baik dalam membantu meningkatkan kemampuan siswa pada masing-masing level berpikir geometri berdasarkan Van Hiele. Dengan dipenuhinya kriteria (1) lebih dari 50% siswa memberikan respon positif tepatnya 87% di kelas uji coba dan 86,6% di kelas eksperimen, (2) lebih dari 30% siswa mengalami peningkatan level yaitu 48% siswa di kelas uji coba, dan (3) uji statistik menunjukkan bahwa penggunaan modul lebih efektif dalam meningkatkan level berpikir siswa dibandingkan penggunaan buku ajar, maka modul dikatakan efektif. SIMPULAN DAN SARAN Proses pengembangan modul pembelajaran geometri berdasarkan teori Van Hiele dilaksanakan melalui proses pengembangan sebagai berikut: (1) pada investigasi awal dengan diperoleh fakta bahwa level berpikir geometri siswa masih beragam 19,7% siswa mencapai level 2, 40,7% mencapai level commit 1, dan to user 39,5% siswa masih di level 0. Selain itu, buku pelajaran yang digunakan belum berisi aktivitas yang dapat meningkatkan level

11 berpikir siswa; (2) mendesain rancangan modul pembelajaran geometri Van Hiele dengan berdasar pada hasil investigasi awal yang berupa kajian modul dan teori Van Hiele; (3) merealisasikan rancangan modul pembelajaran secara rinci dan komplit dengan sumber buku Contextual Teaching and Learning Matematika, Jurnal Elementary Geometry for College Students, modul Pembelajaran Matematika SMP di LPTK, dan monograf The Van Hiele Model of Thinking in Geometry Among Adolescents; (4) melaksanakan tes, evaluasi, FGD, dan revisi dengan tes penilaian validator, uji keterbacaan, dan uji coba, kemudian evaluasi kevalidan, kepraktisan, dan keefektivan, serta FGD sebagai bahan revisi produk; (5) mengimplementasikan modul di kelas eksperiemen, hasilnya adalah level berpikir siswa di kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas control dengan menggunakan Uji K-S dan Mann Whitney, serta mempresentasikan produk pada pertemuan ilmiah. Hasil penelitian dan pengembangan ini berupa modul dengan kriteria valid, praktis, dan efektif. Hasil pengujian kevalidan menunjukkan bahwa modul memenuhi kriteria valid, yaitu semua validator menyatakan bahwa modul didasarkan pada landasan teori yang kuat dan komponen-komponen modul memiliki keterkaitan secara konsisten. Hasil pengujian kepraktisan menunjukkan bahwa modul memenuhi kriteria kepraktisan, yaitu ahli menyatakan modul dapat digunakan dalam pembelajaran dan persentase keterlaksanaan pembelajaran menggunakan modul mencapai lebih dari 80%. Hasil pengujian keefektifan menunjukkan bahwa modul dapat memenuhi kriteria keefektifan, yaitu (1) persentase respon positif siswa lebih dari 50% yaitu 87% di kelas uji coba dan 86,6% di kelas eksperimen, (2) lebih dari 30% siswa mengalami peningkatan level berpikir geometri siswa yaitu 48% siswa di kelas uji coba, dan (3) uji statistik menunjukkan bahwa penggunaan modul pembelajaran yang dikembangkan lebih efektif dalam meningkatkan level berpikir geometri siswa dibandingkan penggunaan buku ajar. Modul pembelajaran geometri pada pokok bahasan segiempat ini telah dirancang secara runut per kegiatan dengan tujuan untuk memudahkan guru dalam menggunakan modul ini. Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa modul ini bertujuan untuk membangun kemampuan berpikir geometri siswa sehingga terdapat banyak pertanyaan yang sifatnya membangun kemampuan berpikir siswa. Oleh karena itu, guru sebaiknya menggunakan modul ini dengan metode pembelajaran yang mengedepankan diskusi. Modul pembelajaran geometri merupakan modul pembelajaran yang terbatas pada pokok bahasan segiempat, sehingga terdapat kesempatan bagi peneliti lain untuk mengembangkan modul dalam pokok bahasan geometri lain. Selain itu, Modul fokus pada konsep geometri sehingga pembahasan commit to aritmatika user kurang dibahas dalam modul ini.

12 Oleh karena itu, terdapat kesempatan bagi peneliti lain untuk mengembangkan modul yang mengakomodasi konsep pembelajaran berbasis pemecahan masalah ke dalamnya. DAFTAR PUSTAKA Bieber, C., Tuna, A., & Korkmaz, S. (2013). The Mistakes and the Misconceptions of The Eighth Grade Students On The Subject of Angles. European Journal of Science and Mathematics Education, 1 (2), Diakses dari scimath.net/articles/12/122.pdf. Burger, W. F. (1986). Characterizing the Van Hiele levels of developmetn in geometry. Journal for Research in Mathematics Education, 17 (1), Diakses dari Crowley, M. L. (1987). The Van Hiele Model of The Develeopment Geoemtric Thought. Yearbook of The National Council of Teachers of Mathematics. Diakses dari /june2007/the%20van%20hiele%20model%20of%20the%20development%20o f%20geometric%20thought.pdf. Daryanto. (2002). Menyusun modul bahan ajar untuk persiapan guru dalam mengajar. Yogyakarta: Gava Media. Feza, N. (2005). Assessment Standards, Van Hiele Levels, and Grade Seven Learners' Understanding of Geometry. Pythagoras, 62, Fuys, D., Geddes, D., & Tischler, R. (1988). The Van Hiele Model of Thinking in Geometry Among Adolescents. Monograph, i-196. diakses dari stable/ Halat, E. (2006). Sex-Related Differences in The Acquisition of The Van Hiele Levels and Motivation in Learning Geometry. Asia Pacific Education Review, 7 (2), Diakses dari /fulltext/ej pdf. Keller, J. (2010). Motivational design for learning and performance. New York: Springer Science+Bussines Media. Koberlein, Alexander. (2011). Elementary Geometry for College Students. Canada: Nelson Education, Ltd. Meng, C. C. (2009). Enhancing Students' Geometric Thinking Through Phase-Based Instruction Using Geometer's Sketchpad: A Case Study. Jurnal Pendidik dan Pendidikan, Nuraini, S. (2010). Penerapan Pembelajaran Geometri Berbasis Teori Van Hiele (PBH) Sub Pokok Bahasan Sifat-sifat Segiempat Siswa Kelas VIIB SMP Negeri 5 Tanggul Semester Genap Tahun Ajaran 2009/2010. Tesis. Universitas Jember. Nuraeni, E. (2010). Pengembangan Kemampuan Komunikasi Geometris Siswa Sekolah Dasar Melalui Pembelajaran Berbasis Teori Van Hiele. Jurnal Saung Guru, 1 (2), commit to user

13 Safira, K., Ikhsan, M., & Ahmad, A. (2014). Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Geometri Melalui Pembelajaran Kooperatif Berbasis Teori Van Hiele. Jurnal Didaktik Matematika, 1 (1), Sukmadinata, N. S. (2005). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Sunardi. (2005). Pengembangan Model Pembelajaran Geometri Berbasis Teori Van Hiele. Disertasi UNESA. USAID. (2014). Buku Sumber untuk Dosen LPTK Pembelajaran Matematika SMP di LPTK. Diakses dari Usiskin, Z. (1982). Van Hiele levels and achievement in secondary school geometry. Diakses dari Wintarti, A. Rahaju, E. B., Sulaiman, R., Yakob, C., Kusrini. (2008). Contextual Teaching and Learning Matematika: Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah Kelas VII Edisi 4. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Yadil, M. N. (2009). Penerapan Model Pembelajaran Van Hiele untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa SMP Karuniadipa Palu Terhadap Konsep Bangun-bangun Segiempat. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY. commit to user

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Geometri merupakan salah satu bagian dari ilmu matematika yang mempelajari titik, garis, bangun, hubungan antara garis, panjang, luas, volume, dan lain-lain

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil Studi Pendahulan Pada tahap investigasi awal dilakukan kajian terhadap: 1) tingkat berpikir geometri siswa, 2) kondisi modul atau bahan yang sedang digunakan, 3) analisis

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan kajian, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Proses pengembangan modul pembelajaran geometri berdasarkan teori Van Hiele dilaksanakan

Lebih terperinci

TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Pendidikan Matematika

TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Pendidikan Matematika PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BERDASARKAN TEORI VAN HIELE PADA POKOK BAHASAN SEGIEMPAT UNTUK MENINGKATKAN LEVEL BERPIKIR GEOMETRI SISWA KELAS VII SMPN 1 SELOGIRI TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan dan tujuan penelitian, penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian dan Pengembangan (R&D)

Lebih terperinci

Sugiyarti Pendidikan Matematika-Universitas Negeri Malang Jl. Semarang 5 Malang.

Sugiyarti Pendidikan Matematika-Universitas Negeri Malang Jl. Semarang 5 Malang. Sugiyarti, Pengembangan Buku Siswa dengan Mengacu Lima Fase... 79 Pengembangan Buku Siswa dengan Mengacu Lima Fase Belajar Model Van Hiele pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar Kelas VIII SMP Laboratorium

Lebih terperinci

ANALISIS KETERAMPILAN GEOMETRI SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH GEOMETRI BERDASARKAN TINGKAT BERPIKIR VAN HIELE

ANALISIS KETERAMPILAN GEOMETRI SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH GEOMETRI BERDASARKAN TINGKAT BERPIKIR VAN HIELE ANALISIS KETERAMPILAN GEOMETRI SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH GEOMETRI BERDASARKAN TINGKAT BERPIKIR VAN HIELE (Studi Kasus pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 16 Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014) Nur aini

Lebih terperinci

TINGKAT BERPIKIR GEOMETRI SISWA KELAS VII SMP BERDASARKAN TEORI VAN HIELE

TINGKAT BERPIKIR GEOMETRI SISWA KELAS VII SMP BERDASARKAN TEORI VAN HIELE TINGKAT BERPIKIR GEOMETRI SISWA KELAS VII SMP BERDASARKAN TEORI VAN HIELE Jackson Pasini Mairing Pendidikan Matematika FKIP Universitas Palangka Raya Email: jacksonmairing@gmail.com Abstrak: Tingkat berpikir

Lebih terperinci

Erfan Yudianto, S. Pd Mahasiswa S2 Pendidikan Matematika UNESA.

Erfan Yudianto, S. Pd Mahasiswa S2 Pendidikan Matematika UNESA. PERKEMBANGAN KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR DI JEMBER KOTA BERDASARKAN TEORI VAN HIELE Erfan Yudianto, S. Pd Mahasiswa S2 Pendidikan Matematika UNESA erfan8math@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi

Lebih terperinci

Tika Nurpitasari 23, Suharto 24, Arika Indah Kristiana 25

Tika Nurpitasari 23, Suharto 24, Arika Indah Kristiana 25 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) DENGAN METODE PEMECAHAN MASALAH POLYA PADA MATERI MENYELESAIAKAN PERMASALAHAN YANG BERKAITAN DENGAN SEGIEMPATDI KELAS VII SMP

Lebih terperinci

Pendahuluan. Mika Wahyuning Utami et al., Tingkat Berpikir Siswa...

Pendahuluan. Mika Wahyuning Utami et al., Tingkat Berpikir Siswa... 43 Tingkat Berpikir Geometri Siswa Kelas VII-B SMP Negeri 1 Jember Materi Segiempat Berdasarkan Teori van Hiele ditinjau dari Hasil Belajar Matematika (The Level of Geometry s Thinking in VII-B SMP Negeri

Lebih terperinci

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan.

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. ANALISIS TINGKAT BERPIKIR GEOMETRI SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL BANGUN RUANG SISI DATAR BERDASARKAN TEORI VAN HIELE PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 BAKI Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan

Lebih terperinci

TESIS. Oleh YAFITA ARFINA MU TI S

TESIS. Oleh YAFITA ARFINA MU TI S PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS DI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN MODEL MMP PADA KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DISERTAI IDENTIFIKASI TAHAP BERPIKIR GEOMETRI

KEEFEKTIFAN MODEL MMP PADA KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DISERTAI IDENTIFIKASI TAHAP BERPIKIR GEOMETRI UJME 2 (1) (2013) http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujme KEEFEKTIFAN MODEL MMP PADA KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DISERTAI IDENTIFIKASI TAHAP BERPIKIR GEOMETRI Dian Fitri Ariyani, Wuryanto, Ardhi

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI TAHAP BERPIKIR GEOMETRI CALON GURU SEKOLAH DASAR DITINJAU DARI TAHAP BERPIKIR VAN HIELE

IDENTIFIKASI TAHAP BERPIKIR GEOMETRI CALON GURU SEKOLAH DASAR DITINJAU DARI TAHAP BERPIKIR VAN HIELE JPPM Vol. 9 No. 2 (2016) IDENTIFIKASI TAHAP BERPIKIR GEOMETRI CALON GURU SEKOLAH DASAR DITINJAU DARI TAHAP BERPIKIR VAN HIELE Isna Rafianti Pendidikan Matematika FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI SEGIEMPAT BERBASIS TEORI VAN HIELE

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI SEGIEMPAT BERBASIS TEORI VAN HIELE PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI SEGIEMPAT BERBASIS TEORI VAN HIELE Susanto, Yulis Jamiah, Bistari Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan Email: l_hian@yahoo.co.id Abstrak:Penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS LEVEL PERTANYAAN GEOMETRI BERDASARKAN TINGKATAN VAN HIELE PADA BUKU TEKS MATEMATIKA SMP KELAS VII

ANALISIS LEVEL PERTANYAAN GEOMETRI BERDASARKAN TINGKATAN VAN HIELE PADA BUKU TEKS MATEMATIKA SMP KELAS VII ANALISIS LEVEL PERTANYAAN GEOMETRI BERDASARKAN TINGKATAN VAN HIELE PADA BUKU TEKS MATEMATIKA SMP KELAS VII Ema Sintia Ramadhani 9, Sunardi 10, Nurcholif Diah Sri Lestari 11 Abstrac.: This research aims

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan Van den Akker (1999:3-5) tujuan penelitian pengembangan bisa

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan Van den Akker (1999:3-5) tujuan penelitian pengembangan bisa BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan. Berdasarkan Van den Akker (1999:3-5) tujuan penelitian pengembangan bisa dilihat dari berbagai

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : SITI NURAINI

SKRIPSI. Oleh : SITI NURAINI PENERAPAN PEMBELAJARAN GEOMETRI BERBASIS TEORI VAN HIELE (PBH) SUB POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT SEGIEMPAT SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 5 TANGGUL SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh : SITI NURAINI

Lebih terperinci

MELALUI TUTUP KALENG BERBENTUK LINGKARAN Oleh : Nikmatul Husna

MELALUI TUTUP KALENG BERBENTUK LINGKARAN Oleh : Nikmatul Husna MENEMUKAN NILAI π DAN RUMUS KELILING LINGKARAN MELALUI TUTUP KALENG BERBENTUK LINGKARAN Oleh : Nikmatul Husna (nikmatulhusna13@gmail.com) A. PENDAHULUAN Pembelajaran matematika adalah suatu proses yang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING SETTING CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING SETTING CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING SETTING CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SUB POKOK BAHASAN PRISMA DAN LIMAS KELAS VIII SEMESTER GENAP

Lebih terperinci

Aksioma 145 Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro

Aksioma 145 Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATA KULIAH ALJABAR LINEAR BERBASIS OPEN ENDED Nurul Farida 1), Nurain Suryadinata 2) 1),2) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Metro email: 1) nurulfaridamath@gmail.com,

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PADANG-GANTING KABUPATEN TANAH DATAR.

PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PADANG-GANTING KABUPATEN TANAH DATAR. Vol. 4 No.1 Desember 2011 (33-39) http://dx.doi.org/10.22202/jp.2011.v4i1.35 Website: ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/pelangi PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS DISCOVERY LEARNING UNTUK MATERI TRIGONOMETRI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 13 PADANG

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS DISCOVERY LEARNING UNTUK MATERI TRIGONOMETRI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 13 PADANG PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS DISCOVERY LEARNING UNTUK MATERI TRIGONOMETRI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 13 PADANG Oleh: Cia Rona*), Sofia Edriati**), Siskha Handayani**)

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYELESAIAN MASALAH DAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA

PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYELESAIAN MASALAH DAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYELESAIAN MASALAH DAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA Nindy Citroresmi, Sugiatno, Dede Suratman Program Studi Magister Pendidikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VIII SMP

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VIII SMP Rahmiati, Musdi, & Fauzi p-issn: 2086-4280; e-issn: 2527-8827 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS VIII

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI GEOMETRI MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS TEORI VAN HIELE

PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI GEOMETRI MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS TEORI VAN HIELE PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI GEOMETRI MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS TEORI VAN HIELE Niar Nurul Arifin, Dr. Hj. Epon Nura eni, H. Oyon Haki Pranata, M.Pd. Program S-1 PGSD Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH DIPADUKAN BUDAYA LOKAL PAPUA

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH DIPADUKAN BUDAYA LOKAL PAPUA PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH DIPADUKAN BUDAYA LOKAL PAPUA DEVELOPMENT OF PROBLEM BASED LEARNING IN CHEMISTRY LEARNING MEDIA THAT COMBINES THE PAPUAN LOCAL CULTURE Achmad Rante

Lebih terperinci

Oleh. Erwina Yulia Nengsih * ), Melisa ** ), Rahima ** ) ABSTRACT

Oleh. Erwina Yulia Nengsih * ), Melisa ** ), Rahima ** ) ABSTRACT PENGEMBANGAN MODUL BERORIENTASI PBL (PROBLEM BASED LEARNING) PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL UNTUK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK Oleh Erwina Yulia Nengsih * ), Melisa ** ),

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL QUANTUM TEACHING DENGAN PENDEKATAN REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP PESERTA DIDIK

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL QUANTUM TEACHING DENGAN PENDEKATAN REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP PESERTA DIDIK AL IBTIDA 3 (2): 186-196 Al Ibtida ISSN: 2442-5133 e-issn: 2525-7227 Journal homepage: www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/ibtida Journal Email: pgmi@syekhnurjati.ac.id PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL

Lebih terperinci

Indah Figa Wardhani 1, Hobri 2, Ervin Oktavianingtyas 3

Indah Figa Wardhani 1, Hobri 2, Ervin Oktavianingtyas 3 PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA BERORIENTASI SCIENTIFIC APPROACH UNTUK MENUMBUHKAN KEMAMPUAN HIGHER ORDER THINKING (HOT) POKOK BAHASAN TRIGONOMETRI PADA SISWA SMA KELAS X Indah Figa Wardhani

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERWAWASAN SALINGTEMAS (SAINS, LINGKUNGAN, TEKNOLOGI, DAN MASYARAKAT) PADA MATERI SALING KETERGANTUNGAN DALAM EKOSISTEM KELAS VII

PENGEMBANGAN MODUL BERWAWASAN SALINGTEMAS (SAINS, LINGKUNGAN, TEKNOLOGI, DAN MASYARAKAT) PADA MATERI SALING KETERGANTUNGAN DALAM EKOSISTEM KELAS VII PENGEMBANGAN MODUL BERWAWASAN SALINGTEMAS (SAINS, LINGKUNGAN, TEKNOLOGI, DAN MASYARAKAT) PADA MATERI SALING KETERGANTUNGAN DALAM EKOSISTEM KELAS VII SMP/MTs TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

JMP : Volume 3 Nomor 1, Juni 2011

JMP : Volume 3 Nomor 1, Juni 2011 JMP : Volume 3 Nomor 1, Juni 2011 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) MELALUI METODE TEAM TEACHING PADA MATERI SEGIEMPAT UNTUK MELATIH KECAKAPAN HIDUP

Lebih terperinci

Oleh: Mahasiswa Program Studi Pendididkan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat. ABSTRACT

Oleh: Mahasiswa Program Studi Pendididkan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat. ABSTRACT PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS KONSTRUKTIVISME DENGAN TAMPILAN MAJALAH UNTUK MATERI PERBANDINGAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 13 PADANG Oleh: Franica Sari *), Rahmi **), Sofia Edriati

Lebih terperinci

KETERAMPILAN DASAR GEOMETRI SISWA KELAS V DALAM MENYELESAIKAN SOAL BANGUN DATAR BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA DI MI AL ISTIQOMAH BANJARMASIN

KETERAMPILAN DASAR GEOMETRI SISWA KELAS V DALAM MENYELESAIKAN SOAL BANGUN DATAR BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA DI MI AL ISTIQOMAH BANJARMASIN KETERAMPILAN DASAR GEOMETRI SISWA KELAS V DALAM MENYELESAIKAN SOAL BANGUN DATAR BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA DI MI AL ISTIQOMAH BANJARMASIN Nonong Rahimah, Asy ari STKIP PGRI Banjarmasin,STKIP PGRI

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INDIKATOR 4C S YANG SELARAS DENGAN KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SMA/MA KELAS XI SEMESTER 1

PENGEMBANGAN INDIKATOR 4C S YANG SELARAS DENGAN KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SMA/MA KELAS XI SEMESTER 1 PENGEMBANGAN INDIKATOR 4C S YANG SELARAS DENGAN KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SMA/MA KELAS XI SEMESTER 1 Anggraeni 1, Sunardi 2, Dian Kurniati 3 E-mail: ang.ggraeni95@gmail.com Abstract.

Lebih terperinci

Profesionalisme Guru/ Dosen Sains PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT

Profesionalisme Guru/ Dosen Sains PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Pengembangan Model dan Perangkat Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Magister Pendidikan Sains dan Doktor Pendidikan IPA FKIP UNS Surakarta,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL UNTUK SISWA KELAS VII MTsN I MATUR KABUPATEN AGAM

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL UNTUK SISWA KELAS VII MTsN I MATUR KABUPATEN AGAM 1 PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL UNTUK SISWA KELAS VII MTsN I MATUR KABUPATEN AGAM Rizky Silvia * ), Rahmi ** ), Yulia Haryono** ) * )

Lebih terperinci

TESIS. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Pendidikan Matematika

TESIS. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Pendidikan Matematika PENGEMBANGAN MODEL INTUITION BASED LEARNING (IBL) DENGAN SCIENTIFIC APPROACH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 TESIS Disusun untuk

Lebih terperinci

PENERAPAN TEORI BELAJAR VAN HIELE PADA MATERI GEOMETRI DI KELAS VIII

PENERAPAN TEORI BELAJAR VAN HIELE PADA MATERI GEOMETRI DI KELAS VIII OPEN ACCESS MES (Journal of Mathematics Education and Science) ISSN: 2579-6550 (online) 2528-4363 (print) Vol. 3, No. 1. Oktober 2017 PENERAPAN TEORI BELAJAR VAN HIELE PADA MATERI GEOMETRI DI KELAS VIII

Lebih terperinci

Siti Masruha 21, Sunardi 22, Arika Indah K 23

Siti Masruha 21, Sunardi 22, Arika Indah K 23 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESMENT, SATISFACTION) DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) SUB POKOK BAHASAN

Lebih terperinci

PROFIL BERPIKIR GEOMETRIS PADA MATERI BANGUN DATAR DITINJAU DARI TEORI VAN HIELE

PROFIL BERPIKIR GEOMETRIS PADA MATERI BANGUN DATAR DITINJAU DARI TEORI VAN HIELE PROFIL BERPIKIR GEOMETRIS PADA MATERI BANGUN DATAR DITINJAU DARI TEORI VAN HIELE (GEOMETRIC THINGKING PROFILE IN SHAPES GEOMETRY BASED ON VAN HIELE THEORY) Detrik Venda Falupi (detrik1090@gmail.com) Soffil

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBENTUK BUKU SAKU DILENGKAPI PETA KONSEP PADA MATERI EKOSISTEM UNTUK SISWA KELAS VII SMPN 3 GUNUNG TULEH

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBENTUK BUKU SAKU DILENGKAPI PETA KONSEP PADA MATERI EKOSISTEM UNTUK SISWA KELAS VII SMPN 3 GUNUNG TULEH PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBENTUK BUKU SAKU DILENGKAPI PETA KONSEP PADA MATERI EKOSISTEM UNTUK SISWA KELAS VII SMPN 3 GUNUNG TULEH Gusmiati 1), Gusmaweti 2), Erman Har 2) 1) Mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GEOMETRI BERBANTUAN GEOGEBRA DALAM UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GEOMETRI BERBANTUAN GEOGEBRA DALAM UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GEOMETRI BERBANTUAN GEOGEBRA DALAM UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII Oleh : Ni Luh Putu Ayu Nopiyanti (1029051004) Program

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY SUB POKOK BAHASAN PERSEGI PANJANG DAN PERSEGI KELAS VII SMP Ahmad Rif an F 33, Dinawati.

Lebih terperinci

Pengembangan Media Pembelajaran dengan GeoGebra untuk Visualisasi Penggunaan Integral pada Siswa SMA

Pengembangan Media Pembelajaran dengan GeoGebra untuk Visualisasi Penggunaan Integral pada Siswa SMA SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2015 PM -41 Pengembangan Media Pembelajaran dengan GeoGebra untuk Visualisasi Penggunaan Integral pada Siswa SMA Chairun Nisa Zarkasyi Prodi Pendidikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS MASALAH PADA MATERI BENTUK ALJABAR UNTUK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SIJUNJUNG JURNAL

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS MASALAH PADA MATERI BENTUK ALJABAR UNTUK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SIJUNJUNG JURNAL PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS MASALAH PADA MATERI BENTUK ALJABAR UNTUK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SIJUNJUNG JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

Kata Kunci : Pendekatan Rigorous Mathematical Thinking (RMT), Mediated Learning Experience (MLE), Peralatan psikologis, fungsi kognitif.

Kata Kunci : Pendekatan Rigorous Mathematical Thinking (RMT), Mediated Learning Experience (MLE), Peralatan psikologis, fungsi kognitif. PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN RIGOROUS MATHEMATICAL THINKING (RMT) DITINJAU DARI FUNGSI KOGNITIF PADA MATERI SEGIEMPAT DI KELAS VII SMP NEGERI 1 BALONGBENDO Farit Irna

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING Riska Novia Sari, Dosen Tetap Prodi Pendidikan Matematika Universitas Riau Kepulauan ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi itu ada yang baik dan mungkin ada yang kurang baik. Agar seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Informasi itu ada yang baik dan mungkin ada yang kurang baik. Agar seseorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini pada umumnya orang sangat mungkin mendapatkan informasi dengan cara yang sangat cepat, mudah dan murah dari berbagai sumber. Informasi itu ada yang baik dan

Lebih terperinci

Pengembangan Perangkat Pembelajaran dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia pada Materi Lingkaran untuk Siswa Kelas VIII SMP

Pengembangan Perangkat Pembelajaran dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia pada Materi Lingkaran untuk Siswa Kelas VIII SMP SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 M-70 Pengembangan Perangkat Pembelajaran dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia pada Materi Lingkaran untuk Siswa Kelas VIII SMP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu ilmu yang wajib dipelajari di sekolah. Hal ini dikarenakan matematika memiliki peranan yang sangat penting khususnya dalam bidang pendidikan.

Lebih terperinci

Key Words: LKS, brain based learning, aljabar operation.

Key Words: LKS, brain based learning, aljabar operation. PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS BRAIN BASED LEARNING PADA MATERI OPERASI ALJABAR UNTUK KELAS VIII MTsN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK Nandila Rezki Septia*), Zulfitri Aima**), Anna Cesaria**)

Lebih terperinci

Pemahaman Siswa Pada Konsep Segiempat Berdasarkan Teori van Hiele

Pemahaman Siswa Pada Konsep Segiempat Berdasarkan Teori van Hiele Prosiding Seminar Nasional Matematika, Universitas Jember, 19 November 2014 262 Pemahaman Siswa Pada Konsep Segiempat Berdasarkan Teori van Hiele Miftahul Khoiri Mahasiswa Pendidikan Matematika, Pascasarjana

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK Raifi Wulandari 37, Sunardi 38, Arika Indah K 39 Abstract. The research aims to know the process

Lebih terperinci

Respon Mahasiswa terhadap Desain Perkuliahan Geometri yang Mengembangkan Kemampuan Komunikasi Matematika

Respon Mahasiswa terhadap Desain Perkuliahan Geometri yang Mengembangkan Kemampuan Komunikasi Matematika Respon Mahasiswa terhadap Desain Perkuliahan Geometri yang Mengembangkan Kemampuan Komunikasi Matematika M-59 Kurnia Noviartati 1, Agustin Ernawati 2 STKIP Al Hikmah Surabaya 1,2 kurnia.noviartati@gmail.com

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS REALISTIK UNTUK MATERI RUANG DIMENSI TIGA PADA KELAS X SMA N 1 BONJOL KABUPATEN PASAMAN ABSTRACT

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS REALISTIK UNTUK MATERI RUANG DIMENSI TIGA PADA KELAS X SMA N 1 BONJOL KABUPATEN PASAMAN ABSTRACT 1 PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS REALISTIK UNTUK MATERI RUANG DIMENSI TIGA PADA KELAS X SMA N 1 BONJOL KABUPATEN PASAMAN Yunessa*), Zulfaneti, M. Si ** ), Alfi Yunita, M. Pd ** ) * )Mahasiswa

Lebih terperinci

Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia SELOKA 3 (2) (2014) Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/seloka PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan pendekatan kontekstual dan model pembelajaran probing prompting pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan pendekatan kontekstual dan model pembelajaran probing prompting pada BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pelaksanaan Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah pengembangan perangkat pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dan model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu cabang matematika yang diajarkan di sekolah adalah Geometri. Dari sudut pandang psikologi, geometri merupakan penyajian abstraksi dari pengalaman

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERORIENTASI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS XI SMKN 6 PADANG. Oleh

PENGEMBANGAN MODUL BERORIENTASI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS XI SMKN 6 PADANG. Oleh PENGEMBANGAN MODUL BERORIENTASI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS XI SMKN 6 PADANG Oleh Fika Meliza*), Sefna Rismen**), Siskha Handayani**) *) Mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT BERPIKIR SISWA BERDASARKAN TEORI VAN HIELE PADA MATERI DIMENSI TIGA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF FIELD DEPENDENT DAN FIELD INDEPENDENT

ANALISIS TINGKAT BERPIKIR SISWA BERDASARKAN TEORI VAN HIELE PADA MATERI DIMENSI TIGA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF FIELD DEPENDENT DAN FIELD INDEPENDENT ANALISIS TINGKAT BERPIKIR SISWA BERDASARKAN TEORI VAN HIELE PADA MATERI DIMENSI TIGA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF FIELD DEPENDENT DAN FIELD INDEPENDENT (Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Mojolaban Kelas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA.

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA. PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA Mita Soviana 1), Syifa ul Gummah 2), L. Habiburahman 3) 1) Pemerhati Program Studi Pendidikan Fisika, FPMIPA IKIP

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI BANGUN DATAR BERORIENTASI PADA PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS VII SMP

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI BANGUN DATAR BERORIENTASI PADA PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS VII SMP 58 Jurnal Pendidikan Matematika Vol.6 No.7 Tahun 2017 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI BANGUN DATAR BERORIENTASI PADA PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS VII SMP

Lebih terperinci

DEVELOPING MATHEMATICAL LEARNING BASED ON DISCOVERY LEARNING MODEL

DEVELOPING MATHEMATICAL LEARNING BASED ON DISCOVERY LEARNING MODEL Yulius, Irwan, & Yerizon p-issn: 2086-4280; e-issn: 2527-8827 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN DENGAN MASALAH OPEN ENDED UNTUK PESERTA DIDIK SMA KELAS

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS VIII SMPN 23 PADANG

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS VIII SMPN 23 PADANG PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS VIII SMPN 23 PADANG Septri Syahdi*, Rina Febriana**, Anny Sovia** *)Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

DEVELOPMENT MATHEMATICS LEARNING DEVICE BASED CURRICULUM 2013 ON SUBJECT QUADRILATERAL THROUGH THE APPLICATION OF PROBLEM BASED LEARNING

DEVELOPMENT MATHEMATICS LEARNING DEVICE BASED CURRICULUM 2013 ON SUBJECT QUADRILATERAL THROUGH THE APPLICATION OF PROBLEM BASED LEARNING 1 DEVELOPMENT MATHEMATICS LEARNING DEVICE BASED CURRICULUM 2013 ON SUBJECT QUADRILATERAL THROUGH THE APPLICATION OF PROBLEM BASED LEARNING Fadriati Ningsih 1, Sakur 2, Atma Murni 3 Email : ningsih.fadriati@gmail.com,

Lebih terperinci

Kemampuan Penalaran Matematis Siswa SMP dalam Belajar Garis dan Sudut dengan GeoGebra

Kemampuan Penalaran Matematis Siswa SMP dalam Belajar Garis dan Sudut dengan GeoGebra Suska Journal of Mathematics Education Vol.2, No. 1, 2016, Hal. 13 19 Kemampuan Penalaran Matematis Siswa SMP dalam Belajar Garis dan Sudut dengan GeoGebra Farida Nursyahidah, Bagus Ardi Saputro, Muhammad

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI MODEL ALBERTA

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI MODEL ALBERTA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI MODEL ALBERTA Universitas Muhammadiyah Makassar rizal.usman@unismuh.ac.id Abstract This research is motivated by the results

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS REALISTIK PADA MATERI BARISAN DAN DERET DI KELAS X SMA TAMANSISWA PADANG

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS REALISTIK PADA MATERI BARISAN DAN DERET DI KELAS X SMA TAMANSISWA PADANG 1 PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS REALISTIK PADA MATERI BARISAN DAN DERET DI KELAS X SMA TAMANSISWA PADANG 1) Neni Nur aini, 2) Yulyanti Harisman, 3) Alfi Yunita Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Siti Nurhayati 21, Didik S. Pambudi 22, Dinawati Trapsilasiwi 23

Siti Nurhayati 21, Didik S. Pambudi 22, Dinawati Trapsilasiwi 23 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN GARIS GARIS PADA SEGITIGA MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES BERDASARKAN METODE DISCOVERY LEARNING DI KELAS VIII SMP Siti Nurhayati 21,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS KONSTRUKTIVISME UNTUK MATERI BILANGAN BULAT PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII SMPN 2 RAO UTARA KECAMATAN RAO UTARA

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS KONSTRUKTIVISME UNTUK MATERI BILANGAN BULAT PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII SMPN 2 RAO UTARA KECAMATAN RAO UTARA 1 PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS KONSTRUKTIVISME UNTUK MATERI BILANGAN BULAT PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII SMPN 2 RAO UTARA KECAMATAN RAO UTARA 1) Dini Fajria Trisna, 2) Yulyanti Harisman, 3) Anny

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN MURDER TERHADAP PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR ANALITIS SISWA SMA NEGERI 1 GOMBONG PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN MURDER TERHADAP PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR ANALITIS SISWA SMA NEGERI 1 GOMBONG PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN MURDER TERHADAP PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR ANALITIS SISWA SMA NEGERI 1 GOMBONG PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI SKRIPSI Oleh: DISKA ASANI K4308016 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN HANDOUT BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI KERUSAKAN LINGKUNGAN UNTUK SISWA SMP E - JURNAL TESSA MUTIARA. T NIM.

PENGEMBANGAN HANDOUT BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI KERUSAKAN LINGKUNGAN UNTUK SISWA SMP E - JURNAL TESSA MUTIARA. T NIM. PENGEMBANGAN HANDOUT BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI KERUSAKAN LINGKUNGAN UNTUK SISWA SMP E - JURNAL TESSA MUTIARA. T NIM. 11010274 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Dewi Fitria Cholida, Muntholib, & Aman Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang

Dewi Fitria Cholida, Muntholib, & Aman Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATERI LARUTAN PENYANGGA, HIDROLISIS GARAM, DAN KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E UNTUK SISWA SMA/MA Dewi Fitria Cholida, Muntholib,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERFOKUS PADA MASYARAKAT BELAJAR (LEARNING COMMUNITY) POKOK BAHASAN SEGITIGA UNTUK SISWA KELAS VII

Lebih terperinci

THE USAGE OF ENVIRONMENT TO INCREASE THE STUDENTS ACHIEVEMENT IN NATURAL SCIENCE SUBJECT FOR THE

THE USAGE OF ENVIRONMENT TO INCREASE THE STUDENTS ACHIEVEMENT IN NATURAL SCIENCE SUBJECT FOR THE THE USAGE OF ENVIRONMENT TO INCREASE THE STUDENTS ACHIEVEMENT IN NATURAL SCIENCE SUBJECT FOR THE 5 th GRADE STUDENTS OF PEMBANGUNAN PRIVATE ELEMENTARY SCHOOL TANJUNG MORAWA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Nurhaty

Lebih terperinci

Oleh. Sri Thirteen Julian *), Rahmi **), Anna Cesaria **)

Oleh. Sri Thirteen Julian *), Rahmi **), Anna Cesaria **) 1 PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MATERI PENERAPAN ALJABAR DALAM MENYELESAIKAN MASALAH ARITMATIKA SOSIAL PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII SMPN 16 PADANG Oleh

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MATERI GEOMETRI KELAS X DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DI SMA NEGERI 1 PURWODADI TESIS

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MATERI GEOMETRI KELAS X DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DI SMA NEGERI 1 PURWODADI TESIS PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MATERI GEOMETRI KELAS X DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DI SMA NEGERI 1 PURWODADI TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program

Lebih terperinci

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA GAYA KOGNITIF REFLEKTIF-IMPULSIF DALAM MENYELESAIKAN MASALAH OPEN-ENDED

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA GAYA KOGNITIF REFLEKTIF-IMPULSIF DALAM MENYELESAIKAN MASALAH OPEN-ENDED KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA GAYA KOGNITIF REFLEKTIF-IMPULSIF DALAM MENYELESAIKAN MASALAH OPEN-ENDED Via Okta Yudha Utomo 1, Dinawati Trapsilasiwi 2, Ervin Oktavianingtyas 3 dinawati.fkip@unej.ac.id

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SUB POKOK BAHASAN KELILING DAN LUAS BANGUN SEGITIGA DAN SEGI EMPAT SISWA KELAS VII D SMP

Lebih terperinci

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL ANALISIS MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN MASALAH

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL ANALISIS MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN MASALAH KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL ANALISIS MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN MASALAH Fransiskus Gatot Iman Santoso Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Katolik

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL YANG DILENGKAPI PETA KONSEP BERGAMBAR PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP UNTUK SMP

PENGEMBANGAN MODUL YANG DILENGKAPI PETA KONSEP BERGAMBAR PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP UNTUK SMP PENGEMBANGAN MODUL YANG DILENGKAPI PETA KONSEP BERGAMBAR PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP UNTUK SMP Rika Suryaningsih, Rina Widiana, Siska Nerita Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan

Lebih terperinci

KELAYAKAN MODUL PEMBELAJARAN BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI EKOSISTEM UNTUK SISWA SMPN 1 KAYEN KIDUL

KELAYAKAN MODUL PEMBELAJARAN BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI EKOSISTEM UNTUK SISWA SMPN 1 KAYEN KIDUL Prosiding Seminar Nasional SIMBIOSIS II, Madiun, 30 September 2017 Eka Dia Ayu W., dkk., Kelayakan Modul Pembelajaran Berbasis Problem Based Learning... p-issn : 9772599121008 e-issn : 9772613950003 KELAYAKAN

Lebih terperinci

Rusli P.D. Kolnel, Rully Charitas Indra Prahmana, Samsul Arifin, Pengaruh Pembelajaran...

Rusli P.D. Kolnel, Rully Charitas Indra Prahmana, Samsul Arifin, Pengaruh Pembelajaran... PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA GASING PADA MATERI GEOMETRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Rusli P. D. Kolnel 1, Rully Charitas Indra Prahmana 2, Samsul Arifin 3 Abstrak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Pustaka 1. Belajar dan Hasil Belajar Belajar merupakan suatu proses internal yang tidak dapat dilihat dengan nyata. Proses tersebut terjadi dalam diri

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI KINGDOM ANIMALIA UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) Oleh:

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI KINGDOM ANIMALIA UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) Oleh: PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI KINGDOM ANIMALIA UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) Oleh: Jefrianto¹, Sudirman², Siska Nerita¹ ¹Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GEOMETRI BERBASIS ICT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MAHASISWA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GEOMETRI BERBASIS ICT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MAHASISWA PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GEOMETRI BERBASIS ICT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MAHASISWA Kuswari Hernawati 1, Ali Mahmudi 2, Himmawati Puji Lestari 3 1,2,3) Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REALISTIK UNTUK MATERI PECAHAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V MIN KORONG GADANG KECAMATAN KURANJI.

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REALISTIK UNTUK MATERI PECAHAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V MIN KORONG GADANG KECAMATAN KURANJI. PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REALISTIK UNTUK MATERI PECAHAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V MIN KORONG GADANG KECAMATAN KURANJI Oleh: Nur ꞌazizah*), Rahmi**), Yulyanti Harisman**) *)Mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development) yang kemudian disingkat dengan R&D. Karena penelitian ini ditujukan untuk

Lebih terperinci

Analisis Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Tentang Bangun Datar Ditinjau Dari Teori Van Hiele ABSTRAK

Analisis Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Tentang Bangun Datar Ditinjau Dari Teori Van Hiele ABSTRAK Analisis Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Tentang Bangun Datar Ditinjau Dari Teori Van Hiele 1 Wahyudi, 2 Sutra Asoka Dewi 1 yudhisalatiga@gmail.com 2 sutrasoka@gmail.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

JURNAL RISET FISIKA EDUKASI DAN SAINS

JURNAL RISET FISIKA EDUKASI DAN SAINS JURNAL RISET FISIKA EDUKASI DAN SAINS Education and Science Physics Journal E- ISSN : 2503-3425 JRFES Vol 1, No 1 (2014) 42-47 P- ISSN : 2407-3563 http://ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/jrfes

Lebih terperinci

[53] Jurnal Biotik, ISSN: , Vol. 2, No. 1, Ed. April 2014, Hal ABSTRAK

[53] Jurnal Biotik, ISSN: , Vol. 2, No. 1, Ed. April 2014, Hal ABSTRAK Jurnal Biotik, ISSN: 2337-9812, Vol. 2, No. 1, Ed. April 2014, Hal. 1-76 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI ZAT ADITIF MAKANAN BERKAITAN DENGAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP KOGNITIF

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI POLA BILANGAN

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI POLA BILANGAN Vol. 9 No.1 Desember 2016 Halaman 24-28 http://dx.doi.org/10.22202/jp.2016.v9i1.2039 Website: ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/pelangi PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari lima tahap yaitu Analysis (Analisis), Design (Perancangan),

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari lima tahap yaitu Analysis (Analisis), Design (Perancangan), BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pengembangan perangkat pembelajaran matematika materi Bangun Ruang Sisi Lengkung dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia telah

Lebih terperinci

MENEMUKAN RUMUS LUAS LINGKARAN DENGAN KONTEKS TUTUP KALENG KUE BERBENTUK LINGKARAN Oleh:

MENEMUKAN RUMUS LUAS LINGKARAN DENGAN KONTEKS TUTUP KALENG KUE BERBENTUK LINGKARAN Oleh: MENEMUKAN RUMUS LUAS LINGKARAN DENGAN KONTEKS TUTUP KALENG KUE BERBENTUK LINGKARAN Oleh: Nikmatul Husna Sri Rejeki (nikmatulhusna13@gmail.com srirejeki345@rocketmail.com) A. PENDAHULUAN Geometri merupakan

Lebih terperinci

Jurnal Matematika Ilmiah STKIP Muhammadiyah Kuningan Vol. 3 No.2 November 2017

Jurnal Matematika Ilmiah STKIP Muhammadiyah Kuningan Vol. 3 No.2 November 2017 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SSCS (SEARCH, SOLVE, CREATE AND SHARE) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP Rini Apriyanti, Uba Umbara, Evan Farhan Wahyu Puadi. STKIP Muhammadiyah

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INDIKATOR 4 C s YANG SELARAS DENGAN KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SMP/MTs KELAS VIII SEMESTER 2

PENGEMBANGAN INDIKATOR 4 C s YANG SELARAS DENGAN KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SMP/MTs KELAS VIII SEMESTER 2 PENGEMBANGAN INDIKATOR 4 C s YANG SELARAS DENGAN KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SMP/MTs KELAS VIII SEMESTER 2 Endah Dwi Setiyawati 1, Sunardi 2, Dian Kurniati 3 E-mail: endahdwi_setiyawati@yahoo.com

Lebih terperinci

ISSN: X 1 PENGEMBANGAN MODUL TRIGONOMETRI BERCIRIKAN OPEN-ENDED PROBLEM

ISSN: X 1 PENGEMBANGAN MODUL TRIGONOMETRI BERCIRIKAN OPEN-ENDED PROBLEM ISSN: 2088-687X 1 PENGEMBANGAN MODUL TRIGONOMETRI BERCIRIKAN OPEN-ENDED PROBLEM Agung Deddiliawan Ismail a, Anis Farida Jamil b, Octavina Rizky Utami Putri c Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas

Lebih terperinci

MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PRACTICE STUDENT PROCESS SKILLS AT RATE OF REACTION INFLUENCE FACTORS SUBJECT

Lebih terperinci