PENDIDIKAN LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA DAN TEKNOLOGI (PLSBT)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENDIDIKAN LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA DAN TEKNOLOGI (PLSBT)"

Transkripsi

1 BAHAN BELAJAR MANDIRI KU107/2SKS/BBM1-6 Edisi Kesatu PENDIDIKAN LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA DAN TEKNOLOGI (PLSBT) Drs. Ridwan Effendi, M.Ed. Dra. Elly M. Setiadi, M.Si. UPI PRESS

2 Hak CIpta PENDIDIKAN LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA DAN TEKNOLOGI Penulis : Drs. Ridwan Effendi, M.Ed Dr. Eli M. Setiadi, M.Si Reviewer : Dr. Epon Ningrum, M.Pd Hak Cipta pada penulis Hak Penerbitan pada Universitas Pendidikan Indonesia Dilarang mengutip sebagian atau seluruh buku ini dalam bentuk apa pun tanpa izin dari penerbit UPI PRESS. Edisi Kedua Cetakan Kesatu, 2010 ISBN : Desain Tim Ahli : Prof. Dr. Ahman, M.Pd Prof. Dr. Mustofa Kamil Dr. Johar Permana, M.A Koordinator : Iwan Gunawan Tata Letak isi : Angga Hadiapurwa Desain Cover : Fajar Ginanjar Mukti Penerbit : UPI PRESS Gedung Penerbitan dan Percetakan Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi, No. 229 Bandung Tlp. (022) Pes.4502 Fakultas Ilmu Pendidikan Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung, Tlp (022) Pes.4301 Fax/Telp : (022)

3 KATA PENGANTAR Dewasa ini, guru Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dipersyaratkan memiliki kualifikasi S-1 atau D-IV sesuai dengan tuntutan profesional. Hal ini sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada UU Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, UU Nomor 14/2005 tentang Guru dan Dosen, dan PP Nomor 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Sejalan dengan itu, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) mulai tahun akademik 2006/2007 menyelenggarakan Program Strata I (S-1) PGSD bagi guru Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dengan menggunakan pendekatan dual-modes. Pendekatan ini dilakukan melalui perpaduan antara sistem pembelajaran tatap muka dengan sistem pembelajaran mandiri (self-instruction). Sistem pembelajaran mandiri dilakukan dengan cara mempelajari bahan belajar mandiri tercetak (printed materials) yang dikaji lebih lanjut pada pembelajaran tatap muka. Bahan belajar mandiri ini mencakup materi untuk peningkatan wawasan tentang berbagai konsep dan keterampilan yang berhubungan dengan peningkatan diri sebagai guru profesional. Mudah-mudahan dengan tersusunnya bahan belajar mandiri ini, para mahasiswa dapat belajar secara mandiri dengan tidak mengganggu pelaksanaan tugas-tugas keseharian. Bandung, September 2009 Rektor, Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M.Pd. NIP

4 Daftar Isi DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i iii TINJAUAN MATA KULIAH BBM 1 : PENGANTAR PENDIDIKAN LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA DAN TEKNOLOGI... 3 Pendahuluan... 3 KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 : Latar Belakang Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi (PLSBT)... 4 Latihan... 8 Rangkuman... 9 Tes Formatif... 9 Balikan dan Tindakan Lanjut KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 : Ruang Lingkup Studi PLSBT Latihan Rangkuman Tes Formatif Balikan dan Tindak Lanjut KEGIATAN PEMBELAJARAN 3 : Pendekatan dan Metode Pemecahan Masalah Dalam PLSBT Latihan Rangkuman Tes Formatif Balikan dan Tindak Lanjut KUNCI JAWABAN GLOSARIUM DAFTAR PUSTAKA BBM 2 : MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU DAN MAHLUK SOSIAL Pendahuluan KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 : Manusia Sebagai Mahluk Individu dan Mahluk Sosial Latihan Rangkuman Tes Formatif Balikan dan Tindakan Lanjut KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 : Interaksi Sosial dan Sosialisasi Latihan Rangkuman Tes Formatif Balikan dan Tindak Lanjut iii

5 Daftar Isi KEGIATAN PEMBELAJARAN 3 : Masyarakat dan Komunitas Latihan Rangkuman Tes Formatif Balikan dan Tindak Lanjut KUNCI JAWABAN GLOSARIUM DAFTAR PUSTAKA BBM 3 : PERUBAHAN SOSIAL DAN PEMBANGUNAN Pendahuluan KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 : Perubahan Sosial Latihan Rangkuman Tes Formatif Balikan dan Tindakan Lanjut KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 : Pembangunan dan Modernisasi Latihan Rangkuman Tes Formatif Balikan dan Tindak Lanjut KEGIATAN PEMBELAJARAN 3 : Permasalahan-Permasalahan dalam Pembangunan Kependudukan, Kependidikan, dan Ketenagakerjaan Latihan Rangkuman Tes Formatif Balikan dan Tindak Lanjut KUNCI JAWABAN GLOSARIUM DAFTAR PUSTAKA BBM 4 : MANUSIA DAN KEBUDAYAAN Pendahuluan KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 : Pengertian dan Wujud Kebudayaan Latihan Rangkuman Tes Formatif Balikan dan Tindakan Lanjut KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 : Sistem, Unsur dan Substansi Budaya Latihan Rangkuman Tes Formatif Balikan dan Tindak Lanjut iv

6 Daftar Isi KEGIATAN PEMBELAJARAN 3 : Sifat Kebudayaan Latihan Rangkuman Tes Formatif Balikan dan Tindak Lanjut KEGIATAN PEMBELAJARAN 4 : Manusia dan Kebudayaan Latihan Rangkuman Tes Formatif Balikan dan Tindak Lanjut KUNCI JAWABAN GLOSARIUM DAFTAR PUSTAKA BBM 5 : ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, SENI DALAM KEHIDUPAN MANUSIA Pendahuluan KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 : Pengertian dan Perkembangan IPTEKS Latihan Rangkuman Tes Formatif Balikan dan Tindakan Lanjut KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 : Makna Sains/Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni Bagi Manusia Latihan Rangkuman Tes Formatif Balikan dan Tindak Lanjut KUNCI JAWABAN GLOSARIUM DAFTAR PUSTAKA BBM 6 : INTERAKSI MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN Pendahuluan KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 : Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia Latihan Rangkuman Tes Formatif Balikan dan Tindakan Lanjut KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 : Lingkungan Hidup dan Ekosistem Latihan Rangkuman Tes Formatif Balikan dan Tindak Lanjut v

7 Daftar Isi KEGIATAN PEMBELAJARAN 3 : Peranan Manusia dalam Lingkungan Hidup Latihan Rangkuman Tes Formatif Balikan dan Tindak Lanjut KUNCI JAWABAN GLOSARIUM DAFTAR PUSTAKA vi

8 Pengantar Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi PENGANTAR PENDIDIKAN LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA DAN TEKNOLOGI Bahan belajar mandiri ini membahas tentang latar belakang kenapa mata kuliah ini lahir dan penting untuk dibahas dalam perkuliahan. Ada persoalan akademis, persoalan psikologis paedagogis, persoalan pendekatan, serta persoalanpersoalan realistis di lapangan sehingga PLSBT penting untuk dipelajari. PLSBT sebagai bagian dari mata kuliah umum tentu saja membawa missi sesuai dengan hakekat pendidikan umum, yang salah satunya pengembangan aspek kepribadian, dalam hal ini PLSBT ingin membawa para mahasiswa memiliki kepekaan, kesadaran terhadap masalah-masalah lingkungan social budaya dan teknologi. Program Pendidikan Umum diharapkan menjadikan mahasiswa lebih peka dan lebih terbuka serta mempunyai rasa tanggung jawab sesuai dengan tingkat penalarannya. Mata Kuliah PLSBT membicarakan hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungannya (sosialbudaya-alam-teknologi). Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 3

9 Pengantar Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi LATAR BELAKANG PENDIDIKAN LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA DAN TEKNOLOGI (PLSBT) A. Latar Belakang Lahirnya PLSBT Mata Kuliah Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi (PLSBT) merupakan salah satu Mata Kuliah Umum (MKU) dengan bobot 2 sks, yang merupakan hasil gabungan (fusi) dari mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar (IAD), Ilmu Sosial Dasar (ISD) dan Ilmu Budaya Dasar (IBD). Mengapa PLSTB mucul? Pernyataan ini menyangkut dasar pertimbangan munculnya MKU PLSTB. Dalam realita kehidupan sehari-hari dijumpai kompleksitas masalah kealaman, masalah sosial, dan masalah yang ditimbulkan dari efek ilmu dan teknologi. Masalah social ekonomi misalnya, kenapa masalah pedagang kaki lima, kemacetan menjadi masalah masalah yang tidak kunjung selesai. Sudah banyak dibicarakan dan dibahas, tetapi lebih kepada pemecahan yang bersifat parsial atau tidak utuh. Kemudian timbullah pertanyaan, mata kuliah apa yang paling tepat untuk mengatasi kompleksitas masalah-masalah tersebut? Berangkat dari berbagai pandangan, sebagai jawabannya lahirlah mata kuliah PLSTB. Dengan perkataan lain,plstb merupakan studi (telaah) terhadap masalah-masalah kealaman.sosial, dan kejiwaan secara scientific-comprehensive-general-integral-interdisciplinary-empiric dalam perspektif pendidikan untuk di carikan alternatif pemecahannya. Permasalahan pokok yang igin di carikan pemecahannya melalui studi PLSTBini adalah masalah kealaman, masalah sosial,dan masalah kebudayaan. Secara umum.ketiga masalah itulah yang pada tahap kompleksitas permasalahan di hadapi umat manusia saat ini. Melalui mata kuliah PLSTB, permasalahan kealaman, sosial, dan kebudayaan, tidak hanya di dekati dari segi pencarian alternatif pemecahan permasalahannya saja, tetapi juga dari segi pendidikannya (pendidikan PLSTB) yang ingin/handak menanamkan kapada mahasiswa sebagai peserta didik fungsi/tujuan pokok pendidika, yaitu ranah pengetahuan/kognitif/cognitive domain, ramah sikap/ apektif /affective domain, ranah psikomotorik/keterampilan/psycomotor skill domain (taxonomi Bloom), dan ranah kemauan/konatif /conative domain yang bermuatan,berlandaskan, dan bersumber pada norma, moral, mental, dan ilai yang di junjung tinggi dalam peradaban (civilization) manusia. (Astim Riyanto,2000) Dengan usaha sadar ranah-ranah pengetahuan,kemauan, sikap, dan keterampilan melalui pendidikan dalam kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan (lihat pasal 1 angka 1 Undang Undang RI Nomor 2 Tahun 1989 Tanggal 27 Maret 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional) diharapkan keluaran/lulusan (out put) perguruan tinggi akan memiliki kepedulian terhadap masalah-masalah kealaman, sosial, dan kejiwaan yang di dukung kemauan dan kamampuan relative memadai secara bertanggung jawab bisa memberi komtribusi berarti dalam usaha pemerintah dan masyarakat sekitarnya. 4 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

10 Pengantar Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi Pemecahan masalah kealaman, sosial, dan kebudayaan tersebut di atas antara lain ditugaskan melalui Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi PLSBT). Hal itu sesuai dengan rumusan : Education is concerned both whit the development of individual and with the welfare of this society (Arden N. Frandsen, 1957 : 2). Sejauh ini para ilmuan sepakat bahwa semua ilmu lahir dari ilmu filsafat. Dari hasil pemikiran manusia yang menyeluruh, mendasar, dan spekulatif berupa filsafat lahirlah tiga rumpun ilmu : 1. Ilmu Ilmu Kealaman (IIK). 2. Ilmj Ilmu Soasial (IIS). 3. Ilmu Ilmu Budaya (IIB). Dari ketiga rumpun ilmu di atas di perguruan tinggi di wujudkan menjadi tiga MKU, yaitu : 1. Ilmu Alamiah Dasar (IAD) di turunkan dari IIK. 2. Ilmu Sosial Dasar (ISD) di turunkan dari IIS. 3. Ilmu Budaya Dasar (IBD) diturunka dari IIB. Tugas ketiga MKDU tersebut adalah : IAD -Bertugas menawarkan alternatif pemecahan masalah yang timbul dalam lingkup kealaman,misalnya banjir,pencemaran / polusi (pollution), dan sebagainya dengan menggunakan pendekatan interdisipliner/multidisipliner terutama dalam lingkup rumpun IIK. ISD - Bertugas menawarkan alternatif pemecahan masalah yang timbul dalam lingkup social, misalya kriminalitas, kemacetan lalulintas, dan sebagainya dengan menggunakan pendekatan interdisipliner / multidisipliner terutama dalam lingkup rumpun IIS. IBD -Bertugas menawarkan alternatif pemecahan masalah yang timbul dalam lingkup kebudayaan kejiwaan, misalnya mentalitas disiplin dan sebagainya dengan menggunakan pendekatan/multidisipliner terutama dalam lingkup rumpun IIB. Mata Kuliah Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi (PLSBT) merupakan salah satu Mata Kuliah Umum (MKU) yang merupakan hasil gabungan (fusi) dari mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar (IAD), Ilmu Sosial Dasar (ISD) dan Ilmu Budaya Dasar (IBD). Muncul dan pentingnya mata kuliah PLSBT secara garis besarnya menurut Riyanto (2000: 26) didukung oleh dua latar belakang, yaitu: 1. Perkembangan ilmu pengetahuan yang dari waktu ke waktu semakin cepat, banyak dan terspesialisasi. 2. Perkembangan masyarakat yang dari waktu ke waktu semakin kompleks, ruwet, rumit dan pelik. Perkembangan ilmu pengetahuan dari waktu ke waktu yang akselerasinya cenderung semakin cepat dan terspesialisasi tersebut, tentu saja membawa dampak terhadap kehidupan manusia. Sehingga kadang-kadang kita melihat percepatan perkembangan ilmu pengetahuan tersebut membuat masyarakat kita terjadinya culture shock. Menghadapi dilema penerapan ilmu pengetahuan, disatu puhak kita meraih keberuntungan dari penerapannya, namun dilain pihak kita menghadapi masalah lingkungan sebagai akibat dari penerapan tadi, kebutuhan kita menjadi tiga kali lipat. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 5

11 Pengantar Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi Pertama kita harus menguasai teknologi untuk mempertahankan hidup. Kedua, wajib berusaha menstabilkan penduduk untuk menghindarkan terjadinya ledakan. Ketiga, kita wajib mengembangkan pranata sosial yang mengatur kehidupan yang produktif, stabil dan damai dalam ekosistem yang seimbang serta lestari. Oleh karena itu, meskipun menurut etika ilmiah dinyatakan bahwa ilmu pengetahuan itu netral, pada penerapannya kita wajib melandaskan pada nilai yang menjamin kehidupan manusiawi sesuai dengan hukum-hukum keseimbangan dan kelestarian. Kita wajib menghindarkan diri dari prilaku, perbuatan dan tindakan serakah yang menghancurkan kelestarian lingkungan. Kita wajib sadar dan waspada bahwa semua mahluk termasuk alam memiliki keterbatasan. Jika batas tadi, terutama daya dukungnya terlampaui, maka bencanalah yang kita alami. Dengan demikian, pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan itu tidak hanya diarahkan kepada pemanfaatan alam dengan sumber dayanya tanpa rencana, melainkan juga wajib diarahkan kepada sumber daya tersebut tetap lestari dan seimbang. Ilmu Pengetahuan sebagai pruduk budaya, dalam pengembangan dan penerapanya, menuntut tanggung jawab. Penerapan dan pemanfaatannya itu wajib diarahkan kepada peningkatan kesejahteraan hidup termasuk kelestarian alam lingkungannya, bukan justru sebaliknya untuk membunuh umat manusia serta merusak alam lingkungan tadi. ilmu pengetahuan dikembangkan dan diterapkan untuk diabdikan kepada kesejahteraan umat manusia, kehidupan mahluk pada umunya dan keseimbangan serta kelestrarian alam lingkungan. Dengan demikian, ilmu pengetahuan ini tidak hanya menjadi alat pemuas kebutuhan manusia, melainkan juga sebagai sarana pengabdi kepada kehidupan pada umumnya dan pada akhirnya sebagai wahana bersyukur nikmat kepada AL Kholik yang maha kuasa. Perkembangan masyarakat yang dari waktu ke waktu semakin kompleks, ruwet, rumit dan pelik; banyak menimbulkan masalah, sehingga perlu dengan seksama mencermatinya; kadang-kadang masyarakat kita stress, sensitif dalam dinamika kehidupannya. Sebagai contoh : hanya masalah tersenggolnya seseorang di jalan, nyawa begitu mudahnya hilang; begitupun masalah urbanisasi dari masyarakat desa ke kota yang berdampak kompleks terhadap penyediaan lapangan kerja, perumahan, pendidikan, kesejahteraan, keamanan dan lain-lain sebagainya. Dengan demikian PLSBT berfungsi untuk merekat dan melahirkan kebersamaan dalam hal memecahkan masalah-masalah dalam berbagai disiplin ilmu. B. PLSBT sebagai Komponen Mata Kuliah Umum (MKU) Menghadapi masalah-masalah dalam penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi, demikian pula untuk memenuhi tuntutan masayarakat dan negara, maka diselenggarakan program-program pendidikan umum. Adapun tujuan Pendidikan Umum/MKU adalah menghasilkan warga negara sarjana atau keluaran/lulusan (out put) perguruan tinggi lainnya yang berkualifikasi sebagai berikut : 1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bersikap dan bertindak sesuai dengan ajaran agamanya dan memiliki tenggang rasa terhadap pemeluk agama lainnya. 2. Berjiwa Pancasila, sehingga segala keputusan serta tindakannya mencerminkan pengamalan nilai-nilai Pancasila dan memiliki kepribadian yang tinggi, yang mendahulukan kepentingan nasional dan kemanusiaan sebagai sarjana atau lulusan perguruan tinggi Indonesia. 6 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

12 Pengantar Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 3. Memiliki wawasan yang komprehensif dan pendekatan integral dalam menyikapi permasalahan kehidupan sosial, ekonomi, hukum, pendidikan dan pertahanan keamanan. 4. Memiliki wawasan budaya yang luas tentang kehidupan bermasyarakat dan secara bersama-sama berperan serta dalam pelestariannya (Astim Riyanto, 2000 : 3-4). Dengan demikian, Mata Kuliah Umum (MKU) lebih menitik-beratkan pada usaha untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa. Dengan kemampuan ini diharapkan mahasiswa dapat memiliki pengetahuan sehingga mampu menunjukkan sikap, tingkah laku dan tindakannya yang mencerminkan kepriabdian Indonesia; memahami dan mengenal nilai-nilai keagamaan, lingkungan, kemasyarakatan dan kenegaraan serta memiliki pandangan yang luas dan kepekaan terhadap berbagai masalah yang dihadapi masyarakat Indonesia. Pembentukan dan pengembangan kepribadian serta wawasan perhatian, pengetahuan dan pemikiran mahasiswa mengenai berbagai gejala yang ada dan timbul dalam lingkungan, khususnya gejala-gejala berkenaan dengan masyarakat dan lingkungan agar daya tanggap, persepsi dan penalaran berkenaan dengan : a. Meningkatkan kesadaran diri selaku makhluk Tuhan dalam mendekatkan diri kepadanya, melalui hubungan sesama manusia dan lingkungan alam; b. Meningkatkan kesadaran diri selaku makhluk sosial, budaya dan bagian yang tak terpisahkan dari alam sekitarnya; c. Meningkatkan kesadaran lingkungan dalam mengembangkan kehidupan yang selaras, serasi dan seimbang dengan lingkungan hidup; d. Meningkatkan melek IPTEK dalam menerapkannya secara selaras, serasi dan seimbangan dengan lingkungan hidup, untuk mempertahankan kelestarian kehidupan umat manusia serta kehidupan pada umumnya; e. Meningkatkan kepekaan dan keterbukaan terhadap masalah-masalah lingkungan, sosial, budaya dan teknologi; serta bertanggung jawab dalam memecahkan masalah tersebut (Hasil Seminar dan Lokakarya Mata Kuliah PLSBT IKIP Bandung, 1995 : 3-4). Dari tujuan tersebut di atas merupakan deskripsi sajian dalam mata kuliah Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi (PLSBT) yang diharapkan dapat berfungsi sebagai pembekalan pengetahuan dan kesadaran untuk mewujudkan nilainilai yang ada dalam lingkungan masyarakat. Astim Riyanto (2000 : 21) mengemukakan bahwa Mata Kuliah PLSBT merupakan studi (telaah) terhadap masalah-masalah kealaman, sosial, dan kejiwaan secara scientific-comprehencive-general-integral-interdisciplinary-empiric dalam perspektif pendidikan untuk dicarikan alternatif pemecahannya. Walaupun penyelenggaraan mata kuliah PLSBT di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) telah berlangsung dan telah ada deskripsi dari mata kuliah tersebut, tetapi pedoman dan petunjuk secara khusus yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi pertumbuhan dan perkembangan paradigma baru UPI sebagai Universitas yang memproduksi tenaga pendidikan dan non pendidikan; masih diperlukan pedoman sebagai pegangan bagi dosen dan mahasiswa yang lebih terperinci. Hal ini mengingat mata kuliah PLSBT memiliki ciri-ciri tersendiri dan mencakup ruang lingkup yang lebih luas. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 7

13 Pengantar Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi Program Pendidikan Umum diharapkan menjadikan mahasiswa lebih peka dan lebih terbuka serta mempunyai rasa tanggung jawab sesuai dengan tingkat penalarannya. Mata Kuliah PLSBT membicarakan hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungannya (sosial-budaya-alam-teknologi). Hubungan ini dapat diwujudkan dalam strategi pembelajarannya yang tidak terlalu menekankan pada aspek kognitif-teoritik dan keterampilan motorik, melainkan lebih menekankan pada aspek konatif; pembinaan moral-mental-nilai dan makna dari kajiannya (Orientasi Perkuliahan PLSBT-MKDU, 1999 :2). Jadi ia berperanan untuk menghadapi masalah-masalah lingkungan, sosial, budaya dan teknologi yang dihadapi oleh masyarakat; sehingga kepekaan mahasiswa pada lingkungannya menjadi lebih tanggap. Dengan demikian diharapkan dengan mata kuliah PLSBT dapat membantu persepsi, penalaran dan kepribadian mahasiswa agar memperoleh wawasan yang lebih luas dan komprehensip terhadap permasalahan lingkungan sosial, budaya dan teknologi. Agar upaya dan langkah yang diambil berhasil guna; tidak hanya berupa pedoman dan pokok-pokok bahasan serta satuan acara perkulihan, tetapi perlu dibantu oleh sarana-sarana yang menunjang; berupa buku-buku sumber yang memadai yang memberikan gambaran deskriptif analitis. 1. Jelaskan apa yang melatarbelakangi lahirnya mata kuliah Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi? 2. Jelaskan mengapa PLSBT termasuk dalam rumpun mata kuliah umum? Rambu Rambu Jawaban Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut di atas anda harus mempelajari terlebih dahulu topik tentang latar belakang lahirnya PLSBT dan PLSBT sebagai MKU. Dalam topik tersebut dijelaskan bahwa muncul dan pentingnya mata kuliah PLSBT secara garis besarnya didukung oleh dua latar belakang, yaitu: (1) Perkembangan ilmu pengetahuan yang dari waktu ke waktu semakin cepat, banyak dan terspesialisasi. (2). Perkembangan masyarakat yang dari waktu ke waktu semakin kompleks, ruwet, rumit dan pelik. Program Pendidikan Umum diharapkan menjadikan mahasiswa lebih peka dan lebih terbuka serta mempunyai rasa tanggung jawab sesuai dengan tingkat penalarannya. Mata Kuliah PLSBT membicarakan hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungannya (sosial-budaya-alam-teknologi). 8 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

14 Pengantar Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi Mata kuliah PLSBT dilatabelakangi oleh perlunya menggabungkan mata kuliah dari rumpun ilmu-ilmu social dasar (ISD), Ilmu-ilmu budaya dayar (IBD), dan ilmu alamiah dasar (IAD). Hal ini didorong juga oleh dua hal, yaitu : (1). perkembangan ilmu pengetahuan yang dari waktu ke waktu semakin cepat, banyak dan terspesialisasi. (2).Perkembangan masyarakat yang dari waktu ke waktu semakin kompleks, ruwet, rumit dan pelik. Tujuan PLSBT ialah : Meningkatkan kesadaran diri selaku makhluk Tuhan dalam pendekatkan diri kepadanya, melalui hubungan sesama manusia dan lingkungan alam; Meningkatkan kesadaran diri selaku makhluk sosial, budaya dan bagian yang tak terpisahkan dari alam sekitarnya; Meningkatkan kesadaran lingkungan dalam mengembangkan kehidupan yang selaras, serasi dan seimbang dengan lingkungan hidup; Meningkatkan melek IPTEK dalam menerapkannya secara selaras, serasi dan seimbangan dengan lingkungan hidup, untuk mempertahankan kelestarian kehidupan umat manusia serta kehidupan pada umumnya; Meningkatkan kepekaan dan keterbukaan terhadap masalah-masalah lingkungan, sosial, budaya dan teknologi; serta bertanggung jawab dalam memecahkan masalah tersebut Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan cara memberikan tanda silang pada huruf di depan kemungkinan jawaban yang tersedia! 1. PLSBT merupakan singkatan dari : a. Pendidikan lingkungan soiologi biologi dan teknokrasi. b. Pengajaran lingkungan social budaya dan teknologi c. Pendidikan lingkungan social budaya da teknologi d. Pengajaran lingkungan social budaya dan teknokrasi e. Pendidikan lingkungan alam sosial kemasyarakatan dan teknologi. 2. Salah satu latar belakang lahirnya PLSBT, karena : a. Kurangnya pendidikan lingkungan di tingkat persekolahan khususnya sekolah dasar. b. Terbatasnya mahasiswa yang ahli dan bertanggung jawab dalam bidang lingkungan, social budaya dan teknologi. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 9

15 Pengantar Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi c. Perkembangan ilmu pengetahuan yang dari waktu ke waktu semakin cepat, banyak dan terspesialisasi. d. Kurangnya bimbingan praktis bagaimana memahami, menerapkan dan mengambil kebijakan dalam bidang lingkungan social budaya dan teknologi. e. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam bidang lingkungan social budaya dan teknologi. 3. Yang bukan merupakan tujuan PLSBT adalah : a. Meningkatkan kesadaran diri selaku makhluk Tuhan dalam pendekatkan diri kepadanya, melalui hubungan sesama manusia dan lingkungan alam; b. Meningkatkan kesadaran diri selaku makhluk sosial, budaya dan bagian yang tak terpisahkan dari alam sekitarnya; c. Meningkatkan kemampuan berpikir mahasiswa dalam memecahkan masalah PLSBT sehingga menjadi pengambil kebijakan yang kritis. d. Meningkatkan kesadaran lingkungan dalam mengembangkan kehidupan yang selaras, serasi dan seimbang dengan lingkungan hidup; e. Meningkatkan melek IPTEK dan menerapkannya secara selaras, serasi dan seimbangan dengan lingkungan hidup, untuk mempertahankan kelestarian kehidupan umat manusia serta kehidupan pada umumnya; 4. Mata Kuliah Umum (MKU) lebih menitik-beratkan pada usaha untuk: a. mengembangkan kepribadian mahasiswa. b. Mengembangkan minat umum mahasiswa. c. Mengembangkan minat khusus mahasiswa. d. Mengembangkan ketrampilan mahasiswa e. Mengembangkan minat politik mahasiswa. 5. PLSBT dilatarbelakangi oleh perlunya menggabungkan mata kuliah dari rumpun : a. Ilmu-ilmu Kesenian, Ilmu ilmu terapan, dan ilmu eksakta b. Ilmu-ilmu sosial dasar, Ilmu-ilmu budaya dayar, dan ilmu alamiah dasar. c. Ilmu sosial kemasyarakatan, ilmu murni, dan ilmu-ilmu budaya dasar. d. ilmu-ilmu sosial dasar, Ilmu-ilmu budaya dayar, dan ilmu alamiah dasar, dan ilmu-ilmu terapan. e. ilmu sosial kemasyarakatan, ilmu murni, ilmu terapan, dan ilmu-ilmu budaya dasar. 10 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

16 Pengantar Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi Cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif 1 yang ada pada bagian belakang bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1 Rumus: Jumlah Jawaban Anda yang benar Tingkat Penguasaan = x 100 % 5 Arti Tingkat Penguasaan : 90 % % = Baik Sekali 80 % - 89 % = Baik 70 % - 79 % = Cukup < 69 % = Kurang Kalau Anda mencapai tingkat penguasaan 80 % ke atas, Anda telah berhasil menyelesaikan kegiatan pembelajaran ini. Bagus! Akan tetapi apabila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum anda kuasai. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 11

17 Pengantar Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi RUANG LINGKUP STUDI PLSBT Apakah anda memahami apa bedanya mata kuliah disiplin ilmu dan bidang kajian? Termasuk yang manakah PLSBT? PLSBT mata kuliah yang mengkaji permasalahan kehidupan yang berkaitan dengan lingkungan, sosial, budaya, dan teknologi. Karena itu PLSBT bukanlah mata kuliah disiplin ilmu yang lebih menekankann kepada pengembangan ilmu secara akademik, melainkan berusaha mengkaji masalahmasalah kemasyarakatan dengan menggunakan berbagai disiplin ilmu. Dengan penjelasan di atas, maka dalam strategi belajar mengajar dan kegiatan belajar mengajarnya, tidak terlalu menekankan pada aspek kognitif teoretik dan keterampilan motorik, melainkan lebih menekankan pada aspek konatif, pembinaan moral-mental-nilai, dan makna dari kajiannya. Namun demikian konsep, asas dan materi ilmu yang terlibat dalam PLSBT itu, menjiwai pokok-pokok bahasannya. Untuk melihat lebih dekat pada hakikat PLSBT serta ilmu apa saja yang menjiwai-nya perlu kiranya memperhatikan rincian berikut : 1. Pendidikan : Proses pendewasaan, pengembangan kepri badian. 2. Lingkungan : Aspek interaksi antara makhluk hidup, terutama manusia dengan lingkungannya, yang merupakan kajian ekologi, termasuk ke dalamnya kajian ekologi manusia. 3. Sosial : Aspek interaksi sosial dan proses sosial yang merupakan kajian sosiologi, psikologi sosial, dan bidang ilmu sosial lainnya. 4. Budaya : Aspek budaya yang merupakan hasil ung kapan dan pengembangan akal budi manusia dengan prosesnya, yang merupakan kajian antropologi, khususnya antropologi budaya dan bidang humaniora. 5. Teknologi : Salah satu unsur budaya yang merupakan penerapan praktis ilmu pengetahuan yang membawa dampak kemajuan kesejahteraan (positif) dan ketimpangan (negatif) dalam kehidupan manusia. A. Ruang Lingkup Studi PLSBT. Memperhatikan rincian di atas, perkuliahan PLSBT melibatkan berbagai ilmu, baik yang tergabung dalam ilmu ilmu sosial, ilmu ilmu kealaman maupun humatitis. Oleh karena itu, pendekatan yang digunakan dalam mata kuliah PLSBT adalah pendekatan multidispliner dan interdisipliner. atau paling tidak mutliaspek atau multidimentional. Untuk mengembangkan materi dari tema-tema di atas dapat bertitik tolak dari konsep lingkungan, budaya (teknologi) maupun sosial. 12 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

18 Pengantar Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi Sebagai mata kuliah dasar umum, Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi (PLSBT) bertujuan : 1. Meningkatkan kesadaran diri selaku makhluk Tuhan dalam mendekatkan diri kepadanya melalui hubungan sesama manusia dan lingkungan alam; 2. Meningkatkan kesadaran diri selaku makhluk sosial, budaya dan bagian yang tak terpisahkan dari alam sekitarnya; 3. Meningkatkan kesadaran lingkungan dalam mengembang-kan kehidupan yang selaras, serasi, dan seimbang dengan lingkungan hidup; 4. Meningkatkan melek IPTEK dalam menerapkannya secara selaras, serasi, dan seimbang dengan lingkungan hidup untuk mempertahankan kelestarian kehidupan umat manusia serta kehidupan pada umumnya; 5. Meningkatkan kepekaan dan keterbukaan terhadap masa-lah-masalah lingkungan, sosial, budaya dan teknologi serta bertanggung jawab dalam memecahkan masalah tersebut. Untuk mencapai tujuan di atas mata kuliah Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi (PLSBT) materinya mencakup topik-topik inti sebagai berikut : 1. Manusia sebagai Individu yang menerapkan pendekatan biologi (aspek fisik-biologi) dan psikologi (aspek potensi mental-psikologi) dan agama dalam mengungkapkan kela-hiran individu yang akan mengembangkan potensinya. Manusia dalam Kontek Sosial atau manusia sebagai makhluk sosial yang menerapkan pendekatan sosiologi, dan psikologi dalam mengungkapkan perkembangan individu mulai dari satuan keluarga, masyarakat sampai ke satuan yang lebih luas. Dalam pokok bahasan ini ditelaah interaksi sosial, proses sosial sampai pada perkembangan mental psikologinya. 2. Manusia dalam Kontek Budaya atau Manusia sebagai Makhluk Budaya yang menerapkan pendekatan antropologi budaya, psikologi sosial, ilmu ekonomi, ilmu politik, dan lain-lain. Dalam pokok bahasan ini ditelaah perilaku budaya manusia dengan segala perangkat, proses dan permasalahan-nya. 3. Manusia dalam Kontek Alam atau manusia sebagai Bagian dari Alam yang menerapkan pendekatan biologi, geografi fisikal, dan agama. Dalam bahasan ini ditelaah hakikat alam raya, kedudukan manusia di alam raya, dan manusia selaku makhluk Tuhan Yang Maha Esa terikat oleh hukum Alam (sunnatullah). 4. Manusia dalam Kontek Lingkungan, baik dalam lingkungan alam (biotik, abiotik) maupun dalam lingkungan sosial dan lingkungan budaya. Pendekatan yang diterapkan meliputi pendekatan ekologi sebagai sub disiplin biologi, ekologi manusia, dan ekologi budaya. 5. Sumberdaya Manusia (SDM) yang menerapkan pendekatan psikologi sosial, agama, sosiologi, dan antropologi budaya. Dalam pokok bahasan ini ditelaah keunikan pribadi manu-sia (kepribadian), kemampuan intelektual dalam menerap-kan dan memanfaatkan IPTEK, dan masalah-masalah sosial sebagai ulah perilaku manusia. Dalam hal ini perlu dike-mukakan alternatif-alternatif pemecaham masalah dengan jenis serta bobot masalahnya. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 13

19 Pengantar Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi Pengkajian PLBT masuk ke dalam kajian ilmiah (scientific), tetapi berada pada tataran kajian (studi) dan pengetahuan (knowledge), bukan pada tataran disiplin ilmu (science) tertentu seperti ekologi, psikologi, sosiologi, atau biologi. Pengetahuan masih bersifat umum, sedangkan ilmu sudah bersifat khusus apalagi untuk disiplin ilmu tertentu. Disiplin ilmu itu semakin mengerucut, semakin tajam, semakin menkhususkan pada objek yang lebih special (khusus). PLSBT adalah sebuah kajian atau sebuah studi tentang masalah-masalah lingkungan social budaya dan teknolgi. Pemahaman tentang kajian dalam konteks PLSBT penting untuk mendudukkan dimana letak PLSBT dalam konteks kajian keilmuan. Ilmu sangat penting untuk dipelajari, dibina, dan dikembangkan untuk mencapai kehidupan manusia yang lebih baik. Karena PLSBT sebuah kajian, maka ia menyangkut seluruh disiplin yang ada dan relevan sepanjang permasalahan yang ada. Karena itu, dalam mengkaji permasalahan yang timbul dalam PLSBT akan melibatkan banyak displin ilmu, paling tidak akan melibatkan dari berbagai dimensi atau sisi kehidupan. (Astim Riyanto,2000) B. Pengertian dan Persyaratan Ilmu Secara sederhana ilmu adalah pengetahuan yang sudah tersusun, diklasifikasikan, diorganisasi, disistematisasi, dan diinterpretasi yang menghasilkan kebenaran objektif yang sudah diuji dan dapat diuji ulang secara ilmiah (Astim Riyanto, 2000). Sementara pengetahuan, adalah segala sesuatu atau hal yang diketahui melalui tangkapan pancaindera, intuisi, dan firasatnya. Oleh karena itu tidak semua pengetahuan adalah ilmu, tetapi semua ilmu adalah pengetahuan. Setiap ilmu membatasi diri pada salah satu bidang kajian tertentu. Dia lebih mengkhususkan diri pada kejelasan konsep yang dikajinya lebih khusus, lebih sempit, dan lebih mendalam. Berdasarkan pandangan filsafat ilmu, sesuatu dikatakan ilmu bila memenuhi syarat secara ontologis, epistemologis, dan aksiologis. 1. Setiap ilmu memenuhi syarat secara secara ontologis, apabila ilmu tersebut memiliki objek studi yang jelas. Objek yang dijadikan bahan studi hendaknya dapat diidentifikasi, dapat diberi batasan- batasan, dan dapat diuraikan sifat-sifatnya yang esensial. Objek studi itu hendaknya tidak identik dengan objek studi dari ilmu lain, bukan pinjaman dari ilmu lain. (Riyanto, 2000). Ia haruslah mandiri, tidak tergtantung kepada ilmu lain. 2. Sebuah ilmu memenuhi syarat secara epistemology, bila ilmu tersebut mempunyai pendekatan dan metodologinya sendiri mengenai bagaimana atau dengan cara apa ilmu itu disusun, dibinan, dan dikembangkan. Sudah sepantasnya bahwa pendekatan dan metode yang digunakan cocok dengan sifat-sifat hakiki dari objek studinya sendiri. 3. Sebuah ilmu memenuhi syarat secara aksiologi, bila ilmu tersebut dapat menunjukkan nilai-nilai teoritis, hukum-hukum, generalisasi, kecenderungan umum, konsep-konsep dan kesimpulan yang logis, sistematis, dan saling berkaitan. Di dalam teori atau konsep itu tidak terdapat kekacauan atau kesemrawutan pikiran, atau pertentangan kontradiktif di antara satu dengan yang lainnya. (Astim Riyanto,2000). 14 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

20 Pengantar Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi Syarat-syarat sebuah ilmu terpenuhi menjadi sebuah ilmu yang berdiri sendiri, apabila telah memiliki ketentuan sebagai berikut: 1. Memiliki objek tertentu. 2. Memiliki metode atau cara kerjanya tertentu ( bisa bersifat deduksi atau induksi). 3. Tersusun secara sistematis. 4. Urainnya logis. 5. Bersifat universal. 6. Memiliki pengertian-pengertian khusus. 7. Memiliki masyarakat ahli (community scholar) atau pakar ilmu tersendiri. Setiap ilmu memiliki objek tertentu. Objek ilmu itu ada yang material dan ada yang formal. Objek material beberapa ilmu bisa sama, tetapi objek formal setiap ilmu tidak mungkin sama. Misalnya, semua ilmu-ilmu social seperti sosiologi, hukum atau ekonomi, objek materialnya sama, yaitu mempelajari tentang perilaku manusia (behavioral science), tetapi objek formalnya tidak sama atau berbeda. Apabila objek formal suatu ilmu sama dengan ilmu lainnya, maka itu berarti salah satu ilmu tersebut belum berdiri sendiri. Objek formal dari ilmu yang berada dalam rumpun ilmu-ilmu social adalah sebagai berikut: 1. Objek formal sosiologi ialah aspek relasi antar manusia dalam konteks sosialnya. Sosiologi adalah studi ilmiah tentang kehidupan social manusia, yang memusatkan perhatiannya pada kehidupan kelompok dan produk kelompok tersebut. 2. Antropologi objek formalnya ialah aspek fisik dan budaya manusia dalam konteks sosialnya. Antropologi ilmu yang meneliti berbagai peninggalan budaya-budaya zaman dahulu. 3. Objek formal ilmu ekonomi ialah aspek kebutuhan material manusia dalam konteks sosialnya. Ekonomi berpusat pada penggunaan sumber dan benda ekonomi secara lebih efektif dan efisien berdasarkan kalkulasi yang bertanggung jawab, umpamanya pola konsumsi masyarakat. 4. Ilmu hukum objek formalnya ialah perilaku manusia yang berhubungan dengan masalah keteraturan (order) dalam konteks sosialnya. Dalam ilmu hukum dibahas bagaimana perilaku manusia dalam menciptakan hidup yang tertib dan berkeadilan. 5. Ilmu Komunikasi objek formalnya ialah aspek pernyataan manusia dalam konteks sosialnya. Komunikasi adalah proses penyampaian pesan(message) oleh pemberi pesan (sender) dan diterima oleh si penerima pesan (receiver). Dalam mengirimkan pesan si sender (pemberi pesan melakukan proses pemilihan symbol atas pesan yang ingin disampaikan (encoding), sedangkan si penerima pesan menafsirkan symbol pesan yang yang diterimanya (decoding). 6. Ilmu politik objek formalnya ialah aspek kekuasaan, yaitu bagaimana manusia mendapatkan kekuasaan, mempertahankan kekuasaan, dan mendistribusikan kekuasaan. Dalam ilmu politik focus pembahasan berkenaan dengan masalah Negara dan pemerintahan, pengambilan kebijaksaan umum (public policy), dan partai politik. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 15

21 Pengantar Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi Objef formal dari ilmu-ilmu yang berada dalam lingkup ilmu-ilmu kealaman (IIK), yaitu: 1. Astronomi objek formalnya ialah tentang perkembangan benda-benda yang ada di angkasa, seperti bulan, matahari, bintang serta planet. 2. Objek formal arkeologi yaitu mengkaji tentang benda-benda purbakala pada masa lalu. 3. Matematika bukanlah merupakan ilmu, melainkan cara berpikir deduktif sebagai sarana dalam kegiatan berbagai disiplin ilmu. Objek telaahannya ialah mengenai aritmatik, geometri, teori bilangan, aljabar, trigonometri, geometri analitik, persamaan diferensial, kalkulus, topologi, geometri non Euclid, teori fungsi probabilitas dan statistika, logika, matematis (tentang ilmu yang kaitannya dengan hitungan). 4. Objek formal ilmu fisika, yaitu mengenai zat, gerak, ruang, dan waktu (keempat komponen ini bersifat absolute) dalam konteks kealaman. Fisika merupakan ilmu teoritis yang dibangun atas system penelaran deduktif yang meyakinkan serta pembuktian induktif yang mengesankan. 5. Biologi objek formalnya ialah mahluk hidup dan organisme dalam kenteks kealaman. Biologi adalah ilmu hayat yang khusus meneliti mahluk hidup seperti manusia, hewan, dan tumbuhan. Objek formal dari ilmu ilmu yang berada dalam lingkup ilmu-ilmu budaya (humaniora)/humanities, adalah sebagai berikut: 1. Filsafat sebagai ilmu merupakan cara berpikir yang kontemplatif (perenungan), radikal (mendalam sampai ke akar-akarnya), sistematis, dan universal. 2. Bahasa objek formalnya kelompok manusia yang menggunakan bahasa tersebut dalam konteks lingkungan social budaya. 3. Psikologi objek formalnya tentang jiwa manusia, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya. 1. Apakah PLSBT suatu disiplin ilmu atau bukan? Jelaskan! 2. Jelaskan ruang lingkup pembahasan PLSBT ( materi lingkungan, social, budaya, dan teknologi)? 3. Apa yang disebut disiplin ilmu? 4. Apa saja syarat-syarat disiplin ilmu? 5. Jelaskan objek-objek kajian dari masing disiplin ilmu baik yang termasuk dalam rumpun IIS, IIK, dan IIB! Petunjuk Jawaban Latihan Untuk mahir menjawab pertanyaan tersebut baca dan pahami topic tentang ruang lingkup PLSBT dan syarat-syarat disiplin ilmu. PLSBT bukan suatu disiplin ilmu karena PLSBT tidak memenuhi syarat sebagai suatu disiplin ilmu, tetapi sebuah kajian (studi) 16 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

22 Pengantar Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi tentang masalah-masalah social budaya dan teknologi. Ruang lingkup studi PLSBT meliputi Manusia sebagai Individu yang menerapkan pendekatan biologi (aspek fisikbiologi) dan psikologi (aspek potensi mental-psikologi) dan agama..manusia dalam Kontek Sosial atau manusia sebagai makhluk sosial yang menerapkan pendekatan sosiologi, dan psikologi. Manusia dalam Kontek Budaya atau Manusia sebagai Makhluk Budaya yang menerapkan pendekatan antropologi budaya, psikologi sosial, ilmu ekonomi, ilmu politik, dan lain-lain. Dalam pokok bahasan ini ditelaah perilaku budaya manusia dengan segala perangkat, proses dan permasalahan-nya. Manusia dalam Kontek Alam atau manusia sebagai Bagian dari Alam. Manusia dalam Kontek Lingkungan, baik dalam lingkungan alam (biotik, abiotik) maupun dalam lingkungan sosial dan lingkungan budaya. Pendekatan yang diterapkan meliputi pendekatan ekologi sebagai sub disiplin biologi, ekologi manusia, dan ekologi budaya. Dalam pokok bahasan ini ditelaah keunikan pribadi manusia (kepribadian), kemampuan intelektual dalam menerapkan dan memanfaatkan IPTEK, dan masalah-masalah sosial sebagai ulah perilaku manusia. Ilmu adalah pengetahuan yang sudah tersusun, diklasifikasikan, diorganisasi, disistematisasi, dan diinterpretasi yang menghasilkan kebenaran objektif yang sudah diuji dan dapat diuji ulang secara ilmiah. Suatu disiplin ilmu harus memenuhi syarat secara ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Setiap ilmu memiliki objek kajiannya masing-masing. Ada yang disebut objek material dan objek formal. Objek material dari rumpun ilmu-ilmu adalah sama, tetapi yang membedakan tiap disiplin ilmu adalah objek formalnya. PLSBT adalah sebuah kajian, maka ia menyangkut seluruh disiplin yang ada dan relevan sepanjang permasalahan yang ada. Karena itu, dalam mengkaji permasalahan yang timbul dalam PLSBT akan melibatkan banyak displin ilmu, paling tidak akan melibatkan dari berbagai dimensi atau sisi kehidupan. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi (PLSBT) materinya mencakup topik-topik inti manusia sebagai mahluk individu, manusia sebagai mahluk social, manusia dalam konteks budaya, manusia dalam konteks lingkungan, dan manusia dalam konteks ilmu pengetahuan teknologi dan seni. Setiap ilmu memiliki objek tertentu. Objek ilmu itu ada yang material dan ada yang formal. Objek material beberapa ilmu bisa sama, tetapi objek formal setiap ilmu tidak mungkin sama. Dalam mengkaji permasalahn yang timbul dalam perkuliahan PLSBT melibatkan berbagai disiplin baik yang ada dalam rumpun ilmu-ilmu social, ilmu-ilmu kealaman, dan ilmu-ilmu budaya (humaniora). Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 17

23 Pengantar Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 1. Manakah pernyataan yang benar di bawah ini : a. PLSBT adalah sebuah disiplin ilmu yang mengkaji masalah-masalah lingkungan sosial budaya dan teknolgi. b. PLSBT adalah sebuah disiplin ilmu murni tentang masalah-masalah lingkungan sosial budaya dan teknolgi c. PLSBT adalah sebuah kajian atau sebuah studi tentang masalah-masalah lingkungan sosial budaya dan teknolgi. d. PLSBT adalah sebuah disiplin imu terapan tentang masalah-masalah lingkungan sosial budaya dan teknolgi. e. PLSBT adalah sebuah disiplin ilmu murni dan terapan tentang masalah-masalah lingkungan sosial budaya dan teknologi. 2. Ruang lingkup studi PLSBT adalah : a. Masalah-masalah kemasyarakatan yang berhubungan dengan masalah lingkungan social budaya dan teknologi. b. Masalah-masalah lingkungan khususnya masalah penanggulangan sampah. c. Semua permasalahan yang timbul yang disebabkan oleh perilaku manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. d. Masalah-masalah teknologi khususnya yang menimbulkan efek negative bagi kehidupan masyarakat. e. Masalah-masalah budaya khususnya yang berkaitan dengan masalah pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan. 3. Semua pernyataan tentang PLSBT di bawah adalah benar, kecuali : a. PLBT masuk ke dalam kajian ilmiah (scientific), tetapi berada pada tataran kajian (studi) dan pengetahuan (knowledge). b. PLSBT bukan pada tataran disiplin ilmu (science) tertentu seperti ekologi, psikologi, sosiologi, atau biologi. c. PLSBT adalah pengetahuan yang bersifat khusus, seperti ilmu tertentu. d. Disiplin ilmu itu semakin mengerucut, semakin tajam, semakin menkhususkan pada objek yang lebih special (khusus), berbeda dengan PLSBT. e. PLSBT adalah sebuah kajian atau sebuah studi tentang masalah-masalah lingkungan social budaya dan teknolgi. 4. Manakah pengertian ilmu yang benar: a. Secara sederhana ilmu adalah pengetahuan yang sudah tersusun, diklasifikasikan, namun belum diorganisasikan, disistematisasi, dan diinterpretasi yang menghasilkan kebenaran objektif yang sudah diuji dan dapat diuji ulang secara ilmiah. 18 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

24 Pengantar Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi b. ilmu adalah pengetahuan yang sudah tersusun, diklasifikasikan, namun belum diorganisasikan, disistematisasi, dan diinterpretasi yang menghasilkan kebenaran objektif yang sudah diuji dan tidak dapat diuji ulang secara ilmiah. c. ilmu adalah pengetahuan yang sudah tersusun, diklasifikasikan, namun belum diorganisasikan, disistematisasi, dan diinterpretasi yang menghasilkan kebenaran objektif yang sudah diuji. d. pengetahuan yang sudah tersusun, diklasifikasikan, diorganisasi, disistematisasi, dan diinterpretasi yang menghasilkan kebenaran objektif yang sudah diuji dan dapat diuji ulang secara ilmiah. e. pengetahuan yang sebagiannya sudah tersusun, diklasifikasikan, diorganisasi, disistematisasi, dan diinterpretasi yang menghasilkan kebenaran objektif yang sudah diuji dan dapat diuji ulang secara ilmiah. 5. Syarat-syarat sebuah ilmu terpenuhi menjadi sebuah ilmu yang berdiri sendiri, apabila telah memiliki ketentuan sebagai berikut, kecuali : a. Memiliki objek tertentu. b. Memiliki metode atau cara kerjanya tertentu ( bisa bersifat deduksi atau induksi). c. Tersusun secara sistematis. d. Urainnya logis. e. Bersifat parsial. 6. Setiap ilmu memenuhi syarat secara ontologis, apabila a. Memiliki kegunaan dalam masyaraklat b. Ilmu tersebut memiliki metodologi yang berbeda dengan disiplin ilmu yang lainnya. c. Ilmu tersebut memiliki objek studi yang jelas. d. Objek yang dijadikan bahan studi sulit diidentifikasi e. Memiliki nilai atau mamfaat. 7. Sebuah ilmu memenuhi syarat secara epistemology, bila ilmu tersebut a. Memiliki kegunaan dalam masyaraklat b. Ilmu tersebut memiliki metodologi yang jelas. c. Ilmu tersebut memiliki objek studi yang jelas. d. Objek yang dijadikan bahan studi sulit diidentifikasi e. Memiliki nilai atau mamfaat. 8. Objek formal ilmu hukum ialah a. perilaku manusia yang berhubungan dengan masalah kebutuhan hidup dalam konteks sosialnya b. perilaku manusia yang berhubungan dengan masalah interaksi dalam konteks sosialnya c. perilaku manusia yang berhubungan dengan masalah kejiwaan dalam konteks sosialnya Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 19

25 Pengantar Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi d. perilaku manusia yang berhubungan dengan masalah keteraturan (order) dalam konteks sosialnya. e. perilaku manusia yang berhubungan dengan masalah pendidikan dalam konteks sosialnya 9. Objek formal sosiologi ialah a. aspek relasi antar manusia dalam konteks sosialnya. b. aspek pernyataan manusia dalam konteks sosialnya. c. Aspek mahluk hidup yang ada di muka bumi. d. Aspek kejiwaan manusia dalam konteks sosialnya. e. Aspek peninggalan manusia dalam konteks sosialnya. 10.Biologi objek formalnya ialah a. mengenai aritmatik, geometri, teori bilangan, aljabar, trigonometri, b. mengenai zat, gerak, ruang, dan waktu dalam konteks kealaman. c. mahluk hidup dan organisme dalam kenteks kealaman d. masalah kebutuhan hidup dalam konteks kealaman e. masalah manusia dan hewan dalam konteks kealaman Cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif 2 yang ada pada bagian belakang bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 2 Rumus: Jumlah Jawaban Anda yang benar Tingkat Penguasaan = x 100 % 10 Arti Tingkat Penguasaan : 90 % % = Baik Sekali 80 % - 89 % = Baik 70 % - 79 % = Cukup < 69 % = Kurang Kalau Anda mencapai tingkat penguasaan 80 % ke atas, Anda telah berhasil menyelesaikan kegiatan pembelajaran ini. Bagus! Akan tetapi apabila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum anda kuasai. 20 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

26 Pengantar Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi PENDEKATAN DAN METODE PEMECAHAN MASALAH DALAM PLSBT Istilah pendekatan (approach) dan metode (methode) dalam dunia pendidikan sering kita gunakan, oleh karena itu istilah ini tidak asing lagi bagi anda.. PLSBT sebagai mata kuliah umum (MKU) menawarkan sejumlah pendekatan dan metode pemecahan masalah. Yang dimaksud pendekatan disini adalah penggunaan ilmu sebagai visi (vision) dalam memecahkan suatu masalah. Sementara itu, yang dimaksud dengan metode disini adalah cara kerja dalam memecahkan suatu masalah. Masalah di sini menjadi fokus dalam pemecahan masalah. Dalam kegiatan belajar ini akan dibahas sejumlah topik, yaitu: a. Macam-macam Pendekatan Pemecahan Masalah dalam PLSBT b. Metode Pemecahan Masalah c. Contoh Tinjauan Masalah Dalam PLSBT A. Pendekatan dan Metode Pemecahan Masalah PLSBT 1. Macam Macam Pendekatan Pemecahan Masalah Dalam mendekati suatu masalah yang kompleks menyangkut berbagai disiplin (dicipline) ilmu. Pemecahan masalah demikian tidak lagi bisa digunakan pendekatan satu ilmu tertentu (pendakatan monodisipliner) saja, melainkan dianjurkan untuk menggunakan pendekatan lebih dari satu ilmu. Pendekatan dalam pemecahan masalah dalam mata kuliah PLSBT adalah dengan menggunakan : pendekatan interdisipliner; pendekatan multidisipliner; pendekatan transdisipliner; pendekatan krosdisipliner atau paling tidak dengan menggunakan pendekatan multi aspek /pendekatan multi dimensi. a. Pendekatan monodisipliner Pendekatan dengan suatu ilmu sering disebut dengan pendekatan monodisipliner, sementara pendekatan dengan banyak ilmu lajim di sebut pendekatan disipliner/ multidisipliner. Pemecahan masalah LSBT tidak memungkinkan menggunakan pendekatan monodipliner karena masalahnya tidak hanya berkean dengan satu ilmu saja,tetapi dengan pendekatan interdisipliner atau multidisipliner karena masalahnya menyangkut banyak ilmu. Ciri pokok atau kata kunci dari pendekatan mono disipliner adalah mono (satu ilmu) atau satunya itu. b. Pendekatan Interdispliner/Multidisipliner Pendekatan pemecahan masalah yang menggunakan dua ilmu atau lebih secara umum atau arti luas di sebut juga dengan pendekatan interdisipliner atau pendekatan multidisipliner yang sering pula ditulis pendekatan interdisipliner/multidisipliner. Apabila dirinci berdasarkan karakteristiknya pendekatan interdisipliner ini dapat dibagi ke dalam 4 jenis pendekatan, yaitu pendekatan interdisipliner (arti sempit), pendekatan multidisipliner (arti sempit) pendekatan transdisipliner, dan pendekatan krosdisipliner. Maksud dari ke empat pendekatan tersebut, dapat dilihat di bawah ini. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 21

27 Pengantar Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi b.1. Pendekatan Interdisipliner Pendekatan Interdisipliner (interdisciplinary approach) ialah pendekatan dalam pemecahan suatu masalah dengan menggunakan tinjauan berbagai sudut pandang ilmu serumpun yag relevan secara terpadu. Di maksud dengan ilmu serumpun ialah ilmu-ilmu yag berada dalam rumpun ilmu tertentu, yaitu rumpun Ilmu-Ilmu kealaman (IIK), rumpun Ilmu Ilmu Sosial (IIS), atau rumpun Ilmu Ilmu Budaya (IIB) secarac alternatif. Ilmu yang relevan maksudnya ilmu-ilmu yang cocok di gunakan dalam pemecahan suatu masalah. Adapun terpadu maksudnya ilmu ilmu yang digunakan dalam pemecahan suatu masalah melalui pendekatan ini terjalin satu sama lain secara tersirat (implicit) merupakan suatu kebulatan atau kesatuan pembahasan atau uraian termasuk dalam setiap sub-sub uraiannya kalau pembahasan atau uraian itu terdiri atas sub-sub uraian. Ciri pokok atau kata kunci dari pendekatan indisipliner ini adalah inter (terpaduantar ilmu dalam rumpun ilmu yang sama) atau terpadunya itu. b.2. Pendekatan Multidisipliner Pendekatan Multidisipliner (multidisciplinary approach) ialah pendekatan dalam pemecahan suatu masalah dengan menggunakan tinjauan berbagai sudut pandang banyak ilmu yang relevan. Ilmu ilmu yang relevandi gunakan bisa dalam rumpun Ilmu Ilmu Kealaman (IIK), rumpun Ilmu Ilmu Sosial (IIS), atau rumpun Ilmu Ilmu Budaya (IIB) secara alternatif. Penggunaan ilmu-ilmu dalam pemecahan suatu masalah melaelui pendekatan ini denga tegas tersurat (explicit) dikemukakan dalam suatu pembahasan atau uraian termasuk dalam setiap urain sub sub uraiannya bila pembahasan atau uraian itu terdiri ats sub-sub uraian. Di sertai kontribusinya masing masing secara tegas bagi pencarian jalan keluar daru masalah yang di hadapi. Ciri poko atau kata kunci dari pendekatan multidisipliner ini adalah multi (bamyak ilmu dalam rumpun ilmu yang sama) atau banyaknya itu. b.3. Pendekatan Transdisipliner Pendekatan Transdisipliner (transdisciplinary approach) ialah pendekatan dalam pemecahan suatu masalah dengan menggunakan tinjauan ilmu yang relatif di kuasai dan relevan dengan masalah yang akan di pecahkan tetapi berada di luar keahlian sebagai hasil pendidikan formal (formal education) dari orang yang memecahkan masalah tersebut. Ilmu yang berada di luar keahlian yang akan di gunakan olehseseorang itu bisa satu atau lebih ilmu. Namun, biasanya untuk keperluan kedalaman pembahasan orang itu hanya menggunaka Satu ilmu saja di luar keahliannya itu. Ilmu yang relevan di gunakan bisa dalam rumpun Ilmu Ilmu Kealaman (IIK),rumpun Ilmu Ilmu sosial (IIS), atau rumpun Ilmu Ilmu Budaya (IIB) secara alternatif. Penggunaan ilmu atau ilmu ilmu dalam pemecahan suatu masalah melalui pendekata ini bisa secara tersirat atau tersurat, tetapi akan lebih baik dan biasasnya memang tersurat. Hal itu di lakukan unutuk menunjukan pertanggung jawaban keilmuan orang tersebut. Pendekatan ini dahulu kurang di terima karena di anggap melanggar etika keilmuanoleh para ahli ilmu terutama oleh mereka yang ilmunya di gunakan oleh orang yang bukan ahlinya itu. 22 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

28 Pengantar Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi Akan tetapi, dewasa ini hal yang di mungkinkan karena pasatnya perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks) lagi pula kompleksnya permasalaha yang pada umumnya sulit di pecahkan oleh hanya sengan pendekatan satu ilmu (pendekatan monodisipliner ) saja. Bahkan saat hal yang di terima baik oleh kalangan ilmuan termasuk oleh ilmuan ahlinya asalkan dadlam pemecahan suatu masalah itumeunjukan kualitas dan kebenaran yang memadai. Dengan demikiaen, dalam seseorang meggunakan pendekatan transdisipliner harus pula di penuhi syarat sebagai berikut : a) Meggunakan ilmu di luar ilmu keahlian utamanya, biasanya dalam memecahkan suatu masalah menggunakan satu ilmu di luar ilmu keahliannya itu. b) Ilmu yang digunakan barada dalam rumpun ilmu yang sama denga ilmu keahlian utamanya. c) Memahami dengan baik ilmu yang di gunakan di luar keahlian ilmu utamanya itu. d) Menunjukan hasil dengan kualitas dan kebenaran yang memadai. Ciri pokok atau kata kunci dari pendekatan transdisipliner adalah trans (lintas ilmu dalam rumpun ilmu yang sama) atau melintasnya itu. b.4. Pendekatan Krosdisipliner. Pendekatan Krosdisipliner (crossdisiplinary approach) ialah pendekatan dalam pemecahan suatu masalah dengan menggunakan tinjaun dua atau lebih ilmu dalam dua atau lebih rumpun ilmu yang relevan. Ilmu-ilmu yang relevan di gunakan barada dalam dua atau lebih rumpun ilmu itu bisa antara rumpun Ilmu Ilmu Kealaman (IIK),dan rumpum Ilmu Ilmu Sosial (IIS), rumpum Ilmu Ilmu Kealaman (IIK) dan rumpun Ilmu Ilmu Budaya (IIB), rumpun Ilmu Ilmu Sosial (IIS) dan rumpun Ilmu Ilmu Budaya (IIB), atau sekaligus menyangkut ketiga rumpun ilmu tersebut,yaitu rumpun Ilmu Ilmu Kealaman (IIK), rumoun Ilmu Ilmu Sosial (IIS), dan rumpum Ilmu Ilmu Budaya (IIB). 2. Metode Pemecahan Masalah. Dari sekian banyak metode atau cara kerja yang dapat di gunakan dalam memecahkan masalah adalah Metode Riset, Metode Pemecahan Masalah, dan Metode Inquiri. a. Metode Riset Dalam melakukan riset (research) betapapun sederhananya, peneiti harus menyadari atau kebenaran ilmiah sebagai tujuan yang hendak di capai melalui suatu penelitian. Begitu pentingnya peranan riset (penilitian), sejarah kemajuan negara negara maju menunjukan betapa besarnya sumbangan yang di berikan oleh para peneliti dalam membangun bangsanya. Perjalanan peradaban manusi dalam mengungkap kebenaran ilmiah menunjukan jalan yang panjang, pelik, berliku liku dan adanya usaha usaha yang tadak mengenal lelah. Dalam usaha manusia menguak tabir kebenaran ilmiah selama berabad-abad telah menempuh bermacam-macam jalan dari alan yang paling sederhana sampai kepada jalan yang paling kompleks (ilmiah). Dalam menemukan kebenararn ilmiah yang oaling sederhana dapat di peroleh melalui jalan (1) penemuan secara kebetulan, (2) percobaan atau kesalahanan (trial and error), (3) otoritas (kewibawaan), (4) pemecachan dengan cara spekulasi, (5) berpikir kritis (berdasarkan pengalaman), dan paling Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 23

29 Pengantar Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi kompleks/ilmiah (6) metode riset (penelitian). Dengan demikian, metode riset (penelitia) merupakan cara ilmiah yang dapat di pandang secara yang paling tinggi (canggih) dalam manusia memguak dan mengungkap tabir kebenarra ilmiah. Tyrus Hillway dalam bukunya Introduction to research memberikan pangertian metode penelitian /riset sebagai a method of study by which, throug the careful and exhaustive investigation of all acertainable avidense bearing upon depinabli problem, we reach a solution to that problem (Winarno Surachmad, 1972 : 25). b. Metode Pemecahan Masalah Salah satu metode dalam memecahkan masalah secara ilmiah (scientific ) ialah Metode Pemecahan Masalah ( Problem Solving Methode). Dengan menggunakan metode yang menekankan pada pemecahan ( solving ) suatu masalah ini sekaligus dapat digunakan sebagai salah satu teknik pengambilan keputusan ( decision making technique ). Maksudnyaa, tahap tahap pemecahan masalah melelui Metode Pemecahan Masala ( MPM) ini sekaligus merupakan langkah langkah pengambilan keputusan secara ilmiah. Keputusan dalam arti menetukan piliha dari kemungkinan banyak pilihan sebagai suatu pengakhiran proses pemikiran suatu masalah. Sudah tentu keputusan itu tidak terlalu merupaka penyelesaian akhir suatu masalah, tetapi keputusan merupakan akhir dari suatu perencanaan. Metode Pemecahan Masalah merupakn suatu metode yang menawarkan dan menempuh tahapan tertentu dalam memecahkan masalah. Metode ini pertama kali di kemukakan/di perkenalkan oleh Jhon Dewey dalam bukunya How We Think pada tahun c. Metode Inquiri Metode lain yang sejenis dengan menekankan pada penyelidikan (Inquiry) terhadap suatu masalah dapat digunakan dalam memecahkan masalah secara ilmiah adalah metode inquiri (Inquiry Method). Dengan mengunakan metode ini suatu masalah yang semula masih kabur atau samar-samar menjadi jelas. Dalam cara kerjanya metode ini menawarkan dan menempuh tahapan tertentu dalam memecahkan masalah. Apabila tahapan atau langkah-langkah dari ketiga metode ( Metode Riset, Metode Pemecahan Masalah dan Metode Inquiri ) tersebut diatas direduksi, maka pada asasnya mencakup lima tahapan atau langkah esesial, yaitu merasakan adanya masalah, merumuskan masalah, menetukan anggapa dasar dan jawaban sementara, mengumpulkan data dan menguji jawaban sementara, serta membuat kesimpulan dan rekomendasi. B. Contoh Contoh Pendekatan dan Metode Pemecahan Masalah Contoh 1 : Kasus Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga Kasus ini mengemukakan tentang fakta semakin banyaknya kasus-kasus kekerasan terhadap anak. Dimana hal tersebut dapat terjadi dalam rumah sendiri/tempat tinggal anak, sekalipun seharusnya rumah merupakan tempat berlindung anak. Jika kita analisis kebanyakan kasus kekerasan terhadap anak ternyata disebabkan oleh faktor ekonomi, psikologis, pendiaikan, agama, dll. Dan ternyata jika faktor-faktor di atas berkepanjangan/tidak segera ditindak-lanjuti maka akan menambah angka kasus 24 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

30 Pengantar Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi kekerasan terhadap anak. Di bawah ini adalah bagaimana salah saeorang mahasiswa mengomentari masalah tersebut di atas. 1. Faktor Ekonomi Semakin tinggi biaya hidup, semakin banyak orang yang kekurangan/miskin merasa tertekan. Kekecewaan terhadap suami yang pengangguran (karena PHK atau tidak bekerja) dapat menyebabkan istri tertekan karena tidak ada pendapatan. Sehingga menimbulkan frustasi dan para orang tua melampiaskannya terhadap anak. Karena anak merupakan sasaran/tempat pelampiasan yang paling mudah. Hal tersebut banyak terjadi karena kondisi ekonomi negara yang tidak stabil, dan kesejahteraan rakyat yang tidak merata. 2. Faktor Agama Kurangnya pendidikan agama yang dimiliki orang tua. Sehingga tidak ada kontrol dalam melakukan tindakan/perbuatan. Orang tua cenderung sangat kasar dalam membesarkan dan mendidik anaknya. Serta tidak dapat menahan emosi yang cenderung meledak-ledak. Karena pemahaman nilai agama yang kurang dan tidak tahu apa artinya dosa. 3. Faktor Pendidikan Para orang tua yang kurang berpendidikan cenderung tidak punya keterampilan dan keahlian maka mereka tidak mempunyai pekerjaan sehingga anak jugalah yang menjadi sasaran empuk kekesalan mereka. Bisa juga karena orang tua yang kurang berpendidikan cenderung bertindak keras dan kasar dalam membesarkan anakanaknya. 4. Faktor Psikologi Para orang tua yang tertekan karena keadaan ekonomi, masalah pribadi, dapat menimbulkan konflik dalam bathinnya. Sehingga bisa menyebabkan stres atau bahkan sampai sakit jiwa sekalipun. Biasanya hal ini dapat menyebabakan tindakan kekerasan terhadap anak. 5. Faktor Historis Kekerasan yang dilakukan orang tua terhadap anaknya bisa disebabkan karena dahulu juga mereka mengalami tindakan kekerasan dari orang tuanya. Jadi hal tersebut dapat terulang kembali ketika sudah berkeluarga. Mata rantai kekerasan inilah yang harus kita putus dari sekarang juga. Adapun beberapa solusi: 1. Pemerintah menindak tegas terhadap orangtua/dewasa yang melakukan tindakan kekerasan terhadap anak dibawah umur. 2. Pemulihan ekonomi agar menjadi stabil kembali sehingga rakyat tidak mengalami tekanan yang berlebihan dalam biaya hidup. Menindak keras terhadap koruptorkoruptor yang mengambil kesejahteraan rakyat. 3. Mewajibkan untuk sekolah minimal 9 tahun dan membebaskan biaya sekolah bagi orang yang tidak mampu (selama ini sepertinya kurang terlaksana karena masih banyak rakyat miskin yang tidak sekolah) Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 25

31 Pengantar Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 4. Menanamkan nilai-nilai agama di masyarakat dengan sering mengadakan pengajian, seminar, dan kegiatan-kegiatan agama yang lainnya. 5. Masyarakat lebih peduli terhadap segala kejadian/peristiwa di lingkungannya. Harus saling mengingatkan dan saling membimbing. Contoh 2 : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Meningkatnya Anak Jalanan Anak jalanan adalah anak yang menghabiskan waktu atau sebagian besar waktunya di jalan. Ada beberapa alasan yang menyebabkan anak menjadi anak jalanan, yang paling besar karena alas an ekonomi. Berikut ini tiinjauan terhadap masalah tersebut di atas. 1. Ekonomi Ekonomi merupakan alasan yang paling utama meningkatnya anak jalanan, pada lampiran dua, 52% anak turun kejalan karena masalah ekonomi. 2. Agama Pada dasarnya Tuhan menciptakan manusia itu dalam keadaan yang suci/sama, yang membedakan hanyalah derajat keimanan setiap orang. Kehidupan dijalanan itu sangat berbahaya dan sering sekali kita dengar bahwa hidup dijalanan itu dekat sekali dengan tindakan maksiat, dapat dilihat bahwa hampir semua kurang atau tidak pernah mendapatkan pendidikan agama. 3. Hukum Persoalan mengenai anak jalanan tercantu dalam UUD 1945 pasal 34 Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara. Tapi sayang sekali pasal, dalam UUD 1945 ini mungkin hanya sebagai pelengkap saja, tanpa ada pelaksanaannya. 4. Geografis Seorang anak melihat lingkungan sekitarnya sebelum tinggal dijalanan, ini terjadi di kota-kota besar, biasanya anak-anak jalanan berasal dari perkampungan kumuh disekitar atau di dalam kota tersebut. 5. Pendidikan Tidak memiliki pendidikan, keterampilan dan keahlian menyebabkan mereka tidak bisa mendapatkan pekerjaan yang layak, jadi mereka terpaksa menjadi anak jalanan padahal tidak sedikit diantara anak jalanan tersebut tidak ingin melakukannnya. 6. Psikologi Banyak anak jalanan memilih tinggal dijalanan dikarenakan kekasaran orang tua mereka, hal itu membuat mereka tertekan secara psikolog, dan mereka memilih untuk tinggal di jalanan karena dijalanan mereka bisa merasa bebas tanpa ada aturan-aturan yang membatasi mereka. 26 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

32 Pengantar Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 7. Sosiologi Peranan keluarga sanagatlah penting sekali dalam proses pembentukan mental dan moral seorang anak, sebagai kelompok sosial yang paling dekat dengan seorang anak, keluarga juga meletakan landasan-landasan keimanan dan ketakwaan, dan merupakan wadah utama dalam pembiaan ahlaq seorang anak, ketidak pedulian keluarga atau kurangnya pengawasan dan bimbingan orang tua, menyebabkan seorang anak menjadi acuh tak acuh, dan menyebabkan mereka merasa cuek terhadap lingkungan sekitarnya. 8. Historis Orang tua yang biasa hidup atau mencari nafkah dijalanan menjadi salah satu penyebab juga terjadinya hal yang sama pada keturunannya. 9. Biologis Kekurang fisik atau cacat seseorang, menjadikannya sebagai alasan dan alat untuk mencari nafkah dijalanan Solusi Menurut pengamatan, solusi yang terbaik untuk mengatasi masalah ini, adalah tidak terpaku pada undang-undang yang akan dibuat atau pun yang sudah ada, karena anak jalanan meskipun sudah ditarik atau ditampung oleh lembaga-lembaga bantuan baik itu milik pemerintah mau pun swata pasti akan kembali kejalanan, sebab menurut pengamatan, anak jalanan yang sudah terbiasa hidup di jalan tentu akan sulit sekali merubah kebiasaan mereka. Yang perlu dilakukan antara lain : 1. Memperkuat komunitas anak jalanan dalam membangun kekuatan keberadaan anak jalanan guna memberikan perlawanan terhadap budaya dominan, dengan tetap berprinsip pada kepentingan terbaik bagi anak. 2. Meningkatkan kemampuan individu atau pun kelompok anak jalanan dalam memahami dan mensiasati realitas kehidupan jalanan melalui pendidikan alternatif. 3. Meningkatkan derajat kesehatan anak jalanan, pembelaan hukum, penyediaan tempat peristirahatan dan bantuan pendidikan untuk anak-anak. 4. Terbangunnya satu sistem perlindungan pada anak jalanan melalui pembuatan kebijakan perlindungan anak atas dasar kepentingan anak dan upaya pelaksanaan kebijakan dengan sungguh-sungguh. Tujuan ini dilakukan melalui upaya sosialisasi, lobby dan tekanan pada pemerintah, dengan pendekatan hukum maupun cultural. 5. Memperluas ruang gerak, aktifitas dan tempat anak jalanan yang mampu memberikan perlindungan terhadap individu maupun kelompok atas keberlangsungan eksistensi anak selama anak dijalanan. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 27

33 Pengantar Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi Contoh 3 : Masalah Kependudukan Negara kita dihadapkan kepada permasalahan kependudukan seperti berikut ini: a. Tingginya tingkat pertambahan penduduk. b. Distribusi penduduk yang tidak seimbang antara penduduk kota dan desa. c. Distribusi yang timpang antara pulau Jawa dan luar Jawa. d. Komposisi yang timpang antara usia produktif dan non produktif. e. Kualitas penduduk yang masih rendah. Berikut ini adalah komentar salah seorang mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia terhadap masalah tersebut di atas. 1. Ekonomi Jumlah penduduk yang besar dengan pertumbuhan penduduk yang tidak merata, mengakibatkan keadaan ekonomi dari penduduk tersebut relative rendah. Hal ini dapat dilihat dari jumlah pengannguran. Tingginya tingkat pertumbuhan penduduk akan berpengaruh juga pada tingginya penyediaan tenaga kerja. Penawaran tenaga kerja yang tinggi tanpa diikuti penyediaan kesempatan kerja yang cukup akan menimbulkan pengangguran, baik itu itu pengangguran kentara maupun pengangguran tidak kentara. Dari banyaknya jumlah pengangguran akan menyebabkan bertambahnya jumlah keluarga miskin. 2. Hukum Dengan bertambahnya jumlah pengangguran da keluarga miskin, akan berpengaruh pada meningkatnya tingkat kejahatan. Hal ini terjadi karena setiap manusia memiliki kebutuhan, apabila kebutuhan itu tidak terpenuhi dengan baik, maka orang berkecenderungan mengupayakannya termasuk dengan cara-cara melanggar aturan. 3. Pendidikan Tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi juga berpengaruh terhadap bidang pendidikan. Karena banyaknya pengangguran dan keluarga miskin sehingga kebutuhan akan pendidikan menjadi terabaikan, prioritas untuk memilih kebutuhan pokok, seperti sandang dan pangan. Masalah ini akan menjadi sebuah lingkaran setan, karena pendidikan juga akan menmibulkan masalah sebelumnya, yaitu pengangguran dan kemiskinan. Karena pendidikan kurang maka akan menghasilkan kualitas sumber daya manusia yang kurang juga, sumber daya manusia yang kurang ketrampilan dan keahlian akan menimbulkan kemiskinan. 4. Geografis Karena banyaknya orang miskin, maka banyak orang berlomba-lomba untuk mencari penghidupan yang layak. Mereka beranggapan hidup di kota akan menjadi lebi baik daripada hidup di desa, kota memiliki daya tarik dalam bidang ekonomi, sehingga membuat orang melakukan migrasi ke kota. Migrasi dari desa ke kota akan menimbulkan masalah baru, karena lama kelamaan kota tidak mampu lagi menyediakan fasilitas buat penduduknya (migrasi berlebih). Kota mengalami masalah dalam penyediaan masalah pemukiman, kesehatan, lingkungan, pendidikan, dan masalah kriminalitas lainnya. 28 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

34 Pengantar Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 5. Kesehatan Tingginya pertambahan penduduk, menimbulkan permintaan akan pemukiman juga tinggi, sedangkan ruang tidak bertambah. Permasalahan pemukiman kumuh muncul apabila tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi tidak disertai dengan penyediaan pemukiman yang memadai, dari sinilah akan memunculkan problem pemukiman kumuh yang sekaligus menimbulkan masalah kesehatan. Karena banyaknya pemukiman kumuh, orang kurang memperhatikan factor kesehatan, munculah problem kesehatan dengan munculnya berbagai penyakit. Penyakit yang muncul biasanya penyakit kulit, gangguan pernapasan, atau diare. Penyakit ini muncul dari lingkungan dan kebiasaan hidup. Orang yang hidup dalam pemukiman kumuh biasanya udaranya kotor, air bersih tidak memadai, sarana mandi cuci kakus (MCK) seadanya, sehingga rentan terhadap berbagai penyakit. 6. Lingkungan Jumlah dan tingkat pertambahan penduduk yang tinggi berdampak pada tingkat kebutuhan penduduk juga tinggi. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, baik sandang pangan dan perumahan, manusia akan memamfaatkan lingkungannya yang ada. Lingkungan alam memiliki daya topang yang terbatas, sedangkan keinginan dan kebutuhan manusia seringkali melewati batas. Pemamfaatan lingkungan yang melewati batas akan menimbulkan kerusakan alam. Pencemaran udara, air, dan tanah, akan menjadi sumber bencana bagi manusia. 7. Sosiologi Problem-problem sosiologis sering muncul seiring dengan permasalahan kependudukan. Penduduk desa yang bermigrasi ke kota memiliki tujuan untuk memperbaiki tarap hidupnya, mereka bermaksud melakukan mobilitas social. Mobilitas sosial sangat terbuka bagi siapa saja, namun bagi penduduk desa hidup di kota akan menjadi status social tersendiri apabila mereka kembali ke desa dan membawa ceritacerita suksesnya. Kota telah menjadi socal standing tersendiri bagi symbol perubahan status orang desa. Solusi 1. Melaksanakan program keluarga berencana (KB) untuk menekan angka pertumbuhan penduduk. 2. Pemerataan pembangunan ke seluruh wilayah Negara. Pemerataan pembangunan bidang ekonomi, pendidikan, dan kebuadayaan akan mengurangi kesenjangan antara desa kota, jawa-luar jawa, sehingga dapat menghindari migrasi penduduk dari satu tempat ketempat lain, yang akhirnya akan mengurangi konsentrasi atau kepadatan penduduk pada suatu daerah saja. 3. Lakukan kebijakann kependudukan dengan cara memberikan reward bagi keluarga yang menunjang kebijakan kependudukan, misalnya dengan memberikan kemudahan dalam pendidikan, potongan pajak, atau pelayanan publik lainnya. 4. Memberikan fasilitas dan insentif tambahan bagi pelopor pembangunan di daerah terpencil dan perbatasan. Berikan juga kemudahan dan insentif bagi para pegawai yang ditempatkan di daerah terpencil. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 29

35 Pengantar Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 5. Menerapkan hukum yang tegas bagi para perusak lingkungan baik itu aparat pemerintah, masyarakat, atau pengusaha. Dengan diterapkannya kebijakan yang tegas dalam bidang lingkungan akan menciptkan lingkungan hidup yang bermutu sehingga kualitas SDM yang dihasilkan pun bermutu pula. Negara kita dihadapkan dengan permasalahan kependudukan dengan karakteristik permasalahan seperti berikut : a. Tingginya tingkat pertambahan penduduk. b. Distribusi penduduk yang tidak seimbang antara penduduk kota dan desa. c. Distribusi yang timpang antara pulau Jawa dan luar Jawa. d. Komposisi yang timpang antara usia produktif dan non produktif. e. Kualitas penduduk yang masih rendah. Analisis oleh anda masing-masing karakteristik permasalahan tersebut dengan pendekatan yang menjadi ciri khas dalam perkuliahan PLSBT! Rambu Rambu Jawaban Anda dituntut untuk menjawab pertanyaan tersebut dengan menggunakan pendekatan interdisipliner. Masalah kependudukan di atas dapat ditinjau dari sudut demografi, sosiologi, ekonomi, pendidikan, hukum, kebudayaan, agama, biologi, dan lain-lain. Pendekatan dalam pemecahan masalah dalam mata kuliah PLSBT adalah dengan menggunakan : pendekatan interdisipliner; pendekatan multidisipliner; pendekatan transdisipliner; pendekatan krosdisipliner atau paling tidak dengan menggunakan pendekatan multi aspek /pendekatan multi dimensi. Pendekatan pemecahan masalah yang menggunakan dua ilmu atau lebih secara umum atau arti luas di sebut juga dengan pendekatan interdisipliner atau pendekatan multidisipliner. Berdasarkan karakteristiknya pendekatan interdisipliner dapat dibagi ke dalam 4 jenis pendekatan, yaitu pendekatan interdisipliner (arti sempit), pendekatan multidisipliner (arti sempit) pendekatan transdisipliner, dan pendekatan krosdisipliner. Metode atau cara kerja yang dapat di gunakan dalam memecahkan masalah adalah Metode Riset, Metode Pemecahan Masalah, dan Metode Inquiri. 30 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

36 Pengantar Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi Pilihlah satu masalah yang berhubungan dengan masalah lingkungan, social, budaya, atau teknologi. Kemudian analisis berdasarkan pendekatan yang ada dalam PLSBT! Cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif 3 yang ada pada bagian belakang bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 3 Rumus: Jumlah Jawaban Anda yang benar Tingkat Penguasaan = x 100 % 1 Arti Tingkat Penguasaan : 90 % % = Baik Sekali 80 % - 89 % = Baik 70 % - 79 % = Cukup < 69 % = Kurang Kalau Anda mencapai tingkat penguasaan 80 % ke atas, Anda telah berhasil menyelesaikan bahan belajar mandiri ini. Bagus! Akan tetapi apabila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 3, terutama bagian yang belum anda kuasai. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 31

37 Pengantar Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi KUNCI JAWABAN Test Formatif 1 1. C. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 2. C. Perkembangan ilmu semakin terspesialisasi. 3. C. Jawaban C salah 4. A. pengembangan kepribadain. 5. B. IAD,IBD,ISD Test Formatif 2 1. C. karena PLSBT mata kuliah nkajian 2. A. masalah lingkungan, social, budaya, dan teknologi 3. C. pernyataan C salah 4. D. ilmu berbeda dengan pengatahuanh 5. E. bersifat parsial 6. C. ontology= objek kajian 7. D. epistemology berkaitan dengan metodelogi 8. D. hokum = keteraturan 9. A. sosiologi= relasi sosial 10.C. mahluk hidup. Test Formatif 3 Sesuaikan dengan permasalahan yang dipilih, Anda bisa mengambil salah satu masalah lingkungan, social, budaya, atau teknologi. Pendekatan yang anda gunakan bisa pendekatan interdisipliner, multidisipliner, krosdisipliner, atau transdisipliner 32 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

38 Pengantar Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi GLOSARIUM Aksiologi : bila ilmu tersebut dapat menunjukkan nilai-nilai teoritis, hukum-hukum, generalisasi, kecenderungan umum, konsep-konsep dan kesimpulan yang logis, sistematis, dan saling berkaitan Epistemology : bila ilmu tersebut mempunyai pendekatan dan metodologinya sendiri mengenai bagaimana atau dengan cara apa ilmu itu disusun, dibinan, dan dikembangkan Ilmu : adalah pengetahuan yang sudah tersusun, diklasifikasikan, diorganisasi, disistematisasi, dan diinterpretasi yang menghasilkan kebenaran objektif yang sudah diuji dan dapat diuji ulang secara ilmiah Ilmu Alamiah Dasar (IAD): mata kuliah yang berisi konsep-konsep dasar dari ilmuilmu kealaman Ilmu Budaya Dasar (IBD) : mata kuliah yang berisi konsep-konsep dasar dari ilmuilmu budaya (humaniora). Ilmu Sosial Dasar (ISD) : mata kuliah yang berisi konsep-konsep dasar dari ilmuilmu social. Metode MKU : adalah cara kerja dalam memecahkan suatu masalah. : Singkatan dari Mata Kuliah Umum, mata kuliah yang wajib diambil oleh semua mahasiswa Monodipliner : berkenaaan dengan satu ilmu saja Pendekatan : adalah penggunaan ilmu sebagai visi (vision) dalam memecahkan suatu masalah. Pendekatan Multidisipliner (multidisciplinary approach) : ialah pendekatan dalam pemecahan suatu masalah dengan menggunakan tinjauan berbagai sudut pandang banyak ilmu yang relevan. Pendekatan Interdisipliner (interdisciplinary approach) : ialah pendekatan dalam pemecahan suatu masalah dengan menggunakan tinjauan berbagai sudut pandang ilmu serumpun yag relevan secara terpadu. Pendekatan Transdisipliner (transdisciplinary approach) : ialah pendekatan dalam pemecahan suatu masalah dengan menggunakan tinjauan ilmu yang relatif di kuasai dan relevan dengan masalah yang akan di pecahkan tetapi berada di luar keahlian sebagai hasil pendidikan formal (formal education) dari orang yang memecahkan masalah tersebut. Pendekatan Krosdisipliner (crossdisiplinary approach) : ialah pendekatan dalam pemecahan suatu masalah dengan menggunakan tinjaun dua atau lebih ilmu dalam dua atau lebih rumpun ilmu yang relevan. PLSBT : Mata Kuliah yang membicarakan hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungannya (sosial-budaya-alam-teknologi). Ontologis : apabila ilmu tersebut memiliki objek studi yang jelas. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 33

39 Pengantar Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi DAFTAR PUSTAKA Astim Riyanto, Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi, Yapemda, Bandung, Nursid Sumaatmadja, Manusia Dalam Konteks Sosial Budaya dan Lingkungan Hidup, Alfabeta, Bandung, Tim Dosen PLSBT UPI, Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi, Value Press, Bandung, Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

40 Manusia Sebagai Mahluk Individu dan Mahluk Sosial MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU DAN MAHLUK SOSIAL Bahan Belajar Mandiri ini diberi judul Manusia sebagai mahluk individu dan mahluk sosial. Modul ini merupakan satu rangkaian dalam penguasaan kompetensi untuk memahami keberagaman masyarakat Indonesia. Modul memberikan dasar pemahaman dalam menguasai konsep-konsep dasar sosiologi yang berkaitan dengan masyarakat dan komunitas. Dengan pemahaman konsep dasar tentang: individu, manusia sebagai maluk pribadi, faktor genotip dan penotip, manusia sebagai mahluk sosial, interaksi sosial, dan masyarakat dan komunitas, sosialisasi primer dan sekunder akan memperkuat pemahaman kita tentang individu dan mahluk sosial. Dengan mempelajari modul ini diharapkan Anda dapat memudahkan untuk mengkaji dan menguasai kompetensi tentang masalah yang berhubungan dengan lingkungan social budaya dan teknologi. Secara umum hasil belajar Yang akan dicapai setelah mempelajari modul ini ialah : 1. Menjelaskan perbedaan antara manusia sebagai mahluk individu yang khas dan sebagai mahluk sosial. 2. Menjelaskan bahwa manusia terkait dengan interaksi sosial dan sosialisasi. 3. Menjelaskan perbedaan antara masyarakat dan komunitas. Secara khusus, setalah pembelajaran ini anda diharapkan : dapat menguasai pengertian individu, menjelaskan kedudukan manusia sebagai mahluk individu dan mahluk sosial dalam masyarakat, menjelaskan interaksi social dalam masyarakat, menjelaskan bentuk bentuk interaksi sosial, menjelaskan pengertian, bentuk, pola sosialisasi, membedakan pengertian masyarakat dan komunitas, menjelaskan jenisjenis masyarakat. Bahan belajar ini terbagai dalam tiga (3) kegiatan belajar yaitu : Kegiatan Belajar I : Manusia sebagai mahluk individu dan mahluk social. Kegiatan Belajar 2 : Interaksi Sosial dan Sosialisasi. Kegiatan Belajar 3 : Masyarakat dan komunitas. Ruang lingkup yang terkandung dalam isi modul ini menyangkut beberapa hal, sebagai berikut: a. Pengertian indivividu b. Manusia Sebagai Mahluk Individu dan Sebagai Mahluk Sosial. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 35

41 Manusia Sebagai Mahluk Individu dan Mahluk Sosial c. Interaksi social dalam masyarakat. d. Bentuk-bentuk interaksi sosial e. Pengertian sosialisasi f. Bentuk dan pola sosialisasi g. Masyarakat dan komunitas h. Masyarakat Desa dan Masyarakat Kota Tidak ada prasyarat khusus untuk mempelajari modul ini, yang penting Anda memiliki motivasi yang kuat untuk belajar dengan sungguh-sungguh. Pemahaman awal tentang dasar-dasar ilmu social akan sangat membantu untuk mempercepat pemahaman isi modul ini, namun bukan merupakan prasyarat. Modul ini merupakan penuntun belajar mandiri bagi Anda. Oleh sebab itu, Anda harus mengikuti petunjuk dalam modul ini, diantaranya: 1. Bacalah setiap petunjuk untuk mengerjakan modul ini; 2. Kerjakan Kegiatan yang disediakan dalam modul ini secara baik dan bertanggung jawab; 3. Pahami seluruh isi modul ini dengan cermat; 4. Kerjakan evaluasi akhir modul dengan jujur. Jangan dulu melihat kunci jawaban sebelum Anda selesai mengerjakan evaluasi. 5. Periksa hasil jawaban Anda dan cocokkan dengan kunci jawaban, lalu hitunglah skor yang Anda dapatkan; 6. Apabila belum mencapai standar ketuntasan belajar, Anda tidak boleh berpindah ke modul lain, tetapi harus mengulangnya kembali dan menguasai materi untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. 7. Bertanyalah kepada tutot bila ada hal-hal yang sulit Anda pahami; 8. Carilah informasi pembanding dari internet atau media massa lain berkenaan dengan topik ini. 9. Catatlah hal-hal penting yang perlu dicatat ketika Anda mempelajari modul ini. Merujuklah pada daftar glosarium atau kamus jika ada istilah yang Anda anggap asing. 10.Lakukan proses pengkajian modul ini ke dalam dua bagian, yaitu belajar kelompok dan belajar mandiri. Secara rinci, anda memenuhi kriteria keberhasilan bila telah memiliki kemampuan. a. Sikap : Menyadari kenyataan diri sebagai mahluk individu dan mahluk social dalam kehidupan masyarakat dan komunitas. b. Pengetahuan: 1. Dapat menguasai pengertian tentang individu. 2. Menjelaskan kedudukan manusia sebagai mahluk individu dan mahluk sosial dalam masyarakat, 3. Menjelaskan interaksi sosial dalam masyarakat 4. Menjelaskan bentuk bentuk interaksi sosial. 5. Menjelaskan pengertian sosialisasi. 6. Menjelaskan bentuk dan pola sosialisasi 7. Membedakan pengertian masyarakat dan komunitas 8. Menjelaskan jenis-jenis masyarakat, 36 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

42 Manusia Sebagai Mahluk Individu dan Mahluk Sosial MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU DAN MAHLUK SOSIAL Kegiatan belajar 1 membahas tentang konteks manusia sebagai mahluk individu dan dan mahluk sosial. Sebagai individu, manusia adalah perpaduan antara aspekaspek yang tidak bisa dipisahkan, baik itu aspek jasmani dan rokhani, aspek pembawaan gen (genotif) dan aspek penotip. Di sisi lain manusia adalah mahluk sosial, yang tunduk pada hal-hal lain yang berada di luar dirinya, baik itu nilai, norma, dan hukum. Setelah anda mempelajari kegiatan belajar ini diharapkan memiliki sejumlah kompetensi, yaitu : 1. Menjelaskan pengertian individu. 2. Menjelaskan pengertian kepribadian 3. Menjelaskan faktor-faktor yang membentuk kepribadian 3. Menjelaskan apa yang dimaksud manusia sebagai mahluk sosial. 4. Memberikan alasan mengapa manusia dikatakan sebagai mahluk sosial. A. Manusia Sebagai Mahluk Individu Individu berasal dari kata in dan divided. Dalam Bahasa Inggris in salah satunya mengandung pengertian tidak, sedangkan divided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak terbagi, atau suatu kesatuan. Dalam bahasa latin individu berasal dari kata individium yang berarti yang tak terbagi, jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Individu bukan berarti manusia sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dibagi-bagi melainkan sebagai kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perorangan sehingga sering digunakan sebagai sebutan orangseorang atau manusia perorangan. Individu merupakan kesatuan aspek jasmani dan rohani. Dengan kemampuan rohaniahnya individu dapat berhubungan dan berfikir serta dnegan pikirannya itu mengendalikan dan memimpin kesanggupan akali dan kesanggupan budi untuk mengatasi segala masalah dan kenyataan yang dialaminya. Manusia sebagai mahluk individu memiliki unsur jasmani dan rokhani, unsur fisik dan psikis, unsure raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsure-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Jika unsure tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang tidak disebut lagi sebagai individu. Dalam diri individu ada unsure jamani dan rokhaninya, atau ada unsure fisik dan psikisnya, atau ada unsure raga dan jiwanya. Bila seseorang hanya tinggal raga, fisik, atau jasmaninya saja, maka dia tidak dikatakan sebagai individu. Jadi pengertian manusia sebagai mahluk individu mengandung arti bahwa unsure yang ada dalam diri individu tidak terbagi, merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Jadi sebutan individu hanya tepat bagi manusia yang memiliki keutuhan jasmani dan rokhnaninya, keutuhan fisik dan psikisnya, keutuhan raga dan jiwanya. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 37

43 Manusia Sebagai Mahluk Individu dan Mahluk Sosial Setiap manusia memiliki keunikan atau ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang persis sama. Dari sekian banyak manusia, ternyata masing- masing memiliki keunikan tersendiri. Sekalipun orang itu terlahir secara kembar, mereka tidak ada yang memiliki ciri fisik dan psikis yang persis sama. Setiap anggota fisik manusia tidak ada yang persis sama, meskipun sama-sama terlahir sebagai manusia kembar. Walaupun secara umum manusia itu memiliki perangkat fisik yang sama, tetapi kalau perhatian kita tujukan pada hal yang lebih detail, maka akan terdapat perbedanperbedaan. Perbedaan itu terletak pada bentuk, ukuran, sifat dan lain-lainnya. Kita dapat membedakan seseorang dari lainnya berdasarkan perbedaan-perbedaan yang ada, baik pada perbedaan fisik maupun psikis. Contohnya: Si Waru berbeda dengan si Dadap, karena diantaranya ada perbedaan fisik yang gampang dikenali. Begitu pula dalam kumpulan atau kerumunan ribuan atau jutaan manusia, kita tetap dapat mengenali seseorang yang sudah kita kenal karena memiliki ciri fisik yang sudah kita kenal. Seperti di tengah- tengah pasar yang penuh orang atau di lapangan dimana berkumpul ribuan orang kita akan dapat mengenali orang yang sudah kita kenal. Sebaliknya, bila hal terjadi pada kumpulan atau kerumunan hewan atau binatang, sulit bagi kita untuk mengenali satu hewan di tengah ribuan hewan yang sejenis. Ciri seorang individu tidak hanya mudah dikenali lewat ciri fisik atau biologisnya. Sifat, karakter, perangai, atau gaya dan selera orang juga berbeda-beda. Lewat cirriciri fisik seseorang pertama kali mudah dikenali. Ada orang yang gemuk, kurus, atau langsing, ada yang kulitnya coklat, hitam, atau putih, ada yang rambutnya lurus dan ikal. Dilihat dari sifat, perangai, atau karakternya, ada orang yang periang, sabar, cerewet, atau lainnya. Seorang individu adalah perpaduan antara factor genotip dan fenotip. Faktor genotip adalah factor yang dibawa individu sejak lahir, ia merupakan factor keturunan, dibawa individu sejak lahir. Secara fisik seseorang memiliki kemiripan atau kesamaan cirri dari orang tuanya, kemiripan atau persamaan itu mungkin saja terjadi pada keseruluhan penampilan fisiknya, bisa juga terjadi pada bagian- bagian tubuh tertentu saja. Kita bisa melihat secara fisik bagian tubuh mana dari kita yang memiliki kemiripan dengan orang tua kita. Ada bagian tubuh kita yang mirip ibu atau ayah, begitu pula mengenai sifat atau karakter kita ada yang mirip seperti ayah dan ibu. Ciri, karakter, atau kebiasaan manusia berbeda-beda atau unik. Coba jelaskan ciri/karakter/kebiasaan teman anda! No. Nama Teman Ciri Fisik Sifat/Karakter/Kebiasaan Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

44 Manusia Sebagai Mahluk Individu dan Mahluk Sosial Kalau seorang individu memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dibawa sejak lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dipengaruhi oleh factor lingkungan (factor fenotip). Faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukkan karateristik yang khas dari seseorang. Istilah lingkungan merujuk pada lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik seperti kondisi alam sekitarnya, baik itu lingkungan buatan seperti tempat tinggal (rumah) dan lingkungan. Sedangkan lingkungan yang bukan buatan seperti kondisi alam geografis dan iklimnya. Orang yang tinggal di daerah pantai memiliki sifat dan kebiasaan yang berbeda dengan yang tinggal di daerah pegunungan. Mungkin orang yang tinggal di daerah pantai bicaranya cenderung keras, berbeda dengan mereka yang tinggal di daerah pegunungan. Berbeda lingkungan tempat tinggal, cenderung berbeda pula kebiasaan dan perilaku orang-orangnya. Lingkungan sosial, merujuk pada lingkungan dimana seorang individu melakukan interaksi sosial. Kita melakukan interaksi sosial dengan anggota keluarga, dengan teman, dan kelompok sosial lain yang lebih besar. Seseorang yang sehari-harinya bergaul dengan lingkungan temannya yang bekerja sebagai supir atau kenek di terminal memiliki kebiasaan yang khas bagi kelompoknya. Begitu pula dengan orang yang lingkungan sosialnya berada di pesantren, memiliki kebiasaan yang khas pula bagi kelompoknya. Karakteristik yang khas dari seseorang ini sering kita sebut dengan kepribadian. Setiap orang memiliki kepribadian yang membedakan dirinya dengan yang lain. Kepribadian seseorang itu dipengaruhi faktor bawaan (genotip) dan faktor lingkungan (fenotip) yang saling berinteraksi terus menerus. Mayor Polak menjelaskan bahwa kepribadian adalah keseluruhan sikap, kelaziman, pikiran dan tindakan, baik biologis maupun psikologis, yang dimiliki oleh seseorang dan berhubungan dengan peranan dan kedudukannya dalam berbagai kelompok dan mempengaruhi kesadaran akan dirinya. Meskipun dalam pengertian tersebut Mayor Polak tidak memasukkan faktor lingkungan sebagai bagian dari kepribadian, namun dalam pembahasannya dia mengatakan bahwa pembentukkan kepribadian diantaranya dipengaruhi oleh masukan lingkungan sosial (kelompok), dan lingkungan budaya (pendidikan). Yinger, seperti dikutip oleh Horton dan Hunt memberikan batasan kepribadian adalah keseluruhan perilaku seseorang yang merupakan interaksi antara kecenderungan-kecenderungan yang diwariskan (secara biologis) dengan rentetanrentetan situasi (lingkungan). Menurut Nursid Sumaatmadja (2000), kepribadian adalah keseluruhan perilaku individu yang merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi bio-psiko-fisikal (fisik dan psikis) yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan, yang terungkap pada tindakan dan perbuatan serta reaksi mental psikologisnya, jika mendapat rangsangan dari lingkungan. Dia menyimpulkan bahwa Faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukkan karateristik yang khas dari seseorang. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 39

45 Manusia Sebagai Mahluk Individu dan Mahluk Sosial Silakan Anda isi ciri/katakter/kebiasaan Individu di bawah ini! No Individu Ciri/Karakteristik/Kebiasaan 1 Individu Yang Tinggal di daerah pegunungan Individu yang tinggal di Daerah pantai/kepulauan 3. Individu yang tinggal di lingkungan Terminal 4. Individu yang tinggal di lingkungan Pesantren B. Manusia Sebagai Mahluk Sosial Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari pengaruh orang lain. Ketika kamu pergi ke sekolah, tidak bisa dengan seenaknya berpakaian menurut kehendak kamu sendiri. Kamu harus tunduk pada aturan menggunakan seragam. Ketika kamu memakai seragam, kamu berusaha untuk tampil yang menurut kamu akan dinilai pantas, baik, modis, atau necis oleh orang lain. Selama manusia hidup ia tidak akan lepas dari pengaruh masyarakat, di rumah, di sekolah, dan di lingkungan yang lebih besar manusia tidak lepas dari pengaruh orang lain. Oleh karena itu manusia dikatakan sebagai mahluk sosial, yaitu mahluk yang didalam hidupnya tidak bisa melepaskan diri dari pengaruh manusia lain. Menurut kodratnya manusia adalah mahluk social atau mahluk yang bermasyarakat, selain itu juga diberikan kelebihan yaitu berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai mahluk social, manusia selalu hidup bersama diantara manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, oleh karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Dalam konteks sosial yang disebut masyarakat, setiap orang akan mengenal orang lain oleh karena itu perilaku manusia selalu terkait dengan orang lain. Perilaku manusia dipengaruhi orang lain, ia melakukan sesuatu dipengruhi faktor dari luar dirinya, seperti tunduk pada aturan, tunduk pada norma masyarakat, dan keinginan mendapat respon posistif dari orang lain (pujian). 40 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

46 Manusia Sebagai Mahluk Individu dan Mahluk Sosial Manusia dikatakan sebagai mahluk sosial, juga dikarenakan pada diri manusia ada dorongan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain. Ada kebutuhan sosial (social need) untuk hidup berkelompok dengan orang lain. Manusia memiliki kebutuhan untuk mencari kawan atau teman. Kebutuhan untuk berteman dengan orang lain, sering kali didasari atas kesamaan ciri atau kepentingannya masing-masing. Misalnya, orang kaya cenderung berteman lagi dengan orang kaya. Orang yang berprofesi sebagai artis, cenderung untuk mencari teman sesama artis lagi. Dengan demikian, akan terbentuk kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat yang didasari oleh kesamaan ciri atau kepentingan. Manusia dikatakan juga sebagai mahluk sosial, karena manusia tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia. Ketika bayi lahir, ia memerlukan pertolongan manusia lainnya. Bayi sama sekali tidak berdaya ketika ia lahir, ia tidak bisa mempertahankan hidupnya tanpa pertolongan orang lain. Berbeda dengan hewan, jerapah misalnya, ketika binatang ini lahir hanya dalam hitungan menit ia sudah bisa berdiri tegak dan berjalan mengikuti induknya. Kenapa hewan bisa mempertahankan hidupnya walaupun tanpa pertolongan hewan lainnya? Karena untuk mempertahankan hidupnya hewan dibekali dengan insting. Insting atau naluri adalah sesuatu yang dibawa sejak lahir, yang diperoleh bukan melalui proses belajar. Manusia berbeda dengan hewan, untuk mempertankan hidupnya ia dibekali dengan akal. Insting yang dimiliki manusia sangat terbatas, ketika bayi lahir misalnya, ia hanya memiliki insting menangis. Bayi lapar maka ia menangis, kedinginan ia pun menangis, pipis ia pun menangis. Manusia memiliki potensi akal untuk mempertahankan hidupnya. Namun potensi yang ada dalam diri manusia itu hanya mungkin berkembang bila ia hidup dan belajar di tengah-tengah manusia. Untuk bisa berjalan saja, manusia harus belajar dari manusia lainnya. Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa makan menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya. Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai mahluk sosial, karena beberapa alasan, yaitu: 1. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial. 2. Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain. 3. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain. 4. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia. Petunjuk : Jawablah peretanyaan di bawah ini dengan benar : 1. Jelaskan pengertian kata individu berdasarkan asal usul katanya! 2. Faktor apa saja yang membentuk bahwa seseorang dikatakan sebagai individu? 3. Jelaskan apa yang dimaksud kepribadian menurut salah seorang ahli? 4. Jelaskan faktor apa yang membentuk kepribadian seseorang? 5. Mengapa manusia dikatakan sebagai mahluk sosial? Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 41

47 Manusia Sebagai Mahluk Individu dan Mahluk Sosial Rambu-rambu jawaban Untuk menjawan pertanyaan di atas anda mempelajari topik tentang manusia sebagai mahluk individu dan topik tentang manusia sebagai mahluk sosial. Dijelaskan bahwa kata individu berasal dari kata in dan divided. Dalam Bahasa Inggris in salah satunya mengandung pengertian tidak, sedangkan divided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak terbagi, atau suatu kesatuan. Dalam bahasa latin individu berasal dari kata individium yang berarti yang tak terbagi, jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Dalam diri individu ada unsur jamani dan rokhaninya, atau ada unsur fisik dan psikisnya, atau ada unsur raga dan jiwanya., unsur fenotip dan genotip. Menurut Mayor Polak kepribadian adalah keseluruhan sikap, kelaziman, pikiran dan tindakan, baik biologis maupun psikologis, yang dimiliki oleh seseorang dan berhubungan dengan peranan dan kedudukannya dalam berbagai kelompok dan mempengaruhi kesadaran akan dirinya. Kepribadian seseorang itu dipengaruhi faktor bawaan (genotip) dan faktor lingkungan (fenotip) yang saling berinteraksi terus menerus. Manusia dikatakan sebagai mahluk sosial, karena: 1. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial. 2. Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain. 3. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain. 4. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia. Manusia sebagai mahluk individu memiliki unsur jasmani dan rokhani, unsure fisik dan psikis, unsure raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang tidak disebut lagi sebagai individu. Dalam diri individu ada unsur jamani dan rokhaninya, atau ada unsur fisik dan psikisnya, atau ada unsur raga dan jiwanya. Karakteristik yang khas dari seseorang ini sering kita sebut dengan kepribadian. Setiap orang memiliki kepribadian yang membedakan dirinya dengan yang lain. Kepribadian seseorang itu dipengaruhi faktor bawaan (genotip) dan faktor lingkungan (fenotip) yang saling berinteraksi terus menerus. Manusia dikatakan sebagai mahluk sosial, salah satunya dikarenakan pada diri manusia ada dorongan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain. Ada kebutuhan sosial (social need) untuk hidup berkelompok dengan orang lain. Manusia memiliki kebutuhan untuk mencari kawan atau teman. Kebutuhan untuk berteman dengan orang lain, sering kali didasari atas kesamaan ciri atau kepentingannya masing-masing. Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai mahluk sosial, karena beberapa alasan, yaitu: Manusia tunduk pada aturan, norma sosial. Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia. 42 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

48 Manusia Sebagai Mahluk Individu dan Mahluk Sosial Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan cara memberikan tanda silang pada huruf di depan kemungkinan jawaban yang tersedia! 1. Pengertian individu berasal dari kata in dan divided. Artinya : a. Di dalam pembagian atau terpecah-pecah. b. tidak terbagi, atau suatu kesatuan. c. Tidak bisa disatukan. d. Selalu di dalam kesatuan yang terbagi bagi. e. Dalam perpecahan ada kesatauan. 2. Setiap manusia memiliki keunikan, ciri khas tersendiri, atau karakteristik. Manakah pernyataan di bawah ini yang tidak sesuai? a. Tidak ada manusia yang persis sama. b. Dari sekian banyak manusia, ternyata masing- masing memiliki keunikan tersendiri. c. Sekalipun orang itu terlahir secara kembar, mereka tidak ada yang memiliki ciri fisik dan psikis yang persis sama. d. Orang yang terlahir kembar, mereka memiliki ciri fisik dan psikis yang persis sama. e. Walaupun secara umum manusia itu memiliki perangkat fisik yang sama, tetapi kalau perhatian kita tujukan pada hal yang lebih detail, maka akan terdapat perbedan-perbedaan. 3. Seorang individu adalah perpaduan antara factor genotip dan fenotip. Faktor genotif adalah: a. Factor perpaduan antara keturunan dan pengaruh dari lingkungan sekitarnya. b. factor yang dibawa individu sejak lahir, ia merupakan factor keturunan, dibawa individu sejak lahir. c. Factor lingkungan yang mempengaruhi perkembangan individu. d. Factor gen yang disebabkan oleh adanya rekayasa genetika. e. factor yang dibawa individu sejak lahir, ia merupakan factor keturunan, namun sudah ada rekayasa lingkungan. 4. Manakah pernyataan di bawah ini yang benar : a. Manusia mempertahankan hidupnya dengan akal begitu juga hewan. b. Manusia memiliki insting yang lebih banyak dibanding dengan hewan. c. Insting manusia jauh lebih terbatas/sedikit dibanding dengan hewan. d. Untuk mempertahankan hidupnya hewan menggunakan akalnya. e. Manusia dan hewan sama-sama menggunakan isnting untuk mempertahankan hidupnya. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 43

49 Manusia Sebagai Mahluk Individu dan Mahluk Sosial 5. Manusia dikatakan sebagai mahluk sosial, karena beberapa alasan, yaitu, kecuali : a. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial. b. Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain. c. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain. d. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia. e. Manusia bersifat egois yang selalu menonjolkan diri sendiri. 6. Manusia sebagai mahluk individu, artinya : a. mahluk yang dapat hidup sendiri b. unsur-unsurnya merupakan satu kesatuan c. mahluk yang mementingkan diri sendiri. d. Mahluk yang tidak mau berinteraksi dengan yang lain. e. Mahluk yang selalu menyendiri. 7. Manusia dikatakan sebagai mahluk sosial, artinya, kecuali: a. Tindakan manusia dipengaruhi oleh tekanan dari luar dirinya. b. Manusia tunduk pada aturan sosial. c. Manusia ada keinginan berinteraksi dengan orang lain. d. Manusia bisa hidup sendiri. e. Manusia terikat dengan norma masyarakat. 8. Perilaku manusia dipengaruhi orang lain, ia melakukan sesuatu dipengruhi faktor dari luar dirinya, seperti, kecuali: a. tunduk pada aturan, b. tunduk pada norma masyarakat, c. keinginan mendapat respon posistif dari orang lain (pujian). d. Berperilaku seperti binatang. e. Mempertimbangkan nilai dan norma di luar dirinya. 9. Karakteristik yang khas dari seseorang sering kita sebut dengan a. Keanehan d. Kebiasaan b. Keganjilan e. Kepribadian c. Tabiat 10.Manusia dan hewan ditandai dengan a. Manusia memiliki insting yang lebih besar daripada hewan b. Manusia dan hewan memiliki insting yang sama besar. c. Hewan memiliki insting yang jauh lebih besar dibanding manusia. d. Hewan dan manusia memiliki akal yang sama besar. e. Hewan memiliki akal yang lebih besar dibanding manusia. 44 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

50 Manusia Sebagai Mahluk Individu dan Mahluk Sosial Cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif 1 yang ada pada bagian belakang bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1 Rumus: Jumlah Jawaban Anda yang benar Tingkat Penguasaan = x 100 % 5 Arti Tingkat Penguasaan : 90 % % = Baik Sekali 80 % - 89 % = Baik 70 % - 79 % = Cukup < 69 % = Kurang Kalau Anda mencapai tingkat penguasaan 80 % ke atas, Anda telah berhasil menyelesaikan kegiatan pembelajaran ini. Bagus! Akan tetapi apabila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum anda kuasai. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 45

51 Manusia Sebagai Mahluk Individu dan Mahluk Sosial INTERAKSI SOSIAL DAN SOSIALISASI A. Pendahuluan Kegiatan belajar ini membahas masalah interaksi social yang terjadi antar individu, kelompok social, dan masyarakat. Bentuk- bentuk interaksi social itu bermacammacam, ada yang berbentuk kerjasama, persaingan, ataupun dalam bentuk konflik. Disamping itu dibahas pula mengenai sosialisasi, pola sosialisasi, sosialisasi primer dan sosialisasi sekunder. B. Interaksi Sosial Kata interaksi berasal dari kata inter dan action. Interaksi social adalah hubungan timbal balik saling mempengaruhi antara individu, kelompok social, dan masyarakat. Interaksi adalah proses dimana orang-orang berkomunikasi saling pengaruh mempengaruhi dalam pikiran dan tindakan. Seperti kita ketahui, bahwa manusia dalam kehidupan sehari-hari tidaklah lepas dari hubungan satu dengan yang lain. Ada beberapa pengertian interaksi sosial yang ada di lingkungan masyarakat, diantaranya yaitu: 1. Menurut H.Booner dalam bukunya Social Psychology memberikan rumusan interaksi sosial, bahwa: interaksi sosial adalah hubungan antar dua individu atau lebih, dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya. 2. Menurut Gillin and Gillin (1954) yang menyatakan bahwa interaksi sosial adalah hubungan-hubungan antara orang-orang secara individual, antar kelompok orang, dan orang perorangan dengan kelompok 3. Interaksi sosial merupakan hubungan timbal balik antara individu dengan individu, antara kelompok dengan kelompok, antar individu dengan kelompok. Interaksi sosial antar individu terjadi manakala dua orang bertemu, interaksi dimulai: pada saat itu mereka saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara atau bahkan mungkin berkelahi. Aktifitas-aktifitas semacam itu merupakan bentuk-bentuk dari interaksi sosial. Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi antara kelompok tersebut sebagai keasatuan dan biasanya tidak menyangkut pribadi anggotaanggotanya. Interaksi sosial antara kelompok-kelompok terjadi antara kelompok lazim juga terjadi di dalam masyarakat. Interaksi tersebut terjadi secara lebih menyolok, apabila terjadi pertentangan antara kepentingan-kepentingan orang-orang-perorangan dengan kepentingan-kepentingan kelompok. Interaksi sosial terjadi dengan didasari oleh factor-faktor : imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati. Imitasi adalah suatu proses peniruan atau meniru. Banyak perilaku kita sebenarnya diawali dengan meniru. Pada usia kanak-kanak dan dewasa kita melakukan peniruan seperti meniru potongan model baju, celana, model rambut, dan hal-hal lain. Dalam 46 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

52 Manusia Sebagai Mahluk Individu dan Mahluk Sosial proses peniruan biasnya lebih mudah terjadi dan mudah berubah, artinya proses peniruan seringkali tidak bertahan lama, karena apabila ada model baru, maka berubah lagi pada model tersebut. Seringkali yang ditiru adalah hal-hal yang artificial, hal-hal yang nampak saja, dan bersifat fisil. Sugesti adalah satu proses dimana seorang individu menerima suatu cara penglihatan atau pedoman-pedoman tingkah laku dari orang lain tanpa dikritik terlebih dahulu. Yang dimaksud sugesti di sini ialah pengaruh psychis, baik yang datang dari sirinya sendiri maupun dari orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa adanya daya kritik. Arti sugesti dan imitasi dalam hubungannya, dengan interaksi sosial adalah hampir sama. Bedanya ialah bahwa dalam imitasi orang yang satu mengikuti salah satu dirinya, sedangkan pada sugesti seseorang memberikan pendangan atau sikap dari dirinya, lalu diterima oleh orang lain diluarnya. Orang akan mudah terkena pengaruh (sugesti) orang lain manakala ia berada pada suatu keadaan yang dilematis, yaitu keadaan dimana orang tersebut dihadapkan kepada pilihan yang sama sama sulit. Identifikasi dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi identik (sama) dengan orang lain, baik secara lahiriah maupun batiniah. Di sini dapat diketahui, bahwa hubungan sosial yang berlangsung pada identifikasi adalah lebih mendalam daripada hubungan yang berlengsung atas proses-proses sugesti maupun imitasi. Simpati adalah perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang yang lain. Simpati timbul tidak atas dasar logis rasional, melainkan berdasarkan penilaian perasaan seperti juga pada proses identifikasi. Bahkan orang dapat tiba-tiba merasa tertarik pada orang lain dengan sendirinya karena keseluruhan cara-cara tingkah laku menarik baginya. C. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama (cooperation), persaingan (competition), dan pertentangan atau pertikaian (conflict). Suatu keadaan dapat dianggap sebagai bentuk keempat dari interaksi sosial, keempat bentuk pokok dari interaksi sosial tersebut tidak perlu merupakan kontuinitas dalam arti bahwa interaksi itu dimulai dengan adanya kerja sama yang kemudian menjadi persaingan serta memuncak menjadi pertikaian untuk akhirnya sampai pada akomodasi. Gillin and Gillin pernah mengadakan pertolongan yang lebih luas lagi. Menurut mereka ada dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial, yaitu : a. Proses Asosiatif, terbagi dalam tiga bentuk khusus yaitu akomodasi, asimilasi, dan akulturasi. b. Proses Disosiatif, mencakup persaingan yang meliputi contravention dan pertentangan pertikaian. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 47

53 Manusia Sebagai Mahluk Individu dan Mahluk Sosial Adapun interaksi yang pokok proses-proses adalah: 1. Bentuk Interaksi Asosiatif a. Kerjasama Sama (cooperation) Beberapa orang sosiolog menganggap bahwa posisi merupakan bentuk interaksi sosial yang pokok, sebaliknya sosiaolog lainnya menganggap mereka bahwa kerja sama merupakan proses utama. Golongan yang terakhir tersebut memahamkan kerja sama untuk menggambarkan sebagian besar bentuk interaksi sosial, atas dasar bahwa segala macam bentuk interaksi tersebut dapat dijumpai pada semua kelompok manusia. Kerja sama timbul karena orientasi orang perorangan terhadap kelompoknya dan kelompok lainnya. Sehubungan dengan pelaksanaan kerjasama ada tiga bentuk kerjasama yaitu: Bargaining, pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa antara dua organisasi atau lebih. Cooperation, proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi, sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan. Coalition, kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama. b. Akomodasi (accommodation) Isilah akomodasi dipergunakan dalam dua arti, yaitu untuk menunjuk pada suatu keadaan, berarti suatu kenyataan adanya suatu keseimbangan dalam interaksi antara orang perorangan dan kelompok manusia, sehubungan dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku di dalam masyarakat. Adapun bentuk-bentuk dari akomodasi, diantaranya : Coertion,yaitu suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya paksaan. Compromise, suatu bentuk akomodasi, dimana pihak yang terlibat masing-masing mengurangi tuntutannya, agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada. Arbitration, suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak yang berhadapan, tidak sanggup untuk mencapainya sendiri. Mediation, hamper menyerupai arbitration diundang pihak ke tiga yang retial dalam soal perselisihan yang ada. Concilitation, suatu usaha untuk mempertemukan keinginan pihak yang berselisih, bagi tercapainya suatu persetujuan bersama. Tolerantion, bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formil bentuknya Stelemate, merupakan suatu ekomodasi dimana pihak-pihak yang berkepentingan mempunyai yang seimbang, berhenti pada titik tertentu dalam melakukan pertentangannya. Adjudication, yaitu perselisihan perkara atau sengketa di pengadilan 48 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

54 Manusia Sebagai Mahluk Individu dan Mahluk Sosial 2. Bentuk Interaksi Disosiatif a. Persaingan (competition) Persaingan adalah bentuk interaksi yang dilakukan oleh individu atau kelompok yang bersaing untuk mendapatkan keuntungan tertentu bagi dirinya dengan cara menarik perhatian atau mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan kekerasan. b. Kontravensi (contravention) Kontravensi bentuk interaksi yang berbeda antara persaingan dan pertentangan. Kontraversi ditandai oleh adanya ketidakpastian terhadap diri seseorang, perasaan tidak suka yang disembunyikan dan kebencian terhadap kepribadian orang, akan tetapi gejala-gejala tersebut tidak sampai menjadi pertentangan atau pertikaian. c. Pertentangan (conflict) Pertentangan adalah suatu bentuk interaksi individu atau kelompok sosial yang berusaha untuk mencapai tujuannya dengan jalan menentang pihak lain disertai ancaman atau kekerasan. Pertentangan memiliki bentuk-bentuk yang khusus, antara lain: 1. Pertentangan pribadi, pertentangan antar individu. 2. Pertentangan rasional, pertentangan yang timbul karena perbedaan ras 3. Pertentangan kelas sosial, pertentangan yang disebabkan oleh perbedaan kepentingan antara kelas sosial. 4. Pertentangan politik, biasanya terjadi diantara partai-partai politik untuk D. Sosialisasi Berger mendefinisikan sosialisasi sebagai a process by which a child learns to be a participant member of society yaitu suatu proses dimana seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat (Berger, 1978:116). Definisi ini disajikannya dalam suatu pokok pembahasan berjudul society in man; dari sini tergambar pandangannya bahwa melalui sosialisasi masyarakat dimasukkan ke dalam manusia. Salah satu teori peranan dikaitkan sosialisasi ialah teori George Herbert Mead. Dalam teorinya yang diuraikan dalam buku Mind, Self, and Society (1972), Mead menguraikan tahap-tahap pengembangan secara bertahap melalui interaksi dengan anggota masyarakat lain. Menurut Mead pengembangan diri manusia ini berlangsung melalui beberapa tahap-tahap play stage, tahap game stage, dan tahap generalized other. Menurut Mead setiap anggota baru masyarakat harus mempelajari perananperanan yang ada dalam masyarakat yaitu proses yang dinamakannnya pengambilan peranan (role taking). Dalam proses ini seseorang belajar untuk mengetahui peranan yang harus dijalankannya serta peranan yang harus dijalankan orang lain. Melalui penguasaan peranan yang ada dalam masyarakat ini seseorang dapat berinteraksi dengan orang lain. Menurut Mead pada tahap pertama, play stage, seorang anak kecil mulai beljar mengambil peranan orang-orang yang berada di sekitarnya. Ia mulai menirukan peranan yang dijalankan oleh orang tuanya, misalnya, atau peranan orang dewasa lain dengan Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 49

55 Manusia Sebagai Mahluk Individu dan Mahluk Sosial siapa ia sering berinteraksi. Dengan demikian kita sering melihat anak kecil yang di kala bermain meniru peranan yang dijalankan ayah, ibu, kakak, nenek, polisi, dokter, tukang pos, supir dan sebagainya. Namun pada tahap ini sang anak belum sepenuhnya memahami isi peranan-peranan yang ditirunya itu. Seorang anak dapat meniru kelakuan ayah atau ibu berangkat ke tempat kerja, misalnya, tetapi mereka tidak memahami alasan ayah atau ibu untuk bekerja dan makna kegiatan yang dilakukan ayah atau ibu di tempat kerja. Seorang anak dapat berpura-pura menjadi petani, dokter, polisi tetapi tidak mengetahui mengapa petani mencangkul, dokter menyuntik pasien, polisi menginterograsi tersangka pelaku kejahatan. Pada tahap game stage seorang anak tidak hanya telah mengetahui peranan yang harus dijalankannya, tetapi telah pula mengetahui peranan yang harus dijalankan oleh seorang lain dengan siapa ia berinteraksi. Contoh yang diajukan Mead ialah keadaan dalam suatu pertandingan : seseorang anak yang bermain dalam suatu pertandingan tidak hanya mengetahui apa yang diharapkan orang lain darinya, tetapi juga apa yang diharapkan dari orang lain yang ikut bermain dalam pertandingan tersebut. Di kala bermain sebagai penjaga gawang dalam suatu pertandingan sepak bola, misalnya, ia mengetahui peranan-peranan yang dijalankan oleh para pemain lain (baik kesebelasan kawan maupun lawan), wasit, penjaga garis dan sebagainya. Oleh Mead dikatakan bahwa pada tahap ini seseorang telah dapat mengambil peranan orang lain. Pada tahap awal sosialisasi, interaksi seorang anak biasanya terbatas pada sejumlah kecil orang lain biasanya anggota keluarga, terutama ayah dan ibu. Oleh Mead orang-orang yang penting dalam proses sosialisasi ini dinamakan significant others. Pada tahap ketiga sosialisasi, seseorang dianggap telah mampu mengambil perananperanan yang dijalankan orang lain dalam masyarakat yaitu mampu mengambil peranan generalized others. Ia telah mampu berinteraksi dengan orang lain dalam masyarakat karena telah memahami peranannya sendiri serta peranan orang-orang lain dengan siapa ia berinteraksi. Selaku anak ia telah memahami peranan yang dijalankan orang tua; selaku siswa ia memahami peranan guru; selaku anggota Gerakan Pramuka ia memahami peranan para pembinanya. Jika seseorang telah mencapai tahap ini maka menurut Mead orang tersebut telah mempunyai suatu diri. Dari pandangan-pandangan Mead ini nampak jelas pendiriannya bahwa diri seseorang terbentuk melalui interaksi dengan orang lain. Pandangan lain yang juga menekankan pada peranan interaksi dalam proses sosialisasi tertuang dalam buah pikiran Charles H. Cooley. Menurut Cooley konsep diri (sefl-concept) seseorang berkembang melalui interaksinya dengan orang lain. Diri yang berkembang melalui interaksi dengan orang lain ini oleh Cooley diberi nama lookingglass self. Nama demikian diberikan olehnya karena ia melihat analogi antara pembentukan diri seseorang dengan perilaku orang yang sedang bercermin; kalau cermin memantaukan apa yang terdapat di depannya, maka menurut Cooley diri seseorang memantaukan apa yang dirasakannya sebagai tanggapan masyarakat terhadapnya. Cooley berpendapat bahwa looking-glass self terbentuk melalui tiga tahap. Pada tahap pertama seseorang mempunyai persepsi mengenai pandangan orang lain terhadapnya. Pada tahap berikut seseorang mempunyai persepsi mengenai penilaian orang lain terhadap penampilannya. Pada tahap ketiga seseorang mempunyai perasaan terhadap apa yang dirasakannya sebagai penilaian orang lain terhadapnya itu (lihat Horton dan Hunt, 1984:94-97). 50 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

56 Manusia Sebagai Mahluk Individu dan Mahluk Sosial Untuk memahami pendapat Cooley di sini dakan disajikan suatu contoh. Seorang mahasiswa yang cenderung memperoleh nilai-nilai rendah (misalnya nilai D atau E) dalam ujian-ujian semesternya, misalnya bahwa para dosen dalam jurusannya menganggapnya bodoh. Ia merasa pula bahwa karena ia dinilai bodoh maka ia kurang dihargai para dosennya. Karena merasa kurang dihargai, mahasiswa tersebut menjadi murung. Jadi di sini perasaan diri sendiri yang merupakan pencerminan dari penilaian orang lain (looking-glass self). Dalam kasus tersebut di atas, pelecehan oleh dosen ini ada dalam benak si mahasiswa dan mempengaruhi pandangannya mengenai dirinya sendiri, terlepas dari soal apakah dalam kenyataan para dosen memang berperasaan demikian terhadapnya. Apa yang terjadi bila seorang anak tidak mengalami sosialisasi? Karena kemampuan seseorang untuk berperan sebagai anggota masyarakat tergantung pada sosialisasi, maka seseorang yang tidak mengalami sosialisasi tidak akan dapat berinteraksi dengan orang lain. Hal ini terungkap dari kasus anak-anak yang ditemukan dalam keadaan terlantar (feral children). Giddens (1990) mengisahkan kasus anakanak yang tidak disosialisasi (olehnya dinamakan unsocialized children), yaitu seorang anak laki-laki berusia sekitar tahun yang pada tahun 1900 ditemukan di desa Saint-Serin, Perancis (the wild boy of Avyron) dan kasus gadis berusia tigas belas tahun di California, Amerika Serikat yang disekap ayahnya dalam gudang gelap sejak berusia satu setengah tahun; Light, Keller dan Calhoun (1989) mengisahkan kasus Anna yang semenjak bayi dikurung ibunya dalam gudang selam lima tahun. Dari kasus-kasus tersebut terungkap bahwa anak-anak yang ditemukan tersebut tidak berperilaku sebagai manusia. Mereka tidak dapat berpakaian, buang air besarkecil dengan tertib, atau berbicara. Anna tidak dapat makan sendiri atau mengunyah, dan juga tidak dapat tertawa atau menangis. Genie tidak dapat berdiri tegak. Setelah berkomunikasi dengan masyarakat lambat-laun anak-anak ini dapat mempelajari beberapa di antara kemampuan yang dimiliki manusia sebaya mereka, namun mereka tidak pernah tersosialisasi secara wajar dan cenderung meninggal pada usia muda. Kasus-kasus ini memberikan pada kita gambaran mengenai apa yang terjadi bila seorang anak tidak disosialisasi, dan menunjuukan bahwa meskipun mereka disosialisasi namun kemampuan mereka tidak dapat menyamai kemampuan anak lain yang sebaya dengan mereka. Kasus-kasus tersebut pun memberikan petunjuk bahwa kemampuan-kemampuan tertentu seperti kemampuan berbahasa hanya dapat diajarkan pada periode tertentu dalam kehidupan anak; bila proses sosialisasinya terlambat dilaksanakan maka proses tersebut atau tidak akan berhasil atau hanya berhasil untuk sebagian saja. Siapa yang melaksankaan proses sosialisasi? Dalam sosiologi kita berbicara mengenai agen-agen sosialisasi (agents of socialization) atau pihak-pihak yang melaksanakan sosialisasi. Fuller dan Jacobs (1973: ) mengidentifikasikan agen sosialisasi utama : keluarga, kelompok bermain, media massa, dan sistem pendidikan. Meskipun klasifikasi ini dibuat untuk masyarakat Amerika, namun diterapkan pula pada masyarakat kita. Pada awal kehidupan manusia biasanya agen sosialisasi atas orang tua dan saudara kandung. Pada masyarakat yang mengenal sistem keluarga luas (extended family) agen sosialisasi bisa berjumlah lebih banyak dan dapat mencakup pula nenek, paman, bibi dan sebagainya. Pada sistem komunal yang dijumpai di Republik Rakyat Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 51

57 Manusia Sebagai Mahluk Individu dan Mahluk Sosial Cina atau berbagai negara Eropa Timur sebelum runtuhnya Uni Soviet, pada sistem Kibbutz di Israel, atau pada sistem penitipan anak dalam hal kedua orang tua bekerja sosialisasi terhadap anak di bawah usia lima tahun mungkin dilakukan pula oleh orang lain yang samasekali bukan kerabat seperti tetangga, baby sitter, pekerja sosial, petugas tempat penitipan anak dan sebagainya. Di kalangan lapisan menengah dan atas dalam masyarakat perkotaan kita sering kali pembantu rumah tangga pun sering memegang peranan penting sebagai agen sosialisasi anak, setidak-tidaknya pada tahap awal. Gertrude Jaeger (1977) mengemukakan bahwa peranan para agen sosialisasi pada tahap awal ini, terutama orang tua, sangat penting. Sang anak (khususnya pada masyarakat modern Barat) sangat tergantung pada orang tua dan apa yang terjadi antara orang tua dan anak pada tahap ini jarang diketahui orang luar. Dengan demikian anak tidak terlindung terhadap penyalahgunaan kekuasaan yang sering dilakukan orang tua terhadap mereka seperti penganiyaan (chil abuse), perkosaan dan sebagainya. Dalam media massa kita pun berulang kali membaca mengenai kesewenang-wenangan yang dilakukan orang tua masyarakat kita terhadap anak-anak mereka, yang dalam beberapa kasus mengakibatkan kematian si anak. Apabila pesan-pesan yang disampaikan oleh agen-agen sosialisasi dalam masyarakat sepadan dan tidak saling bertentangan melainkan saling mendukung maka proses sosialisasi diharapkan dapat berjalan relatif lancar. Namun dalam masyarakat yang di dalamnya terdapat agen sosialisasi dengan pesan yang bertentangan dijumpai kecenderungan bahwa warga masyarakat yang menjalani proses sosialisasi sering mangalmi konflik pribadi karena diombang-ambingkan oleh agen sosialisasi yang berlainan. Seorang anak sering harus memilih antara menaati orang tua atau mengikuti teman (misalnya dalam hal merokok, keluarga malam tanpa izin orang ua, atau penyalahgunaan narkotika), dan pilihan apapun yang diambilnya akan mempertentangkannya dengan salah satu agen sosialisasi. Konflik pribadi pun akan terjadi manakala seseorang disosialisasi karena mempelajari peranan baru, dan aturan dalam proses sosialisasi ini bertentangan dengan sosialisasi yang pernah dialami dia masa lampau. Perbedaan hasil belajar karena adanya perbedaan pola sosialisasi masyarakat yang berlainan dikaji secara mendalam oleh Urie Bronfenbrenner (1970). Dalam tulisannya mengenai dunia anak-anak di Amerika Serikat dan Uni Soviet Bronfenbrenner berdalih bahwa pola sosialisasi anak di Amerika Serikat lebih cenderung menghasilkan anak dengan perilaku antisosial daripada pola sosialisasi semakin menurun, sedangkan peranan agen-agen sosialisasi lain seperti teman bermain yang cenderung menentang orang tua dan televisi yang cenderung memupuk perilaku antisosial. Pola sosialisasi di Uni Soviet, di lain pihak, menampilkan kesepadanan antara pesan-pesan yang disampaikan oleh berbagai agen sosialisasi seperti keluarga, sekolah, dan lingkungan di luar sekolah yang menghasilkan perilaku proposional. D. Bentuk dan Pola Sosialisasi 1. Bentuk Bentuk Sosialisasi. Sosialisasi merupakan suatu proses yang berlangsung sepanjang hidup manusia. Dalam kaitan inilah para pakar berbicara mengenai bentuk-bentuk proses sosialisasi seperti sosialisasi setelah masa kanak-kanak (socialization after childhood), pendidikan sepanjang hidup (life-long education), atau pendidikan berkesinambungan (continuing 52 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

58 Manusia Sebagai Mahluk Individu dan Mahluk Sosial education). Light et al. (1989:130) mengemukakan bahwa setelah sosialisasi dini yang dinamakannya sosialisasi primer (primary socialization) kita jumpai sosialisasi sekunder (secondry socialization). Berger dan Luckmann (1967) mendefinisikan sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil, melalui mana ia menjadi anggota masyarakat, sedangkan sosialisasi sekunder mereka definisikan sebagai proses berikutnya yang memperkenalkan individu yang telah disosialisasi ke dalam sektor baru dari dunia obyektif masyarakatnya (Berger dan Luckmann, 1967:130). Salah satu bentuk sosialisasi sekunder yang sering dijumpai dalam masyarakat ialah apa yang dinamakan proses resosialisasi (resocialization) yang didahului dengan proses desosialisasi (desocialization). Dalam proses resosialisasi seseorang diberi suatu diri yang baru. Proses desosialisasi dan resosialisasi ini sering dikaitkan dengan proses yang berlangsung dalam apa yang oleh Goffman dinamakan institusi total (total institutions) : Suatu tempat tinggal dan bekerja yang di dalamnya sejumlah individu dalam situasi sama, terputus dari masyarakat yang lebih luas untuk suatu jangka waktu tertentu, bersama-sama menjalani hidup yang terkungkung dan diatur secara formal (Goffman, 1961:xiii) Dalam sosialisasi primer tidak ada masalah identifikasi. Orang-orang yang berpengaruh tidak dapat dipilih. Masyarakat menyediakan sekelompok orang-orang berpengaruh tertentu. Oleh karena itu si anak tidak punya pilihan lain dalam menentukan pengaruh-pengaruhnya, maka pengidentifikasian dirinya dengan mereka berlangsung secara kuasi-otomatis. Karena itulah maka dunia yang diinternalisasikan dalam sosialisasi primer jauh lebih kuat tertanam dalam kesadaran sosialisasi sekunder. Sudah tentu isi-isi khusus yang diinternalisasi dalam sosialisasi primer berbeda dari masyarakat ke masyarakat. Tetapi ada juga yang di mana-mana sama. Maka, dalam sosialisasi primerlah, dunia pertama individu terbentuk. Sosialisasi primer menyangkut tahap-tahap belajar yang ditentukan secara sosial. Sifat sosialisasi primer juga dipengaruhi oleh berbagai persyaratan dalam pengalihan cadangan pengetahuan. Legitimasi tertentu mungkin menuntut tingkat kompleksitas linguistik yang lebih tinggi bagi pemahamannya dibandingkan dengan legitimasi lainnya. Sosialisasi primer berakhir apabila konsep tentang orang lain pada umunya (dan segala sesuatu yang menyertainya) telah terbentuk dan tertanam dalam kesadaran individu. Pada titik ini ia sudah merupakan anggota efektif masyarakat dan secara subyektif memiliki suatu diri dan sebuah dunia. Kita bisa membayangkan suatu masyarakat di mana tidak terjadi sosialisasi lebih lanjut setelah sosialisasi primer. Dengan sendirinya, masyarakat seperti itu akan merupakan sebuah masyarakat dengan khazanah pengetahuan yang sederhana sekali. Semua pengetahuan akan relevan secara umum, di mana individu hanya berbeda dalam perspektif mereka mengenai pengetahuan itu. Konsepsi ini berguna untuk menetapkan suatu kasus batas, tetapi sejauh ini kita tidak mengenal suatu masyarakat yang tidak mempunyai suatu tingkat pembagian kerja, dan seiring dengan itu, suatu tingkat distribusi pengetahuan; dan kalau keadaannya sudah demikian maka sosialisasi sekunder menjadi perlu. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 53

59 Manusia Sebagai Mahluk Individu dan Mahluk Sosial 2. Pola-Pola Sosialisasi. Pada dasarnya kita mengenal dua pola sosialisasi, yaitu pola yang represi (dengan kekerasan/hukuman), dan pola partisipatori (partisipasi) Belakangan ini kita dikejutkan oleh beberapa kasus hukuman fisik, yang dilakukan orang tua terhadap anak mereka yang dinilai tidak menaati perintah sehingga mengakibatkan kematian anak tersebut. Kasus ini merupakan contoh ekstrem dari satu pola sosialisasi yang oleh Jaeger (1977, dengan mengutip karya Bronfenbrenner dan Kohn) dinamakan sosialisasi dengan cara represi (repressive socialization). Sosialisasi dengan cara represi menekankan pada penggunaan hukuman terhadap kesalahan. Menurut Jaeger sosialisasi dengan cara represi pun mempunyai ciri-ciri lain seperti penekanan pada penggunaan materi dalam hukuman dan imbalan; penekanan pada kepatuhan anak pada orang tua; penekanan pada komunikasi yang bersifat satu arah, nonverbal dan berisi perintah; penekanan titik berat sosialisasi pada orang tua dan pada keinginan orang tua; dan peranan keluarga sebagai significant other. Pola kedua yang disebutkan Jaeger ialah sosialisasi dengan cara partisipasi (participatory socialization). Sosialisasi dengan cara partisipasi menurut Jaeger merupakan pola yang di dalamnya anak diberi imbalan manakala berperilaku baik; hukuman dan imbalan bersifat simbolis; anak diberi kebebasan; penekanan diletakkan pada interaksi; komunikasi bersifat lisan; anak menjadi pusat sosialisasi; kebutuhan anak dianggap penting; dan keluarga menjadi generalized other. 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan interaksi sosial? 2. Jelaskan faktor-faktor apa yang menunjang kerah terjadinya interaksi social 3. Jelaskan perbedaan antara interaksi social yang berbentuk persaingan dan konflik. 4. Apa yang dimaksud dengan sosialisasi? 5. Apa perbedaan antara sosialisasi primer dan sosialisasi sekunder? 6. Bagimana pola-pola sosialisasi itu? Jelaskan! Rambu-Rambu Jawaban Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas Anda harus mempelajari masalah interaksi sosial tersebut sebagai sebuah hubungan timbal balik saling mempengaruhi. Dalam interaksi social ada factor imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati yang menuju kea rah terjadinya interaksi social. Interaksi social bisa berbentuk kerja sama, persaingan, atau konflik. Bila pihak masing-masing ingin menunjukkan keunggulan dari pihak lain dengan cara-cara yang sportif, hal dikategorikan sebagai persaingan. Namun apabila keunggulan itu diperebutkan dengan cara menjatuhkan lawannya, maka sudah diaktegorikan sebagai konflik. Dalam kehidupan sehari-hari adap proses pengambilan peranan melalui proses penanaman nilai (sosialisasi). Proses ini terjadi ketika masih masa anak-anak (sosialisasi primer) dan terjadi setelah melewati masa kanak-kanak (sosialisasi sekunder). Kita mengenal dua pola sosialisasi, yaitu pola yang represi (dengan kekerasan/ hukuman), dan pola partisipatori (partisipasi) 54 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

60 Manusia Sebagai Mahluk Individu dan Mahluk Sosial Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik saling mempengaruhi antara individu, kelompok sosial, dan masyarakat. Interaksi sosial terjadi dengan didasari oleh factor-faktor : imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati. Ada dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial, yaitu : a. Proses Asosiatif, yang terbagi dalam tiga bentuk khusus yaitu akomodasi, asimilasi, dan akulturasi. b. Proses Disosiatif, mencakup persaingan yang meliputi contravention dan pertentangan/ pertikaian/konflik. Dalam masyarakat terjadi proses sosialisasi. Sosialisasi itu sendiri diartikan sebagai a process by which a child learns to be a participant member of society yaitu suatu proses dimana seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat. Sosialisasi terjadi melalui agen-agen sosialisasi seprti : keluarga, kelompok bermain, media massa, dan sistem pendidikan, dan bisa berlangsung dengan pola represi atau partisipatori. Pada tahap awal sosialisasi, interaksi seorang anak biasanya terbatas pada sejumlah kecil orang lain biasanya anggota keluarga, terutama ayah dan ibu. Sosialisasi seperti ini terjadi pada masa sosialisasi primer. Sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil, melalui mana ia menjadi anggota masyarakat, sedangkan sosialisasi sekunder diartikan sebagai proses berikutnya yang memperkenalkan individu yang telah disosialisasi ke dalam sektor baru dari dunia obyektif masyarakatnya. 1. Interaksi sosial menurut Gillin and Gillin adalah : a. hubungan antar dua individu atau lebih, dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya. b. hubungan-hubungan antara orang-orang secara individual, antar kelompok orang, dan orang perorangan dengan kelompok. c. Hubungan yang mengakibatkan terjadinya kerjasama antar individu, kelompok, dan masyarakat. d. Hubungan yang bersifat asosiatif yang berlangsung dalam suasana kekeluargaan. e. Hubungan yang bersifat disosiatif yang berlangsung dalam suasana kekeluargaan. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 55

61 Manusia Sebagai Mahluk Individu dan Mahluk Sosial 2. Imitasi adalah suatu proses peniruan atau meniru yang ditandai dengan, kecuali. a. Dilakukan oleh kanak-kanak dan dewasa. b. Yang ditiru seringkali potongan model baju, celana, model rambut, dan hal-hal lain. c. Proses peniruan seringkali tidak bertahan lama d. Yang ditiru adalah hal-hal yang artificial e. Peniruan selalu meniru perilaku orang. 3. Yang dimaksud dengan sugesti adalah a. proses individu menerima suatu cara penglihatan atau pedoman tingkah laku dari orang lain tanpa dikritik terlebih dahulu. b. Pengaruh psychis, baik yang datang dari dirinya sendiri maupun dari orang lain yang pada umumnya diterima secara rasional. c. Pengaruh fisik dan psychis, baik yang datang dari dirinya sendiri maupun dari orang lain yang diterima secara rasional. d. Satu proses dimana seseorang ingin menjadi sama dengan orang lain. e. Suatu keadaan dimana seseorang tertarik kepada orang lain secara fisik. 4. Seseorang akan mudah terkena sugesti bila a. Memiliki pengalaman yang cukup dalam bidang tersebut. b. Memiliki daya kritis yang kuat. c. Dalam keadaan dilematis. d. Menyukai sesuatu atau seseorang. e. Memiliki pendidikan yang cukup baik. 5. Interaksi yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk mendapatkan keuntungan tertentu bagi dirinya dengan cara menarik perhatian atau mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan kekerasan disebut. a. kerjasama d. konflik b. kontravensi e. arbitrasi c. persaingan 6. Suatu kenyataan adanya suatu keseimbangan dalam interaksi antara orang perorangan dan kelompok manusia disebut a. mediasi d. kerjasma b. akomodasi e. persaingan c. konflik 7. Suatu proses dimana seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat disebut dengan a. interaksi social d. generalisasi b. sosialiasi primer e. partisipasi c. sosialisasi 56 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

62 Manusia Sebagai Mahluk Individu dan Mahluk Sosial 8. Dalam sosialsiasi primer ditandai dengan.. a. Pilihan-pilihan yang bebas bagi anak untuk menentukan dirinya sendiri. b. Pengaruh yang kuat dari orang yang paling dekat. c. Terjadi pada usia menginjak dewasa. d. Banyak alternative dalam menentukan dirinya. e. Peranan orang tua sudah mulai berkurang seiring dengan kepribadian yang semakin dewasa. 9. Kasus - kasus hukuman fisik yang dilakukan orang tua terhadap anak mereka yang dinilai tidak menaati perintah sehingga mengakibatkan anak cacat fisik bahkan kematian anak, termasuk pola sosialisasi yang.. a. primer d. parsipatori b. sekunder e. illegal c. represif 10.Pola sosialisasi yang di dalamnya anak diberi imbalan manakala berperilaku baik; hukuman dan imbalan bersifat simbolis; anak diberi kebebasan; penekanan diletakkan pada interaksi, hal ini termasuk pada a. pola primer d. pola simbolik b. pola represif e. pola generatif c. pola partispatori Cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif 2 yang ada pada bagian belakang bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2 Rumus: Jumlah Jawaban Anda yang benar Tingkat Penguasaan = x 100 % 10 Arti Tingkat Penguasaan : 90 % % = Baik Sekali 80 % - 89 % = Baik 70 % - 79 % = Cukup < 69 % = Kurang Kalau Anda mencapai tingkat penguasaan 80 % ke atas, Anda telah berhasil menyelesaikan kegiatan pembelajaran ini. Bagus! Akan tetapi apabila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum anda kuasai. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 57

63 Manusia Sebagai Mahluk Individu dan Mahluk Sosial MASYARAKAT DAN KOMUNITAS A. Pendahuluan Konsep masyarakat (society) dan masyarakat setempat (community) adalak konsep yang sering digunakan dalam membahas masalah-masalah lingkungan sosial budaya dan teknologi. Oleh karena itu, pemahaman terhadap dua konsep tersebut sangatlah penting. Dalam kehidupan sehari-hari penggunaan dua konsep ini saling tertukarkan (interchangable). Kedua konsep ini memiliki ciri yang berbeda. Paparan di bawah ini, dibahas perbedaan kedua konsep tersebut, juga perbedaan masyarakat desa dan masyarakat kota serta ciri-cirinya. B. Masyarakat (Society) Anda tentu sudah sering mendengar kata masyarakat, baik dari orang lain maupun mendengar lewat media elektronoik. Bahkan mungkin anda sendiri pernah dan mungkin sering menggunakan kata masyarakat. Dalam kehidupan sehari- hari istilah atau kata masyarakat sering muncul, seperti dalam contoh berikut ini: a. Masyarakat sudah banyak berkorban untuk kepetingan PEMILU, sementara para anggota DPR malah bertengkar memperebutkan kedudukan. Bandingkan dengan contoh berikut ini : b. Rakyat sudah banyak berkorban untuk kepetingan PEMILU, sementara para anggota DPR malah bertengkar memperebutkan kedudukan. Contoh lain seperti berikut ini: c. Masyarakat komplek perumahan Tamansari Indah bergotong royong membersihkan solokan. Penggunaan kata masyarakat seringkali tercampuradukkan dalam kehidupan sehari-hari. Di satu waktu kita menggunakan kata masyarakat sesuai dengan makna kata masyarakat itu sendiri. Tetapi, terkadang kita meggunakan kata masyarakat untuk makna yang bukan sebenarnya, seperti kata rakyat kita gunakan juga istilah masyarakat untuk menggantikannya, atau juga sebaliknya, kita menggunakan kata rakyat untuk menggantikan kata masyarakat. Lebih jauh lagi, kita sering mencampuradukan istilah masyarakat dan komunitas, seperti dalam contoh (c) di atas. Istilah masyarakat dalam bahasa Inggrisnya society. Sedangkan istilah komunitas dalam bahasa Inggrisnya community. Dalam konteks keseharian, sering kali terjadi kesalahan pemahaman antara society dan community. Dua isitilah (konsep) tersebut sering ditafsirkan secara sama, padahal sangat berbeda artinya. Sosiety atau masyarakat berbeda dengan komunitas (community) atau masyarakat setempat. 58 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

64 Manusia Sebagai Mahluk Individu dan Mahluk Sosial Terdapat perbedaan mendasar antara kedua konsep tersebut. Beberapa definisi mengenai masyarakat bisa lihat di bawah ini : 1. Krech, seperti yang dikutip Nursid, mengemukakan bahwa a society is that it is an organized collectivity of interacting people whose activities become centered arounds a set of common goals, and who tend to share common beliefs, attitudes, and modes of action. Jadi unsur masyarakat adalah : 1. kumpulan orang 2. sudah terbentuk dengan lama 3. sudah memiliki system social atau struktur social tersendiri, 4. memiliki kepercayaan, sikap, dan perilaku yang dimiliki bersama. 2. Krech, Crutchfield, dan Ballachey (1975 : 308) mengemukakan definisi masyarakat sebagai a society is that it is an organized collectivity of interacting people whose activies become centered around a set of common goals, and who tend to share common beliefs, attitudes, and of action. Unsur masyarakat berdasarkan definisi ini, adalah : 1. Kolektivitas interaksi manusia yang terorganisisasi. 2. Kegiatannya terarah pada sejumlah tujuan yang sama. 3. Memiliki kecenderungan untuk memiliki keyakinan, sikap, dan bentuk tindakan yang sama. Pada konsep ini, masyarakat lebih dicirikan oleh interaksi, kegiatan, tujuan, keyakinan, dan tindakan sejumlah manusia yang sedikit banyak berkecenderungan sama. Dalam masyarakat tersebut terdapat ikatan-ikatan berupa tujuan, keyakinan, tindakan terungkap pada interaksi manusianya. Dalam hal ini, interaksi dan tindakan itu tentu saja, interaksi serta tindakan sosial. 3. Selanjutnya, Fairchild et al (1980:300) memberikan batasan masyarakat sebagai berikut : Society ia a group human beings cooperating in the pursuit of several of their major interest, invariably including selfmaintenance and self-perpetuation. The concept of society includes continuity, complex associational relationships, and a composition including representatives of fundamental human types, specifically men, women, and childern. Unsur masyarakat menurut definisi tadi adalah a. Kelompok manusia b. Adanya keterpaduam atau kesatuan diri berlandaskan kepentingan utama. c. Adanya pertahanan dan kekekalan diri. d. Adanya kesinambungan. e. Adanya hubungan yang pelik diantara anggotanya. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 59

65 Manusia Sebagai Mahluk Individu dan Mahluk Sosial Menurut konsep ini, karakteristik dari masyarakat itu adalah adanya sekelompok manusia yang menunjukkan perhatian bersama secara mendasar, pemeliharaan kekekalan bersama, perwakilan manusia menurut sejenisnya yang berhubungan satu sama lain secara berkesinambungan. Dengan demikian, relasi manusia sebagai suatu bentuk masyarakat itu, tidak terjadi dalam waktu yang singkat, melainkan secara berkesinambungan dalam waktu yang relatif cukup lama. 4. Akhirnya, dapat dikemukakan definisi masyarakat menurut Horton dan Hunt (1982:47) sebagai berikut, A society is a relatively independents, self-perpetuating human group who accupy territory, share a culture, and have most of their associations within this group. Unsur masyarakat menurut konsep Horton dan Hunt adalah: a. kelompok manusia. b. Yang sedikit banyak memiliki kebebasan dan bersifat kekal. c. Menempati suatu kawasan d. Memiliki kebudayan e. Memiliki hubungan dalam kelompok yang bersangkutan. Dengan demikian, karakteristik dari masyarakat itu terutama terletak pada kelompok manusia yang bebas dan bersifat kekal, menempati kawasan tertentu, memiliki kebudayaan serta terjalin dalam suatu hubungan di antara anggotaanggotanya. Di antara istilah (konsep) masyarakat yang telah dikemukakan di atas, tidak ada perbedaan ungkapan yang mendasar, justru yang ada yaitu mengenai persamaannya. Yang utama, masyarakat itu merupakan kelompok atau kolektivitas manusia yang melakukan antarhubungan, sedikit banyak bersifat kekal, berlandaskan perhatian dan tujuan bersama, serta telah melakukan jalinan secara berkesinambungan dalam waktu yang relatif lama. Bagaimanapun, kelompok yang melakukan jalinan sosial dalam waktu yang relatif lama itu pasti menempati kawasan tertentu. Meskipun pada dua konsep yang terdahulu tidak dinyatakan tentang kawasan itu, secara eksplisit tersirat pada kontinuitas dan kekekalan. Hubungan antarmanusia itu tidak dapat berkesinambungan dan kekal, jika tidak terjadi dalam suatu wadah yang kita sebut kawasan atau daerah. Salah satu unsur masyarakat lainnya yang melekat, yaitu adanya kebudayaan yang dihasilkan oleh masyarakat tersebut. Pengertian kebudayaan di sini, meliputi tradisi, nilai, norma, upacara-upacara tertentu, dan lain-lain yang merupakan pengikut serta melekat pada interaksi sosial warga masyarakat yang besangkutan. Setelah kalian memahami istilah masyarakat tersebut di atas bisakah kalian memberikan contoh mana yang termasuk masyarakat dan mana yang bukan. Berilah tanda ceklis sesuai dengan pernyataannya! NO PERNYATAAN MASYARAKAT YA BUKAN 1 Kumpulan orang yang nonton sepakbola.. 2. Kumpulan orang di sekolah.. 3. Kumpulan orang yang tinggal di komplek perumahan baru Kumpulan orang yang tinggal di desa.. 60 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

66 Manusia Sebagai Mahluk Individu dan Mahluk Sosial Apakah anda sudah dapat membedakan mana masyarakat dan mana bukan? Pernyataan nomor 1, 2, dan 3 tidak dapat dikategorikan sebagai masyarakat, karena tidak dapat memenuhi unsur masayarakat. Kumpulan orang yang tinggal di desa dapat dikategorikan sebagai masyarakat, karena mereka sudah terbentuk dan hidup bersama dengan lama, sudah memiliki sistem sosial atau struktur sosial sendiri, mereka memiliki kepercayaan, sikap, dan perilaku yang dimiliki bersama. Sekarang rumuskan oleh Anda pengertian masyarakat dengan menggunakan bahasamu sendiri, tentunya unsur masyarakat harus tercakup di dalamnya! : Dari sekian banyak unsur masyarakat yang dikemukakan di atas satu sama lain banyak kesamaanya. Sekarang coba gabungkan atau anda simpulkan unsur tersebut!: No. Unsur Masyarakat Dari sekian banyak unsur masyarakat yang dikemukakan para ahli di atas, dapat kita simpulkan sebagai berikut: a. Kumpulan orang. b. Sudah terbentuk dengan lama. c. Sudah memiliki sistem dan struktur sosial tersendiri. d. Memiliki kepercayaan,sikap, dan perilaku yang dimiliki bersama. e. Adanya kesinambungan dan pertahanan diri. f. Memiliki kebudayaan. Berdasarkan pengamatan dan penghayatan, kita setuju bahwa manusia sejak lahir sampai mati ia selalu terikat dengan masyarakat. Sepanjang hayat dikandung badan, kita tidak akan lepas dari masyarakat, mencari nafkah, serta menerima pengaruh dari lingkungan sosial yang disebut masyarakat. Karena tiap orang ada dalam konteks sosial yang disebut masyarakat, ia akan mengenal orang lain, dan paling utama mengenal diri sendiri selaku anggota masyarakat. Kepentingan yang melekat pada diri Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 61

67 Manusia Sebagai Mahluk Individu dan Mahluk Sosial masing-masing menjadi dasar interaksi sosial yang mewujudkan masyarakat sebagai wadahnya. C. Masyarakat Setempat (Community) Pemakaian kata masyarakat sehari-hari biasanya meliputi juga community dalam bahasa Inggris atau pada masyarakat yang berbahasa Inggris. Sesungguhnya, antara society dan Community itu ada perbedaan yang mendasar. Namun, dalam bahasa Indonesia, seolah-olah sama saja. Untuk lebih memahami hakikatnya, marilah kita ikuti beberapa definisinya sebagai berikut : Community is a sub-group many of the characteristic of society, but on a smaller scale, and with less extensice and coordinated common interets. Implicit in the concept of community is a territorial area, a considerable degree of interpersonal acquaintance and contact, and some special basic of coberence that separates it from neighbouring groups. The community has more limited self-sufficiency than society, but within those limits has closer association and deeper sympathy (Fairchild, et al., 1980: 52). Dalam pengertian ini, community (masyarakat setempat) atau komunitas merupakan bagian kelompok dari masyarakat (society) dalam lingkup yang lebih kecil, serta ikatan kebersamaannya kurang kuat. Mereka lebih terikat oleh tempat (teritorial). Menurut Prof.Dr. Seorjono Soekanto, Istilah community dapat diterjemahkan sebagai masyarakat setempat, istilah mana menunjuk pada warga-warga sebuah desa, sebuah kota, suku atau suatu bangsa. Apabila anggota-anggota suatu kelompok, baik kelompok itu besar atau kecil, hidup bersama sedemikian rupa sehingga mereka merasakan bahwa kelompok tersebut dapat memenuhi kepentingan-kepentingan hidup yang utama,maka kelompok tadi dapat disebut masyarakat setempat. Intinya mereka menjalin hubungan social (social relationship). Dengan mengambil pokok-pokok uraian di atas, dapat dikatakan bahwa masyarakat setempat mununjuk pada bagian masyarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah (dalam arti geografis) dengan batas-batas tertentu dimana factor utama yang menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar di antara anggota-anggotanya, dibandingkan interaksi dengan penduduk di luar batas wilayahnya. Dapat disimpulkan bahwa masyarakat setempat (community) adalah suatu wilayah kehidupan social yang ditandai oleh suatu derajat hubungan social yang tertentu. Dasardasar dari masyarakat setempat adalah lokalitas dan perasaan semasyarakat setempat. Jadi unsur pertama dari komunitas ialah adanya wilayah atau lokalitas. Suatu komunitas pasti mempunyai lokalitas atau tempat tinggal tertentu. Meskipun suatu kelompok manusia mereka adalah pengembara, namun pada suatu saat tertentu mereka menempati wilayah tertentu. Unsur yang kedua dari komunitas adalah perasaan saling ketergantungan atau saling membutuhkan. Perasaan anggota masyarakat setempat dengan anggota lainnya didasari adanya persamaan tempat tinggal. Perasaan bersama antara anggota masyarakat setempat tersebut di atas disebut community sentiment. Setiap community sentiment memiliki unsur : 1. seperasaan 2. sepenanggungan 3. saling memerlukan 62 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

68 Manusia Sebagai Mahluk Individu dan Mahluk Sosial Unsur seperasaan muncul karena anggota komunitas memosisikan dirinya sebagai bagian dari kelompok lain yang lebih besar. Mereka menganggap dirinya sebagai kami ketimbang dengan saya. Umpamanya tujuan kami, kelompok kami, atau perasaan kami. Unsur sepenanggungan muncul karena setiap anggota masyarakat setempat sadar akan peranannya dalam kelompok. Setiap anggota menjalankan peranannya sesuai dengan posisi kedudukannya masing-masing. Unsur saling memerlukan muncul karena setiap anggota dari komunitas tidak bisa memenuhi kebutuhannya tanpa bantuan anggota lainnya. Ada saling ketergantungan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikologisnya. Pengertian masyarakat (society) jelas berbeda dengan pengertian masyarakat setempat (community) atau komunitas. Pengertian masyarakat (society) sifatnya lebih umum dan lebih luas, sedangkan pengertian masyarakat setempat (community) lebih terbatas dan juga dibatasi oleh areal kawasannya, serta jumlah warganya. Namun ditinjau dari aktivitas hubungannya, lebih erat pada masyarakat setempat (community) daripada masyarakat (society), dan persatuannya juga lebih erat. D. Masyarakat Desa dan Masyarakat Kota Sebuah desa sering kali ditandai dengan kehidupan yang tenang, jauh dari hikuk pikuk keramaian, penduduknya ramah-tamah, saling mengenal satu sama lain, mata pencaharian penduduknya kebanyakan sebagai petani, atau nelayan. Orang di desa mempunyai hubungan yang lebih erat dan mendalam antar sesama warganya. Sistem kehidupan biasanya berkelompok, atas dasar kekeluargaan. Penduduk masyarakat desa pada umumnya hidup dari pertanian atau nelayan, meskipun pekerjaan yang lain pun ada seperti tukang kayu atau tukang batu. Sering ditemukan bukti, ketika musim bertani datang, mereka yang bekerja di luar pertanian kembali bertani. Mereka bekerja di luar pertanian hanya untuk sementara saja, ketika pekerjaan bertani sedang tidak dilakukan, mereka melakukan pekerjaan di luar pertanian. Pekerjaan bertani bisanya dilakukan bersama-sama antara anggota masyarakat desa lainnya. Hal itu mereka lakukan, karena biasanya satu keluarga saja tidak cukup melakukan pekerjaan tersebut. Sebagai akibat dari kerjasama ini, timbulah kebiasaan dalam masyarakat yang namanya gotong royong. Oleh karena itu, pada masyarakat desa, jarang dijumpai pekerjaan berdasarkan keahlian, akan tetapi biasanya pekerjaan didasarkan pada usia (karena kekuatan fisiknya) dan jenis kelamin. Usia dan ketokohan sangat berperan dalam kehidupan orang desa. Golongan orang-orang tua pada masyarakat pedesaan, pada umumnya memegang peranan penting. Orang-orang akan selalu meminta nasihat-nasihat kepada mereka, apabila ada kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Kesukarannya adalah bahwa orang-orang tua itu mempunyai pandangan-pandangan yang didasarkan pada tradisi yang kuat, sehingga perubahan akan sangat sulit terjadi. Desa mengalami perubahan, sehingga unsur-unsur kota masuk di dalamnya. Begitu pula kota, meskipun disebut sebuah kota, ciri-ciri atau kebiasaan desa masih ada yang melekat di dalamnya. Sebuah kota sering kali ditandai dengan kehidupan yang ramai, wilayahnya yang luas, banyak penduduknya, hubungan yang tidak erat satu sama lain, dan mata pencaharian penduduknya bermacam-macam. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 63

69 Manusia Sebagai Mahluk Individu dan Mahluk Sosial Menurut Seorjono Seokamto, masyarakat kota dan desa memiliki perhatian yang berbeda, khususnya perhatian terhadap keperluan hidup. Di desa, yang diutamakan adalah perhatian khusus terhadap keperluan pokok, fungsi-fungsi yang lainnya diabaikan. Lain dengan pandangan orang kota, mereka melihat selain kebutuhan pokok, pandangan masyarakat sekitarnya sangat mereka perhatikan. Kalau menghidangkan makanan misalnya, diusahakan dengan memberikan kesan bahwa yang menghidangkannya mempunyai kedudukan sosial yang tinggi. Bila ada tamu misalnya, diusahakan untuk menghidangkan makanan dalam kemasan yang kesannya makanan itu dibeli dari toko makanan, selain enak juga mahal. Pada orang-orang desa, hal itu tidak dipedulikan, mereka masak makanan sendiri, kemasanya menarik atau tidak, makanannya enak atau tidak, itu kurang dipertimbangkan. Pada orang kota, makanan harus kelihatan mewah dan tempat menghidangkannyapun harus mewah dan terhormat. Disini, terlihat ada perbedaan penilaian, orang desa menilai makanan sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan biologis, sedangkan bagi orang kota sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan sosial. Pembagian kerja (division of labor) pada masyarakat kota sudah sangat terspesialiasasi. Begitu pula jenis profesi pekerjaan sudah sangat banyak macamnya (heterogen). Dari sudut keahlian (spesialisasi), seseorang mendalami pekerjaan pada satu jenis keahlian yang semakin spesifik, contohnya: ada dokter umum, yang lebih terspesialisasi ada dokter khusus ahli THT (telinga hidung tenggorokan), dokter ahli penyakit dalam (internis), dokter ahli kandungan (genekolog), dan lain-lain. Disamping itu jenis pekerjaan banyak sekali macamnya, contohnya ada tukang listrik, ada ahli bangunan, guru, polisi, tentara, akuntan, dan lain-lain. Antar satu jenis pekerjaan dengan pekerjaan lain sangat erat kaitannya, ada saling ketergantungan diantara mereka. Ibu- ibu rumah tangga sangat tergantung pada tukang sayur, pada tukang listrik, pada tukang gas, sehingga kegiatan rumah tangga akan terganggu kalau salah satu diantara mereka tidak ada. Pekerjaan mengoperasi pasien di rumah sakit, akan melibatkan banyak macam profesi, seperti dokter ahli penyakit, dokter ahli bedah, dokter ahli anastesi (pembiusan), dan operator lainnya. Seorang pelajar, pegawai atau pekerja lainnya, akan terganggu aktivitasnya bila para supir angkutan umum melakukan mogok kerja. Begitu pula, para supir atau para pengguna kendaraan lainnya akan terganggu aktivitasnya bila para penjual bensin dan bahan bakar lainnya melakukan mogok kerja. Ada saling ketergantungan yang tinggi antara anggota masyarakat yang satu dengan yang lainnya karena perbeadaan pekerjaannya. Satu jenis pekerjaan dengan pekerjaan lainnya ada saling ketergantungan. Saling ketergantungan antara satu anggota masyarakat dengan masyarakat lainnya yang disebabkan karena perbedaan pekerjaan (heterogenitas pekerjaan) menurut Emile Durkheim disebut dengan solidaritas organis (organic solidarity). Disisi lain masyarakat desa memiliki jenis pekerjaan yang sama, seperti bertani, berladang, atau sebagai nelayan. Kehidupan orang desa yang memiliki jenis pekerjaan yang sama (homogen) sangat menggantungkan pekerjaannya kepada keluarga lainnya. Mereka tidak bisa mengerjakan semuanya oleh keluarganya sendiri. Untuk mengolah tanah, memanen padi, atau pekerjaan bertani lainnya, mereka harus sepakat dengan yang lain menunggu giliran. Begitu pula jika ada pekerjaan lain, seperti membuat atau memperbaiki rumah, mereka sudah atur waktunya supaya bisa dikerjakan bersama- 64 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

70 Manusia Sebagai Mahluk Individu dan Mahluk Sosial sama. Saling ketergantungan pada masyarakat yang disebabkan oleh karena adanya persamaan dalam bidang pekerjaan oleh Emile Durkheim disebut dengan solidaritas mekanis (mechanic solidarity). Ferdinand Tonnies mengemukakan pembagian masyarakat dengan sebutan masyarakat gemainschaft dan geselschaft. Masyarakat gemainschaft atau disebut juga paguyuban adalah kelompok masyarakat dimana anggotanya sangat terikat secara emosional dengan yang lainnya. Sedangkan masyarakat geselschaft atau patembeyan ikatan- ikatan diantara anggotanya kurang kuat dan bersifat rasional. Paguyuban cenderung sebagai refleksi masyarakat desa, sedangkan patembeyan refleksi masyakat kota. Petunjuk : Jawablah peretanyaan di bawah ini dengan benar : 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan society? 2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan community 3. Apa perbedaan antara masyarakat desa dan masyarakat kota? 4. Apa yang dimaksud dengan solidaritas mekanis? 5. Apa yang dimaksud dengan solidaritas organis? Rambu-Rambu Jawaban Untuk menjawab pertanyaan di atas anda harus mempelajari topik tentang masyarakat (society) dan masyarakt setempat, masyarakat desa dan kota. Masyarakat (society) adalah kelompok atau kolektivitas manusia yang melakukan antarhubungan, sedikit banyak bersifat kekal, berlandaskan perhatian dan tujuan bersama, serta telah melakukan jalinan secara berkesinambungan dalam waktu yang relatif lama. Masyarakat setempat (community) adalah suatu wilayah kehidupan social yang ditandai oleh suatu derajat hubungan social yang tertentu. Dasar-dasar dari masyarakat setempat adalah lokalitas dan perasaan semasyarakat setempat. Desa sering kali ditandai dengan kehidupan yang tenang, jauh dari hikuk pikuk keramaian, penduduknya ramah-tamah, saling mengenal satu sama lain, mata pencaharian penduduknya kebanyakan sebagai petani, atau nelayan. Sedangkan kota sering kali ditandai dengan kehidupan yang ramai, wilayahnya yang luas, banyak penduduknya, hubungan yang tidak erat satu sama lain, dan mata pencaharian penduduknya bermacam-macam. Saling ketergantungan antara satu anggota masyarakat dengan masyarakat lainnya yang disebabkan karena perbedaan pekerjaan (heterogenitas pekerjaan) disebut dengan solidaritas organis (organic solidarity). Sedangkan saling ketergantungan pada masyarakat yang disebabkan oleh karena adanya persamaan dalam bidang pekerjaan oleh Emile Durkheim disebut dengan solidaritas mekanis (mechanic solidarity). Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 65

71 Manusia Sebagai Mahluk Individu dan Mahluk Sosial Dari beberapa istilah (konsep) masyarakat yang telah dikemukakan di atas, tidak ada perbedaan ungkapan yang mendasar, justru yang ada yaitu mengenai persamaannya. Yang utama, masyarakat itu merupakan kelompok atau kolektivitas manusia yang melakukan antarhubungan, sedikit banyak bersifat kekal, berlandaskan perhatian dan tujuan bersama, serta telah melakukan jalinan secara berkesinambungan dalam waktu yang relatif lama. Dari sekian banyak unsur masyarakat yang dikemukakan para ahli di atas, dapat kita simpulkan sebagai berikut: 1. Kumpulan orang. 2. Sudah terbentuk dengan lama. 3. Sudah memiliki sistem dan struktur sosial tersendiri. 4. Memiliki kepercayaan,sikap, dan perilaku yang dimiliki bersama. 5. Adanya kesinambungan dan pertahanan diri. 6. Memiliki kebudayaan. Masyarakat setempat (community) adalah suatu wilayah kehidupan social yang ditandai oleh suatu derajat hubungan social yang tertentu. Dasar-dasar dari masyarakat setempat adalah lokalitas dan perasaan semasyarakat setempat. Masyarakat (society) jelas berbeda dengan pengertian masyarakat setempat (community) atau komunitas. Pengertian masyarakat (society) sifatnya lebih umum dan lebih luas, sedangkan pengertian masyarakat setempat (community) lebih terbatas dan juga dibatasi oleh areal kawasannya, serta jumlah warganya. Namun ditinjau dari aktivitas hubungannya, lebih erat pada masyarakat setempat (community) daripada masyarakat (society), dan persatuannya juga lebih erat. Desa sering kali ditandai dengan kehidupan yang tenang, jauh dari hikuk pikuk keramaian, penduduknya ramah-tamah, saling mengenal satu sama lain, mata pencaharian penduduknya kebanyakan sebagai petani, atau nelayan. Sebuah kota sering kali ditandai dengan kehidupan yang ramai, wilayahnya yang luas, banyak penduduknya, hubungan yang tidak erat satu sama lain, dan mata pencaharian penduduknya bermacam-macam. 66 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

72 Manusia Sebagai Mahluk Individu dan Mahluk Sosial Petunjuk : Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan cara memberi tanda silang (X) pada huruf (a, b, c, d, atau e) di depan kemungkinan jawaban. 1. Kata masyarakat dalam bahasa Inggris berarti : a. Community d. People b. Social group e. Social group c. Society 2. Sedangkan kata masyarakat setempat merupakan terjemahan dari : a. local society d. local community b. community e. solidarity c. society 3. Krech menekankan pengertian masyarakat pada : a. kumpulan orang pada suatu tempat b. interaksi manusia yang terorganisir c. adanya sistem sosial yang rapuh d. manusia yang menghasilkan kebudayaan e. kerumunan manusia. 4. Menurut Fairchild suatu masyarakat memiliki ciri adanya kesinambungan, artinya : a. masyarakat mengalami pasang surut sehingga sulit dipertahankan dalam jangka lama. b. Dalam masyarakat kedudukan pemimpin sangat menentukan. c. Masyarakat akan tetap ada/berjalan walaupun anggotanya datang dan pergi. d. Sistem sosial masyarakat berjalan terus meskipun dalam jangka pendek. e. Masyarakat harus punya tempat. 5. Masyarakat setempat lebih menekankan pada : a. lokalitas d. stratifikasi sosial b. interaksi sosial e. keakraban c. struktur sosial 6 Pengertian masyarakat (society) jelas berbeda dengan pengertian masyarakat setempat (community) atau komunitas. Perbedaanya terletak pada... a. Pengertian masyarakat (society) sifatnya lebih khusus dan lebih sempit b. Pengertian masyarakat (society) sifatnya lebih umum dan lebih luas. c. pengertian masyarakat setempat (community) tidak dibatasi oleh area kawasannya. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 67

73 Manusia Sebagai Mahluk Individu dan Mahluk Sosial d. Pengertian masyarakat setempat jumlah warganya lebih banyak. e. pengertiannya sama. 7. Perbedaan masyarakat dan komunitas (masyarakat setempat) diantaranya terletak pada... a. interaksi sosial pada komunitas lebih erat dibanding masyarakat. b. Masyarakat merupakan bagian dari komunitas. c. Masyarakat dikaitkan dengan tempat (zone) sedangkan komunitas sangat umum. d. Jumlah anggota komunitas lebih banyak dibanding masyarakat. e. Sama-sama tidak terikat oleh tempat. 8. Masyarakat desa adalah suatu wilayah kehidupan yang ditandai dengan : a. jumlah penduduknya yang besar. d. pekerjaan masyarakatnya heterogen. b. wilayahnya yang luas. e. kehidupan yang rasional. c. hubungan anggotanya yang erat. 9. Kota ditandai oleh, kecuali : a. wilayahnya yang luas. b. Pekerjaan anggotanya heterogen. c. Hubungan yang erat satu sama lain d. Perhatian pada masalah-masalah sekunder. e. Berpikir rasional. 10.Ferdinand Tonnies membagi masyarakat dalam dua bentuk, yaitu: a. masyarakat kota dan desa b. masyarakat heterogen dan homogen c. gemainschaft dan geselschaft d. komunitas dan masyarakat setempat e. masyarakat banjar adat dan masyarakat banjar nagari. 11. Solidaritas mekanis timbul karena adanya : a. ketergantungan sesama anggota masyarakat b. persamaan dalam pekerjaan c. perbedaan dalam pekerjaan d. individualisme yang tinggi e. masyarakat organis 12.Solidaritas organis timbul karena adanya : a. rasa sosial dan solidaritas yang tinggi b. individualisme yang tinggi c. persamaan dalam pekerjaan 68 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

74 Manusia Sebagai Mahluk Individu dan Mahluk Sosial d. perbedaan dalam pekerjaan e. tidak adanya pekerjaan Cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif 3 yang ada pada bagian belakang bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi Kegiatan Belajar 3 Rumus: Jumlah Jawaban Anda yang benar Tingkat Penguasaan = x 100 % 12 Arti Tingkat Penguasaan : 90 % % = Baik Sekali 80 % - 89 % = Baik 70 % - 79 % = Cukup < 69 % = Kurang Kalau Anda mencapai tingkat penguasaan 80 % ke atas, Anda telah berhasil menyelesaikan bahan belajar mandiri ini. Bagus! Akan tetapi apabila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 3, terutama bagian yang belum anda kuasai. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 69

75 Manusia Sebagai Mahluk Individu dan Mahluk Sosial KUNCI JAWABAN Tes Formatif 1 1. b. individu manusia satu kesatuan 2. d. Jawaban d salah 3. b. genotif adalah bawaan faktor gen. 4. c. Isnting manusia terbatas. 5. e. Jawaban e salah 6. b. Satu kesatuan 7. d. manusia tidak bisa hidup sendiri 8. d. Jawaban d 9. e. kepribadian 10.c. Insting hewan lebih besar. Formatif 2 1. b. hubungan dengan berbagtai unsur 2. e. Tidak selalu meniru 3. a. Kurang kritis. 4. c. Menyukai seseorang 5. c. persaingan 6. b. akomodasi 7. c. sosialisasi 8. b. Orang paling dekat. 9. c. represif 10.c. partisipatori Formatif 3 1. c. society 2. b. community 3. b. Interaksi yang terorganisir 4. c. Masyarakat akan tetap ada 5. a. lokalitas 6. a. Makna masyarakat lebih khusus dan sempit. 7. b. Masyarakat bagian dari komunitas 8. c. Hubungan anggotanya erat 9. e. Berpikir rasional 10.c. Gemainschaft dan geselschaft 11. c. Persamaan dalam pekerjaan 12.d. Perbedaan dalam pekerjaan 70 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

76 GLOSARIUM Manusia Sebagai Mahluk Individu dan Mahluk Sosial Community sentiment : Perasaan bersama antara anggota masyarakat setempat Desa : Suatu wilayah kehidupan yang ditandai oleh adanya persamaan kerja serta keterikatan emosi para anggotanya, cara berpikir irrasional, serta kehidupan yang sederhana. Fenotip : Faktor lingkungan yang ikut berperan dalam pembentukkan karateristik yang khas dari seseorang. Gemainschaft (Tonnies) : kehidupan bersama yang intim, pribadi dan ekslusif; suatu keterikatan yang dibawa sejak lahir. Genotip : adalah factor gen yang dibawa individu sejak lahir. Geselschaft (Tonnies) : kumpulan orang sudah terbentuk dengan lama, sudah memiliki system social atau struktur social tersendiri, memiliki kepercayaan, sikap, dan perilaku yang dimiliki bersama. Imitasi : suatu proses peniruan atau meniru. individu : Manusia sebagai mahluk memiliki unsur jasmani dan rokhani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa yang tak terpisahkan. Interaksi sosial : hubungan timbal balik saling mempengaruhi antara individu, kelompok social, dan masyarakat. kepribadian : keseluruhan perilaku individu yang merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi bio-psiko-fisikal (fisik dan psikis) yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan, yang terungkap pada tindakan dan perbuatan serta reaksi mental psikologisnya, jika mendapat rangsangan dari lingkungan. Kota : Suatu wilayah yang penduduknya banyak, pembagian kerja yang kompleks, serta ditandai kehidupan yang modern. Masyarakat (society) : Kumpulan orang yang sudah terbentuk dengan lama, sudah memiliki sistem dan struktur sosial tersendiri, memiliki sistem kepercayaan, sikap, dan perilaku yang dimiliki bersama, adanya kesinambungan dan pertahanan diri, dan memiliki kebudayaan. Masyarakat setempat (Komunitas) : bagian masyarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah (dalam arti geografis) dengan batas-batas tertentu dimana factor utama yang menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar di antara anggota-anggotanya. participatory socialization : Pola sosialisasi dengan cara partisipasi yang di dalamnya anak diberi imbalan manakala berperilaku baik; hukuman dan imbalan bersifat simbolis; anak diberi kebebasan; penekanan diletakkan pada interaksi. Represive socialization : Pola sosialisasi dengan cara represi menekankan pada penggunaan hukuman terhadap kesalahan. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 71

77 Manusia Sebagai Mahluk Individu dan Mahluk Sosial Solidaritas mekanis (Durkheim) : bentuk solidaritas yang menandai masyarakat yang masih sederhana, dalam mana kelompok-kelompok manusia hidup secara tersebar dan hidup terpisah satu sama lain. Solidaritas organis (Durkheim) : bentuk solidaritas yang mengikat masyarakat kompleks, yang telah mengenal pembagian kerja yang rinci dan dipersatukan oleh saling ketergantungan antar bagian. Sosialisasi : suatu proses dimana seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat sosialisasi sekunder : sebagai sosialisasi proses berikutnya yang memperkenalkan individu yang telah disosialisasi ke dalam masyarakatnya. sosialisasi primer : sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil, melalui mana ia menjadi anggota masyarakat. Sugesti : adalah satu proses dimana seorang individu menerima suatu cara penglihatan atau pedoman-pedoman tingkah laku dari orang lain tanpa dikritik terlebih dahulu. 72 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

78 DAFTAR PUSTAKA Manusia Sebagai Mahluk Individu dan Mahluk Sosial Sumaatmadja, Nursid, Manusia Dalam Konteks Sosial Budaya dan Lingkungan Hidup, Alfabeta, Bandung, Sunarto, Kamanto, Pengantar Sosiologi, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, Jakarta, Berger, Peter, Tafsir Sosial atas Kenyataan, LP3ES, Jakarta, 1990 Soekanto, Soerjoko, Sosiologi Suatu Pengantar, Grafindo Persada, Jakarta, Sajogyo, Pudjiwati, Sosiologi Pembangunan, Jakarta, 1986 Tim Dosen PLSBT UPI, Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi, Value Press, Bandung, Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 73

79 Manusia Sebagai Mahluk Individu dan Mahluk Sosial 74 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

80 PERUBAHAN SOSIAL DAN PEMBANGUNAN Perubahan Sosial dan Pembangunan Bahan belajar mandiri ini diberi judul Perubahan Sosial dan Pembangunan. BBM ini merupakan satu rangkaian dalam penguasaan kompetensi untuk mengkaji masalah-masalah lingkungan social budaya dan teknologi. Modul memberikan dasar pemahaman dalam menguasai konsep-konsep perubahan sosial dan pembangunan. Dengan pemahaman konsep dasar tentang: perubahan sosial, bentuk/teori perubahan sosial, faktor penyebab perubahan sosial, konsep pembangunan dan modernisasi, contoh pembangunan dalam bidang kependudukan, kependidikan, dan ketenagakerjaan akan membantu anda memahami permasalahan utama dalam perubahan social dan pembangunan,. Dengan mempelajari modul ini diharapkan Anda dapat memudahkan untuk mengkaji masalah-masalah lingkungan sosial budaya dan teknologi dalam koteks perkuliahan PLSBT. Secara umum hasil belajar yang akan dicapai setelah mempelajari modul ini ialah : 1. Menjelaskan beberapa konsep perubahan sosial dari beberapa ahli. 2. Menjelaskan konsep pembangunan dan modernisasi 3. Memberikan contoh permasalahan pembangunan bidang kependudukan, kependidikan, dan ketenagakerjaan. Secara khusus, setalah pembelajaran ini anda diharapkan : dapat menguasai beberapa pengertian perubahan sosial, menjelaskan teori perubahan sosial klasik dan kontemporer, menjelaskan faktor-faktor pendorong perubahan sosial, menjelaskan konsep pembangunan dan modernisasi, syarat dan ciri-ciri modernisasi, menjelaskan konsep dan permasalahan pembangunan kependudukan, menjelaskan peranan pendidikan dalam mengatasi kesenjangan sosial, menjelaskan pembangunan dalam bidang ketenagakerjaan.bbm ini terbagai dalam tiga (3) kegiatan belajar), yaitu : Kegiatan Belajar 1 : Perubahan Sosial. Kegiatan Belajar 2 : Pembangunan dan Modernisasi. Kegiatan Belajar 3 : Konsep dan Permasalahan Pembangunan Bidang Kependudukan, Kependidikan,. dan Ketenagakerjaan Ruang lingkup yang terkandung dalam isi modul ini menyangkut beberapa hal, sebagai berikut: a. Pengertian Perubahan Sosial b. Teori dan Cakupan Perubahan Sosial c. Faktor Penyebab Perubahan Sosial Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 75

81 Perubahan Sosial dan Pembangunan d. Konsep Pembangunan dan Modernisasi e. Syarat dan Ciri-Ciri Modernisasi f. Permasalahan Budaya yang Menghambat Pembangunan g. Konsep dan Permasalahan Dalam Pembangunan Kependudukan, Kependidikan, dan Ketenagakerjaan. Tidak ada prasyarat khusus untuk mempelajari modul ini, yang penting Anda memiliki motivasi yang kuat untuk belajar dengan sungguh-sungguh. BBM ini merupakan penuntun belajar mandiri bagi Anda. Oleh sebab itu, Anda harus mengikuti petunjuk dalam modul ini, diantaranya: 1. Bacalah setiap petunjuk untuk mengerjakan modul ini; 2. Kerjakan Kegiatan yang disediakan dalam modul ini secara baik dan bertanggung jawab; 3. Pahami seluruh isi modul ini dengan cermat; 4. Kerjakan test formatif di akhir modul dengan jujur. Jangan dulu melihat kunci jawaban sebelum Anda selesai mengerjakan evaluasi. 5. Periksa hasil jawaban Anda dan cocokkan dengan kunci jawaban, lalu hitunglah skor yang Anda dapatkan; 6. Apabila belum mencapai standar ketuntasan belajar, Anda tidak boleh berpindah ke modul lain, tetapi harus mengulangnya kembali dan menguasai materi untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. 7. Bertanyalah kepada tutot bila ada hal-hal yang sulit Anda pahami; 8. Carilah informasi pembanding dari internet atau media massa lain berkenaan dengan topik ini. 9. Catatlah hal-hal penting yang perlu dicatat ketika Anda mempelajari modul ini. Merujuklah pada daftar glosarium atau kamus jika ada istilah yang Anda anggap asing. 10.Lakukan proses pengkajian modul ini ke dalam dua bagian, yaitu belajar kelompok dan belajar mandiri. 76 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

82 Perubahan Sosial dan Pembangunan PERUBAHAN SOSIAL Setiap masyarakat senantiasa berada dalam proses perubahan sosial dengan kata lain perubahan sosial merupakan gejala yang melekat disetiap kehidupan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari kehidupan yang terjadi dalam masyarakat Indonesia, dimana pada masa lalu dalam kehidupan keluarga seorang suami merupakan tulang punggung keluarga dan mempunyai posisi yang dominant dalam berbagai urusan yang terjadi di rumah tangga, termasuk juga dalam hal ekonomi keluarga, sehingga apabila suami tidak bekerja maka suatu keluarga secara ekonomi akan mengalami kesulitan. Sedangkan dalam masyarakat modern saat ini posisi seorang suami tidak terlalu dominan. Perubahan-perubahan sosial yang terjadi di dalam masyarakat dapat diketahui dengan cara membandingkan keadaan masyarakat pada waktu tertentu dengan keadaan di masa lampau. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat akan menimbulkan ketidaksesuaian antara unsur-unsur sosial yang ada pada masyarakat. Sehingga akan mengubah struktur dan fungsi dari unsure-unsur sosial masyarakat tertentu. Permasalahan selanjutnya yang akan dibahas dalam bab ini adalah modernisasi. Modernisasi merupakan persoalan-persoalan yang berhubungan erat dengan pembagian kerja, aktivitas untuk mengisi waktu-waktu senggang dan sebagainya. Awal proses modernisasi biasanya berupa industrialisasi yang dampak negatifnya dapat menimbulkan pengangguran, mulai pudarnya nilai dan norma serta upacara tradisi pada masyarakat dan sebagainya. Modernisasi pada hakekatnya atau dalam pelaksanannya menggunakan unsurunsur yang datang dari masyarakat luar. Terkadang kita selalu keliru dalam membedakan modernisasi dengan westernisasi. Sebetulnya yang membedakan kedua istilah tersebut adalah dalam prosesnya dimana modernisasi pada hakekatnya mengunakan teknologi dan ilmu pengetahuan yang berasal dari barat. Sedangkan westernisasi adalah segala hal tata cara kehidupan kebarat-baratan. Berikut akan dibahas lebih lanjut bagaimana perubahan sosial : pengertian dan cakupan perubahan social, Teori perubahan sosia, dan penyebab perubahan social. A. Perubahan Sosial 1. Pengertian dan Cakupan Perubahan Sosial Perubahan sosial merupakan gejala yang melekat di setiap masyarakat. Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat akan menimbulkan ketidaksesuaian antara unsure-unsur sosial yang ada di dalam masyarakat, sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang tidak sesuai fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 77

83 Perubahan Sosial dan Pembangunan Suatu masyarakat yang telah mencapai peradaban tertentu, berarti telah mengalami evolusi kebuadayaan yang lama dan bermakna sampai tahap tertentu yang diakui tingkat IPTEK dan unsure budaya lainnya. Dengan demikian, masyarakat tadi telah mengalami proses perubahan social yang berarti, sehingga taraf kehidupannya makin kompleks. Proses tersebut tidak terlepas dari berbagai perkembangan, perubahan, dan pertumbuhan yang meliputi aspek-aspek demografi, ekonomi, organisasi, politik, IPTEK, dan lainnya. Menurut Nursid Sumaatmadja Perubahan segala aspek kehidupan, tidak hanya dialami, dihayati, dan dirasakan oleh anggota masyarakat, melainkan telah diakui serta didukungnya. Jika proses tersebut telah terjadi demikian, maka dapat dikatakan bahwa masyarakat tersebut telah mengalami perubahan social. Pada masyarakat tersebut, struktur, organisasi, dan hubungan sosial telah mengalami perubahan. Dapat disimpulkan bahwa perubahan social mencakup tiga hal, yaitu : a. Perubahan dalam struktur sosial b. Perubahan organisasi sosial c. Perubahan hubungan sosial. Wilbert Moore memandang perubahan sosial sebagai perubahan struktur sosial, pola perilaku dan interaksi sosial. Setiap perubahan yang terjadi dalam struktur masyarakat atau perubahan dalam organisasi sosial disebut perubahan sosial. Perubahan sosial berbeda dengan perubahan kebudayaan. Perubahan kebudayaan mengarah pada perubahan unsur-unsur kebudayaan yang ada. Contoh perubahan sosial: perubahan peranan seorang isteri dalam keluarga modern, perubahan kebudayaan contohnya: adalah penemuan baru seperti radio, televisi, computer yang dapat mempengaruhi lembaga-lembaga sosial. William F. Ogburn mengemukakan bahwa ruang lingkup perubahan-perubahan sosial mencakup unsur-unsur kebudayaan yang materiil maupun immaterial dengan menekankan bahwa pengaruh yang besar dari unsure-unsur immaterial. Kingsley Davis mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan yang terjadi dalam fungsi dan struktur masyarakat. Perubahan-perubahan sosial dikatakannya sebagai perubahan dalam hubungan sosial (social relationship) atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium) hubungan sosial tersebut. Gillin dan Gillin mengatakan bahwa perubahan-perubahan sosial untuk suatu variasi cara hidup yang lebih diterima yang disebabkan baik karena perubahan dari cara hidup yang lebih diterima yang disebabkan baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan materiil, kompetisi penduduk, ideology, maupun karena adanya difusi ataupun perubahan-perubahan baru dalam masyarakat tersebut. Menurut Selo Soemardjan, perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosial, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap dan pola perilaku diantara kelompok dalam masyarakat. Menurutnya, antara perubahan sosial dan perubahan kebudayaan mamiliki satu aspek yang sama yaitu keduanya bersangkut paut dengan suatu penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan cara masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya. 78 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

84 Perubahan Sosial dan Pembangunan Perubahan sosial itu bersifat umum meliputi perubahan berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat, sampai pada pergeseran persebaran umur, tingkat pendidikan, dan hubungan antar warga. Dari perubahan aspek-aspek tersebut terjadi perubahan struktur masyarakat serta hubungan social. Perubahan sosial tidak dapat dilepaskan dari perubahan kebudayaan. Hal ini disebabkan kebudayaan merupakan hasil dari adnya masyarakat, sehingga tidak akan ada kebudayaannya apabila tidak ada masyarakat yang mendukungnya dan tidak ada satupun masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan. Perubahan sosial yaitu perubahan yang terjadi dalam masyarakat atau dalam hubungan interaksi, yang meliputi berbagai aspek kehidupan. Sebagai akibat adanya dinamika anggota masyarakat, dan yang telah didukung oleh sebagian besar anggota masyarakat, merupakan tuntutan kehidupan dalam mencari kesetabilannya. Ditinjau dari tuntutan stabilitas kehidupan perubahan sosial yang dialami masyarakat adalah hal yang wajar. Kebalikannya masyarakat yang tidak berani melakukan perubahan-perubahan, tidak akan dapat melayani tuntutan dan dinamika anggota-anggota yang selalu berkembang kemauan dan aspirasi. Cara yang paling sederhana untuk mamahami terjadinya perubahan sosial dan budaya adalah membuat rekapitulasi dari semua perubahan yang terjadi dalam masyarakat sebelumnya. Perubahan yang terjadi dalam masyarakat dapat di analisis dari berbagai segi: Kearah mana perubahan dalam masyarakat bergerak (direction of change) bahwa perubahan tersebut meninggalkan factor yang diubah. Akan tetapi setelah meninggalkan factor tersebut, mungkin perubahan itu bergerak kepada sesuatu yang baru sama sekali, akan tetapi mungkin pula bergerak kearah suatu bentuk yang sudah ada pada waktu yang lampau. Bagaimana bentuk dari perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan yang terjadi dalam masyarakat. Perubahan sosial bisa terjadi dengan cara : 1. Direncanakan (planned) atau /dan tidak direncanakan (unplanned). 2. Menuju kearah kemajuan (progressive) atau/ dan kemunduran (regressive). 3. Bersifat positif atau negative. Menurut Soerjono Soekanto bentuk-bentuk perubahan sosial dapat terjadi dengan beberapa cara, seperti : 1. Perubahan yang terjadi secara lambat dan perubahan yang terjadi secara cepat. a. Perubahan secara lambat disebut evolusi, pada evolusi perubahan terjadi dengan sendirinya, tanpa suatu rencana atau suatu kehendak tertentu. Perubahan terjadi karena usaha-usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan keperluan, keadaan, dan kondisi-kondisi baru yang timbul dengan pertumbuhan masyarakat. b. Perubahan secara cepat disebut revolusi. Dalam revolusi, perubahan yang terjadi direncanakan lebih dahulu maupun tanpa celana. 2. Perubahan yang pengaruhnya kecil, dan perubahan yang pengaruhnya besar. a. Perubahan yang pengaruhnya kecil adalah perubahan pada unsure struktur sosial Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 79

85 Perubahan Sosial dan Pembangunan yang tidak bisa membawa pengaruh langsung atau pengaruh yang berarti bagi masyarakat. b. perubahan yang pengaruhnya besar seperti proses industrialisasi pada masyarakat agraris. 3. Perubahan yang dikehendaki dan perubahan yang tidak diinginkan a. perubahan yang dikehendaki adalah bila seseorang mendapat kepercayaan sebagai pemimpin. b. perubahan sosial yang tidak dikehendaki merupakan perubahan yang terjadi tanpa dikehendaki serta berlangsung dari jangkauan pengawasan masyarakat dan dapat menyebabkan timbulnya akibat yang tidak dingini. B. Teori Perubahan Sosial Teori perubahan sosial pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu teori klasik dan teori modern. a. Teori Klasik Perubahan Sosial Pemikiran para tokoh klasik tentang perubahan sosial dapat digolongkan ke dalam beberapa pola, perubahan sosial pola linear, perubahan sosial pola siklus, dan perubahan sosial gabungan beberapa pola. 1. Pola Linear Perubahan sosial mengikuti pola linear seperti dikemukakan oleh Auguste Comte. Dia mengatakan bahwa kemajuan progresif peradaban manusia mengikuti suatu jalan yang alami, pasti, sama, dan tak terelakkan. Perubahan selalu berubah dari yang sederhana ke arah yang lebih kompleks, selalu berubah menuju ke arah kemajuan. Comte mengemukakan hukum tiga tahap, yaitu bahwa suatu masyarakat mengikuti perkembangan perubahan dengan pola seperti berikut : a. Tahap Teologis dan Militer, yaitu suatu tahapan dimana hubungan sosial bersifat militer, masyarakat senantiasa bertujuan untuk menundukkan masyarakat lain. Pemikiran-pemikiran masyarakat dalam tahap ini ditandai oleh kuatnya pemikiran yang bersifat adikodrati, yaitu dikuasai oleh suatu kekuatan yang berasal dari luar diri manusia, kuatnya pemikiran magis regius, pemikiran yang bersifat rasional dan berdasar pada penelitian tidak dibenarkan. b. Tahap Metafisik dan Religius, yaitu suatu tahapan dimana dalam masyarakat sudah terjadi adanya suatu hubungan atau jembatan pemikiran yang menghubungkan masyarakat militer dan masyarakat industri. Pengamatan atau penelitian masih dikuasai oleh imajinasi tetapi lambat laun semakin merubahnya dan menjadi dasar bagi suatu penelitian. c. Tahap Ilmu Pengetahuan dan Industri, yaitu suatu tahapan dimana industri mendominasi hubungan sosial dan produksi menjadi tujuan utama masyarakat. 2. Pola Siklus Menurut pola siklus, masyarakat berkembang laksana sebuah roda. Pada suatu saat ada di atas, saat lain ada di bawah. Masyarakat mengalami kemajuan dalam peradabannya, namun suatu saat akan mengalami kemunduran bahkan mungkin 80 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

86 Perubahan Sosial dan Pembangunan mengalami suatu kemusnahan. Perjalanan peradaban manusia laksana sebuah perjalanan gelombang, bisa muncul tiba-tiba, berkembang, kemudian lenyap. Bisa juga diibaratkan seperti perkembangan seorang mansuia mengalami masa muda, masa dewasa, masa tua dan kemudia punah. 3. Gabungan Beberapa Pola Teori ini menggabungkan pola linear dan pola siklus. Perubahan sosial dalam masyarakat bisa berbentuk pola siklus dan linear. Contoh perubahan linear, dicontohkan oleh pemikiran Marx, menurut Marx, masyarakat berubah dari masyarakat komunis tradisional ke arah komunis modern. Menurutnya perkembangan pesat kapitalisme akan memicu konflik antar buruh dengan kaum borjuis yang akan dimenangkan oleh kaum buruh kemudian akan membentuk masyarakat komunis. Pemikiran siklis Marx terlihat dari pandangannya bahwa sejarah manusia adalah sejarah perjuangan terus menerus antara kelas-kelas dalam masyarakat. Setelah satu kelas menguasai kelas lainnya siklus akan berulang lagi. Max Weber, salah satu tokoh yang menggabungkan pola siklus dan linear dalam melihat perubahan sosial. Pandangan siklisnya terlihat dalam mengkaji jenis wewenang yang ada dalam masyarakat. Menurutnya, di dalam masyarakat terdapat tiga jenis wewenang, yaitu wewenang kharismatis, rasional-legal, dan tradisional. Wewenang yang ada dalam masyarakt akan beralih-alih: wewenang kharismatis akan mengalami rutinisasi sehingga berubah menjadi wewenang tradisional atau rasional legal, kemudian akan muncul wewenang kharismatis kembali, dan itu akan berulang lagi. Sedangkan pandangan linearnya terlihat dari cara memandang masyarakat, bahwa perubahan masyarakat akan menuju kearah peningkatan yaitu masyarakat yang rasional (rasionalitas). b. Teori-Teori Modern Perubahan Sosial Pada umumnya para penganut teori modern perubahan sosial melihat perubahan sosial pada negara-negara berkembang berjalan secara linear (bergerak dari tradisional ke modernitas) dan evolusioner (berjalan lambat). Di lain pihak, ada pandangan penganut teori konflik, yaitu mereka yang melihat bahwa sebenarnya perubahan itu tidak membawa dampak kemajuan bagi negara-negara berkembang. Yang terjadi sebaliknya, negara-negara berkembang menjadi negara yang terbelakang dan menciptakan ketergantungan negara berkembang kepada negara-negara industri maju di Barat. Berikut ini adalah beberapa pandangan teori modern perubahan sosial. 1. Teori Modernisasi Teori ini berpandangan bahwa negara-negara terbelakang akan meniru seperti apa yang telah dilakukan oleh negara-negara industri maju. Dengan meniru negaranegara maju mereka akan menjadi negara berkembang melalui proses modernisasi. Negara-negara terbelakang dipandang perlu untuk merubah keadaan tradisionalnya ke arah yang lebih modern dengan memperbaiki sejumlah kekurangannya. Sejumlah perbaikan itu menyangkut : menurunnya angka kematian dan kelahiran, menurunnya ukuran dan pengaruh keluarga, terbukanya sistem stratifikasi, perubahan sistem feodal ke birokrasi, menurunnya pengaruh agama, beralihnya sistem pendidikan dari keluarga dan komunitas ke sistem pendidikan formal, munculnya kebudayaan massa, dan munculnya perekonomian pasar dan industrialisasi. (Kamanto Sunarto dikutip dari Etzioni, 1973:177) Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 81

87 Perubahan Sosial dan Pembangunan 2. Teori Ketergantungan (Dependencia) Teori ini berpandangan bahwa berdasarkan pengalaman kepada negara-negara Amerika Latin telah terjadi perkembangan dunia yang tidak merata. Di satu pihak negara negara maju mengalami perkembangan, di lain pihak secara bersamaan negaranegara dunia ketiga mengalami kolonialisme dan neo-kolonialisme bahkan justru menjadi semakin terbelakang, dunia ketiga tidak megalami tahap tinggal landas. Keadaan ini menciptakan negara dunia ketiga yang ekonominya berbasis kepada sumber daya alam selalu tergantung pada negara industri maju. 3. Toeri Sistem Dunia Toeri ini berpandangan, seperti dicetuskan oleh pendirinya Immanuel Wallerstein, bahwa perekonomian kapitalis dunia terbagi atas tiga jenjang, yaitu: negara-negara inti, negara-negera semi periferi, dan negara-negara periferi. Negera-negara inti adalah adalah negara-negara industri di Eropa Barat yang telah mengalami industrialisasi sejak abad ke-16 dan sekarang telah berkembang pesat. Negara-negara semi periferi adalah negara-negara di Eropa Selatan yang secara ekonomi berhubungan dengan inti namun tidak berkembang. Sedangkan negara-negara periferi adalah negara-negara Asia dan Afrika. Pada saat ini, negara-negara inti (termasuk Amerika Serikat dan Jepang) menguasai sistem dunia sehingga mampu menguasai sumber daya alam negara lain untuk kepentingan mereka sendiri. Sedangkan negara-negara semi dan periferi sudah tidak mungkin lagi mengejar ketertinggalan yang semakin jauh dengan negara-negara inti. C. Penyebab Perubahan Sosial Interelasi dan interaksi sosial masyarakat mendorong perkembangan berpikir dan reaksi emosional para anggotanya. Hal ini mendorong masyarakat untuk mengadakan berbagai perubahan. Perkembangan kualitas dan kuantitas anggota masyarakat juga mendorong perubahn sosial Prof.Dr.Soerjono Soekanto menyebutkan adanya factor intern dan ekstern yang menyebabkan perubahan sosial dalam masyarakat, yaitu: 1. Faktor intern a. Bertambahnya dan berkurangnya penduduk Bertambah dan berkurangnya penduduk yang sangat cepat di pulau Jawa menyebabkan terjadinya perubahan dalam struktur masyarakat. Berkurangnya penduduk mungkin dapat disebabkan karena perpindahan penduduk dari desa ke kota, atau dari satu daerah ke daerah lain, misalnya transmigrasi. b. Adanya penemuan-penemuan baru yang meliputi berbagai proses, seperti di bawah ini: Discovery, penemuan unsure kebudayaan baru Invention, pengembangan dari discovery Inovasi, proses pembaharuan 82 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

88 Perubahan Sosial dan Pembangunan c. Konflik dalam masyarakat Konflik (pertentangan) yang dimasud adalah konflik antara individu dalam masyarakatnya, antar kelompok dan lain-lain. d. Pemberontakan dalam tubuh masyarakat. Revolusi Indonesia 17 Agustus 1945 mengubah struktur pemerintahan kolnial menjadi pemerintah nasional dan berbagai perubahan struktur yang mengikutinya. 2. Faktor Ekstern a. Faktor alam yang ada disekitar masyarakat yang berubah, seperti bencana alam. b. Pengaruh kebudayaan lain dengan melalui adanya kontak kebudayaan antara dua masyarakat atau lebih yang memiliki kebudayaan yang berbeda. Akulturasi dan asimilasi kebudayaan berperan dalam perubahan ini. 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan perubahan sosial? 2. Perubahan sosial mencakup perubahan dalam bidang apa saja. Jelaskan! 3. Bagaimana pandangan tokoh-tokoh klasik tentang perubahan sosial? 4. Jelaskan bagaimana pandangan tokoh modern tentang perubahan sosial! 5. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial? Jelaskan! Untuk mendapatkan jawaban pertanyaan latihan di atas Anda harus mempelajari topik yang berkenaan dengan pengertian dan cakupan perubahan sosial. Dalam topik tersebut dibahas bahwa perubahan sosial adalah setiap perubahan yang terjadi dalam struktur masyarakat atau perubahan dalam organisasi sosial. Perubahan sosial mencakup tiga hal, yaitu : Perubahan dalam struktur social, perubahan organisasi social, dan perubahan hubungan social. (pertanyaan no 1 dan 2). Untuk menjawab pertanyaan nomor 3 dan 4 Anda harus membaca topik teori perubahan sosial. Teori perubahan sosial pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu teori klasik dan teori modern perubahan sosial. Teori klasik tentang perubahan sosial dapat digolongkan ke dalam beberapa pola, perubahan sosial pola linear, perubahan sosial pola siklus, dan perubahan sosial gabungan beberapa pola. Teori modern perubahan sosial melihat perubahan sosial pada negara-negara berkembang berjalan secara linear dan evolusioner. Di lain pihak, ada pandangan penganut teori konflik, yaitu mereka yang melihat bahwa sebenarnya perubahan itu tidak membawa dampak kemajuan bagi negara-negara berkembang. Sedangkan perubahan sosial bisa disebabkan oleh faktor dari dalam masyarakat itu sendiri (internal) dan faktor yang berasal dari luar masyarakat (eksternal). (nomor 5). Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 83

89 Perubahan Sosial dan Pembangunan Perubahan sosial sebagai perubahan yang terjadi dalam fungsi dan struktur masyarakat. Perubahan-perubahan sosial dikatakannya sebagai perubahan dalam hubungan sosial (social relationship) atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium) hubungan sosial tersebut. Setiap perubahan yang terjadi dalam struktur masyarakat atau perubahan dalam organisasi sosial disebut perubahan sosial. Perubahan sosial berbeda dengan perubahan kebudayaan. Perubahan kebudayaan mengarah pada perubahan unsur-unsur kebudayaan yang ada. Perubahan social mencakup tiga hal, yaitu : a. Perubahan dalam struktur social b. Perubahan organisasi social c. Perubahan hubungan social. Perubahan sosial bisa terjadi dengan cara : a. Direncanakan (planned) atau /dan tidak direncanakan (unplanned). b. Menuju kearah kemajuan (progressive) atau/ dan kemunduran (regressive). c. Bersifat positif atau negative. Teori perubahan sosial pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu teori klasik dan teori modern perubahan sosial. Teori klasik tentang perubahan sosial dapat digolongkan ke dalam beberapa pola, perubahan sosial pola linear, perubahan sosial pola siklus, dan perubahan sosial gabungan beberapa pola.teori modern perubahan sosial melihat perubahan sosial pada negara-negara berkembang berjalan secara linear (bergerak dari tradisional ke modernitas) dan evolusioner (berjalan lambat). Di lain pihak, ada pandangan penganut teori konflik, yaitu mereka yang melihat bahwa sebenarnya perubahan itu tidak membawa dampak kemajuan bagi negara-negara berkembang. Perubahan sosial disebabkan oleh adanya factor intern dan ekstern dalam masyarakat. Factor intern perubahan sosial dalam masyarakat, yaitu: bertambahnya dan berkurangnya penduduk, adanya penemuan-penemuan baru yang meliputi berbagai proses, seperti discovery, invention, dan inovasi. Selain itu disebabkan oleh adanya konflik (pertentangan), dan pemberontakan dalam masyarakatnya. Faktor Ekstern seperti bencana alam serta akulturasi dan asimilasi kebudayaan. 84 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

90 Perubahan Sosial dan Pembangunan 1. Yang dimaksud perubahan sosial adalah : a. Perubahan yang terjadi dalam seluruh gerakan sosial, seperti kerja bakti, membantu bencana alam dan lain-lain. b. Perubahan yang terjadi dalam masyarakat menyangkut perubahan status dan peranan masyarakat. c. Perubahan secara evolusioner dalam struktur sosial, hubungan sosial, dan dinamika sosial. d. Perubahan sosial sebagai perubahan yang terjadi dalam fungsi dan struktur masyarakat. e. Perubahan mekanisme sosial dan pemerintahan yang berjalan secara revolusioner. 2. Perubahan sosial pada dasarnya mencakup tiga hal, yaitu : a. Sistem sosial, pemimpin sosial, dan gerakan sosial b. Organisasi sosial, struktur sosial, dan stratifikasi sosial. c. Stratifikasi sosial, diferensiasi sosial, dan mobilitas sosial. d. struktur social, organisasi social, dan hubungan social. e. Mobilitas sosial, status, dan peranan. 3. Perubahan sosial terjadi dengan ditandai oleh hal berikut dibawah ini, kecuali : a. Direncanakan (planned) dan tidak direncanakan (unplanned). b. Selalu menuju menuju kearah yang lebih baik c. Menuju kearah kemajuan (progressive) dan kemunduran (regressive). d. Positif atau negative. e. Pengaruhnya besar atau kecil. 4. Pemikiran para tokoh klasik tentang perubahan sosial dapat digolongkan ke dalam beberapa pola, yaitu : a. perubahan sosial pola depedencia, pola modernisasi, dan pola sistem dunia b. perubahan sosial pola unilinear, pola regresi, dan pola progresi. c. perubahan sosial pola negara terbelakang, pola negara berkembang, pola negara maju. d. perubahan sosial pola linear, pola siklus, dan gabungan beberapa pola. e. perubahan sosial pola revolusi, pola evolusi, dan gabungan beberapa pola. 5. Perubahan sosial berjalan secara linear, menurut pandangan ini : a. Perubahan berjalan secara lambat dan mempertahankan keseimbangan. b. Perubahan berjalan cepat sehingga terjadi ketidakseimbangan. c. Perubahan dari tradisional menuju ke modern. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 85

91 Perubahan Sosial dan Pembangunan d. Perubahan dari hal yang rumit ke arah yang lebih sederhana. e. Perubahan berjalan secara gradual dan cepat. 6. Menurut pandangan teori siklus perubahan terjadi seperti : a. Sebuah ban berjalan kadang di atas kadang di bawah. b. Sebuah masyarakat yang mapan tidak mungkin mengalami kemundurun. c. Sebuah masyarakat yang terbelakang sulit untuk bangkit dan maju. d. Pertumbuhan fisik manusia terus menerus tumbuh semakin sempurna. e. Sebuah masyarakat tidak pernah berhenti menghasilkan kebudayaan. 7. Bangsa dan kebudayaan Romawi pernah mengalami kejayaan, namun laman kelamaan hilang, hal ini sesuai dengan toeri perubahan sosial : a. Teori linear d. Teori Keterbelakangan b. Teori siklus e. Teori Ketergantungan c. Toori gabungan beberapa pola 8. Negara-negara yang dibantu oleh negara negara industri maju malah menjadi tergantung kepada bantuan luar negeri, pandangan ini sesuai dengan teori perubahan sosial : a. Klasik dan Modern d. Dependencia b. Keterbelakangan. e. Modernisasi. c. Siklus dan Liear 9. Perubahan sosial bisa terjadi karena adanya discovery, maksudnya : a. Adanya pembaharuan dalam bidang kehidupan b. Penemuan baru dalam Ilmu dan teknologi c. Adanya investasi terhadap sektor kehidupan manusia. d. Terjadi peningkatan belanja untuk bidang ilmu dan teknologi e. Membuka diri terhadap kebudayaan orang lain. 10.Pola komunikasi antara orang tua dan anak pada jaman sekarang mengalami perubahan, tidak seperti jaman dahulu lagi. Hal ini menandakan telah terjadi perubahan sosial dalam bidang : a. struktur sosial d. organisasi sosial b. sistem sosial e. hubungan sosial c. bantuan sosial 86 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

92 Perubahan Sosial dan Pembangunan Cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif 1 yang ada pada bagian belakang bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1 Rumus: Jumlah Jawaban Anda yang benar Tingkat Penguasaan = x 100 % 5 Arti Tingkat Penguasaan : 90 % % = Baik Sekali 80 % - 89 % = Baik 70 % - 79 % = Cukup < 69 % = Kurang Kalau Anda mencapai tingkat penguasaan 80 % ke atas, Anda telah berhasil menyelesaikan kegiatan pembelajaran ini. Bagus! Akan tetapi apabila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum anda kuasai. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 87

93 Perubahan Sosial dan Pembangunan PEMBANGUNAN DAN MODERNISASI A. Pendahuluan Konsep pembangunan dan modernisasi seringkali bertukar tempat. Bahkan dalam beberapa hal kedua konsep ini memiliki kesamaan ciri. Secara konsep kedua istilah ini memang bisa dibedakan, namun dalam praktek dan proses keduanya bias berjalan secara tumpang tindih. Sebuah masyarakat yang sedang mengalami pembangunan sekaligus juga di dalamnya sedang mengalami proses modernisasi, hal ini sesuai dengan teori perubahan social yang bersifat linear. Sebuah masyarakat modern adalah masyarakat yang memiliki ciri-ciri modern. Ada sejumlah ciri suatu masyarakat dikatakan modern. Modernisasi adalah suatu proses dari suatu tahapan perubahan sosial, dimana masyarakat harus hidup menyesuaikan diri dengan konstelasi tuntutan lingkungan yang ada. Tuntutan hidup dengan lingkungan kekinian menuntut masyarakat mampu mengikuti kondisi yang ada dan memiliki kebudayaan dalam konteks globalisasi. Oleh karena itu dalam pokok bahasan di bawah ini akan diapaparkan masala-masalah konsep pembangunan dan modernisasi, faktor-faktor budaya yang menghambat pembangunan, kebudayaan global dan globalisasi. B. Konsep Pembangunan dan Modernisasi Perubahan sosial yang direncanakan seringkali disebut dengan pembangunan. Konsep pembangunan mengandung makna sebuah perubahan positif yang direncanakan, terarah, dan dilakukan dengan sadar/disengaja. Konsep pembangunan dalam beberapa hal seringkali kali saling bersamaan dengan konsep modernisasi. Karena itu seringkali orang menggunakan kata pembangunan yang di dalamnya terdapat unsur-unsur modernisasi. Begitu pula kata modernisasi sering digunakan tumpang tindih dengan kata pembangunan. Modernisasi dimulai di Italia abad ke-15 dan tersebar ke sebagian besar ke dunia Barat dalam lima abad berikutnya. Kini gejala modernisasi telah mejalar pengaruhnya ke seluruh dunia. Manifesto proses modernisasi pertama kali terlihat di Inggris dengan meletusnya revolusi industri pada abad 18, yang merubah cara produksi tradisional ke modern. Modernisasi masyarakat adalah suatu proses transformasi yang merubah: a. Dibidang ekonomi, modernisasi berarti tumbuhnya kompleks industri yang besar, dimana produksi barang konsumsi dan sarana dibuat secara missal. b. Dibidang politik, dikatakan bahwa ekonomi yang modern memerlukan ada masyarakat nasional dengan integrasi yang baik. Modernisasi menimbulkan perubahan dalam kehidupan. Oleh karena itu, modernisasi sangat diharapkan berlangsungnya oleh masyarakat. Bahkan bagi pemerintah merupakan suatu proses yangs edang diusahakan secara terarah. 88 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

94 Perubahan Sosial dan Pembangunan Modernisasi menurut Cyril Edwin Black yaitu rangkaian perubahan cara hidup manusia yang kompleks dan saling berhubungan, merupakan bagian pengelaman yang universal dan yang dalam banyak kesempatan merupakan harapan bagi kesejahteraan manusia. Menurut Koentjaraningrat, modernisasi merupakan usaha penyesuaian hidup dengan konstelasi dunia sekarang ini. Hal itu berarti bahwa untuk mencapai tingkat modern harus berpedoman kepada dunia sekitar yang mengalami kemajuan. Modernisasi yang telah dilandasi oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak hanya bersifat fisik material saja, melainkan lebih jauh daripada itu, yaitu dengan dilandasi oleh sikap mental yang mendalam. Manusia yang telah mengalami modernisasi, terungkap pada sikap mentalnya yang maju, berpikir rasional, berjiwa wiraswasta, berorientasi ke masa depan, dan seterusnya. Menurut Schorrl (1980), modernisasi adalah proses penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi kedalam semua segi kehidupan manusia dengan tingkat yang berbedabeda tetapi tujuan utamanya untuk mencari taraf hidup yang lebih baik dan nyaman dalam arti yang seluas-luasnya, sepanjang masih dapat diterima oleh masyarakt yang bersangkutan. Smith (1973), modernisasi adalah proses yang dilandasi dengan seperangkat rencana dan kebijaksanaan yang disadari untuk mengubah masyarakat kearah kehidupan masyarakat yang kontemporer yang menurut penilaian lebih maju dalam derajat kehormatan tertentu. 1. Syarat-Syarat Modernisasi Modernisasi dapat terwujud melalui beberapa syarat, yaitu: a. Cara berpikir ilmiah yang institusionalized baik kelas penguasa maupun masyarakat. b. Sistem administrasi Negara yang baik yang benar-benar mewujudkan birokrasi c. Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur yang terpusat pada suatu atau lembaga tertentu. d. Penciptaan iklim yang baik dan teratur dari masyarakat terhadap modernisasi dengan cara penggunaan alat komunikasi massa. Hal ini harus dilakukan tahap demi tahap, karena banyak sangkut pautnya dengan sistem kepercayaan. e. Tingkat organisasi yang tinggi, yaitu adanya pembagian kerja, efisiensi dan efektifitas kerja. f. Adanya keseimbangan antara sentralisasi dan desentralisasi. 2. Ciri-ciri Modernisasi Modern merupakan salah satu modal kehidupan yang ditandai dengan ciri-ciri modern : a. Naturitas kebutuhan material dan ajang persaingan kebutuhan manusia b. Kemajuan teknologi dan industrialisasi, individualisasi, sekularisasi, diferensiasi, dan akulturasi. c. Modern banyak memberikan kemudahan bagi manusia d. Berkat jasanya, hampir semua keinginan manusia terpenuhi. e. Modernisasi juga memberikan melahirkan teori baru. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 89

95 Perubahan Sosial dan Pembangunan f. Mekanisme masyarakat berubah menuju prinsip dan logika ekonomi srta orientasi kebendaan yang berlebihan g. Kehidupan seorang perhatian religiusnya dicurahkan untuk bekerja dan menumpuk kekayaan. C. Faktor Faktor Budaya yang Menghambat Pembangunan Proses pembangunan tidak selalu berjalan mulus, karena dihadapkan bebarapa permasalahan, salah satunya permasalahan mentalitas atau budaya. Ada budaya - budaya yang menghambat proses pembangunan itu sendiri. Salah satu contoh hambatan budaya itu seperti keterkaitan orang Jawa terhadap tanah yang mereka tempati. Tanah secara turun temurun diyakini sebagai pemberi berkah kehidupan. Mereka enggan meninggalkan kampung halamannya atau beralih pola hidup sebagai petani. Padahal hidup mereka umumnya miskin. Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan persepsi atau sudut pandang, misalnya pada awal program Keluarga Berencana terjadi penolakan oleh sebagian masyarakat. Mereka beranggapan bahwa banyak anak adalah banyak rezeki. Hambatan budaya yang berkaitan dengan faktor psikologis, seperti upaya untuk mentransmigrasikan penduduk dari daerah yang terkena bencana alam banyak mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena adanya kekhawatiran penduduk bahwa di tempat yang baru, hidup mereka akan lebih sengsara dibandingkan dengan hidup mereka di tempat yang lama. Masyarakat daerah-daerah terpencil yang kurang komunikasi dengan masyarakat luar, karena pengetahuannya serba terbatas seolah-olah tertutup untuk menerima program-program pembangunan. Sikap tradisioanalisme yang berprasangka buruk terhadap hal-hal baru. Sikap ini sangat mengagung-agungkan budaya tradisional sedemikian rupa, yang menganggap hal-hal baru itu akan merusak tatanan hidup mereka yang sudah mereka miliki secara turun-temurun. Sikap Etnosentrisme yaitu sikap yang mengagungkan budaya suku bangsanya sendiri dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain. Sikap semacam ini akan mudah memicu timbulnya kasus-kasus sara, yakni suku, agama, ras, dan antar golongan. Sikap seperti ini akan menghambat terciptanya integrasi nasional. D. Kebudayaan Global dan Globalisasi Secara sepintas kita dapat membayangkan bahwa yang dimaksud dengan kebudayaan global adalah suatu kebudayaan yang tidak dimiliki oleh banyak bangsa (kelompok sosial) tapi juga merupakan kebudayaan yang dimiliki oleh banyak bangsa di dunia. Menurut Selo Sumarjan, globalisasi adalah suatu proses terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi antar masyarakat di seluruh dunia, yang bertujuan untuk mengikuti sistem dan kaidah-kaidah tertentu yang sama, contohnya : PBB, OKI, ASEAN, beserta hukum-hukum internasional seperti HAM yang tertuang dalam piagam PBB. 1. Faktor-faktor nilai budaya luar yang mempercepat proses globalisasi : a. Rasionalisasi b. Efisiensi dan produktivitas c. Keberanian bersaing, bertanggung jawab, dan menanggung resiko 90 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

96 Perubahan Sosial dan Pembangunan d. Senantiasa meningkatkan pengetahuan e. Patuh pada hukum f. Kemandirian g. Kemampuan melihat kedepan h. Keterbukaan i. Etos kerja 2. Saluran proses globalisasi : a. Lembaga-lembaga internasinal yang mengatur peraturan-peraturan internasioanal b. Lembaga-lembaga kenegaraan, baik dalam hubungan diplomatik secara bilateral maupun reginal c. Lembaga-lembaga pendidikan dan ilmu pengetahuan d. Lembaga-lembaga keagamaan e. Lembaga-lembaga perniagaan dan industri internasional f. Saluran-saluran komunikasi dan telekomunikasi internasional g. Wisata mancanegara 3. Respon masyarakat terhadap globalisasi Globalisasi akan menimbulkan gejala perubahan terhadap kelompok sosial yang bersangkutan. Pada setiap gejala perubahan akan menimbulkan konflik atau perbedaan sudut pandang yang terjadi antar kelompok sosial yang menerima dan yang menolak arus globalisasi tersebut. Dampak globalisasi terhadap budaya Indonesia : a. Dampak positif globalisasi 1. Dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi, melaluai sarana telekomunikasi seperti radio, televisi, film, dan sarana elektronik lainnya. 2. Dibidang sumber daya manusia, globalisasi menumbuhkan kinerja yang berwawasan luas dan beretos kerja tinggi. 3. Dibidang sosial budaya, globalisasi dapat menumbuhkan dinamika yang terbuka dan tanggap terhadap unsur-unsur pembaharuan. b. Dampak negatif globalisasi 1. Guncangan budaya ( culture shock ) Menurut Soeryono Soekanto, goncangan budaya terjadi apabila warga masyarakat mengalami disorientasidan frustasi. Hal ini berlangsung apabila ada anggota masyarakat yang tidak siap menerima kenyataan perubahanperubahan akibat globalisasi. 2. Ketimpangan budaya ( culture lag ) Ketimpangan budaya adalah suatu kenyataan bahwa masuknya unsurunsur golobalisasi tidak terjadi secara serempak. Unsur-unsur yang terkait dengan teknologi masuk sedemikian cepatnya, sedangkan unsur-unsur sosial budaya, katakanlah di bidang pendidikan sedemikian lambatnya. Di pihak lain ada sekelompok masyarakat yang begitu cepat menyerap dan menerima Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 91

97 Perubahan Sosial dan Pembangunan unsure-unsur globalisasi. Akan tetapi, ada juga sekelompok masyarakat yang begitu tertinggal untuk menerima unsur-unsur globalisasi tersebut. Akibat situasi tersebut, perubahan unsur-unsur sosial budaya yang terjadi dalam masyarakatnya juga tidak terjadi secara serempak. Ketidakserempakan inilah yang kita kenal dengan ketimpangan budaya (culture lag). 3. Pergeseran nilai-nilai budaya yang menimbulkan anomie Masuknya unsur-unsur globalisasi yang gencar dalam waktu yang relatif singkat akan mengakibatkan terjadinya berbagai perubahan sosial budaya secara menyusul. Itu, sistem nilai dan norma yang ada dalam kehidupan masyarakat yang tidak siap mengantisipasi terjadinya perubahan-perubahan itu. Akibatnya, masyarakat menjadi kebingungan ( anomie ). Nilai dan normn sosial budaya mana yang paling cocok untuk mengantisipasi arus globalisasi yang sedang berlangsung. Diantara kelompok masyarakat yang paling kebingungan adalah kelompok remaja yang secara sosial belum memiliki identitas yang mantap. Kelompok masyarakat lainnya adalah mereka yang secara tiba-tiba ketiban rezeki nomplok menjadi orang kaya baru, karena berbagai keberuntungan Contoh akibat adanya anomie, yaitu : 1. Pergaulan bebas, kenakalan remaja, dan penyalahgunaan narkotik yang melanda para remaja. 2. aji mumpung dan konsumerisme di kalangan orang kaya baru. Dapat dikatakan bahwa kehidupan manusia pada abad 21 tidak akan terlepas dari teknologi canggih, seperti : internet, yang sejak diluncurkan telah menjadi big bang disetiap wilayah di seluruh dunia. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa globalisasi tidak dapat dihindari lagi, karena telah menjadi bagian yang penting bagi sebagian kelompok orang. Melalui internet pencampuran kebudayaan sangat mudah terjadi, namun sebagian dari suatu kelompok sosial, kita harus dapat menentukan bagian mana yang harus diadopsi, dan bagian mana dari kebudayaan itu yang harus kita hindari. Karena globalisasi dapa membawa efek positif atau efek negatif tergantung dari bagaimana kita berhadapan dengan kebudayaan tersebut. 1. Jelaskan pengertian pembangunan dan modernisasi! 2. Mengapa pembangunan di negara kita tidak selalu berjalan mulus bila dikaitkan dengan masalah budaya/mentalitas bangsa? 3. Apa saja ciri- ciri manusia modern itu? 4. Apa yang dimaksud dengan globalisasi? 5. Apakah globalisasi bermamfaat bagi bangsa kita? Jelaskan 92 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

98 Perubahan Sosial dan Pembangunan Rambu-Rambu Jawaban Pengertian pembangunan dan modernisasi ada saling keterkaitan. Dalam beberapa hal pengertian pembangunan sama dengan modernisasi begitu juga sebaliknya. Pembangunan adalah sebuah perubahan sosial yang direncanakan, bernilai positif dan dapat dikendalikan. Sedangkan modernisasi adalah sebuah proses untuk hidup dengan konstelasi yang ada. Pembangunan di negara kita tidak selalu berjalan mulus karena dihadapkan dengan permasalahan mentalitas atau budaya. Ada budaya - budaya yang menghambat proses pembangunan baik yang bersifat psikologis, persepsi yang keliru, tradisi, dan sikap mental yang tidak mendukung. Kehidupan manusia modern ditandai dengan ciri-ciri modern : adanya naturitas kebutuhan dan persaingan, tepat waktu, disiplin, kemajuan teknologi dan industrialisasi, individualisasi, sekularisasi, diferensiasi, dan akulturasi, adanya kemudahan bagi manusia, majunya bidang jasanya, lahirnya teori baru, bertambahnya prinsip dan logika ekonomi, dan perhatian religius dicurahkan untuk bekerja dan menumpuk kekayaan. Globalisasi adalah suatu proses terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi antar masyarakat di seluruh dunia. Globalisasi tidak semuanya bermamfaat bagi bangsa kita, karena bisa berdampak positif dan negatif. Pembangunan mengandung makna sebuah perubahan sosial secara positif yang direncanakan, terarah, dan dilakukan dengan sadar/disengaja. Modernisasi merupakan usaha penyesuaian hidup dengan konstelasi dunia sekarang ini. Menurut Schorrl (1980), modernisasi adalah proses penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi kedalam semua segi kehidupan manusia dengan tingkat yang berbeda-beda tetapi tujuan utamanya untuk mencari taraf hidup yang lebih baik dan nyaman dalam arti yang seluas-luasnya, sepanjang masih dapat diterima oleh masyarakt yang bersangkutan. Modernisasi dapat terwujud melalui beberapa syarat, yaitu: Cara berpikir ilmiah yang institusionalized, sistem administrasi negara yang baik yang benarbenar mewujudkan birokrasi, sistem pengumpulan data yang baik dan teratur, cara penggunaan alat komunikasi massa yang baik dan teratur, tingkat organisasi yang tinggi, disiplin yang tinggi, dan adanya sentralisasi wewenang. Modernisasi ditandai dengan ciri-ciri modern : naturitas kebutuhan dan persaingan, kemajuan teknologi dan industrialisasi, individualisasi, sekularisasi, diferensiasi, dan akulturasi, adanya kemudahan bagi manusia, majunya bidang jasanya, lahirnya teori baru, bertambahnya prinsip dan logika ekonomi, dan perhatian religius dicurahkan untuk bekerja dan menumpuk kekayaan. Pembangunan tidak selalu berjalan mulus, karena dihadapkan bebarapa permasalahan, salah satunya permasalahan mentalitas atau budaya. Ada budaya - budaya yang menghambat proses pembangunan baik yang bersifat psikologis, persepsi yang keliru, tradisi, dan sikap mental yang tidak mendukung. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 93

99 Perubahan Sosial dan Pembangunan Kebudayaan global adalah suatu kebudayaan yang tidak dimiliki oleh banyak bangsa (kelompok sosial) tapi juga merupakan kebudayaan yang dimiliki oleh banyak bangsa di dunia. Sedangkan globalisasi adalah suatu proses terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi antar masyarakat di seluruh dunia. Dampak globalisasi terhadap budaya Indonesia : Globalisasi dapat berdampak positif dan negatif. Dampak positif globalisasi seperti peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi, tumbuhnya kinerja yang berwawasan luas dan beretos kerja tinggi, menumbuhkan dinamika yang terbuka dan tanggap terhadap unsur-unsur pembaharuan. Sedangkan dampak negatif globalisasi dapat berupa guncangan budaya ( culture shock), dan ketimpangan budaya ( culture lag ). 1. Konsep pembangunan mengandung arti : a. Sebuah sikap mental untuk selalu percaya dengan ilmu dan teknologi. b. Sebuah perubahan yang terjadi secara spontan dan seketika. c. Proses perubahan yang direncanakan dan bersifat positif. d. Proses perubahan secera spontan dan direncanakan bisa bernilai positif atau negatif. e. Proses perubahan berjenjang dan beraturan. 2. Suatu proses untuk menyesuaikan hidup dengan konstelasi dunia sekarang, disebut dengan : a. Westernisasi. d. Modernisasi. b. Inovasi. e. Reformasi c. Globalisasi 3. Salah satu aspek negative keterikatan para petani di Jawa terhadap tanah leluhurnya mengakibatkan : a. Mereka lebih suka pergi dari tanah leluhurnya. b. Mereka memiliki prinsip bila sayang kampung maka harus tinggalkan kampung c. Mereka enggan pergi ke luar daerah meskipun hidup miskin. d. Mereka berprinsip disitu bumi diinjak disitu langit dijunjung. e. Tidak ada hari tanpa mengolah sawah. 4. Penolakan sebagian masyarakat pada awal program Keluarga Berencana terjadi karena. a. Kemampuan ekonomi yang memadai, sehingga berapapun mereka punya anak tidak menjadi masalah 94 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

100 Perubahan Sosial dan Pembangunan b. Pendidikan kependudukan sudah mulai terasa mamfaatnya c. Banyak anak untuk memperbanyak keturunan. d. Mereka beranggapan bahwa banyak anak adalah banyak rezeki. e. Kurangnya alat kontrasepsi Keluarga Berencana sehingga tidak semua masyarakat mendapatkannya. 5. Sikap berprasangka buruk terhadap hal-hal baru dan menganggap hal-hal baru itu akan merusak tatanan hidup mereka, dapat dikategorikan sebagai sebagai sikap: a. tradisioanalisme d. etnosentrisme b. konsumerisme e. chauvinisme c. skeptipisme 6. Menurut Schorrl modernisasi adalah: a. proses yang dilandasi dengan seperangkat rencana dan kebijaksanaan yang disadari untuk mengubah masyarakat kea rah yang lebih baik. b. proses penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi kedalam semua segi kehidupan manusia. c. Proses menyesuaikan diri dengan kehidupan pada zamannya. d. Suatu sikap mental yang maju, berpikir rasional, berjiwa wiraswasta, berorientasi ke masa depan. e. Sikap pantang menyerah dan selalu berusaha mengatasi hambatan yang dating dari lingkungannya. 7. Suatu proses terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi antar masyarakat di seluruh dunia, yang bertujuan untuk mengikuti sistem dan kaidah-kaidah tertentu yang sama disebut a. Modernisasi d. Easternisasi b. Westernisasi e. Organisasi c. Globalisasi 8. Di bawah ini adalah faktor-faktor nilai budaya luar yang dapat mempercepat proses globalisasi, kecuali : a. Rasionalisasi, Efisiensi dan produktivitas b. Keberanian bersaing, bertanggung jawab, dan menanggung resiko c. Senantiasa meningkatkan pengetahuan d. Patuh pada hukum, kemandirian, dan kemampuan melihat kedepan e. Sangat terikat pada tradisi dan budaya leluhur. 9. Sebagaian masyarakat ada yang tidak siap mengantisipasi terjadinya perubahanperubahan itu, akibatnya masyarakat menjadi kebingungan (anomie), hal ini diperlihatkan dengan perilaku : a. Memperdalam ilmu ilmu agama secara berkelompok b. aji mumpung dan konsumerisme di kalangan orang kaya baru. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 95

101 Perubahan Sosial dan Pembangunan c. Mengkoleksi benda-benda purbakala yang nilainya jutaan rupiah d. Orang tua menyekolahkan anaknya ke luar negeri. e. Meningkatnya tradisi membaca 10.Salah satu contoh terjadinya ketimpangan budaya (cultural lag) adalah: a. Kenaikan dalam bidang ekonomi disertai juga dengan kenaikan dalam tingak kesehatan yang tinggi. b. Unsur yang terkait dengan teknologi masuk sedemikian cepatnya, sedangkan unsur di bidang pendidikan sedemikian lambatnya. c. Tingkat pendapatan masyarakat mengalami kenaikan disertai dengan tingkat pendidikan, tingkat produktivitas, dan tingkat kesehatan yang naik. d. Mundurnya tingkat pendidikan disertai dengan rendahnya sumber daya manusia, dan tingkat kesehatan dan gizi yang buruk. e. Tidak adannya kenaikan dan kemunduran baik dalam bidang pendidikan, ekonomi, dan teknologi. Cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif 2 yang ada pada bagian belakang bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2 Rumus: Jumlah Jawaban Anda yang benar Tingkat Penguasaan = x 100 % 10 Arti Tingkat Penguasaan : 90 % % = Baik Sekali 80 % - 89 % = Baik 70 % - 79 % = Cukup < 69 % = Kurang Kalau Anda mencapai tingkat penguasaan 80 % ke atas, Anda telah berhasil menyelesaikan kegiatan pembelajaran ini. Bagus! Akan tetapi apabila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum anda kuasai. 96 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

102 Perubahan Sosial dan Pembangunan PERMASALAHAN PERMASALAHAN DALAM PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN, KEPENDIDIKAN, DAN KETENAGAKERJAAN A. Pendahuluan Suatu proses perubahan yang ditujukan kearah yang positif serta direncanakan disebut dengan pembangunan. Pembangunan meliputi banyak dimensi, salah satunya pembangunan dalam dimensi kependudukan, kependidikan, dan ketenagakerjaan. Pembangunan dalam dimensi kependudukan, kependidikan, dan ketenegakerjaan adalah dimensi-dimensi pembangunan yang secara langsung berhubungan dengan pembangunan sumber daya manusia (SDM). Ada banyak persoalan yang dihadapi dalam bidang kependudukan, kependidikan, dan ketenekarjaan. Masalah-masalah yang dihadapi dalam bidang kependudukan diantaranya, masalah kepadatan pendudukan, tingkat pertambahan pendudukan yang tinggi, jumlah penduduk yang tinggi, kesenjangan penduduk dalam rasio jenis kelamin dan usia. Dalam bidang kependidikan, pembangunan pendidikan yang tadinya diharapkan sebagai sarana reproduksi sosial, ternyata membawa masalah, sistem pendidikan tetap menjadi sarana dalam mempertahankan kesenjangan sosial yang ada. Begitu juga dalam bidang ketenakerjaan, masalah-masalah seperti pengangguran, masalah pengiriman TKI ke luar negeri, masalah hubungan industrial, dan masalah peraturan ketenagakerjaan tetap menjadi masalah dominant dalam ketenagakerjaan di Negara kita. Masalah-masalah tersebut di atas yang diangkat dalam pembahasan di bawah ini. B. Masalah Dalam Bidang Kependudukan Persebaran penduduk Indonesia belum merata di semua propinsi di Indonesia. Sebagian besar penduduk masih berada di Pulau Jawa. Dari sensus penduduk 1990 diketahui bahwa 60% penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa yang luasnya hanya sekitar 7% dari seluruh wilayah daratan Indonesia. Sedangkan Kalimantan yang memiliki luas 28% luas total hanya berpenghuni sekitar 5% penduduk. Ketimpangan ini menyebabkan ketimpsngsn dalam kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk di Pualau Jawa mencapai 814 orang per kilometer, sedangkan di Maluku dan Irian Jaya hanya tujuh orang. Pada tahun 1990, secara keseluruhan penduduk wanita sedikit lebih banyak dari penduduk laki-laki masih lebih besar dibanding dengan jumlah penduduk wanitanya. Penyebaran penduduk pada tahun 1990 berdasarkan tempat lahir dan tempat tinggal sekarang menunjukkan bahwa 14,8 juta penduduk Indonesia pernah pindah semasa hidupnya, dimana sebagia besar dari jumlah tersebut lahir di Pulau Jawa. Demikain pula untuk migran berdasarkan tempat tinggal terakhir dan tempat tinggal sekarang maka terdapat 17,8 juta yang pernah pindah. Sebagian dari perpindahan penduduk dibiayai oleh pemerintah (transmigrasi umum). Riau merupakan daerah tujuan transmigrasi yang paling banyak diminati (sejak 1988 s/d 1992). Pada tahun 1992/ 1993 terjadi penurunan jumlah transmigrasi umum untuk sebagian besar daerah yang Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 97

103 Perubahan Sosial dan Pembangunan dituju, dan bahkan tidah ada yang bertransmigrasi ke Sulawesi Utara dan Nusa Tenggara Timur. Rata-rata warga negara Indonesia yang bertempat tinggal di Benua Asia. Benua Afrika merupakan benua yang paling sedikit jumlah warga negara Indonesianya. Total jumlah warga negara Indonesia yang berada di luar negeri sebanyak orang pada tahun Selain komposisi penduduk menurut propinsi, Biro Pusat Statistik juga menyajikan komposisi penduduk dilihat dari segi tempat tinggal menurut pulau. Demikian pula halnya Lembaga Demografi UI, juga seringkali menampilkan data yang memperkaya apa yang disajikan BPS. Berikut ditampilkan data penduduk Indonesia menurut Propinsi dan Pulau tahun 1990 dan tahun 1995 dan pertumbuhan penduduk Indonesia menurut propinsi dan pulau, serta kecenderungan tahun 2000 dan tahun PERTUMBUHAN PENDUDUK INDONESIA MENURUT PROPINSI DAN PULAU Propinsi dan Pulau PROYEKSI LEMBAGA DEMOGRAFI DI Aceh 2. Sumatra Utara 3. Sumatra Barat 4. Riau 5. Jambi 6. Sumatra Selatan 7. Bengkulu 8. Lampung SUMATRA DKI 10. Jawa Barat 11. Jawa Tengah 12. DI Yogjakarta 13. Jawa Timur JAWA Bali 15. Nusa Tengga Brt 16. Nusa Tengga Tmr BALI & NUSA TENGGARA Kalimantan Barat 18. Kalimantan Tengah 19. Kalimantan Selatan 20. Kalimantan Timur KALIMANTAN Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

104 Perubahan Sosial dan Pembangunan 21. Sulawesi Utara 22. Sulawesi Tengah 23. Sulawesi Selatan 24. Sulawesi Tenggara SULAWESI Maluku 26. Irian Jaya MALUKU DAN IRIAN JAYA INDONESIA Tabel di atas menggambarkan bahwa penduduk Indonesia secara absolut jumlahnya terus bertambah. Penduduk Indonesia tahun 1980 berjumlah 147,5 juta, dan mengalami kenaikan menjadi 179,3 juta berdasarkan sensus tahun Selanjutnya tahun 2005 meningkat lagi menjadi 230 juta lebih. Sebaliknya dengan angka absolut, maka angka pertumbuhan terus menurun, yaitu dari 2,37 % per tahun dalam periode PENDUDUK INDONSIA MENURUT PEDESAAN DAN PERKOTAAN Jumlah Penduduk Angka Tahun Total Urban Rural Urbanisasi , , , , , , ,22 Tabel di atas menunjukkan secara absolut, jumlah penduduk pedesaan akan mencapai 133,6 juta, dan kondisi ini merupakan puncak pertumbuhan. Setelah itu, jumlah penduduk pedesaan akan berkurang. Sementara jumlah penduduk perkotaan pada tahun 2020 paling sedikit akan berjumlah 2,5 kali jumlah penduduk perkotaan tahun Berkaitan dengan persebaran penduduk, suatu permasalahan yang dipandang perlu adalah pemerataan persebaran penduduk. Didasari pada keinginan setiap individu untuk melakukan mobilitas termasuk bermigrasi dengan suatu tujuan untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Atas dasar itu maka perbedaan aktivitas ekonomi dan perbedaan peluang untuk memperoleh pendaptan dan kesempatan kerja merupakan sebab utama ketimbang persebaran penduduk di Indonesia, khususnya antara pulau Jawa dan luar Jawa. Persebaran Penduduk. Salah satu masalah kependudukan di Indonesia adalah persebaran penduduk yang tidak merata. Hal ini berkaitan dengan daya dukung lingkungan (luas wilayah) yang tidak seimbang antara Jawa-Bali. Pulau Jawa yang luas wilayahnya kurang dari 7 persen dihuni oleh 58,7 persen penduduk, sehingga kepadatan penduduk di Pulau Jawa mencapai 880 jiwa per Km2 pada tahun Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 99

105 Perubahan Sosial dan Pembangunan Kepadatan penduduk di luar Pulau Jawa, jauh lebih rendah, yaitu baru didiami oleh kurang dari 100 Jiwa setiap Km2 di Pulau Sumatera dan Sulawesi, dan kurang dari 20 jiwa setiap Km2 di Kalimantan serta khususnya di Irian Jaya yang baru dihuni oleh 5 Jiwa setiap Km2. Gambaran ini selain memberikan petunjuk tentang tidak meratanya persebaran penduduk, juga menunjukkan kurang seimbangnya proporsi luas wilayah. Bila kepadatan penduduk setiap propinsi dibandingkan, maka luas wilayah di propinsi-propinsi Jawa dan Bali sudah tidak memadai, apalagi DKI Jakarta yang didiami oleh lebih dari jiwa per Km2. Persentase Penduduk. Kota Sejak tahun 1971 penduduk perkotaan terus meningkat dengan pesat, yaitu dari 17,3 persen pada tahun 1971 menjadi 22,4 persen pada tahun 1980 dan meningkat menjadi 37,1 persen pada tahun Hal ini disebabkan proses urbanisasi yang terus menerus terjadi karena kehidupan diperkotaan dianggap lebih baik dan menjanjikan mudah memperoleh kesempatan kerja dan berusaha dari pada di pedesaan sehingga dapat disebutkan pula bahwa meningkatnya penduduk kota tersebut antara lain disebabkan oleh pengaruh keadaan sosial dan pertumbuhan pembangunan secara nasional. Rasio jenis Kelamin. Perkembangan penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat dari perkembangan rasio jenis kelamin, yaitu perbandingan penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan. Rasio jenis kelamin penduduk selama tiga periode sensus berada dibawah angka 100 yaitu 97,2 pada tahun 1971, 98,8 pada tahun 1980 dan 99,4 pada tahun 1995 dan tahun 1996 menjadi 99,07. Pada penduduk kelompok umur 0-14 tahun perkembangan rasio jenis kelamin cenderung tetap diatas 100 yang berarti anak laki-laki lebih banyak dibandingkan anak perempuan sedangkan pada penduduk umur (penduduk umur produktif) mengalami kanaikan walaupun masih dibawah 100 dan pada kelompok umur 65+ mengalami penurunan dari 94,16 pada tahun 1971 menjadi 86,80 pada tahun Penduduk menurut golongan umur dan jenis kelamin. Rincian penduduk Indonesia menurut golongan umur (dalam persen) dan jenis kelamin tergambar dalam piramida penduduk hasil sensus tahun 1971, 1980 dan tahun 1990, menunjukkan ciri yang menarik antara lain : Pertama, struktur umur penduduk Indonesia masih tergolong muda. Antara proporsi penduduk dibawah 15 tahun masih tinggi walaupun secara berangsur mulai menurun, yaitu dari 43,97% pada tahun 1971 menjadi 40,90% pada tahun 1980 dan 36,6% pada tahun 1990 kemudian turun menjadi 33,54% pada tahun Kedua, Proporsi penduduk usia lanjut (65 tahun keatas) semakin bertambah yaitu 2,51 pada tahun 1971 menjadi 3,25% pada tahun 1980 dan 3,88% pada tahun 1990 menjadi 4,25% pada tahun Sedangkan proporsi anak dibawah lima tahun terlihat menurun yaitu 16,1% pada tahun 1971 menjadi 14,4% pada tahun 1980, menjadi 11,7% pada tahun 1990 dan menjadi 11,3% pada tahun 1994, pada tahun 1995 menjadi 11,1% dan menjadi 10,13 pada tahun Ketiga, perbandingan laki-laki dan perempuan/ sex ratio cenderung meningkat. Persentase penduduk menurut komposisi penduduk menurut umur terjadi perubahan komposisi, yaitu semakin kecilnya proporsi penduduk tidak produktif yaitu yang berumur muda (0-14 th) dan umur lanjut (65 th keatas). Hal ini berarti bahwa angka ketergantungan/angka beban tanggungan semakin kecil. Pada 100 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

106 Perubahan Sosial dan Pembangunan tahun 1971 tercatat sebesar 87 per 100 tahun turun menjadi 61 per 100 pada tahun 1995 dan pada tahun 1996 menjadi 57 per 100 berarti secara rata-rata tanggungan setiap 100 penduduk produktif telah berkurang dari 87 pada tahun 1971 menjadi 61 pada tahun 1995 dan pada tahun 1996 menjadi 57. Usia kawin pertama. Usia wanita saat perkawinan pertama dapat mempengaruhi resiko melahirkan. Semakin muda usia saat perkawinan pertama semakin besar resiko yang dihadapi bagi keselamatan ibu maupun anak, karena disebabkan belum matangnya rahim wanita usia muda untuk memproduksi anak atau belum siap mental dalam berumah tangga. Demikian pula sebaliknya, semakin tua usia saat perkawinan pertama semakin tinggi resiko yang dihadapi dalam masa kehamilan atau melahirkan. Menurut hasil SUPAS tahun 1995 terdapat 21,5 persen wani di Indonesia yang perkawinan pertamanya dilakukan ketika mereka berumur kurang dari 17 tahun. Di daerah pedesaan dan perkotaan wanita yang melakukan perkawinan dibawah umur tercatat sebesar 24,4 persen dan 16,1 persen. Persentase wanita kawin usia muda cukup bervariasi antar Propinsi. Persentase Wanita kawin usia muda, persentase terendah terdapat pada Propinsi NTT (4,35%), Bali (4,54%) dan Kaliman Selatan (37,5%). Status perkawinan. Komposisi penduduk 10 tahun keatas di kota maupun desa menurut status perkawinan di Indonesia menunjukkan bahwa penduduk pria dan wanita mengalami perubahan status perkawinannya. Pada tahun 1990 persentase penduduk wanita berumur 10 tahun keatas dengan status kawin 54,2%, belum kawin 33,4%, cerai hidup 3,1% dan cerai mati 9,3%. Sedangkan penduduk pria dengan status kawin 53,4%, belum kawin 43,9%, cerai hidup 1,0%, cerai mati 1,6%. Bila dibandingkan dengan tahun 1996 persentase penduduk wanita berumur 10 tahun keatas dengan status kawin 54,88%, belum kawin 33,99%, cerai hidup 2,35% dan cerai mati 8,77%, sedangkan pada penduduk laki-laki status belum kawin 42,04%, kawin 55,69%, cerai hidup 0,69% dan cerai mati 1,58%. Ratio Ibu/Anak. Perbandingan jumlah anak usia 0 4 tahun terhadap wanita usia subur (15 49 tahun) pada tahun 1971 adalah 667 anak per 100 wanita usia subur. Keadaan pada tahun 1990 dan tahun 1991 telah menurun dari 536 menjadi 460 anak per seribu wanita. Sedangkan keadaan pada tahun 1992, tahun 1994 dan tahun 1996 menjadi 448,427 dan 364. Propinsi yang paling tinggi angka rationya adalah Propinsi NTT, Sulawesi Tenggara, dan NTB, sedangkan yang paling rendah adalah Propinsi DKI Jaya, DI Yogyakarta dan Bali. Rata-rata anak lahir hidup. Rata-rata anak yang pernah dilahirkan oleh wanita pernah kawin merupakan salah satu indikator yang biasa dipakai untuk mengukur tingkat kelahiran. Rata-rata anak yang pernah dilahirkan oleh wanita kawin usia tahun 10 pada tahun 1994 dan pada tahun 1996 sebesar 2 orang anak. Menimbang pemikiran di atas, maka sesungguhnya yang perlu dibenahi adalah pengembangan wilayah-wilayah sehingga antar daerah tidak terdapat perbedaan yang besar, yang pada akhirnya akan membuat perpindahan penduduk tidak terjadi secara besar-besaran dan persebaran penduduk menjadi merata. Pertumbuhan Penduduk. Pertumbuhan penduduk (population growth) di suatu negara adalah peristiwa berubahnya jumlah penduduk yang disebabkan oleh adanya pertambahan alami dan migrasi neto. Pertambahan alami (natural increase) adalah pertambahan penduduk yang diperoleh dari selisih antara jumlah kelahiran dan jumlah kematian. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 101

107 Perubahan Sosial dan Pembangunan Migrasi neto (nett migration) adalah pertambahan penduduk yang diperoleh dari selisih antara jumlah imigran dan jumlah emigran. Tingkat pertambahan alami sangat mempengaruhi pertumbuhan penduduk, biasanya dinyatakan dalam per mil ( 0 / 00 ). Misalnya : dengan fertilasi 45 0 / 00 dan mortilasi 21 0 / 00 berarti bahwa dalam tiap 1000 orang penduduk terdapat pertambahan alami sebesar 24 orang. Pertumbuhan penduduk dapat dirumuskan sebagai berikut : P = (l - m ) + ( i - e) Keterangan : l = jumlah kelahiran m = jumlah kematian i = jumlah imigran (orang yang datang) e = jumlah emigran (orang yang pergi) (l-m) = pertambahan alami (i-e) = migrasi penduduk Komponen-komponen Pertumbuhan Penduduk 1. Fertilitas = tingkat Kelahiran Fertilitas yaitu suatu pengertian yang digunakan untuk menunjukkan tingkat pertambahan anak, artinya jumlah kelahiran tiap seribu orang penduduk pertahun. Misal : dalam suatu negara yang berpenduduk 120 juta jiwa, terdapat kelahiran 5 juta jiwa dalam setahun, maka tiap seribu orang penduduk terdapat kelahiran sebesar x = Maka dikatakan tingkat kelahiran di negara tersebut 42. bila suatu negara atau daerah memiliki tingkat kelahiran : 30 ke atas digolongkan tinggi digolongkan sedang di bawah 20 digolongkan rendah Tingkat kelahiran seperti perhitungan diatas disebut tingkat kelahiran kasar (Crude Birth Rate). Angka Kelahiran Kasar (CBR) berdasarkan perkiraan yang dihitung Biro Pusat Statistik (BPS), menunjukkan bahwa Angka Kelahiran Kasar di Indonesia telah menurun dari 33,7 per 1000 penduduk pada periode menjadi 28,7 per 1000 penduduk dan 25,3 per 1000 penduduk pada periode dan Angka Kelahiran Total (TFR) berdasarkan hasil SUPAS tahun 1985, Angka Kelahiran Total (TFR) tahu adalah 4,1 per wanita usia subur. Berarti dalam jangka waktu lima tahun tersebut angka ini mengalami penurunan sebesar 19,5 %. Sedangkan hasil Sensus 1990 menunjukkan bahwa TFR sebesar 3,3 per wanita usia subur. Pengelompokkan propinsi menurut perkiraan TFR tahun dan seperti terlihat pada Tabel II.A.7 di atas, menunjukkan bahwa terjadi kenaikan jumlah propinsi yang mempunyai TFR kurang dari 3 sedangkan jumlah propinsi pada kelompok TFR diatas menurun. Bahwa angka kelahiran menurut kelompok umur ibu terjadi penurunan pada setiap periode akan tetapi penurunannya tidak secepat seperti pada peride tahun delapan puluhan. Hal ini disebabkan karena tingkat kelahiran pada saat ini sudah cukup rendah yaitu rata-rata setiap ibu usia pada periode tahun melahirkan anak sebesar 2,86 anak. 102 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

108 Perubahan Sosial dan Pembangunan 2. Mortalitas = tingkat Kematian Mortalitas atau kematian merupakan salah satu komponen demografi yang dapat mempengaruhi perubahan penduduk. Tinggi rendahnya tingkat kematian akan dipengaruhi oleh struktur umu, jenis kelamin, jenis pekerjaan, status susial ekonomi serta keadaan lingkungan dimana mereka berada. Bila suatu negara mempunyai mortalitas berkisar : 9-13 digolongkan rendah digolongkan sedang lebih dari 18 digolonglan tinggi Untuk mengukur mortalitas, seperti mengukur fertilitas, yaitu mencari tingkat kematian kasar (Crude Death Rate), ialah angka yang menunjukkan jumlah kematian per penduduk dalam periode tertentu. 3. Migrasi = Perpindahan Perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain. Ada yang dilakukan secara perorangan, keluarga dan kelompok. Gejala peroindahan penduduk ini disebabkan oleh berbagai alasan seperti ekonomi, politik, dan agama. Selama 25 tahun terakhir jumlah penduduk Indonesia telah meningkat menjadi hampir dua kali yaitu dari 119,2 juta pada tahun 1971 menjadi 195,29 juta pada tahun 1995 dan menjadi 198,20 juta pada tahun namun demikian, tingkat pertumbuhan telah turun secara cepat yaitu 2,32 persen pada periode tahun menjadi 1,98 persen pada periode tahun dan pada periode tahun menjadi 1,69 persen, Terdapat perbedaan yang sangat mencolok tentang laju pertumbuhan penduduk bila dilihat menurut propinsi pada peride tahun Angka terendah sebesar 0,01 persen pada propinsi DI Yogyakarta dan tertinggi sebesar 4,39 persen pada propinsi Kalimantan Timur. Dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan penduduk tingkat nasional terdapat 9 propinsi yang tingkat pertumbuhannya dibawah 1,69 persen, yaitu propinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Sulewesi Utara dan Sulawesi Selatan. C. Masalah Pendidikan dan Kesenjangan Sosial Ketika masyarakat dan negara kita dilanda krisis moneter yang tak kunjung terselesaikan, seolah -olah kita tersentak dan sadar bahwa ada sesuatu yang tidak beres dalam struktur masyarakat kita. Masyarakat resah, dimana-mana kita menemui anggota masyarakat yang kurang daya beli, penghasilannya berkurang, dan PHK. Banyak ahli berpendapat bahwa memang benar terjadi keresahan masyarakat yang cukup luas, yang kali ini bukan hanya menimpa orang berstatus kelas ekonomi bawah, tetapi juga menimpa kalangan menengah dan atas. Krisis moneter bukanlah faktor tunggal terjadinya keresahan dalam masyarakat, tetapi krisis moneter telah menjadi faktor yang mengaselerasi keresahan dalam masyarakat, sedangkan akar permasalahannya adalah faktor kesen jangan sosial yang sudah sedemikiuan parahnya terstruktur dalam masyarakat, seperti dikemukakan soisiolog Prof. Sarjono Jatiman. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 103

109 Perubahan Sosial dan Pembangunan Ada permasalahan atau pertanyaan dalam dunia pendidikan yang memerlukan solusi atau paling tidak suatu kejelasan, yaitu ; Apakah pendidikan selama ini telah berhasil mengurangi kesenjangan sosial? atau sebaliknya ; Apakah pendidikan telah memperkuat sistem kesenjangan sosial yang hidup dalam masyarakat? Dalam suatu tulisan yang berjudul Education and Social Mobility : A Structure Model, Raymond Boudon menyebutkan bahwa tidak ada suatu alasan untuk mengatakan angka pertumbuhan yang tinggi dalam pendidikan ada hubungannya dengan meningkatnya mobilitas sosial dan ekonomi. Bahkan ekspansi dalam bidang pendidikan dianggap telah mengukuhkan struktur mobilitas sosial. Selama ini kita ketahui bahwa akses terhadap pendidikan buat tiap lapisan masyarakat tidaklah sama. Orang- orang yang memiliki akses dalam ekonomi, sosial, dan budaya yang tinggi, besar pula aksesnya terhadap dunia pendidikan. Peserta didik juga terdiferensiasi dalam lembaga-lembaga pendidikan tertentu berdasarkan latar belakang sosialnya. Perguruan tinggi tertentu identik dengan mahasiswa berlatarbelakang sosial dari kalangan atas, sedangkan perguruan tinggi tertentu pula identik mahasiswanya berasal dari kalangan bawah atau menengah. Seperti hasil penelitian yang penulis lakukan (1998) terhadap mahasiswa IKIP Bandung (sekarang UPI). Dari hasil yang didapatkan bahwa kebanyakan latar belakang stratifikasi sosial mahasiswa IKIP Bandung adalah mereka yang berasal dari kelas bawah dan menengah, hal ini dapat ditunjukkan dari tingkat pendidikan orang tuanya yang mayoritas berpendidikan dasar dan menengah (89,44%), serta tingkat jabatan pekerjaan orang tuanya adalah jabatan sebagai karyawan menengah dan bawah (hampir 80%). Juga tingkat penghasilan mengikuti pola yang sama, dimana sebagian besar orang tua mahasiswa berpenghasilan rendah (77,22%), hanya ada sekitar 1,95 % mereka yang berpenghasilan tinggi. Begitu pula tingkat pengeluaran tiap bulannya yang tergolong rendah sebanyak 71,59 %. Begitu juga yang menyangkut kehidupan sosial peserta didik, seperti misalnya mahasiswa. Kehidupan mahasiswa tidak bisa dilepaskan dari kehidupan kelompok sosial lainnya, artinya mereka dipengaruhi oleh kelompok sosial yang lain, juga mempengaruhi kelompok sosial yang lain. Seiring dengan tumbuhnya minat untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, tumbuh pula variasi kelompok sosial mahasiswa, dan tumbuh pula segregasi sosial kehidupan mahasiswa. Tumbuhnya segregasi sosial kehid upan mahasiswa tidak bisa dilepaskan dari latar belakang kelompok stratifikasi sosial orang tuanya. Seperti dikemukakan oleh Kitsuse dan Cicourel (1979) bahwa ternyata orang tua memiliki sendiri aspirasi ke perguruan tinggi mana anaknya akan melanjutkan sekolah, dan aspirasi seperti ini ternyata kebanyakan diinternalisasi oleh siswa yang bersangkutan. Hal seperti ini telah membawa masalah kearah terjadinya proses diferensiasi dan stratifikasi sosial yang lebih besar dalam dunia pendidikan, yang mestinya du nia pendidikan adalah lembaga demokratis dan egaliter yang terbuka terhadap semua pihak. Juga beberapa temuan lainnya disebutkan bahwa latar belakang intelektual siswa dikalahkan oleh sifat-sifat non-intellective dalam melanjutkan pendidikannya, seperti oleh latarbelakang pekerjaan orang tua, dan aspirasi umum tentang kehidupannya. Pertimbangan- pertimbangan seseorang melanjutkan ke perguruan tinggi tidak berdasarkan pada performa dan prestasi siswa, tetapi oleh pandangan-pandangan yang bersifat sosial, be rsifat budaya, dan bersifat motivasional. 104 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

110 Perubahan Sosial dan Pembangunan Latar belakang status sosial ekonomi mahasiswa membawa perbedaan terhadap kesempatan melanjutkan studinya. Seperti temuan Halsey (1975), menyebutkan pula bahwa anak-anak yang terlahir dari orang tua yang melakukan profesi dan pekerjaa n pada tingkat manajemen seperti : dokter, manajer bank, hakim, atau direktur perusahaan, memperlihatkan peluang yang lima kali lebih besar untuk melanjutkan sekolah ke pendidikan tingi, sementara anak-anak dari pekerjaan bawahan memiliki rata- rata pel uang hanya seperempat. Hasil penelitian William H. Sewel dan Vimal P. Shah yang diberi judul Socioeconomic Status, Intelligence, and the Attainment of Higher Education memperlihatkan adanya perbedaan dalam rencana melanjutkan pendidikan dan penyelesaian pendidikan tinggi dari kelas sosial dan tingkat intelejen yang berbeda. Bukti - bukti telah memperlihatkan kepada kita bahwa sekolah atau dunia pendidikan telah menjadi semacam tempat reproduksi sosial dan budaya dari kelompok atau golongan- golongan sosial yang ada di masyarakat. Salah satu bentuk dari reprsentasi reproduksi sosial dan budaya dalam dunia pendidikan ialah tumbuhnya macam- macam gaya hidup di kalangan mahasiswa. Secara khusus di dunia pendidikan tinggi - pun berkembang perbedaan - perbedaan gaya hidup dari mahasiswanya. Bourdie ( 1973) dalam penelitiannya memperlihatkan bahwa latarbelakang stratifikasi sosial yang berbeda, seperti anak- anak petani, para pedagang kecil, atau anak para pegawai rendah ternyata mereka terbebas dari partisipasi high culture. Kategori high culture seperti membaca, theatre, concert, art cinema, dan museum attendance ternyata telah menjadi semacam cultural habits bagi anak atau mahasiswa kelas menengah dan atas. Begitu pula kelompok maha siswa yang berasal kelompok sosial bawah, menengah dan atas memiliki perbedaan dalam belanja uang untuk keperluan buku-buku, dan perbedaan pula dalam jenis dan kuantitas buku yang dimilikinya. Berbagai temuan empiris tentang kehidupan sosial dan pendidikan memperlihatkan bahwa orang-orang yang berasal dari status sosial bawah memiliki kesempatan yang kurang untuk larut dalam dunia pendidikan, karena dunia pendidikan telah dipenuhi oleh kehidupan sosial dan budaya kalangan atas. Orang orang yang berasal dari kalangan sosial atas lebih siap untuk memasuki dunia pendidikan, karena bagi mereka tidak memerlukan lagi adaptasi sosial dan budaya karena budaya sosial pendidikan adalah t elah menjadi milik mereka, sedangkan bagi orang yang berlatarbelakang sosial kelas bawah mereka telah ketinggalan sejak awal untuk bersaing dengan kelompok orang yang berasal dari kelas atas. Sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan tertentu yang sudah menjadi trademark dunia pendidikan tidak dimiliki oleh kalangan bawah, sedangkan sikap-sikap dan kebiasaan dalam dunia pendidikan tersebut telah menjadi milik dari orang-orang dari kelas atas. Para peneliti telah menemukan bahwa kedudukan sosial seseorang terkait dengan suatu sikap dan nilainya, orientasi perilaku, dan perilakunya, seperti peneilitian Kinsley, Pameroy, dan Merton (1948), Inkeles ( 1960). Penelitian Demereth (1965) menunjukkan bahwa kelas menengah lebih sering mengunjungi tempat ibadah dibandingkan kelas bawah. Kelas menengah juga diindikasikan lebih sering aktif dalam organisasi voluntir, menonton konser, bermain olahraga, menggunakan waktu liburnya untuk rekreasi dibandingkan kelas di bawahnya. Hamilton (1964) melihat adanya perbedaan yang signifikan dalam orientasi politik, sikap terhadap masalah-masalah domestik dan luar negeri, sikap terhadap masalah pendidikan antara pekerja kantor dan pedagang, tetapi sebaliknya perbedaan tersebut hampir tidak ada antara pekerja yang jenjangnya berdekatan seperti antara mandor dan tukang. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 105

111 Perubahan Sosial dan Pembangunan D. Masalah Dalam Bidang Ketenagakerjaan Masalah-masalah ketenagakerjaan yang sekarang mendesak sedang dihadapi, antara lain masalah pengangguran, masalah pengiriman TKI ke luar negeri, masalah hubungan industrial, dan masalah peraturan ketenagakerjaan (Payaman J. Simajuntak,2004). Masalah Pengangguran Jumlah pengangguran terus bertambah dan sekitar 4,5 juta orang atau 5 % pada tahun 1997 (menjelang krisis ekonomi), menjadi sekitar 6,5 juta orang atau 7% pada tahun 2000, dan menjadi 9,5 juta orang atau sekitar 9,5% pada Begitu juga untuk orang yang setengah pengangguran meningkat dari 29 juta (1997) menjadi 31 juta orang pada tahun 2000 dan Masalah Pengiriman TKI ke Luar Negeri Kasus- kasus pengiriman tenaga kerja Indonesia ke luar luar negeri terus meningkat. Mulai dari tahap perekrutan, persiapan keberangkatan, perlindungan selama bekerja di luar negeri, hingga saat kembali ke tanah air. Pengiriman TKI secara ilegal dan deportasi telah menambah kompleksitas permasalahan yang menguras banyak tenaga dan waktu. Masalah Hubungan Industrial Hubungan industrial di Indonesia akhir-akhir ini terkesan tidak kondusif. Gelombang pemogokan merupakan peristiwa yang kita saksikan hampir setiap hari. Banyak investor dalam dan luar negeri yang merasa kurang aman menanamkan modalnya di Indonesia. Masalah Peraturan Ketenagakerjaan Beberapa pihak menganggap bahwa peraturan perundangan di Indonesia sangat kompleks. Harus diakui, bahwa semua negara di dunia, peraturan ketenakerjaan itu kompleks, karena dimaksudkan untuk melindungi banyak kepentingan. Bukan hanya untuk melindungi kepentingan pengusaha dan tenaga kerja, akan tetapi juga untuk melindungi kepentingan pemerintah dan masyarakat konsumen, bahkan dapat menyangkut hubungan antar negara. 1. Gaji/Upah Pekerja Dalam dunia kerja, yang dimaksud dengan pekerja atau buruh ialah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Sedangkan pemberi kerja ialah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum, atau badan-badan lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain. Untuk mengatur hubungan antara pekerja (buruh) dengan pemberi kerja, pemerintah mengeluarkan Undang-undang Ketenagakerjaan. Tujuan dibuatnya Undang-undang Ketenagakerjaan ialah untuk: a. memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan manusiawi; b. mewujudkan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan nasional dan daerah; 106 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

112 Perubahan Sosial dan Pembangunan c. memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dalam mewujudkan kesejahteraan; dan d. meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya. Dalam Bab X Bagian Kedua pasal 88 UU Ketenagakerjaan diatur beberapa hal berikut ini: a. Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. b. Untuk mewujudkan penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan, pemerintah menetapkan kebijakan pengupahan yang melindungi pekerja/buruh. c. Untuk mencapai kebutuhan hidup yang layak bagi kemanusiaan, pemerintah menetapkan upah minimum. Upah minimum terdiri atas dua jenis, yakni: upah minimum berdsarkan wilayah provinsi atau kabupaten/kota; upah minimum berdasarkan sektor pada wilayah provinsi atau kabupaten/kota. Upah minimum diarahkan kepada pencapaian kebutuhan hidup layak sesuai dengan daerahnya masing-masing. Oleh karena itu, upah minimum pekerja pada setiap daerah (provinsi) atau kabupaten/kota belum tentu sama. Upah minimum untuk DKI Jakarta akan berbeda dengan upah minimum untuk Daerah Istimewa Jogjakarta misalnya. Hal ini sangat dipengaruhi oleh kelayakan standar hidup di daerah masingmasing. Semakin tinggi kelayakan standar hidup suatu daerah, semakin tinggi upah minimum regionalnya. Upah minimum ini ditetapkan oleh Gubernur dengan memperhatikan rekomendasi dari Dewan Pengupahan Provinsi dan atau Bupati/Walikota. Selain pengupahan yang diatur dalam Undang-undang Ketenagakerjaan, ada lagi bentuk pengupahan berdasarkan pada kesepakatan kedua belah pihak (pekerja dan pemberi kerja). Akan tetapi, pengupahan berdasarkan kesepakatan ini tidak boleh lebih rendah dari peraturan perundangan yang berlaku. Apabila dalam kesepakatan itu terjadi pengupahan yang lebih rendah dari peraturan perundangan yang berlaku, maka kesepakatan tersebut batal demi hukum, dan pengusaha yang bersangkutan wajib membayar upah sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Dalam memberikan upah, pengusaha menyusun struktur dan skala upah dengan memperhatikan golongan, jabatan, masa kerja, pendidikan, dan kompetensi. Pengusaha juga melakukan peninjauan upah secara berkala dengan memperhatikan kemampuan perusahaan dan produktivitas. Pengusaha yang karena kesengajaan atau kelalaiannya mengakibatkan keterlambatan pembayaran upah, dikenakan denda sesuai dengan persentase tertentu dari upah pekerja/buruh. Dalam hal perusahaan dinyatakan pailit atau dilikuidasi berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka upah dan hak-hak lainnya dari pekerja/buruh merupakan utang yang didahulukan pembayarannya. Tuntutan pembayaran upah pekerja/buruh dan segala pembayaran yang timbul dari hubungan kerja menjadi daluarsa setelah melampaui jangka waktu dua tahun setelah timbulnya hak. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 107

113 Perubahan Sosial dan Pembangunan Kesejahteraan Setiap pekerja/buruh dan keluarganya berhak untuk memperoleh jaminan sosial tenaga kerja. Jaminan sosial tenaga kerja tersebut dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk meningkatkan kesejahteraan bagi pekerja/buruh dan keluarganya, pengusaha wajib menyediakan fasilitas kesejahteraan. Penyediaan fasilitas kesejahteraan tersebut dilaksanakan dengan memperhatikan kebutuhan pekerja/buruh dan ukuran kemampuan perusahaan. Dalam pasal 101 UU Nomor 13 tahun 2003 dinyatakan: (1) Untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh, dibentuk koperasi pekerja/buruh dan usaha-usaha produktif di perusahaan. (2) Pemerintah, pengusaha, dan pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat buruh berupaya menumbuhkembangkan koperasi pekerja/buruh, dan mengembangkan usaha produktif sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (3) Pembentukan koperasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1 ), dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (4) Upaya-upaya untuk menumbuhkembangkan koperasi pekerja/buruh sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diatur dengan Peraturan Pemerintah. Perlindungan Pekerja Setiap pekerja wajib melakukan pekerjaan yang dituntut perusahaan sesuai dengan perjanjian kerja (kontrak kerja). Akan tetapi, ia juga memiliki hak perlindungan dari perusahaan. Apa saja hak-hak perlindungan pekerja/buruh dari perusahaan itu? a. Bagi Penyandang Cacat Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja penyandang cacat wajib memberikan perlindungan sesuai dengan jenis dan derajat kecacatannya. Pemberian perlindungan tersebut harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. b. Bagi Pekerja Anak Pengusaha dilarang mempekerjakan anak, kecuali anak usia 13 sampai dengan 15 tahun. Untuk anak usia 13 sampai dengan 15 tahun pekerjaan yang diberikan harus pekerjaan ringan dan tidak boleh mengganggu perkembangan dan kesehatan fisik, mental, dan sosial mereka. Pengusaha yang mempekerjakan anak pada pekerjaan ringan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1) izin tertulis dari orang tua atau wali; 2) perjanjian kerja antara pengusaha dengan orang tua atau wali; 3) waktu kerja maksimum 3 (tiga) jam; 4) dilakukan pada siang hari dan tidak mengganggu waktu sekolah; 5) keselamatan dan kesehatan kerja; 6) adanya hubungan kerja yang jelas; 7) menerima upah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 108 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

114 Perubahan Sosial dan Pembangunan Apabila anak dipekerjakan dengan orang dewasa, maka tempat kerja anak harus dipisahkan dari tempat kerja orang dewasa. Siapa pun dilarang mempekerjakan dan melibatkan anak pada pekerjaanpekerjaan yang terburuk, yakni: 1) segala pekerjaan dalam bentuk perbudakan atau sejenisnya; 2) segala pekerjaan yang memanfaatkan, menyediakan atau menawarkan anak untuk pelacuran, produksi pornografi, pertunjukan porno, atau perjudian; 3) segala pekerjaan yang memanfaatkan, menyediakan atau melibatkan anak untuk produksi dan perdagangan minuman keras, narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya; dan/atau 4) semua pekerjaan yang membahayakan kesehatan, keselamatan, dan atau moral anak. c. Bagi Pekerja Wanita Perlindungan bagi pekerja wanita diatur seperti berikut: (1) Pekerja/buruh perempuan yang berumur kurang dari 18 (delapan belas) tahun dilarang dipekerjakan antara pukul s.d (2) Pengusaha dilarang mempekerjakan pekerja/buruh perempuan hamil yang menurut keterangan dokter berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan kandungannya maupun dirinya apabila bekerja antara pukul s.d. pukul (3) Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh perempuan antara pukul s.d. pukul wajib: a. memberikan makanan dan minuman bergizi; dan b. menjaga kesusilaan dan keamanan selama di tempat kerja. (4) Pengusaha wajib menyediakan angkutan antar jemput bagi pekerja/ buruh perempuan yang berangkat dan pulang bekerja antara pukul s.d Selain perlindungan khusus seperti di atas, terdapat pula bentuk perlindungan lain bagi pekerja/buruh secara umum, yakni: a. Waktu Kerja Setiap pengusaha wajib melaksanakan ketentuan waktu kerja. Waktu kerja bagi para pekerja/buruh meliputi: 1) 7 (tujuh ) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam satu minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu; 2) 8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu. Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh melebihi waktu kerja sebagaimana tersebut di atas, harus memenuhi syarat: 1) ada persetujuan dari pekerja/buruh tersebut; 2) waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 (tiga) jam dalam 1 (satu) hari dan 14 (empat belas) jam dalam 1 (satu) minggu. Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh melebihi waktu kerja di atas wajib membayar upah kerja lembur. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 109

115 Perubahan Sosial dan Pembangunan b. Waktu Istirahat dan Cuti Pengusaha wajib memberikan waktu istirahat dan cuti kepada pekerja/buruh. Waktu istirahat yang dan cuti yang dimaksud ialah: 1) istirahat antara jam kerja, sekurang-kurangnya ½ jam setelah bekerja selama 4 jam terus-menerus dan waktu istirahat tersebut tidak termasuk jam kerja; 2) istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu atau 2 (dua) hari untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu; 3) cuti tahunan, sekurang-kurangnya 12 (dua belas) hari kerja setelah pekerja/buruh yang bersangkutan bekerja selama 12 (dua belas) bulan secara terus-menerus; 4) istirahat panjang, sekurang-kurangnya 2 (dua) bulan dan dilaksanakan pada tahun ketujuh dan kedelapan, masing-masing 1 (satu) bulan bagi pekerja/buruh yang telah bekerja selama 6 (enam) tahun secara terus-menerus pada perusahaan yang sama dengan ketentuan pekerja/buruh tidak berhak lagi atas istirahat tahunannya dalam 2 (dua) tahun berjalan dan selanjutnya berlaku untuk setiap kelipatan masa kerja 6 (enam) tahun. Istirahat panjang tersebut berlaku pada perusahaan tertentu yang diatur dengan Keputusan Menteri. c. Melaksanakan ibadah Pengusaha wajib memberikan kesempatan yang secukupnya kepada pekerja/ buruh untuk melaksanakan ibadah yang diwajibkan oleh agamanya. d. Pekerja Wanita 1) Pekerja/buruh perempuan yang dalam masa haid merasakan sakit dan memberitahukan kepada pengusaha, tidak wajib bekerja pada hari pertama dan kedua pada waktu haid. 2) Pekerja/buruh perempuan berhak memperoleh istirahat 1.5 (satu setangah) bulan sebelum saatnya melahirkan anak dan 1.5 (satu setengah) bulan sesudah melahirkan menurut perhitungan dokter kandungan atau bidan. 3) Pekerja/buruh perempuan yang mengalami keguguran kandungan berhak memperoleh istirahat 1.5 (satu setengah) bulan atau sesuai dengan surat keterangan dokter kandungan atau bidan. 4) Pekerja/buruh perempuan yang anaknya masih menyusu harus diberi kesempatan sepatutnya untuk menyusui anaknya jika hal itu harus dilakukan selama waktu kerja. Setiap pekerja yang menggunakan waktu istirahat dan cuti sebagaimana diuraikan di atas berhak mendapat upah penuh. Pada hari-hari libur resmi, pekerja/buruh tidak wajib bekerja. Apabila perusahaan mempekerjakan pekerja/buruh pada hari libur resmi karena peekrjaannya menuntut harus dikerjakan harus dengan persetujuan pekerja/buruh dan ia wajib membayar upah lembur. 110 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

116 Perubahan Sosial dan Pembangunan Sebab-sebab Pemutusan Hubungan Kerja Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dapat dilakukan oleh pengusaha apabila pekerja/buruh telah terbukti melakukan kesalahan berat. Beberapa kesalahan berat dimaksud ialah: a. pekerja/buruh melakukan penipuan, pencurian, atau penggelapan barang dan/atau uang milik perusahaan; b. pekerja/buruh memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga merugikan perusahaan; c. mabuk, minum minuman keras yang memabukkan, memakai dan atau mengedarkan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya di lingkungan kerja; d. melakukan perbuatan asusila atau perjudian di lingkungan kerja; e. menyerang, menganiaya, mengancam atau mengintimidasi teman sekerja atau pengusaha di lingkungan kerja; f. membujuk teman sekerja atau pengusaha untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan; g. dengan ceroboh atau sengaja merusak atau membiarkan dalam keadaan bahaya barang milik perusahaan yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan; h. dengan ceroboh atau sengaja membiarkan teman sekerja atau pengusaha dalam keadaan bahaya di tempat kerja; i. membongkar atau membocorkan rahasia perusahaan yang seharusnya dirahasiakan kecuali untuk kepentingan negara; atau j. melakukan perbuatan lainnya di lingkungan perusahaan yang diancam pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih. Pemutusan Hubungan Kerja bisa dilakukan atas permintaan dari pekerja/buruh secara tertulis kepada perusahaan. Selain itu, perusahaan juga dapat melakukan Pemutusan Hubungan Kerja apabila terjadi perubahan status, penggabungan, peleburan, atau perubahan kepemilikan perusahaan dan pekerja/buruh tidak bersedia melanjutkan hubungan kerja atau perusahaan tidak mau menerima pekerja/buruh tersebut. Terhadap pemutusan hubungan kerja karena alasan perubahan status, penggabungan, peleburan, atau perubahan kepemilikan, pekerja/buruh berhak mendapatkan pesangon. Apabila pekerja/buruh mengundurkan diri, ia berhak mendapatkan uang penggantian hak yang seharusnya diterima. Sedangkan, PHK karena pekerja/buruh melakukan pelanggaran berat, maka pekerja/buruh berhak atas uang penggantian hak yang seharusnya diterima. Apabila pengusaha menutup perusahaannya karena force majeur (keadaan darurat) atau rugi terus-menerus dalam waktu 2 tahun, maka pekerja/buruh berhak atas uang pesangon dan uang penghargaan masa kerja. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 111

117 Perubahan Sosial dan Pembangunan Prioritas Program Ketenagakerjaan Dalam rangka meningkatkan kualitas ketenagakerjaan serta untuk mengimbangi tuntutan pekerja di pasar global, pemerintah melakukan prioritas pembangunan ketenagakerjaan seperti berikut ini: a. Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja, diarahkan untuk mendorong, memasyarakatkan dan meningkatkan efektivitas penyelenggaraan pelatihan kerja, agar tersedia tenaga kerja yang berkualitas, produktif dan berdaya saing sehingga mampu mengisi pasar kerja dalam negeri maupun luar negeri. Diharapkan, para pencari kerja akan memperoleh atau menciptakan lapangan kerja baru dan bagi para pekerja mampu mengembangkan usahanya yang pada gilirannya akan menyerap tenaga kerja baru. Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja meliputi: Meningkatkan koordinasi dan kolaborasi dengan sektor lain, Pemerintah Daerah, Lembaga Masyarakat dan stakeholder lainnya dalam uapaya memperoleh dukungan dalam pelaksanaan peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja. Pengembangan standarisasi dan sertifikasi kompetensi; pembinaan dan pemberdayaan lembaga pelatihan yang diselenggarakan oleh Pemerintah, Swasta ataupun perusahaan; pemasyarakatan nilai dan budaya produktif, pengembangan sistem dan metoda peningkatan produktivitas serta pelatihan kader dan tenaga ahli produktivitas. Penyelenggaraan pelatihan institusional di 30 propinsi ( orang) dan pelatihan non-institusional/mtu di 30 propinsi ( orang) baik untuk melatih pencari kerja, pekerja, assosiasi profesi, tokoh masyarakat ataupun LSM di perkotaan dan pedesaan; Penyelenggaraan pelatihan menajemen dan produktivitas melalui kemitraan dan kerjasama dengan swasta dan perusahaan di 30 propinsi (1.750 orang); Pemagangan orang tenaga kerja ke luar negeri dan 960 orang di dalam negeri; Pengembangan pendidikan dan pelatihan instruktur jasa dan manufaktur serta tenaga pelatihan orang. Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan Fungsional (190 orang); Peningkatan sarana prasarana pelatihan di 25 BLK; serta bimbingan, sosialisasi, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program b. Program Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja, diarahkan untuk mendorong, memfasilitasi dan mengembangkan perluasan kesempatan kerja di berbagai bidang usaha, melalui penciptaan tenaga kerja mandiri, peningkatan dan pemberdayaan kewirausahaan dan pelayanan penempatan tenaga kerja di dalam dan di luar negeri serta pelayanan dan penyediaan informasi bursa kerja, sehingga akan mengurangi pengangguran baik di pedesaan maupun di perkotaan. 112 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

118 Perubahan Sosial dan Pembangunan Melalui pelaksanaan program ini, diharapkan akan terserap sejumlah tenaga kerja yang terdiri dari di dalam negeri sejumlah orang dan ke luar negeri sejumlah orang. c. Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Tenaga Kerja, diarahkan untuk meningkatkan perlindungan bagi pekerja dan pengusaha melalui pemasyarakatan, fasilitasi dan penciptaan ketenagaan dalam bekerja dan berusaha; peningkatan kenyamanan, keselamatan dan kesehatan bekerja, sehingga tercipta hubungan yang harmonis antara pekerja dan pengusaha yang akan meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya serta berkembangnya usaha, yang pada gilirannya akan menyerap tenaga kerja baru. Kegiatan di prioritaskan bagi penyelesaian dan sosialisasi peraturan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial. 1. Jelaskan problem-problem kependudukan apa saja yang dihadapi oleh negara kita? 2. Apakah pendidikan telah berhasil mengatasi kesenjangan sosial yang ada? Jelaskan! 3. Jelaskan masalah masalah yang dihadapi dalam bidang ketenagakerjaan di Indonesia! Petunjuk Jawaban Latihan 1. Masalah-masalah dalam bidang kependudukan di Negara kita seperti, penyebaran penduduk yang tidak merata, tingginya angka pertumbuhan penduduk, tingginya angka kematian dan kelahiran, dan rendahnya kualitas penduduk. 2. Pendidikan telah banyak perubahan, tetapi belum berhasil mengatasi kesenjangan sosial bahkan mengukuhkan struktur sosial yang ada. 3. Masalah ketenagakerjaan yang sekarang mendesak sedang dihadapi, antara lain masalah pengangguran, masalah pengiriman TKI ke luar negeri, masalah hubungan industrial, dan masalah peraturan ketenagakerjaan Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 113

119 Perubahan Sosial dan Pembangunan Ada banyak persoalan yang dihadapi dalam bidang kependudukan, kependidikan, dan ketenekarjaan. Masalah-masalah yang dihadapi dalam bidang kependudukan diantaranya, masalah kepadatan pendudukan, tingkat pertambahan pendudukan yang tinggi, jumlah penduduk yang tinggi, kesenjangan penduduk dalam rasio jenis kelamin dan usia. Dalam bidang kependidikan, pembangunan pendidikan yang tadinya diharapkan sebagai sarana reproduksi sosial, ternyata membawa masalah, sistem pendidikan tetap menjadi sarana dalam mempertahankan kesenjangan sosial yang ada. Begitu juga dalam bidang ketenakerjaan, masalah-masalah seperti pengangguran, masalah pengiriman TKI ke luar negeri, masalah hubungan industrial, dan masalah peraturan ketenagakerjaan tetap menjadi masalah dominant dalam ketenagakerjaan di negara kita. 1. Ciri kependudukan di Indonesia ditandatai oleh hal berikut di bawah ini, kecuali: a. Persebaran penduduk yang tidak merata b. Angka kelahiran dan kematian yang tinggi c. Usia muda dan usia tua yang cukup tinggi d. Dominasi usia produktif yang cukup tinggi e. Kualitas penduduk yang rendah. 2. Kebijakan kependudukan untuk lebih memeratakan persebaran penduduk ialah dengan cara : a. migrasi keluar d. urbanisasi b. migrasi ke dalam e. evakuasi c. transmigrasi 3. Kematian merupakan salah satu komponen demografi yang dapat mempengaruhi perubahan penduduk, istilah disebut dengan a. natalitas d. premotalitas b. netralitas e. post natalitas c. mortalitas 114 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

120 Perubahan Sosial dan Pembangunan 4. Pertumbuhan penduduk (population growth) di suatu negara adalah peristiwa berubahnya jumlah penduduk yang disebabkan oleh: a. Adanya pertambahan migrasi ke dalam dan migrasi keluar b. Adanya pertambahan natalitas dan mortalitas c. Adanya trasmigrasi dan urbanisasi d. Adanya migrasi antar Negara e. Adanya pertambahan alami dan migrasi neto. 5. Pertambahan alami (natural increase) adalah pertambahan penduduk yang diperoleh dari: a. Selisih antara penduduk datang dan penduduk pergi b. Selisish antara yang bertrasmigrasi dan urbanisasi c. Selisih penduduk tua dan penduduk muda d. Selisih antara jumlah kelahiran dan jumlah kematian. e. Selisih antara penduduk usia produktif dan non produktif 6. Migrasi neto (nett migration) adalah pertambahan penduduk yang diperoleh dari a. Selisih antara penduduk beremigrasi dan bertrasmigrasi b. Selisih antara jumlah imigran dan jumlah emigran. c. Selisih antara jumlah imigrar dan trasmigran d. Selisih antara anak yang beremigrasi dan orang tua yang berimigrasi e. Selisih antara angka urbanisasi dan migrasi sirkuler. 7. Banyak siswa dalam memilih studi lanjutannya dipengaruhi oleh factor-faktor nonintellective, seperti oleh : a. Prestasi akedemis d. Hasil ujian akhir b. Bakat dan minat e. Hasil ulangan harian c. Aspirasi orang tua 8. Raymond Boudon mengemukakan tentang hubungan antara pendidikan dan kesenjangan social dengan menyatakan bahwa : a. Angka pertumbuhan yang tinggi dalam dunia pendidikan telah berhasil meningkatkan mobilitas social dan ekonomi. b. Angka pertumbuhan yang tinggi dalam pendidikan tidak ada hubungannya dengan meningkatnya mobilitas sosial dan ekonomi. c. Angka pertumbuhan ekonomi yang tinggi berhubungan dengan meningkatnya angka tingkat pendidikan yang disertai dengan menurunnya partisipasi orangtua dalam menentukan pendidikan lanjutan bagi anaknya. d. Mobilitas social dan ekonomi berhubungan dengan meningkatnya angka pengangguran di masyarakat. e. Mobilitas social ekonomi pada golongan atas lonjakannya lebih kecil bila dibandingkan dengan golongan ekonomi kelas bawah. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 115

121 Perubahan Sosial dan Pembangunan 9. Manakah pernyataan di bawah ini yang tidak sesuai : a. orang-orang yang berasal dari status sosial bawah memiliki kesempatan yang kurang untuk larut dalam dunia pendidikan b. Budaya pendidikan telah dipenuhi oleh kehidupan sosial dan budaya kalangan atas. c. Orang orang yang berasal dari kalangan sosial atas lebih siap untuk memasuki dunia pendidikan, karena bagi mereka tidak memerlukan lagi adaptasi sosial dan budaya karena budaya sosial pendidikan adalah telah menjadi milik mereka. d. Orang yang berlatarbelakang sosial kelas bawah telah ketinggalan sejak awal untuk bersaing dengan kelompok orang yang berasal dari kelas atas untuk memperebutkan dunia pendidikan. e. Sikap dan kebiasaan tertentu yang sudah menjadi trademark dunia pendidikan telah menjadi milik orang dari kelas atas juga dimiliki oleh kalangan dari kelas bawah. 10.Berikut ini adalah masalah-masalah ketenakerjaan yang mendesak untuk diselesaikan, kecuali : a. masalah pengangguran, b. masalah pengiriman TKI ke luar negeri, c. masalah sertifikasi pekerja d. masalah hubungan industrial, e. masalah peraturan ketenagakerjaan 11. Yang bukan prioritas program ketenagakerjaan untuk peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja adalah : a. Mendorong, memasyarakatkan dan meningkatkan efektivitas penyelenggaraan pelatihan kerja b. Penyediaan tenaga kerja yang berkualitas dan produktif c. Penyediaan tenaga kerja yang berdaya saing sehingga mampu mengisi pasar kerja dalam negeri maupun luar negeri. d. Pengiriman tenaga kerja wanita ke luar negeri untuk menjadi pembantu rumah tangga. e. Penciptaan lapangan tenaga kerja baru. 12.Pekerja tidak dapat di-phk (Pemutusan Hubungan Kerja) oleh pengusaha karena alasan di bawah ini : a. pekerja/buruh melakukan penipuan, pencurian, atau penggelapan barang dan/ atau uang milik perusahaan. b. pekerja/buruh memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga merugikan perusahaan c. mabuk, minum minuman keras yang memabukkan, memakai dan atau mengedarkan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya di lingkungan kerja d. melakukan demontrasi yang telah memiliki izin dari pihak yang berwajib e. melakukan perbuatan asusila atau perjudian di lingkungan kerja; 116 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

122 Perubahan Sosial dan Pembangunan Cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif 3 yang ada pada bagian belakang bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi Kegiatan Belajar 3 Rumus: Jumlah Jawaban Anda yang benar Tingkat Penguasaan = x 100 % 12 Arti Tingkat Penguasaan : 90 % % = Baik Sekali 80 % - 89 % = Baik 70 % - 79 % = Cukup < 69 % = Kurang Kalau Anda mencapai tingkat penguasaan 80 % ke atas, Anda telah berhasil menyelesaikan kegiatan pembelajaran ini. Bagus! Akan tetapi apabila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 3, terutama bagian yang belum anda kuasai. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 117

123 Perubahan Sosial dan Pembangunan KUNCI JAWABAN Test Formatif 1 1. d. Perubahan dalam fungsi dan struktur sosial 2. d. Struktur, organisasi, dan hubungan sosial 3. b. Ke arah yang lebih baik 4. d. Linear, siklus, dan gabungan 5. c. Dari tradisional ke modern 6. a. Seperti putaran ban 7. b. teori siklus 8. d. depedencia 9. b. penemuan baru dalam ilmu pengetahuan 10.e. Hubungan sosial Test Formatif 2 1. c.direncanakn dan positif 2. d. inovasi 3. c. terikat dengan tempat. 4. d. Banyak anak banyak rejiki 5. a. tradisionalisme 6. b. Penerapan iptek dalam kehidupan 7. c. globalisasi 8. e. Terikat tradisi 9. b. konsumerisme 10.b. pendidikan lebih lambat Test Formatif 3 1. d. Usia produktif cukup tinggi 2. c. transmigrasi 3. c. mortalitas 4. e. Pertumbuhan alami dan migrasi netto 5. d. Selisih kematian dan kelahiran 6. b. Selisih yang emigrasi dan imigrasi. 7. c. Aspirasi orang tua 8. b. Tidak ada kaitan antara pendidikan dan mobilitas sosial 9. e. Kelas bawah berbeda dalam sikap dan kebiasaan dengan orang kaya 10.c. masalah sertifikasi pekerja 11. d. Pengiriman TKW 12.d. demonstrasi yang berizin. 118 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

124 Perubahan Sosial dan Pembangunan GLOSARIUM Discovery : penemuan unsur kebudayaan baru Gaya hidup : Cara pandang, sikap, dan perilaku. Globalisas : adalah suatu proses terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi antar masyarakat di seluruh dunia, yang bertujuan untuk mengikuti sistem dan kaidah-kaidah tertentu yang sama Guncangan budaya ( culture shock ) : goncangan budaya terjadi apabila warga masyarakat mengalami disorientasidan frustasi. Invention : pengembangan dari discovery Inovasi : proses pembaharuan Kesenjangan sosial : Jarak antara kelas-kelas sosial yang ada dalam masyarakat. Ketimpangan budaya ( culture lag ) : perubahan unsur-unsur sosial budaya yang terjadi dalam masyarakatnya tidak terjadi secara serempak. Migrasi : Perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain, ada yang dilakukan secara perorangan, keluarga dan kelompok Migrasi neto (nett migration) : adalah pertambahan penduduk yang diperoleh dari selisih antara jumlah imigran dan jumlah emigran. Mortalitas : kematian merupakan salah satu komponen demografi yang dapat mempengaruhi perubahan penduduk Perubahan sosial : Setiap perubahan yang terjadi dalam struktur masyarakat atau perubahan dalam organisasi sosial dan hubungan sosial. Pertumbuhan penduduk (population growth) : adalah peristiwa berubahnya jumlah penduduk yang disebabkan oleh adanya pertambahan alami dan migrasi neto Pola Linear : Perubahan selalu berubah dari yang sederhana ke arah yang lebih kompleks, selalu berubah menuju ke arah kemajuan. Pola siklus : masyarakat berkembang laksana sebuah roda. Pada suatu saat ada di atas, saat lain ada di bawah Stratifikasi sosial : Tinggi rendahnya status seseorang dalam masyarakat. Segregasi sosial : pengelompokan sosial seseorang atau kelompok masyarakat. Teori Ketergantungan (Dependencia) : Teori ini berpandangan bahwa berdasarkan pengalaman kepada negara-negara Amerika Latin telah terjadi perkembangan dunia yang tidak merata. Teori Modernisasi : Teori ini berpandangan bahwa negara-negara terbelakang akan meniru seperti apa yang telah dilakukan oleh negara-negara industri maju Toeri Sistem Dunia: Toeri ini berpandangan bahwa perekonomian kapitalis dunia terbagi atas tiga jenjang, yaitu: negara-negara inti, negara-negera semi periferi, dan negara-negara periferi. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 119

125 Perubahan Sosial dan Pembangunan DAFTAR PUSTAKA Anonim, Undang-undang Ketenagakerjaan, Cemerlang Jakarta Anonim, Undang-undang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial, Sinar Grafika, Jakarta, Bendix,R & Lipset SM., Class, Status, And Power: Social Stratification in Comparative Perspective (2nd Edition), The Free Press, New York, USA,1966) Sunarto, Kamanto, Pengantar Sosiologi, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, Jakarta, Karabel and Halsey, Power and Ideology in Education, Oxford University Pers, New York USA,1979. Effendi, Ridwan, Peranan pendidikan Dalam Mengatasi kesenjangan Sosial (makalah disajikan dalam seminar jurusan MKDU ), Effendi, Ridwan, dkk. Hubungan Latar Belakang Stratifikasi Sosial Mahasiswa Dengan Gaya Hidupnya (laporan penelitian),1988. Tim Dosen PLSBT, Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi, Value Press, Bandung, Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

126 MANUSIA DAN KEBUDAYAAN Manusia dan Kebudayaan Manusia dalam hidup kesehariannya tidak akan lepas dari kebudayaan, karena manusia adalah pencipta dan pengguna kebudayaan itu sendiri. Manusia hidup karena adanya kebudayaan, sementara itu kebudayaan akan terus hidup dan berkembang manakala manusia mau melestarikan kebudayaan dan bukan merusaknya. Dengan demikian manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena dalam kehidupannya tak mungkin tidak berurusan dengan hasil-hasil kebudayaan, setiap hari manusia melihat dan menggunakan kebudayaan, bahkan kadangkala disadari atau tidak manusia merusak kebudayaan. Hubungan yang erat antara manusia (terutama masyarakat) dan kebudayaan lebih jauh telah diungkapkan oleh Melville J. Herkovits dan Bronislaw Malinowski, yang mengemukakan bahwa cultural determinism berarti segala sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu. (Selo Soemardjan,1964: 115). Kemudian Herkovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang superorganic, karena kebudayaan yang berturun-temurun dari generasi ke generasi tetap hidup. Walaupun manusia yang menjadi anggota masyarakatnya sudah berganti karena kelahiran dan kematian. Lebih jauh dapat dilihat dari defenisi yang dikemukakan oleh E.B. Tylor (1971) dalam bukunya Primitive culture: kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan lain kemampuankemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Dengan lain perkataan, kebudayaan mencakup kesemuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang normative. Oleh karena itu manusia yang mempelajari kebudayaan dari masyarakat, bisa membangun kebudayaan (konstruktif) dan bisa juga merusaknya (destruktif) Secara umum modul ini menjelaskan bagaimana kebudayaan ada dan hidup di masyarakat dan bagaimana manusia menempatkan dirinya dalam kebudayaan serta makna kebudayaan bagi manusia itu sendiri. Dan bagi mahasiswa sendiri, diharapkan mengerti arti dan pentingnya kebudayaan dalam kehidupannya sehari-hari. Setelah mempelajari modul ini, secara khusus Anda diharapkan dapat : 1. mengerti dan memahami pengertian kebudayaan 2. mengerti dan memahami wujud kebudayaan 3. memahami dan menjelaskan isi utama kebudayaan Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 121

127 Manusia dan Kebudayaan 4. memahami dan menjelaskan sifat-sifat kebudayaan 5. memahami dan menjelaskan system kebudayaan 6. memahami dan menjelaskan pengaruh budaya terhadap lingkungan 7. memahami dan menjelaskan proses dan perkembangan kebudayaan 8. memahami dan mejelaskan hubungan manusia dan kebudayaan. Untuk membantu anda mencapai tujuan tersebut, modul ini diorganisasikan menjadi beberapa kegiatan belajar (KB), sebagai berikut : KB 1 : Pengertian dan Wujud Kebudayaan KB 2 : Sistem, Unsur dan Substansi (isi) Kebudayaan KB 3 : Sifat-sifat kebudayaan KB 4 : Perkembangan Kebudayaan Untuk membantu anda dalam mempelajari BBM ini, ada baiknya diperhatikan beberapa petunjuk belajar berikut ini : 1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan ini sampai anda memahami secara tuntas tentang apa, untuk apa, dan bagaimana mempelajari bahan belajar ini. 2. Baca sepintas bagian demi bagian dan temukan kata-kata kunci dari kata-kata yang dianggap perlu. Carilah dan baca pengertian kata-kata kunci tersebut dalam kamus yang anda miliki. 3. Tangkaplah pengertian demi pengertian melalui pemahaman sendiri dan tukar pikiran dengan mahasiswa lain atau dengan tutor Anda. 4. Untuk memperluas wawasan, baca dan pelajari sumber-sumber lain yang relevan. Anda dapat menemukan bacaan dari berbagai sumber, termasuk dari internet. 5. Mantapkan pemahaman Anda dengan mengerjakan latihan dan melalui kegiatan diskusi dalam kegiatan tutorial dengan mahasiswa lainnya atau teman sejawat. 6. Jangan dilewatkan untuk mencoba menjawab soal-soal yang dituliskan pada setiap akhir kegiatan belajar. 122 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

128 Manusia dan Kebudayaan PENGERTIAN DAN WUJUD KEBUDAYAAN A.Pengertian Kebudayaan Kebudayaan berasal dari kata budaya, sedangkan budaya adalah bentuk jamak dari kata budi-daya yang berarti cinta, karsa, dan rasa. Kata budaya sebenarnya berasal dari bahasa Sansekerta buddayah yaitu bentuk jamak kata buddhi yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa Inggris, kata budaya berasal dari kata culture, dalam bahasa Belanda diistilahkan dengan kata cultuur, dalam bahasa Latin, berasal dari kata colera. Colera berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, mengembangkan tanah (bertani). Kemudian pengertian ini berkembang dalam arti culture, yaitu sebagai segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam. Berikut pengertian budaya atau kebudayaan dari beberapa ahli : 1) E.B. Tylor, budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat-istiadat, dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat. 2) R. Linton, kebudayaan dapat dipandang sebagai konfigurasi tingkah laku yang dipelajari dan hasil tingkah laku yang dipelajari, di mana unsur pembentuknya didukung dan diteruskan oleh anggota masyarakat lainnya. 3) Koentjaraningrat, mengartikan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, milik diri manusia dengan belajar. 4) Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, mengatakan bahwa kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Dalam defenisi yang dikemukan oleh Selo sumarjan dan Soelaeman Soemardi ini, dapatlah disimpulkan bahwa kebudayaan itu merupakan hasil dari usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani agar hasilnya dapat digunakan untuk keperluan masyarakat, misalnya : a) karya (kebudayaan material) yaitu kemampuan manusia untuk menghasilkan benda atau lainnya yang berwujud benda b) Rasa, didalamnya termasuk agama, ideology, kebatinan, kesenian, dan semua unsure ekspresi jiwa manusia yang mewujudkan nilai-nilai social dan normanorma sosial. c) Cipta merupakan kemampuan mental dan berpikir yang menghasilkan ilmu pengetahuan. 5) Herkovits, kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hidup yang diciptakan oleh manusia. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 123

129 Manusia dan Kebudayaan Dengan demikian kebudayaan atau budaya menyangkut keseluruhan aspek kehidupan manusia baik material maupun non-material. Sebagian besar ahli yang mengartikan kebudayaan seperti ini kemungkinan besar sangat dipengaruhi oleh pandangan evolusionisme, yaitu suatu teori yang mengatakan bahwa kebudayaan itu akan berkembang dari tahapan yang sederhana menuju tahapan yang lebih kompleks. Coba anda cari defenisi kebudayaan dari pendapat ahli lain, yang tidak ada dalam defenisi di atas! B. Perwujudan Kebudayaan Beberapa ilmuwan seperti Talcott Parson (Sosiolog) dan Al Kroeber (Antropolog) menganjurkan untuk membedakan wujud kebudayaan secara tajam sebagai suatu sistem. Di mana wujud kebudayaan itu adalah sebagai suatu rangkaian tindakan dan aktivitas manusia yang berpola. Demikian pula J.J. Hogmann dalam bukunya The World of Man (1959) membagi budaya dalam tiga wujud, yaitu : ideas, activities, and artifact. Sejalan dengan pikiran para ahli tersebut, Koentjaraningrat mengemukakan bahwa kebudayaan itu dibagi atau digolongkan dalam tiga wujud, yaitu: 1) Wujud sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma--norma, dan peraturan. Wujud tersebut menunjukkan wujud ide dari kebudayaan, sifatnya abstrak, tak dapat diraba, dipegang, ataupun difoto, dan tempatnya ada di alam pikiran warga masyarakat di mana kebudayaan yang bersangkutan itu hidup. Kebudayaan ideal ini disebut pula tata kelakuan, hal ini menunjukkan bahwa budaya ideal mempunyai fungsi mengatur, mengendalikan, dan memberi arah kepada tindakan, kelakuan dan perbuatan manusia dalam masyarakat sebagai sopan santun. Kebudayaan ideal ini dapat disebut adat atau adat istiadat, yang sekarang banyak disimpan dalam arsip, tape recorder, komputer. Kesimpulannya, budaya ideal ini adalah merupakan perwujudan dan kebudayaan yang bersifat abstrak. 2) Wujud kebudayaan sebagai suatu komplek aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat. Wujud tersebut dinamakan sistem sosial, karena rnenyangkut tindakan dan kelakuan berpola dari manusia itu sendiri. Wujud ini bisa diobservasi, difoto dan didokumentasikan karena dalam sistem sosial ini terdapat aktivitas--aktivitas manusia yang berinteraksi dan berhubungan serta bergaul satu dengan lainnya dalam masyarakat. Lebih jelasnya tampak dalam bentuk perilaku dan bahasa pada saat mereka berinteraksi dalam pergaulan hidup sehari-hari di masyarakat. Kesimpulannya, sistem sosial ini merupakan perwujudan kebudayaan yang bersifat konkret, dalam bentuk perilaku dan bahasa. 124 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

130 Manusia dan Kebudayaan 3) Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Wujud yang terakhir ini disebut pula kebudayaan fisik. Dimana wujud budaya ini hampir seluruhnya merupakan hasil fisik (aktivitas perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat). Sifatnya paling konkret dan berupa benda--benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat dan difoto yang berujud besar ataupun kecil. Contohnya : candi Borobudur (besar), baju, dan jarum jahit (kecil), teknik bangunan Misalnya cara pembuatan tembok dengan pondasi rumah yang berbeda bergantung pada kondisi. Kesimpulannya, kebudayaan fisik ini merupakan perwujudan kebudayaan yang bersifat konkret, dalam bentuk materi/artefak. Berdasarkan penggolongan wujud budaya tersebut, maka wujud kebudayaan dapat dikelompokkan menjadi: budaya yang bersifat abstrak dan budaya yang bersifat konkret. 1. Budaya yang bersifat Abstrak Sebagaimana telah dijelaskan di atas, budaya yang bersifat abstrak ini letaknya ada di dalam pikiran manusia, sehingga tidak dapat diraba atau difoto. Karena terwujud sebagai ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan-peraturan dan cita-cita. Dengan demikian, budaya yang bersifat abstrak adalah wujud ideal dari budaya. Ideal disini berarti sesuatu yang seharusnya atau sesuatu yang diinginkan manusia sebagai anggota masyarakat yang telah menjadi aturan main bersama. 2. Budaya yang bersifat Konkret Wujud budaya yang bersifat konkret berpola dari tindakan atau perbuatan dan aktivitas manusia di dalam masyarakat yang terlihat secara kasat mata. Sebagaimana disebutkan Koentjaraningrat wujud budaya konkret ini dengan system social dan fisik, yang terdiri dari : perilaku, bahasa dan materi. a. Perilaku Perilaku adalah cara bertindak atau bertingkahlaku tertentu dalam situasi tertentu. Setiap perilaku manusia dalam masyarakat harus mengikuti pola-pola perilaku (patterns of behavior) masyarakatnya. Pola-pola perilaku adalah cara bertindak seluruh anggota suatu masyarakat yang mempunyai norma-norma dan kebudayaan yang sama. Manusia mempunyai aturan main tersendiri dalam hidupnya di masyarakat, karena itu menurut Rapl Linton dalam mengatur hubungan antarmanusia diperlukan design for living atau garis-garis petunjukdalam hidup sebagai bagian budaya, misalnya : Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 125

131 Manusia dan Kebudayaan 1) apa yang baik dan buruk, benar-salah, sesuai-tidak sesuai dengan keinginan (valuational elements) 2) bagaimana orang harus berlaku (priscriptrive elements) 3) perlu tidaknya diadakan upacara ritual adat atau kepercayaan, (cognitive elements), misalnya : kelahiran, pernikahan, kematian. b. Bahasa Ralph Linton menyebutkan bahwa salah satu penyebab paling penting dalam memperlambangkan budaya sampai mencapai tarafnya seperti sekarang ialah bahasa. Bahasa berfungsi sebagai alat berfikir dan alat berkouminkasi. Tanpa berfikir dan berkomunikasi kebudayaan sulit ada. Sebagaimana diketahui sebuah pepatah mengatakan : bahasa menunjukkan bangsa, artinya bahasalah yang mempopulerkan sebuah bangsa yang tentu saja termasuk didalamnya kebudayaan bangsa tersebut. Melalui bahasa kebudayaan suatu bangsa dapat dibentuk, dibina, dikembangkan, serta dapat diwariskan pada generasi mendatang. Bahasa bermanfaat bagi manusia, bahasa dapat menjelaskan ketidak mengertian manusia akan sesuatu hal. Dengan demikian bahasa dapat menambah pengetahuan manusia, memperluas cakrawala pemikiran, melanggengkan kebudayaan. c. Materi Budaya materi merupakan hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya manusia dalam masyarakat. Bentuk materi ini berupa pakaian, alat-alat rumah tangga, alat produksi, alat transportasi, alat komunikasi, dan sebagainya. Klasifikasi unsur budaya dari yang kecil hingga yang besar adalah sebagai berikut: 1) items, unsure yang paling kecil dalam budaya; 2) traits, merupakan gabungan beberapa unsure terkecil; 3) kompleks budaya, gabungan beberapa dari items dan trait; 4) aktivitas budaya, merupakan gabungan dari beberapa kompleks budaya. Gabungan dari beberapa aktivitas budaya menghasilkan unsur-unsur budaya menyeluruh (cultural universal). Terjadinya unsure budaya tersebut dapat melalui discovery, yaitu penemuan yang terjadi secara tidak sengaja atau kebetulan, yang sebelumnya tidak ada. dan invention, yaitu penemuan atau usaha yang disengaja untuk memperoleh hal-hal baru. Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat dan jelas! 1. Jelaskan kembali apa yang dimaksud dengan kebudayaan! 2. Uraikan apa yang dimaksud dengan wujud kebudayaan! 3. Jelaskan tiga wujud kebudayaan dan berilah contoh! 4. Rumuskan defenisi kebudayaan menurut pendapat anda sendiri! 5. Mengapa masalah kebudayaan penting kita pelajari? 126 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

132 Manusia dan Kebudayaan Untuk menjawab pertanyaan tersebut, anda harus kembali mengingat bahwa kebudayaan secara bahasa berasal dari kata budaya sebagai bentuk jamak dari kata budi dan daya. Banyak defenisi tentang kebudayaan ini antara lain seperti yang dikemukakan oleh E.B Tylor, Ralf Linton, Koentjaraningrat, Selo Smardjan. Adapun wujud kebudayaan ada yang berupa ide, aktivitas maupun wujud konkrit seperti benda-benda karya manusia. Sedangkan pengertian wujud kebudayaan sendiri adalah hasil nyata dari sebuah kebudayaan. Selanjutnya dari bebrapa defenisi tentang kebudayaan tersebut, anda diharapkan bisa membuat defenisi sendiri. Dan masalah kebudayaan penting kita pelajari, karena sebagai manusia kita adalah pencipta dan pengguna kebudayaan. 1. Kebudayaan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang bersangkutan dengan budi atau akal manusia. Kebudayaan merupakan hasil dari usaha manusia untuk memeuhi kebutuhan jasmani dan rohani agar hasilnya dapat digunakan untuk keperluan manusia sendiri. 2. Wujud Kebudayaan secara umum ada tiga : (1) ide atau gagasan (2) tindakan (tata kelakuan) (3) benda atau materi 3. Klasifikasi unsur budaya dari yang kecil hingga yang besar adalah sebagai berikut : 1) items, unsur yang paling kecil dalam budaya; 2) traits, merupakan gabungan beberapa unsur terkecil; 3) kompleks budaya, gabungan beberapa dari items dan trait; 4) aktivitas budaya, merupakan gabungan dari beberapa kompleks budaya. Pilihlah jawaban yang dianggap paling benar (a, b, c, d atau e) 1. Kebudayaan berasal dari kata buddayah, artinya.. a. akal d. ideal b. pikiran e. karya c. gagasan Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 127

133 Manusia dan Kebudayaan 2. Kata buddayah berasal dari bahasa.. a. Indonesia d. Sansekerta b. Melayu e. Arab c. Inggris 3. kebudayaan dapat dipandang sebagai konfigurasi tingkah laku yang dipelajari dan hasil tingkah laku yang dipelajari, di mana unsur pembentuknya didukung dan diteruskan oleh anggota masyarakat lainnya, adalah defenisi kebudayaan dari. a. Koenjaraningrat d. Selo Sumarjan b. E.B. Taylor e. AL. Krobber c. R. Linton 3. Berikut ini yang bukan termasuk ciri-ciri kebudayaan yaitu.. a. hasil belajar d. terdiri ide, perilaku, kebendaan b. genetik e. dimiliki masyarakat c. dinamis 4. Kepercayaan, ideology, dan pandangan hidup termasuk wujud budaya. a. factual d. mentifact b. artefact e. culturfact c. sosiofact 5. Kebudayaan yang dimiliki masyarakat bersifat. a. unilateral d. dinamis b. universal e. nasional c. united 6. Perilaku adalah cara bertindak atau bertingkahlaku tertentu dalam situasi tertentu. Setiap perilaku manusia dalam masyarakat harus mengikuti pola-pola perilaku, yang disebut : a. patterns of behavior d. priscriptrive elements b. cultural universal e. cognitive elements c. valuational elements 7. Penemuan dalam kebudayaan yang tidak direncanakan disebut. a. discovery d. try out b. invention e. prevention c. traits 8. Klasifikasi unsur budaya dari yang kecil hingga yang besar adalah sebagai berikut: a. items, traits, kompleks budaya, aktivitas budaya b. traits, komplek budaya, aktivitas budaya, items 128 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

134 Manusia dan Kebudayaan c. komplek budaya, aktivitas budaya, items, traits d. aktivitas budaya, kompleks budaya, traits, item e. traits, aktivitas budaya, items. Kompleks budaya. 9. Wujud kebudayaan sebagai suatu komplek aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat, disebut : a. system bangsa d. system kekerabatan b. system social e. system budaya c. system tata kelakuan Cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif 1 yang ada pada bagian belakang bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1 Rumus: Jumlah Jawaban Anda yang benar Tingkat Penguasaan = x 100 % 9 Arti Tingkat Penguasaan : 90 % % = Baik Sekali 80 % - 89 % = Baik 70 % - 79 % = Cukup < 69 % = Kurang Kalau Anda mencapai tingkat penguasaan 80 % ke atas, Anda telah berhasil menyelesaikan kegiatan pembelajaran ini. Bagus! Akan tetapi apabila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum anda kuasai. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 129

135 Manusia dan Kebudayaan SISTEM, UNSUR DAN SUBSTANSI BUDAYA A. Sistem Budaya Kata system berasal dari bahasa Yunani, yaitu systeme yang berartii seperangkat elemen-elemen (bagian-bagian) yang bekerjasama secara teratur. Konsep system dapat ditujukan kepada : organisasi, kumpulan, himpunan, organ tubuh dan seterusnya. Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan suatu system, yaitu system social budaya karena didalam masyarakat itu terdiri dari individu-individu yang melalku kegiatan, kebiasaan, tata cara sehingga terbentuk kesatuan. Dengan demikian system social budaya adalah unsure-unsur social budaya yang saling berkaitan dengan yang lain secara teratur, sehingga tercipta tata kelakuan yang serasi bagi masyarakatnya. Sistem budaya merupakan komponen dari kebudayaan yang bersifat abstrak dan terdiri dari pikiran-pikiran, gagasan, konsep, serta keyakinan dengan demikian sistem kebudayaan merupakan bagian dari kebudayaan yang dalam bahasa Indonesia lebih lazim disebut sebagai adat istiadat. Dalam adat istiadat terdapat juga sistem norma dan di situlah salah satu fungsi sistem budaya adalah menata serta menetapkan tindakan-tindakan dan tingkah laku manusia. Sistem kebudayaan suatu daerah akan menghasilkan jenis-jenis kebudayaan yang berbeda. Jenis kebudayaan ini dapat dikelompokan kedalam 2 yaitu: Kebudayaan material Kebudayaan material antara lain hasil cipta, karsa, yang berwujud benda, barang alat pengolahan alam, seperti gedung, pabrik, jalan, rumah dan sebagainya. Kebudayaan non-material Merupakan hasil cipta, karsa, yang benwujud kebiasaan, adat istiadat, ilmu pengetahuan dan sebagainya. Non-material antara lain adalah : (1) Cara (usage) Proses interaksi yang terus menerus akan melahirkan pola-pola tertentu yang disebut cara (usage). Norma yang disebut cara hanya mempunyai kekuatan yang lemah dibanding norma yang lain. Pelanggaran terhadap norma ini hanya disebut tidak sopan, misalnya makan sambil berdiri, berdecak, bersendawa, dan sebagainya. (2) Volkways (norma kelaziman/kebiasaan), Kebiasaan adalah perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk sama, merupakan cermin bahwa orang tersebut menyukai perbuatannya. Contohnya bertutur sopan santun, memberi salam, menghormati orang tua. Pelanggaran terhadap norma ini akan dianggap sebagai penyimpangan terhadap kebiasaan masyarakat. Sanksi terhadap pelanggaran ini berupa teguran, sindiran, dipergunjingkan dan sebagainya yang sifatnya sangsi masyarakat, yang mungkin dianggap ringan. 130 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

136 Manusia dan Kebudayaan (3) Mores (Norma tata kelakuan / norma kesusilaan) Mores adalah aturan yang berlandaskan pada apa yang baik dan seharusnya menurut ajaran agama, filsafat atau nilai kebudayaan. Pelanggaran terhadap usege, folkways hanya akan dianggap aneh atau tidak sopan, tetapi pelanggaran terhadapan mores akan disebut jahat. Contoh terhadap mores adalah berzinah. Sanksinya berat, dirajam atau diusir dari kampung halamannya. Karena sanksinya yang berat mores disebut norma berat. Fungsi norma tata kelakuan di masyarakat : a. Memberikan batas-batas pada kelakuan individu (berupa perintah dan larangan) b. Mengidentifikasikan individu dengan kelompoknya (memaksa individu untuk menyesuaikan perikelakuannya dengan norma yang berlaku) c. Menjaga solidaritas antaranggota masyarakat (menjaga keutuhan dan kerjasama antaranggota masyarakat). (4) Norma adat istiadat (custom) Tata kelakuan yang kekal serta kuat integrasinya dengan pola-pola perilaku masyarakat dapat mengikat menjadi adat istiadat (costum). Anggota masyarakat yang melanggar adat istiadat dapat memperoleh sanksi yang berat, misalnya dikucilkan dari masyarakat. Misal, bercerai adalah suatu aib besar bagi masyarakat Lampung. Dalam masyarakat sunda perempuan apabila tidak dilamar dianggap aib, sebaliknya dalam masyarakat Minang perempuanlah yang melamar laki-laki, dan sebangainya. (5) Norma hukum (Laws) Adalah suatu norma yang lebih tepat disebut sebagai hukum yang tertulis, meskipun tidak selalu demikian. Laws adalah suatu rangkaian aturan yang ditujukan kepada anggota masyarakat yang berisi ketentuan-ketentuan, perintah, kewajiban dan larangan agar dalam masyarakat tercipta suatu ketertiban dan keadilan. Aturan ini lazimnya tertulis yang dikodifikasikan dalam bentuk berbagai macam kitab undang-undang, atau tidak tertulis berupa keputusan-keputusan hokum pengadilan adat. Karena sebagian besar norma hukum adalah tertulis maka sanksinya adalah yang paling tegas bila dibandingkan dengan norma lain. (6) Mode (fashion). Mode atau fashion adalah cara dan gaya melakukan dan membuat sesuatu, yang sering berubah-ubah, serta diikuti orang banyak. Hal terakhir ini merupakan ciri khas dari mode, yakni sifatnya yang massal. Mode atau fashion tidak hanya tampak pada cara orang memotong dan menggunakan pakaian, cara mengatur rambut dan sebagainya, tetapi juga dalam hal mengejar sesuatu yang baru di bidang lain. Dari mode akan lahir sesuatu yang baru yang bersifat inovatif, misalnya tarian tradisonal Jawa dielaborasi dengan kesenian Melayu atau Bali akan lahir tarian kontemporermoderen, tetapi dari mode juga akan melahirkan sesuatu yang dianggap aneh oleh masyarakat misalnya rambut dengan gaya funky, dengan dicat berwarna-warni, yang mungkin nantinya akan dianggap biasa. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 131

137 Manusia dan Kebudayaan Dalam sistem budaya ini terbentuk unsur-unsur yang paling berkaitan satu dengan lainnya. Sehingga tercipta tata kelakuan manusia yang terwujud dalam unsur kebudayaan sebagai satu kesatuan. Berikut akan dijelaskan tentang unsure-unsur kebudayaan tersebut. B. Unsur-unsur Kebudayaan Adanya perbedaan wujud kebudayaan antara satu budaya dengan budaya lain, disebabkan karena dalam masyarakat terdiri atas berbagai unsure, baik yang besar maupun yang kecil yang membentuk satu kesatuan. Ada banyak pendapat tentang unsure-unsur yang membentuk suatu kebudayaan. 1. Melville J. Herskovits, unsure-unsur kebudayaan terdiri atas sebagai berikut : a. alat-alat teknologi b. system ekonomi; c. keluarga; d. kekuasaan politik 2. Bronislaw Malinowski, menyebutkan unsure-unsur kebudayaan, sebagai berikut : a. system norma-norma yang memungkinkan kerjasama antar anggota masyarakat agar menguasai alam sekelilingnya; b. organisasi ekonomi; c. alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan, perlu diingat bahwa keluarga adalah lembiga pendidikan yang utama; d. organisasi kekuatan 3. C. Kluckhohn, berpendapat bahwa terdapat tujuh unsure kebudayaan yang bersifat universal (cultural universal), artinya ketujuh unsure ini dapat ditemukan pada semua kebudayaan bangsa di dunia, yaitu : a. system religi b. system pengetahuan c. system matapencaharian hidup d. system peralatan hidup atau teknologi e. organisasi kemasyarakatan f. bahasa g. kesenian Tiap-tiap unsur kebudayaan itu dapat diperinci menjadi unsur-unsurnya yang lebih kecil hingga beberapa kali. Dengan metode Raplh Linton pemerincian dapat dilakukan hingga empat kali. Karena serupa dengan kebudayaan dalam keseluruhan, setiap unsur kebudayaan universal itu juga mempunyai tiga wujud, yaitu wujud sistem budaya, wujud sistem sosial, dan wujud kebudayaan fisik sehingga pemerincian dari ketujuh unsur tersebut masing-masing harus juga dilakukan mengenai ketiga wujud tersebut. Wujud system budaya dari unsur kebudayaan universal berupa adat dan pada tahap pertamanya adat dapat diperinci lagi menjadi beberapa kompleks budaya. Kompleks budaya dapat diperinci lagi menjadi menjadi tema budaya. Akhirnya pada tahap ketiga tiap tema budaya dapat diperinci dalam gagasan. 132 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

138 Manusia dan Kebudayaan C. Substansi (Isi) Utama Budaya Substansi (isi) utama kebudayaan merupakan wujud abstrak dari segala macam ide dan gagasan manusia yang bermunculan di dalam masyarakat yang memberi jiwa kepada masyarakat itu sendiri, baik dalam bentuk atau berupa sistem pengetahuan, nilai, pandangan hidup, kepercayaan, persepsi, dan etos kebudayaan. 1) Sistem Pengetahuan Sistem pengetahuan yang dimiliki manusia sebagai makhluk sosial merupakan suatu akumulasi dari perjalanan hidupnya dalam hal berusaha memahami : a. Alam sekitar; b. Alam flora di daerah tempat tinggal; c. Alam fauna di daerah tempat tinggal; d. Zat-zat bahan mentah, dan benda-benda dalam lingkungannya; e. Tubuh manusia; f. Sifat-sifat dan tingkah laku sesama manusia; g. Ruang dan waktu. Untuk memperoleh pengetahuan tersebut di atas manusia melakukan tiga cara, yaitu : a) Melalui pengalaman dalam kehidupan sosial. Pengetahuan melalui pengalaman langsung ini akan membentuk kerangka pikir individu untuk bersikap dan bertindak sesuai dengan aturan yang dijadikan pedomannya. b) Berdasarkan pengalaman yang diperoleh melalui pendidikan formal/ resmi (di sekolah) maupun dari pendidikan non-formal (tidak resmi), seperti kursus--kursus, penataran-penataran, dan ceramah; c) Melalui petunjuk-petunjuk yang bersifat simbolis yang sering disebut sebagai komunikasi simbolik. 2) Nilai Nilai adalah sesuatu yang baik yang selalu diinginkan, dicita-citakan dan dianggap penting oleh seluruh manusia sebagai anggota masyarakat. Karena itu, sesuatu dikatakan memiliki nilai apabila berguna dan berharga (nilai kebenaran), indah (nilai estitika), baik (nilai moral atau etis), religius (nilai agama). C. Kluchohn mengemukakan, bahwa yang menentukan orientasi nilai budaya manusia di dunia adalah lima dasar yang bersifat universal, yaitu : a) Hakikat hidup manusia (MH) b) Hakikat karya manusia (MK) c) Hakikat waktu manusia (MW) d) Hakikat alam manusia (MA) e) Hakikat hubungan antar manusia (MM Lebih jauh Soerjono Soekanto (1990:208), menjelaskan bahwa : Masing-masing indikator menghasilkan nilai-nilai tertentu yang mungkin dianggap positif dan negatif. Kemungkinan-kemungkinan tersebut adalah sebagai berikut : Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 133

139 Manusia dan Kebudayaan HAKIKAT HIDUP Hidup pada hakikatnya buruk Hidup pada hakikatnya Hidup pada hakikatnya tetapi harus diihtiarkan baik agar menjadi baik HAKIKAT KARYA Karya adalah untuk mencapai Karya adalah untuk karya Karya adalah untuk Kedudukan dengan atribut- meningkatkan karya Atribut konsumtif HAKIKAT WAKTU Orientasi ke masa lampau Orientasi masa kini Orientasi ke masa Depan HAKIKAT LINGKUNGAN ALAM Pasrah pada lingkungan Memanfaatkan lingkungan Menguasai lingkungan Alam alam alam HAKIKAT LINGKUNGAN SOSIAL Orientasi pada atasan Mengutamakan pribadi Penyerasian antara kepentingan pribadi dengan kepentingan umum Ada kemungkinan bahwa nilai-nilai tersebut berlaku sekaligus di dalam lingkungan hidup tertentu, yang senantiasa dihubungkan dengan konteks kehidupan tertentu. Nilainilai tersebut (misalnya yang positif) dikongkritkan ke dalam norma-norma. Norma-norma tersebut merupakan patokan atau pedoman untuk berperilaku secara pantas. Misalnya, ada nilai positif yang menyatakan bahwa manusia harus menepati janjinya, nilai tersebut antara lain terwujud di dalam norma hukum yang berbunyi perjanjian berlaku sebagai undang-undang bagi pembuatnya. 4) Pandangan hidup Pandangan hidup merupakan pedoman bagi suatu bangsa atau masyarakat dalam menjawab atau mengatasi berbagai masalah yang dihadapinya. Di dalamnya terkandung konsep nilai kehidupan yang dicita-citakan oleh suatu masyarakat. Oleh karena itu, pandangan hidup merupakan nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat dengan dipilih secara selektif oleh individu, kelompok, atau bangsa. Jika suatu bangsa tidak mempunyai pandangan hidup maka bangsa tersebut akan mudah dikendalikan oleh bangsa lain, mudah goyah, kehilangan jati diri dan akhirnya sulit untuk menjadi bangsa dan negera yang besar. Dengan pandangan hidup, seorang manusia, sebuah bangsa dan atau negara mempunyai serangkaian visi dan misi yang ingin dicapai dalam kehidupan, tidak mudah goyah dan mempunyai prinsip ingin mewujudkan pandangan hidupnya. Dengan demikian, pandangan hidup adalah kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki oleh suatu bangsa, yang diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekad pada bangsa itu untuk mewujudkannya. 134 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

140 Manusia dan Kebudayaan 4) Kepercayaan Kepercayaan yang mengandung arti yang lebih luas daripada agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Pada dasarnya, manusia yang memiliki naluri untuk menghambakan diri kepada yang Mahatinggi, yaitu dimensi lain di luar diri dan lingkungannya, yang dianggap mampu mengendalikan hidup manusia. Dorongan ini sebagai akibat atau refleksi ketidakmampuan manusia dalam menghadapi tantangan-tantangan hidup, dan hanya yang Mahatinggi saja yang mampu memberikan kekuatan dalam mencari jalan keluar dari permasalahan hidup dan kehidupan. Kepercayaan terhadap sesuatu yang maha diluar diri manusia, bermacammacam tergantung keyakinan manusia,; orang islam tentu saja percaya pada Allah SWT sebagai kekuatan diatas kekuatan, dan agama lain percaya pada TuhanNya. Sementara pada jaman prasejarah kepercayaan kepada roh nenek moyang (animisme), kepercayaan kepada benda(dinamisme). 5) Persepsi Persepsi atau sudut pandang ialah suatu titik tolak pemikiran yang tersusun dari seperangkatan kata-kata yang digunakan untuk memahami kejadian atau gejala dalam kehidupan. Persepsi terdiri atas : 1) persepsi sensorik, yaitu persepsi yang terjadi tanpa menggunakan salah satu indera manusia; 2) persepsi telepati, yaitu kemampuan pengetahuan kegiatan mental individu lain; 3) persepsi clairvoyance, yaitu kemampuan melihat peristiwa atau kejadian di tempat lain, jauh dari tempat orang yang bersangkutan. Dalam keseharian kadangkala persepsi manusia yang satu berbeda dengan persepsi manusia yang lain, hal ini disebabkan oleh bebrapa factor, antara lain pengalaman, lingkungan dan pengetahuan, serta proses dalam diri manusia. Proses timbulnya persepsi dalam diri seseorang melalui tahapan-tahapan yang dialami oleh manusia : pancaindera serta alat penerima yang lain, menerima getaran eter (cahaya dan warna), getaran akuistik (suara), bau, rasa, sentuhan, tekanan mekanikal (berat-ringan), tekanan termikal (panas-dingin), dan sebagainya. Rangsangan tersebut masuk kedalam sel-sel tertentu di bagian otaknya. Di tempat itu, berbagai macam proses fisik, fisiologi dan psikologi terjadi. Berbagai macam getaran dan tekanan tadi diolah menjadi suatu susunan yang dipancarkan atau diproyeksikan menjadi suatu penggambaran tentang lingkungan individu yang melahirkan persepsi. 6) Etos Kebudayaan Etos atau jiwa kebudayaan (dalam antropolog) berasal dari bahasa Inggris berarti watak khas. Etos sering tampak pada gaya perilaku warga misalnya, kegemarankegemaran warga masyarakatnya, serta berbagai benda budaya hasil karya mereka, dilihat dari luar oleh orang asing. Contohnya, seperti dituliskan oleh Koenjaraningrat (1990:217) dalam buku Pengantar Antropologi, kebudayaan Batak dilihat oleh orang Jawa, sebagai orang yang agresif, kasar, kurang sopan, tegas, konsekuen, dan berbicara apa adanya. Sebaliknya kebudayaan Jawa dilihat oleh orang Batak, bahwa watak orang Jawa memancarkan Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 135

141 Manusia dan Kebudayaan keselarasan, kesuraman, ketenangan yang berlebihan, lamban, tingkah laku yang sukar ditebak, gagasan yang berbelit-belit, feodal, serta diskriminasi terhadap tingkatan sosial. Dalam hal bahasa, bahasa jawa terbagi ke dalam tingkat bahasa yang rumit dan terperinci. Selain itu etos kebudayaan Jawa adalah sopan santun dan gaya tingkah laku yang menganggap pantang berbicara dan tertawa keras-keras, gerak-gerik yang ribut dan agresif. Masing-masing suku mempunyai etos kebudayaan masing-masing, yang mungkin saja berbeda sangat mencolok, apa yang baik menurut suku tertentu belum tentu baik menurut suku yang lain, oleh karenanya diperlukan sikap kedewasaan dan toleransi yang tinggi untuk memahami kebudayaan lain. Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat dan jelas! 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan unsur-unsur kebudayaan! 2. Jelaskan apa substansi (isi) utama kebudayaan! 3. Bandingkan unsure-unsur kebudayaan menururt J. Herskovitzs dan B. Malinowski. 4. Sebutkjan tujuh unsur kebudayaan universal! 5. Sebutkan lima dasar orientasi nilai universal dari C. Kluchohnn! Untuk menjawab pertanyaan dalam latihan ini ada baiknya anda mengingat kembali apa yang menjadi unsur pembentuk kebudayaan dari para ahli seperti Merville J.Herskovits, Bronislaw Malinowski, maupun dari C. Kluckhon. Sementara itu, substansi kebudayaan adalah wujud abstrak dari segala macam ide dan gagasan manusia, yang berupa system pengetahuan, system nilai budaya, pandangan hidup, kepercayaan, persepsi dan etos kebudayaan. Coba anda uraikan lebih rinci. Selanjutnya anda harus dapat membandingkan unsure-unsur kebudayaan dari para ahli tersebut dan anda juga harus dapat meyebutkan lima dasar orientasi nilai universal dari C. Kluckhon. Selamat bereksplorasi. Unsur-unsur kebudayaan meliputi : (1) system religi; (2) system pengetahuan; (3) system mata pencaharian hidup; (4) system organisasi kemasyarakatan; (5) system peralatan hidup atau teknologi; (6) Bahasa; (7) Kesenian; Substansi (isi) utama kebudayaan merupakan wujud abstrak dari segala macam ide dan gagasan manusia yang bermunculan di dalam masyarakat yang memberi jiwa kepada masyarakat itu sendiri, baik dalam bentuk atau berupa (1) sistem pengetahuan; (2) sistem nilai budaya; (3) pandangan hidup; (4) kepercayaan; (5) persepsi; dan (6) etos kebudayaan. C. Kluchohn mengemukakan, bahwa yang menentukan orientasi nilai budaya manusia di dunia adalah lima dasar yang bersifat universal, yaitu : (1)Hakikat hidup manusia (MH;) (2)Hakikat karya manusia (MK); (3) Hakikat waktu manusia (MW); (4)Hakikat alam manusia (MA); (5) Hakikat hubungan antar manusia (MM) 136 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

142 Manusia dan Kebudayaan Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling benar! 1. Berikut adalah bukan merupakan unsur-unsur kebudayaan menurut Melville J. Herskovitz, adalah. a. kekuasaan politik d. norma-norma b. system ekonomi e. keluarga c. alat-lat teknologi 2. Nilai gagasan utama yang harus benar-benar dihayati oleh pendukung kebudayaan yang bersangkutan dalam kurun waktu tertentu merupakan substansi budaya berupa a. system kepercayaan d. etos b. system pengetahuan e. persepsi c. system budaya 3. Sudut pandang seseorang atau kelompok masyarakat mengenai suatu hal atau suatu masalah disebut dengan : a. system kepercayaan d. etos b. system pengetahuan e. persepsi c. system budaya 4. Setiap suku bangsa di Indonesia mempunyai system kemasyarakatan / kekerabatan yang diwujudkan dalam bentuk. a. benda-benda d. aktivitas b. adat-istiadat e. hasil cipta c. hasil karya 5. Suatu kebudayaan sering memancarkan suatu watak khas tertentu yang nampak dari luar, yang dalam antropologi disebut. a. etos d. kepercayaan b. nilai e. nilai c. pengetahuan 6. Pada setiap kebudayaan di dunia ini mempunyai tujuh unsure kebudayaan universal sebagai cultural universal, pernyataan ini dikemukakan oleh a. Malinoski d. C. Kluckhohn b. Emile Durkheim e. August Comte c. R. Linton 7. Berikut ini adalah yang bukan system matapencaharian hidup yang bersifat tradisional: a. bertenun d. beternak b. berburu e. menangkap ikan c. meramu Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 137

143 Manusia dan Kebudayaan 8. Suatu titik tolak pemikiran yang tersusun dari seperangkat kata-kata yang digunakan untuk memahami kejadian atau gejala dalam kehidupan, disebut : a. etos d. kepercayaan b. pengetahuan e. imitasi c. persepsi 9. Sesuatu yang baik yang selalu diinginkan, dicita-citakan dan dianggap penting oleh seluruh manusia sebagai anggota masyarakat, disebut. a. nilai d. hukum b. norma e. adat c. moral 10.Yang menjadi pedoman bagi suatu bangsa atau masyarakat dalam menjawab atau mengatasi berbagai masalah yang dihadapinya. a. system nilai d. aturan adat b. system gagasan e. aturan hukum c. pandangan hidup Cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif 2 yang ada pada bagian belakang bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi Kegiatan Pembelajaran 2 Rumus: Jumlah Jawaban Anda yang benar Tingkat Penguasaan = x 100 % 10 Arti Tingkat Penguasaan : 90 % % = Baik Sekali 80 % - 89 % = Baik 70 % - 79 % = Cukup < 69 % = Kurang Kalau Anda mencapai tingkat penguasaan 80 % ke atas, Anda telah berhasil menyelesaikan kegiatan pembelajaran ini. Bagus! Akan tetapi apabila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum anda kuasai. 138 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

144 Manusia dan Kebudayaan SIFAT KEBUDAYAAN A. Sifat-Sifat Budaya Kendati kebudayaan yang dimiliki oleh setiap masyarakat itu tidak sama, seperti di Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang berbeda, tetapi setiap kebudayaan mempunyai ciri atau sifat yang sama. Sifat tersebut bukan diartikan secara spesifik, melainkan bersifat universal. Di mana sifat-sifat budaya itu akan memiliki ciriciri yang sama bagi semua kebudayaan manusia tanpa membedakan faktor ras, lingkungan alam, atau pendidikan. Yaitu sifat hakiki yang berlaku umum bagi semua budaya dimanapun juga. Sifat hakiki dari kebudayaan tersebut antara lain : 1) Budaya terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia. 2) Budaya telah ada terlebih dahulu daripada lahirnya suatu generasi tertentu dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan. 3) Budaya diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya. 4) Budaya mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban, tindakantindakan yang diterima dan ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang, dan tindakantindakan yang diijinkan. Sifat hakiki tersebut menjadi ciri setiap budaya. Akan tetapi, apabila seseorang atau sekelompok orang akan memahami sifat hakiki yang esensial, terlebih dahulu ia harus memecahkan pertentangan-pertentangan yang ada didalamnya. Gambar / Ilustrasi Tari Saman : Wujud Budaya dari Aceh B. Budaya dimiliki Bersama oleh suatu kelompok Sebagaimana telah dijelaskan, masyarakat sebagai wadah dan budaya sebagai isi merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan merupakan dua komponen yang bersatu. Setiap masyarakat memiliki budaya dan setiap budaya pasti ada masyarakat yang memilikinya. Masing-masing masyarakat seringkali memiliki budaya yang bersifat khas, yaitu hanya dimiliki oleh masyarakat tersebut, misalnya dalam bidang seni, angklung dan seruling sebagai ciri khas budaya sunda, tari Saman sebaagai khas tarian Aceh, tari Barong cirri khas tarian Bali, dan sebagainya. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 139

145 Manusia dan Kebudayaan Ciri khas perbedaan itu disebabkan oleh perbedaan latar belakang masyarakat yang bersangkutan. Faktor-faktor penyebab perbedaan itu antara lain : 1) Faktor Alam Faktor alam atau lingkungan geografis ialah factor letak tata bumi, iklim, dan factor alam lainnya. Faktor alam ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap pembentukan budaya. Misalnya musik angklung, calung dan suling pertama kali berasal dari Jawa Barat karena alam Jawa Barat menyediakan banyak bamboo, sehingga dari bambu terinspirasi menjadi alat musik. Orang yang hidup di daerah dingin kecendrungan akan membuat dan mengenakan baju yang tebal, kain wool berasal dari Australia karena disana ditemukan banyak domba, dan sebagainya. Dengan demikian alam dapat mempengaruhi budaya suatu masyarakat. 2) Faktor Kebiasaan Kebiasaan yang ada di suatu masyarakat berbeda satu dengan yang lainnya, kadangkala apa yang boleh dalam masyarakat tertentu dilarang oleh masyarakat lain. Misalnya di Jepang mengeluarkan bunyi desis dari mulut dianggap sebagai tanda penghargaan terhadap orang yang mempunyai derajat social yang lebih tinggi, sebaliknya di Inggris mengeluarkan bunyi desis dari mulut dianggap penghinaan. 3) Faktor Kedaerahan Faktor kedaerahan melahirkan budaya-budaya khusus (sub kultur) pada masyarakat yang tinggal di daerah berlainan satu sama lain. Misalnya kebiasaan yang berlaku pada masyarakat sunda akan berbeda dengan kebiasaan yang berlaku pada masyarakat Minahasa, Padang, dan sebagainya. 4) Pelapisan Sosial Pelapisan social atau strata social dapat mempengaruhi perbedaan kebudayaan golongan masyarakat, misalnya dulu golongan ningrat akan berbeda dalam bertutr kata, berpakaian dengan golongan rakyat biasa, masa sekarang juga antara kelas menengah ke atas akan berbeda cara bersikap, bergaul, berpakaian dengan orang kebanyakan. C. Kecenderungan Bertahan dan berubahnya Kebudayaan Kebudayaan akan terus hidup manakala masyarakat mau mempertahankannya, sebaliknya kebudayaan akan musnah jika masyarakat tidak lagi menggunakannya. Dalam mempelajari kebudayaan selalu harus diperhatikan hubungan antara unsurunsur yang mempengaruhi budaya itu cenderung bertahan atau berubah dan situasi serta kondisi yang dialami oleh masyarakat yang bersangkutan. Unsur-unsur penyebab kecendrungan bertahannya suatu budaya antara lain : 1) Unsur idiologi Ideologi merupakan kumpulan gagasan, dasar, serta tatanan yang baik dalam kehidupan masyarakat dan bernegara. Idiologi adalah jiwa dan kepribadian bangsa yang menyebabkan suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain. Idiologi digunakan sebagai pedoman hidup suatu bangsa. Dengan demikian unsur idiologi ini kecendrungan tetap bertahan karena sudah diyakini kebenarannya oleh suatu masyrakat atau bangsa. 2) Unsur Kepercayaan / Religi Semua aktivitas manusia yang berhubungan dengan kepercayaan / religi didasarkan pada suatu keyakinan akan kebenaran (keimanan). Oleh karena itu unsure 140 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

146 Manusia dan Kebudayaan kepercayaan atau religi ini cenderung tetap bertahan karena menyangkut keyakinan, kepatuhan atau keimanan yang diyakini. 3) Unsur Seni Seni adalah sesuatu yang bersifat indah, seni melahirkan cinta kasih, kasih sayang, kemesraan, pemujaan, baik terhadap Tuhan, maupun terhadap sesama manusia. Pengungkapan rasa seni dapat melalui musik, tari, lukis, sastra, dan sebagainya, sebagai hasil cipta, karsa, manusia yang cenderung bertahan dari masa ke masa. 4) Unsur Bahasa Bahasa merupakan alat komunikasi, penghubung suatu maksud antar manusia, dari bahasa kita dapat mengungkapkan apa yang kita inginkan. Bahasa kecendrungan tetap berubah dari masa ke masa, meskipun kosa katanya semakin berkembang, tanpa bahasa manusia tidak dapat berhubungan satu sama lain. Sedangkan, unsur-unsur kecendrungan perubahan budaya dikarenakan antara lain : 1) Unsur mata pencaharian Mata pencaharian dengan system tradisional cenderung berubah menjadi suatu system yang lebih maju. Perubahan mencakup system produksi, distribusi, konsumsi. Perubahan tersebut disebabkan : (a) rasa tidak puas terhadap keadaan dan situasi yang ada; (b) sadar akan adanya kekurangan-kekuarangan; (c) usaha-usaha menyesuaikan diri dengan perubahan jaman (d) meningkatnya kebutuhan (e) adanya keinginan untuk neningkatkan taraf hidup (f) sikap terbuka terhadap hal-hal baru (inovatif) Dengan demikian system mata pencaharian hidup cenderung berubah dari masa ke masa, seiring dengan perubahan jaman, perkembanan ilmu dan teknologi, serta pola hidup. 2) Unsur sistem teknologi Manusia tidak dapat menutup diri dari kemajuan teknologi karena teknologi sendiri bermaksud memudahkan manusia. Keajuan teknologi berkembang seiring dengan meningkatnya pengetahuan manusia. Perkembangan teknologi dapat dilihat dari periodisasi zaman, yaitu zaman batu, zaman perunggu, zaman besi, dan kini disebut zaman moderen. Dengan demikian teknologi kecendrungan berubah seiring perkembangan akal dan pengetahuan manusia. 3) Unsur Pengetahuan Sistem pengetahuan manusia mengalami perubahan menjadi ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan bertujuan agar manusia lebih mengetahui dan mendalami segi kehidupan. Oleh karena itu ilmu pengetahuan terus berkembang sesuai dengan perkembangan dan tingkat keingintahuan manusia. Misalnya ilmupengetahun dulu menyebutkan Plato adalah sebuah planet, namun kini terbukti bahwa plato bukanlah sebuah planet. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 141

147 Manusia dan Kebudayaan D. Budaya dan pemenuhan kebutuhan hidup manusia Budaya berfungsi membantu manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan hidup manusia terdiri atas kebutuhan biologis, kebutuhan social, dan kebutuhan psikologis. Manusia mempunyai berbagai kebutuhan agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan. Selain itu, kebutuhan manusia muncul sebagai upaya manusia untuk memanfaatkan lingkungan. Kebutuhan manusia akan berbeda sesuai dengan tempat, waktu, situasi dan kondisi. Kebutuhan di desa aakan berbeda dengan kebutuhan di kota, kebutuhan pada waktu musim hujan akan berbeda dengan kebutuhan pada waktu musim kemarau, dan sebagainya. 1. Kebutuhan Biologis Kebutuhan biologis mutlak harus dipenuhi manusia, artinya jika kebutuhan biologis ini tidak terpenuhi maka organ tubuh manusia akan terganggu, bahkan bias meninggal dunia. Kebutuhan biologis mencakup : a. makan dan minum b. istirahat c. buang air besar dan kecil d. perlindungan dari iklim dan cuaca e. pelepasan dorongan seksual f. kesehatan yang baik Dalam upaya memenuhi kebutuhan biologis manusia yang satu harus memperhatikan kepentingan manusia yang lain. 2. Kebutuhan Sosial Untuk memudahkan tercapainya kebutuhan biologis, manusia memerlukan kebutuhan sosial. Kebutuhan sosial antara lain : a. Kegiatan bersama Dalam kehidupan di masyarakat, manusia tidak bisa hidup sendiri, karena pasti membutuhkan manusia yang lain. Oleh sebab itu manusia menciptkan kegiatan bersama untuk memeuhi kebutuhan hidup dan mempertahankan kelangsungan hidupnya. Sejak dulu manusia tidak bias hidup sendiri, karenanya manusia disebut makhluk social. b. Berkomunikasi dengan sesama Komunikasi antar manusia dapat dilakukan baik dengan bahasa lisan, tulisan, maupun isyarat. Tanpa kemampuan komunikasi dengan sesama, manusia akan mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu, proses berkomunikasi telah dilakukan pada anak-anak sejak usia balita demi pertumbuhan fisik dan mentalnya. c. Keteraturan social dan kontrol sosial Keteraturan social dan kontrol social sangat dibutuhkan manusia sebagai warga masyarakat. Keteraturan social akan menciptakan suatu masyarakat yang tertib, aman, dan tenteram. Keteraturan ini akan tercapai apabila semua anggota masyarakat bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada. Untuk menjaga keteraturan social diupayakan adanya kontrol social. Kontrol social dapat dilakukan antar manusia, baik sebagai individu maupun kelompok. 142 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

148 Manusia dan Kebudayaan d. Pendidikan Agar kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat terlaksana, pendidikan sangat dibutuhkan. Pendidikan dapat membuka mata dan hati serta wawasan menuju kearah kehidupan yang lebih baik. 3. Kebutuhan Psikologis Kebutuhan psikologis meliputi hal-hal berikut : a. Rileks atau santai Rileks atau santai adalah pengendoran ketegangan, merupakan kebutuhan psikologis untuk menghilangkan kejenuhan dan berfungsi sebagai penyegar (refreshing) kehidupan manusia. Manusia dalam melakukan aktivitasnya sering mengalami kelelahan dan kejenuhan, oleh karena itu manusia perlu bersantai agar semangatnya timbul kembali, misalnya menikmati pemandangan alam, menikmati musik, dan sebagainya. b. Kasih sayang Kasih saying, cinta dan kemesraan selalu dibutuhkan manusia sebagai mahluk social. Manusia inin disayangi dan ingin menyayangi. Wujud kasih saying ini dapat melahirkan kreativitas manusia, manusia punya semangat hidup karena cinta dan kasih saying. Karena itu kasih saying, cinta dan kemesraan adalah kebutuhan psikologis manusia. c. Kepuasan altruistik Kepuasan altruistic adalah suatu kepuasan manusia untuk berbuat baik atau berbakti kepada orang lain, kepada suatu ide, atau suatu cita-cita. d. Kehormatan Ukuran kehormatan terlepas dari ukuran kekayaan atau kekuasaan, namun demikian dari kekayaan dan kekuasaan kadangkala melahirkan kehormatan. Kehormatan biasanya lahir dari kewibawaan, kebajikan kearifan seseorang, karena itu orang yang paling dihormati atau disegani biasanya mendapat tempat pada lapisan atas sehingga mereka sering menjadi pemimpin atau pemangku adat. e. Kepuasan Ego Kepuasan ego terwujud jika seseorang merasa puas setelah berhasil mencapai cita-cita, keinginan, dan sebagainya. E. Budaya diperoleh melalui proses belajar Sebagaimana telah dibahas, bahwa kebudayaan diperoleh melalui proses belajar dari masyarakat dan lingkungannya. Tata kelakuan yang didasari kebudayaan dipelajari oleh anggota masyarakat yang lain secara turun temurun. Namun demikiann, tidak semua tingkah laku yang dipelajari adalah kebudayaan. Binatang juga dapat belajar, tetapi tingkah laku yang dipelajarinya bukanlah kebudayaan. Binatang dapat mengikuti perintah majikannya, namun tidak dapat membuat dan mengembangkan kebudayaan. Perbedaan tingkah laku binatang yang dipelajari dan tingkah laku budaya manusia sangat penting, tidak saja untuk memahami asal-usul kebudayaan, melainkan juga untuk mengenal sifat-sifat hakikat kebudayaan. Proses belajar kebudayaan oleh manusia sebagai anggota masyarakat dapat melalui: Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 143

149 Manusia dan Kebudayaan 1. Proses Internalisasi Manusia mempunyai potensi, bakat dan kecendrungan secara genetis untuk mengembangkan berbagai perasaan, hasrat, nafsu, serta emosi dalam kepribadiannya. Kecendrungan dan potensi pengembangan kepribadiannya itu sangat dipengaruhi oleh lingkungan alam, lingkungan social dan lingkungan budaya. Setiap hari manusia belajar merasakan kegembiuraan, kesedihan, dan lain-lain. Dengan demikian, proses internalisasi ialah proses pengembangan potensi yang dimiliki manusia, yang dipengaruhi baik lingkungan internal dari dalam diri manusia itu maupun eksternal, yaitu pengaruh dari luar diri manusia. 2. Proses Sosialisasi Dalam proses sosialisasi seorang individu dari masa kanak-kanak sampai masa tua selalu belajar pola-pola tindakan dalam interaksi dengan segala macam individu sekitarnya yang menduduki beraneka macam peranan social. Syarat terjadinya proses sosialiasi adalah : a. individu harus diberi keterampilan yang dibutuhkan bagi hidupnya kelak di masyarakat; b. individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan kemampuannya untuk membaca, menulis dan berbicara; c. pengendalian fungsi-fungsi organic harus dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat; d. individu harus dibiasakan dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada pada masyarakat. 3. Proses Enkulturasi Dalam proses ini seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat istiadat, system norma, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya. Sejak kecil proses enkulturasi sudah dimulai dalam alam pikiran manusia; mula-mula dari lingkungan keluarganya, kemudian teman bermain, lingkungan masyarakat dengan meniru pola perilaku yang berlangsung dalam suatu kebudayaan. Oleh karena itu proses ini disebut juga dengan pembudayaan atau dalam bahasa Inggeris Institutionaliozation. Jawablah Pertanyaan berikut dengan tepat dan jelas! 1. Sebutkan dan jelaskan empat sifat hakiki kebudayaan! 2. Sebutkan factor-faktor yang mempengaruhi perbedaan kebudayaan pada suatu bangsa! 3. Sebutkan unsur-unsur yang mempengaruhi kebudayaan cenderung bertahan! 4. Sebutkan bagaimana proses belajar kebudayaan! 5. Mengapa disebutkan bahwa kebudayaan dimiliki oleh suatu kelompok tertentu? 144 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

150 Manusia dan Kebudayaan Untuk dapat menjawab pertanyaan dalam latihan ini hendaknya anda mengingat kembali empat sifat hakiki kebudayaan, coba lihat dalam rangkuman ataupun bacaan sebelumnya, sehingga anda dapat menjelaskan lebih lanjut. Banyak factor yang mempengaruhi perbedaan kebudayaan pada suatu bangsa, antara lain latar belakang alam, kedaerahan, kebiasaan pelapisan sosial juga latar belakang sejarah. Adapun kebudayaan cenderung bertahan manakala adanya kesamaan unsure idiologi, unsure kepercayaan/religi, unsure seni dan bahasa. Selanjutnya anda dapat mewnjawab lebih jauh bagaimana proses belajar dalam kebudayaan dan bagaimana kebudayaan dilmilki oleh kelompok tertentu. Sifat hakiki dari kebudayaan tersebut antara lain : 1) Budaya terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia. 2) Budaya telah ada terlebih dahulu daripada lahirnya suatu generasi tertentu dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan. 3) Budaya diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya. 4) Budaya mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang, dan tindakan-tindakan yang diijinkan. Budaya dimiliki bersama oleh setiap masyarakat. Untuk lebih mudahnya masyarakat adalah wadahnya, sedangkan budaya adalah isinya. Yang membedakan antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain adalah perbedaan latar belakang masing-masing masyarakat. Budaya yang dimiliki oleh suatu masyarakat cenderung bertahan ataupun berubah sesuai dengan situasi dan kondisi yang dialami oleh masyarakat yang bersangkutan. Budaya berfungsi membantu manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia terdiri dari kebutuhan biologis, kebutuhan psikologis dan kebutuhan social. Budaya diperoleh manusia melalui proses belajar dalam masyarakat dan lingkungan hidupnya. Adapun proses belajar kebudayaan dapat melalui proses internalisasi, sosialisasi dan enkulturasi. Budaya berfungsi membantu manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia terdiri dari kebutuhan biologis, kebutuhan psikologis dan kebutuhan social. Budaya diperoleh manusia melalui proses belajar dalam masyarakat dan lingkungan hidupnya. Adapun proses belajar kebudayaan dapat melalui proses internalisasi, sosialisasi dan enkulturasi Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 145

151 Manusia dan Kebudayaan Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling tepat! 1. Pada dasarnya budaya telah ada terlebih dulu daripada lahirnya suatu generasi tertentu, dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan. Hal ini karena budaya mempunyai : a. sifat-sifat kekal d. faktor-faktor budaya b. unsur-unsur budaya e. proses-proses budaya c. fungsi kebudayaan 2. Makan, minum, dan dorongan hasrat seksual adalah merupakan kebutuhan. a. primer d. psikologis b. sekunder e. sosial c. biologis 3. Ketika seseorang mempelajari dan menyesuaikan alam pemikiran serta sikapnya dengan adat istiadat, norma dan peraturan yang berlakudalam kebudayaan, berarti ia sedang melakukan. a. internalisasi d. adaptasi b. enkulturasi e. organisasi c. sosialisasi 4. Pada umumnya budaya itu cenderung bertahan, karena budaya itu masih digunakan sebagai. a. usaha meningkatkan taraf hidup lebih baik b. alasan tidak puas terhadap keadaan dan situasi yang ada c. alat pengembangan teknologi d. usaha penyesuaian diri dengan perkembangan jaman e. pedoman hidup 5. Berikut adalah yang bukan unsur budaya yang mempengaruhi budaya itu cenderung bertahan, yaitu : a. unsur ideologi d. unsur bahasa b. unsur kepercayaan/religi e. unsur mata pencaharian hidup c. unsur seni 6. Kebutuhan untuk menghilangkan rasa bosan, kesal, jenuh, adalah termasuk kebutuhan: a. ekonomis d. psikologis b. sosiologis e. budaya c. biologis 146 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

152 7. Proses pengembangan potensi diri yang dimiliki manusia, disebut. a. enkulturasi d. cultural b. internalisasi e.dinamisasi c. sosialisai Manusia dan Kebudayaan 8. Kepuasan manusia untuk berbuat baik atau berbakti kepada orang lain, kepada suatu ide, atau suatu cita-cita, disebut. a. Kepuasan ego d. Kepuasan hati b. Kepuasan batin e. Kepuasan rohani c. Kepuasan altruistic 9. Mata pencaharian dengan system tradisional berubah kearah lebih moderen. Perubahan ini disebabkan oleh. a. rasa tidak puas terhadap keadaan dan situasi yang ada b. usaha untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman c. penggunaan pedoman hidup d. ada keinginan untuk meningkatkan taraf hidup lebih baik e. tingkat kebutuhan yang semakin bertambah dan beraneka ragam. 10.Perlindungan dari ancaman musuh maupun bencana alam, atau kebutuhan rasa aman, termasuk kebutuhan... a. sosial d. sekunder b. psikologis e. tersier c. biologis Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 147

153 Manusia dan Kebudayaan Cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif 3 yang ada pada bagian belakang bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi Kegiatan Belajar 3 Rumus: Jumlah Jawaban Anda yang benar Tingkat Penguasaan = x 100 % 12 Arti Tingkat Penguasaan : 90 % % = Baik Sekali 80 % - 89 % = Baik 70 % - 79 % = Cukup < 69 % = Kurang Kalau Anda mencapai tingkat penguasaan 80 % ke atas, Anda telah berhasil menyelesaikan kegiatan pembelajaran ini. Bagus! Akan tetapi apabila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 3, terutama bagian yang belum anda kuasai. 148 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

154 Manusia dan Kebudayaan MANUSIA DAN KEBUDAYAAN A. Manusia sebagai pencipta dan Pengguna kebudayaan Manusia dilahirkan sebagai makhluk hidup yang paling sempurna, karena manusia diberikan akal, sehingga dengan akalnya manusia dapat memenuhi segala macam kebutuhan hidupnya. Kebutuhan hidup manusia tidak pernah berhenti, hal ini menuntut manusia untuk terus berfikir bagaimana memenuhi kebutuhan hidupnya. Tujuan memenuhi kebutuhan hidup inilah akhirnya melahirkan berbagai cipta dan karya manusia, atau apa yang kita kenal kebudayaan. Jadi pada dasarnya manusia menciptakan kebudayaan adalah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, karena itu manusia disebut sebagai pencipta dan pengguna kebudayaan, bahkan disadari tatau tidak kadangkala manusia merusak kebudayaan yang telah diciptakannya itu. Hasil Cipta dan karya manusia antara lain melahirkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama membantu mempermudah manusia serta dalam melindungi manusia terhadap lingkungan alamnya. Sehingga kebudayaan memiliki peran sebagai : 1. Suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompoknya. 2. Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan--kemampuan lain. 3. Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia, termasuk memenuhi kebutuhan hidupnya.. 4. Pembeda manusia dan binatang. 5. Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan berprilaku didalam pergaulan. 6. Pengaturan agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat, menentukan sikapnya jika berhubungan dengan orang lain. 7. Sebagai modal dasar pembangunan. Dengan demikian, manusia merupakan makhluk yang berbudaya, melalui akalnya manusia dapat mengembangkan kebudayaan. Begitu pula manusia Hidup dan tergantung pada kebudayaan sebagai hasil ciptaanya. Kebudayaan juga memberikan aturan bagi manusia dalam mengolah lingkungan dengan teknologi hasil ciptaannya. Kebudayaan mempunyai fungsi yang besar bagi manusia dan masyarakat, untuk menaklukan berbagai macam kekuatan yang harus dihadapi manusia dan masyarakat seperti kekuatan alam dan kekuatan lain. Selain itu manusia dan masyarakat memerlukan kepuasan baik secara spiritual maupun materil. Kebudayaan masyarakat tersebut sebagian besar dipenuhi oleh kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu sendiri. Hasil karya masyarakat melahirkan teknologi atau kebudayaan kebendaan yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi masyarakat terhadap lingkungan didalamnya. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 149

155 Manusia dan Kebudayaan Dalam kaitannya untuk memenuhi segala macam kebutuhan dan tindakan untuk melindungi diri dari lingkungan alam, pada taraf permulaan manusia bersikap menyerah dan semata-mata bertindak didalam batas--batas untuk melindungi dirinya, namun dengan akal pikirannya manusia terus berusaha. Sehingga semakin hari pemikiran manusia semakin berkembang dan masyarakat semakin kompleks, kemudian lahirlah taraf kebudayaannya lebih tinggi. Hasil karya tersebut yaitu teknologi yang memberikan kemungkinan yang luas untuk memanfaatkan hasil alam bahkan menguasai alam. B. Pengaruh Budaya Terhadap Lingkungan Budaya yang dikembangkan oleh manusia akan berimplikasi pada lingkungan tempat kebudayan itu berkembang. Suatu kebudayaan memancarkan suatu ciri khas dari masyarakatnya yang tampak dari luar, artinya orang asing dapat melihat kekhasan budaya suatu daearh/kelompok. Dengan menganalisa pengaruh dan akibat budaya terhadap lingkungan, seseorang dapat mengetahui mengapa suatu lingkungan tertentu akan berbeda dengan lingkungan lainnya dan menghasilkan kebudayaan yang berbeda pula. Usaha untuk menjelaskan perilaku manusia sebagai perilaku budaya dalam kaidah dengan lingkungannya, terlebih lagi perspektif lintas budaya akan mengandung bamyak variabel yang saling berhubungan dalam keseluruhan sistem terbuka. Pendekatan yang saling teriring dengan psikologi lingkungan adalah pendekatan sistem yang melihat rangkaian sistemik antara beberapa subsistem yang ada dalam melihat kenyataan lingkungan total yang melingkupi satuan budaya yang ada. Beberapa variabel yang berhubungan dengan masalah kebudayaan dan lingkungan : Physical Environment, menunjuk pada lingkungan natural seperti : temperatur, curah hujan, iklim, wilayah geografis, flora dan fauna. Cultural Social Environment, meliputi aspek-aspek kebudayaan beserta proses sosialisasi seperti: norma-norma, adat istiadat, dan nilai-nilai. Environmental Orientation and Representation, mengacu pada persepsi dan kepercayaan kognitif yang berbeda-beda pada setiap masyarakat mengenai lingkungannya. Environmental Behavior and Process, meliputi bagaimana masyarakat menggunakan lingkungan dalam hubungan sosial. Out Carries Product, meliputi hasil tindakan manusia seperti membangun rumah, komunitas, kota beserta usaha-usaha manusia dalam memodifikasi lingkungan fisik seperti budaya pertanian dan iklim. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kebudayaan yang berlaku dan dikembangkan dalam lingkungan tertentu berimplikasi terhadap pola tata laku, norma, nilai dan aspek kehidupan lainnya yang akan menjadi ciri khas suatu masyarakat dengan masyarakat lainnya. Lebih Jauh hubungan atau interaksi manusia akan dibahas dalam modul tersendiri. 150 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

156 Manusia dan Kebudayaan C. Proses dan Perkembangan Kebudayaan Sebagaimana diketahui bahwa kebudayaan adalah hasil cipta, karsa dan rasa manusia oleh karenanya kebudayaan mengalami perubahan dan perkembangannya sejalan dengan perkembangan manusia itu. Perkembangan tersebut dimaksudkan untuk kepentingan manusia sendiri, karena kebudayaan diciptakan oleh dan untuk manusia. Perkembangan kebudayaan terhadap dinamika kehidupan seseorang bersifat kompleks, dan memiliki eksistensi dan berkesinambungan dan juga menjadi warisan sosial. Seseorang mampu mempengaruhi kebudayaan dan memberikan peluang untuk terjadinya perubahan kebudayaan. Kebudayaan yang dimiliki suatu kelompok sosial tidak akan terhindar dari pengaruh kebudayaan kelompok-kelompok lain dengan adanya kontak-kontak antar kelompok atau melalui proses difusi. Suatu kelompok sosial; akan mengadopsi suatu kebudayaan tertentu bilamana kebudayaan tersebut berguna untuk mengatasi atau memenuhi tuntutan yang dihadapinya. Pengadopsian suatu kebudayaan tidak terlepas dari pengaruh faktor-faktor lingkungan fisikal. Misalnya iklim, topografi sumber daya alam dan sejenisnya. Sebagai contoh : orang-orang yang hidup di daerah yang kondisi lahan atau tanahnya subur (produktif) akan mendorong terciptanya suatu kehidupan yang favourable untuk memproduksi bahan pangan. Jadi, terjadi suatu proses keserasian antara lingkungan fisikal dengan kebudayaan yang terbentuk di lingkungan tersebut, kemudian ada keserasian juga antara kebudayaan masyarakat yang satu dengan kebudayaan masyarakat tetangga dekat. Kondisi lingkungan seperti ini memberikan peluang untuk berkembangnya peradaban (kebudayaan) yang lebih maju. Misalnya dibangun sistem irigasi, teknologi pengolahan lahan dan makanan, dan lain sebagainya. Kebudayaan dari suatu kelompok sosial tidak secara komplit ditentukan oleh lingkungan fisikal saja, namun lingkungan tersebut sekedar memberikan peluang untuk terbentuknya sebuah kebudayaan. Dari waktu kewaktu, kebudayaan berkembang seiring dengan majunya teknologi (dalam hal ini adalah sistem telekomunikasi) yang sangat berperan dalam kehidupan setiap manusia. Perkembangan zaman mendorong terjadinya perubahan-perubahan disegala bidang, termasuk dalam hal kebudayaan. Mau tidak mau kebudayaan yang dianut suatu kelompok sosial akan bergeser. Cepat atau lambat pergeseran ini akan menimbulkan konflik antara kelompok-kelompok yang menghendaki perubahan dengan kelompokkelompok yang tidak menghendaki perubahan. Suatu komunitas dalam kelompok sosial bisa saja menginginkan adanya perubahan dalam kebudayaan yang mereka anut, dengan alasan sudah tidak sesuai lagi dengan zaman yang mereka hadapi saat ini. Namun, perubahan kebudayaan ini kadang kala disalahartikan menjadi suatu penyimpangan kebudayaan. Intepretasi ini mengambil dasar pada adanya budaya-- budaya baru yang tumbuh dalam komunitas mereka yang bertentangan dengan keyakinan mereka sebagai penganut kebudayaan tradisional selama turun-temurun. Hal yang terpenting dalam proses pengembangan kebudayaan adalah dengan adanya kontrol atau kendali terhadap prilaku reguler (yang tampak) yang ditampilkan oleh para penganut kebudayaan. Karena tidak jarang perilaku yang ditampilkan sangat bertolak belakang dengan budaya yang dianut didalam kelompok sosialnya. Yang diperlukan disini adalah kontrol sosial yang ada dimasyarakat, yang menjadi suatu cambuk bagi komunitas yang menganut kebudayaan tersebut. Sehingga mereka dapat memilah-milah, mana kebudayaan yang sesuai dan mana yang tidak sesuai. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 151

157 Manusia dan Kebudayaan D. Problematika kebudayaan Beberapa Problematika Kebudayaan Antara lain : 1. Hambatan budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup dan sistem kepercayaan. Misalnya, keterkaitan orang Jawa terhadap tanah yang mereka tempati secara turun temurun diyakini sebagai pemberi berkah kehidupan. Mereka enggan meninggalkan kampung halamannya atau beralih pola hidup sebagai petani. padahal hidup mereka umumnya miskin. 2. Hambatan Budaya yang berkaitan dengan perbedaan persepsi atau sudut pandang, hambatan ini dapat terjadi antara masyarakat dan pelaksana pembangunan. Contohnya program Keluarga berencana atau KB semula ditolak masyarakat, mereka beranggapan bahwa banyak anak banyak rezeki. 3. Hambatan budaya berkaitan dengan faktor psikologi atau kejiwaan Upaya untuk menstransmigrasikan penduduk dari daerah yang terkena bencana alam banyak mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena adanya kekhawatiran penduduk bahwa di tempat yang baru hidup mereka akan lebih sengsara dibandingkan dengan hidup mereka di tempat yang lama. 4. Masyarakat yang terasing dan kurang komunikasi dengan masyarakat luar Masyarakat daerah-daerah terpencil yang kurang komunikasi dengan masyarakat luar, karena pengetahuannya serba terbatas, seolah-olah tertutup untuk menerima program-program pembangunan. 5. Sikap tradisionalisme yang berprasangka buruk terhadap hal-hal baru Sikap ini sangat mengagung-agungkan budaya tradisional sedemikian rupa, yang menganggap hal-hal baru itu akan merusak tatanan hidup mereka yang sudah mereka miliki secara turun temurun. 6. Sikap Etnosentrisme Sikap etnosentrisme adalah sikap yang mengagungkan budaya suku bangsanya sendiri dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain. Sikap semacam ini akan mudah memicu timbulnya kasus-kasus sara, yakni pertentangan suku, agama, ras, dan antar golongan. 7. Perkembangan IPTEK sebagai hasil dari kebudayaan, seringkali disalahgunakan oleh manusia, sebagai contoh nuklir dan bom dibuat justru untuk menghancurkan manusia bukan untuk melestarikan suatu generasi, obat-obatan diciptakan untuk kesehatan tetapi dalam penggunaannya banyak disalahgunakan yang justru mengganggu kesehatan manusia 8. Cultural Shock atau gagap budaya, apabila manusia tidak bias menyesuaikan atau beradapatasi dengan budaya lain, sehingga menimbulkan keraguan dan kecanggungan. 152 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

158 Manusia dan Kebudayaan E. Triangulasi : individu, masyarakat dan kebudayaan Sebagai bagian akhir dari modul ini, akan disajikan tentang materi triangulasi : Individu, masyarakat dan kebudayaan. Sebagaimana telah disebutkan, bahwa sebagai mahluk individu manusia merupakan satu kesatuan biologis yang perlu hidup berkawan. Perkawanan tersebut tidak lain adalah untuk menciptakan kebudayaan yang menghasilkan alat-alat material juga immaterial yang diperlukan dalam kehidupannya. Kebudayaan tersebut pada hakekatnya merupakan alat-alat yang digunakan oleh manusia untuk keberadaan dan kelangsungan hidupnya atau memenuhi kebutuhana hidupnya. Betapa pentingnya kebudayaan bagi kehidupan manusia dikemukakan oleh dua orang antropolog, yaitu Melville J. Horkovite dan B. Malinowski (Soekanto, 1981:56) yang mengemukakan pengertian cultural determination yang berarti bahwa segala sesuatu yang terdapat dimasyarakat ditentukan oleh adanya kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat tersebut. Dari uraian tersebut, terlihat bahwa terdapat hubungan timbal balik antara individu, masyarakat, dan kebudayaan yang mempengaruhi kehidupan manusia. Keterkaitan itu disebabkan apabila kita berbicara masalah manusia dengan kebudayaannya, demikian pula jika berbicara masalah kebudayaan persoalannya akan dihadapkan kepada masyarakat dan anggotanya, yaitu manusia yang terhimpun didalamnya maupun interaksi antara kelompok masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain. Secara sederhana hubungan tersebut dapat digambarkan dalam segitiga sebagai berikut (Syafri Hamid, 1995:96) : Individu Manusia Masyarakat Kebudayaan Ketiga sisi segitiga itu sama pentingnya namun masing-masing mempunyai sifat sendiri-sendiri dan mempunyai peranan khusus yang memberikan bentuk kepada masing-masing unsure tersebut. Jika diteliti lebih mendalam, yang memegang peranan penting dalam ketiga unsure tersebut adalah manusianya. Sebagaimana dikemukakan Clinton (dalam syafri Hamid, 1995:96) bahwa : the individual is a living organism capable of independent thought feeling and action, but with his independence limited all his responses profoundly modified by contact with the society and culture in which he develops. Manusia sebagai suatu organ hidup mempunyai kemampuan dan tidak tergantung kepada orang lain dalam pemikiran, perasaan dan tindakannya akan tetapi kemampuan dan ketidaktergantungannya itu sesungguhnya juga terbatas oleh karena semua kemampuannya itu dimodifikasikan melalui hubungan dengan masyarakat dan kebudayaan dan didalam hubungan itu individu bertambah maju. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 153

159 Manusia dan Kebudayaan Hubungan yang menunjukan keeratan antara individu, masyarakat dan kebudayaan, adalah masyarakat adalah sekumpulan individu, dimana tidak ada masyarakat yang tidak mempunyai kebudayaan dan sebaliknya tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah pendukungnya. Pemisahan ketiga pengertian tersebut hanayalah secara teoritis dan untuk kepentingan analisis, sebab dalam kenyataannya sukar untuk dipisahpisahkan. Dalam kaitan ini Selo Soemardjan sebagaimana diikuti Soerjono Soekanto (1990:123) menyatakan bahwa masyarakat adalah sekumpulan orang-orang yang hidup bersama menghasilkan kebudayaan. Kerangka pemikiran Triangulasi menunjukkan keeratan hubungan antara individu, masyarakat dan kebudayaan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. 1. Apa hubungannya manusia dan kebudayaan! 2. Jelaskan yang dimaksud etnosentrismne dan berilah contoh! 3. Sebutkan beberapa yang menjadi penghambat pengembangan kebudayaan! 4. Bagaimana pendapat anda, cara untuk mengembangkan kebudayaan Indonesia! 5. Dapatkah anda jelaskan kerangka pemikiran Triangulasi! Untuk menjawab pertanyaan dalam latihan tersebut, ada baiknya anda baca lagi bagian awal modul ini, disana disebutkan antara lain bahwa manusia adalah pencipta kebudayaan dan kebudayaan tidak akan pernah hidup manakala tidak ada manusia yang menggunakannya. Istilah etnosentrisme adalah sifat terlalu mengagungkan budaya sendiri dan menganggap rendah budaya lain. Coba anda cari beberapa penghambat kebudayaan selain yang disebutkan dalam uraian modul ini, anda juga diharapkan bereksplorasi untuk mengembangkan kebudayaan Indonesia. Selanjutnya dalam kerangka Triangulasi dijelaskan bahwa terdapat hubungan timbale balik antara individu, masyarakat dan kebudayaan yang mempengaruhi kehidupan manusia. Silakan uraikan lebih jauh. Pada dasarnya manusia menciptakan kebudayaan adalah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, karena itu manusia disebut sebagai pencipta dan pengguna kebudayaan, bahkan disadari tatau tidak kadangkala manusia merusak kebudayaan yang telah diciptakannya itu. Manusia merupakan makhluk yang berbudaya, melalui akalnya manusia dapat mengembangkan kebudayaan. Begitu pula manusia Hidup dan tergantung pada kebudayaan sebagai hasil ciptaanya. Kebudayaan juga memberikan aturan bagi manusia dalam mengolah lingkungan dengan teknologi hasil ciptaannya. 154 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

160 Manusia dan Kebudayaan Beberapa Problematika Kebudayaan, yang berkaitan dengan pengembagan kebudayaan, antara lain : apabila ada hambatan yang berkaitan dengan pandangan hidup atau kepercayaan, perbedaan persepsi, factor psikologis, kurangnya komunikasi atau masyarakat terasing, sikap tradisional, sikap etnosentrisme, gegar budaya (cultural shock), penyalahgunaan teknologi. Kerangka pemikiran Triangulasi menunjukkan keeratan hubungan antara individu, masyarakat dan kebudayaan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling tepat! 1. Manusia adalah pencipta kebudayaan, oleh karena itu manusia disebut : a. Objek kebudayaan d. Penikmat kebudayaan b. Subjek kebudayaan e. Subyek dan obyek kebudayaan c. Pengguna kebudayaan 2 Tujuan utama manusia melahirkan kebudayaan adalah : a. memenuhi ambisi d. menyalurkan hobi b. mengembangkan pengetahuan e. tantangan alam c. memenuhi kebutuhan 3. Suatu kelompok sosial; akan mengadopsi suatu kebudayaan tertentu bilamana kebudayaan tersebut berguna untuk mengatasi atau memenuhi tuntutan yang dihadapinya, sehingga terjadi percampuran kebudayaan. Proses demikian dinamakan : a. etnosentrisme d. enkulturasi b. tradisionalisme e. asosiasi c. difusi 4. Hasil tindakan manusia seperti membangun rumah, komunitas, kota beserta usahausaha manusia dalam memodifikasi lingkungan fisik seperti budaya pertanian dan iklim, disebut : a. input product d. out carries product b. output product e. outcome product c. proses product Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 155

161 Manusia dan Kebudayaan 5. Berikut adalah contoh hambatan budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup atau sistem kepercayaan adalah : a. anggapan banyak anak banyak rizki b. anggapan bahwa perempuan tidak usah sekolah tinggi c. pelaksanaan acara sesajen setelah panen d. anggapan budaya sendiri lebih baik dari budaya orang e. sikap tidak mudah percaya 6. Sikap yang mengagungkan budaya suku bangsanya sendiri dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain, disebut : a. tradisionalisme d. culturisme b. etnosentrisme e. primitivisme c. pluralisme 7. Seseorang apabila memasuki suatu kebudayaan terlihat canggung, bahkan kadangkala tidak dapat beradaptasi. Keadaan seperti ini dikenal dengan istilah: a. etnosentrisme d. gagap teknologi b. culturisme e. cultural shock c. shock therapy 8. Segala sesuatu yang terdapat dimasyarakat ditentukan oleh adanya kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat tersebut, hal ini disebut : a. cultural lag d. cultural degradation b. cultural shock e. cultural stagnation c. cultural determination 9. Triangulasi menunjukkan keeratan hubungan antara : a. individu, keluarga, masyarakat b. individu, masyarakat, negara c. individu, kebudayaan, negara d. individu, masyarakat dan kebudayaan e. individu, keluarga, negara 10.Yang tidak menunjukkan keeratan hubungan masyarakat dan kebudayaan antara lain ditunjukkan pada kalimat berikut : a. tidak akan ada kebudayaan tanpa masyarakat b. masyarakat berkembang karena kebudayaan c. kebudayaan terus hidup jika ada masyarakat pendukung d. kebudayaan akan mati bersamaan dengan hilangngya satu generasi e. masyarakat dan kebudayaan satu kesatuan utuh. 156 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

162 Manusia dan Kebudayaan Cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif 4 yang ada pada bagian belakang bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi Kegiatan Belajar 4 Rumus: Jumlah Jawaban Anda yang benar Tingkat Penguasaan = x 100 % 12 Arti Tingkat Penguasaan : 90 % % = Baik Sekali 80 % - 89 % = Baik 70 % - 79 % = Cukup < 69 % = Kurang Kalau Anda mencapai tingkat penguasaan 80 % ke atas, Anda telah berhasil menyelesaikan bahan belajar mandiri ini. Bagus! Akan tetapi apabila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 4, terutama bagian yang belum anda kuasai. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 157

163 Manusia dan Kebudayaan KUNCI JAWABAN TES FORMATIF Tes Formatif 1 1. b. 2. c 3. b. 4. e. 5. e. 6. d. 7. b. 8. c. 9. d 10.c Tes Formatif 3 1. a. 2. d 3. c. 4. b. 5. b. 6. b. 7. a. 8. a. 9. a. 10.b Tes Formatif 2 1. d. 2. a. 3. e. 4. b. 5. a. 6. d. 7. e. 8. c. 9. a. 10.c Tes Formatif 4 1. b. 2. c. 3. c. 4. d. 5. c. 6. b. 7. c. 8. c. 9. d. 10.d 158 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

164 Manusia dan Kebudayaan GLOSARIUM Cultural universal : unsure-unsur vbudaya menyeluruh Cultural shock Design for living Discovery Invention Persepsi System Triangulasi : gegar budaya : garis-garis petunjuk dalam hidup : penemuan yang terjadi secara tidak sengaja : usaha yang disengaja untuk memperoleh hal-hal baru : Sudut pandang atau titik tolak pemikiran : Seperangkat elemen-elemen yang bekerjasama secara teratur : Kerangka pemikiran yang menunjukkan keeratan hubungan antara individu, masyarakat dan kebudayaan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 159

165 Manusia dan Kebudayaan DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu, 1997, Ilmu Sosial Dasar, Ed.Baru, Jakarta : Rineka Cipta Harsojo, 1999, Pengantar Antropologi, Bandung : Putra A.bardin Ihromi, T.O, 1994, Pokok-pokok Antropologi Budaya, Jakarta : Yayasan Obor. Keesing, Roger, M. 1992, Antropologi Budaya suatu perspektif Kontemporer, jilid 2, Terj. Samuel Gunawan, Jakarta : Erlangga Koentjaraningrat (Ed), 1975, Manusia dan Kebudayaan di Indoensia, Jakarta Jambatan. Koentjaraningrat, 1990, Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta: Rineka Cipta, 1987, Sejarah dan Teori Antropologi I, Jakarta : UI Press, 1990, Beberapa pokok Antropologi Sosial, Jakarta : Dian Rakyat, 1993, Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan, Jakarta : Gramedia Pustaka utama Lawang, Robert MZ, 1984, Buku MateriPokok Pengantar Sosiologi, Jakarta : Universitas Terbuka Sitompul, A.A, 1993, Manusia dan Budaya, Jakarta : Gunung Mulia Simanjuntak, Posman, 1996, Berkenalan dengan Antropologi, Jakarta : Erlangga Soekanto, Soerjono, 1986, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : Rajawali 160 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

166 Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Seni dalam Kehidupan Manusia ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, SENI DALAM KEHIDUPAN MANUSIA Ilmu pengetahuan, teknologi dan seni ketiga istilah ini sangat berkaitan erat dan sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Tanpa ilmu tidak akan lahir teknologi, tanpa teknologi ilmu sulit berkembang pesat, baik ilmu maupun teknologi memerlukan sentuhan seni dalam pengembangannya. Ilmu pengetahuan digunakan untuk mengetahui apa, sementara teknologi untuk mengetahui bagaimana. Ilmu pengetahuan sebagai suatu badan pengetahuan, dan teknologi sebagai seni yang saling berinteraksi dengan ilmu pengetahuan. Teknologi merupakan applied dari ilmu pengetahuan. Teknologi juga dapat melahirkan ilmu pengetahuan baru. Manusia yang diciptakan dengan bentuk dan wujud paling sempurna diantara makhluk-makhluk lainnya, kelebihan yang dimiliki manusia terutama dalam mengembangkan pemikiran serta akalnya, menyebabkan manusia mampu mengembangkan intelektualnya sehingga melahirkan perkembangan ilmu dan teknologi yang pesat. Dengan akal pikirannya manusia mengembangkan ilmu pengetahuan dan menciptakan teknologi yang diinginkannya. Ilmu adalah himpunan fakta serta aturan yang menyatakan hubungan satu dengan yang lainnya. Fakta-fakta tersebut disusun secara sistematis serta dinyatakan dengan bahasa yang tepat dan pasti sehingga mudah dicari kembali dan dimengerti untuk dikomunikasikan. Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang tersususn dengan sistematis dengan menggunkan kekuatan pemikiran, pengetahuan dimana selalu dapat diperiksa dan ditelaah kritis oleh setiap orang yang ingin mengetahuinya. Sedangkan teknologi adalah penerapan praktis dari ilmu. Ilmu dan teknologi saling membutuhkan, tanpa ilmu tidak akan ada penerapan (aplikasi) baru untuk teknologi dan tanpa teknologi tidak akan ada yang menikmati penemuan ilmu. Jadi tujuan dari ilmu dan teknologi adalah untuk memecahkan masalahmasalah praktis serta untuk mengatasi semua kesulitan yang mungkin dihadapi manusia. Manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak akan lepas dari ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, karena apa yang dipakai manusia, misalnya baju, perkakas rumah tangga, alat-alat elektornik adalah hasil dari pengembangan ilmu yang melahirkan teknologi yang didalamnya bersentuhan dengan nilai-nilai keindahan (seni). Dengan demikian, manusia lahir, hidup dan dibesarkan bersinergi dengan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 161

167 Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Seni dalam Kehidupan Manusia Modul ini akan memberikan gambaran bagaimana sebenarnya sains dan atau ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Manusia disamping pembuat ilmu pengetahuan, teknologi dan seni adalah juga pengguna dari hasil rekayasa atau apalikasi dari ipteks tersebut. Setelah mempelajari modul ini, secara khusus anda diharapakan dapat : 1. Menjelaskan pengertian sains, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. 2. Menjelaskan perkembangan ilmu pengetahuan 3. Menjelaskan makna sains, teknologi dan seni bagi manusia 4. Menjelaskan peran manusia sebagai subjek dan objek ipteks. 5. Menjelaskan dampak penyalahgunaan ipteks bagi manusia. Untuk memahami anda mencapai tujuan tersebut, modul ini diorganisasikan menjadi dua Kegiatan Belajar (KB), sebagai beikut KB 1 : Pengertian dan Perkembangan IPTEKS KB 2 : Makna Sains, Teknologi, dan Seni bagi manusia Untuk membantu anda dalam mempelajari BBM ini, ada baiknya diperhatikan beberapa petunjuk belajar berikut ini : 1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan ini sampai anda memahami secara tuntas tentang apa, untuk apa, dan bagaimana mempelajari bahan belajar ini. 2. Baca sepintas bagian demi bagian dan temukan kata-kata kunci dari kata-kata yang dianggap perlu. Carilah dan baca pengertian kata-kata kunci tersebut dalam kamus yang anda miliki. 3. Tangkaplah pengertian demi pengertian melalui pemahaman sendiri dan tukar pikiran dengan mahasiswa lain atau dengan tutor Anda. 4. Untuk memperluas wawasan, baca dan pelajari sumber-sumber lain yang relevan. Anda dapat menemukan bacaan dari berbagai sumber, termasuk dari internet. 5. Mantapkan pemahaman Anda dengan mengerjakan latihan dan melalui kegiatan diskusi dalam kegiatan tutorial dengan mahasiswa lainnya atau teman sejawat 6. Jangan dilewatkan untuk mencoba menjawab soal-soal yang dituliskan pada setiap akhir kegiatan belajar. 162 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

168 Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Seni dalam Kehidupan Manusia PENGERTIAN DAN PERKEMBANGAN IPTEKS A. Pengertian, Sains/Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni 1. Sains Sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam semesta secara sistematis, dan bukan hanya kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan, artinya hasil observasi atau pengamatan baik di laboratorium untuk ilmu-ilmu kealaman maupun di masyarakat untuk ilmu-ilmu social. Menurut Medawar (1984) Sains (dari istilah Inggeris Science) berasal dari kata : sienz, ciens, cience, syence, scyence, scyense, scyens, scienc, sciens, scians Kata dasar yang diambil dari kata scientia yang berati knowledge (ilmu). Tetapi tidak semua ilmu itu boleh dianggap sains. Yang dimaksud ilmu sains adalah : Ilmu yang dapat diuji (hasil dari pengamatan sesungguhnya) kebenarannya dan dikembangkan secara bersistem dengan kaedah-kaedah tertentu berdasarkan kebenaran atau kenyataan semata sehingga pengetahuan yang dipedomani tersebut boleh dipercayai, melalui eksperimen (observasi) maupun eksperience (pengalaman) secara teori. Menurut kamus umum bahasa Indonesia, Sains : Ilmu yang teratur (sistematik) yang dapat diuji atau dibuktikan kebenarannya, berdasarkan kebenaran atau kenyataan semata (misal : fisika, kimia, biologi) Pendidikan sains menekankan pada pengalaman secara langsung. Sains yang diartikan sebagai satu cabang ilmu yang mengkaji sekumpulan pernyataan atau faktafakta dengan cara yang sistematik dan serasi dengan hukum-hukum umum melandasi peradaban dunia moderen. Sains merupakan satu proses untuk mencari dan menemui sesuatu kebenaran melalui pengetahuan (ilmu) dengan memahami hakekat makhluk, untuk menerangkan hukum-hukum alam. Sains memberi penekanan kepada sumbangan pemikiran manusia dalam menguasai ilmu pengetahuan itu, dan ini terdapat dalam seluruh alam semesta. Proses mencari kebenaran secara mencari jawaban kepada persoalan-persoalan secara sistematik yang dinamakan pendekatan saintifik dan ia menjadi landasan perkembangan teknologi yang menjadi salah satu unsur terpenting peradaban manusia. Sains sangat penting untuk untuk perkembangan dan kemajuan kemanusiaan dan teknologi. Lebih jauh akan dibahas pengertian ilmu pengetahuan, dimana kadangkala ilmu pengetahuan dianggap sebagai bagian dari sains, ada pula yang beranggapan sebaliknya, dalam keseharian pengertian ini bisa dipertukarkan satu sama lain. Modul ini menjelaskan bahwa pengertian sains sama dengan pengertian ilmu pengetahuan. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 163

169 Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Seni dalam Kehidupan Manusia 2. Pengertian Ilmu Pengetahuan Pengetahuan atau knowledge adalah hal tahu atau pemahaman akan sesuatu yang bersifat spontan tanpa mengetahui seluk beluknya secara mendalam. Ciri pengetahuan adalah tidak terbuka usaha bantahan atas dasar pengamatan dan pemeriksaan. Sedangkan ilmu pengetahuan atau science adalah pengetahuan yang bersifat metodis, sistematis, dan logis. Metodis maksudnya pengetahuan tersebut diperoleh dengan menggunakan cara kerja yang terperinci, dan telah ditentukan sebelumnya; metode itu dapat deduktif atau induktif. Sistematis maksudnya pengetahuan tersebut merupakan suatu keseluruhan yang mandiri dari hal-hal yang saling berhubungan sehingga dapat dipertanggung jawabkan. Logis maksudnya proposisi-proposisi (pernyataan) yang satu dengan yang lainnya mempunyai hubungan rasional sehingga dapat ditarik keputusan yang rasional pula. Ilmu pengetahuan ini menurut ahli ilmu pengetahuan Karl Raimund Popper dalam bukunya The Logic of Science Discovery (1959) mempunyai ciri khas dapat dibantah (critizable dan refutable) atas dasar pengamatan dan pemeriksaan; maksudnya terbuka untuk dibantah kendati mungkin akan tetap bertahan. Proses sistematisasi pengetahuan menjadi ilmu pengetahuan biasanya melalui tahap-tahap sebagai berikut: 1) Tahap perumusan pertanyaan sebaik mungkin, 2) Merancang hipotesis yang mendasar dan teruji, 3) Menarik kesimpulan logis dari pengandaian-pengandaian, 4) Merancang teknik mentes pengandaian-pengandaian, 5) Menguji teknik itu sendiri apakah memadai dan dapat diandalkan, 6) Tes itu sendiri dilaksanakan dan hasil-hasilnya ditafsirkan, 7) Menilai tuntutan kebenaran yang diajukan oleh pengandaian-pengandaian itu serta menilai kekuatan teknik tadi, Menetapkan luas bidang berlakunya pengandaian-pengandaian serta teknik dan merumuskan pertanyaan baru. Jadi dengan demikian, istilah ilmu pengetahuan dalam bahasa popular sekarang adalah sains, sementara jika sains diartikan ilmu pengetahuan eksakta atau ilmu-ilmu kealaman, maka sains dapat diartikan sebgai bagian dari ilmu pengetahuan. Dalam modul ini kedua pengertian ini dapat dipersamakan atau dipertukarkan, artinya yang satu dapat mengganti istilah yang lain. 3. Pengertian Teknologi Dalam kepustakaan teknologi terdapat aneka ragam pendapat yang menyatakan bahwa teknologi adalah transformasi (perubahan bentuk) dari alam, teknologi adalah realitas/ kenyataan yang diperoleh dari dunia ide, teknologi dalam makna subjektif adalah keseluruhan peralatan dan prosedur yang disempurnakan, sampai pernyataan bahwa teknologi adalah segala hal, dan segala hal adalah teknologi. Istilah teknologi berasal dari kata techne dan logia. Kata Yunani kuno techne berarti seni kerajinan. Dari techne kemudian lahirlah perkataan technikos yang berarti seseorang yang memiliki keterampilan tertentu. Dengan berkembangnya keterampilan seseorang yang menjadi semakin tetap karena menunjukkan suatu pola, langkah, dan metode yang pasti, keterampilan itu lalu menjadi teknik. 164 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

170 Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Seni dalam Kehidupan Manusia Sampai pada permulaan abad ke-xx ini, istilah teknologi telah dipakai secara umum dan merangkum suatu rangkaian sarana, proses, dan ide disamping alat-alat dan mesin-mesin. Perluasan arti itu berjalan terus sehingga sampai pertengahan abad ini muncul perumusan teknologi sebagai sarana atau aktivitas yang dengannya manusia berusaha mengubah atau menangani lingkungannya. Ini merupakan suatu pengertian yang sangat luas karena setiap sarana perlengkapan maupun cultural tergolong suatu teknologi. Teknologi dianggap sebagai penerapan ilmu pengetahuan, dalam pengertian bahwa penerapan itu menuju pada perbuatan atau perwujudan sesuatu. Kecendrungan inipun mempunyai suatu akibat dimana kalau teknologi dianggap sebagai penerapan ilmu pengetahuan, dalam perwujudan tersebut maka dengan sendirinya setiap jenis teknologi/ bagian ilmu pengetahuan dapat ada tanpa berpasangan dengan ilmu pengetahuan dan pengetahuan tentang teknologi perlu disertai oleh pengetahuan akan ilmu pengetahuan yang menjadi pasangannya. Adapun tiga macam teknologi yang sering dikemukakan oleh para ahli, yaitu : a. Teknologi Modern Jenis teknologi modern ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 1) Padat modal 2) Mekanis elektris 3) Menggunakan bahan import 4) Berdasarkan penelitian mutakhir dan lain-lain b. Teknologi Madya Jenis teknologi madya ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 1) Padat karya 2) Dapat dikerjakan oleh keterampilan setempat 3) Menggunakan alat setempat 4) Berdasarkan alat penelitian c. Teknologi Tradisional Teknologi ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 1) Bersifat padat karya (banyak menyerap tenaga kerja) 2) Menggunakan keterampilan setempat 3) Menggunakan alat setempat 4) Menggunakan bahan setempat 5) Berdasarkan kebiasaan atau pengamatan Degan demikian teknologi adalah segenap keterampilan manusia menggunakan sumber-sumber daya alam untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya dalam kehidupan. Secara lebih umum dapatlah bahwa teknologi merupakan suatu sistem penggunaan berbagai sarana yang tersedia untuk mencapai tujuan-tujuan praktis yang ditentukan. Pengertian Teknologi sebenarnya berasal dari kata Bahasa Perancis yaitu La Teknique yang dapat diartikan dengan Semua proses yang dilaksanakan dalam upaya untuk mewujudkan sesuatu secara rasional. Dalam hal ini yang dimaksudkan dengan sesuatu tersebut dapat saja berupa benda atau konsep, pembatasan cara yaitu secara rasional adalah penting sekali dipahami disini sedemikian pembuatan atau pewujudan sesuatu tersebut dapat dilaksanakan secara berulang (repetisi). Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 165

171 Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Seni dalam Kehidupan Manusia Berbeda kalau kita membahas tentang suatu produk-seni yang mana proses pembuatannya dilaksanakan secara intuitif jadi tidak secara rasional, sedemikian sehingga karya seni tersebut tidaklah dapat dikatagorikan sebagai suatu produk teknologi. Kalau bahasan wacana ini dikembangkan secara lebih jauh maka kata Teknologi ini biasanya mempunyai pasangan kata yang populer yaitu Science, jadi pasangan kata Science dan Teknologi. Sesungguhnya kata Science ini lebih dekat dengan jawaban kata WHY, selanjutnya kata Teknologi dilain pihak sangat dekat dengan pengertian kata jawaban dari HOW. Adapun pengertian teknologi menurut Pasal 1 ayat 2 Undang-undang nomor 18 tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi adalah cara atau metode serta proses atau produk yang dihasilkan dari pemanfaatan berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang menghasilkan nilai bagi pemenuhan kebutuhan, kelangsungan dan peningkatan mutu kehidupan manusia. Dengan demikian pengertian yang ditentukan oleh undang-undang tersebut sejalan dengan DIKTI yang mengemukakan bahwa Teknologi merupakan ilmu terapan yang telah dikembangkan lebih lanjut meliputi perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (Software) dan pengembangan lebih lanjut ilmu terapan tersebut dilakukan melalui kegiatan penelitian dan pengembangan sebagaimana diungkap di atas. 4.PengertianSeni Janet Woll mengatakan bahwa seni adalah produk sosial. Sedangkan menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, seni adalah keahlian membuat karya yang bermutu (dilihat dari segi kehalusannya, keindahannya, dsb), seperti tari, lukis, ukir, dan sebagainya Maka konsep pendidikan yang memerlukan ilmu dan seni ialah proses atau upaya sadar antar manusia dengan sesama secara beradab, dimana fihak kesatu (pendidik) secara terarah membimbing perkembangan kemampuan dan kepribadian pihak kedua (peserta didik) secara manusiawi yaitu orang perorang. Oleh karena itu budi bahasa pun adalah suatu seni. B. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dari Masa ke Masa 1) Zaman Purba Zaman ini mencakup zaman batu yang meliputi masa antar empat juta tahun sebelum Masehi sampai kira-kira / tahun sebelum Masehi; dan rnasa setelah itu hingga kira-kira tahun 600 sebelum Masehi. Pada zaman batu ditemukan bahan-bahan: a. Alat-alat dari batu dan tulang; b. Tulang-belulang hewan; c. Sisa-sisa dari beberapa tanaman; d. Gambar dalam gua-gua; e. Tempat-tempat penguburan; f. Tulang-belulang manusia purba. 166 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

172 Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Seni dalam Kehidupan Manusia Masa hingga 600 sebelum Masehi merupakan masa lanjutan dari zaman batu. Pembatasan waktu yang dilakukan tidaklah merupakan pembatasan yang tajam, melainkan hanya kira-kira dan dimaksudkan untuk memberikan ancar-ancar dan dasar pemikiran. Dalam sejarah pada umumnya, dan sejarah ilmu pengetahuan pada khususnya, semua menjalar tanpa ada batas yang tegas, segalanya menjalar secara berkesinambungan ke semua arah, dan hanya di sana-sini dalam arus tersebut terjelma konsentrasi yang cukup kuat untuk dapat diperhatikan secara khsusus. Dengan adanya kemampuan menulis, peristiwa dapat segera dicatat, sehingga kesalahan dapat diperkecil sekecil mungkin. Dengan adanya tulisan ilmu pengetahuan dapat disampaikan oleh generasi ke generasi. Akibat tulisan diketemukan maka kemajuan yang dicapai dalam jangka waktu kurang lebih tahun ini besar sekali, jauh lebih besar daripada yang ditunjukan zaman batu, yang berlangsung kurang lebih dua juta tahun. Sebagai bukti dapat disebutkan terjelmanya kerajaan besar Mesir, Sumeria, Babylon, Niniveh, juga di India dan Cina. Di samping kemampuan menulis, sejajar dengan itu dikenal kemampuan berhitung. Seperti halnya dalam penyusunan abjad, dalam hal kemampuan berhitung ini kita jumpai proses abstraksi terhadap suatu soal yang sama diantara soal-soal yang berbeda-beda satu dari yang lainnya. Hasil analisis abstraksi ini adalah bilangan satu-dua-tiga, dan seterusnya, yang kesemuanya disebut system of natural numbers. Kemampuan menulis, apalagi dengan abjad, dan kemampuan menghitung dengan natural system merupakan kemajuan yang amat besar artinya. Tanpa diketemukan cara menulis dan berhitung, kemajuan zaman sekarang tidak mungkin akan tercapai. Dengan kemampuan menulis dan berhitung sebagai landasan, timbul berbagai kemungkinan baru. Misalnya banyak peristiwa dan penemuan lainnya dapat dicatat secara terus menerus, terjadilah proses pengumpulan data dan penambahan pengetahuan, yang berlangsung dengan lebih cepat dari zaman sebelumnya. Diantara catatan tersebut yang langsung berhubungan dengan ilmu pengetahuan adalah catatan mengenai perbintangan, yang kemudian berkembang kearah astrologi dan astronomi. Di samping itu timbul tenggelamnya matahari, perubahan bentuk bulan-yaitu dari bentuk sabit ke bentuk purnama dan kembali ke bentuk sabit serta tahun surya dan tahun bulan merupakan penemuan tentang siklus, periodisasi, dan jangka waktu, yaitu soal-soal yang abstrak, seperti halnya abjad dan natural numbers. Berdasarkan penemuan-penemuan tersebut diatas disusun suatu kalender sebagai pedoman waktu untuk mengatur klehidupan ritual, kahidupan biasa pada umumnya dan pekerjaan seharihari. Di samping pokok-pokok tersebut dan berdasarkan pokok-pokok tersebut timbul sejumlah penemuan dan perkembangan lain. Misalnya Phytagoras menemukan bahwa segitiga dengan unit tiga, empat dan lima adalah segitiga siku--siku. Perundangundangan raja ditulis dan bagian-bagian tulisan tersebut ditemukan di berbagai tempat pada zaman sekarang ini. Juga penemuan logam, dan perdagangan tidak hanya tukar menukar barang tetapi juga dengan perhitungan harga serta uang logam, dan lain sebagainya. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 167

173 Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Seni dalam Kehidupan Manusia 2) Zaman Yunani-Romawi a. Masa 600 sebelum Masehi sampai 200 sesudah Masehi Zaman ini biasanya disebut zaman Yunani, oleh karena bangsa Yunani memberikan corak baru pada ilmu pengetahuan yang mendasarkan receptive miand, dan karena dalam masa tersbut bangsa Yunani merdeka serta mempunyai kerajaan-kerajaan sendiri. Setelah tahun 300 sebelum Masehi sampai kira-kira 200 Masehi, perkembangan ilmu pengetahuan tetap dipelihara oleh orang-orang Yunani. Dalam lapangan ilmu pengetahuan empiris yang berdasarkan sikap receptive attitude atau receptive mind, terjadi perubahan yang besar, dan perubahan itu dianggap sebagai dasar ilmu pengetahuan modern. Perubahan tersebut dilandaskan pada sikap atau jiwa bangsa Yunani yang tidak dapat menerima pengalaman-pengalaman tersebut secara pasif-reseptif, karena bangsa Yanani memiliki an inquiring attitude, an inquiring mind. Untuk menggambarkan perubahan-perubahan yang terjadi itu akan jelas kalau kita menelusuri sejumlah tokoh filsafat Yunani seperti Thales ( BC), Pythagoras ( BC), Socrates ( BC), Plato ( BC), dan Aristoteles ( BC). Thales dianggap sebagai orang pertama yang mempertanyakan dasar dari alam dan isi alam ini. Setelah Thales muncul ahli filsafat yang bernama Pythagoras yang penemuannya dapat disebutkan mencakup: Hukum atau dalil Pythagoras yaitu a 2 + b 2 = c 2 yang berlaku bagi segitiga siku-siku dengan sisi a dan b serta hypotenusa c, sedangkan jumlah sudut dari suatu segitiga siku-siku sama dengan Tokoh selanjutnya adalah Socrates yang tidak meninggalkan tulisan karya ilmiah sendiri tetapi disusun dan ditulis oleh Plato. Socrates mencari kebenaran dengan metode kebidanan artinya mengadakan dialog, atau bertanya pada orang lain sampai orang lain tersebut menemukan jawaban atas soal yang diajukan sendiri. Sedang Plato di samping terkenal sebagai filsuf yang melahirkan gagasan tentang dunia Ide, juga memperhatikan ilmu pasti yang melahirkan matematis menjadi dasar pemikirannya sehingga dalam Akademinya, orang yang tidak mempelajari matemetika tidak dapat diterima. Sejak plato pula pelajaran matematika menjadi pelajaran wajib dalam pendidikan. Keterikatan Plato pada kesempurnaan ide dan kepastian matematis menyebabkan dia lebih memusatkan penelitian pada cara berpikir daripada apa yang dapat dialami atau ditangkap oleh pancaindera dengan kata lain dia menjadi empirisme. Aristoteles, filsuf dan guru dari Iskandar Agung serta murid Plato, tidak mengikuti sepenuhnya gagasan Plato. Dia dapat dikatakan tokoh yang pertama halinya menuliskan semua karyanya dalam bentuk buku-buku. Dari sekian banyak bukunya yang paling penting dalam bukunya dengan ilmu pengetahuan adalah: logika, biologi, metafisika. Setelah Aristoteles masih ada sederetan tokoh filsafat dan ahli ilmu pengetahuan Yunani lannya. Misalnya Eukleides, seorang tokoh ilmu pasti. Sumbangannya yang utama adalah penyusunan ilmu ukur bidang datar, yang sampai sekarang masih diajarkan di sekolah menengah pertama dan sekolah lanjutan atas. Kemudian Apollonius ( BC) mempelajari potongan kerucut bidang datar, dan dengan demikian disusun dengan sistematik antara titik, lingkaran, elips, parabola dan hiperbola. Hukum-hukum tentang potongan itu dapat ditemukan dngan cara ilmu ukur. Tokoh yang lebih terkenal adalah Archimedes ( BC) yang mempelajari soal-soal matematika, fisika dan mekanika serta menerapkan penemuannya dalam usaha menemukan alat-alat. 168 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

174 Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Seni dalam Kehidupan Manusia Aristarchus ( BC) adalah orang pertama dan secara tegas eksplisit menerangkan bahwa bumi berbentuk bulat, berputar sendiri sambil mengelilingi matahari. Setelah Aristarchus munculah Hipparchus ( BC) yang menolak pandangan heliosentris dan memperkuat pandangan geosentries. Pendapatnya rnemang disertai bukti-bukti yang meyakinkan saat itu dan semakin kokoh lagi setelah Ptolameios yang juga ahli astronomi dan geografi menambahkan keterangan-keterangan baru. Sejak Ptolamaios hampir dapat dikatakan zaman Yunani tidak ditambah tokoh-tokoh pengetahuan baru sampai memasuki masa kekuasaan Romawi. b. Zaman Kekuasaan Romawi Bangsa Romawi mencapai puncak kekuasaan mulai sekitar tahun 27 BC sampai pada akhirnya runtuh pada tahun 476 utuk bagian Barat dan tahun 1453 untuk bagian Timur. Dalam masa kekuasaan Romawi itu, ilmu pengetahuan memang tidak maju pesat, kendati bangsa Romawi sangat maju dalam bidang politik, militer, perdagangan, perlayaran, sistem pengairan, jalan raya dan tentu hukum. Ilmu hukum memang sangat dikembangkan, tetapi ilmu pengetahuan lainnya hanya berpegang pada karya-karya Aristoteles tanpa banyak mengadakan perubahan. Untuk beberapa abad lamanya ilmu pengetahuan tidak mengalami kemajuan yang berarti hingga tahun 1300an dan sering dikatakan Eropa masuk dalam masa kegelapan. Baru ketika perang salib berkecamuk maka terjadi perubahan, dimana banyak sarjana dari Romawi Timur yang melarikan diri ke Eropa Barat karena Istambul direbut Islam. Eropa mamasuki zaman Renaissance, abad pertengahan. Abad pertengahan yang terjadi antara tahun 500 hingga awal 1500 mempakan abad gelap bagi eropa karena hampir dalam segala bidang kehidupan mengalami kemacetan atau bahkan kemunduran. Terutama abad ke-5 hingga abad ke-12 dalam bidang ilmu pengetahan tidak mengalami kemajuan. Bagian kedua dari abad pertengahan yaitu antara abad ke-11 awal abad 15 lebih cerah sedikit dibanding pada masa awal. Pada bagia kedua ini berkat peranga salib, ilmu prengetahuan dari dunia Islam dibawa masuk ke Eropa dan kemudian dikembangkan lebih lanjut di Eropa. Oleh karena itu perlu disinggung perkembangan ilmu pengetahuan di dunia Islam, yang kemudian disebarkan dan masuk ke Eropa. Dunia Islam banyak mewarisi ilmu pengetahuan dan filsafat Yunani, tetapi tidak hanya mempertahankan melainkan juga mengembangkan di dunia Arab tanpa pengaruh dunia Yunani. Dalam bidang matematika, banyak membuat kemajuaan kendati aljabar dan geometri masih digabungkan. Bila Alkhawarizmi berhasil menyusun buku aljabar yang menjadi buku standar untuk beberapa abad lamanya di Eropa, maka Omar Khayam selain ahli astronomi juga ahli matematika dan berhasil memperluas persoalanpersoalan aljabar menjadi empat hubungan (tetranomial) dengan menambahkan pangkat dua yang sebelumnya tidak diketahui. Dia juga menemukan soal matematika yang sukar dipecahkan, yaitu bilangan A pangkat tiga ditambah bilangan B pangkat tiga, yang tidak mungkin sama dengan bilangan C pangkat tiga. Sedang astronomi yang sangat dijunjung tinggi di masyarakat Islam mengalami kemajuan lebih dari yang dicapai Ptolameios. Battani (928) dan Biruni ( ) mengadakan koreksi terhadap sejumlah pandangan Ptolameios, antara lain tentang garis edar bumi, harga tahap-tahap pergantian siang dan malam. Mereka berdua juga Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 169

175 Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Seni dalam Kehidupan Manusia menetapkan garis lintang bumi yang membentang dari utara-selatan, serta dipastikan jarak garis lintang satu ke yang lain selebar mil Arab Di dunia Islam juga dikembangkan alkimia, kendati kebanyakan diantara penemuannya berdasarkan percobaan yang sering mirip dengan percobaan trial dan error. Percobaan-percobaan tadi didorong oleh keinginan untuk membuat logam emas yang sangat berharga dalam zaman itu. Bermacam-macam bahan dicampur, dimasak dan sebagainya. Percobaan demikian merupakan percobaan kimia, dalam bahasa Arab disebut alkimia, dan permulaan ilmu kimia zaman modern ini. Tokoh yang pantas disebut di sini adalah Jabir Ibnu Hayyan (760) yang membuat klasifikasi penting yaitu: 1) benda-benda yang mudah menguap seperti sulpur, arsenic; 2) kumpulan benda logam dan 3) benda benda yang tidak masuk golongan 1 dan 2, sedangkan A1 Razi ( ) banyak mengadakan pecobaan kimia yang menghasilkan proses-proses penyulingan, pendinginan, pelarutan, kristalisasi, penguapan dan perembesan. Sedangkan bidang kedokteran sangat dikembangkan oleh Al Razi yang dalam Liberdede pentitiencia (latin) berhasil membedakan campak dari cacar, dan Ibn Sina (Avicena) ( ) mengarang buku Canon Of Medicine yang berpengaruh besar pada ilmu kedokteran di zaman skolastik. Dalam bukunya Comentari on the Anatomi in the Ibn Sina yang ditulis Ibn Al-Nafis, dikatakan bahwa darah mengalir dari serambi kanan jantung lewat pembuluh darah ke paru-paru dan setelah tercampur dengan udara lalu ke serambi kiri jantung. Disampung Ibn Sina sebagai ahli kedokteran, dia juga ahli filsafat yang mencoba menggabungkan ajaran Aristoteles dengan pemikiran neoplatonisme. Ahli filsafat yang lain adalah Ibn Rushd ( ) dengan nama latin Averoes. Dia banyak menulis komentar dan menterjemahkan karya Aristoteles. Di dunia Islam juga telah dikenal mekanika dan optika. Tokoh mekanika adalah Ibn Khosraw ( ) dan Al Kazini yang sudah tahu bagaimana menentukan berat jenis berbagai macam logam seperti emas, perak dll. Sedangkan tokoh optika adalah Ibn Al-Haitham ( ) yang sudah dapat membuat cermin cembung dan cekung untuk pelajari sifat-sifat pembiasan cahaya. Penemuan-penemuan didunia Islam di atas ternyata dibawa ke Eropa selama dan setelah perang salib, seakan menjadi bahan bakar baru bagi dunia ilmu pengetahuan barat yang telah kehabisan tenaga selama abad pertengahan. Setelah berakhirnya perang salib dunia barat memasuki zaman modern, yang dimulainya dengan zaman Renaissance. Pada bagaian kedua abad pertengahan ini terjadi kemajuan pesat dalam bidang filsafat yang tak boleh di lupakan yang kemudian terkenal dengan aliran Thonisme. Thomas Aquinas ( ) banyak mengembangkan filsafat Aristoteles lewat karya-karya yang telah dikembangkan oleh Ibn Rushd, disamping itu juga dia seorang ahli teologi yang terkenal antara lain dengan buku-bukunya Summa Contra Genties, Summa Gheotolae, dan de unitate intellectus, sontra after roistas, melawan pengikut-pengikut Ibn Rushd disamping Thomas masih ada sederetan filsuf lain seperti Albertus Agung ( ), Yohanes Scotus ( ), 170 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

176 Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Seni dalam Kehidupan Manusia 3) Zaman Modern a. Zaman Renaissance Sejarah ilmu pengetauan modern yang dimulai sejak zaman Renaissance. Untuk abad ini kita dapat mulai lebih dahulu dengan Roger Bacon ( ). Ia berpendapat bahwa pengalaman menjadi landasan utama untuk permulaan, dan merupakan ujian terakhir bagi semua pengetahuan dan ilmu pengetahuan. Matematika merupakan syarat mutlak untuk mengolah semua pengetahuan. Dengan pernyataan demikian Bacon meninggalkan pendapat zamannya, yang biasanya hanya menganalisis cara pemikiran dan pertimbangan-pertimbangan. Tokoh yang melangkah lebih maju adalah Leonardo Pisa (1170) seorang Italia yang ahli aljabar, yang terus menerus mengadakan penyelidikan sehingga akhirnya dapat menemukan tiga akar dari persamaan pangkat tiga. Ia juga memperkembangkan pemakaian angka Arab dalam sistem desimal serta penggunaan aljabar dalam perhitungan. Perkembangan ilmu pengetahuan mulai tampak lebih tegas dengan karya orang-orang seperti Copernicus, Galileo, dan Johannes Keppler. Karya-karya mereka terutama dalam lapangan astronomi, ilmu alam dan matematika. Copernicus ( ) terkenal karena mengajukan pendapat bahwa bumi dan planet-planet semuanya mengelilingi matahri; matahari menjadi pusat (prinsip heliosentris). Pendapat ini berlawanan dengan pendapat Hipparchus dan Ptolemaios, yang mempertahankan bumi sebagai pusat (prinsip geosentrisme). Pada tahun 1543 George Joachim menyusun sebuah buku tentang prinsip heliosentrisme dengan judul De Revotionibus Orbium Coelestium (Tentang Perputaran Alam Semesta). Rene Descrates ( ) adalah seorang filsuf yang terkenal dengan ucapannya Cogito ergo sum (oleh karena saya tahu saya berpikir, maka saya ada). Desarque ( ), Fermat ( ) dan Pascal. Desarque menemukan projective geometry, sedang Fermat seperti Descrates memperkembangkan orthogonal system. b. Abad ke-17 sampai 18 (Abad Klasik-Aufklarung) Abad ini memang abad di mana empirisme mendapat tempat penting dalam sejarah ilmu pengetahuan. Para sarjana percaya bahwa pengetahuan itu berasal dari pengalaman, sehingga pengenalan inderawi merupakan bentuk pengenalan yang paling jelas dan sempurna. John Locke berpendapat bahwa mula-mula rasio manusia harus dianggap as a white paper dan seluruh isinya berasal dari pengalaman. Di Prancis muncul tokoh-tokoh filsuf negarawan seperti Montesqieu dan Rousseau. Montesquieu menjadi terkenal dengan bukunya De I esprit des lois (1748) yaitu perihal suasana undang-undang, dan juga trias politica yang membagi kekuasaan menjadi tiga: legislatif, eksekutif dan yudikatif. Sedang Rousseau, selain sebagai pendidik dengan Emile, ou I education (1762) yang menguraikan pemikiran-pemikiran tentang pendidikan, juga sebagai ahli politik dan social yang dengan bukunya Contract social (1762) menguraikan bahwa negara itu merupakan suatu kontrak sosial : persetujuan yang dilakukan individu-individu untuk memungkinkan hidup bersama secara damai. Pada tahun 1687 Isaac Newton telah mendasarkan fisika klasik dengan bukunya Philosophiae naturalis prinsipia mathematica (ilmu poengetahuan alam berdasarkan prinsip matematika). Sejak saat itu ilmu pengetahuan berkembang pesat. Masih banyak Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 171

177 Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Seni dalam Kehidupan Manusia karya Newton lainnya, tetapi untuk keperluan ini hanya akan diajukan beberapa hal yang penting, yang dapat digolongkan dalam bidang: 1) Teori Gravitasi; 2) Perhitungan calculus; 3) Optika. Gottfried Wilhelm Leibniz ( ) hampir bersamaan waktunya dengan Newton juga menemukan perhitungan calculus. Perbedaannya dengan penemuan Newton hanya mengenai cara menyusun notasinya; yang dipakai sampai sekarang adalah notasi Leibniz dengan df/dx/dy. Sekitar tahun 1684, berturut-turut dipublikasikan berbagai formula mengenai perhitungan diferensial, yang kemudian disusul dengan perhitungan integral. Dalam bidang ilmu kimia muncul tokoh Joseph Black ( ) yang menemukan CO 2, tetapi tidak dapat memberikan keterangan yang pasti tentang penemuannya itu. Mengapa perkembangan ilmu kima agak lamban dibandingkan dengan ilmu pengetahuan matematika, astronomi dan fisika? Karena ilmu kimia sepenuhnya berdasarkan empiri, jadi berbeda dengan ketiga ilmu pengetahuan tersebut di atas. Setelah Black muncul Joseph Priestley ( ) yang menemukan sembilan macam hawa NO dan juga oksigen, yang antara lain dapat dihasilkan oleh tanaman. Oksigen ini dapat menyegarkan hawa yang tidak dapat lagi menunjang pembakaran. Di samping tokoh-tokoh di atas masih banyak tokoh ilmu pengetahuan lain seperti Immanuel Kant ( ), W.F. Hegel ( ) yang ahli dalam bidang filsafat; Hemilton, Morgan, George Boole, yang ahli dalam bidang logika. c. Abad ke-19 hingga sekarang Selama abad ke-19 industri maju pesat di Eropa sebagai akibat Revolusi Perancis. Kemajuan industri membwa akibat kemajuan dalam bidang-bidang lain seperti ekonomi, kesehatan, kesejahteraan, pendidikan, dan tentu penyelidikan ilmu pengetahuan dalam berbagai cabang. Abad ke-19 merupakan abad emas dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang sebelumnya belum jelas kini bermunculan seperti ilmu-ilmu sosial yang antara lain sosiologi, ekonomi, sejarah, ilmuilmu kemasyarakatan, kemanusiaan, jurnalistik, dll. Sehingga akhir abad ke-19 diterbitkan Encyclopaedia Britania yang memuat semua bidang ilmu pengetahuan. Kesenjangan penerapan ilmu pengetahun dan masyarkat mulai terasa karena cepatnya ilmu pengetahuan di satu pihak dan lambannya penerimaan masyarakat sebagai keseluruhan atas hasil-hasil praktis ilmu pengetahuan (teknologi). Akibat-akibat teknologi belum sempat dipikirkan sementara penerapan ilmu pengetahuan dengan berbagai industri menluncur amat cepat, itulah yang mengundang para sosiologi dan tokoh-tokoh ilmu sosial lainnya melancarkan protes-protes keras seperti Karl Marx 172 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

178 Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Seni dalam Kehidupan Manusia 1. Jelaskan Pengertian ilmu pengetahuan, seni, dan teknologi! 2. Ada yang beranggapan sains adalah bagian dari ilmu pengetahuan sebaliknya ada juga yang menyebutkan bahwa ilmu pengetahuan bagian dari sains, coba anda jelaskan mengapa hal ini terjadi? 3. Teknologi merupakan terapan dari ilmu, dan keduanya memerlukan sentuhan nilainilai seni dalam aplikasinya, mengapa? 4. Sebutkan tiga macam penggolongan teknologi yang sering dikemukakan para ahli! 5. Sebutkann ciri-ciri ilmu pengetahuan! Untuk dapat menjawab pertanyaan dalam latihan ini, coba and abaca kembali uraian terdahu, atau andapun dapat membaca rangkuman selanjutnya anda dapat mengeksplorasi lebih jauh dengan bahasa anda sendiri! Pengetahuan atau knowledge adalah hal tahu atau pemahaman akan sesuatu yang bersifat spontan tanpa mengetahui seluk beluknya secara mendalam. Ciri pengetahuan adalah tidak terbuka usaha bantahan atas dasar pengamatan dan pemeriksaan. Sedangkan ilmu pengetahuan atau science adalah pengetahuan yang bersifat metodis, sistematis, dan logis. Tteknologi adalah segenap keterampilan manusia menggunakan sumbersumber daya alam untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya dalam kehidupan. Secara lebih umum dapatlah bahwa teknologi merupakan suatu sistem penggunaan berbagai sarana yang tersedia untuk mencapai tujuan-tujuan praktis yang ditentukan. Seni adalah keahlian membuat karya yang bermutu (dilihat dari segi kehalusannya, keindahannya, dsb), seperti tari, lukis, ukir, dan sebagainya Proses sistematisasi pengetahuan menjadi ilmu pengetahuan biasanya melalui tahap-tahap sebagai berikut: a. Tahap perumusan pertanyaan sebaik mungkin, b. Merancang hipotesis yang mendasar dan teruji, c. Menarik kesimpulan logis dari pengandaian-pengandaian, d. Merancang teknik mentes pengandaian-pengandaian, e. Menguji teknik itu sendiri apakah memadai dan dapat diandalkan, f. Tes itu sendiri dilaksanakan dan hasil-hasilnya ditafsirkan, g. Menilai tuntutan kebenaran yang diajukan oleh pengandaianpengandaian itu serta menilai kekuatan teknik tadi, Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 173

179 Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Seni dalam Kehidupan Manusia Ada tiga macam teknologi yang sering dikemukakan oleh para ahli, yaitu a. Teknologi Modern b. Teknologi Madya c. Teknologi Tradisional Adapun perkembangan ilmu pengetahuan dapat kita bagi menjadi 3 zaman, yaitu (1) zaman Purba, (2) Zaman Yunani-Romawi, (3) Zaman Moderen Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling benar! 1. Proses mencari kebenaran serta mencari jawaban atas persoalan-persoalan secara sistematik, disebut pendekatan : a. manusiawi d. edukatif b. saintifik e. masalah c. ilmuwan 2. Istilah technikos, berarti : a. cerdik cendekia d. terampil b. teknorat e. terdidik c. ilmuwan 3. Tiga jenis penggolongan teknologi menurut para ilmuwan, yaitu : a. Moderen, alamiah, tradisional b. Moderen, utama, madya c. Moderen, madya, menengah d. Moderen, madya, tradisional e. Moderen, Ilmiah, tradisional 4. Seni adalah produk sosial, hal ini dikemukakan oleh : a. J.P. Coen d. Kohlberg b. Janet Woll e. Picasso c. Durkheim 5. Istilah sains dalam bahasa Inggeris : a. seins d. sienz b. sains e. scyense c. science 174 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

180 Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Seni dalam Kehidupan Manusia 6. System of natural members sudah ditemukan pada jaman : a. zaman purba d. zaman renaissance b. zaman Yunani-Romawi e. zaman pencerahan c. zaman moderen 7. Seorang filsup yang juga ahli bidang matematika adalah : a. Aristoteles d. Newton b. Plato e. Kelsen c. Arcimedeus 8. Sejarah ilmu pengetahuan moderen di mulai pada zaman : a. zaman batu d. zaman renaissance b. zaman purba e. zaman Yunani-Romawi c. zaman moderen 9. Proses pengetahuan menjadi ilmu pengetahuan dimulai dengan merumuskan : a. dalil-dalil d. pembuktian b. rumus-rumus e. penyebarluasan c. permasalahan 10.Adanya kesenjangan antara penerapan ilmu dengan teknologi dikarenakan oleh: a. Kurang adanya inovasi teknologi b. Lambatnya perkembangan ilmu c. Lambatnya masyarakat menerima teknologi d. Budaya yang tidang mendukung e. Negara yang tidak mendukung Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 175

181 Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Seni dalam Kehidupan Manusia Cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif 1 yang ada pada bagian belakang bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1 Rumus: Jumlah Jawaban Anda yang benar Tingkat Penguasaan = x 100 % 9 Arti Tingkat Penguasaan : 90 % % = Baik Sekali 80 % - 89 % = Baik 70 % - 79 % = Cukup < 69 % = Kurang Kalau Anda mencapai tingkat penguasaan 80 % ke atas, Anda telah berhasil menyelesaikan kegiatan pembelajaran ini. Bagus! Akan tetapi apabila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum anda kuasai. 176 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

182 Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Seni dalam Kehidupan Manusia MAKNA SAINS/ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI DAN SENI BAGI MANUSIA 1. Makna IPTEKS Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dapat mendatangkan kemakmuran materi dan spesialisasi dari ilmu itu sendiri. Adanya perkembangan ilmu pengetahuan alam dan teknologi menimbulkan cabang ilmu pengetahuan baru antara lain : teknik modern, teknologi hutan, teknologi gedung (metalurgi), teknologi transportasi, dan lain-lain. Begitupula dalam perkembangan ilmu sosial terdapat hibrida dalam berbagai disiplin ilmu seperti psikologi social, geopolitik, komunikasi politik, dan lain-lain. Dengan menggunakan cabang-cabang ilmu pengetahuan baru tersebut, kita dapat memperoleh hasil, misalnya : Penggunaan teknik nuklir, orang dapat membuat reaktor nuklir yang dapat menghasilkan zat-zat radio aktif, dimana zat ini dapat dimanfaatkan untuk maksud damai. Misalnya untuk keperluan bidang kesehatan (sinar rontgen), di bidang pertanian untuk memperbaiki bibit, untuk mendapatkan energi tinggi. Penggunaan teknologi hutan, seperti kita ketahui, hutan mempunyai banyak fungsi kertas, industri kayu lapis/ bahan bangunan, berfungsi untuk tempat penyimpanan air, objek pariwisata, dan lain-lain. Sudah menjadi sifat umum dari manusia bila telah terpenuhi satu keinginan maka akan timbul keinginan yang lain atau menambah apa yang telah tercapai, dan setiap orang tidak ingin mengalami kesulitan, tetapi setiap orang akan berusaha dalam setiap langkah untuk mendapatkan kemudahan. Kemudahan itu didapatkan antara lain dengan penerapan perkembangan ilmu pengetahuan alam dan teknologi. Misalnya antara lain: Dengan teknik modern, dari teknik mengendalikan aliran air sungai, petani mendapatkan kemudahan dalam memperoleh air. Bendungan dapat dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik. Alat rumah tangga elektronik mempermudah ibuibu rumah tangga dala melaksanakan tugasnya. Dengan teknik modern dapat dibuat bermacam-macam media pendidikan, seperti OHP, slide, film strip, TV, dll. Yang dapat mempermudah para pendidik dalam melaksanakan tugasnya. Pengetahuan dan teknologi memungkinkan terjadinya perkembangan keterampilan dan kecerdasan manusia. Hal ini karena dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan : a. Tersedianya sarana dan prasarana penunjang kegiatan ilmiah. b. Meningkatkannya kemakmuran materi dan kesehatan masyarakatnya. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 177

183 Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Seni dalam Kehidupan Manusia Perkembangan teknologi semakin cepat dan rumit. Istilah nanoteknologi sekarang mulai popular di masyarakat. Teknologi ini bahkan sekarang menjadi tren riset dunia, khususnya negara-negara maju. Eropa dan Amerika merupakan pelopor dalam investasi risek di bidang teknologi tersebut., diikuti Australia, Kanada dan negara-negara Asia, seperti Jepang, Korea, Taiwan, RRC dan Singapura. Istilah nanoteknologi pertama kali diperkenalkan oleh peneliti Jepang Norio Taniguchi pada tahun Nanoteknologi adalah teknologi yang mampu mengerjakan dengan ketepatan lebih kecil dari satu micrometer (seperjuta meter). Pengertian yang terkandung dalam kata nanoteknologi yang berkembang saat ini lebih dari sekedar miniaturisasi dalam skala nanometer (sepermiliar meter), tetapi istilah dari teknologi dengan aplikasi yang sangat luas melingkupi hampir di seluruh kehidupan manusia. Suatu nanoteknologi yang hingga saat ini masih menimbulkan kontoversi adalah cloning dan modifikasi genetika. Pada Modul ini masalah cloning akan dibahas tersendiri. Demikian dengan kemampuan akal yang dimiliki manusia perkembangan ilmu dan teknologi semakin cepat, hanya dilain sisi dampak yang ditimbulkannya haruslah dipikirkan agar teknologi yang awalnya sebagai alat bantu manusia dikhawatirkan justru akan merusak manusia. 2. IPTEK dan Nilai Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bergerak sangat cepat, sehingga perlu ditanggapi dan dipersiapkan dalam menghadapinya sesuai dengan kebutuhan pembangunan. Dalam menghadapi IPTEK masyarakat Indonesia harus memiliki kemampuan untuk beradaptasi dan memanfaatkannya. Dalam menghadapi era teknologi modern dan industrialisasi, maka dituntut adanya keahlian untuk menggunakan, mengelola dan senantiasa menyesuaikan dengan teknologi-teknologi dan ilmu pengetahuan yang baru. Selain itu sikap mental dan nilai hidup yang harus mengarah terhadap nilai tersebut. Kesadaran yang timbul di negara barat mengenai akibat-akibat yang ditimbulkan teknologi memang dapat di mengerti. Mereka mulai mempersoalkan nilai-nilai yang dipakai oleh masyarakat di negara berkembang sebaiknya dapat dimanfaatkan. Oleh karena itu perlu sekali negara berkembang mempercepat proses pemindahan teknologi. Hal itu hanya dapat berjalan jika negara tersebut masyarakatnya telah dapat memanfaatkan teknologi yang dikembangkan di Negara maju dan dipakai oleh negara yang sedang berkembang. Namun dipihak lain baik di negara maju, maupun negara berkembang akan merasa bahwa teknologi hanya menghabiskan sumber-sumber daya alam, pembawa polusi atau pencemaran dan mengakibatkan terjadinya pengangguran. Teknologi dapat membawa bencana, sebaliknya juga telah terbukti bahwa bagi mereka yang dapat memanfaatkannya, teknologi tersebut dapat menolong mereka dalam meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Teknologi mempunyai dua komponen utama yaitu : a. A hardware aspect, meliputi peralatan yang memberikan bentuk pola teknologi sebagai objek fisikal atau material. 178 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

184 Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Seni dalam Kehidupan Manusia b. A software aspect, meliputi sumber informasi yang memberikan penjelasan mengenai hal-hal peralatan fisik atau material tersebut. Dalam menghadapi perkembangan budaya manusia dengan perkembangan Ipteks yang sangat pesat, dirasakan perlu mencari keterkaitan antara system nilai dan norma-norma dengan perkembangan tersebut. Menurut Ghulsyani (1995), dalam menghadapi perkembangan Ipteks ilmuwan dapat dikelompokan dalam tiga kelompok: a. Kelompok yang menganggap Ipteks moderen bersifat netral dan berusaha melegitimasi hasil-hasil Ipteks moderen dengan mencari aturan-aturan yang sesuai. b. Kelompok yang bekerja dengan Ipteks moderen, tetapi juga mempelajari sejarah dan filsafat ilmu agar dapat menyaring elemen-elemen yang tidak baik bagi kemanusiaan dan moral manusia c. Kelompok yang percaya adanya Ipteks yang baik, bermoral, berketuhanan dan berusaha membangunnya. Demikian, perkembangan ipteks hendaknya dilandasi dengan nilai-moral kemanusiaan karena iptek diciptakan sebagai pemanfaatan anugerah terbesar yang dimiliki manusia yaitu akal pikirannya, sehingga manusia akan lebih mendekatkan dirinya dengan penciptanya. 3. Manusia sebagai Subjek dan Objek IPTEK Berkat kemajuan ilmu dan teknologi manusia dapat menciptakan alat-alat serta perlengkapan yang canggih untuk berbagai kegiatan, sehingga dalam kegiatan kehidupannya tersedia berbagai kemudahan. Hal ini memungkinkan manusia dapat melakukan kegiatan dengan lebih efektif dan efisien. Dengan ilmu dan teknologi tumbuhlah berbagai industri yang hasilnya dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang, antara lain : a.. Dalam bidang pertanian, peternakan dan perikanan 1) Mampu menciptakan alat pertanian yang maju seperti traktor, alat pemotong dan penanam, alat pengolah hasil pertanian, dan alat penyemprot hama. Dengan alat-alat tersebut diharapkan manusia dapat menggunakan waktu dan tenaga lebih efektif dan efisien. 2) Produksi pupuk buatan dapat membantu menyuburkan tanah, demikian juga dengan produksi pestisida dapat memungkinkan pemberantasan hama lebih berhasil, sehingga produksi pangan dapat ditingkatkan. 3) Teknik-teknik pemuliaan dapat meningkatkan produksi pangan. Dengan teknik pemuliaan yang semakin canggih dapat ditemukan bibit unggul seperti jenis padi VUTW (varietas unggul tahan wereng), kelapa hibrida, ayam ras, ayam broiler, sapi perah dan bermacam-macam jenis unggul lainnya. 4) Teknik mutasi buatan dapat menghasilkan buah-buahan yang besar serta tidak berbiji. 5) Teknologi pengolahan pasca panen, seperti pengalengan ikan, buah-buahan, daging dan teknik pengolahan lainnya. 6) Budidaya hewan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan manusia Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 179

185 Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Seni dalam Kehidupan Manusia b. Dalam bidang kedokteran dan kesehatan Dengan hasilnya manusia menciptakan alat-alat operasi mutakhir, bermacam-macam obat, penggunaan benda radioaktif untuk pengobatan dan mendiagnosis berbagai penyakit, sehingga berbagai penyakit dapat dengan segera di sembuhkan. Dan dapat menurunkan angka kematian dan mortalitas. Contoh obat yang mengandung unsur radioaktif adalah isoniazid yang mengandung c radioaktif, sangat efektif dan menyembuhkan penyakit TBC. c. Dalam bidang telekomunikasi Manusia telah membuat televisi, radio, telepon yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan cepat dalam waktu yang singkat manusia dapat memperoleh informasi dari daerah yang sangat jauh, sehingga penggunaan waktu sangat efisien. d.dalam bidang pertahanan dan keamanan Manusia telah mampu menciptakan alat atau persenjataan yang sangat canggih, sehingga dapat mempertahankan keamanan wilayahnya dengan baik. Sayangnya senjata itu digunakan secara semena-mena. d. Dampak penyalahgunaan IPTEK bagi Kehidupan Teknologi diciptakan manusia untuk membantu meringankan segala aktivitas kehidupannya demi kesejahteraan manusia itu sendiri. Banyak sekali pemanfaatan teknologi yang berguna bagi kehidupan manusia, sebagaimana telah dijelaskan. Namun sebaliknya Ipteks juga akan berdampak buruk apabila manusia justru menyalahgunakannya. Disamping memudahkan aktivitas manusia dalam memperjuangkan kelanjutan hidupnya kemajuan teknologi juga mempermudah perbuatan jahat, apabila manusia menyalahgunakannya, contohnya kendaraan bermotor memudahkan perampokan, seringkali kita lihat penjambretan dilakukan perampok sambil mengendarai motor, atau kendaraan lebih memudahnya membawa barang-barang hasil perampokan serta menjualnya ditempat yang jauh dari tempat dimana barang-barang tersebut dirampok. Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi disamping menambah pengetahuan yang luas, juga berdampak negatif, seperti televisi, film, internet dan sebagainya menyebarkan gaya hidup ideal dan konsumtif. Acara televisi yang tidak bermoraal membentuk suatu generasi yang tidak bermoral. Nilai-nilai dan etika kesopanan seakan hilang begitu saja. Pornografi dan pornoaksi dan tayangan lain yang tidak mendidik membentuk individu-individu menjadi tidak beradab. Kemajuan teknologi transfortasi memajukan perjalanan banyak orang ke seluruh pelosok dunia (terutama negara-negara maju). Mereka itu yang melakukan travel dan menyebarkan gaya hidup barat sehingga menimbulkan imperialisme budaya di negara-negara dunia ketiga seperti Indonesia. Imperialisme budaya itu berbarengan dengan imperialisme media massa. Cara pemberitaaan, siaran hiburan televisi, perilaku penyiaran, stanadar program siaran dan isi media cetak mencontoh atau dipengaruhi system media barat. Cara berpakaian perempuan meniru gaya barat yang dinamakan global life style. 180 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

186 Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Seni dalam Kehidupan Manusia Kemajuan dalam mengetahui kemampuan kognitif dan kesehatan manusia secara genetika membantu pendidikan dan program penyembuhan. Tetapi dapat disalahgunakan untuk mendiskriminasikan manusia dengan keterbatasan tertentu dan memperuncing permasalahan social, modifikasi terhadap organisme juga dapat mengarah pada pembuatan senjata biologi. Disamping hal-hal tersebut diatas, Permasalahan yang timbul akibat dari adanya kemajuan teknologi adalah adanya dampak-dampak negatif yang disebabkan oleh kemajuan teknologi tersebut diantaranya : 1. Nuklir Meledaknya bom di Hirosima dan Nagasaki mengakhiri perang dunia ke-2. akhirnya perang untuk menghentikan kekejaman, penghancuran, dan pengrusakan. Pada waktu itu banyak korban berjatuhan, tetapi kejadian tidak berhenti di situ, karena radiasi akibat senjata nuklir masih dapat dirasakan sampai sekarang. Penyebabnya adalah debu-debu radioaktif yang berasal dari bom nuklir serta reaktor-reaktor atom. Bahaya yang ditimbulkan adalah radiasi yang ditimbulkan oleh sinar alpha, beta dan gamma, serta partikel neutron kainnya hasil pembelahan inti. Efek yang ditimbulkan oleh radioaktif adalah terjadinya perubahan struktur zat serta pola reaksi kimianya, sehingga merusak sel tubuh. Bila hal ini terjadi pada gen maka gen akan menyebabkan terjadinya mutasi gen yang berakibat kanker. 2. Polusi Adanya bahan polusi atau polutan dapat merusak lingkungan. Timbulnya pencemaran tentu erat kaitannya atau disebabkan oleh berbagai aktifitas manusia antara lain : a. Kegiatan-kegiatan industri, dalam bentuk limbah, zat-zat buangan berbahaya seperti logam-logam berat, zat radioaktif, air buangan panas. Juga dalam bentuk kepulan asap, kebisingan suara. b. Kegiatan pertambangan, berupa terjadinya kerusakan instalasi, kebocoran, pencemaran buangan-buangan penambangan, pencemaran udara dan rusaknya lahan-lahan akibat pertambangan. c. Kegiatan transportasi, berupa kepulan asap, naiknya suhu udara kota, kebisingan dari kendaraan bermotor, tumpahan-tumpahan bahan bakar kendaraan bermotor terutama minyak bumi dari kapal tanker. d. Kegiatan pertanian, terutama akibat dari residu pemakaian zat-zat kimia yang memberantas hama seperti insektisida, pestisida, herbisida, demikian pula dengan pupuk organik. Suatu zat dikatakan polutan bila : a. Kadarnya melebihi batas normal b. Berada pada tempat yang tidak semestinya c. Berada pada waktu yang tidak tepat Sifat-sifat polutan antara lain : a. Merusak untuk sementara, dan setelah bereaksi dengan zat lingkungannya tidak merusak lagi b. Merusak setelah jangka waktu tertentu Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 181

187 Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Seni dalam Kehidupan Manusia Bencana polusi dapat dibagi menjadi 4 : a. Yang langsung menganggu kesehatan manusia b. Efek tak langsung pada manusia, misalnya efek korosit dari polusi udara atas gedunggedung. c. Efek langsung yang mengancam kualitas kehidupan manusia, seperti onggokan pupuk kandang dan selokan mampet. d. Efek tak langsung terhadap masyarakat, misalnya usaha pertambangan minyak bumi di wilayah lepas pantai, penebangan hutan yang berlebihan Pencemaran lingkungan dapat berupa : a. Pencemaran air tanah b. Pencemaran udara c. Pencemaran suara d. Pencemaran benda-benda radioaktif Keempat pencemaran ini akan kita bahas satu persatu, sebagai berikut : a. Pencemaran air dan tanah, dapat berasal dari : 1) Zat kimia seperti limbah industri, pupuk buatan, dan deterjen, dapat berakibat buruk terhadap tanaman dan tumbuhan serta organisme lainnya. 2) Sampah plastik tidak dapat hancur, sehingga menurunkan porositas tanah. 3) Zat-zat limbah industri. 4) Berbagai sampah organik yang di buang ke sungai, kolam atau parit akan mengalami pembusukan. Untuk proses ini bakteri pembusuk memerlukan banyak O 2. 5) Terjadinya pembusukan yang berlebihan di perairan akan menyebabkan terjadinya penimbunan senyawa. 6) DDT merupakan insektisida yang dahulu banyak digunakan petani untuk memberantas hama tanaman dan serangga penyebar penyakit lainnya. Sifar-sifat DDT : (1) Bila masuk ke dalam tubuh organisme tidak dapat diuraikan lagi. (2) Larut dalam lemak dan dapat berpindah ke organisme lainnya melalui aliran materi dalam rantai makanan. (3) Dapat merusak jaringan. (4) Bila masuk ke tubuh dapat menghambat proses pengapuran cangkang telur. (5) Dapat menimbulkan kelelahan dan kejang-kejang otot. b. Pencemaran Udara Pencemaran udara terutama disebabkan oleh pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna dari pabrik, minyak, batubara, dan lain sebagainya. Asap rokok juga merupakan polutan, baik bagi si perokok sendiri maupun orang-orang disekitarnya. Gas-gas yang merupakan pencemar udara adalah CO, CO 2, NO, NO 2, SO, dan SO Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

188 Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Seni dalam Kehidupan Manusia c. Polusi Suara Penyebabnya adalah suara yang bising terus menerus. Satuan kekuatan suara adalah desibel (db). Percakapan normal = 40 db - Keributan = 80 db - Suara kereta api = 95 db - Mesin motor 5 PK = 105 db - Petir = 120 db - Pesawat jet lepas landas = 150 db Suara berkekuatan 80 db sudah menimbulkan gangguan. Gangguan yang timbul terutama pada sistem pendengaran yang selanjutnya dapat mempengaruhi sistem lainnya, seperti : - perubahan tekanan darah - perubahan denyut nadi - konstraksi perut, gangguan jantung, stress, dll d. Pencemaran Sosial dan budaya Kemajuan teknologi pada kota-kota besar sangat berpengaruh sekali terhadap kehidupan di kota, kemajuan kehidupan di kota-kota besar membawa pengaruh yang sangat cepat terhadap kehidupan di pedesaan. Penduduk di pedesaan ingin mengikuti dan merasakan hasil kemajuan tersebut. Hal ini dalam satu segi membawa pengaruh yang kurang baik yaitu penduduk pedesaan menjadi konsumtif adanya perubahan kebudayaan yang kurang baik terhadap para muda-mudinya. Urbanisasi yang tak terkendali, sebagai akibat pembangunan yang hanya berpusat pada daerah-daerah tertentu, menyebabkan daerah tujuan sarat dengan berbgai permasalahan, antara gaya hidup, sampah, kriminalitas, dan sebagainya. e. Klonasi/kloning Dengan kemajuan dalam bidang genetika dan biologi reproduksi, maka dimungkinkan rekayasa duplikasi atau multiplikasi manusia secara sexual dengan klonasi. Tujuan klonasi dapat dirangkum seperti tersebut di bawah ini : 1) Memberi anak yang baik pada pasangan yang tidak mempunyai anak 2) Menyediakan jaringan atau organ fetus untuk transplantasi 3) Mengganti anak yang mati muda dengan anak yang sama ciri-cirinya 4) Sebagai bagian dari eugenetika positif dengan membuat genotipus yang dianggap unggul sebanyak-banyaknya. 5) Merealisasi teori dan memuaskan rasa ingin tahu ilmiah 6) Memperoleh sampel dengan genotipus yang sama untuk penelitian, misalnya tentang peran relatif pengaruh lingkungan dan genetika pada genotipus manusia. 7) Memperoleh orang dalam jumlah banyak untuk pekerjaan yang sama dengan ciriciri tertentu. Namun ada pula dampak yang kurang baik yaitu dengan karena hal-hal tersebut diatas banyak yang belum menyetujui dan banyak yang menentang akan adanya cloning tersebut, selain itu pada segi agama pun sudah barang tentu bertentangan, karena kita menentang akan kodrat kita sendiri, bagaimanapun manusia sebagai mahkluk Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 183

189 Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Seni dalam Kehidupan Manusia ciptaan-nya tidak akan mampu menandingi sang pencipta-nya. Jika wewenang cloning jatuh ke tangan diktaktor, ia dapat berbuat macam-macam yang merugikan spesies manusia dalam jangka panjang. Dengan demikian riset aflikasi dalam b idang biomedik seperti cloning masih menimbulkan perdebatan moral dan etika bahkan agama. f. Efek rumah kaca Efek rumah kaca ini disebabkan oleh adanya pencemaran udara yang banyak mengandung zat-zat yang dapat merubah suhu udara. Karena dengan adanya pencemaran udara akan menyebabkan pemanasan global, yaitu dengan adanya efek rumah kaca. Yang dimana dengan adanya efek rumah kaca ini sinar ultra violet yang dapat membahayakan manusia tidak akan disaring lagi oleh lapisan ozon, sehingga akan langsung menuju bumi dan selanjutnya akan diam dan bersikulasi di bumi, begitu seterusnya. Dampak global dari riset ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung akan melanda seluruh dunia, termasuk Indonesia. Kehidupan dan kebudayaan masyarakat Indonesia akan berubah dengan teknologi tersebut dalam semua segi kehidupan baik social, ekonomi, politik, lingkungan, etika maupun moral. Tidak hanya perguruan tinggi maupun lembaga riset yang menjadi pelaku utama dalam perencanaan dan pengembangan suatu teknologi. Ada pelaku lain yang harus berpartisipasi yaitu pemerintah, industri, investor dan masyarakat sebagai pengguna teknologi. Perguruan tinggi dan lembaga riset mengemban tanggung jawab untuk memberi informasi yang tepat tentang arah dan kebijakan riset yang baik dan bermanfaat bagi kemajuan dan kemakmuran suatu negara. Pengkajian terhadap dampaknya, para ilmuwan social dan humaniora termasuk didalamnya para seniman berperan penting dalam memilih dan memilah aplikasi teknologi yang akan berkembang di Indonesia. Karena, disamping dampak-dampak yang bersifat umum, terdapat dampak yang bersifat khusus untuk suatu negara yang bergantung kepada berbagai aturan main, situasi dan kondisi social budaya negara yang bersangkutan. Di Indonesia, mengenai ini sudah diatur dalam Undang-undang Dasar 1945, pasal 31 ayat 5 yang menyatakan bahwa : Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia. Dengan demikian, konstitusi tertulis kita telah menegaskan bahwa tidak semua teknologi dapat dikembangkan di Indonesia jika tidak sesuai dengan nilai-nilai yang di anut negara dan masyarakat Indonesia. Namun demikian kecanggihan teknologi informasi kadangkala dapat menembus aturan yang ada di suatu negara, artinya halhal yang tidak boleh oleh negara pada kenyataannya dilakukan oleh warganya, misalnya Indonesia tidak membolehkan cloning, tetapi dengan teknologi informasi dan transfortasi warga negara Indonesia memungkinkan melakukan cloning di negara lain. Callahan dalam Zubair (1997) membedakan teknologi dalam lima tipe. Klasifikasi ini dimaksudkan untuk melihat potensi berbagai teknologi sekaligus memahamidampaknya atas kehidupan manusia. Kelima teknologi tersebut adalah : 1) Teknologi konservasi : membantu kita menyesuaikan diri dengan alam dan bertahan hidup dalam aneka macam lingkungan; 184 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

190 Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Seni dalam Kehidupan Manusia 2) Teknologi perbaikan, yang memungkinkan kita memeuhi kebutuhan atau melampaui batas kemampuan alamiah; 3) Teknologi implikasi; bertujuan membantu dan implementasi teknologi-teknologi lain misalnya computer. 4) Teknologi destruktif, dirancang dengan maksud utama penghancuran. Teknologi ini dapat mencapai tujuannya melalui manipulasi kontrol atau hanya dengan kemampuan memusnahkan; 5) Teknologi kompensatoris, teknologi yang digunakan untuk membantu menangani dampak teknologi lain atas kehidupan manusia. Dengan melihat klasifikasi teknologi tersebut tentu saja kita harus dapat memilih dan memilah dalam pemanfaat dan penggunaan teknologi bagi kemaslahatan umat manusia. Dimensi moralitas dan pemanfaatan teknologi seharusnya mendukung manusia untuk lebih menyadari sebagai mahluk Ciptaan Tuhan, mahluk sosial dan mahluk yang berbudaya. Jawablah pertanyaan berikut! 1. Jelaskan hubungan Pengetahuan, Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni! 2. Jelaskan mengapa pengetahuan dan teknologi memungkinkan terjadinya perkembangan keterampilan dan kecerdasan manusia! 3. Jelaskan dua komponen utama dari teknologi! 4. Mengapa manusia disebut objek sekaligus subjek teknologi! 5. Berilah contoh dan jelaskan dampak penyalahgunaan Ipteks oleh manusia! Sebagaimana latihan sebelumnya, sebelum menjawab pertanyaan tersebut bacalah kembali uraian dalam modul ini atau paling tidak bacalah rangkumannya. Anda dapat menjawab beberapa defenisi menurut sumber bacaan lain dan anda juga harus dapat menjelaskan makna, manfaat serta dampak perkembangan IPTEKS sebagaimana yang anda rasakan dan anda ketahui. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 185

191 Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Seni dalam Kehidupan Manusia Pengetahuan dan teknologi memungkinkan terjadinya perkembangan keterampilan dan kecerdasan manusia. Hal ini karena dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan : a. Tersedianya sarana dan prasarana penunjang kegiatan ilmiah. b. Meningkatkannya kemakmuran materi dan kesehatan masyarakatnya. Dalam menghadapi era teknologi modern dan industrialisasi, maka dituntut adanya keahlian untuk menggunakan, mengelola dan senantiasa menyesuaikan dengan teknologi-teknologi dan ilmu pengetahuan yang baru. Selain itu sikap mental dan nilai hidup yang harus mengarah terhadap nilai tersebut. Teknologi diciptakan manusia untuk membantu meringankan segala aktivitas kehidupannya demi kesejahteraan manusia itu sendiri. Banyak sekali pemanfaatan teknologi yang berguna bagi kehidupan manusia, sebagaimana telah dijelaskan. Namun sebaliknya Ipteks juga akan berdampak buruk apabila manusia justru menyalahgunakannya. Dampak penyalahgunaan teknologi antara lain menyebabkan, terorisme bom, polusi, gaya hidup kebarat-baratan (westernisasi), dan sebagainya Callahan dalam Zubair (1997) membedakan teknologi dalam lima tipe. Klasifikasi ini dimaksudkan untuk melihat potensi berbagai teknologi sekaligus memahamidampaknya atas kehidupan manusia. Kelima teknologi tersebut adalah: 1) Teknologi konservasi : membantu kita menyesuaikan diri dengan alam dan bertahan hidup dalam aneka macam lingkungan; 2) Teknologi perbaikan, yang memungkinkan kita memeuhi kebutuhan atau melampaui batas kemampuan alamiah; 3) Teknologi implikasi; bertujuan membantu dan implementasi teknologiteknologi lain misalnya computer. 4) Teknologi destruktif, dirancang dengan maksud utama penghancuran. Teknologi ini dapat mencapai tujuannya melalui manipulasi kontrol atau hanya dengan kemampuan memusnahkan; 5) Teknologi kompensatoris, teknologi yang digunakan untuk membantu menangani dampak teknologi lain atas kehidupan manusia. 186 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

192 Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Seni dalam Kehidupan Manusia Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling benar! 1. Teknologi mempunyai dua komponen utama yaitu : a. konstruktif dan destruktif d. hardware dan konstruct b. hardware dan software e. inovasi dan rekayasa c. kompensatoris dan konservasi 2. Kemajuan teknologi melahirkan apa yang disebut nanoteknologi, berdasarkan asal katanya mengandung arti: a. seperjuta meter d. sepermiliar kubik b. sepermiliar meter e. seperjuta meter. c. seperjuta kubik 3. Teknologi yang membantu kita untuk melestarikan alam disebut teknologi : a. inovasi d. apresiasi b. konservasi e. reposisi c. renovasi 4. Salah satu dampak negatif perkembangan iptek adalah timbulnya gaya hiidup kebarat-baratan, yaitu : a. modernisasi d. lifestyle b. funkinisasi e.fashionisasi c. westernisasi 5. Teknologi yang dapat membantu menanggulangi dampak teknologi lain atas kehidupan manusia, adalah : a. kompensatoris d. fragmentaris b.konservasi e. inventaris c. inovasi 6. Berikut yang bukan merupakan ciri-ciri teknologi moderen adalah : a. padat karya d. menggunakan bahan impor b. padat modal e. hasil penelitian c. mekanik elektris 7. Sementara cirri utama teknologi madya, yaitu : a. padat karya d. komputerisasi b. padat modal e.bantuan luar negeri c. mekanik elektris Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 187

193 Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Seni dalam Kehidupan Manusia 8. Komponen teknologi yang meliputi peralatan yang memberikan bentuk pola teknologi sebagai objek fisikal atau material, disebut : a. nanoteknologi d. software aspect b. bioteknologi e.natural aspect c. hardware aspect 9. Yang bukan menjadi penanggung jawab moral perkembangan hasil-hasil riset teknologi adalah : a. Perguruan Tinggi d. Pemerintah b. Lembaga riset e. Sukarelawan c. Industri 10. Hal yang harus dipegang teguh oleh manusia sebagai objek dan subjek teknologi agar dapat menekan penyalahgunaan teknologi adalah : a. nilai dan moral d. moral dan motivasi b. nilai dan aplikasi e. nilai dan kebiasaan c. moral dan aktivitas Cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif 2 yang ada pada bagian belakang bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi Kegiatan Belajar 32 Rumus: Jumlah Jawaban Anda yang benar Tingkat Penguasaan = x 100 % 10 Arti Tingkat Penguasaan : 90 % % = Baik Sekali 80 % - 89 % = Baik 70 % - 79 % = Cukup < 69 % = Kurang Kalau Anda mencapai tingkat penguasaan 80 % ke atas, Anda telah berhasil menyelesaikan bahan belajar mandiri ini. Bagus! Akan tetapi apabila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum anda kuasai. 188 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

194 Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Seni dalam Kehidupan Manusia KUNCI JAWABAN Tes Formatif 1 1. b. 2. b. 3. b. 4. c. 5. a. 6. a. 7. a. 8. c. 9. e. 10.e. Tes Formatif 2 1. b. 2. d. 3. d. 4. b. 5. c. 6. a. 7. b. 8. d. 9. c. 10.c Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 189

195 Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Seni dalam Kehidupan Manusia GLOSARIUM Hardware Knowledge Nanoteknologi Polutan Sofware Sains Seni (art) Teknologi : Bagian dari Teknologi yang disebut perangkat keras. : Pengetahuan : adalah teknologi yang mampu mengerjakan dengan ketepatan lebih kecil dari satu micrometer (seperjuta meter). : bahan polusi (pencemaran) dapat merusak lingkungan. : Bagian dari teknologi yang disebut perangkat lunak : dari istilah Inggeris Science berasal dari kata : sienz,ciens, cience, syence, scyence, scyense, scyens, scienc, sciens, scians, dapat dipersamakan dengan istilah ilmu pengetahuan : bersangkut paut dengan keindahan dan kehalusan manusia : berasal dari kata techne dan logia. Kata Yunani kuno techne berarti seni kerajinan. Dari techne kemudian lahirlah perkataan technikos yang berarti seseorang yang memiliki keterampilan tertentu. 190 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

196 Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Seni dalam Kehidupan Manusia DAFTAR PUSTAKA Adisusilo, Sutarjo, Problematika Perkembangan Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta : Yayasan Kanisius Ahmadi, Abu, 1997, Ilmu Sosial Dasar, Ed.Baru, Jakarta : Rineka Cipta Elly.M.Setiadi, dkk, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Jakarta : Kencana Prenada Media Group Foster, Bob, Fisika, Jakarta : Erlangga Modul Acuan Proses Pembelajaran MBB, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Ilmu Kealaman dasar, Jakarta :Depdiknas, Dikti Salim, Peter, The Contemporary English Indonesia Dictionary, Jakarta : Modern English Press Soerjono Soekanto, 1986, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : Rajawali Sumarsono, S, dkk Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama Otto, Max.C.1949, Science and The Moral Life. New York : The American Lobrary of World Literarure. Nursyid Sumaatmadja, 2002, Pendidikan Pemanusiaan Manusia Manusiawi, Bandung : Alfabeta Tim MKDU UPI, 2005 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi, Bandung : Value Press Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 191

197 Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Seni dalam Kehidupan Manusia 192 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi

198 INTERAKSI MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN Interaksi Manusia dengan Lingkungan Modul ini diberi judul Interaksi Manusia dan Lingkungan. Modul ini merupakan satu rangkaian dalam penguasaan kompetensi untuk memahami apa itu PLSBT. Modul memberikan dasar pemahaman tentang pertumbuhan dan perkembangan manusia, lingkungan dan ekosistem, perusakan dan pencemaran lingkungan, dan kesehatan lingkungan. Dengan mempelajari modul ini diharapkan Anda dapat memudahkan untuk memahami hakekat perkuliahan dalam mata kuliah. Secara umum hasil belajar Yang akan dicapai setelah mempelajari modul ini ialah memahami : 1. Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia 2. Lingkungan dan ekosistem, 3. Peranan manusia dalam lingkungan hidup Secara khusus, setalah pembelajaran ini anda diharapkan : memahami pertumbuhan dan perkembangan manusia meliputi pertumbuhan fisik manusia mulai masa dalam kandungan sampai masa tua, perkebangan psikis manusia mulai masa bayi sampai dewasa; Lingkungan dan ekosistem; Perusakan dan Pencemaran lingkungan; dan Kesehatan Lingkungan serta penyakit yang ditimbulkannya. Modul ini terbagai dalam tiga (3) bahan belajar mandiri (BBM), yaitu : Kegiatan Belajar 1 : Manusia : Pertumbuhan dan Perkembangannya Kegiatan Belajar 2 : Lingkungan dan Ekosistem Kegiatan Belajar 3 : Peranan Manusia dalam Lingkungan Ruang lingkup yang terkandung dalam isi modul ini menyangkut beberapa hal, sebagai berikut: a. pertumbuhan dan perkembangan manusia b. meliputi pertumbuhan fisik manusia mulai masa dalam kandungan sampai masa tua, c. perkebangan psikis manusia mulai masa bayi sampai dewasa; d. Lingkungan dan ekosistem; e. Perusakan dan Pencemaran lingkungan; dan f. Kesehatan Lingkungan serta penyakit yang ditimbulkannya. Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi 193

BAB I Pengantar PLSBT. Dosen : Elly M. Setiadi

BAB I Pengantar PLSBT. Dosen : Elly M. Setiadi BAB I Pengantar PLSBT Dosen : Elly M. Setiadi BAB I Pengantar Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi (PLSBT) Bab ini memberikan dasar pemahaman tentang latar belakang lahirnya PLSBT, ruang lingkup

Lebih terperinci

BAHAN BELAJAR MANDIRI 1 PENDIDIKAN LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA DAN TEKNOLOGI (PLSBT) (SEMESTER 5) PENGANTAR PLSBT. OLEH Drs. Ridwan Effendi, M.

BAHAN BELAJAR MANDIRI 1 PENDIDIKAN LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA DAN TEKNOLOGI (PLSBT) (SEMESTER 5) PENGANTAR PLSBT. OLEH Drs. Ridwan Effendi, M. BAHAN BELAJAR MANDIRI 1 PENDIDIKAN LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA DAN TEKNOLOGI (PLSBT) (SEMESTER 5) PENGANTAR PLSBT OLEH Drs. Ridwan Effendi, M.Ed UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010 1 DAFTAR ISI PENGANTAR

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN MATA KULIAH UMUM PLSBT

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN MATA KULIAH UMUM PLSBT KEBIJAKAN PENGEMBANGAN MATA KULIAH UMUM PLSBT Disajikan pada Seminar dan Lokakarya (Semiloka) Mata Kuliah Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi (PLSBT) Jurusan Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU)

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR PLSBT

BAB I PENGANTAR PLSBT BAB I PENGANTAR PLSBT Tinjauan Mata Kuliah Buku Panduan Kuliah ini diberi judul Pengantar Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi (PLSBT). Bab ini memberikan dasar pemahaman tentang latar belakang

Lebih terperinci

Mata Kuliah Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi (PLSBT)

Mata Kuliah Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi (PLSBT) Mata Kuliah Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi (PLSBT) 1. Deskripsi Mata Kuliah KU107 Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi : S1, 2SKS, Semester 5 atau 6. Mata Kuliah Pendidikan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA DAN TEKNOLOGI (PLSBT)

PENDIDIKAN LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA DAN TEKNOLOGI (PLSBT) PENDIDIKAN LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA DAN TEKNOLOGI (PLSBT) Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Latar Belakang PLSBT Mengapa PLSBT Muncul??? Adanya kompleksitas masalah lingkungan

Lebih terperinci

PENGANTAR PLSBT. Oleh Ir. Agus Hasbi Noor, M.M.Pd.

PENGANTAR PLSBT. Oleh Ir. Agus Hasbi Noor, M.M.Pd. PENGANTAR PLSBT Oleh Ir. Agus Hasbi Noor, M.M.Pd. Evolusi Kesadaran (1) Dalam pandangan aliran neo-evolusionisme / neo Darwinisme, evolusi fisikal manusia sudah berakhir. Kini manusia sedang berjalan dalam

Lebih terperinci

Pertemuan ke-1 IBD sebagai bagian dari MKDU:

Pertemuan ke-1 IBD sebagai bagian dari MKDU: Pertemuan ke-1 IBD sebagai bagian dari MKDU: SUMBER PUSTAKA ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR, Dra. Elly M. Setiadi, M.Si, dkk. TIU : Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2008; Mahasiswa dapat memahami dan

Lebih terperinci

ISD Sebagai Salah Satu MKDU

ISD Sebagai Salah Satu MKDU ISD Sebagai Salah Satu MKDU 1 Tujuan Instruksional Umum : Mahasiswa memahami hakekat dan fungsi ISD dalam perguruan Tinggi Tujuan Instruksional Khusus : 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tujuan pendidikan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN PENGANTAR ILMU SOSIAL. Oleh : SITI KOMARIAH

SATUAN ACARA PERKULIAHAN PENGANTAR ILMU SOSIAL. Oleh : SITI KOMARIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2011 SATUAN ACARA PERKULIAHAN PENGANTAR ILMU SOSIAL Oleh : SITI KOMARIAH Kode dan Nama Mata

Lebih terperinci

Oleh : Kian Amboro, S.Pd., M.Pd. Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

Oleh : Kian Amboro, S.Pd., M.Pd. Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Oleh : Kian Amboro, S.Pd., M.Pd. Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Muhammadiyah Metro 0823 7373 8962 PENGENALAN ILMU SOSIAL DASAR Pengantar ISD Sumber dari semua ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

ILMU SOSIAL DASAR DALAM PERGURUAN TINGGI. Disusun Oleh : NPM : Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar

ILMU SOSIAL DASAR DALAM PERGURUAN TINGGI. Disusun Oleh : NPM : Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar ILMU SOSIAL DASAR DALAM PERGURUAN TINGGI Disusun Oleh : Nama : Musafak NPM : 35412164 Kelas : 2ID08 Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH PENDIDIKAN LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA DAN TEKNOLOGI. Oleh : Drs. S. Ichas Hamid Al-lamri, M.Pd. NIP

SILABUS MATA KULIAH PENDIDIKAN LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA DAN TEKNOLOGI. Oleh : Drs. S. Ichas Hamid Al-lamri, M.Pd. NIP SILABUS MATA KULIAH PENDIDIKAN LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA DAN TEKNOLOGI Oleh : Drs. S. Ichas Hamid Al-lamri, M.Pd. NIP 195708161986031002 PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU PAUD UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Lebih terperinci

Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Dyson, L. 1999. Ilmu Budaya Dasar. Surabaya: Bina Ilmu. Habib Mustopo, M. 1983. Ilmu Budaya Dasar. Surabaya. Usaha Nasional. Hartoko,

Lebih terperinci

A. Program Magister Pendidikan Agama Islam (S2 PAI) 1. Standar Kompetensi Lulusan Jenjang Strata Dua (S2) Progam Magister

A. Program Magister Pendidikan Agama Islam (S2 PAI) 1. Standar Kompetensi Lulusan Jenjang Strata Dua (S2) Progam Magister A. Program Magister Pendidikan Agama Islam (S2 PAI) 1. Standar Kompetensi Lulusan Jenjang Strata Dua (S2) Progam Magister a. Profil Lulusan Profil utama lulusan Program Magister Pendidikan Agama Islam

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH DASAR UMUM (MKDU)

PEDOMAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH DASAR UMUM (MKDU) PEDOMAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH DASAR UMUM (MKDU) LEMBAGA PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN (LP3TK) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO 2015 PENGANTAR Undang-Undang No 12 tahun

Lebih terperinci

Materi ilmu alamiah dasar bersifat dasar, umum dan pengantar yang berkenaan dengan fenomena alam dan daya fikir manusia. Ilmu alamiah dasar bukan

Materi ilmu alamiah dasar bersifat dasar, umum dan pengantar yang berkenaan dengan fenomena alam dan daya fikir manusia. Ilmu alamiah dasar bukan Pengantar IAD o Ilmu Alamiah Dasar (IAD) merupakan salah satu mata kuliah yang termasuk mata kuliah wajib universitas (MKWU) dengan bobot 2 sks. o Mata kuliah ilmu alamiah dasar wajib diikuti oleh setiap

Lebih terperinci

SILABUS. 1. Identitas Mata Kuliah. Nomor Kode : KU 107. Semester : 3 Kelompok Mata Kuliah : MKU Program Studi/Jenjang : S1 PGSD : Tim Dosen PSB UPI

SILABUS. 1. Identitas Mata Kuliah. Nomor Kode : KU 107. Semester : 3 Kelompok Mata Kuliah : MKU Program Studi/Jenjang : S1 PGSD : Tim Dosen PSB UPI 1. Identitas Mata Kuliah Nama Mata Kuliah : Pendidikan Sosial dan Budaya Nomor Kode : KU 107 Jumlah SKS : 2 SKS Semester : 3 Kelompok Mata Kuliah : MKU Program Studi/Jenjang : S1 PGSD Dosen : Tim Dosen

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA I. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Program Studi Pendidikan Matematika (selanjutnya disebut Prodi Pendidikan Matematika)

Lebih terperinci

KATALOG PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

KATALOG PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH KATALOG PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MALANG 2014 KATA PENGANTAR Penerbitan Katalog Pascasarjana dimaksudkan untuk memberikan panduan pelaksanaan proses belajar mengajar

Lebih terperinci

PANCASILA AKTUALISASI PANCASILA DALAM PENGEMBANGAN IPTEK DAN KEHIDUPAN AKADEMIK. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM

PANCASILA AKTUALISASI PANCASILA DALAM PENGEMBANGAN IPTEK DAN KEHIDUPAN AKADEMIK. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM PANCASILA Modul ke: AKTUALISASI PANCASILA DALAM PENGEMBANGAN IPTEK DAN KEHIDUPAN AKADEMIK Fakultas FASILKOM Nurohma, S.IP, M.Si Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id AKTUALISASI PANCASILA

Lebih terperinci

WORK SHOP KURIKULUM MIH

WORK SHOP KURIKULUM MIH WORK SHOP KURIKULUM MIH MENYUSUN KURIKULUM PROGRESIF MIH BERBASIS KKNI DAN SNPT 2015 DI UNIVERSITAS NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG 1 APRIL 2017 Oleh: PROF.DR.SUTEKI, S.H.,M.HUM. KETUA PROGRAM MAGISTER ILMU

Lebih terperinci

KONTRAK PERKULIAHAN (KALKULUS 2)

KONTRAK PERKULIAHAN (KALKULUS 2) KONTRAK PERKULIAHAN (KALKULUS 2) Bobot SKS : 3 sks Semester : 2 Hari Pertemuan : Dosen Pengampuh : 1. Dr. Darmawijoyo M.Si 2. Dr. Ely Susanti, M.Pd 1. Deskripsi Mata Kuliah Mata kuliah ini memberikan pengetahuan,

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH PENDIDIKAN LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA DAN TEKNOLOGI (PLSBT) Semester /Jumlah SKS Program/Program Studi Penyusun : 5 atau 6 (Ganjil/Genap) / 2 SKS : S1 / Semua Program Studi : Tim Dosen PLSBT

Lebih terperinci

LAPORAN RAKORNAS PROGRAM STUDI BIOLOGI, PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI DAN PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI SE INDONESIA Purwokerto, Februari 2017

LAPORAN RAKORNAS PROGRAM STUDI BIOLOGI, PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI DAN PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI SE INDONESIA Purwokerto, Februari 2017 LAPORAN RAKORNAS PROGRAM STUDI BIOLOGI, PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI DAN PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI SE INDONESIA Purwokerto, Februari 2017 Disusun Oleh: Titta Novianti, S.Si., M.Biomed. Dalam Persiapan

Lebih terperinci

FILOSOFI KULIAH KERJA NYATA Oleh Prof. Dr. H. Deden Mulyana, SE., MSi. Disampaikan Pada: DIKLAT KULIAH KERJA NYATA UNIVERSITAS SILIWANGI 12 JULI 2017

FILOSOFI KULIAH KERJA NYATA Oleh Prof. Dr. H. Deden Mulyana, SE., MSi. Disampaikan Pada: DIKLAT KULIAH KERJA NYATA UNIVERSITAS SILIWANGI 12 JULI 2017 FILOSOFI KULIAH KERJA NYATA Oleh Prof. Dr. H. Deden Mulyana, SE., MSi. Disampaikan Pada: DIKLAT KULIAH KERJA NYATA UNIVERSITAS SILIWANGI 12 JULI 2017 FILOSOFI KULIAH KERJA NYATA Bagian integral dari proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan

BAB I PENDAHULUAN. mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran dalam membentuk dan mengembangkan kualitas pribadi bangsa. Pendidikan dapat mencakup seluruh

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. GBHN dan UU No.20/2003 tentang sistem pendidikan nasional. Dalam UU No. 20/2003

BAB I. PENDAHULUAN. GBHN dan UU No.20/2003 tentang sistem pendidikan nasional. Dalam UU No. 20/2003 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keimanan dan ketaqwaan merupakan salah satu ciri manusia Indonesia seutuhnya yang hendak dicapai melalui sistem pendidikan nasional sebagaimana dinyatakan dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kesulitan Guru 2.1.1 Pengertian Kesulitan Istilah kesulitan/problema berasal dari bahasa inggris yaitu problematic yang artinya persoalan atau masalah. Sedangkan dalam Kamus Besar

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP IAD ISD IBD

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP IAD ISD IBD PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP IAD ISD IBD Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: IAD ISD IBD Dosen Pembimbing: M. Noor Sulaiman Syah, M.Pd Disusun Oleh : Kelompok 01 1. Ummi Rohmah 1510310001

Lebih terperinci

Visi, Misi dan Tujuan

Visi, Misi dan Tujuan Visi, Misi dan Tujuan FAKULTAS PERTANIAN MALANG 2011 Visi, Misi dan Tujuan Kode Dokumen : 0040001000 Revisi : 4 Tanggal : 6 Juni 2011 Diajukan oleh : Dekan ttd Prof. Ir.Sumeru Ashari,M.Agr.Sc.,Ph.D Dikendalikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional harus mencerminkan kemampuan sistem pendidikan nasional untuk mengakomodasi berbagi tuntutan peran yang multidimensional.

Lebih terperinci

PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP PSIKOLOGI PENDIDIKAN HUMANISTIK

PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP PSIKOLOGI PENDIDIKAN HUMANISTIK 31 Jurnal Sains Psikologi, Jilid 6, Nomor 1, Maret 2017, hlm 31-36 PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP PSIKOLOGI PENDIDIKAN HUMANISTIK Fadhil Hikmawan Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada fadhil_hikmawan@rocketmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang dikenal dan diakui

Lebih terperinci

TINJAUAN MATA KULIAH...

TINJAUAN MATA KULIAH... Daftar Isi TINJAUAN MATA KULIAH... i MODUL 1: HAKIKAT DAN KARAKTERISTIK MATA KULIAH KONSEP DASAR IPS 1.1 Hakikat Mata Kuliah Konsep Dasar IPS... 1.3 Latihan... 1.17 Rangkuman.... 1.17 Tes Formatif 1.....

Lebih terperinci

A. DASAR PEMIKIRAN. Pengantar ISBD-D4 Terapi Wicara-Ig. Dodiet Aditya S, SKM, MPH. Page 1

A. DASAR PEMIKIRAN. Pengantar ISBD-D4 Terapi Wicara-Ig. Dodiet Aditya S, SKM, MPH. Page 1 PENGANTAR ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR A. DASAR PEMIKIRAN S ebagaimana tercantum dalam Keputusan Dirjen Dikti Depdiknas RI No. 38 Tahun 2002 Pasal 1 tentang Visi Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia, sebagai mahluk sosial memerlukan pendidikan sebagai usaha

BAB I PENDAHULUAN. Manusia, sebagai mahluk sosial memerlukan pendidikan sebagai usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia, sebagai mahluk sosial memerlukan pendidikan sebagai usaha peningkatan kualitas diri dan masyarakatnya. Proses pendidikan dilakukan secara berkelanjutan,

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN Nama Mata Kuliah : Pendidikan Kode Mata Kuliah : KD300 Sufat Mata Kuliah : Wajib Program Studi : Pendidikan Biologi Semester : Genap (II) Jumlah SKS : 2 (dua) Mata Kuliah Prasyarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tercantum di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tercantum di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang mendukung kemajuan bangsa dan Negara sebagaimana tercantum di

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI MTs NEGERI 1 SEMARANG. Disusun oleh: : Anik setyo Utami Nim : Program studi : Pendidikan IPA

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI MTs NEGERI 1 SEMARANG. Disusun oleh: : Anik setyo Utami Nim : Program studi : Pendidikan IPA LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI MTs NEGERI 1 SEMARANG Disusun oleh: Nama : Anik setyo Utami Nim : 4001409004 Program studi : Pendidikan IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 38/DIKTI/Kep/2002 TENTANG

DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 38/DIKTI/Kep/2002 TENTANG SALINAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 38/DIKTI/Kep/2002 TENTANG RAMBU-RAMBU PELAKSANAAN MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN DI

Lebih terperinci

ILMU ALAMIAH DASAR. Isti Yunita, M. Sc FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015

ILMU ALAMIAH DASAR. Isti Yunita, M. Sc FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 ILMU ALAMIAH DASAR Isti Yunita, M. Sc isti_yunita@uny.ac.id FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 Menurut Anda, apakah dasar munculnya sains? Ketidakpuasan terhadap penjelasan mitos

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu berupa akal, cipta, rasa,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pemerintah melalui lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan

I. PENDAHULUAN. pemerintah melalui lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pendidikan adalah suatu kegiatan secara bertahap berdasarkan perencanaan yang matang dan penuh kesadaran, dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah

Lebih terperinci

KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA BIDANG PERTANIAN SUB BIDANG PERTANIAN

KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA BIDANG PERTANIAN SUB BIDANG PERTANIAN KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA BIDANG PERTANIAN SUB BIDANG PERTANIAN DESKRIPSI UMUM Sesuai dengan ideologi Negara dan budaya Bangsa Indonesia, maka implementasi sistem pendidikan nasional dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan teknis (skill) sampai pada pembentukan kepribadian yang kokoh

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan teknis (skill) sampai pada pembentukan kepribadian yang kokoh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mengacu pada berbagai macam aktifitas, mulai dari yang sifatnya produktif-material sampai kreatif-spiritual, mulai dari proses peningkatan kemampuan

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BADAN PENJAMINAN MUTU (BAJAMTU) UNIVERSITAS GUNADARMA 2017 Deskripsi Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

Lebih terperinci

III. PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN IPA. A. Identitas Program Studi

III. PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN IPA. A. Identitas Program Studi III. PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN IPA A. Identitas Program Studi 1. NamaProgram Studi : Pendidikan IPA 2. Izin Pendirian : 359/E/O/2014, TGL. 27-8-2014 3. Status Akreditasi : C 4. Visi : Menjadi Program

Lebih terperinci

MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS TRISAKTI

MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS TRISAKTI 2015 MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS TRISAKTI 1 Visi Menuju Program Studi Magister Akuntansi yang berstandar internasional dengan tetap memperhatikannilai-nilai lokal dalam mengembangkan

Lebih terperinci

I. PROGRAM STUDI : BIMBINGAN DAN KONSELING. A. Identitas Program Studi

I. PROGRAM STUDI : BIMBINGAN DAN KONSELING. A. Identitas Program Studi I. PROGRAM STUDI : BIMBINGAN DAN KONSELING A. Identitas Program Studi 1. NamaProgram Studi : Bimbingan dan Konseling 2. Izin Pendirian : 423/DIKTI/Kep/1998 3. Status Akreditasi : B 4. Visi : Menjadi Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha sadar untuk membekali warga negara agar menjadi warga negara yang memiliki kecerdasan dan kepribadian yang baik. Hal tersebut sesuai

Lebih terperinci

STANDAR ISI PROGRAM S1 PGSD IKATAN DINAS BERASRAMA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

STANDAR ISI PROGRAM S1 PGSD IKATAN DINAS BERASRAMA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN STANDAR ISI PROGRAM S1 PGSD IKATAN DINAS BERASRAMA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN Rumpun A. Kemampuan mengenal peserta didik secara mendalam 7 14 SKS Pengalaman Belajar Mata Kuliah 1. Memahami karakteristik

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 1 HAKIKAT MATEMATIKA

Kegiatan Belajar 1 HAKIKAT MATEMATIKA Kegiatan Belajar 1 HAKIKAT MATEMATIKA A. Pengantar Matematika merupakan salah satu bidang studi yang dijarkan di SD. Seorang guru SD yang akan mengajarkan matematika kepada siswanya, hendaklah mengetahui

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. maupun internal diidentifikasikan sebagai berikut. Faktor-faktor eksternal

I. PENDAHULUAN. maupun internal diidentifikasikan sebagai berikut. Faktor-faktor eksternal I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan hal utama dari proses pendidikan dalam suatu institusi pendidikan. Kualitas pembelajaran bersifat komplek dan dinamis, dapat dipandang dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi untuk memperjelas istilah pada permasalahan yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi untuk memperjelas istilah pada permasalahan yang ada. BAB I PENDAHULUAN Bab satu ini membahas tentang latar belakang permasalahan mengenai assesment afektif yang merupakan penilaian pada jenjang pendidikan selain penilaian kognitif dan psikomotor. Pada sub

Lebih terperinci

Oleh : Lia Aulia Fachrial, M.Si

Oleh : Lia Aulia Fachrial, M.Si Oleh : Lia Aulia Fachrial, M.Si Konsep (pengertian) ilmu pengetahuan Memahami dan menjelaskan konsep (pengertian) ilmu pengetahuan secara umum Hubungan sosiologi dengan ilmu-ilmu sosial lainnya Memahami

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN Nama Mata Kuliah Kode Mata Kuliah Sifat Mata Kuliah Status MK Program Studi : Pendidikan : KD300 : Wajib : MKDP (Mata Kuliah Dasar Profesi) : Pendidikan Seni Rupa A dan B Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana tercantum dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003:

Lebih terperinci

MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd

MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd A. PENDAHULUAN Banyak pertanyaan dari mahasiswa tentang, bagaimana menjadi konselor professional? Apa yang harus disiapkan

Lebih terperinci

TANTANGAN FILSAFAT ILMU DALAM PERKEMBANGAN GEOGRAFI YULI IFANA SARI

TANTANGAN FILSAFAT ILMU DALAM PERKEMBANGAN GEOGRAFI YULI IFANA SARI TANTANGAN FILSAFAT ILMU DALAM PERKEMBANGAN GEOGRAFI YULI IFANA SARI RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana peranan filsafat ilmu dalam perkembangan ilmu pengetahuan? 2. Bagaimana perkembangan ilmu geografi? 3. Apa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka diperlukan guru yang sangat

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG DAN RUANG LINGKUP PEMBAHASAN ILMU SOSIAL DASAR

LATAR BELAKANG DAN RUANG LINGKUP PEMBAHASAN ILMU SOSIAL DASAR LATAR BELAKANG DAN RUANG LINGKUP PEMBAHASAN ILMU SOSIAL DASAR Disusun sebagai tugas mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar DISUSUN OLEH: MUH. SA ADUS SULTON NIM. 09310329 JURUSAN MANAJEMEN INFORMATIKA AKADEMI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zaman selalu berubah setiap waktu, keadaan tidak pernah menetap pada suatu titik, tetapi selalu berubah.kehidupan manusia yang juga selalu berubah dari tradisional menjadi

Lebih terperinci

KURIKULUM PROGRAM STUDI PSIKOLOGI PENDIDIKAN JENJANG MAGISTER (S2) SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KURIKULUM PROGRAM STUDI PSIKOLOGI PENDIDIKAN JENJANG MAGISTER (S2) SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KURIKULUM PROGRAM STUDI PSIKOLOGI PENDIDIKAN JENJANG MAGISTER (S2) SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA OLEH TIM PENYUSUN KURIKULUM PROGRAM STUDI PSIKOLOGI PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

Lebih terperinci

A. Identitas Program Studi

A. Identitas Program Studi II. PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA A. Identitas Program Studi 1. NamaProgram Studi : Pendidikan Teknik Informatika 2. Izin Pendirian : 163/DIKTI/Kep/2007 3. Status Akreditasi : B 4. Visi

Lebih terperinci

URGENSI FILSAFAT PENELITIAN TINDAKAN KELAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS BELAJAR SISWA. Dr. Y. Suyitno MPd Dosen Filsafat Pendidikan UPI

URGENSI FILSAFAT PENELITIAN TINDAKAN KELAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS BELAJAR SISWA. Dr. Y. Suyitno MPd Dosen Filsafat Pendidikan UPI URGENSI FILSAFAT PENELITIAN TINDAKAN KELAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS BELAJAR SISWA Dr. Y. Suyitno MPd Dosen Filsafat Pendidikan UPI SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

Lebih terperinci

Pembelajaran adalah proses interaksi mahasiswa dengan dosen dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar

Pembelajaran adalah proses interaksi mahasiswa dengan dosen dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar ELMEN UTAMA PENGEMBANGAN KURIKULUM Nama :Feri dwi haryanto NIM :15105241029 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Standar Nasional Pendidikan, adalah kriteria minimal tentang pembelajaran pada jenjang pendidikan

Lebih terperinci

ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR

ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR CRITICAL BOOK ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR D I S U S U N OLEH : NAMA : RINI FATMAWATI ZEGA NIM : 4132240011 KELAS : FISIKA NONDIK 2013 JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK Modul ke: Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Pada Modul ini kita akan mempelajari tentang arti penting serta manfaat pendidikan kewarganegaraan sebagai mata kuliah

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS TANJUNGPURA SIKAP

PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS TANJUNGPURA SIKAP PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS TANJUNGPURA SIKAP a. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius; b. Menjunjung tinggi nilai

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK MATEMATIKA

KARAKTERISTIK MATEMATIKA KARAKTERISTIK MATEMATIKA Makalah disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi Pembelajaran Matematika Dosen Pengampu : Nurkholis, S.Pd.I., M.Pd. Disusun Oleh: Kelompok 1 TMT II E 1. Lailatul Mufidah

Lebih terperinci

CAPAIAN PEMBELAJARAN BERBASIS KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

CAPAIAN PEMBELAJARAN BERBASIS KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR CAPAIAN PEMBELAJARAN BERBASIS KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR I. PROGRAM STUDI PGSD JENJANG SARJANA (S1) A. PROFIL Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD-Primary

Lebih terperinci

KATALOG PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH (PLS)

KATALOG PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH (PLS) KATALOG PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH (PLS) RASIONAL PROGRAM Layanan program PLS tumbuh subur dan tersebar luas di tengah masyarakat, baik program-program yang bersifat institusional, informasional,

Lebih terperinci

LEARNING OUTCOME S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

LEARNING OUTCOME S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR LEARNING OUTCOME S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR ASOSIASI DOSEN PGSD INDONESIA KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya rumusan capaian pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki zaman modern seperti sekarang ini, manusia dihadapkan pada berbagai tantangan yang ditandai oleh pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Lebih terperinci

ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS

ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS 1. PROGRESSIVISME a. Pandangan Ontologi Kenyataan alam semesta adalah kenyataan dalam kehidupan manusia. Pengalaman adalah kunci pengertian manusia atas segala sesuatu,

Lebih terperinci

Jurusan Matematika Program Studi Matematika (S1)

Jurusan Matematika Program Studi Matematika (S1) Katalog Kurikulum FE FHISIP FKIP FMIPA UT 2017/2018 269 Jurusan Matematika Program Studi Matematika (S1) Visi Menjadi Program Studi Matematika yang berkualitas dengan sistem pendidikan tinggi terbuka dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk dan mendewasakan serta menanamkan nilai-nilai kemanusiaan yang

BAB I PENDAHULUAN. membentuk dan mendewasakan serta menanamkan nilai-nilai kemanusiaan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dan Pembelajaran adalah proses kegiatan yang bertujuan untuk membentuk dan mendewasakan serta menanamkan nilai-nilai kemanusiaan yang dikembangkan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI KOMPUTER D3 BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN UNIVERSITAS GUNADARMA

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI KOMPUTER D3 BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN UNIVERSITAS GUNADARMA RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI KOMPUTER D3 BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN UNIVERSITAS GUNADARMA Tanggal Penyusunan 16/08/2016 Tanggal revisi 24/02/2017 Fakultas Program D III Bisnis Kewirausahaan

Lebih terperinci

Rasional. Visi, Misi, dan Tujuan

Rasional. Visi, Misi, dan Tujuan Rasional Program Magister Pendidikan Fisika Pascasarjana UM diselenggarakan dengan beberapa dasar pemikiran. Di antara pemikiran tersebut adalah untuk 1) memenuhi minat dan memfasilitasi peningkatan karir

Lebih terperinci

CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA:

CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA: Mata kuliah: Pendidikan Agama (PP043203) / 2 sks CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA: 1. Mahasiswa mampu Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum

Lebih terperinci

om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. www.kangmartho.c om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. (PKn) Pengertian Mata PelajaranPendidikan Kewarganegaraan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. makhluk individu dan makhluk sosial, sehingga siswa dapat hidup secara

I. PENDAHULUAN. makhluk individu dan makhluk sosial, sehingga siswa dapat hidup secara 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya untuk membantu perkembangan siswa sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, sehingga siswa dapat hidup secara layak dalam kehidupannya.

Lebih terperinci

HAKIKAT PEMBELAJARAN IPS.

HAKIKAT PEMBELAJARAN IPS. HAKIKAT PEMBELAJARAN IPS MENGAPA PERLU IPS? 1. Kehidupan manusia/masyarakat: sebuah sistem 2. Kondisi atau realitas pendidikan kita 3. Arah dan tujuan pendidikan nasional tsunami tawuran nero Makna Insan

Lebih terperinci

KODE ETIK DOSEN STIKOM DINAMIKA BANGSA

KODE ETIK DOSEN STIKOM DINAMIKA BANGSA KODE ETIK DOSEN STIKOM DINAMIKA BANGSA STIKOM DINAMIKA BANGSA MUKADIMAH Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM) Dinamika Bangsa didirikan untuk ikut berperan aktif dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sesuatu yang harus ia lakukan. Berfikir merupakan ciri utama bagi manusia,berfikir

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sesuatu yang harus ia lakukan. Berfikir merupakan ciri utama bagi manusia,berfikir BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Berpikir 1. Kemampuan Berpikir Kemampuan adalah kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Seseorang dikatakan mampu apabila ia bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat diperlukan untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat diperlukan untuk mencerdaskan kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat diperlukan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan pendidikan bangsa ini akan cerdas dalam berpikir, dan bijak dalam bertindak. Agar

Lebih terperinci

KONSEP MBB-ISBD DALAM KERANGKA GENERAL EDUCATION DI PERGURUAN TINGGI UMUM

KONSEP MBB-ISBD DALAM KERANGKA GENERAL EDUCATION DI PERGURUAN TINGGI UMUM KONSEP MBB-ISBD DALAM KERANGKA GENERAL EDUCATION DI PERGURUAN TINGGI UMUM A. Konsep General Education Kemajuan iptek di era globalisasi telah menuntut masyarakat untuk memiliki kemampuan spesialisasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang membawa berbagai konsekuensi tidak hanya terhadap dinamika kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. yang membawa berbagai konsekuensi tidak hanya terhadap dinamika kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem politik Indonesia dewasa ini sedang mengalami proses demokratisasi yang membawa berbagai konsekuensi tidak hanya terhadap dinamika kehidupan politik nasional,

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI S3 TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM SIKAP

PROGRAM STUDI S3 TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM SIKAP PROGRAM STUDI S3 TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM SIKAP a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius; b. menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil penelitian dengan judul Implemenatasi Pendidikan Umum di Universitas Pendidikan Indonesia, maka dapat diambil simpulan dan rekomendasi sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya dari aspek jiwa, manusia memiliki cipta rasa dan karsa sehingga dalam tingkah laku dapat membedakan benar atau salah, baik atau buruk, menerima atau menolak

Lebih terperinci

Standard Guru Penjas Nasional (Rumusan BSNP)

Standard Guru Penjas Nasional (Rumusan BSNP) Standar Guru Penjas Standard Guru Penjas Nasional (Rumusan BSNP) 1. Kompetensi Pedagogik 2. Kompetensi Kepribadian 3. Kompetensi Sosial 4. Kompetensi Profesional Kompetensi Pedagogik Menguasai karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi merupakan institusi yang mendidik para mahasiswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi merupakan institusi yang mendidik para mahasiswa untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perguruan tinggi merupakan institusi yang mendidik para mahasiswa untuk meningkatkan sumber daya manusia seutuhnya yang mampu membangun dirinya dan bertanggung

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU

PANCASILA SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU Modul ke: PANCASILA PANCASILA SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU Fakultas FEB FASILKOM Matsani, S.E, M.M Program Studi MANAJEMEN SISTEM INFORMASI www.mercubuana.ac.id Pengembangan ilmu selalu dihadapkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional, pada BAB II tentang Dasar,

I. PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional, pada BAB II tentang Dasar, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional, pada BAB II tentang Dasar, Fungsi dan Tujuan Sistim Pendidikan Nasional Tahun 2003 pada pasal 3 yang dikatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagai tenaga pengisi pembangunan yang sesuai dengan Tujuan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. permasalahan yang telah dirumuskan pada bagian terdahulu. Berdasarkan hasil analisis

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. permasalahan yang telah dirumuskan pada bagian terdahulu. Berdasarkan hasil analisis 368 BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN A. Kesimpulan Sasaran utama penelitian ini adalah untuk memberi jawaban terhadap permasalahan yang telah dirumuskan pada bagian terdahulu. Berdasarkan hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan perubahan di segala bidang kehidupan. Kemajuan ini tentu

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan perubahan di segala bidang kehidupan. Kemajuan ini tentu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat mengakibatkan perubahan di segala bidang kehidupan. Kemajuan ini tentu memberi dampak pada lembaga

Lebih terperinci