BAB I PENDAHULUAN. Manusia, sebagai mahluk sosial memerlukan pendidikan sebagai usaha
|
|
- Yanti Yuwono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia, sebagai mahluk sosial memerlukan pendidikan sebagai usaha peningkatan kualitas diri dan masyarakatnya. Proses pendidikan dilakukan secara berkelanjutan, merujuk pada ketentuan perundangan, dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memperhatikan tantangan perkembangan global. Pelaksanaannya mengacu pada kepribadian bangsa dan nilai luhur yang universal ditujukan mewujudkan kehidupan bangsa yang berdaulat, berkeadilan, sejahtera, maju, mandiri, dan kukuh kekuatan moral dan etikanya. Dalam membangun sektor pendidikan, pencapaian tujuan akhir yang sempurna dan final tentunya selalu berkembang. Hal ini terjadi karena konteks pendidikan selalu dinamik, berubah dan tidak pernah konstan, sesuai dengan perubahan sosial dan masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi. Terlebih-lebih dalam era informasi seperti saat ini, keterbukaan di hampir semua aspek dan sistem kehidupan manusia tidak dapat dicegah lagi oleh kekuatan apapun. Banyak faktor yang bisa mempengaruhi keberhasilan penyelenggaraan suatu lembaga pendidikan, mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Salah satu faktor yang sangat menentukan adalah kemampuan profesional yang dimiliki tenaga kependidikannya. Mutu tenaga kependidikan itu sendiri dibentuk melalui 1
2 2 suatu proses panjang, yaitu selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran di lembaganya masing-masing. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN 2003) menyatakan bahwa pendidikan tinggi merupakan pendidikan jalur sekolah sebagai kelanjutan dari pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian. Penyelenggaraan pendidikan tinggi dalam bentuk Universitas, Institut, Sekolah Tinggi, Akademi, dan Politeknik. Penjenjangan pendidikan tinggi terdiri dari pendidikan Diploma (S0), Sarjana (S1), Magister (S2), dan Doktor (S3). Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) merupakan salah satu lembaga pendidikan tinggi yang mengemban tugas sebagai Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), yang tujuannya antara lain menyelenggarakan pendidikan tinggi yang menghasilkan tenaga kependidikan dan keguruan, serta ahli lainnya yang memiliki kemampuan akademik dan profesional (Pedoman Akademik UPI, 2001/2002: 8). Penyelenggaraan pendidikan pada suatu lembaga pendidikan tinggi tidak terlepas dari berbagai faktor utama seperti: sistem pendidikan nasional dan kebijakan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, otonomi lembaga pendidikan tinggi, kepemimpinan, tenaga kependidikan dan tenaga non-kependidikan, mahasiswa, fasilitas, kurikulum, layanan pembelajaran dan proses belajar mengajar. Dalam hal
3 3 ini, dapat dipahami bahwa layanan pembelajaran yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswa sangat mempengaruhi keberhasilan penyelenggaraan suatu lembaga pendidikan. Dalam pra-penelitian yang dilakukan penulis terhadap beberapa mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Ekonomi FPIPS UPI, disimpulkan bahwa mahasiswa tersebut merasakan layanan pembelajaran yang diberikan dosen belum optimal. Demikian juga berdasarkan pengamatan penulis, masih ada kendala yang dirasakan dosen dalam memberikan layanan pembelajaran, terutama menyangkut kurangnya sarana, ketidaksesuaian jumlah mahasiswa dengan daya tampung ruangan, dan jadwal mata kuliah. Sebagian besar mahasiswa mempersepsi bahwa kualitas dan kuantitas layanan tersebut cenderung berbeda bergantung pada sikap individu dan kompetensi dosen yang bersangkutan. Sehubungan dengan hal itu, penulis merasa perlu untuk meneliti lebih dalam mengenai layanan pembelajaran yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswa. Penulis memandang dan mengalami bahwa kompetensi dosen bisa mempengaruhi interaksi sosial dosen dan mahasiswa. Selain itu, penulis juga memandang bahwa kompetensi seorang dosen juga bisa mempengaruhi layanan pembelajaran yang diberikannya kepada mahasiswa tersebut. Dalam hal ini, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengajukan tema dan judul: PENGARUH KOMPETENSI DOSEN DAN INTERAKSI SOSIAL TERHADAP LAYANAN PEMBELAJARAN (Studi pada Jurusan Pendidikan Ekonomi FPIPS UPI).
4 4 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian, dalam penelitian ini penulis lebih memusatkan permasalahan pada pengaruh kompetensi dosen dan interaksi sosial terhadap layanan pembelajaran. Dengan demikian, penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran mengenai kompetensi dosen, interaksi sosial, dan layanan pembelajaran di Jurusan Pendidikan Ekonomi FPIPS UPI. 2. Bagaimana pengaruh kompetensi dosen terhadap interaksi sosial di Jurusan Pendidikan Ekonomi FPIPS UPI. 3. Bagaimana gambaran mengenai pengaruh kompetensi dosen terhadap layanan pembelajaran di Jurusan Pendidikan Ekonomi FPIPS UPI. 4. Bagaimana pengaruh interaksi sosial terhadap layanan pembelajaran di Jurusan Pendidikan Ekonomi FPIPS UPI. 1.3 Tujuan Penelitian Maksud dari penulisan tesis ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan konsep, teori, dan pendekatan yang berhubungan dengan kompetensi dosen, interaksi sosial di Perguruan Tinggi, dan layanan pembelajaran. Dengan demikian, tujuan penelitian ini adalah memperoleh data, mengolah, menganalisis, dan menarik kesimpulan yang didasarkan pada hasil analisis data di lapangan dan teori yang dikemukakan oleh para ahli yang menguasai bidang tersebut.
5 5 Dalam hal ini, penulis akan menganalisis hubungan dan pengaruh yang terdapat di antara kompetensi dosen, interaksi sosial dan layanan pembelajaran dosen bagi para mahasiswa. Secara khusus, tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan tesis ini adalah: 1. Mengidentifikasi gambaran mengenai kompetensi dosen, interaksi sosial, dan layanan pembelajaran di Jurusan Pendidikan Ekonomi FPIPS UPI 2. Mengukur pengaruh kompetensi dosen terhadap interaksi sosial pada Jurusan Pendidikan Ekonomi FPIPS UPI. 3. Mengukur pengaruh kompetensi dosen terhadap layanan pembelajaran pada Jurusan Pendidikan Ekonomi FPIPS UPI. 4. Mengukur pengaruh interaksi sosial terhadap layanan pembelajaran pada Jurusan Pendidikan Ekonomi FPIPS UPI. 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan guna dan manfaat secara teoritis bagi penulis khususnya dan bagi pembaca yang ingin meneliti lebih lanjut pengaruh kompetensi dosen dan interaksi sosial terhadap layanan pembelajaran. Adapun kegunaan tersebut mencakup antara lain: 1. Guna Akademis a) Sebagai perbandingan antara konsep teoritis terutama yang berhubungan dengan kompetensi, interaksi sosial dan layanan pembelajaran dengan praktek sebenarnya di lapangan.
6 6 b) Hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai bahan perbandingan dalam melaksanakan penelitian sejenis. 2. Guna Praktis a) Hasil penelitian yang dilaksanakan pada lembaga yang bersangkutan dapat diterima sebagai sumbangan penelitian yang dapat dipakai sebagai bahan masukan guna menyempurnakan penelitian selanjutnya. b) Dapat dijadikan bahan masukan bagi Pendidikan IPS khususnya yang berkaitan dengan pembelajaran IPS. c) Sebagai tambahan wawasan dan pustaka pendidikan IPS. 1.5 Kerangka Pemikiran Penelitian Layanan Pembelajaran Konsep layanan pembelajaran sangat berhubungan dengan berbagai kegiatan profesional yang dilaksanakan oleh tenaga pendidik (guru dan dosen) dalam interaksinya dengan peserta didik (siswa atau mahasiswa), baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas. Dari pendapat yang telah dikemukakan oleh Moch Uzer Usman (1990: 4-6) dan penelitian Tjutju Yuniarsih (2002), dapat dikatakan bahwa layanan pembelajaran yang diberikan oleh dosen mencakup tugas-tugas untuk: mendidik, mengajar, mengembangkan mutu kegiatan belajar mengajar secara lebih interaktif menuju ke arah proses pendewasaan perilaku peserta didik, memberikan motivasi, melaksanakan kegiatan evaluasi, membantu mengatasi kesulitan belajar, membimbing kegiatan penelitian, melatih berbagai keterampilan, memberikan
7 7 layanan teknis dalam bidang pendidikan dan pengajaran, serta membimbing kegiatan kokurikuler. Dalam penelitian ini, penulis akan membatasi masalah penelitian mengenai layanan pembelajaran yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswa yang dipengaruhi oleh kompetensi dosen dan interaksi sosial. Berangkat dari pendapatpendapat di atas, ternyata ruang lingkup pembelajaran yang diberikan dosen sangat luas. Mengingat keterbatasan yang penulis miliki, maka dalam penelitian ini difokuskan pada dua unsur pokok layanan pembelajaran kepada mahasiswa, yaitu mencakup: (1) Layanan Perkuliahan, dan (2) Layanan Bimbingan Skripsi Interaksi Sosial Istilah interaksi sosial tidak terlepas dari segala aspek yang menyangkut kehidupan manusia. Secara akademis, istilah ini banyak ditemukan dalam kajian Ilmu-Ilmu Sosial, Studi Sosial, dan IPS, seperti yang dikemukakan oleh Nursid Sumaatamdja (1984: 6) bahwa masalah interaksi sosial atau antar-hubungan manusia merupakan masalah yang makin lama makin kompleks dan intensif. Pendapat ini didukung oleh Deobold B. van Dalen (dalam Nursid Sumaatamdja, 1984: 7) yang menyatakan bahwa ilmu-ilmu sosial mempelajari tingkah laku manusia dan hubungan (interaksi) yang terjadi antara manusia dan lingkungannya. Dari segi etimologi, istilah interaksi sosial dapat ditelusuri dari gabungan kata interaksi dan kata sosial. The New Oxford Dictionary (2000) mendefinisikan
8 8 interaksi sebagai reciprocal action or influence yang dapat diartikan sebagai saling mempengaruhi, atau pengaruh timbal balik antara dua pihak. Dalam psikologi, interaksi dapat diartikan sebagai hubungan saling mempengaruhi antara dua pihak, seperti interaksi dosen dan mahasiswa. Dari pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan interaksi sosial adalah hubungan dan tindakan yang saling mempengaruhi antara manusia dan lingkungannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa interaksi sosial yang terjadi adalah antara manusia dengan manusia lainnya, dan antara manusia dan lingkungannya. Yang disebut lingkungan itu sendiri adalah segala sesuatu yang berada di luar diri manusia tersebut. Untuk kepentingan penulisan tesis ini, istilah interaksi sosial bisa dipersempit menjadi interaksi edukatif, yaitu kajian yang berkenaan dengan interaksi sosial antara dosen dan mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, UPI. Proses interaksi sosial antara pengajar dengan yang diajar, atau secara luas lagi antara pendidikan dengan peserta didik, harus merupakan proses dan interaksi sosial pendidikan, atau dengan kata lain harus merupakan proses dan interaksi edukatif, seperti yang dikemukakan oleh Nursid Sumaatamdja (1984: 71). Secara lebih rinci, Nursid Sumaatamdja (1984: 71-73) mengungkapkan bahwa interaksi tersebut harus memiliki ciri tertentu seperti adanya tujuan, bahan, peserta didik (mahasiswa), pendidik atau pengajar (dosen), metode, dan proses interaksi yang berlangsung dalam ikatan situasional (organisasi atau lembaga tertentu). Selain itu
9 9 ditekankan pula kedudukan guru (dosen) dalam pengajaran IPS dan kaitannya dengan interaksi sosial antara guru/dosen tersebut dengan peserta didik/mahasiswa, yaitu kemampuan atau kompetensi dosen dan kondisi siswa atau mahasiswa. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengaruh kompetensi dosen terhadap layanan pembelajaran harus berada dalam lingkup interaksi sosial dan interaksi edukatif di antara dosen dan mahasiswa dalam suatu lembaga pendidikan tertentu. Hal ini sesuai dengan apa yang menjadi tujuan pembelajaran IPS, yaitu menciptakan manusia yang serasi dengan masyarakatnya Kompetensi Dosen Seorang dosen yang ideal umumnya mempunyai tugas pokok sesuai dengan tridharma perguruan tinggi, yaitu bidang pendidikan dan pengajaran, bidang penelitian, dan bidang pengabdian pada masyarakat. Oleh karena itu seorang dosen harus memiliki kompetensi tertentu menurut Achmad Sanusi dkk dalam M. Idochi Anwar (2003: 52). Ada tiga jenis kompetensi yang harus dimiliki seorang dosen. Tiga kompetensi itu adalah: Kompetensi profesional yang mencakup penguasaan: materi bahan ajar, konsepkonsep keilmuan bahan tersebut, landasan kependidikan, proses-proses pendidikan dan pembelajaran peserta didik. Kompetensi sosial mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri pada tujuan kerja dan lingkungan sekitar sewaktu menjalankan tugasnya sebagai pengajar.
10 10 Kompetensi personal (pribadi) mencakup penampilan sikap positif situasi kerja sebagai pengajar dan situasi pendidikan, pemahaman nilai-nilai yang hendaknya dianut oleh seorang pengajar dan penampilan upaya untuk menjadikan cirinya sebagai panutan dan teladan anak didiknya. Fakry Gaffar (1987) mengemukakan bahwa pengajar juga perlu memiliki kompetensi sebagai berikut: (1) content knowledge, yang meliputi materi pengetahuan bidang studi; (2) behavior skills, yang meliputi keterampilan teknis dalam mengajar, dan (3) human relation skills, yang meliputi keterampilan dalam membina hubungan manusiawi antara pengajar dan peserta didik. Sejalan dengan itu M. Idochi Anwar (2003: 95) menyatakan bahwa dalam kaitannya dengan peran utama tenaga pengajar di perguruan tinggi, kualitas perguruan tinggi sangat ditentukan oleh kemampuannya menyediakan sumberdaya manusia dengan kualifikasi tinggi yang tangguh. Ditegaskan di sini bahwa pengertian tinggi tersebut mengandung tiga kompetensi, yaitu (1) kompetensi akademik, (2) kompetensi profesional, dan (3) kompetensi intelektual. Kompetensi akademik berkaitan dengan kiat dan kemampuan metodologi keilmuan untuk menguasai dan mengembangkan ilmu dan teknologi. Kompetensi profesional berhubungan dengan wawasan, perilaku, dan kemampuan menerapkan ilmu dan teknologi dalam kehidupan masyarakat luas. Yang terakhir, kompetensi intelektual sangat berkaitan dengan kepekaan terhadap masalah-masalah lingkungan sekitar, baik
11 11 fisik maupun sosial) yang ada serta wawasan terhadap kebenaran dan kepentingan orang banyak. Di dunia pendidikan, istilah kinerja ini sering dikaitkan dengan istilah kompetensi yang berarti kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan berhasil dan efisien. Dalam hal ini tentu saja istilah kompetensi melibatkan aspek kemampuan, keterampilan, dan kapabilitas, dan kapasitas. Di Indonesia, berdasarkan UU No 14/2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan ada empat kompetensi yaitu: kompetensi pedagogi, profesional, personal dan sosial. Dalam penelitian ini, kompetensi dosen mengacu pada apa yang dikemukakan Achmad Sanusi dkk dalam M. Idochi Anwar (2003: 52), yaitu (1) kompetensi profesional, (2) kompetensi sosial, dan (3) kompetensi personal Hubungan Layanan Pembelajaran, Interaksi Sosial, dan Kompetensi Dosen Paradigma penelitian ini dapat dilihat dari pendekatan sistem, yang terdiri dari input, process, output, outcome, dan impact. Penyelenggaraan pendidikan pada suatu lembaga pendidikan tinggi memerlukan input seperti sistem pendidikan nasional dan kebijakan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, otonomi lembaga pendidikan tinggi, kepemimpinan, tenaga kependidikan dan tenaga non-kependidikan, fasilitas, kurikulum, dan tentunya mahasiswa sebagai SDM yang akan diproses. Adapun salah satu proses dalam sistem penyelenggaraan pendidikan di perguruan tinggi adalah adanya interaksi sosial antara dosen dan mahasiswa sebagai inti dari pembelajaran di
12 12 perguruan tinggi. Istilah interaksi sosial dalam hal ini bermakna interaksi edukatif atau interaksi pembelajaran. Output dari proses tersebut adalah tinggi rendahnya layanan pembelajaran atau service delivery yang diberikan dosen kepada mahasiswa. Konsep layanan pembelajaran sangat berhubungan dengan berbagai kegiatan profesional yang dilaksanakan oleh tenaga pendidik (guru dan dosen) dalam interaksinya dengan peserta didik (siswa atau mahasiswa), baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas. Kompetensi dosen yang terdiri dari kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi personal, secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi layanan pembelajaran. Di sini dinyatakan bahwa pengaruh kompetensi dosen terhadap tingkat layanan pembelajaran bisa berpengaruh langsung maupun melalui proses interaksi sosial antara dosen dan mahasiswa dalam suatu lembaga pendidikan tertentu. Hal ini sesuai dengan apa yang menjadi tujuan pembelajaran IPS, yaitu menciptakan manusia yang serasi dengan masyarakatnya. Untuk lebih jelas, kerangka pemikiran penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
13 13
14 14 Mengacu pada kerangka pemikiran di atas, penulis mengajukan model penelitian yang terdiri dari variabel-variabel sebagai berikut: KOMPETENSI PROFESIONAL DOSEN (X1) KOMPETENSI SOSIAL DOSEN (X2) KOMPETENSI PERSONAL DOSEN (X3) INTERAKSI SOSIAL (Y) LAYANAN PEMBELAJARAN (Z) Gambar 1-2 Variabel Penelitian 1.6 Asumsi Asumsi yang mendasari penelitian ini mengacu pada pendapat bahwa dosen harus memiliki tiga kompetensi seperti yang dikemukakan Sanusi dalam M. Idochi Anwar (2003: 52). Dari pendapat yang telah dikemukakan oleh Moch Uzer Usman (1990: 4-6) dan penelitian Tjutju Yuniarsih (2002), dapat dikatakan bahwa layanan pembelajaran yang diberikan oleh dosen mencakup tugas-tugas tertentu yang memang berkaitan dengan adanya tiga kompetensi yang dimiliki dosen. Istilah interaksi sosial bisa dipersempit menjadi interaksi edukatif, yaitu kajian yang berkenaan dengan interaksi sosial antara dosen dan mahasiswa. Hal ini sejalan
15 15 dengan apa yang diungkapkan Nursid Sumaatamdja (1984: 71-73) yaitu bahwa interaksi tersebut harus memiliki ciri tertentu seperti adanya tujuan, bahan, peserta didik (mahasiswa), pendidik atau pengajar (dosen), metode, dan proses interaksi yang berlangsung dalam ikatan situasional (organisasi atau lembaga tertentu). Berdasarkan pendapat di atas, penulis memberikan asumsi sebagai berikut: 1. Setiap dosen memiliki kompetensi profesional, sosial, dan personal yang digunakan dalam interaksi sosial dan layanan pembelajaran 2. Interaksi pendidikan atau interaksi pembelajaran antara dosen dan mahasiswa termasuk ke dalam interaksi sosial, sebagai inti dari pembelajaran di perguruan tinggi. 3. Layanan pembelajaran yang diberikan oleh dosen mencakup tugas-tugas tertentu yang memang berkaitan dengan adanya tiga kompetensi yang dimiliki dosen dan interaksi sosial yang berada di dalamnya. 4. Setiap dosen melaksanakan tugas dan kewajibannya sesuai dengan job description yang diberikan di dalam pekerjaannya. 5. Setiap dosen memiliki ciri khas tersendiri yang tercermin dalam kompetensinya. 6. Sarana/prasarana belajar sudah tersedia sesuai dengan standar minimal kebutuhan.
16 Hipotesis Secara sederhana, hipotesis merupakan suatu jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan teori yang relevan, belum didasarkan fakta-fakta empiris yang diperoleh dari pengumpulan data. Untuk memudahkan pembahasan selanjutnya, penulis perlu mengemukakan dugaan sementara yang kemudian akan dibuktikan apakah jawaban tersebut dapat diterima atau tidak. Menurut Suharsimi Arikunto, (1996: 67; 2000, 63) hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Selain itu, Winarno Surakhmad (1990: 52) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan hipotesis adalah:...rumusan jawaban yang bersifat sementara terhadap satu soal yang dimaksudkan sebagai tuntutan sementara dalam penyelidikan untuk mencari jawaban yang sebenarnya. Hipotesis ini dijabarkan ditarik dari postulatpostulat dan hipotesis tersebut tidak selalu dianggap benar atau yang dapat dibenarkan oleh penyelidik walaupun selalu diharapkan terjadi demikian. (Winarno Surakhmad, 1990: 52) Pendapat lain dikemukakan oleh Moh. Nazir (1985: 182), bahwa: Hipotesis tidak lain dari jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesis menyatakan hubungan apa yang kita cari atau yang kita ingin pelajari. Hipotesis adalah pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan merupakan dasar kerja serta paduan dalam verifikasi. Hipotesis adalah keterangan sementara dari hubungan fenomena-fenomena yang kompleks.
17 17 Sedangkan menurut Nasution (1988: 49), hipotesis adalah pernyataan tentatif yang merupakan dugaan atau terkaan tentang apa saja yang kita amati dalam usaha untuk memahaminya. Lebih lanjut dikatakan bahwa: 1. Hipotesis berfungsi untuk: 2. Menguji kebenaran suatu teori 3. Memberi ide untuk mengembangkan suatu teori 4. Memperluas pengetahuan kita mengenai gejala-gejala yang kita pelajari (S. Nasution, 1988: 50) Berkaitan dengan hal tersebut, dalam penelitian ini penulis mengemukakan hipotesis penelitian sebagai berikut: 1. Kompetensi dosen yang terdiri dari kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi personal memiliki pengaruh terhadap interaksi sosial a. Kompetensi profesional dosen memiliki pengaruh terhadap interaksi sosial b. Kompetensi sosial dosen memiliki pengaruh terhadap interaksi sosial c. Kompetensi personal dosen memiliki pengaruh terhadap interaksi sosial 2. Kompetensi dosen yang terdiri dari kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi personal secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap layanan pembelajaran. a. Kompetensi profesional dosen memiliki pengaruh terhadap layanan pembelajaran b. Kompetensi sosial dosen pengaruh terhadap layanan pembelajaran c. Kompetensi personal dosen memiliki pengaruh terhadap layanan pembelajaran 3. Interaksi Sosial memiliki pengaruh terhadap layanan pembelajaran
18 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), dengan unit analisis adalah seluruh dosen yang ada di Jurusan Pendidikan Ekonomi. Waktu penelitian berlangsung selama 6 bulan, dimulai dari penyusunan proposal penelitian, bimbingan dengan dosen pembimbing, penyusunan instrumen penelitian, penyebaran instrumen, pengolahan data, penafsiran data, dan pelaporan. 1.9 Posisi Studi Pengaruh kompetensi dosen di Jurusan Pendidikan Ekonomi yang terdiri dari kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi personal, serta interaksi sosial khususnya interaksi pendidikan yang terjadi antara dosen dan mahasiswa di Jurusan Pendidikan Ekonomi terhadap layanan pembelajaran ini didasarkan bahwa: 1. Kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi personal dosen yang sesuai dengan karakteristik pendidikan di perguruan tinggi itu diperlukan dalam menunjang interaksi sosial yang sehat. 2. Kompetensi dosen yang baik dan interaksi sosial yang sehat dapat mendukung dan mendorong pada layanan yang lebih efektif dan berkualitas
19 19 3. Kompetensi dosen, interaksi sosial, dan layanan pembelajaran berhubungan dengan masalah pendidikan. Hal ini merupakan bagian kajian dari Pendidikan IPS. 4. Syarat terjadinya interaksi sosial adalah kontak sosial dan komunikasi sosial. Adapun bentuk interaksi sosial adalah individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok.
20 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Kerangka Pemikiran Penelitian Layanan Pembelajaran Interaksi Sosial Kompetensi Dosen Hubungan Layanan Pembelajaran, Interaksi Sosial, dan Kompetensi Dosen Asumsi Hipotesis Lokasi dan Waktu Penelitian Posisi Studi
IMPLEMENTASI PROSES PEMBELAJARAN DALAM MENCAPAI KOMPETENSI GURU BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN PERKANTORAN
IMPLEMENTASI PROSES PEMBELAJARAN DALAM MENCAPAI KOMPETENSI GURU BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN PERKANTORAN Drs. Uep Tatang Sontani, M.Si 1 Dr. Suwatno, M.Si. Drs. Ade Sobandi, M.Si. Rasto, S.Pd., M.Pd. ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana tercantum dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003:
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PROSES PEMBELAJARAN DALAM MENCAPAI KOMPETENSI GURU BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN PERKANTORAN
IMPLEMENTASI PROSES PEMBELAJARAN DALAM MENCAPAI KOMPETENSI GURU BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN PERKANTORAN Suwatno, A. Sobandi, Rasto 1 ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis (1) tingkat implementasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh dosen dalam melaksanakan tugas keprofesiannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rohyan Sosiadi, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung selanjutnya dalam tesis ini oleh penulis disingkat STP Bandung, dahulu dikenal dengan nama National Hotel Institute (NHI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad 21 ini adalah bagaimana menyiapkan manusia Indonesia yang cerdas, unggul dan berdaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh sebab itu hampir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pendidikan untuk mewujudkan tujuannya. Guru
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru merupakan komponen pendidikan yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan untuk mewujudkan tujuannya. Guru adalah aktor utama yang berkaitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini manusia dihadapkan pada suatu kehidupan masyarakat yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini manusia dihadapkan pada suatu kehidupan masyarakat yang sarat dengan berbagai persoalan dan tantangan, termasuk pada aneka ragam pilihan usaha bidang
Lebih terperincikesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan tarap kehidupan
STRATEGI PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN TENAGA AKADEMIK PERGURUAN TINGGI DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDDDDXAN TINGGI (Studi Kasus di Perguruan Tinggi Swasta di Jakarta) BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Setiap bangsa dan generasi memiliki dasar dan tujuan pendidikan tertentu. Tentunya dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membentuk dan mendewasakan serta menanamkan nilai-nilai kemanusiaan yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dan Pembelajaran adalah proses kegiatan yang bertujuan untuk membentuk dan mendewasakan serta menanamkan nilai-nilai kemanusiaan yang dikembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah kunci kemajuan bangsa, melalui pendidikan lahir sumberdaya manusia terdidik yang berkualitas serta bermanfaat bagi masyarakat dan Negara.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh melalui pendidikan. Pendidikan memegang peranan penting dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas masyarakat. Pembangunan dilakukan secara menyeluruh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan merupakan rangkaian usaha yang berorientasi pada peningkatan kualitas masyarakat. Pembangunan dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan, berlandaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan Pendidikan Nasional, dapat dilihat berdasarkan faktor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan Pendidikan Nasional, dapat dilihat berdasarkan faktor ketersediaan jaminan mutu oleh penyelenggara pendidikan. Peran pendidikan dalam membangun terciptanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembangunan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembangunan bangsa. Sejarah menunjukan bahwa kunci keberhasilan pembangunan Negaranegara maju adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang membawa berbagai konsekuensi tidak hanya terhadap dinamika kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem politik Indonesia dewasa ini sedang mengalami proses demokratisasi yang membawa berbagai konsekuensi tidak hanya terhadap dinamika kehidupan politik nasional,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan manusia seutuhnya bertujuan agar individu dapat mengekspresikan dan mengaktualisasi diri dengan mengembangkan secara optimal dimensi-dimensi kepribadian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang diharapkan, hal ini dikarenakan oleh banyak komponen yang mempengaruhi mutu tersebut. Komponen-komponen
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN:
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 16 sampai dengan Pasal 22 Undangundang
Lebih terperinci1. Visi, Misi, Strategi dan Tujuan Universitas Dhyana Pura Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan.
1. Visi, Misi, Strategi dan Tujuan Universitas Dhyana Pura Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan. Misi Bertolak dari visi tersebut, maka misi universitas adalah
Lebih terperinciSTANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SPMI-UNDIP SM 04 09 SEMARANG 2O16 Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan Sistem Penjaminan
Lebih terperinciSTANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL
SM SPMI Hal : 1/11 1 Judul STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK-SPMI SM 04 SUMEDANG 2016 SM SPMI Hal : 2/11 2 Lembar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Profil Lulusan Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam Tahun dan Relev Ansinya dengan Penyerapan Dunia Kerja
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, dunia telah memasuki era globalisasi, era dimana persaingan di dunia akan semakin ketat. Perlu banyak upaya untuk mempertahankan suatu bangsa,
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. harus meninggalkan unsur-unsur keagamaan dan hubungan sosial. bukan hanya berarti suatu cara untuk mendapatkan sejumlah pengetahuan dan
I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan Nasional diselenggarakan demi peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa harus meninggalkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak muliah,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional Indonesia bertujuan untuk mengembangkan peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Hampir semua negara
Lebih terperinciSTANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS NGUDI WALUYO SPMI-UNW SM 01 04 UNGARAN Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan Sistem Penjaminan Mutu Internal Universitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menghasilkan individu-individu yang mampu menumbuhkembangkan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menghasilkan individu-individu yang mampu menumbuhkembangkan potensi bangsa adalah tujuan akhir dari sebuah proses pembelajaran yaitu pendidikan. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Guru memiliki peran dan tanggung jawab yang besar dalam proses pendidikan, di mana tugas seorang guru bukan hanya memberikan transfer ilmu dan seperangkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga sebuah kinerja terus menerus serta sebuah usaha pembaharuan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bukan saja kebutuhan material masyarakat, melainkan juga sebuah kinerja terus menerus serta sebuah usaha pembaharuan yang membutuhkan penegasan berkesinambungan
Lebih terperinciManual Mutu Sumber Daya Manusia Universitas Sanata Dharma MM.LPM-USD.10
Manual Mutu Sumber Daya Manusia Universitas Sanata Dharma MM.LPM-USD.10 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 3 1.2 Tujuan 3 Halaman BAB 2 PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penataan SDM perlu terus diupayakan secara bertahap dan berkesinambungan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan masalah mendasar yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. Penataan SDM
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI. Presiden Republik Indonesia,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI Presiden Republik Indonesia, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 16 sampai dengan Pasal 22 Undangundang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian . Josie Fitri Handayani, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan kegiatan yang bersifat universal, terdapat dimana saja dan kapan saja dalam kehidupan masyarakat manusia. Pendidikan harus selalu progresif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fuja Siti Fujiawati, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang pada umumnya wajib dilaksanakan oleh setiap negara. Pendidikan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program pembangunan nasional, karena pendidikan memegang peranan penting dalam mewujudkan pembangunan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan fungsi pokok dan usaha yang paling
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar mengajar merupakan fungsi pokok dan usaha yang paling strategis guna mewujudkan tujuan institusional yang diemban oleh sebuah lembaga pendidikan,
Lebih terperinciSTANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN BADAN PENJAMINAN MUTU (BAJAMTU) UNIVERSITAS GUNADARMA 2017 Deskripsi Menurut Undang-Undang nomor 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan mencakup
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan merupakan proses yang berkesinambungan mencakup keseluruhan aspek kehidupan masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa.
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 16 sampai dengan Pasal 22 Undang-undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghasilkan tamatan atau lulusan sebagai sumber daya manusia yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Pertama atau disingkat SMP diharapkan mampu menghasilkan tamatan atau lulusan sebagai sumber daya manusia yang berkualitas yang bisa diterima
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, fungsi pendidikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, fungsi pendidikan dirasakan semakin penting, baik yang bersifat formal maupun nonformal. Hal ini tidak terlepas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Politeknik TEDC didirikan pada tahun 2002 berdasarkan ijin. penyelenggaraan dari DIKTI No. 73/D/O/2002. Politeknik TEDC merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Politeknik TEDC didirikan pada tahun 2002 berdasarkan ijin penyelenggaraan dari DIKTI No. 7/D/O/2002. Politeknik TEDC merupakan lembaga pendidikan tinggi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN . Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan pada hakekatnya adalah suatu proses yang menggambarkan pergerakan dari suatu kondisi yang lama ke kondisi yang baru. Pergerakan perubahan itu dilakukan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang dikenal dan diakui
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Dalam rangka penyelenggaraan tugas tugas pemerintahan umum, dan pembangunan secara efektif dan efisien, diperlukan adanya aparatur Negara yang berkualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di era otonomi daerah menghadapi tantangan besar dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan di era otonomi daerah menghadapi tantangan besar dan kompleks yang harus direspons secara positif dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Lembaga
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekolah dalam bahasa aslinya yakni skhole, scola, scholae atau schola
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah dalam bahasa aslinya yakni skhole, scola, scholae atau schola yang berarti waktu luang atau waktu senggang. Pada jaman dahulu orang orang Yunani memakai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana untuk mencerdaskan kehidupan. bangsa sebagaima diamanatkan dalam Undang Undang Dasar 1945.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan wahana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaima diamanatkan dalam Undang Undang Dasar 1945. Dalam rangka itu, pemerintah telah berupaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal abad XXI, dunia pendidikan di Indonesia menghadapi tiga tantangan besar. Tantangan pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan dituntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 ayat 9 UU No. 13 Tahun 2003 Ketenagakerjaan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perubahan di segala bidang terus berkembang pesat, dan kita harus mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan itu, terutama dalam meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di dalamnya untuk bekerja sama
Lebih terperinciSasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar
Sasaran dan Pengembangan Sikap Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu memahami Sasaran dan Pengembangan Sikap Indikator: Pengertian Sikap Guru Pengertian Kinerja Guru Sasaran Sikap Guru Pengembangan Sikap Kinerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komponen yang sangat kuat kedudukannya dimana sumber daya manusia
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam suatu Negara, sumber daya manusia merupakan salah satu komponen yang sangat kuat kedudukannya dimana sumber daya manusia tersebut merupakan aset terbesar
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 16 sampai dengan Pasal 22 Undang-undang
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR :... TENTANG PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU PRA JABATAN
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR :... TENTANG PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU PRA JABATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas serta memiliki
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas serta memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam berbagai bidang dapat diwujudkan melalui pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diharapkan mampu memberikan sumbangan besar dalam. mengarahkan pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diharapkan mampu memberikan sumbangan besar dalam mengarahkan pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang produktif, terampil dan
Lebih terperinciPendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul
Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul Panduan Penulisan Rencana Implementasi Daftar Isi Daftar Isi Pendahuluan 1 Latar Belakang 1 Tujuan Error! Bookmark not defined. Kebutuhan dan Penyediaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan sumber daya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu manusia yang bersikap rasional, teliti, kreatif, peka terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan
BAB I PENDAHULUHUAN A. Latar Belakang Masalah UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nuansa Aulia. 2010), hlm. 63. 1 Dadi Permadi, Daeng Arifin, The Smiling Teacher, (Bandung:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan unsure yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Dalam pendidikan, khususnya pendidikan formal di sekolah, pendidik merupakan
Lebih terperinci1. Visi, Misi, Strategi dan Tujuan Universitas Dhyana Pura Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan.
1. Visi, Misi, Strategi dan Tujuan Universitas Dhyana Pura Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan. Misi Bertolak dari visi tersebut, maka misi universitas adalah
Lebih terperinciKEPEMIMPINAN KETUA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA YOGYAKARTA
KEPEMIMPINAN KETUA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA YOGYAKARTA TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adanya keterbukaan informasi serta persaingan yang ketat di antara organisasiorganisasi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini kita telah memasuki era globalisasi yang ditandai dengan adanya keterbukaan informasi serta persaingan yang ketat di antara organisasiorganisasi.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. yang siap akan tugas dan tanggung jawabnya. Mahasiswa dibina dengan
BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Tinjauan Tentang Kesiapan Menjadi Guru Salah satu tugas pokok Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) adalah menyiapkan mahasiswa calon guru untuk menjadi
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 6, 1989 (PEMBANGUNGAN. PENDIDIKAN. Kebudayaan. Prasarana. Warga Negara. Penjelasan dalam Tambahan Lembaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Para kepala sekolah, guru, warga sekolah, stakeholder sekolah atau yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Budaya sekolah merupakan faktor yang paling penting dalam membentuk siswa menjadi manusia yang penuh optimis, berani, tampil, berperilaku kooperatif, dan kecakapan
Lebih terperinciKeputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2000
Peraturan Dikti Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2000 12 Februari 2006, 23:34:08 KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 232/U/2000 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan sekaligus membuka peluang-peluang baru bagi pembangunan ekonomi dan sumber daya manusia Indonesia
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, REPUBLIK INDONESIA NOMOR 232/U/2000 TENTANG
KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 232/U/2000 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI DAN PENILAIAN HASIL BELAJAR MAHASISWA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang:
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1989 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL. penjelasan pasal demi pasal BAB I KETENTUAN UMUM.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1989 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL penjelasan pasal demi pasal BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan : 1. Pendidikan
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 232/U/2000 TENTANG
SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 232/U/2000 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI DAN PENILAIAN HASIL BELAJAR MAHASISWA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan yang ada. Terkait
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melaju dengan pesat. Untuk menghadapi perkembangan dan kemajuan teknologi tersebut, dunia pendidikan harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah pendidikan. Guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru merupakan komponen yang palingmenentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan yang harus mendapat perhatian yang sentral, pertama dan utama. Figur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Adapun pengertian pendidikan menurut UU RI No. 20 Tahun 2003: melimpah, Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki potensi-potensi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Peranan pendidikan dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Pendidikan merupakan langkah awal untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan pendidikan manusia
Lebih terperinciKETETAPAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 023/SK/K01-SA/2002 TENTANG HARKAT PENDIDIKAN DI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
Menimbang KETETAPAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 023/SK/K01-SA/2002 TENTANG HARKAT PENDIDIKAN DI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG : (a) bahwa pasal
Lebih terperinciKURIKULUM PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN IPS (S2) BERBASIS KKNI 2014
KURIKULUM PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN IPS (S2) BERBASIS KKNI 2014 1. PENDAHULUAN Dihadapkan pada permasalahan pendidikan dan tuntutan pendidikan masa depan, serta dalam rangka pemenuhan kebijakan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembukaaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah memajukan kesejahteraan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Salah satu tujuan Nasional Republik Indonesia yang ada pada Pembukaaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah memajukan kesejahteraan umum. Namun dalam upaya mencapai
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) sebagai lembaga pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) sebagai lembaga pendidikan mengemban tugas untuk menyiapkan dan menghasilkan guru serta tenaga kependidikan lainnya
Lebih terperinciKESIAPAN DOSEN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
KESIAPAN DOSEN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG Oleh: Dina Sri Nindiati* *Program Studi Pendidikan Sejarah, FKIP Universitas PGRI Palembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, fungsi pendidikan dirasakan semakin penting, baik yang bersifat formal maupun nonformal.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber daya materil
1 BAB I PENDAHULUAN A. Identifikasi Masalah 1. Latar Belakang Dalam menghadapi perkembangan abad 21 semua organisasi dituntut untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber daya materil dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau tidaknya sistem tersebut, satu di antaranya, yaitu peran tenaga pendidik.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang sangat kompleks membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki keahlian dan kemampuan yang dapat bersaing serta siap menghadapi segala kemajuan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen merupakan langkah awal yang diharapkan perusahaan dalam proses pemasaran. Keputusan pembelian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21 ini Indonesia dihadapkan pada masalah yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Memasuki abad ke-21 ini Indonesia dihadapkan pada masalah yang rumit seperti masalah reformasi dalam kehidupan bernegara dan berbangsa, masalah krisis yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting untuk mendapatkan Sumber Daya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana penting untuk mendapatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas untuk menjamin kelangsungan hidup dan kemajuan suatu bangsa.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada dasarnya disetiap perusahaan memerlukan karyawan yang mampu mengerjakan pekerjaannya dengan pendidikan yang cukup tinggi. Dan manusia membutuhkan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan sumber daya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu manusia yang bersikap rasional, teliti, kreatif, peka terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan Nasional yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya akan sangat dibutuhkan peran serta
Lebih terperinciANALISIS DAMPAK AKREDITASI SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus Di SD Negeri Donohudan 3 Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali)
ANALISIS DAMPAK AKREDITASI SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus Di SD Negeri Donohudan 3 Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali) TESIS Diajukan Kepada Program Pasca Sarjana Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan, salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas Sumber
Lebih terperinci