II. TINJAUAN PUSTAKA. sisa-sisa jaringan tumbuhan yang berlangsung dalam kurun waktu yang cukup

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "II. TINJAUAN PUSTAKA. sisa-sisa jaringan tumbuhan yang berlangsung dalam kurun waktu yang cukup"

Transkripsi

1 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Karakteristik Lahan Gambut Tanah organosol atau tanah histosol yang saat ini lebih popular disebut tanah gambut adalah tanah yang terbentuk dari akumulasi bahan organik seperti sisa-sisa jaringan tumbuhan yang berlangsung dalam kurun waktu yang cukup lama. Tanah gambut umumnya selalu jenuh air atau terendam sepanjang tahun kecuali didrainase. Beberapa ahli mendefinisikan tanah gambut dengan cara yang berbeda-beda. Menurut Driessen (1978), gambut adalah tanah yang memiliki kandungan bahan organik lebih dari 65% (kering) dan ketebalan gambut lebih dari 0,5 m. Menurut Soil Taxonomy, gambut adalah tanah yang tersusun dari bahan organik dengan ketebalan lebih dari 40 cm atau 60 cm, tergantung dari berat jenis (BD) dan tingkat dekomposisi bahan organiknya. Menurut Soil Survey Staff (1998), tanah disebut gambut apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Dalam kondisi jenuh air Jika kandungan liatnya 60% atau lebih, harus mempunyai kandungan c- organik paling sedikit 18%, jika kandungan liat antara 0-60%, harus mempunyai c-organik lebih dari (12 + persen liat x 0,1) persen, jika tidak mempunyai liat, harus memiliki c-organik 12% atau lebih. 1

2 b. Apabila tidak jenuh air, kandungan C-organik minimal 20% Tanah-tanah gambut ini menurut klasifikasi Soil Taxonomy (UDSA, 1998) digolongkan kedalam Typic, Sulfisaprist, Sulfihemists, Haplosaprists/Haplohemists, Haplofibrists. Berdasarkan ketebalan gambut, lahan gambut dibedakan atas empat kelas (Widjaja-Adhi, 1995), yaitu gambut dangkal ( cm), gambut sedang ( cm), gambut dalam ( cm), dan gambut sangat dalam (>300 cm). Pengelolaan yang sembarangan dan tanpa mengindahkan kaedah-kaedah konservasi lahan akan menyebabkan biaya produksi yang mahal dan bila sudah terlanjur rusak, biaya pemulihannya akan sangat besar. (Najiyati, S, dkk, 2005). 1. Proses Terbentuknya Tanah Gambut Berdasarkan proses pembentukannya, lahan gambut dibedakan menjadi 2 jenis, yakni gambut topogen dan omogen, gambut topogen terbentuk karena pengaruh topografi rawa, sedangkan gambut omogen terbentuk karena pengaruh air hujan yang tergenang, jenis gambut topogen memiliki lebih banyak unsur hara dibandingkan jenis gambut omogen. Gambut merupakan timbunan-timbunan residu-residu tanaman atau bahan organik yang telah terdekompos (terlapukan) secara tidak sempurna. Gambut yang terjadi didaerah-daerah hutan rawa, kandungan haranya rendah, ph rendah sekali atau asam sekali (gambut oligotrop), sedang gambut yang terjadi di daerah hutan rumput rawa kandungan unsur haranya lebih tinggi. Gambut akan mengerut apabila keadaannya menjadi kering, permukaannya turun, ketebalan berkurang dan mudah terbakar. Jadi gambut 2

3 terdiri dari berbagai bentukan organik, yang biasa disebut juga sebagai: Muck (Kotoran), Turf (Lempeng tanah berumput), Peat moss (Lumut gambut), Black humus (Bunga tanah hitam). Stokes memberikan gambaran penampang gambut dengan lapisan-lapisan yang berbeda. Gambut rendah (Lowmoor peat) yang sering dibicarakan sebagai muck, prinsipnya dihasilkan dari reed dan sedge berkeasaman rendah dalam reaksi (ph 5,0-6,0) berkandungan 5-10% bahan bahan mineral dan 2-4% nitrogen. Gambut tinggi (highmoor peat) yang sering dibicarakan sebagai peat moss, yang dibentuk dari sphagnum dan tanaman-tanaman lumut lainnya adalah lebih berserat keadaannya, sangat asam dalam reaksi (ph 3,5-4,5). Berkandungan abu dan nitrogen rendah (kurang dari satu persen). Dengan demikian ditinjau dari keasamannya reaksinya maka dikenal: lowmoor peat, atau gambut rendah, berkeasaman rendah dalam reaksi, highmoor peat atau gambut tinggi, berkeasaman tinggi dalam reaksi dan fenmoor peat atau gambut fen, dengan sifat netral sampai basa. Gambut lowmoor peat dan fenmoor peat setelah diberi drainase yang teratur dan baik akan membentuk tanah tanah perkebunan yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Menurut Waksman (1961) yang mengemukakan tentang perkiraan komposisi kimiawi dari segolongan gambut. Sebagai hasil penelitiannya di berbagai daerah di Amerika, yang mungkin dapat dijadikan bahan perbandingan untuk keperluan studi mengenai bidang ini di tanah air kita. 3

4 Mengenai susunan kimia air gambut yang dikemukakan oleh Lowton (1955) dapat dilihat seperti tabel 1 dibawah ini. Tabel 1. Susunan Kimia Gambut Senyawa Penyusun Gambut Tinggi (rata-rata) Gambut Peralihan (rata-rata) Gambut Rendah (rata-rata) Bahan Organik 149,2 73,7 170,5 Sisa Pembakaran 23,8 73,7 141,9 Nitrogen 3,6 2,5 2,7 CaO 1,6 22,7 58,7 MgO 0,6 3,9 9,2 K 2 O 4,4 2,7 3,9 Na 2 O 4,5 6,2 8,0 P 2 O 5 0,6 1,0 1,3 SO 3 0,9 15,9 3,0 Fe 2 O 3 +AL ,5 5,2 6,0 SiO 2 9,1 13,2 4,4 CL 12,3 6,6 11,3 Penelitian dalam hal ini, vereasi dalam reaksi kandungan bahan organik keseluruhannya, dan sifat sifat kimiawi dari bahan-bahan organik adalah agak berbeda didalam vegetasi dari mana telah dibentuknya gambut itu. Sebagai tambahan dapat dikemukakan bahwa apabila didaerah tanah gambut sistem drainase tidak diperhatikan, maka dalam keadaan demikian daerah tersebut dapat menjadi ber-rawa seperti halnya di daratan. Sehubungan dengan curah hujan yang biasanya sangat tinggi, sedangkan daya menahan air dari tanah gambut sangat besar, umumnya 2-4 kali lebih besar dari bobot keringmya. Tanah gambut telah banyak digunakan untuk budidaya perkebunan kelapa sawit. Sampai saat ini tidak kurang dari 13% areal perkebunan kelapa sawit ditanam pada lahan gambut. Tidak seluruh tanah gambut dapat memberikan produksi tandan buah segar (TBS) yang tinggi, disebabkan oleh tingginya keragaman tanah gambut. Tanah 4

5 gambut yang terbaik adalah yang diklasifikasikan ke dalam subgroup Fluvaquemic Troposaprist telah terbukti memberikan hasil tandan buah segar yang tinggi bila dibandingkan dengan gambut lainnya. Gambut yang belum melapuk tidak direkomendasikan untuk digunakan, sedangkan gambut dengan tingkat pelapukan yang sedang sampai matang direkomendasikan untuk perkebunan kelapa sawit. Perkebunan yang berhasil di tanah gambut adalah jika menerapkan pengelolaan yang spesifik pada tanah gambut. Seperti pengelolaan drainase yang baik, akan membuat kesuburan tanah tersebut terjaga dan tidak menyebabkan genangan air. 2. Klasifikasi Gambut Dengan tidak memandang tingkat dekomposisinya, gambut dapat diklasifikasikan sesuai dengan bahan induknya dan secara garis besar menjadi tiga bagian berikut: a. Gambut Endapan Gambut endapan biasanya tertimbun didalam air yang relatif dalam, karena itu umumnya terdapat jelas di profil bagian bawah. Meskipun demikian, kadang-kadang bercampur dengan lain-lain tipe gambut jika lebih dekat dengan permukaan. Gambut endapan berasal dari bahan tumbuhan yang agak mudah seluruhnya mengalami humifikasi disebabkan oleh sifat jaringan asal dan barangkali juga tipe lapukan akan terbentuk bahan yang sangat koloidal dan berciri kompak dan kenyal. Bahkan ini khas dan begitu berbeda dengan tipe gambut lain yang umumnya terdapat dalam profil yang sangat menarik perhatian 5

6 jika dijumpai. Endapan gambut itu tidak hanya berciri kenyal, tetapi biasanya berwarna hijau tua jika masih dalam keadaan aslinya. Kalau tidak terlindung, langsung dipengaruhi oleh udara atmosfer, cepat menjadi kelam, kadang-kadang menjadi hampir hitam. Karena sifat kolodalnya yang tinggi, kemampuan kelembabannya tinggi, mungkin empat atau lima kali berat kering. Air imbibisi diikat erat dan karena itu gambut ini mengering sangat lambat. Bahkan koloidal endapan gambut sebagian besar tidak reversible, yaitu kalau kering gambut tidak menyerap air sangat lambat dan bertahan tetap dalam keadaan keras dan bergumpal. Jadi, gambut endapan sebagai tanah sangat tidak dikehendaki karena sifat fisik nya yang tidak cocok untuk pertumbuhan tanaman. Bahkan sejumlah kecil saja terdapat dalam tanah olah sudah mengurangi kegunaan untuk usaha perkebunan. Kebetulan kerap kali endapan gambut ini terdapat dalam profil bagian bawah dan umumnya tidak tampak diatas dasar tanah olah. Karena itu endapan ini tidak diperhatikan atau diabaikan, kecuali ia mengganggu penggunaan tanah usaha perkebunan. b. Gambut Berserat Klasifikasi yang baru saja disajikan menunjukkan bahwa sejumlah gambut berserat sering terdapat dalam endapan rawa yang sama. Semuanya mempunyai kemampuan mengikat air tinggi dan dapat menunjukkan berbagai derajat dekomposisi. Mereka berbeda satu sama lain terutama dalam sifat fisik serabut atau seratnya umut dan rumput yang belum terdekomposisi sudah cukup halus untuk 6

7 digunakan dalam rumah kaca dan persemaian, sebagai sumber bahan organik untuk kebun dan taman bunga. Buluh dan cattail sangat lebih kasar, terutama cattail. Semua bahan berserat, bahan pelapuk dapat memperbaiki tanah dilapangan walaupun produktivitas nya akan bervariasi. Gambut lumut semuanya sangat asam hampir tidak dengan variasi kadar abu dan mengandung nitrogen relatif rendah. Dalam hal ini rumput termasuk sedang, gambut cattail tidaklah begitu asam dan mempunyai keseimbangan unsur hara yang baik. Gambut berserat mungkin terdapat dipermukaan timbunan organik. c. Gambut Kayuan Karena pohon merupakan vegetasi dalam banyak endapan rawa, gambut kayuan biasanya terdapat dipermukaan air naik mungkin mematikan pohon dan menguntungkan buluh rumput atau cattail, untuk membentuk lapisan berserat di atas timbunan kayuan. Hal ini sangat mengherankan, jika ditemukan lapisan sub horizon gambut kayuan. Gambut kayuan berwarna coklat atau hitam jika basah, sesuai dengan tingkat humifikasi nya. Ia lepas lepas dan terbuka kalau kering atau hanya sedikit lembab dan berciri jelas tidak berserat. Endapan asli nyata, jadi mudahlah untuk membedakan tipe gambut yang lain, jika contohnya tidak mengalami perubahan dan dekomposisi. Kemampuan mengikat air, gambut kayuan sedikit lebih rendah daripada kemampuan gambut rumput-rumputan, yang seterusnya jauh lebih kurang daripada kemampuan gambut lumut. Oleh sebab itu gambut kayuan kurang sesuai 7

8 untuk digunakan dalam rumah kaca dan persemaian, dimana bahan tersebut digunakan untuk usaha pengendalian kelembaban dan sebagai bahan pengatur kompos. 3. Sifat Fisik dan Kimia Tanah Gambut a. Sifat Fisik Sifat-sifat fisik tanah gambut sangat erat kaitannya dengan pengolahan air gambut. Bahan penyusun gambut terdiri dari empat komponen yaitu bahan organik, mineral, air, dan udara. Perubahan kandungan air karena reklamasi gambut akan ikut merubah sifat sifat fisik lainnya. Mengingat sifat-sifat fisik tanah gambut saling berhubungan maka pembahasan fisik dari tanah gambut tidak dapat dilakukan terpisah. Uraian tentang sifat-sifat fisik gambut ini akan dihubungkan dengan sifat-sifat kimia tanah gambut. Pemahaman sifat-sifat fisik gambut akan sangat bermanfaat dalam menentukan strategi pemanfaatan lahan gambut. Sifat-sifat fisik tanah gambut yang penting adalah: Tingkat dekomposisi tanah gambut, kerapatan lindak, irreversible dan subsidense. Ketebalan lapisan gambut, lapisan bawah, kadar lengas gambut merupakan sifat-sifat fisik yang perlu mendapat perhatian dalam pemanfaatan lahan gambut. Tanah gambut mempunyai kerapatan lindak (bulk density) yang sangat rendah yaitu kurang dari 0,1 gr/cc untuk gambut kasar dan sekitar 0,2 gr/cc untuk gambut halus. Dibanding dengan tanah mineral yang memiliki kerapatan lindak 1,2 gr/cc maka kerapatan lindak menyebabkan daya dukung gambut (bearing 8

9 capacity) menjadi sangat rendah, keadaan ini menyebabkan kemiringan atau rebahnya tanaman tahunan seperti kelapa sawit pada lahan gambut. Lahan gambut jika didrainase secara berlebih akan menjadi kering dan kekeringan gambut ini sering disebut sebagai irreversible artinya gambut yang telah mengering tidak akan dapat menyerap air kembali. Perubahan menjadi kering tidak balik ini disebabkan gambut yang suka air (hidrofilik) berubah menjadi tidak suka air (hidrofobik) karena kekeringan, akibatnya kemampuan menyerap air gambut menurun sehingga gambut sulit untuk diusahakan bagi tanaman perkebunan. Berkurangnya kemampuan menyerap air menyebabkan volume gambut menjadi menyusut dan permukaan gambut menurun (kempes). Perbaikan drainase akan menyebabkan air keluar dari gambut kemudian oksigen masuk kedalam bahan organik dan meningkatkan aktivitas mikroorganisme, akibatnya terjadi dekomposisi bahan organik gambut akan mengalami penyusutan (subsidense) sehingga permukaan gambut mengalami penurunan. Kadar lengas gambut (peat moisture) ditentukan oleh kematangan gambut. Pada gambut alami kadar lengas gambut sangat tinggi mencapai % bobot, sedangkan yang telah mengalami dekomposisi berkisar antara % bobot. Kadar lengas gambut fibrik lebih besar dari gambut hemik dan saprik. Kemampuan menyerap air gambut fibrik lebih besar dibandingkan gambut saprik dan hemik, namun kemampuan fibrik memegang air lebih lemah dari gambut hemik dan saprik. Tingginya kemampuan gambut menyerap air menyebabkan tingginya volume pori-pori gambut, mengakibatkan rendahnya 9

10 kerapatan lindak dan daya dukung gambut, hal ini menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi miring karena daya mengikat akar tidak kuat. b. Sifat Kimia Sifat kimia tanah gambut di Indonesia sangat ditentukan oleh kandungan mineral, ketebalan, jenis mineral pada substratum (di dasar gambut), dan tingkat dekomposisi tanah gambut. Kandungan gambut di Indonesia pada umumnya kurang dari 5% dan sisanya adalah bahan organik. Fraksi organik terdiri dari senyawa senyawa humat sekitar 10 hingga 20% dan sebagian besar lainnya adalah kandungan mineral, ketebalan, jenis mineral pada substratum (di dasar gambut), dan tingkat dekomposisi gambut. Ketebalan horizone organik, sifat subsoil dan frekuensi luapan air sungai mempengaruhi komposisi kimia gambut. Pada tanah gambut yang sering mendapat luapan, semakin banyak kandungan mineral tanah sehingga relatif lebih subur. Kesuburan gambut sangat bervariasi dari sangat subur sampai sangat miskin. Gambut tipis yang berbentuk diatas endapan liat atau lempung marin umumnya lebih subur dari gambut dalam. Atas dasar kesuburan gambut dibedakan atas gambut subur (eutropik), gambut sedang (mesotropik) dan gambut miskin (oligotropik). Secara umum kemasaman tanah gambut berkisaran antar 3-5 dan semakin tebal bahan organik maka kemasaman gambut meningkat. Kondisi tanah gambut yang masam akan menyebabkan kekurangan hara N, P, K, Ca, Mg, Bo dan Mo. Unsur hara Cu, Bo dan Zn merupakan unsur hara 10

11 mikro yang seringkali sangat kurang, apabila lahan gambut akan dimanfaatkan untuk budidaya kelapa sawit harus menambahkan unsur hara mikro tersebut. 4. Kematangan Tanah Gambut Berdasarkan tingkat kematangannya, gambut dibedakan menjadi: gambut saprik (matang) yaitu adalah gambut yang sudah melapuk lanjut dan bila diremas kandungan seratnya <15%, gambut hemik (setengah matang) adalah gambut setengah lapuk, sebagian bahan asalnya masih bias dikenali, berwarna cokelat dan bila diremas bahan seratnya 15-75% dan gambut fibrik (mentah) adalah gambut yang belum melapuk, bahan asalnya masih bias dikenali, berwarna cokelat dan bila diremas >75% aeratnya masih tersisa. Berdasarkan tingkat kesuburannya, gambut dibedakan menjadi; Gambut eutrofik adalah gambut yang subur, yang kaya akan bahan mineral dan basa-basa serta unsur hara lainnya. Gambut yang relatif subur biasanya adalah gambut tipis dan dipengaruhi oleh sedimen sungai atau laut. Mesotrofik adalah gambut yang agak subur karena memiliki kandungan mineral dan basa-basa sedang. Gambut oligotropik adalah gambut yang tidak subur karena miskin mineral dan basa-basa. Bagian kubah gambut dan gambut tebal yang jauh dari pengaruh lumpur sungai biasanya tergolong gambut oligotropik. Berdasarkan lingkungan pembentukannya, gambut dibedakan atas: gambut omogen yaitu gambut yang terbentuk pada lingkungan yang hanya dipengaruhi oleh air hujan, gambut topogen yaitu gambut yang terbentuk oleh pengayaan air pasang. Gambut di Indonesia sebagian besar tergolong gambut mesotropik dan 11

12 oligotropik. Tingkat kesuburan gambut ditentukan oleh kandungan bahan mineral dan basa-basa, bahan substratum/dasar gambut dan ketebalan lapisan gambut. 5. Subsidense Lahan Gambut Subsidense adalah salah satu masalah yang ditemui jika kita melakukan pembukaan dan mengelola lahan gambut untuk usaha budidaya perkebunan. Subsidense merupakan penurunan permukaan lahan gambut sebagai akibat daya dukung air yang hilang akibat drainase. Rata-rata kecepatan penurunan tanah adalah 0,3 0,8 cm/bulan, dan terjadi selama 3 7 tahun setelah drainase dan pengolahan tanah. Pemampatan massa dari bagian atas yang hanya ditopang oleh kekuatan fraksi udara merupakan konsolidasi lanjutan. (Anonim 2007) Drainase merupakan masalah awal dari pengelolaan gambut. Sistem drainase ditujukan untuk membuang air permukaan yang lebih secara cepat, mengendalikan kedalaman permukaan air tanah untuk produksi tanaman dan memperpanjang usia pemanfaatan gambut. Yang paling banyak berperan secara umum adalah dalam proses pembentukan humus. Bahan organik merupakan substrat alami untuk organisme saprofitik dan secara tidak langsung memberi nutrisi bagi tanaman. Bahan organik membantu konservasi nutrisi tanaman dan mencegah erosi dan peluruhan hara dari permukaan tanah. Tingkat perombakan bahan organik akan mempengaruhi sifat mengerut tanah gambut disamping kadar lengas dan kandungan liat. Pada pengeringan tanah gambut tak terganggu (undisturb) selama sepuluh hari dalam suhu 60 o C terbukti bahwa tanah gambut yang tingkat perombakan 12

13 lebih jauh akan mengerut lebih besar dan gambut yang tercampur mineral liat mempunyai kemampuan mengerut lebih kecil. Ada empat faktor yang mempengaruhi subsidense: vertical shrinkage pada lapisan atas akibat pengeringan, perpaduan (konsolidasi) pada lapisan bawah, Oksidasi bahan organik oleh perbaikan lapisan aerase pada gambut, pemampatan (kompaksi) akibat pengolahan yang intensif. Pembukaan lahan gambut akan mengubah ekosistemnya, misalnya posisi rantai makanan dan vegetasi akibat berubahnya status hidrologi dan ekosistem awal. Pembukaan kanal juga mengakibatkan penurunan permukaan tanah. Penurunan ini disebabkan karena lapisan gambut yang mentah dipermukaan tanah mengalami pelapukan. Ini terjadi karena ada penambahan jenis dan populasi mikro organisme tanah sebagai konsekuensi perubahan suhu dan kelembaban yang terjadi saat dilakukan pembukaan hutan rawa gambut untuk usaha perkebunan, adalah menurunnya ketahanan dari bahan organik dalam gambut terhadap proses dekomposisi. Perubahan kondisi dari anaerob menjadi aerob akibat pembuatan saluran drainase mendorong proses perombakan bahan organik berlangsung dengan sangat cepat, yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan permukaan lahan gambut. Indonesia mempunyai lahan gambut dengan luas lebih dari 17 juta Ha, merupakan sumber daya alam yang potensial untuk dikembangkan menjadi lahan budidaya perkebunan. 13

14 B. Pembuatan Pasar Pikul Pasar pikul adalah jalan yang berada ditengah gawangan. Tujuannya adalah untuk memudahkan pengawasan pelaksanaan pekerjaan diareal serta prasarananya. Pembangunan pasar pikul ini dilakukan secara bertahap menurut umur masa TBM. (Anonim, 2007). Pasar pikul berfungsi untuk pemanen, dibuat menurut arah barisan tanaman dengan interval 1 gawangan lebarnya sekitar cm. Panjang pasar pikul ini adalah 640 m per hektar. Pembuatan pasar pikul pada TBM dengan interval 2 baris tanaman dan lebar 1 m. Pada umumnya pasar pikul dibuat secara bertahap, pada saat TBM 1 dibuat pasar pikul pada setiap 8 baris tanaman, kemudian pada saat TBM 2 dibuat lagi pasaar pikul pada setiap 4 baris tanaman. Pasar pikul harus tetap dalam keadaan bersih sehingga proses pengangkutan TBS dari piringan pohon ke TPH dapat berjalan dengan baik. Pembersihan pasar pikul tersebut dapat dilakukan secara manual yaitu dengan babat layang maupun secara kimia. (Darmosarkoro,Dkk. 2006) Guna menjamin kelancaran transportasi dan kondisi jalan pemanen, maka pemeliharaan pasar pikul perlu dilakukan, biasa nya digabung dengan pekerjaan lainnya. 14

15 x x x x x x x x x x x x x x x x X x x x x x x x x x x x x x x x x x X x x x x x x x x x x x x x x x x x X x x x x x x x x x x x x x x x x x X x x x x x x x x x x x x x x x x x X x Keterangan : x = Pasar pikul = Tanaman kelapa sawit Gambar 1. Sketsa Pembuatan Pasar Pikul 1. Pasar Pikul Biasa Pembuatan pasar pikul sebagai jalan pemeliharaan ataupun jalan kontrol dengan lebar cm dengan panjang 40 m dengan alat cangkul, caranya dengan membuka tanaman penutup tanah ditengah gawangan dan dibersihkan menjadi pasar pikul atau jalan kontrol. Pemeliharaan pasar pikul dapat dilakukan dengan cara manual (garuk), khemis disemprot dengan herbisida ataupun mekanis dengan rotasi 2 bulan sekali. 15

16 2. Bumbun Pasar Pikul Pada lahan gambut dengan kondisi adanya ketidakstabilan lahan akibat adanya proses subsidense. Subsidense adalah salah satu masalah yang ditemui jika kita melakukan pembukaan dan mengelola lahan gambut untuk usaha budidaya perkebunan. Subsidense merupakan proses penurunan permukaan tanah gambut sebagai akibat daya dukung air yang hilang akibat drainase, maka dari itu diperlukan teknis khusus dengan melakukan pembumbunan pada pasar pikul. Tujuan utama dari pembumbunan ini adalah untuk mencegah menurunnya tanah akibat prose subsidense tersebut, serta tujuan lainnya apabila melakukan pembumbunan untuk tanaman yaitu menumbuhkan akar pada batang kelapa sawit untuk memperkuat pokok tanaman dan mengoptimalkan penyerapan hara pada tanaman sehingga berpengaruh pada produksi buah TBS. Kegiatan pembumbunan pasar pikul dapat dilihat pada gambar 2 di bawah ini. Gambar 2. Proses Kegiatan Pembumbunan 16

17 C. Sistem Perawatan Pasar Pikul 1. Perawatan Dengan Metode Manual Pasar pikul mulai di buat pada fase TBM, pada fase TBM pasar pikul di fungsikan sebagai jalan untuk pemeliharaan tanaman maupun jalan kontrol, dan pada saat memasuki fase TM pasar pikul berfungsi sebagai jalan untuk pemanen. Pasar pikul merupakan jalan tanah, pemeliharaan nya tergantung pada kondisi keadaan areal. Pemeliharaan pasar pikul secara manual dilakukan dengan cara menggaruk atau membabat dengan menggunakan cangkul atau parang babat, dilakukan dengan cara membuka atau membersihkan tanaman penutup tanah atau pun gulma lain yang berada di tengah gawangan untuk dijadikan pasar kontrol atau pasar pikul. 2. Perawatan Dengan Metode Kimia Perawatan pasar pikul yang dilakukan dengan metode kimia yaitu dilakukan dengan penggunaan bahan kimia herbisida. Penyemprotan dilakukan dengan menggunakan knapsack sprayer. Herbisida sendiri dibedakan menjadi herbisida kontak dan sistemik. Herbisida kontak yang mempunyai daya mematikan setiap bagian tumbuhan yang terkena langsung (kontak). Bahan ini langsung merusak sel/jaringan tumbuhan yang masih hidup dan hampir tidak dialirkan (ditransformasikan) ke seluruh jaringan tanaman. Herbisida ini ampuh merusak bagian tumbuhan terutama yang mempunyai butir hijau daun. Setelah bagian tumbuhan di pasar pikul 17

18 disemprotkan akan terlihat kerusakan jaringan (necrosis). Herbisida ini akan efektif jika digunakan terhadap tumbuhan semusim. Contoh : Paracol, Gramoxon. Herbisida sistemik yaitu herbisida yang mempunyai sifat peracunan secara sistemik atau herbisida ini mempunyai daya rusak setelah diserap dan diedarkan ke seluruh bagian jaringan tumbuhan. Bahan aktif yang disemprotkan melalui daun akan masuk ke dalam jaringan tumbuhan melalui mulut daun dan ditranslokasikan ke seluruh jaringan tumbuhan. Contoh : Round up, Biosat. ( 3. Perawatan Dengan Metode Mekanis Perawatan pasar pikul dengan mekanisasi menggunakan Tractor dan Rotary Slasher. Adapun spesifikasi nya sebagai berikut: a. Alat yang digunakan: 1. Tractor Model : Massey Fergusson Type : MF-240 4WD Daya : ± 45 Horse Power Buatan : England 2. Rotary Slasher Model : Howard Rotary Slasher Type : HS 24 Komponen : Shaft PTO Gear Box 18

19 Chasis Baling-baling b. Pelaksanaan/Cara Kerja Rotary slasher digerakkan oleh PTO yang dihubungkan dengan shaft PTO Tractor harus dioperasikan menggunakan Gear H1 dan PTO dioperasikan dengan putaran mesin 1500 RPM. Jika terdapat gundukan, operator harus menaikkan Draft Control. Lebar pasar pikul yang dikerjakan oleh rotary slasher adalah ± 1,5 meter dan waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan 1 pasar pikul (300 Meter) adalah 5 10 Menit Tinggi Permukaan pemotongan dapat diatur sesuai keinginan (5 cm). c. Persiapan Areal Sisa-sisa tunggul dan kayu yang tidak bersih pasa saat perataan dengan mekanis sangat menggangu kerja rotary slasher. 19

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Tanah Gambut

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Tanah Gambut II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Tanah Gambut Tanah gambut adalah tanah yang berbahan induk organik atau berasal dari sisa-sisa tanaman masa lampau dan berdasarkan kriteria USDA (2006) digolongkan

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMANFAATAN LAHAN GAMBUT UNTUK BUDIDAYA KELAPA SAWIT

PEDOMAN PEMANFAATAN LAHAN GAMBUT UNTUK BUDIDAYA KELAPA SAWIT Lampiran Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 14/Permentan/PL.110/2/2009 Tanggal : 16 Februari 2009 PEDOMAN PEMANFAATAN LAHAN GAMBUT UNTUK BUDIDAYA KELAPA SAWIT I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 1.1. Peningkatan

Lebih terperinci

dampak perubahan kemampuan lahan gambut di provinsi riau

dampak perubahan kemampuan lahan gambut di provinsi riau dampak perubahan kemampuan lahan gambut di provinsi riau ABSTRAK Sejalan dengan peningkatan kebutuhan penduduk, maka kebutuhan akan perluasan lahan pertanian dan perkebunan juga meningkat. Lahan yang dulunya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambut dan Karbon Tersimpan pada Gambut

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambut dan Karbon Tersimpan pada Gambut 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambut dan Karbon Tersimpan pada Gambut Lahan gambut adalah lahan yang memiliki lapisan tanah kaya bahan organik (C-organik > 18%) dengan ketebalan 50 cm atau lebih. Bahan organik

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit semula merupakan tanaman yang tumbuh liar di hutan-hutan maupun daerah semak belukar tetapi kemudian dibudidayakan. Sebagai tanaman

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Umum Bahan Gambut Riau

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Umum Bahan Gambut Riau IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Umum Bahan Gambut Riau Bahan gambut dari Riau dianalisis berdasarkan karakteristik ekosistem atau fisiografi gambut yaitu gambut marine (coastal peat swamp),

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Tanah Gambut

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Tanah Gambut II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambut 2.1.1 Pengertian Tanah Gambut Gambut mempunyai banyak istilah padanan dalam bahasa asing, antara lain peat, bog, moor, mire, atau fen. Gambut diartikan sebagai material

Lebih terperinci

TANAH / PEDOSFER. OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd

TANAH / PEDOSFER. OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd TANAH / PEDOSFER OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd 1.Definisi Tanah adalah kumpulan dari benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horizon-horizon, terdiri dari campuran bahan mineral organic, air, udara

Lebih terperinci

Pengelolaan lahan gambut

Pengelolaan lahan gambut Pengelolaan lahan gambut Kurniatun Hairiah Sifat dan potensi lahan gambut untuk pertanian Sumber: I.G.M. Subiksa, Fahmuddin Agus dan Wahyunto BBSLDP, Bogor Bacaan Sanchez P A, 1976. Properties and Management

Lebih terperinci

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala Geografi Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala TANAH Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 14/Permentan/PL.110/2/2009 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 14/Permentan/PL.110/2/2009 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 14/Permentan/PL.110/2/2009 TENTANG PEDOMAN PEMANFAATAN LAHAN GAMBUT UNTUK BUDIDAYA KELAPA SAWIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 21 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karbon Biomassa Atas Permukaan Karbon di atas permukaan tanah, meliputi biomassa pohon, biomassa tumbuhan bawah (semak belukar berdiameter < 5 cm, tumbuhan menjalar dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Definisi Tanah Pengertian Gambut

TINJAUAN PUSTAKA Definisi Tanah Pengertian Gambut TINJAUAN PUSTAKA Definisi Tanah Dalam pertanian, tanah diartikan lebih khusus yaitu sebagai media tumbuhnya tanaman darat. Tanah berasal dari hasil pelapukan batuan yang bercampur dengan sisa-sisa bahan

Lebih terperinci

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Durian 1. Karakteristik tanaman durian Durian (Durio zibethinus Murr.) merupakan salah satu tanaman hasil perkebunan yang telah lama dikenal oleh masyarakat yang pada umumnya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dikenali lagi dan kandungan mineralnya tinggi disebut tanah bergambut (Noor, 2001).

TINJAUAN PUSTAKA. dikenali lagi dan kandungan mineralnya tinggi disebut tanah bergambut (Noor, 2001). TINJAUAN PUSTAKA Lahan Gambut Gambut diartikan sebagai material atau bahan organik yang tertimbun secara alami dalam keadaan basah berlebihan, bersifat tidak mampat dan tidak atau hanya sedikit mengalami

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio: Spermatophyta; Sub divisio: Angiospermae; Kelas : Dikotyledonae;

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LAHAN GAMBUT UNTUK PERTANIAN

PEMANFAATAN LAHAN GAMBUT UNTUK PERTANIAN PEMANFAATAN LAHAN GAMBUT UNTUK PERTANIAN Terbentuknya gambut pada umumnya terjadi dibawah kondisi dimana tanaman yang telah mati tergenang air secara terus menerus, misalnya pada cekungan atau depresi,

Lebih terperinci

PEDOSFER BAHAN AJAR GEOGRAFI KELAS X SEMESTER GENAP

PEDOSFER BAHAN AJAR GEOGRAFI KELAS X SEMESTER GENAP PEDOSFER BAHAN AJAR GEOGRAFI KELAS X SEMESTER GENAP PENGERTIAN TANAH Pedosfer berasal dari bahasa latin yaitu pedos = tanah, dan sphera = lapisan. Pedosfer yaitu lapisan kulit bumi yang tipis yang letaknya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tomat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisi:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tomat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisi: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Tomat Tomat merupakan tanaman yang sudah biasa ditanam di Indonesia. Tanaman tomat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Sub Divisi:

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A.

BAB I. PENDAHULUAN A. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan salah satu primadona tanaman perkebunan yang memiliki prospek pengembangan cukup cerah, Indonesia memiliki luas areal

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sekilas Tentang Tanah Andisol. lapisan organik dengan sifat-sifat tanah andik, mana saja yang lebih

TINJAUAN PUSTAKA. Sekilas Tentang Tanah Andisol. lapisan organik dengan sifat-sifat tanah andik, mana saja yang lebih TINJAUAN PUSTAKA Sekilas Tentang Tanah Andisol Andisol merupakan tanah yang mempunyai sifat tanah andik pada 60% atau lebih dari ketebalannya, sebagaimana menurut Soil Survey Staff (2010) : 1. Didalam

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. legend of soil yang disusun oleh FAO, ultisol mencakup sebagian tanah Laterik

TINJAUAN PUSTAKA. legend of soil yang disusun oleh FAO, ultisol mencakup sebagian tanah Laterik TINJAUAN PUSTAKA Ultisol Ultisol adalah tanah mineral yang berada pada daerah temprate sampai tropika, mempunyai horison argilik atau kandik dengan lapisan liat tebal. Dalam legend of soil yang disusun

Lebih terperinci

LAHAN GAMBUT TERDEGRADASI SRI NURYANI HIDAYAH UTAMI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

LAHAN GAMBUT TERDEGRADASI SRI NURYANI HIDAYAH UTAMI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA LAHAN GAMBUT TERDEGRADASI SRI NURYANI HIDAYAH UTAMI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA PENYEBAB Kebakaran hutan penebangan kayu (illegal logging, over logging), perambahan hutan, dan konversi lahan Salah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. - Karet (Hevea Brasiliemis) merupakan kebutuhan yang vital bagi kehidupan

I. PENDAHULUAN. - Karet (Hevea Brasiliemis) merupakan kebutuhan yang vital bagi kehidupan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang - Karet (Hevea Brasiliemis) merupakan kebutuhan yang vital bagi kehidupan manusia sehari-hari. Hal ini terkait dengan mobilitas manusia dan barang yang memerlukan komponen

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang TINJAUAN PUSTAKA Sifat dan Ciri Tanah Ultisol Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang tersebar luas di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya serta sebagian kecil di pulau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertambangan Pasir Besi Pasir besi merupakan bahan hasil pelapukan yang umum dijumpai pada sedimen disekitar pantai dan tergantung proses sedimentasi dan lingkungan pengendapan

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA. No Jenis Tanah Jenis tanaman Pemanfaatannya

LEMBAR KERJA SISWA. No Jenis Tanah Jenis tanaman Pemanfaatannya LEMBAR KERJA SISWA KELOMPOK :. Nama Anggota / No. Abs 1. ALFINA ROSYIDA (01\8.6) 2.. 3. 4. 1. Diskusikan tabel berikut dengan anggota kelompok masing-masing! Petunjuk : a. Isilah kolom dibawah ini dengan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN LITERATUR

II. TINJAUAN LITERATUR II. TINJAUAN LITERATUR 2.1. Prospek dan Permasalahan Kelapa Sawit di Lahan Gambut Perkembangan usaha dan infestasi kelapa sawit terus mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Luas areal perkebunan kelapa

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Lahan Rawa Pengertian Tanah Gambut

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Lahan Rawa Pengertian Tanah Gambut 3 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Lahan Rawa Lahan rawa adalah lahan yang sepanjang tahun selalu jenuh air atau tergenang air dangkal. Swamp adalah istilah umum untuk rawa yang menyatakan wilayah lahan atau

Lebih terperinci

geografi Kelas X PEDOSFER II KTSP & K-13 Super "Solusi Quipper" F. JENIS TANAH DI INDONESIA

geografi Kelas X PEDOSFER II KTSP & K-13 Super Solusi Quipper F. JENIS TANAH DI INDONESIA KTSP & K-13 Kelas X geografi PEDOSFER II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini kamu diharapkan memiliki kemampuan untuk memahami jenis tanah dan sifat fisik tanah di Indonesia. F. JENIS TANAH

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kondisi Umum Saat Ini Faktor Fisik Lingkungan Tanah, Air, dan Vegetasi di Kabupaten Kutai Kartanegara Kondisi umum saat ini pada kawasan pasca tambang batubara adalah terjadi

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Sifat Fisik Tanah Sifat fisik tanah yang di analisis adalah tekstur tanah, bulk density, porositas, air tersedia, serta permeabilitas. Berikut adalah nilai masing-masing

Lebih terperinci

Topik C4 Lahan gambut sebagai cadangan karbon

Topik C4 Lahan gambut sebagai cadangan karbon Topik C4 Lahan gambut sebagai cadangan karbon 1 Presentasi ini terbagi menjadi lima bagian. Bagian pertama, memberikan pengantar tentang besarnya karbon yang tersimpan di lahan gambut. Bagian kedua membahas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Gambut

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Gambut 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Gambut Pembukaan lahan gambut untuk pengembangan pertanian atau pemanfaatan lainnya secara langsung mengubah ekosistem kawasan gambut yang telah mantap membentuk suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Tanaman selada (Lactuca sativa L.) merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili Compositae. Kedudukan tanaman selada

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan

TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan TINJAUAN PUSTAKA Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz.) Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan akan menjadi busuk dalam 2-5 hari apabila tanpa mendapat perlakuan pasca panen yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah pupuk adalah salah satu akar permasalahan yang akan sangat luas dampaknya terutama disektor ketahanan pangan di Indonesia yang jumlah penduduknya tumbuh pesat

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan mulai bulan April sampai Desember 2005 di perusahaan pemegang IUPHHK PT. Putraduta Indah Wood, Jambi. Bahan dan Alat Penelitian Bahan-bahan

Lebih terperinci

TEKNIK TANAM MIRING KELAPA SAWIT di LAHAN GAMBUT Pengalaman Replanting di PT. Perkebunan Nusantara IV

TEKNIK TANAM MIRING KELAPA SAWIT di LAHAN GAMBUT Pengalaman Replanting di PT. Perkebunan Nusantara IV TEKNIK TANAM MIRING KELAPA SAWIT di LAHAN GAMBUT Pengalaman Replanting di PT. Perkebunan Nusantara IV 1. PENDAHULUAN Karakteristik fisik gambut yang penting dalam pemanfaatannya untuk pertanian meliputi

Lebih terperinci

PENGELOLAAN RAWA & GAMBUT

PENGELOLAAN RAWA & GAMBUT PENGELOLAAN RAWA & GAMBUT PROF. DR. SUNTORO.MS. LAHAN RAWA Lahan rawa adalah lahan yang sepanjang tahun, atau selama waktu yang panjang dalam setahun, selalu jenuh air (saturated) atau tergenang (waterlogged)air

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PEMANFAATAN LAHAN MARGINAL KAWASAN PESISIR

TEKNOLOGI PEMANFAATAN LAHAN MARGINAL KAWASAN PESISIR TEKNOLOGI PEMANFAATAN LAHAN MARGINAL KAWASAN PESISIR Oleh : Sunarto Gunadi *) Abstrak Lahan pesisir sesuai dengan ciri-cirinya adalah sebagai tanah pasiran, dimana dapat dikategorikan tanah regosal seperti

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 25 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga bulan April tahun 2011 di lahan gambut yang terletak di Kabupaten Humbang Hasundutan Provinsi

Lebih terperinci

KAJIAN SUBSIDENSI PADA LAHAN GAMBUT DI LABUHAN BATU SUMATERA UTARA

KAJIAN SUBSIDENSI PADA LAHAN GAMBUT DI LABUHAN BATU SUMATERA UTARA KAJIAN SUBSIDENSI PADA LAHAN GAMBUT DI LABUHAN BATU SUMATERA UTARA (The Sendi of Subsidence of Peatsoil in Labuhan Batu Sumatera Utara Area) Bintang*, B. Rusman**, Basyarudin*** dan E.M. Harahap* *Program

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.6

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.6 SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.6 1. Komponen tanah yang baik yang dibutuhkan tanaman adalah.... bahan mineral, air, dan udara bahan mineral dan bahan organik

Lebih terperinci

II. PEMBENTUKAN TANAH

II. PEMBENTUKAN TANAH Company LOGO II. PEMBENTUKAN TANAH Dr. Ir. Mohammad Mahmudi, MS Arief Darmawan, S.Si., M.Sc Isi A. Konsep pembentukan tanah B. Faktor pembentuk tanah C. Proses pembentukan tanah D. Perkembangan lapisan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanah Gambut 2.1.1. Pengertian Tanah Gambut Gambut diartikan sebagai material atau bahan organik yang tertimbun secara alami dalam keadaan basah berlebihan, bersifat tidak mampat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Radjagukguk (2001) menyatakan bahwatanah gambut adalah tanah-tanah

TINJAUAN PUSTAKA. Radjagukguk (2001) menyatakan bahwatanah gambut adalah tanah-tanah TINJAUAN PUSTAKA Defenisi Tanah Gambut Radjagukguk (2001) menyatakan bahwatanah gambut adalah tanah-tanah yang terdapat pada deposit gambut. Ia mempunyai kandungan bahan organik yang tinggi dan kedalaman

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang mempunyai nama ilmiah

I. PENDAHULUAN. Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang mempunyai nama ilmiah 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang mempunyai nama ilmiah Ananas comosus (L) Merr. Tanaman ini berasal dari benua Amerika, tepatnya negara Brazil.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hutan Konservasi

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hutan Konservasi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hutan Konservasi Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, menjelaskan bahwa hutan konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai

Lebih terperinci

geografi Kelas X PEDOSFER I KTSP & K-13 A. PROSES PEMBENTUKAN TANAH

geografi Kelas X PEDOSFER I KTSP & K-13 A. PROSES PEMBENTUKAN TANAH KTSP & K-13 Kelas X geografi PEDOSFER I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami proses dan faktor pembentukan tanah. 2. Memahami profil,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Lahan Bekas Tambang Lahan bekas tambang pasir besi berada di sepanjang pantai selatan desa Ketawangrejo, Kabupaten Purworejo. Timbunan-timbunan pasir yang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. (pada tahun 2000) dan produksi rata-rata 1,4 ton/ha untuk perkebunan rakyat dan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. (pada tahun 2000) dan produksi rata-rata 1,4 ton/ha untuk perkebunan rakyat dan PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan produsen minyak sawit terbesar dunia setelah Malaysia dengan luas areal perkebunan kelapa sawit mencapai 14.164.439 ha (pada tahun 2000) dan produksi rata-rata

Lebih terperinci

TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT

TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT NAMA INSTANSI FASILITATOR : MU ADDIN, S.TP : SMK NEGERI 1 SIMPANG PEMATANG : Ir. SETIA PURNOMO, M.P. Perencanaan pemeliharaan merupakan tahapan awal yang sangat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Sawah. tanaman padi sawah, dimana padanya dilakukan penggenangan selama atau

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Sawah. tanaman padi sawah, dimana padanya dilakukan penggenangan selama atau TINJAUAN PUSTAKA Tanah Sawah Lahan sawah adalah lahan yang dikelola sedemikian rupa untuk budidaya tanaman padi sawah, dimana padanya dilakukan penggenangan selama atau sebagian dari masa pertumbuhan padi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Tanah Tanah adalah kumpulan benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horison-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Budidaya Jenuh Air

TINJAUAN PUSTAKA Budidaya Jenuh Air 4 TINJAUAN PUSTAKA Budidaya Jenuh Air Budidaya jenuh air merupakan sistem penanaman dengan membuat kondisi tanah di bawah perakaran tanaman selalu jenuh air dan pengairan untuk membuat kondisi tanah jenuh

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan

TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan Pupuk adalah penyubur tanaman yang ditambahkan ke tanah untuk menyediakan unsur-unsur yang diperlukan tanaman. Pemupukan merupakan suatu upaya untuk menyediakan unsur hara yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tebu ( Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman penting sebagai penghasil

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tebu ( Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman penting sebagai penghasil II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Tebu Tebu ( Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman penting sebagai penghasil gula dan lebih dari setengah produksi gula berasal dari tanaman tebu (Sartono, 1995).

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Tanah hutan di Indonesia pada umumnya berjenis ultisol. Menurut Buckman dan Brady (1982), di ultisol kesuburan tanah rendah, pertumbuhan tanaman dibatasi oleh faktor-faktor yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Pada saat jagung berkecambah, akar tumbuh dari calon akar yang berada dekat ujung biji yang menempel pada janggel, kemudian memanjang dengan diikuti oleh akar-akar samping.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika dan termasuk famili Aracaceae (dahulu: Palmaceae). Tanaman kelapa sawit adalah tanaman monokotil

Lebih terperinci

Lampiran 1. Deskripsi Profil

Lampiran 1. Deskripsi Profil Lampiran 1. Deskripsi Profil A. Profil pertama Lokasi : Desa Sinaman kecamatan Barus Jahe Kabupaten Tanah Karo Simbol : P1 Koordinat : 03 0 03 36,4 LU dan 98 0 33 24,3 BT Kemiringan : 5 % Fisiografi :

Lebih terperinci

TANAH. Apa yang dimaksud dengan tanah? Banyak definisi yang dapat dipakai untuk tanah. Hubungan tanah dan organisme :

TANAH. Apa yang dimaksud dengan tanah? Banyak definisi yang dapat dipakai untuk tanah. Hubungan tanah dan organisme : TANAH Apa yang dimaksud dengan tanah? Banyak definisi yang dapat dipakai untuk tanah Hubungan tanah dan organisme : Bagian atas lapisan kerak bumi yang mengalami penghawaan dan dipengaruhi oleh tumbuhan

Lebih terperinci

KONSERVASI LAHAN: Pemilihan Teknik Konservasi, Fungsi Seresah dan Cacing Tanah, dan mulsa organik

KONSERVASI LAHAN: Pemilihan Teknik Konservasi, Fungsi Seresah dan Cacing Tanah, dan mulsa organik KONSERVASI LAHAN: Pemilihan Teknik Konservasi, Fungsi Seresah dan Cacing Tanah, dan mulsa organik Latar Belakang: Penghutan kembali atau reboisasi telah banyak dilakukan oleh multipihak untuk menyukseskan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Limbah Pabrik Kelapa Sawit. Kandungan hara pada 1m3 limbah cair setara dengan 1,5 kg urea, 0,3 kg SP-36,

TINJAUAN PUSTAKA. Limbah Pabrik Kelapa Sawit. Kandungan hara pada 1m3 limbah cair setara dengan 1,5 kg urea, 0,3 kg SP-36, TINJAUAN PUSTAKA Limbah Pabrik Kelapa Sawit Dalam proses pengolahan tandan buah segar kelapa sawit (TBS) menjadi minyak sawit mentah (MSM) dihasilkan sisa produksi berupa limbah. Limbah padat dengan bahan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK LAHAN MARGINAL DIKALIMANTAN TENGAH SERTA POTENSINYA UNTUK KELAPA SAWIT

KARAKTERISTIK LAHAN MARGINAL DIKALIMANTAN TENGAH SERTA POTENSINYA UNTUK KELAPA SAWIT KARAKTERISTIK LAHAN MARGINAL DIKALIMANTAN TENGAH SERTA POTENSINYA UNTUK KELAPA SAWIT Oleh: Salampak Dohong Nina Yulianti Yusuf Aguswan (Universitas Palangka Raya) SEMINAR SEHARI TEKNOLOGI PEMUPUKAN KELAPA

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI JENIS-JENIS TANAH DI INDONESIA A. BAGAIMANA PROSES TERBENTUKNYA TANAH

IDENTIFIKASI JENIS-JENIS TANAH DI INDONESIA A. BAGAIMANA PROSES TERBENTUKNYA TANAH IDENTIFIKASI JENIS-JENIS TANAH DI INDONESIA A. BAGAIMANA PROSES TERBENTUKNYA TANAH Tanah adalah salah satu bagian bumi yang terdapat pada permukaan bumi dan terdiri dari massa padat, cair, dan gas. Tanah

Lebih terperinci

PENINGKATAN EFEKTIVITAS PUPUK DI LAHAN MARGINAL UNTUK KELAPA SAWIT. Research & Development of Fertilizer Division SARASWANTI GROUP

PENINGKATAN EFEKTIVITAS PUPUK DI LAHAN MARGINAL UNTUK KELAPA SAWIT. Research & Development of Fertilizer Division SARASWANTI GROUP PENINGKATAN EFEKTIVITAS PUPUK DI LAHAN MARGINAL UNTUK KELAPA SAWIT Research & Development of Fertilizer Division SARASWANTI GROUP PERKENALAN SARASWANTI GROUP HEAD OFFICE: AMG Tower Lt.19-21 Jl. Dukuh Menanggal

Lebih terperinci

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa Apakah mulsa itu? Mulsa adalah sisa tanaman, lembaran plastik, atau susunan batu yang disebar di permukaan tanah. Mulsa berguna untuk melindungi permukaan tanah dari terpaan hujan, erosi, dan menjaga kelembaban,

Lebih terperinci

3. List Program Pertanyaan Untuk Ciri-Ciri Asal Terjadinya Tanah. 4. List Program Pertanyaan Untuk Ciri-Ciri Sifat Dan Bentuk Tanah

3. List Program Pertanyaan Untuk Ciri-Ciri Asal Terjadinya Tanah. 4. List Program Pertanyaan Untuk Ciri-Ciri Sifat Dan Bentuk Tanah 1. List Program Untuk Menu Utama MPenjelasan_Menu_Utama.Show 1 2. List Program Untuk Penjelasan Menu Utama MPenjelasan_Tanah.Show 1 3. List Program Pertanyaan Untuk Ciri-Ciri Asal Terjadinya Tanah MSifat_Bentuk2.Show

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Parameter pertumbuhan yang diamati pada penelitian ini adalah diameter batang setinggi dada ( DBH), tinggi total, tinggi bebas cabang (TBC), dan diameter tajuk.

Lebih terperinci

Seisme/ Gempa Bumi. Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang disebabkan kekuatan dari dalam bumi

Seisme/ Gempa Bumi. Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang disebabkan kekuatan dari dalam bumi Seisme/ Gempa Bumi Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang disebabkan kekuatan dari dalam bumi Berdasarkan peta diatas maka gempa bumi tektonik di Indonesia diakibatkan oleh pergeseran tiga lempeng besar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Kopi Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi merupakan tanaman dengan perakaran tunggang yang mulai berproduksi sekitar berumur 2 tahun

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik dan Fisiografi Wilayah. lingkungan berhubungan dengan kondisi fisiografi wilayah.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik dan Fisiografi Wilayah. lingkungan berhubungan dengan kondisi fisiografi wilayah. V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik dan Fisiografi Wilayah Pertumbuhan dan perkembangan tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor selain faktor internal dari tanaman itu sendiri yaitu berupa hormon

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan 18 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman kailan adalah salah satu jenis sayuran yang termasuk dalam kelas dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan cabang-cabang akar

Lebih terperinci

Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 05: Sifat Fisika (1)-Tekstur Tanah

Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 05: Sifat Fisika (1)-Tekstur Tanah Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 05: Sifat Fisika (1)-Tekstur Tanah Tektur Tanah = %pasir, debu & liat dalam tanah Tektur tanah adalah sifat fisika tanah yang sangat penting

Lebih terperinci

PERAN BAHAN ORGANIK DAN TATA AIR MIKRO TERHADAP KELARUTAN BESI, EMISI CH 4, EMISI CO 2 DAN PRODUKTIVITAS PADI DI LAHAN SULFAT MASAM RINGKASAN

PERAN BAHAN ORGANIK DAN TATA AIR MIKRO TERHADAP KELARUTAN BESI, EMISI CH 4, EMISI CO 2 DAN PRODUKTIVITAS PADI DI LAHAN SULFAT MASAM RINGKASAN PERAN BAHAN ORGANIK DAN TATA AIR MIKRO TERHADAP KELARUTAN BESI, EMISI CH 4, EMISI CO 2 DAN PRODUKTIVITAS PADI DI LAHAN SULFAT MASAM RINGKASAN Tanah sulfat masam merupakan tanah dengan kemasaman yang tinggi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. air, dan jasad hidup yang secara umum terdiri dari mikroorganisme. Masing masing

I. PENDAHULUAN. air, dan jasad hidup yang secara umum terdiri dari mikroorganisme. Masing masing I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah umumya tersusun oleh senyawa anorganik, senyawa organik, udara, air, dan jasad hidup yang secara umum terdiri dari mikroorganisme. Masing masing ekosistem mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang terletak di daerah tropis dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang terletak di daerah tropis dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara agraris yang terletak di daerah tropis dengan lahan pertanian yang cukup besar, sebagaian besar penduduk Indonesia hidup pada hasil

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanah adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponen-komponen

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanah adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponen-komponen 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanah sebagai media tumbuh tanaman Tanah adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponen-komponen padat, cair, dan gas yang mempunyai sifat dan perilaku yang dinamik.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Lahan adalah lingkungan fisik yang meliputi tanah, iklim, relief, hidrologi dan vegetasi dimana faktor tersebut mempengaruhi potensi penggunaan lahannya (Hardjowigeno et

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah sebagai sumber daya alam sangat penting dalam meyediakan sebahagian besar kebutuhan hidup manusia, terutama pangan. Pada saat ini kebutuhan akan pangan tidak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan yang

I. PENDAHULUAN. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman perkebunan yang penting sebagai penghasil gula. Lebih dari setengah produksi gula berasal dari tanaman

Lebih terperinci

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 19 BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Sifat Fisik Tanah 5.1.1. Bobot Isi dan Porositas Total Penambahan bahan organik rumput signal pada lahan Kathryn belum menunjukkan pengaruh baik terhadap bobot isi (Tabel

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sekitar 500 mm per tahun (Dowswell et al., 1996 dalam Iriany et al., 2007).

I. PENDAHULUAN. sekitar 500 mm per tahun (Dowswell et al., 1996 dalam Iriany et al., 2007). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jagung merupakan tanaman serealia yang paling produktif di dunia, cocok ditanam di wilayah bersuhu tinggi. Penyebaran tanaman jagung sangat luas karena mampu beradaptasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor

TINJAUAN PUSTAKA. Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor II. TINJAUAN PUSTAKA Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor pertanian, kehutanan, perumahan, industri, pertambangan dan transportasi.di bidang pertanian, lahan merupakan sumberdaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanah Gambut Tanah gambut adalah tanah-tanah jenuh air yang tersusun dari bahan tanah organik, yaitu sisa-sisa tanaman dan jaringan tanaman yang melapuk dengan ketebalan lebih

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kakao Kakao merupakan tanaman yang menumbuhkan bunga dari batang atau cabang. Karena itu tanaman ini digolongkan kedalam kelompok tanaman Caulifloris. Adapun sistimatika

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Vermikompos adalah pupuk organik yang diperoleh melalui proses yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Vermikompos adalah pupuk organik yang diperoleh melalui proses yang 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Vermikompos Vermikompos adalah pupuk organik yang diperoleh melalui proses yang melibatkan cacing tanah dalam proses penguraian atau dekomposisi bahan organiknya. Walaupun sebagian

Lebih terperinci

Soal Jawab DIT (dibuat oleh mahasiswa)

Soal Jawab DIT (dibuat oleh mahasiswa) Soal Jawab DIT (dibuat oleh mahasiswa) 1. Cara memperbaiki tanah setelah mengalami erosi yaitu dengan cara?? Konservasi Tanah adalah penempatansetiap bidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu TINJAUAN PUSTAKA Survei dan Pemetaan Tanah Tujuan survey dan pemetaan tanah adalah mengklasifikasikan dan memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu satuan peta tanah yang

Lebih terperinci

(PERSYARATAN LINGKUNGAN TUMBUH) IKLIM IKLIM TANAH

(PERSYARATAN LINGKUNGAN TUMBUH) IKLIM IKLIM TANAH AGRO EKOLOGI (PERSYARATAN LINGKUNGAN TUMBUH) TANAMAN KELAPA IKLIM IKLIM TANAH AGRO EKOLOGI TANAMAN KELAPA Suhu rata rata tahunan adalah 27 C dengan fluktuasi 6 7 C Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. antara lain kemantapan agregat yang rendah sehingga tanah mudah padat,

TINJAUAN PUSTAKA. antara lain kemantapan agregat yang rendah sehingga tanah mudah padat, TINJAUAN PUSTAKA Tanah Ultisol Beberapa masalah fisik yang sering dijumpai dalam pemanfaatan ultisol antara lain kemantapan agregat yang rendah sehingga tanah mudah padat, permeabilitas yang lambat dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperlukan dalam bidang pertanian.dalam menentukan sifat tanah serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperlukan dalam bidang pertanian.dalam menentukan sifat tanah serta BAB II TINJAUAN PUSTAKA Survei Tanah Prediksi sifat-sifat tanah dan tanggapannya terhadap pengelolaan sangat diperlukan dalam bidang pertanian.dalam menentukan sifat tanah serta tanggapannya terhadap pengelolaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hasanah (2007) padi merupakan tanaman yang termasuk genus

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hasanah (2007) padi merupakan tanaman yang termasuk genus II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Botani Tanaman Padi Gogo Menurut Hasanah (2007) padi merupakan tanaman yang termasuk genus Oryza yang meliputi kurang lebih 25 spesies, tersebar di daerah tropis dan subtropis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel).

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Indonesia sebagai Negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup besar dan berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional. Penduduk di Indonesia

Lebih terperinci

Kata kunci: hutan rawa gambut, degradasi, rehabilitasi, kondisi hidrologi, gelam

Kata kunci: hutan rawa gambut, degradasi, rehabilitasi, kondisi hidrologi, gelam Program : Penelitian dan Pengembangan Produktivitas Hutan Judul RPI : Pengelolaan Hutan Gambut Koordinator : Ir. Atok Subiakto, M.Apl.Sc Judul Kegiatan : Teknologi Rehabilitasi Hutan Rawa Gambut Terdegradasi

Lebih terperinci