Pandangan tokoh Teori Sociological Jurisprudence mengenai hukum yang baik dalam. masyarakat
|
|
- Verawati Irawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MAKALAH TEORI HUKUM/KELAS A REGULE Pandangan tokoh Teori Sociological Jurisprudence mengenai hukum yang baik dalam masyarakat DISUSUN OLEH: MARIA MARGARETTA SITOMPUL,SH /HK PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012
2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar Belakang Hukum dan masyarat merupakan dua aspek yang tidak terpisahkan. Dimana ada masyarakat disitu ada hukum. Aristoteles menyatakan bahwa manusia adalah zoon politicon, artinya bahwa manusia pada dasarnya selalu ingin bergaul dan berkumpul dengan sesamanya. Jadi manusia adalah makluk yang suka bermasyarakat. Untuk mencapai hidup teratur, aman dan terjamin hak-hak masyarakat maka diperlukan hukum. 1 Menurut paham positivisme bahwa, hukum adalah suatu perintah dari mereka yang memegang kekuasaan tertinggi atau memegang kedaulatan. Hukum dianggap sebagai suatu sistem yang logis, tetap, dan bersipat closed logical system. 2 Aliran positivisme hukum yaitu the pure law teori memandang bahwa konsep penerapan hukum harus bersih dari anasir-anasir non yuridis seperti sosiologis, politis, historis dan etika. Peraturan hukum selalu merupakan hukum positif (tertulis). 3 Dari unsur sosiologis berarti bahwa ajaran Hans Kelsen tidak memberikan tempat bagi hukum kebiasaan yang hidup dan berkembang dalam masyarakat. Sedangkan dari unsur etis konsepsi hukum Hans Kelsen tidak memberi tempat bagi berlakunya hukum alam. Etika memberikan suatu penilaian tentang baik buruknya suatu perbuatan. 4 1 C.S.T. Kansil,1979, Pengantar Ilmu Hukum Dan Tata Hukum Indonesia, Jakarta, PN Balai Pustaka, hal. 1 dan 31 2 Saifullah, 2007, Refleksi Sosiologi Hukum, Bandung, PT Refika Aditama, hal Bismar Nasution, dkk, Bahan Kuliah Teori Hukum Kelas Paralel A dan B, Program Studi Ilmu Hukum (Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara), tampa tahun dan halaman 4 Lili Rasjidi, dkk,2001, Dasar-Dasar Filsapat dan Teori Hukum, Bandung, PT Citra Aditya Bakti, hal. 61
3 Keberlakukan hukum ditengah masyarakat bukan lagi ditujukan untuk mencapai keadilan semata tetapi kepastian hukum. 5 Apabila hukum bersih dari faktorfaktor non yuridis maka hukum itu tidak lain bersifat statis tidak melihat kenyataan hukum dalam masyarakat. Padahal di dalam masyarakat kemungkinan ada perbedaan antara law in book and law in practek. Hal ini tentu menjadi suatu problema dalam penerapan hukum dalam masyarakat. Hal ini sesuai dengan pandangan Thomas Hobbes 6 yang menyatakan bahwa apabila hukum dicitrakan sebagai perintah maka penguasa dapat dicitrakan sebagai perampok /penyamun yang memaksa korbanya untuk menuruti perintahnya. Hukum merupakan prodak sejarah sehinggga ketika zama berubah dapat menimbulkan bahwa nilai-nilai yang diperjuangkan oleh hukum sudah tidak sesuai lagi dengan zamannya. Teori sociological jurisprudence 7 mengarahkan pandangannya pada kenyataan dari pada kedudukan dan fungsi hukum dalam masyarakat. Kenyataan hukum pada dasarnya adalah kemauan publik, jadi tidak sekedar hukum dalam pengetian law in book. Teori Sociological Jurisprudence berpendapat bahwa hukum yang baik haruslah hukum yang sesuai dengan hukum yang hidup dalam masyarakat. Teori ini memisahkan secara tegas antara hukum positif dengan hukum yang hidup. Tokoh aliran ini terkenal di antaranya adalah Eugen Ehrlich ( ) seorang ahli hukum dan sosiolog dari Austria, berpendapat bahwa persoalan-persoalan tentang hukum, pada saat ini, tidak lagi merupakan persoalan tentang legalitas formal, tentang penafsiran pasal-pasal peraturan perundang-undangan secara semestinya, melainkan bergerak ke arah penggunaan hukum sebagai sarana untuk turut membentuk tata kehidupan yang 55 Bismar Nasution, tampa halaman 6 Mahmul Siregar, Bahan Kuliah Teori Hukum, Program Studi Ilmu Hukum (Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara) 7 Bismar Nasution, tampa tahun dan halaman
4 baru tersebut atau sesuai dengan kondisi saat itu. Dengan kata lain, hukum positif baru akan berlaku secara efektif apabila berisikan atau selaras dengan hukum yang hidup dalam masyarakat Rumusan Masalah Adapun permasalahan yang diangkat dalam makalah sociological jurisprudence ini yaitu: 1) Bagaimana pandangan tokoh sociological jurisprudence mengenai hukum baik yang berlaku dalam masyarakat? 2) 8 R. Otje Salman, 1993, Beberapa Aspek Sosiologi Hukum, Cet. 1, Bandung: Alumni, hal. 3-4
5 BAB II PEMBAHASAN 1.1 Pandangan tokoh sociological jurisprudence mengenai hukum baik yang berlaku dalam masyarakat. Pendasar teori sociological jurisprudence adalah Roscoe Pound, Eugen Erlich, Benyamin Cardozo dan lain-lain. 9 Salah satu tokoh teori sociological jurisprudencial adalah Erlich yang menyatakan bahwa hukum timbul dari suatu proses naturalisasi belaka. Semua gejala dunia termasuk hukum di dekati seperti benda-benda alam dan hubungan antara gejala-gejala tersebut dianggap alamiah juga. Jadi hukum merupakan kenyataan karena berasal dari kenyataan dalam masyarakat. Jadi menurut Erlich bahwa hukum yang baik adalah hukum yang pembentukannya seseuai dengan kenyataan hukum. 10 Kenyataan hukum pada dasarnya adalah kemauan publik, jadi tidak sekedar hukum dalam pengertian law in books. Sociological jurisprudence menunjukkan bahwa adanya kompromi antara hukum tertulis sebagai kebutuhan masyarakat hukum demi terciptanya kepastian hukum (positivisme hukum) dan living law sebagai wujud penghargaan terhadap pentingnya peranan masyarakat dalam pembangunan pembentukan hukum dan orientasi hukum. 11 Teori Eerlich mengambil masyarakat sebagai ide dasar pembentuk hukum yang menyatakan bahwa semua hukum positif berakar dalam suatu hukum fundamental masyarakat. Hukum fundamental mengandung arti sebagai apa yang 9 Lili Rasjidi, Op.Cit, hal Ibid, hal Bismar Nasution, tampa halaman
6 menguasai seluruh hidup bersama. Maka solidaritas sosial merupakan hukum fundamental masyarakat. Teori socialogical jurisprudence berpegang kepada pendapat pentingnya baik akal maupun pengalaman. Pandangan ini berasal dari roscoe poud. Hanya hukum yang sanggung menghadapi ujian akal dari hidup terus. Hukum adalah pengalaman yang diatur dan dikembangkan oleh akal, yang dimumumkan dengan wibawa oleh badan-badan yang membuat UU dalam masyarakat yang berorganisasi politik dan dibantu oleh kekuasaan masyarakat. 12 Hukum yang baik adalah hukum yang hidup sesuai dengan hukum yang hidup di dalam masyarakat. 13 Parson salah seorang yang tergolong dalam aliran sociological jurisprudence modren dengan mengembangkan pendekatan multi displin dalam arti luas studi hukum. pendekatan multinasional ini untuk menghindari mendapat hasil yang bias dalam menggunakan teori ilmu-ilmu sosial dalam melihat segi-segi hukum baik dalam proses pembuatannya maupun penerapannya. Hal ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan hukum yang bagaimana yang dapat dipatuhi oleh masyarakatnya, dengan mencari dasar untuk mengakomdasikan di satu pihak adanya kehendak masyarakat dan pihak lain menjaga kepastian hukum. Hukum yang diterima masyarakat adalah hukum yang dirasakan adil oleh masyarakat yang bersangkutan. Karena itu hukum harus merupakan hasil konsensus masyarakat tertentu. Menurut Roscoe Pound tugas utama hukum adalah social engineering dengan mengadakan rumusan-rumusan dan penggolonganpenggolongan tentnag kepentingan-kepentingan masyarakat. Menurut pound mengadakan imbangan antara kepentingan tersebut akan menghasilkan kemajuan hukum. 12 Lili Rasjidi, Op.Cit, hal Ibid, hal. 66
7 Kepentingan yang dilindungi oleh hukum yang dikmaksud Roscoe Pound yaitu: 1. Kepentingan umum (public interest). Kepentingan umum terdiri atas kepentingan negara sebagai badan hukum dalam menjalankan tugas untuk memelihara kepribadian dan hakekat negara. 2. Individu interest. Kepentingan interest ini dibagi menjadi dua yaitu kepentingan dalam hubungan rumah tanggga dan kepentingan mengenai harta benda 3. Interests of personality. Kepentingan ini dibagi beberapa macam yaitu, kepentingan perlindungan intergitas badaniah 4. Kehendak bebas 5. Reputasi 6. Keadaan pribadi perorangan 7. Kebebasan untuk memih dan mengeluarkan pendapat. Disisi lain Eugen Ehrlich menyatakan hukum yang dibuat, harus sesuai dengan hukum yang hidup didalam masyarakat. Itulah sebuah pernyataan yang dikatakan Eugen Ehrlich. Kalimat singkat yang mempunyai makna dalam. Hakim sebagai salah satu dari aparat penegak hukum, dalam membuat keputusan harus mempertimbangkan dengan hukum yang hidup dalam masyarakat, seperti tercantum dalam pasal 5 Undang-Undang nonor 48 tahun 2009 perubahan atas Undang-Undang nomor 4 tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman, yaitu : Hakim
8 dan hakim konstitusi wajib menggali, mengikuti, dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat. 14 Menurut Ehrlich dalam bukunya yang berjudul grendlegung der sociological rechts (1913) mengatakan bahwa masyarakat adalah ide umum yang dapat digunakan untuk menandakan semua hubungan sosial, yakni keluarga, desa, lembaga-lembaga sosial, negara, bangsa, sistem ekonomi maupun sistem hukum dan sebagainya. Ehrlich memandang semua hukum sebagai hukum sosial, tetapi dalam arti bahwa semua hubungan hukum ditandai oleh faktor-faktor sosial ekonomis. Sistem ekonomis yang digunakan dalam produksi, distribusi, dan konsumsi bersifat menentukan bagi keperluan hukum. 15 Teori Ehrlich yang mengambil masyarakat sebagai ide dasar pembentukan hukum mengatakan bahwa semua hukum positif berakar dalam suatu hukum fundamental masyarakat. Hukum fundamental adalah apa yang menguasai seluruh hidup bersama. Hidup bersama pada masyarakat modern dikuasai oleh solidaritas sosial. Solidaritas sosial merupakan hukum fundamental masyarakat sekarang. Penemuan hukum lebih menggunakan pandangan Mazhab historis yang dipelopori oleh Carl Von Sevigny yaitu Hakim perlu juga memperhatikan kebiasaan-kebiasaan yang hidup dalam masyarakat, karena setiap bangsa itu memiliki jiwa bangsanya masing-masing (Volkgeist) yang berbeda untuk setiap tempat. Hukum precedent dinegara-negara Anglo Saxon adalah hasil penemuan hukum yang otonom sepanjang pembentukan peraturan dan penerapan peraturan dilakukan oleh hakim berdasarkan hati nuraninya tetapi juga sekaligus bersifat Theo Huijbers, 2001, Filsafat Hukum dalam Lintasan Sejarah, Yogyakarta, Penerbit Kanisius, hal. 15 Ibid, hal. 20
9 heteronom karena Hakim terikat kepada keputusan-keputusan terdahulu (faktorfaktor diluar diri hakim). Sedangkan hukum kontinental seperti di Indonesia mengenal penemuan hukum yang heteronom sepanjang Hakim terikat kepada Undang-undang. Tetapi penemuan hukum Hakim tersebut mempunyai unsur-unsur otonom yang kuat disebabkan Hakim harus menjelaskan atau melengkapi Undangundang menurut pendangannya sendiri. Hukum positif yang baik dan karenanya efektif, adalah hukum positif yang sesuai dengan living law yang sebagai inner order dari masyarakat mencerminkan nilainilai yang hidup didalamnya. Anjuran E. Ehrlich ini memberikan semangat bagi sistem hukum di Indonesia, agar hukum positif yang berlaku di Indonesia tetap efektif dalam menghadapi perubahan dan perkembangan dinamika masyarakat haruslah menjadi hukum yang hidup di masyarakat dengan menggali, mengikuti dan memahami nilainilai hukum yang hidup di masyarakat.
10
PERTUMBUHAN SOSIOLOGI HUKUM. 9/8/2012 Pertumbuhan Sosiologi Hukum
PERTUMBUHAN SOSIOLOGI HUKUM 1 Perbandingan Karakteristik Karakteristik Sociological Jurisprucende Sociology of Law 1. Ilmu Induk Ilmu Hukum Sosiologi 2. Sifat kajian Hub. Normatik/ logistik Kusalitas (exprerience)
Lebih terperinciMateri Diskusi Perkumpulan Gemar Belajar Filsafat Hukum
1 Materi Diskusi Perkumpulan Gemar Belajar Filsafat Hukum Jum at, 24 Februari 2017 Pembicara : Dian Prawiro Napitupulu (2013) Alex Mulandar Manalu (2013) Pemateri : Herman Gea(2014) Doli Aulia Kurnia Nasution
Lebih terperincifilsafat meliputi ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Adapun filsafat hukum merupakan kajian terhadap hukum secara menyeluruh hingga pada tataran
ix Tinjauan Mata Kuliah F ilsafat hukum merupakan kajian terhadap hukum secara filsafat, yakni mengkaji hukum hingga sampai inti (hakikat) dari hukum. Ilmu hukum dalam arti luas terdiri atas dogmatik hukum,
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. A. Gunawan Setiarja, Dialektika Hukum Dan Moral Dalam Pembangunan Masyarakat Indonesia, Penerbit Kanisus, Yogyakarta, 2001.
DAFTAR PUSTAKA A. Buku A. Gunawan Setiarja, Dialektika Hukum Dan Moral Dalam Pembangunan Masyarakat Indonesia, Penerbit Kanisus, Yogyakarta, 2001. A. Mukthie Fadjar, Teori Hukum Kontemporer (Edisi Revisi),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. individu lainnya, melainkan sebagai mahluk hidup yang hidup dengan. Prof. Hans Kelsen berpendapat, bahwa Zoon Poloticon itu berarti
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Zoon Politicon demikian Aristoteles manamakan manusia itu, artinya ; manusia itu tidak diciptakan sebagai individu, otonom dan bebas, terpisah dari individu lainnya,
Lebih terperinciALIRAN-ALIRAN FILSAFAT HUKUM
ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT HUKUM Sejarah perkembangan filsafat memberikan sumbangsih dalam menjamurnya aliran-aliran filsafat berdasarkan tahapan periode perkembangan filsafat itu sendiri. Aliran-aliran filsafat
Lebih terperinciPENGARUH MAZHAB HUKUM SOSIOLOGICAL JURISPRUDENCE TERHADAP PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN HUKUM DI INDONESIA PADA MASA ORDE BARU. Hotma P. Sibuea.
PENGARUH MAZHAB HUKUM SOSIOLOGICAL JURISPRUDENCE TERHADAP PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN HUKUM DI INDONESIA PADA MASA ORDE BARU Hotma P. Sibuea Abstrak Aliran filsafat yang menjadi fokus penelitian ini adalah
Lebih terperinciSEB E U B A U H H MAT A A T KULIAH
SEBUAH MATA KULIAH PENGANTAR PENGANTAR HUKUM INDONESIA Pengantar Hukum Indonesia HUKUM SEBAGAI PRANATA SOSIAL sistem norma yang bertujuan untuk mengatur tindakan maupun kegiatan masyarakat untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kematian, perkawinan, perceraian, pengesahan anak dan pengakuan anak.
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil merupakan salah satu instansi pemerintah yang bertugas melayani masyarakat dalam hal pencatatan kelahiran, kematian, perkawinan,
Lebih terperinciPROGRAM STUDI ILMU HUKUM GARIS-GARIS BESAR POKOK PENGAJARAN (GBPP) SOSIOLOGI HUKUM
Mata Kuliah : Sosiologi Dosen : Marnia Rani, S.H., M.H. Deskripsi Singkat : Mata kuliah Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari gejalagejala hukum yang terjadi di masyarakat, efektivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan suatu negara kesatuan yang didalamnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan suatu negara kesatuan yang didalamnya terdapat berbagai ras, suku, dan budaya dengan bermacam-macam pekerjaan dan kegiatan usaha. Negara mempunyai
Lebih terperinciALIRAN-ALIRAN FILSAFAT HUKUM BY: RINDHA WIDYANINGSIH
ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT HUKUM BY: RINDHA WIDYANINGSIH HUKUM ALAM Bersifat tidak tertulis Hukum alam ditanggapi tiap-tiap orang sebagai hukum, karena menyatakan apa yang termasuk alam manusia itu sendiri,
Lebih terperinciRELEVANSI TEORI SOCIOLOGICAL JURISPRUDENCE DALAM UPAYA PEMBAHARUAN HUKUM DI INDONESIA
RELEVANSI TEORI SOCIOLOGICAL JURISPRUDENCE DALAM UPAYA PEMBAHARUAN HUKUM DI INDONESIA OLEH, MULHADI,SH.M.HUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2005 DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN... 1 II. PANDANGAN
Lebih terperinciPEMBINAAN HUKUM NASIONAL
PEMBINAAN HUKUM NASIONAL Disajikan dalam Pra Perkuliahan Program Strata Dua (S2) Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Tahun Akademik 2007/2008
Lebih terperinciPOLITIK HUKUM BAB IV NEGARA DAN POLITIK HUKUM. OLEH: PROF.DR.GUNARTO,SH.SE.A,kt.MH
POLITIK HUKUM BAB IV NEGARA DAN POLITIK HUKUM. OLEH: PROF.DR.GUNARTO,SH.SE.A,kt.MH BAGI POLITIK HUKUM. Negara perlu disatu sisi karena Negara merupakan institusi pelembagaan kepentingan umum dan di lain
Lebih terperincihttp://sasmini.staff.hukum.uns.ac.id Mengapa Filsafat Eropa.? KEBUDAYAAN YUNANI (PLATO DAN ARISTOTELES) ==> ALEXANDER AGUNG (ROMAWI) PENYEBARAN HELLENISME PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN 1. ZAMAN YUNAN-_ROMAWI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 selanjutnya
BAB I PENDAHULUAN Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 selanjutnya disingkat UUD 1945 1 telah mengalami perubahan sebanyak empat kali, yakni Perubahan Pertama pada tahun 1999, Perubahan
Lebih terperinciHUKUM AGRARIA NASIONAL
HUKUM AGRARIA NASIONAL Oleh : Hj. Yeyet Solihat, SH. MKn. Abstrak Hukum adat dijadikan dasar karena merupakan hukum yang asli yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Hukum adat ini masih harus
Lebih terperinciHUKUM PERBANKAN INDONESIA
HUKUM PERBANKAN INDONESIA Oleh: Irdanuraprida Idris HUKUM Dalam Pandangan Masyarakat Ketika seseorang berhadapan dengan Hukum pada saat kondisi sedang normal, orang cenderung berpandangan bahwa Hukum adalah
Lebih terperinciPASANG SURUT OTONOMI DAERAH DALAM SISTEM KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA (Tinjauan Sejarah Hukum Pemerintahan Daerah)
Sejarah Hukum, Pemerintahan Daerah 46 PASANG SURUT OTONOMI DAERAH DALAM SISTEM KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA (Tinjauan Sejarah Hukum Pemerintahan Daerah) Oleh : Afif Syarif, SH,MH. ABSTRAK Pembagian
Lebih terperinciSILABUS MATA KULIAH FILSAFAT DAN TEORI HUKUM (3 SKS)
1 SILABUS MATA KULIAH FILSAFAT DAN TEORI HUKUM (3 SKS) Untuk Program Magister Pendidikan : Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung Dosen
Lebih terperinciDisusun oleh : Tedi Sudrajat, S.H. M.H. Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman Tahun 2011
Disusun oleh : Tedi Sudrajat, S.H. M.H. Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman Tahun 2011 1 Keberadaan Sosiologi Hukum Dalam Konteks Ilmu Hukum Kecenderungan Ilmu hukum dititik beratkan pada sifat
Lebih terperinciKONTRIBUSI ALIRAN SOCIOLOGICAL JURISPRUDENCE TERHADAP PEMBANGUNAN SISTEM HUKUM INDONESIA
45 KONTRIBUSI ALIRAN SOCIOLOGICAL JURISPRUDENCE TERHADAP PEMBANGUNAN SISTEM HUKUM INDONESIA Marsudi Dedi Putra Universitas Wisnuwardhana Malang ABSTRAK Sociological jurisprudence menekankan perhatiannya
Lebih terperinciIMPLIKASI ASAS LEGALITAS TERHADAP PENEGAKAN HUKUM DAN KEADILAN. Oleh : Supeno, SH.MH
IMPLIKASI ASAS LEGALITAS TERHADAP PENEGAKAN HUKUM DAN KEADILAN Oleh : Supeno, SH.MH Abstrak Indonesia sebagai negara yang pernah dijajah oleh Belanda sudah tentu akan mendapatkan pengaruh dalam berbagai
Lebih terperincimens wordt eerst mens door samenleving met anderen yang artinya manusia itu baru
BAHAN KULIAH SISTEM HUKUM INDONESIA Match Day 3 MASYARAKAT DAN HUKUM A. Manusia dan Masyarakat Sudah menjadi kodrat bagi setiap manusia untuk hidup sebagai makhluk sosial, hidup di antara manusia lain
Lebih terperinciund wird mit dem Volke). Dampak ajaran madzab ini sangat tampak pada para sarjana
MATERI KULIAH PENGANTAR ILMU HUKUM MATCH DAY 13 T E O R I H U K U M (Bagian 3) 4. Historis/Sejarah 1 Pemikiran tentang hukum di abad ke-19 secara sederhana terbagi atas 3 (tiga) aliran mazhab. Dimulai
Lebih terperinciTINJAUAN MENGENAI ASPEK HUKUM PEMBAGIAN HARTA WARISAN MENURUT KUHPERDATA (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Jepara)
0 TINJAUAN MENGENAI ASPEK HUKUM PEMBAGIAN HARTA WARISAN MENURUT KUHPERDATA (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Jepara) Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkawinan usia muda merupakan perkawinan yang terjadi oleh pihak-pihak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia
Lebih terperinciBAB IV KEDUDUKAN SANKSI DALAM HUKUM
BAB IV KEDUDUKAN SANKSI DALAM HUKUM A. Hak dan Hukum Hak itu memberi kenikmatan dan keleluasaan kepada individu dalam melaksanakannya. 1 Hak pada dasarnya sesuatu yang melekat dalam diri setia manusia
Lebih terperinciASAS LEGALITAS DALAM PENEGAKAN HUKUM MENUJU TERWUJUDNYA KEADILAN SUBSTANTIF
Masalah - Masalah Hukum, Jilid 45 No. 4, Oktober 2016, Halaman 252-258 p-issn : 2086-2695, e-issn : 2527-4716 ASAS LEGALITAS DALAM PENEGAKAN HUKUM MENUJU TERWUJUDNYA KEADILAN SUBSTANTIF Sunarto Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. The Constitution is made for men, and not men for the Constitution. (Soekarno, dalam pidato tanggal 17 Agustus 1959)
BAB I PENDAHULUAN The Constitution is made for men, and not men for the Constitution. (Soekarno, dalam pidato tanggal 17 Agustus 1959) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 selanjutnya
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Adi, Rianto Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, Jakarta: Granit.
98 DAFTAR PUSTAKA Adi, Rianto. 2010. Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, Jakarta: Granit. Alvin S. 1994. Sociology of Law, dialihbahasakan oleh Rinaldi Simamora. Jakarta: Rineka Cipta. Arief, Barda
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) GANJIL 2016
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) GANJIL 2016 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA FAKULTAS PROGRAM STUDI : : Ilmu RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER MATA KULIAH (MK) KODE RUMPUN MK BOBOT SKS PENGANTAR
Lebih terperinciOleh : Lia Aulia Fachrial, M.Si
Oleh : Lia Aulia Fachrial, M.Si Konsep (pengertian) ilmu pengetahuan Memahami dan menjelaskan konsep (pengertian) ilmu pengetahuan secara umum Hubungan sosiologi dengan ilmu-ilmu sosial lainnya Memahami
Lebih terperinciKONTRAK KERJA KONSTRUKSI
KONTRAK KERJA KONSTRUKSI Suatu Tinjauan Sistematik Hukum dalam Perjanjian Pekerjaan Rehabilitasi Jembatan TUGU antara Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Sragen dengan CV. Cakra Kembang S K R I P
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melainkan negara itu sifatnya tunggal, artinya hanya ada satu negara, dan tidak
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan Negara kesatuan dan berkedaulatan rakyat. Negara kesatuan adalah negara yang tidak tersusun dari pada beberapa negara, melainkan
Lebih terperinciDINAMIKA ARAH KEPASTIAN HUKUM DI TENGAH TRANSFORMASI SOSIAL-BUDAYA DALAM PERSPEKTIF PEMIKIRAN MAZHAB SOCIOLOGICAL JURISPRUDENCE
DINAMIKA ARAH KEPASTIAN HUKUM DI TENGAH TRANSFORMASI SOSIAL-BUDAYA DALAM PERSPEKTIF PEMIKIRAN MAZHAB SOCIOLOGICAL JURISPRUDENCE Oleh : B. Wibowo Suliantoro 1 Abstract The simultaneous process of social-culture
Lebih terperinciPERTEMUAN KE 6 POKOK BAHASAN
PERTEMUAN KE 6 POKOK BAHASAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebagai berikut: 1. Mahasiswa dapat menjelaskan perbedaan pengertian nilai dengan nilai social. 2. Mahasiswa
Lebih terperinciNEGARA HUKUM DAN DEMOKRASI
NEGARA HUKUM DAN DEMOKRASI A. PENGANTAR Istilah Negara Hukum baru dikenal pada Abad XIX tetapi konsep Negara Hukum telah lama ada dan berkembang sesuai dengan tuntutan keadaan. Dimulai dari jaman Plato
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM PENEGAKKAN HUKUM DAN PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR
BAB II TINJAUAN UMUM PENEGAKKAN HUKUM DAN PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR 2.1 Pengertian penegakan hukum. Mengenai pengertian dari penegakan hukum menunjuk pada batasan pengertian dari para sarjana. Identifikasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dari masyarakat yang masih berbudaya primitif sampai dengan masyarakat yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kejahatan merupakan suatu masalah yang ada di dalam kehidupan masyarakat, baik dari masyarakat yang masih berbudaya primitif sampai dengan masyarakat yang berbudaya modern
Lebih terperinciTUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA
TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA HAK ASASI MANUSIA DALAM PANCASILA DOSEN PENGAMPU : HARI SUDIBYO S.KOM UNTUK MEMENUHI SALAH SATU SYARAT MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA NAMA: HERI SANTOSO NIM: 11.11.5151
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara hukum, pernyataan tersebut diatur di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, Pasal 1 ayat (3). Sebagai konsekuensi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan dalam skripsi ini adalah penelitian hukum normatif
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan dalam skripsi ini adalah penelitian hukum normatif (normative legal research) 145 yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan mempromosikan ide politik dalam tulisan-tulisan etika dan politik. Dia yakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Aristoteles merupakan salah seorang filsuf klasik yang mengembangkan dan mempromosikan ide politik dalam tulisan-tulisan etika dan politik. Dia yakin bahwa politik
Lebih terperinci11 Secara umum, diartikan bahwa kerangka teori merupakan garis besar dari suatu rancangan atas dasar pendapat yang dikemukakan sebagai keterangan meng
10 BAB II Landasan Teori 2.1. Uraian Teori Teori adalah suatu butir-butir pendapat, teori, tesis mengenai sesuatu kasus atau permasalahan yang dijadikan bahan perbandingan, pegangan teoritis, yang mungkin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan norma hukum tentunya tidaklah menjadi masalah. Namun. terhadap perilaku yang tidak sesuai dengan norma biasanya dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ditinjau dari segi hukum ada perilaku yang sesuai dengan norma dan ada pula perilaku yang tidak sesuai dengan norma. Terhadap perilaku yang sesuai dengan norma
Lebih terperinci1. Pengertian Teori Perlindungan Hukum Teori perlindungan hukum merupakan salah satu teori yang sangat penting
Teori Perlindungan Hukum 1. Pengertian Teori Perlindungan Hukum Teori perlindungan hukum merupakan salah satu teori yang sangat penting untuk dikaji, karena fokus kajian teori ini pada perlindungan hukum
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. 1) Definisi privatisasi menurut Undang-Undang BUMN adalah penjualan
94 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1) Definisi privatisasi menurut Undang-Undang BUMN adalah penjualan saham Persero, baik sebagian maupun seluruhnya, kepada pihak lain dalam rangka meningkatkan kinerja dan
Lebih terperinciHUKUM ADMINISTRASI PUBLIK
Pertemuan 2-3 HUKUM ADMINISTRASI PUBLIK Andy Kurniawan Staff Pengajar di Jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Istilah, Pengertian dan Perbedaan HUKUM ADMINISTRASI
Lebih terperinciPurna Cita Nugraha, S.H., M.H. OPINIO JURIS:
Purna Cita Nugraha, S.H., M.H. OPINIO JURIS: 2011-2014 Catatan Selama Tahun 2011-2014 OPINIO JURIS: 2011-2014 Catatan Selama Tahun 2011-2014 Oleh: Purna Cita Nugraha, S.H., M.H. Copyright 2014 by Purna
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN TEORITIS. Peraturan Perundang-undangan sebagai produk hukum, bukan merupakan produk
BAB III TINJAUAN TEORITIS A. Pengertian Peraturan Perundang-undangan Peraturan Perundang-undangan sebagai produk hukum, bukan merupakan produk politik semestinya ditempatkan sebagai norma yang digali bersumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHAULUAN. Negara Indonesia merupakan negara hukum (rechtsstaat) yang
BAB I PENDAHAULUAN A. Latar belakang Masalah Negara Indonesia merupakan negara hukum (rechtsstaat) yang berlandaskan pada Pancasila, oleh karena itu setiap tindakan yang dilakukan oleh warga negaranya
Lebih terperinciSILABI. 1X Menjelaskan kegunaan mempelajari sosiologi hukum 2. menjelaskan aliran yang mempengaruhi terbentuknya sosiologi hukum
SILABI Nama Mata Kuliah : Sosiologi Hukum Kode Mata Kuliah : Jumlah sks : 2 sks Prodi : Pkn dan Hukum Standard kompetensi : Memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang arti hokum dalam dan pengaruh timbal
Lebih terperinciOleh: Novianto Murti Hantoro Sulasi Rongiyati Denico Doly Monika Suhayati Trias Palupi Kurnianingrum
LAPORAN HASIL PENELITIAN KELOMPOK TENTANG BENTUK PENGHORMATAN DAN PENGAKUAN NEGARA TERHADAP KESATUAN MASYARAKAT HUKUM ADAT BESERTA HAK-HAK TRADISIONALNYA Oleh: Novianto Murti Hantoro Sulasi Rongiyati Denico
Lebih terperinciHUKUM, POLITIK DAN ETIKA. Oleh :
HUKUM, POLITIK DAN ETIKA Oleh : Iwan Darmawan, SH., MH. (Dekan Fakultas Hukum Universitas Pakuan Mahasiswa Program Doktor Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Indonesia) Perseteruan Polisi dan KPK terus
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN HUKUM
METODE PENELITIAN HUKUM Dualisme Penelitian Hukum Normatif & Empiris Oleh : Prof. Dr. H. Gunarto., S.H., S.E., Akt., M.Hum A. Teori Dalam Ilmu Hukum Teori Hukum menurut JJH Bruggink memberikan penjelasan
Lebih terperinciKONTRAK PERKULIAHAN NAMA MATA KULIAH : PENGANTAR ILMU HUKUM. KODE MATA KULIAH : HK 106. PENGAJAR / PENGUJI : LIZA ERWINA,SH,MH.
KONTRAK PERKULIAHAN NAMA MATA KULIAH : PENGANTAR ILMU HUKUM. KODE MATA KULIAH : HK 106. PENGAJAR / PENGUJI : LIZA ERWINA,SH,MH. DEPARTEMEN HUKUM PIDANA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2006
Lebih terperincidikeluarkan oleh masyarakat sekitar perkebunan. 1. Perlu adanya ketegasan dalam peraturan perundang-undangan, bahwa
94 A. Kesimpulan BAB V PENUTUP 1. Pelaksanaan tanggung jawab Perusahaan Perkebunan terhadap hak masyarakat sekitar atas pembangunan kebun di Kabupaten Landak Kalimantan Barat masih menimbulkan konflik.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan untuk skripsi ini adalah penelitian yuridis normatif (normative legal research) 79 yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara melakukan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa Negara Indonesia
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan suatu negara hukum, pernyataan tersebut termuat dalam Penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa Negara Indonesia berdasarkan atas
Lebih terperinciHUKUM SEBAGAI MEKANISME PENGINTEGRASI
HUKUM SEBAGAI MEKANISME PENGINTEGRASI Oleh: Syamsulbahri Salihima A. Pendahuluan Manusia selain makhluk biologis juga ia sebagai makhluk sosial, olehnya itu manusia selalu didorong untuk melakukan hubungan-hubungan
Lebih terperinciTELAAH TERHADAP HUBUNGAN HUKUM DAN KEKUASAAN
TELAAH TERHADAP HUBUNGAN HUKUM DAN KEKUASAAN Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar Email: aydinriany13@gmail.com Abstract In principle law and power have interrelated relationships with each
Lebih terperinciAlternatif Penyelesaian Sengketa Pertanahan Di Indonesia Melalui Revitalisasi Fungsi Badan Peradilan
458 JURNAL HUKUM NO. 3 VOL.14 JULI 2007: 458-473 Alternatif Penyelesaian Sengketa Pertanahan Di Indonesia Melalui Revitalisasi Fungsi Badan Peradilan Oleh: Mudjiono Dosen Negeri DPK STPMD"APMD" Yogyakarta
Lebih terperinciProgram Studi Magister Kenotariatan Universitas Diponegoro Semarang 2010
IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1960 TENTANG PERJANJIAN BAGI HASIL DI KABUPATEN KAMPAR PROPINSI RIAU TESIS Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Derajat Sarjana S2 Program Studi Magister
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Kasus nenek Minah telah menciderai rasa keadilan di tengah masyarakat, sebab nenek Minah
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pandangan Aliran Sosiologis terhadap Hukum Kasus nenek Minah telah menciderai rasa keadilan di tengah masyarakat, sebab nenek Minah yang tak tau apa-apa tersebut harus berurusan
Lebih terperinciPELANGGARAN ASAS KEPASTIAN HUKUM DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PEMILIHAN KEPALA DAERAH DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR. Tengku Erwinsyahbana
PELANGGARAN ASAS KEPASTIAN HUKUM DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PEMILIHAN KEPALA DAERAH DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR Tengku Erwinsyahbana Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Sumatera E-mail: tengkuerwins@umsu.ac.id
Lebih terperinciJAMINAN KEPASTIAN DAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PERJANJIAN GADAI TANAH MENURUT HUKUM ADAT ( ESTI NINGRUM, SH, MHum) Dosen FH Unwiku PWT A.
JAMINAN KEPASTIAN DAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PERJANJIAN GADAI TANAH MENURUT HUKUM ADAT ( ESTI NINGRUM, SH, MHum) Dosen FH Unwiku PWT A. Latar Belakang Sifat pluralisme atau adanya keanekaragaman corak
Lebih terperinciPENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Modul ke: KONSTITUSI DAN RULE OF LAW Fakultas TEKNIK Martolis, MT Program Studi Teknik Mesin Tujuan Instruksional Khusus 1. Menyebutkan definisi dan pengertian rule of law 2.
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. perkawinannya di Indonesia ada 2 (dua), yaitu : nikah pasangan beda agama. dispensasi perkawinan beda agama.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Hambatan yang dihadapi oleh pasangan beda agama dalam pelaksanaan perkawinannya di Indonesia ada 2 (dua), yaitu : a. Penolakan oleh Lembaga Catatan Sipil atas pemberitahuan
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA , 2010, Majelis Pengawas Notaris Sebagai Pejabat Tata Usaha Negara, PT. Refika Aditama, Bandung.
DAFTAR PUSTAKA Buku: Adjie, Habib, 2008, Hukum Notaris Indonesia tafsir tematik Terhadap Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris, PT. Refika Aditama, Bandung. ------------, 2010, Majelis
Lebih terperinciTAFSIR INDEPENDENSI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
TAFSIR INDEPENDENSI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM A. PEDAHULUAN Menurut fitrah kejadiannya, maka manusia diciptakan bebas dan merdeka. Karenanya kemerdekaan pribadi adalah hak yang pertama. Tidak ada sesuatu
Lebih terperinciSUMBER HUKUM A. Pendahuluan
SUMBER HUKUM A. Pendahuluan Apakah yang dimaksud dengan sumber hukum? Dalam bahasa Inggris, sumber hukum itu disebut source of law. Perkataan sumber hukum itu sebenarnya berbeda dari perkataan dasar hukum,
Lebih terperinciSTMIK AMIKOM YOGYAKARTA
PANCASILA SEBAGAI DASAR HUKUM TERTINGGI DISUSUN OLEH NAMA : ALFAN RASYIDI NIM : 11.12.5949 KELOMPOK : I DOSEN : Drs.Mohammad Idris.P,MM STMIK AMIKOM YOGYAKARTA ABSTRAK Pancasila ditinjau dari pendekatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perjanjian pengalihan..., Agnes Kusuma Putri, FH UI, Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, dinyatakan bahwa Indonesia merupakan negara hukum (rechtsstaat) yang bersumber pada Pancasila dan bukan
Lebih terperinciBLOCK BOOK Mata Kuliah: SOSIOLOGI HUKUM. Kode Mata Kuliah : WHM 5207
BLOCK BOOK Mata Kuliah: SOSIOLOGI HUKUM Kode Mata Kuliah : WHM 5207 Tim Penyusun Pengajar : : 1. Prof. Dr. I Nyoman Sirtha, SH, MS 2. Ketut Rai Setiabudi, SH, MH. 3. Anak Agung Istri Ari Atu Dewi, SH,MH.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif atau memiliki persamaan dengan penelitian doktrinal (doctrinal research).
Lebih terperinciBAB V KESIMPULA DA SARA
152 BAB V KESIMPULA DA SARA 5.1 Kesimpulan Bertitik tolak dari uraian dalam bab III dan IV yang merupakan analisa terhadap beberapa putusan Mahkamah Konstitusi tentang pengujian UU No. 10 tahun 2008 dan
Lebih terperinciURGENSI PENERAPAN BEBAN PEMBUKTIAN TERBALIK DALAM UPAYA MENANGGULANGI TINDAK PIDANA KORUPSI
URGENSI PENERAPAN BEBAN PEMBUKTIAN TERBALIK DALAM UPAYA MENANGGULANGI TINDAK PIDANA KORUPSI Anjar Lea Mukti Sabrina Jurusan Syariah, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Ngawi Abstrak Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciLRC. Oleh : Harun Azwari (Peneliti LRC) Latar Belakang
Oleh : Harun Azwari (Peneliti ) Latar Belakang Ilmu hukum adalah ilmu yang mandiri atau otonom, keberadaannya betul-betul independen lepas sama sekali dari anasir-anasir di luar dirinya. Ungkapan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perbuatan tersebut selain melanggar dan menyimpang dari hukum juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini dalam kehidupan bermasyarakat, setiap anggota masyarakat selalu merasakan adanya gejolak dan keresahan di dalam kehidupan sehari-harinya, hal ini
Lebih terperinciUNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
RENCANA KEGIATAN PROGRAM PEMBELAJARAN (RKPP) Mata Kuliah Kode SKS Semester Nama Dosen SH 1118 2 Genap Irman, SH.,MH Deskripsi Mata Kuliah Standar Mata kuliah ini mempelajari mengenai pentingnya pemahaman
Lebih terperinciBUKU AJAR. SOSIOLOGI HUKUM Kode Mata Kuliah : HM.101. Pengajar: M. CHAIRUL BASRUN UMANAILO NIPS:
BUKU AJAR SOSIOLOGI HUKUM Kode Mata Kuliah : HM.101 Pengajar: M. CHAIRUL BASRUN UMANAILO NIPS: 137 030 233 e-mail: chairulbasrun@gmail.com telp: 085243025000 JURUSAN ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS
Lebih terperinciPengantar Ilmu Hukum Materi Sumber Hukum. Disampaikan oleh : Fully Handayani Ridwan
Pengantar Ilmu Hukum Materi Sumber Hukum Disampaikan oleh : Fully Handayani Ridwan Sebelum membahas Sumber-sumber hukum, ada baiknya perlu memahami bahwa ada tiga dasar kekuatan berlakunya hukum (peraturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar Hal ini dapat dibuktikan dalam Pasal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara Hukum (Rechtstaats) yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Hal ini dapat dibuktikan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang
Lebih terperinciTUJUAN HUKUM. Oleh : Muhammad Anas
TUJUAN HUKUM Oleh : Muhammad Anas 1503101010202 Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2015 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI ii ABSTRAK... iii BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II PEMBAHASAN. 2 BAB III
Lebih terperincihttp://sasmini.staff.hukum.uns.ac.id 1. Hukum alam/naturalisme 2. Positivisme 3. Utilitarianisme 4. Mazhab sejarah/historis 5. Sociological jurisprudence 6. Realisme hukum 7. Teori-teori kritis tentang
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Achmad Ali, Menguak Realitas Hukum, Rampai Kolom dan Artikel Pilihan dalam. Bidang Hukum, Prenada Media Group, Jakarta, 2008.
DAFTAR PUSTAKA A. BUKU-BUKU : Achmad Ali, Menguak Realitas Hukum, Rampai Kolom dan Artikel Pilihan dalam Bidang Hukum, Prenada Media Group, Jakarta, 2008. Achmad Rivai, Penemuan Hukum oleh Hakim : dalam
Lebih terperinciPRANATA HUKUM. Mariyani. A. Pengertian Hukum dan Pranata Hukum
PRANATA HUKUM Mariyani A. Pengertian Hukum dan Pranata Hukum Hukum dalam perkembangan masyarakat harus mengikuti lajunya /pesatnya kemajuan dan kompleksitas permasalahan-permasalahan yang timbul. Hukum
Lebih terperinciKEWARGANEGARAAN IDENTITAS NASIONAL
KEWARGANEGARAAN IDENTITAS NASIONAL Identitas nasional Indonesia menunjuk pada identitas-identitas yang sifatnya nasional Bahasa nasional atau bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia. Bendera negara yaitu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG WARISAN
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG WARISAN A. Pengertian Hukum Waris Pengertian secara umum tentang Hukum waris adalah hukum yang mengatur mengenai apa yang harus terjadi dengan harta kekayaan seseorang yang
Lebih terperinciMAKALAH SOSIOLOGI HUKUM. Dosen Pengajar : Dra. Hj Fatimah, M.Hum. Di Susun Oleh: Kelompok I :
MAKALAH SOSIOLOGI HUKUM Dosen Pengajar : Dra. Hj Fatimah, M.Hum Di Susun Oleh: Kelompok I : 1. Tiara Ernita Nim : A1A209005 2. Annisa Nurjanah Nim : A1A209032 3. Erina Rusmita Nim : A1A209028 4. Mutmainnah
Lebih terperinciRANCANGAN ACARA PERKULIAHAN
UNIVERSITAS PANCASILA FAKULTAS HUKUM RANCANGAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah : 1. Pengantar Ilmu Hukum (HID 10103) 2. Pengantar Hukum Indonesia (HID 10104) Jumlah Semester : Masing-masing 4 SKS : Gasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pidana bersyarat merupakan suatu sistem pidana di dalam hukum pidana yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pidana bersyarat merupakan suatu sistem pidana di dalam hukum pidana yang berlaku di Indonesia. Hukum pidana tidak hanya bertujuan untuk memberikan pidana atau nestapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang telah tercakup dalam undang-undang maupun yang belum tercantum dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kejahatan dalam kehidupan manusia merupakan gejala sosial yang akan selalu dihadapi oleh setiap manusia, masyarakat, dan bahkan negara. Kenyataan telah membuktikan,
Lebih terperinciPERAN HAKIM DALAM PENEMUAN HUKUM DAN PENCIPTAAN HUKUM DALAM MENYELESAIKAN PERKARA DI PENGADILAN. Drs. ARPANI, S.H., M.H. (Hakim PA Bontang- Kaltim)
PERAN HAKIM DALAM PENEMUAN HUKUM DAN PENCIPTAAN HUKUM DALAM MENYELESAIKAN PERKARA DI PENGADILAN Drs. ARPANI, S.H., M.H. (Hakim PA Bontang- Kaltim) A. Pendahuluan Kekuasaan Kehakiman dengan para Hakimnya
Lebih terperinciPENGAMALAN PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI DAN REFORMASI
PENGAMALAN PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI DAN REFORMASI NAMA : Ragil Prasetia Legiwa NIM : 11.02.7942 TUGAS JURUSAN KELOMPOK NAMA DOSEN : Tugas Akhir Kuliah Pancasila : D3 - MI : A : M. Khalis Purwanto
Lebih terperinciPendahuluan. A. Perbandingan sebagai Metode- Sasaran
Pendahuluan A. Perbandingan sebagai Metode- Sasaran adanya hasil/ capaian yang diperoleh/ dikehendaki/ diinginkan Taylor: suatu hubungan J.S Mill: hubungan yang merupakan sebab akibat Soerjono Soekanto:
Lebih terperinciASAL MULA & PERKEMBANGAN SOSIOLOGI. Fitri Dwi Lestari
ASAL MULA & PERKEMBANGAN SOSIOLOGI Fitri Dwi Lestari ASAL USUL SOSIOLOGI Dari bukti peninggalan bersejarah, manusia prasejarah hidup secara berkelompok. ASAL USUL SOSIOLOGI Aristoteles mengatakan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sebagai negara yang telah meratifikasi konvensi hak anak (United
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai negara yang telah meratifikasi konvensi hak anak (United Nations Convention on the Right of the Child), Indonesia terikat secara yuridis dan politis
Lebih terperinci