BAB III METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis, Desain, dan Lokasi Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi experimental dengan membandingkan antara kelas eksperimen yaitu dengan menggunakan model pembelajaran TGT dan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran STAD. Selanjutnya kedua kelas dievaluasi untuk melihat pengaruh/efetivitas hasil belajar setelah diterapkan model pembelajaran TGT dengan yang menggunakan model pembelajaran STAD. Sugiyono (2010) menyatakan bahwa penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali. Pendapat Sugiyono di atas ditambah oleh Danim (Slameto, 2015: 123) menyatakan penelitian eksperimen adalah sebuah studi yang objektif, sistematis, dan terkontrol untuk memprediksi atau mengontrol fenomena, yang bertujuan untuk menyelidiki sebab-akibat, dengan cara mengekspos satu atau lebih kelompok eksperimental dan satu atau lebih kondisi eksperimen. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian eksperimen semu (quasi experimental) yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya, atau dengan kata lain dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan/atau memanipulasi semua variabel yang relevan Desain Eksperimen Penelitian ini menggunakan desain Non-equivalent Control Group Design. Terdapat dua kelompok eksperimen, yaitu kelompok eksperimen 1 53

2 54 dan kelompok eksperimen 2 yang dipilih tidak secara random. Kedua kelompok tersebut diberikan pretest dan posttest untuk mengetahui ada - tidaknya perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen 1 dan eksperimen 2 (Sugiyono,2009: 116). Gambar 3.1 Nonequivalent Control Group Design Grup Pretest Perlakuan Posttest Kelompok Eksperimen 1 O 1 X 1 O 2 Kelompok Eksperimen 2 O 3 X 2 O 4 Desain penelitian ini terdapat data pretest kelompok eksperimen 1 (O 1 ) dan kelompok eksperimen 2 (O 3 ), data posttest kelompok eksperimen 1 (O 2 ) dan kelompok eksperimen 2 (O 4 ). Keterangan lebih rinci dari desain penelitan ini adalah sebagai berikut : X 1 X 2 : Perlakuan 1 (pembelajaran menggunakan model TGT) : Perlakuan 2 (pembelajaran menggunakan model STAD) O 1 : Hasil pretest kelompok eksperimen 1 O 2 : Hasil pretest kelompok eksperimen 2 O 3 : Hasil posttest kelompok eksperimen 1 O 4 : Hasil posttest kelompok eksperimen Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di SD Gugus Jaka Tingkiryang terletak di wilayah Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga. Penelitian ini hanya mengambil 3 SD yang ada pada Gugus Jaka Tingkir Salatiga, yaitu SDN Tingkir Lor 02 sebagai SD inti dan SDN Tingkir Lor 01 dan SDN Tingkir Tengah 02 sebagai SD imbas. Penelitian ini dilaksanankan pada bulan Maret semester 2 tahun pelajaran 2015/ Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional Sugiyono (2010) variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk

3 55 dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Di dalam penelitian ini terdapat 3 variabel yaitu 2 variabel bebas dan 1 variabel terikat Variabel Independen / Bebas (X) Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat, Sugiyono (2010). Dalam penelitian ini adalah model pembelajaran TGT dan model pembelajaran STAD. Model pembelajaran TGT merupakan pembelajaran kooperatif melalui kegiatan turnamen akademik dan menggunakan kuis-kuis, dimana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka. Dengan penerapan model pembelajaran TGT diharapkan siswa juga akan terlibat aktif dan siswa akan berlomba-lomba untuk memahami materi pelajaran dalam menghadapi permainan menjawab soal-soal yang disampaikan oleh guru. Sedangkan model pembelajaran STAD merupakan model pembelajaran yang kooperatif melauli kegiatan belajar bersama kelompok kemudian melakukan tes individu untuk berlomba mendapatkan poin bagi kelompok. Dengan penerapan model pembelajaran STAD diharapkan siswa juga dapat terlibat secara aktif untuk memahami materi pelajaran dalam menghadapi tes individu yang diberikan oleh guru Variabel Dependen / Terikat (Y) Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas Sugiyono (2010). Dalam penelitian ini sebagai variabel terikatnya adalah hasil belajar Matematika. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Dalam penelitian ini hasil belajar matematika dinilai dari ranah kognitif, melalui kemampuan berpikir logis, analitis, kritis, sistematis dan bekerja sama dalam kegiatan kelompok.

4 56 Untuk mengetahui hasil belajar matematika secara kognitif peneliti menggunakan tipe soal pilihan ganda Definisi Operasional Definisi operasional menjelaskan tentang karakteristik variabel yang terdapat dalam penelitian ini. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif dan hasil belajar matematika siswa kelas 3 SD Gugus Jaka Tingkir Salatiga. 1. Hasil belajar matematika (Y) Hasil belajar matematika adalah hasil yang telah dicapai seseorang setelah seseorang melakukan kegiatan belajar yang ditunjukkan dengan hasil evaluasi belajar, yang dapat berupa tes untuk mengetahui kemampuan yang telah dicapai siswa setelah menerima pelajaran matematika. 2. Model pembelajaran kooperatif (X) Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang jumlah anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen. a. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (X1) Berikut merupakan sintaks model pembelajaran TGT yang akan dilakukan pada materi Bangun Datar adalah: a) Pada tahap Menyampaikan Informasi (Presentasi Klasikal): 1) Guru menjelaskan materi bangun datar, Siswa menyimak penjelasan guru tentang materi Bangun Datar; 2) Guru menggunakan media gambar, siswa memperhatikan media yang ditayangkan guru; b) Pada Tahap Pembentukan Tim atau Pengorganisasian Siswa (Kelompok): 1) Guru mengidentifikasi siswa berdasarkan kemampuan akademiknya, siswa berkumpul sesuai arahan guru berdasarkan kemampuannya; 2) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok heterogen, siswa berkumpul menjadi 5 kelompok sesuai kelompoknya masing-masing; c) Pada Tahap Permainan (Games

5 57 Tournament): 1) Guru memberikan pengarahan tentang permainan yang akan dilakukan, siswa memperhatikan arahan dari guru, 2) Guru memberikan pertanyaan - pertanyaan rebutan secara berkelompok, siswa menjawab pertanyaan rebutan dalam kelompok, 3) Guru mencatat jawaban tiap-tiap kelompok dan memberikan penilaian, siswa secara berkelompok memantau perolehan skor; d) Pada Rekognisi Tim: 1) Guru merekap skor dalam kelompok, siswa memperhatikan penjelasan guru tentang skor yang diperoleh dari kelompok masing - masing, 2) Guru memberi penghargaan kepada kelompok yang mendapat skor tertinggi, kelompok siswa yang memperoleh skor tertinggi mendapat penghargaan. Instrumen yang digunakan untuk mengukur keterlaksanaan penerapan model pembelajaran TGT menggunakan lembar observasi guru dan siswa. b. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berikut merupakan sintaks model pembelajaran STAD yang akan dilakukan pada materi Bangun Datar adalah: a) Pada tahap Persiapan: 1) Guru menyampaikan skenario pembelajaran, siswa mendengarkan informasi dari guru; 2) Guru menyampaikan informasi akan ada tugas-tugas yang akan dikerjakan, siswa mendengarkan tugas-tugas apa yang akan diberikan; 3) Guru mengidentifikasi kondisi kemampuan akademik siswa untuk persiapan membentuk kelompok heterogen, siswa mendengarkan arahan guru dalam rangka menyiapkan diri membentuk kelompok heterogen; b) Pada tahap menyampaikan informasi hal-hal yang harus diamati adalah: 1) Guru menjelaskan materi bangun datar secara garis besar, siswa menyimak penjelasan guru tentang bangun datar; 2) Guru memberikan materi lengkap untuk dibaca siswa, siswa menerima materi dan membacanya; c) Pada tahap Pembentukan Tim, hal yang harus diamati adalah guru membagi siswa menjadi 5 kelompok heterogen, siswa berkumpul untuk membentuk kelompok heterogen; d) Pada tahap mengerjakan LKS,

6 58 hal yang harus diamati adalah guru memberikan LKS serta menjelaskan panduan mengerjakan, siswa mengerjakan LKS sesuai panduan; e) Pada tahap Pemberian Penghargaan Kelompok: 1) Guru memberikan skor kelompok, siswa memperhatikan informasi guru tentang skor yang diperoleh dari kelompok masing-masing; 2) Guru memberi penghargaan kepada kelompok yang mendapat skor tertinggi, siswa dengan skor tertinggi menerima penghargaan. Instrumen yang digunakan untuk mengukur keterlaksanaan penerapan model pembelajaran STAD menggunakan lembar observasi guru dan siswa Populasi, Sampel dan Tehnik Pengambilan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013: 80). Populasi pada penelitian ini adalah Gugus Jaka Tingkir Salatiga. Berikut macam-macam SD yang berada pada Gugus Jaka Tingkir Salatiga. Tabel 3.1 Daftar Jumlah Siswa Kelas 3 SD Gugus Jaka Tingkir Salatiga No. Nama Sekolah Status Jumlah Siswa Kelas 3 1. SD N Tingkir Lor 02 SD Inti SD N Tingkir Lor 01 SD Imbas SD N Tingkir Tengah 01 SD Imbas SD N Tingkir Tengah 02 SD Imbas MI Islam Asas Kalibening SD Swasta 57 Jumlah keseluruhan 164

7 59 Tabel 3.2 Sampel Penelitian SD Pada Gugus Jaka Tingkir Salatiga No. Nama Sekolah Status Jumlah Siswa Kelompok Jumlah 1. SDN Tingkir Lor 02 Inti 28 Eksperimen 1 14 Eksperimen SDN Tingkir Lor 01 Imbas 22 Eksperimen SDN Tingkir Tengah 01 Imbas 23 Eksperimen 2 23 Jumlah keseluruhan sampel penelitian 73 Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini cara untuk menentukan sampel menggunakan teknik cluster sampling (Area Sampling). Cluster sampling digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas (Sugiyono, 2013: 81-84). Peneliti mengambil sampel dari SD Gugus Jaka Tingkir Salatiga. Dari Gugus Jaka Tingkir Salatiga peneliti mengambil 3 SD yaitu SDN Tingkir Lor 02, SDN Tingkir Lor 01, dan SDN Tingkir Tengah 01. SDN Tingkir Lor 02 yang jumlah siswa 28 dibagi menjadi 2, yaitu 14 siswa dijadikan eksperimen 1 dan sisanya eksperimen 2. Sedangkan SDN Tingkir Lor 01 sebagai kelas ekperimen 1 dan SDN Tingkir Tengah 01 dijadikan sebagai kelas eksperimen Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Teknik Pengumpulan Data Tes ( Pretest dan Posttest ) Tes merupakan alat penilaian yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mengukur hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini tes digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar Matematika pada pokok bahasan bangun datar kelas 3 semester II di SD Gugus Jaka Tingkir Salatiga Observasi Menurut Asmadinata (2012: 220) observasi (obsevartion) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data dengan

8 60 jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Observasi digunakan untuk mendapatkan data tentang pencapaian proses pembelajaran dalam pemberian perlakuan (treatment) di dalam kelas. Sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran benar-benar sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Selain hal diatas, observasi juga digunakan untuk melihat kondisi pembelajaran yang dilakukan oleh guru sebelum peneliti menentukan masalah yang akan dijadikan topik dalam penelitian ini Studi Dokumentasi Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada subyek penelitian, namun melalui dokumen. Dokumen yang digunakan dapat berupa buku harian, surat pribadi, laporan, notulen rapat, catatan kasus dalam pekerjaan social, dan dokumen lainnya (Hasan, 2002: 87). Teknik ini digunakan untuk memperoleh data yaitu nilai siswa kelas 3 SD Gugus Jaka Tingkir,pada semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 yang mana akan digunakan untuk mengungkap nilai hasil belajar siswa.

9 Instrumen Pengumpulan Data Soal Tes Standar Kompetensi 4. Memaha mi unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana Kompetensi Dasar 4.1 mengidentifikasi berbagai Bangun Datar Sederhana berdasarkan Sifatnya Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Tes Indikator 1. Mengidentifikasi berbagai macam bangun datar sederhana. 2. Mengidentikasi berbagai sifat-sifat bangun datar. 3. Menyebutkan ciri-ciri bangun datar. 4. Membandingkan ciri-ciri dari masing-masing jenis bangun datar Bentuk Soal Pilihan ganda Pilihan ganda Pilihan ganda Pilihan ganda Nomor Soal 1, 5, 9, 13, 16, 24, 27, 30 2, 6, 10, 14, 17, 20, 19, 22, 26 3, 7, 11, 15, 18, 23, 29 4, 8, 12, 21, 25, 28 Dalam penyusunan instrument soal dalam pretest dan posttest peneliti menyusun soal berupa pilihan ganda dengan kisi-kisi sesuai Standar Kompetensi yaitu Memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana dan Kompetensi Dasar yaitu Mengidentifikasi Berbagai Bangun Datar Sederhana Berdasarkan Sifatnya. Peneliti menyusun 4 indikator sesuai dengan Kompetensi Dasar. Indikator pertama yaitu Mengidentifikasi berbagai bangun datar sederhana menurut sifat atau unsurnya, yang mana terbagi ke dalam beberapa poin soal yaitu soal nomor 1, 5, 9, 13, 16, 24, 27 dan 30. Indikator kedua yaitu Mengidentikasi berbagai sifat-sifat bangun datar, yang mana terbagi ke dalam beberapa poin soal yaitu soal nomor 2, 6, 10, 14, 18, 17, 20, 19, 22 dan 26. Indikator ke-tiga yaitu Menyebutkan sifat-sifat bangun datar yang mana terbagi ke dalam beberapa poin soal yaitu soal nomor 3, 7, 11, 15, 18, 23 dan 29. Indikator ke-empat yaitu Membandingkan ciri-ciri dari masing-masing jenis bangun datar yang

10 62 mana terbagi ke dalam beberapa poin soal yaitu soal nomor 4, 8, 12, 21, 25 dan Lembar Observasi Lembar observasi merupakan alat untuk mengumpulkan data atau informasi tentang perlakuan yang telah diberikan. Untuk lembar observasi yang dilakukan guru dan siswa dalam menerapkan model pembelajaran TGT dan STAD dapat dilihat pada lampiran Uji Instrumen Penelitian Uji Validitas Instrumen Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2010: 173). Uji validitas instrument dalam penelitian ini digunakan untuk menguji instrument tiap item soal pilihan ganda yang nantinya akan digunakan dalam tes individual pretest dan posttest untuk siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran TGT pada kelas eksperimen dan model pembelajaran STAD. Pengukuran validitas dibantu program Anates for Windows V.4.09 dengan menggunakan Olah Data-Daya Pembeda (D) untuk megetahui kriteria soal yang signifikan dan tidak signifikan yang merupakan korelasi antara skor item (nilai r hitung ) dibandingkan dengan nilai r tabel. Kriteria soal dikatakan valid, jika nilai r hitung > 0,3 (Sugiyono, 2010: 178). Uji coba validitas tes dilaksanakan di kelas 4 di SDN Noborejo 02 Salatiga pada tanggal 15 Maret 2016 Pukul WIB. Instrumen tes berjumlah 30 butir soal pilihan ganda dengan jumlah siswa 26 dari 30 butir soal, setelah dilakukan perhitungan uji validitas diperoleh hasil akhir uji validitas seperti pada tabel dibawah ini:

11 63 Tabel 3.8 Uji Validitas Soal Bentuk Instrumen Item Soal Signifikan Tidak Signifikan Pilihan Ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 1, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 2, 4, 8, 12, 13, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, , 19, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30 14, 15, 16, 17, 23 Slameto (2015: 309) korelasi adalah hubungan antara dua variabel atau lebih, dan nilai korelasi ditujukan dengan koefisien korelasi. Jika koefisien korelasi bernilai positif, artinya dua variabel tersebut berhubungan searah. Sebaliknya, bila nilainya negatif berarti hubungannya berlawanan arah. Angka korelasi berkisar antara 0 sampai dengan ±1,00. Berikut adalah indeks koefisien korelasi: 0,00-0,199 = Dianggap tidak ada validitas 0,20-0,399 = Validitas rendah 0,40-0,599 = Validitas sedang 0,60-0,799 = Validitas tinggi 0,80-1,000 = Validitas sempurna Dalam pengujian validitas soal tes, peneliti mempergunakan program Anates for Windows V.4.09 dan dapat diketahui dari 30 soal pilihan ganda terdapat 20 soal yang valid/signifikan Uji Reliabilitas Instrumen Tes Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah dianggap baik. Reliabel artinya dapat dipercaya juga dapat diandalkan. Sehingga beberapa kali diulang pun hasilnya akan tetap sama (konsisten) (Riduwan dan Sunarto, 2012: 348). Sugiyono (2010: 3) reliabilitas adalah derajat konsistensi /keajegan data dalam interval waktu tertentu. Koefisien reliabilitas selalu berada

12 64 dalam rentang 0 sampai dengan 1. Semakin tinggi koefisien reliabilitas suatu tes (mendekati 1), makin tinggi pula ketepatannya. Yuani (2011) reliabilitas suatu tes adalah seberapa besar derajat tes mengukur secara konsisten sasaran yang diukur. Reliabilitas dinyatakan dalam bentuk angka, biasanya sebagai koefisien. Koefisien tinggi berarti reliabilitas tinggi. George dan Mallery menjelaskan klasifikasi nilai alpha (α) sebagai berikut (Yuani, 2011): α >0,9 = Sempurna α >0,8 = Baik α >0,7 = Dapat diterima α >0,6 = Diragukan α >0,5 = Lemah α < 0,5 = Tidak dapat diterima Dari hasil uji reliabilitas soal menggunakan program Anatest yang telah dilakukan peneliti diperoleh nilai alpha crombach sebesar 0,78=0,8 (pembulatan ke atas). Maka berdasarkan pendapat George dan Mallery butir soal tersebut baik dan dapat diterima sehingga dapat digunakan untuk uji soal pretest dan posttest. Untuk keterangan uji reliabilitas dengan menggunakan program Anatest dapat dilihat dalam lampiran Daya Pembeda Daya pembeda menunjukkan sejauh mana tiap butir soal mampu membedakan antara siswa yang menguasai bahan dengan siswa yang tidak menguasai bahan. Rumus Daya Pembeda adalah: Dp B A B B : daya pembeda item soal; : banyaknya peserta tes kelompok atas yang menjawab benar butir item yang bersangkutan; : banyaknya peserta tes kelompok bawah yang menjawab benar butir item yang bersangkutan

13 65 N x : jumlah siswa kelompok atas atau bawah Daya pembeda menunjukkan sejauh mana tiap butir soal mampu membedakan antara siswa yang menguasai bahan dengan siswa yang tidak menguasai bahan. Butir soal yang daya pembedanya rendah, tidak ada manfaatnya, akan tetapi dapat merugikan siswa yang belajar sunguhsungguh. Hasil daya pembeda tiap soal yang didapat dengan menggunakan program Anates berada pada kisaran 0,4 sampai 0,7. Nilai daya pembeda 0,2 layak digunakan sedangkan daya pembeda lebih dari 0,4 menunjukkan bahwa soal tersebut memiliki daya pembeda yang baik. Sehingga soal tersebut layak digunakan karena mempunyai daya pembeda yang baik Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran dalam soal/test dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut tergolong mudah atau sukar yang ditunjukan dengan bilangan atau disebut indek kesukaran (difficult index) dengan kisaran antara 0,00 sampai dengan 1,00 (Arikunto, 1999: 207). cara menentukan tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan rumus: P = Indek kesukaran B = Banyaknya peserta yang menjawab soal J x = Jumlah seluruh siswa Klasifikasi indek kesukaran untuk menentukan tingkat kesukaran adalah sebagai beikut (Arikunto, 1999: 210) : P Klasifikasi 0,00 0,29 Soal sukar 0,30 0,69 Soal sedang 0,70 1,00 Soal mudah Dalam uji soal validitas menggunakan program Anatest diperoleh tingkat kesukaran yang baik karena mempunyai proporsi mendekati

14 66 perbandingan 3:5:2 yang terdiri dari 5 soal mudah, 12 soal sedang dan 3 soal sukar. Sehingga soal tersebut dapat digunakan untuk pretest dan posttest Fungsi Pengecoh Pengecoh (distractor) memiliki tujuan agar dari sekian banyak testee tertarik untuk memilihnya (jawaban pengecoh), berfungsi atau tidaknya suatu pengecoh pada setiap butir soal dapat dilihat dari banyak tidaknya testee yang memilihnya. jika dari keseluruhan testee (peserta/siswa), sekurang-kurangnya atau hanya 5% testee memilih pengecoh tersebut, maka pengecoh tersebut dikatakan berfungsi dengan baik dan jika pengecoh dipilih kurang dari 5% dari keseluruhan testee maka pengecoh tersebut dikatakan tidak berfungsi dengan baik. Berfungsi dengan baik ataupun tidak dari suatu pengecoh dapat diketahui dengan rumus: Ipc npc N nb / Alt 1 Ipc = Indeks pengecoh/distractor 100% npc = Jumlah testee/siswa yang memilih pengecoh N = Jumlah seluruh testee nb = jumlah testee yang menjawab pilihan yang benar pada butir soal Alt = jumlah alternatif jawaban yang ada dalam butir soal itu Terdapat klasifikasi pengecoh berdasarkan indeks pengecoh yaitu sebagai berikut (Syaf Rudy, 2015: 99): Sangat baik = 76% - 215% (mendekati 100%) Baik = 51% - 75% atau 126% - 150% Kurang baik = 26% - 50% atau 151% - 175% Buruk = 0% - 25% atau 176% - 200% Sangat buruk = Lebih dari 200% Fungsi pengecoh pada 20 soal matematika yang digunakan dalam pretest dan posttest dengan menggunakan program Anatest menunjukkan

15 67 fungsi yang baik. Dari 20 soal matematika 18 soal mempunyai fungsi pengecoh yang sangat baik, sedangkan 2 soal mempunyai pengecoh yang kurang baik Prosedur Pemberian Perlakuan Peneliti mengambil sampel SD di Gugus Jaka Tingkir yaitu SDN Tingkir Lor 01, SDN Tingkir Lor 02 dan SDN Tingkir Tengah 01. SDN Tingkir Lor 02 merupakan SD inti yang memiliki jumlah siswa kelas 3 sebanyak 28, sedangkan SDN Tingkir Lor 01 memiliki jumlah siswa kelas 3 sebanyak 22, dan SDN Tingkir Tengah 01 memiliki jumlah siswa kelas 3 sebanyak 23. Peneliti membagi sampel menjadi 2 kelompok eksperimen, pada kelompok eksperimen 1 peneliti mengajar menggunakan model pembelajaran TGT sedangkan kelompok eksperimen 2 menggunakan STAD. Untuk kelompok eksperimen 1 pada SDN Tingkir Lor 02 dibagi menjadi 2 kelas yaitu kelas 3A diajar dengan menggunakan TGT sedangkan kelas 3B diajar menggunakan STAD disebut kelompok eksperimen 2. SDN Tingkir Lor 01 merupakan kelompok eksperimen 1 dengan menggunakan model TGT dan SDN Tingkir Tengah 01 merupakan kelompok eksperimen 2 dengan menggunakan model STAD. Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan peneliti pada kelompok ekperimen 1 dalam menerapkan model TGT: Kegiatan Pendahuluan a) Guru mengkondisikan kelas agar siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik, siswa memperhatikan perintah dari guru; b) Guru mengecek kehadiran siswa, siswa memperhatikan saat guru mengecek kehadiran siswa; c) Guru memberi motivasi siswa dengan cara kegiatan apersepsi, siswamenyimak guru dalam menyampaikan motivasi; d) Guru menginformasikan materi yang akan diajarkan,siswa memperhatikan guru saat menyampaikan materi; e) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, siswa memperhatikan saat guru menyampaikan tujuan pembelajaran; f) Guru membagikan soal pretest, siswa mengerjakan soal pretest. Kegiatan Inti Guru menjelaskan materi bangun datar, siswa

16 68 menyimak penjelasan guru tentang materi Bangun Datar; b) Guru menggunakan media gambar, siswa memperhatikan media yang ditayangkan guru; c) Guru mengidentifikasi siswa berdasarkan kemampuan akademiknya, siswa berkumpul sesuai arahan guru berdasarkan kemampuannya; d) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok heterogen, siswa berkumpul menjadi 5 kelompok sesuai kelompoknya masing-masing; e) Guru memberikan pengarahan tentang permainan yang akan dilakukan, siswa memperhatikan arahan dari guru. f) Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan rebutan secara berkelompok, siswa menjawab pertanyaan rebutan dalam kelompok; g) Guru mencatat jawaban tiap-tiap kelompok dan memberikan penilaian, siswa secara berkelompok memantau perolehan skor; h) Guru merekap skor dalam kelompok, siswa memperhatikan penjelasan guru tentang skor yang diperoleh dari kelompok masing-masing; i) Guru memberi penghargaan kepada kelompok yang mendapat skor tertinggi, kelompok siswa yang memperoleh skor tertinggi mendapat penghargaan; j) Guru bersama siswa melakukan tanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui, siswa bersama guru melakukan tanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui; k) Guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang materi yang telah diajarkan, siswa bersama guru membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari. l) Guru membagikan soal posttest, siswa mengerjakan posttest. Kegiatan Penutup a) Guru menutup pembelajaran dengan salam, siswa menjawab salam. Pada kelompok ekperimen 2 dalam menerapkan model STAD: Kegiatan Pendahuluan: a) Guru mengkondisikan kelas agar siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik, siswa memperhatikan perintah dari guru; b) Guru mengecek kehadiran siswa, siswa memperhatikan saat guru mengecek kehadiran siswa; c) Guru memberi motivasi siswa dengan cara kegiatan apersepsi, siswa menyimak guru dalam menyampaikan motivasi; d) Guru menginformasikan materi yang akan diajarkan, siswa memperhatikan guru saat menyampaikan materi; e) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, siswa memperhatikan saat guru

17 69 menyampaikan tujuan pembelajaran; f) Guru membagikan soal pretest, siswa mengerjakan soal pretest. Kegiatan Inti: a) Guru menyampaikan skenario pembelajaran, siswa mendengarkan informasi dari guru; b) Guru menyampaikan informasi akan ada tugas-tugas yang akan dikerjakan, siswa mendengarkan tugas-tugas apa yang akan diberikan; c) Guru mengidentifikasi siswa berdasarkan kemampuan akademiknya, siswa berkumpul sesuai arahan guru berdasarkan kemampuannya; d) Guru menjelaskan materi bangun datar secara garis besar, siswa menyimak penjelasan guru tentang ringkasan materi bangun datar; e) Guru memberikan pengarahan tentang permainan yang akan dilakukan, siswa memperhatikan arahan dari guru; f) Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan rebutan secara berkelompok, siswa menjawab pertanyaan rebutan dalam kelompok; g) Guru mencatat jawaban tiap-tiap kelompok dan memberikan penilaian, siswa secara berkelompok memantau perolehan skor; h) Guru merekap skor dalam kelompok, siswa memperhatikan penjelasan guru tentang skor yang diperoleh dari kelompok masing-masing; i) Guru memberi penghargaan kepada kelompok yang mendapat skor tertinggi, kelompok siswa yang memperoleh skor tertinggi mendapat penghargaan; j) Guru bersama siswa melakukan tanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui, siswa bersama guru melakukan tanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui; k) Guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang materi yang telah diajarkan, siswa bersama guru membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari; l) Guru membagikan soal posttest, siswa mengerjakan posttest. Kegiatan Penutup: a) Guru menutup pembelajaran dengan salam, siswa menjawab salam. 3.5 Teknik Analisis Data Uji Normalitas Uji Normalitas mempunyai tujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng (bell shaped). data yang baik adalah

18 70 data yang memiliki pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau ke kanan. Uji normalitas yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah menggunakan uji chi-square. Pengujian normalitas data dengan chi-square dilakukan dengan cara membandingkan kurva normal yang terbentuk dari data yang telah terkumpul dengan kurva normal baku/standard (Sugiyono, 2010: 79). Acuan data dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansi/probabitas > 0,05. Jika nilai signifikansi probabilitas kurang dari 0,05 maka data dikatakan tidak berdistribusi normal. Dalam uji normalitas data ini bisa menggunakan bantuan software SPSS 16 for windows yaitu: a. Copy total skor ke SPSS di Var 002; b. Kemudian di Var 001 dibuat angka 1 untuk kelompok pertama dan 2 untuk kelompok kedua untuk membedakan jenis kelompoknya; c. Klik Analyze Descriptives Statistics Explore Plots Normality Plots with test Continue; d. Masukkan total skor OK. Penentuan normalitas data berdasarkan keluaran pengujian dengan SPSS uji Kolmogorov Smirnov dilakukan dengan pengandaian jika dirumuskan Hipotesis H 0 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal, dan H a : Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal; maka normalitas dipenuhi jika hasil uji tidak signifikan untuk suatu taraf signifikasi α = 0.05 (default SPSS). Sebaliknya, jika hasil uji signifikan maka normalitas tidak terpenuhi. Cara mengetahui signifikan atau tidak signifikan hasil uji normalitas adalah dengan memperhatikan bilangan pada kolom nilai probabilitas signifikansi (Sig.). Jika nilai probabilitas signifikansi yang diperoleh > α, maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Jika signifikansi yang diperoleh < α, maka sampel bukan berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

19 Uji Homogenitas Uji homogenitas varian bertujuan untuk menentukan apakah varian kedua kelompok homogen atau tidak. Uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelompok yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai varian yang sama atau tidak. Jika kedua kelompok memiliki varian yang sama maka kedua kelompok tersebut dikatakan homogen. Suatu data dikatakan mempunyai varian yang sama apabila berdasarkan keluaran pengujian dengan SPSS dengan pengandaian jika dirumuskan Hipotesis H 0 : Variansi pada tiap kelompok sama (homogen) dan H a : Variansi pada tiap kelompok tidak sama (tidak homogen); maka homogenitas dipenuhi jika hasil uji tidak signifikan untuk suatu taraf signifikasi α = 0.05 (default SPSS). Sebaliknya, jika hasil uji signifikan, maka homogenitas variansi data tidak terpenuhi. Cara mengetahui signifikan atau tidak signifikan hasil uji homogenitas adalah dengan memperhatikan bilangan pada kolom nilai probabilitas signifikansi (Sig.). Jika nilai probabilitas signifikansi yang diperoleh > α, maka variansi sampel homogen. Jika nilai probabilitas signifikansi yang diperoleh < α, maka variansi data sampel tidak homogen. Pengujian homogenitas varians menggunakan bantuan software SPSS 16 for windows yaitu dengan langkah-langkah Analyze - Descriptive Statistic Explore - masukkan variabel pada Dependent List dan Factor List kemudian Plots - None pada Spread vs level with vevene test click untranformed-continue-ok Uji Beda T-test Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu dengan menghitung nilai rata-rata masing-masing kelompok kelas, kemudian diuji perbedaannya menggunakan uji t yang dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS 16 for windows, jika uji prasyarat penelitian eksperimen terpenuhi. Uji t dilakukan untuk mengetahui sejauh mana efektivitas penggunaan model pembelajaran TGT pada kelas eksperimen

20 72 dan STAD pada kelas kontrol. Teknik analisis data menggunakan uji t test (Independent Samples Test). Setelah diperoleh hasil uji t kemudian dilakukanlah analisis uji hipotesis untuk mengetahui apakah H 0 diterima atau ditolak. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1. Menentukan Hipotesis H 0 : Tidak ada perbedaan hasil belajar yang signifikan dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan STAD ditinjau dari hasil belajar Matematika siswa kelas 3 SD Gugus Jaka Tingkir Salatiga. H a : Ada perbedaan hasil belajar yang signifikan dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan STAD ditinjau dari hasil belajar Matematika siswa kelas 3 SD Gugus Jaka Tingkir Salatiga. 2. Melakukan uji t menggunakan Equal Variances Assumed, jika telah terbukti bahwa seimbang, dengan kriteria pengujian berikut: H o diterima jika t hitung < t tabel H a ditolak jika t hitung > t tabel Berdasarkan nilai probalilitas (p) signifikansi: H o diterima jika nilai probabilitas (p) signifikansi > 0,05 H a ditolak jika nilai probabilitas (p) signifikansi < 0,05 3. Menyimpulkan Setelah dianalisis hasil uji hipotesis kemudian dilakukan penyimpulan berdasarkan kriteria nilai probabilitas (p) terhadap hipotesis berikut: a. H o : μ 1 = μ 2 artinya, tidak ada perbedaan hasil belajar yang signifikan dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan STAD ditinjau dari hasil belajar Matematika siswa kelas 3 SD Gugus Jaka Tingkir Salatiga. b. H a : μ 1 μ 2 artinya, ada perbedaan hasil belajar yang signifikan dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan

21 73 STAD ditinjau dari hasil belajar Matematika siswa kelas 3 SD Gugus Jaka Tingkir Salatiga.

BAB III Metode Penelitian

BAB III Metode Penelitian 43 3.1 Jenis, Desain dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian BAB III Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi eksperimental research).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis, Desain dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi eksperimental research).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Merujuk pada pendapat Sugiyono

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. 1. Jenis dan Desain Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Prosedur yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen quasi. Tujuan dari penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Eksperimen 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Merujuk pada pendapat Sugiyono

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian Pada sub bab ini penulis akan mengenai jenis penelitian, lokasi penelitian, waktu penelitian, desain penelitian dan Perncanaan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kauman Lor 01 dan SD Negeri Kauman Lor 03 kelas V semester genap tahun pelajaran 2011/2012. 3.2 Jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Menurut Arikunto (2006: 3) penelitian eksperimen adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimen semu (quasi experimental design). Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis, Desain, dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi eksperimental research).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis, Desain dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu atau (quasi eksperimental research). Eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen (experimental research). Eksperimen adalah prosedur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis, Desain dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi eksperimental research).

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen1, yaitu jenis Quasi Experimental Design. Desain ini mempunyai kelompok eksperimen2,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Menurut Sugiyono (2010:107) metode penelitian eksperimen digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis, Desain dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi experimental dengan membandingkan antara dua

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan penelitian quasi eksperimen yaitu desain eksperimen dengan kelompok kontrol dan kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Arikunto (2006: 3) penelitian eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 0R2R : 0R3R : 0R4R : BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen. Kuasi eksperimen menurut Sugiyono (2011:77)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Jenis, Desain dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi experimental dengan membandingkan antara

Lebih terperinci

Keterangan : : kelas IV SD Kebonagung 03 yang dijadikan kelompok eksperimen

Keterangan : : kelas IV SD Kebonagung 03 yang dijadikan kelompok eksperimen BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, yaitu Experimental Design karena dalam desain ini, peneliti dapat mengontrol

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis, Tempat dan Waktu Penelitiaan 3.1.1 Jenis Penelitiaan Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi experimental design. Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Metode yang digunakan peneliti adalah penelitian eksperimen. Kerlinger mendefinisikan eksperimen adalah sebuah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian yang menggunakan eksperimen. Metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III MODEL PENELITIAN. 3.1.Jenis, Desain, Validitas Internal Eksternal, dan Lokasi Penelitian

BAB III MODEL PENELITIAN. 3.1.Jenis, Desain, Validitas Internal Eksternal, dan Lokasi Penelitian BAB III MODEL PENELITIAN 3.1.Jenis, Desain, Validitas Internal Eksternal, dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental research

Lebih terperinci

O 1 X 1 O 2 O 3 X 2 O 4. O 2 : Nilai posttest kelompok eksperimen 1 O4 : Nilai posttest kelompok eksperimen 2

O 1 X 1 O 2 O 3 X 2 O 4. O 2 : Nilai posttest kelompok eksperimen 1 O4 : Nilai posttest kelompok eksperimen 2 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Eksperimen Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen yaitu jenis Quasi Experimental. Desain ini merupakan pengembangan dari true eksperimental design, yang sulit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis, Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi experimental design. Bentuk desain eksperimen ini merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Menurut Arikunto (2006: 3) eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis, Desain dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan eksperimen semu (quasi eksperimental reserch). Eksperimen semu merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Eksperimen. Sugiyono, (2010: 107) penelitian Eksperimental (Experimental Research),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperimental Design (quasi eksperimen) dengan melihat efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian quasi eksperimen atau eksperimen semu yaitu desain eksperimen dengan kelompok kontrol

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2010: 107) penelitian eksperimen adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Disain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan eksperimen semu (Quasi experimental research)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELTIAN

BAB III METODE PENELTIAN BAB III METODE PENELTIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen semu dengan membandingkan antara kelas eksperimen yaitu menggunakan model

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen jenis eksperimen semu (Quasi Experiment). Eksperimen semu (Quasi Experiment)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen, yaitu jenis Quasi Experimental Design. Desain ini mempunyai kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Eksperimen. Sedangkan tujuan dari penelitian ini untuk menyelidiki adanya kemungkinan hubungan sebab akibat. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian Quasi Eksperimental Research (penelitian semu). Dalam Nahartyo (2013: 4) eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen dengan membandingkan antara hasil belajar kelas eksperimen yaitu yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan hubungan sebab-akibat, dan untuk meneliti pengaruh dari

Lebih terperinci

BAB III. Kelas Eksperimen O 1 X O 2. Kelas Kontrol O 3 O 4. Sugiyono (2010)

BAB III. Kelas Eksperimen O 1 X O 2. Kelas Kontrol O 3 O 4. Sugiyono (2010) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, yaitu Experimental Design karena dalam desain ini, peneliti dapat

Lebih terperinci

Tabel 4 Non Equivalent Control Group Design Kelompok Pretest Perlakuan Posttest Eksperimen 1 X 1.2 X 1.1 Y 1 Eksperimen 2 X 2.2 X 2.

Tabel 4 Non Equivalent Control Group Design Kelompok Pretest Perlakuan Posttest Eksperimen 1 X 1.2 X 1.1 Y 1 Eksperimen 2 X 2.2 X 2. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian, Desain dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi exsperimen). Dimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari tahu ada atau tidaknya pengaruh yang diberikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen semu (Quasi experiment), dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Beberapa istilah yang perlu diperhatikan dalam penelitian agar kita tidak salah penafsiran kita perlu memahami arti metode penelitian yang akan memandu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu jenis penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2003: 14) penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, sedangkan penelitian ini merupakan jenis metode penelitian eksperimen. Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan dari tanggal 16-19 November 2012 di SMA Negeri 2 Sumedang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karakter penguasaan

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Macam-macam Desain Metode Eksperimen

Gambar 3.1 Macam-macam Desain Metode Eksperimen 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Hal ini dikarenakan penelitian dilakukan untuk melihat pengaruh permainan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian quasi eksperimen atau eksperimen semua yaitudesain eksperimen dengan kelompok

Lebih terperinci

Nonequivalent Control Group Design

Nonequivalent Control Group Design BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Dan Desain Eksperimen 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini eksperimen dengan tipe Quasi Experimental Design. Menurut Sugiyono

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN 1. Tahap Analisis Tahap analisis dilakukan untuk menentukan tujuan dari pengembangan media pembelajaran dan memilih materi belajar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Subyek Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Penelitian ini bertujuan untuk meneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen. Dimana terdapat dua kelompok dengan kondisi yang homogen. Kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian 1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti memanipulasi dan mengendalikan satu variabel bebas yaitu model pembelajaran kooperatif tipe TGT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi experimental research), yaitu metode yang mempunyai kelas control, tetapi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi Experimental Design). Jenis penelitian ini dipilih karena kelompok kontrol tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis, Desain, dan Lokasi penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian eksperimen semu (Quasi Experimental Design). Sugiyono (2015:107)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Sugiyono (2010:107) mengatakan bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Arikunto (2013: 207) menyatakan penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahu ada tidaknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif, dimana data-data yang diperoleh akan diolah dengan menggunakan teknik kuantitatif yaitu pengolahan data kuantitatif,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian eksperimen semu (Quasy Experimental Design). Eksperimen semu merupakan pengembangan dari eksperimen murni

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen jenis quasi experimental. Quasi experiment atau eksperimen semu merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 JENIS DAN LOKASI PENELITIAN 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2010:107) penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Metode penelitian eksperimen merupakan metode yang sesuai dengan judul penelitian ini. Menurut Sugiyono (2010: 107) metode

Lebih terperinci

Grup Pre test Variabel Bebas Post test Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

Grup Pre test Variabel Bebas Post test Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis, Desain, Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi eksperimental research).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2012) metode pernelitian eksperimen merupakan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan eksperimen semu (quasy-experiment) yaitu penelitian yang digunakan untuk mengungkap hubungan sebab akibat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis, Desain, dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Sugiyono (2010: 107) menyatakan bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Riyanti (1996: 28) menjelaskan bahwa penelitian eksperimen merupakan penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimen dengan jenis penelitian semu (quasi eksperimental research).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis, Desain dan Lokasi Peneltian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experimental research).

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah true eksperimental atau metode penelitian murni sebab dalam penelitian ini dilakukan pengujian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian berasal dari kata Metode yang artinya cara yang tepat untuk melakukan sesuatu; dan Logos yang artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen menurut Sukardi (2008: 109) adalah proses penelitian yang melibatkan dua

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Tuntang, Kabupaten Semarang. Pertimbangan yang mendasari memilih sekolah ini sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan desain eksperimen semu (quasi eksperimental research). Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis, Subyek, Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen semu karena tidak dapat melakukan kontrol terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Sugiyono (00:07) mengemukakan bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Cara yang dilakukan yaitu dengan mengenakan kepada satu kelompok eksperimen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment) III. METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment) menggunakan desain pretest-posttest control group design. Menurut Sugiyono (2012:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di SDN Buniasih yang berada di wilayah UPTD Pendidikan Kecamatan Kadipaten. SDN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Setiap orang termasuk peserta didik memiliki rasa ingin tahu (curiousity),

BAB III METODE PENELITIAN. Setiap orang termasuk peserta didik memiliki rasa ingin tahu (curiousity), BAB III METODE PENELITIAN Setiap orang termasuk peserta didik memiliki rasa ingin tahu (curiousity), anak selalu bertanya tentang hal hal yang dilihat, didengar, diraba, dicecap bahkan dirasakan (Sukmadinata,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan penelitian true experimental (eksperimen yang betul-betul), karena dalam desain ini, peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini diuraikan langkah-langkah kerja. Langkah-langkah kerja yang akan ditempuh dalam pelaksanaan penelitian yang terdiri dari desain eksperimen, subjek penelitian, variabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diperoleh akan diolah dengan menggunakan teknik kuantitatif yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diperoleh akan diolah dengan menggunakan teknik kuantitatif yaitu BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif, dimana data-data yang diperoleh akan diolah dengan menggunakan teknik kuantitatif yaitu pengolahan data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Penelitian eksperimental hampir sama persis seperti penelitian kuantitatis atau bisa dibilang sebagai penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Sukoharjo kelas XI semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016 yang beralamat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Bandarlampung Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 200

METODE PENELITIAN. Bandarlampung Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 200 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Bandarlampung Tahun Ajaran 03/04 dengan jumlah siswa sebanyak 00 siswa yang terdistribusi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dan Desain Eksperimen Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan menggunakan desain eksperimen semu (quasi eksperimental research). Desain eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 38 A III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan sesuatu hal yang besar manfaatnya bagi penulis yang akan memberikan pokok-pokok yang akan penulis teliti, sehingga memudahkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis, Desain dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Menurut Sugiyono (2012: 72),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Penelitian eksperimen semu dilakukan untuk mengetahui pengaruh suatu perlakuan terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis, Desingn, dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental. Sugiyono (dalam Slameto 2015: 123) mengatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini menguraikan langkah-langkah kerja yang akan ditempuh dalam pelaksanaan penelitian yang terdiri dari jenis desain dan lokasi penelitian, variabel penelitian, populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian Eksperimen. Menurut Sugiyono (2010: 9) Jenis-jenis metode penelitian juga dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (2010:203), menyebutkan bahwa metode penelitian adalah cara yang digunaka oleh peneliti dalam mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pendidikan merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan suatu pengetahuan tertentu sehingga

Lebih terperinci