BAB 7 RANGKAIAN GANDENG MAGNETIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 7 RANGKAIAN GANDENG MAGNETIK"

Transkripsi

1 BAB 7 RANGKAAN GANDENG AGNETK 7. Pendahuluan Bilamana dua buah rangkaian atau lebih yang terhubung secara langsung atau tidak satu sama lainnya, akan tetapi mempunyai pangaruh antara satu sama lainnya secara magnetik, diakibatkan adanya medan magnet disalah satu rangkaian tersebut, maka rangkaian tersebut dikatakan rangkaian gandeng magnetik ( magnetically couple. Pada beberapa peralatan listrik yang dibuat berdasarkan prinsip di atas, misalnya seperti transformator yang dipergunakan pada sistem tenaga listrik yang fungsinya untuk mentransfer energi listrik dari suatu loop ke loop yang lainnya pada frekuensi tetap. Transformator ini ada yang disebut sebagai transformator penaik tegangan (step up atau sebagai penurun tegangan (step down, dan selain itu transformator uga pada peralatan elektronika. 7. nduktansi Timbal Balik (utual ndutance Apabila dua buah induktor / kumparan / koil (N dan N yang berdekatan satu sama lainnya, dan bilamana salah satu kumparan dialiri oleh arus (misalnya N tersebut akan timbul fluksi magnetik, dimana fluksi ini ada yang merambat ke kumparan N, yang mana fluksi yang merambat ke kumparan N akan menimbulkan tegangan pada kumparan N (sering disebut sebagai tegangan induksi, maka fenomena di atas dikenal dengan induksi timbal balik (mutual indutance. Sebagai ilustrasi perhatikan gambar rangkaian di bawah ini : Gambar 7. Fluksi magnetik yang dibangkitkan pada kumparan dengan N belitan. 65

2 Gambar di atas memperlihatkan sebuah kumparan dengan banyak belitan N. Bilamana arus i mengalir melalui kumparan tersebut, maka disekeliling kumparan akan timbul fluksi magnetik φ, dan berdasarkan hukum Faraday, pada kumparan akan teradi tegangan induksi sebesar v yang sebanding dengan perkalian umlah belitan N dengan perubahan fluksi φ perwaktu, atau dapat dinyatakan dengan : d v N (7. akan tetapi karena fluksi φ yang dihasilkan oleh arus, maka dapat dikatakan perubahan fluksi φ uga diakibatkan oleh perubahan arus, atau dituliskan dengan : d v N. di di (7. Sebagaimana diketahui bilamana sebuah induktor dialiri arus, maka akan teradi tegangan pada induktor tersebut sebesar : di v (7.3 karena v = v, maka dari persamaan (7. dan (7.3 diperoleh : d N (7.4 dimana adalah persamaan (7.4 dikenal dengan induktansi diri (self-indutance. Selanutnya apabila dua buah kumparan dengan induktansi dan dimana umlah belitan masing-masing kumparan adalah N dan N saling didekatkan satu sama lainnya yang digambarkan sebagai berikut : Gambar 7. nduktansi timbal balik dari kumparan N terhadap kumparan N Untuk penyederhanaan, maka diasumsikan kumparan N tidak dialiri arus. Oleh karena kumparan N dialiri oleh arus, maka pada kumparan N ini timbul fluksi φ, 66

3 dimana fluksi ini terbagi menadi dua bagian yaitu φ dan φ. Fluksi φ ini adalah fluksi yang hanya melingkupi N, sedangkan fluksi φ adalah fluksi yang berasal dari kumparan N yang melingkupi kumparan N. Sehingga dengan demikian besar fluksi yang timbul pada kumparan N akibat adanya arus yang mengalir pada kumparan ini dapat dituliskan dengan : (7.5 maka walaupun kedua kumparan ini secara fisik terpisah, akan tetapi mereka dikatakan terhubung secara magnetik. Karena adanya φ, maka pada kumparan N teradi tegangan induksi sebesar : d v (7.6 Selanutnya karena adanya φ, maka pada kumparan N akan timbul uga tegangan induksi sebesar : d v (7.7 Adapun fluksi-fluksi yang ada pada kumparan N, disebabkan oleh karena adanya arus i yang mengalir pada kumparan N, yang mana fluksi ini akan menimbulkan tegangan induksi v pada kumparan N seperti yang diperlihatkan oleh Persamaan (7.6. Oleh karena itu Persamaan (7.6 ini dapat dibuat dalam bentuk : d di di v N.. (7.8 dimana : d N (7.9 disebut sebagai induktansi diri (self-indutance dari kumparan N. Demikian pula halnya degan Persamaan (7.7 dapat dubuat dalam bentuk : bila dimisalkan : maka Persamaan (7.0 menadi : d di v N. di d N di (7.0 (7. 67

4 di v (7. dimana ini disebut sebgai induktansi timbal balik dari kumparan N akibatnya φ dari kumparan N, dimana subskrit mengindikasikan hubungan tegangan induksi pada kumparan N dengan arus pada kumparan N. Selanutnya apabila arus i yang mengalir pada kumparan N, seperti gambar berikut ini: Gambar 7.3 nduktansi timbal balik pada kumparan N yang diakibatkan kumparan N Apabila kumparan N dialiri arus i, maka pada kumparan N ini timbul fluksi φ, dimana fluksi ini terbagi menadi dua bagian yaitu φ dan φ. Fluksi φ adalah fluksi yang hanya melingkupi N sedangkan fluksi φ adalah fluksi yang bersasal dari kumparan N yang melingkupi kumparan N. Sehingga dengan demikian besar fluksi φ yang timbul pada kumparan N akibat adanya arus i yang mengalir pada kumparan ini dapat dituliskan dengan : (7.3 Karena adanya, maka pada kumparan N teradi tegangan induksi sebesar : v d (7.4 selanutnya karena adanya pada kumparan N, maka pada kumparan N akan timbul uga tegangan induksi sebesar : 68

5 d v N (7.5 Adapun fluksi-fluksi yang ada pada kumparan N, disebabkan oleh karena adanya arus i yang mengalir pada kumparan N, yang mana fluksi ini akan menimbulkan tegangan induksi v pada kumparan N seperti yang diperlihatkan oleh Persamaan (7.4, oleh karena itu Persamaan (7.4 ini dapat dibuat dalam bentuk : dimana : d di di v N. d N (7.6 (7.7 disebut sebagai induktansi diri (self-indutance dari kumparan N. Karena pada kumparan N, hanya ada, dimana fluksi ini timbul karena adanya arus i yang mengalir pada kumparan N, oleh sebab itu Persamaan (5 dapat dituliskan : dimana : d d di di v N N. (7.8 d N (7.9 disebut sebagai induktansi timbal balik (mutual-indutance dari kumparan N akibat adanya fluksi dari kumparan N. Dari penganalisaan dan, maka dapat disimpulkan bahwa induktansi timbal balik teradi karena adanya tegangan induksi pada suatu rangkaian, akibat adanya perubahan arus perwaktu pada rangkaian lainnya. Hal ini merupakan sifat induktor, dimana pada suatu induktor akan teradi tegangan induksi akibat adanya arus yang merupakan fungsi waktu yang mengalir pada induktor lain yang dekat dengannya, sehingga dapat dikatakan : nduktansi timbal balik yang satuannya dalam henry [H] adalah ukuran kemampuan suatu induktor untuk menginduksikan tegangan pada induktor lain yang berdekatan dengannya. 69

6 Walaupun induktansi timbal balik selalu merupakan besaran positif, akan tetapi tegangan timbal balik di cara untuk menentukan tanda alabar dari bisa berharga positif atau negatif. Adapun salah satu adalah dengan hukum tangan kanan dari enz yang mengatakan : di, bila arah belitan terlihat dengan elas Apabila konduktor diletakkan pada telapak tangan, dan ibu ari-ari tangan menggenggam kumparan searah dengan arah belitan kumparan maka ari telunuk menunukkan arah arus, sedangkan ibu ari menunukkan arah fluksi. (a (b Gambar 7.4 Aturan tangan kanan (a untuk tanda positif (b untuk tanda negatif 70

7 7.3 Aturan Dot Selain aturan dari tangan kanan enz untuk menentukan tanda alabar dari masih ada yang disebut aturan Dot (titik, yang mengatakan : di,. Bilamana kedua arus dalam rangkaian gandeng magnetik sama-sama menuu tanda dot atau sama-sama meninggalkan tanda dot, maka tanda alabar dari di adalah positif. (a (b Gambar 7.5 Aturan dot untuk arus sama-sama menuu atau meninggalkan tanda dot (a Sama-sama menuu tanda dot (b Sama-sama meninggalkan tanda dot. Apabila salah satu arus menuu tanda dot, sedangkan yang lain meninggalkan tanda dot, maka tanda alabar dari di adalah negatif. Gambar 7.6 Arus menuu tanda dot dan yang lain meninggalkan tanda dot Catatan : 7

8 Adapun yang dimaksud dengan arus menuu tanda dot adalah bilamana tanda panah arus lebih dahulu mengenai tanda dot baru kemudian tanda kumparan. Sedangkan yang dimaksud arus meninggalkan tanda dot adalah apabila tanda panah arus lebih dahulu mengenai tanda kumparan baru kemudian mengenai tanda dot. Gambar 7.7 enentukan arus menuu atau meninggalkan tanda dot 7.4 Energi Pada Rangkaian Gandeng agnetik adalah : Sebagaimana diketahui bahwa energi yang tersimpan pada suatu induktor w i (7.0 maka untuk menentukan energi yang tersimpan pada suatu rangkaian gandeng magnetik, perhatikan gambar berikut ini : Gambar 7.8 Rangkaian untuk memperlihatkan energi yang tersimpan dalam rangkaian gandeng Adapun pada reangkaian gandeng di atas, diasumsikan bahwa arus-arus i dan i awalnya adalah nol, sehingga energi yang tersimpan (energy stored dalam setiap kumparan adala nol. 7

9 Kemudian arus i dinaikkan/ diperbesar dari nol sampai sedangkan i tetap nol, maka daya pada kumparan adalah : di p (t v.i i maka energi yang tersimpan dalam rangkaian adalah : w p. idi 0 (7. (7. selanutnya harga i = dipertahankan tetap, maka kemudian arus i dinaikkan dari nol di sampao, maka tegangan induksi timbal balik pada kumparan adalah, sedangkan tegangan induksi bersama pada kumparan adalah nol (karena i tidak berubah dengan perubahan waktu, maka daya pada kumparan ini adalah sebesar : di di di p (t i i.v i. (7.3 sedangkan energi pada kumparan ini adalah : w p di idi 0 0 (7.4 aka total energi yang tersimpan pada kedua kumparan, bilamana arus i dan i memiliki harga yang konstan adalah : w w w (7.5 Seandainya peninauan dibalik, yaitu arus i terlebih dahulu dinaikkan dari nol sampai dan kemudian barulah i dinaikkan dari nol sampai, maka total energi yang tersimpan pada kedua kumparan adalah : w (7.6 terlihat bahwa energi total yang tersimpan pada kedua kumparan pada Persamaan (7.5 dan (7.6 adalah sama, dan bilamana kedua persamaan ini disamakan, akan diperoleh : 73

10 sehingga dapat dituliskan : (7.7 w. i (7.8 Pada Persamaan (7.8 tanda alabar diambil positif sesuai dengan Gambar 7.8, dimana kedua arus i dan i sama-sama menuu tanda dot, akan tetapi seandainya Gambar 7.8, seperti berikut : Gambar 7.9 Rangkaian untuk memperlihatkan energi yang tersimpan dalam rangkaian gandeng maka Persamaan (7.8 menadi : maka secara umum dapat dituliskan : dimana (* ditentukan oleh aturan dot. w. w i i.ii (* (7.9 (7.30 Adapun energi yang tersimpan pada rangkaian gandeng (kumparan tidak pernah berharga negatif. Hal ini kaena induktor adalah merupakan kmponen pasif. ni berarti bahwa besaran pada sisi kanan Persamaan (7.9 ini tidak akan pernah negatif (lebih besar atau sama dengan nol : i i.ii 0 (7.3 Bilamana Persamaan (7.3 ini ditarik akarnya, dan kemudian kedua sisinya ditambahkan dan dibagikan dengan i i, maka akan diperoleh : 74

11 0 (7.3 maka dari Persamaan (7.3 ini terlihat bahwa harga induktansi timbal balik tidak akan pernah lebih besar dari induktansi diri dan, dan adapun batas limit / harga yang paling besar dari dinyatakan dengan : k (7.33 k (7.34 dimana k disebut sebagai koefisien gandeng k (coefficient of coupling k dari kumparan yang harganya adalah 0 k atau ekivalen dengan 0 k. Koefisien gandeng ini adalah perbandingan antara fluksi yang merambat ke suatu kumparan dengan fluksi total dari kumparan itu sendiri, sehingga dapat dituliskan dengan: k (7.35 k (7.36 dengan demikian dapat dikatakan bahwa : Koefisien gandeng adalah ukuran dari kemampuan gandeng magnetik antara dua kumparan. 0 k Contoh : Suatu rangkaian gandeng magnetik seperti di bawah ini : 75

12 Carilah bentuk persamaan tegangan pada rangkaian gandeng di atas dalam wawasan waktu dan wawasan frekuensi. Jawab : Rangkaian sperti di atas adalah rangkaian dalam wawasan waktu, maka manurut hukum tegangan Kirchhoff, persamaan tegangan pada : oop : oop : di di v R i di di v R i Dalam wawasan frekuensi, rangkaiannya adalah : Rangkaian seperti di atas adalah rangkaian dalam wawasan frekuensi, maka menurut hukum tegangan Khirchoff, persamaan tegangan pada : oop : = R + ω + Jω = ( R + Jω + Jω oop : = Jω + R + ω = Jω + ( R + Jω Contoh : Hitunglah berapa besar arus phasor dan pada rangkaian di bawah ini : 76

13 Jawab : Persamaan tegangan pada loop : X X C X atau (X X C X 0 ( J , (a Persamaan tegangan pada loop : 0 X R. X atau0 X (R X ( 6. atau ,46, ,56. 3,46,56 (b Persamaan (a = (b, maka diperoleh : 0, ,56. 0, , ,333. (0,099 0, ( 0,34. 0, ,307 40, ,09 49,63 A 0,307 40,37 77

14 kemudian harga yang diperoleh, disubstitusikan ke Persamaan (a : 0,3330.(3,09 49, ,338 49,63 4,809 3,305 4,809 0,695,893,89 A Contoh : Perhatikan rangkaian di bawah ini : Carilah harga k dan energi yang tersimpan dalam rangkaian gandeng ini selama detik. Jawab : Besar konstanta gandeng k adalah : k.,5 0,56 5x 4 Untuk mencari energi yang tersimpan dalam rangkaian gandeng ini, maka semua besaran yang ada dalam rangkaian harus besaran wawasan frekuensi. Disini ω = 4 rad/det Wawasan Waktu Wawasan Frekuensi 60 cos (4t + 30 o o = 5 H = 4 H C = 0,065 F ω = 0 Ω ω = 6 Ω / ωc = -4 Ω 78

15 R = 0 Ω =,5 H R = 0 Ω ω = 0 Ω aka rangkaian dalam wawasan frekuensi adalah : Persamaan oop : (R.. ( (* Persamaan oop :. ( C ( ,. 0 (** Kemudian Persamaan (** disubstitusikan ke (* : ( 0 0.(, ( ( ,5560,6 A ( 4 8,43 30,6 Harga yang diperoleh disubstitusikan ke Persamaan (** :,.(3,55 60,6 3,90460, 6 79

16 ( 3,68,96 3,68,96 3,903 9,39 A Dalam wawasan waktu (time domain, maka : i 3,903 cos(4t 9,39 A dan i 3,55 cos(4t 60,6 A Untuk : t = detik maka : 4t = 4 rad.= 4 x 57,3 o = 9, o sehingga : i 3,903 cos(9, 9,39 3,903 cos(09,8 3,386 A i 3,55 cos(9, 60,6 3,5 cos(389,8,84 A sehingga total energi yang tersimpan pada rangkaian gandeng ini : w i i ii w (5( 3,386 (4(,84 (,5( 3,386(,84 w 8,66 5,949 3,905 0,706 J 7.5 Transformasi inier Transformator adalah suatu peralatan listrik yang menggunakan fenomena dari induktansi timbal balik, dimana pada umumnya transformator memiliki empat terminal yang terdiri dari dua atau lebih kumparan, sebagai ilustrasi perhatikan rangkaian di bawah ini : Gambar 7.0 Transformator linier 80

17 Kumparan N yang langsung dihubungkan ke sumber tegangan disebut sebagai kumparan primer, sedangkan kumparan N yang dihubungkan ke beban Z disebut sebagai kumparan sekunder, sedangkan R dan R menyatakan rugi-rugi disipasi daya pada kumparan-kumparan. Suatu transformator dikatakan linier, apabila kumparan-kumparan dililitkan pada material magnet yang linier (material yang memiliki permebilitas magnet yang konstan, misalnya udara, bakelit, kayu, plastik dan lainnya. Transformator linier ini uga sering disebut dengan transformator dengan inti udara (air-core transformers, yang banyak dipergunakan pada pesawat televisi dan radio. Perlu dicari impedansi input [Z in ] yang dilihat dari sisi sumber, karena impedansi input ini mempengaruhi sifat dari rangkaian primer. Selanutnya perhatikan Gambar 7.0, maka menurut hukum tegangan Khirchhoff dapat dituliskan : (R.. ( (R Z. (7.38 Dari Persamaan (7.38 didapat :. (R Z (7.39 Persamaan (7.39 ini disubstitusikan ke Persamaan (7.37, maka diperoleh : maka diperoleh :. (R.. (R Z (R. (R Z (R. (R Z Zin (R (R Z ( ( (7.40 Terlihat dari Persamaan (7.40 terbagi menadi dua bagian, dimana bagian ( merupakan impedansi primer, sedangkan bagian ( menyatakan adanya kopling antara 8

18 belitan primer dan sekunder dan ini menyatakan seolah-olah impedansi ini direpleksikan ke sisi primer, sehingga impedansi ini sering disebut dengan impedansi refleksi (relected impedance Z R : ZR (R Z (7.4 Terlihat dari Persamaan (7.40 dan (7.4 bahwa penempatan tanda dot tidak berpengaruh pada suatu transformator, karena hasilnya akan sama dengan menempatkan ataupun. 7.6 Rangkaian Ekivalen Transformator inier Ada saatnya diperlukan rangkaian ekivalen yang menggantikan gandeng secara magnetik dengan rangkaian yang terhubung langsung (non magnetik, yang dapat dibuat rangkaian ekivalennya dalam hubungan T atau П seperti di bawah ini : Gambar 7. Transformator linier (a Rangkaian ekivalen ; (b Hubungan T ; (c Hubungan П Dari Gambar 7.a, adalah rangkaian tergandeng secara magnetik, dan dapat dituliskan persamaan tegangan pada setiap loop, yaitu : 8

19 83 (7.4 (7.43 Persamaan (7.4 dan (7.43 ini dapat disusun dalam bentuk matrik sebagai berikut (7.44 dari Persamaan (7.4 dapat diturunkan : (7.45 dari Persamaan (7.43 dapat pula diturunkan : (7.46 kemudian samakan Persamaan (7.45 dengan Persamaan (7.46, sehingga : ( ( ( ( ( (

20 84 ( (7.47 Persamaan (7.46 dapat disusun dengan bentuk : kemudian Persamaan (7.47 disubstitusikan ke persamaan di atas, sehingga diperoleh : ( ( ( ( ( ( ( ( ( ( 3 ( ( ( 3

21 85 ( ( (7.48 Sehingga Persamaan (7.47 dan (7.48 disusun dalam bentuk matrik adalah : ( ( ( ( (7.49 Adapun persamaan tegangan pada Gambar 7.b, dapat dituliskan sebagai : Persamaan tegangan pada loop adalah : b a ( (7.50 Persamaan tegangan pada loop adalah : c b ( (7.5 bila disusun dalam bentuk matrik : c b c c b a ( ( (7.5 aka dikatakan rangkaian Gambar7.a memiliki rangkaian ekivalen hubungan T, bilamana persamaan (7.46 identik dengan persamaan (7.5, hal ini hanya bisa terpenuhi apabila harga-harga : b c a (7.53 Selanutnya untuk rangkaian ekivalen hubungan Π (delta berlaku hubungan sebagai berikut : (lihat Gambar 7.c. Dengan menggunakan metode tegangan simpul maka diperoleh : C B C C C A (7.54

22 aka dengan menyamakan matrik admitansi dari Persamaan (7.49 dan (7.54, maka diperoleh : A B C (7.55 Contoh : Dari rangkaian dibawah ini carilah besar impedansi input dan arus Jawab : Adapun besar impedansi input : Zin Z X Z Z 5 ( (30 40 ( Z in (60 80 (60 80 ( ,664,7 Z in ( ,68 4,7 (60 80 ( 0,009 0,67 Z in (59,99 79,833 99,86 53, 07 86

23 maka besar arus input : ,53,07 A Zin 99,86 53,07 Contoh : Buatlah rangkaian ekivalen hubungan T dari transformator linear dibawah ini : Jawab : Dalam hubungan T berlaku : a 0 8H c H b 4 H maka rangkaian ekivalennya : Contoh : dibawah ini : Carilah rangkaian ekivalen hubungan Π dari rangkaian transformator linear 87

24 Jawab : Dalam hal ini : Rangkaian ekivalennya adalah : A B C H 4,5H 8H 7.7 Tranformator deal Tranformator ideal adalah suatu peralatan yang memiliki harga koefisien gandeng k = yang terdiri dari dua atau lebih kumparan dengan umlah belitan yang banyak yang dililitkan pada inti dari bahan yang memiliki permeabilitas yang tinggi, yang mana hal ini menyebabkan semua fluksi akan melingkupi seluruh kumparan. Untuk memperlihatkan suatu transformator ideal (yang terdiri dari dua kumparan dimana besar induktansi-nya mendekati tak terhingga dan koefisien gandeng k =, maka perhatian rangkaian pada Gambar 7.. dibawah ini : 88

25 89 Gambar 7. Transformator ideal Adapun persamaan tegangan dari rangkaian diatas adalah : (7.56 (7.57 Dari persamaan (7.56 diperoleh : ( dan apabila harga ini disubtitusikan kedalam Persamaan (7.57 akan diperoleh : ( ( akan tetapi untuk K =, menurut Persamaan (7.34 harga =., sehingga ;.. bila dimisalkan = /, yang disebut sebagai perbandingan belitan, sehingga persamaan diatas berbentuk : = n

26 aka bilamana : ; maka harga dan akan tetap, sehingga rangkaian gandeng disebut sebagai suatu tranformator ideal. Adapun sifat-sifat dari suatu transformator ideal diantaranya adalah :. Kumparannya memiliki harga reaktansi yang sangat besar ( ; ;. Koefensi gandeng k = 3. Kumparan primer dan sekundur tanpa rugi-rugi (R = 0 = R dimana tranformator ideal dapat digambarkan seperti Gambar 7.3 di bawah ini : N N Gambar 7.3 Transformator ideal dan tranformator ideal ini sering disimbolkan seperti Gambar 7.4 berikut ini. Gambar 7.4 Simbol transformator ideal Bilamana pada sisi primer dari suatu tranformator ideal diberikan sumber tegangan sinusoidal seperti pada Gambar 7.5 dibawah ini. 90

27 Gambar 7.5 Transformator ideal dengan sumber tegangan ac pada sisi primer aka pada kedua belitan akan muncul fluksi dan menurut Hukum Faraday tegangan yang teradi pada belitan primer adalah : d v N (7.58 Dan pada belitan sekunder : d v N (7.59 kemudian bagikan Persamaan (7.59 dengan Persamaan (7.58 maka diperoleh : v v N N n (7.60 dimana n disebut sebagai perbandingan belitan atau perbandingan tranformasi, dimana lebih sering digunakan tegangan phasor dan dari pada tegangan sesaat v dan v sehingga Persamaan (60 menadi : N n N (7.6 Sesuai dengan prinsip konversi energi, maka energi yang diberikan pada sisi primer harus sama dengan energi yang diabsorbsi siis sekunder sehingga tidak ada rugirugi yang teradi dan hal ini adalah salah satu sifat dari tranformato ideal, sehingga dengan demikian dapat dituliskan : vi vi (7.6 dalam bentuk phasor bila Persamaan (7.6 di konugasikan dengan Persamaan (7.6 diperoleh : n (7.63 9

28 Terlihat bahwa arus-arus pada sisi primer dan sekunder bila dihubungkan dengan perbandingan belian n dapat dilakukan dengan cara mengambil inverse perbandingan tegangan. Adapun Persamaan (7.6 dapat dinyatakan dengan : N N demikian pula Persamaan (7.63 dapat dinyatakan dengan : n n (7.64 (7.65 bilamana Persamaan (7.64 diperbandingkan dengan Persamaan (7.65 maka dapat dinyatakan : dilihat dari Persamaan (7.66 maka :. Bilamana n = : N N aka tranformator dikatakan sebagai transformator isolasi (isolation tranformer. Bilamana n > : n (7.66 Tranformator dikatakan sebagai tranformator penaik tegangan (step-up transformator, disini tegangan pada sisi primer dinaikan pada sisi sekunder ( > 3. Bilamana n < : Tranformator dikatakan sebagai transformator penurun tegangan (step-down tranformer, disini tegangan pada sisi primer diturunkan pada sisi sekunder ( < Bila dilihat dari Persamaan (7.6 dan (7.66 maka selalu dapat diekspresikan dalam dan dalam atau sebaliknya sehingga : demikian pula halnya dengan : n (7.67 n (7.68 n (7.69 9

29 n (7.70 Satu hal yang penting adalah bagaiamana untuk mengetahui poloritas dari tegangan ataupun arah arus dalam suatu transformator seperti pada Gambar 7.5. Kalau polaritas ataupun dan arah ataupun dirubah, maka n pada Persamaan (7.6 sampai dengan Persamaan (7.66 tanda alabarnya diganti menadi n. Sebagai lengkapnya dapat diperlihatkan seperti Gambar 7.6 dibawah ini : Gambar 7.6 Untuk menentukan polaritas tegangan dan arah arus pada transformator ideal Sehingga dapat disimpulkan :. Bilamana tegangan kumparan dan kedua-duanya positif atau negatif pada terminal dot, maka pergunakan tanda-tanda +n pada Persamaan (7.6, kalau tidak gunakan tanda n.. Bilamana arus-arus dan kedua-duanya menuu atau meninggalkan terminal dot, maka pergunakan tanda -n pada Persamaan (7.66, kalau tidak gunakan tanda +n. Selanutnya adapun daya kompleks pada sisi primer dinyatakan dengan : 93

30 S * (n * * S n terlihat bahwa daya kompleks diberikan dari sisi ke sisi sekunder tanpa rugi-rugi, hal ini teradi karena yang sedang ditinau adalah tranformator ideal yang bersifat rugi-rugi. Adapun impedansi input dapat ditentukan dengan memperhatikan rangkaian pada Gambar 7.7 dibawah ini : Gambar 7.7 Rangkaian untuk menyatakan impedansi input Z in dari Persamaan (7.67; (7.68; (7.69 dan (7.70 diperoleh : Z in. n (7.7 kemudian dari Gambar 7.7 uga terlihat bahwa : Z = /, dengan demikian Persamaan (7.7 menadi : Z Z in n (7.7 Biasanya salah satu spesifikasi dari suatu transformator dinyatakan dengan /, misalnya suatu tranformator dengan spesifikasi 400/0 volt [rms], maka ini berarti pada sisi primer adalah 400 volt [rms] dan tegangan pada sisi sekunder 0 vol [rms] sehingga tranformator ini merupakan tranformator penurun tegangan (step-down tranformer. Contoh : Sebuah tranfomator ideal dengan data-data : 400/0 vol; 9,6 ka dimana umlah belitan pada sisi sekunder 50 lilitan. Hitunglah : a. Perbandingan belitan n b. Banyak belitan pada sisi primer 94

31 c. Arus primer dan sekunder ( dan Jawab : Tranformator ini adalah tranformator penurun tegangan (step-down transformer dimana tegangan pada sisi primer = 400 volt dan tegangan pada sisi sekunder = 0 volt. aka : a. Perbandingan belitan adalah : n b. Banyak belitan pada sisi primer : ,05 N n N N 50 N 000 n 0,05 liltan c. Daya semu tranformator adalah : maka : dan : S 9,6 ka S Amp. 400 S Amp. 0 Contoh : Suatu tranformator ideal seperti rangkaian dibawah ini. Hitunglah : 95

32 a. Besar arus yang disuplai oleh sumber. b. Besar tegangan output 0 c. Daya kompleks yang disuplai oleh sumber Jawab : a. Tahanan R dapat direfleksikan ke sisi primer sehingga : maka : Zin ZR (R X C ZR R 0 5 n (4 6 5 (9 6 Z in 0,8 33, 69 00,0933,69 Amp. Zin 0,8 33,69 b. Karena arus dan meninggalkan tanda dot, maka (,09 33,69 5,54533,69 n Amp. c. Adapun daya kompleks yang disuplai oleh sumber : S.* (00 (,09 33,69 330,8 33,69 A 7.8 Autotranformator deal Autotranformator adalah sebuah tranformator dimana bagian primer dan sekunder-nya dalam satu belitan dengan sebuah terminal diantara sisi primer dan sekunder (selalu disebut dengan tap. Beberapa rumus dalam transformator ideal uga dipergunakan dalam autotranformator, misalnya untuk autotranformator penurun tegangan seperti pada Gambar 7.8 dibawah ini. 96

33 Gambar 7.8 Autotransformator penurun tegangan Dari persamaan (7.6 maka untuk autotranformator penurun tegangan ini berlaku : N N N N N (7.73 karena pada autotranformator ideal ini uga tidak ada rugi-rugi, maka daya kompleks pada sisi belitan primer sama dengan sisi belitan sekunder, sehingga : S * S * (7.74 sehingga dari Persamaan (7.74 ini dapat pula dinyatakan bahwa : (7.75 maka hubungan antara arus dapat dinyatakan dengan : N N N (7.76 Untuk autotranformator ideal penaik tegangan seperti Gambar 7.9, dibawah ini : 97

34 Gambar 7.9 Autotransformator penaik tegangan Untuk autotranformator penaik tegangan ini berlaku : N N N N N N (7.77 Sedangkan untuk daya komplek pada autotranformator penaik tegangan ini berlaku Persamaan (7.74. Adapun perbedaan yang utama antara transformator ideal dengan autotranformator ideal ini adalah pada autotranformator sisi primer dan sekunder selain terhubung secara magnetik uga terhubung konduktif. Contoh : Dari rangkaian autotranformator dibawah ini : Hitunglah besar : a., dan o b. Daya kompleks yang disuplai ke beban Z Jawab : a. Autotranformator adalah penaik tegangan sehingga berlaku : N N N

35 00 00 ( volt dari rangkaian terlihat bahwa : ,87 Amp. Z ( ,87 kemudian dari rumus : N N N (30 6, , enurut hukum arus Kirchoff pada titik tap persamaannya adalah ; o Amp. o (30 6,87 (75 6,87 (9,78 3,58 (74,46 8,97 sehingga : o 44,68 5, , b. Adapun daya kompleks yang disuplai ke beban adalah : Amp. S * Z 30 (036, ,87 936,87 ka 7.9 Soal atihan. Dua buah kumparan yang tergandeng secara magnetik dengan koefisien gandeng k = 0,85 dimana kumparan N memiliki 50 belitan yang dialiri arus i = A dengan fluksi total φ = 0,3 mwb. Bila arus i tereduksi secara linier ke harga nol dalam waktu milli detik maka tegangan yang terinduksi pada kumparan N sebesar 63,75. Hitunglah ; ; dan N.. Dua buah kumparan yang tergandeng secara magnetik dengan N = 00 lilitan dan N = 800 lilitan mempunyai koefisien gandeng k = 0,85. Dengan lilitan N terbuka 99

36 maka arus yang mengalir pada lilitan N sebesar 5 A dan fluksi φ = 0,35 mwb. Hitunglah berapa besar ; dan. 3. Pada rangkaian di bawah ini, hitunglah perbandingan / yang mengakibatkan arus = Pada rangkaian di bawah ini, hitunglah berapa besar harga koefisien gandeng k bilamana disipasi daya pada R sebesar 3 watt Hitunglah impedansi input dari rangkaian berikut. R = 3 Ω X = 4 Ω X = 3 Ω X = 5 Ω Xc = 8 Ω 6. Dari rangkaian transformator ideal di bawah ini hitunglah besar o dan daya kompleks yang diberikan oleh sumber. 000 (rms 7. Hitunglah daya yang diberikan sumber pada R pada rangkaian di bawah ini. 00

37 000 (rms 8. Pada rangkaian di bawah ini 3 tidak tergandeng secara magnetik dengan dan. aka hitunglah ; dan s untuk ω = 000 rad/detik. 9. Pada rangkaian autotransformator di bawah ini hitunglah ; dan cb. 0

38 500 Z 060 0

BAB 7 RANGKAIAN GANDENG MAGNETIK. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST

BAB 7 RANGKAIAN GANDENG MAGNETIK. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST BAB 7 RAGKAA GADEG AGETK Oleh : r. A.Rachman Hasibuan dan aemah ubarakah, ST 7. Pendahuluan Rangkaian gandeng magnetik ( magnetically couple) : Dua buah rangkaian atau lebih yang terhubung secara langsung

Lebih terperinci

Tahap Kegiatan Pengajar Kegiatan Mahasiswa. mempelajari Kopling materi. digunakan melalui aturan dot. 3. Latihan soal. tugas yang mahasiswa dalam

Tahap Kegiatan Pengajar Kegiatan Mahasiswa. mempelajari Kopling materi. digunakan melalui aturan dot. 3. Latihan soal. tugas yang mahasiswa dalam SATUAN ACARA PENGAJARAN Mata Kuliah : Rangkaian Listrik II Kode Mata Kuliah : EES13253 Waktu Pertemuan : 1x3x50 menit Pertemuan ke : 15 A. Tujuan Instruksional 1. Umum Mahasiswa dapat memahami Kopling

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga

Sudaryatno Sudirham. Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga Sudaryatno Sudirham Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga ii BAB Transformator.. Transformator Satu Fasa Transformator banyak digunakan dalam teknik elektro. Dalam sistem komunikasi, transformator

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.

BAB II TRANSFORMATOR. magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. BAB II TRANSFORMATOR II.1 Umum Transformator atau trafo adalah suatu peralatan listrik yang dapat memindahkan energi listrik atau memindahkan dan mengubah energi listrik bolakbalik dari satu level ke level

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik. dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya.

BAB II TRANSFORMATOR. sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik. dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya. BAB II TRANSFORMATOR II.. Umum Transformator merupakan komponen yang sangat penting peranannya dalam sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik elektromagnetis statis yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. elektromagnet. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat

BAB II TRANSFORMATOR. elektromagnet. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat BAB II TRANSFORMATOR 2.1 UMUM Transformator merupakan suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkain listrik ke rangkaian listrik lainnya melalui suatu

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryatno Sudirham Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Sudaryatno Sudirham, Analisis Rangkaian Listrik () BAB 4 Model Piranti Pasif Suatu piranti mempunyai karakteristik atau perilaku tertentu.

Lebih terperinci

MAKALAH INDUKTANSI DAN TRANSFORMATOR

MAKALAH INDUKTANSI DAN TRANSFORMATOR MAKALAH INDUKTANSI DAN TRANSFORMATOR Disusun oleh : Zahra Dhiyah Nafisa Kelas : XII IPA MADRASAH MULTITEKNIK ASIH PUTERA Jl. Muhammad Daeng Ardiwinata No. 199, Cimahi PEMBAHASAN A. INDUKTANSI I. SEJARAH

Lebih terperinci

Oleh: Sudaryatno Sudirham

Oleh: Sudaryatno Sudirham 1. Transformator Satu Fasa Transformator Oleh: Sudaryatno Sudirham Transformator banyak digunakan dalam teknik elektro. Dalam sistem komunikasi, transformator digunakan pada rentang frekuensi audio sampai

Lebih terperinci

waktu. Gaya gerak listrik (ggl) lawan akan dibangkitkan sesuai persamaan: N p dt Substitute Φ = N p i p /R into the above equation, then

waktu. Gaya gerak listrik (ggl) lawan akan dibangkitkan sesuai persamaan: N p dt Substitute Φ = N p i p /R into the above equation, then TRASFORMATOR Φ C i p v p p P Transformator terdiri dari sebuah inti terbuat dari laminasi-laminasi besi yang terisolasi dan kumparan dengan p lilitan yang membungkus inti. Kumparan ini disuplay tegangan

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Induksi Elektromagnet Nama : Kelas/No : / - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS BOLAK-BALIK Induksi

Lebih terperinci

TRANSFORMATOR. Bagian-bagian Tranformator adalah : 1. Lilitan Primer 2. Inti besi berlaminasi 3. Lilitan Sekunder

TRANSFORMATOR. Bagian-bagian Tranformator adalah : 1. Lilitan Primer 2. Inti besi berlaminasi 3. Lilitan Sekunder TRANSFORMATOR PENGERTIAN TRANSFORMATOR : Suatu alat untuk memindahkan daya listrik arus bolak-balik dari suatu rangkaian ke rangkaian lainnya secara induksi elektromagnetik (lewat mutual induktansi) Bagian-bagian

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. melalui gandengan magnet dan prinsip induksi elektromagnetik [1].

BAB II DASAR TEORI. melalui gandengan magnet dan prinsip induksi elektromagnetik [1]. BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu rangkaian listrik ke rangkaian listrik lainnya melalui gandengan

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II TRANSFORMATOR BAB II TRANSFORMATOR II.1 Umum Transformator atau trafo adalah suatu peralatan listrik yang dapat memindahkan energi listrik atau memindahkan dan mengubah energi listrik bolak-balik dari satu level ke

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. II.1 UMUM Transformator atau trafo adalah suatu peralatan listrik yang dapat memindahkan

BAB II TRANSFORMATOR. II.1 UMUM Transformator atau trafo adalah suatu peralatan listrik yang dapat memindahkan BAB II TRANSFORMATOR II.1 UMUM Transformator atau trafo adalah suatu peralatan listrik yang dapat memindahkan energi listrik atau memindahkan dan mengubah energi listrik bolak-balik dari satu level ke

Lebih terperinci

Rangkaian Listrik II

Rangkaian Listrik II Rangkaian Listrik II OLEH : Ir. Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah,ST file:///d /E-Learning/Rangkaian%20listrik%20II/Bahan%20Buku/Rangkaian%20Listrik.htm (1 of 216)5/8/2007 3:26:21 PM Departemen Teknik

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II TRANSFORMATOR 7 BAB II TRANSFORMATOR 2.1 Umum Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang dapat memindahkan dan mengubah tegangan dan arus bolak-balik dari suatu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian

Lebih terperinci

ARUS BOLAK-BALIK Pertemuan 13/14 Fisika 2

ARUS BOLAK-BALIK Pertemuan 13/14 Fisika 2 ARUS BOLAK-BALIK Pertemuan 13/14 Fisika 2 Arus bolak-balik adalah arus yang arahnya berubah secara bergantian. Bentuk arus bolakbalik yang paling sederhana adalah arus sinusoidal. Tegangan yang mengalir

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Medan Magnet Sumber : (Giancoli, 2001) Gambar 2.1 Penggambaran Garis Medan Magnet Sebuah Magnet Batang Arah medan magnet pada suatu titik bisa didefinisikan sebagai arah yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 1.1 Tinjauan Teoritis Nama lain dari Rangkaian Resonansi adalah Rangkaian Penala. Dalam bahasa Inggris-nya adalah Tuning Circuit, yaitu satu rangkaian

Lebih terperinci

Menu hari ini: Induktansi & Energi Magnetik Material Magnet

Menu hari ini: Induktansi & Energi Magnetik Material Magnet Induktans Menu hari ini: Induktansi & Energi Magnetik Material Magnet 2 Hukum Faraday tentang Induksi Perubahan fluks magnet menginduksi GGL Lenz: Induksi melawan perubahan 3 Cara untuk Menginduksi GGL

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. maupun untuk menyalurkan energi listrik arus bolak-balik dari satu atau lebih

BAB II TRANSFORMATOR. maupun untuk menyalurkan energi listrik arus bolak-balik dari satu atau lebih BAB II TRASFORMATOR II. UMUM Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang mampu mengubah maupun untuk menyalurkan energi listrik arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian

Lebih terperinci

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK INDUKSI ELEKTROMAGNETIK Hukum Faraday Persamaan Maxwell Keempat (Terakhir) Induksi Elektromagnetik Animasi 8.1 Fluks Magnet yang Menembus Loop Analog dengan Fluks Listrik (Hukum Gauss) (1) B Uniform (2)

Lebih terperinci

Bab 3. Teknik Tenaga Listrik

Bab 3. Teknik Tenaga Listrik Bab 3. Teknik Tenaga Listrik Teknik Tenaga Listrik ialah ilmu yang mempelajari konsep dasar kelistrikan dan pemakaian alat yang asas kerjanya berdasarkan aliran elektron dalam konduktor (arus listrik).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arus Netral pada Sistem Tiga Fasa Empat Kawat Jaringan distribusi tegangan rendah adalah jaringan tiga fasa empat kawat, dengan ketentuan, terdiri dari kawat tiga fasa (R, S,

Lebih terperinci

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang BAB II HARMONISA PADA GENERATOR II.1 Umum Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang digunakan untuk menkonversikan daya mekanis menjadi daya listrik arus bolak balik. Arus

Lebih terperinci

BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR

BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR I.1. MUATAN ELEKTRON Suatu materi tersusun dari berbagai jenis molekul. Suatu molekul tersusun dari atom-atom. Atom tersusun dari elektron (bermuatan negatif), proton

Lebih terperinci

APLIKASI LISTRIK MAGNET PADA TRANSFORMATOR 2012 APLIKASI LISTRIK MAGNET PADA TRANSFORMATOR

APLIKASI LISTRIK MAGNET PADA TRANSFORMATOR 2012 APLIKASI LISTRIK MAGNET PADA TRANSFORMATOR APLIKASI LISTRIK MAGNET PADA TRANSFORMATOR OLEH : KOMANG SUARDIKA (0913021034) JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA TAHUN AJARAN 2012 BAB

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain melalui

Lebih terperinci

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2 Halaman 1 LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2 SMP NEGERI 55 JAKARTA A. GGL INDUKSI Sebelumnya telah diketahui bahwa kelistrikan dapat menghasilkan kemagnetan.

Lebih terperinci

STUDI PENGGUNAAN SISTEM PENDINGIN UDARA TEKAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI TRANSFORMATOR PADA BEBAN LEBIH

STUDI PENGGUNAAN SISTEM PENDINGIN UDARA TEKAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI TRANSFORMATOR PADA BEBAN LEBIH STUDI PENGGUNAAN SISTEM PENDINGIN UDARA TEKAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI TRANSFORMATOR PADA BEBAN LEBIH (Aplikasi pada PLTU Labuhan Angin, Sibolga) Yohannes Anugrah, Eddy Warman Konsentrasi Teknik Energi

Lebih terperinci

BAB II PRINSIP DASAR TRANSFORMATOR

BAB II PRINSIP DASAR TRANSFORMATOR BAB II PRINSIP DASAR TRANSFORMATOR 2.1 UMUM Transformator (trafo ) merupakan piranti yang mengubah energi listrik dari suatu level tegangan AC lain melalui gandengan magnet berdasarkan prinsip induksi

Lebih terperinci

FISIKA LAPORAN PENGAMATAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK (LILITAN & TRANSFORMATOR) Oleh: Wisnu Pramadhitya Ramadhan/36/XII-MIPA 6

FISIKA LAPORAN PENGAMATAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK (LILITAN & TRANSFORMATOR) Oleh: Wisnu Pramadhitya Ramadhan/36/XII-MIPA 6 FISIKA LAPORAN PENGAMATAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK (LILITAN & TRANSFORMATOR) Oleh: Wisnu Pramadhitya Ramadhan/36/XII-MIPA 6 SMA NEGERI 2 BOGOR Jl. Keranji Ujung No.1 Budi Agung, Bogor 16165; No Telp: (0251)

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Fisika Transformator. Disusun Oleh : 1 Bindra Jati. (02) 2 Dwi Puspita A. (07) 3 Lida Puspita N. (13) 4 Mutiara Salsabella.

Laporan Praktikum Fisika Transformator. Disusun Oleh : 1 Bindra Jati. (02) 2 Dwi Puspita A. (07) 3 Lida Puspita N. (13) 4 Mutiara Salsabella. Laporan Praktikum Fisika Transformator Disusun Oleh : Bindra Jati. (02) 2 Dwi Puspita A. (07) 3 Lida Puspita N. (3) 4 Mutiara Salsabella. (6) Kelas/Tahun Ajaran : XII IPA 2 205/206 LANDASAN TEORI Transformator

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TRANSFORMATOR TRANSFORMATOR PENURUN TEGANGAN CUT CORE, TOROIDAL, SHELL DAN AUTO TRANSFORMATOR

LAPORAN PRAKTIKUM TRANSFORMATOR TRANSFORMATOR PENURUN TEGANGAN CUT CORE, TOROIDAL, SHELL DAN AUTO TRANSFORMATOR LAPORAN PRAKTIKUM TRANSFORMATOR TRANSFORMATOR PENURUN TEGANGAN CUT CORE, TOROIDAL, SHELL DAN AUTO TRANSFORMATOR DIBIMBING OLEH IR. KHOLIQ HERMAWAN, MT. DISUSUN OLEH MUHAMMAD YUSFIAN FAISAL NIM 111724024

Lebih terperinci

BAB I DASAR TEORI I. TRANSFORMATOR

BAB I DASAR TEORI I. TRANSFORMATOR BAB I DASAR TEORI I. TRANSFORMATOR Transformator atau trafo adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang

Lebih terperinci

Perkuliahan PLPG Fisika tahun D.E Tarigan Drs MSi Jurusan Fisika FPMIPA UPI 1

Perkuliahan PLPG Fisika tahun D.E Tarigan Drs MSi Jurusan Fisika FPMIPA UPI 1 Perkuliahan PLPG Fisika tahun 2009 Jurusan Fisika FPMIPA UPI 1 Muatan Listrik Dua jenis muatan listrik: positif dan negatif Satuan muatan adalah coulomb [C] Muatan elektron (negatif) atau proton (positif)

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB II MOTOR ARUS SEARAH BAB II MOTOR ARUS SEARAH 2.1 Umum Motor arus searah (motor DC) adalah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanis. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus searah sangat identik

Lebih terperinci

JENIS-JENIS DAN PRINSIP KERJA TRANSFORMATOR Disadur dari tulisan: Gizha Ardizha Efendi Nasution Jurusan Teknik Industri, Universitas Gunadarma, Jakarta Email : Giya_kumeh@yahoo.com I. Pendahuluan Transformator

Lebih terperinci

Teknik Tenaga Listrik (FTG2J2)

Teknik Tenaga Listrik (FTG2J2) Teknik Tenaga Listrik (FTG2J2) Kuliah 4: Transformator Ahmad Qurthobi, MT. Engineering Physics - Telkom University Daftar Isi Transformator Ideal Induksi Tegangan pada Sebuah Coil Tegangan Terapan dan

Lebih terperinci

Induksi Elektromagnet

Induksi Elektromagnet Induksi Elektromagnet Fluks magnet Sebagaimana fluks listrik, fluks magnet juga dapat diilustrasikan sebagai banyaknya garis medan yang menembus suatu permukaan. n Fluks listrik yang dihasilkan oleh medan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM KELISTRIKAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA. 3.1 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Tiga Fasa

BAB III SISTEM KELISTRIKAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA. 3.1 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Tiga Fasa BAB III SISTEM KELISTRIKAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA 3.1 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Tiga Fasa Telah disebutkan sebelumnya bahwa motor induksi identik dengan sebuah transformator, tentu saja dengan demikian

Lebih terperinci

MODUL FISIKA. TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) DISUSUN OLEH : NENIH, S.Pd SMA ISLAM PB. SOEDIRMAN

MODUL FISIKA. TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) DISUSUN OLEH : NENIH, S.Pd SMA ISLAM PB. SOEDIRMAN MODUL ISIKA TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) DISUSUN OLEH : NENIH, S.Pd SMA ISLAM PB. SOEDIRMAN TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) 1. SUMBER TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK Sumber tegangan bolak-balik

Lebih terperinci

CIRCUIT DASAR DAN PERHITUNGAN

CIRCUIT DASAR DAN PERHITUNGAN CIRCUIT DASAR DAN PERHITUNGAN Oleh : Sunarto YB0USJ ELEKTROMAGNET Listrik dan magnet adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, setiap ada listrik tentu ada magnet dan sebaliknya. Misalnya ada gulungan

Lebih terperinci

RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK.

RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK. Arus Bolak-balik RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK. Dalam pembahasan yang terdahulu telah diketahui bahwa generator arus bolakbalik sebagai sumber tenaga listrik yang mempunyai GGL : E E sinω t Persamaan di atas

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang mampu mengubah

BAB II TRANSFORMATOR. Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang mampu mengubah BAB II TRANSFORMATOR II. UMUM Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang mampu mengubah maupun untuk menyalurkan energi listrik arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian

Lebih terperinci

i : kuat arus listrik (A) a : jarak dari kawat berarus (m)

i : kuat arus listrik (A) a : jarak dari kawat berarus (m) INDUKSI MAGNETIK Hans Christian Oersted pada tahun 18 menemukan bahwa arus listrik dalam sebuah kawat penghantar dapat menghasilkan efek magnetik. Efek magnetik yang ditimbulkan oleh arus tersebut dapat

Lebih terperinci

TOPIK 9 ELEKTROMAGNETIK

TOPIK 9 ELEKTROMAGNETIK TOPIK 9 ELEKTROMAGNETIK HUKUM FARADAY DAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK Hukum Faraday Setelah dalam tahun 1820 Oersted memperlihatkan bahwa arus listrik dapat mempengaruhi jarum kompas, Faraday mempunyai kepercayaan

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. biasanya adalah tipe tiga phasa. Motor induksi tiga phasa banyak digunakan di

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. biasanya adalah tipe tiga phasa. Motor induksi tiga phasa banyak digunakan di BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA 2.1 Umum Motor listrik yang paling umum dipergunakan dalam perindustrian industri adalah motor induksi. Berdasarkan phasa sumber daya yang digunakan, motor induksi dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Untuk menjaga agar faktor daya sebisa mungkin mendekati 100 %, umumnya perusahaan menempatkan kapasitor shunt pada tempat yang bervariasi seperti pada rel rel baik tingkat

Lebih terperinci

TRAFO. Induksi Timbal Balik

TRAFO. Induksi Timbal Balik DASAR TENAGA LISTRIK 23 TRAFO Induksi Timbal Balik Trafo adalah alat elektromagnetik yang memindahkan tenaga listrik dari satu sirkuit ke sirkuit lainnya dengan induksi timbal balik. Trafo satu fasa mempunyai

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II TRANSFORMATOR BAB II TRANSFORMATOR 2.1 Umum Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang mengubah suatu nilai arus maupun tegangan (energi listrik AC) pada satu rangkaian listrik atau lebih ke rangkaian listrik

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. dan mengubah tegangan dan arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke

BAB II TRANSFORMATOR. dan mengubah tegangan dan arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke BAB II TRANSFORMATOR II.1. Umum Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang dapat memindahkan dan mengubah tegangan dan arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik

Lebih terperinci

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1) MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1) 1. 1. SISTEM TENAGA LISTRIK 1.1. Elemen Sistem Tenaga Salah satu cara yang paling ekonomis, mudah dan aman untuk mengirimkan energi adalah melalui

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB II MOTOR ARUS SEARAH BAB II MOTOR ARUS SEARAH II.1. Umum Motor arus searah (motor DC) adalah mesin yang merubah enargi listrik arus searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Hampir pada semua prinsip pengoperasiannya,

Lebih terperinci

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) DAYA ELEKRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) 1. Daya Sesaat Daya adalah energi persatuan waktu. Jika satuan energi adalah joule dan satuan waktu adalah detik, maka satuan daya adalah joule per detik yang disebut

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip BAB II MOTOR ARUS SEARAH 2.1. Umum Motor arus searah (DC) adalah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus searah

Lebih terperinci

BAB II ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK

BAB II ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK 14 BAB II ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK Seperti dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa pada tidak dapat dipisahkan dari penyusunnya sendiri, yaitu berupa elemen atau komponen. Pada bab ini akan dibahas elemen

Lebih terperinci

atau pengaman pada pelanggan.

atau pengaman pada pelanggan. 16 b. Jaringan Distribusi Sekunder Jaringan distribusi sekunder terletak pada sisi sekunder trafo distribusi, yaitu antara titik sekunder dengan titik cabang menuju beban (Lihat Gambar 2.1). Sistem distribusi

Lebih terperinci

Menganalisis rangkaian listrik. Mendeskripsikan konsep rangkaian listrik

Menganalisis rangkaian listrik. Mendeskripsikan konsep rangkaian listrik Menganalisis rangkaian listrik Mendeskripsikan konsep rangkaian listrik Listrik berasal dari kata elektron yang berarti batu ambar. Jika sebuah batu ambar digosok dengan kain sutra, maka batu akan dapat

Lebih terperinci

DAN RANGKAIAN AC A B A. Gambar 4.1 Berbagai bentuk isyarat penting pada sistem elektronika

DAN RANGKAIAN AC A B A. Gambar 4.1 Berbagai bentuk isyarat penting pada sistem elektronika + 4 KAPASITOR, INDUKTOR DAN RANGKAIAN A 4. Bentuk Gelombang lsyarat (signal) Isyarat adalah merupakan informasi dalam bentuk perubahan arus atau tegangan. Perubahan bentuk isyarat terhadap fungsi waktu

Lebih terperinci

BAB III 3 METODE PENELITIAN. Peralatan yang digunakan selama penelitian sebagai berikut : 1. Generator Sinkron tiga fasa Tipe 72SA

BAB III 3 METODE PENELITIAN. Peralatan yang digunakan selama penelitian sebagai berikut : 1. Generator Sinkron tiga fasa Tipe 72SA BAB III 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik,. Penelitian dilaksanakan selama dua bulan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori teori yang mendasari perancangan dan perealisasian inductive wireless charger untuk telepon seluler. Teori-teori yang digunakan dalam skripsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sejarah dan Aplikasi Transfer Daya Nirkabel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sejarah dan Aplikasi Transfer Daya Nirkabel BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transfer Daya Nirkabel 2.1.1 Sejarah dan Aplikasi Transfer Daya Nirkabel Gambar 2.1 Tesla duduk di laboratorium dengan temuan "Tesla Coil" yang menghasilkan jutaan volt [5]

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi

BAB II DASAR TEORI. Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi yang merupakan motor arus bolak-balik yang paling luas penggunaannya. Penamaan ini berasal dari kenyataan

Lebih terperinci

Pengenalan Sistem Catu Daya (Teknik Tenaga Listrik)

Pengenalan Sistem Catu Daya (Teknik Tenaga Listrik) Prinsip dasar dari sebuah mesin listrik adalah konversi energi elektromekanik, yaitu konversi dari energi listrik ke energi mekanik atau sebaliknya dari energi mekanik ke energi listrik. Alat yang dapat

Lebih terperinci

Transformator (trafo)

Transformator (trafo) Transformator (trafo) ф 0 t Transformator adalah : Suatu peralatan elektromagnetik statis yang dapat memindahkan tenaga listrik dari rangkaian a.b.b (arus bolak-balik) primer ke rangkaian sekunder tanpa

Lebih terperinci

I. Tujuan. 1. Agar mahasiswa mengetahui karakteristik transformator 2. Agar mahasiswa dapat membandingkan rangkaian transformator berbeban R, L, dan C

I. Tujuan. 1. Agar mahasiswa mengetahui karakteristik transformator 2. Agar mahasiswa dapat membandingkan rangkaian transformator berbeban R, L, dan C I. Tujuan. Agar mahasiswa mengetahui karakteristik transformator. Agar mahasiswa dapat membandingkan rangkaian transformator berbeban R, L, dan C II. Dasar Teori TRANSFORMATOR Transformator atau trafo

Lebih terperinci

1. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi

1. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi perubahan medan magnetik dapat menimbulkan perubahan arus listrik (Michael Faraday) Fluks magnetik adalah banyaknya garis-garis medan magnetik yang menembus permukaan bidang secara tegak lurus GGL induksi

Lebih terperinci

ANALISIS KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI UNTUK IDENTIFIKASI BEBAN LEBIH DAN ESTIMASI RUGI-RUGI PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH

ANALISIS KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI UNTUK IDENTIFIKASI BEBAN LEBIH DAN ESTIMASI RUGI-RUGI PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 3/ Juni ANALISIS KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI UNTUK IDENTIFIKASI BEBAN LEBIH DAN ESTIMASI RUGI-RUGI PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH Yoakim Simamora, Panusur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar (Bulk Power

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Transformator distribusi Transformator distribusi yang sering digunakan adalah jenis transformator step up down 20/0,4 kv dengan tegangan fasa sistem JTR adalah 380 Volt karena

Lebih terperinci

BAB III. Transformator

BAB III. Transformator BAB III Transformator Transformator merupakan suatu alat listrik yang mengubah tegangan arus bolak-balik dari satu tingkat ke tingkat yang lain melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsipprinsip

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II TRANSFORMATOR BAB II TRANSFORMATOR II.1 UMUM Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang mampu mengubah maupun untuk menyalurkan energi listrik arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian

Lebih terperinci

BAB 1 TRANSFORMATOR. Gambar 1. Transformator

BAB 1 TRANSFORMATOR. Gambar 1. Transformator BAB 1 TRANSFORMATOR Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energy listrik satu atau lebih rangkaian listrik satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang

Lebih terperinci

BAB II. 1. Motor arus searah penguatan terpisah, bila arus penguat medan rotor. dan medan stator diperoleh dari luar motor.

BAB II. 1. Motor arus searah penguatan terpisah, bila arus penguat medan rotor. dan medan stator diperoleh dari luar motor. BAB II MOTOR ARUS SEARAH II.1. Umum (8,9) Motor arus searah adalah suatu mesin yang berfungsi mengubah energi listrik menjadi energi mekanik, dimana energi gerak tersebut berupa putaran dari motor. Ditinjau

Lebih terperinci

MAKALAH INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

MAKALAH INDUKSI ELEKTROMAGNETIK MAKALAH INDUKSI ELEKTROMAGNETIK Mata Kuliah Fisika II ME091204 Disusun oleh: Aldrin Dewabrata 4210100042 Rambo T Silaban 4210100081 Renaldi 4210100096 JURUSAN T. SISTEM PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN

Lebih terperinci

Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF)

Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF) FISIKA II Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF) Jika suatu kawat penghantar digerakkan memotong arah suatu medan magnetic, maka akan timbul suatu gaya gerak listrik pada kawat penghantar tersebut.

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II TRANSFORMATOR BAB II TRANSFORMATOR II.1 UMUM Transformator merupakan suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain dengan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM LISTRIK MAGNET Praktikum Ke 1 KUMPARAN INDUKSI

LAPORAN PRAKTIKUM LISTRIK MAGNET Praktikum Ke 1 KUMPARAN INDUKSI 1 LAPORAN PRAKTIKUM LISTRIK MAGNET Praktikum Ke 1 KUMPARAN INDUKSI A. TUJUAN 1. Mempelajari watak kumparan jika dialiri arus listrik searah (DC).. Mempelajari watak kumparan jika dialiri arus listrik bolak-balik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibangkitkan oleh pembangkit harus dinaikkan dengan trafo step up. Hal ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibangkitkan oleh pembangkit harus dinaikkan dengan trafo step up. Hal ini 2.1 Sistem Transmisi Tenaga Listrik BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sistem transmisi adalah sistem yang menghubungkan antara sistem pembangkitan dengan sistem distribusi untuk menyalurkan tenaga listrik yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai adalah tegangan dan arus bolak-balik ( AC). Sedangkan tegangan dan arus

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai adalah tegangan dan arus bolak-balik ( AC). Sedangkan tegangan dan arus BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam istilah elektro, transformator adalah suatu alat yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi listrik dengan frekuensi yang sama. Perubahan energi

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN : Sistem Tiga Phasa Tujuan Pembelajaran Umum : Mahasiswa dapat menganalisis hubungan tegangan / arus phasa dalam ( Kompetensi ) sistem bintang dan delta dalam sistem tiga phasa. buku sumber 1. 1.1. Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II TRANSFORMATOR BAB II TRANSFORMATOR II.1 UMUM Transformator merupakan suatu peralatan listrik elektromagnetik statis yang berfungsi untuk memindahkan dan mengubah daya listrik dari suatu rangkaian listrik ke rangkaian

Lebih terperinci

SILABUS. Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok Pembelajaran* Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar. belajar 5E

SILABUS. Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok Pembelajaran* Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar. belajar 5E SILABUS Satuan Pendidikan : SMK Mata Pelajaran : TEKNIK LISTRIK Kelas :X Kompetensi Inti* KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2: Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur, disiplin,

Lebih terperinci

INDUKSI EM DAN HUKUM FARADAY; RANGKAIAN ARUS BOLAK BALIK

INDUKSI EM DAN HUKUM FARADAY; RANGKAIAN ARUS BOLAK BALIK MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASAR II : EL-1 : Dr. Budi Mulyanti, MSi Pertemuan ke-13 CAKUPAN MATERI 1. INDUKTANSI. ENERGI TERSIMPAN DALAM MEDAN MAGNET 3. RANGKAIAN AC DAN IMPEDANSI 4. RESONANSI

Lebih terperinci

Gambar 3. (a) Diagram fasor arus (b) Diagram fasor tegangan

Gambar 3. (a) Diagram fasor arus (b) Diagram fasor tegangan RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK Arus bolak-balik atau Alternating Current (AC) yaitu arus listrik yang besar dan arahnya yang selalu berubah-ubah secara periodik. 1. Sumber Arus Bolak-balik Sumber arus bolak-balik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Daya 2.1.1 Pengertian Daya Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam sistem tenaga listrik, daya merupakan jumlah energi yang digunakan untuk melakukan

Lebih terperinci

MAGNET JARUM. saklar. Besi lunak. Sumber arus Oleh : DRS. BRATA,M.Pd. SMAN1 KRA. kumparan. lampu. kumparan

MAGNET JARUM. saklar. Besi lunak. Sumber arus Oleh : DRS. BRATA,M.Pd. SMAN1 KRA. kumparan. lampu. kumparan MAGNET JARUM Besi lunak saklar kumparan kumparan lampu Sumber arus Oleh : DRS. BRATA,M.Pd. SMAN1 KRA Jika arus listrik dapat menimbulkan medan magnet, apakah medan magnet juga dapat menimbulkan arus listrik?

Lebih terperinci

e. muatan listrik menghasilkan medan listrik dari... a. Faraday d. Lenz b. Maxwell e. Hertz c. Biot-Savart

e. muatan listrik menghasilkan medan listrik dari... a. Faraday d. Lenz b. Maxwell e. Hertz c. Biot-Savart 1. Hipotesis tentang gejala kelistrikan dan ke-magnetan yang disusun Maxwell ialah... a. perubahan medan listrik akan menghasilkan medan magnet b. di sekitar muatan listrik terdapatat medan listrik c.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distribusi daya Beban yang mendapat suplai daya dari PLN dengan tegangan 20 kv, 50 Hz yang diturunkan melalui tranformator dengan kapasitas 250 kva, 50 Hz yang didistribusikan

Lebih terperinci

05 Pengukuran Besaran Listrik INSTRUMEN PENUNJUK ARUS BOLAK BALIK

05 Pengukuran Besaran Listrik INSTRUMEN PENUNJUK ARUS BOLAK BALIK 05 Pengukuran Besaran Listrik INSTRUMEN PENUNJUK ARUS BOLAK BALIK 5.1 Pendahuluan Gerak d Arsonval akan memberi respons terhadap nilai rata-rata atau searah (dc) melalui kumparan putar. Jika kumparan tersebut

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik dan pembuatan mekanik turbin. Sedangkan untuk pembuatan media putar untuk

Lebih terperinci

BAB II SISTEM DAYA LISTRIK TIGA FASA

BAB II SISTEM DAYA LISTRIK TIGA FASA BAB II SISTEM DAYA LISTRIK TIGA FASA Jaringan listrik yang disalurkan oleh PLN ke konsumen, merupakan bagian dari sistem tenaga listrik secara keseluruhan. Secara umum, sistem tenaga listrik terdiri dari

Lebih terperinci

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-12 CAKUPAN MATERI 1. TRANSFORMATOR 2. TRANSMISI DAYA 3. ARUS EDDY DAN PANAS INDUKSI 4. GGL INDUKSI KARENA GERAK

: Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-12 CAKUPAN MATERI 1. TRANSFORMATOR 2. TRANSMISI DAYA 3. ARUS EDDY DAN PANAS INDUKSI 4. GGL INDUKSI KARENA GERAK MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASAR II : EL-122 : Dr. Budi Mulyanti, MSi Pertemuan ke-12 CAKUPAN MATERI 1. TRANSFORMATOR 2. TRANSMISI DAYA 3. ARUS EDDY DAN PANAS INDUKSI 4. GGL INDUKSI KARENA GERAK

Lebih terperinci

TRANSFORMATOR. Program Pendidikan Fisika Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Surya, Tangerang 2014

TRANSFORMATOR. Program Pendidikan Fisika Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Surya, Tangerang 2014 TRANSFORMATOR Ayu Deshiana(12010210008) Program Pendidikan Fisika Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Surya, Tangerang 2014 1. Pendahuluan Transformator atau trafo adalah komponen pasif yang terbuat

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika Persiapan Penilaian Akhir Semester (PAS) Ganjil Doc. Name: RK13AR12FIS01PAS Version: 2016-11 halaman 1 01. Perhatikan rangkaian hambatan listrik berikut. Hambatan pengganti

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø

BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø 2.1. Prinsip Kerja Motor Induksi Pada motor induksi, supply listrik bolak-balik ( AC ) membangkitkan fluksi medan putar stator (B s ). Fluksi medan putar stator ini memotong konduktor

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK LABORATORIUM TTPL DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2014 PERCOBAAN I BRIEFING PRAKTIKUM Briefing praktikum dilaksanakan hari Selasa

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. tersebut berupa putaran rotor. Proses pengkonversian energi listrik menjadi energi

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. tersebut berupa putaran rotor. Proses pengkonversian energi listrik menjadi energi BAB II MOTOR ARUS SEARAH II.1 Umum Motor arus searah ialah suatu mesin listrik yang berfungsi mengubah energi listrik arus searah (listrik DC) menjadi energi gerak atau energi mekanik, dimana energi gerak

Lebih terperinci