BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan Defenisi Pengetahuan Menurut Notoadmodjo (2003), pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Tingkat pengetahuan mempunyai enam tingkatan, yaitu: 1. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang lain tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. 2. Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, dan meramalkan terhadap objek yang dipelajari. 3. Aplikasi (Aplication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi di sini diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. 4. Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih ada kaitannya satu sama

2 5 lain. Kemampuan analisis dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya. 5. Sintesis (Synthesis) Kemapuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dinamakan sintesis. Dengan kata lain sintesis adalah kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada, seperti dapat menyusun, merencanakan, meringkas, menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan masalah yang telah ada. 6. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Menurut Notoadmodjo (2003), pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : a. Pengalaman Pengalaman dapat diperoleh dari diri sendiri maupun dari orang lain. Pengalaman yang diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang. b. Pendidikan Secara umum, orang yang berpendidikan lebih tinggi akan memiliki pengetahuan yang lebih luas daripada orang yang berpendidikan lebih rendah.

3 6 c Keyakinan Keyakinan diperoleh secara turun-menurun, baik keyakinan yang positif maupun keyakinan yang negatif, tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. d. Fasilitas Sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah majalah, radio, koran, televisi, buku, dan lain-lain. e. Penghasilan Penghasilan tidak berpengaruh secara langsung terhadap pengetahuan seseorang. Akan tetapi, jika seseorang berpenghasilan cukup besar, maka dia mampu menyediakan fasilitas yang lebih baik. f. Kebudayaan Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu Kehamilan Pengertian Kehamilan Kehamilan terjadi karena adanya pembuahan atau konsepsi. Hasil konsepsi ini nantinya akan membelah dan bergerak menuju kavum uteri (rahim). Sesampainya di kavum uteri, hasil konsepsi akan menembus endometrium dan masuk ke dalamnya. Masuknya hasil konsepsi ke dalam endometrium ini disebut dengan nidasi. Yang disebut dengan kehamilan adalah bila nidasi telah terjadi. (Wiknjosastro et al, 2005) Tahap-tahap Tumbuh-Kembang Janin Kehidupan dalam rahim dibagi menjadi tiga tahap: 1. Tahap Implantasi (saat pembuahan - 2 minggu) Sel telur yang sudah dibuahi yang dinamakan zigot, kemudian segera membelah diri. Dalam waktu dua minggu, zigot ini melalui tuba falopi dan mengalami nidasi. Pembelahan sel tetap berlangsung. Pada saat ini dibentuklah plasenta, membrane janin, dan tali pusar (Almatsier et al, 2011).

4 7 Nidasi pada umumnya terjadi di dinding depan atau belakang uterus, dekat fundus uteri (Wiknjosastro et al, 2005). 2. Tahap Embrio (2-8 minggu sesudah pembuahan) Sesudah 2 minggu, zigot berubah menjadi embrio. Fase embrio ditandai dengan terjadinya diferensiasi sel. Perkembangan janin akan terganggu secara permanen bila pada saat ini terjadi infeksi atau penggunaan obat-obatan tertentu (Almatsier et al, 2011). Pembelahan sel pada tahap embrio relatif lebih cepat dari periode lainnya, sehingga memerlukan oksigen dan zat gizi yang tinggi. Jika terjadi kekurangan gizi atau terjadi penurunan kadar oksigen pada tahap ini dapat menyebabkan hambatan pertumbuhan yang permanen (Rosso, 1990 dalam Lubis Z, 2011). 3. Tahap Janin Tujuh bulan berikutnya merupakan tahap janin. Tiap organ tubuh janin tumbuh menjadi sempurna. Pertumbuhan terjadi dengan pesat dari kurang lebih 6,0 gram pada bulan ketiga menjadi 3,0-3,5 kg pada waktu lahir. Pertumbuhan masing-masing organ terjadi dengan kecepatan berbeda. Agar pembelahan dan jumlah sel suatu organ terpenuhi, seorang ibu harus senantiasa menjaga keadaan gizi dan kesehatannya. (Almatsier et al, 2011) Pertumbuhan dan perkembangan janin dapat juga dibagi berdasarkan trimester 1. Trimester I (0-12 minggu) Trimester pertama ini ditandai dengan pembelahan sel (hiperplasia) dan pembesaran sel (hipertrofi) untuk proses diferensiasi. Pada akhir trimester I, sebagian besar organ telah terbentuk dan janin sudah terasa bergerak. Pada masa ini ibu mungkin kurang nafsu makan atau merasa mual dan ingin muntah, di saat-saat ini mutu gizi makanan lebih penting dari jumlah makanan (Almatsier et al, 2011). Richard dan William melaporkan bahwa pertambahan berat badan yang rendah pada trimester I tidak memberikan pengaruh terhadap

5 8 IUGR (Intrauterine Growth Restriction), namun mungkin menyebabkan efek teratogenik. (Strauss et al, 1998) 2. Trimester II (12-28 minggu) Pada awal trimester II berat janin kurang lebih mencapai 30 gram. Pada saat ini, lengan, tangan, kaki, jari, dan telinga telah terbentuk. Janin mulai membentuk lekuk-lekuk pada rahang untuk mempersiapkan penempatan gigi. Denyut jantungnya sudah dapat dideteksi dengan stetoskop (Almatsier et al, 2011). Richard dan William melaporkan bahwa pertambahan berat badan yang rendah pada trimester II menunjukkan peningkatan resiko terjadinya IUGR. IUGR adalah faktor resiko lahirnya bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). (Strauss et al, 1998) Sumber : Gambar 2.1. Pertumbuhan dan perkembangan janin

6 9 3. Trimester III (28-40 minggu) Pada awal trimester III berat janin kurang lebih mencapai 1 kg. Pada masa kehamilan minggu, berat bayi biasanya mencapai gram dengan panjang cm (Almatsier et al, 2011). Richard dan William melaporkan bahwa pertambahan berat badan yang rendah pada trimester III juga menunjukkan peningkatan resiko terjadinya IUGR (Strauss et al, 1998) Perubahan Fisiologis selama Kehamilan yang berhubungan dengan Asupan Nutrisi 1. Metabolisme dalam kehamilan Angka metabolisme basal (Basal Metabolic Rate) adalah energi yang dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi fisiologis normal pada saat istirahat (Kuntarti, 2006). Pada ibu hamil, angka metabolisme basal (AMB) meningkat hingga 15-20% yang umumnya ditemukan pada akhir kehamilan (Guyton et al, 1997). Ibu hamil membutuhkan energi yang lebih banyak karena metabolismenya meningkat. Berat badan wanita hamil akan naik kira-kira di antara 6,5-16,5 kg, dengan rata-rata 12,5 kg. Kenaikan berat badan ini terjadi terutama dalam kehamilan 20 minggu terakhir. Kenaikan berat badan disebabkan oleh: 1) hasil konsepsi: fetus, plasenta, dan likuor amnii; dan 2) dari ibu sendiri: uterus dan mamma yang membesar, volume darah yang meningkat, lemak dan protein lebih banyak, dan akhirnya adanya retensi air (Wiknjosastro et al, 2005). Asupan nutrisi pada ibu hamil harus adekuat agar peningkatan berat badan pada ibu hamil juga adekuat. Peningkatan berat badan yang kurang selama kehamilan dapat menyebabkan luaran bayi BBLR yang dapat menyebabkan kematian. Di sisi lain, obesitas ibu atau asupan nutrisi yang terlalu banyak selama kehamilan dapat menyebabkan IUGR (Guoyao et al, 2004). Oleh karena itu, pemenuhan nutrisi yang tepat sangat penting selama kehamilan.

7 10 Tabel 2.1. Tabel kenaikan berat badan berdasarkan BMI BMI Kenaikan berat Trimester Trimester II dan badan total I III (per minggu) Berat badan kurang (BMI<19,8) 12,5-18,0 kg 2,3 kg 0,49 kg Normal (BMI 19,8-26) 11,5-16,0 kg 1,6 kg 0, 44 kg Berat badan lebih (BMI 26-29) 7,0-11,5 kg 0,9 kg 0,3 kg Obesitas (BMI>29) 6,0 kg Hamil kembar 15,9-20,4 kg Triplets/multiplets >22,7 kg Sumber: Departemen Nutrisi, Volume dan Komposisi Darah Volume darah ibu sesaat sebelum hamil aterm kira-kira 30% di atas normal. Peningkatan ini terutama terjadi selama akhir kehamilan. Penyebabnya terutama adalah faktor hormonal, karena aldosteron dan esterogen menyebabkan retensi cairan, serta sumsum tulang yang aktif menghasilkan sel-sel darah merah tambahan (Guyton et al, 1997). Peningkatan sel darah merah tidak sebanding dengan peningkatan volume plasma darah, sehingga terjadi pengenceran darah (hemodilusi). Meskipun banyaknya hemoglobin dalam sel darah merah tidak berubah, namun jumlah sel darah merah dalam 100 ml plasma menurun. Hal ini menyebabkan nilai hemoglobin sebelum hamil besarnya g% dapat turun hingga g% pada bulan-bulan pertama kehamilan. Hal ini tidak boleh disebut anemia, karena jumlah hemoglobin pada ibu hamil lebih besar daripada sebelum hamil (Almatsier et al, 2011). Jika peningkatan jumlah sel darah ini tidak adekuat, maka dapat terjadi anemia. Theresa dan Mary melaporkan bahwa anemia selama kehamilan dapat meningkatkan resiko lahir

8 11 prematur (Scholl et al, 1994). Oleh karena itu, asupan nutrisi yang berkaitan dengan produksi sel darah pada ibu hamil sangat penting. 3. Sistem urinarius Pada kehamilan terjadi peningkatan penyaringan glomerulus (glomerulus filtration rate) sampai 69%. Hal ini disebabkan oleh peningkatan sirkulasi darah di ginjal selama kehamilan (Wiknjosastro et al, 2005). Selain itu, peningkatan penyaringan glomerulus ginjal mungkin juga disebabkan karena menurunnya tekanan osmotik. Penurunan tekanan osmotik terjadi karena adanya penurunan albumin serum selama kehamilan (Almatsier et al, 2011). Peningkatan penyaringan glomerulus ini memperberat kerja tubulus ginjal dalam penyerapan nutrisi, sehingga pada kehamilan normal dapat terjadi kehilangan glukosa dan protein dalam urin (Ciliberto et al, 1998). Oleh karena itu, asupan nutrisi pada ibu hamil harus adekuat sehingga tidak terjadi kekurangan energi dan protein. 4. Sistem pencernaan Pada bulan-bulan pertama akan terdapat perasaan mual. Hal ini mungkin disebabkan peningkatan kadar estrogen. Tonus-tonus otot sistem pencernaan menurun, sehingga motilitasnya pun berkurang (Wiknjosastro et al, 2005). Hal ini baik untuk resorpsi, namun lebih lamanya makanan dicerna dan diserap dapat menimbulkan beberapa keluhan. Berkurangnya gerak saluran cerna dapat meningkatkan resiko arus balik ke esofagus. Pola makan selama kehamilan harus diperhatikan agar meskipun motilitas saluan cerna berkurang, refluks ke esofagus tidak terjadi. Di samping itu, absorpsi air di usus besar meningkat, sehingga feses lebih keras yang menimbulkan konstipasi (Almatsier et al, 2011). Oleh karena itu, ibu hamil perlu mengkonsumsi serat yang cukup untuk mengatasi konstipasi.

9 Gizi Ibu Hamil Pengertian Gizi Zat gizi adalah bahan kimia yang terdapat dalam bahan pangan dibutuhkan tubuh untuk menghasilkan energi, membangun, dan memelihara jaringan, serta mengatur proses kehidupan. Zat gizi dibagi dalam tiga kelompok menurut fungsinya dalam tubuh, yaitu: a. Zat energi, berupa karbohidrat, lemak, dan protein b. Zat pembangun, berupa protein, mineral, dan air c. Zat pengatur, berupa protein, mineral, air, dan vitamin (Almatsier et al, 2011) Zat gizi juga dapat dibagi dalam zat gizi makro dan zat gizi mikro. Zat gizi makro terdiri dari karbohidrat, lemak, dan protein (Almatsier et al, 2011). Satu gram karbohidrat atau protein menghasilkan 4,1 kkal energi, sedangkan satu gram lemak menghasilkan 9,3 kkal energi (Kuntarti, 2006). Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII (2004) menganjurkan perbandingan komposisi energi berasal dari karbohidrat, protein, dan lemak secara berurutan adalah 50-60%, 10-20%, dan 20-30%. Zat gizi mikro terdiri dari vitamin, mineral, dan air. Vitamin dan mineral berperan dalam berbagai reaksi biokimia dalam tubuh. Air berperan sebagai pelarut dan pelumas dalam tubuh, dan sebagai alat transport zat-zat gizi serta sisa-sisa pencernaan dan metabolisme (Almatsier et al, 2011) Angka Kecukupan Gizi Ibu Hamil Perubahan-perubahan yang terjadi pada ibu hamil perlu disertai dengan bantuan makanan bergizi. Angka kecukupan gizi (AKG) antara ibu tidak hamil dan ibu hamil dapat dilihat pada tabel 2.2.

10 13 Gangguan gizi ibu Penambahan volume darah berkurang Peningkatan curah jantung (cardiac output) kurang Aliran darah ke plasenta berkurang Ukuran plasenta berkurang Aliran zat gizi berkurang Pertumbuhan janin terhambat Gambar 2.2. Mekanisme terhambatnya pertumbuhan janin pada gangguan gizi ibu Hal-hal yang harus dipertimbangkan selama kehamilan antara lain: 1. Energi Kebutuhan energi pada ibu hamil dipengaruhi oleh angka metabolisme basal (AMB) dan aktivitas fisik. Penambahan energi ini hendaknya dilakukan dengan penambahan makanan padat gizi, seperti makanan dari padi-padian, ikan, telur, susu, dan lain-lain (Almatsier et al, 2011). Godfrey dkk melaporkan bahwa asupan karbohidrat yang berlebihan pada awal kehamilan berhubungan dengan rendahnya berat plasenta dan berat badan kelahiran (Godfrey et al, 1995). 2. Protein Protein diperlukan dalam kehamilan untuk perkembangan badan, alat kandungan, mamma, untuk janin, dan harus disimpan untuk kebutuhan laktasi nantinya (Wiknjosastro et al, 2005). Penambahan protein dapat dilakukan dengan asupan makanan sumber protein, seperti daging, telur, susu dan produk olahannya, tahu, kacang-kacangan dan lain-lain (Almatsier et al, 2011). Godfrey dkk melaporkan bahwa asupan protein

11 14 yang kurang pada akhir kehamilan berhubungan dengan rendahnya berat plasenta dan berat badan kelahiran (Godfrey et al, 1995). 3. Zat gizi yang berkaitan dengan metabolisme energi dan protein Zat gizi yang dimaksudkan di sini adalah vitamin-vitamin B, yaitu tiamin (B 1 ), riboflavin (B 2 ), niasin (B 3 ), dan piridoksin (B 6 ). Angka kecukupan gizi untuk vitamin ini dapat dilihat dalam tabel 2.2. Makanan yang kaya akan vitamin ini contohnya daging, kacang-kacangan, serealia, dan lain-lain (Almatsier et al, 2011). 4. Zat gizi berkaitan dengan produksi darah dan pertumbuhan sel Semua zat gizi berperan dalam proses ini, namun kebutuhan akan asam folat (vitamin B11), kobalamin (vitamin B12), besi, dan seng memerlukan perhatian secara khusus karena memiliki peran penting dalam sintesis DNA, RNA, dan sel-sel baru. Kebutuhan asam folat meningkat sebanyak 50%. Di samping asupan makanan kaya folat, ibu hamil juga dianjurkan untuk makan suplemen folat. Makanan kaya folat adalah buah, sayuran hijau, dan serealia tumbuk (Almatsier et al, 2011). Mukherjee mengatakan bahwa asupan asam folat mengganggu absorpsi seng, namun dari hasil penelitian Tamura dkk tidak ditemukan efek negatif asupan asam folat (Tamura et al, 1992). Theresa dkk melaporkan kurangnya asupan folat selama kehamilan dapat meningkatkan resiko kurangnya pertambahan berat badan kehamilan, bayi prematur, dan BBLR (Scholl et al, 1996). Zat yang mengaktifkan folat adalah kobalamin. Makanan sumber kobalamin adalah daging, ikan, telur, susu, dan lain-lain (Almatsier et al, 2011). Kekurangan vitamin B12 nantinya dapat menyebabkan lambatnya pertumbuhan, lambatnya perkembangan psikomotor dan terkadang hal ini bisa permanen. Jika ibu hamil kekurangan asupan folat dan vitamin B12 dapat meningkatkan resiko terjadinya NTD (Neural tube defect). (Refsum, 2001)

12 15 Kebutuhan besi pada ibu hamil meningkat untuk pembentukan darah dan untuk janin sebagai simpanan. Janin memerlukan simpanan besi 4-6 bulan sesudah kelahiran karena selama itu bayi hanya mendapat asupan ASI yang miskin besi. Sumber besi adalah makanan hewani seperti hati, daging, ayan, ikan, dan telur. Makanan nabati juga merupakan sumber besi, namun kuantitasnya lebih rendah, contohnya serealia, kacang-kacangan, dan sayuran hijau. Di Indonesia, banyak wanita yang sebelum hamil sering kekurangan besi. Oleh karena itu, selain asupan makanan kaya besi, boleh ditambah dengan suplemen besi (Almatsier et al, 2011). Seng dibutuhkan selama kehamilan untuk pembentukan protein dan pengembangan sel. Makanan sumber seng adalah hati, susu, kacangkacangan, kerang, tiram, dan lain-lain. Pada umumnya ibu hamil tidak membutuhkan suplemen seng. Suplemen seng dianjurkan bagi ibu hamil yang mendapat suplemen besi, karena besi dapat mengganggu absorpsi dan penggunaan seng (Almatsier et al, 2011). Yasmin dan Robert melaporkan ibu hamil yang mengkonsumsi seng mempunyai berat badan bayi lahir yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak mengkonsumsi seng, namun hal ini tidak berlaku untuk wanita dengan BMI>26 (Neggers et al, 2003). 5. Zat gizi untuk pertumbuhan tulang Zat gizi untuk pertumbuhan tulang antara lain kalsium, magnesium, vitamin D, fosfor, dan flour. Akan tetapi, kebutuhan akan fosfor dan fluor tidak meningkat selama kehamilan. Absorpsi kalsium meningkat hingga lebih dari dua kali lipat di awal masa kehamilan. Janin membutuhkan kalsium untuk kalsifikasi tulang janin yang terjadi pada trimester ke-3 kehamilan. Bila asupan kalsium dirasa kurang, maka dapat memakan suplemen kalsium. Makanan kaya kalsium contohnya susu, keju, serealia, kacang-kacangan, dan lain-lain (Almatsier et al, 2011).

13 16 Magnesium secara umum berfungsi dalam menguatkan tulang dan gigi. Magnesium banyak terdapat dalam sayuran hijau, serealia, ikan, telur, dan kacang-kacangan. Kebutuhan vitamin D juga meningkat selama kehamilan. Vitamin D dapat dibentuk di bawah kulit dengan bantuan sinar ultraviolet dari matahari. Pada tabel 2.2 dituliskan bahwa ibu hamil tidak perlu menambah asupan vitamin D selama kehamilan. Hal ini disebabkan karena Indonesia adalah negara tropis, sehingga diperkirakan tidak kekurangan sinar matahari untuk pembentukan vitamin D. Selain itu, susu bubuk pun biasanya difortifikasi dengan vitamin D. (Almatsier et al, 2011). Asupan seng, kalsium, dan magnesium dapat mencegah BBLR, lahir prematur, dan hipertensi (Ramakrishnan et al, 1998). 6. Zat gizi lain Kebutuhan vitamin A, vitamin C, yodium, selenium, dan mangan meningkat selama kehamilan. Vitamin A berperan dalam penglihatan, sistem imun, dan diferensiasi sel. Sumber vitamin A adalah makanan hewani berupa hati, lemak hewan, susu, mentega, kuning telur, serta makanan nabati dalam bentuk pro vitamin A (karoten) berupa sayuran serta buah-buahan (Almatsier et al, 2011). Kebutuhan vitamin C meningkat selama kehamilan. Fungsi utama vitamin C dalam tubuh adalah membantu penyerapan zat besi, menjaga kondisi tulang, gigi, dan darah, serta bekerja sama dengan vitamin E dan beta karoten untuk melawan radikal bebas. Sumber vitamin C adalah sayuran hijau dan buah-buahan seperti jeruk, nenas, mangga, dan lain-lain (Almatsier et al, 2011). Kekurangan vitamin C merupakan salah satu faktor resiko kelahiran prematur (Ramakrishnan et al, 1998). Yodium merupakan bagian penting dari hormon tiroid. Hormon tiroid berperan dalam pembentukan myelin sistem saraf sentral. Kekurangan yodium dapat menyebabkan hipotiroidisme. Dampak setelah lahir dapat berupa gangguan mental, pendek atau kretinisme, tuli, dan kejang-kejang. Pencegahan kekurang yodium dengan memakai garam

14 17 yang difortifikasi dengan yodium. Selain itu, yodium banyak terdapat pada ikan, udang, kerang, ganggang laut, dan lain-lain (Almatsier et al, 2011). Kekurangan yodium dapat berakibat keguguran, retardasi mental dan kretinisme (Ramakrishnan et al, 1998). Selenium dalam tubuh bekerja sama dengan enzim glutation peroksidase sebagai antioksidan yang mencegah pembentukan radikal bebas. Selain itu, selenium juga bekerja sama dengan enzim yang merubah hormon tiroid menjadi bentuk aktifnya. Selenium terdapat pada makanan hasil laut, daging, hati, dan lain-lain. Mangan berfungsi sebagai kofaktor enzim dalam metabolisme karbohidrat, metabolisme lipid, membantu sintesis ureum, dan pembetukan jaringan ikat dan tulang. Sumber mangan adalah makanan nabati, seperti kacang-kacangan, sayuran, serealia, dan lain-lain (Almatsier et al, 2011). Tabel 2.2. Angka kecukupan gizi ibu hamil Sumber: Departemen Kesehatan, 2004

15 Faktor-faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil 1. Umur Hamil pada usia yang lebih muda memerlukan energi yang lebih banyak. Hal ini dapat dilihat dalam tabel Gizi ibu sebelum hamil Gizi ibu sebelum hamil dapat dilihat dari index massa tubuhnya. Pada tabel 2.2 dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan kenaikan berat badan yang diharapkan pada index massa tubuh yang berbeda (Path et al, 2004 dalam Sitompul MT, 2012). 3. Jarak hamil Jarak antara dua kelahiran kurang dari setahun merupakan resiko untuk melahirkan bayi dengan BBLR atau bayi lahir sebelum waktunya. (Almatsier et al, 2011) 4. Status kesehatan ibu hamil Ibu hamil yang sakit memerlukan perhatian gizi yang lebih dibandingkan ibu hamil yang sehat. Picone dkk melaporkan stres dan kecemasan yang dialami wanita 6 bulan sebelum kehamilan atau saat kehamilan dapat meningkatkan resiko berbagai komplikasi, salah satunya adalah BBLR. Hal ini diduga karena stres dan cemas meningkatkan pelepasan hormon yang merangsang metabolisme, sehingga kebutuhan energi meningkat (Picone et al, 1982). 5. Pengetahuan ibu hamil tentang gizi beserta makanannya Ibu hamil yang mempunyai pengetahuan tentang gizi akan lebih memperhatikan makanannya dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak berpengetahuan gizi. Perilaku sadar gizi ibu hamil juga lebih bertahan lama bila didasari pengetahuan dibandingkan yang tidak (Path et al, 2004 dalam Sitompul MT, 2012). Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ini adalah umur, pendidikan, pekerjaan, dan sumber informasi yang diterima oleh seseorang (Notoadmodjo, 2003) 6. Keadaan sosial ekonomi Keadaan sosial ekonomi yang rendah dikaitkan dengan kemiskinan, kurangnya higiene dan sanitasi, gangguan kesehatan, serta rendahya

16 19 pengetahuan. Pengaruhnya tampak pada lebih besarnya kemungkinan kematian ibu saat melahirkan atau kematian bayi sewaktu dilahirkan, atau bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR). (Almatsier et al, 2011) 7. Faktor lingkungan Faktor lingkungan dikaitkan dengan kebersihan, kenyamanan dan suhu lingkungan. Suhu lingkungan yang rendah akan menyebabkan kehilangan panas tubuh yang memicu peningkatan metabolisme tubuh, sehingga butuh energi yang lebih besar. Selain itu, dukungan dari orang terdekat dan lingkungan yang nyaman dapat mencegah stres selama kehamilan (Path et al, 2004 dalam Sitompul MT, 2012). 8. Aktivitas Semakin banyak aktivitas yang dilakukan ibu hamil semakin besar energi yang diperlukan. 9. Kebiasaan dan pandangan wanita Pada umumnya wanita lebih memberi perhatian khusus kepada kepala keluarga dan anak-anaknya dibandingkan dirinya sendiri. Pandangan ini pada ibu hamil dapat menyebabkan ibu hamil kurang gizi karena kurang memperhatikan gizi dirinya sendiri. Ada juga ibu hamil yang berpendapat bahwa makanan yang dikonsumsinya harus dua kali lipat dibandingkan biasanya karena sedang mengandung. Hal ini dapat menyebabkan kenaikan berat badan yang lebih besar dibandingkan yang seharusnya (Path et al, 2004 dalam Sitompul MT, 2012) Asupan yang perlu dihindari selama kehamilan 1. Alkohol Bayi yang lahir dari ibu pecandu alkohol menunjukkan lingkar kepala berukuran kecil (microcephal), kelainan-kelainan pada wajah berupa pipi kurang melengkung, retak-retak kecil pada kelopak mata, lipatan-lipatan pada sudut mata, hidung pesek, bibir tipis hingga sumbing, kelainan bentuk telinga, rahang bawah kecil, serta gangguan jantung dan sistem saraf sentral yang disertai gangguan pertumbuhan dan mental. Kondisi ini disebut fetal alcohol

17 20 syndrome (FAS). Mekanismenya mungkin karena alkohol masuk ke dalam plasenta dan menumpul dalam jumlah tinggi dalam janin. Pendapat lain mengatakan peminum alkohol sering tidak mempunyai nafsu makan sehingga kekurangan gizi selama kehamilannya (Almatsier et al, 2011). 2. Merokok Ibu hamil yang merokok sering menghasilkan janin yang mengalami hambatan pertumbuhan. Resiko BBLR pada ibu hamil yang merokok hampir dua kali lipat daripada ibu hamil yang tidak merokok. Selain itu, pengaruh lainnya dapat berupa lahir prematur dan keguguran (Almatsier et al, 2011). Wanita yang merokok beresiko berat badan sebelum hamil rendah, pertambahan berat badan selama hamil rendah, dan BBLR. Hal ini mungkin karena merokok merangsang simpatis, sehingga meningkatkan denyut jantung, tekanan darah, metabolisme dan lipolisis, sehingga menyebabkan kebutuhan energi wanita yang merokok lebih besar dari wanita yang tidak merokok. Picone dkk melaporkan bahwa ibu hamil yang merokok dan stres memiliki resiko yang lebih tinggi terhadap terjadinya Intrauterine Growth Restriction atau IUGR (Picone et al, 1982). 3. Kafein Anjuran untuk mengurangi atau tidak mengkonsumsi kafein selama hamil masih merupakan hal yang kontroversial. Penelitian epidemiologis pada ibu hamil yang banyak mengkonsumsi kafein menunjukkan kemungkinan bayi lahir dengan BBLR dan keguguran. Dianjurkan agar ibu hamil membatasi minuman yang mengandung kafein seperti kopi, teh, cola, dan minuman ringan lainnya (Almatsier et al, 2011). 4. Junk food dan makanan tinggi kalori lainnya Ibu hamil lebih baik mengkonsumsi makanan yang tidak hanya tinggi kalori namun juga padat gizi. Makanan yang hanya tinggi kalori dapat meningkatkan kenaikan berat badan yang lebih besar dari yang seharusnya (Siswosuharjo et al, 2010).

18 21 5. Makanan mentah atau setengah matang Makanan seperti ini dapat mengandung bakteri, diantaranya E. coli, salmonella, dan toksoplasma. (Siswosuharjo et al, 2010) 6. Obat-obatan Penggunaan obat-obatan dalam kehamilan didasari oleh penggolongan obat berdasarkan FDA, beserta kontraindikasi obat. Penggolongan obat berdasarkan FDA yaitu: - Kategori A: Penelitian terkontrol menunjukkan tidak ada resiko. Penelitian terkontrol dan memadai pada wanita hamil tidak menunjukkan adanya resiko pada janin - Kategori B: Tidak ada bukti resiko pada manusia. Penelitian pada hewan menunjukkan adanya resiko tetapi penelitian pada manusia tidak, atau penelitian pada hewan menunjukkan tidak ada resiko tetapi penelitian pada manusia belum memadai. - Kategori C: Resiko tidak dapat dikesampingkan. Penelitian pada manusia tidak memadai, penelitian pada hewan menunjukkan resiko atau tidak memadai. - Kategori D: Resiko pada janin terbukti positif - Kategori X: Kontraindikasi pada kehamilan. Pada hewan atau manusia menunjukkan resiko janin yang jelas lebih merugikan dibandingkan manfaatnya (Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia, 2009)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Definisi pengetahuan Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia, yang sekadar menjawab pertanyaan what, misalnya apa air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya.

Lebih terperinci

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan. Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

Penting Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui

Penting Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui Penting Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui 1 / 11 Gizi Seimbang Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui Perubahan Berat Badan - IMT normal 18,25-25 tambah : 11, 5-16 kg - IMT underweight < 18,5 tambah : 12,5-18 kg - IMT

Lebih terperinci

GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7

GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7 GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7 METABOLISME MINERAL PADA WANITA HAMIL : KALSIUM DAN FOSFOR Selama kehamilan metabolisme kalsium dan fosfor mengalami perubahan. ABSORBSI kalsium dalam darah menurun

Lebih terperinci

Eko Winarti, SST.,M.Kes

Eko Winarti, SST.,M.Kes (SATUAN ACARA PENYULUHAN) Nutrisi Ibu Hamil Disusun oleh : Eko Winarti, SST.,M.Kes PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK (D.IV) FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KADIRI SATUAN ACARA PENYULUHAN 1 Tema : Nutrisi

Lebih terperinci

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata Paham BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemahaman Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham yang artinya mengerti benar tentang sesuatu hal. Pemahaman merupakan tipe belajar yang lebih tinggi

Lebih terperinci

KEBUTUHAN NUTRISI PADA MASA KEHAMILAN

KEBUTUHAN NUTRISI PADA MASA KEHAMILAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA MASA KEHAMILAN Pendahuluan Masa hamil: masa sangat penting Keadaan ibu dan janin terkait satu dengan yang lain Keadaan kesehatan ibu sebelum dan sesudah hamil sangat menentukan Ibu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Status gizi sangat berkaitan erat dengan status kesehatan masyarakat dan merupakan salah satu faktor yang menenutkan kualitas sumber daya manusia, status gizi yang

Lebih terperinci

GIZI IBU HAMIL TRIMESTER 1

GIZI IBU HAMIL TRIMESTER 1 GIZI IBU HAMIL TRIMESTER 1 OLEH : KELOMPOK 15 D-IV BIDAN PENDIDIK FK USU Pengertian Gizi ibu hamil Zat gizi adalah : Ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya yaitu menghasilkan energi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan Kehamilan pada ibu akan terjadi apabila terjadi pembuahan yaitu bertemunya sel telur (ovum) dan spermatozoa. Yang secara normal akan terjadi di tuba uterina. Selanjutnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan what, misalnya apa air, apa alam, dan sebagainya, yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Era Globalisasi seharusnya membawa pola pikir masyarakat kearah yang

BAB I PENDAHULUAN. Di Era Globalisasi seharusnya membawa pola pikir masyarakat kearah yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Era Globalisasi seharusnya membawa pola pikir masyarakat kearah yang lebih modern. Dimana saat ini telah berkembang berbagai teknologi canggih yang dapat membantu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gizi selama Kehamilan dan Menyusui

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gizi selama Kehamilan dan Menyusui II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gizi selama Kehamilan dan Menyusui Salah satu faktor di antara sekian banyak yang mempengaruhi keberhasilan suatu kehamilan adalah gizi. Status gizi ibu hamil salah satunya berpengaruh

Lebih terperinci

IBU HAMIL Resep jus buah & sayur pilihan untuk kesehatan bumil dan janin.

IBU HAMIL Resep jus buah & sayur pilihan untuk kesehatan bumil dan janin. Jus Sehat Untuk IBU HAMIL Resep jus buah & sayur pilihan untuk kesehatan bumil dan janin. A Publication of Nutrisi penting dalam segelas jus sehat Kesehatan janin pada masa kehamilan sangatlah penting.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan juga didapatkan dari tradisi (Prasetyo, 2007).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan juga didapatkan dari tradisi (Prasetyo, 2007). 16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah segala sesuatu yang ada dikepala kita. Kita dapat mengetahui sesuatu berdasarkan pengalaman yang kita miliki.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. asli Indonesia. Daerah asalnya adalah India dan Afrika Tengah. Tanaman ini

BAB I PENDAHULUAN. asli Indonesia. Daerah asalnya adalah India dan Afrika Tengah. Tanaman ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kacang panjang sudah lama dikenal di Indonesia, tetapi bukan tanaman asli Indonesia. Daerah asalnya adalah India dan Afrika Tengah. Tanaman ini tumbuh dan menyebar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keluarga yang sehat merupakan kebahagian bagi kehidupan manusia. Hal ini memang menjadi tujuan pokok dalam kehidupan. Soal kesehatan ditentukan oleh makanan

Lebih terperinci

Kehamilan Resiko Tinggi. Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013

Kehamilan Resiko Tinggi. Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013 Kehamilan Resiko Tinggi Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013 Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya.

Lebih terperinci

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif dr. Yulia Megawati Tenaga Kerja Adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. lahir. Salah satu syarat penting agar terjadi kehamilan istri harus dapat

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. lahir. Salah satu syarat penting agar terjadi kehamilan istri harus dapat BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Kehamilan. 2.1.1. Pengertian Kehamilan Kehamilan dimulai dari proses pembuahan (konsepsi) sampai sebelum janin lahir. Salah satu syarat penting agar terjadi kehamilan istri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kehamilan merupakan proses fisiologis yang memberikan perubahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kehamilan merupakan proses fisiologis yang memberikan perubahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kehamilan Kehamilan merupakan proses fisiologis yang memberikan perubahan pada ibu maupun lingkungannya. Dengan adanya kehamilan maka seluruh sistem genetalia wanita mengalami

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh keadaan gizi (Kemenkes, 2014). Indonesia merupakan akibat penyakit tidak menular.

BAB 1 PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh keadaan gizi (Kemenkes, 2014). Indonesia merupakan akibat penyakit tidak menular. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu ciri bangsa maju adalah bangsa yang memiliki tingkat kesehatan, kecerdasan, dan produktivitas kerja yang tinggi. Ketiga hal ini dipengaruhi oleh keadaan gizi

Lebih terperinci

GIZI. Pentingnya makanan bagi kesehatan Makanan bergizi Syarat dan Nilai makanan sehat Zat makanan yang mengganggu kesehatan

GIZI. Pentingnya makanan bagi kesehatan Makanan bergizi Syarat dan Nilai makanan sehat Zat makanan yang mengganggu kesehatan GIZI Pentingnya makanan bagi kesehatan Makanan bergizi Syarat dan Nilai makanan sehat Zat makanan yang mengganggu kesehatan Lanjutan Gizi : Arab gizzah : zat makanan sehat Makanan : segala sesuatu yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kehamilan a. Pengertian Kehamilan merupakan fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan ovum yang dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan normal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kembang bayi dan anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN. kembang bayi dan anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usia 0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, sehingga kerap diistilahkan sebagai periode emas sekaligus periode kritis. Periode emas dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Asupan Gizi Ibu Hamil 1. Kebutuhan Gizi Gizi adalah suatu proses penggunaan makanan yang dikonsumsi secara normal oleh suatu organisme melalui proses digesti, absorbsi, transportasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan merupakan masa yang dihitung sejak Hari Pertama

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan merupakan masa yang dihitung sejak Hari Pertama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa kehamilan merupakan masa yang dihitung sejak Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati, yang menandai awal masa sebelum menjelang persalinan.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan janin dalam

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan janin dalam BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Status Gizi Ibu Hamil Status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungan. Bila status gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asupan gizi yang baik selama kehamilan merupakan hal yang penting,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asupan gizi yang baik selama kehamilan merupakan hal yang penting, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asupan gizi yang baik selama kehamilan merupakan hal yang penting, yaitu dengan mengkonsumsi banyak makronutrien dan mikronutrien yang memberikan manfaat untuk memenuhi

Lebih terperinci

makalah KEK dalam kehamilan

makalah KEK dalam kehamilan makalah KEK dalam kehamilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Empat masalah gizi utama di Indonesia yaitu Kekurangan Energi Kronik (KEK), Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Kekurangan Vitamin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi 1. Defenisi motivasi Istilah motivasi berasal dari bahasa latin, yakni movere yang berarti menggerakan (Winardi, 2007). Swanburg 2002 mendefenisikan motivasi sebagai

Lebih terperinci

KONSEP ILMU GIZI DAN PENGELOMPOKAN ZAT-ZAT GIZI. Fitriana Mustikaningrum S.Gz., M.Sc

KONSEP ILMU GIZI DAN PENGELOMPOKAN ZAT-ZAT GIZI. Fitriana Mustikaningrum S.Gz., M.Sc KONSEP ILMU GIZI DAN PENGELOMPOKAN ZAT-ZAT GIZI Fitriana Mustikaningrum S.Gz., M.Sc Tujuan Pembelajaran Mengetahui ruang lingkup gizi Mengetahui hubungan gizi dengan kesehatan Mengetahui Pengelompokan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perubahan Fisiologis Kehamilan yang Mempengaruhi Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil A.1. Janin Pertumbuhan janin dibagi menjadi tiga fase pertumbuhan sel yang berurutan. Fase

Lebih terperinci

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia umumnya digunakan untuk menggambarkan makanan yang dianggap bermanfaat bagi kesehatan, melebihi diet sehat normal yang diperlukan bagi nutrisi manusia. Makanan Sehat "Makanan Kesehatan" dihubungkan dengan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kalsium Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh. Kalsium dibutuhkan di semua jaringan tubuh, khususnya tulang. Sekitar 99% kalsium tubuh berada

Lebih terperinci

PENGETAHUAN, SIKAP, PRAKTEK KONSUMSI SUSU DAN STATUS GIZI IBU HAMIL

PENGETAHUAN, SIKAP, PRAKTEK KONSUMSI SUSU DAN STATUS GIZI IBU HAMIL 71 Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Tanggal wawancara: Kode responden PENGETAHUAN, SIKAP, PRAKTEK KONSUMSI SUSU DAN STATUS GIZI IBU HAMIL Nama Responden :... Alamat :...... No. Telepon :... Lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB Ι PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang terjadi pada setiap

BAB Ι PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang terjadi pada setiap BAB Ι PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang terjadi pada setiap wanita, menurut Depkes RI kehamilan merupakan masa kehidupan yang penting. Pada masa ini ibu harus

Lebih terperinci

GIZI SEIMBANG PADA USIA DEWASA

GIZI SEIMBANG PADA USIA DEWASA 1 GIZI SEIMBANG PADA USIA DEWASA 2 PENDAHULUAN Keberhasilan pembangunankesehatan Tdk sekaligus meningkat kan mutu kehidupan terlihat dari meningkatnya angka kematian orang dewasa karena penyakit degeneratif

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Proses Kehamilan dan Tumbuh Kembang Janin

TINJAUAN PUSTAKA Proses Kehamilan dan Tumbuh Kembang Janin 4 TINJAUAN PUSTAKA Proses Kehamilan dan Tumbuh Kembang Janin Awal terjadinya kehamilan yang dialami seorang wanita diawali dengan adanya konsepsi. Pada tahap ini faktor gizi sangat berperan penting untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Susu Ibu 1. Pengertian ASI ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, lactose dan garamgaram organic yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Mengkonsumsi Asam Folat 1. Pengertian Perilaku Menurut Skiner (1938) dalam Notoatmodjo (2007) perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 27 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Sosial Ekonomi Sampel dalam penelitian ini adalah wanita dewasa dengan rentang usia 20-55 tahun. Menurut Hurlock (2004) rentang usia sampel penelitian ini dapat dikelompokkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Perilaku adalah suatu aksi reaksi organisme terhadap lingkungannya. Hal ini berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan

Lebih terperinci

Vitamin. Dibawah ini merupakan penjelasan jenis jenis vitamin, dan sumber makanan yang mengandung vitamin

Vitamin. Dibawah ini merupakan penjelasan jenis jenis vitamin, dan sumber makanan yang mengandung vitamin Vitamin Pengertian Vitamin adalah sekelompok senyawa organik amina yang sangat penting dan sangat dibutuhkan oleh tubuh, karena vitamin berfungsi untuk membantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh (vitamin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Hipertensi a. Pengertian Hipertensi Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dengan tekanan sistolik di atas 140 mmhg dan tekanan diastolik

Lebih terperinci

Apakah Diet Makanan Saja Cukup Sebagai Obat Diabetes Alami?

Apakah Diet Makanan Saja Cukup Sebagai Obat Diabetes Alami? Apakah Diet Makanan Saja Cukup Sebagai Obat Diabetes Alami? Bicara tentang diabetes pasti juga perlu membicarakan mengenai diet makanan bagi penderita diabetes. Diet makanan bagi penderita diabetes dapat

Lebih terperinci

kekurangan energi kronik (pada remaja puteri)

kekurangan energi kronik (pada remaja puteri) kekurangan energi kronik (pada remaja puteri) BAB I PENDAHALUAN A. LATAR BELAKANG Masalah gizi masih merupakan beban berat bagi bangsa, hakekatnya berpangkal dari keadaan ekonomi dan pengetahuan masyarakat,

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penanggulangan masalah gizi dan kesehatan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang paling baik adalah pada masa menjelang dan saat prenatal, karena: (1) penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tergantung orang tua. Pengalaman-pengalaman baru di sekolah. dimasa yang akan datang (Budianto, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. tergantung orang tua. Pengalaman-pengalaman baru di sekolah. dimasa yang akan datang (Budianto, 2009). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak SD (sekolah dasar) yaitu anak yang berada pada usia 6-12 tahun, memiliki fisik yang lebih kuat dibandingkan dengan balita, mempunyai sifat individual dalam banyak

Lebih terperinci

Sistem Pencernaan Manusia

Sistem Pencernaan Manusia Sistem Pencernaan Manusia Manusia memerlukan makanan untuk bertahan hidup. Makanan yang masuk ke dalam tubuh harus melalui serangkaian proses pencernaan agar dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anemia pada remaja putri merupakan salah satu dampak masalah kekurangan gizi remaja putri. Anemia gizi disebabkan oleh kekurangan zat gizi yang berperan dalam

Lebih terperinci

Pengetahuan Dasar Gizi Cica Yulia, S.Pd, M.Si

Pengetahuan Dasar Gizi Cica Yulia, S.Pd, M.Si Pengetahuan Dasar Gizi Cica Yulia, S.Pd, M.Si Pelatihan dan Pendidikan Baby Sitter Rabu 4 November 2009 Pengertian Gizi Kata gizi berasal dari bahasa Arab Ghidza yang berarti makanan Ilmu gizi adalah ilmu

Lebih terperinci

LOGO VITAMIN DAN MINERAL

LOGO VITAMIN DAN MINERAL LOGO VITAMIN DAN MINERAL Widelia Ika Putri, S.T.P., M.Sc Vitamin - Zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil - Pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh - Zat pengatur pertumbuhan

Lebih terperinci

KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK. ANITA APRILIAWATI, Ns., Sp.Kep An Pediatric Nursing Department Faculty of Nursing University of Muhammadiyah Jakarta

KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK. ANITA APRILIAWATI, Ns., Sp.Kep An Pediatric Nursing Department Faculty of Nursing University of Muhammadiyah Jakarta KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK ANITA APRILIAWATI, Ns., Sp.Kep An Pediatric Nursing Department Faculty of Nursing University of Muhammadiyah Jakarta NUTRISI PADA ANAK Pemenuhan kebutuhan nutrisi anak Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kelompok yang paling rawan dalam berbagai aspek, salah satunya terhadap

BAB 1 : PENDAHULUAN. kelompok yang paling rawan dalam berbagai aspek, salah satunya terhadap BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan adalah suatu proses pembuahan dalam rangka melanjutkan keturunan sehingga menghasilkan janin yang tumbuh di dalam rahim seorang wanita (1). Di mana dalam

Lebih terperinci

Nutrition in Elderly

Nutrition in Elderly Nutrition in Elderly Hub gizi dg usia lanjut Berperan besar dalam longevity dan proses penuaan Percobaan pada tikus: restriksi diet memperpanjang usia hidup Menurunkan peny kronis Peningkatan konsumsi

Lebih terperinci

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya Secara garis besar, bahan pangan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu bahan pangan asal tumbuhan (nabati) dan bahan pangan asal hewan (hewani).

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Gizi a. Definisi Gizi Kata gizi berasal dari bahasa Arab ghidza yang berarti makanan. Menurut cara pengucapan Mesir, ghidza dibaca ghizi. Gizi adalah segala

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENGAJARAN NUTRISI IBU HAMIL. Disusun oleh:

SATUAN ACARA PENGAJARAN NUTRISI IBU HAMIL. Disusun oleh: SATUAN ACARA PENGAJARAN NUTRISI IBU HAMIL Disusun oleh: POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SEMARANG 2006 SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan : Nutrisi : Nutrisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bukanlah zat yang bisa dihasilkan oleh tubuh melainkan kita harus

BAB I PENDAHULUAN. bukanlah zat yang bisa dihasilkan oleh tubuh melainkan kita harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mineral merupakan unsur kimia yang diperlukan untuk tubuh kita. Mineral bukanlah zat yang bisa dihasilkan oleh tubuh melainkan kita harus mendapatkannya dari luar tubuh

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Definisi Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah

TINJAUAN PUSTAKA Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Definisi Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) 2.1.1. Definisi Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah Menurut Saifuddin (2001), Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir

Lebih terperinci

3. plasebo, durasi 6 bln KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

3. plasebo, durasi 6 bln KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS persisten, RCT 2. Zn + Vit,mineral 3. plasebo, durasi 6 bln BB KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BB, PB Zn dan Zn + vit, min lebih tinggi drpd plasebo Kebutuhan gizi bayi yang tercukupi dengan baik dimanifestasikan

Lebih terperinci

12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG

12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG 12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG Makanlah Aneka Ragam Makanan Kecuali bayi diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantintasnya Triguna makanan; - zat tenaga; beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu dilakukan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masalah gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu dilakukan penanganan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan. Untuk mengatasi masalah gizi diperlukan

Lebih terperinci

PENERAPAN FINITE COVERING DALAM PEMILIHAN BAHAN MAKANAN BAGI IBU HAMIL

PENERAPAN FINITE COVERING DALAM PEMILIHAN BAHAN MAKANAN BAGI IBU HAMIL Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 6, No. 01 (2017), hal 19 28. PENERAPAN FINITE COVERING DALAM PEMILIHAN BAHAN MAKANAN BAGI IBU HAMIL Silvana Rika, Mariatul Kiftiah, Shantika

Lebih terperinci

Pola Makan Sehat. Oleh: Rika Hardani, S.P.

Pola Makan Sehat. Oleh: Rika Hardani, S.P. Pola Makan Sehat Oleh: Rika Hardani, S.P. Makalah ini disampaikan pada Seminar Online Kharisma ke-2, Dengan Tema: ' Menjadi Ratu Dapur Profesional: Mengawal kesehatan keluarga melalui pemilihan dan pengolahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai tolak ukur keberhasilan kesehatan ibu maka salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai tolak ukur keberhasilan kesehatan ibu maka salah satu indikator 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia masih tergolong tinggi. Sebagai tolak ukur keberhasilan kesehatan ibu maka salah satu indikator terpenting untuk menilai kualitas

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG NUTRISI BAGI KESEHATAN DI SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 MEDAN TAHUN 2009

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG NUTRISI BAGI KESEHATAN DI SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 MEDAN TAHUN 2009 KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG NUTRISI BAGI KESEHATAN DI SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 MEDAN TAHUN 2009 No. Responden : Kelas : Diisi oleh peneliti Petunjuk: Jawablah pertanyaan di bawah

Lebih terperinci

2. Sebagai bahan masukan kepada pihak rumah sakit sehingga dapat melakukan. 3. Sebagai bahan masukan atau sebagai sumber informasi yang berguna bagi

2. Sebagai bahan masukan kepada pihak rumah sakit sehingga dapat melakukan. 3. Sebagai bahan masukan atau sebagai sumber informasi yang berguna bagi 2. Sebagai bahan masukan kepada pihak rumah sakit sehingga dapat melakukan konseling kepada ibu hamil mengenai pentingnya pemeriksaan kehamilan sebagai deteksi dini ibu hamil risiko tinggi dalam rangka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Status gizi adalah merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu (Supariasa,dkk,2002).

Lebih terperinci

19/02/2016. Siti Sulastri, SST

19/02/2016. Siti Sulastri, SST Siti Sulastri, SST Usia 0 12 bulan Fase atau tahap awal untuk menentukan kondisi serta perkembangan bayi untuk tahun yang akan datang/ tahun perkembangan bayi berikutnya Tumbuh dengan sangat cepat Mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan Penulisan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan Penulisan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap mahluk hidup membutuhkan makanan untuk mempertahankan kehidupannya, karena didalam makanan terdapat zat-zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk melakukan kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengetahuan a. Definisi Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam bentuk. variabel tertentu ( Istiany, 2013).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam bentuk. variabel tertentu ( Istiany, 2013). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Status Gizi a. Definisi Status Gizi Staus gizi merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutritute dalam

Lebih terperinci

RINA HASNIYATI, SKM, M.Kes

RINA HASNIYATI, SKM, M.Kes RINA HASNIYATI, SKM, M.Kes PENDAHULUAN Bayi : Umur 0-12 bulan Bayi Cukup Bulan (Full term) Usia kehamilan Berat Badan Tinggi Badan : 270 290 hari : 2,7 3,2 kg : 48 50 cm 2. Bayi Prematur 3. Bayi BBLR Masa

Lebih terperinci

2013, No.710 6

2013, No.710 6 6 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWASAN MINUMAN KHUSUS IBU HAMIL DAN/ATAU IBU MENYUSUI PERSYARATAN KEAMANAN, MUTU DAN GIZI

Lebih terperinci

Kontribusi Pangan : Lauk Hewani Lauk Nabati Sayuran TINJAUAN PUSTAKA

Kontribusi Pangan : Lauk Hewani Lauk Nabati Sayuran TINJAUAN PUSTAKA Kontribusi Pangan : Lauk Hewani Kontribusi Tingkat Kontribusi Tingkat Protein Konsumsi Zat Pemilihan Konsumsi Protein Besi Besar Lauk Zat Lauk Daya Protein Hewani Pengetahuan Keluarga Lauk Sayuran Besi

Lebih terperinci

GIZI DAUR HIDUP: Gizi Ibu Hamil

GIZI DAUR HIDUP: Gizi Ibu Hamil GIZI DAUR HIDUP: Gizi Ibu Hamil By Suyatno,, Ir., MKes. Contact: E-mail: suyatnofkmundip@gmail.com Blog: suyatno.blog.undip.ac.id Hp/Telp Telp: : 08122815730 / 024-70251915 Fisiologis Kehamilan Kehamilan:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berkembang, termasuk. Riskesdas, prevalensi anemia di Indonesia pada tahun 2007 adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berkembang, termasuk. Riskesdas, prevalensi anemia di Indonesia pada tahun 2007 adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anemia merupakan masalah gizi yang sering terjadi di dunia dengan populasi lebih dari 30%. 1 Anemia lebih sering terjadi di negara berkembang, termasuk Indonesia.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Zat besi Besi (Fe) adalah salah satu mineral zat gizi mikro esensial dalam kehidupan manusia. Tubuh

Lebih terperinci

MAKALAH GIZI ZAT BESI

MAKALAH GIZI ZAT BESI MAKALAH GIZI ZAT BESI Di Buat Oleh: Nama : Prima Hendri Cahyono Kelas/ NIM : PJKR A/ 08601241031 Dosen Pembimbing : Erwin Setyo K, M,Kes FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Kehamilan Risiko Tinggi Kehamilan berisiko adalah kehamilan yang akan menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar, baik terhadap ibu maupun terhadap janin

Lebih terperinci

7 Manfaat Daun Singkong

7 Manfaat Daun Singkong 7 Manfaat Daun Singkong Manfaat Daun Singkong Penduduk asli negara Indonesia tentunya sudah tidak asing lagi dengan pohon singkong. Pohon singkong merupakan salah satu jenis tanaman yang banyak ditanam

Lebih terperinci

MAKALAH MATA KULIAH PANGAN DAN GIZI HASIL TERNAK. Oleh : Titian Rahmad S. H

MAKALAH MATA KULIAH PANGAN DAN GIZI HASIL TERNAK. Oleh : Titian Rahmad S. H MAKALAH MATA KULIAH PANGAN DAN GIZI HASIL TERNAK Oleh : Titian Rahmad S. H0506010 JURUSAN/PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009 MINERAL Mineral merupakan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta lokasi penelitian Puskesmas Putri Ayu Kecamatan Telanaipura

Lampiran 1. Peta lokasi penelitian Puskesmas Putri Ayu Kecamatan Telanaipura Lampiran 1. Peta lokasi penelitian Puskesmas Putri Ayu Kecamatan Telanaipura 66 67 Lampiran 2. Kisi-kisi instrumen perilaku KISI-KISI INSTRUMEN Kisi-kisi instrumen pengetahuan asupan nutrisi primigravida

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. zaman dahulu jus buah dijadikan minuman raja-raja untuk menjaga kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. zaman dahulu jus buah dijadikan minuman raja-raja untuk menjaga kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buah-buahan telah lama dikenal sebagai sumber vitamin dan mineral. Pada zaman dahulu jus buah dijadikan minuman raja-raja untuk menjaga kesehatan tubuh. Demikian pula

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anemia Anemia gizi disebabkan oleh defisiensi zat besi, asam folat, dan / atau vitamin B12, yang kesemuanya berakar pada asupan yang tidak adekuat, ketersediaan hayati rendah

Lebih terperinci

Calcium Softgel Cegah Osteoporosis

Calcium Softgel Cegah Osteoporosis Calcium Softgel Cegah Osteoporosis Calcium softgel mampu mencegah terjadinya Osteoporosis. Osteoporosis adalah penyakit tulang yang ditandai dengan menurunnya massa tulang (kepadatan tulang) secara keseluruhan.

Lebih terperinci

MIKRONUTRISI REVIEW. Makronutrisi PENDAHULUAN. Nutrisi 4/11/2015. Fat. onutri si. Karbohidrat. Protein. onutr isi NUGROHO AGUNG S.

MIKRONUTRISI REVIEW. Makronutrisi PENDAHULUAN. Nutrisi 4/11/2015. Fat. onutri si. Karbohidrat. Protein. onutr isi NUGROHO AGUNG S. MIKRONUTRISI REVIEW Nutrisi dan Kesehatan Makronutrisi Karbohidrat Lemak dan Protein Mikronutrisi NUGROHO AGUNG S. PENDAHULUAN Makronutrisi mikr onutr isi makr onutri si Nutrisi Karbohidrat Fat Makronutrisi

Lebih terperinci

PMS semakin berat setelah melahirkan beberapa anak, terutama bila pernah mengalami kehamilan dengan komplikasi seperti toksima.

PMS semakin berat setelah melahirkan beberapa anak, terutama bila pernah mengalami kehamilan dengan komplikasi seperti toksima. Menjelang haid atau menstruasi biasanya beberapa wanita mengalami gejala yang tidak nyaman, menyakitkan, dan mengganggu. Gejala ini sering disebut dengan sindrom pra menstruasi atau PMS, yakni kumpulan

Lebih terperinci

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Lampiran 1 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada: Yth. Calon Responden Penelitian Di Tempat Dengan hormat, Saya sebagai Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR PENGUJIAN BAHAN PANGAN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR PENGUJIAN BAHAN PANGAN No. BAK/TBB/BOG311 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2010 Hal 1 dari 9 BAB III ACUAN LABEL GIZI Jika kita membeli produk makanan atau minuman di supermarket, seringkali Informasi Nilai Gizi yang tercetak pada kemasan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Defenisi Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. repository.unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. repository.unimus.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat terbesar di dunia terutama bagi kelompok Ibu hamil. Penyebab paling umum dari anemia pada kehamilan adalah kekurangan

Lebih terperinci

Mineral. Pandangan Nutrisi : bahan inorganik yang dibutuhkan. untuk proses kehidupan baik dalam bentuk ion atau

Mineral. Pandangan Nutrisi : bahan inorganik yang dibutuhkan. untuk proses kehidupan baik dalam bentuk ion atau Mineral Mineral Pandangan Nutrisi : bahan inorganik yang dibutuhkan untuk proses kehidupan baik dalam bentuk ion atau elemen bebas. Diperoleh dari makanan (tubuh tidak dpt memproduksi) Fungsi Sebagai katalisator

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan ekstraksi biji tanaman kopi. Kopi dapat digolongkan sebagai minuman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan ekstraksi biji tanaman kopi. Kopi dapat digolongkan sebagai minuman BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kopi 1. Pengertian kopi Kopi merupakan salah satu minuman yang berasal dari proses pengolahan dan ekstraksi biji tanaman kopi. Kopi dapat digolongkan sebagai minuman psikostimulant

Lebih terperinci

HUBUNGAN ASUPAN ZAT BESI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN DAN KADAR FERRITIN PADA ANAK USIA 6 SAMPAI 24 BULAN DI PUSKESMAS KRATONAN SURAKARTA

HUBUNGAN ASUPAN ZAT BESI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN DAN KADAR FERRITIN PADA ANAK USIA 6 SAMPAI 24 BULAN DI PUSKESMAS KRATONAN SURAKARTA HUBUNGAN ASUPAN ZAT BESI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN DAN KADAR FERRITIN PADA ANAK USIA 6 SAMPAI 24 BULAN DI PUSKESMAS KRATONAN SURAKARTA Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah

Lebih terperinci

PRECONCEPTION ADVICE FOR MALE

PRECONCEPTION ADVICE FOR MALE PRECONCEPTION ADVICE FOR MALE TITIS SARI KUSUMA TUJUAN Memberikan edukasi tentang gizi untuk kesehatan reproduksi laki-laki Memberikan anjuran makanan yang sehat untuk kesehatan reproduksi 1 PERBEDAAN

Lebih terperinci