BAB II IDENTIFIKASI DESA. dari latar belakang ataupun sejarah masa lalu desa tersebut. Demikian juga Desa
|
|
- Johan Sugiarto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II IDENTIFIKASI DESA 2.1 Latar Belakang Historis Berbicara mengenai perkembangan sebuah desa tentu saja tidak dapat terlepas dari latar belakang ataupun sejarah masa lalu desa tersebut. Demikian juga Desa Sukatendel yang masih mempunyai cerita masa lalunya sendiri. Adapun kisah masa lalu semacam ini diperoleh melalui cerita lisan dari para orang tua. Desa ini pada awalnya merupakan sebuah kawasan hutan yang belum dijamah oleh masyarakat di sekitarnya. Menurut cerita yang diperoleh, sepasang suami-istri bernama Suka dan Tendel membuka lahan baru di sana untuk dijadikan ladang. 11 Mereka membangun barung yaitu sejenis pondok (sapo) sebagai tempat untuk berteduh. Hal ini kemudian ditiru oleh orang-orang lain yang ikut mendirikan barung mereka sendiri di tempat tersebut. Maka terbentuklah beberapa barung yang disebut dengan barung-barung. Mereka akhirnya mulai bertempat tinggal di barung-barung tersebut. Mereka juga mengikut-sertakan sanak keluarga mereka ke tempat ini. Sedikit demi sedikit orang dari wilayah lain juga mulai berdatangan dan lamakelamaan terbentuklah sebuah komunitas, di mana pada akhirnya mereka memutuskan untuk membangun sebuah desa. Penduduk di desa yang baru ini memustuskan untuk memberi nama desa mereka dengan nama pendirinya, Suka dan 11 Sebelumnya, petani masih mengandalkan sistem perladangan berpindah (shifting cultivation), merupakan salah satu corak usaha tani primitif di mana hutan ditebang-bakar kemudian ditanami tanpa melalui proses pengolahan tanah. Corak usahatani ini umumnya muncul di wilayahwilayah yang memiliki kawasan hutan cukup luas di daerah tropik. Sistem perladangan berpindah dilakukan sebelum orang mengenal cara mengolah tanah.
2 Tendel. Untuk kesan praktis, kedua nama mereka digabung sehingga menjadi Sukatendel. 12 Sesuai tradisi, pendirian sebuah desa tidak dapat terpisahkan dengan sistem kekerabatan masyarakat karo, yang dikenal dengan Rakut Si Telu. Dalam pendirian sebuah desa (kuta), Rakut Si Telu harus ikut mengambil peran. Terdapat tiga kelompok dalam susunan kemasyarakatan yang berhubungan dengan proses didirikannya sebuah desa: 1. Pendiri desa (simantek kuta) ialah orang yang berasal dari klan Perangin-angin. Marga ini mempunyai banyak sub-marga yang tersebar di wilayah Karo Teruh Deleng. Jika bertemu dengan orang dari desa lain, maka penduduk desa Sukatendel merasa kesulitan untuk menjelaskan tentang asal marganya. 13 Maka mereka menyebut marga mereka dengan Perangin-angin Sukatendel, untuk menegaskan wilayah tempat tinggalnya. Sejak saat itulah penduduk yang bermarga Perangin-angin disini mulai dikenal dengan Perangin-angin Sukatendel. Kelompok ini disebut juga dengan bangsa taneh. Untuk mendirikan desa, Simantek Kuta membawa serta Anak Beru, Senina dan Kalimbubu-nya. Anak beru yang dibawa pada saat mendirikan desa beserta keturunannya terusmenerus disebut dengan Anak Beru Singian Rudang. Kalimbubu dan keturunannya yang dibawa pada saat pendirian desa terus-menerus disebut Kalimbubu Simajek Lulang. Ketiga kelompok inilah yang mempunyai peranan 12 Wawancara dengan nande Pulungen br. Perangin-angin, Desa Sukatendel, 5 Maret Dalam perkenalan dengan seseorang yang belum pernah dijumpai, biasanya orang Karo akan saling menanyakan marga, yang diikuti asal tempatnya.
3 penting di desa tersebut sebab kelompok ini memegang kendali atas pemerintahan. 2. Kelompok pendatang, yaitu mereka yang datang ke desa ini karena adanya faktor pernikahan dengan sanak saudara simantek kuta. Mereka disebut dengan ginenggem, yang artinya orang yang diayomi. Jika kelompok ini ingin membuka perladangan baru harus juga memperoleh persetujuan dari simantek kuta. 3. Kelompok yang tidak mempunyai hubungan apapun dengan simantek kuta, disebut rakyat derip, atau rakyat biasa. Kelompok ini diharuskan membayar sewa tanah serta mengurus ijin untuk membuka perladangan dan melakukan kerahen, yakni wajib kerja kepada simantek kuta. Kepengurusan desa dipegang oleh marga simantek kuta dan dibantu oleh anak beru-nya sehingga tampak seperti sebuah majelis, sehingga mereka berperan dalam mengambil keputusan atau kebijaksanaan dalam pemerintahan desa. Struktur pemerintahan tradisional ini mulai berubah, ketika Belanda mulai memasuki wilayah Karo pada tahun 1904 yang ditandai dengan ditetapkannya wilayah administratif Onder-afdeling Karolanden. 14 Maka Dararan Tinggi Karo dikelompokkan menjadi lima landschaap, yang masing-masing dipimpin oleh seorang zelfbestuur dalam satu 14 Sarjani Tarigan, Lentera Kehidupan Orang Karo Dalam Berbudaya, Kabanjahe: TB. Abdi Karya, 2009, hal. 44.
4 Onder-afdeling. Masing-masing landschaap dibagi atas beberapa urung 15 yang membawahi beberapa desa. - Landschaap Suka terbagi atas empat urung: a. Urung Suka berkedudukan di Desa Suka b. Urung Sukapiring berkedudukan di Desa Seberaya c. Urung Ajinembah berkedudukan di Desa Ajinembah d. Urung Tengging berkedudukan di Desa Tengging - Landschaap Lingga terbagi atas lima urung: a. Urung Sepulu Dua Kuta berkedudukan di Kabanjahe b. Urung Telu Kuru berkedudukan di Desa Lingga c. Urung Naman berkedudukan di Desa Naman d. Urung Tiga Pancur berkedudukan di Desa Tiga Pancur e. Urung Empat Teran berkedudukan di Desa Batu Karang f. Urung Tiganderket berkedudukan di Desa Tiganderket - Landschaap Barusjahe terdiri dari dua urung: a. Urung Si Enem Kuta berkedudukan di Desa Sukanalu b. Urung Si Pitu Kuta berkedudukan di Desa Barusjahe 15 Kata urung berasal dari bahasa Tamil, ur, berarti kampung. Kata urum, berarti sebuah kampung yang penduduknya terdiri dari kasta sudra (petani) yang berada di India selatan pada zaman dahulu.
5 - Landschaap Sarinembah terdiri atas empat urung: a. Urung Sepulu Pitu Kuta berkedudukan di Kabanjehe b. Urung Perbesi berkedudukan di Desa Simbelang c. Urung Juhar berkedudukan di Desa Juhar d. Urung Kutabangun berkedudukan di Desa Kutabangun - Landschaap Kuta Buluh terbagi atas dua urung: a. Urung Namohaji berkedudukan di Desa Kutabuluh b. Urung Liang Melas berkedudukan di Desa Mardinding Setiap urung dipimpin oleh seorang bapa urung yang membawahi beberapa desa, di mana desa ini dipimpin juga oleh seorang pengulu (kepala desa). Setiap desa terbagi atas beberapa kesain yang dipimpin oleh seorang pengulu kesain. Desa Sukatendel termasuk ke dalam wilayah urung Tiganderket. Kedatangan Belanda turut membawa beberapa perubahan, salah satunya adalah dibukanya fasilitas jalan raya yang menghubungkan wilayah Kabanjahe ke wilayah pedesaan di Karo Teruh Deleng, dan Singalor Lau. Maka penduduk Desa Sukatendel membuat sebuah jalan kecil yang menghubungkan pusat desa mereka dengan jalan raya, sehingga untuk mencapai desa ini, harus menempuh jarak sekitar 100 meter dari simpang masuk desa. Area hutan yang sudah ditebang di sekitar desa dimanfaatkan oleh penduduk sebagai lahan untuk bertani dan bersawah. Rumah-rumah penduduk juga mulai dibangun dengan jumlah yang cukup bayak, seiring dengan meningkatnya populasi
6 desa. Rumah dibangun dalam bentuk rumah tradisional Karo, yakni Rumah Si Empat Jabu. Rumah ini didirikan berdasarkan arah hilir (kenjahe) dan hulu (kenjulu) sesuai aliran mata air di desa tersebut. Pergolakan yang terjadi pada tahun 1947 ikut berpengaruh terhadap situasi Desa Sukatendel. 16 Pada masa ini seluruh penduduk turut serta membakar rumah mereka dan mengungsi ke wilayah pedalaman hutan, jauh dari desa mereka. 17 Di sanalah mereka bertempat tinggal untuk sementara sembari menunggu situasi aman kembali. Selama masa pengungsian, mereka hanya dapat mengkonsumsi apa yang disediakan oleh alam, seperti ubi. Sekitar 5 atau 6 bulan mengungsi, penduduk merasa bahwa situasi telah aman kembali. Maka penduduk yang mengungsi memutuskan untuk pulang ke wilayah Desa Sukatendel. Mengingat kondisi desa yang sudah kacau dan berantakan, maka dilaksanakan sebuah musyawarah. Mereka berdiskusi tentang tata ruang desa yang akan mereka bangun kembali. Melalui musyawarah tersebut diperoleh kesimpulan, bahwa setiap kepala keluarga berhak mendapatkan sebidang tanah, untuk dibangun rumah di atasnya. Luas dan lebar tanah yang diberikan sama untuk masing-masing kepala keluarga, sehingga tidak terjadi pertengkaran. Masing-masing rumah dibangun kembali, namun tidak lagi bermodelkan Rumah Si Empat Jabu, melainkan rumah sederhana dengan model klasik, mirip dengan rumah panggung; fondasi yang terbuat dari batu dengan disertai tiang kayu penahan lantai (pandak), mempunyai kolong di bawah rumah, dan mempunyai redan ture (tangga naik ke teras rumah). Antara satu 16 Pergolakan ini tidak terlepas dari masuknya Sekutu dibonceng oleh Belanda (NICA) ke berbagai wilayah Indonesia setelah kekalahan Jepang. 17 Wawancara dengan nande Mara br Perangin-angin, 17 September 2010.
7 rumah dengan rumah yang lainnya dibuat pemisah berupa jalan setapak yang memudahkan warga untuk berjalan-jalan di sekitar desa. Untuk status kepemilikan ladang atau sawah yang ditinggalkan sebelumnya, hal tersebut tidak menjadi masalah, karena setiap pemilik ladang atau sawah masih tetap mendapatkan hak atas tanah mereka. Setelah penduduk dapat kembali membangun desa mereka, maka aktivitas harian mereka juga kembali kepada keadaan semula, yaitu bertani atau bersawah. 2.2 Kondisi Alam dan Geografis Desa Sukatendel merupakan salah satu desa dari 25 desa yang berada di Kecamatan Payung. 18 Desa ini berjarak 25 km dari ibukota Kabupaten Karo, Kabanjahe dan berjarak 101 km dari Medan. 19 Luas desa ini 6,16 km 2 atau sekitar 4,60% dari luas Kecamatan Payung. Luas desa tampaknya tidak mengalami perubahan yang signifikan, terkecuali pada tahun Adapun penyebab perubahan luas ini akan dibahas pada bab selanjutnya. 18 Dalam kurun waktu penelitian ini ( ) Desa Sukatendel masih termasuk ke dalam Kecamatan Payung. Pada Tahun 2005 Bupati Karo menerbitkan PERDA nomor 04 tahun 2005 tentang pembentukan kecamatan baru dimana salah satu kecamatan yang mengalami pemekaran ialah Kecamatan Payung menjadi 2 kecamatan. Kecamatan Payung (sebagai kecamatan induk pindah ibukota kecamatan dari Tiganderket ke Payung), sedangkan Kecamatan Tiganderket (kecamatan pemekaran) ibukotanya di Tiganderket. Secara resmi Kecamatan Tiganderket telah disahkan oleh Bupati Karo tanggal 29 Desember Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo, Kecamatan Payung Dalam Angka 1996, hal. 1.
8 Tabel 1 Klasifikasi Tanah dan Fungsinya LUAS (HA) % FUNGSI TANAH Tanah Sawah ,86 6,49 Tanah Kering 97, ,83 27,27 Bangunan Pekarangan 7 7 1,14 1,14 Lainnya 401,5 401,5 65,17 65,17 JUMLAH Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo, Kecamatan Payung Dalam Angka 1996 & 1997 Pemukiman terdapat di tengah-tengah desa dengan susunan rapi, dan teratur. Sawah ataupun ladang yang terdapat di desa ini sebagian besar berada di luar pemukiman warga. Sawah dan ladang mereka terletak di wilayah perbatasan antar desa Sukatendel dengan desa-desa lain. Para petani dapat berjalan kaki jika ingin pergi ke sawah atau ladang mereka, karena jaraknya tidak terlalu jauh dari desa. Adapun batas wilayah desa dapat dilihat sebagai berikut. 20 Utara - Desa Susuk, Desa Kutambaru. Timur - Desa Tiganderket, Desa Tanjung Merawa. Selatan - Desa Batukarang. Barat Desa Jandimeriah. 20 Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo, Kecamatan Payung Dalam Angka 1996
9 Desa ini berada di ketinggian 900 m dari permukaan laut dengan suhu udara sekitar 21 C - 26 C dan curah hujan 1800 mm per tahun. 21 Dengan letaknya yang berjarak 7 km dari gunung berapi Sinabung (2451 m), tanah di desa ini tergolong cukup subur, sehingga penduduk desa memanfaatkannya sebagai lahan untuk bertani dan bersawah. Desa Sukatendel juga mempunyai bagian-bagian khusus yang dapat dimanfaatkan oleh warganya. Bagian-bagian itu meliputi daerah yang luas dan mempunyai fungsinya masing-masing, seperti uraian berikut: a) Perumahan warga Sebelum periode kemerdekaan, penduduk tinggal di sebuah rumah tradisional yang disebut Rumah Adat. Khusus di wilayah Karo Teruh Deleng, rumah dihuni oleh empat keluarga, sehingga disebut Rumah Si Empat Jabu. Rumah itu dihuni oleh simantek kuta (jabu benana kayu), anak beru-nya (ujung kayu), sembuyak/biak senina simantek kuta (lepar benana kayu) dan kalimbubu simantek kuta (lepar ujung kayu). Namun setelah desa dibumihanguskan pada tahun 1947, bentuk fisik rumah pun berubah seperti uraian di atas. b) Kesain Kesain merupakan tempat semacam alun-alun yang dipergunakan sebagai tempat dilaksanakannya sebuah acara adat. Kesain juga berfungsi sebagai tempat anak-anak untuk bermain-main. Pada zaman dulu, tidak semua warga 21 Curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Curah hujan 1800 mm artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar, tertampung air setinggi 1800 mm.
10 desa dapat mempergunakan kesain ini untuk acara adat mereka. Hanya mereka yang berasal dari kelompok simantek kuta saja yang dapat menggunakan kesain ini. Kelompok ginenggem juga dapat mempergunakan kesain, tapi harus meminta izin dari simantek kuta terlebih dahulu. Aturan ini mulai dihapuskan setelah Belanda masuk ke Tanah Karo. c) Jambur Jambur mempunyai beberapa fungsi: - Sebagai lumbung, dimana warga desa dapat menyimpan padi. Masingmasing warga dapat menyimpan padi milik mereka, dan tidak tergabung begitu saja dengan padi milik orang lain. - Bagian atas jambur dipergunakan oleh para anak laki-laki yang sudah remaja (anak perana) untuk tidur. - Bagian bawah jambur dipergunakan sebagai tempat untuk bercengkerama antar warga. - Jambur juga dipergunakan sebagai tempat untuk memasak lauk-pauk pada saat sebuah acara adat tengah berlangsung. d) Geriten Geriten ialah tempat diletakkannya tengkorak para leluhur pendiri desa, atau seorang keturunannya yang mempunyai prestise dan wibawa yang tinggi. Pembuatan sebuah geriten kepada seorang yang telah meninggal tidak boleh sembarangan, melainkan harus dilihat dari sudut moral, kekuasaan atau kekayaan orang tersebut. Tokoh yang diletakkan di dalam Geriten patut menjadi contoh bagi orang lain, terlebih pada keturunannya.
11 e) Pendonen Pendonen ialah kuburan bagi orang-orang yang sudah meninggal. Pendonen mulai dibuat sejalan dengan pemerintahan Belanda di Tanah Karo, sekitar tahun Sebelumnya mayat orang yang sudah meninggal dibakar dan abunya dihanyutkan ke sungai. 22 f) Perjuman Area di sekitar desa dijadikan perjuman atau perladangan bagi warga setempat. Ada warga yang menjadikan area tersebut menjadi sawah dengan mengalirkan air dari parit di tepian jalan, sehingga mereka dapat menanam padi. Setiap ladang diberi pagar, selain sebagai pembatas, juga untuk mencegah masuknya hewan peliharaan warga. Di setiap ladang biasanya dibangun sebuah pondok kecil (sapo) sebagai tempat berteduh, atau menyimpan berbagai peralatan tani. Di sawah, selain membangun sapo, petani juga membangun sebuah pantar, yaitu sebuah tempat yang dikhususkan untuk mengamati burung-burung saat padi sudah menguning. Pantar dibuat lebih tinggi dari sapo, terbuat dari kayu, tanpa dinding, hanya atap dan lantai disertai dengan tiang penahan lantai. Dari pinggir sawah dipasang banyak tali yang dihubungkan ke pantar, sehingga jika sekelompok burung mendekati sawah, tali tersebut dapat digoyang-goyangkan oleh si penjaga sawah untuk menakut-nakuti kelompok burung. 22 Ritual menghanyutkan abu jenazah ke sungai ini merupakan salah satu bukti peninggalan pengaruh Hindu di Tanah Karo.
12 g) Kerangen Kerangen (hutan) desa merupakan milik warga desa sepenuhnya, dimana warga biasa mencari kayu bakar atau balok kayu di sana. h) Barong Barong merupakan wilayah di luar perladangan yang dipergunakan oleh warga sebagai tempat untuk mengembalakan ternaknya. Ternak yang dipelihara harus mempunyai gembala (permakan) supaya ternak-ternak tersebut tidak pergi ke luar barong dan merusak tanaman orang lain. i) Perjalangen Perjalangen merupakan sebuah wilayah luas yang dikhususkan untuk hewanhewan yang tidak digembalakan. Perjalangen ialah milik simantek kuta, sebagai bagian dari Tanah Kesain. Di sini perladangan tidak diizinkan. Jikalau ada warga yang ingin membuka perladangan di perjalangen, maka ia harus mendapat izin dari pengulu (kepala desa), memagar ladangnya dan membayar sewa tanah kepada pengulu. j) Tapin Tapin merupakan sungai yang mengalir di sebuah desa. Setiap desa biasanya mempunyai sebutan khusus untuk sungai mereka. Tapin di Desa Sukatendel disebut dengan Lau Bentayan. k) Buah Uta-uta Buah Uta-uta ialah tempat dimana warga biasanya melangsungkan upacara religius. Misalkan jika terjadi musim kemarau yang panjang, maka warga desa melakukan upacara meminta hujan (Ndilo Wari Udan). Jika permohonan
13 mereka berhasil dan hasil panen memuaskan, warga kembali mengadakan upacara pemujaan Buah Uta-uta (Mere Buah Uta-uta) 2.3 Komposisi Penduduk Berdasarkan data yang diperoleh, Desa Sukatendel mencapai tingkat populasi tertinggi pada tahun 1995, yakni 1379 orang, dengan kepadatan penduduk 224 orang per km 2. Untuk tahun-tahun selanjutnya jumlah penduduk desa bekisar di antara angka 1100-an. Berikut rincian jumlah penduduk beserta kepadatan penduduknya: Tabel 2 Komposisi Jumlah Penduduk TAHUN Keterangan Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk per km Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo, Kecamatan Payung Dalam Angka Jadi dapat disimpulkan bahwa pertambahan penduduk kerap bertambah sebelum tahun 1995 dan setelah itu jumlahnya cenderung tidak banyak berubah dari tahun ke tahun. Adanya penurunan angka ini umumnya disebabkan bertambahnya jumlah penduduk yang pindah ke kota, dan juga karena putra-putri mereka yang hendak bersekolah dan mencari pekerjaan di kota.
14 Mayoritas penduduk desa ialah suku Karo, namun terdapat juga beberapa etnis suku lain, seperti Jawa dan Toba. Selain itu tampak adanya rasa solidaritas yang tinggi antar etnis. Meskpiun mayoritas warga desa bermarga Perangin-angin, namun terdapat juga marga-marga Karo yang lainnya di sini. Hal ini umumnya disebabkan karena faktor pernikahan. Mata pencaharian warga umumnya adalah bertani. Ada juga warga yang tidak mempunyai ladang atau sawah sehingga pekerjaan sehari-hari mereka ialah bekerja di ladang orang lain (ngemo). Orang yang ngemo ini biasanya akan menawarkan diri untuk bekerja di ladang atau sawah seseorang. Ia akan memperoleh upah sesuai lama atau jenis pekerjaan yang diberikan si pemilik lahan. Tabel 3 Komposisi Penduduk Menurut Jenis Pekerjaan Tahun 1996 Sektor Pekerjaan Jumlah Jiwa Pertanian 762 PNS/ABRI 18 Lainnya 33 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo, Kecamatan Payung Dalam Angka 1996 Warga desa mempunyai sifat keterbukaan yang tinggi. Hal ini ditandai dengan mulai diterimanya agama Kristen dan Islam memasuki tahun Agama Islam dibawa oleh etnis Jawa yang bermukim di desa ini untuk mencari pekerjaan.
15 Meskipun terdapat perbedaan agama antara mereka, namun hal ini tidak menjadi sesuatu hal yang menghalangi interaksi sosial antara mereka. Tabel 4 Komposisi Penduduk Menurut Agama Tahun 1996 No. Jenis Agama Jumlah/Jiwa 1 Kristen Islam 583 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo, Kecamatan Payung Dalam Angka 1996 Di sini terdapat sebuah masjid dan dua unit bangunan gereja, tempat penduduk beribadah. Meskipun semua penduduk desa telah menganut agamanya masing-masing, namun masih ada juga warga yang menganut konsep agama tradisional. 23 Hal ini ditandai dengan masih adanya warga yang melaksanakan upacara adat seperti Erpangir Ku Lau, atau Ndilo Wari Udan. Di desa ini terdapat sebuah Sekolah Dasar Negeri dan pada tahun 1997 pemerintah membangun sebuah Sekolah Menengah Pertama dan sebuah Sekolah Menengah Atas. 24 Para orang tua sangat menganjurkan anak-anak mereka untuk bersekolah, paling tidak sampai tamat Sekolah Menengah Pertama. 23 Kepercayaan kuno masyarakat Karo disebut perbegu, yang meyakini adanya kuasa gaib. Menurut kepercayaan ini manusia terdiri atas tubuh, roh dan nafas. Perbegu berasal dari kata begu, yang berarti hantu, roh orang yang sudah meninggal. Jika seorang penganut kepercayaan ini meninggal, tubuhnya kembali ke tanah, darahnya kembali ke air, nafasnya kembali ke udara, dan jiwanya menjadi hantu. 24 Sebelum SMP dan SMA ini dibangun, anak-anak SMP dan SMA sebelumnya bersekolah di Desa Tiganderket.
16 Tabel 5 Komposisi Penduduk Menurut Usia Tahun 1996 USIA Yang Bersekolah Tidak Bersekolah Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo, Kecamatan Payung Dalam Angka 1996 Biasanya sepulang dari sekolah, anak-anak akan membantu orang tua mereka bekerja. Terkadang mereka diminta untuk berjualan sayur dalam jumlah kecil di kesain desa, atau sekedar membantu pekerjaan di ladang atau sawah. 2.4 Struktur Sosial Budaya Karakteristik orang-orang Karo pada umumnya sangat dipengaruhi oleh lingkungan alam tempat tinggalnya. Walaupun mereka terisolir di pedalaman dataran tinggi, sebagai sebuah komunitas, di sana juga terbentuk sebuah budaya yang menjadi patron bagi masyarakat Karo dalam menjalin hubungan dengan sesamanya. 25 Seluruh pola hubungan tersebut tertuang dalam sebuah aturan tidak tertulis yang bersifat mengatur. Adapun adat istiadat yang berlaku di dataran tinggi Karo berbeda antara satu wilayah dengan wilayah yang lainnya. Wilayah peradatan ini dapat dikategorikan sebagai berikut: 25 Sarjani Tarigan, op. cit., hal. 23.
17 o Karo Kenjulu Meliputi Kecamatan Kabanjahe, Kecamatan Berastagi, Kecamatan Barusjahe, Kecamatan Tiga Panah, Kecamatan Merek dan sekitarnya. o Karo Timur Meliputi Kecamatan Lubuk Pakam, Kecamatan Bangun Purba, Kecamatan Galang, Kecamatan Gunung Meriah, Kecamatan Dolok Silau, Kecamatan Silima Kuta dan sekitarnya. o Karo Langkat Meliputi Kecamatan Padang Tualang (Batang Serangan), Kecamatan Bahorok, Kecamatan Selapian, Kecamatan Kuala, Kecamatan Selesai, Kecamatan Sungai Bingai, Kota Binjai, Kecamatan Stabat dan sekitarnya. o Karo Baluren Meliputi Kecamatan Tanah Pinem, Kecamatan Tiga Lingga, Kecamatan Gunung Stember, dan sekitarnya di Kabupaten Dairi. o Karo Dusun Meliputi Kecamatan Sibolangit, Kecamatan Pancurbatu, Kecamatan Namorambe, Kecamatan Sunggal, Kecamatan Kutalimbaru, Kecamatan Senembah Tanjung Muda Hilir, Kecamatan Senembah Tanjung Muda Hulu,
18 Kecamatan Hamparan Perak, Kecamatan Tanjung Morawa, Kecamatan Birubiru, Deli Tua dan sekitarnya. o Karo Teruh Deleng Meliputi Kecamatan Kutabuluh, Kecamatan Payung, Kecamatan Tiganderket, Kecamatan Lau Baleng, Kecamatan Mardinding dan sekitarnya. o Karo Singalor Lau Meliputi Kecamatan Tiga Binanga, Kecamatan Juhar, Kecamatan Munthe dan sekitarnya. Dari keterangan tersebut dapat dilihat bahwa Desa Sukatendel termasuk ke dalam wilayah Karo Teruh Deleng. 26 Masyarakat Karo pada umumnya harus memahami beberapa hak dan kewajiban tiap-tiap orang dalam adat. Demikian juga halnya di Desa Sukatendel. Salah satu yang utama ialah sangkep nggeluh, yaitu suatu sistem kekeluargaan pada masyarakat Karo yang secara garis besar terdiri atas senina, kalimbubu dan anak beru. Adapun pusat dari sangkep nggeluh ini ialah sukut, yakni pribadi/keluarga/merga tertentu yang diayomi oleh senina, kalimbubu dan anak berunya. 26 Sebutan Karo Teruh Deleng (di bawah gunung) mengacu pada letak pedesaan yang letaknya di dekat kaki Gunung Sinabung.
19 Tutor Dalam melaksanakan upacara adat tertentu seperti pernikahan, upacara kematian atau memasuki rumah baru, sangkep nggeluh akan diketahui bila sudah jelas siapa yang menjadi sukut dalam acara tersebut. Misalnya, dalam adat pernikahan, sukut adalah orang yang menikah beserta orang tuanya. Dalam adat kematian, sukut adalah istri/suami yang ditinggal beserta anak dari orang yang meninggal tersebut. Dalam adat memasuki rumah baru, sukut adalah si pemilik rumah. Untuk memahami hal tersebut, sebaiknya harus dipahami terlebih dahulu bagaimana cara orang-orang Karo menarik garis keturunan, baik dari ayah (patrilineal) dan ibu (matrilineal) dari seseorang, yang disebut dengan tutor. Adapun cara menarik garis keturunan atau tutor ini meliputi: 1. Marga atau Beru Marga adalah hal yang paling utama dalam identitas seorang Karo. Untuk laki-laki, dipakai kata merga yang merupakan nama keluarga, sedangkan untuk perempuan dipakai kata beru. Dalam setiap perkenalan masyarakat Karo, biasanya akan ditanyakan marga terlebih dahulu. Merga berasal dari kata meherga yang berarti mahal. 27 Mahal dalam konteks budaya Karo berarti penting. Marga ini akan diwariskan hanya kepada anak laki-laki dari tiap keluarga. Terdapat lima marga/beru pada suku karo yakni Ginting, Karo-karo, Peranginangin, Sembiring dan Tarigan. 27 Mengenai penjelasan tentang asal mula kemunculan marga ini, lihat di Sarjani Tarigan, Op. Cit. hal. 292.
20 2. Bere-bere Bere-bere merupakan nama keluarga yang diwarisi dari beru ibu seseorang. Misalkan jika seseorang bermarga Ginting dan ibunya beru Tarigan, maka anaknya bere-bere Tarigan. 3. Binuang Binuang merupakan nama keluarga yang diwarisi seseorang dari berebere ayahnya (ibu dari ayah). Misalkan jika seorang anak mempunyai ayah yang bermarga Sembiring dan ayahnya bere-bere Ginting, maka binuang anak tersebut ialah Ginting. 4. Kempu Kempu merupakan nama keluarga yang diwarisi oleh seseorang dari berebere ibunya (ibu dari ibu). Misalkan jika seorang anak mempunyai ibu beru Ginting dan bere-bere Tarigan, maka anak tersebut kempu Tarigan. 5. Kampah Kampah merupakan nama keluarga yang diwarisi oleh seseorang dari beru nenek ayahnya (dari pihak ayah). Misalkan jika seorang anak bermarga Tarigan dan nenek ayahnya (ibu dari ayahnya) beru Sembiring maka anak tersebut kampah Sembiring. 6. Soler Soler merupakan nama keluarga yang diwarisi oleh seseorang dari beru nenek ibunya (dari pihak ibu). Misalkan jika seorang anak bermarga Tarigan dan nenek ibunya (ibu dari ibunya) beru Ginting maka anak tersebut soler Ginting.
21 Demikianlah terlihat bahwa masyarakat Karo mengambil garis keturunan baik dari ayah atau ibu. Tutor ini dapat menjadi sebuah faktor yang mempererat rasa kekeluargaan. Umumnya, dua orang yang berbeda marga tapi mempunyai kesamaan pada salah satu unsur di atas, sudah dianggap bersaudara. Rakut Sitelu Rakut Sitelu mencakup tiga hal: 1. Senina Yang dimaksud dengan senina ialah orang-orang yang sependapat di dalam permusyawaratan adat. Se berarti satu, nina artinya kata atau pendapat. 2. Anak Beru Dalam kehidupan adat, anak beru dikenal sebagai kelompok yang mengambil istri dari sebuah keluarga (marga). 3. Kalimbubu Kalimbubu merupakan kelompok pemberi gadis bagi suatu keluarga (merga). Kalimbubu sering diidentikkan dengan Dibata Ni Idah (Tuhan yang terlihat), karena kedudukannya yang sangat dihormati. Ketiga hal ini mempunyai cabang masing-masing yang berbeda tugas dan fungsinya dalam setiap acara adat Untuk penjelasan selengkapnya tentang sangkep nggeluh masyarakat Karo, lihat di Darwan Prinst, Adat Karo, Medan: Kongres Kebudayaan Karo, hal. 35.
BAB II GAMBARAN UMUM
BAB II GAMBARAN UMUM 2.I Identifikasi Wilayah 2.1.1 Lokasi Desa Sukanalu Desa Sukanalu termasuk dalam wilayah kecamatan Barus Jahe, kabupaten Karo, propinsi Sumatera Utara. Luas wilayah Sukanalu adalah
Lebih terperinciB A B II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
B A B II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 2.1 Lokasi dan Letak Desa Desa Lau Rakit merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan STM Hilir, Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara. Desa Lau
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1. Sejarah Desa Sugau Nama desa secara administrasi disebut desa Sugau, masyarakat sering menyebut desa ini dengan nama Simpang Durin Pitu. Simpang Durin Pitu dibuat
Lebih terperinciBAB II STRUKTUR SOSIAL DAN BUDAYA MASYARAKAT KARO. Jauh sebelum kedatangan Belanda, orang-orang Karo sudah bermukim dan mendiami
BAB II STRUKTUR SOSIAL DAN BUDAYA MASYARAKAT KARO 2.1 Domisili Orang Karo Jauh sebelum kedatangan Belanda, orang-orang Karo sudah bermukim dan mendiami sebagian besar daerah Sumatra Timur, wilayah ini
Lebih terperinciBAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389
BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN 1988 2.1. Kondisi Geografis Desa Namo Rambe merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar
Lebih terperinciBab 1 Arsitektur Tradisional Karo
Bab 1 Arsitektur Tradisional Karo 1.1. Profil Karo adalah salah Suku Bangsa asli yang mendiami Pesisir Timur (Ooskust) Sumatera atau bekas wilayah Kresidenan Sumatera Timur, Dataran Tinggi Karo, Sumatera
Lebih terperinciDAFTAR INFORMAN. Pekerjaan : Wiraswasta dan pemusik tradisional Karo (penggual) Pekerjaan : Wiraswasta dan pemusik tradisional Karo (penggual)
DAFTAR INFORMAN 1. Nama : Timbangan Perangin-angin : Medan Pekerjaan : Wiraswasta dan pemusik tradisional Karo (penggual) 2. Nama : Mail bangun : kabanjahe Pekerjaan : Wiraswasta dan pemusik tradisional
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki banyak suku bangsa
BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki banyak suku bangsa yang tersebar dari sabang sampai merauke. Keunikan tersebut menjadi nilai tersendiri
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO
IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO 4.1. Keadaan Geografis Kabupaten Karo terletak diantara 02o50 s/d 03o19 LU dan 97o55 s/d 98 o 38 BT. Dengan luas wilayah 2.127,25 Km2 atau 212.725 Ha terletak pada ketinggian
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM DESA TONGKOH. Desa Tongkoh berada diantara jalan raya Berastagi-Medan, jarak dari Ibukota
BAB II GAMBARAN UMUM DESA TONGKOH 2.1 Letak Geografis Desa Tongkoh berada diantara jalan raya Berastagi-Medan, jarak dari Ibukota Kabupaten ke desa ini lebih kurang sekitar 26 km, sedangkan dari kota Berastagi
Lebih terperinciKONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
39 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Deli Serdang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara dan secara geografis Kabupaten ini terletak pada 2º 57-3º
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI DESA RUMAH SUMBUL SEBELUM TAHUN mata pencarian. Hal ini untuk menggambarkan bagaimana situasi dan kondisi Desa
BAB II DESKRIPSI DESA RUMAH SUMBUL SEBELUM TAHUN 1953 Gambaran umum Desa Rumah Sumbul sebelum tahun 1953 sebagai lokasi penelitian ini adalah, wilayah dan bentuk pemerintahan, komposisi penduduk, dan mata
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geofrafis dan Demografis Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di wilayah Kecamatan Inuman Kabupaten Kuantan Singingi Propinsi Riau.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, yang memiliki keragaman atas dasar suku (etnis), adat istiadat, agama, bahasa dan lainnya. Masyarakat etnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebudayaan adalah salah satu yang dimiliki oleh setiap negara dan
1 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kebudayaan adalah salah satu yang dimiliki oleh setiap negara dan menjadi identitasnya masing-masing. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki beragam kebudayaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesemuanya adalah satu dalam pangkuan NKRI. Dengan demikian, sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara kita negara Bineka tunggal ika, yang terdiri dari beberapa suku Bangsa dengan berbagai adat istiadat, bahasa dan kebudayaanya.namun kesemuanya adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan orang perorang antar generasi. Konflik tersebut sering muncul antar tetangga,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Konflik tanah yang muncul sering sekali terjadi karena adanya masalah dengan orang perorang antar generasi. Konflik tersebut sering muncul antar tetangga,
Lebih terperinciBAB II. SEJARAH PERSADAAN KARO MERGANA ras ANAK BERUNA DI CINTA DAMAI KECAMATAN MEDAN HELVETIA
BAB II SEJARAH PERSADAAN KARO MERGANA ras ANAK BERUNA DI CINTA DAMAI KECAMATAN MEDAN HELVETIA 2.1 Lokasi dan Letak Geografis Cinta Damai merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Medan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia baik secara materi atau secara spiritual. Bencana sering terjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bencana alam merupakan peristiwa alam yang disebabkan oleh proses dan aktivitas alam, baik yang terjadi secara alami maupun karena sebelumnya ada tindakan atau
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM DESA SIGAOL MARBUN KECAMATAN PALIPI. pusat pemerintahan Kabupaten Tapanuli Utara yang merupakan daerah pemekaran
BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIGAOL MARBUN KECAMATAN PALIPI 2.1. Letak Geografis Desa Sigaol Marbun merupakan salah satu desa di Kecamatan Palipi yang berada di Kabupaten Samosir. Kecamatan Palipi terletak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Barusjahe adalah sebuah kecamatan yang berada di Kabupaten Karo,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Barusjahe adalah sebuah kecamatan yang berada di Kabupaten Karo, Sumatera Utara yang merupakan ibukota Kecamatan Barusjahe yang menaungi 19 desa yang meliputi
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( )
BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR (1998-2005) 2.1 Letak Geografis dan Keadaan Alam Kecamatan Ajibata merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Toba Samosir dengan luas wilayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat bertahan hidup, sehingga manusia harus menanam padi, sayur-sayuran, buahbuahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk dapat hidup manusia memiliki banyak kebutuhan untuk dapat menopang kelangsungan kehidupannya. Kebutuhan manusia dapat dibagi menjadi kebutuhan primer (pangan),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rias, tata busana, pentas, setting, lighting, dan property. Elemen-elemen tari dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni tari merupakan ungkapan perasaan manusia yang dilahirkan melalui gerakgerak tubuh manusia. Maka dapat dilihat bahwa hakikat tari adalah gerak. Disamping gerak sebagai
Lebih terperinciBAB II KONDISI GEOGRAFIS MASYARAKAT KARO DI DESA SURBAKTI. penggunaan musik tiup dan faktor- faktor yang melatar-belakangi penerimaan dan
BAB II KONDISI GEOGRAFIS MASYARAKAT KARO DI DESA SURBAKTI Pada bab ini dimulai dengan penjelasan singkat mengenai kondisi geografis desa Surbakti yang kemudian dilanjutkan dengan latar belakang sejarah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku bangsa, yang pada dasarnya adalah pribumi. Suku bangsa yang berbeda ini menyebar dari
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN. Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten
BAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN 2.1 Letak Geografis Sumbul Pegagan Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten Dairi, Propinsi Sumatera Utara. Secara geografis Sumbul Pegagan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kabupaten Karo merupakan suatu wilayah yang terletak Suatu Dataran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Karo merupakan suatu wilayah yang terletak Suatu Dataran Tinggi di Bukit Barisan, Sumatera Utara yang di kelilingi oleh pegunungan. Kabupaten Karo beribu
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN
BAB II DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN 2.1 Lokasi dan Lingkungan Alam Penelitian ini dilakukan di Desa Janji Hutanapa, Kecamatan Parlilitan, Kabupaten Humbang Hansundutan. Desa ini memiliki batas-batas administratif
Lebih terperinciLOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada
IV. LOKASI PENELITIAN A. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada dinaungan Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara Berdasarkan Perda
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terkecil lingkup Balai Besar TNBBS berbatasan dengan:
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Wilayah Sukaraja Atas 1. Letak Geografis dan Luas Berdasarkan administrasi pengelolaan Kawasan Hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Resort Sukaraja Atas sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Warisan pra kolonial di Tanah Karo sampai sekarang masih dapat dilihat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Warisan pra kolonial di Tanah Karo sampai sekarang masih dapat dilihat jejak keberadaannya, salah satunya adalah Rumah Tradisional Kalak Karo atau disebut dengan Siwaluh
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM DESA DEWA JARA
BAB IV GAMBARAN UMUM DESA DEWA JARA 4.1. Letak Geografis Sumba Tengah Pulau Sumba terletak di barat-daya propinsi Nusa Tenggara Timur-NTT sekitar 96 km disebelah selatan Pulau Flores, 295 km disebelah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. belakang sosiokultural seperti ras, suku bangsa, agama yang diwujudkan dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Struktur masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai perbedaan latar belakang sosiokultural seperti ras, suku bangsa, agama yang diwujudkan dalam ciri-ciri fisik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengandalkan titik perekonomiannya pada bidang pertanian. Pada umumnya mata
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat Karo merupakan masyarakat pedesaan yang sejak dahulu mengandalkan titik perekonomiannya pada bidang pertanian. Pada umumnya mata pencaharian utama masyarakat
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Perawang Barat maju pesat dalam pembangunan maupun perekonomian, hal ini didukung
BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis dan Demografis Sejarah Desa Perawang Barat adalah salah satu Desa hasil dari pemekaran dari Desa Induk yaitu Desa Tualang berdasarkan peraturan
Lebih terperinci- Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Suka sama. - Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Martelu. - Sebelah Selatan berbatasan dengan DATI II Karo
BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIKEBEN 1965-1998 2.1 Letak Geografis dan Kondisi Alam Desa Sikeben Desa Sikeben merupakan satu desa kecil yang ada di wilayah Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang. Desa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional dan bahasa daerah. Sumatera
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia memiliki kekayaan budaya yang beraneka ragam dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional dan bahasa daerah. Sumatera merupakan pulau keenam terbesar
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Kabupaten Tapanuli Utara
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1. Letak Geografis Kabupaten Tapanuli Utara Kabupaten Tapanuli Utara merupakan salah satu kabupaten yang tekstur wilayahnya bergunung-gunung. Tapanuli Utara berada
Lebih terperinciBAB II DESA HUTAJULU HINGGA TAHUN 1960
BAB II DESA HUTAJULU HINGGA TAHUN 1960 Alur dalam bab ini dimulai dengan deskripsi sejarah, dan terbentuknya Desa Hutajulu, kemudian menjelaskan desa dan seluruh isi desa tersebut hingga tahun 1960 yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebab sejarah berkaitan dengan sebagian dari kebenaran dan pengetahuan masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membicarakan sejarah tidak akan pernah sampai pada puncak kebenaran, sebab sejarah berkaitan dengan sebagian dari kebenaran dan pengetahuan masa lalu, dan supaya
Lebih terperinciBAB 11 PROFIL DESA KOTO PERAMBAHAN. Kampar Timur Kabupaten Kampar. Menurut beberapa tokoh masyarakat, Desa
17 BAB 11 PROFIL DESA KOTO PERAMBAHAN A. Sejarah Perkembangan Desa Koto Perambahan Desa Koto Perambahan adalah nama suatu wilayah di Kecamatan Kampar Timur Kabupaten Kampar. Menurut beberapa tokoh masyarakat,
Lebih terperinciSekapur Sirih. Lubuk Pakam, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik. Ir. Hulman Siagian, MM
Sekapur Sirih Sebagai pengemban amanat undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan sejalan dengan rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai Sensus Penduduk dan Perumahan Tahun 2010
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Humbang Hasundutan, Kabupaten Toba Samosir, dan Kabupaten Samosir.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara geografis di Provinsi Sumatera Utara, suku Batak terdiri dari 5 sub etnis yaitu : Batak Toba (Tapanuli), Batak Simalungun, Batak Karo, Batak Mandailing,
Lebih terperinciBAB III ALASAN PENENTUAN BAGIAN WARIS ANAK PEREMPUAN YANG LEBIH BESAR DARI ANAK LAKI-LAKI DI DESA SUKAPURA KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO
BAB III ALASAN PENENTUAN BAGIAN WARIS ANAK PEREMPUAN YANG LEBIH BESAR DARI ANAK LAKI-LAKI DI DESA SUKAPURA KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO A. Keadaan Umum Desa Sukapura 1. Keadaan Geografis Desa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia baik secara materi atau secara spiritual. Bencana sering terjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bencana alam merupakan peristiwa alam yang disebabkan oleh proses dan aktivitas alam, baik yang terjadi secara alami maupun karena sebelumnya ada tindakan atau
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. didominasi oleh tanah gambut dan tanah liat. dengan luas wilayah Km, dan
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geografis Parit Hidayat memilikii kondisi geografis dengan tipologi daerah datar dan didominasi oleh tanah gambut dan tanah liat. dengan luas wilayah 517.25 Km,
Lebih terperinciBAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN
BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN 5.1. LATAR BELAKANG DESA KESUMA Kawasan penelitian yang ditetapkan ialah Desa Kesuma, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Desa ini berada pada
Lebih terperinciBAB III SISTEM PEMBAGIAN WARISAN PADA MASYARAKAT KARO DI DESA RUMAH BERASTAGI KECAMATAN BERASTAGI KABUPATEN KARO
BAB III SISTEM PEMBAGIAN WARISAN PADA MASYARAKAT KARO DI DESA RUMAH BERASTAGI KECAMATAN BERASTAGI KABUPATEN KARO Latar Belakang Objek Luas dan Batas Wilayah Desa Rumah Berastagi adalah salah satu desa
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PAJAK BUAH BERASTAGI
BAB II GAMBARAN UMUM PAJAK BUAH BERASTAGI 2.1. Sejarah Pajak Buah Berastagi Pajak Buah Berastagi mulai berdiri sejak tahun 1970 saat namanya masih menjadi Pajak Tarum Ijuk. Nama itu diambil dari bentuk
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah
39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisiografis a. Letak, Luas dan Batas Wilayah Letak geografis Kabupaten Landak adalah 109 40 48 BT - 110 04 BT dan 00
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :
54 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Tata Guna Lahan Kabupaten Serang Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : a. Kawasan pertanian lahan basah Kawasan pertanian lahan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN LOKASI DESA BANGUN. km, sedangkan jarak Desa ke Ibukota kabupaten sekitar 15 km. Jarak dengan
BAB II GAMBARAN LOKASI DESA BANGUN 2.1. Letak dan Lokasi Desa Bangun merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi. Jarak Desa Bangun ke Ibukota kecamatan sekitar 7 km,
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Kelurahan Karangrejo Karangrejo adalah salah satu Kelurahan di Kecamatan Metro Utara Kota Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada
Lebih terperinciBAB II URAIAN TENTANG OBJEK WISATA BUDAYA RUMAH ADAT KARO SIWALUH JABU
BAB II URAIAN TENTANG OBJEK WISATA BUDAYA RUMAH ADAT KARO SIWALUH JABU 2.1 Sejarah Kerajaan Desa Lingga Nama Desa Lingga di Kabupaten Karo mulai dikenal sejak kedatangan keturunan Raja Linggaraja dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih dulu telah merdeka bahkan jauh sebelum indonesia merdeka.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia merupakan sebuah bangsa yang terdiri dari beribu-ribu pulau dan berbagai macam suku bangsa yang ada di dalamnya serta berbagai ragam budaya yang menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sebuah media yang digunakan manusia untuk memberitahu,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Bahasa adalah sebuah media yang digunakan manusia untuk memberitahu, menyatakan, dan mengungkapkan isi pikirannya. Dalam pengertian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. demokrasi, memiliki 33 provinsi yang terbagi kedalam lima pulau besar yaitu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan suatu Negara kesatuan yang menganut paham demokrasi, memiliki 33 provinsi yang terbagi kedalam lima pulau besar yaitu Pulau Jawa, Pulau
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hak dan kewajiban yang baru atau ketika individu telah menikah, status yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam masyarakat, perkawinan adalah ikatan sosial atau ikatan perjanjian hukum antar pribadi yang membentuk hubungan kekerabatan dan merupakan suatu pranata dalam
Lebih terperinciKONDISI UMUM BANJARMASIN
KONDISI UMUM BANJARMASIN Fisik Geografis Kota Banjarmasin merupakan salah satu kota dari 11 kota dan kabupaten yang berada dalam wilayah propinsi Kalimantan Selatan. Kota Banjarmasin secara astronomis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mengalami peremajaan secara berkesinambungan (Alibasyah, 1996).
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Erosi tanah (soil erosion) adalah proses penghanyutan tanah dan merupakan gejala alam yang wajar dan terus berlangsung selama ada aliran permukaan. Erosi semacam itu
Lebih terperinciKERJA TAHUNAN, PESTA TRADISI MASYARAKAT KARO
86 " Kerja Tahunan, Pesta Tradisi Masyarakat Karo. Junita Setiana Ginting. KERJA TAHUNAN, PESTA TRADISI MASYARAKAT KARO Junita Setiana Ginting Staf Pengajar FIB Universitas Sumatera Utara Abstrak: Karya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia terdiri dari banyak suku bangsa. Setiap suku memiliki keunikan masing-masing baik dalam seni budaya maupun tradisi. Warisan ini sampai sekarang masih
Lebih terperinciGLOSARIUM. : Hari kelima dalam sisten penanggalan Karo. : Hari ke-13 dalam sistem penanggalan Karo.
242 GLOSARIUM Aditia Aditia Naik Aditia Turun Aerophone : Hari pertama dalam sistem penanggalan Karo. : Hari kedelapan dalam sistem penanggalan Karo. : Hari ke-22 dalam sistem penanggalan Karo. : Alat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini mobilitas penduduk di berbagai wilayah Indonesia sering
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dewasa ini mobilitas penduduk di berbagai wilayah Indonesia sering terjadi bahkan di sekitar lingkungan kita. Perpindahan yang kita temukan seperti perpindahan penduduk
Lebih terperinciBAB. IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penengahan yang berpenduduk Jiwa pada Tahun Secara
BAB. IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Kecamatan Palas Kecamatan Palas terletak di Timur Laut dari Ibukota Kabupaten Lampung Selatan (Kalianda). Kecamatan Palas merupakan pemekaran
Lebih terperinciPemerintah Daerah Kabupaten Karo Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan Pemukiman
Dokumen RUP SiRUP adalah aplikasi Sistem Informasi Rencana Umum berbasis web yang fungsinya sebagai sarana atau alat untuk mengumumkan RUP. SiRUP bertujuan untuk mempermudah pihak PA/KPA dalam mengumumkan
Lebih terperinciBAB 3 GAMBARAN UMUM KABUPATEN KARO
BAB 3 GAMBARAN UMUM KABUPATEN KARO 3.1 Sosial Budaya Penduduk asli yang mendiami wilayah kabupaten Karo disebut suku bangsa Karo. Suku bangsa Karo ini mempunyai adat istiadat yang sampai saat ini terpelihara
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Pengertian tentang ekowisata mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Namun
TINJAUAN PUSTAKA Konsep Wisata Alam Pengertian tentang ekowisata mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Namun pada hakekatnya, pengertian ekowisata adalah suatu bentuk wisata yang bertanggung jawab
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 INFORMED CONSENT Lembar Pernyataan Persetujuan oleh Subjek Saya yang bertanda tangan dibawah
Lebih terperinciRumah Adat Siwaluh Jabu: Makna dan Fungsinya Bagi Masyarakat Karo di Desa Lingga, Kab. Karo
9 Rumah Adat Siwaluh Jabu: Makna dan Fungsinya Bagi Masyarakat Karo di Desa Lingga, Kab. Karo Marta Ulina Perangin angin 1) J ika kita melihat judul yang tertera di atas, maka akan terlintas di dalam benak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang Masalah. Kehidupan kelompok masyarakat tidak terlepas dari kebudayaannya sebab kebudayaan ada
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Masalah Kehidupan kelompok masyarakat tidak terlepas dari kebudayaannya sebab kebudayaan ada karena ada masyarakat pendukungnya. Salah satu wujud kebudayaan adalah
Lebih terperinciBAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.
18 BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG A. Keadaan Geografis 1. Letak, Batas, dan Luas Wilayah Letak geografis yaitu letak suatu wilayah atau tempat dipermukaan bumi yang berkenaan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MELAYU BATANG KUIS. merupakan sebuah kecamatan yang termasuk ke dalam bagian Kabupaten Deli
BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MELAYU BATANG KUIS 2.1 Identifikasi Kecamatan Batang Kuis, termasuk di dalamnya Desa Bintang Meriah, merupakan sebuah kecamatan yang termasuk ke dalam bagian Kabupaten Deli
Lebih terperinciBAB III PRAKTIK PENGGARAPAN TANAH SAWAH DENGAN SISTEM SETORAN DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK
BAB III PRAKTIK PENGGARAPAN TANAH SAWAH DENGAN SISTEM SETORAN DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK A. Profil Desa Lundo 1. Letak geografis Desa Lundo merupakan salah satu desa yang terletak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri dari berbagai suku yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Setiap suku memiliki kebudayaan, tradisi
Lebih terperinciBAB III KEBUDAYAAN KARO DAN COKONG-COKONG DALAM MASYARAKAT KARO. diantara Lintang Utara dan Bujur Timur dengan luas
BAB III KEBUDAYAAN KARO DAN COKONG-COKONG DALAM MASYARAKAT KARO I. KEBUDAYAAN KARO Wilayah Suku Karo Masyarakat Karo berada di daratan tinggi Tanah Karo yang sekarang menjadi wilayah administratif Kabupaten
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa yang memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia dengan semboyan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa. Sejak berdiri, wilayah Indonesia dihuni oleh berbagai kelompok etnik,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan memiliki sekitar 500-an suku bangsa. Sejak berdiri, wilayah Indonesia dihuni oleh berbagai kelompok etnik, agama dan ras yang hidup
Lebih terperinciBAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten
BAB II KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga, yang terdapat komunitas Islam Aboge merupakan ajaran Islam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas dari individu lain. 1. Pertalian darah menurut garis bapak (Patrilineal)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam kehidupan bermasyarakat dewasa ini, masalah yang berhubungan dengan kehidupan sosial sudah makin kompleks dan terdiri dari berbagai aspek yang mana hal ini
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara administratif Desa Restu Rahayu berada dalam wilayah Kecamatan
IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Restu Rahayu Secara administratif Desa Restu Rahayu berada dalam wilayah Kecamatan Raman Utara, Kabupaten Lampung Timur. Wilayah Kecamatan Raman Utara memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembentuknya, antara lain kuningan, logam, kayu, tanduk, bambu, dan lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Secara umum pengertian musik tiup adalah alat musik yang bunyinya bersumber dari getaran udara atau aerofon dan cara memainkannya adalah dengan cara meniupnya.
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN. Desa Pagaran Dolok merupakan salah satu desa dari Kecamatan Hutaraja
13 BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Geografis Desa Pagaran Dolok merupakan salah satu desa dari Kecamatan Hutaraja Tinggi Kabupaten Padang Lawas di Propinsi Sumatera Utara dengan
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN
BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN A. Deskripsi Umum tentang Desa Kepudibener 1. Letak Geografis Desa Kepudibener merupakan satu desa yang
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan Luas IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili 4.2 Tanah dan Geologi
BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili Secara administratif pemerintah, areal kerja IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili dibagi menjadi dua blok, yaitu di kelompok Hutan Sungai Serawai
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN , Kelurahan Pammase terdiri dari 3 (tiga) lingkungan:
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Kelurahan Pammase Kelurahan Pammase terbentuk 18 tahun yang lalu tepatnya pada tanggal 15-3-1997, Kelurahan Pammase terdiri dari 3 (tiga) lingkungan: 1.
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pemerintahan Propinsi Lampung di Bandar Lampung adalah 77 km.
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kecamatan Sendang Agung merupakan salah satu bagian wilayah Kabupaten Lampung Tengah Propinsi Lampung, terletak pada 104 0 4905 0 104 0 56 0 BT dan 05 0 08 0 15 0 LS,
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PETANI BUNGA DI DESA RAYA. serta menetap di Tanah Karo. Menurut orang tua dahulu, Togan Raya merupakan
BAB II GAMBARAN UMUM PETANI BUNGA DI DESA RAYA 2.1. Sejarah Desa Raya Nama Desa Raya pada mulanya berawal dari sebuah marga karo yang bernama Togan Raya. Togan Raya merupakan manusia pertama suku karo
Lebih terperinciBAB III PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI
BAB III PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Dalam kehidupan sosial bermasyarakat, keadaan suatu
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN LOKASI PENELITIAN
BAB III GAMBARAN LOKASI PENELITIAN A. Geografis Desa Lebung Gajah Desa Lebung Gajah adalah merupakan salah satu desa yang termasuk dalam wilayah hukum Kecamatan Tulung Selapan Kabupaten Ogan Komering Ilir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia meliputi subsektor tanaman, bahan makanan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara yang mengandalkan sektor pertanian sebagai penopang pembangunan juga sebagi sumber mata pencaharian penduduknya. Sektor pertanian di
Lebih terperinciBAB II. Gambaran Umum Daerah Penelitian. Wilayah Kecamatan Pergetteng getteng Sengkut terdiri dari 5 wilayah Administrasi
BAB II Gambaran Umum Daerah Penelitian Gambaran Wilayah Kecamatan Pergetteng-getteng Sengkut Wilayah Kecamatan Pergetteng getteng Sengkut terdiri dari 5 wilayah Administrasi Desa,yaitu Aornakan I, Aornakan
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
24 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Wilayah dan Potensi Sumber daya Alam Desa Cikarawang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 2.27
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat dan letak geografis Desa Sikijang
13 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat dan letak geografis Desa Sikijang 1. Sejarah Singkat Desa sikijang adalah sebuah desa yang terletak Di Kecamatan Logas Tanah Darat, kabupaten
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN STM HILIR. tentang keberadaan Yayasan Perguruan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN STM HILIR Gambaran umum Kecamtan STM Hilir yang merupakan lokasi penilitian ini adalah, letak geografis, komposisi penduduk, dan perkembangan pemerintahan. Hal ini untuk
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM DESA PAUH JALAN JALA TERJUN MEDAN. dengan Dusun 1 Pauh jadi kebanyakan orang orang menyebut desa ini dengan
BAB II GAMBARAN UMUM DESA PAUH JALAN JALA TERJUN MEDAN 2.1 Sejarah Desa Pauh Desa Pauh ini terletak di Jalan Jala X Lingkungan 14 Terjun Medan. Nama asli dari desa ini sebenarnya adalah Desa Terjun Jalan
Lebih terperinci