BAB II TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Hendri Tedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hand Arm Vibration Syndrome(HAVS) 1. Hand Arm Vibration Syndrome Hand Arm Vibration Syndrome merupakan sindroma yang diakibatkan karena mengoperasikan alat yang bergetar secara terusmenerus yang dapat mempengaruhi gejala vaskuler, neurologi, dan musculoskeletal. 12 Keluhan-keluhan yang mungkin dirasakan akibat terpapar getaran adalah : 13 a. Rasa nyeri pada tangan, yang biasanya timbul malam hari. b. Rasa kebas, baal/kesemutan pada ibu jari, jari telunjuk, dan jari tengah. c. Kadang kadang rasa nyeri dapat menjalar sampai lengan bawah, siku, dan leher, terkadang juga di daerah bahu. Tetapi biasanya hanya terbatas di distal pergelangan tangan saja. d. Rasa nyeri yang dirasakan dapat mengakibatkan sulit untuk menggenggam dan mengepal. Para pekerja yang tangannya terpajan alat alat yang bergetar dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah sehingga mengurangi suplai darah ke saraf. Hal ini menyebabkan kehilangan sensoris yang permanen.kerusakan pada tulang dan otot menjadi lemah seperti yang terjadi pada arthritis Patofisiologi HAVS Perubahan anatomi vaskuler terjadi dengan hipertrofi dari dinding pembuluh darah disertai kerusakan sel endotel. Spasme vaskuler yang disebabkan rasa dingin dimediasi oleh dinding jaringan. Kelainan patofisiologis juga digambarkan pada digital tuft mechanoreceptors (Pacinian corpuscles) dan myelinated digital fibres. 15
2 3. Mekanisme HAVS HAVS dapat terjadi pada pekerja yang menggunkaan alat bergetar. Getaran yang bersumber dari alat akan ditransmisikan ke tangan dan lengan dari pekerja yang memegang alat tersebut. 16 Bila digunakan secara terus menerus akan menyebabkan perubahan pada organ yang terkena. 17 Efek getaran yang ditimbulkan tergantung dari besar getaran, lama penggunaan dan frekuensi Klasifikasi Stockholm a. Gejala vascular yang lebih dikenal dengan gejala raynaud. Kondisi ini ditandai dengan pemucatan jari. Pertama ujung jari memucat, tapi satu atau lebih jari bisa terkena dengan pemaparan getaran yang secara terus menerus. Pemucatan jari dipicu oleh dingin, kondisi yang dingin, atau menangani objek dingin. Pemucatan berlangsung sampai jari menjadi hangat dan vasodilatasi memungkinkan kembalinya sirkulasi darah. 18 Tabel 2.1. Skala Klasifikasi Stockholm untuk gejala vascular yang diinduksi oleh rasa dingin pada jari penderita HAVS 18 stadium Derajat Gambaran 0 Tidak ada Tidak ada serangan 1 Ringan Kadang-kadang hanya menyerang satu atau lebih ujung jari 2 Sedang Kadang-kadang menyerang ujung dan tengah jari dan jarang menyerang bagian proximal jari 3 Berat Seringkali menyerang hamper semua jari 4 Sangat berat Gejala sana seperti stadium 3 ditambah dengan perubahan degenerasi kulit pada ujung jari. b.gejala Sensorineural merupakan efek neurologis seperti mati rasa,kesemutan, nyeri, ambang sensorik tinggi untuk sentuhan,dan mengurangi kecepatan konduksi saraf. 18 Tabel 2.2.klasifikasi Stockholm untuk perubahan sensorineural pada jari penderita HAVS 18 Stadium Gejala 0SN Terpapar getaran tetapi tidak ada gejala 1SN Baal intermitten, dengan atau tanpa kesemutan 2SN Baal intermitten atau menetap, terjadi penurunan persepsi sensoris 3SN Baal intermitten atau tetap, terjadi penurunan diskriminasi taktil dan/atau penurunan ketangkasan Catatan SN : sensorineural
3 5. Faktor faktor yang Mempengaruhi Kejadian HAVS a. Umur Umur sangat berpengaruh terhadap kesehatan, pertambahan umur dapat memperbesar risiko apabila umur pekerja tahun maka pekerja lebih rentan terkena gangguan atau keluhan kesehatan akibat dari getaran lengan-tangan. Karena kemampuan elastisitas tulang,otot ataupun urat semakin berkurang sebagai peredam dari getaran yang dirambatkan ke tubuh. 19 b. Masa Kerja Masa kerja adalah waktu atau lamanya pekerja telah melakukan pekerjaan tersebut. Sehingga dapat diketahui lamanya paparan bagi pekerja akibat getaran lengan tangan. Ketika masa kerja lebih lama dalam menggunakan alat getar maka paparan yang sampai ke tubuh makin sering. Hal itu akan mempermudah pekerja terkena HAVS. 20 Pekerja dengan masa kerja yang 4 tahun memiliki kerentanan untuk gangguan kesehatan dibandingkan yang < 4 tahun. 21 c. Lama Kerja Lama kerja adalah waktu atau lamanya pekerja melakukan pekerjaan sehari hari. Sehingga dapat diketahui lamanya paparan bagi pekerja akibat getaran lengan tangan. Tingkat intensitas getaran yang lebih tinggi serta waktu pemaparan yang lama akan mengakibatkan kerusakan pada tulang tulang dan sendi. Pemaparan yang lama terhadap getaran, terutama bila bersamaan dengan faktor lain yang berbahaya seperti dingin, kebisingan dan beban statis dapat mengakibatkan timbulnya penyakit akibat getaran. 20 d. Jenis Kelamin Beberapa penelitian menunjukkan bahwa jenis kelamin mempengaruhi tingkat risiko keluhan otot. Kekuatan otot wanita hanya sekitar dua pertiga dari kekuatan otot pria, sehingga daya tahan otot pria lebih tinggi dibandingkan dengan wanita menurut Tarwaka.
4 Perempuan mempunyai perbedaan fisik dengan laki-laki, sehingga lebih rentan terkena paparan getaran. 22 e. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Penggunaan APD sangat berpengaruh terhadap kesehatan pekerja. APD merupakan salah satu cara untuk meminimalkan risiko Penyakit Akibat Kerja (PAK). APD yang digunakan untuk mengurangi paparan vibrasi terhadap lengan-tangan berupa sarung tangan Upaya Pengendalian HAVS Jika seorang pekerja terkena telah efek getaran yang merugikan maka perlu dijauhkan dulu dari sumber getaran untuk mengurangi paparan selanjutnya. 17 Penderita HAVS memerlukan penanganan secara menyeluruh antara lain : physiobalneotherapy (terapi olahraga, olahraga di dalam kolam, dan fisioterapi), pemberian obat (vasodilator, stabilisasi otomik, calcium channel blockers, pentoxyphylline) untuk memperbaiki sel darah merah, terapi bloking saraf, terapi bedah untuk paralisa atau paresis nervus ulnaris. Meski semua terapi dilakukan, tetapi untuk efek pemulihan membutuhkan waktu yang lama. 15 B. Efek Hand Arm Vibration Efek ini disebut sebagai sindroma getaran tangan lengan (Hand Vibration Arm Syndrome = HVAS) yang terdiri atas : 23 1) Efek vaskuler dengan pemucatan episodik pada buku jari ujung yang bertambah parah pada suhu dingin (fenomena Raynaud). 2) Efek neurologik pada buku jari ujung mengalami kesemutan total dan baal. Efek bersifat progresif apabila ada pemanjanan terhadap alat bergetar berlanjut dan dapat menyebabkan dalam kasus yang parah, gangren. Pemaparan vibrasi pada tangan yang disebabkan alat alat yang bergetar dalam waktu singkat tidak berpengaruh pada tangan tetapi dalam jangka waktu cukup lama akan menimbulkan kelainan pada tangan berupa : 24
5 1) Kelainan pada persyarafan dan peredaran darah. Gejala kelainan ini mirip dengan Phenomena Raynaud yaitu keadaan pucat dan biru dari anggota badan kedinginan, tanpa ada penyumbatan pembuluh darah tepi dan kelainan gizi. Phenomena Raynaud ini terjadi pada frekuensi sekitar Hz. 2) Kerusakan kerusakan pada persendian tulang C. Penyakit Akibat paparan Hand Arm Vibration a. Angioneurosis Jari jari tangan Fenomena Raynaud (jari jari putih) adalah syndrome akibat vibrasi yang paling sering di wiayah wilayah dunia yang dingin. Gejala gejala nonspesifik seperti akroparestesia pada tangan dan perasaan kebal di jari jari tangan pada waktu kerja atau sebentar setelah dilakukan pekerjaan. 25 b. Gangguan tulang, sendi, dan otot Perubahan radiogram yang paling khas pada atrosis sendi karpal, radioulnaris dan siku, serta pseudokista (terutama pada tulang tulang karpal, yang dapat memperlihatkan perubahan perubahan atrofik lain seperti trabekula yang menebal dan menjadi jarang). Otot dan tendon di sekitar sendi tersebut biasanya juga terlibat, gejala subjektif (nyeri) yang disebabkan kelainan ini sering mendahului perubahan radiogram. 17 c. Neuropati Kerusakan saraf disebabkan getaran meliputi persyarafan otonom perifer (pada angionurosis). Terkenanya serat serat sensoris menyebabkan parastesia atau berkurangnya kepekaan serat serat motorik, gangguan ketangkasan dan akhirnya atrofi. 26 D. Faktor Lingkungan Fisik Beberapa faktor lingkungan kerja yang mempengaruhi di tempat kerja salah satunya faktor lingkungan fisik. Faktor lingkungan fisik dibagi atas empat faktor diantaranya:
6 1. Kebisingan Pengertian kebisingan adalah bunyi atau suara yang timbul yang tidak dikehendaki yang sifatnya mengganggu pendengaran dan bahkan menurunkan daya dengar seseorang yang terpapar. 3 Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tingkat kebisingan adalah sound level meter. 8 Kebisingan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu : 8 1) Steady noise (kebisingan yang kontinyu), contoh generator 2) Intermittent noise (kebisingan terputus-putus), seperti lalu lintas, pesawat terbang 3) Impulsive noise (kebisingan yang tinggi dan jarang), misal ledakan bom 2. Iklim Kerja Iklim kerja adalah suatu kondisi kerja yang merupakan perpaduan antara suhu udara, kelembaban udara, kecepatan gerakan udara, dan suhu radiasi. Parameter untuk iklim kerja ada dua yaitu suhu efektif dan ISBB (Indeks Suhu Basah dan Bola). 26 Iklim kerja dapat menyebabkan gangguan, antara lain : 8 1) Kejang panas (Heat Cramps) Penyebab utamanya karena defisiensi garam.kejang otot yang berat dalam udara panas menyebabkan keringat diproduksi lebih banyak. Gejalanya gelisah, kadag-kadang berteriak kesakitan, suhu tubuh dapat normal tatu sedikit tinggi 2) Kelelahan panas (Heat Exhaustion) Kelelahan panas timbul karena kolaps sirkulasi darah perifer karena dehidrasi dan defisiensi garam.gejalanya kulit pucat, dingin, basah dan banyak berkeringat, merasa lemah, sakit kepala, pusing, vertigo, bdan terasa panas, sesak nafas,paslpitasi, dan lain lain. 3) Sengatan panas (Heat Stroke, Heat Pyrexia, Sun Stroke) Gejala yang penting yaitu suhu badan yang naik sedangkan kulit kering dan panas.
7 3. Pencahayaan Pencahayaan diperlukan untuk semua pekerjaan yang berguna sebagai penerangan. Pencahayaan yang kurang memadai dapat menimbulkan gangguan seperti produktivitas menurun, gangguan kesehatan dan keselamatan kerja. Pengukuran pencahayaan menggunakan luxmeter. 8 Pencahayaan yang buruk akan menimbulkan kelelahan mata yang dapat menyebabkan konjunctivitis (iritasi,mata berair, dan kelopak mata berwarna merah), penglihatan rangkap dan dakit kepala, ketajaman dan kepekaan penglihatan menurun, kecepatan pandangan menurun, kekuatan penyesuaian menurun, kelelahan mata Vibrasi 1. Definisi Vibrasi Vibrasi adalah gerakan teratur dari benda atau media dengan arah bolak- balik dari kedudukan keseimbangannya. 8 Vibrasi terjadi saat mesin atau alat dijalankan dengan motor, sehingga pengaruhnya bersifat mekanis. 27 Ada dua penyebab vibrasi yaitu vibrasi mekanik (vibrasi yang seismik(vibrasi tanah yang disebabkan oleh peristiwa alam dan kegiatan manusia) disebabkan oleh sarana dan peralatan kegiatan manusia) dan vibrasi Jenis Vibrasi Vibrasi mekanis di bagi dalam dua jenis yaitu : a. Vibrasi seluruh tubuh (Whole Body Vibration) Vibrasi mekanis dapat dirasakan dan terjadi pada seluruh tubuh berada pada range frekuensi yang sangat besar yaitu antara Hz. 8 Vibrasi seluruh tubuh ini umumnya dialami pengemudi kendaraan; traktor, bus, helikopter.selain itu vibrasi seluruh badan oleh alat angkut tersebut, seluru badan dapat ikut bergetar oleh beroperasinya alat alat berat yang memindahkan vibrasi mekanis dari alat berat yang dimaksud ke seluruh badan tenaga kerja lewat vibrasi lantai melalui kaki. 23
8 Sebenarnya pada vibrasi seluruh badan hanya vibrasi mekanis dari tempat duduk dan topangan kaki di lantai yang penting artinya dilihat dari sudut efeknya kepada tenaga kerja, karena vibrasi mekanis dari lokasi tersebut diteruskan ke badan. 24 b. Vibrasi lengan-tangan (Hand Arm Vibration) Getaran lengan-tangan yaitu getaran yang merambat melalui tangan akibat pemakaian peralatan yang bergetar, frekuensinya biasanya antara Hz. Frekuensi yang paling berbahaya adalah pada 128 Hz Sumber Vibrasi Perkakas yang bergetar secara luas dipergunakan dalam industri logam, perkaitan kapal, dan otomotif, juga pertambangan, kehutanan, dan pekerjaan konstruksi. Perkakas yang paling banyak digunakan adalah bor pneumatic, alat alat ini menghasilkan vibrasi mekanik dengan ciri fisik dan efek merugikan yang berbeda Alat Pengukur Vibrasi Vibrasi diukur dengan menggunakan alat vibration meter. Dengan pengukuran menggunakan vibration meter makan akan mendapatkan hasil yang akan dibandingkan dengan nilai ambang batas sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja nomor KEP.51/MEN/ Alat pengukur getaran ini pada prinsipnya terdiri dari sebuah penangkap getaran (Vibration Pick Up) yang dihubungkan dengan sebuah attenuator kemudian melalui sebuah filter yang diteruskan ke amplifier, selanjutnya secara selektif dihubungkan dengan alat pengukur amplitudo, kecepatan atau per cepatan dan seterusnya dihubungkan dengan skala. 30 Gambar vibration meter 31
9 5. Nilai Ambang Batas Vibrasi Vibrasi lengan tangan memiliki standart untuk kenyamanan manusia di tempat kerja. Tabel 2.3.Nilai Ambang Batas getaran untuk pemajanan Hand Arm Vibration 30 Jumlah waktu/hari kerja Nilai pada frekuensi dominan m/det 2 Gram 4 jam dan < 8 jam jam dan < 4 jam jam dan < 2 jam < 1 jam Pengendalian Vibrasi 1) Meredam Getaran Meredam getaran atau damping adalah suatu mekanisme untuk meredam getaran dengan cara menempelkan suatu system resonansi pada sumbu sumber getaran. Sistem resonansi ini dapat mengurangi getaran atau dapat dihilangkan samasekali. 26 2) Jarak sumber dengan pekerja Semakin jauh jarak seseorang dari sumber getaran akan semakin kecil intensitas yang diterima orang tersebut, tetapi berbeda dengan faktor fisik lainnya dimana jarak pemaparan bisa diatur tetapi pada sumber getaran sulit untuk dipraktekkan karena pada umumnya selalu kontak dengan sumber getaran dengan bagian tubuh dalam mengoperasikan alat alat kerja tersebut. 3 3) Waktu pemaparan Energi yang dipindahkan oleh suatu getaran tergantung pada lama pemaparan. Semakin panjang/lama waktu pemaparan akan semakin banyak energi yang dipindahkan. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya penyakit akibat getaran terhadap pekerja maka ILO tahun 1978 dalam Ada menganjurkan waktu pemaparan tidak lebih dari 2 jam. 9
10 4) Alat Pelindung Diri (APD) Peredam umumnya digunakan bahan bahan yang kenyal antara lain : karet, karet busa, plastic busa, wool. 32 E. Sektor informal Sektor informal sendiri merupakan segala jenis pekerjaan yang tidak menghasilkan pendapatan yang tetap, tempat pekerjaan yang tidak terdapat keamanan kerja,tempat bekerja yang tidak ada status permanen atas pekerjaan tersebut dan unit usaha atau lembaga yang tidak berbadan hukum. 3 Banyak tenaga kerja kelompok usia produktif yang terlibat didalamnya. 33 Kegiatan informal ditandai dengan setiap orang dapat kapan saja masuk ke jenis usaha informal ini, bersandar pada sumber daya lokal, biasanya usaha milik keluarga, operasi skala kecil, padat karya, ketrampilan diperoleh dari luar sistem formal sekolah dan tidak diatur. 3 Sektor informal sangat berkaitan dengan sektor formal di perkotaan. Sektor formal tergantung pada sektor informal terutama dalam hal input murah dan penyediaan barang-barang bagi pekerja di sektor formal. Sebaliknya, sektor informal tergantung dari pertumbuhan di sektor formal. 34 Kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu aspek atau unsur kesehatan yang erat hubungannya dengan lingkungan kerja dan pekerjaan secara langsung maupun tidak langsung dapat meningkatkan efisiensi dan produktifitas tenaga kerja atau pekerja. 35 Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan aspek penting dalam pekerjaan atau kegiatan hidup lainnya.kesehatan kerja selalu dijadikan sebagai bahasan utama ketika berbicara mengenai pekerjaan. Pekerjaan yang dimaksud adalah segala usaha yang dilakukan manusia baik yang bersifat formal maupun informal. 36 Pekerja di sektor informal masih minim pengetahuan tentang K3, selain itu pekerja juga tidak menggunakan alat pelindung diri untuk meminimalkan risiko penyakit akibat kerja (PAK). Pekerja umumnya
11 hanya memikirkan bekerja dan memperoleh uang, dengan mengabaikan keselamatan dan kesehatan dirinya. Kecelakaan kecil dianggap hal yang wajar, karena itu dianggap sebagai kelalaiannya. 37 F. Besar Getaran pada Mesin Mesin adalah suatu alat yang merubah energi listrik, air, udara, dan yang lainnya menjadi energi kinetik/gerak. Fungsi mesin adalah mengerjakan sesuatu untuk menghasilkan sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Mesin memudahkan manusia untuk bekerja tapi dari mesin juga menimbulkan masalah salah satunya adalah vibrasi yang dihasilkan oleh mesin tersebut. 38 Pengaruh vibrasi tergantung pada karakteristik fisik dari posisi gerakan dan lamanya kontak antara badan dengan permukaan yang bergetar. Bila getaran mengalir di dalam tubuh manusia, makin tinggi frekuensi getaran maka getaran yang diserap makin tinggi. 20 G. Mesin pemarut kelapa Mesin pemarut kelapa adalah mesin yang digunakan untuk memarut kelapa secara otomatis. Mekanismenya sangat mudah, kelapa yang dikupas diambil daging buahnya kemudian dimasukkan ke dalam mesin setelah itu kelapa diproses menjadi bentuk yang lebih halus dan lembut (kelapa parut). Kelapa parut biasanya digunakan untuk proses pengambilan sari pati kelapa atau dikenal dengan santan. 38 Mesin parut kelapa sering digunakan di pasar pasar sebagai salah satu jenis jasa pemarutan kelapa atau sebagai bagian untuk melengkapi jualan daging kelapa dengan menjual kelapa parut. Mesin parutan kelapa selain memudahkan dalam melakukan pekerjaan, juga menghasilkan kebisingan dan vibrasi, dimana tangan akan terpapar oleh getaran yang dihasilkan mesin karena sering bersentuhan dengan permukaan mesin yang bergetar. H. Mesin penggilingan daging Mesin penggiling daging atau sering disebut meat grinder adalah mesin yang digunakan untuk menggiling daging menjadi lebih
12 halus.banyak orang memanfaatkan jasa penggilingan daging ini. Selain untuk keperluan sendiri, banyak pula para pedagang lain yang menggunakan jasa ini. Seperti tukang bakso, restoran, cafe hingga catering-catering. 39 Sisi praktis menjadi salah satu pilihan mengapa jasa penggilingan daging banyak dimanfaatkan.selain cepat, konsumen pun hanya tinggal duduk diam dan menunggu hasil dari mesin penggiling.harga jasa yang harus dibayar dihitung dari per kilogram-nya. Tempat penjual daging dan penggilingan daging biasanya terpisah namun terletak pada satu area yang sama. Mesin ini selain menghasilkan kebisingan juga menimbulkan getaran, dimana tangan akan terpapar oleh getaran yang dihasilkan mesin meski tangan tidak bersentuhan langsung dengan mesin. 40 I. Kerangka Teori Getaran mekanis 41 Getaran lengan-tangan (Hand Arm Vibration) 41 Getaran seluruh tubuh (Whole Body Vibration) 41 1.Umur 11 2.Masa kerja 10 3.Lama kerja 11 4.Penggunaan APD 10 Keluhan subjektif hand Arm Vibration Syndrome 10 Gangguan pada otot, tulang, sendi, peredaran darah dan syaraf 41 HAVS 41 Sumber : 10,11,41
13 J. Kerangka Konsep Variabel bebas Besar paparan vibrasi Lama paparan vibrasi Variabel terikat Keluhan subjektif HAVS 1.Umur* 2. Masa kerja* 3.Penggunaan APD** *: ditanyakan kepada subjek penelitian **: dilakukan observasi K. Hipotesis 1. Ada hubungan besar paparan vibrasi dengan keluhan subjektif HAVS pekerja. 2. Ada hubungan lama paparan vibrasi dengan keluhan subjektif HAVS pekerja.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian Wilayah Semarang Timur memiliki tiga pasar yaitu Pasar Gayamsari, Pasar Pedurungan,dan Pasar Parangkusuma. Pada masing masing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kimia, biologi, ergonomi, psikologis. 8 Salah satu jenis lingkungan kerja fisik.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan salah satu bidang kesehatan masyarakat yang memfokuskan perhatian pada masyarakat pekerja baik yang ada di sektor formal
Lebih terperinciGETARAN MEKANIS OLEH: SAIFUDDIN PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN BAUBAU 2016 KATA PENGANTAR
Tugas Makalah GETARAN MEKANIS OLEH: SAIFUDDIN 14 640 011 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN BAUBAU 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berulang-ulang. Salah satunya adalah mengetik atau menekan dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tangan merupakan salah satu anggota gerak tubuh yang paling sering digunakan dalam berbagai aktivitas sehari-hari. Dalam setiap aktivitas yang dilakukan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angkatan kerja tahun 2009 di Indonesia diperkirakan berjumlah 95,7 juta orang terdiri dari 58,8 juta tenaga kerja laki-laki dan 36,9 juta tenaga kerja perempuan. Sekitar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan teknologi maju sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan pengendalian yang tepat akan dapat merugikan
Lebih terperincisesuatu dari satu tempat ke tempat lainnya. Pentingnya transportasi terlihat pada
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Menurut UUD 1945 pasal 27 ayat 2 dijelaskan bahwa setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Pekerjaan dan penghidupan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut ILO (2013) Diperkirakan 2.34 juta orang meninggal setiap tahunnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut ILO (2013) Diperkirakan 2.34 juta orang meninggal setiap tahunnya dikarenakan penyakit akibat kerja dan kecelakaan akibat kerja, sebagaian besar diperkirakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Produktivitas Kerja 1. Pengertian Produktivitas kerja adalah jumlah barang atau jasa yang dihasilkan oleh tenaga kerja yang bersangkutan dalam suatu periode tertentu. (15) Umumnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak tenaga kerja untuk mengoperasikan peralatan kerja industri.
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, akan terjadi perubahan-perubahan yang bertujuan untuk mendapatkan kualitas kehidupan yang lebih baik. Hal ini didukung dengan adanya perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
kerja. 2 Iklim kerja atau cuaca kerja yang terlalu panas atau dingin dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi dan industri dengan produk dan distribusinya telah menimbulkan suatu lingkungan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Ergonomi Kata ergonomi berasal dari bahasa Yunani: ergon (kerja) dan nomos (peraturan, hukum). Ergonomi adalah penerapan ilmu ilmu biologis tentang manusia bersama
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kompleks. Sifatnya dapat periodik atau random; steady-state atau transient;
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian getaran Getaran dapat diartikan sebagai gerakan dari suatu sistem bolak balik, gerakan tersebut dapat berupa gerakan yang harmonis sederhana dapat pula kompleks.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Temperature merupakan keadaan udara pada waktu dan tempat. pertukaran panas diantara tubuh dan lingkungan sekitar.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Temperature merupakan keadaan udara pada waktu dan tempat tertentu.temperature kerja panas merupakan meteorologi dari lingkungan kerja yang dapat disebabkan oleh gerakan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu bidang
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu bidang kesehatan masyarakat yang memfokuskan perhatian pada masyarakat pekerja baik yang ada di sektor formal
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah explanatory research yaitu penelitian yang bersifat penjelasan pada setiap variabelnya melalui pengujian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembukaan UUD 1945 adalah melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan nasional Bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 adalah melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harus sesuai dengan kondisi tubuh serta tenaga yang dimiliki oleh masing-masing individu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesiasebagian warga berprofesi nelayan, kegiatan yang dilakukan oleh nelayan harus sesuai dengan kondisi tubuh serta tenaga yang dimiliki oleh masing-masing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009,
BAB I PENDAHULUAN Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009, kesehatan merupakan hak asasi manusia dan satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia
Lebih terperinciTabel 2.1 Tangga Intensitas dari Kebisingan Skala Intensitas Desibels Batas Dengar Tertinggi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebisingan 1. Pengertian Kebisingan Bising umumnya didefinisikan sebagai bunyi yang tidak dikehendaki 3). Bunyi adalah sensasi yang timbul dalam telinga akibat getaran udara
Lebih terperinciKONDISI LINGKUNGAN KERJA YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA
KONDISI LINGKUNGAN KERJA YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA 1. Temperatur Tubuh manusia bisa menyesuaikan diri karena kemampuannya utk melakukan proses konveksi, radiasi dan penguapan jika terjadi kekurangan
Lebih terperinciIV-138 DAFTAR ISTILAH
IV-138 DAFTAR ISTILAH Evaporasi; (penguapan air dari kulit) dapat memfasilitasi perpindahan panas tubuh. Setiap satu gram air yang mengalami evaporasi akan menyebabkan kehilangan panas tubuh sebesar 0,58
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencakup syarat-syarat keselamatan kerja yang berkaitan dengan suhu,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepedulian pemerintah Indonesia terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) untuk meningkatkan kesadaran bagi pihak perusahaan dan tenaga kerja telah diatur dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri sektor Informal merupakan kegiatan yang dikaitkan dengan kerajinan tangan, dagang atau kegiatan ekonomi kecil-kecilan 1. Industri sektor informal tidak memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang bekerja mengalami peningkatan sebanyak 5,4 juta orang dibanding keadaan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dalam sektor pekerjaan menjadi salah satu fokus utama dari strategi pembangunan Indonesia. Pada Februari 2014 tercatat jumlah penduduk yang bekerja mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industrialisasi di Indonesia maka sejak awal disadari tentang kemungkinan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan serta keselamatan kerja merupakan masalah penting dalam setiap proses operasional di tempat kerja. Dengan berkembangnya industrialisasi di Indonesia maka
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. efektif dalam arti perlunya kecermatan penggunaan daya, usaha, pikiran, dana dan
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai tenaga kerja adalah pelaksana dalam berbagai sektor kegiatan ekonomi. Upaya perlindungan terhadap bahaya yang timbul serta pencapaian ketentraman
Lebih terperinciAbstrak. Pendahuluan. Secaria, et al, Hubungan Paparan Getaran Mesin Gerinda...
Hubungan Paparan Getaran Mesin Gerinda dengan Terjadinya Keluhan Hand Arm Vibration Syndrome pada Pekerja Mebel Informal (The Correlation Between Exposure of Grinder Machine Vibration with The Occurrence
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berlebihan dan kondisi fisik yang lain dapat mengakibatkan gangguan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi fisik lingkungan tempat kerja dimana pekerja beraktifitas sehari-hari mempunyai pengaruh terhadap gangguan bahaya baik langsung dan tidak langsung bagi keselamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di negara barat misalnya Inggris dan Amerika Serikat kejadian nyeri punggung (terutama nyeri pada punggung bagian bawah) telah mencapai proporsi epidemik. Satu survei
Lebih terperinciCarpal tunnel syndrome
Carpal tunnel syndrome I. Definisi Carpal tunnel syndrome adalah keadaan nervus medianus tertekan di daerah pergelangan tangan sehingga menimbulkan rasa nyeri, parestesia, dan kelelahan otot tangan. Tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ribuan orang cedera setiap tahun (Ramli, 2009). (K3) perlu mendapat perhatian yang sebaik-baiknya sehingga diharapkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program pembangunan di Indonesia telah membawa kemajuan pesat disegala bidang kehidupan seperti sektor industri, jasa, properti, pertambangan, transportasi, dan lainnya.
Lebih terperinciPengertian Iklim Kerja Macam-Macam Iklim Kerja
Pengertian Iklim Kerja Iklim kerja adalah faktor-faktor termis dalam lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Manusia mempertahankan suhu tubuhnya antara 36-37 0 C dengan berbagai cara
Lebih terperinciLampiran 1. Percepatan getaran pada tangan operator
LAMPIRAN Lampiran 1. Percepatan getaran pada tangan operator Ulangan Data getaran pada stang kendali sumbu x sumbu y sumbu z a hav 1 1,6 1,3 2 4,13 2 1,5 1,3 2 3,97 3 1,5 1,4 2 4,11 4 1,6 1,4 1,9 4,07
Lebih terperinciFISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA
FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA tutorial 11 LINGKUNGAN KERJA FISIK 2 Prodi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia Tahun Ajaran 2016/2017 www.labdske-uii.com Lingkungan Kerja
Lebih terperinciKEDARURATAN LINGKUNGAN
Materi 14 KEDARURATAN LINGKUNGAN Oleh : Agus Triyono, M.Kes a. Paparan Panas Panas dapat mengakibatkan gangguan pada tubuh. Umumnya ada 3 macam gangguan yang terjadi td&penc. kebakaran/agust.doc 2 a. 1.
Lebih terperinciKebisingan Kereta Api dan Kesehatan
Kebisingan Kereta Api dan Kesehatan Salah satu jenis transportasi darat yang cukup diminati oleh masyarakat adalah kereta api. Perkeretaapian tidak saja memberi dampak yang positif bagi masyarakat sekitarnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut International Labour Organisation (ILO), setiap tahun terjadi masalah-masalah akibat kerja. Setiap tahun ada 270 juta pekerja yang mengalami kecelakaan akibat
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. upaya perlindungan terhadap tenaga kerja sangat diperlukan. Salah satunya dengan cara
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan tenaga kerja sebagai sumber daya manusia sangat penting. Oleh karena itu, upaya perlindungan terhadap tenaga kerja sangat diperlukan. Salah satunya dengan
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP.51/MEN/1999 T E N T A N G NILAI AMBANG BATAS FAKTOR FISIKA DI TEMPAT KERJA
KEPUTUSAN T E N T A N G NILAI AMBANG BATAS FAKTOR FISIKA DI TEMPAT KERJA Menimbang: a. bahwa sebagai pelaksanaan Pasal 3 ayat (1) huruf g Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, perlu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk hidup sehat bagi setiap penduduk akan mewujudkan kesehatan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan bernegara. Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 mengenai kesehatan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 mengenai kesehatan lingkungan menyatakan bahwa setiap manusia mengupayakan kesehatan lingkungan yang salah satunya, lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan makin meningkatnya perkembangan industri di indonesia, kemajuan dari industri tersebut antara lain ditandai pemakaian mesin-mesin yang dapat mengolah dan memproduksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tenaga kerja merupakan unsur terpenting dalam perusahaan untuk meningkatkan produksi perusahaan, di samping itu tenaga kerja sangat beresiko mengalami masalah kesehatan.
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM GETARAN RIZKY KATHERINE K KELOMPOK I
LAPORAN PRAKTIKUM GETARAN RIZKY KATHERINE K11110126 KELOMPOK I BAGIAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan traumatic injury. Secara keilmuan, keselamatan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan dan keselamatan kerja adalah upaya pencegahan dari kecelakaan dan melindungi pekerja dari mesin dan peralatan kerja yang akan dapat menyebabkan traumatic
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi akan selalu diiringi oleh penerapan teknologi tinggi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industrialisasi akan selalu diiringi oleh penerapan teknologi tinggi. Namun dalam penerapan teknologi tinggi tersebut sering tidak diikuti oleh kesiapan sumber daya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusaan.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat (2) menetapkan bahwa setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusaan. Pekerjaan dan penghidupan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. nervus medianus tertekan di dalam Carpal Tunnel (terowongan karpal) di
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan kesehatan pada pekerja dapat disebabkan oleh faktor yang berhubungan dengan pekerjaan maupun yang tidak berhubungan dengan pekerjaan. Status kesehatan masyarakat
Lebih terperinciSISTEM KERJA. Nurjannah
SISTEM KERJA Nurjannah Definisi Sistem Kerja Sistem adalah komponen komponen yang terintegrasi dan berinteraksi dengan maksud yang sama guna mencapai tujuan tertentu. Kerja adalah kegiatan melakukan sesuatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam menghasilkan barang dan jasa yang bermutu tinggi. Namun, menurut Notoadmodjo
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam upaya mendukung perkembangan perekonomian kota Medan, pemerintah menyediakan kawasan-kawasan industri dengan manajemen terpadu. Kebijakan pengembangan sektor
Lebih terperinciPANDUAN KESELAMATAN KERJA DAN PRAKTIKUM
PANDUAN KESELAMATAN KERJA DAN PRAKTIKUM D3 UNIVERSITAS BUDI LUHUR Buku Pedoman untuk Dosen Pengajar dan Mahasiswa Versi 2 (2012) Universitas Budi Luhur Jakarta PENDAHULUAN Panduan ini menjelaskan tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan perekonomian. Setiap pembangunan mall dapat meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pusat pertokoan (mall) di Indonesia semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan perekonomian. Setiap pembangunan mall dapat meningkatkan pendapatan negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2007). Bising dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan gangguan fisiologis,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Badan kesehatan dunia (WHO) melaporkan, tahun 1988 terdapat 8-12% penduduk dunia menderita dampak kebisingan dalam berbagai bentuk (Nanny, 2007). Bising dengan intensitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Keselamatan Kerja Tarwaka (2008: 4) mengatakan bahwa keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahan,
Lebih terperinciHUBUNGAN IKLIM KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN PERASAAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI DI PABRIK KOPI PD. AYAM RAS KOTA JAMBI TAHUN
HUBUNGAN IKLIM KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN PERASAAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI DI PABRIK KOPI PD. AYAM RAS KOTA JAMBI TAHUN 2013 Hamdani STIKES Harapan Ibu Jambi Prodi IKM Korespondensi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebisingan Bising umumnya didefinisikan sebagai bunyi yang tidak dikehendaki. Bunyi adalah sensasi yang timbul dalam telinga akibat getaran udara atau media lain 5). Apabila
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ergonomi 2.1.1. Pengertian Ergonomi Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam
Lebih terperinciPENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan
PENGANTAR KESEHATAN DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY PENGANTAR Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan meningkatkan kesehatan, cara mencegah penyakit, cara menyembuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan upaya pengelolaan berbagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan untuk mencapai kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk
Lebih terperinciPetir : Volt Volt = Kvolt PLN : Sumber 1 KVolt Gardu 1000 Volt Rumah 220 Volt Baterei : 9 Volt, 1,5 Volt
Petir : 30.000 Volt 60.000 Volt = 30-60 Kvolt PLN : Sumber 1 KVolt Gardu 1000 Volt Rumah 220 Volt Baterei : 9 Volt, 1,5 Volt Tubuh Manusia: 70 milivolt = 0,07 Volt Biolistrik_02 Listrik Eksternal. Yang
Lebih terperinciadalah 70-80% angkatan kerja bergerak disektor informal. Sektor informal memiliki
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri dan produknya baik formal maupun informal mempunyai dampak positif dan negatif kepada manusia, di satu pihak akan memberikan keuntungan, tetapi di pihak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lingkungan Permukiman Lingkungan pemukiman/perumahan adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan, yang berfungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan. hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat kerja. Lingkungan tempat kerja merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi perdagangan barang dan jasa antar negara yang harus dipenuhi oleh seluruh negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. panas umumnya lebih banyak menimbulkan masalah dibanding iklim kerja dingin,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi iklim kerja yang kurang sesuai, seperti suhu lingkungan kerja yang terlalu panas atau dingin, dapat menimbulkan masalah kesehatan pekerja. Iklim kerja panas
Lebih terperinciERGONOMI PENGGUNAAN KOMPUTER Ergonomi:
PENGGUNAAN KOMPUTER Ergonomi: Ilmu yang mempelajari interaksi manusia dengan pekerjaannya secara fisik sesuai dengan pekerjaannya, lingkungan kerjanya serta peralatan yang digunakannya. Secara ideal ergonomik:
Lebih terperinciPERTEMUAN #6 PERANCANGAN SISTEM KERJA #2 (MESIN, PERALATAN, & LINGKUNGAN KERJA) TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA
PERANCANGAN SISTEM KERJA #2 (MESIN, PERALATAN, & LINGKUNGAN KERJA) PERTEMUAN #6 TKT207 ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciII B. Sistem Kerja dan Kontrol pada Manusia
II B. Sistem Kerja dan Kontrol pada Manusia Sistem komunikasi utama dalam tubuh manusia: Sistem Syaraf Perangkat Penunjang: Otot Perangkat sensor tubuh (panca indera) Berfungsi mengontrol keseimbangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan suatu usaha dimana terdapat sumber-sumber bahaya (UU no. 1/
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, terbuka, tertutup, bergerak ataupun tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kelelahan 1. Pengertian Lelah Beberapa ahli mendefinisikan kelelahan kerja adalah : a. Kelelahan kerja ditandai oleh adanya perasaan lelah, output dan kondisi psikologis yang
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui karakteristik subjek. penelitian tenaga kerja meliputi :
BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui karakteristik subjek penelitian tenaga kerja meliputi : 1. Umur Umur merupakan salah satu faktor yang juga memiliki
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Iklim Kerja 1. Pengertian Iklim kerja Iklim kerja adalah keadaan udara di tempat kerja. 2 Iklim kerja merupakan interaksi berbagai variabel seperti; temperatur, kelembapan udara,
Lebih terperinciIndeks Suhu Bola Basah (ISBB)/WBGT (Wet Bulb Globe Temperature Index)
Indeks Suhu Bola Basah (ISBB)/WBGT (Wet Bulb Globe Temperature Index) KEPMENAKER NO.51 TAHUN 1999 TENTANG NAB FAKTOR FISIKA DI TEMPAT KERJA 1. Iklim kerja : hasil perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh ligamen-ligamen kuat yang mempersatukan tulang-tulang ini. Ulna distal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pergelangan tangan terdiri dari persendian ujung distal radius dengan deretan proksimal tulang-tulang karpal. Stabilitas pergelangan tangan disebabkan oleh ligamen-ligamen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau man made disease. Penyakit Akibat Kerja menurut OSHA. tahun 1992, dimana sekitar 62% pekerja menderita Musculoskeletal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja. Dengan demikian Penyakit Akibat Kerja merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab I menjelaskan mengenai latar belakang dari penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Setiap hari manusia terlibat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kesadaran Menurut Hasibuan (2012:193), kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Menurut
Lebih terperinciKELUHAN SUBJEKTIF CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEMERAH SUSU SAPI DI BOYOLALI
KELUHAN SUBJEKTIF CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEMERAH SUSU SAPI DI BOYOLALI SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi Oleh: RIYADI J110050041 DIPLOMA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebuah mesin yang ideal sempurna pada prinsipnya tidak menimbulkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sebuah mesin yang ideal sempurna pada prinsipnya tidak menimbulkan getaran sama sekali, karena seluruh energi yang dihasilkan diubah menjadi kerja. Namun di dunia ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. emosional setelah menjalani rutinitas yang melelahkan sepanjang hari. Hal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fisioterapi adalah bentuk pelayanan yang di tunjukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh
Lebih terperinciDiagnosis dan penatalaksanaan hand-arm vibration syndrome pada pekerja pengguna alat yang bergetar
Diagnosis dan penatalaksanaan hand-arm vibration syndrome pada pekerja pengguna alat yang bergetar ABSTRAK Diana Samara a Bagian Ilmu Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Studi epidemiologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari telinga, syaraf-syaraf dan otak. Manusia dapat mendengar dari 20 Hz
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendengaran adalah kemampuan untuk mengenali suara. Dalam manusia dan binatang bertulang belakang, hal ini dilakukan terutama oleh sistem pendengaran yang terdiri dari
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perindustrian di era globalisasi dan Asean Free Trade
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perindustrian di era globalisasi dan Asean Free Trade Area (AFTA) semakin pesat. Hal ini membuat persaingan antara industri besar, industri menengah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saraf yang terjadi ketika saraf medianus pada pergelangan tangan terjepit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah neuropati akibat terjepitnya saraf yang terjadi ketika saraf medianus pada pergelangan tangan terjepit oleh pembungkus tendon fleksor
Lebih terperinciBAHASAN ADANYA GERAK FUNGSI DARI GERAK SISTEM GERAKAN TUBUH FUNGSIONAL LOKAL / KESELURUHAN 1. SISTEM OTOT, TULANG, SENDI : DASAR
MOTORIK DASAR BAHASAN 1. SISTEM OTOT, TULANG, SENDI : DASAR ADANYA GERAK 2. SISTEM OTOT SARAF : MENGENDALIKAN FUNGSI DARI GERAK SISTEM MUSCULOSKELETAL / OTOT - TULANG 3. SISTEM OTOT, TULANG, DAN SARAF
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menggunakan mist blower merek Yanmar tipe MK 15-B. Sistem yang digunakan pada alat tersebut didasarkan oleh hembusan aliran udara berkecepatan tinggi. Oleh karena
Lebih terperinciLaboratorium Komputasi Dasar Ilmu Komputer PANDUAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA LABORATORIUM KOMPUTASI DASAR JURUSAN ILMU KOMPUTER
PANDUAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA LABORATORIUM KOMPUTASI DASAR JURUSAN ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS LAMPUNG 2017 PENDAHULUAN Bahwa agar fungsi Laboratorium komputer jurusan ilmu komputer Universitas
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Kondisi Lapangan Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat usaha informal pejahitan pakaian di wilayah Depok, khususnya Kecamatan Sukmajaya. Jumlah tempat usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nyeri tak tertahankan, mempengaruhi tangan, punggung, leher, lengan, bahkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Myalgia cervical atau sering dikenal dengan nyeri otot leher adalah suatu kondisi kronis dimana otot mengalami ketegangan atau terdapat kelainan struktural tulang
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL. Pasien atas nama Ny.IA berumur 65 tahun yang mengeluh pergelangan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL Pasien atas nama Ny.IA berumur 65 tahun yang mengeluh pergelangan tangan kanannya terasa nyeri dan terasa kaku pada 3 jari, juga terasa kebal dan kesemutan pada malam
Lebih terperinciLampiran 1. A. Kuesioner Nordic Body Map Nama : Umur : Pendidikan terakhir : Masa kerja :...tahun
Lampiran 1 KUESIONER GAMBARAN KELUHAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PEKERJA PANDAI BESI DITINJAU DARI SIKAP KERJA DAN ALAT PELINDUNG DIRI DI KUALA BEGUMIT KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan/atau alat-alat. (Permenakertrans RI Nomor PER.13/MEN/X/2011).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bunyi atau suara didengar sebagai rangsangan pada sel saraf pendengar di dalam telinga. Namun bunyi tersebut dapat menimbulkan kebisingan di telinga manusia.
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan dan keselamatan kerja. Industri besar umumnya menggunakan alat-alat. yang memiliki potensi menimbulkan kebisingan.
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan di Indonesia berkembang semakin pesat khususnya dalam bidang teknologi dan industri. Peningkatan pemanfaatan teknologi dalam dunia industri memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit Akibat Kerja (PAK) adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja ( faktor fisik, faktor kimia, faktor biologis,
Lebih terperinciANALISIS KUISIONER LINGKUNGAN KERJA DAN GANGGUAN KESEHATAN PEKERJA DI INDUSTRI GERABAH - JOGJAKARTA
Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2013 ISSN 2339-028X ANALISIS KUISIONER LINGKUNGAN KERJA DAN GANGGUAN KESEHATAN PEKERJA DI INDUSTRI GERABAH - JOGJAKARTA Indah Pratiwi* Jurusan Teknik Industri,
Lebih terperinciBAB 6 HASIL PENELITIAN. Gambar 6.1 Sumber Pencahayaan di ruang Radar Controller
BAB 6 HASIL PENELITIAN 6.1 Pengukuran Lingkungan Kerja 6.1.1 Pengukuran Pencahayaan Ruang Kerja Radar Controller Pada ruang Radar Controller adalah ruangan bekerja para petugas pengatur lalu lintas udara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. demikian upaya-upaya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan perlindungan tenaga
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Intensitas pembangunan yang semakin meningkat, seiring oleh pemanfaatan ilmu dan teknologi di berbagai bidang yang lebih maju, telah mendorong pesatnya laju pertumbuhan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perindustrian di era globalisasi dan Asean Free Trade
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia perindustrian di era globalisasi dan Asean Free Trade Area (AFTA) semakin pesat. Hal ini membuat persaingan antara industri besar, industri menengah
Lebih terperinci