BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penerimaan siswa baru didefinisikan sebagai proses pendaftaran, penyeleksian, siswa dari sekolah lama untuk menjadi siswa baru di satu sekolah disertai syarat-syarat sesuai dengan ketentuan yang berlaku disekolah tersebut. Dengan demikian, penerimaan siswa haus dilakukan dengan banyak pertimbangan dengan tingkat kerumitan yang tinggi karena berkaitan dengan banyaknya pendaftar serta banyaknya pertimbangan dan kebijakan dari lembaga pendidikan yang seringkali berubah setiap tahunnya. SMK N 1 Demak adalah salah satu Sekolah Menengah Atas yang selalu menjadi pilihan bagi lulusan SMP di wilayah Demak dan sekitarnya untuk melanjutkan ke jenjang SMA. Selain itu, animo masyarakat mengenai sekolah kejuruan dari tahun ketahun selalu meningkat. Persepsi masyarakat bahwa dengan bersekolah di Kejuruan, lulusan mereka dapat langsung bekerja atau berwirausaha karena bekal dari SMK sudah bagus. Dengan meningkatnya jumlah pendaftar setiap tahunnya menjadikan pihak akademik kesulitan dalam proses penyeleksian yang masih manual. Untuk itu diperlukan sebuah aplikasi sistem yang dapat membantu panitia dalam melakukan seleksi siswa baru. Sistem pendukung keputusan (Decision Support System) adalah sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan pemecahan masalah maupun kemampuan pengkomunikasian untuk masalah dengan kondisi semi terstruktural dan terstruktural. Dengan kemampuannya tersebut, jika SPK diterapkan dalam sistem penerimaan siswa di SMKN 1 Demak maka dapat membantu panitia dalam penerimaan siswa baru dengan lebih selektif dan obyektif. Metode Simple Additive Weighting (SAW) merupakan sebuah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW adalah mencari 1

2 penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif dari semua atribut. Dalam penerapan metode SAW pada penerimaan siswa akan diperoleh bobot nilai pada masing-masing kriteria kemudian dijumlahkan. Semakin tinggi bobot nilai siswa maka semakin besar peluang siswa diterima dalam proses seleksi penerimaan siswa. Dengan penggunaan metode SAW tersebut maka subyektifitas penilaian akan berkurang, karena pengambilan keputusan penerimaan siswa berdasarkan bobot dari masingmasing kriteria siswa secara transparan. Berdasarkan latar belakang permasalahan pentingnya kebutuhan SPK dalam penerimaan siswa baru di SMKN 1 Demak tersebut maka pada penelitian ini penulis akan mengkaji lebih dalam mengenai penggunaan Metode Simple Additive Weighting (SAW) dalam proses penerimaan siswa baru di SMK Negeri 1 Demak. 1.2 Perumusan Masalah Perumusan masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana menerapkan metode Simple Additive Weighting (SAW) pada sistem pendukung pengambilan keputusan penerimaan siswa baru di SMKN I Demak. 1.3 Pembatasan Masalah 1. Permasalahan yang dibahas adalah penerimaan siswa di SMKN 1 Demak. 2. Penggunaan metode Simple Additive Weight (SAW) beserta beberapa faktor penilaian antara lain, nilai akhir SMP, tes tertulis meliputi Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, uji fisik dan tinggi badan. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yaitu menghasilkan aplikasi sistem pendukung keputusan penerimaan siswa pada SMKN 1 Demak menggunakan metode 50

3 3 Simple Additive Weight (SAW), sehingga dapat mendukung seleksi calon siswa yang lebih baik. 1.5 Manfaat Penelitian 1. Bagi SMKN 1 Demak Memberikan alternatif pengambilan keputusan bagi sistem penerimaan siswa baru menggunakan metode SAW. 2. Bagi Pembaca Dapat dijadikan sebagai bahan bacaan serta referensi bagi pembaca untuk penelitian yang sejenis. 3. Bagi Iptek Penelitian ini sebagai pembuktian mengenai penggunaan metode SAW pada SPK terkait dengan pendaftaran siswa baru.

4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Beberapa penelitian sejenis yang sudah dilakukan sebelumnya sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini antara lain: 1. Didik Pambudi, Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Siswa Baru di SMA Negeri 2 Pemalang dengan Metode Simple Additive Weighting (SAW), 2013 [1] Penelitian tersebut menghasilkan aplikasi sistem pendukung keputusan penerimaan siswa baru menggunakan beberapa kriteria yaitu: Nilai UN, nilai UAS, prestasi akademik, prestasi non akademik, tempat tinggal. Kriteria-kriteria tersebut diolah menggunakan dengan metode SAW sehingga menghasilkan bobot semua kriteria sebagai dasar pengambilan keputusan yang lebih akurat. 2. Zulwendra Harahap, Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Siswa menggunakan FMADM (Fuzzy Multiple Attribute Decision Making) dengan Metode SAW (Simple Additive Weighting) (Studi Kasus: SMK Negeri 5 Pekanbaru). 2011[2] Penerimaan siswa baru dalam penelitian ini menggunakan beberapa variabel antara lain: nilai UAN, nilai test ujian masuk, nilai raport SMP, nilai ujian akhir sekolah dan tinggi badan. Hasil penelitian berupa aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Siswa Baru menggunakan metode SAW yang dapat membantu proses penerimaan siswa baru dengan lebih obyektif. 3. Ade Krismelan, Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Penerimaan Siswa Baru pada SMA Theresiana Weleri Kendal menggunakan Metode SAW, tanpa tahun[3] Berdasarkan hasil pengujian dan implementasi sistem dalam penelitian ini dijelaskan bahwa sistem yang diusulkan dapat berperan 30

5 31 sebagai pendukung pada pengambilan keputusan manajemen terkait dengan penerimaan siswa baru secara tepat dan akurat dibanding dengan proses sebelumnya. Sistem yang baru juga memberikan kemudahan dalam setiap proses yang ada serta dapat menghasilkan informasi secara detail mengenai data calon siswa. 4. Putu Angga Septiana Putra, dkk. Pengembangan Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Siswa Baru di SMA Negeri Seririt dengan Metode Simple Additive Weighting (SAW) dan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP), 2016[4] Tujuan penelitian diatas yaitu membuat aplikasi sistem SPK penerimaan siswa baru yang diimplementasikan dengan metode SAW. Hasil penelitian yang sudah diimplementasikan dapat membantu pihak sekolah dalam melakukan proses seleksi siswa. Dengan demikian perpaduan kedua metode yakni SAW dan AHP maka diperoleh perbandingan mengenai efektivitas penggunaan kedua metode tersebut. 2.2 Sistem Pendukung Keputusan / Decision Suport System Definisi Adalah model aplikasi sistem, terdiri dari pengolahan data-data sehingga menghasilkan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambil keputusan bagi manajemen Karakteristik SPK 1. Dapat digunakan sebagai pendukung pengambilan keputusan, terlebih lagi pada pengambilan keputusan dengan banyak kriteria. 2. Dapat digunakan oleh semua manajemen 3. Dapat mendukung pengambilan keputusan baik individu maupun kelompok 4. Dapat mendukung keputusan yang berdiri sendiri (tunggal) maupun bersama-sama. 5. Mendukung semua tahapan proses pengambilam keputusan, dari perencanaan sampai dengan implementasi sistem aplikasi.

6 6. Mendukung semua bentuk pengambilan keputusan, baik terstruktur maupun semi terstruktur. 7. Mampu beradaptasi dengan cepat, sehingga apabila ada permasalahan baru maka sistem dapat dikondisikan sesuai dengan perubahan permasalahan yang terjadi. 8. Aplikasi SPK mudah digunakan sekalipun oleh orang awam. Sehingga pengguna dapat menggunakan aplikasi dengan semaksimal mungkin. 9. Dapat mendukung efektivitas pengambilan keputusan, baik dari segi waktu, kualitas maupun keakuratan pengambilan keputusan. 10. Manajemen yang melakukan pengambilan keputusan tetap memiliki kewenangan penuh dalam pengambilan keputusan akhir. 11. SPK dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pengguna. 12. Dapat digabungkan dengan penggunaan model pengambilan keputusan menyesuaikan dengan situasi permasalahan yang dihadapi oleh obyek penelitian. 13. Menyediakan akses penyimpanan database dengan berbagai format sehingga dapat digunakan dalam berbagai bentuk aplikasi sistem. 14. Dapat digunakan sebagai aplikasi single user maupun multi user.

7 33 13 Akses data 14 Standalone, integrasi, dan berbasis web 1 Masalah semi terstruktur dan tidak terstruktur 2 Mendukung manajer di semua level 3 Mendukung individu dan kelompok 12 Pemodelan dan analisis 4 Keputusan yang saling tergantung atau sekuensial 11 Kemudahan pengembangan oleh pengguna akhir SPK 5 Mendukung intelegensi, desain, pilihan, implementasi 10 Manusia mengontrol mesin 9 Keefektifan, bukan efisiensi 8 Kemudahan penggunaan interaktif 7 Dapat diadaptasi dan fleksibel 6 Mendukung berbagai proses dan gaya keputusan Gambar 2.1 : Karakteristik dan Kapabilitas SPK Sumber : Efraim Turban, Sistem Pendukung Keputusan dan Sistem Cerdas, Komponen-Komponen Sistem Pendukung Keputusan DSS dibangun oleh beberapa komponen besar, yakni : 1. Subsistem Manajemen Data (Data Subsistem) Berisikan database yang dikelola oleh perangkat lunak sistem. 2. Subsistem Manajemen Model (Model Subsistem) Adalah berisikan uraian software yang digunakan dalam pengembangan SPK. Software yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan manajemen serta permasalahan yang dihadapi. 3. Subsistem antar muka pengguna Adalah spesifikasi pengguna sistem setelah diimplementasikan. Agar aplikasi sistem dapat berjalan dengan maksimal maka diperlukan seorang pengguna yang memiliki kemampuan dibidangnya. 4. Subsistem manajemen berbasis pengetahuan

8 Adalah model yang menjelaskan mengenai pengetahuan dalam pengambilan keputusan. Sistem lainnya yang berbasis komputer Internet, intranet, ekstranet Manajemen Data Manajemen Model Model Eksternal Subsistem berbasis Antarmuka pengguna Basis pengetahuan organisasional Manajer (Pengguna) Gambar 2.2 : Komponen DSS Sumber : Efraim Turban, Sistem Pendukung Keputusan dan Sistem Cerdas, Fase-Fase Proses Pengambilan Keputusan Fase-fase proses pengambilan keputusan digambarkan sebagai berikut :

9 35 Realitas Simplifikas i Asumsi Fase Inteligensi Sasaran organisasional Prosedur pemindaian dan penelitian Pengumpulan data Indentifikasi masalah Kepemilikan masalah Klasifikasi masalah Pernyataan masalah Fase Desain Pernyataan Masalah Validasi model Formulasi sebuah model Menentukan kriteria untuk dipilih Mencari alternatif Memprediksi dan mengukur hasil akhir SUKSES Alternatif Fase Pilihan Verifikasi, menguji solusi yang diusulkan Solusi untuk model Analisis sensitivitas Memilih Alternatif terbaik Rencana implementasi Solusi Implementasi Solusi KEGAGALAN Gambar 2.3 : Fase-fase Pengambilan Keputusan / Proses Pemodelan Sumber : Efraim Turban, Sistem Pendukung Keputusan dan Sistem Cerdas, Penerimaan Siswa Baru Penerimaan siswa baru dapat didefinisikan sebagai proses pendaftaran, penyeleksian siswa dari sekolah lama untuk menjadi siswa baru di satu sekolah. Dalam pengelolaan penerimaan siswa baru, terdapat beberapa kegiatan inti antara lain: 1. Kepanitiaan Panitia penerimaan siswa baru merupakan bagian yang tidak mungkin terpisahkan dari proses penerimaan siswa baru. Panitia merupakan kepala sekolah serta beberapa guru yang ditunjuk oleh pihak

10 sekolah yang mempunyai kemampuan sehingga dapat mendukung kegiatan penerimaan siswa baru dengan maksimal. 2. Persyaratan pendaftaran siswa baru Persyaratan pendaftaran siswa baru berbeda-beda sesuai dengan jenis sekolahnya. Namun demikian secara umum persyaratan pendaftaran siswa baru meliputi umur, kesehatan, tes penerimaan serta persyaratan administrasi lainnya. Menurut Soetopo dan Soemanto, bahwa syarat-syarat pendaftaran meliputi: a. Akta kelahiran b. Keterangan kesehatan c. Foto copy STTB (Surat Tanda Tamat Belajar) legalisir d. Foto copy raport terakhir e. Surat keterangan kelakuan baik dari polisi atau Kepala Sekolah f. Biaya pendaftaran g. Foto 3x4 atau 4x6 secukupnya 3. Tes Merupakan salah satu kegiatan penerimaan siswa baru yang dilakukan untuk mendapatkan skala nilai bagi calon siswa yang bersangkutan. Dengan demikian, tes yang baik adalah tes yang tidak hanya mengukur tingkat kemampuan siswa saja melainkan juga mengukur intelegensi, potensi calon siswa serta nilai non akademik lainnya. 4. Seleksi Setelah proses tes dilaksanakan, maka langkah selanjutnya dalam penerimaan siswa adalah proses seleksi atau pengelompokan calon siswa kedalam kategori diterima atau tidak diterima. Proses seleksi merupakan proses inti dalam penerimaan siswa baru sehingga harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian sehingga diperoleh keputusan yang benarbenar sesuai dengan ketentuan yang berlaku disekolah tersebut.

11 Metode Simple Additive Weighting (SAW) Merupakan metode penjumlahan terbobot dengan cara menjumlahkan tiap-tiap kriteria sehingga diketahui alternatif keputusan dengan langkahlangkah sebagai berikut: 1. Buatlah matrik keputusan Z dengan ukuran m x n (m, menunjukkan alternatif pilihan dan n adalah jumlah kriteria) 2. Berikan nilai pada semua alternatif pada matrik 3. Berikan bobot pada setiap kriteria sesuai dengan ketentuan yang diinginkan. W = [ W 1 W 2 W 3... W j ] 4. Normalisasikan matrik menggunakan rumus: 5. Ubah nilai yang sudah dinormalisasikan ke dalam matrik normal sehingga membentuk matrik sebagai berikut: 6. Lakukanlah perangkingan berdasarkan perkalian antara matrik normal dengan bobot preferensi 7. Tentukan nilai preferensi pada setiap alternatif dengan rumus:

12 Nilai V i menentukan bahwa semakin besar nilai V i maka alternatif A i adalah semakin baik. 2.5 Analisis Definisi Merupakan proses penguraian kedalam komponen-komponennya dengan tujuan mengetahui permasalahan dan hambatan sehingga diperoleh usulan perbaikan sistem sesuai dengan kebutuhan pengguna Tahap-tahap Analisis Sistem 1. Penguraian Permasalahan Identifikasi permasalahan merupakan tahapan awal dalam pembuatan aplikasi sistem yang meliputi: a. Melakukan identifikasi terhadap sebab-sebab adanya masalah b. Melakukan identifikasi terhadap keputusan permasalahan c. Melakukan identifikasi terhadap entitas-entitas yang berhubungan dengan sistem 2. Pemahaman terhadap alur kerja sistem Tugas dalam pemahaman alur kerja sistem adalah: a. Mendeskripsikan penelitian kedalam jenis-jenisnya b. Menjadwalkan waktu observasi c. Menentukan jadwal tanya jawab d. Merencanakan penelitian e. Mendeskripsikan informasi yang diperoleh 3. Melakukan analisis terhadap hasil penelitian Untuk menganalisa hasil penelitian dapat juga digunakan daftar pertanyaan 4. Pembuatan laporan hasil analisa Hasil penelitian harus dibuat dalam bentuk laporan agar dapat dijadikan sebagai dokumentasi serta merupakan bukti adanya penelitian yang pernah dilakukan oleh seorang peneliti.

13 Pemodelan Dalam sistem diperlukan alat untuk memodelkan sistem sebagai implementasi. Beberapa alat analisis sistem antara lain FOD yang digunakan untuk mendeskripsikan proses alur dokumen dalam sistem. Tabel 2.1: Simbol FOD Nama Simbol Simbol DOKUMEN Digunakan untuk mendeskripsikan input dan output baik secara manual maupun melalui komputer. KEGIATAN MANUAL Digunakan untuk mendeskripsikan proses yang dilakukan manual PENGHUBUNG Mempresentasikan pemutusan perpindahan dalam satu halaman PERHUBUNGAN Mempresentasikan pemutusan perpindahan dalam halaman lainnya KOMENTAR PROSES Digunakan untuk menunjukkan keterangan GARIS ALIR Mempresentasikan aliran data dari maupun ke proses Simbol Simpanan Ofline Pengarsipan data berdasarkan urutan angka Pengarsipan data berdasarkan urutan abjad N A Pengarsipan data berdasarkan urutan tanggal Sumber : Jogiyanto HM, Analisis Desain dan Implementasi Sistem, 2015 C

14 2.6 Desain Sistem Definisi Desain Sistem Adalah tahapan yang berisi uraian tentang rancangan sistem yang meliputi uraian software dan hardware yang akan digunakan dalam aplikasi sistem yang dirancang Pemodelan Perancangan Dalam perancangan diperlukan pemodelan agar diperoleh kesesuaian usulan sistem dengan permasalahan yang dihadapi pengguna. Pemodelan yang digunakan dalam perancangan antara lain: 1. Diagram Kontek Diagram kontek adalah sebuah diagram yang terdiri dari satu proses dengan beberapa bagian didalamnya. Diagram tersebut menjelaskan tentang input data dari entitas serta output dari proses bagi pengguna. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan diagram kontek antara lain: a. Entitas, merupakan bagian atau orang yang berkaitan dalam proses. b. Data, merupakan masukan ke sistem c. Keluaran (Informasi), merupakan hasil informasi dari proses dan diberikan kepada entitas yang berhubungan dengan sistem. d. Batasan antara sistem dengan lingkungannya.

15 41 Tabel 2.2 : Simbol Context Diagram Nama simbol Gambar Entitas/Sumber data Adalah entitas yang menggambarkan bagian dari sistem Sistem Menunjukkan sebagai proses sistem komputerisasi Garis/ Alir Menggambarkan arah aliran data dari atau ke sistem Sumber : Jogiyanto HM, Analisis Desain dan Implementasi Sistem, Data Flow Diagram (DFD) DFD menggambarkan sistem ke dalam proses-proses secara lebih detail. Tabel 2.3 : Simbol Data Flow Diagram (DFD) Nama Simbol Gambar Proses Menunjukkan transformasi dari masukan menjadi keluaran, dalam hal ini sejumlah masukan dapat menjadi hanya satu keluaran ataupun sebaliknya. Aliran Digunakan untuk menggambarkan arus gerakan paket data atau informasi dari satu bagian ke bagian lain dari sistem.

16 Terminator Digunakan untuk menjelaskan mengenai entiti yang digunakan Penyimpanan Berfungsi sebagai penjelas isi data Sumber : Jogiyanto HM, Analisis Desain dan Implementasi Sistem, Perancangan Database Definisi Database Database merupakan kumpulan data yang saling berhubungan antara data yang satu dengan yang lainnya yang tersimpan dalam suatu simpanan luar dan membutuhkan suatu software untuk menjalankan. Database terbentuk dari kumpulan beberapa file, yaitu :[9] 1. File Induk Merupakan file utama dimana semua program dipanggil dari file master. 2. File Transaksi Merupakan file yang berfungsi sebagai perekam dan penyimpanan data transaksi dalam sistem. 3. File Laporan Merupakan file yang berisi data-data yang digunakan untuk membuat laporan Alat Bantu dalam Perancangan Database 1. Entity Relationship Diagram (ERD) Merupakan diagram yang menggambarkan hubungan antara entitas-entitas dengan relasinya dalam sebuah sistem. Langkahlangkah tehnik untuk menghasilkan diagram ERD adalah : a. Identifikasikan entitas-entitas yang terlibat dalam sistem

17 43 b. Tentukan atribut kunci dari himpunan entitas yang ada c. Identifikasikan relasi antara himpunan entitas yang ada serta atribut kuncinya d. Definisikan ting relasi e. Isi himpunan entitas dan himpunan relasi dengan semua atribut bukan kunci. Tabel 2.4: Simbol-simbol Entity Relationship Diagram Simbol Uraian Entity Digunakan untuk menggambarkan obyek yang didefinisikan dalam lingkungan pemakai. Hubungan Menggambarkan relasi antar entity Atribut Digunakan untuk menggambarkan elemenelemen dari suatu entity, yang menggambarkan karakter entity. Garis Digunakan untuk menghubungkan entity dengan entity atau entity dengan atribut. Sumber : Basis Data, Fathansyah. Ir, 2005 Entitas (entity) merupakan obyek dalam sebuah sistem yang terdiri dari kumpulan data yang mampu membedakan obyek satu dengan lainnya. Atribut merupakan penjelasan dari entitas. Atribut dibedakan kedalam atribut kunci dan atribut bukan kunci. Relasi merupakan hubungan antar entitas dalam relasi yang dibedakan menjadi:

18 1. Unary Relationship Relasi yang menghubungkan entitas-entitas dari sebuah himpunan entitas. 2. Binary Relationship Relasi yang menghubungkan entitas-entitas dari dua himpunan. 3. Ternary Relationship Relasi yang menghubungkan entitas-entitas dari tiga himpunan entitas. Kardinalitas relasi terdiri dari: 1. Satu ke satu ( One to One ) Relasi satu ke satu diartikan bahwa satu entitas A hanya berhubungan dengan satu entitas B dan sebaliknya. A B Entitas 1 Entitas 1 Entitas 2 Entitas 2 Entitas 3 Entitas 3 Entitas 4 Entitas 4 Gambar 2.4 : One to One relationship Sumber : Basis Data, Fatansyah. Ir, Satu ke Banyak (One to Many) Relasi satu ke banyak menjelaskan bahwa setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berelasi dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, tetapi setiap entitas pada himpunan entitas B hanya dapat berhubungan dengan satu entitas pada himpunan entitas A.

19 45 A B Entitas 1 Entitas 1 Entitas 2 Entitas 3 Entitas 2 Entitas 3 Entitas 4 Entitas 5 Gambar 2.5 : Kardinalitas Relasi Satu ke Banyak Sumber : Basis Data, Fatansyah. Ir, Banyak ke Satu ( Many to One ) Yang berarti etitas A hanya berhubungan dengan satu entitas pada himpunan entitas B tetapi sebaliknya entitas B dapat berhubungan dengan beberapa entitas pada himpunan entitas A. A B Entitas 1 Entitas 2 Entitas 1 Entitas 3 Entitas 2 Entitas 4 Entitas 3 Entitas 5 Gambar 2.6 : Kardinalitas Relasi Banyak ke Satu Sumber : Basis Data, Fatansyah. Ir, Banyak ke Banyak ( Many to Many ) Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, begitu pula sebaliknya setiap entitas pada himpunan entitas B dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas A.

20 A B Entitas 1 Entitas 1 Entitas 2 Entitas 2 Entitas 3 Entitas 3 Entitas 4 Entitas 4 Gambar 2.7 : Kardinalitas Relasi Banyak ke Banyak Sumber : Basis Data, Fatansyah. Ir, Implementasi tabel Beberapa kaidah dalam implementas tabel antara lain: a. Semua entitas dapat menghasilkan tabel b. Entitas dengan relasi one to one tidak akan menghasilkan tabel melainkan hanya menyertakan semua atribut pada salah satu entitas. c. Entitas dengan relasi one to many tidak akan menghasilkan tabel melainkan dengan penyertaan atribut kunci dari relasi berderajat one ke relasi berderajat many. d. Relasi derajat N-N yang menghubungkan 2 himpunan entitas, akan diwujudkan dalam bentuk tabel khusus memiliki field yang berasal dari key dari himpunan entitas yang dihubungkan. 3. Normalisasi Data Merupakan langkah-langkah analisis yang digunakan untuk menormalkan database dari adanya penumpukan data. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menormalisasi suatu data yaitu : a. Field atau Atribut Kunci Setiap file selalu terdapat kunci dari file berupa satu field atau set field yang dapat mewakili record.

21 47 b. Primary Key Merupakan atribut yang isinya tidak mungkin sama antara satu dengan atribut lainnya. c. Alternate Key Merupakan atribut yang dapat digunakan sebagai alternatif pengganti primary key. d. Foreigh Key Merupakan atribut pelengkap pada relasi sebuah proses. e. Super Key Merupakan satu atau lebih atribut dan digunakan untuk membedakan setiap baris data. f. Candidate key Merupakan satu atau lebih atribut yang merupakan pembeda dari atribut-atribut lainnya. g. Ketergantungan Kunci Dikatakan ketergantungan kunci jika dan hanya jika atribut bukan kunci bergantung secara fungsional (ketergantungan penuh) pada atribut kunci dalam sebuah entitas atau himpunan entitas. h. Sekundary key Suatu atribut yang digunakan untuk mendukung/melengkapi keberadaan primary key. Ada beberapa bentuk dalam normalisasi data antara lain : a. Bentuk Tidak Normal (Unnormalized Form) Merupakan implementasi semua field secara utuh kedalam tabel tanpa adanya perubahan. b. Bentuk Normal 1 (First Normal Form/1-NF) Dalam normalisasi bentuk ke-1 setiap atribut hanya memiliki nilai tunggal. c. Bentuk Normal II (First Normal Form/2NF)

22 Dalam bentuk normal ke-2, data harus sudah memenuhi bentuk normal ke-2 serta semua atribut bukan kunci harus bergantung secara fungsional pada atribut kunci. d. Bentuk Normal III (First Normal Form/3-NF) Untuk menjadi bentuk normal ke-3 maka relasi haruslah dalam bentuk normal ke-2 serta semua atribut bukan kunci harus bergantung sepenuhnya pada atribut kunci 4. Data Dictionary (DD) Data Dictionary berfungsi untuk : a. Penjelas mengenai maksud dari simpanan data pada DFD. b. Mendiskripsikan banyaknya ruang yang dibutuhkan dalam ruagan database c. Mendiskripsikan nama dan fungsi dari setiap tabel dalam database. Tabel 2.6 : Simbol-Simbol Data Dictionary Notasi Arti = Mempunyai arti terdiri dari, terbentuk dari atau sama dengan + Dan ( ) Optional (elemen data di dalam kurung parethesis sifatnya optional, boleh ada dan tidak ada) N { } N Iterasi (elemen data di dalam kurung brace beriterasi mulai minimum N kali dan maksimum N kali) [ ] Salah satu dari (memilih salah satu dari elemen-elemen data di dalam kurung brcket ini) ** Keterangan setelah tanda ini adalah komentar Sama dengan simbol [ ] Sumber : Jogiyanto H.M, Analisis dan Desain Sistem Informasi, Andi, Yogyakarta, Desain Input Output Desain input output merupakan rancangan sistem yang menjelaskan mengenai detail pengisian data dalam aplikasi serta bagaimana layout informasi yang dihasilkan dari aplikasi tersebut.

23 49 Melalui desain input output maka dapat digambarkan secara jelas bagaimana jalannya sistem tersebut. 2.8 Kerangka Pemikiran Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Siswa Baru pada SMK Negeri 1 Demak Variabel : - Nilai akhir SMP - Tes kesehatan - Psikotest - Nilai tes IPA - Nilai tes IPS - Nilai tes Matematika - Nilai tes Bahasa Indonesia - Nilai tes Bahasa Inggris Data Calon siswa Penilaian kriteria siswa menggunakan SAW Disarankan Tidak disarankan Gambar 2.8 : Kerangka Pemikiran

24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Penelitian dilakukan pada SMK Negeri 1 Demak yang beralamatkan di Jl. Sultan Trenggono No. 87 Demak. 3.2 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalah penelitian ini adalah: 1. Data Primer Data Primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumber penelitian. Data primer dalam penelitian ini antara lain: profil sekolah, data pendaftaran siswa baru, data penilaian dan seleksi siswa baru. 2. Data Sekunder Adalah data yang perolehannya tidak secara langsung dari obyek penelitian, melainkan diperoleh berdasarkan pengumpulan literaturliteratur. Data sekunder dalam penelitian ini antara lain, teori tentang sistem pendukung keputusan, teori tentang analisa sistem serta teori mengenai metode Simple Additive Weighting (SAW) 3.3 Metode Pengumpulan Data Sesuai dengan sumber data serta tujuan penelitian, maka dalam pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode sebagai berikut: a. Wawancara Merupakan pengumpulan data dengan melakukan wawancara secara langsung kepada obyek penelitian mengenai proses penerimaan siswa baru.

25 51 b. Observasi Merupakan cara pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung pada obyek penelitian. c. Studi Kepustakaan Merupakan pengumpulan data dengan mengumpulkan teori-teori sesuai dengan penelitian yang dilakukan. 3.4 Tahap-tahap Pengembangan Sistem Tahapan-tahapan dalam pengembangan sistem dengan menggunakan metode Waterfal meliputi : Gambar 3.1 Tahap-tahap pengembangan sistem dengan model Waterfall 1. Perencanaan Perencanaan merupakan tahap awal dari perancangan sistem secara keseluruhan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Melakukan identifikasi terhadap permasalahan yang ada pada obyek penelitian kemudian mencari pemecahannya. b. Mencari alternatif pemecahan sistem Setelah diketahui permasalahan yang dihadapi oleh obyek penelitian, maka tugas analis selanjutnya adalah memberikan alternatif pemecahan masalah.

26 2. Analisis Merupakan tahapan dimana seorang analisis melakukan evaluasi terhadap permasalahan serta sistem yang diusulkan sebagai perbaikan. Tahap-tahap dalam analisis sistem terdiri dari: a. Analisis terhadap kelayakan sistem yang diusulkan. Sebelum memberikan usulan sistem terlebih dahulu seorang analis harus melakukan analisis terhadap kelayakan sistem apabila diimplementasikan. Analisis kelayakan tersebut meliputi: 1) Analisis biaya pembuatan sistem 2) Analisis manfaat penggunaan sistem baru b. Analisis terhadap kebutuhan informasi Informasi yang dihasilkan sistem harus sesuai dengan kebutuhan user. Dengan demikian, seorang analis harus melakukan identifikasi masukan serta output dari sistem sehingga menyesuaikan kebutuhan dan permasalahan yang ada pada obyek penelitian. c. Analisis sistem secara terperinci Dalam tahap ini seorang analis merancang sistem yang akan diusulkan secara terperinci yang meliputi: 1) Membuat rancangan sistem yang diusulkan 2) Membuat rancangan database yang akan digunakan 3) Membuat rancangan masukan dan keluaran sistem 3. Perancangan Merupakan tahapan rancangan sistem yang akan diusulkan dibuat. Desain sistem meliputi implementasi rancangan sistem ke dalam bahasa pemrograman yang digunakan 4. Implementasi Sistem yang sudah melewari rancangan serta desain sistem maka dapat diimplementasikan pada obyek penelitian. Dalam implementasi sistem diperlukan SDM yang mumpuni sebagai user aplikasi yang diusulkan agar diperoleh manfaat yang maksimal. Dengan demikian,dalam

27 53 implementasi sistem juga dilakukan pelatihan terhadap SDM yang menjadi admin. 5. Pemeliharaan Sistem yang dibuat tidak mungkin selamanya dapat digunakan. Dengan demikian diperlukan pemeliharaan sistem secara berkala agar sistem dapat selalu memberikan hasil yang maksimal dan dapat mengikuti perkembangan kebutuhan pengguna dimasa yang akan datang. 3.5 Implementasi penerimaan siswa baru menggunakan metode SAW Berdasarkan analisa kriteria-kriteria penilaian penerimaan siswa baru, berikut akan diuraikan proses pengolahan penerimaan siswa baru menggunakan metose SAW dengan variabel sebagai berikut : 1. Nilai akhir (20%) 2. Nilai tes IPA(15%) 3. Nilai tes IPS(15%) 4. Nilai tes Matematika (15%) 5. Nilai tes Bahasa Indonesia(15%) 6. Nilai tes Bahasa Inggris(20%) Untuk semua nilai pada variabel diatas akan dipresentasikan dalam kategori nilai sebagai berikut: Tabel 3.1 : Kriteria nilai Nilai Interval Keterangan ,25 Rendah ,5 Cukup ,75 Tinggi > 80 1 Sangat tinggi Contoh diberikan tabel nilai calon siswa sebagai berikut: Tabel 3.2 : Data nilai calon siswa No Nama s1 s2 s3 s4 s5 s6 1. Abdul 1 0,25 0,5 0,25 0,25 0,5 2. Budi 0.5 0,5 0,5 0,5 0,25 0,5 3. Candra ,25 0,5 0,25

28 4. Dedi 0, ,25 0,75 0,75 5. Edi ,25 6. Fika ,5 0,75 0,5 Keterangan: s1 = nilai akhir s2 = nilai tes IPA s3 = nilai tes IPS s4 = nilai tes Matematika s5 = nilai tes Bahasa Indonesia s6 = nilai tes Bahasa Inggris Berdasarkan tabel diatas maka dapat dibentuk matriks keputusan X sebagai berikut : 1 0,25 0,5 0,25 0,25 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,25 0,5 X = 0,25 0,5 0,25 0,75 1 0,25 0,25 0,25 0,5 0,75 0,25 0,75 0,25 0,75 0,75 0,75 1 0,25 0,75 0,25 0,25 0,5 0,75 0,5 Sehingga matriks ternormalisasi R diperoleh nilai: 1,000 0,333 0,500 0,333 0,250 0,666 0,500 0,666 0,500 0,666 0,250 0,666 R= 0,250 0,500 0,333 0,333 1,000 0,250 0,333 0,333 0,500 0,750 0,333 1,000 0,250 1,000 0,750 1,000 1,000 0,333 0,750 0,333 0,250 0,666 0,750 0,666 Dengan vektor bobot (S) = [0,2 0,15 0,15 0,15 0,15 0,2], maka diperoleh nilai: 0,2 0,05 0,075 0,05 0,038 0,133 0,1 0,01 0,075 0,01 0,038 0,133 V= 0,05 0,1 0,05 0,15 0,15 0,038 0,05 0,05 0,075 0,113 0,067 0,2 0,05 0,15 0,113 0,15 0,15 0,067 0,15 0,05 0,038 0,01 0,113 0,133

29 55 0,546 0,366 V= 0,442 0,551 0,680 0,474 Secara rinci hasil penjumlahan bobot semua kriteria pada masing-masing calon siswa adalah: Abdul = 0,2 + 0,05 + 0, ,05 + 0, ,133 = 0,546 Budi = 0,1 + 0,01 + 0, ,01 + 0, ,133 = 0,366 Candra = 0,05 + 0,05 + 0,15 + 0,05 + 0, ,067 = 0,442 Dedi = 0,1 + 0,05 + 0, ,05 + 0, ,2 = 0,551 Edi = 0,05 + 0,15 + 0, ,15 + 0,15 + 0,067 = 0,68 Fika = 0,15 + 0,05 + 0, ,01 + 0, ,133 = 0,474 Dengan demikian, jika diurutkan berdasarkan rangking nilai semua calon siswa terdiri dari : Rangking 1 Edi Rangking 2 Dedi Rangking 3 Abdul Rangking 4 Fika Rangking 5 Candra Rangking 6 Budi Informasi nilai diatas dapat digunakan oleh pihak sekolah sebagai dasar pengambilan keputusan penerimaan siswa.

30 BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN 4.1 Analisis Sistem Aplikasi sistem pendukung keputusan penerimaan siswa baru ini merupakan aplikasi berbasis dekstop yang dapat membantu pihak SMKN 1 Demak dalam pengambilan keputusan penerimaan siswa baru dengan lebih selektif. Dalam SPK ini terdiri dari beberapa kriteria penilaian penerimaan siswa baru dengan model data sebagai berikut: Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Siswa Baru Nilai raport SMP Nilai tes matematika Nilai tes bahasa Indonesia Nilai tes bahasa Inggris Nilai tes Nilai uji fisik IPA Nilai Nilai tinggi tes badan IPS Calon siswa 1 Calon siswa 2 Calon siswa 3 Gambar 4.1 : Model data Sistem Penerimaan siswa baru dengan metode SAW 4.2 Hasil Perhitungan Menggunakan Metode SAW Dalam penyelesaian permasalahan menggunakan metode SAW, terdapat langkah-langkag pemecahan sebagai berikut: Menentukan kriteria dan alternatif. Alternatif dalam penelitian ini adalah disarankan, kurang disarankan dan tidak disarankan.

31 57 Sedangkan beberapa kriteria dalam SPK penerimaan siswa baru adalah: 1. Nilai akhir 2. Nilai tes IPA 3. Nilai tes IPS 4. Nilai tes Matematika 5. Nilai tes Bahasa Indonesia 6. Nilai tes Bahasa Inggris Untuk semua nilai pada variabel diatas akan dipresentasikan dalam kategori nilai sebagai berikut: Tabel 4.1 : Kriteria penilaian SAW Nilai Interval Keterangan ,25 Rendah ,5 Cukup ,75 Tinggi > 80 1 Sangat tinggi Membuat tabel alternatif pada setiap kriteria Tabel 4.2 : Data nilai pendaftar No Nama s1 s2 s3 s4 s5 s6 1. Abdul 1 0,25 0,5 0,25 0,25 0,5 2. Budi 0.5 0,5 0,5 0,5 0,25 0,5 3. Candra ,25 0,5 0,25 4. Dedi 0, ,25 0,75 0,75 5. Edi ,25 6. Fika ,5 0,75 0,5 Keterangan: s1 = nilai akhir s2 = nilai tes IPA

32 s3 = nilai tes IPS s4 = nilai tes Matematika s5 = nilai tes Bahasa Indonesia s6 = nilai tes Bahasa Inggris Normalisasi Data Setelah melakukan proses pembobotan untuk masing-masing kriteria, maka langkah selanjutnya adalah melakukan normalisasi dan menentukan hasil dari prioritas perangkingan dengan cara membagi nilai kriteria dengan nilai maksimal pada setiap kolom kriteria tersebut sebagai berikut: Normalisasi kolom ke-1: Normalisasi kolom ke-2:

33 59 Normalisasi kolom ke-3: Normalisasi kolom ke-4 Normalisasi kolom ke-5

34 Normalisasi kolom ke-6 Hasil matrik ternormalisasi r sebagai berikut: 1 0,333 0,5 0,333 0,25 0,667 0,5 0,667 0,5 0, ,667 R= 0,25 0,5 0, ,25 0,333 0,333 0,5 0,75 0, ,25 1 0, ,333 0,75 0,333 0,25 0,667 0,75 0, Perankingan Perhitungan perankingan menggunakan vektor bobot yang ditentukan oleh pengambil keputusan. Aturan total vektor bobot tidak boleh melebihi 100%. Dalam penelitian ini aturan bobot setiap vektor adalah: 1. Nilai akhir (20%) 2. Nilai tes IPA(15%) 3. Nilai tes IPS(15%) 4. Nilai tes Matematika (15%) 5. Nilai tes Bahasa Indonesia(15%) 6. Nilai tes Bahasa Inggris(20%) Total bobot = 100

35 61 Perankingan dilakukan dengan cara mengalikan vektor bobot dengan matriks ternormalisasi R sebagai berikut: v 1 = (0,2) (1) + (0,15) (0,333) + (0,15) (0,5) + (0,15) (0,333) + (0,15) (0,25) + (0,2) (0,667) = 0,546 v 2 = (0,2) (0,5) + (0,15) (0,667) + (0,15) (0,5) + (0,15) (0,667) + (0,15) (1) + (0,2) (0,667) = 1,558 v 3 = (0,2) (0,25) + (0,15) (0,333) + (0,15) (1) + (0,15) (0,333) + (0,15) (0, 5) + (0,2) (0,333) = 0,442 v 4 = (0,2) (0,5) + (0,15) (1) + (0,15) (0,25) + (0,15) (0,333) + (0,15) (0,75) + (0,2) (1) = 0,651 v 5 = (0,2) (0,25) + (0,15) (1) + (0,15) (0,75) + (0,15) (1) + (0,15) (1) + (0,2) (0,333) = 0,68 v 6 = (0,2) (0,75) + (0,15) (0,333) + (0,15) (0,25) + (0,15) (0,667) + (0,15) (0,75) + (0,2) (0,667) = 0,584 Hasil perankingan tersebut adalah: No Nama s1 s2 s3 s4 s5 s6 Total 1. Abdul 0,2 0,05 0,75 0,25 0,38 0,133 0, Budi 1 0,1 0,75 0,1 0,15 0,133 1, Candra ,15 0,05 0,75 0,067 0, Dedi 0, ,05 0,113 0,2 0, Edi 0,05 0,15 0,113 0,15 0,15 0,067 0,68 6. Fika ,1 0,113 0,133 0,584 Nilai akhir diperoleh dari setiap penjumlahan matrik. Dari hasil total nilai masing-masing pendaftar diatas amka dapat ditentukan ranking sebagai berikut: 1. Budi 2. Edi 3. Dedi 4. Fika 5. Abdul

36 6. Candra 4.3 Perancangan Sistem Contex Diagram Project Name: Project Path: Chart File: Chart Name: Created On: Created By: Modified On: Modified By: SPK Penerimaan Siswa d:\ dfd00001.dfd Context Diagram Nov Kamal Nov Kamal Siswa Data_calon_siswa Nilai_akhir Nilai_matematika Nilai_Bahasa_indonesia Nilai_Bahasa_inggris Panitia Seleksi Hasil_penilaian 0 SPK Penerimaan siswa Nilai_IPS Nilai_IPA Laporan_penerimaan_siswa laporan_hasil_penilaian Kepala Sekolah Gambar 4.2 : Contex Diagram Sumber : Data yang diolah

37 Dekomposisi Diagram 0 SPK Penerimaan Siswa 1 Pendataan 2 Penilaian 1.1 Data Calon Siswa 1.2 Data Kriteria 1.3 Laporan Penerimaan Siswa 2.1 Analisa SAW 2.2 Laporan Hasil Analisa Gambar 4.3 : Dekomposisi Diagram Sumber : Data yang diolah

38 4.3.3 DFD Level 0 Project Name: Project Path: Chart File: Chart Name: Created On: Created By: Modified On: Modified By: SPK Penerimaan Siswa d:\ta-2017\ainulk~1\rancan~1\ dfd00002.dfd DFD Level 0 Jan Kamal Jan Kamal 1 Siswa Data_calon_siswa Pendataan Laporan_penerimaan_siswa Kriteria Calon_siswa Kriteria Calon_siswa Kepala Sekolah Kriteria Calon_siswa Nilai_akhir 2 Hasil_penilaian Penilaian laporan_hasil_penilaian Nilai_Bahasa_indonesia Nilai_Bahasa_inggris Nilai Nilai Nilai_matematika Nilai_IPA Nilai_IPS Panitia Seleksi Gambar 4.4 : DFD Level 0

39 65 Sumber : Data yang diolah DFD Level 1 Proses Pendataan Project Name: Project Path: Chart File: Chart Name: Created On: Created By: Modified On: Modified By: SPK Penerimaan Siswa d:\ta-2017\ainulk~1\rancan~1\ dfd00003.dfd DFD Level 1 Proses 1 Jan Kamal Jan Kamal 1.1 Siswa Data_calon_siswa Data Calon Siswa Calon_siswa Calon_siswa Calon_siswa 1.2 Panitia Seleksi Data_kriteria Data Kriteria Kriteria Kriteria 1.3 Laporan Penerimaan Siswa Kepala Sekolah Laporan_penerimaan_siswa Gambar 4.5 : DFD Level 1 Proses Pendataan

40 Sumber : Data yang diolah DFD Level 1 Proses Penilaian Project Name: Project Path: Chart File: Chart Name: Created On: Created By: Modified On: Modified By: SPK Penerimaan Siswa d:\ta-2017\ainulk~1\rancan~1\ dfd00004.dfd DFD Level 1 Proses Penilaian Jan Kamal Jan Kamal Nilai_matematika Nilai_IPS Nilai_IPA Panitia Seleksi 2.1 Siswa Nilai_akhir Analisa SAW Nilai_Bahasa_inggris Nilai_Bahasa_indonesia Calon_siswa Nilai Kriteria Calon_siswa Nilai Kriteria Calon_siswa Nilai Kriteria 2.2 Hasil_penilaian Laporan Hasil Analisa laporan_hasil_penilaian Kepala Sekolah Gambar 4.6 : DFD Level 1 Proses Penilaian Sumber : Data yang diolah

41 Entity Relationship Diagram Nama No_pendaftaran Tgl_seleksi No_seleksi No_pendaftaran Jenkel Alamat Nilai_kriteria Id_kriteria Nama_kriteria Id_kriteria Calon_siswa N Seleksi N Kriteria Gambar 4.7 : Entity Relationship Diagram Sumber : Data yang diolah Relasi seleksi diatas menghubungkan entitas calon_siswa dengan kriteria. Relasi tersebut memiliki tingkat kardinalitas N-N (Many to Many) yang mana proses seleksi siswa melibatkan banyak siswa serta banyak kriteria. Relasi N-N akan dipresentasikan dalam pembentukan sebuah tabel. Dengan demikian tabel yang dihasilkan dari relasi diatas adalah: a. Tabel calon_siswa No_pendaftaran Nama Alamat Jenkel b. Tabel kriteria Id_kriteria Nama_kriteria c. Tabel seleksi

42 No_seleksi Tgl_seleksi No_pendaftaran Id_kriteria Nilai_kriteria Normalisasi 1. Tabel calon_siswa No_pendaftaran Nama Alamat Jenkel a. Tabel calon_siswa memenuhi 1NF Tabel calon_siswa di atas sudah memenuhi normal pertama (1NF), karena dari tabel calon_siswa semua atribut memiliki nilai tunggal dan tidak berulang ulang. b. Tabel calon_siswa memenuhi 2NF Tabel calon_siswa di atas sudah memenuhi 2NF karena tabel sudah meneuhi 1NF dan semua atribut bukan kunci utama tergantung secara fungsional terhadap atribut kunci utama / primary key (no_pendaftaran). No_pendaftaran nama, alamat, jenkel Nama alamat, jenkel, no_pendaftaran Alamat jenkel, nama, no_pendaftaran Jenkel nama, alamat, no_pendaftaran c. Tabel calon_siswa memenuhi 3NF Tabel calon_siswa sudah memenuhi 3NF karena tabel tersebut sudah memenuhi 2NF dan semua atribut bukan kunci utama tidak bergantung secara fungsional pada selain atribut bukan kunci. 2. Tabel kriteria Id_kriteria Nama_kriteria a. Tabel kriteria memenuhi 1NF

43 69 Tabel kriteria di atas sudah memenuhi normal pertama (1NF), karena pada tabel tersebut semua atribut memiliki nilai tunggal dan tidak berulang ulang. b. Tabel kriteria memenuhi 2NF Tabel kriteria diatas sudah memenuhi 2NF karena tabel tersebut sudah memenuhi 1NF dan semua atribut bukan kunci utama tergantung secara fungsional terhadap atribut kunci utama/primary key (id_kriteria) Id_kriteria nama_kriteria Nama_kriteria id_kriteria c. Tabel kriteria memenuhi 3NF Tabel kriteria diatas sudah memenuhi 3NF karena sudah memenuhi 2NF dan semua atribut bukan kunci tidak bergantung secara fungsional pada atribut kunci lain selain (id_kriteria). 3. Tabel seleksi No_seleksi Tgl_seleksi No_pendaftaran Id_kriteria Nilai_kriteria a. Tabel seleksi memenuhi 1NF Tabel seleksi diatas belum memenuhi normal pertama (1NF), karena terdapat beberapa atribut yang memiliki nilai ganda atau berulang-ulang. Atribut tersebut antara lain: no_seleksi, tgl_seleksi, serta no_pendaftaran. Atribut-atribut tersebut akan bernilai ganda untuk setiap penambahan id_kriteria yang berbeda dengan no_seleksi yang sama. Hal tersebut terjadi karena satu proses seleksi calon siswa meliputi banyak kriteria. Dengan demikian tabel seleksi harus dipecah (dekomposisi) berdasarkan tingkat ketergantungan fungsionalnya, sebagai berikut: No_seleksi tgl_seleksi, no_pendaftaran

44 No_seleksi, id_kriteria nilai_kriteria Berdasarkan kedua ketergantungan fungsional diatas, maka diperoleh 2 tabel hasil dekomposisi sebagai berikut: a. Tabel seleksi No_seleksi Tgl_seleksi No_pendaftaran 1) Tabel seleksi memenuhi 1NF Tabel seleksi sudah memenuhi bentuk normal pertama, karena semua atribut hanya memiliki nilai tunggal atau tidak berulang-ulang 2) Tabel seleksi memenuhi 2NF Tabel seleksi diatas sudah memenuhi 2NF karena semua atribut bukan kunci sudah tergantung secara fungsional pada atribut kunci utama (no_seleksi). No_seleksi tgl_seleksi, no_pendaftaran Tgl_seleksi no_seleksi, no_pendaftaran No_pendaftaran tgl_seleksi, no_seleksi 3) Tabel seleksi memenuhi 3NF Tabel seleksi sudah memenuhi 3NF karena sudah memenuhi 2NF dan semua atribut bukan kunci utama tidak bergantung transitif pada atribut kunci utama. b. Tabel nilai No_seleksi Id_kriteria Nilai_kriteria 1) Tabel nilai memenuhi 1NF

45 71 Tabel nilai sudah memenuhi bentuk normal pertama, karena semua atribut hanya memiliki nilai tunggal dan tidak berulang-ulang 2) Tabel nilai memenuhi 2NF Tabel nilai diatas sudah memenuhi 2NF karena sudah memenuhi 1NF dan semua atribut bukan kunci sudah tergantung secara fungsional pada atribut kunci utama (no_seleksi, id_kriteria). No_seleksi, id_kriteria nilai_kriteria Nilai_kriteria no_seleksi, id_kriteria 3) Tabel nilai memenuhi 3NF Tabel nilai sudah memenuhi 3NF karena tabel sudah memenuhi 2NF dan semua atribut bukan kunci utama tidak bergantung transitif pada atribut kunci utama Tabel Relationship Diagram Tabel 4.1 : Tabel Relationship Diagram

46 Seleksi Seleksi No_seleksi No_seleksi ** No_pendaftaran ** ** Tgl_seleksi Tgl_seleksi Calon_siswa No_pendaftaran* Nama Nama Alamat Alamat Jenkel Jenkel Nilai Nilai No_seleksi No_seleksi ** Id_kriteria Id_kriteria ** ** Nilai_kriteria Kriteria Kriteria Id_kriteria Id_kriteria ** Nama_kriteria Keterangan :: ** :: Primary Primary key key ** ** :: Candidat Candidat key key Kamus Data 1. Calon_siswa Calon_siswa = No_pendafaftaran + nama + alamat + jenkel No_pendaftaran = 12{karakter}12 Char = [A-Z a-z 0-9] Format = = dua digit tanggal pendaftaran 99 = dua digit bulan pendaftaran

47 73 99 = dua digit terakhir tahun pendaftaran = 5 digit nomor urut pendaftaran Contoh = Nama = 3 {karakter} 25 Char = [A-Z a-z] Format = xxxxxxxxxxxxxxxxxxx Contoh = Bedjo Jenkel = 1{karakter}1 Char = [A-Z] Format = [ P W ] Jika P = Pria Jika W = Wanita Alamat = 4 {karakter} 25 Char = [ A-Z a-z,. / ] Format = xxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Contoh = Jl. Sadewa 1 / Tabel Kriteria Kriteria = Id_kriteria + nama_kriteria Id_kriteria = 2{integer}2 Char = [0-9] Format = 99 Contoh = 01 Nama_kriteria = 5{karakter}30 Char = [ A - Z] Format = xxxxxxxxxxxxx Contoh = Tes matematika 3. Tabel seleksi Seleksi = No_seleksi + no_pendaftaran + tgl_seleksi No_seleksi = 5{integer}5 Integer = [0-9]

48 Format = 99 Contoh = No_pendaftaran = 12{karakter}12 Char = [A-Z a-z 0-9] Format = = dua digit tanggal pendaftaran 99 = dua digit bulan pendaftaran 99 = dua digit terakhir tahun pendaftaran = 5 digit nomor urut pendaftaran Contoh = Tgl_seleksi = 8 {date} 8 Format = dd+mm+yyy Contoh = Tabel nilai Nilai = No_seleksi + id_kriteria + nilai_kriteria No_seleksi = 5{integer}5 Integer = [0-9] Format = 99 Contoh = Id_kriteria = 2{integer}2 Integer = [0-9] Format = 99 Contoh = 01 Nilai_kriteria = 3{decimal}3 Integer = [ 0-9] Format = 9.99 Contoh = Database File Merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan antara satu dengan lainnya, tersimpan dalam perangkat keras komputer dan

49 75 digunakan untuk memanipulasi data dengan bantuan perangkat lunak (program aplikasi). 1. Tabel Calon_siswa Nama Tabel : Calon_siswa Key Field : No_pendaftaran Fungsi : Untuk mencatat data calon siswa Tabel 4.2 : Tabel Calon_siswa No. Field Tipe Width Key Keterangan 1 No_pendaftaran C 12 * Nomor pendaftaran 2 Nama C 20 Nama pendaftar 3 Alamat C 25 Alamat lengkap 4 Jenkel C 1 Jenis kelamin 2. Tabel Kriteria Nama Tabel Key Field Fungsi : Kriteria : Id_kriteria : Untuk mencatat data kriteria Tabel 4.3 : Tabel Kriteria No. Field Tipe Width Key Keterangan 1 Id_kriteria Int 2 * ID kriteria 2 Nama_kriteria C 30 Nama kriteria 3. Tabel Seleksi Nama Tabel Key Field Fungsi : Seleksi : No_seleksi : Untuk mencatat data seleksi Tabel 4.4 : Tabel seleksi No. Field Tipe Width Key Keterangan 1 No_seleksi Int 5 * Nomor seleksi 2 No_pendaftaran C 12 ** Nomor pendaftaran

50 3 Tgl_seleksi D 8 Tanggal seleksi 4. Tabel Nilai Nama Tabel Key Field Fungsi : Nilai : No_seleksi : Untuk mencatat data nilai seleksi Tabel 4.5: Tabel nilai No. Field Tipe Width Key Keterangan 1 No_seleksi Int 5 * Nomor seleksi 2 Id_kriteria C 2 ** ID kriteria 3 Nilai_kriteria Dec 1,2 Nilai kriteria Desain Input Output Desain input output berfungsi untuk memudahkan user dalam menjalankan aplikasi. Dengan desain input output juga dapat dijelaskan fungsi dan fasilitas dari masing-masing tampilan. Berikut desain input output aplikasi sistem penerimaan siswa baru pada SMKN I Demak: 1. Desain login Panel Kontrol Bank Login Mandiri Administrasi - HRD - Recrutment SMKN 1 DEMAK User Gambar Password Login Keluar

51 77 Gambar 4.8 : Desain form login Desain form login merupakan tampilan yang pertama kali tampil saat user menjalankan aplikasi. Form tersebut harus diisi oleh user dengan mengisi username dan password, kemudian pilih tombol login untuk masuk ke menu utama. 2. Desain form menu utama Data Seleksi Laporan Data Pendaftar Data Kriteria SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN SISWA BARU Gambar 4.9 : Desain menu utama Desain menu utama tersebut berisi submenu-submenu dalam aplikasi yang dibuat sesuai dengan kebutuhan sekolah. Untuk menjalankan submenu yang diinginkan, user dapat melakukannya dengan memilih icon yang tersedia. 3. Desain form pendaftar

52 Data Pendaftar No. Pendaftaran Nama Alamat Jenis kelamin - > Pria - > Wanita Tambah Simpan Keluar No. Pendaftaran Nama Alamat xxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxx Jenis Kelamin xxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxx Gambar 4.10 : Tampilan data pendaftar Desain data pendaftar berfungsi untuk melakukan entry data calon siswa yang mendaftar meliputi, nama alamat dan jenis kelamin. 4. Desain form kriteria Data Kriteria ID Kriteria Nama Kriteria Tambah Simpan Keluar ID Kriteria Nama Kriteria 99 xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx 99 xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx 99 xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx 99 xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx 99 xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx 99 xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx 99 xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx 99 xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Gambar 4.11 : Desain Input Kriteria Untuk mengisi data kriteria, maka admin mengisikan ID kriteria dan nama kriteria kemudian pilih tombol simpan untuk

53 79 menyimpan data, batal untuk membatalkan serta keluar untuk keluar dari form tersebut. 5. Desain form seleksi Seleksi Data Pendaftar No. Pendaftar No. Seleksi Tgl. Seleksi PERHITUNGAN SAW Hitung Keluar Penilaian Kriteria Matrik Pertama Matrik Kedua Matrik Ketiga Id. Kriteria Nama Kriteria Bobot Nilai kriteria Tambah Gambar 4.12 : Desain form seleksi 6. Desain Laporan Pendaftar LAPORAN DATA PENDAFTAR Tanggal : /../ No ID Pendaftar Nama Alamat Jenis Kelamin Gambar 4.13: Desain laporan pendaftar 7. Desain Laporan Hasil Seleksi

54 LAPORAN HASIL SELEKSI Tanggal : /../ No No. Seleksi Nama Nilai Raport Nilai Matematika Nilai Bahasa Ind Nilai Bahasa Ingg Nilai Nilai Fisik tes Nilai Nilai TB tes Total IPA IPS Nilai Gambar 4.14 : Desain laporan hasil seleksi

55 BAB V IMPLEMENTASI SISTEM 5.1 Implementasi Sistem 1. Form Login Gambar 5.1 : Form login 2. Form Manu Utama Gambar 5.2 : Form menu utama 55

56 8. Form Pendaftar Gambar 5.3: Form Pendaftar 9. Form Kriteria Gambar 5.4 : Form Kriteria

57 Form Seleksi Gambar 5.5 : Form seleksi 11. Form Matrik Pertama Gambar 5.6 : Form matrik pertama

58 12. Form Matrik Kedua Gambar 5.7 : Form matrik kedua 13. Form Matrik Ketiga Gambar 5.8 : Form matrik ketiga

59 Laporan Pendaftar Gambar 5.9 : Laporan pendaftar 15. Laporan Hasil Seleksi Gambar 5.10 : Laporan hasil seleksi 5.2 Pengujian Sistem Pengujian sistem dilakukan dengan uji black box yang menguji batasan-batasan sistem apabila terjadi kesalahan dalam pengisian data. Berdasarkan hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa aplikasi sudah baik. Semua menu dan submenu dalam aplikasi sudah tidak terdapat kesalahan fungsi serta setiap kontrol dapat berjalan sesuai perintah.

60 Berikut ringkasan tabel hasi pengujian: Tabel 4.6 : Hasil pengujian sistem No Pengujian Fungsi Hasil 1. Halaman login Aplikasi sistem Berfungsi memberikan batasan akses dengan baik untuk admin. Dengan demikian jika admin salah memasukkan username atau password akan ditolak. 2. Penyimpanan data Semua atribut dalam form mengharuskan user untuk mengisi. Jika ada data Berfungsi dengan baik yang tidak ada isinya maka harus diisi dengan tanda (-), dengan demikian semua atribut terisi. Jika masih ada atribut yang belum terisi dan admin melakukan penyimpanan maka akan ditolak 3 Penghapusan Sebelum benar-benar Berfungsi data melakukan penghapusan dengan baik data, sistem akan menanyakan kembali ke user apakah data benarnemar akan dihapus. Hal tersebut untuk meyakinkan user sebelum data benarbenar dihapus

61 61 4 Pencarian data Ketika user melakukan pencarian data ke dalam database, sistem akan memberikan pesan kesalahan jika data yang dicari tidak ditemukan. Berfungsi dengan baik Berikut penjelasan lebih detail pengujian black box : 1. Halaman login Jika admin salah login maka akan ditampilkan halaman sebagai : Gambar 5.11 : Konfirmasi kesalahan pada form login Sciprt yang ada dalam form tersebut adalah : Private Sub cmdok_click() Call Koneksi_Database Snama = txtusername.text Spassword = txtpassword.text Set rs = New ADODB.Recordset rs.open "select * from user", db, adopendynamic, adlockoptimistic Hnama = rs!username Hpassword = rs!password If Hnama = Snama And Hpassword = Spassword Then

62 Me.Hide MDIMenuUtama.Show Else MsgBox "Access Error...Please enter correct password!", vbokonly + vbcritical, "Security Login" txtusername.text = "" txtpassword.text = "" txtusername.setfocus End If End Sub 2. Pada pengisian semua form, jika data belum lengkap dan user melakukan penyimpanan data maka akan ada konfirmasi kesalahan. Berikut contoh dari salah satu form : Gambar 5.12 : Konfirmasi kesalahan penyimpanan data

63 63 Berikut cuplikan kode program tampilan diatas : If Text1 = "" Or Text2 = "" Or Text3 = "" Or Text4 = "" Then MsgBox "Data Belum Lengkap...!" Else Dim SQLTambah As String SQLTambah = "Insert Into pendaftar (no_pendaftar,nama,alamat,jenkel) values ('" & Text1 & "','" & Text2 & "','" & Text3 & "','" & Text4 & "')" db.execute SQLTambah Call CmdRefresh_Click Form_Activate End If 3. Jika user hendak melakukan penghapusan data, maka ada konfirmasi sebelum data benar-benar dihapus. Berikut salah satu contoh penghapusan data pada salah satu form. Gambar 5.13 : Konfirmasi penghapusan data

64 Berikut cuplikan kode program tampilan diatas : If Cmdhapus.Enabled = True Then Call CariData If Not rs.eof Then TampilkanData Pesan = MsgBox("Yakin akan dihapus", vbyesno) If Pesan = vbyes Then Dim SQLHapus As String SQLHapus = "Delete From pendaftar where no_pendaftar= '" & Text1 & "'" db.execute SQLHapus Kondisiawal Call CmdRefresh_Click Form_Activate Else Kondisiawal Cmdhapus.SetFocus End If Else MsgBox "Data Tidak ditemukan" Text1.SetFocus End If End If 4. Pencarian data Untuk semua form diberikan security pencarian data, dengan demikian jika data yang dicari tidak ada maka akan diberikan konfirmasi kesalahan. Berikut contoh salah satu pencarian data:

65 65 Gambar 5.14: Konfirmasi kesalahan pencarian data Berikut cuplikan kode program pada tampilan diatas: Call CariData If Not rs.eof Then TampilkanData Text1.Enabled = False Text2.SetFocus Else MsgBox "Nomor pendaftar Tidak Ada" Text1 = "" Text1.SetFocus End If

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN SISWA BARU PADA SMK N I DEMAK DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN SISWA BARU PADA SMK N I DEMAK DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN SISWA BARU PADA SMK N I DEMAK DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) Ainul Kamal Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu elemen yang sangat penting dalam sebuah perusahaan. Dalam perspektif manajemen sumber daya manusia, pegawai atau

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM III.1 Analisis Sistem Analisis sistem merupakan penguraian dari suatu sistem yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEREKRUTAN KARYAWAN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITVE WEIGHTING ( SAW ) PADA CV.GARUDA PLASTIK KURIPAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEREKRUTAN KARYAWAN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITVE WEIGHTING ( SAW ) PADA CV.GARUDA PLASTIK KURIPAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEREKRUTAN KARYAWAN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITVE WEIGHTING ( SAW ) PADA CV.GARUDA PLASTIK KURIPAN Ari Tri Handayani Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. (Davis, 1995, hal.68). Informasi menurut Gordon B. Davis adalah data yang telah

BAB II LANDASAN TEORI. (Davis, 1995, hal.68). Informasi menurut Gordon B. Davis adalah data yang telah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Manajemen Sistem menurut Gordon B. Davis adalah terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan yang beroperasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BEASISWA PADA SMK IPT KARANGPANAS SEMARANG DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BEASISWA PADA SMK IPT KARANGPANAS SEMARANG DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BEASISWA PADA SMK IPT KARANGPANAS SEMARANG DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) Agung Pribadi Utomo, Erna Zuny Astuti Program Studi Teknik Informatika, Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Deskripsi Masalah Pada tahapan ini permasalahan yang terjadi pada Posyandu Mawar ini adalah pemberian makanan tambahan pemulihan untuk balita kurang gizi usia 6 59 bulan yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN Analisa merupakan sebuah langkah atau proses untuk mendapatkan pemahaman dengan mengidentifikasi dan menjabarkan suatu permasalahan yang ada dan menentukan kebutuhankebutuhan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN 4.1 Analisa Sistem Analisa merupakan tahap pemahaman terhadap suatu persoalan sebelum mengambil suatu tindakan atau keputusan. Membangun sebuah sistem perlu melalui tahap

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN Pada perancangan sistem pendukung keputusan, analisis memegang peranan yang penting dalam membuat rincian sistem baru. Analisis perangkat lunak merupakan langkah pemahaman

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Perancangan Proses Perancangan sistem adalah suatu gambaran sketsa sistem atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam kesatuan yang utuh dan berfungsi. Perancangan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1 Analisa Masalah Analisa masalah bertujuan untuk mengklarifikasi serta melakukan evaluasi terhadap sistem pembelian sepeda motor bekas yang sedang berjalan pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Sistem seperti yang ditulis dalam buku analisis dan disain sistem informasi Jogianto HM didefinisikan sebagai kumpulan dari elemenelemen yang berinteraksi untuk

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Beasiswa Pendidikan Menggunakan Metode Simple Additive Weighting

Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Beasiswa Pendidikan Menggunakan Metode Simple Additive Weighting SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI BEASISWA PENDIDIKAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING Oleh : Ita Yulianti 1, Imam Tahyudin 2, Nurfaizah 3 1,2,3) STMIK AMIKOM Purwokerto ABSTRAK Tujuan penelitian

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENJURUSAN SMA MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENJURUSAN SMA MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENJURUSAN SMA MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING Moh Husni Nurmansyah, Yuniarsi Rahayu 2 Program Studi Teknik Informatika S, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Informasi Dan Data Informasi di jaman modern seperti ini sangat dibutuhkan oleh setiap individu maupun suatu organisasi. Karena informasi dapat digunakan sebagai bahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Metodologi Penelitian Metodologi penelitian merupakan sekumpulan rangkaian tahapan kegiatan atau prosedur yang digunakan oleh pelaksana penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN Dalam tahap pembuatan sistem pendukung keputusan rekomendasi pemilihan hotel, terlebih dahulu di lakukan analisa. Tahap analisa memiliki peran penting dalam proses pembuatan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.. Analisis Masalah Sistem pendukung keputusan seleksi pemain utama ini adalah manajer/pelatih tidak memperhatikan kriteria penilaian dan bobot kriteria dalam menentukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem Yang Berjalan Analisis sistem merupakan tahap yang bertujuan untuk memahami sistem, mengetahui kekurangan sistem, dan menentukan kebutuhan dari

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Analisis dilakukan agar dapat menemukan masalah-masalah dalam pengolahan sistem pendukung keputusan pemilihan tempat penanaman teh dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah gambaran umum dari perusahaan tempat penulis

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah gambaran umum dari perusahaan tempat penulis 37 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Berikut ini adalah gambaran umum dari perusahaan tempat penulis melaksanakan kegiatan penelitian, termasuk didalamnya sejarah singkat perusahaan,

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN SISWA BARU DI SMA NEGERI 3 GORONTALO MENGGUNAKAN METODE AHP BERBASIS WEB. Abstrak

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN SISWA BARU DI SMA NEGERI 3 GORONTALO MENGGUNAKAN METODE AHP BERBASIS WEB. Abstrak 1 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN SISWA BARU DI SMA NEGERI 3 GORONTALO MENGGUNAKAN METODE AHP BERBASIS WEB Mayang Pratiwi Damopolii 1, Moh Hidayat Koniyo, ST. M.Kom. 2 Dian Novian S.Kom, MT. 3 Abstrak

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN JURUSAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY SAW (Studi Kasus SMKN 4 Bandar lampung)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN JURUSAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY SAW (Studi Kasus SMKN 4 Bandar lampung) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN JURUSAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY SAW (Studi Kasus SMKN 4 Bandar lampung) Fitria¹, sulyono² ¹, ² Department of Informatics Engineering, The Informatics and Busines,

Lebih terperinci

SISTEM PENILAIAN DOSEN TELADAN MENGGUNAKAN METODE SAW ( SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING) DI UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

SISTEM PENILAIAN DOSEN TELADAN MENGGUNAKAN METODE SAW ( SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING) DI UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI SISTEM PENILAIAN DOSEN TELADAN MENGGUNAKAN METODE SAW ( SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING) DI UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI Fatkur Rohman 1), Ahmad Bagus Setiawan 2) 1), 2) Teknik Informatika Universitas Nusantara

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap bagaimana seseorang memilih smartphone

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berinteraksi, saling ketergantungan satu sama lainnya dan terpadu.

BAB II LANDASAN TEORI. berinteraksi, saling ketergantungan satu sama lainnya dan terpadu. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Secara sederhana suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen atau variabel-variabel yang terorganisir, saling berinteraksi,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISIS DAN PERANANGAN 4. Analisis Sistem 4.. Analisis sistem yang berjalan. Narasi sistem yang berjalan Pada saat sebuah posisi karyawan tertentu kosong, tiap departemen akan memberikan pengajuan

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Perancangan Sistem Perancangan sistem adalah suatu gambaran sketsa sistem atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam kesatuan yang utuh dan berfungsi. Perancangan

Lebih terperinci

2.1 Sistem Pendukung Keputusan

2.1 Sistem Pendukung Keputusan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Merupakan sistem pengolahan data dengan komputer yang menghasilkan suatu Informasi yang dapat digunakan oleh manusia dalam mendukung keputusan mereka.

Lebih terperinci

Jurnal Informasi Volume VII No.1 / Februari / 2015

Jurnal Informasi Volume VII No.1 / Februari / 2015 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BEASISWA KOPERTIS DI FAKULTAS TEKNIK UNSUR CIANJUR MENGGUNAKAN FUZZY MADM DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) Ai Musrifah Ela Sopiyillah ABSTRAK Fakultas Teknik

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA DIi SMK N 1 SUKOHARJO DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA DIi SMK N 1 SUKOHARJO DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA DIi SMK N SUKOHARJO DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) Risky Hidayati (distaholicrisky@yahoo.com) Bebas Widada (bbswdd@gmail.com) Andriani Kusumaningrum

Lebih terperinci

Bab 3. Metode Perancangan

Bab 3. Metode Perancangan Bab 3 Metode Perancangan 3.1 Metode Perancangan Sistem Pada bab ini akan memuat langkah-langkah yang akan dikerjakan untuk perancangan sistem sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan. Perancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah dalam mendapatkan suatu data,

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah dalam mendapatkan suatu data, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara ilmiah dalam mendapatkan suatu data, Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: 3.1.1.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem yang berjalan bertujuan untuk mengidentifikasi serta melakukan evaluasi terhadap bagaimana kualitas sebuah tiang pancang

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan CV. Fountain Dalam penentuan evaluasi karyawan oleh Departemen Sumber Daya Manusia (SDM) terdapat beberapa faktor yang menjadi

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENYELEKSIAN CALON SISWA BARU DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) PADA SMA NEGERI 1 SINGKIL

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENYELEKSIAN CALON SISWA BARU DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) PADA SMA NEGERI 1 SINGKIL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENYELEKSIAN CALON SISWA BARU DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) PADA SMA NEGERI 1 SINGKIL Rahmawan cibro ( 12110675) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika STMIK

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem Sistem pendukung keputusan pemilihan bibit kelinci ini diimplementasikan dengan menggunakan bahasa pemrograman Microsoft Visual studio. Net dalam

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. spesifikasi pada komputer yang berdasarkan pada sistem informasi.

II. LANDASAN TEORI. spesifikasi pada komputer yang berdasarkan pada sistem informasi. II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Aplikasi Menurut Whitten Perancangan Sistem adalah Proses dimana keperluan pengguna dirubah ke dalam bentuk paket perangkat lunak dan atau kedalam spesifikasi pada komputer

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian pada Toko Nada Bandung yang beralamat di

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian pada Toko Nada Bandung yang beralamat di BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penulis melakukan penelitian pada Toko Nada Bandung yang beralamat di Jl. Naripan No.111 Bandung 40112 Toko ini masih menggunakan sosial media

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. Waktu penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi Data Data merupakan fakta atau bagian dari fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol, gambar-gambar, nilai-nilai, uraian karakter yang mempunyai arti pada suatu konteks

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Setelah penulis melaksanakan penelitian di Kantor Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil, dan seperti yang telah diuraikan penulis pada bab sebelumnya

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK. mampu mempengaruhi prestasi dari sumber daya manusia khususnya untuk

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK. mampu mempengaruhi prestasi dari sumber daya manusia khususnya untuk BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTEK 4.1 Analisa sistem Dalam pengembangan teknologi informasi ini dibutuhkan analisa dan perancangan sistem pengolah data. Sistem pengolah data tersebut diharapkan mampu mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatanhambatan

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatanhambatan 48 BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem Yang Berjalan Analisis sistem merupakan penguraian dari suatu sistem informasi yang untuk ke dalam bagian-bagian komponen dengan maksud untuk

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA KURANG MAMPU SMK HARAPAN DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA KURANG MAMPU SMK HARAPAN DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) ISSN : 2338-408 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA KURANG MAMPU SMK HARAPAN DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) Asdin Wahyu Pamungkas (asdinw@gmail.com) Didik Nugroho (masdidik@gmail.com)

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjelasaan Tentang Arti Sistem Sistem dapat diartikan sesuatu jaringan kerja yang terdiri dari prosedur-prosedur untuk saling berhubungan, saat melakukan suatu kegiatan agar

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM 58 BAB IV PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem merupakan gambaran sketsa sistem atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam kesatuan yang utuh dan berfungsi. Perancangan ini ditunjukkan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA DI SMA NEGERI 6 PANDEGLANG

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA DI SMA NEGERI 6 PANDEGLANG SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA DI SMA NEGERI 6 PANDEGLANG Heri Sulistiyo Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonrsia Jln.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Pemecahan masalah tersebut dapat dilakukan dengan mengembangkan sistem yang dirancangan berdasarkan kebutuhan pengguna. Dengan kata lain terjadi

Lebih terperinci

BAB II ANALISI DAN PERANCANGAN. Komponen komponen yang diperlukan untuk menganalisis. kebutuhan dari obyek yang dibangun antara lain sistem pendukung,

BAB II ANALISI DAN PERANCANGAN. Komponen komponen yang diperlukan untuk menganalisis. kebutuhan dari obyek yang dibangun antara lain sistem pendukung, BAB II ANALISI DAN PERANCANGAN 2.1 Analisi Kebutuhan Komponen komponen yang diperlukan untuk menganalisis kebutuhan dari obyek yang dibangun antara lain sistem pendukung, pengguna (user) dan fungsinya.

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini dilaksanakan pada event organizer Putra Gembira

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini dilaksanakan pada event organizer Putra Gembira BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian ini dilaksanakan pada event organizer Putra Gembira Bandung di bagian pendaftaran konsumen. Yang berlokasi di jalan rajawali timur

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Analisa terhadap sistem yang sedang berjalan adalah suatu kegiatan untuk

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Analisa terhadap sistem yang sedang berjalan adalah suatu kegiatan untuk BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem Yang Berjalan Analisa terhadap sistem yang sedang berjalan adalah suatu kegiatan untuk mempelajari interaksi sistem yang terdiri atas pelaku

Lebih terperinci

Prima Canggih Kawuryan, A Sistem Informasi S1 Universitas Dian Nuswantoro Semarang Abstrak

Prima Canggih Kawuryan, A Sistem Informasi S1 Universitas Dian Nuswantoro Semarang Abstrak SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK SELEKSI SISWA BERPRESATSI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS SMA NEGERI 1 PURWODADI GROBOGAN) Prima Canggih Kawuryan, A12.2009.03806 Sistem

Lebih terperinci

KORELASI NORMATIF PEMILIHAN JURUSAN DI SMK BERBASIS WEB

KORELASI NORMATIF PEMILIHAN JURUSAN DI SMK BERBASIS WEB Artikel Skripsi KORELASI NORMATIF PEMILIHAN JURUSAN DI SMK BERBASIS WEB SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S. Kom) Pada Program Studi Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.2 Sistem Suku Bunga Secara umum terdapat dua metode dalam perhitungan bunga, yaitu metode Flat dan Efektif.

BAB II DASAR TEORI. 2.2 Sistem Suku Bunga Secara umum terdapat dua metode dalam perhitungan bunga, yaitu metode Flat dan Efektif. BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Kredit Pengertian kredit mempunyai dimensi yang beraneka ragam, dimulai kata kredit yang berasal dari bahasa Yunani credere yang berarti kepercayaan. Maksudnya pemberi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE WEIGHTED PRODUCT DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU DI UPTD SMA NEGERI 1 GONDANG

IMPLEMENTASI METODE WEIGHTED PRODUCT DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU DI UPTD SMA NEGERI 1 GONDANG IMPLEMENTASI METODE WEIGHTED PRODUCT DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU DI UPTD SMA NEGERI 1 GONDANG Intan Nur Farida 1), Eka Mustikasari 2) 1), 2) Teknik Informatika Universitas

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem Sistem pendukung keputusan penentuan gaji karyawan baru ini diimplementasikan dengan menggunakan bahasa pemrograman Microsoft Visual Studio. Net

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN ANGGOTA MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING BERBASIS WEB DI KOPERASI SIMPAN PINJAM MELATI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN ANGGOTA MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING BERBASIS WEB DI KOPERASI SIMPAN PINJAM MELATI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN ANGGOTA MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING BERBASIS WEB DI KOPERASI SIMPAN PINJAM MELATI Moch. Ali Ramdhani Aditya Nugraha ABSTRAK Koperasi pada dasarnya

Lebih terperinci

Oleh : Tutut Maitanti*, Ema Utami**, Emha Taufiq Luthfi**

Oleh : Tutut Maitanti*, Ema Utami**, Emha Taufiq Luthfi** PENERAPAN TOPSIS FUZZY MADM DALAM MEMBANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN BEASISWA Oleh : Tutut Maitanti*, Ema Utami**, Emha Taufiq Luthfi** STMIK AMIKOM YOGYAKARTA ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Sistem informasi secara umum memiliki tiga kegiatan utama, yaitu menerima data sebagai masukan/input, kemudian memprosesnya dengan penggabungan unsur data dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Sistem Sistem merupakan kumpulan elemen elemen yang saling berkaitan, bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan. (Jogiyanto, 1999, hlm 1). Suatu sistem terdiri atas

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Kinerja Karyawan pada PT.Intan Sengkuyit Menggunakan Metode Simple Additive Weighting

Sistem Pendukung Keputusan Kinerja Karyawan pada PT.Intan Sengkuyit Menggunakan Metode Simple Additive Weighting Sistem Pendukung Keputusan Kinerja Karyawan pada PT.Intan Sengkuyit Menggunakan Metode Simple Additive Weighting Satriyo Nugroho Selamet Toni widianto Jurusan Teknik Informatika STMIK PalComTech Palembang

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Proses yang sedang berjalan dalam perekrutan calon karyawan pada PT. Anugerah Bersama Lestari masih bersifat semi komputerisasi. Dimana petugas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1 Uraian Hasil Metode Gabungan AHP dan TOPSIS Dalam penyelesaian permasalahan dengan metode AHP dan TOPSIS ada beberapa langkah-langkah pemecahannya, yaitu

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah bagian pengolahan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah bagian pengolahan BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah bagian pengolahan data dan penyimpanan data barang pada Apotek Martanegara. 3.1.1. Sejarah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN Pada perancangan sistem pendukung keputusan, analisis memegang peranan yang penting dalam membuat rincian sistem baru. Analisis perangkat lunak merupakan langkah pemahaman

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Siswa berprestasi merupakan dambaan bangsa yang diharapkan untuk menjadi pemimpin ataupun generasi yang dapat memajukan bangsa Indonesia. Namun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas tentang tahapan penelitian. Tahapan penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas tentang tahapan penelitian. Tahapan penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan membahas tentang tahapan penelitian. Tahapan penelitian tersebut yaitu melakukan uraian hasil metode Analytical Hierarchy Proses (AHP) dan Simple Additive

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN BEASISWA MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) STUDI KASUS PADA SMP DHARMA BHAKTI PUBIAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN BEASISWA MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) STUDI KASUS PADA SMP DHARMA BHAKTI PUBIAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN BEASISWA MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) STUDI KASUS PADA SMP DHARMA BHAKTI PUBIAN Sariyah Astuti, Muammar STMIK Pringsewu Lampung Jl. Wisma Rini

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Sistem Terdapat dua kelompok pendekatan didalam mendefinisikan sistem yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan menekankan pada komponen dan elemenya. Pendekatan sistem

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian pada toko AP Music Gallery Bandung yang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian pada toko AP Music Gallery Bandung yang BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penulis melakukan penelitian pada toko AP Music Gallery Bandung yang beralamat di Jalan Jl. Surapati No.235. Toko ini belum memiliki media dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini pemakaian komputer sebagai alat bantu khususnya yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini pemakaian komputer sebagai alat bantu khususnya yang berkaitan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini pemakaian komputer sebagai alat bantu khususnya yang berkaitan dengan penyusunan data pencarian data update data, pengarsipan telah menjadi kebutuhan bagi

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELULUSAN UJIAN SARINGAN MASUK JALUR PMDK BERDASARKAN NILAI RATA-RATA MATEMATIKA DAN BAHASA INGGRIS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELULUSAN UJIAN SARINGAN MASUK JALUR PMDK BERDASARKAN NILAI RATA-RATA MATEMATIKA DAN BAHASA INGGRIS SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELULUSAN UJIAN SARINGAN MASUK JALUR PMDK BERDASARKAN NILAI RATA-RATA MATEMATIKA DAN BAHASA INGGRIS Fitrah Rumaisa, S.T., Tanti Nurafianti Universitas Widyatama, Jl. Cikutra

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Pengolahan Aktiva Tetap Pada CV. Jaya Agung yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem. III.1

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Terkait dengan penelitian ini, terlebih dahulu Paska Marto Hasugian telah melakukan penelitian dengan judul Fuzzy Multiple Attribute Decision Making untuk

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian 3.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan berperan dominan di dalam menentukan keberhasilan pelayanan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Menentukan objek penelitian adalah langkah awal yang harus diputuskan oleh seorang peneliti, karena objek penelitian adalah tempat dimana peneliti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Data Dan Informasi 2.1.1. Data Data merupakan refresentasi dari fakta atau gambaran mengenai suatu objek atau kejadian. Data dinyatakan dengan nilai yang berbentuk angka, deretan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dosen merupakan tenaga akademik yang bertugas merencanakan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dosen merupakan tenaga akademik yang bertugas merencanakan dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemilihan Dosen Berprestasi Dosen merupakan tenaga akademik yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. dalam kertas atau lainnya. Tujuan utama seseorang menulis surat tidak lain

BAB III LANDASAN TEORI. dalam kertas atau lainnya. Tujuan utama seseorang menulis surat tidak lain BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Surat Surat adalah alat komunikasi antara dua pihak yang berupa tulisan dalam kertas atau lainnya. Tujuan utama seseorang menulis surat tidak lain adalah untuk mengkomunikasikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori tentang Permasalahan 2.1.1 Prosedur penilaian prestasi kerja Pada Rumah Sakit Umum Daerah Singaraja, rotasi tenaga perawat dilakukan dua tahun sekali. Selama ini,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai sebuah tujuan. Sistem hampir selalu

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.. Analisa Masalah Pada zaman sekarang ini banyak sekali usaha butik dengan segala macam jenis pakaian mulai dari pakaian anak-anak, dewasa, muslimah, dll. Namun.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada proses metode penilitian dengan metode waterfall. Analisa sistem dilakukan untuk

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam analisis sistem ini akan diuraikan sejarah singkat dari Apotek 55 yang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam analisis sistem ini akan diuraikan sejarah singkat dari Apotek 55 yang BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Dalam analisis sistem ini akan diuraikan sejarah singkat dari Apotek 55 yang berlokasi di jalan Moh.Toha No.127 Bandung, Visi dan Misi dari apotek,

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu untuk merancang dan membuat Sistem Informasi Jurnal Penerimaan Siswa Baru jenjang Sekolah Menengah Atas di Kabupaten X untuk menggantikan

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem adalah suatu gambaran sketsa sistem atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam kesatuan yang utuh dan berfungsi. Perancangan ini dibuat untuk

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Pada Pd. Bpr Bkk Demak Cabang Sayung Dengan Metode Fuzzy Madm (Multiple Attribute Decision Making

Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Pada Pd. Bpr Bkk Demak Cabang Sayung Dengan Metode Fuzzy Madm (Multiple Attribute Decision Making Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Pada Pd. Bpr Bkk Demak Cabang Sayung Dengan Metode Fuzzy Madm (Multiple Attribute Decision Making) Menggunakan Saw (Simple Additive Weighting) Muhammad Al Fadlu

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Flippo (1984) mendefinisikan sebagai berikut: Penarikan calon pegawai

BAB III LANDASAN TEORI. Flippo (1984) mendefinisikan sebagai berikut: Penarikan calon pegawai BAB III LANDASAN TEORI 1. 3.1 Rekrutmen Flippo (1984) mendefinisikan sebagai berikut: Penarikan calon pegawai atau tenaga kerja adalah proses pencarian tenaga kerja yang dilakukan secara seksama, sehingga

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Dalam proses pencarian peringkat siswa, penggunaan komputer memegang peranan yang sangat penting yang jauh lebih cepat cara

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses pemilihan karyawan berprestasi pada CV. Cyber Computindo saat ini masih dilakukan secara manual dan tidak efisiensi dari segi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori tentang Sistem Pendukung Keputusan, Metode Simple Additive Weighting (SAW), Metode Profile Matching. 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Dalam teori sistem

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Antrian sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari contohnya dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Antrian sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari contohnya dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Antrian (Queue) Antrian sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari contohnya dalam sistem pembelian karcis kereta api atau bioskop, dimana orang yang datang pertama akan diberi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Perbedaan tinjauan dengan penelitian yang diajukan terletak pada objek,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Perbedaan tinjauan dengan penelitian yang diajukan terletak pada objek, BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Perbedaan tinjauan dengan penelitian yang diajukan terletak pada objek, keluaran, studi kasus, kriteria yang digunakan dan bahasa pemrograman.

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SISTEM REKOMENDASIAN PENERIMAAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN FMADM

IMPLEMENTASI SISTEM REKOMENDASIAN PENERIMAAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN FMADM IMPLEMENTASI SISTEM REKOMENDASIAN PENERIMAAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN FMADM Anis Yusrotun Nadhiroh Jurusan Teknik Informatika - STT Nurul Jadid Paiton ayusrotun@gmail.com ABSTRAK Sesuai dengan peraturan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PEMILIHAN JURUSAN di SMA N 1 JEKULO KUDUS MENGGUNAKAN METODE AHP NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Wayan Triana

SISTEM INFORMASI PEMILIHAN JURUSAN di SMA N 1 JEKULO KUDUS MENGGUNAKAN METODE AHP NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Wayan Triana SISTEM INFORMASI PEMILIHAN JURUSAN di SMA N 1 JEKULO KUDUS MENGGUNAKAN METODE AHP NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Wayan Triana 13.11.6962 kepada FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

bergantung pada keberadaan entitas lainnya[9]. relasi yang merekatkan dua entitas adalah bersifat

bergantung pada keberadaan entitas lainnya[9]. relasi yang merekatkan dua entitas adalah bersifat a. Istilah Basis Data Ada beberapa istilah yang berkaitan dengan database[4], yaitu : Entity Entity adalah orang, tempat, kejadian atau konsep yang informasinya direkam. Pada bidang administrasi siswa

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses analisa sistem merupakan langkah kedua pada fase pengembangan sistem. Analisa sistem dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan

Lebih terperinci